SKRIPSI
Oleh:
Puput Tri Ambarwati
NIM 13303241019
Oleh:
Puput Tri Ambarwati
NIM. 13303241019
ABSTRAK
ii
THE ANALYSIS REPRESENTATION ABILITY OF STUDENTS IN THE
CHEMICAL EQUILIBRIUM LABORATORY WORK OF GRADE XI
SMA NEGERI 1 GODEAN IN THE ACADEMIC YEAR 2016/2017
By:
Puput Tri Ambarwati
13303241019
ABSTRACT
iii
SURAT PERNYATAAN
NIM : 13303241019
2016/2017
menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri. Sepanjang
pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan
orang lain kecuali sebagai acuan kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya
ilmiah yang telah lazim. Apabila terbukti pernyataan tersebut tidak benar
iv
HALAMAN PERSETUJUAN
v
HALAMAN PENGESAHAN
vi
HALAMAN MOTTO
“So which of the favours of your Lord would you deny? “ (QS, 55:55)
-@puputtea-
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Ibuk Bapak yang selalu di hati, Mas Mbak terbaik sepanjang masa, Buke dan Pak Oto
orangtua keduaku, Bu Lis atas bimbingannya, Partner skreepsweet kerjasamanya, Sahabat-
sahabat segala cuaca, Teman-teman yang berhati mulia, Pendidikan Kimia atas
kebersamaannya, semua yang saya cintai dan mencintai saya.
-Terima kasih-
viii
KATA PENGANTAR
penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan dan kerjasama berbagai pihak.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih
1. Bapak Dr. Hartono, M.Si., selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu
2. Bapak Drs. Jaslin Ikhsan, M.App.Sc., Ph.D., selaku Ketua Jurusan Pendidikan
UNY dan penguji pendamping yang telah memberikan koreksi perbaikan dan
4. Ibu Rr. Lis Permana Sari, M.Si., selaku Dosen Pembimbing TAS yang telah
5. Bapak Prof. AK. Prodjosantoso, Ph.D selaku penguji utama yang telah
ix
6. Bapak Maryono, S.Pd., selaku Kepala SMA Negeri 1 Godean Sleman yang
7. Ibu Siti Martiningsih, S.Pd., selaku guru mata pelajaran kimia SMA Negeri 1
ini.
8. Bapak, Ibu, Mas dan Mbak yang telah memberikan do’a dan dukungan baik
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
Akhirnya, semoga segala bantuan yang telah diberikan semua pihak di atas
menjadi amalan yang bermanfaat dan mendapatkan balasan dari Allah SWT dan
Tugas Akhir Skripsi ini menjadi informasi bermanfaat bagi pembaca atau pihak
x
DAFTAR ISI
xi
BAB III METODE PENELITIAN .....................................................................34
A. Desain Penelitian..............................................................................................34
B. Alur Kerja Penelitian........................................................................................35
C. Prosedur Penelitian...........................................................................................36
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian .........................................................37
E. Populasi, Sampel Penelitian, dan Teknik Sampling.........................................37
1. Populasi Penelitian .....................................................................................37
2. Teknik Sampling dan Sampel Penelitian ...................................................38
F. Instrumen Penelitian dan Analisis Instrumen ..................................................38
1. Instrumen Penelitian...................................................................................38
2. Analisis Instrumen Penelitian ....................................................................39
G. Teknik Pengumpulan Data ...............................................................................42
H. Teknik Analisis Data ........................................................................................42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....................................45
A. Hasil Penelitian ................................................................................................45
1. Sebaran Kemampuan Representasi ............................................................45
2. Persentase Kemampuan Representasi untuk Setiap Level .........................51
3. Perbandingan Persentase Kemampuan Representasi Peserta Didik pada
Praktikum Metode Demonstrasi dengan Metode Eksperimen ...................53
B. Pembahasan......................................................................................................55
1. Persentase kemampuan representasi peserta didik .....................................55
2. Persentase Kemampuan Representasi Peserta Didik untuk Setiap Level
Representasi ...............................................................................................69
3. Kemampuan Representasi Praktikum dengan Metode Demonstrasi dan
Metode Eksperimen ...................................................................................88
BAB V SIMPULAN DAN SARAN .....................................................................98
A. Simpulan ..........................................................................................................98
B. Saran.................................................................................................................99
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................100
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Petunjuk Praktikum ............................................................103
Lampiran 2. Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Representasi ...............................114
Lampiran 3. Instrumen Soal Kemampuan Representasi ......................................116
Lampiran 4. Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran ........................................130
Lampiran 5. Perhitungan Kualitas Instrumen ......................................................136
Lampiran 6. Perhitungan Reliabilitas Instrumen Kemampuan Representasi.......139
Lampiran 7. Persentase dan Kategori Kemampuan Representasi Peserta Didik .147
Lampiran 8. Persentase dan Kategori Kemampuan Representasi Peserta Didik
untuk Setiap Aspek Kemampuan Representasi...............................152
Lampiran 9. Persentase dan Kategori Kemampuan Representasi Peserta Didik
dalam Setiap Aspek Kemampuan Representasi pada Praktikum
dengan Metode Demonstrasi dan Metode Eksperimen...................154
Lampiran 10. Dokumentasi ..................................................................................155
Lampiran 11. Lembar Penyataan Validasi ...........................................................159
Lampiran 12. Lembar Penilaian Instrumen..........................................................160
Lampiran 13. Penjabaran Kriteria Penilaian Instrumen menjadi Indikator .........166
Lampiran 14. Lain-lain.........................................................................................189
xv
BAB I
PENDAHULUAN
Ilmu kimia merupakan salah satu disiplin bidang ilmu pengetahuan alam.
Sebagai sebuah ilmu pengetahuan alam, kajian-kajian dalam ilmu kimia bertujuan
untuk memahami sifat dan perubahan materi di alam (Tim Pengembang Ilmu
Pendidikan, 2007). Materi dalam ilmu kimia dijelaskan pada level makroskopik
dan submikroskopik dengan menggunakan analogi yang telah diketahui (Justi &
Gilbert, 2002). Level submikroskopik merujuk pada level partikulat yang tidak
kesempatan untuk mempelajari kimia secara lebih baik dalam mempelajari suatu
hal yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Dengan menggunakan
dan contoh konsep abstrak mungkin sulit dipahami oleh peserta didik (Schunk,
2012) sehingga untuk memahami konsep abstrak dalam ilmu kimia diperlukan
(Demircioglu et al., 2013) karena peserta didik dituntut untuk mengkonstruksi hal
1
yang tidak dapat dilihat. Selain itu banyaknya konsep kimia yang bersifat abstrak
yang harus diserap peserta didik dalam waktu relatif terbatas menjadikan ilmu
kimia merupakan salah satu pelajaran sulit bagi peserta didik sehingga banyak
dalam bentuk representasi kimia. Menurut Wu, Krajcik, dan Soloway (2001),
representasi kimia merujuk pada berbagai jenis rumus, struktur, dan simbol yang
Rahm, 2011).
dan simbolik. Ketiga level tersebut saling terkait satu sama lain. Becker, Stanford,
ilmu kimia, yang membedakannya dengan disiplin ilmu yang lain (Tim
2
Dalam mempelajari kimia, peserta didik dituntut memiliki kemampuan
representasi untuk memahami ilmu kimia secara utuh. Menurut Kozma dan
Russell dalam Madden et al. (2011), level kompetensi representasi kimia adalah
sebagai berikut.
diamati.
c. Representasi didasarkan pada entitas tak terlihat dan proses yang diamati.
d. Sistem simbol formal digunakan dengan benar dan secara spontan untuk
yang benar untuk menghubungkan antara proses diamati dan entitas tak
terlihat.
kimia kimia yang dalam dan utuh, peserta didik selain harus dapat
untuk dapat memahami suatu konsep kimia yang utuh, maka ketiga level
3
pembelajaran secara terintegrasi dan proporsional. Akan tetapi, pekerjaan
penyebab kimia sebagai disiplin ilmu yang sukar dipahami (Tim Pengembang
tampak dan abstrak (Demircioglu et al., 2013; Ramnarain & Joseph, 2012; Wu et
submikroskopik dan simbolik yang bersifat abstrak (dalam bentuk deskripsi kata-
kata) akibatnya peserta didik tidak mampu membayangkan bagaimana proses dan
struktur dari suatu zat yang mengalami reaksi. Sementara Buntine et al. (2007)
dari representasi suatu materi. Hal ini menunjukkan bahwa peserta didik tidak
level submikroskopik.
4
Representasi masalah yang sesuai adalah dasar untuk memahami masalah dan
pengumpulan fakta yang lebih banyak atau langkah hafalan, tetapi praktik
representasi simbolik, verbal, dan grafik dapat membantu peserta didik dalam
memahami suatu konsep dengan cara yang berbeda dan pemahaman ini dapat
dalam buku teks dan proses pembelajaran di kelas) dan praktik dengan kegiatan
Vicente, 2016). Ilmu kimia yang bersifat abstrak akan lebih mudah dipahami
dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang nyata atau bersifat konkrit. Salah satu
kegiatan nyata yang melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses
5
et al. (2007) kerja laboratorium yang baik akan menyediakan lingkungan belajar
pengamatan eksperimental.
Materi kimia bersifat sangat konseptual dan peserta didik kesulitan untuk
representasi dalam praktikum perlu diperhatikan. Selain itu menurut Becker et al.
yang diamati dengan konsep pada level submikroskopik dan simbolik maka
Demircioglu et al. (2010) dan van Driel (2002) mengatakan bahwa salah
satu konsep kimia yang sulit dipahami peserta didik adalah materi kesetimbangan
stoikiometri dan kinetika yang bersifat mikro menjadi topik yang abstrak bagi
peserta didik. Dalam materi ini diperlukan representasi yang dapat membantu
6
Kegiatan praktikum sering dilakukan untuk memperdalam pemahaman
konsep pada materi kesetimbangan kimia. Akan tetapi dalam kegiatan praktikum
konsep pada level simbolik dan submikroskopik. Akibat dari tidak terhubungnya
B. Identifikasi Masalah
a. Sebagian konsep kimia bersifat abstrak sehingga peserta didik kesulitan dalam
7
b. Kemampuan representasi kimia sangat penting dalam pemahaman materi
yang rumit.
kesetimbangan kimia.
C. Pembatasan Masalah
cukup banyak dan luas sehingga permasalahan yang ada perlu dibatasi pada:
a. Subjek yang diteliti yaitu peserta didik kelas XI SMAN 1 Godean tahun
pelajaran 2016/2017
8
D. Rumusan Masalah
Masalah ini dapat disajikan lebih rinci menjadi beberapa sub masalah
sebagai berikut.
pelajaran 2016/2017?
2016/2017?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan
9
pergeseran arah kesetimbangan kelas XI SMA Negeri 1 Godean tahun
pelajaran 2016/2017.
2016/2017.
F. Manfaat Penelitian
Bagi Peneliti:
b. Sebagai bahan acuan untuk penelitian lebih lanjut yang relevan dengan
penelitian ini.
Bagi Guru:
10
b. Guru dapat menyusun model pembelajaran yang sesuai untuk meningkatkan
Bagi umum:
11
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Ilmu Kimia
sehingga ilmu kimia memiliki karakteristik yang sama dengan IPA. Ilmu kimia
mempelajari zat dan sifat-sifatnya, perubahan yang dialami zat tersebut, dan
Chang (2010), kimia sering disebut sebagai pusat ilmu sains karena pengetahuan
dasar kimia merupakan esensial bagi peserta didik yang mempelajari biologi,
Chang (2010) menyebutkan ada tiga level dalam belajar kimia yang saling
Gambar 1.
mereka tentang atom dan molekul untuk menjelaskan fenomena yang diamati.
12
Menurut Middlecamp dan Kean (1985), kimia mempunyai beberapa ciri,
yaitu:
kimia yang tidak nampak dan perlu dibayangkan untuk dapat memahaminya
Kebanyakan objek yang ada di dunia ini merupakan campuran zat-zat kimia
yang kompleks dan rumit. Agar segala sesuatunya mudah dipelajari, maka
dianggap murni atau hanya mengandung dua atau tiga zat saja. Dalam
didik tidak mengalami salah konsep dalam menerima materi yang diajarkan.
samping itu, perkembangan ilmu kimia sangat cepat, seperti pada bidang
sebagainya. Hal ini menuntut semua untuk lebih cepat tanggap dan selektif.
13
diperlukan bab mengenai subjek ini. Selain itu juga diperlukan dalam
kimia.
Salah satu alasan kimia sulit dipahami yaitu konsep kimia yang bersifat abstrak
2. Pembelajaran Kimia
merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi individu
14
a. Perubahan bersifat kontinu dan fungsional
kegiatan peserta didik berupa pemberian pengalaman belajar peserta didik yang
Menurut Justi & Gilbert (2002) belajar kimia melibatkan: (i) untuk
mengetahui model utama yang sudah dikemukakan oleh kimiawan, seperti model
bidang dan limit, (ii) mengapresiasi peran model dalam akreditasi dan penyebaran
produk dalam penyelidikan kimia, dan (iii) menciptakan dan mencoba produk
model kimia baik secara individu dan/ atau kelompok. Oleh karena itu,
dalam pembelajaran kimia. Melalui belajar kimia, peserta didik dituntut dapat
mengasimilasi konsep baru dengan konsep lama yang telah ada dalam strukur
15
a. Membentuk sikap positif terhadap kimia dengan menyadari keteraturan
dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.
b. Memupuk sikap ilmiah yang jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis, dan
penafsiran data, serta menyampaikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis.
kesejahteraan manusia.
banyak praktisi pendidikan saat ini, melainkan jauh lebih luas dari ini. Pendidikan
dengan metode ilmiah, membentuk sikap positif terhadap ilmu kimia, serta
memahami dampak lingkungan dan sosial dari ilmu kimia. Keseluruhan tujuan
16
3. Representasi kimia
aljabar, grafik, tabel data, dan persamaan kimia (Madden et al., 2011).
Kozma dan Russell dalam Madden et al. (2011) menyebutkan ada tujuh
dengan cara yang berbeda atau digunakan untuk menekankan fitur berbeda.
17
f. Memahami bahwa representasi sesuai tetapi berbeda dari fenomena yang
diamati.
yang diobservasi.
dapat berfungsi dalam banyak cara. Representasi dapat dipahami sebagai proses
Representasi juga dapat menjadi produk atau hasil dari model mental internal,
atau skema, atau pemikiran eksternal. Selain itu, representasi berfungsi sebagai
alat untuk membayangkan dan mengkoordinasi dimensi yang berbeda, tujuan dan
Ramnarain dan Joseph (2012) ilmu kimia dapat dipahami melalui tiga dimensi
level tersebut saling terkait satu sama lain. Adapun deskripsi level-level
melalui pengamatan nyata (tangible) dan fenomena yang dapat dilihat (visible)
dan persepsi oleh panca indra (sensory level), baik secara langsung maupun
18
tak langsung. Perolehan pengamatan itu dapat melalui pengamatan sehari-hari
perubahan warna, suhu, pH larutan, pembentukan gas dan endapan yang dapat
mengenai struktur dan proses pada level partikel (atom, molekul, dan ion)
(animasi).
yaitu simbol kimia, rumus kimia dan persamaan reaksi, diagram, stoikiometri
4. Praktikum Kimia
Dalam pembelajaran kimia peserta didik dituntut untuk aktif untuk dapat
memahami konsep abstrak yang terdapat dalam materi kimia dengan melakukan
19
kegiatan kerja laboratorium atau praktikum. Kegiatan laboratorium ini dapat
konsep kimia dan memotivasi peserta didik dalam proses pembelajaran sehingga
tentang materi kimia secara empiris. Hal ini karena pembelajaran kimia
tidak hanya dipelajari secara teoritis, tetapi disertai dengan pengalaman nyata
20
b. membangkitkan keingintahuan terhadap ilmu kimia,
mengembangkan pola, konsep dan teori, bukan mengilustrasikan teori yang sudah
kepada peserta didik, eksperimen yang tidak ditunjukkan secara langsung tetapi
melalui alat peraga, dan eksperimen yang hanya diceritakan oleh pendidik atau
buku. Di sisi lain, menurut Figuiredo et al. (2016) kegiatan praktikum dapat
resep, dan percobaan dengan membuat resep sendiri. Praktikum yang memiliki
peranan paling sedikit bagi peserta didik adalah demonstrasi karena dilakukan
oleh guru. Pada metode ini peserta didik pasif sehingga sedikit memberikan
21
dibawah bimbingan guru. Kerja lab ini berdasar pada konstruktivisme yang sangat
oleh setiap peserta didik tapi oleh guru, satu atau dua peserta didik, dan yang lain
e. Membantu guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang lebih efektif dan
efisien.
a. Dapat menunjukkan proses suatu peristiwa tetapi alat dan bahan tidak banyak
digunakan.
b. Interaksi dua arah dalam pembelajaran lebih positif karena hal-hal yang
5. Hasil belajar
dengan penguasaan bahan pelajaran yang diwujudkan dalam bentuk hasil belajar
22
dengan nilai yang tinggi. Menurut John B. Caroll (Sugihartono dkk., 2013) hasil
ditentukan.
penyebab kesulitan belajar dibagi menjadi faktor yang berasal dari dalam diri
peserta didik (faktor internal) dan faktor dari luar diri peserta didik (faktor
perasaan dan percaya diri, motivasi, kematangan untuk belajar, usia, jenis
yang berupa hardware maupun software serta lingkungan, baik lingkungan sosial
23
Dibandingkan dengan mata pelajaran lain, umumnya kimia diyakini
sebagai pelajaran yang lebih sulit, setidaknya pada tingkat dasar. Salah satu
alasannya karena kimia memiliki kosakata yang sangat khusus yang tidak dapat
dibahasakan seperti bahasa yang digunakan sehari-hari. Selain itu tujuan belajar
kimia yaitu agar dapat berpikir seperti ahli kimia, melihat hal yang makroskopik
yang dapat dilihat, disentuh, dan diukur langsung serta dapat memvisualisasikan
partikel dan peristiwa mikroskopik yang tidak dapat dialami tanpa teknologi
6. Kesetimbangan kimia
yang lebih tinggi (van Driel & Graber, 2002). Submateri pada kesetimbangan
salah satu materi abstrak yang sulit dipahami peserta didik (van Driel & Graber,
konsep spesifik dan abstrak yang penting dalam memahami kesulitan belajar
peserta didik misalnya reaksi kimia, stoikiometri dan kinetika. Pada materi
24
Kesetimbangan kimia menunjukkan reversibilitas reaksi kimia dan
kimia merupakan reaksi dinamis pada level mikroskopik sedangkan pada level
reaksi kimia berlangsung hanya dalam satu arah dan akan berhenti jika salah satu
konsep yang bersifat mendalam dan bertahan lama secara konstruktif tidak
konsep dalam praktikum dapat dilihat dari kemampuan ketiga level representasi
kanan) sama dengan laju reaksi balik (ke kiri) serta konsentrasi reaktan dan
produk tidak lagi berubah seiring berjalannya waktu (Chang, 2010). Reaksi
molekuler dan tidak dapat diamati perubahannya karena laju ke kanan sama
dengan laju ke kiri. Salah satu reaksi kesetimbangan yaitu reaksi yang melibatkan
25
Ketika sejumlah tertentu N2O4 dimasukkan ke dalam labu kosong, warna
NO2. Warna cokelat akan semakin tua dengan terus berlangsungnya penguraian
N2O4 sampai akhirnya tercapai kesetimbangan. Setelah itu, tidak terlihat lagi
konsentrasi produk dan reaktan konstan sehingga rasionya pasti memiliki nilai
yang konstan. Nilai dari perbandingan konsentrasi produk dan reaktan pada
kesetimbangan berikut:
aA + bB cD + dD
[C]c [D]d
𝐾𝑐 = [A]a [B]b (2.1)
dan reaktan pada fasa larutan (aq) dan gas (g). Akan tetapi untuk konsentrasi
suatu padatan, seperti densitas, merupakan sifat yang intensif dan tidak tergantung
pada banyaknya zat yang ada sehingga konsentrasi suatu padatan (s) selalu
26
dan reaksi kesetimbangan heterogen. Kesetimbagan homogen berlaku untuk
reaksi yang semua spesi bereaksinya berada pada spesi yang sama.
kesetimbangannya, sehingga jika ada pengaruh dari luar maka sistem tersebut
akan berubah sedemikian rupa agar segera diperoleh keadaan kesetimbangan lagi.
