Anda di halaman 1dari 225

SKRIPSI

MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA DI SMP NEGERI 2 MAKALE


KABUPATEN TANA TORAJA

IRMAWATI TIMBANG

JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2019
MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA DI SMP NEGERI 2 MAKALE
KABUPATEN TANA TORAJA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Administrasi Pendidikan
Strata Satu Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Makassar

Oleh:

IRMAWATI TIMBANG
1543041023

JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2019

i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Irmawati Timbang
NIM : 1543041023
Jurusan : Administrasi Pendidikan
Fakultas : Ilmu Pendidikan
Judul : Manajemen Sarana dan Prasarana di SMP Negeri 2 Makale
Kabupaten Tana Toraja
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Skripsi yang saya tulis ini benar merupakan

hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran

orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran sendiri.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini hasil

jiplakan atau mengandung unsur plagiat, maka saya bersedia menerima sanksi atas

perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Makassar, 20 Juni 2019


Yang membuat pernyataan

Irmawati Timbang
1543041023

iv
MOTTO DAN PERUNTUKAN

Dimana ada kemauan disitu ada jalan.

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum


kaum itu sendiri mengubah apa yang ada pada diri mereka”

(Q.S Ar-Ra’d: 11)

Kuperuntukkan karya sederhana ini

Kepada Kedua Orangtuaku Tercinta, terimakasih atas dukungan yang

diberikan baik dalam bentuk finansial maupun moril dalam menyelesaikan

studi ini.

v
ABSTRAK

Irmawati Timbang. 2019. Manajemen Sarana dan Prasarana di SMP Negeri 2


Makale Kabupaten Tana Toraja. Skripsi dibimbing oleh Dr. Ratmawati T, M.Pd dan
Dra. Sitti Habibah, M.Si. Jurusan Administrasi Pendidikan, Fakultas Ilmu
Pendidikan, Universitas Negeri Makassar.

Penelitian ini mengkaji tentang manajemen sarana dan prasarana di SMP Negeri 2
Makale Kabupaten Tana Toraja. Fokus penelitian ini yaitu (1) Bagaimanakah
manajemen sarana dan prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja ? (2)
Apa faktor pendukung manajemen sarana dan prasarana di SMP Negeri 2 Makale
Kabupaten Tana Toraja ? (3) Apa faktor penghambat manajemen sarana dan prasarana di
SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja?. Tujuan penelitian ini yaitu untuk
mengetahui (1) Manajemen sarana dan prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten
Tana Toraja (2) Faktor pendukung manajemen sarana dan prasarana di SMP Negeri 2
Makale Kabupaten Tana Toraja dan (3) Faktor penghambat manajemen sarana dan
prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja. Pendekatan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif jenis deskriptif. Sumber data dalam
penelitian ini adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana,
bendahara, 2 orang guru dan 2 orang siswa. Teknik pengumpulan data melalui
wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data melalui pengumpulan data,
reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa: (1) Manajemen sarana dan prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana
Toraja meliputi : perencanaan, pengadaan, penyaluran, inventarisasi, pemeliharaan,
penggunaan, penyimpanan, dan penghapusan 2) Faktor pendukung manajemen sarana
dan prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja yaitu dana/ biaya dan
adanya tim khusus sarana dan prasarana (3) Faktor penghambat manajemen sarana dan
prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja yaitu dana yang ada masih
terbatas, masih kekurangan beberapa ruang seperti ruang kelas dan aula.

vi
PRAKATA

Segala puji dan syukur bagi Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-

Nyalah sehingga penulisan skripsi dengan judul “Manajemen Sarana dan Prasarana di

SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja” dapat terselesaikan walaupun dalam

bentuk yang sederhana dan tidak dapat dipungkiri masih banyak terdapat kekurangan

di dalamnya. Dan tak lupa pula penulis haturkan salam dan salawat kepada baginda

Rasulullah Muhammad SAW, Nabi yang membawa umatnya dari dunia yang gelap

menuju dunia yang terang benderang.

Seiring dengan rampungnya karya ini, atas segala bantuan, fasilitas, motivasi

dan kemudahan yang didapatkan, penulis sampaikan rasa terima kasih kepada Ibu

Dr. Ratmawati T, M.Pd dan Dra. Sitti Habibah, M.Si selaku dosen pembimbing

pertama dan dosen pembimbing kedua yang telah meluangkan waktunya untuk

memberikan petunjuk, bimbingan dan motivasi sejak awal penyusunan proposal

hingga akhir penulisan skripsi. Ucapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada:

1. Prof. Dr. H Husain Syam, M. TP. selaku Rektor Universitas Negeri Makassar

yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan studi di

Universitas Negeri Makassar.

2. Dr. Abdul Saman, M. Si, Kons sebagai Dekan FIP UNM; Dr. Mustafa, M. Si

sebagai WD I; Dr. Pattaufi, S. Pd, M. Si sebagai WD II dan Dr. Ansar, M. Si

sebagai WD III FIP UNM, yang telah memberikan layanan akademik,

vii
administrasi dan kemahasiswaan selama proses pendidikan dan penyelesaian

studi.

3. Dr. Ed. Faridah, ST., M.Sc dan Dr. Wahira. M. Pd selaku ketua jurusan dan

sekretaris jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Negeri Makassar yang telah penuh perhatian memberi bimbingan dan

memfasilitasi proses studi di jurusan Administrasi Pendidikan.

4. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan yang telah memberikan

pengetahuan selama mengikuti perkuliahan.

5. Kepala Sekolah, guru-guru, staf dan pegawai serta siswa-siswi SMP Negeri 2

Makale Kabupaten Tana Toraja yang telah menerima penulis dalam melakukan

penelitian.

6. Terkhusus ucapan terima kasih serta rasa hormat yang sangat mendalam kepada

Ayahanda Ibrahim B. Timbang dan Ibunda Agustina Tandungan selaku kedua

orang tua tercinta yang dengan tulus dan ikhlas mendidik, membesarkan,

mendoakan penulis serta segala sesuatu yang mereka berikan tanpa pamrih baik

secara moril maupun material.

7. Kepada keempat saudaraku Iriyanto, Iriyanti, Irwanto, dan Indrayanto yang terus

memberikan motivasi, dorongan, dan semangat dalam menyelesaikan studi ini.

8. Sahabatku Ayu Sri Dwi Mahyuni dan Muhammad Rivai Musa yang telah banyak

memberikan bantuan, motivasi, doa dan dukungan kepada penulis.

viii
9. Teman- teman seperjuanganku: Abia Trifosa, Dian Febrianti, Sitti Hajar, Marwa,

Nur Cahyani, Sitti Aminah, Musdalifa, dan Apriliah yang selalu berbagi

semangat dan keceriaan dalam menjalankan aktivitas.

10. Semua pihak yang telah memberikan bantuan yang tidak sempat saya sebutkan

satu persatu semoga menjadi ibadah dan mendapat imbalan dari-Nya.

Akhirnya, tiada gading yang tak retak, tak adapula makhluk yang

szeempurna, demikian pula dalam penulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan.

Semoga dengan adanya karya ini dapat bermanfaat dan sebagai bahan masukan serta

informasi bagi pembaca terlebih kepada penulis sendiri.

Aamiin Ya Rabbal Alamin.

Makassar, 21 April 2019

Penulis,

ix
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI iv
MOTTO DAN PERUNTUKAN v
ABSTRAK vi
PRAKATA vii
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL xiii
DAFTAR GAMBAR xiv
DAFTAR LAMPIRAN xv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Konteks Penelitian 1
B. Fokus Penelitian 7
C. Tujuan Penelitian 7
D. Manfaat Penelitian 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEPTUAL 9
A. Tinjauan Pustaka 9
1. Manajemen Sarana dan Prasarana 9
2. Tujuan Manajemen Sarana dan Prasarana 14
3. Prinsip- Prinsip Manajemen Sarana dan Prasarana 15
4. Proses Manajemen Sarana dan Prasarana 16
5. Macam- Macam Sarana dan Prasarana 33
6. Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Menengah Pertama (SMP) 34
7. Faktor Pendukung Manajemen Sarana dan Prasarana 41
x
8. Faktor Penghambat Manajemen Sarana dan Prasarana 43
B. Kerangka Konseptual 44
BAB III METODE PENELITIAN 46
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 46
C. Kehadiran Peneliti 46
D. Lokasi dan Subjek Penelitian 47
E. Sumber Data 47
F. Teknik Pengumpulan Data 48
G. Analisis Data 51
H. Pengecekan Keabsahan Data 52
I. Tahap- Tahap Penelitian 53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 55
A. Hasil Penelitian 55
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 55
2. Hasil Penelitian 61
B. Pembahasan 95
1. Manajemen Sarana dan Prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten
Tana Toraja 95
2. Faktor Pendukung Manajemen Sarana dan Prasarana di SMP Negeri 2
Makale Kabupaten Tana Toraja 110
3. Faktor Penghambat Manajemen Sarana dan Prasarana di SMP Negeri 2
Makale Kabupaten Tana Toraja 111
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 112
A. Kesimpulan 112
B. Saran 113
DAFTAR PUSTAKA 115
LAMPIRAN 119

xi
Lampiran 119
RIWAYAT HIDUP 209

xii
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman


2.1 Rasio Minimum Luas Lahan SMP terhadap Peserta Didik 35

2.2 Rasio Minimum Luas Lantai Bangunan SMP terhadap Peserta Didik 36

4.1 Periodesasi Kepemimpinan SMPN2 Makale Kab. Tana Toraja 56

4.2 Keadaan Siswa SMPN 2 Makale Kab.Tana Toraja Tahun Ajaran 59

2018/2019

4.3 Keadaan Guru SMPN 2 Makale Kab.Tana Toraja Tahun Ajaran 59

2018/2019

4.4 Sarana dan Prasarana di SMPN2 Makale Kab.Tana Toraja 60

xiii
DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman
2.1 Kerangka Konseptual 45

3.1 Analisis Data Model Miles dan Huberman 51

4.1 Struktur Organisasi SMP Negeri 2 Makale Kab. Tana Toraja 58

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

No. Nama Lampiran Halaman


1. Kisi- Kisi Instrumen 119

2. Pedoman Wawancara 123

3. Matriks Analisis Data 133

4. Dokumentasi Foto Penelitian 153

5. Persuratan 191

xv
BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Pendidikan merupakan arahan bagi manusia agar tumbuh sesuai dengan apa yang

ada pada diri dan lingkungannya untuk menjadi jati diri yang hakiki. Upaya yang dapat

dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut, penyelenggaraan pendidikan harus sesuai

dengan Undang-Undang (UU) dan Peraturan Pemerintah (PP) mengenai Sistem

Pendidikan Nasional. Ditegaskan dalam pasal 4 ayat 1 Undang-Undang Nomor 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidikan diselenggarakan secara

demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi

manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa.

Bersumber pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 kemudian muncul

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan yang selanjutnya dilakukan perubahan pada Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013, menyatakan bahwa :

Lingkup Standar Nasional Pendidikan meliputi Standar Isi, Standar


Proses, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Pendidik dan Tenaga
Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan,
Standar Pembiayaan, dan Standar Penilaian Pendidikan.
Salah satu standar tersebut adalah standar sarana dan prasarana yang diatur lebih

lanjut dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24

Tahun 2007 tentang standar sarana dan prasarana sebagai upaya yang berkelanjutan

1
2

dalam pemenuhan standar sarana dan prasarana pendidikan untuk Sekolah Dasar/

Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah

(SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah (SMA/MA). Peraturan

menteri tersebut menjelaskan kriteria minimal sarana dan prasarana yang dimiliki oleh

sekolah.

Pendidikan yang berkualitas akan muncul apabila terdapat sekolah yang

berkualitas salah satunya mempunyai kelengkapan fasilitas yang menunjang proses

belajar mengajar tersebut. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana dan prasarana

pendidikan. Sarana dan prasarana merupakan hal yang sangat penting dalam menunjang

kelancaran atau kemudahan dalam proses pembelajaran.

Barnawi & M. Arifin (2014), menjelaskan pengertian sarana pendidikan adalah

semua perangkat, peralatan, bahan, dan perabot yang secara langsung digunakan dalam

proses pendidikan di sekolah. Berkaitan dengan ini, pengertian prasarana pendidikan

adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang

pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah. Penekanan pada pengertian tersebut adalah

pada sifatnya, sarana bersifat langsung dan prasarana tidak bersifat langsung dalam

menunjang proses pendidikan.

Sekolah merupakan sebuah sistem yang memiliki tujuan. Berkaitan dengan upaya

mewujudkan tujuan tersebut, seringkali masalah dapat muncul. Masalah-masalah itu

dapat dikelompokkan sesuai dengan tugas-tugas administratif yang menjadi tanggung

jawab administrator sekolah. Dengan sarana dan prasarana yang mencukupi diharapkan

outputnya akan mencapai tujuan awal dari sebuah lembaga pendidikan itu sendiri.
3

Proses pendidikan memang memerlukan fasilitas atau peralatan, akan tetapi

semua peralatan atau fasilitas harus diadakan sesuai dengan kebutuhan. Jika semua

peralatan dan fasilitas sudah ada harus dimanfaatkan dan dikelola secara baik dan benar.

Sekolah dituntut memiliki kemandirian untuk mengatur dan mengurus kepentingan

sekolah menurut kebutuhan dan kemampuan sendiri serta berdasarkan aspirasi dan

partisipasi warga sekolah dengan tetap mengacu pada peraturan dan perundang-undangan

yang berlaku. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan ini menjadi tanggung jawab

sekolah seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional Bab XII Pasal 45 ayat 1 yang berbunyi:

Setiap satuan pendidikan formal dan non formal menyediakan sarana dan
prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan
pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual,
sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik.
Sarana dan prasarana menjadi salah satu aspek yang sangat berpengaruh terhadap

hasil prestasi belajar siswa. Sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu dari

delapan Standar Pendidikan Nasional sebagai penunjang untuk menjamin lancarnya

penyelenggaraan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di sekolah. Sarana dan prasarana

menjadi penting karena sarana dan prasarana merupakan hal yang mendasar dalam

menunjang kegiatan belajar mengajar, artinya proses pendidikan tanpa sarana dan

prasarana pendidikan tidak akan berjalan secara maksimal. Lebih lanjut diatur dalam

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Bab VII Pasal 42

tentang Standar Sarana dan Prasarana yang menyebutkan sebagai berikut :

(1) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi


perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku, dan sumber
4

belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang


diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan
berkelanjutan.
(2) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi
lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik,
ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel
kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat
berolah raga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi dan
ruang atau tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
Berkaitan dengan terbitnya Peraturan Menteri Pendidikan dan kebudayaan

Nomor 23 Tahun 2013 tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar di

Kabupaten/Kota, maka semakin jelas kebutuhan akan manajemen sarana dan prasarana

pendidikan karena sarana dan prasarana pendidikan termasuk aspek yang dipersyaratkan

dalam mencapai Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar. Berbagai kebijakan

pemerintah tersebut mempertegas bahwa sarana dan prasarana pendidikan tetap harus

terus menerus didata dan diperbaiki kondisinya untuk memenuhi standar karena

berfungsi atau tidaknya sarana dan prasarana pendidikan sangat menentukan

keberhasilan proses pembelajaran di sekolah.

Sarana dan prasarana yang lengkap tidak cukup untuk mendukung proses belajar

mengajar tanpa adanya sebuah manajemen yang baik. Manajemen sarana dan prasarana

pendidikan adalah merupakan faktor penting dalam memajukan suatu lembaga

pendidikan karena manajemen sarana dan prasarana baik dapat menciptakan lingkugan

yang bersih, rapi, dan indah sehingga menciptakan kondisi yang menyenangkan baik

bagi pendidik maupun untuk peserta didik.


5

Kesulitan mengelola sarana dan prasarana pendidikan akan menjadi semakin

besar jika sistem dan prosedur pengelolaannya tidak jelas, termasuk jika kemauan dan

kemampuan pengelolanya tidak ada dan tidak sesuai seperti yang diharapkan. Akibat

kurangnya kepedulian warga sekolah terhadap pengelolaan sarana dan prasarana

pendidikan, dewasa ini banyak ditemukan bahwa sarana dan prasarana pendidikan yang

dimiliki sekolah tidak digunakan secara optimal.

Agar tercapainya tujuan pendidikan, dalam hal ini kepala sekolah harus bisa

mencari solusi untuk mengadakan, merawat, dan meremajakan sarana dan prasarana

pendidikan di sekolah yang dipimpinnya. Koordinasi dan membentuk Waka Sarana

Prasana yang baik dan tepat, serta menanamkan pemahaman terhadap bawahannya dan

siswanya untuk selalu menjaga dan merawat sarana prasarana pendidikan akan

membantu dalam proses manajemen sarana prasarana. Seperti kita tahu bahwa salah satu

tugas pemimpin ataupun dalam hal ini kepala sekolah adalah mengelola administrasi,

yang didalamnya menyangkut pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan.

SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja terletak di Jln. Pongtiku, Km. 7,

Lemo, Makale Utara, Kabupaten Tana Toraja berdiri diatas lahan seluas 14911 m2

memiliki jumlah peserta didik Tahun Pelajaran 2018/ 2019 sebanyak 588 siswa dengan

akreditas A dan beberapa tahun ini menjadi sekolah Adiwiyata. Sekolah ini juga telah

memiliki beberapa prestasi, baik itu prestasi akademik maupun non akademik di tingkat

kecamatan dan kabupaten. SMP ini juga mendapatkan perhatian baik dari pemerintah

kabupaten dibuktikan dengan adanya bantuan yang diberikan Bupati Tana Toraja untuk

perbaikan sekolah sebagai sekolah adiwiyata seperti digunakan untuk perbaikan ruang
6

kelas, pembuatan taman adiwiyata, serta adanya bantuan sarana berupa tambahan meja

dan kursi.

Atas dasar pernyataan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan studi pra

penelitian di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja. Pra penelitian ini

berlangsung selama 2 hari yaitu pada tanggal 23 Agustus 2018 dan 27 Agustus 2018.

Hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti saat berada di sekolah

menyatakan bahwa manajemen sarana dan prasarana di sekolah ini telah dilaksanakan.

Hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada Wakil Kepala Sekolah bidang

sarana dan prasarana. Beliau mengatakan bahwa saat ini manjemen sarana dan prasarana

sudah dilaksanakan namun belum maksimal. Di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana

Toraja memiliki tim khusus sarana dan prasarana.

Pengadaan sarana dan prasarana dilakukan dengan berbagai cara salah satunya

melalui MUSRENBANG (Musyawarah Rencana Pembangunan). Lebih lanjut beliau

mengatakan bahwa “biasanya ada barang yang masuk tanpa kita buat proposal, jadi

kadang itu barang menumpuk kayak alat peraga matematika masih ada yang sampai

sekarang belum terbuka karena sudah banyak”. Proses inventarisasi masih belum

dilaksanakan secara maksimal dan baru dilakukan beberapa tahun. Untuk pemeliharaan

dilakukan tergantung dengan anggaran yang ada. Sementara untuk penghapusan sudah

dilaksanakan sesuai dengan syarat- syarat penghapusan sarana dan prasarana yang

berlaku.

Berangkat dari fakta yang peneliti temukan di lapangan, maka peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian yang berfokus pada manajemen sarana dan prasarana, faktor
7

pendukung dan faktor penghambat di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja

dengan judul “MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA DI SMP NEGERI 2

MAKALE KABUPATEN TANA TORAJA”.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan uraian konteks penelitian di atas fokus penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah manajemen sarana dan prasarana di SMP Negeri 2 Makale

Kabupaten Tana Toraja ?

2. Apa faktor pendukung manajemen sarana dan prasarana di SMP Negeri 2 Makale

Kabupaten Tana Toraja ?

3. Apa faktor penghambat manajemen sarana dan prasarana di SMP Negeri 2

Makale Kabupaten Tana Toraja ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian diatas, adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui manajemen sarana dan prasarana di SMP Negeri 2 Makale

Kabupaten Tana Toraja.

2. Untuk mengetahui faktor pendukung manajemen sarana dan prasarana di SMP

Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja.

3. Untuk mengetahui faktor penghambat manajemen sarana dan prasarana di SMP

Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja.


8

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun

praktis. Adapun manfaat tersebut antara lain.

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian ilmu pendidikan

yang dapat dipergunakan sebagai bahan referensi bagi para peneliti dan

pengamat masalah pendidikan yang terkait dengan Manajemen Sarana dan

Prasarana.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Kepala Sekolah

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan evaluasi

sekolah untuk manajemen sarana dan prasarana pendidikan sehingga

manajemen sarana dan prasarana pendidikan di SMP Negeri 2 Makale

Kabupaten Tana Toraja nantinya dapat berjalan dengan baik.

b. Bagi Wakasek Sarana dan Prasarana

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi dan acuan dalam

mengelola dan manfaatkan sarana dan prasarana yang ada.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk menambah wawasan mengenai

materi dan metode dalam manajemen sarana dan prasarana.


BAB II TINJAUANPUSTAKADANKERANGKAKONSEPTUAL

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEPTUAL

A. Tinjauan Pustaka

1. Manajemen Sarana dan Prasarana

a. Pengertian Manajemen

Kata manajemen berarti pemimpin, direksi dan pengurus yang diambil dari kata

kerja “manage” yang berarti mengemudikan, mengurus dan memerintah. “Istilah

manajemen berasal dari bahasa Italia “managier ” yang berarti melatih kuda” (Rusman,

2009:9). Istilah manajemen di Indonesia sering disebut juga dengan istilah pengelolaan.

Usman (2013:3), menyatakan bahwa:

Istilah manajemen berasal dari Bahasa Latin, yaitu dari asal kata manus
yang berarti tangan dan agere yang berarti melakukan. Kata-kata itu
digabung menjadi managere yang berarti menangani. Managere
diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris dalam bentuk kata kerja to
manage, dengan kata benda management dan manager untuk orang yang
melakukan kegiatan manajemen. Akhirnya, management diterjemahkan
ke dalam Bahasa Indonesia menjadi manajemen atau pengelolaan.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa manajemen sebagai seni berfungsi untuk mencapai

tujuan yang nyata mendatangkan hasil dan manfaat, sedangkan manajemen sebagai ilmu

berfungsi menerangkan fenomena-fenomena, kejadian-kejadian dengan memberikan

penjelasan. Manullang (2006), menjelaskan manajemen adalah seni dan ilmu

perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, dan pengawasan, sumber daya

untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Selain itu, Malayu (2007:2), menjelaskan

bahwa “manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya

9
10

manusia dan sumber-sumber daya lainnya secara efekif dan efisien untuk mencapai suatu

tujuan tertentu”.

Manajemen dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang

berupa proses pengelolaan usaha kerjasama sekelompok manusia yang tergabung dalam

organisasi pendidikan, untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan

sebelumnya, agar efektif dan efisien. Manajemen pada organisasi pendidikan memiliki

beberapa obyek garapan dengan titik tolak pada kegiatan belajar-mengajar di kelas,

menurut Suharsimi (2008) sekurang-kurangnya ada delapan obyek garapan, yaitu: 1)

manajemen peserta didik, 2) manajemen personalia sekolah, 3) manajemen kurikulum, 4)

manajemen sarana atau material, 5) manajemen tatalaksana pendidikan atau

ketatausahaan sekolah, 6) manajemen pembiayaan atau anggaran, 7) manajemen

lembaga-lembaga pendidikan dan organisasi pendidikan, 8) manajemen hubungan

masyarakat atau komunikasi pendidikan.

Dari beberapa definisi yang telah disampaikan oleh para ahli di atas, dapat

disimpulkan bahwa pada dasarnya manajemen merupakan rangkaian aktivitas seperti

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi

yang dikaitkan dengan sumber daya untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan

efisien. Rangkaian aktivitas dalam manajemen dikaitkan dengan sumber daya agar segala

sesuatu yang menjadi kelebihan dan kekurangan dapat dikelola dengan baik dan akan

berpengaruh pada ketepatan penggunaan sumber daya yang sesuai standar dan

memberikan hasil maksimal.


11

b. Pengertian Sarana dan Prasarana


Sarana menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah “segala sesuatu

yang dapat dipakai, propaganda capai atau maksud tujuan, alat media, syarat, upaya dan

sebagainya”. Sarana menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

nomor 24 tahun 2007 yaitu :

Sarana adalah perlengkapan yang diperlukan untuk menyelenggarakan


pembelajaran yang dapat dipindah- pindah, sedangkan prasarana adalah
fasilitas dasar yang diperlukan untuk menjalankan fungsi satuan
pendidikan.
Sarana dan prasarana sebagai bagian integral dari keseluruhan kegiatan

pembelajaran di satuan pendidikan mempunyai fungsi dan peran dalam pencapaian

kegiatan pembelajaran sesuai kurikulum satuan pendidikan. Agar pemenuhan sarana dan

prasarana tepat guna dan berdaya guna (efektif dan efisien), diperlukan suatu analisis

kebutuhan yang tepat di dalam perencanaan pemenuhannya.

Secara etimologi sarana dan prasarana memiliki arti yang berbeda , namun

seringkali disebutkan secara bersama-sama. Barnawi & M. Arifin (2014:47),

mendefinisikan sarana prasarana pendidikan sebagai berikut:

Sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan perabot


yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah.
Berkaitan dengan ini, prasarana pendidikan berkaitan dengan semua
perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang
pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah. Penekanan pada pengertian
tersebut adalah pada sifatnya, sarana bersifat langsung dan prasarana
tidak bersifat langsung dalam menunjang proses pendidikan.

Sarana dan prasarana merupakan salah satu penunjang dalam proses belajar

mengajar. Seorang siswa dalam melakukan aktivitas belajar memerlukan adanya


12

dorongan tertentu agar kegiatan belajarnya dapat menghasilkan prestasi belajar yang

sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Susilo (2008), sarana pendidikan adalah

peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses

pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja kursi,

serta alat-alat dan media pengajaran, adapun yang dimaksud dengan prasarana

pendidikan adalah fasilitas yang tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan

atau pengajaran, seperti halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah, tetapi jika

dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar, seperti taman sekolah

untuk pengajaran biologi, halaman sekolah sebagai sekaligus lapangan olahraga,

komponen tersebut merupakan sarana pendidikan.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa sarana pendidikan ialah

segala peralatan atau barang yang digunakan secara langsung untuk proses pendidikan,

sedangkan prasarana adalah semua perangkat yang tidak secara langsung digunakan

untuk proses pendidikan. Sarana dan prasaran merupakan suatu kebutuhan yang harus

tersedia untuk mendukung kegiatan pembelajaran dan peningkatan mutu pendidikan serta

dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

c. Pengertian Manajemen Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu sumber daya yang

penting dan utama dalam menunjang proses pembelajaran di sekolah. Untuk itu, perlu

dilakukan peningkatan dalam pendayagunaan dan pengelolaannya agar tujuan yang

diharapkan dapat tercapai. Rohiat (2008:26) menjelaskan pengertian manajemen sarana


13

prasarana adalah “kegiatan yang mengatur untuk mempersiapkan segala peralatan atau

material bagi terselenggaranya proses pendidikan di sekolah. Manajemen sarana dan

prasarana dibutuhkan untuk membantu kelancaran proses belajar mengajar”. Sobri

(2009:61) mengartikan :

Manajemen sarana prasarana dapat diartikan sebagai kegiatan menata,


mulai dari merencanakan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan dan
penyaluran, pendayagunaan, pemeliharaan, penginventarisan dan
penghapusan serta penataan lahan, bangunan, perlengkapan dan perabot
sekolah serta tepat guna dan tepat sasaran.

Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan menjaga

sarana dan prasarana agar dapat memberikan kontribusi secara optimal dan berarti pada

jalannya proses pendidikan. Kegiatan pengelolaan ini meliputi kegiatan perencanaan,

pendayagunaan, penghapusan dan penataan, dalam rangka untuk menunjang proses

pendidikan guna mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Selanjutnya Barnawi

(2014:48) menjelaskan bahwa :

Manajemen sarana dan prasarana dapat diartikan sebagai segenap proses


pengadaan dan pendayagunaan komponen- komponen yang secara
langsung maupun tidak langsung menunjang proses pendidikan untuk
mencapai tujuan pendidikan yang efektif dan efisien.

Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen sarana

prasarana pendidikan adalah rangkaian kegiatan pengelolaan sarana prasarana pendidikan

yang dimulai dari perencanaan, pengadaan, penginventarisasian, penggunaan, sampai

dengan penghapusan untuk mencapai tujuan pendidikan yang efektif dan efisien.
14

2. Tujuan Manajemen Sarana dan Prasarana

Secara umum, tujuan manajemen sarana dan prasarana pendidikan adalah untuk

memberikan layanan secara profesional di bidang sarana dan prasarana pendidikan dalam

rangka terselenggaranya proses pendidikan secara efektif dan efisien. Jannah (2010:47)

menjelaskan tujuan manajemen sarana dan prasarana sebagai berikut.

a. Untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan


melalui sistem perencanaan dan pengadaan yang hati-hati dan
seksama. Diharapkan melalui manajemen sarana dan prasarana semua
sarana dan prasarana yang didapatkan oleh sekolah adalah sarana dan
prasarana yang berkualitas tinggi, sesuai dengan kebutuhan sekolah,
dan dengan dana yang efisien.
b. Untuk mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana sekolah secara
tepat dan efisien.
c. Untuk mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah
sehingga keberadaannya selalu dalam kondisi siap pakai setiap
diperlukan oleh semua warga sekolah.
Manajemen sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat menciptakan

sekolah yang bersih, rapi, indah, sehingga menciptakan kondisi yang menyenangkan

baik bagi guru maupun untuk murid dan masyarakat yang berada di sekolah.

Selanjutnya, Arum (2007:8) menjelaskan tentang tujuan manajemen sarana prasarana

yaitu “memberikan sistematika kerja dalam mengelola pendidikan berupa fasilitas

belajar, sehingga tugas-tugas operasional kependidikan dapat dilaksanakan secara efektif

dan efisien menuju sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan”.

Jadi dapat disimpulkan bahwa manajemen sarana dan prasarana diharapkan dapat

membantu sekolah dalam merencanakan kebutuhan fasilitas, mengelola pengadaan

fasilitas, mengelola pemeliharaan fasilitas, mengelola kegiatan inventaris sarana dan


15

prasarana, serta kegiatan penghapusan barang inventaris sekolah. Manajemen sarana dan

prasarana yang baik diharapkan dapat menciptakan sekolah yang bersih, rapi, indah,

sehingga menciptakan kondisi yang menyenangkan baik bagi guru maupun untuk murid

dan masyarakat yang berada di sekolah . Di samping itu juga diharapkan tersedianya

alat-alat fasilitas belajar yang memadai secara kuantitatif, kualitatif, dan relevan dengan

kebutuhan serta dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan proses pendidikan

dan pengajaran, baik oleh guru sebagai pengajar maupun murid-murid sebagai pelajar.

3. Prinsip- Prinsip Manajemen Sarana dan Prasarana

Terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam mengelola sarana dan

prasarana pendidikan disekolah menurut Bafadal (2014) sebagai berikut.

a. Prinsip Pencapaian Tujuan

Manajemen sarana prasarana dapat dikatakan berhasil apabila fasilitas sekolah

itu selalu siap pakai setiap saat ketika ada personil sekolah yang akan

menggunakannya, dengan begitu sarana prasarana sekolah dapat berfungsi

secara optimal sehingga dapat menunjang ketercapaian tujuan pendidikan

yang diinginkan.

b. Prinsip Efisiensi

Hal yang perlu dilakukan untuk menunjang prinsip efisiensi diantaranya

adalah pemeliharaan terhadap sarana dan prasana sekolah yang sudah ada

sehingga sarana dan prasarana sekolah terawat dan dapat tahan lama.
16

c. Prinsip Administratif

Semua perilaku pengelolaan sarana prasarana pendidikan hendaknya selalu

memperhatikan undang-undang, peraturan, instruksi dan pedoman yang ada.

d. Prinsip Kejelasan Tanggung Jawab

Pada hal ini diperlukan pembagian tugas yang jelas sehingga setiap orang

bertanggungjawab akan tugasnya masing-masing.

e. Prinsip Kekohesifan

Manajemen sarana dan prasarana pendidikan di sekolah hendaknya

terealisasikan dalam bentuk proses kerjasama di sekolah yang sangat kompak.

4. Proses Manajemen Sarana dan Prasarana

Jenis peralatan dan perlengkapan yang disediakan di sekolah dan cara- cara

pengadministrasiannya mempunyai pengaruh besar terhadap proses belajar mengajar.

Persediaan yang kurang dan tidak memadai akan menghambat proses belajar mengajar,

demikian pula administrasinya yang tidak baik akan mengurangi kegunaan alat-alat dan

perlengkapan tersebut, sekalipun perlengkapan dan peralatan pengajaran itu keadaanya

istimewa. Namun yang lebih penting dari itu semua adalah penyediaan sarana di sekolah

disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik serta kegunaan hasilnya di masa mendatang.

