Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

TEKS HIKAYAT
(Untuk Memenuhi Tugas Bahasa Indonesia)
Guru Pengampu : Sri Rahayu, S.Pd

Disusun Oleh Kelompok 1 Kelas XA :


• Abdillah Thohir (01)
• Abilio Careto H.A.W. (02)
• Allen Azylia M.S. (06)
• Amelia Efa I. (08)
• Neuke Salva P.W. (27)
• Prajaka Yuda N.K. (31)

SMA NEGERI 1 CAWAS


TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat dan inayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Teks Hikayat.

Terima kasih saya ucapkan kepada Ibu Sri Rahayu, S.Pd, yang
telah membantu kami baik secara moral maupun materi. Terima kasih
juga kami ucapkan kepada teman-teman seperjuangan yang telah
mendukung kami sehingga kami bisa menyelesaikan tugas ini tepat
waktu.

Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari
kata sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa
menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.

Semoga laporan makalah ini, bisa menambah wawasan para


pembaca, dan bisa bermanfaat untuk perkembangan, serta peningkatan
ilmu pengetahuan.

Cawas, 21 Oktober 2022

Penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... I

DAFTAR ISI ................................................................................................ II

BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. LATAR BELAKANG .......................................................................... 1

B. TUJUAN PENULISAN ...................................................................... 1

BAB 2 PEMBAHASAN ............................................................................... 2

A. PENGERTIAN TEKS HIKAYAT ........................................................ 2

B. FUNGSI TEKS HIKAYAT ................................................................. 3

C. CIRI-CIRI TEKS HIKAYAT ............................................................... 3

D. JENIS-JENIS TEKS HIKAYAT ......................................................... 4

E. BENTUK-BENTUK TEKS HIKAYAT ................................................. 5

F. STRUKTUR TEKS HIKAYAT ........................................................... 5

G. UNSUR KEBAHASAAN TEKS HIKAYAT ......................................... 6

H. UNSUR INTRINSIK & EKSTRINSIK ................................................ 7

I. CONTOH TEKS HIKAYAT ............................................................... 9

BAB 3 PENUTUP ........................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 14

II
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di zaman sekarang ini banyak anak muda yang kurang mengetahui tentang
teks hikayat. Mereka lebih suka cerita novel atau komik yang lebih menarik.
Ditambah lagi akses internet kini sudah cepat sehingga anak anak muda mudah
mengakses cerita digital yang lebih menarik. Padahal teks hikayat tidak kalah
menarik dibanding cerita lainnya.
Pada dasarnya teks hikayat memiliki nilai moral yang baik bagi pembacanya.
Jadi selain bisa menikmati jalan cerita teks hikayat kita bisa memetic nilai moral dan
amanat dari teks hikayat. Disini kami ingin memberikan informasi mengenai teks
hikayat yang tentuny memiliki banyak kelebihan & tak kalah menarik dengan novel
atau komik.
Dalam mengenal teks hikayat ada pula fungsi teks hikayat beserta ciri-ciri,
struktur, jenis-jenis, & unsur kebahasaan teks hikayat. Teks hikayat juga merupakan
teks narasi sehingga kita juga perlu mengenal unsur intrinsik & ekstrinsik. Oleh
sebab itu dalam Menyusun teks hikayat, kita perlu mengenal bagian bagian tersebut
agar dapat menyusunnya dengan benar.

B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang :
1. Pengertian Teks Hikayat.
2. Fungsi Teks Hikayat
3. Ciri-ciri Teks Hikayat
4. Jenis-Jenis Teks Hikayat
5. Struktur Teks Hikayat
6. Unsur Kebahasaan Teks Hikayat
7. Unsur Intrinsik & Ekstrinsik Teks Hikayat
8. Contoh Analisis Teks Hikayat

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Teks Hikayat.

