Anda di halaman 1dari 14

TUGAS RUANG KOLABORASI MODUL 1.

Eksplorasi nilai nilai luhur


Sosial Budaya daerah asal
Di susun oleh

KELOMPOK 3

Fasilitator :

ETI NURHAYATI

Pengajar Praktik :

HENDRA HENDAYANA
anggota kelompok

as yunika luvyani
nursiba
im h

yanti w
ah idyastu
rahm ti
Fitry
KEKUATAN KONTEKS SOSIOKULTURAL YANG
SEJALAN DENGAN PEMIKIRAN KHD

Etika dalam bermasyarakat yang masih dijunjung


​ ​

tinggi seperti nilai-nilai keagamaan, gotong royong,


kerja sama, dan sopan santun.
Kearifan lokal yang masih terpelihara dengan baik
berupa kesenian tradisional dan Makanan tradisional
mengembangkan potensi anak
sesuai kodrat
1. Pemikiran KHD memberikan pencerahan kepada guru
bahwa anak pada dasarnya adalah sebuah kertas yang
sudah penuh dengan goresan samar yang perlu
ditebalkan. Sehingga KHD menjelaskan guru harus

Pemikiran KHD menjadi among yang menuntun anak mengembangkan


potensinya sesuai kodratnya.penerapan dilingkungan
sekolah untuk menanamkan nilai positif dapat dilakukan

dikontekstualkan dengan cara pembiasaan 3S kegiatan keagamaan, dan


gotong royong.

dalam
kebudayaan Lokal fokus pada kebutuhan anak
2 KHD menjelaskan bahwa pendidikan harus dilaksanakan
dengan fokus pada kebutuhan dan kepentingan anak bukan
berdasar pada kemauan guru. Sehingga, anak merasa terwadahi
dan terfasilitasi dalam mencapai tujuan hidupnya.Hal ini,
membuka pandangan guru yang masih teacher center supaya
berubah haluan menjadi student center.
mendidik sesuai kodrat alam dan
kodrat zaman

Pemikiran KHD 3. KHD menyampaikan bahwa anak-anak harus dididik


dengan mempertimbangkan kodrat alam dan kodrat
zaman. Zaman yang senantiasa terus berubah dan

dikontekstualkan berkembang semakin canggih, menuntut anak untuk ikut


berkembang supaya tidak menjadi budak zaman, tetapi
menjadi pengendali zaman dengan memiliki keterampilan

dalam dalam mengoperasikan IT. Keterampilan ini dapat


digunakan untuk menyebarluaskan kebudayaan yang ada
di daerah supaya diketahui khalayak ramai

kebudayaan Lokal

ing ngarso sung tulodo


memanusiakan manusia 4. Pada dasarnya setiap anak memiliki sifat yang baik, kita
sebagai pendidik hanya dapat menuntun dan mengarahkan
5. Pemikiran pendidikan KHD bertujuan untuk memanusiakan anak tetap dijalan yang baik tanpa terbawa arus negatif
manusia dengan mengajarkan budi pekerti. Hal selaras dengan
Hal ini sejalan dengan pemikiran KHD yang berbunyi Ing
nilai-nilai sosial budaya yang ada di masyarakat yang masih
Ngarso Sung Tulodo.
kental dan dijunjung tinggi terkait sopan santun, kerja keras,
dan gotong royong.
memanusiakan manusia

jadi kami sepakati satu pemikiran dasar KHD yang dapat


diterapkan pada konteks sosial budaya disekolah adalah
"memanusiakan Manusia" melalui penanaman budi pekerti
dan nilai karakter seperti :
1. Pembiasaan program 3S
2. Kegiatan keagamaan
3. Program jumat bersih
4. menanamkan sikap saling menghargai satu sama lain
TANTANGAN DAN SOLUSI
TANTANGAN SOLUSI
latar belakang anak yang berbeda dalam sebagai guru hendaknya kita menuntun
pendidikan karakter awal sehingga membentuk anak sesuai kodratnya dengan
karakter anak yang berbeda
memberikan contoh yang baik pada
adanya pengaruh lingkungan tempat tinggal anak
yang mempengaruhi kebiasaan anak
Berkurangnya minat peserta didik untuk menerapkan budaya positif disekolah
mempelajari kesenian dan budaya lokal akibat melalui pembiasaan penggunaan
gempuran digitalisasi modern saat ini (hadirnya bahasa sunda dan memperkenalkan
medsos, games online dan sebagainya)
budaya daerah sunda (kamis nyunda)


