Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MATA KULIAH ADMINISTRASI PENDIDIKAN

Tentang

MANAJEMEN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DAN MANAJEMEN


LEMBAGA PENDIDIKAN DENGAN MASYARAKAT

Dosen : Muntari, M.Phil

Disusun Oleh :

Nuria Hikami (E1M020048)

Rizka Sofia Irawan (E1M020056)

Sakinatut Tamimi (E1M020057)

Wahida Shofyatun Nufusita (E1M020067)

Widiawati (E1M020069)

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat, taufik, serta
hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
makalah yang berjudul “Manajemen Pembiayaan Pendidikan dan Manajemen
Lembaga Pendidikan Dengan Masyarakat.” Tujuan dari pembuatan makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah “Administrasi Pendidikan.”

Disamping itu penulis berharap semoga isi dari makalah yang dibuat ini
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya para pembaca serta dapat menambah
wawasan dan pengetahuan dalam bidang yang kami kaji didalamnya.

Dalam pembuatan makalah ini tentunya tidak terlepas dari bantuan


berbagai pihak yang tidak dapat disebut satu persatu. Untuk itu kami ucapkan
terimakasih kepada Bapak Muntari, M.Phil, selaku dosen pengampu mata kuliah
ini. Serta pihak-pihak lain yang ikut memberikan kontribusinya dalam penyusunan
makalah ini. Serta pihak-pihak lain yang ikut memberikan kontribusinya dalam
penyusunan makalah ini, karena keterbatasan kemampuan yang penulis miliki.
Oleh karena itu, penulis mohon kritik dan saran yang bersifat membangun agar
dapat memperbaiki makalah-makalah selanjutnya.

Kalijaga, 20 April 2021

Penulis

Kelompok 4 (D) Page i


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1
C. Tujuan .................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 2

A. Manajemen Pembiayaan Pendidikan..................................................... 2


B. Manajemen Hubungan Lembaga Pendidikan Dengan Masyarakat ........ 6

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 11

A. Kesimpulan .......................................................................................... 11
B. Saran .................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 12

Kelompok 4 (D) Page ii


BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan mempunyai peran penting dalam meningkatkan kualitas
sumber daya manusia. Oleh karena itu, penyelenggaraan pendidikan
merupakan tanggung jawab semua pihak. Salah satu faktor yang
mempengaruhi penyelenggaraan pendidikan adalah manajemen
pembiayaan.
Organisasi pendidikan merupakan suatu sistem yang
terbuka.Sebagai sistem terbuka, berarti lembaga pendidikan selalu
mengadakan kontak hubungan dengan lingkungannya yang disebut sebagai
suprasistem yang dibutuhkan untuk menjaga agar sistem atau lembaga itu
tidak mudah hilang atau mati seperti hubungan dengan masyarakat.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar pembiayaan pendidikan?
2. Darimana sumber-sumber pembiayaan pendidikan?
3. Perencanaan anggaran dan belanja lembaga pendidikan
4. Pelaksanaan anggaran pendidikan.
5. Pengawasan pembiayaan pendidikan.
6. Konsep dasar hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat
7. Apa saja Jenis-jenis kegiatan hubungan lembaga pendidikan dengan
masyarakat?
8. Bagaimana bentuk-bentuk kerjasama lembaga pendidikan dengan
masyarakat?
9. Peningkatan dan pendayagunaan partisipasi masyarakat.
C. Tujuan
1. Agar kita sebagai mahasiswa yang berlabel pendidikan bisa mengetahui
tentang pembiayaan administrasi lebih dalam.
2. Supaya kita bisa mengerti hubungan antara lembaga pendidikan dengan
masyarakat itu apa saja.

