Disusun Oleh :
1. Septian Dwi Permana Putra NIM : 2003020087
2. Badia’tus Sholihah NIM : 200302024
3. Selvia dias devitamalla NIM : 200302093
4. Siti sofah safitri NIM : 200302035
3
Daftar Isi
COVER……………………………………………………………………………………………3
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………4
KATA PENGANTAR ....................................................................................................................5
BAB I................................................................................................................................................6
PENDAHULUAN ...........................................................................................................................6
A. Latar Belakang ................................................................................................................6
B. Rumusan Masalah ...........................................................................................................7
C. Tujuan Penulisan .............................................................................................................7
BAB II ..............................................................................................................................................8
PEMBAHASAN ..............................................................................................................................8
A. Konsep Laporan Keuangan Segmen dan Interim ..............................................................8
B. Tujuan Laporan Keuangan Segmen dan Interim...............................................................8
C. Proses Penentuan Segmen Operasi Dilaporkan..................................................................9
D. Test Ambang batas (Treshold) ...........................................................................................10
E. Uji pengungkapan komprehensif test eksternal 75% .....................................................104
F. Pelaporan Keuangan Interim ............................................................................................107
G. Standart Pelaporan Untuk Laporan Laba Rugi Interim...............................................109
BAB III ..........................................................................................................................................23
PENUTUP .....................................................................................................................................23
A. Kesimpulan .....................................................................................................................23
B. Saran ...............................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................24
4
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
berkah, rahmat, karunia serta hidayah-Nyalah Kami dapat menyalesaikan makalah berjudul
“Pelaporan Segmen dan Interim”.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Akuntansi
Keuangan Lanjutan II. Untuk itu Kami selaku penyusun sangat berterima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Terutama kepada dosen mata kuliah
Akuntansi Keuangan Lanjutan II yang telah memberikan bimbingannya sehingga makalah ini
dapat Kami selesaikan tepat pada waktunya.
Selaku penyusun Kami sangat mengetahui bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan.Oleh karena itu,Kami mohon kritik dan saran yang membangun agar kami dapat
menyusunnya kembali lebih baik dari sebelumnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, terutama bagi Kami selaku
penyusun
Penyusun
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada tahun 1994, DSAK menerbitka PSAK N0. 5 tentang “Pelaporan Informasi Keuangan
Segmen”. Pernyataan ini diaplikasikan untuk laporan keuangan dari entitas dan laporan keuangan
konsolidasian kelompok usaha dengan entitas induk:
a. Yang instrument utang atau ekuitasnya diperdagangkan di pasar publik (pasar modal
domestic atau luar negeri atau over-the-counter, termasuk pasar modal local dan
regional), atau
b. Yang telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau dalam proses pengajuan
pernyataan pendaftaram, pada regulator pasar modal atau regulator lainnya untuk
tujuan penerbiatan seluruh kelas instrument di pasar publik.
a. Yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan
menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi
dengan komponen lain dari entitas yang sama)
b. Hasil operasinya dikaji ulang secara regular oleh pengambil keputusan operasional
untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen
tersebut dan menilai kinerjanya dan
c. Tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.
Setiap kali muncul isu pendefinisian pendapatan dari segmen suatu perusahaan , maka salah satu
masalahnya adalah alokasi biaya untuk masing-masing segmen. Salah seorang peneliti akuntansi
telah menyatakan bahwa semua alokasi adalah arbitrer yaitu tidak dapat diverifikasi sepenuhnya
dengan bukti empiris. Oleh karena itu, laba neto setelah dikurangi dengan biaya yang
dialokasikan sifatnya arbitrer.
6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan beberapa masalah, yaitu:
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Laporan Keuangan Segmen dan Interim .
5. Untuk mengetahui bagaimana uji komprehensif pada Laporan keuangan Segmen dan
Interim.
7
BAB II
PEMBAHASAN
8
C. Proses Penentuan Segmen Operasi Dilaporkan
Proses penentuan Segmen operasi dilaporkan yang terpisah harus dibuat berdasarkan
spesifikasi manajemen atas segmen operasi yang digunakan secara inernal untuk mengevaluasi
posisi keuangan dan kinerja operasi perusahaan. Mengacu pada IFRS 8, perusahaan yang
memiliki instrument hutang atau ekuitas yang diperdagangkan secara publik harus membuat dan
melaporkan segmen usahanya, pelaporan didasarkan pada struktur yang digunakan oleh
manajemen dalam melakukan pengambilan keputusan atau mengevaluasi kinerja pada suatu
entitas perusahaan. Seperti contoh :
▪ Jika suatu system pelaporan dan evaluasi perusahaan bersifat geografis maka pelaporan
segmen kan didasarkan pada kondisi geografis seperti pada perbedaan Asia-Pasifik,
Amerika dan Eropa.
▪ Jika suatu system pelaporan dan evaluasi perusahaan berbasis lini produk makan dalam
pelaporan akan mengacu pada produk entitas
C.1 Ambang batas Kualitatif sepuluh persen
DSAK menetapkan tiga aturan signifikansi 10 persen untuk menentukan segmen operasi mana
yang harus melaporkan informasi secara terpisah. Pengungkapan terpisah tersebut diperluan
untuk segmen yang memenuhi setidaknya salah satu dari pengujian sebagai berikut :
1. Pendapatan yang dilaporkannya dari segmen, termasuk penjualan ke pelanggan eksternal
dan penjualan atau pengalihan antar segmen, adalah 10% atau lebih dari gabungan
pendapatan internal dan eksternal dari seluruh segmen.
2. Jumlah absolut dari laba rugi yang dilaporkan dari segmen adalah 10% atau lebih dari
jumlah yang lebih besar dari, dalam jumlah absolut, (I) gabungan laba yang dilaporkan
dari seluruh segmen operasi yang tidak melaporkan kerugian, dengan (II) gabungan
kerugian yang dilaporkan dari seluruh segmen operasi yang melaporkan kerugian.
(PSAK 5 menyatakan bahwa pengungkapan segmen harus memasukkan pengukuran
laba rugi segmen dilaporkan)
3. Memiliki asset 10% atau lebih dari gabungan asset seluruh segmen operasi. (PSAK 5
mengharuskan untuk melaporkan ukutan liabilitas untuk setiap segmen yang dilaporkan
jika jumlah tersebut secara teratur diberikan kepada pengambil keputusan operasional)
9
C.3 Combinasi segmen
Apabila pada setiap segmen memiliki karakteristik ekonomis yang sama dapat diberlakukan
kombinasi, tergantung pada :
▪ Produk dan service
▪ Proses produksi
▪ Kelas pelanggan
▪ System distribusi
▪ Peraturan lingkungan
Jika salah satu test ambang batas terpenuhi maka sudah dapat dinyatakan kedalam segmen operasi.
Apabila ada sebuah segmen yang tidak masuk memenuhi salah satu syarat dari tiga test ambang
batas, maka akan dimasukkan dalam kategori lainnya. Jika didalam pengujian test ambang batas
diasumsikan terdapat 3 segmen sebagai contoh memenuhi test ambang batas dapat diberlakukan
test tambahan untuk melihat 3 segmen yang lolos dalam test threshold yakni dengan 75 % external
revenue test.
10
D.1 test pendapatan 10%
Ditetapkan untuk setiap total pendapatan segmen operasi sebagai presentase dari pendapatan
gabungan seluruh segmen sebelum eliminasi transfer dan penjualan antar segmen.
