Skripsi
Oleh:
1113016200045
2020
2
3
4
5
ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrohim
Alhamdulillahirabil’alamin, Puji syukur kehadirat Allah Subhanahuu Wa
Ta’ala yang telah memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Hubungan
Pengetahuan Metakognitif dengan Kesadaran Metakognitif pada Siswa”.
Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad
Sholallahu Alaihi Wassalam beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya
hingga akhir zaman.
Ucapan terima kasih penulis capkan kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungan dan bantuan dalam penyusunan skripsi ini. Dengan tulus,
ikhlas, dan rendah hati penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Dr. Sururin, M.Ag., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
2. Burhanudin Milama, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan
dosen pembimbing I yang telah memberikan waktu, ilmu serta bimbingan
kepada penulis.
3. Dila Fairusi, M.Si., selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan
waktu, ilmu, bimbingan, motivasi, semangat, serta saran dengan penuh
keihklasan dan kesabaran dalam penyusunan skripsi ini hingga akhir.
4. Dedi Irwandi, M.Si., selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan
bimbingan, waktu, perhatian, motivasi, dan semangat kepada penulis selama
perkuliahan berlangsung.
5. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan IPA, khususnya dosen Program Studi
Pendidikan Kimia FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah
mendidik dan memberikan ilmu kepada penulis selama penulis menjadi
mahasiswa di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Guru-guru di SMA Negeri 87 Jakarta dan SMA Negeri 86 Jakarta yang telah
membantu penulis dalam melakukan validasi dan penelitian di sekolah.
7. Orang tua tersayang yaitu Bapak Tukiman dan Ibu Parsiyem yang selalu
sabar memberi dukungan moril maupun materil.
8
8. Kakak perempuan penulis yang tercinta, Amalia Ika Paristu, S.E dan Deddy
Susantho, S.Kom. yang selalu memberikan nasihat, masukan, motivasi dan
dukungan baik moril maupun materil selama studi penulis, serta senantiasa
menjadi panutan dan penyemangat bagi adik perempuannya.
9. Ponakanku tersayang, Syawal Zaid Izdihar yang selalu menghibur, menjadi
partner makan dan selalu merindukan penulis.
10. Keluarga besar Bapak dan Ibu yang selalu memberikan do’a kepada penulis
agar selalu sukses dan sehat selalu.
11. Sahabat- sahabat penulis, Della, Duanti, Rachma, Leny, Harini, Sella, Dece,
Kubil, Ghina, Anggi, Faaizah, Velda, Siti Fazriah, Lintang, Diana, Amal,
Nurul dan Zahratul Jannah, serta Keluarga Alumni TK Wijaya Mekar II
angkatan 1999-2000, SDN 04 Bintaro Pagi angkatan 2001-2007, SMPN 177
Jakarta angkatan 2007-2010, dan SMA Negeri 86 Jakarta angkatan 2010-
2013 yang selalu membantu dan memberikan semangat juga dukungan
kepada penulis.
12. Kepada keluarga besar OSIS MPK 86 dari pengurus alumni hingga pengurus
sekarang yang telah mendoakan dan memberikan semangat.
13. Kepada keluarga besar FSAR 86, teruntuk Ka Anja, Ka Febi, Ka Emil, Adisti,
Aisyah, dan adik-adik yang lain, jazaakumullah khoiron katsir selalu
memberikan doa yang terbaik untuk penyelesaian penulisan ini.
14. Teman-teman BAJIGUR, Rama, Deni, Dede, Aldi, GM yang telah
memberikan semangat agar segera menyelesaikan penulisan ini.
15. Kepada keluarga Edelweis, Aisyah dan Khadijah yang tak luput untuk saling
menguatkan dan mendoakan.
16. Kepada grup ICON 5 Ka Aji, Ka Andre, Ka Imron, Ka Ulfa, Ka Izan yang
selalu mengingatkan dan memberi semangat agar penulis dapat
menyelesaikan penulisan ini.
