Anda di halaman 1dari 23

TUGAS INDIVIDUMINI RISET EKONOMI PENDIDIKAN

PERSEPSI ORANG TUA MURID TERHADAP DANA BANTUAN


OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) DALAM MENINGKATKAN
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN

(SMK NEGERI 1 SINGARAJA)

Dosen Pengampu : I Putu Arya Darmayasa, S.Pd,.M.Pd

Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Mandiri Yang Diwajibkan Dalam Mengikuti Perkuliahaan
Ekonomi Pendidikan

DISUSUN OLEH :

Nama : Luh Putu Pande Novie Maharani

NIM : 2217011048

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

EKONOMI DAN AKUTANSI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

TAHUN 2023
ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan mini riset ini
sebagai tugas mata kuliah Ekonomi Pendidikan. Mini riset ini berjudul "PERSEPSI ORANG
TUA MURID TERHADAP DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) DALAM
MENINGKATKAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN di SMK NEGERI 1 SINGARAJA”

Namun tentunya sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan kekurangan.
Harapan penulis, semoga bisa menjadi koreksi di masa mendatang agar lebih baik lagi dari
sebelumnya. Penulis juga ucapkan terima kasih pula kepada rekan-rekan dan semua pihak yang
terkait dalam penyusunan makalah ini. Semoga mini riset ini bisa memberikan sumbangan
pemikiran sekaligus pengetahuan bagi para pembaca.

Singaraja, 20 Juni 2023

Penulis

ii
iii

DAFTAR ISI

Halaman Judul. .................................................................................. i


Daftar Isi ............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................. 7
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................ 7
1.4. Manfaat Penelitian .............................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................... 9
2.1. Landasan Pustaka ................................................................ 9
2.1.1 Pengertian Persepsi .......................................................... 9
2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi ................. 10
2.1.3. Pengertian Orang Tua ................................................... 11
2.1.4 Peranan Orang Tua ........................................................ 12
2.1.5 Pengertian Dana Bantuan Operasional Sekolah ............ 13
2.1.6 Tujuan Dana Bantuan Operasional Sekolah ................... 15
2.1.7 Sasaran Dana Bantuan Operasional Sekolah .................. 16
2.1.8 Penggunaan Dana Bos Dalam Pengembangan Pendidikan...16
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................... 19
3.1 Deskripsi Tempat Observasi ................................................ 19
3.2 Hasil Pembahasan Observasi .............................................. 19
BAB IV PENUTUP ............................................................................ 20
4.1. Simpulan ............................................................................ 21
4.2 Saran ................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Ki Hajar Dewantara selaku Bapak Pendidikan Nasional, menjelaskan bahwa
pendidikan merupakan suatu taraf hidup yang semestinya berlangsung di sepanjang
proses pertumbuhan anak-anak. Taraf hidup merupakan tingkat kehidupan yang dapat
menjadi tuntutan dan menjamin kehidupan seseorang di masa yang akan datang. Banyak
pihak yang berperan dalam menyukseskan tujuan ini, sebagaimana dipertegas dalam
amandemen UUD 1945, bahwa peran bagi setiap warga negara wajib adalah mengikuti
pendidikan dasar. Sedangkan pemerintah wajib membiayainya. Jenjang pendidikan dasar
ini merupakan program pendidikan bagi warga negara berusia tujuh sampai 15 tahun
melalui program wajib belajar sembilan tahun (Wajar 9 Tahun), meliputi jenjang
pendidikan SD/sederajat hingga SMP/sederajat.Proses pendidikan juga diarahkan untuk
mencapai kemajuan potensi pada anak didik secara manusiawi sehingga kemampuan dan
kepribadian dapat menjadi unggul. Untuk mencapai tujuan tersebut, negara sebagai
pemegang wewenang tertinggi mampu menerapkan sistem pendidikan nasional yang
dapat memenuhi kehidupan masyarakat semakin lebih baik.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
pasal 6 ayat (1) menyebutkan bahwa setiap warga negara yang berusia 7-15 (tujuh sampai
dengan lima belas) tahun wajib mengikuti pendidikan dasar. Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 34 ayat (2) menyebutkan bahwa
Pemerintah dan pemerintah daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar minimal
pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya, sedangkan dalam ayat (3)
menyebutkan bahwa wajib belajar merupakan tanggung jawab negara yang
diselenggarakan oleh lembaga pendidikan pemerintah, pemerintah daerah, dan
masyarakat. Konsekuensi dari amanat undang-undang tersebut adalah Pemerintah dan
pemerintah daerah wajib memberikan layanan pendidikan bagi seluruh siswa pada tingkat
pendidikan dasar (SD, SMP dan SMA) serta sekolah lain yang sederajat.
Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang di mulai sejak Juli 2005, telah
berperan secara signifikan dalam percepatan pencapaian program wajar 9 tahun. Oleh
5

