Anda di halaman 1dari 14

BAHASA INDONESIA

( MAKALAH TENTANG HIKAYAT )

DISUSUN OLEH ANGGOTA KELOMPOK 1:

- ROSTINI APRIYANTI - RAFFLI NUR AHMAD


- IKBAL WARDANA - NURUL M. AJIS
- SURYA PURNAMA - M. MUFTAHUL FAUZI
- MELANI PUTRI - NADYA NUR RIZKI
- NIA NOVITA - M. IHSAN KHOLIQ

KELAS : X-IPA

YAYASAN PENDIDIKAN KARANG ARUM KAB. BANDUNG

SEKOLAH MENENGAH ATAS SMA KARANG ARUM

Jln. Karang Arum Raya No.1 Desa. Jatiendah Kec. Cilengkrang Kab. Bandung

Telp. (022) 63729514 Email sma.karangarum@yahoo.com

Tahun Ajaran 2023/2024


KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat rahmat dan karunianya, sehinga kami penulis dapat menyelesaikan
laporan ini.

Di dalam laporan ini kami selaku penulis hanya sebatas ilmu yang bisa di
sajikan, memenuhi salah satu tugas bahasa indonesia. Kami menyadari bahwa
terdapat berbagai kekurangan dalam pembuatan ini. Sehubungan dengan hal
tersebut, kiritik dan saran yang bersifat membangun selalu kami harapkan guna
menutupi segala kekurangan-kekurangan yang ada pada makalah ini.

Harapan kami, semoga makalah ini membawa manfaat bagi kita semua,
setidaknya untuk sekedar membuka cakrawala berrpikir kita tentang berbagai
ilmu.

Akhir kata, kami ucapkan banyak terima kasih mohon maaf apabila ada
kesalahan mohon di maafkan. Dan kami juga berterima kasih kepada bu elvi
selaku pembimbing dan kepada pihak-pihak yang membantu dalam
meyelesaikan makalah ini.

Bandung, 14, Oktober, 2023

Penyusun, Semua Anggota Kelompok 1

i
DAFTAR ISI :

Kata Pengantar........................................................................................................... ........ i

Daftar Isi............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................................... 1
B. Tujuan...................................................................................................................... 1
C. Rumusan Masalah.................................................................................................... 2
D. Manfaat.................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Hikayat.................................................................................... ........ 3


B. Mancam – Macam Hikayat.................................................................................... 3
C. Ciri –Ciri Hikayat.......................................................................................... ........ 4

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan................................................................................................. ........ 10
B. Saran.............................................................................................................. ........ 10

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di zaman sekarang ini banyak anak muda jarang untuk membaca hikayat, bahkan
mungkin mereka belum mengenal apa itu hikayat. Mereka cenderung tertarik untuk membaca
novel, komik, dan sejenisnya, apalagi didukung dengan teknologi yang semakin canggih yang
membuat mereka mudah untuk dapat membaca cerita dengan mengakses lewat internet
melalui handphone mereka.

Pada dasarnya, cerita hikayat tidak kalah menarik dengan cerita yang lain, Cerita hikayat
juga mengandung nilai moral dan nilai budaya yang sesuai untuk pendidikan karakter bangsa

Dalam hal ini latar belakang kami mengangkat cerita hikayat karena untuk memberikan
informasi dan pembuktian bahwa sebenarnya hikayat memiliki banyak kelebihan dan
pastinya tidak kalah menarik dengan novel dan cerita-cerita modern zaman sekarang.

Seperti halnya, dalam hikayat dapat diperoleh majas-majas yang beragam, tata bahasanya
baik dan baku. Lain halnya dengan cerita-cerita modern zaman sekarang yang pada umumnya
menggunakan bahasa gaul dan tidak mencerminkan kebajikan. Untuk itu makalah ini kami
susun untuk membangun kesadaran dan kebiasaan untuk membaca.

B. Tujuan

Tujuan membuat makalah tentang hikayat selain untuk mata pelajaran bahasa Indonesia
adalah dapat juga untuk menambah pengetahuan, dengan cara ini hikayat dapat dilestarikan
karena pada saat ini banyak masyarakat terutama anak muda yang belum mengenal apa itu
hikayat. Mereka lebih tertarik untuk membaca novel, komik, dan lainnya.