17. Keluarga besar LDK Syahid dan Forkat Al Anfaal yang saling mendoakan
dan selalu memberikan semangat.
9
18. Teman-teman di Pendidikan Kimia 2013 yang tidak dapat disebutkan satu
persatu. Terimakasih atas kebersamaannya semoga selalu dalam dekapan
ukhuwah until jannah.
19. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam proses peyusunan laporan
penelitian, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak kekurangan, untuk itu penulis sangat mengharapkan masukan,
kritik, dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda sebagai amal
shaleh dan ketaatan kepada-Nya, untuk jasa dan bantuan kebaikan yang telah
diberikan dari semua pihak kepada penulis. Semoga karya ilmiah ini dapat
memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................... iv
ABSTRACT .................................................................................................. v
A. Metakognitif…….................................................................... 7
B. Pengetahuan Metakognitif....................................................... 8
C. Kesadaran Metakognitif........................................................... 11
1. Faktor yang Mempengaruhi Kesadaran Metakognitif…… 13
2. Strategi Meningkatkan Kesadaran Metakognitif………… 15
D. Mata Pelajaran Kimia................................................................ 17
E. Penelitian Relevan…….......................................................18
11
F. Kerangka Berpikir……............................................................ 20
G. Hipotesis Penelitian ................................................................ 23
A. Hasil Penelitian........................................................................ 40
1. Data Pengetahuan Metakognitif dan Kesadaran
Metakognitif……………………………………………… 40
2. Data Hasil Ketercapaian Pengetahuan Metakognitif…..... 40
3. Data Hasil Ketercapaian Kesadaran Metakognitif............. 41
4. Uji Prasyarat…………………………………………… 42
12
a. Uji Normalitas………………………...................... 42
b. Uji Homogenitas…………………………….…….. 43
c. Uji Linieritas……………………………………….. 43
5. Uji Regresi ...................................................................... 44
6. Uji Korelasi.................................................................... 45
7. Uji Koefisien Determinasi.............................................. 46
B. Pembahasan…………………...............................................46
1. Pengetahuan Metakognitif……………………………… 46
2. Kesadaran Metakognitif………………………………… 50
3. Hubungan Pengetahuan Metakogntif dengan
Kesadaran Metakognitif pada Siswa …………..……….. 55
A. Kesimpulan ............................................................................. 58
B. Saran ....................................................................................... 58
LAMPIRAN .................................................................................................. 64
13
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Validasi Instrumen Soal dan Angket oleh Validator
Ahli…………………………………………………………. 65
Siswa…………………………………………………….... 70
di Sekolah………………………………………………. 128
di Sekolah………………………………………………… 130
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemampuan pengetahuan seorang peserta didik dalam mendapatkan
pendidikan dan pengajaran yang layak merupakan hak sebagai warga negara,
sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31. Dari
dasar falsafah kehidupan di Indonesia tersebut, dapat dimaktubkan untuk
merealisasikan adanya pendidikan dan pengajaran yang layak untuk warga
negara Indonesia. Selanjutnya, sebagai negara yang mayoritas beragama
Islam, dimana Al-Qur’an menjelaskan adanya pendidikan, pertama kali ayat
yang turun adalah QS. Al-Alaq yang berarti “Bacalah!”, dengan demikian
mengisyaratkan umat manusia untuk berpikir dan berpengetahuan.
Undang-Undang Dasar Negara mengamanatkan bahwa pemerintah
mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dalam undang-undang (UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31). Atas dasar amanat tersebut
telah diterbitkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional yang menjadi dasar hukum untuk membangun
pendidikan nasional dengan menerapkan prinsip demokratis dan berkeadilan
serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai
keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan negara.
Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun
kemauan, dan mengembangkan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran.
Mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap
warga masyarakat. Memberdayakan semua komponen masyarakat melalui
peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan
pendidikan.
