Anda di halaman 1dari 406

PENGEMBANGAN BUKU PENGAYAAN KIMIA BERBASIS

SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT PADA MATERI


MINYAK BUMI

SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh
RISKA FITRIYANI
1111016200035

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016
ABSTRAK

Riska Fitriyani (NIM: 1111016200035). Pengembangan Buku Pengayaan


Kimia Berbasis Sains Teknologi Mayarakat (STM) pada Materi Minyak
Bumi

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan buku pengayaan kimia berbasis sains
teknologi masyarakat (STM) pada materi minyak bumi serta mengetahui respon
guru dan siswa terhadap buku pengayaan tersebut. Metode penelitian yang
digunakan adalah deskriptif kualitatif. Proses pengembangan ini terdiri dari tiga
tahap, yaitu tahap perencanaan, produk, dan evaluasi. Data yang diperoleh
dianalisis secara deskriptif. Pada tahap perencanaan dilakukan analisis kebutuhan,
analisis Kompetensi Dasar hingga dihasilkan indikator buku pengayaan yang telah
diintegrasikan dengan ranah STM untuk dijadikan acuan dalam mengembangkan
buku pengayaan. Pada tahap produksi dilakukan pengembangan buku pengayaan
hingga dihasilkan buku pengayaan yang telah divalidasi oleh 3 orang dosen dan 1
orang guru bidang studi kimia. Tahap evaluasi buku pengayaan dilakukan uji coba
dan diperoleh data hasil respon dari 3 orang guru kimia dan 33 orang siswa kelas
XI IPA 3 SMAN 6 Kota Tangerang Selatan. Produk divalidasi dan direspon
berdasarkan aspek kelayakan isi, bahasa, sajian, dan grafika. Dari hasil uji coba
diperoleh total skor respon guru sebesar 79,99 termasuk dalam kategori layak
dengan predikat baik. Hasil respon siswa memperoleh persentase rata-rata sebesar
77,54% termasuk dalam kategori baik.

Kata kunci: buku pengayaan, pengembangan buku, sains teknologi


masyarakat, minyak bumi.

v
ABSTRACT

Riska Fitriyani (NIM: 1111016200035). Development of Chemistry


Enrichment Book with Science Technology Society (STC) Based on
Petroleum Subject

The aim of this research is to produce chemistry enrichment book with Science
Technology Society (STC) Based on petroleum subject and to discover responses
of teacher and student regarding the enrichment book. The method of this research
is qualitative descriptive. There are three steps of book development process
namely planning, production, and evaluation. Acquired data are analyzed
descriptively. In the planning step, requirement analysis and Basis Competency
analysis are conducted until indicator of enrichment book that has been integrated
with STC area is produced to be reference for developing enrichment book. In the
production step, development of enrichment book is conducted until enrichment
book that has been validated by 3 lecturers and 1 chemistry teacher is conducted.
In the evaluation step, try out of enrichment book is conducted and response result
data are acquired from 3 chemistry teacher and 33 students XI SCIENCE 3
SMAN 6 Tangerang Selatan. The product is validated and responded based on
content suitability aspect, language, performance, and graphic. Score total of
teacher responses from the result of try out is 79,99 and it belongs to suitable
category with good predicate. Percentage of student responses is 77,54% and it
belongs to good category.

Keywords: enrichment book, development book, science technology society,


petroleum.

vi
LEMBAR PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan kepada:

Keluarga tersayang

Untuk Ayahku Drs. H. Moh. Ridwan Syafei

Semoga seluruh keluh kesah dan tetesan keringat yang dikeluarkan


dalam perjuangan mencari nafkah untuk kami
senantiasan berkah dan dibalas dengan Surga.

Ibuku Retni Suminar S.E

Semoga setiap air mata yang jatuh dari matamu atas segala kepentinganku,
menjadi sungai untukmu di Surga nanti.

Adik-adikku Fariz Al-Fikri dan Moh. Iqbal Rizqullah

serta keluarga besarku.

Para Dosen dan Guru-guruku

Sahabat-sahabatku dan Rekan-Rekan Pendidikan Kimia Angkatan 2011

UIN Jakarta

vii
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah puja dan puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat
Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai harapan dengan judul Pengembangan
Buku Pengayaan Kimia Berbasis Sains Teknologi Masyarakat pada materi
Minyak Bumi.
Shalawat serta salam kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW yang
telah berjuang untuk membawa kebenaran dan menyempurnakan akhlak manusia,
kepada keluarganya, para sahabatnya, serta para pengikutnya yang setia hingga
akhir zaman.
Pada dasarnya, banyak kesulitan yang penulis alami selama penyusunan
skripsi ini. Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih atas
bimbingan dan dukungan serta bantuan yang diberikan selama penyusunan skripsi
ini. Penulis menyadari bahwa bagaimanapun usaha yang ditempuh tanpa adanya
bimbingan dan bantuan dari pihak-pihak terkait, penulisan skripsi ini tidak akan
terselesaikan dengan baik. Terima kasih yang sebesar-besrnya kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Baiq Hana Susanti, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Burhanudin Milama, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Tonih Feronika, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan
ilmu, masukan, bimbingan, dan perhatiannya kepada penulis selama
penyusunan skripsi ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan sebaik-baiknya.

viii
5. Nanda Saridewi, M.SI., selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan
ilmu, saran, bimbingan dan perhatiannya selama penyusunan skripsi ini,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.
6. Evi Sapinatul Bahriah, M.Pd., selaku validator yang telah memvalidasi buku
pengayaan, memberikan ilmu dan masukannya selama penelitian.
7. Buchori Muslim, M.Pd., selaku validator yang telah memvalidasi buku
pengayaan dan instrumen angket respon, memberikan ilmu dan masukannya
selama penelitian.
8. Adi Riyadhi, M.Si., selaku validator yang telah memvalidasi buku pengayaan,
memberukan ilmu dan masukannya selama penelitian.
9. Nita Karmilasari, S.Pd., selaku validator yang telah memvalidasi buku
pengayaan, memberikan ilmu dan masukan selama penelitia.
10. Drs. Agus Hendrawan, M.Pd., selaku kepala sekolah SMA Negeri 6 Kota
Tangerang Selatan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk
melalukan penelitian di sekolah tersebut.
11. Dra. Sri Diani Cahyaning, M.Pd., selaku Wakil Kepala Sekolah Bidang
Kurikulum yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan
analisis kebutuhan hingga uji coba terbatas.
12. Bangun T Simanulang, S.Pd., Drs. Zulkarnaen, M.Pd., dan Sri Surahno, S.Pd,
M.Si., selaku Guru Bidang Studi Kimia di SMA Negeri 6 Kota Tangerang
Selatan yang telah membantu penulis dalam melaksanakan uji coba terbatas,
memberikan respon guru terhadap buku pengayaan, dan menggunakan buku
pengayaan dalam pembelajaran kimia.
13. Kedua orang tua tercinta bapak Drs. H. Moh. Ridwan Syafei da ibu Hj. Retni
Suminar, S.E., terima kasih yang sebesar-besarnya atas semua kasih sayang,
pengorbanan, perhatian, pengertian, dan dorongan baik moriil serta materiil,
semangat, dan doa yang selalu kalian berikan setiap saat.
14. Nenek tercinta Ati Sumarti, terima kasih yang sebesar-besarnya selalu
memberikan semangat dan perhatiannya setiap saat.

ix
15. Adik-adikku tersayang, Fariz Al-Fikri dan Moh. Iqbal Rizqullah, yang telah
memberikan semangat dan perhatiannya, penulis berharap kalian bisa
menuntut ilmu lebih tinggi dari penulis.
16. Dede Syukrillah Rifai yang selalu memberikan semangat dalam keadaan
senang maupun sedih, perhatian, pengertian, bantuan, serta dorongannya
kepada penulis .
17. Sahabatku Mira Rizki, Dwi Lestari, sesama pembuat buku pengayaan yang
selalu berbagi ilmu, diskusi, sama-sama berjuang dalam senang maupun
sedih, saling membantu dalam menyelesaikan setiap masalah yang dihadapi
dalam mengerjakan skripsi.
18. Sahabat nongkrong Maried Ayuningtyas O, Ika Humaeroh, S.Pd, Vivi Seftari,
Dyah Indah R, Lenny Shintiawati, Amrina Alhumaira, Febriani Sofyan, dan
seluruh keluarga besar kimia 2011 yang juga sedang berjuang meraih
kesuksesannya, dimanapun kalian berada, terima kasih telah memberikan
banyak pelajaran dan pengalaman berharga kepada penulis, Semoga Allah
SWT mengumpulkan kita dalam kebaikan.
19. Sahabat Ensiklopedi Ludhiana P, Imas Siti M, Khoirunnisa H, Darojatul H,
Kartika S, Elsa Safira P, Nuning M, dan Risna Nurul I, yang telah
mengajarkan penulis untuk selalu semangat, menghargai perbedaan, dan
saling dukung dalam hal kebaikan.
20. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah
membantu hingga tersusunnya karya ini.
Mudah-mudahan segala bentuk partisipasi dari berbagai pihak terkait dapat
menjadi berkah dan semua kebaikan di balas oleh Allah SWT. Masih banyak
cacat dan cela pada skripsi ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat diperlukan demi perbaikan. Semoga karya ini dapat
bermanfaat, Aamiin.
Wassalamuaalaikum Wr. Wb.
Jakarta, April 2016

Penulis

x
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah ..................................................................... 5
D. Rumusan Masalah ......................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian .......................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ........................................................................ 6
BAB II KAJIAN TEORITIS, PENELITIAN RELEVAN, DAN
KERANGKA BERPIKIR ................................................................. 7
A. Kajian Teoritis .............................................................................. 7
1. Bahan Ajar ............................................................................... 7
a. Pengertian Bahan Ajar ......................................................... 7
b. Fungsi Bahan Ajar ............................................................... 7
c. Jenis-jenis Bahan Ajar ......................................................... 8
d. Langkah-langkah Pengembangan Bahan Ajar .................... 10
2. Buku ......................................................................................... 13
a. Pengertian Buku .................................................................. 13
b. Jenis-jenis Buku Bahan Belajar ........................................... 13
3. Buku Pengayaan ....................................................................... 15
a. Pengertian Buku Pengayaan ................................................ 15
b. Perbedaan Buku Pengayaan dengan Buku Teks .................. 16
c. Jenis-jenis Buku Pengayaan ................................................ 17
d. Langkah-langkah Mengembangkan Buku Pengayaan ........ 18
e. Komponen Dasar dan Komponen Utama Buku Pengayaan .. 19
4. Hakikat Sains Teknologi Masyarakat ...................................... 21

xi
a. Kaitan antara Sains, Teknologi, dan Masyarakat ................ 21
b. Pengertian Sains Teknologi Masyarakat ............................. 22
c. Karakteristik Sains Teknologi Masyarakat ......................... 23
d. Ranah Sains Teknologi Masyarakat .................................... 25
e. Tahapan Sains Teknologi Masyarakat ................................ 27
5. Materi Minyak Bumi ................................................................ 28
a. Pengertian Minyak Bumi ..................................................... 28
b. Proses Pembentukan dan Pengeboran Minyak Bumi .......... 28
c. Teknik Pemisahan Minyak Bumi ........................................ 29
d. Kegunaan Minyak Bumi Berdasarkan Fraksi ..................... 30
B. Hasil Penelitian Relevan ............................................................... 31
C. Kerangka Berpikir ......................................................................... 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 34
A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 34
B. Metode Penelitian ......................................................................... 34
C. Objek dan Subjek Penelitian ......................................................... 35
D. Desain Penelitian .......................................................................... 35
1. Tahap Perencanaan ................................................................... 37
2. Tahap Produksi ........................................................................ 38
3. Tahap Evaluasi ......................................................................... 40
E. Teknil Pengumpulan Data ............................................................. 40
F. Instrumen Penelitian ...................................................................... 42
G. Teknik Pengolahan Data ............................................................... 46
H. Teknik Analisis Data .................................................................... 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 50
A. Hasil Penelitian ............................................................................. 50
B. Pembahasan .................................................................................. 82
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 98
A. Kesimpulan ................................................................................... 98
B. Saran ............................................................................................. 99
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 100

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Prosedur Pengembangan Bahan Ajar ........................................... 10

Gambar 2.2 Tahapan Pengembangan Media dan Bahan Belajar ..................... 12

Gambar 2.3 Keterkaitan Sains Teknologi Masyarakat .................................... 22

Gambar 2.4 Ranah STM .................................................................................. 26

Gambar 2.5 Tahapan STM ............................................................................... 27

Gambar 2.6 Bagan Destilasi Bertingkat dan Hasilnya ..................................... 30

Gambar 2.7 Kerangka Berpikir ........................................................................ 33

Gambar 3.1 Desain Penelitian .......................................................................... 36

Gambar 4.1 Buku Pengayaan yang Dianalisis ................................................. 52

Gambar 4.2 Contoh Materi Minyak Bumi Pada Buku Teks Pelajaran ............ 55

Gambar 4.3 Desain Cover Buku ...................................................................... 62

Gambar 4.4 Lembar Identitas Buku ................................................................. 63

Gambar 4.5 Kata Pengantar Pada Buku Pengayaan ......................................... 63

Gambar 4.6 Daftar Isi Pada Buku Pengayaan .................................................. 64

Gambar 4.7 Contoh Ranah Konsep .................................................................. 65

Gambar 4.8 Contoh Ranah Proses ................................................................... 65

Gambar 4.9 Contoh Ranah Sikap ..................................................................... 66

Gambar 4.10 Contoh Ranah Kreatifitas ............................................................. 66

Gambar 4.11 Contoh Ranah Aplikasi dan Keterkaitan ...................................... 67

Gambar 4.12 Halaman Glosarium....................................................................... 67

Gambar 4.13 Halaman Daftar Pustaka ............................................................... 68

Gambar 4.14 Cover Sebelum dan Sesudah Revisi ............................................. 68

Gambar 4.15 Konten Sebelum dan Sesudah Revisi ........................................... 69

xiii
Gambar 4.16 Tata Letak Sebelum dan Sesudah Revisi ..................................... 69

Gambar 4.17 Tata Letak Sebelum dan Sesudah Revisi ..................................... 70

Gambar 4.18 Cover Belakang Sebelum dan Sesudah Revisi ............................. 73

Gambar 4.19 Identitas Buku Sebelum dan Sesudah Revisi ................................ 74

Gambar 4.20 Struktur Kimia Sebelum dan Sesudah Revisi .............................. 74

Gambar 4.21 Perubahan Gambar Halaman 30 Sebelum dan Sesudah Revisi ... 75

Gambar 4.22 Perubahan Tulisan Sebelum dan Sesudah Revisi ......................... 75

Gambar 4.23 Tampilan Awal Bab 4 Sebelum dan Sesudah Revisi .................... 76

Gambar 4.24 Perbaikan Penulisan Halaman 77 Sebelum dan Sesudah Revisi ... 76

Gambar 4.25 Daftar Pustaka Sebelum dan Sesudah Revisi ............................... 77

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Fungsi Bahan Ajar ........................................................................... 8

Tabel 2.2 Jenis dan Karakteritik Bahan Ajar Cetak ......................................... 9

Tabel 2.3 Jenis dan Karakteritik Bahan Ajar Bukan Cetak ............................. 9

Tebel 2.4 Perbedaan antara Buku Teks dan Buku Pengayaan ......................... 16

Tabel 2.5 Komponen Dasar Pembuatan Buku Pengayaan ............................... 19

Tabel 2.6 Komponen Utama Pembuatan Buku Pengayaan ............................. 20

Tabel 2.7 Kompetensi Dasar Minyak Bumi ...................................................... 28

Tabel 2.8 Fraksi Minyak Bumi yang Diperoleh dari Destilasi Bertingkat ...... 30

Tabel 3.1 Kompetensi Dasar 3.2 dan 4.2 Kelas XI SMA ................................. 37

Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 40

Tabel 3.3 Indikator Wawancara ........................................................................ 42

Tabel 3.4 Daftar Ketersediaan Bahan Ajar di Sekolah ..................................... 42

Tabel 3.5 Kisi-kisi Lembar Validasi Buku ....................................................... 43

Tabel 3.6 Kisi-kisi Angket Respon Siswa ......................................................... 44

Tabel 3.7 Kisi-kisi Penilaian Buku Pengayaan oleh Guru ............................... 45

Tabel 3.8 Kriteria Penskoran Skala Guttman ................................................... 46

Tabel 3.9 Kriteria Penskoran Skala Likert ....................................................... 47

Tabel 3.10 Kriteria Penskoran Rating Scale ...................................................... 47

Tabel 3.11 Kriteria Penskoran Rating Scale untuk Indikator Tertentu .............. 47

Tabel 3.12 Kriteria Interpretasi Perentase .......................................................... 48

Tabel 3.13 Bobot pada Setiap Indikator ............................................................. 48

Tabel 3.14 Kriteria Interpretasi Skor .................................................................. 49

Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Wawancara Guru ............................................... 51

xv
Tabel 4.2 Hasil Analisis Buku Pengayaan ....................................................... 52

Tabel 4.3 Kompetensi Dasar 3.2 dan 4.2 Kelas XI SMA ................................ 54

Tabel 4.4 Indikator untuk Buku Pengayaan ..................................................... 56

Tabel 4.5 Jenis dan Ukuran Huruf untuk Buku ................................................ 59

Tabel 4.6 Materi yang ditentukan untuk Buku Pengayaan Kimia ................... 60

Tabel 4.7 Hasil Validasi ................................................................................... 71

Tabel 4.8 Komentar dan Saran Validator ........................................................ 71

Tabel 4.9 Daftar Revisi pada Buku Pengayaan Kimia ..................................... 72

Tabel 4.10 Hasil Skor Rata-rata Penilaian Buku Pengayaan ............................. 79

Tabel 4.11 Hasil Persentase Angket Respon Siswa ........................................... 81

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Transkrip Wawancara ................................................................... 104

Lampiran 2 Hasil Analisis Buku Pengayaan .................................................... 110

Lampiran 3 Hasil Analisis Kompetensi Dasar dan Indikator Pengayaan ........ 114

Lampiran 4 Hasil Analisis Indikator dan Sub Indikator Pengayaan ................ 117

Lampiran 5 Draft Buku Pengayaan Kimia ....................................................... 124

Lampiran 6 Lembar Hasil Validasi Buku dan Perhitungannya ........................ 218

Lampiran 7 Perbaikan Komponen Buku dan Buku Pengayaan Akhir.............. 238

Lampiran 8 Data Responden ............................................................................ 341

Lampiran 9 Hasil Angket Respon Guru ........................................................... 344

Lampiran 10 Perhitungan Hasil Angket Respon Guru ...................................... 353

Lampiran 11 Kisi-kisi dan Instrumen Angket Respon Guru .............................. 354

Lampiran 12 Hasil Angket Respon Siswa ......................................................... 360

Lampiran 13 Perhitungan Hasil Angket Respon Siswa ..................................... 369

Lampiran 14 Kisi-kisi dan Instrumen Angket Respon Siswa ............................ 372

Lampiran 15 Hasil Validasi Instrumen Angket Respon Siswa .......................... 376

Lampiran 16 Surat Izin Penelitian ...................................................................... 380

Lampiran 17 Surat Keterangan Penelitian ......................................................... 381

Lampiran 18 Lembar Uji Referensi ................................................................... 382

xvii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif
mengembangkan potensi dirinya, sehingga setiap siswa memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa, dan
negara (UU RI No. 20, 2003, hlm. 1).
Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki siswa
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Salah satu tujuan
pendidikan yang ingin dicapai adalah memperoleh sumber daya manusia yang
melek sains dan teknologi (UU RI No. 20, 2003, hlm. 2).
Pelaksanaan sistem pendidikan di Indonesia berpedoman pada
kurikulum. Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelanggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Kurikulum yang digunakan di Indonesia telah mengalami
beberapa kali perubahan, mulai dari kurikulum sederhana hingga kurikulum
2013 yang saat ini mulai diterapkan di sekolah (PP RI No. 32, 2013, hlm. 4).
Kurikulum 2013 memiliki 7 karakteristik, salah satunya adalah sekolah
merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar
terencana dimana siswa harus bisa menerapkan apa yang dipelajari di sekolah
ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar, selain
itu siswa diharapkan mampu mengembangkan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan sehingga dapat menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah
dan masyarakat (Permendikbud RI No. 70, 2013, hlm. 6). Pada kurikulum 2013

1
2

terdapat buku guru dan buku siswa yang digunakan sebagai salah satu sumber
belajar.
Buku merupakan sarana yang penting dan strategis dalam upaya
meningkatkan mutu pendidikan, sehingga pemerintah membuat kebijakan
mengenai buku bagi siswa (Permendiknas RI No. 2, 2008, hlm. 1). Buku
pelajaran adalah salah satu sumber belajar yang memberikan andil cukup besar
dalam upaya memperluas kesempatan memperoleh pendidikan dan sekaligus
juga meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran (Sitepu, 2005, hlm.
114).
Buku teks digunakan sebagai acuan wajib oleh guru dan siswa dalam
proses pembelajaran (Permendiknas RI No. 2, 2008, hlm. 2). Guru
mempersiapkan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran dengan
mengacu sepenuhnya pada isi buku pelajaran (Sitepu, 2005, hlm. 114).
Sementara masalah yang ada pada beberapa buku teks yaitu masih banyak
yang menampilkan ilustrasi atau gambar hitam putih dan penggunaan tata
bahasa yang sulit dipahami oleh peserta didik. Sehingga diperlukan suatu
inovasi bahan ajar yang mudah dipahami dengan penggunaan kata-kata
sederhana tetapi tetap tidak mengesampingkan makna yang sesungguhnya serta
menampilkan ilustrasi-ilustrasi yang menarik, yang dapat memotivasi siswa
untuk mempelajari lebih jauh tentang suatu materi pelajaran (Astuti, 2014, hlm.
463).
Guru dituntut untuk mempunyai kemampuan mengembangkan bahan ajar
sendiri. Untuk mendukung kurikulum, sebuah bahan ajar yang dikembangkan
bisa saja menempati posisi sebagai bahan ajar pokok ataupun suplementer
(Direktorat Pembinaan SMA, 2008, hlm. 8). Selain buku teks pelajaran, guru
dapat menggunakan buku panduan pendidik, buku pengayaan, dan buku
referensi dalam proses pembelajaran untuk menambah pengetahuan dan
wawasan siswa (Permendiknas RI No. 2, 2008, hlm. 4).
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kimia diwilayah Ciputat,
beberapa guru menyebutkan belum ada buku pengayaan yang digunakan pada
saat pembelajaran kimia, bahkan guru belum mengetahui arti sebenarnya buku
3

pengayaan dan menganggap bahwa buku pengayaan merupakan buku yang


memuat kumpulan soal-soal atau latihan yang bersifat pengayaan. Padahal
buku pengayaan merupakan buku yang memuat materi yang dapat
memperkaya buku teks pendidikan dasar, menengah, dan perguruan tinggi.
(Peremendiknas No. 2 Tahun 2008, hlm. 2). Buku pengayaan tidak hanya
untuk siswa namun dapat pula digunakan oleh pihak lain atau masyarakat pada
umumnya (Pusat Perbukuan, 2008, hlm. 8).
Ilmu kimia merupakan ilmu pemahaman dan rekayasa materi. Manfaat
belajar ilmu kimia adalah pemahaman yang lebih baik terhadap alam sekitar
dan berbagai proses yang berlangsung di dalamnya, sehingga kita dapat
mengontrol perubahan ini demi keuntungan bagi kehidupan manusia dan
lingkungan (Purba, 2006, hlm. 2). Tujuan pembelajaran kimia salah satunya
yaitu memahami konsep-konsep kimia, saling keterkaitan dan penerapannya
untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran kimia cenderung lebih menekankan pengetahuan sains
murni, akibatnya siswa kurang memiliki kemampuan memandang sains
sebagai satu kesatuan yang terintegrasi dengan lingkungan, teknologi dan
masyarakat. Oleh karena itu diperlukan suatu pendekatan pembelajaran yang
sejalan dengan tujuan pembelajaran kimia, pendekatan yang dapat
mengintegrasikan antara sains dengan teknologi serta pemanfaatannya di
masyarakat dalam kehidupan sehari-hari (Nugraheni, 2013, hlm. 35).
Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan dalam kimia
adalah pendekatan berbasis Sains Teknologi Masyarakat (STM), pendekatan
pembelajaran STM dapat mengaitkan pembelajaran sains dengan teknologi
serta kegunaan dan kebutuhan masyarakat. Mengingat kemajuan teknologi
seperti sekarang ini, siswa diharapkan dapat memanfaatkan teknologi agar
dapat memelihara produk teknologi dan dijadikan pedoman untuk mengatasi
kesulitan yang ada. Untuk itu siswa diharapkan menjadi anggota masyarakat
yang mampu menguasai sains dan teknologi serta memanfaatkannya bagi
kesejahteraan masyarakat (Poedjiadi, 2010, hlm. 84).
4

Pengembangan buku perlu dilakukan karena pada buku teks pelajaran


kimia SMA cenderung lebih menekankan pengetahuan konsep-konsep, hukum-
hukum dan sains murni, akibatnya siswa kurang memiliki kemampuan
memandang sains sebagai satu kesatuan yang terintegrasi dengan lingkungan,
teknologi dan masyarakat. Dalam mata pelajaran kimia SMA terdapat materi
minyak bumi yang merupakan salah satu materi kimia yang berkaitan langsung
dengan teknologi dan kegunaannya di masyarakat. Kompetensi dasar yang
harus dicapai yaitu memahami serta menyajikan hasil pemahaman tentang
proses pembentukan dan teknik pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi serta
kegunaannya (Permendikbud, No.69, 2013, hlm. 168-169).
Minyak bumi merupakan salah satu materi yang sangat erat kaitannya
dengan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, dimana semua masyarakat
menggunakan minyak bumi setiap harinya. Kondisi saat ini ketersediaan
minyak bumi semakin sedikit, hal ini dapat terlihat pada saat masyarakat
mengalami kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) dan beralihnya
penggunaan minyak tanah ke gas LPG. Tetapi tidak semua yang berkaitan
dengan minyak bumi terdapat di dalam buku teks. Sebagian besar buku teks
hanya menyajikan konsep-konsep, penjelasan kegunaan fraksi minyak bumi
dalam bentuk tabel saja, dan dampak minyak bumi terhadap lingkungan.
Sehingga perlu dikembangkan buku pengayaan yang dapat memuat materi
minyak bumi secara lebih luas, dan dapat menambah wawasan pengetahuan
tentang minyak bumi.
Bahan ajar berbentuk buku pengayaan kimia yang berbasis pada
pendekatan pembelajaran sains teknologi masyarakat (STM) diperlukan dalam
penelitian ini. Peneliti memilih pendekatan pembelajaran STM agar siswa
mampu menerapkan konsep-konsep atau fakta-fakta sains yang didapat di
sekolah dengan fenomena-fenomena alam yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari. Buku pengayaan yang akan dikembangkan memuat materi minyak
bumi, karena materi minyak bumi dapat mengintegrasikan antara sains
teknologi dan masyarakat. selain itu dalam materi minyak bumi tidak dibahas
secara mendalam mengenai fraksi-fraksi minyak bumi dan kegunaanya dalam
5

masyarakat. Sehingga judul penelitian yang diajukan peneliti adalah


Pengembangan Buku pengayaan Kimia Berbasis Sains Teknologi
Masyarakat (STM) Pada Materi Minyak Bumi.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tentang perlunya buku
pengayaan, maka dapat di identifikasi beberapa masalah, yaitu:
1. Siswa belum mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari
dengan bagaimana pemanfaatannya dalam kehidupan nyata
2. Pembelajaran kimia cenderung lebih menekankan pengetahuan sains murni
sehingga siswa kurang memiliki kemampuan memandang sains sebagai satu
kesatuan yang terintegrasi dengan lingkungan, teknologi dan masyarakat
3. Kesulitan guru dalam mengembangkan bahan ajar sehingga bergantung
pada buku teks pelajaran.
4. Guru menganggap bahwa buku pengayaan merupakan buku yang memuat
kumpulan soal-soal atau latihan yang bersifat pengayaan

C. Pembatasan Masalah
Supaya terdapat kejelasan pada buku pengayaan yang akan
dikembangkan, maka dalam melaksanakan penelitian ini dilakukan pembatasan
masalah yaitu sebagai berikut:
1. Buku pengayaan yang dikembangkan adalah buku pengayaan kimia yang
memperluas dan memperdalam materi minyak bumi.
2. Buku pengayaan yang dikembangkan berbasis Sains Teknologi Masyarakat
yang mencakup ranah STM (konsep, proses, sikap, kreativitas, aplikasi dan
keterkaitan).
3. Penelitian ini dibatasi hanya sampai uji coba terbatas untuk mengetahui
respon guru sebagai tenaga pendidik dan respon siswa sebagai peserta didik
terhadap buku pengayaan yang dikembangkan.
6

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan pembatasan
masalah, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Bagaimana proses mengembangkan buku pengayaan kimia berbasis sains
teknologi masyarakat (STM) pada materi minyak bumi?
2. Bagaimana respon guru dan siswa terhadap buku pengayaan kimia berbasis
sains teknologi masyarakat (STM) pada materi minyak bumi?

E. Tujuan Penelitian
Meninjau masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan yang ingin
dicapai dari penelitian ini adalah:
1. Mengembangkan buku pengayaan kimia berbasis sains teknologi
masyarakat (STM) pada materi minyak bumi.
2. Mengetahui respon guru dan siswa terhadap buku pengayaan kimia berbasis
sains teknologi masyarakat (STM) pada materi minyak bumi.

F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan hasil yang bermanfaat bagi
semua pihak, antara lain:
1. Bagi Siswa, dapat digunakan sebagai sumber belajar, dapat meningkatkan
minat belajar kimia, serta dapat mengaitkan hubungan antara konsep sains
kimia dengan teknologi dan masyarakat atau lingkungan tempat tinggalnya.
2. Bagi Guru, dapat digunakan sebagai bahan ajar dan referensi dalam proses
pembelajaran, serta memberikan contoh pengembangan buku pengayaan
untuk mengembangkan kreatifitas guru dalam membuat bahan ajar.
3. Bagi Masyarakat, dapat digunakan sebagai sumber pengetahuan, menambah
wawasan mengenai minyak bumi dan kegunaannya dalam kehidupan sehari-
hari.
7

BAB II
KAJIAN TEORITIS, PENELITIAN RELEVAN,
DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Kajian Teoritis
1. Bahan Ajar
a. Pengertian Bahan Ajar
Bahan ajar adalah seperangkat bahan yang disusun secara sistematis
untuk kebutuhan pembelajaran yang bersumber dari bahan berupa cetak, alat
bantu visual, audio, video, multimedia, dan animasi, serta komputer dan
jaringan (Yaumi, 2013, hlm. 244). Menurut Prastowo (2014, hlm. 17) bahan
ajar adalah segala bahan (baik informasi, alat, maupun teks) yang disusun
secara sistematis, yang menampilkan seutuh dari kompetensi yang akan
dikuasai siswa dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan
perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.
Bahan ajar merupakan seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang
berisikan materi pembelajaran, metode, batasan-batasan dan cara
mengevaluasi yang didisain secara sistematis dan menarik dalam rangka
mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai kompetensi atau sub
kompetensi dengan segala kompleksitasnya (Widodo & Jasmadi, 2008, hlm.
40). Bahan ajar berupa bahan atau materi harus disusun secara sistematis,
sehingga dapat digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran
(Setiawan, 2007, hlm. 5).
Dari beberapa pengertian yang telah dipaparkan tentang bahan ajar,
dapat disimpulkan bahwa bahan ajar adalah seperangkat bahan atau materi
yang disusun secara sistematis, dan dapat digunakan oleh guru dan siswa
dalam proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi.

b. Fungsi Bahan Ajar


Bahan Ajar memiliki fungsi yang sangat luas, sehingga dapat
dikelompokkan menjadi sebagai berikut (Setiawan, 2007, hlm. 15-18):

7
8

Tabel 2.1 Fungsi Bahan Ajar


Peran Fungsi
1) Bagi a) Menghemat waktu guru dalam mengajar
Guru b) Mengubah peran guru dari seorang pengajar menjadi
seorang fasilitator
c) Meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif
dan interaktif
2) Bagi a) Siswa dapat belajar tanpa harus ada guru atau teman
Siswa siswa yang lain
b) Siswa dapat belajar kapan saja dan di mana saja ia
kehendaki
c) Membantu potensi siswa untuk menjadi pelajar mandiri
3) Dalam a) Bahan ajar dapat dijadikan sebagai bahan yang tak
Pembel terpisahkan dari buku utama
ajaran b) Bahan ajar dapat juga dianggap sebagai
pelengkap/suplemen/pengayaan dari buku utama
c) Bahan ajar dapat digunakan untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa
d) Bahan ajar dapat dijadikan sebagai bahan yang
mengandung penjelasan tentang bagaimana mencari
penerapan, hubungan, serta keterkaitan antara satu topik
dengan topik lainnya
Selain itu, menurut panduan pengembangan bahan ajar
(Direktorat pembinaan SMA, 2008, hlm. 6) bahan ajar berfungsi sebagai:
1) Pedoman bagi guru yang akan megarahkan semua aktivitasnya dalam
proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang
seharusnya diajarkan kepada siswa,
2) Pedoman bagi siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam
proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang
seharusnya dipelajari/dikuasainya,
3) Alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran.

c. Jenis-Jenis Bahan Ajar


Pengelompokkan bahan ajar berdasarkan jenisnya dilakukan dengan
berbagai cara oleh beberapa ahli yang kemudian mengelompokkan bahan
ajar kedalam 2 kelompok besar, yaitu:
1) Bahan ajar cetak adalah sejumlah bahan yang disiapkan dalam kertas,
yang dapat berfungsi untuk keperluan pembelajaran atau penyampaian
informasi (Direktorat Pembinaan SMA, 2008, hlm. 11-13).
9

Tabel 2.2 Jenis dan Karakteristik Bahan Ajar Cetak


Jenis Bahan
Karakteristik
Ajar Cetak
a) Buku Bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan
hasil analisis terhadap kurikulum dalam bentuk
tertulis.
b) Modul Buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik
dapat belajar secara mandiri
c) Handout Bahan tertulis yang disiapkan oleh guru untuk
memperkaya pengetahuan peserta didik.
d) Lembar Lembaran-lembaran berisi tugas yang harus
Kerja Siswa dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan
(LKS) biasaya berupa petunjuk dan langkah-langkah untuk
menyelesaikan tugas

2) Bahan ajar bukan cetak, berbagai jenis bahan ajar noncetak untuk
keperluan pembelajaran tersedia di pasaran dalam jumlah yang terus
meningkat, bahan ajar yang termasuk kedalam bahan ajar bukan cetak
antara lain (Setiawan, 2007, hlm. 10-14):
Tabel 2.3 Jenis dan Karakteristik Bahan Ajar Bukan Cetak
Jenis Bahan
Karakteristik
Ajar Noncetak
a) Bahan ajar Semua materi tulisan maupun gambar yang dapat
display ditampilkan di dalam kelas, contohnya flipchart,
adhesive, chart, poster, peta, foto, dan realia
b) Overhead Biasanya berupa imej tekstual dan grafik dalam
Transparenc lembar transparan yang dapat dipresentasikan di
ies (OHT) depan kelas atau kelompok dengan menggunakan
OHP.
c) Audio Suara, musik, dan kata-kata yang dapat digunakan
untuk pembelajaran langsung, terutama untuk
pengajaran bahasa. Contoh radio dan kaset audio
d) Video Segala sesuatu yang memungkinkan sinyal audio
dapat dikombinasikan dengan gambar bergerak
secara sekuensial. Contoh kaset video dan siaran
televise
e) Berbasis Berbagai jenis bahan ajar noncetak yang
Komputer membutuhkan komputer untuk menayangkan sesuatu
untuk belajar. Memudahkan pembelajaran seperti
penggunaan internet untuk pembelajaran, power
point.
10

d. Langkah-langkah Pengembangan Bahan Ajar


Pengembangan bahan ajar perlu dilakukan secara sistematis
berdasarkan langkah-langkah yang saling terkait untuk menghasilkan bahan
ajar yang berkualitas. Langkah-langkah pengembangan bahan ajar paling
tidak ada 5 langkah utama yang perlu dilakukan, yaitu sebagai berikut
(Setiawan, 2007, hlm. 24-34):
1) Analisis Kebutuhan Awal
2) Perencanaan yang terdiri dari:
a) Perumusan tujuan pembelajaran
b) Pemilihan media dan sumber belajar
c) Pemilihan Strategi Pembelajaran
3) Pengembangan yang dimulai dengan menuliskan materi yang ingin
dikembangkan kemudian lengkapi materi, media, dan strateginya dan
terakhir buatlah latihan atau evaluasi terhadap materi
4) Evaluasi dan Revisi yang secara umum ada 4 cara untuk mengevaluasi
bahan ajar, yaitu Telaah oleh ahli materi, Telaah oleh ahli media, Uji
coba kelompok kecil, dan uji coba lapangan

Analisis Perancangan Pengembangan Evaluasi Revisi

Gambar 2.1 Prosedur pengembangan Bahan Ajar

Selain yang telah diuraikan di atas, langkah pengembangan bahan ajar


menurut pedoman pengembangan bahan ajar (Direktorat Pembinaan SMA,
2008, hlm. 16-28) yaitu:
1) Analisis kebutuhan bahan ajar, meliputi:
a) Analisis KI/KD adalah kegiatan yang menelaah setiap kompetensi
dasar yang ada pada kompetensi inti yang diperlukan bahan ajar,
sehingga dapat diketahui berapa banyak bahan ajar yang harus
disiapkan dan jenis bahan ajar mana yang dipilih.
11

b) Analisis sumber belajar adalah kegiatan menginventarisasi


ketersediaan sumber belajar yang dikaitkan dengan kebutuhan bahan
ajar yang akan dikembangkan, sehingga diperoleh kesesuaian dan
kemudahan dalam pengembangan bahan ajar.
c) Pemilihan dan penentuan bahan ajar dilakukan agar bahan ajar yang
akan digunakan menarik dalam proses pembelajaran dan dapat
membantu siswa untuk mencapai kompetensi.
2) Penyusunan peta bahan ajar adalah pemetaan terhadap ruang lingkup dan
urutan bahan ajar yang akan dikembangkan. Pemetaan ini diperlukan
untuk mengetahui jumlah bahan ajar yang harus ditulis dan sekuensi atau
urutan bahan ajarnya. Sekuensi bahan ajar sangat diperlukan dalam
menentukan prioritas penulisan dan penentuan sifat bahan ajar apakah
dependen (tergantung) atau independen (berdiri sendiri).
3) Pembuatan/pengembangan bahan ajar memperhatikan struktur bahan ajar
dan komponen-komponen setiap jenis bahan ajar yang akan
dikembangkan yang terdiri atas identitas mata pelajaran, kompetensi
dasar, judul, petunjuk/pedoman, informasi pendukung, latihan,
tugas/langkah kerja, dan penilaian.
4) Evaluasi dan revisi dimaksudkan untuk mengetahui apakah bahan ajar
telah baik atau masih ada hal yang perlu diperbaiki. komponen evaluasi
mencakup kelayakan isi, kebahasaan, sajian, dan kegrafikan.

Pengembangan media dan bahan belajar dapat dikelompokkan ke


dalam tiga tahapan besar, yaitu: tahap perencanaan, tahap produksi dan
tahap evaluasi. Dalam praktiknya tentu memerlukan langkah-langkah
khusus yang lebih mendetail lagi. Berikut penjelasan dan bagan dari tahap
pengembangan media dan bahan belajar tersebut (Warsita, 2008, hlm. 226-
246).
12

Perencanaan Produksi Evaluasi

Analisis Kebutuhan Persiapan Evaluasi

Penyusunan GBIM
Pelaksanaan Revisi
& JM

Penulisan Naskah Penyelesaian Uji Lapangan

Gambar 2.2 Tahapan Pengembangan Media dan Bahan Belajar

1) Perencanaan
a) Analisis Kebutuhan adalah suatu kegiatan ilmiah yang melibatkan
berbagai teknik pengumpulan data dari berbagai sumber informasi
untuk mengetahui kesenjangan antara keadaan seharusnya terjadi
dengan keadaan yang senyatanya terjadi.
b) Penyusunan Garis Besar Isi Media dan Jabaran Materi merupakan
acuan utama dalam tahap pengembangan media dan bahan belajar.
Komponen GBIM minimal berisikan Kompetensi Dasar (tujuan
pembelajaran umum), Indikator keberhasilan (tujuan pembelajaran
khusus), alternatif judul media dan bahan belajar, dan referensi.
c) Penulisan Naskah ini disesuaikan dengan jenis media yang berisi
berbagai ketentuan mengenai produksi.
2) Produksi
a) Persiapan dilakukan untuk mempersiapkan segala sesuatunya
sehingga proses produksi berjalan lancar dan hasilnya memuaskan.
b) Pelaksanaan merupakan kegiatan produksi yang secara rinci
melibatkan tenaga ahli/pembimbing.
c) Penyelesain melaksanakan kegiatan preview dan perbaikan (revisi)
program serta reproduksi (penggandaan).
3) Evaluasi
a) Evaluasi prasemester minimal tiga bentuk, yaitu evaluasi oleh ahli,
evaluasi orang per orang, dan evaluasi kelompok kecil untuk
mendapatkan informasi tentang berbagai kelemahan media dan bahan
13

belajar yang dikembangkan. Berbagai kelemahan inilah yang akan


dijadikan sebagai dasar untuk melakukan perbaikan (revisi).
b) Uji Coba Lapangan pada intinya dilakukan untuk mengetahui apakah
program media dan bahan belajar yang dilembangkan benar-benar
berjalan sesuai dengan yang diharapkan atau tidak, sesuai/cocok
dengan lingkungan dimana program media dan bahan belajar tersebut
akan digunakan atau tidak, dan dapar mencapai tujuan pembelajaran
yang diharapkan atau tidak.

2. Buku
a. Pengertian Buku
Buku adalah bahan tertulis dalam bentuk lembaran-lembaran kertas
yang dijilid dan diberi kulit (cover), yang menyajikan ilmu pengetahuan
yang tersusun secara sistematis oleh pengarangnya (Prastowo, 2014, hlm.
168). Selain itu Buku merupakan sumber belajar yang dibuat untuk
keperluan umum dan biasanya seorang siswa yang membaca buku masih
membutuhkan bantuan orang lain (guru atau orang tua) untuk menjelaskan
kandunganya (Munadi, 2008, hlm. 98-99).
Secara umum, buku dibedakan menjadi empat jenis, yaitu: buku
sumber, buku bacaan, buku pegangan, dan buku bahan belajar. Buku bahan
belajar secara khusus dibagi lagi menjadi dua, yaitu buku teks utama dan
buku teks pelengkap. Buku teks pelengkap biasanya berupa buku
pengayaan/buku suplemen (Prastowo, 2014, hlm. 167-168).

b. Jenis-jenis Buku Bahan Belajar


sebenarnya jenis buku banyak sesuai dengan kegunaan dan tujuannya.
Namun penggunaan buku dalam satuan pendidikan yang digunakan sebagai
bahan belajar ada empat jenis (Permendiknas No. 2, 2008, hlm. 2-4), yaitu:
1) Buku teks yang digunakan sebagai acuan wajib guru sebagai pendidik
dan siswa sebagai peserta didik dalam proses pembelajaran.
2) Selain buku teks pelajaran, guru dapat menggunakan buku panduan
pendidik yaitu buku yang memuat prinsip, prosedur, deskripsi materi
pokok, dan model pembelajaran untuk digunakan oleh para pendidik.
14

3) Buku pengayaan adalah buku yang memuat materi yang dapat


memperkaya buku teks pendidikan dasar, menengah, dan perguruan
tingg, dan
4) Buku referensi adalah buku yang isi dan penyajiannya dapat digunakan
untuk memperoleh informasi tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
dan budaya secara dalam dan luas.
Kemudian untuk mempermudah dalam memberikan klasifikasi dan
pengertian pada buku-buku pendidikan, dilakukan pengelompokkan menjadi
dua bagian besar yaitu: Buku teks pelajaran dan buku nonteks pelajaran
(Pusat Perbukuan, 2008, hlm. 1).
1) Buku Teks Pelajaran adalah buku yang berisi ilmu pengetahuan, yang
diturunkan dari kompetensi dasar yang tertuang dalam kurikulum, di
mana buku tersebut digunakan oleh siswa untuk belajar (Prastowo, 2014,
hlm. 168). Buku teks disusun berdasarkan pada materi yang khusus atau
bidang ilmu tertentu. Biasanya buku teks disebut sebagai content
oriented (Widodo & Jasmadi, 2008, hlm. 58).
2) Buku Nonteks Pelajaran adalah buku-buku berisi materi pendukung,
pelengkap, dan penunjang buku teks pelajaran yang berfungsi sebagai
bahan pengayaan, referensi, atau panduan dalam kegiatan pendidikan dan
pembelajaran dengan menggunakan penyajian yang longgar, kreatif, dan
inovatif serta dapat dimanfaatkan oleh pembaca lintas jenjang dan
tingkatan kelas atau pembaca umum. Buku nonteks pelajaran berbeda
dengan buku teks pelajaran, sehingga yang termasuk kedalam buku
nonteks pelajaran adalah buku pengayaan, buku referensi dan buku
panduan pendidikan (Pusat Perbukuan, 2008, hlm. 3).
15

3. Buku Pengayaan
a. Pengertian Buku Pengayaan
Buku pengayaan adalah buku berisi materi yang dapat memperkaya
buku teks pendidikan dasar, pendidikan menengah dan perguruan tinggi
(Permendiknas No. 2, 2008, hlm. 2). Buku pengayaan merupakan buku yang
memuat materi yang dapat memperkaya dan meningkatkan penguasaan
iptek, keterampilan, dan membentuk kepribadian peserta didik, pendidik,
pengelola pendidikan, dan masyarakat pembaca lainnya. Buku jenis ini tidak
semata-mata dimaksudkan hanya untuk peserta didik namun dapat pula
digunakan oleh pihak lain atau masyarakat pada umumnya (Pusat
Perbukuan, 2008, hlm. 8).
Buku pengayaan termasuk ke dalam jenis buku nonteks. Buku nonteks
pelajaran merupakan buku-buku yang tidak digunakan secara langsung
sebagai buku sumber untuk mempelajari salah satu bidang studi pada
lembaga pendidikan (Pusat Perbukuan, 2008, hlm. 2).
Ciri-ciri buku nonteks pelajaran, yaitu:
1) Buku-buku yang dapat digunakan di sekolah atau lembaga pendidikan,
namun bukan merupakan buku acuan wajib bagi peserta didik dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran
2) Buku-buku yang menyajikan materi untuk memperkaya buku teks
pelajaran, atau sebagai informasi tentang Iptek secara dalam dan luas,
atau buku panduan bagi pembaca
3) Buku-buku nonteks pelajaran tidak diterbitkan secara berseri berdasarkan
tingkatan kelas atau jenjang pendidikan
4) Buku-buku nonteks pelajaran berisi materi yang tidak terkait secara
langsung dengan sebagian atau salah satu Standar Kompetensi atau
Kompetensi Dasar yang tertuang dalam Standar Isi, namun memiliki
keterhubungan dalam mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional
5) Materi atau isi dari buku nonteks pelajaran dapat dimanfaatkan oleh
pembaca dari semua jenjang pendidikan dan tingkatan kelas atau lintas
16

pembaca, sehingga materi buku nonteks pelajaran dapat dimanfaatkan


pula oleh pembaca secara umum
6) Penyajian buku nonteks pelajaran bersifat longgar, kreatif, dan inovatif
sehingga tidak terikat pada ketentuan-ketentuan proses dan sistematika
belajar, yang ditetapkan berdasarkan ilmu pendidikan dan pengajaran.
Buku pengayaan atau buku pelengkap adalah berupa informasi yang
melengkapi buku pelajaran pokok, pengayaan yang dimaksud adalah
memberikan informasi tentang bahasan pokok tertentu yang ada dalam
kurikulum secara lebih luas dan/atau lebih dalam. Buku ini tidak disusun
sepenuhnya berdasarkan kurikulum baik dari tujuan, materi pokok, dan
metode penyajiannya. Buku ini tidak wajib dipakai oleh siswa dan guru
dalam proses belajar dan pembelajaran, tetapi berguna bagi siswa yang
mengalami kesulitan memahami pokok bahasan tertentu dalam buku
pelajaran pokok (Sitepu, 2012, hlm. 16).
Berdasarkan pendapat beberapa ahli, maka dapat disimpulkan bahwa
buku pengayaan adalah buku yang memberikan informasi lebih luas atau
lebih dalam mengenai suatu bahasan, dapat memperkaya wawasan
pembacanya.

b. Perbedaan Buku Pengayaan Dengan Buku Teks


Berdasarkan karakteristiknya terdapat beberapa perbedaan antara buku
teks pelajaran dengan buku pengayaan. Perbedaan tersebut dapat dilihat
pada tabel 2.4 berikut (Maryam, 2012, hlm. 46).
Tabel 2.4 Perbedaan antara Buku Teks dan Buku Pengayaan
No Karakteristik Buku Teks Buku Pengayaan
1 Target Terdiri dari materi Menambah
yang ditulis dan harus pengetahuan siswa
dipahami siswa dalam dan guru dalam satuan
satuan pendidikan pendidikan
2 Kegunaan dalam Bukan sumber utama,
Sumber utama
satuan pendidikan hanya pelengkap
3 Kedudukan dalam Bukan sebagai sumber
satuan pendidikan Wajib utama, melainkan
pendukung.
4 Kegunaan sebagai Tinggi Tidak tinggi
17

No Karakteristik Buku Teks Buku Pengayaan


alat pendukung
5 Keterangan Berkaitan dengan Tidak terkait
penulisan kurikulum kurikulum (mata
pelajaran sains,
kebutuhan hidup,
perencanaan atau
pertumbuhan zaman,
pengalaman hidup)
6 Bantuan guru Wajib Tidak wajib
7 Anatomi buku Selalu berisi pelajaran,
diskusi, latihan, dan
evaluasi secara
lengkap
8 Pengguna Mayoritas siswa Tidak didominasi
siswa
9 Tempat Kebanyakan di Tidak didominasi
penggunaan kelas/sekolah dikelas/ sekolah
(rumah, ruang tunggu,
tempat umum, dll)

c. Jenis-jenis Buku Pengayaan


Buku pengayaan di masyarakat sering dikenal dengan istilah buku
bacaan atau buku perpustakaan. Buku ini dimaksudkan untuk memperkaya
wawasan, pengalaman, dan pengetahuan pembacanya. Buku pengayaan
dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu buku pengayaan pengetahuan,
buku pengayaan keterampilan, dan buku pengayaan kepribadian (Pusat
Perbukuan, 2008, hlm. 8).
1) Buku Pengayaan Pengetahuan
Buku pengayaan pengetahuan adalah buku-buku yang diperuntukkan
bagi pelajar untuk memerkaya pengetahuan dan pemahamannya, baik
pengetahuan lahiriyah maupun pengetahuan batiniyah.Buku jenis ini
merupakan buku-buku yang diperlukan pelajar atau pembaca pada
umumnya agar dapat membantu peningkatan kompetensi kognitifnya.
2) Buku Pengayaan Keterampilan
Buku pengayaan keterampilan adalah buku-buku yang memuat materi
yang dapat memerkaya dan meningkatkan kemampuan dasar para
18

pembaca dalam rangka meningkatkan aktivitas yang praktis dan mandiri.


Dalam buku tersebut termuat materi yang dapat meningkatkan,
mengembangkan dan memerkaya dalam kemampuan menghitung,
memberi nama, menghubungkan, dan mengkomunikasikan kepada orang
lain sehingga mendorong untuk berkarya dan bekerja secara praktis.
3) Buku Pengayaan Kepribadian
Buku pengayaan kepribadian merupakan buku-buku yang dapat
meningkatkan kualitas kepribadian, sikap, dan pengalaman batin
pembaca. Dari perspektif buku pendidikan, buku pengayaan kepribadian
diharapkan dapat mendukung pencapaian tujuan pendidikan secara
umum (Pusat Perbukuan, 2008, hlm. 11-15).

d. Langkah langkah Mengembangkan Buku Pengayaan


Dalam menulis buku nonteks, penulis harus memerhatikan makna
buku nonteks bagi pembacanya dan tidak harus berhubungan secara
langsung pada Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar. Pusat kurikulum dan
perbukuan (2008, hlm. 59-64) menyebutkan bahwa ada beberapa tahapan
penulisan, yaitu:
1) Menyiapkan konsep dasar tulisan
Konsep dasar yang disiapkan berkaitan dengan jenis tulisan yang
akan disusun, contohnya pengayaan pengetahuan, keterampilan,
kepribadian, ensiklopedia, kamus, atlas, atau panduan pendidik. Dalam
menulis buku nonteks, seorang penulis lebih leluasa dalam
mengembangkan isi atau materi buku.
2) Memerhatikan proses kreatif
Menulis buku nonteks adalah sebuah proses kreatif. Dalam menulis
buku nonteks terbangun suatu aktivitas mental penulis mulai dari
merencanakan tulisan untuk menjadi buku nonteks, tahap pengolahan
informasi, tahap kemunculan berbagai gagasan, tahap memverifikasi
berbagai gagasan yang dihubungkan dengan realitas.
19

3) Menetapkan aspek yang akan dikembangkan


Dalam menulis buku nonteks seharusnya dapat menetapkan aspek-
aspek dari domain kognitif, afektif, atau psikomotorik yang dipandang
perlu dikembangkan dalam menulis buku nonteks pelajaran. Hal ini
dikarenakan dalam buku teks pelajaran mengacu pada ketentuan dan
tuntutan Standar Isi, sementara ketiga aspek tersebut memerlukan
pengembangan dan pendalaman materi, sehingga pembaca memeroleh
pegetahuan yang lebih luas, leih kaya, dan lebih menyeluruh.
4) Menyesuaikan dengan kemampuan berpikir pembaca
Penulisan buku nonteks khususnya buku pengayaan selayaknya
lebih menyesuaikan pada kemampuan berpikir siswa. Kemampuan
berpikir siswa dapat dipengaruhi oleh kompetensi dirinya dan lingkungan
tempat mereka berada. Kemampuan berpikir siswa juga sangat
berhubungan dengan perkembangan budaya suatu masyarakat. Dengan
demikian, seorang penulis buku nonteks seharusnya dapat menulis materi
buku nonteks yang sesuai dengan kemampuan siswa pada umumnya dan
perkembangan budaya Indonesia.

e. Komponen Dasar dan Komponen Utama Buku Pengayaan


Dalam menulis buku nonteks, penulis harus memperhatikan makna
buku nonteks bagi pembacanya dan tidak harus berhubungan secara
langsung pada Kompetensi Dasar. Penulis juga harus memahami komponen
dasar dan komponen utama dalam pembuatan buku nonteks pelajaran (Pusat
Perbukuan, 2008, hlm. 64-83).
1) Memahami Komponen Dasar
Tabel 2.5 Komponen Dasar Pembuatan Buku Pengayaan
Komponen Dasar Kriteria
a) Karakteristik (1) Materi buku yang dikembangkan bukan
buku merupakan acuan wajib bagi peserta didik
dalam mengikuti salah satu mata pelajaran
tertentu
(2) Materi buku tidak dilengkapi dengan instrumen
evaluasi dalam bentuk pertanyaan, tes,
ulangan, LKS, atau bentuk lainnya
20

Komponen Dasar Kriteria


(3) Penerbitan buku tidak disajikan secara serial
berdasarkan tingkat kelas
(4) Pengembangan materi tidak terait secara
langsung dengan atau sebagian Kompetensi
Inti/Kompetensi Dasar dalam Standar Isi
(5) Materi buku dapat dimanfaatkan oleh pembaca
lintas jenjang pendidikan dan tingkat kelas
b) Struktur Buku (1) Bagian awal minimal terdiri dari kata
pengantar atau prakata dan daftar isi
(2) Bagian isi merupakan materi buku
(3) Bagian akhir minimal terdapat bagian daftar
pustaka yang dapat dilengkapi dengan indeks,
glosarium, atau lampiran
c) Komponen (1) Buku dijilid dengan rapi dan kuat
Grafika (2) Buku menggunakan huruf dan/atau
gambar/ilustrasi yang terbaca
(3) Buku dicetak dengan jelas dan rapi
(4) Buku menggunakan kertas berkualitas dan
aman

2) Mengembangkan Komponen Utama


Tabel 2.6 Komponen Utama Pembuatan Buku Pengayaan
Komponen Kriteria
Utama
a) Komponen (1) Materi yang mendukung pencapaian tujuan
Materi pendidikan nasional
(2) Materi yang tidak bertentangan dengan ideologi
dan kebijakan poliik negara,
(3) Materi yang menghindari masalah SARA, Bias
jender, serta pelanggaran HAM
(4) Materi yang ditulis sesuai dengan perkembangan
ilmu yang mutakhir, sahih, dan akurat
(5) Mengoptimalkan penggunaan sumber-sumber yang
sesuai dengan kondisi di Indonesia
(6) Materi atau isi buku mengembangkan kecakapan
akademik, sosial, dan kejujuran untuk memecahkan
masalah dan mendorong jiwa kewirausahaan
(7) Materi atau isi buku harus secara maksimal
membangun karakteristik kepribadian bangsa
Indonesia yang diidamkan dan kepribadian yang
mantap.
b) Komponen (1) Penyajian materi buku dilakukan secara runtun,
Penyajian bersistem, lugas, dan mudah dipahami.
21

Komponen Kriteria
Utama
(2) Penyajian materi lebih mendalam, menyeluruh, dan
meluas
(3) Penyajian materi mengembangkan kreativitas dan
kemampuan berinovasi
c) Komponen (1) Buku yang menuntut kehadiran ilustrasi, maka
Bahasa penggunaan ilustrasi (gambar, foto, diagram, tabel,
dan/atau lambang) harus dialkukan sesuai dan proporsional
Ilustrasi (2) Dalam menggunakan istilah atau simbol harus baku
dan berlaku secara menyeluruh
(3) Dalam menggunakan bahasa, yang meliputi ejaan,
kata, kalimat, dan paragraf harus tepat, lugas, dan
jelas sesuai dengan kaidah penulisan bahasa
Indonesia yang benar yaitu Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD)
d) Komponen (1) Desain kulit buku, yang meliputi tata letak,
Grafika tipografi, atau ilustrasi yang menarik, sederhana,
dan mencerminkan isi buku.
(2) Desain isi buku, meliputi tata letak konsisten,
harmonis, dan lengkap, serta menggunakan
tipografi yang sederhana, mudah dibaca dan
dipahami.

4. Hakikat Sains Teknologi Masyarakat


a. Kaitan antara Sains, Teknologi dan Masyarakat
Teknologi lahir karena adanya kebutuhan manusia, hal ini berarti
manusia telah melakukan kegiatan atau proses yang menghasilkan produk
yaitu alat-alat yang dapat digunakan untuk meningkatkan efesiensi serta
memberikan kemudahan pelaksanaan pekerjaan manusia. Sains berawal dari
adanya sifat ingin tahu manusia. Observasi yang sistematis terhadap
peristiwa alam serta pemikiran atau perenungan tentang sebab-sebab
terjadinya peristiwa alam ini telah melahirkan pendapat sementara yang
pada zamannya telah dianut oleh sebagian besar masyarakat. Konsep sains
teori serta hukum dikemukakan oleh para ilmuwan membawa dampak pada
penemuan teknologi. Jadi meskipun sains itu berbeda dengan teknologi,
namun antara sains dan teknologi terdapat kaitan yang erat atau hubungan
timbal balik yang saling menguntungkan (Poedjiadi, 2010, hlm. 61).
22

Kaitan antara teknologi dengan masyarakat yaitu karena teknologi


lahir oleh adanya kebutuhan masyarakat. penggunaan produk teknologi
memerlukan kesiapan masyarakat pengguna produk tersebut. Kesiapan yang
harus dimiliki oleh pengguna suatu produk teknologi adalah kesiapan
pengetahuan tentang produk tersebut dan kesiapan mental untuk tidak
menggunakan produk teknologi untuk tujuan yang dampaknya merugikan
orang lain atau masyarakat. Penyalahgunaan suatu produk teknologi dapat
menimbulkan dampak negatif. Dengan demikian bermanfaat atau tidaknya
penggunaan suatu produk teknologi tergantung pada moral orang yang
menggunakannya (Poedjiadi, 2010, hlm. 63).
Kaitan sains dengan masyarakat tidak seperti teknologi, sains kurang
dipahami atau dihayati secara langsung oleh masyarakat. Sains merupakan
komponen yang dapat membantu meningkatkan kesiapan pengetahuan
masyarakat tentang produk teknologi. Sains juga dapat berperan dalam
meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penggunaan sumber daya
alam atau meningkatkan pemahaman masyarakat tentang gejala alam dalam
kehidupan sehari-hari (Poedjiadi, 2010, hlm. 64).

