Anda di halaman 1dari 20

EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN

“SEKOLAH PENGGERAK SMP NEGERI 1 MODAYAG”

Disusun oleh:

YUSRIL EKA PUTRA MAMONTO


NIM : 191022027

Disusun guna memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester (UAS)

MK. Evaluasi Program Pendidikan

Dosen Pengampu:

Dr. Lian G. Otaya, M.Pd

Syahrial Labaso’, M.Pd

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN


IAIN SULTAN AMAI GORONTALO
2022
Kata Pengantar

Segala puja dan puji syukur kehadirat Allah Swt., yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga penyusun dapat membuat proposal Evaluasi
Program Pendidikan “Sekolah Penggerak SMP Negeri 1 Modayag” ini tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari proposal ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah Evaluasi Program Pendidikan. Selain itu, proposal ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan bagi pembaca dan juga bagi penulis tentang Program
Sekolah Penggerak.

Terlebih dahulu, saya mengucapkan terima kasih kepada Dr. Lian G. Otaya, M.Pd dan
Syahrial Labaso’, M.Pd selaku dosen pengampu yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang saya tekuni ini.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat saya
sebutkan semua, terima kasih atas bantuannya sehingga sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas ini.

Gorontalo, 8 Juni 2022.

Yusril Eka Putra Mamonto

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI........................................................................................................iii

BAB I. PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. LATAR BELAKANG............................................................................................ 2
B. RUMUSAN MASALAH....................................................................................... 4
C. TUJUAN EVALUASI DILAKUKAN....................................................................4
D. MANFAAT EVALUASI PROGRAM...................................................................5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................6

A. KAJIAN TEORITIS.............................................................................................. 6
B. ATURAN SEKOLAH PENGGERAK...................................................................9
C. PEDOMAN PROGRAM.................................................................................... 10
D. PENDAPAT PARA AHLI................................................................................... 10

BAB III. METODE PENELITIAN........................................................................12

A. INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA............................................................12


B. LAMPIRAN INSTRUMEN EVALUASI.............................................................14
C. HASIL PENELITIAN.......................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

Dalam membuat Instrumen Evaluasi Program Pendidikan tentang Sekolah


Penggerak, kita harus mengetahui apa itu Sekolah Penggerak, Program Sekolah
Penggerak tertuang dalam Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi Nomor 371/M/2021 Tentang Program Sekolah Penggerak. Dalam Keputusan
Menteri tersebut, dijelaskan bahwa Program Sekolah Penggerak adalah sebuah program
yang berupaya mendorong satuan pendidikan melakukan transformasi diri untuk
meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah, kemudian melakukan pengimbasan ke
sekolah lain untuk melakukan peningkatan mutu serupa.

Program Sekolah Penggerak merujuk serta dibentuk untuk visi pendidikan di


Indonesia, dalam hal ini program sekolah penggerak dikaitkan secara khusus dengan
berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa-siswi secara holistik yang mencakup
materi (Literasi dan Numerasi). Adapun untuk karakter dapat diawali dengan SDM yang
unggul bagi Kepala sekolah dan guru. Dalam Kemendikbud tertulis ada 3 komponen
penting mengenai program sekolah penggerak ini, yaitu:

1. Penyempurnaan program transformasi sekolah sebelumnya.

2. Program Sekolah Penggerak akan mengakselerasi sekolah negeri/swasta di


seluruh kondisi sekolah untuk bergerak 1-2 tahap lebih maju.

3. Program dilakukan bertahap dan terintegrasi dengan ekosistem hingga seluruh


sekolah di Indonesia menjadi Program Sekolah Penggerak.

Adapun untuk evaluasi program pendidikan sekolah penggerak ini, menurut


Nadiem Makarim dalam sebuah wawancara di kanal YouTube, beliau menekankan
mengenai tujuan dari Sekolah Penggerak ini, Dia mengatakan bahwa Sekolah Penggerak
bisa menjadi panutan, tempat pelatihan, dan juga inspirasi bagi guru-guru dan kepala
sekolah lainnya.