Untuk melaksanakan pendidikan pada lembaga formal, ada kurikulum
yang dilaksanakan. Kurikulum yang sedang dikembangkan di Indonesia saat
ini adalah kurikulum 2013. Kurikulum 2013 merupakan penyempurna
18
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka
peneliti dapat mengidentifikasi permasalahan, diantaranya:
1. Kesadaran metakognitif siswa masih kurang untuk menghubungkan
konsep-konsep kimia.
2. Selain pemahaman, faktor lain yang berpengaruh pada kontruksi
pengetahuan siswa adalah metakognisi. Akan tetapi, metakognitif kurang
mendapat perhatian dari guru. Sejauh ini guru lebih banyak terfokus pada
kognisi siswa.
3. Kurangnya kesadaran metakognitif siswa dapat mengakibatkan siswa
menjadi pasif dan kurang dapat menggunakan strategi belajar yang sesuai
sehingga siswa cenderung belajar dengan cara menghafal.
21
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah maka ruang lingkup masalah dalam
penelitian ini dibatasi pada hal-hal berikut:
1. Pengetahuan metakognitif meliputi pengetahuan deklaratif, pengetahuan
prosedural, dan pengetahuan kondisional.
2. Kesadaran metakognitif meliputi pengetahuan kognisi dan regulasi
kognisi.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang diuraikan di atas,
maka masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut : Apakah terdapat hubungan antara pengetahuan metakognitif
dan kesadaran metakognitif siswa?
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan hasil yang bermanfaat bagi banyak
pihak, antara lain:
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Metakognitif
Metakognitif menurut Shetty (2014) berasal dari kata meta dan
kognitif. Meta yang artinya sesudah atau di atas dan kognitif yang artinya
untuk mengetahui. Jadi secara harfiah, metakognitif diartikan sebagai
kognitif tentang kognitif, pengetahuan tentang pengetahuan atau berpikir
tentang apa yang dipikirkannya. Meichenbaum, Burland, Gruson, &
Camron dalam Yamin (2013) mengemukakan bahwa metakognitif sebagai
kesadaran orang akan mesin pengetahuan sendiri dan bagaimana mesin itu
bekerja.
Metakognisi sebagai proses di mana seseorang berpikir tentang
berpikir dalam rangka membangun strategi untuk memecahkan masalah.
Metakognitif adalah pengetahuan, kesadaran, dan kontrol terhadap proses
kognitif (Ismael, 2015). Sementara itu, menurut Ozsoy, Memis, & Temur
(2009) metakognisi merujuk pada cara untuk meningkatkan kesadaran
mengenai proses berpikir dan belajar yang dilakukan dan kesadaran ini
akan terwujud apabila seseorang dapat mengawali berpikirnya dengan
merencanakan, memantau, dan mengevaluasi dari aktivitas berpikirnya.
Menurut Munir (2018), seseorang perlu menyadari kekurangan dan
kelebihan yang dimilikinya. Metakognitif adalah suatu bentuk kemampuan
untuk melihat pada diri sendiri sehingga apa yang dia lakukan dapat
terkontrol secara optimal. Menurut Huitt (1997), metakognisi merupakan
suatu kemampuan dimana seseorang mencoba memahami cara berpikir
atau memahami proses kognisi yang dilakukan dengan melibatkan
komponen-komponen perencanaan (funtional planning), pengontrolan
(self-monitoring), dan evaluasi (self-evaluation) dalam rangka
menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
Dari beberapa definisi di atas dapat dipahami bahwa metakognitif
memiliki peranan penting dalam mengatur dan mengontrol proses kognitif
24
seseorang dalam belajar dan berpikir lebih efektif dan efisien. Dalam
pembelajaran kimia khususnya dalam pemecahan masalah, metakognitif
mempunyai peranan yang penting (Milama et al., 2017)
Brown dalam Jayapraba & Kanmani (2013) mengemukakan bahwa
metakognitif dibagi menjadi dua bagian, yaitu pengetahuan tentang
kognisi dan pengetahuan tentang kognisi. Pengetahuan tentang kognisi
mengacu kepada kegiatan yang melibatkan kesadaran refleksi pada suatu
kemampuan kognitif dan kegiatan. Sementara itu, pengaturan tentang
kognisi mengacu pada kegiatan yang menyangkut tentang mekanisme
pengaturan diri selama upaya berkelanjutan untuk belajar.
