Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS LAPORAN “HIKAYAT ABU NAWAS”

UNTUK MEMENUHI TUGAS BAHASA INDONESIA

RAKHA MUHAMMAD SIDQII


X MULTIMEDIA 1
SMKN 1 KATAPANG

Jl. Ceuri, jl. Terusan Kopo No KM 13,5 Katapang


Kec. Katapang Kab. Bandung Jawa Barat 40971

i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas izin, rahmat dan
karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah dengan judul
“HIKAYAT ABU NAWAS” ini disusun dengan tujuan untuk melengkapi tugas semester
pertama untuk mata pelajaran B. Indonesia.

Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam
penyusunan makalah ini.

Saya berharap agar makalah yang telah saya susun ini dapat memberikan inspirasi bagi
pembaca dan penulis yang lain. Saya juga berharap agar makalah ini menjadi acuan yang baik
dan berkualitas.

Bandung 31 Oktober 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

JUDUL.........................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................................iii
ABSTRAKSI................................................................................................................................iv

BAB 1 PENDAHULUAN..............................................................................................................v

 Latar belakang...........................................................................................................................v
 Tujuan........................................................................................................................................v
 Manfaat.....................................................................................................................................v

BAB 2 TEORI DASAR.................................................................................................................vi

 Pengertian.................................................................................................................................vi
 Unsur pembangun.....................................................................................................................vi
 Jenis jenis..................................................................................................................................vi
 Ciri ciri......................................................................................................................................vii

BAB 3 MATERI......................................................................................................................................viii
BAB 4 ANALISIS......................................................................................................................................x
PENUTUP................................................................................................................................................xi

 Kesimpulan...............................................................................................................................xi
 Saran.........................................................................................................................................xi

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................xii

iii
ABSTRAKSI

Mengenal apa itu hikayat dan apa saja unsur-unsur pembangun nya dan apa saja ciri-ciri teks
hikayat

Menganalisis suatu teks hikayat dan mengenal unsur intrinsik dan ekstrinstik dalam sebuah
teks hikayat agar dapat lebih memahami dan mengerti materi tersebut

iv
BAB 1
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Hikayat merupakan bentuk cerita yang berasal dari arab. Hikayat mulai dikenal di Indonesia
sejak masuknya ajaran agama islam ke Indonesia. Hikayat berasal dari bahasa arab “ hikayah
“ yang berarti kisah,cerita dongeng. Dalam sastra melayu lama hikayat diartikan sebagai
cerita rekaan berbentuk prosa panjang berbahasa melayu yang menceritakan kehebatan
dan kepahlawanan orang ternama dengan segala kesaktian, keanehan, dan karomah yang
mereka miliki.

TUJUAN

Hikayat yang menjadi karya sastra dominan pada zamannya, dibuat tergantung dari tujuannya. Ada
hikayat yang dibuat bertujuan untuk menghibur pendengarnya, seperti Hikayat Hang Tuah yang
dapat membuat para pendengar terhanyut dengan cerita di dalamnya.

MANFAAT

memberi kesan dan pesan bagi pembacanya. meski hanya berupa tulisan tapi karya sastra ini
menjadi karya bermanfaat dalam memotivasi maupun menghibur pembacan dan pendengarnya. a.
Mengandung Kemustahilan.Karakteristik ini merupakan karakteristik yang sangat khas dari hikayat.

v
BAB 2
TEORI DASAR

Pengertian
Hikayat adalah bagian dari suatu karya sastra lama yang berbentuk prosa dan isinya
bercerita mengenai kehidupan dari kaum bangsawan atau orang-orang ternama dengan
segala kehebatan, keluarga istana, kehebatan dan kesaktian ataupun kepahlawanannya.
Isinya juga menceritakan tentang kekuatan, mukjizat dan segala keanehannya.

Adapun kata hikayat berasal dari bahasa Arab, yakni haka yang artinya bercerita atau
menceritakan. Kegunaan hikayat yakni sebagai pembangkit semangat, penghibur atau
pelipur lara, atau hanya untuk meramaikan suatu pesta.

Sering kali, hikayat bentuknya mirip dengan cerita sejarah yang isinya banyak terdapat hal-
hal yang tidak masuk akal dan penuh dengan keajaiban

Unsur pembangun
 Intrinstik
1. Tokoh
2. Alur
3. Latar
4. Amanat
 Ekstrinstik
1. Nila nilai

Jenis-Jenis Hikayat
Adapun hikayat dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu berdasarkan kategori isi dan
kategori asalnya. Berdasarkan kategori isi hikayat terbagi menjadi :

 Epos India
 Cerita Asal Jawa
 Cerita Rakyat
 Sejarah dan Biografi
 Cerita Islam
 Cerita Bertingkat

Sedangkan berdasarkan kategori asalnya, hikayat terbagi menjadi 4 klasifikasi, yaitu :

 Pengaruh Jawa
 Melayu Asli
 Pengaruh Hindu
 Pengaruh Persia

vi
Dari penjelasan diatas dapat kita ketahui bahwa hikayat dipengaruhi dari beberapa wilayah
seperti Arab, Persia, Melayu, India, serta Jawa. Adapun banyak contoh hikayat yang sangat
dikenal dan melegenda hingga saat ini seperti Seribu Satu Malam, Sri Rama, Panji Semirang,
Hang Tuah, dan sebagainya.