Sarana prasarana pendidikan dipahami tidak akan berjalan tanpa adanya

pengelolaan/ manajemen yang baik. Manajemen sarana prasarana yang baik diharapkan

dapat menciptakan lembaga pendidikan yang bersih, rapi dan indah sehingga

menciptakan kondisi yang menyenangkan baik pendidik maupun siswa untuk berada di
17

lingkungan pendidikan. Berkenaan dengan hal tersebut, pada bagian ini peneliti

deskripsikan 8 proses manajemen sarana dan prasarana dengan memadukan dua buku

yaitu buku dari Matin (2016) dan Barnawi (2014) sebagai berikut:

a. Perencanaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Kegiatan perencanaan sarana dan prasarana pendidikan sangat penting guna

menghindari terjadinya kesalahan yang tidak diinginkan. Proses perencanaan harus

dilakukan dengan cermat dan teliti baik berkaitan dengan karakteristik sarana dan

prasarana yang dibutuhkan, jumlahnya, jenisnya, dan kendalanya (manfaat yang

didapatkan), beserta harganya. Perencanaan yang matang sangat berpengaruh pada

pelaksanaan kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Perencanaan adalah suatu kegiatan menetapkan aktivitas yang berhubungan

dengan jawaban pertanyaan 5W1H yaitu: apa (what) yang akan dilakukan, mengapa

(why) hal tersebut dilakukan, siapa (who) yang melakukannya, dimana (where)

melakukannya, kapan (when) dilakukan, dan bagaimana (how) melakukannya.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut berkaitan dengan tujuan-tujuan yang akan dirumuskan,

teknik dan metode yang dipergunakan, dan sumber yang diperdayakan untuk mencapai

tujuan tersebut (Engkoswara dkk, 2011).

Perencanaan merupakan seperangkat keputusan yang diambil dalam

menentukan kegiatan yang hendak dilakukan pada masa yang akan datang. Arikunto

dkk (2008:9) menjelaskan perencanaan “sebagai suatu proses mempersiapkan

serangkaian keputusan untuk mengambil tindakan dimasa yang akan datang yang
18

diarahkan kepada tercapainya proses tujuan-tujuan dengan sarana yang optimal”.

Selanjutnya, Bafadal (2014:26), menjelaskan bahwa :

Perencanaan sarana dan prasarana adalah suatu proses memikirkan dan


menetapkan program pengadaan fasilitas sekolah, baik yang berbentuk
sarana maupun prasarana pendidikan di masa yang akan datang untuk
mencapai tujuan tertentu.
Hasil dari perencanaan akan menjadi pedoman dalam pelaksanaan dan

pengendalian, bahkan penilaian untuk perbaikan selanjutnya. Oleh karena itu,

perencanaan sarana dan prasarana harus dilakukan dengan baik dengan memerhatikan

persyaratan dari perencanaan yang baik. Dalam kegiatan perencanaan sarana dan

prasarana pendidikan. Menurut Depdiknas (2009:8) ada beberapa persyaratan yang harus

diperhatikan, sebagai berikut.

1) Perencanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan harus


dipandang sebagai bagian integral dari usaha peningkatan kualitas
belajar mengajar.
2) Perencanaan harus jelas. Untuk hal tersebut, kejelasan suatu rencana
dapat dilihat pada hal- hal berikut.
a) Tujuan dan sasaran atau target yang harus dicapai serta ada
penyusunan perkiraan biaya/ harga keperluan pengadaan.
b) Jenis dan bentuk tindakan/ kegiatan yang akan dilaksanakan.
c) Petugas pelaksana, misalnya guru, karyawan, dan lain- lain.
d) Bahan dan peralatan yang dibutuhkan.
e) Kapan dan di mana kegiatan dilaksanakan.
f) Harus diingat bahwa suatu perencanaan yang baik adalah yang
realitas, artinya rencana tersebu dapat dilaksanakan.
3) Berdasarkan atas kesepakatan dan keputusan bersama dengan pihak-
pihak yang terlibat dalam perencanaan.
4) Mengikuti pedoman (standar) jenis, kuantitas, dan kualitas sesuai
dengan skala prioritas.
5) Perencanaan pengadaan sesuai dengan platform anggaran yang
disediakan.
6) Mengikuti prosedur yang berlaku.
7) Mengikutsertakan unsur orang tua murid.
19

8) Fleksibel dan dapat menyesuaikan dengan keadaan, perubahan situasi,


dan kondisi yang tidak disangka- sangka.
9) Dapat didasarkan pada jangka pendek (1 tahun), jangka menengah (4-
5 tahun), dan jangka panjang (10- 15 tahun).
Stoops dan Johnson dalam Bafadal (2014:28) mengemukakan ada beberapa

langkah/ prosedur perencanaan sarana dan prasarana sekolah, sebagai berikut.

1) Pembentukan panitia pengadaan barang atau perlengkapan.


2) Penetapan kebutuhan perlengkapan.
3) Penetapan spesifikasi.
4) Penetapan harga satuan perlengkapan.
5) Pengujian segala kemungkinan.
6) Rekomendasi.
7) Penilaian kembali.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan perencanaan sarana dan prasana pendidikan

adalah suatu proses memikirkan dan menetapkan keputusan yang berkaitan dengan

pengadaan sarana dan prasarana pendidikan selama kurun waktu tertentu agar

penyelengaraan dapat dilaksanakan secara efisien, efektif dan bermutu untuk mencapai

tujuan tertentu. Oleh karena itu, perencanaan harus dilakukan dengan baik.

b. Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Pengadaan sarana dan prasarana merupakan kegiatan lanjutan dari perencanaan

dalam manajemen sarana dan prasarana pendidikan. Pengadaan sarana dan prasarana

merupakan fungsi operasional pertama dalam manajemen sarana dan prasarana

pendidikan yang merupakan serangkaian kegiatan untuk menyediakan sarana dan

prasarana pendidikan sesuai dengan kebutuhan. Barnawi (2014:60), “pengadaan

merupakan serangkaian kegiatan menyediakan berbagai jenis sarana dan prasarana

pendidikan sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai tujuan pendidikan”. Sedangkan


20

menurut Matin (2016:21) “Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan

penyediaan semua jenis sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan dalam rangka

mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya”.

Direktorat Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional dalam

bukunya Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan Persekolahan Berbasis Sekolah

(2007:17), menjelaskan prosedur pengadaan barang dan jasa harus mengacu pada

Peraturan Menteri No. 24 tahun 2007. Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di

sekolah umumnya melalui prosedur sebagai berikut:

1) Menganalisis kebutuhan dan fungsi sarana dan prasarana.


2) Mengklasifikasikan sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
3) Membuat proposal pengadaan sarana dan prasarana yang ditujukan
kepada pemerintah bagi sekolah negeri, pihak yayasan sekolah swasta.
4) Bila disetujui maka akan ditinjau dan dinilai kelayakannya untuk
mendapat persetujuan dari pihak yang dituju.
5) Setelah dikunjungi dan disetujui maka sarana dan prasarana akan
dikirim ke sekolah yang mengajukan permohonan pengadaan sarana
dan prasarana tersebut.
6) Pengontrolan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan baik yang
dilakukan sendiri oleh sekolah maupun dari luar sekolah, hendaknya
dapat dicatat sesuai dengan keadaan dan kondisinya. Hal itu
dimaksudkan sebagai upaya pengecekan, serta melakukan
pengontrolan terhadap keluar/ masuknya barang atau sarana dan
prasarana milik sekolah. Catatan tersebut dituangkan dalam format
pengadaan sarana dan prasarana pendidikan yang disajikan dalam
bentuk tabel sebagai rujukan bagi sekolah dalam melakukan aktivitas
pengadaan sarana dan prasarana untuk sekolah.

Kebutuhan sarana dan prasarana dapat berkaitan dengan jenis dan spesifikasi,

jumlah, waktu, tempat, dan harga serta sumber yang dapat dipertanggungjawabkan.

Pengadaan diadakan sebagai bentuk realisasi atas perencanaan yang telah dilakukan
21

sebelumnya. Tujuannya untuk menunjang proses pendidikan agar berjalan efektif dan

efisien sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

Ada beberapa alternatif cara dalam pengadaan sarana dan prasarana pendidikan

persekolahan. Menurut Matin (2016:22) beberapa alternatif cara pengadaan tersebut

secara rinci dijelaskan sebagai berikut.

1) Membeli
Membeli adalah merupakan cara pemenuhan kebutuhan sarana dan
prasarana pendidikan yang lazim ditempuh yaitu dengan jalan
membayar sejumlah uang tertentu kepada penjual atau supplier untuk
mendapatkan sejumlah sarana dan prasarana sesuai dengan
kesepakatan kedua belah pihak. Pembelian dilakukan apabila
anggarannya tersedia, seperti pembelian meja, kursi, bangku, lemari,
papan tulis, wireless, dan lain sebagainya.
2) Membuat Sendiri
Pembuatan sendiri merupakan cara pemenuhan kebutuhan sarana dan
prasarana pendidikan dengan jalan membuat sendiri yang biasanya
dilakukan oleh guru, siswa, atau pegawai. Pembuatan sendiri biasanya
dilakukan terhadap sarana dan prasarana pendidikan yang sifatnya
sederhana dan murah, misalnya alat- alat peraga yang dibuat oleh
guru dan murid.
3) Hibah atau Bantuan
Penerimaan hibah atau bantuan yaitu merupakan cara pemenuhan
sarana dan prasarana pendidikan dengan jalan pemberian secara
cuma- cuma dari pihak lain. Penerimaan hibah atau bantuan harus
dilakukan dengan membuat berita acara.
4) Penyewaan
Yang dimaksud dengan penyewaan adalah cara pemenuhan
kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan dengan
jalan pemanfaatan sementara barang milik pihak lain untuk
kepentingan sekolah dengan cara membayar berdasarkan perjanjian
sewa- menyewa.
5) Pinjaman
Yaitu penggunaan barang secara cuma- cuma untuk sementara waktu
dari pihak lain untuk kepentingan sekolah berdasarkan perjanjian
pinjam meminjam.
6) Mendaur Ulang
Mendaur ulang adalah kegiatan mengolah barang- barang bekas yang
kegunaannya sudah berkurang dengan cara peleburan atau perakitan
22

kembali agar barang- barang tersebut berguna kembali dan memiliki


nilai tambah.
7) Penukaran
Penukaran merupakan cara pemenuhan kebutuhan sarana dan
prasarana pendidikan dengan jalan menukarkan sarana dan prasarana
yang dimiliki dengan sarana dan prasarana yag dibutuhkan organisasi
atau instansi lain.
8) Perbaikan atau Rekonstruksi Kembali
Perbaikan merupakan cara pemenuhan sarana dan prasarana
pendidikan dengan jalan memperbaiki sarana dan prasarana yang
telah mengalami kerusakan, baik dengan perbaikan satu unit sarana
dan prasarana maupun dengan jalan penukaran instrumen yang baik
di antara instrumen sarana dan prasarana yang rusak sehingga
instrumen- instrumen yang baik tersebut dapat disatukan dalam unit
atau beberapa unit dan pada akhirnya satu atau beberapa unit sarana
dan prasarana tersebut dapat dioperasikan atau difungsikan.
9) Lelang
Ada dua jenis pelelangan yaitu pelelangan umum dan pelelangan
terbatas. Pelelangan umum ialah proses lelang yang diikuti oleh
semua perusahaan yang berminat setelah mengetahui pengumuman
adanya pelelangan yang disampaikan melalui media massa atau kadin
atau melalui papan pemgumuman. Pelelangan terbatas ialah proses
lelang yang diikuti oleh rekanan terbatas, sekurang- kurangnya 10
rekanan yang dipilih dan memenuhi syarat dimana bidang usahanya
sesuai dengan pekerjaan yang akan diborongkan serta masih
mempunyai sisa kemampuan nyata.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan pengadaan sarana dan prasarana

merupakan serangkaian kegiatan menyediakan berbagai jenis sarana dan

prasarana pendidikan sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai tujuan

pendidikan. Baik diadakan dengan cara membeli, membuat sendiri, hibah,

penyewaan, pinjaman, daur ulang, penukaran, perbaikan, dan lelang.

c. Penyaluran Sarana dan Prasarana Pendidikan

Penyaluran merupakan kegiatan yang menyangkut pemindahan sarana, prasarana

dan tanggung jawab pengelolaannya dari instansi yang satu kepada instansi yang lain.
23

Menurut Matin (2016:47 ) ada dua pihak yang terlibat yaitu “ pertama, pihak sumber

yakni dari mana sarana dan prasarana berasal dan disalurkan. Kedua, pihak penerima

yaitu kepada siapa pengiriman sarana dan prasarana ditujukan”.

Pada dasarnya ada dua jalur pengiriman yaitu pengiriman langsung dan

pengiriman tidak langsung. Pengiriman langsung berarti sarana dari proyek langsung

dikirim ke pemakai, misalnya dari proyek langsung dikirim ke SD, SMP, dan SMA di

seluruh pelosok tanah air. Pengiriman tidak langsung adalah pengiriman sarana dimana

sarana tersebut sebelum sampai ke sekolah/ pemakai mampir terlebih dahulu di beberapa

terminal, misalnya mampir di kantor wilayah/ dinas pendidikan provinsi, kandepdikbud

kabupaten- kota/ dinas pendidikan kabupaten- kota, dan di kandepdikbud cam/ kasi

pendidikan dasar/ UPTD, sebelum sampai ke sekolah sasarana (Matin, 2016).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penyaluran sarana dan prasarana

merupakan kegiatan pemindahan sarana, prasarana, dan tanggung jawab dari instansi

yang satu ke instansi yang lain yang melibatkan dua pihak, yaitu pihak simber dan pihak

penerima.

d. Inventarisasi Sarana dan Prasarana Pendidikan

Inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan adalah pencatatan atau

pendaftaran barang-barang milik sekolah ke dalam suatu daftar inventaris barang

secara tertib dan teratur menurut ketentuan dan tata cara yang berlaku. Bafadal

(2014:55), menjelaskan bahwa “inventarisasi adalah pencatatan semua perlengkapan

pendidikan yang dimiliki oleh sekolah secara sistematis, tertib, dan teratur berdasarkan
24

ketentuan atau pedoman yang berlaku”. Direktorat Tenaga Kependidikan Departemen

Pendidikan Nasional (2007:41), menjelaskan bahwa “inventarisasi sarana dan prasarana

pendidikan adalah pencatatan sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah kedalam suatu

daftar inventaris barang secara tertib dan teratur menurut tata cara yang berlaku”.

Sarana dan prasarana yang berasal dari pemerintah (milik negara) wajib

diadakann inventarisasi sesuai dengan format- format yang telah ditentukan. Kepala

sekolah bertanggung jawab atas kegiatan inventarisasi. Melalui inventarisasi akan dapat

diketahui dengan mudah jumlah, jenis barang, kualitas, tahun pembuatan, merek/ ukuran,

dan harga barang- barang yang ada di sekolah. Menurut Matin (2016:66) barang

inventaris dikelompokkan dalam 4 golongan besar yaitu :

1) Barang tidak bergerak, yaitu tanah, bangunan bukan tempat tinggal,


bangunan tempat tinggal, dan monumen.
2) Barang bergerak, yaitu alat- alat besar, peralatan (laboratorum, bengkel,
studio, percetakan, pabrik dan instalasi pembangkit tanaga listrik), peralatan
kantor, buku perpustakaan dan benda bercorak kebudayaan, alat
pengangkutan, dan peralatan rumah sakit/ polikilinik kesegaran jasmani.
3) Hewan.
4) Barang persediaan.

Tata pelaksanaan inventarisasi adalah kegiatan mencatat sarana dan prasarana ke

dalam buku daftar inventaris dan membuat laporannya kepada pihak- pihak yang terkait.

Ada sejumlah buku dan kartu daftar barang inventaris yang digunakan yaitu buku induk

barang inventaris, buku golongan barang inventaris, buku catatan barang non inventaris,

daftar laporan mutasi barang inventaris, dan kartu inventaris barang. (Matin,2016)

Tiap sekolah wajib menyelenggarakan inventarisasi barang milik negara yang

dikuasai/diurus oleh sekolah masing-masing secara teratur, tertib dan lengkap, Daftar
25

Laporan Triwulan Mutasi Barang Inventaris adalah daftar tempat mencatat jumlah

bertambah dan atau berkurangnya barang inventaris sebagai akibat mutasi yang

terjadi dalam triwulan yang bersangkutan. Daftar ini tersusun menurut jenis barang

pada masing-masing golongan inventaris. B. Suryosubroto (2004:123), menjelaskan

bahwa pencatatan sarana pendidikan merupakan kegiatan administrasi sehingga perlu

disediakan instrumen administrasi, antara lain:

1) Buku inventarisasi
Buku inventarisasi berisi daftar barang inventaris tentang barang barang
milik negara dan barang-barang dari sumber lain dan telah menjadi
milik negara.
2) Buku pembelian
Buku pembelian berisi daftar pembelian/ pengadaan barang- barang.
3) Buku penghapusan
Buku ini berisi tentang penghapusan barang-barang yang tidak dapat
dipakai lagi atau sudah rusak dan barang-barang yang masih bagus
tetapi tidak diperlukan dalam pembelajaran.
4) Kartu barang
Kartu barang diperlukan untuk mengetahui keadaan barang dari segi
kuantitas untuk setiap bulan, catur wulan, setahun, dan keadaan dari
tahun ke tahun berikutnya.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan inventarisasi sarana dan prasarana

merupakan kegiatan mencatat dan menyusun sarana dan prasarana yang ada secara

teratur, tertib, dan lengkap berdasarkan ketentuan yang berlaku. Dengan melakukan

inventarisasi dengan baik maka dapat diketahui dengan mudah jumlah, jenis barang,

kualitas, tahun pembuatan, merek/ ukuran, dan harga barang- barang yang ada di sekolah.
26

e. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Proses pendidikan sangat memerlukan sarana dan prasarana. Sementara itu,

sarana dan prasarana akan mengalami penyusutan kualitas dari waktu ke waktu. Sejak

barang diterima dari penjual atau pemborong, sejak itu pula barang tersebut akan

mengalami penyusutan kualitas. Menurut Direktorat Tenaga Kependidikan Departemen

Pendidikan Nasional (2007:31)

Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan untuk


melaksanakan pengurusan dan pengaturan agar semua sarana dan
prasarana selalu dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan secara
berdayaguna dan berhasil guna dalam mencapai tujuan pendidikan.

Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah dimaksudkan untuk

mengondisikan sarana dan prasarana tersebut senantiasa siap pakai dan tidak mengalami

masalah ketika sedang dipergunakan dan sekaligus memperlancar penunaian tugas-tugas

sekolah secara keseluruhan. Karena itu, pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di

sekolah harus dilakukan secara teratur, sistematis dan terus menerus, jangan sampai

menunggu rusak terlebih dahulu (Depdikbud, 2010). Tahapan pemeliharaan sarana dan

prasarana menurut Barnawi (2014:229) , sebagai berikut :

1) Penyadaran, kepala sekolah perlu mengundang Kelompok Kerja Rencana


Kerja Sekolah (KK-RKS) dan memebentuk tim kecil untuk menginisiasi
pengantar pemahaman pentingnya pemeliharaan sarana dan prasarana
sekolah. Kemudian, kepala sekolah dan tim kecil yang telah terbentuk
membuat Buku Panduan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Sekolah.
Tugas selanjutnya menyusun program pengenalan dan penyadaran
pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah.
2) Pemahaman, diberikan kepada stakeholders dengan cara menjelaskan
program pemeliharaan yang dibuat oleh sekolah. Program pemeliharaan
mencakup manfaat pemeliharaan, tujuan dan sasaran, hubungan
pemeliharaan dengan manajemen aset sekolah, jenis pemeliharaan dan
lingkup masing-masing serta peran serta seluruh stakeholders.
27

3) Pengorganisasian, pada tahap ini diatur dengan jelas siapa yang


bertanggung jawab, siapa yang melaksanakan, dan siapa yang
mengendalikannya. Pengorganisasian pengelola pemelihara melibatkan
semua warga sekolah, yaitu kepala sekolah, guru, peserta didik, komite
sekolah, dan tim teknis pemeliharaan.
4) Pelaksanaan, terbagi atas pemeliharaan rutin dan pemeliharaan berkala.
5) Pendataan, dilakukan dengan menginventarisasi sarana dan prasarana
sekolah sesuai dengan ketersediaan dan kondisinya.

Dalam kegiatan pemeliharaan, terdapat beberapa macam pekerjaan. Sulistyowati

(2006) menjelaskan bahwa menurut kurun waktu pemeliharaan dibedakan menjadi dua,

yaitu (1) pemeliharaan sehari-hari, (1) pemeliharaan berkala. Pemeliharaan sarana dan

prasarana di sekolah secara berkala ditujukan kepada jenis sarana dan prasarana yang

memang membutuhkan pemeliharaan secara berkala, sebagai contoh adalah pengecatan

tembok, pengecatan/pemlituran kusen, pintu dan jendela, penggantian kran, penambalan

saluran air (PVC) yang bocor, pengecatan pagar, penggantian tanaman, pemolesan ulang

lantai traso, pemotongan rumput tanaman, pemlituran ulang meubel, penambalan talang

yang bocor, dan masih banyak lagi. Pemeliharaan secara berkala ini lazimnya akan

menjadikan sarana dan prasarana berubah menjadi indah kembali, dan sekaligus

mencegah dari kerusakan yang lebih parah.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan pemeliharaan sarana dan prasarana

merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk mempertahankan kondisi sarana dan

prasarana sehingga dapat lebih tahan lama dalam pemakaian. Pemeliharaan mencakup

segala daya upaya yang terus menerus untuk mengusahakan agar sarana dan prasarana

tetap dalam keadaan baik.


28

f. Penggunaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Penggunaan dapat dikatakan sebagai kegiatan pemanfaatan sarana dan prasarana

pendidikan untuk mendukung proses pendidikan demi mencapai tujuan pendidikan. Ada

dua prinsip (Depdiknas,2008:42) yang harus diperhatikan dalam pemakaian perlengkapan

pendidikan, yaitu :

1) Prisip efektivitas, berarti semua pemakaian perlengkapan pendidikan


di sekolah harus ditujukan semata- mata dalam memperlancar
pencapaian tujuan pendidikan sekolah, baik secara langsung maupun
tidak langsung.
2) Prinsip efisiensi, berarti pemakaian semua perlengkapan pendidikan
secara hemat dan hati- hati sehingga semua perlengkapan yang ada
tidak mudah habis, rusak, atau hilang.
Penggunaan sarana dan prasarana di sekolah merupakan tanggung jawab kepala

sekolah. Namun, kepala sekolah dapat melimpahkan pekerjaannya kepada wakil kepala

sekolah. Wakil kepala sekolah yang menangani sarana dan prasarana sering disebut

sebagai Wakil bidang sarana dan prasarana. Apabila kondisi sekolah tidak

memungkinkan untuk mengangkat wakil kepala sekolah sebaiknya kepala sekolah

menunjuk petugas tertentu yang dapat menangani masalah tersebut.

Kepala sekolah harus dapat menjamin sarana dan prasarana telah digunakan

secara optimal oleh warga sekolah. Akan tetapi, perlu dihindari kemungkinan terjadi

kesemrawutan dalam penggunaannya. Menurut Endang Herawan dan Sukarti Nasihin

(2001:123), hal- hal yang perlu diperhatikan dalam peggunaan sarana dan prasarana,

yaitu :

1) Penyusunan jadwal penggunaan harus dihindari benturan dengan


kelompok lainnya.
29

2) Hendaknya kegiatan- kegiatan pokok sekolah merupakan prioritas


pertama.
3) Waktu/ jadwal penggunaan hendaknya diajukan pada awal tahun
ajaran.
4) Penugasan/ penunjukan personel sesuai dengan keahlian pada
bidangnya, misalnya petugas laboratorium, perpustakaan, operator
komputer, dan sebagainya.
5) Penjadwalan dalam penggunaan sarana dan prasarana sekolah antara
kegiatan intrakulikuler dengan ekstrakulikuler harus jelas.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan sarana dan prasarana

merupakan suatu kegiatan pemanfaatan dan pengaturan yang dilakukan agar sarana dan

prasarana digunakan secara efektif, efisien dan merata. Dengan penggunaan sarana dan

prasarana yang baik maka dapat menghindari kemungkinana terjadinya kerusakan dini

pada sarana dan prasarana.

g. Penyimpanan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Penyimpanan adalah kegiatan menyimpan sarana dan prasarana pendidikan di

suatu tempat agar kualitas dan kuantitasnya terjamin. Kegiatan penyimpanan meliputi,

menerima barang, menyimpan barang, dan mengeluarkan atau mendistibusikan barang.

Dalam kegiatan ini diperlukan gudang sebagai tempat untuk menyimpan barang- barang

yang perlu disimpan dalam satu tempat (Barnawi, 2014). Menurut Matin (2016:119)

sebagai tempat penyimpanan, gudang dapat dibedakan menjadi beberapa yaitu :

1) Gudang pusat, yaitu gudang yang diperlukan untuk menampung


barang hasil pengadaan, yang terletak pada unit biasanya gudang
pusat juga digunakan untuk menyimpan barang yang akan dijadikan
stok atau persediaan.
2) Gudang penyalur yaitu gudang yang digunakan untuk menyimpan
barang sementara sebelum disalurkan ke unit atau satuan kerja yang
membutuhkan.
30

3) Gudang transit yaitu gudang yang digunakan untuk menyimpan


barang sementara sebelum disalurkan ke unit satuan kerja yang
membutuhkan.
4) Gudang khusus yaitu gudang yang digunakan untuk menyimpan
barang- barang yang mempunyai spesifikasi khusus seperti barang
yang mudah pecah, meledak atau terbakar.
5) Gudang pemakai yaitu gudang yang diperlukan untuk menyimpan
barang- barang yang akan dan telah digunakan dalam pelaksanaan
kegiatan.
6) Gudang terbuka adalah gudang yang tidak berdinding dan tidak
beratap, tetapi berlantai dan harus dikeraskan sesuai dengan berat
barang- barang yang akan disimpan.
7) Gudang tertutup adalah gudang berdinding dan beratap yang
konstruksinya disesuaikan dengan fungsi gudang itu.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan penyimpanan sarana dan prasarana

merupakan kegiatan simpan menyimpan suatu barang baik berupa perabot, alat tulis

kantor, surat- surat maupun barang elektronik dalam keadaan baru, maupun rusak yang

dapat dilakukan oleh seorang atau beberapa orang yang ditunjuk atau ditugaskan pada

lembaga pendidikan.

h. Penghapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Penghapusan sarana dan prasarana adalah kegiatan untuk menghilangkan sarana

dan prasarana dari daftar inventarisasi karena sudah tidak memiliki fungsi untuk kegiatan

pembelajaran. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dalam Hartati Sukirman

(2010:30), menjelaskan bahwa “penghapusan sarana dan prasarana adalah kegiatan yang

bertujuan untuk menghapus barang-barang milik negara dari daftar inventaris

berdasarkan perundang-undangan yang berlaku”.

Penghapusan sarana dan prasarana merupakan kegiatan pembebasan sarana dan

prasarana dari pertanggungjawaban. Barnawi (2014) secara lebih operasional,


31

penghapusan sarana dan prasarana adalah proses kegiatan yang bertujuan untuk

mengeluarkan/ menghilangkan sarana dan prasarana dari daftar inventaris karena sarana

dan prasarana sudah dianggap tidak berfungsi sebagaimana yang diharapkan terutama

untuk kepentingan pelaksanaan pembelajaran. Penghapusan sarana dan prasarana

dilakukan berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku.

Barang-barang yang akan dihapus harus memenuhi syarat- syarat tertentu.

Menurut Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana (2009:281), barang- barang yang dapat

dihapuskan dari daftar inventaris harus memenuhi salah satu atau lebih syarat- syarat di

bawah ini.

1) Dalam keadaan rusak berat yang sudah dipastikan tidak dapat


diperbaiki lagi atau dipergunakan lagi.
2) Perbaikan akan menelan biaya yang sangat besar sekali sehingga
merupakan pemborosan uang negara.
3) Secara teknis dan ekonomis kegunaan tidak seimbang dengan biaya
pemeliharaan.
4) Penyusutan diluar kekuasaan pengurus barang.
5) Tidak sesuai lagi dengan kebutuhan masa kini.
6) Barang-barang yang jika disimpan lebih lama akan rusak dan tidak
dapat dipakai lagi.
7) Ada penurunan efektivitas kerja.
8) Dicuri, dibakar, diselewengkan, musnah akibat bencana alam dan lain
sebagainya.
Dalam pelaksanaan penghapusan sarana dan prasarana pendidikan dikenal dua

mekanisme. Menurut Matin (2016:129) mekanisme penghapusan sarana dan prasarana

pendidikan dikenal dua mekanisme, yaitu :

1) Penghapusan Barang Inventaris Melalui Lelang


Penghapusan barang inventaris dengan lelang adalah penghapusan
dengan menjual barang- barang melalui Kantor Lelang Negara.
Prosesnya sebagai berikut :
a) Membentuk Panitia Penjualan oleh Kepala Dinas Pendidikan.
32

b) Melaksanakan sesuai prosedur lelang.


c) Mengikuti acara pelelangan.
d) Pembuatan “Risalah Lelang” oleh Kantor Lelang dengan
menyebutkan banyaknya barang, keadaan barang yang dilelang.
e) Pembayaran uang lelang yang disetorkan ke Kas Negara selambat-
lambatnya 3 hari setelah lelang dilakukan.
f) Biaya lelang dan lainnya dibebankan kepada pembeli.
g) Dengan perantara panitia lelang melaksanakan penjualan melalui
kantor lelang negara dan menyetorkan hasinya ke Kas Negera
setempat.
2) Penghapusan Barang Inventaris Melalui Pemusnahan
Penghapusan barang inventaris dengan pemusnahan adalah
penghapusan barang inventaris yang dilakukan dengan
memperhitungkan faktor- faktor pemusnahan ditinjau dari segi uang.
Prosesnya adalah sebagai berikut.
a) Membentuk panitia penghapusan oleh Kepala Dinas Pendidikan.
b) Sebelum barang dihapus perlu dilakukan pemilihan barang yang
dilakukan tiap tahun bersama dengan waktu memperkirakan
kebutuhan.
c) Panitia melakukan penelitian barang yang akan dihapus.
d) Panitia membuat berita acara.
e) Setelah mengadakan penelitian secukupnya barang- barang yang
diusulkan untuk dihapus sesuai Surat Keputusan dan disaksikan
oleh pejabat pemerintah setempat dan kepolisian, pemusnahannya
dilakukan oleh unit kerja yang bersangkutan dengan cara dibakar,
dikubur, dan sebagainya.
f) Menyampaikan berita acara ke atasan/ Menteri sehingga
dikeluarkan keputusan penghapusan.
g) Kepala sekolah selanjutnya menghapuskan barang tersebut dari
buku induk dan buku golongan inventaris dengan menyebut nomor
dan tanggal SK penghapusannya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan penghapusan sarana dan prasarana

merupakan suatu kegiatan pembebasan sarana dan prasarana dari pertanggungjawaban

yang berlaku dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. Penghapusan dilakukan

berdasarakan perundang- undangan yang berlaku.


33

5. Macam- Macam Sarana dan Prasarana

Sehubungan dengan sarana pendidikan, Bafadal (2014:2)

mengklasifikasikannya menjadi beberapa macam sarana pendidikan, yaitu ditinjau

dari sudut a. habis tidaknya dipakai, b. bergerak tidaknya pada saat digunakan dan

hubungannya dengan proses belajar mengajar.

a. Ditinjau dari habis tidaknya dipakai

Apabila ditinjau dari habis tidaknya dipakai, ada dua macam sarana

pendidikan, yaitu sarana pendidikan yang habis pakai dan sarana pendidikan yang

tahan lama.

1) Sarana pendidikan yang habis dipakai


Sarana pendidikan yang habis dipakai adalah segala bahan atau alat
yang apabila digunakan bisa habis dalam waktu relatif singkat, seperti
kapur tulis, spidol, penghapus dan sapu serta beberapa bahan kimia
yang digunakan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Selain
itu ada beberapa sarana pendidikan yang berubah bentuk adalah pita
mesin tulis, bola lampu dan kertas. Semua contoh tersebut merupakan
sarana pendidikan yang apabila dipakai satu kali atau beberapa kali
bisa habis dipakai atau berubah sifatnya.
2) Sarana pendidikan yang tahan lama
Sarana pendidikan yang tahan lama yaitu keseluruhan bahan atau alat
yang dapat digunakan secara terus menerus dalam waktu yang relatif
lama, seperti bangku, kursi, mesin tulis, komputer dan peralatan
olahraga.

b. Ditinjau dari bergerak tidaknya saat digunakan

1) Sarana pendidikan yang bergerak


Sarana pendidikan yang bergerak adalah sarana pendidikan yang bisa
digerakkan atau dipindahkan sesuai dengan kebutuhan pemakainya
seperti arsip, bangku dan kursi yang bisa digerakkan atau dipindahkan
kemana saja.
34

2) Sarana pendidikan yang tidak bergerak


Sarana pendidikan yang tidak dapat bergerak yaitu semua sarana
pendidikan yang tidak bisa atau relatif sulit untuk dipindahkan,
seperti tanah, bangunan, sumur dan menara serta saluran air dari
PDAM/ semua yang berkaitan dengan itu seperti pipanya yang
relatif tidak mudah untuk dipindahkan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan sarana dan prasarana dapat diklasifikasikan

berdasarkan habis tidaknya dipakai dan sarana pendidikan yang bergerak dan sarana yang

tidak dapat bergerak.

6. Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Berikut Standar sarana dan prasarana Sekolah Menengah Pertama ( SMP )

berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24

Tahun 2007.

a. Satuan Pendidikan

1) Satu SMP/MTs memiliki minimum 3 rombongan belajar dan


maksimum 24 rombongan belajar.
2) Satu SMP/ MTs dengan tiga rombongan belajar melayani
maksimum 1000 jiwa. Untuk pelayanan penduduk lebih dari 2000
jiwa dilakukan penambahan rombongan belajar disekolah yang telah
ada, dan bila rombongan belajar lebih dari 24 dilakukan
pembangunan SMP/ MTs baru.
3) Satu kecamatan dilayani oleh minimum satu SMP/ MTs yang dapat
menampung semua lulusan SD/ MI di kecamatan tersebut.
4) Satu kelompok permukiman permanen dan terpencil dengan banyak
penduduk lebih dari 1000 jiwa dilayani oleh satu SMP/ MTs dalam
jarak tempuh bagi peserta didik yang berjalan kaki maksimum 6 km
melalui lintasan yang tidak membahayakan.
35

b. Lahan

Lahan untuk satuan pendidikan SMP/ MTs memenuhi ketentuan rasio minimum

luas lahan terhadap peserta didik seperti tercantum pada tabel 2.1

Tabel 2.1 Rasio Minimum Luas Lahan SMP terhadap Peserta Didik

Rasio Minimum Luas Lahan Terhadap Peserta


Banyak Didik (m1/ peserta didik)
No.
Rombongan Belajar Bangunan Satu Bangunan Bangunan
Lantai Dua Lantai Tiga Lantai
1 3 22,9 - -
2 4-6 16,0 8,5 -
3 7-9 13,8 7,5 5,1
4 10-12 12,8 6,8 4,7
5 13-15 12,2 6,6 4,5
6 16-18 11,9 6,3 4,3
7 19-11 11,6 6,2 4,3
8 22-24 11,4 6,1 4,3
Sumber : Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 24 Tahun 2007
mengenai standar sarana dan prasarana.

Lahan harus terhindar dari potensi bahaya yang mengancam kesehatan dan

keselamatan jiwa serta memiliki kemiringan, maka rata- rata kemiringan tersebut tidak

boleh lebih dari 15%, tidak berada di dalam garis sempadan sunga dan jalur kereta api,

terhindar dari pencemaran air dan udara serta terhindar dari kebisingan.

c. Bangunan Gedung

Bangunan gedung untuk satuan pendidikan SMP/ MTs memenuhi ketentuan

rasio minimum luas lantai terhadap peserta didik seperti tercantum pada tabel 2.2
36

Tabel 2.2 Rasio Minimum Luas Lantai Bangunan SMP terhadap Peserta Didik

Rasio Minimum Luas Lantai Bangunan


Banyak Terhadap Peserta Didik (m1/ peserta didik)
No.
Rombongan Belajar Bangunan Satu Bangunan Bangunan
Lantai Dua Lantai Tiga Lantai
1 3 6,9 - -
1 4-6 4,8 5,1 -
3 7-9 4,1 4,5 4,6
4 10-12 3,8 4,1 4,2
5 13-15 3,7 3,9 4,1
6 16-18 3,6 3,8 3,9
7 19-21 3,5 3,7 3,8
8 21-24 3,4 3,6 3,7
Sumber : Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 24 Tahun 2007
mengenai standar sarana dan prasarana.

Bangunan memenuhi persyaratan keselamatan berikut. (a) Memiliki struktur

yang stabil dan kukuh sampai dengan kondisi pembebanan maksimum dalam

mendukung beban muatan hidup dan beban muatan mati, serta untuk daerah/zona

tertentu kemampuan untuk menahan gempa dan kekuatan alam lainnya. (b) Dilengkapi

sistem proteksi pasif dan/atau proteksi aktif untuk mencegah dan menanggulangi bahaya

kebakaran dan petir. (PERMENDIKNAS No. 24 Tahun 2007)

d. Kelengkapan Sarana dan Prasarana

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 menetapkan

bahwa sebuah SMP/ MTs sekurang- kurangnya memiliki prasarana sebagai berikut:

1) Ruang Kelas

a) Fungsi ruang kelas adalah tempat kegiatan pembelajaran teori,


praktek yang tidak memerlukan peralatan khusus, atau praktek
dengan alat khusus yang mudah dihadirkan.
b) Banyak minimum ruang kelas sama dengan banyak rombongan
belajar.
37

c) Kapasitas maksimum ruang kelas 32 peserta didik.


d) Rasio minimum luas ruang kelas 2 m2/ peserta didik. Untuk
rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 15 orang, luas
minimum ruang kelas 30 m2 lebar minimum ruang kelas 5 m.
e) Ruang kelas memiliki fasilitas yang memungkinkan pencahayaan
yang memadai untuk membaca buku dan untuk memberikan
pandangan ke luar ruangan.
f) Ruang kelas memiliki pintu yang memadai agar peserta didik dan
guru dapat segera keluar ruangan jika terjadi bahaya, dan dapat
dikunci dengan baik saat tidak digunakan.

2) Ruang Perpustakaan

a) Ruang perpustakaan berfungsi sebagai tempat kegiatan peserta didik


dan guru memperoleh informasi dari berbagai jenis bahan pustaka
dengan membaca, mengamati, mendengar, dan sekaligus tempat
petugas mengelola perpustakaan.
b) Luas minimum ruang perpustakaan sama dengan luas satu ruang
kelas. Lebar minimum ruang perpustakaan 5 m.
c) Ruang perpustakaan dilengkapi jendela untuk memberi pencahayaan
yang memadai untuk membaca buku.
d) Ruang perpustakaan terletak di bagian sekolah yang mudah dicapai.

3) Ruang Laboratorium IPA

a) Ruang laboratorium IPA berfungsi sebagai tempat berlangsungnya


kegiatan pembelajaran IPA secara praktek yang memerlukan
peralatan khusus.
b) Ruang laboratorium IPA dapat menampung minimum satu
rombongan belajar.
c) Rasio minimum luas ruang laboratorium IPA 2,4 m2 / peserta didik.
Untuk rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 20
orang, luas minimum ruang laboratorium 48 m2 termasuk luas
ruang penyimpanan dan persiapan 18 m2. Lebar minimum ruang
laboratorium IPA 5 .
d) Ruang laboratorium IPA dilengkapi dengan fasilitas untuk
memberi pencahayaan yang memadai untuk membaca buku dan
mengamati obyek percobaan.
e) Tersedia air bersih.
38

4) Ruang Pimpinan

a) Ruang pimpinan berfungsi sebagai tempat melakukan kegiatan


pengelolaan sekolah, pertemuan dengan sejumlah kecil guru, orang
tua murid, unsur komite sekolah, petugas dinas pendidikan, atau
tamu lainnya.
b) Luas minimum ruang pimpinan 12 m2 dan lebar minimum 3m.
c) Ruang pimpinan mudah diakses oleh guru dan tamu sekolah, dapat
dikunci dengan baik.

5) Ruang Guru

a) Ruang guru berfungsi sebagai tempat guru bekerja dan istirahat serta
menerima tamu, baik peserta didik maupun tamu lainnya.
b) Rasio minimum luas ruang guru 4 m2 / pendidik dan luas minimum
48 m2.
c) Ruang guru mudah dicapai dari halaman sekolah ataupun dari luar
lingkungan sekolah, serta dekat dengan ruang pimpinan.

6) Ruang Tata Usaha

a) Ruang tata usaha berfungsi sebagai tempat bekerja petugas untuk


mengerjakan administrasi sekolah.
b) Rasio minimum luas ruang tata usaha 4 m2/ petugas dan luas
minimum 16 m2.
c) Ruang tata usaha mudah dicapai dari halam sekolah ataupun dari
luar lingkungan sekolah, serta dekat dengan ruang pimpinan.

7) Tempat Beribadah

a) Tempat beribadah berfungsi sebagai tempat warga sekolah


melakukan ibadah yang diwajibkan oleh agama masing- masing
pada waktu sekolah.
b) Banyak tempat beribadah sesuai dengan kebutuhan tiap satuan
pendidikan, dengan luas minimu 12 m2.

8) Ruang Konseling

a) Ruang konseling berfungsi sebagai tempat peserta didik


mendapatkan layanan konseling dari konselor berkaitan dengan
pengembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir.
b) Luas minimum ruang konseling 9 m2.
39

c) Ruang konseling dapat memberikan kenyamanan suasana dan


menjamin privasi peserta didik.

9) Ruang UKS

a) Ruang UKS berfungsi sebagai tempat untuk penanganan dini peserta


didik yang mengalami gangguan kesehatan di sekolah.
b) Luas minimum ruang UKS 12 m2.

10) Ruang Organisasi Kesiswaan

a) Ruang organisasi kesiswaan berfungsi sebagai tempat melakukan


kegiatan kesekretariatan pengelola organisasi kesiswaan.
b) Luas minimum ruang organisasi kesiswaan 9 m2.

11) Jamban

a) Jamban berfungsi sebagai tempat buang air besar dan/ atau kecil.
b) Minimum terdapat 1 unit jamban untuk setiap 40 peserta didik pria,
1 unit jamban untuk setiap 30 peserta didik wanita, dan 1 unit
jamban untuk guru. Banyak minimum jamban setiap sekolah 3 unit.
c) Luas minimum 1 unit jamban 2 m2.
d) Jamban harus berdinding, beratap, dapat dikunci, dan mudah
dibersihkan.
e) Tersedia air bersih di setiap unit jamban.

12) Gudang

a) Gudang berfungsi sebagai tempat menyimpan peralatan


pembelajaran di luar kelas, tempat menyimpan sementara peralatan
sekolah yang tidak/ belum berfungsi di satuan pendidikan, dan
tempat menyimpan arsip sekolah yang telah berusia lebih dari 5
tahun.
b) Luas minimum gudang 21 m2.
c) Gudang dapat dikunci.

13) Ruang Sirkulasi

a) Ruang sirkulasi horizontal berfungsi sebagai tempat penghubung


antar ruang dalam bangunan sekolah dan sebagai tempat
berlangsungnya kegiatan bermain dan interaksi sosial peserta didik
di luar jam pelajaran, terutama pada saat hujan ketika tidak
40

memungkinkan kegiatan- kegiatan tersebut berlangsung di halaman


sekolah.
b) Ruang sirkulasi horizontal berupa koridor yang menghubungkan
ruang- ruang di dalam bangunan sekolah dengan luas minimum 30
% dari luas total seluruh ruang pada bangunan, lebar minimum 1,8
m, dan tinggi minimum 2,5 m.
c) Ruang sirkulasi horizontal dapat menghubungkan ruang- ruang
dengan baik, beratap, serta mendapat pencahayaan dan penghawaan
yang cukup.
d) Koridor tanpa dinding pada lantai atas bangunan bertingkat
dilengkapi pagar pengaman dengan tinggi 90- 110 cm.
e) Bangunan bertingkat dilengkapi tangga. Bangunan bertingkat
dengan panjang lebih dari 30 m dilengkapi minimum dua buah
tangga.
f) Jarak tempuh terjauh untuk mencapai tangga pada bagunan
bertingkat tidak lebar dari 2,5 m.
g) Lebar minimum tangga 1,8 m, tinggi maksimum anak tangga 17 cm,
lebar anak tangga 25- 30 cm, dan dilengkapi pegangan tangan yang
kokoh dengan tinggi 85- 90 cm.
h) Tangga yang memiliki lebih dari 16 anak tangga harus dilengkapi
bordes dengan lebar minimum sama dengan lebar tangga.

14) Tempat Bermain/ Berolahraga

a) Tempat bermain/ berolahraga berfungsi sebagai area bermain,


berolahraga, pendidikan jasmani, upacara, dan kegiatan
ekstrakulikuler.
b) Tempat bermain/ berolahraga memiliki rasio luas minimum 3m2 /
peserta didik. Untuk satuan pedidikan dengan banyak peserta didik
kurang dari 334, luas minimum tempat bermain/ berolahraga 1000
m2. Di dalam luas tersebut terdapat ruang bebas untuk tempat
berolahraga berukuran 30 m x 20 m.
c) Tempat bermain/ berolahraga yang berupa ruang terbuka sebagian
ditanami pohon penghijauan.
d) Tempat bermain/ berolahraga diletakkan di tempat yang tidak
mengganggu proses pembelajaran di kelas.
e) Tempat bermain/ berolahraga tidak digunakan untuk tempat perkir.
f) Ruang bebas yang dimaksud diatas memiliki permukaan datar,
drainase baik, dan tidak terdapat pohon, saluran air, serta benda-
benda lain yang mengganggu kegiatan olahraga.
41

7. Faktor Pendukung Manajemen Sarana dan Prasarana

Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam proses pendidikan, kualitas pendidikan

tersebut juga didukung dengan sarana dan prasarana yang menjadi standar sekolah

atau instansi pendidikan yang terkait. Sarana dan prasarana sangat mempengaruhi

kemampuan siswa dalam belajar. Hal ini menunjukkan bahwa peranan sarana dan

prasarana sangat penting dalam menunjang kualitas belajar siswa. Misalnya saja

sekolah yang berada di kota yang sudah memiliki faslitas laboratorium komputer,

maka anak didiknya secara langsung dapat belajar komputer sedangkan sekolah yang

berada di desa tidak memiliki fasilitas itu dan tidak tahu bagaimana cara

menggunakan komputer kecuali mereka mengambil kursus di luar sekolah.

Suatu lembaga akan dapat berfungsi dengan memadai kalau memiliki sistem

manajemen yang didukung dengan sumber daya manusia (SDM), dana/biaya, dan

sarana-prasarana. Sekolah sebagai satuan pendidikan juga harus memiliki tenaga

(kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, tenaga administratif, laboran,

pustakawan, dan teknisi sumber belajar), sarana (buku pelajaran, buku sumber, buku

pelengkap, buku perpustakaan, alat peraga, alat praktik, bahan dan ATK, perabot),

dan prasarana (tanah, bangunan, laboratorium, perpustakaan, lapangan olahraga),

serta biaya yang mencakup biaya investasi (biaya untuk keperluan pengadaan tanah,

pengadaan bangunan, alat pendidikan, termasuk buku-buku dan biaya operasional).

Sarana dan prasarana merupakan faktor pendukung yang sangat penting

dalam dunia pendidikan selain tenaga pendidik. Pendidikan tidak akan pernah bisa
42

berjalan dengan baik tanpa adanya sarana dan prasarana yang memadai. Sarana dan

prasarana tidak akan dapat terpenuhi tanpa adanya manajemen yang dijalankan dalam

lembaga pendidikan yang terkait dan dengan adanya manajemen sarana dan prasarana

pendidikan akan berdaya untuk proses pembelajaran.

Dalam jurnal elektika Hajrawati tahun 2013, dengan judul “Manajemen

Sarana dan Prasarana Pembelajaran Berdasarkan Standar Nasional” dapat

diketahui faktor pendukung dalam pelaksanaan manajemen di SMK Negeri 1

Jeneponto adalah ketersediaan siswa yang memadai sehingga memungkinkan untuk

pengadaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana yang optimal. Selain itu dana juga

menjadi salah satu faktor pendukung dalam pengadaan sarana dan prasarana, faktor

pendukung ini dapat dijadikan alasan mengapa sarana dan prasarana perlu diadakan.

Selain itu dalam karya ilmiah Heri Wanto tahun 2012, dengan judul

“Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan dalam Meningkatkan Mutu

Pendidikan di SMK Muhammadiyah 4 Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012” dapat

diketahui faktor-faktor Pendukung Manajemen Sarana Dan Prasarana Pendidikan Di

SMK Muhammadiyah 4 Wonogiri antara lain memiliki lahan yang luas dan nyaman,

memiliki produk-produk andalan, terdapat ruang penunjang yang lengkap, memiliki 3

(tiga) program keahlian yang menjadi jurusan unggulan, keterlibatan komite sekolah

dan wali murid dalam perencanaan dan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan.
43

8. Faktor Penghambat Manajemen Sarana dan Prasarana

Dalam rangka mengatur substansi fasilitas atau sarana di sekolah digunakan

suatu pendekatan administratif tertentu yang disebut juga manajemen sarana

pendidikan. Manajemen sendiri merupakan proses pendayagunaan semua sumber

daya dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendayagunaan melalui

tahapan proses yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan

pengawasan. Sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses

belajar mengajar baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar pencapaian

tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif, dan efisien.

Manajemen sarana pendidikan adalah keseluruhan proses perencanaan,

pengadaan, pendayagunaan, dan pengawasan yang digunakan untuk menunjang

pendidikan agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur,

efektif, dan efisien. Menurut Mulyasa (2007: 49)

Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara


langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan,
khususunya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas,
meja, kursi, serta alat-alat dan media pengajaran. Adapun yang
dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara
tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau
pengajaran, seperti halaman, kebun, jalan menuju sekolah, tetapi jika
dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar, seperti
taman sekolah untuk pengajaran biologi, sebagai sekaligus lapangan
olah raga, komponen tersebut merupakan sarana pendidikan.

Dalam jurnal elektika Hajrawati tahun 2013, dengan judul “Manajemen

Sarana dan Prasarana Pembelajaran Berdasarkan Standar Nasional” dapat

diketahui faktor penghambat dalam manajemen sarana dan prasarana pembelajaran


44

yakni keterbatasan dana, sebab pengalokasian dana dari RAPBS hanya 40% dan dana

dari komite sekolah yang tidak menentu jumlah dananya, sementara kebutuhan

pengadaan sarana dan prasarana lebih besar dari jumlah dana yang disediakan. Hal

lain yang menjadi faktor penghambat adalah gedung atau ruangan yang digunakan

untuk menyimpan sarana yang akan diadakan, ruangan yang berada di SMK Negeri 1

Jeneponto telah difungsikan secara keseluruhan oleh karena itu menjadi suatu kendala

dalam pengadaan sarana pembelajaran.

Selain itu dalam karya ilmiah Heri Wanto tahun 2012, dengan judul

“Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan dalam Meningkatkan Mutu

Pendidikan di SMK Muhammadiyah 4 Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012” dapat

diketahui faktor penghambat manajemen sarana dan prasarana antara lain website

sekolah belum dikelola secara optimal. Kurangnya kesadaran peserta didik di dalam

perawatan sarana dan prasarana pendidikan. Dukungan Pemerintah yang sangat

kurang sekali dalam hal pendanaan, tidak terdapat sarana laboratorium fisika, sarana

laboratorium kimia, sarana laboratorium IPA.

B. Kerangka Konseptual

Manajemen sarana dan prasarana merupakan suatu kegiatan yang mengatur

untuk mempersiapkan segala peralatan atau material bagi terselenggarannya proses

pendidikan di sekolah. Manajemen sarana dan prasarana dibutuhkan untuk membantu

kelancaran proses belajar mengajar. Kesulitan mengelola sarana dan prasarana

pendidikan akan menjadi semakin besar jika sistem dan prosedur pengelolaannya tidak
45

jelas, termasuk jika kemauan dan kemampuan pengelolanya tidak ada dan tidak sesuai

seperti yang diharapkan.

Akibat kurangnya kepedulian warga sekolah terhadap pengelolaan sarana dan

prasarana pendidikan, banyak sarana prasarana pendidikan yang dimiliki sekolah tidak

digunakan secara optimal. Dalam mengelola sarana dan prasarana tentu ada faktor yang

mendukung dan penghambat dalam proses pengelolaannya.

Kerangka konseptual yang dimaksud dalam penelitian ini adalah alur pikir yang

dijadikan acuan dalam memahami masalah yang diteliti. Penelitian ini berfokus pada

manajemen sarana dan prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja, serta

apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam manajemen sarana dan prasarana di

SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja. Untuk memperoleh gambaran yang jelas

tentang arah penelitian ini, peneliti menggambarkannya dalam bentuk kerangka

konseptual sebagai berikut:

Manajemen Sarana dan Prasarana

Habis Pakai Tahan Lama

Faktor Pendukung

Faktor Penghambat

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual


BAB III ME TODE PENE LITIAN

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif dengan

jenis deskriptif. Menurut Moleong (2017) penelitian kualitatif adalah “penelitian yang

bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian

misalnya perilaku, persepsi, motivasi, dan tindakan”. Adapun jenisnya yakni deskriptif,

Moleong (2017:11) mengemukakan bahwa “penelitian deskriptif menekankan pada data

berupa kata- kata, gambar, dan bukan angka- angka yang disebabkan oleh adanya

penerapan metode kualitatif “.

Berdasarkan uraian diatas maka penelitian ini tergolong jenis penelitian bersifat

kualitatif deskriptif karena penelitian ini memberikan gambaran tentang hasil penelitian

dengan mendeskripsikan data aktual yang diperoleh di lapangan. Penelitian ini akan

mendeskripsikan mengenai manajemen sarana dan prasarana pendidikan di SMP Negeri 2

Makale Kabupaten Tana Toraja.

B. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian ini, peneliti berperan penting karena menjadi instrumen utama.

Peneliti bertindak sebagai instrumen penelitian sekaligus sebagai pengumpul data. Untuk

memperoleh data yang baik dan lengkap secara tulisan, lisan yang maksimal, akurat dan

dapat dipertanggungjawabkan kepada semua pihak, maka peneliti mengambil sikap yang

46
47

tegas, artinya sikap yang memiliki etika, estetika terhadap obyek sehingga mereka

merasa tidak terganggu dan menerima dengan senang.

Disamping peneliti yang menjadi instrumen utama dalam penelitian ini juga

dilengkapi dengan instrumen lainnya, seperti pedoman wawancara, alat tulis, alat untuk

merekam dan kamera. Pedoman tersebut digunakan dalam rangka mempermudah peneliti

melakukan tugasnya dilapangan sehingga pelaksanaan penelitian terlaksana secara

sistematis dan terarah.

C. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dilaksanakannya penelitian. Dalam penentuan

Lokasi penelitian, Moleong (2017:132) menentukan cara terbaik untuk ditempuh dengan

jalan mempertimbangkan teori substantif dan menjajaki lapangan dan mencari kesesuaian

dengan kenyataan yang ada dilapangan.

Lokasi penelitian yaitu di SMP Negeri 2 Makale yang beralamat di JL. Pongtiku,

Km.7, Lemo, Makale Utara, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Penentuan lokasi

penelitian dimaksudkan untuk memperjelas objek yang menjadi sasaran penelitian. Subjek

penelitian ini yaitu kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana,

bendahara, guru, dan siswa.

D. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh

(Arikunto,2002). Sumber data dalam penelitian ini diklasifikasikan dalam dua jenis, yaitu

sumber data primer dan sumber data sekunder. Data primer, adalah semua data yang
48

diperoleh langsung dari informan di lapangan sesuai dengan permasalahan yang dibahas

dalam penelitian ini. Data sekunder, merupakan data yang diperoleh dari dokumen-

dokumen dan sumber buku yang relevan dengan penelitian ini (Etta Mamang Sangadji dan

Sopiah, 2010).

Metode pengambilan data primer dilakukan dengan cara wawancara langsung

terhadap kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana, bendahara,

guru, dan siswa di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja. Sedangkan, Data

sekunder yaitu berupa dokumen-dokumen atau literatur-literatur dari internet, jurnal dan

lain sebagainya. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan mengambil atau

menggunakan sebagian/seluruhnya dari sekumpulan data yang didapatkan.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Pengumpulan data sebagai pendukung dalam penelitian ini adalah dengan

wawancara (interview). Moleong (2017:186), menjelaskan “wawancara adalah percakapan

dengan maksud tertentu, percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara

(interview) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang

memberikan jawaban atas pertanyaan”. Pedoman wawancara menjadi panduan dalam

perolehan data. Namun wawancara tidaklah terfokus pada pedoman tersebut, tetapi akan

dikembangkan sesuai kondisi lapangan pada saat wawancara berlangsung. Wawancara

dilakukan dengan memberikan pertanyaan secara verbal kepada responden yang

merupakan subjek penelitian.


49

Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu: wawancara

terstruktur (terikat) dan semi struktur (bebas), pengumpulan data dengan wawancara

terstruktur didasarkan pada daftar pertanyaan lengkap dan terperinci sedangkan wawancara

semi struktur didasarkan pada pedoman wawancara yang hanya merupakan garis besar

tentang hal-hal yang akan ditanyakan. Adapun yang diwawancarai oleh peneliti yaitu (1)

kepala sekolah, (2) wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana, (3) bendahara, (4)

guru, dan (5) siswa di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja.

Dari wawancara ini akan didapatkan gambaran mengenai manajemen sarana dan

prasarana. Mulai dari proses perencanaan pengadaan sarana dan prasarana hingga

mengetahui apa saja faktor pendukung dan penghambat manajemen sarana dan prasarana

yang ada di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja.

2. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang digunakan dengan jalan

mengandalkan pengamatan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang

diselidiki. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian

berkenaan dengan prilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila

responden yang diamati tidak terlalu besar. Menurut Sugiyono (2013) Observasi

dapat dibedakan menjadi participan observation (observasi berperan serta) dan non

participan observation, selanjutnya dari segi instrumentasi yang digunakan, maka

observasi dapat dibedakan menjadi observasi terstruktur dan tidak terstruktur.

Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis,

tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya. Jadi observasi
50

terstruktur dilakukan apabila peneliti telah tahu dengan pasti tentang variabel apa

yang akan diamati. Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak

dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Hal ini dilakukan

karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati.

Dalam observasi peneliti mengamati lingkungan sekolah baik dari lingkungan

maupun warga yang ada disekolah tersebut. Melalui metode observasi ini peneliti

berharap agar mudah memperoleh data yang diperlukan dengan pengamatan dan

pencatatan terhadap suatu objek yang diteliti sebagai pendukung penelitian ini.

3. Dokumentasi

Studi dokumen ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian,

meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, dan film

dokumenter, Riduwan (2007). Melalui metode ini peneliti melihat data manajemen sarana

dan prasarana milik sekolah. Berdasarkan data tersebut peneliti mampu mengidentifikasi

kondisi manajemen sarana dan prasarana pendidikan di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten

Tana Toraja. Diantara dokumen- dokumen yang dianalisis dalam penelitian ini antara lain;

(a) Manajemen sarana dan prasarana, (b) Sejarah, (c) visi, misi dan tujuan, (d) Keadaan

sarana dan prasarana dan (e) keadaan guru, pegawai, dan siswa di SMP Negeri 2 Makale

Kabupaten Tana Toraja.


51

F. Analisis Data

Analisis data yang digunakan peneliti adalah analisis data model Miles Huberman

meliputi reduksi data, display data, penarikan kesimpulan dan verifikasi (Sugiyono,2013).

Langkah-langkah analisis data tersebut dapat digambarkan dengan skema berikut:

Gambar 3.1 Analisis Data Model Miles dan Huberman


Sumber: Sugiyono, 2013: 337

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan prosedur yang sistematis dan standar untuk

memperoleh sumber data. Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan melalui

wawancara, observasi dan studi dokumen. Setelah data terkumpul disajikan dalam bentuk

deskripsi hasil pengamatan, transkrip wawancara, dan deskripsi studi dokumen.

2. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses pemilahan data yang telah dikumpulkan dari

lapangan. Data dari wawancara semua informan dikelompokkan sesuai pertanyaan

wawancara yang sama. Setelah disimpulkan garis besar hasil wawancara lalu

dikelompokkan dengan hasil observasi dan studi dokumen yang berkaitan. Setelah data
52

berdasarkan wawancara, observasi, dan dokumentasi diambil benang merah kesamaan pola

kemudian dirangkum berdasarkan pertanyaan penelitian. Dalam reduksi data ini, peneliti

memilih dan memisahkan mana yang sesuai dengan permasalahan dan mana yang tidak

sesuai dengan permasalahan.

3. Display Data ( Penyajian Data )

Langkah selanjutnya adalah menyajikan data langkah yang digunakan untuk

menyajikan data dalam penelitian ini adalah teks yang berupa naratif juga maupun tabel

yang disajikan secara jelas tentu saja hal tersebut harus berkaitan dengan penelitian yang

dilakukan.

4. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

Langkah selanjutnya dalam penelitian ini adalah kesimpulan dan verifikasi,

kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan masih akan berubah bila

tidak ditemukan bukti-bukti yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.

Tapi bila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang

valid dan konsisten saat peneliti kembali mengumpulkan data ke lapangan mengumpulkan

data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

G. Pengecekan Keabsahan Data

Dalam penelitian ini uji keabsahan data yang digunakan peneliti adalah dengan

trianggulasi. Moleong (2017:330), menyatakan bahwa “triangulasi adalah teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain, diluar data itu untuk

keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu”.


53

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan trianggulasi sumber dan trianggulasi

metode. Trianggulasi sumber yaitu data yang diperoleh dari satu informan akan

dikonfirmasikan ke informan lain yang juga terlibat dalam manajemen sarana dan

prasarana pendidikan. Dalam hal ini data yang diperoleh dari kepala sekolah akan

dibandingkan dengan data yang diperoleh dari wakil kepala sekolah bidang sarana dan

prasarana, guru, kepala tata usaha, bendahara, dan siswa. Trianggulasi metode yaitu

mengecek data yang didapat dilapangan menggunakan tiga metode yang berbeda yaitu

observasi, wawancara, serta dokumentasi.

H. Tahap- Tahap Penelitian

Tahapan-tahapan penelitian ini ada tiga tahapan dan ditambah dengan tahap

terakhir penelitian yaitu tahap penulisan laporan hasil penelitian. Tahap- tahap penelitian

tersebut, yaitu :

1. Tahap Pra Lapangan

Kegiatan yang harus dilakukan dalam penelitian kualitatif pada tahap pra lapangan

adalah menyusun rancangan penelitian yang memuat latar belakang masalah atau konteks

penelitian dan alasan pelaksanaan penelitian, penentuan lapangan penelitian, penentuan

jadwal penelitian, rancangan pengumpulan data, rancangan analisis data, rancangan

perlengkapan yang diperlukan di lapangan, dan rancangan pengecekan kebenaran data.

2. Tahap Pekerjaan Lapangan

Pada tahap pekerjaan lapangan, peneliti memahami latar penelitian, melakukan

pengumpulan data dan menggali informasi yang peneliti butuhkan sesuai sub fokus
54

penelitian. Peneliti mengumpulkan data-data yang meliputi : mencatat data, mengobservasi

dan mendokumentasikan apa yang diperoleh dilapangan.

3. Tahap Analisa Data

Pada tahap analisis data ini, peneliti mengumpulkan data. Setelah data terkumpul

maka peneliti melakukan reduksi data yaitu melakukan pemilihan terhadap data yang

relevan.

4. Tahap Pembuatan Laporan

Kegiatan penyusunan hasil penelitian dari semua rangkaian pengumpulan data.


BAB IV HASILPENELITIANDANPEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dideskripsikan hasil penelitian dan pembahasan dari data

menyangkut fokus penelitian sebagai tindak lanjut dari hasil pengumpulan data.

Berdasarkan penelusuran data di lapangan yang kemudian dianalisis sesuai dengan tujuan

penelitian, maka dapat disajikan hasil penelitian dan pembahasan sebagai berikut:

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang gambaran umum lokasi

penelitan, pada bagian ini peneliti akan membahas hal- hal yang berkaitan dengan

keberadaan lokasi penelitian.

a. Sejarah Singkat SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja

SMP Negeri 2 Makale Kab. Tana Toraja berlamat di Jalan Pongtiku Km. 7

Lemo, Kecamatan Makale Utara, Kabupaten Tana Toraja. SMP Negeri 2 Makale

Kabupaten Tana Toraja berdiri pada tahun 1981 dengan luas lahan 14.911 m2. Awal

berdirinya SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja hanya memiliki 6 ruang kelas,

kepala sekolah, 5 guru, 1 pegawai, dan saat itu memiliki siswa kurang lebih 200 siswa.