Dalam hal ini dikenal dengan Asas Le Chatelier, yaitu jika dalam suatu sistem
kesetimbangan diberikan aksi dari luar, maka sistem akan berubah sedemikian
rupa sehingga pengaruh aksi itu sekecil mungkin. Beberapa aksi yang dapat
a. Perubahan konsentrasi
Jika konsentrasi suatu komponen dikurangi, maka sistem akan melakukan reaksi
naik kemudian sebagian yang ditambahkan akan bereaksi dengan sebagian PCl 3
27
kesetimbangan akan terbentuk kembali dengan konsentrasi baru tetapi dengan Kc
b. Perubahan suhu
Jika suhu reaksi dinaikkan (kalor bertambah), maka sistem akan menyerap
kalor tersebut dan kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi endoterm. Jika
suhu reaksi diturunkan (kalor berkurang), maka sistem akan melepas kalor
c. Perubahan tekanan/volume
28
kesetimbangan bergeser ke arah jumlah koefisien terbesar. Misal untuk reaksi
tekanan (kiri) atau kenaikan volum, reaksi akan bergeser ke kiri untuk membentuk
B. Penelitian Relevan
dilakukan oleh Ika Nila Lestari (2014) Universitas Negeri Yogyakarta dengan
judul “Multi Representasi Pembelajaran Kimia pada Materi Ikatan Kimia Kelas X
mengetahui adanya perbedaan hasil prestasi yang signifikan antara peserta didik
peserta didik yang diberikan soal umum dan untuk mengetahui adanya pengaruh
29
bergambar. Penilaian dilakukan oleh 34 orang peserta didik kelas X SMA
motivasi belajar peserta didik. Semakin tinggi motivasi belajar peserta didik,
maka semakin tinggi pula hasil prestasi belajar peserta didik tersebut.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui: (1) tingkat pemahaman
dan mikroskopik peserta didik adalah sangat rendah. (2) Kesalahan pemahaman
dapat menulis reaksi ionisasi dan peserta didik tidak dapat memilih rumus yang
30
digunakan untuk menghitung pH larutan. Kesalahan pemahaman mikroskopik
mikroskopik dari larutan asam kuat, basa kuat, asam lemah, basa lemah, dan
C. Kerangka Berpikir
kimia. Konsep abstrak ini harus divisualisasi terlebih dahulu untuk memudahkan
adanya representasi kimia. Representasi kimia terbagi menjadi tiga level, yaitu
level makroskopik untuk peristiwa/kejadian yang dapat dilihat secara nyata, level
tinggi akan lebih cepat dalam memahami dan menguasai konsep kimia. Beberapa
31
makroskopik kimia. Dengan praktikum peserta didik diharapkan dapat
menentukan tingkat pemahaman kimia peserta didik secara utuh. Praktikum dalam
penelitian ini dibagi menjadi dua metode, yaitu demonstrasi dimana yang
dilakukan oleh peserta didik dengan mengikuti lembar petunjuk praktikum yang
telah disediakan.
kinetika yang bersifat mikro menjadi topik yang abstrak bagi peserta didik, selain
dibayangkan.
praktikum dapat dipahami secara utuh mulai dari level makroskopik, simbolik,
32
hingga submikroskopik. Kemampuan representasi praktikum yang salah akan
uraian yang memuat ketiga level representasi kimia. Persentase tinggi rendahnya
kebenaran peserta didik dalam menjawab pertanyaan pada test hasil belajar akan
kemampuan representasi praktikum kimia yang dimiliki peserta didik yang tinggi.
kemampuan representasi praktikum kimia yang dimikili peserta didik maka perlu
yang digunakan merupakan soal uraian mengenai praktikum yang baru saja
dilakukan.
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
variabel bebas karena manifestasi fenomena telah terjadi. Dalam penelitian ex post
facto, objek tidak diberi perlakuan dan data dikumpulkan setelah semua kejadian
Rancangan dalam penelitian ini menggunakan satu sampel dan satu faktor
yaitu kemampuan representasi peserta didik pada praktikum yang meliputi tiga
metode, yaitu dua kali pertemuan dilakukan dengan metode demonstrasi dan dua
dilakukan oleh peneliti dan beberapa perwakilan peserta didik sedangkan pada
praktikum yang telah disediakan. Sampel yang digunakan adalah peserta didik
34
B. Alur Kerja Penelitian
Validasi instrumen
Analisis data
Kesimpulan
35
C. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan
materi kesetimbangan kimia. Hasil dari kajian pustaka dan analisis isi materi
soal representasi kemudian di validasi oleh ahli (expert judgement) dan dilakukan
revisi.
2. Tahap Pelaksanaan
Subjek penelian ini adalah peserta didik kelas XI MIPA SMA N 1 Godean.
sebanyak 4 kali dengan judul (1) Reaksi Satu Arah dan Reaksi Bolak-balik, (2)
36
Pengaruh Perubahan Konsentrasi terhadap Pergeseran Arah Kesetimbangan, (3)
3. Tahap Penyelesaian
Pada tahap penyelesaian meliputi pengolahan data dan analisis dari hasil
Data yang telah diolah dan dianalisis kemudian dibahas secara deskriptif sehingga
kimia.
1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XI MIPA SMA N
1 Godean tahun pelajaran 2016/2017 sebanyak 127 peserta didik yang terdiri dari
37
2. Teknik Sampling dan Sampel Penelitian
menyesuaikan jadwal praktikum yang ada di SMA Negeri 1 Godean dan rata-rata
kelas yang memiliki kemampuan kognitif homogen. Sampel yang digunakan pada
penelitian ini sebanyak 1 kelas dari 4 kelas XI MIPA dengan jumlah 32 peserta
didik.
1. Instrumen Penelitian
percobaan, tujuan percobaan, pendahuluan, alat dan bahan, prosedur kerja, dan
mengambil data hasil penilaian adalah soal tertulis yang berupa uraian singkat.
38
kemampuan representasi disusun sendiri oleh peneliti dengan mengembangkan
a. Validitas Instrumen
dan masukan dari guru kimia. Hasil penilaian validasi dari ahli (expert judgement)
dan guru kimia berupa huruf diubah menjadi nilai kualitatif dengan langkah-
1) Hasil penilaian dari dosen dan guru kimia SMA sebagai validator yang masih
dalam bentuk huruf diubah menjadi skor menggunakan skala Likert dengan
2) Setelah data terkumpul dari dari validator kemudian menghitung skor rata-rata
39
Keterangan:
𝑛 = jumlah penilai
3) Mengubah skor rata-rata tiap aspek berupa data kuantitatif menjadi kriteria
Keterangan:
M i = mean ideal
kemudian dianalisis untuk menentukan rata-rata akhir dari data yang diperoleh
40
dan menentukan kategori kualitas instrumen yang dibuat sesuai dengan kriteria
b. Reliabilitas Instrumen
𝑘 ∑ 𝜎2
𝑟11 = [(𝑘−1) ] [1 −
𝜎2𝑡
𝑖]
(3.2)
Keterangan:
41
antara 0,00 sampai dengan 0,200 : reliabilitas sangat rendah
praktikum kedua sebesar 0,7606; praktikum ketiga sebesar 0,8045; dan praktikum
kimia. Penilaian dilakukan berdasarkan hasil jawaban peserta didik terhadap soal
Penilaian dilakukan sebanyak empat kali yaitu pada empat kegiatan praktikum
yang berbeda, jadi dalam pengumpulan data dilakukan empat kali praktikum pada
waktu yang berbeda sehingga diperoleh empat kali hasil penilaian kemampuan
Data dalam penelitian diperoleh dari hasil test peserta didik dalam
kesetimbangan kimia.
42
1. Menghitung persentase kemampuan representasi masing-masing peserta didik
dalam satu kelas pada satu kali praktikum, berdasarkan skala kategori
43
7. Menghitung persentase kemampuan representasi tiap level dalam satu kali
praktikum:
∑x
a= ∑y
(3.5)
praktikum.
a. Representasi makroskopik
b. Representasi simbolik
c. Representasi sub-mikroskopik
seluruh praktikum.
44
BAB IV
A. Hasil Penelitian
dilaksanakan pada jam pelajaran kimia dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran atau
Praktikum dilakukan dengan menerapkan dua metode, yaitu dua kali pertemuan
dengan metode eksperimen dan dua kali pertemuan dengan metode demonstrasi.
pembelajaran di kelas, namun peserta didik telah diberi tugas untuk merangkum
materi sebelum kegiatan praktikum. Penelitian ini dilakukan pada 32 peserta didik
yang dibagi menjadi 8 kelompok dengan setiap kelompok terdiri dari 4 orang.
didik dalam penelitian ini menggunakan test tertulis yang dikerjakan peserta didik
45
representasi peserta didik pada setiap praktikum yang dapat dilihat pada Gambar 5
praktikum pertama reaksi satu arah dan reaksi bolak-balik dapat dilihat pada
Gambar 5.
6%
22%
44%
28%
terdapat pada kategori kurang dengan persentase sebesar 44%. Sebagian kecil
representasi pada kategori baik sebesar 22%. Selain itu peserta didik dengan
46
sedangkan untuk kemampuan representasi dengan kategori sangat baik tidak
Kesetimbangan
13% 10%
32%
45%
representasi pada kategori baik dengan persentase sebesar 45% dan representasi
pada kategori cukup dengan persentase sebesar 32%. Selain itu pada praktikum
kedua ini sebagian kecil peserta didik mempunyai kemampuan representasi pada
kategori sangat baik dengan persentase sebesar 13% dan kategori kurang dengan
47
persentase sebesar 10%. Kemampuan representasi dengan kategori sangat kurang
Kesetimbangan
praktikum ketiga dengan judul pengaruh perubahan suhu terhadap pergeseran arah
7%
7%
46%
40%
46% dan hampir separuh peserta didik mempunyai kemampuan representasi pada
kategori baik dengan persentase sebesar 40%. Selain itu pada praktikum kedua ini
48
sangat kurang dan kurang dengan besarnya persentase yang sama yaitu 7%.
pembelajaran ini.
Kesetimbangan
6%
29% 13%
52%
sebesar 29%. Selain itu sebagian kecil peserta didik mempunyai kemampuan
representasi pada kategori cukup dengan persentase sebesar 13% dan kurang
49
dengan besarnya persentase sebesar 6%. Kemampuan representasi pada kategori
3% 6%
16%
41%
34%
kategori baik dengan persentase sebesar 41%. Selain itu sebagian peserta didik
sebesar 34%.
pada Tabel 4.
50
Tabel 4. Kategori Kemampuan Representasi Kelas XI MIPA
Praktikum Rerata nilai Kategori
1 57,99% Cukup
2 66,37% Baik
3 70,57% Baik
4 73,96% Baik
Rata-rata 67,22% Baik
dilihat dari jawaban peserta didik terhadap empat test kemampuan representasi
yang dikerjakan setelah praktikum. Praktikum yang dilakukan pada penelitian ini
berjudul reaksi satu arah dan reaksi bolak-balik, pengaruh perubahan konsentrasi
arah kesetimbangan.
setiap level yang dimiliki peserta didik pada setiap kegiatan praktikum serta
51
Tabel 5. Rerata dan Kategori Persentase Kemampuan Representasi Peserta Didik
untuk Setiap Level Representasi
Kemampuan Representasi
Praktikum
Makroskopik Simbolik Submikroskopik
Persentase Kategori Persentase Kategori Persentase Kategori
Sangat
1
75,00% Baik 59,50% Cukup 32,37% kurang
Sangat
2
84,90% baik 62,50% Cukup 43,23% Kurang
Sangat
3
84,38% baik 65,63% Cukup 57,03% Cukup
Sangat
4
91,41% baik 68,78% Baik 63,75% Cukup
90.00% 83.92%
80.00%
70.00% 64.10%
60.00%
Persentase
49.09%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
makroskopik simbolik submikroskopik
Level Representasi
52
Berdasarkan data hasil rerata kemampuan representasi peserta didik untuk
setiap level representasi diketahui bahwa sebagian besar peserta didik memilki
Penelitian ini dilakukan empat kali pertemuan, dua kali dengan metode
petunjuk praktikum dan dua kali dengan metode demonstrasi dimana hanya
didik lain hanya mengamati. Demonstrasi yang dilakukan yaitu reaksi satu arah
dan reaksi bolak-balik serta pengaruh perubahan suhu terhadap pergeseran arah
53
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa kemampuan representasi peserta
termasuk dalam kategori baik dengan persentase sebesar 79,69%; pada level
sebesar 44,70%.
didik pada praktikum dengan metode eksperimen lebih tinggi dibanding dengan
sangat baik dengan persentase sebesar 88,15%; pada level simbolik kemampuan
54
B. Pembahasan
diperoleh data berupa skor yang didasarkan pada pedoman penskoran jawaban test
representasi submikroskopik.
kemampuan representasi peserta didik untuk setiap kegiatan praktikum yang dapat
dilihat pada Gambar 5 sampai dengan Gambar 8. Berdasarkan hasil tersebut dapat
Praktikum reaksi satu arah dan reaksi bolak-balik ini bertujuan untuk
membedakan reaksi satu arah dan reaksi bolak-balik. Praktikum pertama ini
55
dan beberapa perwakilan peserta didik sedangkan peserta didik lainnya hanya
mengamati.
Praktikum ini terdiri dari dua percobaan, percobaan pertama peserta didik
berupa pengamatan gelembung gas dan warna larutan pada praktikum pertama
pada praktikum ini didominasi oleh peserta didik dengan kemampuan representasi
pada kategori kurang yaitu sebesar 44%. Selain itu sebanyak 28% peserta didik
memliki kemampuan representasi pada kategori cukup dan sebanyak 22% peserta
didik memiliki kemampuan representasi pada kategori baik. Pada praktikum ini
masih terdapat 6% peserta didik yang termasuk dalam kategori sangat kurang dan
disebabkan karena peserta didik kurang memahami bentuk soal yang disediakan.
Selain itu pengamatan yang beragam membuat peserta didik kesulitan dalam
56
Soal kemampuan representasi praktikum reaksi satu arah dan reaksi bolak-
balik berjumlah 14 butir soal uraian yang memuat ketiga level representasi, yaitu
peserta didik untuk praktikum ini sebesar 57,99% dan termasuk kategori cukup.
merupakan soal simbolik. Butir soal nomor 3 meminta peserta didik untuk
menuliskan persamaan reaksi yang terjadi antara serbuk CaCO 3 dan larutan HCl
sedangkan butir soal nomor 4 meminta peserta didik menggambarkan hasil reaksi
antara serbuk CaCO3 dengan larutan HCl dengan simbol yang telah ditentukan.
Beberapa peserta didik tidak dapat menjawab soal nomor 3 dan 4 dengan benar
persamaan reaksi dengan benar tidak dapat menggambarkan hasil reaksi dengan
Kesetimbangan
57
Praktikum kedua ini dilakukan dengan metode eksperimen dimana peserta didik
petunjuk praktikum.
yang terjadi pada reaksi larutan Fe 3+ dengan SCN- jika konsentrasi salah satu zat
ditambah dan dikurangi. Praktikum ini terdiri dari empat kali pengamatan warna
representasi yang telah dikerjakan, diperoleh hasil bahwa sebanyak 45% peserta
didik memiliki kemampuan representasi dalam kategori baik dan 32% peserta
peserta didik dimana kategori sangat baik belum muncul pada praktikum pertama.
Selain itu kemampuan representasi dalam kategori sangat kurang juga sudah tidak
ditemukan lagi pada praktikum kedua ini. Namun pada praktikum ini masih
ditemukan sebanyak 10% peserta didik yang masuk dalam kategori kurang.
58
Peningkatan kemampuan representasi peserta didik ini disebabkan karena
peserta didik sudah mulai beradaptasi dengan bentuk soal. Praktikum pengaruh
peserta didik tentang fenomena makroskopik yang mereka amati lebih lama
tersimpan dalam ingatan dibandingkan praktikum reaksi satu arah dan reaksi
peserta didik hanya melakukan satu jenis reaksi yaitu Fe 3+ dengan SCN-
sedangkan pada praktikum reaksi satu arah dan reaksi bolak-balik peserta didik
mengamati 2 jenis reaksi yaitu reaksi HCl dengan CaCO 3 dan reaksi PbSO4
dengan NaI sehingga pertanyaan untuk praktikum reaksi satu arah dan reaksi
terhadap pergeseran arah kesetimbangan ini berjumlah 17 butir soal uraian yang
59
2010). Keadaan tersebut menunjukkan ketika konsentrasi Fe 3+ ditambah maka
Selain itu ada yang beranggapan bahwa jumlah Fe 3+ dan FeSCN2+ bertambah
peserta didik untuk memilih keadaan kesetimbangan baru ketika konsentrasi SCN -
didik mengalami salah konsep sama halnya seperti nomor 8. Selain itu, kesalahan
juga terjadi karena peserta didik tidak memahami konsep kesetimbangan dengan
benar, mereka cenderung hanya melakukan apa yang ada di prosedur kerja.