B. Pengetahuan Metakognitif
Pengetahuan metakognitif merupakan pengetahuan mengenai
kognisi seseorang tentang kemampuan, strategi kerja, dan pengaturan diri
bagaimana menggunakan kemampuan dan startegi yang tepat dalam
pembelajaran (Astikasari & Murti, 2011). Pengetahuan tentang proses
berpikir menyangkut seberapa seseorang dalam menyatakan proses
berpikirnya. Sedangkan kesadaran diri atau regulasi diri menyangkut
keakuratan seseorang dalam menjaga dan mengatur apa yang harus
dilakukannya ketika menyelesaikan masalah, dan seberapa akurat
seseorang menggunakan input dari pengamatannya untuk mengarahkan
aktivitas-aktivitas menyelesaikan masalah (Syaiful, 2011).
Krathwohl (2002) menyatakan bahwa pengetahuan metakognisi
adalah pengetahuan tentang kognisi, secara umum sama dengan kesadaran
dan pengetahuan tentang kognisi diri seorang. Pengetahuan metakognitif
mengacu pada bagaimana seseorang memperoleh pengetahuan tentang
proses kognitif, yaitu pengetahuan yang dapat digunakan untuk
mengontrol proses kognitifnya, sedangkan pengalaman metakognitif
adalah hasil langkah dan tahapan pikirnya selama ini dalam menyelesaikan
masalah-masalah yang dihadapinya (regulation) (Fauzi, 2015).
25
C. Kesadaran Metakognitif
Kesadaran metakognitif dapat membantu siswa dalam berpikir
tentang berpikirnya sendiri, hal ini dikarenakan tiga jenis kesadaran
metakognitif meliputi, kesadaran prosedural yakni tentang pengetahuan
diri sendiri sebagi pelajar dan faktor yang mempengaruhi kinerja seorang,
pengetahuan prosedural yakni pengetahuan tentang melakukan hal-hal
yang sesuai dengan kehendak dan strategi, dan yang terakhir adalah
pengetahuan kondisional yakni pengetahuan yang mengetahui kapan dan
mengapa menggunakan pengetahuan deklaratif dan prosedural. Kesadaran
metakognitif mampu mengenali dirinya mengenai kebiasaan baik dan
tidak baik. Selain itu, kesadaran metakognitif juga mampu menyadari
ketidaktahuannya sehingga terefleksi dalam proses belajar merupakan
bagian penting yang harus dilatihkan kepada siswa agar mendapatkan
pemahaman yang bermakna.
Kesadaran metakognitif dapat diartikan dengan pengetahuan awal
seseorang bagaimana pemikirannya sendiri. Kesadaran metakognitif dapat
28
yang dapat diaplikasikan pada situasi belajar yang lain. Metode tiga
langkah dapat digunakan :
1. Pengajar/guru mengarahkan siswa untuk meriview aktivitas,
mengumpulakan data tentang proses berpikir.
2. Kelompok mengklasifikasikan ide-ide yang terkait,
mengidentifikasi strategi yang digunakan
3. Mereka mengevaluasi keberhasilan, membuang strategi-strategi
yang tidak tepat, mengidentifikasi strategi yang dapat digunakan
kemudian, dan mencari pendekataan alternatif yang menjanjikan.
f. Evaluasi diri
Mengarahkan pengalaman evaluasi diri dapat diawali melalui
pertemuan individual dan hal-hal yang terfokus pada proses berpikir.
