Anda di halaman 1dari 24

PROPOSAL

MENGANALISIS UNSUR INSTRINSIK “TOKOH”

DALAM CERITA RAKYAT TIMUN MAS

Disusun Oleh :

- Arziqa Raisa Pamekar

- Hasna Auliya Aristawidya

- Nisafatiha Putri Sholiha

- Puteri Azka Shiva Ramadhani

Kelas :

XI IPA 3

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI BANTEN

SMA NEGERI CAHAYA MADANI BANTEN BOARDING

SCHOOL

Jl. Raya Labuan - Pandeglang No.KM. 3, Saruni, Kuranten, Kabupaten Pandeglang, Banten

4221
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,

Puja dan Puji syukur. Shalawat serat salam tak lupa tercurahkan kepada Nabi

Muhammad saw . Kami panjatkan kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan Rahmat,

Hidayah, dan Inayah-Nya.. sehingga kami dapat merampungkan penyusunan

makalah ilmiah bahasa indonesia dengan judul "Menganalisis Unsur Instrinsik

“tokoh” dalam Cerita Rakyat Timun Mas" tepat pada waktunya.

Penulisan proposal ini telah semaksimal mungkin kami upayakan dan

didukung bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam

penyusunannya. Untuk itu

Rabu, 04 Februari 2021

2
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang.......................................................................................................................................5

I.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................................6

I.3 Tujuan dan Manfaat...............................................................................................................................7

I.4 Definisi Operasional...............................................................................................................................8

I.5 Ruang Lingkup Penelitian......................................................................................................................9

BAB II KAJIAN TEORI

II.1 Pengertian Sastra.................................................................................................................................10

II.2 Pengertian Cerita Rakyat(Cerpen)......................................................................................................11

II.3 Unsur-Unsur Cerita Rakyat(Cerpen)...................................................................................................11

II.4 Unsur Intrinsik Cerita Rakyat(Cerpen)...............................................................................................12

II.5 Tokoh dan Penokohan........................................................................................................................16

II.5.1 Definisi Tokoh dan Penokohan....................................................................................................16

II.5.2 Jenis-Jenis Tokoh.........................................................................................................................19

II.5.3 Fungsi Tokoh..............................................................................................................................20

3
BAB III METODE DAN TEKNIK PENGAMATAN

III.1 Metode dan Jenis Penelitian..............................................................................................................21

III.2 Data dan Sumber Data.......................................................................................................................21

III.3 Teknik Pengumpulan Data.................................................................................................................22

III.4 Teknik Analisis Data.........................................................................................................................22

BAB IV PENUTUP

IV.1 Kesimpulan.......................................................................................................................................23

IV.2 Daftar Pustaka...................................................................................................................................24

4
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Cerita rakyat merupakan cerita yang berasal dari masyarakat dan berkembang

dalam masyarakat pada masa lampau yang menjadi ciri khas disetiap bangsa yang

mempunyai kultur budaya yang beraneka ragam yang mencakup kekayaan budaya

dan sejarah yang dimiliki masing-masing bangsa. Pada umumnya cerita rakyat ini

mengisahkan mengenai suatu kejadian di suatu tempat atau asal muasal suatu tempat.

Tokoh-tokoh yang dimunculkan dalam cerita rakyat umumnya diwujudkan dalam

bentuk binatang, manusia dan dewa.

Teks cerita rakyat adalah cerita yang sudah berkembang disetiap daerah dan

menceritakan legenda atau asal-usul yang terjadi pada suatu daerah. Cerita yang

berasal dari suatu masyarakat dan berkembang dalam masyarakat. Cerita rakyat

adalah suatu bagian dari sebuah dongeng. Cerita rakyat biasanya disampaikan dengan

cara lisan dan sudah berkembang secara turun-turun. Sehingga banyak yang

mengatakan bahwa cerita rakyat adalah suatu bentuk dari sastra lisan. Pada umumnya

pembuat dari cerita rakyat tersebut tidak diketahui identitas dari pengarangnya.