Sejak masa berdirinya SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja sampai sekarang

telah mengalami beberapa kali pergantian pimpinan sebagaimana tercantum dalam tabel

berikut:

55
56

Tabel 4.1 Periodesasi Kepemimpinan SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana


Toraja
No. Nama Periode Masa Jabatan
01- 07- 1981 s/d 13 Tahun 1 Bulan
1 Y.S Tangkearung, B.A 11- 08- 1994 10 Hari
12- 08- 1994 s/d 6 Bulan 12 Hari
2 K. Pangalinan
24- 02-1995
25- 02- 1995 s/d 7 Tahun 2 Bulan 13
3 Ny. Debora Loto 07- 05- 2002 Hari
08- 05- 2002 s/d 3 Tahun 11 Bulan
4 F. P. Tandiayuk, S.Pd 02- 04- 2006 25 Hari
03- 04- 2006 s/d 2 Tahun 6 Bulan 16
5 Drs. Thomas Matasik 19- 10- 2008 Hari
20- 10- 2008 s/d 1 Tahun 9 Bulan 24
6 Drs. Rampang Kabangnga 13- 08- 2010 Hari
14- 08- 2010 s/d 7 Tahun 5 Bulan 1
7 Dra. Adriana Palamba, MM 14- 01- 2018 Hari
15- 01- 2018 s/d -
8 Socarini, S.Pd, M.Pd
Sekarang
Sumber. Dok. Irma, SMP Negeri 2 Makale Kab. Tana Toraja, 17 Maret 2019

b. Profil SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja

1) Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Makale


2) No. Statistik Sekolah : 2011918022002
3) Tipe Sekolah :A
4) Alamat Sekolah : Jl. Pongtiku Km. 07 Makale
Kelurahan : Lemo
Kecamatan : Makale Utara
Kabupaten : Tana Toraja
Provinsi : Sulawesi Selatan
5) Telepon/ Fax : (0423) 24160
6) E-mail : smpnegeri2makale@gmail.com
7) Nilai Akreditas Sekolah : A+
8) Luas Lahan, dan jumlah rombel
Luas Lahan : 14.911 m2
Jumlah ruang pada lantai 1 : 19 rombel
Jumlah ruang pada lantai 2 : 2 rombel
Jumlah Rombel : 21 rombel
NPWP : 000187088803000
57

c. Visi dan Misi SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja

Adapun visi dan misi dari SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja, yaitu

sebagai berikut :

1) Visi

Berprestasi, Beriman, Berbudi Pekerti Luhur, dan Berwawasan Lingkungan.

2) Misi

a) Meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

b) Meningkatkan dan mengefektifkan proses belajar mengajar.

c) Meningkatkan kedisiplinan.

d) Meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan.

e) Mengupayakan/ meningkatkan sarana dan prasarana.

f) Meningkatkan pelaksanaan kultur sekolah yang berwawasan lingkungan.

d. Tujuan SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja

1) Melaksanakan pendekatan pembelajaran aktif, kreatif, menyenangkan untuk

semua kelas pada semua mata pelajaran.

2) Melaksanakan pengembangan diri melalui bakat dan kemampuan yang

dimiliki siswa serta menguasai IPTEK berdasarkan iman dan taqwa.

3) Melaksanakan berbagai kegiatan untuk menghadapi lomba melalui kerja

keras, membaca, dan media lainnya.

4) Melaksanakan berbagai metode dan model pembelajaran melalui kerja keras,

serta kerja sama antar guru di sekolah.


58

5) Menjadi guru dan pegawai yang profesional melalui pelatihan.

6) Menciptakan sekolah yang akuntabilitas dan trasparan.

7) Menciptakan suasana lingkungan sekolah yang asri, kondusif, dan

menyenangkan sebagai tempat belajar.

8) Melaksanakan kegiatan keaagamaan sesuai agama yang dianut.

e. Struktur Organisasi SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja

Struktur Organisasi SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja yaitu sebagai

berikut :
Ketua Kepala Sekolah
Komite

Koord. Tata Usaha

Wakasek Urusan Wakasek Urusan Urusan HUMAS Wakasek Urusan


Akademik Kesiswaan Sarana Prasarana

Urusan BP/BK Sekretaris Bendahara Bendahara Pengelola Lap.


Dewan Guru Rutin Dana BOS BOS

Pengelola Pembina Pengelola Pengelola Pembina Pembina Pembina Pengelola Pengelola Pembina
Kultur OSIS Lab. Lab. Menyulam Seni Tari PMI Perpustakaan UKS Pramuka
Sekolah IPA Komputer

Wali Kelas

OSIS

Siswa

Bagan 4.1 Sturktur Organisasi SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja
(Sumber. Dok. Irma, SMP Negeri 2 Makale Kab. Tana Toraja, 17 Maret 2019)
59

f. Keadaan Siswa SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja

Mengenai keadaan peserta didik SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja

tahun ajaran 2018/2019 yaitu dapat dilihat berikut ini :

Tabel 4.2 Keadaan siswa SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja Tahun
Ajaran 2018/2019
SMP Negeri 2
Makale Agama
Kelas Jumlah
Jenis Kelamin
Pria Wanita Islam Katolik Kristen Hindu
VII 116 90 206 12 33 161 -
VIII 106 108 214 8 37 168 1
IX 88 80 168 4 25 138 1
Jumlah 310 278 588 24 95 467 2
Sumber. Arsip Data Siswa SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja
g. Keadaan Guru dan Pegawai

Mengenai keadaan guru dan pegawai SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana

Toraja tahun ajaran 2018/2019 yaitu dapat dilihat berikut ini :

Tabel 4.3 Keadaan Guru SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja Tahun
Ajaran 2018/2019

Guru Pegawai Jumlah


PNS 34 2 36
Honorer 4 7 11
Jumlah 38 9 47
Sumber. Daftar Hadir Guru/Pegawai SMP Negeri 2 Makale Kab. Tana Toraja
h. Keadaan Sarana dan Prasarana SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja

Sarana dan prasarana merupakan salah satu sumber daya yang penting dalam

menunjang proses pembelajaran di sekolah. Keberhasilan program pendidikan di sekolah

sangat dipengaruhi oleh kondisi sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah. Adapun
60

sarana dan prasarana yang ada di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja yaitu

sebagai berikut :

Tabel 4.4 Sarana dan Prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kab. Tana Toraja
No Sarana dan Prasarana Jumlah
1 Ruang Kelas 21
2 Perpustakaan 1
3 Lab. IPA 1
4 Lab. Komputer 2
5 Ruang Kepala Sekolah 1
6 Ruang Wakil Kepala Sekolah 1
7 Ruang Guru 1
8 Ruang Tata Usaha 1
9 Ruang Tamu 1
10 Gudang 2
11 Dapur 1
12 WC Guru 2
13 WC Siswa 10
14 Ruang BK 1
15 UKS 1
16 Ruang Ganti Pakaian 1
17 Koperasi 1
18 Kantin 1
19 Parkiran 1
20 Pos Satpam 1
21 Lapangan Olahraga dan Upacara 1
22 Rumah Dinas Sekolah 2
23 Taman Baca 1
24 Buku siswa/ pelajaran (semua mata pelajaran) 718
25 Buku referensi (kamus, ensiklopedia) 35
26 Kliping 200
27 Komputer 61
28 LCD 8
29 Meja Siswa 588
30 Kursi Siswa 588
31 Papan Tulis 21
Sumber. Profil Sekolah SMP Negeri 2 Makale Kab.Tana Toraja Tahun Ajaran
2017/2018 dan Buku Daftar Sarana dan Prasarana SMP Negeri 2 Makale Kab.
Tana Toraja
61

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana

Toraja merupakan salah satu sekolah menengah pertama yang ada di Tana Toraja yang

memiliki sarana dan prasarana yang baik untuk menunjang proses pemberlajaran di

sekolah. Sehingga pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien.

2. Hasil Penelitian

Menciptakan pendidikan berkualitas tinggi merupakan amanah Undang- Undang.

Mewujudkannya juga harus dilakukan dengan strategi yang berkualitas. Faktor guru/

kepala sekolah memegang peran sangat penting dalam mengantarkan sekolah menjadi

sekolah yang berkualitas. Menjadikan sekolah yang berkualitas bukanlah tanpa kendala

dan biaya. Guru yang mempunyai motivasi kerja tinggi selalu menciptakan inovasi-

inovasi baru untuk mencapai tujuan yang diharapkan, terutama inovasi dan kreativitas

dalam manajemen sarana dan prasarana pendidikan. Apabila di dalam sekolah terdapat

sebagian guru yang mempunyai motivasi kerja yang rendah, maka mereka tidak dapat

menyelesaikan pekerjaan yang dilimpahkan kepadanya dengan hasil yang baik.

Peningkatan manajemen dalam sekolah salah satunya untuk meningkatkan mutu

pendidikan. Manajemen sekolah yang semula terpusat, kini diotonomikan ke sekolah,

termasuk otonomi manajemen sarana dan prasarana. Agar sarana dan prasarana

pendidikan yang dibutuhkan sekolah berfungsi optimal dalam mendukung pembelajaran

di sekolah, diperlukan warga sekolah (kepala sekolah, guru, dan tenaga administrasi )

yang memahami dan mampu mengelola sarana dan prasarana pendidikan secara

profesional.
62

Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan studi dokumen yang telah

dilakukan diperoleh beberapa data tentang manajemen sarana dan prasarana dalam fokus

penelitian manajemen sarana dan prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana

Toraja, serta faktor pendukung dan faktor penghambat dalam manajemen sarana dan

prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja. Berikut uraian hasil

penelitiannya.

a. Manajemen Sarana dan Prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana

Toraja

Data penelitian tentang manajemen sarana dan prasarana pendidikan di SMP

Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja diperoleh menggunakan instrumen

pengumpulan data dengan wawancara, observasi, dan studi dokumen. Dalam hasil

penelitian ini manajemen sarana dan prasrana di klasifikasikan berdasarkan habis

tidaknya dipakai ada dua macam, yaitu sarana pendidikan yang habis dipakai dan

sarana pendidikan yang tahan lama. Berikut hal yang dilakukan dalam manajemen

sarana dan prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja :

1) Perencanaan Sarana dan Prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten

Tana Toraja

Kegiatan awal dalam manajemen sarana dan prasarana pendidikan adalah

perencanaan dan analisis kebutuhan. Perencanaan adalah proses dalam memilih dan

menentukan hal-hal yang akan dicapai di masa yang akan datang dan meyusun tahapan-

tahapan apa yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Hasil suatu perencanaan
63

akan menjadi pedoman dalam pelaksanaan dan pengendalian, bahkan penilaian untuk

perbaikan selanjutnya. Perencanaan yang matang dapat meminimalisasi kemungkinan

terjadi kesalahan dan meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengadaan sarana dan

prasarana. Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan di SMP Negeri 2 Makale

Kabupaten Tana Toraja diklasifikasikan berdasarkan habis tidaknya dipakai yaitu sebagai

berikut :

a) Perencanaan Sarana Habis Pakai

Perencanaan sarana habis pakai merupakan kegiatan menyusun atau merancang

kebutuhan sekolah berupa bahan atau alat yang apabila digunakan dapat habis dalam

waktu yang relatif singkat. Misalnya kapur tulis, tinta printer, kertas tulis, dan bahan-

bahan kimia untuk praktik. Adapun yang terlibat dalam perencanaan dan analisis

kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana

Toraja yaitu dapat diketahui berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah. Dalam

hal ini, peneliti mewawancarai DF selaku kepala sekolah SMP Negeri 2 Makale

Kabupaten Tana Toraja mengenai pihak sekolah yang terlibat dalam perencanaan sarana

dan prasarana. Berikut hasil wawancaranya :

Iya namanya tim sarana dan prasarana. Itu di SK kan, jadi ada ketuanya,
sekretaris, dan anggotanya. Dia tidak hanya perencanaan, tapi
pengelolaan. Pengelolaan berarti mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
pencatatannya sampai penyimpanan dan pendistribusian itu orangnya
sama. Jadi tidak khusus. Jadi misalnya Bu Frisca kan kordinator sarpras
sekretarisnya Pak Martinus anggotanya ada tiga Ibu Kurniatri, Ibu
Elisabet, dan pegawai satu. Jadi mereka tim kalau ada barangnya datang
langsung di letter kemudian didistribusikan. Tapi dalam perencanaan
bukan hanya kepala sekolah dengan tim sarana dan prasarana. Tapi semua
guru dan pegawai juga dilibatkan. Karena kebutuhan setiap orang itu
64

beda. Jadi untuk mengetahui itu maka semuanya dilibatkan. (Wawancara


DF F1, D1, P3, 09/03/2019)

Selaras dengan penjelasan tersebut, Bapak LM selaku guru di SMP Negeri 2

Makale Kabupaten Tana Toraja menjelaskan tentang pihak sekolah yang dilibatkan

dalam perencanaan sarana dan prasarana. Berikut wawancara dengan Bapak LM :

Ia semua guru dan pegawai dilibatkan sebaiknya begitu dan itu yang kita
lakukan disini. Karena kita tidak tahu kebutuhannya si A apa si B apa
kebutuhannya. Mungkin ada juga usulannya di kelas ini harus ada ini, kita
tidak tahu kalau kita tidak libatkan semua. Jadi untuk bisa tahu itu maka
kita melibatkan semuanya. (Wawancara LM F1, D2, P2 , 19/03/2019)

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah diketahui bahwa yang

terlibat dalam perencanaan dan analisis kebutuhan adalah kepala sekolah, tim sarana dan

prasarana, guru dan pegawai. Tim sarana dan prasarana tidak hanya bertugas dalam

perencanaan sarana dan prasarana tetapi juga dalam pengelolaannya. Hal tersebut

dilakukan karena kebutuhan setiap guru dan pegawai itu berbeda- beda.

Perencanaan sarana habis pakai dilakukan setiap tahun ajaran baru dan diadakan

pertriwulan. Perencanaan dilakukan dengan mengadakan rapat yang dihadiri oleh kepala

sekolah, tim sarana dan prasarana, guru dan pegawai. Dalam rapat tersebut semua peserta

diberikan kesempatan untuk memberikan masukan apa- apa saja yang dibutuhkan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu JP selaku wakil kepala sekolah bidang sarana

dan prasrana. Berikut hasil wawancaranya :

Ia kita adakan perencanaan. Kemudian kita setiap tahun kita rapat untuk
melakukan perencanaan. Nah untuk yang barag habis pakai itu diadakan
pertriwulan. Bukan hanya yang tadi itu ketua, sekretaris, dan anggota tim
sarana dan prasarana tapi semua dewan guru dan pegawai juga dilibatkan.
Ini dilakukan untuk mengetahui apa- apa saja kebutuhan mereka
selanjutnya. Jadi itu sarana dengan prasarana masuk semua di rencana
65

kegiatan dan anggaran istilahnya RKAS. Jadi sarana itu mendeteksi


semua apa yang rusak, apa yang dibutuhkan, masukkan di rencana
anggaran sebelum ditayangkan dengan komitenya. Jadi, misalnya begini,
guru untuk membuat RPP butuh kertas sekian rim. Itu dijumlah masukkan
untuk ATK nya baru kirim kebendahara sekolah untuk direncanakan
begitu semua. Termasuk yang adiwiyata, kebersihan, alat kebersihan, apa
semua mi itu diprogramkan. Seperti yang tahun lalu itu semua diadakan
semua termasuk yang namanya alat untuk menari, alat untuk mulok,
cangkul dan sebagainya itu. (Wawancara JP F1, D1, P1, 11/03/2019)

Berdasarkan hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah bidang sarana dan

prasarana diketahui bahwa perencanaan sarana habis pakai dilakukan setiap tahun ajaran

baru dan diadakan pertriwulan dengan melibatkan kepala sekolah, tim sarana dan

prasarana guru dan pegawai. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apa- apa saja kebutuhan

mereka selanjutnya.

b) Perencanaan Sarana dan Prasarana Tahan Lama

Perencanaa sarana dan prasarana tahan lama merupakan kegiatan menyusun atau

merancang kebutuhan sekolah berupa bahan atau alat yang dapat digunakan secara terus-

menerus atau berkali- kali dalam waktu yang relatif lama. Contohnya meja dan kursi,

komputer, atlas, globe, dan alat- alat olahraga. Pada umumnya perencanaan sarana dan

prasarana habis pakai dan tahan lama tidak terlalu berbeda.

Perencanaan sarana dan prasarana tahan lama dilakukan setiap tahun ajaran baru.

Perencanaan dilakukan dengan mengadakan rapat yang dihadiri oleh kepala sekolah, tim

sarana dan prasarana, guru dan pegawai. Dalam rapat tersebut semua peserta diberikan

kesempatan untuk memberikan masukan apa- apa saja yang dibutuhkan. Berdasarkan

hasil wawancara dengan ibu JP selaku wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasrana.

Berikut hasil wawancaranya :


66

Ia kita adakan perencanaan. Kemudian kita setiap tahun kita rapat untuk
melakukan perencanaan. Khusus yang sarana dan prasarana yang
sifatnya tahan lama itu kita rencanakan pada waktu yang sama dengan
yang sifatnya habis pakai. Perbedaannya nanti pada saat pengadaan.
(Wawancara JP F1, D1, P1, 11/03/2019)

Dalam rapat perencanaan sarana dan prasarana akan banyak masukan- masukan

kebutuhan dari semua anggota rapat. Namun tidak semua kebutuhan tersebut bisa segera

direalisasikan mengingat dana yang ada terbatas. Keterbatasan anggaran dan besarnya

jumlah kebutuhan terkadang tidak sebanding sehingga perlu adanya penentuan skala

prioritas dalam memilih kebutuhan mana saja yang akan diadakan oleh sekolah. Skala

prioritas ini ditentukan oleh kepala sekolah. Berikut hasil wawancara dengan DF selaku

kepala sekolah SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja :

Jadi saya berdasarkan skala prioritas. Setiap tahun itu ada skala prioritas
kebutuhan. Kalau kebutuhan kan banyak gitu ya. Tapi kami dahulukan
yang paling mendesak. Seperti ini LCD itu setiap tahun itu kami
programkan terus. Karena kurang terus jadi itu terus. Jadi dari yang paling
mendesak sampai yang kurang mendesak. Jadi kami tetapkan berdasarkan
apa yang sudah menjadi kesepakatan rapat tadi itu . Kemudian kami
anggarkan di RKAS, kemudian kalau lihat tri wulan berapa cair langsung
kami berhubungan dengan toko untuk itu. (Wawancara DF F2, D1, P1,
09/03/2019)

Berdasarkan hasil wawancara, maka dapat disimpulkan bahwa dari banyaknya

kebutuhan sarana dan prasarana yang ada kepala sekolah akan menentukan berdasarkan

skala prioritas, mendahulukan sarana dan prasarana yang paling mendesak sampai yang

kurang mendesak. Hal itu ditetapkan berdasarkan hasil rapat yang telah dilakukan

bersama tim sarana dan prsarana, guru dan pegawai. Setelah menentukan kebutuhan

berdasarkan skala prioritas kemudian dianggarkan di RKAS.


67

2) Pengadaan Sarana dan Prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana

Toraja

Pengadaan sarana dan prasarana dilakukan sebagai bentuk realisasi atas

perencanaan yang telah dilakukan. Tujuannya untuk menunjang proses pendidikan agar

berjalan dengan efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Pengadaan

sarana dan prasarana pendidikan di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja

diklasifikasikan berdasarkan habis tidaknya dipakai yaitu sebagai berikut :

a) Pengadaan Sarana Habis Pakai

Ada beberapa prosedur yang dilakukan pihak sekolah dalam memenuhi

kebutuhan sarana dan prasarananya misalnya pihak sekolah membeli langsung atau

membuat permohonan pengadaan sarana dan prasarana yang ditujukan kepada

pemerintah, baik itu pemerintah daerah maupun pusat. Pengadaan sarana yang sifatnya

habis pakai diadakan dengan cara membeli. Hal tersebut berdasarkan wawancara dengan

DF selaku kepala sekolah. Berikut hasil wawancaranya :

Jadi kami adakan dengan cara membeli. Kami langsung menghubungi


tokonya. Misalnya di Balbod sini. Kami tanya spesifikasinya nama ininya
harganya berapa jadi kami langsung menganggarkan di RKAS (Rencana
Kerja Anggaran Sekolah) jadi ketika menganggarkan itu ga terlalu
miring, ga terlalu beda jauh harga. Sarana seperti kertas, tinta spidol,
spidol, dan kebutuhan guru dan pegawai lainnya itu kita beli pertriwulan
kalau dananya sudah cair kita langsung hubungi tokonya. (Wawancara
DF F2, D2, P2, 09/03/2019)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

pengadaan sarana dan prasarana habis pakai dilakukan dengan cara membeli. Dengan
68

terlebih dahulu menghubungi toko untuk menanyakan harga dan setelah dana cair

barulah barang tersebut dibeli.

b) Pengadaan Sarana dan Prasarana Tahan Lama

Ada beberapa strategi yang dilakukan dalam pengadaan sarana dan prasarana

pendidikan yang sifatnya tahan lama seperti membeli, membuat sendiri, bantuan,

menyewa, mendaur ulang, menukar, dan memperbaiki. Salah satu strategi yang paling

sering dilakukan oleh sekolah dalam pengadaan sarana dan prasarana yaitu membeli. Hal

tersebut berdasarkan wawancara dengan DF selaku kepala sekolah. Berikut hasil

wawancaranya :

Kami beli. Kalau sekarang kami tidak lagi melibatkan orang tua dalam
hal pendanaan. Dalam arti jumlah besar ya. Tapi kalau mereka yang mau
untuk memberi seperti pagar sudah tidak layak tapi pagar itu kan dana
besar kemampuan orang tua itu kan paling kalau siswa tammat ya kalau
ada yang mau memberikan satu sak semen, ada yang dalam bentuk uang,
tapi sifatnya ga memaksa. Kalau dulu memang untuk pemagaran terus
untuk pemasangan pintu gerbang itu dari orang tua siswa yang dulu.
Pernah memberikan bantuan- bantuan itu kemudian langsung
direalisasikan. Untuk sekarang ini karena lebih ketat lagi pengawasan-
pengawasan pemerintah terhadap orang tua. Kita jugakan mau yang
amannya ya. Jadi hampir semuanya dari dana pemerintah. Kalau daur
ulang paling jirigen- jirigen disana itu yang dipajang di jalanan masuk itu
dari siswa kemudian di potong. Sebagian di pakai untuk pot.
(Wawancara DF F2, D2, P3, 09/03/2019)

Adapun cara lain yang dilakukan untuk pengadaan sarana dan prasara tahan lama

seperti meja dan kursi yaitu dengan cara mengajukan permohon kepada Pemerintah

melalui berbagai cara. Salah satunya yaitu melalui MUSRENBANG ( Musyawarah

Rencana Pembangunan) yang diadakan setiap tahun ditingkat kecamatan. Hal tersebut

berdasarkan wawancara dengan DF selaku kepala sekolah. Berikut hasil wawancaranya :


69

Kalau kursi kami lewat MUSRENBANG ya (Musyawarah Rencana


Pembangunan) itu kan ada MUSRENBANG tingkat kelurahan, ada
tingkat kecamatan, dan kabupaten. Seperti yang sudah dilakukan kemarin
MUSRENBANG tingkat kecamatan. Seperti kursi, meja, dan mebeler
kami itu lewat MUSRENBANG. Kemudian di MUSRENBANG di catat
oleh Dinas Pendidikan. Seperti kemarin kami mendapatkan 128 pasang
meja dan kursi siswa. Tidak ada proposal. Kami langsung ke Dinas
mengajukan permintaan setelah di catat. Misalnya ini bagian sarana dan
prasarana menghitung dulu meja, kursi siswa yang rusak meja guru yang
rusak di catat. Setelah di catat langsung kami ajukan ke Dinas Pendidikan.
Banyak cabangnya ya bisa ke Dinas Pendidikan bisa ke
MUSRENBANG. Cuma kalau lewat MUSRENBANG prosedurnya
panjang tapi kalau mau cepat langsung ke Dinas Pendidikan bagian itu.
(Wawancara DF F2, D2, P2, 09/03/2019)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

pengadaan sarana dan prasarana tahan lama dilakukan dengan cara membeli. Pihak

sekolah tidak lagi melibatkan orang tua dalam hal pendanaan yang jumlahnya besar.

Adapun bantuan yang diberikan oleh orang tua itu atas kemauan mereka sendiri tanpa

adanya paksaan dari pihak sekolah. Prosedur lain yang dilakukan yaitu melalui

MUSREMBANG (Musyawarah Rencana Pembangunan). Dalam MUSREMBANG

tersebut pihak Dinas Pendidikan mencatat apa- apa saja kebutuhan pihak sekolah.

Selain pengadaan sarana dan prasarana dengan cara membeli pihak sekolah juga

melakukan daur ulang. Hal ini juga selaras dengan hasil wawancara degan JP selaku

wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana. Berikut hasil wawancaranya :

Kalau disini kami belum pernah meminjam. Tetapi kami membeli sesuai
dengan barang yang dibutuhkan yang murah tapi berkualitas seperti itu.
Jadi sebagian besar dari dana BOS. Itu saja yang bisa dikeluarkan tapi
terbatas. Selebihnya itu dari Dinas. Jadi komputer itu dari Dinas, ruang
belajar dari Dinas bantuan pemerintah itu. Karena kebanyakan itu
digunakan untuk proses belajar. Daur ulang contoh bangku kalau masih
bisa dibaikin ya dibaikin meja kayak begitu. Karena ada Pak Atto yang
bisa perbaiki. Kalau bantuan misalnya dari orang tua ndak ada. Ndak ada
70

sama sekali. Jadi kita menunggu saja bantuan dati atas kalau ada ya
begitu. (Wawancara JP F2, D2, P3, 11/03/2019)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

pengadaan sarana dan prasarana dilakukan dengan cara membeli sesuai dengan barang

yang dibutuhkan yang murah tapi berkualitas. Jadi sebagian besar dari dana BOS.

Selebihnya itu dari Dinas seperti komputer dan ruang belajar. Daur ulang juga biasa

dilakukan seperti memperbaiki bangku dan meja yang rusak. Kalau bantuan misalnya

dari orang tua itu tidak ada. Jadi hanya menunggu bantuan dari Pemerintah.

Kebutuhan akan sarana dan prasarana setiap tahunnya selalu bertambah

sedangkan anggaran setiap tahunnya sangat terbatas. Dana yang masukpun bukan hanya

digunakan untuk pengadaan sarana dan prasarana. Dana BOS merupakan dana yang

paling banyak digunakan untuk pengadaan sarana dan prasarana. Hal ini berdasarkan

wawancara dengan UG. Hasil wawancaranya yaitu :

BOS, karnakan sudah tidak ada lagi dana gratis. Jadi yang paling
mendominasi itu BOS. Kemudian dibantu koperasi sekolah. Ada koperasi
sehat namanya koperasi SMP Negeri 2 Makale sudah banyak
sumbangannya itu. Terutama ini lapangan basket di bawah kan sudah
bocor- bocor dulu melalui bantuannya koperasi ditempel lagi begitu yang
baru- baru itu. Kalau dapat ini juga juara- juara kan itu biasa dapat uang.
Kepala sekolah menyarankan itu dipakai untuk pembangunan sekolah
untuk fasilitas sekolah. Jadi seperti baju untuk pemain enggrang karena
kebetulan tahun lalu disini juara 1 enggrang se kabupaten Tana Toraja
jadi dapat dana sekitar 5 juta. Jadikan supaya uang itu berfungsi maka
dijadikan sebagai barang inventaris dibelikan kostumnya anak- anak
pemain enggrang supaya ndak sewa lagi. Sebenarnya masih ada lagi
dana- dana lain yang berupa hadiah cuma belum di ambil belum dicairkan
atau bagaimana. Saya kira kalau dana BOS untuk sarpras itu lebih dari 20
%. Karena kalau dana BOS itu untuk belanja modal itu 20 %. Sarpras
untuk ATK kan tidak masuk dalam belanja modal jadi dia masuk di
belanja barang dan jasa. Jadi lebih dari 20 % dengan belanja modal. Kalau
belanja modal yang sudah dibelanjakan itu alat- alat perkebunan. Kan
71

disini butuh alat perkebunan. Kemudia kostum menari, Laptop, Printer,


dengan LCD satu. Itu sudah untuk belanja modal dengan buku- buku.
Buku itu yang paling banyak. Karena di upayakan 1 siswa 1 buku untuk
kelas 7 ini yang sudah mulai K13. Tahun sekarang 2019 sudah mulai lagi
dengan kelas 8. Jadi baru direncanakan. Kalau sarana dan prasarana yang
lain air. Tahun kemarin itu ada perbaikan saluran supaya setiap pagi anak-
anak bisa siram bunganya begitu. Jadi untuk pengadaan itu kita liat situasi
keuangan karena tidak semua juga pengadaan itu diizinkan dalam dana
BOS kalau perbaikan diizinkan dalam dana BOS. Misalnya mau bangun
ruang kelas baru itu tidak boleh. Jadi kita upayakan buat proposal
kemudian di ajukan ke PEMDA. (Wawancara UG F2, D2, P4,
22/03/2019)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa dana yang

paling mendominasi digunakan untuk pengadaan sarana dan prasarana yaitu dana BOS.

Kemudian dibantu koperasi sekolah. Adapun dana lain seperti hadiah juara yang

didapatkan siswa saat mengikuti lomba.

3) Penyaluran Sarana dan Prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten

Tana Toraja

Penyaluran merupakan kegiatan yang menyangkut pemindahan sarana,

prasarana, dan tanggung jawab pengelolaannya dari instansi yang satu kepada instansi

yang lain. Dalam batasan ini ada dua pihak yang terlibat yaitu : Pertama, pihak sumber

yakni dari mana sarana dan prasarana berasal dan disalurkan. Kedua, pihak penerima

yaitu kepada siapa pengiriman sarana dan prasarana ditujukan. Penyaluran sarana dan

prasarana pendidikan di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja diklasifikasikan

berdasarkan habis tidaknya dipakai yaitu sebagai berikut :


72

a) Penyaluran Sarana Habis Pakai

Langkah awal yang dilakukan sebelum melakukan penyaluran sarana dan

prasarana baik yang sifatnya habis pakai maupun yang tahan lama yaitu dengan cara

barang yang diterima diperiksa terlebih dahulu apakah sudah sesuai dengan daftar

pengadaan sarana dan prasarana sekaligus memeriksa keadaan barang tersebut. Setelah

itu kemudian diinventarisasi. Hal tersebut sesui dengan wawancara dengan JP selaku

wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana. Berikut hasil wawancaranya :

Jadi hal pertama yang kita lakukan sebelum menyalurkan sarana dan
prasarana baik itu yang habis pakai maupun yang tahan lama kita periksa
dulu. Jadi kalau barang yang sudah kita pesan itu datang kita tim sarana
prasarana itu mengecek dulu barang- barang yang masuk jangan sampai
ada barang yang rusak. Setelah itu sekretaris tim mencatat barang- barang
yang baru ini. (Wawancara JP F3, D1, P1, 11/03/2019)

Untuk proses penyaluran sarana dan prasarana yang sifatnya habis pakai yaitu

apa bila ada guru atau pegawai yang membutuhkan baru disalurkan. Jadi sarana tersebut

terlebih dahulu disimpan di tempat tertentu. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara

dengan JP selaku wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana. Berikut hasil

wawancaranya :

Nah kalau untuk barang yang habis pakai kayak spidol, tinta, kertas, dan
yang lainnya itu kita ada lemari khusus untuk menyimpan itu barang-
barang. Jadi kalau ada yang butuh itu berhubunga dengan saya. Jadi
misalnya Ibu A butuh spidol itu dicatat disini ada namanya buku
pendistibusian barang. Jadi di catat tanggal berapa dia ambil, apa- apa saja
yang na ambil, siapa namanya, baru tanda tangan. Kita buat itu karena
semuanya kan nanti mau di laporkan mau di pertanggung jawabkan.
(Wawancara JP F3, D1, P1, 11/03/2019)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat disimpulkan bahwa proses

penyaluran/ pendistribusian sarana dan prasarana habis pakai dilakukan dengan cara
73

tidak langsung pertama barang yang masuk terlebih dahulu diperiksa kemudian dicatat.

Setelah itu disimpan di tempat tertentu. Apa bila ada guru atau pegawai yang

membutuhkan sarana tersebut barulah disalurkan kepada yang membutuhkan.

b) Penyaluran Sarana dan Prasarana Tahan Lama

Langkah awal yang dilakukan sebelum melakukan penyaluran sarana dan

prasarana tahan lama yaitu sama halnya yang dilakukan pada tahap awal sebelum

penyaluran sarana dan prasarana habis pakai. Hal tersebut sesui dengan wawancara

dengan JP selaku wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana. Berikut hasil

wawancaranya :

Jadi hal pertama yang kita lakukan sebelum menyalurkan sarana dan
prasarana baik itu yang habis pakai maupun yang tahan lama kita periksa
dulu. Jadi kalau barang yang sudah kita pesan itu datang kita tim sarana
prasarana itu mengecek dulu barang- barang yang masuk jangan sampai
ada barang yang rusak. Setelah itu sekretaris tim mencatat barang- barang
yang baru ini. (Wawancara JP F3, D1, P1, 11/03/2019)

Untuk proses penyaluran sarana dan prasarana yang sifatnya tahan lama di SMP

Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja dilakukan sesuai dengan hasil rapat yang

pernah dilaksanakan sebelumnya dimana pada saat rapat rencana untuk pengadaan

sarana dan prasarana juga sudah ditentukan akan didistribusikan kemana nantinya. Hal

tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan JP selaku wakil kepala sekolah bidang

sarana dan prasarana. Berikut hasil wawancaranya :

Untuk pendistibusian barangnya kan sebelumnya itu kita sudah tau barang
yang masuk ini akan kita distribusiakan kemana. Itu mi manfaatnya kita
adakan rapat bersama karena dalam rapat itu kita sudah susun alokasi
pendistribusian barangnya. Jadi untuk kursi yang baru masuk ini kita
langsung drop ke 4 kelas yang dibawah itu. Kita sengaja langsung ke
kelas yang berjejer di bawah itu supaya kita mudah periksa. Kan biasa ada
74

tim dari Dinas yang datang periksa itu semua.Dia cari mana itu yang ini
mana itu yang bantuan kemarin jumlahnya segini. Kalau di drop langsung
begitu kan mudah, dalam artian kita bukannya membeda- bedakan yaa
tapi perlahan semua pasti kita akan benahi kita akan samakan semuanya.
Hanya saja semua butuh proses karena dana yang ada terbatas.
(Wawancara JP F3, D1, P1, 11/03/2019)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat disimpulkan bahwa proses

penyaluran/ pendistribusian sarana dan prasarana yang sifatnya tahan lama di SMP

Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja yaitu dilakukan dengan cara pertama tim

sarana dan prasarana memeriksa barang yang masuk terlebih dahulu untuk memastikan

semua dalam keadaan baik setelah itu baru diinventarisasi. Setelah diinventarisasi

kemudian didistribusikan. Pendistribusian sarana dan prasrana tahan lama dilakukan

secara langsung artinya barang yang diterima dan sudah diinventarisasi langsung

disalurkan pada bagian- bagian yang membutuhkan tanpa melalui proses penyimpanan

terlebih dahulu. Seperti bantuan kursi yang diterima langsung didistibusikan kebeberapa

ruang kelas.

