IRMAWATI TIMBANG
SKRIPSI
Oleh:
IRMAWATI TIMBANG
1543041023
i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran
orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran sendiri.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini hasil
jiplakan atau mengandung unsur plagiat, maka saya bersedia menerima sanksi atas
Irmawati Timbang
1543041023
iv
MOTTO DAN PERUNTUKAN
studi ini.
v
ABSTRAK
Penelitian ini mengkaji tentang manajemen sarana dan prasarana di SMP Negeri 2
Makale Kabupaten Tana Toraja. Fokus penelitian ini yaitu (1) Bagaimanakah
manajemen sarana dan prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja ? (2)
Apa faktor pendukung manajemen sarana dan prasarana di SMP Negeri 2 Makale
Kabupaten Tana Toraja ? (3) Apa faktor penghambat manajemen sarana dan prasarana di
SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja?. Tujuan penelitian ini yaitu untuk
mengetahui (1) Manajemen sarana dan prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten
Tana Toraja (2) Faktor pendukung manajemen sarana dan prasarana di SMP Negeri 2
Makale Kabupaten Tana Toraja dan (3) Faktor penghambat manajemen sarana dan
prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja. Pendekatan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif jenis deskriptif. Sumber data dalam
penelitian ini adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana,
bendahara, 2 orang guru dan 2 orang siswa. Teknik pengumpulan data melalui
wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data melalui pengumpulan data,
reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa: (1) Manajemen sarana dan prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana
Toraja meliputi : perencanaan, pengadaan, penyaluran, inventarisasi, pemeliharaan,
penggunaan, penyimpanan, dan penghapusan 2) Faktor pendukung manajemen sarana
dan prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja yaitu dana/ biaya dan
adanya tim khusus sarana dan prasarana (3) Faktor penghambat manajemen sarana dan
prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja yaitu dana yang ada masih
terbatas, masih kekurangan beberapa ruang seperti ruang kelas dan aula.
vi
PRAKATA
Segala puji dan syukur bagi Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-
Nyalah sehingga penulisan skripsi dengan judul “Manajemen Sarana dan Prasarana di
SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja” dapat terselesaikan walaupun dalam
bentuk yang sederhana dan tidak dapat dipungkiri masih banyak terdapat kekurangan
di dalamnya. Dan tak lupa pula penulis haturkan salam dan salawat kepada baginda
Rasulullah Muhammad SAW, Nabi yang membawa umatnya dari dunia yang gelap
Seiring dengan rampungnya karya ini, atas segala bantuan, fasilitas, motivasi
dan kemudahan yang didapatkan, penulis sampaikan rasa terima kasih kepada Ibu
Dr. Ratmawati T, M.Pd dan Dra. Sitti Habibah, M.Si selaku dosen pembimbing
pertama dan dosen pembimbing kedua yang telah meluangkan waktunya untuk
hingga akhir penulisan skripsi. Ucapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada:
1. Prof. Dr. H Husain Syam, M. TP. selaku Rektor Universitas Negeri Makassar
2. Dr. Abdul Saman, M. Si, Kons sebagai Dekan FIP UNM; Dr. Mustafa, M. Si
vii
administrasi dan kemahasiswaan selama proses pendidikan dan penyelesaian
studi.
3. Dr. Ed. Faridah, ST., M.Sc dan Dr. Wahira. M. Pd selaku ketua jurusan dan
4. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan yang telah memberikan
5. Kepala Sekolah, guru-guru, staf dan pegawai serta siswa-siswi SMP Negeri 2
Makale Kabupaten Tana Toraja yang telah menerima penulis dalam melakukan
penelitian.
6. Terkhusus ucapan terima kasih serta rasa hormat yang sangat mendalam kepada
orang tua tercinta yang dengan tulus dan ikhlas mendidik, membesarkan,
mendoakan penulis serta segala sesuatu yang mereka berikan tanpa pamrih baik
7. Kepada keempat saudaraku Iriyanto, Iriyanti, Irwanto, dan Indrayanto yang terus
8. Sahabatku Ayu Sri Dwi Mahyuni dan Muhammad Rivai Musa yang telah banyak
viii
9. Teman- teman seperjuanganku: Abia Trifosa, Dian Febrianti, Sitti Hajar, Marwa,
Nur Cahyani, Sitti Aminah, Musdalifa, dan Apriliah yang selalu berbagi
10. Semua pihak yang telah memberikan bantuan yang tidak sempat saya sebutkan
Akhirnya, tiada gading yang tak retak, tak adapula makhluk yang
szeempurna, demikian pula dalam penulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan.
Semoga dengan adanya karya ini dapat bermanfaat dan sebagai bahan masukan serta
Penulis,
ix
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI iv
MOTTO DAN PERUNTUKAN v
ABSTRAK vi
PRAKATA vii
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL xiii
DAFTAR GAMBAR xiv
DAFTAR LAMPIRAN xv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Konteks Penelitian 1
B. Fokus Penelitian 7
C. Tujuan Penelitian 7
D. Manfaat Penelitian 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEPTUAL 9
A. Tinjauan Pustaka 9
1. Manajemen Sarana dan Prasarana 9
2. Tujuan Manajemen Sarana dan Prasarana 14
3. Prinsip- Prinsip Manajemen Sarana dan Prasarana 15
4. Proses Manajemen Sarana dan Prasarana 16
5. Macam- Macam Sarana dan Prasarana 33
6. Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Menengah Pertama (SMP) 34
7. Faktor Pendukung Manajemen Sarana dan Prasarana 41
x
8. Faktor Penghambat Manajemen Sarana dan Prasarana 43
B. Kerangka Konseptual 44
BAB III METODE PENELITIAN 46
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 46
C. Kehadiran Peneliti 46
D. Lokasi dan Subjek Penelitian 47
E. Sumber Data 47
F. Teknik Pengumpulan Data 48
G. Analisis Data 51
H. Pengecekan Keabsahan Data 52
I. Tahap- Tahap Penelitian 53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 55
A. Hasil Penelitian 55
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 55
2. Hasil Penelitian 61
B. Pembahasan 95
1. Manajemen Sarana dan Prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten
Tana Toraja 95
2. Faktor Pendukung Manajemen Sarana dan Prasarana di SMP Negeri 2
Makale Kabupaten Tana Toraja 110
3. Faktor Penghambat Manajemen Sarana dan Prasarana di SMP Negeri 2
Makale Kabupaten Tana Toraja 111
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 112
A. Kesimpulan 112
B. Saran 113
DAFTAR PUSTAKA 115
LAMPIRAN 119
xi
Lampiran 119
RIWAYAT HIDUP 209
xii
DAFTAR TABEL
2.2 Rasio Minimum Luas Lantai Bangunan SMP terhadap Peserta Didik 36
2018/2019
2018/2019
xiii
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman
2.1 Kerangka Konseptual 45
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
5. Persuratan 191
xv
BAB I PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
Pendidikan merupakan arahan bagi manusia agar tumbuh sesuai dengan apa yang
ada pada diri dan lingkungannya untuk menjadi jati diri yang hakiki. Upaya yang dapat
demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi
Tahun 2007 tentang standar sarana dan prasarana sebagai upaya yang berkelanjutan
1
2
dalam pemenuhan standar sarana dan prasarana pendidikan untuk Sekolah Dasar/
menteri tersebut menjelaskan kriteria minimal sarana dan prasarana yang dimiliki oleh
sekolah.
belajar mengajar tersebut. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana dan prasarana
pendidikan. Sarana dan prasarana merupakan hal yang sangat penting dalam menunjang
semua perangkat, peralatan, bahan, dan perabot yang secara langsung digunakan dalam
adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang
pada sifatnya, sarana bersifat langsung dan prasarana tidak bersifat langsung dalam
Sekolah merupakan sebuah sistem yang memiliki tujuan. Berkaitan dengan upaya
jawab administrator sekolah. Dengan sarana dan prasarana yang mencukupi diharapkan
outputnya akan mencapai tujuan awal dari sebuah lembaga pendidikan itu sendiri.
3
semua peralatan atau fasilitas harus diadakan sesuai dengan kebutuhan. Jika semua
peralatan dan fasilitas sudah ada harus dimanfaatkan dan dikelola secara baik dan benar.
sekolah menurut kebutuhan dan kemampuan sendiri serta berdasarkan aspirasi dan
partisipasi warga sekolah dengan tetap mengacu pada peraturan dan perundang-undangan
yang berlaku. Manajemen sarana dan prasarana pendidikan ini menjadi tanggung jawab
sekolah seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Setiap satuan pendidikan formal dan non formal menyediakan sarana dan
prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan
pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual,
sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik.
Sarana dan prasarana menjadi salah satu aspek yang sangat berpengaruh terhadap
hasil prestasi belajar siswa. Sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu dari
menjadi penting karena sarana dan prasarana merupakan hal yang mendasar dalam
menunjang kegiatan belajar mengajar, artinya proses pendidikan tanpa sarana dan
prasarana pendidikan tidak akan berjalan secara maksimal. Lebih lanjut diatur dalam
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Bab VII Pasal 42
Kabupaten/Kota, maka semakin jelas kebutuhan akan manajemen sarana dan prasarana
pendidikan karena sarana dan prasarana pendidikan termasuk aspek yang dipersyaratkan
pemerintah tersebut mempertegas bahwa sarana dan prasarana pendidikan tetap harus
terus menerus didata dan diperbaiki kondisinya untuk memenuhi standar karena
Sarana dan prasarana yang lengkap tidak cukup untuk mendukung proses belajar
mengajar tanpa adanya sebuah manajemen yang baik. Manajemen sarana dan prasarana
pendidikan karena manajemen sarana dan prasarana baik dapat menciptakan lingkugan
yang bersih, rapi, dan indah sehingga menciptakan kondisi yang menyenangkan baik
besar jika sistem dan prosedur pengelolaannya tidak jelas, termasuk jika kemauan dan
kemampuan pengelolanya tidak ada dan tidak sesuai seperti yang diharapkan. Akibat
pendidikan, dewasa ini banyak ditemukan bahwa sarana dan prasarana pendidikan yang
Agar tercapainya tujuan pendidikan, dalam hal ini kepala sekolah harus bisa
mencari solusi untuk mengadakan, merawat, dan meremajakan sarana dan prasarana
Prasana yang baik dan tepat, serta menanamkan pemahaman terhadap bawahannya dan
siswanya untuk selalu menjaga dan merawat sarana prasarana pendidikan akan
membantu dalam proses manajemen sarana prasarana. Seperti kita tahu bahwa salah satu
tugas pemimpin ataupun dalam hal ini kepala sekolah adalah mengelola administrasi,
SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja terletak di Jln. Pongtiku, Km. 7,
Lemo, Makale Utara, Kabupaten Tana Toraja berdiri diatas lahan seluas 14911 m2
memiliki jumlah peserta didik Tahun Pelajaran 2018/ 2019 sebanyak 588 siswa dengan
akreditas A dan beberapa tahun ini menjadi sekolah Adiwiyata. Sekolah ini juga telah
memiliki beberapa prestasi, baik itu prestasi akademik maupun non akademik di tingkat
kecamatan dan kabupaten. SMP ini juga mendapatkan perhatian baik dari pemerintah
kabupaten dibuktikan dengan adanya bantuan yang diberikan Bupati Tana Toraja untuk
perbaikan sekolah sebagai sekolah adiwiyata seperti digunakan untuk perbaikan ruang
6
kelas, pembuatan taman adiwiyata, serta adanya bantuan sarana berupa tambahan meja
dan kursi.
Atas dasar pernyataan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan studi pra
penelitian di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja. Pra penelitian ini
berlangsung selama 2 hari yaitu pada tanggal 23 Agustus 2018 dan 27 Agustus 2018.
Hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti saat berada di sekolah
menyatakan bahwa manajemen sarana dan prasarana di sekolah ini telah dilaksanakan.
Hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada Wakil Kepala Sekolah bidang
sarana dan prasarana. Beliau mengatakan bahwa saat ini manjemen sarana dan prasarana
sudah dilaksanakan namun belum maksimal. Di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana
Pengadaan sarana dan prasarana dilakukan dengan berbagai cara salah satunya
mengatakan bahwa “biasanya ada barang yang masuk tanpa kita buat proposal, jadi
kadang itu barang menumpuk kayak alat peraga matematika masih ada yang sampai
sekarang belum terbuka karena sudah banyak”. Proses inventarisasi masih belum
dilaksanakan secara maksimal dan baru dilakukan beberapa tahun. Untuk pemeliharaan
dilakukan tergantung dengan anggaran yang ada. Sementara untuk penghapusan sudah
dilaksanakan sesuai dengan syarat- syarat penghapusan sarana dan prasarana yang
berlaku.
Berangkat dari fakta yang peneliti temukan di lapangan, maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian yang berfokus pada manajemen sarana dan prasarana, faktor
7
pendukung dan faktor penghambat di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja
B. Fokus Penelitian
2. Apa faktor pendukung manajemen sarana dan prasarana di SMP Negeri 2 Makale
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun
1. Manfaat Teoritis
yang dapat dipergunakan sebagai bahan referensi bagi para peneliti dan
Prasarana.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi dan acuan dalam
A. Tinjauan Pustaka
a. Pengertian Manajemen
Kata manajemen berarti pemimpin, direksi dan pengurus yang diambil dari kata
manajemen berasal dari bahasa Italia “managier ” yang berarti melatih kuda” (Rusman,
2009:9). Istilah manajemen di Indonesia sering disebut juga dengan istilah pengelolaan.
Istilah manajemen berasal dari Bahasa Latin, yaitu dari asal kata manus
yang berarti tangan dan agere yang berarti melakukan. Kata-kata itu
digabung menjadi managere yang berarti menangani. Managere
diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris dalam bentuk kata kerja to
manage, dengan kata benda management dan manager untuk orang yang
melakukan kegiatan manajemen. Akhirnya, management diterjemahkan
ke dalam Bahasa Indonesia menjadi manajemen atau pengelolaan.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa manajemen sebagai seni berfungsi untuk mencapai
tujuan yang nyata mendatangkan hasil dan manfaat, sedangkan manajemen sebagai ilmu
untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Selain itu, Malayu (2007:2), menjelaskan
bahwa “manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya
9
10
manusia dan sumber-sumber daya lainnya secara efekif dan efisien untuk mencapai suatu
tujuan tertentu”.
Manajemen dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang
berupa proses pengelolaan usaha kerjasama sekelompok manusia yang tergabung dalam
sebelumnya, agar efektif dan efisien. Manajemen pada organisasi pendidikan memiliki
beberapa obyek garapan dengan titik tolak pada kegiatan belajar-mengajar di kelas,
Dari beberapa definisi yang telah disampaikan oleh para ahli di atas, dapat
yang dikaitkan dengan sumber daya untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan
efisien. Rangkaian aktivitas dalam manajemen dikaitkan dengan sumber daya agar segala
sesuatu yang menjadi kelebihan dan kekurangan dapat dikelola dengan baik dan akan
berpengaruh pada ketepatan penggunaan sumber daya yang sesuai standar dan
yang dapat dipakai, propaganda capai atau maksud tujuan, alat media, syarat, upaya dan
kegiatan pembelajaran sesuai kurikulum satuan pendidikan. Agar pemenuhan sarana dan
prasarana tepat guna dan berdaya guna (efektif dan efisien), diperlukan suatu analisis
Secara etimologi sarana dan prasarana memiliki arti yang berbeda , namun
Sarana dan prasarana merupakan salah satu penunjang dalam proses belajar
dorongan tertentu agar kegiatan belajarnya dapat menghasilkan prestasi belajar yang
sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Susilo (2008), sarana pendidikan adalah
peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses
pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja kursi,
serta alat-alat dan media pengajaran, adapun yang dimaksud dengan prasarana
pendidikan adalah fasilitas yang tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan
atau pengajaran, seperti halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah, tetapi jika
dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar, seperti taman sekolah
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa sarana pendidikan ialah
segala peralatan atau barang yang digunakan secara langsung untuk proses pendidikan,
sedangkan prasarana adalah semua perangkat yang tidak secara langsung digunakan
untuk proses pendidikan. Sarana dan prasaran merupakan suatu kebutuhan yang harus
tersedia untuk mendukung kegiatan pembelajaran dan peningkatan mutu pendidikan serta
Sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu sumber daya yang
penting dan utama dalam menunjang proses pembelajaran di sekolah. Untuk itu, perlu
prasarana adalah “kegiatan yang mengatur untuk mempersiapkan segala peralatan atau
(2009:61) mengartikan :
sarana dan prasarana agar dapat memberikan kontribusi secara optimal dan berarti pada
pendidikan guna mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Selanjutnya Barnawi
dengan penghapusan untuk mencapai tujuan pendidikan yang efektif dan efisien.
14
Secara umum, tujuan manajemen sarana dan prasarana pendidikan adalah untuk
memberikan layanan secara profesional di bidang sarana dan prasarana pendidikan dalam
rangka terselenggaranya proses pendidikan secara efektif dan efisien. Jannah (2010:47)
sekolah yang bersih, rapi, indah, sehingga menciptakan kondisi yang menyenangkan
baik bagi guru maupun untuk murid dan masyarakat yang berada di sekolah.
Jadi dapat disimpulkan bahwa manajemen sarana dan prasarana diharapkan dapat
prasarana, serta kegiatan penghapusan barang inventaris sekolah. Manajemen sarana dan
prasarana yang baik diharapkan dapat menciptakan sekolah yang bersih, rapi, indah,
sehingga menciptakan kondisi yang menyenangkan baik bagi guru maupun untuk murid
dan masyarakat yang berada di sekolah . Di samping itu juga diharapkan tersedianya
alat-alat fasilitas belajar yang memadai secara kuantitatif, kualitatif, dan relevan dengan
kebutuhan serta dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan proses pendidikan
dan pengajaran, baik oleh guru sebagai pengajar maupun murid-murid sebagai pelajar.
Terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam mengelola sarana dan
itu selalu siap pakai setiap saat ketika ada personil sekolah yang akan
yang diinginkan.
b. Prinsip Efisiensi
adalah pemeliharaan terhadap sarana dan prasana sekolah yang sudah ada
sehingga sarana dan prasarana sekolah terawat dan dapat tahan lama.