SAINS

TEKNOLOGI MASYARAKAT

Gambar 2.3 Keterkaitan Sains Teknologi dan Masyarakat

b. Pengertian Sains Teknologi Masyarakat


Dewasa ini beberapa istilah telah dikemukaan oleh para pendidik atau
praktisi pendidikan yaitu Science Technology Society yang diterjemahkan
dengan Sains Teknologi Masyarakat (STM atau SATEMAS atau ITM),
Science Environment Technology (SET) dan Science Environment
23

Technology Society (SETS) yang disingkat SALINGTEMAS. Dari beberapa


istilah tersebut inti sebenarnya sama saja yaitu kaitan antara sains dan
teknologi serta manfaatnya bagi masyarakat, lingkungan pasti terkait tetapi
yang merasakan dampak teknologi terhadap lingkungan adalah masyarakat
(Poedjiadi, 2010, hlm. 115-116)
Sains teknologi masyarakat merupakan suatu usaha untuk menyajikan
IPA dengan mempergunakan masalah-masalah dari dunia nyata. Sains
teknologi masyarakat adalah suatu pendekatan yang mencakup seluruh
aspek pendidikan yaitu tujuan, topik/masalah yang akan di eksplorasi,
strategi pembelajaran, evaluasi dan persiapan/kinerja guru. Pendekatan ini
melibatkan siswa dalam menentukan tujuan, prosedur pelaksanaan,
pencarian informasi dan dalam evaluasi (Zulfiani, Feronika, T & Suartini,
K. 2009, hlm. 125).
Salah satu pendekatan yang digunakan untuk meningkatkan literasi
sains adalah Sains Teknologi Masyarakat (STM). STM merupakan perekat
yang mengaitkan sains, teknologi, dan masyarakat secara terintegrasi. STM
merupakan salah satu alternatif konsep untuk penyempurnaan dan
penyesuaian pendidikan sains dewasa ini. Konsep ini dapat diwujudkan
dalam bentuk pendekatan atau materi pelajaran (Toharudin, 2011, hlm. 89)
Dari beberapa pengertian yang telah dipaparkan, maka dapat
disimpulkan bahwa Sains Teknologi Masyarakat (STM) adalah suatu
pendekatan yang mengaitkan antara sains, teknologi dan manfaatnya bagi
masyarakat secara terintegrasi dengan mempergunakan masalah atau isu-isu
yang ada di masyarakat.

c. Karakteristik Sains Teknologi Masyarakat


Pendidikan sains dengan menggunakan pendekatan sains teknologi
masyarakat adalah suatu bentuk pengajaran yang tidak hanya menekankan
pada penguasaan konsep-konsep sains saja tetapi juga menekankan pada
peran sains dan teknologi di dalam berbagai kehidupan masyarakat dan
menumbuhkan rasa tanggung jawab sosial terhadap dampak sains dan
teknologi yang terjadi di masyarakat. Belajar IPA melalui isu-isu sosial di
24

masyarakat yang ada kaitannya dengan IPA dan teknologi dirasakan lebih
dekat, dan dirasakan lebih punyan arti bila dibandingkan dengan konsep-
konsep dan teori IPA itu sendiri.
Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat memiliki karakteristik
(Zulfiani, et al., 2009, hlm. 125-126), sebagai berikut:
1) Identifikasi masalah (oleh siswa) di dalam masyarakat yang mempunyai
dampak negatif dan positif
2) Mempergunakan masalah yang ada di dalam masyarakat yang
ditemukan siswa yang ada hubungannya dengan ilmu pengetahuan alam
sebagai wahana untuk menyampaikan pokok bahasan
3) Menggunakan sumber daya yang terdapat di dalam masyarakat baik
materi maupun manusia sebagai nara sumber untuk informasi ilmiah
maupun informasi teknologi yang dapat diterapkan dalam pemecahan
masalah nyata dari kehidupan sehari-hari.
4) Meningkatkan pengajaran IPA melampaui jam pelajaran di ruang kelas
5) Meningkatkan kesadaran siswa akan dampak ilmu pengetahuan alam
dan teknologi
6) Memperluas wawasan siswa mengenai ilmu pengetahuan alam lebih
dari sesuatu yang perlu dikuasai untuk lulus ujian/tes semata
7) Mengikut sertakan siswa untuk mencari informasi ilmiah maupun
informasi teknologi yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalan
nyata yang diangkat dari kehidupan sehari-hari.
8) Memprkenalkan peranan ilmu pengetahuan alam di dalam suatu
institusi dan dalam masyarakat
9) Fokus akan karir yang erat hubungannya dengan ilmu pengetahuan
alam dan teknologi
10) Meningkatkan kesadaran siswa akan tanggung jawabnya sebagai warga
negara dalam menyelesaikan/memecahkan masalah yang timbul di
dalam masyarakat terutama masalah-masalah yang erat hubungannya
dengan iptek
25

11) Ilmu pengetahuan alam merupakan pengalaman yang menyenangkan


bagi siswa, dan ilmu pengetahuan alam yang mengacu masa depan.

Pendekatan sains teknologi masyarakat dilandasi oleh tiga hal penting


(Zulfiani, et al., 2009, hlm. 126), yaitu :
1) Adanya keterkaitan yang erat antara sains, teknologi, dan masyarakat.
2) Dalam proses belajar menganut pandangan kontruktivisme, yang pada
pokoknya menggambarkan bahwa siswa membentuk atau membangun
pengetahuan melalui interaksinya dengan lingkungan.
3) Dalam pengajarannya terkandung enam ranah, yang terdiri atas ranah
pengetahuan, ranah sikap, ranah proses sains, ranah kreatifitas, dan
ranah hubungan dan aplikasi.

d. Ranah Sains Teknologi Masyarakat


Yager (dalam Poediadi, 2010, hlm. 105) menyebutkan bahwa ada
enam ranah untuk pengajaran dan penilain STM. Pendekatan sains teknologi
masyarakat selalu berfokus pada kelima ranah yang saling berkaitan.
Adapun ranah-ranah tersebut sebagai berikut:
1) Ranah Konsep meliputi konsep-konsep, fakta, hukum, teori yang
digunakan oleh para ilmuwan
2) Ranah proses meliputi hal-hal yang berkaitan dengan cara
memperoleh/proses yang dilakukan untuk memperoleh ilmu atau
produk sains
3) Ranah kreativitas meliputi kombinasi objek dan ide atau gagasan
dengan cara yang baru, masalah menyelesaikan masalah
4) Ranah sikap meliputi sikap positif terhadap ilmu, memandang sains
sebagai suatu cara untuk menangani masalah
5) Ranah aplikasi dan keterkaitan meliputi menunjukan contoh-contoh
konsep-konsep ilmiah dalam kehidupan
26

Masyarakat Pandangan Dunia


APLIKASI

KREATIFITAS

KONSEP

PROSE
S

SIKAP

KETERKAITAN
Pandangan Siswa
Dunia
Gambar 2.4 Ranah STM
Berdasarkan ranah STM, maka penggunaan pembelajaran sains
dengan menggunakan STM diharapkan akan menghasilkan hal-hal sebagai
berikut:
1) Ranah Pengetahuan
a) Siswa meihat pengetahuan sebagai hal yang berguna bagi dirinya
sendiri
b) Siswa yang belajar melalui pengelaman yang diendapkan dalam aktu
yang cukup lama dan sering dapat menghubungkannya kepada situasi
baru.
2) Ranah Sikap
a) Minat siswa meningkat dalam pembelajaran
b) Siswa menjadi lebih ingin mengetahui tentang segala yang ada di
dunia
c) Siswa memandang guru sebagai fasilitator dan memandang sains
sebagai suatu cara untuk menangani masalah
3) Ranah Proses
a) Siswa melihat proses sains sebagai keterampilan yang dapat mereka
gunakan
b) Siswa melihat proses keterampilan yang mereka butuhkan untuk
menyempurnakan dan mengembangkannya menjadi lebih mantap
untuk kepentingan mereka sendiri
27

c) Siswa siap melihat hubungan proses sains kepaada aksi mereka sendiri
d) Siswa melihat proses sains sebagai bagian yang vitas dari apa yang
mereka lakukan dalam pelajaran sains
4) Ranah Kreativitas
a) Siswa lebih banyak bertanya dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
unik yang memacu minat mereka dan guru
b) Siswa terampil dalam mengajukan sebab dan akibat dari hasil
pengamatannya dan penuh dengan ide-ide murni
5) Ranah Aplikasi dan Keterkaitan
a) Siswa dapat menghubungkan studi sains mereka dengan kehidupan
sehari-hari
b) Siswa terlibat dalam pemecahan isu-isu sosial dan mencari informasi
c) Siswa turut terlibat dalam perkembangan teknologi serta
menggunakannya untuk kepentingan dan relevansi dari konsep-konsep
sains (Zulfiani, et al., 2009, hlm. 127-128).

e. Tahapan Sains Teknologi Masyarakat


Tahapan sains teknologi masyarakat dalam pembelajaran dapat
digambarkan sebagai berikut (Poedjiadi, 2010, hlm. 126) :
Pendahuluan :
Inisiasi/Invitasi/Persepsi/Ekplorasi Isu atau Masalah

Pembentukan/Pengembangan Konsep Pemantapan Konsep

Aplikasi konsep dalam kehidupan :


Penyelesaian Masalah atau Analisis Isu Pemantapan Konsep

Pemantapan Konsep

Penilaian

Gambar 2.5 Tahapan STM


28

5. Minyak Bumi
Pada Mata pelajaran kimia SMA terdapat materi minyak bumi, Menurut
Permendikbud No. 69 (2013), Kompetensi Dasar yang harus dicapai pada materi
minyak bumi yaitu :
Tabel 2.7 Kompetensi Dasar Minyak Bumi
Kompetensi Dasar
3. 2
Memahami proses pembentukan dan teknik pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi serta
kegunaannya
4. 2
Menyajikan hasil pemahaman tentang proses pembentukan dan teknik pemisahan
fraksi-fraksi minyak bumi beserta kegunaanya

a. Pengertian Minyak Bumi


Sumber energi utama yang digunakan untuk bahan bakar rumah
tangga, kendaraan bermotor dan mesin industri berasal dari minyak bumi,
batubara dan gas alam. Minyak bumi atau minyak mentah saat keluar dari
tanah adalah campuran kompleks hidroharbon dengan berbagai bobot
molekul. Hidrokarbon ringan berbentuk gas yang larut dalam campuran
cairan, sedangkan hidrokarbon berat berbentuk padatan dengan bobot
molekul lebih tinggi yang juga larut dalam campuran cairan (Moore, 2007,
hlm. 247).
b. Proses Pembentukan dan Pengeboran Minyak Bumi
Minyak bumi terbentuk dari peruraian senyawa-senyawa organik yang
berasal dari jasad organisme kecil yang hidup dilaut jutaan tahun lalu.
Proses peruraian berlangsung lambat di bawah suhu dan tekanan tinggi, dan
menghasilkan campuran hidrokarbon kompleks. Untuk memperoleh minyak
bumi dilakukan pengeboran. (Sukarmin, 2004, hlm. 37).
Lokasi minyak bumi ditemukan oleh para ahli dengan beberapa
tahapan (Justiana & Muchtaridi, 2009, hlm. 219), yaitu:
1) Awalnya para ahli melihat petunjuk di permukaan bumi. Minyak bumi
biasanya ditemukan di bawah permukaan yang berbetuk kubah,
lokasinya bisa di darat (yang dulunya laut) atau di lepas pantai.
29

2) Kemudian melakukan survei seismik untuk menentukan struktur batuan


di bawah permukaan tersebut.
3) Selanjutnya melakukan pengeboran kecil untuk menentukan ada tidaknya
minyak. Jika ada, maka dilakukan beberapa pengeboran untuk
memperkirakan apakah jumlah minyak bumi tersebut ekonomis untuk
diambil atau tidak.
Pengeboran untuk mengambil minyak bumi di lepas pantai dapat
dilakukan dengan dua cara (Sukarmin, 2004, hlm. 38), yaitu:
1) Menanam jalur pipa di dasar laut dan memompa miyak ke daratan. Cara
ini digunakan apabila jarak ladang minyak cukup dekat ke daratan.
2) Membuat anjungan dimana minyak bumi selanjutnya dibawa oleh kapal
tanker menuju daratan. Di darat minyak bumi di bawa ke kilang minyak
untuk diolah menjadi bahan bakar yang dapat digunakan oleh
masyarakat.

c. Teknik Pemisahan Minyak Bumi


Pada prinsipnya pengolahan minyak bumi dilakukan dengan dua
langkah,yaitu desalting dan distilasi.
1) Desalting merupakan proses penghilangan garam yang dilakukan dengan
cara mencampurkan minyak mentah dengan air, tujuannya adalah untuk
melarutkan zat-zat mineral yang larut dalam air. Pada proses ini juga
ditambahkan asam dan basa dengan tujuan untuk menghilangkan
senyawa-senyawa selain hidrokarbon. Setelah melalui proses desalting,
maka selanjutnya minyak akan menjalani proses distilasi.
2) Distilasi, Minyak mentah yang telah melalui proses desalting kemudian
diolah lebih lanjut dengan proses distilasi bertingkat, yaitu cara
pemisahan campuran berdasar perbedaan titik didih. Fraksi-fraksi yang
diperoleh dari proses distilasi bertingkat ini adalah campuran
hidrokarbon yang mendidih pada interval (range) suhu tertentu.
Proses distilasi bertingkat dan fraksi yang dihasilkan dari distilasi
bertingkat tersebut dapat digambarkan sebagai berikut (Utami, 2009, hlm.
209).
30

Gambar 2.6 Destilasi Bertingkat dan Hasilnya

d. Kegunaan Minyak Bumi Berdasarkan Fraksi


Hasil pengolahan minyak bumi dapat digunakan untuk kepentingan
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Produk-produk yang
dihasilkan dari minyak bumi, antara lain LPG, bensin, kerosin, minyak
solar, minyak pelumas, aspal, dan bahan baku industri petrokimia (Justiana
& Muchtaridi, 2009, hlm. 222).
Tabel 2.8 Fraksi Minyak Bumi Hasil Destilasi Bertingkat
Fraksi Jumlah Titik Didih Kegunaan
Atom C (C)
Gas C1 C5 164 30 Bahan bakar gas
Petroleum Eter C5 C7 30 90 Pelarut bahan kimia
Bensin C5 C12 30 200 Bahan bakar motor
Kerosin, minyak C12 C18 180400 Bahan bakar mesin
solar diesel, bahan bakar
kompor minyak
Minyak Pelumas C16 ke atas 350 ke atas Pelumas
Parafin C20 ke atas Zat padat Lilin dan lain-lain
dengan titik
cair rendah
Aspal C25 ke atas Residu Bahan bakar dan untuk
pelapis jalan raya
31

B. Hasil Penelitian Relevan


Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang
dilakukan oleh:
1. Vika Puji Cahyani, dengan penelitian yang berjudul Pengembangan Buku
Pengayaan Materi Pencemaran Udara Dengan Pendekatan SALINGTEMAS
Sebagai Sumber Literasi Sains dan Teknologi. Hasil penelitian menunjukan
buku pengayaan yang dikembangkan menurut 7 pendidik memperoleh kualitas
sangat baik, skor rata-rata yang diperoleh sebesar 141,43 dari skor rata-rata
maksimum 160 dengan persentase keidealan sebesar 88,39%. Hasil dari respon
33 peserta didik diperoleh skor rata-rata sebesar 17,09 dari skor rata-rata ideal
sebesar 19 dengan persentase keidealan 89,95% (Cahyani, 2014, hlm. 95-96).
2. Oni Arlitasari dkk, dengan judul penelitian Pengembangan Bahan Ajar IPA
Terpadu Berbasis SALINGTEMAS Dengan Tema Biomassa Sumber Energi
Alternatif Terbarukan. Hasil penelitian menunjukan bahan ajar yang
dikembangkan secara umum sudah baik dengan kesesuaian hasil validasi dari
ahli, peer reviewer dan reviewer dalam komponen materi, bahasa, gambar, dan
penyajian. Bahan ajar ini berhasil di ujicobakan dalam lapangan tahap awal dan
utama dengan hasil yang sangat baik (Arlitasari, 2013, hlm. 81).
3. Dwi Astuti, dengan penelitian yang berjudul Pengembangan Buku Suplemen
IPA Terpadu Dengan Tema Pendengaran Kelas VIII. Hasil penelitian
menunjukan bahwa buku suplemen IPA terpadu ini dinyatakan valid dengan
hasil validasi pakar rata-rata 3,40, buku suplemen yang dikembangkan efektif
dan praktis dijadikan sebagai pendamping buku teks utama (Astuti, 2014, hlm.
462).
4. Sarah Hanifa Purnomo, dengan penelitian yang berjudul Pengembangan Buku
Suplemen Kimia Berbasis Kontekstual pada konsep Larutan Asam Basa.
Prosedur pengembangan buku suplemen terdapat bebapa tahapan yang harus
yaitu persiapan, pengembangan dan evaluasi. Hasil uji coba penelitian
diperoleh persentase rata-rata tiap aspek, yaitu 84% kelayakan isi, 85,55%
kebahasaan, 87,13% penyajian, dan 86,48% aspek grafis (Purnomo, 2014, hlm.
70).
32

5. Anita Eka Pratiwi, dengan penelitian yang berjudul Pengembangan Buku


Suplemen Kimia Berorientasi Sains Teknologi Masyarakat (STM) pada Materi
Koloid. Hasil penelitian diperoleh persentase rata-rata angket tiap dimensi
penilaian, yaitu dimensi materi 84,62%, dimensi buku 81,79%, dimensi
kebahsaan81,50%, dan dimensi sains teknologi masyarakat (STM) 82,96%
(Pratiwi, 2014, hlm. 90).

C. Kerangka Berpikir
Salah satu masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran adalah sebagian
besar siswa belum mampu menghubungkan antara apa yang telah dipelajari
dengan penerapannya dalam masyarakat, khususnya dalam bidang kimia.
Pembelajaran kimia cenderung menekankan pengetahuan sains murni, siswa
kurang memiliki kemampuan memandang sains sebagai satu kesatuan yang
terintegrasi dengan lingkungan, teknologi dan masyarakat. Sehingga dalam
pembelajaran perlu dikembangkan pendekatan pembelajaran berbasis sains
teknologi masyarakat (STM).
Pada saat pembelajaran menggunakan bahan ajar sebagai sumber belajar,
salah satunya adalah buku. Buku teks pelajaran yang biasa digunakan siswa
disekolah merupakan buku acuan wajib, tetapi permasalahan yang timbul adalah
tidak semua informasi yang berkaitan dengan materi terdapat dalam buku teks
pelajaran sehingga diperlukan buku lain seperti buku pengayaan yang dapat
memperkaya materi dan dapat menambah wawasan siswa secara luas.
Buku pengayaan merupakan buku pendamping dari buku teks yang dapat
digunakan di sekolah, buku yang memuat materi yang dapat memperkaya buku
teks pendidikan dasar, menengah dan perguruan tinggi. Sehingga perlu
dikembangkan buku pengayaan berbasis Sains Teknologi Masyarakat (STM)
dengan tahapan dan lima ranah yang terdapat dalam pendekatan STM. Materi
pelajaran yang akan dimuat dalam buku pengayaan adalah materi yang berkaitan
dengan penerapan sains dan teknologi dalam kehidupan masyarakat, salah satu
materi pokok dalam mata pelajaran kimia SMA/MA yaitu minyak bumi.
33

Pengembangan buku pengayaan berbasis STM harus memperhatikan


beberapa kriteria, diantaranya kelayakan isi, penyajian, bahasa, dan grafika. Maka
untuk menguji buku tersebut akan dilaksanakan penilaian oleh ahli/pakar, uji coba
terbatas untuk mengetahui respon guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta
didik terhadap buku yang dikembangkan.

Teori-Teori Materi 1. Kondisi dan realitas pembelajaran dan


Sains Teknologi Minyak bahan ajar
Masyarakat Bumi 2. Siswa kurang bisa menerapkan tetang
(STM) materi yang telah dipelajari ke dalam
kehidupan sehari-harinya.

Mengacu Kepada - Kompetensi Kebutuhan untuk mengembangkan buku


Tahapan dan Inti pengayaan kimia sebagai bahan ajar
5 ranah STM : - Kompetensi yang berbasis Sains Teknologi
1. Konsep Dasar Masyarakat pada materi minyak bumi.
2. Proses - Indikator
3. Kreatifitas Pengayaan
4. Sikap Minyak Analisis Kebutuhan Awal
5. Aplikasi dan Bumi Buku Pengayaan
keterkaitan Berbasis
STM
Menyusun buku pengayaan kimia
berbasis STM

Validasi Buku

Buku Pengayaan Kimia Berbasis


STM

Uji Coba Terbatas Buku


Pengayaan
Aspek Kelayakan:
a. Isi (Materi)
Buku Pengayaan Kimia Berbasis
b. Penyajian
c. Bahasa Sains Teknologi Masyarakat (STM)
d. Grafika Pada Materi Minyak Bumi
Gambar 2.7 Kerangka Berpikir
34

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 6 Kota Tangerang Selatan di
kelas XI IPA 3 pada tahun ajaran 2015/2016. Sedangkan waktu penelitian
dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Perencanaan : Mei-Agustus 2015
2. Produksi : September-Desember 2015
3. Evaluasi : Januari-Februari 2016

B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif.
Penelitian deskriptif ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan
suatu keadaan atau fenomena-fenomena apa adanya, pada kajian kualitatif
lebih memperhatikan pada karakteristik, kualitas, dan keterkaitan antar
kegiatan (Sukmadinata, 2012, hlm. 72). Hal yang dideskripsikan pada
penelitian ini adalah proses pengembangan buku pengayaan dan evaluasi buku
pengayaan.
Evaluasi buku pengayaan berupa proses uji coba untuk melihat kualitas
buku pengayaan kimia yang dinilai melalui angket respon guru dan siswa.
Walaupun dalam penelitian mengadakan perhitungan-perhitungan pada angket
respon, maka fungsinya hanya untuk membantu analisis data kualitatif
(Sanjaya, 2013, hlm. 65). Data yang diperoleh dalam penelitian berupa kata-
kata, gambar, tidak dituangkan dalam bentuk bilangan atau angka statistik,
melainkan dalam bentuk kualitatif yang memiliki arti lebih kaya dari sekedar
angka, analisis data mengenai hasil respon terhadap buku yang telah
dikembangkan dapat disajikan dalam bentuk uraian naratif (Margono, 2013,
hlm. 39).

34
35

C. Objek dan Subjek Penelitian


Objek pada penelitian ini adalah buku pengayaan kimia berbasis sains
teknologi masyarakat pada materi minyak bumi. Sedangkan subjek penelitian
yaitu:
1. Dosen pendidikan kimia sebanyak 3 orang sebagai validator ahli materi dan
ahli media, satu orang guru sebagai praktisi yang memvalidasi, memberikan
komentar dan saran terhadap buku pengayaan kimia.
2. Guru mata pelajaran kimia sebanyak 3 orang di SMA Negeri 6 Kota
Tangerang Selatan sebagai praktisi yang memberikan penilaian terhadap
buku pada tahap evaluasi.
3. Siswa kelas XI IPA 3 sebanyak 33 orang di SMA Negeri 6 Kota Tangerang
Selatan yang memberikan respon pada tahap evaluasi.

D. Desain Penelitian
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengembangkan buku
pengayaan kimia berbasis sains teknologi masyarakat pada materi minyak
bumi. Untuk memperjelas pengembangan yang dilakukan, disajikan langkah-
langkah pengembangan yang ditempuh dalam bentuk desain penelitian.

Analisis Kebutuhan Pengembangan Buku Pengayaan Kimia

Studi Literatur Studi Langsung


Tahap Perencanaan

Analisis Buku Pengayaan Wawancara Guru Kimia

Analisis Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang


berkaitan dengan materi yang akan dikembangkan

Penentuan Materi yang akan dikembangkan

Analisis Indikator Materi untuk Buku Pengayaan


Kimia
36

Desain
Tahap Produksi

Desain Tampilan Merancang isi buku


Buku (konten materi pada buku)

Pengembangan

Pengembangan buku Penyusunan instrumen


pengayaan berbasis STM angket respon
Revisi
Validasi buku pengayaan Validasi instrumen
berbasis STM angket respon

Produk Buku Pengayaan Kimia Berbasis STM

Penerapan
Tahap Evaluasi

Uji Coba Terbatas

Angket respon siswa Angket respon guru

Analisis data angket respon

Evaluasi dan Kesimpulan

Gambar 3.1 Desain Penelitian


37

Berdasarkan desain penelitian, proses pengembangan buku pengayaan ini


dibagi menjadi tiga tahapan besar (Warsita, 2008, hlm. 226-227):
1. Tahap Perencanaan (Analisis)
a. Analisis Kebutuhan Bahan Ajar
Tahap analisis kebutuhan dilakukan dengan dua cara, yang pertama
melalui wawancara dengan lima orang guru bidang studi kimia,
tujuannya untuk mengetahui ketersediaan buku pengayaan di sekolah
serta kebutuhan buku pengayaan yang diperlukan oleh guru. Kedua
melalui analisis buku pengayaan yang ada di sekolah dan dipasaran,
dilakukan analisis pada dua buah buku yang berbeda, tujuannya untuk
mengetahui komponen apa saja yang ada dalam buku pengayaan mulai
dari cover buku sampai daftar pustaka.
b. Analisis Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar mata pelajaran kimia
yang di analisis adalah Kompetensi Dasar 3.2 dan 4.2 kelas XI SMA,
yaitu:
Tabel 3.1 Kompotensi Dasar 3.2 dan 4.2 kelas XI SMA
3. 2
Memahami proses pembentukan dan teknik pemisahan fraksi-fraksi
minyak bumi serta kegunaannya
4. 2
Menyajikan hasil pemahaman tentang proses pembentukan dan teknik
pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi beserta kegunaanya

Analisis KI dan KD diperlukan untuk memenuhi tuntutan minimal


kompetensi yang dijadikan standar secara nasional. Dari kompetensi
dasar ini, kemudian diketahui materi yang diajarkan dan indikator
pembelajarannya. Tahapan ini bertujuan untuk mengetahui materi dan
indikator yang harus dicapai dalam pembelajaran.
c. Pemilihan materi
Setelah dilakukan analisis kebutuhan dan analisis kompetensi
dasar, diperoleh materi minyak bumi. Dalam pelajaran kimia, materi
38

minyak bumi merupakan salah satu materi yang memiliki potensi untuk
dikembangkan sebagai buku pengayaan.
d. Penentuan Indikator Buku Pengayaan
Setelah diketahui struktur materi serta indikator pembelajaran yang
harus dicapai pada kompetensi dasar, kemudian dilakukan
pengembangan indikator buku pengayaan. Indikator pengayaan ini
disesuaikan dengan tahapan sains, teknologi, masyarakat, dan lima ranah
STM, yaitu: pengetahuan, proses, kreativitas, sikap, aplikasi dan
keterkaitan. Dalam pengembangan indikator buku pengayaan kimia
sudah mencakup hal-hal sebagai berikut:
1) Kompetensi Dasar
2) Indikator Pembelajaran
3) Indikator Pengayaan
4) Sub Indikator Pengayaan (indikator sains, teknologi, dan masyarakat)
5) Rincian Materi
6) Gambar yang cocok
7) Tahapan dan Ranah STM
8) Sumber/referensi
2. Tahap Produksi
a. Penentuan Desain Tampilan dan Merancang Isi (materi) Buku Pengayaan
Pada tahap ini dilakukan dengan 2 langkah, pertama menentukan
desain buku yang akan digunakan pada pembuatan buku. Variabel yang
digunakan dalam penentuan desain buku pengayaan kimia ini
diantaranya:
1) Ukuran Kertas
2) Orientasi Kertas
3) Margin Kertas
4) Jenis Huruf
5) Ukuran Huruf
6) Penomoran
7) Tata letak
39

8) Ilustrasi (tabel, gambar, grafik)


9) Warna (huruf, background, gambar)
Kedua merancang isi buku, yaitu mengumpulkan materi dari
berbagai sumber, kemudian materi yang akan dimasukkan ke dalam buku
pengayaan kimia ditentukan sesuai dengan kebutuhan indikator
penyagaan, mengumpulkan beberapa berita yang akan dimasukkan ke
dalam buku. Kemudian semua yang telah dirancang akan dilanjutkan
pada proses pengembangan yaitu proses penyusunan buku pengayaan.
b. Pengembangan buku pengayaan
Pada tahap ini dilakukan penyusunan materi, berita, dan gambar-
gambar yang telah dikumpulkan kemudian disusun menjadi sebuah buku,
dengan materi didalamnya dibagi menjadi 7 bab. Penyusunan buku
pengayaan ini mulai dari cover sampai daftar pustaka mengikuti aturan
panduan penyusunan buku nonteks pelajaran (Puskurbuk, 2008, hlm. 64-
83). Selain penyusunan buku, dilakukan pula pembuatan angket respon
untuk siswa dan penilaian buku pengayaan untuk guru.
c. Penyelesaian
Pada tahap ini dilakukan dengan dua langkah. Pertama, validasi
buku pengayaan yang dilakukan oleh 4 orang ahli, yaitu 2 orang dosen
pendidikan kimia, 1 orang dosen kimia, dan 1 orang guru bidang studi
kimia. Aspek yang di validasi mencakup kesesuaian isi buku dengan
indikator kelayakan isi/materi minyak bumi, sains teknologi masyarakat
(STM), kebahasaan, penyajian, dan kegrafisan.
Saran dan masukan yang didapat selama proses validasi digunakan
untuk memperbaiki dan merevisi buku pengayaan kimia agar
memperoleh penyempurnaan. Langkah yang kedua, yaitu validasi
instrumen angket respon siswa yang telah dibuat, instrumen divalidasi
dilakukan oleh 1 orang dosen.
40

3. Tahap Evaluasi
a. Uji coba terbatas
Setelah selesai proses pengembangan buku. Buku pengayaan yang
sudah di validasi kemudian di uji coba terbatas, uji coba dilakukan di
kelas XI IPA 3 di SMA Negeri 6 Kota Tangerang Selatan. Siswa dan
diminta mengisi angket sedangkan guru mengisi lembar penilaian buku
pengayaan setelah membaca dan mempelajari isi buku pengayaan yang
dikembangkan. Penilaian buku pengayaan di isi oleh 3 orang guru bidang
studi kimia yang mengajar di SMAN 6 Kota Tangerang Selatan,
sedangkan angket siswa di isi oleh 33 orang siswa kelas XI IPA 3 SMAN
6 Kota Tangerang Selatan.
b. Analisis Data
Data yang diperoleh dari angket respon siswa dan penilaian buku,
selanjutnya diolah kemudian dianalisis untuk melihat gambaran
mengenai buku pengayaan yang telah dikembangkan termasuk kategori
layak dengan kriteria baik atau tidak.
c. Kesimpulan
Kesimpulan ditentukan berdasarkan hasil analisis data yang
diperoleh untuk mengetahui buku pengayaan yang telah dikembangkan
termasuk kategori layak dengan kriteria yang baik atau tidak.

E. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah:
Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data
No Data Teknik Pengumpulan Data
1 Analisis Kebutuhan Wawancara dengan guru mata
pelajaran kimia
Studi dokumen ketersediaan
bahan ajar dan buku pengayaan
di sekolah
2 Penilaian buku pengayaan validasi oleh ahli
kimia yang dikembangkan
3 Respon guru dan siswa angket respon siswa dan
terhadap buku pengayaan penilaian buku
yang dikembangkan
41

1. Wawancara
Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan
untuk memperoleh informasi secara langusng dari sumbernya (Riduwan &
Sunarto, 2010, hlm. 56). Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini
adalah wawancara terpimpin, pertanyaan diajukan menurut daftar
pertanyaan yang telah disusun. Pertanyaan yang ditanyakan kepada
responen seputar permasalahan bahan ajar, ketersediaan buku pengayaan di
sekolah, dan penggunaan buku dalam pembelajaran.
2. Studi Dokumen
Studi dokumen berupa daftar ketersediaan bahan ajar digunakan untuk
memperoleh data bahan ajar berupa buku teks dan buku pengayaan yang
digunakan di sekolah yang berada di wilayah Kota Tangerang Selatan. Buku
pengayaan yang diperoleh dari sekolah kemudian di analisis untuk
mengetahui komponen dasar dan komponen utama yang terdapat dalam
buku pengayaan.
3. Validasi
Teknik validasi digunakan untuk memperoleh data kevalidan buku
pengayaan yang dikembangkan berdasarkan penilaian para ahli. Data
validasi diperoleh dengan cara memberikan lembar validasi kepada para ahli
yang berperan sebagai validator untuk menilai buku pengayaan yang
dikembangkan. Hasil validasi digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk
merevisi buku pengayaan yang dikembangkan. Hasil validasi buku
pengayaan oleh para ahli terlampir.
4. Angket
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawab (Sugiyono, 2013, hlm. 199). Teknik angket dalam penelitian
digunakan untuk memperoleh data respon siswa dan penilaian guru terhadap
buku pengayaan yang telah dikembangkan. Angket diberikan kepada 3
orang guru bidang studi kimia dan 33 orang siswa.
42

F. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data dalam penelitian merupakan alat bantu
yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan
data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis (Riduwan & Sunarto, 2010, hlm.
51). Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah pedoman
wawancara, daftar cocok (checlist), lembar angket dan penilaian, lembar
validasi.
1. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara berisi tentang uraian penelitian yang biasanya
dituangkan dalam bentuk daftar pertanyaan agar proses wawancara dapat
berjalan dengan baik.
Tabel 3.3 Indikator Wawancara
No. Indikator Wawancara
1 Bahan Ajar yang digunakan di Sekolah
2 Kelebihan dan Kekurangan Bahan Ajar yang digunakan Guru
3 Mengembangkan Bahan Ajar Sendiri
4 Buku Pengayaan yang digunakan di Sekolah
5 Kebutuhan Buku Pengayaan dalam Pembelajaran
6 Buku Pengayaan yang baik menurut pendapat Guru

2. Daftar ketersediaan bahan ajar


Data ketersediaan Bahan Ajar terdiri dari nama sekolah yang berada
wilayah Kota Tangerang Selatan, Buku teks yang digunakan beserta
pengarang dan penerbitnya, buku pengayaa yang digunakan beserta
pengarang dan penerbitnya.
Tabel 3.4 Daftar Ketersediaan Bahan Ajar di Sekolah
Buku Teks Buku Pengayaan
Nama
No Judul Pengarang Judul Pengarang
Sekolah
Buku Penerbit Buku Penerbit
1. ......
Dst
43

3. Lembar validasi
Lembar validasi buku pengayaan kimia berbasis STM merupakan
instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data mengenai penilaian para
ahli terhadap buku pengayaan yang dikembangkan. Lembar validasi ini
berupa angket dengan menggunakan skala Guttman sehingga data yang
diperoleh dapat berupa data interval atau rasio dikhotomi (dua alternatif)
dengan alternatif jawaban ya atau tidak. Lembar validasi ini disusun
berdasarkan 4 aspek, yaitu materi, penyajian, bahasa, dan grafika. Adapun
kisi-kis lembar validasi buku ini merujuk kepada Instrumen B1 penilaian
buku pengayaan pengetahuan (Puskurbuk, 2014, hlm. 1-4), dan panduan
pengembangan bahan ajar (Direktorat Pembinaan SMA, 2008, hlm. 29).
Kisi-kisi lembar validasi dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.5 Kisi-kisi Lembar Validasi Buku
No Aspek Indikator
a. Kesesuaian dengan pencapaian tujuan pendidikan
nasional
b. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran minyak
bumi
1. Materi c. Kesesuaian dengan Komponen Sains Teknologi
Masyarakat (STM)
d. Manfaat untuk penambahan wawasan pengetahuan
e. Kesesuaian dengan nilai-nilai, moralitas, sosial
f. Kesesuaian dengan substansi materi minyak bumi
g. Sumber-sumber sesuai dengan kondisi Indonesia
a. Keterbacaan
b. Kejelasan Informasi
c. Kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia yang
2. Bahasa baik dan benar
d. Pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien (jelas
dan singkat)
e. Komunikatif dan fungsional, sesuai dengan sasaran
pembaca
a. Urutan penyajian materi
3. Sajian b. Pemberian motivasi, daya tarik
c. Kelengkapan Informasi
d. Kesesuaian penyajian materi
a. Penggunaan font (jenis dan ukuran)
b. Kesesuaian desain tampilan buku secara
4. Grafika keseluruhan
44

No Aspek Indikator
c. Kesesuaian warna
d. Kesesuaian ilustrasi, gambar, dan foto
e. Kesesuaian layout/tata letak konsisten

2. Lembar Angket Respon Siswa dan Penilaian Buku Pengayaan


Angket respon siswa dalam penelitian ini menggunakan skala Likert
(skala 5) dengan alternatif jawaban sangat setuju, setuju, cukup, tidak
setuju, sangat tidak setuju. Pernyataan dalam angket respon siswa dibuat
dalam dua bentuk, yaitu pernyataan positif dan pernyataan negatif.,
sedangkan penilaian buku pengayaan berisi pernyataan positif. Angket
disusun berdasarkan 4 aspek yaitu kelayakan isi, penyajian, bahasa, dan
grafika. Adapun kisi-kisi angket ini merujuk kepada Instrumen B1 penilaian
buku pengayaan pengetahuan (Puskurbuk, 2014, hlm. 1-4), dan panduan
pengembangan bahan ajar (Direktorat Pembinaan SMA, 2008, hlm. 29).
Tabel 3.6 Kisi-kisi Angket Respon Siswa
Pernyataan Pernyataan
Aspek No Indikator
(+) (-)
1. Kesesuaian materi dengan 2
ilmu pengetahuan, teknologi
dan masyarakat
2. Kesesuain materi dengan 1
kondisi dalam kehidupan
Materi sehari-hari
3. Menunjang/ dapat dipakai 5
dalam pembelajaran
4. Manfaat untuk penambahan 4
wawasan pengetahuan
5. Kesesuain materi dengan 3
permasalahan dalam
kehidupan
6. Kesesuaian dengan kaidah 11 7
Bahasa Indonesia
7. Kesesuaian ejaan, tanda 9
Bahasa baca, kosakata, kalimat dan
paragraf
8. Mudah dibaca/ dipahami 6
9. Kejelasan informasi 8
10. Penggunaan kata efektif dan 10
45

Pernyataan Pernyataan
Aspek No Indikator
(+) (-)
efesien
11. Penyajian materi 12
12. Kelengkapan Informasi 13
Sajian 13. Kemenarikan untuk dibaca 15
14. Pemberian motivasi 14
15. Penggunaan font (ukuran 17 20
dan huruf), spasi, dan
Grafika paragraf
16. Kesesuaian layout/ tata letak 16,19, 21
17. Kesesuaian ilustrasi, grafis, 22,23,24,25
gambar, dan foto
18. Kesesuaian warna 18
Jumlah Butir 18 7

Tabel 3.7 Kisi-kisi Penilaian Buku Pengayaan oleh Guru


Aspek No Indikator Pernyataan
1. Materi mendukung pencapaian tujuan 1
pendidikan nasional
2. Materi tidak bertentangan dengan 2
peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku di Indonesia
Materi 3. Materi merupakan karya orisinal (bukan 3
hasil plagiat), tidak menimbulkan masalah
SARA dan tidak diskriminasi gender
4. Materi memiliki kebenaran keilmuan, 4
sesuai dengan perkembangan ilmu yang
mutakhir, sahih, dan akurat.
5. Materi memaksimalkan penggunaan 5
sumber-sumber yang sesuai dengan
kondisi Indonesia dan erat kaitannya
dengan konteks ke-Indonesia-an.
6. Penyajian materi runtut, bersistem, lugas, 6
dan mudah dipahami
7. Penyajian materi mengembangkan sikap 7
spiritual dan sosial.
Sajian 8. Penyajian materi mengembangkan 8
pengetahuan dan menumbuhkan motivasi
untuk berpikir lebih jauh.
9. Penyajian materi mengembangkan 9
keterampilan, dan memotivasi untuk
berkreasi dan berinovasi.
10. Bahasa yang digunakan etis, estetis, 10
46

Aspek No Indikator Pernyataan


Bahasa komunikatif dan fungsional, sesuai dengan
sasaran pembaca.
11. Bahasa (ejaan, Tanda baca, kosakata, 11
kalimat dan paragraf) sesuai dengan kaidah
dan istilah yang digunakan baku.
12. Kulit buku : Ilustrasi mewakili isi, jenis 12
huruf memiliki keterbacaan tinggi,
Grafika menarik, komposisi seimbang dan
harmonis antara kulit depan, punggung dan
belakang.
13. Jenis, ukuran huruf, dan penomoran pada 13
seluruh isi buku konsisten
14. Tata letak konsisten dan sesuai antara kulit 14
buku (cover) dengan isi buku
15. Ilustrasi sesuai dengan pembaca sasaran 15
dan memperjelas isi
Jumlah Butir 15

G. Teknik Pengolahan Data


1. Data Hasil Validasi
Data hasil validasi menggunakan angket skala Guttman yang memiliki
dua alternatif jawaban yaitu ya dan tidak. Jawaban dapat dibuat skor
tertinggi satu dan terendah nol.
Tabel 3.8 Kriteria Penskoran Skala Guttman
No. Alternatif Jawaban Skor
1. Ya 1
2. Tidak 0
(Riduwan & Sunarto, 2010, hlm. 43)

2. Data Angket Respon


Data angket respon siswa menggunakan angket skala Likert yang
jawaban setiap item instrumennya mempunyai gradasi dari sangat positif
sampai sangat negatif. Untuk keperluan analisis data, maka jawaban diberi
skor sebagai berikut :
47

Tabel 3.9 Kriteria Penskoran Skala Likert


Skor
No. Alternatif Jawaban Pernyataan Pernyataan
Positif Negatif
1. Sangat Setuju 5 1
2. Setuju 4 2
3. Cukup setuju 3 3
4. Kurang Setuju 2 4
5. Sangat Tidak Setuju 1 5
(Riduwan & Sunarto, 2010, hlm. 39)
3. Data Penilaian Buku Pengayaan
Data penilaian buku pengayaan oleh guru bidang studi kimia
menggunakan Rating scale yaitu data mentah yang didapat berupa angka
kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Untuk keperluan analisis
data, maka jawaban diberi skor sebagai berikut:
Tabel 3.10 Kriteria Penskoran Rating Scale
No. Alternatif Jawaban Skor
1. Sangat Setuju 9-10
2. Sebagian Besar Setuju 6-8
3. Sebagian Kecil Setuju 3-5
4. Sangat Tidak Setuju 1-2
(Puskurbuk, 2014, hlm. 6-9)
Terdapat beberapa indikator yang memiliki kriteria skor tersendiri,
dimana dalam angket, indikator tersebut diberi tanda*.
Tabel 3.11 Kriteria Penskoran Rating Scale untuk Indikator Tertentu
No. Alternatif Jawaban Skor
1. Setuju 10
2. Tidak Setuju 1

H. Teknik Analisis Data


Analisis data dengan memberi pemaparan gambaran mengenai situasi
yang diteliti dalam bentuk uraian naratif. Data yang diperoleh dari angket
dalam bentuk skala pada penelitian ini berupa data kualitatif yang
dikuantitatifkan, maksudnya data dapat diolah dengan cara kuantitatif.
Walaupun mengadakan perhitungan-perhitungan, maka fungsinya hanya untuk
membantu analisis data kualitatif (Sanjaya, 2013, hlm. 65).
48

1. Analisis Data Angket Respon Siswa


Data yang telah diperoleh dari angket respon siswa selanjutnya
ditabulasikan dan dicari presentasinya kemudian dianalisis dengan
menggunakan rumus berikut:

Kemudian analisis data disederhanakan ke dalam bentuk yang lebih


mudah dibaca dan diinterpretasikan agar diperoleh kesimpulan mengenai
pengembangan buku pengayaan berbasis sains teknologi masyarakat pada
materi minyak bumi ini termasuk kedalam kategori sangat baik, baik, cukup,
kurang, atau sangat kurang.
Tabel 3.12 Kriteria Interpretasi Persentase
No. Interval Kategori
1. 81-100% Sangat Baik
2. 61-80% Baik
3. 41-60% Cukup
4. 21-40% Kurang
5. 0-20% Sangat Kurang
(Riduwan & Sunarto, 2010, hlm. 41)

2. Analisis Data Penilaian Buku Pengayaan oleh Guru


Nilai buku pengayaan secara keseluruhan yang diperoleh dari data
penilaian buku pengayaan oleh guru, pada setiap indikatornya memiliki
bobot nilai tersendiri sesuai dengan kebutuhan pada setiap pernyataannya.
Untuk mendapatkan makna kelayakan buku, maka menggunakan aturan
perhitungan penilaian dari pusat kurikulum dan perbukuan seperti dibawah
ini:
Tabel 3.13 Bobot pada Setiap Indikator
Aspek No Pernyataan Bobot
1 2
2 1
Materi 3 2
4 3
5 2
49

Aspek No Pernyataan Bobot


6 3
Penyajian 7 3
8 2
9 2
Bahasa 10 4
11 6
12 2
Grafika 13 3
14 3
15 2
(Puskurbuk, 2014, hlm. 1- 4)
Setelah diketahui bobotnya, nilai yang diperoleh untuk setiap
indikator pernyataan kemudian dikalikan dengan bobotnya masing-masing.
Nilai akhir dari setiap indikator dan aspek kemudian ditabulasikan dengan
rumus berikut:

Total Skor Akhir =


(Materi x 0,4) + (Penyajian x 0,3) + (Bahasa x 0,2) + (Grafis x 0,1)

Analisis dilakukan dengan menyederhanakan data ke dalam bentuk


yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan agar data yang telah
terkumpul dapat dianalisis kemudian diperoleh kesimpulan apakah
pengembangan buku pengayaan kimia berbasis sains teknologi masyarakat
yang dikembangkan termasuk ke dalam kategori layak dengan nilai sangat
baik, baik, atau tidak layak. Buku pengayaan dinyatakan layak apabila:
a. Butir pada komponen materi harus berskor 6
b. Butir pada komponen penyajian, bahasa, dan grafika harus berskor 3
c. Total skor akhir dari seluruh komponen setelah dikalikan dengan bobot
komponen minimal 55.
Tabel 3.14 Kriteria Interpretasi Skor
No. Total Skor Akhir Makna
1. Skor 85 Layak dengan nilai sangat baik
2. 55 Skor < 85 Layak dengan nilai baik
3. Skor < 55 Tidak layak
(Puskurbuk, 2014, hlm. 9)
50

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Penelitian ini berfokus pada pengembangan produk berupa buku pengayaan
kimia yang bertujuan untuk menambah wawasan pembaca terutama kalangan
pelajar SMA. Proses pengembangan buku ini dilakukan secara terstruktur dan
hasil penelitian buku pengayaan dievaluasi. Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, diperoleh data pengembangan buku pengayaan kimia berbasis sains
teknologi masyarakat. Proses pengembangan buku pengayaan terdiri dari tiga
tahapan, yaitu tahap perencanaan, produksi, dan evaluasi.
1. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan merupakan tahap awal dari penelitian ini. Bertujuan
untuk menetapkan dan mendefinisikan kebutuhan-kebutuhan untuk proses
pengembangan buku. Pada tahap ini terdiri dari empat langkah, yaitu analisis
kebutuhan yang dibagi menjadi analisis buku pengayaan, dan wawancara guru
kimia, analisis kompetensi inti dan kompetensi dasar, pemilihan materi, dan
analisis indikator dan sub indikator materi untuk buku pengayaan.
a. Analisis Kebutuhan Buku Pengayaan Kimia
Analisis kebutuhan dilakukan untuk mengetahui kesenjangan antara
keadaan yang seharusnya terjadi dengan keadaan yang nyatanya terjadi,
sehingga jika terjadi kesenjangan (masalah) maka diperlukan solusi sebagai
suatu kebutuhan.
1) Hasil Wawancara Guru Kimia
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dengan studi
langsung melalui wawancara dengan guru kimia yang dilakukan di SMA
Triguna, SMA Muhammadiyah 8, SMA Dua Mei, SMAN 4, dan SMAN
10 Kota Tangerang Selatan, diperoleh hasil bahwa buku-buku yang
digunakan guru kimia dalam pembelajaran sebagian besar masih
menggunakan buku-buku teks pelajaran yang biasa diperjualbelikan di

50
51

masyarakat, selain itu ada buku paket BSE, LKS, dan modul. Selain itu
guru masih belum memahami buku pengayaan, yang guru pahami buku
pengayaan itu merupakan buku yang berisi soal-soal pengayaan yang
diberikan kepada siswa.
Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Wawancara Guru
Indikator Hasil
Wawancara
a) Bahan Ajar yang Bahan ajar yang digunakan untuk mata
digunakan di pelajaran kimia di sekolah ada Buku paket,
sekolah LKS, Buku BSE, E-Modul, Mind Mapping,
Buku 1001 Soal-soal Kimia.
b) Kelebihan dan Kelebihannya mudah diperoleh oleh guru dan
kekurangan siswa. Kelemahan dari buku paket yang
bahan ajar yang digunakan adalah materi yang disajikan
digunakan guru terkadang sulit dipahami
c) Mengembangkan 3 dari 5 orang guru pernah mengembangkan
bahan ajar sendiri atau membuat bahan ajar sendiri untuk
pembelajaran, sedangkan yang lainnya belum
pernah.
d) Buku pengayaan Belum ada buku pengayaan yang digunakan
yang digunakan pada saat pembelajaran kimia. Bahkan
di sekolah beberapa guru belum mengetahui arti
sebenarnya buku pengayaan dan menganggap
bahwa buku pengayaan adalah buku yang
memuat kumpulan soal-soal atau latihan berupa
pengayaan.
e) Kebutuhan buku Menurut para guru buku pengayaan itu penting
pengayaan dalam dan dibutuhkan pada saat pembelajaran kimia
pembelajaran sehingga siswa dapat memperoleh informasi
yang lebih banyak.
f) Buku pengayaan Buku pengayaan diharapkan relevan dengan
yang baik materi, konsepnya mudah dipahami oleh
menurut pendapat peserta didik, menarik minat untuk
guru membacanya, lebih aplikatif dan terkait dengan
kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan Informasi pada Tabel 4.1 ketersediaan bahan referensi


sangat dibutuhkan dan belum ada referensi buku yang dapat digunakan
pada saat pembelajaran seperti buku pengayaan, selain itu pemahaman
guru terhadap buku pengayaan berbeda-beda. Sehingga peneliti
memutuskan untuk membuat buku pengayaan kimia agar dapat
52

digunakan oleh guru dan siswa dalam pembelajaran kimia. Hasil


wawancara guru selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1.
2) Hasil Analisis Buku Pengayaan
Analisis buku pengayaan bertujuan untuk mengetahui komponen
yang terdapat dalam buku pengayaan dan mengetahui kesesuaian buku
pengayaan yang ada di sekolah dan di pasaran. Buku pengayaan tersebut
dianalisis berdasarkan kriteria buku pengayaan yang meliupti identitas
buku, karakteritik buku, strukutr buku, dan komponen grafika (Pusat
perbukuan, 2008, hlm. 64-83).
Buku pengayaan yang dianalisis sebanyak dua buku, yaitu buku
pengayaan yang digunakan di SMA Negeri 6 Kota Tangerang Selatan
dan buku pengayaan yang ada di pasaran.

(a) (b)
Gambar 4.1 Buku pengayaan yang ada (a) di SMAN 6 (b) di pasaran
Hasil Analisis dari kedua buku ini dapat dilihat pada Tabel 4.2, dan
secara keseluruhan dapat dilihat pada Lampiran 2.
Tabel 4.2 Hasil Analisis Buku Pengayaan
No Kriteria Buku (a) Buku (b)
Identitas Buku Pengayaan
1. Judul Buku Kimia untuk Teknologi
Siswa dan
SMA/MA Masyarakat
2. Penulis Dra. Tetty Pipit
Afianti, dkk. Pitriana,
dkk.
3. Penerbit & Tahun CV Arya Ganeca
Duta, 2013 Exact, 2007
53

No Kriteria Buku (a) Buku (b)


Karakteristik Buku Pengayaan
4. Materi buku bukan merupakan Tidak,
acuan wajib bagi peserta didik memuat
dalam mengikuti salah satu mata materi Ya,
pelajaran tertentu pelajaran
kimia
5. Materi buku tidak dilengkapi Terdapat Ya, tidak
dengan instrumen evaluasi dalam latihan ada latihan
bentuk pertanyaan, tes, ulangan, ulangan dan apapun
LKS, atau bentuk lainnya tes dalam buku
6. Penerbitan buku tidak disajikan Buku
secara serial berdasarkan tingkat disajikan
Ya
kelas untuk kelas X
semester 2
7 Materi tidak terait secara langsung
Materi terkait
dengan atau sebagian Kompetensi
langsung Ya
Inti/Kompetensi Dasar dalam
dengan KD
Standar Isi
8 Materi buku dapat dimanfaatkan Ya, dapat
Tidak, hanya
oleh pembaca lintas jenjang dibaca oleh
untuk siswa
pendidikan dan tingkat kelas semua
sma kelas X.
kalangan
Struktur Buku Pengayaan
9 Bagian awal minimal terdiri dari
kata pengantar atau prakata dan Ya Ya
daftar isi
10 Bagian isi merupakan materi buku Ya Ya
11 Bagian akhir minimal terdapat
bagian daftar pustaka yang dapat
Ya Ya
dilengkapi dengan indeks,
glosarium, atau lampiran
Komponen Grafika
12 Buku dijilid dengan rapi dan kuat Ya Ya
13 Buku menggunakan huruf
dan/atau gambar/ilustrasi yang Ya Ya
terbaca
14 Buku dicetak dengan jelas dan
Ya Ya
rapi
15 Buku menggunakan kertas
Ya Ya
berkualitas dan aman

Dari hasil analisis kedua buku, diperoleh bahwa buku pengayaan yang
ada di sekolah belum memenuhi karakteristik dari buku pengayaan yang
54

seharusnya, sebagian besar isinya menyerupai LKS. Sedangkan buku


pengayaan yang ada di pasaran sudah memenuhi seluruh karakteristik dari
buku pengayaan pengetahuan, namun kelemahannya adalah belum berkaitan
dengan materi kimia.
Peneliti ingin mengembangkan buku pengayaan yang dapat digunakan
pada saat pembelajaran kimia disekolah, sehingga peneliti perlu memilih
materi yang ada pada pelajaran kimia untuk dikembangkan menjadi buku
pengayaan. Hasil analisis buku ini dapat dijadikan sebagai acuan pada
proses pengembangan buku pengayaan yang dilakukan peneliti.
b. Analisis Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Setelah analisis kebutuhan dilakukan, peneliti melakukan analisis
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar untuk mata pelajaran kimia SMA.
Hal ini diperlukan untuk mengetahui dan memilih materi yang cocok untuk
dikembangkan menjadi buku pengayaan. Dari hasil analisis kompetensi
dasar ini diperoleh materi kimia dan indikator pembelajaran yang harus
dicapai. Kompetensi Dasar mata pelajaran kimia yang di analisis adalah
Kompetensi Dasar 3.2 dan 4.2 kelas XI SMA, dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Kompetensi Dasar 3.2 dan 4.2 Kelas XI SMA
Kompetensi Dasar
3.2 Memahami proses pembentukan dan teknik pemisahan fraksi-fraksi
minyak bumi serta kegunaannya.
4.2 Menyajikan hasil pemahaman tentang proses pembentukan dan
teknik pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi beserta kegunaannya.

Berdasarkan Tabel 4.3 diperoleh hasil bahwa Kompetensi Dasar 3.2


dan 4.2 memuat materi minyak bumi yang harus diajarkan pada siswa dalam
pembelajaran kimia. Dalam kompetensi Dasar ini siswa dituntut untuk
memahami proses pembentukan dan teknik pemisahan fraksi-fraksi minyak
bumi serta kegunaannya.
Dalam pembelajaran kimia disekolah, tidak semua kegunaan dari
fraksi-fraksi minyak bumi dijelaskan satu persatu dan tidak semua kegunaan
dari minyak bumi terdapat dalam buku teks pelajaran, sehingga diperlukan
55

buku pengayaan yang dapat membahas secara lebih luas tentang kegunaan
dari hasil pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi.
c. Pemilihan Materi
Dari hasil analisis Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar 3.2 dan 4.2
kimia kelas XI SMA, terpilihlah materi minyak bumi yang akan
dikembangkan untuk buku pengayaan, yaitu memperluas materi tentang
kegunaan minyak bumi dalam kehidupan sehari-hari. Pada buku-buku teks
pelajaran kimia, kegunaan dari fraksi-fraksi hasil pemisahan minyak bumi
hanya disajikan dalam bentuk Tabel saja, tidak dijelaskan secara satu
persatu hasil dan kegunaan dari tiap fraksi tersebut, padahal Kompetensi
Dasar menuntut sampai pada kegunaannya. Contoh penyajian hasil dari
fraksi minyak bumi dalam buku teks dapat dilihat pada Gambar 4.2.