4) Inventarisasi Sarana dan Prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten

Tana Toraja

Inventarisasi merupakan kegiatan mencatat dan menyusun sarana dan prasarana

yang ada secara teratur, tertib, dan lengkap berdasarkan ketentuan yang berlaku. Sarana

dan prasarana yang berasal dari pemerintah wajib diadakan inventarisasi sesuai dengan

format- format yang ditentukan. Kepala sekolah bertanggung jawab atas kegiatan

inventarisasi. Inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan di SMP Negeri 2 Makale


75

Kabupaten Tana Toraja diklasifikasikan berdasarkan habis tidaknya dipakai yaitu sebagai

berikut :

a) Inventarisasi Sarana Habis Pakai

Inventarisasi sarana habis pakai merupakan pencatatan barang- barang yang

sifatnya habis pakai atau tidak tahan lama apa bila digunakan agar dapat diketahui

dengan mudah jumlah, jenis barang, kualitas, merek/ ukuran, dan harga barang- barang

yang ada di sekolah. Inventarisasi sarana yang habis dilakukan dilakukan dengan cara

mencatat semua barang yang masuk tanpa memberikan kode barang. Hal tersebut sesuai

wawancara dengan Ibu JP selaku wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana.

Berikut hasil wawancaranya :

Yaa jadi proses inventarisasinya yaitu kalau untuk sarana yang


sifatnya habis pakai itu kita ada buku tersendiri. Jadi kita tulis apa
nama barangnya, berapa jumlahnya tanpa kita kasih kode kebarang
terebut. (Wawancara JP F4, D2, P2, 11/03/2019)

b) Inventarisasi Sarana dan Prasarana Tahan Lama

Proses inventarisasi sarana dan prasarana yang sifatnya tahan lama merupakan

pencatatan barang- barang, bahan, atau alat yang sifatnya tahan lama dengan cara

melakukan pengkodean dan pengklasifikasian barang terlebih dahulu. Inventarisasi

sarana dan prasarana tahan lama ini baru saja dilakukan beberapa tahun belakang ini. Hal

ini selaras dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan JP selaku wakil kepala

sekolah. Berikut hasil wawancaranya :

Ia jadi ini baru. Bisa dilihat bukunya. Jadi barang- barang yang masuk itu
kita catat. Ini ada beberapa bukunya. Buku inventarisasi, dan buku
pendistribusian barang. Jadi ini kita lakukan biar kita mudah tau berapa
76

jumlah misalnya kursi berapa lemari dan lainnya. (Wawancara JP F4,


D1, P1, 11/03/2019)

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam pengadministrasian inventarisasi yaitu

klasifikasi barang dan pemberian kode. Klasifikasi dimaksudkan sebagai kegiatan

menggolongkan barang ke dalam suatu kelompok tertentu sesuai dengan ketentuan. Kode

yang digunakan berbentuk angka bilangan atau numerik yang tersusun dengan pola

tertentu, agar muda diingat dan dikenali. Berikut hasil wawancara dengan JP selaku wakil

kepala sekolah bidang sarana dan prasarana yaitu :

Ia jadi itu diklasifikasikan berdasarkan sumber pengadaannya. Apakah


itu dari Dana BOS, dari DAK atau ka dari DAU. Jadi misalnya begini
kursi itu 001 karna seratus lebih jadi 001- DAU- 2018 begitu. Kalau dari
BOS ya 01- BOS- 2018. (Wawancara JP F4, D2, P2, 11/03/2019)

Dari beberapa hasil wawancara tersebut, dapat disimpulkan bahwa inventarisasi

sarana dan prasarana yang sifatnya tahan lama dilakukan dengan cara mengklasifikasikan

barang berdasarkan sumber anggarannya kemudian diberikan kode. Berbeda dengan

inventarisasi sarana dan prasarana yang sifatnya habis pakai yang hanya sekedar

mencatat nama, jumlah, dan harga barang tanpa memberikan kode ke barang tersebut.

5) Pemeliharaan Sarana dan Prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten

Tana Toraja

Pemeliharaan merupakan kegiatan penjagaan atau pencegahan dari kerusakan

suatu barang, sehingga barang tersebut kondisinya baik dan siap digunakan. Banyak

sarana pendidikan yang masih bisa diperbaiki karena adanya kendala dalam hal

pembiayaan maka sarana mau prasarana tersebut akhirnya tidak dapat digunakan lagi.
77

Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana

Toraja diklasifikasikan berdasarkan habis tidaknya dipakai yaitu sebagai berikut :

a) Pemeliharaan Sarana Habis Pakai

Pemeliharaan sarana dan prasarana habis pakai merupakan kegiatan untuk

melaksanakan pengurusan dan pengaturan agar semua sarana dan prasarana selalu dalam

keadaan baik dan siap untuk digunakan. Adapun proses pemeliharaan sarana dan

prasarana yang sifatnya habis pakai yaitu sesuai dengan hasil wawancara dengan ibu JP

selaku wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana. Berikut hasil wawancaranya :

Kalau untuk pemeliharaan barang yang sifatnya habis pakai sendiri itu
terkait bagaimana kita menyimpan barang tersebut sebelum ada yang
menggunakan. Karena sifatnya yang habis pakai jadi bisa dibilang
harus dipelihara dijaga dengan baik. Seperti kertas, kertas itu kan tidak
bisa kita simpan sembarang jangan sampai nanti kenna air atau apalah.
Selain kertas tinta spidol dan print juga begitu setelah dipakai atau
belum harus dipastikan itu benar- benar tertutup dengan baik.
(Wawancara JP F5, D1, P1, 11/03/2019)

b) Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Tahan Lama

Pemeliharaan sarana dan prasarana tahan lama merupakan kegiatan penjagaan

atau pencegahan dari kerusaksn suatu barang sehingga barang tersebut kondisinya baik

dan siap digunakan. Banyak sarana pendidikan yang masih bisa diperbaiki karena adanya

kendala dalam hal pembiayaan maka sarana mau prasarana tersebut akhirnya tidak dapat

digunakan lagi. Dalam kegiatan pemeliharaan, terdapat beberapa macam pekerjaan.

Namun hanya beberapa yang bisa sekolah lakukan dengan alasan tertentu. Sebagaimana

hasil wawancara dengan DF selaku kepala sekolah yaitu:

Yang itu kami belum. Kami hanya pada saat mau dipakai. Seperti itu hari
ada komputer penuh semut pas mau simulasi UNBK. Jadi sesuai
78

kebutuhan. Pas mau digunakan baru diperbaiki. Kalau meja kursi


kerusakannya tidak parah kami langsung perbaiki tapi kalau parah ya
bermohon ke Dinas Pendidikan. Karena dana yang terbatas jadi satu-
satunya yaa kalau sudah rusak berat jadi kita cuma tunggu bantuan dari
pemerintah. (Wawancara DF F5, D1, P1, 09/03/2019)

Pernyataan tersebut selaras dengan yang diungkapkan oleh JP selaku wakil

kepala sekolah bidang sarana dan prasarana mengenai pemeliharaan yang dilakukan di

SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja. Berikut hasil wawancaranya :

Kalau pemeliharaan sarana seperti meja dan kursi jadi yang masih
baik ya itu yang terpakai. Tapi kalau yang sudah rusak parah itu sudah
diinikan. Tapi yang rusak ringan itu bisa dibaikin kayak begitu.
Karena kalau rusak anak- anak sudah ndak mau pake. Jadi ada Pak
Atto’ yang perbaiki karena dia pintar mak tukang. Itu juga lapangan
itu Pak Atto’ yang perbaiki. Kalau ndak terlalu mendesak ya biasanya
di perbaiki nanti kalau mau semester. Sekolah sudah sekolah
adiwiyata jadi bisa dibilang besar tantangannya dalam hal
pemeliharaan. Jadi semua guru dengan siswa itu turun tangan. Contoh
sayakan. Jadi saya itu mengadakan iuran, iuran kesiswa saya dalam
kelas itu. Sebelum saya belajar waktu tahun ajaran baru saya
lemparkan ke siswa.Bagaimana ini sewaktu- waktu kita lomba
keindahan, jadi mereka itu bilang ia bu anu begini. Jadi saya juga
panggil orang tuanya. Bu bagaimana ibu menyumbang saya 20.000
bukan untuk saya tetapi ini ruangan kami. Karena sewaktu- waktu
kami adakan lomba kebersihan, dia bilang oo iaa ndak papa.
(Wawancara JP F5, D1, P1, 11/03/2019)

Dalam kegiatan pemeliharaan sarana dan prasrana yang sifatnya tahan lama

terdapat beberapa macam pekerjaan, antara lain, yaitu perawatan terus- menerus,

perawatan rutin/ berkala, perawatan darurat dan perawatan preventif. Perawatan rutin

adalah perawatan yang dilakukan setiap kurun waktu tertentu, misalnya harian,

mingguan, bulanan, dan triwulan bahkan tahunan. Contohnya membersihkan kaca, lantai,

meja, toilet, dan lainnya. Perawatan darurat yaitu perawatan yang tak terduga sebelumnya

karena ada kerusakan atau tanda bahaya. Dari beberapa bentuk pekerjaan pemeliharaan
79

tersebut , pekerjaan yang di lakukan di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja

dapat diketahui berdasarkan hasil wawancara dengan DF selaku kepala sekolah. Berikut

hasil wawancaranya :

Kalau pemeliharaan terus- menerus kita pasti lakukan seperti


membersihkan sampah, bersihkan ruang kelas, wc juga seperti itu. Kalau
wc kan sudah ada jadwalnya hari ini kelas apa yang bersihkan besok
kelas berapa. Jadi itu kita sudah buatkan jadwal. Kalau perawatan berkala
itu belum. Karena itu tergantung dengan dana yang ada kita juga biasa
lakukan perawatan darurat misalnya itu tadi komputer, kalau ada kursi
atau meja siswa yang rusak dan harus segera diperbaiki. (Wawancara
DF F5, D2, P2, 09/03/2019)

Jawaban yang tidak jauh berbeda peneliti peroleh dari informan JP selaku wakil

kepala sekolah bidang sarana dan prasarana. Berikut hasil wawancaranya :

Kalau pekerjaan pemeliharaan yaa kan membersihkan itu termasuk juga


dalam pemeliharaan kan. Jadi contohnya setiap hari itu anak- anak kalau
pagi atau pas mau pulang mereka bersihkan kelas dulu jadi sapu lantai
kelas, bersihkan kaca, bersihkan halaman dan rapikan meja dengan kursi.
Disini itu kalau wc setiap hari pasti dibersihkan karena sudah ada jadwal
yang di buat. Jadi contohnya hari ini kelas 7 A,B, dan C besok kelas 7 D
dan E. Kalau ada bangku atau meja yang rusak dan masih bisa diperbaiki
ya kita perbaiki begitu. (Wawancara JP F5, D2, P2, 11/03/2019)

Berdasarakan hasil wawancara dari beberapa informan, dapat diketahui bahwa

ada beberapa bentuk pekerjaan pemeliharaan yang dilakukan terhadap sarana dan

prasarana yang sifatnya tahan lama di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja

seperti perawatan terus- menerus, perawatan berkala, dan perawatan darurat. Namun

kerap kali ada perawatan yang tidak dilakukan dikarenakan kurangnya biaya untuk

memperbaikinya. Jadi yang masih bisa diperbaiki itu yang yang diperbaiki. Jika

membutuhkan banyak biaya maka pihak sekolah mengajukan permohonan bantuan ke

Dinas.
80

6) Penggunaan Sarana dan Prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana

Toraja

Penggunaan sarana dan prasarana di sekolah merupakan tanggung jawab kepala

sekolah. Namun, kepala sekolah dapat melimpahkan pekerjaannya kepada wakil kepala

sekolah. Sarana dan prasarana yang kurang menjadi tanggung jawab sendiri bagi pihak

sekolah. Mereka harus mampu mengatur agar semua siswa bisa mendapatkan dan

merasakan hal yang sama. Penggunaan sarana dan prasarana pendidikan di SMP Negeri

2 Makale Kabupaten Tana Toraja diklasifikasikan berdasarkan habis tidaknya dipakai

yaitu sebagai berikut :

a) Penggunaan Sarana Habis Pakai

Penggunaan sarana yang sifatnya habis pakai harus digunakan secara maksimal.

Karena barang- barang tersebut hanya dapat digunakan satu kali atau beberapa kali

pemakaian saja. Barang habis pakai adalah barang-barang yang hanya bisa digunakan

satu kali pakai atau setelah digunakan maka kuantitasnya menjadi berkurang. Hal ini

mengandung arti bahwa benda itu tidak selalu harus habis tanpa meninggalkan bekas

setelah digunakan. Misalnya, tinta pena, setelah digunakan tintanya tetap ada, namun

jumlah/kuantitasnya telah berkurang. Barang-barang seperti ini tetap digolongkan ke

dalam barang habis pakai. Penggunaan sarana dilakukan sesuai dengan kebutuhan.

Berikut hasil wawancara dengan Ibu JP selaku wakil kepala sekolah bidang sarana dan

prasarana mengenai penggunaan sarana yang sifatnya habis pakai :

Kalau kertas, misalnya kalau RPP 1 orang 1 rim dengan catatan tidak
langsung di kasih 1 rim. Jadi setengah rim dipakai untuk semester 1 dan
81

setengahnya untuk semester 2. Jadi biasanya di drop 1 rim untuk 2 orang.


Baru kita tanda tangan semua karena itu ada bukunya, buku
pendistribusian barang. Untuk yang sarana lainnya seperti spidol, tinta
spidol itu digunakan sesuai dengan kebutuhan. Jadi kita kasih ke setiap
guru. Nah biasanya kalau ada spidol yang sudah rusak kan biasa ada yang
kering karena lupa ditutup atau apalah baru guru minta lagi ke saya.
Karena barang- barang yang sifatnya habis pakai itu saya yang simpan.
(Wawancara JP F6, D1, P1, 11/03/2019)

Untuk mengetahui apakah sarana dan prasarana yang ada di SMP Negeri 2

Makale Kabupaten Tana Toraja sudah digunakan secara optimal, maka peneliti

melakukan wawancara kebeberapa guru. Peneliti melakukan wawancara kepada Bapak

BC selaku guru di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja. Berikut hasil

wawancaranya :

Selain itu perlengkapan yang kita butuhkan selalu ada. Kalau kita
butuh misalnya spidol, kertas HVS, tinta, itu sudah disediakan. Jadi
kalau kita butuh tinggal hubungi wakasek sarana prasarana karena
beliau yang simpan. (Wawancara BC F6, D1, P3, 18/03/2019)

Berdasarakan hasil wawancara dari beberapa informan, dapat diketahui bahwa

penggunaan sarana dan prasarana yang sifatnya habis pakai digunakan sesuai dengan

kebutuhan. Apabila ada guru atau pegawai yang membutuhkan barang langsung

menghubungi wakasek sarana dan prasarana.

b) Penggunaan Sarana dan Prasarana Tahan Lama

Berbeda dengan sarana yang sifatnya habis pakai adapun cara penggunaan sarana

dan prasarana yang tahan lama di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja yaitu

dapat diketahui berdasarkan hasil wawancara dengan JP selaku wakil kepala sekolah

bidang sarana dan prasarana. Berikut hasil wawancaranya :


82

Karena ada beberapa sarana yang terbatas seperti LCD, jadi itu digunakan
oleh guru yang benar- benar memerlukan itu saat mengajar. Kalau untuk
yang kayak lab. itu tergantung masing- masing kepala labnya. Mereka
yang mengatur penggunaan ruangannya. Terus itu waktu datang bantuan
kursi jadi itu bantuan di drop saja di kelas supaya gampang
menghitungnya. Kan biasaya kalau ada pengawas yang datang mana itu
yang bantuan DAU sebanyak ini kami taro pak di ruangan ini dan
diruangan itu. Baru mereka masuk, mereka hitung. (Wawancara JP F6,
D1, P1, 11/03/2019)

Ada banyak cara yang dilakukan pihak sekolah agar sarana dan prasarana dapat

digunakan secara optimal dan merata oleh warga sekolah. Salah satunya yaitu dengan

cara membuat jadwal penggunaan sarana dan prasarana. Pembuatan jadwal sendiri

dilakukan oleh personel yang sesuai dengan keahlian pada bidangnya, misalnya kepala

lab. IPA, kepala perpustakaan, kepala lab. komputer meraka lah yang mendapat

tanggung jawab untuk membuat jadwal penggunaan. Hal tersebut peneliti ketahui dari

hasil wawancara dengan JP selaku wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana.

Berikut hasil wawancaranya :

Itu tergantung dia kepala- kepala labnya. Karena ada masing- masing
kepala lab. Jadi perpustakaan lain kepalanya, lab IPA lain kepalanya, lab
komputer lain juga kepalanya. Jadi mereka sudah dibagi- bagi dan itu
yang bertanggung jawab. Jadi kepala lab. itu yang atur jadwalnya. Hari ini
kelas ini yang masuk. Hari ini kelas itu yang masuk jadi seperti itu.
Kemudian mereka yang tau apa rusak, baik. (Wawancara JP F6, D2, P2,
11/03/2019)

Untuk mengetahui apakah sarana dan prasarana yang ada di SMP Negeri 2

Makale Kabupaten Tana Toraja sudah digunakan secara optimal, maka peneliti

melakukan wawancara kebeberapa guru dan siswa. Peneliti melakukan wawancara

kepada Bapak BC selaku guru di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja. Berikut

hasil wawancaranya :
83

Iya sudah digunakan sebagaimana mestinya. Contoh untuk komputer


bantuan baik dari pusat maupun dari pemerintah daerah itu kita sudah
gunakan. Misalnya untuk proses pembelajaran TIK, kemudian untuk
ujian nasional berbasis komputer, kemudian untuk uji kompetensi guru.
(Wawancara BC F6, D1, P3, 18/03/2019)

Jawaban yang tidak jauh berbeda peneliti peroleh dari informan Bapak LM

selaku guru di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja. Berikut hasil

wawancaranya :

Bukan kita malah ada yang mungkin lebih dari sebagaimana mestinya.
Maksudnya, karena sarana yang ada masih kurang. Kita masih mau lagi
sarana karena memang masih belum cukup sarana disini macam
lab.komputer kita tidak ada. Lab.komputer itu ruang kelas yang kita
pakai. Maka ruang kelas itu terpaksa kita pakai untuk lab. komputer.
Kalau dibilang apakah sudah cukup digunakan yaaa sudah lebih dari
cukup kita gunakan. Karena satu ruangan difungsikan untuk dua. Kita
sudah sangat gunakan secara maksimal kalau sarana. (Wawancara LM
F6, D1, P3, 19/03/2019)

Selanjutnya peneliti melakukan wawancara kepada AB selaku siswa di SMP

Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja. Sebelum memberikan pertanyaan terlebih

dahulu peneliti menjelaskan apa yang dimaksud dengan sarana dan prasarana. Berikut

hasil wawancaranya “Iaa kak sudah cuma biasa kayak di lab.komputer ndak cukup

komputernya jadi biasa itu satu komputer tak dua atau tiga orang disitu. Baru kalau lab.

IPA sekali-sekali ji”. (Wawancara AB F6, D1, P2, 22/03/2019)

Dan yang terakhir, peneliti melakukan wawancara dengan YZ selaku siswi di

SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja mengenai penggunaan sarana dan

prasarana yang ada di sekolah. Berikut hasil wawancaranya “Kalau yang itu kak iaa,

karena kan ada jadwalnya. Cuma tidak masuk terus sekali- sekali ji. Kelas 9 ji yang biasa

masuk sama kelas 7”. (Wawancara YZ ( F6, D1, P2, 22/03/2019)


84

Selain wawancara dan observasi, peneliti juga melakukan dokumentasi dengan

melihat secara langsung kegiatan pembelajaran yang ada di Lab. Komputer, melihat

siswa yang sedang membaca di taman baca pada jam istirahat, melihat langsung siswa

yang sedang belajar di perpustakaan, melihat siswa yang sedang berolahraga di lapangan

pada saat jam mata pelajaran PENJAS serta memanfaatkan kantin pada jam istirahat.

Dari beberapa jawaban informan dapat disimpulkan bahwa salah satu cara yang

dilakukan kepala sekolah agar semua warga sekolah dapat menggunakan sarana dan

prasarana dengan merata yaitu dengan cara memberikan tanggung jawab kepada masing-

masing kepala lab. untuk membuat jadwal penggunaan. Sarana dan prasarana sudah

digunakan sebagaimana mestinya walaupun masih ada beberapa yang kurang.

7) Penyimpanan Sarana dan Prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten

Tana Toraja

Penyimpanan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menampung hasil

pengadaan barang milik negara ( baik hasil pembelian, hadiah, hibah ) pada wadah/

tempat yang telah disediakan. Penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan di SMP

Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja diklasifikasikan berdasarkan habis tidaknya

dipakai yaitu sebagai berikut :

a) Penyimpanan Sarana Habis Pakai

Penyimpanan sarana habis pakai adalah kegiatan simpan menyimpan suatu

barang yang sifatnya habis pakai seperti alat tulis, kertas, tinta, dll dalam keadaan baru,

yang dapat dilakukan oleh seseorang atau beberapa orang yang ditunjuk atau ditugaskan.
85

Penyimpanan sarana dan prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja

dilakukan oleh tim sarana dan prasarana. Adapun tempat untuk meyimpan barang-

barang milik sekolah yang sifatnya habis pakai yaitu antara lain dilemari, ruang kepala

sekolah, ruang guru, ruang kelas, dan laboratorium. Hal ini sesuai dengan hasil

wawancara dengan JP selaku wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana. Berikut

hasil wawancaranya :

Kalau untuk menyimpan sarana dan prasarana misalnya untuk sarana dan
prasarana yang habis pakai macam itu spidol, tinta, kertas dan lainnya itu
disimpan dalam satu lemari. Untuk yang seperti media belajar itu
disimpan di lab. ada juga di perpustakaan. Terus sarana yang lain seperti
alat olah raga, alat dan bahan untuk ekskul juga kayak alat menyulam itu
disimpan dilemari juga. Jadi ada beberapa lemari yang dipakai untuk
menyimpan itu semua biar tidak berantakan. Jadi kalau mau dipakai kan
mudah dicari. (Wawancara JP F7, D1, P1, 11/03/2019)

Setiap sekolah memiliki cara tersendiri dalam menyimpan sarana dan prasarana

yang dimiliki. Hal ini dilakukan agar memudahkan orang- orang yang membutuhkan

dan dapat digunakan secara maksimal. Adapun cara penyimpanan sarana dan prasarana

yang dilakukan di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja sesuai dengan hasil

wawancara dengan JP selaku wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana. Berikut

hasil wawancaranya :

Kalau untuk cara penyimpanannya yaa kalau barang kita sudah terima
kita catat dulu. Baru kita liat ini barang mau ditaro dimana. Misalnya itu
kertas, spidol dan lainnya yang kebutuhan sehari- hari guru dan pegawai
itu disimpan dalam 1 lemari. Jadi saya yang pegang kuncinya. Kalau ada
yang butuh itu ya berhubungan dengan saya. Yang lain itu disimpan
dilemari yang ada di ruang guru.
(Wawancara JP F7, D2, P1, 11/03/2019)
86

Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa proses penyimpanan

sarana habis pakai di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja yaitu dilakukan

dengan cara meyimpan hasil pengadaan barang baik itu hasil pembelian, hibah, maupun

hadiah pada tempat yang telah disediakan. Adapun tempat yang digunakan untuk

menyimpan barang tersebut seperti dilemari, ruang kepala sekolah, ruang guru,

perpustakaan, dan laboratorium.

b) Penyimpanan Sarana dan Prasarana Tahan Lama

Penyimpanan sarana dan prasarana tahan lama merupakan kegiatan simpan

menyimpan suatu barang yang sifatnya tahan lama baik berupa perabot, barang

elektronik dalam keadaan baru, maupun rusak yang dapat dilakukan oleh seseorang atau

beberapa orang yang ditunjuk atau ditugaskan. Penyimpanan sarana dan prasarana tahan

lama di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja dilakukan oleh tim sarana dan

prasarana. Adapun tempat untuk meyimpan barang- barang milik sekolah yaitu antara

lain langsung didistribusikan ke ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang kelas,

laboratorium, perpustakaan, dan gudang. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan

JP selaku wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana. Berikut hasil

wawancaranya:

Sarana yang lain seperti LCD itu disimpan juga dilemari tersendiri
diruangannya kepala sekolah, alat olah raga, alat dan bahan untuk ekskul
juga kayak alat menyulam itu disimpan dilemari juga. Jadi ada beberapa
lemari yang dipakai untuk menyimpan itu semua biar tidak berantakan.
Sarana seperti meja dan kursi itu kalau ada yang masuk setelah di
inventarisasi langsung kita drop keruang kelas yang membutuhkan.
Biasanya kalau yang masuk itu dalam jumlah banyak kita langsung drop
ke kelas yang sama. Biar nanti kita mudah hitung, kita mudah kontrol.
Nah untuk komputer kita langsung simpan diruang lab. komputer. Terus
87

kalau untuk yang barang- barang yang sudah tidak bisa lagi kita gunakan
itu disimpan di gudang. Hanya saja gudang yang kita punya itu kecil jadi
ya. (Wawancara JP F7, D1, P1, 11/03/2019)

Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa proses penyimpanan

sarana dan prasarana yang siifatnya tahan lama di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten

Tana Toraja yaitu dilakukan dengan cara menginventarisasi barang yang baru masuk.

Setelah itu ditentukan dimana sarana terebut akan disimpan. Misalnya kursi dan meja

yang baru langsung di drop ke kelas, komputer di laboratorium komputer. Dan untuk

sarana dan prasara yang sudah tidak layak digunakan disimpan di gudang tertentu.

8) Penghapusan Sarana dan Prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten

Tana Toraja

Penghapusan sarana dan prasarana merupakan kegiatan pembebasan sarana dan

prasarana dari pertanggungjawaban. Penghapusan sarana dan prasarana dilakukan

berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku. Penghapusan sarana dan

prasarana pendidikan di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja diklasifikasikan

berdasarkan habis tidaknya dipakai yaitu sebagai berikut :

a) Penghapusan Sarana Habis Pakai

Penghapusan sarana habis pakai dilakukan dengan cara saat barang tersebut telah

didistribusikan atau telah digunakan oleh orang yang membutuhkan. Tidak harus

melewati proses seperti pada penghapusan sarana dan prasara yang sifatnya tahan lama.

Hal ini berdasarkan hasil wawancara dengan DF selaku kepala sekolah di SMP Negeri 2

Makale Kabupaten Tana Toraja. Berikut hasil wawancaranya :


88

Untuk proses penghapusan sarana dan prasarana sendiri itu kita


melakukan sesuai dengan aturan yang ada. nah kalau untuk barang
habis pakai saya rasa itu tidak dilakukan peghapusan khusus ya tidak
seperti barang yang tahan lama. Jadi kalau ada yang sudah gunakan
berarti saat itu juga sudah dihapus.
(Wawancara DF F6, D2, P2, 09/03/2019)

Hal tersebut senada dengan hasil wawancara Ibu JP selaku wakasek bidang

sarana dan prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja. Berikut hasil

wawancaranya:

Kalau untuk barang- barang habis pakai ya menurut saya tidak lagi
harus kita hapuskan seperti meja dan kursi. Karena itu kan kita pake
cuma satu atau beberapa kali saja. Jadi kalau kita sudah salurkan kan
itu ada pencatatannya jadi itu nanti yang kita laporkan. Kalau sudah
ada yang pakai berarti pada saat itu juga bisa dibilang sudah dihapus.
(Wawancara JP F6, D2, P2, 11/03/2019)

Dari beberapa hasil wawancara tesebut dapat di ketahui bahwa penghapusan

sarana habis pakai dilakukan dengan cara apabila barang sudah didistribusikan atau

digunakan oleh seseorang maka barang tersebut berarti juga telah dihapus karena

mengingat sifatnya yang habis pakai dan hanya dapat digunakan satu kali atau beberapa

kali saja.

b) Penghapusan Sarana dan Prasarana Tahan Lama

Penghapusan sarana dan prasarana tahan lama merupakan proses kegiatan yang

bertujuan untuk mengeluarkan/menghilangkan sarana dan prasarana dari daftar

inventaris, kerena sarana dan prasarana tersebut sudah dianggap tidak berfungsi

sebagaimana yang diharapkan terutama untuk kepentingan pelaksanaan pembelajaran

di sekolah. Penghapusan sarana dan prasarana tidaklah mudah. Terkadang sekolah harus

menyimpan barang- barang yang tidak lagi berguna dalam kurun waktu yang lama. Hal
89

itu dilakukan karena pemerintah akan memeriksa barang tersebut. Salah satu syarat

penghapusan sarana dan prasarana yaitu dalam keadaan rusak berat atau membutuhkan

biaya yang banyak apabila mau diperbaiki. Adapun hasil wawancara dengan DF selaku

kepala sekolah terkait dengan syarat- syarat penghapusan sarana dan prasarana. Berikut

hasil wawancaranya :

Jadi barang yang tidak dipakai kami simpan dulu di sana. Karena juga kan
tidak boleh langsung di hilangkan itu. Jadi barang yang lama itu tetap ada.
Syarat penghapusannya yaitu kalau memang sudah tidak layak. Misalnya
komputer yang memang ndak bisa di service ya sudah tidak bisa diapa-
apakan lagi dan mahal juga ini nya jadi kami ndak pakai. (Wawancara
DF F6, D1, P1, 09/03/2019)

Jawaban yang tidak jauh berbeda peneliti peroleh dari JP selaku wakil kepala

sekolah bidang sarana dan prasarana. Berikut hasil wawancaranya ”Sesuai dengan aturan

yang ada. Yang masih bisa di pakai. Jadi, yang rusak itu dikumpul karena biasa

datang.pengawas mana yang rusaknya ini ada gudangnya”. (Wawancara JP F6, D1, P1,

11/03/2019)

Setelah mengetahui syarat untuk penghapusan sarana dan prasarana ada beberapa

tata cara penghapusan sarana dan prasarana salah satunya yaitu kepala sekolah

mengusulkan penghapusan kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota setempat

yang dilampiri daftar barang yang akan di hapus. Apa bila pihak Dinas tak kunjung

datang ke sekolah untuk menghapus barang tersebut maka pihak sekolah wajib

menyimpan barang tesebut. Hal ini dapat diketahui berdasarkan hasil wawancara dengan

DF selaku Kepala Sekolah. Berikut hasil wawancaranya :

Yaa ini pernah kami mau menghapus tapi dilarang sama Dinas. Karena
memang katanya sampai 25 tahun masih dicari itu barang ya termasuk
90

buku- buku yang diperpustakaan yang sebenarnya menurut kami sudah


tidak layak itu. Terpaksa kami masih simpan diperpustakaan itu. Dan
sebenarnya kami sudah akan menghapusnya itu tapi dari Dinas
mengatakan jangan sampai batas 25 tahun itu masih dicari barangnya.
Akhirnya kami masih menyimpan di tempatnya yang sama itu. Kecuali
komputer kami sudah ada tempatkan tersendiri yang sudah ga terpakai itu.
(Wawancara DF F6, D2, P2, 09/03/2019)

Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan JP selaku Wakil Kepala

Sekolah Bidang Sarana dan Prasara mengenai proses penghapusan sarana dan prasarana.

Berikut hasil wawancaranya “Jadi barang- barang yang sudah rusak itu kita kumpul di

gudang. Karena kita mau hapuskan langsung na tidak bisa karena itu nanti di cari terus.

