Anda di halaman 1dari 89

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR AQIDAH

AKHLAK MATERI AKHLAK TERPUJI MELALUI


METODE CONTEXTUAL TEACHING AND
LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS III MI AL-
IMAN SUKOMULYO KAJORAN MAGELANG
TAHUN AJARAN 2010/2011

SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam

Oleh
SOLIHATUN
NIM. 114 09 010

JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2011

i
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudari :

Nama : SOLIHATUN

NIM 114 09 010

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Judul : UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR AQIDAH

AKHLAK MATERI AKHLAK TERPUJI MELALUI METODE

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA

KELAS III MI AL-IMAN SUKOMULYO KAJORAN MAGELANG

TAHUN AJARAN 2010/2011

telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

Salatiga, 22 Agustus 2011

Pembimbing

Dr. H. M. Zulfa, M. Ag
NIP : 195204301977031001
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : SOLIHATUN

NIM 114 09 010

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul UPAYA PENINGKATAN HASIL

BELAJAR AQIDAH AKHLAK MATERI AKHLAK TERPUJI MELALUI

METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA SISWA

KELAS III MI AL-IMAN SUKOMULYO KAJORAN MAGELANG TAHUN

AJARAN 2010/2011. Benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan

jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat

dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Salatiga, 22 Agustus 2011


Yang menyatakan,

SOLIHATUN

NIM. 114 09 010


MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“ORANG YANG KUAT BUKANLAH ORANG YANG MENANG DALAM PEPERANGAN,


NAMUN ORANG YANG KUAT ADALAH ORANG YANG MAMPU MENAHAN HAWA
NAFSU/AMARAHNYA”

PERSEMBAHAN

Untuk orang tuaku,


suami dan anakku yang tercinta,
para dosenku, saudara-saudaraku, sahabat-sahabat ekstensi seperjuanganku,
teman-teman guru MI Al-Iman Sukomulyo yang saya sayangi,
serta teman-teman guru MIN Sumberejo yang sangat saya cintai.
KATA PENGANTAR

 
  
 


“Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sebagai
syarat penyelesaian gelar Sarjana pada jenjang Strata Satu pada Jurusan Tarbiyah
Jurusan Pendidikan Agama Islam, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)
Salatiga. Sholawat serta salam selalu terlimpahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, nabi yang menjadi suri teladan bagi seluruh umat Islam.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini tidak lepas
dari bantuan serta dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan dalam penulisan skripsi ini, khususnya kepada :
1. Ketua STAIN Salatiga, Dr. Imam Sutomo, M. Ag, yang telah memberikan
izin dalam penelitian serta penyusunan skripsi ini.
2. Dosen Pembimbing, Dr. H. M. Zulfa, M. Ag yang telah banyak meluangkan
waktu, serta pikiran untuk membimbing dan mengarahkan penyusunan skripsi
ini.
3. Ketua PROGDI PAI Dra. Siti Asdiqoh, M.Si, yang telah memberikan izin
dalam penelitian dan penulisan skripsi.
4. Bapak, Ibu dosen beserta segenap staf pengajar STAIN Salatiga yang telah
memberi bekal ilmu pengetahuan.
5. Suami dan anakku tercinta, yang selalu menemani penulis dalam pembuatan
skripsi.
6. Kepala MI Al-Iman Sukomulyo beserta Dewan Guru yang telah memberi ijin
dan membantu dalam penelitian. Serta semua pihak yang telah membantu
penulisan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga jasa-jasa mereka mendapat imbalan dari Allah SWT. Penulis
menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih adanya banyak kekurangan,
kesalahan, karena keterbatasan kemampuan yang penulis miliki. Oleh Karena itu
penulis meminta maaf serta mengharap kritik dan saran yang sifatnya membangun
untuk perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca
semuanya. Amin

Salatiga, 22 Agustus 2011


Penulis

SOLIHATUN

NIM. 114 09 010


ABSTRAK

SOLIHATUN. 114 09 010. 2011. Upaya Peningkatan Hasil Belajar


Aqidah Akhlak Materi Akhlak Terpuji Melalui Metode Contextual Teaching And
Learning (CTL) Pada Siswa Kelas III MI Al-Iman Sukomulyo Kajoran Magelang
Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi PANDidikan
Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. H.
M. Zulfa, M. Ag

Kata kunci: Hasil Belajar, Akhlak Terpuji dan Contextual Teaching And
Learning (CTL)

Permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah : “Apakah


penerapan metode Contextual Teaching And Learning (CTL) dapat meningkatkan
hasil belajar Aqidah Akhlak materi akhlak terpuji pada siswa kelas III MI Al-
Iman Sukomulyo Kajoran Magelang tahun 2010 ? ”.
Tujuan penelitian yang hendak diperoleh adalah : ”Untuk mengetahui
meningkat atau tidaknya hasil belajar Aqidah Akhlak materi akhlak terpuji pada
siswa kelas III MI Al-Iman Sukomulyo Kajoran Magelang tahun 2010/2011
melalui penggunaan metode Contextual Teaching And Learning (CTL)”.
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan
menerapkan siklus penelitian. Rinciannya yaitu siklus I, siklus II, dan siklus III.
Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu : perencanaan, pelaksanaan, observasi
dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III MI Al-Iman Sukomulyo
Kajoran Magelang tahun 2010/2011 sebanyak 18 siswa. Data yang diperoleh
berupa hasil tes formatif dan lembar observasi kegiatan pembelajaran.
Hasil penelitian menunjukkan peningkatan prestasi belajar Aqidah Akhlak
materi akhlak terpuji dari siklus I sampai siklus III yaitu siklus I nilai rata-rata
66,7 (72,2%), siklus II nilai rata-rata 68,8 (83,3%), siklus III nilai rata-rata 73
(88%).
Selain itu dalam observasi (pengamatan) yang dilakukan peneliti dan
dibantu oleh wali kelas IV, pada perhatian siswa mengalami peningkatan dari
siklus I, II, dan siklus III yaitu: pada siklus I jumlah siswa yang memperhatikan
proses pembelajaran sebanyak 12 anak (66,7%), pada siklus II sebanyak 14 anak
(77,8%), dan siklus III sebanyak 16 anak (89%). Dan pada keaktifan siswa
mengalami peningkatan dari siklus I, II, dan siklus III yaitu: pada siklus I rata-rata
keaktifan siswa mencapai 61% dari keselurahan siswa, pada siklus II mencapai
76,4%, dan siklus III mencapai 88,9%.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING…............................................ii

HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN..................................................iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.......................................iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN....................................................................v

KATA PENGANTAR…...................................................................................vi

ABSTRAK........................................................................................................viii

DAFTAR ISI.....................................................................................................ix

DAFTAR TABEL.............................................................................................xii

DAFTAR GAMBAR........................................................................................xiii

DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................xiii

BAB I PANDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah............................................................1

B. Rumusan Masalah......................................................................5

C. Tujuan Penelitian.......................................................................6

D. Hipotesis Tindakan....................................................................6

E. Kegunaan penelitian..................................................................6

G. Definisi Operasional..................................................................7

H. Metode Penelitian......................................................................9

I. Sistematika Penulisan................................................................19
BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pelajaran Aqidah Akhlak ………….………......................... 21

1. Tujuan mata pelajaran Aqidah Akhlak ……………… 23

2. Fungsi mata pelajaran Aqidah Akhlak ........................ 24

3. Ruang Lingkup mata pelajaran Aqidah Akhlak .......... 25

4. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ............... 25

B. Akhlak Terpuji ....……………………………………...…... 26

1. Pengertian Akhlak Terpuji ...……………….…...….... 26

2. Macam-macam Akhlak Terpuji .................................. 27

C. Pembelajaran CONTEXTUAL TEACHING AND

LEARNING (CTL) ................................................................ 32

1. Pengertian Pembelajaran CONTEXTUAL TEACHING

AND LEARNING (CTL) ......……................................ 32

2. Strategi Pembelajaran CONTEXTUAL TEACHING

AND LEARNING (CTL) …...….………...................... 33

3. Langkah-langkah Penerapan Pembelajaran

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

(CTL)............................................................................ 34

D. Langkah-langkah pembelajaran akhlak terpuji dengan

menerapkan metode CTL ...................……………............... 35

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ..................................... 36

B. Lokasi, waktu dan subjek penelitian ...…………………...... 38


C. Deskripsi Siklus Penelitian .....…………………………..... 40

1. Deskripsi Siklus pertama …………………………..... 40

2. Deskripsi Siklus kedua …………………..………….. 44

3. Deskripsi Siklus ketiga …………………..………….. 48

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian ..................................................................... 52

1. Deskripsi siklus I ....................................................... 54

2. Deskripsi siklus II ..................................................... 58

3. Deskripsi siklus III .................................................... 62

B. Pembahasan ……………………………………………....... 66

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………… 69

B. Saran ……………………………………………………….. 70

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

TABEL Halaman

I. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Semester Ganjil


26
Aqidah Akhlak Kelas III Madrasah Ibtidaiyah....................................
II. Daftar Guru MI Al-Iman Sukomulyo..................................................37

III. Daftar Jumlah Siswa MI Al-Iman Sukomulyo.....................................37

IV. Daftar Siswa Kelas III MI Al-Iman Sukomulyo..................................39

V. Hasil Belajar Siswa Pra Siklus (KKM 65)...........................................53

VI. Hasil Observasi Perhatian Siswa pada Siklus I....................................55

VII. Hasil Observasi Keaktifan Siswa pada Siklus I...................................56

VIII. Hasil Belajar Siswa pada Siklus I (KKM 65)......................................57

IX. Hasil Observasi Perhatian Siswa pada Siklus II..................................59

X. Hasil Observasi Keaktifan Siswa pada Siklus II..................................60

XI. Hasil Belajar Siswa pada Siklus II (KKM 65).....................................61

XII. Hasil Observasi Perhatian Siswa pada Siklus III.................................63

XIII. Hasil Observasi Keaktifan Siswa pada Siklus III................................64

XIV. Hasil Belajar Siswa pada Siklus III (KKM 65)....................................64

XV. Hasil Observasi Perhatian Siswa dari Siklus I-Siklus III.....................66

XVI. Hasil Observasi Keaktifan Siswa dari Siklus I-Siklus III....................67

XVII. Hasil Belajar dari Siklus I-Siklus III....................................................67


DAFTAR GAMBAR

Gambar Isi Gambar Hlm.

1. : Alur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ............... 17

2. : Foto Kegiatan Pembelajaran Siklus I 58

3. : Foto Kegiatan Pembelajaran Siklus II 62

4. : Foto Kegiatan Pembelajaran Siklus III 66

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Isi lampiran Hlm.

1. : RPP Siklus I ........................................................ 71

2. : Soal Test Siklus I …………………………........ 74

3. : RPP Siklus II ………………………………….. 76

4. : Soal Test Siklus III ………………………......... 79

5. : RPP Siklus III …………………………………. 80

6. : Soal Test Siklus III ………………………......... 83

7. : Daftar Riwayat Hidup …………………………. 84


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan nasional kita bersifat semesta, menyeluruh dan terpadu

mempunyai peranan dalam meningkatkan kualitas manusia, sekaligus

sebagai pembentuk manusia Indonesia seutuhnya dan sebagai pendukung

pertumbuhan dan perkembangan masyarakat.

Dalam hubungan itu pelaksanaan Pendidikan Agama Islam harus

mampu untuk mengantisipasi perkembangan era informasi dan globalisasi

antara lain dengan jalan meningkatkan sumber daya manusia dalam arti

diperlukan pengembangan kepribadian seutuhnya terutama dalam

pengembangan nalar yang rasional dan pemikiran yang kritis dan analitis

dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) berbarengan

dengan pemantapan keimanan dan ketaqwaan (IMTAQ) .

Keimanan dan ketaqwaan tidaklah dapat terwujud tanpa agama.

Hanya agamalah yang dapat menuntun manusia Indonesia menjadi manusia

yang bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Dan pembinaan serta

tuntutan itu dilaksanakan bangsa Indonesia melalui proses pendidikan. Di

sinilah letak fungsi pendidikan agama sebagai mata pelajaran dalam

program pendidikan di sekolah.

