Anda di halaman 1dari 3

WAWANCARA

WAWANCARA
Pengertian
Pengertian wawancara berdasarkan Tesaurus (2008: 555) adalah dengar pendapat, interviu,
konsultasi, soal jawab, tanya jawab, temu duga, temu ramah, wawanrembug, wawansabda.
Wawancara merupakan proses pencarian data berupa pendapat/pandangan/pengamatan
seseorang yang akan digunakan sebagai salah satu bahan penulisan karya jurnalistik.
Wawancara (bahasa Inggris: interview) merupakan percakapan antara dua orang atau lebih
dan berlangsung antara yang mewawancarai dan yang diwawancarai.
Wawancara menurut Bokim (dalam Rahmawati, 2009:24), yaitu suatu proses tanya jawab
lisan yang di dalamnya dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik yang satu dapat
melihat muka yang lain dan mendengarkan dengan telinga sendiri suaranya. Wawancara
dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan cara dialog langsung.
Pewawancara dan narasumber berhadap-hadapan langsung sehingga keduanya dapat melihat
wajah dan postur lawan bicaranya. Pertanyaan yang diajukan dapat langsung dijawab oleh
narasumber dan pewawancara juga dapat langsung menanggapi.
Arikunto (dalam Rahmawati, 2009:25) menyatakan bahwa wawancara adalah sebuah dialog
yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara.
Pewawancara mengajukan pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan informasi yang ingin
didapatkan dan terwawancara menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Dialog atau
percakapan ditunjukkan melalui kegiatan ini. Terdapat feedback atau respons antara orang
yang satu dengan yang lain.
Mariani (dalam Rahmawati, 2009:25) mengartikan wawancara sebagai kegiatan mencari
informasi dengan cara menanyakan secara detail dan mendalam, memancing dengan
pernyataan maupun mengonfirmasi suatu hal agar dapat diperoleh gambaran yang utuh
tentang individu tersebut atau perisitiwa maupun isu tersebut. Pernyataan ini relevan dengan
pernyataan-pernyataan sebelumnya yang menyebutkan bahwa wawancara merupakan
kegiatan untuk mendapatkan informasi dari narasumber dengan cara mengajukan pertanyaan
maupun pernyataan. Hal ini dimaksudkan agar narasumber mengungkapkan informasi yang
diketahuinya kepada pewawancara. Selain itu, informasi yang disampaikan tidak akan
melenceng sebab pewawancara sudah mengarahkan dan memberi batasan terhadap informasi
yang ingin didapatkan.
Pengertian wawancara berdasarkan KBBI (dalam Rahmawati, 2009:26) adalah tanya jawab
dengan seseorang yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai
suatu hal untuk dimuat di surat kabar. Pengertian wawancara tersebut juga sesuai dengan
pernyataan sebelumnya. Namun, pengertian wawancara berdasarkan KBBI lebih spesifik
sebab disebutkan bahwa hasil wawancara akan dimuat di surat kabar. Hasil wawancara dapat
direkam dalam bentuk lisan maupun tulisan. Perekaman hasil wawancara dalam bentuk
tulisan dapat dimuat dalam surat kabar atau media cetak yang lain. Hal ini bertujuan untuk
menyebarkan informasi tersebut kepada pembaca agar semua orang mengetahui informasi
yang telah dicari.

Fungsi dan Tujuan Wawancara


Fungsi wawancara menurut Bokhim (dalam Rahmawati, 2009:28) secara teoritis sebagai
berikut.
1. Sebagai metode primer, maksudnya wawancara dijadikan satu-satunya alat pengumpul
data atau sebagai metode yang diberi kedudukan utama dalam serangkaian metode
pengumpulan data lainnya.
2. Sebagai metode pelengkap, maksudnya mencari info yang tidak dapat diperoleh dengan
cara lain.
3. Sebagai kriterium, maksudnya untuk menguji kebenaran dan kemantapan suatu data yang
diperoleh dengan cara lain.
Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan informasi, yakni sang pewawancara
melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh orang yang diwawancarai. Melalui
pertanyaan-pertanyaan tersebut, pewawancara memperoleh informasi dari orang yang
diwawancarainya. Tujuan wawancara pun dapat tercapai melalui kegiatan tersebut.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam wawancara


Romiyatun (dalam Rahmawati, 2009:29) menjelaskan hal-hal yang perlu dilakukan
pewawancara sebagai berikut.
1. Memilih topik atau masalah yang akan dipecahkan.
2. Memilih narasumber yang tepat untuk memberikan info secara tepat.
3. Melakukan perjanjian dengan narasumber.
4. Menyusun pokok-pokok wawancara sesuai dengan topik.
5. Mempersiapkan daftar pertanyaan yang berkaitan dengan masalah yang dipilih.

