Anda di halaman 1dari 253

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA

MATERI TEKANAN ZAT DAN PENERAPANNYA


DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE STAD MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN FLASH
MOVIE PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII D
SMP NEGERI 1 PABELAN
TAHUN PELAJARAN 2019/2020

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar


Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh :
ACHMAD SYAIFUL HADI
NIM. 23060160002

PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2020
ii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI TEKANAN ZAT DAN PENERAPANNYA
DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE STAD MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN FLASH
MOVIE PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII D
SMP NEGERI 1 PABELAN
TAHUN PELAJARAN 2019/2020

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar


Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh :
ACHMAD SYAIFUL HADI
NIM. 23060160002

PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2020
Persetujuan Pembimbing

Dr. Eni Titikusumawati, S.Pd., M.Pd.


Dosen IAIN Salatiga
Persetujuan Pembimbing

Hal : Naskah Skripsi


Lamp. : 4 eksemplar
Saudara : Achmad Syaiful Hadi

Kepada :
Yth. Dekan FTIK IAIN Salatiga
Di Salatiga

Assalammu’alaikum w.w.

Setelah meneliti dan mengadaan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami
kirimkan naskah skripsi Saudara :
Nama : Achmad Syaiful Hadi
NIM : 23060160002
Program Studi : Tadris Ilmu Pengetahuan Alam (T. IPA)
Judul :PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI
TEKANAN ZAT DAN PENERAPANNYA DALAM
KEHIDUPAN SEHARI-HARI DENGAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MELALUI
MEDIA PEMBELAJARAN FLASH MOVIE PADA PESERTA
DIDIK KELAS VIII D SMP NEGERI 1 PABELAN TAHUN
PELAJARAN 2019/2020
dengan ini kami mohon skripsi Saudara tersebut di atas supaya segera
dimunaqosyahkan.
Demikian agar menjadi perhatian.

Wassalammu’alaikum w.w.
Salatiga, 16 Maret 2020
Pembimbing

Dr. Eni Titikusumawati, S.Pd., M.Pd.


NIP. 19750829 200912 2 003

iv
DEKLARASI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Achmad Syaiful Hadi

NIM : 23060160002

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Program Studi : Tadris Ilmu Pengetahuan Alam (T.IPA)

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang
lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik
ilmiah. Skripsi ini diperbolehkan untuk di publikasikan oleh Perpustakaan IAIN
Salatiga.

Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.

Salatiga, 16 Maret 2020


Yang menyatakan

Achmad Syaiful Hadi


NIM. 23060160002
vi
MOTTO

ْ ‫صب ًْرا وَّ ت َ َو فَّنَا ُم‬


َ‫س ِل َم ْين‬ َ ‫ َربَّنَآ ا َ ْف ِر ْغ‬...
َ ‫علَ ْينَا‬
“Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan matikanlah kami
dalam keadaan muslim (berserah diri kepada-Mu)”

(Q.S. Al – A’raf, 7: 126)

“Pantang menyerah sebelum mencoba, dan berusahalah untuk selalu jujur.


Karena jujur merupakan kunci keberhasilan”

(Achmad Syaiful Hadi)


PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta karunia-Nya, skripsi
ini penulis persembahkan untuk:
1. Ibu (Mama) saya dan Ayah (Bapak) saya yang tercinta dan tersayang, Suyati
dan Tohadi yang selalu membimbing saya, memberikan do’a, dukungan,
nasihat, kasih sayang, motivasi dalam hidup saya, dan segala bantuan sehingga
dapat menempuh gelar Sarjana.
2. Saudara kandung saya, adik saya tercinta Siti Sharah Nurhadi, atas segala do’a
dan dukungan penuh yang selalu diberikan.
3. Keluarga besar Ibu (Mama), terutama Nenek (Latifah) dan Kakek (Sadikin)
yang tidak ada henti-hentinya mengingatkan, menyemangati, dan mendukung
saya demi kesuksesan saya dalam mencapai gelar Sarjana.
4. Resti Fitriati yang selalu mengingatkan saya untuk segera mungkin
menyelesaikan skripsi dan memberikan dukungan semangat serta do’a.
5. Ibu Dr. Eni Titikusumawati, S.Pd., M.Pd., beliau yang selalu meyakini dan
menyemangati saya setiap saat dalam hal penulisan skripsi ini.
6. Sahabat-sahabat Chinnese Family (CF).
7. Sahabat-sahabat berkeluh kesah Gass Club, Ega Wisnu Prasetyo, Dara Ninggar
Angesti, Shakhikha Satoto dan Amelia Rizka Pratiwi Subiakto, yang tiada henti
selalu mengingatkan saya, yang tak lepas mendo’akan saya, memberi semangat,
dan membantu menyelesaikan skripsi ini.
8. Teman-teman seperjuangan Scientict Awesome.
9. Teman-teman PPL SMP IT Nurul Islam Tengaran.
10. Teman-teman KKN Desa Munengwarangan, khususnya posko 70.
11. Keluarga besar Scientist in Laga, khususnya angkatan 2016.
12. Keluarga besar HMJ dan HMPS Tadris IPA, khususnya periode 2017-2018.
13. Keluarga besar Kopma Fatawa IAIN Salatiga.
14. Keluarga besar Ibu Nur Khamidah.
15. Keluarga besar Komunitas Pelajar Jabodetabek (KOPAJA).

viii
KATA PENGANTAR

Bisimillahirohmannirohim
Puji syukur Alhamdulillahirobbil’alamin, penulis panjatkan puji syukur
kehadirat kepada Allah SWT, yang selalu memberikan nikmat, karunia, taufik, serta
hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Tekanan Zat dan
Penerapannya dalam Kehidupan Sehari-hari dengan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD Melalui Media Pembelajaran Flash Movie pada Peserta
Didik Kelas VIII D SMP Negeri 1 Pabelan Tahun Pelajaran 2019/2020”
Tidak lupa shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, serta para pengikutnya yang
selalu setia dan menjadikan suri tauladan yang mana beliaulah satu-satunya umat
manusia yang dapat mereformasi umat manusia dari zaman kegelapan menuju
zaman terang benerang, yakni dengan ajaran agama Islam. Penulisan skripsi ini pun
tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah berkenan
membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Zakyuddin Baidhawy, M.Ag., selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Prof. Dr. H. Mansur, M.Ag, selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.
3. Ibu Dr. Eni Titikusumawati, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Tadris
IPA IAIN Salatiga.
4. Ibu Dr. Hj. Maslikhah, S.Ag., M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik.
5. Ibu Dr. Eni Titikusumawati, S.Pd., M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Skripsi
yang telah membimbing dengan ikhlas, mengarahkan, dan meluangkan
waktunya untuk penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
6. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah membekali berbagai ilmu
pengetahuan, serta staff maupun karyawan IAIN Salatiga, sehingga penulis
dapat menyelesaikan jenjang pendidikan S1.
7. Ibu Nurzaka Sri Wandansari, S.Pd., M.Pd., selaku Kepala SMP Negeri 1
Pabelan, yang telah memberikan kesempatan serta izin kepada penulis untuk
melakukan penelitian di SMP Negeri 1 Pabelan.
8. Bapak Parjiyanto, S.Pd., selaku Guru Mata Pelajaran IPA di SMP Negeri 1
Pabelan, yang telah memberikan dorongan, arahan serta motivasi guna
penyelesaian skripsi ini.
9. Bapak Arif Billah, S.Si.,M.Pd., yang ikut membantu dan mengarahkan saya
dalam penulisan skripsi ini.
10. Bapak H. Widi Widayat, S.Pd., M.Pd., selaku validator media pembelajaran
flash movie, sehingga media pembelajaran yang saya buat dapat digunakan
dengan baik.
11. Seluruh peserta didik kelas VIII D dan VIII C SMP Negeri 1 Pabelan.
12. Seluruh teman Kost Putra Asyhuri, yang telah ikut membantu mendo’akan demi
kelancaran penulisan skripsi ini.
13. Seluruh kerabat, teman, sahabat serta semua pihak maupun orang-orang
terdekat saya dan tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah membantu,
mendo’akan saya, serta memberi semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
14. Alfa Fotocopy yang selalu membantu dalam kemudahan pengadaan skripsi ini,
hingga terlaksana dan selesai tepat waktu.
15. Penulis sepenuhnya sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.
Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, serta para
pembaca pada umumnya. Aamiin.

Salatiga, 16 Maret 2020

Achmad Syaiful Hadi


NIM. 23060160002

x
ABSTRAK

Hadi, Achmad Syaiful. 2020. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Tekanan Zat
dan Penerapannya dalam Kehidupan Sehari-hari dengan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD melalui Media Pembelajaran Flash
Movie pada Peserta Didik Kelas VIII D SMP Negeri 1 Pabelan Tahun
Pelajaran 2019/202. Skripsi. Program Studi Tadris Ilmu Pengetahuan
Alam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri
Salatiga. Pembimbing: Dr. Eni Titikusumawati, S.Pd., M.Pd.

Kata Kunci : Hasil belajar IPA; STAD; Flash Movie; Tekanan Zat
Peneliltian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD melalui media
pembelajaran flash movie pada hasil belajar IPA pada peserta didik kelas VIII D
SMP Negeri 1 Pabelan.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) digunakan
untuk memperbaiki proses kegiatan belajar mengajar di kelas. Langkah-langkah
PTK, yaitu sebagai berikut: perencanaan (planning)¸ pelaksanaan (action),
pengamatan (observing), dan refleksi (reflection) yang dilakukan dalam dua siklus.
Adapun subjek dari penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII D yang berjumlah
32 peserta didik dengan komposisi 13 peserta didik laki-laki dan 19 peserta didik
perempuan.
Proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD melalui media pembelajaran flash movie, terdapat beberapa langkah yang
dilakukan, antara lain; 1) presentasi di kelas, 2) membuat kelompok kecil, 3)
mengerjakan kuis, 4) menghitung skor (rekognisi skor), dan 5) memberikan
penghargaan. Media pembelajaran flash movie digunakan pada saat proses
pembelajaran berlangsung di kelas, dengan cara masing-masing peserta didik
mengoperasikan media pembelajaran flash movie secara invidu melalui komputer
maupun laptop yang dibantu oleh guru.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VIII D
SMP Negeri 1 Pabelan, pada materi tekanan zat dan penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari. Peningkatan hasil belajar ini dapat di ketahui melalui hasil evaluasi
pembelajaran diakhir proses kegiatan belajar mengajar. Pada siklus I peserta didik
yang tuntas sebanyak 17 peserta didik atau 53,12% dengan rata-rata nilai 74,5, dan
siklus II peserta didik yang tuntas sebanyak 31 peserta didik atau 96,87% dengan
nilai rata-rata 80. Sedangkan, penggunaan media pembelajaran flash movie juga
dapat meningkatkan hasil belajar IPA, materi tekanan zat dan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari pada peserta didik kelas VIII D SMP Negeri 1 Pabelan, hal
tersebut dapat dilihat pada hasil angket yan telah disebarkan pada peserta didik.
Sebanyak 86% peserta didik menyatakan setuju dengan penggunaan media
pembelajaran flash movie pada saat proses kegiatan belajar mengajar.
DAFTAR ISI

Halaman Sampul .................................................................................................. i


Lembar Logo IAIN .............................................................................................. ii
Halam Judul ........................................................................................................ iii
Lembar Persetujuan Pembimbing ....................................................................... iv
Lembar Pernyataan Keaslian Tulisan................................................................... v
Lembar Pengesahan Kelulusan ............................................................................ vi
Motto ................................................................................................................. ..vii
Persembahan .......................................................................................................viii
Kata Pengantar ..................................................................................................... ix
Abstrak ................................................................................................................. xi
Daftar Isi .............................................................................................................. xii
Daftar Tabel ........................................................................................................ xv
Daftar Gambar ...................................................................................................... xvi
Daftar Lampiran .......................................................................................... ......xviii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ...............................................................................1
B. Rumusan Masalah .........................................................................................9
C. Tujuan Penelitian.........................................................................................10
D. Manfaat Penelitian.......................................................................................10
1. Manfaat Teroritis .................................................................................... 10
2. Manfaat Praktis ....................................................................................... 10
E. Hipotesis Dan Indikator Keberhasilan ........................................................11
1. Hipotesis Tindakan ................................................................................. 11
2. Indikator Keberhasilan ........................................................................... 11
F. Metode Penelitian .......................................................................................12
1. Rancangan Penelitian ............................................................................. 12
2. Subjek Penelitian .................................................................................... 12

xii
3. Langkah-langkah Penelitian ................................................................... 12
4. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 17
5. Instrumen Penelitian ............................................................................... 20
6. Analisis Data .......................................................................................... 23
7. Sistematika Penulisan ............................................................................. 24
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 21
A. Peningkatan Hasil Belajar ...........................................................................21
1. Pengertian Hasil Belajar ......................................................................... 21
2. Peningkatan Hasil Belajar ...................................................................... 22
3. Kemampuan Akademik Peserta Didik ................................................... 22
B. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD..............................................25
1. Pengertian Model Pembelajaran ............................................................. 25
2. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ....................... 27
3. Ciri dan Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ..... 28
4. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ...................... 30
5. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif STAD ... 31
6. Meningkatkan Hasil Belajar Model Pembelajaran Kooperatif STAD .. 33
C. Media Pembelajaran Flash Movie...............................................................34
1. Pengertian Media Pembelajaran ............................................................. 34
2. Flash Movie ............................................................................................ 35
D. Materi Zat dan Penerapannya dalam Kehidupan Sehari-hari......................37
1. Tekanan Zat ............................................................................................ 43
2. Tekanan Zat Cair .................................................................................... 45
3. Tekanan Gas ........................................................................................... 57
E. Kajian Hasil Penelitian Tindakan yang Relevan ........................................61
F. Kerangka Berpikir dan Skema ................................................................... 66
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ........................................................... 69
A. Subjek Penelitian.........................................................................................69
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...................................................... 69
B. Deskripsi Penelitian ....................................................................................71
1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I............................................................... 71
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I............................................................... 81
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 91
A. Uji Coba Instrumen .....................................................................................91
1. Tes .......................................................................................................... 91
2. Non Tes .................................................................................................. 96
B. Deskripsi Tiap Siklus dalam Penelitian.......................................................96
1. Data Siklus I ........................................................................................... 96
2. Data Siklus II ........................................................................................ 100
3. Data Non Tes ........................................................................................ 102
C. Peningkatan Antar Siklus ..........................................................................107
D. Pembahasan Hasil Penelitian.....................................................................109
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 116
A. Kesimpulan ...............................................................................................116
B. Saran..........................................................................................................117
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 119

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Langkah Model Pembelajaran Tipe STAD .......................................... 30


Tabel 1.2 Aktivitas 7.3. ......................................................................................... 49
Tabel 1.3 Aktivitas 7.5. ........................................................................................ 58
Tabel 1.4 Kategori Validitas ................................................................................ 54
Tabe 3.1 Daftar Nilai PH Peserta Didik VIII D Tahun Pelajaran 2018/2019......70
Tabel 4.1 Kategori Validitas ................................................................................ 91
Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Butir Soal .............................................................. 92
Tabel 4.3 Tingkat Reliabilitas .............................................................................. 92
Tabe; 4.4 Reability Statics .................................................................................... 93
Tabel 4.5 Kategori Taraf Kesukaran .................................................................... 94
Tabel 4.6 Tingkat Kesukaran Butir Soal ............................................................... 94
Tabel 4.7 Kategori Daya Pembeda ....................................................................... 94
Tabel 4.8 Hasil Uji Pembeda Butir Soal .............................................................. 95
Tabel 4.9 Data Hasil Belajar Peserta Didik Siklus I ............................................ 96
Tabel 4.10 Data Perolehan Nilai Indikator Keberhasilan Siklus I ....................... 98
Tabel 4.11 Data Hasil Belajar IPA Siklus II ................................................... ...100
Tabel 4.12 Data Perolehan Indikator Keberhasilan Peserta Didik Siklus II ......101
Tabel 4.13 Rekapitulasi Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik .................105
Tabel 4.14 Rekapitulasi Lembar Observasi Aktivitas Guru ..............................107
Tabel 4.15 Data Hasil Belajar Rata-rata Antar Siklus ........................................108
Tabel 4.16 Data Ketuntasan Hasil Belajar Peserta Didik Antar Siklus .............109
Tabel 4.17 Peningkatan Persentase Hasil Belajar Peserta Didik ........................112
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Tahapan-tahapan Pelaksanaan PTK ................................................. 13


Gambar 2.1 Desain Frame Halaman Awal ........................................................... 37
Gambar 2.2 Desain Frame Menu Utama .............................................................. 38
Gambar 2.3 Desain Frame Indikator ................................................................... 38
Gambar 2.4 Desain Frame Apresepsi .................................................................. 39
Gambar 2.5 Desain Frame Menu Siklus Pembelajaran ........................................ 39
Gambar 2.6 Desain Frame Menu Pokok Materi Pembelajaran ............................ 40
Gambar 2.7 Desain Frame Materi Pembelajaran .................................................. 40
Gambar 2.8 Desain Frame Contoh Soal ............................................................... 41
Gambar 2.9 Desain Frame Kuis............................................................................ 41
Gambar 2.10 (a) Jalan Berlumpur, (b) Sepatu Boot, (c) Sepatu Hak Tinggi ........ 42
Gambar 2.11 (a) Kaki Angsa, (b) Kaki Ayam ..................................................... 43
Gambar 2.12 Menyelam Melihat Pesona Bawah Laut ......................................... 45
Gambar 2.13 Struktur Bendungan Air ................................................................. 47
Gambar 2.14 Kapal Selam ................................................................................... 48
Gambar 2.15 Gaya yang Bekerja pada Batu yang Tenggelam ............................ 50
Gambar 2.16 Struktur Kapal Laut ........................................................................ 53
Gambar 2.17 Mekanisme Pengeluaran dan Pemasukan Air Kapal Selam ........... 54
Gambar 2.18 Pompa Hidrolik Pengangkat Mobil ................................................ 54
Gambar 2.19 Model Dongkrak Hidrolik .............................................................. 55
Gambar 2.20 Tekanan Udara pada Kertas HVS .................................................. 59
Gambar 2.21 Kondisis Balon Karet pada Erlemnyer ........................................... 60
Gambar 2.22 Balon Udara .................................................................................... 61
Gambar 2.23 Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas ............................... 98
Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Perolehan Indikator Keberhasilan Siklus I ...... 98
Gambar 4.2 Diagram Lingkaran Perolehan Indikator Keberhasilan Siklus II ....102
Gambar 4.3 Diagram Batang Angket Respon Peserta Didik ..............................103
Gambar 4.4 Diagram Batang Hasil Masukan dari Guru (Teman Sejawat)........104

xvi
Gambar 4.5 Diagram Batang Data Hasil Belajar Rata-rata Antar Siklus ...........108
Gambar 4.6 Diagram Ketuntasan Indikator Keberhasilan Antar Siklus .............108
Gambar 4.7 Diagram Batang Peningkatan Persentase Hasil Belajar ..................112
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup .................................................................. 123


Lampiran 2. SKK (Satuan Kredit Kegiatan) .................................................... 124
Lampiran 3. Surat Pembimbing Skripsi ........................................................... 129
Lampiran 4. Surat Permohonan Izin Penelitian ............................................... 130
Lampiran 5. Lembar Konsultasi....................................................................... 131
Lampiran 6. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) ................................. 136
Lampiran 7. Lembar Observasi Peserta Didik ................................................. 156
Lampiran 8. Lembar Pengamatan Guru ........................................................... 159
Lampiran 9. Lembar Angket Respon Guru Sejawat ........................................ 165
Lampiran 10. Lembar Angket Respon Peserta Didik ...................................... 168
Lampiran 11. Uji Coba Instrumen ................................................................... 175
Lampiran 12. Soal Pre Test .............................................................................. 184
Lampiran 13. Lembar Jawaban Pre Test ......................................................... 190
Lampiran 14. Kunci Jawaban Pre Test ............................................................ 191
Lampiran 15. Soal Post Test.............................................................................194
Lampiran 16. Lembar Jawaban Post Test ........................................................ 199
Lampiran 17. Kunci Jawaban Post Test ........................................................... 200
Lampiran 18. Soal Kuis 1................................................................................. 203
Lampiran 19. Soal Kuis 2................................................................................. 205
Lampiran 20. Lembar Jawaban Kuis ............................................................... 208
Lampiran 21. Kunci Jawaban Kuis ................................................................. 209
Lampiran 22. LKPD ......................................................................................... 211
Lampiran 23. Soal Evaluasi ............................................................................. 215
Lampiran 24. Hasil Belajar IPA Kelas VIII D ................................................. 220
Lampiran 25. Hasil Angket Respon Peserta Didik Kelas VIII D .................... 221
Lampiran 26. Catatan Lapangan ...................................................................... 222
Lampiran 27. Dokumentasi .............................................................................. 225

xviii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah pengetahuan yang rasional

dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya. IPA membahas

tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis oleh manusia

yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan

manusia. IPA merupakan sekumpulan pengetahuan yang berupa hukum,

fakta, konsep, teori yang menjelaskan tentang alam, dan sebagai cara

manusia untuk mengerti dan memberi makna pada dunia di sekeliling

mereka (Billah, 2016: 264).

Sulistyowati (2013: 7) menjelaskan bahwa bidang kajian IPA untuk

peserta didik tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dikembangkan

sebagai intergrative science, bukan sebagai pendidikan disiplin ilmu. Oleh

karena ini, diperlukan seni penataan kelas (classroom management) supaya

menghasilkan powerfull learner yang memiliki karakter kuat sebagai insan

kamil. Selain itu, pembelajaran IPA di jenjang SMP masih dianggap sebagai

salah satu mata pelajaran yang identik dengan teoritis. Sehingga, mata

pelajaran IPA menjadi pelajaran yang sangat membosankan. Hal ini

dikuatkan dengan pemaparan rumus-rumus yang selalu dihadapkan kepada

peserta didik. Seharusnya, peserta didik dapat menghilangkan mindset


tersebut. Hal ini tidaklah lepas dari peran seorang guru selaku pendidik serta

sebagai agen of change, yang mana guru memiliki peran yang sangat

penting sebagai pendidik yang bertanggung jawab atas berlangsungnya

transfer ilmu, selama dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas maupun

di luar kelas.

Febryana (2014: 31) menyatakan bahwa penerapan pembelajaran

IPA terpadu di SMP saat ini masih mengalami beberapa kendala seperti

guru-guru IPA SMP yang masih berlatar belakang pendidikan berbeda-

beda. Sehingga, masih banyak guru yang merasa kesulitan dalam

melaksanakan pembelajaran terpadu. Banyak guru yang belum mampu

mengaitkan dan memadukan materi ajar antar mata pelajaran. Guru yang

selama ini telah terbiasa mengajar satu mata pelajaran tertentu di haruskan

bisa menguasai berbagai macam mata pelajaran.

Menurut Hayati (2017: 7) menjelaskan bahwa ada beberapa hal yang

harus dibenahi guru ataupun bisa dianggap bahwa guru belum melakukan

hal-hal yang semestinya dilakukan dalam proses kegiatan belajar mengajar.

Agar proses belajar menjadi lancar dan menyenangkan ada sembilan hal

yang seharusnya guru dapat menerapkannya, antara lain ialah (1) sering kali

guru belum menyiapkan perangkat pembelajaran, (2) metode belajar kurang

variatif, (3) guru jarang membawa peserta didik ke dunia nyata, (4) kurang

memerhatikan kemampuan awal peserta didik, (5) kurang pendekatan ke

peserta didik, (6) kurang menerapkan nilai, norma, etika, (7) peraturan

kurang jelas, (8) tidak ada evaluasi, dan (9) enggan mengembangkan diri.

2
Permasalahan yang ada ini di harapkan guru dapat memberikan berbagai

solusi, dan memilih solusi yang tepat dalam menangani permasalahan

tersebut.

Menurut Sapriati dkk (2009: 23), “Pendidikan IPA menekankan

pemberian pengalaman langsung untuk mencari tahu dan berbuat, sehingga

mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah”. Artinya

dalam belajar IPA hendaknya guru dapat menjelaskan materi dengan

menggunakan media yang mengajak peserta didik mampu memahami

materi IPA secara langsung. Oleh karena itu guru tidak hanya dituntut untuk

menguasai materi pembelajaran, tetapi juga dituntut untuk menguasai

berbagai komponen lain yang dapat membantu keberhasilan dalam

pembelajaran seperti merumuskan tujuan, mengelola subjek belajar, strategi

pembelajaran yang variatif, dan menggunakan media pembelajaran.

Berdasarkan observasi secara langsung dengan guru mata pelajaran

IPA, yakni Bapak Parjiyanto, S.Pd., di SMP Negeri 1 Pabelan, hasil belajar

peserta didik kelas VIII D tahun pelajaran 2018/2019, terlihat pada peniliain

harian (PH) terutama pada materi tekanan zat dan penerapannya dalam

kehidupan sehari-hari pada kelas VIII D, terdapat 23 peserta didik (71,87%)

peserta didik dari 32 peserta didik yang mendapatkan nilai di bawah KKM

(Kriteria Ketuntasan Minimum), dengan rata-rata nilai 67,59 dan harus

melakukan remedial. Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang

ditetapkan sekolah yaitu 70. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang
membuat hasil belajar rendah salah satunya mengenai penggunaan model

maupun media pembelajaran.

Peranan strategi belajar mengajar sangat penting dalam dinamika

suatu kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuannya. Pembelajaran

dapat dengan mudah dipahami oleh peserta didik tentu diperlukan strategi

yang tepat agar tujuannya tercapai. Mengajar bagi seorang guru bukan

sekadar menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik saja, akan tetapi

seorang guru perlu memiliki tingkat pemahaman maupun keterampilan

dalam mengelola kelas. Seperti menyiapkan media maupun metode yang

cocok yang dapat diterima oleh seluruh peserta didiknya. Fakta di lapangan

sering ditemukan seorang guru menyampaikan materi menggunakan

metode ceramah dan menurut peserta didik itu merupakan hal yang sangat

membosankan, tanpa adanya kreativitas yang dapat menumbuhkan

semangat belajar peserta didik.

Sedangkan, menurut Wisudawati dkk (2013: 48) mengartikan

bahwa model pembelajaran merupakan kerangka konspetual yang

melukiskan prosedur secara sistematis dalam mengorganisasikan

pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kegiatan belajar

mengajar di kelas model pembelajaran dalam menyampaikan IPA akan

berbeda dengan materi IPS dan materi pelajaran lain. Hal ini berarti bahwa

tidak semua model sesuai untuk semua materi pelajaran. Materi IPA pun

mempunyai karakteristik tersendiri, sehingga tidak dapat menggunakan

semua model pembelajaran.

4
Permasalahan yang sering terjadi dalam proses kegiatan belajar

mengajar di SMP Negeri 1 Pabelan khususnya mata pelajaran IPA, belum

berjalan dengan baik, banyak peserta didik yang mengalami kesulitan dalam

memahami kompetensi yang dipelajari, contohnya pada mata pelajaran IPA

terdiri dari beberapa sub bab yang dipelajari, salah satunya tekanan zat padat

dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Kompetensi peserta didik

dalam mata pelajaran tersebut masih belum sesuai dengan yang diharapkan,

masih banyak peserta didik yang kesulitan dalam memahami kompetensi

yang dipelajari dan nilai peserta didik banyak yang masih di bawah Kriteria

Ketuntasan Minimum (KKM) ≥ 70.

Proses pembelajaran IPA di SMP Negeri 1 Pabelan, kurang adanya

inovasi dalam mengembangkan materi dan hal itu sangat memengaruhi hasil

belajar yang diperoleh peserta didik. Peserta didik kelas VIII D merasa

kesulitan untuk memahami materi yang diajarkan oleh guru, karena peserta

didik malas dan kurang semangat mengikuti pelajaran. Pemahaman tidak

akan tercapai, apabila peserta didik merasa malas dan kurang semangat

ketika mengikuti pelajaran IPA, sehingga untuk pencapaian prestasi pun

memiliki tingkat yang rendah. Seorang guru, ketika menyampaikan materi

dengan menggunakan strategi pembelajaran yang tepat dan menarik

perhatian peserta didik, hasil belajar yang diperoleh peserta didik dapat

meningkat.

Merujuk pada permasalahan yang ada, dijelaskan kembali menurut

Wisudawati dkk. (2013: 53) ia mengatakan bahwa model pembelajaran


kooperatif (cooperative learning) merupakan suatu model pembelajaran

yang dapat meningkatkan pencapaian akademik dan sikap sosial peserta

didik melalui kerja sama di antara mereka. Model pembelajaran kooperatif

bertujuan dalam peningkatan pencapaian akademik, peningkatan rasa

toleransi bertujuan dan menghargai perbedaan, serta membangun

keterampilan sosial peserta didik. Kerja sama yang dilakukan oleh peserta

didik dalam pelaksanaan model pembelajaran kooperatif menitikberatkan

pada rasa tanggungjawab pribadi untuk pencapaian kelompok.

Terdapat pengembangan lebih lanjut dari cooperative learning,

diantaranya ialah cooperative learning tipe STAD (Student Team

Achievement Division). STAD sesuai untuk materi-materi ilmu pengetahuan

ilmiah yang definisinya sudah jelas, seperti materi IPA SMP. STAD

berguna memotivasi peserta didik untuk saling mendukung dan membantu

satu sama lain dalam menguasai pengetahuan yang diberikan oleh guru.

Meskipun para peserta didik saling membantu, pada saat mengerjakan kuis,

mereka tidak boleh saling membantu.

Sedangkan, dijelaskan menurut Arsyad (2014: 15) bahwa

pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat

membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi

dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh

psikologi terhadap peserta didik. Berdasarkan dari penjelasan tersebut dapat

diketahui bahwa pemakaian media dapat membantu proses pembelajaran

baik bagi guru maupun peserta didik. Guru akan lebih efektif dalam

6
menjelaskan materi dan peserta didik lebih termotivasi. Pembelajaran IPA

yang menuntut adanya contoh-contoh gejala dan peristiwa yang ada di alam,

pemilihan media yang tepat tentunya akan sangat membantu dalam

pembelajaran IPA.

Hal lain yang perlu diperhatikan selain model pembelajaran yang

harus dibenahi, kehadiran media mempunyai arti yang sangat penting di

dalam kegiatan mengajar karena ketidakjelasan bahan yang disampaikan

guru dapat dibantu dengan menggunakan media, kerumitan materi pelajaran

yang akan disampaikan guru kepada peserta didik dapat disederhanakan

dengan bantuan media. Pemanfaatan media akan memberikan gambaran

pada peserta didik dengan jelas dan menyerupai dengan aslinya. Salah

satunya yaitu dengan media pembelajaran berbasis komputer.

Komputer dapat digunakan sebagai media pendukung pembelajaran,

karena mereka dapat melakukan: (1) presentasi simultan, pemrosesan, dan

perhitungan data (teks, angka, gambar, audio, visual); (2) data program ke

dalam simulasi interaktif dan animasi (Billah, 2018: 154). Pesatnya

perkembangan teknologi komputer saat ini sangat mendukung untuk

mengembangkan alat peraga maupun media pembelajaran dalam bentuk

perangkat lunak multimedia yang berisi audio, visual, simulasi, dan animasi

interaktif (Billah, 2018: 154). Beberapa hasil penelitian telah

mengungkapkan dampak positif dari pemanfaatan simulasi komputer pada

pembelajaran, antara lain berpotensi: (1) adanya interaksi dengan konsep

ilmiah yang sulit diamati secara langsung, (2) menjadikan pembelajaran


menarik dan menyenangkan, (3) menekan biaya belajar, (4) mendukung

pembelajaran jarak jauh, (5) mendukung pembelajaran mandiri, dan (6)

memungkinkan siswa untuk secara aktif memanipulasi visualisasi grafis

dari fenomena kompleks (Billah, 2018: 154). Salah satu aplikasi berbasis

komputer yang telah banyak dimanfaatkan untuk mengembangkan media

pembelajaran adalah macromedia flash.

Macromedia Flash merupakan perangkat lunak (software)

multifungsi. Flash merupakan progam grafis multimedia dan animasi yang

dapat dipergunakan untuk membuat aplikasi web interaktif yang menarik,

dan dapat dimanfaatkan sebagai program pembuat game. Kelebihan

macromedia flash antara lain; (1) kita bisa dengan mudah dan bebas dalam

berkreasi membuat animasi dengan gerakan bebas, (2) serta dapat

berinteraksi dengan media, karena bersifat interaktif, (3) maka dari itu,

flash merupakan perangkat lunak yang sangat cocok digunakan untuk

membuat suatu media pembelajaran yang efektif dan menarik.

Berdasarakan observasi awal yang telah di lakukan pada guru di SMP

Negeri 1 Pabelan, bahwa guru-guru di sana belum memanfaatkan media

pembelajaran berbasis flash sebagai pengantar dalam pembelajaran di kelas.

Mereka kebanyakan masih menggunakan media sederhana sebagai media

pembelajaran di kelas.

Oleh karena itu, penulis mencoba menerapkan sebuah tindakan

dengan menggunakan model dan media pembelajaran untuk mengatasi

permasalahan yang ada. Materi tekanan zat padat dan penerapannya dalam

8
kehidupan sehari-hari, yang tidak dapat dijelaskan, jika penyampaiannya

dengan cara verbal, sehingga perlu gambar atau media untuk membuat

menjadi konkret. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat

digunakan untuk menyalurkan pesan dari guru ke peserta didik (ataupun

sebaliknya), sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, minat, serta

perhatian peserta didik agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara

efektif (Karwati, 2014: 224).

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis akan melakukan

penelitian tindakan kelas dengan judul “PENINGKATAN HASIL

BELAJAR IPA MATERI TEKANAN ZAT DAN PENERAPANNYA

DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI DENGAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MELALUI MEDIA

PEMBELAJARAN FLASH MOVIE PADA PESERTA DIDIK KELAS

VIII D SMP NEGERI 1 PABELAN TAHUN PELAJARAN

2019/2020”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat merumuskan

sebagai berikut:

1. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif (cooperative

learning) tipe STAD (Student Team Achivement Division) melalui

media pembelajaran flash movie dapat meningkatkan hasil belajar IPA

pada peserta didik kelas VIII D SMP Negeri 1 Pabelan ?


C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini antara lain adalah:

1. Mengetahui peningkatan hasil belajar IPA melalui penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD melaui media pembelajaran flash

movie pada hasil belajar IPA pada peserta didik kelas VIII D SMP

Negeri 1 Pabelan.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari hasil penelitian ini antara lain sebagai berikut:

1. Manfaat Teroritis

Memberikan kontribusi pengetahuan dan wawasan tentang

penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD melalui media

pembelajaran flash movie pada peserta didik kelas VIII D SMP Negeri

1 Pabelan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peserta didik, dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi

tekanan zat dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

b. Bagi guru, dapat digunakan untuk mengembangkan kegiatan belajar

mengajar IPA, khususnya materi tekanan zat dan penerapannya

dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan yang dikehendaki

Kurikulum 2013.

c. Bagi sekolah, penelitian ini merupakan upaya inovasi dalam

pembelajaran sesuai dengan kebutuhan sekolah, khususnya dalam

meningkatkan hasil belajar IPA dan mutu sekolah.

