Anda di halaman 1dari 13

MINI RISET dan REKAYASA IDE

MODEL PEMBIAYAAN PENDIDIKAN

PADA SEKOLAH DASAR NEGERI 17

RANTAU UTARA

Disusun Oleh:

Petrus Sanjaya Simarmata (8216132003)

Dosen Pengampu: Dosen Pengampu: Dr. Irsan Rangkuti, M.Pd, M.

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

PROGRAM PASCASARJANA

ADMINISTRASI PENDIDIKAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya mengucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, penulis dapat
menyelesaikan tugas yang berjudul “Pembiayaan Pendidikan Pada Sekolah Dasar Negeri 17
Rantau Utara”. Penulisan Mini Riset ini digunakan untuk memenuhi tugas mata akhir
semester. Pepatah mengatakan tidak ada gading yang tak retak. Oleh karena itu penulis sadar
dalam laporan ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan, penulis mohon maaf dan
meminta kepada bapak dosen, kiranya sudi memberikan kritik dan saran untuk perbaikan
selanjutnya. Sekian dari penulis semoga tugas ini sesuai dengan apa yang diharapkan dan
dapat bermanfaaat bagi yang membacanya.

i
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................................1
B. Tujuan Penelitian.....................................................................................................................2
C. Manfaat Penelitian...................................................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI..............................................................................................................3
A. Pembiayaan Pendidikan..........................................................................................................3
B. Model Pembiayaan Pendidikan..............................................................................................4
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................................................6
A. Pendekatan Penelitian.............................................................................................................6
B. Waktu dan Tempat Penelitian................................................................................................6
C. Objek Penelitian......................................................................................................................6
D. Jenis Data Penelitian...............................................................................................................6
E. Teknik Pengumpulan Data.....................................................................................................7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................................8
A. Hasil dan Pembahasan Penelitian...........................................................................................8
BAB IV PENUTUP..............................................................................................................................9
A. Kesimpulan..............................................................................................................................9
B. Saran.........................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perekonomian Indonesia cenderung mengarah pada krisis multi dimensional yang terus
membelenggu negara kita. Nampaknya, sampai saat ini belum ada tanda-tanda bangsa kita
akan terbebas dari krisis tersebut . Hal tersebut berdampak pada kehidupan masyarakat,
khususnya masyarakat yang kurang mampu semakin berat beban hidupnya, terutama bagi
golongan masyarakat yang status ekonominya kurang beruntung. Hal ini dapat dicermati dari
segala jenis kebutuhan hidup yang semakin tidak terjangkau.
Masalah pendidikan misalnya, merupakan salah satu masalah bangsa yang belum dapat
ditemukan solusinya secara tuntas. Jika kita mencermati dan ikuti perkembangan pendidikan
khususnya dalam hal biaya pendidikan sampai saat ini, biaya tersebut dirasakan semakin
mahal.
Terlebih lagi, dari kalangan kurang mampu semakin tidak menentu kondisi
perekonomiannya dari hari ke hari. Apalagi bagi masyarakat yang tidak memiliki penghasilan
tetap dikarenakan pemutusan hubungan kerja (PHK) atau disebakan oleh karena hal yang
lainnya. Mahalnya biaya pendidikan tidak hanya terjadi di sekolah atau perguruan tinggi
negeri maupun swasta. Di tingkat pendidikan dasar misalnya, sekalipun Pemerintah telah
memberi dana bantuan operasional sekolah (BOS) SD dan SMP negeri, namun dianggap oleh
sebagian besar masyarakat menengah ke bawah masih belum mencukupi untuk memenuhi
biaya pendidikan, terutama biaya operasional pokok yang harus ditanggung oleh
orangtua/wali peserta didik. Pendidikan sebagai salah satu elemen yang sangat penting dalam
mencetak generasi penerus bangsa juga masih jauh dari yang diharapkan. Seharusnya
pendidikan merupakan hak bagi seluruh rakyat Indonesia sebagaimana tercantum dalam
Pembukaan UUD R.I Tahun 1945 bahwa tujuan Negara yaitu “mencerdaskan kehidupan
bangsa”. Hal ini memiliki konsekuensi bahwa Negara harus menyelenggarakan dan
memfasilitasi seluruh rakyat Indonesia untuk memperoleh pendidikan yang layak bagi
kehidupannya.
Pembiayaan dalam dunia pendidikan bukanlah hal sederhana. Di negara maju,
pembiayaan pendidikan sepenuhnya menjadi tanggung jawab negara. Berbeda dari sistem
pendidikan di negara maju, negara berkembang memprioritaskan anggaran daerahnya untuk