Dari tabel 1.1 mengandung informasi test pendapatan Threshold = 10% dengan rumus (
pendapatan/segmen : total pendapatan x 100 )
Kesimpulan dari hasil hitungan diatas yang dapat dilaporkan sebagai segmen secara terpisah adalah
penyulingan minyak dan kimia karena pendapatan segmen mencapai atau telah melebihin 10%
yakni dengan presentasi 41,3% dan 49% sedangkan keuangan akan masuk pada bagian lain lainnya
karena dalam test pendapatan tidak mencapai atau melebihi 10%.
11
D.2 test Laba/Rugi 10%
Menentukan segmen operasi mana yang dilaporkan secara terpisah, pengungujian ini untuk
menentukan apakah laba atau rugi segmen sama dengan atau lebih dari 10% nilai absolut dari
operasi gabungan atau rugi operasi gabungan mana yang lebih besar. Kombinasi semua laba rugi
yang dilaporkan jika terjadi loss maka diposisikan absolute value yang mana loss disimbolkan
minus mka harus dijadikan plus ( + )
.
Kesimpulan dari hasil hitungan diatas yang dapat dilaporkan sebagai segmen terpisah adalah
penyulingan minyak dan kimia
12
D.3 test Aset 10%
Pos pos yang membentuk setiap asset segmen ini ditentukan oleh manajemen dapat memasukkan
pos tidak berwujud, piutang dan bahkan pos antar perusahaan, sebagaimana didefinisikan
manajemen.
Dari tabel informasi diatas dapat dilaporkan lolos diatas 10% sesuai aturan Threshold = 10%
Kesimpulan dari hasil hitungan diatas yang dapat dilaporkan sebagai segmen terpisah adalah kimia
dan penyulingan minyak dengan nilai asset diatas 10% aturan ambang batas.
13
D. Uji pengungkapan komprehensif test eksternal 75%
Semua yang telah dipisahkan pada hasil test tiga tabel diatas telah dilaporkan, paling tidak
memenuhi 75% dari penghasilan konsolidasi. Dikarenakan ini memakai penghasilan
konsolidasian. Apabila bila belum terpenuhi maka segmen yang masuk dalam bagian lain lainya
harus kita jumlahkan sampai terpenuhuhi syarat 75%.
Contoh:
Setelah melakukan tiga test pendapatan, asset dan laba/rugi terdapat 2 segmen yakni:
▪ Penyulingan minyak
▪ Kimia
Yang tidak tidak masuk adalah transportasi. Test eksternal ini akan menanyakan apakah dengan 2
segmen sudah dapat memenuhi syarat eksternal test ?
Pendapatan segmen operasi Pendapatan antar Total pendapatan Dapat dilaporkan
segmen segmen
Transportasi $ 95 $ 20 $ 115 No
Penyulingan $ 405 $ 480 $ 885 Yes
minyak
Kimia $ 480 $0 $ 480 Yess
Total $ 980 $ 500 $ 1480
Threshold = 75%
75% x 980 = 735
Penyulingan minyak + kimia = $ 885
Kesimpulannya sudah memenuhi diatas 75% dari total segmen operasi untuk dilaporkan, jadi dua
segmen saja yakni penyulingan minyak dan kimia sudah cukup. Untuk transport dilaporkan pada
lainnya.
14
E. Perubahan akuntansi dalam periode interim
PSAK25 tentang "Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan",
menyebutkan perubahan akuntansi dalam tiga kategori, yaitu (a) perubahan kebijakan akuntansi,
(b) perubahan estimasi akuntansi, dan (c) kesalahan periode sebelumnya.