16
c. Prinsip Administratif
Pada hal ini diperlukan pembagian tugas yang jelas sehingga setiap orang
e. Prinsip Kekohesifan
Jenis peralatan dan perlengkapan yang disediakan di sekolah dan cara- cara
Persediaan yang kurang dan tidak memadai akan menghambat proses belajar mengajar,
demikian pula administrasinya yang tidak baik akan mengurangi kegunaan alat-alat dan
istimewa. Namun yang lebih penting dari itu semua adalah penyediaan sarana di sekolah
disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik serta kegunaan hasilnya di masa mendatang.
pengelolaan/ manajemen yang baik. Manajemen sarana prasarana yang baik diharapkan
dapat menciptakan lembaga pendidikan yang bersih, rapi dan indah sehingga
menciptakan kondisi yang menyenangkan baik pendidik maupun siswa untuk berada di
17
lingkungan pendidikan. Berkenaan dengan hal tersebut, pada bagian ini peneliti
deskripsikan 8 proses manajemen sarana dan prasarana dengan memadukan dua buku
yaitu buku dari Matin (2016) dan Barnawi (2014) sebagai berikut:
dilakukan dengan cermat dan teliti baik berkaitan dengan karakteristik sarana dan
dengan jawaban pertanyaan 5W1H yaitu: apa (what) yang akan dilakukan, mengapa
(why) hal tersebut dilakukan, siapa (who) yang melakukannya, dimana (where)
teknik dan metode yang dipergunakan, dan sumber yang diperdayakan untuk mencapai
menentukan kegiatan yang hendak dilakukan pada masa yang akan datang. Arikunto
serangkaian keputusan untuk mengambil tindakan dimasa yang akan datang yang
18
perencanaan sarana dan prasarana harus dilakukan dengan baik dengan memerhatikan
persyaratan dari perencanaan yang baik. Dalam kegiatan perencanaan sarana dan
prasarana pendidikan. Menurut Depdiknas (2009:8) ada beberapa persyaratan yang harus
Dari uraian di atas dapat disimpulkan perencanaan sarana dan prasana pendidikan
adalah suatu proses memikirkan dan menetapkan keputusan yang berkaitan dengan
pengadaan sarana dan prasarana pendidikan selama kurun waktu tertentu agar
penyelengaraan dapat dilaksanakan secara efisien, efektif dan bermutu untuk mencapai
tujuan tertentu. Oleh karena itu, perencanaan harus dilakukan dengan baik.
dalam manajemen sarana dan prasarana pendidikan. Pengadaan sarana dan prasarana
menurut Matin (2016:21) “Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan
penyediaan semua jenis sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan dalam rangka
(2007:17), menjelaskan prosedur pengadaan barang dan jasa harus mengacu pada
Peraturan Menteri No. 24 tahun 2007. Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di
Kebutuhan sarana dan prasarana dapat berkaitan dengan jenis dan spesifikasi,
jumlah, waktu, tempat, dan harga serta sumber yang dapat dipertanggungjawabkan.
Pengadaan diadakan sebagai bentuk realisasi atas perencanaan yang telah dilakukan
21
sebelumnya. Tujuannya untuk menunjang proses pendidikan agar berjalan efektif dan
Ada beberapa alternatif cara dalam pengadaan sarana dan prasarana pendidikan
1) Membeli
Membeli adalah merupakan cara pemenuhan kebutuhan sarana dan
prasarana pendidikan yang lazim ditempuh yaitu dengan jalan
membayar sejumlah uang tertentu kepada penjual atau supplier untuk
mendapatkan sejumlah sarana dan prasarana sesuai dengan
kesepakatan kedua belah pihak. Pembelian dilakukan apabila
anggarannya tersedia, seperti pembelian meja, kursi, bangku, lemari,
papan tulis, wireless, dan lain sebagainya.
2) Membuat Sendiri
Pembuatan sendiri merupakan cara pemenuhan kebutuhan sarana dan
prasarana pendidikan dengan jalan membuat sendiri yang biasanya
dilakukan oleh guru, siswa, atau pegawai. Pembuatan sendiri biasanya
dilakukan terhadap sarana dan prasarana pendidikan yang sifatnya
sederhana dan murah, misalnya alat- alat peraga yang dibuat oleh
guru dan murid.
3) Hibah atau Bantuan
Penerimaan hibah atau bantuan yaitu merupakan cara pemenuhan
sarana dan prasarana pendidikan dengan jalan pemberian secara
cuma- cuma dari pihak lain. Penerimaan hibah atau bantuan harus
dilakukan dengan membuat berita acara.
4) Penyewaan
Yang dimaksud dengan penyewaan adalah cara pemenuhan
kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan dengan
jalan pemanfaatan sementara barang milik pihak lain untuk
kepentingan sekolah dengan cara membayar berdasarkan perjanjian
sewa- menyewa.
5) Pinjaman
Yaitu penggunaan barang secara cuma- cuma untuk sementara waktu
dari pihak lain untuk kepentingan sekolah berdasarkan perjanjian
pinjam meminjam.
6) Mendaur Ulang
Mendaur ulang adalah kegiatan mengolah barang- barang bekas yang
kegunaannya sudah berkurang dengan cara peleburan atau perakitan
22
dan tanggung jawab pengelolaannya dari instansi yang satu kepada instansi yang lain.
23
Menurut Matin (2016:47 ) ada dua pihak yang terlibat yaitu “ pertama, pihak sumber
yakni dari mana sarana dan prasarana berasal dan disalurkan. Kedua, pihak penerima
Pada dasarnya ada dua jalur pengiriman yaitu pengiriman langsung dan
pengiriman tidak langsung. Pengiriman langsung berarti sarana dari proyek langsung
dikirim ke pemakai, misalnya dari proyek langsung dikirim ke SD, SMP, dan SMA di
seluruh pelosok tanah air. Pengiriman tidak langsung adalah pengiriman sarana dimana
sarana tersebut sebelum sampai ke sekolah/ pemakai mampir terlebih dahulu di beberapa
kabupaten- kota/ dinas pendidikan kabupaten- kota, dan di kandepdikbud cam/ kasi
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penyaluran sarana dan prasarana
merupakan kegiatan pemindahan sarana, prasarana, dan tanggung jawab dari instansi
yang satu ke instansi yang lain yang melibatkan dua pihak, yaitu pihak simber dan pihak
penerima.
secara tertib dan teratur menurut ketentuan dan tata cara yang berlaku. Bafadal
pendidikan yang dimiliki oleh sekolah secara sistematis, tertib, dan teratur berdasarkan
24
pendidikan adalah pencatatan sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah kedalam suatu
daftar inventaris barang secara tertib dan teratur menurut tata cara yang berlaku”.
Sarana dan prasarana yang berasal dari pemerintah (milik negara) wajib
diadakann inventarisasi sesuai dengan format- format yang telah ditentukan. Kepala
sekolah bertanggung jawab atas kegiatan inventarisasi. Melalui inventarisasi akan dapat
diketahui dengan mudah jumlah, jenis barang, kualitas, tahun pembuatan, merek/ ukuran,
dan harga barang- barang yang ada di sekolah. Menurut Matin (2016:66) barang
dalam buku daftar inventaris dan membuat laporannya kepada pihak- pihak yang terkait.
Ada sejumlah buku dan kartu daftar barang inventaris yang digunakan yaitu buku induk
barang inventaris, buku golongan barang inventaris, buku catatan barang non inventaris,
daftar laporan mutasi barang inventaris, dan kartu inventaris barang. (Matin,2016)
dikuasai/diurus oleh sekolah masing-masing secara teratur, tertib dan lengkap, Daftar
25
Laporan Triwulan Mutasi Barang Inventaris adalah daftar tempat mencatat jumlah
bertambah dan atau berkurangnya barang inventaris sebagai akibat mutasi yang
terjadi dalam triwulan yang bersangkutan. Daftar ini tersusun menurut jenis barang
1) Buku inventarisasi
Buku inventarisasi berisi daftar barang inventaris tentang barang barang
milik negara dan barang-barang dari sumber lain dan telah menjadi
milik negara.
2) Buku pembelian
Buku pembelian berisi daftar pembelian/ pengadaan barang- barang.
3) Buku penghapusan
Buku ini berisi tentang penghapusan barang-barang yang tidak dapat
dipakai lagi atau sudah rusak dan barang-barang yang masih bagus
tetapi tidak diperlukan dalam pembelajaran.
4) Kartu barang
Kartu barang diperlukan untuk mengetahui keadaan barang dari segi
kuantitas untuk setiap bulan, catur wulan, setahun, dan keadaan dari
tahun ke tahun berikutnya.
merupakan kegiatan mencatat dan menyusun sarana dan prasarana yang ada secara
teratur, tertib, dan lengkap berdasarkan ketentuan yang berlaku. Dengan melakukan
inventarisasi dengan baik maka dapat diketahui dengan mudah jumlah, jenis barang,
kualitas, tahun pembuatan, merek/ ukuran, dan harga barang- barang yang ada di sekolah.
26
sarana dan prasarana akan mengalami penyusutan kualitas dari waktu ke waktu. Sejak
barang diterima dari penjual atau pemborong, sejak itu pula barang tersebut akan
mengondisikan sarana dan prasarana tersebut senantiasa siap pakai dan tidak mengalami
sekolah secara keseluruhan. Karena itu, pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di
sekolah harus dilakukan secara teratur, sistematis dan terus menerus, jangan sampai
menunggu rusak terlebih dahulu (Depdikbud, 2010). Tahapan pemeliharaan sarana dan
(2006) menjelaskan bahwa menurut kurun waktu pemeliharaan dibedakan menjadi dua,
yaitu (1) pemeliharaan sehari-hari, (1) pemeliharaan berkala. Pemeliharaan sarana dan
prasarana di sekolah secara berkala ditujukan kepada jenis sarana dan prasarana yang
saluran air (PVC) yang bocor, pengecatan pagar, penggantian tanaman, pemolesan ulang
lantai traso, pemotongan rumput tanaman, pemlituran ulang meubel, penambalan talang
yang bocor, dan masih banyak lagi. Pemeliharaan secara berkala ini lazimnya akan
menjadikan sarana dan prasarana berubah menjadi indah kembali, dan sekaligus
merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk mempertahankan kondisi sarana dan
prasarana sehingga dapat lebih tahan lama dalam pemakaian. Pemeliharaan mencakup
segala daya upaya yang terus menerus untuk mengusahakan agar sarana dan prasarana
pendidikan untuk mendukung proses pendidikan demi mencapai tujuan pendidikan. Ada
pendidikan, yaitu :
sekolah. Namun, kepala sekolah dapat melimpahkan pekerjaannya kepada wakil kepala
sekolah. Wakil kepala sekolah yang menangani sarana dan prasarana sering disebut
sebagai Wakil bidang sarana dan prasarana. Apabila kondisi sekolah tidak
Kepala sekolah harus dapat menjamin sarana dan prasarana telah digunakan
secara optimal oleh warga sekolah. Akan tetapi, perlu dihindari kemungkinan terjadi
(2001:123), hal- hal yang perlu diperhatikan dalam peggunaan sarana dan prasarana,
yaitu :
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan sarana dan prasarana
merupakan suatu kegiatan pemanfaatan dan pengaturan yang dilakukan agar sarana dan
prasarana digunakan secara efektif, efisien dan merata. Dengan penggunaan sarana dan
prasarana yang baik maka dapat menghindari kemungkinana terjadinya kerusakan dini
suatu tempat agar kualitas dan kuantitasnya terjamin. Kegiatan penyimpanan meliputi,
Dalam kegiatan ini diperlukan gudang sebagai tempat untuk menyimpan barang- barang
yang perlu disimpan dalam satu tempat (Barnawi, 2014). Menurut Matin (2016:119)
merupakan kegiatan simpan menyimpan suatu barang baik berupa perabot, alat tulis
kantor, surat- surat maupun barang elektronik dalam keadaan baru, maupun rusak yang
dapat dilakukan oleh seorang atau beberapa orang yang ditunjuk atau ditugaskan pada
lembaga pendidikan.
dan prasarana dari daftar inventarisasi karena sudah tidak memiliki fungsi untuk kegiatan
(2010:30), menjelaskan bahwa “penghapusan sarana dan prasarana adalah kegiatan yang
penghapusan sarana dan prasarana adalah proses kegiatan yang bertujuan untuk
mengeluarkan/ menghilangkan sarana dan prasarana dari daftar inventaris karena sarana
dan prasarana sudah dianggap tidak berfungsi sebagaimana yang diharapkan terutama
Menurut Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana (2009:281), barang- barang yang dapat
dihapuskan dari daftar inventaris harus memenuhi salah satu atau lebih syarat- syarat di
bawah ini.
dari sudut a. habis tidaknya dipakai, b. bergerak tidaknya pada saat digunakan dan
Apabila ditinjau dari habis tidaknya dipakai, ada dua macam sarana
pendidikan, yaitu sarana pendidikan yang habis pakai dan sarana pendidikan yang
tahan lama.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan sarana dan prasarana dapat diklasifikasikan
berdasarkan habis tidaknya dipakai dan sarana pendidikan yang bergerak dan sarana yang
Tahun 2007.
a. Satuan Pendidikan
b. Lahan
Lahan untuk satuan pendidikan SMP/ MTs memenuhi ketentuan rasio minimum
luas lahan terhadap peserta didik seperti tercantum pada tabel 2.1
Tabel 2.1 Rasio Minimum Luas Lahan SMP terhadap Peserta Didik
Lahan harus terhindar dari potensi bahaya yang mengancam kesehatan dan
keselamatan jiwa serta memiliki kemiringan, maka rata- rata kemiringan tersebut tidak
boleh lebih dari 15%, tidak berada di dalam garis sempadan sunga dan jalur kereta api,
terhindar dari pencemaran air dan udara serta terhindar dari kebisingan.
c. Bangunan Gedung
rasio minimum luas lantai terhadap peserta didik seperti tercantum pada tabel 2.2
36
Tabel 2.2 Rasio Minimum Luas Lantai Bangunan SMP terhadap Peserta Didik
yang stabil dan kukuh sampai dengan kondisi pembebanan maksimum dalam
mendukung beban muatan hidup dan beban muatan mati, serta untuk daerah/zona
tertentu kemampuan untuk menahan gempa dan kekuatan alam lainnya. (b) Dilengkapi
sistem proteksi pasif dan/atau proteksi aktif untuk mencegah dan menanggulangi bahaya
bahwa sebuah SMP/ MTs sekurang- kurangnya memiliki prasarana sebagai berikut:
1) Ruang Kelas
2) Ruang Perpustakaan
4) Ruang Pimpinan
5) Ruang Guru
a) Ruang guru berfungsi sebagai tempat guru bekerja dan istirahat serta
menerima tamu, baik peserta didik maupun tamu lainnya.
b) Rasio minimum luas ruang guru 4 m2 / pendidik dan luas minimum
48 m2.
c) Ruang guru mudah dicapai dari halaman sekolah ataupun dari luar
lingkungan sekolah, serta dekat dengan ruang pimpinan.
7) Tempat Beribadah
8) Ruang Konseling
9) Ruang UKS
11) Jamban
a) Jamban berfungsi sebagai tempat buang air besar dan/ atau kecil.
b) Minimum terdapat 1 unit jamban untuk setiap 40 peserta didik pria,
1 unit jamban untuk setiap 30 peserta didik wanita, dan 1 unit
jamban untuk guru. Banyak minimum jamban setiap sekolah 3 unit.
c) Luas minimum 1 unit jamban 2 m2.
d) Jamban harus berdinding, beratap, dapat dikunci, dan mudah
dibersihkan.
e) Tersedia air bersih di setiap unit jamban.
12) Gudang
tersebut juga didukung dengan sarana dan prasarana yang menjadi standar sekolah
atau instansi pendidikan yang terkait. Sarana dan prasarana sangat mempengaruhi
kemampuan siswa dalam belajar. Hal ini menunjukkan bahwa peranan sarana dan
prasarana sangat penting dalam menunjang kualitas belajar siswa. Misalnya saja
sekolah yang berada di kota yang sudah memiliki faslitas laboratorium komputer,
maka anak didiknya secara langsung dapat belajar komputer sedangkan sekolah yang
berada di desa tidak memiliki fasilitas itu dan tidak tahu bagaimana cara
Suatu lembaga akan dapat berfungsi dengan memadai kalau memiliki sistem
manajemen yang didukung dengan sumber daya manusia (SDM), dana/biaya, dan
pustakawan, dan teknisi sumber belajar), sarana (buku pelajaran, buku sumber, buku
pelengkap, buku perpustakaan, alat peraga, alat praktik, bahan dan ATK, perabot),
serta biaya yang mencakup biaya investasi (biaya untuk keperluan pengadaan tanah,
dalam dunia pendidikan selain tenaga pendidik. Pendidikan tidak akan pernah bisa
42
berjalan dengan baik tanpa adanya sarana dan prasarana yang memadai. Sarana dan
prasarana tidak akan dapat terpenuhi tanpa adanya manajemen yang dijalankan dalam
lembaga pendidikan yang terkait dan dengan adanya manajemen sarana dan prasarana
pengadaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana yang optimal. Selain itu dana juga
menjadi salah satu faktor pendukung dalam pengadaan sarana dan prasarana, faktor
pendukung ini dapat dijadikan alasan mengapa sarana dan prasarana perlu diadakan.
Selain itu dalam karya ilmiah Heri Wanto tahun 2012, dengan judul
SMK Muhammadiyah 4 Wonogiri antara lain memiliki lahan yang luas dan nyaman,
(tiga) program keahlian yang menjadi jurusan unggulan, keterlibatan komite sekolah
dan wali murid dalam perencanaan dan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan.
43
daya dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendayagunaan melalui
pengawasan. Sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses
belajar mengajar baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar pencapaian
tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur, efektif, dan efisien.
pendidikan agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar, teratur,
yakni keterbatasan dana, sebab pengalokasian dana dari RAPBS hanya 40% dan dana
dari komite sekolah yang tidak menentu jumlah dananya, sementara kebutuhan
pengadaan sarana dan prasarana lebih besar dari jumlah dana yang disediakan. Hal
lain yang menjadi faktor penghambat adalah gedung atau ruangan yang digunakan
untuk menyimpan sarana yang akan diadakan, ruangan yang berada di SMK Negeri 1
Jeneponto telah difungsikan secara keseluruhan oleh karena itu menjadi suatu kendala
Selain itu dalam karya ilmiah Heri Wanto tahun 2012, dengan judul
diketahui faktor penghambat manajemen sarana dan prasarana antara lain website
sekolah belum dikelola secara optimal. Kurangnya kesadaran peserta didik di dalam
kurang sekali dalam hal pendanaan, tidak terdapat sarana laboratorium fisika, sarana
B. Kerangka Konseptual
pendidikan akan menjadi semakin besar jika sistem dan prosedur pengelolaannya tidak
45
jelas, termasuk jika kemauan dan kemampuan pengelolanya tidak ada dan tidak sesuai
prasarana pendidikan, banyak sarana prasarana pendidikan yang dimiliki sekolah tidak
digunakan secara optimal. Dalam mengelola sarana dan prasarana tentu ada faktor yang
Kerangka konseptual yang dimaksud dalam penelitian ini adalah alur pikir yang
dijadikan acuan dalam memahami masalah yang diteliti. Penelitian ini berfokus pada
manajemen sarana dan prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja, serta
apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam manajemen sarana dan prasarana di
SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja. Untuk memperoleh gambaran yang jelas
Faktor Pendukung
Faktor Penghambat
METODE PENELITIAN
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif dengan
jenis deskriptif. Menurut Moleong (2017) penelitian kualitatif adalah “penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian
misalnya perilaku, persepsi, motivasi, dan tindakan”. Adapun jenisnya yakni deskriptif,
berupa kata- kata, gambar, dan bukan angka- angka yang disebabkan oleh adanya
Berdasarkan uraian diatas maka penelitian ini tergolong jenis penelitian bersifat
kualitatif deskriptif karena penelitian ini memberikan gambaran tentang hasil penelitian
dengan mendeskripsikan data aktual yang diperoleh di lapangan. Penelitian ini akan
B. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian ini, peneliti berperan penting karena menjadi instrumen utama.