1
Modul Ajar Kurikulum Sekolah penggerak adalah sejumlah alat atau sarana media,
metode, petunjuk, dan pedoman yang dirancang secara sistematis dan menarik. Modul
ajar merupakan implementasi dari Alur Tujuan Pembelajaran ATP) yang dikembangkan
dari Capaian Pembelajaran (CP) dengan Profil Pelajar Pancasila sebagai sasaran.

A. LATAR BELAKANG
Program Sekolah Penggerak tertuang dalam Keputusan Menteri
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 371/M/2021 Tentang
Program Sekolah Penggerak. Dalam Keputusan Menteri tersebut, dijelaskan
bahwa Program Sekolah Penggerak adalah sebuah program yang berupaya
mendorong satuan pendidikan melakukan transformasi diri untuk meningkatkan
mutu pembelajaran di sekolah, kemudian melakukan pengimbasan ke sekolah
lain untuk melakukan peningkatan mutu serupa.

Program Sekolah Penggerak merujuk serta dibentuk untuk visi


pendidikan di Indonesia, dalam hal ini program sekolah penggerak dikaitkan
secara khusus dengan berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa-siswi
secara holistik yang mencakup materi (Literasi dan Numerasi). Adapun untuk
karakter dapat diawali dengan SDM yang unggul bagi Kepala sekolah dan guru.
Dalam Kemendikbud tertulis ada 3 komponen penting mengenai program
sekolah penggerak ini, yaitu:
1. Penyempurnaan program transformasi sekolah sebelumnya.

2. Program Sekolah Penggerak akan mengakselerasi sekolah negeri/swasta di


seluruh kondisi sekolah untuk bergerak 1-2 tahap lebih maju.

3. Program dilakukan bertahap dan terintegrasi dengan ekosistem hingga


seluruh sekolah di Indonesia menjadi Program Sekolah Penggerak.

2
Indonesia telah meletakkan dasar kebijakan “pendidikan untuk semua”
dalam Pasal 31 UUD 1945 yang menyatakan bahwa setiap warga negara berhak
atas pendidikan. Amanat UUD 1945 menjadi dasar kebijakan wajib belajar dalam
rangka memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk memperoleh
pelayanan pendidikan. Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa melalui
pendidikan memiliki korelasi dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Amartya Sen (1999) dalam Development as freedom mengkategorikan
pendidikan dan kesehatan sebagai “kesempatan sosial” yang memungkinkan
masyarakat memiliki bekal yang cukup untuk berpartisipasi dalam berbagai
bidang kehidupan. Penyediaan pendidikan, seperti keterampilan literasi dan
numerasi, menjadi modal dasar bagi individu untuk mengakses pendidikan dan
memungkinkan mereka untuk menavigasi kehidupan sosial, ekonomi, dan
bahkan politik. Dengan pendidikan yang memadai seseorang memiliki
kesempatan yang lebih terbuka untuk berpartisipasi dalam pembangunan
ekonomi dan sosial serta menciptakan dan memelihara demokrasi yang sehat.

Kesenjangan mutu pendidikan antar daerah masih menjadi isu penting


dalam pemerataan mutu. Indonesia memiliki 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota
dengan kondisi sosial ekonomi dan geografis yang berbeda serta kapasitas
kelembagaan yang mempengaruhi kemampuan daerah dalam melaksanakan
kebijakan pendidikan. Pengalihan tanggung jawab melalui desentralisasi layanan
pendidikan kepada pemerintah daerah ini menimbulkan kekhawatiran tentang
politisasi manajemen pendidikan. Studi yang dilakukan oleh Rosser (2018)
menunjukkan bahwa terdapat disparitas kualitas pendidikan di Indonesia, selain
bersumber dari pendanaan yang tidak memadai, defisit sumber daya manusia
antar daerah, struktur insentif yang salah, dan manajemen yang tidak memadai,
terutama terkait dengan masalah ekonomi dan politik. . . Penyediaan dan
pengelolaan sumber daya, serta perekrutan dan pengelolaan guru, misalnya,
terkait erat dengan praktik politik dan kekuasaan di tingkat lokal (Rosser, 2018;
OECD/ADB, 2015).