Administrasi Pendidikan Page 1


BAB II. PEMBAHASAN

A. Manajemen Pembiayaan Pendidikan


1. Konsep Dasar Pembiayaan Pendidikan
Dalam konsep dasar pembiayaan pendidikan ada dua ha1
penting yang perlu dikaji atau dianalisis, yaitu biaya pendidikan secara
keseluruhan (total cost) dan biaya satuan per siswa (unit cost). Biaya
satuan ditingkat sekolah merupakan Aggregate biaya pendidikan tingkat
sekolah baik yang bersumber dari pemerintah, orang tua, dan
masyarakat yang dikerluarkan untuk menyelenggarakan pendidikan
dalam satu tahun pelajaran. Biaya satuan per-murid merupakan ukuran
yang menggambarkan seberapa besar uang yang dialokasikan sekolah
secwa efektif untuk kepentingan murid dalam menempuh pendidikan.
Oleh karena biaya satuan ini diperoleh dengan
memperhitungkan jumlah murid pada masing-masing sekolah, maka
ukuran biaya satuan dianggap standar dan dapat dibandingkan antara
sekolah yang satu dengan yang lainnya. Analisis mengenai biaya satuan
dalam kaitannya dengan faktor-faktor lain yang mempengaruhinya
dapat dilakukan dengan menggunakan sekolah sebagai unit analisis.
Dengan menganalisis biaya satuan, memungkinkan kita untuk
mengetahui efisiensi dalam penggunaan sumber-sumber di sekolah,
keuntungan dari investasi pendidikan, dan pemerataan pengeluaran
masyarakat, pemerintah untuk pendidikan. Disamping itu, juga dapat
menjadi penilaian bagaimana alternatif kebijakan dalam upaya
perbaikan atau peningkatan sistem pendidikan.
2. Sumber-sumber pembiayaan pendidikan

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik


Indonesia Nomor 44 Tahun 2012 tentang Pungutan dan Sumbangan Biaya
Pendidikan pada Satuan Pendidikan Dasar adalah sebagai berikut :

a. Sumber biaya pendidikan pada satuan pendidikan dasar yang


diselenggarakan oleh Pemerintah dan atau pemerintah daerah

Administrasi Pendidikan Page 2


yang tercantum dalam pasal 5 adalah anggaran pendapatan dan
belanja negara; anggaran pendapatan dan belanja daerah;
sumbangan dari peserta didik atau orang tua/walinya;
sumbangan dari pemangku kepentingan pendidikan dasar di luar
peserta didik atau orang tua/walinya; bantuan lembaga lainnya
yang tidak mengikat; bantuan pihak asing yang tidak mengikat;
dan/atau sumber lain yang sah.
b. Kemudian dalam pasal 6, sumber biaya pendidikan pada satuan
pendidikan dasar yang diselenggarakan oleh masyarakat adalah
bantuan dari penyelenggara atau satuan pendidikan yang
bersangkutan; pungutan, dan/atau sumbangan dari peserta didik
atau orang tua/walinya; bantuan dari masyarakat di luar peserta
didik atau orang tua/walinya; bantuan Pemerintah; bantuan
pemerintah daerah; bantuan pihak asing yang tidak mengikat;
bantuan lembaga lain yang tidak mengikat; hasil usaha
penyelenggara atau satuan pendidikan; dan/atau sumber lain
yang sah. Sumber-sumber pembiayan pendidikan di sekolah
menurut (Amirin, 2013 : 92) dikategorikan menjadi lima yaitu :
1) Anggaran rutin dan APBN (anggaran pembangunan)
2) Dana penunjang pendidikan (DPP)
3) Bantuang/sumbangan dari BP3
4) Sumbangan dari pemerintah daerah setempat (kalau ada)
5) Bantuan lain-lain
3. Perencanaan Anggaran dan Belanja Lembaga Pendidikan
Perencanaan anggaran (budgeting) merupakan kegiatan
mengidentifikasi tujuan, menentukan prioritas, menjabarkan tujuan kedalam
penampilan operasional yang dapat diukur, menganalisis alternatif pencapaian
tujuan dengan analisis cost e ectiveness, membuat rekomendasi alternatif
pendekatan untuk mencapai sasaran. Kegiatan penyusunan anggaran (budget)
pendidikan merupakan rencanaoperasional yang dinyatakan secara kuantitatif
dalam bentuk satuan uang yang digunakan sebagai pedoman dalam lembaga kurun
waktu tertentu (Nanang Fattah, 2002). Di samping itu Budget may be defined as