10
E. Hipotesis Dan Indikator Keberhasilan

1. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan berdasarkan permasalahan yang dihadapi guru

dalam pembelajaran IPA adalah penggunaan model pembelajaran

kooperatif (cooperative learning) tipe STAD melalui media

pembelajaran flash movie dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada

materi tekanan zat dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari pada

peserta didik kelas VIII D di SMP Negeri 1 Pabelan Tahun Pelajaran

2019/2020.

2. Indikator Keberhasilan

a. Secara Individu

Peserta didik dapat mendapatkan nilai pada indikator

keberhasilan yang telah ditetapkan oleh penulis yaitu ≥ 75 pada mata

pelajaran IPA materi tekanan zat dan penerapannya dalam kehidupan

sehari-hari.

b. Secara Klasikal

Siklus akan berhenti apabila 85% dari total peserta didik dalam

satu kelas mendapatkan nilai ulangan harian ≥ nilai KKM (Purwanto,

2009: 102). SMP Negeri 1 Pabelan telah menetapkan kriteria

ketuntasan minimal pada mata pelajaran IPA dengan nilai 70.


F. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

Action Research). Hakikat PTK menurut Carr dan Kemmis dalam

Kusumah (2010: 8) adalah suatu bentuk penelitian refleksi diri (self

ferlective) yang dilakukan oleh para pastisipan dalam siatuasi sosial

untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran; (a) praktik-praktik

sosial atau pendidikan yang dilakukan sendiri, (b) pengertian mengenai

praktik-praktik tersebut, dan (c) situasi-situasi dimana praktik-praktik

tersebut dilaksanakan.

Sedangkan, definisi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di jelaskan

oleh Kusumah (2010: 9), bahwasanya PTK adalah penelitian yang

dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri dengan cara (1) merencanakan,

(2) melaksanakan, dan (3) merefleksikan tindakan secara kolaboratif

dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru,

sehingga hasil belajar peserta didik dapat meningkat.

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam PTK ini adalah peserta didik kelas VIII D di SMP

Negeri 1 Pabelan sejumlah 32 peserta didik dengan komposisi 13 peserta

didik laki-laki dan 19 peserta didik perempuan.

3. Langkah-langkah Penelitian

Penelitian dilaksanakan dalam beberapa tahap seperti

ditunjukkan pada Gambar 1.1 !

12
Gambar 1.1 Tahapan-tahapan Pelaksanaan PTK
Sumber: Uno (2011: 8)

Tahapan-tahapan penelitian pada setiap siklus pembelajaran sesuai

dengan Gambar 1.1, yang diuraikan sebagaimana tertulis di bawah ini:

a. Tahap Menyusun Rancangan Tindakan (Planning)

Rancangan tindakan merupakan bagian awal yang harus

dilakukan penulis, sebelum seluruh rangkaian kegiatan dilakukan.

Tahap ini, penulis menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana,

oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Kegiatan yang

dilakukan penulis adalah sebagai berikut:

1) Membuat rancangan pembelajaran dengan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD melalui penggunaan media pembelajaran

flash movie yang interaktif.


2) Membuat bahan ajar berupa PPT yang di-convert menjadi flash

movie.

3) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD, melalui penggunaan media

pembelajaran flash movie.

4) Menyiapkan sumber belajar berupa buku peserta didik, lembar

aktivitas dan bahan ajar dengan media flash movie yang interaktif.

5) Menyusun soal evaluasi berupa soal untuk peserta didik, dengan

soal-soal atau pertanyaan dalam bentuk butir soal pilihan ganda

maupun essay sesuai dengan materi yang telah diajarkan saat proses

pembelajaran berlangsung melalui penggunaan media

pembelajaran flash movie.

Menurut Wisudawati dkk (2013: 55) menjelaskan berbagai

persiapan yang dilakukan dalam pembelajaran STAD adalah sebagai

berikut:

1) Materi IPA: materi yang disampaikan dalam proses pembelajaran

IPA di lengkapi dengan media pembelajaran yang digunakan,

misalnya Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD), lembar jawaban,

dan sebuat kuis untuk setiap unit yang direncanakan. Setiap unit

harus terdiri dari tiga hingga lima intruksi.

2) Membagi peserta didik dalam sebuah tim: tim yang dibentuk harus

heterogen dan jangan dibiarkan peserta didik memilih sendiri

14
anggota timnya. Slavin (2010: 55) menyarankan, dalam membentuk

tim untuk mengikuti langkah-langkah berikut.

a. Memfotokopi lembar rangkuman tim

b. Susun peringkat peserta didik

c. Tentukan berdasarkan jumlah tim

d. Bagikan peserta didik ke dalam tim

e. Isilah lembar rangkuman tim

Kelompok dalam pembelajaran IPA terdiri dari empat hingga lima

peserta didik.

1) Menentukan skor awal pertama: skor awal mewakili skor rata-rata

peserta didik pada tes-tes sebelumnya atau tes diagnostik yang

dilakukan.

2) Membangun tim: sebelum memulai program pembelajaran

kooperatif apapun akan sangat baik, jika memulai dengan satu atau

lebih latihan pembentukan tim sekadar untuk melakukan sesuatu

yang mengasyikan dan untuk saling mengenal (ice breaking).

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Action)

Penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan

implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan

kelas. Penerapan pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran

yang tertulis pada RPP dan tahap perencanaan. Penelitian tindakan kelas

ini dilaksanakan selama pembelajaran berlangsung, tindakan ini untuk

mengetahui hasil belajar peserta didik setelah melaksanakan


pembelajaran dengan menggunakan media flash movie. Kegiatan

pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan, yaitu: pendahuluan, inti, dan

penutup.

Tahapan ini dijelaskan oleh Dwigatama (2013: 56) ia

mengatakan bahwa ada beberapa tahap pelaksanaan pada kegiatan

pembelajaran tipe STAD, antara lain:

1) Mengajar: menyampaikan pembelajaran dengan presentasi yang

mencakup pembukaan, pengembangan, dan penghargaan praktis

tiap komponen dari keseluruhan pembelajaran

2) Belajar tim: para peserta didik bekerja dengan lembar kegiatan

dalam tim mereka untuk menguasai materi

c. Tahap Pengamatan (Observing)

Pengamatan dilakukan oleh pengamat, segala aktivitas peserta didik

dalam proses pembelajaran diamati, dicatat dan dimulai, kemudian

dianalisis untuk dijadikan umpan balik. Pengamatan tersebut meliputi

keaktifan dan inisiatif peserta didik selama kegiatan pembelajaran.

Ada beberapa jadwal kegiatan dalam STAD pada tahap pengamatan,

antara lain pada saat dimana peserta didik melakukan hal sebagai berikut:

1) Tes: peserta didik mengerjakan kuis-kuis individual

2) Rekognisi tim: skor tim dihitung berdasarkan skor kemajuan dengan

menghitung skor individual dan tim, kemudian memberikan kriteria

skor yang mendapatkan penghargaan.

16
d. Tahap Refleksi (Reflection)

Berdasarkan kegiatan di atas maka penulis memperoleh berbagai

data baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Selanjutnya data

tersebut dikelompokkan dan dianalisis dengan teknik yang sesuai.

Adapun model pembelajaran kooperatif tipe STAD kegiatan

guru selama proses ini adalah:

1) Mencermati hasil pembelajaran dan mengamati sejauh mana

kompetensi yang ingin dicapai telah dikuasai peserta didik.

2) Mengevaluasi mekanisme tindakan, jika ditemukan langkah-

langkah tindakan yang kurang tepat, maka perlu dilakukan tindakan

lagi secara lebih terfokus.

3) Menegaskan kembali tentang hasil yang telah dicapai.

4) Menindaklanjuti hasil pencapaian peserta didik.

5) Merumuskan simpulan akhir sebagai temuan penelitian.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam PTK ini

adalah:

a. Observasi

Observasi sebagai teknik pengumpulan data yang

mempunyai ciri yang spesifik, bila dibandingkan dengan teknik

yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Sugiyono (2016: 145)

menuturkan juga kalau wawancara dan kuesioner selalu


berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada

orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain.

Metode ini akan dipandu menggunakan lembar pengamatan

yang berupa lembar observasi guru dan peserta didik. Lembar

pengamatan peserta didik berupa lembar pengamatan diskusi

kelompok yang diamati oleh penulis, sedangkan lembar pengamatan

guru dilakukan dengan bantuan guru kelas dalam mengumpulkan

datanya. Lembar observasi ini disusun untuk mencatat

perkembangan pembelajaran selama penelitian tindakan kelas

berlangsung.

b. Tes

Pengumpulan data yang penulis gunakan adalah tes formatif

yaitu membuat soal pilihan ganda maupun essay dan menggunakan

lembar tertulis guna mengetahui sejauh mana peserta didik

menguasai materi.

c. Dokumentasi

Dokumentasi yang penulis gunakan adalah

mendokumentasikan segala kegiatan penelitian tindakan kelas baik

ketika persiapan maupun ketika berlangsung. Dokumentasi tersebut

dapat berupa perencanaan pembelajaran, hasil pekerjaan peserta

didik, dan foto yang menggambarkan keadaan proses pembelajaran.

18
d. Kuesioner (Angket)

Menurut Sugiyono (2016: 142) berpendapat bahwa

kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan

tertulis kepada responden untuk dijawabanya. Selain itu, kuesioner

juga cocok digunakan, bila jumlah responden cukup besar dan

tersebar di wilayah yang luas. Angket yang digunakan dalam

penelitian ini adalah angket dengan skala Likert, peserta didik

memberikan respon terhadap pernyataan-pernyataan dengan lima

alternatif jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N),

Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS) (Sugiyono, 2015:

93).

e. Analisis Data

Menurut Yanti (2015: 14) menjelaskan bahwa semua data

yang telah kita peroleh dan kita kumpulkan pada dasarnya untuk

menguji atau membuktikan kebenaran hipotesis. Benar tidaknya

dugaan itu akan dibuktikan melalui data yang kita peroleh dari

lapangan. Oleh sebab itu pada tahap ini data sebagaimana adanya

harus dianalisa, diolah, dan disusun sedemikian rupa, sehingga bisa

digunakan untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang telah

dirumuskan.

Membuktikan hipotesis maka hasil penelitian akan

dilakukan analisis sebagai berikut:


1) Secara Individu, adanya peningkatan pemahaman peserta didik

dengan indikator keberhasilan yang ditentukan pada materi yaitu

≥75.

2) Secara Klasikal, persentase sebanyak 85% dari total peserta

didik dalam satu kelas dapat mencapai KKM (Kriteria

Ketuntasan Minimal ) ≥ 70. Ketuntasan secara klasikal dengan

menggunakan rumus sebagai berikut :

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠


𝑥 100 %
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛

5. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam

penelitian. Penulis dalam penelitian ini menggunakan beberapa

instrumen, sebagai berikut:

a. Lembar Obervasi

Merupakan seperangkat observasi peserta didik yang

berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan yang

terkait bersama prosesnya, saat melaksanakan pembelajaran model

pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan media pembelajaran

flash movie. Terdapat dua lembar observasi yang digunakan, antara

lain:

1) Lembar observasi bagi guru, digunakan untuk mengamati

kegiatan guru, karena melalui lembar observasi akan lebih

mudah memperoleh data-data yang dijadikan sebagai bahan

penelitian.

20
2) Lembar observasi bagi peserta didik, digunakan untuk

mengamati kegiatan peserta didik dalam proses pembelajaran.

Peserta didik perlu diamati, karena untuk mengetahui tingkat

keberhasilan belajar yang di peroleh peserta didik, sehingga

penulis menggunakan lembar pengamatan diskusi kelompok

yang dilakukan secara langsung melalui metode diskusi.

b. Lembar Kuesioner (Angket)

Lembar kuesioner (angket) yang digunakan dalam

penelitian ini adalah angket dengan skala Likert, peserta didik

memberikan respon terhadap pernyataan-pernyataan dengan lima

alternatif jawaban (Sugiyono, 2015: 93). Terdapat dua lembar

kuesioner (angket) yang digunakan, antara lain;

1) Lembar kuesioner (angket) bagi guru, digunakan untuk

memperoleh masukan maupun saran terhadap pelaksanaan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD melalui media

pembelajaran flash movie, karena melalui lembar kuesioner

(angket) akan lebih mudah memperoleh data-data yang

dijadikan sebagai bahan penelitian.

2) Lembar kuesioner (angket) bagi peserta didik, digunakan untuk

mengetahui respon maupun tanggapan peserta didik terhadap

pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

melalui media pembelajaran flash movie. Peserta didik perlu


diberikan lembar kuesioner (angket) untuk mengetahui tingkat

keberhasilan belajar yang di peroleh peserta didik.

c. Catatan Lapangan

Catatan lapangan adalah catatan yang dibuat oleh penulis

ketika melakukan pengamatan atau observasi terhadap subjek atau

objek penelitian tindakan kelas (Kusnandar, 2011: 197). Penulis

mengumpulkan data dengan cara mengamati pembelajaran di kelas,

suasana kelas, pengelolaan kelas, interaksi peserta didik dengan

guru, maupun peserta didik dengan peserta didik. Catatan lapangan

digunakan untuk memperoleh data tentang keadaan peserta didik

ketika memperhatikan pembelajaran IPA materi tekanan zat dalam

penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

d. Lembar Soal/Tes

Lembar soal adalah alat tes yang dilakukan untuk

mengetahui data mengenai pemahaman peserta didik terhadap

materi yang telah disampaikan. Tes merupakan suatu alat atau

prosedur yang sistematis dan objektif untuk memperoleh data-data

atau keterangan yang diinginkan tentang seseorang, dengan cara

yang boleh dikatakan tepat dan cepat. Soal tes digunakan untuk

mengetahui hasil belajar peserta didik, setelah mengikuti

pembelajaran IPA dengan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD melalui media pembelajaran flash movie. Soal tes ini berupa

22
tes yang berbentuk pilihan ganda pada materi tekanan zat dan

penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

e. Lembar Evaluasi

Lembar evaluasi dilakukan setelah kegiatan pembelajaran

selesai diajarkan ini bertujuan untuk mengukur dan mengetahui

seberapa besar peserta didik memahami materi IPA yang di ajarkan

dengan menggunakan model pembelajaran koopertaif tipe STAD

melalui media pembelajaran flash movie. Lembar evaluasi yang

digunakan adalah berupa soal atau pertanyaan-pertanyaan yang

berhubungan dengan materi yang telah diajarkan.

6. Analisis Data

Analisis data dalam peneilitian ini dilakukan dengan melihat

peningkatan antara hasil belajar secara individu setiap siklus dengan

indikator keberhasilan yang telah di tentukan oleh penulis yaitu ≥ 75.

Hasil belajar siswa dianalisis dengan melihat peningkatan antara nilai

sebelum penelitian dengan nilai setelah dilakukan penelitian. Jika hasil

belajar peserta didik masih di bawah indikator keberhasilan yang telah

ditentukan, maka di katakan belum tuntas, dan untuk nilai sama dengan

atau lebih dari indikator keberhasilan, maka bisa dikatakan tuntas.

Menghitung ketuntasan belajar secara keseluruhan dapat di hitung

dengan rumus sebagai berikut :

a. Menghitung nilai rata-rata kelas

∑ᵡ
𝑥̅ =
𝑛
dimana:

𝑥̅ = rata-rata hasil belajar peserta didik

∑ᵡ = jumlah total skor hasil belajar seluruh peserta didik

𝑛 = jumlah total peserta didik

b. Menghitung ketuntasan belajar klasikal

∑𝑛1
𝑃= 𝑥 100%
∑𝑛

dimana:

𝑃 = hasil belajar ketuntasan belajar klasikal

∑𝑛1 = jumlah peserta didik tuntas belajar individual

(persentase ≥85%)

∑𝑛 = jumlah total peserta didik

7. Sistematika Penulisan

Isi dan sistematika skripsi PTK dibagi menjadi tiga bagian yaitu,

bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. Masing-masing bagian dapat

diuraikan sebagai berikut:

1. Bagian Awal, meliputi:

a. Halaman Sampul

b. Halaman Judul

c. Lembar Logo IAIN

d. Persetujuan Pembimbing

e. Pernyataan Keaslian Tulisan

f. Pengesahan Kelulusan

24
g. Persembahan

h. Motto

i. Kata Pengantar

j. Abstrak

k. Daftar Isi

l. Daftar Tabel

m. Daftar Gambar

n. Daftar Lampiran

2. Bagian Inti

Bagian inti skripsi ini memuat; pendahuluan, kajian teori,

pelaksanaan penelitian, hasil penelitian,pembahasan, dan penutup.

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian

D. Manfaat Penelitian

E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

F. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

2. Subjek Penelitian

3. Langkah-langkah Penelitian

4. Teknik Pengumpulan Data

5. Instrumen Penelitian
6. Analisis Data

7. Sistematika Penelitian

BAB II: LANDASAN TEORI

A. Peningkatan Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

2. Peningkatan Hasil Belajar

3. Kemampuan Akademik Peserta Didik

B. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

2. Ciri-ciri dan Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

STAD

3. Langkah–langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

4. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe STAD

5. Meningkatkan Hasil Belajar Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe STAD

C. Media Pembelajaran Flash Movie

1. Pengertian Media Pembelajaran

2. Flash Movie

D. Materi Zat dan Penerapannya dalam Kehidupan Sehari-hari

1. Tekanan Zat

a. Tekanan Zat Padat

2. Tekanan Zat Cair

26
a. Tekanan Hidrostatis

b. Hukum Archimedes

c. Hukum Pascal

3. Tekanan Gas

E. Kajian Hasil Penelitian Tindakan yang Relevan

F. Kerangka Berpikir dan Skema

BAB III: PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Subjek Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

B. Deskripsi Penelitian

1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Uji Coba Instrumen

1. Tes

a. Validitas

b. Reliabilitas

c. Tingkat Kesukaran

d. Daya Pembeda

2. Non Tes

B. Deskripsi Tiap Siklus dalam Penelitian

1. Analisis Siklus I

2. Analisis Data Siklus II


C. Analisis Data Non Tes

D. Peningkatan Antar Siklus

E. Pembahasan Hasil Penelitian

BAB V: PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

3. Bagian Akhir

Bagian akhir terdiri dari; daftar pustaka, daftar riwayat hidup dan

lampiran-lampiran.

28
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Peningkatan Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Sudjana (2011: 7) menjelaskan mengenai hasil belajar

adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu

aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya, hasil pembelajaran yang

dikategorikan oleh para pakar pendidikan sebagaimana tersebut di atas

tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah, melainkan

komperehensif.

Sedangkan Horwad Kongsley membagi tiga macam hasil

belajar, yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan

pengertian, (c) sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis hasil belajar

dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum.

Sedangkan, Gagne membagi lima kategori belajar, yakni (a) informasi

verbal, (b) keterampilan intelektual, (c) strategi belajar, (d) sikap dan (e)

keterampilan motoris.

Berdasarkan kutipan di atas dapat dimaknai bahwa hasil belajar

merupakan tolak ukur atau patokan yang menentukan tingkat

keberhasilan peserta didik dalam mengetahui dan memahami suatu

materi pelajaran dari proses pengalaman belajarnya yang diukur dengan


tes. Hasil belajar dapat berupa keterampilan, nilai dan sikap setelah

peserta didik mengalami proses belajar. Proses belajar mengajar

diharapkan peserta didik memperoleh kepandaian dan kecakapan

tertentu serta perubahan-perubahan pada dirinya.

2. Peningkatan Hasil Belajar

Meningkatkan yang berarti menaikkan (derajat, tarif)

mempertinggi, menghebat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007:

1.060). Sedangkan, peningkatan yang dimaksud di sini adalah suatu

usaha atau cara untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik agar

menjadi lebih baik dari sebelumnya atau usaha menjadikan hasil belajar

peserta didik agar menjadi lebih baik dari sebelumnya dengan adanya

perubahan tingkah laku dalam diri peserta didik, yang diamati dan di

ukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, tingkah laku, sikap dan

keterampilan setelah mempelajari IPA. Dalam penelitian ini bertujuan

mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik, setelah dilakukan

tindakan dengan pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPA.

3. Kemampuan Akademik Peserta Didik

Kemampuan ataupun potensi akademik menurut Artanti (2009:

19) terdiri dari dua kata yaitu potensi dan akademik. Potensi merupakan

bawaan sejak lahir yang perlu dikembangkan, agar dapat mencapai

prestasi. Potensi merupakan kecakapan-kecakapan yang masih

tersembunyi, belum termanifestasikan dan merupakan kecakapan-

kecakapan yang dibawa sejak lahir. Kecakapan potensial yang ada pada

22
setiap individu ada dua macam, yaitu kapasitas umum yang dikenal

dengan sebutan intelegensi atau keceradasan dan kapasitas khusus yang

disebut juga bakat.

Potensi akademik merupakan salah satu faktor yang

memmengaruhi peserta didik dalam mencapai prestasi. Potensi

akademik digunakan sebagai predictor pencapaian prestasi. Peserta

didik yang memiliki potensi akademik yang tinggi akan mencapai

prestasi akademik yang tinggi pula. Potensi akademik peserta didik

dapat diukur dengan menggunakan tes potensi akademik.

Aspek-aspek potensi akademik terdiri dari tiga komponen :


1) Kemampuan Verbal (V)

Kemampuan verbal adalah kemampuan dan kecapakan berbahasa

baik penguasaan perbendaharaan kata, tata bahasa, maupun

kemampuan memahami teks.

2) Kemampuan Kuantitatif (K)

Kemampuan kuantitatif merupakan kemampuan aritmatika.

Kemampuan berpikir induktif dan deduktif khususnya dalam

menerapkan prinsip-prinsip kuantitatif dalam menyelesaikan

permasalahan yang membutuhkan perhitungan matematis.

3) Kemampuan Penalaran (P)

Kemampuan mencerna dan menganalisis informasi, sehingga dapat

memperoleh kesimpulan yang benar. Individu yang kemampuan

penalarannya baik adalah individu yang mampu berpikir kritis dan


teliti. Individu tersebut mampu membedakan antara fakta-fakta dan

pendapatnya.

Delphie dalam Artanti (2009: 38) mengatakan bahwa individu

berpotensi akademik mempunyai karakteristik, sebagai berikut :

a) Mempunyai kemampuan intelektual atau mempunyai intelegensi

yang menyeluruh, mengacu pada kemampuan berpikir secara abstrak

dan mampu memecahkan masalah secara sistematis dan masuk akal.

b) Kemampuan intelektual khusus, mengacu pada kemampuan yang

berbeda dalam bidang matematika, bahasa asing, musik dan

sebagainya.

c) Berpikir kreatif atau berpikir murni menyeluruh. Umumnya mampu

berpikir untuk memecahkan permasalahan yang tidak umum dan

memerlukan pemikiran tinggi. Pikiran kreatif yang menghasilkan

ide-ide yang produktif melalui imajinasi kepintarannya,

keluwesannya dan bersifat menakjubkan.

Sedangkan, menurut Ariyana dkk. (2018: 5) menjelaskan

bahwa kemampuan akademik peserta didik dapat dikelompokkan sesuai

dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi, antara lain;

a) LOTS (Lower Order Thingking Skills), tingkatan berpikir ini

diawali dengan proses mengerti (remembering), yakni mengambil

kembali info yang tersimpan dari memori. Hal ini masuk pada

tingkatan berpikir level rendah.

24
b) MOTS (Medium Order Thingking Skills), dua tahap berikutnya

yang mana membangun koneksi konsep di dalam pikiran, kemudian

menggunakan konsep tersebut dalam sebuah penerapan (applying).

Tahap ini masuk ke dalam tingkatan berpikir level menengah.

c) HOTS (Higher Order Thingking Skills), tahap berikutnya

merupakan tingkatan berpikir pada level tertinggi. Mulai dengan

kemampuan menganalisa, mengkritisi, mengidentifikasi, kemudian

meningkat ke arah memeriksa, membuat keputusan, hingga

menular untuk menemukan sebuah solusi dari masalah dan pada

puncak ini ditandai dengan kemampuan berpikir kreatif (creative

thingking) yang mampu mengorganisasikan segenap informasi

yang dimiliki dengan cara baru atau cara yang berbeda.

Penulis mengambil ketiga komponen potensi peserta didik yang

akan diukur mulai dari kemampuan verbal, kemampuan kuantitatif dan

kemampuan penalaran. Berdasarkan pemaparan di atas, penulis lebih

terfokus kepada kemampuan akademik peserta didik yang masih

memiliki tingkatan berpikir tingkat bawah (LOTS) dan tingkat

menengah (MOTS). Hal ini yang akan dilakukan setelah dilakukan

tindakan dengan pendekatan saintifik dalam pembelajaran IPA.

B. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

1. Pengertian Model Pembelajaran

Menurut Wisudawati (2013: 48) menerangkan mengenai model

pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan


prosedur secara sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman

belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan hasil

pemaparan di atas, maka dapat diartikan bahwa ada perbedaan antara

model pembelajaran, pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran,

dan metode pembelajaran. Walaupun perbedaan tersebut tidak terlalu

tegas, karena semuanya merupakan satu kesatuan yang saling

mendukung untuk melaksanakan proses pembelajaran.

Menurut Hamid dalam Wisudawati (2013: 48), model

pembelajaran memiliki ciri khusus. Ciri-ciri yang harus dimiliki oleh

model pembelajaran adalah :

a. Mempunyai langkah-langkah pembelajaran yang dilaksanakan

dalam suatu proses pembelajaran IPA.

b. Mempunyai sistem sosial, dalam proses pembelajaran IPA sistem

sosial dibangun dari interaksi yang terjadi antara peserta didik

dengan peserta didik dalam suatu proses didik dengan guru.

c. Mempunyai prinsip reaksi, guru harus mampu melihat,

merencanakan, menangkap respon yang diberikan peserta didik,

dan memerhatikan peserta didik dalam suatu proses pembelajaran.

d. Mempunyai sistem pendukung, yaitu sumber belajar yang akan

digunakan, media pembelajaran, dan sarana prasarana yang harus

ada untuk terselenggarakannya proses pembelajaran IPA.

e. Mempunyai dampak instruksional atau dampak pembelajaran

(intructional effect), dalam melaksanakan proses pembelajaran IPA

26
terlebih dahulu ditentukan tujuan yang akan dicapai dari proses

pembelajaran tersebut, dampak pembelajaran tersebut dalam bentuk

hasil belajar ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

f. Mempunyai dampak pengiring (nurturant effect), dalam suatu

proses pembelajaran IPA dengan model pembelajaran tertentu akan

memberikan efek iringan tertentu, efek iringan ini diharapkan

membentuk nilai karakter yang ada pada peserta didik.

Model pembelajaran merupakan rumah atau bingkai dari

implementasi suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.

Ataupun pengertian yang lain model pembelajaran merupakan kerangka

konseptual yang melukiskan prosedur secara sistematis dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

Jadi, model pembelajaran adalah pembungkus proses

pembelajaran yang di dalamnya terdapat pendekatan, strategi, metode,

dan teknik pembelajaran. Hal yang membedakan adalah langkah-

langkah yang dilakukan pada saat proses pembelajarannya.

2. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Menurut Trianto (2009: 68) menjelaskan bahwa model

pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu tipe dari

model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-

kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok empat hingga

lima peserta didik secara heterogen. Pembelajarannya diawali dengan


penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan

kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok.

Sedangkan, menurut Ibrahim dkk (2000: 6) menerangkan bahwa

pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement

Division), tipe ini di kembangkan pertama kali oleh Slavin dan teman-

temannya di Universitas John Hopkins dan merupakan model

pembelajaran kooperatif paling sederhana. Masing-masing kelompok

memiliki kemampuan akademik yang berbeda, sehingga dalam satu

kelompok akan terdapat satu peserta didik berkemampuan tinggi, dua

orang kemampuan sedang dan satu peserta didik lagi berkemampuan

rendah.

Jadi, pada hakikatnya pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah

pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi

yang saling asuh antar peserta didik untuk menghindari ketersinggungan

dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan.

3. Ciri-ciri dan Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

STAD

Menurut Wisudawati (2013: 54) berpendapat bahwa ciri-ciri dari

model pembelajaran koopertif tipe STAD, haruslah ada lima komponen

utama, antara lain:

a) Presentasi kelas

Presentasi ini dilakukan oleh guru dan dapat menggunakan

media audiovisual atau multimedia KIT praktikum untuk

28
demonstrasi, dan sumber belajar IPA yang sesuai. Bila dengan

pembelajaran biasa dalam STAD ini peserta didik harus

memerhatikan penuh, karena berhubungan dengan poin pada saat

mengerjakan kuis.

b) Tim

Tim dalam STAD terdiri dari empat atau lima peserta didik

yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik,

jenis kelamin, dan ras. Fungsi utama dari tim adalah memastikan

semua anggotanya benar-benar belajar IPA. Tim bekerja setelah guru

melakukan presentasi materi IPA. Model pembelajaran kooperatif

tipe STAD ini, setiap anggota tim harus berupaya melakukan yang

terbaik untuk tim dan tim pun harus melakukan hal terbaik untuk

membantu anggotanya.

c) Kuis

Setelah satu atau dua periode guru melakukan presentasi

materi IPA, dan dilanjutkan satu atau dua periode praktik tim,

selanjutnya peserta didik melaksanakan kuis yang dikerjakan secara

individual.

d) Skor kemajuan individual

Skor ini diberikan ke peserta didik untuk mengetahui

perkembangan kemajuan peserta didik. Skor ini diperoleh dari kuis

yang dikerjakan secara individual dan akan dijumlahkan menjadi

skor kelompok. Setiap peserta didik diberi skor awal yang diperoleh
dari rata-rata kinerja peserta didik sebelumnya dalam mengerjakan

kuis yang sama. Selanjutnya, peserta didik akan mengumpulkan poin

untuk tim mereka berdasarkan tingkat kenaikan skor kuis

dibandingkan dengan skor awal mereka.

e) Rekognisi tim

Tim akan memperoleh sertifikat atau penghargaan, jika skor

rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu.

4. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Slavin (2008: 8) berpendapat mengenai langkah-langkah

pembelajaran koopertif tipe STAD adalah sebagai berikut yang terlihat

dari Tabel 1.1

Tabel 1.1
Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

No. Langkah-langkah Kegiatan


1. Menyampaikan tujuan dan Menyampaikan semua tujuan pelajaran
motivasi kepada peserta didik yang ingin dicapai pada pelajaran
tersebut dan memotivasi peserta didik,
agar semangat belajar
2. Menyajikan informasi Menyampaikan informasi kepada peserta
didik dengan jalan demonstrasi atau
lewat bacaan
3. Mengorganisasikan peserta Menjelaskan kepada peserta didik
didik ke dalam kelompok bagaimana caranya membentuk
kelompok belajar dan membantu setiap
kelompok, agar melakukan trasnsisi
secara efisien.
4. Membimbing kelompok Membimbing kelompok-kelompok
bekerja dan belajar belajar pada saat mereka mengerjakan
tugas mereka
5. Evaluasi Mengevaluasi hasil belajar tentang
materi yang telah di pelajari atau masing-
masing kelompok mempresentasikan
hasil kerjanya.

30
No. Langkah-langkah Kegiatan
6. Memberikan penghargaan Mencari cara untuk menghargai, baik
upaya maupun hasil belajar individu dan
kelompok

Sumber: Slavin (2008: 8)

Penelitian di atas ini dapat membuat penulis, agar dapat

menggunakannya sebagai acuan yang telah dikembangkan oleh Slavin

(2008), dengan alasan penulis menggunakan langkah-langkah yang

dikembangkan oleh Slavin yaitu dalam mencapai hasil yang maksimal

dibutuhkan langkah-langkah yang jelas dan runtut, sehingga dapat diikuti

secara jelas bagi peserta didik dan guru.

5. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

STAD

Adapun kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran kooperatif

tipe STAD. Hal ini diungkapkan oleh Hayati (2017: 17), pembelajaran

ini dikembangkan oleh Robert Slavin, dan merupakan tipe pembelajaran

kooperatif paling sederhana, sehingga tipe ini dapat digunakan oleh

dosen/guru yang baru mulai menggunakan model pembelajaran

kooperatif. Hal ini terjadi di Amerika Serikat, dimana pembelajaran

kooperatif ini umum digunakan mulai dari pelajaran matematika hingga

pelajaran seni dan bahasa. STAD terdiri dari sintaks kegiatan

pembelajaran sebagai berikut:

1) Mengajar: mempresentasikan pelajaran.


2) Belajar dalam tim: para peserta didik belajar bekerja dalam tim

mereka dengan dipandu oleh lembar kegiatan pembelajaran untuk

menuntaskan materi pelajaran.

3) Tes: peserta didik mengerjakan kuis atau tugas individual lain.

4) Penghargaan Tim: skor tim dihitung berdasarkan skor peningkatan

anggota tim, dan sertifikat, laporan berkala kelas atau papan

pengumuman digunakan untuk memberi penghargaan kepada tim

yang berhasil mencetak skor tertinggi.

Menurut Ade (2011: 68) kelebihan dan kelemahan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebagai berikut.

Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, yaitu:

1) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menggunakan

keterampilan bertanya dan membahas suatu masalah.

2) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk lebih intensif

mengadakan penyelidikan mengenai suatu masalah.

3) Mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan

keterampilan berdiskusi.

4) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

mengembangkan rasa menghargai, menghormati pribadi temannya,

dan menghargai pendapat orang lain.

Kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah

kerja kelompok hanya melibatkan mereka yang mampu memimpin dan

mengarahkan mereka yang kurang pandai dan kadang-kadang menuntut

32
tempat yang berbeda dan gaya-gaya mengajar berbeda. Mengatasi hal

tersebut diperlukannya keterampilan guru dalam manajemen kelasnya,

guru mampu menyatukan peserta didik dengan berbagai

keanekaragamannya dalam kelompok-kelompok kecil, sehingga dapat

mengatasi kelemahan dalam penggunaan model pembelajaran ini.

6. Meningkatkan Hasil Belajar Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

STAD

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD didesain untuk

meningkatkan kerjasama tim antara peserta didik. Sistem soal antara

peserta didik yang dibangun dari model pembelajaran ini adalah

kebersamaan dan menghargai orang lain. Hal ini dapat dilihat dalam

syarat kelompok yang dibentuk dalam STAD harus memenuhi aspek

heterogen.

Menurut Wisudawati (2013: 56) menjelaskan bahwa heterogen

yang dimaksud di sini adalah berdasarkan latar belakang ras, jenis

kelamin, kemampuan akademik, suku yang berbeda-beda. Mereka harus

duduk bersama dalam memahami materi IPA dan bertanggungjawab

pada pembelajaran kooperatif tipe STAD ini, peserta didik berinteraksi

dengan guru, materi yang harus dipelajari bersama-sama, dan teman

dalam satu kelompok.

Sedangkan menurut Dwigatama (2013: 57), menerangkan

mengenai efek pembelajaran STAD adalah tercapainya kompetensi yang

telah ditentukan guru dalam bentuk tujuan pembelajaran dari skor kuis.
Tujuan guru melaksanakan STAD selain untuk mencapai tujuan kognitif

dalam bentuk kuis, tujuan afektif dalam bentuk skala dan tujuan

psikomotor juga dapat di deteksi.

