Anda di halaman 1dari 14

BAB 

I
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang Masalah

Keberhasilan proses belajar budi pekerti / akhlak di sekolah mempersyaratkan adanya


dukungan dari institusi di luar sekolah. Dalam hal ini orang tua, lingkungan masyarakat
memberikan ruangan kondusif bagi proses penanaman dan pembentukan budi pekerti.
Menurut Robert Selman Pendidikan Budi Pekerti mengembangkan siswa untuk mengaktifkan
perasan,emosi yang dimiliki dan mampu mengekpresikan emosi diri sendiri,mampu
menyampaikan siapa dirinya dan
apa yang menjadi cita-cita hidupnya. Tiga unsur penting dalam pendidikan yaitu: (1)
Pendidikan merupakan upaya pengembangan kemampuan pribadi dan prilaku, (2) Pendidikan
merupakan proses sosial untuk yang ditujukan bagi penguasaan ketrampilan sosial dan
perkembangan diri melalui wahana yang terselesai dan terkontrol, (3) Pendidikan merupakan
disiplin ilmu yang memusatkan pada proses perubahan pribadi atau paling tepat pembentukan
watak manusia.
Kurikulum berbasis kompetensi yang dikembangkan saat ini tetap menempatkan
pendidikan budi pekerti sebagai pendidikan yang terintegrasi dengan mata pelajaran lain
dalam pembelajaran. Mengintegrasikan suatu muatan pembelajaran ternyata bukan pekerjaan
mudah bagi sebagian besar guru. Karenanya, diperlukan strategi tertentu agar pembelajaran
pendidikan budi pekerti berjalan efektif. Secara konsepsional, pendidikan budi pekerti
merupakan usaha  sadar menyiapkan peserta didik menjadi manusia seutuhnya yang berbudi
pekerti luhur dalam segenap peranannya sekarang dan masa yang akan datang. Di samping itu,
pendidikan budi pekerti merupakan upaya pembentukan, pengembangan, peningkatan,
pemeliharaan, dan perbaikan perilaku peserta didik agar mereka mau dan mampu
melaksanakan tugas-tugas hidupnya secara selaras, serasi, dan seimbang. 
Secara operasional, pendidikan budi pekerti merupakan  upaya membekali peserta didik
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan selama pertumbuhan dan
perkembangannya sebagai bekal bagi masa depannya. Tujuannya agar mereka memiliki hati
nurani yang bersih, berperangai baik, serta menjaga kesusilaan dalam melaksanakan
kewajiban terhadap Tuhan dan terhadap sesama makhluk. 
Dikhawatirkan, dengan pengintegrasian yang tidak tepat, pendidikan budi pekerti dalam
pembelajaran akan mengalami pendangkalan makna, setidaknya pendangkalan konsep. Bisa
jadi pembelajaran budi pekerti menjadi tidak lebih sekadar pendidikan etika atau sopan
santun. Padahal, sesungguhnya etika atau sopan santun hanyalah bagian dari pendidikan budi
pekerti. Dewasa ini, masyarakat sering menggunakan istilah etiket atau etika, yang diartikan
sama dengan tata krama, unggah-ungguh, dan subasita. Ketiga istilah ini selalu dihubungkan
dengan sikap dan perilaku sopan santun. Dalam konteks ini, etika dihubungkan dengan norma
sopan santun, tata cara berperilaku, tata pergaulan, dan perilaku yang baik.  Pengintegrasian
pendidikan budi pekerti dalam pembelajaran perlu diperjelas wujudnya. Di antaranya,
hendaknya implementasi pendidikan budi pekerti bukan hanya pada ranah kognitif saja,
melainkan harus berdampak positif terhadap ranah afektif dan psikomotorik yang berupa sikap
dan perilaku peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.
1.2   Rumusan Masalah

1.        Peran Pendidikan Pancasila dan Budi Pekerti ?


2.        Apa pengertian dari Pendidikan budi Pekerti ?
3.        Apa Visi dan Misi dari Pendidikan Budi Pekerti ?
4.        Apa Tujuan dari Belajar Budi Pekerti ?
5.        Apa Fungsi dari Pendidikan Budi Pekerti ?
6.        Bagaimana Sifat-sifat Pendidikan Budi Peketi ?

