SKRIPSI
Oleh:
FITRIA ROSPITASARI
NIM. 20180111054003
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2023
PERNYATAAN TENTANG KEASLIAN KARYA TULIS
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
iii
LEMBAR PENGESAHAN
iv
ABSTRAK
v
ABSTRACT
vi
MOTTO DAN LEMBAR PERSEMBAHAN
Motto:
❖ Alm. Bapak dan Ibu tercinta yang selalu mendoakan, mendukung, dan
memberikan kasih sayang, serta bekerja keras agar cita-cita penulis tercapai.
❖ Kakak-kakak penulis Heru Dianto dan Lutfi Fiyan Saputra yang selalu
memberikan semangat dan bantuan kepada penulis.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat, taufik, dan
rahmatNya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Analisis
Tingkat Emosional Peserta Didik Pada Pembelajaran Kimia Di Kelas XII IPA 3
SMA Negeri 1 Jayapura Semester Ganjil Tahun Ajaran 2022/2023” dengan baik.
penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik karena adanya dukungan dari
berbagai pihak, baik berupa sumbangan pikiran, bimbingan, dan informasi. Oleh
sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
2. Bapak Yan Dirk Wabiser, S.Pd., M.Hum. selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Cenderawasih.
3. Bapak Drs. Paul Johan Kawatu, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FKIP Univeristas Cenderawasih.
4. Ibu Catur Fathonah Djarwo, S.Pd., M.Pd. selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FKIP Universitas Cenderawasih.
5. Ibu Dr. Albaiti, S.Pd., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia
dan sebagai dosen pembimbing II yang selalu sabar membimbing,
mengarahkan, meluangkan waktu, memberikan semangat, dan memberikan
nasehat kepada penulis dalam penyelesaian skripsi.
6. Bapak Drs. Alex Agustinus Lepa, M.Si. selaku dosen pembimbing I yang
selalu sabar membimbing, mengarahkan, meluangkan waktu, memberikan
semangat, dan memberikan nasehat kepada penulis dalam penyelesaian
skripsi.
viii
8. Bapak Musa Msiren, S.Pd., M.Pd. selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1
Jayapura yang telah memberikan izin kepada penulis dalam melakukan
penelitian.
9. Ibu Umi Jamilah, S.Pd. selaku guru kimia di kelas XII IPA 3 SMA Negeri 1
Jayapura yang telah menerima dan memberikan kesempatan kepada penulis
dalam pengambilan data penelitian juga selalu memberikan semangat kepada
penulis dalam penulisan skripsi.
10. Bapak, Ibu, dan kedua kakak penulis yang luar biasa selalu mendoakan,
memberi dukungan, dan semangat kepada penulis selama mengikuti
pendidikan dan menyelesaikan penulisan skripsi.
11. Teman-teman Angkatan 2018 atas dukungan dalam penulisan skripsi dan
kebersamaan selama perkuliahan di Program Studi Pendidikan Kimia
Universitas Cendedrawasih
12. Semua pihak yang telah membantu dan tidak sempat penulis sebutkan satu
persatu.
Fitria Rospitasari
ix
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................. v
ABSTRACT ............................................................................................ vi
A. Latar Belakang................................................................................. 1
x
D. Kerangka Penelitian......................................................................... 27
D. Populasi ........................................................................................... 28
A. Hasil Penelitian................................................................................ 36
B. Pembahasan ..................................................................................... 79
xi
DAFTAR TABEL
xii
Tabel 4.9 Data Hasil Analisis Tingkat Emosional Peserta Didik pada
Indikator Berani ............................................................................ 56
Tabel 4.10 Data Hasil Analisis Tingkat Emosional Peserta Didik pada
Indikator Iba.................................................................................. 58
Tabel 4.11 Data Hasil Analisis Tingkat Emosional Peserta Didik pada
Indikator Terharu .......................................................................... 59
Tabel 4.12 Data Hasil Analisis Tingkat Emosional Peserta Didik pada
Indikator Cinta .............................................................................. 59
Tabel 4.13 Data Hasil Analisis Tingkat Emosional Negatif Peserta Didik
pada Pembelajaran Kimia di Kelas XII IPA 3
SMA Negeri 1 Jayapura ................................................................ 61
Tabel 4.14 Data Hasil Analisis Tingkat Emosional Peserta Didik pada
Indikator Marah ............................................................................ 64
Tabel 4.15 Data Hasil Analisis Tingkat Emosional Peserta Didik pada
Indikator Kesal.............................................................................. 65
Tabel 4.16 Data Hasil Analisis Tingkat Emosional Peserta Didik pada
Indikator Jengkel........................................................................... 66
Tabel 4.17 Data Hasil Analisis Tingkat Emosional Peserta Didik pada
Indikator Sedih.............................................................................. 67
Tabel 4.18 Data Hasil Analisis Tingkat Emosional Peserta Didik pada
Indikator Takut ............................................................................. 68
Tabel 4.19 Data Hasil Analisis Tingkat Emosional Peserta Didik pada
Indikator Cemas ............................................................................ 69
Tabel 4.20 Data Hasil Analisis Tingkat Emosional Peserta Didik pada
Indikator Malu .............................................................................. 70
Tabel 4.21 Data Hasil Analisis Tingkat Emosional Peserta Didik pada
Indikator Gugup ............................................................................ 71
xiii
Tabel 4.22 Data Hasil Analisis Tingkat Emosional Peserta Didik pada
Indikator Jijik ................................................................................ 72
Tabel 4.23 Data Hasil Analisis Tingkat Emosional Peserta Didik pada
Gender Pria ................................................................................... 73
Tabel 4.24 Data Hasil Analisis Tingkat Emosional Peserta Didik pada
Gender Wanita .............................................................................. 73
Tabel 4.25 Data Hasil Analisis Indikator Emosional dan Nilai UAS Kimia
Peserta Didik Kelas XII IPA 3 SMA Negeri 1 Jayapura
Semester Ganjil Tahun Ajaran 2022/2023.................................... 76
Tabel 2.26 Data Hasil Wawancara oleh 4 Perwakilan Peserta Didik
di Kelas XII IPA 3 SMA Negeri 1 Jayapura ................................ 78
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
akibat tindakan yang akan dilakukan dengan mempertimbangkan hal-hal yang
dapat merugikan dirinya, sebaliknya jika tidak mampu mengendalikan diri
dengan baik, tidak hanya diri sendiri yang dirugikan, namun juga orang lain
disekitar dapat merasakan dampaknya (Albab, 2022). Individu dikatakan
memiliki kontrol diri yang baik apabila mampu mengelola emosinya.
2
keras kepala, sulit bergaul, mudah frustasi, tidak mudah percaya diri, tidak peka
dengan kondisi lingkungan dan cenderung putus asa bila mengalami stres
(Thaib, 2013). Keadaan tersebut dapat terjadi karena individu yang mempunyai
kecerdasan intelektual tinggi dapat mempunyai keinginan dan ambisi yang
sangat tinggi, sehingga tidak dapat mengendalikan tingkat emosinya. Kondisi
sebaliknya dialami oleh individu yang memiliki taraf kecerdasan intelektual
rata-rata namun mampu menjaga emosional dengan tinggi, maka sering didapati
individu tersebut sudah terbiasa dengan kehidupan organisasi yang banyak
melibatkan emosional lebih berhasil (Thaib, 2013). Ananta (Lestari dkk., 2019)
menyatakan, terdapat peserta didik yang memiliki kecerdasan intelektual tinggi
tetapi memperoleh prestasi belajar yang rendah, sebaliknya ada peserta didik
yang memiliki kecerdasan intelektual rendah namun dapat meraih prestasi
belajar yang baik, untuk itu faktor kecerdasan intelektual bukanlah satu-satunya
penentu keberhasilan pendidikan, melainkan faktor lainnya ialah kemampuan
pengelolaan tingkat emosional.
3
dialami dengan menghasilkan zat baru serta fenomena yang menyertai
peruabahan zat tersebut (Fadiawati & Fauzi, 2018).
4
sedangkan yang lainnya cenderung pasif, selain itu juga metode diskusi
sebelumnya juga sulit dilaksanakan dimasa pandemi Covid-19 karena
keterbatasan dalam bertatap muka secara langsung. Wawancara awal yang
dilakukan dengan peserta didik menyatakan bahwa kimia dianggap mata
pelajaran yang sulit oleh sebagian besar peserta didik karena memahami
penamaan senyawa kimia dan reaksi-reaksi kimia dirasa sulit bagi peserta didik,
selain itu di kelas X juga tidak begitu banyak memahami materi kimia
dikarenakan pembelajaran dilakukan secara online. Hasil pengamatan langsung
juga menunjukkan peserta didik mempunyai 2 hal dalam luapan perasaannya
selama pembelajaran kimia, yaitu emosi positif dan emosi negatif. Emosi positif
ditunjukkan ketika peserta didik mendapatkan nilai kimia yang baik maka
mereka merasa senang, sedangkan emosi negatif ditunjukkan ketika guru kimia
meminta mengerjakan latihan soal di depan kelas tetapi rata-rata peserta didik
takut untuk mengerjakannya dan memilih untuk diam.
1. Rumusan Masalah
5
c. Berapa rata-rata persentase tingkat emosional negatif peserta didik di
kelas XII IPA 3 SMA Negeri 1 Jayapura pada pembelajaran kimia?
2. Batasan Masalah
a. Subyek penelitian ini adalah peserta didik di kelas XII IPA 3 SMA
Negeri 1 Jayapura Semester Ganjil Tahun Ajaran 2022/2023
C. Tujuan Penelitian
6
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi sekolah
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PENELITIAN
A. Tinjauan Pustaka
1. Analisis
2. Emosi
a. Pengertian Emosi
8
KBBI mengartikan emosi sebagai (1) luapan perasaan yang
berkembang dan surut dalam waktu singkat; (2) keadaan dan reaksi
fisiologis dan psikologis (seperti kegembiraan, kecintaan, keharuan,
dan kesedihan); keberanian yang bersifat subjektif. Goleman (Thaib,
2013) mengungkapkan bahwa emosi merujuk pada suatu perasaan dan
pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan
serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Manizar (2016) juga
menyatakan bila emosi adalah kondisi psikologis yang mendorong
seseorang untuk bertindak atau melakukan sesuatu setelah adanya
stimulus yang berasal dari dalam maupun dari luar dirinya sehingga
terjadinya perubahan tingkah laku. Berdasarkan definisi diatas, maka
emosi dapat diartikan sebagai suatu luapan perasaan dalam bentuk
tindakan akibat adanya stimulus (rangsangan) yang berasal dari dalam
maupun dari luar diri sehingga terjadinya perubahan tingkah laku
seperti kegembiraan, kesedihan, kemarahan, dan keharuan.
Emosional adalah homonim dari emosi yaitu suatu kata yang
memiliki makna yang berbeda tetapi lafal atau ejaan sama. Emosional
dalam KBBI didefinisikan sebagai (1) menyentuh perasaan;
mengharukan; (2) dengan emosi; beremosi; penuh emosi. Emosional
didasarkan pada perasaan dan sikap seorang individu dalam bereaksi
pada suatu kondisi. Emosional adalah suatu perasaan dan pikiran yang
khas, suatu keadaan biologis, psikologis dan serangkaian
kecenderungan untuk bertindak. Emosional memiliki arti dalam kelas
adjektiva atau kata sifat sehingga emosional dapat mengubah kata
benda atau kata ganti, biasanya dengan menjelaskannya atau
membuatnya menjadi lebih spesifik. Perbedaan antara emosi dan
emosional yaitu, emosi mengarah kepada sifat/keadaan dan perasaan
sedangkan emosional lebih kepada karakteristik, eksprensif dari emosi,
terpengaruh atau berkaitan dengan emosi.
9
b. Jenis-jenis Emosi
10
yaitu emosi yang perlu dinaikkan dalam batasan tertentu, contohnya
seperti perasaan senang, cinta, dan ketertarikan; sedangkan emosi
negatif yaitu emosi yang perlu diturunkan dalam batasan tertentu,
misalnya perasaan marah, cemas, takut, benci, dan sedih.
1) Emosi Positif
11
a) Emosi Bahagia
Bahagia menurut KBBI adalah keadaan atau perasaan
senang dan tentram (bebas dari segala yang menyusahkan).
Kebahagiaan adalah kesenangan dan ketentraman hidup lahir
batin, keberuntungan, kemujuran yang bersifat lahir batin
(Rahayu, 2016), kebahagiaan berkaitan dengan upaya
memaksimalkan rasa syukur dan meminimalkan rasa
kekecewaan yang akan memunculkan emosi positif bagi
inidividu. Inidividu yang bahagia lebih sering menunjukkan
rasa senangnya dengan tersenyum dan mata berbinar-binar.
Kebahagiaan akan tercapai jika individu mampu memenuhi
berbagai tujuan yang diinginkan misalnya kebutuhan materi,
kebebasan, pengetahuan, keterampilan, pendidikan, ataupun
pengalaman belajar. Cunado dan de Gracia (Rahayu, 2016)
mengungkapkan bahwa pendidikan dapat meningkatkan
kepercayaan diri dan kebanggaan serta rasa senang karena
mendapatkan pengetahuan. Rasa kebanggaan atas pengetahuan
atau keberhasilan dalam pembelajaran adalah kepuasan bagi
individu yang mengalaminya. Senang menurut KBBI adalah
perasaan puas dan lega, tanpa rasa susah dan kecewa. Perasaan
senang dalam pembelajaran dapat dilihat secara langsung
misalnya peserta didik mendapatkan nilai ujian yang
memuaskan atas kerja keras selama belajar.
b) Emosi Berani
12
yang menunjukkan luapan perasaanya ketika dihadapkan pada
kondisi tertentu, misalnya ketika dilaksanakan ujian kimia
apakah peserta didik berani melawan hawa nafsunya untuk
mencontek dan ketika diberikan kesempatan untuk menjawab
latihan soal apakah peserta didik berani mengerjakannya sesuai
pencapaian pemahaman terhadap materi yang baru dipelajari.
c) Emosi Haru
d) Emosi Cinta
13
objek. Definisi cinta dalam pembelajaran berbeda dengan
definisi cinta secara umum yang menyangkut perasaan suka
terhadap individu lainnya, cinta dalam pembelajaran erat
hubungannya dengan rasa suka atau rasa kemauan yang lebih
untuk mengikuti topik pembelajaran, walaupun materi yang
disampaikan sulit dan guru yang mengajar kurang begitu bagus
tetapi ketertarikan/kesukaan terhadap pelajaran tersebut
membuat peserta didik dengan senang hati mengikutinya.
2) Emosi Negatif
a) Emosi Marah
14
peserta didik saja yang terlibat, tentu peserta didik dengan
pengerjaan tugas yang lebih banyak akan merasa kesal.
b) Emosi Sedih
c) Emosi Takut
15
d) Emosi Malu
e) Emosi Jijik
16
yang tidak nyaman dengan kondisi ruangan yang kotor akan
merasa jijik karena sangat menyukai kebersihan dan
pelaksanaan praktikum kimia menggunakan berbagai bahan
kimia yang bagi peserta didik dapat membuat perasaan jijik
muncul karena penggunan bahan tersebut.
c. Ekspresi Emosi
1) Ekspresi wajah
2) Ekspresi suara
17
3) Ekspresi tingkah laku
18
1998). Tahapan yang disampaikan oleh Mayer dan Salovey
keseluruhannya disebut sebagai kecerdasan emosi (emotional
intelligence), sedangkan pada tahap pertamalah tingkatan emosi
(emotional quotient) terjadi yakni kemampuan untuk mengenal emosi
secara fisik, rasa, dan pikir, sehingga EQ lebih mengacu pada aspek
pengukuran atau batasan dalam pengetahuan emosi dan luapannya,
sedangkan EI lebih mengacu pada pengetahuan praktis seseorang
dalam mengelola emosi dirinya dan pengungkapannya dengan orang
lain.