Penerapan Retrospektif
perubahan kebijakan akuntansi berpengaruh langsung pada aset atau liabilitas. Pengaruh
tidak langsung adalah pada kas atau aset lancar pada masa yang akan datang akibat dari
perubahan kebijakan akuntansi dan dilaporkan pada saat kejadian itu terjadi. Penerapan
Retrospektif ( Retrospecive Application ) adalah kebijakan akuntansi baru untuk transaksi,
peristiwa, kondisi lain seolah-olah kebijakan tersebut telah ditetapkan. Sebagai contoh :
perusahaan membuat perubahan dari metode rata-rata tertimbang menjadi metode persediaan
FIFO pada tahun berjalan maka, perusahaan harus menerapkan metode FIFO secara retrospektif
ke semua periode laporan keuangan sebelumnya yang disediakan. jumlah persediaan awal untuk
periode sajian paling awal akan disesuaikan untuk mencerminkan kebijakana akuntansi baru
dengan penyesuaian yang berhubungan dengan saldo laba dan metode baru akan direfleksikan
dalam laporan keuangan yang disajikan berikutnya.
Jika pengaruh kumulatif perubahan tersebut dapat ditentukan, tetapi tidak dapat diterapkan
penilaian pengaruhnya dari tahun ke tahun, maka perusahaan harus melaporkan pengarah efek
kumulatif perubahan tersebut pada periode paling awal. Kemudian merevisi penyajian laporan
keuangan, setelah periode tersebut. Namun, jika perusahan berkeinginan untuk membuat
15
perubahan kebijakan akuntansi tersebut pada periode interim dan entitas tidak dapat menentukan
dampak perubahan itu pada periode interim sebelumnya dari tahun fiskal berjalan, maka entitas
harus menunggu hingga awal period fiskal berikutnya untuk membuat perubahan kebijakan
akuntansi tersebut.
Kesalahan
PSAK 25 mensyaratkan bahwa kesalahan yang telah dikoreksi secara retrospektif pada
laporan keuangan lengkap pertama yang diterbitkan setelah ditemukannya kesalahan dengan: (a)
menyajikan kembali jumlah komparatif untuk period sebelumnya yang disa)jikan di mana
kesalahan terjadi, atau (b) jika kesalahan terjadi sebelum periode sajian paling aval, maka
menyajikan kembali saldo awal aset, liabilitas, dan ekuitas untuk periode sebelumnya sajian
paling awal. Jikatidak praktis untuk menentukan dampak kumulatif, pada awal periode berjalan,
dari kesalahan pada seluruh periode sebelumnya, maka entitas menyajikan kembali informasi
komparatif untuk mengoreksi kesalahan secara prospektif dari tanggal praktis paling awal.
Entitas membuat perubahan akuntansi juga diharuskan untuk membuat jumlah
pengungkapan pada periode di mana perubahan itu terjadi. Termasuk dalam pengungkapan ini
adalah dampak dari perubahan laba rug dari operasi yang dilanjutkan dan laba neto. Dalam kasus
perubahan kebijakan akuntansi, entitas juga harus mengungkapkan sifat dan jumlah kesalaham
untuk perubahan tersebut serta dampak kumulatif terhadap perubahan saldo laba maupun
komponen ekuitas lainnya pada permulaan periode sajian paling awal.
Laporan interim harus dikeluarkan oleh perusahaan milik publik sehingga pengguna
informasi dapat menilai kinerja perusahaan dan membuat prediksi mengenai hail untuk period
fiskal tahunan. Permasalahan utama adalah pengukuran dan pengungkapan dari pemecahan
period pelaporan tahunan ke dalam bagian yang lebih kecil. DSAK-IAI telah memilih teori
integral dari pelaporan interim, yang melihat periode interim sebagai bagian integral dari periode
tahunan.
16
F. Pelaporan Keuangan Interim
Umumnya, laporan keuangan yang dikeluarkan perusahaan bisnis adalah tahun fiskal penuh.