Ciri-Ciri Hikayat
Apabila ditinjau dari struktur kebahasaan, penulisan hikayat memiliki ciri-ciri tertentu,
antara lain sebagai berikut :

1. Anonim, pengarangnya tidak diketahui


2. Statis, tidak mengandung banyak perubahan, tetap
3. Istana sentris, atau berlatar belakang cerita kerajaan
4. Kolektif dan komunal, milik bersama
5. Tradisional, biasanya mengandung tradisi dan budaya dari wilayah tertentu
6. Menggunakan pengulangan bahasa
7. Bersifat edukasi, mendidik benar
8. Selalu menceritakan kisah antara kebaikan yang menang melawan kebatilan
9. Khayalan

vii
BAB 3
MATERI

HIKAYAT ABU NAWAS


Botol Ajaib”Tidak ada hentinya, tiada kapok-kapoknya. Sang Baginda mencoba setiap saat
memanggil Abu Nawas untuk menjebaknya dengan berbagai pertanyaan atau tugas yang
tidak masuk diakal. Begitu pula hari ini Abu Nawas pun dipanggil ke istana. Usai tiba di
istana, Sang Baginda Raja menyambutnya dengan sebuah senyuman. “Akhir-akhir ini aku
sering mendapat gangguan perut. Kata tabib pribadiku, Aku merasa Masuk angin.” Ucap
Baginda memulai percakapan.

“Ampuni hamba Tuanku, sekiranya apa yang bisa hamba perbuat sehingga Baginda
memanggil hamba”, Tanya Abu Nawas.

“Aku hanya ingin engkau menangkap angin yang menyerangku dan memenjarakannya”.
Kata Baginda.

Abu Nawas terdiam. Tanpa sepatah kata keluar dari mulutnya. Ia tidak memikirkan cara
untuk menangkap angin, namun ia berpikir untuk membuktikan bahwa tangkapannya
adalah benar angin. Angin tidak bisa dilihat, begitu pikirnya. Tidak ada benda paling aneh
dibandingkan dengan angin. Berbeda dengan air, meskipun tidak memiliki warna tetapi
masih bisa untuk dilihat wujudnya. Sang Baginda Raja memberikan waktu selama tiga hari
saja untuk Abu Nawas.

Ketika itu Abu Nawas pulang kerumah dan membawa pekerjaan rumah dari sang Baginda
Raja. Akan tetapi, Dirinya tidak merasa sedih, Sebab memang dia begitu percaya pada
takdir. Abu berkeyakinan bahwa dengan berpikir dapat terbentang jalan keluar dari
kesulitan yang sedang dihadapinya. Dengan berpikir, dirinya percaya bisa memberikan
sesuatu pada orang lain yang membutuhkan terutama orang-orang miskin. Sering kali
memang Abu Nawas membawa uang emas hasil pemberian sang Baginda atas
kecerdikkannya.

Akan tetapi, sudah tiga hari ini Abu Nawas belum mendapatkan ide untuk menangkap angin
apalagi memenjarakannya. Esok adalah hari terakhir dan ia hampir putus asa. Karena
memikirkan hal itu Abu Nawas sampai tidak mampu tidur. Mungkin ini takdirnya, sebab kali
ini Abu Nawas harus menerima hukuman karena gagal memenjarakan angin. Ia berjalan
lemas menuju istana. Dalam kepasrahannya, ia tiba-tiba teringat akan Aladin dan lampu
wasiat.

“Bukankah jin itu tidak terlihat?”, gumam Abu Nawas. Ia pun berlari pulang dengan
girangnya. Setibanya di rumah, dengan cepat Ia menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan,
kemudian menuju istana. Di pintu gerbang istana, Abu Nawas dipersilahkan masuk oleh
pengawal yang sudah mengenalnya sejak lama. Apalagi Baginda Raja sedang menantinya
begitu lama.

viii
Dengan tergesa Sang Baginda bertanya kepada Abu Nawas, “Sudahkah kau memenjarakan
angin Abu Nawas?”.