3
Dalam upaya melanjutkan dan mengembangkan kebijakan peningkatan
mutu pendidikan agar lebih merata ke lebih banyak sekolah dan daerah,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menggagas Program Sekolah
Penggerak. Program ini berupaya mendorong sekolah untuk melakukan
transformasi diri untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di tingkat internal,
kemudian berdampak pada sekolah lain untuk melakukan peningkatan kualitas
serupa. Agar program ini berkelanjutan, perlu diciptakan ekosistem untuk
meningkatkan kualitas pendidikan di tingkat nasional, daerah, dan pendidikan.
Peraturan, kebijakan, dan penganggaran di bidang pendidikan akan difokuskan
untuk mendukung peningkatan mutu agar hasil pembelajaran dapat terus
meningkat di tingkat satuan pendidikan, daerah, dan nasional.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang penelitian tentang program Sekolah
Penggerak di atas, maka bisa dirumuskan beberapa masalah berikut ini:
1. Apa pengertian Program Sekolah Penggerak?
2. Bagaimana ruang lingkup Program Sekolah Penggerak?
3. Apa tujuan dari Program Sekolah Penggerak?

C. TUJUAN EVALUASI DILAKUKAN


Secara umum program ini bertujuan untuk mendorong proses
transformasi satuan pendidikan dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa
secara holistik, baik kompetensi (karakter) kognitif maupun non-kognitif dalam
rangka mewujudkan Profil Siswa Pancasila. Transformasi yang diharapkan tidak
hanya terbatas pada satuan pendidikan, tetapi juga memicu terciptanya
ekosistem yang mendukung perubahan dan gotong royong di tingkat daerah dan
nasional sehingga perubahan dapat terjadi secara luas dan terlembaga. Tujuan di
atas sejalan dengan upaya untuk menghasilkan sumber daya manusia yang

4
unggul, berkarakter, dan profesional sehingga mampu mendukung
pembangunan berkelanjutan di masa mendatang. Secara khusus program ini
bertujuan untuk:

1. Meningkatkan literasi, numerasi, dan karakter setiap siswa di SMP Negeri


1 Modayag;
2. Meningkatan kapasitas kepala sekolah dan guru untuk mendorong
terciptanya pembelajaran yang berkualitas;
3. Memfasilitasi guru dalam melakukan inovasi pembelajaran, serta kepala
sekolah dalam melakukan evaluasi diri dan manajemen sekolah, melalui
pendekatan digitalisasi sekolah

D. MANFAAT EVALUASI PROGRAM


Program Sekolah Penggerak diharapkan dapat memberikan manfaat yang
baik bagi pemerintah daerah dan satuan pendidikan. Bagi pemerintah daerah,
program ini diharapkan:
1. Meningkatkan kualitas pendidikan di SMP Negeri 1 Modayag;
2. Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia pendidikan di SMP
Negeri 1 Modayag;
3. Memberikan multiplier effect dari sekolah penggerak akan mempercepat
peningkatan kualitas pendidikan di SMP Negeri 1 Modayag; dan

 Bagi satuan pendidikan, Program Sekolah Penggerak diharapkan


mampu:

1. Meningkatkan mutu pendidikan pada tingkat satuan pendidikan;


2. endapatkan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi kepala sekolah
dan guru;
3. Mendapatkan akses ke teknologi/digitalisasi sekolah;
4. Mendapatkan pendampingan intensif untuk transformasi satuan
pendidikan;
5. Menjadi katalisator perubahan bagi satuan pendidikan lainnya; dan

5
6. Memperoleh tambahan anggaran untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran, misalnya untuk pembelian buku dan bahan ajar.
7.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KAJIAN TEORITIS
a. Interaksi Guru dan Siswa dalam Pembelajaran di Kelas

Kelas merupakan sarana atau tempat penyelenggaraan pembelajaran dari tingkat


yang paling dini, bahkan sampai perguruan tinggi. Dalam pembelajaran di kelas,
“belajar itu akan lebih berhasil apabila sesuai dengan minat dan kebutuhannya. Cita-cita
di masa yang akan datang merupakan faktor penting yang mempengaruhi minat dan
kebutuhan siswa untuk belajar” (Sunarto, 1994:159).

