Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MANAJEMEN dan SUPERVISI PENDIDIKAN

Tentang

MANAEMEN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN

Disusun oleh:

Kelompok 6

Dian Purnama Rhamadani 2114010002

Muhammad Fauzan 2114010006

Annisa Indriani 2114010033

Dosen Pengampu:

Prof. Dr. Ahmad Sabri, M. Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ( PAI – A )

UNIVERSITS ISLAM NEGERI ( UIN )

IMAM BONOL PADANG

1444 H / 2022 M
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan
pada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah
kami dapat menyelesaikan makalah tentang "Manajemen Pembiayaan
Pendidikan". Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah
Nabi Muhammad SAW. Sebagai sosok yang sangat kita muliakan karena
akhlaknya dan kepribadiannya yang dapat kita pelajari dari berbagai hadis yang
telah diriwayatkan oleh banyak sahabat.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas pada mata kuliah "Manajemen
dan Supervisi Pendidikan" Selain itu, kami juga berharap agar makalah ini dapat
menambah wawasan bagi yang membaca nya. Kami mengucapkan terima kasih
sebesar besarnya kepada Bapak Prof. Dr. Ahnad Sabri, M.Pd selaku dosen
mata kuliah. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan terkait bidang yang ditekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah
membantu proses penyusunan makalah ini. Kami menyadari makalah ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan
kami terima demi kesempurnaan makalah ini.

Padang, 03 September 2022

Pemakalah
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................

A. LATAR BELAKANG..........................................................................
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................
C. TUJUAN PEMBAHASAN..................................................................

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................

A. Konsep Dasar Pembiayaan Pendidikan................................................


B. Sumber-sumber Pembiayaan Pendidikan ............................................
C. Perencanaan Anggaran dan Belanja Lembaga Pendidikan..................
D. Pelaksanaan Anggaran Pendidikan ......................................................
E. Pengawasan Pembiayaan Pendidikan ..................................................

BAB III PENUTUP.........................................................................................

A. KESIMPULAN.....................................................................................
B. SARAN.................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Pembiayaan Pendidikan

Pembiayaan yaitu pendanaan yang diberikan oleh satu pihak lain


untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri
maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah pendanaan yang
dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan. Pembiayaan merupakan salah satu sumber daya
yang secara langsung dapat menunjang keefektifan dan efesiensi pengelolaan
pendidikan1.
Dalam penyelenggaraan pendidikan, keuangan dan pembiayaan
merupakan potensi yang sangat menentukan dan merupakan bagian yang tak
terpisahkan dalam kajian menajemen pendidikan. Komponen keuangan dan
pembiayaan pada suatu sekolah merupakan komponen produksi yang menentukan
terlaksananya kegiatan- kegiatan proses belajar mengajar di sekolah bersama
komponen- komponen lain. Dengan kata lain setiap kegiatan yang dilakukan di
sekolah memerlukan biaya, baik itu disadari maupun tidak disadari. Komponen
keuangan dan pembiayaan ini perlu dikelola sebaik baiknya agar dana- dana yang
ada dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menunjang tercapainya tujuan
pendidikan.2

1
Luthfia Yuli Kurniawan, Jurnal Konsep Dasar Pembiayaan Pendidikan, (Padang: Universitas
Negeri Padang)
2
Suharno, Menajemen Pendidikan, (Surakarta: LPP UNS dan UNS Press, 2008), h. 28
B. Sumber Sumber Biaya Pendidikan

Sumber-sumber biaya pendidikan berdasarkan Peraturan Pemerintahan


Republik Indonesia No. 48 tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan Pasal
51 ayat 1 sampai 6 yaitu: 3

1) Pendanaan pendidikan bersumber dari Pemerintah, pemerintah daerah,


dan masyarakat.
2) Dana pendidikan pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dapat bersumber dari;
a. anggaran Pemerintah.
b. anggaran pemerintah daerah.
c. bantuan pihak asing yang tidak mengikat; dan/atau
d. sumber lain yang sah.
3) Dana pendidikan penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan
masyarakat dapat bersumber dari;
a. pendiri penyelenggara atau satuan pendidikan yang
didirikan masyarakat;
b. bantuan dari masyarakat, di luar peserta didik atau orang
tua/walinya;
c. bantuan Pemerintah.
d. bantuan pemerintah daerah.
e. bantuan pihak asing yang tidak mengikat.
f. hasil usaha penyelenggara atau satuan pendidikan; dan/atau
g. sumber lainnya yang sah.
4) Dana pendidikan satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh
Pemerintah dapat bersumber dari;
a. anggaran Pemerintah.
b. bantuan pemerintah daerah.