“Sudah Baginda, “jawab Abu Nawas dengan lantang. Dengan wajah merah merekah sambil
mengeluarkan botol yang sudah disumbat. Abu Nawas menyerahkan botol tersebut pada
sang Raja. Baginda menatap serta memperhatikan botol dengan seksama.

“Mana angin itu, hai Abu Nawas?”

“Ada Didalam Yang Mulia.”

“Aku tak lihat apapun”, kata Baginda lagi.

“Mohon maaf Tuanku, Memang angin tidak dapat dilihat, tetapi bila Paduka ingin tahu
angin,Bukalah tutp botol itu.” ujar Abu Nawas.

Saat Bagida membukanya, Iapun mencium aroma yang amat busuk.


“Bau apa ini, Hai Abu Nawas?”,Kata Baginda bertanya.

“Mohon maaf Tuanku, Hamba tadi membuang angin lalu memasukannya ke dalam botol
agar tidak lagi menyerang. Setelah itu hamba memenjarakannya didalam botol.” Jawab Abu
Nawas sambil ketakutan.

Sang Baginda Raja pun tidak sampai hati untuk bisa marah kepada Abu Nawas. Perihal
alasan dan penjelasan Abu Nawas yang dianggap masuk akal. Abu Nawas pun tidak jadi
dihukum dan selamat

ix
BAB 4
ANALISIS
Unsur Intrinsik :
Tema : keadilan
Alur : Menggunakan alur maju mundur. Karena penulis menceritakan cerita tidak berurutan
dari awal hingga akhir.
Setting/ Latar :
-Setting Tempat : Negeri Baghdad, Rumah Abunawas.Rumah Kadi
Sudut Pandang Pengarang : orang ketiga serba tahu.
Amanat :
-kita harus banyak-banyak bersyukur.
Jangan selalu melihat ke atas, sekali-kali lihatlah kebawah, karena masih banyak orang yang
hidupnya lebih menderita dari kita.
- Hadapilah semua rintangan dan cobaan dalam hidup dengan sabar dan rendah hati.
-Jangan memandang seseorang dari tampak luarnya saja, tapi lihatlah ke dalam hatinya.
-Hendaknya kita dapat menolong sesama yang mengalami kesukaran.
-Janganlah kita mudah menyerah dalam menghadapi suatu hal.
-Hidup dan kematian, bahagia dan kesedihan, semua berada di tanan Tuhan, manusia hanya
dapat menjalani takdir yang telah ditentukan.
-kita harus selalu bersikap adil
Unsur Ekstrinsik :
1. Nilai Moral
Kita harus bersikap bijaksana dalam menghadapi segala hal di dalam hidup kita.
Jangan kita terlalu memaksakan kehendak kita kalau sebenarnya tidak mampu.
2. Nilai Budaya
Sebagai seorang raja kita harus memberikan contoh yang baik kepada rakyat.
3. Nilai Sosial
Kita harus saling tolong-menolong terhadap sesama dan pada orang yang membutuhkan
tanpa rasa pamrih.
Hendaknya kita mau berbagi untuk meringankan beban orang lain.
4. Nilai Religius
Jangan mempercayai ramalan yang belum tentu kebenarannya.
Percayalah pada Tuhan bahwa Dialah yang menentukan nasib manusia.
5. Nilai Pendidikan
Kita harus saling tolong-menolong terhadap sesama dan pada orang yang membutuhkan
tanpa rasa pamrih.

x
PENUTUP

KESIMPULAN
Hikayat adalah bagian dari suatu karya sastra lama yang berbentuk prosa dan isinya
bercerita mengenai kehidupan dari kaum bangsawan atau orang-orang ternama dengan
segala kehebatan, keluarga istana, kehebatan dan kesaktian ataupun kepahlawanannya.
Isinya juga menceritakan tentang kekuatan, mukjizat dan segala keanehannya.

SARAN
Dari penjelasan diatas ada saran yang ingin s sampaikan :
· Sebagai generasi muda penerus bangsa yang turut menyumbang dalam pembangunan
negara, sebaiknya kita memperhatikan dengan seksama masalah keanekaragaman bahasa,
dalam penggunaannya pada Hikayat
· Sebagai warga Indonesia yang baik kita harus bersama-sama menjaga warisan budaya
nenek moyang kita, dalam hal ini khusunya karya sastra Melayu klasik ( Hikayat ).

xi
DAFTAR PUSTAKA

https://brainly.co.id/tugas/13473890

https://contohsoal.co.id/contoh-hikayat/
https://www.masukuniversitas.com/contoh-kata-pengantar-makalah/amp/
https://uprint.id/blog/penutup-makalah/
https://bahasa.foresteract.com/hikayat/
http://fajar18februari.blogspot.com/2014/05/makalah-bahasa-indonesia-
penggunaan.html?m=1

xii

Anda mungkin juga menyukai