Pembimbing:
Prof. Dr. Madlazim, M.Si.
Dr. Wasis, M.Si.
Oleh:
Titin Sunarti
NIM: 127966009
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KAVER .................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
Silabus Mata Pelajaran: Fisika ............................................................................... 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran..................................................................... 3
Buku Ajar Siswa: Sifat-Sifat Cahaya ...................................................................... 6
LKS 1: Fenomena Pelangi ...................................................................................... 19
Kunci LKS 1: Fenomena Pelangi ............................................................................ 24
Tabel Spesifikasi Lembar Penilaian Literasi Sains .................................................. 31
LP 1: Angket Sikap terhadap Sains ...................................................................... 32
LP 2: Literasi Sains ................................................................................................. 34
Kunci LP 2: Literasi Sains ...................................................................................... 37
iii
Silabus Mata Pelajaran: Fisika
Penilaian
Kegiatan Alokasi Sumber
Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Teknik Bentuk Instrumen
Pembelajaran Waktu Belajar
Instrumen
2.1 Sikap terhadap Sifat-sifat Cahaya Menunjukkan sikap 2.1.1 Motivasi dalam sains Penga Penga LP 1 2 x 40 BAM: Sifat-Sifat
sains* Pemantulan terhadap sains 2.1.2 Keyakinan belajar sains matan matan Menit Cahaya
Cahaya selama proses 2.1.3 Dukungan dalam LKM 1 dan
Pembiasan pembelajaran. penyelidikan ilmiah, Kunci LKM 1:
Cahaya 2.1.4 Tanggung jawab Fenomena
Dispersi terhadap sumber daya Pelangi
Prisma dan lingkungan. LP 2 Media PhET
3.1 Menggunakan Mendiskusikan 3.1.1 Menjelaskan peristiwa Tes Esai Butir 1 Kit Optik
pengetahuan konsep-konsep pemantulan pada jalan LP 1: Angket
cahaya untuk dalam isu-isu sains kering dan basah di Sikap terhadap
menjelaskan Diskusi membuat malam hari. Sains
fenomena beberapa rumusan 3.1.2 Menentukan sudut Tes Esai Butir 2 LP 2: Literasi
masalah untuk dispersi sinar matahari Sains
eksplorasi. yang mengenai butir
air hujan
Catatan *: KD sikap terhadap sains sesuai dengan KI 1 dan KI 2
1
Penilaian
Alokasi Sumber
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Indikator Teknik Bentuk Instrumen
Waktu Belajar
Instrumen
Melakukan 3.1.3 Menjelaskan mengapa Tes Esai Butir 3
eksperimen dan penyelam menggu-
membaca berbagai nakan kaca mata selam
referensi, dan menarik dapat melihat lebih
kesimpulan. jelas daripada mata
Mendiskusikan telanjang.
3.2 Mengevaluasi fenomena ilmiah yang 3.2.1 Membedakan Tes Esai Butir 4
dan meren- lain, produk teknologi, pertanyaan ilmiah dan
canakan maupun pemecahan tidak ilmiah berdasar-
penyelidikan masalah. kan informasi pelangi.
ilmiah Mendiskusikan hasil 3.2.2 Menjelaskan cara Tes Esai Butir 5
kinerja kelompok di mengeksplorasi
depan kelas. pertanyaan-pertanyaan
ilmiah.
3.2.3 Menggunakan Tes Esai Butir 6
pengetahuan ilmiah
dalam pengambilan
keputusan kepada
masyarakat.
4.1 Menafsirkan 4.1.1 Mentransformasi data Tes Esai Butir 7
data dan bukti dari satu representasi
ilmiah ke representasi lain.
4.1.2 Menganalisis dan Tes Esai Butir 8
menarik kesimpulan
dengan tepat.
Daftar Pustaka
Jurusan Fisika. (2013). Kurikulum Prodi Pendidikan Fisika tahun 2013, berbasis KKNI. Surabaya: Tim Prodi Pendidikan Fisika.
Serway, R.A & Jewett, J.W. (2014). Physics, for scientists and enginer with modern physics, ninth edition. USA: Cengage Learning, Inc.
Thomson, S., Hillman, K. & Bortoli, L.D. (2013). Programme for International Student Assessment, A teachers guide to PISAscientific literacy. Victoris: Acer Press.
2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
A. Kompetensi Inti
KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara
efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
3
C. Tujuan Pembelajaran
1. Sikap terhadap Sains
2.1.1 Terlibat dalam KBM, siswa menunjukkan sikap terhadap sains meliputi motivasi
dalam sains, keyakinan dalam belajar sains, dukungan dalam penyelidikan ilmiah,
dan tanggung jawab terhadap sumber daya dan lingkungan.
2. Literasi Sains
3.1.1 Diberikan fenomena pemantulan, siswa dapat menjelaskan peristiwa
pemantulan yang dirasakan sopir pada jalan kering dan basah di malam hari.
3.1.2 Diberikan fenomena pelangi, siswa dapat menentukan sudut dispersi sinar matahari
yang mengenai butir air hujan.
3.1.3 Diberikan informasi kaca mata selam, siswa dapat menjelaskan mengapa penyelam
menggunakan kaca mata selam dapat melihat lebih jelas daripada mata telanjang.
3.2.1 Diberikan informasi pelangi, siswa dapat menyebutkan pertanyaan-pertanyaan
ilmiah dan tidak ilmiah.
3.2.2 Diberikan informasi pelangi, siswa dapat menjelaskan cara mengeksplorasi
pertanyaan ilmiah.
3.2.3 Diberikan informasi pelangi, siswa dapat menggunakan pengetahuan ilmiah
dalam pengambilan keputusan kepada masyarakat.
4.1.1 Diberikan data hasil eksperimen, siswa dapat mentransformasi data dari satu
representasi ke representasi lain dengan benar.
4.1.2 Diberikan data hasil eksperimen, siswa dapat menganalisis dan menarik
kesimpulan dengan tepat.
D. Materi Pembelajaran
Pemantulan Cahaya Pembiasan Cahaya Dispersi Prisma
E. Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Model Scientific literacy Based Learning
Metode Pembelajaran : Diskusi, tanya jawab, eksperimen, serta penugasan.
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Penilaian
Kegiatan Pengamat
1 2 3 4
Pendahuluan ( 10 Menit)
1. Memotivasi siswa dengan menyajikan isu-isu sains berupa fenomena
pelangi sebagai berikut:
2. Menyampaikan tujuan
pembelajaran literasi sains,
mengingatkan pentingnya
motivasi, keyakinan belajar sains,
dukungan penyelidikan ilmiah,
dan tanggung jawab terhadap
sumber daya dan lingkungan
untuk menguasai literasi sains.
3. Membantu siswa memahami logistik yang diperlukan kemudian
membagikan LKS 1: Fenomena Pelangi kepada setiap kelompok.