Efek pengiring dalam proses pembelajaran yang menggunakan

STAD dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik adalah sifat

menghargai orang lain, kemampuan kerjasama yang baik,

tanggungjawab kelompok dan individual dapat berjalan secara bersama,

kesempatan untuk sukses bersama, dan jiwa kompetisi atau persaingan

dalam mengejar target dapat muncul.

C. Media Pembelajaran Flash Movie

1. Pengertian Media Pembelajaran

Menurut Arsyad (2011: 3) “Kata media berasal dari bahasa

Latin yaitu “medius” yang secara harfiah berarti “tengah‟, ‟perantara‟,

atau “pengantar‟. Secara bahasa Arab, media adalah perantara atau

pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan”. Sedangkan

mengenai penjelasan media pembelajaran dijelaskan menurut Suryani

(2012: 136) “Media pembelajaran adalah media yang digunakan dalam

pembelajaran, yaitu meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta

sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima sumber belajar

(peserta didik)”.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa media

pembelajaran adalah suatu alat yang dapat digunakan dalam proses

pembelajaran guna untuk menyalurkan pesan dari guru ke peserta didik,

34
sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat

peserta didik, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan

efektif dan dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan baik dan

sempurna.

2. Flash Movie

Menurut Asyhar (2012: 187) “Macromedia Flash merupakan

salah satu program aplikasi yang digunakan untuk

mendesain/merancang animasi yang banyak digunakan saat ini. Saat

membuka situs atau halaman internet tertentu, biasanya terdapat animasi

objek grafis yang bergerak dari besar menjadi kecil, dari terang menjadi

redup, dari bentuk satu menjadi bentuk lain, dan masih banyak lagi yang

lain. Adapun animasi-animasi objek grafis tersebut dapat dikerjakan

dengan macromedia flash”.

Macromedia flash juga mengenalkan bagaimana cara membuat

movie clip, animasi frame, animasi tween motion, serta perintah action

script-nya. Adapun beberapa kemampuan macromedia flash lainnya

adalah sebagai berikut:

a. Dapat membuat animasi bergerak (motion tween), perubahan

bentuk (shape tween) dan perubahan dan transparansi warna (color

effecttween).

b. Dapat membuat animasi masking (efek menutupi sebagian objek

yang terlihat) dan animasi motion guide (animasi mengikuti jalur).


c. Dapat membuat tombol interaktif dengan sebuah movie atau objek

yang lain.

d. Dapat membuat animasi logo, animasi form, presentasi multimedia,

game, kuis interaktif, simulasi/visualisasi.

e. Dapat dikonversi dan di-publish ke dalam beberapa tipe seperti

*.swf, *.html, *.gif, *.jpg, *.png, *.exe dan *.mov*.

Penggunaan macromedia flash dalam pembelajaran ini dapat

membantu guru dalam menjelaskan materi pelajaran yang diharapkan

dapat membuat peserta didik lebih mudah untuk mengingat materi yang

diajarkan, menjawab soal-soal latihan sebagai pemantapan pemahaman

materi serta memberikan pengalaman baru untuk membuat peserta

didik termotivasi. Media pembelajaran dengan macromedia flash

memberikan peluang kepada peserta didik untuk beraktivitas,

memperoleh pengalaman dalam belajar sehingga menjadikan hasil

belajar IPA peserta didik menjadi meningkat.

Berdasarkan pemaparan di atas, media pembelajaran flash

movie adalah media yang digunakan dalam pembelajaran, yaitu

meliputi alat bantu guru dalam bentuk materi yang ditayangkan melalui

movie (video) dengan animasi bergerak yang ditampilkan dengan

berbagai karateristik yang dikemas secara rinci, serta menarik peserta

didik dalam mengajar, serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar

ke penerima sumber belajar.

36
Adanya macromedia flash dalam kegiatan pembelajaran dapat

digunakan sebagai aplikasi untuk melakukan desain dan membangun

perangkat persentasi, publikasi, atau aplikasi lainnya yang

membutuhkan ketersediaan sarana interaksi dengan penggunanya.

Proyek yang dibangun dengan flash bisa terdiri atas teks, gambar,

animasi sederhana, video atau efek khusus lainnya. Beberapa aplikasi

yang ada pada macromedia flash sangat memungkinkan untuk

dimanfaatkan sebagai sarana media pembelajaran pada materi tekanan

zat dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

3. Media Pembelajaran Flash Movie Materi Tekanan Zat dan

Penerapannya dalam Kehidupan Sehari-Hari

a) Frame Beranda (Halaman Awal)

Frame beranda (halaman awal) berisi teks, meliputi teks

judul utama, tombol yang meliputi untuk memulai media dengan

cara meng-klik beberapa kotak dialog yang seperti profil, petunjuk,

indikator, tujuan, apresepsi dan materi serta animasi tentang materi

pembelajaran. Halaman ini menjadi impres awal yang mengajak

peserta didik untuk semangat belajar dengan tampilan menarik.

Gambar 2.1 Desain Frame Halaman Awal


b) Frame Menu Utama

Frame menu utama berisi tombol-tombol yang terdiri dari

tombol profil, petunjuk, indikator, tujuan, apresepsi dan materi

seputar pembelajaran. Masing-masing tombol akan menampilkan

halaman yang sesuai dengan cara meng-klik tombol pada tampilan

menu utama.

Gambar 2.2 Desain Frame Menu Utama

c) Frame Indikator

Frame indikator berisi teks yang meliputi indikator

pencapaian yang harus dicapai oleh peserta didik selama proses

pembelajaran berlangsung, dan tombol terdapat tombol home untuk

kembali ke menu utama.

Gambar 2.3. Desain Frame Indikator

38
d) Frame Apresepsi

Frame apresepsi berisi teks yang berupa pertanyaan untuk

memberikan tanggapan kepada peserta didik sebelum memulai

pembelajaran yang ditampilkan dengan berbagai gambar untuk

lebih menarik peserta didik mengikuti pembelajaran tersebut.

Gambar 2.4 Desain Frame Apresepsi

e) Frame Menu Materi Pembelajaran

Frame menu materi pembelajaran berisi teks yang meliputi

beberapa materi pokok pembelajaran antara lain: 1) konsep tekanan

dan tekanan zat padat, 2) tekanan zat cair dan tekanan gas, 3)

aplikasi tekanan zat pada makhluk hidup. Setiap sub materi terdapat

materi pembelajaran dan tujuan pembelajaran.

Gambar 2.5 Desain Frame Menu Materi Pembelajaran


f) Frame Pokok Materi Pembelajaran

Frame pokok materi pembelajaran berisi teks yang meliputi

beberapa sub materi, tombol pilihan-pilihan sub dan contol soal

materi.

Gambar 2.6 Desain Frame Menu Materi Pembelajaran

g) Frame Materi Pembelajaran

Frame materi pembelajaran berisi teks pengertian materi

serta penjelasan materi, serta terdapat tombol next dan previous

untuk melanjutkan materi, dan mengembalikan materi sebelumya.

Gambar 2.7 Desain Frame Materi Pembelajaran

40
h) Frame Contoh Soal

Frame contoh soal ini menampilkan salah satu contoh soal,

dan berisi tombol-tombol seperti; home, next, previous dan jawab

sebagai navigasi dalam mengoperasikan media pembelajaran flash

movie.

Gambar 2.8 Desain Frame Materi Pembelajaran

i) Frame Kuis

Frame kuis berisi soal-soal pilihan ganda, kotak dialog untuk

mengisi data diri peserta didik, dan textbox untuk mengisi jawaban

pada setiap soal yang di tayangkan.

Gambar 2.9 Desain Frame Kuis


D. Materi Zat Padat dan Penerapannya dalam Kehidupan Sehari-hari

Saat musim hujan kamu sering menjumpai jalanan yang berlumpur

akibat terguyur hujan, sehingga kita lebih sulit untuk melintasi jalanan

tersebut. Jika kamu hendak melewati jalanan yang berlumpur, maka sepatu

manakah yang akan kamu gunakan, sepatu boot atau sepatu hak tinggi?

(Zubaidah, 2017: 2)

Gambar 2.10 (a) Jalanan Berlumpur,(b) Sepatu Boot,(c) Sepatu Hak Tinggi
Sumber: Dok. Kemendikbud

Agar kamu dapat melewati jalanan berlumpur dengan mudah,

sebaiknya kamu menggunakan sepatu boot. Menggunakan sepatu boot

kamu akan mudah melewati jalanan yang berlumpur dan tidak mudah

terjebak masuk ke dalam lumpur. Mengapa hal ini dapat terjadi? Coba amati

gambar sepatu boot dan sepatu hak tinggi yang terdapat pada Gambar 2.10.

b dan c! Apabila kita cermati, sepatu boot memiliki permukaan pijakan lebih

luas dibandingkan dengan sepatu hak tinggi. Sepatu yang memiliki

permukaan pijakan lebih luas tidak mudah terjebak masuk ke dalam lumpur.

Fenomena tersebut juga dapat kamu amati pada angsa atau entok

atau bebek dan ayam. Coba kamu perhatikan tempat hidup angsa dan ayam!

Angsa dapat dengan mudah mencari makan di tempat yang berlumpur,

42
misalnya di sawah, sedangkan ayam kesulitan untuk mencari makan di

tempat tersebut. Mengapa angsa dapat memiliki kemampuan seperti itu?

Coba kamu perhatikan struktur dari kaki angsa dan ayam. Angsa memiliki

selaput pada kakinya, sedangkan ayam tidak memiliki. Agar kamu

mengetahuinya, perhatikan Gambar 2.11. ! Permukaan pijakan yang luas

menyebabkan tekanan yang dihasilkan oleh kaki terhadap lumpur semakin

kecil, sehingga angsa tidak mudah terperosok masuk ke dalam lumpur.

Maha Besar Tuhan yang telah merancang struktur kaki angsa yang

dilengkapi selaput, sehingga angsa dapat mencari makan di tempat yang

berlumpur. Masih banyak fenomena di alam terkait tekanan yang menarik

untuk dipelajari. Kamu tentu ingin mengetahuinya lebih dalam bukan? Ayo

kita pelajari dengan lebih semangat!

Gambar 2.11 (a) Kaki Angsa, (b) Kaki Ayam


Sumber: Dok. Kemendikbud

1. Tekanan Zat

Tekanan merupakan salah satu besaran fisika. Tekanan dapat

didefiniskan sebagai gaya per satuan luas. Tekanan merupakan salah satu

besaran turunan dengan dimensi [ML-1T-2] dengan satuan kg.m-1.s-2 atau

sering disebut sebagai satuan pascal (Pa) (Billah, 2018: 2). Berdasarkan zat
dan wujudnya, tekanan dapat digolongkan menjadi tiga, yakni: tekanan zat

padat, zat cair, dan gas.

a. Tekanan Zat Padat

Konsep tekanan sama dengan penyebaran gaya pada luas suatu

permukaan. Sehingga, apabila gaya yang diberikan pada suatu benda (F)

semakin besar, maka tekanan yang dihasilkan akan semakin besar.

Sebaliknya, semakin luas permukaan suatu benda, tekanan yang

dihasilkan semakin kecil. Secara matematis, besaran tekanan dapat

dituliskan dalam persamaan sebagai berikut.

𝐹
𝑃=
𝐴

dengan:

P = Tekanan (N/m2 yang disebut juga satuan pascal (Pa)

F = Gaya (newton)

A = Luas bidang (m2)

Mengetahui bahwa besar tekanan dipengaruhi oleh besarnya

gaya dan luas bidang, sekarang kamu tentunya dapat menjelaskan alasan

ketika kamu berjalan di tanah berlumpur dengan menggunakan sepatu

boot, kamu akan lebih mudah berjalan dan tidak mudah terjebak masuk

ke dalam lumpur dibandingkan dengan menggunakan sepatu dengan

pijakan yang sempit. Kamu juga dapat memahami alasan angsa lebih

mudah mencari makanan di tempat yang berlumpur dari pada ayam.

44
2. Tekanan Zat Cair

a. Tekanan Hidrostatis

Indonesia merupakan negara yang memiliki lautan yang sangat

luas. Tuhan telah menganugerahkan pesona bawah laut Indonesia yang

sangat indah, sehingga kita patut mensyukuri dan menjaganya.

Pernahkah kamu menyelam ke dalam laut untuk melihat biota bawah

laut? Perhatikan Gambar 2.12 !

Gambar 2.12 Menyelam Melihat Pesona Bawah Laut


Sumber : Dok. Kemendikbud.

Ketika kamu menyelam, bagaimanakah kondisi telinga yang

kamu rasakan? Apakah telingamu terasa tertekanan? Semakin dalam

kamu menyelam, kamu akan merasakan tekanan yang lebih besar.

Bagian sebelumnya kamu sudah memahami bahwa tekanan

merupakan besarnya gaya per satuan luas permukaan tempat gaya

itu bekerja, secara matematis dirumuskan sebagai:

𝐹
𝑃=
𝐴

Zat cair, gaya (F) disebabkan oleh berat zat cair (w) yang

berada di atas benda, sehingga:


𝑤
𝑃=
𝐴

karena berat (w) = m × g

m=ρ×V

V = h × A maka

𝜌𝑥𝑔𝑥ℎ𝑥𝐴
Dapat ditulis bahwa 𝑃 = atau 𝑃 = 𝜌 𝑥 𝑔 𝑥 ℎ
𝐴

dengan:

p = Tekanan (N/m2)

m =Massa benda (kg)

ρ = Massa jenis zat cair (kg/m3)

g = Percepatan gravitasi (m/s2)

h = Tinggi zat cair (m)

v = Volume (m3)

Tekanan hidrostatis ini penting untuk diperhatikan dalam

merancang berbagai struktur bangunan dalam penampungan air,

misalnya pembangunan bendungan untuk Pembangkit Listrik

Tenaga Air (PLTA). Selain PLTA, para arsitek kapal selam juga

memperhitungkan tekanan hidrostatis air laut, sehingga kapal selam

mampu menyelam ke dasar laut dengan kedalaman ratusan meter

tanpa mengalami kebocoran atau kerusakan akibat tekanan

hidrostatis.

Apakah kamu mengetahui bahwa manusia hanya mampu

menyelam hingga kedalaman kurang lebih 20 m? Hal ini

46
dikarenakan paru-paru manusia tidak dapat menahan tekanan yang

besar (>240.000 Pa).

Gambar 2.13 Struktur Bendungan Air


Sumber: Dok. Kemendikbud

b. Hukum Archimedes

Pernahkah kamu melihat kapal selam? Bagian sebelumnya kamu

telah mengetahui bahwa dalam merancang kapal selam harus

memerhatikan tekanan hidrostatis air laut. Hal ini menjadi pertimbangan

dalam merancang struktur dan pemilihan bahan untuk membuat kapal

selam. Salah satu bahan yang tahan terhadap tekanan hidrostatis air laut

yang sangat besar adalah baja. Tahukah kamu bahwa baja merupakan

logam yang utamanya terbuat dari campuran besi dan karbon?.

Demikian baja memiliki massa jenis yang lebih besar daripada massa

jenis air laut. Coba kamu pikirkan mengapa kapal selam maupun kapal

laut lainnya yang terbuat dari baja tidak tenggelam, padahal massa jenis

baja jauh lebih besar daripada massa jenis air laut? Sebelum
mempelajarinya lebih jauh, ayo lakukan aktivitas berikut terlebih

dahulu!

Gambar 2.14 Kapal Selam


Sumber: inihabit

48
Tabel. 1.2
Aktivitas 7.3

Sumber: Zubaidah dkk (2017: 25)


Setelah kamu melakukan percobaan hukum Archimedes, kamu

dapat mengetahui bahwa ketika suatu benda di masukkan ke dalam air,

beratnya seolah-olah berkurang. Peristiwa ini bukan berarti ada massa

benda yang hilang. Berat benda berkurang saat di masukkan ke dalam

air, disebabkan oleh adanya gaya apung (Fa) yang mendorong benda

ke atas atau berlawanan dengan arah berat benda. Perhatikan Gambar

2.15! Secara matematis, dapat dituliskan:

𝐹𝑎 = 𝑤𝑏𝑢 − 𝑤𝑏𝑎 , sehingga

𝑤𝑏𝑎 = 𝑤𝑏𝑢 − 𝐹𝑎 ,

dengan

Fa = Gaya apung (N)

wba = Berat benda di air (N)

wbu = Berat benda di udara (N)

Gambar. 2.15 Gaya yang Bekerja pada Batu yang Tenggelam


Sumber: Dok. Kemendikbud

50
Fenomena ini dipelajari oleh Archimedes yang hasilnya kemudian

dinyatakan sebagai hukum Archimedes sebagai berikut “Jika benda

dicelupkan ke dalam zat cair, maka benda itu akan mendapat gaya ke atas

yang sama besar dengan berat zat cair yang didesak oleh benda tersebut”.

Archimedes (287 SM-212 SM) adalah seorang berkebangsaan Yunani yang

terkenal sebagai ahli matematika, astronomi, filsafat, fisika, dan insinyur.

Pada suatu hari ia diminta Raja Hieron II untuk membuktikan bahwa

mahkotanya benar-benar berasal dari emas murni. Archimedes merasa

kesulitan menentukan massa jenis mahkota tersebut, karena tidak bisa

menghitung volume mahkota. Hingga pada akhirnya saat Archimedes

menceburkan dirinya ke bak mandi, ia mengamati adanya air yang tumpah

dari bak tersebut. Seketika itu Archimedes berteriak “eureka, eureka!”.

Archimedes menyadari bahwa volume air yang tumpah tersebut sama

besarnya dengan volume tubuh yang mendesak air keluar dari bak. Melalui

temuan tersebut, Archimedes dapat membuktikan bahwa ternyata mahkota

Raja tidak berasal dari emas murni melainkan dicampur dengan perak,

sehingga pembuat mahkota tersebut dihukum mati oleh sang Raja.

Menurut Archimedes, benda menjadi lebih ringan bila diukur dalam

air daripada di udara karena di dalam air benda mendapat gaya ke atas.

Ketika di udara, benda memiliki berat mendekati yang sesungguhnya.

Karena berat zat cair yang didesak atau dipindahkan benda adalah:

𝑤𝑎 = 𝑚𝑐𝑝 𝑥 𝑔 𝑑𝑎𝑛 𝑚𝑐𝑝 = 𝜌𝑐𝑝 𝑥 𝑣𝑐𝑝

Sehingga berat air yang didesak oleh benda adalah :


𝑤𝑎 = 𝜌𝑐 𝑥 𝑔 𝑥 𝑉𝑐𝑝

Berarti, menurut hukum Archimedes, besar gaya ke atas adalah :

𝐹𝑎 = 𝜌𝑐 𝑥 𝑔 𝑥 𝑉𝑐𝑝

dengan :

Fa = Gaya apung (N)

ρc = Massa jenis zat cair (kg/m2)

g = Percepatan gravitasi (m/s2)

Vcp = Volume zat cair yang dipindahkan (m3)

Hukum Archimedes tersebut digunakan sebagai dasar pembuatan kapal

laut atau kapal selam. Suatu benda dapat terapung atau tenggelam tergantung

pada besarnya gaya berat (w) dan gaya apung (Fa). Jika gaya apung maksimum

lebih besar daripada gaya berat, maka benda akan terapung. Sebaliknya, jika

gaya apung maksimum lebih kecil daripadi gaya berat maka benda akan

tenggelam. Jika gaya apung maksimum sama dengan berat benda, maka benda

akan melayang. Gaya apung maksimum adalah gaya apung, jika seluruh benda

berada di bawah permukaan zat cair.

Hampir semua logam memiliki massa jenis (kerapatan) yang lebih besar

dari air. Tentu kamu berpikir bahwa semua logam akan tenggelam dalam air.

Mengapa kapal laut yang terbuat dari logam tidak tenggelam? Kapal laut dapat

terapung, karena pada saat di letakkan secara tegak di lautan, kapal laut dapat

memindahkan air laut dalam jumlah yang cukup besar, sehingga kapal laut

mendapat gaya ke atas yang sama besar dengan berat kapal laut (Gambar 2.16).

52
Gambar 2.16 Struktur Kapal Laut
Sumber: Hart & Davis, 2009

Bagaimana dengan kapal selam? Bagaimana kapal selam dapat

terapung, melayang, dan tenggelam dalam air laut? Prinsipnya kapal selam

dapat memiliki kemampuan tersebut karena berat kapal selam dapat diperbesar

dengan cara memasukkan air ke dalam badan kapal dan dapat diperkecil dengan

cara mengeluarkan air dari badan kapal. Ketika kapal selam akan tenggelam, air

laut di masukkan ke dalam penampung dalam badan kapal. Berat total dari kapal

selam menjadi lebih besar daripada gaya ke atas, sehingga kapal selam dapat

tenggelam. Agar tidak terus tenggelam, pada kedalaman tertentu air dalam

badan kapal selam di keluarkan kembali dari penampung, sehingga berat total

dari kapal selam sama dengan gaya ke atas. Hal ini menyebabkan kapal selam

melayang dalam air. Saat kapal selam akan mengapung, air dari penampungan

pada badan kapal di keluarkan sehingga volume total dari kapal selam menjadi

lebih kecil daripada gaya ke atas, sehingga kapal selam dapat mengapung.

Perhatikan Gambar 2.17. !


Gambar 2.17 Mekanisme Pengeluaran dan Pemasukan Air Kapal Selam
Sumber: Hart & Davis, 2009

c. Hukum Pascal

Pernahkah kamu melihat mobil yang dicuci di tempat pencucian

kendaraan? Mobil di tempat pencucian kendaraan akan diangkat dengan

menggunakan alat pengangkat yang disebut pompa hidrolik (Gambar

2.18.) untuk membantu pencuci mobil menjangkau semua bagian mobil

yang akan dibersihkan.

Gambar 2.18 Pompa Hidrolik Pengangkat Mobil


Sumber: Dok. Kemendikbud

54
Bagaimana alat pengangkat tersebut dapat mengangkat mobil yang

sangat berat padahal di dalam pompa hidrolik tersebut hanya berisi

udara atau dapat berupa minyak?

Hal ini merupakan bunyi dari hukum Pascal yang dikemukakan oleh

Blaise Pascal (1623-1662). Blaise Pascal yang lahir pada 19 Juni 1623

adalah seorang ahli matematika dan geometri yang juga mendalami ilmu

filsafat dan agama. Meskipun tidak menempuh pendidikan yang resmi,

pada usia 12 tahun Pascal berhasil menciptakan mesin penghitung yang

membantu pekerjaan ayahnya sebagai petugas penarik pajak. Sepanjang

hidupnya banyak penemuan yang ia publikasikan terutama pada bidang

matematika. Selain itu, Pascal juga banyak melahirkan karya-karya

dalam bidang fisika hidrodinamika dan hidrostatika, salah satunya

adalah hukum Pascal. Coba perhatikan Gambar 2.19 yang merupakan

penerapan hukum Pascal pada pompa hidrolik!

Gambar 2.19 Model Dongkrak Hidrolik


Sumber: Dok. Kemendikbud

Jika pada penampang dengan luas A1 diberi gaya dorong F1, maka

akan dihasilkan tekanan P dapat dirumuskan :


𝐹1
𝑃=
𝐴1

Menurut hukum Pascal tekanan P tersebut diteruskan ke segala

arah dengan sama besar, termasuk ke luas penampang A2. Pada

penampang A2, muncul gaya angkat F2 dengan tekanan:

𝐹2
𝑃=
𝐴2

Secara matematis diperoleh persamaan pada dongkrak hidrolik

sebagai berikut.

𝐹1 𝐹2 𝐴2
= 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐹2 = 𝐹
𝐴1 𝐴2 𝐴1 1

dengan:

P = Tekanan (N/m2)

F1 dan F2 = Gaya yang diberikan (newton)

A1 dan A2= Luas penampang (m2)

Jika A2 lebih besar dari A1, maka akan diperoleh gaya angkat F2 yang

lebih besar dari F1. Ini merupakan prinsip kerja dari pompa hidrolik. Apakah

kamu sudah mampu menjawab mengapa pompa hidrolik mampu

mengangkat motor atau mobil yang sangat berat dengan menggunakan gaya

yang kecil padahal di dalam pompa hidrolik tersebut hanya berisi udara atau

dapat berupa minyak?.

Pompa hidrolik menerapkan prinsip dari Hukum Pascal. Pada

pompa hidrolik terdapat dua luas penampang yang berbeda, yaitu luas

penampang kecil (A1) dan luas penampang besar (A2). Perhatikan Gambar

2.19. ! Luas penampang kecil (A1) misalnya 1 cm2 akan diberi gaya yang

56
kecil (F1) misalnya 10 N, sehingga menghasilkan tekanan (P) sebesar 10

N/cm2. Tekanan P (10 N/cm2) akan diteruskan menuju luas penampang

besar (A2) misalnya 100 cm2.


𝐹1 𝑥 𝐴2
Sehingga 𝐹2 = 𝐴1

10 𝑁 𝑥 1000 𝑐𝑚2
𝐹2 = = 1.000 𝑁
1 𝑐𝑚 2

Berdasarkan contoh tersebut dapat dilihat bahwa dengan

memberikan gaya 10 N pada luas penampang kecil mampu menghasilkan

gaya 1.000 N pada luas penampang besar. Berdasarkan prinsip inilah pompa

hidrolik tersebut mampu mengangkat motor atau mobil yang cukup berat.

3. Tekanan Gas

Pada bagian sebelumnya kamu telah mempelajari bahwa zat

padat dan zat cair memiliki tekanan. Bagaimana dengan gas? Apakah

gas juga memiliki tekanan? Pernahkah kamu melihat balon udara?

Bagaimana balon udara dapat terbang? Coba lakukan aktivitas berikut

agar kamu dapat memahami jawaban pertanyaan tersebut!


Tabel. 1.3
Aktivitas 7.5

Sumber: Zubaidah dkk (2017: 32)

Percobaan yang telah kamu lakukan, menunjukkan bahwa gas juga

memiliki tekanan. Ketika gelas yang berisi air dibalik, ternyata kertas HVS

58
dapat menahan air di dalam gelas. Hal ini terjadi, karena HVS mendapatkan

tekanan dari udara luar yang besarnya lebih besar daripada tekanan air dalam

gelas.

Gambar 2.20 Tekanan Udara Kertas HVS, sehingga Mampu Menahan Air
Sumber: Dok. Kemendikbud

Bagaimanakah tekanan udara yang terjadi pada erlenmeyer yang

ditutup dengan balon karet? Ketika air dalam erlenmeyer yang ditutup

dengan balon karet dipanaskan akan membuat balon karet mengembang.

Hal ini terjadi, karena partikel gas dalam erlenmeyer menerima kalor dari

pemanasan. Akibatnya gerakan partikel gas dalam erlenmeyer semakin

cepat dan terjadilah pemuaian, sehingga tekanannya menjadi besar.

Tekanan di dalam erlenmeyer ini diteruskan sama besar menuju balon karet,

sehingga tekanan di dalam balon karet lebih besar daripada tekanan gas di

luar balon karet yang mengakibatkan balon karet mengembang. Perhatikan

Gambar 2.21!
Gambar 2.21 (a) Kondisi Balon Karet pada Erlenmeyer yang Berisi Air Dingin,
(b) Kondisi Balon Karet pada Erlenmeyer yang Berisi Air Panas
Sumber: Dok. Kemendikbud

Ketika erlenmeyer yang berisi air panas yang telah ditutup rapat

dengan balon karet dimasukkan ke dalam air dingin, balon karet tertekan ke

dalam erlenmeyer. Hal ini di sebabkan, karena kalor pada partikel gas dalam

erlenmeyer dirambatkan menuju air dingin. Pergerakan partikel gas

semakin lambat dan terjadilah penyusutan. Penyusutan ini menyebabkan

tekanan gas dalam erlenmeyer semakin rendah dari tekanan gas di luar.

Akibatnya balon karet masuk ke dalam erlenmeyer karena tekanan gas dari

luar.

Pernahkah kamu melihat balon udara? Ternyata, prinsip tekanan gas

dimanfaatkan untuk mengembangkan balon udara. Balon udara seperti pada

Gambar 2.12 dapat terbang, karena massa jenis total dari balon udara lebih

rendah daripada massa jenis udara di sekitarnya. Massa jenis balon udara

tersebut dikendalikan oleh perubahan temperatur pada udara dalam balon.

60
Seorang pilot mengontrol temperatur udara dalam balon dengan

menggunakan pembakar yang ada di bawah lubang balon.

Gambar 2.22 Balon Udara


Sumber: Dok. Kemendikbud

Ketika bara api dari pembakar memanaskan udara dalam balon,

berat balon menjadi lebih kecil dari gaya ke atas sehingga balon akan

bergerak ke atas (Ingat, udara panas lebih ringan dari udara dingin). Jika

ingin turun, maka pemanasan udara dalam balon dikurangi atau dihentikan

sehingga suhu udara dalam balon menurun. Gaya ke atas pada balon adalah

sama dengan berat udara dingin yang dipindahkan oleh balon tersebut.

Ingatlah kembali hukum Archimedes!

E. Kajian Hasil Penelitian Tindakan yang Relevan

Beberapa hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian

ini yaitu penelitian tentang model pembelajaran kooperatif tipe STAD

melalui media pembelajaran flash movie, yang akan dijadikan sebagai

kajian pustaka dalam penelitian.

P. Suardi, A.A.I.N. Marhaeni dkk (2014) menulis jurnal yang

berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD terhadap


Hasil Belajar Membaca Bahasa Inggris ditinjau dari Motivasi Berprestasi

Peserta Didik Kelas XI”, berdasarkan analisis dan pembahasan dapat

ditemukan hal-hal sebagai berikut: (1) terdapat perbedaan hasil belajar

membaca bahasa Inggris antara model pembelajaran kooperatif tipe STAD

dengan peserta didik yang mengikuti model pembelajaran konvensional. Ini

dapat dilihat dari hasil rata-rata hasil belajar membaca bahasa Inggris antara

peserta didik yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe STAD

lebih tinggi dari pada model pembelajaran konvensional,(2) tidak terdapat

pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajarandan motivasi berprestasi

peserta didik terhadap hasil belajar membaca bahasa Inggris,(3) rata-rata

hasil belajar membaca bahasa Inggris antara peserta didik yang mengikuti

model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi dari pada model

pembelajaran konvensional yang memiliki motivasi berprestasi tinggi, dan

(4) rata-rata hasil belajar membaca bahasa Inggris antara peserta didik yang

mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi daripada

model pembelajaran konvensional yang memiliki motivasi berprestasi

rendah.

Yustin Susanti dkk (2017) dalam penelitiannya yang berjudul

“Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar melalui Pembelajaran Kooperatif

tipe STAD”, menjelaskan bahwa pada siklus I nilai rata-rata aktivitas belajar

peserta didik mencapai nilai 66,27% dan masuk ke dalam kriteria baik.

Selanjutnya pada siklus II nilai rata-rata aktivitas belajar peserta didik

mencapai nilai 80,27%. Hal tersebut menunjukkan terjadinya peningkatan

62
aktivitas belajar peserta didik sebesar 14%. Hasil belajar peserta didik

setelah penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada subtema

pentingnya kesehatan diri dan lingkungan mengalami peningkatan. Pada

kondisi awal, jumlah peserta didik yang tuntas sebanyak 3 peserta didik

(15%), selanjutnya pada siklus II meningkat 8 peserta didik (40%) menjadi

11 peserta didik (55%). Pada siklus II, hasil belajar peserta didik mengalami

peningkatan lagi sebesar 6 peserta didik (30%). Artinya, pada siklus II

jumlah peserta didik yang tuntas belajar yaitu 17 peserta didik (85%).

Hasanah dkk (2012) dalam penelitiannya yang berjudul

“Peningkatan Hasil Belajar Memilih Media Komunikasi melalui Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD”, berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan di atas diketahui bahwa kompetensi dasar memilih media

komunikasi dengan penerapan STAD menunjukkan adanya peningkatan

yang signifikan baik pada proses maupun hasil belajarnya. Melalui

penerapan STAD masalah yang ada di kelas juga dapat berkurang. Melihat

hasil yang di capai dalam penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa

STAD merupakan salah satu altenatif yang terbukti dapat diterapkan di

kelas XI AP 1 dalam upaya meningkatkan hasil belajarnya.

Baskoro Adi Prayitno, dkk (2012) dalam penelitiannya yang

berjudul “Pengaruh Pendekatan SAVI melalui Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe STAD terhadap Hasil Belajar pada Siswa Kelas VII SMP

Negeri 14 Surakarta” menyatakan bahwa penerapan SAVI melalui model


pembelajaran kooperatif tipe STAD berpengaruh terhadap hasil belajar

siswa kelas VII SMPN 14 Surakarta.

Santi Utami dkk (2015) dalam penelitiannya yang berjudul

“Peningkatan Hasil Belajar melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

pada Pembelajaran Dasar Sinyal Video”, berdasarkan data dan pembahasan

yang diperoleh, maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran kooperatif tipe STAD mampu meningkatkan hasil belajar

peserta didik. Beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain penentuan

siklus penelitian harus disesuaikan dengan target yang ingin dicapai, perlu

diperhatikan rotasi kelompok yang sebaiknya dilakukan setelah 3-5 kali

pertemuan, sehingga pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD

memerlukan waktu yang lebih lama. Penelitian ini menunjukkan bahwa

pembelajaran kooperatif tipe STAD mampu meningkatkan hasil belajar

peserta didik pada Standar Kompetensi Dasar Sinyal Video.

Dita Andini dan Nanang Supriadi (2018) dalam penelitiannya yang

berjudul “Media Animasi menggunakan Macromedia Flash Berbasis

Pemahaman Konsep Pokok Bahasan Persegi dan Persegi Panjang”,

menjelaskan bahwa media animasi menggunakan macromedia flash layak

digunakan dengan nilai rata-rata dari ahli materi sebesar 3,40 dan nilai rata-

rata dari ahli media sebesar 3,32. Jadi, dapat disimpulkan bahwa media

animasi menggunakan macromedia flash berbasis pemahaman konsep

pokok bahasan persegi dan persegi panjang layak digunakan.

64
Amirah Mustarin, dkk (2019), dalam penelitiannya yang berjudul

“Penerapan Media Pembelajaran Adobe Flash Cs6 dalam Meningkatkan

Hasil Belajar Peserta Didik Kelas X ATPH pada Mata Pelajaran Alat dan

Mesin Pertanian di SMKN 4 Jeneponto”, menjelaskan bahwa data hasil

belajar peserta didik pada mata pelajaran Alat dan Mesin Pertanian pada

pembahasan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan

media pembelajaran Macromedia Flash CS6 dapat meningkatkan hasil

belajar peserta didik kelas X ATPH SMK Negeri 4 Jeneponto dari siklus I

ke siklus II serta terjadi peningkatan positif aktivitas peserta didik kelas X

ATPH SMK Negeri 4 Jeneponto.

Zahwa Syah Putri dan Fibri Rakhmawati (2018), dalam

penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Multimedia Macromedia Flash

terhadap Hasil Belajar Matematika Peserta Didik pada Materi Pokok

Persegi Panjang dan Persegi Kelas VII di MTs Al-Ulum Medan T.P.