(a) (b)
Gambar 4.2 Contoh materi minyak bumi pada buku teks pelajaran
(a) Buku Sekolah Elektronik, (b) Buku Erlangga
Fraksi-fraksi minyak bumi dapat dibahas secara lebih luas dan
mendalam karena sangat berkaitan dengan kebutuhan masyarakat dalam
kehidupan sehari-hari. Sehingga kegunaan dari minyak bumi dapat
dikembangkan untuk buku pengayaan baik dari segi sains, teknologi, dan
manfaatnya bagi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
Pada materi minyak bumi terdapat hubungan antara sains, teknologi,
dan manfaatnya bagi masyarakat, sehingga buku pengayaan yang akan
56

dikembangkan memuat materi minyak bumi dengan pendekatan sains


teknologi masyarakat.
d. Penentuan Indikator Buku Pengayaan
Indikator buku pengayaan dikembangkan dari indikator pembelajaran
yang harus dicapai pada materi minyak bumi. Dari hasil analisis
Kompetensi Dasar terdapat empat indikator pembelajaran untuk materi
minyak bumi. Indikator pembelajaran kemudian dianalisis dan
dikembangkan menjadi indikator pengayaan.
Buku pengayaan yang dikembangkan berbasis Sains Teknologi
Masyarakat, sehingga Indikator Pengayaan ini dikembangkan lagi menjadi
sub indikator yaitu indikator Sains, Teknologi dan Masyarakat. Indikator
pengayaan ini dijadikan acuan untuk menentukan materi pada buku
pengayaan yang diintegrasikan dengan lima ranah Sains Teknologi
Masyarakat yaitu ranah konsep, proses, kreativitas, sikap, serta aplikasi dan
keterkaitan. Hasil analisis indikator dari Kompetensi Dasar 3.2 dan 4.2
ditampilkan dalam Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Indikator untuk Buku Pengayaan
Indikator Indikator Sub Indikator Pengayaan
Pembelajaran Pengayaan (STM)
3.2.1 Mendeskripsikan 1. Mendeskripsikan (S) Menjelaskan pengertian
proses pembentukan proses pembentukan minyak bumi dan proses
minyak bumi dan gas minyak bumi dan pembentukannya
alam cara pengeboran (T) Menguraikan proses
4.2.1 minyak bumi untuk pengeboran minyak bumi
Mendemontrasikan kebutuhan (M) Menunjukan hasil
proses pembentukan masyarakat pengeboran minyak bumi
minyak bumi dan gas untuk kebutuhan
alam masyarakat
3.2.2 Menjelaskan
komponen-komponen
utama penyusun
minyak bumi Tidak Ada Tidak Ada
4.2.2 Menunjukan
komponen-komponen
utama penyusun
minyak bumi
2. Mendeskripsikan (S) Menjelaskan bagan
3.2.3 Menafsirkan proses dan hasil penyulingan bertingkat
bagan penyulingan pemisahan minyak (T) Menguraikan proses
57

Indikator Indikator Sub Indikator Pengayaan


Pembelajaran Pengayaan (STM)
bertingkat untuk bumi untuk distilasi bertingkat di
menjelaskan dasar dan kebutuhan kilang minyak
teknik pemisahan masyarakat (M) Menunjukan hasil
fraksi-fraksi minyak pemisahan minyak bumi
bumi untuk kebutuhan
masyarakat
4.2.3 3. Menjelaskan (S) Menjelaskan pengertian
Mempresentasikan komponen gas dan gas, jenis dan komponen
bagan penyulingan kegunaanya dalam gas LNG, CNG dan LPG
bertingkat untuk kehidupan sehari- (T) Menguraikan pengolahan
menjelaskan dasar dan hari gas LNG, CNG dan LPG
teknik pemisahan (M) Menunjukan kegunaan
fraksi-fraksi minyak CNG, LPG, cara
bumi menggunakan gas yang
baik dalam kehidupan
sehari-hari
4. Menjelaskan (S) Menjelaskan pengertian
bensin dan bensin, karakteristik
kegunaanya dalam bensin, jenis bensin, dan
kehidupan sehari- zat aditif dalam bensin
hari (T) Menguraikan penggunaan
bensin premium,
pertalite, pertamax, dan
pertamax plus
(M) Menunjukan kegunaan
bensin premium,
pertalite, dan pertamax
dalam kehidupan sehari-
hari
5. Menjelaskan (S) Menjelaskan pengertian
kerosin dan kerosin, dan jenis-jenis
kegunaannya kerosin
dalam kehidupan (T) Menguraikan penggunaan
sehari-hari kerosin dan avtur
(M) Menunjukan kegunaan
kerosin dan avtur dalam
kehidupan sehari-hari
6. Menjelaskan (S) Menjelaskan pengertian
minyak solar dan solar, karakteristik
kegunaannya minyak solar, dan
dalam kehidupan bilangan setana
sehari-hari (T) Menguraikan penggunaan
berbagai jenis bahan
bakar pada mesin diesel
(M) Menunjukan kegunaan
minyak solar dalam
kehidupan sehari-hari
7. Menjelaskan (S) Menjelaskan pengertian
58

Indikator Indikator Sub Indikator Pengayaan


Pembelajaran Pengayaan (STM)
minyak pelumas pelumas, fungsi oli pada
dan kegunaanya mesin, jenis-jenis oli
dalam kehidupan (T) Menguraikan kualitas oli
sehari-hari dan kekentalan oli pada
mesin kendaraan
(M) Menunjukan kegunaan
minyak pelumas sebagai
oli pada kendaraan
bermotor
8. Menjelaskan aspal (S) Menjelaskan pengertian
dan kegunaanya aspal, komponen aspal,
dalam kehidupan dan jenis-jenis aspal
sehari-hari (T) Menguraikan penggunaan
aspal keras dan aspal cair
(M) Menunjukan kegunaan
aspal dalam kehidupan
sehari-hari
3.2.4 Membedakan 9. Membedakan (S) Menjelaskan pengertian
kualitas bensin kualitas bensin bilangan oktan, dan nilai
berdasarkan bilangan yang digunakan bilangan oktan pada
oktannya pada kendaraan bensin
4.2.4 Menunjukan bermotor (T) Menguraikan penggunaan
kualitas bensin jenis bensin berdasarkan
berdasarkan bilangan rasio kompresi mesin
oktannya kendaraan
(M) Menunjukan kendaraan
bermotor apa saja yang
dianjurkan menggunakan
bensin jenis premuim,
pertalite, atau pertamax

Berdasarkan Tabel 4.4, Terdapat empat indikator pembelajaran yang


dikembangkan menjadi sembilan indikator pengayaan, setiap indikator
pengayaan kemudian dikembangkan lagi menjadi tiga sub indikator yaitu
indikator Sains, Teknologi, dan Masyarakat. Indikator sains berisi tentang
pengertian-pengertian, konsep dan teori tentang minyak bumi, indikator
teknologi berisi tentang alat teknologi yang menggunakan hasil dari minyak
bumi, sedangkan indikator masyarakat berisi tentang kegunaan hasil dari
minyak bumi yang digunakan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
Pada perumusan indikator dan sub indikator buku pengayaan terdapat
pula tahapan dan ranah STM, materi yang disesuaikan dengan indikator
59

yang akan dituangkan dalam buku pengayaan kimia, dan sumber (referensi)
materi. Hasil analisis indikator secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 3
dan 4.
2. Tahap Pengembangan
Tujuan dari tahap pengembangan adalah untuk menghasilkan buku
pengayaan berbasis sains teknologi masyarakat yang telah direvisi berdasarkan
saran dari para ahli. Kegiatan pada tahap pengembangan ini dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu penentuan desain tampilan dan merancang isi (materi) buku,
pengembangan buku, dan penyelesaian buku dengan validasi buku pengayaan
oleh para ahli.
a. Penentuan Desain Tampilan dan Isi Buku Pengayaan berbasis STM
Pembuatan buku pengayaan kimia berbasis sains teknologi
masyarakat ini didesain menggunakan Microsoft Office Word 2010 dan
Adobe Photoshop CS3. Pemilihan format dilakukan berdasarkan
pertimbangan mutu buku yang meliputi format, tata letak (misalnya
margin), bentuk dan ukuran huruf, spasi, dan ketetapan. Format pada buku
pengayaan yang dikembangkan adalah sebagai berikut:
Ukuran kertas : B5 (182 mm x 257 mm)
Orientasi kertas : portrait
Margin : 2 cm (atas, bawah, kanan, kiri)
Tabel 4.5 Jenis dan Ukuran Huruf untuk Buku
Desain Jenis Huruf Ukuran Huruf
Cover Grunge Handwriting 72 bold
CF Crayons 20
Kata Pengantar Girls Have Many Secrets 11
Daftar Isi Memo to Self 12
Judul Bab Drift Wood 48
Sub bab CF Crayons, 36
Memo to Self 14 bold
Teks Naskah Candara 11
Keterangan Gambar Comic Sans MS 9 bold
Sumber Gambar Comic Sans MS 8
Glosarium Memo to Self 11
Daftar Pustaka Times New Roman 11
60

Selain jenis dan ukuran huruf, terdapat pula gambar-gambar yang


digunakan pada buku pengayaan, gambar dapat dilihat secara lengkap yang
sudah disajikan dalam buku pengayaan.
Penentuan isi buku berdasarkan indikator pengayaan, diawali dengan
proses pengumpulan bahan/materi yang sesuai dengan indikator pengayaan
yang akan dimuat dalam buku pengayaan kimia. Kemudian menentukan
judul-judul materi yang akan digunakan dalam buku pengayaan kimia.
Tabel 4.6 Materi yang ditentukan untuk Buku Pengayaan Kimia
Bab dan Judul Sub bab Ranah STM
Bab 1 a. Pengertian Minyak Bumi 1. Ranah Konsep
b. Proses pengeboran minyak 2. Ranah Proses
Minyak Bumi
bumi 3. Ranah
c. Proses Pengolahan minyak Aplikasi dan
bumi Keterkaitan
d. Fraksi-fraksi minyak bumi
e. Kegunaan dari fraksi-fraksi
minyak bumi
Bab 2 a. Pengertian Gas 1. Ranah Konsep
Gas Alam b. Komponen Gas 2. Ranah
c. Jenis-jenis Gas Aplikasi dan
d. Proses pengolahan gas Keterkaitan
e. Kegunaan Gas dalam 3. Ranah
Kehidupan sehari-hari Kreatifitas
4. Ranah Sikap
Bab 3 a. Pengertian Bensin 1. Ranah Konsep
Bensin b. Karakteristik bensin 2. Ranah
c. Jenis-jenis bensin Aplikasi dan
d. Zat aditif dalam bensin Keterkaitan
e. Bilangan Oktan 3. Ranah
f. Rasio Kompresi mesin Kreatifitas
g. Kegunaan bensin dalam
kehidupan sehari-hari
h. Kendaraan dan bensin yang
sesuai berdasarkan rasio
kompresi mesin
Bab 4 a. Pengertian kerosin 1. Ranah Konsep
Kerosin b. Jenis-jenis kerosin 2. Ranah
c. Penggunaan avtur pada Aplikasi dan
pesawat terbang Keterkaitan
d. Penggunaan kerosin pada
kompor
61

Bab dan Judul Sub bab Ranah STM


Bab 5 a. Pengertian solar 1. Ranah konsep
Minyak Solar b. Karakteristik miyak solar 2. Ranah
c. Bilangan setana Aplikasi dan
d. Jenis-jenis bahan bakar Keterkaitan
mesin diesel 3. Ranah
e. Kegunaan minyak solar Kreatifitas
Bab 6 a. Pengertian Oli 1. Ranah Konsep
Pelumas b. Fungsi Oli pada mesin 2. Ranah
c. Jenis-jenis Oli Kreatifitas
d. Kualitas Oli 3. Ranah
e. Kekentalan Oli Aplikasi dan
f. Kegunaan oli pada mesin Keterkaitan
kendaraan bermotor

Bab 7 a. Pengertian Aspal 1. Ranah Konsep


Residu b. Komponen Aspal 2. Ranah
c. Aspal Keras Aplikasi dan
d. Aspal Cari Keterkaitan
e. Kegunaan Aspal dalam
kehidupan sehari-hari

Berdasarkan Tabel 4.6 telah ditentukan tujuh judul bab materi yang
akan dimuat dalam buku pengayaan kimia. Ketujuh bab tersebut didalamnya
disesuaikan dengan ranah Sains Teknologi Masyarakat.

b. Pengembangan Buku Pengayaan


Pada pengembangan buku pengayaan, kegiatan yang dilakukan adalah
mengembangkan hasil analisis indikator buku pengayaan menjadi produk
awal buku pengayaan kimia berbasis sains teknologi masyarakat. Proses
pengembangan ini mengikuti struktur buku pada pedoman penulisan buku
nonteks pelajaran yang terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian awal, isi dan
akhir. Proses pengembangan yang dilakukan dari bagian awal sampai
menghasilkan produk buku pengayaan kimia berbasis sains teknologi
masyarakat pada materi minyak bumi adalah sebagai berikut:
1) Bagian Awal
a) Sampul Buku
62

Desain cover depan buku berisi nama penulis, judul buku yaitu
Minyak Bumi-Pengolahan dan Penggunaan dalam kehidupan sehari-
hari. keterangan jenis buku yaitu Buku Pengayaan Kimia Berbasis
Sains Teknologi Masyarakat. Sedangkan cover belakang buku berisi
gambar-gambar aplikasi dari minyak bumi dan sekilas penjelasan
mengenai minyak bumi.

Gambar 4.3 Desain Cover Buku

b) Identitas Buku
Lembar identitas buku memuat judul buku, jenis buku, sasaran
pembaca, nama penulis, nama pembimbing, nama validator, dan
ukuran buku. Buku pengayaan terdiri dari 96 halaman utama dengan
tebal buku 60 mm. Isi buku menggunakan kertas Art Paper 150 gram,
sedangkan cover buku menggunakan jenis soft cover kertas Art
Carton 260 gram.
63

Gambar 4.4 Lembar Identitas Buku

c) Kata Pengantar
Kata pengantar memuat gambaran singkat mengenai isi buku dan
tujuan dibuatnya buku pengayaan ini, serta ucapan terima kasih
penulis kepada pihak-pihak yang telah membantu selama proses
pembuatan buku.

Gambar 4.5 Kata Pengantar pada Buku Pengayaan


64

d) Daftar Isi
Daftar isi memuat rincian bab dan materi yang disajikan dalam buku
lengkap dengan daftar halamannya, sehingga memudahkan pembaca
pada saat membaca dan mencari materi isi buku dan halamannya yang
terdapat dalam buku.

Gambar 4.6 Daftar Isi Pada Buku Pengayaan

2) Bagian Isi Materi


Pada bagian ini, materi yang dimasukkan ke dalam buku adalah
materi tentang minyak bumi yang sesuai dengan indikator buku
pengayaan. Materi minyak bumi yang dapat memperluas dan
memperdalam pengetahuan para pembaca melalui pendekatan sains
teknologi masyarakat. Untuk itu ranah STM dalam buku dapat terlihat
pada penyajian materi. Penyajian materi dalam buku diintegrasikan
dengan ranah sains teknologi masyarakat, yaitu ranah konsep, proses,
sikap, kreativitas serta aplikasi dan keterkaitan.
a) Ranah Konsep
Ranah konsep meliputi fakta-fakta, konsep-konsep, hukum (prinsip-
prinsip), serta teori dan hipotesis yang digunakan oleh para ilmuan.
Dapat juga disebut ranah pengetahuan. Ranah konsep pada buku
65

pengayaan yang dikembangkan meliputi pengertian-pengertian,


komponen, dan lain-lain.

Gambar 4.7 Contoh Ranah Konsep

b) Ranah Proses
Ranah proses meliputi hal-hal yang berkaitan dengan cara
memperoleh/proses yang dilakukan untuk memperoleh ilmu atau
produk sains. Ranah proses pada buku pengayaan yang dikembangkan
meliputi proses pembentukan minyak bumi, proses pengeboran
minyak bumi, dan proses pegolahan minyak bumi.

Gambar 4.8 Contoh Ranah Proses


66

c) Ranah Sikap
Ranah sikap meliputi sikap positif terhadap ilmu pengetahuan. Sikap
yang harus dilakukan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Ranah
sikap pada buku pengayaan yang dikembangkan meliputi saran
menggunakan gas elpiji, dll.

Gambar 4.9 Contoh Ranah Sikap

d) Ranah Kreatifitas
Ranah kreativitas meliputi kombinasi obyek dan ide atau gagasan
dengan cara yang baru, menyelesaikan masalah atau mendesain alat.
Ranah kreatifitas pada buku pengayaan yang dikembangkan meliputi
cara pemasangan gas elpiji, tips memilih bahan bakar untuk
kendaraan, dll.

Gambar 4.10 Contoh Ranah Kreatifitas


67

e) Ranah Aplikasi dan Keterkaitan


Ranah aplikasi dan keterkaitan meliputi contoh-contoh konsep-konsep
ilmiah dalam kehidupan, menerapkan konsep-konsep sains dalam
kehidupan. Ranah aplikasi pada buku pengayaan yang dikembangkan
meliputi kegunaan bensin, solar, kerosin, aspal, dll.

Gambar 4.11 Contoh Ranah Aplikasi dan Keterkaitan

3) Bagian Akhir
a) Glosarium
Glosarium berisi daftar alfabetis definisi istilah-istilah yang terdapat
dalam buku pengayaan yang dikembangkan. Glosarium ini termasuk
bagian akhir buku setelah materi isi.

Gambar 4.12 Halaman Glosarium


68

b) Daftar Pustaka
Daftar pustaka pada buku berisi sumber-sumber/referensi materi yang
ada dalam buku. Sumber referensi yang digunakan berasal dari
beberapa buku pengetahuan, ensiklopedia, jurnal, dan beberapa
artikel-artikel dari website.

Gambar 4.13 Halaman Daftar Pustaka

Proses pengembangan berlangsung selama 3 bulan. Selama proses


pengembangan ini peneliti banyak diberi bimbingan, saran, dan arahan dari
dosen pembimbing, beberapa contoh perubahan pada buku dapat dilihat
pada gambar 4.14 4.18.

(a) (b)
Gambar 4.14 Cover (a) sebelum revisi (b) sesudah revisi
69

Perubahan tampilan pada awal bab, gambar (a) materi yang disajikan
terlalu banyak, jarak tulisan terlalu padat dan ukuran huruf kecil, pada
gambar (b) tampilan setelah diperbaiki.

(a) (b)
Gambar 4.15 Konten (a) sebelum revisi (b) sesudah revisi

Informasi mengenai
gambar disajikan
tidak berurutan
sesuai nomor yang
ada pada gambar
sehingga sulit
membaca informasi
tersebut.

(a)

Informasi mengenai
gambar disajikan
berurutan sesuai
nomor yang ada
pada gambar.
Sehingga tata letak
keterangan gambar
dirubah.

(b)
Gambar 4.16 Tata Letak (a) sebelum revisi (b) sesudah revisi
70

Perubahan tampilan dan konten, gambar (a) konten materi terlalu


sedikit dan gambar yang ditampilkan terlalu besar, pada gambar (b)
tampilan diperbaiki dengan penambahan materi dan tampilan gambar
diperkecil.

(a) (b)
Gambar 4.17 Tata Letak (a) sebelum revisi (b) sesudah revisi

Seluruh gambar di dalam buku,


diberi sumber gambar yang terletak
di atas sebelum keterangan gambar
dan terdapat gambar bentuk segitiga
di bagian samping tulisan
keterangan gambar.
(a)

Seluruh gambar di dalam buku,


diberi sumber gambar yang terletak
di bawah setelah keterangan gambar
dan gambar bentuk segitiga di
bagian samping tulisan keterangan
gambar dihilangkan.

(b)
Gambar 4.18 Keterangan Gambar (a) sebelum revisi (b) sesudah revisi
71

Produk awal buku pengayaan kimia berbasis sains teknologi


masyarakat pada materi minyak bumi secara lengkap dapat dilihat pada
Lampiran 5.
c. Validasi dan Revisi Buku Pengayaan Kimia Berbasis Sains Teknologi
Masyarakat pada Materi Minyak Bumi
Buku pengayaan kimia yang telah disusun selanjutnya diberikan
kepada validator untuk divalidasi dan penyempurnaan buku, validasi
dilakukan kepada 2 orang dosen pendidikan kimia, 1 orang dosen kimia
murni, dan 1 orang guru bidang studi kimia.
Penilaian validator terhadap buku pengayaan meliputi beberapa aspek
yaitu aspek kelayakan isi, bahasa, sajian, dan grafis. Selain itu para validator
juga memberikan komentar dan saran untuk memperbaiki dan merevisi
buku pengayaan kimia yang dikembangkan agar dapat digunakan oleh guru
dan di uji coba kepada siswa di sekolah. Hasil penilaian para validator
terhadap buku pengayaan kimia disajikan secara singkat dalam tabel
berikut.
Tabel 4.7 Hasil Validasi
Persentase rata-rata
No. Aspek Kriteria
Validasi I Validasi II
1. Kelayakan Isi 100% 100% Sangat Baik
2. Kebahasaan 95% 100% Sangat Baik
3. Penyajian 100% 100% Sangat Baik
4. Grafika 95% 100% Sangat Baik
Rata rata 97,5% 100% Sangat Baik

Setelah dilakukan validasi, terdapat beberapa komentar dan saran


yang diberikan validator, sehingga revisi harus dilakukan pada beberapa
bagian buku pengayaan. Berikut beberapa masukan dari validator untuk
perbaikan buku pengayaan.
Tabel 4.8 Komentar dan Saran Validator
No. Komentar dan Saran
1. Tanda baca, ejaan, penulisan masih ada yang belum sesuai
EYD.
2. Belum ada cover belakang
3. Perhatikan penulisan pada keterangan gambar dan tabel
72

No. Komentar dan Saran


4. Tambahkan profil penulis, nama validator dan cover belakang
5. Secara keseluruhan sudah bagus, namun lebih konsisten dalam
penggunaan kata, simbol, dan gambar
6. Jangan ada halaman yang kosong
7. Perbaiki penulisan pada daftar pustaka
8. Perbaiki gambar struktur kimia

Lembar validasi serta komentar dan saran dari para validator secara
lengkap dapat dilihat pada Lampiran 6. Berikut daftar revisi buku
pengayaan yang dilakukan.
Tabel 4.9 Daftar Revisi pada Buku Pengayaan Kimia
No. Sebelum Revisi Sesudah Revisi
1. Pada identitas buku tidak ada Pada identitas buku ditambahkan
nama validator nama validator
2. Posisi keterangan pada gambar Posisi keterangan pada gambar
terbalik (sumber gambar dahulu (nama gambar dahulu kemudian
kemudian nama gambar) sumber gambar)
3. Dalam tabel (Persentase) Dalam tabel (Persentase %)
4. Gambar di halaman 4-5 kurang Gambar di halaman 4-5 di
jelas dan tidak konsisten perbaiki dengan gambar yang
lebih jelas
5. Penulisan tidak garis miring Penulisan menggunakan garis
pada kata ilmiah (Jack Up Rig, miring pada kata ilmiah (Jack
Tender Rig, Platform, Up Rig, Tender Rig, Platform,
Semisubmersible Rig, Rig Semisubmersible Rig, Rig
Semisub, Drill Ship, Liquefied Semisub, Drill Ship, Liquefied
Petroleum, Reservoar, Petroleum, Reservoar,
Assembling, Seal, Electronic Assembling, Seal, Electronic fuel
fuel injection, Catalyc injection, Catalyc Converters,
Converters, Variable Valve Variable Valve Timing
Timing Intelligent, Intelligent, Turbochargers,
Turbochargers, Knocking, Knocking, Medium Speed Diesel
Medium Speed Diesel Engine, Engine, Furnace, Commonrail,
Furnace, Commonrail, Base Oil, Base Oil, Over heat, Polyol-
Over heat, Polyol-ester, Acid, ester, Acid, American Petroleum
American Petroleum Institute, Institute, Spark-plug ignition,
Spark-plug ignition, pick-up, pick-up, Heavy Duty, High
Heavy Duty, High Speed, Four Speed, Four Stroke engines,
Stroke engines, Naturally Naturally Aspirated,
Aspirated, Turbocharger, Off Turbocharger, Off Road,
Road, Indirect Injected, Indirect Injected, Adhesive, Rock
Adhesive, Rock Asphalt, Lake Asphalt, Lake Asphalt)
Asphalt)
73

No. Sebelum Revisi Sesudah Revisi


6. tabel pada halaman 31-32 Semua tabel pada halaman 31-32
kurang jelas dan kata ilmiah diperbaiki
tidak garis miring
7. Pada Bab 4 terdapat kata minyak Pada Bab 4 kata minyak tanah
tanah dan kerosin, tidak diganti dengan kerosin
konsisten
8. Pada halaman 76-77 posisi Pada halaman 76-77 posisi
kalimat setelah titik dua tidak kalimat setelah titik dua sejajar
sejajar
9. Pada halaman 85 terdapat kata Pada halaman 85 kata Ex:
Ex: diganti Contoh:
10. Daftar Pustaka belum mengikuti Daftar Pustaka mengikuti
peraturan APA 6 peraturan APA 6

Perbaikan dan perubahan pada buku pengayaan dilakukan sesuai


komentar dan saran dari para validator selama proses validasi. Berikut
beberapa perubahan tampilan dalam buku pengayaan. Perubahan pada buku
pengayaan setelah di perbaiki dapat dilihat pada Lampiran 7.

(a) (b)
Gambar 4.19 Cover belakang (a) sebelum revisi (b) sesudah revisi

Pada identitas buku terdapat beberapa perubahan yaitu perubahan


ukuran huruf, jenis huruf, warna tulisan, tata letak, serta ditambahkan nama
validator.
74

(a) (b)
Gambar 4.20 Identitas buku (a) sebelum revisi (b) sesudah revisi

Struktur kimia pada halaman 4 dan 5 dalam buku pengayaan


diperbaiki karena gambar kurang jelas dan tidak konsisten.

(a) (b)
Gambar 4.21 Struktur kimia (a) sebelum revisi (b) sesudah revisi
75

Perubahan tampilan gambar pada halaman 30, gambar yang


digunakan berupa kartun sehingga diperbaiki menjadi gambar aslinya agar
terlihat lebih nyata dengan kehidupan sehari-hari.

(a) (b)
Gambar 4.22 Perubahan gambar (a) sebelum revisi (b) sesudah revisi

Terdapat perubahan tulisan dalam tabel pada halaman 31. Sebelumnya


tulisan yang menjelaskan gambar tabung kurang jelas, dan kalimat ilmiah
tidak digaris miring. Akhirnya jenis huruf dan ukuran huruf dirubah agar
tulisan dapat dibaca dengan jelas, dan kalimat ilmiah digaris miring.

(a) (b)
Gambar 4.23 Perubahan tulisan (a) sebelum revisi (b) sesudah revisi
76

Tampilan awal pada bab 4 diperbaiki, sebelumnya terdapat kata


kerosin dan minyak tanah yang pada intinya sama saja, kata minyak tanah
dirubah menjadi kerosin agar lebih konsisten.

(a) (b)
Gambar 4.24 Tampilan awal bab (a) sebelum revisi (b) sesudah revisi

Perbaikan penulisan pada halaman 77, masih banyak kata-kata ilmiah


yang tidak di garis miring dan posisi kalimat setelah tanda titik dua tidak
sejajar rapih. Kata-kata ilmiah diperbaiki dengan menggunakan garis miring
dan posisi kalimat setelah tanda titik dua dirapihkan.

(a) (b)
Gambar 4.25 Perbaikan Penulisan (a) sebelum revisi (b) sesudah revisi
77

Penulisan referensi pada daftar pustaka tidak mengikuti aturan APA 6


sehingga dilakukan perbaikan penulisan mengikuti aturan APA 6.

(a)

(b)
Gambar 4.26 Daftar Pustaka (a) sebelum revisi (b) sesudah revisi
78

3. Tahap Evaluasi
Tahap evaluasi bertujuan untuk mengetahui respon siswa dan penilaian
guru terhadap buku pengayaan yang telah dikembangkan, serta mengetahui
kelayakan buku pengayaan kimia berbasis sains teknologi masyarakat sebagai
buku pendamping yang dapat menambah wawasan para pembaca. Tahap
evaluasi buku pengayaan ini dilakukan dengan uji coba terbatas kepada guru
mata pelajaran kimia dan siswa SMAN 6 Kota Tangerang Selatan dengan
pemberian angket respon yang harus diisi oleh siswa dan penilaian buku
pengayaan yang harus diisi guru setelah menggunakan buku pengayaan
tersebut.
a. Uji Coba Terbatas
Buku pengayaan yang telah divalidasi dan direvisi kemudian diuji
coba terbatas oleh 3 orang guru kimia dan 33 orang siswa kelas XI IPA-3 di
SMA Negeri 6 Kota Tangerang Selatan. Guru dan siswa menggunakan dan
membaca buku pengayaan kemudian diminta responnya terhadap buku
pengayaan. Respon siswa terhadap buku pengayaan diperoleh dengan
menggunakan angket respon, sedangkan respon guru dapat diperoleh dari
penilaian guru terhadap buku pengayaan. Secara keseluruhan data
responden dapat dilihat pada Lampiran 8, sedangkan angket yang telah diisi
guru dapat dilihat pada Lampiran 9, dan angket yang telah diisi oleh siswa
dapat dilihat pada Lampiran 13.
b. Analisis Data Hasil Respon
Data respon guru dan siswa terhadap buku pengayaan yang diperoleh
setelah ujicoba kemudian dianalisis. Berikut hasil analisis data penilaian
buku penyaaan oleh guru dan angket respon siswa.
1) Data Hasil Penilaian Buku Pengayaan Oleh Guru Kimia
Data hasil dari penilaian buku pengayaan oleh guru bertujuan untuk
mengetahui kelayakan buku pengayaan. Buku pengayaan dinyatakan
layak apabila butir pada komponen materi harus berskor 6, butir pada
komponen penyajian, bahasa, dan grafika harus berskor 3, dan total
79

skor akhir minimal 55 dari seluruh komponen setelah dikalikan dengan


bobot komponen.
Tabel 4.10 Hasil Skor Rata-rata Penilaian Buku Pengayaan
Skor Skor
Bo
Aspek Indikator Rata- SxB total
bot
rata Aspek
Materi mendukung
pencapaian tujuan pendidikan 8,00 2 16,00
nasional
Materi tidak bertentangan
dengan peraturan dan
10,00 1 10,00
perundang-undangan yang
berlaku di Indonesia
Materi merupakan karya
orisinal (bukan hasil plagiat),
tidak menimbulkan masalah 10,00 2 20,00
SARA dan tidak diskriminasi
Materi 87,34
gender
Materi memiliki kebenaran
keilmuan, sesuai dengan
8,00 3 24,00
perkembangan ilmu yang
mutakhir, sahih, dan akurat.
Materi memaksimalkan
penggunaan sumber-sumber
yang sesuai dengan kondisi
8,67 2 17,34
Indonesia dan erat kaitannya
dengan konteks ke-Indonesia-
an.
Penyajian materi runtut,
bersistem, lugas, dan mudah 7,00 3 21,00
dipahami
Penyajian materi
mengembangkan sikap 7,00 3 21,00
spiritual dan sosial.
Penyajian materi
mengembangkan
Sajian 70,66
pengetahuan dan 7,33 2 14,66
menumbuhkan motivasi
untuk berpikir lebih jauh.
Penyajian materi
mengembangkan
keterampilan, dan memotivasi 7,00 2 14,00
untuk berkreasi dan
berinovasi.
80

Skor Skor
Bo
Aspek Indikator Rata- SxB total
bot
rata Aspek
Bahasa yang digunakan etis,
estetis, komunikatif dan
8,33 4 33,32
fungsional, sesuai dengan
sasaran pembaca.
Bahasa Bahasa (ejaan, tanda baca, 81,32
kosakata, kalimat dan
paragraf) sesuai dengan 8,00 6 48,00
kaidah dan istilah yang
digunakan baku.
Kulit buku : Ilustrasi
mewakili isi, jenis huruf
memiliki keterbacaan tinggi,
menarik, komposisi seimbang 7,67 2 15,34
dan harmonis antara kulit
depan, punggung dan
belakang.
Jenis, ukuran huruf, dan
Grafika 76,01
penomoran pada seluruh isi 7,00 3 21,00
buku konsisten
Tata letak konsisten dan
sesuai antara kulit buku 7,67 3 23,01
(cover) dengan isi buku
Ilustrasi sesuai dengan
pembaca sasaran dan 8,33 2 16,66
memperjelas isi
Total Skor Akhir
(Materi x0,4)+(Penyajian x0,3)+(Bahasa x0,2)+(Grafis x0,1) 79,999
= (34,936) + (21,198) + (16,264) + (7,601)

Berdasarkan Tabel 4.10, masing-masing indikator pada komponen


materi memiliki skor lebih dari 6, pada komponen penyajian bahasa, dan
grafika memiliki skor lebih dari 3, dan total skor akhir yang diperoleh
adalah 79,999 dari seluruh komponen setelah dikalikan dengan bobot
komponen.
Dalam rubrik penilaian buku pengayaan apabila total skor akhir
lebih dari 55 dan kurang dari 85 maka buku pengayaan dinyatakan layak
dengan nilai baik. Untuk perhitungan hasil penilaian buku dapat dilihat
pada Lampiran 10, instrumen penliaian buku pengayaan kimia dapat
81

dilihat pada Lampiran 11, dan rubrik penilaian buku dapat dilihat pada
Lampiran 12.
2) Data hasil respon siswa
Data hasil dari angket respon siswa bertujuan untuk mengetahui
pengembangan buku pengayaan berbasis sains teknologi masyarakat
pada materi minyak bumi yang telah dilakukan termasuk kedalam
kategori sangat baik, baik, cukup, kurang, atau sangat kurang.
Tabel 4.11 Hasil Persentase Angket Respon Siswa
Persentase Krite
Aspek Indikator Persentase
rata-rata ria
Kesesuaian materi
dengan sains, teknologi 81,21%
dan masyarakat
Kesesuain materi
dengan kondisi dalam 71,51%
kehidupan sehari-hari
Dapat dipakai dalam
Materi 78,18% 79,75% Baik
pembelajaran
Manfaat untuk
menambah wawasan 86,06%
pengetahuan
Kesesuain materi
dengan permasalahan 81,81%
dalam kehidupan
Kesesuaian dengan
kaidah Bahasa 80,30%
Indonesia
Kesesuaian ejaan, tanda
baca, kosakata, kalimat 76,36%
Bahasa dan paragraf 76,66% Baik
Mudah dibaca/
69,70%
dipahami
Kejelasan informasi 78,18%
Penggunaan kata efektif
78,79%
dan efesien
Penyajian materi
86,67%
terstruktur
Kelengkapan Informasi 77,58%
Sajian 78,35% Baik
Kemenarikan untuk
76,36%
dibaca
Pemberian motivasi 72,73%
82

Persentase Krite
Aspek Indikator Persentase
rata-rata ria
Penggunaan font
(ukuran dan huruf), 73,64%
spasi, dan paragraf
Kesesuaian layout/ tata
76,67% 75,42% Baik
Grafika letak
Kesesuaian ilustrasi,
81,66%
grafis, gambar, dan foto
Kesesuaian warna 69,70%
Persentase rata-rata dari angket respon siswa 77,54% Baik

Berdasarkan Tabel 4.11, Aspek materi memiliki persentase skor


sebesar 79,75%, aspek bahasa sebesar 76,66%, aspek sajian sebesar
78,35%, dan aspek grafika sebesar 75,42%. Persentase rata-rata secara
keseluruhan sebesar 77,54%. Apabila persentase skor lebih dari 61% dan
kurang dari 80% maka termasuk kategori baik. Untuk hasil perhitungan
angket respon siswa secara keseluruhan dapat dilihat pada Lampiran 14,
instrumen angket respon siswa dapat dilihat pada Lampiran 15 dan hasil
validasi instrumen angket respon siswa dapat dilihat pada Lampiran 16.

B. Pembahasan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan suatu produk yaitu
buku pengayaan kimia berbasis sains teknologi masyarakat (STM). Berdasarkan
hasil penelitian, diperoleh data mengenai proses pengembangan buku pengayaan
kimia dan data hasil uji coba produk buku pengayaaan kimia berbasis sains
teknologi masyarakat (STM) pada materi minyak bumi.
Untuk menghasilkan buku pengayaan ada beberapa tahapan yang dilakukan
peneliti yaitu tahap perencanaan, produksi, dan evaluasi (Warsita, 2008, hlm. 226-
227). Tahap perencanaan merupakan tahapan awal yang bertujuan untuk
menetapkan dan mendefinisikan kebutuhan-kebutuhan, tahap produksi yang
bertujuan untuk menghasilkan buku pengayaan kimia berbasis Sains Teknologi
Masyarakat yang telah direvisi berdasarkan komentar dan saran dari validator, dan
tahap evaluasi yang bertujuan untuk mengevaluasi dan merevisi produk buku
pengayaan yang telah dikembangkan.
83

1. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini terdapat empat langkah yang dilakukan yaitu analisis
kebutuhan, analisis KI dan KD, pemilihan materi, Analisis Indikator dan sub
indikator buku pengayaan kimia berbasis Sains Teknologi Masyarakat.
Analisis kebutuhan diperlukan untuk mencari penyebab yang mendasari
kesenjangan antara kondisi ideal atau yang diharapkan dengan kondisi aktual
saat ini (Yaumi, 2013, hlm. 74). Analisis kebutuhan dilakukan dengan dua
langkah, pertama wawancara guru dilakukan di 5 sekolah di SMA yang berada
di wilayah Kota Tangerang Selatan mengenai kebutuhan buku pengayaan di
sekolah.
Hasil wawancara guru menyatakan bahwa bahan ajar yang biasa
digunakan di sekolah adalah buku teks pelajaran, LKS, BSE, E-Modul, Mind
Mapping, dan Buku kumpulan latihan soal-soal. Dalam pembelajaran selain
menggunakan buku tesk pelajaran, guru juga dapat menggunakan buku
panduan pendidik, buku pengayaan, dan buku referensi untuk menambah
pengetahuan dan wawasan peserta didik (Permendiknas RI No.2, 2008, hlm.
4). Semua guru yang diwawancarai menyatakan belum ada buku pengayaan
yang digunakan disekolah, 3 dari 5 orang guru menyatakan bahwa buku
pengayaan merupakan buku yang berisi kumpulan soal-soal atau latihan
pengayaan untuk siswa.
Langkah kedua pada analisis kebutuhan adalah analisis buku pengayaan
yang ada di SMA Negeri 6 Kota Tangerang Selatan dan analisis buku
pengayaan yang ada dipasaran. Dari hasil analisis buku pengayaan yang ada di
SMAN 6 Kota Tangerang Selatan diperoleh buku yang berjudul buku
pengayaan kimia tetapi isi bukunya sama persis seperti LKS. Buku pengayaan
adalah buku yang memuat materi yang dapat memperkaya dan meningkatkan
penguasaan iptek, keterampilan, dan membentuk kepribadian peserta didik,
pendidik, pengelola pendidikan, dan masyarakat pembaca lainnya (Pusat
Perbukuan, 2008, hlm. 8). Kemudian peneliti melakukan analisis buku
pengayaan yang ada dipasaran untuk mengetahui komponen materi,
84

karateristik buku, struktur buku dan tampilan yang seharusnya terdapat dalam
buku pengayaan.
Langkah kedua dalam tahap perencanaan yaitu analisis Kompetensi Inti,
Kompetensi Dasar, dan Pemilihan Materi. Pada langkah ini peneliti
menganalisis Kompetensi Dasar dengan memilih Kompetensi Dasar yang akan
peneliti gunakan untuk mengembangkan buku pengayaan. Peneliti memilih
kompetensi dasar 3.2 dan 4.2 kelas XI SMA yaitu berisi materi minyak bumi.
Materi minyak bumi yang dikembangkan menjadi buku pengayaan kimia di
integrasikan dengan sains teknologi masyarakat (STM). Meskipun dalam
pengembangan materi buku tidak terkait secara langsung pada KI/KD namun
bahan pembelajaran berkedudukan sebagai alat atau sarana untuk mencapai
Kompetensi Dasar (Yaumi, 2013, hlm. 245).
Langkah selanjutnya, peneliti melakukan analisis indikator berdasarkan
KD yang dipilih. Kompetensi Dasar 3.2 dan 4.2 memiliki beberapa indikator
yang harus dicapai pada materi minyak bumi. Dengan menganalisis
Kompetensi Dasar dan Indikator, peneliti jadi lebih mudah untuk melakukan
pengembangan indikator untuk buku pengayaan.
Menurut Lestari (2013, hlm. 36) indikator merupakan penanda
pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur untuk
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator dikembangkan
sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan,
potensi daerah, dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur
dan/atau dapat diobservasi.
Indikator pembelajaran untuk mencapai Kompetensi Dasar selanjutnya di
analisis lebih dalam dan di kembangkan, hasil analisis dari indikator
pembelajaran dan KD dapat dikatakan sebagai indikator pengayaan. Proses
pembuatan indikator buku pengayaan disesuaikan dengan Sains Teknologi
Masyarakat sehingga dari indikator pengayaan diperoleh sub indikator yang
terdiri dari sub indikator sains, teknologi, dan masyarakat. Indikator pengayaan
yang telah dibuat selanjutnya dijadikan acuan untuk menentukan materi pada
buku pengayaan yang diintegrasikan dengan lima ranah sains teknologi
85

masyarakat yaitu ranah konsep, ranah proses, ranah kreativitas, ranah sikap,
serta ranah aplikasi dan keterkaitan.
Hasil analisis indikator dan sub indikator buku pengayaan juga
mengalami beberapa perubahan, karena pada proses validasi buku pengayaan
kimia terdapat masukan dari para validator. Sehingga analisis indikator yang
sudah dibuat sebelum pembuatan buku mengalami perubahan sesuai dengan
perubahan buku pengayaan.
2. Tahap Produksi
Pada tahap ini peneliti melalukan pengembangan buku pengayaan kimia.
Pengembangan dipandang sebagai proses penerjemahan spesifikasi desain ke
dalam bentuk fisik seperti teknologi cetak (Yaumi, 2013, hlm. 6). Proses
pengembangan buku pengayaan kimia diawali dengan menentukan desain
tampilan dan isi buku pengayaan kemudian penyusunan buku pengayaan dan
terakhir validasi buku pengayaan yang telah dibuat. Desain buku pengayaan
kimia yang digunakan berisi urutan dari unsur-unsur buku pengayaan kimia
yang telah ditentukan peneliti. Unsur-unsur tersebut diantaranya jenis huruf,
ukuran huruf, ukuran kertas, format, tata letak (margin), dan Ilustrasi (gambar
dan tabel).
Ukuran kertas yang digunakan dalam pembuatan buku pengayaan adalah
ukuran B5 (18,2 cm x 25,7 cm). Kertas yang digunakan yaitu art paper dengan
ketebalan 150 gram dan untuk cover menggunakan kertas Art Carton dengan
ketebalan 260 gram. Jenis kertas dipilih dengan pertimbangan melihat
karakteristik siswa yang bermacam-macam dan untuk menghindari kejadian
yang tidak diinginkan, misalnya kertas kusut, sobek, berantakan, dan lain
sebagainya. Maka dari itu peneliti memilih kertas yang lebih tebal untuk
mencetak buku pengayaan kimia yang dikembangkan. Tetapi pada saat
digunakan, guru memberi komentar bahwa buku kurang ekonomis, terlalu
tebal, dan terkesan berat saat dibawa.
Jenis huruf yang digunakan pada buku pengayaan yang dikembangkan
tidak terlalu banyak kombinasi. Hal ini bertujuan untuk mempermudah siswa
dalam memahami materi yang terdapat pada buku pengayaan (Astuti, 2014,
86

hlm. 465). Jenis huruf yang digunakan pada cover adalah Grunge Handwriting
dan CF Crayons dengan ukuran 72 pt dan 20 pt. Pada bagian bab
menggunakan Drift Wood dengan ukuran 48 pt. Bagian subbab menggunakan
CF Crayons dengan ukuran 36 pt. Isi buku suplemen menggunakan jenis huruf
Candara dengan ukuran 12 pt. Keterangan gambar menggunakan Comic Sans
MS dengan ukuran 9 pt. Caption (keterangan gambar) harus disisipkan
terutama untuk:
a. Menambah informasi yang sulit dilukiskan secara visual.
b. Memberi nama orang, tempat, atau objek.
c. Menghubungkan kejadian atau saksi dalam lukisan dengan visual
sebelum atau sesudahnya.
d. Menyatakan apa yang orang dalam gambar itu sedang kerjakan,
pikirkan, atau katakan (Arsyad, 2011, hlm. 93).
Keterangan sumber gambar menggunakan Comic Sans MS dengan
ukuran 8 pt. Jika gambar-gambar yang digunakan memiliki hak cipta, maka
perlu meminta izin kepada pemegang hak cipta tersebut dengan cara
memberikan keterangan sumber gambar (Arsyad, 2011, hlm. 114).
Setelah menentukan desain buku, peneliti mengumpulkan materi minyak
bumi dari berbagai sumber yang akan di muat dalam buku pengayaan kimia.
Tujuan dari pengumpulan materi adalah untuk memperkaya isi buku dan sesuai
dengan indikator pengayaan yang telah ditentukan pada tahap persiapan.
Penggunaan berbagai macam sumber mutlak dilakukan dalam proses
penyusunan bahan pembelajaran. Pengembangan bahan pembelajaran harus
mengumpulkan banyak referensi lain terutama yang berkenaan dengan topik-
topik relevan (Yaumi, 2013, hlm. 258).
Langkah kedua yaitu melalukan penyusunan buku pengayaan kimia.
Penyusunan buku pengayaan mengacu pada tahap persiapan, indikator
pengayaan yang telah dibuat, desain yang telah ditentukan, dan materi untuk isi
buku yang telah dikumpulkan dengan mengintegrasikan ranah sains teknologi
masyarakat. Media berbasis cetakan menuntut enam elemen yang harus
diperhatikan pada saat merancang, yaitu konsistensi, format, organisasi, daya
87

tarik, ukuran huruf dan penggunaan spasi kosong (Arsyad, 2011, hlm. 87).
Kerangka dasar pada buku pengayaan terdiri dari tiga bagian yaitu bagian awal,
isi, dan akhir. Bagian awal memuat halaman sampul, kata pengantar, daftar isi,
bagian isi memuat materi, sedangkan bagian akhir memuat glosarium, dan
daftar pustaka (Widodo & Jasmadi, 2008, hlm. 59).
Pada sampul (cover) buku harus menarik minat para pembaca, dalam
sampul buku terdapat judul buku, keterangan buku, ilustrasi sampul (gambar-
gambar, foto-foto, atau objek gambar lainnya). Kata pengantar dalam buku
memuat penjelasan peran dan fungsi buku. Daftar isi memuat outline dari buku
beserta halamannya, daftar isi wajib ditampilkan dalam buku (Widodo &
Jasmadi, 2008, hlm. 59-60).
Bagian isi buku memuat materi. Materi pada buku pengayaan terdiri dari
tujuh bab mengenai minyak bumi dan hasil pengolahannya yang diintegrasikan
dengan ranah sains teknologi masyarakat. Penyajian materi secara sistematis
dan diberikan contoh-contoh dan ilustrasi menarik hal ini dilakukan untuk
memperjelas isi materi dan membantu para pembaca dalam memahami materi.
Selain itu, pemilihan warna juga menjadi salah satu daya tarik agar pembaca
termotivasi untuk membaca buku pengayaan. Warna digunakan sebagai alat
penuntun dan penarik perhatian kepada informasi yang penting (Arsyad, 2011,
hlm. 91).
Pada setiap bab dalam buku diawali dengan berita yang ada di
lingkungan masyarakat mengenai minyak bumi, hal ini bertujuan untuk
memberikan informasi awal mengenai bahasan dalam bab tersebut yang
berkaitan dengan kehidupan masyarakat. Penerapan sains teknologi masyarakat
mengajak dan mengarahkan pembaca untuk mempelajari isu-isu aktual yang
sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat. Pembaca dibawa pada suasana
yang dekat dengan kehidupan nyata pembaca sehingga dapat mengembangkan
pengetahuan yang telah dimiliki untuk dapat menyelesaikan masalah-masalah
yang diprediksikan akan muncul di sekitar kehidupannya (Sugiyanto, et al.,
2012, hlm. 55).
88

Materi di integrasikan dengan ranah Sains Teknologi Masyarakat, ranah


konsep pada buku pengayaan kimia ini meliputi pengertian-pengertian, fakta
dan pembahasan mengenai materi yang harus dipahami oleh pembaca. Ranah
proses pada buku pengayaan menyajikan beberapa proses pembentukan
minyak bumi, proses pengeboran minyak bumi dan proses pengolahan minyak
bumi hingga menjadi produk yang dapat digunakan masyarakat dalam
kehidupan sehari-hari. Melalui ranah proses pada buku pengayaan kimia
diharapkan pembaca melihat proses sains sebagai keterampilan yang dapat
mereka gunakan, proses keterampilan yang mereka butuhkan untuk
menyempurnakan dan mengembangkannya menjadi lebih mantap untuk
kepentingan mereka sendiri (Zulfiani, et al., 2009, hlm. 128).
Ranah kreativitas dalam buku pengayaan menyajikan informasi
mengenai hal-hal yang dapat dilakukan pembaca setelah membaca buku
pengayaan ini. Ranah sikap pada buku pengayaan disajikan sebagai saran atau
tips untuk pembaca dalam menggunakan bahan bakar minyak. Pembaca
diharapkan dapat memandang sains sebagai suatu cara untuk menangani
masalah (Zulfinai, et al., 2009, hlm. 128). Ranah aplikasi dan keterkaitan
meliputi kegunaan bahan bakar minya dalam kehidupan sehari-hari dan
manfaatnya bagi masyarakat. Penjelasan materi perlu diberikan contoh-contoh
konkrit yang ada di sekitar lingkungan pembaca, sehingga dapat merasakan
manfaat langsung dengan lingkungan sekitar setelah mempelajari materi
tersebut (Widodo & Jasmadi, 2008, hlm. 66).
Bagian akhir buku terdiri dari glosarium yang memuat kata-kata atau
istilah asing yang terdapat dalam buku beserta arti dari istilah tersebut dan
disusun berdasarkan urutan abjad. Daftar pustaka memuat sumber-sumber
rujukan atau referensi yang digunakan dan disusun berdasarkan urutan abjad
(Widodo & Jasmadi, 2008, hlm. 61). Buku pengayaan yang telah disusun
merupakan produk awal buku pengayaan kimia berbasis Sains Teknologi
Masyarakat pada materi minyak bumi sebelum dilakukan validasi oleh ahli.
Langkah selanjutnya yaitu validasi buku pengayaan kimia yang telah
dibuat. Validasi dilakukan oleh tiga orang ahli, dua orang dari ahli pendidikan
89

kimia dan satu orang dari ahli kimia, dan oleh satu orang guru sebagai praktisi
pendidikan. Validasi dilakukan untuk mengetahui kelemahan buku pengayaan
yang dikembangkan dengan meminta pendapat para ahli. Selanjutnya
kelemahan ini akan dilakukan perbaikan (revisi) untuk menghasilkan buku
pengayaan kimia yang lebih baik (Warsita, 2008, hlm. 242). Keterlibatan lebih
dari satu validator dibutuhkan agar mendapatkan buku pengayaan yang lebih
komprehensif dibandingkan dengan yang dikembangkan tanpa mengikuti
prosedur tinjauan ahli. Selain itu, kekurangan yang tidak ditemui oleh ahli yang
satu dapat dilengkapi dan disempurnakan oleh ahli lain, sehingga kualitas
konten yang dikembangkan betul-betul dapat dijamin kualitas dan akurasinya
(Yaumi, 2013, hlm. 275).
Komponen buku pengayaan yang divalidasi meliputi kelayakan isi
(materi), sajian, bahasa, dan grafika. Selama proses validasi banyak komentar
dan saran dari para validator untuk perbaikan buku pengayaan. Proses validasi
dilakukan sebanyak dua kali, pada proses validasi pertama banyak yang perlu
diperbaiki baik dari materi, sajian gambar, bahasa dan penggunaan tanda baca,
dan beberapa gambar yang kurang dapat memperjelas materi. Persentase nilai
rata-rata dari para validator yang paling kecil adalah pada aspek kebahasaan
dan grafika.
Bahasa yang digunakan dalam buku pengayaan masih belum konsisten,
tanda baca, ejaan, dan penulisan masih ada yang belum sesuai dengan EYD,
selain itu masih banyak kata-kata ilmiah yang tidak menggunakan garis miring
dan kalimat dalam satu paragraf terlalu pendek. Bahasa dalam buku pengayaan
harus tepat, lugas dan jelas, harus memperhatikan penulisan (ejaan, tanda baca,
kata-kata, kalimat, paragraf) yang sesuai dengan EYD (Puskurbuk, 2014, hlm.
7).
Dalam menulis buku pengayaan diperlukan penggunaan kata dan pilihan
kata yang benar, baik sebagai bentuk serapan maupun sebagai istilah keilmuan.
Kalimat yang digunakan harus efektif, lugas, tidak ambigu (tidak bermakna
ganda) dan sesuai dengan makna pesan yang ingin disampaikan. Pesan atau
materi yang disajikan harus dikemas dalam paragraf yang mencerminkan
90

kesatuan gagasan dan keutuhan makna sesua dengan buku pengayaan yang
dibuat (Pusbuk, 2008, hlm. 79). Perbaikan pada aspek bahasa dalam buku
dilakukan agar bahasa sesuai dengan sasaran pembaca dan sesuai dengan
kaidah penulisa bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Grafika yang meliputi desain kulit buku, tata letak, jenis dan ukuran
huruf, dan ilustrasi dalam buku pengayaan masih belum konsisten terutama
pada bagian kulit buku (cover) karena belum ada cover belakang pada saat
validasi pertama. Selain itu gambar yang terdapat didalam buku masih ada
yang belum sesuai dengan penjelasan materi. Dalam komponen grafika kulit
buku harus memiliki ilustrasi yang mewakili isi, jenis huruf memiliki
keterbacaan tinggi dan proporsional serta sesuai dengan judul bab, bentuk,
warna dan ilustrasi kulit depan punggung dan belakang harmonis, memiliki
daya tarik bagi pembaca sasaran untuk membaca isi buku (Puskurbuk, 2014,
hlm. 8).
Tata letak isi buku harus konsisten, penempatan huruf, gambar, bentuk
dan warna pada buku konsisten pada setiap bab. Jenis huruf yang digunakan
sesuai dengan karakteristik materinya dan tingkat usia pembacanya, sederhana
dan mudah dibaca. Ukuran huruf isi buku sesuai dengan format/ukuran buku
dan tingkat usia pembaca sasaran, penulisan menggunakan hierarki penulisan
yang konsisten. Ilustrasi harus sesuai dengan isi buku, ukuran ilustrasi
proporsional, secara keseluruhan ilustrasi harus sesuai dengan pembaca sasaran
dan memperjelas materi (Puskurbuk, 2014, hlm. 8-9). Sehingga komponen
grafika pada buku pengayaan yang telah dibuat harus diperbaiki agar dapat
memperjelas isi dan buku menjadi lebih mudah dibaca.
Pada validasi pertama, presentase nilai rata-rata dari para validator untuk
aspek materi dan penyajian sebesar 100%, sedangkan untuk aspek bahasa dan
grafika sebesar 95%. Sehingga buku pengayaan direvisi sesuai dengan saran
dari para validator.
Selanjutnya buku pengayaan yang telah direvisi diberikan lagi kepada
validator untuk dilakukan validasi sampai buku pengayaan dinyatakan valid.
Pada validasi kedua, persentase nilai rata-rata dari para validator untuk aspek
91

kelayakan isi, penyajian, bahasa dan grafika sebesar 100%. Sehingga buku
pengayaan dinyatakan valid dan dapat dilakukan uji coba.
Produk akhir buku pengayaan yang dihasilkan dari proses pengembangan
buku terdiri atas 96 halaman utama, bagian awal terdiri dari 6 halaman, bagian
isi terdiri dari 86 halaman, dan bagian akhir terdiri dari 4 halaman.
3. Tahap Evaluasi
Tahap terakhir dalam penelitian adalah tahap evaluasi. Langkah evaluasi
buku pengayaan diperlukan guna memperbaiki dan mengembangkan buku.
Sasaran evaluasi adalah bagaimana buku pengayaan mampu memberikan
dukungan yang maksimal dalam kegiatan belajar mengajar. Salah satunya
untuk meningkatkan efektivitas kegiatan belajar mengajar. Buku yang telah
dikembangkan perlu dilakukan beberapa evaluasi setelah diproduksi. Evaluasi
dilakukan salah satunya adalah dengan angket (Widodo & Jasmadi, 2008, hlm.
71).
Tahap evaluasi dilakukan dengan uji coba kepada 3 orang guru bidang
studi kimia dan 33 orang siswa. Tujuan dari uji coba yaitu untuk
mengidentifikasi kekurangan produk tersebut bila digunakan dalam kondisi
yang mirip dengan kondisi pada saat produk tersebut digunakan dalam dunia
sebenarnya (Lestari, 2013, hlm. 110). Berdasarkan uji coba yang dilakuakan
diperoleh data yang kemudian dianalisis menjadi data hasil temuan penelitian
berupa respon guru dan siswa terhadap buku pengayaan yang dikembangkan.
Pernyataan pada penilaian guru terhadap buku pengayaan diperoleh dari
instrumen penilaian buku pengayaan yang tidak di modifikasi sedikitpun oleh
peneliti. Peryataan tersebut berisi 15 butir pernyataan yang memuat aspek
materi, penyajian, bahasa, dan grafika. Sedangkan pernyataan angket respon
untuk siswa diadopsi dari format instrumen evaluasi formatif bahan ajar
(Direktorat Pembinaan SMA, 2008, hlm. 29) dan instrumen penilaian buku
pengayaan (Puskurbuk, 2014, hlm. 1-4) yang dimodifikasi dengan penambahan
unsur Sains Teknologi Masyarakat pada aspek kelayakan isi. Angket respon
siswa berisi 25 butir prnyataan yang memuat aspek materi, sajian, bahasa, dan
grafika.
92

Berdasarkan hasil penilaian yang diperoleh dari angket guru dan siswa,
secara keseluruhan penilaian buku pengayaan kimia memperoleh kriteria baik.
Urutan penilaian tertinggi yaitu pada aspek materi memperoleh nilai dengan
skor 8,94 dan persentase rata-rata aspek sebesar 79,75%, urutan kedua yaitu
pada aspek bahasa memperoleh skor 8,16 dengan persentase rata-rata aspek
sebesar 76,66%, sedangkan urutan penilaian terendah yaitu pada aspek grafika
dan sajian dengan skor yang diperoleh masing-masing 7,67 dan 7,08 dengan
persentase rata-rata aspek masing-masing 75,42% dan 78,35%.
a. Aspek Materi
Aspek materi memperoleh nilai yang paling tinggi dari hasil respon
guru dan siswa. Dalam hasil respon guru, hal ini menunjukan isi materi
yang disajikan dalam buku pengayaan kimia yang telah dikembangkan
memaksimalkan penggunaan sumber-sumber yang sesuai dengan kondisi di
Indonesia dan erat kaitannya dengan konteks ke-Indonesiaan (Pusat
Perbukuan, 2008, hlm. 70). Dalam buku pengayaan, isi buku
memaksimalkan aplikasi hasil pengolahan minyak bumi yang banyak
digunakan di Indonesia, seperti gas elpiji, bensin produksi pertamina yang
merupakan produk dalam negeri yang banyak digunakan masyarakat dalam
kehidupan sehari-hari.
Materi mendukung tujuan pendidikan nasional, karena materi yang
disajikan dalam buku dapat digunakan pada pelajaran kimia materi minyak
bumi, tetapi buku pengayaan ini bukan merupakan acuan wajib bagi peserta
didik dalam mengikuti pelajaran kimia, dan dapat dimanfaatkan oleh
pembaca lintas jenjang pendidikan dan tingkat kelas. Hal ini sesuai dengan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 2 Tahun 2008 yang
menyatakan bahwa buku pengayaan adalah buku yang memuat materi yang
dapat memperkaya buku teks pendidikan dasar, menengah, dan perguruan
tinggi (Permendiknas RI No. 2, 2008, hlm. 2).
Hasil persentase dari angket respon siswa yang tertinggi pada aspek
materi adalah pada indikator mengenai manfaat materi untuk menambah
wawasan pengetahuan dengan hasil persentase sebesar 86,06% menunjukan
93

bahwa materi yang terdapat dalam buku pengayaa kimia yang telah
dikembangkan memiliki manfaat untuk menambah wawasan bagi para
pembacanya. Hal ini sesuai dengan pengertian buku pengayaan yaitu buku
yang dimaksudkan untuk memperkaya wawasan, pengalaman, dan
pengetahuan pembacanya (Pusat Perbukuan, 2008, hlm. 8).
Indikator mengenai kesesuaian materi dengan permasalahan dalam
kehidupan memperoleh persentase sebesar 81,81%. hal ini sesuai dengan
tujuan pembelajaran kimia yang disampaikan oleh Firman (2000, hlm. 233)
yaitu pembelajaran kimia harus mampu mengembangkan kemampuan
peserta didik melakukan penyelidikan dan memecahkan masalah.
Indikator mengenai kesesuaian materi dengan sains, teknologi, dan
masyarakat memperoleh persentase sebesar 81,21% hal ini menunjukan
bahwa materi dalam buku mengintegrasikan antara sains teknologi dan
manfaat bagi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mengaitkan
materi antara sains dengan teknologi serta kegunaan dan kebutuhan
masyarakat, konsep-konsep yang telah dipelajari dan dikuasai peserta didik
diharapkan dapat bermanfaat bagi dirinya dan dapat digunakan untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapinya maupun masalah lingkungan
sosialnya (Poedjiadi, 2010, hlm. 84).
b. Aspek Bahasa
Aspek bahasa memperoleh nilai 8,16 dari hasil respon guru. Hal ini
menunjukan bahwa bahasa yang digunakan pada buku sudah memenuhi
kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Penulisan (ejaan, tanda baca,
kata-kata, kalimat, paragraf) sesuai dengan EYD, tata bahasa baku,
penggunaan bahasa dilakukan secara tepat dan fungsional, sesuai dengan
fungsi dan kebutuhan estetika. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Astuti (2014, hlm. 465) yang menyatakan bahwa bahasa
sesuai dengan EYD, tata bahasa baku, kamus bahasa Indonesia serta kaidah
penulisan buku yang bertujun untuk mempermudah siswa dalah memahami
kata-kata, kalimat maupun paragraf yang ada dalam buku.
94