5
Pada umumnya anak menyukai cerita. Dengan cerita, anak akan lebih mudah

mengidentifikasi watak serta karakter tokoh. Anak-anak akan lebih mudah mem-

ahami sifat yang baik atau yang buruk. Selain itu, mereka dapat mengambil pesan-

pesan atau amanat dari cerita rakyat yang telah dibaca. Pada waktu membaca atau

mendengarkan sebuah cerita, anak akan mencoba menafsirkan pesan yang tersirat

dalam kisahnya, dan dari pesan itu anak-anak akan mengetahui nilai budaya nenek

moyang mereka. Dengan demikian, anak diharapkan dapat mengambil pelajaran yang

positif dari cerita tersebut.

Penelitian ini akan menganalisis unsur-unsur intrinsik dalam cerita rakyat

“Timun Emas”. Penulis memilih cerita rakyat “Timun Emas” karangan Dede

Firmansyah sebagai objek pengamatan karena cerita rakyat tersebut terkesan

menggunakan bahasa sederhana yang digunakan dalam komunikasi sehari- hari

sehingga mempermudah dalam menganalisis. Di samping itu, cerita rakyat juga

mengandung pesan moral terutama bagi anak-anak.

I.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah seperti yang telah digambarkan di atas,

berikut ini dirumuskan masalah pokok dalam penelitian ini. Ada tiga masalah pokok

yang diangkat dalam masalah ini.

1. Bagaimanakah unsur intrisik (tokoh, tema, latar, alur, dan amanat) cerita rakyat

“Timun Emas”?

6
2. Bagaimanakah hubungan antarunsur intrinsik (tokoh, tema, latar, alur, dan amanat)

cerita rakyat “Timun Emas”?

I.3 Tujuan dan Manfaat

 Tujuan

Penelitian ini secara umum diarahkan pada upaya pemilihan dan penye-

suaian cerita rakyat bagi pembelajaran di sekolah dasar. Di samping itu untuk

menemukan materi pelajaran sastra yang sesuai dengan karakter siswa.

Penelitian ini secara rinci bertujuan untuk:

1. Mendeskripsikan unsur intrinsik cerita rakyat “Timun Emas”.

2. Mendeskripsikan hubungan antara tokoh, tema, latar, alur, dan amanat dalam

cerita rakyat “Timun Emas”.

 Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang lebih besar

bagi penulis maupun pembaca. Secara umum ada dua manfaat dari penelitian ini,

yaitu manfaat teoretis dan manfaat secara praktis.

- Manfaat teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya teori

kesastraan, terutama unsur- unsur yang terkandung dalam sastra.

- Manfaat praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

yang lebih efektif dan efisien, diantaranya adalah sebagai berikut:

7
- Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi penelitian,

Selanjutnya yang akan meneliti mengenai sastra secara lebih mendalam

lagi.

- Melalui penelitian ini, diharapkan agar pembelajaran sastra dapat terus

ditingkatkan untuk menjadi pembelajaran bagi mahasiswa maupun

siswa- siswi yang berkaitan dengan pelajaran Bahasa dan Sastra

Indonesia.

I.4 Definisi Operasional

Untuk menghindari penafsiran ganda, maka penelitian ini dibatasi pada:

1. Sastra adalah karya-karya yang mengandung seni dan keterampilan pada

penulisnya, dan memberikan kepuasan bagi pembacanya.

2. Cerita rakyat adalah cerita atau kisah yang asal muasalnya bersumber dari

masyarakat serta tumbuh berkembang dalam masyarakat di masa yang lampau

3. Unsur instrinsik adalah unsur-unsur yang membangun cerita rakyat. Unsur

intrinsik memiliki terdiri dari, tokoh, alur, latar, plot, tema, sudut pandang,

dan amanat.

4. Tokoh dan penokohan di dalam cerita rakyat.

8
I.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup pada penelitian ini mencakup unsur- unsur intrinsik

dalam cerpen Timun Mas.