karena itu, mulai tahun 2009 pemerintah telah melakukan perubahan tujuan, pendekatan
dan orientasi program BOS, dari perluasan akses menuju peningkatan kualitas. Mulai
tahun 2011 dana bantuan operasional sekolah (BOS) mengalami perubahan mekanisme
penyaluran dana, yang semula dari skema APBN menjadi dana perimbangan yang
dilakukan melalui mekanisme transfer ke daerah dalam bentuk dana penyesuaian untuk
bantuan operasional sekolah sebagaimana dimaksud dalam undang-undang Nomor 10
tahun 2010 tentang APBN 2011 menurut peraturan mendiknas nomor 69 tahun 2009,
standar biaya operasi non personalia adalah standar biaya yang diperlukan untuk
membiayai kegiatan operasi nonpersonalia selama 1 (satu) tahun sebagai bagian dari
keseluruhan dana pendidikan agar satuan pendidikan dapat melakukan kegiatan
pendidikan secara teratur dan berkelanjutan sesuai standar nasional pendidikan (SNP),
bantuan operasional Sekolah adalah program pemerintah yang pada dasarnya adalah
penyediaan pendanaan biaya operasi nonpersonalia bagi satuan pendidikan dasar sebagai
pelaksana program wajib belajar (Depdiknas, 2009:76)
Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, pasal5,
ayat (1) menyatakan bahwa “ setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk
memperoleh pendidikan yang bermutu,” dan pasal 11, ayat (1) menyatakan “pemerintah
dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin
terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi”
(Depdiknas, 2006:57)Pada prinsipnya program BOS dicetuskan sebagai upaya untuk
meningkatkan akses masyarakat khususnya siswa dari keluarga miskin terhadap
pendidikan yang berkualitas dalam rangka penuntasan wajib belajar 9 tahun. Sekolah
yang menerima BOS diharuskan untuk mengikuti cara pengelolaan, penggunaan,
pertanggungjawaban yang diterima.Untuk melancarkan program pemberian dana bantuan
operasional sekolah ini, perlu adanya manajemen BOS atau pengelolaan BOS yang
transparan sehingga pengelolaannya berjalan lancar dan terkendali. Menurut Anwar,
Idochi. (2000:82) bahwa pelaksanaan pengelolaan dana BOS dilaksanakan agar: 1)
sistem pengendalian intern atas penetapan alokasi penyaluran, penggunaan dan
pertanggungjawaban dana BOS akuntabel dan kredibel, 2) penerima dana BOS dapat
diterima sekolah dalam jumlah, waktu dan cara yang tepat, 3) pengelolaan dana BOS
dapat dipergunakan dengan sesuai petunjuk pelaksanaan, 4) program dana BOS dapat

5
6

membebaskan biaya pendidikan bagi siswa tidak mampu telah tercapai. Secara konsep
program bantuan operasional sekolah (BOS) diberikan untuk mengurangi beban
masyarakat, khususnya masyarakat miskin atau tidak mampu agar mereka dapat
memperoleh layanan pendidikan wajib belajar yang memadai dan bermutu.
Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) merupakan program pemerintah yang
bertujuan untuk membantu sekolah dalam membiayai kegiatan operasional, seperti
pembelian buku, alat tulis, dan kebutuhan pendidikan lainnya. Program ini diharapkan
dapat meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah-sekolah, terutama di daerah-daerah
terpencil atau kurang berkembang. Namun, pelaksanaan program BOS tidak selalu
berjalan dengan lancar di semua sekolah. Beberapa sekolah mengalami kendala dalam
pengelolaan dana BOS, seperti ketidaktransparan dalam penggunaan dana, penggunaan
dana yang tidak efektif, dan kurangnya partisipasi orang tua murid dalam pengelolaan
dana BOS. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi pengelolaan
dana BOS di SMK Negeri 1 Singaraja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
persepsi orang tua murid tentang pengelolaan dana BOS, dampak positif yang telah
diberikan oleh program BOS, serta masalah yang terjadi dalam pelaksanaan program
BOS di sekolah tersebut.
Dengan mengetahui hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan masukan
bagi pemerintah dan lembaga terkait dalam meningkatkan efektivitas program BOS serta
membantu sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Selain itu, penelitian ini
juga dapat memberikan informasi kepada masyarakat mengenai upaya pemerintah dan
sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan di daerah terpencil atau kurang
berkembang. Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) merupakan salah satu program
pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Program ini memberikan bantuan keuangan kepada sekolah untuk membiayai kegiatan
operasional, seperti pembelian buku, alat tulis, dan kebutuhan pendidikan lainnya.
Namun, pelaksanaan program BOS tidak selalu berjalan dengan lancar di semua
sekolah. Beberapa sekolah mengalami kendala dalam pengelolaan dana BOS, seperti
ketidaktransparan dalam penggunaan dana, penggunaan dana yang tidak efektif, dan
kurangnya partisipasi orang tua murid dalam pengelolaan dana BOS. Oleh karena itu,
penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi pengelolaan dana BOS di SMK Negeri 1

6
7

Singaraja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi orang tua murid tentang
pengelolaan dana BOS, dampak positif yang telah diberikan oleh program BOS, serta
masalah yang terjadi dalam pelaksanaan program BOS di sekolah tersebut.Dengan
mengetahui hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan masukan bagi pemerintah
dan lembaga terkait dalam meningkatkan efektivitas program BOS serta membantu
sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Selain itu, penelitian ini juga dapat
memberikan informasi kepada masyarakat mengenai upaya pemerintah dan sekolah
dalam meningkatkan kualitas pendidikan di daerah terpencil atau kurang berkembang.
Berdasarkan uraian latar belakang, maka penulis tertarik untuk melakukan sebuah
penelitian dengan judul ”PERSEPSI ORANG TUA MURID TERHADAP DANA
BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) DALAM MENINGKATKAN
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN DI SMK NEGERI 1 SINGARAJA”

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka yang menjadi rumusan masalah pokok
dalam pembahasan ini adalah :
1. Bagaimana persepsi orang tua murid terhadap dana bantuan operasional sekolah
(BOS) dalam meningkatkan pengembangan pendidikan di SMK Negeri 1 Singaraja ?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana persepsi orang tua murid terhadap dana bantuan
operasional sekolah (BOS) dalam meningkatkan pengembangan pendidikan di SMK
Negeri 1 Singaraja.