Menurut KBBI, hikayat adalah karya sastra lama Melayu berbentuk prosa yang
berisi cerita, undang-undang, dan silsilah bersifat rekaan, keagamaan, historis,
biografis, atau gabungan sifat-sifat itu. Pengertian teks Hikayat adalah karya sastra
lama berbentuk prosa yang berisi cerita atau kisah yang menceritakan
kepahlawanan seseorang, orang-orang terkenal, maupun bangsawan dengan
kesaktiannya. Teks Hikayat merupakan salah satu jenis cerita fiksi, artinya paragraf
atau teks hikayat bersifat imajinasi. Hal ini dikarenakan tokoh dalam teks hikayat
memiliki kesaktian & keanehan diluar logika. Berdasarkan definisi dari bahasa,
Hikayat berasal dari bahasa arab “Haka” yang berarti menceritakan.
Teks hikayat sendiri berkembang di Indonesia bersamaan dengan masuknya
agama islam pada abad ke-7. Karena islam mudah masuk & menyebar di Indonesia,
maka para tokoh penyebar islam pun dengan mudah menyebarkan hikayat. Di
Indonesia, hikayat murni yang berisi kisah islam mulai bercampur dengan budaya
lokal seperti pada jenis hikayat jawa.
Hikayat menurut para ahli :
➢ Menurut Sudjiman, Hikayat berbentuk jenis kisah rekaan. Di mana fiksi sering
dipakai dalam karya sastra Melayu lama. Di mana sastra melayu lama
mencerminkan tentang kepahlawanan dan keagungan.
➢ Menurut Pertiwi, Hikayat sejenis dengan folklore. Folklore dapat dicerna
sebagai kisah yang tidak bergantung pada sebab akibat. Hal ini disebabkan
folklore memiliki teknik tersendiri untuk menikmati waktu dan lokasi secara
nyata dan berbeda.
➢ Menurut Hooykass, Hikayat merupakan cerita roman yang disajikan dalam
bahasa Melayu.
➢ Menurut Sugiarto, Kata hikayat berasal dari bahasa Arab yang artinya cerita
atau kisah. Pada masa awal kata ini digunakan dalam bahasa Melayu,
makna aslinya masih melekat. Dengan demikian, tidaklah mengherankan
jika semua karya berbentuk prosa dalam sastra Melayu lama umumnya
disebut hikayat.
➢ Menurut Suherli. Pengertian hikayat adalah ragam jenis cerita rakyat dan
termasuk ke dalam teks narasi. Hikayat merupakan cerita Melayu klasik yang
menonjolkan unsur penceritaan berciri kemustahilan dan kesaktian tokoh-
tokohnya.

2
Hal yang membedakan Hikayat dengan cerpen adalah pada tema nya. Teks
hikayat cenderung memiliki tema yang sama yaitu kepahlawanan, sedangkan cerpen
lebih variatif. Latar & tokoh teks hikayat biasanya hanya di lingkungan kerajaan,
sedangkan pada cerpen lebih fleksibel. Alur teks hikayat biasanya alur maju, kadang
juga alur mundur, sedangkan alur cerpen bervariasi dari maju, mundur, hingga
campuran. Gaya bahasa hikayat bersifat statis, sedangkan pada cerpen lebih
dinamis. Dapat disimpulkan perbedaan yang paling umum antara hikayat dengan
cerpen yaitu pada hikayat ceritanya kurang bebas, sedangkan pada cerpen lebih
bebas & bervariasi.

Tujuan teks hikayat secara umum adalah untuk menghibur


pembaca/pendengarnya. Namun ada juga hikayat dengan melebih lebihkan dengan
tujuan membuat musuh takut dengan kerajaan tersebut. Hikayat ini biasanya diminta
oleh sang raja & biasanya merupakan hikayat lama. Untuk zaman sekarang hikayat
juga bertujuan untuk memberikan motivasi atau pelajaran dari penokohan dalam
cerita. Teks hikayat juga dibuat dengan tujuan mendokumentasikan sesuatu, seperti
silsilah kerajaan.

B. Fungsi Teks Hikayat

Hikayat merupakan suatu cerita, dan tiap jenis cerita pasti mempunyai
fungsi dibuatnya teks tersebut. Untuk fungsi dari teks hikayat antara lain :
a. Media membangkitkan spirit masyarakat
b. Hikayat sebagai media pelipur lara
c. Meramaikan sebuah pesta atau perayaan
d. Karya hikayat sebagai media untuk menjelaskan fenomena di luar logika
e. Sarana untuk membangkitkan semangat pembacanya
f. Sarana untuk menghibur
g. Sarana untuk meramaikan suatu acara atau suasana.
h. Sarana untuk menyampaikan nilai-nilai luhur.