4
Penilaian
Kegiatan Pengamat
1 2 3 4
Kegiatan Inti ( 60 Menit)
1. Identifikasi: Membimbing siswa mengidentifikasi konsep-konsep
sains dalam Fenomena Pelangi di LKS 1, meyakinkan bahwa mereka
mampu menuliskan beberapa rumusan masalah sains, kemudian
mememilih salah satu rumusan masalah yang akan dieksplorasi.
2. Eksplorasi: Memberikan dukungan untuk terlibat aktif dalam
merancang sebuah eksperimen (merumuskan hipotesis, identifikasi
variabel, membuat definisi operasional variabel, merancang tabel
pengamatan, dan merancang prosedur eksperimen) mengacu pada
LKS 1, melaksanakan eksperimen dan membaca beberapa referensi
terutama BAS 1 untuk mendapatkan informasi yang diperlukan.
3. Eksplanasi: Menumbuhkembangkan keyakinan siswa untuk
menyelesaikan masalah dengan merumuskan kesimpulan
berdasarkan data hasil eksperimen dan referensi yang digunakan.
4. Aplikasi: Memantapkan keyakinan siswa untuk menerapkan konsep-
konsep yang ditemukan pada fenomena ilmiah yang lain, produk
teknologi, maupun pemecahan masalah.
5. Refleksi: Membimbing siswa mendiskusikan hasil kinerja kelompok
di depan kelas.
Penutup ( 10 Menit)
1. Melakukan evaluasi hasil literasi sains dengan meminta mengisi
angket sikap terhadap sains dan mengerjakan LP 2: Literasi Sains
(apabila waktu tidak mencukupi dapat dikerjakan di rumah.
2. Mengingatkan tanggung jawab siswa untuk menyelesaikan tugasnya
dengan sebaik-baiknya dan dikumpulkan pada pertemuan
selanjutnya.
H. Sumber Pembelajaran
1. Buku Ajar Siswa 1: Pantulan dan Pembiasan Cahaya.
2. Buku Penunjang Lainnya.
3. LKS 1 dan Kunci LKS 1: Fenomena Pelangi.
4. LP 1: Angket Sikap terhadap Sains.
5. LP 2: Literasi Sains.
Daftar Pustaka
Jurusan Fisika. (2013). Kurikulum Prodi Pendidikan Fisika tahun 2013, berbasis KKNI.
Surabaya: Tim Prodi Pendidikan Fisika.
Serway, R. A. & Jewett, J.W. (2014). Physics, for scientists and enginer with modern physics,
ninth edition. USA: Cengage Learning, Inc.
Thomson, S., Hillman, K. & Bortoli, L. D. (2013). Programme for International Student
Assessment, A teachers guide to PISAscientific literacy. Victoris: Acer Press.
5
Titin Sunarti
Sang Bianglala
Reviu Materi
Pelangi merupakan fenomena optik dan meteorologi yang
MEMULAI AKTIVITAS menghasilkan spektrum cahaya yang hampir bersambung di langit apabila
matahari bersinar setelah terjadinya hujan. Proses terbentuknya pelangi
A. Pemantulan dan
berlangsung ketika seberkas cahaya matahari mengenai titik-titik air yang
Pembiasan Cahaya
besar, maka sinar itu dibiaskan oleh bagian depan permukaan air. Pada
B. Dispersi Prisma saat sinar memasuki titik air, sebagian sinar akan dipantulkan oleh bagian
C. Pemantulan Internal belakang permukaan air, kemudian mengenai permukaan depan, dan
Total akhirnya dibiaskan oleh permukaan depan. Dengan demikian sinar ini pun
diuraikan menjadi spektrum cahaya matahari. Pelangi merupakan contoh
RINGKASAN peristiwa dispersi pada kehidupan sehari-hari.
6
DAFTAR ISI
KAVER .................................................................................................................. 6
DAFTAR ISI ........................................................................................................... 7
AYO MENGKONSTRUKSI LITERASI SAINS ............................................................ 8
A. Pemantulan dan Pembiasan .................................................................... 9
B. Dispersi Prisma ........................................................................................ 14
RINGKASAN ......................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 18
7
AYO MENGKONSTRUKSI LITERASI SAINS
Bacalah dengan seksama fenomena pelangi di bawah ini!
PROBOLINGGO Munculnya pelangi di langit angkasa pada Senin (14/7) sekitar pukul 07.00 membuat
sebagian warga Kelurahan Triwung Kidul Kecamatan Kademangan Probolinggo geger. Pasalnya, pelangi itu
muncul secara tiba-tiba. Warna pelangi terlihat indah bersamaan terbitnya matahari. Munculnya pelangi
memberikan banyak beragam tafsir dari masyarakat. Ada sebagian masyarakat yang mempunyai kesimpulan,
jika munculnya pelangi tersebut mengandung makna yang penuh dengan arti tentang kehidupan. Pelangi itu
memang fenomena alam. Tapi sesungguhnya juga mempunyai makna dan arti, terang Yusuf Riadi saat
dimintai komentarnya. Munculnya fenomena pelangi tersebut bisa ada kaitannya dengan pilpres. Apalagi
situasi pilpres kali ini saling mengklaim sama-sama menang dengan merujuk metode hitung cepat (quick
count).Makanya masyarakat itu harus hat-hati menyikapi kondisi politik sekarang, ungkapnya. Sementara itu,
ada sebagian masyarakat yang menilai jika munculnya pelangi itu sebagai fenomena alam yang sudah biasa
terjadi. Sundari, seorang warga setempat mengungkapkan bahwa pelangi merupakan fenomena optik dan
meteorologi yang menghasilkan spektrum cahaya matahari setelah terjadi hujan. Pelangi terbentuk ketika
cahaya matahari yang merupakan cahaya polikromatik (terdiri dari banyak warna dengan panjang gelombang
berbeda-beda) mengalami pembiasan oleh butir-butir air. Ketika cahaya matahari melewati butiran air akan
mengalami pembiasan, seperti ketika sinar cahaya dengan sudut datang tertentu melewati kaca prisma akan
dibiaskan dengan sudut bias tertentu, begitu juga ketika sinar cahaya dari prisma kembali ke udara akan
dibiaskan lagi dengan sudut bias tertentu menurut persamaan pembiasan:
1 1 = 2 2 dan 1 = 1 = 2 = 21
2 2 1
Sudut yang dibentuk oleh sinar keluar prisma dengan sinar yang masuk ke prisma disebut sudut deviasi. Jadi
ketika cahaya matahari mengenai butir-butir air (menyerupai kaca prisma) akan mengalami pembiasan dua
kali sehingga membentuk warna pelangi. Warna pelangi tersusun dengan merah di paling atas dan ungu di
paling bawah pelangi.