9
BAB II

KAJIAN TEORI

II.1 Pengertian Sastra

Merumuskan pengertian sastra secara sempurna tidak semudah bagaimana

merumuskan ilmu eksakta (perhitungan). Namun, untuk mempelajari suatu cabang

ilmu pengetahuan secara teliti orang selalu berusaha untuk menemukan definisi guna

mengetahui batasan –batasan ilmu yang bersangkutan. Sastra dalam arti luas meliputi

buku yang memuat ilmu pengetahuan, agama, filsafat, atau keterampilan. Peryataan

ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Sudjoko dalam kutipan suyitno (1986:

374), bahwa sastra dalam arti luas itu adalah ilmu, pengetahuan, kepandaian,

kecakapam, pengaruh , ajaran, agama, dan kewiwikan. Sedangkan sastra dalam arti

sempit adalah bagian dari karya seni. Pengertian sastra dalam arti sempit ini

terungkap dalam pernyataan Semi (1984:8), bahwa sastra adalah suatu bentuk dan

hasil pekerjaan dari seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya

dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya.

Teks Sastra tidak bukanlah teks yang berisikan tentang intruksi ajaran

saja, lebih dari itu dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk

10
merujuk kepada "kesusastraan" atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti

atau keindahan tertentu.

Hal yang perlu diketahui juga ada pemakaian istilah sastra dan sastrawi.

Segmentasi sastra lebih mengacu sesuai defenisinya sebagai sekadar teks. Sedang

sastrawi lebih mengarah pada sastra yang kental nuansa puitis atau abstraknya. Istilah

sastrawan adalah salah satu contohnya, diartikan sebagai orang yang menggeluti

sastrawi, bukan sastra. Karena, sastrawan adalah seorang yang menyukai nuansa

puitis dan abstraknya, tidak sekadar teks.

II.2 Pengertian Cerita Rakyat(Cerpen)

Cerita rakyat adalah cerita yang berasal dari masyarakat dan berkembang

dalam masyarakat pada masa lampau. Hal tersebut menjadi beraneka ragam yang

sudah mencakup kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki oleh setiap bangsa

Pada umumnya teks cerita rakyat tersebut menceritakan mengenai suatu

kejadian pada suatu tempat atau asal-usul suatu tempat. Tokoh-tokoh yang berada

dalam cerita rakyat biasanya diwujudkan dalam bentuk manusia, dewa dan binatang.

II.3 Unsur-Unsur Cerita Rakyat(Cerpen)

Dalam sebuah Cerita rakyat(cerpen) ada beberapa unsur yang membangun

novel tersebut. Unsur-unsur yang terdapat dalam cerpen ada dua, yaitu unsur intrinsik

dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik yaitu unsur-unsur dalam yang membangun

11
utuhnya sebuah novel. Unsur intrinsik contohnya tema, alur, latar, tokoh, penokohan,

sudut pandang, gaya cerita, dan amanat. Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur luar

yang ikut membangun utuhnya sebuah novel seperti keagamaan, kebudayaan, sosial,

ekonomi, dan nilai-nilai yang dianut masyarakat.

II.4 Unsur Intrinsik Cerita Rakyat(Cerpen)

1. Instrinsik Cerpen

 Tema

Dalam sebuah cerpen tema merupakan ruh atau nyawa dari setiap karya

cerpen. Dengan kata lain tema merupakan ide atau gagasan dasar yang

melatarbelakangi keseluruhan cerita yang ada dari cerpen.

Tema memiliki sifat umum dan general yang dapat diambil dari

lingkungan sekitar, permasalahan yang ada di masyarakat, kisah pribadi

pengarang sendiri, pendidikan, sejarah, perjuangan romansa, persahabatan dan

lain-lain.

 Tokoh dan Penokohan

Tokoh atau penokohan adalah salah satu bagian yang wajib ada dalam

sebuah cerpen. Namun, yang perlu diketahui adalah tokoh dan penokohan

merupakan dua hal yang berbeda dalam sebuah penulisan cerpen.

12
Tokoh merupakan pelaku atau orang yang terlibat di dalam cerita

tersebut. Sedangkan penokohan adalah penentuan watak atau sifat tokoh yang

ada di dalam cerita. Watak yang diberikan dapat digambarkan dalam sebuah

ucapan, pemikiran dan pandangan dalam melihat suatu masalah.