Bahasa yang digunakan dalam buku memiliki nilai kesopanan atau


kepatuhan bagi budaya bangsa indonesia dan tidak bertentangan dengan
norma-norma karena menggunakan bahasa Indonesia, bukan bahasa asing
ataupun bahasa daerah sehingga dapat dibaca oleh semua masyarakat
Indonesia. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Jannah
(2013, hlm. 177) yang menyatakan bahwa kategori layak pada aspek bahasa
didapatkan karena bahasa yang digunakan merupakan bahasa yang baik dan
benar sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baku. Penulisan bahasa
tidak menggunakan bahasa daerah, sehingga dapat dipahami oleh semua
siswa dari berbagai daerah.
Hasil persentase yang diperoleh dari angket respon siswa tertinggi
pada aspek bahasa adalah indikator mengenai kesesuaian dengan kaidah
bahasa Indonesia yang baik dan benar dengan memperoleh persentase
sebesar 80,30%. Indikator mengenai penggunaan kata efektif dan efesien
memperoleh persentase sebesar 78,79%, hal ini menunjukan bahwa kata dan
kalimat yang digunakan singkat dan padat. Indikator mengenai kejelasan
informasi memperoleh persentase sebesar 78,18%, hal ini menunjukan
bahwa bahasa yang digunakan dapat menjelaskan informasi mengenai
minyak kepada para pembaca.
Indikator mengenai kesesuaian ejaan, tanda baca, kosakata, kalimat,
dan paragraf memperoleh persentase sebesar 76,36%, hal ini menunjukan
bahwa ejaan, tanda baca, kosakata kalimat, dan paragraf yang digunakan
dalam buku sudah sesuai. Indikator mengenai mudah dibaca dan dipahami
memperoleh persentase sebesar 69,70%, hal ini menunjukan bahwa bahasa
yang digunakan dalam buku cukup mudah dibaca dan dipahami. Bahasa
yang digunakan sesuai dengan sasaran pembaca, bahasa yang digunakan
untuk menjelaskan konsep dan aplikasi konsep atau ilustrasi sampai dengan
contoh yang abstrak sesuai dengan tingkat intelektual siswa dapat
dibayangkan oleh siswa dan sesuai dengan tingkatan usia siswa (Astuti,
2014, hlm. 465).
95

c. Aspek Sajian
Aspek sajian memperoleh nilai terendah daripada aspek materi,
bahasa, dan grafika dari hasil respon guru. Hal ini disebabkan karena
penyajian materi dalam buku kurang mengembangkan sikap spiritual dan
sosial, penyajian buku tidak mendorong pembaca untuk mengembangkan
sikap religius, jujur, toleran, disiplin, semangat kebangsaan, cinta tanah air,
peduli ingkungan dan peduli sosial. Penyajian materi kurang mendorong
pembaca untuk mencari informasi lebih jauh dalam rangka pengembangan
kemampuan pikir dan tindakan yang kreatif dan inovatif. Penyajian materi
harus dapat menumbuhkan motivasi untuk mengetahui lebih jauh, harus
dapat mendorong pembaca untuk terus mencari tahu lebih mendalam
dengan mencari sumber bacaan lain, atau mempraktikan dan mencoba
uraian yang disajikan dalam buku tersebut (Pusat Perbukuan, 2008, hlm.
75).
Hasil persentase tertinggi yang diperoleh dari angket respon siswa
pada aspek sajian adalah indikator mengenai penyajian materi terstruktur
dengan memperoleh persentase sebesar 86,67%, hal ini menunjukan bahwa
penyajian materi pada buku sangat terstruktur diawali dengan bab mengenai
minyak bumi, pembahasan mengenai hasil pengolahan minyak bumi
dibahas dari hasil yang memiliki titik didih terendah sampai titik didih
tertinggi. Indikator mengenai kelengkapan informasi memperoleh
persentase sebesar 77,58%, hal ini menunjukan bahwa informasi mengenai
minyak bumi yang disajikan cukup lengkap.
Indikator mengenai kemenarikan untuk dibaca memperoleh persentase
sebesar 76,36%, hal ini menunjukan bahwa penyajian buku secara
keseluruhan cukup menarik para pembaca. Indikator mengenai pemberian
motivasi memperoleh persentase sebesar 72,73%, hal ini menunjukan
bahwa penyajian isi buku cukup memberikan motivasi bagi para
pembacanya. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2014, hlm. 464)
menyatakan bahwa komponen penyajian materi harus dilakukan secara
runtut dan bersistem, materi mudah dipahami siswa dan menumbuhkan
96

motivasi, pola penyajian suatu bahan ajar akan dinilai baik apabila materi
tersaji secara konsisten, sistematis dan runtut sehingga mampu membantu
siswa dalam memahami isi bahan ajar.
d. Aspek Grafika
Aspek grafika memperoleh nilai 7,67 dari hasil respon guru. Dalam
buku pengayaan cover depan cukup mewakili seluruh isi buku, bentuk,
warna dan gambar pada kulit depan punggung dan belakang cukup
harmonis. Kulit buku (cover) gambar harus mewakili isi, jenis huruf
memiliki keterbacaan tinggi, menarik, komposisi seimbang dan harmonis
antara kulit depan, punggung dan belakang (Puskurbuk, 2014, hlm 8).
Seharusnya tata letak penempatan huruf, gambar, bentuk, dan warna
pada buku konsisten pada setiap bab. Namun dalam buku pengayaan setiap
bab memiliki warna background berbeda-beda, bentuk dan ukuran gambar
yang ada pada setiap bab tidak konsisten karena disesuaikan dengan
penjabaran dan penjelasan materi. Jenis, ukuran huruf, dan penomoran pada
seluruh isi buku konsisten, namun pada bagian awal buku pengayaan jenis
huruf yang digunakan berbeda-beda. Dalam penelitian yang dilakukan oleh
Jannah (2013, hlm. 174) disebutkan bahwa fungsi bahan ajar dikatakan
mampu untuk mengantarkan para pembaca ke arah pemahaman isi buku
adalah dengan adanya sarana-saran khusus, seperti skema, gambar-gambar,
ilustrasi dan menyediakan metode untuk mempermudah memahami konsep,
serta yang mampu menarik minat siswa untuk mempelajarinya.
Ilustrasi diharapkan sesuai dengan sasaran pembaca dan memperjelas
isi buku. Dalam satu buku, seharusnya gambar memiliki satu gaya (style)
secara konsisten, namun dalam buku pengayaan ini gambar yang digunakan
dalam buku lebih dari satu gaya (style) sehingga kurang konsisten. Ilustrasi
disajikan bertujuan untuk memperjelas konsep yang dibahas dan membantu
siswa dalam memahami materi dalam buku yang dikembangkan (Jannah,
2013, hlm. 177).
Hasil persentase tertinggi yang diperoleh dari angket respon siswa
pada aspek grafika adalah indikator mengenai kesesuaian ilustrasi/ gambar
97

dengan memperoleh persentase sebesar 81,66%. Indikator mengenai


kesesuaian tata letak memperoleh persentasi sebesar 76,67%. Indikator
mengenai penggunaan font (jenis dan ukuran huruf), spasi, dan paragraf
memperoleh persentase sebesar 73,64%. Indikator mengenai kesesuaian
warna memperoleh persentase sebesar 69,70%, hal ini menunjukan bahwa
warna yang digunakan dalam buku kurang konsisten, terutama pada warna
background tiap bab berbeda-beda.
Berdasarkan instrumen dan rubrik penilaian buku pengayaan
pengetahuan dan hasil analisis data penilaian guru, buku pengayaan dinyatakan
layak apabila butir pada komponen materi harus berskor 6, butir pada
komponen penyajian, bahasa, dan grafika harus berskor 3, dan total akhir
minimal 55 dari keseluruhan komponen setelah dikalikan dengan bobot
komponen (Puskurbuk, 2014, hlm. 9). Dari hasil penelitian, aspek materi
memiliki skor 8,94, aspek penyajian 7,08, aspek bahasa 8,16, dan aspek grafika
7,67 dan total akhir yang diperoleh adalah 79,999. Maka buku pengayaan
kimia yang telah dikembangkan dapat dinyatakan layak. Untuk predikatnya,
apabila total skor akhir 55 dan < 85, maka mendapat predikat baik. Sehingga
dari hasil respon guru dapat diketahui bahwa buku pengayaan kimia berbasis
Sains Teknologi Masyarakat pada materi minyak bumi yang telah
dikembangkan dinyatakan layak dengan predikat baik.
Dari hasil analisis data angket respon siswa, secara keseluruhan aspek
memperoleh persentase rata-rata sebesar 77,54%. Apabila persentase skor > 61
dan < 80 maka termasuk kategori baik (Riduwan & Sunarto, 2010, hlm. 41).
Sehingga dari hasil respon siswa dapat diketahui bahwa pengembangan buku
pengayaan kimia berbasis Sains Teknologi Masyarakat pada materi minyak
bumi termasuk kedalam kategori baik.
98

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan buku pengayaan kimia
berbasis Sains Teknologi Masyarakat (STM) pada materi minyak bumi dan
untuk mengetahui respon guru dan siswa terhadap buku pengayaan kimia
berbasis Sains Teknologi Masyarakat (STM) pada materi minyak bumi yang
dikembangkan, maka diperoleh kesimpulan yaitu:
1. Dihasilkan buku pengayaan kimia berbasis Sains Teknologi Masyarakat
pada materi minyak bumi yang dikembangkan melalui tiga tahap, yaitu: (1)
Tahap perencanaan dilakukan dengan analisis kebutuhan dengan wawancara
guru dan analisis buku pengayaan di sekolah, analisis Kompetensi Dasar
dan pemilihan materi, analisis indikator hingga menghasilkan indikator
buku pengayaan yang diintegrasikan dengan ranah Sains Teknologi
Masyarakat; (2) Tahap Produksi dilakukan dengan penentuan desain buku,
merancang isi buku dengan mengumpulkan dan memilih materi minyak
bumi yang diintegrasikan dengan STM dari berbagai sumber,
pengembangan buku hingga menghasilkan buku pengayaan kimia berbasis
STM yang telah divalidasi oleh para ahli dari aspek materi, bahasa, sajian,
dan grafika; (3) Tahap Evaluasi dilakukan uji coba terbatas sehingga
diperoleh data respon guru dan siswa terhadap buku pengayaan kimia
berbasis Sains Teknologi Masyarakat pada materi minyak bumi.
2. Buku pengayaan kimia berbasis Sains Teknologi Masyarakat pada Materi
Minyak Bumi yang dikembangkan mendapatkan total skor sebesar 79,99
untuk respon guru dinyatakan layak dengan predikat baik, dan untuk respon
siswa diperoleh persentase rata-rata sebesar 77,54% dengan kategori baik.

98
99

B. Saran
Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini, maka dapat dikemukakan
beberapa saran, yaitu:
1. Peneliti disarankan untuk menyempurnakan buku pengayaan khususnya
penambahan sub materi pada proses pemurnian minyak bumi dan sub materi
bensin karena pembahasan kurang mendalam
2. Peneliti disarankan untuk menyempurnakan komponen STM yang terdapat
dalam buku pengayaan khususnya pada ranah sikap dan kreatifitas seperti
sikap sosial, spiritual, dan motivasi untuk berinovasi.
3. Bagi penelitian selanjutnya disarankan untuk lebih menonjolkan ranah STM
khususnya ranah sikap dan kreatifitas untuk kebih diperbanyak
4. Bagi penelitian selanjutnya disarankan untuk pemilihan model dan ilustrasi
(gambar, tabel, dan grafik) pada buku yang akan dikembangkan,
menggunakan dokumen pribadi serta memiliki resolusi yang tinggi dan
diusahakan tidak mengambil dari blogspot.
5. Bagi penelitian selanjutnya disarankan untuk dapat membuat buku
pengayaan kimia yang serupa dengan penelitian ini untuk materi kimia
lainnya.
6. Bagi guru khususnya bidang studi kimia, disarankan dapat membuat bahan
ajar sendiri yang sesuai dengan kebutuhan siswa, guna menambah motivasi
siswa dalam belajar serta siswa dapat menerapkan langsung dalam
kehidupan di masyarakat.
100

DAFTAR PUSTAKA

Arlitasari, O. (2013). Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu Berbasis


SALINGTEMAS dengan Tema Biomassa Sumber Energi Alternatif
Terbarukan. Jurnal Pendidikan Fisika, 1 (1), hlm. 81-89.

Arsyad, A. (2014). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Astuti, D. (2014). Pengembangan Buku Suplemen IPA Terpadu Dengan Tema


Pendengaran Kelas VIII. Jurnal Pendidikan IPA Unnes, 3 (2), hlm. 462-
467.

Cahyani, P.V. (2014). Pengembangan Buku Pengayaan Materi Pencemaran


Udara dengan Pendekatan SALINGTEMAS Sebagai Sumber Literasi Sains
dan Teknologi. (Skripsi). Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga,
Yogyakarta.

Direktorat pembinaan SMA. (2008). Panduan Pengembangan Bahan Ajar.


Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Firman, H. (2000). Pendidikan Kimia. In F.-U. Tim Pengembang Ilmu


Pendidikan, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Bagian III (pp. 221-241).
Bandung: PT. Imtima.

Jannah, D. F. (2013). Kelayakan Buku Ajar Kimia Berorientasi Quantum


Learning Pada Materi Pokok Kimia Unsur Untuk Siswa Kelas XII SMA.
Unesa Journal of Chemistry Education, 2 (2), hlm. 173-177.

Justiana, S. & Muchtaridi. (2009). Kimia 1. Jakarta: Yudistira.

Lestari, I. (2013). Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Komptenesi. Padang:


@kademia.

Margono, S. (2013). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Moore, J. T. (2007). Kimia For Dummies. Bandung: Pakar Raya.

100
101

Maryam, S. (2012). Strengthening the Character: Uphold Ethics in Indonesian


Language Study Pass by Supplementary Books. International Journal for
educational studies.

Munadi, Y. (2008). Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press.

Najid, A. A. (2015). Pengembangan Buku Suplemen Kimia Berbasis Kearifan


Lokal Kota Tangerang. (Skripsi). Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah, Jakarta

Nugraheni, D. (2013). Pengaruh Pembelajaran Bervisi dan Berpendekatan SETS


Terhadap Prestasi Belajar Ditinjau dari Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Kelas X SMAN 2 Sukoharjo Pada Materi Minyak Bumi Tahun Pelajaran
2011/2012. Jurnal Pendidikan Kimia, 3(2), hlm. 34-41.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 tentang


Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah
Aliyah.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 70 Tahun 2013 tentang


Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah
Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008


tentang Buku.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang


Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang
Standar Nasional Pendidikan

Poedjiadi, A. (2010). Sains Teknologi Masyarakat. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Prastowo, A. (2014). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta:


Diva Press.
102

Pratiwi, A. E. (2014). Pengembangan Buku Suplemen Kimia Berorientasi Sains


Teknologi Masyarakat (STM) Pada Materi Koloid. (Skripsi). Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Purba, M. (2006). Kimia 1 untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Purnomo, S. H. (2014). Pengembangan Buku Suplemen Kimia Berbasis


Kontekstual pada Konsep Larutan Asam Basa. (Skripsi). Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Pusat Kurikulum dan Perbukuan. (2014). Instrumen dan Rubrik B1 Penilaian


Buku Pengayaan Pengetahuan. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.

Pusat Perbukuan. (2008). Pedoman Penulisan Buku Nonteks Pelajaran. Jakarta:


Departemen Pendidikan Nasional.

Riduwan & Sunarto. (2010). Pengantar Statistika untuk Penelitian Pendidikan,


Sosial, Ekonomi Komunikasi dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Sanjaya, W. (2013). Penelitian Pendidikan. Jakarta: Kencana

Setiawan, D. (2007). Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Universitas Terbuka

Sitepu, B. P. (2005). Memilih Buku Pelajaran. Jurnal Pendidikan Penabur No.


04/Th.IV/Jul, hlm. 113-126.

Sitepu, B. P. (2012). Penulisan Buku Teks Pelajaran. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Sugiyanto, Kartika, I., & Purwanto, J. (2012). Pengembanagn Modul IPA Terpadu
Berbasis Sains teknologi Masyarakat dengan Tema Tekonologi Biogas.
Jurnal Kependidikan, Volume 42, Nomor 1, hlm. 54-60.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
103

Sukarmin. (2004). Hidrokarbon dan Minyak Bumi. Jakarta: Bagian Proyek


Pengembangan Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional

Sukmadinata, N. S. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Toharudin, U. (2011). Membangun Literasi Sains Peserta Didik. Bandung:


Humaniora.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional.

Utami, B. (2009). Kimia SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan


Departemen Pendidikan Nasional.

Warsita, B. (2008). Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya. Jakarta:


PT Rineka Cipta.

Widodo, C. S & Jasmadi. (2008). Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis


Kompetensi. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Yaumi, M. (2013). Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Zulfiani., Feronika, T., & Suartini, K. (2009). Strategi Pembelajaran Sains.


Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta
104

Lampiran 1. Hasil Wawancara Guru Kimia

Analisis Kebutuhan Buku Pengayaan Kimia Berbasis Sains Teknologi


Masyarakat pada Materi Minyak Bumi

Wawancara dilakukan pada 5 orang guru kimia yang ada di wilayah Ciputat
Tangerang Selatan, wawancara mengenai bahan ajar yang digunakan disekolah,
kebutuhan buku pengayaan di sekolah.

Pedoman Wawancara
Daftar Pertanyaan yang diajukan:
1. Bahan Ajar apa saja yang digunakan di sekolah?
2. Apa kelebihan dan kekurangan dari bahan ajar yang digunakan?
3. Apakah pernah mengembangkan bahan ajar sendiri untuk pembelajaran?
4. Selain buku teks, apakah ada buku pengayaan yang digunakan dalam
pembelajaran?
5. Bagaimana tanggapan ibu mengenai buku pengayaan/buku suplemen,
apakah buku pengayaan ini dibutuhkan dalam pembelajaran?
6. Apabila membuat/mengembangkan buku pengayaan, bagaimana buku
pengayaan yang baik?

Data Responden
Responden 1: Lina Marlina, S.Pd (Guru Kimia SMA Dua Mei Ciputat)
Responden 2: Miftah, S.Pd (Guru Kimia SMA Muhammadiyah 8 Ciputat)
Responden 3: Astuti, S.Pd (Guru Kimia SMAN 04 Tangerang Selatan)
Responden 4: Sri Lestari, S.Pd (Guru Kimia SMAN 10 Tangerang Selatan)
Responden 5: Nita Karmilasari, S.Pd (Guru Kimia SMA Triguna Utama Ciputat)
105

Hasil Wawancara Guru

Pertanyaan dan jawaban Responden


Responden
1. Bahan Ajar apa saja yang digunakan di sekolah?
Bahan ajar hmm buku sumber mungkin ya, yang pertama buku
paket yang disediakan oleh sekolah, yang kedua saya
1 menyarankan kepada anak untuk mencari buku sumber yang
mereka punya dirumah, kemudian suka browsing juga dengan
materi yang relevan yang disesuaikan materi.
Buku paket, LKS, paketnya apa gitu? paketnya kemarin
semester ini eh taun ini karena k13 harusnya kan pake buku
guru sama buku siswa, tapi ga dapat kirimannya, terus dari
sekolah nyari ke toko-toko juga ga dapet, jadi yang kemaren si
ga ada panduannya. Kalau yang sebelum-sebelumnya itu
2
tergantung ya, beda-beda penerbit, kalau kelas XII pakai
Erlangga kalo ga salah, kalau taun sebelumnya kita pakai
Masmedia, pernah juga Phibeta, ya macem-macem. Kalau
saya gunakan buku dari berbagai sumber, tidak cuma 1
penerbit tapi di combain aja.
3 Buku paket, terus online E-modul, dan mind mapping
Ada buku paket dari salah satu penerbit, ada lks tapi lebih
umum menggunakan buku sekolah elektronik (BSE) karena
dilihat juga dengan visi dan misi di sekolah ini salah satunya
4
berbasis teknologi jadi mengupayakan bahwa kalau buku
sekolah elektronik itu kan saat ini mudah untuk di download
siswa
Kalo buku paket ada grasindo, buku referensi 1001 soal, ada
5
LKS juga
2. Apa kelebihan dan kekurangan dari bahan ajar yang
Responden
digunakan?
Kelebihannya karena lebih ke kegunaannya dalam kehidupan
sehari-hari, jadi ilmunya itu tidak hanya di buku saja tapi di
hubungkan dengan kehidupan sehari-hari.
1
Kalau kekurangannya mungkin ada bahasa yang susah
dicerna, anak nanya apa si bu, ini apa si bu, kaya fraksinasi dia
ngga ngerti gitu.
Pasti setiap buku itu pasti ada kelebihan ada kelemahannya,
jadi makanya itu saya tidak cuma pakai dari satu buku, ketika
buku A oh kurang misalnya latihan soalnya saya cari di buku
2 B yang mungkin cakupan materinya tidak sesuai dengan
silabusnya. Misalkan mintanya seperti ini di buku kurang
maka cari di buku yang lain gitu. Pasti ada saja kekurangan
dan kelebihannya.
Kalo untuk kelebihannya siswa bisa lebih mudah yah
3
mempelajari materinya karena kalo buku paket materinya
106

Responden Pertanyaan dan jawaban Responden


terstruktur ya. Kemudian dibuku paket itu juga ada soal-soal
yang bisa dikerjakan oleh siswa, jadi siswa bisa mengukur
seberapa dalam pemahamannya mengenai materi minyak
bumi. Kemudian kalo menggunakan mand mapping itu
konsep-konsep yang ada di minyak bumi itu bisa lebih mudah
di ingat oleh siswa, kemudian kalo dengan e-modul guru dan
siswa itu bisa berinteraksi selain di kelas juga bisa diluar kelas
jadi diluar jam pelajaran itu bisa berinteraksi langsung dengan
e-modul, kemudian untuk penugasan dan pemberian materinya
bisa juga dengan e-modul sehingga meringankan biaya
fotocopy. Simpel tinggal online.
Terus untuk kekurangannya biasanya buku paket kimia itu
tebal jadi kalo dibawa oleh siswa itu cukup memberatkan
siswa ya karena sehari itu siswa kan belajarnya tidak hanya
pelajaran kimia saja ada pelajaran lainnya sehingga ada
beberapa buku paket yang harus dibawa oleh siswa jadi bisa
memberatkan siswa. Kemudian untuk e-modulnya itu juga
kekurangannya tidak semua siswa punya komputer dirumah
jadi harus ke warnet dan harus mengeluarkan biaya lagi ya,
kalopun punya komputer belum tentu ada jaringan internet
dirumahnya itu, itu bisa menghambat kelancaran untuk
mengerjakan tugas-tugas melalui e-modul. Kemdian untuk
mand mappingnya itu kekurangannya kan membuatnya itu
dibutuhkan kreatifitas yang tinggi ya, ada beberapa siswa yang
kurang memiliki daya kreatifitas jadi itu kekurangannya.
Kelebihannya cukup membantu karena sesuai dengan apa ya..
kompetensi dasar yang dituntut di kurukulum kita itu salah
satunya ada disitu.
Kalau kelemahannya kadang-kadang kurang simpel, sehingga
4
siswa menganggap bahwa pembelajaran kimia itu sulit yang
rumit, jadi kurang sistematis kurang praktis gitu, jadi kadang-
kadang ada buku yang tebel penjelasannya panjang bertele-tele
membuat siswa jadi males, kurang menarik.
Ya ada, kelemahan buku paket itu untuk latihan soal emang
kurang ya, terlalu sulit tapi kalo misalkan di LKS kan sudah
mencakup semua jadi bisa pakai LKS, tapi fleksibel aja
kadang pakai LKS soalnya kadang pakai soal yang dari buku
5
paket juga. karena kan kalo misalkan buku lks kurang lengkap
kita pakai buku paket klo misalkan di buku paketnya sudah
lengkap kan bisa kita isi dengan yang tidak ada itu, jadi saling
melengkapi kekurangannya.
3. Apakah pernah mengembangkan bahan ajar sendiri untuk
Responden
pembelajaran?
1 Ya sedikit- sedikit paling
2 Biasanya mengembangkan bahan ajarnya bersumber dari
107

Responden Pertanyaan dan jawaban Responden


beberapa buku teks aja di combain, kalau bikin buku teks
sendiri sih tidak ya, Ini mengcombain dari beberapa sumber
aja.
3 Untuk pembelajaran iya
Sekarang dalam proses, jadi dalam proses pematangan. Cuma
4 kadang-kadang sebagian file itu, file nya sudah disebar ke
siswa agar siswanya bisa memahami tetapi belum sempurna.
Kalau bikin sendiri belum pernah, biasanya pake referensi
5
yang ada saja
4. Selain buku teks, apakah ada buku pengayaan yang
Responden
digunakan dalam pembelajaran?
Belum, Apalagi disini yaa siswa yang masuk ke dua mei ini
boleh dibilang siswa kelas dua, bukan unggulan, mungkin ya
1 ada beberapa bisa, jadi susah untuk dia memahami cukup
susah gitu ya, ditambah dengan pengayaan ya belum sanggup
gitu.
Biasanya kalo pengayaan buku khusus tidak ada, hanya
jangankan sampai pengayaan yaa untuk remedial aja bisa
berkali-kali. Kemampuan siswa kita kan banyak yang masih
2 kurang, jadi kalo sampai pengayaan, buku pengayaan saya
memang tidak pakai. Tapi kalo ada siswa yang kemampuan
belajarnya tinggi biasanya dikasih soal-soal yang mungkin dari
buku-buku lain saja yang tingkat kesulitannya lebih tinggi.
Belum, kalo saya dikelas belum ya, belum pernah. Mungkin
ini masukan juga ya jadi nanti bisa di manfaatkan perpustakan
3
ini kan untuk anak-anak cari bahan pengayaan materi minyak
bumi misalnya.
Kalau buku seperti pengayaan atau suplemen disini belum ada,
4 Cuma kan ada majalah-majalah bebas nah anak-anak bisa
belajar dari situ.
Ada buku pengayaan, buku persiapan UN untuk kelas 3, untuk
5
pegangan ibu juga ada.
5. Bagaimana tanggapan ibu mengenai buku
Responden pengayaan/buku suplemen, apakah buku pengayaan ini
dibutuhkan dalam pembelajaran?
Ya sebenernya kalo ada siswa yang berkebutuhan khusus ya
harus ada, atau kebetulan ada siswa yang IQ nya tinggi yang
1
memang dia sudah cepat daya tangkapnya yaa harus ada
pengayaan untuk siswa seperti itu
Ya sebenarnya yang namanya remedial pengayaan itu kan
bagian dari pembelajaran, hanya penggunaannya itu kan
tergantung kondisi siswa disekolahnya, kita tidak bisa
2
menyamaratakan buku pengayaan itu wajib harus digunakan
kalau ternyata kondisi kemampuan siswanya tidak sampai ke
pengayaan mau digunakan bagaimana gitu kan. Jadi kalau
108

Responden Pertanyaan dan jawaban Responden


masalah penting mungkin penting, tapi balik lagi ke
sekolahnya masing-masing gitu.
Saya rasa iya sangat dibutuhkan dalam pembelajaran. Karena
siswa itu sebaiknya belajar tidak hanya dari satu sumber bahan
3
ajar cari dari berbagai sumber jadi informasinya bisa lebih
lengkap.
Kalau menurut ibu itu selalu saja dibutuhkan namanya ilmu
selalu berkembang apalagi kalo misalkan dikemas dalam
4
bentuk yang menarik yang sederhana dan praktis itu akan
sangat membantu bagi pembelajaran buat anak-anak.
Penting, dibutuhkan apalagi kalau anak kelas 3 itu belajar
5 pakai buku pengayaan mereka tidak usah pakai buka paket
lagi, jadi sudah mencakup semua disitu lebih praktis.
6. Apabila membuat/mengembangkan buku pengayaan,
Responden
menurut ibu bagaimana buku pengayaan yang baik?
Yang pertama harus relevan, yang kedua tetep harus mudah
dicerna sama anak, ya mungkin keterkaitannya aja, yang jelas
1
tingkatannya harus lebih tinggi dari yang standart dari yang
sudah ada dibuku paket sekolah gitu.
Tujuan dari pengayan itu kan menambah wawasan ya, jadi
kalo standarnya 80 berarti yang pengayaannya lebih dari itu.
Mungkin sarannya soal olimpiade atau apa di buku pengayaan
bisa dimasukan, soal-soalnya setaraf dengan itu mungkin
pengembangan soal-soal dari yang ada di buku. lebih dalam
lebih bervariasi gitu kalo perlu soal-soal yang ditampilkan
untuk penerimaan mahasiswa kaya SBMPTN biar siswa-siswa
2 itu mengenal juga ohh seperti ini soal-soal penerimaan
mahasiswa baru, karna kan tingkatan soal UN SMA dengan
SBMPTN kan jauh. Kalo SBMPTN kan kelasnya mungkin
sekelas olimpiade yaa jadi mungkin kalo buku pengayaan
saran saya lebih terarah ke sana gitu karena kalo soal-soal UN
kan ada khusus biasanya kumpulan-kumpulan buku soal-soal
UN atau prediksi UN. kalo buku pengayaan mungkin bisa
lebih ke arah sana.
Buku pengayaan yang baik itu yang mudah dipahami yang
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari terus bisa terjangkau
oleh siswa, terus dengan bahasa-bahasa yang mudah dipahami
3
aja ya ga terlalu rumit, yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari yang mudah ditemui jadi anak-anak belajar
langsung penerapannya, banyak ke aplikasinya.
Ya seperti yang ibu bilang tadi, maksudnya konsepnya mudah
bagi siswa, menarik tapi aplikatif , aplikatif ini berarti bahwa
4 dikemas menarik sehingga anak-anak keingintahuannya
semakin tinggi dan tentunya konsep dasarnya tidak jauh dari
kompetensi dasar dan sk kd yang dituntut oleh kurikulum kita.
109

Responden Pertanyaan dan jawaban Responden


Kalau untuk mengembangkan memang harus benar-benar
tidak jauh dari referensi yang ada, jangan terlalu menyimpang
kalo misalkan kita kembangkan tidak apa-apa lebih
5
diperbanyak referensi dari internet dari buku yang lain, jadi
disesaikan aja dengan konteks. Disesuaikan dengan kebutuhan
materinya.
Berdasakan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran kimia yang ada
di Tangerang Selatan, diperoleh hasil sebagai berikut:
1. sebanyak 5 orang guru menggunakan buku paket sebagai bahan ajar, 3 orang
guru yang menambahkan LKS untuk bahan ajar, 1 orang guru menambahkan e-
modul dan mind maping untuk bahan ajar, dan 1orang guru juga menambahkan
internet untuk bahan ajar.
2. Semua guru berpendapat bahwa masing-masing bahan ajar yang digunakan
memiliki kelemahan dan kelebihan, sehingga perlu untuk menggunakan lebih
dari satu bahan ajar pada saat mengajar.
3. sebanyak 3 orang guru mengembangkan/membuat bahan ajar sendiri yang
berasal dari beberapa buku-buku sumber, sedangkan 2 orang guru belum
pernah membuat bahan ajar sendiri.
4. Sebanyak 4 guru belum pernah menggunakan buku pengayaan dalam
pembelajaran, 1 orang guru menggunakan buku pengayaan yang berupa buku
latihan soal-soal.
5. Sebanyak 3 orang guru menyebutkan bahwa buku pengayaan merupakan buku
latihan berupa soal-soal pengayaanyang diberikan kepada siswa, dan semua
guru menyebutkan bahwa buku pengayaan penting dan dibutukan dalam
pembelajaran.
6. Buku pengayaan yang diharapkan dapat menambah wawasan siswa, relevan
dan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, dengan bahasa-bahasa yang
mudah dipahami tidak rumit, dan banyak ke aplikasinya.
Jadi berdasarkan hasil wawancara, dapat disimpulkan bahwa buku
pengayaan diperlukan dalam pembelajaran yang dapat memperkaya dan
menambah wawasan siswa terutama yang relevan dengan kehidupan sehari-hari.
110

Lampiran 2. Data Ketersediaan bahan ajar (Buku teks dan Buku Pengayaan)

Data Kelengkapan Bahan Ajar


Buku Teks dan Buku Pengayaan Kimia
Sekolah Menengah Atas di Wilayah Tangerang Selatan
Buku Teks Buku Pengayaan
No Nama Sekolah Pengarang Judul Pengarang
Judul Buku
/penerbit Buku /Penerbit
1 SMAN 3 Tangsel Tiga Serangkai Tidak Ada
2 SMAN 4 Tangsel Kimia untuk Kelas X BSE Tidak Ada
3 SMAN 5 Tangsel Kimia Kelas X untuk Candra Purnawan Tidak Ada
kurikulum 2013 dkk,
Masmedia
4 SMAN 6 Tangsel Kimia untuk SMA/MA Astrid Triastari, Buku Arya Duta
kelas X Quadra Pengayaan
untuk
siswa
SMA/MA
kelas X
5 SMAN 7 Tangsel Kimia untuk sma/ma Pt. Perca Tidak Ada
kelas x kurikulum2013
peminatan matematika
dan ilmu alam
6 SMAN 8 Tangsel Belajar kimia secara Das Salirawati Tidak Ada
menarik untuk kelas X dkk,
Grasindo
7 SMAN 10 Kimia untuk kelas X BSE Tidak Ada
Tangsel
8 SMAN 11 Advance Learning Nana Sutresna, Tidak ada
Tangsel Chemistry 1a Grafindo
9 SMA Triguna Belajar kimia secara Das Salirawati Tidak ada
Utama menarik untuk kelas X dkk,
Grasindo
10 SMA Kimia untuk SMA Michael Purba, Tidak Ada
Muhammadiah 8 kelas X Erlangga
Ciputat
11 SMA Advance Learning Nan Sutresna, Tidak Ada
Muhammadiah 25 Chemistry 1a Grafindo
Pamulang
12 SMA Dharma Kimia 1 kurikulum Muchtaridi, Tidak Ada
Karya UT 2013 peminatan MIPA Burhanudin
Milama,
Yudistira
111

Lampiran 2. Analisis Buku Pengayaan

Analisis Kebutuhan Awal Pengembangan Buku Pengayaan Kimia Berbasis


Sains Teknologi Masyarakat (STM) pada Materi Minyak Bumi
Analisis Buku Pengayaan
Jumlah Buku yang dianalisis : 2 buah buku

Buku 1 Buku 2

Identitas Buku
Judul Buku: Kimia untuk Siswa Judul Buku : Teknologi Dalam
SMA/MA Masyarakat
Jenis Buku: Buku Pengayaan Kimia Jenis Buku : Buku pengayaan seri
Penulis : Dra Tetty Afianti, dkk. kamus peningkatan
Penerbit : CV Arya Duta kemampuan belajar dan
Tahun : 2013 kecerdasan
Penulis : Pipit Pitriana, Diah
Rahmatia, Santi Sanita
Penerbit : Ganeca Exact
Tahun : 2007
ISBN : 9789795714071
Deskripsi Buku
Secara keseluruhan isi buku terdiri Secara keseluruhan isi buku terdiri dari
dari 32 lembar, 64 halaman. Bagian 24 lembar, 48 halaman. Bagian awal
awal terdapat halaman judul, terdapat halaman judul, kata pengantar,
identitas buku, kata pengantar, dan dan daftar isi. Bagian isi terdiri dari 43
daftar isi. Bagian isi terdiri dari 59 halaman yang berisi tentang macam-
halaman yang berisi 5 bab yang macam teknologi dalam masyarakat.
dilengkapi dengan uraian materi, Bagian akhir buku terdapat daftar
tugas mandiri, contoh soal, dan uji pustaka.
kompetensi pada setiap bab nya.
Bagian akhir terdapat daftar pustaka
112

Karakteristik Buku Nonteks (Pengayaan Pengetahuan) Berdasarkan Kriteria


ketentuan dasar dan ketentuan umum penulisan buku pengayaan pengetahuan
(Pusat Perbukuan 2008):

No Kriteria Buku 1 Buku 2


Karakteristik Buku Pengayaan
1. Materi buku bukan Tidak, materi
Ya, materi bukan
merupakan acuan wajib merupakan acuan
acuan wajib dalam
bagi peserta didik dalam wajib dalam
mengikuti salah satu
mengikuti salah satu pembelajaran dan
mata pelajaran
mata pelajaran tertentu memuat materi
tertentu
pelajaran kimia
2. Materi buku tidak
Terdapat latihan
dilengkapi dengan
sepert tugas mandiri,
instrumen evaluasi dalam Ya, tidak ada latihan
uji kompetensi dan
bentuk pertanyaan, tes, apapun dalam buku
Latihan Ulangan
ulangan, LKS, atau
Semester
bentuk lainnya
3. Penerbitan buku tidak Ya, buku tidak
Buku disajikan
disajikan secara serial disajikan
untuk kelas X
berdasarkan tingkat kelas berdasarkan tingkat
semester 2
kelas
4. Materi tidak terait secara
langsung dengan atau Materi terkait Ya, materi tidak
sebagian Kompetensi langsung dengan KD terkait langsung
Inti/Kompetensi Dasar pada setiap babnya dengan KD
dalam Standar Isi
5. Materi buku dapat
dimanfaatkan oleh
Tidak, hanya untuk Ya, dapat dibaca
pembaca lintas jenjang
siswa SMA kelas X. oleh semua kalangan
pendidikan dan tingkat
kelas
Struktur Buku Pengayaan
6. Bagian awal minimal
terdiri dari kata
Ya Ya
pengantar atau prakata
dan daftar isi
10 Bagian isi merupakan
Ya Ya
materi buku
11 Bagian akhir minimal
terdapat bagian daftar
pustaka yang dapat
Ya Ya
dilengkapi dengan
indeks, glosarium, atau
lampiran
113

No Kriteria Buku 1 Buku 2


Komponen Grafika
12 Buku dijilid dengan rapi
Ya Ya
dan kuat
13 Buku menggunakan
huruf dan/atau
Ya Ya
gambar/ilustrasi yang
terbaca
14 Buku dicetak dengan
Ya Ya
jelas dan rapi
15 Buku menggunakan
kertas berkualitas dan Ya Ya
aman

Dari hasil analisis kedua buku, diperoleh bahwa buku pengayaan yang
ada di sekolah belum memenuhi karakteristik dari buku pengayaan yang
seharusnya, sebagian besar isinya menyerupai LKS.
Sedangkan buku pengayaan yang ada di pasaran sudah memenuhi
seluruh karakteristik dari buku pengayaan pengetahuan, namun
kelemahannya adalah tidak berkaitan langsung dengan materi kimia.
114

Lampiran 3. Indikator Buku Pengayaan

Analisis Kompetensi Dasar, Indikator Pembelajaran, dan Indikator Pengayaan untuk Materi Minyak Bumi
(Pengembangan Buku Pengayaan Kimia Berbasis Sains Teknologi Masyarakat (STM) Pada Materi Minyak Bumi)

Kompetensi Dasar Indikator Pembelajaran Indikator Pengayaan Sub Indikator Pengayaan


3.2.1 Mendeskripsikan proses 1. Mendeskripsikan proses (S) Menjelaskan pengertian minyak bumi dan proses
pembentukan minyak bumi pembentukan minyak bumi pembentukannya
3. 2
dan gas alam dan cara pengeboran (T) Menguraikan proses pengeboran minyak bumi
Memahami proses 4.2.1 Mendemontrasikan proses minyak bumi untuk (M) Menunjukan hasil pengeboran minyak bumi untuk
pembentukan minyak bumi kebutuhan masyarakat kebutuhan masyarakat
pembentukan dan
dan gas alam
teknik pemisahan 3.2.2 Menjelaskan komponen-
komponen utama penyusun
fraksi-fraksi minyak
minyak bumi
bumi serta 4.2.2 Menunjukan komponen- Tidak Ada Tidak Ada
komponen utama penyusun
kegunaannya
minyak bumi
4. 2
Menyajikan hasil 2. Mendeskripsikan proses (S) Menjelaskan bagan penyulingan bertingkat (destilasi
dan hasil pemisahan bertingkat)
pemahaman tentang minyak bumi untuk (T) Menguraikan proses distilasi bertingkat di kilang
proses pembentukan kebutuhan masyarakat minyak
3.2.3 Menafsirkan bagan (M) Menunjukan hasil pemisahan minyak bumi untuk
dan teknik penyulingan bertingkat kebutuhan masyarakat
pemisahan fraksi- untuk menjelaskan dasar
dan teknik pemisahan 3. Menjelaskan komponen (S) Menjelaskan pengertian gas, jenis dan komponen gas
fraksi minyak bumi fraksi-fraksi minyak bumi gas dan kegunaanya dalam LNG, CNG dan LPG
beserta kegunaanya kehidupan sehari-hari (T) Menguraikan pengolahan gas LNG, CNG dan LPG
(M) Menunjukan kegunaan CNG, LPG, cara
menggunakan gas yang baik dalam kehidupan
sehari-hari
115

4. Menjelaskan bensin dan (S) Menjelaskan pengertian bensin, karakteristik bensin,


kegunaanya dalam jenis bensin, dan zat aditif dalam bensin
4.2.3 Mempresentasikan bagan kehidupan sehari-hari (T) Menguraikan penggunaan bensin premium, pertalite,
penyulingan bertingkat pertamax, dan pertamax plus
untuk menjelaskan dasar (M) Menunjukan kegunaan bensin premium, pertalite,
dan teknik pemisahan dan pertamax dalam kehidupan sehari-hari
fraksi-fraksi minyak bumi
5. Menjelaskan kerosin dan (S) Menjelaskan pengertian kerosin, dan jenis-jenis
kegunaannya dalam kerosin
kehidupan sehari-hari (T) Menguraikan penggunaan kerosin dan avtur
(M) Menunjukan kegunaan kerosin dan avtur dalam
kehidupan sehari-hari

6. Menjelaskan minyak solar (S) Menjelaskan pengertian solar, karakteristik minyak


dan kegunaannya dalam solar, dan bilangan setana
kehidupan sehari-hari (T) Menguraikan penggunaan berbagai jenis bahan bakar
pada mesin diesel
(M) Menunjukan kegunaan minyak solar dalam
kehidupan sehari-hari

7. Menjelaskan minyak (S) Menjelaskan pengertian pelumas, fungsi oli pada


pelumas dan kegunaanya mesin, jenis-jenis oli
dalam kehidupan sehari- (T) Menguraikan kualitas oli dan kekentalan oli pada
hari mesin kendaraan
(M) Menunjukan kegunaan minyak pelumas sebagai oli
pada kendaraan bermotor

8. Menjelaskan aspal dan (S) Menjelaskan pengertian aspal, komponen aspal, dan
kegunaanya dalam jenis-jenis aspal
kehidupan sehari-hari (T) Menguraikan penggunaan aspal keras dan aspal cair
(M) Menunjukan kegunaan aspal dalam kehidupan
sehari-hari
116

9. Membedakan kualitas (S) Menjelaskan pengertian bilangan oktan, dan nilai


3.2.4 Membedakan kualitas bensin yang digunakan bilangan oktan pada bensin
bensin berdasarkan pada kendaraan bermotor (T) Menguraikan penggunaan jenis bensin berdasarkan
bilangan oktannya rasio kompresi mesin kendaraan
(M) Menunjukan kendaraan bermotor apa saja yang
4.2.4 Menunjukan kualitas bensin dianjurkan menggunakan bensin jenis premuim,
berdasarkan bilangan pertalite, atau pertamax
oktannya
117

Lampiran 4. Indikator Pengayaan, Sub Indikator Pengayaan dan Rincian Matei pada Buku Pengayaan

Analisis Indikator Pengayaan berbasis Sains Teknologi Masyarakat (STM)


Untuk Buku Pengayaan
(Pengembangan Buku Pengayaan Kimia Berbasis Sains Teknologi Masyarakat Pada Materi Minyak Bumi)

Kompetensi Dasar : 3. 2 Kompetensi Dasar : 4.2


Memahami proses pembentukan dan teknik pemisahan fraksi-fraksi Menyajikan hasil pemahaman tentang proses pembentukan dan teknik
minyak bumi serta kegunaannya pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi beserta kegunaanya
Indikator Pembelajaran : Indikator Pembelajaran :
3.2.1 Mendeskripsikan proses pembentukan minyak bumi dan gas alam 4.2.1 Mendemontrasikan proses pembentukan minyak bumi dan gas alam

Indikator Sub Indikator


Pengayaan Rincian Materi Lampiran Gambar Tahapan dan Sumber / Referensi
Pengayaan
Ranah STM
1) Mendeskrip (Sains) Pengertian Minyak Gambar 1.2 minyak mentah Tahap Koesomadinata, R P. 1978.
sikan proses
Menjelaskan Tabel 1 komposisi komponen Pendahuluan Geologi Minyak dan Gas
Bumi
pengertian minyak minyak bumi Bumi. Bandung: Penerbit
pembentuka bumi dan proses Komponen utama Gambar 1.3 organisme di dalam Tahap ITB
n minyak pembentukannya penyusun minyak laut Pengembangan
Gambar 1.4 organisme mati dan Syukri, Drs. 1999. Kimia
bumi dan bumi konsep Dasar Jilid 3. Bandung:
terurai
(Teknologi)
cara Proses Gambar 1.5 lapisan batuan Penerbit ITB
Menguraikan proses
Gambar 1.6 minyak bumi Tahap Aplikasi
pengeboran pengeboran minyak pembentukan terbentuk dalam lapisan batuan konsep dalam Teori dan proses lengkap
minyak bumi
minyak bumi Gambar 1.7 kegiatan seismik kehidupan pembentukan minyak bumi.
Gambar 1.8 alat pengebora (www.eduspensa.com)
bumi untuk
(Masyarakat) Proses pengeboran minyak bumi Ranah konsep
kebutuhan Menunjukan hasil minyak bumi Gambar 1.9 macam-macam Rig
masyarakat pengeboran minyak Gambar 1.10 kapal tangker Ranah Proses
Proses ekplorasi Gambar 1.11Pengeboran
bumi untuk kebutuhan
masyarakat Proses eksploitasi minyak di daratan Ranah Aplikasi
dan keterkaitan
118

Indikator Pembelajaran : Indikator Pembelajaran :


3.2.3 Menafsirkan bagan penyulingan bertingkat untuk menjelaskan dasar 4.2.3 Mempresentasikan bagan penyulingan bertingkat untuk menjelaskan
dan teknik pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi dasar dan teknik pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi

Indikator Sub Indikator


Pengayaan Rincian Materi Lampiran Gambar Tahapan dan Sumber / Referensi
Pengayaan
Ranah STM
2) Mendeskrips (Sains) Proses pengolahan Gambar 1.12 Kilang Minyak Tahap Moore, John T. 2007.
Menjelaskan bagan Pengembangan Chemistry For Dummies.
ikan proses minyak bumi Gambar Fraksi Minyak Bumi Bandung : Pakar Raya
penyulingan konsep
dan hasil
bertingkat (distilasi Proses penyulingan Gambar Proses Konversi
Justiana, Sandri. 2009.
pemisahan bertingkat) Fraksional Tahap Aplikasi Kimia 1. Jakarta: Yudistira
minyak Proses Konversi konsep dalam
(Teknologi) kehidupan Sutresna, Nana. 2014.
bumi untuk
Menguraikan proses Hasil pemisahan
Advance Learning
kebutuhan distilasi bertingkat di minyak bumi Ranah konsep Chemistry 2A. Bandung:
masyarakat kilang minyak Grafindo
Kilang minyak di
Ranah Proses
(Masyarakat) indonesia 15 Manfaat Minyak Bumi
Menunjukan hasil Ranah Aplikasi Bagi Manusia Sehari-hari.
(www.manfaat.co.id)
pemisahan minyak
bumi untuk kebutuhan
masyarakat
119

3) Menjelaskan (Sains) Pengertian Gas Gambar 2.1 Tabung gas elpiji 3 Tahap Koesomadinata, R P. 1978.
Menjelaskan kilogram Pendahuluan Geologi Minyak dan Gas
gas dan Alam
pengertian gas, jenis Gambar 2.2 Nyala api dari gas Bumi. Bandung: Penerbit
kegunaanya Komponen Utama elpiji ITB
dan komponen gas Tahap
dalam LNG, CNG dan LPG Gas Alam Gambar 2.3 Tangki gas LNG
Pengembangan Justiana, Sandri. 2009.
Gambar 2.4 Mobil tangki CNG
kehidupan Jenis-jenis Gas Gambar 2.5 Mobil tangki LPG konsep Kimia 1. Jakarta: Yudistira
(Teknologi)
sehari-hari Alam Gambar 2.6 Tempat pengolahan
Menguraikan gas LNG Tahap Aplikasi Salam, Agus, dkk. 2009.
pengolahan gas LNG, Pengertian LNG Gambar 2.7 Simbol SPBG konsep dalam Ensiklopedia Kimia Jilid 4.
CNG, dan LPG Gambar 2.8 Tabung CNG Jakarta : PT.Ikrar
Pengertian CNG kehidupan
Mandiriabadi.
dalam mobil
(Masyarakat) Kegunaan CNG Gambar 2.9 Busway sedang Ranah konsep
mengisi bahan bakar di sebuah Definisi Compressed
Menunjukan kegunaan Pengertian LPG Natural Gas (CNG)
CNG, LPG, cara SPBG Ranah Proses
Kegunaan LPG Gambar 2.10 Tangki CNG (www.prosesindustri.com)
menggunakan gas
Cara menggunakan Gambar 2.11 Sistem Ranah Aplikasi
yang baik dalam
penggunaan CNG pada Elpiji 3 kg
dan keterkaitan (www.pertamina.com)
kehidupan sehari-hari Gas LPG yang Kendaraan
Baik Gambar 2.12 Bajaj sedang Ranah Kreatifitas Cara benar memasang
mengisi BBG dan,
Gambar 2.13 Busway sedang kompor gas
(www.carageek.com)
mengisi BBG Ranah Sikap
Gambar 2.14 Pengisian LPG ke
Fasilitas kilang
dalam tabung
(www.badaklng.co.id)
Gambar 2.15 Pendistribusian
LPG
Gambar 2.16 Saran Penggunaan
LPG
120

4) Menjelaskan (Sains) Pengertian Bensin Gambar 3.1 Sub pengisian Tahap Lemigas. 2010. Proses
Menjelaskan bensin Pendahuluan Pembuatan Bahan Bakar
bensin dan Karakteristik
pengertian bensin, Gambar 3.2 Beberapa SBU Bensin dan Solar Ramah
kegunaanya Bensin yang ada di Indonesia Lingkungan. Jakarta : Pusat
karaktristik bensin, Tahap
dalam jenis bensin, dan zat Zat aditif dalam Gambar 3.3 Mobil yang sedang penelitian dan
Pengembangan pengembangan teknologi
mengisi bensin premium
aditif dalam bensin konsep
kehidupan bensin Gambar 3.4 Bensin jenis Minyak dan Gas Bumi.
premium
sehari-hari Pengertian
(Teknologi) Gambar 3.5 Mobil yang sedang Tahap Aplikasi Moore, John T. 2007.
Menguraikan Premium mengisi bensin pertalite konsep dalam Chemistry For Dummies.
penggunaan bensin Gambar 3.6 Bensin jenis Bandung : Pakar Raya
Pengertian Pertalite kehidupan
premium, pertalite, Pertaite
Sutresna, Nana. 2014.
pertamax dan Pengertian Gambar 3.7 Mobil sedang Ranah konsep
mengisi bensin pertamax Advance Learning
pertamax plus Pertamax Chemistry 2A. Bandung:
Gambar 3.8 Bensin jenis Ranah Aplikasi Grafindo
Pengertian pertamax dan keterkaitan
(Masyarakat) Gambar 3.9 Mobil yang sedang
Menunjukan kegunaan Pertamax Plus Perbedaan premium dan
mengisi bensin pertamax plus Ranah Kreatifitas
bensin premium, Perbedaan Gambar 3.10 Bensin jenis pertamax
pertalite, dan pertamax plus (www.modifikasi.com)
Premium,
pertamax dalam
Pertamax dan Harga pertalite spesifikasi
kehidupan sehari-hari
ron okran
Pertamax Plus (www.mobilku.org)
121

5) Menjelaskan (Sains) Pengertian Gambar 4.1 Wilayah konversi Tahap Justiana, Sandri. 2009.
Menjelaskan minyak ke LPG Pendahuluan Kimia 1. Jakarta: Yudistira
kerosin dan Kerosin
pengertian kerosin, Gambar 4.2 Pengisian bahan
kegunaanya dan jenis-jenis kerosin
Jenis-jenis bakar pada pesawat Tahap Salam, Agus, dkk. 2009.
dalam Gambar 4.3 Mobil tangki Pengembangan
Ensiklopedia Kimia Jilid 4.
(Teknologi) Kerosin pertamina Jakarta : PT.Ikrar
konsep
kehidupan Menguraikan Gambar 4.4 Tangki avtur Jet-A Mandiriabadi
penggunaan kerosin Pengertian Avtur Gambar 4.5 Kompor minyak
sehari-hari
dan avtur Tahap Aplikasi Avtur
Jenis-jenis Avtur dan kompor gas
Gambar 4.6 Anak-anak belajar konsep dalam (www.iinparlina.wordpress.
(Masyarakat) Kegunaan Avtur dibawah sinar lampu petromak kehidupan com)
Menunjukan kegunaan Gambar 4.7 Lampu teplok
kerosin dan avtur dan Kerosin Kerosin
dalam kehidupan Ranah konsep
(www.rianrahmawan.word
sehari-hari
Ranah Aplikasi press.com)
dan keterkaitan
6) Menjelaskan (Sains) Pengertian Minyak Gambar 5.1 Truk sedang Tahap Lemigas. 2010. Proses
Menjelaskan mengisi bahan bakar bio-solar Pendahuluan Pembuatan Bahan Bakar
minyak solar Solar
pengertian solar, Gambar 5.2 Mobil yang Tahap Bensin dan Solar Ramah
dan karakteristik minyak Karakteristik menggunakan bahan bakar Lingkungan. Jakarta : Pusat
solar, bilangan setana Pengembangan
kegunaanya pertamina DEX penelitian dan
Minyak Solar konsep
Gambar 5.3 Proses pengembangan teknologi
dalam (Teknologi) Bilangan Setana pembentukan biodiesel Tahap Aplikasi Minyak dan Gas Bumi
Menguraikan Gambar 5.4 Truk yang sedang konsep dalam
penggunaan berbagai Jenis-jenis Bahan
kehidupan
mengisi bahan bakar solar kehidupan Minyak solar, sifat
sehari-hari jenis bahan bakar pada Bakar Diesel Gambar 5.5 Bus yang sedang kegunaan dan jenis
mesin diesel (www.ferihariantoo.blogsp
Kegunaan Minyak
mengisi bahan bakar solar Ranah konsep
Gambar 5.6 Generator set ot.co.id)
(Masyarakat) Solar Ranah Kreatifitas
Menunjukan kegunaan Definisi Bahan bakar
minyak solar dalam
Ranah Aplikasi diesel solar
kehidupan sehari-hari (www.prosesindustri.com)
dan keterkaitan
122

7) Menjelaskan (Sains) Pengertian Minyak Gambar 6.1 Pengisian oli pada Tahap Pelumas
Menjelaskan motor Pendahuluan (www.id.wikipedia.org)
minyak Pelumas
pengertian pelumas, Gambar 6.2 Oli mineral Tahap
pelumas dan fungsi oli pada mesin, Fungsi oli pada Oli Mesin
jenis-jenis oli Gambar 6.3 Oli sintetis Pengembangan
kegunaanya (www.id.wikipedia.org)
mesin Gambar 6.4 Mesin yang sedang konsep
dalam (Teknologi) Jenis-jenis oli di isi oli Tahap Aplikasi Arti kode API pada oli
Menguraikan kualitas Gambar 6.5 Kode SAE pada Oli konsep dalam pelumas
oli dan kekentalan oli Kekentalan oli
kehidupan
Gambar 6.6 Suhu yang sesui kehidupan (www.mechaniconlines.co
sehari-hari pada mesin kendaraan Kualitas oli m)
dengan kode SAE
Kegunaan oli Gambar 6.7 Oli motor Ranah konsep
(Masyarakat) Jenis-jenis oli mesin
Menunjukan kegunaan Gambar 6.8 Oli mobil
Ranah Aplikasi (www.sitepatjogja.blogspot
minyak pelumas .co.id)
dan keterkaitan
sebagai oli pada
kendaraan bermotor
Ranah Kreatifitas
8) Menjelaskan (Sains) Pengertian Aspal Gambar 7.1 Kumpulan drum Tahap Salam, Agus, dkk. 2009.
Menjelaskan yang berisi aspal Pendahuluan Ensiklopedia Kimia Jilid 4.
Aspal dan
pengertian aspal, Komponen Aspal
Gambar 7.2 Proses pengaspalan Tahap Jakarta : PT.Ikrar
kegunaanya komponen aspal, dan Jenis-jenis Aspal jalan raya Pengembangan
Mandiriabadi
jenis-jenis aspal
dalam Aspal Keras Gambar 7.3 Jalan yang bersapal konsep Pengertian dan jenis aspal
kehidupan (Teknologi) Aspal Cair Gambar 7.4 Lapisan pada jalan Tahap Aplikasi (www.ilmudasardanteknik.
Menguraikan aspal konsep dalam com)
sehari-hari Kegunaan Aspal
penggunaan aspal Gambar 7.5 Proses pengaspalan kehidupan
keras dan aspal cair
jalan
(Masyarakat) Ranah konsep
Menunjukan kegunaan
aspal dalam kehidupan
Ranah Aplikasi
sehari-hari
dan keterkaitan
123

Indikator Pembelajaran : Indikator Pembelajaran :


3.2.4 Membedakan kualitas bensin berdasarkan bilangan oktannya
4.2.4 Menunjukan kualitas bensin berdasarkan bilangan oktannya
Indikator Sub Indikator
Pengayaan Rincian Materi Gambar Tahapan dan Sumber / Referensi
Pengayaan
Ranah STM
9) Membedaka (Sains) Pengertian Gambar 3.11 Kendaraan motor Tahap Sutresna, Nana. 2014.
Menjelaskan Pengembangan Advance Learning
n kualitas bilangan oktan
pengertian bilangan Gambar 3.12 Kendaraan mobil konsep Chemistry 2A. Bandung:
bensin yang oktan, nilai bilangan Beberapa Jenis Grafindo
oktan pada bensin.
digunakan Motor beserta rasio Tahap Aplikasi Pilih pakai premium,
pada (Teknologi) kompresi mesin konsep dalam pertamax atau pertamax
Menguraikan kehidupan plus, cek dulu rasio
kendaraan dan saran untuk
penggunaan jenis kendaraannya
bermotor bensin berdasarkan bahan bakarnya Ranah konsep (www.sidomi.com)
rasio kompresi mesin
kendaraan. Beberapa Jenis
Ranah Aplikasi
Mobil beserta rasio dan keterkaitan
(Masyarakat)
Menunjukan kompresi mesin
Ranah Kreatifitas
kendaraan bermotor dan saran untuk
apa saja yang Ranah Sikap
dianjurkan bahan bakarnya
menggunakan bensin
jenis premuim,
pertalite, pertamax
dan pertamax plus
Buku Pengayaaan Kimia berbasis
Sains Teknologi Masyarakat

Minyak
Bumi
Pengolahan Serta Penggunaan
Dalam Kehidupan Sehari-hari

Riska Fitriyani
Buku Pengayaan Kimia Berbasis Sains Teknologi Masyarakat

pada materi Minyak Bumi

Buku nonteks kategori pengayaan pengetahuan untuk


Pembaca tingkat SMP, SMA, dan Umum.