Identifikasi
Setelah membaca Koran Fenomena Pelangi Gegerkan Warga, identifikasilah konsep-konsep sains dalam
fenomena tersebut kemudian tuliskan beberapa rumusan masalah yang mungkin untuk diselidiki.
Eksplorasi
1. Rencanakan sebuah eksperimen (merumuskan hipotesis, mengidentifikasi variabel dan definisi
operasional variabel, merancang tabel data pengamatan, dan prosedur eksperimen).
2. Laksanakan penyelidikan seperti yang Anda rencanakan, kemudian catatlah data hasil pengamatan
pada tabel data yang telah Anda buat.
3. Kajian berbagai referensi untuk mendapatkan informasi pendukung yang diperlukan.
Eksplanasi: Buatlah kesimpulan berdasarkan data hasil eksperimen atau referensi yang digunakan.
Aplikasi: Gunakan konsep-konsep yang sudah ditemukan untuk menjelaskan fenomena ilmiah yang lain,
produk teknologi, maupun pemecahan masalah.
8
Pemantulan dan Pembiasan
Menjelaskan fenomena
Proses pemantulan dan pembiasan dapat terjadi ketika pemantulan dan pembiasan
cahaya melewati bidang batas dari dua medium yang dalam keseharian.
berbeda. Dalam peristiwa pemantulan, bagian dari cahaya Menerapkan metode ilmiah
dalam menyelidiki fenomena
yang mengenai medium kedua memantul kembali ke medium pemantulan dalam
pertama. Dalam peristiwa pembiasan, cahaya ketika keseharian.
melewati medium kedua mengalami pembelokan dengan Menjelaskan pengaruh sudut
datang sinar cahaya yang
sudut tertentu terhadap garis normal. Seringkali, kedua
melewati medium berbeda.
peristiwa tersebut terjadi pada saat bersamaan, sebagian dari
cahaya ada yang dipantulkan dan dibiaskan. Gambar 1.1,
sinar cahaya adalah garis imajiner yang ditarik sepanjang arah
perjalanan dari sinar. Misalnya, seberkas sinar matahari yang
melewati ruang gelap menelusuri keluar jalur sinar cahaya. Pemantulan
Anda juga akan memanfaatkan konsep muka gelombang Pembiasan
cahaya. Sebuah muka gelombang melewati titik-titik dari
gelombang yang memiliki fase dan amplitudo yang sama.
Misalnya, muka gelombang pada Gambar 1.1 melewati
permukaan puncak-puncak gelombang. Sinar cahaya, sesuai
dengan arah gerak gelombang, garis lurus saling tegak lurus
dengan muka gelombang. Ketika perjalanan sinar cahaya
dalam arah paralel, muka gelombang adalah bidang tegak
lurus terhadap sinar.
1. Pemantulan Cahaya
Ketika sinar cahaya melalui medium transparan Gambar 1.1 Sebuah bidang
mengenai medium kedua, akan dipantulkan kembali ke gelombang bergerak ke kanan.
Perhatikan bahwa sesuai arah
dalam medium pertama. Gambar 1.2a menunjukkan
gerak gelombang, sinar cahaya
beberapa sinar cahaya yang mengenai permukaan halus adalah garis tegak lurus
seperti cermin akan dipantulkan sejajar satu sama lain. dengan muka gelombang
Pantulan cahaya dari suatu permukaan halus (Jewett & Serway, 2008, p.
981).
disebut pemantulan spekular.
9
Jika permukaan kasar seperti Gambar 2b akan
memantulkan sinar dalam berbagai arah. Pemantulan
dari permukaan kasar dikenal sebagai refleksi difus.
Permukaan pada Gambar 2a berperilaku sebagai
permukaan halus selama variasinya kecil
dibandingkan panjang gelombang cahaya datang.
Gambar 2c dan 2d adalah foto masing-masing dari
pemantulan spekular dan pemantulan difus sinar
Gambar 1.3 Menurut hukum
laser. Pertimbangkan perjalanan sinar cahaya dari
pemantulan, 1 = 1
(Jewett & Serway, 2008, p. 982). udara dan datang membentuk beberapa sudut pada
bidang datar (permukaan halus), seperti pada
Gambar 1.3. Sinar datang dan sinar pantul membuat
sudut 1 dan 1 terhadap garis normal (garis tegak
lurus ke permukaan pada titik di mana sinar datang
mengenai permukaan). Percobaan menunjukkan
bahwa sudut pantul sama dengan sudut datang:
1 = 1 (1.2)
10
Ketika sinar cahaya melewati medium transparan
bertemu batas yang mengarah ke medium transparan lain
pada Gambar 1.6a, sebagian dari sinar dipantulkan dan ada
bagian yang memasuki medium kedua. Sinar yang masuk ke
medium kedua mengalami pembelokan pada batas medium
dikatakan dibiaskan. Sinar datang, sinar pantul, sinar bias,
dan garis normal pada semua titik kejadian terletak pada (a)
bidang yang sama.
Sudut bias 2 di Gambar 1.6a, tergantung
pada sifat dari dua medium dan sudut datang,
melalui hubungan:
2 2
= = (1.3) (b) (3)
1 1
11
Tabel 1.1 Daftar Indeks Bias Berbagai Bahan
Substansi Indeks bias Substansi Indeks bias
Padat pada 20C Zat pada 20C
Intan (C) 2,419 Benzena 1,501
Fluorit (Ca F2) 1,434 Karbon disulfida 1,628
Kuarsa lebur (SiO2) 1,458 Karbon tetraklorida 1,461
Galium fosfit 3,500 Etil alkohol 1,361
Kaca, untuk lensa 1,520 Gliserin 1,473
Kaca, polos 1,660 Air 1,333
Es (H2O) 1,309 Zat pada 0C, 1 atm
Polistirena 1,490 Udara 1,000293
Natrium klorida (NaCl) 1,544 Karbon dioksida 1,000450
(Jewett & Serway, 2008, p. 987)
karenanya, semakin tinggi bias dan panjang gelombang dapat diperoleh dengan
indeks bias suatu bahan, membagi dua persamaan ini dan memanfaatkan definisi
maka bahan akan semakin indeks bias yang diberikan oleh Persamaan 1.4.
memperlambat cahaya dari
kelajuannya di ruang hampa 1
= 1
= 1
= 2
(1.6)
udara. 2 2 2 1
yang memberikan:
1 1 = 2 2
12
Kondisikan medium 1 menjadi vakum sehingga 1 = ,
mengikuti Persamaan 1.6 bahwa indeks bias dari medium
apapun dapat dinyatakan sebagai perbandingan:
=
(1.7)
1 1 = 2 2 (1.8)
Penemuan hubungan eksperimental ini diperkenalkan
oleh Willebord Snell (1591-1627) sehingga dikenal sebagai
hukum snellius pembiasaan.
13
Dispersi Prisma
Menentukan sudut
dispersi cahaya yang Indeks bias semua bahan kecuali vakum dipengaruhi pada
melewati sebuah prisma. panjang gelombang cahaya. Ketergantungan indeks bias pada
panjang gelombang disebut dispersi. Gambar 1.11 adalah
representasi grafis dari variasi indeks bias dengan panjang
Prisma gelombang. Karena adalah fungsi dari panjang gelombang,
Dispersi hukum Snell menunjukkan bahwa sudut bias dibuat ketika
Sudut deviasi
cahaya memasuki bahan tergantung pada panjang gelombang
cahaya. Indeks bias untuk bahan biasanya menurun dengan
meningkatnya panjang gelombang, berarti pembiasan cahaya
violet ) lebih besar dari cahaya
merah ( ) ketika merambat dari udara ke bahan.
Pikirkan apa yang terjadi ketika cahaya membentur prisma.
14
Produk Teknologi 1.2 Spektrometer Prisma
Prisma sering digunakan dalam instrumen yang dikenal sebagai
spectrometer prisma, elemen-elemen penting dari yang ditunjukkan
pada Gambar 1.14a. Alat ini biasa digunakan untuk mempelajari
panjang gelombang yang dipancarkan oleh sumber cahaya, seperti
lampu sodium uap. Cahaya dari sumber tersebut dikirim melalui
celah sempit, celah disesuaikan dengan lensa untuk menghasilkan
sinar paralel atau terkolimasi. Cahaya kemudian
melewati prisma dan diuraikan menjadi
spektrum. Cahaya yang dibiaskan diamati
melalui teleskop. Eksperimen dengan melihat
gambar berwarna berbeda dari celah melalui
lensa teleskop. Teleskop dapat dipindahkan atau
prisma dapat diputar untuk melihat berbagai
panjang gelombang yang memiliki berbagai
sudut penyim-pangan. Gambar 1.14b
menunjukkan salah satu jenis spektrometer
prisma yang digunakan di laboratorium. Semua
gas panas bertekanan rendah memancarkan
karakteristik spektrumnya sendiri. Dengan
Gambar 1.14 (a) Warna-warna dalam spektrum dilihat
demikian, salah satu penggunaan spektrometer
melalui teleskop. (b) bagian-bagian spektrometer
prisma untuk mengidentifikasi gas. Misalnya,
prisma (Serway & Faughn, 2002, p. 738).
natrium hanya memancarkan dua panjang
gelombang dalam spektrum tampak: dua garis kuning berjarak dekat. (Gambar seperti garis terang dari celah
yang tampak di spektroskop disebut garis spektrum.) Demikian juga, uap merkuri memiliki karakteristik spektrum
sendiri, yang terdiri dari empat panjang gelombang yang menonjol (garis oranye hijau, biru, dan ungu) bersama
dengan beberapa panjang gelombang intensitas yang lebih rendah. Panjang gelombang tertentu yang
dipancarkan oleh gas berfungsi sebagai "sidik jari" dari gas itu. Analisis spektral merupakan pengukuran
panjang gelombang yang dipancarkan atau diserap oleh suatu zat, adalah alat umum yang sering digunakan di
kalangan ilmiah. Misalnya, ahli kimia dan ahli biologi menggunakan spektroskopi inframerah untuk
mengidentifikasi molekul, astronom menggunakan spektroskopi cahaya tampak untuk mengidentifikasi elemen
pada bintang-bintang jauh, dan ahli geologi menggunakan analisis spektral untuk mengidentifikasi mineral.
15
Fenomena Ilmiah 1.2 Fenomena Pelangi
Dispersi cahaya paling jelas ditunjukkan melalui pembentukan pelangi di
alam, sering terlihat oleh pengamat diposisi antara Matahari dan rintik-
rintik hujan. Sebuah sinar cahaya yang lewat di atas kepala mengenai
setetes air di atmosfer akan dibiaskan dan dipantulkan seperti ditunjukkan
pada Gambar 1.16. Hal pertama dibiaskan di permukaan depan tetesan
hujan yang turun, dengan cahaya ungu menyimpang paling jauh dan
cahaya merah paling dekat. Pada permukaan belakang tetesan hujan,
cahaya dipantulkan dan kembali ke permukaan depan, di mana
mengalami pembiasan lagi ketika bergerak dari air ke udara. Sinar
meninggalkan tetesan hujan sehingga sudut datang antara cahaya putih
dan cahaya ungu kembali adalah 40 dan sudut antara cahaya putih dan
Gambar 1.16 Pembiasan cahaya sinar merah kembali 42. Perbedaan sudut kecil antara sinar kembali
menyebabkan kita melihat haluan.
Matahari oleh tetesan air hujan
berbentuk bola (Jewett &
Serway, 2008, p. 993). Perhatikan seorang pengamat melihat
pelangi, seperti pada Gambar 1.17. Jika
hujan yang tinggi di langit sedang
diamati, cahaya merah kembali dari
penurunan bisa mencapai pengamat
karena menyimpang paling jauh, tapi
cahaya violet melewati pengamat karena
menyimpang sedikit. Oleh karena itu,
pengamat melihat penurunan ini sebagai
merah. Demikian pula, cahaya violet
terhadap pengamat dan tampak
ungu (cahaya merah dari penurunan ini
akan mengenai tanah dan tidak tampak).
Warna yang tersisa dari spektrum akan
mencapai pengamat dari hujan terletak di
Gambar 1.17 Variasi indeks bias dalam spektrum yang
terlihat sehubungan dengan panjang gelombang vakum antara dua posisi ekstrim ini.
dalam tiga bahan (Jewett & Serway, 2008, p. 993).
16
RINGKASAN
1. Dalam pemantulan cahaya pada permukaan datar halus, sudut datang 1 , sehubungan
dengan garis tegak lurus permukaan adalah sama dengan sudut pantul 1 :
1 = 1
2. Cahaya yang masuk ke dalam media transparan dibelokkan pada batas dan dikatakan
dibiaskan. Sudut bias adalah sudut sinar sehubungan dengan garis tegak lurus ke
permukaan setelah memasuki medium baru.
3. Indeks bias bahan didefinisikan sebagai
di mana c adalah cepat rambat cahaya dalam ruang hampa dan v adalah cepat rambat
cahaya dalam bahan. Indeks bias bahan juga:
di mana adalah panjang gelombang cahaya dalam ruang hampa dan adalah panjang
gelombang dalam bahan.
4. Hukum pembiasan atau hukum Snell menyatakan bahwa 1 1 = 2 2
di mana 1 dan 2 adalah indeks bias di dua medium. Sinar datang, sinar pantul, sinar
bias, dan permukaan garis normal semua terletak pada bidang yang sama.
5. Indeks bias bahan tergantung pada panjang gelombang cahaya datang, efek yang
disebut dispersi. Cahaya pada spektrum ungu menunjukkan sudut bias yang lebih besar
memasuki kaca dari cahaya di ujung merah. Pelangi adalah konsekuensi dari dispersi.