Ada 4 jenis tokoh yang digambarkan dalam cerpen, antara lain:

- Protagonis: Tokoh yang yang menjadi aktor atau pemeran utama dan

mempunyai sifat yang baik.

- Antagonis: Tokoh ini juga menjadi pemeran utama yang menjadi lawan

daripada tokoh

- protagonis. Tokoh antagonis memiliki watak yang negatif seperti: iri,

dengki, sombong, angkuh, congkak dan lain-lain.

- Tritagonis: Tokoh ini adalah tokoh penengah dari protagonis dan antara

antagonis. Tokoh ini biasanya memiliki sifat yang arif dan bijaksana.

- Figuran: Tokoh ini merupakan tokoh pendukung yang memberikan

tambahan warna dalam cerita.

Penokohan watak dari 4 tokoh diatas akan disampaikan dengan 2 metode,

diantaranya:

Analitik, yaitu sebuah metode penyampaian oleh penulis mengenai

sifat atau watak tokoh dengan cara memaparkan secara langsung. Seperti :

keras kepala, penakut, pemberani, pemalu dan lain sebagainya.

Dramatik, yaitu sebuah metode penyampaian sifat tokoh secara

tersirat. Biasanya disampaikan melalui tingkah laku si tokoh dalam cerita.

13
 Latar

Setting atau latar mengacu pada waktu, suasana, dan tempat terjadinya

cerita tersebut. Latar akan memberikan persepsi konkret pada sebuah cerita

pendek. Ada 3 jenis latar dalam sebuah cerpen yakni latar tempat, waktu dan

suasana.

 Alur

Alur adalah urutan jalan cerita dalam cerpen yang disampaikan oleh

penulis. Dalam menympaikan cerita, ada tahapan-tahapan alur yang disampaikan

oleh sang penulis. Diantaranya :

- Tahap perkenalan

- Tahap penanjakan

- Tahap klimaks

- Anti klimaks

- Tahap penyelesaian

Tahap-tahap alur tersebut harus ada di dalam sebuah cerita. Hal ini

bertujuan agar cerita tidak membingungkan orang yang membacanya. Ada 2

macam alur yang kerapkali digunakan oleh para penulis, yakni:

- Alur maju. Alur ini menggambarkan jalan cerita yang urut dari awal

perkenalan tokoh, situasi lalu menimbulkan konflik hingga puncak

14
konflik dan terakhir penyelesaian konflik. Intinya adalah, pada alur maju

ditemukan jalan cerita yang runtut sesuai dengan tahapan-tahapannya.

- Alur mundur. Di alur ini, penulis menggambarkan jalan cerita secara

tidak urut. Bisa saja penulis menceritakan konflik terlebih dahulu, setelah

itu menengok kembali peristiwa yang menjadi sebab konflik itu terjadi.

 Sudut pandang

Sudut pandang merupakan strategi yang digunakan oleh pengarang

cerpen untuk menyampaikan ceritanya. Baik itu sebagai orang pertama,

kedua, ketiga. Bahkan acapkali para penulis menggunakan sudut pandang

orang yang berada di luar cerita.

 Amanat

Amanat (Moral value) adalah pesan moral atau pelajaran yang dapat

kita petik dari cerita pendek tersebut. Di dalam suatu cerpen, moral biasanya

tidak ditulis secara langsung, melainkan tersirat dan akan bergantung sesuai

pemahaman pembaca akan cerita pendek tersebut.

15
II.5 Tokoh dan Penokohan

II.5.1 Definisi Tokoh dan Penokohan

1. Tokoh

Menurut KBBI tokoh adalah rupa (wujud dan keadaan); macam atau jenis ;

bentuk badan; perawakan ; orang yang terkemuka dan kenamaan (dalam bidang

politik, kebudayaan, dan sebagainya) ; pemegang peran (peran utama) dalam roman

atau drama.

Menurut Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2007: 165) tokoh cerita adalah orang

(-orang) yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama, yang oleh pembaca

ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang

diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Menurut

Thobroni (2008: 66) tokoh dan penokohan merupakan dua buah unsur cerita yang

penting. Selain tokoh dan penokohan, di dalam ilmu sastra juga ada istilah-istilah

serupa yaitu watak dan perwatakan, serta karakter dan karakterisasi. Tokoh merujuk

kepada orang, alias pelaku cerita.

Menurut Aminuddin (1995: 79) peristiwa dalam karya sastra fiksi seperti

halnya peristiwa dalam kehidupan sehari-hari, selalu diemban oleh tokoh atau pelaku-

pelaku tertentu. Pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita fiksi sehingga

peristiwa itu mampu menjalin suatu cerita disebut dengan tokoh. Menurut Khairil

(2010) tokoh ialah pelaku dalam karya sastra. Dengan melihat definisi tersebut, kita

dapat melihat bahwa tokoh dalam cerita memiliki variasi fungsi atau peran mulai dari

16
peran utama, penting, agak penting, sampai sekedar penggembira saja. Perbedaan

peran inilah yang menjadikan tokoh mendapat predikat sebagai tokoh utama (sentral),

tokoh protagonis, antagonis, peran pembantu utama (tokoh andalan), tokoh tidak

penting (figuran), dan tokoh penggembira (lataran).

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa tokoh adalah orang

atau pelaku yang ditampilkan dalam sebuah cerita atau karya sastra yang memiliki

peranan yang sangat penting. Karena tanpa adanya tokoh dalam suatu cerita bisa

dikatakan cerita tersebut tidak akan hidup dan tidak akan menarik untuk dibaca.

Dalam kaitannya dengan keseluruhan cerita, peranan setiap tokoh tidak sama. Ada

tokoh yang dapat digolongkan sebagai tokoh sentral atau tokoh utama dan tokoh yang

dapat digolongkan sebagai tokoh tambahan. Menurut Stanton (dalam Sugihastuti,

2003: 16) bahwa hampir setiap cerita memiliki tokoh sentral yaitu tokoh yang

berhubungan dengan setiap peristiwa dalam cerita.

Biasanya tokoh sentral merupakan tokoh yang mengambil bagian terbesar

dalam peristiwa dalam cerita. Peristiwa atau kejadian-kejadian itu menyebabkan

terjadinya perubahan sikap dalam diri tokoh dan perubahan pandangan kita sebagai

pembaca terhadap tokoh tersebut. Jelasnya tokoh utama atau tokoh sentral suatu fiksi

dapat ditentukan paling tidak dengan tiga cara. Pertama, tokoh itu yang paling banyak

berhubungan dengan makna atau tema. Kedua, tokoh itu yang yang paling terlibat

dengan makna atau tema. Ketiga, tokoh itu yang paling banyak memerlukan waktu

penceritaan (Sayuti, 2000: 74).

17
2. Penokohan

Istilah “penokohan” lebih luas pengertiannya daripada “tokoh” dan

“perwatakan” sebab ia sekaligus mencakup masalah siapa tokoh cerita, bagaimana

perwatakan, dan bagaimana penempatan dan pelukisannya dalam sebuah cerita

sehingga sanggup memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca. Penokohan

sekaligus menyarankan pada teknik perwujudan dan pengembangan tokoh dalam

sebuah cerita. Penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang

yang ditampilkan dalam sebuah cerita (Nurgiyantoro, 2007: 166).

Cara pengarang menampilkan tokoh atau pelaku disebut dengan penokohan.

Boulton melalui Aminuddin (1995: 79) mengungkapkan bahwa cara pengarang

menggambarkan atau memunculkan tokohnya itu dapat berbagai macam. Mungkin

pengarang menampilkan tokoh sebagai pelaku yang hanya hidup di alam mimpi,

pelaku yang memiliki semangat perjuangan dalam mempertahankan hidup dan lain

sebagainya.

Thobroni (2008: 66) juga mengungkapkan bahwa penokohan menunjuk pada

penempatan tokoh-tokoh tertentu di dalam cerita. Pendeknya, penokohan adalah

penggambaran yang jelas tentang diri seseorang yang ditampilkan dalam sebuah

cerita, dengan kata lain penokohan atau perwatakan ialah teknik atau cara-cara

menampilkan tokoh.

18
Menurut Sudjiman melalui Sugihastuti (2003: 18), pengkajian watak tokoh

dan penciptaan citra tokoh disebut penokohan. Pengkajian tersebut dapat berupa

pemberian nama yang menyiratkan arti, uraian pengarang secara ekspilisit mengenai

tokoh, maupun percakapan atau pendapat tokoh-tokoh lain dalam cerita. Jadi, dapat

disimpulkan bahwa penokohan adalah cara pengarang menggambarkan atau

menampilkan tokoh dalam sebuah cerita. Penokohan menunjuk kepada penempatan

tokoh-tokoh tertentu dan watak-watak tertentu pula dalam sebuah cerita.

Secara garis besar teknik pelukisan tokoh dalam karya fiksi dibedakan ke

dalam dua cara, yaitu pelukisan secara langsung dan pelukisan secara tidak langsung.

Pelukisan secara langsung atau disebut juga dengan teknik analisis adalah pelukisan

tokoh cerita yang dilakukan dengan memberikan deskripsi, uraian, atau penjelasan

secara langsung. Pelukisan tokoh secara tidak langsung adalah pengarang

mendeskripsikan secara eksplisit sifat dan sikap serta tingkah laku tokoh.

II.5.2 Jenis-Jenis Tokoh

Menurut Nurgiyantoro (2007: 176-178) tokoh-tokoh cerita dalam sebuah fiksi

dapat dibedakan berdasarkan beberapa hal meliputi:

a. Berdasarkan peranannya dalam suatu cerita, maka tokoh cerita dibagi menjadi dua,

yaitu tokoh utama dan tokoh tambahan. Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan

penceritaannya dalam novel yang bersangkutan, sedangkan tokoh tambahan adalah

tokoh yang hanya sebagai pelengkap saja.

19
b. Berdasarkan fungsi penampilan tokoh, yaitu tokoh protagonis dan tokoh antagonis.

Tokoh protagonis adalah tokoh yang kita kagumi, yang salah satu jenisnya secara

populer disebut hero. Tokoh protagonis menampilkan sesuatu yang sesuai dengan

pandangan pembaca, harapan-harapan pembaca. Sedangkan tokoh antagonis adalah

tokoh penyebab terjadinya konflik.

c. Berdasarkan perwatakan, tokoh dibagi menjadi dua, yaitu tokoh sederhana (simple

atau flat character) dan tokoh bulat (compleks character). Tokoh sederhana adalah

tokoh yang hanya memiliki satu kualitas pribadi tertentu, satu sifat tertentu saja.

Sedangkan tokoh bulat atau tokoh kompleks adalah tokoh yang memiliki

kompleksitas yang diungkap dari berbagai kemungkinan sisi kehidupannya, sisi

kepribadian dan jati dirinya.

II.5.3 Fungsi Tokoh

Unsur tokoh adalah untuk memainkan peran dalam sebuah cerita. Dalam

cerita, setiap tokoh pasti memiliki fungsi tersendiri dalam cerita. bisa berfungsi

sebagai pembuka awal cerita, berfungsi mengantarkan ke arah konflik cerita,

berfungsi membawa kepenyelesaian cerita dan lain-lain.

20
BAB III

METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

III.1 Metode dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-kualitatif. Deskriptif, yakni

suatu metode yang menggambarkan data secara alamiah, serta mengasilkan kaidah-

kaidah sastra secara nyata (Djajasudarma, 1993: 9). Sedangkan dikatakan kualitatif

karena data-data yang dikumpulkan bukanlah angka-angka, namun berupa kata-kata

atau gambaran sesuatu. Metode ini bertujuan membuat deskripsi yang sistematis dan

akurat mengenai data yang diteliti berdasarkan fenomena dan fakta empiris yang ada.

Penelitian yang digunakan menggunakan penelitian kepustakaan, karena

penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan berbagai referensi berupa novel,

skripsi-skripsi mengenai sastra dan sumber-sumber pada buku yang berhubungan

dengan sastra.