Kesetimbangan
60
terhadap pergeseran arah kesetimbangan. Praktikum kedua ini dilakukan dengan
Pada praktikum ini peserta didik mengamati dua jenis reaksi, yaitu reaksi
yang menghasilkan gas NO2 dari logam tembaga dengan asam nitrat pekat dan
reaksi kesetimbangan gas NO2 dengan N2O4 yang ditandai dengan perubahan
warna. Peserta didik diminta mengamati perubahan warna yang terjadi ketika
reaksi kesetimbangan NO2 dan N2 O4 diletakkan dalam air es dan diletakkan dalam
air panas. Percobaan antara tembaga dengan asam nitrat pekat dilakukan dengan
hati-hati karena sifat dari asam nitrat yang iritatif dan beracun serta gas NO2 yang
representasi yang telah dikerjakan, diperoleh hasil bahwa sebanyak 40% peserta
dibandingkan pada praktikum reaksi satu arah dan reaksi bolak-balik serta
61
Dari test kemampuan representasi untuk praktikum pengaruh perubahan
suhu terhadap pergeseran arah kesetimbangan ini dapat dibedakan antara peserta
didik yang pandai dan kurang pandai dimana peserta didik yang pandai sudah
representasi sedangkan peserta didik yang kurang pandai tidak dapat memahami
bentuk soal. Praktikum ini dilakukan dengan metode demonstrasi dimana peserta
pergeseran arah kesetimbangan ini berjumlah 11 butir soal uraian yang memuat
representasi untuk kelas XI MIPA sebesar 70,57% yang termasuk dalam kategori
baik. Jumlah pengamatan pada praktikum ini lebih sedikit dibandingkan pada
terhadap pergesan arah kesetimbangan. Hal ini membuat peserta didik dapat lebih
Dari 11 butir soal tersebut, soal dengan paling banyak dijawab benar oleh
peserta didik yaitu butir nomor 1 dan nomor 4 yang merupakan soal makroskopik.
62
Butir soal nomor 1 meminta peserta didik menyebutkan warna dari gas NO 2
ketika reaksi kesetimbangan diletakkan dalam air panas. Hal tersebut menandakan
yang baik. Selain itu peserta didik juga telah dapat menyimpulkan percobaan yang
diamati yang ditandai dengan hampir seluruh peserta didik dapat menjawab
dengan benar pertanyaan nomor 7 dan 11. Pada soal nomor 7 dan 11 ini peserta
eksoterm seperti pada reaksi kesetimbangan 2NO2 (g) N2O4 (g), ketika suhu
sistem diturunkan maka sistem akan melepaskan panas dengan bergeser ke arah
menyebabkan jumlah molekul NO2 berkurang karena berubah menjadi N2O4 dan
ketika suhu dinaikkan akan membuat jumlah N2O4 bertambah dan jumlah NO2
63
d. Praktikum Pengaruh Pengenceran terhadap Pergeseran Arah
Kesetimbangan
langkah kerja. Pada praktikum ini, peserta didik diminta mengamati perubahan
warna yang terjadi pada reaksi larutan Fe 3+ dengan SCN- jika reaksi tersebut
didik memiliki kemampuan representasi dalam kategori kurang dan 13% peserta
64
akan lebih memahami secara lebih mendetail isi dari percobaan sehingga
soal dari praktikum pertama hingga praktikum keempat membuat peserta didik
lebih mudah memahami maksud isi soal. Selain itu, praktikum keempat dilakukan
MIPA pada praktikum ini sebesar 73,96% dan termasuk dalam kategori baik. Dari
11 butir soal tersebut, butir soal yang paling banyak dijawab dengan benar oleh
peserta didik adalah butir soal nomor 1 yang merupakan soal makroskopik.
Nomor 1 meminta peserta didik untuk menyebutkan warna larutan besi (III)
klorida. Semua peserta didik pada nomor 1 ini dapat menjawab dengan benar
yaitu berwarna kuning. Hal ini dikarenakan peserta didik melakukan percobaan
Butir soal yang paling banyak dijawab salah oleh peserta didik adalah butir
nomor 9 yang merupakan soal simbolik. Pada nomor 9 peserta didik diminta
untuk menuliskan rumus senyawa dari zat yang bertambah ketika ke dalam reaksi
65
kesetimbangan diencerkan. Ketika volum sistem dinaikkan maka kesetimbangan
akan bergeser ke arah total mol yang lebih besar (Silberberg, 2010).
mengalami salah konsep dan beranggapan ketika ditambahkan air akan terjadi
reaksi baru yang menghasilkan komponen senyawa baru padahal dalam reaksi
seluruh praktikum yaitu 67,22% dan termasuk dalam kategori baik. Kemampuan
representasi peserta didik seluruh praktikum dapat dilihat pada Gambar 11.
80.00%
70.00%
73.96%
70.57%
60.00% 66.37%
Persentase
50.00% 57.99%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
0 1 2 3 4 5
Praktikum ke-
66
Berdasarkan grafik pada Gambar 11, dapat dilihat bahwa kemampuan
peserta didik. Melalui kegiatan praktikum konsep yang dipelajari menjadi lebih
Soal representasi pada praktikum reaksi satu arah dan reaksi bolak-balik,
hampir sama, yaitu memuat ketiga level representasi yang membedakan adalah
materi dari setiap praktikum. Pengulangan model soal yang sama membuat
peserta didik menjadi terbiasa dan lebih mudah memahami maksud dari
pertanyaan.
pada praktikum. Praktikum reaksi satu arah dan reaksi bolak-balik mengenai 2
jenis percobaan, yaitu mengamati reaksi satu arah dan reaksi kedua merupakan
67
reaksi bolak-balik. Bentuk soal yang beragam membuat peserta didik tidak dapat
fokus ke dalam satu reaksi sehingga menyebabkan peserta didik kesulitan dalam
makroskopik yang terjadi lebih baik dan tepat dan dapat memahami konsep reaksi
yang terjadi dengan lebih mudah. Hal ini menyebabkan kemampuan representasi
banyak maka konsentrasi peserta didik juga akan terbagi ke dalam banyaknya
itu, semakin banyak percobaan dalam satu kali praktikum membuat jumlah soal
menyelesaikan soal representasi yang lebih lama dan peserta didik tidak dapat
68
2. Persentase Kemampuan Representasi Peserta Didik untuk Setiap Level
Representasi
setiap level representasi, data skor jawaban masing-masing peserta didik yang
tersebut dapat diketahui banyaknya peserta didik yang baik dan kurang baik untuk
setiap level representasi yang dapat dilihat pada Gambar 8. Hasil analisis grafik
a. Representasi Makroskopik
melalui pengamatan nyata terhadap suatu fenomena yang dapat dilihat dan
persepsi oleh panca indra, baik secara langsung maupun tak langsung.
69
arah dan reaksi bolak-balik memiliki 4 butir soal representasi makroskopik yang
terdapat pada nomor 1, 2, 6, dan 10. Butir nomor 1 meminta peserta didik untuk
dengan HCl. Butir nomor 2 menanyakan apakah terjadi gelembung dan warna
dihasilkan. Dari keempat soal tersebut, kesalahan terbanyak terdapat pada nomor
2. Beberapa peserta didik tidak memahami soal dengan baik dengan hanya
menjawab salah satu poin soal dan tidak melakukan pengamatan secara cermat
praktikum reaksi satu arah dan reaksi bolak-balik sebesar 75,00% yang
dengan kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa peserta didik dapat
nomor 1, 2, 7, 10, dan 14. Semua butir soal ini menanyakan tentang warna larutan
yang terjadi. Kesalahan terbanyak dari 5 soal tersebut terdapat pada nomor 10
yang menanyakan warna reaksi setelah ditambahkan KSCN. Hal ini disebabkan
karena warna yang dihasilkan hampir sama dengan larutan awal sehingga peserta
70
Rata-rata persentase kemampuan representasi makroskopik untuk
dan reaksi bolak-balik. Perubahan ini disebabkan karena peserta didik telah mulai
terbiasa dengan bentuk soal. Selain itu, tingkat kesulitan pada praktikum pengaruh
dibanding praktikum raksi satu arah dan reaksi bolak-balik karena hanya
berdasarkan pengamatan warna sedangkan pada praktikum reaksi satu arah dan
nomor 1, 4, dan 8. Butir nomor 1 menanyakan warna gas ketika larutan HNO3
direaksikan dengan logam Cu. Nomor 4 menanyakan warna gas ketika dipanaskan
dan nomor 8 warna gas ketika didinginkan. Dari ketiga soal tersebut kesalahan
terbanyak terdapat pada nomor 1. Hasil reaksi HNO3 dan logam Cu yaitu gas yang
berwarna ungu sedangkan di bagian bawah terdapat sedikit larutan warna ungu
cermat dalam memahami soal dengan menjawab “warna biru” yang merupakan
warna larutan yang dihasilkan sedangkan yang ditanyakan warna gas yang
dihasilkan.
71
Rata-rata persentase kemampuan representasi makroskopik untuk
kesetimbangan. Hal ini dapat terjadi karena praktikum pengaruh perubahan suhu
memiliki soal makroskopik sebanyak 4 soal yang terdapat pada nomor 1, 3, 4, dan
8. Semua butir soal ini menanyakan tentang warna larutan yang terjadi. Dari
ynag menanyakan warna larutan kalium tiosianat. Larutan kalium tiosianat tidak
berwarna. Beberapa peserta didik menjawab “putih”. Hal ini menunjukkan bahwa
peserta didik tidak dapat menafsirkan fenomena makroskopik yang mereka lihat
dengan kata-kata.
72
praktikum ini merupakan persentase yang tertinggi diantara praktikum yang lain.
Hal tersebut disebabkan karena pada praktikum keempat jumlah pengamatan yang
sehingga peserta didik lebih mudah mengingatnya. Selain itu, pada praktikum
beda. Pada praktikum dengan metode demonstrasi, peserta didik hanya mengamati
percobaan yang dilakukan peneliti dan beberapa perwakilan peserta didik yang
b. Representasi Simbolik
ini diperoleh dari soal-soal yang berupa rumus senyawa dan persamaan reaksi
satu arah dan reaksi bolak-balik terdapat 5 butir soal simbolik yang terdiri dari 4
73
butir soal persamaan reaksi dan 1 butir soal rumus senyawa. Rata-rata persentase
praktikum reaksi satu arah dan reaksi bolak-balik disajikan pada Tabel 8.
Tabel 8. Kesalahan Representasi Simbolik pada Praktikum Reaksi Satu Arah dan
Reaksi Bolak-balik
No. Bentuk
Jawaban Peserta Didik dan Keterangan
Soal kesalahan
Fasa
3
74
Dari kelima soal simbolik yang disediakan, kesalahan terbanyak terdapat pada
nomor soal 3 sedangkan soal simbolik yang paling banyak dijawab benar oleh
peserta didik adalah nomor soal 9. Dari beberapa jawaban peserta didik pada
Tabel 8 tersebut dapat diketahui bahwa kesalahan peserta didik pada soal simbolik
ini antara lain tidak dapat menuliskan fasa senyawa pada persamaan yang
menentukan arah panah reaksi yang sesuai, dan tidak dapat menulis rumus
senyawa dengan tepat. Hal ini menunjukkan bahwa pada praktikum reaksi satu
arah dan reaksi bolak-balik ini peserta didik belum dapat menerjemahkan
kesetimbangan memiliki 5 butir soal simbolik yang terdiri dari nomor 4 yang
meminta peserta didik untuk menuliskan persamaan reaksi yang terjadi dan nomor
soal 3, 7, 11, dan 15 peserta didik diminta menuliskan rumus senyawa. Rata-rata
representasi simbolik.
pada nomor soal 15 sedangkan soal simbolik yang paling banyak dijawab benar
oleh peserta didik adalah nomor soal 4. Kesalahan peserta didik dalam menjawab
75
Tabel 9. Kesalahan Representasi Simbolik pada Praktikum Pengaruh Perubahan
Konsentrasi terhadap Pergeseran Arah Kesetimbangan
No. Jawaban Peserta Didik Bentuk
Soal Kesalahan
4 Rumus
senyawa
arah kesetimbangan ini didominasi pada kesalahan penulisan rumus senyawa yang
makroskopik yang mereka lihat dengan representasi simbolik. Selain itu, peserta
76
Praktikum ketiga pengaruh perubahan suhu terhadap pergeseran arah
nomor 2, 5, dan 9 dimana peserta didik diminta untuk menuliskan rumus senyawa.
sebesar 65,63% yang menunjukkan sebagian besar peserta didik telah memiliki
Nomor 2 meminta peserta didik menuliskan rumus senyawa gas yang dihasilkan
dari reaksi HNO3 dengan logam Cu. Jawaban dari pertanyaan tersebut adalah gas
larutan yang dihasilkan. Selain itu peserta didik menjawab dengan menuliskan
persamaan reaksi bukan rumus senyawa. Hal tersebut menunjukkan bahwa peserta
didik kurang cermat dalam memahami soal dan tidak memahami senyawa yang
ditandai dari warna tersebut. Beberapa peserta didik menjawab dengan benar
untuk nomor 4 yaitu coklat tua namun tidak dapat menuliskan rumus senyawa
dengan benar pada nomor 5. Hal ini menunjukkan bahwa peserta didik tidak dapat
representasi simbolik.
77
nomor 5 dan 9 yang meminta peserta didik untuk menuliskan rumus senyawa
serta nomor 6 yang meminta peserta didik untuk menuliskan persamaan reaksi.
sebesar 68,78% yang menunjukkan sebagian besar peserta didik telah memiliki
meminta peserta didik untuk menuliskan rumus senyawa yang bertambah ketika
reaksi yang ada diencerkan. Ketika sistem diencerkan atau volum dinaikkan maka
kesetimbangan akan bergeser ke arah yang total mol yang lebih besar (Silberberg,
bertambahnya Fe3+ dan SCN-. Salah satu peserta didik menjawab seperti pada
Gambar 10.
akan terjadi reaksi baru yang menghasilkan komponen senyawa baru padahal
kuning yang menunjukkan warna Fe 3+ dan SCN-. Namun beberapa peserta didik
menjawab dengan FeSCN2+. Dari hal tersebut diketahui bahwa peserta didik
78
belum dapat menafsirkan fenomena makroskopik yang mereka lihat ke dalam
Hal ini disebabkan peserta didik terbiasa dengan model soal yang sama dari
Hal ini karena pada representasi makroskopik hanya berdasarkan pengamatan saja
sedangkan pada representasi simbolik peserta didik harus mengkonversi apa yang
c. Representasi Submikroskopik
menjelaskan dan mengeksplanasi mengenai struktur dan proses pada level partikel
dipraktikumkan.
79
raksi satu arah dan reaksi bolak-balik memiliki soal submikroskopik dengan
untuk praktikum ini sebesar 32,37% yang menunjukkan sebagian kecil peserta
80
Nomor 4 berkaitan dengan nomor 3 dimana nomor 3 meminta peserta didik
nomor 3. Pada Gambar 13, peserta didik telah dapat menuliskan persamaan
simbolik yang baik. Namun peserta didik tidak dapat menggambarkan hasil
reaksi dengan benar. Hal tersebut menunjukkan bahwa peserta didik tidak
submikroskopik.
sesuai, contohnya salah satu peserta didik menjawab soal nomor 11 seperti
81
4) Peserta didik tidak memahami konsep dalam reaksi kesetimbangan yang
terdapat pada soal nomor 13. Nomor 13 meminta peserta didik untuk
saat setimbang, semua zat reaktan maupun produk terdapat dalam sistem
didik hanya menggambarkan salah satu komponen saja seperti pada Gambar
82
Gambar 14. Contoh Kesalahan Konsep Kesetimbangan
Praktikum Pengaruh Perubahan Konsentrasi
2) Peserta tidak dapat menerjemahkan representasi makroskopik maupun
FeSCN2+. Hal ini ditunjukkan pada option jawaban B. Ketika peserta didik
tidak dapat menjawab dengan benar, maka hal ini menunjukkaan bahwa
83
berkurang, dan FeSCN2+ bertambah seperti pada option jawaban B.
perubahan suhu terhadap pergeseran arah kesetimbangan ini sebesar 57,03% yang
praktikum kedua karena peserta didik telah terbiasa dengan model soal
submikroskopik.
Bentuk kesalahan pada praktikum ini juga hampir sama dengan praktikum
konsep dalam reaksi kesetimbangan dan tidak memahami konsep pergeseran arah
baik NO2 maupun N2O4 berada dalam sistem. Namun beberapa peserta didik
hanya menggambarkan salah satu komponen saja seperti jawaban salah satu
84
Gambar 15. Contoh Kesalahan Memahami Reaksi
Kesetimbangan Praktikum Pengaruh Perubahan Suhu
endoterm dan sebaliknya (Silberberg, 2010). Reaksi 2NO2 (g) N2O4 (g)
merupakan reaksi eksoterm sehingga pada soal nomor 6 ketika suhu dinaikkan
dan berkurangnya N2O4 seperti pada option jawaban B. Beberapa peserta didik
yang menandakan bertambahnya jumlah NO2. Ketika peserta didik tidak dapat
menjawab dengan benar, maka hal ini menunjukkaan bahwa selain tidak
submikroskopik.
85
representasi submikroskopik. Tingkat kesalahan pada praktikum pengaruh
praktikum sebelumnya karena peserta didik telah terbiasa dengan model soal
soal nomor 2 yang meminta peserta didik memilih gambar yang menunjukkan
molekul besi(III) klorida, sebagian besar telah dapat menjawab dengan benar
meskipun bentuk soal seperti ini belum pernah muncul di praktikum sebelumnya.
reaktan maupun produk berada dalam sistem. Beberapa peserta didik yang telah
86
Hal tersebut menunjukkan bahwa peserta didik tidak dapat menerjemahkan
ketika volum dinaikkan maka kesetimbangan akan bergeser ke arah total mol yang
konsentrasi pereaksi dan produk reaksi. Oleh karena total mol pereaksi (Fe 3+ dan
SCN-) lebih besar total mol produk reaksi (FeSCN2+), maka kesetimbangan
bergeser ke kiri atau dengan kata lain jumlah Fe 3+ dan SCN- bertambah sedangkan
Beberapa peserta didik menjawab option lain karena tidak memahami konsep
perubahan warna menjadi lebih kuning. Perubahan menjadi lebih kuning ini
dapat menjawab dengan benar, maka hal ini menunjukkaan bahwa selain tidak
submikroskopik.
87
submikroskopik tertinggi terdapat pada praktikum pengaruh pengenceran terhadap
pergeseran arah kesetimbangan. Hal ini merupakan efek dari pengulangan model
soal yang sama dari praktikum sebelum-sebelumnya sehingga peserta didik lebih
Hal ini serupa dengan hasil penelitian Ramnarain dan Joseph (2012), dari ketiga
tinggi dibanding soal level makroskopik. Pada soal submikroskopik peserta didik
Metode Eksperimen
dilakukan sebanyak dua kali pertemuan dimana peserta didik hanya mengamati
88
sebanyak dua kali pertemuan dimana peserta didik melakukan percobaan secara
setiap level representasi pada metode demonstrasi dan eksperimen, data skor
untuk setiap level representasi dengan membagi skor total dengan jumlah peserta
untuk setiap level representasi untuk metode demonstrasi dan metode eksperimen
100.00%
88.15%
90.00%
79.69%
80.00%
70.00% 62.56%65.64%
Persentase
60.00% 53.49%
50.00% 44.70%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
Makroskopik Simbolik Submikroskopik
Demonstrasi Eksperimen
89
a. Kemampuan Representasi dengan Metode Demonstrasi
dan ketiga. Praktikum pertama dengan metode demonstrasi berjudul “Reaksi Satu
reaksi satu arah dan reaksi bolak-balik. Peserta didik secara berkelompok
peserta didik ditunjukkan warna dan bentuk zat yang akan digunakan. Percobaan
pertama merupakan reaksi satu arah yaitu mereaksikan antara serbuk CaCO 3
dengan larutan HCl. Dari percobaan pertama ini, peserta didik diminta mengamati
reaksi yang terjadi yaitu warna larutan dan gelembung gas. Percobaan kedua
mengenai reaksi dua arah yaitu dengan mereaksikan serbuk PbSO 4 dengan larutan
NaI kemudian endapan yang dihasilkan direaksikan dengan larutan Na 2SO4. Dari
kegiatan ini, peserta didik diminta mengamati perubahan yang terjadi seperti
representasi yang telah dikerjakan, diperoleh hasil bahwa dari ketiga level
makroskopik yaitu sebesar 75,00% dan termasuk dalam kategori baik. Persentase
90
dalam kategori cukup sedangkan persentase kemampuan representasi untuk level
NO2 yang berwarna coklat. Gas coklat yang dihasilkan dalam tabung tertutup
kemudian dimasukkan ke dalam air panas dan peserta didik diminta untuk
dalam air es dan peserta didik diminta untuk mengamati perubahan warna yang
terjadi.
representasi yang telah dikerjakan, diperoleh hasil bahwa dari ketiga level
makroskopik yaitu sebesar 84,38% dan termasuk dalam kategori sangat baik.
untuk level submikroskopik sebesar 57,03% dan termasuk dalam kategori cukup.
91
Dari kedua demonstrasi yang telah dilakukan, diperoleh rata-rata
yang lain terjadi karena pada soal submikroskopik peserta didik harus
menganalisis konsep yang ada dengan fenomena makroskopik yang mereka amati
untuk ketiga level dari demonstrasi reaksi satu arah dan reaksi bolak-balik ke
disebabkan efek pengulangan model soal yang sama sehingga peserta didik lebih
mudah memahami soal. Selain itu soal representasi untuk demonstrasi reaksi satu
arah dan reaksi bolak-balik lebih beragam karena pengamatan yang dilakukan
percobaan.
92
b. Kemampuan Representasi dengan Metode Eksperimen
yang dilakukan, peserta didik mengamati fenomena yang terjadi dan mencatatnya
kesetimbangan ini terdiri dari 4 kali kegiatan, yaitu mereaksikan larutan FeCl3
dengan larutan KSCN kemudian larutan hasil reaksi tersebut dibagi menjadi 4
ditambahkan dengan larutan FeCl3, tabung ketiga ditambahkan larutan KSCN, dan
tabung keempat ditambahkan larutan NaOH. Dari kegiatan ini peserta didik
diminta mengamati warna larutan dan membandingkan warna yang terjadi warna
representasi yang telah dikerjakan, diperoleh hasil bahwa dari ketiga level
93
representasi untuk level simbolik sebesar 62,50% dan termasuk dalam kategori
sebesar 43,23% dan termasuk dalam kategori kurang. Dari hasil tersebut diketahui
praktikum yang dilakukan, peserta didik mengamati fenomena yang terjadi dan
kesetimbangan ini terdiri dari 2 kali kegiatan, yaitu mereaksikan FeCl3 dengan
KSCN kemudian larutan hasil reaksi tersebut dibagi menjadi 2 tabung reaksi,
tabung pertama sebagai pembanding dan tabung kedua ditambahkan dengan air.
Dari kegiatan ini peserta didik diminta mengamati warna larutan dan
representasi yang telah dikerjakan, diperoleh hasil bahwa dari ketiga level
94
91,41% dan termasuk dalam kategori sangat baik, persentase kemampuan
representasi untuk level simbolik sebesar 68,78% dan termasuk dalam kategori
sebesar 63,75% dan termasuk dalam kategori cukup. Dari hasil tersebut diketahui
metode eksperimen sebesar 88,15% dan termasuk dalam kategori sangat baik,
53,49% dan termasuk dalam kategori kurang. Dari Gambar 17 diketahui bahwa
representasi untuk ketiga level dari eksperimen reaksi satu arah dan reaksi bolak-
kesetimbangan. Hal ini disebabkan efek pengulangan model soal yang sama
sehingga peserta didik lebih mudah memahami maksud soal. Jumlah pengamatan
yang sedikit juga menyebabkan peserta didik akan lebih memahami secara lebih
95
mendetail isi dari percobaan sehingga kemungkinan menjawab pertanyaan dengan
yang diamati, pada representasi simbolik peserta didik harus mengkonversi apa
yang diamati dengan rumus-rumus/ persamaan yang ada aturannya dan untuk
konsep kimia yang ada. Selain itu, dari kedua demonstrasi yang dilakukan
representasi. Hal ini terjadi karena efek pengulangan model soal yang sama
sehingga peserta didik mulai terbiasa dan lebih mudah memahami maksud soal.
Namun jika dilihat dari Gambar 17, terlihat perbedaan dimana persentase
96
Faktor yang mempengaruhi kemampuan representasi makroskopik pada
metode eksperimen lebih tinggi yaitu pada kegiatan eksperimen peserta didik
lakukan lebih baik dan bermakna. Peserta didik akan lebih mudah memahami
reaksi yang berlangsung karena dilakukan sendiri. Di sisi lain, pada metode
dari tempat duduknya sehingga tidak dapat melakukan pengamatan secara lebih
tepat karena faktor cahaya dan jarak. Selain itu dilihat dari kegiatan eksperimen
97
BAB V
A. Simpulan
Pelajaran 2016/2017 pada praktikum reaksi satu arah dan reaksi bolak-balik
kategori baik.
49,09%.
98
praktikum metode eksperimen untuk level makroskopik sebesar 88,15%
dengan kategori sangat baik; level simbolik sebesar 65,64% dengan kategori
B. Saran
99
DAFTAR PUSTAKA
Becker, N., Stanford, C., Towns, M., & Cole, R. (2015). Translating across
macroscopic, submicroscopic, and simbolic levels: The role of instructor
facilitation in an inquiry-oriented physical chemistry class. Journal of
Chemistry Education Research and Practice, 16, 769-771.
doi:10.1039/c5rp00064e
Badan Standar Nasional Pusat (BSNP). (2014). Instrumen penilaian buku teks
pelajaran kimia untuk peserta didik sekolah menengah atas/madrasah
aliyah. Jakarta: BSNP.
Buntine, M. A., Read, J. R., Barrie, S. C., Bucat, R. B., Crisp, G. T., Goerge, A.
V., . . . Kable, S. H. (2007). Advancing chemistry by enhancing learning in
the laboratory (ACELL): A model for providing professional and personal
development and facilitating improved student laboratory learning
outcomes. Journal of Chemistry Education Research and Practice, 8(2),
232-254. doi: 10.1039/B6RP90033J
Figueiredo, M., Esteves, L., Neves, J., & Vicente, H. (2016). A data mining
approach to study the impact of the methodology followed in chemistry
lab classes on the weight attributed by the students to the lab work on
learning and motivation. Journal of Chemistry Education Research and
Practice, 17, 156-171. doi:10.1039/c5rp00144g
100
Indrayani, P. (2013). Analisis pemahaman makroskopik, mikroskopik, dan
simbolik titrasi asam-basa peserta didik kelas XI IPA SMA serta upaya
perbaikannya dengan pendekatan mikroskopik. Jurnal Pendidikan Sains,
1(2), 109-120. Diperoleh dari
http://journal.um.ac.id/index.php/jps/rt/printerFriendly/4165/0
Justi, R., & Gilbert, J. (2002). Models and modelling in chemical education. In J.
K. Gilbert, O. de Jong, R. Justi, D. F. Treagust, & J. H. van Driel (Eds.),
Chemical education: Towards research-based practice (pp. 47-49).
Netherlands: Kluwer Academic Publishers.
Madden, S. P., Jones, L. L., & Rahm, J. (2011). The role of multiple
representation in the understanding of ideal gas problems. Journal of
Chemistry Education Research and Practice, 12, 283-293. doi:
10.1039/C1RP90035H
Middlecamp, C., & Kean, E. (1985). Panduan belajar kimia dasar. Jakarta:
Gramedia.
Prain, V., & Tytler, R. (2013). Representing and learning in science. In R. Tytler,
V. Prain, P. Hubber, & B. Waldrip (Eds.), Constructing representations to
learn in science (p. 14). Rotterdam: Sense.
101
Silberberg, M. S. (2010). Principles of general chemistry (2nd ed.). New York:
McGraw-Hill.
Strickland, A. M., Kraft, A., & Bhattacharyya, G. (2010). What happens when
representations fail to represent? Graduate students’ mental models of
organic chemistry diagrams. Journal of Chemistry Education Research
and Practice, 11, 293-301. doi:10.1039/C0RP90009E
Talanquer, V. (2010). Macro, submikro, and simbolic: The many faces of the
chemistry “triplet”. International Journal of Science Education, 33(2),
179-195. doi:1080/09500690903386435
Van Driel, J. H., & Graber, W. (2002). The teaching and learning of chemical
equilibrium. In J. K. Gilbert, O. de Jong, R. Justi, D. F. Treagust, & J. H.
van Driel (Eds.), Chemical education: Towards research-based practice
(pp. 271-281). Netherlands: Kluwer Academic Publishers.
102
Lampiran 1. Lembar Petunjuk Praktikum
A. Tujuan
Peserta didik dapat membedakan reaksi satu arah dengan reaksi bolak-balik.
B. Pendahuluan
Perhatikan kayu yang terbakar. Terbakarnya kayu merupakan salah
satu contoh peristiwa reaksi kimia. Kayu yang terbakar lama-kelamaan akan
menjadi abu. Apakah abu hasil pembakaran kayu dapat diubah kembali
menjadi kayu seperti semula? Adakah reaksi kimia dalam kehidupan sehari-
hari yang bisa kembali ke bentuk semula?
Reaksi bolak-balik (reaksi reversible) merupakan reaksi yang dapat
berlangsung dua arah sedangkan reaksi yang hanya berlangsung satu arah
dinamakan reaksi irreversible.
103
Bahan yang digunakan:
D. Prosedur
1. Percobaan 1
a. Masukkan 1 gram serbuk CaCO3 ke dalam tabung reaksi.
b. Tambahkan 2 mL larutan HCl 0,1 M ke dalam tabung reaksi yang
berisi serbuk CaCO3.
c. Tutup dengan segera tabung reaksi dengan mengunakan sumbat
karet.
d. Amati dengan cermat perubahan yang terjadi.
e. Catat hasil percobaan dalam tabel pengamatan.
2. Percobaan 2
a. Masukkan 1 gram serbuk PbSO4 ke dalam gelas kimia.
b. Tambahkan air secukupnya dan diaduk. Catat hasil pengamatan
apakah PbSO4 larut dalam air atau tidak.
c. Tuangkan airnya dengan cara didekantasi. Hati-hati jangan sampai
serbuk PbSO4 terbuang.
d. Masukkan 2 mL NaI 1 M ke dalam gelas kimia yang berisi
PbSO4. Aduk campuran tersebut dengan pengaduk. Amati dengan
cermat perubahan yang terjadi. Catat hasil percobaan dalam tabel
pengamatan.
104
e. Dekantasikan larutan dari gelas kimia. Hati-hati jangan sampai
endapan terbuang. Cuci endapan dengan air.
f. Tambahkan 2 mL larutan Na2SO4 1 M ke dalam endapan
kemudian aduk campuran tersebut. Amati perubahan warna
endapan dengan membandingkan warna endapan tersebut dengan
serbuk PbSO4 yang ada dalam wadah.
g. Catat hasil percobaan dalam tabel pengamatan.
E. Data Hasil Pengamatan
1. Percobaan 1
No. Kegiatan Hasil Pengamatan
a. Serbuk CaCO3 mula-mula
2. Percobaan 2
No. Kegiatan Hasil Pengamatan
a. Warna serbuk PbSO4 mula-
mula
b. Kelarutan PbSO4 dalam air
105
LEMBAR PETUNJUK PRAKTIKUM 2
PENGARUH PERUBAHAN KONSENTRASI TERHADAP
PERGESERAN ARAH KESETIMBANGAN
A. Tujuan
Peserta didik dapat menjelaskan pengaruh konsentrasi terhadap pergeseran
arah kesetimbangan.
B. Pendahuluan
Pada kegiatan ini akan ditunjukkan adanya pergeseran arah
kesetimbangan yang terjadi pada larutan yang mengandung ion Fe 3+ yang
direaksikan dengan larutan yang mengandung ion SCN -, maka akan
dihasilkan larutan FeSCN2+ yang berwarna merah. Semakin banyak
FeSCN2+ yang terbentuk, maka warna larutan akan semakin pekat.
C. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan:
106
Larutan KSCN 0,1 M Larutan NaOH 0,1 M
D. Prosedur
1. Masukkan 20 mL air ke dalam gelas kimia.
2. Tambahkan 2 tetes larutan KSCN 0,1 M dan 2 tetes larutan FeCl3 0,1 M
ke dalam gelas kimia tersebut. Aduklah hingga warnanya tetap.
Kemudian bagilah larutan itu sama banyak ke dalam 4 tabung reaksi.
Tabung 1 digunakan sebagai pembanding warna.
3. Tambahkan 2 tetes larutan FeCl3 0,1 M ke dalam tabung 2 (larutan FeCl3
0,1 M mengandung ion Fe3+ dan ion Cl-). Goyang-goyangkan tabung
reaksi dan bandingkan warnanya dengan tabung ke 1. Amati perubahan
yang terjadi dan catat hasil pengamatan Anda.
4. Tambahkan 2 tetes larutan KSCN 0,1 M ke dalam tabung 3 (larutan
KSCN 0,1 M mengandung ion K+ dan ion SCN-). Goyang-goyangkan
tabung reaksi dan bandingkan warnanya dengan tabung ke 1. Amati
perubahan yang terjadi dan catat hasil pengamatan Anda.
5. Tambahkan 2 tetes larutan NaOH 0,1 M ke dalam tabung 4 (larutan
NaOH 0,1 M mengandung ion Na+ dan ion OH-). Goyang-goyangkan
tabung reaksi dan bandingkan warnanya dengan tabung ke 1. Amati
perubahan yang terjadi dan catat hasil pengamatan Anda.
107
E. Data Hasil Pengamatan
No Kegiatan Hasil Pengamatan (warna larutan)
1. Larutan KSCN mula-
mula (ion SCN-)
2. Larutan FeCl3 mula-
mula (ion Fe3+)
3. Larutan FeCl3 0,1 M +
larutan KSCN 0,1 M
(tabung 1 sebagai
kontrol)
4. Penambahan larutan
FeCl3 0,1 M ke dalam
tabung 2 (hasil reaksi
FeCl3 + KSCN)
5. Penambahan larutan
KSCN 0,1 M ke dalam
tabung 3 (hasil reaksi
FeCl3 + KSCN)
6. Penambahan larutan
NaOH 0,1 M ke dalam
tabung 4 (hasil reaksi
FeCl3 + KSCN)
108
LEMBAR PETUNJUK PRAKTIKUM 3
A. Tujuan
Peserta didik dapat menjelaskan pengaruh perubahan suhu terhadap
pergeseran arah kesetimbangan
B. Pendahuluan
Setiap perubahan suhu akan mengakibatkan perubahan kalor. Pada reaksi
kesetimbangan, apabila suhu diubah, terjadi perubahan kesetimbangan.
Untuk itu, selalu diterapkan ΔH agar diketahui apakah reaksi eksoterm
atau endoterm.
Gas NO2 yang dimasukkan kedalam tabung reaksi yang tertutup akan
mencapai kesetimbangan dengan reaksi:
2NO2(g) N2O4 (g)
Persamaan termokimia untuk reaksi tersebut adalah sebagai berikut.
2NO2 (g) → N2O4 (g) ΔH = - 59,2 kJ
N2O4 (g) → 2NO2 (g) ΔH = + 59,2 kJ
2NO2 (g) N2O4 (g) ΔH = - 59,2 kJ
109
Neraca Sumbat karet
Air Es batu
D. Prosedur
1. Buatlah gas NO2 dengan cara memasukkan ke dalam 3 tabung reaksi,
masing-masing 10 tetes larutan HNO3 pekat dan 1 lempeng logam Cu.
Segera tutup dengan sumbat karet erat-erat.
2. Isi gelas kimia 1 dengan air panas dan gelas kimia 2 dengan air es.
3. Tabung reaksi pertama dimasukkan ke gelas kimia yang telah berisi air
panas, tabung reaksi kedua ke dalam gelas kimia yang telah berisi air
es, dan tabung ketiga sebagai pembanding.
4. Amati perubahan yang terjadi pada tabung reaksi dan catat pada tabel
hasil pengamatan.
110
E. Data Hasil Pengamatan
No. Pengamatan Dimasukkan ke Perubahan yang terjadi
terhadap dalam
1. Tabung 1 Air panas
3. Tabung 3 -
111
LEMBAR PETUNJUK PRAKTIKUM 4
PENGARUH PENGENCERAN (VOLUME) TERHADAP
PERGESERAN ARAH KESETIMBANGAN
A. Tujuan
B. Pendahuluan
Pada kegiatan ini akan ditunjukkan adanya pergeseran arah
kesetimbangan yang terjadi pada larutan yang mengandung ion Fe 3+
direaksikan dengan larutan yang mengandung ion SCN -, maka akan
dihasilkan larutan FeSCN2+ yang berwarna merah. Semakin banyak
FeSCN2+ yang terbentuk, maka warna larutan akan semakin pekat. Namun
semakin banyak Fe3+ dan SCN- yang terbentuk maka larutan akan semakin
kuning.
112
Bahan yang digunakan
D. Prosedur
1. Masukkan 10 mL air ke dalam gelas kimia.
2. Masukkan 2 tetes larutan besi(III) klorida 0,1 M dan 2 tetes larutan
kalium tiosianat 0,1 M ke dalam gelas kimia tersebut.