Terima kasih
​ ​
Tanggapan dari Kelompok 2 ( Ibu Neng Sumyani)

Secara keseluruhan pemaparan yang disampaikan sudah


sangat jelas dan lengkap. program -program yang
dipaparkan sudah sejalan dengan pemikiran Ki hajar
Dewantara dan sangat bagus sekali untuk diterapkan
disekolah
Pertanyaan
Dari : Yuyun Yulianti
pertanyaan : Mengenai budaya positif "Kamis Nyunda" ,bagaimana
menumbuhkan rasa konsisten dalam pelaksanaannya disekolah ?

Dari : Riska Fortuna


pertanyaan : bagaimana penerapan program 3S disekolah ?apakah
semua guru dilibatkan? Dan bagaimana jika ada guru yang tidak
pernah melaksanakan program 3s ?
Dari : Yuyun Yulianti
Diskusi
pertanyaan : Mengenai budaya positif "Kamis Nyunda" ,bagaimana menumbuhkan rasa
konsisten dalam pelaksanaannya disekolah ?

Di jawab Oleh : yanti widyastuti


Di jawab Oleh : Fitry Rahmah Untuk menumbuhkan konsistensi dapat
agar pelaksanaan bisa konsiten biasanya h-1 selalu dilakukan dengan pembiasan dan pemberian
ada poster/pengumuman yang mengingatkan contoh yang baik seperti misalnya
bahwa esok hari akan ada pelaksanaan kamis menggunakan bahasa Sunda yang baik dan
nyunda, dan juga selain itu perlu adanya benar, pembiasaan menggunakan bahasa
pengawasan dari para guru dan tentunya guru Sunda , mengadakan kegiatan yang menggali
terlebih dahulu yang mengingatkan serta memberi
potensi siswa seperti bulan bahasa dll
contoh
Dari : Riska Fortuna
Diskusi
pertanyaan : bagaimana penerapan program 3S disekolah ?apakah semua guru dilibatkan?
Dan bagaimana jika ada guru yang tidak pernah melaksanakan program 3s ?

Di jawab Oleh : Yanti widyastuti Di jawab Oleh : Fitry Rahmah


Penerapan program 3 S yang dilakukan melibatkan penerapan program 3S disekolah saya
semua guru dengan pola penjadwalan dan diberlakukan dengan sistem dijadwal sesuai
pembagian tugas serta melibatkan perwakilan jadwal piket guru dan juga melibatkan anak
siswa seperti perwakilana anggota OSIS, anak osis dalam pelaksanaannya. Dan bagi
Seandainya ada guru yang tidak terlibat dalam
guru yang tidak pernah melakukan program 3S
kegiatan maka akan menjadi ranah kepala sekolah
akan diberi teguran oleh KS
untuk memberikan pembinaan kepada guru
tersebut
Dari : Riska Fortuna
Diskusi
pertanyaan : bagaimana penerapan program 3S disekolah ?apakah semua guru dilibatkan?
Dan bagaimana jika ada guru yang tidak pernah melaksanakan program 3s ?

Di jawab Oleh : imas Yunika


Pembiasaan bahasa sunda di sekolah di lakukan dengan pengenalan pupuh. Yang
di lakukan satu bulan sekali. Pengenalan pupuh di berikan kepala seluruh siswa
beserta guru. Baik secara langsung oleh Guru senior (Lulusan Satra sunda dan
lewat YouTube).

Untuk 3S
Kegiatan dilakukan di sekolah oleh guru piket dan guru yang datang lebih pagi.
Pembiasaan di lakukan guna menumbuhkan karakter positif siswa
Diskusi
Pak Saeful Bu yeni
Sebenernya dalam penerapan bahasa sunda anak anak disekolah saya diikutsertakan dalam
fokusnya bukanlah disiswa harus menggunakan mengikutu kegiatan kegiatan perlombaan dalam
bahasa sunda karena pada dasarnya hampir bidang budaya sunda seperti lomba aksara sunda
ratarata siswa memang sudah berbicara bahasa
sunda, tapi lebih ditekankan lagi bagaimana
menggunakan bahasa sunda yang baik dan benar
sesuai dengan undak unduk basa.

Anda mungkin juga menyukai