Jadi dengan adanya cerita rakyat yang berupa hikayat semoga cerita ini dapat
dikembangkan lagi agar anak muda zaman sekarang lebih tertarik pada cerita hikayat karena
lebih memiliki manfaat yang baik, yang akhirnya juga akan membentuk karakteristik bangsa
yang baik. Tujuannya pula untuk dapat lebih mengembangkan minat baca kepada kalangan
anak muda karena mereka merupakan generasi penerus bangsa yang diharapkan dapat
membawa negara menjadi lebih baik lagi di kemudian hari, hal ini juga berkaitan dengan
minat baca yang masih rendah di Indonesia maka dari itu kita perlu untuk melakukan
kegiatan yang dapat menambah minat baca masyarakat.

1
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian hikayat?
2. Bagaimana macam-macam dan ciri-ciri hikayat?

D. Manfaat

Kegiatan membaca cerita hikayat memiliki banyak manfaat, dengan membaca cerita
tersebut hal yang dapat dipelajari untuk menambah pengetahuan yaitu tentang budaya. moral,
dan nilai-nilai kebudayaan lainnya. Dari nilai-nilai kebudayaan tersebut dapat kita jadikan
sebagai cermin bagi kehidupan kita.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hikayat

Hikayat adalah salah satu bentuk sastra karya prosa lama yang isinya berupa cerita, kisah,
dongeng maupun sejarah. Umumnya mengisahkan tentang kephalawanan seseorang, lengkap
dengan keanehan, kekuatan atau kesaktian, dan mukjizat sang tokoh utama.

Asal hikayat ini cerita dalam bahasa Sangsekerta, yang berama Mahaummagajataka.
Cerita itu disalin misalnya ke bahasa Singgala (Sailan) dan Tibet. Dalam bahasa Aceh
terkenal dengan nama Medehaka.

B. Macam-macam Hikayat
 Macam-macam Hikayat berdasarkan isinya, diklasifikasikan menjadi 6 :
1. Cerita Rakyat
2. Epos India
3. Cerita dari Jawa
4. Cerita-cerita Islam
5. Sejarah dan Biografi
6. Cerita berbingkat
 Macam-macam Hikayat berdasarkan asalnya, diklasifikasikan menjadi 4 :
1. Melayu Asli, contohnya:
Hikayat Hang Tuah (bercampur unsur islam)
Hikayat Si Miskin (bercampur unsur islam)
Hikayat Indera Bangsawan
Hikayat Malim Deman
2. Pengaruh Jawa, contohnya:
Hikayat Panji Semirang
Hikayat Cekel Weneng Pati
Hikayat Indera Jaya (dari cerita Anglingdarma)
3. Pengaruh Hindu (India), contohnya:
Hikayat Sri Rama (dari cerita Ramayana)
Hikayat Perang Pandhawa (dari cerita Mahabarata)
Hikayat Sang Boma (dari cerita Mahabarata) Hikayat Bayan Budiman

3
4. Pengaruh Arab-Persia, contohnya:
Hikayat Amir Hamzah (Pahlawan Islam)
Hikayat Bachtiar Hikayat Seribu Satu Malam

C. Ciri-ciri Hikayat

1. Anonim: Pengarangnya tidak dikenal.


2. Istana Sentris: Menceritakan tokoh yang berkaitan dengan kehidupan istana/
kerajaan.
3. Bersifat Statis: Tetap, tidak banyak perubahan.
4. Bersifat Komunal: Menjadi milik masyarakat.
5. Menggunakan bahasa klise: Menggunakan bahasa yang diulang-ulang.
6. Bersifat Tradisional: Meneruskan budaya tradisi/ kebiasaan yang dianggap
baik.
7. Bersifat Didaktis Didaktis moral maupun didaktis religius (Mendidik)
8. Menceritakan Kisah Universal Manusia: Peperangan antara yang baik dengan
yang buruk, dan dimenangkan oleh yang baik.
9. Magis: Pengarang membawa pembaca ke dunia khayal imajinasi yang serba
indah.