C. Ciri-Ciri Teks Hikayat

➢ Terdapat kesaktian atau keanehan pada tokoh


➢ Penciptanya anonim (tidak diketahui siapa)
➢ Isi ceritanya kebanyakan istanasentris, yakni cerita yang berkaitan dengan
kehidupan di istana atau kerajaan
➢ Bersifat komunal, yakni menjadi milik masyarakat
➢ Magis, yakni pengarang seolah membawa pembacanya untuk berimajinasi
mengenai dunia khayal yang serba indah
➢ Bersifat tradisional, yakni sebagai budaya/tradisi/kebiasaan yang diturunkan
secara turun-temurun
➢ Bersifat didaktis, (mengandung ajaran yang mendidik moral dan religius)
3
➢ Menggunakan bahasa yang sering diulang-ulang pada satu hikayat dengan
hikayat lainnya (klise)
➢ Bersifat statis, yakni tetap tanpa adanya perubahan meski diceritakan turun
temurun
➢ Alur dalam teks hikayat biasanya berupa alur maju
➢ Tidak diketahui secara pasti kapan karya sastra hikayat tersebut diciptakan
➢ Berisi hal-hal yang indah karena bertujuan sebagai pelipur lara
➢ Tidak ada pembagian bab
➢ Nama tokohnya biasanya menggunakan bahasa Arab, Melayu, & India,
misalnya Ali, Husein, Aisyah, Bima, Srikandi, dan lain-lain.
➢ Beberapa ada yang menggunakan bahasa Melayu lama sehingga banyak
kata-kata yang sulit dipahami
➢ Struktur kalimatnya tidak efektif
➢ Banyak menggunakan bahasa kiasan

D. Jenis-Jenis Teks Hikayat


Berdasarkan Historis/Sejarah :
1) Hikayat Melayu, umumnya kental akan unsur agama Islam yang bercampur
dengan budaya melayu. Contohnya : Hikayat Aceh, Hang Tuah, & Abu
Nawas.
2) Hikayat India, memiliki ciri khas unsur keagamaan Hindu. Contohnya : Epos
Mahabharata & Epos Ramayana.
3) Hikayat Arab-Persia, hikayat-hikayat yang mengandung nilai Islam murni
Persia. Contohnya : 1001 Malam & Qomar Al-Zamon.
4) Hikayat Jawa, memiliki kesamaan sifat, tokoh, dan alur seperti hikayat India
dan Arab karena budaya Jawa dipengaruhi oleh agama Islam dan Hindu.
percampuran budaya ini melahirkan budaya baru. Contohnya : Jaka Tarub,
Roro Jonggrang, & Gatotkaca Satria ing Pringgondani.

Berdasarkan Isinya :
1) Hikayat Sejarah, berkisah tentang sejarah dan tokoh sejarah tetapi bersifat
fiksi yang dikaitkan dengan sejarah masa lalu.
2) Hikayat Biografi, fokus pada satu tokoh baik fiksi maupun nyata.
3) Hikayat Agama, menceritakan tetang tokoh agama, peristiwa dalam
keagamaan maupun nilai-nilai hidup yang diajarkan suatu agama.
4) Hikayat Peristiwa, menceritakan suatu peristiwa besar yang terjadi tapi
dengan penggambaran yang didramatisasi dengan keajaiban dan mukjizat.
5) Hikayat Cerita, menekankan pada kisah yang diangkat, terutama tentang
romansa percintaan. Biasanya, hikayat ini disertai latar belakang sejarah.

4
E. Bentuk-Bentuk Teks Hikayat
1. Hikayat Cerita Rakyat
Hikayat cerita rakyat ini adalah hikayat yang digambarkan dengan
jenaka. Pada umumnya inti cerita hikayat ini mengisahkan asal muasal
suatu tempat atau benda. Contoh hikayat ini yaitu Hikayat Rhang Manyang.
2. Roman
Sesuai namanya hikayat roman ini adalah hikayat yang bercerita
mengenai kisah kasih asmara dan kisah rumah tangga. Salah satu contoh
hikayat ini adalah Hikayat Putroe Gambak Meuh.
3. Epos
Epos adalah bentuk hikayat yang menceritakan tentang kepahlawanan
seseorang. Salah satu contoh epos yaitu Hikayat Prang Kompeuni.
4. Tambeh
Hikayat tambeh ini adalah hikayat yang menceritakan pedoman
kehidupan sehingga dalam kisahnya mengandung banyak amanat yang
dapat dipetik. Salah satu contoh hikayat ini adalah Tambek Tujoh Blah.
5. Chara
Hikayat chara ini adalah bentuk hikayat yang fokus terhadap seseorang
tokoh terpuji. Sehingga chara ini termasuk kedalam jenis hikayat biografi.
Salah satu contoh hikayat ini adalah Hikayat Hiyaken Tujoh.