2016/2017”, menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan terhadap hasil belajar matematika peserta didik yang di ajar

dengan menggunakan multimedia macromedia flash di kelas VII MTs Al-

Ulum Medan T.P 2016/2017. Hal ini dibuktikan dengan uji “t” pada kedua

kelas dengan data nilai tes akhir yang menunjukkan bahwa t hitung > t tabel

yaitu 2,848 > 1,996 dengan taraf signifikan α = 0,05.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang relevan yang telah

diteliti tersebut, sepengetahuan penulis selama ini belum ada yang mengkaji

maupun meneliti mengenai peningkatan hasil belajar IPA menggunakan


model pembelajaran kooperatif tipe STAD melalui media pembelajarannn

flash movie materi tekanan zat dan penerapannya dalam kehidupan sehari-

hari, sebagaimana yang penulis kaji dalam penelitian ini, dengan judul

“Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Tekanan Zat dan Penerapnnya

dalam Kehidupan Sehari-hari menggunakan Model Pembelajaran

Kooperatif tipe STAD melalui Media Pembelajaran Flash Movie pada

Peserta Didik Kelas VIII D SMP Negeri 1 Pabelan Tahun Pelajaran

2019/2020”

F. Kerangka Berpikir dan Skema

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dilakukan dengan adanya

penyampaian tujuan pembelajaran dengan presentasi yang mencakup

pembukaan, pengembangan, dan pengarahan praktis tiap komponen dari

keseluruhan pembelajaran yang kemudian dilakukan pembagian kelompok

oleh peserta didik yang diharapkan dapat menambah kemampuan kerjasama

yang baik, tanggungjawab kelompok, sifat menghargai orang lain sesama

peserta didik dalam pencapaian materi, guna mencapai tujuan kognitif,

afektif dan psikomotor.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan penulis dengan

melakukan tanya jawab dengan peserta didik dan guru mata pelajaran IPA,

secara garis masalah dikemukakan oleh peserta didik dan guru adalah

kurangnya keaktifan peserta didik dalam masalah pada beberapa materi dan

tugas yang diberikan, kurangnya hasil belajar peserta didik, sarana dan

prasarana penunjang pembelajaran menjadi kurang efektif. Hal ini

66
ditunjukan dengan kenyataan peserta didik dalam pembelajaran pun masih

belum mencapai kreteria ketuntasan minimum yang telah ditetapkan.

Oleh karena itu, penulis berusaha mencari solusi dari permasalahan

tersebut dengan melakukan sebuah penelitian tindakan kelas. Dalam

penelitian tindakan kelas ini penulis menerapkan model pembelajaran

berbasis penemuan ini diharapkan dapat meningkatkan keaktifan dan hasil

belajar. Berdasarkan permasalahan di atas, maka kerangka berpikir dalam

penelitian ini adalah:

Kondisi Saat Ini Tindakan Hasil

 Pembelajaran  Penjelasan  Guru mampu


monoton pembelajaran melaksanakan
 Belum kooperatif pembelajaran
dipertemukan  Pelatihan kooperatif tipe
pembelajaran pembelajaran STAD
yang tepat kooperatif tipe  Kualitas KBM,
 Metode yang STAD baik proses
digunakan  Melaksanakan maupun hasil
konvensional pembelajaran meningkat
 Rendahnya kooperatif tipe
proses/hasil STAD
KBM
Diskusi Penerapan
Pemecahan pembelajaran
Masalah kooperatif tipe
STAD

Tahap Pendahuluan Tahap Tindakan Tahap Refleksi

Hipotesis Tindakan :
Penggunaan model pembelajaran kooperatif (cooperative
learning) tipe STAD melalui media pembelajaran flash
movie dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada materi
tekanan zat dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Gambar 2.23 Kerangka dan Skema Berpikir pada Penelitian Tindakan Kelas
Sumber: Kusnandar (2008: 276)
Penelitian tindakan kelas ini diterapkan pada pembelajaran IPA kelas VIII

D di SMP Negeri 1 Pabelan. Model pembelajaran yang akan digunakan yakni

model pembelajaran kooperatif tipe STAD, dengan menggunakan media

pembelajaran flash movie. Hal tersebut melatih peserta didik untuk berpikir

mencari dan menyelesaikan masalah yang dihadapai, guru hanya sebagai

fasilitator dan motivator terhadap peserta didik, melatih peserta didik untuk

bekerja sama dengan yang lainnya. Serta menghidupkan suasana proses

pembelajaran dalam kelas, agar lebih interaktif dan tidak monoton.

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, dapat

diasumsikan dan diharapkan bahwa pembelajaran IPA materi tekanan zat dan

penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD melalui media pembelajaran flash movie

dan STAD dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VIII D SMP

Negeri 1 Pabelan tahun pelajaran 2019/2020.

68
BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Subjek Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Pabelan Kabupaten

Semarang. Bagian ini, penulis ingin memaparkan lokasi di

laksanakannya penelitian. Hal ini dipandang perlu, karena untuk

menghindari presepsi yang salah tentang lokasi penelitian yang nantinya

juga sangat berpengaruh pada analisa data yang akan dilakukan. Secara

garis besar lokasi penelitian sebagai berikut:

a. Identitas

Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Pabelan

Alamat : Jl. Raya Salatiga-Bringin, KM. 8, Kauman

Lor, Pabelan, Bantar, Popongan, Bringin,

Semarang, Jawa Tengah 50772

Materi Pelajaran :Tekanan Zat dan Penerapannya dalam

Kehidupan Sehari-hari

Materi Pokok :Tekanan Zat dan Aplikasi Tekanan Zat

pada Makhluk Hidup

Kelas/Semester : VIII/Genap
b. Karakteristik Peserta Didik Kelas VIII D

Subjek yang diteliti adalah peserta didik kelas VIII D SMP

Negeri 1 Pabelan , yang berjumlah 32 peserta didik yang terdiri dari

13 peserta didik laki-laki, dan 19 peserta didik perempuan. Lebih

jelasnya dapat dilihat Tabel 3.1. berikut:

Tabel 3.1
Daftar Nilai PH (Penilaian Harian) Peserta Didik Kelas VIII D
Tahun Pelajaran 2018/2019

No. Nama L/P Nilai Kategori


1 Achdyar Galih Ekayana L 75 Sedang
2 Alia Nur Fadzilah L 68 Rendah
3 Arik Amar Maulana P 75 Tinggi
4 Ayudia Deswita Putri L 65 Rendah
5 Dian Racha Wardana P 65 Rendah
6 Dinar Adi Wicaksono P 78 Tinggi
7 Dinar Pramudia Hernawati Kamdijat L 55 Rendah
8 Fadlilah Rubik Ardiyani P 75 Tinggi
9 Fajar Afif Harditiawan L 55 Rendah
10 Febriana Putri Permatasari L 63 Rendah
11 Gading Widi Handayani L 78 Tinggi
12 Gagas Akbar Gustandho P 65 Rendah
13 Ikrar Prasetya Negara P 60 Rendah
14 Khirani Nur Istiqomah P 78 Tinggi
15 Mario Sugeng Dwi Ardian L 68 Rendah
16 Muhamad Andy Setiawan L 68 Rendah
17 Muhamad Haikal Arfelando L 68 Rendah
18 Muhamad Rifai L 68 Rendah
19 Muhammad Faishal Halim Alhabib L 68 Rendah
20 Nafis Sahla Kurniawati P 68 Rendah
21 Nasywa Salsabila P 75 Sedang
22 Oktavia Rahmadani Ayuningtyas P 73 Tinggi
23 Putri Hajar Masrokhati L 75 Tinggi
24 Putri Intan Permadani P 63 Rendah
25 Randy Yunus Andoko P 63 Rendah
26 Sesa Nur Rahmawati P 63 Rendah
27 Syiva Lena Dzihniatin P 68 Rendah
28 Tiara Putri Cristna P 68 Rendah
29 Yoga Adi Saputra P 63 Rendah
30 Yuliana Wardanis Solehah P 63 Rendah

70
No. Nama L/P Nilai Kategori
31 Yusuf Asnawi P 68 Rendah
32 Zahwa Maulidda Fadilah P 68 Rendah

B. Deskripsi Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Pabelan.

Pembelajaran yang di ambil adalah Ilmu Pengetahuan Alam dengan materi

tekanan zat dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini

dilakukan dua kali siklus. Penelitian tersebut menggunakan jam pelajaran

IPA sesuai jadwal pelajaran IPA kelas VIII D.

Waktu pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan siklus I, tanggal 9 Januari 2020

2. Kegiatan siklus II, tanggal 16 Januari 2020

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dua siklus, setiap siklus terdiri

dari beberapa tahapan yaitu: perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan

(action), observasi (observing),dan refleksi (reflection). Langkah-langkah

tersebut adalah:

1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

Siklus I dilaksanakan pada tanggal 9 Januari 2020. Tahapan dan

langkah-langkah pelaksanaannya adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan (Planning)

Perencanaan siklus I terdiri dari:

1) Pelaksanaan tindakan kelas siklus I dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD, melalui media

pembelajaran flash movie.


2) Menyiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dengan

kompetensi inti dan kompetensi dasar yang akan digunakan pada

siklus I adalah:

Kompetensi Inti:

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,

tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun,

percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan

keberadaannya.

3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan

prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan

kejadian tampak mata.

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret

(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan

membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,

menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan

yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam

sudut pandang/teori.

72
Kompetensi Dasar:

3.8.Menjelaskan tekanan zat dan penerapannya dalam

kehidupan sehari-hari, termasuk tekanan darah, osmosis,

dan kapilaritas jaringan angkut pada tumbuhan.

4.8.Menyajikan data hasil percobaan untuk menyelidiki tekanan

zat cair pada kedalaman tertentu, gaya apung, dan

kapilaritas.

3) Menyiapkan perangkat dan instrumen yang dibutuhkan untuk

observasi. Perangkat dan instrumen yang disiapkan yaitu:

a) Sumber belajar, berupa buku peserta didik IPA, buku guru

IPA, LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik), dan media

pembelajaran flash movie.

b) Lembar penilaian sikap dan keterampilan peserta didik,

berupa lembar observasi pengamatan oleh guru, serta

angket untuk menilai bagaimana sikap dan keterampilan

peserta didik selama proses pembelajaran.

c) Lembar Kinerja Peserta Didik (LKPD) dengan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD melalui media

pembelajaran flash movie, untuk lembar kerja peserta didik

saat melakukan praktikum.

d) Lembar kuis dengan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD melalui media pembelajaran flash movie, untuk

setiap pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar, guna


mengasah kemampuan peserta didik dan ajang untuk

mengolah kemampuan berpikir peserta didik secara individu

maupun kelompok.

e) Lembar pengamatan guru dengan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD melalui media pembelajaran flash

movie untuk mengamati guru dalam melaksanakan

pembelajaran.

f) Catatan lapangan untuk penulis digunakan sebagai

instrumen mencatat segala hal yang terjadi selama proses

pembelajaran berlangsung.

g) Media pembelajaran berbasis flash movie, guna mendukung

proses pembelajaran agar lebih menarik dan interaktif.

b. Pelaksanaan (Action)

Tindakan kelas siklus I berlangsung selama 2 kali tatap muka

(4 x 40 menit). Pelaksanaan pada siklus I, penulis bertindak

sebagai pengamat kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru

mata pelajaran IPA kelas VIII D yang mengacu pada RPP, materi

pokok bahasan pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dengan

materi yang diajarkan pada pertemuan ini adalah mengenai

materi tekanan zat pada tekanan hidrostatis dan tekanan gas.

74
Langkah-langkah kegiatan adalah sebagai berikut:

Sintaks Kegiatan Belajar Mengajar Alokasi


Pembelajaran
Guru Peserta didik Waktu
STAD
Pendahuluan
 Memulai  Memulai 5 menit
pembelajaran pembelajaran
dengan salam dengan menjawab
dan doa salam dan doa
 Memeriksa  Menunjukkan 5 menit
kehadiran dan kehadirannya
keadaan peserta
didik
 Meminta  Dengan penuh 5 menit
a. Fase peserta didik percaya diri, peserta
Presentasi di mempersentasi didik
Kelas kan hasil mempersentasikan
pencarian hasil pencarian
informasi informasi tentang
tentang cara cara kerja pompa
kerja pompa hidrolik
hidrolik pengangkatan
pengangkat mobil, di depan
mobil, jika kelas
peserta didik
telah
ditugaskan
sebelumnya
 Prasyarat  Dengan penuh 2 menit
pengetahuan percaya diri, peserta
Bagaimana cara didik menanggapi
kerja pompa pertanyaan dari guru
hidrolik dengan menjawab
tersebut? “Di angkat oleh
Tahukah mesin penggerak
uberapa besar hidrolik”, dan
gaya dorong ke “Tidak tahu”
atas yang
dikeluarkan
untuk
mengangkat
mobil yang
berat?
 Menampilkan  Memerhatikan 15 menit
media dengan seksama,
pembelajaran dan mencatat materi
menggunakan yang disampaikan
flash movie dan oleh guru
menyampaikan
materi tekanan
zat pada
pembelajaran 2
 Menyampaikan  Mendengarkan 3 menit
tujuan penjelasan guru
pembelajaran
Kegiatan Inti
Eksplorasi :
b. Fase Kerja  Guru membagi  Melaksanakan 2 menit
Tim peserta didik perintah guru
menjadi dengan mengatur
beberapa posisi duduk sesuai
kelompok kelompok
secara
heterogen.
Masing-masing
kelompok
terdiri dari 4-5
peserta didik
 Membagikan  Menerima LKPD 1 menit
LKPD model model
pembelajaran pembelajaran
kooperatif tipe kooperatif tipe
STAD melalui STAD melalui
media media
pembelajaran pembelajaran flash
flash movie movie 7.5. yang
7.5. diberikan guru
“Membuktikan
Tekanan pada
Udara” pada
masing-masing
kelompok
 Menjelaskan  Memperhatikan 3 menit
petunjuk penjelasan yang di
mengerjakan berikan guru
LKPD model
pembelajaran
kooperatif tipe
STAD melalui
media
pembelajaran
flash movie
7.5.
“Membuktikan
Tekanan pada
Udara” dalam

76
kelompok yaitu
: membagi
tugas dalam
kelompok
hingga setiap
anggota
memahami
konsep yang
dipelajarinya
untuk
menghadapi
kuis
 Meminta  Melakukan 10 menit
peserta didik percobaan tentang
untuk “Membuktikan
melakukan Tekanan pada
percobaan Udara”
tentang
“Membuktikan
Tekanan pada
Udara”
Elaborasi :
 Membimbing  Melakukan 4 menit
dan mengontrol percobaan dengan
kegiatan teliti dan bekerja
percobaan yang sama
dilakukan
peserta didik
apakah sudah di
lakukan dengan
benar atau
belum

 Meminta  Mempersentasikan 5 menit


perwakilan dari hasil pengamatan di
masing-masing depan kelas dengan
kelompok penuh rasa percaya
untuk diri
mempersentasi
kan hasil
pengamatan di
depan kelas
Konfirmasi :
 Menanggapi  Memperhatikan 2 menit
hasil persentasi penjelasan guru dan
peserta didik mencatat bila perlu 1 m
dan e
memberikan n
informasi yang i
sebenarnya
c. Fase Kuis  Memberikan  Mengerjakan kuis 5 menit
kuis yang secara individu
dikerjakan
secara individu.
Skor yang di
dapatkan akan
digunakan
untuk penilaian
skor tim mereka
 Membahas  Mendengarkan 2 menit
pertanyaan kuis penjelasan yang
dan meminta diberikan guru dan
peserta didik mengoreksi hasil
untuk jawaban kuis dari
mengoreksi teman mereka
jawaban kuis
dari teman
mereka
 Meminta  Menghitung hasil 2 menit
d. Fase peserta didik skor yang diperoleh
Perhitungan untuk temannya
Skor menghitung
perolehan skor
kuis yang
diperoleh
teman yang
mereka koreksi
 Meminta  Menuliskan skor 2 menit
peserta didik yang diperoleh pada
untuk kartu kelompok
menuliskan yang sudah tersedia
hasil skor yang
mereka peroleh
pada kartu
kelompok
 Memberikan  Menerima 2 menit
e. Fase penghargaan penghargaan yang
penghargaan pada kelompok diberikan guru
dengan skor
terbaik
Penutup

 Membimbing  Menyimpulkan hasil 1 menit


peserta didik pembelajaran yang
untuk menarik telah dilakukan
kesimpulan dari
hasil
pembelajaran

78
yang telah
dilaksanakan
 Memberikan  Menanyakan materi 1 menit
kesempatan maupun tugas
bertanya berikutnya apa
tentang materi
yang belum
dipahami
 Memberikan  Mengerjakan soal 5 menit
soal evaluasi, evaluasi secara
terkait proses individu dengan
pembelajaran penuh konsentrasi
yang telah
diperoleh
selama proses
pembelajaran
berlangsung
 Memberikan  Menanggapi refleksi 1 menit
refleksi diri diri terkait saat
terhadap proses pembelajaran
pembelajaran berlangsung
apa saja yang
dapat di peroleh
selama proses
pembelajaraan
berlangsung
 Mengakhiri  Menjawab salam 1 menit
pembelajaran dan berdoa.
dengan salam
dan berdoa.

c. Pengamatan (Observing)

Pengamatan dilakukan untuk memeroleh data aktivitas

pembelajaran, baik dari guru maupun peserta didik selama proses

pembelajaran berlangsung.

d. Refleksi (Reflection)

Data yang didapat setelah melakukan pengamatan,

selanjutnya akan dianalisis bersama-sama antara penulis dan guru.

Data selanjutnya diketahui bagaimana hasil belajar peserta didik


dan hasil pembelajaran guru, langkah berikutnya adalah refleksi

dari hasil yang didapat.

Adapun refleksi pada siklus I ini antara lain:

1) Pengelolaan kelas yang belum kondusif.

2) Pengelolaan waktu yang kurang efektif.

3) Penggunaan model pembelajaran yang belum maksimal,

dikarenakan guru masih awam mengeani model pembelajaran

kooperatif tipe STAD.

4) Guru belum mampu secara maksimal dalam menggunakan

media pembelajaran flash movie.

5) Hasil belajar peserta didik masih banyak yang di bawah

indikator keberhasilan.

Berdasarkan berbagai hambatan seperti yang ada di atas,

maka penulis harus melakukan refleksi antara lain sebagai

berikut:

1) Guru harus lebih intensif lagi dalam mengkondisikan kelas

dan menjelaskan materi pembelajaran dengan model

pembelajaran yang tepat.

2) Guru harus mampu mengelola waktu agar lebih efektif dan

efisien dan mampu untuk memanfaatkan keadaan lingkungan

secara lebih baik, dan

3) Guru dapat lebih memotivasi peserta didik untuk bisa saling

bekerjsama dalam kelompoknya masing-masing.

80
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

Siklus II di laksanakan pada tanggal 16 Januari 2020. Tahapan

dan langkah-langkah pelaksanaannya adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan (Planning)

1) Pelaksanaan tindakan kelas siklus II

2) Menyiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dengan

kompetensi inti dan kompetensi dasar dengan memperhatikan

hasil siklus I yang akan digunakan pada siklus II adalah:

Kompetensi Inti:

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,

tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun,

percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan

keberadaannya.

3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan

prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan

kejadian tampak mata.

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret

(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan

membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,

menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan


yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam

sudut pandang/teori.

Kompetensi Dasar:

3.8.Menjelaskan tekanan zat dan penerapannya dalam

kehidupan sehari-hari, termasuk tekanan darah, osmosis,

dan kapilaritas jaringan angkut pada tumbuhan.

4.8.Menyajikan data hasil percobaan untuk menyelidiki tekanan

zat cair pada kedalaman tertentu, gaya apung, dan

kapilaritas.

3) Menyiapkan perangkat dan instrumen yang dibutuhkan untuk

observasi. Perangkat dan instrumen yang disiapkan yaitu:

a) Sumber belajar, berupa buku peserta didik IPA, buku guru

IPA, LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik), dan media

pembelajaran flash movie.

b) Lembar penilaian sikap dan keterampilan peserta didik,

berupa lembar observasi pengamatan oleh guru, serta

angket untuk menilai bagaimana sikap dan keterampilan

peserta didik selama proses pembelajaran.

c) Lembar Kinerja Peserta Didik (LKPD) dengan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD melalui media

pembelajaran flash movie, untuk lembar kerja peserta didik

saat melakukan praktikum.

82
d) Lembar kuis dengan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD melalui media pembelajaran flash movie, untuk

setiap pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar, guna

mengasah kemampuan peserta didik dan ajang untuk

mengolah kemampuan berpikir peserta didik secara individu

maupun kelompok.

e) Lembar soal post test dengan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD melalui media pembelajaran flash

movie, peserta didik untuk melaksanakan evaluasi

pembelajaran.

f) Lembar pengamatan guru dengan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD melalui media pembelajaran flash

movie untuk mengamati guru dalam melaksanakan

pembelajaran.

g) Lembar pengamatan guru untuk mengamati guru dalam

melaksanakan pembelajaran.

h) Lembar soal evaluasi peserta didik guna mengetahui sejauh

mana kemampuan peserta didik dalam proses pembelajaran

i) Catatan lapangan untuk penulis digunakan sebagai

instrumen mencatat segala hal yang terjadi selama proses

pembelajaran berlangsung.

j) Media pembelajaran berbasis flash movie, guna mendukung

proses pembelajaran agar lebih menarik dan interaktif.


b. Pelaksanaan (Action)

Tindakan kelas siklus II berlangsung selama 2 kali tatap

muka (4 x 40 menit). Pelaksanaan pada siklus II, penulis bertindak

sebagai pengamat kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru mata

pelajaran IPA kelas VIII D yang mengacu pada RPP, materi pokok

bahasan pelaksanaan pembelajaran pada siklus II dengan materi

yang diajarkan pada pertemuan ini adalah mengenai

aplikasi/penerapan tekanan zat dalam kehidupan sehari-hari.

Langkah-langkah kegiatan adalah sebagai berikut:

Sintaks Kegiatan Belajar Mengajar Alokasi


Pembelajaran
Guru Peserta didik Waktu
STAD
Pendahuluan
 Memulai  Memulai 5 menit
pembelajaran pembelajaran
dengan salam dengan menjawab
dan doa salam dan doa
 Memeriksa  Menunjukkan 5 menit
kehadiran dan kehadirannya
keadaan peserta
didik
 Meminta  Dengan penuh 5 menit
a. Fase peserta didik konsentrasi peserta
Presentasi di mengingatkan didik mengingat
Kelas peserta didik tentang percobaan
tentang materi dan Hukum
sebelumnya, Archimedes serta
yaitu tentang percobaan dan
percobaan dan Hukum Pascal
Hukum
Archimedes
serta percobaan
dan Hukum
Pascal
 Memerhatikan
 Menampilkan dengan seksama, 5 menit
media dan mencatat materi
pembelajaran yang disampaikan
menggunakan oleh guru

84
flash movie dan
menyampaikan
materi tekanan
zat dan aplikasi
konsep tekanan
zat dalam
makhluk hidup
pada
pembelajaran 3  Dengan penuh
 Menyampaikan konsentrasi, serta 15 menit
materi aplikasi antusias peserta
konsep tekanan didik mendengarkan
zat cair pada sekaligus menyimak
makhluk hidup, penjelasan materi
kemudian dari guru
dilanjutkan
dengan konsep
tekanan gas dan
aplikasi konsep
tekanan gas
pada makhluk
hidup  Mendengarkan
 Menyampaikan penjelasan guru 2 menit
tujuan
pembelajaran
Kegiatan Inti
Eksplorasi :
b. Fase Kerja  Guru membagi  Melaksanakan 2 menit
Tim peserta didik perintah guru
menjadi dengan mengatur
beberapa posisi duduk sesuai
kelompok kelompok
secara
heterogen.
Masing-masing
kelompok
terdiri dari 4-5
peserta didik
 Membagikan  Menerima LKPD 2 menit
LKPD model model
pembelajaran pembelajaran
kooperatif tipe kooperatif tipe
STAD melalui STAD melalui
media media
pembelajaran pembelajaran flash
flash movie movie 7.6. yang
7.6. diberikan guru
“Menyelidiki
Transportasi
pada
Tumbuhan”
pada masing-
masing
kelompok
 Menjelaskan  Memerhatikan 2 menit
petunjuk penjelasan yang di
mengerjakan berikan guru
LKPD model
pembelajaran
kooperatif tipe
STAD melalui
media
pembelajaran
flash movie
7.6.
“Menyelidiki
Transportasi
pada
Tumbuhan”
dalam
kelompok yaitu
: membagi
tugas dalam
kelompok
hingga setiap
anggota
memahami
konsep yang
dipelajarinya
untuk
menghadapi
kuis.
 Meminta  Melakukan 30 menit
peserta didik percobaan tentang
untuk “Menyelidiki
melakukan Transportasi pada
percobaan Tumbuhan”
tentang
“Menyelidiki
Transportasi
pada
Tumbuhan”
Elaborasi :
 Membimbing  Melakukan 2 menit
dan mengontrol percobaan dengan
kegiatan teliti dan bekerja
percobaan yang sama
dilakukan

86
peserta didik
apakah sudah
dilakukan
dengan benar
atau belum
5 menit
 Meminta
perwakilan dari  Mempresentasikan
masing-masing hasil pengamatan di
kelompok depan kelas dengan
untuk penuh rasa percaya
mempersentasi diri
kan hasil
pengamatan di
depan kelas

Konfirmasi : 2 menit
 Menanggapi
hasil persentasi  Memerhatikan
peserta didik penjelasan guru dan
dan mencatat bila perlu
memberikan
informasi yang
sebenarnya

c. Fase Kuis  Memberikan  Mengerjakan kuis 5 menit


kuis yang secara individu
dikerjakan
secara individu.
Skor yang
didapatkan
akan digunakan
untuk penilaian
skor tim
mereka.

 Membahas  Mendengarkan 2 menit


pertanyaan kuis penjelasan yang
dan meminta diberikan guru dan
peserta didik mengoreksi hasil
untuk jawaban kuis dari
mengoreksi teman mereka
jawaban kuis
dari teman
mereka
 Meminta  Menghitung hasil 2 menit
d. Fase peserta didik skor yang diperoleh
Perhitungan untuk temannya
Skor menghitung
perolehan skor
kuis yang
diperoleh
teman yang
mereka koreksi
 Meminta  Menuliskan skor 2 menit
peserta didik yang diperoleh pada
untuk kartu kelompok 2
menuliskan yang sudah tersedia
hasil skor yang
mereka peroleh
pada kartu
kelompok
 Memberikan  Menerima 2 menit
e. Fase penghargaan penghargaan yang
penghargaan pada kelompok diberikan guru
dengan skor
terbaik
Penutup
 Membimbing  Menyimpulkan hasil 3 menit
peserta didik pembelajaran yang
untuk menarik telah dilakukan
kesimpulan dari
hasil
pembelajaran
yang telah
dilaksanakan.
 Memberikan  Menanyakan materi 3 menit
kesempatan maupun tugas
bertanya berikutnya apa
tentang materi
yang belum di
pahami
 Memberikan  Menanggapi refleksi 2 menit
refleksi diri diri terkait saat
terhadap proses pembelajaran
pembelajaran berlangsung
apa saja yang
dapat diambil
selama proses
pembelajaraan
berlangsung
 Memberikan
soal post test  Mengerjakan soal 15 menit
untuk post test dengan
mengetahui cermat
tingkat
pemahaman
peserta didik

88
 Mengakhiri
pembelajaran 2 menit
dengan salam  Menjawab salam 1
dan berdoa. dan berdoa.

c. Pengamatan (Observing)

Pengamatan dilakukan untuk memperoleh data aktivitas

pembelajaran, baik dari guru maupun peserta didik selama proses

pembelajaran berlangsung.

d. Refleksi (Reflection)

Setelah refleksi di lakukan pada siklus II, terdapat peningkatan

yang cukup signifikan pada proses pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD melalui

media pembelajaran flash movie, yaitu meliputi:

a) Peserta didik merasa semangat dan termotivasi dalam proses

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD melalui media pembelajaran flash movie.

b) Tingkat keaktifikan peserta didik dalam proses pembelajaran lebih

dominan, jika dibandingkan dengan proses pembelajaran siklus I.

c) Tingkat pemahaman peserta didik pada materi ini sudah cukup

baik.

d) Hasil belajar peserta didik meningkat, jika dibandingkan dengan

siklus II.

e) Penyelesaian tugas dapat diselesaikan dengan baik.


f) Pelaksanaan dinamika serta pemecahan dalam kelompok sudah

terlaksana dengan baik.

90
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Uji Coba Instrumen

1. Tes

a. Validitas

Kriteria valid maupun tidak validnya suatu soal ditentukan

dari banyaknya validitas masing-masing soal. Apabila jumlah

𝑟𝑝𝑏𝑖 < 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka di katakan “valid”, akan tetapi apabila 𝑟𝑝𝑏𝑖 >

𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka tergolong “tidak valid” dengan taraf signifikansi 5%.

Berikut tabel kategori menurut Arikunto (2011: 75):

Tabel 4.1 Kategori Validitas

rpbi Kategori
0,81 – 1,00 Sangat Tinggi
0,61 – 0,80 Tinggi
0,41 – 0,60 Cukup
0,21 – 0,40 Rendah
0,00 – 0,20 Sangat Rendah
Sumber: Arikunto (2011: 75)

Berdasarkan uji validitas soal yang diujikan pada kelas IX –

D SMP Negeri 1 Pabelan dengan menggunakan SPSS 22.0

didapatkan hasil sebagai berikut:


Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Butir Soal dengan SPSS 22.0

Tingkat Nomor Soal Total


Kesukaran
Soal
1, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 26
Valid 16, 17, 18, 19, 2 6,0, 21, 22, 23, 24, 25,
28, 29
Tidak Valid 2, 26, 27, 30 4
Jumlah 30

Dari Tabel 4.2 terdapat 26 soal yang valid dan 4 soal yang

tidak valid. Namun, penulis hanya mengambil 25 soal, karena sudah

mencapai indikator. Dari 25 soal tersebut digunakan untuk pret test

dan post test pada kelas yang akan digunakan sebagai obyek

penelitian yakni kelas VIII D.

b. Reliabilitas

Instrumen dinyatakan reliabel, jika mempunyai nilai koefisien

alpha, maka digunakan untuk kemantapan alpha yang

diinterpretasikan sebagai berikut (Sugiyono, 2015: 192).

Tabel 4.3 Tingkat Reliabilitas

No. Nilai Alpha Cronbach’s Tingkat Reliabilitas


1. 0, 00 – 0, 20 Kurang Reliabel
2. 0, 21 – 0, 40 Agak Reliabel
3. 0, 41 – 0, 60 Cukup Reliabel
4. 0, 61 – 0, 80 Reliabel
5. 0, 81 – 1, 00 Sangat Reliabel
Sumber: Arikunto (2016: 177)

92
Berikut hasil uji reliabilitas dengan menggunakan SPSS 22.0 :

Tabel 4.4 Reliability Statidtics

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based
on
Cronbach' Standardized
s Alpha Items N of Items
,765 ,762 30

Sumber: SPSS 22.0

Dari Tabel 4.4. diperoleh nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,

765, nilai ini kemudian dibandingkan dengan nilai 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dicari

pada signifikasi 0, 05 dengan uji 2 sisi dan jumlah data (n) = 28. Maka

didapat 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 sebesar 0, 374. Oleh karena 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 0,765 > 0, 374.

Menurut Sugiyono (2015: 192) dapat disimpulkan bahwa soal-soal

tersebut reliabel.

c. Tingkat Kesukaran

Dalam tingkat kesukaran tes, jika banyak subjek peserta tes

yang dapat menjawab dengan benar, maka taraf kesukaran tes

tersebut tinggi. Sebaliknya, jika hanya sedikit dari subjek yang

dapat menjawab dengan benar, maka taraf kesukarannya rendah

(Arikunto, 2011: 210).


Tabel 4.5 Kategori Taraf Kesukaran

Indeks Kesukaran Kategori


0,00 – 0,30 Sukar
0,31 – 0,75 Sedang
0,71 – 1,00 Mudah
Sumber: Arikunto (2011: 210)

Berikut hasil uji taraf kesukaran soal dengan menggunakan SPSS

22.0:

Tabel 4.6 Tingkat Kesukaran Butir Soal

Tingkat Nomor Soal Total


Kesukaran
Sukar 15 1
Sedang 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 13, 14, 16, 21, 15
24, 25, 27, 28
Mudah 1, 2, 3, 9, 12, 15, 17, 18, 19, 20, 14
22,23, 26, 29, 30

Dari Tabel 4.6. dapat diketahui bahwa sebanyak 1 butir soal

(3,3%) di kategorikan sukar, 15 butir soal (50%) dikategorikan

sedang, dan 14 butir soal (47%) dikategorikan mudah.

d. Daya Pembeda

Menurut Arikunto (2016: 177), yang dimaksud dengan

pembeda tes adalah kemampuan tes tersebut dalam memisahkan

antara subjek yang pandai dengan subjek yang kurang pandai.

Tabel 4.7 Kategori Daya Pembeda

Daya Pembeda (D) Kategori


0,00 – 0,20 Buruk
0,21 – 0,40 Cukup
0,41 – 0,75 Baik
0,71 – 1,00 Baik Sekali
Sumber: Arikunto (2016: 177)

94
Berikut ini merupakan rekapitulasi hasil uji pembeda butir soal:

Tabel 4.8 Hasil Uji Pembeda Butir Soal

No. Soal rhitung Analisis Tingkat Kesukaran Daya Pembeda


Soal 1 0,394 Soal di terima dan diperbaiki Cukup
Soal 2 0,288 Soal diperbaiki Cukup
Soal 3 0,269 Soal diperbaiki Cukup
Soal 4 0,665 Soal baik Baik
Soal 5 0,724 Soal baik Baik Sekali
Soal 6 0,192 Soal ditolak Buruk
Soal 7 0,572 Soal baik Baik
Soal 8 0,318 Soal diterima dan diperbaiki Cukup
Soal 9 0,251 Soal diperbaiki Cukup
Soal 10 0,417 Soalbaik Baik
Soal 11 0,263 Soal diperbaiki Cukup
Soal 12 0,354 Soal diterima dan diperbaiki Cukup
Soal 13 0,340 Soal diterima dan diperbaiki Cukup
Soal 14 0,137 Soal ditolak Buruk
Soal 15 0,093 Soal ditolak Buruk
Soal 16 0,274 Soal diperbaiki Cukup
Soal 17 0,382 Soal diterima dan diperbaiki Cukup
Soal 18 0,371 Soal diterima dan diperbaiki Cukup
Soal 19 0,491 Soal baik Baik
Soal 20 0,371 Soal diterima dan diperbaiki Cukup
Soal 21 0,389 Soal diterima dan diperbaiki Cukup
Soal 22 0,438 Soal baik Baik
Soal 23 0,437 Soal baik Baik
Soal 24 0,616 Soal baik Baik
Soal 25 0,455 Soal baik Baik
Soal 26 0,000 Soal di tolak Buruk
Soal 27 0,008 Soal di tolak Buruk
Soal 28 0,634 Soal baik Baik
Soal 29 0,426 Soal baik Baik
Soal 30 0,072 Soal ditolak Buruk

Dari Tabel 4.8 dapat disimpulkan bahwa terdapat 1 soal yang

dikategorikan soal diterima (3, 33%) yang bisa dikatakan baik

sekali, 10 soal yang dikategorikan soal baik (40%) yang bisa

dikatakan baik, 8 soal yang dikategorikan soal diterima dan

diperbaiki (26, 67%) yang bisa dikatakan soal cukup baik, 5 soal

yang dikategorikan soal diperbaiki (16, 67%) yang bisa dikatakan


cukup baik, dan 4 soal yang dikategorikan soal ditolak (13, 33%)

yang bisa dikatakan buruk.