Dengan adanya program Sekolah Penggerak di SMP Negeri 1 Modayag, guru


diharapkan dapat berpihak kepada anak. Sekolah penggerak harus memiliki guru yang
mengerti bahwa setiap anak berbeda dan memiliki cara pengajaran yang berbeda.
Dengan demikian, guru dapat mengajar dengan tepat. Akhirnya siswa menjadi sangat
aktif, kreatif dan produktif. Dengan begitu, pemahaman siswa di SMP Negeri 1 Modayag
terhadap pelajaran pun menjadi maksimal.

b. Model Pembelajaran Sekolah Penggerak (Modul Ajar Kurikulum Sekolah


Penggerak)

Modul Ajar Kurikulum Sekolah Penggerak adalah sejumlah alat atau sarana media,
metode, petunjuk, dan pedoman yang dirancang secara sistematis dan menarik. Modul
ajar merupakan implementasi dari Alur Tujuan Pombelajaran ATP) yang dikembangkan
dari Capaian Pembelajaran (CP) dengan Profil Pelajar Pancasila sobagai sasaran. Modul
ajar disusun sosuai dengan fase atau tahap perkembangan posorta didik,
mompertimbangkan apa yang akan dipelajari dengan tujuan pembelajaran, dan berbasis
perkombangan jangka panjang. Guru perlu memahami konsep mengenai modul ajar
agar proses pembelajaran lobih menarik dan bermakna.

6
Komponen Modul Ajar Kurikulum Sekolah penggerak pada intinya terdiri dari 2,
yakni Informasi Umum dan Komponen Inti.

1. Informasi Umum terdiri dari subkomponen: ldentitas Modul, Kompetensi Awal,


Profil Pelajar Pancasila, Sarana dan Prasarana, Target Peserta Didik dan Model
Pembelajaran.
2. Komponen Inti terdiri dari subkomponen: 1) Tujuan Pembelajaran, Pemahaman
Bermakna, 2) Pemahaman Bermakna, 3) Pertanyaan Pemantik, 4) Kegiatan
Pembelajaran, 5) Asesmen, 6) Pengayaan dan Romedial, 7) Refleksi Peserta Didik
dan Guru.

Program Sekolah Penggerak berupaya untuk mendorong sekolah-sekolah mampu


melakukan transformasi internal, serta dapat menjadi katalisator perubahan bagi
sekolah-sekolah di sekitarnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka intervensi
program ini tidak hanya berupaya mendorong perubahan sekolah, tetapi juga
transformasi di tingkat daerah agar dapat menyelenggarakan pendidikan yang lebih
baik. Dengan demikian upaya transformasi sekolah melalui peningkatan sumber daya
manusia akan berkelanjutan dan mengimbas ke banyak sekolah karena didukung oleh
ekosistem yang memadai di tingkat daerah maupun nasional. Teori perubahan Program
Sekolah Penggerak dimulai dari input yang dihasilkan pada level nasional di awal
program pada 2021. Dalam konteks ini, input dapat dimaknai sebagai sumber daya yang
harus dipenuhi agar intervensi di tingkat daerah maupun satuan pendidikan mampu
mendapatkan hasil optimal. Dalam Program Sekolah Penggerak ini, input yang
diperlukan terdiri dari empat aspek, yaitu:

1. Regulasi yang mendukung penyelenggaraan Sekolah Penggerak, seperti regulasi


dasar Program Sekolah Penggerak, regulasi mengenai pengangkatan dan beban
kerja kepala sekolah, serta regulasi tentang guru;
2. Sumber daya konseptual Program Sekolah Penggerak antara lain kajian
akademik, pedoman pelaksanaan dan pedoman teknis, pedoman evaluasi, modul
pelatihan dan pedoman pendampingan, prototype kurikulum, serta profil dan
rapor pendidikan;

7
3. Teknologi pendukung Sekolah Penggerak, seperti dukungan fasilitas TIK dan
platform bagi guru dan kepala sekolah; dan
4. SDM pendukung Sekolah Penggerak (misal: konsultan, pendamping daerah, dan
pelatih ahli) yang memenuhi kualifikasi dan kompetensi tertentu.

