Anda di halaman 1dari 29

Pengertian Model Pembelajaran

Menurut Istarani (2012 : 58), pengertian model pembelajaran adalah seluruh


rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi segala aspek sebelum sedang dan
sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala fasilitas yang terkait yang
digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam proses belajar mengajar.

Istilah model model pembelajaran sering tertukar dengan metode pembelajaran.


Meski begitu, seperti yang diutarakan oleh Shoimin (2014:68) setidaknya ada 4
ciri khas yang hanya dimiliki oleh model pembelajaran :

 Rasional teoritis yang logis yang disusun oleh pendidik.


 Tujuan pembelajaran yang akan dicapai
 Langkah-langkah mengajar yang diperlukan agar model pembelajaran
dapat dilaksanakan secara maksimal.
 Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat
dicapai.

Selanjutnya kita akan membahas macam-macam model pembelajaran yang bisa


Anda terapkan. Silahkan simak dan pilih yang terbaik.

Baca juga Cara Mengatasi Anak Malas Belajar

Macam Macam Model Pembelajaran


Ada berbagai macam model pembelajaran, baik yang bersifat kekinian maupun
klasikal.  Dalam artikel kali ini, Adi Fun Learning akan berbagi 56 contoh model
pembelajaran terbaru yang bisa Anda aplikasikan.

Koperatif (CL, Cooperative Learning)


Pembelajaran koperatif sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang
penuh ketergantungan dengan orang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab
bersama, pemberian tugas, dan rasa senasib.

Dengan memanfaatkan kenyatan itu, belajar berkelompok secara koperatif, siswa


dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi (sharing) pengetahuan, pengalaman,
tugas, tanggung jawab. Saling membantu dan berlatih beinteraksi-komunikasi-
sosialisasi karena koperatif adalah miniatur dari hidup bermasyarakat, dan belajar
menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Jadi model pembelajaran koperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara
berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksi konsep,
menyelesaikan persoalan, dan memahami materi secara mendalam.

Untuk mengetahui lebih lengkap dan mendetail seputar Cooperative Learning


silahkan baca artikel kami >>> Model Pembelajaran Cooperative Learning. 

Alur pembelajaran koperatif adalah : informasi, pengarahan-strategi, membentuk


kelompok heterogen, kerja kelompok, presentasi hasil kelompok, dan membuat
laporan. 
Kontekstual (CTL, Contextual Teaching and Learning)

Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang dimulai dengan sajian atau


tanya jawab lisan (ramah, terbuka, negosiasi) yang terkait dengan dunia nyata
kehidupan siswa (daily life modeling), sehingga akan terasa manfaat dari materi
yang akan disajkan, motivasi belajar muncul, dunia pikiran siswa menjadi konkret,
dan suasana menjadi kondusif – nyaman dan menyenangkan.

Prinsip pembelajaran kontekstual adalah : siswa melakukan dan mengalami, tidak


hanya menonton dan mencatat, dan pengembangan kemampuan sosialisasi.

Ada 7 indikator pembelajarn kontekstual sehingga bisa dibedakan dengan model


lainnya, yaitu :

 Modeling (pemusatan perhatian, motivasi, penyampaian kompetensi-


tujuan, pengarahan-petunjuk, rambu-rambu, contoh).
 Questioning (eksplorasi, membimbing, menuntun, mengarahkan,
mengembangkan, evaluasi, inkuiri, generalisasi).
 Learning community (seluruh siswa berpartisipasi dalam belajar kelompok
atau individual, minds-on, hands-on, mencoba, mengerjakan).
 Inquiry (identifikasi, investigasi, hipotesis, konjektur, generalisasi,
menemukan.
 Constructive (membangun pemahaman sendiri, mengkonstruksi konsep-
aturan, analisis-sintesis).
 Reflection (review, rangkuman, tindak lanjut).
 Authentic assessment (penilaian selama proses dan sesudah pembelajaran,
penilaian terhadap setiap aktvitas-usaha siswa, penilaian portofolio,
penilaian seobjektif-objektifnya darei berbagai aspek dengan berbagai
cara). 

Tertarik dan ingin tahu apa itu pembelajaran CTL? Silahkan baca semuanya
dengan lebih lengkap termasuk pengertian, tujuan dan cara melaksanakan model
tersebut di >>> Pengertian dan Cara Melaksanakan CTL.
Pembelajaran Langsung (DI, Direct Instruction)
Pengetahuan yang bersifat informasi dan prosedural yang menjurus pada
ketrampilan dasar akan lebih efektif jika disampaikan dengan cara pembelajaran
langsung. 

Alurnya adalah menyiapkan siswa, sajian informasi dan prosedur, latihan


terbimbing, refleksi, latihan mandiri, dan evaluasi. Cara ini sering disebut dengan
metode ceramah atau ekspositori (ceramah bervariasi). Ulasan mendalam
>>> Model Pembelajaran Langsung / Direct Instruction. 

Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL, Problem Based Learning)

Dalam hal ini masalah didefinisikan sebagai suatu persoalan yang tidak rutin,
belum dikenal cara penyelesaiannya. Justru problem solving adalah mencari atau
menemukan cara penyelesaian (menemukan pola, aturan, atau algoritma).

Kehidupan adalah identik dengan menghadapi masalah. Model pembelajaran ini


melatih dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang
berorientasi pada masalah otentik dari kehidupan aktual siswa, untuk
merangsang kemampuan berpikir tingkat tinggi.

Kondisi yang tetap harus dipelihara adalah suasana kondusif, terbuka, negosiasi,
demokratis, suasana nyaman dan menyenangkan agar siswa dapat berpikir
optimal. 

Indikator model pembelajaran ini adalah: 

 metakognitif
 elaborasi (analisis)
 interpretasi
 induksi
 identifikasi
 investigasi
 eksplorasi
 sintesis
 generalisasi,
 inkuiri.

Realistik (RME, Realistic Mathematics Education)


Model pembelajaran ini dikembangkan oleh Sigmund Freud di Belanda dengan
pola guided reinvention dalam mengkontruksi konsep-aturan melalui process of
mathematics, yaitu matematika horizontal (tools, fakta, konsep, prinsip,
algoritma, aturan uantuk digunakan dalam menyelesaikan persoalan, proses
dunia empirik) dan vertikal (reoorganisasi matematik melalui proses dalam dunia
rasio, pengembangan matematika).