F. Struktur Teks Hikayat


1) Abstraksi
Disebut juga gambaran cerita. Abstraksi adalah bagian awal cerita yang berisi
mengenai inti cerita yang nantinya akan dikembangkan berbagai macam
peristiwa. Bagian abstraksi ini opsional, boleh ada boleh tidak.
2) Orientasi
Adalah bagian awal cerita yang berisi pengenalan tokoh & latar (waktu, tempat
& suasana) yang ada dalam cerita tersebut.
3) Komplikasi
Berisi urutan kejadian-kejadian yang dihubungkan secara sebab dan akibat.
Konflik mulai dihadirkan secara terus menerus menuju klimaks. Pada bagian
ini kita bisa mendapatkan karakter ataupun watak dari tokoh cerita dengan
berbagai keistimewaan, sebab kerumitan mulai bermunculan.
4) Evaluasi
konflik yang terjadi yang mengarah pada klimaks mulai mendapatkan
penyelesaiannya dari konflik tersebut & mulai mendekati akhir cerita. Pada
bagian evaluasi ini sangat penting sebab kerap memuat berbagai poin yang
berguna untuk kehidupan manusia pada umumnya.
5) Resolusi
Pada bagian ini si pengarang mengungkapkan solusi terhadap permasalahan
yang dialami tokoh atau pelaku. Pada bagian ini solusi masalah bisa menjadi
pilihan untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari
6) Koda
Disebut juga kesimpulan. Bagian ini berisi nilai ataupun pelajaran yang dapat
diambil dari cerita oleh pembacanya.disinilah poin-poin penting cerita dapat
diperoleh. Seperti abstraksi, bagian koda boleh ada boleh tidak.
5
G. Unsur Kebahasaan Teks Hikayat

➢ Menggunakan Konjungsi Urutan Waktu Dengan Kata Arkais


Sebagai teks yang menggambarkan sebuah alur cerita, hikayat tidak
dapat lepas dari penggunaan konjungsi urutan waktu. Konjungsi urutan waktu
digunakan untuk menyatakan urutan sebuah kejadian berdasarakan waktu
terjadinya, baik itu sebelumnya, saat, maupun setelahnya. Perbedaan
konjungsi yang digunakan antara hikayat dan teks narasi lainnya terdapat
pada bahasa yang digunakan. Hikayat menggunakan konjungsi urutan waktu
berupa kata-kata Arkais, yaitu kata yang digunakan pada masa lampau &
tidak lazim digunakan pada masa kini. Contohnya :
- Alkisah/Akisyah (pada…)
- Bermula/Sebermula (awalnya)
- Arkian (kemudian)
- Hatta/Ata (lalu)
- Kalakian (setelah itu)
- Tatkala (ketika)
Hal yang perlu diperhatikan dari penggunaan konjungsi waktu adalah
frekuesinya. Penggunaan yang terlalu sering, apalagi kata yang sama, akan
membuat cerita yang ditulis menjadi “kekanak-kanakan”. Contohnya :
Jam lima pagi saya bangun. Sesudah itu saya ke kamar mandi, lalu saya
mandi. Sesudah itu saya berpakaian. Sesudah berpakaian lalu saya makan
pagi. Kemudian saya menyiapkan buku-buku sekolah saya. Sesudah itu saya
pamit ayah dan ibu, lalu saya berangkat ke sekolah (Keraf, 1994: 79).
➢ Menggunakan Majas (Gaya Bahasa)
Majas atau gaya bahasa sangat erat kaitannya dengan cerita fiksi
untuk menambahkan keindahan cara penyampaian cerita. Beberapa majas
yang sering kali digunakan baik dalam hikayat adalah :
1) Antonomasia
Antonomasia adalah majas yang menyebut seseorang berdasarkan ciri
atau sifatnya yang menonjol. Contoh:
1. Hatta beberapa lamanya maka isteri si Miskin itupun hamillah tiga
bulan lamanya.
2. Tak tahu mengapa, saat itu aku mengucapkan terima kasih pada
Lelaki penakut itu.
2) Personifikasi
Personifikasi adalah majas yang menyatakan benda mati sebagai sesuatu
yang seolah-olah hidup layaknya manusia. Contoh:
1. Samar-samar nyanyian jangkrik terdengar di sampingku.
2. Angin menyambar wajahku.
6
3) Metafora
Metafora adalah majas yang menggunakan kata pembanding untuk
mewakili hal lain atau bukan yang sebenarnya. Mulai dari bandingan benda
fisik, sifat, ide, atau perbuatan lain. Contoh:
1. Seperti biasa, setibaku di istana tuaku. perempuan tua menyambutku
dengan hangat.
2. Sang Raja pun tersulut api amarah.
4) Simile
Majas simile adalah majas yang membandingkan suatu hal dengan hal
lainnya menggunakan kata penghubung atau kata pembanding. Kata
penghubung atau kata pembanding yang biasa digunakan antara lain:
seperti, laksana, bak, dan bagaikan. Contoh:
1. “Kamu tidur seperti kerbau,” canda ibu.
2. Kulitnya yang putih bagai salju.
5) Hiperbola
Hiperbola adalah gaya bahasa yang mengandung pernyataan dengan cara
melebih-lebihkan sesuatu dari yang sebenarnya. Contoh:
1. Seraya berkata kepada suaminya, “Adapun akan emas ini sampai
kepada anak cucu kita sekalipun tiada habis dibuat belanja.”
2. Aku tak dapat berbicara, tanganku dingin bak es yang keluar dari
freezer.

