Anda di halaman 1dari 66

1

KERJASAMA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)


DAN ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN
KEDISIPLINAN SISWA DI SMP DARUL MA’ARIF
BANYUATES SAMPANG TAHUN PELAJARAN 2023/2024

SKRIPSI

Oleh :

SLAMET HARIANTO

NIM. 20199801083

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-HAMIDIYAH
BANGKALAN
2023
2

KERJASAMA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)


DAN ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN
KEDISIPLINAN SISWA DI SMP DARUL MA’ARIF
BANYUATES SAMPANG TAHUN PELAJARAN 2023/2024

SKRIPSI

Diajukan kepada STAI Al-Hamidiyah Bangkalan


untuk memenuhi salah satu syarat meraih gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh :

SLAMET HARIANTO

NIM. 20199801083

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-HAMIDIYAH
BANGKALAN
2023
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul ”Kerjasama Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Dan

Orang Tua Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Siswa di SMP Darul Ma’arif

Banyuates Sampang Tahun Pelajaran 2023/2024” oleh Slamet Harianto

NIM.20199801083, telah diperiksan dan disetujui untuk diujikan.

Bangkalan, ... Agustus 2023

Pembimbing Ketua Program Studi

HayyulMubarok, M.P.d. Kholil Yasin, M.Pd.I


NIDN.2117028001 NIDN. 2112068702

ii
PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertandatangan di bawahini :

Nama : SLAMET HARIATO

NIM : 20199801083

Menyatakan bahwa skripsi yang saya buat untuk memenuhi persyaratan

kelulusan pada Program Studi Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Tinggi

Agama Islam (STAI) Al-Hamidiyah Bangkalan dengan Judul ”Kerjasama Guru

Pendidikan Agama Islam (PAI) Dan Orang Tua Dalam Meningkatkan

Kedisiplinan Siswa di SMP Darul Ma’arif Banyuates Sampang Tahun Pelajaran

2023/2024”

Adalah hasil karya saya sendiri dan bukan duplikasi dari karya orang lain.

Selanjutnya apabila dikemudian hari ada klaim dari pihak lain, maka hal itu bukan

merupakan tanggungjawab Dosen Pembimbing dan atau Pengelola STAI Al-

Hamidiyah Bangkalan, akan tetapi menjadi tanggungjawab saya sendiri.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan tanpa

paksaan dari siapapun.

Bangkalan, 26Agustus 2023

Hormat Saya,

SLAMET HARIANTO

iii
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI

Skripsi dengan judul ”Kerjasama Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Dan

Orang Tua Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Siswa di SMP Darul Ma’arif

Banyuates Sampang Tahun Pelajaran 2023/2024” oleh Slamet Harianto,

NIM.20199801083, telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguju Skripsi, pada

hari Rabu, 30 Agustus 2023.

Dewan PengujiSkripsi

1. ………………………… ( )

(Penguji I)

2. ………………………… ( )

(Penguji II)

3. ………………………… ( )

(Sekretaris)

Bangkalan, …. Agustus 2023

Mengetahui Mengesahkan
Ketua Ketua Program Studi
STAI Al-Hamidiyah Bangkalan Pendidikan Agama Islam

Ahmadi, S.Pd.I., M.Pd. Kholil Yasin, M.Pd.I


NIDN. 2106068603 NIDN. 2112068702

iv
MOTTO

Usaha dan Do’a Tergantung Pada Cita-Cita. Manusia Tiada

Memperoleh Selain Apa Yang Telah Diusahakannya

PERSEMBAHAN

Kupersembahkankaryainikepada:

 Ayah dan Ibundaku terrcinta yang selalu bekerja keras dan selalu berdo’a demi

kesuksesanku hingga sampai aku mendapatkan gelar Sarjana. Kerja keras mereka

semoga menjadi bukti kesungguhan dalam mendidik anak-anaknya di hadapan

Allah SWT. kelak, Amien.

 Semua anggota keluarga yang telah ikut mendoakan dan memikirkan

pendidikanku semoga harapan-harapan kalian menjadi cambuk semangat

hidupku.

 Guru-guruku yang berjasa kepadaku yang tidak mungkin saya sebutkan satu

persatu, semoga karya ini dapat menjadi persembahan amal baktiku di hariesok.

 Teman-teman PPL & KKN yang selalu setia menemani penulis dalam suka dan

duka. Semoga persahabatan ini menjadi penolong bagi kita dari siksa api neraka.

v
KATA PENGANTAR
‫بسم هللا الرمحن الر حيم‬

Assalamu’alaikumWr. Wb.

Ungkapan puji syukur kehadirat Allah SWT., Tuhan sekalian alam, yang

telah memberiku Hidayah, Rahmat dan Kekuatan lahir-batin sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Sholawat dan salam semoga tetap terlimpah kanatasbeliau Nabi

Muhammad SAW. Kekasih Allah, penegakkebenaran dan pembawa rahmat untuk

manusia.

Penulis menyadari bahwa tiada kesempurnaan bagi manusia, karena itu

pasti dalam penulisan skripsi ini banyak kekurangannya. Oleh karenaitu, penulis

mengharapkan masukan atau kritik yang membangun dalam penyempurnaan

skripsi ini.

Selanjutnya, pada kesempatan yang berbahagia ini, penulis ingin

menghaturkan rasa terimakasih yang tidak terhingga kepada :

1. Prof. Dr. KH. AA. Dahlawie Zarkasyi, Ketua YAPISA sekaligus Pengasuh

Pondok Pesantren Al-Hamidiyah Konang Bangkalan.

2. Ketua STAI Al-Hamidiyah Bangkalan Bapak Ahmadi, S.Pd.I., M.Pd.

3. Ketua Program Studi Bapak Kholil Yasin, M.Pd.I

4. Pembimbing Skripsi Bapak Hayyul Mubarok, M.P.d.

5. Seluruh Civitas Akademik Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Hamidiyah.

6. Ayah dan Bunda tercinta yang telah berkorban demi keberhasilan

pendidikanku.

vi
7. Teman-teman yang telah banyak memberikan motivasi sehingga

terselesainya skripsi ini.

Semoga segala bantuan yang telah disumbangkan kepada penulis

tercatat sebagai amal saleh yang diterima oleh Allah SWT.

Penulis menyadariakan kekurangan dan kelemahan dari penulis,

sehingga keberadaan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karenanya kritik dan saran, penulis harapkan dari segenap budiman dan ilmu

wanguna perbaikan penulis selanjutnya.

Akhirnya semoga Allah SWT memberikan kemanfaatan penulisan

skripsi ini, sehingga skripsi mempunyai nilai guna. Amin.

Penulis

vii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................. i

Halaman Persetujuan Skripsi .......................................................................... ii

Halaman Pernyataan Keaslian.......................................................................... iii

Pengesahaan ..................................................................................................... iv

Moto dan Persembahan .................................................................................... v

Kata Pengantar ................................................................................................. vi

Daftar Isi........................................................................................................... viii

Pedoman Transliterasi ...................................................................................... x

Abstrak ............................................................................................................. xi

BAB I : PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian ..……………………………………….. 1

B. Fokus Penelitian ..…………………………………………. 6

C. Tujuan Penelitian ………………………………………….. 7

D. Manfaat Penelitian ………………………………………… 7

E. Definisi Konsep ….. ………………………………………. 8

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu ……………………………………… 10

B. Kajian Teori ……………….. ……………………..……… 11

BAB III : METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ..…………………………. 18

B. Lokasi Penelitian ………………………………………….. 19

C. Sumber Data ………………………………………………. 20

viii
D. Teknik Pengumpulan Data ……………………………….. 21

E. Analisis Data ……………………………………………….23

F. Pengecekan Keabsahan Data ………………………………26

G. Tahap-tahap Penelitian …………………………………….27

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Objek Penelitian ….…………………..………..28

B. Paparan Data dan Temuan Penelitian ……………………..31

C. PembahasanTemuan ……………………………………...44

BAB VI : PENUTUP

A. Kesimpulan ………….……………………………………..50

B. Saran-saran…….……………………………………………51

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

ix
PEDOMAN TRANSLITERASI

x
ABSTRAK

SlametHarianto2023.Kerjasama Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Dan Orang


Tua Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Siswa di SMP Darul
Ma’arif Banyuates Sampang Tahun Pelajaran 2023/2024,
Skripsi, Program Studi Pendidikan Agama Islam STAI Al-
Hamidiyah Bangkalan. Dosen Pembimbing : Hayyul Mubarok,
M.P.d.
Kata Kunci: Kerjasama, Kedesiplinan, Siswa
Dalam proses pendidikan dibutuhkan kerjasama yang baik oleh semua
anggota keluarga untuk menciptakan suasana keluarga yang harmonis, aman,
dan damai sehingga proses pendidikan berjalan dengan lancar. Sebagaimana
diungkapkan dalam sebuah survei yang dilakukan oleh Kemendiknas
menyebutkan bahwa rata-rata anak didik mengikuti pendidikan di sekolah
hanya sekitar 7 jam per hari, atau kurang dari 30 persen. Selebihnya atau
sekitar 70 persen, anak didik berada dalam keluarga dan lingkungan
sekitarnya. Kesimpulan dari pemeriksaan tersebut bahwa ternyata hasil
pendidikan disekolah hanya berperan sebesar 30 persen saja dari waktu di
rumah.
Selain keluarga, peranan sekolah tidak kalah pentingnya dalam
pembentukan karakterdisiplin seorang siswa. Sekolah sebagai tempat
menuntut ilmu secara formal bagi seorang siswa diharapkan mampu
memberikan perkembangan jiwa.
Adapun focus penelitian yang diteliti dalam penelitian adalah 1)
Bagaimana kerjasama guru PAI dan orang tua dalam meningkatkan
kedisiplinan siswa di SMP Darul Ma’arif Tahun pelajaran 2023/2024 ? 2)Apa
faktor pendukung dan penghambat guru PAI dan orang tua dalam
meningkatkan kedisiplinan siswa di SMP Darul Ma’arif Tahun pelajaran
2023/2024?
Penelitian Menggunakan metode kualitatif-diskriptif dengan pendekatan
studi kasus. Tehnik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi,
dan Dokumentasi
Adapun kesimpulan dari penelitian ini:1) Bentuk kerjasama guru dan
orang tua dalam meningkatkan kedisiplinan siswa di SMP Darul Ma’arif
antara lain : (a) Kunjungan kerumah Siswa (b) Orang Tua Kesekolah (c)
Adakan komunikasi antaras ekolah dan warga. (d) Transkip Nilai.
Pelaksanaan kerjasama guru dan orang tua dalam meningkatkan kedisiplinan
siswa di SMP Darul Ma’arif antara lain : Sekolah mengadakan rapat orang tua
diawal semester atau pengajaran baru, pembagian raport dan ketika ada anak
yang bermasalah. 2) Faktor pendukung dan penghambat guru dan orang tua
dalam meningkatkan kedisiplinan siswa di SMP Darul Ma’arif antara lain : (a)
Faktor Pendukung, Keterlibatan Orang Tua Dalam Mendukung Upaya Guru
Dalam Membina Kerjasama, Tersedianya Sarana Dan Prasana di Sekolah (b)
Faktor Penghambat : Latar Belakang Keluarga, Sikap dan Karakter Keluarga
Latar Belakang Pendidikan dan Status Sosial Ekonomi Keluarga, Keutuhan
dan Keharmonisan Dalam Keluarga.

xi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Pendidikan merupakan salah satu hak yang wajib diperoleh manusia.

Pendidikan erat kaitannya dengan kehidupan manusia, baik saat ini maupun

masa yang akan datang. Pendidikan diharapkan dapat meningkatkan

kesejahteraan manusia pada umumnya, karena melalui pendidikan ini manusia

dapat memperoleh pengetahuan sebanyak-banyaknya yang bermanfaat bagi

dirinya maupun lingkungan di sekitarnya. Sebagaimana yang diungkapkan

yang mengartikan pendidikan sebagai proses yang berisi berbagai macam

kegiatan yang cocok bagi individu untuk kehidupan sosialnya dan membantu

meneruskan adat dan budaya serta kelembagaan sosial dari generasi ke

generasi. Pendidikan dapat membantu manusia menjadi individu yang

bermanfaat untuk banyak orang.

Mengingat begitu pentingnya pendidikan bagi kehidupan manusia,

pendidikan karakter menjadi masalah yang dihadapi oleh dunia

pendidikan,sehingga banyak disorot, untuk memperbaiki karakter generasi

mudah bangsa indonesia Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan melakukan

sosialisasi pendidikan karakter. Banyaknya siswa yang terlambat datang

kesekolah, berpakaian tidak rapi, tidak mengerjakan tugas atau PR, hal ini

disebabkan karna menurunnya pendidikan yang masih mementingkan

pencapaian akademik atau nilai tinggi dibandingkan menanamkan karaktek

kedisiplinan pada siswa. Untuk mencapai tujuan pendidikan bangsa indonesia

1
2

di masa depan perlu adanya kerjasama dari semua dalam memperhatikan dan

peduli pada karakter disiplin yang mulai menurun saat ini.

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepadaTuhan

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif mandiri, dan

menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Keluarga

merupakan madrasah pertama bagi anak sehingga dalam pembentukan

karakter disiplin anak keluarga berperan penting didalamnya, sebab keluarga

merupakan salah satu pihak yang bertanggung jawab dalam mewujudkan

fungsi dan tanggung jawab pendidikan.

Dalam proses pendidikan dibutuhkan kerjasama yang baik oleh semua

anggota keluarga untuk menciptakan suasana keluarga yang harmonis, aman,

dan damai sehingga proses pendidikan berjalan dengan lancar. Sebagaimana

diungkapkan dalam sebuah survei yang dilakukan oleh Kemendiknas

menyebutkan bahwa rata-rata anak didik mengikuti pendidikan di sekolah

hanya sekitar 7 jam per hari, atau kurang dari 30 persen. Selebihnya atau

sekitar 70 persen, anak didik berada dalam keluarga dan lingkungan

sekitarnya. Kesimpulan dari pemeriksaan tersebut bahwa ternyata hasil

pendidikan disekolah hanya berperan sebesar 30 persen saja dari waktu

dirumah.

Selain keluarga, peranan sekolah tidak kalah pentingnya dalam

pembentukan karakter disiplin seorang siswa. Sekolah sebagai tempat


3

menuntut ilmu secara formal bagi seorang siswa diharapkan mampu

memberikan perkembangan jiwa. Peran guru tidak sekedar sebagai pengajar

semata, pendidik akademis tetapi juga merupakan pendidik karakter, moral,

dan budaya bagi siswanya sekolah dan guru harus mendidik karakter,

khususnya melalui pengajaran yang dapat mengembangkan rasa hormat dan

tanggung jawab.1

Fungsi orang tua dan guru sebagai pendidik masing-masing mempunyai

peran yang penting terhadap pembentukan karakter disiplin siswa. Orang tua

sebagai pendidik yang pertama dilingkungan keluarga merupakan pembina

pribadi yang pertama dalam kehidupan seorang anak. Oleh karena itu, karakter

disiplin seorang siswa sebaiknya ditumbuhkan sejak dini oleh orang tua.

Mendisiplikan siswa pada dasarnya mengajarkan siswa untuk bertindak secara

sukarela berdasarkan suatu rangsangan peraturan dan tata tertib yang

membatasi, terlepas apakah kelakuan itu diterima atau tidak sifat yang mudah

dibentuk pada masa kanak-kanak dapat membantu pengalaman-pengalaman

selama masa hidup anak. Hal ini dapat berpengaruh dalam pembentukan

karakter anak.2 Sedangkan guru sebagai pendidik yang berada di lingkungan

sekolah berfungsi menjadi pendidik, pengajar, pembimbing, serta pelatih bagi

seorang siswa.

Dilingkungan sekolah guru harus memberikan contoh teladan yang baik

didepan siswanya, baik itu ucapan maupun tindakan yang dapat disaksikan

langsung oleh siswa. Dalam proses pembelajaran guru juga bisa memotivasi

1
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional, 7.
2
Suryadi, Kiat Jitu dalam Mendidik Anak (Bandung: Alfabeta, 2006), 71.
4

tentang pentingnya disiplin bagi diri sendiri. Pembentukan karakter disiplin

siswa disekolah dapat diperhatikan dari kegiatan yang dilakukan siswa baik

diluar kelas maupun saat berinteraksi dengan temannya, misalnya ketika

berada dilingkungan sekolah menaati peraturan sekolah dengan cara

berpakaian yang rapi, tidak terlambat datang kesekolah, bertingkah laku yang

baik kepada guru maupun dengan temannya sendiri, bertutur kata yang baik

dan halus kepada guru, karna guru merupakan pengganti orang tua disekolah.

Guru juga dapat memberikan memotivasi saat pembelajaran berlangsung

didalam kelas. Untuk mewujudkan karakter disiplin siswa disekolah, guru

tidak hanya memotivasi, tetapi juga harus tetap mengawasi siswa agar karakter

disiplin siswa tetap tertanam pada siswa bukan hanya disekolah tetapi juga

dilingkungan masyarakat, itulah penerapan pembentukan karakter kedisiplinan

yang sesungguhnya. Menurut Suryadi dalam pembinaan disiplin anak

diperlukan 3 elemen berikut: Pertama, pendidikan, anak diajarkan mengenai

apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. ini sangat perlu karena manusia

dengan suatu bekal pengetahuan. Orang tua dan guru bertanggung jawab

memberikan pengetahuan mengenai apa yang diharapkan dan tidak

diharapkan oleh seorang kelompok.

Kedua, penghargaan, ini berupa pujian, hadiah atau perlakuan khusus

setelah anak melakukan sesuatu, paling tidak mencoba melakukan apa yang

diharapkan orang tua dari seorang anak. Ketiga, hukuman, hukuman hanya

boleh diberikan bila anak melakukan kesalahan dengan sengaja3. Ketika

elemen tersebut merupakan bekal, baik bagi guru maupun orang tua harus

3
Ibid. 73
5

menumbuhkan kedisiplinan siswa. Selain unsur ketiga tersebut tentunya

kerjasama keduanya sangat dibutuhkan dalam kedisiplinan siswa. Kesuksesan

pembentukan karakter disiplinan anak hasil dari kerjasama yang baik antara

guru dan orang tua.

Karakter displin siswa dalam pembinaannya perlu ada kerjasama yang

baik antara guru disekolah dan orang tua dirumah misalnya di sekolah guru

telah membimbing dan membentuk karakter disiplin anak dengan berbagai

cara, tetapi ketika siswa berada di lingkungan keluarga orang tua tidak

memiliki kepedulian tentang karakter disiplin anak di sekolah, maka semua

usaha yang dilakukan guru dalam membentuk karakter disiplin siswa menjadi

sia-sia karena tidak adanya kerjasama dari kedua belah pihak.

Orang tua bisa mengarahkan dasar-dasar disiplin yang diarahkan menurut

Suryadi ada 4 hal berikut: Pertama, pribadi orang tuayang konkret, Kedua,

pribadi anak yang konkret, Ketiga, situasi tugas dalam kehidupan keluarga,

Keempat, arah tindakan untuk anak agar memiliki dasar-dasar disiplin diri dan

mengembangkannya.4

Kenyataan yang sering terjadi tentang kerjasama guru dan orang tua,

masih banyak orang tua yang kurang peduli kepada penddikan anaknya,

mereka lebih mementingkan pekerjaan dibandingkan pendidikan anaknya.

Meluangkan waktu untuk datang kesekolah saja terutama dalam lingkungan

keluarga belum efektif, lingkungan keluarga belum memberikan kontribusi

berarti dalam mendukung pencapaian kompetensi dan pembentukan karakter

4
Suryadi, Kiat Jitu dalam Mendidik Anak (Bandung: Alfabeta, 2006), 73.
6

anak didik.5 Sebagaimana yang kita tau orang tua tidak boleh melewatkan

masa pertumbuhan dan perkembangan anaknya karena ini merupakan

kesempatan dan momen yang diharapkan semua orang tua.

Dapat menyaksikan dan mengawasi pertumbuhan anak baik itu

pengetahuannya, keterampilannya, daya pikir anak. Dengan ini guru disekolah

lebih mudah lagi dalam pembentukan karakter disiplin anak dengan bantuan

orang tua dari rumah. Dari permasalahan tersebut peneliti tertarik untuk

mengkaji lebih dalam mengenai Kerjasama Guru PAI Dan Orang Tua Dalam

Meningkatkan Kedisiplinan siswa SMP Darul Ma’arif Tapaan, Banyuates,

Sampang.

B. Fokus Penelitian:

1. Bagaimana kerjasama guru PAI dan orang tua dalam meningkatkan

kedisiplinan siswa di SMP Darul Ma’arif Tahun pelajaran 2023/2024 ?

2. Apa faktor pendukung dan penghambat guru PAI dan orang tua dalam

meningkatkan kedisiplinan siswa di SMP Darul Ma’arif Tahun pelajaran

2023/2024?

5
Agus Wibowo, Pendidikan Karakter: Strategi Membangun Karakter Bangsa Berperadaban
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), 52.
7

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui kerjasama guru PAI dan orang tua dalam

meningkatkan kedisiplinan siswa di SMP Darul Ma’arif.

2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat guru PAI dan

orang tua dalam meningkatkan kedisiplinan siswa di SMP Darul

Ma’arif.

D. Mamfaat Penelitian

1. Teoritis

a. Sebagai refrensi penelitian untuk mengembangkan kompotensi guru

dalam mengajar dikelas

b. Sebagai informasi yangdapat menambahwawasan bagi pengembangan

ilmu pengetahuan, khususnya dalam menjalin kerjasama guru dan

orangtua dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Praktis

a. Bagi orangtua dapat meningkatkan keterlibatannya dalam pendidikan

anak.

b. Bagi guru, penelitian ini dapat digunakan sebagai langkah untuk

menjalin kesenampungan belajar anak dari madrasah kerumah dan

sebaliknya.

c. Bagi madrsah dapat memfasilitasi kegiatan kerjasama guru dan

orangtua dalam meningkatkan hasil belajar.


8

E. Definisi Konsep

Dalam penelitian ini, penulis sering menggunakan beberapa istilah dan

untuk menghindari terjadinya kekeliruan dan kesalah pahaman terhadap

istilah-istilah dalam judul proposal skripsi, maka perlu dijelaskan sebagai

berikut :

1. Kerja Sama

Kerja sama menurut Kamus Bahasa Indonesia yakni /ker·ja/, kegiatan

melakukan sesuatu; yang dilakukan (diperbuat), sama ialah kegiatan atau

usaha yang dilakukan oleh beberapa orang atau beberapa pihak (lembaga,

pemerintah, dan sebagainya) untuk mencapai tujuan bersama.6 Kerja sama

pada intinya menunjukkan adanya kesepakatan antara dua orang atau lebih

yang saling menguntungkan.

2. Guru PAI

Guru adalah orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya,

profesinya) mengajar.7 Guru adalah orang yang pekerjaannya mengajar

(hanya menekankan satu sisi tidak melihat sisi lain sebagai pendidik dan

pelatih).

3. Orangtua

Orangtua adalah ayah dan ibu kandung, suami Istri (seorang laki-laki

dan perempuan) yang terikat dalam tali pernikahan kemudian melahirkan

6
Tim Redaksi Kamus Bahasa Indonesia, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa,
2008),703-704.
7
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Cet IV;Jakarta: Balai
Pustaka, 2007), 377.
9

beberapa orang anak, maka suami istri tersebut adalah orangtua bagi anak-

anak mereka.8

4. Kedisiplinan Siswa

Pengertian Disiplin menurut Kamus Bahasa Indonesia ialah tata tertib

(di sekolah, kemiliteran, dan sebagainya); ketaatan (kepatuhan) kepada

peraturan (tata tertib dan sebagainya).9. Disiplin merupakan kepatuhan

untuk menghormati dan dilaksanakan suatu sistem yang mengharuskan

orang untuk tunduk kepada keputusan perintah atau peraturan yang berlaku.

Berdasarkan definisi di atas, kedisiplinan siswa yang penulis maksudkan

dalam penelitian ini ialah kepatuhan siswa dalam mentaati peraturan di

SMP Darul Ma’arif Banyuates Sampang.

Sekolah menengah pertama yang terletak di desa tapaan dusun

gumorong kecamatan banyuates kabupaten sampang merupakan salah satu

sekolah yg terletak di desa tersebut adapun kegiatan pembelajaran di kelas,

SMP Darul ma’arif juga menyelenggarakan ekstrakurikuler yang bias

diikuti siswauntuk mengembangkan minat dan bakat mereka yaitu sebagai

berikut: Organi Sasi Siswa Intra Sekolah, OSIS. Putsal dan batmenton.

8
Tim Prima Pena, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gita Media Press), 563.
9
Tim Redaksi Kamus Bahasa Indonesia, Kamus Bahasa Indonesia, 358.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Adapun penelitian sebelumnya tentang Kerjasama Guru PAI Dan Orang

Tua Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Siswa. Dalam penelitian ini, penulis

menjadikan dua skripsi terdahulu sebagai pandangan dan rujukan pertama,

skripsi yang ditulis oleh Upi Satriyana Dengan judul “Kerja Sama Guru Dan

Orang Tua Dalam Menanamkan Kedisiplinan Ibadah Sholat Lima Waktu

Siswa Kelas X Di SMA Negeri 3 Kota Bengkulu"10 dengan satu fokus

penelitian yaitu bentuk kerja sama guru PAI dengan orang tua murid dalam

menanamkan kedisiplinan ibadah sholat lima waktu siswa kelas X SMA

Negeri 3 Kota Bengkulu.

Kedua skripsi yang ditulis oleh Siti Mawaddah Huda “Kerjasama Guru

dan Orang Tua Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa”11 dengan tiga

Fokus Penelitian yaitu belum diketahui bentuk kerjasama antara guru dan

orang tua dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

Kerja sama guru dan orang tua dalam meningkatkan hasil belajar

memiliki beberapa hambatan. Belum diketahui upaya madrasah untuk

mengatasi hambatan-hambatan kerjasama guru dan orang tua dalam

meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun nama penulis, judul, persamaan dan

perbedaannya dengan penelitian yang akan diteliti sebagai berikut berikut:

10
Upi Satriyana, “Kerja Sama Guru Dan Orang Tua Dalam Menanamkan Kedisiplinan Ibadah
Sholat Lima Waktu Siswa Kelas X Di SMA Negeri 3 Kota Bengkulu" (Skripsi, Institut Agama
Islam Negeri Bengkulu, 2019)
11
Siti Mawaddah Huda, “Kerjasama Guru dan Orang Tua Dalam Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa” (Skripsi, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, 2018)

10
11

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

N Nama
Judul Hasil Persamaan Perbedaan
o. penulis
1. Upi Kerja Sama Kerjasama Guru Sama-sama Tempat dan
Satriyana Guru Dan Pendidikan meneliti waktu
Orang Tua Agama Islam tentang penelitian.
Dalam (Pai) Dan Orang kerjasama
Menanamkan Tua Dalam antara guru
Kedisiplinan Meningkatkan dan orang tua
Ibadah Sholat Kedisiplinan peserta didik.
Lima Waktu Siswa.
Siswa Kelas X Data yang
Di SMA diproleh akan
Negeri 3 Kota dianalisa oleh
Bengkulu peneliti sesuai
dengan hasil
penelitian yang
mengacu pada
rumusan maslah.
Data yang penulis
sjikan
berdasarkan
wawancara
dengan guru PAI,
orang tua siswa
dan siswa.
2. Siti Kerjasama Sesuai dengan Membahas Fokus
Mawadda Guru dan teknik analisa kerjasama penelitian
h Huda Orang Tua data yang dipilih guru dan
Dalam peneliti yaitu orang tua
Meningkatkan analisi kualitatif
Hasil Belajar dengan
Siswa menganalis data
yang telah peneliti
kumpulkan dari
hasil observasi,
wawancara, dan
dokumentasi
selama peneliti
melkukan
penelitian SMA
bengkulu.
B. Kajian Teori

1. Kerja Sama

Kerja sama menurut Kamus Bahasa Indonesia yakni /kerja/, kegiatan

melakukan sesuatu; yang dilakukan (diperbuat), sama ialah kegiatan atau


12

usaha yang dilakukan oleh beberapa orang atau beberapa pihak (lembaga,

pemerintah, dan sebagainya) untuk mencapai tujuan bersama.12 Kerja

sama pada intinya menunjukkan adanya kesepakatan antara dua orang atau

lebih yang saling menguntungkan, sebagaimana pengertian kerja sama

menurut para ahli dibawah ini.

a. Menurut Moh. Jafar

Hafsah menyebut kerja sama ini dengan istilah kemitraan yang

artinya adalah suatu strategi yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih

dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan Bersama

dengan prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan.

b. Menurut H. Kusnadi

Mengartikan kerja sama sebagai dua orang atau lebih untuk

melakukan aktivitas bersama yang dilakukan secara terpadu yang

diarahkan kepada suatu target atau tujuan tertentu.13

Berdasarkan definisi diatas, kerja sama ialah sebuah pekerjaan

yang dilakukan oleh dua orang atau lebih agar bisa mencapai tujuan

ataupun target yang sebelumnya sudah direncanakan dan juga

disepakati secara bersama. Kerjasama bisa diartikan sebagai sebuah

tindakan-tindakan di dalam pekerjaan yang dilakukan oleh dua orang

ataupun lebih agar bisa mencapai tujuan serta demi keuntungan

bersama.

12
Tim Redaksi Kamus Bahasa Indonesia, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008),
703-704.
13
Iwan Shalahuddin, Indra Maulana dan Teresia Eriyani, Prinsip-Prinsip Dasar Kewirausahaan,
(Yogyakarta: Deepublish, 2018), 89.
13

2. Guru PAI

Guru adalah pendidik yang memberikan pelajaran kepada peserta didik

yang biasanya memegang mata pelajaran di sekolah.14 Guru juga

merupakan pemegang peranan utama dalam proses belajar mengajar.

Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

serangkaian perbuatan guru dan peserta didik atau dasar hubungan timbal

balik yang berlangsung dalam situasi eduktif untuk mencapai tujuan

tertentu.15

Sesungguhnya guru adalah makhluk biasa dan guru bukanlah makhluk

yang berbeda dengan peserta didiknya. Ia bukan Makhluk yang serba

hebat. Ia harus dapat berpartisipasi di dalam semua kegitan yang dilakukan

oleh peserta didiknya dan dapat mengembangkan rasa persahabatan secara

pribadi dengan peserta didik.16 Meskipun seorang guru adalah makhluk

yang biasa, akan tetapi untuk menjadi seorang guru harus memiliki

keahlian khusus karna guru merupakan jabatan atau profesi. Salah satu hal

yang amat menarik ialah yang sangat tinggi terhadap guru. Begitu

tingginya penghargaan itu sehingga menempatkan kedudukan guru

setingkat di bawah kedudukan nabi dan rasul, karena guru selalu terkait

dengan ilmu pengetahuan, sedangkan manusia amat menghargai

pengetahuan. Penghargaan bisa lebih tinggi lagi bila seorang guru

mengamalkan ilmunya.

14
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Persfektif Islam (Cet. VII : Juni: Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2008), 75.
15
Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching (Cet. II : Maret: PT Ciputat Press,
2007), 66.
16
Wasty Somanto, Psikologi Pendidikan (Cet. IV: Jakarta : PT. Rineke Cipta, 1998), 37.
14

Mengamalkan ilmu dengan cara mengajarkan ilmu itu kepada orang

lain adalah suatu pengamalan yang paling dihargai oleh kalangan

masyarakat. Dalam pengertian yang sederhana guru adalah kunci

keberhasilan dari sebuah lembaga pendidikan dan guru merupakan sales

agent dari lembaga pendidikan. Baik atau buruknya perilaku atau cara

mengajar guru akan sangat mempengaruhi citra lembaga pendidikan, oleh

sebab itu sumber daya guru ini harus dikembangkan baik melalui

pendidikan dan pelatihan dan kegiatan lain agar kemampuan

profesionalnya lebih meningkat. Masyarakat menempatkan guru pada

tempat yang lebih terhormat di lingkungan karena dari seorang guru

diharapkan masyarakat dapat memperoleh ilmu pengetahuan serta dapat

membentuk kepribadian bagi peserta didik.

Tugas guru tidaklah terbatas dalam masyarakat, bahkan guru pada

hakikatnya merupakan komponen strategi yang memilih peran yang

penting dalam menemukan gerak maju kehidupan bangsa. Keberadaan

guru bagi suatu bangsa amatlah penting, apalagi bagi suatu bangsa yang

sedang membangun, terlebih-lebih bagi keberlangsungan hidup bangsa di

tengah-tengah lintasan zaman dengan teknologi yang kian canggih dan

segala perubahan serta penggeseran nilai yang cenderung memberikan

nuansa kepada kehidupan yang menuntut ilmu dan seni dalam kadar

dinamik untuk dapat mengadaptasikan diri.

Semakin akurat guru melakukan fungsinya, semakin terjamin tercipta

dan terbinanya kesiapan dan keandalan seseorang sebagai manusia

pembangunan. Dengan kata lain, potret dan wajah diri bangsa di masa
15

depan tercermin dari potret diri para guru masa kini, dan gerak maju

dinamika kehidupan bangsa berbanding lurus dengan citra para guru di

tengah-tengah masyarakat.

Sejak dulu sampai sekarang guru menjadi panutan masyarakat. Guru

tidak hanya diperlukan oleh peserta didik di ruang kelas, Tetapi juga

diperlukan oleh masyarakat lingkungannya dalam menyelesaikan aneka

ragam permasalahan yang dihadapi masyarakat. Tampaknya masyarakat

mendudukkan guru pada tempat yang terhormat dalam kehidupan

masyarakat, yakni di depan memberi suri teladan, di tengah-tengah

membangun dan di belakang memberi dorongan dan motivasi. Guru yang

demikian itu senantiasa relevan dengan zaman dan sampai kapan pun akan

terus diperlakukan.

3. Orang Tua

Pengertian Orangtua menurut Kamus Bahasa Indonesia terbagi dalam

dua kata yakni orang dan tua. Orang yakni manusia (dalam arti Khusus),

manusia (ganti diri ketiga yg tidak tentu) ataupun dirinya sendiri,

manusianya sendiri. Kata tua ialah orang yg sudah tua (ayah ibu) orang yg

dianggap tua (cerdik pandai, ahli, dan sebagainya) orang-orang yg

dihormati di kampung; yang dianggap tua (cerdik pandai, ahli, dan

sebagainya); orang-orang yang dihormati (disegani) di kampung tertua.17

Orangtua adalah ayah dan ibu kandung, suami Istri (seorang laki-laki

dan perempuan) yang terikat dalam tali pernikahan kemudian melahirkan

beberapa orang anak, maka suami istri tersebut adalah orangtua bagi anak-

17
Tim Redaksi Kamus Bahasa Indonesia, Kamus Bahasa Indonesia, 1021-1022.
16

anak mereka.18 Menurut kartini kartono orang tua adalah pria dan wanita

yag terikat perkawinan dan siap sedia untuk memikul tanggung jawab

sebagai ayah dan ibu dari anak-anak yang dilahirkannya.19 Adapun orang

tua dalam penelitan ini yang penulis maksudkan ialah ayah atau ibu

kandung dari murid SMP Darul Ma’arif Banyuates Sampang.

4. Kedisiplinan Siswa

Pengertian Disiplin menurut Kamus Bahasa Indonesia ialah tata tertib

(di sekolah, kemiliteran, dan sebagainya); ketaatan (kepatuhan) kepada

peraturan (tata tertib dan sebagainya).20 Disiplin ialah bimbingan ke arah

perbaikan melalui pengarahan penerapan dan paksaan serta pelaksanaan

peraturan secara keras.21 Disiplin merupakan kepatuhan untuk

menghormati dan dilaksanakan suatu sistem yang mengharuskan orang

untuk tunduk kepada keputusan perintah atau peraturan yang berlaku.22

Menurut Tabrani, bahwa disiplin adalah ketaatan dan kepatuhan, yaitu

ketaatan seseorang terhadap tata tertib dan kaedah-kaedah kehidupan yang

lain. Pada hakikatnya, disiplin tidak bisa dilepaskan dari dunia pendidikan,

karena disiplin merupakan bagian dari pendidikan. Menurut Kamus

Bahasa Indonesia pengertian siswa ialah murid (terutama pada tingkat

sekolah dasar dan menengah); pelajar. Siswa merupakan objek utama

dalam proses belajar mengajar. Siswa adalah siapa saja yang terdaftar

18
Tim Prima Pena, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gita Media Press), 563.
19
Kartono,Kartini, Patologi Sosial, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), 27.
20
Tim Redaksi Kamus Bahasa Indonesia, Kamus Bahasa Indonesia, 358.
21
M. Sastrapradja, Kamus Istilah Pendidikan, 117.
22
Abdurrahmat Fathoni, Manajemen Sumber daya manusia, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), 126.
17

sebagai objek didik di sebuah lembaga pendidikan. Pembelajaran siswa

dipengaruhi oleh orang yang dikaguminya.

Dalam kenyataannya, siswa dididik oleh pengalaman belajar mereka,

dan kualitas pendidikannya bergantung pada pengalamannya, sikap-sikap,

termasuk sikap pendidikan. Menurut Prof. Dr. Shafique Ali Khan,

pengertian siswa adalah orang yang datang ke suatu lembaga untuk

memperoleh atau mempelajari beberapa tipe pendidikan.

Seorang pelajar adalah orang yang mempelajari ilmu pengetahuan

berapa pun usianya, dari mana pun, siapa pun, dalam bentuk apa pun,

dengan biaya apa pun untuk meningkatkan intelek dan moralnya dalam

rangka mengembangkan dan membersihkan jiwanya dan mengikuti jalan

kebaikan. Berdasarkan definisi di atas, kedisiplinan siswa yang penulis

maksudkan dalam penelitian ini ialah kepatuhan siswa dalam mentaati

peraturan di SMP Darul Ma’arif Banyuates Sampang sebagaiamana tidak

membawa handphone, harus pergi sekolah tepat waktu, tidak menyontek,

tidak membuat keributan atau perkelahian dan lain sebagainya agar siswa

menjadi murid yang disiplin.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian.

Penelitian ini menggunakan pendekatan Kualitatif. Penelitian ini adalah

untuk mengetahui tentang akhlak peserta didik terhadap guru. Sebagai upaya

pembinaan untuk memperoleh jawaban dari permasalahan yang ada, maka

peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Karena penelitian ini

menggunakan studi lapangan dengan memperoleh data dari berbagai

instrumen yaitu wawancara, dokumentasi dan observasi.

Menurut Bodgan dan Taylor dalam Lexy J Moleong penelitian kualitatif

adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata kata
23
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Penelitian

kualitatif ini mengkaji prespektif partisipan dengan menggunakan bentuk

strategi yang bersifat interaktif, yaitu dengan observasi langsung, observasi

partisipatif, wawancara mendalam, dokumen-dokumen, foto-foto maupun

rekaman suara dan data lain yang dapat menunjang keberlangsungan dalam

penelitian ini supaya mendapatkan data yang valid. Jenis penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu studi kasus.

Menurut Sugiyono metode penelitian case study adalah dimana peneliti

mengungkapkan fakta secara mendalam terhadap sebuah program, kejadian,

suatu proses, aktivitas, terhadap satu orang atau lebih.24 Case Study adalah

pendeekatan yang paling cocok dengan objek yang akan diteliti oleh penulis.

23
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2012) 4.
24
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif, (Jakarta: Alfabeta,2017), 169.

18
19

Digunaknnya jenis penelitian case study karene dalam penelitian ini penulis

akan meneliti berbagai permasalahan di tengah-tengah masyarakat, dimana

permasalahan tersebut tejadi secara terus-menerus dan membutuhkan

penanganan yang serius sehingga dapat memitigasi terjadinya permasalahan

yang serupa dimasa mendatang.25

Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan. Penelitian

Lapangan yaitu penelitian yang pengumpulan datanya dilapangan. Sedangkan

menurut datanya termasuk penelitian kualitatif. Disebut sebagai kualitatif

karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif. Penelitian

kualitatif digunakan untuk memberikan keterangan yang jelas mengenai

Kerjasama Guru PAI dan Orang Tua Dalam Meningkatkan Kedisiplinan

Siswa di SMP Darul Ma’arif Banyuates Sampang.

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SMP Darul Ma’arif Banyuates

Sampang yang terletak di Desa Tapaan, Kecamatan Banyuates, Kabupaten

Sampang. Alasan peneliti memilih tempat ini masih banyaknya siswa yang

tidak disiplin dalam hal dikelas serta tenaga pendidik masih kurang

memperhatikan kedisiplinan siswanya, oleh karena itu peneliti meyakini

bahwa kondisi tersebut sesuai dengan konsep penelitian yang dilakukan.

Dalam penelitian ini yang menjadi objek peneliti Guru dan Orang Tua di SMP

Darul Ma’arif Banyuates Sampang.

25
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), 128.
20

C. Sumber Data

Data adalah catatan atas kumpulan fakta.26 Sedangkan sumber data

adalah subjek dari mana data-data dapat diperoleh. Adpun sebagai sumber

data dalam penelitian meliputi sumber data primer dan sumber data skunder

sebagai berikut.

1. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah sumber yang memberikan data langsung

dari sumber utama dalam penelitian ini. Adapun yang dimaksud dengan

sumber data utama (primer), yaitu sumber data yang diambil peneliti

melalui wawancara dan observasi, sumber data tersebut meliputi:

a. Kepala sekolah SMP Darul Ma’arif Banyuates Sampang.

b. Guru Agama Islam SMP Darul Ma’arif Banyuates Sampang.

c. Guru Bk SMP Darul Ma’arif Banyuates Sampang.

Sebagaimana yang diungkapkan Moleong bahwa: kata-kata dan

tindakan orang yang diamati atau diwawancarai merupakan sumber data

utama. Sumber utama dicatat melalui catatan tertulis dan melalui

perekaman video atau tape recorder, pengambilan foto atau film,

pencatatan sumber data utama wawan cara atau pengamatan berperan

serta, sehingga merupakan hasil utama gabungan dari kegiatan melihat,

mendengar dan bertanya.27

26
Dani Vardiansyah, Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar (Jakarta, 2008).3.
27
Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, 112.
21

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah sumber data pendukung atau penunjang

dalam penelitian ini. Adapun sebagai data penunjang peneliti adalah

dokumen atau catatan dan foto dokumentasi yang berkaitan dengan peran

guru pendidikan agama Islam dalam membentuk sikap sosial peserta didik

di SMP Darul Ma’arif Banyuates Sampang.

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pengadaan data primer untuk

keperluan penelitian. Pengumpulan data adalah langkah yang amat penting

dalam metode ilmiah, karena pada umumnya data yang dikumpulkan

digunakan untuk menguji hipotesa yang sudah dirumuskan.28 Dalam

penelitian ini, pengumpulan data dilakukan langsung oleh peneliti dalam

situasi yang sesungguhnya. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini

yang digunakan adalah teknik interview (wawancara), teknik observasi dan

dokumentasi. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap


29
gejala-gejala yang diteliti. Observasi yang digunakan peneliti ini adalah

observasi terstruktur, yaitu observasi yang dirancang secara sistematis

tentang yang diamati, kapan dan dimana tempatnya. Jadi, observasi dapat

dilakukan dengan tes, kuesioner, rekaman gambar dan rekam suara.

28
Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1999),211
29
ibid,3.
22

Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti mengamati secara

langsung kegiatan yang ada di lembaga dan semua yang terkait dengan

penelitian ini.30 Penulis hadir langsung ke lokasi penelitian di SMP Darul

Ma’arif Banyuates Sampang untuk mengumpulkan dan memperoleh data

dan informasi tentang peran guru pendidikan agama Islam dalam

membentuk sikap sosial peserta didik di SMP Darul Ma’arif Banyuates

Sampang.

2. Wawancara

Metode wawancara adalah metode yang dilakukan melalui dialog

secara langsung antara pewawancara dengan terwawancara untuk

memperoleh data atau informasi yang dibutuhkan.31 Selain dengan

melakukan observasi di lingkungan SMP Darul Ma’arif Banyuates

Sampang, peneliti juga melakukan metode wawancara kepada kepala

sekolah, guru dan peserta didik yang berkaitan dengan sikap peserta didik

terhadap guru. Pedoman untuk melakukan wawancara digunakan untuk

mengingatkan mengenai aspek-aspek yang harus dibahas, juga untuk

menjadi daftar checklist apakah aspek-aspek tersebut telah dibahas atau

belum. Dengan pedoman ini maka peneliti dapat menanyai aspek-aspek

dan menjabarkannya secara konkrit dan detail.

30
Nana Syaodih Sukma dinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda
Karya2005),145.
31
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta 2010), 231.
23

3. Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan, transkip, buku, majalah, surat kabar, notulen,

agenda dan lain sebagainya.32 Pemeriksaan Dokumentasi (Studi dokumen)

dilakukan dengan penelitian bahan dokumentasi yang ada dan mempunyai

relevansi dengan tujuan penelitian.33 Jadi metode dokumentasi adalah

mencari data mengenai hal-hal variabel yang berupa catatan, transkip,

buku, agenda dan sebagainya. Yang diamati bukan benda hidup tetapi

benda mati. Penggunaan dokumen ini adalah untuk mendukung dan

menambah bukti dari sumber-sumber lain.

E. Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,

dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke

dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana

yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga

mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain.34 Teknik analisis data dalam

penelitian ini menggunakan teknik analisa deskripsi. Setelah data terkumpul

baik dari data primer maupun data sekunder, dalam hal ini peneliti

menganalisis dalam bentuk deskripsi. Analisis deskripsi merupakan analisis

yang dilakukan dengan memberikan gambaran (deskripsi) dari data yang

32
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,
1998), 231.
33
nas Sudijono, Pengatar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), 30.
34
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2008), 244.
24

diperoleh di lapangan. Dari data yang diperoleh dilapangan langkah

selanjutnya data dianalisis dari berbagai teori yang sudah ditentukan.

1. Kondensasi Data

Pemadatan data mengacu pada proses pemilihan, pemfokusan,

penyederhanaan, abstraksi, dan atau transformasi data yang muncul dalam

korpus (badan) lengkap catatan lapangan tertulis, transkrip wawancara,

dokumen, dan bahan empiris lainnya. Dengan memadatkan, kami

membuat data lebih kuat. (Kami menghindari reduksi data sebagai istilah

karena itu menyiratkan bahwa kami melemahkan atau kehilangan sesuatu

dalam prosesnya.)35 Seperti yang kita lihat, kondensasi data terjadi terus

menerus sepanjang hidup proyek yang berorientasi kualitatif. Bahkan

sebelum data benar-benar dikumpulkan, kondensasi data antisipatif terjadi

ketika peneliti memutuskan (seringkali tanpa kesadaran penuh) kerangka

konseptual mana, kasus mana, pertanyaan penelitian mana, dan

pendekatan pengumpulan data mana yang akan dipilih.

Saat pengumpulan data berlangsung, episode kondensasi data

selanjutnya terjadi: menulis ringkasan, pengkodean, mengembangkan

tema, menghasilkan kategori, dan menulis memo analitik. Proses

kondensasi/transformasi data berlanjut setelah pekerjaan lapangan selesai,

hingga laporan akhir selesai. Pemadatan data bukanlah sesuatu yang

terpisah dari analisis. Ini adalah bagian dari analisis.

35
Matthew B. Miles, A. Michael Huberman, Johnny Saldana, Qualitative Data Analysis A
Metodhods Sourcebook, 2 014 oleh SAGE Publications, Inc. Printed in the united States of
America
25

Keputusan peneliti potongan data mana yang akan dikodekan dan

mana yang akan ditarik, label kategori mana yang paling baik meringkas

sejumlah potongan, yang mengembangkan cerita untuk diceritakan

semuanya adalah pilihan analitik. Pemadatan data adalah suatu bentuk

analisis yang menajamkan, memilah, memfokuskan, membuang, dan

mengorganisasikan data sedemikian rupa sehingga dapat ditarik

kesimpulan “final” dan diverifikasi.

2. Penyajian Data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya peneliti melakukan

penyajian data. Penyajian data adalah proses penampilan data dari semua

hasil penelitian dalam bentuk teks yang bersifat naratif, tabel, grafik dan

sejenisnya. Data36-data yang diperoleh perlu disajikan dalam format yang

lebih sederhana sehingga peneliti mudah dalam menganalisisnya dan

membuat tindakan berdasarkan pemahaman yang diperoleh dari penyajian

data-data tersebut.

3. Penyimpulan Data

Kesimpulan merupakan langkah akhir dalam pembuatan laporan

penelitian. Penarikan kesimpulan adalah usaha guna mencari atau

memahami makna, keteraturan pola-pola penjelasan, alur sebab akibat.

Kesimpulan yang telah ditarik maka kemudian diverifikasi dengan melihat

dan mempegrtanyakan kembali dan melihat catatan lapangan agar

36
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif , 249.
26

memperoleh pemahaman yang tepat. Selain itu, juga dapat dengan

mendiskusikannya.

Miles dan Huberman menjelaskan bahwa pengambilan kesimpulan

harus dilakukan secara teliti dan hati-hati agar kesimpulan yang diperoleh

berkualitas dan sesuai dengan tujuan penelitian. Hal tersebut dilakukan

agar data tersebut mempunyai validitas sehingga kesimpulan yang ditarik

menjadi kuat.37

F. Pengecekan Keabsahan Data

Pengecekan keabsahan data atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak

ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan yang sesungguhnya

terjadi pada obyek yang diteliti. Tetapi perlu diketahui bahwa kebenaran

realitas data menurut penelitian kualitatif tidak bersifat tunggal, tetapi jamak

dan tergantung pada konstruksi manusia, dibentuk dalam diri seseorang

sebagai hasil proses mental tiap individu dengan berbagai latar belakangnya.38

Untuk mendapatkan keabsahan data peneliti menggunakan Teknik

Trianggulasi Sumber. Trianggulasi Sumber adalah menggali kebenaran

informasi tertentu dengan menggunakan berbagai sumber data seperti

dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil observasi atau juga dengan

mewawancarai lebih dari satu subjek yang dianggap memiliki sudut pandang

yang berbeda.

37
Miles dan Huberman, Analisis Data Kuhialitatif, 20.
38
Sugiono, Mevtode Penelitian Kuantitatif , 268
27

G. Tahap-Tahap Penelitian

1. Tahap Pra Lapangan

a. Memilih lapangan, dengan memperoleh gambaran umum tentang

peran guru pendidikan agama Islam dalam membentuk sikap sosial

peserta didik di SMP Darul Ma’arif Banyuates Sampang.

b. Mengurus surat perizinan secara formal ke pihak sekolaah.

c. Membuat pertanyaan dan menyiapkan alat sebagai penunjang

pelaksanaan penelitian di SMP Darul Ma’arif Banyuates Sampang,

sehingga data dapat diperoleh lebih mendalam.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini peneliti mengadakan observasi langsung pada sekolah

SMP Darul Ma’arif Banyuates Sampang, guna memahami fenomena yang

ada. Peneliti melakukan proses wawancara dengan Kepala Sekolah, Guru

Pendidikan Agama Islam dan Guru BK. Dalam tahap pelaksanaan, peneliti

juga melakukan dokumentasi.

3. Tahap Analisis Data

Tahap analisis datma dilakukan untuk mengecek atau memeriksa

keabsahan data dengan fenomena yang ada, dan dokumentasi untuk

membuktikan keabsahan data. Setelah data terkumpul dilakukan dilakukan

analisa untuk mengungkap hal-hal yang perlu diungkap dan perlu digali

lebih dalam lagi. Serta digunakan untuk menentukan hasil penelitian, agar

diketahui hasil yang diteliti dapat dipercaya dan benar-benar valid.


BAB IV

PENYAJIAN DAN HASIL ANALISIS DATA

A. Gambaran Objek Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

a. Identitas Sekolah

Nama Sekolah : SMP Darul Ma’arif

NPSN :

Jenjang Pendidikan : Pendidikan Agama Islam

Status Sekolah : Baik

Alamat Sekolah : Jl. Kh. Kholifah Gumorong Tapa’an

Dusun : Gumorong

Kode Pos : 69263

Kelurahan :-

Kecamatan : Banyuates

Kabupaten : Sampang

Provinsi : Jawa timur

Negara : Indonesia

NomorTelpon/WA : 085330234447

28
29

2. Visi Dan Misi

Visi yayasan Bani Kholifah Gumorong Tapaan :

Mengujutkan insane relegius, cerdas, berahlak mulia berbudaya

lingkungan dan berkarak terbangsa.

Misi Yayasan Bani Kholifah Gumorong Tapaan :

a. Mengembangkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt, dalam

semua kegiatan.

b. Meningkatkan kualitas proses belajar serta kualitas kelulusan.

c. Meningkatkan prestasi akademik dan non akademik sesuai dengan

IPTEK.

d. Mningkatkan kualitas tenaga pendidik.

e. Meningkatkankualitas dan kuantitassarana dan prasaranapendidikan.

f. Meningkatkan kualitas manajemen sekolah

g. Mengembangkan kehidupan ahlakul karimah dalam kehidupan.

h. Meningkatkan partisifasi orang tua dan masyarakat lingkungan

sekolah.

i. Melaksanakan pengembangan kurikiulum tingkat satuan pendidikan

(KTSP).

j. Melaksanakan pengembangan proposionalisme kepalasekolah, guru

dan karyawan sekolah.


30

3. Keadaan Guru

Tabel 4.1 Keadaan Guru

Jenis Status Jenis


No. Nama
Kelamin Kepegawaian PTK
Guru Honor
1 M. Cholid, S.Pd.I L KepalaSekolah
Sekolah
Guru Honor Guru Mapel
2 Romli, S.Pd L
Sekolah
Guru Honor Guru Mapel
3 Unsetul Jannah, S.Pd P
Sekolah
Guru Honor Guru Mapel
4 Fausiyah, S.Pd P
Sekolah
Guru Honor Guru Mapel
5 Mansur, SPd L
Sekolah
Guru Honor Guru Mapel
6 Supriadi, S.Pd L
Sekolah
Guru Honor Guru Mapel
7 Mutmainnah, M.Pd P
Sekolah
Guru Honor Guru Mapel
8 Slamet Harianto L
Sekolah
Guru Honor Guru Mapel
9 Mahridi, S.E L
Sekolah
Guru Honor Guru Mapel
10 Hasunndi, S.Pd L
Sekolah
Guru Honor Guru Mapel
11 Roqi Arifin, S.Pd L
Sekolah
Guru Honor Guru Mapel
12 Muksin, S.Pd L
Sekolah
Guru Honor Guru Mapel
13 Mstifah, SPd P
Sekolah

4. KeadaanSiswa

Tabel 4.2 Keadaan Siswa

Laki-Laki Perempuan Total


30 16 46

Tabel 4.3 Keadaan siswa SMP Darul Ma’arif Berdasarkan Tingkatan


Kelas
Tingkat Kelas Laki-Laki Perempuan Total
VII 09 06 15
VIII 11 10 21
31

IX 10 16 26

5. Sarana Dan Prasana

Tabel 4.4 Fasilitas Pembelajaran SMP Darul Ma’arif

No Nama Prasarana Jumlah Keterangan


1 Ruang kelas 03 Baik
2 Kamar mandi 02 Baik

B. Paparan Data dan Temuan Penelitian

1. Paparan Data

a. Kerjasama Guru Dan Orang Tua Dalam Meningkatkan

Kedisiplinan Siswa di SMP Darul Ma’arif

Apabila sekolah mengharapkan hasil yang baik dari

pendidikan siswanya, perlu adanya kerjasama atau hubungan yang

erat antara sekolah (guru) dan keluarga (orang tua). kerjasama yaitu

derajat upaya suatu pihak untuk memenuhi keinginan pihak lain.20

Sedangkan pengertian kerjasama menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI) adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh

beberapa orang (lembaga, pemerintah, dsb) untuk mencapai tujuan

bersama. Dengan adanya kerjasama antar sekolah dan keluarga, orang

tua akan dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman dari guru

dalam halmendidik anak-anaknya. Sebaliknya, para guru dapat pula

memperoleh keterangan-keterangan dari orang tua tentang kehidupan

dan sifat-sifatanaknya.39

39
M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2004), 126.
32

Dari beberapa sudut pandang kerjasama semacam ini, dapat

disimpulkan bahwa kerjasama antara guru dan orang tua adalah usaha

yang dilakukan oleh guru dan orang tua dalam mendidik anak untuk

menyukseskan pendidikannya anak.

Bentuk Kerjasama Guru dan Orang Tua Ada beberapa bentuk

dan cara kerjasama yang dapat dilakukan untuk mempererat hubungan

antar sekolah (guru) dan orang tua antara lain:

1) Kunjungan ke Rumah Siswa

Mengunjungi rumah siswa merupakan cara guru untuk

bekerja sama dengan orang tua siswa Kompri mengatakan bahwa:

“Kunjungan ke rumah siswa dilakukan untuk melihat latar


belakang kehidupan murid di rumah.Penerapan metode ini
akan mempererat hubungan antara sekolah dengan orang
tua murid, di samping dapat menjalin silaturahmi antara
guru denganorang tua siswa.”40

Selain itu kunjungan guru ke rumah murid juga bisa

dilakukan

“untuk membicarakan kesulitan-kesulitan yang dialami di


sekolahterh adap anak-anaknya atau mengunjungi murid
yang sembuh dari sakitnya untuk memberi hiburan.41

Dengan mendatangi kediaman siswa, secara tidak langsung

orang tua akan merasa senang dan akrab. Dengan cara ini, orang

tua dapat memberikan informasi tentang kehidupan anaknya

dirumah. Dengan hal ini guru dapat membantu dalam

memberikan bimbingan di sekolah


40
Kompri, Manajemen Pendidikan [t.t], [t.th] 297.
41
Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan [t.t], [t.th] 129.
33

2) Diundangnya Orang tua Ke Sekolah

Selain mengunjungi kediaman siswa, cara sekolah dapat

bekerjasama dengan orang tua adalah dengan mengundang orang

tua ke sekolah. Sekolah bisa mengundang orang tua untuk

berpartisipasi dalam berbagai kegiatan. Layaknya acara

memperingati hari raya islam, pameran karya, juga dipertemukan

dengan orang tua saat memasuki tahun ajaran baru. Ini merupakan

kesempatan bagi kepala sekolah untuk bekerjasama dengan orang

tua siswa.

Kehadiran orang tua di sekolah juga dapat membantu

kepala sekolah dan guru dalam mensosialisaikan kurikulum

sekolah, Selain itu sekolah dapat meminta orang tua untuk

memberikan nasihat saat melaksanakan rencana tersebut.

3) Kasus konrensi

Dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh peserta

didik pihak sekolah perlu mengadakan Case Conference dengan

orang tua. sebagaimana Hasbullah menjelaskan bahwa : Case

conference merupakan rapat atau konferensi tentang kasus.

Biasanya digunakan dalam bimbingan konseling. Peserta

konferensi ialah orang yang betul-Betul mau ikut berbicara

masalah anak didik secara terbuka dan sukarela, seperti orang tua

anak didik, guru-guru, petugas bimbingan yang lain, dan para ahli
34

yang ada sangkut pautnya dengan bimbingan sosial seperti worker

dan sebagainya.42

Oleh karena itu, pertemuan kasus dengan orang tua, sekolah

dan orang tua akan mencari solusi paling tepat untuk

menyelesaikan masalah yang dihadapi anak. Dengan demikian

permasalahan yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran

dapat teratasi dan dikurangi.

4) Mengadakan Surat Menyurat Antara Sekolah Dan Keluarga

Untuk meningkatkan taraf pendidikan anak, komuniasi

antara guru dan orang tua terkadang diperlukan. Novan Ardy

Wiyani mengatakan bahwa:

“Surat menyurat itu perlu diadakan sebagai media


komunikasi untuk menyampaikan program-program di
sekolah”43

Surat tersebut bisa berupa surat yang dikirimkan dari

sekolah kepada orang tua, begitu pula sebaliknya surat yang

dikirimkan ke sekolah oleh orang tua. Ketika siswa sering

melanggar peraturan sekolah, seperti membolos, malas belajar

berkelahi di sekolah, dan lain-lain pihak sekolah dapat

mengirimkan surat kepada orang tua. Tujuan surat ini adalah

memperingatkan orang tua dan mengingatkan anak-anaknya

untuk ada di rumah. Selain itu surat yang dikirimkan juga


42
Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu [t.t].[t.th] 92.
43
Novan Ardy Wiyani, Pendidikan Karakter Berbasisi Iman dan Taqwa (Yogyakarta: Teras,2012)
191.
35

bertujuan untuk menyampaikan informasi kepada orang tua

tentang prestasi akademik anaknya disekolah. Pada saat yang sama,

surat dari orang tua kesekolah dapat berupa pemberitahuan seperti

pemberitahuan yang menyatakan bahwa anak tidak dapat

bersekolah karena sakit, dan minta izin karena suatu alasan.

Selain itu surat yang dikirimkan kesekolah juga dapat

berupa surat yang diminta oleh kepala sekolah dan guru perihal

tumbuh kembang anaknya disekolah.

b. Faktor Pendukung Dan Penghambat Guru Dan Orang Tua Dalam

Meningkatkan Kedisiplinan Siswa di SMP Darul Ma’arif

1) Faktor Pendukung

Manusia walaupun dilahirkan dalam keadaan fitrah atau

suci yang dimisalkan kertas yang masih bersih tanpa coretan

sedikitpun dengan pembawaan yang berkembang sendiri, tetapi

perkembangan tidak akan bersifat positif dalam artian bahwa anak

itu akan baik meskipun tidak melalui proses pendidikan dalam

keluarga terlebih dahulu.

Oleh karena itu, pendidikan keluarga adalah suatu faktor

terpenting dalam kehidupannya apakah manusia akan menjadikan

manusia sebagaimana mestinya atau sebaliknya bila tanpa

pendidikan dan bimbingan baik jasmani maupun rohani yang

berupa pendidikan keagamaan dan pendidikan sosial maka orang


36

tersebut belum dapat memenuhi fungsinya sebagai manusia

seutuhnya atau sesungguhnya44

2) Faktor Penghambat

Menurut Zuhairini antara lain kesulitan dalam menghadapi

perbedaan karakteristik peserta didik, perbedaan individu yang

meliputi intelegensi, watak dan latar belakang, kesulitan

menentukan materi yang cocok dengan kejiwaan dan jenjang

pendidikan peserta didik, kesulitan dalam menyesuaikan materi

pelajaran dengan berbagai metode supaya peserta didik tidak

segera bosan, kesulitan dalam memperoleh sumber dan alat

pembelajaran, kesulitan dalam mengadakan evaluasi dan

pengaturan waktu.

Dengan demikian hambatan dalam pembelajaran sebagian

besar disebabkan dari faktor pendidik yang dituntut untuk tidak

hanya mampu merencanakan PBM, mempersiapkan bahan

pengajaran, merencanakan media dan sumber pembelajaran, serta

waktu dan teknik penilaian terhadap prestasi siswa, namun juga

harus mampu melaksanakan semua itu sesuai dengan program

yang telah dibuat.45

44
https://www.banjarrembun.com ( diakses jam 20.00 WIB, 27 Agustus 2023).
45
https://www.erisamdyprayatna.com ( diakses jam 20.15 WIB, 27 Agustus 2023).
37

2. Temuan Penelitian

a. Kerjasama Guru Dan Orang Tua Dalam Meningkatkan

Kedisiplinan Siswa di SMP Darul Ma’arif

Kerjasama guru dan orang tua sangat menentukan keberhasilan

siswa. Melalui kerjasama ini guru dan orang tua siswa saling bantu

membantu serta saling pengertian antara guru dan orang tua demi

keuntungan siswa tersebut, dimana masing-masing memiliki pengaruh

seperti, ini saling mengerti dapat dibangun dan membantu antara

keduanya untuk meningkatkan kedisiplinan siswa. Guru dan orang tua

perlu saling memhami, kerjasama guru dan orang tua siswa sangat

membantu untuk meningkatkan kedisiplinan siswa. Untuk itu, guru dan

orang tua harus berusaha mengambil langkah untuk menjalin hubungan

kerjasama yang baik antara orang tua dan guru. Berdasarkan hasil

wawancara dengan Guru Pendidikan Agama Islam oleh oleh Romli

Fadli, S.Pd. pertanyaan yang diajukan adalah Apa tujuan sekolah

melibatkan orang tua siswa dalam pembelajaran ? Beliau mengatakan

mengatakan bahwa :

“Tujuan sekolah melibatkan orang tua siswa dalam pembelajaran


adalah supaya orang tua ada tata tertib yang harus dipatuhi oleh
siswa misalnya tidak terlambat dating kesekolah, dilarang membawa
benda tajam dll. Dengan demikian ada peringatan dari pihak orang
tua.”46

46
Romli Fadli, Wawancara, Sampang 5 Agustus 2023.
38

Pendapat diatas diperkuat juga oleh Fauziyah, S.Pd menjelaskan

tujuan dari sekolah melibatkan orang tua siswa dalam pembelajaran,

Beliau mengatakan :

“Bahwa tujuannya yaitu supaya orang tua juga mengetahui


perkembangan anaknya di sekolah baik itu dalam bentuk sikap
maupun pengetahuan, dalam bentuk sikap orang tua harus
mengetahui hal-hal apa saja atau pelanggaran apa saja yang pernah
dilakukan anaknya sedangkan dalam pengetahuan orang tua harus
mengetahui sejauh mana anaknya terlibat dalam proses
pembelajaran di kelas maupun proses pembelajaran di luar kelas.”47

Pertanyaan yang sama juga peneliti ajukan kepada Mustifah S.Pd,

beliau mengatakan bahwa :

”Supaya orang tua siswa mengetahui perkembangan anaknya dalam


proses pembelajaran di sekolah”.48

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut tujuan sekolah melibatkan orang tua siswa dalam

pembelajaran adalah agar orang tua dapat mengetahui perkembangan

anaknya di sekolah baik itu dalam proses pembelajaran di kelas

maupun sikap anak dalam lingkungan sekolah penyelenggaraan

pendidikan disekolah, juga dapat memudahkan saling tukar informasi

yang diperlukan, seperti keterangan-keterangan tentang diri anak didik

dan juga demi kelancaran dalam proses belajar-mengajar.

Guru dan orang tua kerjasama dengan tujuan untuk meningkatkan

upaya pemenuhan kebutuhan siswa. Meningkatkan kepercayaan orang

tua terhadap kualitas pembelajaran dalam proses pendidikan. Terjalin

47
Fauziyah, Wawancara, Sampang 5 Agustus 2023.
48
Mustifah, Wawancara, Sampang 5 Agustus 2023.
39

komunikasi yang baik dengan orang tua siswa sehingga jika terdapat

kendala maka guru lebih mudah mencarikan solusi. Untuk menjaga

kesesuaian antara program sekolah dengan kebutuhan masyarakat.

Pertanyaan kedua yang peneliti ajukan kepada Mahridi, S.E.yaitu

bagaimana bentuk partisipasi orang tua siswa dalam pembelajaran

sehingga adanya kerjasama antara ibu dan orang tuasiswa ? beliau

mengatakan bahwa :

“Bentuk partisipasi orang tua dalam pembelajaranya itu harus


memberikan terus motivasi kepada anaknya dalam bentuk misalnya :
kamu harus dating tepat waktu, datang di kelas sebelum gurumu,
mengikuti pembelajaran dengan baik. Sehingga anak memiliki
keinginan dating kesekolah, bukan hanya dating saja tapi juga
masuk di kelas belajar.49

Pendapat di atas diperkuat juga oleh Mustifah, S.Pd. tersebut

menjelaskan bahwa :

”Orang tua berpartisipasi dengan cara memantau kegiatan belajar


anaknya selama di rumah, misalnya dalam pemberian tugas oleh
gurunya”.50

Adapun pun pertanyaan yang peneliti ajukan kepada Mas’odatul

Hasanah salah satuorang tua siswa, pertanyaannya adalah apa yang ibu

lakukan apabila ada bentuk partisipasi kerjasama antara guru dan orang

tuasiswa? beliau pun menjawab :

“Bahwa partisipasi yang beliau berikan sebagai orang tua siswa


adalah memberikan teguran lisan kepada anaknya, teguran ini
dilakukan orang tua di rumah ketika anaknya melakukan
pelanggaran yang mereka saksikan sendiri maupun pelanggaran
yang disampaikan pihak sekolah. Selain teguran lisan orang tua juga

49
Mahridi, Wawancara, Sampang 5 Agustus 2023.
50
Mustifah, Wawancara, Sampang 5 Agustus 2023.
40

memberikan laporan tertulis kepihak sekolah misalnya surat sakit


yang ditandatangan langsung oleh orang tua”.51

Orang tua dan guru harus berkerjasama dengan baik dalam hal

pendidikan anak, karna dengan kerjasama bisa membangkitkan dan

meningkatkan rasa keterlibatan, kepemilikan, rasa tanggung jawab,

serta kepedulian sehingga orang tua dan guru akan saling memberikan

dukungan serta bantuan baik secara materi maupun secara moril.

Sekolah sangat membutuhkan bantuan dan partisipasi dari berbagai

pihak dalam mensukseskan program yang telah disusun dan

direncanakan oleh karena itu sekolah perlu menjalin kerjasama dengan

orang.

Sebagaimana yang dikatakan oleh Romli Fadli, S.Pd tentang cara

bekerjasama dengan orang tua dalam meningkatkan kedisiplinan siswa

di kelas ? beliau mengatakan bahwa :

“Perlunya orang tua mengetahui peraturan yang ada di sekolah,


dengan mengetahui peraturan di sekolah orang tua akan selalu
memberikan peringat kepada anaknya di rumah, jangan hanya guru
yang member peringatan terus menerus di sekolah, karna terkadang
siswa tidak mau mendengarkan guru, bahkan siswa juga lebih
banyak yang tidak mengerjakan tugas / PR nya, karna kurangnya
perhatian dan pengawasan orang tua di rumah. Orang tua harus
memiliki inisiatif terhadapanaknya”.52

Pertanyaan yang sama diajukan kepada Fauziyah, S,Pd. Beliaupun

mengatakan bahwa :

”Cara bekerjasama dengan orang tua dalam meningkatkan


kedisiplinan siswa di kelas ? beliau mengatakan :Dengan cara
menjalin kemunikasi yang baik antara guru dan orang tua, supaya
51
Mas’odatul Hasanah, Wawancara, Sampang 6 Agustus 2023.
52
Romli Fadli, Wawancara, Sampang 5 Agustus 2023.
41

kedisiplinan anaknya dapat terus dipantau dengan jelas oleh orang


tua, walaupun orang tuanya di rumah dia bisa tau bagaimana sikap
dan perilakuanaknya di sekolah, apakah anaknya berpakaian rapi
datang kesekolah atau tidak.”53

Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti, maka dapat

disimpulkan bahwa kerjasama guru dan orang tua dalam meningkatkan

kedisiplinan siswa dikelas yaitu untuk meningkatkan kedisiplinan

siswa di kelas harus ada komunikasi yang baik dan lancar dari kedua

pihak baik dari pihak sekolah (guru) maupun pihak orang tua. Ketika

komunikasi lancar maka guru dengan mudah memberitahukan kepada

orang tua di rumah untuk lebih mengawasi lagi anaknya serta selalu

memberikan peringatan begitupun sebaliknya orang tua lebih mudah

mendapat informasi mengenai anaknya disekolah.

Pertanyaan selanjutnya yang peneliti ajukan kepada Mahridi, S.E

yaitu bagaimana komunikasi antara orang tua dengan ibu sebagai guru

dalam meningkatkan kedisiplinan siswa? Beliau mengatakan bahwa :

”Yang pertama yaitu dengan cara mengadakan rapat dengan orang


tua siswa baik awal semester maupun tahun ajaran baru yang kedua
yaitu panggilan ke sekolah kepada orang tua yang bermasalah
anaknya”.54

Pendapat di atas diperkuat juga oleh orang tua siswa mengatakan

bahwa :

“Orang tua sering diundang kesekolah, misalnya dalam rangka


rapat orang tua siswa biasanya rapat dilakukan awal-awal semester,
pada saat pembagian raport, atau saat anak didik kami melakukan
pelanggaran”.55

53
Fauziyah, Wawancara, Sampang 5 Agustus 2023.
54
Mahridi, Wawancara, Sampang 5 Agustus 2023.
55
Mas’odatulHasanah, Wawancara,Sampang 6Agustus 2023.
42

Hal yang sama pun dikatakan oleh Mustifah, S.Pd beliau

mengatakan bahwa :

“Memberitahukan kepada orang tua siswa tentang pelanggaran yang


dilakukan oleh anaknya, dan memberikan teguran kepada siswa,
apabila tetap melakukan pelanggaran yang sama maka pihak sekolah
memberikan surat panggilan kepada orang tua siswa”.56

b. Faktor Pendukung Dan Penghambat Guru Dan Orang Tua Dalam

Meningkatkan Kedisiplinan Siswa di SMP Darul Ma’arif

Ada berbagai macam faktor yang mendukung dan menghambat

dalam meningkatkan kedisiplinan siswa sebagaimana data yang

diperoleh dari hasil wawancara. Adapun faktor yang mendukung guru

dan orang tua dalam meningkatkan kedisiplinan siswa, peneliti

mengajukan pertanyaan kepada Mustifah, S.Pd. adalah factor apa yang

mendukung ibu dan orang tua dalam meningkatkan kedisipkinan

siswa? diperoleh jawaban sebagai berikut :

“Dengan memberikan dorongan berupa motivasi dan adanya


pembatasan terhadap siswa dalam menonton dan memonitor anak
dalam hal mengerjakan PR”.57

Pertanyaan yang sama juga peneliti ajukan kepada Mas’odatul

Hasanahorang tua siswa beliau mengatakan bahwa :

”Dengan memantau prestasi belajar anak”.58

Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa faktor yang

mendukung guru dan orang tua dalam meningkatkan kedisiplinan

56
Mustifah, Wawancara, Sampang 5 Agustus 2023.
57
Mustifah, Wawancara, Sampang 5 Agustus 2023.
58
Mas’odatul Hasanah, Wawancara, Sampang 6 Agustus 2023.
43

siswa yaitu dengan ada dorongan memberikan motivasi kepada siswa

untuk terus belajar serta member batasan terhadap siswa dalam hal

menonton dan memonitor anak untuk selalu mengerjakan tugas yang

diberikan di sekolah dan orang tua bias memantau dari rumah prestasi

belajar anak mereka dari sinilah terjalin kerjasama yang baik antara

orang tua dan guru untuk meningkatkan kedisplinan siswa. Selain

memiliki factor pendukung, kerjasama guru dan orang tua dalam

meningkatkan kedisiplinan siswa juga memiliki faktor yang

menghambat kerjasama tersebut. Adapun pertanyaan yang peneliti

ajukan kepada Fauziyah, S.Pd adalah factor apa yang menghambat ibu

dan orang tua dalam meningkatkan kedisiplinan siswa ? diperoleh

jawaban sebagai berikut:

“Sebagian orang tua tidak dapat hadir ke sekolah mengikuti rapat


karna mereka sibuk (bekerja). Pihak sekolah tidak dapat berdiskusi
dan menyelesaikan suatu permasalahan yang ada tanpa kehadiran
orang tua siswa, sehingga orang tua juga tidak mengetahui baik itu
kemajuan maupun pelanggaran yang dilakukan anaknya di sekolah
karna orang tua kurang peduli kepada anaknya, adanya juga
komunikasi yang tidak lancar antar guru dan orang tua, dan adanya
masalah dalam keluarga yaitu brokenhome”.59

Adapun pertanyaan yang sama diajukan kepada Mustifah,S.Pd

beliau pun mengatakan yang sama bahwa :

”Komunikasi antar guru dan orang tua siswa tidak efektif, siswa
masih terombang-ambing dalam pencarian jati diri, siswa tidak mau
dikekang dalam mengekspresikan diri serta adanya factor keluarga
itu sendiri”.60

59
Fauziyah, Wawancara, Sampang 5 Agustus 2023.
60
Mustifah, Wawancara, Sampang 5 Agustus 2023.
44

Peneliti juga mengajukan pertanyaan yang sama kepada Mas’odatul

Hasanah/Marholi salah satu kedua orang tua siswa mereka pun

mengatakan bahwa :

”Mereka terkadang sibuk dengan pekerjaan sehingga tidak punya


waktu untuk memperhatikan anaknya meskipun hanya sekedar
menanyakan pekerjaan sekolah, Mereka juga mengatakan bahwa
tidak member batasan dalam pergaulan anak mereka”.61

Dari hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa factor

penghambat dalam pelaksanaan kerjasama sekolah dan orang tua siswa

dalam menumbuhkan karakter siswa antara lain : adanya orang tua

yang terlalu sibuk dengan pekerjaan sehingga tidak terlalu peduli

dengan perkembangan anak, adanya orang tua yang tidak hadir ke

sekolah untuk mengikuti rapat.

C. Pembahasan Temuan

1. Pembahasan Temuan Bentuk Kerjasama Guru Dan Orang Tua

Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Siswa di SMP Darul Ma’arif

Bentuk partisipasi orang tua dalam pembelajaran yaitu orang tua

harus memberikan terus motivasi kepada anaknya, bagaimana pun orang

tua adalah sekolah pertama seorang anak. Orang tua memiliki peranan

sangat besar dalam mendidik anaknya. Selain terus memberikan motivasi

kepada anaknya orang tua dituntut untuk terus memantau kegiatan belajar

anaknya di rumah. Orang tua merupakan pendidik utama dan yang paling

utama bagi anak-anak mereka. Karena dari merekalah anak mulai

menerima pendidikan dengan demikian bentuk pertama dari pendidikan

61
Mas’odatul Hasanah/Marholi, Wawancara, Sampang 7 Agustus 2023.
45

terdapat dalam kehidupan keluarga. pendidikan Pada kebanyakan

keluarga, ayah dan ibu (Orang tua) memegang peranan penting terhadap

anak-anaknya. Ayah dan ibu masing-masing mempunyai tugas dan

tanggungjawab dalam mengasuh dan membimbing anak serta memberikan

pendidikan kepada mereka. Jika sekolah menghendaki hasil yang baik dari

pendidikan anak didiknya, perlu adanya kerjasama atau hubungan yang

erat antara sekolah (guru) dan keluarga (orang tua).

Dengan adanya kerjasama itu, orang tua akan dapat memperoleh

pengetahuan dan pengalaman dari guru dalam hal mendidik anak-anaknya,

sebaliknya para guru dapat pula memperoleh keterangan dari orang tua

tentang kehidupan dan sifat anak-anaknya. Keterangan-keterangan orang

tua sangat besar gunanya bagi guru dalam member pelajaran pada anak

didiknya dan guru dapat mengerti lingkungan anak didiknya. Hubungan

kerjasama sekolah (guru) dan orang tua merupakan hubungan timbale

balik dalam usaha mencapai tujuan pendidikan. Suatu bentuk partisipasi

untuk memperoleh pengertian, kepercayaan dan penghargaan serta

dukungan dalam proses pendidikan dan penanaman nilai-nilai dari orang

tua terhadap anak didik.