Prinsip RME adalah aktivitas (doing) konstruksivis, realitas (kebermaknaan proses-


aplikasi), pemahaman (menemukan-informal dalam konteks melalui refleksi,
informal ke formal), inter-internment (keterkaitan-intekoneksi antar konsep),
interaksi (pembelajaran sebagai aktivitas sosial, sharing), dan bimbingan (dari
guru dalam penemuan).

PAIKEM

Sebuah model pembelajaran terpadu yang memfokuskan diri pada pelaksanaan


KBM yang aktif, inovatif dan menyenangan.

Ini merupakan salah satu contoh model pembelajaran yang sangat populer di era
90an. Untuk mengetahui lebih lengkap dan detail seputar PAIKEM, silahkan
baca Seluk Beluk dan Kelebihan Model Pembelajaran PAIKEM
Problem Posing
Contoh model pembelajaran lainnya adalah problem posing. Seperti apa
uraiannya? Ternyata sangat menarik. 

Bentuk lain dari problem solving adalah problem posing, yaitu pemecahan
masalah dengan melalui elaborasi, yaitu merumuskan kembali masalah menjadi
bagian-bagian yang lebih simpel sehingga mudah dipahami. 

Alurnya adalah: pemahaman, jalan keluar, identifikasi kekeliruan, cari alternatif,


menyusun soal-pertanyaan.
Problem Terbuka (OE, Open Ended)
Pembelajaran dengan problem (masalah) terbuka artinya pembelajaran yang
menyajikan permasalahan dengan pemecahan berbagai cara (flexibility) dan
solusinya juga bisa beragam (multi jawab, fluency). 

Pembelajaran ini melatih dan menumbuhkan orisinilitas ide, kreativitas, kognitif


tinggi, kritis, komunikasi-interaksi, sharing, keterbukaan, dan sosialisasi.

Siswa dituntut untuk berimprovisasi mengembangkan metode, cara, atau


pendekatan yang bervariasi dalam memperoleh jawaban, jawaban siswa
beragam. Selanjutnya siswa juga diminta untuk menjelaskan proses mencapai
jawaban tersebut.

Dengan demikian model pembelajaran ini lebih mementingkan proses daripada


produk yang akan membentiuk pola pikir, keterbukaan, dan ragam berpikir. 

Sajian masalah haruslah kontekstual kaya makna secara matematik (gunakan


gambar, diagram, table), kembangkan peremasalahan sesuai dengan kemampuan
berpikir siswa, kaitkan dengan materi selanjutnya, siapkan rencana bimbingan
(sedikit demi sedikit dilepas mandiri).

Sintaknya adalah menyajikan masalah, pengorganisasian pembelajaran,


perhatikan dan catat respon siswa, bimbingan dan pengarahan, membuat
kesimpulan.
Probing-Prompting
Mode pembelajaran Probing-Prompting adalah pembelajaran dengan cara guru
menyajikan serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali
sehingga terjadi proses berpikir yang mengakitkan pengetahuan setiap siswa dan
pengalamannya dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari. 

Selanjutnya siswa mengkonstruksikan konsep-prinsip-aturan menjadi


pengetahuan baru, dengan demikian pengetahuan baru tidak diberitahukan.

Dengan model pembelajaran ini proses tanya jawab dilakukan dengan menunjuk
siswa secara acak sehingga setiap siswa mau tidak mau harus berpartisipasi aktif,
siswa tidak bisa menghindar dari proses pembelajaran, setiap saat ia bisa
dilibatkan dalam proses tanya jawab. Kemungkinan akan terjadi sausana tegang,
namun demikian bisa dibiasakan.
Untuk mengurangi kondisi tersebut, guru hendaknya serangkaian pertanyaan
disertai dengan wajah ramah, suara menyejukkan, nada lembut. Ada canda,
senyum, dan tertawa, sehingga suasana menjadi nyaman, menyenangkan, dan
ceria. Jangan lupa, bahwa jawaban siswa yang salah harus dihargai karena salah
adalah cirinya dia sedang belajar, ia telah berpartisipasi.
Pembelajaran Bersiklus (Cycle Learning) 
Ramsey (1993) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif secara bersiklus,
mulai dari eksplorasi (deskripsi), kemudian eksplanasi (empiric), dan diakhiri
dengan aplikasi (aduktif). Eksplorasi berarti menggali pengetahuan, eksplanasi
berarti menghenalkan konsep baru dan alternatif pemecahan, dan aplikasi berarti
menggunakan konsep dalam konteks yang berbeda. Baca Juga : Ide Model
Pembelajaran Untuk Impassing dan Tunjangan Sertifikasi Guru

Examples Non Examples


Persiapkan gambar, diagram, atau tabel sesuai materi bahan ajar dan kompetensi,
sajikan gambar ditempel atau pakai OHP, dengan petunjuk guru sebagai fasilitator
pendidikan peserta didik mencermati sajian, diskusi kelompok tentang sajian
gambar tadi, presentasi hasil kelompok, bimbingan penyimpulan, valuasi dan
refleksi.

Numbered Heads Together


NHT adalah salah satu tipe dari pembelajaran kooperatif dengan sintaks:
pengarahan, buat kelompok heterogen dan tiap peserta didik memiliki nomor
tertentu, berikan persoalan materi bahan ajar (untuk tiap kelompok sama tapi
untuk tiap peserta didik tidak sama sesuai dengan nomor peserta didik, tiap
peserta didik dengan nomor sama mendapat tugas yang sama) kemudian bekerja
kelompok, presentasi kelompok dengan nomnor peserta didik yang sama sesuai
tugas masing-masing sehingga terjadi diskusi kelas, kuis individual dan buat skor
perkembangan tiap peserta didik, umumkan hasil kuis dan beri reward.

Cooperative Script
Metode belajar dimana peserta didik bekerja berpasangan dan bergantian secara
lisan mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari (Danserau cs.,
1985).

Baca juga materi Bahasa Inggris Simple Present lengkap yang membahas pengertian,


fungsi, rumus dan contoh soal.
Time Token
Model ini digunakan (rebds, 1998) untuk melatih dan mengembangkan
ketrampilan sosial agar peserta didik tidak mendominasi pembicaraan atau diam
sama sekali.

