Anda di halaman 1dari 43

Fisika SMA Kelas XI Semester 2

Pembimbing:
Prof. Dr. Madlazim, M.Si.
Dr. Wasis, M.Si.

Oleh:
Titin Sunarti
NIM: 127966009

Universitas Negeri Surabaya


Program Pasca Sarjana Unesa
Program Studi S3 Pendidikan Sains
2017
KATA PENGANTAR

Pengembangan literasi merupakan salah satu aspek penting dalam penyelenggaraan


pendidikan fisika di berbagai belahan dunia. Literasi sains sangat diperlukan masyarakat
modern untuk menghadapi berbagai permasalahan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
menunjang pembangunan berkelanjutan. Perangkat RPP ini dikembangkan sebagai
pendukung Model Scientific Literacy Based Learning (SLBL) untuk menumbuhkan sikap
mahasiswa calon guru terhadap sains, mengkonstruksi literasi sains, dan merencanakan
pembelajaran literasi sains. Contoh Perangkat RPP SMA yang dikembangkan terdiri atas
Silabus 1: Sifat-Sifat Cahaya, RPP 1: Sifat-Sifat Cahaya, Buku Ajar Siswa 1: Sifat-Sifat Cahaya,
LKS 1: Fenomena Pelangi, LP 1: Angket Sikap terhadap Sains, dan LP 2: Literasi Sains.
Penulis mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan petunjuk
dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan contoh perangkat ini. Ucapan terima kasih
juga kami sampaikan kepada Prof. Dr. Madlazim, M,Si. selaku Promotor dan Dr. Wasis, M.Si.
selaku Ko-Promotor. Prof. Dr. Budi Jatmiko, M.Pd., Dr. ZA Imam Supardi, M.Si., Dr. Erman,
M.Pd. Selaku validator model. Prof. Dr. Mundilarto, M.Pd., Dra. Sri Mulyaningsih, M.S.,
Suyidno, M.Pd., Binar Kurnia Prahani, M.Pd. serta berbagai pihak yang telah membantu
penyelesaian perangkat ini. Perangkat ini diharapkan dapat membantu dosen dalam
menyiapkan calon guru fisika sebagai pembelajar profesional dan mandiri, memiliki daya
saing, dan mampu beradaptasi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
mutakhir. Penulis sangat berharap adanya saran dan kritik dari pembaca demi
penyempurnaan contoh perangkat pembelajaran ini di masa mendatang.

Surabaya, Februari 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman
KAVER .................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
Silabus Mata Pelajaran: Fisika ............................................................................... 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran..................................................................... 3
Buku Ajar Siswa: Sifat-Sifat Cahaya ...................................................................... 6
LKS 1: Fenomena Pelangi ...................................................................................... 19
Kunci LKS 1: Fenomena Pelangi ............................................................................ 24
Tabel Spesifikasi Lembar Penilaian Literasi Sains .................................................. 31
LP 1: Angket Sikap terhadap Sains ...................................................................... 32
LP 2: Literasi Sains ................................................................................................. 34
Kunci LP 2: Literasi Sains ...................................................................................... 37

iii
Silabus Mata Pelajaran: Fisika

Satuan Pendidikan : SMA


Kelas/Semester : XI/2
Kompetensi Inti :
KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

Penilaian
Kegiatan Alokasi Sumber
Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Teknik Bentuk Instrumen
Pembelajaran Waktu Belajar
Instrumen
2.1 Sikap terhadap Sifat-sifat Cahaya Menunjukkan sikap 2.1.1 Motivasi dalam sains Penga Penga LP 1 2 x 40 BAM: Sifat-Sifat
sains* Pemantulan terhadap sains 2.1.2 Keyakinan belajar sains matan matan Menit Cahaya
Cahaya selama proses 2.1.3 Dukungan dalam LKM 1 dan
Pembiasan pembelajaran. penyelidikan ilmiah, Kunci LKM 1:
Cahaya 2.1.4 Tanggung jawab Fenomena
Dispersi terhadap sumber daya Pelangi
Prisma dan lingkungan. LP 2 Media PhET
3.1 Menggunakan Mendiskusikan 3.1.1 Menjelaskan peristiwa Tes Esai Butir 1 Kit Optik
pengetahuan konsep-konsep pemantulan pada jalan LP 1: Angket
cahaya untuk dalam isu-isu sains kering dan basah di Sikap terhadap
menjelaskan Diskusi membuat malam hari. Sains
fenomena beberapa rumusan 3.1.2 Menentukan sudut Tes Esai Butir 2 LP 2: Literasi
masalah untuk dispersi sinar matahari Sains
eksplorasi. yang mengenai butir
air hujan
Catatan *: KD sikap terhadap sains sesuai dengan KI 1 dan KI 2

1
Penilaian
Alokasi Sumber
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Indikator Teknik Bentuk Instrumen
Waktu Belajar
Instrumen
Melakukan 3.1.3 Menjelaskan mengapa Tes Esai Butir 3
eksperimen dan penyelam menggu-
membaca berbagai nakan kaca mata selam
referensi, dan menarik dapat melihat lebih
kesimpulan. jelas daripada mata
Mendiskusikan telanjang.
3.2 Mengevaluasi fenomena ilmiah yang 3.2.1 Membedakan Tes Esai Butir 4
dan meren- lain, produk teknologi, pertanyaan ilmiah dan
canakan maupun pemecahan tidak ilmiah berdasar-
penyelidikan masalah. kan informasi pelangi.
ilmiah Mendiskusikan hasil 3.2.2 Menjelaskan cara Tes Esai Butir 5
kinerja kelompok di mengeksplorasi
depan kelas. pertanyaan-pertanyaan
ilmiah.
3.2.3 Menggunakan Tes Esai Butir 6
pengetahuan ilmiah
dalam pengambilan
keputusan kepada
masyarakat.
4.1 Menafsirkan 4.1.1 Mentransformasi data Tes Esai Butir 7
data dan bukti dari satu representasi
ilmiah ke representasi lain.
4.1.2 Menganalisis dan Tes Esai Butir 8
menarik kesimpulan
dengan tepat.

Daftar Pustaka
Jurusan Fisika. (2013). Kurikulum Prodi Pendidikan Fisika tahun 2013, berbasis KKNI. Surabaya: Tim Prodi Pendidikan Fisika.
Serway, R.A & Jewett, J.W. (2014). Physics, for scientists and enginer with modern physics, ninth edition. USA: Cengage Learning, Inc.
Thomson, S., Hillman, K. & Bortoli, L.D. (2013). Programme for International Student Assessment, A teachers guide to PISAscientific literacy. Victoris: Acer Press.

