Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

APRESIASI KARYA SASTRA ANGKATAN SASTRA MELAYU LAMA

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Apresiasi Sastra

Dosen Pengampu: Ibu Syarifah Wardah el Firdausy, S.Hum., M. Phil.

Disusun Oleh:

Wulan Safitri Nur Utami (03040420041)


Habibah Afifatus Sholikah (03040420050)
M. Firman Wahyudi (03040420055)

KELAS B

JURUSAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SUNAN AMPEL SURABAYA

2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha penyayang.
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan Rahmat,
Hidayah serta Inayah-Nya kepada kami, sehingga kami mampu menyelesaikan makalah
tentang Apresiasi Karya Sastra Angkatan Sastra Melayu Lama ini dengan lancar.

Makalah yang telah kami susun dengan semaksimal mungkin dengan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Maka dari itu kami
menyampaikan banyak-banyak terima kasih kepada semua yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari itu, kami sangat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
makalah ini baik dari segi bahasa ataupun susunan kalimatnya. Oleh karena itu, kami
menerima saran dan kritik dari Ibu Dosen dan seluruh pembaca, agar kami dapat
memperbaiki kembali makalah ini.

Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat dijeadikan referensi dan bacaan, serta
dapat digunakan sebagaimana adanya.

Surabaya, 25 September 2021

Kelompok 1

i
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................................1

C. Tujuan Pembahasan.....................................................................................................1

D. Manfaat Pembahasan...................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3

A. Sejarah Angkatan Sastra Melayu Lama.....................................................................3

B. Corak atau Ciri-Ciri Sastra Melayu Lama................................................................3

C. Tokoh Sastrawan beserta Karyanya Angkatan Sastra Melayu Lama....................4

D. Sinopsis Hikayat Siti Mariah.......................................................................................4

E. Biografi Penulis Hikayat Siti Mariah..........................................................................5

BAB III PENUTUP..................................................................................................................7

A. Kesimpulan....................................................................................................................7

B. Saran...............................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................8

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sastra lama, atau sastra klasik merupakan karya sastra yang tercipta dan
mengalami perkembangan sebelum masuknya unsur modernisme ke dalam karya
sastra. Sastra periode ini juga merupakan bukti konkret kebudayaan berupa hasil
pemikiran orang-orang terdahulu yang dituangkan dalam sastra dan bahasa. Karya
sastra melayu lama sendiri berhubungan erat dengan hikayat, syair, gurindam, dan
lai-lain.
Namun, sastra Melayu lama ini juga bersifat konvensional dimana selalu
terikat oleh aturan-aturan yang ada, seperti halnya pada puisi. Puisi klasik seperti
halnya pantun, dan syair selalu terikat oleh aturan suku kata, bunyi, dan jumlah
baris. Begitupun pada prosanya. Akan tetapi, karya-karya tersebut memiliki bahasa
yang indah dan hampir seluruh karyanya memiliki petuah atau pelajaran hidup
yang masih relevan sampai saat ini.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dijabarkan, maka dapat disimpulkan rumusan
makalah;
1. Bagaimana sejarah dari angkatan sastra Melayu lama?
2. Apa saja corak karya angkatan sastra Melayu lama?
3. Siapa saja tokoh sastrawan angkatan sastra Melayu lama? Dan apa saja
karyanya?
4. Bagaimana sinopsis dari hikayat Siti Mariah?
5. Jelaskan biografi dari penulis hikayat Siti Mariah!

C. Tujuan Pembahasan
Dari berbagai rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan ini adalah
1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah angkatan sastra Melayu lama
2. Untuk mengetahui corak atau ciri dari karya angkatan sastra Melayu lama
3. Untuk mengetahui para tokoh sastrawan angkatan sastra Melayu lama
4. Untuk mengetahui sinopsis Hikayat Siti Mariah
5. Untuk mengetahui biografi dari penulis hikayat Siti Mariah

1
D. Manfaat Pembahasan
1. Mengetahui sejarah dari sastra Melayu lama
2. Mengetahui corak dari karya sastra Melayu lama
3. Mengetahui sastrawan angkatan sastra Melayu lama
4. Mengetahui sinopsis hikayat Siti Mariah
5. Mengetahui biografi penulis hikayat Siti Mariah

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Angkatan Sastra Melayu Lama


Sastra Melayu klasik atau sastra Melayu lama merupakan karya sastra
yang terbentuk lisan atau sastra Melayu yang tercipta dari suatu ajaran atau
ucapan. Sastra melayu lama masuk ke wilayah indonesia bersamaan dengan
masuknya agama islam, tepatnya pada abad ke13.
Sastra Melayu lama sendiri merupakan bagian dari karya sastra
Indonesia yang dihasilkan pada tahun 1870-1942. Peninggalan karya sastra ini
terlihat pada dua bait syair pada batu nisan seorang muslim di Minye Tujuh,
Aceh. Sastra Melayu lama berkembang di lingkungan masyarakat Sumatera,
seperti daerah Langkat, Tapanuli dan Minangkabau dan daerah Sumatera
lainnya. Selain berkembang di daerah Sumatera, sastra Melayu lama juga
berkembang pada masyarakat Tionghoa dan masyarakat Indo-Eropa.