2. Non Tes

Pengujian kelayakan instrumen non tes berupa angket dan

lembar observasi dilakukan oleh para ahli yaitu Dosen Pembimbing

(Ibu Dr. Eni Titikusumawati, S.Pd., M.Pd.) dan Guru Mata Pelajaran

IPA SMP Negeri 1 Pabelan (Parjiyanto, S.Pd.). Instrumen non tes

dapat dilihat pada lampiran.

B. Deskripsi Tiap Siklus dalam Penelitian

Pada bagian ini disajikan hasil penelitian dan pembahasan sesuai tujuan

penelitian yaitu untuk mengetahui bahwa model pembelajaran kooperatif

tipe STAD melalui media pembelajaran flash movie, dapat meningkatkan

hasil belajar peserta didik mata pelajaran IPA materi tekanan zat dan

penerapannya dalam kehidupan sehari-hari pada kelas VIII D di SMP

Negeri 1 Pabelan tahun pelajaran 2019/2020. Penelitian ini menggunakan

penelitian tindakan kelas dengan dua siklus. Lembar soal yang diberikan

kepada peserta didik setiap siklus yang digunakan untuk mengukur hasil

belajar IPA. Adapun hasil penelitian sebagai berikut :

1. Data Siklus I

Tabel 4.9 Data Hasil Belajar Peserta Didik Siklus I

No. Nama L/P Nilai Keterangan


1 Afif Umri Nurwahid L 72 Tidak Tuntas
2 Almakhi Chaval Syahdana L 92 Tuntas
3 Aprilia Clara Andini P 68 Tidak Tuntas
4 Arendra Gufron A. L 72 Tidak Tuntas
5 Deckha Oktafian R. P 80 Tuntas

96
No. Nama L/P Nilai Keterangan
6 Devi Mariana P 76 Tuntas
7 Enggar Ardana L 64 Tidak Tuntas
8 Evi Nurlita P 76 Tuntas
9 Fariz Afif S. L 72 Tidak Tuntas
10 Febrian Dhamma Adhibya L 72 Tidak Tuntas
11 Heddik Kimas Saputra L 72 Tidak Tuntas
12 Iklima Ciptaningtyas E.C. P 76 Tuntas
13 Indah Qurrota'ayun P 72 Tidak Tuntas
14 Innani Anjaina Sabillah P 80 Tuntas
15 M. Aril Marta Kusuma L 92 Tuntas
16 M. Fajar Dwi R. L 80 Tuntas
17 M. Rendra Saputra L 72 Tidak Tuntas
18 M. Arfan Fahriza L 76 Tuntas
19 M. Rafly Setyo H. L 72 Tidak Tuntas
20 Nepti Nurdiyani P 60 Tidak Tuntas
21 Nova Vania Dewi P 76 Tuntas
22 Putri Anindya P 80 Tuntas
23 Royhan Ragil Lenoza L 96 Tuntas
24 Refi Hayyu Alia P 40 Tidak Tuntas
25 Retno Ayu N. P 68 Tidak Tuntas
26 Reva Wardiana P 72 Tidak Tuntas
27 Riska Novia Sari P 72 Tidak Tuntas
28 Rizal Andhika Murshali P 80 Tuntas
29 Shovie Durrotul Firdaus P 76 Tuntas
30 Sofiatul Launy P 76 Tuntas
31 Viona Oktavia P 76 Tuntas
32 Widya Ananta P 76 Tuntas
Jumlah 2.384
Rata–Rata 74,5
Presentase Peserta Didik Tuntas 53,12 % (17 Peserta Didik)
Presentase Peserta Didik Tidak Tuntas 46,67 % (15 Peserta Didik)

Dengan indikator keberhasilan mata pelajaran IPA materi tekanan

zat dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari pada kelas VIII D di

SMP Negeri 1 Pabelan tahun pelajaran 2019/2020 adalah ≥ 75.

a. Nilai rata-rata hasil tes peserta didik siklus I

∑ᵡ
ᵡ=
𝑛

2.384
ᵡ=
32
= 74, 5

b. Nilai persentase hasil tes yang tuntas siklus I

𝐹 (∑ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠)


𝑃= 𝑥 100%
𝑁
17
𝑃= 𝑥 100%
32

= 53, 12%

c. Nilai persentase hasil tes peserta didik yang tidak tuntas siklus I

𝐹 (∑ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠)


𝑃= 𝑥 100%
𝑁

15
𝑃= 𝑥 100%
32

= 46, 87 %

Tabel 4.10 Data Perolehan Nilai Indikator Keberhasilan Siklus I

Rentang Nilai Jumlah


No. Presentase
Angka Ketuntasan Peserta Didik
1. ≥ 75 Tuntas 17 53, 12%
2. ≤ 75 Tidak Tuntas 15 46, 87 %
Jumlah 32 100%

Diagram Ketuntasan Siklus I

46,87%
53,12%

Peserta Didik Tuntas Peserta Didik Tidak Tuntas

Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Data Perolehan Indikator Keberhasilan Peserta


Didik Siklus I

98
Refleksi:

Pembelajaran siklus I ini ditemukan beberapa kekurangan, antara lain:

a. Guru masih belum menerapkan secara efektif dalam menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD melalui media

pembelajaran flash movie, karena masih kurang memahami secara

keseluruhan mengenai model pembelajaran koopertaif tipe STAD, dan

belum maksimal dalam menggunakan media pembelajaran flash movie,

dikarenakan belum pernah menggunakan media pembelajaran flash

movie dalam proses pembelajaran di kelas sebelumnya.

b. Masih banyak peserta didik yang belum memahami model pembelajaran

kooperatif tipe STAD melalui media pembelajaran flash movie.

c. Guru masih kurang dalam membimbing peserta didik dalam proses

pembelajaran berlangsung, dan

d. Hasil belajar masih ada beberapa yang belum mencapai indikator

keberhasilan.

Walaupun sudah ada beberapa keberhasilan dalam pembelajaran namun

masih ada kekurangan yang belum tercapai yaitu pada penguasaan kelas

masih belum bisa terlaksana dengan maksimal, masih ada peserta didik

yang sibuk sendiri. Mengatasi kekurangan pada penguasaan kelas maka

penulis harus lebih meningkatkan lagi. Adapun hal-hal yang perlu guru

perbaiki dalam tindakan untuk siklus I ini, antara lain:

Mengondisikan peserta didik, sebelum pembelajaran dimulai.


a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam

pembelajaran.

b. Guru menyampaikan materi lebih dalam agar peserta didik mengetahui

lebih dalam mengenai materi yang sedang dipelajari.

c. Guru menekankan kembali langkah-langkah mengenai model

pembelajaran kooperatif tipe STAD melalui media pembelajaran flash

movie, dan

d. Guru saat dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD melalui media pembelajaran flash movie.

2. Data Siklus II

Tabel 4.11 Data Hasil Belajar IPA Siklus II

No. Nama L/P Nilai Keterangan


1 Afif Umri Nurwahid L 80 Tuntas
2 Almakhi Chaval Syahdana L 75 Tuntas
3 Aprilia Clara Andini P 85 Tuntas
4 Arendra Gufron A. L 80 Tuntas
5 Deckha Oktafian R. P 85 Tuntas
6 Devi Mariana P 95 Tuntas
7 Enggar Ardana L 85 Tuntas
8 Evi Nurlita P 75 Tuntas
9 Fariz Afif S. L 85 Tuntas
10 Febrian Dhamma Adhibya L 65 Tidak Tuntas
11 Heddik Kimas Saputra L 75 Tuntas
12 Iklima Ciptaningtyas E.C. P 75 Tuntas
13 Indah Qurrota'ayun P 80 Tuntas
14 Innani Anjaina Sabillah P 85 Tuntas
15 M. Aril Marta Kusuma L 80 Tuntas
16 M. Fajar Dwi R. L 85 Tuntas
17 M. Rendra Saputra L 85 Tuntas
18 M. Arfan Fahriza L 75 Tuntas
19 M. Rafly Setyo H. L 80 Tuntas
20 Nepti Nurdiyani P 85 Tuntas
21 Nova Vania Dewi P 85 Tuntas
22 Putri Anindya P 80 Tuntas
23 Royhan Ragil Lenoza L 75 Tuntas
24 Refi Hayyu Alia P 85 Tuntas

100
No. Nama L/P Nilai Keterangan
25 Retno Ayu N. P 80 Tuntas
26 Reva Wardiana P 85 Tuntas
27 Riska Novia Sari P 75 Tuntas
28 Rizal Andhika Murshali P 75 Tuntas
29 Shovie Durrotul Firdaus P 75 Tuntas
30 Sofiatul Launy P 75 Tuntas
31 Viona Oktavia P 75 Tuntas
32 Widya Ananta P 85 Tuntas
Jumlah 2.560
Rata–Rata 80
Presentase Peserta Didik Tuntas 96, 87 % (31 Peserta Didik)
Presentase Peserta Didik Tidak Tuntas 3,12 % (1 Peserta Didik)

Dengan indikator keberhasilan mata pelajaran IPA materi tekanan

zat dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari pada kelas VIII D di

SMP Negeri 1 Pabelan tahun pelajaran 2019/2020 adalah ≥ 75.

a. Nilai rata-rata hasil tes peserta didik siklus II

∑ᵡ
ᵡ=
𝑛

2.560
ᵡ=
32

= 80

b. Nilai persentase hasil tes yang tuntas siklus II

𝐹 (∑ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠)


𝑃= 𝑥 100%
𝑁
31
𝑃= 𝑥 100%
32

= 96, 87%

c. Nilai persentase hasil tes peserta didik yang tidak tuntas siklus II

𝐹 (∑ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠)


𝑃= 𝑥 100%
𝑁
1
𝑃= 𝑥 100%
32

= 3, 12 %

Tabel 4.12 Data Perolehan Indikator Keberhasilan Peserta Didik Siklus II

Rentang Nilai
No. Jumlah Peserta Didik Persentase
Angka Ketuntasan
1. ≥ 75 Tuntas 31 96, 87 %
2. ≤ 75 Tidak Tuntas 1 3, 12 %
Jumlah 32 100 %

Diagram Ketuntasan Siklus II


3,12%

96,87%

Peserta Didik Tuntas Peserta Didik Tidak Tuntas


Gambar 4.2 Diagram Lingkaran Data Perolehan Indikator Keberhasilan Peserta
Didik Siklus II

3. Data Non Tes

a. Angket

1) Angket Respon Peserta Didik terhadap Proses Pembelajaran

dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

STAD melalui Media Pembelajaran Flash Movie.

Berikut hasil angket respon peserta didik terhadap proses

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD melalui media pembelajaran flash movie:

102
Hasil Respon Angket Peserta Didik
100 89 89
88 85 88 86 87 87 88 84 85 86 88 87 83 85 87 83 87
90 83 83 80 80 83 80
78 76 76 75 75 75
80 72
70
Rentang Nilai

60
50
40
30
20
10
0
Nomor/Kode Absen Peserta Didik
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32

Gambar 4.3 Diagram Batang Angket Respon Peserta Didik

Berdasarkan hasil angket peserta didik, dalam proses

pembelajaran dapat dikategorikan guru baik dalam ketepatan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD melalui

media pembelajaran flash movie. Kriteria interprestasi angket

didasarkan pada perhitungan dengan menggunakan skala Likert

yang memiliki persentase rata-rata mencapai 86%, hal ini dapat

dinyatakan angket respon peserta didik dikategorikan dengan

peringkat sangat (setuju/baik/suka) dengan rentang persentase

peringkat angka 80%-100%.

2) Masukan dari Guru Pelaku Model Pembelajaran Koooperatif Tipe

STAD melalui Media Pembelajaran Flash Movie.

Berikut hasil masukan dari guru pelaku model pembelajaran

kooperatif STAD melalui media pembelajaran flash movie:


Hasil Masukan dari Guru (Teman Sejawat)
100%
88%

Persentase Masukan Guru


90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20% 12%
10%
0%
Iya Tidak
Kategori Jawaban Masukan dari Guru

Gambar 4.4 Diagram Batang Hasil Masukan dari Guru


(Teman Sejawat)

Berdasarkan hasil masukan dari guru pelaku, dalam proses

pembelajaran dapat dikategorikan guru baik dalam ketepatan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD melalui

media pembelajaran flash movie. Sesuai dengan kriteria interpretasi

kinerja guru dengan persentase terakhir mencapai 88%, hal ini dapat

dinyatakan kinerja guru dikategorikan dengan peringkat sangat

(setuju/baik/suka) dengan rentang persentase peringkat angka 80%-

100%.

b. Lembar Observasi

1) Lembar Observasi Peserta Didik

Mengamati aktivitas peserta didik, situasi dan kondisi

kelas saat pembelajaran berlangsung dengan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD melalui media

104
pembelajaran, lembar observasi peserta didik ini bertujuan

untuk mengetahui keaktifan peserta didik mulai awal

pembelajaran sampai akhir pembelajaran. Dengan rekapitulasi

data sebagai berikut:

Tabel 4.13 Rekapitulasi Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik

Skor Indikator
Sikap
No Nama Peserta didik Jumlah Skor Predikat
(1-4)
Skor Akhir
Ke- Ke-
jujuran telitian
1 Afif Umri Nurwahid 3 2 5 2,50 Baik
2 Almakhi Chaval Syahdana 4 3 7 3,50 Sangat Baik
3 Aprilia Clara Andini 3 4 7 3,50 Sangat Baik
4 Arendra Gufron A. 4 3 7 3,50 Sangat Baik
5 Deckha Oktafian R. 2 4 6 3,00 Baik
6 Devi Mariana 2 4 6 3,00 Baik
7 Enggar Ardana 4 3 7 3,50 Sangat Baik
8 Evi Nurlita 4 4 8 4,00 Sangat Baik
9 Fariz Afif S. 4 3 7 3,50 Sangat Baik
10 Febrian Dhamma Adhibya 2 4 6 3,00 Baik
11 Heddik Kimas Saputra 3 4 7 3,50 Sangat Baik
12 Iklima Ciptaningtyas E.C. 4 4 8 4,00 Sangat Baik
13 Indah Qurrota'ayun 4 3 7 3,50 Baik
14 Innani Anjaina Sabillah 4 4 8 4,00 Sangat Baik
15 M. Aril Marta Kusuma 3 3 6 3,00 Baik
16 M. Fajar Dwi R. 3 2 5 2,50 Baik
17 M. Rendra Saputra 3 4 7 3,50 Sangat Baik
18 M. Arfan Fahriza 2 3 5 2,50 Baik
19 M. Rafly Setyo H. 4 2 6 3,00 Baik
20 Nepti Nurdiyani 4 3 7 3,50 Sangat Baik
21 Nova Vania Dewi 3 2 5 2,50 Baik
22 Putri Anindya 4 3 7 3,50 Sangat Baik
24 Refi Hayyu Alia 2 4 6 3,00 Baik
25 Retno Ayu N. 4 2 6 3,00 Baik
26 Reva Wardiana 3 3 6 3,00 Baik
27 Riska Novia Sari 3 4 7 3,50 Sangat Baik
28 Rizal Andhika Murshali 2 3 5 2,50 Baik
29 Shovie Durrotul Firdaus 4 3 7 3,50 Sangat Baik
30 Sofiatul Launy 4 3 7 3,50 Sangat Baik
31 Viona Oktavia 3 3 6 3,00 Baik
32 Widya Ananta 4 2 6 3,00 Baik
Rata – Rata 3,2 3,1 6,43 3,28
Kriteria B B Baik Baik
Kategori nilai sikap peserta didik didasarkan pada

Permendikbud No. 81A Tahun 2013 yaitu:

Sangat Baik (SB): apabila Skor Akhir: 3,66 ≥ Skor Akhir 4,00

Baik (B) : apabila Skor Akhir: 2,66 ≥ Skor Akhir 3,33

Cukup (C) : apabila Skor Akhir: 2,00 ≥ Skor Akhir 2,33

Kurang (K) : apabila Skor Akhir: Skor Akhir ≤ 1,00

2) Lembar Observasi Guru

Selama proses pembelajaran, penulis dibantu oleh observer

atau guru kelas untuk mengamati kegiatan pembelajaran yang

bertujuan untuk mengetahui keterampilan atau kemampuan guru

dalam mengajar mata pelajaran IPA melalui model pembelajaran

kooperatif tipe STAD melalui media pembelajaran flash movie.

Berikut rekapitulasi hasil observasi guru dalam

pembelajaran IPA model pembalajaran kooperatif tipe STAD

melalui media pembelajaran flash movie:

Tabel 4.14 Rekapitulasi Lembar Observasi Aktivitas Guru


No. Keterampilan/Kemampuan Guru Jumlah Skor
dalam Mengajar
1 Kemampuan guru dalam kegiatan 10
pendahuluan dalam pembelajaran
2 Kemampuan guru dalam kegiatan inti 20
menggunakan model kooperatif tipe
STAD
3 Kemampuan guru dalam kegiatan 5
persentasi di kelas
4 Kemampuan guru dalam kegiatan kerja 18
tim
5 Kemampuan guru dalam kegiatan kuis 7
6 Kemampuan guru dalam kegiatan 8
perhitunagn skor
7 Kegiatan guru dalam kegiatan 5
memberikan penghargaan

106
No. Keterampilan/Kemampuan Guru Jumlah Skor
dalam Mengajar
8 Kemampuan guru dalam kegaitan 15
penutup dalam pembelajaran
Jumlah 88
Rata-rata 8,8
Kriteria Baik (B)

Kategori nilai kinerja guru didasarkan pada Permeneg

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 16

Tahun 2010, yaitu:

Peringkat Amat Baik (A), apabila nilai yang diperoleh 91-100

Peringkat Baik (B), apabila nilai yang diperoleh 76-90

Peringkat Cukup (C), apabila nilai yang diperoleh 61-75

Peringkat Sedang (D), apabila nilai yang diperoleh 51-60

Peringkat Kurang (K), apabila nilai yang diperoleh ≤ 50

C. Peningkatan Antar Siklus

Pada bagian ini disajikan perbandingan hasil antar siklus yang

dipaparkan sebagai berikut:

Tabel 4.15 Data Hasil Belajar Rata-rata Antar Siklus

No. Ketuntasan Pelaksanaan Nilai Rata-rata


1. Siklus I 74, 50
2. Sikulus II 80, 00
Nilai Rata-rata Antar Siklus
80,00
Rentang Persentase Nilai 80,00
79,00
78,00
77,00
76,00
74,50
75,00
74,00
73,00
72,00
71,00
Siklus I Siklus II
Kondisi Silkus

Gambar 4.5 Diagram Batang Data Hasil Belajar Rata-rata Antar Siklus

Selanjutnya dalam bagian ini disajikan data ketuntasan hasil belajar

peserta didik antar siklus yang di paparkan sebagai berikut:

Tabel 4.16 Data Ketuntasan Hasil Belajar Peserta Didik Antar Siklus

No. Pelaksanaan Kategori Jumlah Peserta Didik Persentase (100%)


Tuntas 17 53, 13%
1. Siklus I
Tidak Tuntas 15 46, 87 %
Tuntas 31 96, 87 %
2. Siklus II
Tidak Tuntas 1 3, 12 %

Persentase Hasil Belajar Rata-rata Antar Siklus


Rentang Persentase Nilai

96,87%
100,00%
80,00%
53,13%
60,00%
40,00%
20,00%
0,00%
Siklus I Siklus II
Kondisi Siklus

Gambar 4.6 Diagram Persentase Ketuntasan Indikator Keberhasilan Peserta Didik


Antar Siklus

108
D. Pembahasan Hasil Penelitian

Peranan strategi belajar mengajar sangat penting dalam dinamika

suatu kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuannya. Pembelajaran

dapat dengan mudah dipahami oleh peserta didik tentu di perlukan strategi

yang tepat agar tujuannya tercapai. Mengajar bagi seorang guru bukan

sekadar menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik saja, akan tetapi

seorang guru perlu memiliki tingkat pemahaman maupun keterampilan

dalam mengelola kelas. Seperti menyiapkan media maupun metode yang

cocok yang dapat diterima oleh seluruh peserta didiknya. Fakta di lapangan

sering ditemukan seorang guru menyampaikan materi menggunakan

metode ceramah dan menurut peserta didik itu merupakan hal yang sangat

membosankan. Tanpa adanya kreativitas yang dapat menumbuhkan

semangat belajar peserta didik.

Merujuk pada permasalahan yang ada, dijelaskan kembali menurut

Wisudawati dkk (2013: 53) yang ia mengatakan bahwa model

pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan suatu model

pembelajaran yang dapat meningkatkan pencapaian akademik dan sikap

sosial peserta didik melalui kerja sama diantara mereka. Model

pembelajaran kooperatif bertujuan dalam peningkatan pencapaian

akademik, peningkatan rasa toleransi bertujuan dan mengahrgai perbedaan,

serta membangun keterampilan sosial peserta didik. Kerja sama yang

dilakukan oleh peserta didik dalam pelaksanaan model pembelajaran

kooperatif menitik beratan pada rasa tanggungjawab pribadi untuk


pencapaian kelompok. Terdapat pengembangan lebih lanjut dari

cooperative learning, diantaranya ialah cooperative learning tipe STAD

(Student Team Achievement Division). STAD sesuai untuk materi–materi

ilmu pengetahuan ilmiah yang definisinya sudah jelas, seperti materi IPA

SMP. STAD berguna memotivasi peserta didik untuk saling mendukung

dan membantu satu sama lain dalam menguasai pengetahuan yang

diberikan oleh guru.

Model pembelajaran kooperatif tpe STAD ini sangatlah mudah

diterima oleh peserta didik, karena peserta didik tidak monoton hanya

kepada guru, akan tetapi peserta didik juga aktif dan terlibat langsung

dalam proses pembelajaan. Dengan di terapkannya model pembelajaran

kooeratif tipe STAD melalui media pembelajaran flash movie, peserta didik

tidak akan cepat merasa bosan. Saat berada di kelas pun, model

pembelajaran kooperatif tipe STAD ini memberikan kesempatan luas

kepada guru untuk menjalin hubungan yang lebih dekat lagi dengan peserta

didik.

Pembelajaran IPA pada peserta didik kelas VIII D dapat

meningkatkan pemahaman peserta didik pada materi tekanan zat dan

penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Selain memahami materi,

peserta didik juga dapat aktif mengeksplor melalui media pembelajaran

flash movie dengan menyenangkan.

Kemampuan peserta didik dilihat dari meningkatnnya hasil belajar

peserta didik yang mencapai nilai indikator keberhasilan ≥ 75, seperti

110
meningkatnya diagram pada setaip siklus. Setelah melakukan berbagai

kegiatan mulai dari siklus, I dan siklus II di peroleh data hasil belajar IPA

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD melalui model

pembelajaran flash movie.

Berdasarkan data-data yang terkumpul dalam penelitian materi

tekanan zat dan penerapnnya dalam kehidupan sehari-hari, maka diketahui

bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD melalui

model pembelajaran flash movie dapat meningkatkan hasil belajar peserta

didik. Penggunaan model dan media pembelajaran ini, ternyata peserta

didik dapat menyelesaikan masalah yang diberikan oleh guru dengan baik.

Hal ini dibuktikan dengan peningkatan hasil belajar peserta didik selama

pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan uraian di atas, menunjukkan bahwa penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD melalui model pembelajaran flash

movie telah berhasil meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Perbandingan persentase ketuntasan yang diperoleh peserta dididk

kelas VIII D dapat dilihat dalah tabel di bawah ini:

Tabel 4.17
Peningkatan Persentase Hasil Belajar Peserta Didik

Rata- Ketuntasan
Pelaksanaan Persentase
No. Jumlah rata Tidak
Penelitian Ketuntasan Tuntas
Kelas Tuntas
1. Siklus I 2.384 74,5 53, 13% 17 15
2. Siklus II 2.560 80 96, 87 % 31 1
Dari Tabel 4.17 di atas dapat digambarkan dalam diagram di bawah

ini:

Peningkatan Persentase Hasil Belajar Antar


Siklus
150,00%
96,87%
100,00%
53,13%
50,00%
0,00%
Siklus I Siklus II

Persentase

Gambar 4.7 Diagram Batang Peningkatan Persentase Hasil Belajar


Peserta Didik

Rekapitulasi persentase ketuntasan yang diperoleh setiap siklus juga

mengalami peningkatan. Kriteria yang digunakan penulis dalam penelitian

materi tekanan zat dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dengan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD melalui media pembelajaran

flash movie, yaitu apabila persentase ketuntasan klasikal mencapai ≥ 85%,

maka penelitian dikatakan berhasil. Siklus I persentase ketuntasan yang

diperoleh baru mencapai 53,13% dengan peserta didik yang tuntas dengan

indikator keberhasilan ≥ 75, terdapat 17 peserta didik, sedangkan pada

siklus II peserta didik yang tuntas meningkat menjadi 31 peserta didik

dengan persentase 96,87%, hal ini dapat dikatakan bahwa penggunaan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD melalui pembelajaran flash

movie dikarenakan berhasil dengan baik, karena persentase sudah melebihi

target yang di tentukan oleh penulis.

112
Berdasarkan data hasil penelitian di atas dapat diketahui bahwa

terdapat peningkatan hasil belajar IPA materi tekanan zat dan penerapannya

dalam kehidupan sehari-hari. Banyak peserta didik yang semula memiliki

hasil belajar yang relatif rendah dan rata-rata masih dibawah indikator

keberhasilan ≥ 75. Kegiatan proses pembelajaran peserta didik

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan

menggunakan media pembelajaran flash movie, telah terbukti dapat

meningkatkan hasil belajar peserta didik dan proses pembelajaran di kelas

menjadi lebih efektif. Hasil penelitian yang penulis lakukan dengan judul

“Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Tekanan Zat Dan Penerapannya

Dalam Kehidupan Sehari-hari dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

STAD melalui Media Pembelajaran Flash Movie pada Peserta Didik Kelas

VIII D SMP Negeri 1 Pabelan Tahun Pelajaran 2019/2020”, dapat dikatakan

relevan dan sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hasanah dkk.

(2012) menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan baik pada proses

maupun hasil belajarnya. Melalui penerapan STAD masalah yang ada di

kelas juga dapat berkurang, melihat hasil yang dicapai dalam penelitian ini

dapat diambil kesimpulan bahwa STAD merupakan salah satu altenatif yang

terbukti dapat diterapkan di kelas XI AP 1 dalam upaya meningkatkan hasil

belajarnya. Penelitian ini juga di dapat katakan relevan yang mana merujuk

kepada penelitian yang telah di lakukan oleh Prayitno, dkk. (2013)

menjelaskan bahwa penerapan pendekatan SAVI melalaui model


pembelajaran STAD berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas VII

SMPN 14 Surakarta.

Setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe STAD

melalui media pembelajaran flash movie pada peserta didik kelas VIII D,

penulis menyebarkan angket respon peserta didik untuk memberikan

jawaban dan tanggapan menurut pilihan jawaban yang telah disediakan

dengan keinginan mereka, setelah mendapatkan pembelajaran dengan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD melalui media pembelajaran

flash movie pada mata pelajaran IPA, dan hasil dari angket respon peserta

didik yang di dapati bahwa 86% peserta didik merasa senang/setuju

menggunakan media pembelajaran flash movie dengan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD melalui media pembelajaran flash movie yang

digunakan oleh penulis dan dapat dikatakan relevan dan sesuai dengan

penelitian yang telah dilakukan oleh Dita Andidi dan Nanang Supriadi

(2018) yang mana dalam penelitiannya dapat disimpulkan bahwa media

animasi menggunakan macromedia flash berbasis pemahaman konsep

pokok bahasan persegi dan persegi panjang layak digunakan. Hal ini juga

didukung dan dapat dikatakan relevan yang sesuai dengan penelitian yang

telah dilakukan oleh Amirah Mustarin, dkk (2019), dalam penelitiannya

menjelaskan bahwa data hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Alat

dan Mesin Pertanian pada pembahasan hasil penelitian, maka dapat

disimpulkan bahwa penerapan media pembelajaran Macromedia Flash CS6

dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas X ATPH SMK Negeri

114
4 Jeneponto dari siklus I ke siklus II serta terjadi peningkatan positif

aktivitas peserta didik kelas X ATPH SMK Negeri 4 Jeneponto.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan hasil penelitian yang telah dilakukan,

dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD

melalui media pembelajaran flash movie dapat meningkatkan hasil belajar

IPA pada materi tekanan zat dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

pada peserta didik kelas VIII D semester II (genap) SMP Negeri 1 Pabelan

tahun pelajaran 2019/2020. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari hasil

penelitian tindakan kelas pada siklus I peserta didik yang mencapai nilai

indikator keberhasilan sebanyak 17 peserta didik atau 53, 13% dari 100%

dan yang tidak tuntas indikator keberhasilan sebanyak 15 peserta didik dari

32 peserta didik atau 46, 87% dari 100% dengan nilai rata-rata 74, 5.

Sementara itu, siklus II terdapat peserta didik sebanyak 31 peserta didik dari

32 peserta didik atau 96, 87% dari 100% dan yang tidak mencapai indikator

keberhasilan sebanyak 1 peserta didik dari 32 peserta didik atau 3, 12% dari

100% dengan nilai rata-rata peserta didik 80. Hasil angket respon peserta

didik bahwasanya mereka menyukai media pembelajaran flash movie yang

digunakan pada proses pembelajaran berlangsung denga ditunjukkan hasil

persentase angket respon peserta didik sebesar 86%.

116
B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan penulis memberikan

sarana antara lain sebagai berikut:

1. Bagi Kepala Sekolah

Sebagai orang nomor satu di sekolah, hendaknya selalu meninjau

dan memantau proses pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar di

kelas maupun di luar kelas, terutama dalam menggunakan model

pembelajaran yang sudah di terapkan pada kurikulum 2013. Hal ini

dikarenakan, model pembelajaran aktif sangat penting untuk

pembelajaran dengan kurikulum 2013.

2. Bagi Guru IPA

Guru dapat meningkatkan profesionalisme dalam melaksanakan

tugas mengajar dengan menggunakan model pembelajaran aktif dan

berbantuan media pembelajaran yang kreatif dan inovatif yang sesuai

dengan kurikulum yang berlaku, menguasai model, media maupun

metode pembelajaran yang dipilih maupun akan digunakan, maupun

peserta didik, sehingga dalam kegiatan belajar mengajar tidaklah pasif

dan peserta didik akan lebih terlibat secara aktif.

1. Bagi Penulis

Penulis yang akan melakukan penelitian tidakan kelas dapat

mengembangkan lagi secara luas mengenai pemahaman penelitian

tindakan kelas sedari tahapan-tahapan penelitian tindakan, sehingga


diperoleh hasil penelitian yang sesuai konsep serta alur dan nantinya

akan berguna untuk kemajuan mutu pendidikan.

118
DAFTAR PUSTAKA

Ade, S. 2011. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.


Aryana, I.B.P. 2006. Pengaruh Penerapan Model Belajar berdasarkan Masalah dan
Model Pengajaran Lansung dipandu Strategi Kooperatif terhadap Hasil
Belajar Biologi Siswa SMA. Jurnal Pendidikan dan Pengajara IKIP Negeri
Singaraja, No. 4.
Andini, D. dan Nanang Supriadi. 2018. Media Animasi Menggunakan Macromedia
Flash Berbasis Pemahaman Konsep Pokok Bahasan Persegi dan Persegi
Panjang. Desimal: Jurnal Matematika, 1 (2).
Ariyanti, dkk. 2018. Buku Pegangan Pembelajaran Berorientasi pada
Keterampilan Berpikir Tinggi. Jakarta: Direktorat Jendral Guru dan Tenaga
Pendidikan.
Arikunto, S. 2011. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arsyad, A. 2014. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Artanti, H. 2009. Upaya Mengefektifkan Program Akselerasi dalam Rangka
Pengembangan Potensi Peserta Didik Berbakat Intelektual. Malang :
Program Pasca Sarjana UIN Malang.
Asrori, M. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV. Wacana Prima.
Asyhar, R. 2012. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi
Jakarta.
Billah, A. 2016. Pendidikan Karakter untuk Anak Usia Dini dalam Perspektif Islam
dan Implementasinya dalam Materi Sains. Attarbiyah, 1 (2): 243-272.
--------------. 2018. Konsep Dasar Fisika: untuk Mahasiswa PGMI/PGSD dan
Pendidik Mata Pelajaran IPA. Sukoharjo: Oase Pustaka.
--------------. 2018. The Development of Virtual Laboratory Learning Media for The
Physical Optics Subject. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-Biruni, 07 (2):
153-160.
Chotimah, H. 2007. Peningkatan Proses dan Hasil Belajar Biologi dalam
Pendekatan Kontekstual melalui Model Pembelajaran Think-Pair-Share
pada Peserta Didik Kelas X-6 SMA Laboratorium Universitas Negeri
Malang. Jurnal Penelitian Kependidikan, 17 (1).
Darmawan, D. 2012. Inovasi Pendidikan: Pendekatan Praktik Teknologi Media
dan Pembelajaran Online. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Direktorat Tenaga Kependidikan. 2008. Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Ditjen
PMPTK.
Dwitagama, D. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Indeks.
Febryana, A. 2014. Pengaruh Penggunaan Modul Pada Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Keterampilan Komputer dan Pengolahan
Informasi di SMK 2 Bikittinggi. Jurnal, Program Studi Pendidikan Teknik
Informastika, Fakultas Teknik: Universitas Negeri Padang.
Hasanah, dkk. 2012. Peningkatan Hasil Belajar Memilih Media Komunikasi
Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Economic Education
Analysis Journal, 1.
Hayati, F.N. 2017. Mengenal Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: PT. Indeks.
Ibrahim, M. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press.
Isjono. 2011. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi
Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ismundar, N. 2017. Penerapan Media Pembelajaran Berbasis Macromedia Flash
8.0 Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Pada Kompetensi
Sistem Pengisian Konvensional Peserta didik Kelas XII Semester Genap
Teknik Kendaraan Ringan Di SMK Negeri 1 Nglipar Tahun 2016/2017.
Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas
Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.
Karwati, E. dan Doni Juni Priansa. 2014. Manajemen Kelas (Classroom
Management) Guru Profesional yang Inspiratif, Kreatif, Menyenangkan,
dan Berprestasi. Bandung: Alfabeta.
Kementrian Pendidikan Nasional. 2010. Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja
Guru (PK Guru). Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional Direktorat
Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
Kusnandar. 2008. Langkah-Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Potensi Guru. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Kustandi, C. dan Bambang Sutjipto. 2011. Media Pembelajaran Manual dan
Digital. Bogor: Ghalia Indonesia.
Kusuma, E. Wijayanti, N. dan Wibowo, L.S. 2008. Pembelajaran Kooperatif tipe
NHT berbasis SAVI untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Pokok
Bahasan Laju Reaksi. Jurnal Pendidikan Kimia, 2 (1): 216-223.
Kusumah, W. 2010. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Indeks.
Muryono. 2016. Peningkatan Prestasi Belajar Peserta didik Pelajaran IPA Materi
Bagian-Bagian Tumbuhan dan Fungsinya Melalui Pendekatan Kontekstual
(CTL) pada Peserta didik Kelas IV SD IST At-Taqwa Kecamatan Getasan
Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016. Skripsi. Salatiga: IAIN
Salatiga.
Mustarin, A., Rahmat Arifyansah, dan Muh.Rais. 2019. Penerapan Media
Pembelajaran Macromedia Flash Cs6 Dalam Meningkatkan Hasil Belajar

120
Peserta didik Kelas X ATPH pada Mata Pelajaran Alat dan Mesin Pertanian
di SMKN 4 Jeneponto. Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, 5 (1).
Nugroho, U., Hartono, dan Edi S.S. 2009. Penerapan Pembelajaran Kooperatif tipe
STAD Berorientasi Keterampilan Proses. Jurnal Pendidikan Fisika
Indonesia, 5: 108-112.
Nurjannah, U., Baskoro, A.P., dan Joko, A. 2012. Pengaruh Pembelajaran Problem
Based Instruction (PBI) diintegrasikan dengan Student Team Achivement
Division (STAD) terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi dan
Keterampilan Sosial. Jurnal Pendidikan Biologi, 4 (2): 12-21.
Prayitno, B.A., Tutik F.W. dan Marjono. 2013. Pengaruh Pendekatan SAVI melalui
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD terhadap Hasil Belajar pada
Siswa Kelas VII SMP Negeri 14 Surakarta. Jurnal Pendidikan Biologi, 5
(1).
Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Surakarta: Pustaka Belajar.
Putri, Z.S. dan Fibri R. 2018. Pengaruh Multimedia Macromedia Flash terhadap
Hasil Belajar Matematika Peserta didik Pada Materi Pokok Persegi Panjang
dan Persegi Kelas VII di MTs Al-Ulum Medan. Axiom, VIII(1).
Republik Indonesia. 2009. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor. 16 Tahun 2009 tentang Jabatan
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
------------------------. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 81A tentang Implementasi Kurikulum.
Rizal, A. S., Munawar Rahmat dan Ahmad Syamsul Rizal. 2016. Efektivitas
Multimedia Interaktif Flash pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
di Sekolah Menengah Pertama. Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta’lim,
14 (2).
Sapriati. 2009. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia.
Silberman, M.L. 2009. Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif.
Yogyakarta: Insan Madani.
Slavin, R.E. 2008. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media.
--------------. 2010. Cooperative Learning : Teori, Riset dan Praktik. Bandung :
Nusa Media.
Suardi, A.A.I.N. Marhaeni, dan Nyoman D. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD terhadap Hasil Belajar Membaca Bahasa Inggris
ditinjau dari Motivasi Berprestasi Peserta didik Kelas XI. e-Journal
Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, 4.
Sudjana, N. 2008. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sukayati. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: PPPPTK Matematika.
Sukiman. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: Pedagogia.
Sukmadinata, N.A. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Sulistyowati, E. 2013. Metodologi Pembelajaran IPA. Jakarta: Bumi Aksara.
Suprijono, A. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka
Belajar.
Suryani, N. dan Leo Agung. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta: Ombak.
Susanti, dkk. 2017. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar melalui Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan
Pengembangan, 2.
Thobroni, M., dan Mustofa, A. 2011. Belajar dan Pembelajaran Pengembangan
Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Trianto. 2009. Mendesain Pembelajaran Inovatif-Progresif. Surabaya: Kencana.
----------. 2010. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka.