1) Faktor internal
Faktor internal adalah faktor yang timbul dari dalam diri dan
dipengaruhi oleh keadaan otak emosional yang muncul akibat suatu
19
emosi dari diri seseorang dan berkaitan erat dengan apa yang
dirasakan secara individu. Faktor internal membantu dalam
mengelola, mengontrol, dan mengendalikan emosinya agar dapat
terkoordinasi dengan baik serta tidak memunculkan masalah bagi
dirinya dan orang lain. Faktor internal yang mempengaruhi tingkat
emosional yaitu:
a) Usia
Semakin bertambah usia individu, diharapkan emosinya
akan lebih dapat dikuasai juga dikendalikan, yaitu pada usia
dewasa seseorang. Individu semakin baik dalam kemampuan
melihat suatu masalah, menyalurkan dan mengontrol emosinya
secara stabil dan matang secara emosi pada usia dewasa.
c) Kesehatan
Kesehatan yang baik dapat membuat emosi positif
menjadi dominan, sedangkan kesehatan yang buruk dapat
mendorong emosi negatif menjadi dominan. Menjaga
kesehatan sangat penting dalam pengelolaan emosi diri.
d) Jenis kelamin
Laki-laki lebih dikenal berkuasa dibandingkan dengan
perempuan, mereka mempunyai pendapat tentang
kemaskulinan terhadap dirinya sehingga cenderung kurang
mampu mengekspresikan emosi seperti yang dilakukan oleh
perempuan. Perempuan akan cenderung untuk meluapkan
emosinya dan merasa tenang setelah bercerita dibandingkan
laki-laki.
20
e) Kecerdasan intelektual
Kecerdasan intelektual berperan penting dalam
memahami informasi baru, seberapa baik mengambil
keputusan, dan seberapa mudah memahami konsep/materi yang
rumit. Namun pengelolaan tingkat emosional sangat
dibutuhkan untuk menjalin hubungan yang baik, menjadi
pribadi yang mempunyai sikap baik dalam meluapkan
perasaanya, sehingga seorang individu dengan kecerdasan
intelektual tinggi namun tidak mempunyai pengelolaan
emosional yang baik akan kesulitan menunjukkan potensi
secara maksimal dan kesulitan menghadapi situasi menantang.
2) Faktor Eksternal
21
penuh cinta kasih akan berpengaruh terhadap perkembangan
tingkat emosional anak.
b) Lingkungan
22
berkualitas, ditunjang juga dengan sarana prasarana sekolah yang baik,
didukung juga dengan kreativitas guru dalam mengajar akan
mempengaruhi peserta didik dalam mencapai target belajar, salah satunya
pada pembelajaran kimia.
23
c. Mengembangkan sikap empati, dan mempedulikan apa yang dirasakan
oleh peserta didik
d. Membantu peserta didik dalam menemukan solusi di setiap
permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran
e. Melibatkan peserta didik secara optimal dalam proses pembelajaran,
baik sosial, fisik, serta emosional
f. Mengapresiasi berbagai perilaku peserta didik secara positif dan
menghindari respon negatif
g. Menjadi teladan dalam menegakkan kedisiplinan juga aturan dalam
pembelajaran
24
2. Penelitian yang dilakukan oleh Raviyoga & Marheni (2019) dengan judul,
“Hubungan Kematangan Emosi dan Konformitas Teman Sebaya Terhadap
Agresivitas Remaja di SMAN 3 Denpasar”. Penelitian ini bertujuan untuk
melihat tingkat agresivitas peserta didik dan melihat hubungan antara
kematangan emosi dan konformitas teman sebaya dengan agresivitas
peserta didik SMAN 3 Denpasar. Pengambilan sampel dilakukan dengan
metode klaster dan berjumlah 258 peserta didik berusia 15-18 tahun dan
berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Instrumen dari penelitian ini
yaitu skala agresivitas, kematangan emosi, dan konformitas yang diuji
validitasnya. Analisis data menggunakan metode regresi berganda dengan
signifikasi 0,00 (p<0,05). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat
hubungan antara kematangan emosi dan konformitas teman sebaya terhadap
agresivitas remaja di SMAN 3 Denpasar. Tingkat kematangan emosi remaja
di SMAN 3 Denpasar tergolong tinggi, sedangkan tingkat agresivitas dan
konformitas teman sebaya pada remaja di SMAN 3 Denpasar tergolong
rendah.
25
kecerdasan emosional dan minat merupakan beberapa faktor psikologis
penentu keberhasilan belajar peserta didik yang menyumbang kontribusi
sebesar 8,94% pada mata pelajaran kimia dalam pemusatan perhatian
peserta didik saat pembelajaran berlangsung.
26
D. Kerangka Penelitian
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian di SMA Negeri 1 Jayapura, Jl. Biak Abepura Kota
Baru, Kecamatan Abepura, Kota Jayapura, Provinsi Papua.
C. Variabel Penelitian
D. Populasi
1. Angket
28
disusun, dan disebarkan ke responden untuk memperoleh informasi di
lapangan (Sukardi, 2018). Angket yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
angket tertutup terdiri atas sejumlah pertanyaan yang telah disediakan
peneliti dengan sejumlah jawaban tertentu sebagai pilihan. Responden
memberikan tanda silang (X) ataupun lingkar (O) pada jawaban yang sesuai
dengan pilihannya, dengan cara tersebut responden diberikan keleluasaan
dalam memilih sehingga cara ini mempermudah dalam pengisiannya.
29
Tabel 3.1 Kisi-kisi Angket Tingkat Emosional Peserta Didik
pada Pembelajaran Kimia
30
b. Menyusun kalimat-kalimat pertanyaan berdasarkan indikator yang telah
dibuat dengan mewakili indikator sebagaimana yang telah dijabarkan
dalam pemetaan konsep dan prinsip emosi. Kisi-kisi angket kemudian
dilengkapi dengan nomor item pertanyaan dan jumlah item pertanyaan.
e. Validasi ahli
Instrumen akan dinilai dan direvisi berdasarkan validasi dari ahli
yang mempunyai kemampuan di bidang terkait dengan penelitian yang
akan dilakukan, hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah pertanyaan
atau pernyataan yang terdapat pada angket sesuai dengan indikatornya.
𝑛∑𝑋𝑌−(∑𝑋)(∑𝑌)
𝑟𝑥𝑦 = ………………..……. (1)
√{𝑛∑𝑋 2 −(∑𝑋)2 }{𝑛∑𝑌 2 −(∑𝑌)2 }
31
Keterangan:
𝑘 ∑𝜎𝑏2
𝑟11 = (𝑘−1) (1 − )…………………………..……. (2)
𝜎𝑡2
Keterangan:
𝑟11 = Reliabilitas instrumen
𝑘 = Banyaknya butir pertanyaan atau butir soal
∑𝜎𝑏2 = Jumlah varians butir
𝜎𝑡2 = Varians total (Arikunto, 2014)
32
Tabel 3.2 Interpretasi Nilai Koefisien Reliabilitas (𝑟11)
h. Revisi angket
2. Wawancara
33
3. Observasi
4. Dokumentasi
Keterangan:
34
skor angket pada tingkat emosional peserta didik dalam pembelajaran kimia
menggunakan kriteria dari Sudijono (Ristiyani & Bahriah, 2016), yaitu:
Persentase Interpretasi
76,00% – 100,00% Tinggi
51,00% – 75,99% Cukup
26,00% – 50,99% Rendah
0,00% – 25,99% Sangat Rendah
Kriteria hasil belajar peserta didik yang digunakan pada mata pelajaran
kimia di kelas XII IPA 3 SMA Negeri 1 Jayapura yang digunakan sebagai
indikator penunjuk dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.4 Kriteria Hasil Belajar Kimia Peserta Didik di SMA Negeri 1
Jayapura
35
BAB IV
A. Hasil Penelitian
36
dan 15 orang lainnya sebagai guru tidak tetap, sedangkan staf tata usaha
(TU) di SMA Negeri 1 Jayapura berjumlah 19 orang.
37
Lanjutan Tabel 4.1 Sarana dan Prasarana di SMA Negeri 1 Jayapura
38
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2022
39
2. Data Hasil Uji Instrumen dan Analisis Uji Instrumen
Tabel 4.2 Data Hasil Uji Coba Instrumen pada Peserta Didik Kelas XII
IPA 1 SMA Muhammadiyah Jayapura
Kategori
Skor Persentase Tingkat
No. Responden Tingkat
perolehan Emosional (%)
Emosional
1. R20 390 74,29 Cukup
2. R18 380 72,38 Cukup
3. R14 371 70,67 Cukup
4. R24 364 69,33 Cukup
5. R22 355 67,62 Cukup
6. R7 348 66,29 Cukup
7. R19 347 66,10 Cukup
8. R12 336 64,00 Cukup
9. R13 330 62,86 Cukup
10. R6 325 61,90 Cukup
11. R23 319 60,76 Cukup
12. R11 318 60,57 Cukup
40
Lanjutan Tabel 4.2 Data Hasil Uji Coba Instrumen Pada Peserta Didik
Kelas XII IPA 1 SMA Muhammadiyah Jayapura
Kategori
Skor Persentase Tingkat
No. Responden Tingkat
perolehan Emosional (%)
Emosional
13. R17 316 60,19 Cukup
14. R9 295 56,19 Cukup
15. R3 288 54,86 Cukup
16. R2 274 52,19 Cukup
17. R5 274 52,19 Cukup
18. R21 267 50,86 Rendah
19. R4 262 49,90 Rendah
20. R8 261 49,71 Rendah
21. R1 254 48,38 Rendah
22. R10 251 47,81 Rendah
23. R16 247 47,05 Rendah
24. R25 225 42,86 Rendah
25. R15 221 42,10 Rendah
Rata-rata 304,72 58,40% Cukup
41
Persentase Tingkat Emosional Peserta Didik Kelas XII IPA 1
SMA Muhammadiyah pada Pembelajaran Kimia
Berdasarkan Kategori Tingkat Emosional
80.00
68.00
Jumlah Peserta Didik (%)
70.00
60.00
50.00
40.00 32.00
30.00
20.00
10.00
0.00 0.00
0.00
Tinggi Cukup Rendah Sangat
Rendah
Kategori Tingkat Emosional
42
Uji Reliabilitas untuk melihat konsistensi angket sebagai alat ukur
dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach pada persamaan (2), maka
diperoleh data sebagai berikut:
𝑘 ∑𝜎𝑏2
𝑟11 =( ) (1 − 2 )
𝑘−1 𝜎𝑡
175 95,497
𝑟11 = ( ) (1 − )
175 − 1 2464,460
𝑟11 = 0,96677
43
Tabel 4.3 Data Hasil Penelitian Tingkat Emosional Peserta Didik di Kelas
XII IPA 3 SMA Negeri 1 Jayapura
Persentase Kategori
Jumlah
No Responden Tingkat Tingkat
Skor
Emosional (%) Emosinal
1. R30 426 81,14 Tinggi
2. R27 381 72,57 Cukup
3. R17 355 67,62 Cukup
4. R36 350 66,67 Cukup
5. R8 347 66,10 Cukup
6. R33 345 65,71 Cukup
7. R13 332 63,24 Cukup
8. R20 327 62,29 Cukup
9. R21 327 62,29 Cukup
10. R31 326 62,10 Cukup
11. R6 324 61,71 Cukup
12. R12 323 61,52 Cukup
13. R29 318 60,57 Cukup
14. R32 315 60,00 Cukup
15. R16 312 59,43 Cukup
16. R18 312 59,43 Cukup
17. R15 308 58,67 Cukup
18. R1 307 58,48 Cukup
19. R5 306 58,29 Cukup
20. R35 304 57,90 Cukup
21. R19 294 56,00 Cukup
22. R7 293 55,81 Cukup
23. R25 290 55,24 Cukup
24. R10 287 54,67 Cukup
25. R26 281 53,52 Cukup
44
Lanjutan Tabel 4.3 Data Hasil Penelitian Tingkat Emosional Peserta
Didik di Kelas XII IPA 3 SMA Negeri 1 Jayapura
Persentase Kategori
Jumlah
No Responden Tingkat Tingkat
Skor
Emosional (%) Emosinal
26. R2 280 53,33 Cukup
27. R34 278 52,95 Cukup
28. R9 269 51,24 Cukup
29. R14 267 50,86 Rendah
30. R28 263 50,10 Rendah
31. R3 255 48,57 Rendah
32. R37 250 47,62 Rendah
33. R4 247 47,05 Rendah
34. R22 242 46,10 Rendah
35. R38 203 38,67 Rendah
36. R39 195 37,14 Rendah
37. R11 194 36,95 Rendah
38. R24 159 30,29 Rendah
39. R23 145 27,62 Rendah
Rata-rata 290,69 55,37% Cukup
45
Persentase Tingkat Emosional Peserta Didik Kelas XII IPA 3
SMA Negeri 1 Jayapura pada Pembelajaran Kimia
Berdasarkan Kategori Tingkat Emosional
80.00
69.23
70.00
Junlah Peserta Didik (%)
60.00
50.00
40.00
28.21
30.00
20.00
10.00 2.56 0.00
0.00
Tinggi Cukup Rendah Sangat
Rendah
Kategori Tingkat Emosional
46
tahun pelajaran 2022/2023. Nilai UAS Kimia peserta didik yang diperoleh
berbeda-beda dan diinterpretasikan sesuai dengan kriteria penilaian di SMA
Negeri 1 Jayapura dengan kategori sangat baik, baik. cukup, dan kurang.
Data hasil analisis persentase tingkat emosional dan hasil belajar peserta
didik kelas XII IPA 3 SMA Negeri 1 Jayapura pada pembelajaran kimia
dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Data Hasil Analisis Persentase Tingkat Emosional dan Nilai UAS
Kimia Peserta Didik pada Pembelajaran Kimia di Kelas XII IPA 3 SMA Negeri 1
Jayapura Semester Ganjil Tahun Ajaran 2022/2023
Kategori Kategori
Persentase Tingkat Nilai UAS
No Responden Tingkat Nilai UAS
Emosional (%) Kimia
Emosional Kimia
47
Lanjutan Tabel 4.4 Data Hasil Analisis Persentase Tingkat Emosional dan Nilai
UAS Kimia Peserta Didik pada Pembelajaran Kimia di Kelas XII IPA 3 SMA
Negeri 1 Jayapura Semester Ganjil Tahun Ajaran 2022/2023
Kategori Kategori
Persentase Tingkat Nilai UAS
No Responden Tingkat Nilai UAS
Emosional (%) Kimia
Emosional Kimia
48
persentase tingkat emosional dan hasil belajar kimia dengan masing-masing
pengkategoriannya.