Judul : Minyak Bumi Pengolahan dan Penggunaan dalam

Kehidupan Sehari-hari

Penulis : Riska Fitriyani

NIM : 1111016200035

Keterangan : Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia

Jurusan Pendidikan Ilmu pengetahuan Alam

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Tahun Terbit : 2015

Pembimbing : Tonih Feronika, M. Pd

Nanda Saridewi, M. Si

Ukuran Buku : 18,2 x 25,7 cm (B5)

Buku ini disusun dan dirancang oleh penulis dengan menggunakan

Microsoft Word 2010 dan Adobe Photoshop CS3


Kata Pengantar
Bismillahirrahmanirrahim,

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga buku
yanf bejjuduk Minyak Bumi Pengolahan dan Penggunaan dalam Kehidupan Sehari-haji ini dapat
terselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam tak lupa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW,
yang atas ijin Allah SWT telah membawa umat manusia dari jaman kegelapan menuju jaman yang
terang menderang, masa yang kaya akan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti saat ini.

Buku pengayaan kimia berbasis sains teknologi masyarakat ini disusun dan dikembangkan
dalam rangka penelitian dan penyusunan tugas akhir yanf bejjuduk Penfembanfan Buku Pengayaan
Kimia Berbasis Sains Teknologi Masyarakat Pada Materi Minyak Bumi. Buku ini bejili tentang proses
pengolahan minyak bumi yang di dalamnya dijelaskan dan disajikan konten kimia, serta kegunaan dari
minyak bumi dalam kehidupan sehari-hari yang merupakan kebutuhan utama masyarakat.

Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Bapak Tonih Feronika, M. Pd dan Ibu Nanda
Saridewi, M. Si selaku dosen pembimbing serta para validator (ahli materi dan ahli media) yang telah
membimbing dan membantu saya dalam penyusunan dan penyempurnaan buku ini. Ucapan terimakasih
juga saya sampaikan kepada kedua ojanf tua laya yanf lekaku mendoakan dan membejikan
dukungan, serta semua pihak yang telah membantu proses pembuatan buku ini, mulai dari yang
berkontribusi dalam memotivasi, memberikan saran serta proses percetakan.

Saya menyadari bahwa buku ini masih memiliki beberapa kekurangan jika ditinjau dari segi
bahasa, sistematika penulisan serta kelengkapan materinya, untuk itu saya mengharapkan
partisipasi pembaca dalam memberikan kritik dan sarannya untuk perbaikan buku ini. Terlepas dari
semua kekurangan buku ini, saya berharap buku ini dapat menambah ilmu dan wawasan para
pembaca terkait bidang ilmu kimia.

Tangerang Selatan, Desember 2015

Penulis

i
Daftar Isi
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii

Minyak Bumi 1
Komponen Minyak bumi 4
Pembentukan Minyak Bumi 6
Pengolahan Minyak Bumi 13
Kegunaan Minyak Bumi 17

22 Gas Alam
23 Komponen Gas Alam
24 LNG
25 CNG
29 LPG

Bensin 40
Bilangan Oktan 41
Zat Aditif pada Bensin 42
Premium 44
Pertalite 45
Pertamax dan Pertamax Plus 47

ii
56 Kerosin
58 Avtur
59 Minyak Tanah

Solar 64
Bilangan Setana 65
Jenis Bahan Bakar Diesel 66
Kegunaan Solar 68

72 Pelumas
73 Jenis-jenis Oli
74 Kekentalan Oli
76 Kualitas Oli

Residu 80
Aspal 82
Jenis-jenis Aspal 83
Kegunaan Aspal 86

Glosarium 87
Daftar Pustaka 88

iii
1
Sumber : www. Seputaraceh.com

minyak bumi
Apa itu Minyak Bumi ?

Bagaimana Proses Pembentukan minyak


bumi?

Bagaimana proses pengolahan minyak


bumi sehingga menghasilkan berbagai
jenis produk?

Produk apa saja yang dihasilkan dari


minyak bumi

Semua akan dibahas dalam bab ini.

Sumber : www.migasnet05niko8045.blogspot.co.id
Berita Terkini
Cadangan Minyak Bumi Menipis,
Keragaman Energi Menjadi Solusi

(Sumber: www. Metrosiantar.com)


Gambar 1.1 Pengeboran minyak bumi lepas pantai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Minyak bumi berada pada kisaran saat ini dan tidak ada penemuan
adalah energi tak terbarukan. Dengan jumlah cadangan minyak baru, cadangan minyak Indonesia
cadangan minyak terbatas, Indonesia memerlukan diperkirakan akan habis sekitar 11 tahun ke depan.
kebijakan strategis untuk menjaga ketahanan energi Cadangan minyak nasional bisa ditingkatkan dengan
di masa datang. eksplorasi. Kegiatan eksplorasi memerlukan
investasi yang tinggi, sehingga perlu dukungan iklim
Cadangan minyak terbukti Indonesia per akhir tahun investasi yang kondusif, di antaranya kelancaran
2013 berada pada posisi 3,46 miliar barel. perizinan dan kepastian hukum bagi kegiatan usaha
Sedangkan menurut statistik energi dunia yang hulu migas.
dipublikasikan oleh perusahaan minyak dunia
British Petroleum (BP), cadangan minyak terbukti Potensi pasokan energi yang lain berasal dari gas
kita adalah sekitar 3,7 miliar barel. Dengan bumi. Apalagi, meskipun cadangan dan produksi
cadangan sebesar ini, publikasi tersebut minyak menurun, cadangan dan produksi gas
menempatkan Indonesia pada urutan ke 28 negara- Indonesia memperlihatkan tren positif. Namun, tentu
negara penghasil minyak. saja butuh keseriusan untuk membangun
infrastruktur yang menjadi syarat pemanfaatan gas
Jumlah cadangan kita ternyata jauh di bawah bumi.
Venezuela dengan cadangan 298,3 miliar barel dan
Arab Saudi dengan cadangan 265,9 miliar barel. Hal lain yang perlu dilakukan adalah
Meskipun ada negara lain yang posisinya di bawah mengembangkan sumber energi terbarukan yang
Indonesia, tidak berarti negara itu lebih miskin sebenarnya sangat melimpah di Indonesia, misalnya
cadangan minyaknya. panas bumi. Semua upaya ini sangat penting guna
membangun ketahanan energi nasional, baik untuk
Saat ini, Indonesia memproduksi sekitar 800 ribu hari ini maupun masa mendatang. (adv)
barel per hari. Dengan asumsi tingkat produksi (Sumber : http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro)

2
Minyak Bumi menghasilkan bahan
bakar yang dapat digunakan oleh
masyarakat untuk memenuhi
kebutuhannya sehari-hari. Seperti
pada gambar dibawah ini
merupakan aplikasi dari minyak
bumi

3
Ranah Konsep

Minyak Bumi
Minyak bumi (Bahasa Inggris: petroleum, dari

bahasa latin petrus karang dan oleum minyak),

dijuluki juga sebagai emas hitam, adalah bahan

bakar fosil yang berbentuk cairan kental dan

berwarna coklat gelap atau kehitaman. Memiliki

sifat yang mudah terbakar, berada di lapisan atas

dari beberapa lapisan di kerak bumi. Minyak bumi

termasuk sumber daya alam yang tidak dapat


(Sumber: www.bersosial.com) diperbaharui yang apabila digunakan terus
Gambar 1.2 Minyak mentah
menurus akan habis. Sehingga diperlukan energi

alternatif sebagai pengganti dari minyak bumi.

Komponen Utama Minyak Bumi

Minyak bumi terdiri dari campuran kompleks dari


Tabel. 1 Komposisi Komponen berbagai senyawa hidrokarbon. Jenis
Minyak Bumi
hidrokarbon yang terdapat pada minyak bumi
Kandungan Persentase
sebagian besar terdiri dari alkana, sikloalkana,
Karbon 83% - 87%
dan berbagai macam jenis hidrokarbon aromatik,
Hidrogen 10% - 14%
Selain itu terdapat sebagian kecil elemen-elemen
Oksigen 0.05% - 1.5%
lainnya seperti nitrogen, oksigen, dan sulfur,
Nitrogen 0.1% - 2.0%
Sulfur 0.05% - 6.0% ditambah beberapa jenis logam seperti Besi,

Logam < 0.1% Nikel, Tembaga, dan Vanadium.

4
1. Senyawa Hidrokarbon Alifatik Rantai Lurus
Senyawa ini biasa disebut golongan Alkana, senyawa ini banyak terdapat dalam gas
alam dan minyak bumi yang memiliki rantai karbon pendek seperti Etana dan
Propana

2. Senyawa Hidrokarbon Alifatik Rantai Bercabang


Golongan senyawa yang termasuk ke dalam senyawa hidrokarbon ini adalah senyawa
golongan isoalkana. Jumlah senyawa hidrokarbon ini tidak sebanyak senyawa
hidrokarbon alifatik rantai lurus. Contohnya Isobutana dan isooktana.

3. Senyawa Hidrokarbon Bentuk Siklik


Senyawa hidrokarbon siklik merupakan senyawa hidrokarbon golongan sikloalkana.
Senyawa hidrokarbon dalam minyak bumi berupa campuran siklopentana dan
sikloheksana yang disebut naften. Dalam minyak bumi antarmolekul siklik tersebut
kadang-kadang bergabung membentuk suatu molekul yang terdiri atas beberapa
senyawa siklik.

4. Senyawa Hidrokarbon Aromatik


Senyawa hidrokarbon aromatik merupakan senyawa hidrokarbon yang berbentuk
siklik segienam, berikatan rangkap dua selang-seling, dan merupakan senyawa
hidrokarbon tak jenuh. Jumlah senyawa hidrokarbon jenis ini paling sedikit di antara
jenis lainnya. Pada umumnya, senyawa hidrokarbon aromatik ini terdapat dalam
minyak bumi yang memilki jumlah atom C besar.

5
Ranah Proses
Pembentukan Minyak Bumi

Minyak Bumi terbentuk dari peruraian senyawa organik dan jasad mikroorganisme jutaan
tahun lalu yang terdapat di dalam lapisan batuan. kemudian diambil melalui proses pengeboran yang
menghasilkan minyak mentah yang harus diolah lebih lanjut agar menghasilkan sesuatu yang
bermanfaat bagi masyarakat .

Berikut langkah-langkah proses pembentukan minyak bumi :

(Sumber: www.hedisasrawan.blogspot.com)

Gambar 1.3 organisme di dalam laut


Organisme ini mati dan terjadi penguraian yang akan terendapkan di dasar cekungan
sedimen dan membentuk batuan induk (source rock). Batuan induk adalah batuan yang mengandung
karbon (High Total Organic Carbon). Batuan ini bisa batuan hasil pengendapan di danau, di delta,
maupun di dasar laut. Proses pembentukan karbon dari organisme menjadi batuan induk ini sangat
spesifik. sehingga tidak semua cekungan sedimen akan mengandung minyak atau gas bumi.

(Sumber: www.hedisasrawan.blogspot.com)

Gambar 1.4 organisme mati dan terurai

6
Batuan induk akan terkubur di bawah lapisan batuan lainnya yang berlangsung selama
jutaan tahun. Proses pengendapan ini berlangsung terus menerus. batuan penimbun batuan induk
adalah batuan sarang (reservoir). Batuan sarang terdiri atas batu pasir, batu gamping, atau batuan
vulkanik yang tertimbun dan terdapat ruang berpori-pori di dalamnya. Minyak terbentuk pada suhu
antara 50 sampai 180 derajat Celsius. Tetapi puncak atau kematangan terbagus akan tercapai bila
suhunya mencapai 100 derajat Celsius. Ketika suhu terus bertambah karena cekungan itu semakin
turun dalam yang juga diikuti penambahan batuan penimbun, maka suhu tinggi ini akan memasak
karbon yang ada menjadi gas.

(Sumber: www.hedisasrawan.blogspot.com)
Gambar 1.5 Lapisan Batuan
Minyak yang dihasilkan oleh batuan induk yang telah matang ini berupa minyak mentah.
Walaupun berupa cairan, ciri fisik minyak bumi mentah berbeda dengan air. Salah satunya yang
terpenting adalah berat jenis dan kekentalan. Kekentalan minyak bumi mentah lebih tinggi dari air,
namun berat jenis minyak bumi mentah lebih kecil dari air. Minyak bumi yang memiliki berat jenis
lebih rendah dari air cenderung akan pergi ke atas. Ketika minyak tertahan oleh sebuah bentuk
batuan yang menyerupai mangkok terbalik, maka minyak ini akan tertangkap dan siap ditambang.

(Sumber : www.hedisasrawan.blogspot.com)
Gambar 1.6 Minyak bumi terbentuk dalam lapisan batuan
7
Pengeboran Minyak Bumi
Minyak bumi diperoleh dengan cara pengeboran minyak, pengeboran dapat dilakukan di
darat maupun di laut lepas. Berikut tahapan yang dilakukan untuk memperoleh minyak bumi.

1. Proses Eksplorasi
Langkah awal untuk mendapatkan minyak bumi adalah ekplorasi, yaitu upaya mencari daerah
yang mengandung minyak bumi dan perkiraan cadangan minyaknya. Informasi tersebut dapat
diperoleh dengan cara membuat peta tofografi hasil pemotretan dari udara. Setelah mengetahui
daerah-daerah yang akan diselidiki, para ahli geologi menyelidiki contoh-contoh batuan atau lapisan
batuan yang terdapat di permukaan karang atau tebing-tebing. pemeriksaan itu dilakukan di
laboratorium.

(Sumber:www.krisenergy.com)

Gambar 1.7 Kegiatan Seismik untuk mencari lokasi sumber minyak bumi

Perhatikan gambar di atas, Penyelidikan secara geofisika yang dikenal dengan istilah kegiatan
seismik. Para ahli membuat semacam gempa kecil di bawah tanah. Getaran itu akan menghasilkan
gelombang-gelombang menuju dasar laut. Gelombang dipantulkan kembali ke permukaan bumi
sehingga posisi lokasi yang mengandung minyak bumi dapat diperkirakan.

8
2. Proses Eksploitasi
Setelah lokasi yang diperkirakan mengandung minyak bumi diketahui, langkah selanjutnya
adalah melakukan kegiatan eksploitasi, yaitu rangkaian kegiatan untuk mengambil minyak bumi yang
akan diolah. kegiatan utama adalah pengeboran yang dapat dilakukan di lepas pantai dan di tengah
laut, bergantung pada lokasi sumber cadangan minyak. Pengeboran sumber minyak bumi akan
menghasilkan minyak dalam bentuk minyak mentah, yaitu cairan kental berwarna hitam.

(Sumber:www.dennynatalian.blogspot.com)
Gambar 1.8 Alat Pengeboran Minyak Bumi

Kegiatan Pengeboran minyak bumi dan gas alam di lepas pantai dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu:
Menanam jalur pipa di dasar tanah dan memompa minyak dan gas ke daratan.
Cara ini dilakukan apabila jarak ladang minyak ke darat cukup dekat.

Membuat anjungan dimana posisi minyak bumi dan gas alam berada,
selanjutnya dibawa oleh kapal tanker menuju daratan.

9
1. Rig Darat : untuk 2. Rig Rawa (Swamp Barge) : menara dan sistem

pengeboran di darat. Bentuk pengeboran ditempatkan di atas ponton, yang

paling sederhana terdiri dari duduk di dasar rawa saat operasi pengeboran

menara dan struktur berlangusng. Biasa beroperasi di perairan dengan

penompang. kedalaman sekitar 5 M.

Gambar 1.9 Macam-macam Rig pengeboran yang digunakan


untuk pengambilan minyak bumi dan gas

10
3. Jack Up Rig : satu unit alat pengeboran 4. Tender Rig : sistem pengeboran

dengan kaki yang panjang. Kaki dapat naik dipasang dalam platform.

turun untuk menopang struktur utama. Rig Digunakan untuk membantu

jenis ini biasa digunakan pada daerah dengan operasi pengeboran

kedalaman kurang lebih sekitar 100 M. (pengangkatan pipa, struktur,


dll). Tender Rig akan menempel
di platporm saat operasi
pengeboran berlangsung.

5. Semisubmersible Rig : Rig


semisub merupalakn objek
terapung yang dipasang
alat pengeboran. Biasa
digunakan untuk mengebor
daerah laut dalam (lebih
dari 100 M).

6. Drill Ship : semua peralatan


untuk pengeboran dipasang
pada kapal. Digunakan
untuk mengebor minyak di
laut yang sangat dalam.

(Sumber: www.gugussyuhada.com)

11
Setelah Kegiatan Pengeboran selesai dilakukan, minyak mentah hasil pengeboran
kemudian di bawa ke tempat kilang minyak untuk proses pengolahan minyak.

(Sumber: www.migasnet07-hadyan8064.blogspot.co.id)

Perhatikan Gambar di atas


Kapal tangker ini bertugas untuk membawa
minyak bumi yang berasal dari hasil
pengeboran di laut lepas. Minyak dibawa dari
anjungan menuju daratan / kilang minyak
untuk di lakukan pengolahan.
(Sumber: www.energitoday.com)

Gambar 1.10 Kapal tanker pembawa minyak dari


anjungan menuju daratan

Minyak bumi yang diperoleh dari hasil


pengeboran minyak di daratan dapat
langsung di alirkan ke kilang minyak
menggunakan jalur pipa bawah tanah,
sehingga tidak perlu menggunakan alat
transfortasi.

(Sumber: www.upload.wikimedia.org)
Gambar 1.11 Pengeboran minyak di darat

12
Pengolahan Minyak Bumi
Proses pengolahan minyak bumi terjadi dalam suatu pabrik yang disebut kilang minyak.
Proses pengilangan menghasilkan senyawa-senyawa tunggal yang digunakan untuk bensin dan bahan
baku bagi sejumlah besar industri petrokimia.

(Sumber : www.1.bp.blogspot.com)
Gambar 1.12 Kilang Minyak

1. Proses Penyulingan Fraksional


Proses penyulingan dilakukan sebagai suatu cara untuk memisahkan komponen-komponen suatu
campuran dan memurnikannya. Proses penyulingan yang digunakan dalam industri pengilangan
adalah penyulingan fraksional atau disebut sebagai distilasi bertingkat.
Dalam proses distilasi bertingkat, minyak mentah tidak dipisahkan menjadi komponen-
komponen murni, melainkan ke dalam fraksi-fraksi. Proses distilasi bertingkat ini sebagai berikut :
Minyak mentah dipanaskan dalam biler bertekanan tinggi sampai suhu sekitar 400C. minyak
mentah yang dihasilkan kemudian dialirkan kebagian bawah menara distilasi.
Dalam menara distilas, uap minyak mentah bergerak ke atas melewati pelat-pelat. Dalam
pergerakannya, uap minyak mentah akan menjadi dingin. Sebagian uap akan mencapai ketinggian
di mana uap tersebut akan terkondensasi membentuk zat cair. Zat cair yang diperoleh dalam
suatu kisaran suhu tertentu ini disebut fraksi.
Fraksi yang mengandung senyawa-senyawa dengan titik didih tinggi akan terkondensasi dibagian
bawah menara distilasi. Sedangkan fraksi senyawa-senyawa dengan titik didih rendah
terkondensasi di bagian atas menara.

13
14
15
2. Proses Konversi
Proses konversi adalah penyusunan ulang struktur molekul hidrokarbon, yang bertujuan untuk
memperoleh fraksi-fraksi dengan kualitas dan kuantitas sesuai dengan permintaan pasar. Sebagai
contoh, untuk memenuhi kebutuhan fraksi bensin yang tinggi, maka sebagian fraksi rantai panjang
perlu diubah/ dikonversi menjadi fraksi rantai pendek.
Beberapa jenis proses konversi dalam kilang minyak adalah :

a. Perengkahan (cracking) b. Reforming


Reforming bertujuan mengubah struktur molekul rantai lurus menjadi
Perengkahan adalah pemecahan
rantai bercabang /alisiklik/aromatik. Sebagai contoh, komponen rantai
molekul senyawa hidrokarbon
lurus (C5 C6) dari fraksi bensin diubah menjadi rantai bercabang.
yang besar menjadi molekul-
molekul senyawa yang lebih kecil. c. Alkilasi
Proses perengkahan dapat Alkilasi adalah penggabungan molekul-molekul kecil menjadi molekul
menggunakan 2 cara yaitu, cara besar. Contohnya, penggabungan molekul propena dan butena menjadi
panas dengan menggunakan suhu komponen fraksi bensin.
tinggi serta tekanan rendah, dan
d. Coking
cara katalis dengan menggunakan Coking adalah proses perengkahan fraksi residu padat menjadi fraksi
bubuk katalis platina atau minyak bakar dan hidrokarbon intermediat (produk antara). Dalam
molibdenum oksida. proses ini dihasilkan kokas.

16
Ranah Aplikasi dan Keterkaitan
Hasil Pengolahan Minyak Bumi
1. Fraksi Gas
Kegunaan : Bahan bakar LPG (Liquefied
Petroleum Gas) dan bahan baku untuk
sintesis senyawa organik.

2. Fraksi Bensin
Kegunaan : Bahan bakar berbagai
jenis kendaraan bermotor.

3. Fraksi Kerosin
Kegunaan : Bahan bakar pesawat udara,
bahan bakar kompor minyak, dan bahan
bakar alat penerang.

4. Fraksi Minyak Solar


Kegunaan : Bahan bakar kendaraan
bermesin diesel, bahan bakar kapal laut,
dan bahan bakar tungku di industri.

5. Fraksi Minyak Pelumas


Kegunaan : Sebagai Minyak pelumas pada
kendaraan/ Oli. terkait dengan
kekentalannya (viskositas) yang cukup
besar.

6. Fraksi Lilin Parafin


Kegunaan : Sebagai lilin parafin untuk
membuat lilin, kertas pembungkus berlapis lilin,
lilin batik,korek api, dan bahan pengkilap
seperti semir sepatu.

7. Fraksi Residu / aspal Tabel. 2 Fraksi Minyak Bumi


Kegunaan : Material aspal jalan dan atap
bangunan. Aspal juga digunakan sebagai
bahan lapisan anti korosi, isolasi listrik, dan
pengedap suara pada lantai

17
18
2
Gas alam
Apa itu Gas Alam?

Bagaimana cara memperoleh gas


alam?

Apa perbedaan dari gas LPG, LNG


dan CNG?

Apa saja kegunaan gas LPG, LNG,


dan CNG dalam kehidupan sehari-
hari?

Semua akan dibahas dalam bab ini.


Berita Terkini

Elpiji 5,5 Kg Diluncurkan Oktober 2015

(Sumber : www.sinarharapan.co.id)
Gambar 2.1 Tabung Gas Elpiji 3 Kilogram
JAKARTA - Distribusi gas Elpiji tabung 3 kilogram Pemerintah bersama Komisi VII DPR RI, pada akhir
(Kg) saat ini dinilai masih kurang tepat sasaran, pekan kemarin telah menyepakati volume Elpiji 3
karena masih ada masyarakat kelas ekonomi Kg Rancangan RAPBN 2016 sebesar 6,602 juta
menengah atas yang menggunakannya untuk Ton. Angka tersebut meningkat dibandingkan kuota
keperluan memasak sehari-hari. Padahal Elpiji yang ditetapkan pada APBN 2015 yang sebesar
tabung hijau tersebut merupakan produk yang 5,766 juta ton.
disubsidi oleh negara karena ditujukan bagi
masyarakat miskin. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi IGN
Wiratmaja mengatakan, meningkatnya kuota Elpiji 3
Guna menekan penggunaan Elpiji 3 Kg oleh Kg pada tahun depan dikarenakan akan
masyarakat mampu, PT Pertamina (persero) akan diteruskannya program konversi minyak tanah ke
mengeluarkan produk Elpiji nonsubsidi berukuran gas. Oleh sebab itu diperkirakan akan semakin
5,5 Kg. Sekretaris Perusahaan Pertamina banyak masyarakat yang beralih ke gas elpiji.
Wisnuntoro mengatakan, harga jualnya diperkirakan
berkisar diangka Rp 75.000 hingga Rp 80.000 per Selain itu, Wiratmaja mengatakan, pemerintah juga
tabung. terus mendorong agar nelayan dapat beralih dari
menggunakan solar ke gas elpiji. Pemerintah saat ini
"Tidak lama lagi akan kita launching, perkiraan kita juga sedang melakukan uji coba melakukan konversi
sekitar Oktober tahun ini," kata Wisnu di Jakarta, BBM ke gas Elpiji pada 100 nelayan di Sumba
Minggu (20/9). Barat.

Dia menjelaskan, dengan meluncurkan Elpiji ukuran "Berdasarkan proyek percontohan itu, nelayan
5,5 Kg, pihaknya menyasar masyarakat yang tinggal menggunakan satu tabung LPG 3 kg selama tiga hari
di rumah susun (rusun) atau apartemen, serta atau setara dengan pemakaian 2,5-3 liter BBM.
masyarakat kelas menengah lainnya. Dia Dengan begitu membuktikan penggunaan gas Elpiji
menjelaskan, selama ini masyarakat yang tinggal di jauh lebih ekonomis bagi masyarakat seperti
apartemen yang belum teraliri gas perpipaan tidak nelayan," ujar Wiratmaja.
membeli Elpiji 12 karena ukurannya yang cukup
(Sumber: www.sinarharapan.co/news/read/150920016/elpiji-5-
berat.
5-kg-diluncurkan-oktober)
20
Gas Alam banyak digunakan
untuk bahan bakar

sebagai bahan bakar gas


(BBG) pada kendaraan, dan
Bahan bakar untuk kebutuhan
memasak (elpiji)

21
Ranah Konsep

Gas Alam
Gas alam adalah hidrokarbon berwujud gas yang

tak berwarna dan mudah terbakar dengan komponen

penyusun utama nya adalah metana dan etana. Gas alam

biasanya ditemukan bercampur dengan minyak mentah

bertekanan tinggi di dalam reservoar. gas alam juga dapat

muncul terpisah di atas minyak mentah cair, dikenal

dengan istilah gas cap, karena berat jenisnya yang lebih

ringan.

Gas alam banyak di temukan di

ladang minyak dan gas dalam jumlah besar,

serta di dasar tambang batu bara dalam

jumlah kecil. gas alam lebih banyak dijumpai

daripada minyak bumi. hal ini dikarenakan

gas alam dibentuk oleh tumbuh-tumbuhan

darat dan juga organisme laut.

(Sumber : www.gde-in.ru)
Gambar 2.2 Nyala Api dari gas Elpiji

selain itu, gas alam dapat terbentuk di beberapa daerah dengan

lingkungan geologis yang lebih leluasa dibanding minyak bumi. Artinya, gas alam

ini dapat terbentuk di lapisan, keadaan temperatur dan tekanan yang rentangnya

lebih luas. Sehingga, semua reservoar batuan berpotensi menghasilkan gas alam.

22
Komponen Utama Gas Alam

Komponen utama gas alam terdiri dari Metana (CH4) 81% dan 19% sisanya

(Etana, Nitrogen, Propana, CO2, Butana, Pentana, dll). Selain itu, gas alam juga

mengandung zat pengotor diantaranya H2O, CO2, H2S, Hg, N2, dll. Zat pengotor ini

harus dihilangkan karena beracun, korosif sehingga dapat merusak unit

pengolahan dan dapat mengurangi kadar panasnya.

Jenis Jenis Gas Alam

LNG
(Liquified Natural Gas)
LNG adalah gas bumi yang diubah menjadi cair
melalui proses pendinginan yang suhunya di bawah -
160C. Komponennya didominasi oleh metana dan
etana. LNG ditransportasi menggunakan kendaraan
(Sumber : www.newyorkipl.org)
yang dirancang khusus dan ditaruh dalam tangki
yang juga dirancang khusus.
Gambar 2.3 Tangki LNG

CNG
(Compressed Natural Gas)
CNG dibuat dengan melakukan kompresi metana
(CH4) yang diekstrak dari gas alam. CNG disimpan
dan di distribusikan dalam bejana tekan, biasanya
berbentuk silinder. Gas bumi dalam bentuk CNG
digunakan sebagai bahan bakar kendaraan pengganti
bahan bakar minyak. (Sumber : www.lensaindonesia.com)

Gambar 2.4 Mobil tangki CNG

LPG
(Liquified Petroleum Gas)
Gas Minyak Bumi yang di cairkan dengan
menambah tekanan dan menurunkan suhunya,
gas berubah menjadi cair. Komponennya
didominasi oleh propana dan butana. Elpiji juga
(Sumber : www.5osial.com) mengandung hidrokarbon ringan lain dalam
Gambar 2.5 Mobil tangki LPG
jumlah kecil, misalnya etana dan pentana.

23
LNG
LNG merupakan gas alam yang sebagian besar senyawanya didominasi oleh

metana (C1) dan etana (C2). LNG diperoleh dari sumur gas. Dari sumur tersebut

gas alam mengandung komponen dari C1, C2, C3, C4, C5, C6, dan rantai yang lebih

tinggi lagi serta (biasanya ) CO2, H2O, dan H2S.

Untuk mendapatkan LNG kita harus melakukan separasi C1 dan C2 dari C

yang lain. Separasi ini didasarkan pada perbedaan titik didih masing-masing

komponen.
Pembuatan gas LNG yaitu dengan melakukan pencairan gas alam metana dan

etana dari yang asalnya berbentuk gas. Proses pencairan gas alam ini

menggunakan MCR (multi component refrigeration). MCR adalah refrigerant yang

komponennya terdiri dari bermacam-macam refrigerant, seperti : metana, etana,

propana, butana, dan nitrogen yang di-mix.

Gambar 2.6 Tempat pengolahan gas LNG, (Sumber : www.badaklng.co.id)

di PT Badak LNG Kalimantan

Perhatikan Gambar di atas


Salah satu perusahaan pengolahan gas LNG yang terletak di pulau kalimantan
Indonesia bernama PT. Badak LNG. Ditempat inilah pencairan gas Metana dan etana di
proses hingga menghasilkan gas LNG yang siap digunakan.

24
CNG
Gas alam terkompresi (Compressed natural
gas, CNG) adalah jenis bahan bakar yang berasal dari

gas alam yang terkompresi pada tekanan penyimpanan

200-240 bar dan dapat digunakan sebagai bahan bakar

pengganti LPG, solar dan bensin.

CNG berasal dari fraksi gas alam dan tersusun

oleh gas metana (CH4) sebagai komponen utamanya,

selain gas metana terdapat berbagai jenis senyawa lain

dengan jumlah yang berbeda-beda, seperti hidrogen,


(Sumber : www.pakistantoday.com)

etilena, carbon monokida, carbon dioksida, nitrogen, Gambar 2.7 Simbol SPBG

oksigen dan hidrogen sulfida.

.
Di Indonesia, kita mengenal CNG sebagai bahan

bakar gas (BBG). Bahan bakar ini dianggap lebih ramah

lingkungan walaupun masih mengeluarkan sedikit CO2

sebagai hasil pembakarannya, tetapi jika dibandingkan

dengan solar dan bensin, bahan bakar ini lebih ramah

lingkungan. Selanjutnya jika ditinjau dari segi harga, (Sumber : www.mobilku.org)

bahan bakar ini lebih ekonomis (murah) bila Gambar 2.8 Tabung CNG
dalam mobil
dibandingan dengan bahan bakar lainnya.

Proses pembuatan CNG dilakukan dengan cara

mengkompresi metana (CH4) yang diekstrak dengan gas

alam. Dalam penyimpanan dan pendistribusian, CNG

disimpan dan didistribusikan dalam bejana tekan,

biasanya berbentuk silinder.

25
Ranah Aplikasi dan Keterkaitan
Kegunaan C N G
CNG merupakan bahan bakar yang dapat digunakan untuk kendaraan

mesin Otto (berbahan bakar bensin) dan mesin diesel (berbahan bakar solar).

Pengisian CNG dapat dilakukan dari sistem bertekanan rendah maupun

bertekanan tinggi.. Idealnya, tekanan pada jaringan pipa gas adalah 11 bar, dan

agar pengisian CNG bisa berlangsung dengan cepat, diperlukan tekanan sebesar

200 bar, atau 197 atm, 197 kali tekanan udara biasa. Dengan tekanan sebesar 200

bar, pengisian CNG setara 130 liter premium dapat dilakukan dalam waktu 3-4

menit.

(Sumber : www.108csr.com)
Gambar 2.9 Busway sedang mengisi bahan bakar di salah satu SPBG

Di Indonesia, CNG digunakan sebagai bahan bakar gas untuk angkutan

umum seperti busway dan Bajaj. Untuk kendaaraan pribadi, masyarakat masih

banyak yang menggunakan bahan bakar minyak.

Sebenarnya di Indonesia, CNG bukanlah barang baru. Pencanangan untuk

menggunakan CNG yang harganya lebih murah dan lebih bersih lingkungan

daripada bahan bakar minyak (BBM) sudah dilakukan sejak tahun 1986. Namun

baru 5 tahun terakhir CNG mulai banyak digunakan sebagai bahan bakar oleh

masyarakat.

26
Tangki CNG dibuat dengan menggunakan bahan-bahan
khusus yang mampu membawa CNG dengan aman. Desain terbaru
tangki CNG menggunakan lapisan alumunium dengan diperkuat
oleh fiberglass. Karena CNG lebih ringan dari udara, kebocoran
tidak menjadi terlalu beresiko bila sirkulasi udara terjaga dengan
baik. Jika gas terbakar, mesh logam atau keramik akan mencegah
tangki agar tidak meledak.
Sama sekali tidak diperkenankan untuk memodifikasi
tangki tersebut. Jika dianggap tangki yang dibeli volumenya terlalu
(Sumber : www.autogasindonesia.com)
kecil, lebih baik membeli tangki yang volumenya lebih besar
Gambar 2.11 Tangki CNG
daripada memodifikasinya sendiri. Sama sekali tidak diperkenankan
untuk memodifikasi tangki tersebut. Jika dilakukan, daya tahan
tangki tersebut terhadap tekanan tinggi menjadi tidak terukur.
Penanganan CNG perlu dilakukan secara hati-hati. dengan menggunakan tangki gas yang
memenuhi persyaratan dan dipasang di bengkel yang direkomendasi.

(Sumber : www.volvoforums.org.uk)

Gambar 2.11 Sistem penggunaan CNG


pada kendaraan

27
Keuntungan Menggunakan CNG sebagai Bahan Bakar
1. Kendaraan yang menggunakan bahan

bakar CNG, proses perawatannya relatif

lebih mudah karena jika dibandingkan

dengan kendaraan yang menggunakan

bahan bakar minyak.

2. CNG menggunakan sytem sealing yang

baik, dalam hal mencegah kebocoran

sehingga penyimpnannya lebih efisien

karena kemungkinan losses sangat

kecil. (Sumber : www.beritajakarta.com)

Gambar 2.12 Bajaj sedang mengisi BBG


3. Memperpanjang umur pelumas

kendaraan (oli), karena CNG tidak akan

mengkontaminasi oli mesin.


4. Proses pencampuran udara dengan CNG relatif lebih cepat terjadi karena

kedua liquid tersebut berbentuk gas.

5. Tidak akan menimbulkan kerak pada mesin khususnya pada ruang

pembakaran.

6. Polusi yang dihasilkan lebih rendah.

Gambar 2.13 Busway sedang mengisi BBG (Sumber : www.esq-news.com)

28
Ranah Konsep

LPG
LPG merupakan singkatan dari Liquefied
Petroleum Gas (Gas minyak bumi yang dicairkan). LPG
merupakan campuran dari berbagai unsur hidrokarbon

yang berasal dari fraksi gas hasil penyulingan minyak

mentah. Komponen LPG yang jumlahnya banyak

adalah propana (C3H8) dan butana (C4H10). LPG juga (Sumber : www.ekbis.rmol.co)

mengandung hidrokarbon lain seperti etana (C2H6) dan Gambar 2.14 Pengisian LPG ke
dalam tabung
pentana (C5H12).

LPG dibuat dalam bentuk cair karena volume LPG

dalam bentuk cair lebih kecil dibandingkan dalam

bentuk gas. untuk berat yang sama. Wujud gas LPG

diubah menjadi cair dengan cara menambah tekanan

dan menurunkan suhunya. LPG dapat disebut sebagai (Sumber : www.karyanews.com)

bahan bakar gas cair. Gambar 2.15 Pendistribusian Elpiji

Ranah Aplikasi dan Keterkaitan


Kegunaan L P G

Dalam kehidupan sehari-hari , sebagian besar LPG digunakan sebagai


bahan bakar kompor untuk kegiatan memasak. Masyarakat mengenak
LPG dengan sebutan gas elpiji. Terdapat beberapa macam gas elpiji
yang biasa digunakan oleh masyarakat, antara lain :

29
Gambar 2.16 Saran pengunaan elpiji (Sumber : www.pertamina.com)

Perhatikan Gambar Diatas..


Gas LPG yang banyak digunakan oleh masyarakat adalah gas elpiji dengan tabung 3
kg, karena tabung gas elpiji 3 kg mendapatkan subsidi dari pemerintah. Sebenarnya gas
elpiji 3 kg itu untuk masyarakat yang tidak mampu, tetapi tidak sedikit masyarakat
yang mampu menggunakan gas elpiji 3 kg. Padahal seharusnya masyarakatan mampu
menggunakan gas elpiji yang non subsidi, Meskipun sebenarnya komponen gas nya
sama saja.

Semua produk elpiji komponen utamanya sama, yaitu dari dari senyawa

hidrokarbon C3 (propana) dan C4 (butana), namun yang membedakannya adalah

kualitas tabung dan berat kemasan gas pada tabung. Setiap tabung memiliki

komponen masing-masing dan tabung di produksi melalui 4 proses, yaitu proses

press, proses asembling, proses finishing, dan proses pengujian tabung.

30
Berikut alur produksi tabung gas pada gas elpiji 3 Kg:

31
32
Ranah Kreatifitas

33
Ranah Sikap

1. Ketahuilah sifat elpiji


Elpiji adalah campuran berbagai unsur hidrokarbon yang berasal dari gas alam. Dengan
menambah tekanan dan menurunkan suhunya, gas berubah menjadi cair. Karena itu elpiji
dipasarkan dalam bentuk cair di tabung-tabung logam bertekanan. Elpiji memiliki sifat-
sifat :
Cairan dan gas elpiji sangat mudah terbakar.
Gas elpiji tidak beracun, tidak berwarna, dan biasanya berbau menyengat.
Gas elpiji dikirimkan sebagai cairan yang mempunyai tekanan di dalam tangki atau
silinder.
Cairan gas elpiji dapat menguap jika dilepas dan dapat menyebar dengan cepat.

2. Perlakukan tabung elpiji dengan hati-hati


Letakkan kompor dan tabung elpiji di tempat yang datar dan di ruangan yang
memiliki ventilasi udara yang baik. Idealnya, ventilasi dapur berada di dinding bagian
bawah dan mengarah ke luar. Ini karena letak elpiji yang juga di bawah. Dengan
demikian, jika tidak sengaja terjadi kebocoran, gas akan langsung tersalurkan ke luar.
Tabung elpiji harus ditempatkan jauh dari kompor maupun sumber api lain.
Upayakan agar tabung tidak terpapar panas atau sinar matahari secara langsung.

3. Bukalah jendala atau pintu sebelum menyalakan kompor


Jika dapur tidak memiliki sirkulasi udara yang baik, maka bukalah jendela atau pintu
terlebih dulu sebelum menyalakan kompor. Seandainya terjadi kebocoran, jendela atau
pintu yang terbuka memungkinkan gas tersebut keluar. Lakukan hal yang sama bila
dapur dalam keadaan tertutup dalam jangka waktu lama. Biarkan jendela dan pintu
terbuka selama beberapa menit sebelum menyalakan lampu atau peralatan elektronik
lainnya.

34
4. Perhatikan Keadaan selang dan regulator
Selang harus terpasang erat dengan penjepit regulator maupun kompor.
Pastikan selang tidak tertindih atau tertekuk. Pasang regulator pada mulut
tabung elpiji dengan erat. Setelah posisinya tepat/pas dan erat, putar tuas
pengaturnya yang berwarna hitam sehingga tanda panahnya mengarah ke
bawah dan terdengar bunyi klik. Pemasangan yang baik tidak akan
menyebabkan regulator terlepas dari mulut tabung elpiji. Hal ini perlu
diperhatikan supaya keadaan selang dan regulator aman.

5. Periksa kondisi tabung secara teratur


Hal ini bertujuan untuk mengetahui seandainya terjadi kebocoran. Sehingga
dapat segera dilakukan tindakan untuk mengatasi gangguan tersebut. Periksa
bagian-bagian yang rawan dari kebocoran, yaitu sambungan regulator dengan
mulut tabung elpiji serta sambungan selang ke regulator dan ke kompor elpiji.
Gosoklah bagian-bagian tersebut dengan air sabun. Apabila terjadi
kebocoran, akan muncul gelembung-gelembung udara pada air sabun dan
tercium bau khas elpiji.

6. Bersihkan kompor, selang, regulator dan tabung elpiji secara teratur


Kompor gas maupun tabung gas yang kotor, juga bisa memicu insiden yang
berbahaya. Saat memasak mungkin saja bagian-bagian itu terkena percikan
makanan. Jika dibiarkan, baunya bisa mengundang hewan, terutama tikus.
Tikus dapat menggigit selang sehingga lubang. Hal ini sangat berbahaya dan
menimbulkan kebocoran gas yang akhirnya dapat menyebabkan kebakaran atau
ledakan elpiji.

35
7. Ketahuilah ciri-ciri terjadinya kebocoran
Berikut ini adalah poin-poin yang bisa dijadikan acuan :
Tercium bau khas gas elpiji yang menyengat.
Terdapat embunan di sekitar bagian tabung elpiji, seperti
pegangan tabung (neck ring), mulut tabung, dan dudukan
tabung (foot ring).
Terdengar bunyi mendesis pada regulator.

8. Gunakan peralatan sesuai SNI


Banyaknya insiden peledakan tabung elpiji juga terjadi karena
penggunaan tabung gas elpiji dan peralatan konversi elpiji yang palsu.
Anda tentu harus berhati-hati. Untuk menghindarinya, sebaiknya
manfaatkan paket konversi resmi terbitan/keluaran Pertamina sesuai
SNI.

36
3
B e n s i n
Apa itu Bensin?

Bagaimana cara memperoleh


bensin?

Apa perbedaan kualitas bensin


premium, pertalite, dan pertamax?

Apa saja kegunaan dari bensin


premium, pertalite, dan pertamax?

Semua akan dibahas dalam bab ini.


Berita Terkini

Pertamina Tak Akan Paksa Masyarakat


Konsumsi Pertalite

Gambar 3.1 Sub pengisian bensin (Sumber: www.beritadaerah.co.id)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) Ketua Komisi VII DPR Kardaya Warnika
menegaskan, tidak akan memaksa masyarakat untuk mengatakan, Premium merupakan BBM yang paling
mengkonsumsi produk baru Bahan Bakar Minyak murah, karena itu ia ingin masyarakat tak kesulitan
(BBM) Pertalite. Pertamina memberikan mendapat Premium. "Tolong jangan ganti akses
keleluasaan kepada masyarakat untuk membeli premium karena paling murah, itu mengganti akses
BBM sesuai dengan kemampuan. Premium," tutup Kardaya.

Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto Pertamina meluncurkan produk BBM baru dengan
mengatakan, kehadiran Pertalite adalah usaha nama Pertalite pada Mei 2015. Produk BBM baru
Pertamina untuk menambah pilihan bahan bakar ke ini memiliki kadar oktan antara 90-91. Vice
masyarakat. "Barangkali pengguna Pertamax pindah President Fuel Marketing Pertamina, Muhammad
ke Pertalite itu pilihan, kami ingin memberikan Iskandar mengatakan, dengan kadar oktan tersebut,
pilihan lebih ke konsumen, ujarnya. harga untuk BBM jenis baru tersebut akan berada di
bawah Pertamax namun di atas Premium.
Dwi mengungkapkan, dalam memasarkan Pertalite,
Pertamina tidak akan mengurangi penjualan Iskandar menjelaskan, sebenarnya rencana untuk
Premium, dan memaksa masyarakat untuk mengeluarkan BBM dengan kadar oktan seperti ini
mengkonsumsi Pertalite. "Nanti RON 88 (Premium) sudah lama. Dengan dicabutnya subsidi pada
tetap ada. Kami tidak ada rencana menggantikan Premium, Pertamina memandang saat ini adalah
Premium," ungkapnya. waktu yang tepat untuk meluncurkan produk baru
tersebut. "Waktu itu Premium subdisinya masih
Komisi VII DPR meminta PT Pertamina (Persero) besar sehingga akan jauh gap harganya. Nah ini
tidak mengurangi kran (nozzle) penyaluran Premium waktunya pas, subsidi dihapus ron 88 dan dengan
pada Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) ron 92 sudah tidak jauh jaraknya," tandasnya.
jika produk baru BBM Pertalite dipasarkan. (Pew/Gdn)
Sumber: http://bisnis.liputan6.com/read/2218468/pertamina-tak-akan-paksa-masyarakat-konsumsi-pertalite

38
Bensin Merupakan bahan bakar
kendaraan bermotor, Namun bensin
yang paling banyak digunakan oleh
masyarakat adalah bensin yang
diproduksi oleh pertamina.
Diantaranya :

Premium
Pertalite
Pertamax
Pertamax Plus

39
Sains
Ranah Konsep

Bensin
Bensin merupakan fraksi minyak bumi yang

paling banyak dikonsumsi untuk bahan bakar kendaraan

bermotor. Bensin mengandung senyawa hidrokarbon

dengan jumlah atom karbon antara 5 hingga 12.

senyawa hidrokarbon yang terkandung dalam bensin

dapat berupa alkana rantai lurus, alkana rantai

bercabang, sikloalkana, aromatik, dan alkena.

Bensin cocok digunakan sebagai bahan bakar

kendaraan yang tidak bermesin diesel, seperti sepeda

motor dan sebagian kendaraan bermotor roda empat.

Karakteristik dari Bensin adalah :

Mudah menguap pada temperatur normal.


Tidak berwarna, tembus pandang, dan berbau.
Mempunyai titik nyala rendah (-10 sampai -15 derajat Celcius).
Mempunyai berat jenis yg rendah (0,71 sampai 0,77 kg/l)
Dapat melarutkan oli dan karet.
Menghasilkan jumlah panas yang besar (9,500 sampai 10,500 kcal/kg).

Terdapat berbagai macam jenis bensin yang digunakan di Indonesia, salah satunya

yang di produksi pertamina, yaitu premium, pertamax, pertamax plus, dan

pertalite. Setiap jenis bensin ini memiliki kualitas yang berbeda dengan harga

penjualan yang berbeda pula. Kualitas bensin akan mempengaruhi kerja mesin

pada setiap kendaraan.

40
Sains Sains
Ranah Konsep
Bilangan Oktan

Kualitas bensin dinyatakan dengan istilah bilangan oktan. Bilangan oktan

menyatakan tingkat kemampuan daya bakar bensin. semakin tinggi nilai bilangan

oktan, semakin cepat kemampuan daya bakarnya. bilangan oktan merupakan

ukuran dari kemampuan bahan bakar untuk mengatasi ketukan sewaktu terbakar

dalam mesin.

Nilai bilangan oktan 0 ditetapkan untuk n-heptana yang mudah terbakar,

dan nilai 100 untuk isooktana yang tidak mudah terbakar.

Nilai bilangan oktan dapat dihitung menggunakan rumus berikut :

Bilangan oktan = (% isooktana x 100) + (%n-heptana x 100)

suatu campuran 30% n-heptana dan 70% isooktana akan mempunyai bilangan oktan

= (30% x 100) + (70% x 100) = 70

Bilangin oktan suatu bensin dapat ditentukan melalui uji pembakaran

sampel bensin untuk memperoleh karakteristik pembakarannya. karakteristik

tersebut kemudian dibandingkan dengan karakteristik pembakaran dari berbagai

campuran n-heptana dan isooktana. Jika ada karakteristik yang sesuai, maka kadar

isooktana dalam campuran n-heptana dan isooktana tersebut digunakan untuk

menyatakan nilai bilangan oktan dari bensin yang diuji.

Beberapa jenis bensin yang dikenal di Indonesia di antaranya:

Premium, produksi Pertamina yang memiliki Oktan 88.


Pertamax, produksi Pertamina yang memiliki Oktan 92.
Pertamax Plus, produksi Pertamina yang memiliki Oktan 95.
Pertamax Racing, produksi Pertamina yang memiliki Oktan 100. Khusus untuk kebutuhan balap mobil.

41
Sains
Primax 92, produksi Petronas yang memiliki Oktan 92.
Primax 95, produksi Petronas yang memiliki Oktan 95.
Super 92, produksi Shell yang memiliki Oktan 92.
Super Extra 95, produksi Shell yang memiliki Oktan 95.
Performance 92, produksi Total yang memiliki Oktan 92.
Performance 95, produksi Total yang memiliki Oktan 95.

Ranah Proses
Zat Aditif Dalam Bensin

Bilangan Oktan
Fraksi bensin dari menara distilasi umumnya mempunyai bilangan oktan

70. untuk menaikkan nilai bilangan oktan tersebut, ada beberapa hal yang dapat

dilakukan :

Mengubah hidrokarbon rantai lurus dalam fraksi bensin menjadi hidrokarbon

rantai bercabang melalui proses reforming. contohnya mengubah n-oktana

menjadi isooktana.

menambahkan hidrokarbon alisiklik/aromatik ke dalam campuran akhir fraksi

bensin.

menambahkan zat aditif.


Anti Ketukan
Untuk memperlambat pembakaran bensin. Dulu digunakan senyawa timbal
(Pb). Oleh karena Pb bersifatracun, maka penggunaannya sudah dilarang dan
diganti dengan senyawa organik, seperti etanol dan MTBE (Methyl Tertiary
Butyl Ether).

Antioksidan
Untuk menghambat pembentukan kerak yang dapat menyumbang saringan
saluran bensin. Bensin banyak mengandung senyawa olefin yang mudah
bereaksi dengan oksigen membentukkerak yang disebut gum. Jadi, bensin
perlu ditambahkan antioksidan, seperti alkil fenol.

42
Sains
Pewarna
Untuk membedakan berbagai jenis bensin. Contohnya pewarna kuning
untuk premium, biru untuk pertamax. Pewarna tidak mempengaruhi
kualitas bensin.

Antikorosi
Untuk mencegah korosi pada logam yang bersentuhan dengan bensin,
seperti logam tanki dan saluran bensin. Contohnya antikorosi adalah
asam karboksilat.

(Sumber : www.kaskus.co.id) (Sumber : www.otomotifnet.com)

Gambar 3.2 Beberapa SPBU yang ada di Indonesia

Perhatikan Gambar di atas


Terdapat beberapa macam SPBU di Indonesia, diantaranya SPBU Pertamina, SPBU
Petronas, SPBU Shell, dan SPBU Total. Semua SPBU ini menjual jenis bensin dari mulai
bensin yang memiliki bilangan oktan 88, 92, sampai 95. Namun Bensin yang paling terkenal
dan paling banyak digunakan oleh masyarakat indonesia adalah bensin yang di produksi oleh
pertamina seperti premium, pertamax, pertamax plus, dan pertalite. Salah satu alasannya
adalah karena Pertamina merupakan perusahaan milik Indonesia, sedangkan total, shell, dan
petronas milik perusahaan asing.

43
Sains
Ranah Aplikasi dan Keterkaitan

Premium

(Sumber: www.jurnaloto.com)

Gambar 3.3 Mobil yang sedang mengisi bensin premium

Perhatikan Gambar di atas


Premium dilambangkan dengan warna kunig, karena
bensin premium berwarna kekuningan yang jernih.

Premium adalah bahan bakar minyak jenis distilat berwarna


kekuningan yang jernih. Premium merupakan BBM untuk
kendaraan bermotor yang paling populer di Indonesia.
Premium di Indonesia dipasarkan oleh Pertamina dengan
harga yang paling murah daripada bensin jenis lain.
Premium merupakan BBM dengan oktan atau Research
Octane Number (RON) terendah di antara BBM untuk
kendaraan bermotor lainnya, yakni hanya 88. Pada
umumnya, Premium digunakan untuk bahan bakar
(Sumber : www.id.wikipedia.org)
kendaraan bermotor bermesin bensin, seperti: mobil, sepeda
Gambar 3.4 Bensin jenis premium
motor, motor tempel, dan lain-lain.

44
Sains
Ranah Aplikasi dan Keterkaitan

Pertalite

(Sumber: www.bisniskeuangan.kompas.com)
Perhatikan Gambar di atas Gambar 3.5 Mobil yang sedang mengisi bensin pertalite

Pertalite dilambangkan dengan warna


putih, sebenarnya bensin pertalite
berwarna kehijauan yang jernih.

Pertalite adalah bahan bakar minyak terbaru dari Pertamina


dengan Bilangan oktan 90, atau RON 90. Pertalite
dihasilkan dengan penambahan zat aditif dalam proses
pengolahannya di kilang minyak. Pertalite diluncurkan
tanggal 24 Juli 2015 sebagai varian baru bagi konsumen
yang menginginkan BBM dengan kualitas di atas Premium,
tetapi dengan harga yang lebih murah daripada Pertamax.

(Sumber : www.jumrahadiantono.blogspot.com)

Gambar 3.6 Bensin jenis pertalite

45
Sains
Pertalite direkomendasikan untuk kendaraan yang memiliki kompresi 9,1-

10,1 dan mobil keluaran tahun 2000 ke atas, terutama yang telah menggunakan

teknologi setara dengan Electronic Fuel Injection (EFI) dan catalytic converters

(pengubah katalitik).

Selain itu, RON 90 membuat pembakaran pada mesin kendaraan dengan

teknologi terkini lebih baik dibandingkan dengan Premium yang memiliki RON 88.

Sehingga sesuai digunakan untuk kendaraan roda dua, hingga kendaraan multi

purpose vehicle ukuran menengah. Hasil uji yang dilakukan Pertamina, untuk

kendaraan seperti Toyota Avanza/Daihatsu Xenia, satu liter Pertalite mampu

menempuh jarak 14,78 Km. Sementara, satu liter Premium mampu menempuh

jarak 13,93 Km.

Premium Pertalite

kelebihan petralite (menurut Kelemahan dari Premium

pertamina) antara lain: 1. Premium masih memiliki

kandungan logam berat

1. tidak menimbulkan kotoran timbal yang berbahaya bagi

atau karat pada mesin kesehatan.

2. ramah lingkungan 2. penggunaan Premium dalam

3. pembakaran lebih optimal mesin berkompresi tinggi,

4. bahan aditif dan bahan akan menyebabkan mesin

pewarna lebih berkualitas mengalami knocking atau

dibanding premium ngelitik. Knocking

5. mesin lebih bertenaga dan menyebabkan tenaga mesin

halus berkurang, sehingga terjadi

infisiensi.

46
Sains
Ranah Aplikasi dan Keterkaitan

Pertamax

(Sumber: www.sumsel.tribunnews.com)

Gambar 3.7 Mobil yang sedang mengisi bensin pertamax

Perhatikan Gambar di atas


Pertamax dilambangkan dengan warna biru,
karena bensin pertamax berwarna biru yang
jernih.

Pertamax adalah bahan bakar minyak andalan Pertamina.


Pertamax, seperti halnya Premium, adalah produk BBM dari
pengolahan minyak bumi. Pertamax dihasilkan dengan
penambahan zat aditif dalam proses pengolahannnya di
kilang minyak. Pertamax pertama kali diluncurkan pada
tahun 1999 sebagai pengganti Premix 98 karena unsur
MTBE yang berbahaya bagi lingkungan. Selain itu,
Pertamax memiliki beberapa keunggulan dibandingkan
(Sumber : www.jumrahadiantono.blogspot.com)
dengan Premium.
Gambar 3.8 Bensin jenis pertamax

47
Sains
Ranah Aplikasi dan Keterkaitan

Pertamax Plus

(Sumber: www.faktabenar2unik.blogspot.com)

Gambar 3.9 Mobil yang sedang mengisi bensin pertamax plus

Perhatikan Gambar di atas


Pertamax plus dilambangkan dengan warna merah, karena
bensin pertamax plus berwarna merah yang jernih.

Pertamax Plus adalah bahan bakar minyak produksi


Pertamina dengan RON atau oktan 95. Pertamax Plus,
seperti halnya Pertamax dan Premium, adalah produk BBM
dari pengolahan minyak bumi, dihasilkan dengan
penambahan zat aditif dalam proses pengolahannnya di
kilang minyak. Pertamax Plus merupakan bahan bakar yang
sudah memenuhi standar performa International World
Wide Fuel Charter (IWWFC).
(Sumber : www.jumrahadiantono.blogspot.com)

Gambar 3.10 Bensin jenis pertamax plus

48
Sains
Pertamax Pertamax Plus

Kelebihan Pertamax Plus :


Kelebihan Pertamax :
1. Telah memenuhi standart WWFC
1. Ditujukan untuk kendaraan yang menggunakan
2. BBM ini ditujukan untuk kendaraan yang
bahan bakar beroktan tinggi dan tanpa timbal.
bertehnologi tinggi dan ramah lingkungan
2. Untuk kendaraan yang menggunakan electronic
3. Menggunakan teknologi Electronic Fuel Injection
fuel injection dan catalyc converters.
(EFI), Variable Valve Timing Intelligent (VVTI),
3. Menpunyai Nilai Oktan 92
(VTI), Turbochargers dan catalytic converters.
4. Etanol sebagai peningkat bilangan oktannya
4. Tidak menggunakan timbal, alias tanpa timbal.
5. Oktan atau Research Octane Number (RON) yang
5. Mempunyai Nilai Oktan 95
lebih tinggi dari Premium. Karena memiliki oktan
6. Toluene sebagai peningkat oktannya
tinggi, maka Pertamax bisa menerima tekanan pada
7. Oktan atau Research Octane Number (RON)
mesin berkompresi tinggi, sehingga dapat bekerja
yang lebih tinggi dari Pertamax.
dengan optimal pada gerakan piston. Hasilnya,
8. Karena memiliki oktan tinggi, maka Pertamax Plus
tenaga mesin yang menggunakan Pertamax lebih
bisa menerima tekanan pada mesin berkompresi
maksimal, karena BBM digunakan secara optimal.
tinggi. Sehingga dapat bekerja dengan optimal pada
Sedangkan pada mesin yang menggunakan
gerakan piston. Hasilnya, tenaga mesin yang
Premium, BBM terbakar dan meledak, tidak sesuai
menggunakan Pertamax Plus lebih maksimal,
dengan gerakan piston. Gejala inilah yang dikenal
karena BBM digunakan secara optimal
dengan knocking atau mesin ngelitik.

Pertamax dan pertamax plus memiliki stabilitas oksidasi yang tinggi dan

juga mengandung aditif generasi terakhir. Pembakaran bensin menjadi semakin

sempurna sehingga kinerja mesin bertambah baik. Bersifat ramah lingkungan

karena tidak mengandung timbal (Pb) yang bersifat racun. Pembakaran yang

semakin sempurna juga dapat mengurangi kadar emisi gas polutan seperti CO dan

Nox.