2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Satuan Pendidikan : SMA Sains Mulia


Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XII/1
Materi Pokok : Sifat-sifat Cahaya
Pertemuan :1
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

A. Kompetensi Inti
KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara
efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar Indikator
2.1 Sikap terhadap 2.1.1 Motivasi dalam sains
sains* 2.1.2 Keyakinan belajar sains
2.1.3 Dukungan dalam penyelidikan ilmiah,
2.1.4 Tanggung jawab terhadap sumber daya dan lingkungan.
3.1 Menggunakan 3.1.1 Menjelaskan peristiwa pemantulan pada jalan kering dan basah
pengetahuan di malam hari.
cahaya untuk 3.1.2 Menentukan sudut dispersi sinar matahari yang mengenai butir
menjelaskan air hujan
fenomena 3.1.3 Menjelaskan mengapa penyelam menggunakan kaca mata
selam dapat melihat lebih jelas daripada mata telanjang.
3.2 Mengevaluasi 3.2.1 Membedakan pertanyaan ilmiah dan tidak ilmiah berdasarkan
dan meren- informasi pelangi.
canakan 3.2.2 Menjelaskan cara mengeksplorasi pertanyaan-pertanyaan ilmiah.
penyelidikan 3.2.3 Menggunakan pengetahuan ilmiah dalam pengambilan
ilmiah keputusan kepada masyarakat.
4.1 Menggunakan 4.1.1 Mentransformasi data dari satu representasi ke representasi lain.
metode ilmiah 4.1.2 Menganalisis dan menarik kesimpulan dengan tepat.
dalam
pemecahan
masalah cahaya
Catatan: *: KD 2.1 sesuai dengan KI 1 dan KI 2

3
C. Tujuan Pembelajaran
1. Sikap terhadap Sains
2.1.1 Terlibat dalam KBM, siswa menunjukkan sikap terhadap sains meliputi motivasi
dalam sains, keyakinan dalam belajar sains, dukungan dalam penyelidikan ilmiah,
dan tanggung jawab terhadap sumber daya dan lingkungan.
2. Literasi Sains
3.1.1 Diberikan fenomena pemantulan, siswa dapat menjelaskan peristiwa
pemantulan yang dirasakan sopir pada jalan kering dan basah di malam hari.
3.1.2 Diberikan fenomena pelangi, siswa dapat menentukan sudut dispersi sinar matahari
yang mengenai butir air hujan.
3.1.3 Diberikan informasi kaca mata selam, siswa dapat menjelaskan mengapa penyelam
menggunakan kaca mata selam dapat melihat lebih jelas daripada mata telanjang.
3.2.1 Diberikan informasi pelangi, siswa dapat menyebutkan pertanyaan-pertanyaan
ilmiah dan tidak ilmiah.
3.2.2 Diberikan informasi pelangi, siswa dapat menjelaskan cara mengeksplorasi
pertanyaan ilmiah.
3.2.3 Diberikan informasi pelangi, siswa dapat menggunakan pengetahuan ilmiah
dalam pengambilan keputusan kepada masyarakat.
4.1.1 Diberikan data hasil eksperimen, siswa dapat mentransformasi data dari satu
representasi ke representasi lain dengan benar.
4.1.2 Diberikan data hasil eksperimen, siswa dapat menganalisis dan menarik
kesimpulan dengan tepat.

D. Materi Pembelajaran
Pemantulan Cahaya Pembiasan Cahaya Dispersi Prisma

E. Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Model Scientific literacy Based Learning
Metode Pembelajaran : Diskusi, tanya jawab, eksperimen, serta penugasan.

F. Media, Alat dan Bahan Penunjang


Media : PhET
Alat dan Bahan : Kaca prisma, kotak cahaya, dan layar

G. Langkah-langkah Pembelajaran
Penilaian
Kegiatan Pengamat
1 2 3 4
Pendahuluan ( 10 Menit)
1. Memotivasi siswa dengan menyajikan isu-isu sains berupa fenomena
pelangi sebagai berikut:
2. Menyampaikan tujuan
pembelajaran literasi sains,
mengingatkan pentingnya
motivasi, keyakinan belajar sains,
dukungan penyelidikan ilmiah,
dan tanggung jawab terhadap
sumber daya dan lingkungan
untuk menguasai literasi sains.
3. Membantu siswa memahami logistik yang diperlukan kemudian
membagikan LKS 1: Fenomena Pelangi kepada setiap kelompok.

4
Penilaian
Kegiatan Pengamat
1 2 3 4
Kegiatan Inti ( 60 Menit)
1. Identifikasi: Membimbing siswa mengidentifikasi konsep-konsep
sains dalam Fenomena Pelangi di LKS 1, meyakinkan bahwa mereka
mampu menuliskan beberapa rumusan masalah sains, kemudian
mememilih salah satu rumusan masalah yang akan dieksplorasi.
2. Eksplorasi: Memberikan dukungan untuk terlibat aktif dalam
merancang sebuah eksperimen (merumuskan hipotesis, identifikasi
variabel, membuat definisi operasional variabel, merancang tabel
pengamatan, dan merancang prosedur eksperimen) mengacu pada
LKS 1, melaksanakan eksperimen dan membaca beberapa referensi
terutama BAS 1 untuk mendapatkan informasi yang diperlukan.
3. Eksplanasi: Menumbuhkembangkan keyakinan siswa untuk
menyelesaikan masalah dengan merumuskan kesimpulan
berdasarkan data hasil eksperimen dan referensi yang digunakan.
4. Aplikasi: Memantapkan keyakinan siswa untuk menerapkan konsep-
konsep yang ditemukan pada fenomena ilmiah yang lain, produk
teknologi, maupun pemecahan masalah.
5. Refleksi: Membimbing siswa mendiskusikan hasil kinerja kelompok
di depan kelas.

Penutup ( 10 Menit)
1. Melakukan evaluasi hasil literasi sains dengan meminta mengisi
angket sikap terhadap sains dan mengerjakan LP 2: Literasi Sains
(apabila waktu tidak mencukupi dapat dikerjakan di rumah.
2. Mengingatkan tanggung jawab siswa untuk menyelesaikan tugasnya
dengan sebaik-baiknya dan dikumpulkan pada pertemuan
selanjutnya.

H. Sumber Pembelajaran
1. Buku Ajar Siswa 1: Pantulan dan Pembiasan Cahaya.
2. Buku Penunjang Lainnya.
3. LKS 1 dan Kunci LKS 1: Fenomena Pelangi.
4. LP 1: Angket Sikap terhadap Sains.
5. LP 2: Literasi Sains.