60.00
Jumlah Peserta Didik (%)
50.00
40.00
28.21 28.21
30.00
20.00
10.00 7.69
2.56
0.00 0.00
0.00
Tinggi/Sangat Baik Cukup/Baik Rendah/Cukup Sangat
Baik Rendah/Kurang
Kategori
49
5. Data Hasil Analisis Tingkat Emosional Peserta Didik Berdasarkan
Indikator Emosi Positif pada Pembelajaran Kimia
Tabel 4.5 Data Hasil Analisis Tingkat Emosional Positif Peserta Didik
Pada Pembelajaran Kimia di Kelas XII IPA 3 SMA Negeri 1 Jayapura
Rata-rata
Emosi Positif
emosi
Bahagia Berani Haru Cinta positif
R K
Persentase Persentase Persentase Persentase peserta
(%) (%) (%) (%) didik (%)
R30 90,72 74,36 93,33 86,67 86,27 Tinggi
R8 84,64 41,03 100,00 93,33 79,75 Tinggi
R27 86,09 53,85 83,33 83,33 76,65 Tinggi
R36 78,94 69,23 76,67 76,67 75,38 Cukup
R35 88,31 48,72 73,33 90,00 75,09 Cukup
R13 79,93 43,59 100,00 76,67 75,05 Cukup
R20 81,93 56,41 86,67 70,00 73,75 Cukup
R33 81,16 43,59 90,00 80,00 73,69 Cukup
R15 91,50 61,54 60,00 80,00 73,26 Cukup
R37 76,33 79,49 53,33 76,67 71,45 Cukup
R29 81,45 43,59 90,00 66,67 70,43 Cukup
R32 82,83 56,41 66,67 66,67 68,14 Cukup
R21 76,38 43,59 73,33 73,33 66,66 Cukup
R18 71,57 46,15 93,33 53,33 66,10 Cukup
R6 74,69 58,97 66,67 63,33 65,92 Cukup
R31 77,58 38,46 66,67 80,00 65,68 Cukup
R16 77,58 61,54 73,33 50,00 65,61 Cukup
R38 76,57 61,54 70,00 53,33 65,36 Cukup
R12 80,00 51,28 63,33 66,67 65,32 Cukup
R11 62,54 74,36 56,67 66,67 65,06 Cukup
R1 58,21 48,72 73,33 73,33 63,40 Cukup
R19 69,11 46,15 66,67 66,67 62,15 Cukup
R7 78,74 46,15 53,33 60,00 59,56 Cukup
R17 82.42 15,38 73,33 66,67 59,45 Cukup
R34 71.16 56,41 50,00 53,33 57,73 Cukup
R2 63.,12 56,41 60,00 46,67 56,55 Cukup
R26 69,11 30,77 70,00 53,33 55,80 Cukup
R9 74,28 23,08 56,67 60,00 53,50 Cukup
50
Lanjutan Tabel 4.5 Data hasil Analisis Tingkat Emosional Positif Peserta
Didik pada Pembelajaran Kimia di Kelas XII IPA 3 SMA Negeri 1
Jayapura
Rata-rata
Emosi Positif
emosi
Bahagia Berani Haru Cinta positif
R K
peserta
Persentase Persentase Persentase Persentase
(%) (%) (%) (%) didik (%)
R25 68,33 35,90 50,00 53,33 51,89 Cukup
R10 81,18 12,82 56,67 56,67 51,83 Cukup
R28 70,07 53,85 20,00 60,00 50,98 Rendah
R4 66,69 46,15 43,33 46,67 50,71 Rendah
R3 56,06 46,15 53.33 43,33 49,72 Rendah
R5 72,61 43,59 16,67 53,33 46,55 Rendah
R14 64,42 30,77 33,33 56,67 46,30 Rendah
R24 57,87 66,67 0,00 60,00 46,14 Rendah
R39 64,01 28,21 46,67 40,00 44,72 Rendah
R23 64,28 53,85 6,67 36,67 40,36 Rendah
R22 65,29 17,95 26,67 43,33 38,31 Rendah
Rata-rata 74,30 47,86 61,37 63,68
(%) (cukup) (cukup) (cukup) (cukup)
Rata-rata (%) emosi positif 61,80 cukup
Keterangan:
R = Responden K = Kategori
51
Persentase Tingkat Emosional Positif Peserta Didik Kelas XII
IPA 3 SMA Negeri 1 Jayapura pada Pembejaran Kimia
Berdasarkan Kategori Tingkat Emosional
80.00
69.23
70.00
60.00
Junlah Peserta Didik (%)
50.00
40.00
30.00
23.08
20.00
10.00 7.69
0.00
0.00
Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah
Kategori
52
1) Data Hasil Emosi Pada Indikator Senang
Indikator Senang
Sangat Kurang Tidak
Senang
No Item Senang Senang Senang N
F % F % F % F %
13 (2) 0 0,00 7 17,95 19 48,72 13 33,33 39
17 24 61,54 14 35,90 1 2,56 0 0,00 39
25 (2) 3 7,69 6 15,38 17 43,59 13 33,33 39
31 16 41,03 16 41,03 5 12,82 2 5,13 39
32 11 28,21 25 64,10 2 5,13 1 2,56 39
34 25 64,10 14 35,90 0 0,00 0 0,00 39
35 26 66,67 10 25,64 1 2,56 2 5,13 39
54 8 20,51 21 53,85 9 23,08 1 2,56 39
55 7 17,95 21 53,85 8 20,51 3 7,69 39
64 10 25,64 27 69,23 2 5,13 0 0,00 39
67 11 28,21 22 56,41 6 15,38 0 0,00 39
70 16 41,03 22 56,41 1 2,56 0 0,00 39
71 13 33,33 22 56,41 2 5,13 2 5,13 39
72 8 20,51 25 64,10 3 7,69 3 7,69 39
73 15 38,46 22 56,41 1 2,56 1 2,56 39
74 11 28,21 25 64,10 3 7,69 0 0,00 39
78 (1) 10 25,64 19 48,72 9 23,08 1 2,56 39
84 11 28,21 25 64,10 2 5,13 1 2,56 39
85 9 23,08 27 69,23 2 5,13 1 2,56 39
86 13 33,33 21 53,85 4 10,26 1 2,56 39
87 7 17,95 26 66,67 5 12,82 1 2,56 39
88 7 17,95 21 53,85 10 25,64 1 2,56 39
89 24 61,54 11 28,21 4 10,26 0 0,00 39
90 25 64,10 13 33,33 1 2,56 0 0,00 39
91 19 48,72 16 41,03 2 5,13 2 5,13 39
92 20 51,28 19 48,72 0 0,00 0 0,00 39
93 10 25,64 24 61,54 5 12,82 0 0,00 39
94 10 25,64 21 53,85 6 15,38 2 5,13 39
95 12 30,77 24 61,54 3 7,69 0 0,00 39
96 13 33,33 23 58,97 3 7,69 0 0,00 39
105 (1) 18 46,15 15 38,46 4 10,26 2 5,13 39
106 (1) 27 69,23 11 28,21 1 2,56 0 0,00 39
112 9 23,08 18 46,15 8 20,51 4 10,26 39
118 (1) 10 25,64 17 43,59 10 25,64 2 5,13 39
121 (1) 11 28,21 21 53,85 5 12,82 2 5,13 39
122 (1) 2 5,13 9 23,08 15 38,46 13 33,33 39
126 15 38,46 21 53,85 2 5,13 1 2,56 39
127 (2) 1 2,56 7 17,95 21 53,85 10 25,64 39
128 (2) 11 28,21 18 46,15 6 15,38 4 10,26 39
53
Lanjutan Tabel 4.6 Data Hasil Analisis Tingkat Emosional Peserta
Didik pada Indikator Senang
Indikator Senang
Sangat Kurang Tidak
Senang
No Item Senang Senang Senang N
F % F % F % F %
129 (1) 19 48,72 19 48,72 1 2,56 0 0,00 39
130 (1) 1 2,56 9 23,08 17 43,59 12 30,77 39
131 (1) 2 5,13 14 35,90 13 33,33 10 25,64 39
132 9 23,08 26 66,67 3 7,69 1 2,56 39
134 (2) 5 12,82 5 12,82 18 46,15 11 28,21 39
135 (2) 0 0,00 9 23,08 21 53,85 9 23,08 39
136 (1) 15 38,46 18 46,15 3 7,69 3 7,69 39
Jumlah F 549 826 284 135
Rata-rata
30,60% 46,04% 15,83% 7.53%
persen
Total F 1.794
Total
100,00%
Persen
Keterangan:
54
Tabel 4.7 Data Hasil Analisis Tingkat Emosional Peserta Didik
pada Indikator Gembira
Indikator Gembira
Sangat Kurang Tidak
Gembira
No Item Gembira Gembira Gembira N
F % F % F % F %
12 (2) 0 0,00 5 12,82 15 38,46 19 48,72 39
33 10 25,64 22 56,41 4 10,26 3 7,69 39
48 19 48,72 18 46,15 2 5,13 0 0,00 39
97 25 64,10 13 33,33 1 2,56 0 0,00 39
120 13 33,33 19 48,72 7 17,95 0 0,00 39
Jumlah F 67 77 29 22
Rata-rata
34,36% 39,49% 14,87% 11,28%
persen
Total F 195
Total
100,00%
Persen
Keterangan:
55
Tabel 4.8 Data Hasil Analisis Tingkat Emosional Peserta Didik
pada Indikator Puas
Indikator Puas
Sangat Puas Puas Kurang Puas Tidak Puas
No Item N
F % F % F % F %
7 27 69,23 12 30,77 0 0,00 0 0,00 39
14 27 69,23 11 28,21 1 2,56 0 0,00 39
15 27 69,23 11 28,21 1 2,56 0 0,00 39
16 29 74,36 9 23,08 0 0,00 1 2,56 39
Jumlah F 110 43 2 1
Rata-rata
70,51% 27,56% 1.28% 0,64%
persen
Total F 156
Total
100,00%
Persen
Keterangan:
Tabel 4.9 Data Hasil Analisis Tingkat Emosional Peserta Didik pada
Indikator Berani
Indikator Berani
Sangat Kurang
No Berani Tidak Berani
Berani Berani N
Item
F % F % F % F %
5 2 5,13 15 38,46 18 46,15 4 10,26 39
6 0 0,00 7 17,95 24 61,54 8 20,51 39
66 1 2,56 23 58,97 11 28,21 4 10,26 39
77 13 33,33 17 43,59 5 12,82 4 10,26 39
56
Lanjutan Tabel 4.9 Data Hasil Analisis Tingkat Emosional Peserta
Didik pada Indikator Berani
Indikator Berani
Sangat Kurang
No Berani Tidak Berani
Berani Berani N
Item
F % F % F % F %
81 3 7,69 13 33,33 15 38,46 8 20,51 39
82 4 10,26 24 61,54 10 25,64 1 2,56 39
83 6 15,38 23 58,97 9 23,08 1 2,56 39
103 (1) 5 12,82 23 58,97 7 17,95 4 10,26 39
104 (2) 3 7,69 16 41,03 18 46,15 2 5,13 39
107 (2) 3 7,69 16 41,03 16 41,03 4 10,26 39
119 2 5,13 9 23,08 25 64,10 3 7,69 39
128 (1) 1 2,56 11 28,21 15 38,46 12 30,77 39
129 (2) 0 0,00 7 17,95 18 46,15 14 35,90 39
Jumla
43 204 191 69
hF
Rata-
rata 8,48% 40,24% 37,67% 13,61%
persen
Total F 507
Total
100,00%
Persen
Keterangan:
Data hasil analisis pada emosi haru terdiri dari 2 indikator, yaitu
indikator iba dan terharu. Hasil analisis pada emosi haru sebagai berikut:
57
Tabel 4.10 Data Hasil Analisis Tingkat Emosional Peserta Didik
pada Indikator Iba
Indikator Iba
Sangat Iba Iba Kurang Iba Tidak Iba
No Item N
F % F % F % F %
42 5 12,82 16 41,03 8 20,51 10 25,64 39
43 8 20,51 20 51,28 5 12,82 6 15,38 39
44 6 15,38 17 43,59 9 23,08 7 17,95 39
45 13 33,33 16 41,03 5 12,82 5 12,82 39
57 11 28,21 20 51,28 4 10,26 4 10,26 39
Jumlah F 43 89 31 32
Rata-rata
22,05% 45,64% 15.90% 16,41%
persen
Total F 195
Total
100,00%
Persen
Keterangan:
58
Tabel 4.11 Data Hasil Analisis Tingkat Emosional Peserta Didik
pada Indikator Terharu
Indikator Terharu
Sangat Kurang
Terharu Tidak terharu
No Item Terharu Terharu N
F % F % F % F %
53 10 25,64 22 56,41 2 5,13 5 12,82 39
Jumlah F 10 22 2 5
Rata-rata
25,64% 56,41% 5,13% 12,82%
persen
Total F 39
Total
100,00%
Persen
Keterangan:
Tabel 4.12 Data Hasil Analisis Tingkat Emosional Peserta Didik pada
Indikator Cinta
Indikator Suka
Sangat Suka Suka Kurang Suka Tidak Suka
No Item N
F % F % F % F %
27 1 2,56 12 30,77 19 48,72 7 17,95 39
28 5 12,82 23 58,97 6 15,38 5 12,82 39
29 1 2,56 19 48,72 15 38,46 4 10,26 39
56 23 58,97 13 33,33 2 5,13 1 2,56 39
65 21 53,85 15 38,46 3 7,69 0 0,00 39
69 (1) 13 33,33 20 51,28 5 12,82 1 2,56 39
113 14 35,90 19 48,72 5 12,82 1 2,56 39
59
Lanjutan Tabel 4.12 Data Hasil Analisis Tingkat Emosional Peserta
Didik pada Indikator Cinta
Indikator Suka
Kurang
Sangat Suka Suka Tidak Suka
No Item Suka N
F % F % F % F %
114 17 43,59 18 46,15 4 10,26 0 0,00 39
116 (1) 7 17,95 21 53,85 9 23,08 2 5,13 39
117 (2) 4 10,26 10 25,64 19 48,72 6 15,38 39
Jumlah F 106 170 87 27
Rata-rata
27,18% 43,59% 22,31% 6,92%
persen
Total F 390
Total
100,00%
Persen
Keterangan:
Indikator cinta yang dimiliki peserta didik kelas XII IPA 3 SMA
Negeri 1 Jayapura ditunjukkan pada Tabel 4.12. Respon peserta didik
yang menjawab sangat suka, suka, kurang suka dan tidak suka dengan
persentase berturut-turut sebesar 27,18%, 43,59%, 22,31%, dan 6,92%
dan persentase tertinggi pada kategori suka.