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah manfaat teoritis dan praktis.
Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang lebih
rinci dan mendalam tentang persepsi orang tua terhadap dana bantuan operasional
sekolah (BOS) dalam meningkatkan pengembangan pendidikan di SMK Negeri 1

7
8

Singaraja, sedangkan secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat, yaitu :
1. Bagi penulis untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang
persepsi orang tua terhadap dana bantuan operasional sekolah (BOS) dalam
meningkatkan pengembangan pendidikan di SMK Negeri 1 Singaraja, dan
untuk lebih memotivasi potensi yang ada dalam diri penulis.
2. Bahan pertimbangan tentang persepsi orang tua terhadap dana Bantuan
Operasional Sekolah (BOS) dalam meningkatkan pengmbangan pendidikan di
SMK Negeri 1 Singaraja.
3. Bagi penelitianselanjutnya, yang berkaitan dengan judul ini sebagai bahan
pembanding dan acuan dalam menulis karya tulis yang relevan.

8
9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka


2.1.1 Pengertian Persepsi
Persepsi dalam arti sempit ialah penglihatan, bagaiman cara seseorang melihat
sesuatu, sedangkan dalam arti luas ialah pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana
sesorang memandang atau mengartikan sesuatu. Persepsi merupakan suatu proses yang
didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan psoses diterimannya stimulus oleh
individu melalui alat indera atau juga disebut proses sensoris. Namun proses itu tidak
berhenti tidak berhenti begitu saja, malainkan stimulus tersebut diteruskan dan proses
selanjutnya merupakan proses pendahulu dari proses persepsi.
Istilah presepsi (perception) bisa diartikan penglihatan, pengamatan, tanggapan
dan daya memahami atau menanggapi. Persepsi adalah proses seseorang mengetahaui
beberapa hal melalui pancaindranya. Jadi persepsi tidak lepas dari pada pembicaraan
tentang orientasi karena persepsi marupakan salah satu fase dari proses orientasi atau
perhatian terhadap suatu objek tertentu.
Persepsi dalam pengertian psikologi adalah proses pencarian informasi untuk
dipahami. Alat untuk memperoleh informasi tersebut adalah pengindraan (penglihatan,
pendengaran, perabaan dan sebagainnya). Persepsi seseorang terhadap orang lain atau
terhadap beberapa orang lain bertujuan untuk memahami orang lain. Pesepsi seperti itu
dinamakan persepsi sosial.
Selain itu dalam salah satu rumusan J.P. Chaplin dalam kamus psikologi
menyatakan bahwa persepsi adalah kesadaran intuitif mengenai kebenaran langsung atau
keyakinan yang serta merta mengenai sesuatu. Persepsi adalah proses yang menyangkut
masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia, melalui persepsi manusia terus
menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat
inderanya yaitu indera penglihatan, pendengar, peraba, perasa dan penciuman.
Persepsi adalah suatu proses dimana seseorang mengorganisasikan dalam
pikirannya, menafsirkan, mengalami dan mengelola pertanda atau segala sesuatu yang
terjadi dilingkungannya.

9
10

Dari uaraian di atas, maka dapat dipahami bahwa persepsi tidaklah lahir dengan
sendirinya, malainakn banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor. Persepsimerupakan suatu
proses dalam arti bahwa persepsi tidaklah terjadi dengan sendirinya, mengolah stimulus
yang diterima melalui panca indera kemudian diintegrasikan dan disimpan dalam otak
selanjutnya memberikan arti dan dan tanggapan terhadap stimulus sesuia dengan keadaan
diri dan lingkungan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa persepsi tidaklah berdiri
sendiri melainkan dipengaruhi oleh beberapa faktor.
2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Persepsi yang timbul tidak lahir dengan sendirinya melainkan dipengaruhioleh
beberapa faktor, baik bersifat intern maupun ektern. Ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi persepsi seseorang. Berikut adalah beberapa faktor yang umumnya dapat
memengaruhi persepsi individu:
1. Pengalaman pribadi: Pengalaman masa lalu seseorang dapat mempengaruhi cara
mereka mempersepsikan situasi atau objek tertentu. Pengalaman yang positif atau
negatif dapat membentuk keyakinan dan pandangan mereka terhadap hal-hal yang
serupa di masa depan.
2. Kepribadian: Kepribadian individu, termasuk sifat-sifat seperti sikap, nilai-nilai, dan
preferensi, dapat mempengaruhi persepsi mereka terhadap dunia. Orang dengan
kepribadian yang lebih optimis cenderung memiliki persepsi yang lebih positif,
sementara orang dengan kepribadian yang cenderung skeptis atau paranoid mungkin
memiliki persepsi yang lebih negatif.
3. Konteks sosial: Konteks sosial, seperti budaya, norma sosial, dan lingkungan tempat
seseorang tinggal, juga dapat mempengaruhi persepsi individu. Misalnya, pandangan
dan norma yang diterima dalam suatu budaya dapat membentuk cara seseorang
mempersepsikan tindakan atau perilaku tertentu.
4. Komunikasi verbal dan non-verbal: Komunikasi yang diterima dari orang lain dapat
mempengaruhi persepsi seseorang. Cara seseorang berbicara, bahasa tubuh, ekspresi
wajah, dan intonasi suara dapat memberikan petunjuk tentang maksud atau emosi
yang terkait dengan komunikasi tersebut.
5. Bias kognitif: Manusia cenderung memiliki bias kognitif, yaitu kecenderungan untuk
memproses informasi dengan cara tertentu yang dapat mempengaruhi persepsi