3
Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia No. 48 tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan
Pasal 51
c. pungutan dari peserta didik atau orang tua/walinya yang
dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan.
d. bantuan dari pemangku kepentingan satuan pendidikan di
luar peserta didik atau orang tua/walinya.
e. bantuan dari pihak asing yang tidak mengikat; dan/atau
f. sumber lainnya yang sah.
5) Dana pendidikan satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh
pemerintah daerah dapat bersumber dari;
a. anggaran Pemerintah
b. bantuan pemerintah daerah
c. pungutan dari peserta didik atau orang tua/walinya yang
dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan
d. bantuan dari pemangku kepentingan satuan pendidikan di
luar peserta didik atau orang tua/walinya
e. bantuan dari pihak asing yang tidak mengikat; dan/atau
sumber lainnya yang sah

6) Dana pendidikan satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh


penyelenggara atau satuan pendidikan yang didirikan masyarakat
bersumber dari;
a. anggaran Pemerintah.
b. bantuan pemerintah daerah.
c. pungutan dari peserta didik atau orang tua/walinya yang
dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan.
d. bantuan dari pemangku kepentingan satuan pendidikan di
luar peserta didik atau orang tua/walinya.
e. bantuan dari pihak asing yang tidak mengikat; dan atau
sumber lainnya yang sah.
C. Perencanaan Anggaran dan Belanja Lembaga Pendidikan

Pengertian perencanaan pendidikan adalah suatu usaha melihat ke


masa depan dalam menentukan kebijakan prioritas dan biaya pendidikan dengan
mempertimbangkan kenyataan-kenyataan yang ada dalam bidang ekonomi, sosial
dan politik untuk mengembangkan potensi sistem pendidikan nasional, memenuhi
kebutuhan bangsa dan anak didik yang dilayani oleh sitem tersebut.
(Sedarmayanti, 1995:49).

Bagi semua jenis sekolah, setiap tahun barus membuat perencanaan


anggaran yang disebut Rencana Anggaran Pendapatan dan Biaya Sekolah. Tujuan
penyusunan anggaran ini di samping sebagai pedoman pengumpulan dana dan
pengeluarannya, juga sebagai pembatasan dan pertanggungjawaban sekolah
terhadap uang-uang yang diterima. Dengan adanya RAPBS ini maka sekolah
tidak dapat semuanya memungut sumbangan dari orang tua siswa (BP3) dan
sebaliknya BP3 menjadi puas mengetahui arah pengguanaan dana yang mereka
berikan.

Sekolah swasta tidak terikat oleh dana pemerintah terlalu banyak.


Oleh karenanya, mereka lebih leluasa menyusun RAPBS-nya. RAPBS disusun
dengan melalui proses tertentu, yang besar kecilnya didasarkan atas kebutuhan
minimum setia tahun, dan perkiraan pendapatannya berpedoman pada penerimaan
tahun yang lalu. Dalam perencanaan pembiayaan, terlebih dahulu harus
memahami jenis-jenis biaya dalam istilah pembiayaan4. Jenis-jenis biaya tersebut
yaitu :

1. Biaya langsung (direct cost)

Merupakan biaya pendidikan yang diperoleh dan dibelanjakan oleh


sekolah sebagai suatu lembaga meliputi biaya yang dikeluarkan untuk
pelaksanaan proses belajar mengajar, sarana belajar, biaya transportasi, gaji guru,
baik yang dikeluarkan oleh pemerintah, orang tua, maupun siswa sendiri.

4
Mulyono, Konsep Pembiayaan Pendidikan, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010, hlm.131.
2. Biaya tidak langsung (indirect cost)

Biaya tidak langsung merupakan keuntungan yang hilang (earning


forgone) dalam bentuk biaya kesempatan yang hilang yang dikorbankan oleh
siswa selama belajar

Istilah lain yang berkenaan dengan dua sisi anggaran yakni


penerimaan dan pengeluaran. Anggaran penerimaan merupakan pendapatan yang
diperoleh rutin setiap tahun oleh sekolah dari berbagai sumber resmi. Anggaran
dasar pengeluaran Merupakan jumlah uang yang dibelanjakan setiap akhir tahun
untuk kepentingan pelaksanaan pendidikan di sekolah.