1.3   Tujuan

1.            Agar kita dapat mengetahui Peran Pendidikan Pancasila dan Budi Pekerti
2.            Supaya kita dapat mengerti dan mengetahui  Apa itu Pendidikan Budi Pekerti
3.            Agar kita dapat mengetahui Visi dan Misi dari pendidikan Budi Pekerti
4.            Supaya kita dapat mengetahui tujuan dari belajar Budi Pekerti
5.            Agar kita dapat mengetahui Fungsi dari pedidikan Budi pekerti
6.            Supaya kita dapat mengetahui sifat-sifat Budi Pekerti.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Peran Pendidikan Pancasila Dan Budi Pekerti


Pendidikan Pancasila mempunyai peran dalam membentuk masyarakat  yang  berkualitas
serta mewujudkan masyarakat yang taat akan nilai dan norma.

A.    Dasar Pemikiran Pendidikan Pancasila


Era globalisasi menuntut adanya berbagai perubahan. Demikian juga bangsa Indonesia
pada saat ini terjadi perubahan besar-besaran yang disebabkan oleh pengaruh dari luar maupun
dari dalam negeri. Kesemuanya di atas memerlukan kemampuan warga Negara yang
mempunyai bekal ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang berlandaskan pada nilai-nilai
keagamaan dan nilai-nilai budaya bangsa. 

B.     Landasan Pendidikan Pancasila


1.      Landasan Historis
Di dalam kehidupan bangsa Indonesia tersebut prinsip hidup yang tersimpul di dalam
pandangan hidup atau filsafat hidup bangsa (jati diri) yang oleh para pendiri bangsa/Negara
dirumuskan dalam rumusan sederhana namun mendalam yang meliputi lima prnsip, yaitu
Pancasila.
2.      Landasan Kultural
Bangsa Indonesia memiliki kepribadian tersendiri yang tercermin di dalam nilai-nilai
budaya yang telah lama ada. Nilai-nilai budaya sebagai nilai dasar berkehidupan berbangsa dan
bernegara dirumuskan dalam Pancasila.
3.      Landasan Yuridis
Undang-undang RI Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan
Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi, Keputusan Dirjen Dikti Nomor
265 Tahun 2000 mengatur tentang perlunya mata kuliah Pendidikan Pancasila.
4. Landasan Filosofi
Nilai-nilai Pancasila merupakan dasar filsafat Negara, maka dalam aspek
penyelenggaraannya Negara harus bersumber pada nilai-nilai Pancasila termasuk system
perundang-perundangan di Indonesia. 

