Makalah Classical Conditioning Ivan Pavlov Siti Putvita Ningrum
Makalah Classical Conditioning Ivan Pavlov Siti Putvita Ningrum
Disusun Oleh
FAKULTAS PSIKOLOGI
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan berkat-
Nya, saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini
membahas topik yang penting dan menarik perhatian, yang saya harapkan dapat
memberikan manfaat dan wawasan baru bagi pembaca.
Dalam makalah ini, saya akan membahas secara mendalam mengenai topik “TEORI
IVAN PAVLOV DALAM PSIKOLOGI : CLASSICAL CONDITIONING”, meliputi
Pengertian Classical Conditioning, Sejarah dan Perkembangan Teori Classical
Conditioning, Mekanisme dan Prinsip Kerja Classical Conditioning dan Contoh dan
Penerapan Classical Conditioning
Saya juga akan mencantumkan referensi dan sumber-sumber yang digunakan dalam
penulisan makalah ini. Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat saya harapkan agar dapat memperbaiki dan
meningkatkan kualitas makalah ini ke depannya.
Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penulisan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Penulis
29 September 2023
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Classical Conditioning .................................................................. 3
B. Sejarah dan Perkembangan Teori Classical Conditioning .............................. 5
C. Mekanisme dan Prinsip Kerja Classical Conditioning ................................... 6
D. Contoh dan Penerapan Classical Conditioning ................................................. 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................... 11
B. Saran.............................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... iii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ivan Petrovich Pavlov (1849-1936) adalah seorang ilmuwan Rusia yang dikenal
sebagai salah satu tokoh penting dalam sejarah psikologi dan ilmu perilaku. Ia dianugerahi
Hadiah Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 1904 atas penelitiannya tentang
pencernaan, terutama tentang refleks pencernaan. Namun, kontribusi utama Pavlov yang
sangat mempengaruhi bidang psikologi adalah pengembangan teori Classical Conditioning
(pengkondisian klasik). Melalui serangkaian eksperimen pada anjing, Pavlov menemukan
bahwa respons fisiologis atau perilaku tertentu dapat dipelajari melalui asosiasi antara
stimulus netral dengan stimulus yang memicu respon tertentu. Penemuan ini membuka
jalan baru dalam memahami bagaimana pembelajaran terjadi dan memiliki implikasi yang
mendalam dalam psikologi, psikoterapi, pendidikan, dan berbagai bidang lainnya.
Classical Conditioning mengubah pandangan psikologi tentang kekuatan belajar dan
membentuk dasar bagi teori-teori belajar selanjutnya.
Classical Conditioning, juga dikenal sebagai pembelajaran asosiatif, adalah salah
satu bentuk pembelajaran yang ditemukan oleh Ivan Pavlov, seorang ilmuwan Rusia pada
akhir abad ke-19. Teori ini menggambarkan proses di mana suatu stimulus netral dapat
memicu respon yang semula tidak ada, melalui asosiasi dengan stimulus lain yang secara
alami memicu respon tersebut. Proses pembelajaran ini membentuk hubungan antara
stimulus yang tidak memiliki arti atau pengaruh (stimulus netral) dengan stimulus yang
memicu reaksi biologis atau perilaku (stimulus yang sudah ada).
Sebagai contoh, dalam eksperimen klasik Pavlov dengan anjing, bel kering yang
awalnya tidak memiliki arti khusus (stimulus netral) dikaitkan dengan makanan (stimulus
pemicu) yang akan memicu air liur mengalir pada anjing. Seiring berulangnya pengaitan
antara bel kering dan makanan, bel kering yang semula netral mulai memicu reaksi air liur
pada anjing bahkan tanpa adanya makanan.