Jadi kita melapor ke Dinas untuk penghapusannya”. (Wawancara JP F6, D2, P2,

11/03/2019)

Dari beberapa hasil wawancara tesebut dapat di ketahui bahwa penghapusan

sarana dan prasarana tahan lama dilakukan berdasarkan peraturan yang berlaku. Adapun

tata cara penghapusannya yaitu Kepala Sekolah mengusulkan penghapusan kepada

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota setempat yang dilampiri daftar barang yang

akan dihapus. Apa bila pihak Dinas tak kunjung datang maka pihak sekolah harus

menyimpan barang tersebut di tempat tersendiri.

b. Faktor Pendukung Manajemen Sarana dan Prasarana di SMP Negeri 2

Makale Kabupaten Tana Toraja

Secara umum, manajemen sarana dan prasarana berperan penting dalam proses

belajar mengajar terutama dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. Untuk itu

keberadaan sarana dan prasarana di sekolah hendaknya dikelola dengan sungguh-


91

sungguh agar senantiasa selalu siap pakai guna membantu tercapainya tujuan pendidikan

yang telah ditetapkan. Adapun faktor pendukung dalam manajemen sarana dan prasarana

di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja yaitu sesuai dengan hasil wawancara

DF selaku kepala sekolah. Berikut hasil wawancaranya :

Faktor pendukung itu pasti ada yaaa. Kalau untuk yang berkaitan dengan
manajemen sarana dan prasarana itu sendiri salah satu faktor
pendukungnya yaitu pertama di dana. Selain itu saya juga sudah bentuk
itu tadi tim khusus sarana dan prasarana jadi sudah ada yang bertugas
untuk mengatur itu semua. Selain itu guru- guru, pegawai dan semua
siswa hampir membantu dalam pengelolaan sarana dan prasarana seperti
adanya kesadaran siswa dalam membersihkan ataupun menjaga,
memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada dengan baik. (Wawancara
DF F9, D1, P1, 08/03/2019)

Dari hasil wawancara tersebut maka dapat diuraikan mengenai faktor pendukung

manajemen sarana dan prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja.

Beikut uraiannya :

1) Dana/ Biaya

Dana atau biaya memegang peran penting dalam hal manajemen sarana dan

prasarana. Karena dana merupakan faktor pendukung utama dalam pengadaan sarana dan

prasarana baik itu sarana yang bersifat habis pakai maupun sarana prasarana yang bersifat

tahan lama. Tanpa dana/biaya yang cukup maka segala hal yang berkaitan dengan sarana

dan prasarana tidak akan terpenuhi secara maksimal. Berikut hasil wawancara dengan DF

selaku kepala SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja:

Yaaa kalau menurut saya salah satu faktor pendukung itu dana. Karena
dana merupakan suply terpenting dalam hal pembangunan sekolah dan
juga pengadaan sarana dan prasarana yang lebih memadai untuk
penunjang pendidikan siswa di sekolah ini. Sampai saat ini pun bisa
dibilang dana yang ada itu masih terbatas. Kita masih kekurangan
92

beberapa prasarana yang harusnya itu ada. (Wawancara DF F9, D1, P1,
08/03/2019)

Hal senada diungkapkan oleh JP selaku wakil kepala sekolah bidang sarana dan

prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja. Berikut hasil

wawancaranya:

Faktor pendukung yaa, kalau menurut saya pastinya itu dana. Karena
semua kebutuhan pasti butuh dana. Kan begitu. Kalau tidak ada dana yaa
bagaimana caranya kita mau membeli atau mengadakan sarana dan
prasarana yang kita butuhkan. (Wawancara JP F9, D1, P1, 11/03/2019)

Dari beberapa hasil wawancara di atas maka dapat diketahui bahwa dana/ biaya

merupakan faktor pendukung utama dalam manajemen sarana dan prasarana. Hal ini

dikarenakan sebagian besar pengadaan sarana dan prasarana dilakukan dengan cara

membeli.

2) Adanya Tim Sarana dan Prasarana

Tim sarana dan prasarana merupakan sekelompok orang yang ditugaskan untuk

mengelolah sarana dan prasarana yang ada di sekolah. Tim sarana dan prasarana yang

ada di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja terdiri dari ketua ( wakil kepala

sekolah bidang sarana dan prasarana), sekretaris, dan 2 anggotanya. Hal ini sesuai hasil

wawancara dengan DF selaku kepala sekolah bidang sarana dan prasarana. Berikut hasil

wawancaranya “Iya namanya tim sarana dan prasarana. Itu di SK kan, jadi ada

ketuanya, sekretaris, dan anggotanya “ (Wawancara DF F1, D1, P3, 09/03/2019)

Tim sarana dan prasarana menjadi salah satu faktor pendukung manajemen

sarana dan prasarana karena dengan adanya tim seperti ini maka sarana dan prasarana

dapat dikelola dengan baik. Sarana dan prasarana dapat digunakan semaksimal mungkin.
93

Semua siswa/ siswi dapat menggunakan sarana dan prasarana yang ada tanpa ada lagi

yang merasa dibeda- bedakan. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan DF

selaku kepala sekolah di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja. Berikut

hasil wawancaranya :

Jadi sebenarnya tim sarana dan prasarana itu baru yaa. Jadi saya baru
setahun lebih menjadi kepala sekolah. Yang sebelumnya tidak ada
yang namanya tim sarana dan prasarana. Jadi tim ini baru saja saya
bentuk. Dengan terbentuknya tim ini saya harap sarana dan prasarana
dapat terkelola dengan baik dan bisa lebih mudah ditinjau.
(Wawancara DF F1, D1, P3, 09/03/2019)

Dengan begitu orang- orang yang tergabung dalam tim sarana dan prasarana tentu

mendapat tugas tambahan yang tidaklah mudah. Mereka harus mampu bekerja sama

dengan baik. Berikut wawancara dengan JP selaku wakil kepala sekolah bidang sarana

dan prasarana sekaligus merupakan ketua dari tim sarana dan prasarana. Berikut hasil

wawancaranya :

Namanya juga tim. Jadi pasti ada saja kendala yang kita temui. Tim
sarana dan prasarana ini sendiri juga baru dibentuk. Kemarin- kemarin itu
belum ada. Saya pribadi selaku ketua harus banyak belajar dalam hal
pengelolaan sarana dan prasarana. Karena ini mencakup bagaimana agar
sarana dan prasarana dapat digunakan secarana maksimal. Semua warga
sekolah bisa mendapatkan dan merasakan hal yang sama. Selain itu ada
pembukuan yang harus kita kerjakan untuk pertanggung jawabannya.
(Wawancara JP F9, D1, P1, 11/03/2019)

Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor lain yang

mendukung manajemen sarana dan prasarana yaitu adanya tim sarana dan prasarana.

Karena dengan adanya tim ini diharapkan sarana dan prasarana yang ada dapat dikelola

dengan baik, semua dapat menggunakan sarana dan prasarana yang ada.
94

c. Faktor Penghambat Manajemen Sarana dan Prasarana di SMP Negeri 2

Makale Kabupaten Tana Toraja

Faktor penghambat atau kendala yang dihadapi dalam manajemen sarana dan

prasarana seperti yang disampaikan oleh DF selaku kepala sekolah SMP Negeri 2

Makale Kabupaten Tana Toraja yang mengatakan bahwa salah faktor penghambat utama

yang dialami yaitu terbatasnya dana. Berikut kutipan wawancaranya :

Kalau untuk faktor penghambat sendiri itu paling pertama di dana yaaa.
Seperti ini kita masih kekurangan beberapa ruangan seperti ruang kelas
sebenarnya itu masih kurang. Kita juga disini belum punya aula jadi kalau
ada pertemuan kita pakai ruang kelas dan itu kadang mengganggu proses
belajar siswa. (Wawancara DF F10, D1, P1, 08/03/2019)

Pernyataan yang senada juga diungkapkan oleh JP selaku wakil kepala sekolah

bidang sarana dan prasarana mengenai faktor penghambat manajemen sarana dan

prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja. Berikut hasil

wawancaranya:

Faktor penghambat sendiri kalau menurut saya itu dana yang ada masih
terbatas. Jadi kalau ada yang kita butuhkan biasa harus menunggu dulu.
Selain itu saya sendiri sebagai wakasek sarpras kan baru jadi harus
banyak belajar harus tau bagaimana bisa mengelola sarana dan prasarana
yang ada dengan baik dan tepat. (Wawancara JP F10, D1, P1,
11/03/2019 )

Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak sekolah mengenai faktor penghambat

manajemen sarana dan prasarana, SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja

memliki beberapa faktor penghambat yaitu dana yang ada terbatas, serta masih

kekurangan beberapa ruangan seperti ruang kelas yang masih kurang dan belum ada aula.
95

B. Pembahasan

Berdasakan hasil penelitian yang telah dilakukan melalui observasi, wawancara

dan dokumentasi, peneliti akan membahas hasil temuan di lapangan mengenai

manajemen sarana dan prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja,

meliputi :

1. Manajemen Sarana dan Prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana

Toraja

Berdasakan hasil penelitian yang telah dilakukan melalui observasi, wawancara

dan dokumentasi, peneliti akan membahas hasil temuan di lapangan mengenai

manajemen sarana dan prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja yang

diklasifikasikan berdasarkan habis tidaknya dipakai. Berikut pembahasannya :

a. Perencanaan Sarana dan Prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten

Tana Toraja

Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan adalah langkah awal dalam

manajemen sarana dan prasarana pendidikan. Perencanaan sarana dan prasarana

pendidikan merupakan persiapan kegiatan pengadaan melalui serangkaian proses dengan

perhitungan yang matang. Proses perencanaan sarana dan prasarana pendidikan

dilakukan agar kebutuhan sarana dan prasarana dapat terpenuhi secara efektif dan efisien.

Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana

Toraja diklasifikasikan berdasarkan habis tidaknya dipakai yaitu sebagai berikut :


96

1) Perencanaan Sarana Habis Pakai

Dari hasil penelitian diketahui bahwa tahap awal dalam perencanaan sarana habis

pakai yang dilakukan di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja yaitu

mengadakan rapat yang dihadiri oleh Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, guru,

pegawai, dan staff. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Barnawi ( 2014 : 51 ) yang

mengemukakan bahwa “proses ini hendaknya melibatkan unsur- unsur penting di

sekolah, seperti kepala sekolah dan wakilnya, dewan guru, kepala tata usaha, dan

bendahara serta komite sekolah”. Perencanaan sarana habis pakai menyangkut

kebutuhan- kebutuhan guru dan pegawai dalam proses pembelajaran. Seperti spidol,

kertas, tinta spidol, tinta print, dan lainnya.

Dalam rapat tersebut semua mempunyai kesempatan yang sama untuk

memberikan masukan. Dari masukan itulah kemudian disusun daftar kebutuhan. Berapa

banyak yang guru dan pegawai butuhkan selama proses pembelajaran setiap tahun ajaran

baru. Setelah ditentukan kemudian dimasukkan di RKAS (Rencana Kegiatan Anggaran

Sekolah). Setelah itu kemudian Kepala Sekolah mengadakan pertemuan dengan komite

sekolah. Apakah rencana tersebut sudah disetujui ataukah ada yang mau ditambahkan.

Ketika komite sudah menyetujui itu maka RKAS tersebut ditanda tangani oleh Kepala

Sekolah dan Komite Sekolah.

2) Perencanaan Sarana dan Prasarana Tahan Lama

Pada dasarnya tidak ada yang terlalu membedakan antara perencanaan sarana

yang sifatnya habis pakai dan sarana prasarana yang sifatnya tahan lama. Karena kedua

perencanaan ini dilakukan bersamaan. Perencanaan sarana dan prasarana tahan lama
97

menyangkut perencanaan meja, kursi, lemari, dll. Sama halnya dengan perencanan sarana

habis pakai, perencanaan sarana dan prasarana tahan lama dihadiri oleh Kepala Sekolah,

Wakil Kepala Sekolah, guru, pegawai, dan staff. Hal tersebut sejalan dengan pendapat

Barnawi ( 2014 : 51 ) yang mengemukakan bahwa “proses ini hendaknya melibatkan

unsur- unsur penting di sekolah, seperti kepala sekolah dan wakilnya, dewan guru, kepala

tata usaha, dan bendahara serta komite sekolah”.

Namun, tidak semua masukan tersebut bisa diadakan mengingat anggaran dana

yang terbatas. Kepala sekolah beserta tim sarana dan prasarana kemudian menyusunnya

berdasarkan skala prioritas dengan mempertimbangkan dana yang ada. Hal ini sesuai

dengan Barnawi (2014:55) “langkah ketiga ialah menetapkan skala prioritas yang

ditetapkan berdasarkan dana yang tersedia dan urgensi kebutuhan”. Jangan sampai

sekolah menggunakan dana yang tersedia untuk pengadaan perlengkapan yang

sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan. Setelah ditentukan kemudian dimasukkan di RKAS

(Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah). Setelah itu kemudian Kepala Sekolah

mengadakan pertemuan dengan komite sekolah. Apakah rencana tersebut sudah disetujui

ataukah ada yang mau ditambahkan. Ketika komite sudah menyetujui itu maka RKAS

tersebut ditanda tangani oleh Kepala Sekolah dan Komite Sekolah.

b. Pengadaan Sarana dan Prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana

Toraja

Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dilakukan setelah rangkaian proses

perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana. Pengadaan merupakan serangkaian


98

kegiatan menyediakan berbaga jenis sarana dan prasarana pendidikan sesuai dengan

kebutuhan untuk mencapai tujuan pendidikan. Kebutuhan sarana dan prasarana dapat

berkaitan dengan jenis dan spesifikasi, jumlah, waktu, tempat, dan harga serta sumber

yang dapat dipertanggungjawabkan. Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di SMP

Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja diklasifikasikan berdasarkan habis tidaknya

dipakai yaitu sebagai berikut :

1) Pengadaan Sarana Habis Pakai

Penetapan pengadaan sarana habis pakai di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten

Tana Toraja berdasarkan hasil kesepakatan saat melakukan rapat perencanaan.

Pengadaan sarana habis pakai diadakan dengan cara membeli. Hal tersebut sesuai dengan

Matin (2016:22) “beberapa cara pengadaan sarana dan prasarana pendidikan yaitu (1)

membeli, (2) membuat sendiri, (3) bantuan atau hibah, (4) menyewa, (5) meminjam, (6)

mendaur ulanf, (7) menukar, (8) memperbaiki atau merekonstruksi kembali”. Pengadaan

sarana habis pakai dilakukan setiap triwulan. Setelah pihak sekolah mengetahui kapan

dana yang akan digunakan itu cair maka pihak sekolah langsung menghubungi toko

untuk menanyakan harga barang yang dibutuhkan.

2) Pengadaan Sarana dan Prasarana Tahan Lama

Pengadaan sarana dan prasarana tahan lama di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten

Tana Toraja dilakukan berdasarkan skala prioritas kebutuhan sesuai kesepakatan saat

melakukan rapat perencanaan. Pengadaan sarana dan prasarana tahan lama hampir

semuanya diadakan dengan cara membeli. Adapun strategi lain yang dilakukan yaitu

dengan cara mendaur ulang, berupa bantuan dan perbaikan.


99

Adapun prosedur lain yang dilakukan dalam pengadaan sarana dan prasarana

tahan lama di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja yaitu melalui

MUSRENBANG (Musyawarah Rencana Pembangunan). Dalam MUSRENBANG yang

diselenggarakan ditingkat Kecamatan tersebut semua instansi- instansi yang hadir diberi

kesempatan untuk mengemukakan apa saja kebutuhan- kebutuhan meraka yang nantinya

akan dicatat. Melalui MUSRENBANG tersebut SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana

Toraja sudah mendapatkan 128 pasang meja dan kursi dan beberapa mebeler. Cara lain

yang dilakukan oleh Kepala Sekolah dalam pengadaan sarana dan prasarana yaitu dengan

cara langsung ke Dinas Pendidikan untuk menyampaikan apa- apa saja kebutuhan

sekolah. Adapun dana yang digunakan dalam pengadaan sarana dan prasarana di SMP

Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja yaitu dari dana BOS. Selain itu ada juga dana

lain dari sekolah seperti dana bantuan dari koperasi sekolah, dari kantin, dan dana yang

didapatkan siswa saat mengikuti lomba dan mendapat juara. Walaupun jumlahnya hanya

sedikit tapi dapat menutupi kebutuhan dalam skala kecil. Seperti digunakan untuk

perbaikan lapangan, dan membeli peralatan dan perlengkapan untuk ekstrakulikuler.

c. Penyaluran Sarana dan Prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten

Tana Toraja

Penyaluran atau pendistribusian merupakan kegiatan yang menyangkut

pemindahan barang dan tanggung jawab dari instansi atau pemegang yang satu kepada

instansi atau pemegang yang lain. Dalam lingkungan yang sempit seperti sekolah, maka

kegiatan ini dapat berwujud penyaluran atau kegiatan membagi atau mengeluarkan

barang sesuai dengan kebutuhan guru maupun pegawai untuk menunjang proses
100

pembelajaran dan perkantoran. Menurut Matin (2016:48) “penyaluran sarana dan

prasarana meliputi tiga kegiatan pokok yaitu penyusunan alokasi, pengiriman, dan

penyaluran”. Penyaluran sarana dan prasarana pendidikan di SMP Negeri 2 Makale

Kabupaten Tana Toraja diklasifikasikan berdasarkan habis tidaknya dipakai yaitu sebagai

berikut :

1) Penyaluran Sarana Habis Pakai

Proses penyaluran sarana habis pakai yang dilakukan di SMP Negeri 2 Makale

Kabupaten Tana Toraja yaitu dengan cara pertama tim sarana dan prasarana memeriksa

barang yang baru untuk memastikan semua barang tersebut dalam keadaan baik dan

jumlahnya sama dengan yang dipesan. Setelah itu sekretaris tim tersebut mencatat barang

apa saja yang ada dan berapa jumlahnya. Sarana habis pakai disalurkan dengan cara tidak

langsung. Dimana barang yang sudah diperiksa dan dicatat disimpan terlebih dahulu

ditempat yang telah ditentukan. Apa bila ada guru atau pegawai yang membutuhkan

langsung menghubungi wakasek sarana dan prasarana untuk mendapatkan apa yang

mereka butuhkan.

2) Penyaluran Sarana dan Prasarana Tahan Lama

Proses penyaluran sarana dan prasarana tahan lama yang dilakukan di SMP

Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja yaitu dengan cara pertama tim sarana dan

prasarana memeriksa barang yang baru untuk memastikan semua barang tersebut dalam

keadaan baik. Setelah itu sekretaris tim tersebut mencatat/ menginventarisasi barang.

Dalam pendistribusian barang dilakukan dengan cara langsung. Dimana barang yang

masuk setelah diperiksa dan diinventarisasi langsung didistribusikan kebagian- bagian


101

sekolah yang membutuhkan tanpa melalui proses penyimpanan terlebih dahulu. Seperti

misalnya bantuan meja dan kursi yang didapatkan oleh sekolah langsung didistribusikan

ke ruang kelas yang membutuhkan.

Dalam kaitan dengan perihal di atas, penyusunan alokasi pendistribusian telah

dilaksanakan guna untuk menghindari pemborosan, dan lebih mudah di kontrol setiap

saat. Penyusunan alokasi pendistribusian sudah dilakukan pada saat rapat untuk

perencaan sarana dan prasarana. Sehingga barang- barang yang diterima sekolah dapat

disalurkan sesuai dengan kebutuhan setiap bagian dengan melihat kondisi, kualitas serta

kuantitas barang yang ada. Hal ini sesuai dengan Bafadal (2014) dalam pendistribusian

barang perlu diatur lebih lanjut untuk memudahkan pengawasan dan

pertanggungjawabannya, apabila pendistribusiannya tidak diatur dengan baik maka

pengelola perlengkapan sekolah akan mengalamai kesulitan dalam membuat laporan

pertanggungjawabannya.

d. Inventarisasi Sarana dan Prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten

Tana Toraja

Inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan dilakukan agar sarana dan

prasarana yang dimiliki dapat diketahui secara tertulis mengenai jumlah, jenis barang,

kualitas, tahun, merek/ukuran, dan harga- harga yang ada di sekolah. Inventarisasi sarana

dan prasarana pendidikan di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja

diklasifikasikan berdasarkan habis tidaknya dipakai yaitu sebagai berikut :


102

1) Inventarisasi Sarana Habis Pakai

Inventarisasi sarana yang habis dilakukan dengan cara mencatat semua barang

yang masuk tanpa memberikan kode barang. Inventarisasi dilakukan dengan cara

mencatat nama barang dan berapa jumlahnya.

2) Inventarisasi Sarana dan Prasarana Tahan Lama

Proses inventarisasi yang dilakukan di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana

Toraja sebelumnya tidak dilakukan pencatatan ke dalam buku. Namun, semuanya

langsung di input. SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja saat ini dipimpin oleh

Kepala Sekolah yang baru sehingga pengelola sarana dan prasarana yang ada juga baru

dibentuk dan diberi nama tim sarana dan prasarana. Tim sarana dan prasarana saat ini

mulai melakukan pembuatan buku inventarisasi. Hal ini dibuktikan buku tersebut baru

terisi beberapa catatan mengenai sarana dan prasarana yang ada. Yang bertugas

melakukan inventarisasi sarana dan prasarana yaitu sekretaris dari tim sarana dan

prasarana.

Inventarisasi sarana dan prasarana tahan lama di SMP Negeri 2 Makale

Kabupaten Tana Toraja saat ini sudah mulai dilakukan sesuai dengan teori. Proses yang

dilakukan yaitu pada tahap pendataan sarana dan prasarana yang dimiliki. Dilakukan

klasifikasi dan pengkodean terhadap sarana dan prasarana kemudian dicatat kedalam

buku inventarisasi. Adapun sarana dan prasarana yang tergolong non inventarisasi

dibuatkan buku distribusi barang. Agar barang yang keluar bisa dipertanggungjawabkan.

Hal ini dilakukan agar nantinya mempermudah membuat laporan yang akan di berikan

ke Dinas Pendidikan. Hal tesebut sesuai dengan Barnawi (2014) yaitu dalam kegiatan
103

inventarisasi, yang harus dilakukan pengelola sarana dan prasarana antara lain mencatat

semua barang inventarisasi, memberikan koding pada barang- barang yang

diinventarisasikan, serta membuat laporan inventarisasi.

e. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten

Tana Toraja

Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan adalah upaya yang dilakukan agar

sarana dan prasarana dapat digunakan sewaktu-waktu dibutuhkan dengan kondisi baik.

Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan sangat penting karena mempengaruhi

kegiatan belajar mengajar agar dapat berjalan dengan optimal sesuai tujuan yang telah

ditetapkan. Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di SMP Negeri 2 Makale

Kabupaten Tana Toraja diklasifikasikan berdasarkan habis tidaknya dipakai yaitu sebagai

berikut :

1) Pemeliharaan Sarana Habis Pakai

Pemeliharaan sarana dan prasarana habis pakai merupakan kegiatan untuk

melaksanakan pengurusan dan pengaturan agar semua sarana dan prasarana selalu dalam

keadaan baik dan siap untuk digunakan. Pemeliharaan barang yang sifatnya habis pakai

sendiri itu terkait bagaimana kita menyimpan barang tersebut sebelum ada yang

menggunakan. Barang tersebut harus benar- benar disimpan ditempat yang baik.

2) Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Tahan Lama

Pemeliharaan sarana dan prasarana tahan lama yang dilakukan di SMP Negeri 2

Makale Kabupaten Tana Toraja antara lain melakukan perawatan terus- menerus seperti

membersihkan ruang kelas, halaman, menyiram tanaman, membersihkan meja, kursi, dan
104

wc. Adapun untuk pemeliharaan seperti lab dan perpustakaan itu menjadi tanggung

jawab bagi setiap pengelolanya.

Perawatan lain yang dilakukan yaitu perawatan darurat seperti memperbaiki meja

dan kursi yang rusak yang dikhawatirkan akan berbahaya terhadap siswa apabila itu tidak

segera diperbaiki. Senada dengan hal itu Matin (2016:94) “perawatan darurat dilakukan

terhadap kerusakan yang tidak terduga sebelumnya dan berbahaya/ merugikan apabila

tidak diantisipasi secepatnya”. Tapi jika kursi dan meja tersebut tidak terlalu parah maka

biasanya pihak sekolah menunggu sampai tahun ajaran baru. Terkadang pihak sekolah

ingin melakukan perbaikan dan pemeliharaan namun terkendala dengan biaya. Sehingga

harus menunggu pencairan dana berikutnya. Pemeliharaan lainpun biasa dilakukan apa

bila barang yang rusak tersebut sudah mau digunakan. SMP Negeri 2 Makale Kabupaten

Tana Toraja merupakan salah satu sekolah adiwiyata. Yang tentunya memiliki banyak

tugas dalam hal pemeliharaan. Untuk itu setiap hari jumat semua guru, pegawai dan

siswa melakukan kerja bakti.

f. Penggunaan Sarana dan Prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten

Tana Toraja

Penggunaan sarana dan prasarana merupakan kegiatan pemanfaatan sarana dan

prasarana pendidikan untuk mendukung proses pendidikan demi mencapai tujuan

pendidikan. Menurut Depdiknas (2008:42) “yang harus diperhatikan dalam pemakaian

perlengkapan pendidikan, yaitu prinsip efektivitas dan efisiensi”. Penggunaan sarana dan

prasarana di sekolah merupakan tanggung jawab kepala sekolah. Namun, kepala sekolah

dapat melimpahkan pekerjaannya kepada wakil kepala sekolah. Penggunaan sarana dan
105

prasarana pendidikan di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja diklasifikasikan

berdasarkan habis tidaknya dipakai yaitu sebagai berikut :

1) Penggunaan Sarana Habis Pakai

Penggunaan sarana yang sifatnya habis pakai harus digunakan secara maksimal.

Karena barang- barang tersebut hanya dapat digunakan satu kali atau beberapa kali

pemakaian saja. Barang habis pakai adalah barang-barang yang hanya bisa digunakan

satu kali pakai atau setelah digunakan maka kuantitasnya menjadi berkurang.

Penggunaan sarana yang sifatnya habis pakai di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana

Toraja digunakan sesuai dengan kebutuhan. Apabila ada guru atau pegawai yang

membutuhkan barang langsung menghubungi wakasek sarana dan prasarana.

2) Penggunaan Sarana dan Prasarana Tahan Lama

Penggunaan sarana dan prasarana tahan lama di SMP Negeri 2 Makale

Kabupaten Tana Toraja sudah digunakan sebagaimana mestinya walaupun masih

kekurangan beberapa sarana dan prasarana lainnya seperti belum adanya ruang kelas

khusus untuk agama Islam dan Katolik. Jadi saat belajar kadang memanfaatkan ruang

BK atau ruang recycle. Adapun sarana dan prasarana lain yang belum ada di SMP Negeri

2 Makale Kabupaten Tana Toraja yaitu belum adanya aula. Jadi kerap kali ruangan kelas

digunakan untuk rapat atau pertemuan- pertemuan yang menyebabkan terganggunya

proses belajar mengajar. Buku- buku pelajaran yang ada diperpustakaan juga sangat

terbatas dan masih banyak buku yang sepertinya sudah harus diganti. LCD sebagai salah

satu sarana yang dapat membantu guru pada saat mengajar jumlahnya juga sangat

terbatas sehingga setiap tahunnya selalu dianggarkan untuk diadakan.


106

Dengan adanya sarana dan prasarana yang masih kurang kadang siswa merasa

dibeda- bedakan. Misalnya ada beberapa ruang kelas yang menggunakan meja dan kursi

yang baru sedangkan di kelas lain sudah banyak meja dan kursi yang harus diperbaiki

sehingga siswa merasa bahwa mereka dibeda- bedakan. Pada saat melakukan observasi

awal peneliti mendapatkan data bahwa jumlah kelas yang ada di SMP Negeri 2 Makale

Kabupaten Tana Toraja yaitu sebanyak 23 ruang kelas. Namun setelah melakukan

penelitian terjadi perubahan data yang didapatkan yaitu jumlah kelas yang ada saat ini 21

ruang kelas. Hal ini terjadi karena awalnya 2 kelas ini hanya memanfaatkan laboratotium

sebagai ruang kelas. Namun menjelang UNBK laboratorium digunakan untuk simulasi

sehingga 2 kelas yang tadi dilebur ke kelas- kelas yang lain. Sebagai sekolah adiwiyata

SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja memiliki prasarana lain seperti taman

baca, taman adiwiyata, gazebo yang bernuansa alam.

Kepala sekolah harus dapat menjamin sarana dan prasarana telah digunakan

secara optimal oleh warga sekolah. Akan tetapi, perlu dihindari kemungkinan terjadi

kesemrawutan dalam penggunaannya. Sehingga kepala sekolah SMP Negeri 2 Makale

Kabupaten Tana Toraja memberikan tugas tambahan kepada pengelola laboratorium dan

guru Penjas untuk mengatur jadwal penggunaan lab dan lapangan olahraga setiap tahun

ajaran baru. Hal tersebut sesuai dengan Barnawi (2014:78) hal- hal yang perlu

diperhatikan dalam penggunaan sarana dan prasarana yaitu, penyusunan jadwal

penggunaan harus dihindari benturan dengan kelompok lainnya, hendaknya kegiatan-

kegiatan pokok sekolah merupakan prioritas pertama, waktu/ jadwal penggunaan

hendaknya diajukan pada awal tahun ajaran, penugasan/ penunjukan personel sesuai
107

dengan keahlian pada bidangnya, misalnya petugas laboratorium, perpustakaan, operator

komputer, dan sebagainya, penjadwalan dalam penggunaan sarana dan prasarana sekolah

antara kegiatan intrakulikuler dan ekstrakulikuler harus jelas. Hal tersebut dilakukan agar

semua siswa dapat menggunakan sarana dan prasarana yang ada.

g. Penyimpanan Sarana dan Prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten

Tana Toraja

Penyimpanan merupakan kegiatan menyimpan sarana dan prasarana pendidikan

di suatu tempat agar kualitas dan kuantitasnya terjamin. Barang yang disimpan baik

berupa perabot, alat tulis kantor, surat- surat, maupun barang eloktronik dalam keadaan

baru, maupun rusak. Penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan di SMP Negeri 2

Makale Kabupaten Tana Toraja diklasifikasikan berdasarkan habis tidaknya dipakai yaitu

sebagai berikut :

1) Penyimpanan Sarana Habis Pakai

Penyimpanan sarana habis pakai adalah kegiatan simpan menyimpan suatu

barang yang sifatnya habis pakai seperti alat tulis, kertas, tinta, zat kimia,dll dalam

keadaan baru, yang dapat dilakukan oleh seseorang atau beberapa orang yang ditunjuk

atau ditugaskan. Penyimpanan sarana habis pakai di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten

Tana Toraja seperti kertas, tinta, dan spidol dilakukan oleh tim sarana dan prasarana dan

disimpan di lemari khusus barang- barang yang sifatnya habis pakai. Adapun seperti zat

kimia disimpan langsung oleh kepala laboratorium IPA di lemari khusus zat kimia yang

ada di laboratorium.
108

2) Penyimpanan Sarana dan Prasarana Tahan Lama

Penyimpanan sarana dan prasarana tahan lama di SMP Negeri 2 Makale

Kabupaten Tana Toraja dilakukan berdasarkan kategori barang. Adapun tempat yang

digunakan untuk menyimpan barang tersebut seperti dilemari, ruang kepala sekolah,

ruang guru, ruang kelas, perpustakaan, laboratorium, dan untuk barang yang sudah rusak

disimpan digudang tertentu.

Prinsip- prinsip penyimpanan sarana dan prasarana menurut Matin (2016:123)

yaitu “apa saja yang disimpan, mengapa barang- barang perlu disimpan, dimana barang-

barang harus disimpan, kapan waktunya barang- barang disimpan, siapa yang bertugas

meyimpan barang, dan bagaimana cara menyimpan barang yang benar”. Adapun cara

menyimpan barang yang dilakukan di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja

yaitu untuk sarana pembelajaran yang berupa alat peraga dan praktek itu disimpan di

laboratorium, ruang kelas, diperpustakaan dan juga ada yang disimpan di ruang kepala

sekolah. Sedangkan untuk barang yang sudah rusak itu disimpan digudang khusus.

Hanya saja kartu barang persediaan yang bisa memudahkan untuk memberikan informasi

yang mutakhir mengenai kuantitas persediaan barang belum terlaksana secara maksimal.

h. Penghapusan Sarana dan Prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten

Tana Toraja

Penghapusan sarana dan prasarana pendidikan dilakukan agar barang yang tidak

terpakai dihapus dari daftar inventarisasi. Sarana dan prasarana yang dihapus merupakan

aset yang sudah tidak terpakai dan tidak dimanfaatkan karena sudah rusak berat,
109

membutuhkan banyak biaya apabila mau diperbaiki atau sudah ada barang pengganti

yang lebih baik maka akan dilakukan penghapusan. Penghapusan sarana dan prasarana

pendidikan di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja diklasifikasikan

berdasarkan habis tidaknya dipakai yaitu sebagai berikut :

1) Penghapusan Sarana Habis Pakai

Penghapusan sarana habis pakai dilakukan dengan cara apabila barang sudah

didistribusikan atau digunakan oleh seseorang maka barang tersebut berarti juga telah

dihapus karena mengingat sifatnya yang habis pakai dan hanya dapat digunakan satu kali

atau beberapa kali saja. Tidak melewati proses seperti penghapusan sarana dan prasarana

yang sifatnya tahan lama.