Keliling Kelompok
Maksudnya agar masing-masing anggota kelompok mendapat kesempatan untuk
memberikan kontribusi mereka dan mendengarkan pandangan dan pemikiran
anggota lainnya Caranya :

1. Salah satu peserta didik dalam masing-masing kelompok menilai dengan


memberikan pandangan dan pemikirannya mengenai tugas yang sedang
mereka kerjakan
2. Peserta didik berikutnya juga ikut memberikan kontribusi-nya
3. Demikian seterusnya giliran bicara bisa dilaksanakan arah perputaran
jarum jam atau dari kiri ke kanan.

TWO STAY TWO STRAY


Ini adalah salah satu model pembelajaran yang cukup terkenal. Cara
melakukannya adalah sebagai berikut :

 Peserta didik bekerja sama dalam kelompok yang berjumlah 4 (empat)


orang. Setelah selesai, dua orang dari masing-masing menjadi tamu kedua
kelompok yang lain
 Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja
dan informasi ke tamu mereka.
 Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan
temuan mereka dari kelompok lain Kelompok mencocokkan dan
membahas hasil kerja mereka.

Student Teams Achievement – Divisions (STAD)


STAD adalah salah suatu model pembelajaran koperatif dengan sintaks:
pengarahan, buat kelompok heterogen (4-5 orang), diskusikan bahan belajar-LKS-
modul secara kolabratif, sajian-presentasi kelompok sehingga terjadi diskusi kelas,
kuis individual dan buat skor perkembangan tiap peserta didik atau kelompok,
umumkan rekor tim dan individual dan berikan reward. Baca Juga : 

Jigsaw
Model pembelajaran ini termasuk koperatif dengan sintaks seperti berikut ini :
Pengarahan, informasi bahan ajar, buat kelompok heterogen, berikan bahan ajar
(LKS) yang terdiri dari beberapa bagian sesuai dengan banyak peserta didik dalam
kelompok, tiap anggota kelompok bertugas membahas bagian tertentu, tiap
kelompok bahan belajar sama, buat kelompok ahli sesuai bagian bahan ajar yang
sama sehingga terjadi kerja sama dan diskusi, kembali ke kelompok asal,
pelaksanaan tutorial pada kelompok asal oleh anggotan kelompok ahli,
penyimpulan dan evaluasi, refleksi. Silahkan pertimbangkan pemakaian jigsaw
sebagai modeling pembelajaran.

Quiz
Model pembelajaran dengan memberikan quiz kepada siswa, baik berkelompok
maupun individu. Cara ini sangat baik untuk menumbuhkan semangat bersaing
dengan sehat. 

Artikulasi
Artikulasi adalah mode pembelajaran dengan alur: penyampaian kompetensi,
sajian materi, bentuk kelompok berpasangan sebangku, salah satu peserta didik
menyampaikan materi yang baru diterima kepada pasangannya kemudian
bergantian, presentasi di depan hasil diskusinya, guru sebagai fasilitator
pendidikan membimbing peserta didik untuk menyimpulkan.

Mind Mapping
Pembelajaran ini sangat cocok untuk mereview pengetahuan awal murid.
Tahapannya adalah: informasi kompetensi, sajian permasalahan terbuka, murid
berkelompok untuk menanggapi dan membuat berbagai alternatif jawaban,
presentasi hasil diskusi kelompok, murid membuat ksimpulan dari hasil setiap
kelompok, evaluasi dan refleksi.

Make a Match
Guru sebagai fasilitator pendidikan menyiapkan kartu yang berisi persoalan-
permasalahan dan kartu yang berisi jawabannya, setiap murid mencari dan
mendapatkan sebuah kartu soal dan berusaha menjawabnya, setiap murid
mencari kartu jawaban yang cocok dengan persoalannya murid yang benar
mendapat nilai-reward, kartu dikumpul lagi dan dikocok, untuk badak berikutnya
pembelaarn seperti babak pertama, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.

Langkah-langkah: 
1.     Guru sebagai fasilitator pendidikan menyiapkan beberapa kartu yang berisi
beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu
bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban. 

2.     Setiap murid mendapat satu buah kartu. 

3.     Tiap murid memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang.

4.     Setiap murid mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan
kartunya (soal jawaban). 5. Setiap murid yang dapat mencocokkan
kartunya sebelum batas waktu diberi poin. 

5.     Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap murid mendapat kartu yang
berbeda dari sebelumnya 7. Demikian seterusnya. 

6.     Kesimpulan/penutup.

Reciprocal Learning 

Weinstein & Meyer (1998) mengemukakan bahwa dalam pembelajaran harus


memperhatikan empat hal, yaitu bagaimana murid belajar, mengingat, berpikir,
dan memotivasi diri. Sedangkan Resnik (1999) mengatakan bahwa belajar efektif
dengan cara membaca bermakna, merangkum, bertanya, representasi, hipotesis. 
BACA JUGA

 Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)


 Model Pembelajaran Cooperative Learning (CL) Beserta Tujuan dan
Langkah Pelaksanaannya
 PSIKOLOGI PENDIDIKAN : Pengertian, Manfaat, Tujuan dan Fungsinya
 33 Tips Untuk Menciptakan Pembelajaran yang Menyenangkan

Untuk mewujudkan belajar efektif, Donna Meyer (1999) mengemukakan cara


pembelajaran resiprokal, yaitu: 

1.     Informasi.

2.     Pengarahan.

3.     Bekerja secara berkelompok mengerjakan LKSD-modul.

4.     Berefleksi atau membaca-merangkum.


SAVI 
Model pembelajaran SAVI menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatkan
semua alat indra yang dimiliki murid.

Istilah SAVI sendiri adalah kependekan dari: Somatic yang bermakna gerakan
tubuh (hands-on, aktivitas fisik) di mana belajar dengan mengalami dan
melakukan; Auditory yang bermakna bahwa belajar haruslah dengan melalui
mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi, mengemukakan
pendapat, dan menanggapi; Visualization yang bermakna belajar haruslah
menggunakan indra mata melalui mengamati, menggambar, mendemonstrasikan,
membaca, menggunakan media dan alat peraga; Intellectual yang bermakna
bahawa belajar haruslah menggunakan kemampuan berpikir (minds-on) dan
belajar haruslah dengan konsentrasi pikiran dan berlatih menggunakannya
melalui bernalar, menyelidiki, mengidentifikasi, menemukan, mencipta,
mengkonstruksi, memecahkan masalah, dan menerapkan. Silahkan coba SAVI
sebagai salah satu modeling pembelajaran.

