Anda di halaman 1dari 3

KELOMPOK 2:

1. PUTU ANA MASRIYANI GIRI


2. GEDE YUDI SUMERTAYASA
3. NI MADE SUWIRIYANTI ANGRIYASIH
4. MADE SRI ARISNA
5. PUTU REKA ADI SUTA

Bahan Diskusi :
❖ Apa hal-hal positif yang telah anda pelajari dari pemikiran KHD yang juga anda lihat
pada budaya di daerah Anda?

Hasil diskusi kelompok tentang hal-hal positif dari pemikiran KHD yang sesuai dengan budaya
daerah adalah
1. Pendidikan merupakan proses Menuntun.
Hubungan atau Keterkaitannya dengan Konteks lokal sosial budaya adalah dimana
kegiatan menuntun dalam proses pendidikan menurut KHD sudah dilaksanakan dan
diterapkan di lingkungan lokal daerah kami yang dibuktikan dengan adanya kegiatan
ekstra yang dikembangkan di sekolah yang bermuatan lokal seperti ekstra tabuh, ekstra
tari bali, ekstra pasantian, dimana masing-masing ekstra tersebut akan dituntun oleh
siswa-siswa yang lebih senior / kakak kelasnya. Sehingga kegiatan menuntun ini tidak
hanya dilakukan oleh guru sebagai pemegang ekstra, tetapi juga sudah ada semacam
kegiatan pembiasan/getok tular dari siswa yang lebih senior kepada adik kelasnya.
Misalnya:Sekaa Gong (Kelompok Gambelan) pemula yang untuk bisa melakukan
permainan akan mendapatkan tuntunan dari para senior atau Sekaa tabuh (Kelompok
Gambelan) Dewasa khususnya yang ada pada masyarakat di daerah kami, begitu juga
ekstra lainnya yang ada di sekolah.

2. Pendidikan berkaitan dengan penguatan Budi Pekerti.


Konteks budaya lokal daerah kami sangat sarat dengan muatan Budi Pekerti,
diantaranya ajaran Tri Hita Karana (tiga penyebab kebahagian) yaitu :
a. Hubungan antara manusia dengan Tuhan /prahyangan,
b. Hubungan antara manusia dengan sesama manusia/ Pawongan
c. Hubungan antara manusia dengan alam/ Palemahan.
Ajaran ini menitikberatkan pada pengembangan budi pekerti untuk mencapai
keharmonisan antara cipta, rasa, dan karsa yang tentunya dikaitkan dengan tenaga
sebagai sumber energinya. Keharmonisan ini nantinya akan menciptakan Tri Kaya
Parisudha (tiga perbuatan yang disucikan), meliputi berpikir yang baik /Manacika,
berbicara yang baik / Wacika, dan berbuat yang baik/ Kayika.

3. Proses Bermain merupakan pendidikan bagi anak.


Kegiatan Bermain dikaitkan dengan pendidikan usia SMP (12 - 15 tahun) yang arahnya
sudah mulai memasuki usia remaja, maka kegiatan bermain jika dikaitkan dengan
budaya lokal dapat dilakukan pada saat kegiatan jeda semester yang bertujuan untuk
merefresh peserta didik agar lebih siap lagi mengikuti pembelajaran. Permainan
tradisional yang dilakukan diantaranya bermain menggunakan bola dari janur dengan
melempar tumpukan sandal/pecahan genteng (magemblung).

4. Kegiatan Pendidikan sudah semestinya Berpihak pada anak.


Dikaitkan dengan budaya di Bali sudah tentu hal ini tidak bisa diabaikan karena di Bali
anak sudah diyakini merupakan reinkarnasi dari leluhur terdahulu (kegiatan Matuun)
sehingga orang tua meyakini bahwa anak adalah titipan dari Tuhan yang harus dijaga
dan diberikan kesempatan berkembang sesuai kodratnya.

Bahan Diskusi :
❖ Sepakati satu hal positif dari pemikiran KHD yang akan diterapkan di kelas/ sekolah
Anda?

Dari hasil diskusi kelompok 2 maka disepakati hal positif dari pemikiran KHD yang akan
diterapkan di kelas adalah: Budi Pekerti.
Alasannya:
1. Inti dari filsafat pendidikan KHD adalah perubahan, sehingga yang menjadi prioritas
dalam perubahan pendidikan yang diharapkan pada anak adalah Budi Pekerti.
2. Sesuai himbauan pemerintah tentang fokus pendidikan dasar menengah yang
penekanannya diutamakan pada pendidikan berkaitan dengan penanaman budi pekerti
(Karakter).
3. Anak usia SMP merupakan anak-anak yang mulai memasuki usia pubertas, masa
sedang mencari jati diri, lebih percaya dengan teman sebaya, gampang terpengaruh
dari hal-hal negatif, sehingga perlu dikuatkan budi pekertinya.

➢ Tantangan dan solusi dalam menerapkan Budi pekerti di sekolah:


No Tantangan Solusi

1 Penanaman nilai-nilai berkaitan Perlu kesabaran dalam menanamkan budi pekerti


dengan budi pekerti, perlu pada anak.
proses dan waktu sehingga
menjadi suatu pembiasaan
yang akhirnya membudaya

2 Perkembangan internet saat ini Pengalihan kegiatan positif lainnya seperti


sangat pesat sehingga membahas soal di Quizziz sehingga penggunaan
berpengaruh terhadap internet lebih bermakna. Selain itu, kita juga bisa
keseharian peserta didik mengalihkan penggunaan internet dengan
kegiatan lain seperti berpetualang, mengenal
lingkungan, atau mengajak peserta didik
melakukan pengembangan diri sesuai bakat dan
minatnya.

3 Pembelajaran Jarak Jauh saat Adanya koordinasi pihak sekolah dengan orang
ini sangat menjadi kendala tua berkaitan dengan bagaimana anak di sekolah
penanaman pendidikan budi (masalah, nilai, budi pekerti)
pekerti

4 Pendidikan budi pekerti (rasa) Perkembangan pendidikan yang bersifat kualitatif


bersifat kualitatif sehingga sulit diamati secara rutin fokus pada perubahan menuju
diamati Baik

➢ Contoh konkrit pemikiran KHD (Budi pekerti) yang akan diterapkan di kelas/ sekolah:
1. Penguatan budi pekerti pada konteks sekolah/ kelas biasanya dilakukan melalui
penguatan karakter yang dilakukan pada pagi hari sebelum pembelajaran berupa
sembahyang bersama di lapangan (kaitan dengan hubungan ke Pencipta), menyanyikan
lagu “Indonesia Raya” untuk menumbuhkan budi pekerti berkaitan dengan rasa
Nasionalis, dilanjutkan dengan “briefing pagi” berupa arahan-arahan tentang budi
pekerti.
2. Pada saat pembelajaran berlangsung juga menyelipkan penguatan karakter (Budi
Pekerti) kepada peserta didik.
3. Pembiasaan 5 S : Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun. (dilakukan setiap
menyambut siswa di sekolah).
4. Kegiatan pembersihan (ringan) bersama-sama di kelas sebelum pembelajaran dimulai
setiap hari dan pembersihan lingkungan sekolah seminggu sekali bertujuan agar warga
sekolah menyadari pentingnya lingkungan bersih dan memupuk sikap peduli lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai