Anda di halaman 1dari 181

SKRIPSI

FUNGSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN


KUALITAS LAYANAN AKADEMIK DI SD INPRES DAYA MAKASSAR

AISFEBRIANTY

1843041001

JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2022
HALAMAN PENGESAHAN

i
PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Aisfebrianty

NIM : 1843041001

Jurusan : Administrasi Pendidikan (S1)

Judul : Fungsi Manajerial Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kualitas

Layanan Akademik Di SD Inpres Daya Makassar

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar merupakan
hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran
orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan pikiran sendiri.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini adalah hasil
jiplakan atau mengandung unsur plagiat, maka saya bersedia menerima sanksi atas
perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Makassar, 28 September 2022

Yang membuat pernyataan

(Aisfebrianty)

1843041001

ii
MOTTO

Mimpimu Boleh Tinggi Tapi, Jangan Lupa Sujudmu Harus Rendah

Aisfebrianty

Dengan Segala Kerendahan Hati

Kuperuntukkan karya ini


Kepada Ibunda, Ayahanda
Serta Keluarga Besar dan Sahabat-sahabatku
Yang dengan Sabar, Tulus dan Ikhlas Selalu Berdoa dan Memberikan Bantuan
Baik Moral maupun Materil demi Keberhasilan Penulis

Semoga Allah SWT Memberikan Rahmat dan Keberkahannya


Kepada Kita semua

iii
ABSTRAK

Aisfebrianty, 2022.Fungsi Manajerial Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kualitas


LayananAkademik Di SD Inpres Daya Makassar.Skripsi ini Dibimbing oleh ibu
Dra. Sitti Habibah, M.Si dan bapak Sumarlin Mus, S.Pd, M.Pd.Jurusan Administrasi
Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Makassar.

Penelitian ini mengkaji tentang Fungsi Manajerial Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan
Kualitas Layanan Akademik yang meliputi perencanaan sekolah, mengelola standar nasional
Pendidikan, pengawasan dan evaluasi sampai pada kepemimpinan serta sistem informasi
manajemen di SD Inpres Daya Makassar dimana mengalami peningkatan yang cukup baik.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana fungsi manajerial kepala sekolah mulai
dari perencanaan sekolah agar dapat meningkatkan kualitas sekolah terutama pada layanan
akademik, program tahunan,dibuat berdasarkan visi dan misi sekolah untuk menciptakan
generasi unggul dalam bertaqwa mulia, berprestasi dan dilandasi dengan nilai-nilai budaya
sesuai dengan ajaran agama, mengelola standar nasional Pendidikan, telah
mengembangkanbahan ajar, melakukan pembelajaran kreatif, inovatif, pengembangan
minatbakat, dan mengadakan pelatihan IT, pengawasan dan evaluasi memantau, memberikan
solusi secara langsung serta mengadakan supervisi, melaksanakan kepemimpinan sekolah
membangun komunikasi yang baik terhadap bawahannya serta melibatkan dalam
pengambilan keputusan dan sistem informasi manajemen agar tercapainya proses belajar
mengajar serta tujuan Pendidikan dengan memanfaatkan kemuajuan teknologi agar dapat
menunjang sistem informasi sekolah yang tel. Pendekatanpenelitian ini adalah kualitatif
dengan jenis penelitian deskripsi. Teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi,
dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan model Miles dan Huberman.
Pengecekan keabsahan data menggunakan Teknik triangluasi. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa sekolah cukup baik dalam pemenuhan fungsi manajerial kepala sekolah sesuai dengan
Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 15 Tahun 2018 mengenai
pemenuhan beban kerja guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah, namun ada beberapa
catatan yang perlu di perhatikan diantaranya adalah sekolah perlu lebih aktif dalam
mengesosialisasikan tujuan sekolah melalui website sekolah, spanduk dan sejenisnya untuk
meningkatkan publikasi tentang profil sekolah kepada masyarakat.

Kata kunci :perencanaan sekolah, mengelola standar nasional Pendidikan, pengawasan dan
evaluasi, kepemimpinan, sistem informasi manajemen.

iv
PRAKATA

Puji dan syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas

berkat rahmat dan hidayh-nya skripsi berjudul “Fungsi Manajerial Kepala Sekolah

Dalam Meningkatkan Kualitas Layanan Akademik Di SD Inpres Daya Makassar” ini

dapat terselesaikan. Srikspi ini dibuat sebagai salah satu persyaratan guna

memperoleh gelar Sarjana Strata (S1) pada Jurusan Administrasi Pendidikan,

Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Makassar.

Salam dan shalawat semoga senantiasa tercurah atas junjungan Rasulullah

Muhammad SAW sebagai pembawa pesan kebenaran kepada seluruh umat mansia

dan semoga keselamatan dilimpahkan kepada seluruh keluarga beliau dan sahabat-

sahabatnya serta para pengikut-pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.

Penulis menyadari bahwa sejak penyusunan proposal sampai skripsi ini

selesai, banyak hambatan, rintangan, suka duka, dan halangan, namun berkat bantuan,

motivasi, dan doa dari berbagai pihak semua ini dapat berjalan dengan lancer serta

teratasi dengan baik. Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari

pembaca demi kesempurnaan skripsi ini.

Pada kesempatan ini, peneliti berterima kasih kepada orang-orang tercinta

khususnya kepada orang tua saya yang telah mendukung saya selama ini Bapak

Baharuddin dan Ibu Mulyati. Orang tua terbaik yang telah melahirkan saya ke

v
dunia, merawat saya sampai saat ini,serta yang telah menuntunku dengan sangat amat

tegas dan keras sehingga mengajarkan ku arti hidup yang sebenarnya. Serta nenek

saya terkasih almh. Sarintang Caka yang telah mendahului kami semua semoga

almarhumah dilapangkan kuburnya, diampuni dosa-dosanya, dijauhkan dari siksa api

neraka, kasih mu abadi selalu. Dan untuk tante dan om saya Novythasary dan

Muh.Nauval Hukbal yang selalu menyemangati, memberikan dukungan, dan selalu

mendoakan saya.

Secara khusus, penulis menghaturkan penghargaan dan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada ibu Dra. Sitti Habibah, M.Si selaku pembimbing satu dan

bapak Andi Wahed, S.Pd, M.Pd selaku pembimbing dua yang telah meluangkan

waktunya memberikan bimbingan, arahan, dorongan, serta semangat kepada penulis

serta dialihkan kepada bapak Sumarlin Mus, S.Pd., M.Pd yang telah memberikan

saran dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah

SWT melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua.

Penghargaan dan ucapan terima kasih setinggi-tingginya tak lupa penulis

haturkan kepada:

1. Prof. Dr. Ir. H. Husain Syam, M.TP., IPU., ASEAN Eng. selaku Rektor

Universitas Makassar.

2. Dr. Abdul Saman, M.Si Kons, selaku Dekan, Dr. Mustafa, M.Si., selaku Wakil

Dekan I, Dr. Pattaufi, M.Si., selaku Wakil Dekan II dan DR. Ansar M.Si selaku

vi
Wakil Dekan III FIP UNM, yang telah memberikan layanan akademik,

administrasi, dan kemahasiswaan selama proses Pendidikan dan penyelesaian

studi.

3. Dr. Ed. Faridah, ST., M.Sc selaku Ketua Jurusan Administrasi Pendidikan

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar.

4. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan, Fakultas Ilmu

Pendidikan, Universitas Negeri Makassar yang telah memberikan bekal ilmu

pengetahuan selama penulis duduk di bangku perkuliahan.

5. Jamaluddin, S.Pd selaku staf tata usaha Jurusan Administrasi Pendidikan,

Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Makassar yang senantiasa

membantu penulis dalam proses administrasi akademik.

6. Dosen serta Pegawai/Tata Usaha Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Makassar yang telah memberikan berbagai macam ilmu serta pengetahuan,

layanan akademik serta administrasi sehingga penulis dapat menyelesaikaikan

studinya dengan lancar.

7. Bapak Mudering, S.Pd, M.Pd selaku Kepala Sekolah SD Inpres Daya Makassar

serta tenaga pendidik dan kependidikan yang telah memberikan izin dan

meluangkan waktunya untuk membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.

8. Sahabatku waktu SMA, Yulianti Reata, Nur Amelia Nurdin, Rahma Nur yang

telah memberikan bantuan, memotivasi, menyemangati satu sama lain. Semoga

selalu bersama dalam suka maupun duka.

vii
9. Seperjuangan skripsiku Nurfatimah, Lisa Angreani, Kasmawati, Siti Aisyah,

Restina Winarti, dan Nurfadillah Febrianti yang selalu bersama-sama memberikan

dukungan, bantuan, saling support satu sama lain.

10. Rekan-rekan Mahasiswa Angkatan 2018 terutama Asrifati, Witri Ali, Saskia,

Andi Rina, Muh.SulFahri yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu, yang telah

banyak membantu penulis selama penyusunan skripsi, semoga Allah SWT

membalas kebaikan teman-teman. Aamiin.

11. Untuk NOAH (Boriel, Kang Lukman, dan Om David), yang selalu memberikan

aura positif sehingga membuat saya lebih semangat lagi mengerjakan skripsi.

Semoga karyanya selalu banyak di sukai orang, Aamiin.

viii
DAFTAR ISI

SKRIPSI .................................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................................... ii
MOTTO................................................................................................................... iii
ABSTRAK .............................................................................................................. iv
PRAKATA ............................................................................................................... v
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xiii
BAB IPENDAHULUAN .......................................................................................... 1
A. Konteks Penelitian ......................................................................................... 1
B. Fokus Penelitian ............................................................................................. 9
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 9
D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEPTUAL ................... 11
A. Tinjauan Pustaka .......................................................................................... 11
1. Fungsi Manajerial ..................................................................................... 11
2. Kualitas Layanan Akademik ..................................................................... 17
B. Kerangka Konseptual ................................................................................... 19
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................... 22
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ................................................................... 22
B. Kehadiran Peneliti ........................................................................................ 23
C. Lokasi Penelitian .......................................................................................... 23
D. Sumber Data ................................................................................................ 24
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 25

ix
F. Analisis Data ................................................................................................ 27
G. Pengecekan Keabsahan Data ........................................................................ 29
H. Tahap-Tahap Penelitian ................................................................................ 30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 33
A. Hasil Penelitian ............................................................................................ 33
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .......................................................... 33
2. Deskripsi Hasil Penelitian ......................................................................... 38
B. Pembahasan ................................................................................................. 95
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN.................................................................. 102
A. Kesimpulan ................................................................................................ 102
B. Saran .......................................................................................................... 104
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 105
LAMPIRAN ......................................................................................................... 108
RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. 167

x
DAFTAR TABEL

2. 1 Rincian Ekuivalensi Beban Kerja Kepala Sekolah ....................................................... 16


4. 1 Keadaan Sarana dan Prasarana..................................................................................... 37
4. 2 Keadaan Peserta Didik................................................................................................. 38

xi
DAFTAR GAMBAR

2. 1 Kerangka Konseptual .................................................................................................. 21


3. 1 Bagian Tahap-Tahap Penelitian ................................................................................... 32
4. 1 Struktur Organisasi .................................................................................................... 155
4. 2 Profil Sekolah SD Inpres Daya Makassar ................................................................... 155
4. 3 Wawancara dengan Kepala Sekolah SD Inpres Daya Makassar .................................. 156
4. 4 Wawancara dengan Guru 1 dan Guru 2 SD Inpres Daya Makassar ............................. 156
4. 5 Visi Dan Misi SD Inpres Daya Makassar ................................................................... 157
4. 6 RKAS SD Inpres Daya Makassar .............................................................................. 157
4. 7 Foto RPP kelas 1 SD Inpres Daya Makassar .............................................................. 158
4. 8 Data Kelulusan Siswa Kelas VI Tahun 2022 .............................................................. 158
4. 9 Daftar Penilaian Harian Siswa ................................................................................... 158
4. 10 Rapat Bersama Guru dan Pengawas Sekolah ............................................................ 159
4. 11 Daftar Hadir Guru SD Inpres Daya Makassar .......................................................... 159
4. 12 Ruang Kelas ............................................................................................................ 160
4. 13 Pelatihan IT Guru SD Inpres Daya Makassar ........................................................... 160
4. 14 LCD sebagai media pembelajaran ............................................................................ 161
4. 15 Tv sebagai media pembelajaran ............................................................................... 161
4. 16 Simulasi AMBK di SD Inpres Daya Makassar Tahun 2022 ...................................... 162
4. 17 CCTV SD Inpres Daya Makassar ............................................................................ 162
4. 18 Rapor Siswa SD Inpres Daya ................................................................................... 163
4. 19 Standar Kompetensi Kelulusan SD Inpres Daya Makassar ....................................... 163
4. 20 Latihan 17 Agustus .................................................................................................. 164
4. 21 Perpustakaan SD Inpres Daya Makassar .................................................................. 164
4. 22 Program Semester Kelas 1 ....................................................................................... 165

xii
DAFTAR LAMPIRAN

1. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ...................................................................................... 109


2. Draft Pedoman Wawancara .......................................................................................... 111
3. Matriks Analisis Data ................................................................................................... 118
4. Dokumentasi ................................................................................................................ 155
5. Persuratan .................................................................................................................... 166

xiii
BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Pendidikan merupakan suatu proses yang didalamnya terdapat pelatihan dan

pengajaran, terutama diperuntukkan kepada anak-anak dan remaja, baik di

sekolah-sekolah maupun di kampus-kampus. Dengan itu, tujuan untuk

memberikan pengetahuan dan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan.

Pendidikan merupakan sebuah sistem terbuka. Dimana terus menerus berbenah,

menyesuaikan diri sesuai dengan perubahan dan tuntutan zaman demi pencapaian

yang optimal.

Undang - Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 Bab II

pasal 3 yang menyatakan Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

dalam rangka mecerdaskan manusia yang beriman dan bertaqwa kepala Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan

menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab(RI, 2003).

Hal ini di dasari bahwa kebutuhan sumber daya manusia lebih banyak

ditentukan oleh kualifikasi khususnya kepada pengajar dan pimpinan

(manajerialnya). Jika buruknya pelayanan di sekolah akan mengakibatkan tidak

1
2

tercapainya tujuan sekolah sebagai lembaga pendidikan. Kepala sekolah

merupakan sosok pemimpin yang mempunyai tanggung jawab terhadap seluruh

kegiatan sekolah, baik dilihat dari segi tugasnya yaitu sebagai pemimpin sekolah

maupun sebagai tenaga administrasi. Menurut (Fahmi, 2010) mengungkapkan

bahwa di dalam ruang lingkup ini kepala sekolah, guru, administrator, dan tenaga-

tenaga pendidikan lainnya memegang peranan penting di dalam pengelolaan

pendidikan dengan itu untuk menciptakan kualitas dan pencapain hasil

pendidikan.

Tugas pokok kepala sekolah berdasarkanPermendikbud No. 15 Tahun 2018

(Permendikbud, 2018) tentang Tugas Pokok Kepala Sekolah pasal 9 ayat (1)

Beban kerja kepala sekolah sepenuhnya untuk melaksanakan tugas pokok

manajerial, pengembangan kewirausahaan, dan supervisi kepada guru dan tenaga

kependidikan. Ayat (2) beban kerja kepala sekolah sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) ekuivalen dengan pelaksanaan pembelajaran atau pembimbingan

sebagaimana dimaksud pasal 4 ayat (3) dan ayat (4) yang merupakan bagian dari

pemenuhan beban kerja selama 37,5 (tugas puluh tujuh koma lima) jam kerja

efektif sebagaimana dimaksud dalam pasal 2.

Kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala sekolah menurut Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional No. 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala

Sekolah/Madrasah menguraikan kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki oleh

kepala sekolah, salah satunya yaitu kompetensi manajerial. Kepala sekolah


3

merupakan seorang pemimpin yang memiliki jabatan tertinggi di sekolah, yang

harus bertanggung jawab terhadap maju mundurnya sekolah yang

dipimpinnyaMinsih et al., (2019).

Manajerial berasal dari kata manajemen, yang dalam kamus besar Bahasa

Indonesia diartikan yaitu penggunaan sumber daya secara efektif dimana untuk

mencapai sebuah sasaran. Sedangkan manajerial dalam kamus tersebut di artikan

berhubungan dengan manajer yaitu keterampilan tinggi yang sangat diperlukan

bagi setiap pemimpin. Untuk mendapatkan gambaran tentang arti manajerial

dikemukakan oleh Partanto bahwa manajerial pada hakekatnya berhubungan erat

dengan manajemen, dan manajer atau bercorak manajer atau menekankan pada

manajer. Sedangkan manajer menurut Robbins, (2002), adalah seseorang yang

bekerja dengan melalui orang lain serta mengkoorinasikan kegiatan-kegiatan

pekerjaan mereka untuk mencapai sasaran organisasi.

Secara teori ada empat fungsi-fungsi manajerialyaitu perencanaan,

pengorganisasian, penggerak, pengawasan. Siagan, (2012). Fungsi manajerial

kepala sekolah menurut Pidarta, (2011) bahwa dibutuhkan fungsi manajerial

kepala sekolah, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan, pengawasan,

dan evaluasi.Layanan akademik menurut Rosita Susanto, (2014) adalah upaya

sistematis pendidikan sebagaimana guna memfasilitasi siswa menguasai isi

kurikulum dengan melalui proses pembelajaran dengan begitu mereka mampu

mencapai kompetensi standar yang telah diterapkan.


4

Permendiknas No.19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan

oleh Satuan Pendidikan Dasar Menengah dimana didalam pelaksanaan rencana

kerja terdapat bidang kesiswaan, bidang kurikulum (kegiatan pembelajaran), serta

tenaga pendidik dan tenaga kependidikan. Ketiga bidang tersebut bentuk layanan

akademik yang ada di satuan pendidikan sekolah dasar (Permendiknas, 2007). UU

RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 39 ayat (1),

tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan,

pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses

pendidikan pada satuan pendidikan (Undang-Undang Republik Indonesia, 2003).

Permendiknas No. 15 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal

Pendidikan Dasar Kabupaten/Kota pasal 3 ayat (1) jenis pelayanan pendidikan di

luar sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (2), kabupaten/kota tertentu wajib

menyelenggarakan jenis pelayanan sesuai kebutuhan, karakteristik, dan potensi

daerah (Permendiknas, 2010).

Kesiswaan secara etimologi adalah siswa, murid, pelajar dan peserta didik

merupakan sinonim (persamaan) yang mempunyai makna sebagai anak yang

sedang berguru (belajar dan bersekolah) anak yang sedang

memperolehpendidikan dasar dari suatu lembaga pendidikan. Menurut istilah atau

secara terminology kesiswaan merupakan sebutan bagi semua orang yang

mengikuti pendidikan serta dapat dilihat dari tatanan makro. Menurut UU No.20

tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, peserta didik adalah anggota
5

masyarakat yangberusaha untuk mengembangkan potensi diri mereka melalui

proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan

tertentu.

Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 tahun 2003

Pasal 1 ayat (6) yang menyatakan bahwa Pendidik adalah tenaga kependidikan

yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara,

tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya,

serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.Triatna, (2006) guru

merupakan tulang punggung pendidik. Hal ini bahwa keberadaan pendidik

menjadi aspek yang sangat penting dalam keberhasilan sekolah/madrasah.

Menurut Djamarah, (2015) guru adalah seseorang yang mempunyai pengalaman

dalam bidang profesinya. Dengan begitu keilmuan yang dimiliki seorang

pendidik, dia dapat menjadikan anak didik menjadi orang yang cerdas dan

mempunyai karakter baik.

Menurut Taba dalam Nasution, (2009) mengartikan kurikulum sebagai “a

plan of learning”, yaitu suatu yang direncanakan untuk pelajaran anak. Undang-

Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat (19)

mendefenisikan kurikulum sebagai “seperangkat rencana dan pengaturan

mengenai tujuan, isi, penyelenggaran kegiatan pembelajaran untuk mencapai

tujuan pendidikan tertentu”.


6

Berdasarkan fakta di lapangan, SD Inpres Daya Makassar sebagai lokasi

penelitian ini merupakan salah satu sekolah negeri yang berada di Makassar serta

di naungi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sekolah ini juga

terakreditasi B, berdasarkan sertifikat 160/SK/BAP-SM/XI/2017. Keunggulan di

sekolah ini, tentunya unggul dalam kebersihan, kedisiplinan dan juga mendapat

penghargaan sebagai “Sekolah Adiwiyata Tingkat Kota Makassar tahun 2017”

tidak hanya itu prestasi yang pernah diraih siswa baik di Akademik maupun non

Akademik. Dibidang akademik seperti Lomba Cerdas Cermat sedangkan non

akademik seperti lomba Keolahragaan salah satunya Juara 1 Lomba Atletik

Tahun 2018.Menurut berita online yang dikutip dari laman makassar.antaranews

SD Inpres Daya Makassar merupakan salah satu sekolah yang di ikutkan dalam

Program Organisasi Penggerak (POP) yang dilakukan oleh kementerian

pendidikan kebudayaan dan teknologi.

Berdasarkan fakta di atas, maka saya sebagai peneliti melakukan studi

pendahuluan, berdasarkan hasil wawancara awal yang dilakukan pada tanggal 26

Januari 2022 kepada kepala sekolah mengatakan bahwa :

Pelayanan harus benar-benar disiplin, jangan kita dijemput


oleh siswa tetapi kita jemput siswa, kedua terhadap guru
diutamakan disiplin, jujur, dan keterbukaan, dan terakhir
kurikulum masih memakai K13, akan tetapi selama pandemi
kita memakai kurikulum darurat. Dimana kurikulum darurat
ini masih mengacu kepada K13, contohnya seperti disaat
K13 memiliki 5 capaian pembelajaran namun di kurikulum
darurat ini di kerucutkan hanya 2 capaian pembelajaran untuk
mengifisienkan waktu karena keterbatasan selama pendemi.
7

Berdasarkan data di atas maka diketahui, Kepala Sekolah SD Inpres

Daya Makassar mengutamakan sikap kedisiplinan, kejujuran, dan keterbukaan

dalam melakukan pelayanan baik itu pelayanan kepada siswa, guru, maupun

dibidang kurikulum. Di sekolah ini masih menggunakan K13, akan tetapi saat

pandemi mereka memakai kurikulum darurat. Kurikulum darurat tersebut

masih mengacu pada K13. Kurikulum darurat tidak selamanya di pakai, jika

pandemi sudah normalmaka akan kembali seperti semula ke K13.Tidak hanya

itu, sistem pelayanan penerimaan siswa baru di SD Inpres Daya selama

pandemi dialihkan menjadi pelayanan pendaftaran online.

Berdasarkan penelitian ini, beberapa hasil penelitian sebelumnya yang

relevan dengan konteks penelitian yang akan dikaji, antara lain merujuk pada

penelitian yang dilakukan oleh Noviyan, (2020) “Peran Kepala Sekolah

Dalam Meningkatkan Layanan Administrasi Di SMA Khadijah Surabaya”

dimana lebih menekankan kepada peran kepala sekolah dan stackholder yang

ada, yang memiliki tanggung jawab secara profesional dalam memimpin serta

mengelola lembaga supaya memiliki mutu yang baik. Dan tidak hanya itu

tentunya dengan meluncurkan program layanan administrasi berbentuk

aplikasi berbasis web dan android, mengadakan aplikasi berbentuk fitur menu

screen untuk pelayanan tamu, membangun sarana prasarana layanan

administrasi.
8

Menurut Saharawati, (2020) “Peran Administratif Kepala Sekolah Dalam

Meningkatkan Kualitas Layanan Prima Pendidikan (Studi Kasus Di SMKN 2

Ponorogo” dimana lebih menekankan kepada kepala sekolah berperan dalam

berbagai aktivitas serta pengelolaan administrasi personalia di sekolah dan juga

beberapa bentuk kegiatan yang dilakukan oleh kepala sekolah sebagai

administrator seperti turut dalam aktivitas pencatatan, penyusunan program

sekolah, pendokumenan program-program sekolah serta dalam mengembangkan

kelengkapan data administrasi tenaga pendidik maupun tenaga kependidikan.

Menurut Atin Heriatin, (2021) “Peran Manajerial Kepala Sekolah Dalam

Meningkatkan Mutu Pendidikan Di SDN 1 Gegesik Kidul” dimana lebih

menekankan kepada kemajuan SDN 1 Gegesik Kidul dimotori oleh kapasitas dan

kapabilitas peran manejerial kepala sekolah yang terutama berkaitan dengan peran

pengelolaan siswa.

Adapun usulan kebaruan dalam penelitian ini dengan penelitian terdahulu,

dilihat dari faktor masalah yang peneliti angkat. Fokus masalah penelitian ini

dalam fungsi manajerial kepala sekolah yang dimaksud yaitu bagaimana fungsi

manajerial kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas layanan akademik dalam

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan No.15 tahun 2018 pasal 9 ayat (1)

tentang standar kompetensi manajerial yaitu kepala sekolah sepenuhnya

menjalankan tugas pokok manajerialnya yaitu perencanaan sekolah, pengelolaan

SNP, pengawasan dan evaluasi, kepemimpinan, dan pengembangan sistem


9

informasi sekolah, akan tetapi kepala sekolah belum sepenuhnya manjalankan

fungsi manajerialnya yang dimana dalam peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan no. 15 tahun 2018, Sedangkan penelitian terdahulu lebih

menekankan kepada peran administratif kepala sekolah dalam meningkatkan

kualitas layanan, sehingga hal tersebut yang membedakan penelitian ini dengan

penelitian terdahulu.

Berdasarkan konteks penelitian diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui lebih

jauh tentang “Fungsi Manajerial Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kualitas

Layanan Akademik Di SD Inpres Daya Makassar”

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan konteks penelitian diatas, maka peneliti merumuskan fokus

dalam penelitian ini, yaitu bagaimana fungsi manajerial kepala sekolah dalam

meningkatkan kualitas layanan akademik di SD Inpres Daya Makassar.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian di atas, maka tujuan penelitian ini, yaitu untuk

mengetahui fungsi manajerial kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas

layanan akademik di SD Inpres Daya Makassar.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat teoritis maupun praktis

sebagai berikut ;
10

1. Manfaat teoritis

Untuk menambah khasanah keilmuan di bidang Administrasi Pendidikan pada

umumnya serta diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat menjadi referensi yang

akan meneliti selanjutnya terutama yang berkaitan dengan fungsi manajerial

kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas layanan akademik.

2. Manfaat praktis

a. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk mengidentifikasi

kelebihan maupun kekurangan pada fungsi manajerial kepala sekolah dalam

meningkatkan kualitas layanan akademik agar bisa melakukan pengembangan

kedepannya.

b. Bagi Kepala Sekolah

Hasil ini penelitian ini dapat membantu setiap layanan pendidikan untuk

meningkatkan kualitas layanan terkhusus pada fungsi manajerial kepala

sekolah.

c. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat memberikan pengalaman serta menambah

wawasan, informasi, dan pengetahuan tentang fungsi manajerial kepala

sekolah dalam meningkatkan kualitas layanan akademik.


BAB II TI NJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA KON SEPTUAL

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEPTUAL

A. Tinjauan Pustaka

1. Fungsi Manajerial

Manajerial pada hakikatnya berhubungan erat dengan manajemen, dan

menajer serta bercorak manajer atau lebih menekankan pada manajer.

Menurut Stoner, Fremaan, dan Gilbert dalam Karwati, (2013) bahwa

manajemen adalah suatu proses dari perencanaan, pengorganisassian,

pemimpin serta pengawasan pekerjaan anggota-anggota organisasi dan

penggunaan semua sumber organisasi dimana untuk mencapai tujuan

organisasi. Manajemen adalah suatu proses pemgembangan kegiatan

kerjasama oleh sekelompok orang untuk mencapai tujuan pendidikan yang

sudah ditetapkanatau pengendalian kegiatan yang dilakukan oleh kelompok

mencakup yaitu perencanaan, pengorganisasian, pergerakan, dan pengawasan

yang akan menjadi suatu proses demi mencapai tujuan organisasi Mulyasa,

(2009).

Menurut Siagan, (2012) mengemukakan bahwa secara teori ada lima

fungsi-fungsi manajerialyaitu, perencanaan, pengorganisasian,pengawasan,

dan evaluasi.Fungsi-fungsi manajerial terdapat pada kompetensi manajerial

11
12

kepala sekolah dimana, kompetensi kepala sekolah meliputi yaitu menurut

Argadinata & Putri, (2013) bahwa (1)menyusun perencanaan sekolah untuk

berbagai tingkatan perencanaan, (2) mengembangkan organisasi sekolah

sesuai dengan kebutuhan, (3) memimpin sekolah dalam rangka

pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal, (4) mengelola

perubahan dan pengembangan sekolah menuju organisasi pembelajaran yang

efektif,, (5) mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber

daya manusia secara optimal, (6)mengelola saran dan prasarana dalam rangka

pendayagunaan secara oprimal, (7)mengelola peserta didik dalam rangka

penerimaan peserta didik baru, serta penempatan dan pengembangan kapasitas

peserta didik, (8)mengelola pengembangan kurikulum serta kegiatan

pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional, dan

(9)melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program

kegiatan sekolah dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak

lanjutnya.

Sedangkan menurut Argadinata & Putri, (2013) kompetensi manajerial

diartikan sebagai kemampuan dapat mengelola sumber daya dengan melalui

kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan untuk

mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

Sedangkan menurut Idris, (2015) perencanaan merupakan langkah awal

yang akan dilakukan oleh seorang manajer dalam upaya untuk mencapai
13

tujuan dengan indikator bagaimana seorang manajer menyusun, menetapkan,

merancang, dan tindakan apa yang harus dilakukan nantinya. Perencanaan

mempunyai peran sangat penting di sekolah dasar, karena dengan adanya

perencanaan memungkinkan untuk memprediksi kerja di masa yang akan

datang, dan juga mampu memprediksi kemungkinan hasil yang akan dicapai,

dengan begitu kepala sekolah dimana sebagai seorang manajer di lingkup

organisasi pendidikan harus melaksanakan fungsi manajerialnya pada aspek

perencanaan.

Sedangkan menurut Saefrudin, (2017) pengorganisasianmerupakan suatu

proses pembagian kerja ke dalam tugas-tugas yang lebih kecil, membebankan

tugas-tugas itu kepada orang yang sesuai dengan keahliaan atau kemampuan

yang dimilikinya, serta mengalokasikan sumber daya, dan juga

mengkoordinasikan dalam rangka efektivitas pencapaian tujuan. Sedangkan

menurut Idris, (2015) pengorganisasian adalah sebuah proses menghimpun

dan juga mengkoordinasikan seluruh sumber daya yang ada di sekolah

termasuk juga sumber manusia maupun sumber non manusia (sarana dan

prasarana),dengan begitu kepala sekolah harus melaksanakan fungsi

manajerialnya pada aspek pengorganisasian karena sekolah merupakan

organisasi yang terdiri dari orang-orang yang memiliki tujuan.

Sedangkan menurut Haq, (2017) menyatahkan bahwa pengarahan adalah

fungsi pengelolaan yang dimana berhubungan dengan usaha memberi


14

bimbingan, saran, perintah-perintah atau instruksi kepada bawahan dalam

melaksanakan tugasnya masing-masing, agar tugas tersebut dapat

dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju pada tujuan yang telah

ditetapkan semula.

Sedangkan menurut Saputra dalam Aedi, (2017) menyatakan bahwa

pengawasan merupakan upaya untuk memeriksa apakah semua yang terjadi

sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan, perintah yang dikeluarkan, serta

prinsip yang dianut. Pengawasan ini bertujuan agar pelaksanaan kegiatan

berjalan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan, dan fungsi pengawasan

ini yaitu hal yang sangat penting karena sebaik apapun perencanaan yang

telah disusun jika dalam tahap pelaksanaannya tidak diawasi serta dikontrol

dengan baik maka tujuan yang di harapkan tidak akan tercapai secara efektiif

dan efisienIdris, (2015).

Sedangkan menurut Tadjudin, (2013) istilah pengawasan ini didalamnya

mengandung beberapa aktifitas, yang diantaranya yaitu inspeksi, control, dan

evaluasi. Berdasarkan pengertian tersebut, sebenarnya ketika membahas

tentang pengawasan, maka secara otomatis aktifitas control juga dilakukan.

Oleh karena itu maka tulisan ini hanya memaparkan masalah pengawasan

sebagai fungsi manajemen. Di dalam dunia pendidikan istilah pengawasan

lebih cenderung dikonotasikan dengan kegiatan supervisi, yakni kegiatan

pengawasan yang dilakukan oleh seorang pengawas (supervisor) guna


15

membantu seorang guru dalam memberikan arahan pada pelaksanaan kegiatan

pendidikan, yaitu dalam proses pengajaran dan pembelajaran.

Tidak hanya itu, dibutuhkan fungsi manajerial kepala sekolah yaitu

perencanaan terhadap suatu tindakan dimana untuk mengatasi masalah,

pengorganisasian untuk mengorganisasikan orang agar hasil perencanaan

yang sudah di tetapkan dapat berjalan dengan baik, pengelolaan yang

berfungsi untuk mengelola layanan-layanan yang ada di sekolah, pengawasan

bertujuan untuk mengontrol agar pelaksanaan kegiatan berjalan sesuai dengan

yang diharapkan dan mengevaluasi untuk mengetahui sejauh mana tingkat

keberhasilan dan kesuksesan sebuah pendidikan baik dalam hal proses input

dan output yang dilakukanPidarta, (2011).

Sedangkan menurut Andang, (2014) kepala sekolah adalah pemimpin

tunggal di sekolah serta mempunyai tanggung jawab dan juga wewenang

untuk mengatur, mengelola, dan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan di

sekolah, agar nantinya apa yang menjadi tujuan sekolah dapat tercapai.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas penulis dapat menyimpulkan

bahwa manajerial adalah sekumpulan beberapa orang (kelompok) yang

berkerja sama dalam hal proses perencanaan, pengorganisasian, pergerakan,

dan pengawasan demi mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan

secara efektif dan efisien. Serta dapat disimpulkan bahwa fungsi


16

manajerialdiantaranya perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan,

mengawasi, dan mengevaluasi agar nantinya dapat berjalan dengan baik.

Sesuai dengan standar kompetensi kepala sekolah menurut Peraturan

Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 15 Tahun 2018, bahwa kepala

sekolah sebagai manajerial, harus memiliki kompetensi manajerial

diantaranya:

Tabel 2. 1 Rincian Ekuivalensi Beban Kerja Kepala Sekolah

NO Dimensi Kompetensi Rincian Tugas

Manajerial a. Merencanakan Program Sekolah;

b. Mengelola Standar Nasional

Pendidikan:

1) Melaksanakan pengelolaan

Standar Kompetensi Lulusan;

2) Melaksanakan pengelolaan

Standar Isi;

3) Melaksanakan pengelolaan

Standar Proses;

4) Melaksanakan pengelolaan

Standar Penilaian;
17

5) Melaksanakan pengelolaan

Standar Pendidik dan Tenaga

Kependidikan;

6) Melaksanakan pengelolaan

Standar Sarana dan Prasarana;

7) Melaksanakan pengelolaan

Standar Pembiayaan;

8) Melaksanakan pengelolaan

standar Pengelolaan;

c. Melaksanakan Pengawasan dan

Evaluasi;

d. Melaksanakan kepemimpinan

sekolah; dan

e. Mengelola Sistem Informasi

Manajemen Sekolah.

2. Kualitas Layanan Akademik

Kualitas Layanan Akademik merupakan perbandingan dimana antara

pelayanan akademik yang dirasakan oleh pelanggan dengan kualitas pelayanan

akademik yang diharapkan setiap pelanggan Pakpahan, (2004). Sedangkan

menurut Lupyoaidi, (2006) adalah nilai yang diberikan oleh pelanggan tentang

sejauh mana layanan akademik itu diberikan sesuai dengan harapan pelanggan
18

tersebut. Dalam konteks kualitas layanan akademik, sekolah juga perlu untuk

memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan kualitas itu sendiri

seperti dalam hal kepemimpinan, pendidik, dan pendidikan, serta desain

kurikulum Danim, (2006).

Sedangkan Menurut Rahayu et al., (2021) kualitas layanan akademik sangat

penting dan perlu dikelola secara optimal untuk meningkatkan pelayanan yang

memuaskan, apa bila layanan yang diterima peserta didik sesuai dengan

harapannya, maka kualitas pelayanan berada di dalam kategori baik dan

memuaskan, akan tetapi jika pelayanan yang diperoleh peserta didik tidak sesuai

dengan harapannya maka dapat dikatakan pelayanan tidak memuaskan.

Menurut Tjiptono dalam Rahayu et al., (2021) kualitas pelayanan akademik

dapat diketahui dengan membandingkan persepsi yang dimiliki setiap peserta

didik di dalam layanan akademik yang diterima, dengan layanan akademik yang

diharapkan, selain itusekolah memiliki peran sangat penting dalam memberikan

layanan yang bermutu kepada peserta didik, dimana menurut Prastiawan dalam

Rahayu et al., (2021) sekolah yang baik merupakan sekolah yang menyediakan

fasilitas-fasilitas untuk mendukung pelayanan pendidikan.

Menurut Tampubolon dalam Heslina, (2017) pelayanan akademik dimana

disebut dengan pelayanan kurikuler meliputi, peraturan akademik, persekolahan,


19

kurikulum, bimbingan akademik, praktikum, tugas akhir, evaluasi serta termasuk

alat bantu persekolahan seperti perpustakaan, laboratorium dan lain-lain.

Peranan layanan akademik mencakup 8 aspek yang dikemukan dalam

administrasi pendidikan yaitu pengelolaan sarana dan prasarana, anggaran biaya,

tata laksanan, humas, kurikulum, dan organisasi secara keseluruhan adalah bagian

dari proses layanan akademik yang diberikan oleh satuan pendidikan yaitu siswa.

Layanan akademik merupakan produk yang diberikan oleh satuan

pendidikan/sekolah kepada konsumen pendidikan (siswa) dengan tujuan untuk

memenuhi hak konsumen siswa memperoleh Pendidikan Kartiwi, (2015).

Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa kualitas layanan

akademik adalah pelayanan yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan

harapan pelanggan serta sekolah perlu memperhatikan faktor-faktor yang dimana

dapat mempengaruhi kulitasnya seperti yang ada di layanan kurikulum, layanan

kesiswaan, dan layanan guru.

B. Kerangka Konseptual

Sekolah merupakan institusi pendidikan yang memiliki berbagai dimensi yang

satu sama lain saling berkaitan dan juga saling menunjang dimana di didalamnya

terdapat kegiatan belajar mengajar dan untuk peningkatakan kualitas serta

pengembangan potensi peserta didik. Kepala sekolah juga mempunyai jabatan

tertinggi di sekolah, oleh karena itu kepala sekolah memiliki peranan yang sangat
20

penting dan segala sesuatu yang ada di sekolah Yahya, (2013). Maka dari itu,

antara kepala sekolah dan guru harus saling bekerja sama serta diperlukan

koordinasi dalam memajukan sekolah yang berkualitas terutama pada kualitas

layanan. Diharapkan dari kerangka konseptual ini dapat memberikan arah bagi

peneliti untuk melaksanakan proses penelitian lebih lanjut.

Dengan demikian, kepala sekolah SD Inpres Daya Makassarmampu

menjalankan fungsi manajerialnya untuk meningkatkan kualitas layanan baik di

dalam layanan kurukulum, layanan kesiswaan, dan layanan guru. Dalam

melaksanakan fungsi manajerialnya kepala sekolah mampumelaksanakan tugas

pokok manajerial sesuai dengan Permendikbud No.15 Tahun 2018 pasal 9 ayat

(1) dan (2) (Permendikbud, 2018) dimana tugas manajerial kepala sekolah yaitu

(1) mengelola standar nasional pendidikan (SNP) dimana didalamnya

terdapatperencanaan, standar isi yaitu ruang lingkup materi dan tingkat

kompetensi yang dituangkan didalam kriteria tentang kompetensi tamatan, bahan

kajian, mata pelajaran yang harus dipenuhi peserta didik, mengelola standar

proses yaitu merupakan kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan

pendidikan dasar dan satuan pendidikan dasar dan menengah untuk mencapai

kompetensi lulusan, mengelola standar penilaian yang berkaitan dengan

mekanisme, prosedur, dan instrument hasil belajar yang dilakukan oleh peserta

didik dan mengelola standar kelulusan yaitu kualifikasi kemampuan lulusan yang

terdiri dari sikap, pengetahuan, dan keterampilan, (2) Melaksanakan Pengawasan


21

dan Evaluasi, (3) Melaksanakan kepemimpinan sekolah, dan (4)Mengelola Sistem

Informasi Manajemen Sekolah.

Berdasarkan penjelasan tersebut maka kerangka pikir mengenai Fungsi

Manajerial Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kualitas Layanan di SD Inpres

Daya Makassar yang penulis buat sebagai berikut :

Fungsi Manajerial Kepala Sekolah

1. Pengelolaan SNP
2. Pengawasan dan Evaluasi
Menurut (Permendikbud, 2018) 3. Kepemimpinan
4. PengembanganSistem Informasi
Manajemen Sekolah

Layanan Layanan
Kurikulum Layanan Guru
Kesiswaan

Meningkatkan Kualitas Layanan


Akademik Di SD Inpres Daya Makassar

Gambar 2. 1 Kerangka Konseptual


BAB III METODE PENELI TI AN

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Secara umum jenis pendekatan dibagi menjadi dua yaitu pendekatan kualitatif

dan pendekatan kuantitatif. Dalam pendekatan penelitian yang digunakan pada

penelitian ini adalah pendekatan kualitatifyaitu pendekatan yang mengungkapkan

peristiwa yang terjadi di lokasi penelitian secara menyeluruh dengan melalui

pengumpulan data secara alami dengan memanfaatkan peneliti sebagai instrument

kunci dalam mencari keterangan atau makna Moleong, (2018).

Alasan menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu agar dapat dengan mudah

membantu peneliti untuk menggali informasi yang lebih dalam terkait dengan

topik penelitian tentang Fungsi Manajerial Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan

Kualitas Layanan Akademik.

Selanjutnya jenis penelitian yang digunakan yaitu jenis penelitian deskripsi

bertujuan untuk memberikan suatu gambaran yang berupa kata-kata dan bukan

angka serta berusaha untuk mendeskripsikanyang nantinya menghasilkan data

yang bersifat deskripsidan jenis penelitian deskripsi yang berupa ucapan, tulisan,

dan perilaku yang diamati pada penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh

informasi. Moleong, (2017).

22
23

Alasan memilih jenis penelitian deskripsi, yaitu peneliti ingin

mendeskripsikan keadaan yang akan diamati di lapangan dengan lebih spesifik

serta mendalam terkait suatu topik penelitian tentang Fungsi Manajerial Kepala

Sekolah Dalam Meningkatkan Kualitas Layanan Akademik.

B. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian ini peneliti berperan sebagai instrument utama dalam

mengumpulkan data-data atau informasi terkait dengan fungsi manajerial kepala

sekolah dalam meningkatkan kualitas layanan di SD Inpres Daya Makassar. Oleh

karena itu, peneliti berupaya mengungkapkan fakta untuk medeskripsikan melalui

pengumpulan data. Namun demikian, karena penelitian ini menggunakan

pendekatan kualitatif, maka kehadiran peneliti dalam lokasi penelitian sangat

diperlukan karena tidak dapat dipisahkan dari pengamatan yang dilakukan secara

langsung untuk mendapatkan data yang akurat serta data dipertanggung

jawabkan. Adapun juga peneliti tidak melibatkan diri dalam pelaksanaan kegiatan

yang diteliti, akan tetapi statusnya hanya sebagai peneliti yang diketahui oleh

subjek atau informan.

C. Lokasi Penelitian

SD Inpres Daya Makassar merupakan salah satu sekolah negeri dengan status

akreditasi B yang terletak di Jln.Perintis Kemerdekaan No.12 A, Daya Kec.

Biringkanaya Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Sekolah ini berada di bawah

naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Sulawesi Selatan. Selain itu,


24

karena adanya komunikasi yang baik dengan kepala sekolah dan guru-guru yang

berada di dalamnya. Dengan adanya komunikasi ini, maka akan memudahkan

peneliti untuk menemukan berbagai informasi yang bersumber dari subjek

penelitian yang diteliti, sehingga akan memudahkan penulis untuk meneliti dan

diharapkan mendapatkan informasi dan data-data yang akurat.

D. Sumber Data

Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata, dan tindakan,

selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Moleong, (2012).

Sumber data dalam penelitian merupakan subjek dari mana data dapat diperoleh.

Dalam penelitian ini data penelitian dikelompkkkan menjadi dua data yaitu :

1. Data Primer

Data primer adalah sumber data yang diperoleh secara langsung dari subjek

penelitian melalui wawancara dengan informan atau responden. Adapun yang

menjadi sumber data primer dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah karena

kepala sekolah merupakan sumber kunci dalam penelitian ini.

2. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data tambahan berupa informasi tambahan yang

langsung dikumpulkan oleh peneliti untuk penunjang dari sumber pertama.

Adapun yang menjadi sumber data sekunder yang diperoleh peneliti berupa data-

data atau dokumen, dan berbagai literatur yang relevan dengan pembahasan
25

penelitian, seperti dokumen-dokumen SD Inpres Daya Makassar yang berkaitan

dengan penelitian.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan salah satu tahapan sangat penting dalam

penelitian. Karena tujuan utama dari penelitian adalah untuk mendapatkan data.

Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan

mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Teknik

pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu:

1. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dalam proses tertentu. Percakapan oleh dua

pihak, yaitu pewawancara (interview) yang mengajukan pertanyaan dan yang di

wawancarai. Esterberg dalam Sugiyono, (2018) mendefinisikan wawancara

sebagai pertemuan dua orang atau lebih untuk bertukar informasi dan ide melalui

tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tersebut.

Untuk mendapatkan informasi tentang Fungsi Manajerial Kepala Sekolah

Dalam Meningkatkan Kualitas Layanan Di SD Inpres Daya Makassar, maka

peneliti telah menyiapkan instrument penelitianyang berupa pertanyaan-

pertanyaan yang akan diajukan kepada informan. Adapun informan yang

ditetapkan dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah,

danGurudi SD Inpres Daya Makassar.


26

2. Obeservasi

Observasi merupakan kegiatan mengumpulkan data melalui panca indra agar

setiap data yang diperoleh lebih lengkap, tajam, dan sampai pada tingkat makna

dari setiap perilaku yang tampak.

Berdasarkan usulan penelitian ini, observasi yang akan dilakukan yaitu

metode partisipatif pasif. Dalam hal ini, peneliti berada di tempat penelitian

namun tidak terlibat dalam kegiatan melainkan fokus bagaimana fungsi

manajerial kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas layanan akademik di SD

Inpres Daya Makassar.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode dengan mencari data mengenai hal-hal atau

variabel-variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,

notulen rapata, agenda, dan sebagainya. Sugiyono, (2018) Dokumentasi

merupakan sumber data yang digunakan untuk melengkapi penelitian, baik

berupa sumber tertulis, film, gambar (foto) dan karya-karya yang semuanya itu

memberikan informan bagi proses penelitian.

Untuk mendapatkan dokumentasi tentang Fungsi Manajerial Kepala Sekolah

Dalam Meningkatkan Kualitas Layanan Akademik, yaitu berupa profil sekolah,

struktur organisasi, dan dokumen-dokumen mengenai fungsi manajerial kepala


27

sekolah dalam meningkatkan kualitas layanan SD Inpres Daya Makassar serta

arsip-arsip lain yang mendukung penelitian.

F. Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi. Analisis data

juga merupakan suatu cara untul mengelolah data setelah diperoleh hasil

penelitian, sehingga dapat diambil suatu kesimpulan berdasarkan data yang

faktual.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

kualitatif yang digunakan peneliti sebagaimana di kemukakan oleh Miles dan

Hubberman Sugiyono, (2018) yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian

data dan langkah terakhir adalah penarikan kesimpulan. Berikut beberapa langkah

yang digunakan dalam proses analisis data.

1. Pengumpulan data

Peneliti melakukan proses pengumpulan data dengan menggunakan teknik

yang sudah di tentukan dari awal.

2. Reduksi data
28

Reduksi data merupakan penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi,

pemfokusan dan keabsahan data mentah menjadi informasi yang bermakna,

sehingga memudahkan penarikan kesimpulan.

Data dan laporan lapangan yang didapatkan di SD Inpres Daya Makassar

kemudian direduksi, dirangkum, dan dipilih-pilih kemudian disederhanakan, data

yang tidak diperlukan disortir agar memberi kemudahan dalam penampilan. Data

yang di reduksi berasal dari wawancara dan hasil dokumentasi yang peneliti

dapatkan di lapangan.

3. Penyajian data

Penyajian data yang sering digunakan pada data kualitatif bentuk naratif.

Penyajian data berupa sekumpulan informasi yang tersusun secara sistematis dan

mudah di pahami.

Display data dilakukan dengan menguraikan data yang telah disortir/direduksi

kemudian diuraikan secara mendetail. Penguraian dilakukan sesuai dengan data

yang didapatkan di SD Inpres Daya Makassar. Penguraian data dilakukan

menurut kelompoknya dan disusun untuk ditampilkan agar selaras dengan

permasalahan yang dihadapi.

4. Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan merupakan tahap akhir dalam analisis data yang

dilakukan melihat hasil reduksi data tetap mengaju pada rumusan masalah secara
29

tujuan yang hendak dicapai. Data yang telah disusun dikembangkan antara satu

dengan yang lain untuk ditarik kesimpulan sebagai jawaban dari permasalahan

yang ada.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti menggunakan ketiga Langkah

teknikanalisis data tersebut dalam penelitian di SD Inpres Daya Makassar.

G. Pengecekan Keabsahan Data

Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi data dalam pengecekan keabsahan

data. MenurutLexy J. Moeloeng, (2012) “triangulasi adalah teknik pemeriksaan

keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain”. Tujuan dari triangulasi adalah

mengecek data tertentu dengan membandingkan data-data yang diperoleh dari sumber

lain.

Data yang dinyatakan valid melalui triangulasi akan memberikan keyakinan

terhadap peneliti mengenai keabsahan datanya sehingga memudahkan peneliti dalam

mengambil kesimpulan. Selanjutnya dalam penggunaan teknik triangulasi terdapat

empat kriteria yang digunakan yaitu kepercayaan (creadibility), keteralihan

(transferability), ketergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability) Lexy

J. Moeloeng, (2012). Uji kreadibilitas dalam penelitian ini menggunakan triangulasi.

Sugiyono dalam Arikunto, (2006) mengatakan bahwa “triangulasi dalam pengujian

kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan

berbagai cara, dan berbagai waktu”. Dalam penelitian ini triangulasi yang digunakan

adalah triangulasi sumber dan triangulasi metode.


30

1. Trangulasi sumber

Triangulasi sumber berarti membandingkan dan mengecek kembali

kepercayaan suatu informasi yang diperoleh. Triangulasi sumber yang digunakan

dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan guru di SD

Inpres Daya Makassar. Data dari sumber-sumber tersebut di deskripsikan,

dikategorikan, mana yang memiliki pandangan yang sama, yang berbeda, dan

mana yang spesifik.

2. Triangulasi metode

Triangulasi metode dilakukan peneliti untuk mengecek kepercayaan

penemuan hasil penelitian dengan beberapa teknik pengumpulan data, seperti

halnya metode wawancara yang ditunjang dari dokumentasi sekolah tersebut.

dalam penelitian ini peneliti mengungkapkan data tentang bagaimana fungsi

manajerial kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas layanan di SD Inpres

Daya Makassar.

H. Tahap-Tahap Penelitian

Tahapan dan proses penelitian yang akan dilalui diantaranya adalah sebagai

berikut:

1. Tahapahan pra lapangan

Tahapan ini, dimana orientasi yang meliputi kegiatan penentuan fokus,

penyesuaian paradigma dengan teori dan disiplin ilmu, penjajakan dengan


31

konteks penelitian mencakup observasi awal ke lapangan dalam hal ini adalah SD

Inpres Daya Makassar, penyusunan usulan penelitian dan seminar proposal

penelitian, kemudian dilanjutkan dengan mengurus perizinan penelitian kepada

subyek penelitian.

2. Tahap kegiatan lapangan

Tahapan ini, dimana meliputi pengumpulan data-data yang terkait dengan

fokus penelitian yaitu tentang fungsi manajerial kepala sekolah dalam

meningkatkan kualitas layanan di SD Inpres Daya Makassar.

3. Tahap analisis data

Tahapan ini, dimana meliputi kegiatan mengolah dan mengorganisir data yang

diperoleh melalui observasi partisipan, wawancara mendalam dan dokumentasi,

setelah itu dilakukan panafsiran data sesuai dengan konteks permasalahan yang

diteliti. Selanjutnya dilakukan pengecekan keabsahan data dengan cara mengecek

sumber data dan metode yang digunakan untuk memperoleh data sebagai data

yang valid, akuntabel sebagai dasar dan bahan untuk pemberian makna atau

penafsiran data yang merupakan proses penentuan dalam memahami konteks

peneltian yang sedang diteliti.

4. Tahap penulisan laporan


32

Tahapan ini, dimana meliputi kegiatan penyusunan hasil penelitian dari semua

rangkaian kegiatan pengumpulan data sampai pemberian makna data. Setelah itu

melakukan konsultasi hasil penelitian dengan dosen pembimbing untuk

mendapatkan masukan sebagai perbaikan menjadi lebih baik sehingga dapat

menyempurnakan hasil penelitian.

Tahap – Tahap
Penelitian

Tahapan Pra Lapangan

Tahapan Kegiatan Lapangan

Tahapan Analisis Data

Tahapan Penulisan Laporan

Gambar 3. 1 Bagian Tahap-Tahap Penelitian


BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini dideskripsikan hasil penelitian dan pembahasan dari data yang

menyangkut fokus penelitian sebagai tindak lanjut dari hasil pengumpulan data.

Berdasarkan penelusuran data di lapangan yang kemudian dianalisis sesuai dengan

tujuan penelitian, maka dapat disajikan hasil penelitian dan pembahasan sebagai

berikut :

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Untuk mempermudah memahami lokasi penelitian yang menjadi tempat peneliti

memperoleh data, berikut dipaparkan gambaran umum mengenai lokasi penelitian.

Pada bagian ini peneliti akan memaparkan hal-hal mengenai lokasi penelitian sebagai

berikut :

a. Sejarah Singkat Berdirinya SD Inpres Daya Makassar

SD Inpres Daya merupakan sekolah yang didirikan pada tanggal 31 Desember

1973,sekolah ini letaknya di pinggiran kota dekat dengan perbatasan kota Makassar,

mudah di tempuh baik dengan berjalan kaki maupun berbagai macam kendaraan

sampai saat ini, serta SD tersebut di bagi menjadi 3 yaitu SD Inpres Daya, SD Inpres

Daya I dan SD Inpres Daya II.

33
34

b. Identitas Sekolah

Nama Sekolah : SD Inpres Daya

NPSN : 40307595

Bentuk Pendidikan : SD

Status Sekolah : Negeri

Alamat Sekolah : Jalan Perintis Kemerdekaan KM 14 No.12 A

Kode Pos : 90241

Kelurahan : Daya

Kecamatan : Biringkanaya

Kota/Provinsi : Makassar, Sulawesi Selatan

Kepala Sekolah : Mudering, S.Pd., M.Pd

Akreditasi :B

Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah

Tanggal SK Pendirian : 1973-12-31

SK Izin Operasional : 421/3023/DP/VIII/2020

c. Visi, Misi, dan Tujuan SD Inpres Daya Makassar

1) Visi

“Bertaqwa berakhlak mulia, berprestasi dan berwawasan global dilandasi nilai-

nilai budaya luhur yang sesuai dengan ajaran agama”

2) Misi
35

a. Menanamkan keyakinan/aqidah melalui pengalaman ajaran agama.

b. Mengoptimalkan proses pembelajaran dan bimbingan.

c. Mengembangkan pengetahuan dibidang IPTEK, Bahasa, Olahraga, dan Seni

Budaya sesuai dengan bakat, minat dan potensi siswa.

d. Menjalin kerja sama yang harmonis antara warga sekolah dan lingkungan.

3) Tujuan

a. Menghasilkan kurikulum yang bermutu.

b. Menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi nasional.

c. Melaksanakan PBM yang bermutu dan berkualitas.

d. Peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan yang inovatif

dan terampil.

e. Menerapkan manajemen sekolah yang bermutu.

f. Memiliki sarana, prasaranan, dan fasilitas pendidikan berstandar

nasional.

g. Peningkatan profesionalisme guru melalui pelatihan, mengutus guru

kepelatihan yang relevan, bimbingan karier untuk semua warga sekolah,

pengakuan terhadap prestasi guru melalui pemberian intensif,

kesempatan meningkatkan diri, dan penghargaan teacher of the year.

h. Peningkatan prestasi belajar siswa melalui pendekatan inovasi yang

mampu memotivasi siswa menemukan pandangan baru dan memiliki


36

bahan belajar yang memadai dengan mengoptimalkan perpustakaan

untuk pemanfaatan budaya membaca.

i. Terealisasinya suasana sekolah yang kondusi melalui peningkatan

kebersihan, ketertiban, kerindahan, kekeluargaan dan rasa aman bagi

seluruh warga sekolah, serta mengoptimalkan lingkungan sebagai sumber

belajar.

j. Memperoleh prestasi dalam kegiatan olahraga, pramuka, kesenian, dan

lomba mata pelajaran baik tingkat kota, provinsi, tingkat nasional serta

memperoleh prestasi belajar yang mampu mencapai standat minimal 70

untuk semua mata pelajaran.

k. Terciptanya persamaan perlakukan pendidikan terhadap semua siswa

tanpa membedakan agaman, status ekonomi, golongan, suku, jenis

kelamin, dan pendidikan bersifat terbuka untuk semua sehingga tercipta

rasa keadilan.

l. Peningkatan kesadaran masyarakat, orang tua, lembaga social, dan

semuak stakeholders perlu dilakukan untuk menciptakan potensi sekolah

dan lingkungan yang bisa tanggap terhadap kebutuhan local, dan

bertanggung jawab kepada orang tua dan masyarakat, pemberdayaan

dewan sekolah dan komite sekolah.

m. Terciptanya penerapan model-model pembelajaran bagi anak berprestasi,

bermasalah, dan kelompok anak lainnya yang bertaraf internasional.


37

n. Terealisasinya budaya tatakrama, lingkungan sehat, asri, indah, rindang,

sejuk, dan system sanitasi/drainasi.

d. Fasilitas Sarana dan Prasarana SD Inpres Daya

Adapun sarana prasarana yang terdapat di SD Inpres Daya sebagai berikut :

Tabel 4. 1 Keadaan Sarana dan Prasarana

NO Ruangan Jumlah Keterangan


1. Ruang Kepala Sekolah 1 Baik
2. Ruang Kelas 11 Baik
3. Ruang Guru 1 Baik
4. Ruang Perpustakaan 1 Baik
5. Ruang UKS 1 Baik
6. Musholla 1 Baik
7. WC 7 Baik
8. Ruang Seni 1 Baik
Sumber : Arsip data sarana dan prasaran di SD Inpres Daya

e. Keadaan Peserta Didik


Berdasarkan data yang diperoleh melalui dokumentasi jumlah siswa di SD

Inpres Daya sebanyak 517 siswa yang terdiri dari 262 laki-laki dan perempuan 255

tersebar berdasarkan 6 tingkatan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut ini

:
38

Tabel 4. 2 Keadaan Peserta Didik

Nama Jumlah Siswa


No Rombel
L P Total
1. Kelas Ia 12 15 27
2. Kelas Ib 13 14 27
3. Kelas Ic 15 14 29
4. Kelas IIa 17 6 23
5. Kelas IIb 17 12 29
6. Kelas IIc 11 14 25
7. Kelas IIIa 14 17 31
8. Kelas IIIb 12 20 32
9. Kelas IIIc 18 14 32
10. Kelas Iva 11 15 26
11. Kelas IVb 12 14 26
12. Kelas IVc 12 15 27
13. Kelas Va 16 16 32
14. Kelas Vb 13 14 27
15. Kelas Vc 13 14 27
16. Kelas Via 21 12 33
17. Kelas VIb 18 15 33
18. Kelas Vic 17 14 31
JUMLAH 262 255 517
Sumber : Arsip Data Keadaan Peserta Didik Di SD Inpres Daya Tahun Ajaran
2022/2023

2. Deskripsi Hasil Penelitian

Deskripsi hasil penelitian ini merupakan bagian yang akan menjelaskan

tentangaspek-aspek yang diteliti, meliputi fungsi manajerial kepala sekolah dalam

meningkatkan kualitas layanan akademik yaitu melakukan perencanaan sekolah,


39

pengelolaan standar nasional pendidikan, melakukan pengawasan dan evaluasi,

kepemimpinan, dan pengembangan system informasi manajemen sekolah.

Adapun hasil penelitian diuraikan dalam point-point berikut ini berdasarkan

fokus penelitian bagaimana fungsi manajerial kepala sekolah dalam meningkatkan

kualitas layanan akademik di SD Inpres Daya Makassar, sebagai berikut:

a. Perencanaan Sekolah

Perencanaan merupakan salah satu dari fungsi manajemen yang sangat

penting, dimana kegiatan perencanaan ini melekat pada kegiatan di sekolah.

Dalam lembaga pendidikan, khususnya pada sekolah dasar, perencanaan

pendidikan itu memberikan kejelasan serta arah dalam usaha proses

penyelenggaraan pendidikan, sehingga manajemen lembaga pendidikan akan

dapat dilaksanakan lebih efektif dan efisien.

Dengan perencanaan akan mengarahkan sekolah mencapai tujuan apa yang

telah ditetapkan, jadi perencanaan ini akan memberi arah bagi ketercapaian tujuan

sebiuah sistem, karena pada dasarnya sistem akan berjalan dengan baik jika

memenuhi peryaratan dan unsur-unsur dalam perencanaan itu sendiri.

Sebagaimana hasil wawancara yang peneliti lakukan kepada M selaku kepala

sekolah di SD Inpres Daya, menyatakan bahwa :

Yang pertama itu kita buat dengan program tahunan kah, program
mingguan kah, atau bulanan kah, itu dulu yang kita bicarakan
dengan guru-guru di sekolah, setelah itu kita laksanakan apa yang
40

kita sudah rencanakan, misalnya di program bulanan ada kegiatan


KKG yang dilaksanakan di kecamatandan juga di program mingguan
itu kita melakukan upacara setiap hari senin guru digilir sebagai
Pembina upacara serta kita sesuaikan dengan visi misi sekolah untuk
menciptakan generasi unggul dalam bertaqwa mulia, berprestasi dan
dilandasi dengan nilai-nilai budaya sesuai dengan ajaran agama di
sekolah. (Wawancara, M. 10/08/2022/ 10:20).

Penegasan kepala sekolah di atas bahwa kepala sekolah dalam

menyusun perencanaan sekolah tentunya terlebih dahulu membuat

program mingguan, program tahunan dan program bulanan serta

misalnya pada setiap bulan melaksanakan KKG di kecamatan dan setiap

minggu melakukan uoacara pada hari senin guru digilir sebagai pembina

upcara serta disesuaikan dengan visi misi sekolah dengan menciptakan

generasi yang unggul dalam bertaqwa mulia, berprestasi dan dilandasi

dengan nilai-nilai budaya sesuai dengan ajaran agama di sekolah. Hasil

wawancara kepala sekolag tersebut diperkuat dengan adanya hasil

wawancara dengan R selaku guru SD Inpres Daya, sebagai berikut:

Yang pasti ada program tahunan, bulanan, dan mingguan


terus pastinya kepala sekolah melakukan pembagian tugas
sesuai dengan kemampuan guru karena di sd tidak ada
namanya wakil kepala sekolah jadi kita saling bekerja
sama dengan kepala sekolah (Wawancara, R. 05/08/2022/
09:30).

Selain itu penulis juga melakukan wawancara dengan NRL selaku

guru kelas SD Inpres Daya yang mempertegas pernyataan guru

sebelumnya dan kepala sekolah, berikut petikan wawancaranya: “kita


41

bersama kepala sekolah itu membuat program tahunan, bulanan, dan

mingguan sesuai dengan misi kita di sekolah (Wawancara, NRL.

06/0/2022/ 09:30).

Terkait wawancara dengan 2 guru sejalan dengan yang dikatakan

kepala sekolah bahwasanya dalam perencanaan sekolah tentunya membuat

program tahunan, program bulanan, dan program mingguan, serta kepala

sekolah dan tenaga pendidik saling bekerja sama dalam membuat

perencaan sekolah sesuai dengan visi misi sekolah yaitu menciptakan

generasi unggul dalam bertaqwa mulia, berprestasi dan dilandasi dengan

nilai-nilai sesuai dengan ajaran agama di sekolah.

Lebih lanjut, sebagaimana hasil wawancara yang peneliti lakukan

dengan M selaku kepala sekolah SD Inpres Daya mengenai perencanaan

itu dibuat di dalam sekolah atau diluar sekolah, berikut petikan

wawancaranya: “Kita membuat perencanaan itu di dalam sekolah

(Wawancara, M. 10/08/2022/ 10:20)”.

Penegasan kepala sekolah di atas bahwa perencanaan itu dibuat di

dalam sekolah. Hasil wawancara tersebut diperkuat dengan adanya hasil

wawancara dengan R selaku guru SD Inpres Daya, berikut petikan

wawancaranya: “Perencanaan sekolah itu dibuat bukan diluar akan tetapi

di dalam sekolah ji (Wawancara, R. 05/08/2022/ 09:30)”.


42

Selain itu penulis juga melakukan wawancara dengan NRL selaku

guru wali kelas SD Inpres Daya yang mempertegas pernyataan guru

sebelumnya dan kepala sekolah, berikut petikan wawancaranya: “Kami

bersama kepala sekolah membuat perencanaan sekolah yaitu di dalam

sekolah saja (Wawancara, NRL. 06/08/2022/ 09:30)”.

Terkait wawancara dengan 2 guru sejalan dengan yang dikatakan

kepala sekolah bahwasanya dalam melakukan perencanaan sekolah

kepala sekolah dan tenaga pendidik membuat perencaan sekolah di

dalam sekolah.

Lebih lanjut, sebagaimana hasil wawancara dengan M selaku kepala

sekolah SD Inpres Daya mengenai waktu yang dibutuhkan dalam

menyusun perencanaan program layanan akademik, berikut petikan

wawancaranya: “Kadang 3 hari atau 4 hari, intinya kita lihat dulu

perencanaannya, apakah itu jangka menengah, jangka pendek, atau

jangka panjang (Wawancara, M. 10/08/2022/ 10:20)”.

Penegasan kepala sekolah diatas bahwa kepala sekolah

membutuhkan 3 atau 4 hari dalam menyusun program layanan

akademik, serta tergantung dari perencanaan yang dibuat misalnya

perencanaan jangka menengah, jangka pendek ataupun jangka panjang.

Hasil wawancara tersebut diperkuat dengan adanya hasil wawancara


43

dengan R selaku guru SD Inpres Daya, berikut petikan wawancaranya:

“Tergantung dari perecanaannya, misalnya jangka pendek, menengah

atau jangka panjang (Wawancara, R. 05/0/2022/ 09:30)”.

Selain itu penulis juga melakukan wawancara dengan NRL selaku guru wali

kelas SD Inpres Daya yang mempertegas guru sebelumnya dan kepala sekolah,

berikut petikan wawancaranya: “Biasanya kami itu tergantung perencanaannya,

apakah perencanaan jangka panjang, pendek, atau menengah, tapi biasanya itu

paling lama 5 hari (Wawancara, NRL. 06/08/2022/ 09:30)”.

Terkait wawancara dengan 2 guru sejalan dengan yang dikatakan kepala

sekolah bahwa dalam menyusun perencanaan sekolah membutuhkan waktu

sekitar 3 sampai 5 hari, dan tergantung dari perencanaan apa yang dibuat

misalnya perencanaan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.

Lebih lanjut, sebagaimana hasil wawancara dengan M selaku kepala sekolah

SD Inpres Daya mengenai siapa saja yang terlibat dalam perencanaan sekolah,

berikut petikan wawancaranya: “Yang terlibat dalam perencanaan sekolah yaitu

semua guru dan staf di sekolah (Wawancara, M. 10/08/2022/ 10:20)”.

Penegasan kepala sekolah diatas bahwa yang terlibat dalam perencanaan

sekolah yaitu semua tenaga pendidik maupun staf yang ada di sekolah. Hasil

wawancara tersebut diperkuat dengan adanya hasil wawancara dengan R selaku

guru SD Inpres Daya, berikut petikan wawancaranya: “Dalam perencanaan


44

sekolah yang dilibatkan itu semua guru-gurunya disini semua terlibat

(Wawancara, R. 05/08/2022/ 09:30)”.

Selain itu penulis juga melakukan wawancara dengan NRL selaku guru wali

kelas SD Inpres Daya, yang memperkuat pernyataan guru sebelumnya dengan

kepala sekolah, berikut petikan wawancaranya: “Kami disini semua terlibat baik

guru dan tenaga pendidiknya terlibat dalam hal perencanaan sekolah (Wawancara,

NRL. 06/08/2022/ 09:30)”.

Terkait wawancara dengan 2 guru sejalan dengan yang dikatakan kepala

sekolah bahwa semua terlibat dalam penyusunan perencanaan sekolah yaitu

tenaga pendidik dan staf yang ada di sekolah.

Lebih lanjut, sebagaimana hasil wawancara dengan M selaku kepala sekolah

SD Inpres Daya mengenai mengapa itu yang menjadi program dalam

perencanaan, menyatakan bahwa:

Karena kita disini harus melayani betul-betul anak-anak sesuai


dengan kebutuhannya, yang dimana sesuai dengan visi misi
sekolah yang kita terapkan bahwa menciptakan generasi yang
unggul dalam bertaqwa mulia, berprestasi serta dilandasi dengan
nilai-nilai budaya sesuai dengan ajaran agama di sekolah
(Wawancara, M. 10/08/2022/ 10:20).

Penegasan kepala sekolah tersebut bahwa mengapa itu yang menjadi program

perencanaan yaitu kepala membuat perencanaan sesuai dengan visi misi sekolah

dimana menciptakan generasi yang unggul dalam bertaqwa mulia, berprestasi


45

serta dilandasi dengan nilai-nilai budaya sesuai dengan ajaran agama di sekolah

sehingga siswa harus betul dilayani sesuai kebutuhannya. Hasil wawancara

tersebut diperkuat dengan adanya hasil wawancara dengan R selaku guru SD

Inpres Daya, berikut petikan wawancaranya: “Karena kita menerapkan program

perencanaan sesuai dengan visi misi sekolah sehingga itu yang menjadi program

perencanaan sekolah (Wawancara, R. 05/08/2022/ 09:30)”.

Selain itu penulis juga melakukan wawancara dengan NRL selaku guru wali

kelas SD Inpres Daya yang mempertegas pernyataan guru sebelumnya dan kepala

sekolah, berikut petikan wawancaranya: “Yaitu di ambil dari visi misi sekolah

sehingga itu yang menjadi program perencanaan sekolah (Wawancara, NRL.

06/08/2022/ 09:30)”.

Terkait wawancara dengan 2 guru sejalan yang dikatakan kepala sekolah

bahwa kepala sekolah dalam memilih program perencanaan layanan akademik

karena dilihat dari visi misi sekolah dimana menciptakan generasi yang unggul

dalam bertaqwa mulia, berprestasi serta dilandasi dengan nilai-nilai budaya sesuai

dengan ajaran agama sehingga siswa harus dilayani sesuai dengan kebutuhannya.

Lebih lanjut bagaimana hasil wawancara dengan M selaku kepala sekolah SD

Inpres Daya dalam menyusun perencanaan program layanan akademik, berikut

petikan wawancaranya: “Semua guru dia harus tau itu bahwa untuk meningkatkan
46

layanan akademik harus terlibat semua dan aktif di dalamnya tanpa terkecuali

(Wawancara, M. 10/08/2022/ 10:20)”.

Penegasan kepala sekolah tersebut bahwa dalam menyusun perencanaan

program layanan akademik semua tenaga pendidik harus mengetahui bahwa

dalam meningkatkan layanan akademik harus semua terlibat dan aktif di

dalamnya. Hasil wawancara tersebut diperkuat dengan adanya hasil wawancara

dengan R selaku guru SD Inpres Daya, betikut petikan wawancaranya: “Yang

pastinya kepala sekolah dan guru harus terlibat dalam menyusun perencanaan

karena kita butuh pendapat serta saran dari guru dan kepala sekolah untuk

membuat perencanaan program layanan akademik (Wawancara, R. 05/08/2022/

09:30)”.

Selain itu penulis juga melakukan wawancara dengan NRL selaku guru wali

kelas SD Inpres Daya yang mempertegas pernyataan guru sebelumnya dan kepala

sekolah, berikut petikan wawancaranya: “Guru dan kepala sekolah harus ikut

semua dalam perencanaan program layanan akademik karena kami disini bekerja

sama untuk membuat perencanaan program layanan akademik (Wawancara, NRL.

06/08/2022/ 09:30)”.

Terkait wawancara dengan 2 guru sejalan yang dikatakan kepala sekolah

bahwa kepala sekolah dalam menyusun perencanaan program layanan akademik

semua tenaga pendidik harus terlibat dan aktif di dalamnya serta guru dan kepala
47

sekolah bekerja sama untuk membuat perencanaan yang dimana dibutuhkan saran

dan masukan.

Penegasan hal tersebut berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh

peneliti menunjukkan bahwa dalam RKAS terdapat program sekolah yang sesuai

dengan visi misi sekolah, jelasnya dapat dilihat pada gambar lampiran

dokumentasi No.5 dan No.6

Berdasarkan hasil wawancara kepala sekolah dan 2 guru bahwa dalam

menyusun perencanaan program layanan akademik yaitu semua tenaga pendidik

harus bekerja sama, aktif dan mengetahui tentang perencanaan program layanan

akademik di sekolah.

Sebagaimana hasil wawancara yang dijelaskan diatas, peneliti dapat

menyimpulkan bahwasanya fungsi manajerial kepala sekolah pada perencanaan

telahmengalami peningkatan yang cukup baik di dalam layanan akademik dimana

sekolah tentunya membuat program tahunan, program bulanan, dan program

mingguan misalnya pada program bulanan melaksanakan program KKG setiap

bulan di kecamatan dan program mingguan yaitu melakukan upcara bendera

setiap hari senin guru di gilir sebagai pembina upacara serta kepala sekolah dan

tenaga pendidik saling bekerja sama dalam membuat perencanaan sesuai dengan

visi misi sekolah yaitu menciptakan generasi unggul dalam bertaqwa mulia,

berprestasi dan dilandasi dengan nilai-nilai sesuai dengan ajaran agama,


48

selanjutnya kepala sekolah dan tenaga pendidik membuat perencanaan di dalam

sekolah tidak hanya itu dalam menyusun perencanaan sekolah membutuhkan

waktu 3 sampai 5 hari tergantung dari perencanaan apa yang dibuat misalnya

perencanaan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang, dalam

memilih program perencanaan layanan akademikyaitu dilihat dari visi misi

sekolah serta dalam menyusun perencanaan program layanan akademik semua

tenaga pendidik harus terlibat dan aktif di dalamnya dan tenaga pendidik dan

kepala sekolah bekerja sama untuk membuat perencanaan yang dimana tenaga

pendidik dibutuhkan saran dan masukannya.

b. Pengelolaan SNP (Mengelola standar isi, mengelola standar proses,

mengelola standar penilaian, dan mengelola standar kelulusan)

Pengelolaan merupakan salah satu rangkaian proses baik yang berupa

perencanaan dalam suatu organisasi terutama dalam dunia pendidikan sehingga

tujuan penddikan yang diinginkan dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

Sedangkan standar nasional pendidikan dimana didalamnya terdapat 8 standar isi,

yaitu standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan

tenaga kependidikan, standar sarana dan prasaran, standar pengelolaan, standar

pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.

a. Layanan Kurikulum
49

Sebagaimana hasil wawancara yang peneliti lakukan kepada M selaku kepala

sekolah SD Inpres Dayamengenai pengelolaanSNPyaitucara guru

mengembangkan SK dan KD menjadi silabus, menyatakan bahwa:

Guru telah mengembangkan SK dan KD menjadi silabus, dimana


biasanya dia kerja kelompok atau di KKG, dia menyusun apa-apa
yang dia mau kembangkan, jika guru tidak bisa melakukan sendiri
biasanya mereka kerja kelompok bersama guru-guru
atauKKG(Wawancara, M. 10/08/2022/ 10:20).

Penegasan kepala sekolah di atas bahwa guru telah mengembangkan

SK dan KD menjadi dilabus yang memuat materi pokok, kegiatan

pembelajaran, indikator penilaian, sumber belajar, bahan ajar, serta

alokasi waktu. Akan tetapi, jika guru tersebut belum paham bagaimana

mengembangkan SK dan KD mereka akan kerja kelompok dengan guru-

guru atau dengan KKG (Kelompok Kerja Guru) agar guru bisa belajar

dengan guru lain. Hasil wawancara kepala sekolah tersebut diperkuat

dengan adanya hasil wawancara yang dilakukan terhadap R selaku guru

SD Inpres Daya, sebagai berikut :

Iya, yaitu disesuaikan dengan situasi yang ada di sekolah,


berdasarkan juga dari KD dikembangkan terus dan
diaplikasikan juga dengan buku yang ada kemudian dengan
keaadaan siswa (Wawancara, R. 05/08/2022/ 09:30).

Selain itu penulis juga melakukan wawancara dengan NLR selaku

wali kelas yang mempertegas pernyataan dari guru sebelumnya, sebagai

berikut:
50

Iya, kami disini sudah mengembangkan SKdan KD, setelah itu


kami ajarkan kepada siswa dan kami disini juga menggunakan
buku sebagai salah satu acuan untuk mengembangkan SK dan
KD, terus model pembelajaran yang kami gunakan itu
discovering dan sintak(Wawancara, NLR. 06/08/2022/ 09:30).

Terkait wawancara dengan 2 guru sejalan dengan yang dikatakan kepala

sekolah bahwasanya guru telah mengembangkan SK dan KD menjadi silabus

yaitu dengan cara guru melihat situasi yang ada disekolah, selain itu guru

mengaplikasikan juga dengan buku-buku yang ada dan guru melihat dengan

keadaan siswa disekolah, akan tetapi jika guru belum bisa mengembangkan SK

dan KD guru melakukan kerja kelompok atau KKG dengan guru-guru lainnya,

selanjutnya guru menggunakan model pembelajaran discovering dan sintak

dimana siswa memahami konsep serta hubungan melalui proses dengan

mempertimbangkan untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan.

Lebih lanjut, sebagaimana hasil wawancara yang peneliti lakukan kepada M

selaku kepala sekolah SD Inpres Daya mengenai cara guru menerapkan

pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan kepada

peserta didik, sebagai berikut:

Guru menerapkan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan


menyenangkan kepada peserta didik itu tergantung dari gurunya, intinya
bagaimana guru itu apa yang diberikan kepada anak dan di disenangi
supaya dia dicintai itu yang diberikan, jangan pelajaran itu menjadi
momo, jadi kalau anak senang pasti dia selalu tertarik apa yang di
ajarkan. (Wawancara, M. 10/08/2022/ 10.20).
51

Penegasan hal di atas bahwa kepala sekolah mengenai pengelolaan SNP

yaitu guru menerapkan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan

menyenangkan kepada peserta didik tergantung dari guru itu sendiri, intinya

guru harus memberikan apa yang dia senangi supaya guru dicintai sama

muridnya, jikalau siswa senang dia akan tertarik apa yang guru ajarkan.

Hasil wawancara kepala sekolah tersebut diperkuat dengan adanya hasil

wawancara yang dilakukan terhadap R selaku guru SD Inpres Daya

Makassar, sebagai berikut:

Cara kita menerapkan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif,


dan menyenangkan kepada peserta didik yaitu salah satunya dengan
kerja kelompok juga, maksudnya diberi kesempatan anak-anak, jadi
sekarang itu gunakan Kurikulum13 tapi yang darurat. Kita
menggunakan model discovery learning jadi berkelompok,
maksudnya kita hanya menyampaikan materi terus kita lempar ke
anak-anak berupa pertanyaan nanti anak-anak tanggapi, sudah itu
kita bentuk mi perkelompok apakah 2 atau 3 orangkah, nah disitumi
anak-anak dia kembangkan mi, apakah berupa pertanyaan, mungkin
ada yang dia tidak mengerti dan pasti dia bertnya jadi beri
kebebasanlah (Wawancara, R. 05/09/2022/ 09:30).

Selain itu penulis juga melakukan wawancara dengan salah satu guru kelas

yang mempertegas pernyataan dari guru sebelumnya, sebagai berikut:

Saya biasanya itu membuat kelompok untuk siswa agar mereka


lebih leluasa mengasah kemampuannya dan mereka bisa bertanya
kepada teman kelompoknya disitumi anak-anak mulai kreatif
bagaimana ini harus diselesaikan seperti itu.(Wawancara, NRL
06/08/2022/ 09:30).
52

Terkait wawancara dengan 2 guru sejalan dengan yang dikatakan kepala

sekolah bahwasanya pengelolaan SNP dalam layanan kurikulum yaitu guru harus

memberikan siswa apa yang dia senangi, serta guru membuat kelompok belajar

dan memberikan pertanyaan untuk ditanggapi sehingga anak-anak bisa

mengembangkan sifat aktif dan kreatifnya.

Penegasan hal tersebut berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh

peneliti menujukkan bahwa dalam SK dan KD yang terdapat pada RPP yang

diberikan oleh guru kelas SD Inpres Daya jelasnya dapat dilihat pada gambar

lampiran dokumentasi No.7

Berdasarkan temuan dari hasil wawancara diatas bahwa kepala sekolah dalam

menjalankan salah satu tugasnya yaitu mengelola SNP, dimanaguru telah

mengembangkan SK dan KD akan tetapi jika guru belum bisa mengembangkan

mereka membuat kelompok atau disebut dengan KKG. Selanjutnya juga guru di

sekolah telah melakukan pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif dengan cara

membagi kelompok dimana anak-anak diberikan kesempatan untuk

mengembangkan pola pikirnya artinya telah mengalami peningkatan di dalam

layanan kurikulum pada fungsi manajerial kepala sekolah.

b. Layanan Kesiswaan

Lebih lanjut, sebagaimana hasil wawancara yang peneliti lakukan kepada M

selaku kepala sekolah SD Inpres Daya mengenai cara mengelola pengembangan


53

bakat, minat, kreativitas serta kemampuan siswa di layanan kesiswaan,

menyatakan bahwa:

Yaitu dengan diadakan pelatihan, pelatihannya itu seperti apa-apa


yang mau dikembangkan oleh anak misalnya olahraga atau seni kita
adakan itu. Seperti disini ada kegiatan dari Yamaha dia selalu
mengajarkan atau mendidik supaya anak berminat apa yang diberikan
dan tergantung apa yang dia mau kembangkan(Wawancara, M.
10/08/2022/ 10:20).

Penegasan hal diatas bahwa kepala sekolah mengenai cara mengelola

pengembangan bakat, minat, kreativitas serta kemampuan siswa yaitu dengan

melatih minat dan bakat siswa seperti di ekstrakurikuler olahraga dan seni.

Wawancara kepala sekolah tersebut diperkuat dengan adanya hasil wawancara yang

dilakukan terhadap R selaku guru SD Inpres Daya, menyatakan bahwa:

Pada saat kita mengajarkan tentunya ada perbedaan, ada yang


cenderung aktiflah, responnya baik dan ada juga yang agak lambat,
maksudnya pendekatannya itu pendekatan dari hati ke hatilah
terkadang juga saya kelompokkan. Kalau yang biasanya itu saya
lakukan di kelas melalui kegiatan berkelompok, kemudian kan ada
tugas ada lembar kerja siswa yang dikerjakan. Saya kan guru kelas
1 otomatis anak-anak butuh dampingan, tapi tetap saya arahkanki
mungkin bagaimana penyelesaian tugas kemudian sambil ada
masukan dari anak-anak itu sendiri yang penting tujuan yang ingin
dicapai dapat tercapai walaupun mungkin jalannya agak beda-beda
dengan yang lainnya (Wawancara, R. 05/08/2022/ 09:30).

Selain itu, penulis juga melakukan wawancara dengan NRL selaku wali kelas SD

Inpres Daya yang mempertegas pernyataan dari guru sebelumnya dan kepala

seklolah, menyatakan sebagai berikut:


54

Kalau saya mengajar di kelas itu biasanya saya kasi tugas terus saya
bagi kelompok nah disitumi diliat kreatifitasnya anak-anak bagaimana
dia menyelesaikan tugasnya yang diberikan, bisa juga diliat mana
kelompok yang aktif dan rata-rata anak-anak juga suka kalau
dikelompokkan (Wawancara, NRL. 06/08/2022/ 09:30).

Terkait wawancara dengan 2 guru sejalan dengan yang dikatakan

kepala sekolah bahwa untuk mengelola pengembangan bakat, minat,

kreativitas serta kemampuan siswa yaitu dengan diadakan pelatihan,

pelatihan yang dimaksud misalnya olahraga dan seni serta membuat

kelompok untuk siswa tentang bagaimana mereka menyelesaikan tugas

yang diberikan, tidak lupa guru tetap mengarahkan siswa dikelas.

Lebih lanjut, sebagaimana hasil wawancara yang peneliti lakukan

kepada M selaku kepala sekolah SD Inpres Daya mengenai proses

penentuan KKM, sebagai berikut:

Kalau menyusun program KKM itu kita rapatkan dulu dengan


guru-guru, berapakah seharusnya standar KKM yang kita mau
tetapkan disekolah dan kita juga melihat proses belajarnya siswa
baik dalam kehadiran, aktif bertanya sehingga KKM itu yang
menajadi standar untuk kelulusan atau penaikan kelas anak
(Wawancara, M. 10/08/2022/ 10:20).

Penegasan diatas bahwa dalam proses penentuan KKM di sekolah

kepala sekolah terlebih dahulu merapatkan dengan guru-guru untuk

menentukan standar ketuntasan minimal (KKM) siswa dengan begitu

itulah yang menjadi standar kelulusan atau penaikan kelas anak. Hasil
55

wawancara kepala sekolah tersebut diperkuat dengan adanya hasil

wawancara yang dilakukan dengan guru SD Inpres Daya, sebagai berikut:

Kalau KKM itu, misalnya saya guru kelas masing-masing itu


membuat semacam pertanyaan lisan terus saya lempar ke anak-
anak setelah itu otomatiskan itu terus yang di ulang-ulang
selama beberapa hari jadi anak itu mulaimi terbaca bahwa si A
ini mungkin seperti ini. Jadimi bisami saya ukur oh kira-kira
kalau KKM Bahasa indonesianya mungkin KD.3.1 misalnya 70,
KD3.2nya itu misalnya 78 terus kan disini kita kelasnya ada
a,b,c jadi nanti disatukanmi. Terus setiap kelas itu ada KKM
kelasnya nah setelah itu kita satukan mi persekolah nah itumi
yang menjadi KKM sekolah (Wawancara, R. 05/08/2022/
09:30).

Selain itu penulis juga melakukan wawancara dengan NRL selaku wali

kelas SD Inpres Daya yang mempertegas pernyataan dari guru

sebelumnya dan kepala sekolah, menyatakan sebagai berikut:

Biasanya saya kasikan kuis pas akhir pelajaran, supaya kita bisa
liat apakah anak-anak mengerti materi yang kita berikan dan
disitumi juga kita bisa ambil nilainya siswa sebagai KKM
(Wawancara, NRL. 06/08/2022/ 09:30).

Terkait wawancara dengan 2 guru sejalan dengan yang dikatakan kepala sekolah

bahwa untuk mengelola proses penentuan KKM yaitu melihat dari proses belajar

yang diberikan kepada guruselain itu, juga diberikan kuis atau pertanyaan-pertanyaan

di akhir pelajaran untuk guru bisa menilai seberapa jauh kemampuan dalam

memahami pelajaran yang telah diberikan. Guru pun bisa menentukan KKM siswa

dalam hal siswa aktif bertanya, menjawab kuis yang diberikan, dan disiplin.
56

Lebih lanjut, sebagaimana peneliti melakukan wawancara kepada M selaku

kepala sekolah SD Inpres Daya mengenai proses penetapan kriteria kelulusan dalam

meningkatkan kualitas layanan kesiswaan, sebagai berikut:

Penetapan kriteria kelulusannya itu bisa dilihat dari kehadiran siswa


karena kehadiran pun salah satu penentuan kelulusan jadi kalau siswa
itu kehadirannya tidak bagus kita bicarakan dengan guru atau wali
kelas yang bersangkutan dengan siswanya, terus itu ulangan-
ulangannya, serta mematuhi aturan-aturan yang berlaku (Wawancara,
M. 10/09/2022/ 10:20).

Penegasan diatas bahwa proses penentuan kelulusan di sekolah dilihat dari

kehadiran siswa, serta ulangan-ulangan seperti ulangan harian dan ulangan sekolah,

dan mematuhi aturan yang berlaku. Jika ada siswa yang belum memenuhi kriteria

kelulusan akan dirapatkan dengan guru yang bersangkutan atau dengan orang tua

siswa. Hasil wawancara dengan kepala sekolah tersebut diperkuat dengan adanya

hasil wawancara yang dilakukan dengan R guru SD Inpres Daya, sebagai berikut:

Kelulusannya itu berdasarkan KKM, proses penetapan kriteria


kelulusan berdasarkan kehadiran siswa, aktifnya dari dalam kelas,
kemudian tugas-tugasnya yang masuk dari ulangannya, dan kan UN
sudah dihapus jadi ujian sekolah mami, dan soal itu juga dibuat dalam
KKG (Kelompok Kerja Guru) nah itu ada pertemuan setiap guru
mewakili sekolah perwakilanlah, disitumi di KKG itu misalnya mau
ujian sekolah berkumpul mi itu guru kelas, masing-masing buat soal
nanti disatukan itumi nanti digunakan untuk ujian sekolah
(Wawancara, R. 05/08/2022/ 09:30).
57

Selain itu, penulis juga melakukan wawancara dengan NRL selaku wali kelas SD

Inpres Daya yang mempertegas pernyataan dari guru sebelumnya dan kepala sekolah,

menyatakan sebagai berikut:

Proses penetapan kelulusannya itu kita liat dari nilai-nilai siswa misalnya
dari ulangan-ulangannya, aktifnya di kelas bagaimana, disitumi kita liat
apakah si A memenuhi kriteria yang kita tentukan seperti itu
(Wawancara, NRL. 06/08/2022/ 09:30).

Terkait wawancara dengan 2 guru sejalan dengan yang dikatakan kepala sekolah

bahwa proses penetapan kriteria kelulusan dalam meningkatkan kualitas layanan

kesiswaan yaitu dilihat dari kehadiran siswa, aktif dalam kelas, serta mengikuti

ulangan-ulangan baik ulangan harian sampai ujian sekolah dan juga siswa mematuhi

aturan yang berlaku di sekolah.

Penegasan hal tersebut berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh

peneliti menunjukkan bahwa dalam proses pengembangan minat, bakat, dan

kreativitas siswa yaitu dengan melalui kegiatan ekstrakurikuler di sekolah dapat

dilihat pada daftar gambar lampiran dokumentasi No.20 sertastandar kompetensi

kelulusan siswa, dan terdapat96 siswa yang lulus tahun ajaran 2022/2023 yang telah

memenuhi kriteria kelulusansebagaimana yang terdapat pada lampiran dokumentasi

No.8 dan No.19

Berdasarkan temuan hasil wawancara kepala sekolah dan 2 guru bahwa dalam

proses penentuan kriteria kelulusan siswa dapat dilihat dari hasil ulangan-ulangan

seperti ulangan harian, kuis, ataupun lisan yang diberikan oleh guru serta ujian
58

sekolah, aturan-aturan yang dibuat sekolah, sebagaimana untuk menunjang kriteria

kelulusan siswa artinya telah mengalami peningkatan dalam layanan kesiswaan

dimana terdapat 96 siswa lulus tahun ajaran 2022/2023 yang memenuhi kriteria

kelulusan siswa.

c. Layanan Guru

Lebih lanjut, sebagaimana peneliti melakukan wawancara dengan M selaku

kepala sekolah SD Inpres Daya mengenai guru diberikan pelatihan terkait

penggunaan media pembelajaran, sebagai berikut:

Guru diberikan pelatihan seperti pelatihan IT, kita undang pelatih-


pelatih yang menguasai tentang IT, supaya guru-guru yang belum
bisa menguasai IT dapat belajar sehingga mereka tau tidak lagi
bingung ketika menggunakan IT (Wawancara, M. 10/08/2022/
10:20).

Penegasan diatas bahwa guru diberikan pelatihan IT untuk mengajarkan guru-

guru tentang teknologi untuk membantu proses belajar mengajar, serta di undang

pelatih yang sudah paham tentang IT. Hasil wawancara kepala sekolah tersebut

diperkuat dengan adanya hasil wawancara yang dilakukan terhadap R selaku guru

SD Inpres Daya, berikut petikan wawancaranya: “Kami diberikan pelatihan media

pembelajaran tahun kemarin yaitu pelatihan Power Direction, dimana kami diajar

bagaimana membuat video belajar untuk siswa (Wawancara, R. 05/08/2022/

09:30)”.
59

Selain itu, penulis juga melakukan wawancara dengan NRL selaku wali kelas

SD Inpres Daya yang mempertegas dari penyataan guru sebelumnya dan kepala

sekolah, menyatakan bahwa:

Iya, disini pernah diberikan pelatihan penggunaan IT tentang


power direction bersama guru-guru yang belum mahir menguasai
IT, dan waktu itu di undang pemateri yang sudah mahir tentang IT
karena rata-rata sebagian guru mada yang belum paham tentang IT
(Wawancara, NRL. 06/09/2022/ 09.30).

Terkait wawancara dengan 2 guru sejalan dengan yang dikatan kepala sekolah

bahwa guru sudah pernah diberikan pelatihan IT seperti Power Direction, guru

diajarkan cara membuat video untuk bahan ajarnya. Kemudian kepala sekolah

mengundang pelatih yang sudah menguasai tentang IT agar guru yang belum

mahir tantang IT dapat belajar.

Lebih lanjut, sebagaimana peneliti melakukan wawancara dengan M selaku

kepala sekolah SD Inpres Daya mengenai cara membuat bahan ajar dari sumber

belajar dalam meningkatkan kualitas layanan guru, berikut petikan wawancaranya:

“Guru membuat bahan ajar yaitu dengan mengambil dari kurikulum, dan guru

menyesuaikan dengan apa yang dia ajarkan sehingga dari situlah guru menyusun

bahan ajar (Wawancara, M. 10/09/2022/ 10:20)”.

Penegasan diatas bahwa guru membuat bahan ajar yaitu mengambil dari

kurikulum serta dia menyesuaikan apa yang nanti guru ajarkan kepada siswa. Hasil
60

wawancara kepala sekolah diperkuat dengan adanya hasil wawancara yang

dilakukan terhadap R selaku guru SD Inpres Daya, sebagai berikut:

Kita sesuaikan dengan apa yang kita ajarkan, serta kami buatkan
alat peraga sesuai dengan kebutuhan siswa, misalnya sekarang ini
masih pengenalan huruf vocal, huruf konsonan jadi kami buatkan
itu dari karton, misalnya huruf vocal a,i,u,e,o dibuatkan itu.
Kemudian juga ada huruf konsonannya, kemarin saya lakukan itu,
terus saya buat perkelompok saya buatkan masing-masing
kelompok ada huruf vokalnya disitu ada konsonannya sebagai
medianya, jadi disiapkan memang alat peraganya baru kita masuk
mengajar (Wawancara, R. 05/09/2022/ 09:30).

Selain itu penulis juga melakukan wawancara dengan NRL selaku wali kelas

SD Inpres Daya yang mempertegas pertanyaan dari guru sebelumnya dan kepala

sekolah, berikut petikan wawancaranya: “Terlebih dahulu itu kita sesuaiakan apa

yang kita mau ajarkan kepada siswadan kalau memang kita butuh alat peraga kita

buat sendiri, dan juga saya biasanya bentuk perkelompok (Wawancara, NRL.

06/08/2022/ 09:30).”

Terkait wawancara dengan 2 guru sejalan dengan yang dikatakan kepala

sekolah bahwa guru membuat bahan ajar acuannya dari kurikulum, serta

disesuaikan dengan apa yang di ajarkan, dan guru membuat alat peraga sebagai

media belajar sesuai kebutuhan siswa dengan membentuk kelompok bekajar dan

masing-masing kelompok mempunyai media belajar.


61

Lebih lanjut, sebagaimana peneliti melakukan wawancara dengan M selaku

kepala sekolah SD Inpres Daya mengenai proses pengelolaan nilai di sekolah,

sebagai berikut:

Proses pengelolaan nilai harus mengacu pada KKM, karena apabila


tidak mengacu pada KKM berarti anak-anak tidak bisa naik kelas
kalau tidak mengacu pada KKM, untuk itu perlunya KKM sebagai
standar nilai siswa (Wawancara, M. 10/08/2022/ 10:20).

Penegasan diatas bahwa proses pengeloaan nilai siswa mengacu pada KKM

jika tidak mengacu tentunya siswa akan tidak naik kelas, jadi perlunya KKM

sebagai standar. Hasil wawancara dengan kepala sekolah tersebut diperkuat

dengan adanya hasil wawancara yang dilakukan terhadap R selaku guru SD

Inpres Daya, menyatakan bahwa:

Kalau pengelolaan nilanya itu, misalnya ppkn KD3.2 dan kalau ini
ada nilai pengetahuannya berupa ulangan harian terus ini PTS
(Penilaian Tengah Semester) atau MID, jadi nanti kami rata-ratakan
antara PTS dan PAS (Penilaian Akhir Semester) akhirnya itu
menjadi KDnya ulangan harian untuk keterampilannya ada juga
berupa tugas-tugas yang diberikan (Wawancara, R. 05/08/2022/
09:30).

Selain itu penulis juga melakukan wawancara dengan NRL selaku wali kelas

SD Inpres Daya yang mempertegas pernyataan guru sebelumnya dan kepala

sekolah, berikut petikan wawancaranya: “Pengelolaan nilainya itu seperti nilai

pengetahuan contohnya ulangan harian atau mid terus di rata-ratakan, akhirnya

itumi nanti yang akan menjadi nilai KDnya (Wawancara, NRL. 06/08/2022/

09.30).”
62

Terkait wawancara dengan 2 guru sejalan dengan yang dikatakan kepala

sekolah bahwa proses pengelolaan nilai di SD Inpres Daya yaitu mengacu pada

KKM dimana untuk mendapatkan nilai pengetahuan dilihat dari ulangan harian

atau mid, setelah itu di rata-ratakan antara penilaian tengah semester dan penilaian

akhir semester yang menjadi penilaian untuk KD, dan untuk keterampilannya pun

dilihat dari tugas-tugas yang diberikan guru.

Penegasan hal tersebut berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh

peneliti menunjukkan bahwa guru membuat bahan ajar dari RPP didalamnya

terdapat tema, sub tema, tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan

penilaian dapat dilihat pada gambar daftar lampiran dokumentasi No.7,serta guru

membuat program semester (PROSEM) dapat dilihat pada gambar daftar lampiran

dokumentasi No.22,proses pengelolaan nilai yang terdapat pada daftar penilaian

harian pengetahuan/keterampilan yang didalamnya terdapat PTS dan PAS kelas 1B

semester ganjil tahun pelajaran 2022/2023 dilihat pada gambar daftar lampiran

dokumentasi No.9 dan guru diberikan pelatihan IT yang dapat membantu guru

dalam membuat video belajar dapat dilihat pada gambar daftar lampiran

dokumentasi No.13

Berdasarkan hasil wawancara kepala sekolah dan 2 guru bahwa dalam proses

pengelolaan nilai yang mengacu pada KKM dimana nilai pengetahuan dilihat dari

ulangan harian dan mid dan di rata-ratakan dari PTS dan PASnya, serta nilai

keterampilannya dilihat dari tugas-tugas yang diberikan guru.


63

Sebagaimana hasil wawancara yang dijelaskan diatas, peneliti dapat

menyimpulkan 1). bahwasanyafungsi manajerial kepala sekolah pada pengelolaan

SNP dalam layanan kurikulum yaitu telah mengalami peningkatan bahwasanya

guru telah mengembangkan SK dan KD, akan tetapi jika guru belum mengerti

mengembangkan SK dan KD merekabisa membuat kelompok kerja yang di sebut

dengan KKG serta guru di sekolah telah melakukan pembelajaran yang aktif,

kreatif, inovatif, dengan cara membuat kelompok belajar dimana siswa diberi

kesempatan untuk mengembangkan pola pikir siswa. 2). Selanjutnya pada layanan

kesiswaan pun juga telah mengalami peningkatan,bahwa dalam proses pengelolaan

pengembangan bakat, minat, kreativitas serta kemampuan siswa bahwa kepala

sekolah telah memberikan pelatihan kepada siswa agar siswa dapat

mengembangkan bakat, minat, serta kreativitas siswa dengan melalui kegiatan

ektrakurikuler misalnya olahraga atau seni, jika di dalam kelas guru membuat

kelompok belajar agar anak diberi kebebasan melatih kreativitasnya dalam

menyelesaikan tugas yang diberikan guru, selain itu penentuan KKM dilihat dari

proses belajar siswa apakah siswa tersebut telah menyelesaikan tugas yang

diberikan atau tidak, serta penetapan kriteria kelulusan siswa dapat dilihat dari

KKM itu sendiri misalnya dilihat dari ulangan harian siswa, ujian sekolah serta

kuis atau tugas-tugas yang diberikan siswa sehingga dapat menghasilkan siswa

yang berkualitas. Dan yang terakhir 3). layanan guru telah mengalami kemajuan

dan peningkatan yang cukup baik, dimana kepala sekolah telah memberikan

pelatihan kepada guru-guru yang belum mahir menggunakan IT, kepala sekolah
64

mengundang pelatih khusus yang telah menguasai IT dan mereka diajarkan

penggunaan IT tentang power directionbagaimana membuat video untuk media

belajar serta guru membuat bahan ajar acuannya dari kurikulum dan juga

disesuaikan dengan apa yang akan diajarkan, selanjutnya proses pengelolaan nilai

siswa tentunya pun mengacu pada KKM seperti untuk mendapatkan nilai

pengetahuan dilihat dari ulangan harian dan di rata-ratakan anatara PTS dan PAS

yang akan menjadi nilai KD, serta untuk keterampilan dilihat dari tugas-tugas yang

diberikan guru.

c. Pengawasan dan Evaluasi

Pengawasan dan evaluasi program sekolah berperan sangat penting bagi

lembaga pendidikan karena salah satu bentuk pengontrolan program kerja sekolah

dalam berhasilnya suatu perencanaan sekolah. Adapun berikut yang berhubungan

dengan pengawasan program sekolah.

1) Melakukan pengawasan dan evaluasi dengan prosedur yang tepat

a. Layanan Kurikulum

Evaluasi terhadap program pendidikan dimaksudkan untuk mengetahui

tingkat keberhasilan atau kegagalan suatu program pendidikan khususnya

program sekolah. Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan kepada M selaku

kepala sekolah SD Inpres Daya mengenai cara melakukan pengawasan,

menyatakan bahwa:
65

Kita beri bimbingan kepada guru-guru, serta dinilai hasil kerjanya


guru di sekolah, memantau secara langsung seperti kalau pagi saya
jalan di koridor sekolah apakah guru sudah melakukan tugasnya
yaitu mengajar di kelas atau belum (Wawancara, M. 10/08/2022/
10:20).

Penegasan di atas bahwa dalam melakukan pengawasan terhadap layanan

kurikulum kepala sekolah memantau secara langsung proses pembelajaran dengan

melihat apakah guru sudah melakukan tugasnya yaitu mengajar di kelas atau

tidak, serta guru-guru diberikan bimbingan terkait program pembelajaran, dan

proses kerja guru juga dinilai pada saat guru mengajar. Hasil wawancara kepala

sekolah tersebut diperkuat dengan adanya hasil wawancara dengan R selaku guru

SD Inpres Daya, berikut petikan wawancaranya:“Biasa itu kadang bapak kepala

sekolah jalan setiap pagi, memantau setiap ruangan kelas apakah gurunya sudah

hadir di kelas atau tidak (Wawancara, R. 05/08/2022/ 09:30).”

Selain itu penulis juga melakukan wawancara dengan NRL selaku guru wali

kelas di SD Inpres Daya yang mempertagas pernyataan guru sebelumnya dan

kepala sekolah, sebagai berikut:

Kepala sekolah biasanya memantau secara langsung program yang


sudah dijalankan, misalnya apakah guru-guru sudah melaksanakan
tugasnya yaitu mengajar di kelas atau belum itu juga salah satu
program pembelajaran disini (Wawancara, NRL. 06/08/2022/
09:30).

Terkait wawancara dengan 2 guru sejalan dengan yang dikatakan kepala

sekolah bahwa kepala sekolah dalam melakukan pengawasan pada program


66

layanan pembelajaran yaitu dengan melakukan pemantauan secara langsung,

dalam program yang sudah dijalankan, misalnya kepala sekolah jalan di koridor

setiap pagi memantau guru-guru apakah guru sudah melakukan tugasnya yaitu

mengajar dikelas atau belum serta kepala sekolah menilai hasil kerja guru dan

memberikan bimbingan kepada guru yang belum paham tentang program

pembelajaran yang diterapkan.

Lebih lanjut, sebagaimana peneliti melakukan wawancara dengan M selaku

kepala sekolah SD Inpres Daya mengenai cara melakukan evaluasi, menyatakan

bahwa:

Kalau kita mengevaluasi, itu kita adakan supervisi disekolah nah


disitumi dilihat bagaimana peningkatan cara guru mengajar di kelas
tapi sebelum di supervisi kita kasi tau dulu guru wali kelas yang
mau di supervisi supaya nanti ada persiapannya ketika di supervisi
sama pengawas (Wawancara, M. 10/08/2022/ 10:20).

Penegasan di atas bahwa dalam melakukan evaluasi kepala sekolah

mengadakan supervisi di sekolah untuk mengetahui peningkatan cara guru

mengajar, akan tetapi sebelum guru di supervisi kepala sekolah memberitahu

kepada guru yang akan di supervisi agar nantinya guru mempersiapkan bahan

ketika mau di supervisi. Hasil wawancara kepala sekolah tersebut diperkuat

dengan adanya hasil wawancara dengan R selaku guru di SD Inpres Daya, sebagai

berikut:

Sebelum mengevaluasi, ada namanya supervisi dari kepala sekolah,


nah itu biasa diadakan tergantung dari kepala sekolah, siapa yang
67

akan di supervisi lagi dan di jadwalkan dan mungkin ada


pemberitahuan sebelumnya bahwa ini kelas siap diminggu ke depan
untuk di supervisi, setelah itu nda tau bulan berapa september atau
oktober ada lagi programnya supervisi dari pengawas (Wawancara,
R. 05/08/2022/ 09:30).

Selain itu penulis juga melakukan wawancara dengan NRL selaku guru wali

kelas SD Inpres Daya yang mempertegas pernyataan guru sebelumnya dan kepala

sekolah, sebagai berikut:

Kalau mengevaluasi itu, biasanya kepala sekolah mengadakan


supervisi untuk guru di sekolah, bagaimana peningkatannya guru
selama mengajar tapi sebelum di supervisi guru itu ditanya
sebelumnya supaya bisa na siapkan dirinya (Wawancara, NRL.
06/08/2022/ 09:30).

Terkait wawancara dengan 2 guru sejalan dengan yang dikatakan kepala

sekolah bahwa kepala sekolah dalam melakukan evaluasi terhadap program

pembelajaran yaitu dalam mengevaluasi, diadakan supervisi di sekolah untuk

membantu para guru dalam melakukan pengajaran serta mengetahui sejauh mana

peningkatan guru mengajar, akan tetapi sebelum melakukan supervisi guru

diberitahu sebelumnya agar guru dapat mempersiapkan diri dan kelasnya untuk di

supervisi.

Lebih lanjut, sebagaimana peneliti melakukan wawancara dengan M selaku

kepala sekolah SD Inpres Daya dalam melakukan pengawasan dan evaluasi

terjadi hambatan, menyatakan bahwa:


68

Kita bimbing, bagaimana supaya guru-guru itu tidak mengalami


hambatan jadi harus di bimbing oleh kepala sekolah dan pengawas
serta di berikan saran dalam hambatan yang dialami guru ketika
melakukan proses mengajar di kelas (Wawancara, M. 10/08/2022/
10:20).

Penegasan di atas bahwa dalam melakukan pengawasan dan evaluasi terjadi

hambatan yaitu kepala sekolah memberikan bimbingan ke guru-guru supaya tidak

mengalami hambatan, serta kepala sekolah memberikan arahan, masukan, dan

saran jika guru mengalami hambatan pada saat proses mengajar di kelas. Hasil

wawancara kepala sekolah tersebut diperkuat dengan adanya hasil wawancara

dengan R selaku guru SD Inpres Daya, sebagai berikut:

Kepala sekolah memberikan masukan atau saran, masukan ke guru-


guru misalkan ada temuannya pada saat dia masuk kelas ada
temuannya dia liat bagaimana cara mengajarnya kah terus responnya
anak dia kasi masukan mi (Wawancara, R. 05/08/2022/ 09:30).

Selain itu penulis juga melakukan wawancara dengan NRL selaku guru wali

kelas SD Inpres Daya yang mempertegas pernyataan guru sebelumnya dan kepala

sekolah,berikut petikan wawancaranya: “Kalau terjadi hambatan biasanya kita

diberikan saran atau masukan sama kepala sekolah terus kepala sekolah mi yang

kasikan solusinya ke guru-guru yang mengalami hambatan (Wawancara, NRL.

06/08/2022/ 09:30)”.

Terkait wawancara dengan 2 guru sejalan dengan yang dikatakan kepala

sekolah bahwa dalam melakukan pengawasan dan evaluasi jika terjadi hambatan

kepala sekolah memberikan saran, masukan, dan arahan kepada guru-guru,


69

misalnya pada saat kepala sekolah masuk di kelas melihat cara mengajarnya guru

dan respon anak yang kurang aktif, kepala sekolah memberikan solusi kepada

guru agar tidak terjadi lagi masalah ketika mengajar.

Penegasan hal tersebut berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh

peneliti menunjukkan bahwa kepala sekolah melakukan monitoring di sekolah

bersama dengan pengawas sekolah dapat dilihat pada gambar daftar lampiran

dokumentasi No.10

Berdasarkan hasil temuan wawancara kepala sekolah dan 2 guru bahwa fungsi

manajerial kepala sekolah pada pengawasan telah mengalami kemajuan atau

peningkatan di dalam layanan kurikulum dimana kepala sekolah melakukan

pemantauan secara langsung dimana kepala sekolah memantau guru-guru

mengajar serta menilai hasil kerja guru, jika dalam melakukan evaluasi kepala

sekolah mengadakan supervisi untuk menilai sejauh mana peningkatan guru

mengajar, dan jika terjadi hambatan dalam melakukan pengawasan dan evaluasi

kepala sekolah memberikan arahan atau masukan, dan solusi kepada guru yang

mengalami masalah ketika mengajar.

b. Layanan Kesiswaan

Lebih lanjut, sebagaimana peneliti melakukan wawancara dengan M

selaku kepala sekolah SD Inpres Daya mengenai cara melakukan pengawasan

terhadap program layanan kesiswaan, menyatakan bahwa:


70

Pertama kita memantau keadaan siswa dengan cara melalui guru


kelasnya serta memberikan contoh kepada guru-guru supaya
guru, misalnya seperti disiplin waktu karena disiplin kunci
keberhasilan, apabila dari guru atau siapa saja kalau dia tidak
disiplin tidak akan tercapai apa yang dia inginkan karena siswa
juga melihat atau mencontohi apa yang kita lakukan sama mi
seperti disiplin waktu (Wawancara, M. 10/08/2022/ 10:20).

Penegasan di atas bahwa dalam melakukan pengawasan terhadap layanan

kesiswaan kepala sekolah terlebih dahulu memantau keadaan siswa dengan cara

melalui wali kelasnya, serta kepala sekolah menerapkan disiplin waktu kepada

guru dan staf lainnya sehingga guru dapat menerapkan ke siswanya agar siswa

dapat mencontohi apa yang dilakukan oleh guru.Hasil wawancara kepala sekolah

tersebut diperkuat dengan adanya hasil wawancara dengan R selaku guru SD

Inpres Daya, berikut petikan wawancaranya: “Kepala sekolah melihat atau jalan

disekitar kelas memantau siswa yang kurang dalam pembelajaran (Wawancara, R.

05/08/2022/ 09:30)”.

Selain itu penulis juga melakukan wawancara dengan NRL selaku guru

wali kelas SD Inpres Daya yang mepertegas pernyataan guru sebelumnya dan

kepala sekolah, sebagai berikut:

Biasanya kepala sekolah itu memantau kelas-kelas atau dia jalan


ke ruangan kelas dan kepala sekolah masuk di kelas melihat siswa
yang aktif atau kurang aktif dalam proses pembelajaran
(Wawancara, NRL. 06/08/2022/ 09:30).

Terkait wawancara dengan 2 guru sejalan dengan yang dikatakan kepala

sekolah bahwa cara melakukan pengawasan terhadap program layanan kesiswaan


71

yaitu dengan cara kepala sekolah memantau keadaan siswa melalui wali kelasnya

atau kepala sekolah masuk di ruangan kelas dan melihat siswa yang aktif dan

kurang aktif di kelas lalu menanyakan ke guru wali kelasnya, serta kepala sekolah

menerapkan disiplin waktu kepada guru agar siswa dapat mencontohi apa yang

dilakukan guru.

Lebih lanjut, sebagaimana peneliti melakukan wawancara dengan M

selaku kepala sekolah SD Inpres Daya dalam melakukan evaluasi terhadap

layanan kesiswaan, menyatakan bahwa:

Kita adakan rapat pada saat selesai ulangan atau ujian, nah disitu kita
bicarakan atau guru-guru yang mengalami masalah pada siswanya,
jadi kita carikan solusi bagaimana baiknya dan jika siswa tersebut
belum ada perubahan baru kita panggil orang tuanya (Wawancara, M.
10/08/2022/ 10:20).

Penegasan di atas bahwa dalam melakukan evaluasi terhadap layanan

kesiswaan yaitu kepala sekolah melakukan rapat setelah ujian sekolah, guru-guru

diberi kesempatan berbicara jika mengalami masalah pada siswa, dan diberikan

solusi namun jika siswa belum ada perubahan orang tua siswa di panggil ke

sekolah. Hasil wawancara kepala sekolah tersebut diperkuat dengan adanya hasil

wawancara dengan R selaku guru SD Inpres Daya, sebagai berikut:

Setelah ulangan setelah mengisi rapor itu diadakan rapat, ada


pertemuan dulu ditumi kita bicarakan bahwa misalnya dari saya ada
beberapa orang yang masuk naik kelas 2 masih ada 6 orang yang
masih belum lancar membacanya, ada 2 orang juga yang betul-betul
kurang sekali itu faktornya ditanya juga tidak mau bicara atau sama
72

sekali tidak ada suaranya, dibimbing juga nda mau menjawab nah
adami jalan keluarnya itu hari di sampaikan mi kepala sekolah bahwa
ada 2 orang dikelasku juga saya kasih remedial dan juga saya belum
berikan rapornya untuk naik kelas 2, dan selama libur saya juga kasi
bimbingan dan hari pertamam sekolah baru saya panggil dengan
orang tuanya sebelumnya juga saya konsultasi dengan orang tua
siswa bilang ‘ibu minta maafka anakta itu hari belum saya berikan
rapornya seperti ini kita lihat pekerjaannya anakta selama libur tolong
kita bimbing dirumah’ nah selama sekolah adami perubahan dan
akhirnya naikmi kelas 2 lagi (Wawancara, R. 05/08/2022/ 09:30).

Selain itu penulis juga melakukan wawancara dengan NRL selaku guru wali

kelas SD Inpres Daya yang mempertegas pernyataan guru sebelumnya dan kepala

sekolah, sebagai berikut:

Biasanya itu kepala sekolah mengadakan rapat, dan kita


mengeluarkan apa-apa yang menjadi masalah dalam proses
pembelajaran baik itu dari siswa sendiri, setelah itu kita di berikan
solusi sama kepala sekolah (Wawancara, NRL. 06/0/2022/ 09:30).

Terkait wawancara sejalan dengan 2 guru sejalan dengan yang dikatakan

kepala sekolah bahwa cara melakukan evaluasi dalam layanan kesiswaan yaitu

kepala sekolah mengadakan rapat setelah ujian sekolah kepada guru-guru, kepala

sekolah meminta guru bicara jika ada masalah yang di hadapi di kelas misalnya

masalahnya terhadap siswa. Dan kepala sekolah memberikan solusi kepada guru,

bahwa siswa harus dibimbing khusus, jika tidak ada perubahan guru hendaknya

memberitahu kepada orang tua siswa agar bimbing anaknya dirumah.


73

Lebih lanjut, sebagaimana peneliti melakukan wawancara dengan M selaku

kepala sekolah SD Inpres Daya dalam melakukan pengawasan dan evaluasi

terdapat hambatan, menyatakan sebagai berikut:

Misalnya kita itu kepala sekolah betul-betul melihat guru apa kira-
kira kendala yang dialami untuk melayani siswanya, apakah itu dia
sering terlambat maka kita harus nasehati atau bina supaya dia
tidak melakukan seperti itu (Wawancara, M. 10/08/2022/ 10:20).

Penegasan diatas bahwa dalam melakukan pengawasan dan evaluasi terdapat

hambatan di layanan kesiswaan yaitu kepala sekolah melihat kendala apa yang

dialami dalam melayani siswanya, solusinya guru dibimbing atau dibina supaya

guru tidak akan terlambat dalam memberikan layanan kepada siswa salah satunya

guru harus tepat waktu ketika jam pelajaran sudah dimulai. Hasil wawancara

dengan kepala sekolah tersebut diperkuat dengan adanya hasil wawancara dengan

R selaku guru SD Inpres Daya, sebagai berikut:

Yang pastinya dikasi bimbingan atau masukan seperti apa


misalnya mungkin kita kan biasanya terkendala dari murid
atau siswa mungkin ada yang cepat ada yang lambat, nah kita
minta saran meki dengan kepala sekolah bilang bagaimana
pak jalan keluarnya biasanya dia bilanh komunikasikan meki
dengan orang tua murid supaya orang tua juga ada bantuan
(Wawancara, R. 05/08/2022/ 09:30).

Selain itu penulis juga melakukan wawancara dengan NRL selaku

guru wali kelas SD Inpres Daya yang mempertegas pernyataan guru

sebelumnya dan kepala sekolah, sebagai berikut:


74

Kepala sekolah berikan bimbingan jika ada masalah dari


murid nah, biasanya itu juga kepala sekolah bilang
komunikasikan dengan orang tua siswa jika siswa tersebut
belum ada perubahan (Wawancara, NRL. 06/08/2022/
09:30).

Terkait wawancara dengan 2 guru sejalan dengan yang dikatakan

kepala sekolah bahwa dalam melakukan pengawasan dan evaluasi

terdapat hambatan di layanan kesiswaan yaitu kepala sekolah

memberikan bimbingan atau masukan kepada guru yangterkendala dari

murid ada yang cepat dan ada yang lambat dalam proses pembelajaran,

solusinya yaitu komunikasikan dengan orang tua siswa jika siswa untuk

membantu anaknya dirumah.

Penegasan hal tersebut beradasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh

peneliti menunjukkan bahwakepala sekolah melakukan monitoring di sekolah

bersama dengan pengawas sekolah dapat dilihat pada gambar daftar lampiran

dokumentasi No.10

Berdasarkan hasil temuan wawancara dengan kepala sekolah dan 2 guru

bahwa fungsi manajerial kepala sekolah pada pengawasan telah mengalami

peningkatan dan perkembangan di dalam layanan kesiswaan dimanakepala

sekolah memantau keadaan siswa melalui wali kelasnya atau kepala sekolah

masuk di ruangan kelas dan melihat siswa yang aktif atau kurang aktif di kelas,

selanjutnya dalam melakukan evaluasi kepala sekolah mengadakan rapat dengan

guru-guru, jika terdapat kendala kepala sekolah meminta guru menjelaskan


75

masalah yang dihadapi untuk diberikan solusi, contohnya masalah terhadap sisiwa

bahwa guru harus memberitahu orang tua siswa jika siswa tersebut belum

mengalami perubahan.

c. Layanan Guru

Lebih lanjut, sebagaimana peneliti melakukan wawancara dengan M

selaku kepala sekolah SD Inpres Daya dalam melakukan pengawasan di

layanan guru, menyatakan bahwa:

Salah satunya setiap minggu saya mengecek daftar kehadiran


guru apakah guru rajin ke sekolah atau malas, biasanya kalau
seperti itu saya komunikasikan dengan guru yang
bersangkutan mengapa bisa terjadi seperti itu (Wawancara,
M. 10/08/2022/ 10:20).

Penegasan di atas bahwa dalam melakukan pengawasan di layanan guru

kepala sekolah selalu memantau atau memeriksa daftar kehadiran guru apakah

guru tersebut rajin atau malas, jika guru malas kepala sekolah akan

komunikasikan dengan guru yang bersangkutan atau menegur guru untuk tidak

mengulangi lagi. Hasil wawancara dengan kepala sekolah tersebut diperkuat

dengan adanya hasil wawancara dengan R selaku guru SD Inpres Daya, berikut

petikan wawancaranya: “Kepala sekolah memantau keadaan guru di sekolah

untuk memastikan apakah guru tersebut sudah melakukan tugasnya (Wawancara,

R. 05/08/2022/ 09:30)”.

Selain itu penulis juga melakukan wawancara dengan NRL selaku guru wali

kelas SD Inpres Daya yang mempertegas pernyataan guru sebelumnya dan kepala
76

sekolah, berikut petikan wawancaranya: “Biasanya kepala sekolah itu memeriksa

ruangan yang belum ada gurunya, apakah guru itu sakit atau izin (Wawancara,

NRL. 06/08/2022/ 09:30)”.

Terkait wawancara dengan 2 guru sejalan dengan yang dikatakan kepala

sekolah bahwa cara kepala sekolah melakukan pengawasan di layanan guru yaitu

dengan memantau, memeriksa ruang kelas yang belum ada gurunya, serta kepala

sekolah setiap minggu memeriksa daftar hadir guru.

Lebih lanjut, sebagaimana peneliti melakukan wawancara dengan M selaku

kepala sekolah SD Inpres Daya dalam melakukan evaluasi di layanan guru,

berikut petikan wawancaranya: “Ya itu tadi, bahwa melihat kehadiran guru,

apakah guru rajin ke sekolah atau malas mengajar setelah itu saya komunikasikan

dengan guru yang bersangkutan (Wawancara, M. 10/08/2022/ 10:20)”.

Penegasan di atas bahwa dalam melakukan evaluasi kepala sekolah melihat

kehadiran guru di sekolah, dan kepala sekolah mengkomunikasikan dengan guru

yang bersangkutan. Hasil wawancara dengan kepala sekolah tersebut diperkuat

dengan adanya hasil wawancara dengan R selaku guru SD Inpres Daya, berikut

petikan wawancaranya: “Mungkin dari kehadirannya, terus laporan-laporan yang

masuk maksudnya laoran dari administrasinya (Wawancara, R. 05/08/2022/

09:30)”.
77

Selain itu penulis juga melakukan wawancara dengan NRL selaku guru wali

kelas SD Inpres Daya yang mempertegas pernyataan guru sebelumnya dan kepala

sekolah, berikut petikan wawancaranya: “Kepala sekolah itu melihat daftar

absensi guru serta laporan-laporan setiap guru di sekolah (Wawancara,

06/08/2022/ 09:30)”.

Terkait wawancara dengan 2 guru sejalan dengan yang dikatakan kepala

sekolah bahwa dalam mengevaluasi layanan guru kepala sekolah melihat dari

absesnsi guru atau daftar kehadiran guru, dengan begitu kepala sekolah bisa

melihat siapa saja guru yang sering masuk dan jarang masuk, tidak hanya itu

kepala sekolah juga melihat laporan-laporan yang dikerjakan guru.

Lebih lanjut, sebagaimana peneliti melakukan wawancara dengan M selaku

kepala sekolah SD Inpres Daya dalam melakukan pengawasan dan evaluasi

tetdapat hambatan di layanan guru, menyatakan bahwa:

Kami berikan bimbingan atau komunikasikan kepada guru baik


yang bersangkutan maupun tidak agar tidak mengulangi lagi serta
tidak mencontohi guru tersebut, biasa juga guru terkendala dari
siswa jadi biasa saya kasi saran gurunya untuk bimbing khusus
atau komunikasikan dengan orang tua untuk membimbing
anaknya dirumah (Wawancara, M. 10/08/2022/ 10:20).

Penegasan diatas bahwa dalam melakukan pengawasan dan evaluasi terdapat

hambatan, yaitu kepala sekolah memberikan bimbingan kepada guru yang

bersangkutan agar tidak mengulangi serta tidak mencontohi guru tersebut, dan

guru pun juga tekendala dari siswa jadi kepala sekolah memberikan saran kepada
78

guru agar membimbing siswanya serta mengkomunikasikan dengan orang tua

siswa. Hasil wawancara dengan kepala sekolah tersebut diperkuat dengan adanya

hasil wawancara dengan R selaku guru SD Inpres Daya, sebagai berikut:

Yang pastinya dikasi bimbingan atau masukan seperti apa


misalnya mungkin kita kan biasanya terkendala dari murid atau
siswa mungkin ada yang cepat atau lambat, nah kita minta saran
dengan kepala sekolah bagaimana pak jalan keluasnya biasanya
dia bilang komunikasikan mi saja dengan orang tua murid supaya
orang tua juga ada bantuan (Wawancara, R. 05/08/2022/ 09:30).

Selain itu juga penulis melakukan wawancara dengan NRL selaku guru wali

kelas SD Inpres Daya yang mempertegas pernyataan dengan guru sebelumnya

dan kepala sekolah, berikut petikan wawancaranya:

Kita diberikan bimbingan jika ada guru yang malas diberikan


motivasi toh, supaya jangan malas mengajar, biasa juga kita
kendalanya dari siswa karna ada biasa siswa yang ditanya tidak
menjawab juga jadi kita minta solusi ke bapak dikasi meki solusi
komunikasikan saja sama orang tuanya agar lebih dibimbing lagi
anaknya (Wawancara, NRL. 06/08/2022/ 09:30).

Terkait dengan 2 guru sejalan dengan yang dikatakan kepala sekolah bahwa

dalam melakukan pengawasan dan evaluasi terdapat hambatan, kepala sekolah

memberikan bimbingan, motivasi agar guru semangat dalam mengara dan

biasanya guru terkendala dari murid kepala sekolah memberikan solusi agar

mengkomunikasikan dengan orang tua murid agar anaknya dibimbing lagi

dirumah.
79

Penegasan hal tersebut berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh

peneliti menunjukkan bahwa dalam melakukan pengawasan dan evaluasi kepala

sekolah melakukan pemeriksaan dengan mengecek absensi guru atau kehadiran

guru sebagaimana terdapat pada lampiran dokumentasi No.11

Berdasarkan hasil temuan wawancara dengan kepala sekolah dan 2 guru

bahwa fungsi manajerial kepala sekolah pada pengawasan dan evaluasi telah

mengalami peningkatan yang cukup baik di layanan guru dimana kepala sekolah

memantau, memeriksa ruang kelas serta kepala sekolah setiap minggu memeriksa

daftar hadir guru, dan melihat laporan-laporan yang dikerjakan guru, hambatannya

guru terkendala dari murid serta kepala sekolah memberikan solusi agar

mengkomunikasikan dengan orang tua murid.

Sebagaimana hasil wawancara yang dijelaskan diatas, peneliti dapat

menyimpulkan bahwasanya 1). Fungsi manajerial kepalapada pengawasan dan

evaluasi telah mengalami peningkatan di layanan kurikulumdimanakepala sekolah

melakukan pemantauan secara langsung baik dari memantau guru-guru mengajar

serta menilai hasil kerja guru, tidak hanya itu dalam melakukan evaluasi kepala

sekolah mengadakan supervisi untuk menilai sejauh mana peningkatan guru

mengajar, serta apabila terjadi hambatan kepala sekolah memberikan arahan,

masukan, dan solusi ketika guru mengalami masalah ketika mengajar. Selanjutnya

pada 2).Fungsi manajerial kepala sekolah pada pengawasan dan evaluasi telah

mengalami peningkatan yang cukup baik di layanan kesiswaandimana kepala


80

sekolah memantau keadaan siswa melalui wali kelasnya atau kepala sekolah

masuk di ruang kelas dan melihat siswa yang aktif dan kurang aktif, dalam

melakukan evaluasi kepala sekolah mengadakan rapat dengan guru-guru, dan jika

terdapat kendala kepala sekolah memberikan solusi contohnya seperti masalah

terhadap siswa bahwa guru harus memberitahu orang tua siswa jikalau siswa

tersebut belum ada perubahan. Dan yang terakhir 3).Fungsi manajerial kepala

sekolah pada pengawasan dan evaluasi pun telah mengalami peningkatan yang

cukup baik di layanan gurudimana kepala sekolah memantau, memeriksa ruang

kelas serta kepala sekolah memeriksa daftar hadir guru dan melihat laporan-

laporan yang dikerjakan Adapun hambatanyya guru terkendala dari murid

solusinya mengkomunikasikan dengan orang tua siswa yang bersangkutan.

d. Kepemimpinan

Kepemimpinan sekolahmerupakan sesuatu yang harus dimiliki kepala sekolah

karena kepemimpinan adalah faktor kunci bagi keberhasilan maupun kegagalan

suatu organisasi serta sangat berpengaruh pada jenjang satuan pendidikan

khususnya sekolah dasar. Berikut aspek yang berhubungan dengan kepemimpinan

sekolah:

1) Memimpin sekolah dalam rangka pendayagunaan sumber daya sekolah

secara optimal.

a. Layanan Kurikulum
81

Kepala sekolah diharapkan mampu memimpin sekolah terutama dalam

rangka pendayagunaan sumber daya secara optimal, dalam mengelola layanan

pembelajaran berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan M selaku kepala

kepala sekolah SD Inpres Daya, menyatakan bahwa:

Setiap minggu atau setiap hari sabtu kita kumpul guru-guru


kita menanyakan bagaimana cara mengajar dan melayani
anak-anak supaya tidak ada hambatan dalam mengelola
pembelajaran di kelas, serta kita juga mengundang pemateri
atau pengawas untuk menjelaskan tentang kurikulum karena
kurikulum itu hari ada pemharuannya (Wawancara, M.
10/08/2022/ 10:20).

Penegasan diatas bahwa dalam mengelola layanan pembelajaran kepala

sekolah setiap minggu atau setiap hari sabtu guru-guru dikumpulkan untuk

menanyakan bagaimana cara mengajar serta melayani siswanya agar tidak terjadi

hambatan dalam mengelola layanan pembelajaran di kelas serta mengundang

pemateri atau pengawas untuk menjelaskan ke guru-guru tentang kurikulum.

Hasil wawancara kepala sekolah tersebut diperkuat dengan adanya hasil

wawancara dengan R selaku guru SD Inpres Daya, sebagai berikut:

Biasanya itu kepala sekolah mengundang pemateri atau


pengawas untuk menjelaskan apa-apa yang berkaitan dengan
kurikulum, waktu covid kan tadinya K-13 murni ternyata covid
ada perubahan, ada keluar kurikulum darurat, dan datang ini pak
pengawas untuk diundang bahwa seperti ini cara-caranya,
Langkah-langkahnya ada yang dikurangi selama pandemi dan
kemarin juga baru-baru bimbingan waktu hari selasa mengenai
merdeka belajar dan di datangkan juga pengawas untuk
menjelaskan (Wawancara, R. 05/08/2022/ 09:30).
82

Selain itu juga penulis melakukan wawancara dengan NRL selaku guru wali

kelas SD Inpres Daya yang mempertegas pernyataan guru sebelumnya dan kepala

sekolah, sebagai berikut:

Kepala sekolah mengundang pemateri atau pengawas untuk


menjelaskan tentang kurikulum dan itu hari di ubah menjadi
kurikulum darurat, nah kita dijelaskan mi bagaimana itu
kurikulum darurat. (Wawancara, NRL. 06/08/2022/ 09:30).

Terkait wawancara dengan 2 guru sejalan dengan yang dikatakan kepala

sekolah bahwa dalam mengelola layanan pembelajaran kepala sekolah

mengundang pengawas sebagai pemateri untuk menjelaskan kepada guru terkait

kurikulum K-13 murni menjadi Kurikulum darurat serta guru-guru juga di

jelaskan langkah-langkah kurikulum darurat seperti apa dengan begitu guru

mengerti tentang kurikulum darurat itu.

Penegasan hal tersebut berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh

peneliti menunjukkan bahwa kepala sekolah melakukan rapat dengan pengawas

dan guru-guru terkait Kurikulum, yang tadinya Kurikulum13 akan tetapi Covid

jadi ada perubahan di alihkan menjadi Kurikulum Darurat sebagaimana dapat

dilihat pada gambar daftar lampiran dokumentasi No.10

Berdasarkan hasil temuan wawancara tersebut dengan kepala sekolah dan 2

guru bahwa fungsi manajerial kepala sekolah pada kepemimpinan telah

mengalami perkembangan dan peningkatan di layanan kurikulum dimana

kepemimpinan sekolah yaitu kepala sekolah memberikan arahan kepada guru


83

yang belum paham tentang kurikulum darurat dengan mengundang pengawas

sebagai pemateri.

b. Layanan Kesiswaan

Lebih lanjut, sebagaimana peneliti melakukan wawancara dengan M selaku

kepala sekolah SD Inpres Daya dalam rangka pendayagunaan sumber daya secara

optimal dalam mengelola layanan kesiswaan, menyatakan bahwa:

Disini kalau ada siswa yang bermasalah pastikan melalui guru


dulu, tapi kalau pun belum ada perubahan baru di panggil
orang tuanya menemui kepala sekolah, dan disini ada namanya
bimbingan konseling untuk mengatasi siswa yang bermasalah
(Wawancara, M. 10/08/2022/ 10:20).

Penegasan di atas bahwa dalam mengelola layanan kesiswaan terlebih dahulu

siswa diberikan bimbingan lewat bimbingan konseling dimana wali kelasnya

sendiri yang bimbing dan di sekolah belum ada ruang BK, jika tidak ada

perubahan dari siswa, maka orang tua siswa tersebut di panggil untuk menemui

kepala sekolah. Hasil wawancara kepala sekolah tersebut diperkuat dengan adanya

hasil wawancara dengan R selaku guru SD Inpres Daya, sebagai berikut:

Kan disini kita itu ada namanya bimbingan dan konseling, nah
kalau memang melalui guru dulu belum ada perubahan kepada
anak, nah guru dengan tua komunikasi dan kalaupun belum
berhasil dipanggil lagi orang tua bertemu dengan kepala sekolah
(Wawancara, R. 05/08/2022/ 09:30).
84

Selain itu juga penulis melakukan wawancara dengan NRL selaku guru wali

kelas SD Inpres Daya, yang mempertegas pernyataan guru sebelumnya dan

kepala sekolah, sebagai berikut:

Gunanya bimbingan konseling disini kan untuk membimbing


siswa yang sedang bermasalah, nah kita kasi bimbingan untuk
siswa, kalaupun tidak ada perubahan kita panggil orang tua
siswa untuk menemui kepala sekolah nanti kepala sekolah
berikan arahan atau solusi kepada orang tua siswa yang
bersangkutan (Wawancara, NRL. 06/08/2022/ 09:30).

Terkait wawancara dengan 2 guru sejalan dengan yang dikatakan kepala

sekolah bahwa dalam mengelola layanan kesiswaan, jika ada siswa bermasalah

disekolah siswa diberi bimbingan yaitu bimbingan konseling dimana siswa diberi

nasehat atau dibimbing oleh guru, akan tetapi jika siswa tersebut belum berubah

maka orang tua siswa dipanggil untuk menemui kepala sekolah agar kepala

sekolah memberikan arahan kepada orang tua siswa.

Penegasan hal tersebut berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh

peneliti menunjukkan bahwa kepala sekolah dalam mengelola layanan kesiswaan

yaitu adanya ruang kelas yang di kosongkan untuk siswa bimbingan konseling

dalam mengatasi siswa yang bermasalah dapat dilihat pada gambar daftar lampiran

dokumentasi No. 12

Berdasarkan hasil temuan wawancara tersebut dengan kepala sekolah dan 2

guru bahwa fungsi manajerial kepala sekolah dalam kepemimpinan telah

mengalami peningkatan yang cukup baik di layanan kesiswaan dimana kepala


85

sekolah tidak diam jika ada masalah terhadap guru ataupun dari siswa, kepala

sekolah memberikan solusi kepada guru dan orang tua siswa jika siswa atau

anaknya bermasalah di sekolah, dan adanya kerja sama antara guru dan orang tua

siswa, kepala sekolah tidak diam jika ada masalah terhadap guru ataupun dari

siswa.

c. Layanan Guru

Lebih lanjut, sebagaimana peneliti melakukan wawancara dengan M selaku

kepala sekolah SD Inpres Daya dalam rangka pendayagunaan sumber daya secara

optimal dalam mengelola layanan guru, menyatakan bahwa:

Guru harus dilihat bagaimana aktikah melayani siswa atau


tidak, apakah guru ini ada yang pasif ada yang aktif, dan
kalau yang pasif kita binakita berikan motivasi atau
dibimbingan baik-baik (Wawancara, M. 10/0/2022/ 10:20).

Penegasan di atas bahwa dalam mengelola layanan guru kepala sekolah

memberikan motivasi, bimbingan dan dibina jika guru tersebut pasif atau tidak akti

dalam melayani siswa. Hasil wawancara kepala sekolah tersebut diperkuat dengan

adanya hasil wawancara dengan R selaku guru SD Inpres Daya, sebagai berikut:

Kami disini misalnya tahun ajaran baru dan kami bertanya


kepada pengawas bahwa seperti inikah yang kami siapkan
karena kan kemarin beda, covid nda terlalu terus dia bilang
iya, okemi inimi, nah sudah itu kita share di grup kalau
misalkan ada teman yang kurang jelas, larinya ke kepala
sekolah bertanya, kalau misalnya dari teman-teman belum ada
jawaban yang pasti kita ke kepala sekolah, kita bimbingan
karna bapak juga kalau masalah kepemimpinan dia selalu
86

memberikan arahan jika ada yang kita nda paham


(Wawancara, R. 05/08/2022/ 09:30).

Selain itu juga penulis melakukan wawancara dengan NRL selaku guru wali

kelas SD Inpres Daya yang mempertegas pernyataan dengan guru sebelumnya dan

kepala sekolah, sebagai berikut:

Kalau kepala sekolah itu selalu memberikan kita motivasi,


membimbing, membangun komunikasi yang baik dengan guru-
guru, dan kepala sekolah itu kalau ambil keputusan dia bicarakan
dulu sama guru-guru bagaimana baiknya (Wawancara, NRL.
06/0/2022/ 09:30).

Terkait wawancara dengan 2 guru sejalan dengan yang dikatakan kepala

sekolah bahwa dalam mengelola layanan guru, kepala sekolah selalu memberikan

bimbingan, memotivasi guru, serta membangun komunikasi dengan demikian

kepala sekolah dapat menjalin hubungan dan bawahannya menjadi lebih baik.