1
pembangunan pandidikan dan dilakukan dengan berbagai model pembiyaan yang
menguntungkan bagi pembangunan pendidikan di negaranya.
Pembiayaan pendidikan tentu memiliki model-model yang perlu untuk diketahui oleh
para pengelola pendidikan. Sehingga menjadi rujukan atau landasan bagi para pengelola
dalam menjalankan kegiatan pendidikannya. Model pembiayaan yang dipilih akan
menentukan arah dari kebijakan yang ditetapkan oleh pengelola pendidikan. Semakin bijak
dalam memilih model, maka akan semakin bijak pula dalam mengambil keputasan, dan
menentukan langah-langkah pengembangan pendidikan. Model pembiayaan tidaklah hanya
satu, bahkan jika diperhatikan hampir diseluruh negara memiliki perbedaan ragam dalam
model pembiayaan pendidikan. Ada negara yang memang menjadi penanggung jawab penuh
terhadap pembiayaan pendidikan, dan ada juga negara yang berbagi dengan masyarakat
dalam pembiayaan pendidikan. Intinya model ini akan menentukan arah pengembangan
institusi pendidikan.
SD Negeri 17 Rantau Utara merupakan salah satu jenjang pendidikan dasar yang
beralamat di Jalan Binaraga Kecamatan Rantau Utara Kabupaten Labuhan Batu. SD Negeri
17 Rantau Utara menyelenggarakan pendidikan menggunakan Flat Grant Model.

B. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui model yang diterapkan pada
SD Negeri 17 Rantau Utara dalam menyelenggarakan pendidikan.
C. Manfaat Penelitian
Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan referensi dan pengetahuan kepada
pembaca tentang model pembiayaan pendidikan di SD Negeri 17 Rantau Utara.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pembiayaan Pendidikan
Setiap kegiatan memerlukan biaya. Proses penyelenggaraan pendidikan di satuan
pendidikan perlu didukung dengan biaya yang memadai sehingga akan menjamin kelancaran
berbagai kegiatan yang diselenggarkan. Harsono (2007: 9) berpendapat bahwa biaya
pendidikan adalah semua pengeluaran yang memiliki kaitan langsung dengan
penyelenggaraan pendidikan. Pengeluaran yang tidak memiliki kaitan langsung dengan
penyelenggaraan pendidikan dapat disebut sebagai pemborosan, atau pengeluaran yang
mestinya dapat Sementara itu mengenai pembiayaan pendidikan, Uhar Suharsaputra (2013:
289) berpendapat bahwa pembiayaan pendidikan dapat diartikan sebagai kajian tentang
bagaimana pendidikan dibiaya, siapa yang membiayai serta siapa yang perlu dibiayai dalam
suatu proses pendidikan. Pengertian ini mengandung dua hal yaitu berkaitan dengan sumber
pembiayaan dan alokasi pembiayaan pendidikan.dicegah.
Pengertian lain, Suryosubroto (2004: 26) berpendapat bahwa pembiayaan sekolah adalah
kegiatan mendapatkan biaya serta mengelola anggaran pendapatan dan belanja menengah.
Kegiatan ini dimulai dari perencanaan biaya, usaha untuk mendapatkan dana yang
mendukung perencanaan, serta pengawasan penggunaan anggaran.
Menurut Uhar Suharsaputra (2013: 289) biaya pada lembaga pendidikan biasanya
meliputi:
a. Direct cost dan indirect cost
Direct cost (biaya langsung) yaitu biaya yang langsung berproses dalam produksi
pendidikan dimana biaya pendidikan ini secara langsung dapat meningkatkan mutu
pendidikan. Biaya langsung ini meliputi gaji guru dan personil lainnya, pembelian buku,
fasilitas kegiatan belajar mengajar, alat laboratorium, buku pelajaran, buku perpustakaan,
dan lain-lain. Sementar itu, indirect cost (biaya tidak langsung) meliputi biaya hidup,
transportasi, dan biaya-biaya lainnya.
b. Sosial cost dan private cost
Sosial cost dapat dikatakan sebagai biaya publik, yaitu sejumlah biaya sekolah yang
harus dibayar oleh masyarakat. Sedangkan private cost adalah biaya yang dikeluarkan