C.    Tujuan Pendidikan Pancasila


Pendidikan Pancasila bertujuan untuk menghasilkan peserta didik yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berperikemanusiaan yang adil dan beradab,
mendukung kerakyatan yang mengutamakan upaya mewujudkan suatu keadlan social dalam
masyarakat.
Begitu pula dengan Pendidikan Budi Pekerti , Pendidikan Budi Pekerti juga memiliki
peran yaitu menciptakan masyarakat yang berakhlak serta bermoral .
Sebelum diberikan pendidikan budi pekerti di sekolah yang pertama kalimemberikan
pendidikan budi pekerti adalah keluarga. Keluarga, terutamaorang tua atau bapak ibu, memiliki
kedudukan yang istimewa dimataanak-anaknya. Karena orang tua mempunyai tanggung jawab
yang besar untuk mempersiapkan dan mewujudkan kecerahan hidup masa depan anak, maka
mereka dituntut untuk berperan aktif dalam membimbing anak-anaknya dalam kehidupannya di
dunia yang penuh cobaan dan godaan dalam hal ini bapak ibu menempati posisi sebagai tempat
rujukan bagi anak, baik dalam soal beretika, moral maupun untuk memperoleh informasi. Peran
ini harus disadari oleh seseorang semenjak ia menjadi ibu atau bapak dari anak-anak yang
menjadi amanahnya. Sebagai rujukan moral, orang tua harus memberikan teladan yang baik.
Oleh karena itu, seorang bapak atau ibu dituntut untuk bertingkah laku yang baik dan benar
dalam kehidupan dan kebiasaan sehari-hari. Dengan demikian orang tua akan dapat selalu
menempatkan dirinya dalam posisi sebagai panutan, pemberi teladan dan rujukan moral yang
dapat dipertanggung jawabkan bagi anak-anaknya.
Setelah pendidikan budi pekeri itu diberikan oleh keluarga khususnya orang tua baru
kemudian pendidikan budi pekeri itu diberikan baik di sekolah ataupun di masyarakat.
Pemberian pendidikan budi pekerti ini nantinya akan berperan untu pembentukan karakter
remaja ke arah yang lebih baik. Peranan pemberian pendidikan budi pekerti terhadap
pembentukan karakter remaja adalah sebagai berikut:
1.      Pengembangan, yaitu untuk meningkatkan perilaku yang baik bagi para remaja yang telah
tertanam dalam lingkungan keluarga dan masyarakat. Keluaraga dan masyarakat merupakan
pendidik pertama yang memberikan pendidikan budi pekrti kepada anak sebelum menginjak
remaja. Setelah anak menginjak remaja pendidikan budi pekerti akan diberikan oleh guru di
sekolah. Dengan pemberian pendidikan budi pekerti di sekolah akan diharapkan anak mampu
mengembangkan pendidikan budi pekerti yang sudah diajarkan oleh keluarga dan masyarakat
sekitarnya. Suatu contoh anak yang diajarkan oleh keluarga selalu mematuhi perintah orang tua
dan tidak pernah membantahnya. Di sekolah dia diajarkan agar selalu berbakti kepada orang tua.
Di sini anak akan dapat mengembangkan pedidikan budi pekertinya yang diterima di sekolah
dalam kehidupan sehari-hari atau sebaliknya.
2.      Penyaluran, yaitu untuk membantu remaja yang memiliki bakat tertentu agar dapat berkembang
dan bermanfaat secara optimal sesuai dengan budaya bangsa. Misalnya anak memiiki bakat di
sekolah dalam bidang wawasan yang dimiliki sangat luas dan tingkah lakunya mendukung.
Dalam hal ini bakat yang dimiliki anak didik itu bisa disalurkan dalam suatu kegiatan yang
positif, seperti misalnya anak tersebut diikutkan dalam lomba PRB yang diadakan oleh SENAT
FIP.
3.      Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan, kekurangan, dan kelemahan remaja dalam
prilaku sehari-hari. Dengan pemberian pendidikan budi pekerti remaja di sekolah ini akan
membantu memperbaiki dan membenahi kesalahan yang dilakukan remaja dalam kehidupan
sehari-hari. Misalkan saja seorang remaja yang sering membantah perkataan orang tuanya
di rumah. Dengan pemberian pendidikan budi pekerti di sekolah mengenai hormat dan bakti
terhadap orang tua merupakan wujud cinta kasih kita kepada beliau, dan membantah perkatan
orang tua di rumah itu merupakan perbuatan durhaka kepada orang tua serta akan mendapat
karma. Maka anak itu akan memperbaiki semua tingkah lakunya.
4.      Pencegahan, yaitu untuk mencegah prilaku yang tidak sesuai dengan ajaran agama dan budaya
bangsa. Peranan pendidikan budi pekerti ini akan mencegah perilaku yang tidak sesuai dengan
ajaran agama dan budaya bangsa. Seperti misalnya remaja di sekolah diajarkan bahwa mencuri
atau mengambil milik orang lain itu tidak baik dan kalau kita melakukan hal tersebut kita akan
masuk neraka. Remaja yang ingin melakukan prilaku seperti itu akan mempertimbangkan
apakah prilaku tersebut akan terus dilaksanakan atau tidak akan melaksanakannya sampai
kapanpun.
5.      Pembersihan, yaitu untuk membersihkan diri dari penyakit hati, seperti sombong, egois, iri,
dengki, dan lain-lain agar remaja berkembang sesuai dengan ajaran agama dan budaya bangsa.
Peranan pendidikan budi pekerti ini adalah untuk pembersihan maksudnya agar sikap-sikap
yang dimiliki oleh remaja merupakan sikap yang baik dan positif yang sesuai dengan ajaran
agama dan nilai-nilai budi pekerti.
6.      Penyaringan, yaitu untuk menyaring budaya-budaya bangsa sendiri dan budaya bangsa lain
yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budi pekerti. Peranan pendidikan budi pekerti sebagai
penyaring adalah agar para remaja nantinya menyeleksi budaya bangsa sendiri yang patut
dikembangkan dan budaya lain yang boleh kita terima yang disesuaikan dengan budaya bangsa,
nilai-nilai budi pekerti, norma agama.