 Hikayat Sastra Melayu


Sastra Melayu Klasik bermula pada abad ke-16 Maschi. Semenjak itu sampai
sekarang gaya bahasanya tidak banyak berubah. Dokumen pertama yang ditulis dalam
bahasa Melayu klasik adalah sepucuk surat dari raja Ternate, Sultan Abu Hayat
kepada raja João III di Portugal dan bertarikhkan tahun 1521 Maschi

 Unsur-Unsur Intrinsik dalam Hikayat:


- Alur: tahapan cerita yang bersambungan.
- Tema: gagasan/ide/dasar cerita. (Alur maju, alur mundur, alur gabungan atau
alur sorot balik)
- Penokohan : pemain/orng yang berperan di dalam cerita
 Unsur Ekstrinsik dalam Hikayat :
- Nilai moral
- Nilai agama

4
 Contoh-contoh daftar hikayat dalam bahasa Melayu:
- Hikayat Aceh
- Hikayat Abdullah
- Hikayat Abu Nawas
- Hikayat Abu Samah
- Hikayat Amir Hamzah
- Hikayat Banjar
- Hikayat Bakhtiar
- Hikayat Bayan Budiman
- Hikayat Muda Cik Leman
- Hikayat Hang Tuah
- Hikayat Iblis
- Hikayat Indraputra

 Manfaat Hikayat
Pada zaman dahulu, hikayat dibaca untuk melipur lara, membangkitkan semangat
juang. atau sekadar meramaikan pesta.

 Contoh Hikayat

Hikayat Amir

Dahulu kala di Sumatra, hiduplah seorang saudagar yang bernama Syah Alam
Syah Alam mempunyai seorang anak bernama Amir. Amir tidak uangnya dengan
baik. Setiap hari dia membelanjakan uang yang diberi ayahnya. Karena sayangnya
pada Amir, Syah Alam tidak pernah memarahinya. Syah Alam hanya bisa mengelus
dada.

Lama-kelamaan Syah Alam jatuh sakit. Semakin hari sakitnya semakin parah.
Banyak uang yang dikeluarkan untuk pengobatan, tetapi tidak kunjung sembuh.
Akhirnya mereka jatuh miskin.

Penyakit Syah Alam semakin parah. Sebelum meninggal, Syah Alam berkata
"Amir, Ayah tidak bisa memberikan apa-apa lagi padamu. Engkau harus bisa
membangun usalu lagi seperti Ayah dulu. Jangan kau gunakan waktumu sia-sia
Bekerjalah yang giat, pergi dari rumah Usahakan engkau terlihat oleh bulan, jangan
terlihat oleh matahari,"

5
"Ya, Ayah. Aku akan turuti nasihatmu."

Sesaat setelah Syah Amir meninggal, ibu Amir juga sakit parah dan akhirnya
meninggal. Sejak itu Amir bertekad untuk mencari pekerjaan. Ia teringat nasihat
ayahnya agar tidak terlihat matahari, tetapi terlihat bulan, Oleh sebab itu, kemana-
mana ia selalu memakai payung.

Pada suatu hari, Amir bertmu dengan Nasrudin, seorang menteri yang pandai.
Nasarudin sangat heran dengan pemuda yang selalu memakai payung itu. Nasarudin
bertanya kenapa dia berbuat demikian.

Amir bercerita alasannya berbuat demikian. Nasarudin tertawa. Nasarudin berujar,


Begini, ya, Amir. Bukan begitu maksud pesan ayahmu dulu. Akan tetapi, pergilah
sebelum matahari terbit dan pulanglah sebelum malam. Jadi, tidak mengapa engkau
terkena sinar matahari."

Setelah memberi nasihat, Nasarudin pun memberi pijaman uang kepada Amir
Amir disuruhnya berdagang sebagaimana dilakukan ayahnya dulu.

Amir lalu berjualan makanan dan minuman. Ia berjualan siang dan malam.Pada
siang hari. Amir menjajakan makanan, seperti nasi kapau, lemang, dan es limau.
Malam harinya ia berjualan martabak, sekoteng, dan nasi goreng. Lama-kelamaan
usaha Amir semakin maju. Sejak it, Amir menjadi saudagar kaya.

Sumber: Bina Bahasa dan Sastra Indonesia kelas IV: Erlang

PERKARA SI BUNGKUK DAN SI PANJANG

Pada suatu hari adalah dua orang laki-istri berjalan. Maka sampailah ia kepada
suatu sungai. Maka dicaharinya perahu hendak menyeberang, tiada dapat perahu itu.
Maka dinantinya 1) kalau-kalau ada orang lalu berperahu. Itu pun tiada juga ada lalu
perahu orang. Maka ia pun berhentilah di tebing sungai itu dengan istrinya. Sebermula
adapun istri orang itu terlalu baik parasnya. Syahdan maka akan suami perempuan itu
sudah tua, lagi bungkuk belakangnya. Maka pada sangka orang tua itu, air sungai itu
dalam juga Katanya, "Apa upayaku hendak menyeberang sungai ini?"