3
oleh keluarga untuk membiayai sekolah anaknya, dan termasuk di dalamnya forgone
opportunities (biaya kesempatan yang hilang).
Dari beberapa pendapat mengenai pembiayaan pendidikan, dapat disimpulkan bahwa
pembiayaan pendidikan merupakan kajian mengenai sumber-sumber dana dan
pengalokasiannya yang diperlukan untuk berbagai keperluan dalam penyelenggaraan
pendidikan. Alokasi dana pendidikan harus mengacu pada tujuan yang ingin dicapai.

B. Model Pembiayaan Pendidikan


Model Pembiayaan Pendidikan Dari sekian banyak model pembiayaan pendidikan yang
dikemukakan para ahli, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Model Dana Bantuan Murni (Flat Grant Model)
Merupakan uang bantuan negara yang dibagikan pada sekolah di daerah tanpa
memperhitungkan pertimbangan kemampuan pembayaran pajak daerah setempat, yang
didasarkan pada jumlah siswa yang harus di didik.
2. Model Landasan Perencanaan (Foundation Plan Model).
Model ini menggambarkan bahwa negara tanpa mempertimbangkan kekayaan &
pajak daerah memberikan dana kepada daerah yang miskin lebih banyak untuk setiap
siswanya dibandingkan dengan daerah yang makmur. Tujuannya adalah untuk menjaga
sekolah dari kehancuran lebih parah (pada daerah yang miskin).
3. Model Perencanaan Pokok Jaminan Pajak (Guaranted Tax Base Plan)
Model ini dibatasi dengan menentukan penafsiran penilaian per siswa yang menjadi
jaminan negara diperuntukkan bagi wilayah sekolah setempat. Bantuan negara menjadi
berbeda antara apa yang diterima daerah per siswa dengan jaminan negara per siswa.
Pembagian presentasenya sangat tinggi di sekolah distrik yang miskin, dan rendah di
sekolah distrik yang kayal sejahtera.
4. Model Persamaan Persentase (Persentage Equalizing Model)
Model ini dikembangkan tahun 1920-an, lebih banyak memberikan sumbangan yang
dibutuhkan pada tiap murid & guru ke daerah-daerah yang kurang makrnur. Dalam
program yang sama, jumlah pernbayaran yang disetujui dihitung bagi setiap siswa, tiap
guru, atau bagian lain yang di butuhkan. Jumlah yang diperlukan berubah-ubah tiap
bagian sesuai keperluan.
5. Model Perencanaan Persamaan Kemampuan (Power Equalizing Plan)

4
Model ini menghendaki distrik yang kaya membayar pajak sekolah yang dikumpulkan
kembali ke negara. Selanjutnya negara menggunakan uang dari sekolah distrik yang kaya
itu untuk meningkatkan bantuan sekolah pada distrik yang lebih miskin.