Berdasarkan sifatnya, pengeluaran dikelompokkan menjadi dua,


antara lain:

a. Pengeluaran yang bersifat rutin

Pengeluaran rutin di sekolah misalnya pengeluaran pelaksanaan


pelajaran. pengeluaran tata usaha sekolah, pemeliharaan sarana/prasarana sekolah,
kesejahteraan pegawai, administrasi, pembinaan teknis edukatif, pendataan.

b. Pengeluaran yang bersifat tidak rutin/pembangunan

Contoh pengeluaran tidak rutin: pembangunan gedung, pengadaan


kendaraan dinas, dan lain sebagainya.

Dalam mengukur biaya pendidikan ada yang dinamakan sebagai total


cost dan unit cost. Total cost merupakan biaya pendidikan secara keseluruhan.
Sedangkan unit cost adalah biaya satuan per peserta didik. Untuk menentukan
biaya satuan terdapat dua pendekatan, yaitu pendekatan makro dan mikro.
Pendekatan makro mendasarkan perhitungan pada keseluruhan jumlah
pengeluaran pendidikan yang diterima dari berbagai sumber dana kemudian
dibagi jumlah murid. Sedangkan pendekatan mikro berdasar pada alokasi
pengeluaran per komponen pendidikan yang digunakan peserta didik.5
5
Dadang Suhardan,dkk, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan,(Bandung : Alfabeta : 2012),
hlm22
Untuk menyusun suatu perencanaan pembiayaan atau yang biasa
disebut dengan rencana anggaran, hal-hal yang harus diperhatikan :

1. Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan selama periode


anggaran.
2. Mengidentifikasikan sumber-sumber yang dinyatakan dalam uang, jasa,
dan barang.
3. Semua sumber dinyatakan dalam bentuk uang sebab uang pada
dasarnya.
4. Merupakan pernyataan financial. Memformulasikan anggaran dalam
bentuk format yang telah disetujui dan dipergunakan oleh instansi
tertentu.
5. Menyusun usulan anggaran untuk memperoleh persetujuan pihak yang
berwenang.
6. Melakukan revisi usulan anggaran.
7. Persetujuan revisi anggaran.
8. Pengesahan anggaran.

D. Pelaksanaan Anggaran Pendidikan

Pelaksanaan pembelanjaan keuangan sekolah secara garis besar


dikelompokkan dalam dua kegiatan yakni penerimaan dan pengeluaran.

1. Penerimaan

Penerimaan keuangan sekolah dari sumber-sumber dana perlu


dibukukan berdasarkan prosedur pengelolaan yang selaras dengan ketetapan yang
disepakati, baik berupa konsep teoritis maupun peraturan pemerintah;

2. Pengeluaran
Pengeluaran sekolah berhubungan dengan pembayaran keuangan
sekolah untuk pembelian beberapa sumber atau input dari proses sekolah seperti
tenaga administrasi, guru, bahan-bahan, perlengkapan, dan fasilitas.6

Dalam melaksanakan anggaran pendidikan, hal yang perlu dilakukan


adalah kegiatan membukukan atau accounting. Pembukuan mencakup dua hal
yaitu: pengurusan yang menyangkut kewenangan menentukan kebijakan
menerima atau mengeluarkan uang, serta tindak lanjutnya. yakni menerima.
menyimpan dan mengeluarkan uang. Jenis pengurusan ke dua disebut juga dengan
pengurusan bendaharawan. Ada beberapa komponen yang perlu dibiayai dengan
menggunakan uang dari dana belajar. Komponen-komponen tersebut meliputi :

1. Honorium untuk pemimpin/penanggung jawab edukatif.


2. Honorium untuk sumber belajar.
3. Honorium untuk pemimpin umum lembaga diklusemas.
4. Honorium untuk pinata usaha dan pembantu-pembantunya.
5. Biaya perlengkapan dan peralatan. Biaya pemeliharaan prasarana dan
sarana.
6. Biaya sewa kontrak.
7. Dana untuk pengembangan usaha lembaga diklusemas.
8. Biaya-biaya lain untuk pengembanagn dan biaya tak teduga.7

Selain itu terdapat usaha-usaha yang bersifat pengabdian terhadap


masyarakat yang menbutuhkan dana, kegiatan itu antara lain:

1. Pemberian keringanan uang kursus bagi warga belajar yang kurang


mampu.
2. Usaha-usaha untuk meningkatkan kemampuan mengajar tenaga sumber
belajar