2.2  Pengertian Budi Pekerti


Secara etimologi budi pekerti terdiri dari dua unsur kata, yaitu budi dan pekerti. Budi
dalam bahasa sangsekerta berarti kesadaran, budi, pengertian, pikiran dan kecerdasan. Kata
pekerti berarti aktualisasi, penampilan, pelaksanaan atau perilaku. Dengan demikian budi pekerti
berarti kesadaran yang ditampilkan oleh seseorang dalam berprilaku.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) istilah budi pekerti diartikan sebagai
tingkah laku, perangai, akhlak dan watak. Budi pekerti dalam bahasa Arab disebut dengan
akhlak, dalam kosa kata latin dikenal dengan istilah etika dan dalam bahasa Inggris
disebtu ethics.
Senada dengan itu Balitbang Dikbud (1995) menjelaskan bahwa budi pekerti secara
konsepsional adalah budi yang dipekertikan (dioperasionalkan, diaktualisasikan atau
dilaksanakan) dalam kehidupan sehari-hari dalam kehidupan pribadi, sekolah, masyarakat,
bangsa dan negara.
Pengertian pendidikan budi pekerti menurut Haidar (2004) adalah usaha sadar yang
dilakukan dalam rangka menanamkan atau menginternalisasikan nilai-nilai moral ke dalam
sikap dan prilaku peserta didik agar memiliki sikap dan prilaku yang luhur (berakhlakul
karimah) dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam berinteraksi dengan Tuhan, dengan sesama
manusia maupun dengan alam/lingkungan.
Pengertian pendidikan budi pekerti menurut draft kurikulum berbasis komptensi (2001)
dapat ditinjau secara konsepsional dan operasianal.

a.    Penertian pendidikan budi pekerti secara konsepsional.


Pendidikan budi pekerti secara konsepsioonal mencakup hal-hal sebagai berikut :
         Usaha sadar untuk menyiapkan perserta didik menjadi mansia seutuhnya yang berbudi pekerti
luhur dalam segenap peranannya,sekarang dan masa yang akan datang.
         Upaya pembentukan,pengembangan,peningkatan,pemeliharaan dan perilaku peserta didik agar
mereka mau dan mampu melaksanakan tugas-tugas hidupnya secara selaras,serasi,seimbang
( lahir batin,material spiritual,dan individu sosial).
         Upaya pendidikan untuk membentuk peserta didik menjadi pribadi seutuhnya yang berbudi
pekerti luhur melalui kegiatan bimbingan,pembiasaan pengajaran dan latihan serta keteladanan.