Daftar Pustaka
Jurusan Fisika. (2013). Kurikulum Prodi Pendidikan Fisika tahun 2013, berbasis KKNI.
Surabaya: Tim Prodi Pendidikan Fisika.
Serway, R. A. & Jewett, J.W. (2014). Physics, for scientists and enginer with modern physics,
ninth edition. USA: Cengage Learning, Inc.
Thomson, S., Hillman, K. & Bortoli, L. D. (2013). Programme for International Student
Assessment, A teachers guide to PISAscientific literacy. Victoris: Acer Press.

5
Titin Sunarti

Fisika SMA Kelas XI Semester 2

Sang Bianglala
Reviu Materi
Pelangi merupakan fenomena optik dan meteorologi yang
MEMULAI AKTIVITAS menghasilkan spektrum cahaya yang hampir bersambung di langit apabila
matahari bersinar setelah terjadinya hujan. Proses terbentuknya pelangi
A. Pemantulan dan
berlangsung ketika seberkas cahaya matahari mengenai titik-titik air yang
Pembiasan Cahaya
besar, maka sinar itu dibiaskan oleh bagian depan permukaan air. Pada
B. Dispersi Prisma saat sinar memasuki titik air, sebagian sinar akan dipantulkan oleh bagian
C. Pemantulan Internal belakang permukaan air, kemudian mengenai permukaan depan, dan
Total akhirnya dibiaskan oleh permukaan depan. Dengan demikian sinar ini pun
diuraikan menjadi spektrum cahaya matahari. Pelangi merupakan contoh
RINGKASAN peristiwa dispersi pada kehidupan sehari-hari.
6
DAFTAR ISI

KAVER .................................................................................................................. 6
DAFTAR ISI ........................................................................................................... 7
AYO MENGKONSTRUKSI LITERASI SAINS ............................................................ 8
A. Pemantulan dan Pembiasan .................................................................... 9
B. Dispersi Prisma ........................................................................................ 14
RINGKASAN ......................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 18

7
AYO MENGKONSTRUKSI LITERASI SAINS
Bacalah dengan seksama fenomena pelangi di bawah ini!

FENOMENA PELANGI GEGERKAN WARGA


Published on Jul 15 2014 // Jawa Timur, Tapal Kuda

PROBOLINGGO Munculnya pelangi di langit angkasa pada Senin (14/7) sekitar pukul 07.00 membuat
sebagian warga Kelurahan Triwung Kidul Kecamatan Kademangan Probolinggo geger. Pasalnya, pelangi itu
muncul secara tiba-tiba. Warna pelangi terlihat indah bersamaan terbitnya matahari. Munculnya pelangi
memberikan banyak beragam tafsir dari masyarakat. Ada sebagian masyarakat yang mempunyai kesimpulan,
jika munculnya pelangi tersebut mengandung makna yang penuh dengan arti tentang kehidupan. Pelangi itu
memang fenomena alam. Tapi sesungguhnya juga mempunyai makna dan arti, terang Yusuf Riadi saat
dimintai komentarnya. Munculnya fenomena pelangi tersebut bisa ada kaitannya dengan pilpres. Apalagi
situasi pilpres kali ini saling mengklaim sama-sama menang dengan merujuk metode hitung cepat (quick
count).Makanya masyarakat itu harus hat-hati menyikapi kondisi politik sekarang, ungkapnya. Sementara itu,
ada sebagian masyarakat yang menilai jika munculnya pelangi itu sebagai fenomena alam yang sudah biasa
terjadi. Sundari, seorang warga setempat mengungkapkan bahwa pelangi merupakan fenomena optik dan
meteorologi yang menghasilkan spektrum cahaya matahari setelah terjadi hujan. Pelangi terbentuk ketika
cahaya matahari yang merupakan cahaya polikromatik (terdiri dari banyak warna dengan panjang gelombang
berbeda-beda) mengalami pembiasan oleh butir-butir air. Ketika cahaya matahari melewati butiran air akan
mengalami pembiasan, seperti ketika sinar cahaya dengan sudut datang tertentu melewati kaca prisma akan
dibiaskan dengan sudut bias tertentu, begitu juga ketika sinar cahaya dari prisma kembali ke udara akan
dibiaskan lagi dengan sudut bias tertentu menurut persamaan pembiasan:

1 1 = 2 2 dan 1 = 1 = 2 = 21
2 2 1
Sudut yang dibentuk oleh sinar keluar prisma dengan sinar yang masuk ke prisma disebut sudut deviasi. Jadi
ketika cahaya matahari mengenai butir-butir air (menyerupai kaca prisma) akan mengalami pembiasan dua
kali sehingga membentuk warna pelangi. Warna pelangi tersusun dengan merah di paling atas dan ungu di
paling bawah pelangi.

Identifikasi
Setelah membaca Koran Fenomena Pelangi Gegerkan Warga, identifikasilah konsep-konsep sains dalam
fenomena tersebut kemudian tuliskan beberapa rumusan masalah yang mungkin untuk diselidiki.

Eksplorasi
1. Rencanakan sebuah eksperimen (merumuskan hipotesis, mengidentifikasi variabel dan definisi
operasional variabel, merancang tabel data pengamatan, dan prosedur eksperimen).
2. Laksanakan penyelidikan seperti yang Anda rencanakan, kemudian catatlah data hasil pengamatan
pada tabel data yang telah Anda buat.
3. Kajian berbagai referensi untuk mendapatkan informasi pendukung yang diperlukan.

Eksplanasi: Buatlah kesimpulan berdasarkan data hasil eksperimen atau referensi yang digunakan.

Aplikasi: Gunakan konsep-konsep yang sudah ditemukan untuk menjelaskan fenomena ilmiah yang lain,
produk teknologi, maupun pemecahan masalah.

Refleksi: Lakukan diskusi hasil kinerja kelompok di depan kelas.