60
Tabel 4.13 Data Hasil Analisis Tingkat Emosional Negatif Peserta Didik
pada Pembelajaran Kimia di Kelas XII IPA 3 SMA Negeri 1 Jayapura
Rata-rata
Emosi Negatif
emosi
R Marah Sedih Takut Malu Jijik negatif K
61
Lanjutan Tabel 4.13 Data Hasil Analisis Tingkat Emosional Negatif Peserta
Didik pada Pembelajaran Kimia di Kelas XII IPA 3 SMA Negeri 1 Jayapura
rata-rata
Emosi Negatif
emosi
Marah Sedih Takut Malu Jijik negatif
R K
Persentase Persentase Persentase Persentase Persentase peserta
(%) (%) (%) (%) (%) didik (%)
Sangat
R24 16,04 0,00 6,67 2,08 8,33 6,62
Rendah
Rata-
41,85 49,44 62,48 54,65 51,07
rata (%)
per- (Rendah) (Rendah) (Cukup) (Cukup) (Cukup)
indikator
Rata-rata (%) emosi positif 51,90 Cukup
Keterangan:
R = Responden K = Kategori
62
Persentase Tingkat Emosional Negatif Peserta Didik Kelas XII
IPA 3 SMA Negeri 1 Jayapura pada Pembelajaran Kimia
Berdasarkan Kategori Tingkat Emosional
60.00
51.28
50.00
Jumlah Peserta Didik (%)
40.00
33.33
30.00
20.00
10.26
10.00 5.13
0.00
Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah
Kategori
63
1) Data Hasil Emosi Marah pada Indikator Marah
Tabel 4.14 Data Hasil Analisis Tingkat Emosional Peserta Didik pada
Indikator Marah
Indikator Marah
Kurang
Sangat Marah Marah Tidak Marah
No Item Marah N
F % F % F % F %
10 (2) 2 5,13 14 35,90 13 33,33 10 25,64 39
11 (2) 4 10,26 7 17,95 15 38,46 13 33,33 39
39 10 25,64 11 28,21 12 30,77 6 15,38 39
40 1 2,56 7 17,95 4 10,26 27 69,23 39
47 4 10,26 20 51,28 8 20,51 7 17,95 39
49 15 38,46 15 38,46 5 12,82 4 10,26 39
50 6 15,38 13 33,33 9 23,08 11 28,21 39
61 2 5,13 5 12,82 17 43,59 15 38,46 39
127 (1) 1 2,56 8 20,51 17 43,59 13 33,33 39
Jumlah F 45 100 100 106
Rata-rata
12,82% 28,49% 28,49% 30,20%
persen
Total F 351
Total
100,00%
Persen
Keterangan:
64
Tabel 4.15 Data Hasil Analisis Tingkat Emosional Peserta Didik pada
Indikator Kesal
Indikator Kesal
Sangat Kesal Kesal Kurang Kesal Tidak Kesal
No Item N
F % F % F % F %
23 (3) 0 0,00 16 41,03 11 28,21 12 30,77 39
26 (2) 15 38,46 15 38,46 6 15,38 3 7,69 39
36 (2) 10 25,64 19 48,72 2 5,13 8 20,51 39
37 (2) 3 7,69 2 5,13 7 17,95 27 69,23 39
41 12 30,77 11 28,21 8 20,51 8 20,51 39
52 9 23,08 20 51,28 6 15,38 4 10,26 39
58 13 33,33 12 30,77 7 17,95 7 17,95 39
62 9 23,08 10 25,64 11 28,21 9 23,08 39
63 9 23,08 18 46,15 6 15,38 6 15,38 39
79 (1) 7 17,95 5 12,82 9 23,08 18 46,15 39
80 (2) 6 15,38 6 15,38 13 33,33 14 35,90 39
98 7 17,95 6 15,38 11 28,21 15 38,46 39
100 4 10,26 20 51,28 9 23,08 6 15,38 39
103 (2) 1 2,56 7 17,95 11 28,21 20 51,28 39
104 (1) 3 7,69 11 28,21 11 28,21 14 35,90 39
105 (2) 0 0,00 4 10,26 10 25,64 25 64,10 39
106 (2) 1 2,56 1 2,56 7 17,95 30 76,92 39
107 (1) 1 2,56 14 35,90 11 28,21 13 33,33 39
115 (2) 2 5,13 12 30,77 9 23,08 16 41,03 39
116 (2) 0 0,00 4 10,26 16 41,03 19 48,72 39
117 (1) 0 0,00 11 28,21 12 30,77 16 41,03 39
118 (2) 1 2,56 7 17,95 10 25,64 21 53,85 39
121 (2) 0 0,00 4 10,26 12 30,77 23 58,97 39
134 (1) 9 23,08 11 28,21 9 23,08 10 25,64 39
135 (1) 2 5,13 17 43,59 10 25,64 10 25,64 39
Jumlah F 124 263 234 354
Rata-rata
12,72% 26,97% 24,00% 36,31%
persen
Total F 975
Total
100,00%
Persen
Keterangan:
65
3) Data Hasil Emosi Marah pada Indikator Jengkel
Indikator Jengkel
Sangat Kurang
Jengkel Tidak Jengkel
No Item Jengkel Jengkel N
F % F % F % F %
22 (1) 1 2,56 9 23,08 13 33,33 16 41,03 39
46 13 33,33 13 33,33 7 17,95 6 15,38 39
51 8 20,51 14 35,90 8 20,51 9 23,08 39
59 9 23,08 16 41,03 6 15,38 8 20,51 39
60 10 25,64 16 41,03 7 17,95 6 15,38 39
69 (2) 0 0,00 5 12,82 8 20,51 26 66,67 39
78 (2) 1 2,56 5 12,82 7 17,95 26 66,67 39
99 6 15,38 16 41,03 9 23,08 8 20,51 39
109 19 48,72 15 38,46 3 7,69 2 5,13 39
110 12 30,77 15 38,46 4 10,26 8 20,51 39
122 (2) 4 10,26 6 15,38 11 28,21 18 46,15 39
130 (3) 4 10,26 12 30,77 14 35,90 9 23,08 39
Jumlah F 87 142 97 142
Rata-rata
18,59% 30,34% 20,73% 30,34%
persen
Total F 468
Total
100,00%
Persen
Keterangan:
66
b. Data Hasil Emosi Sedih
Tabel 4.17 Data Hasil Analisis Tingkat Emosional Peserta Didik pada
Indikator Sedih
Indikator Sedih
Sangat Sedih Sedih Kurang Sedih Tidak Sedih
No Item N
F % F % F % F %
10 (1) 12 30,77 15 38,46 7 17,95 5 12,82 39
11 (1) 14 35,90 18 46,15 3 7,69 4 10,26 39
18 6 15,38 21 53,85 5 12,82 7 17,95 39
20 (1) 11 28,21 15 38,46 8 20,51 5 12,82 39
22 (3) 2 5,13 15 38,46 9 23,08 13 33,33 39
23 (2) 8 20,51 18 46,15 5 12,82 8 20,51 39
30 12 30,77 17 43,59 2 5,13 8 20,51 39
36 (1) 8 20,51 22 56,41 1 2,56 8 20,51 39
37 (1) 4 10,26 12 30,77 7 17,95 16 41,03 39
38 (1) 13 33,33 19 48,72 0 0,00 7 17,95 39
68 15 38,46 13 33,33 7 17,95 4 10,26 39
76 4 10,26 11 28,21 9 23,08 15 38,46 39
79 (2) 2 5,13 6 15,38 8 20,51 23 58,97 39
80 (1) 5 12,82 16 41,03 9 23,08 9 23,08 39
102 6 15,38 13 33,33 10 25,64 10 25,64 39
115 (1) 7 17,95 10 25,64 10 25,64 12 30,77 39
131 (2) 6 15,38 12 30,77 7 17,95 14 35,90 39
133 8 20,51 10 25,64 9 23,08 12 30,77 39
136 (2) 3 7,69 3 7,69 13 33,33 20 51,28 39
Jumlah F 146 266 129 200
Rata-rata
19,70% 35,90% 17,41% 26,99%
persen
Total F 741
Total
100,00%
Persen
Keterangan:
Indikator sedih yang dimiliki peserta didik kelas XII IPA 3 SMA
Negeri 1 Jayapura ditunjukkan pada Tabel 4.17. Respon peserta didik
yang menjawab sangat sedih, sedih, kurang sedih, dan tidak sedih
dengan persentase berturut-turut sebesar 19,70%, 35,90%, 17,41%, dan
26,99% dengan persentase tertinggi pada kategori sedih.
67
c. Data Hasil Emosi Takut
Data hasil analisis pada emosi takut terdiri dari 2 indikator, yaitu
indikator takut dan cemas. Hasil analisis pada emosi takut yaitu:
Tabel 4.18 Data Hasil Analisis Tingkat Emosional Peserta Didik pada
Indikator Takut
Indikator Takut
Sangat Takut Takut Kurang Takut Tidak Takut
No Item N
F % F % F % F %
8 1 2,56 15 38,46 13 33,33 10 25,64 39
9 7 17,95 19 48,72 10 25,64 3 7,69 39
75 8 20,51 12 30,77 7 17,95 12 30,77 39
101 11 28,21 15 38,46 6 15,38 7 17,95 39
125 12 30,77 18 46,15 5 12,82 4 10,26 39
Jumlah F 39 79 41 36
Rata-rata
20,00% 40,51% 18,46%
persen 21,03%
Total F 195
Total
100,00%
Persen
Keterangan:
68
2) Data Hasil Emosi Takut pada Indikator Cemas
Indikator Cemas
Kurang
Sangat Cemas Cemas Tidak Cemas
No Item Cemas N
F % F % F % F %
1 13 33,33 15 38,46 9 23,08 2 5,13 39
2 18 46,15 16 41,03 1 2,56 4 10,26 39
12 (1) 19 48,72 15 38,46 1 2,56 4 10,26 39
13 (1) 11 28,21 16 41,03 6 15,38 6 15,38 39
25 (1) 14 35,90 15 38,46 6 15,38 4 10,26 39
26 (1) 27 69,23 8 20,51 1 2,56 3 7,69 39
Jumlah F 102 85 24 23
Rata-rata
43,59% 36,32% 10,26% 9,83%
persen
Total F 234
Total
100,00%
Persen
Keterangan:
Data hasil analisis pada emosi malu terdiri dari 2 indikator, yaitu
indikator malu dan gugup. Hasil analisis pada emosi malu yaitu:
69
1) Data Hasil Emosi Malu pada Indikator Malu
Tabel 4.20 Data Hasil Analisis Tingkat Emosional Peserta Didik pada
Indikator Malu
Indikator Malu
Sangat Malu Malu Kurang Malu Tidak Malu
No Item N
F % F % F % F %
3 2 5,13 10 25,64 7 17,95 20 51,28 39
4 3 7,69 14 35,90 9 23,08 13 33,33 39
19 6 15,38 16 41,03 11 28,21 6 15,38 39
20 (2) 9 23,08 17 43,59 4 10,26 9 23,08 39
21 13 33,33 18 46,15 2 5,13 6 15,38 39
22 (2) 11 28,21 21 53,85 3 7,69 4 10,26 39
23 (1) 14 35,90 17 43,59 3 7,69 5 12,82 39
38 (2) 12 30,77 16 41,03 4 10,26 7 17,95 39
Jumlah F 70 129 43 70
Rata-rata
22,44% 41,35% 13,78% 22,44%
persen
Total F 312
Total
100,00%
Persen
Keterangan:
70
Tahun Ajaran 2022/2023 untuk emosi malu pada indikator gugup
dapat dilihat pada Tabel 4.21.
Indikator Gugup
Kurang
Sangat Gugup Gugup Tidak Gugup
No Item Gugup N
F % F % F % F %
24 4 10,26 19 48,72 6 15,38 10 25,64 39
127 (3) 9 23,08 18 46,15 5 12,82 7 17,95 39
130 (2) 12 30,77 15 38,46 2 5,13 10 25,64 39
Jumlah F 25 52 13 27
Rata-rata
21,37% 44,44% 11,11% 23,08%
persen
Total F 117
Total
100,00%
Persen
Keterangan:
71
Tabel 4.22 Data Hasil Analisis Tingkat Emosional Peserta Didik pada
Indikator Jijik
Indikator Jijik
Sangat Jijik Jijik Kurang Jijik Tidak Jijik
No Item N
F % F % F % F %
108 13 33,33 20 51,28 6 15,38 0 0,00 39
111 10 25,64 23 58,97 2 5,13 4 10,26 39
123 4 10,26 8 20,51 15 38,46 12 30,77 39
124 2 5,13 8 20,51 10 25,64 19 48,72 39
Jumlah F 29 59 33 35
Rata-rata
18,59% 37,82% 21,15% 22,44%
persen
Total F 156
Total
100,00%
Persen
Keterangan:
Indikator jijik yang dimiliki peserta didik kelas XII IPA 3 SMA
Negeri 1 Jayapura Semester Ganjil Tahun Ajaran 2022/2023
ditunjukkan pada Tabel 4.22. Respon peserta didik yang menjawab
sangat jijik, jijik, kurang jijik, dan tidak jijik dengan persentase berturut-
turut sebesar 18,59%, 37,82%, 21,15%, 22,44% dengan persentase
tertinggi pada kategori jijik.
72
Tabel 4.23 Data Hasil Analisis Tingkat Emosional Peserta Didik pada
Gender Pria
Tabel 4.24 Data Hasil Analisis Tingkat Emosional Peserta Didik pada
gender Wanita
73
Lanjutan Tabel 4.24 Data Hasil Analisis Tingkat Emosional Peserta Didik
pada gender Wanita
74
Persentase Tingkat Emosional Berdasarkan Gender
pada Kategori Tingkat Emosional
90.00
79.17
80.00
Jumlah Peserta Didik (%)
70.00
60.00 53.33
50.00
40.00
40.00
30.00
20.83
20.00
10.00 6.67
0.00 0.00 0.00
0.00
tinggi cukup rendah sangat rendah
Kategori
laki-laki perempuan
75
Kimia sebagai indikator dalam melakukan analisis. Adapun hasil analisis
pada setiap indikator emosi dan nilai UAS Kimia terdapat pada Tabel 4.23
sebagai berikut:
Tabel 4.25 Data Hasil Analisis Indikator Emosional dan Nilai UAS Kimia Peserta
Didik Kelas XII IPA 3 SMA Negeri 1 Jayapura Semester Ganjil Tahun Ajaran
2022/2023
1 R30 90,72 74,36 93,33 86,67 70,58 84,21 87,22 91,67 100,00 75,00
2 R27 86,09 53,85 83,33 83,33 60,16 78,95 86,67 88,19 50,00 77,00
3 R17 82,42 15,38 73,33 66,67 62,67 73,68 93,89 63,19 100,00 69,00
4 R36 78,94 69,23 76,67 76,67 47,83 64,91 77,22 74,31 50,00 79,00
5 R8 84,64 41,03 10,00 93,33 33,16 87,72 84,44 88,19 50,00 48,00
6 R33 81,16 43,59 90,00 80,00 46,15 78,95 80,56 63,89 50,00 81,00
7 R13 79,93 43,59 10,00 76,67 38,70 71,93 77,78 84,03 50,00 54,00
8 R20 81,93 56,41 86,67 70,00 52,28 59,65 62,22 45,14 58,33 71,00
9 R21 76,38 43,59 73,33 73,33 42,83 59,65 83,89 79,86 66,67 63,00
10 R31 77,58 38,46 66,67 80,00 39,74 64,91 66,11 72,92 66,67 33,00
11 R6 74,69 58,97 66,67 63,33 56,63 52,63 57,78 59,03 75,00 59,00
12 R12 80,00 51,28 63,33 66,67 49,37 66,67 78,33 68,06 50,00 83,00
13 R29 81,45 43,59 90,00 66,67 43,96 52,63 84,44 65,28 58,33 56,00
14 R32 82,83 56,41 66,67 66,67 49,21 50,88 53,33 51,39 50,00 21,00
15 R16 77,58 61,54 73,33 50,00 49,40 68,42 72,22 49,31 58,33 37,00
16 R18 71,57 46,15 93,33 53,33 38,05 61,40 84,44 72,92 58,33 53,00
17 R15 91,50 61,54 60,00 80,00 36,42 42,11 56,67 45,14 58,33 82,00
18 R1 58,21 48,72 73,33 73,33 52,48 63,16 64,44 56,94 50,00 53,00
19 R5 72,61 43,59 16,67 53,33 68,69 31,58 60,00 66,67 50,00 57,00
20 R35 88,31 48,72 73,33 90,00 34,10 45,61 62,22 57,64 33,33 78,00
21 R19 69,11 46,15 66,67 66,67 42,94 43,86 83,33 80,56 50,00 70,00
22 R7 78,74 46,15 53,33 60,00 46,05 45,61 59,44 54,86 58,33 52,00
23 R25 68,33 35,90 50,00 53,33 50,06 42,11 68,33 67,36 66,67 45,00
24 R10 81,18 12,82 56,67 56,67 53,49 45,61 65,56 60,42 75,00 48,00
25 R26 69,11 30,77 70,00 53,33 54,10 42,11 52,78 42,36 58,33 53,00
26 R2 63,12 56,41 60,00 46,67 49,57 50,88 53,89 52,78 58,33 63,00
27 R34 71,16 56,41 50,00 53,33 55,58 40,35 54,44 46,53 33,33 72,00
76
Lanjutan Tabel 4.25 Data Hasil Analisis Indikator Emosional dan Nilai UAS
Kimia Peserta Didik Kelas XII IPA 3 SMA Negeri 1 Jayapura Semester Ganjil
Tahun Ajaran 2022/2023
28 R9 74,28 23,08 56,67 60,00 34,88 47,37 75,00 60,42 33,33 69,00
29 R14 64,42 30,77 33,33 56,67 44,68 52,63 59,44 37,50 41,67 59,00
30 R28 70,07 53,85 20,00 60,00 27,17 47,37 68,89 46,53 41,67 78,00
31 R3 56,06 46.15 53,33 43,33 37,20 56,14 55,56 52,08 41,67 47,00
32 R37 76,33 79,49 53,33 76,67 22,27 38,60 56,67 13,89 41,67 73,00
33 R4 66,69 46,15 43,33 46,67 44,12 40,35 49,44 27,78 33,33 63,00
34 R22 65,29 17,95 26,67 43,33 28,99 47,37 61,11 74,31 16,67 70,00
35 R38 76,57 61,54 70,00 53,33 18,40 7,02 6,11 0,00 66,67 65,00
36 R39 64,01 28,21 46,67 40,00 13,59 7,02 60,00 51,39 58,33 49,00
37 R11 62,54 74,36 56,67 66,67 6,64 10,53 13,89 12,50 8,33 72,00
38 R24 57,87 66,67 0,00 60,00 16,04 0,00 6,67 2,08 8,33 33,00
39 R23 64,28 53,85 6,67 36,67 13,95 3,51 12,22 4,17 16,67 48,00
Rata-rata
74,30 47,86 61,37 63,68 41,85 49,44 62,48 54,65 51,07 60,46
persentase
Keterangan:
H = Emosi malu
R = Responden D = Emosi cinta
I = Emosi Jijik
A = Emosi bahagia E = Emosi marah
77
mempunyai persentase tingkat emosional dengan kategori cukup, serta
responden keempat yaitu peserta didik yang mempunyai persentase tingkat
emosional dengan kategori rendah, hasil wawancara dapat dilihat pada
Tabel 4.26.