3. Aduklah hingga warnanya tetap.
4. Bagilah larutan itu sama banyak ke dalam 2 tabung reaksi. Tabung 1
digunakan sebagai pembanding warna.
5. Tambahkan 3 mL akuades ke dalam tabung 2. Goyang-goyangkan
tabung reaksi dan bandingkan warnanya dengan tabung ke 1.
6. Amati perubahan yang terjadi dan catat hasil pengamatan Anda.
E. Data Hasil Pengamatan
113
Lampiran 2. Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Representasi
Praktikum
Indikator Nomor Soal Jumlah
ke-
1 Representasi Makroskopik 4
a. Menyebutkan perubahan 1
terjadinya reaksi
b. Menyebutkan warna hasil reaksi 2, 6, 10
Representasi Sub-mikroskopik 4
a. Menggambarkan hasil reaksi 4, 8, 11
b. Menggambarkan reaksi 13
kesetimbangan
Representasi Simbolik 5
a. Menuliskan persamaan reaksi 3, 5, 9, 12
b. Menuliskan rumus hasil reaksi 7
Menyimpulkan hasil percobaan 14 1
2 Representasi Makroskopik 5
c. Menyebutkan warna larutan 1
d. Menyebutkan warna hasil reaksi 2, 6, 10, 14
Representasi Sub-mikroskopik 4
a. Menggambarkan reaksi 5,
kesetimbangan
b. Menggambarkan pergeseran 8, 12, 16
kesetimbangan
Representasi Simbolik 5
a. Menuliskan persamaan reaksi 4
b. Menuliskan rumus hasil reaksi 3, 7, 11, 15
Menyimpulkan hasil percobaan 9, 13, 17 3
3 Representasi Makroskopik 4
a. Menyebutkan warna larutan 1, 3
b. Menyebutkan warna hasil reaksi 4, 8
114
Representasi Sub-mikroskopik 3
a. Menggambarkan molekul awal 2
b. Menggambarkan reaksi 7
kesetimbangan
c. Menggambarkan pergeseran 10
kesetimbangan
Representasi Simbolik 3
a. Menuliskan persamaan reaksi 6
b. Menuliskan rumus hasil reaksi 5, 9
Menyimpulkan hasil percobaan 11 1
4 Representasi Makroskopik 3
a. Menyebutkan warna hasil reaksi 1, 4, 8
Representasi Sub-mikroskopik 3
a. Menggambarkan reaksi 3
kesetimbangan
b. Menggambarkan pergeseran 6, 10
kesetimbangan
Representasi Simbolik 3
a. Menuliskan rumus hasil reaksi 2, 5, 9
Menyimpulkan hasil percobaan 7, 11 2
115
Lampiran 3. Instrumen Soal Kemampuan Representasi
INSTRUMEN 1
REAKSI SATU ARAH DAN REAKSI BOLAK-BALIK
Percobaan 1
A B C D
2. Apakah terjadi gelembung gas? Apa warna larutan yang dihasilkan?
Jawab:
3. Tuliskan persamaan reaksi disertai fasa zat yang terjadi antara serbuk CaCO 3
dan larutan HCl 0,1 M!
Jawab:
4. Gambarkan hasil reaksi antara serbuk CaCO3 dan larutan HCl 0,1 M!
1.
= Ca = Cl =H
=C =O
116
Percobaan 2
5. Tuliskan persamaan reaksi disertai fasa antara serbuk PbSO4 dengan larutan
NaI 1 M!
Jawab:
6. Apakah terjadi endapan? Jika terbentuk apa warna endapan tersebut?
Jawab:
7. Tuliskan rumus kimia dari endapan tersebut!
Jawab:
8. Diketahui ilustrasi berikut:
= Na = Pb
=I =S
=O
Pilihlah gambar yang menunjukkan endapan yang terbentuk dari reaksi antara
serbuk PbSO4 dengan larutan NaI 1 M!
A B
C D
9. Tuliskan persamaan reaksi disertai fasa zat yang terjadi saat endapan (1)
direaksikan dengan larutan Na 2SO4 1 M!
Jawab:
117
10. Apakah terbentuk endapan? Jika terbentuk, apa warna endapan tersebut?
Jawab:
11. Gambarkan molekul hasil reaksi antara endapan (1) dan larutan Na 2SO4 1 M!
= Na = Pb
=I =S
=O
12. Berdasarkan persamaan reaksi nomor 5 dan 9 di atas dapat diketahui bahwa
ketika pereaksi bereaksi membentuk hasil (persamaan reaksi 4) pada saat
yang sama hasil reaksi membentuk pereaksi (persamaan nomor 9) sehingga
persamaan reaksi nomor 5 dan 9 sebenarnya dapat dituliskan dalam satu
persamaan reaksi. Tuliskan persamaan reaksi tersebut!
Jawab:
13. Diketahui ilustrasi beberapa atom sebagai berikut.
= Na = Pb
=I =S
=O
Gambar berikut yang menggambarkan molekul-molekul yang terdapat pada
saat setimbang adalah….
A B
118
C D
14. Berdasarkan percobaan 1 dan 2 manakah yang termasuk reaksi satu arah dan
yang yang termasuk reaksi bolak-balik?
Jawab:
119
INSTRUMEN 2
PENGARUH PERUBAHAN KONSENTRASI TERHADAP PERGESERAN
ARAH KESETIMBANGAN
= Fe3+
= SCN-
120
Gambar yang menunjukkan keadaan reaksi kesetimbangan setelah
ditambahkan larutan FeCl3 0,1 M adalah….
A B
C D
121
Gambar yang menunjukkan keadaan reaksi kesetimbangan setelah
ditambahkan larutan KSCN 0,1 M adalah….
A B
C D
13. Jadi pada penambahan ion SCN – (larutan KSCN), kesetimbangan akan
melakukan reaksi. Ke arah manakah kesetimbangan bergeser?
Jawab:
14. Ketika ditambahkan dengan larutan NaOH, apakah terjadi perubahan warna?
Jika iya, larutan berubah menjadi warna apa? (tabung 4)
Jawab:
122
Gambar yang menunjukkan keadaan reaksi kesetimbangan setelah
ditambahkan larutan NaOH adalah….
A B
C D
17. Jadi pada penambahan ion OH- (larutan NaOH), kesetimbangan akan
melakukan reaksi. Ke arah manakah kesetimbangan bergeser?
Jawab:
123
INSTRUMEN 3
1. Apa warna gas yang terbentuk ketika larutan HNO 3 pekat ditambahkan
lempeng logam Cu?
Jawab:
2. Warna tersebut menandakan terbentuknya zat apa? Tuliskan rumus
senyawanya!
Jawab:
3. Gambarkan keadaan dimana saat terjadi reaksi kesetimbangan!
=N =O
124
Manakah yang menunjukkan keadaan kesetimbangan ketika suhu
dinaikkan?
A B
C D
125
Manakah yang menunjukkan keadaan kesetimbangan ketika suhu
diturunkan?
A B
11. Jadi pada penurunan suhu, kesetimbangan akan melakukan reaksi. Ke arah
manakah kesetimbangan bergeser? Ke arah eksoterm atau endoterm?
Jawab:
126
INSTRUMEN 4
PENGARUH PENGENCERAN TERHADAP PERGESERAN ARAH
KESETIMBANGAN
A B
C D
= Fe
= Cl
127
6. Tuliskan persamaan reaksi kesetimbangan tersebut!
Jawab:
7. Gambarkan keadaan saat terjadi reaksi kesetimbangan!
= Fe3+
= SCN-
8. Ketika ditambahkan dengan air, apakah terjadi perubahan warna? Jika iya,
larutan berubah menjadi warna apa? (tabung 2)
Jawab:
9. Warna tersebut menandakan terbentuknya zat apa? Tuliskan rumus
senyawanya!
Jawab:
A B
128
C D
129
Lampiran 4. Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran
Jumlah
No Jawaban Skor
Skor
1. 1 1
B
2. Ya, terjadi gelembung gas 1 2
Warna larutan : keruh 1
3. CaCO3 (s) + 2HCl (aq) → CaCl2 (aq) + Tiap senyawa = 0,5 3
H2O(l) + CO2(g) Fasa dan koefisien =
0,5
4. Tiap gambar = 0,5 3
130
8. 1 1
B
9. PbI2 (s) + Na2SO4 (aq) → PbSO4 (s) + Tiap senyawa = 0,5 3
2NaI (aq) Fasa = 0,5
Koefisien + arah panah
=0,5
10. Ya, terbentuk endapan berwarna putih 1 1
11. Masing-masing gambar 2
= 0,5
12. PbI2 (s) + Na2SO4 (aq) PbSO4 (s) + Tiap senyawa = 0,5 3
2NaI (aq) Fasa = 0,5
Koefisien + arah panah
=0,5
13. 1 1
B
14. Percobaan 1 = reaksi satu arah 1 2
Percobaan 2 = reaksi bolak-balik 1
131
Pedoman Penskoran Instrumen 2 “Pengaruh Perubahan Konsentrasi terhadap
Pergeseran Arah Kesetimbangan”
Jumlah
No Jawaban Skor
Skor
1. FeCl3 = kuning 1 2
KSCN = tak berwarna 1
2. Orange/merah 1 1
3. FeSCN2+ 1 1
4. Fe3+ (aq) + SCN- (aq) FeSCN2+ Tiap senyawa = 0,5 2
(aq) Tanda anak panah = 0,5
5. Tiap gambar = 1 3
B
9. Ke arah kanan 1 1
10. Ya, warna menjadi semakin merah 1 1
11. FeSCN2+ 1 1
12. 1 1
B
13. Ke arah kanan 1 1
14. Ya, warna menjadi semakin kuning 1 1
15. SCN- 1 1
132
16. 1 1
A
17. Ke arah kiri 1 1
133
Pedoman Penskoran Instrumen 3 “Pengaruh Perubahan Suhu terhadap Pergeseran
Arah Kesetimbangan”
Jumlah
No Jawaban Skor
Skor
1. Coklat 1 1
2. NO2 1 1
3. Tiap gambar = 1 2
B
7. Bergeser ke arah endoterm 1 1
8. Coklat makin muda/pudar 1 1
9. N2O4 1 1
10. 1 1
B
11. Bergeser ke arah eksoterm 1 1
134
Pedoman Penskoran Instrumen 4 “Pengaruh Pengenceran (Volum) terhadap
Pergeseran Arah Kesetimbangan”
Jumlah
No Jawaban Skor
Skor
1. Kuning 1 1
2. 1 1
A
3. Bening 1 1
4. Merah/orange 1 1
5. FeSCN2+ 1 1
6. Fe3+ (aq) + SCN- (aq) FeSCN2+ (aq) Tiap senyawa = 0,5 2
Tanda anak panah = 0,5
7. Tiap gambar = 1 3
8. Semakin kuning 1 1
9. Fe3+ dan SCN- Tiap senyawa = 1 2
10. 1 1
A
11. Bergeser ke arah kiri 1 1
135
Lampiran 5. Perhitungan Kualitas Instrumen
136
24 9
25 10
26 9
27 9
28 9
29 8
30 10
31 8
32 9
33 10
5 55 27,5
34 9
35 9
36 10
1. Jumlah indikator = 36
2. Skor maksimal ideal = 36 x 5 = 180
3. Skor minimal ideal = 36 x 1 = 36
4. Mi = ½ (180 + 36) = 108
5. SBi = 1/6 (180 – 36) = 24
SB jika 𝑥
̅ > (Mi + 1,8 SB i)
𝑥
̅ > (108 + 1,8 (24))
𝑥 > 151,2
̅
137
̅ ≤ (M i + 1,8 SB i)
B jika (M i + 0,6 SB i) < 𝑥
̅ ≤ 151,2
122,4 < 𝑥
̅ ≤ 122,4
93,6 < 𝑥
̅ ≤ 93,6
64,8 < 𝑥
𝑥̅ ≤ 64,8
138
Lampiran 6. Perhitungan Reliabilitas Instrumen Kemampuan Representasi
139
15 225
23 X
14,5 210,25
24 Y
17 289
25 Z
13,5 182,25
26 A1
16 256
27 B1
16 256
28 C1
18,5 342,25
29 D1
14,5 210,25
30 E1
16 256
31 F1
8,5 72,25
32 G1
501 8215,5
Jumlah
∑ 𝜎2𝑏 = 5,0381
2 2
∑
∑ 𝑋𝑖2 −( 𝑋𝑖) (501)
8215,5− 32
𝜎2𝑡 = 𝑁
𝑁
= 32
= 11,61625
𝑘 ∑ 𝜎2𝑖
𝑟11 = [ ] [1 − 2 ]
(𝑘 − 1) 𝜎𝑡
14 5,0381
𝑟11 = [ ] [1 − ]
(14 − 1) 11,61625
𝑟11 = 0,6108
140
Perhitungan Uji Reliabilitas Soal Kemampuan Representasi
Praktikum Kedua
141
12 144
25 Z
14 196
26 A1
13 169
27 B1
16 256
28 C1
20 400
29 D1
12 144
30 E1
12 144
31 F1
16,5 272,25
32 G1
449 6706
Jumlah
∑ 𝜎2𝑏 = 3,6045
2
(∑ 𝑋𝑖) (449)2
∑ 𝑋𝑖 2 − 6706−
𝜎𝑡2 = 𝑁
= 32
= 12,6865
𝑁 32
𝑘 ∑ 𝜎2𝑖
𝑟11 = [ ] [1 − 2 ]
(𝑘 − 1) 𝜎𝑡
17 3,6045
𝑟11 = [ ] [1 − ]
(17 − 1) 12,6865
𝑟11 = 0,7606
142
Perhitungan Uji Reliabilitas Soal Kemampuan Representasi
Praktikum Ketiga
143
11 121
25 Z
6 36
26 A1
8 64
27 B1
- -
28 C1
10 100
29 D1
8 64
30 E1
9 81
31 F1
10 100
32 G1
271 2575
Jumlah
∑ 𝜎2𝑏 = 2,3506
(∑ 𝑋𝑖)2 (271)2
∑ 𝑋𝑖 2 − 2575−
𝜎𝑡2 = 𝑁
= 32
= 8,749
𝑁 32
𝑘 ∑ 𝜎2𝑖
𝑟11 = [ ] [1 − 2 ]
(𝑘 − 1) 𝜎𝑡
11 2,3506
𝑟11 = [ ] [1 − ]
(11 − 1) 8,749
𝑟11 = 0,8045
144
Perhitungan Uji Reliabilitas Soal Kemampuan Representasi
Praktikum Keempat
145
11 121
25 Z
12 144
26 A1
13 169
27 B1
10 100
28 C1
14 196
29 D1
12 144
30 E1
12 144
31 F1
14 196
32 G1
355 4167
Jumlah
∑ 𝜎2𝑏 = 2,9344
2
(∑ 𝑋𝑖) (355)2
∑ 𝑋𝑖 2 − 4167−
ó2𝑡 = 𝑁
= 32
= 7,1475
𝑁 32
𝑘 ∑ ó2𝑖
𝑟11 = [ ] [1 − 2 ]
(𝑘 − 1) ó𝑡
11 2,9344
𝑟11 = [ ] [1 − ]
(11 − 1) 7,1475
𝑟11 = 0,6484
146
Lampiran 7. Persentase dan Kategori Kemampuan Representasi Peserta Didik
Contohnya : peserta didik no,presensi 1 pada praktikum “Reaksi Satu Arah dan
Reaksi Bolak-balik”
No Soal Skor
1 Menentukan gambar yang menunjukkan ketika serbuk CaCO 3
ditambah larutan HCl 0,1 M 0
2 Pembentukan gelembung gas dan warna larutan 2
3 Menuliskan persamaan reaksi disertai fasa zat yang terjadi antara
serbuk CaCO3 dan larutan HCl 0,1 M 1,5
4 menggambarkan hasil reaksi antara serbuk CaCO3 dan larutan
HCl 0,1 M 0,5
5 Menuliskan persamaan reaksi disertai fasa antara serbuk PbSO 4
dengan larutan NaI 1 M 2
6 Pembentukan endapan dan warna endapan 1
7 Menuliskan rumus kimia dari endapan 0
8 Menentukan gambar yang menunjukkan endapan yang terbentuk
dari reaksi antara serbuk PbSO4 dengan larutan NaI 1 M 0
9 Menuliskan persamaan reaksi disertai fasa zat yang terjadi saat
endapan (1) direaksikan dengan larutan Na 2SO4 1 M 2,5
10 Pembentukan endapan dan warna endapan 1
11 Menggambarkan hasil reaksi antara endapan (1) dan larutan
Na2SO4 1 M 1,5
12 Menuliskan penggabungan persamaan reaksi 2,5
147
13 Menentukan gambar reaksi pada saat setimbang 1
14 Menyimpulkan reaksi satu arah dan reaksi bolak-balik 2
17,5
= 27
x 100%
= 64,81%
148
Persentase Nilai dan Kategori Kemampuan Representasi Peserta Didik
149
15 74,07% Baik 71,43% Baik 100,00% Sangat Baik 86,67% Sangat Baik
16 51,85% Kurang 80,95% Baik 50,00% Kurang 73,33% Baik
17 46,30% Kurang 64,29% Cukup 91,67% Sangat Baik 60,00% Cukup
18 46,30% Kurang 61,90% Cukup 66,67% Baik 86,67% Sangat Baik
19 50,00% Kurang 47,62% Kurang 75,00% Baik 73,33% Baik
20 44,44% Kurang 57,14% Cukup 75,00% Baik 80,00% Baik
21 44,44% Kurang 54,76% Kurang 66,67% Baik 80,00% Baik
22 79,63% Baik 61,90% Cukup 100,00% Sangat Baik 60,00% Cukup
23 55,56% Kurang 57,14% Cukup 83,33% Sangat Baik 60,00% Cukup
24 53,70% Kurang 76,19% Baik 83,33% Sangat Baik 100,00% Sangat Baik
25 62,96% Cukup 57,14% Cukup 91,67% Sangat Baik 73,33% Baik
26 50,00% Kurang 66,67% Baik 50,00% Kurang 80,00% Baik
27 59,26% Cukup 61,90% Cukup 66,67% Baik 86,67% Sangat Baik
28 59,26% Cukup 76,19% Baik tidak hadir - 66,67% Baik
29 68,52% Baik 95,24% Sangat Baik 83,33% Sangat Baik 93,33% Sangat Baik
30 53,70% Kurang 57,14% Cukup 66,67% Baik 80,00% Baik
31 59,26% Cukup 57,14% Cukup 75,00% Baik 80,00% Baik
32 35,19% Sangat Kurang 78,57% Baik 83,33% Sangat Baik 93,33% Sangat Baik
150
Maka diperoleh hasil:
1 57,99% Cukup
2 66,37% Baik
3 70,57% Baik
4 73,96% Baik
151
Lampiran 8. Persentase dan Kategori Kemampuan Representasi Peserta Didik
untuk Setiap Aspek Kemampuan Representasi
∑𝑥
𝑎=
∑𝑦
a = persentase kemampuan representasi peserta didik tiap aspek
kemampuan representasi dalam 1 kali praktikum
Ʃx = jumlah persentase tiap aspek representasi peserta didik dalam 1
kali praktikum,
Ʃy = jumlah peserta didik dalam satu kelas
Diperoleh hasil:
152
Rerata Persentase dan Kategori Kemampuan Representsi Peserta Didik untuk
Setiap Aspek Representasi Kemampuan Representasi
Aspek
Rerata persentase Kategori kemampuan
representasi
153
Lampiran 9. Persentase dan Kategori Kemampuan Representasi Peserta Didik
dalam Setiap Aspek Kemampuan Representasi pada Praktikum
dengan Metode Demonstrasi dan Metode Eksperimen
Sangat
Makroskopik 75,00% Baik 84,38% 79,69% Baik
Baik
Sangat
Submikroskopik 32,37% 57,03% Cukup 44,70% Kurang
kurang
154
Lampiran 10. Dokumentasi
155
Foto 3. Peserta didik ketika melakukan praktikum 2
156
Foto 5. Peserta didik ketika melakukan praktikum 3
157
Foto 7. Peserta didik melakukan praktikum 4
158
Lampiran 11. Lembar Penyataan Validasi
PERNYATAAN
Saya berharap masukan dan penilaian yang saya berikan dapat menjadi
bahan yang digunakan sebagai pertimbangan dan perbaikan instrumen soal
representasi.