Administrasi Pendidikan Page 3


the financial plan for the future, usually for one year but possibly a longer od
shorter period of time (Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan, 2010: 250).
Adapun dalam penyusunan anggaran pendidikan tentu memerhatikan
sumber keuangan pendidikan pada lembaga pendidikan itu sendiri, misalnya di
sekolah, perguruan tinggi, pondok pesantren dan lainnya, yang secara garis besar
dapat dikelompokkan atas tiga sumber, yaitu a) pemerintah (pemerintah pusat dan
pemerintah daerah) yang bersifat umum atau khusus dan diperuntukkan bagi
kepentingan pendidikan; b) orang tua atau peserta didik; c) masyarakat, baik
mengikat maupun tidak mengikat (Depdiknas, 2000).
4. Pelaksanaan anggaran pendidikan
Pelaksanaan anggaran merupakan salah satu tahapan dari siklus
anggaran yang dimulai dari perencanaan anggaran, penetapan dan
pengesahan anggaran oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), pelaksanaan
anggaran, pengawasan anggaran dan pertanggungjawaban pelaksanaan
anggaran. Tahapan pelaksanaan anggaran ini dimulai ketika UU Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) disahkan oleh DPR. Dalam
rangka terjadinya kesatuan pemahaman serta kesatuan langkah dalam
pelaksanaan, pemerintah sebagai pelaksana dari UU APBN selanjutnya
menerbitkan Keputusan Presiden (Keppres) tentang Pedoman Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagai dasar hukum
pelaksanaan APBN. Pada saat ini keppres yang berlaku adalah Keppres
nomor 42 tahun 2002.

Dalam melaksanakan anggaran pendidikan, hal yang perlu


dilakukan adalah kegiatan membukukan atau accounting. Pembukuan
mencakup dua hal yaitu : pengurusan yang menyangkut kewenangan
menentukan kebijakan menerima atau mengeluarkan uang, serta tindak
lanjutnya, yakni menerima, menyimpan dan mengeluarkan uang. Jenis
pengurusan ke dua disebut juga dengan pengurusan bendaharawan. Ada
beberapa komponen yang perlu dibiayai dengan menggunakan uang dari
dana belajar. Komponen-komponen tersebut meliputi :

a. Honorium untuk pemimpin/penanggung jawab edukatif.

Administrasi Pendidikan Page 4


b. Honorium untuk sumber belajar.
c. Honorium untuk pemimpin umum lembaga diklusemas.
d. Honorium untuk pinata usaha dan pembantu-pembantunya.
e. Biaya perlengkapan dan peralatan.
f. Biaya pemeliharaan prasarana dan sarana.
g. Biaya sewa/kontrak.
h. Dana untuk pengembangan usaha lembaga diklusemas.
i. Biaya-biaya lain untuk pengembanagn dan biaya tak teduga.
5. Pengawasan pembiayaan pendidikan
Pengawasan merupakan proses yang mengarahkan setiap orang
dalam suatu organisasi agar melakukan kegiatan yang tertuju untuk
menjamin agar program pengembangan dan program pendidikan dilakukan
sesuai dengan rencana sehingga target yang ditetapkan dapat dicapai secara
efektif. Dalam hal pendanaan pendidikan, pengawasan ditujukan untuk
memobilisasi dan mengarahkan agar setiap orang dalam organisasi
mengelola dana pendidikan sesuai dengan rencana (penggalian sumber-
sumbernya maupun rencana penggunaannya).
Pegawasan pendanaan pendidikan di Departemen Pendidikan
Nasional dilakukan oleh Menteri & unsur pimpinan di jenjang di
bawahnya.
a. Apabila setiap akhir bulan, Menteri melakukan rapat koordinasi
untuk meminta laporan pelaksanaan anggaran dari unit di
bawahnya, itu merupakan salah satu kegiatan pengendalian yang
dilakukan di tingkat Departemen Pendidikan Nasional.
b. Pengendalian di tingkat Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten
dilakukan oleh Kepala Dinas masing-masing.
c. Dalam kerangka manajemen pendidikan berbasis sekolah
(school based management) pengendalian internal
sekolah/madrasah dapat dilakukan secara internal oleh kepala
sekolah/madrasah sendiri dan secara eksternal oleh komite
sekolah, yayasan/pesantren, pengawas, dan kantor dinas