2) Penghapusan Sarana dan Prasarana Tahan Lama

Penghapusan sarana dan prasarana Tahan Lama di SMP Negeri 2 Makale

Kabupaten Tana Toraja dilakukan dengan cara melihat kondisi barang, apa bila barang

tersebut benar- benar sudah rusak berat tidak memungkinkan untuk diperbaiki apalagi

digunakan makan barang tersebut disimpan digudang khusus barang- barang yang sudah

tidak digunakan lagi. Adapun cara yang dilakukan untuk penghapusan sarana dan

prasarana yaitu kepala sekolah mengusulkan penghapusan kepada Kepala Dinas

Pendidikan Kabupaten/ Kota setempat yang dilampiri daftar barang yang akan dihapus.

Apa bila pihak Dinas tak kunjung datang maka pihak sekolah harus menyimpan barang

tersebut di tempat tersendiri.


110

2. Faktor Pendukung Manajemen Sarana dan Prasarana di SMP Negeri 2

Makale Kabupaten Tana Toraja

Secara umum, manajemen sarana dan prasarana berperan penting dalam proses

belajar mengajar terutama dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan. Untuk itu

keberadaan sarana dan prasarana di sekolah hendaknya dikelola dengan sungguh-

sungguh agar senantiasa selalu siap pakai guna membantu tercapainya tujuan pendidikan

yang telah ditetapkan. Faktor pendukung dalam manajemen sarana dan prasrana di SMP

Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja antara lain :

a) Dana/ Biaya

Dana atau biaya memegang peran penting dalam hal manajemen sarana dan

prasarana. Karena dana merupakan faktor pendukung utama dalam pengadaan sarana dan

prasarana baik itu sarana yang bersifat habis pakai maupun sarana prasarana yang bersifat

tahan lama. Tanpa dana/biaya maka segala hal yang berkaitan dengan sarana dan

prasarana tidak akan terpenuhi secara maksimal.

b) Adanya Tim Sarana dan Prasarana

Tim sarana dan prasarana merupakan sekelompok orang yang ditugaskan untuk

mengelolah sarana dan prasarana yang ada di sekolah. Tim sarana dan prasarana yang

ada di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja terdiri dari ketua ( wakil kepala

sekolah bidang sarana dan prasarana), sekretaris, dan 2 anggotanya. Adanya tim ini

diharapkan sarana dan prasarana yang ada dapat dikelola dengan baik, semua dapat

menggunakan sarana dan prasarana yang ada.


111

3. Faktor Penghambat Manajemen Sarana dan Prasarana di SMP Negeri 2

Makale Kabupaten Tana Toraja

Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung

dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususunya proses belajar mengajar,

seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta alat-alat dan media pengajaran. Adapun

yang dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung

menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti halaman, kebun, jalan

menuju sekolah, tetapi jika dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar,

seperti taman sekolah untuk pengajaran biologi, sebagai sekaligus lapangan olah raga,

komponen tersebut merupakan sarana pendidikan (Mulyasa, 2005).

Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh pakar di atas, maka jika dibandingkan

dengan data hasil penelitian yang diperoleh di lokasi penelitian yakni di SMP Negeri 2

Makale Kabupaten Tana Toraja dapat diketahui bahwa faktor penghambat dalam

manajemen sarana dan prasarana yakni salah satunya yaitu keterbatasan dana. Sedangkan

kebutuhan sarana dan prasarana selalu bertambah. SMP Negeri 2 Makale Kabupaten

Tana Toraja masih kekurangan beberapa ruang seperti ruang kelas dan aula. Kerap kali

proses belajar mengajar terganggu apabila ada rapat yang diadakan pihak sekolah karena

harus menggunakan ruang kelas untuk rapat.


BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai manajemen sarana

dan prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1. Manajemen Sarana dan Prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana

Toraja yang meliputi : perencanaan, pengadaan, penyaluran, inventarisasi,

pemeliharaan, penggunaan, penyimpanan, dan penghapusan. Hal ini dibuktikan

dengan melalui manajemen sarana dan prasarana dari segi a) Perencanaan

dilakukan dengan cara menganalisis kebutuhan dan mengadakan rapat. b)

Pengadaan dilakukan dengan menyusun daftar kebutuhan berdasarkan skala

prioritas. Pengadaan sarana dan prasarana dilakukan dengan cara membeli,

hibah, dan mendaur ulang. c) Penyaluran sarana yang bersifat habis pakai

dilakukan dengan cara tidak langsung sedangkan sarana dan prasarana yang

tahan lama dilakukan secara langsung. d) Inventarisasi dilakukan dengan cara

pertama sarana dan prasarana di klasifikasikan lalu diberi kode setelah itu baru

dilakukan pencatatan. e) Pemeliharaan yang dilakukan yaitu perawatan sehari-

hari dan perawatan darurat. f) Penggunaan sarana dan prasarana dilakukan

dengan membuat jadwal. Agara semua siswa dapat menggunakan sarana dan

prasarana yang ada. g) Penyimpanan dilakukan berdasarkan kategori barang.


112
113

Adapun tempat menyimpan barang seperti lemari, ruang kepala sekolah, ruang

guru, laboratorium, perpustakaan, dan untuk barang yang sudah rusak disimpan

digudang tertentu. h) Penghapusan dilakukan pada barang yang rusak dan sudah

tidak terpakai lagi.

2. Faktor Pendukung manajemen sarana dan prasarana di SMP Negeri 2 Makale

Kabupaten Tana Toraja Toraja antara lain yaitu dana/ biaya dan adanya tim

sarana dan prasarana.

3. Faktor Penghambat manajemen sarana dan prasarana di SMP Negeri 2 Makale

Kabupaten Tana Toraja yakni salah satunya yaitu keterbatasan dana. Sedangkan

kebutuhan sarana dan prasarana selalu bertambah. Masih kekurangan beberapa

ruang seperti ruang kelas dan aula. Kerap kali proses belajar mengajar terganggu

apabila ada rapat yang diadakan pihak sekolah karena harus menggunakan ruang

kelas untuk rapat.

B. Saran

Berdasarkan temuan penelitian mengenai manajemen sarana dan prasarana

pendidikan di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja, maka peneliti

mengemukakan saran sebagai berikut.

1. Kepala sekolah hendaknya terus melakukan pengawasan agar manajemen sarana

dan prasarana dapat terlaksana dengan baik agar nantinya sarana dan prasarana

yang ada dapat digunakan secara maksimal.


114

2. Wakasek sarana dan prasarana yang sekaligus menjadi ketua dari tim sarana dan

prasarana diharapkan meningkatkan motivasi kepada tim agar dapat mengerjakan

tugas dan tanggung jawabnya dengan baik.

3. Bagi peneliti selanjutnya, semoga hasil penelitian ini dapat dikembangkan dan

dapat dijadikan sebagai bahan referensi terkait dengan manajemen sarana dan

prasarana.
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Desy. 1992. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Terbaru Dilengkapi Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Surabaya: Amelia
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Ed.Rev.
Yogyakarta: Rineka Cipta
. 2009. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Aditya Media Yogyakarta
Arum, Wahyu Sri Ambar. 2007. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan.
Jakarta: CV. Multi Karya Mulia
Bafadal, Ibrahim. 2014. Seri Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis
Sekolah, Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT.
Bumi Aksara
Barnawi & M. Arifin. 2014. Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah.Yogyakarta:
Ruzz Media
Depdikbud. 2010. Pedoman Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah. Jakarta:
Depdikbud
Depdiknas. 2008. Administrasi dan Pengelolaan Sekolah. Jakarta: Direktorat Tenaga
Kependidikan, Direktorat Jenderal PMPTK, Depdiknas
. 2009. Manajemen Pembelajaran Kelas. Jakarta: BP. Dharma Bhakti
Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Manajemen Sarana danPrasarana
Pendidikan Persekolahan Berbasis Sekolah. Jakarta
Engkoswara & Aan Komariah. 2011. Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Hadi, Sutrisno. 2004. Metodologi Research I. Yogyakarta: Andi Offset
Herawan, Endang & Sukarti Nasihin. 2001. Pengelolaan Sarana dan Prasarana
Pendidikan dalam Pengantar Pengelolaan Pendidikan. Bandung: Tim Dosen
Jurusan Administrasi Pendidikan, UPI
Jannah, Miftakhul. 2010. Optimalisasi Manjemen Sarana dan Prasarna dalam
meningkatkan Mutu Pembelajaran. Semarang: Fakultas Tarbiyah
Manullang, M. 2006. Dasar-dasar Manajemen. Medan: Ghalia Indonesia

115
116

Matin & Nurhattati Fuad. 2016. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Moleong, L. J. 2017. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Roskadarya
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 Tanggal 28 Juni 2007
Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah
(SD/ MI), Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah (SMP/ MTs),
dan sekolah menengah atas/ madrasah aliyah (SMA/ MA)
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar
Nasional Pendidikan
Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 tentang
SistemPendidikan Nasional. Jakarta: CV. Eka Jaya
Riduwan. 2007. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta
Rohiat. 2008. Manajemen Sekolah: Teori Dasar dan Praktik. Bandung: Refika
Aditama
Rusman. 2009. Manajemen Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers
Sangadji, Etta Mamang dan Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian: Pendekatan
Praktis dalam Penelitian. Yogyakarta: Andi Offset
Sobri. 2009. Pengelolaan Pendidikan. Yogyakarta: Multi Pressindo
S. P Hasibuan, Malayu. 2007. Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta:
Bumi Aksara
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Sukirman, Hartati. 2010. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Yogyakarta: UNY
Press
Sulistyowati, Nanik. 2006. Administrasi Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar.
Malang: Pusat Pengembangan Guru Depdiknas
Suryosubroto, B. 2004. Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta
117

Susilo, Muhammad Joko. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan; Manajemen


Pelaksanaan dan Kesiapan Sekolah Menyongsongnya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Usman, Husaini. 2013. Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara
118

LAMPIRAN
119

LAMPIRAN
Lampiran 1.
KISI- KISI INSTRUMEN PENELITIAN

MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA DI SMP NEGERI 2 MAKALE KABUPATEN TANA TORAJA

TEKNIK
VARIABEL FOKUS DESKRIPTOR SUMBER DATA PENGUMPULAN
DATA
a. Analisis kebutuhan a. Kepala Sekolah.
sarana dan b. Wakil Kepala
prasarana. Sekolah Bidang
Perencanaan b. Prosedur Sarana dan
Manajemen perencanaan Prasarana. a. Wawancara
Sarana dan pengadaan sarana c. Bendahara b. Observasi
Prasarana dan prasarana. d. Guru c. Dokumentasi
a. Penetapan e. Siswa
pengadaan sarana
Pengadaan
dan prasarana.
b. Strategi pengadaan
120

sarana dan
prasarana.
c. Proses pengadaan
sarana dan
prasarana.
a. Proses penyaluran
Penyaluran
sarana dan prasarana.
a. Pengadministrasian
inventarisasi sarana
dan prasarana.
b. Klasifikasi dan
kodifikasi barang
Inventarisasi
inventaris sarana
dan prasarana.
c. Proses inventarisasi
sarana dan
prasarana.
a. Bentuk
Pemeliharaan
pemeliharaan sarana
121

dan prasarana.
b. Macam- macam
pekerjaan
pemeliharaan sarana
dan prasarana.
a. Pengaturan
penggunaan sarana
dan prasarana.
Penggunaan
b. Penyusunan jadwal
penggunaan sarana
dan prasarana.
a. Tempat
penyimpanan sarana
dan prasarana.
Penyimpanan
b. Tata cara
penyimpanan sarana
dan prasarana.
a. Syarat- syarat
Penghapusan
penghapusan sarana
122

dan prasarana.
b. Tata cara
penghapusan sarana
dan prasarana.
a. Apa saja faktor
Faktor pendukung
pendukung.
a. Apa saja faktor
Faktor penghambat
penghambat.
123

KEPALA SEKOLAH

Lampiran 2.
PEDOMAN WAWANCARA

MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA

DI SMP NEGERI 2 MAKALE KABUPATEN TANA TORAJA

Nama Lengkap :

NIP :

Hari/ tanggal :

Waktu :

Tempat :

A. Perencanaan Sarana dan Prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten

Tana Toraja.

1. Apakah di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja melakukan

perencanaan

sarana dan prasarana?

2. Apakah di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja melakukan analisis

kebutuhan sarana dan prasarana?

3. Apakah ada panitia khusus perencanaan sarana dan prasarana di SMP Negeri

2 Makale Kabupaten Tana Toraja?


124

4. Bagaimana prosedur perencanaan sarana dan prasarana di SMP Negeri 2

Makale Kabupaten Tana Toraja ?

B. Pengadaan Sarana dan Prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten

Tana Toraja.

1. Bagaimana penetapan pengadaan sarana dan prasarana di SMP Negeri 2

Makale Kabupaten Tana Toraja ?

2. Bagaimana proses pengadaan sarana dan prasarana di SMP Negeri 2 Makale

Kabupaten Tana Toraja ?

3. Strategi apa saja yang dilakukan dalam pengadaan sarana dan prasarana di

SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja ?

4. Dari mana saja sumber anggaran/ dana yang digunakan untuk pengadaan

sarana dan prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja?

C. Inventarisasi Sarana dan Prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten

Tana Toraja.

1. Apakah dilaksanakan pengadministrasian inventarisasi sarana dan prasarana

di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja ?

2. Apakah dilakukan klasifikasi dan kode barang inventarisasi sarana dan

prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja ?

D. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten

Tana Toraja.

1. Bagaimana bentuk pemeliharaan sarana dan prasarana di SMP Negeri 2

Makale Kabupaten Tana Toraja ?


125

2. Pekerjaan pemeliharaan sarana dan prasarana apa saja yang dilakukan di SMP

Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja ?

E. Penghapusan Sarana dan Prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten

Tana Toraja.

1. Apa saja syarat- syarat penghapusan sarana dan prasarana di SMP Negeri 2

Makale Kabupaten Tana Toraja ?

2. Apakah ada panitia khusus untuk penghapusan sarana dan prasarana di SMP

Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja ?

3. Bagaimana proses penghapusan sarana dan prasarana di SMP Negeri 2

Makale Kabupaten Tana Toraja?

F. Faktor Pendukung

1. Apakah ada faktor pendukung dalam manajemen sarana dan prasarana di SMP

Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja ?

G. Faktor Penghambat

1. Apakah ada faktor penghambat dalam manajemen sarana dan prasarana di

SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja ?


126

WAKASEK
SARANA DAN PRASARANA

PEDOMAN WAWANCARA

MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA

DI SMP NEGERI 2 MAKALE KABUPATEN TANA TORAJA

Nama Lengkap :

NIP :

Hari/ tanggal :

Waktu :

Tempat :

A. Perencanaan Sarana dan Prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten

Tana Toraja.

1. Apakah di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja melakukan

perencanaan sarana dan prasarana?

2. Apakah di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja melakukan analisis

kebutuhan sarana dan prasarana?

3. Bagaimana prosedur perencanaan sarana dan prasarana di SMP Negeri 2

Makale Kabupaten Tana Toraja ?


127

B. Pengadaan Sarana dan Prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten

Tana Toraja.

1. Bagaimana prosedur pengadaan sarana dan prasarana di SMP Negeri 2

Makale Kabupaten Tana Toraja ?

2. Strategi apa saja yang dilakukan dalam pengadaan sarana dan prasarana di

SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja ?

3. Dari mana saja sumber anggaran/ dana yang digunakan untuk pengadaan

sarana dan prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja?

C. Penyaluran Sarana dan Prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten

Tana Toraja.

1. Bagaimana proses penyaluran sarana dan prasarana di SMP Negeri 2 Makale

Kabupaten Tana Toraja ?

D. Inventarisasi Sarana dan Prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten

Tana Toraja.

1. Apakah dilaksanakan pengadministrasian inventarisasi sarana dan prasarana

di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja ?

2. Apakah dilakukan klasifikasi dan kode barang inventarisasi sarana dan

prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja ?

3. Bagaimana proses inventarisasi sarana dan prasarana di SMP Negeri 2 Makale

Kabupaten Tana Toraja ?


128

E. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten

Tana Toraja.

1. Bagaimana bentuk pemeliharaan sarana dan prasarana di SMP Negeri 2

Makale Kabupaten Tana Toraja ?

2. Pekerjaan pemeliharaan sarana dan prasarana apa saja yang dilakukan di SMP

Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja ?

F. Penggunaan Sarana dan Prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten

Tana Toraja.

1. Bagaimana pengaturan penggunaan sarana dan prasarana di SMP Negeri 2

Makale Kabupaten Tana Toraja ?

2. Bagaimana bentuk jadwal penggunaan sarana dan prasarana di SMP Negeri 2

Makale Kabupaten Tana Toraja ?

G. Penyimpanan Sarana dan Prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten

Tana Toraja.

1. Dimana saja tempat menyimpan sarana dan prasarana di SMP Negeri 2

Makale Kabupaten Tana Toraja ?

2. Bagaimana tata cara penyimpanan sarana dan prasarana di SMP Negeri 2

Makale Kabupaten Tana Toraja ?


129

H. Penghapusan Sarana dan Prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten

Tana Toraja.

1. Apa saja syarat- syarat penghapusan sarana dan prasarana di SMP Negeri 2

Makale Kabupaten Tana Toraja ?

2. Bagaimana proses penghapusan sarana dan prasarana di SMP Negeri 2

Makale Kabupaten Tana Toraja?

I. Faktor Pendukung

1. Apakah ada faktor pendukung dalam manajemen sarana dan prasarana di SMP

Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja ?

J. Faktor Penghambat

1. Apakah ada faktor penghambat dalam manajemen sarana dan prasarana di

SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja ?


130

BENDAHARA

PEDOMAN WAWANCARA

MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA

DI SMP NEGERI 2 MAKALE KABUPATEN TANA TORAJA

Nama Lengkap :

NIP :

Hari/ tanggal :

Waktu :

Tempat :

1. Bagaimana pendapat ibu tentang pelaksanaan manajemen sarana dan prasarana di

SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja ?

2. Menurut ibu apakah kebutuhan sarana dan prasara di SMP Negeri 2 Makale

Kabupaten Tana Toraja ini sudah terpenuhi ?

3. Apakah ibu dilibatkan dalam perencanaan sarana dan prasarana di SMP Negeri 2

Makale Kabupaten Tana Toraja ?

4. Dari mana saja sumber anggaran/ dana yang digunakan untuk pengadaan sarana

dan prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja ?


131

GURU

PEDOMAN WAWANCARA

MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA

DI SMP NEGERI 2 MAKALE KABUPATEN TANA TORAJA

Nama Lengkap :

NIP :

Hari/ tanggal :

Waktu :

Tempat :

1. Menurut bapak/ ibu apakah kebutuhan sarana dan prasarana di SMP Negeri 2

Makale Kabupaten Tana Toraja ini sudah terpenuhi ?

2. Apakah bapak/ ibu dilibatkan dalam perencanaan sarana dan prasarana di SMP

Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja ?

3. Apakah sarana dan prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja

sudah digunakan sebagaimana mestinya ?

4. Apa harapan bapak/ ibu mengenai sarana dan prasarana di SMP Negeri 2 Makale

Kabupaten Tana Toraja ?


132

SISWA

PEDOMAN WAWANCARA

MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA

DI SMP NEGERI 2 MAKALE KABUPATEN TANA TORAJA

Nama Lengkap :

NIS :

Hari/ tanggal :

Waktu :

Tempat :

1. Bagaimana pendapat saudara/ saudari mengenai sarana dan prasarana di SMP

Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja ?

2. Apakah saudara/ saudari sudah memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada di

SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja ?

3. Apa harapan saudara/ saudari untuk sarana dan prasarana yang ada di SMP

Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja ?


133

Lampiran 3.

Matriks Analisis Data


Manajemen Sarana dan Prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja
KET : F = Fokus
D =Deskriptor
P = Pertanyaan
Dokumentasi dan Teori
Sub Fokus Hasil Wawancara Catatan Observasi
Yang Mendukung
Perencanaan DF ( F1, D1, P1 ) Pada hari Jum’ at 08 Maret 2019, Selain observasi peneliti
Iya setiap tahun ajaran baru direncanakan. Seperti
peneliti datang ke SMP Negeri 2 juga melakukan
LCD itu direncanakan setiap tahun. Kemudian Makale Kabupaten Tana Toraja dokumentasi foto terhadap
printer juga seperti itu. Komputer juga ini untuk melakukan penelitian tentang dokumen hasil
direncanakan untuk perpustakaan karena saat ini manajemen sarana dan prasarana. perencanaan sarana dan
diperpustakaan belum menggunakan komputer dan Pada saat itu peneliti prasarana. Hal ini
juga belum ada printer jadi itu direncanakan terus
mengutarakan maksud keinginan sependapat dengan
setiap tahun. Karena kemauan kita itu banyak tapi
peneliti untuk mengadakan Barnawi ( 2014 : 51 )
dana terbatas jadi dicicil- cicil.
penelitian di SMP Negeri 2 Makale perencanaan yang matang
Kabupaten Tana Toraja dengan dapat meminimalisasi
JP ( F1, D1, P1 ) menjelaskan maksud dan tujuan kemungkinan terjadi
Ia kita adakan perencanaan. Kemudian kita setiap penelitian agar tidak terjadi kesalah kesalahan dan
134

tahun kita rapat untuk melakukan perencanaan. Nah pahaman. Peneliti disambut oleh meningkatkan efektivitas
untuk yang barag habis pakai itu diadakan Kepala bagian tata usaha, para staff dan efisiensi pengadaan
pertriwulan. Khusus yang sarana dan prasarana yang dan kepala sekolah yang menerima sarana dan prasarana.
sifatnya tahan lama itu kita rencanakan pada waktu dengan baik peneliti dalam
yang sama dengan yang sifatnya habis pakai. melakukan penelitian. Pada tanggal
Perbedaannya nanti pada saat pengadaan. Bukan 09 Maret 2019 peneliti melakukan
hanya yang tadi itu ketua, sekretaris, dan anggota tim
wawancara dan sekaligus
sarana dan prasarana tapi semua dewan guru dan
melakukan observasi terkait dengan
pegawai juga dilibatkan. Ini dilakukan untuk
mengetahui apa- apa saja kebutuhan mereka perencanaan sarana dan prasarana.
selanjutnya. Jadi itu sarana dengan prasarana masuk Peneliti mengamati RKAS sebagai
semua di rencana kegiatan dan anggaran istilahnya hasil rencana yang didapatkan
RKAS. Jadi sarana itu mendeteksi semua apa yang melalui rapat bersama serta
rusak, apa yang dibutuhkan, masukkan di rencana menanyakan pihak sekolah yang
anggaran sebelum ditayangkan dengan komitenya. terlibat dalama perencanaan sarana
Jadi, misalnya begini, guru untuk membuat RPP dan prasarana. Adapun pihak yang
butuh kertas sekian rim. Itu dijumlah masukkan untuk terlibat dalam perencanaan yaitu
ATK nya baru kirim kebendahara sekolah untuk unsur- unsur penting sekolah
direncanakan begitu semua. Termasuk yang diantaranya, kepala sekolah, wakil
adiwiyata, kebersihan, alat kebersihan, apa semua mi
kepala sekolah, guru, pegawai dan
itu diprogramkan. Seperti yang tahun lalu itu semua
staff, serta komite sekolah.
diadakan semua termasuk yang namanya alat untuk
menari, alat untuk mulok, cangkul dan sebagainya
itu.Tapi kalau namanya kursi- kursi ini ada yang
memang keluar dari dana BOS tapi ada yang
diusulkan ke Dinas. Jadi kita dapat dana DAK
dengan DAU, Dana Alokasi Khusus dan Dana
Alokasi Umum. Jadi tahun lalu kita dapat 128 kursi
siswa dengan meja kemudian kursi dan meja guru
135

itu 22 pasang. Tapi kita masih kurang, kita beli


yang namanya meja lab. meja lab. itu 6. Tapi yang
memang paling sering selalu diminta itu untuk yang
pemeliharaan. Pemeliharaan instalasi listrik dengan
air. Itu selalu dibeli- dibeli. Jadi ada terus itu
diberkas.

DF ( F1, D1, P2 )
Iya kami melakukan analisisnya dulu. Karena
jangan sampai kami beli baru tidak sesuai dengan
kebutuhan. Misalnya jumlahnya, kualitasnya,
harganya, dan kemampuan dana.
JP ( F1, D1, P2)
Iaa kita lakukan analisis kebutuhan. Karena disitu
kita bisa tau apa- apa saja yang kita butuhkan.
Jangan sampai nanti kita mau adakan sarana dan
prasarana lantas kita tidak terlalu butuhkan atau
sudah cukup. Misalnya kita mau adakan TV nanti
kita beli baru lantas ada yang lebih penting kita beli.
Makanya analisis kebutuhan itu perlu skali
dilakukan. Biar kita ndak salah dalam membeli
nanti sarana dan prasarana.

DF ( F1, D1, P3 )
Iya namanya tim sarana dan prasarana. Itu di SK
kan, jadi ada ketuanya, sekretaris, dan anggotanya.
Dia tidak hanya perencanaan, tapi pengelolaan.
Pengelolaan berarti mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, pencatatannya sampai penyimpanan
136

dan pendistribusian itu orangnya sama. Jadi tidak


khusus. Jadi misalnya Bu Frisca kan kordinator
sarpras sekretarisnya Pak Martinus anggotanya ada
tiga Ibu Kurniatri, Ibu Elisabet, dan pegawai satu.
Jadi mereka tim kalau ada barangnya datang
langsung di letter kemudian didistribusikan. Tapi
dalam perencanaan bukan hanya kepala sekolah
dengan tim sarana dan prasarana. Tapi semua guru
dan pegawai juga dilibatkan. Karena kebutuhan
setiap orang itu beda. Jadi untuk mengetahui itu
maka semuanya dilibatkan.

DF ( F1, D2, P4 )
Ya jadi kami dan dewan guru itu rapat dulu. Jadi
setelah rapat itu kan semua memberi masukan,
sarpras apa yang sudah rusak dan apa yang akan
dianggarkan di tahun ajaran itu. Nah nanti dari
semua masukan itu kita catat kemudian kita susun
berdasarkan skala prioritas tapi kita juga
mempertimbangkan dana yang ada.

JP ( F1, D2, P3 )
Iyaa itukan tadi. Jadi dalam perencanaan itu
awalnya kita mengadakan rapat. Apa yang
dibutuhkan apa yang mendesak seperti itu. Jadi
nanti guru dan pegawai akan memberikan masukan
apa- apa yang mereka butuhkan. Jadi, masing-
masing urusan misalnya kesiswaan, sarana,
kurikulum, itu semua membuat rencananya dulu.
137

Setelah membuat rencananya dimasukkan di


RKAS. RKAS disusun oleh Bendahara dan Kepala
sekolah. Tapikan itu ditayangkan semua di guru-
guru. Jadi kalau itu sudah dil kita panggil komite.
Siapa tau komite masih mau menambahkan. Kalau
sudah dil ketuk palu. Itu RKAS kita untuk
pembelian dan proses KBM dan sarana apa semua
dalam jangka waktu 1 tahun begitu. Jadi kalau
sudah ACC kirim ke Dinas. Tapi biasanya ditengan
perjalanan ada yang tiba- tiba. Itu yang kita tidak
sangka. Jadi bendahara harus pintar mengelola
keuangan. Jadi harus transparan.

BC ( F1, D2, P2 )
Untuk sarana dan prasarana itu semuanya
dilibatkan. Karena itu dirapatkan dalam anggaran
sekolah. Jadi tiap tahun itu awal tahun pembelajaran
itu dibicarakan apa- apa saja yang kita butuhkan
mengenai sarana dan prasarana.

LM ( F1, D2, P2 )
Ia semua guru dan pegawai dilibatkan sebaiknya
begitu dan itu yang kita lakukan disini. Karena kita
tidak tahu kebutuhannya si A apa si B apa
kebutuhannya. Mungkin ada juga usulannya di
kelas ini harus ada ini, kita tidak tahu kalau kita
tidak libatkan semua. Jadi untuk bisa tahu itu maka
kita melibatkan semuanya.
Pengadaan DF ( F2, D1, P1) Pada tanggal 11 Maret 2019 Selain observasi peneliti
138

Jadi saya berdasarkan skala prioritas. Setiap tahun peneliti melakukan wawancara juga melakukan
itu ada skala prioritas kebutuhan. Kalau kebutuhan sekaligus melakukan observasi pengambilan foto sarana
kan banyak gitu ya. Tapi kami dahulukan yang terkait dengan pengadaan sarana dan prasarana yang ada di
paling mendesak. Seperti ini LCD itu setiap tahun dan prasarana. Diantaranya tentang SMP Negeri 2 Makale
itu kami programkan terus. Karena kurang terus jadi strategi pengadaaan sarana dan Kabupaten Tana Toraja.
itu terus. Jadi dari yang paling mendesak sampai prasarana, proses pengadaannya Matin ( 2016 : 22 ) strategi
yang kurang mendesak. Jadi kami tetapkan
serta sumber dana yang digunakan pengadaan sarana dan
berdasarkan apa yang sudah menjadi kesepakatan
dalam pengadaan sarana dan prasarana yaitu dengan
rapat tadi itu . Kemudian kami anggarkan di RKAS,
kemudian kalo lihat tri wulan berapa cair langsung prasarana. Adapun strategi yang cara membeli, membuat
kami berhubungan dengan toko untuk itu. digunakan dalam pengadaan sarana sendiri, bantuan atau
DF ( F2, D2, P2 ) dan prasarana yaitu sebagian besar hibah, menyewa,
Jadi kami adakan dengan cara memberli. Kami dilakukan dengan cara membeli, meminjam, mendaur
langsung menghubungi tokonya. Misalnya di Balbod strategi lain yang dilakukan yaitu ulang, menukar, dan
sini. Kami tanya spesifikasinya nama ininya harganya memperbaiki dan mendaur ulang. memperbaiki. Prosedur
berapa jadi kami langsung menganggarkan di RKAS pengadaan barang dan jasa
(Rencana Kerja Anggaran Sekolah) jadi ketika harus mengacu pada
menganggarkan itu ga terlalu miring, ga terlalu beda Peraturan Menteri No. 24
jauh harga. Sarana seperti kertas, tinta spidol, spidol, tahun 2007
dan kebutuhan guru dan pegawai lainnya itu kita beli
pertriwulan kalau dananya sudah cair kita langsung
hubungi tokonya. Kalau kursi kami lewat
MUSRENBANG ya (Musyawarah Rencana
Pembangunan) itu kan ada MUSRENBANG tingkat
kelurahan, ada tingkat kecamatan, dan kabupaten.
Seperti yang sudah dilakukan kemarin
MUSRENBANG tingkat kecamatan. Seperti kursi,
meja, dan mebeler kami itu lewat MUSRENBANG.
Kemudian di MUSRENBANG di catat oleh Dinas
139

Pendidikan. Seperti kemarin kami mendapatkan 128


pasang meja dan kursi siswa. Tidak ada proposal.
Kami langsung ke Dinas mengajukan permintaan
setelah di catat. Misalnya ini bagian sarana dan
prasarana menghitung dulu meja, kursi siswa yang
rusak meja guru yang rusak di catat. Setelah di catat
langsung kami ajukan ke Dinas Pendidikan. Banyak
cabangnya ya bisa ke Dinas Pendidikan bisa ke
MUSRENBANG. Cuma kalau lewat
MUSRENBANG prosedurnya panjang tapi kalau
mau cepat langsung ke Dinas Pendidikan bagian itu.

JP ( F2, D2, P1)


Proses pengadaannya jadi pertamakan kita lakukan
analisis kebutuhan dulu, baru kita adakan rapat
untuk rencanakan semuanya. Nah setelah itu nanti
kepala sekolah putuskan apa- apa saja yang akan di
adakan menyangkut kebutuhan kita satu tahun
kedepan. Untuk pengadaan misalnya ruang kelas
kepala sekolah yang mengusulkan kesana. Jadi
mungkin dia bikin proposal untuk ke atas. Tapi itu
kalau DAK dan DAU kami tidak tahu. Nanti Dinas
itu panggil kepala sekolah jadi dia rapat apa
kebutuhannya dari sekolah yang mendesak. Terus
kepala sekolah mengusulkan. Waktu ini ibu
mengusulkan meja, kursi anak- anak karena kurang
sekali itu. Nah kita dapat mi itu. Jadi kepala sekolah
yang rapat di Dinas.
140

DF ( F2, D2, P3 )
Kami beli. Kalau sekarang kami tidak lagi
melibatkan orang tua dalam hal pendanaan. Dalam
arti jumlah besar ya. Tapi kalau mereka yang mau
untuk memberi seperti pagar sudah tidak layak tapi
pagar itu kan dana besar kemampuan orang tua itu
kan paling kalau siswa tammat ya kalau ada yang
mau memberikan satu sak semen, ada yang dalam
bentuk uang, tapi sifatnya ga memaksa. Kalau dulu
memang untuk pemagaran terus untuk pemasangan
pintu gerbang itu dari orang tua siswa yang dulu.
Pernah memberikan bantuan- bantuan itu kemudian
langsung direalisasikan. Untuk sekarang ini karena
lebih ketat lagi pengawasan- pengawasan
pemerintah terhadap orang tua. Kita jugakan mau
yang amannya ya. Jadi hampir semuanya dari dana
pemerintah. Kalau daur ulang paling jirigen- jirigen
disana itu yang dipajang di jalanan masuk itu dari
siswa kemudian di potong. Sebagian di pake untuk
pot.