TGT (Teams Games Tournament) 


Penerapan model ini dengan cara mengelompokkan murid heterogen, tugas tiap
kelompok bisa sama bisa berbeda. Setelah memperoleh tugas, setiap kelompok
bekerja sama dalam bentuk kerja individual dan diskusi. Usahakan dinamikia
kelompok kohesif dan kompak serta tumbuh rasa kompetisi antar kelompok,
suasana diskuisi nyaman dan menyenangkan sepeti dalam kondisi permainan
(games) yaitu dengan cara guru sebagai fasilitator pendidikan bersikap terbuka,
ramah , lembut, santun, dan ada sajian guyonan.

Setelah selesai kerja kelompok sajikan hasil kelompok sehuingga terjadi diskusi
kelas. Jika waktunya memungkinkan TGT bisa dilaksanakan dalam beberapa
pertemuan, atau dalam rangak mengisi waktu sesudah UAS menjelang pembagian
raport.

TAI (Team Assisted Individual)


Terjemahan bebas dari istilah di atas adalah Bantuan Individual dalam Kelompok
(Bidak) dengan karateristirk bahwa (Driver, 1980) tanggung jawab belajar adalah
pada murid. Oleh karena itu murid harus membangun pengetahuan tidak
menerima bentuk jadi dari guru. Pola komunikasi guru-murid adalah negosiasi
dan bukan imposisi-intruksi. Tahapan Bidak menurut Slavin (1985) adalah: (1)
buat kelompok heterogen dan berikan bahan ajar berupak modul, (2) murid
belajar kelompok dengan dibantu oleh murid pandai anggota kelompok secara
individual, saling tukar jawaban, saling berbagi sehingga terjadi diskusi, (3)
penghargaan kelompok dan refleksi serta tes formatif.

Demonstrative Model 
Pembelajaran ini khusus untuk materi yang memerlukan peragaan media atau
eksperimen. Langkahnya adalah: informasi kompetensi, sajian gambaran umum
materi bahan ajar, membagi tugas pembahasan materi untuk tiap kelompok,
menunjuk murid atau kelompok untuk mendemonstrasikan bagiannya, dikusi
kelas, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.

Explicit Instruction
Pembelajaran ini cocok untuk menyampaikan materi yang sifatnya algoritma-
prosedural, langkah demi langkah bertahap. Tahapannya adalah: sajian informasi
kompetensi, mendemontrasikan pengetahuan dan keterampilan prosedural,
membimbing pelatihan-penerapan, mengecek pemahaman dan balikan,
penyimpulan dan evaluasi, refleksi.

Scramble 
Tahapannya adalah: buatlah kartu soal sesuai marteri bahan ajar, buat kartu
jawaban dengan diacak nomornya, sajikan materi, membagikan kartu soal pada
kelompok dan kartu jawaban, murid berkelompok mengerjakan soal dan mencari
kartu soal untuk jawaban yang cocok.

Flipped Classroom 
Guru menyiapkan bahan dan materi pelajaran untuk dipelajari siswa sebelum hari
H. Pada saat pertemuan, guru hanya memberikan refleksi dan penguatan.

Jika Anda tertarik dengan Flipped Classroom baik untuk judul skripsi, penelitian,
tesis, maupun diterapkan di sekolah, bisa kunjungi artikel kami berjudul
>>>> Flipped Classroom, Model Pembelajaran Alternatif. 

Picture and Picture 


Sajian informasi kompetensi, sajian materi, perlihatkan gambar kegiatan
berkaitan dengan materi, murid (wakil) mengurutkan gambar sehingga sistematik,
guru mengkonfirmasi urutan gambar tersebut, guru menanamkan konsep sesuai
materi bahan ajar, penyimpulan, evaluasi dan refleksi.
Cooperative Script
Buat kelompok berpasangan sebangku, bagikan wacana materi bahan ajar, murid
mempelajari wacana dan membuat rangkuman, sajian hasil diskusi oleh salah
seorang dan yang lain menanggapi, bertukar peran, penyimpulan, evaluasi dan
refleksi.

LAPS-Heuristik 
Heuristik adalah rangkaian pertanyaan yang bersifat tuntunan dalam rangaka
solusi masalah. LAPS (Logan Avenue Problem Solving) dengan kata lain apa
masalahnya : adakah alternative, apakah bermanfaat, apakah solusinya, dan
bagaimana sebaiknya mengerjakannya. Tahapan: pemahaman masalah, rencana,
solusi, dan pengecekan.

Improve
Improve singkatan dari Introducing new concept, Metakognitive questioning,
Practicing, Reviewing and reducing difficulty, Obtaining mastery, Verivication,
Enrichment. Tahapannya adalah sajian pertanyaan untuk mengantarkan konsep,
murid latian dan bertanya, balikan-perbnaikan-pengayaan-interaksi.

Treffinger 
Pembelajaran kreatif dengan basis kematangan dan pengetahuan siap. Tahapan:
keterbukaan-urun ide-penguatan, penggunaan ide kreatif-konflik internal-skill,
proses rasa-pikir kreatif dalam pemecahan masalah secara mandiri melalui
pemanasan-minat-kuriositi-tanya, kelompok-kerjasama, kebebasan-terbuka,
reward.

VAK (Visualization, Auditory, Kinetics) 


Model pebelajaran ini menganggap bahwa pembelajaran akan efektif dengan
memperhatikan ketiga hal tersebut di atas, dengan perkataan lain manfaatkanlah
potensi siwa yang telah dimilikinya dengan melatih, mengembangkannya. Istilah
tersebut sama halnya dengan istilah pada SAVI, dengan somatic ekuivalen dengan
kinesthetic.

AIR (Auditory, Intellectual, Repetition) 

Model pembelajaran ini mirip dengan SAVI dan VAK, bedanya hanyalah pada
Repetisi yaitu pengulangan yang bermakna pendalama, perluasan, pemantapan
dengan cara murid dilatih melalui pemberian tugas atau quiz.
Kumon 
Pembelajaran dengan mengaitkan antar konsep, ketrampilan, kerja individual,
dan menjaga suasana nyaman-menyenangkan. Tahapansnya adalah: sajian
konsep, latihan, tiap murid selesai tugas langsung diperiksa-dinilai, jika keliru
langsung dikembalikan untuk diperbaiki dan diperiksa lagi, lima kali salah guru
membimbing.