Pemenuhan keempat aspek di atas akan memungkinkan dilakukannya intervensi


dasar program Sekolah Penggerak yang dilaksanakan di level daerah maupun di level
satuan pendidikan sebagai berikut:

1. Pada level daerah, intervensi dilakukan dalam bentuk (a) pendampingan


konsultatif dan asimetris, serta (b) pendampingan perencanaan berbasis data.
Intervensi ini akan berdampak kepada peningkatan pemahaman dan komitmen
Pemda untuk mendukung Program Sekolah Penggerak, serta peningkatan
kapasitas pengawas dan penilik sekolah; dan
2. Pada level satuan pendidikan, intervensi dilakukan dalam bentuk: (a) penguatan
SDM di sekolah, (b) pembelajaran dengan paradigma baru, (c) pelatihan dan
pendampingan perencanaan berbasis data, serta (d) digitalisasi sekolah.
Intervensi tersebut akan memberikan dampak pemahaman dan peningkatan
kapasitas kepala sekolah dan guru.

Pada pertengahan program tahun 2022—2023, input yang disiapkan di awal


program akan menghasilkan perubahan berkenaan dengan evaluasi dan perbaikan
kualitas sumber daya konseptual, evaluasi perbaikan teknologi pendukung sekolah
penggerak, serta peningkatan jumlah dan kualitas SDM pendukung program. Input ini
berdampak pada perubahan di level daerah, yaitu berkenaan dengan anggaran dan
kualitas pendampingan. Selain dari input pada pertengahan program di level nasional,
dampak yang terjadi di level daerah di pertengahan program tersebut juga merupakan
akumulasi dari dampak pada level daerah di awal program dan input nasional pada
pertengahan program. Sama seperti pada awal program, input nasional selain
berdampak pada level daerah juga berdampak pada satuan pendidikan secara langsung.
Dampak pada level satuan pendidikan ini merupakan agregasi dari input nasional di
awal program dan dampak pada level daerah. Di pertengahan program, dampak

8
tersebut menghasilkan perubahan-perubahan yang sama seperti di awal program, yaitu
semakin meningkatnya pemahaman dan komitmen kepala sekolah. Selain itu, ada
peningkatan kapasitas kepala sekolah dan guru ditambah dengan perubahan baru yang
terjadi pada pertengahan program, yaitu peningkatan kualitas pengelolaan sekolah,
terjaminnya keamanan dan inklusivitas sekolah, serta meningkatnya kualitas proses
pembelajaran.

Secara umum program Sekolah Penggerak merupakan program nasional yang


memberikan efek perubahan di berbagai level ekosistem pendidikan. Efek tersebut
merupakan akumulasi dari kinerja para pemangku kepentingan dalam sektor
pendidikan. Untuk itu, program ini tidak hanya akan memberikan dampak pada
meningkatnya rapor mutu pendidikan, tetapi juga perubahan ekosistem pendidikan
yang saling berkolaborasi.

B. ATURAN PROGRAM SEKOLAH PENGGERAK

Sebagai upaya untuk melanjutkan dan mengembangkan kebijakan peningkatan dan


pemerataan mutu pendidikan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi (Kemendikbudristek) menginisiasi Program Sekolah Penggerak.

Program Sekolah Penggerak berupaya mendorong satuan pendidikan melakukan


transformasi diri untuk meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah, kemudian
melakukan pengimbasan ke sekolah lain untuk melakukan peningkatan mutu serupa.

Secara umum, Program Sekolah Penggerak bertujuan untuk mendorong proses


transformasi satuan pendidikan agar dapat meningkatkan capaian hasil belajar peserta
didik secara holistik baik dari aspek kompetensi kognitif maupun non-kognitif
(karakter) dalam rangka mewujudkan profil pelajar Pancasila.