b.    Pengertian budi pekerti secara operasional


Pendidikan budi pekerti secara operasional adalah upaya untuk membekali peserta didik
melalui bimbingan,pengajaran,dan latihan selama pertumbuhan dan perkembangan dirinya
sebagai bekal masa depannya, agar memiliki hati nurani yang bersi, berperingai baik,serta
menjaga kesusilaan dalam melaksanakan kewajiban terhadap Tuhan dan sesama mahluk.
Dengan demikian,terbentuklah pribadi seutuhnya yang tercermin pada perilaku berupa
ucapan,perbuatan,sikap,pikiran,perasaan,kerja dan hasil karya berdasarkan nilai-nilai agama
serta norma dan moral luhur bangsa.
Budi pekerti secara operasional merupakan suatu prilaku positif yang dilakukan melalui
kebiasaan. Artinya seseorang diajarkan sesuatu yang baik mulai dari masa kecil sampai dewasa
melalui latihan-latihan, misalnya cara berpakaian, cara berbicara, cara menyapa dan
menghormati orang lain, cara bersikap menghadapi tamu, cara makan dan minum, cara masuk
dan keluar rumah dan sebagainya.
Pendidikan budi pekerti sering juga diasosiasikan dengan tata krama yang berisikan
kebiasaan sopan santun yang disepakati dalam lingkungan pergaulan antar manusia. Tata krama
terdiri atas kata tata dan krama. Tata berarti adat, norma, aturan. Krama sopan santun,
kelakukan, tindakan perbuatan. Dengan demikian tata krama berarti adat sopan santun menjadi
bagian dari kehidupan manusia.
Dalam menerapkan nilai-nilai budi pekerti dalam kehidupan sering terjadi benturan-
benturan nilai dan norma-norma yang kita rasakan. Apa yang dahulu kita anggap benar mungkin
sekarang sudah menjadi salah. Apa yang dulu kita anggap tabu dibicarakan sekarang sudah
menjadi suatu yang lumrah. Misalnya berbicara masalah seks, hubungan pacaran, masalah
politik, masalah hak azazi manusia, dan sebagainya.

2.3  Visi dan Misi Pendidikan Budi Pekerti
Menurut buku pedoman umum dan nilai budi pekerti untuk pendidikan dasar dan menengah
(2000),diterakan bahwa :

1.  Visi
Visi pendidikan budi pekerti dalam konteks ini adalahkemampuan untuk memandang
arah pendidikan budi pekerti ke depan dengan berbijak pada permasalahan saat ini untuk
disusun perencanaan secara bijak dan mewujudkan proses pengembangan budi pekerti siswa
yang terarah kepada kemampuan berpikir rasional, memiliki kesadaran moral, berani mengambil
keputusan dan bertanggungjawab atas perilakunya berdasarkan hak dan kewajiban warga
Negara yang pada gilirannya mampu bekerja sama dengan anggota masyarakat lainnya.
Visi pendidikan budi pekerti adalah mewujudkan pendidikan budi pekerti sebagai bentuk
pendidikan nilai, moral,etika yang berfungsi menumbuh kembangkan individu warga Negara
Indonesia yang berakhlak mulia dalam pikir, sikap dan perbuatannya sehari-hari, yang secara
kurikuler benar-benar menjiwai dan memaknai semua mata pelajaran yang relevan serta system
social cultural dunia pendidikan sehingga dari dalam diri setiap lulusan setiap jenis, jalur dan
jenjang pendidikan terpancar akhlak mulia.
Visi budi pekerti demikian menghendaki agar terbentuk manusia yang berkualitas dan
berakhlakmanusia semacam milah yang akan terbentuk melalui semaian nilai-nila budi pekerti
yang dihayati dalam hidup sehari-hari.hal ini berati bahwa setiap mata pelajaran ataupun bidang
lain yang mampu disisipi (diintegrasikan) budi pekerti perlu segera memasukkan. Termasuk
didalamnya bidang sastra,budaya,sosial,polotik,dll yang akan membentuk karakter manusia.Dari
visi tersebut selanjutnya muncul Misi pendidikan budi pekerti.