Penegasan hal tersebut berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh

peneliti menunjukkan bahwa kepala sekolah dalam mengelola layanan guru yaitu

dengan cara kepala sekolah selalu memberikan motivasi, bimbingan, serta kepala

sekolah membangun komunikasi yang baik dengan tenaga pendidik dimana

kepala sekolah memberikan pelatihan IT kepada gurudapat dilihat pada gambar

daftar lampiran dokumentasi No.13

Berdasarkan hasil temuan wawancara dengan kepala sekolah dan 2 guru

bahwa fungsi manajerial kepala sekolah pada kepemimpinan telah mengalami

mengalami peningkatan yang cukup baik di layanan guru dimana kepala sekolah
87

memberikan motivasi, bimbingan, serta kepala sekolah membangun komunikasi

yang baik dengan tenaga pendidik maupun staf di sekolah dan juga melibatkan

tenaga pendidik dalam pengambilan keputusan.

Sebagaimana hasil wawancara yang dijelaskan diatas, peneliti dapat

menyimpulan bahwasanya 1). Fungsi manajerial kepala sekolah pada

kepemimpinan kepala sekolah telah meningkat dengan baik di layanan kurikulum

dimana kepala sekolah dengan memberikan arahan kepada guru yang belum

paham tentang kurikulum dengan mengundang pengawas sebagai

pemateri,selanjutnya 2).Fungsi manajerial kepala sekolah pada kepemimpinan

kepala sekolah telah mengalami peningkatan yang cukup baik di layanan

kesiswaan dimana kepala sekolah memberikan solusi kepada guru dan orang tua

siswa jika siswa bermasalah di sekolah serta adanya kerja sama antara guru dan

orang tua siswa, dan yang terakhir 3). Fungsi manajerial kepala sekolah pada

kepemimpinan kepala sekolah juga telah mengalami peningkatan yang cukup baik

dimana kepala sekolah memberikan motivasi, bimbingan, serta kepala sekolah

membangun komunikasi yang baik dengan tenaga pendidik maupun staf di sekolah

serta melibatkan tenaga pendidik dalam pengambilan keputusan.

e. Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Sekolah

Pengembangan sistem informasi manajemen sekolah merupakan salah satu

sarana atau alat yang dapat digunakan oleh sekolah untuk meningkatkan
88

pelayanan dan kualitas lembaga pendidikan salah satunya pada sekolah dasar,

dengan melalui sistem tersebut, pihak sekolah dapat berinteraksi dengan banyak

pihak.

1) Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatakan

pembelajaran dan manajemen sekolah.

a. Layanan Kurikulum

Kepala sekolah diharapkan mampu memanfaatkan kemajuan teknologi

informasi dan komunikasi dalam mengelola program pembelajaran, berdasarkan

wawancara yang peneliti lakukan kepada M selaku kepala sekolah SD Inpres

Daya, menyatakan bahwa:

Seperti disini karena kita punya CCTV kita lihat disitu CCTV
bagaimana guru-guru mengajar di kelas, bagaimana guru-guru
melayani anak-anak di kelas, terus guru-gurunya itu pastikan
ada grup wa untuk memberikan informasi terkait pembelajaran
di sekolah (Wawancara, M. 10/08/2022/ 10:20).

Penegasan di atas bahwa cara memanfaatkan teknologi informasi dan

komunikasi dalam mengeloa pembelajaran yaitu kepala sekolah memasang

CCTV di sekolah untuk melihat aktivitas guru seperti mengajar dikelas, dan

setiap guru mempunyau grup kelas untuk memberikan informasi terkait

pembelajaran. Hasil wawancara kepala sekolah tersebut di perkuat dengan adanya

hasil wawancara dengan R selaku guru SD Inpres Daya, sebagai berikut:

Salah satunya yaitu kita buatkan grup WA untuk siswa (daring),


dan kalau misalkan ada penyampaian kita memberitahu lewat
89

grup WA, salah satunya dengan melalui Hp terus di kelas itu


disipkan TV dan LCD (Wawancara, R. 05/08/2022/ 09:30).

Selain itu juga penulis melakukan wawancara dengan NRL selaku guru wali

kelas SD Inpres Daya yang mempertegas pernyataan dengan guru sebelumnya dan

kepala sekolah, sebagai berikut:

Jadi kita tidak hanya menyampaikan secara langsung akan tetapi


kita menyapaikan materi secara daring juga, kalau kita lagi
berhalangan hadir di sekolah. Saya menyapaikan materi itu
contohnya melalui hp di share ke grup wa tentang materi yang
akan di bahas (Wawancara, NRL. 06/08/2022/ 09:30).

Terkait wawancara dengan 2 guru sejalan dengan yang dikatakan kepala

sekolah bahwa dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam

mengelola program layanan pembelajaran yaitu kepala sekolah memasang CCTV

disekolah untuk memantau aktivitas guru seperti melakukan pengajaran di kelas,

selanjutnya guru-guru tidak hanya menyampaikan materi secara langsung tetapi

mereka menyampaikan materi secara daring contohnya dengan melalui hp, materi

di share ke grup wa, serta di kelas terdapat LCD dan TV sebagai salah satu media

pembelajaran berbasis teknologi.

Penegasan hal tersebut berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh

peneliti menunjukkan bahwa kepala sekolah dalam memanfaatkan teknologi

inormasi dan komunikasi dalam mengelola layanan pembelajaran yaitu terdapat

media pembelajaran berbasis teknologi seperti LCD dan TV yang dipajang di kelas
90

untuk menunjang proses mengajar di kelas dapat dilihat pada gambar daftar

lampiran dokumentasi No. 14 dan No.15

Berdasarkan hasil temuan wawancara tersebut dengan kepala sekolah dan 2

guru bahwa fungsi manajerial kepala sekolah pada pengembangan SIM sekolah

telah mengalami peningkatan yang cukup baik di layanan pembelajaran dimana

kepala sekolah memfasilitasi CCTV untuk memantau guru pada saat mengajar

serta terdapat LCD dan TV sebagai media pembelajaran di kelas untuk lebih

mengefektifkan komunikasi serta interaksi antara guru dan siswa dalam kegiatan

pembelajaran.

b. Layanan Kesiswaan

Lebih lanjut, sebagaimana peneliti melakukan wawancara dengan M selaku

kepala sekolah SD Inpres Dayadalam memanfaatkan teknologi informasi dan

komunikasi dalam mengelola layanan kesiswaan, berikut petikan

wawancaranya:“Guru mengajar dengan memakai IT, seperti LCD, TV karena kita

juga memajang TV dikelas untuk menunjang pembelajaran di sekolah

(Wawancara, M. 10/08/2022/ 10:20)”.

Penegasan di atas bahwa cara memanfaatkan teknologi informasi dan

komunikasi dalam mengelola layanan kesiswaan yaitu guru mengembangkan

media pembelajaran dengan melalui teknologi yang di sediakan seperti LCD dan

TV. Hasil wawancara kepala sekolah tersebut di perkuat dengan adanya hasil

wawancara dengan R selaku guru SD Inpres Daya, berikut petikan wawancaranya:


91

“Kemarin itu kita mempersiapkan leptop dan komputer di sekolah untuk simulasi

ambk, nah itu salah satu layanan kesiswaan menggunakan IT (Wawancara, R.

05/08/2022/ 09:30)”.

Selain itu juga penulis melakukan wawancara dengan NRL selaku guru wali

kelas SD Inpres Daya yang mempertegas pernyataan dengan guru sebelumnya dan

kepala sekolah, sebagi berikut:

Selain TV yang di pajang di kelas kita juga punya LCD


sebagai penunjang pembelajaran, dan juga waktu ambk kita
menyiapkan komputer dan leptop untuk anak-anak simulasi
ambk (Wawancara, NRL. 06/08/2022/ 09:30).

Terkait wawancara dengan 2 guru sejalan dengan yang dikatakan kepala

sekolah bahwa dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi di

layanan kesiswaan yaitu kepala sekolah dan guru mempersiapkan kepada siswa

untuk digunakan dalam simulasi ambk yaitu leptop dan kompter, serta

memanfaatkan TV dan LCD sebagai salah satu penunjang pembelajaran di kelas.

Penegasan hal tersebut berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh

peneliti menunjukkan bahwa kepala sekolah dalam memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi dalam mengelola layanan kesiswaan yaitu siswa sedang

memanfaatkan fasilitas teknologi yang di sediakan guru dan kepala sekolah pada

saat simulasi ambk dapat dilihat pada gambar daftar lampiran dokumentasi No. 16

Berdasarkan hasil temuan wawancara tersebut dengan kepala sekolah dan 2

guru bahwa fungsi manajerial kepala sekolah pada pengembangan SIM sekolah
92

telah mengalami peningkatan yang cukup baik di layanan kesiswaandimana kepala

sekolah memfasilitasi atau menyediakan siswa yaitu komputer dan leptop untuk

simulasi ambk serta kepala sekolah menyediakan media pembelajaran yaitu TV

dan LCD.

c. Layanan Guru

Lebih lanjut, sebagaimana peneliti melakukan wawancara dengan M selaku

kepala sekolah SD Inpres Daya dalam memanfaatkan teknologi informasi dan

komunikasi dalam mengelola layanan guru, menyatakan bahwa:

Dengan memanfaatkan CCTV, dan melihat guru apakah guru


mengajar dikelas atau tidak, kita tidak perlu kesana kemari
untuk melihat guru di kelas cukup lihat saja di CCTV. Serta
kita menyiapkan komputer untuk operator sekolah dalam
membuat persuratan, dan informasi tentang sekolah dengan
melalui web, email yang disediakan (Wawancara, M.
10/08/2022/ 10:20).

Penegasan diatas bahwa cara memanfaatkan teknologi informasi dan

komunikasi dalam mengelola layanan guru yaitu kepala sekolah memanfaatkan cctv

dan menyiapkan komputer untuk operator sekolah untuk membuat persuratan, serta

informasi tentang sekolah dengan melalui web, email yang di sediakan. Hasil

wawancara kepala sekolah tersebut diperkuat dengan adanya hasil wawancara dengan

R selaku guru SD Inpres Daya, sebagai berikut:

Kalau LCD kita gunakan pada saat mengajar anak-anak,


TVnya ini baru sebagian yang berjalan jadi itu kita gunakan
melalui LCD, jadi kita alat bantunya pada saat proses belajar
93

mengajar itu menggunakan LCD (Wawancara, R. 05/0/2022/


09:30).

Selain itu juga penulis melakukan wawancara dengan NRL selaku guru wali

kelas SD Inpres Daya yang mempertegas pernyataan guru sebelumnya dan kepala

sekolah, berikut petikan wawancaranya: “Biasanya itu kita gunakan LCD dan TV

sebagai bahan belajar untuk guru, dan TVnya juga baru sebagian kelas yang punya

(Wawancara, NRL. 06/08/2022/ 09:30)”.

Terkait wawancara dengan 2 guru sejalan dengan yang dikatakan kepala

sekolah bahwa dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi di layanan

guru yaitu kepala sekolah memantau guru dengan CCTV ketika mengajar serta kepala

sekolah menyiapkan fasilitas kepada guru sebagai media pembelajaran seperti lcd dan

tv serrta kepala sekolah menyiapkan komputer untuk operator agar bisa membuat

persuratan dan informasi tentang sekolah dengan melalui web, email yang di sediakan.

Penegasan hal tersebut berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh

peneliti bahwa kepala sekolah dalam memanfaatkan teknologi informasi dan

komunikasi di layanan guru yaitu kepala sekolah memanfaatkan teknologi dengan

memantau guru lewat CCTV pada saat mengajar dapat dilihat pada gambar daftar

lampiran dokumentasi No. 17

Berdasarkan hasil temuan wawancara tersebut dengan kepala sekolah dan 2

guru bahwa fungsi manajerial kepala sekolah pada pengembangan SIM sekolah

peningkatannya belum dinilai maksimal di layanan guru dimana operator sekolah


94

telah disediakan komputer akan tetapi perlu mengoptimalkan sosialisasi tentang

publikasi terkait profil sekolah dengan melalui benner, spanduk, website sekolah

dll kepada masyarakat.

Sebagaimana hasil wawancara yang dijelaskan diatas, peneliti dapat

menyimpulkan bahwasanya 1). Fungsi manajerial kepala sekolah pada

pengembangan SIM sekolah telah mengalami peningkatan di layanan kurikulum

dimanakepala sekolah memfasilitasi CCTV untuk memantau guru pada saat

mengajar serta terdapat LCD dan TV sebagai media pembelajaran di kelas, 2).

Fungsi manajerial kepala sekolah pada pengembangan SIM sekolah telah

mengalami peningkatan yang cukup baik di layanan kesiswaan dimana kepala

sekolah memfasilitasi atau menyediakan siswa yaitu komputer dan leptop untuk

simulasi ambk serta kepala sekolah menyediakan media pembelajaran yaitu TV

dan LCD, dan 3). Fungsi manajerial kepala sekolah pada pengembangan SIM

sekolah peningkatannya belum dinilai maksimal di layanan guru dimana kepala

sekolah menyediakan komputer untuk operator sekolah untuk mengurus persuratan

serta informasi sekolah akan tetapi belum maksimal mengoptimalkan sosialisasi

dengan melalui benner, spanduk, website sekolah tentang publikasi terkait profil

sekolahkepada masyarakat.
95

B. Pembahasan

Berdasarkan wawancara terhadap kepala sekolah dan 2 guru, yang penulis

jelaskan diatas dapat dipahami bahwa Fungsi Manajerial Kepala Sekolah di SD

Inpres Daya Makassar sudah membaik.

a. Perencanaan Sekolah

1) Menyusun perencanaan sekolah dalam 5W+1H

Berdasarkan data hasil penelitian yang peneliti dapatkan bahwa fungsi

manajerial kepala sekolah pada perencanaan sekolah telah mengalami

peningkatan di dalam layanan akademik dimana kepala sekolah membuat

program tahunan, program bulanan, program mingguan contohnya seperti

RKAS, untuk program bulanan adanya program KKG yang dilakukan di kantor

kecamatan dan program mingguan yaitu melakukan upacara setiap hari senin

guru digilir sebagai pembinan upacara serta tenaga pendidik saling bekerja

samatidak hanya itu tenaga pendidik harus terlibat dalam membuat

perencanaan agar perencanaan dapat berjalan dengan efektif dan efisien serta

menyusun perencanaan sekolah membutuhkan waktu 3 sampai 5 hari

tergantung perencanaan yang dibuat contohnya perencanaan jangka pendek,

jangka panjang, dan jangka menengah, dan program perencanaan layanan

akademik dilihat dari kurikulum 2013 yang di dalamnya terdapat visi misi
96

sekolah dimana menciptakan generasi unggul dalam bertaqwa mulia,

berprestasi dan dilandasi dengan nilai-nilai sesuai dengan ajaran agama.

Hal ini sejalan dengan yang dikatakan oleh Muhammad Fakri dalam

Sahnan, (2017) Perencanaan adalah proses penyusunan berbagai keputusan

yang akan dilaksanakan pada masa yang akan dating untuk mencapai tujuan

yang sudah ditentukan.

b. Pengelolaan SNP

1) Mengelola standar isi, mengelola standar proses,mengelola standar

penilaian, dan mengelola standar kelulusan.

Berdasarkan data hasil penelitian, dimana pada (1) Fungsi manajerial

kepala sekolah pada pengelolaan SNP telah mengalami peningkatan di layanan

kurikulumdimana tenaga pendidik telah mengembangkan SK dan KD dengan

membuat kelompok belajar yang di sebut dengan KKG, dan juga tenaga

pendidik di sekolah telah melakukan pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif,

yaitu dengan cara membuat kelompok belajar, (2) Fungsi manajerial kepala

sekolah pada pengelolaan SNP pun telah mengalami peningkatan yang cukup

baik di layanan kesiswaan dimana pada proses pengembangan bakat, minat,

kreativitas, serta kemampuan siswa bahwa kepala sekolah telah memberikan

pelatihan kepada siswa agar siswa dapat mengembangkan bakat, minat, serta

kreativitas siswa dengan melalui kegiatan ektrakurikuler misalnya


97

ektrakurikuler olahraga dan seni, akan tetapi jika di dalam kelas guru membuat

kelompok belajar agar siswa diberi kebebasan melatih kreativitasnya dalam

menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru serta penentuan KKM tersebut

dilihat dari proses belajar siswa di kelas dan penetapan kelulusan siswa dapat

dilihat dari KKM itu sendiri contohnya, dilihat dari ulangan harian, ujian

sekolah serta kuis-kuis atau tugas yang diberikan oleh guru, dan (3) Fungsi

manajerial kepala sekolah pada pengelolaan SNP telah mengalami kemajuan

dan peningkatan di layanan guru dimana kepala sekolah telah memberikan

pelatihan kepada tenaga pendidik yang belum mahir menggunakan IT, agar

tenaga pendidik tersebut bisa menguasai IT untuk di ajarkan kepada siswa serta

tenaga pendidik diajarkan membuat video belajar yang di sebut dengan power

direction.

Hal ini sejalan dengan pendapatAbu, (2014)Pembinaan guru merupakan

salah satu strategi yang dilakukan oleh kepala sekolah agar tenaga pendidik

memiliki kompetensi dalam proses pembelajaran termasuk di dalam mengelola

sebuah pembelajaran di kelas, serta pembinaan guru bertujuan agar dalam

proses pembelajaran memiliki mutu pembelajaran.

c. Pengawasan dan Evaluasi

(1) Melakukan pengawasan dan evaluasi dengan prosedur yang tepat serta

merencanakan tindak lanjut.


98

Berdasarkan data hasil penelitian, pada (1) Fungsi manajerial kepala

sekolah pada pengawasan dan evaluasi telah mengalami pendingkatan yang

cukup baik di layanan kesiswaan dimana kepala sekolah memantau proses

pembelajaran secara langsung baik dari memantau tenaga pendidik mengajar

serta menilai hasil kerja guru serta dalam melakukan evaluasi kepala sekolah

mengadakan supervisi untuk menilai sejauh mana peningkatan guru dalam

mengajar, dan kepala sekolah memberikan arahan atau masukan ketika tenaga

pendidik mengalami masalah dalam proses mengajar, (2) Fungsi manajerial

kepala sekolah pada pengawasan dan evaluasi juga telah mengalami

peningkatan yang cukup baik di layanan kesiswaan dimana kepala sekolah

memantau keadaan siswa dengan melalui wali kelasnya atau kepala sekolah

langsung melihat keadaan siswa di kelas dan melihat siswa yang aktif dan

kurang aktif, dan juga dalam melakukan evaluasi kepala sekolah mengadakan

rapat dengan tenaga pendidik serta kepala sekolah memberikan solusi kepada

guru yang terkendala dengan siswa, (3)Fungsi manajerial kepala sekolah pada

pengawasan dan evaluasi telah mengalami peningkatan yang cukup baik

dimana kepala sekolah memeriksa daftar hadir guru serta melihat laporan-

laporan yang dikerjakan tenaga pendidik.

Hasil penelitian tersebut sejalan dengan pendapat menurutMahirah,

(2017)Evaluasi merupakan proses sistematis untuk menentukan sebuah nilai

sesuatu dalam hal (ketentuan, kegiatan, keputusan, unjuk-kerja, proses, orang,

objek, dan yang lainnya) berdasarkan kriteria tertentu melalui penilaian.


99

d. Kepemimpinan

(1) Memimpin sekolah dalam rangka pendayagunaan sumber daya sekolah

secara optimal.

Berdasarkan data hasil observasi yang peneliti lakukan, (1). Fungsi

manajerial kepala sekolah pada kepemimpinan kepala sekolah telah

meningkat dengan baik di layanan kurikulum dimana kepala sekolah

memberikan arahan kepada tenaga pendidik yang belum paham tentang

kurikulum serta mengundang pengawas sebagai pemateri untuk menjelaskan

kepada tenaga pendidik, (2).Fungsi manajerial kepala sekolah pada

kepemimpinan kepala sekolah telah mengalami peningkatan yang cukup baik

di layanan kesiswaan dimana kepala sekolah memberikan solusi kepada

tenaga pendidik dan orang tua tua siswa jika siswa tersebut bermasalah di

sekolah serta guru dan orang tua siswa saling bekerja sama, (3). Fungsi

manajerial kepala sekolah pada kepemimpinan sekolah juga telah mengalami

peningkatan yang cukup baik di layanan guru dimana kepala sekolah

memberikan bimbingan, motivasi agar dapat termotivasi pada saat melakukan

proses mengajar, dan juga kepala sekolah membangun komunikasi yang baik

dengan tenaga pendidik maupun staf di SD Inpres Daya serta kepala sekolah

melibatkan tenaga pendidik dalam pengambilan keputusan bukan dengan

secara sepihak.

Data hasil observasi tersebut sejalan yang dikatakan oleh Soetopo

dalam Islam, (2019) Kepemimpinan merupakan suatu kegiatan dalam


100

membimbing kelompok sehingga dapat tercapai tujuan dari kelompok itu,

yaitu tujuan bersama, kepemimpinan adalah kemampuan dan kesiapan yang

dimiliki oleh seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak,

serta menuntun menggerakkan orang lain agar ia menerima pengaruh itu.

(e) Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Sekolah

(1) Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan

pembelajaran dan manajemen sekolah.

Berdasarkan data hasil penelitian, (1). Fungsi manajerial kepala

sekolah pada pengembangan SIM sekolah telah mengalami peningkatan yang

cukup baik di layanan kurikulum dimana kepala sekolah telah memfasilitasi

cctv untuk memantau guru pada saat mengajar serta terdapat lcd dan tv

sebagai salah satu media pembelajaran di kelas, (2).Fungsi manajerial kepala

sekolah pada pengembangan SIM sekolah telah mengalami peningkatan yang

cukup baik di layanan kesiswaan dimana kepala sekolah menyediakan siswa

komputer dan leptop untuk simulasi ambk, (3). Fungsi manajerial kepala

sekolah pada pengembangan SIM sekolah peningkatannya belum dinilia

maksimal di layanan guru dimana kepala sekolah menyediakan komputer

untuk operator sekolah untuk mengurus persuratan serta informasi sekolah

akan tetapi belum maksimal mengoptimalkan sosialisasi dengan melalui


101

benner, spanduk, website sekolah tentang publikasi terkait profil sekolah

kepada masyarakat.

Hasil penelitian tersebut sejalan dengan pendapat menurut Loilatu et

al., (2020)Sistem Informasi Manajemen adalah sistem yang menyediakan data

dan informasi kepada pengelola organisasi terkait dengan pelaksanaan tugas-

tugas di dalam sebuah organisasi.


BAB VKESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang Fungsi Manajerial

Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kualitas Layanan Akademik Di SD Inpres

Daya Makassar, baik melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi maka

diperoleh kesimpulan bahwa:

1. Fungsi manajerial kepala sekolah pada perencanaan sekolah telah mengalami

peningkatan yang cukup baik di layanan akademik dimana pada penyusunan

program tenaga pendidik dan kepala sekolah saling bekerja sama, serta

terlibat, dan aktif dalam membuat program tahunan, program bulanan, dan

program mingguan, serta mengacu pada visi dan misi sekolah dimana

menciptakan generasi unggul dalam bertaqwa mulia, berprestasi dan dilandasi

dengan nilai-nilai sesuai dengan ajaran agama.

2. Fungsi manajerial kepala sekolah pada Pengelolaan Standar Nasional

Pendidikan telah mengalami peningkatan yang cukup baik di layanan

kurikulum, layanan kesiswaan, dan layanan guru dimana tenaga pendidik

telah mengembangkan bahan ajar serta melakukan pembelajaran aktif,

kreatif,inovatif dengan cara membuat kelompok belajar, proses pengelolaan

102
103

pengembangan bakat, minat, kreativitas serta kemampuan siswa, kepala

sekolah memberikan pelatihan IT kepada tenaga pendidik yang belum mahir

menggunakan IT.

3. Fungsi manajerial kepala sekolah pada pengawasan dan evaluasi telah

mengalami peningkatan yang cukup baik di layanan kurikulum, layanan

kesiswaan, dan layanan guru dimana kepala sekolah memantau, memeriksa

secara langsung proses pembelajaran dan mengadakan supervisi untuk

melihat sejauh mana peningkatan guru dalam mengajar.

4. Fungsi manajerial kepala sekolah pada kepemimpinan kepala sekolah telah

mengalami peningkatan yang cukup baik di layanan kurikulum, layanan

kesiswaan, dan layanan guru dimana kepala sekolah memberikan arahan,

motivasi, dan solusi kepada tenaga pendidik, serta kepala sekolah membangun

komunikasi yang baik dengan tenaga pendidik maupun staf di sekolah dan

juga melibatkan tenaga pendidik dalam pengambilan keputusan.

5. Fungsi manajerial kepala sekolah pada penerapan sistem informasi

manajemen sekolah di layanan kurikulum, layanan kesiswaan, telah

mengalami peningkatan yang cukup baik, akan tetapi pada layanan guru

peningkatannya belum diniliai optimal dalam mensosialisasikan tujuan

sekolah dalam meningkatkan publikasi tentang profil sekolah kepada

masyarakat serta kemitraan.


104

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, ada beberapa saran dan

masukan yang dapat penulis sampaikan berkaitan dengan Fungsi Manajerial

Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kualitas Layanan Akademik Di SD Inpres

Daya Makassar meliputi:

1. Bagi SD Inpres Daya Makassar, pada pengelolaan program saran yang

diberikan adalah sekolah perlu mengoptimalkan sosialisasi tujuan sekolah

dengan melalui spanduk, banner, serta website sekolah atau sejenisnya

untuk meningkatkan publikasi tentang profil sekolah kepada masyarakat

serta kemitraan untuk meningkatkan kualitas layanan akademik.

2. Bagi Kepala Sekolah, untuk mengadakanpelatihan-pelatihan IT kepada

guru yang belum mahir menggunakaan teknologi dalam hal untuk guru

lebih kreatif menggunakan media pembelajaran dalam meningkatkan

kualitas layanan guru di sekolah.

3. Bagi Guru, agar mengembangkan kemampuannya membuat bahan ajar

dalam meningkatkan kualitas layanan akademik di sekolah.

4. Bagi peneliti agar diberikan kritikan yang sifatnya membangun, terkait

penyusunan skripsi yang telah dibuat, untuk melengkapi kekurangan dan

memperbaiki kekeliruan dalam penulisannya. Semoga hasil penelitian ini

dapat melahirkan penelitian lanjutan baik menggunakan metode Kualitatif

atau Kuantitatif.
DAFTAR PUSTAKA

Abu, S. N. (2014). Pembinaan Guru Oleh Kepala Sekolah dalam Pengelolaan


Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jurnal Bahana Manajemen Pendidikan, 2(1),
704–831.
Aedi, N. (2017). Pengawasan Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Andang. (2014). Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah: Konsep, Strategi
dan Inovasi Menuju Sekolah Efektif. Ar-Ruzz Media.
Argadinata, H., & Putri, F. F. (2013). Menguatkan kompetensi manajerial kepala
sekolah dasar. Seminar Nasional Pendidikan – Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Malang, 187–197.
Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.

Atin Heriatin. (2021). Peran Manajerial Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan Di SDN 1 Gegesik Kidul. Prosiding Dan Web Seminar (Webinar),
9–16.
Danim. (2006). Pelayanan Profesional Pembelajaran dan Mutu Hasil Belajar.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Djamarah, A. Z. (2015). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Fahmi. (2010). Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.


Haq, M. F. (2017). ANALISIS STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN
DASAR DAN MENENGAH. Muhammad Faishal Haq, 1(1), 26–41.
Heslina. (2017). Pengaruh Kualitas Pelayanan Akademik Dan Non Akademik
Terhadap Kepuasan Mahasiswa Program Studi Manajemen Stiem Bongaya.
Jurnal Lmiah Bongaya (Manajemen & Akuntansi), XXI(1), 41–52.

Idris, M. (2015). Implementasi Fungsi Manajerial Kepala SMP. Jurnal Eklektika, 3,


56–72.
Islam, J. K. (2019). Al-Qalam Al-Qalam. Al-Qolqm Jurnal Kajian Islam Dan
Pendidikan, 11(1), 268–269.
Kartiwi, A. (2015). Kualitas Layanan Akademik Sekolah. Jurnal Administrasi
Pendidikan UPI, 22(2), 39–57.

105
106

Karwati, D. (2013). Kinerja dan Profesionalisme Kepala Sekolah, Membangun


Sekolah Bermutu. Alfabeta.
Lexy J. Moeloeng. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif edisi revisi. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Loilatu, S. H., Rusdi, M., & Musyowir, M. (2020). Penerapan Sistem Informasi
Manajemen Pendidikan dalam Proses Pembelajaran. Jurnal Basicedu, 4(4),
1408–1422. https://doi.org/10.31004/basicedu.v4i4.520
Lupyoaidi, R. (2006). Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: Salemba Empat.
Mahirah, B. (2017). Evaluasi belajar peserta didik (siswa). Idaarah: Jurnal
Manajemen Pendidikan, 1(2), 257–267.
Minsih, M., Rusnilawati, R., & Mujahid, I. (2019). Kepemimpinan Kepala Sekolah
Dalam Membangun Sekolah Berkualitas Di Sekolah Dasar. Profesi Pendidikan
Dasar, 1(1), 29–40. https://doi.org/10.23917/ppd.v1i1.8467
Moleong. (2017). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya Offset.

Moleong. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.
Moleong, J. L. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif edisi revisi. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Mulyasa. (2009). Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.

Nasution. (2009). Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara.


Noviyan, S. (2020). Peran kepala sekolah dalam meningkatkan layanan administrasi
di SMA Khadijah Surabaya. In Jurnal Adminitrasi dan Manajemen Pendidikan
(Vol. 1).
Pakpahan. (2004). Persepsi Mahasiswa UPBJJ-UT Medan Tentang Pelayanan
Akademik dan Non Akademik Yang Diberikan Oleh UPBJJ-UT Medan. Jurnal
Pendidikan Terbuka Dan Jarak Jauh, 5(1), 47–58.
Permendikbud. (2018). Permendikbud Beban Kerja Guru Kepala Sekolah. Journal of
Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Permendiknas. (2007). Standar Pengelolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan
Dasar Dan Menengah.
107

Permendiknas. (2010). Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar Di


Kabupaten/Kota.
Pidarta. (2011). Manajemen Pendidikan Indonesia. In Jurnal Manajemen Pendidikan
Islam. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Rahayu, N., Mustiningsih, M., & Sumarsono, R. B. (2021). Pengaruh Kualitas
Layanan Akademik terhadap Kepuasan dan Prestasi Peserta Didik. Jurnal
Pembelajaran, Bimbingan, Dan Pengelolaan Pendidikan, 1(10), 826–836.
https://doi.org/10.17977/um065v1i102021p825-837
RI, P. (2003). Undang-undang (UU) No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia, 37.
Robbins. (2002). Manajemen. Jakarta: Gramedia.
Saefrudin. (2017). Pengorganisasian Dalam Manajemen. Jurnal Al-Hikmah, 5(2), 56–
67.
Saharawati, T. (2020). Peran Administratif Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan
Kualitas Layanan Prima Pendidikan (Studi Kasus di SMKN 2 Ponorogo).

Sahnan, M. (2017). Urgensi Perencanaan Pendidikan Di Sekolah Dasar. Jurnal PPkn


Dan Hukum, 12(2), 142–159.
Siagan. (2012). Fungsi-Fungsi Manajerial. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Susanto. (2014). Pengaruh Layanan Akademik terhadap Kepuasan Mahasiswa.


Jurnal Pendidikan Terbuka Dan Jarak Jauh, 88–98.
Tadjudin, T. (2013). Pengawasan dalam Manajemen Pendidikan. Ta’allum: Jurnal
Pendidikan Islam, 1(2), 196–204. https://doi.org/10.21274/taalum.2013.1.2.195-
204
Triatna, K. (2006). Visionary Leadership.

Undang-Undang Republik Indonesia. (2003). Sistem Pendidikan Nasional.


Yahya, M. (2013). Profesi Tenaga Kependidikan. Bandung: Pustaka Setia.
108

LAMPIRAN
109

Lampiran 1. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN

“FUNGSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN


KUALITAS LAYANAN AKADEMIK DI SD INPRES DAYA MAKASSAR”

Fokus Dimensi Deskripsi Fokus Sumber Data Teknik


Pengumpulan Data
1. Perencanaan  Menyusun 1. Kepala 1. Observasi
perencanaan sekolah Sekolah 2. Wawancara
dalam 5W+1H: 2. Guru 3. Dokumentasi
1. What (Apa)
2. Where (Dimana)
3. When (Kapan)
4. Who (Siapa)
Fungsi 5. Why (Mengapa)
Manajerial 6. How
Kepala (Bagaimana)
Sekolah Di SD 2. Pengelolaan  Mengelola standar
Inpres Daya Standar Nasional isi.
Makassar Pendidikan  Mengelola standar
(Permendikbud proses.
No.15 Tahun  Mengelola standar
2018) penilaian.
 Mengelola standar
kelulusan.

3. Pengawasan dan  Melakukan


Evaluasi pengawasan dan
evaluasi dengan
prosedur yang
tepat serta
merencanakan
tindak lanjut.
110

4. Kepemimpinan  Memimpin
sekolah dalam
rangka
pendayagunaan
sumber daya
sekolah secara
optimal.
5. Pengembangan  Memanfaatkan
Sistem Informasi kemajuan
Manajemen teknologi
Sekolah informasi bagi
peningkatan
pembelajaran
dan manajemen
sekolah.
111

Lampiran 2. Draft Pedoman Wawancara

Draft Pedoman Wawancara

(Kepala Sekolah)

“Fungsi Manajerial Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kualitas Layanan Akademik


Di SD Inpres Daya Makassar”

Identitas Informan
Nama informan :
Pangkat/golonga :
Hari/tgl wawancara :

1. Perencanaan (Menyusun perencanaan sekolah dalam 5W+1H)


1) Apa perencanaan yang bapak buat dalam menyusun program layanan akademik di
SD Inpres Daya Makassar?
2) Apakah perencanaan itu dibuat di dalam sekolah atau diluar sekolah?
3) Berapa lama waktu yang bapak butuhkan dalam menyusun perencanaan program
layanan akademik di sekolah?
4) Siapa yang dilibatkan dalam penyusunan perencanaan program layanan akademik
di sekolah?
5) Mengapa itu yang menjadi program dalam perencanaan layanan akademik di
sekolah?
6) Bagaimana bapak selaku kepala sekolah menyusun perencanaan program dalam
meningkatkan kualitas layanan akademik di SD Inpres Daya Makassar?

2. Pengelolaan SNP (Mengelola standar isi, mengelola standar proses, mengelola


standar kesiswaan, mengelola standar penilaian, dan mengelola standar
kelulusan)

a. Layanan Kurikulum
1) Apakah guru telah mengembagkan SK dan KD menjadi silabus yang memuat
112

materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, sumber belajar,


bahan ajar, serta alokasi waktu. Jika iya, bagaimana mengembangkannya?
2) Bagaimana guru menerapkan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan kepada peserta didik di SD Inpres Daya Makassar?

b. Layanan Kesiswaan
1) Bagaimana cara bapak selaku kepala sekolah mengelola pengembangan bakat,
minat, kreativitas serta kemampuan siswa di SD Inpres Daya Makassar?
2) Bgaimana proses penentuan KKM (Kriteria Ketentuan Minimal) pada setiap
mata pelajaran dalam meningkatkan kualitas layanan kesiswaan di SD Inpres
Daya Makassar?
3) Bagaimana proses penetapan kriteria kelulusan dalam meningkatkan kualitas
layanan kesiswaan di SD Inpres Daya Makassar?

c. Layanan Guru
1) Apakah guru diberikan pelatihan terkait penggunaan media pembelajaran
termasuk penggunaan IT, jika ada contohnya seperti apa?
2) Bagaimana guru membuat bahan ajar dari sumber belajar?
3) Bagaimana proses pengelolaan nilai dari SD Inpres Daya Makassar? Apakah
mengacu kepada KKM?

3. Pengawasan dan Evaluasi (Melakukan pengawasan dan evaluasi dengan


prosedur yang tepat)

a. Layanan Kurikulum
1) Bagaimana cara bapak selaku kepala sekolah melakukan pengawasan terhadap
program pembelajaran di SD Inpres Daya Makassar?
2) Bagaimana bapak selaku kepala sekolah mengevaluasi program pembelajaran
di SD Inpres Daya Makassar?
3) Apa yang bapak lakukan selaku kepala sekolah jka dalam melakukan
pengawasan dan evaluasi terdapat hambatan di layanan pembelajaran?

b. Layanan Kesiswaan
1) Bagaimana cara bapak selaku kepala sekolah melakukan pengawasan terhadap
program kesiswaan di SD Inpres Daya Makassar?
2) Bagaimana bapak selaku kepala sekolah mengevaluasi program kesiswaan di
SD Inpres Daya Makassar?
113

3) Apa yang bapak lakukan selaku kepala sekolah jika dalam melakukan
pengawasan dan evaluasi terdapat hambatan di layanan kesiswaan?

c. Layanan Guru
1) Bagaimana cara bapak selaku kepala sekolah melakukan pengawasan terhadap
program guru di SD Inpres Daya Makassar?
2) Bagaimana bapak selaku kepala sekolah jika dalam melakukan pengawasan
dan ealuasi terdapat hambatan di layanan guru?

4. Kepemimpinan Sekolah (Memimpin sekolah dalam rangka pendayagunaan


sumber daya sekolah secara optimal)

a. Layanan Kurikulum
1) Bagaimana cara bapaka selaku kepala sekolah dalam mengelola layanan
pembelajaran di SD Inpres Daya Makassar?

b. Layanan Kesiswaan
1) Bagaimana cara bapak selaku kepala sekolah dalam mengelola layanan
kesiswaan di SD Inpres Daya Makassar?

c. Layanan Guru
1) Bagaimana cara bapak selaku kepala sekolah dalam mengelola layanan guru di
SD Inpres Daya Makassar?

5. Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Sekolah (Memanfaatkan kemajuan


teknologi informasi bagi peningkatan pembelajaran dan manajemen sekolah)

a. Layanan Kurikulum
1) Bagaimana bapak selaku kepala sekolah memanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi dalam mengelola program pembelajaran di SD Inpres Daya
Makassar?

b. Layanan Kesiswaan
1) Bagaimana bapak selaku kepala sekolah memanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi dalam mengelola program kesiswaan di SD Inpres Daya
Makassar?
114

c. Layanan Guru
1) Bagaimana bapak selaku kepala sekolah memanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi dalam mengelola program layanan guru di SD Inpres Daya
Makassar?
115

Draft Pedoman Wawancara


(Guru)

“Fungsi Manajerial Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kualitas Layanan Akademik


Di SD Inpres Daya Makassar”

Identitas Informan
Nama informan :
Pangkat/golongan :
Hari/tgl wawancara :

1. Perencanaan (Menyusun perencanaan sekolah dalam 5W+1H)


1) Apa yang direncanakan kepala sekolah dalam menyusun program layanan
akademik di SD Inpres Daya Makassar?
2) Apakah perencanaan itu dibuat di dalam sekolah atau diluar sekolah?
3) Berapa lama waktu yang digunakan dalam menyusun program layanan akademik
di sekolah?
4) Siapa yang dilibatkan dalam penyusunan perencanaan program layanan akademik
di sekolah?
5) Mengapa itu yang menjadi program dalam perencanaan layanan akademik di
sekolah?
6) Bagaimana kepala sekolah menyusun perencanaan program layanan dalam
meningkatkan kualitas layanan akademik di SD Inpres Daya Makassar?

2. Pengelolaan SNP (Mengelola standar isi, mengelola standar proses, mengelola


standar kesiswaan, mengelola standar penilaian, mengelola standar kelulusan)

a. Layanan Kurikulum
1) Model pembelajaran seperti apa yang ibu/bapak gunakan saat mengajar di SD
Inpres Daya Makassar?
2) Apakah ibu telah mengembangkan SK dan KD menjadi silabus yang memuat
materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, sumber belajar,
bahan ajar, dan alokasi waktu. Jika iya, bagaimana ibu/bapak
mengembangkannya?
3) Bagaimana ibu/bapak menerapkan pembelajaran aktif, inoatif, kreatif, efektif,
dan menyenangkan kepada peserta didik di SD Inpres Daya Makassar?
116

b. Layanan Kesiswaan
1) Bagaimana cara ibu/bapak mengelola pengembangan bakat, minat, kreativitas
serta kemampuan siswa di SD Inpres Daya Makassar?
2) Bagaimana proses penentuan KKM pada setiap mata pelajaran dalam
meningkatkan kualitas layanan kesiswaan di SD Inpres Daya Makassar?
3) Bagaimana proses penetapan kriteria kelulusan dalam meningkatkan kualitas
layanan kesiswaan di SD Inpres Daya Makassar?

c. Layanan Guru
1) Apakah ibu/bapak diberikan pelatihan terkait penggunaan media pembelajaran
termasuk penggunaan IT, jika ada contohnya seperti apa?
2) Bagaimana ibu/bapak membuat bahan ajar dari sumber belajar di SD Inpres
Daya Makassar?
3) Bagaimana proses pengelolaan nilai di SD Inpres Daya Makassar? Apakah
mengacu kepada KKM?

3. Pengawasan (Melakukan pengawasan dan ealuasi dengan prosedur yang tepat)

a. Layanan Kurikulum
1) Bagaimana cara kepala sekolah melakukan pengawasan terhadap program
pembelajaran di SD Inpres Daya Makassar?
2) Bagaimana kepala sekolah mengealuasi program pembelajaran di SD Inpres
Daya Makassar?
3) Apa yang kepala sekolah lakukan jika dalam melakukan pengawasan dan
ealuasi terdapat hambatan di layanan pembelajaran?

b. Layanan Kesiswaan
1) Bagaimana cara kepala sekolah melakukan pengawasan terhadap program
kesiswaan di SD Inpres Daya Makassar?
2) Bagaimana kepala sekolah mengealuasi program kesiswaan di SD Inpres Daya
Makassar?
3) Apa yang kepala sekolah lakukan jika dalam melakukan pengawasan dan
evaluasi terdapat hambatan di layanan kesiswaan?

c. Layanan Guru
1) Bagaimana cara kepala sekolah melakukan pengawasan terhadap program
layanan guru di SD Inpres Daya Makassar?
117

2) Bagaimana kepala sekolah mengealuasi program layanan guru di SD Inpres


Daya Makassar?
3) Apa yang kepala sekolah lakukan jika dalam melakukan pengawasan dan
evaluasi terdapat hambatan di layanan guru?

4. Kepemimpinan Sekolah (Memimpin sekolah dalam rangka pendayagunaan


sekolah secara optimal)

a. Layanan Kurikulum
1) Bagaimana cara kepala sekolah mengelola layanan pembelajaran di SD Inpres
Daya Makassar?

b. Layanan Kesiswaan
1) Bagaimana cara kepala sekolah mengelola layanan kesiswaan di SD Inpres
Daya Makassar?

c. Layanan Guru
1) Bagaimana cara kepala sekolah mengelola layanan guru di SD Inpres Daya
Makassar?

5. Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Sekolah (Memanfaatkan kemajuan


teknologi informasi bagi peningkatan pembelajaran dan manajemen sekolah)

a. Layanan Kurikulum
1) Bagaimana ibu/bapak memanfaatkan media teknologi informasi dan
komunikasi dalam mengelola program pembelajaran yang diberikan oleh
kepala sekolah?

b. Layanan Kesiswaan
1) Bagaimana ibu/bapak memanfaatkan media teknologi informasi dan
komunikasi dalam mengelola program pembelajaran yang diberikan oleh
kepala sekolah?

c. Layanan Guru
1) Bagaimana ibu/bapak memanfaatkan media teknologi informasi dan
komunikasi dalam mengelola program pembelajaran yang diberikan oleh
kepala sekolah?
Lampiran 3. Matriks Analisis Data

Matriks Penyajian Data

Fungsi Manajerial Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kualitas Layanan Akademik Di SD Inpres Daya Makassar
KET :
Di = Dimensi
d = Deskriptor
P = Pertanyaan
Dimensi Hasil Wawancara Catatan Obserasi Dokumentasi dan Teori Yang
Mendukung
Perencanaan M. Di1. d1. P1 Saat memasuki pintu Universitas Negeri Makassar
Yang pertama itu kita buat dengan program gerbangSDInpres Dayaterdapat Fakultas Ilmu Pendidikan
tahunan kah, program mingguan kah, atau papan visi dan misi yang menerbitkan surat dengan
bulanan kah, itu dulu yang kita bicarakan terletak di sebalah Nomor surat:
dengan guru-guru di sekolah, setelah itu kita baratsedangkan profil sekolah 5969/UN36.4/LT/2022 Pada
laksanakan apa yang kita sudah rencanakan, terdapat di ruangan kepala Tanggal 1 Agustus 2022
misalnya di program bulanan ada kegiatan KKG sekolah, perihal Izin penelitian yang
yang dilaksanakan di kecamatan dan juga di ditujukan kepada Rektor
program mingguan itu kita melakukan upacara Universitas Negeri

118
119

setiap hari senin guru digilir sebagai pembina Makassar/Cq. Ketua Lembaga
upacara serta kita sesuaikan dengan visi misi Penelitian UNM.
sekolah untuk menciptakan generasi unggul
dalam bertaqwa mulia, berprestasi dan dilandasi Selain observasi meneliti juga
dengan nilai-nilai budaya sesuai dengan ajaran melakukan dokumentasi yaitu
agama di sekolah. (Wawancara, M. 10/08/2022/ melakukan pengambilan file
10:20). yang berkaitan dengan Fungsi
R. Di1. d2. P1 Manajerial Kepala Sekolah
Yang pasti ada program tahunan, bulanan, dan yaitu RKAS SD INPRES
mingguan terus pastinya kepala sekolah DAYA MAKASSAR.
melakukan pembagian tugas sesuai dengan Kepala sekolah merupakan
kemampuan guru karena di sd tidak ada pemimpin sekolah yang dapat
namanya wakil kepala sekolah jadi kita saling mendorong sekolah tersebut
bekerja sama dengan kepala sekolah agar dapat mewujudkan visi,
(Wawancara, R. 05/08/2022/ 09:30). misi, tujuan, serta saran
NRL. Di1.d3. P1 dengan melalui program
Kita bersama kepala sekolah itu membuat sekolah yang dilaksanakan
program tahunan, bulanan, dan mingguan sesuai secara terencana dan bertahap.
dengan misi kita di sekolah (Wawancara, NRL. Atas dasar lata belakang diatas
120

06/0/2022/ 09:30). maka tulisan ini difokuskan


M. Di1. d1. P2 kepada Fungsi Manajerial
Kita membuat perencanaan itu di dalam sekolah Kepala Sekolah. Dalam
peraturan menteri pendidikan
(Wawancara, M. 10/08/2022/ 10:20).
dan kebudayaan Republik
R. Di1. d2. P2
Indonesia Nomor 15 Tahun
Perencanaan sekolah itu dibuat bukan diluar 2018 ayat 9 tentang
akan tetapi di dalam sekolah ji (Wawancara, R. pemenuhan beban kerja guru,
05/08/2022/ 09:30). kepala sekolah, dan pengawas
NRL. Di1. d3. P2 sekolah yaitu: (1) Beban Kerja
Kami bersama kepala sekolah membuat Kepala Sekolah sepenuhnya
perencanaan sekolah yaitu di dalam sekolah saja untuk melaksanakan tugas: a.
(Wawancara, NRL. 06/08/2022/ 09:30). manajerial; b. pengembangan
M. Di1. d1. P3 kewirausahaan; dan c.
Kadang 3 hari atau 4 hari, intinya kita lihat dulu supervisi kepada Guru dan
perencanaannya, apakah itu jangka menengah, tenaga kependidikan. (2)
jangka pendek, atau jangka panjang Beban kerja Kepala Sekolah
(Wawancara, M. 10/08/2022/ 10:20). sebagaimana dimaksud pada
R. Di1.d2. P3 ayat1 ekuivalen
121

Tergantung dari perecanaannya, misalnya denganpelaksanaan


jangka pendek, menengah atau jangka panjang pembelajaranatau
(Wawancara, R. 05/0/2022/ 09:30). pembimbingansebagaimana
NRL. Di1.d3. P3 dimaksud dalam pasal 4 ayat 3
Biasanya kami itu tergantung perencanaannya, dan ayat 4 yang merupakan
apakah perencanaan jangka panjang, pendek, bagian dari pemenuhan beban
atau menengah, tapi biasanya itu paling lama 5 kerja selama 37,5 (tiga puluh
hari (Wawancara, NRL. 06/08/2022/ 09:30). tujuh koma lima) jam kerja
M. Di1. d1. P4 efektif sebagaimana dimaksud
Yang terlibat dalam perencanaan sekolah yaitu dalam Pasal 2. (3) Rincian
semua guru dan staf di sekolah (Wawancara, M. ekuivalensi beban kerja kepala
10/08/2022/ 10:20). sekolah sebagaimana
R. Di1. d2. P4 dimaksud pada ayat 2
Dalam perencanaan sekolah yang dilibatkan itu tercantum dalam Lampiran II
semua guru-gurunya disini semua terlibat yang merupakan bagian tidak
(Wawancara, R. 05/08/2022/ 09:30). terpisahkan dari Peraturan
NRL. Di1. d3. P4 Menteri ini. (4) Kepala
Kami bersama kepala sekolah membuat sekolah dapat melaksanakan
perencanaan sekolah yaitu di dalam sekolah saja tugas pembelajaran atau
122

(Wawancara, NRL. 06/08/2022/ 09:30). pembimbingan apabila


M. Di1.d1. P5 terdapat Guru yang tidak
Kadang 3 hari atau 4 hari, intinya kita lihat dulu melaksanakan tugas
perencanaannya, apakah itu jangka menengah, pembelajaran atau
jangka pendek, atau jangka panjang pembimbingan karena alasan
(Wawancara, M. 10/08/2022/ 10:20). tertentu yang bersifat
R. Di1.d2. P5 sementara atau tetap atau
Tergantung dari perecanaannya, misalnya belum tersedia Guru yang
jangka pendek, menengah atau jangka panjang mengampu pada mata
(Wawancara, R. 05/0/2022/ 09:30). pelajaran atau kelas tertentu.
NRL. Di1.d3. P5
Biasanya kami itu tergantung perencanaannya,
apakah perencanaan jangka panjang, pendek,
atau menengah, tapi biasanya itu paling lama 5
hari (Wawancara, NRL. 06/08/2022/ 09:30).
M. Di1. d1. P6
Karena kita disini harus melayani betul-betul
anak-anak sesuai dengan kebutuhannya, yang
dimana sesuai dengan visi misi sekolah yang
123

kita terapkan bahwa menciptakan generasi yang


unggul dalam bertaqwa mulia, berprestasi serta
dilandasi dengan nilai-nilai budaya sesuai
dengan ajaran agama di sekolah (Wawancara,
M. 10/08/2022/ 10:20).
R. Di1.d2 . P6
Karena kita menerapkan program perencanaan
sesuai dengan visi misi sekolah sehingga itu
yang menjadi program perencanaan sekolah
(Wawancara, R. 05/08/2022/ 09:30).
NRL. Di1. d3. P6
Guru dan kepala sekolah harus ikut semua
dalam perencanaan program layanan akademik
karena kami disini bekerja sama untuk membuat
perencanaan program layanan akademik
(Wawancara, NRL. 06/08/2022/ 09:30)
Pengelolaan a. Layanan Kurikulum
SNP M. Di2.d1. P1
Guru telah mengembangkan SK dan KD
124

menjadi silabus, dimana biasanya dia kerja


kelompok atau di KKG, dia menyusun apa-apa
yang dia mau kembangkan, jika guru tidak bisa
melakukan sendiri biasanya mereka kerja
kelompok bersama guru-guru atau KKG
(Wawancara, M. 10/08/2022/ 10:20).
R. Di2. d2. P1
Iya, yaitu disesuaikan dengan situasi yang ada di
sekolah, berdasarkan juga dari KD
dikembangkan terus dan diaplikasikan juga
dengan buku yang ada kemudian dengan
keaadaan siswa (Wawancara, R. 05/08/2022/
09:30).
NRL. Di2. d3. P1
Iya, kami disini sudah mengembangkan SK dan
KD, setelah itu kami ajarkan kepada siswa dan
kami disini juga menggunakan buku sebagai
salah satu acuan untuk mengembangkan SK dan
KD, terus model pembelajaran yang kami
125

gunakan itu discovering dan sintak (Wawancara,


NLR. 06/08/2022/ 09:30).
M. Di2. d1. P2
Guru menerapkan pembelajaran aktif, inovatif,
kreatif, efektif, dan menyenangkan kepada
peserta didik itu tergantung dari gurunya,
intinya bagaimana guru itu apa yang diberikan
kepada anak dan di disenangi supaya dia dicintai
itu yang diberikan, jangan pelajaran itu menjadi
momo, jadi kalau anak senang pasti dia selalu
tertarik apa yang di ajarkan. (Wawancara, M.
10/08/2022/ 10.20).
R. Di2. d2. P2
Cara kita menerapkan pembelajaran aktif, Gambar dapat dilihat pada
inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan daftar lampiran dokumentasi
kepada peserta didik yaitu salah satunya dengan No.7
kerja kelompok juga, maksudnya diberi
kesempatan anak-anak, jadi sekarang itu
gunakan Kurikulum13 tapi yang darurat. Kita
126

menggunakan model discovery learning jadi


berkelompok, maksudnya kita hanya
menyampaikan materi terus kita lempar ke anak-
anak berupa pertanyaan nanti anak-anak
tanggapi, sudah itu kita bentuk mi perkelompok
apakah 2 atau 3 orangkah, nah disitumi anak-
anak dia kembangkan mi, apakah berupa
pertanyaan, mungkin ada yang dia tidak
mengerti dan pasti dia bertnya jadi beri
kebebasanlah (Wawancara, R. 05/09/2022/
09:30).
NRL. Di2. d3. P2
Saya biasanya itu membuat kelompok untuk
siswa agar mereka lebih leluasa mengasah
kemampuannya dan mereka bisa bertanya
kepada teman kelompoknya disitumi anak-anak
mulai kreatif bagaimana ini harus diselesaikan
seperti itu.(Wawancara, NRL 06/08/2022/
09:30). Gambar dapat dilihat pada
127

b. Layanan Kesiswaan daftar lampiran dokumentasi


M. Di2. d1. P1 Keberadaan ruang Seni sudah No.20
Yaitu dengan diadakan pelatihan, pelatihannya cukup baik, penempatan
itu seperti apa-apa yang mau dikembangkan ruangan berada di samping
oleh anak misalnya olahraga atau seni kita ruang kepala sekolah serta
adakan itu. Seperti disini ada kegiatan dari dilengkapi dengan fasilitas
Yamaha dia selalu mengajarkan atau mendidik yang memadai seperti alat
supaya anak berminat apa yang diberikan dan music dll
tergantung apa yang dia mau kembangkan
(Wawancara, M. 10/08/2022/ 10:20).
R. Di2. d2. P1
Pada saat kita mengajarkan tentunya ada
perbedaan, ada yang cenderung aktiflah,
responnya baik dan ada juga yang agak lambat,
maksudnya pendekatannya itu pendekatan dari
hati ke hatilah terkadang juga saya
kelompokkan. Kalau yang biasanya itu saya
lakukan di kelas melalui kegiatan berkelompok,
kemudian kan ada tugas ada lembar kerja siswa
128

yang dikerjakan. Saya kan guru kelas 1 otomatis


anak-anak butuh dampingan, tapi tetap saya
arahkanki mungkin bagaimana penyelesaian
tugas kemudian sambil ada masukan dari anak-
anak itu sendiri yang penting tujuan yang ingin
dicapai dapat tercapai walaupun mungkin
jalannya agak beda-beda dengan yang lainnya
(Wawancara,R. 05/08/2022/ 09:30).
NRL. Di2.d3. P1
Kalau saya mengajar di kelas itu biasanya saya
kasi tugas terus saya bagi kelompok nah
disitumi diliat kreatifitasnya anak-anak
bagaimana dia menyelesaikan tugasnya yang
diberikan, bisa juga diliat mana kelompok yang
aktif dan rata-rata anak-anak juga suka kalau
dikelompokkan (Wawancara, NRL. 06/08/2022/
09:30).
M. Di2. d1. P2
Kalau menyusun program KKM itu kita
129

rapatkan dulu dengan guru-guru, berapakah


seharusnya standar KKM yang kita mau
tetapkan disekolah dan kita juga melihat proses
belajarnya siswa baik dalam kehadiran, aktif
bertanya sehingga KKM itu yang menajadi
standar untuk kelulusan atau penaikan kelas
anak (Wawancara, M. 10/08/2022/ 10:20).
R. Di2. d2. P2
Kalau KKM itu, misalnya saya guru kelas
masing-masing itu membuat semacam
pertanyaan lisan terus saya lempar ke anak-
anak setelah itu otomatiskan itu terus yang di
ulang-ulang selama beberapa hari jadi anak itu
mulaimi terbaca bahwa si A ini mungkin seperti
ini. Jadimi bisami saya ukur oh kira-kira kalau
KKM Bahasa indonesianya mungkin KD.3.1
misalnya 70, KD3.2 nya itu misalnya 78 terus
kan disini kita kelasnya ada a,b,c jadi nanti
disatukanmi. Terus setiap kelas itu ada KKM
130

kelasnya nah setelah itu kita satukan mi


persekolah nah itumi yang menjadi KKM
sekolah (Wawancara, R. 05/08/2022/ 09:30).
NRL. Di2. d3. P2
Biasanya saya kasikan kuis pas akhir pelajaran,
supaya kita bisa liat apakah anak-anak mengerti
materi yang kita berikan dan disitumi juga kita
bisa ambil nilainya siswa sebagai KKM
(Wawancara, NRL. 06/08/2022/ 09:30).
M. Di2. d1. P3
Penetapan kriteria kelulusannya itu bisa dilihat Terdapat standar kompetensi
dari kehadiran siswa karena kehadiran pun kelulusan di SD Inpres Daya
salah satu penentuan kelulusan jadi kalau siswa dapat dilihat pada daftar
itu kehadirannya tidak bagus kita bicarakan lampiran dokumentasi No.19
dengan guru atau wali kelas yang bersangkutan
dengan siswanya, terus itu ulangan-ulangannya,
serta mematuhi aturan-aturan yang berlaku
(Wawancara, M. 10/09/2022/ 10:20).
R. Di2. d2. P3
131