Tabel 4.26 Data Hasil Wawancara Oleh 4 Perwakilan Peserta Didik di Kelas XII
IPA 3 SMA Negeri 1 Jayapura
78
responden dalam belajar kimia cukup baik pada awalnya, namun saat ini
materi yang dipelajari sulit dipahami.
Responden D adalah peserta didik yang mempunyai persentase tingkat
emosional pada kategori rendah. Tanggapan terhadap pelajaran kimia cukup
baik, kimia cukup rumit dan sulit baginya, walaupun telah dijelaskan oleh
guru tetapi terkadang masih membuatnya kurang paham. Responden tidak
dapat menyebut kimia sebagai pelajaran yang tidak disukai karena belajar
4 D kimia wajib baginya, namun responden sangat suka kimia bila dapat
memahami materi. Kesulitan responden dalam belajar kimia yaitu
memahami unsur atau senyawa kimia. Penjelasan guru kimia cukup baik dan
dapat dipahami. Keinginan belajar kimia cukup baik dengan tetap mengikuti
walaupun tidak memahami materi, karena belajar kimia adalah kewajiban
dari jurusan IPA.
B. Pembahasan
79
melainkan faktor lainnya ialah kemampuan pengelolaan tingkat emosional.
Melalui pengelolaan tingkat emosional, peserta didik akan mampu mengelola
perasaanya, kemampuan memotivasi diri, kesanggupan tegar menghadapi
frustasi, kesanggupan mengendalikan dorongan dan kepuasaan sesaat,
mengatur suasana hati, mampu berempati dan bekerja sama dengan orang lain
(Kurnia & Wahono, 2021). Pamungkas (Lestari dkk., 2019) mengemukakan
bahwa pengelolaan emosional yang baik pada peserta didik akan
mendorongnya untuk lebih berprestasi, artinya kemampuannya dalam
memahami kelemahan dan kelebihan yang ada berpengaruh terhadap hasil
belajarnya, jika peserta didik mampu memahami kelemahannya dengan baik
maka akan berusaha untuk memecahkan masalahnya secara mandiri atau
dengan bantuan orang lain. Peserta didik dengan kemampuan mengelola
emosionalnya yang baik mampu memanfaatkan waktu yang ada untuk
menyelesaikan serangkaian tugas belajar dengan baik sehingga dengan
pengelolaan emosional seseorang dapat mencapai kesuksesan di lingkungan
sekitarnya dalam berkomunikasi baik di sekolah maupun masyarakat (Lestari
dkk., 2019), sehingga pengetahuan pihak sekolah dan guru sangat diperlukan
terkait emosional peserta didik dalam pembelajaran yang mana dapat
membantu peserta didik dalam mengendalikan emosinya sehingga peserta didik
dapat mengendalikan perilaku yang menyimpang seperti mudah putus asa dan
depresi yang dapat mengakibatkan kurangnya keinginan belajar, sulit
berkonsentrasi dan sulit memahami suatu pelajaran (Kurnia & Wahono, 2021),
untuk itu penelitian ini dilakukan untuk menganalisis tingkat emosional peserta
didik dalam pembelajaran terkhususnya pembelajaran kimia.
80
emosionalnya selama pembelajaran kimia. Instrumen angket disusun
berdasarkan validitas isi melalui beberapa tahap, diantaranya 1) Mencari dan
menentukan teori mengenai emosi dari berbagai sumber 2) Mengidentifikasi
aspek yang diukur dan menentukan indikator emosi dari teori yang diperoleh.
3) Menentukan turunan dari setiap indikator dan menjabarkannya menjadi sub-
indikator. 4) Indikator dan sub-indikator yang telah dikumpulkan kemudian
dibuat dalam tabel pemetaan agar memudahkan penentuan butir angket yang
digunakan dalam instrumen. 5) Tabel pemetaan dijadikan dasar untuk
menyusun kisi-kisi angket. 6) Menyusun kalimat pertanyaan berdasarkan
indikator dan dilengkapi dengan nomor item dan jumlah item pertanyaan. 7)
Memberikan skor pada setiap pilihan jawaban dan menentukan petunjuk
pengisian angket tersebut. 8) Angket diperiksa terkait redaksi serta kesesuaian
dan kelengkapannya oleh pembimbing, kemudian sebelum diujicobakan angket
di acak terlebih dahulu. 9) Angket yang telah diacak diujicobakan kepada
subyek yang berbeda untuk menguji validitas dan reliabilitas angket, jika hasil
uji coba angket valid dan reliebel maka angket dapat digunakan dalam
pengumpulan data. Pengambilan data melalui angket dilakukan secara langsung
kepada peserta didik. Jumlah responden dalam pengambilan data yaitu
sebanyak 39 orang di kelas XII IPA 3 SMA Negeri 1 Jayapura yang
dilaksanakan pada tanggal 17 – 18 November 2022. Data yang diperoleh dari
hasil angket seluruh responden kemudian ditabulasi dan dilakukan perhitungan
untuk mengetahui jenis-jenis emosi peserta didik, persentase tingkat emosional
peserta didik baik emosi positif dan negatif, serta faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat emosionalnya dalam pembelajaran kimia.
81
Perasaan keinginan, lucu, kegembiraan, kesenangan, rasa ingin tahu,
kebahagiaan, kesukaan, cinta dan ketertarikan adalah jenis emosi positif.
Perasaan seperti tidak sabaran, kebimbangan, rasa marah, kecurigaan, rasa
cemas, bersalah, cemburu, jengkel, takut, depresi, sedih, dan benci adalah
jenis emosi negatif. Thaib (2013) juga menyatakan beberapa tokoh yang
mengajukan tentang jenis emosi yaitu Descrates, J.B. Watson, dan Daniel
Goleman. Descrates menyatakan bahwa emosi terbagi atas: hasrat (desire),
benci (hate), sedih/duka (sorrow), heran (wonder), cinta (love), dan
kegembiraan (joy). J.B. Watson juga menyatakan ada tiga jenis emosi,
yaitu: ketakutan (fear), kemarahan (rage), dan cinta (love). Daniel
Goleman (Thaib, 2013) menyatakan jenis emosi yaitu perasaan amarah
seperti mengamuk, benci, beringas, kesal hati, dan jengkel, perasaan
kesedihan seperti sedih, putus asa, mengasihi diri, perasaan takut seperti
gugup, cemas, was-was, dan tidak tenang, perasaan cinta seperti kebaikan
hati, kepercayaan, dan rasa suka, dan jenis-jenis lainnya. Berdasarkan
uraian dari teori emosi tersebut maka peneliti membagi emosi peserta didik
dalam pembelajaran kimia menjadi 2 jenis yaitu emosi positif yang terdiri
dari emosi bahagia, berani, haru, dan cinta, sedangkan emosi negatif terdiri
dari emosi marah, sedih, takut, malu, dan jijik.
82
dengan hasil belajar mengungkapkan bahwa kemampuan mengelola
emosional peserta didik kelas XI IPA SMA Negeri di kota Parepare
tergolong sedang karena hasil analisis menunjukkan frekuensi pengelolaan
emosional rata-rata pada kategori sedang dan masih ada beberapa yang
rendah.
83
dan 9, memiliki selisih emosi positif yang lebih tinggi dari emosi negatif
dari total persentase tingkat emosional masing-masing, kondisi tersebut
menunjukkan bahwa luapan perasaan pada emosi positif lebih besar dari
emosi negatif maka emosi positif dapat lebih ditingkatkan sehingga akan
lebih mendorong perasaan tentram dalam hati. Berbeda dengan responden
17, 1, 5, dan 2 yang memiliki selisih emosi negatif lebih besar maka kondisi
tersebut harus diturunkan sama halnya dengan responden 16 yang memiliki
persentase emosi positif dan negatif yang sama, dari hasil tersebut maka
peserta didik yang memiliki selisih emosi negatif lebih besar harus
diturunkan dengan menaikkan luapan perasaan positifnya. Berdasarkan
wawancara yang dilakukan, responden A menyatakan bila merasa sulit
dalam belajar kimia akibat materi yang sulit dipahami juga motivasi guru
yang kurang, selain itu juga gangguan dari teman dapat mengganggu
konsentrasi saat belajar, sama halnya dengan responden D yang
menyatakan keinginan belajar kimianya cukup baik namun tidak dapat
dikatakan menyukai pelajaran tersebut juga karena pemahaman materi
yang sulit, namun responden D tetap mengikuti pelajaran kimia karena
kewajiban dari jurusan IPA. Kemampuan mengelola tingkat emosional
dan minat belajar yang tinggi pada pelajaran kimia, akan mempengaruhi
hasil belajar peserta didik ke arah yang lebih baik (Sari dkk., 2020).
84
menjaga tingkat emosional, maka akan berpengaruh terhadap prestasi
belajar peserta didik tersebut (Kurnia & Wahono, 2021). Kondisi tersebut
sesuai dengan hasil analisis data yang menunjukkan bahwa responden 33,
12, 15, 27, 36, 20, 35, 19, dan 34 keseluruhannya ini memiliki selisih emosi
positif yang lebih besar dari emosi negatif pada persentase tingkat
emosionalnya masing-masing, fakta tersebut menunjukkan juga bahwa
emosi positif yang lebih tinggi dari emosi negatif berpengaruh terhadap
hasil belajarnya, yang mana peserta didik tersebut memiliki nilai UAS
kimia berada pada kategori baik dan cukup baik. Luapan tingkat emosional
yang cukup akan berpengaruh terhadap hasil belajar tersebut dan akan
mendukung peserta didik dalam mencapai tujuan dan cita-citanya.
Pembelajaran yang hanya berpusat pada kecerdasan intelektual tanpa
menyeimbangkan sisi emosional atau luapan perasaanya akan
menghasilkan generasi yang sulit menyeimbangkan dirinya sehingga
mudah terpengaruh dan mengakibatkan kurangnya motivasi dalam belajar
serta sulit untuk berkonsentrasi.
85
kemauan/keinginan belajar peserta didik yang tergolong rendah dan juga
kecerdasan intelektual peserta didik yang memang rendah pada dasarnya,
fakta tersebut sejalan dengan hasil wawancara beberapa peserta didik,
yakni responden A dan C yang menyatakan bahwa keinginan/kemauan
belajar kimia yang kurang. Responden A mengungkapkan bahwa pelajaran
kimia sulit baginya dan guru yang menjelaskan juga kurang memberikan
dorongan sehingga merasa kimia bukanlah pelajaran yang diminatinya,
responden C juga menyatakan bahwa pada awalnya sangat memiliki
kemauan tinggi dalam belajar kimia, namun materi yang dipelajari semakin
sulit dengan naiknya tingkatan kelas terlebih tidak begitu mempelajari
materi dasar di kelas X karena situasi belajar online, sehingga merasa
kesulitan dalam belajar kimia. Kondisi tersebut mengungkapkan fakta lain
dimana tingkat emosional yang baik tidak selamanya menjadikan hasil
belajar yang baik pula, kondisi tersebut dipengaruhi oleh
kemauan/keinginan belajar peserta didik yang rendah dan juga kecerdasan
intelektual peserta didik yang rendah dan harus ditingkatkan melalui giat
belajar. Semakin tinggi motivasi belajar maka akan semakin baik pula hasil
belajar peserta didik (Daud, 2012).
86
tersebut juga memiliki prestasi yang cukup baik yang dapat dilihat dari
hasil belajar mereka. Responden 28, 37, dan 22 ini memiliki selisih emosi
positif yang lebih besar dari emosi negatifnya, sama halnya pada responden
11 yang memilki selisih emosi positif jauh lebih besar dari emosi
negatifnya yang di bawah 7% dari total tingkat emosionalnya sebesar 36%
juga memiliki nilai UAS kimia pada kategori cukup baik, responden 11
tersebut sangat memiliki luapan emosi negatif yang sangat rendah dan
dapat memperbesar emosi positif sehingga akan terus berpengaruh dengan
hasil belajarnya terlihat dari nilai UAS kimia dengan kategori cukup baik,
maka emosi positifnya harus terus ditingkatkan dan emosi negatif juga
diturunkan sehingga dapat berdampak positif dengan hasil belajarnya.
Luapan tingkat emosional peserta didik berpengaruh positif terhadap hasil
belajar peserta didik, artinya semakin baik dalam menjaga emosionalnya
maka semakin baik pula hasil belajarnya (Daud, 2012).
Rata-rata emosi bahagia peserta didik kelas XII IPA 3 SMA Negeri
1 Jayapura sebesar 74,30%. Peserta didik artinya dapat meluapkan
87
perasaan bahagianya dengan cukup baik selama pembelajaran kimia.
seperti rasa kebahagiaan ketika mendapatkan pengetahuan, proses
pembelajaran yang diikuti dengan baik mampu memberikan hasil yang
baik pula misalnya dalam pengerjaan latihan soal dengan benar sehingga
merasakan kepuasan dan kebanggan tersendiri, serta hasil belajar yang
didapatkan seperti tugas dan ujian kimia sangat memuaskan.
Emosi berani peserta didik kelas XII IPA 3 SMA Negeri 1 Jayapura
sebesar 47,86% pada kategori rendah, artinya keberanian peserta didik
dalam belajar perlu ditingkatkan, berani dalam pembelajaran berkaitan
dengan rasa percaya diri peserta didik ketika dihadapkan pada kondisi
tertentu. Data emosi berani yang didapatkan ini tergolong pada kategori
rendah sehingga peserta didik harus mengurangi rasa ketidakpercayaan
dirinya, seperti berani untuk bertanya mengenai materi yang belum
dipahaminya, berani mengungkapkan pendapat, serta berani untuk
mengerjakan latihan soal yang diberikan, seperti responden 37 yang
mempunyai emosi berani sebesar 79,49% artinya peserta didik tersebut
mempunyai tingkat keberanian tinggi dengan nilai UAS kimia pada
kategori cukup baik artinya walaupun kecerdasan intelektual masih
tergolong cukup namun keberanian dalam pembelajaran seperti berani
bertanya dan mengungkapkan pendapat menunjukkan rasa keingintahuan
dan percaya diri yang tinggi, sangat berbeda dengan peserta didik lainnya
yang memiliki tingkat keberanian rata-rata yang rendah misalnya
responden 33 dengan rata-rata emosi berani sebesar 43,59% pada kategori
rendah dengan nilai UAS kimia pada kategori baik, peserta didik ini
menunjukkan bahwa keberaniannya masih kurang walaupun kecerdasan
intelektualnya baik sehingga kepercayaan diri peserta didik seperti dirinya
perlu ditingkatkan agar dia mampu berani tampil di depan umum.
Emosi haru peserta didik kelas XII IPA 3 SMA Negeri 1 Jayapura
sebesar 61,37% dengan kategori cukup, emosi haru ini berkaitan dengan
keikutsertaan perasaan atau turut merasakan perasaan orang lain
88
disekitarnya. Peserta didik yang memiliki emosi haru cukup baik artinya
individu tersebut meluapkan emosi akibat turut serta dengan perasaan
orang lain sehingga turut merasakan apa yang dialami. Haru berbeda
dengan iba, haru lebih merujuk kepada merasakan kebahagiaan orang lain
sedangkan iba merujuk kepada perasaan kasihan. Responden 5, 23, dan 24
mempunyai emosi haru pada kategori sangat rendah yaitu 16,67%, 6,67%,
dan 0,00% artinya mereka tidak turut merasakan hal yang dialami orang
lain, misalnya ketika teman yang tidak mampu mengerjakan latihan soal di
depan kelas, mereka merasa tidak iba dengan kondisi yang di alami
temannya. Berbeda dengan responden 8 dan 13 yang memiliki emosi haru
sebesar 100,00%, artinya mereka sangat tersentuh perasaanya ketika
melihat suatu kondisi terjadi pada orang lain disekitarnya, seperti merasa
sangat terharu ketika teman mampu mengerjakan latihan soal di depan
kelas setelah belajar bersamanya, dan merasa sangat iba ketika teman tidak
mampu mengerjakan latihan soal di depan kelas, namun dilihat dari rata-
rata hasil analisis emosi haru berada pada kategori cukup yang artinya
peserta didik mampu mepunyai tingkat emosi haru dengan cukup baik.