Quantum 
Memandang pelaksanaan pembelajaran seperti permainan musik orkestra-
simfoni. Guru harus menciptakan suasana kondusif, kohesif, dinamis, interaktif,
partisipatif, dan saling menghargai. Prinsip quantum adalah semua berbicara-
bermakna, semua mempunyai tujuan, konsep harus dialami, tiap usaha murid
diberi reward. Strategi quantum adalah tumbuhkan minat , alami-dengan dunia
realitas murid, namai-buat generalisasi sampai konsep, demonstrasikan melalui
presentasi-komunikasi, ulangi dengan Tanya jawab-latihan-rangkuman, dan
rayakan dengan reward dengan senyum-tawa-ramah-sejuk-nilai-harapan.

Think Pair and Share (Frank Lyman, 1985)


Model pembelajaran ini tergolong tipe koperatif dengan tahapan: Guru
menyajikan materi klasikal, berikan persoalan kepada murid dan murid bekerja
kelompok dengan cara berpasangan sebangku-sebangku (think-pairs), presentasi
kelompok (share), kuis individual, buat skor perkembangan tiap murid, umumkan
hasil kuis dan berikan reward. Langkah-langkah: 

 Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai 


 Murid diminta untuk berfikir tentang materi/permasalahan yang
disampaikan guru. 
 Murid diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang)
dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing. 
 Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil
diskusinya. 
 Berawal dari kegiatan tersebut, Guru mengarahkan pembicaraan pada
pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan para
murid. 
 Guru memberi kesimpulan.

Debat
Debat adalah model pembelajaran dengan sintaks: bagi kelas menjadi 2 kelompok
kemudian duduk berhadapan, murid membaca materi bahan ajar untuk dicermati
oleh masing-masing kelompok, sajian presentasi hasil bacaan oleh perwakilan
salah satu kelompok kemudian ditanggapi oleh kelompok lainnya begitu
setrusnya secara bergantian, guru membimbing membuat kesimpulan dan
menambahkannya biola perlu.

Role Playing 
Tahapan dari model pembelajaran ini adalah: guru menyiapkan skenario
pembelajaran, menunjuk beberapa murid untuk mempelajari scenario tersebut,
pembentukan kelompok murid, penyampaian kompetensi, menunjuk murid untuk
melakonkan skenario yang telah dipelajarinya, kelompok murid membahas peran
yang dilakukan oleh pelakon, presentasi hasil kelompok, bimbingan penimpoulan
dan refleksi.
KONTEN PROMOSI

Wanita Terkaya asal Makassar Ungkap Rahasia jadi Kaya


Money Amulet
Sakit Lutut & Sendi akan Hilang jika Anda Lakukan Ini Tiap Pagi
Artrivit

Adapun jika anda tertarik menggunakan metode pembelajaran ini, maka langkah-
langkahnya adalah sebagai berikut : 

 Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan. 


 Menunjuk beberapa murid untuk mempelajari skenario dalam waktu
beberapa hari sebelum KBM. 
 Guru membentuk kelompok murid yang anggotanya 5 orang. 
 Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai.
 Memanggil para murid yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario
yang sudah dipersiapkan. 
 Masing-masing murid berada di kelompoknya sambil mengamati skenario
yang sedang diperagakan. 
 Setelah selesai ditampilkan, masing-masing murid diberikan lembar kerja
untuk membahas penampilan masing-masing kelompok. 
 Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya.
 Guru memberikan kesimpulan secara umum. 
 Evaluasi.

Talking Stick 
Tahapan pembelajaran ini adalah: guru menyiapkan tongkat, sajian materi pokok,
murid mebaca materi lengkap pada wacana, guru mengambil tongkat dan
memberikan tongkat kepada murid dan murid yang kebagian tongkat menjawab
pertanyaan dari guru, tongkat diberikan kepad murid lain dan guru memberikan
petanyaan lagi dan seterusnya, guru membimbing kesimpulan-refleksi-evaluasi.

Snowball Throwing 
Tahapannya adalah: Informasi materi secara umum, membentuk kelompok,
pemanggilan ketua dan diberi tugas membahas materi tertentu di kelompok,
bekerja kelompok, tiap kelompok menuliskan pertanyaan dan diberikan kepada
kelompok lain, kelompok lain menjawab secara bergantian, penyuimpulan,
refleksi dan evaluasi. Langkah-langkah: 

1.     Guru menyampaikan materi yang akan disajikan. 

2.     Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing


ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi. 

3.     Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing,


kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada
temannya. 

4.     Kemudian masing-masing murid diberikan satu lembar kertas kerja, untuk


menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah
dijelaskan oleh ketua kelompok. 

5.     Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan
dilempar dari satu murid ke murid yang lain selama ± 15 menit. 

6.     Setelah murid dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan


kepada murid untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas
berbentuk bola tersebut secara bergantian. 

7.     Evaluasi. 

8.     Penutup

Student Facilitator and Explaining 


Langkah-langkahnya adalah: informasi kompetensi, sajian materi, murid
mengembangkannya dan menjelaskan lagi ke murid lainnya, kesimpulan dan
evaluasi, refleksi. Murid mempresentasikan ide/pendapat pada rekan peserta
lainnya. Langkah-langkah: 

 Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. 


 Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi. 
 Memberikan kesempatan murid untuk menjelaskan kepada murid lainnya
misalnya melalui bagan/peta konsep. 
 Guru menyimpulkan ide/pendapat dari murid. 
 Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu

Course Review 

Langkah-langkahnya: informasi kompetensi, sajian materi, tanya jawab untuk


pemantapan, murid atau kelompok menuliskan nomor sembarang dan
dimasukkan ke dalam kotak, guru membacakan soal yang nomornya dipilih acak,
murid yang punya nomor sama dengan nomor soal yang dibacakan guru berhak
menjawab jika jawaban benar diberi skor dan murid menyambutnya dengan yel
hore atau yang lainnya, pemberian reward, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.
MDR (Multi Discourse Representation) / DMR 
DMR adalah pembelajaran yang berorientasi pada pembentukan, penggunaan,
dan pemanfaatan berbagai representasi dengan setting kelas dan kerja kelompok.
Tahapannya adalah: persiapan, pendahuluan, pengemabangan, penerapan, dan
penutup. 
INSIDE-OUTSIDE-CIRCLE
IOC adalah mode pembelajaran dengan sistim lingkaran kecil dan lingkaran besar
(Spencer Kagan, 1993) di mana murid saling membagi informasi pada saat yang
bersamaan dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur.
Tahapannya adalah: Separuh dari jumlah murid membentuk lingkaran kecil
menghadap keluar, separuhnya lagi membentuk lingkaran besar menghadap ke
dalam, murid yang berhadapan berbagi informasi secara bersamaan, murid yang
berada di lingkran luar berputar keudian berbagi informasi kepada teman (baru)
di depannya, dan seterusnya.