Uno, H dan Hamzah B. 2011. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.


Wisudawati, A. W., dkk. 2017. Metodologi Pembelajaran IPA. Jakarta: Bumi
Aksara.
Wulannigsih, S.,. Baskoro A.P. dan Riezky M.P. 2012. Pengaruh Model
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing terhadap Keterampilan Proses Sains di
tinjau dari Kemampuan Akademik Siswa SMA Negeri 5 Surakarta. Jurnal
Pendidikan Biologi, 4 (2).

Yamin, M. 2008. Paradigma Pendidikan Kontruktivistik. Jakarta: Gaung Persada


Press.
Zubaidah, S., dkk. 2017. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VIII D Semester
2. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
---------------------. 2017. Buku Guru Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VIII
Semester 2. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

122
Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Achmad Syaiful Hadi


Tempat, tanggal lahir : Tuban, 04 Mei 1998
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Mahasiswa
Agama : Islam
Alamat : Jl. Gebras RT.015/05 No. 94 Kel. Susukan Kec.
Ciracas Jakarta Timur 13750
No. HP : 089674315629
Email : achmadhadi459@gmail.com
sachmad644@gmail.com
Pendidikan Terakhir : MAN 6 Jakarta
Riwayat Pendidikan
Jenjang Nama Sekolah/Instansi Tahun Lulus
TK TK Sutra 2004
SD SDN Susukan 09 Pagi 2010
SMP SMP Negeri 106 SSN Jakarta 2013
MA MAN 6 Jakarta 2016
Perguruan Tinggi IAIN Salatiga 2020

Pengalaman Organisasi
Nama Organisasi Jabatan Periode
OSIS Ketua OSIS MAN 6 Jakarta 2014-2015
Kopma Fatawa IAIN Salatiga Anggota 2016-sekarang
HMJ Tadris IPA Anggota Divisi Penalaran 2017-2018
Kopma Fatawa IAIN Salatiga Staff Bidang Praktikum 2017-2018
HMJ Tadris IPA Ketua Departemen Advokasi 2018
HMJ Tadris IPA Ketua Departemen Wacana 2018-2019
Kopma Fatawa IAIN Salatiga Ketua Bidang PSDA 2018-2019
Lampiran 2. SKK (Satuan Kredit Kegiatan)

124
126
128
Lampiran 3. Surat Pembimbing Skripsi
Lampiran 4. Surat Permohonan Izin Penelitian

130
Lampiran 5. Lembar Konsultasi
132
134
Lampiran 6. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
PRA SIKLUS

Sekolah : SMP Negeri 1 Pabelan


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas / Semester : VIII / Genap
Materi Pokok : Tekanan Zat dan Penerapannya dalam Kehidupan
Sehari-hari
Alokasi Waktu : 3 Pertemuan x (6 JP) @40 Menit

A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang di anutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator
3.8.Menjelaskan tekanan zat dan 3.8.1.Menjelaskan konsep tekanan
penerapannya dalam 3.8.2.Menganalisis hubungan antara
kehidupan sehari-hari, gaya dan luas permukaan
termasuk tekanan darah, terhadap besarnya tekanan
osmosis, dan kapilaritas 3.8.3.Menjelaskan hukum
jaringan angkut pada Archimedes
tumbuhan 3.8.4.Menerapkan hukum Pascal pada
benda dalam kehidupan sehari-
hari
3.8.6.Menerapkan prinsip tekanan zat
gas pada benda dalam
kehidupan sehari hari
3.8.7.Menganalisis penerapan hukum
Archimedes pada benda yang
terapung, melayang, dan
tenggelam di dalam air

136
3.8.8.Menganalisis tekanan zat cair
pada kedalaman tertentu
4.8.Menyajikan data hasil 4.8.1.Menyajikan data hasil
percobaan untuk percobaan tekanan zat cair pada
menyelidiki tekanan zat cair kedalaman tertentu
pada kedalaman tertentu,
gaya apung, dan kapilaritas
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
1. Menjelaskan konsep tekanan
2. Menunjukkan faktor yang memengaruhi tekanan pada zat padat
3. Menerapkan konsep tekanan pada zat padat dalam berbagai
permasalahan
4. Menunjukkan faktor yang mempengaruhi tekanan pada zat cair
5. Menunjukan faktor yang mempengaruhi tekanan pada gas
6. Menyebutkan contoh penerapan tekanan pada zat gas dalam kehidupan
sehari-hari
7. Menerapkan konsep tekanan pada zat gas dalam berbagai permasalahan
D. Materi Pembelajaran
Materi Pembelajaran Reguler
a) Tekanan berbanding lurus dengan besar gaya dan berbanding terbalik
dengan luas bidang tekan. Semakin besar dorongan (gaya) yang di
berikan, semakin besar pula tekanan yang dihasilkan. Sebaliknya,
semakin besar luas bidang tekan suatu benda maka semakin kecil
tekanan yang dihasilkan. Secara matematis, dapat dituliskan dalam
persamaan sebagai berikut
𝐹
𝑃=
𝐴
b) Kedalaman zat cair dan massa jenis zat cair memengaruhi tekanan yang
dihasilkan oleh zat cair atau disebut dengan tekanan hidrostatis.
Semakin dalam zat cair maka tekanan yang dihasilkan semakin besar.
Semakin besar massa jenis zat cair, semakin besar pula tekanan yang
dihasilkan. Dengan kata lain, tekanan suatu zat cair sebanding dengan
kedalaman atau ketinggian dan besarnya massa jenis. Secara matematis,
dapat di tuliskan dalam persamaan berikut.
P=ρxgxV
C. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Scientific Approach
2. Metode : Ceramah, Diskusi, Kerja Tim, dan Praktikum
3. Model : Cooperative Learning tipe STAD
E. Media Pembelajaran
Pertemuan Pertama
1. Media
a. Worksheet atau Lembar Kerja Peserta Didik
b. Slide presentasi (PPT)
c. Proyektor
2. Alat/Bahan
a. 2 buah plastisin ukuran besar/ tanah liat/ tepung terigu
b. 2 keping uang logam (Rp.500)
c. Gelas kimia
d. Gelas ukur
e. Neraca pegas
f. Benda dari logam atau batu (sebagai beban)
g. Air
h. Spidol
i. Buku tulis
j. ATK
F. Sumber Belajar
Zubaidah, S., dkk. 2017. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VIII.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Zubaidah, S., dkk. 2017. Buku Guru Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs
Kelas VIII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama 3 Jam Pelajaran (JP) (3 x 40 menit)

Sintaks Kegiatan Belajar Mengajar Alokasi


Pembelajaran Guru Peserta didik Waktu
STAD
Pendahuluan
 Memulai pembelajaran  Memulai pembelajaran 2 menit
dengan salam dan doa. dengan menjawab salam
dan doa.
 Memeriksa kehadiran  Menunjukkan kehadirannya 3 menit
dan keadaan peserta
didik.  Mengerjakan soal pre test 15 menit
 Memberikan soal pre dengan cermat
test untuk mengukur
kemampuan awal
peserta didik
a. Fase  Mengawali  Melihat secara seksama 2 menit
Persentasi di pembelajaran dengan gambar kaki bebek atau
Kelas menampilkan gambar angsa dan membandingkan
kaki bebek atau angsa dengan kaki ayam
dan membandingkan-
nya dengan kaki ayam
 Memberi apersepsi dan  Dengan penuh percaya diri, 2 menit
motivasi belajar kepada peserta didik menanggapi
peserta didik dengan pertanyaan dari guru
memberikan dengan menjawab “Ada,
pertanyaan “Apakah kaki bebek memiliki selaput
perbedaan kaki bebek

138
atau angsa dengan kaki pada kakinya, sedangkan
ayam yang terdapat ayam tidak memiliki”.
pada Gambar 7.2 ?
 Melakukan  Memerhatikan guru 2 menit
demonstrasi dengan melakukan demostrasi
meletakkan uang tersebut secara seksama
logam pertama pada
plastisin dengan posisi
horizontal dan uang
logam kedua dengan
posisi vertikal,
kemudian memberikan
dorongan kepada kedua
uang logam tersebut
 Mengawali kegiatan
dengan memberikan  Peserta didik mencoba 1 menit
sejumlah pertanyaan menjawab pertanyaan yang
kepada peserta didik. diajukan oleh guru secara
Apakah konsep tentang seksama
tekanan hanya berlaku
pada benda yang padat
saja?
 Menampilkan slide
power point pada  Memerhatikan tampilan 1 menit
pembelajaran 1 slide power point pada
 Memberikan penguatan pembelajaran 1
konsep tentang
bagaimana pengaruh  Memerhatikan penjelasan 1 menit
antara massa jenis zat guru dan mencatat bila
cair, ketinggian, dan perlu
percepatan gravitasi
terhadap tekanan yang
dihasilkan zat cair.
 Menyampaikan tujuan  Mendengarkan penjelasan 1 menit
pembelajaran. guru
 Memasuki materi  Mencoba menjawab 1 menit
hukum Archimedes, pertanyaan yang diajukan
guru bertanya kepada oleh guru secara seksama
peserta didik.
Pernahkah kamu
mengamati bayi yang
dimandikan di bak
mandi?
1 menit
 Memberikan informasi  Memerhatikan penjelasan
bahwa tekanan yang di guru dan mencatat bila
hasilkan oleh zat cair perlu
disebut dengan tekanan
hidrostatis.
Kegiatan Inti
b. Fase Kerja Eksplorasi :
Tim  Membagi peserta didik  Duduk berkelompok 4-5 2 menit
menjadi beberapa orang untuk mempelajari
kelompok secara lebih lanjut tentang konsep
heterogen. Masing- tekanan melalui kegiatan
masing kelompok praktikum yang terdapat
terdiri dari 4-5 peserta pada Aktivitas 7.3. tentang
didik. “Hukum Archimedes”
 Membagikan LKPD  Menerima LKPD 7.3. 1 menit
7.3. “Hukum tentang “Hukum
Archimedes” Archimedes” yang
diberikan guru
 Menjelaskan petunjuk  Memperhatikan penjelasan 2 menit
mengerjakan LKPD yang diberikan guru
7.3. “Hukum
Archimedes” dalam
kelompok yaitu:
membagi tugas dalam
kelompok hingga
setiap anggota
memahami konsep
yang dipelajarinya
untuk menghadapi kuis
 Meminta peserta didik  Melakukan percobaan 30 menit
untuk melakukan tentang “Hukum
percobaan tentang Archimedes”
“Hukum Archimedes”
Elaborasi :
 Guru membimbing dan  Melakukan percobaan 5 menit
mengontrol kegiatan dengan teliti dan bekerja
percobaan yang sama
dilakukan peserta didik
apakah sudah
dilakukan dengan
benar atau belum.
 Meminta perwakilan  Mempresentasikan 5 menit
dari masing-masing percobaan dari Aktivitas
kelompok untuk 7.3. kepada teman sekelas
mempresentasikan dengan penuh rasa percaya
hasil percobaan dari diri.
Aktivitas 7.3. kepada
teman sekelas

140
Konfirmasi :
 Menanggapi hasil  Memerhatikan penjelasan 2 menit
presentasi peserta didik guru dan mencatat bila
dan memberikan perlu
informasi yang
sebenarnya
 Memberikan
konfirmasi terhadap
hasil praktikum dan
diskusi yang dilakukan
oleh peserta didik
bahwa besarnya
tekanan dipengaruhi
oleh gaya dan luas
permukaan pijakan
c. Fase Kuis  Memberikan kuis yang  Mengerjakan kuis secara 10 menit
dikerjakan secara individu
individu. Skor yang di
dapatkan akan
digunakan untuk
penilaian skor tim
mereka
 Membahas pertanyaan  Mendengarkan penjelasan 5 menit
kuis dan meminta yang diberikan guru dan
peserta didik untuk mengoreksi hasil jawaban
mengoreksi jawaban kuis dari teman mereka
kuis dari teman mereka
d. Fase  Meminta peserta didik  Menghitung hasil skor yang 5 menit
Perhitungan untuk menghitung diperoleh temannya
Skor perolehan skor kuis
yang diperoleh teman
yang mereka koreksi
 Meminta peserta didik  Menuliskan skor yang 5 menit
untuk menuliskan hasil diperoleh pada kartu
skor yang mereka kelompok yang sudah
peroleh pada kartu tersedia
kelompok
e. Fase  Memberikan  Menerima penghargaan 5 menit
penghargaan penghargaan pada yang di berikan guru
kelompok dengan skor
terbaik
Penutup
 Membimbing peserta  Menyimpulkan hasil 3 menit
didik untuk menarik pembelajaran yang telah
kesimpulan dari hasil dilakukan
pembelajaran yang
telah dilaksanakan.
 Memberikan refleksi  Menanggapi refleksi diri 2 menit
diri terhadap terkait saat proses
pembelajaran apa saja pembelajaran berlangsung
yang dapat diperoleh
selama proses
pembelajaraan
berlangsung
 Menugaskan peserta  Mendengarkan serta 2 menit
didik untuk mencari mencatat tugas yang
informasi tentang cara diberikan oleh guru
kerja pompa hidrolik
pengangkat mobil
sebagai bahan diskusi
pada pertemuan
selanjutnya
 Memberikan  Mendengarkan dan 2 menit
pengarahan pada mencatat hal-hal yang perlu
peserta didik tentang dibawa untuk pertemuan
aktivitas proyek dan berikutnya
ditugaskan untuk
membawa bahan
percobaan Aktivitas
7.5.
 Mengakhiri  Menjawab salam dan 1 menit
pembelajaran dengan berdoa.
salam dan berdoa.

142
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SIKLUS 1

Sekolah : SMP Negeri 1 Pabelan


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas / Semester : VIII / Genap
Materi Pokok : Tekanan Zat dan Penerapannya dalam Kehidupan
Sehari-hari
Alokasi Waktu : 2 Pertemuan x (4 JP) @40 Menit

A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang di anutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator
3.8.Menjelaskan tekanan zat dan 3.8.1.Menjelaskan konsep tekanan
penerapannya dalam 3.8.2.Menganalisis hubungan antara
kehidupan sehari-hari, gaya dan luas permukaan
termasuk tekanan darah, terhadap besarnya tekanan
osmosis, dan kapilaritas 3.8.3.Menjelaskan hukum
jaringan angkut pada Archimedes
tumbuhan 3.8.4.Menerapkan hukum Pascal pada
benda dalam kehidupan sehari-
hari
3.8.6.Menerapkan prinsip tekanan zat
gas pada benda dalam
kehidupan sehari-hari
3.8.7.Menganalisis penerapan hukum
Archimedes pada benda yang
terpung, melayang, dan
tenggelam di dalam air
3.8.8.Menganalisis tekanan zat cair
pada kedalaman tertentu
4.8.Menyajikan data hasil 4.8.1.Menyajikan data hasil
percobaan untuk percobaan tekanan zat cair pada
menyelidiki tekanan zat cair kedalaman tertentu
pada kedalaman tertentu,
gaya apung, dan kapilaritas
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
1. Memformulasikan hukum Pascal
2. Menyebutkan contoh penerapan yang menggunakan hukum Pascal
3. Menerapkan hukum Archimedes dalam berbagai permasalahan
4. Menyebutkan contoh penerapan yang menggunakan hukum
Archimedes
5. Membedakan konsep tenggelam, mengapung dan melayang
6. Menerapkan konsep tekanan pada zat cair dalam berbagai permasalahan
7. Menerapkan konsep tekanan pada zat gas dalam berbagai permasalahan
8. Menganalisis data hasil percobaan tekanan zat cair pada kedalaman
tertentu
9. Menganalisis data hasil percobaan tekanan zat gas
D. Materi Pembelajaran
Materi Pembelajaran Reguler
1. Hukum Archimedes menyatakan bahwa “Jika suatu benda dicelupkan
ke dalam suatu zat cair, maka benda itu akan memperoleh tekanan ke
atas yang sama besarnya dengan berat zat cair yang didesak oleh benda
tersebut”. Besarnya gaya apung ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
Fa = ρ x g x V
2. Hukum Pascal menyatakan bahwa tekanan yang diberikan kepada zat
cair dalam ruang tertutup akan diteruskan ke segala arah dengan besar
yang sama. Secara matematis, dapat dituliskan dalam persamaan sebagai
berikut.
𝐹1 𝐹2
=
𝐴1 𝐴2
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Scientific Approach
2. Metode : Ceramah, Diskusi, Kerja Tim, dan Praktikum
3. Model : Cooperative Learning tipe STAD

F. Media Pembelajaran
Pertemuan Kedua
1. Alat/Bahan
a. Worksheet atau Lembar Kerja Peserta Didik
b. Slide presentasi (PPT)
c. Flash Movie
d. Proyektor
2. Alat/Bahan
a. Gelas minum
b. Air

144
c. Kertas HVS
d. Labuh Erlenmeyer
e. Pembakar spiritus
f. Karet gelang
g. Balon
h. Spidol
i. Buku tulis
j. ATK
G. Sumber Belajar
Zubaidah, S., dkk. 2017. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VIII.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Zubaidah, S., dkk. 2017. Buku Guru Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs
Kelas VIII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan Kedua 2 Jam Pelajaran (JP) (2 x 40 menit)

Sintaks Kegiatan Belajar Mengajar Alokasi


Pembelajaran Guru Peserta didik Waktu
STAD
Pendahuluan
 Memulai pembelajaran  Memulai pembelajaran 5 menit
dengan salam dan doa. dengan menjawab salam
dan doa.
 Memeriksa kehadiran  Menunjukkan kehadirannya 5 menit
dan keadaan peserta
didik.
a. Fase  Meminta peserta didik  Dengan penuh percaya diri, 5 menit
Presentasi mempresentasikan peserta didik
di Kelas hasil pencarian mempersentasikan hasil
informasi tentang cara pencarian informasi tentang
kerja pompa hidrolik cara kerja pompa hidrolik
pengangkat mobil, jika pengangkatan mobil, di
peserta didik telah depan kelas.
ditugaskan sebelumnya
 Prasyarat pengetahuan  Dengan penuh percaya diri, 2 menit
Bagaimana cara kerja peserta didik menanggapi
pompa hidrolik pertanyaan dari guru
tersebut? Tahukah dengan menjawab
berapa besar gaya “Diangkat oleh mesin
dorong ke atas yang penggerak hidrolik”, dan
dikeluarkan untuk “Tidak tahu”
mengangkat mobil
yang berat?
 Menampilkan media  Memerhatikan dengan 15
pembelajaran seksama, dan mencatat menit
menggunakan flash materi yang disampaikan
movie dan oleh guru
menyampaikan materi
tekanan zat pada
pembelajaran 2
 Menyampaikan tujuan  Mendengarkan penjelasan 3 menit
pembelajaran guru

Kegiatan Inti
b. Fase Kerja Eksplorasi :
Tim  Guru membagi peserta  Melaksanakan perintah 2 menit
didik menjadi beberapa guru dengan mengatur
kelompok secara posisi duduk sesuai
heterogen. Masing- kelompok
masing kelompok
terdiri dari 4-5 peserta
didik.
 Membagikan LKPD  Menerima LKPD 7.5. yang 1 menit
7.5. “Membuktikan diberikan guru
Tekanan pada Udara”
pada masing-masing
kelompok.
 Menjelaskan petunjuk  Memperhatikan penjelasan 3 menit
mengerjakan LKPD yang diberikan guru
7.5. “Membuktikan
Tekanan pada Udara”
dalam kelompok yaitu:
membagi tugas dalam
kelompok hingga
setiap anggota
memahami konsep
yang dipelajarinya
untuk menghadapi
kuis.
 Meminta peserta didik  Melakukan percobaan 10
untuk melakukan tentang “Membuktikan menit
percobaan tentang Tekanan pada Udara”
“Membuktikan
Tekanan pada Udara”

Elaborasi :
 Membimbing dan  Melakukan percobaan 2 menit
mengontrol kegiatan dengan teliti dan bekerja
percobaan yang sama
dilakukan peserta didik
apakah sudah

146
dilakukan dengan
benar atau belum.
 Meminta perwakilan  Mempresentasikan hasil 5 menit
dari masing-masing pengamatan di depan kelas
kelompok untuk dengan penuh rasa percaya
mempresentasikan diri.
hasil pengamatan di
depan kelas.

Konfirmasi :
 Menanggapi hasil  Memerhatikan penjelasan 2 menit
persentasi peserta didik guru dan mencatat bila b. m
dan memberikan perlu e
informasi yang n
sebenarnya i
c. Fase Kuis  Memberikan kuis yang  Mengerjakan kuis secara 5 menit
dikerjakan secara individu
individu. Skor yang
didapatkan akan
digunakan untuk
penilaian skor tim
mereka.
 Membahas pertanyaan  Mendengarkan penjelasan 2 menit
kuis dan meminta yang diberikan guru dan
peserta didik untuk mengoreksi hasil jawaban
mengoreksi jawaban kuis dari teman mereka
kuis dari teman mereka
d. Fase  Meminta peserta didik  Menghitung hasil skor yang 2 menit
Perhitunga untuk menghitung diperoleh temannya
n Skor perolehan skor kuis
yang di peroleh teman
yang mereka koreksi
 Meminta peserta didik  Menuliskan skor yang di 2 menit
untuk menuliskan hasil peroleh pada kartu
skor yang mereka kelompok yang sudah
peroleh pada kartu tersedia
kelompok
e. Fase  Memberikan  Menerima penghargaan 2 menit
penghargaa penghargaan pada yang diberikan guru
n kelompok dengan skor
terbaik
Penutup
 Membimbing peserta  Menyimpulkan hasil 1 menit
didik untuk menarik pembelajaran yang telah
kesimpulan dari hasil dilakukan
pembelajaran yang
telah dilaksanakan
 Memberikan  Menanyakan materi 1 menit
kesempatan bertanya maupun tugas berikutnya
tentang materi yang apa
belum dipahami
 Memberikan soal  Mengerjakan soal evaluasi 5 menit
evaluasi, terkait proses secara individu dengan
pembelajaran yang penuh konsentrasi
telah diperoleh selama
proses pembelajaran
berlangsung
 Memberikan refleksi  Menanggapi refleksi diri 1 menit
diri terhadap terkait saat proses
pembelajaran apa saja pembelajaran berlangsung
yang dapat diperoleh
selama proses
pembelajaraan
berlangsung
 Mengakhiri  Menjawab salam dan 1 menit
pembelajaran dengan berdoa.
salam dan berdoa.

148
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SIKLUS 2

Sekolah : SMP Negeri 1 Pabelan


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas / Semester : VIII / Genap
Materi Pokok :Tekanan Zat dan Penerapannya dalam Kehidupan
Sehari-hari
Alokasi Waktu : 2 Pertemuan x (4 JP) @40 Menit

A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang di anutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator
3.8.Menjelaskan tekanan zat dan 3.8.1.Menjelaskan konsep tekanan
penerapannya dalam 3.8.2.Menganalisis hubungan antara
kehidupan sehari-hari, gaya dan luas permukaan
termasuk tekanan darah, terhadap besarnya tekanan
osmosis, dan kapilaritas 3.8.3.Menjelaskan hukum
jaringan angkut pada Archimedes
tumbuhan 3.8.4.Menerapkan hukum Pascal pada
benda dalam kehidupan sehari-
hari
3.8.6.Menerapkan prinsip tekanan zat
gas pada benda dalam
kehidupan sehari-hari
3.8.7.Menganalisis penerapan hukum
Archimedes pada benda yang
terpung, melayang, dan
tenggelam di dalam air
3.8.8.Menganalisis tekanan zat cair
pada kedalaman tertentu
4.8.Menyajikan data hasil 4.8.1.Menyajikan data hasil
percobaan untuk percobaan tekanan zat cair pada
menyelidiki tekanan zat cair kedalaman tertentu
pada kedalaman tertentu,
gaya apung, dan kapilaritas

C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
1. Mengaitkan teori tekanan zat dengan proses pengangkutan zat pada
tumbuhan dan tekanan darah
2. Menganalisis prinsip tekanan pada proses kapilaritas dalam
pengangkutan zat pada tumbuhan
3. Menyajikan data hasil percobaan tekanan zat cair pada kedalaman
tertentu
4. Menyajikan data hasil percobaan penerapan prinsip tekanan pada proses
kapilaritas dalam pengangkutan zat pada tumbuhan
D. Materi Pembelajaran
Materi Pembelajaran Reguler
a) Aplikasi konsep tekanan zat dalam makhluk hidup dapat ditemui pada
pengangkutan air dan nutrisi pada tumbuhan, tekanan darah pada
pembuluh darah manusia, dan tekanan gas pada proses pernapasan.
b) Mekanisme pengangkutan air pada tumbuhan dilakukan melalui
beberapa tahapan, yaitu air masuk ke dalam sel akar melalui peristiwa
osmosis kemudian masuk ke xilem akar. Air bergerak dari xilem akar
menuju xilem batang dan selanjutnya menuju ke xilem yang berada di
daun. Air dapat diangkut naik dari akar ke bagian tumbuhan lain yang
lebih tinggi dan diedarkan ke seluruh tubuh tumbuhan karena adanya
daya kapilaritas batang dan daya isap daun.
c) Mekanisme pengangkutan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh
tumbuhan terjadi melalui pembuluh floem. Perjalanan zat-zat hasil
fotosintesis dimulai dari sumbernya, yaitu daun (daerah yang memiliki
konsentrasi gula tinggi) ke bagian tanaman lain yang dituju (daerah yang
memiliki konsentrasi gula rendah).
d) Pada tekanan darah di pembuluh darah manusia berlaku hukum Pascal.
Tekanan pada pembuluh darah merupakan tekanan yang berada pada
ruang tertutup.
e) Pertukaran gas O2 dan CO2 di dalam tubuh manusia terjadi melalui
proses difusi. Difusi gas dapat terjadi ketika terdapat perbedaan tekanan
parsial dari suatu gas tertentu dalam campuran gas. Tekanan parsial
adalah tekanan yang diberikan oleh gas tertentu dalam campuran gas
tersebut. Pada sistem peredaran darah, tekanan parsial antara O2 dan
CO2 bervariasi pada setiap organ. Darah yang masuk ke paru-paru
melalui arteri pulmoner (arteri pulmonalis) memiliki P O2 yang lebih
rendah dan PCO2 yang lebih tinggi daripada udara di dalam alveoli. Pada
saat darah memasuki kapiler alveoli, CO2 berdifusi dari darah ke alveoli
dan O2 yang berada di alveoli akan berdifusi ke dalam darah. Pada saat

150
darah meninggalkan paru-paru, di dalam vena pulmoner (vena
pulmonalis) PCO2 telah naik dan PCO2 telah turun.
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Scientific Approach
2. Metode : Ceramah, Diskusi, Kerja Tim, dan Praktikum
3. Model : Cooperative Learning tipe STAD
F. Media Pembelajaran
Pertemuan Ketiga
1. Media
a. Worksheet atau Lembar Kerja Peserta Didik
b. Flash Movie
c. Proyektor
3. Alat/Bahan
a. Pewarna makanan (warna merah dan biru)
b. 1,5 L air
c. 3 gelas air mineral
d. 3 tumbuhan pacar air (Impatiens balsamina)
e. Mikroskop
f. Silet
g. Nampan
h. Kaca benda dan kaca penutup
i. Pipet tetes
j. Spidol
k. Buku tulis
l. ATK
G. Sumber Belajar
Zubaidah, S., dkk. 2017. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VIII.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Zubaidah, S., dkk. 2017. Buku Guru Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs
Kelas VIII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan Ketiga 2 Jam Pelajaran (JP) (2 x 40 menit)

Sintaks Kegiatan Belajar Mengajar Alokasi


Pembelajaran Guru Peserta didik Waktu
STAD
Pendahuluan
 Memulai pembelajaran  Memulai pembelajaran 5 menit
dengan salam dan doa. dengan menjawab salam
dan doa.
 Memeriksa kehadiran  Menunjukkan 5 menit
dan keadaan peserta kehadirannya
didik.
a. Fase  Meminta peserta didik  Dengan penuh konsentrasi 5 menit
Presentasi di mengingatkan peserta peserta didik mengingat
Kelas didik tentang materi tentang percobaan dan
sebelumnya, yaitu Hukum Archimedes serta
tentang percobaan dan percobaan dan Hukum
Hukum Archimedes Pascal
serta percobaan dan
Hukum Pascal
 Menampilkan media  Memerhatikan dengan 5 menit
pembelajaran seksama, dan mencatat
menggunakan flash materi yang disampaikan
movie dan oleh guru
menyampaikan materi
tekanan zat dan aplikasi
konsep tekanan zat
dalam makhluk hidup
pada pembelajaran 3
 Menyampaikan materi
aplikasi konsep  Dengan penuh 15 menit
tekanan zat cair pada konsentrasi, serta antusias
makhluk hidup, peserta didik
kemudian dilanjutkan mendengarkan sekaligus
dengan konsep tekanan menyimak penjelasan
gas dan aplikasi konsep materi dari guru
tekanan gas pada
makhluk hidup
 Menyampaikan tujuan  Mendengarkan penjelasan 2 menit
pembelajaran guru
Kegiatan Inti
b. Fase Kerja Eksplorasi :
Tim  Guru membagi peserta  Melaksanakan perintah 2 menit
didik menjadi beberapa guru dengan mengatur
kelompok secara posisi duduk sesuai
heterogen. Masing- kelompok
masing kelompok
terdiri dari 4-5 peserta
didik.
 Membagikan LKPD  Menerima LKPD 7.6. 2 menit
7.6. “Menyelidiki yang diberikan guru
Transportasi pada
Tumbuhan” pada
masing-masing
kelompok.

152
 Menjelaskan petunjuk  Memerhatikan penjelasan 2 menit
mengerjakan LKPD yang diberikan guru
7.6. “Menyelidiki
Transportasi pada
Tumbuhan” dalam
kelompok yaitu :
membagi tugas dalam
kelompok hingga
setiap anggota
memahami konsep
yang dipelajarinya
untuk menghadapi
kuis.
 Meminta peserta didik  Melakukan percobaan 30 menit
untuk melakukan tentang “Menyelidiki
percobaan tentang Transportasi pada
“Menyelidiki Tumbuhan”
Transportasi pada
Tumbuhan”
Elaborasi :
 Membimbing dan  Melakukan percobaan 2 menit
mengontrol kegiatan dengan teliti dan bekerja
percobaan yang di sama
lakukan peserta didik
apakah sudah
dilakukan dengan
benar atau belum.
 Meminta perwakilan  Mempresentasikan hasil 5 menit
dari masing-masing pengamatan di depan
kelompok untuk kelas dengan penuh rasa
mempersentasikan percaya diri.
hasil pengamatan
didepan kelas.

Konfirmasi :
 Menanggapi hasil  Memerhatikan penjelasan 2 menit
persentasi peserta didik guru dan mencatat bila
dan memberikan perlu
informasi yang
sebenarnya
c. Fase Kuis  Memberikan kuis yang  Mengerjakan kuis secara 5 menit
dikerjakan secara individu
individu. Skor yang di
dapatkan akan
digunakan untuk
penilaian skor tim
mereka.
 Membahas pertanyaan  Mendengarkan penjelasan 2 menit
kuis dan meminta yang di berikan guru dan
peserta didik untuk mengoreksi hasil jawaban
mengoreksi jawaban kuis dari teman mereka
kuis dari teman mereka
d. Fase  Meminta peserta didik  Menghitung hasil skor 2 menit
Perhitungan untuk menghitung yang diperoleh temannya
Skor perolehan skor kuis
yang diperoleh teman
yang mereka koreksi
 Meminta peserta didik  Menuliskan skor yang 2 menit
untuk menuliskan hasil diperoleh pada kartu
skor yang mereka kelompok yang sudah i.
peroleh pada kartu tersedia
kelompok
e. Fase  Memberikan  Menerima penghargaan 2 menit
penghargaan penghargaan pada yang diberikan guru
kelompok dengan skor
terbaik
Penutup
 Membimbing peserta  Menyimpulkan hasil 3 menit
didik untuk menarik pembelajaran yang telah
kesimpulan dari hasil dilakukan
pembelajaran yang
telah dilaksanakan
 Memberikan  Menanyakan materi 2 menit
kesempatan bertanya maupun tugas berikutnya
tentang materi yang apa
belum dipahami
 Memberikan refleksi  Menanggapi refleksi diri 2 menit
diri terhadap terkait saat proses
pembelajaran apa saja pembelajaran berlangsung
yang dapat diambil
selama proses
pembelajaraan
berlangsung
 Memberikan soal post  Mengerjakan soal post test 15 menit
test untuk mengetahui dengan cermat
tingkat pemahaman
peserta didik i.
ii.
iii.