Emosi cinta peserta didik kelas XII IPA 3 SMA Negeri 1 Jayapura
berada pada kategori cukup dengan presentase 63,68%. Cinta yang
dimaksudkan dalam hal ini adalah kesukaan/kemauan untuk mengikuti
pembelajaran, seperti merasa suka untuk mengerjakan tugas kimia, suka
untuk belajar kimia di sekolah dan bimbingan di luar sekolah, hal tersebut
menujukkan kesukaannya terhadap pelajaran kimia, walaupun materi yang
disampaikan sulit baginya tetapi tetap mengikuti dengan baik maka
kesukaannya terhadap pelajaran kimia cenderung tinggi. Responden 8
menunjukkan bahwa kesukaannya terhadap pelajaran kimia sebesar
93,33% dengan nilai UAS pada kategori cukup, sedangkan responden 23
tergolong rendah dengan 36,67%, artinya minat belajar responden 23 harus
ditingkatkan terlebih nilai UAS kimia yang dimilikinya juga tergolong
rendah, maka guru harus mampu memberikan dorongan agar peserta didik
memiliki kemauan yang tinggi dalam pelajaran kimia sehingga hasil
89
belajarnya juga dapat meningkat. Namun emosi cinta peserta didik
memiliki rata-rata persentase 63,68% sehingga dapat dikatakan cukup
baik. Secara keseluruhan tingkat emosional positif peserta didik sudah
cukup baik dengan sebesar 69,23% berada pada kategori cukup.
90
belajar kimia tidak memuaskan dan merasa sangat senang sebesar
66,67%, merasa senang sebesar 25,64%, merasa kurang senang sebesar
2,56%, dan merasa tidak senang sebesar 5,13%.
91
merasa sangat senang, 56,41% peserta didik merasa senang, 2,56%
peserta didik merasa kurang senang, dan 2,56% peserta didik merasa
tidak senang. Guru kimia juga datang dengan menyapa dan
memberikan salam membuat sehingga sebesar 28,21% peserta didik
sangat senang, 64,10% peserta didik senang, dan sebesar 7,69% peserta
didik kurang. Ketika guru kimia datang terlambat dan membuat wkatu
belajar kimia menjadi berkurang, peserta didik sebesar 25,64% sangat
senang, 48,72% peserta didik merasa senang, 23,08% peserta didik
merasa kurang senang, dan 2,56% peserta didik merasa tidak senang.
Saat guru mengecek kehadiran sebelum mengajar membuat 25,64%
peserta didik sangat senang, 48,72% peserta didik senang, 23,08%
peserta didik kurang senang, dan 2,56% peserta didik tidak senang.
Ketika guru menyampaikan topik atau judul materi kimia yang akan
dipelajari sebelum pembelajaran sebesar 23,08% peserta didik sangat
senang, 69,23% peserta didik senang, 5,13% peserta didik kurang
senang, dan 2,56% peserta didik tidak senang. Guru memulai
pembelajaran dengan meminta peserta didik berdo’a terlebih dahulu
sehingga 33,33% peserta didik sangat senang, sebesar 53,85% peserta
didik senang, 10,26% peserta didik kurang senang, dan 2,56% peserta
didik tidak senang. Tujuan pembelajaran selalu disampaikan terlebih
dahulu oleh guru kimia sebelum pembelajaran membuat 17,95%
peserta didik sangat senang, 66,67% merasa senang, 12,82% merasa
kurang senang dan 2,56% merasa tidak senang dengan penyampaian
tujuan pembelajaran terlebih dahulu.
92
peserta didik senang, 25,64% peserta didik kurang senang, dan 2,56%
peserta didik tidak senang dengan suasana tersebut. Pujian yang
diberikan guru saat nilai tugas kimia memuaskan membuat 64,10%
peserta didik sangat senang, 33,33% senang, dan 2,56% peserta didik
merasa kurang senang. Pujian yang diberikan guru juga saat
penyelesaian latihan soal kimia yang dikerjakan benar membuat
48,72% peserta didik sangat senang, 41,03% senang, 5,13% kurang
senang, dan 5,13% tidak senang. Pujian lainnya yang diberikan oleh
guru saat hasil ujian kimia memuaskan membuat 51,28% peserta didik
sangat senang, dan 48,72% peserta didik merasa senang. Tindakan guru
saat melakukan refleksi setelah pembejaran telah selesai menjadikan
25,64% peserta didik sangat senang, 61,54% senang, dan 12,82%
peserta didik kurang senang dengan tindakan tersebut. Pada akhir
pembelajaran kimia dan guru memberikan nasehat untuk peserta didik
agar mengikuti pembelajaran dengan lebih baik lagi membuat 25,64%
peserta didik sangat senang, 53,85% peserta didik senang, 15,38%
peserta didik kurang senang, dan 5,13% peserta didik tidak senang.
Penyampaian topik materi selanjtunya oleh guru menyebabkan 30,77%
peserta didik sangat senang, 61,54% senang, dan 7,69% kurang senang
dengan penyampaian tersebut. Guru selalu meminta peserta didik
menutup pembelajaran dengan berdo’a sehingga sebesar 33,33%
peserta didik sangat senang dengan tindakan tersebut, 58,97% merasa
senang, dan 7,69% merasa kurang senang. Ketika guru kimia tidak
masuk mengajar dan tidak memberikan tugas juga membuat peserta
didik sebesar 46,15% merasa sangat senang, 38,46% merasa senang,
10,26% merasa kurang senang, dan 5,13% merasa tidak senang. Saat
guru tidak memberikan tugas kimia sebesar 69,23% peserta didik
sangat senang, 28,21% peserta didik senang, dan 2,56% peserta didik
kurang senang.
93
20,51% kurang senang, dan 10,26% tidak senang. Penjelasan materi
kimia tanpa pemberian latihan soal oleh guru membuat 25,64% peserta
didik merasa sangat senang, 46,15% senang, 20,51% kurang senang,
dan 5,13% tidak senang dengan tindakan tersebut. Pengerjaan tugas
kimia yang diberikan guru dilaksanakan dalam bentuk kelompok
sehingga sebesar 28,21% peserta didik sangat senang, 53,85% senang,
12,82% kurang senang, dan 5,13% peserta didik tidak senang. Ketika
guru kimia tidak masuk kelas namun diberikan tugas membuat 5,13%
peserta didik merasa sangat senang, 23,08% senang, 38,46% kurang
senang, dan 33,33% peserta didik tidak senang. Penggunaan bahan
alamiah dalam kehidupan sehari-hari saat melaksanakan praktikum
kimia menjadikan 38,46% peserta didik merasa sangat senang, 53,85%
peserta didik senang, 5,13% peserta didik kurang senang dan 2,56%
peserta didik tidak senang. Pemberian tes awal sebelum pembelajaran
kimia berlangsung membuat 2,56% peserta didik sangat senang,
17,95% peserta didik senang, 53,85% peserta didik kurang senang, dan
25,64% peserta didik tidak senang. Pemberian tes awal yang tidak
dilaksanakan sebelum memulai pembelajara kimia membuat 28,21%
peserta didik sangat senang, 46,15% peserta didik senang, 15,38%
peserta didik kurang senang, dan 10,26% peserta didik tidak senang.
Ketika guru lupa memberikan tes akhir setelah pembelajaran kimia
membuat 48,72% peserta didik merasa sangat senang, 48,72% peserta
didik senang, dan 2,56% peserta didik kurang senang. Pada saat guru
memberikan tes akhir setelah pembelajaran kimia dilaksanakan,
sebesar 2,56% peserta didik sangat senang, 23,08% senang, 43,59%
kurang senang, dan 30,77% tidak senang.
94
peserta didik merasa sangat senang, 66,67% peserta didik senang,
7,69% peserta didik kurang senang, dan 2,56% peserta didik tidak
senang. Saat pelajaran kimia dilaksanakan pada jam pelajaran terakhir
di siang hari, menjadikan 12,82% peserta didik sangat senang, 12,82%
senang, 46,15% kurang senang, dan 28,21% tidak senang. Saat
pembelajaran kimia dilaksanakan pada jam pelajaran pertama di pagi
hari menjadikan 23,08% peserta didik senang, 53,85% peserta didik
kurang senang, dan 23,08% peserta didik tidak senang. Ketika sekolah
diliburkan akibat berbagai halangan misalnya seperti aksi demo dan
bertepatan dengan pembelajaran kimia di hari tersebut, membuat
sebesar 38,46% peserta didik sangat senang, 46,15% peserta didik
senang, 7,69% peserta didik kurang senang, dan 7,69% peserta didik
tidak senang.
95
dengan baik, hadiah yang diberikan membuat 64,10% peserta didik
merasa sangat gembira, 33,33% peserta didik merasa gembira, dan
2,56% peserta didik merasa kurang gembira. Pengerjaan tugas
kelompok dalam bentuk diskusi di sekolah membuat 33,33% peserta
didik merasa sangat gembira, 48,72% peserta didik merasa gembira,
dan 17,95% peserta didik merasa kurang gembira.
96
bertanya dari penjelasan yang belum dipahami yaitu sebesar 5,13%,
sebesar 38,46% peserta didik merasa berani, 46,15% peserta didik
kurang berani, dan sebesar 10,26% peserta didik tidak berani untuk
bertanya. Ketika guru memberikan kesempatan peserta didik untuk
menyimpulkan pembelajaran kimia di hari tersebut membuat sebesar
17,95% peserta didik merasa berani menyimpulkan, 61,54% peserta
didik merasa kurang berani menyimpulkan, dan 20,51% peserta didik
merasa tidak berani untuk menyimpulkan. Penjelasan materi oleh guru
kimia yang menemukan beberapa bagian yang salah membuat sebesar
2,56% peserta didik sangat berani untuk mengingatkan, 58,97% peserta
didik berani untuk mengingatkan, 28,21% peserta didik kurang berani
untuk mengingatkan, dan 10,26% peserta didik tidak berani untuk
mengingatkan. Ketika guru lupa memberi salam diakhir pembelajaran
dan bersiap meninggalkan ruang kelas membuat 33,33% peserta didik
sangat berani untuk menyapa terlebih dahulu, 43,59% peserta didik
berani untuk menyapa terlebih dahulu, 12,82% peserta didik kurang
berani untuk menyapa terlebih dahulu, dan sebesar 10,26% peserta
didik tidak berani untuk menyapa terlebih dahulu. Saat guru lupa dalam
penyampaian tujuan pembelajaran membuat 7,69% peserta didik
sangat berani untuk mengingatkan, 33,33% peserta didik berani untuk
mengingatkan, 38,46% peserta didik kurang berani untuk
mengingatkan, dan 20,51% peserta didik tidak berani untuk
mengingatkan. Ketika guru lupa untuk menutup pembelajaran dengan
berdo’a membuat 10,26% peserta didik sangat berani untuk
mengingatkan, 61,54% peserta didik berani untuk mengingatkan,
25,64% peserta didik kurang berani untuk mengingatkan, dan 2,56%
peserta didik tidak berani untuk mengingatkan.
97
mengingatkan, dan 2,56% peserta didik tidak berani untuk
mengingatkan. Ketika guru tidak mengecek kehadiran peserta didik
sebelum belajar membuat 12,82% peserta didik sangat berani untuk
mengingatkan, 58,97% peserta didik berani untuk mengingatkan,
17,95% peserta didik kurang berani untuk mengingatkan, dan 10,26%
peserta didik tidak berani untuk mengingatkan. Pada awal
pembelajaran guru lupa untuk menyampaikan topik materi kimia yang
akan dipelajari pada hari tersebut sehingga membuat 7,69% peserta
didik sangat berani untuk bertanya tentang topik yang dibahas, sebesar
41,03% peserta didik berani untuk bertanya, 46,15% peserta didik
kurang berani untuk bertanya, dan 5,13% peserta didik tidak berani
untuk bertanya tentang topik yang akan dibahas. Penyampaian topik
materi kimia untuk pertemuan selanjutnya lupa disampaikan oleh guru
sehingga membuat 7,69% peserta didik sangat berani untuk bertanya,
41,03% peserta didik berani untuk bertanya, 41,03% peserta didik
kurang berani untuk bertanya, dan 10,26% peserta didik tidak berani
untuk bertanya.
98
c. Tingkat Emosional Positif pada Indikator Haru
99
d. Tingkat Emosional Positif pada Indikator Cinta
100
Penggunaan metode demonstrasi dan eksperimen dalam
pembelajaran kimia membuat 35,90% peserta didik sangat suka, 48,72%
peserta didik suka, 12,82% peserta didik kurang suka, dan 2,56% peserta
didik tidak suka dengan metode tersebut. Ketika dalam kegiatan belajar
mengajar kimia guru menggunakan metode simulasi dalam
penjelasannya membuat 43,59% peserta didik sangat suka, 46,15%
peserta didik suka, dan 10,26% peserta didik kurang suka dengan
metode tersebut. Penggunaan metode proyek dalam pembelajaran kimia
juga membuat 17,95% peserta didik sangat suka, 53,85% peserta didik
suka, 23,08% peserta didik kurang suka, dan 5,13% peserta didik tidak
suka dengan penggunaan metode proyek tersebut dalam pembelajaran
kimia. pemberian latihan soal setelah guru selesai menjelaskan materi
kimia membuat 10,26% peserta didik sangat suka mengerjakannya,
25,64% peserta didik suka untuk mengerjakannya, 48,72% peserta didik
kurang suka untuk mengerjakannya, dan 15,38% peserta didik tidak
suka untuk mengerjakannya.
101
Rata-rata emosi marah peserta didik kelas XII IPA 3 SMA Negeri
1 Jayapura sebesar 41,85% pada kategori rendah. Data menunjukkan
bahwa peserta didik meluapkan tingkat emosional amarahnya dengan
cukup baik karena berada pada kategori rendah. misalnya pada saat
mendapatkan gangguan dari teman kelas saat belajar tetapi sebesar 69,23%
peserta didik tidak marah, namun saat kondisi tertentu misalnya ketika
beberapa anggota kelompok tidak membantu mengerjakan tugas kimia
sebanyak 51,28% peserta didik merasa kesal. Keadaan kesal lainnya yang
membuat perasaan marah peserta didik muncul yaitu ketika penyampaian
materi ajar oleh guru kurang jelas, penjelasan guru saat menyampaikan
materi selalu menghadap ke papan tulis, dan guru memberikan tugas kimia
dengan tenggat waktu pengumpulan yang singkat. Namun dengan kondisi-
kondisi yang memunculkan perasaan marah/kesal tersebut membuat rata-
rata peserta didik dengan persentase 41,85% berada pada kategori rendah,
yang artinya peserta didik memiliki luapan perasaan marahnya dengan
cukup baik karena berada pada kategori kurang. Seperti responden 11 yang
memiliki emosi marah sebesar 6,64% dengan kategori sangat rendah
artinya ia memiliki luapan perasaan marahnya yang sangat kecil, sama
halnya dengan nilai UAS kimianya berada pada kategori cukup baik,
artinya perasaan marahnya yang kecil dan juga kecerdasan intelektualnya
dengan baik berdampak positif terhadap hasil belajarnya, berbeda dengan
responden 30 yang memiliki rata-rata emosi marah sebesar 70,58%, artinya
peserta didik tersebut harus menurunkan luapan amarahnya ketika
dihadapkan dengan kondisi tertentu.