8
Pemantulan dan Pembiasan
Menjelaskan fenomena
Proses pemantulan dan pembiasan dapat terjadi ketika pemantulan dan pembiasan
cahaya melewati bidang batas dari dua medium yang dalam keseharian.
berbeda. Dalam peristiwa pemantulan, bagian dari cahaya Menerapkan metode ilmiah
dalam menyelidiki fenomena
yang mengenai medium kedua memantul kembali ke medium pemantulan dalam
pertama. Dalam peristiwa pembiasan, cahaya ketika keseharian.
melewati medium kedua mengalami pembelokan dengan Menjelaskan pengaruh sudut
datang sinar cahaya yang
sudut tertentu terhadap garis normal. Seringkali, kedua
melewati medium berbeda.
peristiwa tersebut terjadi pada saat bersamaan, sebagian dari
cahaya ada yang dipantulkan dan dibiaskan. Gambar 1.1,
sinar cahaya adalah garis imajiner yang ditarik sepanjang arah
perjalanan dari sinar. Misalnya, seberkas sinar matahari yang
melewati ruang gelap menelusuri keluar jalur sinar cahaya. Pemantulan
Anda juga akan memanfaatkan konsep muka gelombang Pembiasan
cahaya. Sebuah muka gelombang melewati titik-titik dari
gelombang yang memiliki fase dan amplitudo yang sama.
Misalnya, muka gelombang pada Gambar 1.1 melewati
permukaan puncak-puncak gelombang. Sinar cahaya, sesuai
dengan arah gerak gelombang, garis lurus saling tegak lurus
dengan muka gelombang. Ketika perjalanan sinar cahaya
dalam arah paralel, muka gelombang adalah bidang tegak
lurus terhadap sinar.
1. Pemantulan Cahaya
Ketika sinar cahaya melalui medium transparan Gambar 1.1 Sebuah bidang
mengenai medium kedua, akan dipantulkan kembali ke gelombang bergerak ke kanan.
Perhatikan bahwa sesuai arah
dalam medium pertama. Gambar 1.2a menunjukkan
gerak gelombang, sinar cahaya
beberapa sinar cahaya yang mengenai permukaan halus adalah garis tegak lurus
seperti cermin akan dipantulkan sejajar satu sama lain. dengan muka gelombang
Pantulan cahaya dari suatu permukaan halus (Jewett & Serway, 2008, p.
981).
disebut pemantulan spekular.

Gambar 1.2. Representasi


skematik dari (a) pemantulan
spekular, di mana semua sinar
dipantulkan sejajar satu sama
lain, dan (b) pemantulan difus,
di mana perjalanan sinar
dipantulkan dalam arah
acak. (c, d) Foto-foto spekular
dan refleksi difus, dibuat
dengan sinar laser (Jewett &
Serway, 2008, p. 982).

9
Jika permukaan kasar seperti Gambar 2b akan
memantulkan sinar dalam berbagai arah. Pemantulan
dari permukaan kasar dikenal sebagai refleksi difus.
Permukaan pada Gambar 2a berperilaku sebagai
permukaan halus selama variasinya kecil
dibandingkan panjang gelombang cahaya datang.
Gambar 2c dan 2d adalah foto masing-masing dari
pemantulan spekular dan pemantulan difus sinar
Gambar 1.3 Menurut hukum
laser. Pertimbangkan perjalanan sinar cahaya dari
pemantulan, 1 = 1
(Jewett & Serway, 2008, p. 982). udara dan datang membentuk beberapa sudut pada
bidang datar (permukaan halus), seperti pada
Gambar 1.3. Sinar datang dan sinar pantul membuat
sudut 1 dan 1 terhadap garis normal (garis tegak
lurus ke permukaan pada titik di mana sinar datang
mengenai permukaan). Percobaan menunjukkan
bahwa sudut pantul sama dengan sudut datang:

1 = 1 (1.2)

Fenomena Ilmiah 1.1


Pemantulan pada Jalan Kering dan Basah di Malam Hari
Seorang sopir dapat mempertimbangkan dua jenis pemantulan
ketika mengamati permukaan jalan saat mengemudi di malam hari
(Gambar 1.4). Ketika jalan kering, cahaya dari kendaraan melaju
tersebar dari jalan di arah yang berbeda (pemantulan difus) dan
Gambar 1.4 Peristiwa pemantulan
jalan terlihat jelas. Namun, ketika jalan basah maka permukaan
pada malam hari, (a) melewati jalan
jalan yang dipenuhi air menjadi halus, cahaya mengalami
basah, (b) melewati jalan kering
(Serway & Faughn, 2002, p. 729). pemantulan spekular. Ini berarti cahaya dipantulkan lurus ke
depan dan pengemudi hanya melihat apa yang langsung di
depannya. Cahaya dari samping tidak pernah mencapai matanya.

Produk Teknologi 1.1 Efek Mata Merah dalam Fotografi


. Anda mungkin telah memperhatikan yang terjadi secara umum
pada foto-foto individu, seperti pada Gambar 1.5. Mata mereka
tampak bersinar merah. Hal ini terjadi ketika menggunakan
sebuah perangkat flash disk fotografi dengan lampu kilat dekat
lensa kamera. Cahaya dari lampu kilat memasuki mata dan
dipantulkan kembali sepanjang jalan aslinya dari retina. Jenis
Gambar 1.5 Mata merah adalah refleksi kembali sepanjang arah asli disebut retroreflection. Jika
salah satu gejala fotografi yang bagian flash dan lensa sama-sama dekatnya, cahaya yang
kerap terjadi dalam pemotretan dipantulkan kembali bisa masuk lensa. Sebagian besar cahaya
menggunakan flash, mata objek yang dipantulkan dari retina berwarna merah, sehingga pembuluh
menjadi kemerahan akibat darah di belakang mata memberikan efek mata merah dalam foto.
pantulan dari sinar flash kamera
3. Pembiasan Cahaya
(wordpress, 2016).

10
Ketika sinar cahaya melewati medium transparan
bertemu batas yang mengarah ke medium transparan lain
pada Gambar 1.6a, sebagian dari sinar dipantulkan dan ada
bagian yang memasuki medium kedua. Sinar yang masuk ke
medium kedua mengalami pembelokan pada batas medium
dikatakan dibiaskan. Sinar datang, sinar pantul, sinar bias,
dan garis normal pada semua titik kejadian terletak pada (a)
bidang yang sama.
Sudut bias 2 di Gambar 1.6a, tergantung
pada sifat dari dua medium dan sudut datang,
melalui hubungan:
2 2
= = (1.3) (b) (3)
1 1

1 adalah cepat rambat cahaya dalam medium


1 dan 2 adalah cepat rambat cahaya dalam
medium 2. Percobaan menunjukkan bahwa Gambar 1.6 (a) Sinar datang miring pada
perjalanan pembiasan sinar cahaya melalui antarmuka udara-kaca. Sinar bias dibelokkan ke
arah normal karena 2 < 1 , (b) Cahaya datang
permukaan adalah reversibel. Misalnya, pada balok kaca membelok ketika memasuki
perjalanan sinar cahaya dari titik A ke titik B balok dan ketika meninggalkan balok (Jewett &
pada Gambar 1.6. Jika sinar Serway, 2008, p. 985).
berasal dari B, sinar akan mengikuti jalan yang sama untuk
mencapai titik A, tetapi sinar pantul berada dalam kaca.
Ketika sinar cahaya bergerak dari bahan dengan cepat
rambat cahaya tinggi menuju bahan dengan cepat rambat
cahaya lebih rendah, sudut pembiasan 2 kurang dari sudut
datang. Sinar dibiaskan membelok mendekati arah garis
normal, seperti ditunjukkan pada Gambar 1.7a. Jika sinar (a)
cahaya bergerak dari bahan dengan cepat rambat cahaya
rendah menuju bahan yang cepat rambat cahayanya lebih
tinggi, 2 lebih dari 1 , sehingga sinar membelok menjauhi
arah garis normal, seperti ditunjukkan pada Gambar 1.7b.
Ketika cahaya melewati satu medium transparan ke
medium yang lain akan mengalami pembiasan karena cepat
rambat cahaya dalam kedua medium tersebut berbeda. Indeks
bias n suatu medium didefinisikan sebagai perbadingan (b)