2.   Misi
Adapun misi adalah harapan pendidikan budi pekerti untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Lebih lanjut misi pendidikan budi pekerti adalah sebagai berikut :
a)      Mengoptimalkan subtansi praktis mata pelajaran yang relevan untuk menyemaikan atau
menanamkan budi pekerti. Dalam kaitan ini tidak hanya pelajaran agama dan PPKN yang patut
menjadi ladang budi pekerti melaikan juga bidang bahasa,satra budaya,antropologi dan
sebagainya.
b)      Mewujudkan interaksi yang kondusif yang mencerminkan akhlak atau moral luhur.
c)      Membantu siswa memahami kecenderungan masyarakat yang terbuka dalam Era
globalisasi,tuntutan kualitas dalam segala bidang, dan kehidupan yang demokratis dengan tetap
berdasarkan norma budi pekerti warga Negara Indonesia
d)     Membantu siswa memahami disiplin ilmu yang berperan mengembangkan Budi pekerti
diperoleh wawasan keilmuan yang berguna untuk mengembangkan penggunaan hak
dan  kewajibannya sebagai warga Negara
e)      Membantu siswa memahami arti demokrasi dengan cara belajar dalam Suasana Demokratis
sebagai upaya mewujudkan masyarakat yang lebih demokratis.
Dari visi dan misi tersebut muncul tujuan utama pendidikan budi pekerti.
2.4  Tujuan Pendidikan Budi Pekerti
Tujuan pendidikan budi pekerti berdasarkan kerangka pemikiran para ahli yaitu sebagai berikut :
a.       Siswa memahami nilai - nilai budi pekertidi lingkungan keluarga, lokal, nasional,
dan internasional melalui adat istiadat, hukum, undang - undang dan tatanan antar bangsa.
b.      Siswa mampu mengembangkan watak atau tabiatnya secara konsisiten dalam mengambil
keputusan budi pekerti di tengah - tengah rumitnya kehidupan bermasyarakat saat ini.
c.       Siswa mampu menghadapi masalah nyata dalam masyarakat secara rasional bagi pengambilan
keputusan yang baik setelah melakukan pertimbangan sesuai dengan norma pendidikan budi
pekerti .
d.      Siswa mampu menggunakan pengalaman budi pekerti yang baik bagi pembentukan kesadaran
dan pola perilaku yang bergunadan bertanggung jawab batas tindakannya.

Secara umum bertujuan untuk memfasilitasi siswa agar mampu menggunakan


pengetahuan,mengkaji dan mempersonalisasikan nilai, mengembangkan keterampilan sosial
yang memungkinkan tumbuh dan berkembang, berakhlak mulia dalam diri manusia serta
mewujudkannya dalam perilaku sehari - hari, dalam berbagai konteks sosial - budaya yang
berbhinneka sepanjang hayat.
Pendidikan Budi Pekerti bertujuan untuk :
 1)  Membina kepribadian peserta didik berdasarkan nilai, norma, dan moral luhur bangsa Indonesia
yang tercermin dalam dimensi keagamaan, kesusilaan, dan kemandirian.
 2)  Membiasakan peserta didik untuk berpola pikir, bersikap, berkata, dan bertindak yang
mencerminkan nilai, norma, dan moral luhur bangsa Indonesia yang tercermin dalam dimensi
keagamaan, kesusilaan, kemandirian
 3)  Menciptakan suasana sekolah yang kondusip untuk berlangsungnya pembentukan budi pekerti
yang luhur.
Pendidikan budi pekerti mempunyai sasaran kepribadian siswa , khususnya unsur
karakter atau watak yang mengandun hati nurani (conscience) sebagai kesadaran diri
(consciousness) untuk berbuat kebajikan (virtue).

2.5  Fungsi
Menurut cahyoto tahun (2001:13) kegunaan pendidikan budi pekerti antara lain sebagai berikut.
a.       Siswa memahami susunan pendidikan budi pekerti dalam lingkup etika bagi pengembangan
dirinya dalam bidang ilmu pengetahuan.
b.      Siswa memiliki landasan budi pekerti luhur bagi pola perilaku sehari-hari yang didasari hak dan
kewajiban sebagai warga negara.
c.       Siswa dapat mencari dan memperoleh informasi tentang budi pekerti,mengolahnya dan
mengambil keputusan dalam menghadapi masalah nyata dimasyarakat.
d.      Siswa dapat berkomunikasi dan bekerja sama dengan orang lain untuk mengembangkan nilai
moral.