JP ( F2, D2, P3 )
Kalau disini kami belum pernah meminjam. Tetapi
kami membeli sesuai dengan barang yang
dibutuhkan yang murah tapi berkualitas seperti itu.
Jadi sebagian besar dari dana BOS. Itu saja yang
bisa dikeluarkan tapi terbatas. Selebihnya itu dari
Dinas. Jadi komputer itu dari Dinas, ruang belajar
dari Dinas bantuan pemerintah itu. Karena
141

kebanyakan itu digunakan untuk proses belajar.


Daur ulang contoh bangku kalau masih bisa
dibaikin ya dibaikin meja kayak begitu. Karena ada
Pak Atto yang bisa perbaiki. Kalau bantuan
misalnya dari orang tua ndak ada. Ndak ada sama
sekali. Jadi kita menunggu saja bantuan dati atas
kalau ada ya begitu.

DF ( F2, D2, P4 )
Kalau dulu itu kan masih ada dana gratis ya.
Banyak sarana- sarana sekolah dulu itu dari dana
gratis dan lain- lain itu dari dana gratis. Sekarang
dana gratis sudah dihapus. Jadi dana satu- satunya
itu hanya dari dana BOS. Itupun hanya 15 % saja.
Kemudian kalau dari sekolah masih ada sedikit
pemasukan dari kantin itupun jumlahnya sangat
terbatas. Tapi yaa lumayan untuk mendanai
keperluan- keperluan sekolah dalam skala kecil. Itu
ada 10.000/ hari per orang. Jadi itu ada dua orang
jadi 20.000/ hari. Itu bisa untuk tambahan dana
sekolah.

JP ( F2, D2, P3 )
Dari dana BOS dan itu tadi DAK dan DAU.

UG ( F2, D2, P4 )
BOS, karnakan sudah tidak ada lagi dana gratis.
Jadi yang paling mendominasi itu BOS. Kemudian
dibantu koperasi sekolah. Ada koperasi sehat
142

namanya koperasi SMP Negeri 2 Makale sudah


banyak sumbangannya itu. Terutama ini lapangan
basket di bawah kan sudah bocor- bocor dulu
melalui bantuannya koperasi ditempel lagi begitu
yang baru- baru itu. Kalau dapat ini juga juara-
juara kan itu biasa dapat uang. Kepala sekolah
menyarankan itu dipakai untuk pembangunan
sekolah untuk fasilitas sekolah. Jadi seperti baju
untuk pemain enggrang karena kebetulan tahun lalu
disini juara 1 enggrang se kabupaten Tana Toraja
jadi dapat dana sekitar 5 juta. Jadikan supaya uang
itu berfungsi maka dijadikan sebagai barang
inventaris dibelikan kostumnya anak- anak pemain
enggrang supaya ndak sewa lagi. Sebenarnya masih
ada lagi dana- dana lain yang berupa hadiah cuma
belum di ambil belum dicairkan atau bagaimana.
Saya kira kalau dana BOS untuk sarpras itu lebih
dari 20 %. Karena kalau dana BOS itu untuk
belanja modal itu 20 %. Sarpras untuk ATK kan
tidak masuk dalam belanja modal jadi dia masuk di
belanja barang dan jasa. Jadi lebih dari 20 %
dengan belanja modal. Kalau belanja modal yang
sudah dibelanjakan itu alat- alat perkebunan. Kan
disini butuh alat perkebunan. Kemudia kostum
menari, Laptop, Printer, dengan LCD satu. Itu
sudah untuk belanja modal dengan buku- buku.
Buku itu yang paling banyak. Karena di upayakan 1
siswa 1 buku untuk kelas 7 ini yang sudah mulai
K13. Tahun sekarang 2019 sudah mulai lagi dengan
143

kelas 8. Jadi baru direncanakan. Kalau sarana dan


prasarana yang lain air. Tahun kemarin itu ada
perbaikan saluran supaya setiap pagi anak- anak
bisa siram bunganya begitu. Jadi untuk pengadaan
itu kita liat situasi keuangan karena tidak semua
juga pengadaan itu diizinkan dalam dana BOS
kalau perbaikan diizinkan dalam dana BOS.
Misalnya mau bangun ruang kelas baru itu tidak
boleh. Jadi kita upayakan buat proposal kemudian
di ajukan ke PEMDA.
Penyaluran JP ( F3, D1, P1) Pada tanggal 11 Maret 2019 Selain wawancara dan
Jadi hal pertama yang kita lakukan sebelum peneliti melakukan wawancara observasi peneliti juga
menyalurkan sarana dan prasarana baik itu yang habis sekaligus melakukan observasi melakukan dokumentasi
pakai maupun yang tahan lama kita periksa dulu. Jadi terkait dengan penyaluran sarana foto buku pendistribusian
kalau barang yang sudah kita pesan itu datang kita tim dan prasarana. Dari hasil barang yang ada. Bafadal (
sarana prasarana itu mengecek dulu barang- barang wawancara tersebut diketahui 2014 : 38 ) “ barang yang
yang masuk jangan sampai ada barang yang rusak.
bahwa sebelum barang disalurkan telah diterima
Setelah itu sekretaris tim mencatat barang- barang
terlebih dahulu barang tersebut diinventarisasi oleh panitia
yang baru ini. Nah misalnya itu kemarin kan kita
dapat 128 pasang meja dan kursi siswa. Untuk diperiksa oleh tim sarana dan pengadaan, setelah
pendistibusian barangnya kan sebelumnya itu kita prasarana setelah itu dilakukan kebenarannya diperiksa
sudah tau barang yang masuk ini akan kita penginventarisasian barang. berdasarkan daftar yang
distribusiakan kemana. Itu mi manfaatnya kita ada pada surat pengantar”.
adakan rapat bersama. Jadi untuk kursi yang baru
masuk ini kita langsung drop ke 4 kelas yang
dibawah itu. Kita sengaja langsung ke kelas yang
berjejer di bawah itu supaya kita mudah periksa.
Kan biasa ada tim dari Dinas yang datang periksa
itu semua.Dia cari mana itu yang ini mana itu yang
144

bantuan kemarin jumlahnya segini. Kalau di drop


langsung begitu kan mudah, dalam artian kita
bukannya membeda- bedakan yaa tapi perlahan
semua pasti kita akan benahi kita akan samakan
semuanya. Hanya saja semua butuh proses karena
dana yang ada terbatas. Nah kalau untuk barang
yang habis pakai kayak spidol, tinta, kertas, dan
yang lainnya itu kita ada lemari khusus untuk
menyimpan itu barang- barang. Jadi kalau ada yang
butuh itu berhubunga dengan saya. Jadi misalnya
Ibu A butuh spidol itu dicatat disini ada namanya
buku pendistibusian barang. Jadi di catat tanggal
berapa dia ambil, apa- apa saja yang na ambil, siapa
namanya, baru tanda tangan. Kita buat itu karena
semuanya kan nanti mau di laporkan mau di
pertanggung jawabkan.
Inventarisasi DF ( F4, D1, P1 ) Dari hasil pengamatan peneliti Selain observasi peneliti
Ada, ada datanya nanti bisa di cek di sekretaris tim melihat inventarisasi yang juga melakukan
sarana dan prasarana. Jadi kita lakukan pencatatan dilakukan belum terlalu lengkap. dokumentasi foto terhadap
itu karena memang ada laporan dan secara tidak Buku yang ada yaitu baru sebatas buku inventarisasi, dan
langsung itu memudahkan kita untuk mengetahui buku induk barang inventarisasi buku distribusi barang.
kondisi sarana dan prasarana yang kita punya. belum ada buku pembantu seperti Matin ( 2016 : 56 ) ada
buku golongan inventaris dan buku sejumlah buku dan kartu
JP ( F4, D1, P1 )
golongan non inventaris. daftar barang inventaris
Ia jadi ini baru. Bisa dilihat bukunya. Jadi barang-
barang yang masuk itu kita catat. Ini ada beberapa Klasifikasi dan pengkodean barang yang digunakan yaitu buku
bukunya. Buku inventarisasi, dan buku sudah dilakukan. Adapun yang induk barang inventaris,
pendistribusian barang. Jadi ini kita lakukan biar melakukan administrasi buku golongan barang
kita mudah tau berapa jumlah misalnya kursi berapa inventarisasinya yaitu sekretaris tim inventaris, buku catatan
145

lemari dan lainnya. sarana dan prasarana. barang non inventaris,


daftar laporan mutasi
DF ( F4, D2, P2 ) barang inventaris, dan
Oo iya kode. Misalnya kemarin itu dari DAU (Dana kartu inventaris barang.
Alokasi Umum) ada kodenya, misalnya
101/DAU/2018 terus kemudian komputer itu dari
APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara)
jadi pake kode 01/APBN/2018.

JP ( F4, D2, P2 )
Ia jadi itu diklasifikasikan berdasarkan sumber
pengadaannya. Apakah itu dari Dana BOS, dari
DAK atau ka dari DAU. Jadi misalnya begini kursi
itu 001 karna seratus lebih jadi 001- DAU- 2018
begitu. Kalau dari BOS ya 01- BOS- 2018.

JP ( F4, D3, P3 )
Yaa jadi proses inventarisasinya yaitu kalau untuk
sarana yang sifatnya habis pakai itu kita ada buku
tersendiri. Jadi kita tulis apa nama barangnya,
berapa jumlahnya tanpa kita kasih kode kebarang
terebut. Nah kalau barang yang tahan lama yang
masuk kita lihat dulu ini barang dari mana apakah
dari dana BOS, DAK atau DAU. Kita liat berapa
jumlahnya nah terus kalau sudah kita kasih kode
baru dicatat sama sekretaris tim sarana dan
prasarana. Jadi disini ada kartu inventarisasi sarana
dan prasarana, kalau yang buku- buku itu ada buku
inventarisasi, ada juga buku daftar penyaluran
146

barang. Jadi misalnya guru A butuh spidol kan itu


ada kita punya lemari untuk menyimpan ATK jadi
dia hubungi saya baru saya kasih. Setelah itu dia
wajib isi buku penyaluran barang. Kan itu nanti di
pertanggung jawabkan. Jadi kalau ada buku itu kita
aman kan begitu.
Pemeliharaan DF ( F5, D1, P1 ) Dari hasil pengamatan dan diskusi Sulistyowati (2006)
Yang itu kami belum. Kami hanya pada saat mau dengan kepala sekolah dan wakil menjelaskan bahwa
dipakai. Seperti itu hari ada komputer penuh semut kepala sekolah bidang sarana dan menurut kurun waktu
pas mau simulasi UNBK. Jadi sesuai kebutuhan. prasarana dapat diketahui bahwa pemeliharaan dibedakan
Pas mau digunakan baru diperbaiki. Kalau meja pemeliharaan yang dilakukan yaitu menjadi dua, yaitu (1)
kursi kerusakannya tidak parah kami langsung dengan cara perawatan harian. pemeliharaan sehari-hari,
perbaiki tapi kalau parah ya bermohon ke Dinas
Seperti membersihkan ruang kelas, (1) pemeliharaan berkala.
Pendidikan. Karena dana yang terbatas jadi satu-
halaman, meja, kursi. Adapun
satunya yaa kalau sudah rusak berat jadi kita cuma Matin ( 2016 : 93 )
tunggu bantuan dari pemerintah. perawatan lainnya yaitu perawatan
pekerjaan pemeliharaan
darurat. Sebagai sekolah adiwiyata
sarana dan prasarana
JP ( F5, D1, P1 ) tentu memiliki tugas berat dalam
pendidikan dapat
Kalau untuk pemeliharaan barang yang sifatnya hal pemeliharaan namun terkadang
dikategorikan ke dalam
habis pakai sendiri itu terkait bagaimana kita ada barang yang rusak dan harus
empat kelompok, yaitu :
menyimpan barang tersebut sebelum ada yang diperbaiki tidak bisa dilakukan
menggunakan. Karena sifatnya yang habis pakai perawatan terus menerus,
karena terkendala dengan biaya.
jadi bisa dibilang harus dipelihara dijaga dengan perawatan berkala,
baik. Seperti kertas, kertas itu kan tidak bisa kita perawatan darurat, dan
simpan sembarang jangan sampai nanti kenna air perawatan preventif.
atau apalah. Selain kertas tinta spidol dan print juga
begitu setelah dipakai atau belum harus dipastikan
itu benar- benar tertutup dengan baik. Kalau
pemeliharaan sarana seperti meja dan kursi jadi
147

yang masih baik ya itu yang terpakai. Tapi kalau


yang sudah rusak parah itu sudah diinikan. Tapi
yang rusak ringan itu bisa dibaikin kayak begitu.
Karena kalau rusak anak- anak sudah ndak mau
pake. Jadi ada Pak Atto’ yang perbaiki karena dia
pintar mak tukang. Itu juga lapangan itu Pak Atto’
yang perbaiki. Kalau ndak terlalu mendesak ya
biasanya di perbaiki nanti kalau mau semester.
Sekolah sudah sekolah adiwiyata jadi bisa dibilang
besar tantangannya dalam hal pemeliharaan. Jadi
semua guru dengan siswa itu turun tangan. Contoh
sayakan. Jadi saya itu mengadakan iuran, iuran
kesiswa saya dalam kelas itu. Sebelum saya belajar
waktu tahun ajaran baru saya lemparkan ke
siswa.Bagaimana ini sewaktu- waktu kita lomba
keindahan, jadi mereka itu bilang ia bu anu begini.
Jadi saya juga panggil orang tuanya. Bu bagaimana
ibu menyumbang saya 20.000 bukan untuk saya
tetapi ini ruangan kami. Karena sewaktu- waktu
kami adakan lomba kebersihan, dia bilang oo iaa
ndak papa.
DF ( F5, D2, P2 )
Kalau pemeliharaan terus- menerus kita pasti
lakukan seperti membersihkan sampah, bersihkan
ruang kelas, wc juga seperti itu. Kalau wc kan
sudah ada jadwalnya hari ini kelas apa yang
bersihkan besok kelas berapa. Jadi itu kita sudah
buatkan jadwal. Kalau perawatan berkala itu belum.
Karena itu tergantung dengan dana yang ada kita
148

juga biasa lakukan perawatan darurat misalnya itu


tadi komputer, kalau ada kursi atau meja siswa yang
rusak dan harus segera diperbaiki.

JP ( F5, D2, P2 )
Kalau pekerjaan pemeliharaan yaa kan
membersihkan itu termasuk juga dalam
pemeliharaan kan. Jadi contohnya setiap hari itu
anak- anak kalau pagi atau pas mau pulang mereka
bersihkan kelas dulu jadi sapu lantai kelas,
bersihkan kaca, bersihkan halaman dan rapikan
meja dengan kursi. Disini itu kalau wc setiap hari
pasti dibersihkan karena sudah ada jadwal yang di
buat. Jadi contohnya hari ini kelas 7 A,B, dan C
besok kelas 7 D dan E. Kalau ada bangku atau meja
yang rusak dan masih bisa diperbaiki ya kita
perbaiki begitu.
Penggunaan JP ( F6, D1, P1 ) Dari hasil observasi diketahui Selain observasi peneliti
Karena ada beberapa sarana yang terbatas seperti bahwa penggunaan sarana dan juga melakukan
LCD, jadi itu digunakan oleh guru yang benar- prarana yang ada sudah digunakan dokumentasi foto terhadap
benar memerlukan itu saat mengajar. Kalau untuk secara optimal. Adapun cara yang jadwal agar penggunaan
yang kayak lab. itu tergantung masing- masing dilakukan kepala sekolah selaku sarana dan prasarana bisa
kepala labnya. Mereka yang mengatur penggunaan penanggung jawab agar sarana dan teratur. Endang Herawan
ruangannya. Terus itu waktu datang bantuan kursi
prasarana yang ada dapat & Sukarti Nasihin ( 2001 :
jadi itu bantuan di drop saja di kelas supaya
digunakan oleh semua siswa maka 123 ), hal- hal yang perlu
gampang menghitungnya. Kan biasaya kalau ada
pengawas yang datang mana itu yang bantuan DAU kepala sekolah memberikan diperhatikan dalam
sebanyak ini kami taro pak di ruangan ini dan tambahan tugas kepada setiap penggunaan sarana dan
diruangan itu. Baru mereka masuk, mereka hitung. kepala pengelola prasarana untuk prasarana, yaitu : 1.
149

Kalau kertas, misalnya kalau RPP 1 orang 1 rim membuat jadwal penggunaan Penyusunan jadwal
dengan catatan tidak langsung di kasih 1 rim. Jadi prasarana setiap tahun ajaran baru. penggunaan harus
setangah rim dipakai untuk semester 1 dan dihindari benturan dengan
setengahnya untuk semester 2. Jadi biasanya di drop kelompok lainnya, 2.
1 rim untuk 2 orang. Baru kita tanda tangan semua Hendaknya kegiatan-
karena itu ada bukunya,buku pendistribusian kegiatan pokok sekolah
barang. Untuk yang sarana lainnya seperti spidol,
merupakan prioritas
tinta spidol itu digunakan sesuai dengan kebutuhan.
pertama, 3. Waktu/ jadwal
Jadi kita kasih ke setiap guru. Nah biasanya kalau ada
spidol yang sudah rusak kan biasa ada yang kering penggunaan hendaknya
karena lupa ditutup atau apalah baru guru minta lagi diajukan pada awal tahun
ke saya. Karena barang- barang yang sifatnya habis ajaran, 4. Penugasan/
pakai itu saya yang simpan. penunjukan personel
sesuai dengan keahlian
BC ( F6, D1, P3 ) pada bidangnya, misalnya
Iya sudah digunakan sebagaimana mestinya. petugas laboratorium,
Contoh untuk komputer bantuan baik dari pusat perpustakaan, operator
maupun dari pemerintah daerah itu kita sudah komputer, dan sebagainya.
gunakan. Misalnya untuk proses pembelajaran TIK,
kemudian untuk ujian nasional berbasis komputer,
kemudian untuk uji kompetensi guru. Selain itu
perlengkapan yang kita butuhkan selalu ada. Kalau
kita butuh misalnya spidol, kertas HVS, tinta, itu
sudah disediakan. Jadi kalau kita butuh tinggal
hubungi wakasek sarana prasarana karena beliau
yang simpan.

LM ( F6, D1, P3 )
150

Bukan kita malah ada yang mungkin lebih dari


sebagaimana mestinya. Maksudnya, karena sarana
yang ada masih kurang. Kita masih mau lagi sarana
karena memang masih belum cukup sarana disini
macam lab.komputer kita tidak ada. Lab.komputer
itu ruang kelas yang kita pakai. Maka ruang kelas
itu terpaksa kita pakai untuk lab. komputer. Kalau
dibilang apakah sudah cukup digunakan yaaa sudah
lebih dari cukup kita gunakan. Karena satu ruangan
difungsikan untuk dua. Kita sudah sangat gunakan
secara maksimal kalau sarana.

AB ( F6, D1, P2 )
Iaa kak sudah cuma biasa kayak di lab.komputer
ndak cukup komputernya jadi biasa itu satu
komputer tak dua atau tiga orang disitu. Baru kalau
lab. IPA sekali-sekali ji.

YZ ( F6, D1, P2 )
Kalau yang itu kak iaa, karena kan ada jadwalnya.
Cuma tidak masuk terus sekali- sekali ji. Kelas 9 ji
yang biasa masuk sama kelas 7.

JP ( F6, D2, P2 )
Itu tergantung dia kepala- kepala labnya. Karena
ada masing- masing kepala lab. Jadi perpustakaan
lain kepalanya, lab IPA lain kepalanya, lab
komputer lain juga kepalanya. Jadi mereka sudah
dibagi- bagi dan itu yang bertanggung jawab. Jadi
151

kepala lab. itu yang atur jadwalnya. Hari ini kelas


ini yang masuk. Hari ini kelas itu yang masuk jadi
seperti itu. Kemudian mereka yang tau apa rusak,
baik.
Penyimpanan JP ( F7, D1, P1 ) Dari hasil wawancara dan observasi Matin ( 2016 ) barang-
Kalau untuk menyimpan sarana dan prasarana yang peneliti lakukan diketahui barang harus disimpan di
misalnya untuk sarana dan prasarana yang habis bahwa tempat menyimpan sarana gudang terbuka, gudang
pakai macam itu spidol, tinta, kertas dan lainnya itu dan prasarana yaitu di lemari, di tertutup, dalam kelas,
disimpan dalam satu lemari. Untuk yang seperti laboratorium, di perpustakaan, ruang kepala sekolah,
media belajar itu disimpan di lab. ada juga di diruang kelas, diruang guru, dan ruang guru, dan ruang
perpustakaan. Terus sarana yang lain seperti LCD
ada diruang kepala sekolah. Untuk lainnya.
itu disimpan juga dilemari tersendiri diruangannya
barang yang sudah tidak dapat
kepala sekolah, alat olah raga, alat dan bahan untuk
ekskul juga kayak alat menyulam itu disimpan digunakan lagi itu disimpan di
dilemari juga. Jadi ada beberapa lemari yang gudang khusus.
dipakai untuk menyimpan itu semua biar tidak
berantakan. Jadi kalau mau dipakai kan mudah
dicari. Terus kalau untuk yang barang- barang yang
sudah tidak bisa lagi kita gunakan itu disimpan di
gudang. Hanya saja gudang yang kita punya itu
kecil jadi ya

JP ( F7, D2, P1 )
Kalau untuk cara penyimpanannya yaa kalau barang
kita sudah terima kita catat dulu. Baru kita liat ini
barang mau ditaro dimana. Misalnya itu yang
bantuan 128 meja kursi kita langsung drop ke ruang
kelas. Bantuan komputer kita taro di lab. komputer.
Kertas, spidol dan lainnya yang kebutuhan sehari-
152

hari guru dan pegawai itu disimpan dalam 1 lemari.


Jadi saya yang pegang kuncinya. Kalau ada yang
butuh itu ya berhubungan dengan saya. Sarana yang
lain seperti LCD itu disimpan juga dilemari tersendiri
diruangannya kepala sekolah, alat olah raga, alat dan
bahan untuk ekskul juga kayak alat menyulam itu
disimpan dilemari juga. Jadi ada beberapa lemari yang
dipakai untuk menyimpan itu semua biar tidak
berantakan. Sarana seperti meja dan kursi itu kalau
ada yang masuk setelah di inventarisasi langsung kita
drop keruang kelas yang membutuhkan. Biasanya
kalau yang masuk itu dalam jumlah banyak kita
langsung drop ke kelas yang sama. Biar nanti kita
mudah hitung, kita mudah kontrol. Nah untuk
komputer kita langsung simpan diruang lab.
komputer. Terus kalau untuk yang barang- barang
yang sudah tidak bisa lagi kita gunakan itu disimpan
di gudang. Hanya saja gudang yang kita punya itu
kecil jadi ya.
Penghapusan DF ( F6, D1, P1 ) Penghapusan dilakukan dengan Selain observasi peneliti
Jadi barang yang tidak dipakai kami simpan dulu di cara menyimpan barang- barang juga melakukan
sana. Karena juga kan tidak boleh langsung di yang sudah tua, tidak layak pakai di dokumentasi foto terhadap
hilangkan itu. Jadi barang yang lama itu tetap ada. dalam gudang tertentu. gudang sebagai tempat
Syarat penghapusannya yaitu kalau memang sudah Penghapusan dilakukan dengan menyimpan barang-
tidak layak. Misalnya komputer yang memang cara membuat daftar barang yang barang yang akan
ndak bisa di service ya sudah tidak bisa diapa-
akan dihapus kemudian diajukan ke dihapuskan. Bafadal (
apakan lagi dan mahal juga ini nya jadi kami ndak
Dinas Pendidikan untuk 2014 ) kepala sekolah
pakai.
dihapuskan. Berdasarkan memiliki kewenangan
pengamatan masih banyak barang untuk melakukan
153

JP ( F6, D1, P1 ) yang ada di gudang yang sampai penghapusan terhadap


Sesuai dengan aturan yang ada. Yang masih bisa di saat ini belum juga di hapuskan sarana dan prasarana.
pakai. Jadi, yang rusak itu dikumpul karena biasa oleh pihak Dinas Pendidikan. namun, sarana dan
datang.pengawas mana yang rusaknya ini adaa prasarana yang akan
gudangnya. dihapus harus memenuhi
syarat- syarat
DF ( F6, D2, P2 )
penghapusan. Demikian
Yaa ini pernah kami mau menghapus tapi dilarang
pula prosedurnya harus
sama Dinas. Karena memang katanya sampai 25
tahun masih dicari itu barang ya termasuk buku- mengikuti peraturan
buku yang diperpustakaan yang sebenarnya perundang- undangan yang
menurut kami sudah tidak layak itu. Terpaksa kami berlaku.
masih simpan diperpustakaan itu. Dan sebenarnya
kami sudah akan menghapusnya itu tapi dari Dinas
mengatakan jangan sampai batas 25 tahun itu masih
dicari barangnya. Akhirnya kami masih menyimpan
di tempatnya yang sama itu. Kecuali komputer kami
sudah ada tempatkan tersendiri yang sudah ga
terpakai itu.

JP ( F6, D2, P2 )
Jadi barang- barang yang sudah rusak itu kita
kumpul di gudang. Karena kita mau hapuskan
langsung na tidak bisa karena itu nanti di cari terus.
Jadi kita melapor ke Dinas untuk penghapusannya.
Kalau untuk barang- barang habis pakai ya menurut
saya tidak lagi harus kita hapuskan seperti meja dan
kursi. Karena itu kan kita pake cuma satu atau
beberapa kali saja. Jadi kalau kita sudah salurkan
154

kan itu ada pencatatannya jadi itu nanti yang kita


laporkan. Kalau sudah ada yang pakai berarti pada
saat itu juga bisa dibilang sudah dihapus.
Faktor DF ( F9, D1, P1 ) Dari hasil wawancara yang
Pendukung Faktor pendukung itu pasti ada yaaa. Kalau untuk dilakukan dapat diketahui bahwa
yang berkaitan dengan manajemen sarana dan salah satu faktor pendukung
prasarana itu sendiri salah satu faktor pendukungnya manajemen sarana dan prasarana
yaitu pertama di dana. Selain itu saya juga sudah yang ada di SMP Negeri 2 Makale
bentuk itu tadi tim khusus sarana dan prasarana jadi Kabupaten Tana Toraja yaitu
sudah ada yang bertugas untuk mengatur itu semua.
adanya tim sarana dan prasarana,
Selain itu guru- guru, pegawai dan semua siswa
lahan sekolah yang luas, serta
hampir membantu dalam pengelolaan sarana dan
prasarana seperti adanya kesadaran siswa dalam adanya komunikasi yang baik antar
membersihkan ataupun menjaga, memanfaatkan guru, pegawai, maupun siswa
sarana dan prasarana yang ada dengan baik. Yaaa
kalau menurut saya salah satu faktor pendukung itu
dana. Karena dana merupakan suply terpenting dalam
hal pembangunan sekolah dan juga pengadaan sarana
dan prasarana yang lebih memadai untuk penunjang
pendidikan siswa di sekolah ini. Sampai saat ini pun
bisa dibilang dana yang ada itu masih terbatas. Kita
masih kekurangan beberapa prasarana yang harusnya
itu ada. Jadi sebenarnya tim sarana dan prasarana itu
baru yaa. Jadi saya baru setahun lebih menjadi
kepala sekolah. Yang sebelumnya tidak ada yang
namanya tim sarana dan prasarana. Jadi tim ini baru
saja saya bentuk. Dengan terbentuknya tim ini saya
harap sarana dan prasarana dapat terkelola dengan
baik dan bisa lebih mudah ditinjau.
155

JP ( F9, D1, P1 )
Ya pasti ada.
Faktor pendukung yaa, kalau menurut saya pastinya
itu dana. Karena semua kebutuhan pasti butuh dana.
Kan begitu. Kalau tidak ada dana yaa bagaimana
caranya kita mau membeli atau mengadakan sarana
dan prasarana yang kita butuhkan.
Salah satunya itu karena kita sudah di bentuk tim
sarana dan prasarana. Selain itu bisa dibilang kita
disini punya komunikasi yang baik jadi itu sangat
mendukung. Seperti setiap lab disinikan ada kepala
lab nya jadi itu sendiri bisa membantu kita dalam
hal pengelolaan sarana yang ada di lab. kepala lab
tersebut bisa membantu memelihara, mengatur, dan
lainnya.
Namanya juga tim. Jadi pasti ada saja kendala yang
kita temui. Tim sarana dan prasarana ini sendiri juga
baru dibentuk. Kemarin- kemarin itu belum ada. Saya
pribadi selaku ketua harus banyak belajar dalam hal
pengelolaan sarana dan prasarana. Karena ini
mencakup bagaimana agar sarana dan prasarana dapat
digunakan secarana maksimal. Semua warga sekolah
bisa mendapatkan dan merasakan hal yang sama.
Selain itu ada pembukuan yang harus kita kerjakan
untuk pertanggung jawabannya.
Faktor DF ( F10, D1, P1 ) Dari hasil wawancara yang
Penghambat Kalau untuk faktor penghambat sendiri itu paling dilakukan dapat diketahui bahwa
pertama di dana yaaa. Seperti ini kita masih faktor penghambat manajemen
156

kekurangan beberapa ruangan seperti ruang kelas sarana dan prasarana di SMP
sebenarnya itu masih kurang. Kita juga disini belum Negeri 2 Makale Kabupaten Tana
punya aula jadi kalau ada pertemuan kita pakai Toraja yaitu dana yang ada terbatas.
ruang kelas dan itu kadang mengganggu proses Selain itu tim sarana dan prasrana
belajar siswa. yang ada juga baru dibentuk.
JP ( F10, D1, P1 )
Kalau faktor penghambat sendiri kalau menurut
saya itu dana yang ada masih terbatas. Jadi kalau
ada yang kita butuhkan biasa harus menunggu dulu.
Selain itu saya sendiri sebagai wakasek sarpras kan
baru jadi harus banyak belajar harus tau bagaimana
bisa mengelola sarana dan prasarana yang ada
dengan baik dan tepat.
157

Lampiran 4.

FOTO DOKUMENTASI KEGIATAN PENELITIAN

Gerbang SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja

Visi, Misi, dan Tujuan SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja
158

Ruang Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja

Ruang Wakil Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja
159

Ruang Guru SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja

Ruang Tata Usaha SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja


160

Ruang Kelas SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja

Ruang Tamu SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja


161

Perpustakaan SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja

Lab. Komputer SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja


162

Laboratorium IPA SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja


163

Rumah Dinas SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja

POS Satpam SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja


164

Lapangan Olahraga SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja

Kantin SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja


165

UKS SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja


166

Parkiran SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja

Gazebo SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja


167

Taman Baca SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja


168

Taman Adiwiyata SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja


169

Teras Kelas SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja


170

Papan Informasi SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja


171

Ruang BK SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja

Wastafel SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja


172

WC Siswa SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja

Bak Sampah SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja


173

Dapur SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja

Gudang Penyimpanan Barang yang Akan Dihapus


174

Struktur Organisasi SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja

Papan Administrasi Kelas SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja


175

Papan Keadaan Guru dan Pegawai SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana
Toraja

Struktur OSIS SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja


176

Buku Inventaris SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja


177

Buku Pendistribusian Barang Non Inventaris SMP Negeri 2 Makale Kabupaten


Tana Toraja
178

Foto Wawancara dengan Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Makale Kabupaten


Tana Toraja

Foto Wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana
SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja
179

FotoWawancara dengan Bendahara SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana


Toraja

FotoWawancara dengan Guru SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja


180

FotoWawancara dengan Guru SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja

FotoWawancara dengan Siswa SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja


181

FotoWawancara dengan Siswa SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja


182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195

PERSURATAN
196
197
198
199
200
201
202
203
204
205
206
207
208
209

RIWAYAT HIDUP

Irmawati Timbang, lahir di Makale Kabupaten Tana Toraja 20

Mei 1997. Merupakan anak bungsu dari 5 bersaudara, pasangan

dari Bapak Ibrahim B. Timbang dan Ibu Agustina Tandungan.

Mengikuti pendidikan formal pada tahun 2003 di SDN 102 Makale

5 Kabupaten Tana Toraja dan lulus pada tahun 2009. Tahun 2009 melanjutkan

pendidikan ke SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja dan lulus pada tahun

2012. Pada tahun yang sama melanjutkan pendidikan ke MAN Makale Kabupaten

Tana Toraja dan lulus pada tahun 2015. Kemudian tahun yang sama penulis terdaftar

sebagai mahasiswa di Universitas Negeri Makassar pada fakultas Ilmu Pendidikan

Jurusan Administrasi Pendidikan, melalui jalur SBMPTN.

Anda mungkin juga menyukai