6
Maka ada pula seorang Bedawi duduk di seberang sana sungai itu, Maka kata
orang itu, "Hai tuan hamba, seberangkan apalah kiranya hamba kedua ini, karena
hamba tiada dapat berenang: sungai ini tidak hamba tahu dalam dangkalnya." Setelah
didengar oleh Bedawi kata orang tua bungkuk itu dan serta dilihatnya perempuan itu
baik rupanya, maka orang Bedawi itu pun sukalah, dan berkata di dalam hatinya,
"Untunglah sekali ini!"

Maka Bedawi itu pun turunlah ia ke dalam sungai itu merendahkan dirinya, hingga
lehernya juga ia berjalan menuju orang tua yang bungkuk laki-istri itu. Maka kata
orang tua itu, "Tuan hamba seberangkan apalah 2) hamba kedua ini. Maka kata
Bedawi itu, "Sebagaimana 3) hamba hendak bawa tuan hamba kedua ini? Melainkan
seorang juga dahulu maka boleh, karena air ini dalam."

Maka kata orang tua itu kepada istrinya, "Pergilah diri dahulu." Setelah itu maka
turunlah perempuan itu ke dalam sungai dengan orang Bedawi itu. Arkian maka kata
Bedawi itu, "Berilah barang-barang bekal-bekal tuan hamba dahulu, hamba
seberangkan." Maka diberi oleh perempuan itu segala bekal-bekal itu. Setelah sudah
maka dibawanyalah perempuan itu diseberangkan oleh Bedawi itu. Syahdan maka
pura-pura diperdalamnya air itu, supaya dikata 4) oleh si Bungkuk air itu dalam.
Maka sampailah kepada pertengahan sungai itu, maka kata Bedawi itu kepada
perempuan itu, "Akan tuan ini terlalu elok rupanya dengan mudanya. Mengapa maka
tuan hamba berlakikan orang tua bungkuk ini? Baik juga tuan hamba buangkan orang
bungkuk itu, agar supaya tuan hamba, hamba ambit, hamba jadikan istri hamba."
Maka berbagai-bagailah katanya akan perempuan itu.

Maka kata perempuan itu kepadanya, "Baiklah, hamba turutlah kata tuan hamba
itu."

Maka apabila sampailah ia ke seberang sungai itu, maka keduanya pun mandilah,
setelah sudah maka makanlah ia keduanya segala perbekalan itu. Maka segala
kelakuan itu semuanya dilihat oleh orang tua bungkuk itu dan segala hal perempuan
itu dengan Bedawi itu.

Kalakian maka heranlah orang tua itu. Setelah sudah ia makan, maka ia pun
berjalanlalah keduanya. Setelah dilihat oleh orang tua itu akan Bedawi dengan istrinya
berjalan, maka ia pun berkata-kata dalam hatinya, "Daripada hidup melihat hal yang
demikian ini, baiklah aku mati."

7
Setelah itu maka terjunlah ia ke dalam sungai itu. Maka heranlah ia, karena
dilihatnya sungai itu aimya tiada dalam, maka mengarunglah ia ke seberang lalu
diikutnya Bedawi itu. Dengan hal yang demikian itu maka sampailah ia kepada dusun
tempat Masyhudulhakk itu.

Maka orang tua itu pun datanglah mengadu kepada Masyhudulhakk. Setelah itu
maka disuruh oleh Masyhudulhakk panggil Bedawi itu. Maka Bedawi itu pun
datanglah dengan perempuan itu. Maka kata Masyhudulhakk. "Istri siapa perempuan
ini?"

Maka kata Bedawi itu. "Istri hamba perempuan ini. Dari kecil lagi ibu hamba
pinangkan; sudah besar dinikahkan dengan hamba."

Maka kata orang tua itu, "Istri hamba, dari kecil nikah dengan hamba."

Maka dengan demikian jadi bergaduhlah mereka itu. Syahdan maka gemparlah.
Maka orang pun berhimpun, datang melihat hal mereka itu ketiga. Maka bertanyalah
Masyhudulhakk kepada perempuan itu, "Berkata benarlah engkau, siapa suamimu
antara dua orang laki-laki ini?"