10
11

mereka. Contohnya, efek priming, di mana informasi sebelumnya dapat


mempengaruhi cara seseorang mempersepsikan informasi yang diterima selanjutnya.
6. Tujuan dan motivasi: Tujuan dan motivasi individu juga dapat mempengaruhi
persepsi mereka. Misalnya, seseorang yang memiliki tujuan yang kuat untuk
mencapai sesuatu mungkin cenderung mempersepsikan hal-hal yang mendukung
tujuan mereka dengan lebih positif daripada yang tidak mendukung tujuan tersebut.
7. Konteks fisik: Lingkungan fisik tempat seseorang berada dapat mempengaruhi
persepsi mereka. Faktor seperti pencahayaan, suhu, warna, dan kebisingan dapat
memengaruhi cara seseorang mempersepsikan objek atau situasi tertentu.

2.1.3 Pengertian Orang Tua


Keluarga dalam hal ini adalah orang tua merupakan konsep yang bersifat
multidimensi. Para ilmuwan sosial bersilang pendapat mengenai rumusan pengertian
keluarga yang bersifat universal. Salah satu ilmuwan yang mengawali pengkajian tentang
keluarga adalah George Murdock. Dalam bukunya Social Structure, Mudrock
menguraikan sebagaimana yang dikutip oleh Sri Lestari bahwa keluarga merupakan
kelompok sosial yang memiliki karateristik, tinggal bersama, terdapat kerja sama
ekonomi, dan menjadi pusat reproduksi. Sehingga definisi tentang keluarga juga
diungkapkan oleh Ira Reis, yang menjelaskan bahwa keluarga adalah suatu kelompok
kecil yang terstruktur dalam pertalian keluarga dan memiliki fungsi utama berupa
sosialisasi pemeliharaan terhadap generasi baru. Pandangan Ira Reis tentang keluarga
merupakan sanggahan terhadap pendapat George Murdock, karena ia menganggap
penjelasan George Murdock tentang keluarga hanya menekankan pada sudut pandang
keluarga yang teralu bersifat struktural. Selain itu, masalah definisi keluarga juga
diajukan oleh Weigert dan Thomas, yang menganggap definisi keluarga yang
dikemukakan oleh Ira Reis kurang bersifat nominal, karena menekankan pada berlakunya
fungsi tertentu. Menurut mereka keluarga adalah suatu tatanan utama yang
mengomunikasikan pola-pola nilai yang bersifat simbolik kepada generasi baru.
Orang tua siswa adalah sumber pembiayaan pendidikan yang cukup potensial diluar
pemerintah. Orang tua siswa pada umumnya tidak keberatan menyediakan sebagian biaya
penyelenggaraan pendidikan dengan harapan bahwa anaknya kualitas baik.

11
12

Dari uraian di atas, paling tidak tentang definisi keluarga dapat ditinjau berdasarkan tiga
sudut pandang, yaitu definisi struktural, definisi fungsional dan definisi interaksional.
a. Definisi struktural. Keluarga didefinisikan berdasarkan kehadiran atau
ketidakhadiran anggota keluarga, seperti orang tua anak dan kerabat lainnya. Dari
prespektif ini dapat muncul tentang keluarga sebagai asal usul, keluarga sebagai
wahana melahirkan keturunan, dan keluarga bahagia.
b. Definisi fungsional. Keluarga didefinisikan dengan penekanan pada terpenuhinya
tugas-tugas dan fungsi-fungsi psikososial. Fungsi tersebut mencakup perawatan,
sosialisasi pada anak, dukungan emosi, materi dan pemenuhan peran tertentu.
Definisi ini memfokuskan pada tugas-tugas yang dilakukan oleh keluarga.
c. Definisi transaksional. Keluarga didefinisikan sebagai kelompok yang
mengembangkan keintiman melalui perilaku-perilaku yang memunculkan rasa
identitas sebagai keluarga, berupa ikatan emosi, pengalaman historis, maupun
cita-cita masa depan. Definisi ini memfokuskan pada bagaimana keluarga
melaksanakan fungsinya.