B. Corak atau Ciri-Ciri Sastra Melayu Lama


Ciri karya sastra Melayu lama adalah
1. Bersifat Komunal (milik bersama).
2. Anonim (tidak diketahui pengarangnya).
3. Karya sastranya bersifat statis, karena terikat dalam aturan-aturan yang
ketat.
4. Istanasentris, kebanyakan berkisah mengenai kehidupan istana.
5. Tidak rasional atau bersifat khayalan, kebanyakan kejadian yang
diceritakan pada karya sastra melayu lama ini tidak masuk akal seperti
manusia bisa berubah wujud.
6. Ditemukan penggunaan kata klise, seperti konon, sebermula.
7. Bersifat didaktis (terdapat nilai pendidikan atau moral).
8. Disampaikan secara lisan dari mulut ke mulut.
9. Simbolis.
10. Klasik imitatif (bersifat turun temurun).
11. Berbahasa Melayu kuno.

3
12. Timbul karena adat istiadat yang ada di masyarakat.

3
C. Tokoh Sastrawan beserta Karyanya Angkatan Sastra Melayu Lama
Tokoh-tokoh sastrawan pada angkatan sastra Melayu lama banyak
yang tidak teridentifikasi. Jikalau memang terdeteksi penulisnya, nama
tersebut masih belum diketahui kebenarannya.
1. F.D.J. Pangemanan, dengan karya Tjerita Si Tjonat dan Tjecrita Rossina.
2. G. Francis, dengan karya yang berjudul Nyai Dasima.
3. H.F.R. Kommer, dengan cerita Nyi Paina, Nyai Sarikem, Nyonya Kong
Hong Nio, dan lain-lain/
4. Hadji Moekti, dengan karyanya Hikayat Siti Mariah.
5. R. M. Tirto Adhi Soerjo, dengan judul Busono, dan Nyai Permana.
6. A.F van Dewall, dengan karyanya Bunga Rampai, Kisah Perjalanan
Nahkoda Bontekoe, Kisah Pelayaran ke Pulau Kalimantan, dan lain-lain.
7. Kat S.J, dengan karya yang berjudul Warna Sari Melayu.

D. Sinopsis Hikayat Siti Mariah


Hikayat Siti Mariah adalah sebuah hikayat dalam arti sesungguhnya,
yakni sebuah cerita petualangan yang hebat dari tokoh-tokoh utamanya yang
di dalamnya juga terkandung kejadian-kejadian supernatural.
Hikayat Siti Mariah ini menceritakan petualangan dan kisah roman di
seputar dunia pernyaian atau pergundikan dengan tokoh utamanya, Siti
Mariah, pada zaman kolonial Hindia Belanda. Hikayat ini banyak
mengungkap situasi mengenai dunia per-nyai-an di Indonesia pada zaman
kolonial. Pernyaian atau pergundikan adalah lembaga perkawinan tanpa
pengesahan dari negara maupun agama.
Lembaga perkawinan ini terjadi karena pihak pria dalam posisi sosial-
ekonomi yang lebih tinggi ketimbang pihak perempuan. Praktik pergundikan
semacam ini lazim terjadi pada masa kolonial. Seorang pria kolonial, atau
dalam hal ini penjajah Belanda, sebelum menikah resmi dengan perempuan
bangsanya sendiri atau yang sederajat biasanya mengambil seorang atau
beberapa gadis pribumi untuk dijadikan gundik atau nyai atau istri tidak resmi.
Kendati para nyai itu layaknya hidup sebagai seorang istri dan bahkan
mempunyai anak dari pria kolonial, namun ia harus rela meninggalkan
kehidupannya sebagai nyai manakala pria kolonial tersebut memutuskan
menikah dengan perempuan bangsanya sendiri. Sebagai konsekuensinya ia