17
DAFTAR PUSTAKA
Jurusan Fisika. (2013). Kurikulum prodi pendidikan fisika tahun 2013, berbasis KKNI.
Surabaya: Tim Prodi Pendidikan Fisika
Moller K.D. (2007). Optics. Newark New Jersey. New Jersey Institute of Technology.
Heimbecker, B., Nowikow, I., Howes, C. T., Mantha, J., Smith, B. P., and Bemmel, H. M.
(2002). Physics: Concepts and connections two. Toronto: Irwin Publishing.
Serway, R.A & Jewett, J.W. (2014). Physics, for scientists and enginer with modern physics,
ninth edition. USA: Cengage Learning, Inc.
Nugroho, 2015. Goresan rindu.
Serway, R.A & Faughn, J.S (1999). College physics, seventh edition. USA: Harcourt Brace
College
Wordpress. (2016). Menghilangkan efek mata merah pada foto. http://www.slepetan.com/
tutorial/menghilangkan-efek-mata-merah-pada-foto.
18
Nama : Kelompok : ..............
No Absen : . Kelas/Semester : ..............
A. Tujuan Pembelajaran
1. Menunjukkan sikap terhadap sains dalam proses pembelajaran.
2. Menjelaskan fenomena pemantulan dan pembiasan.
3. Melakukan evaluasi dan merancang penyelidikan ilmiah.
4. Menafsirkan data dan bukti ilmiah.
B. Media
Ketika membuka media PhET dengan judul Bending-light in, kamu akan mendapatkan
tampilan media sebagai berikut:
Sumber cahaya
Busur
lingkaran
Alat ukur
intensitas
cahaya
19
C. Identifikasi Masalah
Bacalah dengan seksama fenomena pelangi di bawah ini!
PROBOLINGGO Munculnya pelangi di langit angkasa pada Senin (14/7) sekitar pukul 07.00 membuat
sebagian warga Kelurahan Triwung Kidul Kecamatan Kademangan Probolinggo geger. Pasalnya, pelangi
itu muncul secara tiba-tiba. Warna pelangi terlihat indah bersamaan terbitnya matahari. Munculnya
pelangi memberikan banyak beragam tafsir dari masyarakat. Ada sebagian masyarakat yang mempunyai
kesimpulan, jika munculnya pelangi tersebut mengandung makna yang penuh dengan arti tentang
kehidupan. Pelangi itu memang fenomena alam. Tapi sesungguhnya juga mempunyai makna dan arti,
terang Yusuf Riadi saat dimintai komentarnya. Munculnya fenomena pelangi tersebut bisa ada kaitannya
dengan pilpres. Apalagi situasi pilpres kali ini saling mengklaim sama-sama menang dengan merujuk
metode hitung cepat (quick count).Makanya masyarakat itu harus hat-hati menyikapi kondisi politik
sekarang, ungkapnya. Sementara itu, ada sebagian masyarakat yang menilai jika munculnya pelangi itu
sebagai fenomena alam yang sudah biasa terjadi. Sundari, seorang warga setempat mengungkapkan
bahwa pelangi merupakan fenomena optik dan meteorologi yang menghasilkan spektrum cahaya
matahari setelah terjadi hujan. Pelangi terbentuk ketika cahaya matahari yang merupakan cahaya
polikromatik (terdiri dari banyak warna dengan panjang gelombang berbeda-beda) mengalami pembiasan
oleh butir-butir air. Ketika cahaya matahari melewati butiran air akan mengalami pembiasan, seperti
ketika sinar cahaya dengan sudut datang tertentu melewati kaca prisma akan dibiaskan dengan sudut
bias tertentu, begitu juga ketika sinar cahaya dari prisma kembali ke udara akan dibiaskan lagi dengan
sudut bias tertentu menurut persamaan pembiasan:
1 1 = 2 2 dan 1 = 1 = 2 = 21
2 2 1
Sudut yang dibentuk oleh sinar keluar prisma dengan sinar yang masuk ke prisma disebut sudut deviasi.
Jadi ketika cahaya matahari mengenai butir-butir air (menyerupai kaca prisma) akan mengalami
pembiasan dua kali sehingga membentuk warna pelangi. Warna pelangi tersusun dengan merah di
paling atas dan ungu di paling bawah pelangi.
Tuliskan konsep-konsep sains yang dapat kamu temukan dalam fenomena di atas!
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
20
Tuliskan beberapa pertanyaan ilmiah (dapat diuji melalui penyelidikan ilmiah)
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
Tuliskan beberapa pertanyaan tidak ilmiah (tidak dapat diuji melalui penyelidikan ilmiah)
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
D. Eksplorasi
1. Merencanakan Sebuah Eksperimen
Pilih salah satu pertanyaan ilmiah yang Anda tuliskan, kemudian rencanakanlah
sebuah eksperimen untuk menguji pertanyaan tersebut!
Pertanyaan Ilmiah yang Dipilih:
...........................................................................................................................................
Rumusan Hipotesis:
...........................................................................................................................................
Identifikasi Variabel:
Variabel Keterangan
Manipulasi
Respons
Kontrol
21
2. Melaksanakan Eksperimen
Laksanakan penyelidikan seperti yang kamu rencanakan, dokumentasikan kegiatan
eksperimenmu, dan catatlah data hasil pengamatanmu pada tabel data yang telah
kamu buat sebelumnya.
Data Hasil Eksperimen:
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
E. Eksplanasi
Gunakanlah data-data eksperimen atau referensi yang kamu gunakan untuk menarik
kesimpulan!
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
F. Aplikasi
1. Menjelaskan fenomena ilmiah lainnya
Temukanlah beberapa fenomena literasi sains terkait sifat-sifat cahaya dan berikanlah
penjelasan secara ilmiah terhadap fenomena tersebut!
No Fenomena Penjelasan Ilmiah
1
22
2. Pemecahan masalah
Pelangi terbentuk ketika cahaya
polikromatik mengalami
pembiasan oleh butir-butir air.
Gaya gravitasi menyebabkan butir-
butir air yang jatuh ke bumi hampir
menyerupai sebuah prisma.
Apabila indeks bias cahaya violet
matahari di air 1,66 dan cahaya
merah 1,62. Tentukan sudut
dispersi yang melewati butir air?
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
Daftar Pustaka
Serway, R. A. & Jewett, J. W. (2014). Physics, for scientists and enginer with modern physics,
ninth edition. USA: Cengage Learning, Inc.
Walker, J., Halliday, D. & Resnick. (2014). Fundamentals of physics, tenth edition. USA: John
Wiley & Sons, Inc.
23
Nama : Kelompok : ..................
NIM : Semester : ..................