6. Model Pendanaan Negara Sepenuhnya (Full State Funding Model)


Model ini merupakan rencana yang dirancang untuk mengeliminir perbedaan local
dalam ha1 pembelanjaan dan perpajakan. Pendanaan sekolah akan dikumpulkan ditingkat
negara dan diberikan ke sekolah distrik dengan dasar yang sama. Asas keadilan tentang
perlakuan terhadap siswa dan pembayar pajak, serta pembiayaan pendidikan berdasarkan
tingkat kekayaan yang dimiliki. Untuk menghindari banyaknya anak pada masyarakat
miskin meninggalkan pendidikan sehingga muncul masalah pengangguran dan
kesejahteraan bagi generasi penerusnya.
7. Model Sumber Pembiayaan (The Resources Cost Model)
Model ini dikembangkan Hambers dan Parrish yang menyediakan suatu proses
penentuan pembiayaan pendidikan yang mencerminkan kebutuhan berbeda dari kondisi
ekonomi di setiap daerah. Model ini menurut Sergivanni tidak bersangkutan dengan
pendapatan pajak maupun kekayaan suatu daerah.
8. Model Surat Buktil Penerimaan (Models of Choice and Voucher Plans)
Model ini memberikan dana untuk pendidikan langsung kepada individu atau institusi
rumah tangga berdasarkan permintaan pendidikan. Mereka diberikan surat bukti
penerimaan dana untuk bersekolah melalui sistem voucher yang mencenninkan subsidi
langsung kepada pihak yang membutuhkan yaitu murid.
9. Model Rencana Bobot Siswa (Weight Student Plan)
Model yang mempertimbangkan siswa-siswa berdasarkan proporsinya. Contoh siswa
yang cacat, siswa program kejuruan atau siswa yang pandai dua bahasa.
10. Model Berdasarkan Pengalaman (Historic Funding)
Model ini sering disebut Incrementalism, dimana biaya yang diterima satu sekolah
mengacu pada penerirnaan tahun yang lalu, dengan hanya penyesuaian.
11. Model Berdasarkan Usulan (Bidding Model)
Model ini sekolah mengajukan usulan pada sumber dana dengan berbagai acuan,
kemudian surnber dana meneliti usulan yang masuk, dan menyesuaikan dengan kriteria.
12. Model Berdasarkan Kebijaksanaan (Descretion Model)

5
Model ini penyandang dana melakukan studi terlebih dahulu untuk mengetahui
komponen-komponen apa yang perlu dibantuberdasarkan prioritas pada suatu tempat dari
hail eksplorasinya.

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan oleh penulis merupakan penelitian deskriptif pendekatan
penelitian kualitatif. Menurut Nurul Zuriah (2006: 47) penelitian deskriptif adalah penelitian
yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara
sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Sedangkan
penelitian kualitatif menurut Sumato adalah metode yang lebih menekankan pada aspek
pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah daripada melihat permasalahan untuk
penelitian generalisasi. Metode penelitian ini lebih suka menggunakan teknik analisis
mendalam (in-depth analysis), yaitu mengkaji masalah secara kasus perkasus karena
metodologi kualitatif yakin bahwa sifat suatu masalah satu akan berbeda dengan sifat dari
masalah lainnya.

B. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 17 Rantau Utara, Jalan Binaraga Kecamatan
Rantau Utara Kabupaten Labuhan Batu, Provinsi Sumatera Utara. Waktu pelaksanaan
penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2022

C. Objek Penelitian
Menurut Sugiyono (2016:19) Objek Penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatlkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang suatu hal yang objektif, valid dan reliable
tentang suatu hal (variabel tertentu).

D. Jenis Data Penelitian


1. Data primer

6
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumber pertama di
lapangan berupa hasil wawancara langsung dari informan yang diteliti. Data primer juga
dapat berupa opini subjek (orang) secara individual atau kelompok, termasuk observasi
penelitian (Subagyo: 2004). Yang menjadi informan utama dalam penelitian ini adalah
kepala sekolah dan bendahara sekolah
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data-data yang mendukung data utama. Data ini dapat
bersumber dari literatur-literatur yang mendukung hasil penelitian (Amirudin: 2004).

E. Teknik Pengumpulan Data


Setiap kegiatan penelitian pada akhirnya salalu terjadi proses pengumpulan data.
Teknik/metode pengumpulan data yang tepat akan berpengaruh terhadap hasil penelitian.
Andi Prastowo (2012: 208), teknik pengumpulan data adalah cara yang dipakai untuk
mengumpulkan informasi atau fakta-fakta di lapangan. Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi.