Manusia yang beriman adalah manusia yang mampu

mengembangkan sikap untuk memiliki perilaku seirama dan mendekati

sifat-sifat Allah SWT, mengikuti petunjuk Allah serta menerima bisikan hati

1
serta petunjuk yang baik. Manusia yang bertaqwa adalah manusia yang

secara optimal menghayati dan mengamalkan ajaran agamanya dalam

kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan

masyarakat (Shaleh, 2000:9).

Untuk membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa sesuai

dengan uraian yang telah diulas di atas, Pendidikan Agama Islam

membentuk sebuah kurikulum yang berdasarkan sistem pendidikan nasional

dengan komponen standar isi, kompetensi dasar dan standar kompetensi

yang ada. Salah satu materi yang ada adalam kurikulum tersebut adalah

mata pelajaran Aqidah Akhlak.

Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan pasal 6 ayat (1) bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum,

kejuruan dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah salah

satunya yaitu kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, termasuk

di dalamnya adalah mata pelajaran Aqidah Akhlak. Kelompok mata

pelajaran ini dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia

yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak

mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti atau moral sebagai

perwujudan dari pendidikan agama.

Ciri-ciri kurikulum pendidikan Islam pada intinya adalah kurikulum

yang memotivasi anak didik untuk berakhlak atau berbudi pekerti luhur,

baik terhadap Tuhan, terhadap sesama manusia, terhadap diri sendiri dan

terhadap lingkungan sekitarnya. Kurikulum di atas dapat kita temukan


dalam mata pelajaran Aqidah Akhlak. Sehingga tidak diragukan lagi jika

mata pelajaran Aqidah Akhlak merupakan salah satu mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam yang penting untuk dipelajari di sekolah-sekolah

khususnya sekolah tingkat dasar. Selain itu mengingat betapa besarnya

peran Aqidah Akhlak dalam kehidupan setiap individu maupun bagi

kehidupan berbangsa dan bernegara yaitu bahwa moralitas bangsa

tergantung pada akhlak warga negaranya. Untuk itu salah satu bahan materi

pelajaran yang diberikan kepada peserta didik pada tingkat dasar yaitu

akhlak terpuji. Dengan diberikannya materi ini anak didik dapat mengetahui

dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan sekolah,

keluarga dan masyarakat, sehingga akan selalu tertanam dalam diri anak

sampai mereka dewasa nanti.

Allah SWT memperingatkan kepada umatnya untuk selalu berbuat

kebaikan terhadap semua orang, kepada orang tua, kerakat, orang miskin

dan yang lainnya, sesuai dengan firman-Nya dalam surat Al-Baqarah ayat 83

         


          
     
   
  
             
       
       
     
 

  
 

Artinya : “Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani


Israil (yaitu): janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat

kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-

orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia,


dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. kemudian kamu tidak memenuhi

janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu

berpaling”.

Dan Allah SWT juga berjanji akan memberikan ketenangan kepada

umat manusia yang selalu menyerahkan diri kepada-Nya dan selalu berbuat

kebaikan. Firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 112 :

         


      
      
  
 

   

Artinya : “(tidak demikian) bahkan barang siapa yang menyerahkan

diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, Maka baginya pahala pada

sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak

(pula) mereka bersedih hati”.

Karena akan pentingnya pendidikan akhlak terpuji pada anak usia

dini, maka agar benar-benar tertanam dalam diri anak, seorang guru harus

berusaha maksimal dalam memberikan materi tentang akhlak terpuji

tersebut. Untuk menciptakan proses pembelajaran akhlak terpuji yang efektif

dan efesien sehingga mengena pada tujuan pembelajaran, salah satu

usahanya yaitu dengan penentuan metode pembelajaran yang tepat. Karena

dengan demikian akan menumbuhkan minat siswa dan rasa senang/tidak

bosan untuk belajar dan hasil belajar siswapun akan meningkat.


Pada pembelajaran sebelumnya pembelajaran materi akhlak terpuji

belum nampak keberhasilannya dalam mencapai tujuan pembelajaran. Hal


ini disebabkan oleh faktor guru, yaitu guru kurang mampu mengembangkan

ketrampilan mengajar yang menarik perhatian siswa dan merangsang siswa

untuk belajar. Dengan kata lain pembelajaran yang guru lakukan kurang

menarik dan membosankan. Guru masih sering menggunakan metode

konvensional/tradisional yaitu ceramah dimana yang bertindak aktif adalah

guru, sementara siswa hanya menjadi obyek yang harus mendengarkan

ceramah guru dan cenderung pasif. Kondisi semacam ini benar-benar

membuat anak merasa bosan. Akibatnya pencapaian tujuan pembelajaran

oleh siswa belum optimal.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas itulah yang mendorong

penulis berkeinginan untuk melakukan penelitian dengan bentuk Penelitian

Tindakan Kelas dengan judul penelitian “UPAYA PENINGKATAN HASIL

BELAJAR AQIDAH AKHLAK MATERI AKHLAK TERPUJI MELALUI

METODE CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA

SISWA KELAS III MI AL-IMAN SUKOMULYO KAJORAN

MAGELANG TAHUN AJARAN 2010/2011”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis

merumuskan masalahnya sebagai berikut :

“Apakah penerapan metode Contextual Teaching And Learning

(CTL) dapat meningkatkan hasil belajar Aqidah Akhlak materi akhlak


terpuji pada siswa kelas III MI Al-Iman Sukomulyo Kajoran Magelang

tahun 2010 ? ”.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

”Untuk mengetahui meningkat atau tidaknya hasil belajar Aqidah

Akhlak materi akhlak terpuji pada siswa kelas III MI Al-Iman Sukomulyo

Kajoran Magelang tahun 2010/2011 melalui penggunaan metode Contextual

Teaching And Learning (CTL)”

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

“Dengan menggunakan metode Contextual Teaching And Learning

(CTL) hasil belajar Aqidah Akhlak materi akhlak terpuji pada siswa kelas III

MI Al-Iman Sukomulyo Kajoran Magelang tahun 2010 dapat meningkat”.

E. Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini adalah:

1. Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang metode

pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran akhlak terpuji.


2. Dapat dijadikan sebagai salah satu strategi atau upaya peningkatan hasil

belajar mata pelajaran Aqidah Akhlak pada materi akhlak terpuji.

3. Memberikan sumbangan dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran

di sekolah.

4. Menambah wawasan dan pengetahuan serta ketrampilan pembelajaran

yang dapat digunakan untuk meningkatkan mutu pembelajaran.

F. Definisi Operasional

Agar tidak menyimpang dari pokok masalah/variabel yang menjadi

inti judul tersebut, maka peneliti memberi batasan sebagai berikut :

1. Peningkatan hasil belajar Aqidah Akhlak

Kata “peningkatan” berasal dari kata tingkat yang berarti

keadaan atau kualitas yang lebih tinggi. Peningkatan adalah usaha

(syarat) untuk menyampaikan sesuatu maksud (Poerwadarminta,

1982:1132). Peningkatan sendiri dapat diartikan sebagai suatu proses

atau cara atau perbuatan meningkatkan suatu usaha atau kegiatan .

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu kegiatan/aktivitas yang

telah dilakukan melalui pendidikan dan latihan yang sistematis dan

terencana sebagai hasil dari pengalaman, sehingga terjadi perubahan

tingkah laku dan kepribadian ke arah yang lebih baik.

Aqidah Akhlak berasal dari dua kata yaitu aqidah dan akhlak,

menurut Gunawan dalam “Kamus Praktis Ilmiah Populer” (2002:123)

akidah adalah keyakinan, kepercayaan, sedangkan akhlak adalah budi


pekerti, tingkah laku, peringai. Jadi Aqidah Akhlak adalah mata

pelajaran yang memuat materi tentang keyakinan/kepercayaan dan

materi tentang budi pekerti/tingkah laku.

Dalam pembelajaran materi akhlak terpuji, setelah mengikuti

pembelajaran siswa diharapkan dapat :

a. Membiasakan sifat rendah hati dalam kehidupan sehari-hari.

b. Membiasakan sifat santun dalam kehidupan sehari-hari.

c. Membiasakan sifat ikhlas dalam kehidupan sehari-hari.

d. Membiasakan sifat dermawan dalam kehidupan sehari-hari.

e. Membiasakan berakhlak baik terhadap kedua orang tua dalam

kehidupan sehari-hari (Silabus Kelas III semester I, 2010/2011).

2. Materi Akhlak terpuji

Materi akhlak terpuji merupakan salah satu materi pelajaran aqidah

akhlak yang diajarkan pada tingkat pendidikan dasar (madrasah

ibtidaiyah) yaitu pada kelas III semester I (ganjil). Yang berisi materi

pengertian akhlak terpuji dan macam-macamnya (rendah hati, santun,

ikhlas, dermawan serta akhlak terhadap orang tua dalam kehidupan

sehari-hari melalui kisah Nabi Ismail).

3. Pembelajaran Contextual Learning And Teaching (CTL).

Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) adalah

konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang

diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan


penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, (Trianto, 2007:103).

Sedangkan Nanang, Suhana (2009:67) mendefinisikan CTL sebagai

berikut :

“Contextual Teaching And Learning (CTL) merupakan


suatu proses pembelajaran holistik yang bertujuan untuk
membelajarkan peserta didik dalam memahami bahan ajar
secara bermakna (meaningfull) yang dikaitkan dengan konteks
kehidupan nyata, baik berkaitan dengan lingkungan pribadi,
agama, sosial, ekonomi, maupun kultural.”

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

Contextual Teaching And Learning (CTL) adalah suatu proses

pembelajaran yang membelajarkan peserta didik untuk mengaitkan

materi pelajaran dengan situasi kehidupan nyata, sehingga pengetahuan

yang dimilikinya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam pembelajaran materi akhlak terpuji ini peneliti

menggunakan metode Contextual Teaching And Learning (CTL) dengan

tujuan peserta didik dapat mengaplikasikan akhlak terpuji dalam

kehidupan nyata yaitu kehidupan sehari-hari di sekolah, di keluarga, dan

di masyarakat.

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), maksud

dari penelitian ini adalah merupakan salah satu cara yang strategis yang

bertujuan untuk memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas. PTK

berfokus pada kelas atau pada proses belajar mengajar yang terjadi di
kelas, bukan pada input kelas (silabus, materi, dan lain-lain) ataupun

output (hasil belajar). PTK harus tertuju atau mengenai hal-hal yang

terjadi di dalam kelas.

Suharsimi Arikunto (2008:58) menjelaskan PTK melalui paparan

gabungan definisi dari tiga kata, penelitian + tindakan + kelas sebagai

berikut :

a. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan

aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi

yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik

minat da penting bagi peneliti.

b. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang disengaja dilakukan

dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian

siklus kegiatan.

c. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama

menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.

2. Subjek Penelitian.

Yang menjadi subjek penelitian adalah semua siswa siswa kelas III

MI Al-Iman Sukomulyo Kajoran Magelang tahun ajaran 2010/2011 yang

berjumlah 18 siswa, yang terdiri dari 8 orang siswa putri dan 10 orang

siswa putra.

3. Tempat dan Waktu.

Penelitian dilaksanakan di MI Al-Iman Sukomulyo Kajoran

Magelang tahun ajaran 2010/2011, melalui tiga siklus pertemuan. Waktu


penelitian yaitu pada bulan Nopember tahun 2010 pada semester I tahun

ajaran 2010/2011.

4. Rencana Tindakan Kelas

a. Perencanaan

1) Menentukan Indikator penelitian.

2) Membuat rencana pembelajaran.

3) Membuat alat observasi untuk mengetahui kondisi belajar

mengajar di kelas.

4) Melaksanakan simulasi perencanaan tindakan untuk menguji

rancangan perencanaan penelitian.

b. Implementasi tindakan

Dalam pembelajaran Contextual Teaching And Learning

(CTL) guru dan murid melaksanakan kegiatan pembelajaran secara

aktif dan secara kolaboratif/kerja sama, dan evaluasi merupakan

bagian terpenting setelah proses pembelajaran selesai.

Nanang, (2009:73-74) mengemukakan ada tujuh komponen

yang harus dibangun dalam pembelajaran Contextual Teaching And

Learning (CTL), yaitu :

1) Konstruktivisme

Peserta didik harus membangun pengetahuan baru secara

bermakna melalui pengalaman nyata, melalui proses penemuan

dan mentransformasi informasi ke dalam situasi lain secara

konstektual.
2) Inquiry (menemukan)

Proses pembelajaran yang dilakukan peserta didik merupakan

proses menemukan terhadap sejumlah pengetahuan dan

ketrampilan.

3) Questioning (bertanya)

Proses bertanya yang dilakukan peserta didik sebenarnya

merupakan proses berpikir yang dilakukan peserta didik dalam

rangka memcahkan masalah dalam kehidupannya.

4) Learning Community (masyarakat belajar)

Proses pembelajaran merupakan proses kerja sama antara

peserta didik dengan peserta didik, antara peserta didik dengan

temannya, dan antara peserta didik dengan lingkungannya.

5) Modeling (pemodelan)

Proses pembelajaran akan lebih berarti jika didukung dengan

adanya pemodelan yang dapat ditiru, baik yang bersifat

kejiwaaan maupun yang bersifat fisik/imitasi yang berkaitan

dengan cara untuk mengoperasikan sesuatu aktivitas, cara

menguasai pengetahuan atau ketrampilan tertentu.

6) Reflection (refleksi)

Refleksi dalam pembelajaran adalah cara berpikir tentang apa

yang baru dipelajarinya atau berpikir ke belakang tentang apa-

apa yang sudah dilakukan atau dipelajarinya di masa lalu.


7) Authentic Assesment (penilian sebenarnya)

Penilaian merupakan proses pengumpulan data yang dapat

mendeskripsikan mengenai perkembangan perilaku peserta

didik.

c. Observasi (Pengamatan)

Observasi (Pengamatan) dilakukan untuk:

1) Mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana

tindakan yang telah di terapkan.

2) Mengetahui seberapa jauh pelaksanaan tindakan yang sedang

berlangsung dapat diharapkan akan menghasilkan perubahan

yang diharapkan.

d. Analisis dan refleksi

Analisis dan refleksi berfungsi untuk mengetahui apakah

tindakan yang telah dilaksanakan dapat mencapai tujuan yang

diharapkan atau tidak, yakni untuk mengetahui pemahaman siswa

terhadap materi akhlak terpuji dengan metode Contextual Teaching

And Learning (CTL).

5. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah tehnik atau cara-cara yang dapat

digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Teknik pengumpulan

data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu melalui :
a. Test

Dengan metode test setelah melakukan penelitian tindakan kelas

dengan metode Contextual Teaching And Learning (CTL) pada mata

pelajaran Aqidah Akhlak materi akhlak terpuji di MI Al-Iman

Sukomulyo Kajoran Magelang tahun ajaran 2010/2011 peneliti

pergunakan untuk mengumpulkan data dari nilai-nilai hasil belajar yang

dilakukan oleh siswa pada setiap siklus pertemuan.

b. Observasi

Sebagai metode ilmiah observasi biasa diartikan sebagai

pengamatan dan pencatatan meliputi kegiatan pemuatan perhatian

terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra

(Suharsimi Arikunto, 2006 : 156).

Observasi/pengamatan dilaksanakan dengan menggunakan lembar

observasi yang telah disesuaikan sebelumnya. Observasi digunakan

untuk mendapatkan informasi mengenai sikap dan respon pada waktu

kegiatan pembelajaran berlangsung. Pada penelitian tindakan kelas ini,

observasi peneliti gunakan untuk mendapatkan data-data mengenahi

keadaan dan proses pembelajaran yaitu pada perhatian dan keaktifan

para siswa.

c. Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-

barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti

menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah dokumen,


peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan lain sebagainya

(Suharsimi Arikunto, 2006 : 158).

Pada penelitian tindakan kelas ini, dokumentasi peneliti

pergunakan untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan pada waktu

penelitian berlangsung dan pada waktu penyusunan skripsi.

6. Gambaran Siklus

Gambaran alur perjalanan siklus dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti

menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan,

termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat

pembelajaran.

b. Kegiatan dan pengamatan meliputi tindakan yang dilakukan oleh

peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta

mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya pembelajaran.

c. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil dan

dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan

yang diisi oleh pengamat.

d. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari

pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk melaksanakan pada

siklus berikutnya (Suharsimi Arikunto, 2008:16-19).

7. Langkah-langkah penelitian

Dalam penelitian ini penulis mengikuti langkah-langkah atau

prosedur Penelitian Tindakan Kelas yang sudah baku. Prosedurnya


terdiri dari 3 siklus. Tiap siklus dilaksanakan mulai perencanaan,

persiapan tindakan, pelaksanaan tindakan, pemantauan, evaluasi serta

refleksi tindakan, analisis dan dilakukan penyimpulan-penyimpulan.

a. Perencanaan

1). Menyusun tujuan intruksional

2). Membuat skenario pembelajaran

3). Menyusun pre-tes dan post-tes (lembar evaluasi)

4). Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang akan

digunakan dalam proses pembelajaran

5). Mendesain pedoman observasi pembelajaran untuk siswa

6). Mendesain pedoman observasi bagi kerja guru selama

pelaksanaan tindakan

b. Tindakan

1). Melaksanakan apersepsi kepada siswa

2). Mempersiapkan media dan alat bantu yang diperlukan

3). Memberikan pengarahan kepada siswa tentang operasional

pembelajaran

4). Melaksanakan skenario pembelajaran yang direncanakan

c. Observasi

Pada tahap ini, siswa melakukan tindakan dan guru melakukan

pengamatan terhadap kerja siswa. Selanjutnya menganalisis nilai

evaluasi serta memberikan penilaian observasi.


d. Refleksi

Hasil yaang diperoleh pada tahap tindakan dan observasi

dikumpulkan, didiskusikan, dianalisis, dan dievaluasi oleh peneliti

dan mitra. Kemudian guru dapat merefleksi diri tentang berhasil

tidaknya tindakan yang telah dilakukan, faktor-faktor pendukung,

penghambat, dari aspek internal dan eksternal guru dan siswa.

Kemudian untuk siklus berikutnya diadakan perbaikan-perbaikan

bilamana perlu secara kualitas dan kuantitas berdasarkan hasil

evaluasi dan refleksi.

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Perencanaan
Pengamatan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

Gambar 1.
Alur Penelitian Tindakan Kelas
8. Instrumen penelitian

Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP ini merupakan suatu rancangan pembelajaran yang akan

dilaksanakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan belajar

mengajar semua ditentukan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

ini.

b. Soal tes

Tes ini digunakan untuk mengetahui peningkatan sejauh mana

pemahaman siswa atau penguasaan siswa terhadap materi pelajaran

c. Lembar observasi/pengamatan

Digunakan untuk mengetahui rangkaian peristiwa pada saat proses

belajar mengajar menggunakan metode pembelajaran Contextual

Teaching And Learning (CTL) berlangsung.

d. Buku materi pelajaran yang relevan

e. Peralatan pendukung

f. Mitra atau teman sejawat

9. Analisis data

Langkah yang harus ditempuh setelah pengumpulan data adalah

menganalisis data. Untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa dalam

kegiatan PTK ini dengan analisi data sebagai berikut :


a. Merekapitulasi hasil tes. Hal terpenting untk mengetahui sejauh mana

pemahaman siswa dapat diketahui dari hasil tes analisis tentang

pemahaman siswa mencakup analisis daya serap ketuntasan belajar dan

nilai rata-rata.

b. Menghitung jumlah skor yang tercapai dan prosentase untuk masing-

masing siswa dengan menggunakan rumus ketuntasan belajar seperti

yang terdapat dalam buku petunjuk teknis penilaian yaitu siswa

dikatakan tuntas secara individual jika mendapat nilai diatas KKM

(Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 65. Sedangkan secara klasikal

apabila 75% dari jumlah siswa mencapai daya serap lebih atau tuntas

secara individu.

c. Menganalisis hasil observasi yang dilakukan teman sejawat pada

kegiatan pengelolaan pembelajaran dan lembar pengamatan perhatian

siswa. Pada penggunaan metode Contextual Teaching And Learning

(CTL).

d. Mengakumulasi seluruh hasil observasi pada tindakan pembelajaran

dan dari nilai-nilai evaluasi tiap siklus melalui perbandingan-

perbandingan perubahan-perubahan di setiap siklus penelitian secara-

terus menerus.
H. Sistematika Penulisan

Setiap kegiatan penelitian harus selalu disusun laporan penelitian

secara sistematis. Adapun penulisan skripsi ini disusun dalam lima bab,

yang secara sistematis dapat dijabarkan sebagai berikut:

Bab I PENDAHULUAN. Berisi latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian, definisi

operasional, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi.

Bab II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab ini, diuraikan berbagai

pembahasan teori yang berkaitan dengan teori-teori yang berhubungan

dengan metode Contextual Teaching And Learning (CTL) dalam

mengajarkan pelajaran Aqidah Akhlak sebagai upaya meningkatkan

pemahaman siswa.

Bab III, PELAKSANAAN PENELITIAN, pada bab ini lebih

difokuskan pada hasil dari penelitian, yang mencakup deskripsi pelaksanaan

siklus I, deskripsi pelaksanaan siklus II, deskripsi pelaksanaan siklus III,

(perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi).

Bab IV, PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN bab ini

menguraikan tentang analisa dari data-data dan hasil penelitian tentang

penerapan metode Contextual Teaching And Learning (CTL) dalam upaya

meningkatkan hasil belajar pelajaran Aqidah Akhlak materi akhlak terpuji,

deskripsi persiklus.

Bab terakhir adalah bab V PENUTUP, yang berisi kesimpulan dari

hasil penelitian, juga saran-saran yang ditujukan kepada berbagai pihak.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pelajaran Aqidah Akhlak

Mata pelajaran agama bukanlah mata pelajaran yang dipelajari untuk

menumbuhkan pengetahuan atau memperoleh ketangkasan, akan tetapi

pelajaran agama adalah roh dan pengaruh. Jadi sukses dan tidaknya seorang

guru tidak diukur dengan banyaknya murid-murid yang menghafal ayat-ayat

Al-Qur’an, hadis-hadis nabi dan hukum-hukum agama, akan tetapi diukur

dengan apa yang tercetak dalam hati murid-murid, yaitu keimanan yang teguh

dan yang tertancap dalam amal perbuatannya yang baik dan kelakuan yang

elok.

Secara umum tujuan pendidikan agama dalam segala tingkat

pengajaran umum adalah sebagai berikut :

1. Menanamkan perasaan cinta dan taat kepada Allah dalam hati kanak-

kanak yaitu dengan mengingatkan hikmat Allah yang tidak terhitung

banyaknya.

2. Menanamkan itikad yang benar dan kepercayaan yang betul dalam dada

kanak-kanak.

3. Mendidik kanak-kanak dari kecilnya supaya mengikuti seruan Allah dan

meninggalkan segala larangan-Nya.

4. Mendidik kanak-kanak dari kecilnya supaya membiasakan akhlak yang

mulia dan adat kebiasaan yang baik.


5. Mengajar pelajar-pelajar supaya mengetahui macam-macam ibadat yang

wajib dikerjakan dan cara melakukannya, serta mengetahui hikmah-

hikmah dan faedah-faedahnya dan pengaruhnya untuk mencapai

kebahagiaan di dunia dan akhirat.

6. Member petunjuk mereka untuk hidup di dunia dan menuju akhirat.

7. Memberikan contoh dan tiru teladan yang baik, serta pengajaran dan

nasihat-nasihat

8. Membentuk warga Negara yang baik dan masyarakat yang baik, yang

berbudi luhur dan berakhlak mulia, serta berpegang teguh dengan ajaran

agama (Mahmud Yunus, 1983:13).

Jadi dari beberapa tujuan pendidikan agama di atas, mata pelajaran

Aqidah Akhlak merupakan satu-satunya materi pelajaran yang mempunyai

peranan yang besar dalam mendidik dan menciptakan peserta didik menjadi

manusia yang berbudi luhur, berakhlak mulia, serta berpegang teguh dengan

ajaran agama.

Pendidikan Aqidah Akhlak adalah upaya sadar dan terencana dalam

menyiapakan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan

mengimani Allah SWT, dan merealisasikannya dalam perilaku akhlak mulia

dalam kehidupan sehari-hari melalui bimbingan, pengajaran, latihan,

penggunaan pengalaman dan kebiasaan. Dalam kehidupan masyarakat yang

majmuk dalam bidang keagamaan, pendidikan ini juga diarahkan pada

peneguhan aqidah di satu sisi dan peningkatan toleransi serta saling


menghormati dengan penganut agama lain dalam rangka mewujudkan

kesatuan dan persatuan bangsa (DEPAG, 2006 : 23)

1. Tujuan Mata Pelajaran Aqidah Akhlak

Mata pelajaran Aqidah Akhlak bertujuan untuk menumbuhkan dan

meningkatkan keimanan peserta didik yang diwujudkan dalam akhlaknya

yang terpuji, melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan,

penghayatan, serta pengalaman peserta didik tentang aqidah dan akhlak

Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dan

meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT,

serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa

dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan

yang lebih tinggi.

Sedangkan menurut Mahmud Yunus (1983:23), secara terperinci

menjelaskan bahwa tujuan pelajaran keimanan (aqidah) bukanlah

mengahafalkan rukun iman dan mengkaji yang wajib, yang mustahil dan

yang jaiz pada akal, melainkan untuk menimbulkan perasaan keimanan

kepada allah dalam hati kanak-kanak, serta cinta kepadanya, sehingga ia

mempunyai iman yang teguh dan kepercayaan yang kokoh kepada Allah

dan mencintai-Nya lebih dari ibu-bapak dan guru. Menurutnya tujuan

pelajaran keimanan (aqidah) adalah sebagai berikut :

a. Supaya teguh keimanan kepada Allah, rasul-rasul, malaikat, hari

kemudian dan sebagainya.


b. Supaya keimanan itu berdasarkan kesadaran dan ilmu pengetahuan,

bukan taqlid buta semata-mata.

c. Supaya jangan mudah dirusakkan dan diragu-ragukan keimanan itu

oleh orang-orang yang tidak beriman.

Beliau juga menjelaskan bahwa akhlak tidak dapat dipisahkan dari

keimanan, tiap-tiap orang yang beriman pasti berakhlak, kalau tidak

berakhlak berarti belum beriman, atau belum sempurna keimanannya.

Oleh sebab itulah pelajaran akhlak disatukan dengan pelajaran keimanan.

2. Fungsi Mata Pelajaran Aqidah Akhlak

Mata pelajaran Aqidah Akhlak di madrasah berfungsi untuk :

a. Penanaman nilai dan ajaran Islam sebagai pedoman mencapai

kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

b. Peneguhan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, serta

pengembangan akhlak mulia peserta didik seoptimal mungkin,

melanjutkan pendidikan yang telah lebih dahulu dilaksanakan dalam

keluarga.

c. Penyesuaian diri peserta didik terhadap lingkungan fisik dan sosial

dengan bekal aqidah.

d. Perbaikan masalah-masalah, kelemahan-kelemahan peserta didik

dalam keyakinan, pengamalan ajaran agama Islam dalam kehidupan

sehari-hari.

e. Pencegahan peserta didik dari hal-hal negatif dari lingkungannya atau

budaya asing yang dihadapi sehari-hari.


f. Pengajaran tentang informasi dan pengetahuan keimanan dan akhlak,

serta sistem fungsionalnya.

g. Pembekalan peserta didik untuk mendalami Aqidah Akhlak pada

jenjang pendidikan yang lebih tinggi (DEPAG, 2006 : 23).

3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Aqidah Akhlak

Pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah berisi bahan

pelajaran yang dapat mengarahkan pada pencapaian kemampuan dasar

peserta didik untuk dapat memahami rukun iman dengan sederhana serta

pengamalan dan pembiasaan berakhlak Islam secara sederhana, untuk

dapat dijadikan landasan perilaku dalam kehidupan sehari-hari.

Ruang lingkup pelajaran Aqidah Akhlak adalah sebagai berikut :

a. Aspek keimanan

b. Aspek akhlak

c. Aspek kisah teladan

4. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Kompetensi mata pelajaran Aqidah Akhlak berisi sekumpulan

kemampuan minimal yang harus dikuasai peserta didik selama menempuh

pendidikan di MI. Kompetensi ini berorientasi pada perilaku afektif dan

psikomotorik dengan dukungan pengetahuan kognitif dalam rangka

memperkuat aqidah dan akhlak peserta didik. Berikut ini adalah standar

kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas III

Madrasah Ibtidaiyah tahun pelajaran 2010/2011 :


Tabel I.

Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar


Semester Ganjil Aqidah Akhlak Kelas III
Madrasah Ibtidaiyah

Smt Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Alokasi Waktu


1. Memahami Kalimat 1.1 Mengenal Allah melalui 32 Jam
Tayyibah (Subhanallah, Kalimat Thayyibah pelajaran
Masya Allah), Al-Asmaul (Subhanallah, Masya Allah) 16 Pertemuan
Husna (Al-Musawwir, Al- 1.2 Mengenal Allah melalui sifat-
Halim, Al-Karim) sifat Allah yang terkandung
dalam Al-Asmaul Husna (Al-
Musawwir, Al-Halim, Al-
Karim)
2. Beriman kepada malaikat- 2.1 Mengenal malaikat-malaikat
malaikat Allah Allah
I
3. Membiasakan akhlak terpuji 3.1 Membiasakan sifat rendah 28 Jam
hati, santun, ikhlas, dan pelajaran
dermawan dalam kehidupan 14 Pertemuan
sehari-hari
3.2 Membiasakan berakhlak baik
terhadap kedua orang tua
dalam kehidupan sehari-hari
melalui kisah nabi ismail
4. Menghindari akhlak tercela 4.1 Menghindari sikap bodoh,
pemarah, kikir dan boros

Sumber : TIM PENULIS KKM MI, Bahan Ajar Peserta Didik Untuk

Kelas III MI, Al-Ikhlas, Boyolali, 2010.

B. Akhlak Terpuji

1. Pengertian Akhlak Terpuji

Secara bahasa akhlak terpuji terdiri dari dua kata yaitu akhlak

artinya tingkah laku dan terpuji artinya baik, bagus, mulia. Secara istilah

pengertian akhlak terpuji adalah tata cara berperilaku yang berhubungan


dengan orang lain dengan cara yang baik, dari segi ucapan dan perbuatan.

Akhlak terpuji juga disebut dengan akhlak mahmudah atau akhlak

karimah.

Rasulullah SAW semasa mudanya memiliki akhlak yang luhur,

sehingga beliau mendapat sebutan “Al-Amin” oleh kaumnya. Setelah

menjadi rasul budi pekertinya tetap baik dan tinggi. Allah SWT

mengatakan hal tersebut dalam sebuah ayat Al-Qur’an dalam surat Al-

Qalam ayat 4 :

     


Artinya : “Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti

yang agung.”

Hal itulah yang menjadi kesuksesan dakwah Rasulullah SAW

dalam menyebarkan agama Islam. Di antara sifat terpuji yang harus

diteladani adalah rendah hati, santun, ikhlas dan dermawan.

2. Macam-Macam Akhlak Terpuji

a. Rendah Hati

Sikap rendah hati dalam Islam disebut “tawaduk” yang artinya sifat

yang merasa dirinya tidak lebih dari orang lain sehingga tidak angkuh

dan tidak sombong serta selalu menghormati orang lain tanpa

membedakan derajat dan martabat. Sikap rendah hati merupakan

kunci sukses dalam bergaul dan berusaha. Orang yang rendah hati

akan disenangi kawan dan disegani lawan. Seperti yang dicontohkan

oleh Rasulullah SAW meskipun beliau seorang raja dan rasul yang
dijamin oleh Allah sebagai orang yang terbaik, beliau tidak pernah

merendahkan orang lain. Beliau hormat kepada siapapun, karena

sesungguhnya manusia itu sangat lemah dan kecil dibandingkan

dengan kekuasaan Allah SWT.

Cara menanamkan kebiasaan rendah hati :

1) Mengingatkan diri bahwa yang berhak memiliki sikap sombong

hanya Allah

2) Kedudukan manusia di hadapan Allah adalah sama, yang

membedakan adalah taqwanya

3) Surga tidak diperuntukkan bagi orang yang sombong

4) Orang sombong temannya setan di neraka

5) Orang yang memiliki sikap rendah hati akan disukai banyak teman

6) Mencontoh sikap Rasulullah dengan banyak membaca kisah

Rasulullah

b. Santun

Santun adalah sikap keramah-tamahan atau kesopanan yang

dimiliki orang yang mempunyai perilaku atau kepribadian yang sangat

halus dan lembut. Orang yang santun kalau berbicara selalu sopan dan

ramah, tidak pernah menyakiti hati orang lain dan selalu menjaga

kesopanan dalam pergaulan sehari-hari.

Sikap santun dapat dibentuk dengan membiasakan diri dalam

keluarga. Sikap santun juga dipengaruhi oleh lingkungan. Jika

lingkungan baik maka sikap seorang bisa menjadi baik, sebaliknya


jika lingkungan tidak baik juga akan membentuk sikap yang tidak baik

pula.

Ciri-ciri sikap santun antara lain :

1) Jika berbicara halus tidak kasar

2) Sopan dan hormat kepada siapapun

3) Tenang dalam bersikap

4) Peduli kepada orang lain

Manfaat sikap santun antara lain :

1) Hidup menjadi tentram

2) Disenangi orang lain

3) Disenangi Allah SWT

c. Ikhlas

Ikhlas adalah suatu perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh

seseorang tanpa pamrih kecuali mengharap ridha dari Allah SWT.

Amal perbuatan yang dilakukan dengan ikhlas merupakan tabungan di

akhirat yang akan dibalas dengan kenikmatan dengan penuh

keikhlasan. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Bayyinah ayat 5 :

             


        
        
    

     
 
 


Artinya : “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya
menyembah Allah dengan ikhlas (memurnikan ketaatan) kepada-Nya

dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka


mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah

agama yang lurus”.

Ciri-ciri orang yang bersikap ikhlas

1) Niat ikhlas mengerjakan amal perbuatan baik hanya mengharap

ridha dari Allah SWT

2) Tidak mengharapkan pujian dari orang lain

3) Tidak ingin amal perbuatan baiknya diketahui atau didengar oleh

orang lain

d. Dermawan

Dermawan adalah sifat suka memberikan bantuan atau sedekah

kepada orang yang membutuhkannya. Orang yang memiliki sifat

dermawan merasa bahwa harta yang dimilikinya adalah titipan dari

Allah SWT. Dengan banyak bersedekah akan mendapat balasan surga

dari Allah SWT. Bagi seseorang yang tidak memiliki kelebihan harta

berderma dapat dilakukan dengan dengan tenaga dan pikiran, seperti

membantu tenaga bagi orang yang terkena musibah atau kesusahan

sehingga dapat meringankan penderitaan orang lain. Selain itu

berderma dapat dilakukan dengan pikiran misalnya mengajari orang

lain, membaca, menulis atau mengaji dan juga dapat mengajari orang

lain dengan ilmu-ilmu yang berguna bagi kehidupan yang lebih baik.

Perhatikan firman Allah dalam surat Al-Maidah ayat 2 berikut ini :

       


       
   
   
  
     
           
     
     
  

             
         
      
   

           
         
    
     


Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu

melanggar syi'ar-syi'ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan

bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya,

dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan mengganggu orang-

orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia

dan keridhaan dari Tuhannyadan apabila kamu telah menyelesaikan

ibadah haji, Maka bolehlah berburu, dan janganlah sekali-kali

kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-

halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya

(kepada mereka), dan tolong-menolonglah kamu dalam

(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong

dalam berbuat dosa dan pelanggaran, dan bertakwalah kamu kepada

Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya”.