Secara bertahap, evaluasi diri akan lebih banyak diaplikasikan secara
independen.
D. Mata Pelajaran Kimia
Kimia adalah ilmu yang mencari jawaban atas pertanyaan apa,
mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dengan
kompetensi, struktur, dan sifat, perubahan, dinamika, dan energetika zat.
Mata pelajaran kimia di SMA/MA mempelajari segala sesuatu tentang zat
yang meliputi komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan
energetika zat yang melibatkan keterampilan dan penalaran. Pembelajaran
kimia dan penilaian hasil belajar kimia tidak dapat dipisahkan untuk
memperhatikan karakteristiknya (Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen
Pendidikan Menengah, 2014 : 2-3).
Konsep kimia yang digunakan dalam penelitian ini adalah
hidrolisis garam. Hidrolisis garam merupakan penguraian garam oleh air
dimana ion garam tersebut mengalami reaksi dengan air menghasilkan
asam lemah atau basa lemah. Komponen garam (kation atau anion) yang
berasal dari asam lemah atau basa lemah beraksi dengan air (terhidrolisis).
Hidrolisis garam menjelaskan tentang reaksi anion atau kation dari suatu
garam dengan air. pH suatu larutan biasanya dipengaruhi oleh hidrolisis
34
F. Kerangka Berpikir
Tes yang diberikan bentuk essai sedangkan non tes dalam bentuk
angket. Pemberian soal tes dan non tes ini dapat menstimulus siswa agar
dapat memberikan pemahaman tentang apa yang dipelajari dalam proses
pembelajaran.
37
Siswa cenderung pasif di dalam kelas dan hal ini secara otomatis akan
berpengaruh kepada pemahaman konsep siswa.
Pengetahuan Kesadaran
Metakognitif Metakognitif
Pengetahuan
Pengetahuan
Deklaratif Deklaratif
Pengetahuan
Pengetahuan
Prosedural
Prosedural
Pengetahuan
Pengetahuan
Prosedural
Kondisional
Perencanaan
Startegi Pengolahan
Informasi
Pemantauan Terhadap
Pemahaman
Strategi Perbaikan
Evaluasi
G. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, dapat dirumuskan
hipotesis penelitian adalah pengetahuan metakognitif memiliki
hubungan dengan kesadaran metakognitif pada siswa.
40
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian korelasi, yaitu
penelitian yang melihat hubungan dua variabel atau lebih. Penelitian ini
terdiri dari dua variabel, yaitu variabel bebas (independent variable) dan
variabel terikat (dependent variable). Variabel bebas dalam hal ini adalah
pengetahuan metakognitif dan variabel terikat adalah kesadaran
metakognitif. Apabila dapat dibuktikan adanya hubungan positif yang
signifikan antara variabel bebas dan variabel terikat, maka dapat dikatakan
bahwa pengetahuan metakognitif mempunyai peranan yang bermakna
dalam kesadaran metakognitif.
Desain penelitian variabel bebas (X) dan terikat (Y) ini dijelaskan
pada gambar 3.1.
X Y
C. Prosedur Penelitian
Prosedur (langkah-langkah) yang dilakukan dalam penelitian ini
antara lain sebagai berikut:
1. Tahap persiapan sebelum penelitian
Langkah yang dilakukan sebelum melaksanakan penelitian adalah:
a. Melakukan kajian terhadap indikator pengetahuan dan kesadaran
metakognitif.
b. Menyusun instrumen penelitian.
c. Melakukan validasi instrumen kepada validator ahli.
d. Melakukan uji coba instrumen kepada siswa untuk pengetahuan
validitas dan reliabilitas instrumen.
2. Tahap pelaksanaan penelitian
Tahap pelaksanaan penelitian meruapakan tahap kedua setelah tahap
persiapan, tahap pelaksanaan meliputi:
Menyebarkan instrumen penelitian berupa angket dan soal kepada
sampel untuk mengambil data.