Transformasi yang diharapkan tidak hanya terbatas pada satuan pendidikan,


melainkan dapat memicu terciptanya ekosistem perubahan dan gotong royong di
tingkat daerah dan nasional sehingga perubahan yang terjadi dapat meluas dan
terlembaga. Hal ini diatur dalam Kepmendikbud Nomor 162/M/2021 tentang Program
Sekolah Penggerak.

9
C. PEDOMAN PROGRAM

Diharapkan dengan adanya pedoman penyelenggaraan Program Sekolah Penggerak


ini dapat digunakan sebagai acuan bagi para pihak dalam melaksanakan Program
Sekolah Penggerak agar penyelenggaraan sesuai dengan yang diharapkan.

Sosialisasi penyelenggaraan Program Sekolah Penggerak dilaksanakan oleh


Kemendikbud kepada kepala daerah dan perangkat daerah terkait di tingkat
provinsi/kabupaten/kota. Penetapan satuan pendidikan sebagai pelaksana Program
Sekolah Penggerak dilaksanakan dengan seleksi kepala satuan pendidikan yang
memiliki kepemimpinan pembelajaran (instructional leadership), pembelajaran
berpihak kepada peserta didik, dan kemauan untuk belajar, yang mewakili
keberagaman di seluruh Indonesia.

 Seleksi kepala satuan pendidikan dilaksanakan dengan:

a) Pemerintah daerah bersama Kemendikbud mengadakan sosialisasi kepada


kepala satuan pendidikan untuk mendaftar proses seleksi;
b) Kemendikbud membuka pendaftaran bagi kepala satuan pendidikan di
provinsi/kabupaten/kota yang telah ditetapkan sebagai penyelenggara Program
Sekolah Penggerak. Keikutsertaan kepala SMA dan kepala SLB mengikuti
kabupaten dan kota yang ditetapkan sebagai daerah penyelenggara Program
Sekolah Penggerak;
c) Kepala satuan pendidikan mendaftar pada laman yang disediakan oleh
Kemendikbud untuk mengikuti 2 (dua) tahap proses seleksi berdasarkan model
kompetensi kepemimpinan,

10
D. PENDAPAT PARA AHLI

Program sekolah penggerak merupakan sebuah katalis untuk mewujudkan visi


pendidikan Indonesia, yaitu sekolah yang berfokus pada pengembangan hasil belajar
siswa secara holistik yang mencakup kompetensi literasi dan numerasi serta
karakter untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila yang diawali dengan SDM yang
unggul yaitu kepala sekolah dan guru. Profil pelajar Pancasila merupakan bagian
dari transformasi pendidikan karakter yang harus dibangun dalam keseharian
dan dihidupkan dalam diri setiap individu pelajar melalui budaya sekolah,
pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, maupun ekstrakurikuler. Dan dalam sistem
Pendidikan nasional dituntut untuk selalu melakukan pembaharuan secara
terencana, terarah dan berkesinambungan sehingga mampu menjamin pemerataan
pendidikan, peningkatan mutu juga relevansi dan efisiensi manajemen
pendidikan untuk menyiapkkan peserta didik menghadapi tantangan sesuai tuntutan
perubahan kehidupan baik lokal, nasional, hingga global. (Faiz et al., 2022).

Kepemimpinan sekolah akan terwujud dan terlaksana secara maksimal jika seorang
kepala sekolah memiliki kemampuan memimpin yang kredibel, yaitu memimpin
sekolah dalam rangka pendayagunaan sumber daya sekolah yang ada secara optimal
(Permendiknas No. 13 tahun 2007). Sementara, di satu sisi menurut Wahjosumidjo
(2013: 81) bahwa, sekolah merupakan sebuah lembaga yang bersifat kompleks dan unik.
Bersifat kompleks karena sekolah sebagai organisasi di dalamnya terdapat berbagai
dimensi yang satu sama lain saling berkaitan dan saling menentukan. Sedangkan
sifat unik, menunjukkan bahwa sekolah sebagai organisasi memiliki ciri-ciri
tertentu yang tidak dimiliki organisasi yang lain. Disamping itu dalam
mengimplementasikan kurikulum dalam program sekolah penggerak, kurikulum
sekolah penggerak merupakan penyempurnaan dari program transformasi sekolah
sebelumnya. Sekolah penggerak kurikulum merupakan upaya untuk mewujudkan visi
Pendidikan Indonesia dalam mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan
berkepribadian melalui penciptaan Siswa Pancasila (Sibagariang, Sihotang, & Murniarti,
2021).