Jenis-Jenis Wawancara
Jenis-jenis wawancara sebagai berikut.
1. Wawancara tak terpimpin
Wawancara tak terpimpin terjadi pada waktu pertemuan pembicaraan tak resmi. Jenis
wawancara ini memiliki kelemahan, yakni kemampuan hanya terbatas sebagai alat penelitian,
tidak dapat digunakan untuk keperluan pengecekan secara efisien, memerlukan alokasi waktu
yang panjang, boros tenaga dan biaya, hanya cocok untuk penelitian-penelitian yang
eksploratif. Namun, wawancara tak terpimpin juga memiliki kebaikan, yaitu sangat cocok
untuk penyelidikan pendahuluan
2. Wawancara terpimpin
Wawancara terpimpin memiliki ciri pokok, yaitu pewawancara terikat oleh suatu fungsi,
bukan saja sebagai pengumpul data melalui tanya-jawab, tetapi juga sebagai pengumpul data
yang relevan dengan maksud-maksud penyelidikan yang telah dipersiapkan dengan matang
sebelum wawancara dilaksanakan. Pada jenis wawancara ini, ada pedoman yang memimpin
jalannya tanya-jawab ke arah yang telah ditetapkan dengan tegas.
Kelemahan pada wawancara terpimpin sebagai berikut.
a. Wawancara berlangsung kaku dan beku sebab pewawancara menggunakan daftar
pertanyaan sehingga wawancara tersebut seperti kuesioner secara lisan.
b. Suasana terlalu formal sehingga informasi yang diperoleh kurang lengkap.
Selain kelemahan seperti yang telah disebutkan di atas, wawancara terpimpin juga memiliki
kelebihan sebagai berikut.
a. Adanya uniformitas (keseragaman) pertanyaan, memungkinkan adanya pembandingan
hasil penyelidikan.
b. Pemecahan problematik atau pembuktian permasalahan lebih mudah diselesaikan.
c. Memungkinkan analisis kuantitatif di samping analisis kualitatif.
d. Hasil kesimpulannya lebih andal (reliabel).

3.Wawancara bebas terpimpin


Wawancara bebas terpimpin merupakan gabungan antara wawancara tak terpimpin dengan
terpimpin. Kebaikan dari kedua jenis wawancara tersebut diambil, sedangkan kelemahannya
ditekan sekecil-kecilnya.
4. Wawancara pribadi dan wawancara kelompok
Ditinjau dari banyaknya yang diwawancarai, wawancara dapat dibedakan menjadi dua
sebagai berikut.
a. Wawancara pribadi
b. Wawancara kelompok
5. Wawancara dari hati ke hati (free talk)
Free talk dilakukan seperti dua orang sahabat karib yang sedang bercakap-cakap. Jenis
wawancara ini sangat cocok untuk mengetahui pendapat, sikap, keinginan, dan perasaan
orang lain melalui komunikasi lisan. Free talk sering digunakan dalam interaksi antara
seorang dokter dengan pasien.
6. Wawancara pendapat umum (man in the street interview)
Wawancara pendapat umum digunakan untuk mengetahui pendapat umum. Caranya, yaitu
dengan menghentikan orang kebanyakan yang lalu lintas di jalanan kemudian di wawancarai.
7. Wawancara mendadak
Wawancara mendadak adalah wawancara yang sebelumnya tidak direncanakan, tetapi
merupakan suatu hal yang kebetulan saja.
8. Wawancara Telepon
Wawancara telepon adalah wawancara melalui telepon. Wawancara jenis ini memanfaatkan
telepon sebagai medianya. Wawancara telepon jarang digunakan karena dianggap kurang
sopan. Oleh karena itu, wawancara telepon hanya dilakukan bila keadaan sangat mendesak.
9. Wawancara tertulis
Wawancara tertulis adalah jenis wawancara yang menggunakan pertanyaan tertulis dan
dijawab dengan tertulis pula oleh narasumber yang bersangkutan. Pewawancara dapat
bertemu langsung dengan narasumber ataupun hanya menyerahkan pertanyaan kepada
narasumber saja tanpa bertatap muka. Wawancara ini dilakukan apabila menghadapi
persoalan-persoalan yang amat rumit.

Advertisements

This entry was posted on April 22, 2010 at 11:54 am and is filed under Uncategorized. You can follow any
responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

Leave a Reply

Anda mungkin juga menyukai