2.1.4 Peranan Orang Tua


Peran orang tua dalam meningkatkan pengembangan pendidikan anak sangat penting
dan memiliki dampak yang signifikan. Berikut adalah beberapa peran orang tua dalam
meningkatkan pengembangan pendidikan anak:
1. Motivator dan Penggerak: Orang tua dapat menjadi motivator dan penggerak utama
bagi anak dalam mencapai keberhasilan pendidikan. Dengan memberikan dorongan,
pujian, dan dukungan, mereka dapat memotivasi anak untuk belajar dengan semangat
dan mengembangkan minat yang kuat terhadap pendidikan.
2. Lingkungan Belajar yang Mendukung: Orang tua dapat menciptakan lingkungan
belajar yang positif di rumah. Mereka dapat menyediakan bahan-bahan pendidikan
yang relevan, seperti buku, permainan edukatif, dan alat tulis. Selain itu, mereka
dapat menentukan jadwal rutin untuk belajar di rumah dan memberikan ruang yang
tenang dan nyaman bagi anak untuk fokus dan berkonsentrasi.
3. Mendukung Pembelajaran di Sekolah: Orang tua dapat berperan aktif dalam
mendukung pembelajaran anak di sekolah. Hal ini meliputi berkomunikasi secara

12
13

teratur dengan guru untuk memahami perkembangan anak, menghadiri pertemuan


orang tua-guru, dan terlibat dalam kegiatan sekolah yang relevan. Orang tua juga
dapat membantu anak dengan tugas sekolah, memberikan bimbingan, dan
menjelaskan materi yang sulit dipahami.
4. Mengajarkan Nilai-nilai dan Etika: Orang tua memiliki peran penting dalam
mengajarkan nilai-nilai moral dan etika kepada anak. Mereka dapat memberikan
contoh perilaku yang baik, mengajarkan pentingnya kejujuran, tanggung jawab, kerja
keras, dan sikap saling menghormati. Nilai-nilai ini membentuk karakter anak dan
membantu mereka menjadi individu yang bertanggung jawab dan beretika dalam
kehidupan sehari-hari.
5. Mendorong Keterlibatan dalam Kegiatan Ekstrakurikuler: Orang tua dapat
mendorong anak untuk terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan
minat mereka. Ini bisa termasuk kegiatan olahraga, seni, musik, atau klub akademik.
Kegiatan ekstrakurikuler membantu mengembangkan keterampilan sosial,
kepemimpinan, dan minat khusus anak, serta memberikan peluang untuk
mengembangkan diri di luar lingkungan akademik.
6. Mengembangkan Keterampilan Hidup: Selain pendidikan akademik, orang tua juga
dapat membantu anak mengembangkan keterampilan hidup yang penting, seperti
keterampilan komunikasi, pemecahan masalah, manajemen waktu, dan kemandirian.
Ini membantu anak untuk menjadi individu yang lebih mandiri, terampil, dan siap
menghadapi tantangan di masa depan.
7. Menjaga Komunikasi Terbuka: Orang tua dapat menjaga komunikasi terbuka dengan
anak mereka. Mendengarkan dengan empati, memberikan perhatian, dan memahami
kebutuhan anak adalah kunci dalam membangun hubungan yang baik dan
memperkuat motivasi

2.1.5 Pengertian Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)


Menurut Peraturan Mendiknas nomor 69 Tahun 2009, standar biaya operasi
nonpersonalia adalah standar biaya yang diperlukan untuk membiayai kegiatan operasi
nonpersonalia selama 1 (satu) tahun sebagai bagian dari keseluruhan dana pendidikan
agar satuan pendidikan dapat melakukan kegiatan pendidikan secara teratur dan

13
14

berkelanjutan sesuai Standar Nasional Pendidikan. BOS adalah program pemerintah yang
pada dasarnya adalah untuk penyediaan pendanaan biaya operasi nonpersonalia bagi
satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana program wajib belajar. Namun demikian, ada
beberapa jenis pembiayaan investasi dan personalia yang diperbolehkan dibiayai dengan
dana BOS.
Menurut (Mulyono, 2010: 189) Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) adalah
program pemerintah yang pada dasarnya untuk penyediaan pendanaaan biaya
nonoperasional bagi satuan pendidikan dasar sebagai pelaksanaa program wajib belajar.
BOS SMA adalah program pemerintah berupa pemberian dana langsung kepada SMA
negeri dan swasta untuk membantu memebuhi Biaya Operasional Non Personalia
Sekolah. Sebagai wujud keterpihakan terhadap siswa miskin atas pemberian dana BOS,
sekolah wajibkan untuk memberikan kompensasi membebaskan (fee waive) dan/atau
membantu (discount fee) siswa miskin dari kewajiban membayar iuran sekolah dan
biaya-biaya untuk kegiatan ekstrakurikuler. Bagi sekolah yang berada di
kabupaten/kota/propinsi yang telah menerapkan pendidikan gratis sekolah tidak
mewajibkan memberikan pembebasan membantu siswa. Besaran dana BOS yang
diterima sekolah dihitung berdasarkan jumlah siswa masing-masing sekolah dan satuan
biaya bantuan (Dirjen Pendidikan Menengah tentang petunjuk teknis BOS SMA tahun
2014, 2014: 3). Pendidikan dilaksanakan untuk mewujudkn tujuan pendidikan nasional,
seperti yang dinyatakan dalam Undang-Undang Dasar 1945 tahun 2002 pada pasal 31
menyatakan:
a. Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan
b. Setiap warga negara wajib mengkuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayai.
c. Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarkan satu sistem
d. pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta
akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur
dengan Undang-undng
e. Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari
anggaran pendapatan belanja negara serta dari anggaran pendapatan belnja
dari daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.

14
15

f. Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung


tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta
kesejahteraan umat manusia.