Gambar 1.7. (a) Ketika sinar


= = (1.4)
bergerak dari udara ke dalam
kaca, arahnya dibelokkan
Jadi, indeks bias adalah angka berdimensi yang lebih besar mendekati garis normal, (b) Bila
dari atau sama dengan satu, karena selalu kurang dari , sinar bergerak dari kaca ke
udara, arahnya dibelokkan
dan adalah sama dengan satu untuk vakum. menjauhi garis normal (Jewett
& Serway, 2008, p. 987).

11
Tabel 1.1 Daftar Indeks Bias Berbagai Bahan
Substansi Indeks bias Substansi Indeks bias
Padat pada 20C Zat pada 20C
Intan (C) 2,419 Benzena 1,501
Fluorit (Ca F2) 1,434 Karbon disulfida 1,628
Kuarsa lebur (SiO2) 1,458 Karbon tetraklorida 1,461
Galium fosfit 3,500 Etil alkohol 1,361
Kaca, untuk lensa 1,520 Gliserin 1,473
Kaca, polos 1,660 Air 1,333
Es (H2O) 1,309 Zat pada 0C, 1 atm
Polistirena 1,490 Udara 1,000293
Natrium klorida (NaCl) 1,544 Karbon dioksida 1,000450
(Jewett & Serway, 2008, p. 987)

Kecepatan cahaya antar medium bervariasi disebabkan


kelambatan waktu selama penyerapan dan pengurangan
cahaya karena perjalanan cahaya dari atom ke atom
tergantung pada struktur elektronik tertentu dari atom
dalam setiap materi.
Selama cahaya melewati satu medium ke medium
yang lain, frekuensi cahaya tidak berubah seperti
ditunjukkan pada Gambar 1.8. Muka gelombang melewati
pengamat pada titik A di medium 1 dengan frekuensi
tertentu dan sinar datang pada bidang batas antara medium
1 dan medium 2. Frekuensi di mana muka gelombang
Gambar 1.8. Gelombang melewati pengamat pada titik B di medium 2 harus sama
bergerak dari medium 1 ke dengan frekuensi di mana muka gelombang tersebut tiba di
medium 2, mengalami titik A. Jika hal ini tidak terjadi, muka gelombang akan
perubahan panjang
gelombang tetapi frekuensi
menumpuk pada bidang batas atau dihancurkan atau
tetap konstan (Jewett & dikreasikan pada bidang batas. Karena tidak satu pun dari
Serway, 2008, p. 987). peristiwa ini terjadi, maka frekuensi muka gelombang harus
tetap sama sebagai sinar cahaya melewati satu medium ke
medium lain.
Oleh karena itu, hubungan = harus valid di
HATI-HATI
Indeks bias berbanding kedua medium dan 1 = 2 = , kita melihat bahwa:
terbalik dengan kelajuan
gelombang. Ketika kelajuan 1 = 1 dan 2 = 2 (1.5)
gelombang v turun, indeks
bias n akan naik. Oleh
Karena 1 2 maka 1 2 . Hubungan antara indeks

karenanya, semakin tinggi bias dan panjang gelombang dapat diperoleh dengan
indeks bias suatu bahan, membagi dua persamaan ini dan memanfaatkan definisi
maka bahan akan semakin indeks bias yang diberikan oleh Persamaan 1.4.
memperlambat cahaya dari
kelajuannya di ruang hampa 1
= 1
= 1
= 2
(1.6)
udara. 2 2 2 1

yang memberikan:
1 1 = 2 2

12
Kondisikan medium 1 menjadi vakum sehingga 1 = ,
mengikuti Persamaan 1.6 bahwa indeks bias dari medium
apapun dapat dinyatakan sebagai perbandingan:
=
(1.7)

di mana adalah panjang gelombang cahaya dalam ruang


hampa dan adalah panjang gelombang dalam medium yang Gambar 1.9. Diagram
skematik dari penurunan
memiliki indeks bias . Gambar 1.9 adalah representasi panjang gelombang
skematik dari pengurangan panjang gelombang cahaya ketika cahaya ketika melewati
merambat dari vakum ke medium transparan. medium dengan indeks
bias rendah ke indeks bias
Kita sekarang mencoba mengungkapkan Persamaan 1.3 lebih tinggi (Serway &
dalam bentuk alternatif. Jika mengganti suku 2 1 di Faughn, 2002, p. 733).
Persamaan 1.3 dengan 2 1 dari Persamaan 1.6 akan didapatkan:

1 1 = 2 2 (1.8)
Penemuan hubungan eksperimental ini diperkenalkan
oleh Willebord Snell (1591-1627) sehingga dikenal sebagai
hukum snellius pembiasaan.

Contoh 1.1 Sudut Bias untuk Kaca


Sinar cahaya dengan panjang gelombang (dihasilkan
oleh lampu natrium) datang dari udara menuju bagian atas
lempengan kaca dengan sudut terhadap garis normal
seperti ditunjukkan pada Gambar 1.10. Tentukan sudut bias 2 . Gambar 1.10 Pembiasan cahaya
pada kaca (Serway & Faughn,
2002, p. 733).
Penyelesaian:
Susun kembali hukum pembiasan Snellius untuk mendapatkan Uji Kompetensi 1.1
persamaan: 1. Tentukan sudut bias dari
sebuah sinar cahaya yang
1
2 = 2 bergerak dari dalam kaca
2
menuju antarmuka kaca-udara
Dari Tabel 1.1, diperoleh informasi 1 = untuk udara
pada sudut 30,0 terhadap
dan 2 = untuk kaca, sehingga diperoleh:
garis normal?
2 = = 2 = 2. Jelaskan prinsip kerja dari kaca
mata selam.
2 = 2 =

Keterangan: Perhatikan pembelokan sinar cahaya ke arah garis


normal ketika memasuki bahan dari indeks bias yang lebih
tinggi. Jika sinar cahaya melewati jalan yang sama secara
terbalik, pembiasan akan menjauhi garis normal.