A. Tujuan Pembelajaran
1. Menunjukkan sikap terhadap sains dalam proses pembelajaran.
2. Menjelaskan fenomena pemantulan dan pembiasan.
3. Melakukan evaluasi dan merancang penyelidikan ilmiah.
4. Menafsirkan data dan bukti ilmiah.
24
C. Identifikasi Masalah
Bacalah dengan seksama fenomena pelangi di bawah ini!
PROBOLINGGO Munculnya pelangi di langit angkasa pada Senin (14/7) sekitar pukul 07.00 membuat
sebagian warga Kelurahan Triwung Kidul Kecamatan Kademangan Probolinggo geger. Pasalnya, pelangi
itu muncul secara tiba-tiba. Warna pelangi terlihat indah bersamaan terbitnya matahari. Munculnya
pelangi memberikan banyak beragam tafsir dari masyarakat. Ada sebagian masyarakat yang mempunyai
kesimpulan, jika munculnya pelangi tersebut mengandung makna yang penuh dengan arti tentang
kehidupan. Pelangi itu memang fenomena alam. Tapi sesungguhnya juga mempunyai makna dan arti,
terang Yusuf Riadi saat dimintai komentarnya. Munculnya fenomena pelangi tersebut bisa ada kaitannya
dengan pilpres. Apalagi situasi pilpres kali ini saling mengklaim sama-sama menang dengan merujuk
metode hitung cepat (quick count).Makanya masyarakat itu harus hat-hati menyikapi kondisi politik
sekarang, ungkapnya. Sementara itu, ada sebagian masyarakat yang menilai jika munculnya pelangi itu
sebagai fenomena alam yang sudah biasa terjadi. Sundari, seorang warga setempat mengungkapkan
bahwa pelangi merupakan fenomena optik dan meteorologi yang menghasilkan spektrum cahaya
matahari setelah terjadi hujan. Pelangi terbentuk ketika cahaya matahari yang merupakan cahaya
polikromatik (terdiri dari banyak warna dengan panjang gelombang berbeda-beda) mengalami pembiasan
oleh butir-butir air. Ketika cahaya matahari melewati butiran air akan mengalami pembiasan, seperti ketika
sinar cahaya dengan sudut datang tertentu melewati kaca prisma akan dibiaskan dengan sudut bias
tertentu, begitu juga ketika sinar cahaya dari prisma kembali ke udara akan dibiaskan lagi dengan sudut
bias tertentu menurut persamaan pembiasan: 1 1 = 2 2 dan 1 = 1 = 2
2 2 1
Sudut yang dibentuk oleh sinar keluar prisma dengan sinar yang masuk ke prisma disebut sudut deviasi.
Jadi ketika cahaya matahari mengenai butir-butir air (menyerupai kaca prisma) akan mengalami
pembiasan dua kali sehingga membentuk warna pelangi. Warna pelangi tersusun dengan merah di paling
atas dan ungu di paling bawah pelangi.
Tuliskan konsep-konsep sains yang dapat kamu temukan dalam fenomena di atas!
Sinar matahari, cahaya polikromatik, air, pemantulan, pembiasan, dispersi, indeks bias,
panjang gelombang, sudut datang, sudut pantul, sudut bias, sudut dispersi, dll.
25
Tuliskan beberapa pertanyaan ilmiah (dapat diuji melalui penyelidikan ilmiah)
Bagaimana pengaruh indeks bias tetesan air terhadap ukuran pelangi?
Bagaimana pengaruh besar indeks bias terhadap sudut pembiasan?
Bagaimana pengaruh warna cahaya terhadap sudut pembiasan cahaya?
Bagaimana pengaruh sudut datang terhadap sudut pantul pada prisma?
Tuliskan beberapa pertanyaan tidak ilmiah (tidak dapat diuji melalui penyelidikan ilmiah)
Bagaimana pengaruh muncul tidaknya pelangi terhadap suhu politik menjelang
pemilihan presiden?
Bagaimana pengaruh muncul tidaknya pelangi terhadap keberuntungan calon peserta
pemilihan presiden?
D. Eksplorasi
1. Merencanakan Eksperimen
Pilihlah salah satu rumusan masalah yang telah kamu tuliskan, kemudian
rencanakanlah sebuah eksperimen untuk menguji rumusan masalah tersebut!
Rumusan Masalah:
Bagaimana pengaruh indeks bias air terhadap ukuran pelangi?
Rumusan Hipotesis:
Semakin besar indeks bias air maka pelangi akan tampak semakin besar
Identifikasi Variabel:
Variabel Keterangan
Manipulasi Indeks bias air
Respons Ukuran pelangi
Kontrol Sudut datang, jenis lingkungan, dan jenis cahaya
26
b. Letakkan busur derajat di pusat garis normal, kemudian aturlah sudut datang
sebesar 30, material atas adalah udara, material bawah diatur dengan indeks bias
rendah, dan dipilih warna putih.
c. Nyalakan sumber cahaya, amati dan catat ukuran pelangi yang dihasilkan pada
Tabel 1.
d. Ulangi langkah b dan c dengan indeks bias prisma diatur sedang dan tinggi
27
Data Hasil Eksperimen:
Tabel 1. Data hasil Eksperimen Pengaruh Indeks Bias terhadap Ukuran Pelangi
No Indeks Bias Ukuran Pelangi
1 Rendah Tidak terbentuk pelangi
2 Sedang Sedang
3 Tinggi Besar
Hasil Analisis Data:
Semakin besar indeks bias prisma/butir air ternyata ukuran pelangi semakin besar.
E. Eksplanasi
Gunakanlah data-data eksperimen atau referensi yang kamu gunakan untuk menarik
kesimpulan!
Pelangi terbentuk ketika cahaya matahari yang merupakan cahaya polikromatik
mengenai butir-butir air. Butir-butir air hujan dapat berfungsi seperti kaca prisma,
sehingga ketika cahaya matahari dengan panjang gelombang berbeda-beda melewati
butiran air akan mengalami peristiwa pembiasan, pemantulan, dan dispersi. Peristiwa
pembiasan menyebabkan adanya penyimpangan arah cahaya dan pada prisma akan
mengalami dispersi cahaya, karena bervariasi dengan panjang gelombang, cahaya
28
berbeda warna yang melewati prisma akan dibiaskan pada sudut berbeda karena indeks
bias dari kaca tergantung pada panjang gelombang. Cahaya violet menyimpang paling
jauh, warna merah paling pendek, dan warna lainnya berada di antaranya. Pemantulan
sinar cahaya oleh suatu butir air akan mengenai butir air lainnya dan seterusnya,
sehingga perbedaan waktu pembiasan antar tetes cahaya tersebut menyebabkan kita
dapat melihat haluan. Besar sudut dispersi menentukan ukuran pelangi.
F. Aplikasi
1. Menjelaskan fenomena ilmiah lain
Temukanlah beberapa fenomena literasi sains terkait pemantulan dan pembiasan
cahaya dan berikanlah penjelasan secara ilmiah terhadap fenomena tersebut!