Administrasi Pendidikan Page 5


pendidikan atau Departemen Agama kabupaten/kota yang
mengelola bidang pendidikan.
B. Manajemen Hubungan Lembaga Pendidikan Dengan Masyarakat
1. Konsep dasar hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat
Sebagai sistem terbuka, lembaga pendidikan selalu mengadakan
kontak hubungan dengan lingkungannya yang disebut sebagai
suprasistem yang dibutuhkan untuk menjaga agar sistem atau lembaga
itu tidak mudah hilang atau mati.
Ada hubungan saling memberi dan saling menerima antara lembaga
pendidikan dengan masyarakat sekitarnya. Lembaga pendidikan
merealisasikan apa yang dicita-citakan oleh masyarakat tentang
pengembangan putra-putri mereka.disamping layanan terhadap
masyarakat berupa pendidikan dan pengajaran, lembaga pendidikan
juga menyediakan diri sebagai agen pembaru atau penerang bagi
masyarakat Selanjutnya dengan mengadakan kontak hubungan dengan
masyarakat memudahkan organisasi pendidikan tersebut mampu
menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi lingkungannya.Lembaga
pendidikan lebih mudah menempatkan dirinya di masyarakat dalam arti
dapat diterima sebagai bagian dari milik warga masyarakat.Lembaga
pendidikan dapat mengikuti arus dinamika masyarakat lingkungannya.
Hubungan kerjasama lembaga pendidikan dengan masyarakat,
mengikuti perubahan-perubahan lingkungan dengan pendekatan
situasional, memungkinkan lembaga tersebut tetap berdiri. Sebab ia
berada dalam hidup bersama masyarakat dan sekaligus
penerang/inovator bagi masyarakat. Adapun manfaat hubungan
lembaga pendidikan dengan masyarakat adalah ;
a. Bagi lembaga pendidikan yakni:
 Memudahkan memperbaiki pendidikan
 Memperbesar usaha meningkatkan profesi pengajar
 Konsep masyarakat tentang guru/dosen menjadi benar
 Mendapatkan koreksi dari kelompok masyarakat

Administrasi Pendidikan Page 6


 Mendapat dukungan moral dari masyarakat
 Memudahkan meminta bantuan dari masyarakat
 Memudahkan pemakaian media pendidikan masyarakat
 Memudahkan pemanfaatan narasumber
b. Bagi masyarakat yakni:
 Tahu hal-hal persekolahan dan inovasinya
 Kebutuhan-kebutuhan masyarakat tentang pendidikan
lebih mudah diwujudkan
 Menyalurkan kebutuhan berpartisipasi dalam pendidikan
 Melakukan usul-usul terhadap lembaga pendidikan
2. Jenis-jenis kegiatan hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat
Menurut Don Begin 1984, public relation dibedakan menjadi
external public relations dan internal public relations. Oleh karena itu,
di sekolah dikenal adanya kegiatan publisitas ke luar dan publisitas ke
dalam.
a. Kegiatan Eksternal
Kegiatan ini selalu berhubungan kepada masyarakat diluar
warga sekolah.Ada 2 kemungkinan yang bisa dilakukan yakni
secara langsung (tatap muka) dan tidak langsung.Kegiatan
langsung misalnya rapat bersama dengan pengurus BP3
setempat, berkonsultasi dengan tokoh-tokoh masyarakat,
melayani kunjungan tamu dan sebagainya. Kegiatan eksternal
tidak langsung adalah kegiatan yang berhubungan dengan
masyarakat melalui perantara media tertentu, seperti:
 Penyebaran informasi melalui televisi,
 Penyebaran informasi melalui radio,
 Penyebaran informasi melalui media cetak
 Pameran sekolah
b. Kegiatan Internal
Kegiatan ini merupakan publisitas ke dalam, dimana
sasarannya adalah warga sekolah yang bersangkutan yakni guru,