Tebak Kata
Langkah-langkah : 

1. Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai atau materi ± 45 menit. 

2. Guru menyuruh murid berdiri berpasangan di depan kelas 

3. Seorang murid diberi kartu yang berukuran 10 x 10 cm yang nanti dibacakan


pada pasangannya. Seorang murid yang lainnya diberi kartu yang berukuran 5 x 2
cm yang isinya tidak boleh dibaca (dilipat) kemudian ditempelkan di dahi atau
diselipkan ditelinga. Murid yang membawa kartu 10 x 10 cm membacakan kata-
kata yang tertulis didalamnya sementara pasangannya menebak apa yang
dimaksud dalam kartu 10 x 10 cm. Jawaban tepat bila sesuai dengan isi kartu yang
ditempelkan tsb. 

4. Apabila jawabannya tepat (sesuai yang tertulis di kartu) maka pasangan itu
boleh duduk. Bila belum tepat pada waktu yang telah ditetapkan, murid boleh
mengarahkan dengan kata-kata lain asal jangan langsung memberi jawabannya.

MEA (Means-Ends Analysis) 


Model model pembelajaran ini adalah variasi dari pembelajaran dengan
pemecahan masalah dengan tahapan: sajikan materi dengan pendekatan
pemecahan masalah berbasis heuristik, elaborasi menjadi sub-sub masalah yang
lebih sederhana, identifikasi perbedaan, susun sub-sub masalah sehingga terjadli
koneksivitas, pilih strategi solusi

CORE (Connecting, Organizing, Refleting, Extending) 


Modeling pembelajaran ini sudah cukup terkenal. Tahapannya adalah (C) koneksi
informasi lama-baru dan antar konsep, (0) organisasi ide untuk memahami
materi, (R) memikirkan kembali, mendalami, dan menggali, (E) mengembangkan,
memperluas, menggunakan, dan menemukan.

SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review)

Pembelajaran ini adalah strategi membaca yang dapat mengembangkan meta


kognitif murid, yaitu dengan menugaskan murid untuk membaca bahan belajar
secara seksama-cermat, dengan tahapan: Survey dengan mencermati teks bacaan
dan mencatat-menandai kata kunci, Question dengan membuat pertanyaan
(mengapa-bagaimana, darimana) tentang bahan bacaan (materi bahan ajar), Read
dengan membaca teks dan cari jawabanya, Recite dengan pertimbangkan
jawaban yang diberikan (catat-bahas bersama), dan Review dengan cara meninjau
ulang menyeluruh
MID (Meaningful Instructional Design)
Model ini adalah pembnelajaran yang mengutamakan kebermaknaan belajar dan
efektifivitas dengan cara membuat kerangka kerja-aktivitas secara konseptual
kognitif-konstruktivis. Tahapannya adalah (1) lead-in dengan melakukan kegiatan
yang terkait dengan pengalaman, analisi pengalaman, dan konsep-ide; (2)
reconstruction melakukan fasilitasi pengalaan belajar; (3) production melalui
ekspresi-apresiasi konsep
KUASAI 
Pembelajaran akan efektif dengan melibatkan enam tahap berikut ini, Kerangka
pikir untuk sukses, Uraikan fakta sesuai dengan gaya belajar, Ambil pemaknaan
(mengetahui-memahami-menggunakan-memaknai), Sertakan ingatan dan
hafalkan kata kunci serta koneksinya, Ajukan pengujian pemahaman, dan
Introspeksi melalui refleksi diri tentang gaya belajar.

DLPS (Double Loop Problem Solving) 


DPLS adalah variasi dari pembelajaran dengan pemecahan masalah dengan
penekanan pada pencarian kausal (penyebab) utama dari timbulnya masalah, jadi
berkenaan dengan jawaban untuk pertanyaan mengapa. Selanjutnya
menyelesaikan masalah tersebut dengan cara menghilangkan gap yang
menyebabkan munculnya masalah tersebut.

Tahapannya adalah: identifkasi, deteksi kausal, solusi tentative, pertimbangan


solusi, analisis kausal, deteksi kausal lain, dan rencana solusi yang terpilih.
Langkah penyelesdai maslah sebagai berikurt: menuliskan pernyataan masalah
awal, mengelompokkan gejala, menuliskan pernyataan masalah yang telah
direvisi, mengidentifikasui kausal, imoplementasi solusi, identifikasi kausal utama,
menemukan pilihan solusi utama, dan implementasi solusi utama. Baca
Juga : Cerpen Pendidikan.

COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) 


Terjemahan bebas dari CIRC adalah komposisi terpadu membaca dan menulis
secara koperatif – kelompok. Tahapannya adalah: membentuk kelompok
heterogen 4 orang, guru memberikan wacana bahan bacaan sesuai dengan materi
bahan ajar, murid bekerja sama (membaca bergantian, menemukan kata kunci,
memberikan tanggapan) terhadap wacana kemudian menuliskan hasil
kolaboratifnya, presentasi hasil kelompok, refleksi. Seperti apa contoh
pembelajaran dari CIRC?

Langkah-langkah : 1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara


heterogen 2. Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran
3. Murid bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan
memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada selembar kertas 4.
Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok 5. Guru membuat kesimpulan
bersama

BONUS : MODEL PEMBELAJARAN JARAK JAUH


Kini juga sudah ada model pembelajaran jarak jauh dimana guru dan para peserta
didik tidak perlu bertatap muka langsung, tetapi melakukan pembelajaran secara
online dengan bantuan aplikasi Zoom Cloud Meetings. Untuk memahami cara
kerjanya, silahkan baca artikel tentang panduan menggunakan Zoom Cloud
Meetings untuk melakukan pembelajaran online.

Hanya menambahkan bahwa model-model pembelajaran yang ada harus


dimaknai sebagai sarana bukan sesuatu yang kaku tetapi justru perlu diperkaya
dan diberikan variasi.