154
 Mengakhiri  Menjawab salam dan 2 menit iv.
pembelajaran dengan berdoa.
salam dan berdoa

I. Penilaian
1. Teknik Penilaian
a. Sikap Sosial
1) Teknik penilaian : Observasi
2) Bentuk Instrumen : Lembar Observasi
Instrumen: lihat Lampiran
b. Keterampilan
1) Teknik penilaian : Praktikum
2) Bentuk Instrumen : Unjuk Kerja dan LKPD
Instrumen: lihat Lampiran
c. Pengetahuan
1) Teknik penilaian : Tes tertulis (Pre Test dan Post Test)
2) Bentuk instrumen : Soal Pilihan Ganda
Instrumen: lihat Lampiran

Pabelan, 16 Januari 2020


Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Peneliti

Parjiyanto, S. Pd. Achmad Syaiful Hadi


NIP. 19671013 200604 1 003 NIM. 23060160002

Mengetahui,
.
Lampiran 7. Lembar Observasi Peserta Didik

LEMBAR OBSERVASI PESERTA DIDIK


MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MELALUI
MEDIA PEMBELAJARAN FLASH MOVIE

A. Petunjuk Umum
1. Instrumen penilaian kompetensi sikap sosial ini berupa lembar observasi.
2. Instrumen ini diisi oleh guru yang mengajar peserta didik yang dinilai.

B. Petunjuk Pengisian
Berdasarkan pengamatan Anda selama dua minggu terakhir, nilailah sikap
setiap peserta didik Anda dengan memberi skor 4, 3, 2, atau 1 pada lembar
observasi dengan ketentuan sebagai berikut:
4 = apabila MEMENUHI 4 indikator
3 = apabila MEMENUHI 3 indikator
2 = apabila MEMENUHI 2 indikator
1 = apabila MEMENUHI 1 indikator

Sikap Indikator
1. Melakukan pengamatan terhadap variabel/objek yang
relevan.
Kejujuran 2. Melakukan pengamatan dengan indera yang sesuai.
3. Mencatat hasil pengamatan sesuai kenyataan.
4. Melaporkan/mengkomunikasikan hasil
pengamatan/diskusi sasuai data yang diperoleh.
1. Melakukan pengamatan secara runtut.
2. Melakukan pengamatan secara teliti.
Ketelitian 3. Mencatat semua data/informasi yang diperoleh.
4. Melaporkan/mengkomunikasikan hasil
pengamatan/diskusi secara terperinci.

156
LEMBAR OBSERVASI SIKAP SOSIAL
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MELALUI
MEDIA PEMBELAJARAN FLASH MOVIE

Kelas : VIII D
Semester : Genap
Tahun Pelajaran : 2019/2020
Periode Pengamatan : 9 Januari 2020
Butir Nilai : Kejujuran dan Ketelitian

No Nama Peserta didik Skor Indikator Jumlah Skor Predikat


Sikap Skor Akhir
(1-4)

Ke- Ke-
jujuran telitian
1 Afif Umri Nurwahid 3 2 5 2,50 Baik
2 Almakhi Chaval Syahdana 4 3 7 3,50 Sangat Baik
3 Aprilia Clara Andini 3 4 7 3,50 Sangat Baik
4 Arendra Gufron A. 4 3 7 3,50 Sangat Baik
5 Deckha Oktafian R. 2 4 6 3,00 Baik
6 Devi Mariana 2 4 6 3,00 Baik
7 Enggar Ardana 4 3 7 3,50 Sangat Baik
8 Evi Nurlita 4 4 8 4,00 Sangat Baik
9 Fariz Afif S. 4 3 7 3,50 Sangat Baik
10 Febrian Dhamma Adhibya 2 4 6 3,00 Baik
11 Heddik Kimas Saputra 3 4 7 3,50 Sangat Baik
12 Iklima Ciptaningtyas E.C. 4 4 8 4,00 Sangat Baik
13 Indah Qurrota'ayun 4 3 7 3,50 Baik
14 Innani Anjaina Sabillah 4 4 8 4,00 Sangat Baik
15 M. Aril Marta Kusuma 3 3 6 3,00 Baik
16 M. Fajar Dwi R. 3 2 5 2,50 Baik
17 M. Rendra Saputra 3 4 7 3,50 Sangat Baik
18 M. Arfan Fahriza 2 3 5 2,50 Baik
19 M. Rafly Setyo H. 4 2 6 3,00 Baik
20 Nepti Nurdiyani 4 3 7 3,50 Sangat Baik
21 Nova Vania Dewi 3 2 5 2,50 Baik
22 Putri Anindya 4 3 7 3,50 Sangat Baik
23 Royhan Ragil Lenoza 3 3 6 3,00 Baik
24 Refi Hayyu Alia 2 4 6 3,00 Baik
25 Retno Ayu N. 4 2 6 3,00 Baik
26 Reva Wardiana 3 3 6 3,00 Baik
27 Riska Novia Sari 3 4 7 3,50 Sangat Baik
28 Rizal Andhika Murshali 2 3 5 2,50 Baik
Skor Indikator
Sikap
Jumlah Skor
No Nama Peserta didik (1-4) Predikat
Skor Akhir
29 Shovie Durrotul Firdaus 4 3 7 3,50 Sangat Baik
30 Sofiatul Launy 4 3 7 3,50 Sangat Baik
31 Viona Oktavia 3 3 6 3,00 Baik
32 Widya Ananta 4 2 6 3,00 Baik
Jumlah 105 101 206 103
Rata – Rata 3,2 3,1 6,43 3,28
Kriteria B B Baik Baik

PETUNJUK PENGHITUNGAN SKOR NILAI SIKAP SOSIAL


1. Rumus Penghitungan Skor Akhir
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 𝑠𝑘𝑜𝑟
Skor Akhir = x4
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
Skor Maksimal = banyaknya indikator x 4

2. Kategori nilai sikap peserta didik di dasarkan pada Permendikbud No. 81A
Tahun 2013 yaitu:
Sangat Baik (SB) : apabila Skor Akhir: 3,66 ≥ Skor Akhir 4,00
Baik (B) : apabila Skor Akhir: 2,66 ≥ Skor Akhir 3,33
Cukup (C) : apabila Skor Akhir: 2,00 ≥ Skor Akhir 2,33
Kurang (K) : apabila Skor Akhir: Skor Akhir ≤ 1,00

Observer,

Achmad Syaiful Hadi


NIM. 23060160002

158
Lampiran 8. Lembar Pengamatan Guru

LEMBAR PENGAMATAN KINERJA GURU


SIKLUS I
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MELALUI
MEDIA PEMBELAJARAN FLASH MOVIE

Nama Guru : Parjiyanto, S.Pd.


Sauan Pendidikan : SMP Negeri 1 Pabelan
Mata Pelajara : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/Semester : VIII/Genap
Alokasi Waktu : 3 x 40 menit
Materi Pelajaran : Tekanan Zat dan Penerapannya dalam Kehidupan Sehari-
hari
Hari, tanggal : 9 Januari 2020
Petunjuk Pengisian : Beri tanda ceklis (√) pad akolom nilai sesuai dengan unjuk
kerja
Skor
No. Sintaks Aspek yang di amati
1 2 3 4 5
1. Kegiatan Pendahuluan Guru masuk kelas tepat waktu √
Guru memberikan apersepsi dan √
motivasi
Guru menyampaikan kompetensi √
dan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti Guru menerapkan strategi √
Model Pembelajaran pembelajaran aktif yang mendidik
Kooperatif tipe STAD Guru menerapkan pendekatan √
sciencetific
Guru memanfaatkan sumber √
belajar/media dalam pembelajaran
Guru terlibat pada peserta didik √
dalam proses pembelajaran
Guru menggunakan bahasa yang √
benar dan tepat dalam pembelajaran
a. Fase Presentasi di Guru menyampaikan pembelajaran √
Kelas dengan presentasi yang mencakup
pembukaan, pengembangan, dan
pengarahan praktis tiap komponen
dari keseluruhan pembelajaran
b. Fase Kerja TimGuru membagi peserta didik dalam √
sebuah tim secara heterogen
Guru mendampingi tiap-tiap √
kelompok saat melakukan kegiatan
Guru memberikan konfirmasi √
terhadap hasil
kegiatan/pengamatan/praktikum
c. Fase Kuis Guru memberikan kuis yang √
dikerjakan secara individu
Guru membahas pertanyaan kuis √
dan koreksi jawaban kuis
d. Fase Perhitungan Guru menentukan skor awal √
Skor pertama pada tiap-tiap peserta didik
Guru menghitung rekognisi tim √
berdasarkan skor kemajuan
e. Fase Penghargaan Guru memberikan apresiasi berupa √
penghargaan kepada peserta didik
dengan skor nilai tertinggi
3. Kegiatan Penutup Guru memberikan kesimpulan √
Guru memberikan tugas untuk √
pertemuan berikutnya
Guru memberikan refleksi, setelah √
pembelajaran selesai
Jumlah Skor 2 3 9 6 0
1x2=2
2x3=6
3 x 9 = 27
Total 4 x 6 = 24
0x5=0
--------------+
59 (Kategori : Sedang)

Kriteria Skor: Observer,

1 = Sangat Kurang
2 = Kurang Baik
3 = Cukup Baik
4 = Baik Achmad Syaiful Hadi
5 = Sangat Baik NIM. 23060160002

160
PETUNJUK PENGHITUNGAN SKOR NILAI KINERJA GURU
1. Rumus Penghitungan Skor Akhir
Skor Akhir :
𝑅
𝑁= 𝑥 100
𝑆𝑀
Keterangan:
N = nilai yang dicari atau diharapkan
R = skor yang diperoleh
SM = skor maksimum
100 = bilangan tetap
(Purwanto, 2009: 102)

2. Kategori nilai kinerja guru didasarkan pada Permeneg Pendayagunaan Aparatur


Negara dan Reformasi Birokrasi No. 16 Tahun 2010, yaitu:
Peringkat Nilai
Amat Baik (A) 91 – 100
Baik (B) 76 – 90
Cukup (C) 61 – 75
Sedang (D) 51 - 60
Kurang (K) ≤ 50
LEMBAR PENGAMATAN KINERJA GURU
SIKLUS II
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MELALUI
MEDIA PEMBELAJARAN FLASH MOVIE

Nama Guru : Parjiyanto, S.Pd.


Sauan Pendidikan : SMP Negeri 1 Pabelan
Mata Pelajara : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/Semester : VIII/Genap
Alokasi Waktu : 3 x 40 menit
Materi Pelajaran : Tekanan Zat dan Penerapannya dalam Kehidupan Sehari-
hari
Hari, tanggal : 16 Januari 2020
Petunjuk Pengisian : Beri tanda ceklis (√) pada kolom nilai sesuai dengan unjuk
kerja
Skor
No. Sintaks Aspek yang di amati
1 2 3 4 5
1. Kegiatan Pendahuluan Guru masuk kelas tepat waktu √
Guru memberikan apersepsi dan √
motivasi
Guru menyampaikan kompetensi √
dan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti Guru menerapkan strategi √
Model Pembelajaran pembelajaran aktif yang mendidik
Kooperatif tipe STAD Guru menerapkan pendekatan √
sciencetific
Guru memanfaatkan sumber √
belajar/media dalam pembelajaran
Guru terlibat pada peserta didik √
dalam proses pembelajaran
Guru menggunakan bahasa yang √
benar dan tepat dalam pembelajaran
f. Fase Persentasi di Guru menyampaikan pembelajaran √
Kelas dengan presentasi yang mencakup
pembukaan, pengembangan, dan
pengarahan praktis tiap komponen
dari keseluruhan pembelajaran
g. Fase Kerja Tim Guru membagi peserta didik dalam √
sebuah tim secara heterogen
Guru mendampingi tiap-tiap √
kelompok saat melakukan kegiatan

162
Guru memberikan konfirmasi √
terhadap hasil
kegiatan/pengamatan/praktikum
h. Fase Kuis Guru memberikan kuis yang √
dikerjakan secara individu
Guru membahas pertanyaan kuis √
dan koreksi jawaban kuis
i. Fase Perhitungan Guru menentukan skor awal √
Skor pertama pada tiap-tiap peserta didik
Guru menghitung rekognisi tim √
berdasarkan skor kemajuan
j. Fase Penghargaan Guru memberikan apresiasi berupa √
penghargaan kepada peserta didik
dengan skor nilai tertinggi
3. Kegiatan Penutup Guru memberikan kesimpulan √
Guru memberikan tugas untuk √
pertemuan berikutnya
Guru memberikan refleksi, setelah √
pembelajaran selesai
Jumlah Skor 0 2 1 6 11
1x0=0
2x3=6
3x1=3
Total 4 x 6 = 24
5 x 11 = 55
--------------+
88 (Kategori : Baik)

Kriteria Skor : Observer,

1 = Sangat Kurang
2 = Kurang Baik
3 = Cukup Baik
4 = Baik Achmad Syaiful Hadi
5 = Sangat Baik NIM. 23060160002
PETUNJUK PENGHITUNGAN SKOR NILAI KINERJA GURU
1. Rumus Penghitungan Skor Akhir
Skor Akhir :
𝑅
𝑁= 𝑥 100
𝑆𝑀
Keterangan:
N = nilai yang dicari atau diharapkan
R = skor yang diperoleh
SM = skor maksimum
100 = bilangan tetap
(Purwanto, 2009: 102)

2. Kategori nilai kinerja guru didasarkan pada Permendikbud No. 81A Tahun 2013
yaitu:
Peringkat Nilai
Amat Baik (A) 91 – 100
Baik (B) 76 – 90
Cukup (C) 61 – 75
Kurang (K) ≤ 60

164
Lampiran 9. Lembar Angket Respon Guru Sejawat

ANGKET RESPON GURU TEMAN SEJAWAT


MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MELALUI
MEDIA PEMBELAJARAN FLASH MOVIE

Petunjuk Pengisian :
1. Berilah tanda cheklist (√) pada kolom alternatif jawaban.
2. Penilaian berdasarkan indikator yang telihat, ketika guru telah melakukan
kegiatan belajar mengajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD melalui media pembelajaran flash movie.

Keterangan :
STS = “Sangat Tidak Setuju”
TS = “Tidak Setuju”
N = “Netral”
S = “Setuju”
SS = “Sangat Setuju”

Alternatif Jawaban
No. Pertanyaan
STS TS N S SS
1. Guru mengawali dan mengakhiri √
pembelajaran dengan tepat waktu
2. Guru menggunakan pertanyaan untuk √
mengetahui pemahaman dan menjaga
partisipasi peserta didik, termasuk
memberikan pertanyaan terbuka yang
menuntut peserta didik untuk
menjawab dengan ide dan
pengetahuan mereka
3. Guru memberikan perhatian dan √
mendengarkan semua pertanyaan dan
tanggapan peserta didik, tanpa
menginterupsi, kecuali jika diperlukan
untuk membantu atau mengklarifikasi
pertanyaan/tanggapan tersebut
4. Guru menanggapi pertanyaan peserta √
didik secara tepat, benar dan mutakhir
5. Guru menyajikan kegiatan √
pembelajaran yang dapat
menumbuhkan kerja sama yang baik
antar peserta didik
6. Guru menggunakan berbagai teknik √
untuk memotivasi kemauan belajar
peserta didik
7. Guru memperhatikan respon peserta √
didik yang belum/kurang memahami
materi pembelajaran yang di ajarkan
dan menggunakannya untuk
memperbaiki rancangan pembelajaran
berikutnya
8. Guru melaksanakan aktivitas √
pembelajaran yang bertujuan untuk
membantu proses belajar peserta
didik, bukan untuk menguji, sehingga
membuat peserta didik merasa
tertekan
9. Guru mengomunikasikan informasi √
baru (misalnya materi tambahan)
sesuai dengan usia dan tingkatan
kemampuan belajar peserta didik
10. Guru menyikapi kesalahan yang √
dilakukan peserta didik
11. Guru menggunakan model √
pembelajaran yang menyenangkan
12. Guru menyampaikan materi √
pembelajaran dengan baik dan runtut
13. Guru memberikan kuis untuk melatih √
kemandirian siswa
14. Guru menggunakan media √
pembelajaran yang inovatif dalam
menyampaikan materi
15. Guru menggunakan media √
pembelajaran yang menarik dan
bervariasi
16. Guru menggunakan media √
pembelajaran flash movie pada saat
menyampaikan materi
17. Guru membantu peserta didik saat √
proses pembelajaran berlangsung
18. Guru mendampingi serta √
mengarahkan peserta didik dalam
setiap kegiatan pembelajaran
19. Guru memberikan apresiasi berupa √
penghargaan kepada peserta didik
yang mendapatkan skor tertinggi
20. Guru yang tidak menguasai materi √
IPA menambah sulit pembelajaran
Jumlah 1 2 2 3 12
1x1=1
2x2=4
3x2=6
4 x 3 = 12
Total
5 x 12 = 60
--------------+
83 x 100% = 83%
(Kategori: Setuju/Suka)

166
1. Keterangan Penilaian
Skor Keterangan
5 Sangat Setuju
4 Setuju
3 Netral
2 Tidak Setuju
1 Sangat Tidak Setuju

2. Penilaian
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑖𝑡𝑒𝑚
𝑁 = 𝑥 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
83
= 100 𝑥 100%

= 83%

2. Kriteria Interprestasi angket didasarkan pada perhitungan dengan menggunakan


Skala Likert, yaitu:
Peringkat Angka Predikat/Kategori
0 % - 19,90 % Sangat (tidak setuju/buruk/kurang sekali)
20 % - 39,99 % Tidak Setuju/kurang baik
40 % - 59,99 % Cukup/netral
60 % - 79,99 % Setuju/baik/suka
80 % - 100 % Sangat (setuju/baik/suka)

Pabelan, 16 Januari 2020


Observer,

Sri Harini Sulaswati, S.Si.


NIP. 19641119 198601 2 003
Lampiran 10. Lembar Angket Respon Peserta Didik

ANGKET RESPON PESERTA DIDIK


MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MELALUI
MEDIA PEMBELAJARAN FLASH MOVIE

Nama : ..........................................................................................................
Kelas : ..........................................................................................................
No. Absen : ..........................................................................................................

Petunjuk Pengisian :
1. Berilah tanda cheklist (√) pada kolom alternatif jawaban.
2. Penilaian berdasarkan indikator yang telihat, ketika peserta didik telah
mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD melalui media pembelajaran flash movie.

Keterangan :
STS = “Sangat Tidak Setuju”
TS = “Tidak Setuju”
N = “Netral”
S = “Setuju”
SS = “Sangat Setuju”

No. Alternatif Jawaban


Pertanyaan
STS TS N S SS
1. Saya lebih mudah memahami pelajaran,
setelah guru menggunakan media
pembelajaran
2. Saya merasa belajar secara berkelompok
menambah motivasi dalam mempelajari
pertidaksamaan
3. Saya merasa belajar secara berkelompok
membantu memecahkan masalah
4. Saya merasa kesulitan dalam menjawab
soal IPA
5. Apabila mengalami kesulitan dalam
mengerjakan soal, saya bertanya kepada
guru
6. Saya berusaha mencari sumber lain untuk
mengerjakan tugas
7. Saya senang membantu teman dalam
belajar

168
8. Saya selalu mengerjakan tugas yang
diberikan guru
9. Saya berusaha mencari sumber lain untuk
mengerjakan tugas
10. Saya sering terlambat mengumpulkan
tugas
11. Saya mudah bosan dalam mempelajari
IPA
12. Belajar IPA butuh konsentrasi yang
tinggi
13. Saya malas mengulang pelajaran IPA di
rumah
14. Saya suka melihat kuis yang dikerjakan
teman
15. Saya kurang tertarik mempelajari IPA
16. Saya sering menggunakan flash movie,
karena bisa diakses menggunakan HP
Android maupun komputer
17. Saya jarang mengakses flash movie,
karena tidak tahu cara menggunakannya,
dan baru ini tahu mengenai media
pembelajaran berupa flash movie
18. Saya dapat mengerjakan soal melalui
kuis dalam flash movie, tanpa harus
koneksi internet
19. Saya lebih senang, jika mengerjakan soal
melalui media pembelajaran flash movie
dibandingkan menggunakan kertas
20. Saya tidak konsentrasi belajar melalui
flash movie, karena harus berhadapan
dengan layar komputer/laptop maupun
handphone dengan waktu yang lama

Pabelan, ...................................2020
Peserta didik

(......................................................)
PETUNJUK PENGHITUNGAN SKOR NILAI ANGKET (KUESIONER)
1. Rumus Penghitungan Skor Responden
Skor:

𝑁 = 𝑇 𝑥 𝑃𝑛
Keterangan:
N = nilai yang dicari atau diharapkan
T = total jumlah responden yang memilih
Pn = pilihan angka skor Likert

2. Rumus Interval Skor Perhitungan


Rumus Interval:
100
𝐼=
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝐿𝑖𝑘𝑒𝑟𝑡

Keterangan:
I = Interval (jarak dari terendah 0%, hingga tertinggi 100%)
100 = ketetapan angka persentase tertinggi
Jumlah skor Likert= jumlah alternatif jawaban

3. Rumus Interprestasi Skor Perhitungan


Rumus Interprestasi:

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑖𝑡𝑒𝑚


𝑁 = 𝑥 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

Keterangan:
N = nilai yang dicari
Jumlah skor = jumlah skor terpilih pada alternatif jawaban
Jumlah skor maskimal = jumlah seluruh alternatif jawaban maksimal (100)

4. Kriteria Interprestasi angket didasarkan pada perhitungan dengan menggunakan


Skala Likert, yaitu:
Peringkat Angka Predikat/Kategori
0 % - 19,90 % Sangat (tidak Setuju/buruk/kurang sekali)
20 % - 39,99 % Tidak Setuju/kurang baik
40 % - 59,99 % Cukup/netral
60 % - 79,99 % Setuju/baik/suka
80 % - 100 % Sangat (Setuju/baik/suka)

170
ANGKET RESPON PESERTA DIDIK
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MELALUI
MEDIA PEMBELAJARAN FLASH MOVIE
ANGKET RESPON PESERTA DIDIK
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MELALUI
MEDIA PEMBELAJARAN FLASH MOVIE

172
ANGKET RESPON PESERTA DIDIK
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MELALUI
MEDIA PEMBELAJARAN FLASH MOVIE
ANGKET RESPON PESERTA DIDIK
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MELALUI
MEDIA PEMBELAJARAN FLASH MOVIE

174
Lampiran 11. Uji Coba Instrumen

UJI VALIDITAS

Hasil pada kolom "Jumlah" pada setiap soal baris ke 2, jika nilai sig < 0,05
menyatakan butir soal tersebut Valid.
c
176
ANALISIS UJI VALIDITAS SOAL

No. Soal Sig. (≤0,05) Kategori (Valid/Tidak Valid)


Soal 1 0,038 Valid
Soal 2 0,138 Tidak Valid
Soal 3 0,166 Tidak Valid
Soal 4 0,000 Valid
Soal 5 0,000 Valid
Soal 6 0,328 Tidak Valid
Soal 7 0,001 Valid
Soal 8 0,099 Tidak Valid
Soal 9 0,197 Tidak Valid
Soal 10 0,027 Valid
Soal 11 0,176 Tidak Valid
Soal 12 0,064 Tidak Valid
Soal 13 0,340 Tidak Valid
Soal 14 0,077 Tidak Valid
Soal 15 0,639 Tidak Valid
Soal 16 0,158 Tidak Valid
Soal 17 0,045 Valid
Soal 18 0,052 Valid
Soal 19 0,008 Valid
Soal 20 0,052 Valid
Soal 21 0,041 Valid
Soal 22 0,020 Valid
Soal 23 0,020 Valid
Soal 24 0,000 Valid
Soal 25 0,015 Valid
Soal 26 1,000 Tidak Valid
Soal 27 0,986 Tidak Valid
Soal 28 0,000 Valid
Soal 29 0,024 Valid
Soal 30 0,715 Tidak Valid

Berdasarkan tabel hasil analisis uji validitas soal, terdapat 16 soal yang di
kategorikan “valid” dengan nilai sig. ≤ 0,05 dan 14 soal yang di kategorikan “tidak
valid” dengan nilai sig. ≥ 0,05.
RELIABILITAS

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items

,765 ,762 30

Berdasarkan nilai Cronbach's Alpha pada tabel Reliability Statistics diperoleh


nilai 0,786 dimana nilai ini ditafsirkan dengan kriteria :
KATEGORI RELIABILITAS
0,800 – 1,000 Sangat tinggi
0,600 – 0,799 Tinggi
0,400 – 0,500 Cukup
0,200 – 0,399 Rendah
> 0,200 Sangat rendah

maka dapat disimpulkan tes ini memiliki tingkat reliabilitas tinggi.

178
ANALISIS TINGKAT KESUKARAN

Berdasarkan hasil yang ditunjukkan nilaimean pada tabel statisik ditafsirkan


pada rentang tingkat kesukaran, yaitu :
ANALISIS TINGKAT KESUKARAN
0,00 - 0,20 Sukar
0,21 - 0,70 Sedang
0,71 - 1,00 Mudah
ANALISIS TINGKAT KESUKARAN SOAL

No. Soal Mean Analisis Tingkat Kesukaran


Soal 1 0,82 Mudah
Soal 2 0,71 Mudah
Soal 3 0,75 Mudah
Soal 4 0,50 Sedang
Soal 5 0,46 Sedang
Soal 6 0,61 Sedang
Soal 7 0,43 Sedang
Soal 8 0,54 Sedang
Soal 9 0,79 Mudah
Soal 10 0,57 Sedang
Soal 11 0,64 Sedang
Soal 12 0,82 Mudah
Soal 13 0,57 Sedang
Soal 14 0,39 Sedang
Soal 15 0,11 Sukar
Soal 16 0,68 Sedang
Soal 17 0,79 Mudah
Soal 18 0,93 Mudah
Soal 19 0,71 Mudah
Soal 20 0,86 Mudah
Soal 21 0,68 Sedang
Soal 22 0,79 Mudah
Soal 23 0,86 Mudah
Soal 24 0,68 Sedang
Soal 25 0,64 Sedang
Soal 26 0,71 Mudah
Soal 27 0,36 Sedang
Soal 28 0,50 Sedang
Soal 29 0,89 Mudah
Soal 30 0,96 Mudah

Berdasarkan tabel hasil analisis tingkat kesukaran soal, terdapat 14 soal yang di
kategorikan “mudah”, 15 soal yang dikategorikan “sedang”, dan terdapat 1 soal
yang di kategorikan “sukar”.

180
DAYA PEMBEDA
Untuk menentukan daya pembeda, maka nilai perhitungan yang digunakan
adalah rhitung pada SPSS yang di bandingkan dengan kriteria :

KERITERIA DAYA PEMBEDA


0.40 – 1.00 Soal baik
0.30 – 0.39 Soal diterima dan diperbaiki
0.20 – 0.29 Soal diperbaiki
0.00 – 0.19 Soal ditolak

182
ANALISIS DAYA PEMBEDA SOAL

No. Soal rhitung Analisis Tingkat Kesukaran


Soal 1 0,394 Soal diterima dan diperbaiki
Soal 2 0,288 Soal diperbaiki
Soal 3 0,269 Soal diperbaiki
Soal 4 0,665 Soal baik
Soal 5 0,724 Soal baik
Soal 6 0,192 Soal ditolak
Soal 7 0,572 Soal baik
Soal 8 0,318 Soal diterima dan diperbaiki
Soal 9 0,251 Soal diperbaiki
Soal 10 0,417 Soal baik
Soal 11 0,263 Soal diperbaiki
Soal 12 0,354 Soal diterima dan diperbaiki
Soal 13 0,340 Soal diterima dan diperbaiki
Soal 14 0,137 Soal ditolak
Soal 15 0,093 Soal ditolak
Soal 16 0,274 Soal diperbaiki
Soal 17 0,382 Soal diterima dan diperbaiki
Soal 18 0,371 Soal diterima dan diperbaiki
Soal 19 0,491 Soal baik
Soal 20 0,371 Soal diterima dan diperbaiki
Soal 21 0,389 Soal diterima dan diperbaiki
Soal 22 0,438 Soal baik
Soal 23 0,437 Soal baik
Soal 24 0,616 Soal baik
Soal 25 0,455 Soal baik
Soal 26 0,000 Soal ditolak
Soal 27 0,428 Soal baik
Soal 28 0,634 Soal baik
Soal 29 0,426 Soal baik
Soal 30 0,472 Soal baik

Berdasarkan tabel hasil analisis daya pembeda soal di dapati hasil, antara lain;
a. 13 soal yang di kategorikan “soal baik”
b. 8 soal yang di kategorikan “soal diterima dan diperbaiki”
c. 5 soal yang di kategorikan “soal diperbaiki”
d. 5 soal yang di kategorikan “soal ditolak”
Lampiran 12. Soal Pre Test

SOAL PRE TEST


MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MELALUI
MEDIA PEMBELAJARAN FLASH MOVIE

Materi : Tekanan Zat dan Penerapannya dalam Kehidupan Sehari-hari


Kelas : VIII
Hari, tanggal : Selasa, 7 Januari 2020
Waktu : 15 menit

Pilihlah jawaban yang paling tepat dan benar dengan memberi tanda silang (X)
pada jawaban A, B, C atau D !

1. Tekanan (P) merupakan satuan fisika untuk menyatakan gaya (F) per satuan
luas, atau yang lebih dikenal sebagai tekanan zat merupakan pembagian gaya
dengan luas bidang tekan.
Berdasarkan pernyataan di atas dapat di artikan bahwa pengertian dari tekanan
secara ilmiah adalah ...
a. gaya yang diberikan pada luasan tertentu
b. gaya yang menyebabkan perpindahan posisi benda
c. gaya yang diberikan untuk melakukan usaha
d. gaya yang diberikan pada ketinggian tertentu
2. Berikut adalah nama-nama besaran:
(1) massa (3) luas permukaan
(2) volume (4) berat
Berdasarkan data di atas, faktor yang mempengaruhi tekanan pada zat padat
ditunjukkan oleh nomor ...
a. 1 c. 3
b. 2 d. 4
3. Konsep tekanan sama dengan penyebaran gaya (F) pada luas suatu permukaan
(A). Sehingga, semakin luas permukaan suatu benda, maka tekanan yang
dihasilkan akan semakin kecil. Sebaliknya, tekanan yang dihasilkan semakin
besar, apabila ...
a. luas permukaannya diperbesar
b. luas permukaannya diperkecil
c. gaya yang diberikannya diperkecil
d. gaya yang diberikannya konstan

184
4. Perhatikan gambar di bawah ini!

(1) (2) (3) (4)


Diantara keempat balok di atas, yang memberikan tekanan paling besar
ditunjukkan oleh gambar nomor… .
a. (1) c. (3)
b. (2) d. (4)
5. Perhatikan gambar di bawah ini!

I II III IV
Diantara keempat bentuk di atas, yang akan memberikan tekanan paling besar
adalah nomor…
a. I c. III
b. II d. IV
6. Irwan membawa sebuah kotak yang berisikan air mineral yang baru ia beli di
sebuah Mini Market. Ternyata kotak tersebut memiliki berat dan diangkat oleh
Irwan dengan gaya sebesar 800 N dengan luas alasnya kotak tersebut sebesar 2
m2 . Kemudian kotak tersebut diletakkan di atas lantai.
Berdasarkan kasus tersebut, maka besar tekanan yang dihasilkan adalah …
a. 1600 N/m2 c. 400 N/m2
b. 200 N/m2 d. 800 N/m2
7. Bila sebuah kotak berukuran 20 cm x 10 cm x 8 cm diletakkan di atas lantai.
Tekanan yang paling besar dihasilkan apabila bagian yang menyentuh lantai
adalah … .
a. 20 cm x 8 cm c. 10 cm x 8 cm
b. 20 cm x 10 cm d. 10cm x 8 cm x 10 cm
8. Sebuah dus berisikan 12 botol minyak goreng memiliki tekanan sebesar 500 N/
m2, bila diketahui luas alasnya 2 m2. Maka besar gaya yang diberikan untuk
mengangkat dus tersebut adalah ...
a. 250 N c. 750 N
b. 500 N d. 1.000 N
9. Sebuah kotak memiliki tekanan sebesar 400N/ m2, bila diketahui luas alas pada
permukaannya sebesar 2 m2. Maka gaya yang diberikan untuk mengangkat
kotak tersebut adalah ...
a. 1.200 N c. 4 N
b. 800 N d. 2 N
10. Di bawah ini yang termasuk faktor yang mempengaruhi tekanan hidrostatis
adalah...
a. luas permukaan c. kedalaman
b. gaya d. volume
11. Tekanan hidrostatis adalah tekanan yang terjadi di bawah air. Tekanan pada
hidrostatis yang akan dihasilkan akan semakin besar, apabila .....
a. Gayanya semakin besar
b. Luas permukaannya semakin kecil
c. Kedalamannya semakin besar
d. Massa jenisnya semakin kecil
12. Ada sebuah gelas berbentuk tabung, dimana gelas tersebut sudah terisi air
hampir penuh menutupi bagian mulut pada gelas. Jika gelas tersebut di beri
lubang pada tiap-tiap sisi seperti yang tertera pada gambar, maka akan terjadi
kebocoran pada gelas tersebut. Hal ini menyebabkan besarnya tekanan
hidrostatis pada air yang berada dalam gelas dipengaruhi oleh mengalirnya air
melalui lubang gelas pada tiap sisi yang berbeda.
Berdasarkan gambar di bawah ini, yang memiliki tekanan hidrostatis yang
paling besar adalah ...