Administrasi Pendidikan Page 7


tenaga tata usaha dan seluruh siswa. Pada prinsipnya, kegiatan
internal bertujuan untuk:
 Memberi penjelasan tentang kebijaksanaan
penyelenggaraan sekolah, situasi dan
perkembangannya.
 Menampung sarana-sarana dan pendapat-pendapat
dari warga sekolah dalam hubungannya dengan
pembinaan dan pengembangan sekolah.
 Dapat memelihara hubungan yang harmonis dan
terciptanya kerja sama antar warga sekolah sendiri.
3. Bentuk-bentuk kerjasama lembaga pendidikan dengan masyarakat
a. Hubungan sekolah dengan orang tua siswa dan warga
masyarakat.Bentuk hubungan ini bisa secara individual dan
organisasi.
b. Hubungan sekolah ddengan alumni. Dari para alumni, sekolah
memperoleh masukan tentang kekurangan sekolah yang perlu
dibenahi, upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk perbaikan.
c. Hubungan dengan dunia usaha/dunia kerja merupakan bidang
garapan guru bimbingan dan konseling. Pelaksanaannya:
 Mengundang tokoh yang berhasil untuk datang ke sekolah,
keberhasilan tokoh tersebut akan memotivasi semua pihak
untuk berbuat yang serupa.
 Mengirim para anak didik ke dunia usaha/kerja yang mana
akan menguntungkan bagi kedua pihak karena dunia kerja
memperoleh tenaga yang murah sedangkan para siswa
mendapatkan pengalaman kerja yang berharga.
d. Hubungan dengan instansi lain
 Hubungan dengan sekolah lain, hubungan kerjasama juga
dapat dibina melalui MGMP, MKS, MGP, k3S, K3M.
 Hubungan dengan lembaga/badan-badan pemerintah swasta,
contohnya kerjasama dengan bank dalam rangka

Administrasi Pendidikan Page 8


penggalangan dana “gemar menabung” pelajar. Atau
kerjasama dengan pertamanan dalam rangka penghijauan.
e. Peningkatan dan pendayagunaan partisipasi masyarakat
Masyarakat memandang sekolah (lembaga pendidikan)
sebagai cara yang menyakinkan dalam membina perkembangan
para siswa/mahasiswa karena masyarakat berpatisipasi dan setia
kepadanya. Hal ini tidak otomatis terjadi terutama di negara-negara
berkembang termasuk Indonesia karena banyak warga yang belum
paham akan makna lembaga pendidikan, lebih-lebih bila kondisi
ekonomi mereka rendah, mereka hampir tidak hirau akan lembaga
pendidikan. Pusat perhatian mereka adalah kebutuhan hidup sehari-
hari.
Untuk mengikut sertakan warga masyarakat dalam
membangun pendidikan disekolah maupun perguruan tinggi, sudah
sepatutnya para manajer pendidikan melalui tokoh-tokoh
masyarakat aktif menggugah perhatian mereka.Para manajer dapat
mengundang para tokoh untuk membahas bentuk-bentuk kerjasama
dalam meningkatkan pendidikan.Keputusan diambil secara
musyawarah untuk memperoleh alternatif yang terbaik.
Menariknya, bagi masyarakat jika lembaga pendidikan itu
sanggup mencetak lulusan yang siap pakai.Artinya jika lulusan itu
baik mereka sabagai tenaga menengah maupun sebagai tenaga ahli
tidak membutuhkan latihan lagi sebelum bekerja, melainkan secara
langsung dapat melaksanakan pekerjaan dalam bidangnya secara
relatif baik.Untuk mewujudkan lulusan tersebut merupakan
tantangan berat bagi para manajer pendidikan.Imbalan dari
keberhasilan manajer warga masyarakat cukup besar. Karena secara
antusias mereka akan mendukung lembaga pendidikan
bersangkutan baik secara moral maupun material. Jika semakin
banyak orang yang merasakan kepuasan itu, maka makin besar pula
partisipasi masyarakat terhadap lembaga pendidikan tersebut.