Agar pembangunan pendidikan menjadi wahana yang efektif dan efesien dalam
pengembangan SDM, maka argumentasi kebijaksanaan pembangunan pendidikan dapat
dilihat dari tiga orientasi pendidikan dalam kaitannya dengan pengembangan kualitas
SDM. Pengembangan kualitas SDM memliki kaitan yang erat dengan pendidikan dasar.
Sistem pendidikan memiliki bagian-bagian sistem, yang satu sama lain tidak dapat
dipisahkan, saling bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Penyelenggaraan (pemerintah atau swasta) dan sebagainya. Penelitian yang akan
dilaksanakan ini lebih difokuskan kepada pelaksanaan dan penggunaan dana BOS dalam
pengembangan pendidikan.

Mutu pendidikan diartikan sebagai kemampuan belajar secara efektif dari setiap
individu (baik murid maupun guru) yang dilibatkan dalam proses pendidikan. Pada
lembaga pendidikan baik disekolah maupun diluar sekolah. Sekolah sebagai suatu sistem
yang dapat dikatakan memiliki mutu yang tinggi apabila menghasilkan kemampuan
belajar dengan baik.

2.1.6 Tujuan Program Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)


Secara umum program BOS bertujuan untuk meringankan beban masyarakat
terhadap pembiayaan pendidikan dalam rangka program wajib belajar (Mulyono, 2010:
191). Program BOS SMA/SMK bertujuan untuk mewujudkan layanan pendidikan yang
terjangkau dan bermutu bagi semua lapisan masyarakat dalam rangka mendukung
Pendidikan Menengah Universal (PMU). Tujuan BOS pada SMA/SMALB/SMK untuk:
a. Membantu penyediaan pendanaan biaya operasi non personil sekolah, akan tetapi
masih ada beberapa pembiayaan personil yang masih dapat dibayarkan dari dana
BOS.
b. Meningkatkan angka partisipasi kasar;
c. Mengurangi angka putus sekolah;
d. Mewujudkan keberpihakan Pemerintah Pusat (affimative action) bagi peserta didik
yang orangtua/walinya tidak mampu dengan membebaskan (fee waive) dan/atau

15
16

membantu (discount fee) tagihan biaya sekolah dan biaya lainnya di


SMA/SMALB/SMK sekolah;
e. Memberikan kesempatan yang setara (equal opportunity) bagi peserta didik yang
orangtua/walinya tidak mampu untuk mendapatkan layanan pendidikan yang
terjangkau dan bermutu; dan/atau
f. Meningkatkan kualitas proses pembelajaran di sekolah

2.1.7 Sasaran Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)


a. SD/SDLB/SMP/SMPLB, SMA/SMALB/SMK, dan SLB yang diselenggarakan oleh
Pemerintah Pusat di bawah pengelolaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
pemerintah daerah, atau masyarakat yang telah terdata dalam Dapodik; dan
b. SD/SDLB/SMP/SMPLB, SMA/SMALB/SMK, dan SLB yang memenuhi syarat
sebagai penerima BOS berdasarkan kriteria yang telah ditentukan oleh Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.

SD/SDLB/SMP/SMPLB, SMA/SMALB/SMK, dan SLB yang diselenggarakan oleh


Pemerintah Pusat atau pemerintah daerah wajib menerima BOS yang telah dialokasikan.

SD/SDLB/SMP/SMPLB, SMA/SMALB/SMK, dan SLB yang diselenggarakan oleh


masyarakat dapat menolak BOS yang telah dialokasikan setelah memperoleh persetujuan
orang tua peserta didik melalui Komite Sekolah dan tetap menjamin kelangsungan
pendidikan peserta didik yang orangtua/walinya tidak mampu di
SD/SDLB/SMP/SMPLB, SMA/SMALB/SMK, dan SLB yang bersangkutan.

2.1.8 Penggunaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dalam Pengembangan


Pendidikan
Penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di SMK Negeri 1 Singaraja
atau sekolah menengah kejuruan dapat berkontribusi pada pengembangan pendidikan
dengan berbagai cara. Berikut adalah beberapa penggunaan dana BOS dalam
pengembangan pendidikan di SMK Negeri 1 Singaraja:
1. Peningkatan Sarana dan Prasarana: Dana BOS dapat digunakan untuk memperbaiki,
membangun, atau memperluas sarana dan prasarana di SMK Negeri 1 Singaraja. Ini

16
17

meliputi perbaikan gedung, ruang praktik, laboratorium, perpustakaan, dan fasilitas