49
Sains
Ranah Kreatifitas
Perbedaan Premium, Pertamax, dan Pertamax Plus

Perbandingan angka oktan antara Premium, Pertamax dan Pertamax Plus:


Pertamax Plus (Oktan= 95) Kompresi= 10:1 11:1,
Pertamax (Oktan= 92) Kompresi= 9:1 10:1,
Premium (Oktan= 82) Kompresi= 7:1 9:1

Ciri fisik yang membedakan antara Premium, Pertamax dan Pertamax Plus:
Premium warna Kuning,
Pertamax warna Biru,
PertamaxPlus warna Merah

Tips untuk memilih Bahan bakar minyak yang tepat untuk kendaraan kita adalah penggunaan
angka oktan yang harus disesuaikan dengan tekanan kompresi kendaraan kita. Semakin tinggi
kompresinya maka sebaiknya menggunakan BBM berangka oktan tinggi.
Untuk kendaraan berkompresi dibawah 9:1 masih dapat menggunakan premium
Untuk kendaraan dengan kompresi 9,1:1 sampai 10:1 sebaiknya menggunakan pertamax atau
sejenisnya,
Dan kendaraan dengan kompresi 10,1 keatas sebaiknya menggunakan pertamax plus atau
sejenisnya.
Kendaraan dengan spesifikasi bahan bakar Pertamax jika menggunakan Premium, maka
performa mesin dan umur pakai mesin menurun.
Kendaraan dengan spesifikasi bahan bakar Premium jika menggunakan Pertamax, maka tidak
berpengaruh besar pada performa mesin dan suhu mesin lebih panas.

50
Sains
Ranah Aplikasi dan Keterkaitan
Beberapa jenis Motor beserta rasio kompresi
mesin dan saran untuk bahan bakarnya:

(Sumber: www.si-owner.blogspot.com)
Gambar 3.11 Kendaraan Motor

51
Sains
Ranah Aplikasi dan Keterkaitan

Beberapa jenis Mobil beserta rasio kompresi


mesin dan saran untuk bahan bakarnya:

(Sumber: www.fjb.kaskus.co.id)

Gambar 3.12 Kendaraan Mobil

52
Sains
4
K E R O S I N
Apa itu Kerosin?

Bagaimana cara memperoleh


kerosin?

Bagaimana mengolah kerosin


sehingga menghasilkan berbagai
jenis bahan bakar?

Apa perbedaan minyak tanah


dengan avtur?

Semua akan dibahas dalam bab ini.


Berita Terkini

Konversi Minyak Tanah ke LPG :


Menggerakkan Perekonomian, Menghemat Energi

Gambar 4.1 wilayah konversi minyak ke LPG (Sumber: www.esdm.go.id)


Konsumsi Minyak Tanah sebelum dilakukan Selain biaya produksi lebih murah, untuk satu
konversi mencapai kisaran 12 juta Kilo Liter (KL) satuan yang sama kalori LPG juga lebih tinggi
setiap tahun. Ketika itu, besaran subsidi mencapai dibanding Minyak Tanah. Sehingga biaya
sekitar Rp 25 triliun. Angka ini berubah sesuai pemakaian LPG untuk keperluan memasak,
dengan basis asumsi harga minyak mentah dunia misalnya, lebih murah. Berdasarkan penelitian yang
maupun volume. Dari jumlah volume sebesar itu dilakukan oleh Laboratorium Energi Universitas
profil pengguna Minyak Tanah adalah sekitar 10 Trisakti menghasilkan biaya merebus air 5 liter
persen golongan miskin, 50 persen golongan adalah Rp 11,6/menit untuk LPG dan Rp 13,8/menit
menengah dan 20 persen golongan mampu. untuk Minyak Tanah.

LPG menjadi pilihan pengganti Minyak Program konversi Minyak Tanah ke LPG
Tanah. Alasan terpenting adalah biaya produksi LPG memiliki sasaran atau target sekitar 40 juta Kepala
lebih murah dibanding Minyak Tanah. Biaya Keluarga (KK) miskin yang tersebar di seluruh
produksi Minyak Tanah tanpa subsidi adalah sekitar Indonesia. Untuk keperluan ini dibutuhkan sebanyak
Rp 6.700/liter. Jika dengan subsidi adalah Rp 40 juta kompor LPG beserta asesorisnya serta 100
2.500/liter. Untuk satu satuan setara Minyak Tanah, juta tabung LPG 3 Kg. Pada pelaksanaan program,
biaya produksi LPG tanpa subsidi adalah Rp telah dibagikan sejumlah paket perdana secara gratis
4.200/liter. Sedang LPG dengan subsidi adalah Rp kepada para keluarga miskin yang terdiri kompor
2.500/liter. Pemanfaatan LPG jelas mengurangi LPG dan asesoris serta tabung LPG 3 Kg.
konsumsi subsidi Minyak Tanah.

(Sumber: http://www.esdm.go.id/berita/56-artikel/4011-konversi-minyak-tanah-ke-lpg-
menggerakkan-perekonomian-menghemat-energi)

54
Sains
Minyak tanah yang yang
digunakan untuk berbagai
keperluan.

Sebagai bahan bakar


kompor untuk memasak
Alat penerang

Avtur digunakan untuk


bahan bakar pesawat
terbang.
Kualitas kerosin untuk
bahan bakar pesawat lebih
tinggi dari minyak tanah.

55
Sains
Ranah Konsep

Kerosin
Kerosin merupakan cairan hidrokarbon yang tidak

berwarna dan mudah terbakar.

Kerosin diperoleh dari minyak bumi dengan cara

distilasi fraksional. Kerosin yang digunakan untuk bahan bakar

kompor minyak dan alat penerang disebut dengan minyak

tanah, sedangkan kerosin untuk bahan bakar pesawat terbang

disebut dengan avtur.

Minyak Tanah Avtur

Minyak tanah adalah bahan Avtur adalah bahan bakar dari


bakar dari fraksi minyak bumi fraksi minyak bumi yang
yang dirancang untuk bahan dirancang untuk bahan bakar
bakar kompor minyak dan pesawat terbang yang mengg
sebagai bahan bakar alat unakan mesin turbin atau mes
penerang, selain itu minyak in yang memiliki ruang pemba
tanah juga digunakan sebagai karan eksternal (External Com
komponen untuk alat bustion Engine).
pembasmi serangga seperti Avtur adalah salah satu jenis
kecoa dan nyamuk. bahan bakar berbasis minyak
Minyak tanah berwarna bumi yang berwarna bening
bening hingga kekuning- hingga kekuning-kuningan.
kekuningan. Minyak tanah Avtur merupakan jenis
merupakan jenis kerosin. kerosin.

56
Sains
Ranah Aplikasi dan Keterkaitan

(Sumber: www.cdn.klimg.com)
Gambar 4.2 Pengisian bahan bakar pada pesawat

Perhatikan Gambar di atas


Salah satu pesawat terbang sedang mengisi bahan
bakar. Bahan bakar untuk pesawat berbeda dengan
bahan bakar untuk kendaraan bermotor, apabila
kendaraan bermotor menggunakan bensin sebagai
bahan bakarnya, maka pesawat menggunakan avtur
sebagai bahan bakarnya.

Bahan bakar avtur dibawa ke lapangan

terbang dengan menggunakan mobil tangki.

Proses pengisiannya yaitu bahan bakar dalam

tanki disalurkan langsung ke bagian tempat

penyimpanan bahan bakar pesawat. Sehingga

pada saat pengisian bahan bakar, mobil tangki

tersebut harus berada tepat dibawah sayap


(Sumber: www.beritacenter.com)
pesawat. Seperti pada gambar di atas. Gambar 4.3 Mobil tangki pertamina

57
Sains
Ranah Konsep

AVTUR

Komponen-komponen avtur terutama adalah senyawa-senyawa

hidrokarbon parafinik (CnH2n+2) dan monoolefinik (CnH2n) atau naftenik

(sikloalkana, CnH2n) dalam rentang C10 C15.

Dibandingkan dengan bensin, avtur memiliki volatilitas yang lebih kecil

sehingga mengurangi kemungkinan kehilangan bahan bakar dalam jumlah

besar akibat penguapan pada ketinggian penerbangan.


Hal lain yang menguntungkan dari avtur adalah kandungan energi per

volumnya lebih tinggi dibandingkan dengan bensin sehingga mampu

memberikan energi bagi pesawat untuk penerbangan jarak yang lebih jauh.

Avtur sebagai bahan bakar pesawat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu yang berbasis
bahan kerosin : Jet A dan Jet A1, dan yang berbasis campuran nafta-kerosin : Jet B

Gambar 4.4 Tangki Avtur Jet-A (Sumber: www.pproteux.com)

Jet A1 adalah jenis avtur yang paling sering Jet B jarang digunakan karena sulit untuk
digunakan di seluruh dunia karena memenuhi ditangani (mudah meledak), dan hanya
standar ASTM, standar spesifikasi Inggris digunakan pada daerah beriklim sangat
DEF STAN 91-91, dan NATO Code F-35. dingin.

58
Sains
Ranah Konsep

Minyak Tanah
Secara umum minyak tanah

adalah kerosin, namun


Di indonesia, saat ini minyak tanah sudah
sebutan minyak tanah lebih
jarang sekali digunakan, tidak seperti bensin
terkenal di masyarakat
yang selalu digunakan setiap waktu oleh
dibandingkan kerosin. Seperti
kendaraan bermotor. Dalam kehidupan
yang telah dijelaskan
sehari-hari, masyarakat biasanya
sebelumnya, bahwa minyak
menggunakan kompor minyak untuk
tanah merupakan salah satu
keperluan memasak, tetapi sekarang minyak
hasil dari pengolahan
tanah sangat langka sehingga untuk
minyak bumi.
keperluan memasak masyarakat beralih

menggunakan bahan bakar gas elpiji.

(Sumber: www.coba999.file.s.wordpress.com)
Gambar 4.5 Kompor minyak dan kompor gas

Perhatikan Gambar
Konversi minyak tanah ke gas LPG dilakukan karena harga minyak tanah yang
semakin mahal dan semakin sulit didapatkan. Sehingga masyarakat
menggunakan gas LPG untuk kebutuhan memasak sehari-hari.

59
Sains
Ranah Aplikasi dan Keterkaitan

Gambar 4.6 Anak-anak belajar dibawah sinar lampu (Sumber: www.i2.cdn.turner.com)

petromak

Perhatikan Gambar
Selain untuk bahan bakar kompor minyak, minyak tanah juga dapat digunakan sebagai
bahan bakar untuk alat penerang seperti pada lampu petromak dan lampu teplok.

Tahukah kamu ..

Masyarakat di seluruh wilayah indonesia sebelum

ada aliran listrik, menggunakan lampu petromak

dan lampu teplok sebagai alat penerang. Ternyata

sampai saat ini lampu tersebut masih banyak

digunakan dalam keadaan gelap, terutama saat

listrik mati. Selain itu, lampu petromak juga


(Sumber: www.2bp.blogspot.com)
banyak digunakan oleh nelayan yang mencari ikan
Gambar 4.7 Lampu Teplok
di laut pada waktu malam hari.

60
Sains
5
Minyak solar

Apa itu minyak solar?

Bagaimana kualitas minyak solar


pada kendaraan bermotor?

Apa perbedaan minyak solar


dengan bensin?

Apa saja kegunaan minyak solar


dalam kehidupan sehari-hari?

Semua akan dibahas dalam bab ini.


Berita Terkini

Pertamina Campur Solar dengan Biodiesel

Gambar 5.1 Truk sedang mengisi bahan bakar Bio solar (Sumber: www.umkmnews.com)

JAKARTA - PT Pertamina (Persero) mulai Menteri Perindustrian Mohamad Suleman


mencampur solar dengan biodiesel sebagai bagian Hidayat berjanji segera menerbitkan aturan yang
dari kebijakan penghematan bahan bakar minyak. menjadi dasar hukum kebijakan ini. Jika
Menurut Direktur Utama Pertamina, Karen peraturannya terbit, dia akan mengundang produsen
Agustiawan, pencampuran tahap pertama dilakukan biodiesel untuk menawarkan pasokan.
pada 70 persen solar jatah kawasan Indonesia bagian
barat. "Solar untuk Sumatera, Jawa, dan Kalimantan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya
sudah dicampur biodiesel," ujarnya. Mineral Susilo Siswoutomo meneken kerja sama
dengan Ketua Umum Asosiasi Pemerintah
Karen mengatakan kandungan biodiesel yang Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) Isran Noor
dicampurkan ke dalam solar mencapai 10 persen. guna meningkatkan penggunaan bahan bakar nabati.
Namun pengoplosan solar ini baru berlangsung di Dalam kerja sama tersebut, dua pihak sepakat
kawasan barat yang memiliki fasilitas pencampuran mempercepat konversi energi terbarukan di seluruh
(blending). "Di Indonesia timur belum ada fasilitas kabupaten. Perjanjian itu berlaku selama lima tahun.
blending," ujarnya.

Pencampuran biodiesel ke dalam solar


(Sumber:http://www.kemenperin.go.id/artikel/7384
merupakan salah satu opsi pemerintah dalam
/Pertamina-Campur-Solar-dengan-Biodiesel)
menangani gejolak ekonomi makro. Dengan strategi
ini, pemerintah memproyeksikan impor solar turun
100 ribu barel atau 15.800 kiloliter per hari.
Penurunan impor solar diharapkan mengurangi
tekanan defisit neraca perdagangan.

62
Sains
Minyak Solar merupakan bahan
bakar yang digunakan untuk
kendaraan ber mesin diesel.

Bus
Truk
Kapal laut,
Generator Set

63
Sains
Ranah Konsep

Solar
Solar adalah salah satu jenis bahan bakar yang

dihasilkan dari proses pengolahan minyak bumi, pada

dasarnya minyak mentah dipisahkan fraksi-fraksinya pada

proses destilasi sehingga dihasilkan fraksi solar.

Hidrokarbon yang terdapat dalam minyak solar

meliputi paraffin, naftalena, olefin dan aromatik

(mengandung 24% aromatik berupa benzena, toluena,

xilena, dan lain-lain).

Karakteristik dari Minyak Solar adalah :

Tidak berwarna atau terkadang berwarna kekuning-kuningan dan berbau.


Tidak akan menguap pada temperatur normal.
Memiliki kandungan sulfur yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan bensin dan kerosen.
Memiliki flash point (titik nyala) sekitar 40C sampai 100C.
Terbakar spontan pada temperatur 300C.
Menimbulkan panas yang tinggi sekitar 10.500 kcal/kg.

Solar digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermesin diesel ataupun

peralatan-peralatan industri lainnya. Agar menghasilkan pembakaran yang baik,

solar memiliki syarat-syarat agar memenuhi standar yang telah ditentukan. Syarat

yang menentukan kualitas solar yaitu tidak mudah mengalami pembekuan pada

suhu yang dingin, memiliki sifat anti knocking dan membuat mesin bekerja

dengan lembut, memiliki kekentalan yang memadai agar dapat disemprotkan oleh

ejector di dalam mesin, tetap stabil atau tidak mengalami perubahan struktur,

bentuk dan warna dalam proses penyimpanan, Memiliki kandungan sulfur sekecil

mungkin.

64
Sains
Ranah Konsep

Bilangan Setana

Bilangan Oktansolar dinyatakan dengan bilangan setana. Angka setana


Kualitas minyak
adalah tolak ukur kemudahan menyala atau terbakarnya suatu bahan bakar di
dalam mesin diesel.

Nomor setana atau tingkatan dari solar adalah satu cara untuk mengontrol
bahan bakar solar dalam kemampuan untuk pencegah terjadinya knocking.
Tingkatan yang lebih besar memiliki kemampuan yang lebih baik. Ada dua skala
indek untuk mengontrol kemampuan solar untuk mencegah knocking dan mudah
terbakar yaitu setana index dan diesel index.

Minimal tingkatan setana yang dapat diterima untuk bahan bakar yang digunakan
untuk mesin diesel kecepatan tinggi umumnya 40-45. Sehingga perbandingan
kompresinya mesin diesel (15:1-22:1) lebih tinggi daripada mesin bensin (6:1-12:1) dan
juga mesin diesel dibuat dengan kontruksi yang jauh lebih kuat dari pada mesin
bensin.

Saat ini, Pertamina telah


memproduksi bahan bakar solar ramah
lingkungan dengan merek dagang
Pertamina DEX (Diesel Environment
Extra).
Angka setana DEX dirancang
memiliki angka setana minimal 53
sementara produk solar yang ada di
pasaran adalah 48. Bahan bakar ramah
lingkungan tersebut memiliki
kandungan sulfur maksimum 300 ppm
atau jauh lebih rendah dibandingkan
solar di pasaran yang kandungan sulfur
maksimumnya mencapai 5000 ppm. (Sumber : www.mobil.otomotifnet.com)
Gambar 5.2 Mobil yang menggunakan bahan bakar
pertamina DEX

65
Sains
Ranah Kreatifitas

Jenis Jenis Bahan Bakar Diesel

Bahan bakar diesel dapat digolongkan dalam berbagai macam jenis yang

dibedakan oleh kekentalan, jumlah setana dan sebagainya. Tetapi walaupun

memiliki perbedaan, struktur utama pada diesel tersebut tidak memiliki

perbedaan. berikut adalah jenis-jenisnya:

High Speed Diesel (HSD)

HSD merupakan bahan bakar jenis solar yang digunakan untuk mesin diesel yang memiliki
performa untuk jumlah setana 45. Umumnya mesin yang menggunakan bahan bahar HSD
merupaka mesin yang menggunakan sistem injeksi pompa dan elektronik injeksi. Jadi pada
dasarnya bahan bakar ini diperuntuhkan untuk kendaraan bermotor dan bahan bakar
peralatan industri.

Marine Fuel Oil (MFO)

MFO dihasilkan dari proses pengolahan minyak berat (residu) sehingga memiliki kekentalan
yang lebih tinggi. Jenis ini sering dugunakan sebagai bahan bakar langsung pada sektor industri
untuk mesin-mesin diesel yang memiliki kecepatan proses yang rendah.

Industrial Diesel Oil (IDO)

IDO dihasilkan dari proses penyulingan minyak mentah pada temperatur rendah, biasanya
jenis ini memiliki kandungan sulfur yang tergolong rendah sehingga dapat diterima oleh
Medium Speed Diesel Engine.

Minyak Bakar

Minyak bakar memiliki sifat dan bentuk yang tidak berbeda jauh dengan MFO, tetapi
biasanaya digunakan sebagai bahan bakar langsung untuk menghasilkan panas, contohnya saja
sebagai bahan bakar furnace pada proses pemanasan minyak mentah.

66
Sains
Biodiesel

Bahan bakar biodiesel merupakan jenis bahan bakar yang cukup baik sebagai pengganti solar
yang berasal dari fraksi minyak bumi, hal ini disebabkan karena biodiesel merupakan sumber
energi yang dapat diperbaharui karena berasal dari minyak nabati dan hewani walaupun. Secara
kimia, susunan biodiesel terdiri dari campuran mono-alkyl ester dan rantai panjang asam lemak,
Biodiesel merupakan bahan bakar yang tidak memiliki kandungan berbahaya bila terlepas ke
udara, karena sangat mudah untuk terurai secara alami. Dalam proses pembakarannya, bahan
bakar jenis ini hanya menghasilkan karbon monoksida serta hidrokarbon yang relatif rendah
sehingga cukup aman bagi lingkungan sekitar, hal ini lah yang membuat biodiesel memenuhi
persyaratan sebagai bahan bakar.

Gambar 5.3 Proses pembentukan Biodiesel (Sumber : www.alternative-energy-news.info)

Diesel Performa Tinggi

Bahan bakar ini merupakan bahan bakar yang memiliki kualitas lebih tinggi jika dibandingkan
dengan jenis bahan bakar yang berasal dari petroleum lainnya. Jenis bahan bakar ini telah
mengalami proses peningkatan kualitas dari segi nomor setana serta pengurangan kandungan
sulfur sehingga lebih di anjurkan bagi mesin diesel sistem injeksi comonrail. Solar jenis ini
memiliki jumlah bilangan setana 53 serta kandungan sulfur dibawah 300 ppm sehingga
digolongkan sebagai diesel modern yang memiliki standar gas buang EURO 2.

67
Sains
Ranah Aplikasi dan Keterkaitan

Kegunaa Solar
Minyak solar paling banyak digunakan oleh masyarakat untuk bahan bakar

kendaraan bermotor. Namum tidak semua kendaraan dapat menggunakan

minyak solar sebagai bahan bakar.

Minyak solar digunakan untuk bahan bakar kendaraan bermotor yang

bermesin diesel. Selain itu minyak solar digunakan untuk bahan bakar kapal laut,,

kereta api dan mesin-mesin industri.

(Sumber : www.timlo.net) (Sumber : www.bismania.com)

Gambar 5.4 Truck yang sedang mengisi bahan Gambar 5.5 Bus yang sedang mengisi bahan
bakar solar bakar solar

Perhatikan Gambar di atas


Truck dan Bus merupakan kendaraan yang menggunakan solar sebagai bahan
bakarnya. Selain itu, terdapat pula mobil pribadi dan mobil elf yang menggunakan
bahan bakar solar.

Tahukan Kamu..
Genset merupakan singkatan dari generator set. Alat ini
dapat menghasilkan daya listrik. Di Indonesia genset
banyak digunakan oleh masyarakat terutama pada saat
listrik padam. Untuk menngerakan mesinnya
menggunakan bahan bakar solar. (Sumber: www.jogjatehnik.com)

Gambar 5.6 Generator Set

68
Sains
6
P e l u m a s
Apa itu minyak pelumas?

Bagaimana kualitas minyak


pelumas pada kendaraan
bermotor?

Apa saja kegunaan minyak


pelumas dalam kehidupan
sehari-hari?

Semua akan dibahas dalam bab


ini.
Berita Terkini
Gunakan Oli tidak sesuai tingkat
kekentalan, ini bahayanya

(Sumber: www.mengendus.blogspot.com)
Gambar 6.1 Pengisian Oli pada motor

VIVA.co.id - Oli merupakan cairan fluida di "Biasanya, satu mobil itu ada angka yang
dalam mesin yang berfungsi melindungi mesin saat direkomendasikan dan satu angka yang
bekerja untuk mendukung performa mesin dan diperbolehkan, misalnya ada yang bilang mobil ini
menghindari kerusakan saat mesin dijalankan. harus memakai oli SAE 10W-30. Namun untuk cuaca
Oli sangat penting dalam performa sebuah mobil di Indonesia yang tempratur udaranya 20 sampai 30
karena akan menjadi pelumas mesin (lubricating). Oli derajat itu masih boleh memakai yang 20W-50. Tidak
akan meminimalisir gesekan-gesekan yang terjadi antar apa-apa dipakai tapi ada efeknya," ungkapnya.
logam (komponen mesin), sehingga mesin akan Tingkat daya tahan oli terhadap suhu biasanya
bergerak lebih halus. terlihat dari kemasan yang dinyatakan dengan Society
Oli juga berfungsi mencegah terjadinya karat of Automotive Engineers(SAE). Bila pada kemasan
(korosi) pada mesin. Hal ini karena oli akan mencegah tertulis SAE 5W-40, artinya oli akan tetap memiliki
reaksi oksidasi pada komponen-komponen mesin dan kekentalan 5 pada suhu rendah, dan akan tetap pada
menghilangkan reaksi kimiawi dengan panas saat kekentalan 40 pada suhu tinggi.
terjadi proses pembakaran yang biasanya menyebabkan "Efek yang ditimbulkan apabila kekentalan yang
korosi. digunakan bertambah adalah mobil jadi lebih berat,
Melihat begitu pentingnya fungsi oli bagi mesin sedangkan oli yang lebih encer jadi lebih ringan.
seperti yang terpapar di atas, maka menjaga kualitas oli Apabila terlalu encer jelas akan rusak, terlalu kental
yang digunakan harus dilakukan. Salah satunya, dilihat juga sama, apabila start awal oli tidak dapat naik ke
dari kekentalan oli. Lalu apa efek yang ditimbulkan atas akhirnya akan rusak juga," ujarnya.
jika kekentalan oli tak sesuai dengan mesin? Jadi kesimpulannya, Anda harus melihat buku
Lubricant Technical Advisor Shell Indonesia, pedoman untuk memastikan kekentalan oli yang
Shofwatuzzaki, mengatakan, kekentalan oli dapat dibutuhkan mesin.
mengganggu performa mesin apabila tidak sesuai (Sumber:http://otomotif.news.viva.co.id/news/read/6
dengan yang disarankan. 96072-gunakan-oli-tidak-sesuai-tingkat-kekentalan--
ini-bahayanya-berita)

70
Sains
Minyak Pelumas atau yang
biasa disebut dengan oli
merupakan lapisan pelindung
pada mesin bagian dalam
kendaraan.

Oli untuk Motor


Oli untuk Mobil

71
Sains
Ranah Konsep

Pelumas
Pelumas adalah zat kimia, yang umumnya cairan,

yang diberikan di antara dua benda bergerak untuk

mengurangi gaya gesek. Zat ini merupakan fraksi hasil

destilasi minyak bumi. Pelumas berfungsi sebagai lapisan

pelindung yang memisahkan dua permukaan yang

berhubungan. Umumnya pelumas terdiri dari 90% minyak

dasar dan 10% zat tambahan. Salah satu penggunaan

pelumas paling utama adalah oli mesin yang dipakai pada

mesin pembakaran dalam pada mobil dan motor.

Fungsi Oli pada Mesin :

Sebagai pelumas mesin (lubricating)

Oli sebagai pelumas akan bekerja untuk meminimalisasi gesekan-gesekan antar logam (komponen
mesin) sehingga gerakan mesin menjadi halus/ sedikit hambatan, oli juga akan mencegah gesekan
yang terlalu kasar antar komponen mesin yang bisa merusak bagian-bagian mesin.

Sebagai pelindung mesin

Oli tidak hanya melindungi mesin dari gesekan antar komponen dalam mesin akan tetapi juga
melindungi mesin dari korosi (karat), fungsi oli di sini mencegah reaksi oksidasi pada komponen-
komponen mesin dan menghilangkan reaksi kimiawi logam dengan panas saat pembakaran yang bisa
menyebabkan korosi komponen.

Sebagai pembersih

Kotoran dapat masuk melalui sela-sela ring dan terjadi sisa pembakaran mesin yang menghasilkan
kerak, kerak atau kotoran tersebut akan dilarutkan oleh oli (pelarut kotoran) atau bercampur dengan
oli yang selanjutnya akan dibuang bersama oli saat pergantian oli mesin.

72
Sains
Sebagai pendingin mesin

Oli sebagai pendingin akan mengalir pada permukaan komponen-komponen dalam mesin selanjutnya
membawa panas ke penampungan oli, panas akan dibuang bersama udara yang mengaliri tempat
penampungan oli. Sebagai pendingin oli sangat berperan besar dalam menjaga komponen mobil
dalam performa yang baik, panas yang terlalu tinggi (over heat) akan merusak komponen-komponen
dalam mesin yang secara kimiawi dapat merusak ikatan logam dan secara fisikawi dapat menyebabkan
pemuaian pada komponen mesin.

Jenis-jenis Oli

Bilangan Oktan

Oli Mineral

Oli mineral berbahan bakar oli dasar (base oil) yang diambil dari
minyak bumi yang telah diolah dan disempurnakan. Beberapa
pakar mesin memberikan saran agar jika telah biasa menggunakan
oli mineral selama bertahun-tahun maka jangan langsung
menggantinya dengan oli sintetis dikarenakan oli sintetis
umumnya mengikis deposit (sisa) yang ditinggalkan oli mineral
sehingga deposit tadi terangkat dari tempatnya dan mengalir ke
celah-celah mesin sehingga mengganggu pemakaian mesin. (Sumber : www.mobil.otomotifnet.com)

Gambar 6.2 Oli Mineral

Oli Sintetis

Oli Sintetis biasanya terdiri atas Polyalphaolifins. Senyawa ini


kemudian dicampur dengan oli mineral. Basis yang paling stabil adalah
polyol-ester , yang paling sedikit bereaksi bila dicampur dengan bahan
lain. Oli sintetis cenderung tidak mengandung bahan karbon reaktif,
senyawa yang sangat tidak bagus untuk oli karena cenderung
bergabung dengan oksigen sehingga menghasilkan acid (asam). Pada
dasarnya, oli sintetis didesain untuk menghasilkan kinerja yang lebih
(Sumber : www. magnatecaop.castrol.com)
efektif dibandingkan dengan oli mineral.
Gambar 6.3 Oli Sintetis

73
Sains
Ranah Konsep

Kekentalan Oli
Kekentalan (Viskositas) merupakan salah satu

unsur kandungan oli paling rawan karena berkaitan

dengan ketebalan oli atau seberapa besar

resistensinya untuk mengalir. Kekentalan oli

langsung berkaitan dengan sejauh mana oli


(Sumber : www.duniaempe.blogspot.com)
berfungsi sebagai pelumas sekaligus pelindung Gambar 6.4 Mesin yang sedang di isi oli

benturan antar permukaan logam.

Kekentalan oli berkaitan dengan kemampuan bekerja oli pada suhu yang

ekstrim, oli yang baik adalah oli yang mempunyai kekentalan stabil/ memiliki daya

tahan terhadap suhu rendah (dingin) dan suhu tinggi (panas), kemampuan ini akan

sangat mendukung ke 4 fungsi oli di atas.


Tingkat daya tahan oli terhadap suhu ini dinyatakan dalam Society of

Automotive Engineers (SAE), misalnya pada kemasan tertulis SAE 5W-40 ini berarti

tanda 5W (Winter) bahwa pada suhu rendah (dingin) oli akan tetap memiliki

kekentalan 5 dan pada suhu tinggi (panas) oli akan berada pada tingkat kekentalan

40. Semakin kecil jarak kekentalan oli maka semakin baik kualitas oli tersebut

misalnya SAE 5W-30 akan lebih baik dari kode SAE 5W-40.

Angka di belakang huruf SAE inilah yang menunjukkan


tingkat kekentalannya (viskositas. Contohnya, SAE
5W/ 50 Kode ini menandakan pelumas mempunyai
kekentalan yang dapat berubah-ubah sesuai suhu di
sekitarnya. Huruf W di belakang angka 5 merupakan
singkatan kata winter (musim dingin. Maksudnya,
pelumas mempunyai tingkat kekentalan sama dengan SAE
(Sumber: rymax-lubricants.com) 5 pada saat suhu udara dingin dan SAE 50 ketika udara
Gambar 6.5 Kode SAE pada Oli panas.

74
Sains
Semakin rendah suhu udara di luar (tempat yang dingin) maka dibutuhkan oli yang lebih
encer atau dengan kode 5W, seperti negara dingin perancis biasanya memakai oli dengan kode 5W.
Semakin panas cuaca/ suhu udara di luar maka dibutuhkan oli dengan tingkat kekentalan yang lebih
tinggi, seperti Indonesia akan lebih baik untuk menggunakan kode SAE 15W-30.

(Sumber: www. mymotor.note.fisip.uns.ac.id)


Gambar 6.6 Suhu yang sesuai dengan kode SAE

Pemakaian kekentalan yang tidak sesuai dengan suhu suatu negara akan menyebabkan oli
tidak bisa bekerja, misalnya Indonesia menggunakan kode SAE 5W-40 maka oli akan sangat encer
sehingga tidak mampu melakukan tugas lumbrikasi dengan baik, begitu pula sebaliknya jika pada
negara dengan cuaca ekstrim dingin menggunakan kode SAE 15W maka oli akan sangat kental pada
saat udara dingin sehingga oli tidak dapat mengalir pada ruang-ruang antar komponen mesin.

Kode SAE yang cocok digunakan untuk beberapa negara dengan iklim yang berbeda:

SAE 5W-30 : digunakan untuk negara beriklim dingin seperti Perancis


SAE 10W-35 : digunakan untuk negara beriklim sedang seperti Australia
SAE 15W-30 s/d SAE 15W-50 : digunakan untuk negara dengan iklim panas seperti Indonesia.

75
Sains
Ranah Kreatifitas

Kualitas Oli
Kualitas oli disimbolkan oleh API (American Petroleum Institute). Ada dua

tipe API, S (Service) atau bisa juga (S) diartikan Spark-plug ignition (pakai busi)

untuk mobil MPV atau pick-up bermesin bensin. C (Commercial) diaplikasikan pada

truk heavy duty dan mesin diesel.

Contohnya kategori C adalah CF, CF-2, CG-4. Bila menggunakan mesin diesel

pastikan memakai kategori yang tepat, oli mesin diesel berbeda dengan oli mesin

bensin karena karakter diesel yang banyak menghasilkan kontaminasi jelaga sisa

pembakaran lebih tinggi. Oli jenis ini memerlukan tambahan aditif dispersant dan

detergent untuk menjaga oli tetap bersih.

API mesin Bensin

SN : Diperkenalkan pada 2004. Ditujukan untuk semua jenis mesin bensin yang ada pada
saat ini. Oli ini didesain untuk memberikan resistensi oksidasi yang lebih baik, menjaga temperatur,
perlindungan lebih baik terhadap keausan, dan mengontrol deposit lebih baik.
SL : Merupakan kategori terakhir sampai saat ini. Diperkenalkan pada 1 Juni 2001. Oli
ini didesain untuk menjaga temperatur dan mengontrol deposit lebih baik. Juga bisa mengonsumsi
oli lebih rendah. Untuk mesin generasi 2004 atau sebelumnya.
SJ : Diperkenalkan untuk mesin generasi 2001 atau lebih tua
SH :Untuk mesin generasi 1996 atau sebelumnya
SG :Untuk mesin generasi 1993 atau sebelumnya
SF :Untuk mesin generasi 1988 atau sebelumnya

76
Sains
API mesin Diesel

CJ-4 :Diperkenalkan pada tahun 2006. Untuk mesin high speed, mesin 4-langkah yang
didesain untuk memenuhi standar emisi tahun 2007. Oli dengan kategori API CJ-4
memiliki kriteria performa lebih baik. Oli dengan kategori API CJ-4 juga mampu
secara efektif melumasi mesin-mesin dengan kategori di bawahnya.
CI-4 :Diperkenalkan pada tahun 2002. Untuk mesin high speed, four stroke engines yang
didesain untuk memenuhi standar emisi tahun 2004. Oli CI-4 diformulasikan
menjaga durabilitas mesin dimana gas buangnya disirkulasi ulang. Digunakan untuk
mesin yang meminta kandungan belerang/sulfur 0.5%.
CH-4 :Diperkenalkan sejak tahun 1998. Untuk mesin high speed, four stroke engines yang
didesain untuk memenuhi standar emisi tahun 1998. Digunakan untuk mesin yang
meminta kandungan belerang/sulfur lebih besar 0.5%.
CG-4 :Diperkenalkan sejak 1995. Untuk mesin kinerja sedang, high speed, four stroke
engines. Digunakan untuk mesin yang meminta kandungan belerang/sulfur kurang
0.5%.
CF-4 :Diperkenalkan sejak 1990. Untuk mesin high speed, four stroke engines, naturally
aspirated dan mesin turbocharger.
CF-2 :Diperkenalkan sejak 1994. Untuk mesin kinerja sedang, two stroke engines.
CF :Diperkenalkan sejak 1994. Untuk mesin off road, indirect injected dan beberapa
mesin yang memakai bahan bakar dengan kandungan belerang/sulfur di atas 0.5%.

(Sumber: www. motogokil.files.wordpress.com)

77
Sains
Ranah Aplikasi dan Keterkaitan

Oli untuk Motor

API SL/CF Menunjukan bahwa Oli ini


digunakan untuk mesin kendaraan
yang diproduksi dari tahun 2001-
sekarang.

SAE 20W-50 Menunjukan bahwa oli


ini mempunyai tingkat kekentalan
sama dengan SAE 20 pada saat
suhu udara dingin dan SAE 50 ketika
(Sumber: www.stpoil.co.id) suhu udara panas.
Gambar 6.7 Oli Motor

Oli untuk Mobil


API CH-4 Menunjukan bahwa Oli ini
digunakan untuk Mobil bermesien
Diesel yang didesain untuk memenuhi
standar emisi tahun 1998.

SAE 15W-40 Menunjukan bahwa oli


ini mempunyai tingkat kekentalan
sama dengan SAE 15 pada saat suhu
udara dingin dan SAE 40 ketika suhu
udara panas.
(Sumber: www.abc-coolpix.net)

Gambar 6.8 Oli Mobil

78
Sains
7
R e s i d u

Apa itu residu minyak bumi?

Bagaimana residu dihasilkan?

Apa saja kegunaan residu


minyak bumi dalam kehidupan
sehari-hari?

Semua akan dibahas dalam


bab ini.
Berita Terkini

Tak hanya minyak, Pertamina


juga impor 398 Ton Aspal

Gambar 7.1 Kumpulan drum yang berisi aspal (Sumber: www.suaratambang.com)

PT Pertamina (Persero) berencana mengimpor Dari total penjualan aspal tahun ini, sekitar
398 ribu ton aspal pada tahun ini, atau naik 49,6% 494,4 ribu ton atau 65,8% digunakan untuk
dari tahun lalu sebanyak 266 ribu ton. Kenaikan mengaspali jalan nasional yang dibangun dengan
impor itu seiring dengan meningkatnya permintaan biaya Anggaran Pendapatan Belanja Negara
aspal di dalam negeri dan terbatasnya produksi aspal (APBN), kemudian 32,9% atau 247,2 ribu ton
perseroan. dipakai untuk membangun jalan yang dibiayai
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBN).
Manajer Bitumen PT Pertamina Joko Witoyo,
pasokan aspal pertamina hanya berasal dari kilang "Sisanya yang dikerjakan swasta untuk jalan tol
Cilacap, dengan kapasitas 345 ribu ton per tahun. 1,3% sekitar 9,9 ribu ton," kata Joko.
Sementara pada tahun ini, perusahaan migas pelat
merah itu menargetkan penjualan aspal 708 ribu ton. Masih rendahnya penjualan aspal disebabkan
Angka itu naik dari tahun lalu 593,6 ribu ton. rendahnya permintaan di awal tahun. Menurut
Joko, anggaran untuk perbaikan jalan akan turun
"Kilang lain tidak ada yang produksi aspal," pada pertengahan tahun hingga akhir tahun.
kata Joko di Kantor Pertamina.
(Sumber:http://bisnis.liputan6.com/read/625353/ta
Pertamina mencatat telah menjual 166 ribu ton
k-hanya-minyak-pertamina-juga-impor-398-ribu-ton-
aspal, atau sekitar 23,4% dari target tahun ini 708
aspal)
ribu ton. Produk aspal yang dijual perseroan
digunakan untuk mengaspal jalan nasional dan
daerah.

80
Aspal terbagi menjadi 2 jenis, ada aspal alam dan
aspal buatan. Aspal buatan merupakan aspal hasil
dari pengolahan minyak bumi dapat digunakan
untuk mengaspal jalan, baik jalan raya maupun
jalan kecil/gang.

Residu Minyak

Bumi

81
Ranah Konsep

ASPAL
Residu merupakan hasil dari penyulingan minyak bumi yang tidak

menguap/ fraksi minyak bumi yang tidak menguap. Residu ini memiliki rantai

karbon dengan jumlah atom C lebih dari 20. Selain itu, residu minyak bumi dapat

digunakan sebagai bahan dasar industri petrokimia.

Aspal ialah hidrokarbon yang bersifat melekat (adhesive),

berwarna hitam kecoklatan, tahan terhadap air, dan

visoelastis. Aspal sering juga disebut bitumen merupakan

bahan pengikat pada campuran beraspal yang

dimanfaatkan sebagai lapis permukaan lapis perkerasan

lentur. Aspal berasal dari aspal alam atau aspal minyak

(aspal yang berasal dari minyak bumi). Berdasarkan

konsistensinya, aspal dapat diklasifikasikan menjadi aspal

padat, dan aspal cair.

Komponen Aspal

Aspal atau bitumen adalah suatu cairan kental yang merupakan senyawa

hidrokarbon dengan sedikit mengandung sulfur, oksigen, dan klor. Kandungan

utama aspal adalah senyawa karbon jenuh, dan tak jenuh, alifatik, dan aromatic

yang mempunyai atom karbon sampai 150 per molekul. Atom-atom selain

hidrogen, dan karbon yang juga menyusun aspal adalah nitrogen, oksigen,

belerang, dan beberapa atom lain. Secara kuantitatif, biasanya 80% massa aspal

adalah karbon, 10% hydrogen, 6% belerang, dan sisanya oksigen, dan nitrogen,

serta sejumlah renik besi, nikel, dan vanadium. Sebagian besar senyawa di aspal

adalah senyawa polar.

82
Jenis Jenis Aspal

Aspal yang digunakan untuk bahan perkerasan jalan terdiri dari aspal alam dan

aspal buatan.

Aspal Alam

Aspal alam dapat dibedakan atas :


Aspal gunung (Rock Asphalt) contoh : aspal dari pulau Buton
Jenis aspal ini adalah aspal yang berasal dari batu batuan contohnya aspal dari pulau Buton (aspal
buton). Aspal ini merupakan campuran antara bitumen dengan bahan mineral. Karena aspal buton
merupakan bahan alam maka kadar bitumen yang dikandungnya sangat bervariasi seperti B10, B13,
B20, B25 dan B30
Aspal danau (Lake Asphalt) contoh : aspal dari Bermudez Trinidat
Aspal Danau adalah jenis aspal yang diperoleh langsung dari alam tanpa proses penambangan
karena dengan sendirinya muncul dipermukaan bumi kemudian terkumpul disebuah tempat yang
sering disebut danau aspal, contoh aspalnya seperti dari Bermudez Trinidad.

Aspal Buatan

Bahan baku yang dibuat untuk aspal pada umumnya adalah minyak bumi yang banyak mengandung
aspal. Aspal buatan adalah aspal minyak (aspal yang berasal dari penyulingan minyak) dan tar (hasil
penyulingan batu bara). Aspal yang berasal dari penyulingan batu bara sangat jarang digunakan
karena cepat mengeras, mudah berubah karena temperatur, dan beracun.

Aspal sering juga disebut bitumen. Hal ini disebabkan karena aspal berasal

dari hidrokarbon yang berbahan dasar bitumen. Aspal yang paling umum

digunakan saat ini adalah aspal yang berasal dari salah satu proses destilasi minyak

bumi. Aspal yang paling sering digunakan untuk membuat perkerasan jalan adalah

aspal semen, karena sifatnya yang kedap air, tahan terhadap zat kimia, sehingga

dapat digolongkan kedalam aspal bermutu baik.

83
Ranah Konsep

Aspal Keras

Aspal keras/panas (Asphalt Cement, Ac) adalah aspal yang digunakan dalam

keadaan cair dan panas, aspal ini berbentuk padat pada keadaan penyimpanan

temperatur ruang (25C 30C). Aspal semen terdiri dari beberapa jenis

tergantung dari proses pembuatannya dan jenis minyak bumi asalnya.

Pengelompokan aspal semen dapat dilakukan berdasarkan nilai penetrasi (tingkat

kekerasan pada temperatur 25C ataupun berdasarkan nilai Visiositasnya.


Di Indonesia aspal semen biasanya dibedakan berdasarkan nilai penetrasi.

AC per 40/50 yaitu AC dengan penetrasi antara 40 50


AC per 60/70 yaitu AC dengan penetrasi antara 60 70
AC per 84/100 yaitu AC dengan penetrasi antara 85 100
AC per 120/150 yaitu AC dengan penetrasi antara 120 150
AC per 200/300 yaitu AC dengan penetrasi antara 200 300

Aspal semen dengan penetrasi rendah digunakan di daerah bercuaca panas (lalu lintas dengan volume tinggi),
sedangkan aspal semen dengan penetrasi tinggi digunakan untuk daerah bercuaca dengan lalu lintas ber volume
rendah.

Di Indonesia pada umumnya dipergunakan aspal semen dengan penetrasi (60/70 dan 80/100)

(Sumber : www.jasapengaspalanhotmix.com)
Gambar 7.2 Proses pengaspalan jalan raya

84
Aspal Cair

Aspal cair adalah campuran antara aspal semen dengan bahan pencair dari

hasil penyulingan dengan minyak bumi, dengan demikian cut back aspal berbentuk

cair dalam temperatur ruang.

Berdasarkan bahan pencairnya dan kemudahan penguapan bahan pelarutnya, aspal cair dibedakan
atas :

1. RC (Rapid curing cut back )


Merupakan aspal keras yang dilarutkan dengan bensin (premium), RC
merupakan curback asphal yang paling cepat menguap. RC cut back asphalt dugunakan
sebagai:
Tack coat (Lapis perekat)
Prime Coat (Lapis resap pengikat)
2. MC (Medium Curing cut back)
Merupakan aspal keras yang dilarutkan dengan minyak tanah (Kerosine). MC merupakan
cutback aspal yang kecepatan menguapnya sedang.
3. SC (Slow Curing cut back)
Merupakan aspal keras yang dilarutkan dengan solar, SC merupakan cut back asphal yang
paling lama menguap. SC Cut back asphalt digunakan sebagai:
Prime coat
Dust laying (lapis pengikat debu)
Cut back aspal dibedakan berdasarkan nilai viscositas pada suhu 600 (makin kental)
ex :
RC 30 60 MC 30 60 SC 30 60
RC 70 140 MC 70 140 SC 70 - 140

85
Ranah Kreatifitas

Kegunaan Aspal

Gambar 7.3 Jalan raya


Beraspal

(Sumber : www.pixabay.com)

Gambar 7.4

Lapisan pada
jalan aspal

(Sumber : www.accesroads.net)

Gambar 7.5 Proses


pengaspalan
jalan

(Sumber : www.sumatra.bisnis.com)

86
Daftar Pustaka
Bambang. 2015. Cara Benar memasang Kompor Gas.
Tersedia: http://carageek.com/rumah-tangga/cara-benar-memasang-kompor-gas/471/

Choirul, Ilham. 2014. Pilih Pakai Premium, Pertamax, atau Pertamax Plus? Cek Dulu
Rasio Kompresi Mesin.
Tersedia: http://sidomi.com/318270/pilih-pakai-premium-pertamax-atau-pertamax-
plus-cek-dulu-rasio-kompresi-mesin/

Chy, Ana dr. 2015. Manfaat Minyak Bumi Bagi Manusia Sehari-hari.
Tersedia : http://manfaat.co.id/15-manfaat-minyak-bumi-bagi-manusia-sehari-hari

Hasan, Yugi Alnawan. 2015. Teori dan proses lengkap pembentukan minyak bumi.
Tersedia: http://www.eduspensa.com/2015/08/teori-dan-proses-pembentukan-
minyak-bumi.html

Hosike, 2013. Perbedaan Premium dengan Pertamax.


Tersedia: http://www.modifikasi.com/showthread.php/442139-Perlu-Diketahui-
Perbedaan-Premium-Dengan-Pertamax

Justiana, Sandri. 2009. Kimia 1. Jakarta: Yudistira

Koesomadinata, R P. 1978. Geologi Minyak dan Gas Bumi. Bandung: Penerbit ITB

Kurnia, Dede. 2014. Arti Kode API Pada Oli Pelumas.


Tersedia: http://www.mechaniconlines.com/2014/07/arti-kode-api-pada-oli-
pelumas.html

Lemigas. 2010. Proses Pembuatan Bahan Bakar Bensin dan Solar Ramah Lingkungan.
Jakarta : Pusat penelitian dan pengembangan teknologi Minyak dan Gas Bumi.

Moore, John T. 2007. Chemistry For Dummies. Bandung : Pakar Raya

Parlina, Iin. 2011. Avtur.


Tersedia: https://iinparlina.wordpress.com/ragam-teknologi/teknologi-kimia/avtur/

Pasassa, Juanvicker. 2014. Pengertian dan jenis aspal.


Tersedia: http://www.ilmudasardanteknik.com/2014/04/pegertiandanjenisaspal.html

PT. Badak NGL. 2011. Fasilitas Kilang.


Tersedia: http://www.badaklng.co.id/in/train_facilities.html

88
Rahmawan, Rian. 2013. Kerosin.
Tersedia: https://rianrahmawan.wordpress.com/tag/kerosin/

Reval, Sangmane. 2015. Definisi Bahan Bakar Diesel (Solar).


Tersedia: http://www.prosesindustri.com/2015/02/defenisi-bahan-bakar-diesel-
solar.html

Reval, Sangmane. 2015. Definisi Compressed Natural Gas (CNG).


Tersedia: http://www.prosesindustri.com/2015/02/defenisi-compressed-natural-gas-
cng.html

Salam, Agus, dkk. 2009. Ensiklopedia Kimia Jilid 4. Jakarta : PT.Ikrar Mandiriabadi

Sitepat. 2012. Ketahuilah Jenis-Jenis Oli Mesin dan Kode SAE Oli Motor.
Tersedia: http://sitepatjogja.blogspot.co.id/2012/10/ketahuilah-jenis-jenis-oli-mesin-
da.html

Sutresna, Nana. 2014. Advance Learning Chemistry 2A. Bandung: Grafindo

Syukri, Drs. 1999. Kimia Dasar Jilid 3. Bandung: Penerbit ITB

Wiyono, Eko. 2015. Harga Pertalite, Spesifikasi, Ron, Oktan, Kompresi, dan kandungan.
Tersedia: http://www.mobilku.org/2015/04/harga-petralite-spesifikasi-ron-
oktan.html

89
218
219
220
221
222
223
224
225
226
227
228
229
230
231
232
233
234
235
236

Lampiran 6. Perhitungan Hasil Validasi Buku

Perhitungan Hasil Validasi Buku Pengayaan Kimia Berbasis Sains Teknologi Masyarakat (STM) Pada Materi Minyak Bumi

Total Skor Maksimal :

1. Kelayakan Isi = 28 Alternatif Jawaban Skor


2. Kebahasaan = 20 Ya 1
3. Penyajian = 16 Tidak 0
4. Grafika = 20

Validasi Pertama

Pernyataan
Validator Aspek Materi Aspek Bahasa Aspek Sajian Aspek Grafika
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Total skor 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
Total Skor tiap
28 19 16 19
aspek
Persentase skor 16/16 x 100% =
28/28 x 100% = 100% 19/20 x 100% = 95% 19/20 x 100% = 95%
100%
237

Validasi Kedua

Pernyataan
Validator Aspek Materi Aspek Bahasa Aspek Sajian Aspek Grafika
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Total skor 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
Total Skor tiap
28 20 16 20
aspek
Persentase skor 16/16 x 100% =
28/28 x 100% = 100% 20/20 x 100% = 100% 20/20 x 100% = 100%
100%
238

Lampiran 7. Perbaikan Komponen Buku Pengayaan

Perbaikan Komponen pada Buku Pengayaan Berdasarkan Komentar dan Saran Validator

Buku Pengayaan Kimia Berbasis Sains Teknologi Masyarakat Pada Materi Minyak Bumi

No Komponen Sebelum di Revisi Rekomendasi dari Setelah di Revisi


Validator
1. Cover Buku - Tambahkan cover
belakang,
- Warna tulisan diperjelas
agar mudah dibaca

2. Identitas - Tambahkan nama


Buku validator
239

No Komponen Sebelum di Revisi Rekomendasi dari Setelah di Revisi


Validator
3. Materi
-
- Perbaiki Struktur
Atomnya (bentuknya
konsisten)

4. Materi
- Honda beat dan honda
scoopy bukan termasuk
mobil

5. Materi - Gunakan salah satu saja


kerosin atau minyak
tanah
240

No Komponen Sebelum di Revisi Rekomendasi dari Setelah di Revisi


Validator
6. Bahasa - Tanda baca, ejaan,
penulisan sesuaikan
dengan EYD

7. Sajian - Tampilan pada tabel


diperbaiki

8. Sajian - Tampilan pada tabel


diperbaiki
241

No Komponen Sebelum di Revisi Rekomendasi dari Setelah di Revisi


Validator
9. Sajian -
- Posisi keterangan
Gambar dan sumber
dirubah

10. Grafika - Gambar dari animasi


(kartun) dirubah menjadi
gambar asli
242

No Komponen Sebelum di Revisi Rekomendasi dari Setelah di Revisi


Validator
11. Daftar - Perbaiki Penulisan
Pustaka referensi
Buku Pengayaaan Kimia berbasis
Sains Teknologi Masyarakat

Minyak
Bumi
Pengolahan dan Penggunaan
Dalam Kehidupan Sehari-hari

Disusun Oleh :
Riska Fitriyani
1111016200035

Program Studi Pendidikan Kimia


Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulla Jakarta
2016
Buku Pengayaan Kimia Berbasis Sains Teknologi Masyarakat

Buku nonteks kategori pengayaan pengetahuan untuk


Pembaca tingkat SMP, SMA, dan Umum.

Minyak Bumi
Pengolahan dan Penggunaan dalam Kehidupan Sehari-hari

Penulis:
Riska Fitriyani (1111016200035)
Riskafitriyani26@gmail.com

Dibimbing Oleh:
Tonih Feronika, M. Pd
Nanda Saridewi, M. Si

Divalidasi Oleh:
Evi Sapinatul Bahriah, M.Pd
Buchori Muslim, M.Pd
Adi Riyadhi, M.Si
Nita Karmilasari, S.Pd

Serta diarahkan oleh segenap Dosen Pendidikan Kimia


dengan dukungan teman-teman keluarga pendidikan kimia
Angkatan 2011

Ukuran Buku : 18,2 x 25,7 cm (B5)


Tahun Terbit : 2016

Buku ini disusun dan dirancang oleh penulis dengan menggunakan


Microsoft Word 2010 dan Adobe Photoshop CS3
Kata Pengantar
Bismillahirrahmanirrahim,

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga buku
yanf bejjuduk Minyak Bumi Pengolahan dan Penggunaan dalam Kehidupan Sehari-haji ini dapat
terselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam tak lupa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW,
yang atas ijin Allah SWT telah membawa umat manusia dari jaman kegelapan menuju jaman yang
terang menderang, masa yang kaya akan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti saat ini.

Buku pengayaan kimia berbasis sains teknologi masyarakat ini disusun dan dikembangkan
dalam rangka penelitian dan penyusunan tugas akhir yanf bejjuduk Penfembanfan Buku Pengayaan
Kimia Berbasis Sains Teknologi Masyarakat Pada Materi Minyak Bumi. Buku ini bejili tentang proses
pengolahan minyak bumi yang di dalamnya dijelaskan dan disajikan konten kimia, serta kegunaan dari
minyak bumi dalam kehidupan sehari-hari yang merupakan kebutuhan utama masyarakat.

Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Bapak Tonih Feronika, M. Pd dan Ibu Nanda
Saridewi, M. Si selaku dosen pembimbing serta para validator (ahli materi dan ahli media) yang telah
membimbing dan membantu saya dalam penyusunan dan penyempurnaan buku ini. Ucapan terimakasih
juga saya sampaikan kepada kedua ojanf tua laya yanf lekaku mendoakan dan membejikan
dukungan, serta semua pihak yang telah membantu proses pembuatan buku ini, mulai dari yang
berkontribusi dalam memotivasi, memberikan saran serta proses percetakan.

Saya menyadari bahwa buku ini masih memiliki beberapa kekurangan jika ditinjau dari segi
bahasa, sistematika penulisan serta kelengkapan materinya, untuk itu saya mengharapkan
partisipasi pembaca dalam memberikan kritik dan sarannya untuk perbaikan buku ini. Terlepas dari
semua kekurangan buku ini, saya berharap buku ini dapat menambah ilmu dan wawasan para
pembaca terkait bidang ilmu kimia.

Tangerang Selatan, Desember 2015

Penulis

i
Daftar Isi
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii

Minyak Bumi 1
Komponen Minyak bumi 4
Pembentukan Minyak Bumi 6
Pengolahan Minyak Bumi 13
Kegunaan Minyak Bumi 17

22 Gas Alam
23 Komponen Gas Alam
24 LNG
25 CNG
29 LPG

Bensin 40
Bilangan Oktan 41
Zat Aditif pada Bensin 42
Premium 44
Pertalite 45
Pertamax dan Pertamax Plus 47

ii
56 Kerosin
58 Avtur
59 Minyak Tanah

Solar 64
Bilangan Setana 65
Jenis Bahan Bakar Diesel 66
Kegunaan Solar 68

72 Pelumas
73 Jenis-jenis Oli
74 Kekentalan Oli
76 Kualitas Oli

Residu 80
Aspal 82
Jenis-jenis Aspal 83
Kegunaan Aspal 86

Glosarium 87
Daftar Pustaka 88

iii
1
Sumber : www. Seputaraceh.com

minyak bumi
Apa itu Minyak Bumi ?

Bagaimana Proses Pembentukan minyak


bumi?

Bagaimana proses pengolahan minyak


bumi sehingga menghasilkan berbagai
jenis produk?

Produk apa saja yang dihasilkan dari


minyak bumi?

Semua akan dibahas dalam bab ini.

Sumber : www.migasnet05niko8045.blogspot.co.id
Berita Terkini
Cadangan Minyak Bumi Menipis,
Keragaman Energi Menjadi Solusi

Gambar 1.1 Pengeboran minyak bumi lepas pantai


(Sumber: www. Metrosiantar.com)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Minyak bumi berada pada kisaran saat ini dan tidak ada penemuan
adalah energi tak terbarukan. Dengan jumlah cadangan minyak baru, cadangan minyak Indonesia
cadangan minyak terbatas, Indonesia memerlukan diperkirakan akan habis sekitar 11 tahun ke depan.
kebijakan strategis untuk menjaga ketahanan energi Cadangan minyak nasional bisa ditingkatkan dengan
di masa datang. eksplorasi. Kegiatan eksplorasi memerlukan
investasi yang tinggi, sehingga perlu dukungan iklim
Cadangan minyak terbukti Indonesia per akhir tahun investasi yang kondusif, di antaranya kelancaran
2013 berada pada posisi 3,46 miliar barel. perizinan dan kepastian hukum bagi kegiatan usaha
Sedangkan menurut statistik energi dunia yang hulu migas.
dipublikasikan oleh perusahaan minyak dunia
British Petroleum (BP), cadangan minyak terbukti Potensi pasokan energi yang lain berasal dari gas
kita adalah sekitar 3,7 miliar barel. Dengan bumi. Apalagi, meskipun cadangan dan produksi
cadangan sebesar ini, publikasi tersebut minyak menurun, cadangan dan produksi gas
menempatkan Indonesia pada urutan ke 28 negara- Indonesia memperlihatkan tren positif. Namun, tentu
negara penghasil minyak. saja butuh keseriusan untuk membangun
infrastruktur yang menjadi syarat pemanfaatan gas
Jumlah cadangan kita ternyata jauh di bawah bumi.
Venezuela dengan cadangan 298,3 miliar barel dan
Arab Saudi dengan cadangan 265,9 miliar barel. Hal lain yang perlu dilakukan adalah
Meskipun ada negara lain yang posisinya di bawah mengembangkan sumber energi terbarukan yang
Indonesia, tidak berarti negara itu lebih miskin sebenarnya sangat melimpah di Indonesia, misalnya
cadangan minyaknya. panas bumi. Semua upaya ini sangat penting guna
membangun ketahanan energi nasional, baik untuk
Saat ini, Indonesia memproduksi sekitar 800 ribu hari ini maupun masa mendatang. (adv)
barel per hari. Dengan asumsi tingkat produksi (Sumber : http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro)

2
Minyak Bumi menghasilkan bahan
bakar yang dapat digunakan oleh
masyarakat untuk memenuhi
kebutuhannya sehari-hari. Seperti
pada gambar dibawah ini
merupakan aplikasi dari minyak
bumi

3
Ranah Konsep

Minyak Bumi
Minyak bumi (Bahasa Inggris: petroleum, dari bahasa
latin petrus karang dan oleum minyak), dijuluki juga
sebagai emas hitam adalah bahan bakar fosil yang
berbentuk cairan kental dan berwarna coklat gelap
atau kehitaman. Memiliki sifat yang mudah terbakar,
berada di lapisan atas dari beberapa lapisan di kerak
bumi. Minyak bumi termasuk sumber daya alam yang
tidak dapat diperbaharui, apabila digunakan terus
menurus akan habis. Sehingga diperlukan energi
Gambar 1.2 Minyak mentah
(Sumber: www.bersosial.com) alternatif sebagai pengganti dari minyak bumi.