Sementara itu ,Menurut Draf Kurikulum Berbasis Kompetensi (2001) fungsi pendidikan
budi pekerti  bagi peserta didik ialah sebagai berikut :
         Pengembangan, yaitu untuk meningkatkan perilaku yang baik peserta didik yang telah tertanam
dalam lingkungankeluarga dan masyarakat.
         Penyaluran, yaitu untuk membantu peserta didik yang memiliki bakat tertentu agar dapat
berkembang dan bermanfaat secara optmal sesuai dengan budaya bangsa.
         Perbaikan, untuk memperbaiki kesalahan, kekurangan dan kelemahan peserta didik.
         Pencegahan, yaitu mencegah perilaku negatif yang tidak sesuai dengan ajaran agama dan
budaya bangsa.
         Pembersih, yaitu untuk memebersihkan diri dari penyakit hati seperti sombong, iri, dengki,
egois dan ria.
         Penyaringan (filter),yaitu untuk menyaring budaya bangsa sendiri dan budaya bangsa lain yang
tidak sesuai dengan nilai budi pekerti.

2.6  Sifat-sifat Budi Pekerti


Sifat-sifat budi pekerti sebagi unsur sifat kepribadian dapat dililihat pada perilakun
seseorang sebagai perwujudannya. Menurut Cahyoto (2002:19 -20) dari hasil pengamatan
terhadap perilaku yang berbudi luhur,dapat dikemukakan adanya sifat-sifat budi pekerti,antara
lain sebagai berikut :
1.      Budi Pekerti seseorang cenderung untuk mengutamakan kebajikan sesuai dengan hati
nuraninya.
2.      Budi Pekerti mengalami perkembangan seiring dengan bertambahnya usia (Perkembangan Budi
Pekerti cukup lambat).
3.      Budi Pekerti yang cenderung mewujudkan bersatunya pikiran dan ucapan dalam kehidupan
sehari-hari dalam arti terdapat kesejajaran antara pikiran,ucapan,dan perilaku.
4.      Budi Pekerti akan menampilkan diri berdasarkan dorongan dan kehendak untuk berbuat  sesuatu
berguna dengan tujuan memenuhi kepentingan diri sendiri dan orang lain berdasarkan
pertimbangan moral.
5.      Budi Pekerti tidak dapat diajarkan langsung kepada orang atau siswa karena kedudukanya
sebagai dampak pengiring bagi mata pelajaran lainya .
6.      Pembelajaran Budi Pekerti disekolah lebih merupakan latihan bagi siswa untuk meningkatkan
kualitas Budi Pekertinya sehingga terbiasa dan mampu menghadapi masalah moral dimasyarakat
pada masa dewasa nanti.

Dalam praktiknya,sifat-sifat perilaku yang berbudi pekerti luhur memerlukan observasi


atau pengamatan terhadap perilaku seseorang dalam waktu yang lama dan terus-menerus ,karena
sifat sifat budi pekerti tidak dapat ditebak dalam waktu yang singkat.
ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kondisi peserta didik bahkan pendidik
sekalipun yang terkesan jauh dari karakter subyek pendidikan. Salah satu hal yang dapat dilihat
adalah merosotnya akhlak peserta didik dan juga pendidik dalam kehidupan sehari-hari, yang
jika kita amati bersama cukup menyimpang dari nilai-nilai kemanusiaan bahkan nilai-nilai
sosial. Oleh Karena itu penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis tentang
Konsep Pendidikan Budi Pekerti menurut Ki Hadjar Dewantara dan Relevansinya dengan
Pendidikan Akhlak dalam Islam. Analisis data yang dilakukan dengan metode deskriptif analitis
dengan menggunakan pendekatan penanaman nilai (inculcation approach). Hasil penelitian
menunjukkan: 1). Pendidikan budi pekerti adalah jiwa dari pengajaran dan bukan konsep yang
bersifat teoritis sebagaimana yang dipahami oleh masyarakat pada umumnya, dan bukan pula
pengajaran budi pekerti dalam arti mengajar teori tentang baik buruk, benar salah, dan
seterusnya. 2). Tujuan dari pendidikan budi pekerti Ki Hadjar Dewantara adalah untuk
memanusiakan manusia dan untuk mengembangkan pribadi yang lebih manusiawi serta untuk
mengembangkan potensi yang tersimpan dalam diri manusia. 3). Relevansi Pendidikan Budi
Pekerti dengan Pendidikan Akhlak dalam Islam. Pendidikan budi pekerti yang diusung oleh Ki
Hadjar Dewantara sejatinya relevan dengan pendidikan akhlak dalam Islam. Hal ini dapat dilihat
dari berbagai aspek yang terdapat dalam pendidikan budi pekerti yang juga sejalan dan saling
terkait dengan aspek-aspek yang terdapat dalam pendidikan akhlak dalam Islam.
BAB III