Kelulusannya itu berdasarkan KKM, proses


penetapan kriteria kelulusan berdasarkan
kehadiran siswa, aktifnya dari dalam kelas,
kemudian tugas-tugasnya yang masuk dari
ulangannya, dan kan UN sudah dihapus jadi
ujian sekolah mami, dan soal itu juga dibuat
dalam KKG (Kelompok Kerja Guru) nah itu ada
pertemuan setiap guru mewakili sekolah
perwakilanlah, disitumi di KKG itu misalnya
mau ujian sekolah berkumpul mi itu guru kelas,
masing-masing buat soal nanti disatukan itumi
nanti digunakan untuk ujian sekolah
(Wawancara, R. 05/08/2022/ 09:30).
NRL. Di2. d3. P3 Terdapat 96 siswa kelas VI
Proses penetapan kelulusannya itu kita liat dari lulus di SD Inpres Daya Tahun
nilai-nilai siswa misalnya dari ulangan- 2022 dapat dilihat pada daftar
ulangannya, aktifnya di kelas bagaimana, gambar lampiran dokumentasi
disitumi kita liat apakah si A memenuhi kriteria No.8
yang kita tentukan seperti itu (Wawancara, Gambar dapat dilihat pada
132

NRL. 06/08/2022/ 09:30). daftar lampiran dokumentasi


c. Layanan Guru No.13
M. Di2. d1. P1
Guru diberikan pelatihan seperti pelatihan IT,
kita undang pelatih-pelatih yang menguasai
tentang IT, supaya guru-guru yang belum bisa
menguasai IT dapat belajar sehingga mereka tau
tidak lagi bingung ketika menggunakan IT
(Wawancara, M. 10/08/2022/ 10:20).
R. Di2. d2. P1
Kami diberikan pelatihan media pembelajaran
tahun kemarin yaitu pelatihan Power Direction,
dimana kami diajar bagaimana membuat video
belajar untuk siswa (Wawancara, R. 05/08/2022/
09:30).
NRL. Di2. d3. P1
Iya, disini pernah diberikan pelatihan
penggunaan IT tentang power direction bersama
guru-guru yang belum mahir menguasai IT, dan
133

waktu itu di undang pemateri yang sudah mahir


tentang IT karena rata-rata sebagian guru mada
yang belum paham tentang IT (Wawancara,
NRL. 06/09/2022/ 09.30).
M. Di2. d1. P2
Guru membuat bahan ajar yaitu dengan
mengambil dari kurikulum, dan guru
menyesuaikan dengan apa yang dia ajarkan Huruf konsonan disimpan di
sehingga dari situlah guru menyusun bahan ajar dalam ruangan perpustakaan
(Wawancara, M. 10/09/2022/ 10:20). agar nantinya dapat digunakan
R. Di2.d2. P2 lagi dan tidak mudah rusak
Kita sesuaikan dengan apa yang kita ajarkan,
serta kami buatkan alat peraga sesuai dengan
kebutuhan siswa, misalnya sekarang ini masih
pengenalan huruf vocal, huruf konsonan jadi
kami buatkan itu dari karton, misalnya huruf
vocal a,i,u,e,o dibuatkan itu. Kemudian juga ada
huruf konsonannya, kemarin saya lakukan itu,
terus saya buat perkelompok saya buatkan
134

masing-masing kelompok ada huruf vokalnya


disitu ada konsonannya sebagai medianya, jadi
disiapkan memang alat peraganya baru kita
masuk mengajar (Wawancara, R. 05/09/2022/
09:30).
NRL. Di2. d3. P2
Terlebih dahulu itu kita sesuaiakan apa yang kita
mau ajarkan kepada siswa dan kalau memang
kita butuh alat peraga kita buat sendiri, dan juga
saya biasanya bentuk perkelompok (Wawancara, Gambar dapat dilihat pada
NRL. 06/08/2022/ 09:30). daftar lampiran dokumentasi
M. Di2. d1. P3 No.9
Proses pengelolaan nilai harus mengacu pada
KKM, karena apabila tidak mengacu pada KKM
berarti anak-anak tidak bisa naik kelas kalau
tidak mengacu pada KKM, untuk itu perlunya
KKM sebagai standar nilai siswa (Wawancara,
M. 10/08/2022/ 10:20).
R. Di2. d2. P3
135

Kalau pengelolaan nilanya itu, misalnya ppkn


KD3.2 dan kalau ini ada nilai pengetahuannya
berupa ulangan harian terus ini PTS (Penilaian
Tengah Semester) atau MID, jadi nanti kami
rata-ratakan antara PTS dan PAS (Penilaian
Akhir Semester) akhirnya itu menjadi KDnya
ulangan harian untuk keterampilannya ada juga
berupa tugas-tugas yang diberikan (Wawancara,
R. 05/08/2022/ 09:30).
NRL. Di2. d3. P3
Pengelolaan nilainya itu seperti nilai
pengetahuan contohnya ulangan harian atau mid
terus di rata-ratakan, akhirnya itumi nanti yang
akan menjadi nilai KDnya (Wawancara, NRL.
06/08/2022/ 09.30).
Pengawasan a. Layanan Kurikulum
dan Evaluasi M. Di3.d1. P1
Kita beri bimbingan kepada guru-guru, serta Gambar dapat dilihat pada
dinilai hasil kerjanya guru di sekolah, memantau daftar lampiran dokumentasi
136

secara langsung seperti kalau pagi saya jalan di No.10


koridor sekolah apakah guru sudah melakukan
tugasnya yaitu mengajar di kelas atau belum
(Wawancara, M. 10/08/2022/ 10:20).
R. Di3. d2. P1
Biasa itu kadang bapak kepala sekolah jalan
setiap pagi, memantau setiap ruangan kelas
apakah gurunya sudah hadir di kelas atau tidak
(Wawancara, R. 05/08/2022/ 09:30).
NRL. Di3. d3. P1
Kepala sekolah biasanya memantau secara
langsung program yang sudah dijalankan,
misalnya apakah guru-guru sudah melaksanakan
tugasnya yaitu mengajar di kelas atau belum itu
juga salah satu program pembelajaran disini
(Wawancara, NRL. 06/08/2022/ 09:30).
M. Di3.d1. P2
Kalau kita mengevaluasi, itu kita adakan
supervisi di sekolah nah disitumi dilihat
137

bagaimana peningkatan cara guru mengajar di


kelas tapi sebelum di supervisi kita kasi tau dulu
guru wali kelas yang mau di supervisi supaya
nanti ada persiapannya ketika di supervisi sama
pengawas (Wawancara, M. 10/08/2022/ 10:20).
R. Di3. d2. P2
Sebelum mengevaluasi, ada namanya supervisi
dari kepala sekolah, nah itu biasa diadakan
tergantung dari kepala sekolah, siapa yang akan
di supervisi lagi dan di jadwalkan dan mungkin
ada pemberitahuan sebelumnya bahwa ini kelas
siap diminggu ke depan untuk di supervisi,
setelah itu nda tau bulan berapa september atau
oktober ada lagi programnya supervisi dari
pengawas (Wawancara, R. 05/08/2022/ 09:30).
NRL. Di3. d3. P2
Kalau mengevaluasi itu, biasanya kepala
sekolah mengadakan supervisi untuk guru di
sekolah, bagaimana peningkatannya guru
138

selama mengajar tapi sebelum di supervisi guru


itu ditanya sebelumnya supaya bisa na siapkan
dirinya (Wawancara, NRL. 06/08/2022/ 09:30).
M. Di3. d1. P3
Kita bimbing, bagaimana supaya guru-guru itu
tidak mengalami hambatan jadi harus di
bimbing oleh kepala sekolah dan pengawas serta
di berikan saran dalam hambatan yang dialami
guru ketika melakukan proses mengajar di kelas
(Wawancara, M. 10/08/2022/ 10:20).
R. Di3. d2. P3
Kepala sekolah memberikan masukan atau
saran, masukan ke guru-guru misalkan ada
temuannya pada saat dia masuk kelas ada
temuannya dia liat bagaimana cara mengajarnya
kah terus responnya anak dia kasi masukan mi
(Wawancara, R. 05/08/2022/ 09:30).
NL. Di3.d3. P3
Kalau terjadi hambatan biasanya kita diberikan
139

saran atau masukan sama kepala sekolah terus


kepala sekolah mi yang kasikan solusinya ke
guru-guru yang mengalami hambatan
(Wawancara, NRL. 06/08/2022/ 09:30).
b. Layanan Kesiswaan
M. Di3.d1. P1
Pertama kita memantau keadaan siswa dengan
cara melalui guru kelasnya serta memberikan
contoh kepada guru-guru supaya guru, misalnya
seperti disiplin waktu karena disiplin kunci
keberhasilan, apabila dari guru atau siapa saja
kalau dia tidak disiplin tidak akan tercapai apa
yang dia inginkan karena siswa juga melihat
atau mencontohi apa yang kita lakukan sama mi
seperti disiplin waktu (Wawancara, M.
10/08/2022/ 10:20).
R. Di3. d2. P1
Kepala sekolah melihat atau jalan disekitar kelas
memantau siswa yang kurang dalam Ruang kelas dan ruang kepala
140

pembelajaran (Wawancara, R. 05/08/2022/ sekolah berada di antara ruang


09:30). guru jaraknya tidak terlalu jauh
NRL. Di3. d3. P1 dengan ruang kepala sekolah
Biasanya kepala sekolah itu memantau kelas-
kelas atau dia jalan ke ruangan kelas dan kepala
sekolah masuk di kelas melihat siswa yang aktif
atau kurang aktif dalam proses pembelajaran
(Wawancara, NRL. 06/08/2022/ 09:30).
M. Di3.d1. P2
Kita adakan rapat pada saat selesai ulangan atau
ujian, nah disitu kita bicarakan atau guru-guru
yang mengalami masalah pada siswanya, jadi
kita carikan solusi bagaimana baiknya dan jika
siswa tersebut belum ada perubahan baru kita
panggil orang tuanya (Wawancara, M.
10/08/2022/ 10:20).
R. Di3. d2. P2
Setelah ulangan setelah mengisi rapor itu
diadakan rapat, ada pertemuan dulu ditumi kita
141

bicarakan bahwa misalnya dari saya ada


beberapa orang yang masuk naik kelas 2 masih
ada 6 orang yang masih belum lancar
membacanya, ada 2 orang juga yang betul-betul
kurang sekali itu faktornya ditanya juga tidak
mau bicara atau sama sekali tidak ada suaranya,
dibimbing juga nda mau menjawab nah adami
jalan keluarnya itu hari di sampaikan mi kepala
sekolah bahwa ada 2 orang dikelasku juga saya
kasih remedial dan juga saya belum berikan
rapornya untuk naik kelas 2, dan selama libur
saya juga kasi bimbingan dan hari pertamam
sekolah baru saya panggil dengan orang tuanya
sebelumnya juga saya konsultasi dengan orang
tua siswa bilang ‘ibu minta maafka anakta itu
hari belum saya berikan rapornya seperti ini kita
lihat pekerjaannya anakta selama libur tolong
kita bimbing dirumah’ nah selama sekolah
adami perubahan dan akhirnya naikmi kelas 2
142

lagi (Wawancara, R. 05/08/2022/ 09:30).


NRL. Di3.d3. P2
Biasanya itu kepala sekolah mengadakan rapat,
dan kita mengeluarkan apa-apa yang menjadi
masalah dalam proses pembelajaran baik itu dari
siswa sendiri, setelah itu kita di berikan solusi
sama kepala sekolah (Wawancara, NRL.
06/0/2022/ 09:30).
M. Di3. d1. P3
Misalnya kita itu kepala sekolah betul-betul
melihat guru apa kira-kira kendala yang dialami
untuk melayani siswanya, apakah itu dia sering
terlambat maka kita harus nasehati atau bina
supaya dia tidak melakukan seperti itu
(Wawancara, M. 10/08/2022/ 10:20).
R. Di3.d2. P3
Yang pastinya dikasi bimbingan atau masukan
seperti apa misalnya mungkin kita kan biasanya
terkendala dari murid atau siswa mungkin ada
143

yang cepat ada yang lambat, nah kita minta


saran meki dengan kepala sekolah bilang
bagaimana pak jalan keluarnya biasanya dia
bilang komunikasikan meki dengan orang tua
murid supaya orang tua juga ada bantuan
(Wawancara, R. 05/08/2022/ 09:30).
NRL. Di3. d3. P3
Kepala sekolah berikan bimbingan jika ada
masalah dari murid nah, biasanya itu juga kepala
sekolah bilang komunikasikan dengan orang tua
siswa jika siswa tersebut belum ada perubahan
(Wawancara, NRL. 06/08/2022/ 09:30).
c. Layanan Guru
M. Di3.d1. P1
Salah satunya setiap minggu saya mengecek
daftar kehadiran guru apakah guru rajin ke
sekolah atau malas, biasanya kalau seperti itu
saya komunikasikan dengan guru yang
bersangkutan mengapa bisa terjadi seperti itu Gambar dapat dilihat pada
144

(Wawancara, M. 10/08/2022/ 10:20). daftar lampiran dokumentasi


R. Di3. d2. P1 No.11
Kepala sekolah memantau keadaan guru di
sekolah untuk memastikan apakah guru tersebut
sudah melakukan tugasnya (Wawancara, R.
05/08/2022/ 09:30).
NRL. Di3. d3. P1
Biasanya kepala sekolah itu memeriksa ruangan
yang belum ada gurunya, apakah guru itu sakit
atau izin (Wawancara, NRL. 06/08/2022/
09:30).
M. Di3. d1. P2
Ya itu tadi, bahwa melihat kehadiran guru,
apakah guru rajin ke sekolah atau malas
mengajar setelah itu saya komunikasikan
dengan guru yang bersangkutan (Wawancara,
M. 10/08/2022/ 10:20).
R. Di3. d2. P2
Mungkin dari kehadirannya, terus laporan-
145

laporan yang masuk maksudnya laoran dari


administrasinya (Wawancara, R. 05/08/2022/
09:30).
NRL. Di3.d3. P2
Kepala sekolah itu melihat daftar absensi guru
serta laporan-laporan setiap guru di sekolah
(Wawancara, 06/08/2022/ 09:30).
M. Di3.d1. P3
Kami berikan bimbingan atau komunikasikan
kepada guru baik yang bersangkutan maupun
tidak agar tidak mengulangi lagi serta tidak
mencontohi guru tersebut, biasa juga guru
terkendala dari siswa jadi biasa saya kasi saran
gurunya untuk bimbing khusus atau
komunikasikan dengan orang tua untuk
membimbing anaknya dirumah (Wawancara,
M. 10/08/2022/ 10:20).
R. Di3. d2. P3
Yang pastinya dikasi bimbingan atau masukan
146

seperti apa misalnya mungkin kita kan biasanya


terkendala dari murid atau siswa mungkin ada
yang cepat atau lambat, nah kita minta saran
dengan kepala sekolah bagaimana pak jalan
keluasnya biasanya dia bilang komunikasikan
mi saja dengan orang tua murid supaya orang
tua juga ada bantuan (Wawancara, R.
05/08/2022/ 09:30).
NRL. Di3.d3. P3
Kita diberikan bimbingan jika ada guru yang
malas diberikan motivasi toh, supaya jangan
malas mengajar, biasa juga kita kendalanya dari
siswa karna ada biasa siswa yang ditanya tidak
menjawab juga jadi kita minta solusi ke bapak
dikasi meki solusi komunikasikan saja sama
orang tuanya agar lebih dibimbing lagi anaknya
(Wawancara, NRL. 06/08/2022/ 09:30).
147

Kepemimpinan a. Layanan Kurikulum


M. Di4. d1. P1
Setiap minggu atau setiap hari sabtu kita
kumpul guru-guru kita menanyakan bagaimana
cara mengajar dan melayani anak-anak supaya
tidak ada hambatan dalam mengelola
pembelajaran di kelas, serta kita juga
mengundang pemateri atau pengawas untuk
menjelaskan tentang kurikulum karena
kurikulum itu hari ada pemharuannya
(Wawancara, M. 10/08/2022/ 10:20).
R. Di4. d2. P1
Biasanya itu kepala sekolah mengundang
pemateri atau pengawas untuk menjelaskan apa-
apa yang berkaitan dengan kurikulum, waktu
covid kan tadinya K-13 murni ternyata covid
ada perubahan, ada keluar kurikulum darurat,
148

dan datang ini pak pengawas untuk diundang


bahwa seperti ini cara-caranya, Langkah-
langkahnya ada yang dikurangi selama pandemi
dan kemarin juga baru-baru bimbingan waktu
hari selasa mengenai merdeka belajar dan di
datangkan juga pengawas untuk menjelaskan
(Wawancara, R. 05/08/2022/ 09:30).
NRL. Di4.d3. P1
Kepala sekolah mengundang pemateri atau
pengawas untuk menjelaskan tentang kurikulum
dan itu hari di ubah menjadi kurikulum darurat,
nah kita dijelaskan mi bagaimana itu kurikulum
darurat. (Wawancara, NRL. 06/08/2022/ 09:30).
b. Layanan Kesiswaan
M. Di4. d1. P1
Disini kalau ada siswa yang bermasalah pastikan
melalui guru dulu, tapi kalau pun belum ada
perubahan baru di panggil orang tuanya
menemui kepala sekolah, dan disini ada
149

namanya bimbingan konseling untuk mengatasi


siswa yang bermasalah (Wawancara, M.
10/08/2022/ 10:20). Ruang kelas di kosongkan dan Dapat dilihat pada daftar
R. Di4. d2. P1 digunakansebagai tempat lampiran dokumentasi No. 12
Kan disini kita itu ada namanya bimbingan dan bimbingan konseling siswa,
konseling, nah kalau memang melalui guru dulu karena ruang
belum ada perubahan kepada anak, nah guru bimbingankonseling belum
dengan tua komunikasi dan kalaupun belum memadai
berhasil dipanggil lagi orang tua bertemu dengan
kepala sekolah (Wawancara, R. 05/08/2022/
09:30).
NRL. Di4.d3. P3
Gunanya bimbingan konseling disini kan untuk
membimbing siswa yang sedang bermasalah,
nah kita kasi bimbingan untuk siswa, kalaupun
tidak ada perubahan kita panggil orang tua siswa
untuk menemui kepala sekolah nanti kepala
sekolah berikan arahan atau solusi kepada orang
tua siswa yang bersangkutan (Wawancara, NRL.
150

06/08/2022/ 09:30).
c. Layanan Guru
M. Di4. d1. P1
Guru harus dilihat bagaimana aktikah melayani
siswa atau tidak, apakah guru ini ada yang pasif
ada yang aktif, dan kalau yang pasif kita bina
kita berikan motivasi atau dibimbingan baik-
baik (Wawancara, M. 10/0/2022/ 10:20).
R. Di4. d2. P1
Kami disini misalnya tahun ajaran baru dan
kami bertanya kepada pengawas bahwa seperti
inikah yang kami siapkan karena kan kemarin
beda, covid nda terlalu terus dia bilang iya,
okemi inimi, nah sudah itu kita share di grup
kalau misalkan ada teman yang kurang jelas,
larinya ke kepala sekolah bertanya, kalau
misalnya dari teman-teman belum ada jawaban
yang pasti kita ke kepala sekolah, kita
bimbingan karna bapak juga kalau masalah
151

kepemimpinan dia selalu memberikan arahan


jika ada yang kita nda paham (Wawancara, R. Gambar dapat dilihat pada
05/08/2022/ 09:30). Kepala sekolah melakukan daftar lampiran dokumentasi
NRL. Di4. d1. P1 komunikasi di ruang guru No.10
Kalau kepala sekolah itu selalu memberikan kita dengan guru-guru lainnya
motivasi, membimbing, membangun sehingga terjalin hubungan
komunikasi yang baik dengan guru-guru, dan yang harmonis dengan guru-
kepala sekolah itu kalau ambil keputusan dia guru di sekolah
bicarakan dulu sama guru-guru bagaimana
baiknya (Wawancara, NRL. 06/0/2022/ 09:30).
Pengembangan a. Layanan Kurikulum Terdapat cctv untuk memantau Gambar dapat dilihat pada
SIM Sekolah M. Di5. d1. P1 aktivitas guru mengajar, tidak daftar lampiran dokumentasi
Seperti disini karena kita punya CCTV kita lihat hanya itu terdapat fasilitas TV No.14 dan No.15
disitu CCTV bagaimana guru-guru mengajar di dan LCD yang belum
kelas, bagaimana guru-guru melayani anak-anak sepenuhnya ada di setiap kelas
di kelas, terus guru-gurunya itu pastikan ada
grup wa untuk memberikan informasi terkait
pembelajaran di sekolah (Wawancara, M.
10/08/2022/ 10:20).
152

R. Di5. d2. P1
Salah satunya yaitu kita buatkan grup WA untuk
siswa (daring), dan kalau misalkan ada
penyampaian kita memberitahu lewat grup WA,
salah satunya dengan melalui Hp terus di kelas
itu disipkan TV dan LCD (Wawancara, R.
05/08/2022/ 09:30).
NRL. Di5. d3. P1
Jadi kita tidak hanya menyampaikan secara
langsung akan tetapi kita menyapaikan materi
secara daring juga, kalau kita lagi berhalangan
hadir di sekolah. Saya menyapaikan materi itu
contohnya melalui hp di share ke grup wa
tentang materi yang akan di bahas (Wawancara,
NRL. 06/08/2022/ 09:30).
b. Layanan Kesiswaan
M. Di5. d1. P1
Guru mengajar dengan memakai IT, seperti
LCD, TV karena kita juga memajang TV
153

dikelas untuk menunjang pembelajaran di


sekolah (Wawancara, M. 10/08/2022/ 10:20).
R. Di5. d2. P1
Kemarin itu kita mempersiapkan leptop dan
komputer di sekolah untuk simulasi ambk, nah
itu salah satu layanan kesiswaan menggunakan
IT (Wawancara, R. 05/08/2022/ 09:30).
NRL. Di5. d3. P1
Selain TV yang di pajang di kelas kita juga
punya LCD sebagai penunjang pembelajaran,
dan juga waktu ambk kita menyiapkan
komputer dan leptop untuk anak-anak simulasi
ambk (Wawancara, NRL. 06/08/2022/ 09:30).
c. Layanan Guru
M. Di5. d1. P1
Dengan memanfaatkan CCTV, dan melihat guru Dapat dilihat pada daftar
apakah guru mengajar dikelas atau tidak, kita lampiran dokumentasi No.17
tidak perlu kesana kemari untuk melihat guru di
kelas cukup lihat saja di CCTV. Serta kita
154

menyiapkan komputer untuk operator sekolah


dalam membuat persuratan, dan informasi
tentang sekolah dengan melalui web, email yang
disediakan (Wawancara, M. 10/08/2022/ 10:20).
R. Di5.d2. P1
Kalau LCD kita gunakan pada saat mengajar
anak-anak, TVnya ini baru sebagian yang
berjalan jadi itu kita gunakan melalui LCD, jadi
kita alat bantunya pada saat proses belajar
mengajar itu menggunakan LCD (Wawancara,
R. 05/0/2022/ 09:30).
NRL. Di5.d3. P1
Biasanya itu kita gunakan LCD dan TV sebagai
bahan belajar untuk guru, dan TVnya juga baru
sebagian kelas yang punya (Wawancara, NRL.
06/08/2022/ 09:30).
Lampiran 4. Dokumentasi

Gambar 4. 1 Struktur Organisasi

Gambar 4. 2 Profil Sekolah SD Inpres Daya Makassar

155
156

Kegiatan Wawancara

Gambar 4. 3 Wawancara dengan Kepala Sekolah SD Inpres Daya Makassar

Gambar 4. 4 Wawancara dengan Guru 1 dan Guru 2 SD Inpres Daya


Makassar
157

Gambar 4. 5 Visi Dan Misi SD Inpres Daya Makassar

Gambar 4. 6 RKAS SD Inpres Daya Makassar


158

Gambar 4. 7 Foto RPP kelas 1 SD Inpres Daya Makassar

Gambar 4. 8 Data Kelulusan Siswa Kelas VI Tahun 2022

Gambar 4. 9 Daftar Penilaian Harian Siswa


159

Gambar 4. 10 Rapat Bersama Guru dan Pengawas Sekolah

Gambar 4. 11 Daftar Hadir Guru SD Inpres Daya Makassar


160

Gambar 4. 12 Ruang Kelas

Gambar 4. 13 Pelatihan IT Guru SD Inpres Daya Makassar


161

Gambar 4. 14 LCD sebagai media pembelajaran

Gambar 4. 15 Tv sebagai media pembelajaran


162

Gambar 4. 16 Simulasi AMBK di SD Inpres Daya Makassar Tahun 2022

Gambar 4. 17 CCTV SD Inpres Daya Makassar


163

Gambar 4. 18 Rapor Siswa SD Inpres Daya

Gambar 4. 19 Standar Kompetensi Kelulusan SD Inpres Daya Makassar


164

Gambar 4. 20 Latihan 17 Agustus

Gambar 4. 21 Perpustakaan SD Inpres Daya Makassar


165

Gambar 4. 22 Program Semester Kelas 1


166

Lampiran 5 Persuratan

PERSURATAN
RIWAYAT HIDUP

Aisfebrianty, lahir di Makassar pada hari kamis tanggal 17 February

2000. Penulis adalah anak tunggal dari Pasangan Bapak Baharuddin

dan Ibu Mulyati. Riwayat Pendidikan penulis yaitu dimulai dari

Taman Kanak-Kanak Citra Makassar tahun 2005 dan tamat pada

tahun 2006. Melanjutkan Pendidikan di SD Inpres Pajjaiang Makassar dan tamat pada

tahun 2012. Melanjutkan Pendidikan di SMP Negeri 25 Makassar dan menjadi

alumni pada tahun 2015. Kemudian lanjut ke SMA Negeri 21 Makassar dan menjadi

alumni pada tahun 2018, diterima melalui jalur SBMPTN pada Program Studi

Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar

untuk Strata Satu (S1). Selama menjadi mahasiswa UNM penulis pernah mengikuti

seminar nasional pendidikan & entrepreneurshipdan pernah mengikuti CBT

(Cooperation Basic Training) oleh UKM KOPMA UNM.

167

Anda mungkin juga menyukai