olahraga. Peningkatan sarana dan prasarana yang memadai menciptakan lingkungan
belajar yang baik bagi siswa dan guru.
2. Pengembangan Program Keahlian: Dana BOS dapat dialokasikan untuk
pengembangan program keahlian di SMK Negeri 1 Singaraja. Ini mencakup
penyediaan peralatan dan bahan ajar yang diperlukan untuk setiap program keahlian,
seperti mesin, peralatan industri, perangkat lunak, dan bahan praktikum.
Pengembangan program keahlian yang relevan dan mutakhir membantu siswa
memperoleh keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri.
3. Pelatihan Guru dan Staff: Dana BOS dapat digunakan untuk menyelenggarakan
pelatihan dan pengembangan profesional bagi guru dan staff di SMK Negeri 1
Singaraja. Pelatihan tersebut dapat mencakup peningkatan keterampilan mengajar,
penerapan teknologi dalam pembelajaran, manajemen sekolah, dan pengembangan
kurikulum. Pelatihan ini membantu meningkatkan kualitas pengajaran dan pelayanan
pendidikan secara keseluruhan.
4. Pengadaan Perangkat Teknologi: Dana BOS dapat digunakan untuk membeli dan
memperbarui perangkat teknologi seperti komputer, laptop, printer, perangkat lunak,
dan perangkat jaringan. Penggunaan teknologi dalam pembelajaran di SMK Negeri 1
Singaraja dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan digital yang penting
dalam dunia kerja saat ini.
5. Program Bantuan Siswa: Dana BOS dapat dialokasikan untuk program bantuan siswa
di SMK Negeri 1 Singaraja. Program ini dapat mencakup subsidi biaya pendidikan,
bantuan transportasi, dan bantuan kebutuhan belajar bagi siswa yang kurang mampu
secara ekonomi. Program bantuan siswa membantu meningkatkan aksesibilitas
pendidikan bagi semua siswa.
6. Kegiatan Ekstrakurikuler: Dana BOS dapat digunakan untuk mendukung kegiatan
ekstrakurikuler di SMK Negeri 1 Singaraja. Ini meliputi klub kegiatan, ekskursi,
kegiatan komunitas, dan kegiatan seni dan budaya. Kegiatan ekstrakurikuler
membantu mengembangkan minat khusus, keterampilan sosial, dan kepemimpinan
siswa di luar kurikulum akademik.

17
18

7. Peningkatan Kualitas Pembelajaran: Dana BOS dapat digunakan untuk meningkatkan


kualitas pembelajaran di SMK Negeri 1 Singaraja. Ini meliputi penyediaan buku teks,
referensi, dan materi pembelajaran yang relevan dan mutakhir. Selain itu, dana
tersebut dapat digunakan untuk mengadakan pelatihan guru, lokakarya, dan kegiatan
pengembangan profesional lainnya untuk meningkatkan keterampilan pengajaran
guru.
8. Pengadaan Bahan Praktikum dan Laboratorium: SMK Negeri 1 Singaraja dapat
menggunakan dana BOS untuk memperoleh dan memperbarui bahan praktikum dan
peralatan laboratorium. Ini memungkinkan siswa untuk belajar secara praktis dan
mengembangkan keterampilan yang diperlukan dalam bidang keahlian mereka.
Pembaruan dan pemeliharaan bahan praktikum dan peralatan laboratorium sangat
penting untuk mendukung pembelajaran yang efektif di SMK.
9. Program Pengembangan Karir: Dana BOS dapat dialokasikan untuk program
pengembangan karir siswa di SMK Negeri 1 Singaraja. Ini dapat mencakup kegiatan
seperti seminar, lokakarya, kunjungan industri, dan magang. Program ini membantu
siswa memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang dunia kerja dan memberikan
pengalaman praktis yang berharga dalam persiapan mereka untuk karir di masa
depan.
10. Peningkatan Keamanan Sekolah: Dana BOS juga dapat digunakan untuk
meningkatkan keamanan dan keselamatan di SMK Negeri 1 Singaraja. Ini meliputi
pemeliharaan sistem keamanan, peningkatan infrastruktur keamanan seperti pagar
dan kamera pengawas, serta penyediaan pelatihan dan program keselamatan bagi
siswa dan staf.
11. Pengembangan Program Kewirausahaan: Dana BOS dapat digunakan untuk
mendukung pengembangan program kewirausahaan di SMK Negeri 1 Singaraja.
Program ini dapat meliputi pendidikan kewirausahaan, pelatihan keterampilan bisnis,
dan dukungan bagi siswa yang ingin memulai usaha sendiri. Hal ini membantu siswa
mengembangkan keterampilan kewirausahaan dan mempersiapkan mereka untuk
menjadi pengusaha sukses di masa depan.

18
19

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

Nama Sekolah : SMK Negeri 1 Singaraja

Alamat : Jl. Pramuka No.6, Banjar Bali, Kec. Buleleng,


Kabupaten Buleleng, Bali 81113

3.1 Deskripsi Tempat Observasi


SMK Negeri 1 Singaraja merupakan lembaga pendidikan kejuruan yang bertugas
meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang sesuai dengan kebutuhan industry dan
masyarakat.SMK Negeri 1 Singaraja berlokasi di Jl. Pramuka No.6, Banjar Bali, Kec.
Buleleng, Kabupaten Buleleng, Bali. Lokasinya sangat strategis, karena berada di tengah
tengah pusat kota dan Polres Buleleng.
3.2 Hasil Observasi

Hasil observasi menunjukkan bahwa: Persepsi orang tua murid terhadap Bantuan
Operasional Sekolah (BOS) yaitu: baik atau positif karena Orang tua murid merasakan
manfaat dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS); dimana dana BOS digunakan
untuk membantu seluruh siswa, khususnya siswa miskin; Orang tua murid sudah tidak
memberikan uang tambahan lagi kepada anaknya untuk membeli buku paket di sekolah;
Adapun persepsi orang tua murid terhadap Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yaitu:
kurang baik atau negatif karena kurangnya komunikasi antara Orang tua murid dengan
pihak sekolah; dan kurangnya sosialisasi dari pihak sekolah mengenai dana Bantuan
Operasional Sekolah (BOS), maka dengan ini ada beberapa orang tua murid yang kurang
mengerti/memahami mengenai dana BOS.