Maka kata perempuan celaka itu, "Si Panjang inilah suami hamba,"

Maka pikirlah 5) Masyhudulhakk, "Baik kepada seorang-seorang aku bertanya,


supaya berketahuan siapa salah dan siapa benar di dalam tiga orang mereka itu.

Maka diperjauhkannyalah laki-laki itu keduanya. Arkian maka diperiksa pula oleh
Masyhudulhakk. Maka kata perempuan itu, "Si Panjang itulah suami hamba."

Maka kata Masyhudulhakk, "Jika sungguh ia suamimu siapa mentuamu laki-laki


dan siapa mentuamu perempuan dan di mana tempat duduknya?"

Maka tiada terjawab oleh perempuan celaka itu. Maka disuruh oleh
Masyhudulhakk perjauhkan. Setelah itu maka dibawa pula si Panjang itu. Maka kata
Masyhudulhakk "Berkata benarlah engkau ini. Sungguhkah perempuan itu istrimu?"

Maka kata Bedawi itu, "Bahwa perempuan itu telah nyatalah istri hamba; lagi pula
perempuan itu sendiri sudah berikrar, mengatakan hamba ini tentulah suaminya."

8
Syahdan maka Masyhudulhakk pun tertawa, seraya berkata, "Jika sungguh istrimu
perempuan ini, siapa nama mentuamu laki-laki dan mentuamu perempuan, dan di
mana kampung tempat ia duduk?"

Maka tiadalah terjawab oleh laki-laki itu. Maka disuruh oleh Masyhudulhakk
jauhkan laki-laki Bedawi itu. Setelah itu maka dipanggilnya pula orang tua itu. Maka
kata Masyhudulhakk. "Hai orang tua, sungguhlah perempuan itu istrimu sebenar-
benamya?"

Maka kata orang tua itu. "Daripada mula awalnya." Kemudian maka dikatakannya,
siapa mentuanya laki-laki dan perempuan dan di mana tempat duduknya.

Maka Masyhudulhakk dengan sekalian orang banyak itu pun tahulah akan salah
Bedawi itu dan kebenaran orang tua itu. Maka hendaklah disakiti oleh
Masyhudulhakk akan Bedawi itu. Maka Bedawi itu pun mengakulah salahnya.
Demikian juga perempuan celaka itu. Lalu didera oleh Masyhudulhakk akan Bedawi
itu serta dengan perempuan celaka itu seratus kali. Kemudian maka disuruhnya tobat
Bedawi itu, jangan lagi ia berbuat pekerjaan demikian itu

Maka bertambah-tambah masyhurlah arif bijaksana Masyhudulhakk itu.

Asal hikayat ini cerita dalam bahasa Sansekerta, yang bernama


Mahaummagajataka. Cerita itu disalin misalnya ke bahasa Singgala (Sailan) dan
Tibet. Dalam bahasa Aceh terkenal dengan nama Medehaka.

9
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan

Cerita hikayat memiliki banyak manfaat, tujuan, karakteristik, dan lain sebagainya. Cerita
hikayat dapat membuat kita terinspirasi, hal tersebut dapat berdampak baik pada kehidupan
kita. Begitu pula dengan cerita hikayat indera bangsawan. Banyak pelajaranyang dapat kita
petik dari cerita tersebut. Setiap cerita hikayat pasti memiliki amanat yang berbeda-beda.
Cerita hikayat juga lebih menarik daripada novel, komik. dan sejenisnya. Karena cerita
hikayat diambil dari kisah nyata atau kehidupan sehari hari dan memiliki nilai moral, nilai
kebudayaan yang sangat kental. Maka kita sebagai anak muda zaman sekarang, kita harus
bisa melestarikan atau mengembangkan cerita hikayat yang lambat laun pasti akan hilang,
padahal cerita hikayat sangat bermanfaat bagi kehidupan kita.

B. Saran

Demikian penyusunan makalah yang kami buat dengan tujuan memberikan informasi
terhadap para pembaca makalah ini tentang hikayat Indera Bangsawan yang pada dasarnya
memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan cerita modern sekarang ini. Harapannya,
para pembaca dapat termotivasi untuk gemar membaca hikayat karena lebih memiliki banyak
kelebihan dan juga sebagai upaya pelestarian cerita rakyat yang kenyataannya hampir tidak
dikenal lagi oleh generasi sekarang ini.

10
DAFTAR PUSTAKA
 https://id.scribd.com

Anda mungkin juga menyukai