Peneliti bertindak sebagai instrumen penelitian sekaligus sebagai pengumpul data. Untuk
memperoleh data yang baik dan lengkap secara tulisan, lisan yang maksimal, akurat dan
dapat dipertanggungjawabkan kepada semua pihak, maka peneliti mengambil sikap yang
46
47
tegas, artinya sikap yang memiliki etika, estetika terhadap obyek sehingga mereka
Disamping peneliti yang menjadi instrumen utama dalam penelitian ini juga
dilengkapi dengan instrumen lainnya, seperti pedoman wawancara, alat tulis, alat untuk
merekam dan kamera. Pedoman tersebut digunakan dalam rangka mempermudah peneliti
Lokasi penelitian, Moleong (2017:132) menentukan cara terbaik untuk ditempuh dengan
jalan mempertimbangkan teori substantif dan menjajaki lapangan dan mencari kesesuaian
Lokasi penelitian yaitu di SMP Negeri 2 Makale yang beralamat di JL. Pongtiku,
Km.7, Lemo, Makale Utara, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Penentuan lokasi
penelitian dimaksudkan untuk memperjelas objek yang menjadi sasaran penelitian. Subjek
penelitian ini yaitu kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana,
D. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh
(Arikunto,2002). Sumber data dalam penelitian ini diklasifikasikan dalam dua jenis, yaitu
sumber data primer dan sumber data sekunder. Data primer, adalah semua data yang
48
diperoleh langsung dari informan di lapangan sesuai dengan permasalahan yang dibahas
dalam penelitian ini. Data sekunder, merupakan data yang diperoleh dari dokumen-
dokumen dan sumber buku yang relevan dengan penelitian ini (Etta Mamang Sangadji dan
Sopiah, 2010).
terhadap kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana, bendahara,
guru, dan siswa di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja. Sedangkan, Data
sekunder yaitu berupa dokumen-dokumen atau literatur-literatur dari internet, jurnal dan
1. Wawancara
dengan maksud tertentu, percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
perolehan data. Namun wawancara tidaklah terfokus pada pedoman tersebut, tetapi akan
Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu: wawancara
terstruktur (terikat) dan semi struktur (bebas), pengumpulan data dengan wawancara
terstruktur didasarkan pada daftar pertanyaan lengkap dan terperinci sedangkan wawancara
semi struktur didasarkan pada pedoman wawancara yang hanya merupakan garis besar
tentang hal-hal yang akan ditanyakan. Adapun yang diwawancarai oleh peneliti yaitu (1)
kepala sekolah, (2) wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana, (3) bendahara, (4)
guru, dan (5) siswa di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja.
Dari wawancara ini akan didapatkan gambaran mengenai manajemen sarana dan
prasarana. Mulai dari proses perencanaan pengadaan sarana dan prasarana hingga
mengetahui apa saja faktor pendukung dan penghambat manajemen sarana dan prasarana
2. Observasi
berkenaan dengan prilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila
responden yang diamati tidak terlalu besar. Menurut Sugiyono (2013) Observasi
dapat dibedakan menjadi participan observation (observasi berperan serta) dan non
tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya. Jadi observasi
50
terstruktur dilakukan apabila peneliti telah tahu dengan pasti tentang variabel apa
yang akan diamati. Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak
dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Hal ini dilakukan
karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati.
maupun warga yang ada disekolah tersebut. Melalui metode observasi ini peneliti
berharap agar mudah memperoleh data yang diperlukan dengan pengamatan dan
pencatatan terhadap suatu objek yang diteliti sebagai pendukung penelitian ini.
3. Dokumentasi
Studi dokumen ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian,
meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, dan film
dokumenter, Riduwan (2007). Melalui metode ini peneliti melihat data manajemen sarana
dan prasarana milik sekolah. Berdasarkan data tersebut peneliti mampu mengidentifikasi
kondisi manajemen sarana dan prasarana pendidikan di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten
Tana Toraja. Diantara dokumen- dokumen yang dianalisis dalam penelitian ini antara lain;
(a) Manajemen sarana dan prasarana, (b) Sejarah, (c) visi, misi dan tujuan, (d) Keadaan
sarana dan prasarana dan (e) keadaan guru, pegawai, dan siswa di SMP Negeri 2 Makale
F. Analisis Data
Analisis data yang digunakan peneliti adalah analisis data model Miles Huberman
meliputi reduksi data, display data, penarikan kesimpulan dan verifikasi (Sugiyono,2013).
1. Pengumpulan Data
memperoleh sumber data. Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan melalui
wawancara, observasi dan studi dokumen. Setelah data terkumpul disajikan dalam bentuk
2. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses pemilahan data yang telah dikumpulkan dari
wawancara yang sama. Setelah disimpulkan garis besar hasil wawancara lalu
dikelompokkan dengan hasil observasi dan studi dokumen yang berkaitan. Setelah data
52
berdasarkan wawancara, observasi, dan dokumentasi diambil benang merah kesamaan pola
kemudian dirangkum berdasarkan pertanyaan penelitian. Dalam reduksi data ini, peneliti
memilih dan memisahkan mana yang sesuai dengan permasalahan dan mana yang tidak
menyajikan data dalam penelitian ini adalah teks yang berupa naratif juga maupun tabel
yang disajikan secara jelas tentu saja hal tersebut harus berkaitan dengan penelitian yang
dilakukan.
kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan masih akan berubah bila
tidak ditemukan bukti-bukti yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.
Tapi bila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang
valid dan konsisten saat peneliti kembali mengumpulkan data ke lapangan mengumpulkan
Dalam penelitian ini uji keabsahan data yang digunakan peneliti adalah dengan
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain, diluar data itu untuk
metode. Trianggulasi sumber yaitu data yang diperoleh dari satu informan akan
dikonfirmasikan ke informan lain yang juga terlibat dalam manajemen sarana dan
prasarana pendidikan. Dalam hal ini data yang diperoleh dari kepala sekolah akan
dibandingkan dengan data yang diperoleh dari wakil kepala sekolah bidang sarana dan
prasarana, guru, kepala tata usaha, bendahara, dan siswa. Trianggulasi metode yaitu
mengecek data yang didapat dilapangan menggunakan tiga metode yang berbeda yaitu
Tahapan-tahapan penelitian ini ada tiga tahapan dan ditambah dengan tahap
terakhir penelitian yaitu tahap penulisan laporan hasil penelitian. Tahap- tahap penelitian
tersebut, yaitu :
Kegiatan yang harus dilakukan dalam penelitian kualitatif pada tahap pra lapangan
adalah menyusun rancangan penelitian yang memuat latar belakang masalah atau konteks
pengumpulan data dan menggali informasi yang peneliti butuhkan sesuai sub fokus
54
Pada tahap analisis data ini, peneliti mengumpulkan data. Setelah data terkumpul
maka peneliti melakukan reduksi data yaitu melakukan pemilihan terhadap data yang
relevan.
Pada bab ini akan dideskripsikan hasil penelitian dan pembahasan dari data
menyangkut fokus penelitian sebagai tindak lanjut dari hasil pengumpulan data.
Berdasarkan penelusuran data di lapangan yang kemudian dianalisis sesuai dengan tujuan
penelitian, maka dapat disajikan hasil penelitian dan pembahasan sebagai berikut:
A. Hasil Penelitian
penelitan, pada bagian ini peneliti akan membahas hal- hal yang berkaitan dengan
SMP Negeri 2 Makale Kab. Tana Toraja berlamat di Jalan Pongtiku Km. 7
Lemo, Kecamatan Makale Utara, Kabupaten Tana Toraja. SMP Negeri 2 Makale
Kabupaten Tana Toraja berdiri pada tahun 1981 dengan luas lahan 14.911 m2. Awal
berdirinya SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja hanya memiliki 6 ruang kelas,
kepala sekolah, 5 guru, 1 pegawai, dan saat itu memiliki siswa kurang lebih 200 siswa.
Sejak masa berdirinya SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja sampai sekarang
telah mengalami beberapa kali pergantian pimpinan sebagaimana tercantum dalam tabel
berikut:
55
56
Adapun visi dan misi dari SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja, yaitu
sebagai berikut :
1) Visi
2) Misi
c) Meningkatkan kedisiplinan.
Struktur Organisasi SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja yaitu sebagai
berikut :
Ketua Kepala Sekolah
Komite
Pengelola Pembina Pengelola Pengelola Pembina Pembina Pembina Pengelola Pengelola Pembina
Kultur OSIS Lab. Lab. Menyulam Seni Tari PMI Perpustakaan UKS Pramuka
Sekolah IPA Komputer
Wali Kelas
OSIS
Siswa
Bagan 4.1 Sturktur Organisasi SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja
(Sumber. Dok. Irma, SMP Negeri 2 Makale Kab. Tana Toraja, 17 Maret 2019)
59
Mengenai keadaan peserta didik SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja
Tabel 4.2 Keadaan siswa SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja Tahun
Ajaran 2018/2019
SMP Negeri 2
Makale Agama
Kelas Jumlah
Jenis Kelamin
Pria Wanita Islam Katolik Kristen Hindu
VII 116 90 206 12 33 161 -
VIII 106 108 214 8 37 168 1
IX 88 80 168 4 25 138 1
Jumlah 310 278 588 24 95 467 2
Sumber. Arsip Data Siswa SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja
g. Keadaan Guru dan Pegawai
Mengenai keadaan guru dan pegawai SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana
Tabel 4.3 Keadaan Guru SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja Tahun
Ajaran 2018/2019
Sarana dan prasarana merupakan salah satu sumber daya yang penting dalam
sangat dipengaruhi oleh kondisi sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah. Adapun
60
sarana dan prasarana yang ada di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja yaitu
sebagai berikut :
Tabel 4.4 Sarana dan Prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kab. Tana Toraja
No Sarana dan Prasarana Jumlah
1 Ruang Kelas 21
2 Perpustakaan 1
3 Lab. IPA 1
4 Lab. Komputer 2
5 Ruang Kepala Sekolah 1
6 Ruang Wakil Kepala Sekolah 1
7 Ruang Guru 1
8 Ruang Tata Usaha 1
9 Ruang Tamu 1
10 Gudang 2
11 Dapur 1
12 WC Guru 2
13 WC Siswa 10
14 Ruang BK 1
15 UKS 1
16 Ruang Ganti Pakaian 1
17 Koperasi 1
18 Kantin 1
19 Parkiran 1
20 Pos Satpam 1
21 Lapangan Olahraga dan Upacara 1
22 Rumah Dinas Sekolah 2
23 Taman Baca 1
24 Buku siswa/ pelajaran (semua mata pelajaran) 718
25 Buku referensi (kamus, ensiklopedia) 35
26 Kliping 200
27 Komputer 61
28 LCD 8
29 Meja Siswa 588
30 Kursi Siswa 588
31 Papan Tulis 21
Sumber. Profil Sekolah SMP Negeri 2 Makale Kab.Tana Toraja Tahun Ajaran
2017/2018 dan Buku Daftar Sarana dan Prasarana SMP Negeri 2 Makale Kab.
Tana Toraja
61
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana
Toraja merupakan salah satu sekolah menengah pertama yang ada di Tana Toraja yang
memiliki sarana dan prasarana yang baik untuk menunjang proses pemberlajaran di
2. Hasil Penelitian
Mewujudkannya juga harus dilakukan dengan strategi yang berkualitas. Faktor guru/
kepala sekolah memegang peran sangat penting dalam mengantarkan sekolah menjadi
sekolah yang berkualitas. Menjadikan sekolah yang berkualitas bukanlah tanpa kendala
dan biaya. Guru yang mempunyai motivasi kerja tinggi selalu menciptakan inovasi-
inovasi baru untuk mencapai tujuan yang diharapkan, terutama inovasi dan kreativitas
dalam manajemen sarana dan prasarana pendidikan. Apabila di dalam sekolah terdapat
sebagian guru yang mempunyai motivasi kerja yang rendah, maka mereka tidak dapat
termasuk otonomi manajemen sarana dan prasarana. Agar sarana dan prasarana
di sekolah, diperlukan warga sekolah (kepala sekolah, guru, dan tenaga administrasi )
yang memahami dan mampu mengelola sarana dan prasarana pendidikan secara
profesional.
62
dilakukan diperoleh beberapa data tentang manajemen sarana dan prasarana dalam fokus
penelitian manajemen sarana dan prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana
Toraja, serta faktor pendukung dan faktor penghambat dalam manajemen sarana dan
prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja. Berikut uraian hasil
penelitiannya.
Toraja
pengumpulan data dengan wawancara, observasi, dan studi dokumen. Dalam hasil
tidaknya dipakai ada dua macam, yaitu sarana pendidikan yang habis dipakai dan
sarana pendidikan yang tahan lama. Berikut hal yang dilakukan dalam manajemen
Tana Toraja
perencanaan dan analisis kebutuhan. Perencanaan adalah proses dalam memilih dan
menentukan hal-hal yang akan dicapai di masa yang akan datang dan meyusun tahapan-
tahapan apa yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Hasil suatu perencanaan
63
akan menjadi pedoman dalam pelaksanaan dan pengendalian, bahkan penilaian untuk
terjadi kesalahan dan meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengadaan sarana dan
Kabupaten Tana Toraja diklasifikasikan berdasarkan habis tidaknya dipakai yaitu sebagai
berikut :
kebutuhan sekolah berupa bahan atau alat yang apabila digunakan dapat habis dalam
waktu yang relatif singkat. Misalnya kapur tulis, tinta printer, kertas tulis, dan bahan-
bahan kimia untuk praktik. Adapun yang terlibat dalam perencanaan dan analisis
kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana
Toraja yaitu dapat diketahui berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah. Dalam
hal ini, peneliti mewawancarai DF selaku kepala sekolah SMP Negeri 2 Makale
Kabupaten Tana Toraja mengenai pihak sekolah yang terlibat dalam perencanaan sarana
Iya namanya tim sarana dan prasarana. Itu di SK kan, jadi ada ketuanya,
sekretaris, dan anggotanya. Dia tidak hanya perencanaan, tapi
pengelolaan. Pengelolaan berarti mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
pencatatannya sampai penyimpanan dan pendistribusian itu orangnya
sama. Jadi tidak khusus. Jadi misalnya Bu Frisca kan kordinator sarpras
sekretarisnya Pak Martinus anggotanya ada tiga Ibu Kurniatri, Ibu
Elisabet, dan pegawai satu. Jadi mereka tim kalau ada barangnya datang
langsung di letter kemudian didistribusikan. Tapi dalam perencanaan
bukan hanya kepala sekolah dengan tim sarana dan prasarana. Tapi semua
guru dan pegawai juga dilibatkan. Karena kebutuhan setiap orang itu
64
Makale Kabupaten Tana Toraja menjelaskan tentang pihak sekolah yang dilibatkan
Ia semua guru dan pegawai dilibatkan sebaiknya begitu dan itu yang kita
lakukan disini. Karena kita tidak tahu kebutuhannya si A apa si B apa
kebutuhannya. Mungkin ada juga usulannya di kelas ini harus ada ini, kita
tidak tahu kalau kita tidak libatkan semua. Jadi untuk bisa tahu itu maka
kita melibatkan semuanya. (Wawancara LM F1, D2, P2 , 19/03/2019)
terlibat dalam perencanaan dan analisis kebutuhan adalah kepala sekolah, tim sarana dan
prasarana, guru dan pegawai. Tim sarana dan prasarana tidak hanya bertugas dalam
perencanaan sarana dan prasarana tetapi juga dalam pengelolaannya. Hal tersebut
dilakukan karena kebutuhan setiap guru dan pegawai itu berbeda- beda.
Perencanaan sarana habis pakai dilakukan setiap tahun ajaran baru dan diadakan
pertriwulan. Perencanaan dilakukan dengan mengadakan rapat yang dihadiri oleh kepala
sekolah, tim sarana dan prasarana, guru dan pegawai. Dalam rapat tersebut semua peserta
diberikan kesempatan untuk memberikan masukan apa- apa saja yang dibutuhkan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu JP selaku wakil kepala sekolah bidang sarana
Ia kita adakan perencanaan. Kemudian kita setiap tahun kita rapat untuk
melakukan perencanaan. Nah untuk yang barag habis pakai itu diadakan
pertriwulan. Bukan hanya yang tadi itu ketua, sekretaris, dan anggota tim
sarana dan prasarana tapi semua dewan guru dan pegawai juga dilibatkan.
Ini dilakukan untuk mengetahui apa- apa saja kebutuhan mereka
selanjutnya. Jadi itu sarana dengan prasarana masuk semua di rencana
65
Berdasarkan hasil wawancara dengan wakil kepala sekolah bidang sarana dan
prasarana diketahui bahwa perencanaan sarana habis pakai dilakukan setiap tahun ajaran
baru dan diadakan pertriwulan dengan melibatkan kepala sekolah, tim sarana dan
prasarana guru dan pegawai. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apa- apa saja kebutuhan
mereka selanjutnya.
Perencanaa sarana dan prasarana tahan lama merupakan kegiatan menyusun atau
merancang kebutuhan sekolah berupa bahan atau alat yang dapat digunakan secara terus-
menerus atau berkali- kali dalam waktu yang relatif lama. Contohnya meja dan kursi,
komputer, atlas, globe, dan alat- alat olahraga. Pada umumnya perencanaan sarana dan
Perencanaan sarana dan prasarana tahan lama dilakukan setiap tahun ajaran baru.
Perencanaan dilakukan dengan mengadakan rapat yang dihadiri oleh kepala sekolah, tim
sarana dan prasarana, guru dan pegawai. Dalam rapat tersebut semua peserta diberikan
kesempatan untuk memberikan masukan apa- apa saja yang dibutuhkan. Berdasarkan
hasil wawancara dengan ibu JP selaku wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasrana.
Ia kita adakan perencanaan. Kemudian kita setiap tahun kita rapat untuk
melakukan perencanaan. Khusus yang sarana dan prasarana yang
sifatnya tahan lama itu kita rencanakan pada waktu yang sama dengan
yang sifatnya habis pakai. Perbedaannya nanti pada saat pengadaan.
(Wawancara JP F1, D1, P1, 11/03/2019)
Dalam rapat perencanaan sarana dan prasarana akan banyak masukan- masukan
kebutuhan dari semua anggota rapat. Namun tidak semua kebutuhan tersebut bisa segera
direalisasikan mengingat dana yang ada terbatas. Keterbatasan anggaran dan besarnya
jumlah kebutuhan terkadang tidak sebanding sehingga perlu adanya penentuan skala
prioritas dalam memilih kebutuhan mana saja yang akan diadakan oleh sekolah. Skala
prioritas ini ditentukan oleh kepala sekolah. Berikut hasil wawancara dengan DF selaku
Jadi saya berdasarkan skala prioritas. Setiap tahun itu ada skala prioritas
kebutuhan. Kalau kebutuhan kan banyak gitu ya. Tapi kami dahulukan
yang paling mendesak. Seperti ini LCD itu setiap tahun itu kami
programkan terus. Karena kurang terus jadi itu terus. Jadi dari yang paling
mendesak sampai yang kurang mendesak. Jadi kami tetapkan berdasarkan
apa yang sudah menjadi kesepakatan rapat tadi itu . Kemudian kami
anggarkan di RKAS, kemudian kalau lihat tri wulan berapa cair langsung
kami berhubungan dengan toko untuk itu. (Wawancara DF F2, D1, P1,
09/03/2019)
kebutuhan sarana dan prasarana yang ada kepala sekolah akan menentukan berdasarkan
skala prioritas, mendahulukan sarana dan prasarana yang paling mendesak sampai yang
kurang mendesak. Hal itu ditetapkan berdasarkan hasil rapat yang telah dilakukan
bersama tim sarana dan prsarana, guru dan pegawai. Setelah menentukan kebutuhan
Toraja
perencanaan yang telah dilakukan. Tujuannya untuk menunjang proses pendidikan agar
berjalan dengan efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Pengadaan
sarana dan prasarana pendidikan di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja
kebutuhan sarana dan prasarananya misalnya pihak sekolah membeli langsung atau
pemerintah, baik itu pemerintah daerah maupun pusat. Pengadaan sarana yang sifatnya
habis pakai diadakan dengan cara membeli. Hal tersebut berdasarkan wawancara dengan
pengadaan sarana dan prasarana habis pakai dilakukan dengan cara membeli. Dengan
68
terlebih dahulu menghubungi toko untuk menanyakan harga dan setelah dana cair
Ada beberapa strategi yang dilakukan dalam pengadaan sarana dan prasarana
pendidikan yang sifatnya tahan lama seperti membeli, membuat sendiri, bantuan,
menyewa, mendaur ulang, menukar, dan memperbaiki. Salah satu strategi yang paling
sering dilakukan oleh sekolah dalam pengadaan sarana dan prasarana yaitu membeli. Hal
wawancaranya :
Kami beli. Kalau sekarang kami tidak lagi melibatkan orang tua dalam
hal pendanaan. Dalam arti jumlah besar ya. Tapi kalau mereka yang mau
untuk memberi seperti pagar sudah tidak layak tapi pagar itu kan dana
besar kemampuan orang tua itu kan paling kalau siswa tammat ya kalau
ada yang mau memberikan satu sak semen, ada yang dalam bentuk uang,
tapi sifatnya ga memaksa. Kalau dulu memang untuk pemagaran terus
untuk pemasangan pintu gerbang itu dari orang tua siswa yang dulu.
Pernah memberikan bantuan- bantuan itu kemudian langsung
direalisasikan. Untuk sekarang ini karena lebih ketat lagi pengawasan-
pengawasan pemerintah terhadap orang tua. Kita jugakan mau yang
amannya ya. Jadi hampir semuanya dari dana pemerintah. Kalau daur
ulang paling jirigen- jirigen disana itu yang dipajang di jalanan masuk itu
dari siswa kemudian di potong. Sebagian di pakai untuk pot.
(Wawancara DF F2, D2, P3, 09/03/2019)
Adapun cara lain yang dilakukan untuk pengadaan sarana dan prasara tahan lama
seperti meja dan kursi yaitu dengan cara mengajukan permohon kepada Pemerintah
Rencana Pembangunan) yang diadakan setiap tahun ditingkat kecamatan. Hal tersebut
pengadaan sarana dan prasarana tahan lama dilakukan dengan cara membeli. Pihak
sekolah tidak lagi melibatkan orang tua dalam hal pendanaan yang jumlahnya besar.
Adapun bantuan yang diberikan oleh orang tua itu atas kemauan mereka sendiri tanpa
adanya paksaan dari pihak sekolah. Prosedur lain yang dilakukan yaitu melalui
tersebut pihak Dinas Pendidikan mencatat apa- apa saja kebutuhan pihak sekolah.
Selain pengadaan sarana dan prasarana dengan cara membeli pihak sekolah juga
melakukan daur ulang. Hal ini juga selaras dengan hasil wawancara degan JP selaku
wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana. Berikut hasil wawancaranya :
Kalau disini kami belum pernah meminjam. Tetapi kami membeli sesuai
dengan barang yang dibutuhkan yang murah tapi berkualitas seperti itu.
Jadi sebagian besar dari dana BOS. Itu saja yang bisa dikeluarkan tapi
terbatas. Selebihnya itu dari Dinas. Jadi komputer itu dari Dinas, ruang
belajar dari Dinas bantuan pemerintah itu. Karena kebanyakan itu
digunakan untuk proses belajar. Daur ulang contoh bangku kalau masih
bisa dibaikin ya dibaikin meja kayak begitu. Karena ada Pak Atto yang
bisa perbaiki. Kalau bantuan misalnya dari orang tua ndak ada. Ndak ada
70
sama sekali. Jadi kita menunggu saja bantuan dati atas kalau ada ya
begitu. (Wawancara JP F2, D2, P3, 11/03/2019)
pengadaan sarana dan prasarana dilakukan dengan cara membeli sesuai dengan barang
yang dibutuhkan yang murah tapi berkualitas. Jadi sebagian besar dari dana BOS.
Selebihnya itu dari Dinas seperti komputer dan ruang belajar. Daur ulang juga biasa
dilakukan seperti memperbaiki bangku dan meja yang rusak. Kalau bantuan misalnya
dari orang tua itu tidak ada. Jadi hanya menunggu bantuan dari Pemerintah.
sedangkan anggaran setiap tahunnya sangat terbatas. Dana yang masukpun bukan hanya
digunakan untuk pengadaan sarana dan prasarana. Dana BOS merupakan dana yang
paling banyak digunakan untuk pengadaan sarana dan prasarana. Hal ini berdasarkan
BOS, karnakan sudah tidak ada lagi dana gratis. Jadi yang paling
mendominasi itu BOS. Kemudian dibantu koperasi sekolah. Ada koperasi
sehat namanya koperasi SMP Negeri 2 Makale sudah banyak
sumbangannya itu. Terutama ini lapangan basket di bawah kan sudah
bocor- bocor dulu melalui bantuannya koperasi ditempel lagi begitu yang
baru- baru itu. Kalau dapat ini juga juara- juara kan itu biasa dapat uang.
Kepala sekolah menyarankan itu dipakai untuk pembangunan sekolah
untuk fasilitas sekolah. Jadi seperti baju untuk pemain enggrang karena
kebetulan tahun lalu disini juara 1 enggrang se kabupaten Tana Toraja
jadi dapat dana sekitar 5 juta. Jadikan supaya uang itu berfungsi maka
dijadikan sebagai barang inventaris dibelikan kostumnya anak- anak
pemain enggrang supaya ndak sewa lagi. Sebenarnya masih ada lagi
dana- dana lain yang berupa hadiah cuma belum di ambil belum dicairkan
atau bagaimana. Saya kira kalau dana BOS untuk sarpras itu lebih dari 20
%. Karena kalau dana BOS itu untuk belanja modal itu 20 %. Sarpras
untuk ATK kan tidak masuk dalam belanja modal jadi dia masuk di
belanja barang dan jasa. Jadi lebih dari 20 % dengan belanja modal. Kalau
belanja modal yang sudah dibelanjakan itu alat- alat perkebunan. Kan
71
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa dana yang
paling mendominasi digunakan untuk pengadaan sarana dan prasarana yaitu dana BOS.
Kemudian dibantu koperasi sekolah. Adapun dana lain seperti hadiah juara yang
Tana Toraja
prasarana, dan tanggung jawab pengelolaannya dari instansi yang satu kepada instansi
yang lain. Dalam batasan ini ada dua pihak yang terlibat yaitu : Pertama, pihak sumber
yakni dari mana sarana dan prasarana berasal dan disalurkan. Kedua, pihak penerima
yaitu kepada siapa pengiriman sarana dan prasarana ditujukan. Penyaluran sarana dan
prasarana baik yang sifatnya habis pakai maupun yang tahan lama yaitu dengan cara
barang yang diterima diperiksa terlebih dahulu apakah sudah sesuai dengan daftar
pengadaan sarana dan prasarana sekaligus memeriksa keadaan barang tersebut. Setelah
itu kemudian diinventarisasi. Hal tersebut sesui dengan wawancara dengan JP selaku
wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana. Berikut hasil wawancaranya :
Jadi hal pertama yang kita lakukan sebelum menyalurkan sarana dan
prasarana baik itu yang habis pakai maupun yang tahan lama kita periksa
dulu. Jadi kalau barang yang sudah kita pesan itu datang kita tim sarana
prasarana itu mengecek dulu barang- barang yang masuk jangan sampai
ada barang yang rusak. Setelah itu sekretaris tim mencatat barang- barang
yang baru ini. (Wawancara JP F3, D1, P1, 11/03/2019)
Untuk proses penyaluran sarana dan prasarana yang sifatnya habis pakai yaitu
apa bila ada guru atau pegawai yang membutuhkan baru disalurkan. Jadi sarana tersebut
terlebih dahulu disimpan di tempat tertentu. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara
dengan JP selaku wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana. Berikut hasil
wawancaranya :
Nah kalau untuk barang yang habis pakai kayak spidol, tinta, kertas, dan
yang lainnya itu kita ada lemari khusus untuk menyimpan itu barang-
barang. Jadi kalau ada yang butuh itu berhubunga dengan saya. Jadi
misalnya Ibu A butuh spidol itu dicatat disini ada namanya buku
pendistibusian barang. Jadi di catat tanggal berapa dia ambil, apa- apa saja
yang na ambil, siapa namanya, baru tanda tangan. Kita buat itu karena
semuanya kan nanti mau di laporkan mau di pertanggung jawabkan.
(Wawancara JP F3, D1, P1, 11/03/2019)
penyaluran/ pendistribusian sarana dan prasarana habis pakai dilakukan dengan cara
73
tidak langsung pertama barang yang masuk terlebih dahulu diperiksa kemudian dicatat.
Setelah itu disimpan di tempat tertentu. Apa bila ada guru atau pegawai yang
prasarana tahan lama yaitu sama halnya yang dilakukan pada tahap awal sebelum
penyaluran sarana dan prasarana habis pakai. Hal tersebut sesui dengan wawancara
dengan JP selaku wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana. Berikut hasil
wawancaranya :
Jadi hal pertama yang kita lakukan sebelum menyalurkan sarana dan
prasarana baik itu yang habis pakai maupun yang tahan lama kita periksa
dulu. Jadi kalau barang yang sudah kita pesan itu datang kita tim sarana
prasarana itu mengecek dulu barang- barang yang masuk jangan sampai
ada barang yang rusak. Setelah itu sekretaris tim mencatat barang- barang
yang baru ini. (Wawancara JP F3, D1, P1, 11/03/2019)
Untuk proses penyaluran sarana dan prasarana yang sifatnya tahan lama di SMP
Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja dilakukan sesuai dengan hasil rapat yang
pernah dilaksanakan sebelumnya dimana pada saat rapat rencana untuk pengadaan
sarana dan prasarana juga sudah ditentukan akan didistribusikan kemana nantinya. Hal
tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan JP selaku wakil kepala sekolah bidang
Untuk pendistibusian barangnya kan sebelumnya itu kita sudah tau barang
yang masuk ini akan kita distribusiakan kemana. Itu mi manfaatnya kita
adakan rapat bersama karena dalam rapat itu kita sudah susun alokasi
pendistribusian barangnya. Jadi untuk kursi yang baru masuk ini kita
langsung drop ke 4 kelas yang dibawah itu. Kita sengaja langsung ke
kelas yang berjejer di bawah itu supaya kita mudah periksa. Kan biasa ada
74
tim dari Dinas yang datang periksa itu semua.Dia cari mana itu yang ini
mana itu yang bantuan kemarin jumlahnya segini. Kalau di drop langsung
begitu kan mudah, dalam artian kita bukannya membeda- bedakan yaa
tapi perlahan semua pasti kita akan benahi kita akan samakan semuanya.
Hanya saja semua butuh proses karena dana yang ada terbatas.
(Wawancara JP F3, D1, P1, 11/03/2019)
penyaluran/ pendistribusian sarana dan prasarana yang sifatnya tahan lama di SMP
Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja yaitu dilakukan dengan cara pertama tim
sarana dan prasarana memeriksa barang yang masuk terlebih dahulu untuk memastikan
semua dalam keadaan baik setelah itu baru diinventarisasi. Setelah diinventarisasi
secara langsung artinya barang yang diterima dan sudah diinventarisasi langsung
disalurkan pada bagian- bagian yang membutuhkan tanpa melalui proses penyimpanan
terlebih dahulu. Seperti bantuan kursi yang diterima langsung didistibusikan kebeberapa
ruang kelas.
Tana Toraja
yang ada secara teratur, tertib, dan lengkap berdasarkan ketentuan yang berlaku. Sarana
dan prasarana yang berasal dari pemerintah wajib diadakan inventarisasi sesuai dengan
format- format yang ditentukan. Kepala sekolah bertanggung jawab atas kegiatan
Kabupaten Tana Toraja diklasifikasikan berdasarkan habis tidaknya dipakai yaitu sebagai
berikut :
sifatnya habis pakai atau tidak tahan lama apa bila digunakan agar dapat diketahui
dengan mudah jumlah, jenis barang, kualitas, merek/ ukuran, dan harga barang- barang
yang ada di sekolah. Inventarisasi sarana yang habis dilakukan dilakukan dengan cara
mencatat semua barang yang masuk tanpa memberikan kode barang. Hal tersebut sesuai
wawancara dengan Ibu JP selaku wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana.
Proses inventarisasi sarana dan prasarana yang sifatnya tahan lama merupakan
pencatatan barang- barang, bahan, atau alat yang sifatnya tahan lama dengan cara
sarana dan prasarana tahan lama ini baru saja dilakukan beberapa tahun belakang ini. Hal
ini selaras dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan JP selaku wakil kepala
Ia jadi ini baru. Bisa dilihat bukunya. Jadi barang- barang yang masuk itu
kita catat. Ini ada beberapa bukunya. Buku inventarisasi, dan buku
pendistribusian barang. Jadi ini kita lakukan biar kita mudah tau berapa
76
menggolongkan barang ke dalam suatu kelompok tertentu sesuai dengan ketentuan. Kode
yang digunakan berbentuk angka bilangan atau numerik yang tersusun dengan pola
tertentu, agar muda diingat dan dikenali. Berikut hasil wawancara dengan JP selaku wakil
sarana dan prasarana yang sifatnya tahan lama dilakukan dengan cara mengklasifikasikan
inventarisasi sarana dan prasarana yang sifatnya habis pakai yang hanya sekedar
mencatat nama, jumlah, dan harga barang tanpa memberikan kode ke barang tersebut.
Tana Toraja
suatu barang, sehingga barang tersebut kondisinya baik dan siap digunakan. Banyak
sarana pendidikan yang masih bisa diperbaiki karena adanya kendala dalam hal
pembiayaan maka sarana mau prasarana tersebut akhirnya tidak dapat digunakan lagi.
77
Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana
melaksanakan pengurusan dan pengaturan agar semua sarana dan prasarana selalu dalam
keadaan baik dan siap untuk digunakan. Adapun proses pemeliharaan sarana dan
prasarana yang sifatnya habis pakai yaitu sesuai dengan hasil wawancara dengan ibu JP
selaku wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana. Berikut hasil wawancaranya :
Kalau untuk pemeliharaan barang yang sifatnya habis pakai sendiri itu
terkait bagaimana kita menyimpan barang tersebut sebelum ada yang
menggunakan. Karena sifatnya yang habis pakai jadi bisa dibilang
harus dipelihara dijaga dengan baik. Seperti kertas, kertas itu kan tidak
bisa kita simpan sembarang jangan sampai nanti kenna air atau apalah.
Selain kertas tinta spidol dan print juga begitu setelah dipakai atau
belum harus dipastikan itu benar- benar tertutup dengan baik.
(Wawancara JP F5, D1, P1, 11/03/2019)
atau pencegahan dari kerusaksn suatu barang sehingga barang tersebut kondisinya baik
dan siap digunakan. Banyak sarana pendidikan yang masih bisa diperbaiki karena adanya
kendala dalam hal pembiayaan maka sarana mau prasarana tersebut akhirnya tidak dapat
Namun hanya beberapa yang bisa sekolah lakukan dengan alasan tertentu. Sebagaimana
Yang itu kami belum. Kami hanya pada saat mau dipakai. Seperti itu hari
ada komputer penuh semut pas mau simulasi UNBK. Jadi sesuai
78
kepala sekolah bidang sarana dan prasarana mengenai pemeliharaan yang dilakukan di
Kalau pemeliharaan sarana seperti meja dan kursi jadi yang masih
baik ya itu yang terpakai. Tapi kalau yang sudah rusak parah itu sudah
diinikan. Tapi yang rusak ringan itu bisa dibaikin kayak begitu.
Karena kalau rusak anak- anak sudah ndak mau pake. Jadi ada Pak
Atto’ yang perbaiki karena dia pintar mak tukang. Itu juga lapangan
itu Pak Atto’ yang perbaiki. Kalau ndak terlalu mendesak ya biasanya
di perbaiki nanti kalau mau semester. Sekolah sudah sekolah
adiwiyata jadi bisa dibilang besar tantangannya dalam hal
pemeliharaan. Jadi semua guru dengan siswa itu turun tangan. Contoh
sayakan. Jadi saya itu mengadakan iuran, iuran kesiswa saya dalam
kelas itu. Sebelum saya belajar waktu tahun ajaran baru saya
lemparkan ke siswa.Bagaimana ini sewaktu- waktu kita lomba
keindahan, jadi mereka itu bilang ia bu anu begini. Jadi saya juga
panggil orang tuanya. Bu bagaimana ibu menyumbang saya 20.000
bukan untuk saya tetapi ini ruangan kami. Karena sewaktu- waktu
kami adakan lomba kebersihan, dia bilang oo iaa ndak papa.
(Wawancara JP F5, D1, P1, 11/03/2019)
Dalam kegiatan pemeliharaan sarana dan prasrana yang sifatnya tahan lama
terdapat beberapa macam pekerjaan, antara lain, yaitu perawatan terus- menerus,
perawatan rutin/ berkala, perawatan darurat dan perawatan preventif. Perawatan rutin
adalah perawatan yang dilakukan setiap kurun waktu tertentu, misalnya harian,
mingguan, bulanan, dan triwulan bahkan tahunan. Contohnya membersihkan kaca, lantai,
meja, toilet, dan lainnya. Perawatan darurat yaitu perawatan yang tak terduga sebelumnya
karena ada kerusakan atau tanda bahaya. Dari beberapa bentuk pekerjaan pemeliharaan
79
tersebut , pekerjaan yang di lakukan di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja
dapat diketahui berdasarkan hasil wawancara dengan DF selaku kepala sekolah. Berikut
hasil wawancaranya :
Jawaban yang tidak jauh berbeda peneliti peroleh dari informan JP selaku wakil
ada beberapa bentuk pekerjaan pemeliharaan yang dilakukan terhadap sarana dan
prasarana yang sifatnya tahan lama di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja
seperti perawatan terus- menerus, perawatan berkala, dan perawatan darurat. Namun
kerap kali ada perawatan yang tidak dilakukan dikarenakan kurangnya biaya untuk
memperbaikinya. Jadi yang masih bisa diperbaiki itu yang yang diperbaiki. Jika
Dinas.
80
Toraja
sekolah. Namun, kepala sekolah dapat melimpahkan pekerjaannya kepada wakil kepala
sekolah. Sarana dan prasarana yang kurang menjadi tanggung jawab sendiri bagi pihak
sekolah. Mereka harus mampu mengatur agar semua siswa bisa mendapatkan dan
merasakan hal yang sama. Penggunaan sarana dan prasarana pendidikan di SMP Negeri
Penggunaan sarana yang sifatnya habis pakai harus digunakan secara maksimal.
Karena barang- barang tersebut hanya dapat digunakan satu kali atau beberapa kali
pemakaian saja. Barang habis pakai adalah barang-barang yang hanya bisa digunakan
satu kali pakai atau setelah digunakan maka kuantitasnya menjadi berkurang. Hal ini
mengandung arti bahwa benda itu tidak selalu harus habis tanpa meninggalkan bekas
setelah digunakan. Misalnya, tinta pena, setelah digunakan tintanya tetap ada, namun
dalam barang habis pakai. Penggunaan sarana dilakukan sesuai dengan kebutuhan.
Berikut hasil wawancara dengan Ibu JP selaku wakil kepala sekolah bidang sarana dan
Kalau kertas, misalnya kalau RPP 1 orang 1 rim dengan catatan tidak
langsung di kasih 1 rim. Jadi setengah rim dipakai untuk semester 1 dan
81
Untuk mengetahui apakah sarana dan prasarana yang ada di SMP Negeri 2
Makale Kabupaten Tana Toraja sudah digunakan secara optimal, maka peneliti
BC selaku guru di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja. Berikut hasil
wawancaranya :
Selain itu perlengkapan yang kita butuhkan selalu ada. Kalau kita
butuh misalnya spidol, kertas HVS, tinta, itu sudah disediakan. Jadi
kalau kita butuh tinggal hubungi wakasek sarana prasarana karena
beliau yang simpan. (Wawancara BC F6, D1, P3, 18/03/2019)
penggunaan sarana dan prasarana yang sifatnya habis pakai digunakan sesuai dengan
kebutuhan. Apabila ada guru atau pegawai yang membutuhkan barang langsung
Berbeda dengan sarana yang sifatnya habis pakai adapun cara penggunaan sarana
dan prasarana yang tahan lama di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja yaitu
dapat diketahui berdasarkan hasil wawancara dengan JP selaku wakil kepala sekolah
Karena ada beberapa sarana yang terbatas seperti LCD, jadi itu digunakan
oleh guru yang benar- benar memerlukan itu saat mengajar. Kalau untuk
yang kayak lab. itu tergantung masing- masing kepala labnya. Mereka
yang mengatur penggunaan ruangannya. Terus itu waktu datang bantuan
kursi jadi itu bantuan di drop saja di kelas supaya gampang
menghitungnya. Kan biasaya kalau ada pengawas yang datang mana itu
yang bantuan DAU sebanyak ini kami taro pak di ruangan ini dan
diruangan itu. Baru mereka masuk, mereka hitung. (Wawancara JP F6,
D1, P1, 11/03/2019)
Ada banyak cara yang dilakukan pihak sekolah agar sarana dan prasarana dapat
digunakan secara optimal dan merata oleh warga sekolah. Salah satunya yaitu dengan
cara membuat jadwal penggunaan sarana dan prasarana. Pembuatan jadwal sendiri
dilakukan oleh personel yang sesuai dengan keahlian pada bidangnya, misalnya kepala
lab. IPA, kepala perpustakaan, kepala lab. komputer meraka lah yang mendapat
tanggung jawab untuk membuat jadwal penggunaan. Hal tersebut peneliti ketahui dari
hasil wawancara dengan JP selaku wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana.
Itu tergantung dia kepala- kepala labnya. Karena ada masing- masing
kepala lab. Jadi perpustakaan lain kepalanya, lab IPA lain kepalanya, lab
komputer lain juga kepalanya. Jadi mereka sudah dibagi- bagi dan itu
yang bertanggung jawab. Jadi kepala lab. itu yang atur jadwalnya. Hari ini
kelas ini yang masuk. Hari ini kelas itu yang masuk jadi seperti itu.
Kemudian mereka yang tau apa rusak, baik. (Wawancara JP F6, D2, P2,
11/03/2019)
Untuk mengetahui apakah sarana dan prasarana yang ada di SMP Negeri 2
Makale Kabupaten Tana Toraja sudah digunakan secara optimal, maka peneliti
kepada Bapak BC selaku guru di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja. Berikut
hasil wawancaranya :
83
Jawaban yang tidak jauh berbeda peneliti peroleh dari informan Bapak LM
selaku guru di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja. Berikut hasil
wawancaranya :
Bukan kita malah ada yang mungkin lebih dari sebagaimana mestinya.
Maksudnya, karena sarana yang ada masih kurang. Kita masih mau lagi
sarana karena memang masih belum cukup sarana disini macam
lab.komputer kita tidak ada. Lab.komputer itu ruang kelas yang kita
pakai. Maka ruang kelas itu terpaksa kita pakai untuk lab. komputer.
Kalau dibilang apakah sudah cukup digunakan yaaa sudah lebih dari
cukup kita gunakan. Karena satu ruangan difungsikan untuk dua. Kita
sudah sangat gunakan secara maksimal kalau sarana. (Wawancara LM
F6, D1, P3, 19/03/2019)
dahulu peneliti menjelaskan apa yang dimaksud dengan sarana dan prasarana. Berikut
hasil wawancaranya “Iaa kak sudah cuma biasa kayak di lab.komputer ndak cukup
komputernya jadi biasa itu satu komputer tak dua atau tiga orang disitu. Baru kalau lab.
SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja mengenai penggunaan sarana dan
prasarana yang ada di sekolah. Berikut hasil wawancaranya “Kalau yang itu kak iaa,
karena kan ada jadwalnya. Cuma tidak masuk terus sekali- sekali ji. Kelas 9 ji yang biasa
melihat secara langsung kegiatan pembelajaran yang ada di Lab. Komputer, melihat
siswa yang sedang membaca di taman baca pada jam istirahat, melihat langsung siswa
yang sedang belajar di perpustakaan, melihat siswa yang sedang berolahraga di lapangan
pada saat jam mata pelajaran PENJAS serta memanfaatkan kantin pada jam istirahat.
Dari beberapa jawaban informan dapat disimpulkan bahwa salah satu cara yang
dilakukan kepala sekolah agar semua warga sekolah dapat menggunakan sarana dan
prasarana dengan merata yaitu dengan cara memberikan tanggung jawab kepada masing-
masing kepala lab. untuk membuat jadwal penggunaan. Sarana dan prasarana sudah
Tana Toraja
pengadaan barang milik negara ( baik hasil pembelian, hadiah, hibah ) pada wadah/
tempat yang telah disediakan. Penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan di SMP
barang yang sifatnya habis pakai seperti alat tulis, kertas, tinta, dll dalam keadaan baru,
yang dapat dilakukan oleh seseorang atau beberapa orang yang ditunjuk atau ditugaskan.
85
Penyimpanan sarana dan prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja
dilakukan oleh tim sarana dan prasarana. Adapun tempat untuk meyimpan barang-
barang milik sekolah yang sifatnya habis pakai yaitu antara lain dilemari, ruang kepala
sekolah, ruang guru, ruang kelas, dan laboratorium. Hal ini sesuai dengan hasil
wawancara dengan JP selaku wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana. Berikut
hasil wawancaranya :
Kalau untuk menyimpan sarana dan prasarana misalnya untuk sarana dan
prasarana yang habis pakai macam itu spidol, tinta, kertas dan lainnya itu
disimpan dalam satu lemari. Untuk yang seperti media belajar itu
disimpan di lab. ada juga di perpustakaan. Terus sarana yang lain seperti
alat olah raga, alat dan bahan untuk ekskul juga kayak alat menyulam itu
disimpan dilemari juga. Jadi ada beberapa lemari yang dipakai untuk
menyimpan itu semua biar tidak berantakan. Jadi kalau mau dipakai kan
mudah dicari. (Wawancara JP F7, D1, P1, 11/03/2019)
Setiap sekolah memiliki cara tersendiri dalam menyimpan sarana dan prasarana
yang dimiliki. Hal ini dilakukan agar memudahkan orang- orang yang membutuhkan
dan dapat digunakan secara maksimal. Adapun cara penyimpanan sarana dan prasarana
yang dilakukan di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja sesuai dengan hasil
wawancara dengan JP selaku wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana. Berikut
hasil wawancaranya :
Kalau untuk cara penyimpanannya yaa kalau barang kita sudah terima
kita catat dulu. Baru kita liat ini barang mau ditaro dimana. Misalnya itu
kertas, spidol dan lainnya yang kebutuhan sehari- hari guru dan pegawai
itu disimpan dalam 1 lemari. Jadi saya yang pegang kuncinya. Kalau ada
yang butuh itu ya berhubungan dengan saya. Yang lain itu disimpan
dilemari yang ada di ruang guru.
(Wawancara JP F7, D2, P1, 11/03/2019)
86
sarana habis pakai di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja yaitu dilakukan
dengan cara meyimpan hasil pengadaan barang baik itu hasil pembelian, hibah, maupun
hadiah pada tempat yang telah disediakan. Adapun tempat yang digunakan untuk
menyimpan barang tersebut seperti dilemari, ruang kepala sekolah, ruang guru,
menyimpan suatu barang yang sifatnya tahan lama baik berupa perabot, barang
elektronik dalam keadaan baru, maupun rusak yang dapat dilakukan oleh seseorang atau
beberapa orang yang ditunjuk atau ditugaskan. Penyimpanan sarana dan prasarana tahan
lama di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja dilakukan oleh tim sarana dan
prasarana. Adapun tempat untuk meyimpan barang- barang milik sekolah yaitu antara
lain langsung didistribusikan ke ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang kelas,
laboratorium, perpustakaan, dan gudang. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan
JP selaku wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana. Berikut hasil
wawancaranya:
Sarana yang lain seperti LCD itu disimpan juga dilemari tersendiri
diruangannya kepala sekolah, alat olah raga, alat dan bahan untuk ekskul
juga kayak alat menyulam itu disimpan dilemari juga. Jadi ada beberapa
lemari yang dipakai untuk menyimpan itu semua biar tidak berantakan.
Sarana seperti meja dan kursi itu kalau ada yang masuk setelah di
inventarisasi langsung kita drop keruang kelas yang membutuhkan.
Biasanya kalau yang masuk itu dalam jumlah banyak kita langsung drop
ke kelas yang sama. Biar nanti kita mudah hitung, kita mudah kontrol.
Nah untuk komputer kita langsung simpan diruang lab. komputer. Terus
87
kalau untuk yang barang- barang yang sudah tidak bisa lagi kita gunakan
itu disimpan di gudang. Hanya saja gudang yang kita punya itu kecil jadi
ya. (Wawancara JP F7, D1, P1, 11/03/2019)
sarana dan prasarana yang siifatnya tahan lama di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten
Tana Toraja yaitu dilakukan dengan cara menginventarisasi barang yang baru masuk.
Setelah itu ditentukan dimana sarana terebut akan disimpan. Misalnya kursi dan meja
yang baru langsung di drop ke kelas, komputer di laboratorium komputer. Dan untuk
sarana dan prasara yang sudah tidak layak digunakan disimpan di gudang tertentu.
Tana Toraja
Penghapusan sarana habis pakai dilakukan dengan cara saat barang tersebut telah
didistribusikan atau telah digunakan oleh orang yang membutuhkan. Tidak harus
melewati proses seperti pada penghapusan sarana dan prasara yang sifatnya tahan lama.
Hal ini berdasarkan hasil wawancara dengan DF selaku kepala sekolah di SMP Negeri 2
Hal tersebut senada dengan hasil wawancara Ibu JP selaku wakasek bidang
sarana dan prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja. Berikut hasil
wawancaranya:
Kalau untuk barang- barang habis pakai ya menurut saya tidak lagi
harus kita hapuskan seperti meja dan kursi. Karena itu kan kita pake
cuma satu atau beberapa kali saja. Jadi kalau kita sudah salurkan kan
itu ada pencatatannya jadi itu nanti yang kita laporkan. Kalau sudah
ada yang pakai berarti pada saat itu juga bisa dibilang sudah dihapus.
(Wawancara JP F6, D2, P2, 11/03/2019)
sarana habis pakai dilakukan dengan cara apabila barang sudah didistribusikan atau
digunakan oleh seseorang maka barang tersebut berarti juga telah dihapus karena
mengingat sifatnya yang habis pakai dan hanya dapat digunakan satu kali atau beberapa
kali saja.
Penghapusan sarana dan prasarana tahan lama merupakan proses kegiatan yang
inventaris, kerena sarana dan prasarana tersebut sudah dianggap tidak berfungsi
di sekolah. Penghapusan sarana dan prasarana tidaklah mudah. Terkadang sekolah harus
menyimpan barang- barang yang tidak lagi berguna dalam kurun waktu yang lama. Hal
89
itu dilakukan karena pemerintah akan memeriksa barang tersebut. Salah satu syarat
penghapusan sarana dan prasarana yaitu dalam keadaan rusak berat atau membutuhkan
biaya yang banyak apabila mau diperbaiki. Adapun hasil wawancara dengan DF selaku
kepala sekolah terkait dengan syarat- syarat penghapusan sarana dan prasarana. Berikut
hasil wawancaranya :
Jadi barang yang tidak dipakai kami simpan dulu di sana. Karena juga kan
tidak boleh langsung di hilangkan itu. Jadi barang yang lama itu tetap ada.
Syarat penghapusannya yaitu kalau memang sudah tidak layak. Misalnya
komputer yang memang ndak bisa di service ya sudah tidak bisa diapa-
apakan lagi dan mahal juga ini nya jadi kami ndak pakai. (Wawancara
DF F6, D1, P1, 09/03/2019)
Jawaban yang tidak jauh berbeda peneliti peroleh dari JP selaku wakil kepala
sekolah bidang sarana dan prasarana. Berikut hasil wawancaranya ”Sesuai dengan aturan
yang ada. Yang masih bisa di pakai. Jadi, yang rusak itu dikumpul karena biasa
datang.pengawas mana yang rusaknya ini ada gudangnya”. (Wawancara JP F6, D1, P1,
11/03/2019)
Setelah mengetahui syarat untuk penghapusan sarana dan prasarana ada beberapa
tata cara penghapusan sarana dan prasarana salah satunya yaitu kepala sekolah
yang dilampiri daftar barang yang akan di hapus. Apa bila pihak Dinas tak kunjung
datang ke sekolah untuk menghapus barang tersebut maka pihak sekolah wajib
menyimpan barang tesebut. Hal ini dapat diketahui berdasarkan hasil wawancara dengan
Yaa ini pernah kami mau menghapus tapi dilarang sama Dinas. Karena
memang katanya sampai 25 tahun masih dicari itu barang ya termasuk
90
Sekolah Bidang Sarana dan Prasara mengenai proses penghapusan sarana dan prasarana.
Berikut hasil wawancaranya “Jadi barang- barang yang sudah rusak itu kita kumpul di
gudang. Karena kita mau hapuskan langsung na tidak bisa karena itu nanti di cari terus.
Jadi kita melapor ke Dinas untuk penghapusannya”. (Wawancara JP F6, D2, P2,
11/03/2019)
sarana dan prasarana tahan lama dilakukan berdasarkan peraturan yang berlaku. Adapun
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota setempat yang dilampiri daftar barang yang
akan dihapus. Apa bila pihak Dinas tak kunjung datang maka pihak sekolah harus
Secara umum, manajemen sarana dan prasarana berperan penting dalam proses
belajar mengajar terutama dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. Untuk itu
sungguh agar senantiasa selalu siap pakai guna membantu tercapainya tujuan pendidikan
yang telah ditetapkan. Adapun faktor pendukung dalam manajemen sarana dan prasarana
di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja yaitu sesuai dengan hasil wawancara
Faktor pendukung itu pasti ada yaaa. Kalau untuk yang berkaitan dengan
manajemen sarana dan prasarana itu sendiri salah satu faktor
pendukungnya yaitu pertama di dana. Selain itu saya juga sudah bentuk
itu tadi tim khusus sarana dan prasarana jadi sudah ada yang bertugas
untuk mengatur itu semua. Selain itu guru- guru, pegawai dan semua
siswa hampir membantu dalam pengelolaan sarana dan prasarana seperti
adanya kesadaran siswa dalam membersihkan ataupun menjaga,
memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada dengan baik. (Wawancara
DF F9, D1, P1, 08/03/2019)
Dari hasil wawancara tersebut maka dapat diuraikan mengenai faktor pendukung
manajemen sarana dan prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja.
Beikut uraiannya :
1) Dana/ Biaya
Dana atau biaya memegang peran penting dalam hal manajemen sarana dan
prasarana. Karena dana merupakan faktor pendukung utama dalam pengadaan sarana dan
prasarana baik itu sarana yang bersifat habis pakai maupun sarana prasarana yang bersifat
tahan lama. Tanpa dana/biaya yang cukup maka segala hal yang berkaitan dengan sarana
dan prasarana tidak akan terpenuhi secara maksimal. Berikut hasil wawancara dengan DF
Yaaa kalau menurut saya salah satu faktor pendukung itu dana. Karena
dana merupakan suply terpenting dalam hal pembangunan sekolah dan
juga pengadaan sarana dan prasarana yang lebih memadai untuk
penunjang pendidikan siswa di sekolah ini. Sampai saat ini pun bisa
dibilang dana yang ada itu masih terbatas. Kita masih kekurangan
92
beberapa prasarana yang harusnya itu ada. (Wawancara DF F9, D1, P1,
08/03/2019)
Hal senada diungkapkan oleh JP selaku wakil kepala sekolah bidang sarana dan
wawancaranya:
Faktor pendukung yaa, kalau menurut saya pastinya itu dana. Karena
semua kebutuhan pasti butuh dana. Kan begitu. Kalau tidak ada dana yaa
bagaimana caranya kita mau membeli atau mengadakan sarana dan
prasarana yang kita butuhkan. (Wawancara JP F9, D1, P1, 11/03/2019)
Dari beberapa hasil wawancara di atas maka dapat diketahui bahwa dana/ biaya
merupakan faktor pendukung utama dalam manajemen sarana dan prasarana. Hal ini
dikarenakan sebagian besar pengadaan sarana dan prasarana dilakukan dengan cara
membeli.
Tim sarana dan prasarana merupakan sekelompok orang yang ditugaskan untuk
mengelolah sarana dan prasarana yang ada di sekolah. Tim sarana dan prasarana yang
ada di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja terdiri dari ketua ( wakil kepala
sekolah bidang sarana dan prasarana), sekretaris, dan 2 anggotanya. Hal ini sesuai hasil
wawancara dengan DF selaku kepala sekolah bidang sarana dan prasarana. Berikut hasil
wawancaranya “Iya namanya tim sarana dan prasarana. Itu di SK kan, jadi ada
Tim sarana dan prasarana menjadi salah satu faktor pendukung manajemen
sarana dan prasarana karena dengan adanya tim seperti ini maka sarana dan prasarana
dapat dikelola dengan baik. Sarana dan prasarana dapat digunakan semaksimal mungkin.
93
Semua siswa/ siswi dapat menggunakan sarana dan prasarana yang ada tanpa ada lagi
yang merasa dibeda- bedakan. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan DF
selaku kepala sekolah di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja. Berikut
hasil wawancaranya :
Jadi sebenarnya tim sarana dan prasarana itu baru yaa. Jadi saya baru
setahun lebih menjadi kepala sekolah. Yang sebelumnya tidak ada
yang namanya tim sarana dan prasarana. Jadi tim ini baru saja saya
bentuk. Dengan terbentuknya tim ini saya harap sarana dan prasarana
dapat terkelola dengan baik dan bisa lebih mudah ditinjau.
(Wawancara DF F1, D1, P3, 09/03/2019)
Dengan begitu orang- orang yang tergabung dalam tim sarana dan prasarana tentu
mendapat tugas tambahan yang tidaklah mudah. Mereka harus mampu bekerja sama
dengan baik. Berikut wawancara dengan JP selaku wakil kepala sekolah bidang sarana
dan prasarana sekaligus merupakan ketua dari tim sarana dan prasarana. Berikut hasil
wawancaranya :
Namanya juga tim. Jadi pasti ada saja kendala yang kita temui. Tim
sarana dan prasarana ini sendiri juga baru dibentuk. Kemarin- kemarin itu
belum ada. Saya pribadi selaku ketua harus banyak belajar dalam hal
pengelolaan sarana dan prasarana. Karena ini mencakup bagaimana agar
sarana dan prasarana dapat digunakan secarana maksimal. Semua warga
sekolah bisa mendapatkan dan merasakan hal yang sama. Selain itu ada
pembukuan yang harus kita kerjakan untuk pertanggung jawabannya.
(Wawancara JP F9, D1, P1, 11/03/2019)
Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor lain yang
mendukung manajemen sarana dan prasarana yaitu adanya tim sarana dan prasarana.
Karena dengan adanya tim ini diharapkan sarana dan prasarana yang ada dapat dikelola
dengan baik, semua dapat menggunakan sarana dan prasarana yang ada.
94
Faktor penghambat atau kendala yang dihadapi dalam manajemen sarana dan
prasarana seperti yang disampaikan oleh DF selaku kepala sekolah SMP Negeri 2
Makale Kabupaten Tana Toraja yang mengatakan bahwa salah faktor penghambat utama
Kalau untuk faktor penghambat sendiri itu paling pertama di dana yaaa.
Seperti ini kita masih kekurangan beberapa ruangan seperti ruang kelas
sebenarnya itu masih kurang. Kita juga disini belum punya aula jadi kalau
ada pertemuan kita pakai ruang kelas dan itu kadang mengganggu proses
belajar siswa. (Wawancara DF F10, D1, P1, 08/03/2019)
Pernyataan yang senada juga diungkapkan oleh JP selaku wakil kepala sekolah
bidang sarana dan prasarana mengenai faktor penghambat manajemen sarana dan
wawancaranya:
Faktor penghambat sendiri kalau menurut saya itu dana yang ada masih
terbatas. Jadi kalau ada yang kita butuhkan biasa harus menunggu dulu.
Selain itu saya sendiri sebagai wakasek sarpras kan baru jadi harus
banyak belajar harus tau bagaimana bisa mengelola sarana dan prasarana
yang ada dengan baik dan tepat. (Wawancara JP F10, D1, P1,
11/03/2019 )
manajemen sarana dan prasarana, SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja
memliki beberapa faktor penghambat yaitu dana yang ada terbatas, serta masih
kekurangan beberapa ruangan seperti ruang kelas yang masih kurang dan belum ada aula.
95
B. Pembahasan
manajemen sarana dan prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja,
meliputi :
Toraja
manajemen sarana dan prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja yang
Tana Toraja
dilakukan agar kebutuhan sarana dan prasarana dapat terpenuhi secara efektif dan efisien.
Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana
Dari hasil penelitian diketahui bahwa tahap awal dalam perencanaan sarana habis
pakai yang dilakukan di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja yaitu
mengadakan rapat yang dihadiri oleh Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, guru,
pegawai, dan staff. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Barnawi ( 2014 : 51 ) yang
sekolah, seperti kepala sekolah dan wakilnya, dewan guru, kepala tata usaha, dan
kebutuhan- kebutuhan guru dan pegawai dalam proses pembelajaran. Seperti spidol,
memberikan masukan. Dari masukan itulah kemudian disusun daftar kebutuhan. Berapa
banyak yang guru dan pegawai butuhkan selama proses pembelajaran setiap tahun ajaran
Sekolah). Setelah itu kemudian Kepala Sekolah mengadakan pertemuan dengan komite
sekolah. Apakah rencana tersebut sudah disetujui ataukah ada yang mau ditambahkan.
Ketika komite sudah menyetujui itu maka RKAS tersebut ditanda tangani oleh Kepala
Pada dasarnya tidak ada yang terlalu membedakan antara perencanaan sarana
yang sifatnya habis pakai dan sarana prasarana yang sifatnya tahan lama. Karena kedua
perencanaan ini dilakukan bersamaan. Perencanaan sarana dan prasarana tahan lama
97
menyangkut perencanaan meja, kursi, lemari, dll. Sama halnya dengan perencanan sarana
habis pakai, perencanaan sarana dan prasarana tahan lama dihadiri oleh Kepala Sekolah,
Wakil Kepala Sekolah, guru, pegawai, dan staff. Hal tersebut sejalan dengan pendapat
unsur- unsur penting di sekolah, seperti kepala sekolah dan wakilnya, dewan guru, kepala
Namun, tidak semua masukan tersebut bisa diadakan mengingat anggaran dana
yang terbatas. Kepala sekolah beserta tim sarana dan prasarana kemudian menyusunnya
berdasarkan skala prioritas dengan mempertimbangkan dana yang ada. Hal ini sesuai
dengan Barnawi (2014:55) “langkah ketiga ialah menetapkan skala prioritas yang
ditetapkan berdasarkan dana yang tersedia dan urgensi kebutuhan”. Jangan sampai
mengadakan pertemuan dengan komite sekolah. Apakah rencana tersebut sudah disetujui
ataukah ada yang mau ditambahkan. Ketika komite sudah menyetujui itu maka RKAS
Toraja
kegiatan menyediakan berbaga jenis sarana dan prasarana pendidikan sesuai dengan
kebutuhan untuk mencapai tujuan pendidikan. Kebutuhan sarana dan prasarana dapat
berkaitan dengan jenis dan spesifikasi, jumlah, waktu, tempat, dan harga serta sumber
Pengadaan sarana habis pakai diadakan dengan cara membeli. Hal tersebut sesuai dengan
Matin (2016:22) “beberapa cara pengadaan sarana dan prasarana pendidikan yaitu (1)
membeli, (2) membuat sendiri, (3) bantuan atau hibah, (4) menyewa, (5) meminjam, (6)
mendaur ulanf, (7) menukar, (8) memperbaiki atau merekonstruksi kembali”. Pengadaan
sarana habis pakai dilakukan setiap triwulan. Setelah pihak sekolah mengetahui kapan
dana yang akan digunakan itu cair maka pihak sekolah langsung menghubungi toko
Pengadaan sarana dan prasarana tahan lama di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten
Tana Toraja dilakukan berdasarkan skala prioritas kebutuhan sesuai kesepakatan saat
melakukan rapat perencanaan. Pengadaan sarana dan prasarana tahan lama hampir
semuanya diadakan dengan cara membeli. Adapun strategi lain yang dilakukan yaitu
Adapun prosedur lain yang dilakukan dalam pengadaan sarana dan prasarana
tahan lama di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja yaitu melalui
diselenggarakan ditingkat Kecamatan tersebut semua instansi- instansi yang hadir diberi
kesempatan untuk mengemukakan apa saja kebutuhan- kebutuhan meraka yang nantinya
akan dicatat. Melalui MUSRENBANG tersebut SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana
Toraja sudah mendapatkan 128 pasang meja dan kursi dan beberapa mebeler. Cara lain
yang dilakukan oleh Kepala Sekolah dalam pengadaan sarana dan prasarana yaitu dengan
cara langsung ke Dinas Pendidikan untuk menyampaikan apa- apa saja kebutuhan
sekolah. Adapun dana yang digunakan dalam pengadaan sarana dan prasarana di SMP
Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja yaitu dari dana BOS. Selain itu ada juga dana
lain dari sekolah seperti dana bantuan dari koperasi sekolah, dari kantin, dan dana yang
didapatkan siswa saat mengikuti lomba dan mendapat juara. Walaupun jumlahnya hanya
sedikit tapi dapat menutupi kebutuhan dalam skala kecil. Seperti digunakan untuk
Tana Toraja
pemindahan barang dan tanggung jawab dari instansi atau pemegang yang satu kepada
instansi atau pemegang yang lain. Dalam lingkungan yang sempit seperti sekolah, maka
kegiatan ini dapat berwujud penyaluran atau kegiatan membagi atau mengeluarkan
barang sesuai dengan kebutuhan guru maupun pegawai untuk menunjang proses
100
prasarana meliputi tiga kegiatan pokok yaitu penyusunan alokasi, pengiriman, dan
Kabupaten Tana Toraja diklasifikasikan berdasarkan habis tidaknya dipakai yaitu sebagai
berikut :
Proses penyaluran sarana habis pakai yang dilakukan di SMP Negeri 2 Makale
Kabupaten Tana Toraja yaitu dengan cara pertama tim sarana dan prasarana memeriksa
barang yang baru untuk memastikan semua barang tersebut dalam keadaan baik dan
jumlahnya sama dengan yang dipesan. Setelah itu sekretaris tim tersebut mencatat barang
apa saja yang ada dan berapa jumlahnya. Sarana habis pakai disalurkan dengan cara tidak
langsung. Dimana barang yang sudah diperiksa dan dicatat disimpan terlebih dahulu
ditempat yang telah ditentukan. Apa bila ada guru atau pegawai yang membutuhkan
langsung menghubungi wakasek sarana dan prasarana untuk mendapatkan apa yang
mereka butuhkan.
Proses penyaluran sarana dan prasarana tahan lama yang dilakukan di SMP
Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja yaitu dengan cara pertama tim sarana dan
prasarana memeriksa barang yang baru untuk memastikan semua barang tersebut dalam
keadaan baik. Setelah itu sekretaris tim tersebut mencatat/ menginventarisasi barang.
Dalam pendistribusian barang dilakukan dengan cara langsung. Dimana barang yang
sekolah yang membutuhkan tanpa melalui proses penyimpanan terlebih dahulu. Seperti
misalnya bantuan meja dan kursi yang didapatkan oleh sekolah langsung didistribusikan
dilaksanakan guna untuk menghindari pemborosan, dan lebih mudah di kontrol setiap
saat. Penyusunan alokasi pendistribusian sudah dilakukan pada saat rapat untuk
perencaan sarana dan prasarana. Sehingga barang- barang yang diterima sekolah dapat
disalurkan sesuai dengan kebutuhan setiap bagian dengan melihat kondisi, kualitas serta
kuantitas barang yang ada. Hal ini sesuai dengan Bafadal (2014) dalam pendistribusian
pertanggungjawabannya.
Tana Toraja
prasarana yang dimiliki dapat diketahui secara tertulis mengenai jumlah, jenis barang,
kualitas, tahun, merek/ukuran, dan harga- harga yang ada di sekolah. Inventarisasi sarana
Inventarisasi sarana yang habis dilakukan dengan cara mencatat semua barang
yang masuk tanpa memberikan kode barang. Inventarisasi dilakukan dengan cara
langsung di input. SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja saat ini dipimpin oleh
Kepala Sekolah yang baru sehingga pengelola sarana dan prasarana yang ada juga baru
dibentuk dan diberi nama tim sarana dan prasarana. Tim sarana dan prasarana saat ini
mulai melakukan pembuatan buku inventarisasi. Hal ini dibuktikan buku tersebut baru
terisi beberapa catatan mengenai sarana dan prasarana yang ada. Yang bertugas
melakukan inventarisasi sarana dan prasarana yaitu sekretaris dari tim sarana dan
prasarana.
Kabupaten Tana Toraja saat ini sudah mulai dilakukan sesuai dengan teori. Proses yang
dilakukan yaitu pada tahap pendataan sarana dan prasarana yang dimiliki. Dilakukan
klasifikasi dan pengkodean terhadap sarana dan prasarana kemudian dicatat kedalam
buku inventarisasi. Adapun sarana dan prasarana yang tergolong non inventarisasi
dibuatkan buku distribusi barang. Agar barang yang keluar bisa dipertanggungjawabkan.
Hal ini dilakukan agar nantinya mempermudah membuat laporan yang akan di berikan
ke Dinas Pendidikan. Hal tesebut sesuai dengan Barnawi (2014) yaitu dalam kegiatan
103
inventarisasi, yang harus dilakukan pengelola sarana dan prasarana antara lain mencatat
Tana Toraja
Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan adalah upaya yang dilakukan agar
sarana dan prasarana dapat digunakan sewaktu-waktu dibutuhkan dengan kondisi baik.
kegiatan belajar mengajar agar dapat berjalan dengan optimal sesuai tujuan yang telah
Kabupaten Tana Toraja diklasifikasikan berdasarkan habis tidaknya dipakai yaitu sebagai
berikut :
melaksanakan pengurusan dan pengaturan agar semua sarana dan prasarana selalu dalam
keadaan baik dan siap untuk digunakan. Pemeliharaan barang yang sifatnya habis pakai
sendiri itu terkait bagaimana kita menyimpan barang tersebut sebelum ada yang
menggunakan. Barang tersebut harus benar- benar disimpan ditempat yang baik.
Pemeliharaan sarana dan prasarana tahan lama yang dilakukan di SMP Negeri 2
Makale Kabupaten Tana Toraja antara lain melakukan perawatan terus- menerus seperti
membersihkan ruang kelas, halaman, menyiram tanaman, membersihkan meja, kursi, dan
104
wc. Adapun untuk pemeliharaan seperti lab dan perpustakaan itu menjadi tanggung
Perawatan lain yang dilakukan yaitu perawatan darurat seperti memperbaiki meja
dan kursi yang rusak yang dikhawatirkan akan berbahaya terhadap siswa apabila itu tidak
segera diperbaiki. Senada dengan hal itu Matin (2016:94) “perawatan darurat dilakukan
terhadap kerusakan yang tidak terduga sebelumnya dan berbahaya/ merugikan apabila
tidak diantisipasi secepatnya”. Tapi jika kursi dan meja tersebut tidak terlalu parah maka
biasanya pihak sekolah menunggu sampai tahun ajaran baru. Terkadang pihak sekolah
ingin melakukan perbaikan dan pemeliharaan namun terkendala dengan biaya. Sehingga
harus menunggu pencairan dana berikutnya. Pemeliharaan lainpun biasa dilakukan apa
bila barang yang rusak tersebut sudah mau digunakan. SMP Negeri 2 Makale Kabupaten
Tana Toraja merupakan salah satu sekolah adiwiyata. Yang tentunya memiliki banyak
tugas dalam hal pemeliharaan. Untuk itu setiap hari jumat semua guru, pegawai dan
Tana Toraja
perlengkapan pendidikan, yaitu prinsip efektivitas dan efisiensi”. Penggunaan sarana dan
prasarana di sekolah merupakan tanggung jawab kepala sekolah. Namun, kepala sekolah
dapat melimpahkan pekerjaannya kepada wakil kepala sekolah. Penggunaan sarana dan
105
Penggunaan sarana yang sifatnya habis pakai harus digunakan secara maksimal.
Karena barang- barang tersebut hanya dapat digunakan satu kali atau beberapa kali
pemakaian saja. Barang habis pakai adalah barang-barang yang hanya bisa digunakan
satu kali pakai atau setelah digunakan maka kuantitasnya menjadi berkurang.
Penggunaan sarana yang sifatnya habis pakai di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana
Toraja digunakan sesuai dengan kebutuhan. Apabila ada guru atau pegawai yang
kekurangan beberapa sarana dan prasarana lainnya seperti belum adanya ruang kelas
khusus untuk agama Islam dan Katolik. Jadi saat belajar kadang memanfaatkan ruang
BK atau ruang recycle. Adapun sarana dan prasarana lain yang belum ada di SMP Negeri
2 Makale Kabupaten Tana Toraja yaitu belum adanya aula. Jadi kerap kali ruangan kelas
proses belajar mengajar. Buku- buku pelajaran yang ada diperpustakaan juga sangat
terbatas dan masih banyak buku yang sepertinya sudah harus diganti. LCD sebagai salah
satu sarana yang dapat membantu guru pada saat mengajar jumlahnya juga sangat
Dengan adanya sarana dan prasarana yang masih kurang kadang siswa merasa
dibeda- bedakan. Misalnya ada beberapa ruang kelas yang menggunakan meja dan kursi
yang baru sedangkan di kelas lain sudah banyak meja dan kursi yang harus diperbaiki
sehingga siswa merasa bahwa mereka dibeda- bedakan. Pada saat melakukan observasi
awal peneliti mendapatkan data bahwa jumlah kelas yang ada di SMP Negeri 2 Makale
Kabupaten Tana Toraja yaitu sebanyak 23 ruang kelas. Namun setelah melakukan
penelitian terjadi perubahan data yang didapatkan yaitu jumlah kelas yang ada saat ini 21
ruang kelas. Hal ini terjadi karena awalnya 2 kelas ini hanya memanfaatkan laboratotium
sebagai ruang kelas. Namun menjelang UNBK laboratorium digunakan untuk simulasi
sehingga 2 kelas yang tadi dilebur ke kelas- kelas yang lain. Sebagai sekolah adiwiyata
SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja memiliki prasarana lain seperti taman
Kepala sekolah harus dapat menjamin sarana dan prasarana telah digunakan
secara optimal oleh warga sekolah. Akan tetapi, perlu dihindari kemungkinan terjadi
Kabupaten Tana Toraja memberikan tugas tambahan kepada pengelola laboratorium dan
guru Penjas untuk mengatur jadwal penggunaan lab dan lapangan olahraga setiap tahun
ajaran baru. Hal tersebut sesuai dengan Barnawi (2014:78) hal- hal yang perlu
hendaknya diajukan pada awal tahun ajaran, penugasan/ penunjukan personel sesuai
107
komputer, dan sebagainya, penjadwalan dalam penggunaan sarana dan prasarana sekolah
antara kegiatan intrakulikuler dan ekstrakulikuler harus jelas. Hal tersebut dilakukan agar
Tana Toraja
di suatu tempat agar kualitas dan kuantitasnya terjamin. Barang yang disimpan baik
berupa perabot, alat tulis kantor, surat- surat, maupun barang eloktronik dalam keadaan
baru, maupun rusak. Penyimpanan sarana dan prasarana pendidikan di SMP Negeri 2
Makale Kabupaten Tana Toraja diklasifikasikan berdasarkan habis tidaknya dipakai yaitu
sebagai berikut :
barang yang sifatnya habis pakai seperti alat tulis, kertas, tinta, zat kimia,dll dalam
keadaan baru, yang dapat dilakukan oleh seseorang atau beberapa orang yang ditunjuk
atau ditugaskan. Penyimpanan sarana habis pakai di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten
Tana Toraja seperti kertas, tinta, dan spidol dilakukan oleh tim sarana dan prasarana dan
disimpan di lemari khusus barang- barang yang sifatnya habis pakai. Adapun seperti zat
kimia disimpan langsung oleh kepala laboratorium IPA di lemari khusus zat kimia yang
ada di laboratorium.
108
Kabupaten Tana Toraja dilakukan berdasarkan kategori barang. Adapun tempat yang
digunakan untuk menyimpan barang tersebut seperti dilemari, ruang kepala sekolah,
ruang guru, ruang kelas, perpustakaan, laboratorium, dan untuk barang yang sudah rusak
yaitu “apa saja yang disimpan, mengapa barang- barang perlu disimpan, dimana barang-
barang harus disimpan, kapan waktunya barang- barang disimpan, siapa yang bertugas
meyimpan barang, dan bagaimana cara menyimpan barang yang benar”. Adapun cara
menyimpan barang yang dilakukan di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja
yaitu untuk sarana pembelajaran yang berupa alat peraga dan praktek itu disimpan di
laboratorium, ruang kelas, diperpustakaan dan juga ada yang disimpan di ruang kepala
sekolah. Sedangkan untuk barang yang sudah rusak itu disimpan digudang khusus.
Hanya saja kartu barang persediaan yang bisa memudahkan untuk memberikan informasi
yang mutakhir mengenai kuantitas persediaan barang belum terlaksana secara maksimal.
Tana Toraja
Penghapusan sarana dan prasarana pendidikan dilakukan agar barang yang tidak
terpakai dihapus dari daftar inventarisasi. Sarana dan prasarana yang dihapus merupakan
aset yang sudah tidak terpakai dan tidak dimanfaatkan karena sudah rusak berat,
109
membutuhkan banyak biaya apabila mau diperbaiki atau sudah ada barang pengganti
yang lebih baik maka akan dilakukan penghapusan. Penghapusan sarana dan prasarana
Penghapusan sarana habis pakai dilakukan dengan cara apabila barang sudah
didistribusikan atau digunakan oleh seseorang maka barang tersebut berarti juga telah
dihapus karena mengingat sifatnya yang habis pakai dan hanya dapat digunakan satu kali
atau beberapa kali saja. Tidak melewati proses seperti penghapusan sarana dan prasarana
Kabupaten Tana Toraja dilakukan dengan cara melihat kondisi barang, apa bila barang
tersebut benar- benar sudah rusak berat tidak memungkinkan untuk diperbaiki apalagi
digunakan makan barang tersebut disimpan digudang khusus barang- barang yang sudah
tidak digunakan lagi. Adapun cara yang dilakukan untuk penghapusan sarana dan
Pendidikan Kabupaten/ Kota setempat yang dilampiri daftar barang yang akan dihapus.
Apa bila pihak Dinas tak kunjung datang maka pihak sekolah harus menyimpan barang
Secara umum, manajemen sarana dan prasarana berperan penting dalam proses
belajar mengajar terutama dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan. Untuk itu
sungguh agar senantiasa selalu siap pakai guna membantu tercapainya tujuan pendidikan
yang telah ditetapkan. Faktor pendukung dalam manajemen sarana dan prasrana di SMP
a) Dana/ Biaya
Dana atau biaya memegang peran penting dalam hal manajemen sarana dan
prasarana. Karena dana merupakan faktor pendukung utama dalam pengadaan sarana dan
prasarana baik itu sarana yang bersifat habis pakai maupun sarana prasarana yang bersifat
tahan lama. Tanpa dana/biaya maka segala hal yang berkaitan dengan sarana dan
Tim sarana dan prasarana merupakan sekelompok orang yang ditugaskan untuk
mengelolah sarana dan prasarana yang ada di sekolah. Tim sarana dan prasarana yang
ada di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja terdiri dari ketua ( wakil kepala
sekolah bidang sarana dan prasarana), sekretaris, dan 2 anggotanya. Adanya tim ini
diharapkan sarana dan prasarana yang ada dapat dikelola dengan baik, semua dapat
seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta alat-alat dan media pengajaran. Adapun
yang dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung
menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti halaman, kebun, jalan
menuju sekolah, tetapi jika dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar,
seperti taman sekolah untuk pengajaran biologi, sebagai sekaligus lapangan olah raga,
Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh pakar di atas, maka jika dibandingkan
dengan data hasil penelitian yang diperoleh di lokasi penelitian yakni di SMP Negeri 2
Makale Kabupaten Tana Toraja dapat diketahui bahwa faktor penghambat dalam
manajemen sarana dan prasarana yakni salah satunya yaitu keterbatasan dana. Sedangkan
kebutuhan sarana dan prasarana selalu bertambah. SMP Negeri 2 Makale Kabupaten
Tana Toraja masih kekurangan beberapa ruang seperti ruang kelas dan aula. Kerap kali
proses belajar mengajar terganggu apabila ada rapat yang diadakan pihak sekolah karena
A. Kesimpulan
dan prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja, maka dapat
hibah, dan mendaur ulang. c) Penyaluran sarana yang bersifat habis pakai
dilakukan dengan cara tidak langsung sedangkan sarana dan prasarana yang
pertama sarana dan prasarana di klasifikasikan lalu diberi kode setelah itu baru
dengan membuat jadwal. Agara semua siswa dapat menggunakan sarana dan
Adapun tempat menyimpan barang seperti lemari, ruang kepala sekolah, ruang
guru, laboratorium, perpustakaan, dan untuk barang yang sudah rusak disimpan
digudang tertentu. h) Penghapusan dilakukan pada barang yang rusak dan sudah
Kabupaten Tana Toraja Toraja antara lain yaitu dana/ biaya dan adanya tim
Kabupaten Tana Toraja yakni salah satunya yaitu keterbatasan dana. Sedangkan
ruang seperti ruang kelas dan aula. Kerap kali proses belajar mengajar terganggu
apabila ada rapat yang diadakan pihak sekolah karena harus menggunakan ruang
B. Saran
dan prasarana dapat terlaksana dengan baik agar nantinya sarana dan prasarana
2. Wakasek sarana dan prasarana yang sekaligus menjadi ketua dari tim sarana dan
3. Bagi peneliti selanjutnya, semoga hasil penelitian ini dapat dikembangkan dan
dapat dijadikan sebagai bahan referensi terkait dengan manajemen sarana dan
prasarana.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Desy. 1992. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Terbaru Dilengkapi Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Surabaya: Amelia
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Ed.Rev.
Yogyakarta: Rineka Cipta
. 2009. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Aditya Media Yogyakarta
Arum, Wahyu Sri Ambar. 2007. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan.
Jakarta: CV. Multi Karya Mulia
Bafadal, Ibrahim. 2014. Seri Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis
Sekolah, Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT.
Bumi Aksara
Barnawi & M. Arifin. 2014. Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah.Yogyakarta:
Ruzz Media
Depdikbud. 2010. Pedoman Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah. Jakarta:
Depdikbud
Depdiknas. 2008. Administrasi dan Pengelolaan Sekolah. Jakarta: Direktorat Tenaga
Kependidikan, Direktorat Jenderal PMPTK, Depdiknas
. 2009. Manajemen Pembelajaran Kelas. Jakarta: BP. Dharma Bhakti
Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Manajemen Sarana danPrasarana
Pendidikan Persekolahan Berbasis Sekolah. Jakarta
Engkoswara & Aan Komariah. 2011. Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Hadi, Sutrisno. 2004. Metodologi Research I. Yogyakarta: Andi Offset
Herawan, Endang & Sukarti Nasihin. 2001. Pengelolaan Sarana dan Prasarana
Pendidikan dalam Pengantar Pengelolaan Pendidikan. Bandung: Tim Dosen
Jurusan Administrasi Pendidikan, UPI
Jannah, Miftakhul. 2010. Optimalisasi Manjemen Sarana dan Prasarna dalam
meningkatkan Mutu Pembelajaran. Semarang: Fakultas Tarbiyah
Manullang, M. 2006. Dasar-dasar Manajemen. Medan: Ghalia Indonesia
115
116
Matin & Nurhattati Fuad. 2016. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Moleong, L. J. 2017. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Roskadarya
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 Tanggal 28 Juni 2007
Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah
(SD/ MI), Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah (SMP/ MTs),
dan sekolah menengah atas/ madrasah aliyah (SMA/ MA)
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar
Nasional Pendidikan
Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 tentang
SistemPendidikan Nasional. Jakarta: CV. Eka Jaya
Riduwan. 2007. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta
Rohiat. 2008. Manajemen Sekolah: Teori Dasar dan Praktik. Bandung: Refika
Aditama
Rusman. 2009. Manajemen Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers
Sangadji, Etta Mamang dan Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian: Pendekatan
Praktis dalam Penelitian. Yogyakarta: Andi Offset
Sobri. 2009. Pengelolaan Pendidikan. Yogyakarta: Multi Pressindo
S. P Hasibuan, Malayu. 2007. Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta:
Bumi Aksara
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Sukirman, Hartati. 2010. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Yogyakarta: UNY
Press
Sulistyowati, Nanik. 2006. Administrasi Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar.
Malang: Pusat Pengembangan Guru Depdiknas
Suryosubroto, B. 2004. Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta
117
LAMPIRAN
119
LAMPIRAN
Lampiran 1.
KISI- KISI INSTRUMEN PENELITIAN
MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA DI SMP NEGERI 2 MAKALE KABUPATEN TANA TORAJA
TEKNIK
VARIABEL FOKUS DESKRIPTOR SUMBER DATA PENGUMPULAN
DATA
a. Analisis kebutuhan a. Kepala Sekolah.
sarana dan b. Wakil Kepala
prasarana. Sekolah Bidang
Perencanaan b. Prosedur Sarana dan
Manajemen perencanaan Prasarana. a. Wawancara
Sarana dan pengadaan sarana c. Bendahara b. Observasi
Prasarana dan prasarana. d. Guru c. Dokumentasi
a. Penetapan e. Siswa
pengadaan sarana
Pengadaan
dan prasarana.
b. Strategi pengadaan
120
sarana dan
prasarana.
c. Proses pengadaan
sarana dan
prasarana.
a. Proses penyaluran
Penyaluran
sarana dan prasarana.
a. Pengadministrasian
inventarisasi sarana
dan prasarana.
b. Klasifikasi dan
kodifikasi barang
Inventarisasi
inventaris sarana
dan prasarana.
c. Proses inventarisasi
sarana dan
prasarana.
a. Bentuk
Pemeliharaan
pemeliharaan sarana
121
dan prasarana.
b. Macam- macam
pekerjaan
pemeliharaan sarana
dan prasarana.
a. Pengaturan
penggunaan sarana
dan prasarana.
Penggunaan
b. Penyusunan jadwal
penggunaan sarana
dan prasarana.
a. Tempat
penyimpanan sarana
dan prasarana.
Penyimpanan
b. Tata cara
penyimpanan sarana
dan prasarana.
a. Syarat- syarat
Penghapusan
penghapusan sarana
122
dan prasarana.
b. Tata cara
penghapusan sarana
dan prasarana.
a. Apa saja faktor
Faktor pendukung
pendukung.
a. Apa saja faktor
Faktor penghambat
penghambat.
123
KEPALA SEKOLAH
Lampiran 2.
PEDOMAN WAWANCARA
Nama Lengkap :
NIP :
Hari/ tanggal :
Waktu :
Tempat :
Tana Toraja.
perencanaan
3. Apakah ada panitia khusus perencanaan sarana dan prasarana di SMP Negeri
Tana Toraja.
3. Strategi apa saja yang dilakukan dalam pengadaan sarana dan prasarana di
4. Dari mana saja sumber anggaran/ dana yang digunakan untuk pengadaan
Tana Toraja.
Tana Toraja.
2. Pekerjaan pemeliharaan sarana dan prasarana apa saja yang dilakukan di SMP
Tana Toraja.
1. Apa saja syarat- syarat penghapusan sarana dan prasarana di SMP Negeri 2
2. Apakah ada panitia khusus untuk penghapusan sarana dan prasarana di SMP
F. Faktor Pendukung
1. Apakah ada faktor pendukung dalam manajemen sarana dan prasarana di SMP
G. Faktor Penghambat
WAKASEK
SARANA DAN PRASARANA
PEDOMAN WAWANCARA
Nama Lengkap :
NIP :
Hari/ tanggal :
Waktu :
Tempat :
Tana Toraja.
Tana Toraja.
2. Strategi apa saja yang dilakukan dalam pengadaan sarana dan prasarana di
3. Dari mana saja sumber anggaran/ dana yang digunakan untuk pengadaan
Tana Toraja.
Tana Toraja.
Tana Toraja.
2. Pekerjaan pemeliharaan sarana dan prasarana apa saja yang dilakukan di SMP
Tana Toraja.
Tana Toraja.
Tana Toraja.
1. Apa saja syarat- syarat penghapusan sarana dan prasarana di SMP Negeri 2
I. Faktor Pendukung
1. Apakah ada faktor pendukung dalam manajemen sarana dan prasarana di SMP
J. Faktor Penghambat
BENDAHARA
PEDOMAN WAWANCARA
Nama Lengkap :
NIP :
Hari/ tanggal :
Waktu :
Tempat :
2. Menurut ibu apakah kebutuhan sarana dan prasara di SMP Negeri 2 Makale
3. Apakah ibu dilibatkan dalam perencanaan sarana dan prasarana di SMP Negeri 2
4. Dari mana saja sumber anggaran/ dana yang digunakan untuk pengadaan sarana
GURU
PEDOMAN WAWANCARA
Nama Lengkap :
NIP :
Hari/ tanggal :
Waktu :
Tempat :
1. Menurut bapak/ ibu apakah kebutuhan sarana dan prasarana di SMP Negeri 2
2. Apakah bapak/ ibu dilibatkan dalam perencanaan sarana dan prasarana di SMP
3. Apakah sarana dan prasarana di SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja
4. Apa harapan bapak/ ibu mengenai sarana dan prasarana di SMP Negeri 2 Makale
SISWA
PEDOMAN WAWANCARA
Nama Lengkap :
NIS :
Hari/ tanggal :
Waktu :
Tempat :
2. Apakah saudara/ saudari sudah memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada di
3. Apa harapan saudara/ saudari untuk sarana dan prasarana yang ada di SMP
Lampiran 3.
tahun kita rapat untuk melakukan perencanaan. Nah pahaman. Peneliti disambut oleh meningkatkan efektivitas
untuk yang barag habis pakai itu diadakan Kepala bagian tata usaha, para staff dan efisiensi pengadaan
pertriwulan. Khusus yang sarana dan prasarana yang dan kepala sekolah yang menerima sarana dan prasarana.
sifatnya tahan lama itu kita rencanakan pada waktu dengan baik peneliti dalam
yang sama dengan yang sifatnya habis pakai. melakukan penelitian. Pada tanggal
Perbedaannya nanti pada saat pengadaan. Bukan 09 Maret 2019 peneliti melakukan
hanya yang tadi itu ketua, sekretaris, dan anggota tim
wawancara dan sekaligus
sarana dan prasarana tapi semua dewan guru dan
melakukan observasi terkait dengan
pegawai juga dilibatkan. Ini dilakukan untuk
mengetahui apa- apa saja kebutuhan mereka perencanaan sarana dan prasarana.
selanjutnya. Jadi itu sarana dengan prasarana masuk Peneliti mengamati RKAS sebagai
semua di rencana kegiatan dan anggaran istilahnya hasil rencana yang didapatkan
RKAS. Jadi sarana itu mendeteksi semua apa yang melalui rapat bersama serta
rusak, apa yang dibutuhkan, masukkan di rencana menanyakan pihak sekolah yang
anggaran sebelum ditayangkan dengan komitenya. terlibat dalama perencanaan sarana
Jadi, misalnya begini, guru untuk membuat RPP dan prasarana. Adapun pihak yang
butuh kertas sekian rim. Itu dijumlah masukkan untuk terlibat dalam perencanaan yaitu
ATK nya baru kirim kebendahara sekolah untuk unsur- unsur penting sekolah
direncanakan begitu semua. Termasuk yang diantaranya, kepala sekolah, wakil
adiwiyata, kebersihan, alat kebersihan, apa semua mi
kepala sekolah, guru, pegawai dan
itu diprogramkan. Seperti yang tahun lalu itu semua
staff, serta komite sekolah.
diadakan semua termasuk yang namanya alat untuk
menari, alat untuk mulok, cangkul dan sebagainya
itu.Tapi kalau namanya kursi- kursi ini ada yang
memang keluar dari dana BOS tapi ada yang
diusulkan ke Dinas. Jadi kita dapat dana DAK
dengan DAU, Dana Alokasi Khusus dan Dana
Alokasi Umum. Jadi tahun lalu kita dapat 128 kursi
siswa dengan meja kemudian kursi dan meja guru
135
DF ( F1, D1, P2 )
Iya kami melakukan analisisnya dulu. Karena
jangan sampai kami beli baru tidak sesuai dengan
kebutuhan. Misalnya jumlahnya, kualitasnya,
harganya, dan kemampuan dana.
JP ( F1, D1, P2)
Iaa kita lakukan analisis kebutuhan. Karena disitu
kita bisa tau apa- apa saja yang kita butuhkan.
Jangan sampai nanti kita mau adakan sarana dan
prasarana lantas kita tidak terlalu butuhkan atau
sudah cukup. Misalnya kita mau adakan TV nanti
kita beli baru lantas ada yang lebih penting kita beli.
Makanya analisis kebutuhan itu perlu skali
dilakukan. Biar kita ndak salah dalam membeli
nanti sarana dan prasarana.
DF ( F1, D1, P3 )
Iya namanya tim sarana dan prasarana. Itu di SK
kan, jadi ada ketuanya, sekretaris, dan anggotanya.
Dia tidak hanya perencanaan, tapi pengelolaan.
Pengelolaan berarti mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, pencatatannya sampai penyimpanan
136
DF ( F1, D2, P4 )
Ya jadi kami dan dewan guru itu rapat dulu. Jadi
setelah rapat itu kan semua memberi masukan,
sarpras apa yang sudah rusak dan apa yang akan
dianggarkan di tahun ajaran itu. Nah nanti dari
semua masukan itu kita catat kemudian kita susun
berdasarkan skala prioritas tapi kita juga
mempertimbangkan dana yang ada.
JP ( F1, D2, P3 )
Iyaa itukan tadi. Jadi dalam perencanaan itu
awalnya kita mengadakan rapat. Apa yang
dibutuhkan apa yang mendesak seperti itu. Jadi
nanti guru dan pegawai akan memberikan masukan
apa- apa yang mereka butuhkan. Jadi, masing-
masing urusan misalnya kesiswaan, sarana,
kurikulum, itu semua membuat rencananya dulu.
137
BC ( F1, D2, P2 )
Untuk sarana dan prasarana itu semuanya
dilibatkan. Karena itu dirapatkan dalam anggaran
sekolah. Jadi tiap tahun itu awal tahun pembelajaran
itu dibicarakan apa- apa saja yang kita butuhkan
mengenai sarana dan prasarana.
LM ( F1, D2, P2 )
Ia semua guru dan pegawai dilibatkan sebaiknya
begitu dan itu yang kita lakukan disini. Karena kita
tidak tahu kebutuhannya si A apa si B apa
kebutuhannya. Mungkin ada juga usulannya di
kelas ini harus ada ini, kita tidak tahu kalau kita
tidak libatkan semua. Jadi untuk bisa tahu itu maka
kita melibatkan semuanya.
Pengadaan DF ( F2, D1, P1) Pada tanggal 11 Maret 2019 Selain observasi peneliti
138
Jadi saya berdasarkan skala prioritas. Setiap tahun peneliti melakukan wawancara juga melakukan
itu ada skala prioritas kebutuhan. Kalau kebutuhan sekaligus melakukan observasi pengambilan foto sarana
kan banyak gitu ya. Tapi kami dahulukan yang terkait dengan pengadaan sarana dan prasarana yang ada di
paling mendesak. Seperti ini LCD itu setiap tahun dan prasarana. Diantaranya tentang SMP Negeri 2 Makale
itu kami programkan terus. Karena kurang terus jadi strategi pengadaaan sarana dan Kabupaten Tana Toraja.
itu terus. Jadi dari yang paling mendesak sampai prasarana, proses pengadaannya Matin ( 2016 : 22 ) strategi
yang kurang mendesak. Jadi kami tetapkan
serta sumber dana yang digunakan pengadaan sarana dan
berdasarkan apa yang sudah menjadi kesepakatan
dalam pengadaan sarana dan prasarana yaitu dengan
rapat tadi itu . Kemudian kami anggarkan di RKAS,
kemudian kalo lihat tri wulan berapa cair langsung prasarana. Adapun strategi yang cara membeli, membuat
kami berhubungan dengan toko untuk itu. digunakan dalam pengadaan sarana sendiri, bantuan atau
DF ( F2, D2, P2 ) dan prasarana yaitu sebagian besar hibah, menyewa,
Jadi kami adakan dengan cara memberli. Kami dilakukan dengan cara membeli, meminjam, mendaur
langsung menghubungi tokonya. Misalnya di Balbod strategi lain yang dilakukan yaitu ulang, menukar, dan
sini. Kami tanya spesifikasinya nama ininya harganya memperbaiki dan mendaur ulang. memperbaiki. Prosedur
berapa jadi kami langsung menganggarkan di RKAS pengadaan barang dan jasa
(Rencana Kerja Anggaran Sekolah) jadi ketika harus mengacu pada
menganggarkan itu ga terlalu miring, ga terlalu beda Peraturan Menteri No. 24
jauh harga. Sarana seperti kertas, tinta spidol, spidol, tahun 2007
dan kebutuhan guru dan pegawai lainnya itu kita beli
pertriwulan kalau dananya sudah cair kita langsung
hubungi tokonya. Kalau kursi kami lewat
MUSRENBANG ya (Musyawarah Rencana
Pembangunan) itu kan ada MUSRENBANG tingkat
kelurahan, ada tingkat kecamatan, dan kabupaten.
Seperti yang sudah dilakukan kemarin
MUSRENBANG tingkat kecamatan. Seperti kursi,
meja, dan mebeler kami itu lewat MUSRENBANG.
Kemudian di MUSRENBANG di catat oleh Dinas
139
DF ( F2, D2, P3 )
Kami beli. Kalau sekarang kami tidak lagi
melibatkan orang tua dalam hal pendanaan. Dalam
arti jumlah besar ya. Tapi kalau mereka yang mau
untuk memberi seperti pagar sudah tidak layak tapi
pagar itu kan dana besar kemampuan orang tua itu
kan paling kalau siswa tammat ya kalau ada yang
mau memberikan satu sak semen, ada yang dalam
bentuk uang, tapi sifatnya ga memaksa. Kalau dulu
memang untuk pemagaran terus untuk pemasangan
pintu gerbang itu dari orang tua siswa yang dulu.
Pernah memberikan bantuan- bantuan itu kemudian
langsung direalisasikan. Untuk sekarang ini karena
lebih ketat lagi pengawasan- pengawasan
pemerintah terhadap orang tua. Kita jugakan mau
yang amannya ya. Jadi hampir semuanya dari dana
pemerintah. Kalau daur ulang paling jirigen- jirigen
disana itu yang dipajang di jalanan masuk itu dari
siswa kemudian di potong. Sebagian di pake untuk
pot.
JP ( F2, D2, P3 )
Kalau disini kami belum pernah meminjam. Tetapi
kami membeli sesuai dengan barang yang
dibutuhkan yang murah tapi berkualitas seperti itu.
Jadi sebagian besar dari dana BOS. Itu saja yang
bisa dikeluarkan tapi terbatas. Selebihnya itu dari
Dinas. Jadi komputer itu dari Dinas, ruang belajar
dari Dinas bantuan pemerintah itu. Karena
141
DF ( F2, D2, P4 )
Kalau dulu itu kan masih ada dana gratis ya.
Banyak sarana- sarana sekolah dulu itu dari dana
gratis dan lain- lain itu dari dana gratis. Sekarang
dana gratis sudah dihapus. Jadi dana satu- satunya
itu hanya dari dana BOS. Itupun hanya 15 % saja.
Kemudian kalau dari sekolah masih ada sedikit
pemasukan dari kantin itupun jumlahnya sangat
terbatas. Tapi yaa lumayan untuk mendanai
keperluan- keperluan sekolah dalam skala kecil. Itu
ada 10.000/ hari per orang. Jadi itu ada dua orang
jadi 20.000/ hari. Itu bisa untuk tambahan dana
sekolah.
JP ( F2, D2, P3 )
Dari dana BOS dan itu tadi DAK dan DAU.
UG ( F2, D2, P4 )
BOS, karnakan sudah tidak ada lagi dana gratis.
Jadi yang paling mendominasi itu BOS. Kemudian
dibantu koperasi sekolah. Ada koperasi sehat
142
JP ( F4, D2, P2 )
Ia jadi itu diklasifikasikan berdasarkan sumber
pengadaannya. Apakah itu dari Dana BOS, dari
DAK atau ka dari DAU. Jadi misalnya begini kursi
itu 001 karna seratus lebih jadi 001- DAU- 2018
begitu. Kalau dari BOS ya 01- BOS- 2018.
JP ( F4, D3, P3 )
Yaa jadi proses inventarisasinya yaitu kalau untuk
sarana yang sifatnya habis pakai itu kita ada buku
tersendiri. Jadi kita tulis apa nama barangnya,
berapa jumlahnya tanpa kita kasih kode kebarang
terebut. Nah kalau barang yang tahan lama yang
masuk kita lihat dulu ini barang dari mana apakah
dari dana BOS, DAK atau DAU. Kita liat berapa
jumlahnya nah terus kalau sudah kita kasih kode
baru dicatat sama sekretaris tim sarana dan
prasarana. Jadi disini ada kartu inventarisasi sarana
dan prasarana, kalau yang buku- buku itu ada buku
inventarisasi, ada juga buku daftar penyaluran
146
JP ( F5, D2, P2 )
Kalau pekerjaan pemeliharaan yaa kan
membersihkan itu termasuk juga dalam
pemeliharaan kan. Jadi contohnya setiap hari itu
anak- anak kalau pagi atau pas mau pulang mereka
bersihkan kelas dulu jadi sapu lantai kelas,
bersihkan kaca, bersihkan halaman dan rapikan
meja dengan kursi. Disini itu kalau wc setiap hari
pasti dibersihkan karena sudah ada jadwal yang di
buat. Jadi contohnya hari ini kelas 7 A,B, dan C
besok kelas 7 D dan E. Kalau ada bangku atau meja
yang rusak dan masih bisa diperbaiki ya kita
perbaiki begitu.
Penggunaan JP ( F6, D1, P1 ) Dari hasil observasi diketahui Selain observasi peneliti
Karena ada beberapa sarana yang terbatas seperti bahwa penggunaan sarana dan juga melakukan
LCD, jadi itu digunakan oleh guru yang benar- prarana yang ada sudah digunakan dokumentasi foto terhadap
benar memerlukan itu saat mengajar. Kalau untuk secara optimal. Adapun cara yang jadwal agar penggunaan
yang kayak lab. itu tergantung masing- masing dilakukan kepala sekolah selaku sarana dan prasarana bisa
kepala labnya. Mereka yang mengatur penggunaan penanggung jawab agar sarana dan teratur. Endang Herawan
ruangannya. Terus itu waktu datang bantuan kursi
prasarana yang ada dapat & Sukarti Nasihin ( 2001 :
jadi itu bantuan di drop saja di kelas supaya
digunakan oleh semua siswa maka 123 ), hal- hal yang perlu
gampang menghitungnya. Kan biasaya kalau ada
pengawas yang datang mana itu yang bantuan DAU kepala sekolah memberikan diperhatikan dalam
sebanyak ini kami taro pak di ruangan ini dan tambahan tugas kepada setiap penggunaan sarana dan
diruangan itu. Baru mereka masuk, mereka hitung. kepala pengelola prasarana untuk prasarana, yaitu : 1.
149
Kalau kertas, misalnya kalau RPP 1 orang 1 rim membuat jadwal penggunaan Penyusunan jadwal
dengan catatan tidak langsung di kasih 1 rim. Jadi prasarana setiap tahun ajaran baru. penggunaan harus
setangah rim dipakai untuk semester 1 dan dihindari benturan dengan
setengahnya untuk semester 2. Jadi biasanya di drop kelompok lainnya, 2.
1 rim untuk 2 orang. Baru kita tanda tangan semua Hendaknya kegiatan-
karena itu ada bukunya,buku pendistribusian kegiatan pokok sekolah
barang. Untuk yang sarana lainnya seperti spidol,
merupakan prioritas
tinta spidol itu digunakan sesuai dengan kebutuhan.
pertama, 3. Waktu/ jadwal
Jadi kita kasih ke setiap guru. Nah biasanya kalau ada
spidol yang sudah rusak kan biasa ada yang kering penggunaan hendaknya
karena lupa ditutup atau apalah baru guru minta lagi diajukan pada awal tahun
ke saya. Karena barang- barang yang sifatnya habis ajaran, 4. Penugasan/
pakai itu saya yang simpan. penunjukan personel
sesuai dengan keahlian
BC ( F6, D1, P3 ) pada bidangnya, misalnya
Iya sudah digunakan sebagaimana mestinya. petugas laboratorium,
Contoh untuk komputer bantuan baik dari pusat perpustakaan, operator
maupun dari pemerintah daerah itu kita sudah komputer, dan sebagainya.
gunakan. Misalnya untuk proses pembelajaran TIK,
kemudian untuk ujian nasional berbasis komputer,
kemudian untuk uji kompetensi guru. Selain itu
perlengkapan yang kita butuhkan selalu ada. Kalau
kita butuh misalnya spidol, kertas HVS, tinta, itu
sudah disediakan. Jadi kalau kita butuh tinggal
hubungi wakasek sarana prasarana karena beliau
yang simpan.
LM ( F6, D1, P3 )
150
AB ( F6, D1, P2 )
Iaa kak sudah cuma biasa kayak di lab.komputer
ndak cukup komputernya jadi biasa itu satu
komputer tak dua atau tiga orang disitu. Baru kalau
lab. IPA sekali-sekali ji.
YZ ( F6, D1, P2 )
Kalau yang itu kak iaa, karena kan ada jadwalnya.
Cuma tidak masuk terus sekali- sekali ji. Kelas 9 ji
yang biasa masuk sama kelas 7.
JP ( F6, D2, P2 )
Itu tergantung dia kepala- kepala labnya. Karena
ada masing- masing kepala lab. Jadi perpustakaan
lain kepalanya, lab IPA lain kepalanya, lab
komputer lain juga kepalanya. Jadi mereka sudah
dibagi- bagi dan itu yang bertanggung jawab. Jadi
151
JP ( F7, D2, P1 )
Kalau untuk cara penyimpanannya yaa kalau barang
kita sudah terima kita catat dulu. Baru kita liat ini
barang mau ditaro dimana. Misalnya itu yang
bantuan 128 meja kursi kita langsung drop ke ruang
kelas. Bantuan komputer kita taro di lab. komputer.
Kertas, spidol dan lainnya yang kebutuhan sehari-
152
JP ( F6, D2, P2 )
Jadi barang- barang yang sudah rusak itu kita
kumpul di gudang. Karena kita mau hapuskan
langsung na tidak bisa karena itu nanti di cari terus.
Jadi kita melapor ke Dinas untuk penghapusannya.
Kalau untuk barang- barang habis pakai ya menurut
saya tidak lagi harus kita hapuskan seperti meja dan
kursi. Karena itu kan kita pake cuma satu atau
beberapa kali saja. Jadi kalau kita sudah salurkan
154
JP ( F9, D1, P1 )
Ya pasti ada.
Faktor pendukung yaa, kalau menurut saya pastinya
itu dana. Karena semua kebutuhan pasti butuh dana.
Kan begitu. Kalau tidak ada dana yaa bagaimana
caranya kita mau membeli atau mengadakan sarana
dan prasarana yang kita butuhkan.
Salah satunya itu karena kita sudah di bentuk tim
sarana dan prasarana. Selain itu bisa dibilang kita
disini punya komunikasi yang baik jadi itu sangat
mendukung. Seperti setiap lab disinikan ada kepala
lab nya jadi itu sendiri bisa membantu kita dalam
hal pengelolaan sarana yang ada di lab. kepala lab
tersebut bisa membantu memelihara, mengatur, dan
lainnya.
Namanya juga tim. Jadi pasti ada saja kendala yang
kita temui. Tim sarana dan prasarana ini sendiri juga
baru dibentuk. Kemarin- kemarin itu belum ada. Saya
pribadi selaku ketua harus banyak belajar dalam hal
pengelolaan sarana dan prasarana. Karena ini
mencakup bagaimana agar sarana dan prasarana dapat
digunakan secarana maksimal. Semua warga sekolah
bisa mendapatkan dan merasakan hal yang sama.
Selain itu ada pembukuan yang harus kita kerjakan
untuk pertanggung jawabannya.
Faktor DF ( F10, D1, P1 ) Dari hasil wawancara yang
Penghambat Kalau untuk faktor penghambat sendiri itu paling dilakukan dapat diketahui bahwa
pertama di dana yaaa. Seperti ini kita masih faktor penghambat manajemen
156
kekurangan beberapa ruangan seperti ruang kelas sarana dan prasarana di SMP
sebenarnya itu masih kurang. Kita juga disini belum Negeri 2 Makale Kabupaten Tana
punya aula jadi kalau ada pertemuan kita pakai Toraja yaitu dana yang ada terbatas.
ruang kelas dan itu kadang mengganggu proses Selain itu tim sarana dan prasrana
belajar siswa. yang ada juga baru dibentuk.
JP ( F10, D1, P1 )
Kalau faktor penghambat sendiri kalau menurut
saya itu dana yang ada masih terbatas. Jadi kalau
ada yang kita butuhkan biasa harus menunggu dulu.
Selain itu saya sendiri sebagai wakasek sarpras kan
baru jadi harus banyak belajar harus tau bagaimana
bisa mengelola sarana dan prasarana yang ada
dengan baik dan tepat.
157
Lampiran 4.
Visi, Misi, dan Tujuan SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja
158
Ruang Wakil Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja
159
Papan Keadaan Guru dan Pegawai SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana
Toraja
Foto Wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana
SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja
179
PERSURATAN
196
197
198
199
200
201
202
203
204
205
206
207
208
209
RIWAYAT HIDUP
5 Kabupaten Tana Toraja dan lulus pada tahun 2009. Tahun 2009 melanjutkan
pendidikan ke SMP Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja dan lulus pada tahun
2012. Pada tahun yang sama melanjutkan pendidikan ke MAN Makale Kabupaten
Tana Toraja dan lulus pada tahun 2015. Kemudian tahun yang sama penulis terdaftar