Ciri-ciri sikap dermawan :

1) Suka membantu orang lain yang membutuhkan

2) Memiliki kepekaan hati, sehingga mudah digerakkan membantu

orang lain

3) Tidak kikir dan tidak boros dalam menggunakan hartanya


C. Pembelajaran CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)
1. Pengertian Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL)

Pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching And Learning

(CTL) merupakan konsep yang membantu guru mengaitkan antara materi

yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan mendorong peserta didik

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan

penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan

masyarakat. Pembelajaran kontekstual merupakan prosedur pendidikan

yang bertujuan membantu peserta didik memahami makna bahan pelajaran

yang mereka pelajari dengan cara menghubungkannya dengan konteks

kehidupan mereka sendiri dalam lingkungan sosial dan budaya masyarakat

(Agus Suprijono, 2009:79-80).

Sedangkan menurut Trianto, (2007:101) pengajaran dan pembelajaran

kontekstual atau Contextual Teaching And Learning (CTL) adalah suatu

konsepsi yang membantu guru mengkaitkan konten mata pelajaran dengan

situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara

pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota

keluarga, warga negara, dan tenaga kerja.

Dari kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Contextual

Teaching And Learning (CTL) adalah sebuah konsep pembelajaran yang

membantu guru mengaitkan sebuah materi pelajaran dengan kehidupan

nyata anak didik, sehingga siswa termotivasi untuk menerapkan

pengetahuan yang dimilikinya dalam kehidupan sehari-hari mereka

sebagai anggota keluarga, masyarakat dan warga negara.


2. Strategi Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL)

Strategi pembelajaran merupakan kegiatan yang dipilih yang dapat

memberikan bantuan atau fasilitas kepada peserta didik untuk mencapai

tujuan pembelajaran. Strategi berupa urutan- urutan kegiatan yang dipilih

untuk mnyampaikan metode pembelajaran dalam lingkungan tertentu.

Strategi pembelajaran mnecakup juga pengaturan materi pembelajaran

yang akan disampaikan kepada peserta didik. Penerapan strategi Pada

pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching And Learning (CTL)

digambarkan sebagai berikut :

a. Relating, belajar dikaitkan dengan konteks pengalaman kehidupan

nyata, konteks merupakan kerangka kerja yang dirancang guru untuk

membantu peserta didik agar yang dipelajari bermakna.

b. Experiencing, belajar adalah kegiatan “mengalami”, peserta didik

berproses secara aktif dengan hal yang dipelajari dan berupaya

melakukan eksplorasi terhadap hal yang dikaji, berusaha menemukan

dan menciptakan hal baru dari apa yang dipelajarinya.

c. Applying, belajar menekankan pada proses mendemonstrasikan

pengetahuan yang dimiliki dalam konteks dan pemanfaatannya.

d. Cooperating, belajar merupakan proses kolaboratif dan kooperatif

melalui kerja kelompok, komunikasi interpersonal atau hubungan

intersubjektif.

e. Transferring, belajar menekankan pada terwujudnya kemampuan

memanfaatkan pengetahuan dalam situasi atau konteks baru.


(Agus Suprijono, 2009:83-84).

3. Langkah-langkah Penerapan CTL

Menurut Trianto (2007:106) secara garis besar langkah-langkah

penerapan CTL di dalam kelas adalah sebagai berikut :

a. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna

dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi

sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.

b. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri (penemuan sendiri) untuk

semua topik

c. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya

d. Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok-kelompok)

e. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran

f. Lakukan refleksi di akhir pertemuan

g. Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.

D. Langkah-langkah Pembelajaran Akhlak Terpuji dengan Menerapkan

Metode CTL

Adapun langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam pembelajaran

akhlak terpuji dengan metode CTL adalah sebagai berikut :

1. Guru mempersiapkan bahan ajar serta sarana yang dibutuhkan dalam

proses pembelajaran
2. Guru menjelaskan prosedur dan tujuan dari pembelajaran.

3. Guru menentukan topik pembahasan dalam pembelajaran

4. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mencari bahan materi

tentang akhlak terpuji secara individu

5. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok, dua kelompok berjumlah 5

anak dan dua kelompok berjumlah 4 anak

6. Guru membagi tugas kepada setiap kelompok dan setiap anggota

kelompok.

7. Setiap kelompok merangkum bagian materi pelajaran materi

pembelajaran yang telah diterima serta membahasnya.

8. Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya kemudian

didebatkan (tanya jawab) dengan kelompok yang lain, pada proses ini

guru bertugas mengkoordinasi jalannya presentasi dan debat.

9. Guru mengevaluasi tiap kerja kelompok serta kontribusi anggota

kelompok, berupa penilaian kelompok dan individual

10. Guru mengadakan tes tertulis secara individu


BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

Dalam bab ini akan diuraikan tentang gambaran umum lokasi dan subyek

penelitian dan pelaksanaan penelitian (deskripsi siklus penelitian). Uraian

selengkapnya adalah sebagai berikut :

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Profil Sekolah

MI Al-Iman Sukomulyo Kajoran Magelang adalah madrasah yang berada

di bawah naungan Yayasan Al-Iman yang berstatus swasta. Berdiri pada

tahun 1983, yang beralamatkan di Dusun Gatak Desa Sukomulyo Kec

Kajoran Kab Magelang.

2. Keadaan Sarana dan Prasarana

MI Al-Iman Sukomulyo memiliki 13 ruang yang dapat dirinci sebagai

berikut : 6 ruang kelas, 1 ruang guru, 1 ruang kepala madrasah, 1 ruang

perpustakaan, 1 ruang koperasi, 1 ruang toilet guru, dan 2 ruang toilet murid.

3. Keadaan Guru dan Karyawan

MI Al-Iman Sukomulyo pada saat ini memiliki 8 orang guru dan 1 kepala

madrasah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

36
Tabel II.

Daftar Guru MI Al-Iman Sukomulyo

NO NAMA STATUS JABATAN


1. Djumat Asrori, A. Ma GTY Kepala Sekolah
2 Eni Ismiyah, A. Ma GTY Guru Kelas VI
3. Solihatun, A. Ma PNS Guru Kelas V
4. Ripin GTY Guru Kelas IV
5. Septa Mila Dina GTY Guru Kelas III
6. Fitria Heni Marfuah GTY Guru Kelas II
7. Nurma Isnaini GTY Guru Kelas I
8. Ari Kurniawati GTY Guru Bidang Studi
9. Jariyatul Masruroh, A. Ma GTY Guru Bidang Studi

4. Keadaan Siswa

Pada tahun ajaran 2009/2010 MI MI Al-Iman Sukomulyo memiliki 106

orang siswa yang terbagi dalam 6 rombongan belajar. Untuk lebih jelasnya

mengenahi jumlah siswa perkelas dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

Tabel III.

Daftar Jumlah Siswa MI Al-Iman Sukomulyo

No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah Siswa


1. I 13 9 22
2. II 5 13 18
3. III 10 8 18
4. IV 7 6 13
5. V 10 6 16
6. VI 10 9 19
Jumlah 106

Siswa MI Al-Iman Sukomulyo mayoritas berasal dari keluarga menegah

ke bawah. Orang tua mereka banyak yang bermata pencaharian sebagai


petani, buruh, dan pedagang. Dilihat dari lingkungan belajar mereka, SDM

dan motivasi belajar mereka memang kurang. Sehingga para guru MI Al-

Iman Sukomulyo harus berupaya keras untuk mendidik para siswa agar

mampu bersaing dengan para siswa di daerah lain khususnya daerah

perkotaan.

Setelah mengetahui gambaran umum lokasi yang dijadikan tempat penelitian

mulai dari status madrasah, lokasi, keadaan sarana dan prasarana serta keadaan

guru, serta keadaan siswa. Untuk selanjutnya penulis akan menguraikan waktu,

bahan yang diteliti, serta keadaan siswa yang dijadikan subyek penelitian.

B. Lokasi, waktu dan subjek penelitian.

1. Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas III MI Al-Iman Sukomulyo Kajoran

Magelang pada bulan Nopember tahun 2010 pada semester I tahun ajaran

2010/2011 melalui tiga siklus penelitian.

2. Mata pelajaran

Mata Pelajaran yang menjadi bahan penelitian ini adalah Mata Pelajaran

Aqidah Akhlak sesuai dengan silabus yang ada. Pada saat penelitian ini

dilaksanankan, maka pokok bahasan yang diambil adalah tentang Akhlak

Terpuji dengan Standar Kompetensi (SK) yaitu membiasakan akhlak terpuji

dengan Kompetensi Dasar (KD) membiasakan sifat rendah hati, santun,

ikhlas, dan dermawan dalam kehidupan sehari-hari.


3. Subjek dan Karakteristik siswa

Jumlah siswa dalam kelas III MI Al-Iman Sukomulyo yang dijadikan

subjek penelitian ini adalah 18 siswa, yang terdiri dari 10 orang siswa laki-

laki dan 8 orang siswa perempuan.

Karakteristik siswa kelas ini secara lebih detail dapat digambarkan

sebagai berikut :

a. Rentang usia siswa rata-rata 9 tahun.

b. Latar belakang orang tua, mayoritas berpendidikan SD/MI dan berprofesi

sebagai tani dan buruh.

c. Tingkat kemampuan siswa, berdasarkan pengamatan selama peneliti

mengajar adalah 8 orang siswa cukup pandai, 6 orang siswa

berkemampuan sedang, dan sisanya 4 orang siswa kurang/lambat belajar.

Berikut ini adalah daftar siswa kelas III yang menjadi subjek dalam

penelitian :

Tabel IV.

Daftar Siswa Kelas III MI Al-Iman Sukomulyo

Jenis Kelamin
No Nama
L P
1. Alvi Aziz L
2. Dani Setiyawan L
3. Dhuriyah P
4. Eni Ismawati P
5. Farhan Mahsul L
6. Irnawati P
7. Lestari P
8. Malik Abdul Aziz L
9. Muhammad Bayu Nugroho L
10. Pinanggih L
11. Prasetiyo L
12. Rifqi Nasiroh P
13. Robi Abdul Rohman L
14. Rahmad Nasihin L
15. Siti Nikmatul Cholizah P
16. Sopiyan L
17. Sri Utami P
18. Yuni Puspita Sari P
10 8
JUMLAH
18

C. Deskripsi Siklus Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan tiga siklus penelitian, yang masing-masing

dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi/pengamatan dan refleksi.

Uraian pelaksanaan tiap siklus dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Siklus Pertama

Siklus pertama penelitian dilaksanakan pada minggu awal bulan

Nopember tahun 2010, dengan pokok bahasan akhlak terpuji. Tahapan dan

langkah-langkah yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan

Dalam tahap perencanaan ini tercakup kegiatan sebagai berikut:

1). Refleksi awal, yaitu peneliti melakukan perenungan berdasarkan

evaluasi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan sebelum

penelitian, yang menunjukkan kelemahan adalah guru kurang tepat


memilih metode dalam proses pembelajaran, sehingga hasil belajar

siswa kurang.

2). Menentukan pokok permasalahan yang dihadapi dan menentukan

teori untuk memilih solusi bagi permasalahan yang dihadapi dalam

pembelajaran.

3). Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan

pokok bahasan, dan instrumen pengumpulan data selama penelitian

tindakan ini dilaksanakan.

4). Membuat atau menyiapkan bahan tindakan pembelajaran yang

meliputi: alat-alat pengajaran yang mendukung, soal-soal evalusi, dan

lembar observasi.

b. Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan peneliti menerapkan strategi pembelajaran

sesuai dengan RPP, yaitu menggunakan metode Contextual Teaching And

Learning (CTL). Langkah-langkah pelaksanaan siklus ini meliputi:

1). Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah dalam

RPP, yang dimulai dengan:

a). Guru membuka pelajaran dengan salam.

b). Guru mengadakan absensi kehadiran siswa.

c). Guru menjelaskan prosedur dan tujuan dari pembelajaran.

d). Apersepsi, dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman

siswa terhadap materi pelajaran. Guru bertanya tentang pengertian

akhlak terpuji.
e). Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mencari bahan materi

tentang akhlak terpuji secara individu

f). Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok, dua kelompok

berjumlah 5 anak dan dua kelompok berjumlah 4 anak

g). Guru membagi tugas kepada setiap kelompok dan setiap anggota

kelompok.

h). Setiap kelompok merangkum bagian materi pelajaran materi

pembelajaran yang telah diterima serta membahasnya.

i). Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya

kemudian didebatkan (tanya jawab) dengan kelompok yang lain,

pada proses ini guru bertugas mengkoordinasi jalannya presentasi

dan debat.

j). Guru mengevaluasi tiap kerja kelompok serta kontribusi anggota

kelompok, berupa penilaian kelompok dan individual.