Rata-rata emosi sedih peserta didik kelas XII IPA 3 SMA Negeri 1
Jayapura sebesar 49,44% dengan kategori rendah. Data menunjukkan
bahwa peserta didik memiliki tingkat emosional sedih yang rendah. Emosi
sedih yang dialami misalnya pada saat kesulitan dalam mengerjakan tugas
kimia, ketika mendapatkan teguran akibat melakukan pelanggaran,
permasalahan dengan orang tua yang mengganggu konsentrasi belajar
kimia, pembelajaran yang dilakukan secara online, serta kondisi kesehatan
102
yang tidak baik, keadaan-keadaan tersebut dapat membuat peserta didik
cukup merasa sedih, seperti responden 8 yang memiliki tingkat emosi sedih
sebesar 87,72% dengan kategori tinggi, artinya peserta didik tersebut
memiliki luapan perasaan sedihnya yang sangat tinggi terlihat juga dari
nilai UAS kimianya pada kategori kurang artinya hal yang diinginkan tidak
sesuai harapan membuat sedih yang mendalam dan berpengaruh juga
terhadap hasil belajarnya, berbeda dengan responden 24 dan 23 yang
memiliki tingkat emosi sedih sebesar 0,00% dan 3,51%, artinya keduanya
ini memiliki luapan perasaan sedih yang kecil walaupun keadaan yang
diinginkan tidak sesuai yang diharapkan, namun walaupun memiliki
tingkat emosi sedih yang rendah, keduanya juga memiliki hasil belajar
yang kurang terlihat dari nilai UAS kimia keduanya yang berada pada
kategori kurang sehingga walaupun emosi sedihnya rendah yang berarti
baik, keinginan belajar juga harus ditingkatkan.
Rata-rata emosi takut peserta didik kelas XII IPA 3 SMA Negeri 1
Jayapura sebesar 62,48% pada kategori cukup. Data menunjukkan bahwa
peserta didik memiliki tingkat emosional takut yang cukup tersebut harus
diturunkan karena perasaan cemas, was-was, khawatir, dan sebagainya
dapat mengganggu kepercayaan diri sehingga menimbulkan rasa psimis.
Rasa takut dalam pembelajaran mislanya ketika tugas kimia yang diberikan
lupa dikerjakan, merasa cemas saat akan melaksanakan ujian kimia, merasa
cemas saat diminta pendapat dalam berdiskusi, takut ditunjuk untuk
mengerjakan latihan soal di depan kelas, takut ketika mengenai bahan
kimia saat praktikum dan sebagainya. Perasaan takut pada kondisi tersebut
harus diturunkan karena dapat mengganggu diri sendiri ketika sedang
belajar, seperti responden 17 dan 30 yang memiliki rata-rata persentase
emosi takut berada pada kategori tinggi yaitu 93,89% dan 87,22% berbeda
halnya dengan responden 24 dan 38 yang memiliki rata-rata persentase
emosi takut berada pada kategori sangat rendah yaitu 6,67%, dan 6,11%.
kondisi tersebut menunjukkan bahwa responden 24 dan 38 tidak merasa
takut atau cemas ketika dihadapkan pada kondisi yang mengancam
103
sedangkan responden 17 dan 30 memiliki tingkat emosi takut yang tinggi
sehingga harus diturunkan agar mampu mengendalikan rasa takut dan
menjaga diri dari rasa kepanikan berlebihan.
Rata-rata emosi malu peserta didik kelas XII IPA 3 SMA Negeri 1
Jayapura sebesar 54,65% pada kategori cukup. Data menunjukkan bahwa
responden 27 dan 30 memiliki rata-rata tingkat emosi malu sebesar 88,19%
dan 91,67% yang tergolong pada kategori tinggi, sedangkan responden 38
dan 24 memiliki rata-rata tingkat emosi malu sebesar 0,00% dan 2,08%
dengan kategori rendah, responden 27 dan 30 harus mampu menurunkan
perasaan malu ataupun gugup ketika sedang menghadapi suatu kondisi
seperti responden 38 dan 24 yang memiliki tingkat emosi malu pada
kategori sangat rendah. Perasaan malu ini melibatkan evaluasi terhadap diri
sendiri seperti perasaan bersalah, rasa malu dikategorikan sebagai bentuk
yang lebih ringan dari rasa takut. Pada kegiatan pembelajaran, perasaan
malu dapat muncul seperti malu untuk bertanya kepada teman yang sudah
paham, merasa gugup ketika melaksanakan presentasi, gugup ketika akan
diadakan ujian kimia, dan lain sebagainya. Namun perasaan malu seperti
rasa bersalah seperti malu saat di tegur karena mengganggu ketertiban
kelas harus ditingkatkan agar tidak menjadi peserta didik yang selalu
melanggar aturan, artinya dia bertanggung jawab atas perbuatan yang
dilakukannya dengan muncul rasa malu sehingga tidak akan mengulangi
kesalahan yang sama.
Rata-rata emosi jijik peserta didik kelas XII IPA 3 SMA Negeri 1
Jayapura sebesar 51,07% pada kategori cukup. Data menunjukkan bahwa
responden 11 dan 24 memiliki rata-rata persentase tingkat emosi jijik
sebesar 10,38% dan 6,62% pada kategori sangat rendah, sedangkan
responden 30 dan 17 memiliki rata-rata sebesar 100,00% pada kategori
tinggi. Perasaan jijik pada pembelajaran kimia misalnya ruangan kelas
yang beraroma tidak mengenakkan sehingga mengganggu konsentrasi
belajar, keadaan kelas yang kotor, pelaksanaan praktikum yang
104
menggunakan bahan kimia berbau menyengat, dan tidak sengaja tersentuh
bahan kimia saat praktikum. Perasaan jijik saat kondisi kelas yang
mengganggu harus diturunkan, namun aksi juga perlu dilakukan dengan
membersihkan ruangan sebagai sikap yang baik sehingga kondisi kelas
menjadi nyaman, sama halnya dengan pelaksanaan praktikum yang
menggunakan bahan kimia, perasaan jijik terhadap penggunaan bahan
tersebut harus diturunkan agar tidak mengganggu proses percobaan yang
dilaksanakan dengan menggunakan alat keamanan. Perasaan jijik memang
tidak mengganggu keberhasilan belajar, namun perasaan jijik yang muncul
sangat mengganggu kenyamanan diri sehingga harus diturunkan.
105
marah, 51,28% peserta didik marah, 20,51% peserta didik kurang marah
dan 17,95% peserta didik tidak marah. Pengerjaan tugas kelompok
bersama didapatkan anggota yang tidak membantu mengerjakan
membuat 38,46% peserta didik sangat marah, 38,46% peserta didik
marah, 12,82% peserta didik kurang marah, dan 10,26% peserta didik
tidak marah. Pembagian anggota kelompok oleh guru dalam
mengerjakan tugas kimia bersama menjadikan peserta didik lainnya
terlibat dengan anggota kelompok yang tidak disuka akibat masalah
pribadi sehingga membuat 15,38% peserta didik sangat marah
sekelompok, 33,33% peserta didik marah karena sekelompok, 23,8%
peserta didik kurang marah karena sekelompok, dan 28,21% peserta
didik tidak marah karena sekelompok. Saat guru menjelaskan materi
kimia sambil berjalan sehingga membuat fokus peserta didik menjadi
terganggu menyebabkan 5,13% peserta didik sangat marah, 12,82%
peserta didik marah, 43,59% peserta didik kurang marah, dan 38,46%
peserta didik tidak marah. Pemberian tes awal oleh guru sebelum
pembelajaran membuat 2,56% peserta didik sangat marah, 20,51%
peserta didik marah, 43,59% peserta didik kurang marah, dan 33,33%
peserta didik tidak marah.
106
Larangan orang tua untuk bekerja kelompok di rumah sendiri
dalam mengerjakan tugas kimia membuat 25,64% peserta didik sangat
kesal, 48,72% peserta didik kesal, 5,13% peserta didik kurang kesal, dan
20,51% peserta didik tidak kesal. Orang tua yang tidak dapat
memberikan fasilitas untuk mengikuti bimbingan belajar kimia di luar
sekolah menyebabkan 7,69% peserta didik sangat kesal, 5,13% peserta
didik kesal, 17,95% peserta didik kurang kesal, dan 69,23% peserta
didik tidak kesal. Peserta didik yang merasa sangat kesal ketika
mendengar teman mengobrol di luar konteks pembelajaran kimia
sebanyak 30,77%, 28,21% merasa kesal, 20,51% merasa kurang kesal,
dan 20,51% peserta didik merasa tidak kesal. Ketika mengerjakan tugas
kelompok terdapat anggota lain yang hanya beberapa kali melibatkan
diri sehingga 23,08% peserta didik merasa sangat kesal, 51,28% peserta
didik kesal, 15,38% kurang kesal, dan 10,26% tidak kesal. Saat guru
hanya memperhatikan beberapa peserta didik dalam pembelajaran kimia
membuat 33,33% peserta didik lain sangat kesal, 30,77% peserta didik
lain kesal, 17,95% peserta didik lain kurang kesal, dan 17,95% peserta
didik lain tidak kesal. Sebelum penyampaian materi ajar guru tidak
pernah mengaitkan materi yang akan dibahas dengan materi sebelumnya
sehingga membuat 23,08% peserta didik merasa sangat kesal, 25,64%
peserta didik kesal, 28,21% peserta didik kurang kesal, dan 23,08%
peserta didik tidak kesal.
Penyampaian materi ajar oleh guru kimia kurang jelas dan sulit
dipahami bagi peserta didik sehingga 23,08% sangat kesal, 46,15%
kesal, 15,38% kurang kesal, dan 15,38% tidak kesal. Guru tidak
mengecek kesiapan peserta didik sebelum kegiatan belajar membuat
17,95% peserta didik sangat kesal, 12,82% peserta didik kesal, 23,08%
peserta didik kurang kesal, dan 46,15% peserta didik tidak kesal. Guru
juga tidak pernah memberikan semangat dan dorongan sebelum
memulai pembelajaran kimia sehingga menyebabkan 15,38% peserta
didik sangat kesal, 15,38% kesal, 33,33% kurang kesal, dan 35,90%
107
tidak kesal. Penjelasan guru kimia saat menyampaikan materi selalu
menghadap ke papan tulis membuat 17,95% peserta didik sangat kesal,
15,38% peserta didik kesal, 28,21% peserta didik kurang kesal, dan
38,46% peserta didik tidak kesal. Saat guru tidak masuk dalam pelajaran
kimia dan memberi tugas yang diwajibkan mengumpulkan setelah jam
pelajaran kimia selesai membuat 10,26% peserta didik sangat kesal,
51,28% kesal, 23,08% kurang kesal, dan 15,38% tidak kesal.
Pengecekan kehadiran peserta didik tidak dilakukan oleh guru membuat
2,56% peserta didik sangat kesal, 17,95% kesal, 28,21% kurang kesal,
dan 51,28% tidak kesal. Pada awal pembelajaran guru lupa
menyampaikan topik atau judul amteri kimia yang dipelajari
menyebabkan 7,69% peserta didik sangat kesal, 28,21% kesal, 28,21%
kurang kesal, dan 35,90% tidak kesal. Saat guru kimia juga tidak masuk
kelas untuk mengajar dan tidak memberikan tugas membuat 10,26%
peserta didik kesal, 25,64% peserta didik kurang kesal, dan 64,10%
peserta didik tidak kesal. Berbeda juga ketika guru selesai mengajar dan
tidak memberikan tugas sehingga peserta didik yang sangat kesal
sebanyak 2,56%, merasa kesal sebanyak 2,56%, merasa kurang kesal
sebanyak 17,95%, dan merasa tidak kesal sebanyak 76,92%. Guru lupa
menyampaikan topik materi kimia dipertemuan selanjutnya membuat
2,56% peserta didik sangat kesal, 35,90% kesal, 28,21% kurang kesal,
dan 33,33% tidak kesal.
108
kesal dengan pemberian latihan soal tersebut. Selama pembelajaran
kimia guru hanya menjelaskan saja tanpa memberikan latihan soal dan
tugas membuat 2,56% peserta didik sangat kesal, 17,95% peserta didik
kesal, 25,64% peserta didik kurang kesal, dan 53,85% tidak kesal.
Pengerjaan tugas kimia dalam bentuk kelompok menyebabkan 10,26%
peserta didik kesal, 30,77% kurang kesal, dan 58,97% tidak kesal
dengan diskusi kelompok tersebut. Peserta didik sangat kesal ketika
pembelajaran kimia dilaksanakan pada jam pelajaran terakhir di siang
hari sebanyak 23,08%, 28,21% merasa kesal, 23,08% merasa kurang
kesal, dan 25,64% tidak kesal saat belajar kimia di siang hari.
Pembelajaran kimia yang juga dilaksanakan pada jam pertama di pagi
hari menyebabkan 5,13% peserta didik sangat kesal, 43,59% kesal,
25,64% kurang kesal, dan 25,64% tidak kesal.
109
kali membuat 20,51% peserta didik sangat jengkel, 35,90% peserta
didik merasa jengkel, 20,51% peserta dididik kurang jengkel, dan
23,08% peserta didik tidak jengkel saat temannya bertanya berulang
kali. Saat guru menulis materi di papan tulis dengan tulisan yang sulit
dibaca dan kurang rapi membuat 23,08% peserta didik merasa sangat
jengkel, 41,03% peserta didik merasa jengkel, 15,38% peserta didik
kurang jengkel, dan 20,51% peserta didik tidak jengkel ketika membaca
tulisan tersebut.
110
dan 5,13% peserta didik tidak jengkel dengan kondisi tersebut.
Keributan di luar kelas dan kelas lainnya sehingga menimbulkan
kegaduhan dan mengganggu peserta didik dalam belajar menyebabkan
30,77% sangat jengkel dengan kondisi tersebut, 38,46% peserta didik
merasa jengkel, 10,26% peserta didik kurang jengkel, dan 20,51%
peserta didik tidak jengkel dengan kondisi tersebut. Peserta didik yang
merasa sangat jengkel ketika guru tidak masuk dalam pembelajaran
kimia namun diberikan tugas yaitu sebanyak 10,26%, 15,38% merasa
jengkel dengan pemberian tugas, 28,21% peserta didik kurang jengkel,
dan 46,15% peserta didik tidak jengkel dengan pemberian tugas
tersebut. Pemberian tes akhir oleh guru setelah pembelajaran kimia
berakhir juga membuat 10,26% sangat jengkel untuk mengerjakan,
30,77% peserta didik jengkel, 35,90% peserta didik kurang jengkel, dan
23,08% peserta didik tidak jengkel untuk mengerjakan.
111
17,95% peserta didik merasa tidak sedih dengan hasil praktikum
tersebut. Ketika tidak dapat menyelesaikan tugas kimia yang diberikan
hingga batas waktu pengumpulan tugasnya berakhir menyebabkan
28,21% peserta didik merasa sangat sedih, 38,46% merasa sedih,
20,51% peserta didik kurang sedih, dan 12,82% peserta didik tidak
sedih. Pelanggaran yang dilakukan membuat ketertiban kelas menjadi
terganggu sehingga guru menegurnya membuat 5,13% peserta didik
merasa sangat sedih, 38,46% peserta didik merasa sedih, 23,08% peserta
didik merasa kurang sedih, dan 33,33% peserta didik tidak sedih dengan
teguran tersebut. Sanksi yang didapatkan akibat tidak mengumpulkan
tugas kimia menyebabkan 20,51% peserta didik sangat sedih, 46,15%
peserta didik sedih dengan sanksi yang diberikan, 12,82% peserta didik
kurang sedih dengan sanksi yang diberikan, dan 20,51% peserta didik
tidak sedih dengan sanksi yang diberikan. Permasalahan dengan orang
tua di rumah mengganggu pikiran selama pembelajaran kimia di sekolah
menyebabkan 30,77% peserta didik sangat sedih, 43,59% peserta didik
merasa sedih, 5,13% peserta didik kurang sedih, dan 20,51% peserta
didik tidak sedih dengan permasalahan tersebut.
112
sedih, 33,33% merasa sedih, 17,95% kurang sedih, dan 10,26% tidak
sedih saat tidak diberikan remedial kimia. guru yang tidak menyapa dan
memberikan salam saat memulai pembelajaran kima juga menyebabkan
10,26% peserta didik sangat sedih, 28,21% peserta didik sedih, 23,08%
kurang sedih, dan 38,46% peserta didik tidak sedih. Kesiapan peserta
didik sebelum belajar juga tidak diperhatikan oleh guru membuat 5,13%
peserta didik sangat sedih, 15,38% merasa sedih, 20,51% merasa kurang
sedih, dan 58,97% tidak sedih. Dorongan dan semangat tidak diberikan
oleh guru sebelum memulai kegiatan belajar menyebabkan 12,82%
peserta didik sangat sedih, 41,03% merasa sedih, 23,08% kurang sedih,
dan 23,08% merasa tidak sedih. Hasil ujian kimia yang didapatkan tidak
memuaskan dan guru tidak memberi semangat serta mengabaikannya
menyebabkan 15,38% peserta didik sangat sedih, 33,33% merasa sedih,
25,64% kurang sedih, dan 25,64% tidak sedih.
