Anda di halaman 1dari 4

RESENSI NOVEL

“Dance Of The Butterfly”

YANG DISUSUN OLEH :

NAMA KELOMPOK
 ANJELLA AUGUSTYN PUTRI
 JENISA MAYA
 MEYLEA SARAH
 SHAKIRA SUWANDI
KELAS XI ADP 2 SMKN 1 PEKANBARU

Tahun ajaran 2019/2020

I. IDENTITAS BUKU
Judul : Dance of the Butterfly

Penulis : Ratu Kristina

Penerbit : Laksana

Tahun terbit : 2019

Jumlah halaman : 168

Kategori : Fiksi

II. DATA PENULIS


Ratu Kristina yang akrab disapa Nana lahir di Cirebon pada tanggal 25 November,
bungsu dari 5 bersaudara. Suka menulis puisi-puisi picisan untuk ibunya saat kecil. Senang
menyematkan nama alm. Ayahnya, Natakaprabon, dibelakang namanya. Sangat dekat
dengan ibunya. Senang mengobrol dengan hewan, senang melindungi teman yang dibully.
Sempat berhenti menulis saat kakak perempuan yang menjadi mentor menulisnya,
meninggal dunia saat ia kelas 3 SMA, namun tidak pernah kehilangan minat menulis.
Pencinta fajar, udara subuh, suara hujan deras, bakso, dan minuman cokelat.
Si penyendiri dengan emosi dan semangat yang meledak-ledak. Mudah menangis, tapi
juga mudah tertawa. Beraharap bisa menginspirasi banyak orang melalui tulisannya.

III. SINOPSIS

Nama dia Rambo. Tapi jangan bayangkandia berotot seperti dalam film Hollywood.
Nasibnya pun tidak seberuntung Rambo dalam dilm yang dipuja-puja banyak orang. Dia
adalah pemuda kurus berusia 16 tahun yang dibenci ibunya dan dijauhi teman-teman
sekolahnya. Hobinya mengkhayal tentang gadis cinta pertamanny bernama Akasia.
Pertemuannya dengan seorang pria misterius bernama Chris saat Rambo mengalami
kecelakaan di Lembang, rupanya menjadi pembuka dari satu demi satu rahasia hidupnya,
termasul asal-usul nama Rambo, nasib hubungan persahabatannya dengan Isac, perasaan
cintanya kepada Akasia, hingga alasan kebencian sang ibu yang tumbuh semenjak Rambo
terlahir ke dunia.
Semua itu bukan karena namanya yang aneh maupun wajahnya yang menjijikkan.
Semua itu karena....

IV. KELEBIHAN
Buku ‘Dance of the Butterfly’ ini memiliki tema yang unik, seperti mengangkat tema
bromance (hubungan dekat dengan sesama pria). Bromance disini bukan berarti mereka gay
tetapi lebih mengarah kehubungan persahabatan.
Selain menceritakan kisah persahabatan, novel ini juga mengangkat kisah cinta Rambo
dan Akasia sebagai pemanis alur cerita.
Dalam novel ini pemberian nama tokoh terkesan unik, seperti nama Rambo, Chris,
Akaasia, dan Isac.
Dialog-dialog yang terkandung tidak bertele-tele, lebih terkesan sederhana namun
cukup mampu menarik perhatian pembacanya.
Dalam cerita banyak terkandung pesan moral dan nilai kehidupan yang ingin
disampaikan penulis dan cukup mengena, seperti keutuhan keluarga itu penting, menjadi
diri sendiri, dan terus berusaha meraih mimpi.

V. KEKURANGAN
Cover pada novel ini terlalu mencolok untuk kisahnya yang sendu sehingga banyak para
pembaca yang keliru tentang isi ceritanya.
Judul novel ini kurang sesuai dengan isi ceritanya sehingga pembaca sulit menemukan
keterkaitannya.
Di akhir cerita terkesan gantung, karena masih banyak hal yang belum terungkap,
seperti penyelesaian hubungan Rambo dengan Chris, tentang ayah tiri Rambo dan
keluarganya.

Anda mungkin juga menyukai