2). Melaksanakan evaluasi tentang kemampuan siswa mengenai materi

pelajaran melalui tes tertulis.

3). Guru menutup pembelajaran dengan salam.

c. Observasi

Untuk melakukan observasi terhadap situasi kelas pada saat

pembelajaran, peneliti meminta bantuan guru kelas yaitu Ibu Septa Mila

Dina untuk melakukan pengamatan terhadap sikap siswa dan proses

berlangsungnya pembelajaran. Hal ini dilakukan guna memperlancar

jalannya penelitian sehingga didapatkan data yang valid.


d. Refleksi

Refleksi dilakukan oleh peneliti berdasarkan dua hasil penelitian,

yaitu hasil pengamatan situasi pembelajaran, dan hasil evaluasi

pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi

pembelajaran pada siklus pertama ini, peneliti dapat menemukan

kelemahan pembelajaran sebagai berikut:

1). Dalam proses pembelajaran berlangsung sebagian besar siswa belum

mengikuti pelajaran dengan baik, sebagian siswa masih bersikap pasif

tidak memberikan kontribusi pada kerja kelompok. Ini dikarenakan

guru kurang variatif dalam memberikan motivasi kepada siswa.

2). Selama proses pembelajaran berlangsung sebagian besar masih malu

untuk bertanya dan menjawab pada waktu debat berlangsung.

3). Guru belum maksimal dalam memotivasi siswa ketika proses

pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan beberapa hal diatas, masih ada kekurangan sehingga

perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus berikutnya. Hal-hal yang

akan peneliti perhatikan dan perbaiki pada siklus kedua adalah:

1). Guru perlu mendistribusikan waktu secara optimal dengan menambah

informasi yang dirasa perlu.

2). Guru harus lebih variatif dalam memberikan materi pelajaran.

3). Guru harus lebih terampil dalam memotivasi siswa sehingga siswa

akan lebih aktif mengikuti proses pembelajaran.


2. Siklus Kedua

Siklus kedua penelitian dilaksanakan pada Minggu kedua bulan

Nopember 2010, dengan pokok bahasan akhlak terpuji. Tahapan dan langkah-

langkah yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut :

a. Perencanaan

Dalam tahap perencanaan ini tercakup kegiatan sebagai berikut :

1). Refleksi kedua, yaitu peneliti melakukan perenungan berdasarkan

evaluasi terhadap pembelajaran pada siklus pertama yang masih

menunjukkan adanya kelemahan atau kekurangan.

2). Menentukan pokok permasalahan dan mengkaji kelemahan dan

kekurangan dalam siklus pertama.

3). Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan

pokok bahasan dan instrumen pengumpulan data selama penelitian

tindakan ini dilaksanakan.

4). Penyiapan perangkat/sarana pembelajaran untuk melaksanakan proses

kegiatan belajar mengajar pada siklus II ini.

b. Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan peneliti menerapkan strategi pembelajaran

sesuai dengan RPP, yaitu menggunakan metode Contextual Teaching

And Learning (CTL). namun pada siklus II ini peneliti juga menggunakan

metode cerita sebagai bentuk aplikasi salah satu langkah dari metode

CTL yaitu Modelling. Pokok bahasan yang diajarkan adalah akhlak


terpuji. Adapun proses pembelajaran dengan memperhatikan revisi pada

siklus I sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang

lagi pada siklus II. Langkah-langkah pelaksanaan ini meliputi:

1). Melaksanakan pembelajaran sesuai langkah-langkah dalam RPP.

Yaitu sebagai berikut :

a) Guru membuka pelajaran dengan salam.

b) Guru mengadakan absensi kehadiran siswa.

c) Guru menjelaskan prosedur dan tujuan dari pembelajaran.

d) Apersepsi, dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman

siswa terhadap materi pelajaran. Guru bertanya tentang pengertian

akhlak terpuji serta macam-macamnya.

e) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mencari bahan materi

tentang akhlak terpuji secara individu

f) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok, dua kelompok

berjumlah 5 anak dan dua kelompok berjumlah 4 anak

g) Guru memberikan cerita tentang kisah nabi terdahulu

h) Setiap kelompok merangkum isi kandungan dari cerita guru serta

menulis hikmah di balik cerita tersebut.

i) Setiap kelompok mempresentasikan hasil rangkumannya kemudian

didebatkan (tanya jawab) dengan kelompok yang lain, pada proses

ini guru bertugas mengkoordinasi jalannya presentasi dan debat.

j) Guru mengevaluasi tiap kerja kelompok serta kontribusi anggota

kelompok, berupa penilaian kelompok dan individual.


2). Guru mengadakan evaluasi tertulis secara individu.

3). Guru menutup pembelajaran dengan salam.

c. Observasi

Sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu untuk meningkatkan

hasil belajar mapel Aqidah Akhlak pada materi akhlak terpuji, maka

observasi difokuskan pada perhatian dan keaktifan siswa selama proses

pembelajaran berlangsung. Untuk melakukan observasi terhadap situasi

kelas pada saat pembelajaran, peneliti meminta bantuan guru kelas untuk

memperlancar jalannya penelitian sehingga didapatkan data yang valid.

d. Refleksi

Refleksi dilakukan oleh peneliti berdasarkan dua hasil penelitian

yaitu hasil pengamatan situasi pembelajaran dan hasil perbandingan atau

peningkatan nilai evaluasi tiap siklus. Berdasarkan hasil pengamatan

terhadap situasi pembelajaran pada siklus kedua ini, peneliti dapat

menyimpulkan kelemahan pembelajaran sebagai berikut :

1). Pada waktu tanya jawab berlangsung, hanya didominasi oleh siswa

yang berkemampuan baik dan bermental tinggi saja, guru kurang

memperhatikan siswa yang berkemampuan rendah dan bermental

rendah.

2). Hasil presentasi kerja kelompok belum sepenuhnya sempurna, ini

dikarenakan waktu yang diberikan untuk merangkum hasil cerita

guru relatif singkat.


3). Guru masih kurang memotivasi siswa untuk turut aktif dalam tanya

jawab.

Meskipun demikian, pembelajaran ini telah menunjukkan

perubahan atau peningkatan, yaitu dalam hal :

1). Sebagian besar siswa sudah aktif mengikuti proses pembelajaran, ini

terbukti jumlah siswa yang bertanya dan menjawab mulai ada

peningkatan.

2). Minat siswa dalam pembelajaran sudah baik, hal ini dikarenakan

siswa sudah mulai merasa senang mengikuti pembelajaran karena

guru memberikan tambahan cerita pada proses pembelajaran.

3). Perbandingan nilai evaluasi dari siklus I ke siklus II menunjukkan

adanya peningkatan walaupun belum maksimal.

Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil refleksi diatas, ternyata

masih ada kelemahan dan kekurangan sehingga perlu adanya revisi untuk

dilakukan pada siklus berikutnya. Hal-hal yang perlu direvisi untuk

dilakukan pada siklus III adalah sebagai berikut:

1. Guru harus lebih pandai dalam memanfaatkan waktu dengan sebaik-

baiknya.

2. Guru harus lebih terampil lagi dalam memotivasi siswa.

3. Guru harus mendorong dan memberikan kesempatan kepada siswa

yang berkemampuan rendah dan bermental rendah untuk ikut aktif

memberikan kontribusi pada proses pembelajaran.


3. Siklus Ketiga

Siklus ketiga penelitian dilaksanakan pada Minggu ke 3 bulan

Nopember 2010, dengan materi pokok akhlak terpuji. Tahapan dan langkah-

langkah yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut :

a. Perencanaan

Dalam tahap perencanaan ini tercakup kegiatan sebagai berikut :

1). Refleksi ketiga, yaitu peneliti melakukan perenungan berdasarkan

evaluasi terhadap pembelajaran pada siklus kedua yang masih

menunjukkan adanya kelemahan dan kekurangan.

2). Menentukan pokok permasalahan dan mengkaji kekurangan pada

proses pembelajaran siklus kedua.

3). Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan

pokok bahasan dan instrumen pengumpulan data selama penelitian

tindakan ini dilaksanakan.

4). Penyiapan perangkat dan media untuk melaksanakan proses kegiatan

belajar mengajar.

b. Pelaksanaan

Langkah-langkah pelaksanaan pembelajran dalam siklus ketiga

ini meliputi :

1). Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah dalam

RPP, yang dimulai dengan :

a) Guru membuka pelajaran dengan salam.

b) Guru mengadakan absensi kehadiran siswa.


c) Guru menjelaskan prosedur dan tujuan dari pembelajaran.

d) Apersepsi, dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman

siswa terhadap materi pelajaran. Guru bertanya tentang pengertian

akhlak terpuji serta macam-macamnya.

e) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok, dua kelompok

berjumlah 5 anak dan dua kelompok berjumlah 4 anak

f) Guru memberikan cerita tentang kisah nabi atau cerita rakyat yang

ada kaitannya dengan materi pelajaran.

g) Setiap kelompok merangkum isi kandungan dari cerita guru serta

menulis hikmah di balik cerita tersebut.

h) Setiap individu bertugas membuat cerita pengalaman dalam

kehidupan sehari-hari yang ada kaitannya dengan materi akhlak

terpuji, misalnya : pernah berderma kepada orang lain, pernah

mendapat juara kelas tetapi tidak sombong dan lain-lain.

i) Guru mengadakan tanya jawab.

j) Guru mengevaluasi tiap kerja kelompok dan hasil tugas individu,

berupa penilaian kelompok dan individual.

2). Guru mengadakan evaluasi tertulis secara individu.

3). Guru menutup pembelajaran dengan salam.

c. Observasi

Untuk melakukan observasi terhadap situasi kelas pada saat

pembelajaran pada siklus III ini, peneliti meminta bantuan guru kelas
untuk memperlancar jalannya penelitian sehingga didapatkan data yang

valid.

Dari hasil pengamatan setelah guru menambahkan metode

cerita dan menyuruh siswa untuk menulis pengalaman mereka masing-

masing, para siswa menjadi senang dan tertarik untuk mnegikuti proses

pembelaran. Hal ini menjadi motivasi mereka untuk lebih tekun dalam

memahami materi. Dan sebagai hasilnya sebagian siswa tidak minder lagi

untuk bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru maupun dari teman

mereka sendiri. Selain itu nilai hasil evaluasi mereka sudah bagus

terbukti sebagian besar nilai para siswa sudah mencapai di atas Kriteria

Ketuntasan Minmal (KKM).

d. Refleksi

Refleksi dilakukan oleh peneliti berdasarkan dua hasil penelitian

yaitu hasil pengamatan situasi pembelajaran dan hasil perbandingan atau

peningkatan nilai evaluasi tiap siklus. Berdasarkan hasil pengamatan

terhadap situasi pembelajaran pada siklus ketiga ini, peneliti dapat

menjelaskan sebagai berikut :

1). Selama proses pembelajaran guru telah melaksanakan semua

pembelajaran dengan baik, ini dibuktikan dengan meningkatnya

aspek-aspek pembelajaran yang telah diamati, seperti minat, keaktifan

dan pemahaman siswa.

2). Guru berhasil dalam upayanya meningkatkan pemahaman siswa

tentang materi akhlak terpuji.


3). Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya mengalami perubahan dan

peningkatan menjadi lebih baik.

4). Hasil belajar siswa pada siklus III mencapai ketuntasan, sebagian

besar nilai siswa sudah melebihi nilai Kriteria Ketuntasan Minmal

(KKM).