Administrasi Pendidikan Page 9


Sebagai contoh bentuk partisipasi masyarakat dalam pendidikan
berupa dewan pendidikan, komite sekolah, persatuan orang tua
siswa, perkumpulan olahraga, perkumpulan kesenian, organisasi-
organisasi yang lain, dan sebagainya.

Administrasi Pendidikan Page 10


BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam konsep dasar pembiayaan pendidikan ada dua hal penting yang
perlu dikaji atau dianalisis, yaitu biaya pendidikan secara keseluruhan (total
cost) dan biaya satuan per siswa (unit cost). Sumber-sumber pembiayaan
pendidikan yakni; Sumber biaya pendidikan dasar yang tidak mengikat dan
mengikat. Perencanaan anggaran (budgeting) merupakan kegiatan
mengidentifikasi tujuan, menentukan prioritas, menjabarkan tujuan kedalam
penampilan operasional yang dapat diukur, menganalisis alternatif pencapaian
tujuan dengan analisis cost e ectiveness, membuat rekomendasi alternatif
pendekatan untuk mencapai sasaran.

Sebagai sistem terbuka, berarti lembaga pendidikan selalu mengadakan


kontak hubungan dengan masyarakat. Sekolah yang tidak memiliki nama baik
di mata masyarakat dan akhirnya mati adalah sekolah yang tidak mampu
membuat hubungan baik dengan masyarakat pendukungnya.

B. Saran

Dalam pendidikan yang berkualitas pasti membutuhkan biaya yang banyak


dan juga dukungan penuh dari massyarakat. Oleh sebab itu, sebagai pemerintah
yang dipercaya oleh masyarakat untuk me manage uang untuk
keberlangsungan pendidikan harus memegang penuh tanggug jawab, dengan
cara mengalokasikannya dengan tepat.

Administrasi Pendidikan Page 11


DAFTAR PUSTAKA

Kadri, H. A. (2011). ARTIKEL PEMBIAYAAN DALAM PENDIDIKAN.

Matin. (2014). Manajemen Pendidikan Konsep dan Aplikasinya. Jakarta: Rapwal


Pers.

Muhammad RIzki Syahputra, d. (2018). PEMBIAYAAN PENDIDIKAN. Irsan


Rangkuti: Manajemen Pendidikan dan tenaga Kependidikan..., 52-69.

Mulyono. (2010). Konsep Pembiayaan Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Sonedi, d. (2017). Manajemen Pembiayaan Pendidikan Bersumber dari...


FENOMENA, Volume 9, No 1, 25-46.

Fattah, N. (2000). Ekonomi dan PembiayaanPendidikan. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Fattah, N. 2008. PembiayaanPendidikan: LandasanTeoridanStudiEmpiris. Jurnal


PendidikanDasar, 9.

Fattah. Nanang. 2006. Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan. Bandung: PT


RemajaRosdakarya. Cetakankeempat.

Ferdi, W. P. 2013. PembiayaanPendidikan: SuatuKajianTeoritis.Jurnal


Pendidikan dan Kebudayaan, 19(4), 565-578.

Administrasi Pendidikan Page 12

Anda mungkin juga menyukai