4
bahkan harus rela melupakan bahwa ia pernah bersuami dan mempunyai anak
yang pernah dilahirkannya.
Diceritakan bahwa Siti Mariah adalah anak di luar perkawinan antara
Elout van Hogerveldt, seorang kontrolir tebu, dengan seorang gadis pribumi
bernama Sarinem. Ketika lahir, Siti Mariah dinamai Urip. Ia diberi nama Urip
karena pernah jatuh sewaktu lahir, tetapi bisa tetap hidup atau urip. Urip tidak
pernah mengenal ayah kandungnya sendiri karena sewaktu ia masih dalam
kandungan, ayah kandungnya, Elout van Hogerveldt, telah meninggal.
Urip pernah hampir dibuang ke jurang oleh Wongsodorono, seorang
petani bertabiat buruk yang tak lain adalah ayah tirinya sendiri, sewaktu masih
berumur sebelas bulan. Sarinem, ibu Urip, dipaksa kawin dengan
Wongsodorono oleh ayahnya sewaktu hamil 7 bulan. Namun, Urip masih
beruntung tidak jadi dibuang karena Wongsodorono akhirnya menjual Urip
kepada Joyopranoto, seorang mandor gula di Sokaraja yang sudah lama
berkeluarga namun belum punya anak. Urip kemudian tumbuh menjadi gadis
indo yang cantik dengan nama Siti Mariah. Kisah petualangan dan roman Siti
Mariah dimulai ketika ia mulai menjalin cinta dengan seorang opsiner gula
bernama Henry Dam. Ia kemudian dijadikan nyai oleh Dam dan memperoleh
anak darinya yang diberi nama Ari.
Namun, kebahagiaan Mariah ternyata tidak berlangsung lama.
Kehidupan rumah tangganya terusik lantaran pengaruh Nyonya van Holstein,
pemilik pabrik gula tempat Dam bekerja. Dengan segala cara, termasuk
dengan menggunakan jasa dukun, Nyonya van Holstein memengaruhi Henry
Dam untuk menjauhi Siti Mariah sehingga Henry Dam dapat menikahi
putrinya Nona Lucie. Usaha tersebut berhasil, Mariah dipaksa keluar dari
kehidupan Dam dan ia pun harus berpisah dengan anaknya, Ari. Setelah
sempat kabur dari rumah keluarganya, menyamar jadi jongos dan menjadi
Nyonya Esobier, Siti Mariah akhirnya dipertemukan kembali dengan Henry
Dam dan anaknya, Sinyo Ari, berkat bantuan Sondari. Seperti juga dengan
hikayat-hikayat lain, sang tokoh cerita akan memperoleh kemenangan setelah
melewati petualangan yang hebat.

6
E. Biografi Penulis Hikayat Siti Mariah
Pada masa ini, banyak karya sastra yang tak bertuan. Maksudnya
adalah tidak dikenali penulisnya siapa. Banyak karya – karya sastra pada masa
itu berbentuk hikayat, syair, dan novel terjemahan dari barat. Hikayat –
hikayat banyak yang menceritakan tentang kerajaan atau kesultanan pada
masa itu, dan banyak juga yang berisi tentang pergundikan oleh Belanda,
contohnya Hikayat Siti Mariah yang ditulis oleh Hadji Moekti. Tidak
diketahui siapakah Hadji Moekti itu, entah itu memakai nama samaran atau
nama asli. Maka dari itu pada masa sastra melayu lama masih banyak
ditemukan sastra tak bertuan karena masih kuranggnya pendataan informasi
dan bukti cetak yang akurat.

6
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Sastra Melayu klasik atau sastra Melayu lama merupakan karya sastra
ynag terbentuk lisan atau sastra Melayu yang tercipta dari suatu ajaran atau
ucapan. Sastra Melayu lama sendiri merupakan bagian dari karya sastra
Indonesia yang dihasilkan pada tahun 1870-1942 yang berkembang di
lingkungan masyarakat Sumatera, seperti daerah Langkat, Tapanuli dan
Minangkabau dan daerah Sumatera lainnya.
Ciri atau corak dari sastra Melayu lama sendiri adalah bersifat
komunal, anonim, istanasentris, simbolis dan lain-lain. Salah satu karya sastra
yang ada pada periode ini adalah Hikayat Siti Mariah karya Hadji Moekti.

B. Saran
Demikian makalah yang kami buat, semoga bermanfaat bagi para
pembaca. Jika ada kritik dan saran yang ingin disampaikan, silahkan
sampaikan kepada kami. Kami akan menerima saran dengan baik, agar bisa
dijadikan evaluasi dalam pembuatan makalah di masa mendatang.
Apabila ada kesalahan dalam pembuatan makalah ini, mohon dapat
memaafkan dan memakluminya, karena kami adalah hamba Allah yang tidak
luput dari kesalahan.

7
DAFTAR PUSTAKA
Hendy, Zaidan. 1991. Pelajaran Sastra 1. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Suyoto, Agustinus. 2011. Sastra Melayu Klasik (Sastra Indonesia Lama).


http://inspirasi-wahanapendidikan.blogspot.com/2011/11/sastra-melayu-klasik-sastra-
indonesia.html diakses pada tanggal 25 September 2021.

Siamuri, Anna Maria. 2019. Sastra Melayu.


https://annamariasianturi.blogspot.com/2019/01/maklah-sejarah-sastra melayu.html?
m=1 diakses pada tanggal 26 September 2021.

Fathurrohman, Muhammad Nurdin. Penulis dan Karya Sastra Melayu Lama.


https://biografi-tokoh-ternama.blogspot.com/2017/02/penulis-dan-karya-sastra-
melayu-lama.html diakses pada tanggal 26 September 2021.

Anda mungkin juga menyukai