13
Dispersi Prisma
Menentukan sudut
dispersi cahaya yang Indeks bias semua bahan kecuali vakum dipengaruhi pada
melewati sebuah prisma. panjang gelombang cahaya. Ketergantungan indeks bias pada
panjang gelombang disebut dispersi. Gambar 1.11 adalah
representasi grafis dari variasi indeks bias dengan panjang
Prisma gelombang. Karena adalah fungsi dari panjang gelombang,
Dispersi hukum Snell menunjukkan bahwa sudut bias dibuat ketika
Sudut deviasi
cahaya memasuki bahan tergantung pada panjang gelombang
cahaya. Indeks bias untuk bahan biasanya menurun dengan
meningkatnya panjang gelombang, berarti pembiasan cahaya
violet ) lebih besar dari cahaya
merah ( ) ketika merambat dari udara ke bahan.
Pikirkan apa yang terjadi ketika cahaya membentur prisma.

Gambar 1.11. Variasi


indeks bias dalam Gambar 12. (a) Sebuah prisma membiaskan sinar cahaya dan
spektrum yang terlihat deviasi cahaya melalui sudut . (b) Ketika cahaya datang pada
sehubungan dengan prisma, cahaya biru lebih membelok dari merah. (c) Cahaya
panjang gelombang vakum melewati prisma dengan panjang gelombang berbeda dibiaskan
dalam tiga bahan (Jewett pada sudut berbeda (Serway & Faughn, 2002, p. 737).
& Serway, 2008, p. 992).
Sebuah sinar cahaya tunggal dengan
panjang gelombang tertentu datang pada sisi kiri
prisma akan muncul jauh menyimpang dari arah
(a)
yang dilewati semula dengan sudut deviasi
. Dispersi menyebabkan warna berbeda akan
dibiaskan melalui sudut penyimpangan berbeda,
dan sinar yang muncul dari sisi kedua prisma
(b) tersebar dalam serangkaian warna yang dikenal
sebagai spektrum cahaya tampak, seperti
Gambar 1.13. (a) Prisma menguraikan Gambar 1.13. Warna-warna tersebut dalam
cahaya putih menjadi berbagai komponen
spektral. (b) Cahaya berbeda warna rangka penurunan panjang gelombang merah,
melewati prisma dibiaskan pada sudut oranye, kuning, hijau, biru, dan ungu. Cahaya
berbeda karena indeks bias dari kaca violet menyimpang paling jauh, cahaya merah
tergantung . Cahaya violet menyimpang
paling jauh, warna merah paling pendek paling sedikit, dan warna spektrum yang tersisa
(Serway & Faughn, 2002, p. 737). tampak diantara keduanya.

14
Produk Teknologi 1.2 Spektrometer Prisma
Prisma sering digunakan dalam instrumen yang dikenal sebagai
spectrometer prisma, elemen-elemen penting dari yang ditunjukkan
pada Gambar 1.14a. Alat ini biasa digunakan untuk mempelajari
panjang gelombang yang dipancarkan oleh sumber cahaya, seperti
lampu sodium uap. Cahaya dari sumber tersebut dikirim melalui
celah sempit, celah disesuaikan dengan lensa untuk menghasilkan
sinar paralel atau terkolimasi. Cahaya kemudian
melewati prisma dan diuraikan menjadi
spektrum. Cahaya yang dibiaskan diamati
melalui teleskop. Eksperimen dengan melihat
gambar berwarna berbeda dari celah melalui
lensa teleskop. Teleskop dapat dipindahkan atau
prisma dapat diputar untuk melihat berbagai
panjang gelombang yang memiliki berbagai
sudut penyim-pangan. Gambar 1.14b
menunjukkan salah satu jenis spektrometer
prisma yang digunakan di laboratorium. Semua
gas panas bertekanan rendah memancarkan
karakteristik spektrumnya sendiri. Dengan
Gambar 1.14 (a) Warna-warna dalam spektrum dilihat
demikian, salah satu penggunaan spektrometer
melalui teleskop. (b) bagian-bagian spektrometer
prisma untuk mengidentifikasi gas. Misalnya,
prisma (Serway & Faughn, 2002, p. 738).
natrium hanya memancarkan dua panjang
gelombang dalam spektrum tampak: dua garis kuning berjarak dekat. (Gambar seperti garis terang dari celah
yang tampak di spektroskop disebut garis spektrum.) Demikian juga, uap merkuri memiliki karakteristik spektrum
sendiri, yang terdiri dari empat panjang gelombang yang menonjol (garis oranye hijau, biru, dan ungu) bersama
dengan beberapa panjang gelombang intensitas yang lebih rendah. Panjang gelombang tertentu yang
dipancarkan oleh gas berfungsi sebagai "sidik jari" dari gas itu. Analisis spektral merupakan pengukuran
panjang gelombang yang dipancarkan atau diserap oleh suatu zat, adalah alat umum yang sering digunakan di
kalangan ilmiah. Misalnya, ahli kimia dan ahli biologi menggunakan spektroskopi inframerah untuk
mengidentifikasi molekul, astronom menggunakan spektroskopi cahaya tampak untuk mengidentifikasi elemen
pada bintang-bintang jauh, dan ahli geologi menggunakan analisis spektral untuk mengidentifikasi mineral.

Contoh 1.2 Sudut Dispersi Prisma


Sebuah prisma dengan sudut puncak 60 dilewati
sinar cahaya putih. Apabila indeks bias cahaya
violet di prisma adalah 1,66 dan cahaya merah 1,62.
Tentukan sudut dispersi yang melewati prisma?
Penyelesaian:
Sudut dispersi = (nu nm ) menyatakan lebar
spektrum yang ditimbulkan oleh prisma yang
besarnya bergantung pada selisih antara sudut
deviasi warna ungu dan warna merah, sehingga
diperoleh:
= (nu nm ) = (1,66 1,62) x 60 = 2,4
Gambar 1.15 Menentukan sudut dispersi
dari sebuah prisma.
Catatan: Sudut dispersi prisma tidak dipengaruhi
sudut datang sinar cahaya menuju prisma.