7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil dan Pembahasan Penelitian


Di Indonesia tidak ada aturan baku model pembiayaan pendidikan yang digunakan. Akan
tetapi, pembiayaan yang ada lebih menunjukkan bauran pembiayaan pendidikan meliputi
pembiayaan oleh pemerintah pusat (APBN), pemerintah daerah (APBD), masyarakat, dan
sebagian investor. Sementara itu, model bantuan pembiayaan pendidikan yang berasal dari
pemerintah pusat maupun daerah, lembaga-lembaga donor maupun masyarakat umumnya
bersifat campuran dari model pembiayaan yang ada.
Berdasarkan hasil observasi bahwa SD Negeri 17 Rantau Utara dalam menyelenggarakan
pendidikan menggunakan Flat Grant Model. Dimana model ini mendistribusikan dana ke
masing-masing lembaga tanpa mempertimbangkan jumlah uang yang berhasil dikumpulkan
oleh setiap lembaga. Pembagian dana mempertimbangkan perbedaan variasi unit cost untuk
program pelayanan pendidikan yang berbeda, misalnya: unit cost untuk jenjang SD tidak
sama dengan jenjang SMP.
Flat Grant Model memiliki kelebihan yaitu sekolah dapat mengalokasikan dana untuk
kegiatan pembelajaran siswa dan sekolah dapat memfasilitasi kegiatan pembelajaran siswa.
Namun model ini juga tidak terlepas dari beberapa kelemahan yaitu dapat meningkatkan
terjadinya penyalahgunaan/penyimpangan dana pendidikan, pemerintah tidak mendapatkan
pajak sebagai suber devisa dan adanya tingkat kesenjangan antara sekolah di tiap daerah
karena dana bantuan ini didasarkan pada jumlah siswa yang harus di didik.
Bagi para ahli pembiayaan pendidikan, model ini dirasakan kurang diminati karena
dianggap sebagai rencana bantuan yang tradisional. Masih ada perencanaan yang lebih baik
memberikan kesamaan. Flat Grant Model cocok pada keadaan konsesus politik yang jelas

8
memberikan bantuan bermanfaat bagi distrik tanpa mempedulikan tingkat kesejahteraan
rakyatnya dan perolehan pajak daerah.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pembiayaan pendidikan di SD
Negeri 17 Rantau Utara, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Model pembiayaan yang digunakan oleh SD Negeri 17 Rantau Utara adalah Flat
Grant Model dimana model ini mendistribusikan dana ke masing-masing lembaga
tanpa mempertimbangkan jumlah uang yang berhasil dikumpulkan oleh setiap
lembaga. Pembagian dana mempertimbangkan perbedaan variasi unit cost untuk
program pelayanan pendidikan yang berbeda untuk jenjang SD dengan SMP.
2. Para ahli pembiayaan pendidikan, model ini dirasakan kurang diminati karena
dianggap sebagai rencana bantuan yang tradisional
3. Flat Grant Model cocok pada keadaan konsesus politik yang jelas memberikan
bantuan bermanfaat bagi distrik tanpa mempedulikan tingkat kesejahteraan rakyatnya
dan perolehan pajak daerah
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti memberikan saran yaitu
dalam membuat model pembiayaan pendidikan hendaknya pemerintah membuat aturan baku
bagi sekolah-sekolah negeri.

9
DAFTAR PUSTAKA

Amirudin dan Asikin Zainal. 2004. Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada
Andi Prastowo. (2012). Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan
Penelitian.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
B. Suryosubroto. (2004). Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Harsono. (2007). Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Book
Publisher.
Subagyo, Joko. 2004. Metode Dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT Alfabet.
Danandjadja
Uhar, Suharsaputra. (2013). Administrasi Pendidikan. Bandung: PT Refika Aditama.
Zuriah, Nurul. (2006). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Teori Aplikasi. Jakarta :
Bumi Aksara.

10

Anda mungkin juga menyukai