11
METODE PENELITIAN

A. INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

Untuk mengetahui kualitas proses kegiatan pembelajaran maka dilakukan


observasi untuk mengetahui tercapai atau tidaknya modul pembelajaran sekolah
penggerak selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung. Peneliti melakukan
observasi di salah satu sekolah dengan langkah-langkah yang ditempuh untuk
mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan dalam bentuk wawancara yang
ditujukan pada sebagian guru dan penyebaran angket pada siswa.

Angket siswa digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap kinerja guru
dalam penerapan model pembelajaran sekolah penggerak yang di terapkan di SMP
Negeri 1 Modayag. Sedangkan untuk mengetahui hasil belajar siswa di lakukan penilaian
kinerja guru melalui kegiatan wawancara. Wawancara terutama dilakukan terhadap
guru-guru yang memiliki tugas ganda mengajar di dua macam kelas yang berbeda,
untuk mengetahui mengapa siswa yang bersangkutan masih belum mengalami
peningkatan prestasi belajar seperti yang di harapkan, karena untuk mengetahui hasil
belajar siswa bisa dinilai dari kinerja guru dalam pembelajaran di kelas.

Melihat dari tujuan instrumen evaluasi Program Guru Penggerak, dapat dikatakan
bahwa itu adalah salah satu bentuk penelitian evaluatif. Dalam penelitian ini terdapat
perbedaan antara penelitian serta evaluatifnya, yaitu:

12
1. Untuk kegiatan Instrumen Evaluasi Program Pendidikan Sekolah Penggerak ini,
peneliti ingin mengetahui suatu gambaran tentang hasil yang diklasifikasikan
serta dideskripsikan secara rinci. Peneliti ingin mengetahui juga mengenai
seberapa tinggi kualitas serta mutu dari hasil pelaksanaan program dari data
yang terkumpul dibandingkan dengan standar atau kriterianya.

2. Dalam penelitian ini peneliti bertujuan untuk memperoleh rumusan masalahnya


karena dalam program ini harus diketahui jawaban dari peneliti, dan untuk
evaluasi program Sekolah Penggerak sendiri, harus diketahui seberapa tinggi
tingkat capaian dari tujuan program tersebut dan jika program tersebut belum
bisa tercapai sebagaimana yang ditentukan, peneliti ingin mengetahui di mana
letak kekurangan serta apa penyebabnya.

Jadi untuk evaluasi Program Sekolah Penggerak ini, peneliti menggunakan


penelitian evaluative. Ini dimaksudkan agar peneliti mengetahui akhir dari sebuah
program kebijakan Sekolah Penggerak, yaitu mengetahui dari hasil akhir untuk dapat
menentukan kebijakan selanjutnya.

Dalam hal ini penulis akan membuat instrumen evaluasi pendidikan kegiatan dari
program Sekolah Penggerak. Sebelum peneliti membuat instrumen evaluasi, peneliti
akan menentukan program yang akan dievaluasi, yaitu: komponen, sub komponen, dan
indikator dari program ini. Hal ini sangat menentukan keberhasilan dari kebijakan
program ini agar nantinya bisa terarah dan sesuai dengan instrumennya. Sebagaimana
yang dikatakann oleh Suharsimi bahwa peneliti harus berfikir sistemik yaitu
berpandangan bahwa program yang akan dievaluasi merupakan kumpulan dari
beberapa komponen atau unsur yang bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan
program. Adapun program komponen, sub komponen, dan indikator yang akan
dijadikan acuan dalam pembuatan instrumen evaluasi adalah sebagaimana dalam table
lampiran instrumen evaluasi.

13
B. LAMPIRAN INSTRUMEN EVALUASI

Program Komponen Sub Komponen Indikator

Informasi umum - Peran seorang kepala sekolah, peran seorang


dan komponen inti kepala sekolah tidak akan lagi hanya disibukkan
dengan persoalan-persoalan administratif dan
manajerial semata.