15
Fenomena Ilmiah 1.2 Fenomena Pelangi
Dispersi cahaya paling jelas ditunjukkan melalui pembentukan pelangi di
alam, sering terlihat oleh pengamat diposisi antara Matahari dan rintik-
rintik hujan. Sebuah sinar cahaya yang lewat di atas kepala mengenai
setetes air di atmosfer akan dibiaskan dan dipantulkan seperti ditunjukkan
pada Gambar 1.16. Hal pertama dibiaskan di permukaan depan tetesan
hujan yang turun, dengan cahaya ungu menyimpang paling jauh dan
cahaya merah paling dekat. Pada permukaan belakang tetesan hujan,
cahaya dipantulkan dan kembali ke permukaan depan, di mana
mengalami pembiasan lagi ketika bergerak dari air ke udara. Sinar
meninggalkan tetesan hujan sehingga sudut datang antara cahaya putih
dan cahaya ungu kembali adalah 40 dan sudut antara cahaya putih dan
Gambar 1.16 Pembiasan cahaya sinar merah kembali 42. Perbedaan sudut kecil antara sinar kembali
menyebabkan kita melihat haluan.
Matahari oleh tetesan air hujan
berbentuk bola (Jewett &
Serway, 2008, p. 993). Perhatikan seorang pengamat melihat
pelangi, seperti pada Gambar 1.17. Jika
hujan yang tinggi di langit sedang
diamati, cahaya merah kembali dari
penurunan bisa mencapai pengamat
karena menyimpang paling jauh, tapi
cahaya violet melewati pengamat karena
menyimpang sedikit. Oleh karena itu,
pengamat melihat penurunan ini sebagai
merah. Demikian pula, cahaya violet
terhadap pengamat dan tampak
ungu (cahaya merah dari penurunan ini
akan mengenai tanah dan tidak tampak).
Warna yang tersisa dari spektrum akan
mencapai pengamat dari hujan terletak di
Gambar 1.17 Variasi indeks bias dalam spektrum yang
terlihat sehubungan dengan panjang gelombang vakum antara dua posisi ekstrim ini.
dalam tiga bahan (Jewett & Serway, 2008, p. 993).

Uji Kompetensi 1.2


Berikan penjelasan secara rasional terkai fenomena di bawah ini!

16
RINGKASAN

1. Dalam pemantulan cahaya pada permukaan datar halus, sudut datang 1 , sehubungan
dengan garis tegak lurus permukaan adalah sama dengan sudut pantul 1 :

1 = 1

2. Cahaya yang masuk ke dalam media transparan dibelokkan pada batas dan dikatakan
dibiaskan. Sudut bias adalah sudut sinar sehubungan dengan garis tegak lurus ke
permukaan setelah memasuki medium baru.
3. Indeks bias bahan didefinisikan sebagai
di mana c adalah cepat rambat cahaya dalam ruang hampa dan v adalah cepat rambat
cahaya dalam bahan. Indeks bias bahan juga:
di mana adalah panjang gelombang cahaya dalam ruang hampa dan adalah panjang
gelombang dalam bahan.
4. Hukum pembiasan atau hukum Snell menyatakan bahwa 1 1 = 2 2
di mana 1 dan 2 adalah indeks bias di dua medium. Sinar datang, sinar pantul, sinar
bias, dan permukaan garis normal semua terletak pada bidang yang sama.
5. Indeks bias bahan tergantung pada panjang gelombang cahaya datang, efek yang
disebut dispersi. Cahaya pada spektrum ungu menunjukkan sudut bias yang lebih besar
memasuki kaca dari cahaya di ujung merah. Pelangi adalah konsekuensi dari dispersi.

17
DAFTAR PUSTAKA

Jurusan Fisika. (2013). Kurikulum prodi pendidikan fisika tahun 2013, berbasis KKNI.
Surabaya: Tim Prodi Pendidikan Fisika
Moller K.D. (2007). Optics. Newark New Jersey. New Jersey Institute of Technology.
Heimbecker, B., Nowikow, I., Howes, C. T., Mantha, J., Smith, B. P., and Bemmel, H. M.
(2002). Physics: Concepts and connections two. Toronto: Irwin Publishing.
Serway, R.A & Jewett, J.W. (2014). Physics, for scientists and enginer with modern physics,
ninth edition. USA: Cengage Learning, Inc.
Nugroho, 2015. Goresan rindu.
Serway, R.A & Faughn, J.S (1999). College physics, seventh edition. USA: Harcourt Brace
College
Wordpress. (2016). Menghilangkan efek mata merah pada foto. http://www.slepetan.com/
tutorial/menghilangkan-efek-mata-merah-pada-foto.

18
Nama : Kelompok : ..............
No Absen : . Kelas/Semester : ..............

LKS 1: Fenomena Pelangi

A. Tujuan Pembelajaran
1. Menunjukkan sikap terhadap sains dalam proses pembelajaran.
2. Menjelaskan fenomena pemantulan dan pembiasan.
3. Melakukan evaluasi dan merancang penyelidikan ilmiah.
4. Menafsirkan data dan bukti ilmiah.

B. Media
Ketika membuka media PhET dengan judul Bending-light in, kamu akan mendapatkan
tampilan media sebagai berikut:

Sumber cahaya

Busur
lingkaran

Alat ukur
intensitas
cahaya

19
C. Identifikasi Masalah
Bacalah dengan seksama fenomena pelangi di bawah ini!

FENOMENA PELANGI GEGERKAN WARGA


Published on Jul 15 2014 // Jawa Timur, Tapal Kuda

PROBOLINGGO Munculnya pelangi di langit angkasa pada Senin (14/7) sekitar pukul 07.00 membuat
sebagian warga Kelurahan Triwung Kidul Kecamatan Kademangan Probolinggo geger. Pasalnya, pelangi
itu muncul secara tiba-tiba. Warna pelangi terlihat indah bersamaan terbitnya matahari. Munculnya
pelangi memberikan banyak beragam tafsir dari masyarakat. Ada sebagian masyarakat yang mempunyai
kesimpulan, jika munculnya pelangi tersebut mengandung makna yang penuh dengan arti tentang
kehidupan. Pelangi itu memang fenomena alam. Tapi sesungguhnya juga mempunyai makna dan arti,
terang Yusuf Riadi saat dimintai komentarnya. Munculnya fenomena pelangi tersebut bisa ada kaitannya
dengan pilpres. Apalagi situasi pilpres kali ini saling mengklaim sama-sama menang dengan merujuk
metode hitung cepat (quick count).Makanya masyarakat itu harus hat-hati menyikapi kondisi politik
sekarang, ungkapnya. Sementara itu, ada sebagian masyarakat yang menilai jika munculnya pelangi itu
sebagai fenomena alam yang sudah biasa terjadi. Sundari, seorang warga setempat mengungkapkan
bahwa pelangi merupakan fenomena optik dan meteorologi yang menghasilkan spektrum cahaya
matahari setelah terjadi hujan. Pelangi terbentuk ketika cahaya matahari yang merupakan cahaya
polikromatik (terdiri dari banyak warna dengan panjang gelombang berbeda-beda) mengalami pembiasan
oleh butir-butir air. Ketika cahaya matahari melewati butiran air akan mengalami pembiasan, seperti
ketika sinar cahaya dengan sudut datang tertentu melewati kaca prisma akan dibiaskan dengan sudut
bias tertentu, begitu juga ketika sinar cahaya dari prisma kembali ke udara akan dibiaskan lagi dengan
sudut bias tertentu menurut persamaan pembiasan:

1 1 = 2 2 dan 1 = 1 = 2 = 21
2 2 1
Sudut yang dibentuk oleh sinar keluar prisma dengan sinar yang masuk ke prisma disebut sudut deviasi.
Jadi ketika cahaya matahari mengenai butir-butir air (menyerupai kaca prisma) akan mengalami
pembiasan dua kali sehingga membentuk warna pelangi. Warna pelangi tersusun dengan merah di
paling atas dan ungu di paling bawah pelangi.