H. Unsur Intrinsik & Ekstrinsik


Unsur intrisik hikayat adalah yang membangun cerita dari dalam. Sebagai
sebuah kisah turun temurun, hikayat juga mempunyai unsur ekstrinsik atau nilai
yaitu unsur yang membangun cerita dari luar
Unsur Intrisik Hikayat
1. Tema
Tema adalah gagasan yang mendasari sebuah cerita.
2. Latar
Latar adalah tempat, waktu, dan suasana dalam suatu cerita.
3. Alur
Alur merupakan jalinan peristiwa dalam sebuah cerita. Terdapat 3 jenis
alur, yaitu alur maju, alur mundur, & alur campuran. Alur maju adalah
tipe alur yang waktunya runtut dari awal hingga akhir. Alur mundur atau
flashback adalah kebalikan alur maju, alur tipe ini mendahulukan akhir
cerita kemudian berjalan menuju awal cerita. Alur campuran merupakan
gabungan dari alur maju & alur mundur. Umumnya teks hikayat
menggunakan alur maju.
4. Amanat
Amanat merupakan pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang.
7
5. Tokoh
Tokoh adalah pemeran di dalam cerita. Terdapat 2 jenis tokoh yaitu
tokoh utama & tokoh tambahan. Tokoh utama adalah tokoh yang memiliki
peran penting dalam suatu cerita. Pada teks hikayat tokoh utama
biasanya memiliki kesaktian tertentu atau merupakan orang penting.
Tokoh tambahan adalah tokoh yang berperan sebagai pelengkap atau
pendukung cerita.
6. Watak/Penokohan
Penokohan yaitu penggambaran watak seorang tokoh. Penokohan
dibedakan menjadi 3 yaitu Protagonis (tokoh bersifat baik), Antagonis
(tokoh bersifat jahat), & Tritagonis (penengah antara Protagonis &
Antagonis).
7. Sudut Pandang
Sudut pandang merupakan teknik yang dipilih pencerita untuk
mengemukakan gagasan dan ceritanya. Terdapat 3 sudut pandang:
- Sudut pandang orang pertama pelaku utama. Penulis menggunakan
kata aku, kami sebagai tokoh utama cerita dan mengisahkan dirinya
sendiri, tindakan, dan kejadian disekitarnya.
- Sudut pandang orang pertama pelaku sampingan. Penulis
menggunakan kata aku, kami tetapi tidak sebagai tokoh utama, tidak
mempengaruhi jalannya cerita, hanya menyampaikan pendapatnya
mengenai suatu kejadian yang kemudian akan diceritakan langsung
melalui tokoh utama.
- Sudut pandang orang ketiga pengamat. Penulis menggunakan kata
ganti orang ketiga dia atau nama orang untuk tokoh-tokohnya. Tokoh
tersebut hanya sebagai pengamat, penulis tidak terlibat dalam cerita.
- Sudut pandang orang ketiga serbatahu. Orang ketiga serba tahu
memosisikan penulis mengetahui jalan pemikiran tokoh. Biasanya
menggunakan kata ganti orang ketiga dia atau nama orang untuk
tokoh-tokohnya.