Konsep ini memiliki aplikasi yang luas dalam kehidupan sehari-hari, seperti dalam
pembelajaran perilaku manusia, pemasaran, terapi, dan banyak aspek lainnya. Pengertian
dan pemahaman tentang Classical Conditioning sangat penting dalam psikologi karena
1
membuka pintu untuk memahami bagaimana individu belajar dan merespons lingkungan
mereka.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Classical Conditioning
2. Jelaskan Sejarah dan Perkembangan Teori Classical Conditioning
3. Bagaimana Mekanisme dan Prinsip Kerja Classical Conditioning
4. Berikan Contoh dan Penerapan Classical Conditioning
C. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Classical Conditioning
2. Mengetahui Sejarah dan Perkembangan Teori Classical Conditioning
3. Mengetahui Mekanisme dan Prinsip Kerja Classical Conditioning
4. Mengetahui Contoh dan Penerapan Classical Conditioning
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
a. Stimulus Tak Bersyarat (Unconditioned Stimulus - US): Merupakan
stimulus yang secara alami memicu respon tertentu tanpa perlu dipelajari
sebelumnya. Respons ini bersifat alami dan tidak dipengaruhi oleh
pembelajaran. Contohnya, makanan adalah stimulus tak bersyarat yang
dapat memicu air liur pada hewan.
4
Melalui pengkaitan stimulus pengkondisian dengan stimulus tak bersyarat,
Classical Conditioning mengubah stimulus netral menjadi sesuatu yang dapat memicu
respons serupa dengan respons yang dihasilkan oleh stimulus tak bersyarat.
5
kemudian memutuskan untuk menghubungkan stimulus netral, seperti bunyi bel,
dengan pemberian makanan kepada anjing. Setelah beberapa kali mengaitkan bunyi
bel dengan makanan, anjing mulai mengeluarkan air liur hanya ketika bunyi bel
terdengar, bahkan tanpa makanan hadir. Dalam eksperimen ini, makanan adalah
stimulus tak bersyarat yang memicu respons air liur (respon tak bersyarat),
sedangkan bunyi bel adalah stimulus netral yang kemudian menjadi stimulus
pengkondisian yang memicu respons air liur (respon pengkondisian). Hasil
eksperimen ini mengilustrasikan bagaimana stimulus netral dapat diubah melalui
pembelajaran asosiatif untuk memicu respons yang sebelumnya hanya
dimunculkan oleh stimulus tak bersyarat. Penemuan ini membuka pintu untuk
memahami prinsip-prinsip pembelajaran dan pengkondisian yang memiliki
implikasi luas dalam psikologi dan ilmu perilaku.
6
2. Prinsip-prinsip yang mengatur Classical Conditioning
Prinsip-prinsip yang mengatur Classical Conditioning mengacu pada aturan
dan mekanisme yang menggambarkan bagaimana pembelajaran asosiatif terjadi
antara stimulus netral dan stimulus tak bersyarat, serta bagaimana asosiasi tersebut
mempengaruhi respons individu. Berikut adalah prinsip-prinsip utama yang
mengatur Classical Conditioning:
a. Asosiasi Stimulus: Prinsip dasar dari Classical Conditioning adalah bahwa
stimulus netral akan dihubungkan atau diasosiasikan dengan stimulus tak
bersyarat melalui pengulangan dan pengaitan yang konsisten. Akibatnya,
stimulus netral akan mulai memicu respons yang sama atau mirip dengan
respons yang dihasilkan oleh stimulus tak bersyarat.
b. Asosiasi Timewise (Waktu): Keterkaitan antara stimulus netral dan
stimulus tak bersyarat tergantung pada sekuensi waktu di mana keduanya
dipresentasikan bersama. Asosiasi yang lebih kuat terbentuk saat stimulus
netral muncul sesaat sebelum atau bersamaan dengan stimulus tak
bersyarat.
c. Eksposisi Berulang: Prinsip ini menunjukkan bahwa untuk membentuk
asosiasi yang kuat, stimulus netral harus sering dan konsisten dipasangkan
dengan stimulus tak bersyarat. Pengulangan eksposisi yang memadai
memperkuat hubungan antara keduanya.
d. Penguatan: Penguatan atau reinforcement dalam Classical Conditioning
terjadi ketika stimulus netral mulai memicu respons (CR) setelah
pembelajaran terjadi. Penguatan ini memperkuat asosiasi antara stimulus
netral dan stimulus tak bersyarat.
e. Ekstinsion (Pelepasan Asosiasi): Jika stimulus netral tidak lagi dipasangkan
dengan stimulus tak bersyarat selama periode waktu tertentu, asosiasi antara
keduanya dapat melemah atau hilang, suatu proses yang dikenal sebagai
ekstinsion. Ini mengindikasikan bahwa pembelajaran asosiatif bisa
dihilangkan melalui penghentian pengaitan antara stimulus.