2. Pemecahan masalah
Pelangi terbentuk ketika cahaya
polikromatik mengalami pembiasan
oleh butir-butir air. Gaya gravitasi
menyebabkan butir-butir air yang jatuh
ke bumi hampir menyerupai sebuah
prisma. Apabila indeks bias cahaya
violet matahari di air 1,66 dan cahaya
merah 1,62. Tentukan sudut dispersi
yang melewati butir air?
Penyelesaian:
Sudut dispersi menyatakan lebar spektrum yang ditimbulkan oleh sebuah prisma
besarnya bergantung pada selisih antara sudut deviasi warna ungu dan warna merah
= (nu nm ) = (1,66 1,62) x 60 = 2,4
29
4. Implikasi potensial literasi sains bagi masyarakat
Jelaskan beberapa penerapan pemantulan dan pembiasan dalam produk teknologi?
No Produk teknologi Penjelasan
1 Spektrometer Untuk mempelajari panjang gelombang yang
prisma dipancarkan oleh sumber cahaya.Cahaya dari sumber
dikirim melalui celah sempit, celah disesuaikan dengan
lensa untuk menghasilkan sinar paralel atau
terkolimasi. Cahaya kemudian melewati prisma dan
diuraikan menjadi spektrum. Cahaya yang dibiaskan
diamati melalui teleskop. Teleskop dapat dipindahkan
atau prisma dapat diputar untuk melihat berbagai
panjang gelombang yang memiliki berbagai sudut
penyimpangan.
Untuk mengidentifikasi gas. Panjang gelombang
tertentu yang dipancarkan oleh gas berfungsi sebagai
"sidik jari" dari gas. Misalnya natrium hanya
memancarkan dua panjang gelombang dalam spektrum
tampak yaitu dua garis kuning berjarak dekat. Uap
merkuri memiliki karakteristik spektrum sendiri yang
terdiri dari empat panjang gelombang yang menonjol
(garis oranye hijau, biru, dan ungu) bersama dengan
beberapa panjang gelombang intensitas yang lebih
rendah.
Analisis spektral merupakan pengukuran panjang
gelombang yang dipancarkan atau diserap oleh suatu
zat. Ahli kimia dan ahli biologi menggunakan
spektroskopi inframerah untuk mengidentifikasi molekul,
astronom menggunakan spektroskopi cahaya tampak
untuk mengidentifikasi elemen pada bintang-bintang
jauh, dan ahli geologi menggunakan analisis spektral
untuk mengidentifikasi mineral.
2 Kaca mata selam Benda dalam air jika dilihat dengan mata telanjang
biasanya terlihat kabur dan tidak terfokus. Indeks bias
kornea (1,376) hampir sama dengan indeks bias air
(1,333)sehingga sedikit sekali pembiasan yang terjadi
ketika seseorang di dalam air melihat benda dengan
mata telanjang. Sinar cahaya dari benda terfokus di
belakang retina, menghasilkan bayangan yang kabur.
Penyelam dapat menggunakan kaca mata selam untuk
melihat dengan jelas benda- benda di dalam air. Udara
(1,0029) antara mata dan permukaan peralatan
menyediakan sejumlah pembiasan normal pada
permukaan antara mata dan air, dan cahaya dari benda
terfokus pada retina.
Daftar Pustaka
Serway, R. A. & Jewett, J. W. (2014). Physics, for scientists and enginer with modern physics,
ninth edition. USA: Cengage Learning, Inc.
Walker, J., Halliday, D. & Resnick. (2014). Fundamentals of physics, tenth edition. USA: John
Wiley & Sons, Inc.
30
Tabel Spesifikasi
Lembar Penilaian Literasi Sains
Tujuan Pembelajaran LP dan Butir Soal Kunci Jawaban
A. Sikap Terhadap Sains LP 1: Angket Kunci LP 1: Angket
Terlibat dalam KBM, siswa menunjukkan: Sikap Terhadap Sikap Terhadap
2.1.1 Motivasi dalam sains Sains Sains
2.1.2 Keyakinan dalam belajar sains Butir 1-8 Pernyataan positif
2.1.3 Dukungan terhadap penyelidikan Butir 9-16 SS = 4, S = 3, N = 2,
ilmiah Butir 17-24 TS = 1, STS = 0
2.1.4 Tanggung jawab terhadap Butir 25-28 Pernyataan negatif
lingkungan dan budaya SS = 0, S = 1, N = 2,
TS = 3, STS = 4
31
Nama : . Kelas : .................
NIM : . Semester : ............
LP 1: Sikap terhadap Sains
Petunjuk Umum:
Angket sikap terhadap sains berisikan 28 butir pertanyaan yang diajukan sebagai penilaian
diri berkaitan dengan motivasi dalam sains, keyakinan dalam belajar sains, dukungan
terhadap penyelidikan ilmiah, tanggung jawab terhadap lingkungan dan budaya.
Pahamilah setiap butir pertanyaan dan petunjuk khusus penilaian yang disediakan,
kemudian berikanlah penilaian secara jujur pada setiap butir pertanyaan yang dianggap
paling sesuai dengan kondisi anda sekarang ini.
Penilaian ini tidak akan mengurangi nilai akademik Anda.
Petunjuk Khusus:
Penilaian dilakukan dengan memberi tanda cek list () pada kolom jawaban SS (Sangat
Setuju), S (Setuju), N (Tidak Mempunyai Jawaban/Tidak Bisa Memutuskan), TS (Tidak Setuju),
STS (Sangat Tidak Setuju).
Pendapat
No Pernyataan
SS S N TS STS
1 Saya biasanya kurang bersemangat jika diajak mendiskusikan
materi fisika
2 Saya senang menyelesaikan masalah fisika.
3 Saya kurang suka membaca pelajaran fisika.
4 Saya menikmati memperoleh pengetahuan baru dalam fisika.
5 Mempelajari fisika tidak mempengaruhi prospek karier saya
di masa mendatang.
6 Saya ingin berkarier yang melibatkan ilmu fisika.
7 Saya tidak ingin belajar fisika lagi setelah lulus kuliah.
8 Saya setelah dewasa ingin bekerja pada proyek-proyek fisika.
9 Mempelajari perkembangan fisika saat ini terasa menyulitkan
bagi saya.
10 Saya biasanya dapat memberikan jawaban yang baik untuk
menguji pertanyaan pada materi fisika.
11 Saya dapat dengan mudah memahami ide-ide baru dalam
fisika.