Jangan sampai guru hanya mencari referensi jenis model pembelajaran tetapi
tidak mau berinovasi karena keadaan kelas yang berbeda juga butuh penanganan
dan macam macam model pembelajaran berbeda pula. 

Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah kerangka kerja yang memberikan gambaran


sistematis untuk melaksanakan pembelajaran agar membantu belajar siswa
dalam tujuan tertentu yang ingin dicapai. Artinya, model pembelajaran
merupakan gambaran umum namun tetap mengerucut pada tujuan
khusus.

Hal tersebut membuat model pembelajaran berbeda dengan metode


pembelajaran yang sudah menerapkan langkah atau pendekatan
pembelajaran yang justru lebih luas lagi cakupannya.

Pengertian Model Pembelajaran


menurut Para Ahli
Trianto

Menurut Trianto (2015, hlm. 51) Model pembelajaran adalah suatu


perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
melaksanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial.”

Saefuddin & Berdiati

Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan


prosedur sistematis dalam mengorganisasikan sistem belajar untuk
mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi
perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan
melaksanakan aktivitas pembelajaran (Saefuddin & Berdiati, 2014, hlm. 48).

Ciri Ciri Model Pembelajaran

Menurut Kardi & Nur dalam Ngalimun (2016, hlm. 7-8) model
pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang membedakan dengan
strategi, metode atau prosedur. Ciri-ciri tersebut antara lain:

1. Model pembelajaran merupakan rasional teoretik logis yang disusun


oleh para pencipta atau pengembangnya.
2. Berupa landasan pemikiran mengenai apa dan bagaimana peserta
didik akan belajar (memiliki tujuan belajar dan pembelajaran yang
ingin dicapai).
3. Tingkah laku pembelajaran yang diperlukan agar model tersebut
dapat dilaksanakan dengan berhasil; dan lingkungan belajar yang
diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.

Fungsi Model Pembelajaran

Fungsi model pembelajaran adalah pedoman dalam perancangan hingga


pelaksanaan pembelajaran. Pernyataan tersebut sejalan dengan pendapat
Trianto (2015, hlm. 53) yang mengemukakan bahwa fungsi model
pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi perancang pengajar dan para
guru dalam melaksanakan pembelajaran.

Oleh karena itu pemilihan model sangat dipengaruhi sifat dari materi yang
akan dibelajarkan, tujuan (kompetensi) yang akan dicapai dalam
pembelajaran tersebut, serta tingkat kemampuan peserta didik.

Jenis Model Pembelajaran

Menurut Joyce & Weil dalam buku Suprihatiningrum (2013, hlm. 186)
model-model mengajar (pembelajaran) terbagi menjadi empat kategori
sebagai berikut.

1. Information Processing Model (Model Pemrosesan


Informasi)

Model ini menekankan pada pengolahan informasi dalam otak sebagai


aktivitas mental siswa. Model ini akan mengoptimalkan daya nalar dan daya
pikir siswa melalui pemberian masalah yang disajikan oleh guru.

Tugas siswa adalah memecahkan masalah-masalah tersebut. Model ini


menerapkan teori belajar behavioristik dan kognitivistik. Ada tujuh model
yang termasuk dalam rumpun ini, yakni sebagai berkut.

1. Inductive thinking model  (model berpikir induktif) yang


dikembangkan oleh Hilda Taba.
2. Inquiry training model (model pelatihan
inkuiri/penyingkapan/penyelidikan) yang dikembangkan oleh Richard
suchman.
3. Scientific inquiry  (penyelidikan ilmiah) yang dikembangkan oleh
Joseph J. Schwab.
4. Concept attainment (pencapaian konsep) oleh Jerome Bruner.
5. Cognitive growth  (pertumbuhan kognitif) dikembangkan oleh Jean
Piaget.
6. Advance organizer model (model pengatur/penyelenggaraan
tingkat lanjut) oleh David Ausubel.
7. Memory (daya ingat) oleh Harry Lorayne).

2. Personal Model (Model Pribadi)

Sesuai dengan namanya, model mengajar dalam rumpun ini berorientasi


kepada perkembangan diri individu. Implikasi model ini dalam
pembelajaran adalah guru harus menyediakan pembelajaran sesuai dengan
minat, pengalaman, dan perkembangan mental siswa.

Model-model mengajar dalam rumpun ini sesuai dengan


paradigma student centered atau pembelajaran yang berpusat pada
siswa/peserta didik.

3. Social Interaction Model (Model Interaksi Sosial)

Rumpun model mengajar social interaction model menitikberatkan pada


proses interaksi antar individu yang terjadi dalam kelompok. Model-model
mengajar disetting dalam pembelajaran berkelompok. Model ini
mengutamakan pengembangan kecakapan individu dalam berhubungan
dengan orang lain.

4. Behavioral Model (Model Perilaku)

Rumpun model ini sesuai dengan teori belajar behavioristik. Pembelajaran


harus memberikan perubahan pada perilaku si pembelajar ke arah yang
sejalan dengan tujuan pembelajaran.

Kemudian, perubahan yang terjadi harus dapat diamati. Sehingga, guru


dapat menguraikan langkah-langkah pembelajaran yang konkret dan dapat
diamati dalam upaya evaluasi perkembangan peserta didiknya.

Macam Macam Model Pembelajaran


Menurut Hamdayama (2016, hlm. 132-182) macam-macam model
pembelajaran adalah sebagai berikut:

Model Pembelajaran Inquiry

Model inquiry (inkuiri) menggunakan rangkaian kegiatan pembelajaran


yang menekankan proses berpikir secara kritis serta analitis kepada peserta
didik agar mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah
yang dipertanyakan secara mandiri melalui penyelidikan ilmiah.

Model Pembelajaran Kontekstual

Merupakan model dengan konsep belajar yang membuat guru untuk


mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata.
Prinsip pembelajaran kontekstual adalah aktivitas peserta didik, peserta
didik melakukan dan mengalami, tidak hanya monoton dan mencatat.

Model mengajar ini juga dapat mengembangkan kemampuan sosial


peserta didik karena dihadapkan pada situasi dunia nyata. Ada tujuh
komponen utama dari pembelajaran kontekstual yang membuatnya khas
jika dibandingkan dengan model yang lain, yakni sebagai berikut.