Yogyakarta,……………….2016
Validator
159
Lampiran 12. Lembar Penilaian Instrumen
ANALISIS KEMAMPUAN REPRESENTASI PESERTA DIDIK PADA PRAKTIKUM KIMIA MATERI KESETIMBANGAN
KIMIA KELAS XI SMA NEGERI 1 GODEAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017
NAMA :
NIP :
INSTANSI :
Petunjuk:
1. Petunjuk ini dibuat untuk mengetahui penilaian instrumen soal yang telah dibuat.
2. Bapak/Ibu dimohon memberikan penilaian pada setiap indikator dengan memberikan tanda cek (√) dengan ketentuan sebagai
berikut: SK = sangat kurang, K = kurang, C = cukup, B = baik, dan SB = sangat baik.
3. Jika ada penambahan komentar, mohon dituliskan pada lembar komentar/saran/langsung pada naskah soal.
160
Lembar Penilaian (Adaptasi dari Instrumen Penilaian Badan Standar Nasional Pusat (BSNP))
Nilai
No Aspek Kriteria Indikator
SK K C B SB
1. Kelayakan Isi 1. Kesesuaian penjabaran instrumen kemampuan representasi
dengan tujuan praktikum
2. Keterkaitan antara instrumen kemampuan representasi dengan
fenomena dalam kegiatan praktikum
3. Penyajian instrumen sesuai dengan perkembangan kimia terkini
4. Penyajian konsep yang tidak menimbulkan makna ganda dan
sesuai dengan definisi yang berlaku dalam kimia
5. Penulisan nama unsur dan senyawa kimia yang sesuai dengan
tata nama IUPAC
6. Kejelasan isi pertanyaan
7. Penyajian pertanyaan yang mampu mengarahkan peserta didik
untuk menarik kesimpulan (menemukan konsep)
2. Kelayakan Penyajian 8. Sistematika sajian dalam setiap praktikum yang konsisten (judul,
dasar teori, alat dan bahan, prosedur, data pengamatan)
161
9. Penyajian soal representasi dari yang mudah ke sukar, konkret
ke abstrak, sederhana ke kompleks, dan dari yang dikenal sampai
yang belum dikenal
10. Penyajian pertanyaan yang mamapu menguji kemampuan
berpikir peserta didik dari yang sederhana hingga tingkat tinggi
11. Penyajian praktikum yang saling mendukung satu sama lain
3. Kelayakan Bahasa 12. Penggunaan bahasa yang sederhana, menarik, jelas, dan mudah
dipahami sehingga menimbulkan rasa senang bagi peserta didik
dan memudahkan peserta didik untuk memahami isi pertanyaan
13. Penggunaan bahasa yang mampu merangsang peserta didik
untuk menemukan jawaban yang benar
14. Penggunaan istilah yang sesuai dengan KBBI dan/atau Kamus/
Glosarium Kimia
15. Penggunaan kalimat yang sesuai dengan kaidah tata bahasa
Indonesia yang baik dan benar
16. Penggunaan ejaan yang mengacu pada pedoman EYD
17. Penggunaan istilah yang konsisten antar butir soal dan antar
petunjuk praktikum
162
18. Penggunaan kata yang tidak mengandung makna ganda
163
27. Penyajian pertanyaan yang mampu membuat peserta didik untuk
dapat menuliskan lambang atom dan rumus senyawa yang akurat
mengikuti kaidah-kaidah dan konvensi baku
28. Adanya representasi konsep materi sampai ke tingkat sub-
mikroskopik (atom, ion, dan molekul) dalam praktikum
29. Penyajian terjadinya reaksi dalam bentuk atom, ion, dan molekul
secara benar dan tepat
30. Penyajian terjadinya reaksi dalam bentuk atom, ion, dan molekul
yang mampu membuat peserta didik memahami isi pertanyaan
sampai ke tingkat mikroskopik
164
35. Pemilihan kegiatan praktikum yang mampu memberikan
pengalaman langsung bagi peserta didik
36. Penyajian konsep praktikum sesuai dengan pendekatan saintifik
Validator
165
Lampiran 13. Penjabaran Kriteria Penilaian Instrumen menjadi Indikator
Penjabaran Kriteria Menjadi Indikator Penilaian Instrumen Soal Kemampuan Representasi
No. Aspek Kriteria Indikator
A. Kelayakan Isi 1. Kesesuaian penjabaran SB Jika penjabaran instrumen kemampuan representasi sangat
instrumen kemampuan sesuai dengan tujuan praktikum
representasi dengan tujuan B Jika penjabaran instrumen kemampuan representasi sesuai
praktikum dengan tujuan praktikum
C Jika penjabaran instrumen kemampuan representasi cukup
sesuai dengan tujuan praktikum
K Jika penjabaran instrumen kemampuan representasi kurang
sesuai dengan tujuan praktikum
SK Jika penjabaran instrumen kemampuan representasi tidak
sesuai dengan tujuan praktikum
2. Keterkaitan antara SB Jika keterkaitan antara instrumen kemampuan representasi
instrument kemampuan dengan fenomena dalam kegiatan praktikum sangat sesuai
representasi dengan B Jika keterkaitan antara instrumen kemampuan representasi
fenomena dalam kegiatan dengan fenomena dalam kegiatan praktikum sesuai
praktikum C Jika keterkaitan antara instrumen kemampuan representasi
166
dengan fenomena dalam kegiatan praktikum cukup sesuai
K Jika keterkaitan antara instrumen kemampuan representasi
dengan fenomena dalam kegiatan praktikum kurang sesuai
SK Jika keterkaitan antara instrumen kemampuan representasi
dengan fenomena dalam kegiatan praktikum tidak sesuai
3. Penyajian instrumen SB Jika instrumen kemampuan representasi disajikan sangat sesuai
kemampuan representasi dengan perkembangan kimia terkini
yang sesuai dengan B Jika instrumen kemampuan representasi disajikan sesuai
perkembangan kimia terkini dengan perkembangan kimia terkini
C Jika instrumen kemampuan representasi disajikan cukup sesuai
dengan perkembangan kimia terkini
K Jika instrumen kemampuan representasi disajikan kurang
sesuai dengan perkembangan kimia terkini
SK Jika instrumen kemampuan representasi disajikan tidak sesuai
dengan perkembangan kimia terkini
4. Penyajian konsep yang tidak SB Jika konsep yang disajikan sangat tidak menimbulkan makna
menimbulkan makna ganda ganda dan sesuai dengan definisi yang berlaku dalam kimia
dan sesuai dengan definisi B Jika konsep yang disajikan tidak menimbulkan makna ganda
167
yang berlaku dalam kimia dan sesuai dengan definisi yang berlaku dalam kimia
C Jika konsep yang disajikan cukup tidak menimbulkan makna
ganda dan sesuai dengan definisi yang berlaku dalam kimia
K Jika konsep yang disajikan sedikit menimbulkan makna ganda
dan sesuai dengan definisi yang berlaku dalam kimia
SK Jika konsep yang disajikan menimbulkan makna ganda dan
tidak sesuai dengan definisi yang berlaku dalam kimia
5. Penulisan nama unsur dan SB Jika penulisan nama unsur dan senyawa kimia sangat sesuai
senyawa kimia yang sesuai dengan tatanama IUPAC
dengan tatanama IUPAC B Jika penulisan nama unsur dan senyawa kimia sesuai dengan
tatanama IUPAC
C Jika penulisan nama unsur dan senyawa kimia cukup sesuai
dengan tatanama IUPAC
K Jika penulisan nama unsur dan senyawa kimia kurang sesuai
dengan tatanama IUPAC
SK Jika penulisan nama unsur dan senyawa kimia tidak sesuai
dengan tatanama IUPAC
6. Kejelasan isi pertanyaan SB Jika isi pertanyaan sangat jelas
168
B Jika isi pertanyaan jelas
C Jika isi pertanyaan cukup jelas
K Jika isi pertanyaan kurang jelas
SK Jika isi pertanyaan tidak jelas
7. Penyajian pertanyaan yang SB Jika penyajian pertanyaan yang sangat mampu mengarahkan
mampu mengarahkan peserta didik untuk menarik kesimpulan (menemukan konsep)
peserta didik untuk menarik B Jika penyajian pertanyaan yang mampu mengarahkan peserta
kesimpulan (menemukan didik untuk menarik kesimpulan (menemukan konsep)
konsep) C Jika penyajian pertanyaan yang cukup mampu mengarahkan
peserta didik untuk menarik kesimpulan (menemukan konsep)
K Jika penyajian pertanyaan yang kurang mampu mengarahkan
peserta didik untuk menarik kesimpulan (menemukan konsep)
SK Jika penyajian pertanyaan yang tidak mampu mengarahkan
peserta didik untuk menarik kesimpulan (menemukan konsep)
B. Kelayakan 8. Sistematika sajian dalam SB Jika sistematika sajian dalam setiap praktikum sangat konsisten
Penyajian setiap praktikum yang (judul, pendahuluan, alat dan bahan, prosedur, tabel hasil
konsisten (judul, pengamatan)
pendahuluan, alat dan B Jika sistematika sajian dalam setiap praktikum konsisten
169
bahan, prosedur, tabel hasil (judul, pendahuluan, alat dan bahan, prosedur, tabel hasil
pengamatan) pengamatan)
C Jika sistematika sajian dalam setiap praktikum cukup konsisten
(judul, pendahuluan, alat dan bahan, prosedur, tabel hasil
pengamatan)
K Jika sistematika sajian dalam setiap praktikum kurang
konsisten (judul, pendahuluan, alat dan bahan, prosedur, tabel
hasil pengamatan)
SK Jika sistematika sajian dalam setiap praktikum tidak konsisten
(judul, pendahuluan, alat dan bahan, prosedur, tabel hasil
pengamatan)
9. Penyajian soal representasi SB Jika penyajian soal representasi pada 4 instrumen dari yang
dari yang mudah ke sukar, mudah ke sukar, konkret ke abstrak, sederhana ke kompleks,
konkret ke abstrak, dan dari yang dikenal sampai yang belum dikenal
sederhana ke kompleks, dan B Jika penyajian soal representasi pada 3 instrumen dari yang
dari yang dikenal sampai mudah ke sukar, konkret ke abstrak, sederhana ke kompleks,
yang belum dikenal dan dari yang dikenal sampai yang belum dikenal
C Jika penyajian soal representasi pada 2 instrumen dari yang
170
mudah ke sukar, konkret ke abstrak, sederhana ke kompleks,
dan dari yang dikenal sampai yang belum dikenal
K Jika penyajian soal representasi pada 1 instrumen dari yang
mudah ke sukar, konkret ke abstrak, sederhana ke kompleks,
dan dari yang dikenal sampai yang belum dikenal
SK Jika penyajian soal representasi pada semua instrumen tidak
dari yang mudah ke sukar, konkret ke abstrak, sederhana ke
kompleks, dan dari yang dikenal sampai yang belum dikenal
10. Penyajian pertanyaan yang SB Jika penyajian pertanyaan sangat mampu menguji kemampuan
mampu menguji berpikir peserta didik dari yang sederhana hingga berpikir
kemampuan berpikir peserta tingkat tinggi
didik dari yang sederhana B Jika penyajian pertanyaan mampu menguji kemampuan
hingga berpikir tingkat berpikir peserta didik dari yang sederhana hingga berpikir
tinggi tingkat tinggi
C Jika penyajian pertanyaan cukup mampu menguji kemampuan
berpikir peserta didik dari yang sederhana hingga berpikir
tingkat tinggi
K Jika penyajian pertanyaan kurang mampu menguji kemampuan
171
berpikir peserta didik dari yang sederhana hingga berpikir
tingkat tinggi
SK Jika penyajian pertanyaan tidak mampu menguji kemampuan
berpikir peserta didik dari yang sederhana hingga berpikir
tingkat tinggi
11. Penyajian praktikum yang SB Jika praktikum disajikan sangat saling mendukung satu sama
saling mendukung satu sama lain
lain B Jika praktikum disajikan saling mendukung satu sama lain
C Jika praktikum disajikan cukup saling mendukung satu sama
lain
K Jika praktikum disajikan kurang saling mendukung satu sama
lain
SK Jika praktikum disajikan tidak saling mendukung satu sama
lain
C. Kelayakan 12. Penggunaan bahasa yang SB Jika bahasa yang digunakan sangat sederhana, menarik, jelas,
Bahasa sederhana, menarik, jelas, dan mudah dipahami sehingga menimbulkan rasa sangat
dan mudah dipahami senang bagi peserta didik dan memudahkan peserta didik untuk
sehingga menimbulkan rasa memahami isi pertanyaan
172
senang bagi peserta didik B Jika bahasa yang digunakan sederhana, menarik, jelas, dan
dan memudahkan peserta mudah dipahami sehingga menimbulkan rasa senang bagi
didik untuk memahami isi peserta didik dan memudahkan peserta didik untuk memahami
pertanyaan isi pertanyaan
C Jika bahasa yang digunakan cukup sederhana, menarik, jelas,
dan mudah dipahami sehingga menimbulkan rasa cukup
senang bagi peserta didik dan cukup memudahkan peserta
didik untuk memahami isi pertanyaan
K Jika bahasa yang digunakan kurang sederhana, menarik, jelas,
dan mudah dipahami sehingga menimbulkan rasa kurang
senang bagi peserta didik dan kurang memudahkan peserta
didik untuk memahami isi pertanyaan
SK Jika bahasa yang digunakan tidak sederhana, menarik, jelas,
dan mudah dipahami sehingga menimbulkan rasa tidak senang
bagi peserta didik dan menyulitkan peserta didik untuk
memahami isi pertanyaan
13. Penggunaan bahasa yang SB Jika bahasa yang digunakan sangat mampu merangsang peserta
mampu merangsang peserta didik untuk menemukan jawaban yang benar
173
didik untuk menemukan B Jika bahasa yang digunakan mampu merangsang peserta didik
jawaban yang benar untuk menemukan jawaban yang benar
C Jika bahasa yang digunakan cukup mampu merangsang peserta
didik untuk menemukan jawaban yang benar
K Jika bahasa yang digunakan kurang mampu merangsang
peserta didik untuk menemukan jawaban yang benar
SK Jika bahasa yang digunakan tidak mampu merangsang peserta
didik untuk menemukan jawaban yang benar
14. Penggunaan istilah yang SB Jika istilah yang digunakan sangat sesuai dengan KBBI
sesuai dengan KBBI dan/atau Kamus/ Glosarium Kimia
dan/atau Kamus/ Glosarium B Jika istilah yang digunakan sesuai dengan KBBI dan/atau
Kimia Kamus/ Glosarium Kimia
C Jika istilah yang digunakan cukup sesuai dengan KBBI
dan/atau Kamus/ Glosarium Kimia
K Jika istilah yang digunakan kurang sesuai dengan KBBI
dan/atau Kamus/ Glosarium Kimia
SK Jika istilah yang digunakan tidak sesuai dengan KBBI dan/atau
Kamus/ Glosarium Kimia
174
15. Penggunaan kalimat yang SB Jika kalimat yang digunakan sangat sesuai dengan kaidah tata
sesuai dengan kaidah tata bahasa Indonesia yang baik dan benar
bahasa Indonesia yang baik B Jika kalimat yang digunakan sesuai dengan kaidah tata bahasa
dan benar Indonesia yang baik dan benar
C Jika kalimat yang digunakan cukup sesuai dengan kaidah tata
bahasa Indonesia yang baik dan benar
K Jika kalimat yang digunakan kurang sesuai dengan kaidah tata
bahasa Indonesia yang baik dan benar
SK Jika kalimat yang digunakan tidak sesuai dengan kaidah tata
bahasa Indonesia yang baik dan benar
16. Penggunaan ejaan yang SB Jika ejaan yang digunakan sangat mengacu pada pedoman
mengacu pada pedoman EYD
EYD B Jika ejaan yang digunakan mengacu pada pedoman EYD
C Jika ejaan yang digunakan cukup mengacu pada pedoman
EYD
K Jika ejaan yang digunakan kurang mengacu pada pedoman
EYD
SK Jika ejaan yang digunakan tidak mengacu pada pedoman EYD
175
17. Penggunaan istilah yang SB Jika istilah yang digunakan sangat konsisten antarbutir soal dan
konsisten antarbutir soal dan antarpetunjuk praktikum
antarpetunjuk praktikum B Jika istilah yang digunakan konsisten antarbutir soal dan
antarpetunjuk praktikum
C Jika istilah yang digunakan cukup konsisten antarbutir soal dan
antarpetunjuk praktikum
K Jika istilah yang digunakan kurang konsisten antarbutir soal
dan antarpetunjuk praktikum
SK Jika istilah yang digunakan tidak konsisten antarbutir soal dan
antarpetunjuk praktikum
18. Penggunaan kata yang tidak SB Jika kata yang digunakan tidak mengandung makna ganda
mengandung makna ganda B Jika kata yang digunakan sedikit mengandung makna ganda
C Jika kata yang digunakan cukup banyak mengandung makna
ganda
K Jika kata yang digunakan sangat banyak mengandung makna
ganda
SK Jika kata yang digunakan semuanya mengandung makna ganda
D. Muatan 19. Adanya representasi konsep SB Jika terdapat representasi konsep materi sampai ke tingkat
176
Representasi materi sampai ke tingkat makroskopik (yang dapat dilihat dan dirasakan oleh panca
Makroskopik, makroskopik (yang dapat indera, misal warna atau fasa) pada 4 praktikum
Simbolik, dan dilihat dan dirasakan oleh B Jika terdapat representasi konsep materi sampai ke tingkat
Submikroskopik panca indera, misal warna makroskopik (yang dapat dilihat dan dirasakan oleh panca
atau fasa) indera, misal warna atau fasa) pada 3 praktikum
C Jika terdapat representasi konsep materi sampai ke tingkat
makroskopik (yang dapat dilihat dan dirasakan oleh panca
indera, misal warna atau fasa) pada 2 praktikum
K Jika terdapat representasi konsep materi sampai ke tingkat
makroskopik (yang dapat dilihat dan dirasakan oleh panca
indera, misal warna atau fasa) pada 1 praktikum
SK Jika terdapat representasi konsep materi sampai ke tingkat
makroskopik (yang dapat dilihat dan dirasakan oleh panca
indera, misal warna atau fasa) pada 0 praktikum
20.Penyajian gambar dalam SB Jika gambar dalam pertanyaan disajikan dalam instrumen
instrument dan lembar sangat sesuai dengan fakta praktikum