Masalah-masalah yang dihadapi oleh pihak sekolah dalam penggunaan dana bantuan
operasional sekolah yaitu dana yang ada tidak bebas untuk dibelanjakan, sedangkan ada
sarana yang di butuhkan seperti lcd, proyektor, namun tidak bisa dibeli karna dana
dibatasi, ada pos; kemudian faktor penghambat dana Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) di SMK Negeri 1 Singaraja adalah kesibukan dan kelelahan yang dihadapi oleh
pengelolah dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Hal ini dikarenakan bendahara

19
20

yang merupakan pengelolah dana BOS juga bertugas untuk mengajar. Pada bagian ini
akan di bahas mengenai hasil-hasil penelitian secara umum. Hasil penelitian ini
memberikan gambaran tentang persepsi orang tua murid terhadap bantuan operasional
sekolah . Maka peneliti akan membahas data-data yang di perolehnya dari lokasi
penelitian. Untuk lebih jelasnya dipaparkan sebagai berikut: Berbagai macam persepsi
yang diberikan oleh orang tua muird terhadap penyaluran dan BOS. Dimana persepsi
antara satu dan lainnya ada yang sama dan berbeda. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Davidoff (1998:233) mengatakan bahwa dengan persepsi individu dapat menyadari,
mengerti tentang keadaan lingkungan di sekitarnya dan juga tentang keadaan diri
individu yang bersangkutan. Pengetahuan orang tua murid mengenai dana Bantuan
Operasional Sekolah (BOS) terlihat belum cukup baik, sebagaimana terlihat pada
pernyataan responden mengenai dana BOS. sebagian dari mereka juga masih ada yang
belum mengerti/memahami apa sebenarnya dana BOS itu dan ada beberapa orang tua
murid yang berpersepsi bahwa dana Bantuan Operasional Sekolah itu diperuntukkan
untuk siswa miskin saja dan Pengetahuan orang tua murid mengenai sumber BOS terlihat
belum cukup baik, sebagaimana terlihat bahwa masih ada beberapa orang tua murid di
SMK Negeri 1 Singaraja yang belum mengetahui darimana sumber dana BOS. dan
sebagian orang tua murid yang sudah mengetahui sumber dana BOS menyatakan bahwa
dana bantuan operasional itu bersumber dari kompensasi BBM yang diluncurkan oleh
pemerintah. Dalam hal ini orang tua murid memberikan pendangan yang berbeda dengan
subyek yang sama yaitu dana BOS. Adapun tujuan diluncurkannya dana BOS disini yaitu
Sebagai salah satu alat untuk mengurangi angka putus sekolah di SMA dan sederajat.
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) merupakan suatu bantuan dana dari pemerintah
pusat yang semula berasal dari pengurangan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang
direalokasikan sebagian besar dananya ke dalam program besar untuk kesejahteraan
rakyat, salah satunya untuk dana BOS. Masalah yang di hadapi oleh pihak sekolah di
SMK Negeri 1 Singaraja dalam pelaksanaan dana bantuan operasional sekolah (BOS)
yaitu dana yang ada tidak bebas untuk dibelanjakan, sedangkan ada sarana yang di
butuhkan seperti lcd, proyektor, namun tidak bisa dibeli karna dana dibatasi, ada pos.
Disini dapat kita lihat bahwa tidak ada masalah serius yang dihadapi oleh pihak sekolah
mengenai pelaksanaan dana BOS.

20
21

BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:
Persepsi orang tua murid terhadap dana BOS ada 2 yaitu baik atau positif dan kurang
baik atau negatif. Pendapat positif; Orang tua murid merasakan manfaat dari dana
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dimana dana BOS digunakan untuk membantu
seluruh siswa, khususnya siswa miskin. Pendapat negatif; kurangnya sosialisasi yang
dilakukan oleh pihak sekolah kepada orang tua murid akan adanya dana bantuan
operasional sekolah (BOS).
4.2 Saran
Penelitian ini menyarankan kepada pihak yang mungkin dapat digunakan untuk
dijadikan bahan pertimbangan dan masukan dalam pelaksanaan program BOS, yaitu
Sekolah perlu melakukan komunikasi yang jelas dan terbuka dengan orang tua murid
mengenai penggunaan dana BOS. Hal ini membantu orang tua memahami bagaimana
dana tersebut digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

21
22

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, edisi
ke empat. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama 2008.
Departemen Pendidikan Nasional. (2010). Biaya Operasional Sekolah, Jakarta:
Depdiknas.
Depdiknas, 2009:iii. Buku pedoman Pelaksanaan Bantuan Orpasional Sekolah.
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Emzir.
2011. Metodelogi Penelitian Kualitatif : Analisis Data. Jakarta : Raja Grafindo
Persada.
https://www.jogloabang.com/pendidikan/tujuan-bos-sasaran-bos-waktu-bos-pengelolaan-
bos
Moleong, Lexy J, 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosdakarya,
Bandung.
Mulyono. Konsep Pembiayaan Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2014.
Petunjuk Teknis Penggunaan dan Pertanggung jawaban Keuangan Dana Bantuan
Operasional Sekolah, 2013.
Tujuan Program BOS menurut Buku Panduan 2006: Program Bantuan Operasional
sekolah (BOS) bertujuan untuk membebaskan biaya pendidikan bagi siswa tidak
mampu.
UU No. 20 Tahun 2003 Tentang sistem Pendidikan Nasional.
Walgito, Bimo, 2003. Pisikologi Sosial (suatu pengantar) Andi Offist, Yogyakrta.

22
23

Lampiran

23

Anda mungkin juga menyukai