Komponen Utama Minyak Bumi

Tabel. 1 Komposisi Komponen


Minyak Bumi Minyak bumi terdiri dari campuran kompleks dari

Kandungan Persentase (%) berbagai senyawa hidrokarbon. Jenis hidrokarbon

Karbon 83 - 87 yang terdapat pada minyak bumi sebagian besar

Hidrogen 10 - 14 terdiri dari alkana, sikloalkana, dan berbagai macam


hidrokarbon aromatik, Selain itu terdapat sebagian
Oksigen 0.05 - 1.5
kecil elemen-elemen lainnya seperti nitrogen,
Nitrogen 0.1 - 2.0
oksigen, dan sulfur, ditambah beberapa jenis
Sulfur 0.05 - 6.0
logam seperti Besi, Nikel, Tembaga, dan Vanadium.
Logam < 0.1

1. Senyawa Hidrokarbon Alifatik Rantai Lurus


Senyawa ini biasa disebut golongan Alkana, senyawa ini banyak terdapat dalam gas
alam dan minyak bumi yang memiliki rantai karbon pendek seperti Etana dan Propana.

CH3 CH3 CH3 CH2 CH3

Etana Propana

4
2. Senyawa Hidrokarbon Alifatik Rantai Bercabang
Golongan senyawa yang termasuk ke dalam senyawa hidrokarbon ini adalah senyawa
golongan isoalkana. Jumlah senyawa hidrokarbon ini tidak sebanyak senyawa
hidrokarbon alifatik rantai lurus. Contohnya Isobutana dan isooktana.

CH3 CH CH3 CH3

CH3 CH3 CH CH2 CH CH3

Isobutana CH3 CH3


Isooktana

3. Senyawa Hidrokarbon Bentuk Siklik


Senyawa hidrokarbon siklik merupakan senyawa hidrokarbon golongan sikloalkana.
Senyawa hidrokarbon dalam minyak bumi berupa campuran siklopentana dan
sikloheksana yang disebut naften. Dalam minyak bumi antarmolekul siklik tersebut
kadang-kadang bergabung membentuk suatu molekul yang terdiri atas beberapa
senyawa siklik. CH2
CH2 CH2
CH2 CH2
CH2 CH2
CH2 CH2
CH2
Siklopentana CH2
Sikloheksana
4. Senyawa Hidrokarbon Aromatik
Senyawa hidrokarbon aromatik merupakan senyawa hidrokarbon yang berbentuk

siklik segienam, berikatan rangkap dua selang-seling, dan merupakan senyawa

hidrokarbon tak jenuh. Jumlah senyawa hidrokarbon jenis ini paling sedikit di

antara jenis lainnya. Pada umumnya, senyawa hidrokarbon aromatik ini terdapat

dalam minyak bumi yang memilki jumlah atom C besar.

CH

CH CH

CH CH

CH
Benzena

5
Ranah Proses
Pembentukan Minyak Bumi
Minyak Bumi terbentuk dari peruraian senyawa organik dan jasad
mikroorganisme jutaan tahun lalu yang terdapat di dalam lapisan batuan. kemudian
diambil melalui proses pengeboran yang menghasilkan minyak mentah yang harus
diolah lebih lanjut agar menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat.

Berikut langkah-langkah proses pembentukan minyak bumi :

Gambar 1.3 organisme di dalam laut


(Sumber: www.hedisasrawan.blogspot.com)

Organisme mati dan terjadi penguraian yang akan terendapkan di dasar


cekungan sedimen dan membentuk batuan induk (source rock). Batuan induk adalah
batuan yang mengandung karbon (High Total Organic Carbon). Batuan ini bisa batuan
hasil pengendapan di danau, di delta, maupun di dasar laut. Proses pembentukan
karbon dari organisme menjadi batuan induk ini sangat spesifik. sehingga tidak semua
cekungan sedimen akan mengandung minyak atau gas bumi.

Gambar 1.4 organisme mati dan terurai


(Sumber: www.hedisasrawan.blogspot.com)

6
Batuan induk akan terkubur di bawah lapisan batuan lainnya yang berlangsung
selama jutaan tahun. Proses pengendapan ini berlangsung terus menerus. Batuan
penimbun batuan induk adalah batuan sarang (reservoir). Batuan sarang terdiri atas
batu pasir, batu gamping, atau batuan vulkanik yang tertimbun dan terdapat ruang
berpori-pori di dalamnya. Minyak terbentuk pada suhu antara 50 sampai 180 derajat
Celsius. Tetapi puncak atau kematangan terbagus akan tercapai bila suhunya mencapai
100 derajat Celsius. Ketika suhu terus bertambah maka suhu tinggi akan memasak
karbon yang ada menjadi gas.

Gambar 1.5 Lapisan Batuan


(Sumber: www.hedisasrawan.blogspot.com)

Minyak yang dihasilkan oleh batuan induk berupa minyak mentah. Walaupun
berupa cairan, ciri fisik minyak bumi mentah berbeda dengan air. Salah satunya adalah
berat jenis dan kekentalan. Kekentalan minyak mentah lebih tinggi dari air, namun
berat jenis minyak mentah lebih kecil dari air. Minyak bumi yang memiliki berat jenis
lebih rendah dari air cenderung akan naik ke atas. Ketika minyak tertahan oleh sebuah
bentuk batuan, maka minyak ini siap ditambang.

Gambar 1.6 Minyak bumi terbentuk dalam lapisan batuan


(Sumber : www.hedisasrawan.blogspot.com)
7
Ranah Proses

Pengeboran Minyak Bumi


Minyak bumi diperoleh dengan cara pengeboran minyak, pengeboran dapat
dilakukan di darat maupun di laut lepas. Berikut tahapan yang dilakukan untuk
memperoleh minyak bumi.

1. Proses Eksplorasi
Langkah awal adalah ekplorasi, yaitu upaya mencari daerah yang mengandung
minyak bumi dan perkiraan cadangan minyaknya. Informasi tersebut dapat diperoleh
dengan cara membuat peta tofografi hasil pemotretan dari udara. Setelah mengetahui
daerah-daerah yang akan diselidiki, para ahli geologi menyelidiki contoh-contoh
batuan atau lapisan batuan yang terdapat di permukaan karang atau tebing-tebing.
pemeriksaan itu dilakukan di laboratorium.

(Sumber:www.krisenergy.com)
Gambar 1.7 Kegiatan Seismik untuk mencari lokasi sumber minyak bumi

Perhatikan gambar di atas, Penyelidikan secara geofisika yang dikenal dengan


istilah kegiatan seismik. Para ahli membuat semacam gempa kecil di bawah tanah.
Getaran itu akan menghasilkan gelombang-gelombang menuju dasar laut. Gelombang
dipantulkan kembali ke permukaan bumi sehingga posisi lokasi yang mengandung
minyak bumi dapat diperkirakan.

8
2. Proses Eksploitasi
Setelah lokasi yang diperkirakan mengandung minyak bumi diketahui, langkah
selanjutnya adalah melakukan kegiatan eksploitasi, yaitu rangkaian kegiatan untuk
mengambil minyak bumi yang akan diolah. kegiatan utama adalah pengeboran yang
dapat dilakukan di lepas pantai dan di tengah laut, bergantung pada lokasi sumber
cadangan minyak. Pengeboran sumber minyak bumi akan menghasilkan minyak dalam
bentuk minyak mentah, yaitu cairan kental berwarna hitam.

Gambar 1.8 Alat Pengeboran Minyak Bumi


(Sumber:www.dennynatalian.blogspot.com)

Kegiatan Pengeboran minyak bumi dan gas alam di lepas pantai dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu:
Menanam jalur pipa di dasar tanah dan memompa minyak dan gas ke daratan.
Cara ini dilakukan apabila jarak ladang minyak ke darat cukup dekat.

Membuat anjungan dimana posisi minyak bumi dan gas alam berada,
selanjutnya dibawa oleh kapal tanker menuju daratan.

9
1. Rig Darat : untuk pengeboran 2. Rig Rawa (Swamp Barge) : menara dan sistem
di darat. Bentuk paling pengeboran ditempatkan di atas ponton, yang
sederhana terdiri dari menara duduk di dasar rawa saat operasi pengeboran
dan struktur penompang. berlangusng. Biasa beroperasi di perairan dengan
kedalaman sekitar 5 M.

Gambar 1.9 Macam-macam Rig pengeboran yang digunakan


untuk pengambilan minyak bumi dan gas

10
3. Jack Up Rig : satu unit alat pengeboran dengan 4. Tender Rig : sistem pengeboran
kaki yang panjang. Kaki dapat naik turun untuk dipasang dalam platform.
menopang struktur utama. Rig jenis ini biasa Digunakan untuk membantu
digunakan pada daerah dengan kedalaman kurang operasi pengeboran
lebih sekitar 100 M. (pengangkatan pipa, struktur,
dll). Tender Rig akan menempel
di platporm saat operasi
pengeboran berlangsung.

5. Semisubmersible Rig :
Rig semisub
merupalakn objek
terapung yang dipasang
alat pengeboran. Biasa
digunakan untuk
mengebor daerah laut
dalam (lebih dari 100
M).

6. Drill Ship : semua


peralatan untuk
pengeboran dipasang
pada kapal. Digunakan
untuk mengebor
minyak di laut yang
sangat dalam.

(Sumber: www.gugussyuhada.com)

11
Setelah Kegiatan Pengeboran selesai dilakukan, minyak mentah hasil pengeboran
kemudian di bawa ke tempat kilang minyak untuk proses pengolahan minyak.

(Sumber: www.migasnet07-hadyan8064.blogspot.co.id)

Perhatikan Gambar di atas


Kapal tangker ini bertugas untuk membawa
minyak bumi yang berasal dari hasil
pengeboran di laut lepas. Minyak dibawa
dari anjungan menuju daratan / kilang minyak

Gambar 1.10 Kapal tangker pembawa minyak


untuk di lakukan pengolahan.
dari anjungan menuju daratan
(Sumber: www.energitoday.com)

Minyak bumi yang diperoleh dari hasil


pengeboran minyak di daratan dapat
langsung di alirkan ke kilang minyak
menggunakan jalur pipa bawah tanah,
sehingga tidak perlu menggunakan
alat transfortasi.

Gambar 1.11 Pengeboran minyak di darat


(Sumber: www.upload.wikimedia.org)

12
Ranah Proses

Pengolahan Minyak Bumi


Proses pengolahan minyak bumi terjadi dalam suatu pabrik yang disebut kilang
minyak. Proses pengilangan menghasilkan senyawa-senyawa tunggal yang digunakan
untuk bahan bakar dan berbagai bahan baku bagi sejumlah besar industri petrokimia.

Gambar 1.12 Kilang Minyak (Sumber : www.1.bp.blogspot.com)

1. Proses Penyulingan Fraksional


Proses penyulingan yang digunakan dalam industri pengilangan adalah penyulingan
fraksional atau disebut sebagai distilasi bertingkat. Dalam proses distilasi bertingkat,
minyak mentah tidak dipisahkan menjadi komponen-komponen murni, melainkan ke
dalam fraksi-fraksi.
Minyak mentah dipanaskan dalam biler bertekanan tinggi sampai suhu sekitar
400C. Minyak mentah yang dihasilkan kemudian dialirkan kebagian bawah menara
distilasi.
Dalam menara distilas, uap minyak mentah bergerak ke atas melewati pelat-pelat.
Dalam pergerakannya, uap minyak mentah akan menjadi dingin. Sebagian uap akan
mencapai ketinggian di mana uap tersebut akan terkondensasi membentuk zat cair.
Zat cair yang diperoleh dalam suatu kisaran suhu tertentu ini disebut fraksi.
Fraksi yang mengandung senyawa-senyawa dengan titik didih tinggi akan
terkondensasi dibagian bawah menara distilasi. Sedangkan fraksi senyawa-senyawa
dengan titik didih rendah terkondensasi di bagian atas menara.

13
14
15
2. Proses Konversi
Proses konversi adalah penyusunan ulang struktur molekul hidrokarbon, yang
bertujuan untuk memperoleh fraksi-fraksi dengan kualitas dan kuantitas sesuai dengan
permintaan pasar. Sebagai contoh, untuk memenuhi kebutuhan fraksi bensin yang
tinggi, maka sebagian fraksi rantai panjang perlu dikonversi menjadi fraksi rantai
pendek. Beberapa jenis proses konversi dalam kilang minyak adalah :

Gambar 1.13 Konversi dalam Kilang Minyak (Sumber : belajar.kemendikbud.go.id)

b. Reforming
a. Perengkahan (cracking)
Reforming bertujuan mengubah struktur molekul rantai lurus menjadi
Perengkahan adalah pemecahan
rantai bercabang /alisiklik/aromatik. Sebagai contoh, komponen rantai
molekul senyawa hidrokarbon
lurus (C5 C6) dari fraksi bensin diubah menjadi rantai bercabang.
yang besar menjadi molekul-
molekul senyawa yang lebih kecil. c. Alkilasi
Proses perengkahan dapat Alkilasi adalah penggabungan molekul-molekul kecil menjadi molekul
menggunakan 2 cara yaitu, cara besar. Contohnya, penggabungan molekul propena dan butena menjadi
panas dengan menggunakan suhu komponen fraksi bensin.
tinggi serta tekanan rendah, dan
d. Coking
cara katalis dengan menggunakan
Coking adalah proses perengkahan fraksi residu padat menjadi fraksi
bubuk katalis platina atau
minyak bakar dan hidrokarbon intermediat (produk antara). Dalam
molibdenum oksida.
proses ini dihasilkan kokas.

16
Ranah Aplikasi dan Keterkaitan
Hasil Pengolahan Minyak Bumi

1. Fraksi Gas
Kegunaan : Bahan bakar LPG (Liquefied Petroleum
Gas) dan bahan baku untuk sintesis senyawa
organik.

2. Fraksi Bensin
Kegunaan : Bahan bakar berbagai
jenis kendaraan bermotor.

3. Fraksi Kerosin
Kegunaan : Bahan bakar pesawat udara,
bahan bakar kompor minyak, dan bahan
bakar alat penerang.

4. Fraksi Minyak Solar


Kegunaan : Bahan bakar kendaraan bermesin
diesel, bahan bakar kapal laut, dan bahan bakar
tungku di industri.

5. Fraksi Minyak Pelumas


Kegunaan : Sebagai Minyak pelumas pada
kendaraan/ Oli. terkait dengan kekentalannya
(viskositas) yang cukup besar.

Tabel.7.2 Fraksi
FraksiResidu
Minyak/ aspal
Bumi
Kegunaan : Material aspal jalan dan atap bangunan.
Aspal juga digunakan sebagai bahan lapisan anti
korosi, isolasi listrik, dan pengedap suara pada lantai.

17
18
2
Gas alam
Apa itu Gas Alam?

Bagaimana cara memperoleh gas


alam?

Apa perbedaan dari gas LPG, LNG


dan CNG?

Apa saja kegunaan gas LPG, LNG,


dan CNG dalam kehidupan sehari-
hari?

Semua akan dibahas dalam bab ini.


Berita Terkini

Elpiji 5,5 Kg Diluncurkan Oktober 2015

(Sumber : www.sinarharapan.co.id)
Gambar 2.1 Tabung Gas Elpiji 3 Kilogram
JAKARTA - Distribusi gas Elpiji tabung 3 kilogram Pemerintah bersama Komisi VII DPR RI, pada akhir
(Kg) saat ini dinilai masih kurang tepat sasaran, pekan kemarin telah menyepakati volume Elpiji 3
karena masih ada masyarakat kelas ekonomi Kg Rancangan RAPBN 2016 sebesar 6,602 juta
menengah atas yang menggunakannya untuk Ton. Angka tersebut meningkat dibandingkan kuota
keperluan memasak sehari-hari. Padahal Elpiji yang ditetapkan pada APBN 2015 yang sebesar
tabung hijau tersebut merupakan produk yang 5,766 juta ton.
disubsidi oleh negara karena ditujukan bagi
masyarakat miskin. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi IGN
Wiratmaja mengatakan, meningkatnya kuota Elpiji 3
Guna menekan penggunaan Elpiji 3 Kg oleh Kg pada tahun depan dikarenakan akan
masyarakat mampu, PT Pertamina (persero) akan diteruskannya program konversi minyak tanah ke
mengeluarkan produk Elpiji nonsubsidi berukuran gas. Oleh sebab itu diperkirakan akan semakin
5,5 Kg. Sekretaris Perusahaan Pertamina banyak masyarakat yang beralih ke gas elpiji.
Wisnuntoro mengatakan, harga jualnya diperkirakan
berkisar diangka Rp 75.000 hingga Rp 80.000 per Selain itu, Wiratmaja mengatakan, pemerintah juga
tabung. terus mendorong agar nelayan dapat beralih dari
menggunakan solar ke gas elpiji. Pemerintah saat ini
"Tidak lama lagi akan kita launching, perkiraan kita juga sedang melakukan uji coba melakukan konversi
sekitar Oktober tahun ini," kata Wisnu di Jakarta, BBM ke gas Elpiji pada 100 nelayan di Sumba
Minggu (20/9). Barat.

Dia menjelaskan, dengan meluncurkan Elpiji ukuran "Berdasarkan proyek percontohan itu, nelayan
5,5 Kg, pihaknya menyasar masyarakat yang tinggal menggunakan satu tabung LPG 3 kg selama tiga hari
di rumah susun (rusun) atau apartemen, serta atau setara dengan pemakaian 2,5-3 liter BBM.
masyarakat kelas menengah lainnya. Dia Dengan begitu membuktikan penggunaan gas Elpiji
menjelaskan, selama ini masyarakat yang tinggal di jauh lebih ekonomis bagi masyarakat seperti
apartemen yang belum teraliri gas perpipaan tidak nelayan," ujar Wiratmaja.
membeli Elpiji 12 karena ukurannya yang cukup
(Sumber: www.sinarharapan.co/news/read/150920016/elpiji-5-
berat.
5-kg-diluncurkan-oktober)
20
Gas Alam banyak digunakan
untuk bahan bakar

sebagai bahan bakar gas


(BBG) pada kendaraan, dan
Bahan bakar untuk kebutuhan
memasak (elpiji)

21
Ranah Konsep

Gas Alam
Gas alam adalah hidrokarbon berwujud gas yang tak
berwarna dan mudah terbakar dengan komponen penyusun
utama nya adalah metana dan etana. Gas alam biasanya
ditemukan bercampur dengan minyak mentah bertekanan
tinggi di dalam reservoar. gas alam juga dapat muncul
terpisah di atas minyak mentah cair, dikenal dengan istilah gas
cap, karena berat jenisnya yang lebih ringan.

Gas alam banyak di temukan di


ladang minyak dan gas dalam jumlah besar,
serta di dasar tambang batu bara dalam
jumlah kecil. gas alam lebih banyak dijumpai
daripada minyak bumi. hal ini dikarenakan
gas alam dibentuk oleh tumbuh-tumbuhan
darat dan juga organisme laut.

Gambar 2.2 Nyala Api dari gas Elpiji


(Sumber : www.gde-in.ru)

selain itu, gas alam dapat terbentuk di beberapa daerah dengan lingkungan
geologis yang lebih leluasa dibanding minyak bumi. Artinya, gas alam ini dapat
terbentuk di lapisan, keadaan temperatur dan tekanan yang rentangnya lebih luas.
Sehingga, semua reservoar batuan berpotensi menghasilkan gas alam.

Komponen Utama Gas Alam


Komponen utama gas alam terdiri dari Metana (CH4) 81% dan 19% sisanya (Etana,
Nitrogen, Propana, CO2, Butana, Pentana, dll). Selain itu, gas alam juga mengandung
zat pengotor diantaranya H2O, CO2, H2S, Hg, N2, dll. Zat pengotor ini harus dihilangkan
karena beracun, korosif sehingga dapat merusak unit pengolahan dan dapat
mengurangi kadar panasnya.

22
Jenis Jenis Gas Alam

LNG
(Liquified Natural Gas)
LNG adalah gas bumi yang diubah menjadi cair melalui
proses pendinginan yang suhunya di bawah -160C.
Komponennya didominasi oleh metana dan etana. LNG
ditransportasi menggunakan kendaraan yang dirancang

Gambar 2.3 Tangki LNG khusus dan ditaruh dalam tangki yang juga dirancang
(Sumber : www.newyorkipl.org) khusus.

CNG
(Compressed Natural Gas)
CNG dibuat dengan melakukan kompresi metana
(CH4) yang diekstrak dari gas alam. CNG disimpan dan
di distribusikan dalam bejana tekan, biasanya
berbentuk silinder. Gas bumi dalam bentuk CNG
digunakan sebagai bahan bakar kendaraan pengganti
Gambar 2.4 Mobil tangki CNG
bahan bakar minyak. (Sumber : www.lensaindonesia.com)

LPG
(Liquified Petroleum Gas)
Gas Minyak Bumi yang di cairkan dengan menambah
tekanan dan menurunkan suhunya, gas berubah
menjadi cair. Komponennya didominasi oleh propana
dan butana. Elpiji juga mengandung hidrokarbon

Gambar 2.5 Mobil tangki LPG ringan lain dalam jumlah kecil, misalnya etana dan
(Sumber : www.5osial.com)
pentana.

23
Ranah Konsep

LNG
LNG (Liquified Natural Gas) merupakan gas alam yang sebagian besar
senyawanya didominasi oleh metana (C1) dan etana (C2). LNG diperoleh dari sumur
gas. Dari sumur tersebut gas alam mengandung komponen dari C1, C2, C3, C4, C5, C6, dan
rantai yang lebih tinggi lagi serta (biasanya) CO2, H2O, dan H2S. Separasi C1 dan C2 dari C
yang lain dilakukan untuk mendapatkan LNG. Separasi ini didasarkan pada perbedaan
titik didih masing-masing komponen.
Pembuatan gas LNG yaitu dengan melakukan pencairan gas alam metana dan
etana dari yang asalnya berbentuk gas. Proses pencairan gas alam ini menggunakan
MCR (multi component refrigeration). MCR adalah refrigerant yang komponennya
terdiri dari bermacam-macam refrigerant, seperti : metana, etana, propana, butana,
dan nitrogen yang di-mix.

Gambar 2.6 Tempat pengolahan gas LNG, di PT Badak LNG Kalimantan (Sumber : www.badaklng.co.id)

Perhatikan Gambar di atas


Salah satu perusahaan pengolahan gas LNG yang terletak di pulau kalimantan
Indonesia bernama PT. Badak LNG. Ditempat inilah pencairan gas Metana dan etana di
proses hingga menghasilkan gas LNG yang siap digunakan.

24
Ranah Konsep

CNG
Gas alam terkompresi atau CNG (Compressed
natural gas) adalah jenis bahan bakar yang berasal dari gas
alam yang terkompresi pada tekanan penyimpanan 200-
240 bar dan dapat digunakan sebagai bahan bakar
pengganti LPG, solar dan bensin.
CNG berasal dari fraksi gas alam dan tersusun oleh
gas metana (CH4) sebagai komponen utamanya, selain gas
metana terdapat berbagai jenis senyawa lain dengan
jumlah yang berbeda-beda, seperti hidrogen, etilena,
Gambar 2.7 Simbol SPBG
carbon monokida, carbon dioksida, nitrogen, oksigen dan (Sumber : www.pakistantoday.com)

hidrogen sulfida.
.

Gambar 2.8 Tabung CNG dalam mobil


(Sumber : www.mobilku.org)

Di Indonesia, kita mengenal CNG sebagai bahan bakar gas (BBG). Bahan bakar
ini dianggap lebih ramah lingkungan walaupun masih mengeluarkan sedikit CO2
sebagai hasil pembakarannya, tetapi jika dibandingkan dengan solar dan bensin, bahan
bakar ini lebih ramah lingkungan. Selanjutnya jika ditinjau dari segi harga, bahan bakar
ini lebih ekonomis (murah) bila dibandingan dengan bahan bakar lainnya.
Proses pembuatan CNG dilakukan dengan cara mengkompresi metana (CH4)
yang diekstrak dengan gas alam. Dalam penyimpanan dan pendistribusian, CNG
disimpan dan didistribusikan dalam bejana tekan, biasanya berbentuk silinder.

25
Ranah Aplikasi dan Keterkaitan

Kegunaan CNG

CNG merupakan bahan bakar yang dapat digunakan untuk kendaraan mesin
Otto (berbahan bakar bensin) dan mesin diesel (berbahan bakar solar). Pengisian CNG
dapat dilakukan dari sistem bertekanan rendah maupun bertekanan tinggi. Dengan
tekanan sebesar 200 bar, pengisian CNG setara 130 liter premium dapat dilakukan
dalam waktu 3-4 menit.

Gambar 2.9 Busway sedang mengisi bahan bakar di salah satu SPBG

(Sumber : www.108csr.com)

Di Indonesia, CNG digunakan sebagai bahan bakar gas untuk angkutan umum
seperti busway dan Bajaj. Untuk kendaaraan pribadi, masyarakat masih banyak yang
menggunakan bahan bakar minyak. Sebenarnya di Indonesia, CNG bukanlah barang
baru. Pencanangan untuk menggunakan CNG yang harganya lebih murah dan lebih
bersih lingkungan daripada bahan bakar minyak (BBM) sudah dilakukan sejak tahun
1986. Namun baru 5 tahun terakhir CNG mulai banyak digunakan sebagai bahan bakar
oleh masyarakat.

26
Tangki CNG dibuat dengan menggunakan bahan-
bahan khusus yang mampu membawa CNG dengan aman.
Desain terbaru tangki CNG menggunakan lapisan
alumunium dengan diperkuat oleh fiberglass. Karena CNG
lebih ringan dari udara, kebocoran tidak menjadi terlalu
beresiko bila sirkulasi udara terjaga dengan baik. Jika gas
terbakar, mesh logam atau keramik akan mencegah
tangki agar tidak meledak.
Sama sekali tidak diperkenankan untuk Gambar 2.10 Tangki CNG

memodifikasi tangki tersebut. Jika dilakukan, daya tahan (Sumber : www.autogasindonesia.com)

tangki tersebut terhadap tekanan tinggi menjadi tidak


terukur.

Penanganan CNG perlu


dilakukan secara hati-
hati. dengan
menggunakan tangki
gas yang memenuhi
persyaratan dan
dipasang di bengkel
yang direkomendasi.

Gambar 2.11 Sistem penggunaan CNG


pada kendaraan

(Sumber : www.volvoforums.org.uk)

27
Ranah Kreatifitas

Keuntungan menggunakan CNG sebagai bahan bakar

1. Kendaraan yang menggunakan bahan


bakar CNG, proses perawatannya relatif
lebih mudah karena jika dibandingkan
dengan kendaraan yang menggunakan
bahan bakar minyak.
2. CNG menggunakan sytem sealing yang
baik, dalam hal mencegah kebocoran
sehingga penyimpnannya lebih efisien
karena kemungkinan losses sangat kecil.
3. Memperpanjang umur pelumas Gambar 2.12 Bajaj sedang mengisi BBG
kendaraan (oli), karena CNG tidak akan (Sumber : www.beritajakarta.com)

mengkontaminasi oli mesin.

4. Proses pencampuran udara dengan CNG relatif lebih cepat terjadi karena kedua
liquid tersebut berbentuk gas.
5. Tidak akan menimbulkan kerak pada mesin khususnya pada ruang pembakaran.
6. Polusi yang dihasilkan lebih rendah.

Gambar 2.13 Busway sedang mengisi BBG (Sumber : www.esq-news.com)

28
Ranah Konsep

LPG
LPG (Liquefied Petroleum Gas) merupakan Gas
minyak bumi yang dicairkan. LPG merupakan campuran
dari berbagai unsur hidrokarbon yang berasal dari fraksi
gas hasil penyulingan minyak mentah. Komponen LPG
yang jumlahnya banyak adalah propana (C3H8) dan
butana (C4H10). LPG juga mengandung hidrokarbon lain
Gambar 2.14 Pengisian LPG ke
seperti etana (C2H6) dan pentana (C5H12).
dalam tabung
(Sumber : www.ekbis.rmol.co)
LPG dibuat dalam bentuk cair karena volume LPG
dalam bentuk cair lebih kecil dibandingkan dalam
bentuk gas. untuk berat yang sama. Wujud gas LPG
diubah menjadi cair dengan cara menambah tekanan
dan menurunkan suhunya. LPG dapat disebut sebagai
bahan bakar gas cair.
Gambar 2.15 Pendistribusian Elpiji
(Sumber : www.karyanews.com)

Ranah Aplikasi dan Keterkaitan

Kegunaan LPG

Dalam kehidupan sehari-hari, sebagian besar LPG digunakan sebagai bahan


bakar kompor untuk kegiatan memasak. Masyarakat mengenak LPG dengan
sebutan gas elpiji. Terdapat beberapa macam gas elpiji yang biasa digunakan
oleh masyarakat, antara lain :

29
Ranah Sikap

Gambar 2.16 Saran pengunaan elpiji (Sumber : www.pertamina.com)

Perhatikan Gambar Diatas


Gas LPG yang paling banyak digunakan oleh masyarakat adalah gas elpiji dengan
tabung 3 kg, karena tabung gas elpiji 3 kg mendapatkan subsidi dari pemerintah.
Sebenarnya gas elpiji 3 kg itu diperuntukan bagi masyarakat yang kurang mampu,
tetapi tidak sedikit golongan masyarakat mampu yang menggunakan gas elpiji 3 kg.
Padahal seharusnya masyarakatan mampu menggunakan gas elpiji yang non subsidi,
Meskipun pada dasarnya komponen gas LPG didalam tabungnya sama saja.

Semua produk elpiji komponen utamanya sama, yaitu dari senyawa hidrokarbon C3
(propana) dan C4 (butana), namun yang membedakannya adalah kualitas tabung dan
berat kemasan gas pada tabung. Setiap tabung memiliki komponen masing-masing dan
tabung di produksi melalui 4 proses, yaitu proses press, proses asembling, proses
finishing, dan proses pengujian tabung.

30
Berikut alur produksi tabung gas pada gas elpiji 3 Kg:

31
32
Ranah Kreatifitas

33
Ranah Sikap

Cara Menggunakan Gas Elpiji yang Baik

1. Ketahuilah sifat elpiji


Elpiji adalah campuran berbagai unsur hidrokarbon yang berasal dari gas alam.
Dengan menambah tekanan dan menurunkan suhunya, gas berubah menjadi cair.
Karena itu elpiji dipasarkan dalam bentuk cair di tabung-tabung logam bertekanan.
Elpiji memiliki sifat-sifat :
Cairan dan gas elpiji sangat mudah terbakar.
Gas elpiji tidak beracun, tidak berwarna, dan biasanya berbau menyengat.
Gas elpiji dikirimkan sebagai cairan yang mempunyai tekanan di dalam tangki
atau silinder.
Cairan gas elpiji dapat menguap jika dilepas dan dapat menyebar dengan cepat.

2. Perlakukan tabung elpiji dengan hati-hati


Letakkan kompor dan tabung elpiji di tempat yang datar dan di ruangan
yang memiliki ventilasi udara yang baik. Idealnya, ventilasi dapur berada di
dinding bagian bawah dan mengarah ke luar. Ini karena letak elpiji yang
juga di bawah. Dengan demikian, jika tidak sengaja terjadi kebocoran, gas
akan langsung tersalurkan ke luar. Tabung elpiji harus ditempatkan jauh
dari kompor maupun sumber api lain. Upayakan agar tabung tidak
terpapar panas atau sinar matahari secara langsung.

3. Bukalah jendala atau pintu sebelum menyalakan kompor


Jika dapur tidak memiliki sirkulasi udara yang baik, maka bukalah jendela
atau pintu terlebih dulu sebelum menyalakan kompor. Seandainya terjadi
kebocoran, jendela atau pintu yang terbuka memungkinkan gas tersebut
keluar. Lakukan hal yang sama bila dapur dalam keadaan tertutup dalam
jangka waktu lama. Biarkan jendela dan pintu terbuka selama beberapa
menit sebelum menyalakan lampu atau peralatan elektronik lainnya.

34
4. Perhatikan Keadaan selang dan regulator
Selang harus terpasang erat dengan penjepit regulator maupun
kompor. Pastikan selang tidak tertindih atau tertekuk. Pasang
regulator pada mulut tabung elpiji dengan erat. Setelah posisinya
tepat/pas dan erat, putar tuas pengaturnya yang berwarna hitam
sehingga tanda panahnya mengarah ke bawah dan terdengar
bunyi klik. Pemasangan yang baik tidak akan menyebabkan
regulator terlepas dari mulut tabung elpiji. Hal ini perlu
diperhatikan supaya keadaan selang dan regulator aman.

5. Periksa kondisi tabung secara teratur


Hal ini bertujuan untuk mengetahui seandainya terjadi kebocoran.
Sehingga dapat segera dilakukan tindakan untuk mengatasi gangguan
tersebut. Periksa bagian-bagian yang rawan dari kebocoran, yaitu
sambungan regulator dengan mulut tabung elpiji serta sambungan
selang ke regulator dan ke kompor elpiji. Gosoklah bagian-bagian
tersebut dengan air sabun. Apabila terjadi kebocoran, akan muncul
gelembung-gelembung udara pada air sabun dan tercium bau khas
elpiji.

6. Bersihkan kompor, selang, regulator dan tabung elpiji secara


teratur
Kompor gas maupun tabung gas yang kotor, juga bisa memicu
insiden yang berbahaya. Saat memasak mungkin saja bagian-bagian
itu terkena percikan makanan. Jika dibiarkan, baunya bisa
mengundang hewan, terutama tikus. Tikus dapat menggigit selang
sehingga lubang. Hal ini sangat berbahaya dan menimbulkan
kebocoran gas yang akhirnya dapat menyebabkan kebakaran atau
ledakan elpiji.

35
7. Ketahuilah ciri-ciri terjadinya kebocoran
Berikut ini adalah poin-poin yang bisa dijadikan acuan :
Tercium bau khas gas elpiji yang menyengat.
Terdapat embunan di sekitar bagian tabung elpiji,
seperti pegangan tabung (neck ring), mulut
tabung, dan dudukan tabung (foot ring).
Terdengar bunyi mendesis pada regulator.

8. Gunakan peralatan sesuai SNI


Banyaknya insiden peledakan tabung elpiji juga terjadi
karena penggunaan tabung gas elpiji dan peralatan
konversi elpiji yang palsu. Anda tentu harus berhati-hati.
Untuk menghindarinya, sebaiknya manfaatkan paket
konversi resmi terbitan/keluaran Pertamina sesuai SNI.

36
3
B e n s i n
Apa itu Bensin?

Bagaimana cara memperoleh


bensin?

Bagaimana kualitas bensin


premium, pertalite, dan pertamax?

Apa saja kegunaan dari bensin


premium, pertalite, dan pertamax?

Semua akan dibahas dalam bab ini.


Berita Terkini

Pertamina Tak Akan Paksa Masyarakat


Konsumsi Pertalite

Gambar 3.1 Sub pengisian bensin (Sumber: www.beritadaerah.co.id)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) Ketua Komisi VII DPR Kardaya Warnika
menegaskan, tidak akan memaksa masyarakat untuk mengatakan, Premium merupakan BBM yang paling
mengkonsumsi produk baru Bahan Bakar Minyak murah, karena itu ia ingin masyarakat tak kesulitan
(BBM) Pertalite. Pertamina memberikan mendapat Premium. "Tolong jangan ganti akses
keleluasaan kepada masyarakat untuk membeli premium karena paling murah, itu mengganti akses
BBM sesuai dengan kemampuan. Premium," tutup Kardaya.

Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto Pertamina meluncurkan produk BBM baru dengan
mengatakan, kehadiran Pertalite adalah usaha nama Pertalite pada Mei 2015. Produk BBM baru
Pertamina untuk menambah pilihan bahan bakar ke ini memiliki kadar oktan antara 90-91. Vice
masyarakat. "Barangkali pengguna Pertamax pindah President Fuel Marketing Pertamina, Muhammad
ke Pertalite itu pilihan, kami ingin memberikan Iskandar mengatakan, dengan kadar oktan tersebut,
pilihan lebih ke konsumen, ujarnya. harga untuk BBM jenis baru tersebut akan berada di
bawah Pertamax namun di atas Premium.
Dwi mengungkapkan, dalam memasarkan Pertalite,
Pertamina tidak akan mengurangi penjualan Iskandar menjelaskan, sebenarnya rencana untuk
Premium, dan memaksa masyarakat untuk mengeluarkan BBM dengan kadar oktan seperti ini
mengkonsumsi Pertalite. "Nanti RON 88 (Premium) sudah lama. Dengan dicabutnya subsidi pada
tetap ada. Kami tidak ada rencana menggantikan Premium, Pertamina memandang saat ini adalah
Premium," ungkapnya. waktu yang tepat untuk meluncurkan produk baru
tersebut. "Waktu itu Premium subdisinya masih
Komisi VII DPR meminta PT Pertamina (Persero) besar sehingga akan jauh gap harganya. Nah ini
tidak mengurangi kran (nozzle) penyaluran Premium waktunya pas, subsidi dihapus ron 88 dan dengan
pada Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) ron 92 sudah tidak jauh jaraknya," tandasnya.
jika produk baru BBM Pertalite dipasarkan. (Pew/Gdn)
Sumber: http://bisnis.liputan6.com/read/2218468/pertamina-tak-akan-paksa-masyarakat-konsumsi-pertalite

38
Bensin Merupakan bahan bakar kendaraan
bermotor, Namun bensin yang paling
banyak digunakan oleh masyarakat adalah
bensin yang diproduksi oleh pertamina.
Diantaranya :

Premium
Pertalite
Pertamax
Pertamax Plus

39
Ranah Konsep

Bensin
Bensin merupakan fraksi minyak bumi yang paling
banyak digunakan untuk bahan bakar kendaraan bermotor.
Bensin mengandung senyawa hidrokarbon dengan jumlah
atom karbon antara 5 hingga 12. Senyawa hidrokarbon
yang terkandung dalam bensin dapat berupa alkana rantai
lurus, alkana rantai bercabang, sikloalkana, aromatik, dan
alkena.
Bensin cocok digunakan sebagai bahan bakar
kendaraan yang tidak bermesin diesel, seperti sepeda
motor dan sebagian kendaraan bermotor roda empat.

Karakteristik dari Bensin

Mudah menguap pada temperatur normal.

Tidak berwarna, tembus pandang, dan berbau.

Mempunyai titik nyala rendah (-10 sampai -15 derajat Celcius).

Mempunyai berat jenis yg rendah (0,71 sampai 0,77 kg/l)

Dapat melarutkan oli dan karet.

Menghasilkan jumlah panas yang besar (9,500 sampai 10,500 kcal/kg).

Bilangan Oktan

Kualitas bensin dinyatakan dengan istilah bilangan oktan. Bilangan oktan


menyatakan tingkat kemampuan daya bakar bensin. Semakin tinggi nilai bilangan
oktan, semakin cepat kemampuan daya bakarnya. Bilangan oktan merupakan ukuran
dari kemampuan bahan bakar untuk mengatasi ketukan sewaktu terbakar dalam
mesin. Nilai bilangan oktan 0 ditetapkan untuk n-heptana yang mudah terbakar, dan
nilai 100 untuk isooktana yang tidak mudah terbakar.

40
Ranah Konsep

Nilai bilangan oktan dapat dihitung menggunakan rumus berikut:

Bilangan oktan = (% isooktana x 100) + (%n-heptana x 100)

suatu campuran 30% n-heptana dan 70% isooktana akan mempunyai bilangan oktan

= (30% x 100) + (70% x 100) = 70

Bilangin oktan suatu bensin dapat ditentukan melalui uji pembakaran sampel
bensin untuk memperoleh karakteristik pembakarannya. karakteristik tersebut
kemudian dibandingkan dengan karakteristik pembakaran dari berbagai campuran n-
heptana dan isooktana. Jika ada karakteristik yang sesuai, maka kadar isooktana dalam
campuran n-heptana dan isooktana tersebut digunakan untuk menyatakan nilai
bilangan oktan dari bensin yang diuji.

Beberapa jenis bensin yang dikenal di Indonesia di antaranya:

Premium, produksi Pertamina yang memiliki Oktan 88.

Pertamax, produksi Pertamina yang memiliki Oktan 92.

Pertamax Plus, produksi Pertamina yang memiliki Oktan 95.

Pertamax Racing, produksi Pertamina yang memiliki Oktan 100. Khusus untuk

kebutuhan balap mobil.


Primax 92, produksi Petronas yang memiliki Oktan 92.

Primax 95, produksi Petronas yang memiliki Oktan 95.

Super 92, produksi Shell yang memiliki Oktan 92.

Super Extra 95, produksi Shell yang memiliki Oktan 95.

Performance 92, produksi Total yang memiliki Oktan 92.

Performance 95, produksi Total yang memiliki Oktan 95.

41
Zat Aditif Pada Bensin
Fraksi bensin dari menara distilasi umumnya mempunyai bilangan oktan 70. untuk
menaikkan nilai bilangan oktan tersebut, ada beberapa hal yang dapat dilakukan :
Mengubah hidrokarbon rantai lurus dalam fraksi bensin menjadi hidrokarbon
rantai bercabang melalui proses reforming. contohnya mengubah n-oktana
menjadi isooktana.
menambahkan hidrokarbon alisiklik/aromatik ke dalam campuran akhir fraksi
bensin.
menambahkan zat aditif.

Anti Ketukan
Anti ketukan berfungsi untuk memperlambat pembakaran bensin. Zat
aditif yang digunakan senyawa timbal (Pb). Tetapi Pb bersifat racun, maka
penggunaannya sudah dilarang dan diganti dengan senyawa organik,
seperti etanol dan MTBE (Methyl Tertiary Butyl Ether).

Antioksidan
Antioksidan berfungsi untuk menghambat pembentukan kerak yang
dapat menyumbang saringan saluran bensin. Bensin banyak mengandung
senyawa olefin yang mudah bereaksi dengan oksigen membentuk kerak
yang disebut gum. Sehingga bensin perlu ditambahkan antioksidan,
seperti alkil fenol.

Pewarna
Pewarna berfungsi untuk membedakan berbagai jenis bensin. Contohnya
pewarna kuning untuk premium, biru untuk pertamax. Namun pewarna
tidak mempengaruhi kualitas bensin.

42
Antikorosi
Antikorosi berfungsi untuk mencegah korosi pada logam yang
bersentuhan dengan bensin, seperti logam tangki dan saluran bensin.
Contoh antikorosi adalah asam karboksilat.

Terdapat berbagai macam jenis bensin yang digunakan di Indonesia, salah satunya
yang di produksi pertamina, yaitu premium, pertamax, pertamax plus, dan pertalite.
Setiap jenis bensin ini memiliki kualitas yang berbeda dengan harga penjualan yang
berbeda pula. Kualitas bensin akan mempengaruhi kerja mesin pada setiap kendaraan.

(Sumber : www.kaskus.co.id) (Sumber : www.otomotifnet.com)


Gambar 3.2 Beberapa SPBU yang ada di Indonesia

Perhatikan Gambar di atas


Terdapat beberapa macam SPBU di Indonesia, diantaranya SPBU Pertamina, SPBU
Petronas, SPBU Shell, dan SPBU Total. Semua SPBU ini menjual jenis bensin dari mulai
bensin yang memiliki bilangan oktan 88, 92, sampai 95. Namun Bensin yang paling
terkenal dan paling banyak digunakan oleh masyarakat indonesia adalah bensin yang
di produksi oleh pertamina seperti premium, pertamax, pertamax plus, dan pertalite.
Salah satu alasannya adalah karena Pertamina merupakan perusahaan milik Indonesia,
sedangkan total, shell, dan petronas milik perusahaan asing.

43
Ranah Aplikasi dan Keterkaitan

Premium

Gambar 3.3 Mobil yang sedang mengisi bensin premium


(Sumber: www.jurnaloto.com)

Perhatikan Gambar di atas


Premium dilambangkan dengan warna kunig, karena
bensin premium berwarna kekuningan yang jernih.

Premium adalah bahan bakar minyak jenis distilat


berwarna kekuningan yang jernih. Premium merupakan
BBM untuk kendaraan bermotor yang paling populer di
Indonesia. Premium di Indonesia dipasarkan oleh
Pertamina dengan harga yang paling murah daripada
bensin jenis lain. Premium merupakan BBM dengan oktan
atau Research Octane Number (RON) terendah di antara
BBM untuk kendaraan bermotor lainnya, yakni hanya 88.
Pada umumnya, Premium digunakan untuk bahan bakar
kendaraan bermotor bermesin bensin, seperti: mobil, Gambar 3.4 Bensin jenis premium
(Sumber : www.id.wikipedia.org)
sepeda motor, motor tempel, dan lain-lain.

44
Ranah Aplikasi dan Keterkaitan

Pertalite

Gambar 3.5 Mobil yang sedang mengisi bensin pertalite


Perhatikan Gambar di atas (Sumber: www.bisniskeuangan.kompas.com)

Pertalite dilambangkan dengan warna


putih, sebenarnya bensin pertalite
berwarna kehijauan yang jernih.

Pertalite adalah bahan bakar minyak terbaru dari


Pertamina dengan Bilangan oktan 90, atau RON 90.
Pertalite dihasilkan dengan penambahan zat aditif
dalam proses pengolahannya di kilang minyak.
Pertalite diluncurkan tanggal 24 Juli 2015 sebagai
varian baru bagi konsumen yang menginginkan
BBM dengan kualitas di atas Premium, tetapi
Gambar 3.6 Bensin jenis pertalite
dengan harga yang lebih murah daripada Pertamax.
(Sumber : www.jumrahadiantono.blogspot.com)

45
Pertalite direkomendasikan untuk kendaraan yang memiliki kompresi 9,1-10,1
dan mobil keluaran tahun 2000 ke atas, terutama yang telah menggunakan teknologi
setara dengan Electronic Fuel Injection (EFI) dan catalytic converters (pengubah
katalitik).
Selain itu, RON 90 membuat pembakaran pada mesin kendaraan dengan
teknologi terkini lebih baik dibandingkan dengan Premium yang memiliki RON 88.
Sehingga sesuai digunakan untuk kendaraan roda dua, hingga kendaraan multi
purpose vehicle ukuran menengah. Hasil uji yang dilakukan Pertamina, untuk
kendaraan seperti Toyota Avanza/Daihatsu Xenia, satu liter Pertalite mampu
menempuh jarak 14,78 Km. Sementara, satu liter Premium mampu menempuh jarak
13,93 Km.

Pertalite Premium

kelebihan petralite (menurut Kelemahan dari Premium

pertamina) antara lain: 1. Premium masih memiliki


kandungan logam berat timbal

1. tidak menimbulkan kotoran yang berbahaya bagi

atau karat pada mesin kesehatan.

2. ramah lingkungan 2. penggunaan Premium dalam

3. pembakaran lebih optimal mesin berkompresi tinggi, akan

4. bahan aditif dan bahan menyebabkan mesin

pewarna lebih berkualitas mengalami knocking atau

dibanding premium ngelitik. Knocking

5. mesin lebih bertenaga dan menyebabkan tenaga mesin

halus berkurang, sehingga terjadi


infisiensi.

46
Ranah Aplikasi dan Keterkaitan

Pertamax

Gambar 3.7 Mobil yang sedang mengisi bensin pertamax


(Sumber: www.sumsel.tribunnews.com)

Perhatikan Gambar di atas


Pertamax dilambangkan dengan warna biru,
karena bensin pertamax berwarna biru yang
jernih.

Pertamax adalah bahan bakar minyak andalan


Pertamina. Pertamax adalah produk BBM dari
pengolahan minyak bumi. Pertamax dihasilkan
dengan penambahan zat aditif dalam proses
pengolahannnya di kilang minyak. Pertamax pertama
kali diluncurkan pada tahun 1999 sebagai pengganti
Premix 98 karena unsur MTBE yang berbahaya bagi
lingkungan. Selain itu, Pertamax memiliki beberapa
Gambar 3.8 Bensin jenis pertamax
keunggulan dibandingkan dengan Premium. (Sumber : www.jumrahadiantono.blogspot.com)

47
Ranah Aplikasi dan Keterkaitan

Pertamax Plus

Gambar 3.9 Mobil yang sedang mengisi bensin pertamax plus


(Sumber: www.faktabenar2unik.blogspot.com)

Perhatikan Gambar di atas


Pertamax plus dilambangkan dengan warna merah, karena
bensin pertamax plus berwarna merah yang jernih.

Pertamax Plus adalah bahan bakar minyak produksi


Pertamina dengan RON atau oktan 95. Pertamax
Plus, seperti halnya Pertamax dan Premium, adalah
produk BBM dari pengolahan minyak bumi,
dihasilkan dengan penambahan zat aditif dalam
proses pengolahannnya di kilang minyak. Pertamax
Plus merupakan bahan bakar yang sudah
memenuhi standar performa International World
Gambar 3.10 Bensin jenis pertamax plus
Wide Fuel Charter (IWWFC).
(Sumber : www.jumrahadiantono.blogspot.com)

48
Pertamax Pertamax Plus

Kelebihan Pertamax : Kelebihan Pertamax Plus :


1. Ditujukan untuk kendaraan yang 1. Telah memenuhi standart WWFC
menggunakan bahan bakar beroktan tinggi 2. BBM ini ditujukan untuk kendaraan yang
dan tanpa timbal. bertehnologi tinggi dan ramah lingkungan
2. Untuk kendaraan yang menggunakan 3. Menggunakan teknologi Electronic Fuel
electronic fuel injection dan catalyc Injection (EFI), Variable Valve Timing
converters. Intelligent (VVTI), (VTI), Turbochargers dan
3. Menpunyai Nilai Oktan 92 catalytic converters.
4. Etanol sebagai peningkat bilangan oktannya 4. Tidak menggunakan timbal, alias tanpa
5. Oktan atau Research Octane Number (RON) timbal.
yang lebih tinggi dari Premium. Karena 5. Mempunyai Nilai Oktan 95
memiliki oktan tinggi, maka Pertamax bisa 6. Toluene sebagai peningkat oktannya
menerima tekanan pada mesin berkompresi 7. Oktan atau Research Octane Number (RON)
tinggi, sehingga dapat bekerja dengan yang lebih tinggi dari Pertamax.
optimal pada gerakan piston. Hasilnya, 8. Karena memiliki oktan tinggi, maka
tenaga mesin yang menggunakan Pertamax Pertamax Plus bisa menerima tekanan pada
lebih maksimal, karena BBM digunakan mesin berkompresi tinggi. Sehingga dapat
secara optimal. Sedangkan pada mesin yang bekerja dengan optimal pada gerakan
menggunakan Premium, BBM terbakar dan piston. Hasilnya, tenaga mesin yang
meledak, tidak sesuai dengan gerakan menggunakan Pertamax Plus lebih
piston. Gejala inilah yang dikenal dengan maksimal, karena BBM digunakan secara
knocking atau mesin ngelitik. optimal

Pertamax dan pertamax plus memiliki stabilitas oksidasi yang tinggi dan juga
mengandung aditif generasi terakhir. Pembakaran bensin menjadi semakin sempurna
sehingga kinerja mesin bertambah baik. Bersifat ramah lingkungan karena tidak
mengandung timbal (Pb) yang bersifat racun. Pembakaran yang semakin sempurna
juga dapat mengurangi kadar emisi gas polutan seperti CO dan Nox.

49
Ranah Kreatifitas

Perbedaan Premium, Pertamax, dan Pertamax Plus

Perbandingan angka oktan antara Premium, Pertamax dan Pertamax Plus:


Pertamax Plus (Oktan= 95) Kompresi= 10:1 11:1
Pertamax (Oktan= 92) Kompresi= 9:1 10:1
Premium (Oktan= 82) Kompresi= 7:1 9:1
Ciri fisik yang membedakan antara Premium, Pertamax dan Pertamax Plus:
Premium warna Kuning,
Pertamax warna Biru,
PertamaxPlus warna Merah

Tips untuk memilih Bahan bakar minyak yang tepat untuk kendaraan kita adalah
penggunaan angka oktan yang harus disesuaikan dengan tekanan kompresi kendaraan
kita. Semakin tinggi kompresinya maka sebaiknya menggunakan BBM berangka oktan
tinggi.
Untuk kendaraan berkompresi dibawah 9:1 masih dapat menggunakan premium
Untuk kendaraan dengan kompresi 9,1:1 sampai 10:1 sebaiknya menggunakan
pertamax atau sejenisnya,
Dan kendaraan dengan kompresi 10,1 keatas sebaiknya menggunakan pertamax
plus atau sejenisnya.
Kendaraan dengan spesifikasi bahan bakar Pertamax jika menggunakan Premium,
maka performa mesin dan umur pakai mesin menurun.
Kendaraan dengan spesifikasi bahan bakar Premium jika menggunakan Pertamax,
maka tidak berpengaruh besar pada performa mesin dan suhu mesin lebih panas.

50
Ranah Aplikasi dan Keterkaitan
Beberapa jenis Motor beserta rasio kompresi mesin dan saran
untuk bahan bakarnya:

Gambar 3.11 Kendaraan Motor


(Sumber: www.si-owner.blogspot.com)

51
Ranah Aplikasi dan Keterkaitan

Beberapa jenis Mobil beserta rasio kompresi mesin dan saran


untuk bahan bakarnya:

Gambar 3.12 Kendaraan Mobil


(Sumber: www.fjb.kaskus.co.id)

52
4
K E R O S I N

Apa itu Kerosin?

Bagaimana cara memperoleh


kerosin?

Apa saja kegunaan dari kerosin?

Apa perbedaan kerosin dengan


avtur?

Semua akan dibahas dalam bab ini.


Berita Terkini

Konversi Minyak Tanah ke LPG :


Menggerakkan Perekonomian, Menghemat Energi

(Sumber: www.esdm.go.id)
Gambar 4.1 wilayah konversi minyak ke LPG
Konsumsi Minyak Tanah sebelum dilakukan Selain biaya produksi lebih murah, untuk satu
konversi mencapai kisaran 12 juta Kilo Liter (KL) satuan yang sama kalori LPG juga lebih tinggi
setiap tahun. Ketika itu, besaran subsidi mencapai dibanding Minyak Tanah. Sehingga biaya
sekitar Rp 25 triliun. Angka ini berubah sesuai pemakaian LPG untuk keperluan memasak,
dengan basis asumsi harga minyak mentah dunia misalnya, lebih murah. Berdasarkan penelitian yang
maupun volume. Dari jumlah volume sebesar itu dilakukan oleh Laboratorium Energi Universitas
profil pengguna Minyak Tanah adalah sekitar 10 Trisakti menghasilkan biaya merebus air 5 liter
persen golongan miskin, 50 persen golongan adalah Rp 11,6/menit untuk LPG dan Rp 13,8/menit
menengah dan 20 persen golongan mampu. untuk Minyak Tanah.

LPG menjadi pilihan pengganti Minyak Program konversi Minyak Tanah ke LPG
Tanah. Alasan terpenting adalah biaya produksi LPG memiliki sasaran atau target sekitar 40 juta Kepala
lebih murah dibanding Minyak Tanah. Biaya Keluarga (KK) miskin yang tersebar di seluruh
produksi Minyak Tanah tanpa subsidi adalah sekitar Indonesia. Untuk keperluan ini dibutuhkan sebanyak
Rp 6.700/liter. Jika dengan subsidi adalah Rp 40 juta kompor LPG beserta asesorisnya serta 100
2.500/liter. Untuk satu satuan setara Minyak Tanah, juta tabung LPG 3 Kg. Pada pelaksanaan program,
biaya produksi LPG tanpa subsidi adalah Rp telah dibagikan sejumlah paket perdana secara gratis
4.200/liter. Sedang LPG dengan subsidi adalah Rp kepada para keluarga miskin yang terdiri kompor
2.500/liter. Pemanfaatan LPG jelas mengurangi LPG dan asesoris serta tabung LPG 3 Kg.
konsumsi subsidi Minyak Tanah.

(Sumber: http://www.esdm.go.id/berita/56-artikel/4011-konversi-minyak-tanah-ke-lpg-
menggerakkan-perekonomian-menghemat-energi)

54
Kerosin (Minyak tanah) yang
yang digunakan untuk berbagai
keperluan.

Sebagai bahan bakar


kompor untuk memasak
Alat penerang

Avtur digunakan untuk


bahan bakar pesawat
terbang.
Kualitas kerosin untuk
bahan bakar pesawat lebih
tinggi dari minyak tanah.

55
Ranah Konsep

Kerosin
Kerosin merupakan cairan hidrokarbon yang
tidak berwarna dan mudah terbakar. Kerosin
diperoleh dari minyak bumi dengan cara distilasi
fraksional. Kerosin yang digunakan untuk bahan bakar
kompor minyak dan alat penerang biasa disebut oleh
masyarakat dengan sebutan minyak tanah.
Sedangkan kerosin untuk bahan bakar pesawat
terbang disebut dengan avtur.

Kerosin Avtur

Kerosin adalah bahan bakar


Avtur adalah bahan bakar dari
dari fraksi minyak bumi yang
fraksi minyak bumi yang diran
dirancang untuk bahan bakar
cang untuk bahan bakar pesa
kompor minyak dan sebagai
wat terbang yang menggunak
bahan bakar alat penerang,
an mesin turbin atau mesin ya
selain itu kerosin juga
ng memiliki ruang pembakara
digunakan sebagai komponen
n eksternal (External Combusti
untuk alat pembasmi serangga
on Engine).
seperti kecoa dan nyamuk.

56
Ranah Aplikasi dan Keterkaitan

Gambar 4.2 Pengisian bahan bakar pada pesawat


(Sumber: www.cdn.klimg.com)

Perhatikan Gambar di atas


Salah satu pesawat terbang sedang mengisi bahan bakar.
Bahan bakar untuk pesawat berbeda dengan bahan bakar
untuk kendaraan bermotor, apabila kendaraan bermotor
menggunakan bensin sebagai bahan bakarnya, maka
pesawat menggunakan avtur sebagai bahan bakarnya.

Bahan bakar avtur dibawa ke lapangan terbang


dengan menggunakan mobil tangki. Proses
pengisiannya yaitu bahan bakar dalam tanki
disalurkan langsung ke bagian tempat
penyimpanan bahan bakar pesawat. Sehingga
pada saat pengisian bahan bakar, mobil tangki
tersebut harus berada tepat dibawah sayap
pesawat. Seperti pada gambar di atas.
Gambar 4.3 Mobil tangki pertamina
(Sumber: www.beritacenter.com)

57
Ranah Konsep

Avtur
Komponen-komponen avtur terutama adalah senyawa-senyawa hidrokarbon
parafinik (CnH2n+2) dan monoolefinik (CnH2n) atau naftenik (sikloalkana, CnH2n) dalam
rentang C10 C15. Dibandingkan dengan bensin, avtur memiliki volatilitas yang lebih
kecil sehingga mengurangi kemungkinan kehilangan bahan bakar dalam jumlah besar
akibat penguapan pada ketinggian penerbangan. Hal lain yang menguntungkan dari
avtur adalah kandungan energi per volumnya lebih tinggi dibandingkan dengan bensin
sehingga mampu memberikan energi bagi pesawat untuk penerbangan jarak yang
lebih jauh.

Avtur sebagai bahan bakar pesawat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu yang berbasis
bahan kerosin : Jet A dan Jet A1, dan yang berbasis campuran nafta-kerosin : Jet B

Gambar 4.4 Tangki Avtur Jet-A (Sumber: www.pproteux.com)

Jet A1 adalah jenis avtur yang paling sering Jet B jarang digunakan karena sulit untuk
digunakan di seluruh dunia karena memenuhi ditangani (mudah meledak), dan hanya
standar ASTM, standar spesifikasi Inggris DEF digunakan pada daerah beriklim sangat
STAN 91-91, dan NATO Code F-35. dingin.

58
Ranah Konsep

Kerosin
Sebutan minyak tanah lebih
terkenal di masyarakat
Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat
dibandingkan kerosin. Di
biasanya menggunakan kompor minyak
indonesia, saat ini kerosin
untuk keperluan memasak, tetapi
sudah jarang sekali digunakan,
sekarang kerosin sudah sangat langka
tidak seperti bensin yang selalu
sehingga untuk keperluan memasak
digunakan setiap waktu oleh
masyarakat beralih menggunakan bahan
kendaraan bermotor.
bakar gas elpiji.