6
Akdon, dkk,Manajemen Pembiayaan Pendidikan , (Bandung PT Remaja Rosdakarya, 2017) hal
87
7
Namuddin, Manajemen keuangan dan Akuntansi Syar’iyyah Modern, (Yogyakarta:CV.Andi
Offset,2011), hal 64
3. Kegiatan-kegiatan yang bersifat pengabdian bagi kepentingan
masyarakat sekitar.
4. Kesediaan mengelola kejar usaha atau magang diklusemas

Strategi suatu lembaga pendidikan secara administrasi dengan


bagaimana seseorang memimpin melakukan upaya pengelolaan sumber daya dan
sumber biaya yang terdapat di lingkungan suatu lembaga. Pengelola pendidikan
harus mampu sebaik mungkin mencari pemasukan keuangan guna memenuhi
kebutuhan dalam pendanaan pendidikan.

Strategi tersebut diatas dapat direalisasikan melalui penyelenggaraan


berbagai kegiatan seperti:

1. Melakukan analisis internal dan eksternal terhadap potensi sumber dana.


2. Mengidentifikasi, mengelompokan dan memperkirakan sumber-sumber
dana yang dapat digali dan dikembangkan,
3. Menetapkan sumber dana melalui, Musyawarah dengan orangtua didik
pada tahun ajaran
4. Menggalang partisipasi masyarakat melalui komite sekolah
5. Menyelenggarakan olah raga dan kesenian peserta didik untuk
mengumpulkan dana dengan memanfaatkan fasilitas sekolah

Karena itu, pengaturan biaya pendidikan berhubungan dengan


keputusan-keputusan organisasi, secara umum dapat dibedakan dalam:

1. Keputusan tentang alokasi dana ke berbagai macam aktifitas.


2. Keputusan optimalisasi sumber-sumber pemasukan yang berdasarkan
pemasukan yang berdasarkan aturan.
3. Keputusan pemanfaatan yang efektif dan efisien untuk mencapai hasil
yang maksimal
Melakukan analisis dan pengambilan keputusan-keputusan organisasi
atau lembaga merupakan tugas fungsional bagian keuangan. Tugas fungsional
bagian keuangan adalah mengambil keputusan yang dapat dibagi kedalam
keputusan yang efektif dan tidak merugikan organisasi ataupun lembaga. Untuk
melaksanakan tugas-tugas tersebut, seorang pengelola keuangan harus mengetahui
empat aspek yaitu:

1. Mengestimsi secara tepat nilai nominal sumber-sumber keuanga.


2. Mencermati tentang pengaruh waktu dan ketidakpastian.
3. Memperhitungkan efisiensi pengaruh waktu dan ketidakpastian.
4. Menghitungkan efisiensi pengeluaran secara cermat.

E. Pengawasan Pembiayaan Pendidikan

Definisi pengawasan pembiayaan Pendidikan merupakan proses


kegiatan yang dilakukan dengan cara langsung maupun tidak langsung. Dengan
cara melalui pengamatan dan laporan untuk mengambil tindakan yang dapat
mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah
ditetapkan. Oleh karena itu, pembiayaan Pendidikan adalah proses dimana
pendapatan dan sumber daya yang tersedia digunakan untuk menyusun dan
menjalankan lembaga pendidikan di berbagai wilayah dengan tingkat Pendidikan
yang berbeda-beda. Jenis-jenis pembiayaan pendidikan yaitu: biaya langsung
(direct cost), biaya tidak langsung (indirect cost), monetary cost, dan non
monetary cost. Sedangkan biaya personal meliputi biaya pendidikan yang harus
dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara
teratur dan berkelanjutan.

Kegiatan pengawasan pembiayaan dikenal dengan istilah auditing


yaitu kegiatan yang berkenaan dengan kegiatan pertanggung jawabaan
penerimaan, penyimpanan, dan pembayaran atau penyerahan uang yang dilakukan
bendaharawan kepada pihak-pihak yang berwenang.