Kerjasama guru dan orang tua dalam meningkatkan kedisiplinan

siswa di kelas yaitu untuk meningkatkan kedisiplinan siswa di kelas harus

ada komunikasi yang baik dan lancer dari kedua pihak baik dari pihak

sekolah (guru) maupun pihak orang tua.

Ketika komunikasi lancer maka guru dengan mudah

memberitahukan kepada orang tua di rumah untuk lebih mengawasi lagi


46

anaknya serta selalu memberikan peringatan begitupun sebaliknya orang

tua lebih mudah mendapat informasi mengenai anaknya di sekolah.

Biasanya sekolah mengadakan rapat atau pertemuan dengan orang

tua siswa pada saat-saat memasuki tahun ajaran baru, pada saat pembagian

raport dan pada saat ada anak yang bermasalah. Untuk dapat

meningkatkan kedisiplinan siswa makan guru dan orang tua harus

menjalin komunikasi yang baik untuk dapat bertukar informasi dengan

orang tua siswa maka guru dengan cara sekolah mengadakan rapat atau

pun pertemuan dengan orang tua siswa, pihak sekolah juga mengadakan

surat menyurat dengan keluarga (orang tua) surat menyurat ini perlu

diadakan terutama pada waktu tertentu yang sangat diperlukan bagi

perbaikan pendidikan anak misalnya surat peringatan untuk orang tua

bahwa anak yang bersangkutan tidak naik kelas atau lainnya.

Dengan demikian orang tua akan lebih memperhatikan proses belajarnya.

Dari keterangan di atas dapat dipahami bahwa kerjasama orang tua dengan

guru sangat penting agar lebih cepat mengenal siswa yang perlu mendapat

perhatian khusus dan juga dapat membantu orang tua lebih memperhatikan

cara belajar anaknya.


47

2. Pembahasan Temuan Tentang Faktor Pendukung dan Penghambat

Guru Dan Orang Tua Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Siswa di

SMP Darul Ma’arif

a. Faktor Pendukung

1) Keterlibatan Orang Tua Dalam Mendukung Upaya Guru Dalam

Membina Kerjasama

Keterlibatan orang tua dalam mendukung upaya guru dalam

membina kerjasama yaitu orang tua terlibat langsung dengan

memotivasi anak dalam hal pembelajaran dengan cara memantau

kegiatan belajar anak dirumah dan memberikan teguran kepada

anak ketika melakukan pelanggaran di rumah maupun di sekolah.

2) Tersedianya Sarana Dan Prasana di Sekolah

Dalam melaporkan nilai siswa ke orang tua, guru

menggunakan sarana dan prasarana sekolah dibagikan kepada

siswa sebagai penghubung antara sekolah dan orang tua siswa.

b. Faktor Penghambat

1) Latar Belakang Keluarga

Bila orang tua sejak kecil terbiasa hidup dalam keluarga

atau lingkungan yang keras, pemabuk, tidak memiliki disiplin,

tidak menghargai orang lain, bertingkah laku semaunya, maka

kebiasaan, itu akan terbawa ketika orang tua sehingga mereka tidak

bias membimbing dan menanamkan disiplin pada anaknya.

Sedangkan orang tua yang terbiasa sejak kecil terbiasa hidup dalam
48

keluarga yang sangat peduli dan memperhatikan sikap serta

perilaku disiplin maka ketika menjadi orang tua mereka akan

melakukan hal yang sama kepada anak mereka.

2) Sikap dan Karakter Keluarga

Dalam menanamkan disiplin kepada anaknya factor ini

mempengaruhinya. Bahwa Orang tua yang mempunyai karakter

otoriter cenderung membina disiplin anak-anaknya secara otoritas.

Sedangkan mereka yang memiliki watak peramah, lemah lembut,

cenderung membina disiplin anak-anaknya dengan tidak ingin

menyakiti fisik.

3) Latar Belakang Pendidikan dan Status Sosial Ekonom iKeluarga

Masyarakat di DesaTapaan 12,8 % sebagai petani, 2,3 %

sebagai PNS (Pegawai Negeri Sipil), 15,4% sebagai peternak

dalam artian masyarakat sebagian memiliki binatang ternak

diantaranya : ayam, kambing dan sapi, 4,5 % sebagai pengrajin

industry rumah tangga, dan ada beberapa yang tidak memiliki

pekerjaan tetap. Jika ada pekerjaan mereka bekerja tapi jika tidak

ada mereka di rumah saja, atau bias dibilang mereka kerja

serabutan.

Orang tua dengan pekerjaan sebagai petani mendidik anak

mereka dengan cara membiarkan anak mencari dan menemukan

sendiri apa yang menjadi kemauannya memberikan kebebasan

dalam bergaul dan sebagian juga keluarga dengan pekerjaan yang


49

sama masih memberikan batasan dan pengawasan pada anak-

anaknya.

Sedangkan keluarga dengan pekerjaan orang tua sebagai

pegawai negeri sipil mereka tidak terlalu memberikan kebebasan

kepada anak dalam hal bergaul dan lebih memberikan pengawasan

kepada anak dalam hal pembelajaran dan menerapkan kedisiplinan

kepada anak mereka baik itu di rumah maupun di sekolah.

4) Keutuhan dan Keharmonisan Dalam Keluarga

Keutuhan dan keharmonisan keluarga merupakan hal penting

dalam mendidik anak. Ketika dalam satu keluarga tidak utuh lagi

baik itu ibu atau ayah yang tidak lagi tinggal bersama dalam

keluarga maka ini akan memberikan pengaruh negative terhadap

pertumbuhan anak serta anak lebih susah diatur, membangkang

dan melawan orang tuanya, karna kurangnya lagi perhatian dari

orang tua, juga dapat mempengaruhi fungsi-fungsi orang tua dalam

mendidik membentuk, dan mengembangkan kedisiplinan pada

anak-anak.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Untuk merangkum penjelasan di atas dapat ditarik suatu kesimpulan :

1. Bentuk kerjasama guru dan orang tua dalam meningkatkan kedisiplinan

siswa di SMP Darul Ma’arif antara lain :

a. Kunjungan kerumah Siswa.

b. Orang Tua Kesekolah.

c. Adakan komunikasi antara sekolah dan warga.

d. Transkip Nilai.

2. Pelaksanaan kerjasama guru dan orang tua dalam meningkatkan

kedisiplinan siswa di SMP Darul Ma’arif antara lain : Sekolah mengadakan

rapat orang tua diawal semester atau pengajaran baru, pembagian raport dan

ketika ada anak yang bermasalah.

3. Faktor pendukung dan penghambat guru dan orang tua dalam meningkatkan

Kedisiplinan siswa di SMP Darul Ma’arif antara lain :

a. Faktor Pendukung

1) Keterlibatan Orang Tua Dalam Mendukung Upaya Guru Dalam

Membina Kerjasama

2) Tersedianya Sarana Dan Prasana di Sekolah

50
51

b. Faktor Penghambat

Faktor penghambat guru dan orang tua dalam meningkatkan

kedisiplinan siswa di SMP Darul Ma’arif diakibatkan karena beberapa

hal yaitu sebagai berikut :

1) Latar Belakang Keluarga

2) Sikap dan Karakter Keluarga

3) Latar Belakang Pendidikan dan Status Sosial Ekonomi Keluarga

4) Keutuhan dan Keharmonisan Dalam Keluarga

B. Saran-Saran

Penulis mencoba memberikan beberapa saran kepada berbagai pihak

sebagai berikut :

1. Kepada pihak harus lebih meningkatkan lagi kerjasamanya dengan orang

tua dalam meningkatkan kedisiplinan siswa.

2. Orang tua diharapkan dapat memberikan perhatian dan waktunya untuk

lebih dekat dengan anak di lingkungan keluarga untuk pembentukan

karakter disiplin anak.

3. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan menemukan cara dalam menghadapi

masalah yang dialami guru dan orang tua dalam menjalin kerjasama yang

baik agar menjadi acuan dikemudian hari.


DAFTAR PUSTAKA

Agus Wibowo, 2012 Pendidikan Karakter: Strategi Membangun Karakter


Bangsa Berperadaban Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Abdurrahmat Fathoni, Manajemen Sumber daya manusia, (Jakarta: Rineka


Cipta, 2006)

Suryadi, 2006 Kiat Jitu dalam Mendidik Anak Bandung: Alfabeta.

Siti Mawaddah Huda, 2018 “Kerjasama Guru dan Orang Tua Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa” Skripsi, Universitas Islam Negeri
Sumatera Utara.

Sholat Lima Waktu Siswa Kelas X Di SMA Negeri 3 Kota Bengkulu” 2019
Skripsi, Institut Agama Islam Negeri Bengkulu.

Tim Redaksi Kamus Bahasa Indonesia, 2008 Kamus Bahasa Indonesia,


Jakarta: Pusat Bahasa.

Tim Prima Pena, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Gita Media Press.

Tim PenyusunKamus Pusat Bahasa, 2007 KamusBesar Bahasa Indonesia,


Cet IV; Jakarta: Balai Pustaka.

Tim Redaksi Kamus Bahasa Indonesia, Kamus Bahasa Indonesia


Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional.

Upi Satriyana, “Kerja Sama Guru Dan Orang Tua Dalam Menanamkan
Kedisiplinan Ibadah Sholat Lima Waktu Siswa Kelas X Di SMA
Negeri 3 Kota Bengkulu" (Skripsi, Institut Agama Islam Negeri
Bengkulu).

Siti Mawaddah Huda, “Kerjasama Guru dan Orang Tua Dalam


Meningkatkan Hasil Belajar Siswa” (Skripsi, Universitas Islam Negeri
Sumatera Utara).

Iwan Shalahuddin, Indra Maulana dan Teresia Eriyani, Prinsip-Prinsip Dasar


Kewirausahaan, (Yogyakarta: Deepublish, 2018)

52
53

Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Persfektif Islam Cet. VII : Juni:
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008

Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching Cet. II : Maret:
PT Ciputat Press, 2007

Wasty Somanto, Psikologi Pendidikan Cet. IV: Jakarta : PT. Rineke Cipta,
1998

Kartono, Kartini, Patologi Sosial, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001.


52

RIWAYAT HIDUP

Slamet Harianto merupakan putra dari pasangan bapak Ratijo

dan Marsiyah yang dilahirkan di desa Olor, kecamatan

Banyuatis, Kabupaten Sampang pada tanggal 07 Januari 1999

Pendidikan Formal dimulai dari MI Darul Ma’arif Gumorong,

Tapa’an, lulus dari Sekolah Dasar pada tahun 2013, kemudian

melanjutkan Sekolah Menengah Pertama di MTs Darul Ma’arif Gumorong lulusan tahun

2016, selanjutnya menempuh pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan di SMK Ikhya’

Ulumiddin Gumorong, lulus pada tahun 2019.

Selama berpendidikan Slamet Harianto aktif di organisasi sekolah atau diluar sekolah ,

rinciannya sebagai berikut :

1. Ketua MTs Darul Ma’arif Gumorong (2014/2015)

2. Dewan Penggalang Pramuka MTs Darul Ma’arif Gumorong (2013-2015)

3. Anggota SMK Darul Ma’arif Gumorong (2017/2018)

4. Ambalan Penegak Pramuka SMK Darul Ma’arif Gumorong (2017)

5. Anggota PAC IPNU Banyuatis (2020-2022)

Anda mungkin juga menyukai