Beberapa perusahaan mengeluarkan laporan keuangan untuk periode akuntansi interim sebagai
bagian dari tahun fiskal. Laporan keuangan interim dikembangkan berdasarkan pandangan yang
menganggap laporan keuangan interim sebagai bagian integral dengan periode tahunan Pada
dasarnya, laporan keuangan interim menyediakan informasi mengenai kondisi perusahaan kurang
dari satu tahun. Laporan tersebut biasanya diterbitkan setiap tiga bulan dan biasanya berisi
informasi kumulatif dari awal tahun sampai dibuatnya laporan tersebut. Menurut IAI, laporan
keuangan interim harus dipandang sebagai bagian yang integral dari periode tahunan yang dapat
disusun baik secara bulanan, kwartalan atau semesteran dan didalamnya harus mencakup semua
komponen laporan keuangan sesuai standar akuntansi keuangan.
Karakteristik kualitatif informasi keuangan adalah tepat waktu. Informasi harus disampaikan sedini
mungkin untuk dapat digunakan sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan ekonomi dan
untuk menghindari kelambatan pengambilan keputuasan. Pernyataan ini berlaku untuk perusahaan
yang diwajibkan menyajikan laporan keuangan interim oleh peraturan perundangan yang berlaku,
misalnya pasar modal dan lain-lain. Untuk industri yang telah diatur dalam standar akuntansi
keuangan industri yang secara khusus,misalnya perbankan, maka harus mengikuti standar khusus
tersebut
DEFINISI
17
Adapun unsur yang menyamakan antara pelaporan keuangan interim dengan pelaporan keuangan
tahunan adalah :
• Dasar pengakuan pendapatan.
• Kebijakan akuntansi dasar pelaporan pada periode interim, kecuali jika ada perubahan
dalam standar akuntansi.
• Penyajian penggolongan aset sebagai lancar dan tidak lancar, serta kewajiban sebagai
jangka pendek dan jangka panjang.
PSAK 3 2010 mengatur tentang laporan keuangan interim seperti laporan triwulanan dan laporan
setengah tahunan menggantikan PSAK 3 1994 sebelumnya. Tujuan dari PSAK 3 adalah untuk
menetapkan isi minimal laporan keuangan interim serta prinsip-prinsip pengakuan dan pengukuran
yang akan diterapkan dalam laporan keuangan interim.
Selanjutnya, Bursa Efek Indonesia telah mensyaratkan semua perusahaan yang terdaftar untuk
menyajikan laporan triwulanan, yang diterbitkan tidak lebih dari satu bulan setelah akhir tiap
triwulan untuk laporan triwulan yang tidak diaudit,dua bulan untuk laporan yang ditelaah secara
terbatas oleh akuntan publik dan tiga bulan untuk triwulan untuk yang diaudit akuntan publik.
PSAK 3 menetapkan bahwa laporan keuangan interim dapat berisi seperangkat laporan keuangan
lengkap sebagaimana dijelaskan dalam PSAK 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan atau
seperangkat laporan keuangan ringkas sebagaimana dijelaskan dalam PSAK 3.
18
G. Standart Pelaporan Untuk Laporan Laba Rugi Interim
Bentuk laporan keuagan interim sama dengan bentuk laporan laba rugi tahunan. terdapat beberapa
perbedaan dalam pengukuran komponen laba tertentu karena periode waktu yang lebih pendek.
Pendapatan
Pendapatan harus diaku dan dilaporkan pada periode diperolehnya dan tidak dapat ditangguhkan
ke periode lain untuk menyajikan arus pendapatan yang lebih stabil.
Laporan keuangan interim memberi gambaran pendapatan dan beban periode interim tersebut.
Laporan keuangan interim tertentu diperbandingkan dengan periode sebelumnya memberi manfaat
yang lebih besar bagi para pemakai laporan dalam contoh kondisi-kondisi sebagai berikut:
• Laporan keuangan interim diperbandingkan dengan laporan keuangan interim periode
sebelumnya, untuk mengetahui kecenderungan (trend) posisi keuangan dan kinerja
• Laporan keuangan interim diperbandingkan dengan interim yang sama dalam periode
akuntansi yang lalu, untuk mengetahui kecenderungan berulang (cyclical) musiman dari kegiatan
usaha.