Unsur Ekstrinsik atau Nilai :


1) Nilai budaya memuat konsepsi-konsepsi yang hidup dalam alam pikiran
sebuah masyarakat mengenai hal-hal yang mereka anggap amat mulia.
2) Nilai pendidikan adalah nilai yang berkaitan dengan semangat atau
kemauan seseorang untuk terus belajar secara sadar.
3) Nilai religius merupakan nilai yang mengikat manusia dengan Pencipta
alam dan seisinya.
4) Nilai moral merupakan suatu penggambaran tentang nilai-nilai
kebenaran, kejujuran, dan ajaran kebaikan tertentu yang bersifat praktis.
5) Nilai sosial berkaitan erat dengan hubungan individu dengan individu
lainnya dalam satu kelompok.

8
I. Contoh Teks Hikayat
Hikayat Si Miskin

Karena sumpah Batara Indera, seorang raja keinderaan beserta permaisurinya


bibuang dari keinderaan sehingga sengsara hidupnya. Itulah sebabnya kemudian ia
dikenal sebagai si Miskin.
Si Miskin laki-bini dengan rupa kainnya seperti dimamah anjing itu berjalan
mencari rezeki berkeliling di Negeri Antah Berantah di bawah pemerintahan
Maharaja Indera Dewa. Kemana mereka pergi selalu diburu & diusir oleh penduduk
secara beramai-ramai dengan disertai penganiayaan sehingga bengkak-bengkak
dan berdarah-darah tubuhnya. Sepanjang perjalanan menangislah si Miskin berdua
itu dengan sangat lapar dan dahaganya. Waktu malam tidur di hutan, siangnya
berjalan mencari rezeki. Demikian seterusnya.
Ketika isterinya mengandung tiga bulan, ia menginginkan makan mangga yang
ada di taman raja. Si Miskin menyatakan keberatannya untuk menuruti keinginan
isterinya itu, tetapi istri itu makin menjadi-jadi menangisnya. Maka berkatalah si
Miskin, “Diamlah. Tuan jangan menangis. Biar Kakanda pergi mencari buah
mempelam itu. Jikalau dapat, Kakanda berikan kepada tuan.”
Si Miskin pergi ke pasar, pulangnya membawa mempelam dan makanan-
makanan yang lain. Setelah ditolak oleh isterinya, dengan hati yang sebal dan penuh
ketakutan, pergilah si Miskin menghadap raja memohon mempelam. Setelah
diperolehnya setangkai mangga, pulanglah ia segera. Isterinya menyambut dengan
tertawa-tawa dan terus dimakannya mangga itu.
Setelah genap bulannya kandunga itu, lahirlah anaknya yang pertama laki-laki
bernama Marakarmah (anak di dalam kesukaran) dan diasuhnya dengan penuh
kasih saying.
Ketika menggali tanah untuk keperluan membuat teratak sebagai tempat
tinggal, didapatnya sebuah tajau yang penuh berisi emas yang tidak akan habis
untuk berbelanja sampai kepada anak cucunya. Dengan takdir Allah terdirilah di situ
sebuah kerajaan yang komplet perlengkapannya. Si Miskin lalu berganti nama
Maharaja Indera Angkasa dan isterinya bernama Tuan Puteri Ratna Dewi. Negerinya
diberi nama Puspa Sari. Tidak lama kemudian, lahirlah anaknya yang kedua,
perempuan, bernama Nila Kesuma.
Maharaja Indera Angkasa terlalu adil dan pemurah sehingga memasyurkan
kerajaan Puspa Sari dan menjadikan iri hati bagi Maharaja Indera Dewa di negeri
Antah Berantah.