PENUTUP

3.1   Kesimpulan

Budi pekerti secara operasional merupakan suatu prilaku positif yang dilakukan melalui
kebiasaan. Pendidikan budi pekerti sering juga diasosiasikan dengan tata krama yang
berisikan kebiasaan sopan santun yang disepakati dalam lingkungan pergaulan antar manusia.
Dalam menerapkan nilai-nilai budi pekerti dalam kehidupan sering terjadi benturan-benturan
nilai dan norma-norma yang kita rasakan oleh karena itu, pendidikan budi pekerti dalam
pelaksanaanya dilandasi oleh Visi dan Misi yang bertujuan untuk mencapai pembelajaran
Pendidikan Budi Pekerti yang lebih baik guna meluruskan benturan-benturan yang terjadi
antara nilai dan norma dalam kehidupan.

3.2   Penutup

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini,tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,karena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul
makalah ini. Kami penulis berharap para pembaca yang budiman memberikan kritik dan saran
yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini.Semoga makalah ini
berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

  http://arifbudimanmalefic.blogspot.co.id/2012/11/peran-pendidikan-pancasila-dan-budi.html
  Balitbang Dikbud. 1997. Pedoman Pembelajaran Budi Pekerti,. Jakarta: Pusbang-kurrandik.
  Cahyoto,2002.Budi Pekerti Dalam Perspektif Pendidikan. Malang : Depdiknas Dirjen Pendidikan
Dasar dan Menengah – Pusat Penataran Guru IPS dan PMP Malang
  Departemen Pendidikan dan Kebudayaan .1989.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta : Balai
Pustaka
  Haidar Putra Daulay, (2004). Pendidikan Islam Dalam Sistem Pendidikan Nasional di
Indonesia. Jakarta: Prenada Media, Cet. ke-1.

  Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi Aksara: Jakarta. 2001.


MAKALAH
PRIBUTILU

KELOMPOK PRIBUTILU :
1. ANDIKA RAGIL WIDIYANTO
2. YAZID BUSTOMI
3. DIMAS SYAH DENNY

SMK INSAN MADANI


TAHUN 2023
MAKALAH
OSIS
(ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH)

Disusun Oleh :
1. DAMRONI
2. JAENUDIN
3. ANDIKA SAPUTRA
4. NOVI SAPITRI
5. SAFINAH
6. TASYA NURAISAH

SMK INSAN MADANI


TAHUN 2023
MAKALAH
KERAJAAN KUTAI

Disusun Oleh :
Kelompok I
- ZENI NUR SAPITRI
- MIA IMAROTUL MILAH
- SINTA
- BUNGA RAHAYU

KELAS : X. OTKP

SMK MITRA KARYA


TAHUN PELAJARAN 2022/2023

Alamat : Jl. KH. Armin Kp. Pulo Bambu Tua Desa Karang Sentosa
Kecamatan Karang Bahagia Kabupaten Bekasi
Jawa Barat 17530

Anda mungkin juga menyukai