3. Tahap penarikan kesimpulan
Tahap penyelesaian penelitian merupakan tahap terakhir, tahap ini
meliputi:
a. Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian.
b. Menguji hipotesis penelitian.
c. Menarik kesimpulan.
Adapun skema alur penelitian dalam penelitian ini terdapat pada gambar
3.2.
42
Tahap Persiapan
Angket Kesadaran Metakoginitif dan Soal Pengetahuan
Metakognitif
Validasi Ahli
Validasi Siswa
Tahap Pelaksanaan
Uji Validitas dan Reliabilitas Soal
Pengumpulan data
Tahap Penarikan Kesimpulan
Analisis data
Penarikan Kesimpulan
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan untuk
mengukur fenomena alam atau disebut dengan variabel penelitian yang
diamati (Arikunto, 2016 :101). Instrumen yang akan digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari instrumen tes dan non tes. Instrumen tes berupa
soal. Sementara itu, instrument non tes berupa angket.
Jenis-jenis dan definisi pengetahuan metakognitif telah
dikembangkan oleh Rompayom, Tambunchong, Wongyounoi, & Dechsri
(2010). Tes yang akan digunakan untuk mengukur pengetahuan
metakognitif menggunakan 5 soal essay. Tiap soal terdiri dari soal
pengetahuan deklaratif, prosedural, kondisional dan soal kimia itu sendiri
dalam hal ini pada materi hidrolisis.
Instrumen kesadaran metakognitif berupa angket telah
dikembangkan oleh Schraw & Dennison (1994). Angket tersebut terdapat
52 pernyataan dengan masing-masing 4 item jawaban, yaitu sangat sesuai,
sesuai, kadang-kadang, dan tidak sesuai. Siswa diminta untuk memilih
44
salah satu jawaban yang dianggap paling sesuai dengan dirinya dengan
cara memberikan tanda checklist (√) pada salah satu alternatif jawaban
yang terdapat pada angket (Sukardi, 2016:146). Penskoran dalam angket
dapat dilihat dalam tabel 3.1 berikut ini;
Jumlah 52
47
1. Validitas (Ketepatan/Kesahihan)
Validitas instrumen menunjukkan bahwa hasil dari suatu
pengukuran menggambarkan segi atau aspek yang diukur (Arikunto,
2016:167). Dengan kata lain, validitas berarti suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu
instrumen yang valid akan mempunyai validitas yang tinggi begitupula
sebaliknya. Teknik uji validitas instrumen dalam penelitian ini
menggunakan uji validitas isi dan validitas internal. Validitas isi
berguna untuk mengetahui kesesuaian antara instrument dengan tujuan
48
Jumlah 52
51
2. Reliabilitas (Ketetapan/Keajegan)
Setelah item-item tersebut diketahui validitasnya, maka kemudian
dihitung reliabilitasnya. Sebuah tes dikatakan reliabel apabila tes
tersebut dapat memberikan hasil yang tetap, artinya apabila tes
kemudian dikenakan pada sejumlah objek yang berbeda maka hasilnya
akan relatif sama (Sukardi,2009).:127-128). Teknik uji realibilitas
dalam penelitian ini menggunakan rumus Alpha. Peneliti
menggunakan rumus ini karena instrumen yang digunakan berbentuk
angket dengan skor skala bertingkat. Menurut Sugiyono (2012:365)
untuk mencari reliabilitas instrumen dalam angket atau soal bentuk
uraian, dapat menggunakan rumus Alpha. Peneliti dalam menguji
reliabilitas menggunakan bantuan SPSS 22. Rumus statistik yang
digunakan untuk menguji reliabel adalah Alpha Cronbach dan
perhitungannya menggunakan program IBM SPSS Statistc 22.
Kriteria penafsiran indeks reliabilitas instrumen menurut Putra,
Sholeh, & Widyastuti (2014) terdapat dalam tabel 3.6.