Gambar 4.5 Kompor minyak dan kompor gas


(Sumber: www.coba999.file.s.wordpress.com)

Perhatikan gambar di atas


Konversi kerosin (minyak tanah) ke gas LPG dilakukan karena harganya yang semakin
mahal dan semakin sulit didapatkan. Sehingga masyarakat menggunakan gas LPG
untuk kebutuhan memasak sehari-hari.

59
Ranah Aplikasi dan Keterkaitan

Gambar 4.6 Anak-anak belajar dibawah sinar lampu petromak (Sumber: www.i2.cdn.turner.com)

Perhatikan gambar di atas


Selain untuk bahan bakar kompor minyak, kerosin juga dapat digunakan sebagai bahan bakar
untuk alat penerang seperti pada lampu petromak dan lampu teplok.

Tahukah kamu ..

Masyarakat di seluruh wilayah indonesia


sebelum ada aliran listrik, menggunakan lampu
petromak dan lampu teplok sebagai alat
penerang. Ternyata sampai saat ini lampu
tersebut masih banyak digunakan dalam
keadaan gelap, terutama saat listrik mati. Selain
itu, lampu petromak juga banyak digunakan oleh Gambar 4.7 Lampu Teplok
nelayan yang mencari ikan di laut pada waktu (Sumber: www.2bp.blogspot.com)

malam hari.

60
5
Minyak solar

Apa itu minyak solar?

Bagaimana kualitas minyak solar


pada kendaraan bermotor?

Apa perbedaan minyak solar


dengan bensin?

Apa saja kegunaan minyak solar


dalam kehidupan sehari-hari?

Semua akan dibahas dalam bab ini.


Berita Terkini

Pertamina Campur Solar dengan Biodiesel

Gambar 5.1 Truk sedang mengisi bahan bakar Bio solar (Sumber: www.umkmnews.com)

JAKARTA - PT Pertamina (Persero) mulai Menteri Perindustrian Mohamad Suleman


mencampur solar dengan biodiesel sebagai bagian Hidayat berjanji segera menerbitkan aturan yang
dari kebijakan penghematan bahan bakar minyak. menjadi dasar hukum kebijakan ini. Jika
Menurut Direktur Utama Pertamina, Karen peraturannya terbit, dia akan mengundang produsen
Agustiawan, pencampuran tahap pertama dilakukan biodiesel untuk menawarkan pasokan.
pada 70 persen solar jatah kawasan Indonesia bagian
barat. "Solar untuk Sumatera, Jawa, dan Kalimantan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya
sudah dicampur biodiesel," ujarnya. Mineral Susilo Siswoutomo meneken kerja sama
dengan Ketua Umum Asosiasi Pemerintah
Karen mengatakan kandungan biodiesel yang Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) Isran Noor
dicampurkan ke dalam solar mencapai 10 persen. guna meningkatkan penggunaan bahan bakar nabati.
Namun pengoplosan solar ini baru berlangsung di Dalam kerja sama tersebut, dua pihak sepakat
kawasan barat yang memiliki fasilitas pencampuran mempercepat konversi energi terbarukan di seluruh
(blending). "Di Indonesia timur belum ada fasilitas kabupaten. Perjanjian itu berlaku selama lima tahun.
blending," ujarnya.

Pencampuran biodiesel ke dalam solar


(Sumber:http://www.kemenperin.go.id/artikel/7384
merupakan salah satu opsi pemerintah dalam
/Pertamina-Campur-Solar-dengan-Biodiesel)
menangani gejolak ekonomi makro. Dengan strategi
ini, pemerintah memproyeksikan impor solar turun
100 ribu barel atau 15.800 kiloliter per hari.
Penurunan impor solar diharapkan mengurangi
tekanan defisit neraca perdagangan.

62
Sains
Minyak Solar
merupakan bahan bakar
yang digunakan untuk
kendaraan bermesin
diesel.
Bus
Truk
Kapal Laut
Generator Set

63
Sains
Ranah Konsep

Solar
Solar adalah salah satu jenis bahan bakar yang
dihasilkan dari proses pengolahan minyak bumi yang pada
dasarnya minyak mentah dipisahkan fraksi-fraksinya pada
proses destilasi sehingga dihasilkan fraksi solar. Hidrokarbon
yang terdapat dalam minyak solar meliputi paraffin, naftalena,
olefin dan aromatik (mengandung 24% aromatik berupa
benzena, toluena, xilena, dan lain-lain).

Karakteristik dari Minyak Solar adalah :

Tidak berwarna atau terkadang berwarna kekuning-kuningan dan berbau.


Tidak akan menguap pada temperatur normal.
Memiliki kandungan sulfur yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan bensin
dan kerosen.
Memiliki flash point (titik nyala) sekitar 40C sampai 100C.
Terbakar spontan pada temperatur 300C.
Menimbulkan panas yang tinggi sekitar 10.500 kcal/kg.

Solar digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermesin diesel ataupun


peralatan-peralatan industri lainnya. Agar menghasilkan pembakaran yang baik, solar
memiliki syarat-syarat agar memenuhi standar yang telah ditentukan. Syarat yang
menentukan kualitas solar yaitu tidak mudah mengalami pembekuan pada suhu yang
dingin, memiliki sifat anti knocking dan membuat mesin bekerja dengan lembut,
memiliki kekentalan yang memadai agar dapat disemprotkan oleh ejector di dalam
mesin, tetap stabil atau tidak mengalami perubahan struktur, bentuk dan warna dalam
proses penyimpanan, Memiliki kandungan sulfur sekecil mungkin.

64
Sains
Ranah Konsep

Bilangan Setana
Kualitas minyak solar dinyatakan dengan bilangan setana. Angka setana adalah
tolak ukur kemudahan menyala atau terbakarnya suatu bahan bakar di dalam mesin
diesel.

Nomor setana atau tingkatan dari solar adalah satu cara untuk mengontrol
bahan bakar solar dalam kemampuan untuk pencegah terjadinya knocking. Tingkatan
yang lebih besar memiliki kemampuan yang lebih baik. Ada dua skala indek untuk
mengontrol kemampuan solar untuk mencegah knocking dan mudah terbakar yaitu
setana index dan diesel index.

Minimal tingkatan setana yang dapat diterima untuk bahan bakar yang digunakan
untuk mesin diesel kecepatan tinggi umumnya 40-45. Sehingga perbandingan
kompresinya mesin diesel (15:1-22:1) lebih tinggi daripada mesin bensin (6:1-12:1) dan
juga mesin diesel dibuat dengan kontruksi yang jauh lebih kuat dari pada mesin
bensin.

Saat ini, Pertamina telah


memproduksi bahan bakar solar
ramah lingkungan dengan merek
dagang Pertamina DEX (Diesel
Environment Extra).
Angka setana DEX dirancang
memiliki angka setana minimal 53
sementara produk solar yang ada di
pasaran adalah 48. Bahan bakar
ramah lingkungan tersebut memiliki
kandungan sulfur maksimum 300
ppm atau jauh lebih rendah
dibandingkan solar di pasaran yang
Gambar 5.2 Mobil yang menggunakan bahan bakar
kandungan sulfur maksimumnya pertamina DEX
(Sumber : www.mobil.otomotifnet.com)
mencapai 5000 ppm.

65
Sains
Ranah Kreatifitas

Jenis Jenis Bahan Bakar Diesel

Bahan bakar diesel dapat digolongkan dalam berbagai macam jenis yang
dibedakan oleh kekentalan, jumlah setana dan sebagainya. Tetapi walaupun memiliki
perbedaan, struktur utama pada diesel tersebut tidak memiliki perbedaan. berikut
adalah jenis-jenisnya:

High Speed Diesel (HSD)

HSD merupakan bahan bakar jenis solar yang digunakan untuk mesin diesel yang
memiliki performa untuk jumlah setana 45. Umumnya mesin yang menggunakan
bahan bahar HSD merupaka mesin yang menggunakan sistem injeksi pompa dan
elektronik injeksi. Jadi pada dasarnya bahan bakar ini diperuntuhkan untuk
kendaraan bermotor dan bahan bakar peralatan industri.

Marine Fuel Oil (MFO)

MFO dihasilkan dari proses pengolahan minyak berat (residu) sehingga memiliki
kekentalan yang lebih tinggi. Jenis ini sering dugunakan sebagai bahan bakar
langsung pada sektor industri untuk mesin-mesin diesel yang memiliki kecepatan
proses yang rendah.

Industrial Diesel Oil (IDO)

IDO dihasilkan dari proses penyulingan minyak mentah pada temperatur rendah,
biasanya jenis ini memiliki kandungan sulfur yang tergolong rendah sehingga
dapat diterima oleh Medium Speed Diesel Engine.

Minyak Bakar

Minyak bakar memiliki sifat dan bentuk yang tidak berbeda jauh dengan MFO,
tetapi biasanya digunakan sebagai bahan bakar langsung untuk menghasilkan
panas, contohnya sebagai bahan bakar furnace pada proses pemanasan minyak
mentah.

66
Sains
Biodiesel

Bahan bakar biodiesel merupakan jenis bahan bakar yang cukup baik sebagai
pengganti solar yang berasal dari fraksi minyak bumi, hal ini disebabkan karena
biodiesel merupakan sumber energi yang dapat diperbaharui karena berasal dari
minyak nabati dan hewani walaupun. Secara kimia, susunan biodiesel terdiri dari
campuran mono-alkyl ester dan rantai panjang asam lemak, Biodiesel merupakan
bahan bakar yang tidak memiliki kandungan berbahaya bila terlepas ke udara,
karena sangat mudah untuk terurai secara alami. Dalam proses pembakarannya,
bahan bakar jenis ini hanya menghasilkan karbon monoksida serta hidrokarbon
yang relatif rendah sehingga cukup aman bagi lingkungan sekitar, hal ini lah yang
membuat biodiesel memenuhi persyaratan sebagai bahan bakar.

Gambar 5.3 Proses pembentukan Biodiesel (Sumber : www.alternative-energy-news.info)

Diesel Performa Tinggi

Bahan bakar ini merupakan bahan bakar yang memiliki kualitas lebih tinggi jika
dibandingkan dengan jenis bahan bakar yang berasal dari petroleum lainnya. Jenis
bahan bakar ini telah mengalami proses peningkatan kualitas dari segi nomor
setana serta pengurangan kandungan sulfur sehingga lebih di anjurkan bagi mesin
diesel sistem injeksi comonrail. Solar jenis ini memiliki jumlah bilangan setana 53
serta kandungan sulfur dibawah 300 ppm sehingga digolongkan sebagai diesel
modern yang memiliki standar gas buang EURO 2.

67
Sains
Ranah Aplikasi dan Keterkaitan

Kegunaan Solar
Minyak solar paling banyak digunakan oleh masyarakat untuk bahan bakar
kendaraan bermotor. Namum tidak semua kendaraan dapat menggunakan minyak
solar sebagai bahan bakar.

Minyak solar digunakan untuk bahan bakar kendaraan bermotor yang bermesin
diesel. Selain itu minyak solar digunakan untuk bahan bakar kapal laut, kereta api dan
mesin-mesin industri.

Gambar 5.4 Truck yang sedang mengisi bahan Gambar 5.5 Bus yang sedang mengisi bahan
bakar solar bakar solar
(Sumber : www.timlo.net) (Sumber : www.bismania.com)

Perhatikan gambar di atas


Truck dan Bus merupakan kendaraan yang menggunakan solar sebagai bahan
bakarnya. Selain itu, terdapat pula mobil pribadi dan mobil elf yang menggunakan
bahan bakar solar.

Tahukan Kamu..

Genset merupakan singkatan dari generator set. Alat ini


dapat menghasilkan daya listrik. Di Indonesia genset
banyak digunakan oleh masyarakat terutama pada saat
listrik padam. Untuk menngerakan mesinnya
Gambar 5.6 Generator Set
menggunakan bahan bakar solar. (Sumber: www.jogjatehnik.com)

68
Sains
6
P e l u m a s

Apa itu minyak pelumas?

Bagaimana kualitas minyak


pelumas yang baik bagi
kendaraan bermotor?

Apa saja kegunaan minyak pelumas


dalam kehidupan sehari-hari?

Semua akan dibahas dalam bab ini.


Berita Terkini
Gunakan Oli tidak sesuai tingkat
kekentalan, ini bahayanya !

Gambar 6.1 Pengisian Oli pada motor (Sumber: www.mengendus.blogspot.com)

VIVA.co.id - Oli merupakan cairan fluida di "Biasanya, satu mobil itu ada angka yang
dalam mesin yang berfungsi melindungi mesin saat direkomendasikan dan satu angka yang
bekerja untuk mendukung performa mesin dan diperbolehkan, misalnya ada yang bilang mobil ini
menghindari kerusakan saat mesin dijalankan. harus memakai oli SAE 10W-30. Namun untuk cuaca
Oli sangat penting dalam performa sebuah mobil di Indonesia yang tempratur udaranya 20 sampai 30
karena akan menjadi pelumas mesin (lubricating). Oli derajat itu masih boleh memakai yang 20W-50. Tidak
akan meminimalisir gesekan-gesekan yang terjadi antar apa-apa dipakai tapi ada efeknya," ungkapnya.
logam (komponen mesin), sehingga mesin akan Tingkat daya tahan oli terhadap suhu biasanya
bergerak lebih halus. terlihat dari kemasan yang dinyatakan dengan Society
Oli juga berfungsi mencegah terjadinya karat of Automotive Engineers(SAE). Bila pada kemasan
(korosi) pada mesin. Hal ini karena oli akan mencegah tertulis SAE 5W-40, artinya oli akan tetap memiliki
reaksi oksidasi pada komponen-komponen mesin dan kekentalan 5 pada suhu rendah, dan akan tetap pada
menghilangkan reaksi kimiawi dengan panas saat kekentalan 40 pada suhu tinggi.
terjadi proses pembakaran yang biasanya menyebabkan "Efek yang ditimbulkan apabila kekentalan yang
korosi. digunakan bertambah adalah mobil jadi lebih berat,
Melihat begitu pentingnya fungsi oli bagi mesin sedangkan oli yang lebih encer jadi lebih ringan.
seperti yang terpapar di atas, maka menjaga kualitas oli Apabila terlalu encer jelas akan rusak, terlalu kental
yang digunakan harus dilakukan. Salah satunya, dilihat juga sama, apabila start awal oli tidak dapat naik ke
dari kekentalan oli. Lalu apa efek yang ditimbulkan atas akhirnya akan rusak juga," ujarnya.
jika kekentalan oli tak sesuai dengan mesin? Jadi kesimpulannya, Anda harus melihat buku
Lubricant Technical Advisor Shell Indonesia, pedoman untuk memastikan kekentalan oli yang
Shofwatuzzaki, mengatakan, kekentalan oli dapat dibutuhkan mesin.
mengganggu performa mesin apabila tidak sesuai (Sumber:http://otomotif.news.viva.co.id/news/read/6
dengan yang disarankan. 96072-gunakan-oli-tidak-sesuai-tingkat-kekentalan--
ini-bahayanya-berita)

70
Minyak Pelumas atau yang
biasa disebut dengan oli
merupakan lapisan pelindung
pada mesin bagian dalam
kendaraan.

Oli untuk Motor


Oli untuk Mobil

71
Ranah Konsep

Pelumas
Pelumas adalah zat kimia, yang umumnya cairan, yang
diberikan di antara dua benda bergerak untuk mengurangi
gaya gesek. Zat ini merupakan fraksi hasil destilasi minyak
bumi. Pelumas berfungsi sebagai lapisan pelindung yang
memisahkan dua permukaan yang berhubungan. Umumnya
pelumas terdiri dari 90% minyak dasar dan 10% zat tambahan.
Salah satu penggunaan pelumas paling utama adalah oli
mesin yang dipakai pada mesin pembakaran dalam pada
mobil dan motor.

Fungsi Oli pada Mesin :

Sebagai pelumas mesin (lubricating)

Oli sebagai pelumas akan bekerja untuk meminimalisasi gesekan-gesekan antar logam
(komponen mesin) sehingga gerakan mesin menjadi halus/ sedikit hambatan, oli juga
akan mencegah gesekan yang terlalu kasar antar komponen mesin yang bisa merusak
bagian-bagian mesin.

Sebagai pelindung mesin

Oli tidak hanya melindungi mesin dari gesekan antar komponen dalam mesin akan
tetapi juga melindungi mesin dari korosi (karat), fungsi oli di sini mencegah reaksi
oksidasi pada komponen-komponen mesin dan menghilangkan reaksi kimiawi logam
dengan panas saat pembakaran yang bisa menyebabkan korosi komponen.

Sebagai pembersih

Kotoran dapat masuk melalui sela-sela ring dan terjadi sisa pembakaran mesin yang
menghasilkan kerak, kerak atau kotoran tersebut akan dilarutkan oleh oli (pelarut
kotoran) atau bercampur dengan oli yang selanjutnya akan dibuang bersama oli saat
pergantian oli mesin.

72
Sebagai pendingin mesin

Oli sebagai pendingin akan mengalir pada permukaan komponen-komponen dalam


mesin selanjutnya membawa panas ke penampungan oli, panas akan dibuang bersama
udara yang mengaliri tempat penampungan oli. Sebagai pendingin oli sangat berperan
besar dalam menjaga komponen mobil dalam performa yang baik, panas yang terlalu
tinggi (over heat) akan merusak komponen-komponen dalam mesin yang secara
kimiawi dapat merusak ikatan logam dan secara fisikawi dapat menyebabkan pemuaian
pada komponen mesin.

Jenis Jenis Oli

Oli Mineral

Oli mineral berbahan bakar oli dasar (base oil) yang diambil
dari minyak bumi yang telah diolah dan disempurnakan.
Beberapa pakar mesin memberikan saran agar jika telah
biasa menggunakan oli mineral selama bertahun-tahun maka
jangan langsung menggantinya dengan oli sintetis
dikarenakan oli sintetis umumnya mengikis deposit (sisa)
yang ditinggalkan oli mineral sehingga deposit tadi terangkat Gambar 6.2 Oli Mineral
dari tempatnya dan mengalir ke celah-celah mesin sehingga (Sumber : www.mobil.otomotifnet.com)

mengganggu pemakaian mesin.

Oli Sintetis

Oli Sintetis biasanya terdiri atas Polyalphaolifins. Senyawa ini


kemudian dicampur dengan oli mineral. Basis yang paling stabil
adalah polyol-ester , yang paling sedikit bereaksi bila dicampur
dengan bahan lain. Oli sintetis cenderung tidak mengandung
bahan karbon reaktif, senyawa yang sangat tidak bagus untuk
oli karena cenderung bergabung dengan oksigen sehingga
menghasilkan acid (asam). Pada dasarnya, oli sintetis didesain
Gambar 6.3 Oli Sintetis
untuk menghasilkan kinerja yang lebih efektif dibandingkan
(Sumber : www. magnatecaop.castrol.com)
dengan oli mineral.
73
Ranah Kreatifitas

Kekentalan Oli
Kekentalan (Viskositas) merupakan salah satu
unsur kandungan oli paling rawan karena berkaitan
dengan ketebalan oli atau seberapa besar resistensinya
untuk mengalir. Kekentalan oli langsung berkaitan
dengan sejauh mana oli berfungsi sebagai pelumas
sekaligus pelindung benturan antar permukaan logam. Gambar 6.4 Mesin yang sedang di isi oli
(Sumber : www.duniaempe.blogspot.com)

Kekentalan oli berkaitan dengan kemampuan bekerja oli pada suhu yang ekstrim,
oli yang baik adalah oli yang mempunyai kekentalan stabil/ memiliki daya tahan
terhadap suhu rendah (dingin) dan suhu tinggi (panas), kemampuan ini akan sangat
mendukung ke 4 fungsi oli di atas.

Tingkat daya tahan oli terhadap suhu ini dinyatakan dalam Society of Automotive
Engineers (SAE), misalnya pada kemasan tertulis SAE 5W-40 ini berarti tanda 5W
(Winter) bahwa pada suhu rendah (dingin) oli akan tetap memiliki kekentalan 5 dan
pada suhu tinggi (panas) oli akan berada pada tingkat kekentalan 40. Semakin kecil
jarak kekentalan oli maka semakin baik kualitas oli tersebut misalnya SAE 5W-30 akan
lebih baik dari kode SAE 5W-40.

Angka di belakang huruf SAE inilah yang menunjukkan


tingkat kekentalannya (viskositas. Contohnya, SAE 5W/50
Kode ini menandakan pelumas mempunyai kekentalan
yang dapat berubah-ubah sesuai suhu di sekitarnya. Huruf
W di belakang angka 5 merupakan singkatan kata winter
(musim dingin. Maksudnya, pelumas mempunyai tingkat
kekentalan sama dengan SAE 5 pada saat suhu udara
Gambar 6.5 Kode SAE pada Oli dingin dan SAE 50 ketika udara panas.
(Sumber: rymax-lubricants.com)

74
Semakin rendah suhu udara di luar (tempat yang dingin) maka dibutuhkan oli
yang lebih encer atau dengan kode 5W, seperti negara dingin perancis biasanya
memakai oli dengan kode 5W. Semakin panas cuaca/ suhu udara di luar maka
dibutuhkan oli dengan tingkat kekentalan yang lebih tinggi, seperti Indonesia akan
lebih baik untuk menggunakan kode SAE 15W-30.

Gambar 6.6 Suhu yang sesuai dengan kode SAE (Sumber: www. mymotor.note.fisip.uns.ac.id)

Pemakaian kekentalan yang tidak sesuai dengan suhu suatu negara akan
menyebabkan oli tidak bisa bekerja, misalnya Indonesia menggunakan kode SAE 5W-40
maka oli akan sangat encer sehingga tidak mampu melakukan tugas lumbrikasi dengan
baik, begitu pula sebaliknya jika pada negara dengan cuaca ekstrim dingin
menggunakan kode SAE 15W maka oli akan sangat kental pada saat udara dingin
sehingga oli tidak dapat mengalir pada ruang-ruang antar komponen mesin.

Kode SAE yang cocok digunakan untuk beberapa negara dengan iklim yang berbeda:
SAE 5W-30 : digunakan untuk negara beriklim dingin seperti Perancis
SAE 10W-35 : digunakan untuk negara beriklim sedang seperti Australia
SAE 15W-30 s/d 15W-50 : digunakan untuk negara dengan iklim panas seperti di
Indonesia.

75
Ranah Kreatifitas

Kualitas Oli
Kualitas oli disimbolkan oleh API (American Petroleum Institute). Ada dua tipe
API, S (Service) atau bisa juga (S) diartikan Spark-plug ignition (pakai busi) untuk mobil
MPV atau pick-up bermesin bensin. C (Commercial) diaplikasikan pada truk heavy duty
dan mesin diesel.

Contohnya kategori C adalah CF, CF-2, CG-4. Bila menggunakan mesin diesel
pastikan memakai kategori yang tepat, oli mesin diesel berbeda dengan oli mesin
bensin karena karakter diesel yang banyak menghasilkan kontaminasi jelaga sisa
pembakaran lebih tinggi. Oli jenis ini memerlukan tambahan aditif dispersant dan
detergent untuk menjaga oli tetap bersih.

API mesin Bensin

SN : Diperkenalkan pada 2004. Ditujukan untuk semua jenis mesin bensin yang
ada pada saat ini. Oli ini didesain untuk memberikan resistensi oksidasi
yang lebih baik, menjaga temperatur, perlindungan lebih baik terhadap
keausan, dan mengontrol deposit lebih baik.
SL : Merupakan kategori terakhir sampai saat ini. Diperkenalkan pada 1 Juni
2001. Oli ini didesain untuk menjaga temperatur dan mengontrol deposit
lebih baik. Juga bisa mengonsumsi oli lebih rendah. Untuk mesin generasi
2004 atau sebelumnya.
SJ : Diperkenalkan untuk mesin generasi 2001 atau lebih tua
SH : Untuk mesin generasi 1996 atau sebelumnya
SG : Untuk mesin generasi 1993 atau sebelumnya
SF : Untuk mesin generasi 1988 atau sebelumnya

76
API mesin Diesel

CJ-4 : Diperkenalkan pada tahun 2006. Untuk mesin high speed, mesin 4-langkah
yang didesain untuk memenuhi standar emisi tahun 2007. Oli dengan
kategori API CJ-4 memiliki kriteria performa lebih baik. Oli dengan kategori
API CJ-4 juga mampu secara efektif melumasi mesin-mesin dengan kategori
di bawahnya.

CI-4 : Diperkenalkan pada tahun 2002. Untuk mesin high speed, four stroke engines
yang didesain untuk memenuhi standar emisi tahun 2004. Oli CI-4
diformulasikan menjaga durabilitas mesin dimana gas buangnya disirkulasi
ulang. Digunakan untuk mesin yang meminta kandungan belerang/sulfur
0.5%.

CH-4 : Diperkenalkan sejak tahun 1998. Untuk mesin high speed, four stroke engines
yang didesain untuk memenuhi standar emisi tahun 1998. Digunakan untuk
mesin yang meminta kandungan belerang/sulfur lebih besar 0.5%.

CG-4 : Diperkenalkan sejak 1995. Untuk mesin kinerja sedang, high speed, four
stroke engines. Digunakan untuk mesin yang meminta kandungan
belerang/sulfur kurang 0.5%.

CF-4 : Diperkenalkan sejak 1990. Untuk mesin high speed, four stroke engines,
naturally aspirated dan mesin turbo charger.

CF-2 : Diperkenalkan sejak 1994. Untuk mesin kinerja sedang, two stroke engines.

CF : Diperkenalkan sejak 1994. Untuk mesin off road, indirect injected dan
beberapa mesin yang memakai bahan bakar dengan kandungan
belerang/sulfur di atas 0.5%.

77
Ranah Aplikasi dan Keterkaitan

Oli untuk Motor

API SL/CF Menunjukan bahwa Oli ini


digunakan untuk mesin kendaraan
yang diproduksi dari tahun 2001-
sekarang.

SAE 20W-50 Menunjukan bahwa oli


ini mempunyai tingkat kekentalan
sama dengan SAE 20 pada saat suhu
udara dingin dan SAE 50 ketika suhu
Gambar 6.7 Oli Motor udara panas.
(Sumber: www.stpoil.co.id)

Oli untuk Mobil

API CH-4 Menunjukan bahwa Oli ini


digunakan untuk Mobil bermesien
Diesel yang didesain untuk
memenuhi standar emisi tahun 1998.

SAE 15W-40 Menunjukan bahwa oli


ini mempunyai tingkat kekentalan
sama dengan SAE 15 pada saat suhu
udara dingin dan SAE 40 ketika suhu
udara panas.
Gambar 6.8 Oli Mobil
(Sumber: www.abc-coolpix.net)

78
7
R e s i d u

Apa itu residu minyak bumi?

Bagaimana residu dihasilkan?

Apa saja kegunaan residu


minyak bumi dalam kehidupan
sehari-hari?

Semua akan dibahas dalam


bab ini.
Berita Terkini

Tak hanya minyak, Pertamina


juga impor 398 Ton Aspal

Gambar 7.1 Kumpulan drum yang berisi aspal (Sumber: www.suaratambang.com)

PT Pertamina (Persero) berencana mengimpor Dari total penjualan aspal tahun ini, sekitar
398 ribu ton aspal pada tahun ini, atau naik 49,6% 494,4 ribu ton atau 65,8% digunakan untuk
dari tahun lalu sebanyak 266 ribu ton. Kenaikan mengaspali jalan nasional yang dibangun dengan
impor itu seiring dengan meningkatnya permintaan biaya Anggaran Pendapatan Belanja Negara
aspal di dalam negeri dan terbatasnya produksi aspal (APBN), kemudian 32,9% atau 247,2 ribu ton
perseroan. dipakai untuk membangun jalan yang dibiayai
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBN).
Manajer Bitumen PT Pertamina Joko Witoyo,
pasokan aspal pertamina hanya berasal dari kilang "Sisanya yang dikerjakan swasta untuk jalan tol
Cilacap, dengan kapasitas 345 ribu ton per tahun. 1,3% sekitar 9,9 ribu ton," kata Joko.
Sementara pada tahun ini, perusahaan migas pelat
merah itu menargetkan penjualan aspal 708 ribu ton. Masih rendahnya penjualan aspal disebabkan
Angka itu naik dari tahun lalu 593,6 ribu ton. rendahnya permintaan di awal tahun. Menurut
Joko, anggaran untuk perbaikan jalan akan turun
"Kilang lain tidak ada yang produksi aspal," pada pertengahan tahun hingga akhir tahun.
kata Joko di Kantor Pertamina.
(Sumber:http://bisnis.liputan6.com/read/625353/ta
Pertamina mencatat telah menjual 166 ribu ton
k-hanya-minyak-pertamina-juga-impor-398-ribu-ton-
aspal, atau sekitar 23,4% dari target tahun ini 708
aspal)
ribu ton. Produk aspal yang dijual perseroan
digunakan untuk mengaspal jalan nasional dan
daerah.

80
Aspal terbagi menjadi 2 jenis, ada aspal alam dan
aspal buatan. Aspal buatan merupakan aspal hasil
dari pengolahan minyak bumi dapat digunakan
untuk mengaspal jalan, baik jalan raya maupun
jalan kecil/gang.

Residu Minyak

Bumi

81
Ranah Konsep

ASPAL
Residu merupakan hasil dari penyulingan minyak bumi yang tidak menguap/
fraksi minyak bumi yang tidak menguap. Residu ini memiliki rantai karbon dengan
jumlah atom C lebih dari 20. Selain itu, residu minyak bumi dapat digunakan sebagai
bahan dasar industri petrokimia.

Aspal ialah hidrokarbon yang bersifat melekat (adhesive),


berwarna hitam kecoklatan, tahan terhadap air, dan
visoelastis. Aspal sering juga disebut bitumen merupakan
bahan pengikat pada campuran beraspal yang dimanfaatkan
sebagai lapis permukaan lapis perkerasan lentur. Aspal
berasal dari aspal alam atau aspal minyak (aspal yang berasal
dari minyak bumi). Berdasarkan konsistensinya, aspal dapat
diklasifikasikan menjadi aspal padat, dan aspal cair.

Komponen Aspal

Aspal atau bitumen adalah suatu cairan kental yang merupakan senyawa
hidrokarbon dengan sedikit mengandung sulfur, oksigen, dan klor. Kandungan utama
aspal adalah senyawa karbon jenuh, dan tak jenuh, alifatik, dan aromatic yang
mempunyai atom karbon sampai 150 per molekul. Atom-atom selain hidrogen, dan
karbon yang juga menyusun aspal adalah nitrogen, oksigen, belerang, dan beberapa
atom lain. Secara kuantitatif, biasanya 80% massa aspal adalah karbon, 10% hydrogen,
6% belerang, dan sisanya oksigen, dan nitrogen, serta sejumlah renik besi, nikel, dan
vanadium. Sebagian besar senyawa di aspal adalah senyawa polar.

82
Jenis Jenis Aspal

Aspal yang digunakan untuk bahan perkerasan jalan terdiri dari aspal alam dan aspal
buatan.

Aspal Alam

Aspal alam dapat dibedakan atas :


Aspal gunung (Rock Asphalt) contoh : aspal dari pulau Buton
Jenis aspal ini adalah aspal yang berasal dari batu batuan contohnya aspal dari pulau
Buton (aspal buton). Aspal ini merupakan campuran antara bitumen dengan bahan
mineral. Karena aspal buton merupakan bahan alam maka kadar bitumen yang
dikandungnya sangat bervariasi seperti B10, B13, B20, B25 dan B30
Aspal danau (Lake Asphalt) contoh : aspal dari Bermudez Trinidat
Aspal Danau adalah jenis aspal yang diperoleh langsung dari alam tanpa proses
penambangan karena dengan sendirinya muncul dipermukaan bumi kemudian
terkumpul disebuah tempat yang sering disebut danau aspal, contoh aspalnya seperti
dari Bermudez Trinidad.

Aspal Buatan

Bahan baku yang dibuat untuk aspal pada umumnya adalah minyak bumi yang banyak
mengandung aspal. Aspal buatan adalah aspal minyak (aspal yang berasal dari
penyulingan minyak) dan tar (hasil penyulingan batu bara). Aspal yang berasal dari
penyulingan batu bara sangat jarang digunakan karena cepat mengeras, mudah
berubah karena temperatur, dan beracun.

Aspal sering juga disebut bitumen. Hal ini disebabkan karena aspal berasal dari
hidrokarbon yang berbahan dasar bitumen. Aspal yang paling umum digunakan saat ini
adalah aspal yang berasal dari salah satu proses destilasi minyak bumi. Aspal yang
paling sering digunakan untuk membuat perkerasan jalan adalah aspal semen, karena
sifatnya yang kedap air, tahan terhadap zat kimia, sehingga dapat digolongkan
kedalam aspal bermutu baik.

83
Ranah Konsep

Aspal Keras

Aspal keras/panas (Asphalt Cement, Ac) adalah aspal yang digunakan dalam
keadaan cair dan panas, aspal ini berbentuk padat pada keadaan penyimpanan
temperatur ruang (25C 30C). Aspal semen terdiri dari beberapa jenis tergantung dari
proses pembuatannya dan jenis minyak bumi asalnya. Pengelompokan aspal semen
dapat dilakukan berdasarkan nilai penetrasi (tingkat kekerasan pada temperatur 25C
ataupun berdasarkan nilai Visiositasnya.

Di Indonesia aspal semen biasanya dibedakan berdasarkan nilai penetrasi.


AC per 40/50 yaitu AC dengan penetrasi antara 40 50
AC per 60/70 yaitu AC dengan penetrasi antara 60 70
AC per 84/100 yaitu AC dengan penetrasi antara 85 100
AC per 120/150 yaitu AC dengan penetrasi antara 120 150
AC per 200/300 yaitu AC dengan penetrasi antara 200 300
Aspal semen dengan penetrasi rendah digunakan di daerah bercuaca panas (lalu lintas
dengan volume tinggi), sedangkan aspal semen dengan penetrasi tinggi digunakan
untuk daerah bercuaca dengan lalu lintas ber volume rendah. Namun secara umum yang
paling banyak digunakan di Indonesia adalah aspal semen dengan penetrasi (60/70 dan
80/100).

Gambar 7.2 Proses pengaspalan jalan raya (Sumber : www.jasapengaspalanhotmix.com)

84
Aspal Cair

Aspal cair adalah campuran antara aspal semen dengan bahan pencair dari hasil
penyulingan dengan minyak bumi, dengan demikian cut back aspal berbentuk cair
dalam temperatur ruang.

Berdasarkan bahan pencairnya dan kemudahan penguapan bahan pelarutnya, aspal


cair dibedakan atas :

1. RC (Rapid curing cut back)


Merupakan aspal keras yang dilarutkan dengan bensin (premium), RC
merupakan cut back aspal yang paling cepat menguap. RC cut back aspal
digunakan sebagai:
Tack coat (Lapis perekat)
Prime Coat (Lapis resap pengikat)
2. MC (Medium Curing cut back)
Merupakan aspal keras yang dilarutkan dengan minyak tanah (Kerosin). MC
merupakan cut back aspal yang kecepatan menguapnya sedang.
3. SC (Slow Curing cut back)
Merupakan aspal keras yang dilarutkan dengan solar, SC merupakan cut back
aspal yang paling lama menguap. SC cut back aspal digunakan sebagai:
Prime coat
Dust laying (lapis pengikat debu)
Cut back aspal dibedakan berdasarkan nilai viskositas pada suhu 600 (makin
kental)
Contohnya :
RC 30 60 MC 30 60 SC 30 60
RC 70 140 MC 70 140 SC 70 - 140

85
Ranah Aplikasi dan Keterkaitan

Kegunaan Aspal

Gambar 7.3 Jalan raya


Beraspal

(Sumber : www.pixabay.com)

Gambar 7.4
Lapisan pada
jalan aspal

(Sumber : www.accesroads.net)

Gambar 7.5 Proses


pengaspalan
jalan

(Sumber : www.sumatra.bisnis.com)

86
Glosarium
API : (American Petroleum Institute) menyatakan kualitas oli

Aspal : Hidrokarbon yang bersifat melekat (Adhesive) berwarna hitam


kecoklatan tahan terhadap air dan visoelastis.

Bensin : Hasil dari fraksi minyak bumi yang digunakan untuk bahan bakar
kendaraan bermotor

Bilangan Oktan : Menyatakan tingkat kemampuan daya bakar bensin atau


kualitas bensin

Bilangan Setana : Tolak ukur kemudahan menyala atau terbakarnya suatu bahan
bakar dalam mesin diesel

Gas alam : Hidrokarbon berwujud gas yang tidak berwarna dan mudah
terbakar

Kerosin : Cairan hidrokarbon yang tidak berwarna dan mudah terbakar,


digunakan sebagai bahan bakar

Konversi : Penyusunan ulang struktur molekul hidrokarbon.

Minyak Bumi : Bahan bakar fosil yang berbentuk cairan kental dan berwarna
coklat gelap atau kehitaman

SAE : (Society of Automotive Engineers) tingkat daya tahan oli


terhadap suhu

87
Daftar Pustaka
Bambang. (2015, 18 Oktober). Cara Benar memasang Kompor Gas [Forum online]..
Diakses dari http://carageek.com/rumah-tangga/cara-benar-memasang-kompor-
gas/471/.

Choirul, I. (2015, 01 November). Pilih Pakai Premium, Pertamax, atau Pertamax Plus? Cek
Dulu Rasio Kompresi Mesin [Forum online]. Diakses dari
http://sidomi.com/318270/pilih-pakai-premium-pertamax-atau-pertamax-plus-cek-
dulu-rasio-kompresi-mesin/ .

Chy, A. (2015, 2 Oktober). Manfaat Minyak Bumi Bagi Manusia Sehari-hari [Forum
online]. Diakses dari http://manfaat.co.id/15-manfaat-minyak-bumi-bagi-manusia-
sehari-hari.

Hasan, Y. A. (2015, 23 September). Teori dan proses lengkap pembentukan minyak bumi
[Forum online]. Diakses dari http://www.eduspensa.com/2015/08/teori-dan-proses-
pembentukan- minyak-bumi.html

Hosike, (2015, 29 Oktober). Perbedaan Premium dengan Pertamax [Forum online].


Diakses dari http://www.modifikasi.com/showthread.php/442139-Perlu-Diketahui-
Perbedaan-Premium-Dengan-Pertamax

Justiana, S. (2009). Kimia 1. Jakarta: Yudistira

Koesomadinata, R P. (1978). Geologi Minyak dan Gas Bumi. Bandung: Penerbit ITB

Kurnia, D. (2015, 21 November). Arti Kode API Pada Oli Pelumas [Forum online].
Diakses dari http://www.mechaniconlines.com/2014/07/arti-kode-api-pada-oli-
pelumas.html

Lemigas. (2010). Proses Pembuatan Bahan Bakar Bensin dan Solar Ramah Lingkungan.
Jakarta : Pusat penelitian dan pengembangan teknologi Minyak dan Gas Bumi.

Moore, J. T. (2007). Chemistry For Dummies. Bandung : Pakar Raya

Parlina, I. (2015, 11 November). Avtur [Forum online]. Diakses dari


https://iinparlina.wordpress.com/ragam-teknologi/teknologi-kimia/avtur/

88
Pasassa, J. (2015, 23 November). Pengertian dan jenis aspal [Forum online]. Diakses dari
http://www.ilmudasardanteknik.com/2014/04/pegertiandanjenisaspal.html

PT. Badak NGL. (2015) Fasilitas Kilang [online]. Diakses dari


http://www.badaklng.co.id/in/train_facilities.html

Rahmawan, R. (2015). Kerosin [online]. Diakses dari


https://rianrahmawan.wordpress.com/tag/kerosin/

Reval, S. (2015, 12 Oktober). Definisi Bahan Bakar Diesel (Solar) [Forum online].
Diakses dari http://www.prosesindustri.com/2015/02/defenisi-bahan-bakar-diesel-
solar.html

Reval, S. (2015, 12 Oktober). Definisi Compressed Natural Gas (CNG) [Forum online].
Diakses dari http://www.prosesindustri.com/2015/02/defenisi-compressed-natural-
gas-cng.html

Salam, A. (2009). Ensiklopedia Kimia Jilid 4. Jakarta : PT.Ikrar Mandiriabadi

Sitepat. (2015, 19 November). Ketahuilah Jenis-Jenis Oli Mesin dan Kode SAE Oli Motor
[Forum online]. Diakses dari http://sitepatjogja.blogspot.co.id/2012/10/ketahuilah-
jenis-jenis-oli-mesin-da.html

Sutresna, N. (2014). Advance Learning Chemistry 2A. Bandung: Grafindo

Syukri, Drs. (1999). Kimia Dasar Jilid 3. Bandung: Penerbit ITB

Wiyono, E. (2015, 29 Oktober). Harga Pertalite, Spesifikasi, Ron, Oktan, Kompresi, dan
kandungan [Forum online]. Diakses dari http://www.mobilku.org/2015/04/harga-
petralite-spesifikasi-ron-oktan.html

89
Profil Penulis
Riska Fitriyani akrab dipanggil bundo,
Lahir di Bandung hari Jumat tanggal 26
Februari 1993. Anak pertama dari 3
bersaudara dari pasangan bapak H.
Ridwan Syafei dan Ibu Hj. Retni Suminar.

Penulis memulai pendidikan formal di TK


At-Taqwa pada tahun 1998-1999. Lanjut
Sekolah Dasar Negeri Dian I pada tahun
1999-2005. Kemudian SMP pada tahun
2005-2008 dan SMA pada tahun 2008-
2011 di sebuah Yayasan Pondok
Pesantren Al-Masthuriyah Sukabumi.
Setelah lulus SMA penulis melanjutkan
studi S1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, di jurusan Pendidikan IPA, Program Studi Pendidikan Kimia.

Buku Pengayaan Kimia Berbasis Sains Teknologi masyarakat (STM) ini merupakan Buku
pengayaan yang pertama dibuat oleh penulis. Buku ini dibuat untuk kebutuhan
penelitian Skripsi penulis yang berjudul Pengembangan Buku Pegayaan Kimia
Berbasis Sains Teknologi Masyarakat pada Materi Minyak Bumi. Dengan dibuatnya
buku ini diharapkan dapat memperluas dan memperdalam pengetahuan para pembaca
mengenai minyak bumi. Tidak hanya konsep tetapi para pembaca dapat
mengaplikasikan langsung dalam kehidupan sehari-hari untuk menangani masalah
yang ada dalam masyarakat.

Riskafitriyani26@gmail.com @ritzka_rf

riska.fitriyani Riska Fitriyani


341
342
343
344
345
346
347
348
349
350
351
352
353

Lampiran 10. Perhitungan Angket Respon Guru Kimia

Perhitungan Hasil Penilaian Guru Terhadap Buku Pengayaan Kimia


Berbasis Sains Teknologi Masyarakat (STM) Pada Materi Minyak Bumi

Skor Skor Skor Skor Skor Total Total


Indik
Aspek Guru Guru Guru Rata- Bobot Rata-rata per skor
ator
1 2 3 rata x Bobot aspek akhir
1 9 7 8 8 2 16
87,34
2 10 10 10 10 1 10
x 0,4 =
Materi 3 10 10 10 10 2 20
34,936
4 9 7 8 8 3 24
5 9 8 9 8,67 2 17,34
6 8 6 7 7 3 21 70,66
7 7 7 7 7 3 21 x 0,3 =
sajian
8 8 7 7 7,33 2 14.66 21,198
79,999
9 7 7 7 7 2 14
10 9 8 8 8,33 4 33,32 81,32
Bahasa 8 x 0,2 =
11 8 8 8 6 48
16,264
12 8 7 8 7,67 2 15,34
76,01
13 7 7 7 7 3 21
Grafika x 0,1 =
14 8 7 8 7,67 3 23.01
7,601
15 9 8 8 8,33 2 16,66
Total Skor Akhir 79,999
354

Lampiran 11. Instrumen Angket Respon Guru

KISI-KISI ANGKET RESPON GURU KIMIA

BUKU PENGAYAAN KIMIA BERBASIS SAINS TEKNOLOGI


MASYARAKAT PADA MATERI MINYAK BUMI

No
Aspek No Indikator
Pernyataan
1. Materi mendukung pencapaian 1
tujuan pendidikan nasional
2. Materi tidak bertentangan dengan 2
peraturan dan perundang-undangan
yang berlaku di Indonesia
Materi 3. Materi merupakan karya orisinal 3
(bukan hasil plagiat), tidak
menimbulkan masalah SARA dan
tidak diskriminasi gender
4. Materi memiliki kebenaran 4
keilmuan, sesuai dengan
perkembangan ilmu yang mutakhir,
sahih, dan akurat.
5. Materi memaksimalkan penggunaan 5
sumber-sumber yang sesuai dengan
kondisi Indonesia dan erat kaitannya
dengan konteks ke-Indonesia-an.
6. Penyajian materi runtut, bersistem, 6
lugas, dan mudah dipahami
7. Penyajian materi mengembangkan 7
sikap spiritual dan sosial.
Penyajian 8. Penyajian materi mengembangkan 8
pengetahuan dan menumbuhkan
motivasi untuk berpikir lebih jauh.
9. Penyajian materi mengembangkan 9
keterampilan, dan memotivasi untuk
berkreasi dan berinovasi.
10. Bahasa yang digunakan etis, estetis, 10
Bahasa komunikatif dan fungsional, sesuai
dengan sasaran pembaca.
11. Bahasa (ejaan. Tanda baca, kosakata, 11
kalimat dan paragraf) sesuai dengan
355

kaidah dan istilah yang digunakan


baku.
12. Kulit buku : Ilustrasi mewakili isi, 12
jenis huruf memiliki keterbacaan
Grafika tinggi, menarik, komposisi seimbang
dan harmonis antara kulit depan,
punggung dan belakang.
13. Jenis, ukuran huruf, dan penomoran 13
pada seluruh isi buku konsisten
14. Tata letak konsisten dan sesuai 14
antara kulit buku (cover) dengan isi
buku
15. Ilustrasi sesuai dengan pembaca 15
sasaran dan memperjelas isi
Jumlah Butir 15
356

ANGKET RESPON GURU KIMIA


BUKU PENGAYAAN KIMIA BERBASIS SAINS TEKNOLOGI
MASYARAKAT PADA MATERI MINYAK BUMI

Jenis Bahan Ajar : Buku Pengayaan Pengetahuan


Judul Bahan Ajar : Minyak Bumi
Pengolahan dan Penggunaan dalam Kehidupan Sehari-hari
Penulis : Riska Fitriyani

Nama Responden : .................................................


Jenis Kelamin :L/P
Sekolah : .........................................

Petunjuk Pengisian Angket :


Angket ini terdapat 15 pernyataan. Pertimbangkanlah baik-baik setiap pernyataan
dalam kaitannya dengan buku pengayaan yang baru saja anda pelajari. Berilah
jawaban yang benar-benar cocok dengan pilihan anda.
Isilah kolom kualitatif menggunakan penilaian deskriptif sesuai dengan pemikiran
anda setelah membaca buku tersebut.
Isilah kolom skor S dengan angka yang sesuai dengan kriteria penilaian anda
Skor Penilaian:
1-2 : sangat tidak sesuai
3-5 : sebagian kecil sesuai
6-8 : sebagian besar sesuai
9-10: sangat sesuai
Khusus untuk komponen dan butir bertanda * maka skor penilaian :
1 : tidak sesuai
357

10 : sesuai

No Komponen dan butir pernyataan Penilaian Kualitatif S


A. Materi
1. Materi mendukung pencapaian
tujuan pendidikan nasional
2* Materi tidak bertentangan dengan
peraturan dan perundang-undangan
yang berlaku di Indonesia
3* Materi merupakan karya orisinal
(bukan hasil plagiat), tidak
menimbulkan masalah SARA dan
tidak diskriminasi gender
4. Materi memiliki kebenaran
keilmuan, sesuai dengan
perkembangan ilmu yang mutakhir,
sahih, dan akurat.
5. Materi memaksimalkan
penggunaan sumber-sumber yang
sesuai dengan kondisi Indonesia
dan erat kaitannya dengan konteks
ke-Indonesia-an.
B. Penyajian
6. Penyajian materi runtut, bersistem,
lugas, dan mudah dipahami
7. Penyajian materi mengembangkan
sikap spiritual dan sosial.
8. Penyajian materi mengembangkan
pengetahuan dan menumbuhkan
motivasi untuk berpikir lebih jauh.
9. Penyajian materi mengembangkan
keterampilan, dan memotivasi
untuk berkreasi dan berinovasi.
C. Bahasa
10. Bahasa yang digunakan etis, estetis,
komunikatif dan fungsional, sesuai
dengan sasaran pembaca.
11. Bahasa (ejaan. Tanda baca,
kosakata, kalimat dan paragraf)
sesuai dengan kaidah dan istilah
358

No Komponen dan butir pernyataan Penilaian Kualitatif S


yang digunakan baku.

D. Grafika
12. Kulit buku : Ilustrasi mewakili isi,
jenis huruf memiliki keterbacaan
tinggi, menarik, komposisi
seimbang dan harmonis antara kulit
depan, punggung dan belakang.
13. Jenis, ukuran huruf, dan penomoran
pada seluruh isi buku konsisten
14. Tata letak konsisten dan sesuai
antara kulit buku (cover) dengan isi
buku
15. Ilustrasi sesuai dengan pembaca
sasaran dan memperjelas isi
Sumber : Instrumen Penilaian Buku Pengayaan Pengetahuan, Pusat Kurikulum dan
Perbukuan. Badan Penelitian dan Penegmbangan Kementrian Pendidikan dan kebudayaan 2014.

Kesimpulan dan Saran:

.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................

Tangerang Selatan, ............................ 2016

Responden

.........................................................

NIP. .................................................
359

SURAT KETERSEDIAAN MENJADI RESPONDEN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :
Jenis Kelamin : L/P
Umur :
Pekerjaan :
Alamat :

Telp. :

Bersedia menjadi responden dalam tugas akhir skripsi yang berjudul


Pengembangan Buku Pengayaan Kimia Berbasis Sains Teknologi Masyarakat Pada
Materi Minyak Bumi.

Surat keterangan ini diberikan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Tangerang Selatan, ...............................2016

Responden

(.................................................................)

NIP. ..........................................................
360
361
362
363
364
365
366
367
368
369

Lampiran 13. Perhitungan Angket Respon Siswa

Perhitungan Hasil Angket Respon Siswa Terhadap Buku Pengayaan Kimia Berbasis Sains Teknologi Masyarakat (STM) Pada Materi
Minyak Bumi

Skor
No. Alternatif Jawaban Pernyataan Pernyataan
Positif Negatif
1. Sangat Setuju 5 1
2. Setuju 4 2
3. Cukup 3 3
4. Tidak Setuju 2 4
5. Sangat Tidak Setuju 1 5
370

Jumlah siswa yang Jumlah Jumlah siswa yg memilih Skor


Skor Maksimal Persentase (%)
No memilih Siswa x (skor) Total
Pernyataa Yang
Jumlah Skor tertinggi x Skor total/skor
n sts ts c s ss mengisi sts ts c s ss
skor jumlah siswa maksimal x 100%
respon
1. 7 17 2 2 5 33 35 68 6 4 5 118 165 71,51%
2. 1 0 6 15 11 33 1 0 18 60 55 134 165 81,21%
3. 8 21 3 1 0 33 40 84 9 2 0 135 165 81,81%
4. 1 0 6 6 20 33 1 0 18 24 100 142 165 86,06%
5. 9 16 5 2 1 33 45 64 15 4 1 129 165 78,18%
6. 7 15 5 5 0 33 35 60 15 10 0 115 165 69,70%
7. 9 18 6 0 0 33 45 72 18 0 0 135 165 81,81%
8. 0 3 5 17 8 33 0 6 15 68 40 129 165 78,18%
9. 0 1 10 16 6 33 0 2 30 64 30 126 165 76,36%
10. 0 2 6 17 8 33 0 4 18 68 40 130 165 78,79%
11. 0 1 7 18 7 33 0 2 21 72 35 130 165 78,79%
12. 0 1 3 13 16 33 0 2 9 52 80 143 165 86,67%
13. 1 1 8 14 9 33 1 2 24 56 45 128 165 77,58%
14. 0 1 14 14 4 33 0 2 42 56 20 120 165 72,73%
15. 7 19 3 2 2 33 35 76 9 4 2 126 165 76,36%
16. 0 3 10 11 9 33 0 6 30 44 45 125 165 75,76%
17. 0 1 10 17 5 33 0 2 30 68 25 125 165 75,76%
18. 1 3 12 13 4 33 1 6 36 52 20 115 165 69,70%
19. 0 0 5 17 11 33 0 0 15 68 55 138 165 83,64%
20. 4 14 12 3 0 33 20 56 36 6 0 118 165 71,52%
21. 0 3 13 14 3 33 0 6 39 56 15 116 165 70,30%
22. 1 1 6 15 10 33 1 2 18 60 50 131 165 79,39%
23. 0 1 6 14 12 33 0 2 18 56 60 137 165 83,03%
24. 0 2 5 14 12 33 0 4 15 56 60 135 165 81,82%
25. 0 1 7 12 13 33 0 2 21 48 65 136 165 82,42%
371

Penentuan Kriteria Tiap Indikator pada Angket

Persentase Persentase Kriteria


Aspek No Indikator rata-rata

1. Kesesuaian materi dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan masyarakat 81,21%


2. Kesesuain materi dengan kondisi dalam kehidupan sehari-hari 71,51%
3. Menunjang/ dapat dipakai dalam pembelajaran 78,18% 79,75% Baik
Materi 4. Manfaat untuk penambahan wawasan pengetahuan 86,06%
5. Kesesuain materi dengan permasalahan dalam kehidupan 81,81%
6. Kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia 80,30%
7. Kesesuaian ejaan, tanda baca, kosakata, kalimat dan paragraf 76,36%
8. Mudah dibaca/ dipahami 69,70% 76,66% Baik
Bahasa 9. Kejelasan informasi 78,18%
10. Penggunaan kata efektif dan efesien 78,79%
11. Penyajian materi 86,67%
12. Kelengkapan Informasi 77,58%
78,35% Baik
Sajian 13. Kemenarikan untuk dibaca 76,36%
14. Pemberian motivasi 72,73%
15. Penggunaan font (ukuran dan huruf), spasi, dan paragraf 73,64%
16. Kesesuaian layout/ tata letak 76,67%
75,42% Baik
Grafika 17. Kesesuaian ilustrasi, grafis, gambar, dan foto 81,66%
18. Kesesuaian warna 69,70%
Persentase rata-rata dari angket respon siswa terhadap buku pengayaan 77,54 Baik
372

Lampiran 14. Kisi-kisi Angket Respon Siswa

KISI-KISI ANGKET RESPON SISWA

BUKU PENGAYAAN KIMIA BERBASIS SAINS TEKNOLOGI


MASYARAKAT PADA MATERI MINYAK BUMI

Pernyataan Pernyataan
Aspek No Indikator
Positif Negatif
1. Kesesuaian materi dengan ilmu 2
pengetahuan, teknologi dan
masyarakat
2. Kesesuain materi dengan 1
kondisi dalam kehidupan
Kelayakan sehari-hari
Isi 3. Menunjang/ dapat dipakai 5
dalam pembelajaran
4. Manfaat untuk penambahan 4
wawasan pengetahuan
5. Kesesuain materi dengan 3
permasalahan dalam kehidupan
6. Kesesuaian dengan kaidah 11 7
Bahasa Indonesia
7. Kesesuaian ejaan, tanda baca, 9
Bahasa kosakata, kalimat dan paragraf
8. Mudah dibaca/ dipahami 6
9. Kejelasan informasi 8
10. Penggunaan kata efektif dan 10
efesien
11. Penyajian materi 12
12. Kelengkapan Informasi 13
Sajian
13. Kemenarikan untuk dibaca 15
14. Pemberian motivasi 14
15. Penggunaan font (ukuran dan 17 20
huruf), spasi, dan paragraf
Grafika 16. Kesesuaian layout/ tata letak 16,19, 21
17. Kesesuaian ilustrasi, grafis, 22,23,24,25
gambar, dan foto
18. Kesesuaian warna 18
Jumlah Butir 18 7
373

ANGKET RESPON SISWA


BUKU PENGAYAAN KIMIA BERBASIS SAINS TEKNOLOGI
MASYARAKAT PADA MATERI MINYAK BUMI

Jenis Bahan Ajar : Buku Pengayaan Pengetahuan


Judul Bahan Ajar : Minyak Bumi
Pengolahan dan Penggunan dalam Kehidupan Sehari-hari
Penulis : Riska Fitriyani

Nama Responden : ........................................................... Kelas: .............

Jenis Kelamin :L/P

Petunjuk Pengisian Angket :


Tulislah nama dan kelas dengan jelas di tempat yang telah disediakan
Bacalah dengan cermat setiap pernyataan, kemudian pilihlah salah satu yang
benar-benar cocok dengan jawaban kamu
Berilah tanda ckecklist () pada salah satu kolom yang sesuai dengan
pendapatmu untuk setiap pernyataan yang diberikan
Kriteria Penilaian:
5 : Sangat setuju/sesuai
4 : Setuju/sesuai
3 : Cukup
2 : Tidak setuju/sesuai
1 : Sangat tidak setuju/sesuai
Isilah setiap pernyataan dengan jujur dan ikhlas (jangan melihat pendapat
teman)
Isilah semua pernyataan dan jangan sampai ada yang terlewat
374

Pilihan Jawaban
No Pernyataan
1 2 3 4 5
1. Materi dalam buku kurang sesuai dengan
kondisi di kehidupan sehari-hari
2. Materi dalam buku memudahkan siswa untuk
memahami hubungan antara sains, teknologi
dan masyarakat
3. Materi dalam buku tidak dapat membantu
memecahkan permasalahan dalam kehidupan
masyarakat
4. Buku pengayaan ini memiliki manfaat untuk
menambah wawasan pengetahuan para
pembacanya
5. Buku pengayaan ini tidak dapat digunakan
pada saat pembelajaran
6. Bahasa dalam buku sulit di baca dan dipahami

7. Penggunaan bahasa dalam buku tidak sesuai


dengan kaidah bahasa indonesia yang baik dan
benar
8. Bahasa yang digunakan memiliki kejelasan
informasi mengenai minyak bumi
9. Ejaan, tanda baca, kosakata, dan kalimat yang
digunakan sesuai dengan EYD
10. Penggunaan kata dalam penjabaran materi
efektif dan efesien (singkat dan jelas)
11. Kalimat yang digunakan dalam buku
menggunakan bahasa Indonesia yang baku
sesuai dengan EYD
12. Materi minyak bumi disajikan secara berurutan
dan terstruktur
13. Informasi mengenai minyak bumi yang
disajikan dalam buku lengkap
14. Penyajian materi dapat memberi motivasi
untuk berkreasi dan berinovasi
15. Penyajian buku tidak menarik perhatian untuk
dilihat dan dibaca
16. Desain buku secara keseluruhan menarik

17. Jenis huruf dan ukuran huruf yang digunakan


dalam buku menarik dan memiliki keterbacaan
tinggi
18. Kontras warna yang digunakan pada buku baik
gambar maupun tulisan sesuai dan menarik
375

Pilihan Jawaban
No Pernyataan
1 2 3 4 5
19. Penomoran pada buku konsisten

20. Penulisan paragraf dalam buku terlalu padat

21. Tata letak konsisten dan sesuai antara cover


dengan isi buku
22. Jenis dan ukuran Ilustrasi (gambar, foto, tabel
dan grafik) ditampilkan secara serasi dengan
materi/isi buku (judul, subjudul, teks,
keterangan gambar) pada seluruh halaman
23. Ilustrasi (gambar, foto, tabel dan grafik) yang
ditampilkan dalam buku sesuai dengan materi
24. Ilustrasi (gambar, foto, tabel dan grafik) yang
ditampilkan dalam buku dapat memperjelas isi
materi
25. Ilustrasi (gambar, foto, tabel dan grafik) yang
ditampilkan dalam buku menarik untuk dilihat

Tangerang Selatan, ........................2016

Responden

.........................................................
376
377
378
379
380
381
382
383
384
385
386
387
388
389

Anda mungkin juga menyukai