113
c. Tingkat Emosional Negatif pada Indikator Takut
114
persentase berturut-turut sebesar 43,59%, 36,32%, 10,26%, dan 9,83%
dengan persentase tertinggi pada kategori sangat cemas. Ketika tugas
kimia harus dikumpulkan pada waktu yang telah ditentukan namun
peserta didik lupa mengerjakan dan baru mengingatknya sehingga
membuat 33,33% yang merasa sangat cemas, 38,46% merasa cemas,
23,08% merasa kurang cemas, dan 5,13% merasa tidak cemas. Saat akan
melaksanakan praktikum kimia di sekolah dan beberapa diantaranya
lupa membawa bahan yang ditugaskan sehingga menyebabkan peserta
didik sebanyak 46,15% sangat cemas, 41,03% merasa cemas, 2,56%
merasa kurang cemas, dan 10,26% tidak cemas. Peserta didik yang
sangat cemas ketika akan melaksanakan ujian kimia sebanyak 48,72%,
peserta didik yang cemas sebanyak 38,46%, kemudian 2,56% merasa
kurang cemas, dan 10,26% merasa tidak cemas sebelum melaksanakan
ujian kimia. ketika guru menunjuk secara mendakak untuk
menyimpulkan pembelajaran kimia di hari tersebut membuat 28,21%
peserta didik sangat cemas, 41,03% peserta didik merasa cemas, 15,38%
peserta didik kurang cemas, dan 15,38% peserta didik tidak cemas. Guru
juga menunjuk untuk mengerjakan latihan soal kimia di depan kelas
secara acak membuat 35,90% peserta didik sangat cemas ditunjuk,
38,46% peserta didik cemas saat ditunjuk, 15,38% peserta didik kurang
cemas saat ditunjuk, dan 10,26% peserta didik tidak cemas saat
ditunjuk. Ujian kimia yang dilaksanakan secara mendadak dan beberapa
diantaranya belum menyiapkan diri menyebabkan 69,23% peserta didik
sangat cemas 20,51% peserta didik cemas, 2,56% merasa tidak cemas,
dan 7,69% peserta didik tidak cemas dengan diadakannya ujian kimia
secara mendadak.
115
malu dengan persentase berturut-turut sebesar 22,44%, 41,35%,
13,78%, dan 22,44% dan persentase tertinggi pada kategori malu.
Peserta didik yang merasa sangat sedih ketika kesulitan dalam
mengerjakan tugas kimia sebanyak 30,77% peserta didik, 38,46%
merasa sedih, 17,95% merasa kurang sedih, dan 12,82% merasa tidak
sedih ketika tak dapat mengerjakan soal kimia tersebut. Ketika terdapat
teman yang sudah paham materi kimia dan terdapat peserta didik lain
yang belum memahaminya, membuat 5,13% peserta didik sangat malu
untuk bertanya kepada temannya, 25,64% peserta didik malu untuk
bertanya kepada temannya, 17,95% peserta didik kurang malu untuk
bertanya kepada temannya, dan 51,28% peserta didik tidak malu
bertanya kepada temannya yang sudah memahami materi. Ketika materi
kimia belum dipahami juga membuat 7,69% peserta didik sangat malu
untuk bertanya secara langsung kepada gurunya, 35,90% peserta didik
merasa malu untuk bertanya secara langsung kepada gurunya, 23,08%
kurang malu untuk bertanya, dan 33,33% peserta didik tidak malu untuk
bertanya secara langsung kepada gurunya. Pertanyaan latihan soal yang
diberikan oleh guru menemui beberapa kesalahan sehingga
menyebabkan peserta didik sebanyak 15,38% merasa sangat malu,
41,03% merasa malu, 28,21% peserta didik kurang malu, dan 15,38%
peserta didik tidak malu dengan kesalahan yang dilakukan tersebut.
Ketika peserta didik yang bersangkutan tidak dapat menyelesaikan tugas
kimia sampai dengan batas waktu pengumpulan tugas berakhir juga
menyebabkan 23,08% peserta didik ada yang merasa sangat malu,
43,59% peserta didik ada yang merasa malu, 10,26% peserta didik
merasa kurang malu, dan 23,08% peserta didik tidak malu dengan
keterlambatannya. Pada akhir kegiatan belajar guru menegur peserta
didik yang bersangkutan karena selama pembelajaran hanya bermain
dan tidak memperhatikan sehingga 33,33% peserta didik yang
bersangkutan merasa sangat malu ketika ditegur, 46,15% peserta didik
yang bersangkutan malu ketika ditegur, 5,13% merasa kurang malu, dan
116
15,38% peserta didik yang bersangkutan tidak malu saat ditegur. Saat
sedang berlangsung kegiatan mengajar oleh guru kemudian peserta
didik yang bersangkutan ditegur dihadapan teman sekelas akibat
mengganggu ketertiban kelas sehingga yang bersangkutan sebanyak
28,21% merasa sangat malu, 53,85% merasa malu, 7,69% merasa
kurang malu, dan 10,26% merasa tidak malu ketika ditegur dihadapan
teman sekelas. Sanksi juga diberikan guru kepada peserta didik yang
tidak mengumpulkan tugasnya sehingga peserta didik yang tidak
mengerjakan sebanyak 35,90% merasa sangat malu, 43,59% merasa
malu, 7,69% merasa kurang malu, dan 12,82% peserta didik yang tidak
mengerjakan dan diberikan sanksi tersebut merasa tidak malu. Hasil
belajar kimia yang tidak memuaskan dan diketahui oleh orang tuanya
sehingga membuat marah keduanya juga menyebabkan 30,77% peserta
didik sangat malu oleh orang tuanya, 41,03% merasa malu, 10,26%
merasa kuran malu, dan 17,95% peserta didik merasa tidak malu dengan
orang tuanya.
117
didik merasa gugup, 5,13% peserta didik merasa kurang gugup, dan
25,64% peserta didik tidak gugup untuk mengerjakan tes akhir tersebut.
118
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Emosional Peserta Didik
dalam Pembelajaran
119
Faktor gender menjadi salah satu faktor internal dalam tingkat
emosional peserta didik pada pembelajaran kimia, hal ini dapat dilihat dari
tabel 4.23 dan Tabel 4.24 yang menunjukkan presentase tingkat emosional
pada gender pria dan wanita. Presentase tingkat emosional pada gender pria
memiliki rata-rata sebesar 52,06% pada kategori cukup. Persentase tingkat
emosional pada gender wanita memiliki presentase sebesar 57,44% pada
kategori cukup. Data tersebut menunjukkan bahwa persentase tingkat
emosional pada gender wanita lebih besar daripada persentase tingkat
emosional pria. Hurlock berpendapat bahwa pria kurang mampu
mengekspresikan emosi seperti yang dilakukan wanita, wanita akan
cenderung untuk meluapkan emosinya dan merasa tenang setelah bercerita
dan mengungkapkan isi hatinya dibandingkan laki-laki (Fitri & Adelya,
2017). Pernyataan tersebut sejalan dengan data yang didapatkan pada
gambar 4.8 menunjukkan bahwa sebesar 53,33% pria memiliki persentase
tingkat emosional pada kategori cukup dan wanita sebesar 79,17%.
Sedangkan pada kategori rendah, pria memiliki presentase tingkat
emosional sebesar 40% dibandingkan wanita yang berada pada kategori
rendah sebesar 20,83%, yang artinya bahwa pria mempunyai luapan
tingkat emosional yang lebih kecil dibandingkan wanita. Namun pada
kategori tinggi sebesar 6,67% pria berada pada kategori tersebut sedangkan
wanita sebesar 0,00% pada kategori tinggi. Fakta tersebut mengungkapkan
hal baru bahwa tidak selamanya pria memiliki luapan tingkat emosional
yang rendah, artinya faktor lain dapat menyebabkan luapan emosionalnya
yang berada pada kategori tinggi. Wahyuni (Lestari dkk., 2019)
mengungkapkan bahwa peserta didik yang memiliki luapan emosionalnya
yang tinggi dan rendah dikarenakan pada masa remaja dikenal dengan
masa storm and stress, yang artinya terjadi ketegangan emosi yang
meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar hormon, kondisi
tersebut dikarenakan remaja di bawah tekanan sosial dan menghadapi
kondisi yang baru. Sejalan juga dengan Hurlock yang menyatakan bahwa
semakin bertambah usia individu diharapkan emosinya akan dapat
120
dikendalikan yaitu pada usia dewasa seseorang (Fitri & Adelya, 2017),
namun peserta didik di bangku sekolah adalah individu yang berada pada
fase remaja dengan perubahan hormon yang tinggi dan menuju tahap
kedewasaan yang mengenal hal baru juga tekanan sosial sehingga pada
usia tersebut individu cenderung memiliki luapan perasaan yang tinggi.
Maka usia dan hormon juga menjadi faktor internal dari tingkat emosional
peserta didik.
121
konsentrasinya saat belajar, sama juga halnya ketika orang tua tidak
memberikan semangat saat ujian kimia mendapatkan hasil yang kurang
memuaskan sehingga orang tua akan memarahi peserta didik tentu peserta
didik tersebut bisa saja merasa sedih dan malu. Teman kelas juga menjadi
salah satu faktor eksternal dalam tingkat emosional peserta didik saat
belajar, misalnya perilaku teman yang suka menyontek secara diam-diam
maka akan membuat peserta didik yang bersangkutan tidak terima dan
menimbulkan amarah, selain itu juga ketika tugas kelompok yang
diberikan namun beberapa anggota kelompok tidak berpartisipasi dengan
baik maka bisa saja menimbulkan kekesalan bagi peserta didik lain yang
berusaha mengerjakan tugas kelompok. Faktor kondisi ruangan kelas yang
mempengaruhi tingkat emosional peserta didik misalnya ketika kelas kotor
dan panas serta terdapat aroma tidak mengenakkan ketika dihirup bisa saja
peserta didik yang lainnya akan merasa jijik bahkan menimbulkan
kekesalan sehingga kebersihan kelas harus dijaga bersama. Kondisi dan
bentuk pembelajaran menjadi faktor tingkat emosional yakni apabila
pembelajaran dilakukan secara online maka beberapa peserta didik merasa
kesal dan sedih dikarenakan sekolah secara online yang tidak maksimal.
122
BAB V
A. Simpulan
123
B. Saran
2. Guru dan pihak sekolah perlu mengetahui tingkat emosional peserta didik
dalam pembelajaran kimia sehingga bukan saja berfokus pada kemampuan
kognitif dan keterampilannya saja, melainkan guru juga harus mampu
mengetahui tingkat emosional peserta didik dalam belajar sehingga akan
mempengaruhi sikapnya dalam bertindak.
3. Orang tua perlu mengetahui tentang tingkat emosional peserta didik dalam
pembelajaran dan faktor-faktor yang mempengaruhinya sehingga mampu
memberikan dukungan dan semangat peserta didik saat belajar.
124
DAFTAR PUSTAKA
Budiarto, Y. (2019). Studi Awal Atribusi dan Emosi Malu Pada Remaja: Analisis
Survey Kualitatif. Persona: Jurnal Psikologi Indonesia [Online], Vol 8 (1),
Hal 139-161. Diakses: https://core.ac.uk/download/pdf/229330441.pdf [22
November, 2022]
Fitri, N. F., & Adelya, B. (2017). Kematangan Emosi Remaja dalam Pengentasan
Masalah. Jurnal Penelitian Guru Indonesia [Online], Vol 2 (2), Hal 30-39.
Diakses: https://jurnal.iicet.org/index.php/jpgi/article/view/225 [4 Agustus
2022]
125
https://ejournal.insud.ac.id/index.php/UQ/article/download/9/8 [18 Juli,
2022]
Indrasari, D., Sarjana, K., Arjudin, & Hapipi. (2022). Efektivitas Model
Pembelajaran Problem Solving Dengan Teori Bruner Terhadap Hasil
Belajar Siswa Kelas VII Materi Pecahan. Griya Journal of Mathematics
Education and Application [Online], Vol 2 (1), Hal 141-151. Diakses:
https://mathjournal.unram.ac.id/index.php/Griya/article/view/138/139 [22
Oktober, 2022]
Lestari, D. P., Sofah, R., & Putri, R. M. (2019). Tingkat Kecerdasan Emosi Peserta
Didik Kelas XI di SMA Negeri 15 Palembang. Jurnal Konseling
Komprehensif: Kajian teori dan Praktik Bimbingan Konseling [Online],
Vol 6 (1), Hal 11-20. Diakses:
https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jkonseling/article/view/8498/4496
[19 Juli, 2022]
Mujiati, H., & Sukadi. (2016). Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Stok
Obat Pada Apotek Arjowinangun. Jurnal Bianglala Informatika [Online],
Vol 4 (1), Hal 11-15. Diakses:
http://ijns.org/journal/index.php/speed/article/view/1281 [31 Juli, 2022]
126
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jpk/article/view/5530/4947 [4
Agustus, 2022]
Nasution, S. (2017). Variabel Penelitian. Jurnal Raudhah [Online], Vol 5 (2), Hal
1-9. Diakses:
http://jurnaltarbiyah.uinsu.ac.id/index.php/raudhah/article/view/182/163 [2
Agustus, 2022]
Prawitasari, J. (1998). Kecerdasan Emosi. Buletin Psikologi [Online], (1), Hal 21-
31. Diakses: https://core.ac.uk/download/pdf/304224740.pdf [24 Januari,
2023]
Putra, S. (2022). Urgensi Pendidikan dan Ide Keberanian: Book Review "Platon:
Lakhes (Tentang Keberanian). Jurnal Pendidikan Nilai dan Pembangunan
Karakter [Online], Vol 6 (1), Hal 115-123. Diakses:
https://scholar.google.co.id/citations?user=xV9p8VMAAAAJ&hl=id&oi=
sra [22 November, 2022]
Ristiyani, E., & Bahriah, E. S. (2016). Analisis Kesulitan Belajar Kimia Siswa Di
SMAN X Kota Tangerang Selatan. Jurnal Penelitian dan Pembelajaran
IPA [Online], Vol 2 (1), Hal 18-29. Diakses:
https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JPPI/article/view/431/573 [30
November, 2022]
127
Saparwadi, & Sahrandi, A. (2021). Mengenal Konsep Daniel Goleman Dan
Pemikirannya Dalam Kecerdasan Emosi. Al Musyrif Jurnal Bimbingan dan
Konseling Islam [Online], Vol 1 (1), Hal 17-38. Diakses:
http://ejournal.iaidalwa.ac.id/index.php/almusyrif/article/view/480/177 [26
Juli, 2022]
128
Yustiqfar, M., Hadisaputra, S., & Gunawan, G. (2019). Analisis Penguasaan
Konsep Siswa yang Belajar Kimia Menggunakan Multimedia Interaktif
Berbasis Green Chemistry. Jurnal Pijar MIPA [Online], Hal 135-140.
Diakses:
https://pdfs.semanticscholar.org/e6ed/8552cf818ea8c1573d3298105f79c7
6734ed.pdf [4 Agustus, 2022]
Zahara, F. (2017). Pengendalian Emosi Ditinjau dari Pola Asuh Orangtua pada
Siswa Usia Remasa di SMA Utama Medan. Kognisi Jurnal [Online], Vol 1
(2), Hal 94-109. Diakses: http://e-journal.potensi-
utama.ac.id/ojs/index.php/KOGNISI/article/view/412/432 [4 Agustus,
2022]
129
LAMPIRAN
130
Lampiran 2 Surat Izin Penelitian dan Pengambilan Data
131
Lampiran 3 Surat Keterangan Selesai Melakukan Penelitian
132
Lampiran 4 Dokumentasi
133
RIWAYAT HIDUP
134