petunjuk praktikum yang B Jika gambar dalam pertanyaan disajikan dalam instrumen
sesuai dengan fakta sesuai dengan fakta praktikum
177
praktikum C Jika gambar dalam pertanyaan disajikan dalam instrumen
cukup sesuai dengan fakta praktikum
K Jika gambar dalam pertanyaan disajikan dalam instrumen
kurang sesuai dengan fakta praktikum
SK Jika gambar dalam pertanyaan disajikan dalam instrumen tidak
sesuai dengan fakta praktikum
21.Penyajian gambar (missal : SB Jika gambar dalam instrument disajikan sangat mampu
warna atau fasa) dalam membuat peserta didik memahami konsep materi sampai
instrumen yang mampu tingkat makroskopik (fenomena yang dapat teramati panca
membuat peserta didik indra)
memahami isi pertanyaan B Jika gambar dalam instrument disajikan mampu membuat
sampai ke tingkat peserta didik memahami konsep materi sampai tingkat
makroskopik makroskopik (fenomena yang dapat teramati panca indra)
C Jika gambar dalam instrument disajikan cukup mampu
membuat peserta didik memahami konsep materi sampai
tingkat makroskopik (fenomena yang dapat teramati panca
indra)
K Jika gambar dalam instrument disajikan kurang mampu
178
membuat peserta didik memahami konsep materi sampai
tingkat makroskopik (fenomena yang dapat teramati panca
indra)
SK Jika gambar dalam instrument disajikan tidak mampu membuat
peserta didik memahami konsep materi sampai tingkat
makroskopik (fenomena yang dapat teramati panca indra)
22. Penyajian pertanyaan SB Jika pertanyaan tentang reaksi kimia (missal: warna atau fase)
tentang reaksi kimia(misal : disajikan sangat mampu membuat peserta didik memahami
warna atau fase) yang konsep materi sampai ke tingkat makroskopik (fenomena yang
mampu membuat peserta dapat teramati panca indra)
didik memahami konsep B Jika pertanyaan tentang reaksi kimia (missal: warna atau fase)
materi sampai ke tingkat disajikan mampu membuat peserta didik memahami konsep
makroskopik materi sampai ke tingkat makroskopik (fenomena yang dapat
teramati panca indra)
C Jika pertanyaan tentang reaksi kimia (missal: warna atau fase)
disajikan cukup mampu membuat peserta didik memahami
konsep materi sampai ke tingkat makroskopik (fenomena yang
dapat teramati panca indra)
179
K Jika pertanyaan tentang reaksi kimia (missal: warna atau fase)
disajikan kurang mampu membuat peserta didik memahami
konsep materi sampai ke tingkat makroskopik (fenomena yang
dapat teramati panca indra)
SK Jika pertanyaan tentang reaksi kimia (missal: warna atau fase)
disajikan tidak mampu membuat peserta didik memahami
konsep materi sampai ke tingkat makroskopik (fenomena yang
dapat teramati panca indra)
23. Adanya representasi konsep SB Jika terdapat representasi konsep materi sampai ke tingkat
materi sampai ke tingkat simbolik (rumus senyawa, persamaan reaksi, lambing atom,
simbolik (contoh rumus satuan, fase, dan simbol kimia) pada 4 praktikum
senyawa, persamaan reaksi, B Jika terdapat representasi konsep materi sampai ke tingkat
lambang atom, satuan, fase, simbolik (rumus senyawa, persamaan reaksi, lambing atom,
dan simbol kimia) satuan, fase, dan simbol kimia) pada 3 praktikum
C Jika terdapat representasi konsep materi sampai ke tingkat
simbolik (rumus senyawa, persamaan reaksi, lambing atom,
satuan, fase, dan simbol kimia) pada 2 praktikum
K Jika terdapat representasi konsep materi sampai ke tingkat
180
simbolik (rumus senyawa, persamaan reaksi, lambing atom,
satuan, fase, dan simbol kimia) pada 1 praktikum
SK Jika terdapat representasi konsep materi sampai ke tingkat
simbolik (rumus senyawa, persamaan reaksi, lambing atom,
satuan, fase, dan simbol kimia) pada 0 praktikum
24.Penulisan lambang atom dan SB Jika lambang atom dan rumus senyawa dituliskan sangat akurat
rumus senyawa yang akurat mengikuti kaidah-kaidah dan konvensi baku
mengikuti kaidah-kaidah B Jika lambang atom dan rumus senyawa dituliskan akurat
dan konvensi baku mengikuti kaidah-kaidah dan konvensi baku
C Jika lambang atom dan rumus senyawa dituliskan cukup akurat
mengikuti kaidah-kaidah dan konvensi baku
K Jika lambang atom dan rumus senyawa dituliskan kurang
akurat mengikuti kaidah-kaidah dan konvensi baku
SK Jika lambang atom dan rumus senyawa dituliskan tidak akurat
mengikuti kaidah-kaidah dan konvensi baku
25.Penggunaan satuan yang SB Jika satuan yang digunakan benar dan tepat
benar (sesuai dengan satuan B Jika satuan yang digunakan benar namun kurang tepat
SI) dan tepat C Jika satuan yang digunakan benar namun tidak tepat
181
K Jika satuan yang digunakan tidak benar dan kurang tepat
SK Jika satuan yang digunakan tidak benar dan tidak tepat
26.Penulisan simbol kimia SB Jika simbol dituliskan secara benar dan tepat
secara benar dan tepat B Jika simbol dituliskan secara benar namun kurang tepat
C Jika simbol dituliskan secara benar namun tidak tepat
K Jika simbol dituliskan secara tidak benar dan kurang tepat
SK Jika simbol dituliskan secara tidak benar dan tidak tepat
27.Penyajian pertanyaan yang SB Jika pertanyaan disajikan sangat mampu membuat peserta
mampu membuat peserta didik menuliskan lambang atom dan rumus senyawa yang
didik untuk dapat benar
menuliskan lambang atom B Jika pertanyaan disajikan mampu membuat peserta didik
dan rumus senyawa yang menuliskan lambang atom dan rumus senyawa yang benar
akurat mengikuti kaidah- C Jika pertanyaan disajikan cukup mampu membuat peserta didik
kaidah dan konvensi baku menuliskan lambang atom dan rumus senyawa yang benar
K Jika pertanyaan disajikan kurang mampu membuat peserta
didik menuliskan lambang atom dan rumus senyawa yang
benar
SK Jika pertanyaan disajikan tidak mampu membuat peserta didik
182
menuliskan lambang atom dan rumus senyawa yang benar
28.Adanya representasi konsep SB Jika terdapat representasi konsep materi sampai ke tingkat sub-
materi sampai ke tingkat mikroskopik (atom, ion, dan molekul) pada 4 praktikum
sub-mikroskopik (atom, ion, B Jika terdapat representasi konsep materi sampai ke tingkat sub-
dan molekul) dalam mikroskopik (atom, ion, dan molekul) pada 3 praktikum
praktikum C Jika terdapat representasi konsep materi sampai ke tingkat sub-
mikroskopik (atom, ion, dan molekul) pada 2 praktikum
K Jika terdapat representasi konsep materi sampai ke tingkat sub-
mikroskopik (atom, ion, dan molekul) pada 1 praktikum
SK Jika terdapat representasi konsep materi sampai ke tingkat sub-
mikroskopik (atom, ion, dan molekul) pada 0 praktikum
29.Penyajian terjadinya reaksi SB Jika penyajian terjadinya reaksi dalam bentuk atom, ion, dan
dalam bentuk atom, ion, dan molekul secara benar dan tepat
molekul secara benar dan B Jika penyajian terjadinya reaksi dalam bentuk atom, ion, dan
tepat molekul secara benar namun kurang tepat
C Jika penyajian terjadinya reaksi dalam bentuk atom, ion, dan
molekul secara benar tetapi tidak tepat
K Jika penyajian terjadinya reaksi dalam bentuk atom, ion, dan
183
molekul secara tidak benar dan kurang tepat
SK Jika penyajian terjadinya reaksi dalam bentuk atom, ion, dan
molekul secara tidak benar dan tidak tepat
30.Penyajian terjadinya reaksi SB Jika penyajian terjadinya reaksi dalam bentuk atom, ion, dan
dalam bentuk atom, ion, dan molekul sangat mampu membuat peserta didik memahami
molekul yang mampu konsep materi sampai ke tingkat mikroskopik (atom, ion,
membuat peserta didik molekul)
memahami isi pertanyaan B Jika penyajian terjadinya reaksi dalam bentuk atom, ion, dan
sampai ke tingkat molekul sangat mampu membuat peserta didik memahami
mikroskopik konsep materi sampai ke tingkat mikroskopik (atom, ion,
molekul)
C Jika penyajian terjadinya reaksi dalam bentuk atom, ion, dan
molekul mampu membuat peserta didik memahami konsep
materi sampai ke tingkat mikroskopik (atom, ion, molekul)
K Jika penyajian terjadinya reaksi dalam bentuk atom, ion, dan
molekul kurang mampu membuat peserta didik memahami
konsep materi sampai ke tingkat mikroskopik (atom, ion,
molekul)
184
SK Jika penyajian terjadinya reaksi dalam bentuk atom, ion, dan
molekul tidak mampu membuat peserta didik memahami
konsep materi sampai ke tingkat mikroskopik (atom, ion,
molekul)
E. Keterlaksanaan 31.Tingkat keamanan kegiatan SB Jika kegiatan praktikum sangat aman bagi peserta didik
eksperimen bagi peserta B Jika kegiatan praktikum aman bagi peserta didik
didik C Jika kegiatan praktikum cukup aman bagi peserta didik
K Jika kegiatan praktikum kurang aman bagi peserta didik
SK Jika kegiatan praktikum tidak aman bagi peserta didik
32.Kesesuaian alat dan bahan SB Jika alat dan bahan yang digunakan dalam lembar petunjuk
yang digunakan di dalam praktikum sangat sesuai dengan alat dan bahan yang tersedia di
lembar petunjuk praktikum sekolah
dengan alat dan bahan yang B Jika alat dan bahan yang digunakan dalam lembar petunjuk
tersedia di sekolah praktikum sesuai dengan alat dan bahan yang tersedia di
sekolah
C Jika alat dan bahan yang digunakan dalam lembar petunjuk
praktikum cukup sesuai dengan alat dan bahan yang tersedia di
sekolah
185
K Jika alat dan bahan yang digunakan dalam lembar petunjuk
praktikum kurang sesuai dengan alat dan bahan yang tersedia
di sekolah
SK Jika alat dan bahan yang digunakan dalam lembar petunjuk
praktikum tidak sesuai dengan alat dan bahan yang tersedia di
sekolah
33.Tingkat kemudahan SB Jika tingkat pelaksanaan kegiatan praktikum sangat mudah
pelaksanaan kegiatan B Jika tingkat pelaksanaan kegiatan praktikum mudah
praktikum C Jika tingkat pelaksanaan kegiatan praktikum cukup mudah
K Jika tingkat pelaksanaan kegiatan praktikum kurang mudah
SK Jika tingkat pelaksanaan kegiatan praktikum tidak mudah
34.Kesesuaian kegiatan SB Jika kegiatan praktikum dengan alokasi waktu di sekolah
praktikum dengan alokasi sangat sesuai
waktu di sekolah B Jika kegiatan praktikum dengan alokasi waktu di sekolah
sesuai
C Jika kegiatan praktikum dengan alokasi waktu di sekolah
cukup sesuai
K Jika kegiatan praktikum dengan alokasi waktu di sekolah
186
kurang sesuai
SK Jika kegiatan praktikum dengan alokasi waktu di sekolah
kurang sesuai
35.Pemilihan kegiatan SB Jika pemilihan kegiatan praktikum sangat mampu memberikan
praktikum yang mampu pengalaman langsung bagi peserta didik
memberikan pengalaman B Jika pemilihan kegiatan praktikum mampu memberikan
langsung bagi peserta didik pengalaman langsung bagi peserta didik
C Jika pemilihan kegiatan praktikum cukup mampu memberikan
pengalaman langsung bagi peserta didik
K Jika pemilihan kegiatan praktikum kurang mampu memberikan
pengalaman langsung bagi peserta didik
SK Jika pemilihan kegiatan praktikum tidak mampu memberikan
pengalaman langsung bagi peserta didik
36. Penyajian konsep praktikum SB Jika penyajian konsep praktikum sangat sesuai dengan
sesuai dengan pendekatan pendekatan saintifik
saintifik B Jika penyajian konsep praktikum sesuai dengan pendekatan
saintifik
C Jika penyajian konsep praktikum cukup sesuai dengan
187
pendekatan saintifik
K Jika penyajian konsep praktikum kurang sesuai dengan
pendekatan saintifik
SK Jika penyajian konsep praktikum tidak sesuai dengan
pendekatan saintifik
188
Lampiran 14:
(LAIN-LAIN)
189
LEMBAR PENILAIAN INSTRUMEN SOAL
Petunjuk:
1. Petunjuk ini dibuat untuk mengetahui penilaian instrumen soal yang telah dibuat.
2. Bapak/Ibu dimohon memberikan penilaian pada setiap indikator dengan memberikan tanda cek (√) dengan ketentuan sebagai
berikut: SK = sangat kurang, K = kurang, C = cukup, B = baik, dan SB = sangat baik.
3. Jika ada penambahan komentar, mohon dituliskan pada lembar komentar/saran/langsung pada naskah soal.
Lembar Penilaian (Adaptasi dari Instrumen Penilaian Badan Standar Nasional Pusat (BSNP))
Nilai
No Aspek Kriteria Indikator
SK K C B SB
1. Kelayakan Isi 1. Kesesuaian penjabaran instrumen kemampuan representasi
√
dengan tujuan praktikum
2. Keterkaitan antara instrumen kemampuan representasi dengan
√
fenomena dalam kegiatan praktikum
3. Penyajian instrumen sesuai dengan perkembangan kimia terkini √
4. Penyajian konsep yang tidak menimbulkan makna ganda dan
√
sesuai dengan definisi yang berlaku dalam kimia
5. Penulisan nama unsur dan senyawa kimia yang sesuai dengan
√
tata nama IUPAC
6. Kejelasan isi pertanyaan √
7. Penyajian pertanyaan yang mampu mengarahkan peserta didik
√
untuk menarik kesimpulan (menemukan konsep)
2. Kelayakan Penyajian 8. Sistematika sajian dalam setiap praktikum yang konsisten (judul,
√
dasar teori, alat dan bahan, prosedur, data pengamatan)
9. Penyajian soal representasi dari yang mudah ke sukar, konkret
ke abstrak, sederhana ke kompleks, dan dari yang dikenal sampai √
yang belum dikenal
10. Penyajian pertanyaan yang mamapu menguji kemampuan
√
berpikir peserta didik dari yang sederhana hingga tingkat tinggi
11. Penyajian praktikum yang saling mendukung satu sama lain √
3. Kelayakan Bahasa 12. Penggunaan bahasa yang sederhana, menarik, jelas, dan mudah
dipahami sehingga menimbulkan rasa senang bagi peserta didik √
dan memudahkan peserta didik untuk memahami isi pertanyaan
13. Penggunaan bahasa yang mampu merangsang peserta didik
√
untuk menemukan jawaban yang benar
14. Penggunaan istilah yang sesuai dengan KBBI dan/atau Kamus/
√
Glosarium Kimia
15. Penggunaan kalimat yang sesuai dengan kaidah tata bahasa
√
Indonesia yang baik dan benar
16. Penggunaan ejaan yang mengacu pada pedoman EYD √
17. Penggunaan istilah yang konsisten antar butir soal dan antar
√
petunjuk praktikum
18. Penggunaan kata yang tidak mengandung makna ganda √
4. Muatan Representasi 19. Adanya representasi konsep materi sampai ke tingkat
Makroskopik, makroskopik (yang dapat dilihat dan dirasakan oleh panca √
Simbolik, dan Sub- indera, misal warna atau fasa)
mikroskopik 20. Penyajian gambar dalam pertanyaan sesuai fakta di praktikum √
21. Penyajian gambar (missal : warna atau fasa) dalam pertanyaan
yang mampu membuat peserta didik memahami isi pertanyaan √
sampai ke tingkat makroskopik
22. Penyajian pertanyaan tentang reaksi kimia(misal : warna atau
fase) yang mampu membuat peserta didik memahami konsep √
materi sampai ke tingkat makroskopik
23. Adanya representasi konsep materi sampai ke tingkat simbolik
(contoh rumus senyawa, persamaan reaksi, lambang atom, √
satuan, fase, dan simbol kimia)
24. Penulisan lambang atom dan rumus senyawa yang akurat
√
mengikuti kaidah-kaidah dan konvensi baku
25. Penggunaan satuan yang benar (sesuai satuan SI) dan tepat √
26. Penulisan simbol kimia secara benar dan tepat √
27. Penyajian pertanyaan yang mampu membuat peserta didik untuk
dapat menuliskan lambang atom dan rumus senyawa yang akurat √
mengikuti kaidah-kaidah dan konvensi baku
28. Adanya representasi konsep materi sampai ke tingkat sub-
√
mikroskopik (atom, ion, dan molekul) dalam praktikum
29. Penyajian terjadinya reaksi dalam bentuk atom, ion, dan molekul
√
secara benar dan tepat
30. Penyajian terjadinya reaksi dalam bentuk atom, ion, dan molekul
yang mampu membuat peserta didik memahami isi pertanyaan √
sampai ke tingkat mikroskopik
5. Keterlaksanaan 31. Tingkat keamanan kegiatan eksperimen bagi peserta didik √
32. Kesesuaian alat dan bahan yang digunakan di dalam lembar
petunjuk praktikum dengan alat dan bahan yang tersedia di √
sekolah
33. Tingkat kemudahan pelaksanaan kegiatan praktikum √
34. Kesesuaian kegiatan praktikum dengan alokasi waktu di sekolah √
35. Pemilihan kegiatan praktikum yang mampu memberikan
√
pengalaman langsung bagi peserta didik
36. Penyajian konsep praktikum sesuai dengan pendekatan saintifik √
Petunjuk:
1. Petunjuk ini dibuat untuk mengetahui penilaian instrumen soal yang telah dibuat.
2. Bapak/Ibu dimohon memberikan penilaian pada setiap indikator dengan memberikan tanda cek (√) dengan ketentuan sebagai
berikut: SK = sangat kurang, K = kurang, C = cukup, B = baik, dan SB = sangat baik.