• Laporan keuangan interim diperbandingkan dengan laporan keuangan kumulatif dari awal
tahun buku sampai dengan tanggal laporan keuangan interim untuk mengetahui kontribusi atau
pengaruh periode interim yang dilaporkan pada periode berjalan.
• Laporan keuangan interim diperbandingkan dengan laporan keuangan tahun buku yang
lalu, untuk mendapat gambaran pengaruh dan kinerja interim tersebut terhadap posisi keuangan,
kinerja dan arus kas periode akuntansi yang lalu.
19
• Pajak bangunan dapat ditangguhkan pada saat periode interim.
• Biaya iklan yang besar dapat dialokasikan pada periode periode interim yang menerima
manfaatnya dari pada mengakui semata-mata dalam periode interim saat biaya itu dikeluarkan
Pajak Penghasilan
Pada akhir tiap periode interim, perusahaan harus membuat taksiran pajak penghasilan untuk
dibebankan pada periode interim. Perhitungan pajak penghasilan periode interim harus sesuai
dengan kebijakan akuntansi tentang pajak penghasilan yang dianut pada akhir tahun.
• Penghapusan segmen usaha, penggabungan usaha, pos luar biasa,dan kejadian yang tidak
biasa dan tidak sering terjadi harus dibebankan pada periode interim saat terjadinya dan tidak boleh
dibebankan pada periode lain.
• Pos luar biasa harus diungkapkan secara terpisah dan dimasukkan dalam laporan laba rugi
periode interim saat pos luar biasa terjadi. Dalam menentukan materialitas, pos luar biasa harus
dihubungkan langsung dengan estimasi pendapatan tahunan.
• Peristiwa atau kejadian yang tidak biasa dan tidak sering terjadi dan berpengaruh material
terhadap hasil operasi tetapi tidak dapat dikelompokkan dalam pos luar
• biasa juga harus dilaporkan dan diungkapkan secara terpisah dalam laporan laba rugi
periode interim.
• Kewajiban kontinjen dan ketidakpastian lain yang diperkirakan dapat mempengaruhi
kewajaran penyajian data keuangan pada tanggal neraca harus diungkapkan dalam laporan
keuangan interim dengan cara yang sama seperti dalam laporan keuangan tahunan. Pengungkapan
tersebut harus diulang dalam laporan keuangan interim berikutnya dan dalam laporan keuangan
tahunan sampai kewajiban kontinjen itu terselesaikan.
Perubahan Akuntansi
• Perubahan akuntansi dalam periode interim yang memerlukan penyesuaian harus
dilaporkan dalam periode interim saat perubahan itu terjadi dengan cara yang sama seperti
yang dilaporkan dalam laporan keuangan tahunan
• Perusahaan berkewajiban mengungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan bila
mengetahui akan ada perubahan akuntansi dalam periode laporan keuangan interim
berikutnya.
• Laporan keuangan interim harus menunjukkan perubahan akuntansi;
• yang terjadi pada periode interim yang dilaporkan,
• yang terjadi pada periode interim sebelumnya dalam tahun buku yang sama,bila
berpengaruh material pada periode interim yang dilaporkan.
20
Bila dimungkinkan, perusahaan sebaiknya melakukan perubahan akuntansi dalam periode interim
pertama dari suatu tahun buku. Perubahan akuntansi yang dilakukan setelah periode interim
pertama dalam satu tahun buku cenderung mengaburkan hasil usaha dan menyulitkan
pengungkapan informasi keuangan. Dalam menentukan materialitas pelaporan pengaruh kumulatif
dari perubahan akuntansi atau koreksi kesalahan, jumlah yang ada harus dihubungkan dengan
estimasi pendapatan setahun penuh dan kecenderungan laba pada periode interim berikutnya dalam
tahun buku yang sama.
Perubahan yang material bila dikaitkan dengan suatu periode interim tetapi tidak material bila
dikaitkan dengan estimasi pendapatan setahun penuh atau dengan kecenderungan laba harus
diungkapkan secara tersendiri dalam periode interim tersebut.
