Anda di halaman 1dari 12

METODE PEMBELAJARAN STORYTELLING

Disusun untuk memenuhi tugas kuliah


Metode pembelajaran

Dosen :

Irsan Mustafa S.Pd M.Pd

MAKALAH

Disusun oleh:

La ode karisman

Jurusan:tarbiyah

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM WAKATOBI (STAI WAKATOBI)
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan

hidayah-Nya, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul

“METODE PEMBELAJARAN”

Tidak lupa kami mengucapkan rasa terima kasih kepada pak dosen, selaku mata

kuliah metode pembelajaran yang telah membantu kami dalam mengerjakan

makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang

telah memberikan masukan dalam pembuatan makalah ini.

Kami menyadari ada kekurangan pada makalah ini. Oleh karena itu, saran dan

kritik senantiasa diharapkan demi perbaikan makalah ini. Kami juga berharap agar

makalah ini dapat memberikan pengetahuan kepada kita semua..

Wangi-wangi,19 Desember 2023

La ode karisman

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................... ii

DAFTAR ISI ............................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar belakang ................................................................................ 1

B. Rumusan masalah........................................................................... 1

C. Tujuan penulisan ............................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................... 2

A. Pengertian storytelling .................................................................... 2

B. Sejarah singkat storytelling ............................................................. 3

C. Langkah-langkah penerapan storytelling......................................... 5

D. Kelebihan dan kekurangan storytelling ........................................... 6

BAB III PENUTUP ................................................................................... 8

A. Kesimpulan .................................................................................... 8

B. Saran ............................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Storytelling, atau seni bercerita, telah menjadi bagian integral dari pengalaman

manusia sepanjang sejarah. Dari catatan dinding gua hingga media sosial modern,

manusia selalu mencari cara untuk menyampaikan pengalaman, nilai, dan emosi

melalui cerita. Makalah ini akan menjelaskan pentingnya storytelling, komponen-

komponennya, serta bagaimana mencipta dan mempertahankan cerita yang

menginspirasi.

B. Rumusan masalah

1. Apa itu storytelling ?

2. Bagaimana sejarah storytelling ?

3. Bagaimana langkah-langkah penerpan storytelling ?

4. Apa sajah kelebihan dan kekurangan storytelling ?

C. Tujuan penulisan

1. Untuk mengetahui Apa itu storytelling ?

2. Untuk mengetahui Bagaimana sejarah storytelling ?

3. Untuk mengetahui Bagaimana langkah-langkah penerpan storytelling ?

4. Untuk mengetahui Apa sajah kelebihan dan kekurangan storytelling ?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian storytelling

Secara bahasa, Storytelling berasal dari Bahasa Inggris, jika dilihat dari

susunan katanya, memiliki dua kata yaitu story dan telling. Story artinya cerita

dan telling artinya menceritakan. Jadi padanan kata tersebut menghasilkan sebuah

pengertian baru yaitu menceritakan sebuah cerita. Pengertian tersebut senada

dengan arti dari Kamus Lengkap Bahasa Inggris (Echols, 1975) yang

menerangkan tentang arti kata storytelling. Menurut Echols (1975), storytelling

terdiri atas dua kata yaitu story berarti cerita dan telling berarti penceritaan.

Penggabungan dua kata storytelling berarti penceritaan cerita atau menceritakan

cerita.

Storytelling adalah seni atau proses menceritakan sebuah cerita atau narasi.

Ini melibatkan penggunaan kata-kata, gambar, atau elemen lainnya untuk

menggambarkan suatu rangkaian peristiwa atau pengalaman. Tujuan utama dari

storytelling adalah untuk berkomunikasi, menghibur, atau menyampaikan pesan

kepada pendengar.terutama kepada anak-anak.

Pengertian ini juga senada dengan yang dikemukakan oleh Malan (1991).

“Storytelling merupakan usaha yang dilakukan oleh storyteller dalam

menyampaikan isi perasaan, buah pikiran atau sebuah story kepada anak-anak

secara lisan.”

Di Indonesia di kenal juga dengan istilah mendongeng. Dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia (Ikranegarkata & Hartatik), cerita adalah kisah, dongeng,

2
sebuah tutur yang melukiskan suatu proses terjadinya peristiwa secara panjang

lebar, karangan yang menyajikan jalannya kejadian-kejadian, lakon yang

diwujudkan dalam pertunjukan (misalnya tentang drama, film, dan lain

sebagainya). Mendongeng merupakan salah satu seni paling tua dan warisan

leluhur yang keberadaannya masih ada sampai saat ini.

B. Sejarah singkat metode storytelling

Sejarah metode storytelling dapat ditelusuri kembali ke zaman prasejarah,

ketika manusia pertama kali mulai berkomunikasi melalui bahasa lisan dan visual

untuk membagikan pengalaman, pengetahuan, dan nilai-nilai. Berikut adalah

beberapa tahapan perkembangan metode storytelling sepanjang sejarah:

1. Tradisi Lisan dan Narasi Rakyat (Prasejarah - Masa Kuno):

Sebelum perkembangan tulisan, cerita-cerita diwariskan secara lisan dari

generasi ke generasi. Narasi rakyat, mitos, dan legenda menjadi bagian penting

dalam mengajarkan moral dan nilai-nilai budaya.

Tradisi lisan adalah pesan yang disampaikan secara turun-temurun dari satu

generasi ke generasi berikutnya yang dapat digunakan sebagai sumber sejarah.

Pesan tersebut dapat diwariskan dalam berbagai bentuk, seperti dongeng, rapalan,

pantun, lagu, dan cerita rakyat.

2. Penciptaan Tulisan dan Sastra (Masa Kuno - Abad Pertengahan):

Dengan munculnya sistem tulisan, cerita-cerita dapat dicatat dan disimpan.

Sastra, seperti epik dan puisi, menjadi media untuk menyampaikan cerita-cerita

penting. Contohnya, "Iliad" dan "Odyssey" karya Homer.

3
Sastra Abad Pertengahan adalah sebuah subyek besar, meliputi seluruh karya

tulis yang berada di Eropa dan pada Abad Pertengahan (kejatuhan Kekaisaran

Romawi Barat pada sekitar 500 Masehi sampai permulaan Renaisans pada abad

ke-14, ke-15 atau ke-16,).

3. Dongeng dan Cerita Rakyat (Abad Pertengahan - Abad 18):

Perkembangan cerita-cerita rakyat dan dongeng terjadi pada periode ini.

Karya-karya seperti "Grimm's Fairy Tales" mengumpulkan dan menyusun cerita-

cerita rakyat Eropa.

4. Munculnya Sastra Modern (Abad 19):

Dengan berkembangnya sastra modern, penulis seperti Charles Dickens

menggunakan storytelling untuk mengeksplorasi masalah sosial dan

menyampaikan pesan moral melalui karya-karya fiksi.

5. Kedatangan Media Elektronik (Abad 20):

Perkembangan radio, televisi, dan film membawa storytelling ke dimensi baru.

Penggunaan audio dan visual memberikan dimensi emosional yang lebih kuat

pada cerita.

6. Era Digital (Akhir Abad 20 - Sekarang):

Internet dan teknologi digital mengubah cara kita berbagi cerita. Blogging,

podcast, media sosial, dan platform lainnya memberikan platform kepada individu

untuk menjadi pencerita cerita mereka sendiri.

4
7. Storytelling dalam Bisnis dan Pemasaran (Akhir Abad 20 - Sekarang):

Metode storytelling semakin diadopsi dalam dunia bisnis dan pemasaran.

Perusahaan menggunakan storytelling untuk membangun merek, memotivasi

karyawan, dan terlibat dengan pelanggan.

Metode storytelling terus berkembang seiring waktu, tetapi esensinya yaitu,

kemampuan untuk menyampaikan ide, pengalaman, dan nilai melalui narasi yang

kuat tetap menjadi bagian integral dari manusia dan kemanusiaan.

C. Langkah-langkah penerapan metode storytelling

1. Pilih dan Rangkai Cerita yang Disukai

Storytelling terdiri dari cerita-cerita yang didalamnya terdapat tokoh-tokoh,

konflik, peristiwa, dan penyelesaian konflik. Oleh karena itu, langkah pertama

untuk melakukan storytelling adalah memilih sekaligus merangkai cerita yang

ingin disampaikan.

2. Pahami Cerita yang Ingin Disampaikan

Setelah memilih dan merangkai cerita, maka tahap berikutnya adalah memahami

cerita yang ingin disampaikan. Seorang storyteller (orang yang becertita) harus

mampu memahami isi cerita yang ingin disampaikan agar ketika

menyampaikannya kepada pendengar setiap tokoh, alur cerita, peristiwa, hingga

pesan moral dapat didengarkan dan diterima dengan baik oleh para pendengar.

3. Gerak Tubuh

Jangan lupa dalam melakukan storytelling, diikuti dengan gerak tubuh yang

sesuai dengan jalannya cerita. Agar cerita yang dibawakan terlihat lebih menarik

dan lebih asyik.

5
4. Suara

Suara yang dimaksud adalah intonasi tinggi rendahnya nada bicara karena

intonasi akan menentukan makna dari jalan cerita yang akan disampaikan. Selain

itu, ketika menjadi pendongeng, sebaiknya membuat suara yang mirip dengan

tokoh-tokoh yang ada di dalam cerita. Atau menggunakan berbagai jenis suara

untuk menjelaskan dialog masing- masing tokoh.