7
f. Generalisasi dan Diskriminasi: Prinsip generalisasi mencerminkan
kecenderungan individu untuk merespons stimulus serupa dengan stimulus
pengkondisian yang sudah ada. Sementara prinsip diskriminasi mengacu
pada kemampuan untuk membedakan antara stimulus yang berbeda dan
merespons hanya pada stimulus yang spesifik.
8
• Stimulus Netral (NS): Visual dan suara iklan, termasuk bunyi "psssht" saat
membuka tutup botol.
• Pengkondisian: Setelah seringnya iklan ini ditampilkan di berbagai media,
orang-orang mulai mengasosiasikan suara "psssht" dan visual minuman
soda dengan sensasi menyegarkan dan kepuasan yang mereka rasakan saat
meminum minuman soda tersebut.
• Stimulus Pengkondisian (CS): Suara "psssht" dan visual minuman soda
dalam iklan.
• Respon Pengkondisian (CR): Rasa haus dan keinginan untuk membeli atau
minum minuman soda ketika mendengar atau melihat suara "psssht" atau
visual yang mengingatkan pada iklan tersebut.
Akibatnya, melalui asosiasi yang terbentuk melalui Classical Conditioning,
iklan tersebut berhasil menciptakan respons positif terhadap merek minuman soda
tersebut. Orang-orang mulai merasa haus dan tertarik untuk membeli minuman
soda setiap kali mereka mendengar atau melihat sesuatu yang mengingatkan pada
iklan tersebut, bahkan tanpa benar-benar merasakan sensasi menyegarkan dari
minuman itu. Hal ini merupakan contoh bagaimana Classical Conditioning
digunakan dalam iklan untuk membentuk hubungan antara merek dan respons
positif, mempengaruhi kebiasaan konsumen, dan mendorong penjualan.
a. Psikoterapi:
Dalam psikoterapi, terapi berbasis Classical Conditioning dapat membantu
mengatasi berbagai gangguan kejiwaan, kecemasan, fobia, PTSD, dan
gangguan lainnya. Terapis dapat menggunakan Classical Conditioning untuk
membentuk asosiasi baru yang lebih positif atau mengubah respons emosional
yang tidak diinginkan. Beberapa teknik yang umum digunakan meliputi:
9
• Desensitisasi Sistematis: Teknik ini membantu mengatasi fobia atau
kecemasan dengan membangun hierarki rangkaian stimulus yang
menimbulkan kecemasan. Kemudian, klien secara bertahap dan
terkendali dikenalkan pada stimulus ini, mulai dari yang paling ringan
hingga yang paling kuat, sambil memunculkan respons relaksasi
daripada kecemasan.
• Terapi Penghentian (Aversion Therapy): Dalam situasi di mana
seseorang ingin menghilangkan kebiasaan buruk atau kecanduan, terapi
aversion dapat digunakan. Pasien dihadapkan pada stimulus yang
biasanya memberikan kepuasan tetapi disertai dengan stimulus tak
bersyarat yang tidak menyenangkan, menciptakan asosiasi negatif dan
membantu mengurangi perilaku yang tidak diinginkan.
b. Pembelajaran:
Dalam konteks pembelajaran, Classical Conditioning merupakan salah satu
prinsip utama yang digunakan dalam psikologi pendidikan. Beberapa aplikasi
utama meliputi:
• Pembelajaran Asosiatif dalam Pendidikan: Guru dapat menggunakan
prinsip Classical Conditioning untuk membangun asosiasi positif antara
pembelajaran dan stimulus lain. Misalnya, menciptakan lingkungan yang
menyenangkan dan positif selama pembelajaran untuk meningkatkan
motivasi dan minat belajar siswa.
• Penguatan Dalam Pembelajaran: Prinsip penguatan mirip dengan Classical
Conditioning, di mana penguatan positif (misalnya, pujian) diberikan untuk
memperkuat perilaku yang diinginkan dalam pembelajaran. Ini
menciptakan asosiasi antara perilaku yang diinginkan dengan penghargaan
atau penguatan.
Dengan memahami dan menerapkan prinsip Classical Conditioning,
psikoterapis dan pendidik dapat mengoptimalkan efektivitas intervensi mereka,
membantu individu dalam mengatasi masalah mental, meningkatkan
pembelajaran, dan membentuk perilaku yang diinginkan.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teori Classical Conditioning oleh Ivan Pavlov adalah konsep fundamental dalam
psikologi yang mengilustrasikan bagaimana stimulus netral dapat menghasilkan respons
yang sama dengan stimulus yang secara alami memicu respons tertentu. Pavlov
menemukan bahwa melalui pengulangan pengaitan antara stimulus netral dengan stimulus
tak bersyarat, stimulus netral dapat memicu respons yang sama dengan stimulus tak
bersyarat, bahkan ketika stimulus tak bersyarat tidak lagi hadir. Proses ini membentuk
dasar bagi pemahaman tentang bagaimana pembelajaran dan asosiasi mempengaruhi
perilaku manusia. Asosiasi ini dapat menciptakan hubungan antara stimulus dan respons
yang dapat mempengaruhi bagaimana individu merespons situasi tertentu, membentuk
kebiasaan, dan memengaruhi reaksi emosional terhadap lingkungan sekitar. Dalam
psikologi, pemahaman tentang Classical Conditioning penting karena membantu
mengungkap mekanisme dasar pembelajaran dan membuka pintu untuk pengembangan
intervensi terapeutik dan strategi pembelajaran yang efektif. Hal ini juga mendorong
penelitian lebih lanjut dan pengaplikasian teori ini dalam berbagai konteks, membentuk
landasan penting untuk memahami perilaku dan respons manusia secara lebih mendalam.
B. Saran
Dalam mengakhiri paparan ini, ada beberapa saran yang dapat diambil sebagai
langkah-langkah untuk meningkatkan implementasi dan pemahaman mengenai topik yang
telah diuraikan:
11
b. Memperluas Lingkup Studi: Disarankan untuk memperluas cakupan studi untuk
melibatkan lebih banyak variabel atau wilayah, sehingga hasil yang diperoleh lebih
komprehensif dan representatif.
c. Melibatkan Pihak Terkait: Melibatkan pihak terkait seperti pemerintah, lembaga
non-pemerintah, dan masyarakat dalam implementasi solusi yang telah
diidentifikasi. Kolaborasi ini penting untuk mencapai dampak yang lebih besar dan
berkelanjutan.
d. Mengedepankan Pendidikan dan Kesadaran: Pendidikan dan kesadaran publik
tentang topik ini perlu ditingkatkan. Workshop, seminar, dan kampanye informasi
bisa menjadi sarana efektif untuk meningkatkan pemahaman masyarakat.
e. Mengoptimalkan Teknologi: Pemanfaatan teknologi harus ditingkatkan untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pelaksanaan program-program terkait
topik ini. Inovasi teknologi dapat membantu dalam memecahkan permasalahan
dengan cara yang lebih efisien.
12
DAFTAR PUSTAKA
Gray, Jeffrey Alan. Ivan Pavlov. New York: Viking Press, 1980.
Nurhidayati, Titin. "Implementasi Teori Belajar Ivan Petrovich Pavlov (Classical
Conditioning) dalam Pendidikan." Jurnal Falasifa 3.1 (2012): 23-44.
Pavlov, Ivan. "Classical conditioning." Wikipedia.[Paper reference 1] (1897).
iii