3. Jika ada penambahan komentar, mohon dituliskan pada lembar komentar/saran/langsung pada naskah soal.
Lembar Penilaian (Adaptasi dari Instrumen Penilaian Badan Standar Nasional Pusat (BSNP))
Nilai
No Aspek Kriteria Indikator
SK K C B SB
1. Kelayakan Isi 1. Kesesuaian penjabaran instrumen kemampuan representasi
√
dengan tujuan praktikum
2. Keterkaitan antara instrumen kemampuan representasi dengan
√
fenomena dalam kegiatan praktikum
3. Penyajian instrumen sesuai dengan perkembangan kimia terkini √
4. Penyajian konsep yang tidak menimbulkan makna ganda dan
√
sesuai dengan definisi yang berlaku dalam kimia
5. Penulisan nama unsur dan senyawa kimia yang sesuai dengan
√
tata nama IUPAC
6. Kejelasan isi pertanyaan √
7. Penyajian pertanyaan yang mampu mengarahkan peserta didik
√
untuk menarik kesimpulan (menemukan konsep)
2. Kelayakan Penyajian 8. Sistematika sajian dalam setiap praktikum yang konsisten (judul,
√
dasar teori, alat dan bahan, prosedur, data pengamatan)
9. Penyajian soal representasi dari yang mudah ke sukar, konkret
ke abstrak, sederhana ke kompleks, dan dari yang dikenal sampai √
yang belum dikenal
10. Penyajian pertanyaan yang mamapu menguji kemampuan
√
berpikir peserta didik dari yang sederhana hingga tingkat tinggi
11. Penyajian praktikum yang saling mendukung satu sama lain √
3. Kelayakan Bahasa 12. Penggunaan bahasa yang sederhana, menarik, jelas, dan mudah
dipahami sehingga menimbulkan rasa senang bagi peserta didik √
dan memudahkan peserta didik untuk memahami isi pertanyaan
13. Penggunaan bahasa yang mampu merangsang peserta didik
√
untuk menemukan jawaban yang benar
14. Penggunaan istilah yang sesuai dengan KBBI dan/atau Kamus/
√
Glosarium Kimia
15. Penggunaan kalimat yang sesuai dengan kaidah tata bahasa
√
Indonesia yang baik dan benar
16. Penggunaan ejaan yang mengacu pada pedoman EYD √
17. Penggunaan istilah yang konsisten antar butir soal dan antar
√
petunjuk praktikum
18. Penggunaan kata yang tidak mengandung makna ganda √
4. Muatan Representasi 19. Adanya representasi konsep materi sampai ke tingkat
Makroskopik, makroskopik (yang dapat dilihat dan dirasakan oleh panca √
Simbolik, dan Sub- indera, misal warna atau fasa)
mikroskopik 20. Penyajian gambar dalam pertanyaan sesuai fakta di praktikum √
21. Penyajian gambar (missal : warna atau fasa) dalam pertanyaan
yang mampu membuat peserta didik memahami isi pertanyaan √
sampai ke tingkat makroskopik
22. Penyajian pertanyaan tentang reaksi kimia(misal : warna atau
fase) yang mampu membuat peserta didik memahami konsep √
materi sampai ke tingkat makroskopik
23. Adanya representasi konsep materi sampai ke tingkat simbolik
(contoh rumus senyawa, persamaan reaksi, lambang atom, √
satuan, fase, dan simbol kimia)
24. Penulisan lambang atom dan rumus senyawa yang akurat
√
mengikuti kaidah-kaidah dan konvensi baku
25. Penggunaan satuan yang benar (sesuai satuan SI) dan tepat √
26. Penulisan simbol kimia secara benar dan tepat √
27. Penyajian pertanyaan yang mampu membuat peserta didik untuk
dapat menuliskan lambang atom dan rumus senyawa yang akurat √
mengikuti kaidah-kaidah dan konvensi baku
28. Adanya representasi konsep materi sampai ke tingkat sub-
√
mikroskopik (atom, ion, dan molekul) dalam praktikum
29. Penyajian terjadinya reaksi dalam bentuk atom, ion, dan molekul
√
secara benar dan tepat
30. Penyajian terjadinya reaksi dalam bentuk atom, ion, dan molekul
yang mampu membuat peserta didik memahami isi pertanyaan √
sampai ke tingkat mikroskopik
5. Keterlaksanaan 31. Tingkat keamanan kegiatan eksperimen bagi peserta didik √
32. Kesesuaian alat dan bahan yang digunakan di dalam lembar
petunjuk praktikum dengan alat dan bahan yang tersedia di √
sekolah
33. Tingkat kemudahan pelaksanaan kegiatan praktikum √
34. Kesesuaian kegiatan praktikum dengan alokasi waktu di sekolah √
35. Pemilihan kegiatan praktikum yang mampu memberikan
√
pengalaman langsung bagi peserta didik
36. Penyajian konsep praktikum sesuai dengan pendekatan saintifik √
Praktikum 1
Letak
Saran Pembenaran
kesalahan
Pendahuluan Penulisan reversible dan irreversible harusnya “Reaksi bolak-balik (reaksi reversible) merupakan reaksi yang dapat
miring berlangsung dua arah sedangkan reaksi yang hanya berlangsung satu
arah dinamakan reaksi irreversible. “
Petunjuk Masih banyak kesalahan ketik (kurang huruf Sudah diperbaiki
praktikum /spasi)
Soal pilihan Jumlah option jawaban untuk semua nomor soal Masing-masing soal pilihan ganda memiliki empat option jawaban
ganda pilihan ganda harus sama
Soal no.6 Sebaiknya soal diberi pengantar “Apakah terjadi Apakah terjadi endapan? Jika terbentuk apa warna endapan tersebut?
endapan?” karena belum tentu setiap kelompok
menghasilkan endapan
Soal no.14 Sebaiknya soal no.14 dan 15 dijadikan satu Berdasarkan percobaan 1 dan 2 manakah yang termasuk reaksi satu arah
dan 15 nomor saja karena merupakan satu kesimpulan dan yang yang termasuk reaksi bolak-balik?
Praktikum 2
Letak
Saran Pembenaran
kesalahan
Petunjuk Masih banyak kesalahan ketik (kurang huruf Sudah diperbaiki
praktikum /spasi)
Alat dan Ukuran gambar alat dan bahan sebaiknya sama Ukuran gambar dibuat setinggi 2,5 cm semua
Bahan
Soal no.5 Penggambaran unsur satu dengan yang lainnya
= Fe3+
usahakan kontras agar terlihat perbedaannya
= SCN-
A B
C D
Soal 9 Sebaiknya diberi keterangan larutan FeCl3 Jadi pada penambahan ion Fe 3+ (larutan FeCl3), kesetimbangan akan
karena dimungkinkan peserta didik tidak melakukan reaksi. Ke arah manakah kesetimbangan bergeser?
memahami darimana asal penambahan ion Fe 3+
Soal no.12 Penggambaran ion-ion pada suatu wadah
hendahnya menyebar di dalam wadah tersebut
agar peserta didik tidak mengira jika ion itu diam
di suatu tempat
A B
C D
Soal no.16 Perhatikan lagi jumlah masing-masing gambar
ion ketika ditambahkan NaOH
A B
C D
Praktikum 3
Letak
Saran Pembenaran
kesalahan
Prosedur Penulisan HNO3 masih salah Buatlah gas NO2 dengan cara memasukkan ke dalam 3 tabung reaksi,
masing-masing 10 tetes larutan HNO3 pekat dan 1 lempeng logam Cu.
Segera tutup dengan sumbat karet erat-erat.
Semua soal Sebaiknya jumlah option jawaban sama Option jawaban no.soal 6 dan 10 berjumlah 4
pilihan
ganda
Soal no.1 Lebih dijelaskan lagi warna apa yang Apa warna gas yang terbentuk ketika larutan HNO3 pekat ditambahkan
dimaksudkan lempeng logam Cu?
Soal no.6 Cari referensi lagi, bagaimana jumlah molekul
jika suhu dinaikkan atau diturunkan
A B
C D
Praktikum 4
Letak
Saran Pembenaran
kesalahan
Semua soal Sebaiknya jumlah option jawaban sama Option jawaban no.soal 1, 7 dan 10 berjumlah 4
Semua soal Gambar terlalu menjorok ke kanan Gambar diperbaiki hingga tidak melebihi batas margin
Soal no.9 Kata terbentuknya sebaiknya diganti Warna tersebut menandakan tertambahnya zat apa? Tuliskan rumus
bertambahnya senyawanya!
Soal no.10 Cari referensi lagi, mana yang bertambah dan
mana yang berkurang jika ditambahkan air
A B
C D
Yogyakarta, November 2016
LEMBAR MASUKAN
Praktikum 1
Letak
Saran Pembenaran
kesalahan
Prosedur Pastikan jumlah bahan yang digunakan sesuai Masukkan sepucuk spatula serbuk CaCO3 ke dalam tabung reaksi.
kerja dengan yang digunakan, apakah yang CaCO3
digunakan sebanyak 1 gram.
Prosedur Lebih jelas lagi CaCO3 yang digunakan Masukkan sepucuk spatula serbuk CaCO3 ke dalam tabung reaksi.
kerja bentuknya apa
Prosedur Pada percobaan kedua sebaiknya menggunakan Masukkan 1 gram serbuk PbSO4 ke dalam tabung reaksi.
kerja tabung reaksi saja karena larutan yang
digunakan hanya 2 mL
Petunjuk Masih banyak kesalahan ketik (kurang huruf Sudah diperbaiki
praktikum /spasi)
Soal no.1 Option jawaban jangan cuma 2
A B C D
Soal no.2 Lebih ditegaskan lagi gas yang dimaksud Apakah terjadi gelembung gas?
Soal 4 Masing-masing gambar sebaiknya diberi 1.
= Ca = Cl =H
keterangan dan ukuran gambar jangan terlalu
=C =O
kecil
Soal 3 dan 5 Kalimat “Tuliskan reaksi …..” sebaiknya Tuliskan persamaan reaksi disertai fasa antara serbuk PbSO 4 dengan
menjadi “Tuliskan persamaan reaksi ….” larutan NaI 1 M!
Soal 13 Perhatikan gambar jangan melebihi batas margin Gambar diperbaiki tidak melebihi batas margin kanan maupun bawah
kanan
Praktikum 2
Letak
Saran Pembenaran
kesalahan
Alat dan Ukuran gambar alat dan bahan sebaiknya sama Ukuran gambar alat dan bahan menjadi 2,5 cm
Bahan
Soal no. 4 Sebaiknnya “Tuliskan reaksi kesetimbangan Tuliskan persamaan reaksi kesetimbangan tersebut!
tersebut” menjadi “Tuliskan persamaan reaksi
kesetimbangan tersebut!” agar peserta didik
lebih memahami maksud soal
Soal no.6 Sebaiknya soal diberi keterangan tabung yang Ketika ditambahkan dengan larutan FeCl3 0,1 M, apakah terjadi
mana agar peserta didik tidak bingung perubahan warna? Jika iya, larutan berubah menjadi warna apa? (tabung
2)
Soal no.8 Perhatikan lagi jumlah masing-masing gambar
ion ketika konsentrasi Fe3+ ditambah
A B
C D
Soal no.9 Sebaiknya diberi keterangan larutan FeCl3 Jadi pada penambahan ion Fe 3+ (larutan FeCl3), kesetimbangan akan
karena dimungkinkan peserta didik tidak melakukan reaksi. Ke arah manakah kesetimbangan bergeser?
memahami darimana asal penambahan ion Fe 3+
Soal no.15 Kata terbentuknya sebaiknya diganti Warna tersebut menandakan bertambahnya zat apa? Tuliskan rumus
bertambahnya senyawanya!
Soal no.16 Perhatikan lagi jumlah masing-masing gambar
ion ketika ditambahkan NaOH
A B
C D
Praktikum 3
Letak
Saran Pembenaran
kesalahan
Pendahuluan Penulisan satuan masih salah 2NO2 (g) → N2O4 (g) ΔH = - 59,2 kJ
Prosedur Penulisan HNO3 masih salah Buatlah gas NO2 dengan cara memasukkan ke dalam 3 tabung reaksi,
masing-masing 10 tetes larutan HNO3 pekat dan 1 lempeng logam Cu.
Segera tutup dengan sumbat karet erat-erat.
Soal no.1 Lebih dijelaskan lagi warna apa yang Apa warna gas yang terbentuk ketika larutan HNO3 pekat ditambahkan
dimaksudkan lempeng logam Cu?
Soal no.6 Option gambar jangan terlalu ke kanan hingga Option gambar diubah sehingga tidak melebihi batas margin kanan
dan 10 melebihi batas margin kanan
Praktikum 4
Letak
Saran Pembenaran
kesalahan
Data Pada data pengamatan tidak usah dituliskan Rumus molekul dihapus
pengamatan rumus molekul senyawanya
Semua soal Gambar terlalu menjorok ke kanan Gambar diperbaiki hingga tidak melebihi batas margin
Soal no.9 Kata bertambahnya sebaiknya diganti Warna tersebut menandakan tertambahnya zat apa? Tuliskan rumus
bertambahnya senyawanya!
Soal no.10 Cari referensi lagi, mana yang bertambah dan
mana yang berkurang jika ditambahkan air
INSTRUMEN 1
REAKSI SATU ARAH DAN REAKSI BOLAK-BALIK
Percobaan 1
A B C D
2. Apakah terjadi gelembung gas? Apa warna larutan yang dihasilkan?
Jawab:
3. Tuliskan persamaan reaksi disertai fasa zat yang terjadi antara serbuk CaCO 3
dan larutan HCl 0,1 M!
Jawab:
4. Gambarkan hasil reaksi antara serbuk CaCO3 dan larutan HCl 0,1 M!
2.
= Ca = Cl =H
=C =O
Percobaan 2
5. Tuliskan persamaan reaksi disertai fasa antara serbuk PbSO4 dengan larutan
NaI 1 M!
Jawab:
6. Apakah terjadi endapan? Jika terbentuk apa warna endapan tersebut?
Jawab:
7. Tuliskan rumus kimia dari endapan tersebut!
Jawab:
8. Diketahui ilustrasi berikut:
= Na = Pb
=I =S
=O
Pilihlah gambar yang menunjukkan endapan yang terbentuk dari reaksi antara
serbuk PbSO4 dengan larutan NaI 1 M!
A B
C D
9. Tuliskan persamaan reaksi disertai fasa zat yang terjadi saat endapan (1)
direaksikan dengan larutan Na 2SO4 1 M!
Jawab:
10. Apakah terbentuk endapan? Jika terbentuk, apa warna endapan tersebut?
Jawab:
11. Gambarkan hasil reaksi antara endapan (1) dan larutan Na 2SO4 1 M!
= Na = Pb
=I =S
=O
12. Berdasarkan persamaan reaksi nomor 5 dan 9 di atas dapat diketahui bahwa
ketika pereaksi bereaksi membentuk hasil (persamaan reaksi 4) pada saat
yang sama hasil reaksi membentuk pereaksi (persamaan nomor 9) sehingga
persamaan reaksi nomor 5 dan 9 dapat digabungkan. Tuliskan penggabungan
kedua reaksi tersebut!
Jawab:
= Na = Pb
=I =S
=O
Gambar berikut yang menggambarkan reaksi pada saat setimbang adalah….
A B
C D
14. Berdasarkan percobaan 1 dan 2 manakah yang termasuk reaksi satu arah dan
yang yang termasuk reaksi bolak-balik?
Jawab:
INSTRUMEN 2
PENGARUH PERUBAHAN KONSENTRASI TERHADAP PERGESERAN
ARAH KESETIMBANGAN
= Fe3+
= SCN-
A B
C D
9. Jadi pada penambahan ion Fe 3+ (larutan FeCl3), kesetimbangan akan
melakukan reaksi. Ke arah manakah kesetimbangan bergeser?
Jawab:
10. Ketika ditambahkan dengan larutan KSCN 0,1 M, apakah terjadi perubahan
warna? Jika iya, larutan berubah menjadi warna apa? (tabung 3)
Jawab:
11. Warna tersebut menandakan terbentuknya zat apa? Tuliskan rumus
senyawanya!
Jawab:
12. Diketahui keadaan kesetimbangan awal seperti berikut:
Gambar yang menunjukkan keadaan reaksi kesetimbangan setelah
ditambahkan larutan KSCN 0,1 M adalah….
A B
C D
13. Jadi pada penambahan ion SCN – (larutan KSCN), kesetimbangan akan
melakukan reaksi. Ke arah manakah kesetimbangan bergeser?
Jawab:
14. Ketika ditambahkan dengan larutan NaOH, apakah terjadi perubahan warna?
Jika iya, larutan berubah menjadi warna apa? (tabung 4)
Jawab:
A B
C D
17. Jadi pada penambahan ion OH- (larutan NaOH), kesetimbangan akan
melakukan reaksi. Ke arah manakah kesetimbangan bergeser?
Jawab:
INSTRUMEN 3
1. Apa warna gas yang terbentuk ketika larutan HNO 3 pekat ditambahkan
lempeng logam Cu?
Jawab:
2. Warna tersebut menandakan terbentuknya zat apa? Tuliskan rumus
senyawanya!
Jawab:
3. Gambarkan keadaan dimana saat terjadi reaksi kesetimbangan!
=N =O
A B
C D
A B
11. Jadi pada penurunan suhu, kesetimbangan akan melakukan reaksi. Ke arah
manakah kesetimbangan bergeser? Ke arah eksoterm atau endoterm?
Jawab:
INSTRUMEN 4
PENGARUH PENGENCERAN TERHADAP PERGESERAN ARAH
KESETIMBANGAN
A B
C D
= Fe
= Cl
= Fe3+
= SCN-
8. Ketika ditambahkan dengan air, apakah terjadi perubahan warna? Jika iya,
larutan berubah menjadi warna apa? (tabung 2)
Jawab:
9. Warna tersebut menandakan terbentuknya zat apa? Tuliskan rumus
senyawanya!
Jawab:
10. Diketahui keadaan kesetimbangan awal seperti berikut:
A B
C D