1. Pengawasan
Untuk menjamin suatu kegiatan tidak menyimpang dari rencana,
tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, maka diperlukan pengawasan yang
berkesinambungan. Pengawasan sebagai salah satu aspek yang penting dalam
pelaksanaan rencana. Pengawasan ini merupakan suatu upaya agar pelaksanaan
pembangunan berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Pengawasan dilakukan
untuk mencegah penyimpangan keuangan dan mengkoreksi kesalahan pencatatan
yang mungkin terjadi. Pengawasan dapat secara internal maupun eksternal, dapat
pula dilakukan secara structural maupun fungsional yang mencakup pemeriksaan,
pembinaan dan evaluasi.
2. Pengendalian
Pengelolaan biaya menyangkut penggunaan sejumlah dana yang
diamanatkan untuk membiayai program dan kegiatan. Setiap kegiatan yang
dilakukan oleh pengelola harus dapat dipertanggung jawabkan, baik pertanggung
jawaban program maupun dana yang digunakan. Oleh karena itu, pengelolaan
biaya harus bersifat akuntabel.
Menurut Nanang Fatah, pengawasan pembiayaan pendidikan
bertujuan untuk mengukur, membandingkan, menilai alokasi biaya dan tingkat
penggunaannya. Secara sederhana proses pengawasan terdiri dari:
a. Memantau (monitoring).
b. Menilai.
c. Melampirkan hasil temuan, baik pada kinerja actual maupun hasilnya.

Langkah atau tahapan yang harus dilakukan dalam proses pengawasan


adalah. Sebagai berikut:
a. Penetapan standar atau patokan, baik berupa ukuran kuantitas,
kualitas, biaya maupun waktu.
b. Mengukur dan membandingkan antara kenyataan yang sebenernya
dengan standar yang telah ditetapkan.
c. Menentukan tindak perbaikan atau koreksi yang kemudian menjadi
materi rekomendasi.

Pada pola pemerintahan, setiap unit yang ada dalam departemen


mempertanggung jawabkan pengurus uang ini kepada BPK ( Badan Pengawasan
Keuangan) melalui departemen masing-masing. Sasaran auditing antara lain yaitu
kas, yang dimasukan untuk menguji kebenaran jumlah uang yang ada dengan
membandingkan jumlah uang yang seharusnya ada melalui catatannya. Sasaran
lain yaitu pengirisan barang, yang bukan saja membandingkan antara jumlah
barang yang ada dengan barang yang seharusnya ada, namun juga memeriksa
cara-cara penyimpangannya, pemeliharaannya dan penggunaannya. Sasaran dari
diadakan auditing antara lain menindak lanjuti jika terjadi penyimpangan, dalam
hal ini guna menentukan ganti rugi. Pemeriksaan sebenernya tidak hanya
dilakukan setelah anggaran direalisasikan namun juga sebelumnya ( pemeriksaan
anggaran preaudit). Pemeriksaan ini meliputi pada kematangan rencana atau
anggaran yang menyangkut pada kebijakan semua metode yang digunakan dalam
merealisasikan dana.

1. Hal-hal yang berpengaruh terhadap pembiayaan Pendidikan

a. Faktor internal
1) Tujuan pendidikan
2) Pendekatan yang digunakan
3) Materi yang disajikan
4) Tingkat dan jenis Pendidikan

b. 1) Berkembangnya demokrasi Pendidikan


2) Kebijaksanaan pemerintah
3) Tuntunan akan pendidikan
4) Adanya inflasi
Menurut Akdon, biaya pendidikan ditentukan oleh berbagai faktor,
antara lain besar kecilnya sebuah institusi, jumlah siswa, tingkat gaji guru atau
dosen yang disebabkan oleh bidang keahlian atau tingkat pendidikan, rasio siswa
berbanding guru dan dosen, kualifikasi guru, tingkat pertumbuhan penduduk
(khususnya negara berkembang), perubahan kebijakan dari penggajian atau
pendapatan (revenue theory of cost).8

Pertanyaan di atas jelas menggambarkan bahwa biaya pendidikan


bukan sesuatu yang mudah untuk menjalankannya, hal itu perlu adanya
manajemen yang baik dari berbagai pihak yang bersangkutan, baik dari
pemerintah, sekolah, maupun masyarakat sekitar.

Efektivitas dan efisiensi dalam biaya pendidikan akan berdampak


positif khususnya dengan situasi makro, yaitu pertumbuhan ekonomi dan
kesejahteraan sosial sebagai dampak dari hasil pendidikan. Pada tingkat mikro,
individu yang berpendidikan cenderung lebih baik, memperoleh pendapatan yang
lebih tinggi dan kesehatan yang yang baik.9

8
Akdon, dkk., Manajemen Pembiayaan Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017),
hal. 9.
9
Akdon, dkk., Manajemen Pembiayaan Pendidikan,….,hal. 19.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai