Anda di halaman 1dari 4

Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal Melalui Media Sosial

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Zaman sekarang telah berubah, banyak perubahan-perubahan baru yang dibawa
oleh kemajuan zaman. Mulai dari berpakaian, cara berbicara, sampai perilaku manusia.
Di zaman yang modern ini, telah banyak teknologi-teknologi yang diselipkan pada
pendidikan di seluruh negara di dunia, termasuk di Indonesia. Walaupun pendidikan di
Indonesia maju, tetapi moral dan perilaku anak bangsa terutamana anak sekolah sangat
mengkhawatirkan.
Saat ini pendidikan di Indonesia mengalami kemajuan yang pesat. Sudah banyak
sekolah-sekolah yang memiliki ruangan ber-AC, ruangan ber-LCD, dan televisi untuk
mendukung proses belajar mengajar. Di beberapa sekolah juga sudah menerapkan
pemakaian aplikasi-aplikasi komputer seperti Power Point, Microsoft Word, Excel, dan
masih banyak lagi. Di Indonesia sudah banyak sekolah yang menerapkan kelas
percepatan (akselerasi), sekolah bertaraf internasionaal (SBI), dan sekolah standar
nasional (SSN). Sebelum tahun 2000, sulit sekali menemukan sekolah-sekolah itu.
Kemajuan itu bukan berarti pendidikan Indonesia menjadi lebih baik. Banyak
para remaja Indonesia yang rapor dan ijazahnya mendapat nilai sempurna, tetapi
perilakunya kurang baik bahkan bisa dikatakan buruk. Kemampuan intelektual harus
diimbangi dengan kemampuan emosional dan spiritual.
Perilaku remaja zaman sekarang sudah sangat berbeda dari ajaran nenek moyang
kita. Kebanyakan remaja sekarang sudah mulai menjauh dari ajaran agama, rasa hormat
kepada orang yang lebih tua mulai kurang dan tidak diperhatikan, banyak siswa yang
merokok, model pakaian yang sudah mulai mengikuti gaya barat, sampai perilaku yang
menjurus keasusila.
1.2 Tujuan dan Manfaat
1.2.1 Mengetahui fungsi dan tujuan pendidikan karakter
1.2.2 Menyadarkan para remaja pentingnya pendidikan karakter
1.2.3 Mengembangkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab
1.2.4 Lebih tahu hubungan antara pendidikan karakter dan budaya nusantara
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pendidikan karakter
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter pada
siswa sekolah. Baik itu di lingkungan sekolah atau lingkungan masyarakat. Pendidikan
karakter meliputi pengetahuan, kesadaran atau kemauan, tindakan, dan akhlak.
Dilaksanakan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, dan sesama.
2.2 Tujuan dan Fungsi Pendidikan karakter
Fungsi pendidikan karakter adalah untuk mengembangkan sifat dasar manusia
yaitu baik hati, lembut, bertanggung jawab, berperilaku baik, dan berpikiran baik.
Pendidikan karakter dipengaruhi oleh beberapa faktor. Yaitu orang tua, guru, dan
lingkungan masyarakat. Anak yang suka dimanja dan tidak mendapat perhatian penuh
dari orang tua mempunyai kepribadian yang lemah. Sedangkan anak yang mendapatkan
perhatian penuh dari orang tua dan diberikan pengalaman-pengalaman baru akan
memiliki kepribadian yang kuat.
Selain orang tua, guru juga berperan penting mengembangkan pendidikan
kepribadian anak. Di sekolah, guru tidak hanya mengajarkan pelajaran, tetapi juga
akhlak-akhlak terpuji dan sifat-sifat yang baik. Terakhir adalah lingkungan masyarakat,
seorang anak dapat dengan mudah terkontaminasi kebiasaan di lingkungan bermainnya.
2.3 Contoh Perilaku Penurunan Moral
Pada zaman sekarang, pendidikan karakter sudah tidak terlalu diperhatikan. Di
Indonesia, telah terjadi banyak penyimpangan karakter pada remaja. Seperti kurangnya
sopan santun terhadap orang yang lebih tua, lupa beretika, rasa toleransi berkurang, tak
bisa bertanggung jawab, dan masih banyak lagi.
2.4 Kearifan Lokal
Kehidupan manusia dipenuhi oleh budaya, hal ini disebabkan karena hidup
manusia selalu bersinggungan dengan lingkungan sekitar. Di dalam jati diri manusia
terdapat kearifan lokal. Dengan derasnya arus globalisasi dan modernisasi, dikhawatirkan
akan mengikis kearifan lokal dalam jati diri manusia. Zaman yang terus berubah mulai
mengeliminasi budaya asli nusantara. Remaja masa kini cenderung lebih membanggakan
budaya asing daripada budaya lokal. Padahal, jika kita perhatikan lagi budaya lokal, kita
akan menemukan banyak hal positif., seperti permainan tradisional yang mengandalkan
kerjasama, kejujuran, dan mengolah otak menjadi lebih kreatif. Beberapa tarian daerah
juga mengandung makna –makna seperti budi pekerti luhur, agama, kebajikan, dan masih
banyak lagi.
2.4 Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal
Apa yang akan kita lakukan setelah terbentuk kepribadian yang kuat? Budaya
merupakan source yang tak akan habis jika dilestarikan dengan optimal. Sebagai penerus
bangsa, kita harus melestarikan budaya lokal yang mulai menghilang dari arus
globalisasi. Perlu ditanamkan rasa cinta terhadap kebudayaan lokal khususnya di daerah.
Hal yang dapat kita lakukan di sekolah adalah dengan menyelipkan nilai-nilai
kearifan lokal ke dalam pelajaran, estrakulikuler, atau kegiatan kesiswaan di sekolah.
Seperti mengaplikasikan Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Budaya Lokal di sekolah
secara optimal. Pendirian komunitas pemuda peduli budaya juga dapat menjadi inovasi
untuk menerapkan pendidikan karakter berbasis kearifan lokal. Upaya membangun
kearifan budaya lokal secara dini dianggap sebagai langkah yang tepat.
2.5 Penggunaan Media Sosial untuk Menumbuhkan Kearifan Lokal
Zaman yang makin berkembang membuat banyak teknologi canggih tercipta. Kita
dapat memanfaatkannya untuk lebih mengenalkan pendidikan karakter berbasis kearifan
lokal kepada masyarakat luar.
Kita dapat membuat blog atau vlog tentang pendidikan karakter dan bagaimana
cara untuk mengaplikasikannya. Kita juga dapat memasukkan kearifan budaya lokal ke
dalam pendidikan karakter. Jika bisa, kita dapat memenuhi akun media sosial kita dengan
hal-hal berbau pendidikan karakter berbasis kearifan sosial. Kita dapat mengenalkan
budaya-budaya lokal yang telah lama terlupakan,tarian-tarian, dongeng nusantara, dan
budaya lainnya.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Pendidikan karakter merupakan faktor utama untuk membuat kehidupan
bermasyarakat yang baik.
2. Kearifan budaya lokal dapat membantu dalam mengembangkan karakter .
3. Perilaku dan kepribadian siswa tergantung dari didikan orang tua, guru, dan
lingkungan masyarakat.
4. Kita dapat memanfaatkan media sosial untuk mengenalkan pendidikan karakter
berbasis kearifan sosial.
3.2 Saran
1. Menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter di sekolah dengan optimal oleh semua
warga sekolah.
2. Lebih banyak memasukkan kearifan lokal ke dalam pembelajaran pendidikan
karakter.
3. Sebisa mungkin memaksimalkan penggunaan media sosial untuk menyebarkan
pendidikan karakter berbasis kearifan lokal.
4. Orang tua sebaiknya memberikan perhatian yang penuh terhadap anaknya agar
tumbuh kepribadian yang kuat.

Anda mungkin juga menyukai