9
Ketika Maharaja Indera Angkasa akan mengetahui pertunangan putra-putrinya,
dicarinya ahli-ahli nujum dari Negeri Antah Berantah.
Atas bujukan jahat dari raja Antah Berantah, oleh para ahli nujum itu dikatakan
bahwa Marakarmah dan Nila Kesuma itu kelak hanyalah akan mendatangkan celaka
saja bagi orangtuanya.
Ramalan palsu para ahli nujum itu menyedihkan hati Maharaja Indera Angkasa.
Maka, dengan hati yang berat dan amat terharu disuruhnya pergi selama-lamanya
putra-putrinya itu.
Tidak lama kemudian sepeninggal putra-putrinya itu, Negeri Puspa Sari
musnah terbakar.Sesampai di tengah hutan, Marakarmah dan Nila Kesuma
berlindung di bawah pohon beringin. Ditangkapnya seekor burung untuk dimakan.
Waktu mencari api ke kampung, karena disangka mencuri, Marakarmah
dipukuli orang banyak, kemudian dilemparkan ke laut. Nila Kesuma ditemu oleh Raja
Mengindera Sari, putera mahkota dari Palinggam Cahaya, yang pada akhirnya
menjadi isteri putera mahkota itu dan bernama Mayang Mengurai.
Akan nasib Marakarmah di lautan, teruslah dia hanyut dan akhirnya terdampar
di pangkalan raksasa yang menawan Cahaya Chairani (anak raja Cina) yang setelah
gemuk akan dimakan. Waktu Cahaya Chairani berjalan –jalan di tepi pantai,
dijumpainya Marakarmah dalam keadaan terikat tubuhnya. Dilepaskan tali-tali dan
diajaknya pulang. Marakarmah dan Cahaya Chairani berusaha lari dari tempat
raksasa dengan menumpang sebuah kapal. Timbul birahi nahkoda kapal itu kepada
Cahaya Chairani, maka didorongnya Marakarmah ke laut, yang seterusnya ditelan
oleh ikan nun yang membuntuti kapal itu menuju ke Palinggam Cahaya. Kemudian,
ikan nun terdampar di dekat rumah Nenek Kebayan yang kemudian terus membelah
perut ikan nun itu dengan daun padi karena mendapat petunjuk dari burung Rajawali,
sampai Marakarmah dapat keluar dengan tak bercela.
Kemudian, Marakarmah menjadi anak angkat Nenek Kebayan yang
kehidupannya berjual bunga. Marakarmah selalu menolak menggubah bunga.
Alasannya, gubahan bunga Marakarmah dikenal oleh Cahaya Chairani, yang
menjadi sebab dapat bertemu kembali antara suami-isteri itu.
Karena cerita Nenek Kebayan mengenai putera Raja Mangindera Sari
menemukan seorang puteri di bawah pohon beringin yang sedang menangkap
burung, tahulah Marakarmah bahwa puteri tersebut adiknya sendiri, maka
ditemuinyalah. Nahkoda kapal yang jahat itu dibunuhnya.
Selanjutnya, Marakarmah mencari ayah bundanya yang telah jatuh miskin
kembali. Dengan kesaktiannya diciptakannya kembali Kerajaan Puspa Sari dengan
segala perlengkapannya seperti dahulu kala.

10
Negeri Antah Berantah dikalahkan oleh Marakarmah, yang kemudian dirajai
oleh Raja Bujangga Indera (saudara Cahaya Chairani). Akhirnya, Marakarmah pergi
ke negeri mertuanya yang bernama Maharaja Malai Kisna di Mercu Indera dan
menggantikan mertuanya itu menjadi Sultan Mangindera Sari menjadi raja di
Palinggam Cahaya.

Unsur Intrinsik dalam hikayat Si Miskin :