1. Kontruktivisme, mendorong peserta didik agar bisa mengkonstruksi


pengetahuannya melalui pengamatan dan pengalaman.
2. Inquiry, didasarkan pada penyingkapan, penyelidikan atau pencarian
dan penelusuran;
3. Bertanya, sebagai refleksi dari keingintahuan setiap individu.
4. Learning community, dilakukan dengan membuat kelompok belajar.
5. Modeling, dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang
dapat ditiru oleh peserta didik.
6. Refleksi, proses pengkajian pengalaman yang telah dipelajari.
7. Penilaian nyata, proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan
informasi tentang perkembangan belajar peserta didik.
Model Pembelajaran Ekspositori

Ekspositori adalah pembelajaran yang menekankan pada proses


penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada kelompok
peserta didik supaya peserta didik dapat menguasai materi secara optimal.

Dalam model pengajaran ekspositori seorang pendidik harus memberikan


penjelasan atau menerangkan kepada peserta didik dengan cara
berceramah. Sehingga menyebabkan arah pembelajarannya monoton
karena sangat ditentukan oleh kepiawaian ceramah guru.

Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Nama lainnya dalam bahasa inggris adalah Problem based learning yang


dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan
para proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Pemecahan
masalah menjadi langkah utama dalam model ini.

Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah kerangka konseptual rangkaian kegiatan


belajar yang dilakukan oleh peserta didik dalam kelompok-kelompok
tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
Kelompok-kelompok tersebut bekerja sama untuk mencapai tujuan
pembelajaran.

Model Pembelajaran Project Based Learning

Model pembelajaran project based learning atau pembelajaran berbasis


proyek adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek atau
kegiatan nyata sebagai inti pembelajaran. Dalam pembelajaran project
based learning peserta didik akan melakukan eksplorasi, penilaian,
interpretasi, sintetis, dan pengolahan informasi lainnya untuk menghasilkan
berbagai bentuk belajar yang beragam.
Project based learning adalah salah satu model pembelajaran yang paling
kuat, karena akan meningkatkan kompetensi siswa secara holistik, baik dari
sikap, pengetahuan, maupun keterampilan, melalui pendekatan kontekstual
yang dekat dengan pekerjaan nyata di lapangan. 

Model Pembelajaran PAIKEM

Merupakan singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, dan


Menyenangkan. Pembelajaran ini dirancang agar membuat anak lebih aktif
mengembangkan kreativitas sehingga pembelajaran bisa berlangsung
secara efektif, optimal, dan pada akhirnya terasa lebih menyenangkan.

Model Pembelajaran Kuantum (Quantum Learning)

Kerangka perencanaan dalam pembelajaran kuantum adalah TANDUR


(Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan).
Komponen utama pembelajaran kuantum dapat berupa:

1. peta konsep sebagai teknik belajar efektif;


2. teknik memori, adalah teknik memasukkan informasi ke dalam otak
sesuai dengan cara kerja otak;
3. sistem pasak lokasi;
4. teknik akrostik, teknik menghafal dengan cara mengambil huruf
depan dari materi yang ingin diingat kemudian menggabungkannya.

Intinya metode pembelajaran ini menggunakan berbagai cara untuk


membuat pembelajaran menerap dan dipahami dengan mudah oleh
peserta didik. Caranya bisa sangat interaktif dan melibatkan peserta didik
dalam kegiatan langsung untuk mendemonstrasikan materi diiringi
perayaan seperti yel motivasi.

Model Pembelajaran Terpadu

Merupakan model yang dapat melibatkan beberapa mata pelajaran


sekaligus agar memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna pada
peserta didik. Pembelajaran terpadu terbagi menjadi sepuluh jenis, yakni
sebagai berikut.

1. Model penggalan
2. Model keterhubungan
3. Model sarang
4. Model urutan
5. Model bagian
6. Model jaring laba-laba
7. Model galur
8. Model keterpaduan
9. Model celupan
10.Model jaringan

Model Pembelajaran Kelas Rangkap

Pembelajaran kelas rangkap menekankan dua hal utama, yakni


penggabungan kelas secara integrative dan pembelajaran terpusat pada
peserta didik, sehingga Guru tidak harus mengulang kembali untuk
mengajar pada dua kelas yang berbeda dengan program yang berbeda
pula.

Efisiensi adalah kunci dari model pembelajaran ini. Merangkapkan


beberapa rombongan belajar dapat meningkan efisiensi pembelajaran.

Macam-macam model pembelajaran kelas rangkap atau biasa disingkat


PKR meliputi:

1. Model PKR 221: dua kelas, dua mata pelajaran, datu ruangan;
2. Model PKR 222 : berarti memiliki dua kelas dan dua mata pelajaran,
pada dua ruangan;
3. Model PKR 333 : tiga kelas, tiga mata pelajaran, tiga ruangan.
Model Pembelajaran Tugas Terstruktur

Pembelajaran ini menekankan pada penyusunan tugas terstruktur yang


wajib diselesaikan oleh peserta didik guna mendalami dan memperluas
penguasaan materi yang sesuai dengan materi pembelajaran yang sudah
dikaji.

Bentuk tugas terstruktur meliputi laporan ilmiah, portofolio (produk ciptaan


peserta didik), makalah individu, makalah kelompok, dsb.

Model Pembelajaran Portofolio

Model pembelajaran portofolio menitikberatkan pada pengumpulan karya


terpilih dari satu kelas secara keseluruhan yang bekerja secara kooperatif
membuat kebijakan untuk memecahkan masalah.

Prinsip dasar model pembelajaran portofolio, yaitu prinsip belajar peserta


didik aktif dan kelompok belajar kooperatif untuk menghasilkan produk
portofolio secara bersama.

Model Pembelajaran Tematik

Merupakan pembelajaran dengan suatu kegiatan pembelajaran yang


mengintegrasikan materi beberapa pelajaran dalam satu tema/topik
pembahasan sesuai dengan kebutuhan lingkungan peserta didik yang akan
menjadi lahan dunia nyata bagi dirinya.

Pembelajaran tematik mempunyai beberapa prinsip dasar, yaitu:

1. Bersifat kontekstual atau terintegrasi dengan lingkungan;


2. Bentuk belajar dirancang agar peserta didik menemukan tema;
3. Efisiensi (terdiri dari beberapa pelajaran sekaligus).

Anda mungkin juga menyukai