12 Saya sangat yakin dapat mengidentifikasi variabel manipulasi,
respons, maupun kontrol dalam masalah sains
13 Saya kurang yakin dapat membuat definisi operasional
variabel dengan benar
14 Saya sangat yakin dapat membuat prosedur eksperimen
dengan benar
16 Saya kurang yakin dapat menarik kesimpulan berdasarkan
data eksperimen atau kajian referensi
17 Saya senang menyelesaikan masalah melalui penyelidikan
ilmiah
32
Pendapat
No Pernyataan
SS S N TS STS
18 Mempelajari fisika tidak membantu saya memahami
kehidupan dunia.
19 Fisika berharga bagi masyarakat.
20 Kemajuan sains-fisika dan teknologi dewasa ini menimbulkan
permasalahan sosial politik.
21 Beberapa konsep dalam fisika membantu saya melihat
bagaimana saya berhubungan dengan orang lain.
22 Saya menemukan bahwa fisika kurang membantu saya untuk
memahami lingkungan sekitar saya.
23 Fisika sangat relevan bagi saya.
24 Ketika saya lulus kuliah hanya sedikit kesempatan bagi saya
untuk menggunakan fisika dalam kehidupan sehari-hari.
25 Penerapan fisika dalam produk teknologi tidak boleh
menimbulkan pencemaran lingkungan.
26 Penerapan fisika pada produk teknologi seharusnya membuat
setiap orang semakin bergantung pada teknologi.
27 Saya lebih suka bergantung pada produk teknologi daripada
meminta bantuan orang lain.
28 Kemajuan sains-fisika dan teknologi biasanya dapat
memperbaiki kondisi kehidupan masyarakat.
Tuliskan faktor-faktor lain yang membuat Anda kesulitan bersikap terhadap sains dengan
mengisi tabel di bawah ini.
Sikap terhadap Sains Kesulitan
1. Motivasi dalam sains
Responden
Daftar Pustaka
Thomson, S., Hilman, K. & Bortol, L. D. (2013). Programme for International student
assessment: A teachers guide to PISA scientific literacy. Acer Press.
33
Nama : . Kelas : .......
NIM : . Semester : .......
LP 2: Literasi Sains
Jelaskan peristiwa pemantulan yang dirasakan sopir pada kedua jalan tersebut!
34
Ilustrasi di bawah ini digunakan pada Butir 4 sampai 6
Mitos Pelangi (Nipamoa) dalam Masyarakat Lio
11 Juni 1855, dua ilmuwan Jerman, yaitu Gustav Kirchoff dan Robert Bunsen berhasil
memisahkan spektrum warna yang menyusun cahaya matahari dengan prisma. Pemisahan
warna-warna matahari terjadi secara alami ketika munculnya pelangi setelah terjadinya
hujan. Pelangi merupakan hasil proses pemisahan warna-warna matahari oleh tetesan-
tetesan air. Cahaya putih merupakan gabungan dari spektrum yang terdiri dari warna-warni
pelangi. Fenomena munculnya pelangi tentu merupakan sesuatu hal yang biasa dalam
bidang teknologi. Kendati demikian, dalam pandangan orang Lio, munculnya pelangi
merupakan peristiwa yang sangat mendatangkan berkah. "Pelangi" dalam bahasa Lio (Flores
NTT) sering disebut "Nipa Moa". Masyarakat Lio beranggapan bahwa kemunculannya
sebagai berkah yang diberihkan Yang Maha Kuasa untuk kesuburan tanah di sekitar.
Kemunculan nipamoa dikaitkan dengan tata cara bercocok tanam agar mendatangkan hasil
yang melimpah dari sawah dan ladang. Sehingga kadang masyarakat beranggapan bahwa
"Nipamoa" sebagai sesosok mahluk mirip ular dalam pewayangan yang turun dari langit.
Legenda mahluk mirip ular ini didasari pengalaman nyata dari masyarakat Lio itu sendiri
sehingga munculah berbagai spekulasi tentang nipamoa. Nipamoa dianggap suatu
keagungan dan kecantikan semesta. Saat kemunculan nipamoa, pertama kali perlu
diperhatikan adalah posisi dan arah turunnya pelangi serta posisi aliran air (kali) sehingga
muncul pula berbagai dugaan masyarakat. Misalnya: tiba-tiba Nipamoa berada di sekitar
danau Kelimutu, maka munculah berbagai pemikiran masyarakat bahwa Nipamoa tersebut
turun dan minum air di danau kelimutu dan tempat itu telah diberikan berkah. Bahkan ada
pula orang-orang tertentu yang menyatakan diri berpapasan secara langsung dengan sosok
mahkluk mirip ular yang turun dari langit, sehingga orang tersebut dianggap mempunyai
kesaktian yang luar biasa. www.kompasiana.com
35
Ilustrasi di bawah ini digunakan pada Butir 7 dan Butir 8
DAFTAR PUSTAKA
Nur, M. 2009. Modul keterampilan-keterampilan proses sains. Surabaya: Unipress.
Serway, R. A. & Jewett, J. W. (2014). Physics, for scientists and enginer with modern physics,
ninth edition. USA: Cengage Learning, Inc.
36
Nama : . Kelas : .......
NIM : . Semester : .......
Kunci LP 2: Literasi Sains
38
Butir 6 Menjelaskan cara mengeksplorasi pertanyaan ilmiah
Pilihlah salah satu pertanyaan ilmiah pada jawaban Butir 4 di atas, rencanakan sebuah
eksperimen untuk menguji pertanyaan ilmiah yang sudah kamu pilih!
Rumusan Masalah:
Bagaimana pengaruh indeks bias air terhadap ukuran pelangi?
Rumusan Hipotesis:
Semakin besar indeks bias air maka pelangi akan tampak semakin besar
Identifikasi Variabel:
Variabel Keterangan
Manipulasi Indeks bias air
Respons Ukuran pelangi
Kontrol Sudut datang, jenis lingkungan, dan jenis cahaya
39
f. Letakkan busur derajat di pusat garis normal, kemudian aturlah sudut datang sebesar 30 ,
material atas adalah udara, material bawah diatur dengan indeks bias rendah, dan dipilih
warna putih.
g. Nyalakan sumber cahaya, amati dan catat ukuran pelangi yang dihasilkan pada Tabel 1.
h. Ulangi langkah b dan c dengan indeks bias prisma diatur sedang dan tinggi
Data menunjukkan semakin besar sudut datang maka sudut bias juga semakin besar sehingga indeks
bias bahan sebagai perbandingan sinus sudut bias/sinus sudut datang seharusnya tetap (antara
1,462-1,532). Bahan yang paling mendekati adalah kaca crown. Selain itu, pada peristiwa pembiasan
tetap berlaku hukum pemantulan yaitu sudut datang sama dengan sudut pantul.
DAFTAR PUSTAKA
Nur, M. 2009. Modul keterampilan-keterampilan proses sains. Surabaya: Unipress.
Serway, R. A. & Jewett, J. W. (2014). Physics, for scientists and enginer with modern physics, ninth
edition. USA: Cengage Learning, Inc.
40