Sesuai dengan hasil observasi dan refleksi selama proses

pembelajaran pada siklus ketiga ini, dan juga melihat dari hasil evaluasi

siklus III. Proses pembelajaran atau siklus III secara klasikal dianyatakan

tuntas dalam belajar. Terbukti nilai hasil evaluasi pembelajaran meningkat

dari tiap siklus dan juga dari hasil dari pengamatan bahwa para siswa sudah

aktif dalam bertanya, menjawab pertanyaan, dan mengerjakan tugas. Jadi

secara tidak langsung penelitian dianggap cukup, dan siklus III dinyatakan

berhasil.
BAB IV

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini menunjukkan tentang peningkatan kemampuan

memahami Aqidah Akhlak materi akhlak terpuji pada siswa kelas III MI Al-

Iman Sukomulyo tahun pelajaran 2010/2011 melalui penggunaan metode

Contextual Teaching And Learning (CTL) yang dapat diketahui melalui hasil

belajar yang diperoleh dalam proses belajar mengajar selama tiga siklus

pertemuan. Selain itu ada beberapa aspek yang menjadi bahan pengamatan di

antaranya meliputi perhatian siswa terhadap pelajaran, keaktifan siswa dalam

bertanya, menjawab pertanyaan dan mengerjakan tugas. Berikut ini akan

diuraikan deskripsi dari siklus I – siklus III, namun sebelumnya akan peneliti

uraikan pra siklus yaitu pembelajaran sebelum penggunaan metode

Contextual Teaching And Learning (CTL) yaitu :

1. Pra siklus

Sebelum dilakukan penelitian dengan menggunakan metode Contextual

Teaching And Learning (CTL) pada pembelajaran akidah akhlak materi

akhlak terpuji ini. Guru biasanya hanya menggunakan metode tradisional

yaitu metode ceramah dan metode tanya jawab. Karena metode yang

digunakan guru hanya metode ceramah, membuat proses pembelajaran

bersifat monoton (tidak variatif) yang membuat siswa malas untuk belajar

dan lebih bersikap pasif. Hal ini menjadikan hasil belajar mereka kurang.

52
Untuk selanjutnya dapat dilihat hasil belajar mata pelajaran Aqidah

Akhlak materi akhlak terpuji sebelum diadakan penelitian/sebelum

digunakannya metode Contextual Teaching And Learning (CTL), yaitu

sebagai berikut :

Tabel V
Hasil Belajar Siswa Pra Siklus
No Nama Siswa Hasil Belajar Ketuntasan
1. Alvi Aziz 50 Tidak Tuntas
2. Dani Setiyawan 60 Tidak Tuntas
3. Dhuriyah 45 Tidak Tuntas
4. Eni Ismawati 60 Tidak Tuntas
5. Farhan Mahsul 70 Tuntas
6. Irnawati 75 Tuntas
7. Lestari 45 Tidak Tuntas
8. Malik Abdul Aziz 70 Tuntas
9. Muhammad Bayu Nugroho 50 Tidak Tuntas
10. Pinanggih 80 Tuntas
11. Prasetiyo 55 Tidak Tuntas
12. Rifqi Nasiroh 60 Tidak Tuntas
13. Robi Abdul Rohman 50 Tidak Tuntas
14. Rahmad Nasihin 75 Tuntas
15. Siti Nikmatul Cholizah 55 Tidak Tuntas
16. Sopiyan 75 Tuntas
17. Sri Utami 55 Tidak Tuntas
18. Yuni Puspita Sari 80 Tuntas
Jumlah 1110
Rata-rata kelas 61,66
Nilai tertinggi 80
Nilai terendah 45
Pada tabel V di atas diketahui hasil pembelajaran sebelum

diadakannya penelitian ini nilai rata-rata kelasnya hanya mencapai

nilai 61,66, dari 18 siswa 11 siswa diantaranya belum tuntas karena

nilai mereka di bawah KKM (65). Sedangkan yang tuntas belajar

hanya 7 siswa (38,9%). Hal ini disebabkan guru hanya menggunakan

metode tradisional yaitu metode ceramah. Untuk itu peneliti akan

mencoba meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran Akidah

Akhlak materi akhlak terpuji dengan menggunakan metode Contextual

Teaching And Learning (CTL).

2. Deskripsi Siklus I

a. Tujuan Siklus I

1. Untuk mengetahui perhatian siswa dalam pembelajaran materi

akhlak terpuji dengan menggunakan metode Contextual Teaching

And Learning (CTL).

2. Untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran materi

akhlak terpuji dengan menggunakan metode Contextual Teaching

And Learning (CTL).

3. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi akhlak

terpuji dengan menggunakan metode Contextual Teaching And

Learning (CTL).

b. Hasil Siklus I

Hasil observasi/pengamatan perhatian dan keaktifan siswa pada siklus

ini dapat diketahui pada tabel berikut ini :


Tabel VI
Perhatian Siswa Siklus I
Kemunculan Perhatian Siswa
No Nama Siswa
Ya Tidak
1. Alvi Aziz √
2. Dani Setiyawan √
3. Dhuriyah √
4. Eni Ismawati √
5. Farhan Mahsul √
6. Irnawati √
7. Lestari √
8. Malik Abdul Aziz √
9. Muhammad Bayu Nugroho √
10. Pinanggih √
11. Prasetiyo √
12. Rifqi Nasiroh √
13. Robi Abdul Rohman √
14. Rahmad Nasihin √
15. Siti Nikmatul Cholizah √
16. Sopiyan √
17. Sri Utami √
18. Yuni Puspita Sari √
Jumlah 12 6
Prosentase 66,7% 33.3%

Pada tabel VI di atas perhatian siswa menunjukkan pencapaian

prosentase 66,7%%. Prosentase yang cukup tersebut menunjukkan

bahwa siswa dalam mengikuti proses pembelajaran perhatian mereka

cukup baik. Dari jumlah murid 18 anak, yang memperhatikan

pelajaran mencapai 12 anak. Dengan menggunakan metode baru yaitu


metode Contextual Teaching And Learning (CTL) mampu menarik

perhatian sebagian besar siswa. Dari hasil pengamatan yang kurang

memperhatikan terhadap pelajaran adalah anak-anak yang suka

berbicara di dalam kelas atau bermain sendiri. Yaitu para siswa yang

mempunyai masalah dalam belajar seperti anak pemalu, kecerdasannya

masih rendah dan lain-lain.

Tabel VII
Keaktifan Siswa Siklus I
No Aspek yang Diamati Frekuensi Prosentase (%)

1. Keaktifan kerja dalam kelompok 11 61


2. Keaktifan bertanya 8 44,4
3. Menjawab pertanyaan 7 38,9
4. Mengerjakan tugas 18 100
Jumlah 244,3
Rata-rata Prosentase (%) 61

Pada tabel VII di atas keaktifan siswa diketahui rata-rata hanya

mencapai 61%. Hal ini menunjukkan bahwa dalam mengikuti

pembelajaran siswa belum aktif. Anak-anak dalam kerja kelompok

belum sepenuhnya terlaksana, hal ini disebabkan karena hanya

didominasi oleh anak-anak yang berkemampuan kognitif dan

bermental tinggi saja, selain itu yang mau bertanya sangat sedikititu

karena masih banyak yang malu. Begitu juga keaktifan dalam

menjawab pertanyaan mereka masih malu. Namun dalam mengerjakan

tugas, semua siswa sudah dapat serius menyelesaikannya dengan baik.


Tabel VIII
Hasil Belajar Siswa Siklus I
No Nama Siswa Hasil Belajar Ketuntasan
1. Alvi Aziz 65 Tuntas
2. Dani Setiyawan 65 Tuntas
3. Dhuriyah 45 Tidak Tuntas
4. Eni Ismawati 75 Tuntas
5. Farhan Mahsul 65 Tuntas
6. Irnawati 80 Tuntas
7. Lestari 65 Tuntas
8. Malik Abdul Aziz 75 Tuntas
9. Muhammad Bayu Nugroho 55 Tidak Tuntas
10. Pinanggih 80 Tuntas
11. Prasetiyo 45 Tidak Tuntas
12. Rifqi Nasiroh 60 Tidak Tuntas
13. Robi Abdul Rohman 50 Tidak Tuntas
14. Rahmad Nasihin 75 Tuntas
15. Siti Nikmatul Cholizah 65 Tuntas
16. Sopiyan 75 Tuntas
17. Sri Utami 70 Tuntas
18. Yuni Puspita Sari 90 Tuntas
Jumlah 1200
Rata-rata kelas 66,7
Nilai tertinggi 90
Nilai terendah 45

Pada tabel VIII di atas diketahui hasil pembelajaran dengan

metode Contextual Teaching And Learning (CTL) nilai rata-rata

kelasnya mencapai 66,7, dari 18 siswa 13 siswa (72,2) diantaranya

telah memperoleh nilai di atas KKM (Kriteria Ketuntasan Belajar)

yang berarti siswa tersebut mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan 5


siswa (27,8) yang lainnya belum tuntas karena nilai mereka di bawah

KKM. Dalam mata pelajaran Aqidah Akhlak ini KKM yang telah

ditetapkan yaitu 65. Dari hasil belajar tersebut dapat disimpulkan

metode Contextual Teaching And Learning (CTL) dapat meningkatkan

hasil belajar siswa, hal ini dibuktikan hasil belajar pada seiklus I

meningkat dibandingkan hasil belajar pada pra siklus, yaitu sebelum

penggunaan metode Contextual Teaching And Learning (CTL).

Gambar 2.
Foto Kegiatan Pembelajaran Siklus I

3. Deskripsi Siklus II

a. Tujuan Siklus II

1. Untuk mengetahui perhatian siswa dalam pembelajaran materi

akhlak terpuji dengan menggunakan metode Contextual Teaching

And Learning (CTL).

2. Untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran materi

akhlak terpuji dengan menggunakan metode Contextual Teaching

And Learning (CTL).


3. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi akhlak

terpuji dengan menggunakan metode Contextual Teaching And

Learning (CTL).

b. Hasil Siklus II

Hasil pengamatan perhatian dan keaktifan pada siklus II ini dapat

dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel IX
Perhatian Siswa Siklus II
Kemunculan Perhatian Siswa
No Nama Siswa
Ya Tidak
1. Alvi Aziz √
2. Dani Setiyawan √
3. Dhuriyah √
4. Eni Ismawati √
5. Farhan Mahsul √
6. Irnawati √
7. Lestari √
8. Malik Abdul Aziz √
9. Muhammad Bayu Nugroho √
10. Pinanggih √
11. Prasetiyo √
12. Rifqi Nasiroh √
13. Robi Abdul Rohman √
14. Rahmad Nasihin √
15. Siti Nikmatul Cholizah √
16. Sopiyan √
17. Sri Utami √
18. Yuni Puspita Sari √
Jumlah 14 4
Prosentase 77,8% 22,2%
Pada tabel IX di atas perhatian siswa mencapai prosentase yang

tinggi yaitu mencapai 77,8%. Hal ini menunjukkan bahwa pada siklus

II ini perhatian siswa dalam mengikuti proses pembelajaran sudah

bagus, sebagian besar siswa sudah memperhatikan pelajaran dan sudah

mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Hal-hal yang membuat

beberapa anak yang masih tidak memperhatikan pelajaran adalah

mereka yang suka berbicara di dalam kelas atau bermain sendiri, hal

tersebut karena kurangnya perhatian dan pendekatan dari guru.