III.2 Data dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa cerpen yang diambil dari buku

“Timun Mas”, karangan Dede Firmansyah.

21
III.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah teknik baca dan

teknik catat. Dikatakan teknik baca karena pada penelitian ini penulis membaca

cerpen Timun Mas karya Dede Firmansyah yang menjadi objek penelitian ini.

Sedangkan menggunakan teknik catat karena penulis mengumpulkan data dan

menulis data dari hasil bacaan yang diperoleh dari cerpen Timun Mas sesuai dengan

masalah dalam penelitian.

III.4 Teknik Analisis Data

Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini menggunakan pendekatan

struktural. Secara umumnya, pendekatan struktural ialah suatu percobaan untuk

menerapkan teori sastra kepada objek-objek dan kegiatan-kegiatan lain, selain sastra

itu sendiri. Berdasarkan kepada pernyataan tersebut, maka pendekatan struktural

memberi tumpuan penelitian terhadap aspek-aspek struktur yang membina teks.

Struktur ini adalah perkara-perkara dalaman (content) yang membentuk rangka dan

membangunakan sesebuah teks. Struktur sesebuah teks termasuk tema, plot,

perwatakan, bahasa, latar dan sudut pandangan (Mana Sikana,1983:82-83). Struktur

ini adalah yang sangat biasa bagi genre novel, cerpen dan drama.

22
BAB IV

PENUTUP

IV.1 Kesimpulan

Unsur-unsur intrinsik yang ditemukan dalam penelitian cerita rakyat “Timun

Emas” karangan Dede Frmansyah meliputi tema, tokoh, latar, alur, dan amanat. Tema

utama dalam cerita rakyat “Timun Emas” adalah keberanian dan ketabahan seorang

anak dalam melawan kejahatan. Hal itu ditunjukkan oleh Timun Emas yang berani

dalam menghadapi sang raksasa yang buas. Tema tambahan dalam cerita rakyat

“Timun Emas” adalah jangan mudah mengucapkan janji pada orang lain. Cerita

rakyat “Timun Emas” termasuk dalam tema tradisional karena temanya adalah

kebenaran melawan kejahatan. Ditinjau berdasarkan tingkatan tema menurut Sipley,

tema cerita rakyat “Timun Emas” termasauk dalam tingkatan yang pertama yaitu

tema tingkat fisik manusia.

Dalam cerita rakyat Timun Emas terdapat empat tokoh yaitu Timun Emas,

Pak Simin, Bu Simin dan Raksasa. Tokoh utama dalam cerita rakyat “Timun Emas”

adalah Timun Emas. Tokoh tambahannya adalah Pak Simin, Bu Simin, dan Rak-

sasa. Tokoh protagonis yaitu Timun Emas, tokoh antagonis yaitu raksasa, se-

dangkan tokoh tritagonis yaitu Pak Simin dan Bu Simin.

23
Unsur latar ada tiga yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Latar tempat

dalam cerita rakyat Timun Emas karangan Dede Firmansyah adalah desa yang sunyi.

Latar waktu dalam cerita rakyat Timun Emas ini adalah pada zaman dahulu.

IV.2 Daftar Pustaka

7 Unsur Intrinsik Cerpen Beserta Pengertiannya [Lengkap] (notepam.com)

jhptump-a-jeniaforti-277-2-babii.pdf Whaty's Blog: proposal sastra menganalisis unsur

intrinsik "latar" dalam novel Life of Pi (whatylinguist.blogspot.com)

https://kbbi.web.id/tokoh √ Teks Cerita Rakyat: Pengertian, Ciri, Fungsi, Contoh

(yuksinau.id) Cerita Rakyat Adalah - Pengertian, Jenis, Ciri, Struktur, Contoh

(dosenpendidikan.co.id) Sastra - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Timun

Mas / Dede Firmansyah ; ilustrasi, Yulriza, Rizky Priyatna | OPAC Perpustakaan Nasional

RI. (perpusnas.go.id) https://serupa.id/sastra-pengertian-sejarah-jenis-fungsi/

24

Anda mungkin juga menyukai