Tabel 3.6 Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen
Interval Kelas Interpretasi
˃ 0,90 Reliabel sempurna
0,70 – 0,90 Reliabel tinggi
0,50 – 0,70 Reliabel
< 0,50 Rendah (tidak reliabel)
a. Uji Normalitas
Kadir (2015:144) menjelaskan bahwa uji normalitas digunakan
sebagai analisis pendahuluan dan menjadi prasyarat sebelum
pengujian hipotesis. Uji normalitas menentukan jenis uji statistika
yang akan digunakan. Jika data berdistribusi normal maka
digunakan teknik analisis statistik parametik dan jika data tidak
berdistribusi normal maka digunakan teknik analisis data non-
parametik. Uji normalitas yang digunakan dengan menggunakan
uji Kolmogorov-Smirnov. Uji normalitas ini dilakukan dengan
menggunakan program IBM SPSS Statistic 22.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang
digunakan homogen atau tidak. Uji homogenitas yang digunakan
adalah uji homogenitas Levene Kadir (2015:167). Uji homogenitas
ini dilakukan dengan menggunakan program IBM SPSS Statistik
22.
c. Uji Linieritas
Salah satu syarat melakukan uji hipotesis adalah garis
persamaan regresi berbentuk linier dengan cara mencari persamaan
garis regresi variabel bebas X terhadap variabel terikat Y (Kadir,
2015:179). Pada penelitian ini dilakukan uji linieritas
menggunakan SPSS 22.
4. Uji Regresi
Analisis regresi sederhana untuk melihat apakah antara variable X
dan Y mempunyai hubungan atau tidak, mengukur kuat lemahnya
hubungan tersebut. Pada analisis regresi data variabel X dan Y
menyaratkan data sampel yang terpilih harus random, berdistribusi
normal, dan homogen. (Kadir, 2015:176). Aplikasi yang digunakan
pada penleitian ini adalah SPSS 22.0 (IBM SPSS Statistic).
54
5. Uji Hipotesis
Setelah uji prasyarat telah terpenuhi, maka dapat dilakukan
pengujian hipotesis. Untuk membuktikan hipotesis yang telah
dikemukakan, data yang telah diperoleh dalam penelitian selanjutnya
diolah dengan menggunakan teknik analisis korelasi. Analisis
digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pengetahuan
(variabel X) terhadap kesadaran metakognitif (variabel Y).
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis korelasi
Product Moment. Budi (2018) mengatakan bahwa Product Moment
adalah salah satu teknik yang digunakan untuk mencari hubungan
antara dua variabel. Uji korelasi Product Moment ini dilakukan dengan
menggunakan program IBM SPSS Statistic 22.
I. Hipotesis Statistik
Adapun yang menjadi hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah:
Ha : r ≠ 0
Ho : r = 0
r : nilai korelasi dalam formulasi yang dihipotesiskan.
Keterangan :
Ha : Terdapat korelasi positif dan signifikan antara pengetahuan
metakognitif dan kesadaran metakognitif.
Ho : Tidak terdapat korelasi positif dan signifikan pengetahuan
metakognitif dan kesadaran metakognitif.
56
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan
bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan metakognitif dengan kesadaran
metakognitif. Temuan dari penelitian ini korelasi yang terjadi antara
pengetahuan metakognitif dengan kesadaran metakognitif cukup kuat sebesar
0,58. Hal ini berarti semakin tinggi pengetahuan metakognitif, maka semakin
tinggi pula kesadaran metakognitif.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas terdapat beberapa
saran yaitu:
1. Guru perlu memperhatikan faktor pengetahuan metakognitif dan
kesadaran metakognitif siswa untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Hasil penelitian ini belum digeneralisasi. Oleh karena itu, penelitian
lain yang dapat mengungkap dari sisi gender, gaya belajar, atau faktor-
faktor lain yang belum peneliti lakukan dalam penelitian ini dapat
dilakukan selanjutnya.
57
DAFTAR PUSTAKA