Tabel X
Keaktifan Siswa Siklus II
No Aspek yang Diamati Frekuensi Prosentase (%)

1. Keaktifan kerja dalam kelompok 14 77,8


2. Keaktifan bertanya 11 61
3. Menjawab pertanyaan 12 66,7
4. Mengerjakan tugas 18 100
Jumlah 305,5
Rata-rata Prosentase (%) 76,4

Pada tabel X di atas keaktifan siswa diketahui rata-rata

mencapai 76,4%. Prosentase tersebut menunjukkan siswa sudah lebih

aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Keaktifan siswa

mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I. Pada siklus II

ini kerja kelompok sudah bagus, sebagian siswa sudah mulai berani

mengajukan pertanyaan.
Tabel XI
Hasil Belajar Siswa Siklus II
No Nama Siswa Hasil Belajar Ketuntasan
1. Alvi Aziz 65 Tuntas
2. Dani Setiyawan 75 Tuntas
3. Dhuriyah 50 Tidak Tuntas
4. Eni Ismawati 75 Tuntas
5. Farhan Mahsul 60 Tuntas
6. Irnawati 75 Tuntas
7. Lestari 70 Tuntas
8. Malik Abdul Aziz 75 Tuntas
9. Muhammad Bayu Nugroho 65 Tuntas
10. Pinanggih 90 Tuntas
11. Prasetiyo 50 Tidak Tuntas
12. Rifqi Nasiroh 70 Tuntas
13. Robi Abdul Rohman 50 Tidak Tuntas
14. Rahmad Nasihin 80 Tuntas
15. Siti Nikmatul Cholizah 65 Tuntas
16. Sopiyan 70 Tuntas
17. Sri Utami 65 Tuntas
18. Yuni Puspita Sari 85 Tuntas
Jumlah 1235
Rata-rata kelas 68,8
Nilai tertinggi 90
Nilai terendah 50

Dari tabel XI di atas dapat diketahui hasil pembelajaran dengan

metode Contextual Teaching And Learning (CTL) nilai rata-rata

kelasnya mencapai nilai 68,8. Hal tersebut menunjukkan peningkatan

dari siklus I yang hanya mencapai nilai rata-rata 66,7. Dari 18 siswa

yang tuntas belajar ada 15 anak (83,3%) yang belum mencapai


ketuntasan hanya 3 anak (16,7%). Proses pembelajaran pada siklus II

ini menunjukkan adanya peningkatan dibanding siklus I.

Gambar 3.
Foto Kegiatan Pembelajaran Siklus II

4. Deskripsi Siklus III

a. Tujuan Siklus III

1. Untuk mengetahui perhatian siswa dalam pembelajaran materi

akhlak terpuji dengan menggunakan metode Contextual Teaching

And Learning (CTL).

2. Untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran materi

akhlak terpuji dengan menggunakan metode Contextual Teaching

And Learning (CTL).

3. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi akhlak

terpuji dengan menggunakan metode Contextual Teaching And

Learning (CTL).
b. Hasil Siklus III

Hasil pengamatan perhatian dan keaktifan siswa pada siklus III ini

dapat diketahui melalui tabel di bawah ini :

Tabel XII
Perhatian Siswa Siklus III
Kemunculan Perhatian
No Nama Siswa Siswa
Ya Tidak
1. Alvi Aziz √
2. Dani Setiyawan √
3. Dhuriyah √
4. Eni Ismawati √
5. Farhan Mahsul √
6. Irnawati √
7. Lestari √
8. Malik Abdul Aziz √
9. Muhammad Bayu Nugroho √
10. Pinanggih √
11. Prasetiyo √
12. Rifqi Nasiroh √
13. Robi Abdul Rohman √
14. Rahmad Nasihin √
15. Siti Nikmatul Cholizah √
16. Sopiyan √
17. Sri Utami √
18. Yuni Puspita Sari √
Jumlah 16 2
Prosentase 89% 11%

Pada tabel di atas perhatian siswa kembali mencapai prosentase

yang tinggi yaitu 89%. Hal ini menunjukkan perhatian siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran sangat baik dan meningkat. Anak-anak

dapat memahami dan mengikuti pembelajaran dengan menggunakan

metode Contextual Teaching And Learning (CTL).

Tabel XIII
Keaktifan Siswa Siklus III
No Aspek yang Diamati Frekuensi Prosentase (%)

1. Keaktifan kerja dalam kelompok 16 88,9


2. Keaktifan bertanya 15 83,3
3. Menjawab pertanyaan 15 83,3
4. Mengerjakan tugas 18 100
Jumlah 355,5
Rata-rata Prosentase (%) 88,9

Pada tabel XIII di atas keaktifan siswa diketahui rata-rata

mencapai prosentase 88,9%, menurut kategori keaktifan berarti siswa

dalam mengikuti proses pembelajaran sudah aktif. Keaktifan siswa

terus mengalami peningkatan.

Tabel XIV
Hasil Belajar Siswa Siklus III
No Nama Siswa Hasil Belajar Ketuntasan
1. Alvi Aziz 65 Tuntas
2. Dani Setiyawan 80 Tuntas
3. Dhuriyah 70 Tuntas
4. Eni Ismawati 75 Tuntas
5. Farhan Mahsul 65 Tuntas
6. Irnawati 85 Tuntas
7. Lestari 70 Tuntas
8. Malik Abdul Aziz 75 Tuntas
9. Muhammad Bayu Nugroho 80 Tuntas
10. Pinanggih 90 Tuntas
11. Prasetiyo 50 Tidak Tuntas
12. Rifqi Nasiroh 75 Tuntas
13. Robi Abdul Rohman 60 Tidak Tuntas
14. Rahmad Nasihin 85 Tuntas
15. Siti Nikmatul Cholizah 65 Tuntas
16. Sopiyan 75 Tuntas
17. Sri Utami 65 Tuntas
18. Yuni Puspita Sari 85 Tuntas
Jumlah 1315
Rata-rata kelas 73
Nilai tertinggi 90
Nilai terendah 50

Dari tabel XIV di atas, hasil pembelajaran dengan metode

Contextual Teaching And Learning (CTL) terus mengalami

peningkatan. Terbukti dengan rata-rata kelas yang lebih baik lagi yaitu

73. Pada siklus III ini, siswa yang tuntas nilainya lebih KKM (Kriteria

Ketuntasan Minimal) sebanyak 16 anak (88% dari keseluruhan).

Sedangkan siswa yang tidak tuntas karena nilainya belum mencapai

KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) masih ada 2 anak (12%). Dari

data yang peneliti dapatkan kedua anak ini memang mempunyai

masalah dalam pembelajaran, seperti motivasi belajar kurang,

kemampuan kognitif rendah dan anak yang pemalu, dari siklus I, siklus

II dan siklus III, mereka selalu belum bisa mencapai ketuntasan.


Gambar 4.
Foto Kegiatan Pembelajaran Siklus III

B. Pembahasan

Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan metode

Contextual Teaching And Learning (CTL) dalam pembelajaran Aqidah

Akhlak materi akhlak terpuji dapat meningkatkan perhatian dan keaktifan

siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar dan juga meningkatkan

hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan hasil penelitan

yang telah dilakukan dalam 3 siklus pertemuan dan prasiklus pada tabel di

bawah ini :

Tabel XV

Perhatian Siswa dari Siklus I-III

Siklus Jumlah Prosentase (%)

I 12 66,7

II 14 77,8

III 16 89
Tabel XVI

Keaktifan Siswa dari Siklus I-III

Siklus Prosentase (%)

I 61

II 76,4

III 88,9

Tabel XVII

Hasil Belajar dari Siklus I-III

Siklus Hasil Belajar Prosentase (%)

Jumlah Nilai Nilai Rata-Rata Ketuntasan Belajar

I 1200 66,7 72,2%

II 1235 68,8 83,3%

III 1315 73 88%

Dengan melihat tabel-tabel hasil penelitian di atas peneliti dapat

menjelaskan bahwa :

a. Penerapan metode Contextual Teaching And Learning (CTL) dalam

pembelajaran dapat menarik perhatian siswa untuk mengikuti jalannya

proses pembelajaran. Mereka antusias dalam mencari bahan materi,

bekerja dalam kelompok, dan mengerjakan tugas/evaluasi individu.

Perhatian siswa meningkat dari siklus I, siklus II dan siklus III. (lihat

tabel XV).
b. Pemanfaatan metode diskusi dan metode cerita juga membantu guru

dalam menyampaikan materi pelajaran. Mereka lebih tertarik untuk

mendengarkan cerita dari guru, setelah itu menyimpulkannya, mereka

juga lebih aktif dalam bertanya menjawab pertanyaan serta bekerja

dalam kelompok. Pada siklus II dan III menunjukkan adanya

peningkatan keaktifan siswa sebagai pengaruh dari penggunaan cerita.

(lihat tabel XVI).

c. Penerapan metode Contextual Teaching And Learning (CTL) dengan

dibantu metode diskusi dan cerita dapat meningkatkan kemampuan

memahami siswa dalam pembelajaran Aqidah Akhlak materi akhlak

terpuji. Terbukti dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa pada

siklus II dan III dibanding dengan siklus I. Nilai rata-rata kelas yang

terus meningkat menunjukkan keberhasilan guru dalam proses

pembelajaran. Ini adalah bukti pembelajaran yang sangat efektif dan

kesukesan mencapai tujuan pembelajaran, hasil penelitian

menunjukkan nilai hasil b.elajar lebih tinggi dibandingkan niai hasil

belajar sebelum diadakan penelitian (prasiklus)


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan dalam tiga siklus

pada bab IV maka dapat diberikan kesimpulan sebagai berikut :

Kegiatan pembelajaran Aqidah Akhlak dengan mengunakan metode

Contextual Teaching And Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar

siswa kelas III MI Al-Iman Sukomulyo Kajoran Magelang tahun 2010/2011.

Hal ini dapat dilihat dari peningkatan hasil belajar siswa pada tiap siklus

pembelajaran yaitu siklus I dengan ketuntasan belajar anak mencapai 13

siswa (72,2% dari jumlah keseluruhan) dengan nilai rata-rata kelas 66,7,

siklus II dengan ketuntasan belajar anak mencapai 15 siswa (83,3% dari

jumlah keseluruhan) dengan nilai rata-rata kelas 68,8, dan siklus III dengan

ketuntasan belajar anak mencapai 16 siswa (88% dari jumlah keseluruhan)

dengan nilai rata-rata kelas 73. Dari hasil ketuntasan belajar tersebut dapat

membuktikan bahwa pembelajaran menggunakan metode Contextual

Teaching And Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar

dibandingkan dengan hasil belajar sebelum diadakannya penelitian (prasiklus)

yang hanya mencapai nilai rata-rata 61,6 dengan ketuntasan siswa belajar

hanya 7 siswa (38,9%). Ini dikarenakan pembelajaran sebelum penelitian

hanya menggunakan metode konvensional dianataranya metode ceramah,

diskusi, tanya jawab dan lain sebagainya.


B. Saran

Dari hasil yang diperoleh dari penelitian ini, penting bagi seorang guru

untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didiknya. Agar pembelajaran

Aqidah Akhlak materi akhlak terpuji pembelajarannya efektif dan hasil

belajarnya lebih meningkat, maka disampaikan saran sebagai berikut :

1. Untuk melaksanakan proses pembelajaran, guru melakukan persiapan

secara matang termasuk dalam menentukan metode yang tepat dan

penggunaan media yang akan digunakan harus sesuai dengan materi,

mudah diterapkan dan diterima oleh para siswa. Serta guru harus lebih

perhatian dalam memberikan motivasi belajar kepada siswa. Dengan

demikian akan diperoleh hasil yang optimal.

2. Dalam pembelajaran Aqidah Akhlak materi akhlak terpuji guru dapat

menerapkan metode metode Contextual Teaching And Learning (CTL)

karena terbukti dalam penelitian ini perhatian, keaktifan, dan hasil belajar

siswa dapat meningkat.

3. Perlu adanya peningkatan dalam pembelajaran Aqidah Akhlak untuk

tahun ke depan.

4. Untuk hasil yang lebih memuaskan, pembelajaran dengan metode

Contextual Teaching And Learning (CTL) maka digunakan sarana dan

prasarana yang lebih memadai.


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, PT Bumi Aksara, Jakarta,


2008.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, PT Rineka


Cipta, Jakarta, 2006.

Basyiruddin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Ciputat Press, Ciputat,


2010

Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, Jilid II, Cet Ke XXIV, Andi Offset,
Yogyakarta, 1995.

Hanafiah, Nanang, Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, PT Refika


Aditama, Bandung, 2009.

Poerwadarminta, W.J.S, Kamus Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1982.

Shaleh, Abdul Rachman, Pendidikan Agama Dan Keagamaan, Gemawindu


Pancaperkasa, Jakarta, 2000.

Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung, 2002.

Tim Penyusun KKM MI, Bahan Ajar Peserta Didik, Al-Ikhlas, Boyolali, 2010

Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik,


Prestasi Pustaka, Jakarta, 2007.

Anda mungkin juga menyukai