A
B
C
D
a. Titik A c. Titik C
b. Titik B d. Titik D
13. “Jika suatu zat cair dikenakan tekanan, maka tekanan itu akan merambat
ke segala arah dengan tidak bertambah atau berkurang kekuatannya”
Pernyataan di atas menjelaskan bahwa tekanan yang di berikan pada suatu
zat cair akan diteruskan ke segala arah oleh zat cair itu sama besar.
Pernyataan tersebut di kenal dengan …
a. Hukum Boyle c. Hukum Pascal
b. Hukum Archimedes d. Hukum Newton
14. Contoh penerapan Hukum Pascal :
(1) dongkrak hidrolik (3) mesin pada kapal laut
(2) mesin pengangkat mobil (4) pompa hidrolik
Di bawah ini yang bukan termasuk contoh alat yang digunakan dalam
kehidupan sehari-hari yang sering kita jumpai dalam penerapan Hukum Pascal
adalah …
a. dongkrak hidrolik c. mesin pada kapal laut

186
b. mesin pengangkat mobil d. pompa hidrolik
15. Prinsip kerja yang digunakan mesin pengangkat mobil merupakan alat yang
digunakan untuk mencuci mobil dalam kehidupan sehari-hari.
Hal ini merupakan pengaplikasian berdasarkan ...
a. Hukum Boyle c. Hukum Pascal
b. Hukum Archimedes d. Hukum Newton
16. Sebuah batu yang ditimbang dengan menggunakan neraca pegas di udara,
diketahui beratnya mencapai 50 N. Namun, setelah di timbang di dalam air
berat benda tersebut menjadi 30 N. Benda tersebut mendapat gaya angkat
sebesar ....
a. 80 N c. 30 N
b. 50 N d. 20 N
17. Dibawah ini merupakan contoh alat teknologi yang menerapkan Hukum
Archimedes, kecuali …
a. kapal selam c. mesin pengangkat mobil
b. kapal laut d. hidrometer
18. Salah satu bahan yang tahan terhadap tekanan hidrostatis air laut yang sangat
besar adalah baja. Contoh dalam kehidupan sehari-hari sengaja dibuat kapal
selam sebagai akomodasi para pelaut dalam menyelami lautan yang dalam.
Kapal selam ini merupakan salah satu contoh penerapan dari …
a. Hukum Pascal c. Hukum Archimedes
b. Hukum Boyle d. Hukum Newton
19. Ketika kita mengangkat teman kita di dalam kolam renang akan terasa lebih
ringan dibandingkan ketika mengangkatnya di luar kolam renang. Hal ini bisa
terjadi disebabkan karena …
a. ketika di dalam kolam berat badan seseorang menjadi lebih kecil , sehingga
mempermudah mengangkat beban yang berat
b. ketika di dalam kolam renang tekanan yang diberikan kecil, sehingga
mempermudah mengangkat beban yang berat
c. di dalam kolam terdapat bantuan dari gaya apung air, sehingga
mempermudah mengangkat beban yang berat
d. di dalam kolam renang terdapat tekanan hidrostatis yang membantu
mengangkat beban yang berat
20. Apabila suatu benda tenggelam di dalam air, berarti …
a. benda tersebut berat
b. benda tersebut ringan
c. massa jenis benda lebih besar dari pada massa jenis air
d. massa jenis benda lebih kecil dari massa jenis air
21. Apabila suatu benda melayang di dalam air, berarti… .
a. benda tersebut berat
b. benda tersebut ringan
c. massa jenis benda lebih besar dari pada massa jenis air
d. massa jenis benda sama dengan massa jenis air
22. Perhatikan gambar di bawah ini!
Di bawah ini yang merupakan pernyataan yang benar dari gambar di atas
adalah… .

A B
a. massa jenis air di A lebih berat di banding massa jenis telurnya
b. massa jenis air di B lebih berat di banding massa jenis telurnya
c. massa jenis air di A lebih kecil di banding massa jenis telurnya
d. massa jenis air di B lebih berat di banding massa jenis telurnya
23. Perhatikan gambar di bawah ini!

A B
Pernyataan di bawah ini yang benar adalah… .
a. massa jenis air di A lebih kecil dari pada masssa jenis telur.
b. massa jenis air di B lebih kecil dari pada massa jenis telur
c. massa jenis air di A lebih besar dari pada massa jenis telur
d. massa jenis air di B lebih besar dari pada massa jenis telur
24. Ketika kita berada di pegunungan yang tinggi, telinga kita akan terasa sakit.
Hal ini disebabkan … .
a. karena tekanan di luar semakin besar.
b. karena tekanan di dalam tubuh semakin kecil
c. karena tekanan di dalam tubuh tetap
d. karena tekanan di luar semakin kecil
25. Tabel tekanan udara dibeberapa ketinggian !
Ketinggian (m) Tekanan (cm/Hg)
7000 6
5000 26
3000 46
1000 66
500 71
Di permukaan laut 76
Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa ....

188
a. Semakin tinggi tempatnya, maka tekanan yang diberikan semakin tinggi
b. Semakin rendah tempatnya, maka tekanan yang dihasilkan semakin rendah
c. Semkain tinggi tempatnya, maka tekanan yang dihasilkan semakin rendah
d. Tekanan konstan di ketinggian manapun
Lampiran 13. Lembar Jawaban Pre Test

Nama : ................................................
LEMBAR JAWABAN
Kelas : ................................................
SOAL PRE – TEST
No. Absen : ................................................
SMP NEGERI 1 PABELAN
Hari, tanggal: ................................................

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Pilihan Ganda

No. A B C D
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.

190
Lampiran 14. Kunci Jawaban Pre Test

Nama : ................................................
KUNCI JAWABAN
Kelas : ................................................
SOAL PRE – TEST
No. Absen : ................................................
SMP NEGERI 1 PABELAN
Hari, tanggal: ................................................

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Pilihan Ganda

No. A B C D
1. A
2. C
3. B
4. C
5. D
6. C
7. B
8. D
9. B
10. C
11. C
12. D
13. C
14. C
15. C
16. D
17. C
18. C
19. C
20. C
21. D
22. C
23. C
24. D
25. C
*Nilai = jumlah jawaban benar x 4
192
Lampiran 15. Soal Post Test

SOAL POST TEST


MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MELALUI
MEDIA PEMBELAJARAN FLASH MOVIE

Materi : Tekanan Zat dan Penerapannya dalam Kehidupan Sehari-hari


Kelas : VIII
Hari, tanggal : Kamis, 16 Januari 2020
Waktu : 60 menit

Pilihlah jawaban yang paling tepat dan benar dengan memberi tanda silang (X)
pada jawaban A, B, C atau D !

1. Satuan fisika untuk menyatakan gaya (F) per satuan luas, atau yang lebih
dikenal sebagai gaya yang diberikan pada luasan tertentu.
Berdasarkan pernyataan di atas hal tersebut merupakan pengertian dari ...
a. Hidrostatis c. Archimedes
b. Pascal d. Tekanan
2. Berikut adalah nama-nama besaran :
(1) massa (3) luas permukaan
(2) volume (4) berat
Berdasarkan data di atas, faktor yang memengaruhi tekanan pada zat padat
ditunjukkan oleh nomor ...
a. 4 c. 2
b. 3 d. 1
3. Semakin luas permukaan suatu benda, maka tekanan yang dihasilkan akan
semakin kecil. Sebaliknya, tekanan yang di hasilkan semakin besar, apabila ...
a. gaya yang diberikannya diperkecil
b. gaya yang diberikannya konstan
c. luas permukaannya diperbesar
d. luas permukaannya diperkecil
4. Perhatikan gambar di bawah ini!

(1) (2) (3) (4)


Diantara keempat balok di atas, yang memberikan tekanan paling besar
hingga yang paling kecil ditunjukkan secara berurut ditunjukkan oleh nomor
...

194
c. 3 – 1 – 4 – 2 c. 2 – 4 – 1 – 3
d. 3 – 2 – 4 – 1 d. 2 – 4 – 3 – 1
5. Perhatikan gambar di bawah ini!

I II III IV
Di antara keempat bentuk di atas, yang akan memberikan tekanan paling kecil
adalah nomor…
c. I c. III
d. II d. IV
6. Sebuah kotak yang berisikan air mineral memiliki berat dan di angkat dengan
gaya sebesar 250 N dengan luas alasnya kotak tersebut sebesar 2, 5 m 2.
Kemudian kotak tersebut diletakkan di atas lantai, maka besar tekanan yang
dihasilkan adalah …
a. 100 N/m2 c. 200 N/m2
b. 150 N/m2 d. 250 N/m2
7. Bila sebuah kotak berukuran 50 cm x 40 cm x 30 cm diletakkan di atas lantai.
Tekanan yang paling besar dihasilkan, apabila bagian yang menyentuh lantai
adalah ...
a. 50 cm x 40 cm c. 40 cm x 30 cm
b. 50 cm x 30 cm d. 40cm x 50 cm
8. Sebuah dus berisikan 12 botol air mineral 1.500 mL, memiliki tekanan sebesar
350 N/ m2, bila diketahui luas alasnya 0,5 m2. Maka besar gaya yang diberikan
untuk mengangkat dus tersebut sebesar ...
a. 100 N c. 150 N
b. 125 N d. 175 N
9. Tekanan pada sebuah kotak sebesar 800N/ m2, bila diketahui luas alas pada
permukaannya sebesar 1,5 m2. Maka gaya yang diberikan untuk mengangkat
kotak tersebut adalah ...
a. 1.200 N c. 400 N
b. 800 N d. 200 N
10. Di bawah ini yang termasuk faktor yang dapat memengaruhi tekanan
hidrostatis adalah...
a. kedalaman c. luas permukaan
b. gaya d. volume
11. Tekanan hidrostatis adalah tekanan yang terjadi di bawah air. Tekanan pada
hidrostatis yang akan dihasilkan akan semakin kecil, apabila .....
a. Gayanya semakin kecil
b. Luas permukaannya semakin kecil
c. Kedalamannya semakin kecil
d. Massa jenisnya semakin kecil
12. Sebuah gelas yang diberi lubang pada tiap-tiap sisi seperti yang tertera pada
gambar, maka akan terjadi kebocoran pada gelas tersebut. Berdasarkan gambar
di bawah ini, yang memiliki tekanan hidrostatis yang paling besar adalah ...

A
B
C
D
a. Titik D c. Titik B
b. Titik C d. Titik A
13. Pernyataan di atas menjelaskan bahwa tekanan yang di berikan pada suatu
zat cair akan di teruskan ke segala arah oleh zat cair itu sama besar.
Pernyataan tersebut dikenal dengan …
a. Hukum Newton c. Hukum Archimedes
b. Hukum Pascal d. Hukum Boyle
14. Contoh penerapan Hukum Pascal:
(1) dongkrak hidrolik (3) mesin pada kapal laut
(2) mesin pengangkat mobil (4) pompa hidrolik
Di bawah ini yang termasuk contoh alat yang di gunakan dalam kehidupan
sehari-hari yang sering kita jumpai dalam penerapan Hukum Pascal secara
berurut ditunjukkan oleh nomor…
a. 1 dan 3 c. 1, 2 dan 4
b. 1 dan 4 d. 1, 2 dan 3
15. Prinsip kerja pada kapal selam merupakan salah satu contoh peralatan yang
digunakan untuk melihat kondisi di bawah laut.
Hal ini merupakan pengaplikasian berdasarkan ...
a. Hukum Boyle c. Hukum Pascal
b. Hukum Archimedes d. Hukum Newton
16. Sebuah kelereng yang ditimbang dengan menggunakan neraca pegas di udara,
diketahui beratnya mencapai 10 N. Namun, setelah ditimbang di dalam air berat
benda tersebut menjadi 5 N. Benda tersebut mendapat gaya angkat sebesar ....
a. 20 N c. 10 N
b. 15 N d. 5 N
17. Berikut ini contoh alat teknologi:
(1) Kapal Selam (3) Mesin Pengangkat Mobil
(2) Kapal Laut (4) Hidrometer
Dibawah ini merupakan contoh alat teknologi yang menerapkan Hukum
Archimedes, secara berurut ditunjukkan oleh nomor ...

196
a. 1, 2 dan 3 c. 2, 3 dan 4
b. 1, 2 dan 4 d. 3 saja
18. Contoh dalam kehidupan sehari-hari pembuatan pipa PDAM yang sengaja
dibuat guna menampung air sebagai kebutuhan masyarakat pada umumnya
merupakan salah satu contoh penerapan dari …
a. Hukum Pascal c. Hukum Hidrostatis
b. Hukum Boyle d. Hukum Archimedes
19. Ketika Toni mengangkat Andi di dalam kolam renang akan terasa lebih ringan
dibandingkan ketika mengangkatnya di luar kolam renang. Hal ini bisa terjadi
dikarenakan …
a. di dalam kolam terdapat bantuan dari gaya apung air, sehingga
mempermudah mengangkat beban yang berat
b. di dalam kolam renang terdapat tekanan hidrostatis yang membantu
mengangkat beban yang berat
c. ketika di dalam kolam berat badan seseorang menjadi lebih kecil , sehingga
mempermudah mengangkat beban yang berat
d. ketika di dalam kolam renang tekanan yang diberikan kecil, sehingga
mempermudah mengangkat beban yang berat
20. Apabila suatu benda dapat dikatakan tenggelam di dalam air, jika ...
a. massa jenis benda lebih besar dari pada massa jenis air
b. massa jenis benda lebih kecil dari massa jenis air
c. benda tersebut berat
d. benda tersebut ringan
21. Peristiwa benda dapat melayang di dalam air, di karenakan ...
a. benda tersebut berat
b. benda tersebut ringan
c. massa jenis benda lebih besar dari pada massa jenis air
d. massa jenis benda sama dengan massa jenis air
22. Perhatikan gambar di bawah ini!
Di bawah ini yang merupakan pernyataan yang benar dari gambar di atas
adalah… .

A B
a. massa jenis air di A lebih kecil dibanding massa jenis telurnya
b. massa jenis air di B lebih berat dibanding massa jenis telurnya
c. massa jenis air di A lebih berat dibanding massa jenis telurnya
d. massa jenis air di B lebih berat dibanding massa jenis telurnya
23. Perhatikan gambar di bawah ini!

A B
Pernyataan di bawah ini yang benar adalah… .
a. massa jenis air di A lebih kecil dari pada masssa jenis telur.
b. massa jenis air di B lebih kecil dari pada massa jenis telur
c. massa jenis air di A lebih besar dari pada massa jenis telur
d. massa jenis air di B lebih besar dari pada massa jenis telur
24. Ketika kita berada di pegunungan yang tinggi, telinga kita akan terasa sakit.
Hal ini di sebabkan … .
a. karena tekanan udara di dalam tubuh semakin kecil
b. karena tekanan udara di luar semakin kecil
c. karena tekanan udara di dalam tubuh tetap
d. karena tekanan udara di luar semakin besar.
25. Tabel tekanan udara di beberapa ketinggian!
Ketinggian (m) Tekanan (cm/Hg)
500 71
1000 66
3000 46
5000 26
7000 6
Di permukaan laut 76
Dari data di atas, dapat di simpulkan bahwa ....
a. Semakin rendah tempatnya, maka tekanan yang dihasilkan semakin rendah
b. Semakin rendah tempatnya, maka tekanan yang dihasilkan semakin tinggi
c. Semakin tinggi tempatnya, maka tekanan yang diberikan semakin tinggi
d. Semkain tinggi tempatnya, maka tekanan yang dihasilkan semakin rendah

198
Lampiran 16. Lembar Jawaban Post Test

Nama : ................................................
LEMBAR JAWABAN
Kelas : ................................................
SOAL POST – TEST
No. Absen : ................................................
SMP NEGERI 1 PABELAN
Hari, tanggal: ................................................

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Pilihan Ganda

No. A B C D
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
Lampiran 17. Kunci Jawaban Post Test

Nama : ................................................
KUNCI JAWABAN
Kelas : ................................................
SOAL POST – TEST
No. Absen : ................................................
SMP NEGERI 1 PABELAN
Hari, tanggal: ................................................

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Pilihan Ganda

No. A B C D
1. D
2. B
3. D
4. A
5. B
6. A
7. C
8. D
9. A
10. A
11. C
12. A
13. B
14. C
15. B
16. D
17. B
18. C
19. A
20. A
21. D
22. A
23. C
24. B
25. D
*Nilai = jumlah jawaban benar x

200
202
Lampiran 18. Soal Kuis 1

SOAL KUIS 1
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MELALUI
MEDIA PEMBELAJARAN FLASH MOVIE

Pilihlah jawaban yang paling tepat dan benar dengan memberi tanda silang (X)
pada jawaban a, b, c atau d !

1. Faktor-faktor yang memengaruhi besarnya tekanan adalah ....


a. gaya tekan dan massa benda
b. gaya tekan dan gaya gravitasi
c. luas bidang tekan dan gaya tekan
d. luas bidang tekan dan gaya gravitasi
2. Upaya yang dapat dilakukan untuk mendapatkan tekanan yang besar adalah ....
a. Mengurangi gaya tekan dan memperbesar luas bidang
b. mengurangi gaya tekan dan memperkecil luas bidang
c. meningkatkan gaya tekan dan memperbesar luas bidang
d. meningkatkan gaya tekan dan memperkecil luas bidang
3. Sebuah drum besi dapat mengapung di dalam air disebabkan oleh ....
a. massa jenis seluruh drum lebih kecil daripada massa jenis air
b. massa jenis seluruh drum lebih besar daripada massa jenis air
c. massa jenis bahan pembuat drum lebih kecil daripada massa jenis air
d. massa jenis bahan pembuat drum lebih besar daripada massa jenis air
4. Teknologi berikut ini yang tidak menggunakan prinsip Archimedes adalah ....
a. Hydrometer
b. jembatan ponton
c. balon udara
d. dongkrak mobi
5. Pada tumbuhan, air dari akar dapat naik sampai ke daun disebabkan oleh daya
kapilaritas batang. Pernyataan yang benar terkait peristiwa tersebut adalah ....
a. di dalam sel-sel akar terjadi peristiwa osmosis sehingga menyebabkan daya
kapilaritas batang meningkat
b. jaringan xilem memiliki diameter yang sangat kecil sehingga memiliki
tekanan yang besar untuk menaikkan air ke daun
c. jaringan floem memiliki diameter yang sangat kecil sehingga memiliki
tekanan yang besar untuk menaikkan air ke daun
d. air dari dalam tanah dapat naik karena daya isap daun yang rendah sehingga
tekanan osmosis dalam sel meningkat
6. Di bawah ini yang termasuk factor yang memengaruhi tekanan pada zat padat
adalah…
a. massa
b. berat
c. luas permukaan
d. volume
7. Perhatikan gambar di bawah ini!

(1) (2) (3) (4)


Diantara keempat balok di atas, yang memberikan tekanan paling besar
ditunjukkan oleh gambar nomor… .
a. (1)
b. (2)
c. (3)
d. (4)
8. Sebuah kotak yang beratnya 800 N dan luas alasnya 2 m2 diletakkan di atas
lantai. Maka tekanan yang dihasilkan adalah… .
a. 1600 N/m2
b. 800 N/m2
c. 400 N/m2
d. 200 N/m2
9. Sebuah kotak memiliki tekanan sebesar 500 N/ m2, bila diketahui luas alasnya
2 m2. Maka gaya yang diberikan oleh kotak tersebut adalah ....
a. 250 N
b. 500 N
c. 750 N
d. 1.000 N
10. Di bawah ini yang termasuk faktor yang memengaruhi tekanan hidrostatis
adalah...
a. luas permukaan
b. gaya
c. kedalaman
d. volume

204
Lampiran 19. Soal Kuis 2

SOAL KUIS 2
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MELALUI
MEDIA PEMBELAJARAN FLASH MOVIE

Pilihlah jawaban yang paling tepat dan benar dengan memberi tanda silang (X)
pada jawaban a, b, c atau d !

1. Tekanan merupakan… .
a. gaya yang diberikan pada luasan tertentu
b. gaya yang menyebabkan perpindahan posisi benda
c. gaya yang diberikan untuk melakukan usaha
d. gaya yang diberikan pada ketinggian tertentu
2. Sebuah alat pengangkat mobil memiliki luas penampang pengisap kecil A1
sebesar 20 cm2 dan pengisap besar A2 sebesar 50 cm2.

Gaya yang harus diberikan untuk mengakat mobil 20.000 N adalah ... N
a. 2.000
b. 4.000
c. 5.000
d. 8.000
3. Tekanan akan semakin besar apabila… .
a. luas permukaannya semakin besar
b. luas permukaannya semakin kecil
c. gaya yang diberikannya diperkecil
d. gaya yang diberikannya konstan
4. Seorang penyelam menyelam dengan kedalaman 3 m, massa jenis air 1.000
kg/m3, konstanta gravitasi pada tempat tersebut adalah 10 N/kg. Besar tekanan
hidrostatisnya adalah ... N/m2.
a. 3.000
b. 30.000
c. 40.000
d. 50.000
5. Perhatikan gambar di bawah ini!

I II III IV
Diantara keempat bentuk di atas, yang akan memberikan tekanan paling besar
adalah nomor…
a. I
b. II
c. III
d. IV
6. Perhatikan tabel berikut !
\

Berdasarkan tabel tersebut pernyataan yang benar mengenai hubungan tekanan


udara dengan ketinggian adalah ....
a. ketinggian tempat menghambat tekanan udara
b. semakin rendah tempat maka tekanan udaranya terhambat
c. semakin tinggi tempat maka tekanan udaranya semakin besar
d. semakin tinggi tempat maka tekanan udaranya semakin kecil
7. Bila sebuah kotak berukuran 20 cm x 10 cm x 8 cm diletakkan di atas lantai.
Tekanan yang paling besar dihasilkan apabila bagian yang menyentuh lantai
adalah … .
a. 20 cm x 8 cm
b. 20 cm x 10 cm
c. 10 cm x 8 cm
d. 10cm x 8 cm x 10 cm

206
8. Perhatikan gambar berikut!

Sebuah benda memiliki berat 50 N, ketika ditimbang di dalam air beratnya


hanya 45 N, maka gaya ke atas yang menekan benda sebesar... N.
1. 5 N
2. 25 N
3. 45 N
4. 50 N
9. Sebuah kotak memiliki tekanan sebesar 400N/ m2, bila diketahui luas alasnya
2 m2. Maka gaya yang diberikan oleh kotak tersebut adalah .....
a. 1.200 m2
b. 800 m2
c. 4 m2
d. 2 m2
10. Pada saat mengukur tekanan darah dengan tensimeter, berlaku hukum ....
a. Pascal
b. Archimedes
c. Boyle
d. Newton
Lampiran 20. Lembar Jawaban Kuis

Nama : ................................................
LEMBAR JAWABAN
Kelas : ................................................
SOAL KUIS
No. Absen : ................................................
SMP NEGERI 1 PABELAN
Hari, tanggal: ................................................

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

KUIS 1
No. A B C D
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

KUIS 2
No. A B C D
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

208
Lampiran 21. Kunci Jawaban Kuis

Nama : ................................................
KUNCI JAWABAN
Kelas : ................................................
SOAL KUIS
No. Absen : ................................................
SMP NEGERI 1 PABELAN
Hari, tanggal: ................................................

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

KUIS 1
No. A B C D
1. C
2. D
3. A
4. D
5. A
6. C
7. C
8. C
9. D
10. C

KUIS 2
No. A B C D
1. A
2. D
3. B
4. B
5. D
6. D
7. B
8. A
9. D
10. A

*Nilai = Jumlah jawaban benar


210
Lampiran 22. LKPD

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK


(LKPD AKTIVITAS 7.3.)
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN FLASH MOVIE
212
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
(LKPD AKTIVITAS 7.3.)
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN FLASH MOVIE
214
Lampiran 23. Soal Evaluasi

SOAL EVALUASI
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MELALUI
MEDIA PEMBELAJARAN FLASH MOVIE

No. Soal Kunci Jawaban Skor


1. Sebuah balok memiliki panjang (p) 12 cm, Diketahui: 35
lebar (l) 8 cm, dan tinggi (t) 3 cm serta berat Balok dengan ukuran:
sebesar 30 N. Jika balok tersebut diletakkan Panjang (p) = 12 cm = 0,12 m
dengan posisi seperti gambar a, b, dan c, Lebar (l) = 8 cm = 0,08 m
tentukan besar tekanan pada masing-masing Tinggi (t) = 3 cm = 0,03 m
posisi tersebut! Gaya berat (w) sebesar = 30
N, sebagai F

Ditanya :
a) Fa ?
b) Fb ?
c) Fc ?
(Skor : 10)

Penyelesaian :
Luas permukaan (Aa)
= panjang (p) x tinggi
= 0,12 m x 0,03 m
= 0, 0036 m2

Luas permukaan (Ab)


= panjang (p) x tinggi (t)
= 0,08 m x 0,03 m
= 0, 0024 m2

Luas permukaan (Ac)


= panjang (p) x lebar (l
= 0,12 m x 0,08 m
= 0, 0096 m2
(Skor : 10)

Secara sistematis, tekanan


pada zat dapat di rumuskan
𝐹
𝑃=𝐴

a) Tekanan yang dihasilkan


balok saat berada pada
posisi (a) :
𝐹 30 𝑁
Pa = 𝐴 =
𝑎 0,0036 𝑚2
= 8333, 3 𝑁⁄𝑚2
Jadi, tekanan yang dihasilkan
balok saat berada pada posisi
(a) sebesar 8333, 3 𝑁⁄𝑚2
b) Tekanan yang dihasilkan
balok saat berada pada
posisi (b) :
𝐹 30 𝑁
Pb = 𝐴 = 0,0024 𝑚2
𝑏
= 12.500 𝑁⁄𝑚2
Jadi, tekanan yang dihasilkan
balok saat berada pada posisi
(b) sebesar 12.500 𝑁⁄𝑚2
c) Tekanan yang dihasilkan
balok saat berada pada
posisi (c) :
𝐹 30 𝑁
Pc = 𝐴 = 0,0096 𝑚2
𝑐
= 3.125 𝑁⁄𝑚2
Jadi, tekanan yang dihasilkan
balok saat berada pada posisi
(c) sebesar 3.125 𝑁⁄𝑚2
(Skor : 15)
2. Sebuah dongkrak hidrolik dapat mengangkat Diketahui : 20
benda dengan massa 1 ton serta luas Massa benda (m) = 1 ton =
penampang piston pengisap besar 0,2 m2. Jika 1.000 kg
luas penampang piston pengisap kecil 0,02 m2. maka, gaya berat (w) = m x g
Serta besar percepatan gravitasi 9,8 N/m3. = 1.000 kg x 9,8 𝑚⁄𝑠 2 = 9.800
Berapakah gaya minimal yang harus diberikan N, gaya berat benda dapat
agar dapat mengangkat benda tersebut? diasumsikan sebagai F2
Luas penampang piston besar
(A2) = 0,2 m2
Luas penampang piston besar
(A1) = 0,02 m2

Ditanya : Gaya minimal (F1)


untuk mengangkat benda
tersebut ?
(Skor : 10)

216
Penyelesaian :
Pada pompa hidrolik, berlaku
hukum Pacsal :
𝐹1 𝐹2
=
𝐴1 𝐴2

𝐹2 𝐴1
𝐹1 =
𝐴2
9.800 𝑥 0,02
𝐹1 =
0,2
= 980 𝑁
Jadi, gaya minimal 𝐹1 yang
diperlukan untuk mengangkat
benda sebesar 980 N
(Skor : 10)
3. Identifikasilah hubungan antara gaya apung Jika gaya apung maksimum 15
dan berat benda sebuah kapal selam ketika lebih besar dari berat benda
berada dalam keadaan a) terapung, b) maka benda akan terapung,
melayang, dan c) tenggelam! (Skor : 5)
Jika gaya apung maksimum
sama dengan berat benda
makan benda akan melayang,
(Skor : 5)
Jika gaya apung maksimum
lebih kecil dari berat benda
maka benda akan tenggelam.
(Skor : 5)
4. Ketika kita mengangkat teman kita di dalam Dalam kolam terdapat 10
kolam renang akan terasa lebih ringan bantuan dari gaya apung air
dibandingkan ketika mengangkatnya di luar sehingga mempermudah
air. Hal ini disebabkan oleh… . mengangkat beban yang berat
(Skor : 10)
5. Jika botol bekas air mineral diisi dengan air Karena.tekanan udara di luar 20
panas, kemudian dikosongkan, ditutup dan botol lebih kecil daripada
didiamkan akan penyok karena... . tekanan di dalam botol.
(Skor : 20)
TOTAL SKOR 100

*Nilai : Jumlah keseluruhan skor yang diperoleh


218
Lampiran 24. Hasil Belajar IPA Kelas VIII D

DAFTAR HASIL BELAJAR IPA KELAS VIII D


MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MELALUI
MEDIA PEMBELAJARAN FLASH MOVIE
Pre Test Praktikum Kuis 1 Kuis 2 Evaluasi Post Test
No. Nama
07/01/20 09/01/20 07/01/20 09/01/20 16/01/20 16/01/20
1 Afif Umri Nurwahid 44 80 80 80 72 80
2 Almakhi Chaval Syahdana 48 80 80 70 92 75
3 Aprilia Clara Andini 48 100 80 70 68 85
4 Arendra Gufron A. 0 80 90 80 72 80
5 Deckha Oktafian R. 68 80 70 70 80 85
6 Devi Mariana 56 100 90 80 76 95
7 Enggar Ardana 48 80 70 80 64 85
8 Evi Nurlita 56 100 90 60 76 75
9 Fariz Afif S. 76 80 70 80 72 85
10 Febrian Dhamma Adhibya 76 100 80 80 72 65
11 Heddik Kimas Saputra 36 80 70 70 72 75
12 Iklima Ciptaningtyas E.C. 48 80 100 70 76 75
13 Indah Qurrota'ayun 52 100 90 80 72 80
14 Innani Anjaina Sabillah 72 80 100 70 80 85
15 M. April Marta Kusuma 68 0 80 70 92 80
16 M. Fajar Dwi R. 68 80 70 70 80 85
17 M. Rendra Saputra 72 80 90 80 72 85
18 M. Arfan Fahriza 44 80 80 80 76 70
19 M. Rafly Setyo H. 48 80 80 80 72 80
20 Nepti Nurdiyani 36 100 80 70 60 85
21 Nova Vania Dewi 44 100 80 70 76 85
22 Putri Anindya 40 80 80 70 80 80
23 Royhan Ragil Lenoza 80 80 70 80 96 75
24 Refi Hayyu Alia 36 100 90 80 40 85
25 Retno Ayu N. 44 100 0 0 68 80
26 Reva Wardiana 68 100 80 70 72 85
27 Riska Novia Sari 64 100 80 80 72 75
28 Rizal Andhika Murshali 64 100 80 80 80 75
29 Shovie Durrotul Firdaus 72 80 90 80 76 75
30 Sofiatul Launy 68 100 90 80 76 75
31 Viona Oktavia 44 80 100 80 76 75
32 Widya Ananta 48 80 90 80 76 85

220
Lampiran 25. Hasil Angkest Peserta Didik Kelas VIII D

HASIL ANGKET RESPON PESERTA DIDIK KELAS VIII D


MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MELALUI
MEDIA PEMBELAJARAN FLASH MOVIE

No. Nama Nilai Keterangan


1 Afif Umri Nurwahid 88 Sangat Setuju
2 Almakhi Chaval Syahdana 85 Sangat Setuju
3 Aprilia Clara Andini 83 Sangat Setuju
4 Arendra Gufron A. 89 Sangat Setuju
5 Deckha Oktafian R. 78 Setuju
6 Devi Mariana 72 Setuju
7 Enggar Ardana 76 Setuju
8 Evi Nurlita 88 Sangat Setuju
9 Fariz Afif S. 76 Setuju
10 Febrian Dhamma Adhibya 83 Sangat Setuju
11 Heddik Kimas Saputra 75 Setuju
12 Iklima Ciptaningtyas E.C. 80 Sangat Setuju
13 Indah Qurrota'ayun 75 Setuju
14 Innani Anjaina Sabillah 89 Sangat Setuju
15 M. April Marta Kusuma 80 Sangat Setuju
16 M. Fajar Dwi R. 83 Sangat Setuju
17 M. Rendra Saputra 86 Sangat Setuju
18 M. Arfan Fahriza 87 Sangat Setuju
19 M. Rafly Setyo H. 75 Setuju
20 Nepti Nurdiyani 87 Sangat Setuju
21 Nova Vania Dewi 88 Sangat Setuju
22 Putri Anindya 84 Sangat Setuju
23 Royhan Ragil Lenoza 85 Sangat Setuju
24 Refi Hayyu Alia 80 Sangat Setuju
25 Retno Ayu N. 86 Sangat Setuju
26 Reva Wardiana 88 Sangat Setuju
27 Riska Novia Sari 87 Sangat Setuju
28 Rizal Andhika Murshali 83 Sangat Setuju
29 Shovie Durrotul Firdaus 85 Sangat Setuju
30 Sofiatul Launy 87 Sangat Setuju
31 Viona Oktavia 83 Sangat Setuju
32 Widya Ananta 87 Sangat Setuju
Lampiran 26. Catatan Lapangan

CATATAN LAPANGAN

Tanggal : 6 Januari 2020


Kelas : VIII D
Topik Materi : Tekanan Zat Padat

*Pengisian catatan lapangan ini, dicatat sesuai dengan keadaan di kelas dengan
memerhatikan kegiatan peserta didik

Pertemuan pertama

Kegiatan Pembuka

1. Guru memasuki ruang kelas tidak tepat waktu.


2. Peserta didik masih banyak yang mengantuk di dalam kelas dan masih
belum siap untuk menerima pelajaran.
3. Peserta didik masih dalam kondisi ramai dan gaduh.

Kegiatan Inti

1. Guru menjelaskan materi masih menggunakan metode ceramah, sehingga


peserta didik masih ramai dan tidak memerhatikan.

Kegiatan Penutup

1. Guru meninggalkan ruang kelas sebelum jam KBM berakhir.

Observer,

Achmad Syaiful Hadi


NIM. 23060160002

222
CATATAN LAPANGAN

Tanggal : 9 Januari 2020


Kelas : VIII D
Topik Materi : Tekanan Zat Cair dan Tekanan Gas

*Pengisian catatan lapangan ini, dicatat sesuai dengan keadaan di kelas dengan
memperhatikan kegiatan peserta didik

Pertemuan kedua

Kegiatan Pembuka

1. Guru memasuki ruang kelas tidak tepat waktu.


2. Guru tidak memberikan apersepsi pada peserta didik.

Kegiatan Inti

1. Guru telah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD


melalui media pembelajaran flash movie.
2. Guru belum maksimal dalam mengondisikan peserta didik.
3. Guru masih belum meaksimal dalam menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD melalui media pembelajaran flash movie.

Kegiatan Penutup

1. Guru tidak memberikan refleksi.

Observer,

Achmad Syaiful Hadi


NIM. 23060160002
CATATAN LAPANGAN

Tanggal : 16 Januari 2020


Kelas : VIII D
Topik Materi : Aplikasi Tekanan Zat dalam Kehidupan Sehari-hari

*Pengisian catatan lapangan ini, dicatat sesuai dengan keadaan di kelas dengan
memerhatikan kegiatan peserta didik

Pertemuan ketiga

Kegiatan Pembuka

1. Kegiatan belajar mengajar sudah sesuai dengan langkah-langkah


pembelajaran di RPP.

Kegiatan Inti

1. Kegiatan belajar mengajar sudah sesuai dengan langkah-langkah


pembelajaran di RPP.

Kegiatan Penutup

1. Kegiatan belajar mengajar sudah sesuai dengan langkah-langkah


pembelajaran di RPP.

Observer,

Achmad Syaiful Hadi


NIM. 23060160002

224
Lampiran 27. Dokumentasi

DOKUMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF


TIPE STAD

Suasana peserta didik di kelas saat proses kegiatan belajar dimulai.

Kegiatan belajar mengajar, peserta didik di kelas mencoba menggunakan media


pembelajaran flash movie.

Proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe


STAD, dengan membentuk kelompok, serta melakukan persentasi di depan kelas.
Suasana peserta didik disaat melakukan praktikum Hukum Archimedes.

Perhitungan dan rekognisi skor kuis dari tiap-tiap kelompok.

Apresiasi dan pemberian penghargaan kepada kelompok dengan nilai tertinggi


dan terbaik.

226
DOKUMENTASI MEDIA PEMBELAJARAN
FLASH MOVIE

Anda mungkin juga menyukai