- Peran seorang guru bergantung pada


bagaimana keberhasilan guru-guru yang
Indikator sub
dikawal oleh INOVASI, bahwa guru tidak lagi
SEKOLAH Peran seorang komponen:
mengacu kepada penuntasan isi kurikulum,
PENGGERAK kepala sekolah,
kemudian mengabaikan pendekatan yang
seorang guru, - Informasi umum:
humanis, modifikasi, dan adaptif terhadap
arah perubahan
kegiatan pembelajaran dengan melihat karakter
dari hasil belajar Identitas Modul,
dari peserta didik.
anak, dan Kompetensi awal,
concern, tentang Profil pelajar
- Arah perubahan dari hasil belajar anak yaitu,
bagaimana kita Pancasila, Sarana
proses pembelajaran tidak berhenti pada
mengoptimalka dan Prasarana,
peningkatan kompetensi para guru semata,
n keterlibatan Target peserta didik,
tetapi jauh lebih dari itu kita ingin melihat
komunitas. dan Model
bagaimana capaian hasil belajar anak.
pembelajaran.

- Concern, tentang bagaimana kita


- Komponen inti:
mengoptimalkan keterlibatan komunitas.
Orang tua, tokoh, organisasi-organisasi yang
Tujuan

14
pembelajaran, selama ini sudah memiliki praktik baik dari
pemahaman program-program yang dijalankan di sekolah,
bermakna, maka itu bagaimana bisa diupayakan untuk
pertanyaan menyokong sekolah dalam meningkatkan
pemantik, kegiatan kualitas belajar siswa.
pembelajaran,
assesmen,
Pengayaan dan
remedial, Refleksi
peserta didik dan
guru.

C. HASIL PENELITIAN

Dengan pelaksanaan kegiatan observasi yang di lakukan di lapangan dan disertai


dengan hasil observasinya, dapat disimpulkan bahwa program sekolah penggerak sudah
terlaksana dengan cukup baik. Alhasil, pelaksanaan pembelajaran di SMP Negeri 1
Modayag yang telah mengikuti modul ajar kurikulum sekolah penggerak pun terasa
lebih efektif.

15
DAFTAR PUSTAKA

Iis Nurasiah, Arita Marini, Maratun Nafiah, Nugraheni Rachmawati (2022). Nilai
Kearifan Lokal: Projek Paradigma Baru Program Sekolah Penggerak untuk
Mewujudkan Profil Pelajar Pancasila. Universitas Pahlawan, Vol 6, No 3.

Direktorat SMP Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2022). Serba-Serbi Seputar


Program Sekolah Penggerak: Disdikbud Kabupaten Sanggau.

Suesthi Rahayuningsih, Achmad Rijanto (2022). Upaya Peningkatan Kompetensi Kepala


Sekolah sebagai Pemimpin Pembelajaran pada Program Sekolah Penggerak di
Nganjuk. Universitas Islam Majapahit, Vol. 2 No. 02.

Asri Kusuma Dewanti (2021). Program Sekolah Penggerak. Universitas Muhammadiyah


Malang.

Arsil, Arsil and Sholeh, Muhammad and Putri, Cilsilia Anindi (2021) Manajerial Kepala
Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan melalui Program Sekolah
Penggerak. Universitas Jambi.

Restu Rahayu, Rita Rosita, Yayu Sri Rahayuningsih, Asep Herry Hernawan, Prihantini
Prihantini (2022). Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar di Sekolah
Penggerak. Universitas Pahlawan, Vol 6, No 4.

Teni Marliyani, Sofyan Iskandar (2022). Program Sekolah Penggerak (PSP) Terhadap
Kinerja dan Manajemen Kepala Sekolah. Universitas Pahlawan, Vol 6, No 4.

Maulida Cindy Magdalena (2022). Curriculum “Sekolah Penggerak”: An Overview of


Solutions to Learning Problems. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Vol 1.

Dany L Jorgensen, Partisipan Observation, (New Delhi: Sage Publications, 1989), 12.

16
17

Anda mungkin juga menyukai