- Tema :Kunci kesuksesan adalah kesabaran.
- Alur :Menggunakan alur maju, karena penulis menceritakan peristiwa tersebut
dari awal permasalahan sampai akhir permasalahan.
- Setting Tempat : Negeri Antah Berantah, hutan, pasar, Negeri Puspa Sari,
Lautan, Tepi Pantai Pulau Raksasa, Kapal, Negeri Palinggam Cahaya.
- Setting Suasana : tegang, mencekam dan Ketakutan, bahagia, menyedihkan.
- Setting waktu : pada suatu hari (tidak disebukan secara pasti)
- Tokoh & Penokohan:
• Putri Cahaya : Penolong
• Si Miskin (Maharaja Indra Angkasa) : Mudah terhasut, lebih
mementingkan harta daripada anak
• Istri (Ratna Dewi) : peyayang
• Marakerama : Pemaaf
• Nila Kesuma : penyayang
• Maharaja Indra Dewa:Pendendam, iri hati, murah hati.
- Sudut Pandang Pengarang : orang ketiga serba tahu.
- Amanat :
– Seorang pemimpin yang baik adalah seorang yang adil dan pemurah.
– Janganlah mudah terpengaruh dengan kata-kata oranlain.
– Hadapilah semua rintangan dan cobaan dalam hidup dengan sabar
dan rendah hati.
– Jangan memandang seseorang dari tampak luarnya saja, tapi lihatlah ke
dalam hatinya.
– Hendaknya kita dapat menolong sesama yang mengalami kesukaran.
– Janganlah kita mudah menyerah dalam menghadapi suatu hal.
– Hidup dan kematian, bahagia dan kesedihan, semua berada di tangan
Tuhan, manusia hanya dapat menjalani takdir yang telah ditentukan.

11
Unsur Ekstrinsik dalam Hikayat Si Miskin
1. Nilai Moral, Kita harus bersikap bijaksana dalam menghadapi segala hal di dalam
hidup kita & Jangan kita terlalu memaksakan kehendak kita pada orang lain.
2. Nilai Budaya, Sebagai seorang anak kita harus menghormati orangtua & berbakti
pada orang tua.
3. Nilai Sosial, Kita harus saling tolong-menolong terhadap sesama dan pada
orang yang membutuhkan tanpa rasa pamrih. serta berbagi untuk meringankan
beban orang lain.
4. Nilai Religius, Jangan mempercayai ramalan yang belum tentu kebenarannya.
Percayalah pada Tuhan bahwa Dialah yang menentukan nasib manusia.
5. Nilai Pendidikan, Kita harus saling tolong-menolong terhadap sesama dan pada
orang yang membutuhkan tanpa rasa pamrih. Jangan mempercayai ramalan
yang belum tentu kebenarannya

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengertian Teks Hikayat adalah sebuah karya sastra melayu yang
menceritakan sebuah kisah diluar logika. Tujuan pembuatan sastra ini salah
satunya untuk menghibur pembaca. Yang menjadi ciri dari teks hikayat ini adalah
penggunaan bahasanya yang berbudaya melayu dengan kosakata kuno & berisi
pesan pesan kehidupan.
Ada beberapa jenis teks hikayat seperti hikayat Melayu, hikayat Arab-Persia,
hikayat India, & hikayat Jawa
Struktur teks hikayat terdiri atas Abstraksi, Orientasi, Komplikasi, Evaluasi,
Resolusi, & Koda
Unsur kebahasaan teks eksposisi antara lain menggunakan konjungsi waktu
dengan arkais & menggunakan gaya bahasa (majas).

B. Saran
Saran yang diberikan terkait materi Teks Hikayat :
1. Memahami materi dengan jelas mengenai teks hikayat
2. Meningkatkan literasi dengan membaca teks hikayat

13
DAFTAR PUSTAKA

Fadillah Tri Aulia, S.Pd., Sefi Indra Gumilar, M.Pd. 2021. Cerdas Cergas
Berbahasa dan Bersastra Indonesia. Jakarta. Kemendikbud RI.

Dra. Repinda Hutasoit, M.M., Mohammad Iqbal Ali M., S.Pd. Muhamad Lutfi,
S.Pd. 2022. Modul Ajar Teks Hikayat Kelas X. Surabaya. SMAN 15 Surabaya.

Gramedia. (2021). Struktur Hikayat : Ciri-ciri & Contoh Hikayat.


(https://www.gramedia.com/literasi/struktur-hikayat/). Diakses pada 20 Oktober
2022.

Kabarkan.com. (2022). Contoh Teks Hikayat Singkat.


(https://kabarkan.com/contoh-teks-hikayat-singkat/). Diakses pada 20 Oktober 2022)

Husnul Abdi. (2022). Pengertian Hikayat Menurut Para Ahli, Unsur, Jenis, dan
Karakteristiknya. (https://hot.liputan6.com/read/4874277/pengertian-hikayat-
menurut-para-ahli-unsur-jenis-dan-karakteristiknya). Diakses pada 19 Oktober 2022

14

Anda mungkin juga menyukai