Penyajian
• Apabila perusahaan melaporkan ringkasan informasi keuangan pada tanggal laporan
keuangan interim, data berikut merupakan data minimum yang harus dilaporkan:
pendapatan atau penjualan kotor, beban, estimasi pajak penghasilan, pos luar biasa
(termasuk pengaruh terhadap pajak penghasilan yang terkait), pengaruh kumulatif
perubahan akuntansi, perubahan akuntansi dan laba bersih
• data laba bersih per saham untuk setiap periode interim yang disajikan;
• pendapatan dan beban musiman;
• perubahan yang penting dalam taksiran pajak penghasilan;
• pelepasan suatu segmen usaha, pos luar biasa, transaksi tidak biasa dan tidak sering terjadi;
• kewajiban kontinjen;
• perubahan akuntansi; dan
• perubahan yang material pada unsur laporan arus kas
• Suatu perubahan kebijakan akuntansi harus diterapkan secara retrospektif dengan
melaporkan jumlah setiap penyesuaian yang terjadi yang berhubungan dengan periode
sebelumnya sebagai suatu penyesuaian pada saldo laba awal periode (retained earnings),
21
kecuali jika jumlah tersebut tidak dapat ditentukan secara wajar. Informasi komparatif harus
dinyatakan kembali, kecuali jika untuk melaksanakannya dianggap tidak praktis. Pengaruh
perubahan akuntansi terhadap hasil keuangan untuk periode interim pada periode interim
berikutnya harus diungkapkan.
• Laporan keuangan interim terakhir, misalnya triwulan keempat tidak perlu disusun karena
pada dasarnya laporan keuangan tersebut dapat digantikan dengan laporan keuangan
tahunan. Dalam hal laporan keuangan interim triwulan keempat hendak diterbitkan, maka
penerbitannya dilakukan bersamaan dengan penerbitan laporan keuangan tahunan. Di
samping itu, isi dari laporan keuangan interim triwulan keempat harus merupakan selisih
dari laporan keuangan tahunan dan laporan keuangan interim sebelumnya tahun yang
bersangkutan.
22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengujian pengendalian terhadap siklus pengeluaran ditunjukan untuk memperolah
keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan pembelian dan
pengeluaran kas, membuktikan keberadaan transaksi pembelian dan pengeluaran kas yang
berkaitan dengan pengeluaran yang dicantumkan di neraca, membuktikan kelengkapan transaksi
yang dicatat dalam catatan akuntansi dan kelengkapan dokumen penunjang dalam pelaksanaan
audit serta mencari salah saji dengan penggunaan prosedur yang telah ditetapkan agar menemukan
potensial salah saji dalam siklus pengeluaran.
Laporan segmen merupakan Suatu Laporan keuangan yang dibuat untuk kebutuhan dengan
berorientasi pada informasi peluang investasi, resiko dan potensi pertumbuhan pada entitas
perusahaan yang terdivertifikasi sehingga dapat melihat di balik angka total konsolidasi ke
komponen individu yang membentuk entitas tersebut.
Laporan interim merupakan Suatu Laporan keuangan yang dibuat pada kondisi tertentu
untuk memenuhi pengguna informasi dengan menyajikan laporan atas dasar bulanan, triwulan
ataupun semesteran yang berorientasi pada bagaimana kondisi entitas saat ini.
B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih
fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber - sumber yang lebih
banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.
23
DAFTAR PUSTAKA
Richard E.Baker, theodere E. Christensen, David M. Cottrell, Kurnia Irwansyah Rais, Widhi
Astono, Etty Retno Wulandari, Akuntansi Keuangan Lanjutan II edisi 2 buku 2
Advanced Accounting Thirteenth Edision, Global Edition. Floyd A. Beams, joseph H. Anthony
24