5. Ekspresi Wajah

Yang tidak kalah penting juga yaitu ekspresi wajah pendongeng. Ekspresi

wajah ini akan mempengaruhi karakter yang sedang dimainkan, seperti wajah

marah, wajah sedih, atau wajah bahagia. Bahkan, ekspresi wajah bisa membangun

suasana cerita itu sendiri.

6. Perhatikan Kontak Mata

Sesekali perhatikan kontak mata dengan para pendengar. Dengan adanya

interaksi dengan audience, maka secara langsung pendongeng akan mengetahui

apakah audience sedang memperhatikan alur cerita yang sedang dibawakan atau

tidak.

7. Gunakan Alat Peraga

Pada umumnya, ketika melakukan storytelling hanya menggunakan lisan,

tetapi saat ini, beberapa pendongeng mulai menggunakan alat peraga ketika

melakukan storytelling. Alat peraga yang biasa digunakan, seperti boneka-boneka

kecil yang sesuai dengan jalannya cerita.

D. Kelebihan dan kekurangan metode storytelling

6
Terdapat kelebihan dan kekurangan dari metode storytelling ini diantanranya

adalah sebagai berikut:

1. Kelebihan Metode Storytelling

a. Cerita dapat mengaktifkan dan membangkitkan semangat anak. Karena anak

akan senatiasa merenungkan makna dan mengikuti berbagai situasi cerita,

sehingga anak didik terpengaruh oleh tokoh dan topik cerita tersebut.

b. Mengarahkan semua emosi sehingga menyatu pada satu kesimpulan yang

terjadi pada akhir cerita.

c. Cerita selalu memikat, karena mengundang untuk mengikuti peristiwanya dan

merenungkan maknanya.

d. Dapat mempengaruhi emosi. Seperti takut, perasaan diawasi, rela, senang,

sungkan, atau benci sehingga bergelora dalam lipatan story.

e. Dapat menumbuh kembangkan gaya bicara yang baik. Apabila dibumbui

dengan cerita akan dapat meningkatkan daya hafalannya, dimana di dalamnya

terdapat penggambaran hidup yang baru, lebih-lebih ditambah nilai seni dalam

pembawaannya, sehingga seorang pendengar merasa menikmati dan

menghayatinya.

2. Kekurangan Metode Storytelling

a. Pemahaman anak akan menjadi sulit ketika cerita itu telah terakumulasi oleh

masalah lain.

b. Bersifat monolog dan dapat menjenuhkan anak didik.

c. Sering terjadi ketidakselarasan isi cerita dengan konteks yang dimaksud

sehingga pencapaian tujuan sulit diwujudkan.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Storytelling adalah seni atau proses menceritakan sebuah cerita atau narasi. Ini

melibatkan penggunaan kata-kata, gambar, atau elemen lainnya untuk

menggambarkan suatu rangkaian peristiwa atau pengalaman. Tujuan utama dari

storytelling adalah untuk berkomunikasi, menghibur, atau menyampaikan pesan

kepada pendengar.terutama kepada anak-anak.

Cerita dapat mengaktifkan dan membangkitkan semangat anak. Karena anak

akan senatiasa merenungkan makna dan mengikuti berbagai situasi cerita,

sehingga anak didik terpengaruh oleh tokoh dan topik cerita tersebut.adapun

kekurangannya Pemahaman anak akan menjadi sulit ketika cerita itu telah

terakumulasi oleh masalah lain.

B. Saran

Makalah ini berusaha menjelaskan tentang metode pembelajarann story

telling. Dengan memahami seni storytelling, kita dapat mencipta dan

mempertahankan cerita yang memiliki dampak besar pada pemirsa. Melalui

karakter yang kompleks, plot yang menarik, dan pesan yang bermakna,

storytelling menjadi alat yang kuat untuk menginspirasi, mengajar, dan

menghubungkan manusia di sepanjang generasi.

8
DAFTAR PUSTAKA

Rahma Tanisa, LANGKAH- LANGKAH PENYAMPAIAN MATERI

MENGGUNAKAN METODE STORY TELLING, di akses dari

(https://naikpangkat.com/langkah-langkah-penyampaian-materi-

menggunakan-metode-story-telling/), 2023

Repo.uinsatu.ac.id, STORY TELLING, pengertian story telling, di akses dari

(http://repo.uinsatu.ac.id/21246/5/BAB%20II.pdf), 2023

Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani), METODE STORY TELLING, di

akses dari

(http://repository.unjani.ac.id/repository/6267cac44f3a6158fb4481dbbfedb

5d7.pdf), 2023

Wikipwdia, KESUSASTRAAN ABAD PERTENGAHAN, di akses dari

(https://id.wikipedia.org/wiki/Kesusastraan_Abad_Pertengahan), 2023

Anda mungkin juga menyukai