Tuliskan konsep-konsep sains yang dapat kamu temukan dalam fenomena di atas!
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................

20
Tuliskan beberapa pertanyaan ilmiah (dapat diuji melalui penyelidikan ilmiah)
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................

Tuliskan beberapa pertanyaan tidak ilmiah (tidak dapat diuji melalui penyelidikan ilmiah)
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................

D. Eksplorasi
1. Merencanakan Sebuah Eksperimen
Pilih salah satu pertanyaan ilmiah yang Anda tuliskan, kemudian rencanakanlah
sebuah eksperimen untuk menguji pertanyaan tersebut!
Pertanyaan Ilmiah yang Dipilih:
...........................................................................................................................................

Rumusan Hipotesis:
...........................................................................................................................................

Identifikasi Variabel:
Variabel Keterangan
Manipulasi
Respons
Kontrol

Definisi Operasional Variabel (DOV):


DOV Keterangan
Manipulasi
Respons
Kontrol

Rancangan Tabel Data Pengamatan:


...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................

Rancangan Prosedur Eksperimen:


...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................

21
2. Melaksanakan Eksperimen
Laksanakan penyelidikan seperti yang kamu rencanakan, dokumentasikan kegiatan
eksperimenmu, dan catatlah data hasil pengamatanmu pada tabel data yang telah
kamu buat sebelumnya.
Data Hasil Eksperimen:
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................

Hasil Analisis Data:


...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................

3. Mengkaji Sumber Referensi


Bacalah beberapa sumber referensi terutama Buku Ajar Siswa 1: Sifat-sifat Cahaya
untuk melengkapi data hasil eksperimen yang telah kamu lakukan atau menjawab
rumusan masalah yang belum diselidiki!
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................

E. Eksplanasi
Gunakanlah data-data eksperimen atau referensi yang kamu gunakan untuk menarik
kesimpulan!
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................

F. Aplikasi
1. Menjelaskan fenomena ilmiah lainnya
Temukanlah beberapa fenomena literasi sains terkait sifat-sifat cahaya dan berikanlah
penjelasan secara ilmiah terhadap fenomena tersebut!
No Fenomena Penjelasan Ilmiah
1

22
2. Pemecahan masalah
Pelangi terbentuk ketika cahaya
polikromatik mengalami
pembiasan oleh butir-butir air.
Gaya gravitasi menyebabkan butir-
butir air yang jatuh ke bumi hampir
menyerupai sebuah prisma.
Apabila indeks bias cahaya violet
matahari di air 1,66 dan cahaya
merah 1,62. Tentukan sudut
dispersi yang melewati butir air?
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................

3. Implikasi potensial literasi sains bagi masyarakat


Jelaskan beberapa penerapan sifat-sifat cahaya dalam produk teknologi?
No Produk teknologi Penjelasan

Daftar Pustaka
Serway, R. A. & Jewett, J. W. (2014). Physics, for scientists and enginer with modern physics,
ninth edition. USA: Cengage Learning, Inc.
Walker, J., Halliday, D. & Resnick. (2014). Fundamentals of physics, tenth edition. USA: John
Wiley & Sons, Inc.

23
Nama : Kelompok : ..................
NIM : Semester : ..................

Kunci LKS 1 Fenomena Pelangi

A. Tujuan Pembelajaran
1. Menunjukkan sikap terhadap sains dalam proses pembelajaran.
2. Menjelaskan fenomena pemantulan dan pembiasan.
3. Melakukan evaluasi dan merancang penyelidikan ilmiah.
4. Menafsirkan data dan bukti ilmiah.

B. Media PhET: Bending light in


Ketika membuka media PhET dengan judul Bending-light in, kamu akan mendapatkan
tampilan media sebagai berikut:

24
C. Identifikasi Masalah
Bacalah dengan seksama fenomena pelangi di bawah ini!

FENOMENA PELANGI GEGERKAN WARGA


Published on Jul 15 2014 // Jawa Timur, Tapal Kuda

PROBOLINGGO Munculnya pelangi di langit angkasa pada Senin (14/7) sekitar pukul 07.00 membuat
sebagian warga Kelurahan Triwung Kidul Kecamatan Kademangan Probolinggo geger. Pasalnya, pelangi
itu muncul secara tiba-tiba. Warna pelangi terlihat indah bersamaan terbitnya matahari. Munculnya
pelangi memberikan banyak beragam tafsir dari masyarakat. Ada sebagian masyarakat yang mempunyai
kesimpulan, jika munculnya pelangi tersebut mengandung makna yang penuh dengan arti tentang
kehidupan. Pelangi itu memang fenomena alam. Tapi sesungguhnya juga mempunyai makna dan arti,
terang Yusuf Riadi saat dimintai komentarnya. Munculnya fenomena pelangi tersebut bisa ada kaitannya
dengan pilpres. Apalagi situasi pilpres kali ini saling mengklaim sama-sama menang dengan merujuk
metode hitung cepat (quick count).Makanya masyarakat itu harus hat-hati menyikapi kondisi politik
sekarang, ungkapnya. Sementara itu, ada sebagian masyarakat yang menilai jika munculnya pelangi itu
sebagai fenomena alam yang sudah biasa terjadi. Sundari, seorang warga setempat mengungkapkan
bahwa pelangi merupakan fenomena optik dan meteorologi yang menghasilkan spektrum cahaya
matahari setelah terjadi hujan. Pelangi terbentuk ketika cahaya matahari yang merupakan cahaya
polikromatik (terdiri dari banyak warna dengan panjang gelombang berbeda-beda) mengalami pembiasan
oleh butir-butir air. Ketika cahaya matahari melewati butiran air akan mengalami pembiasan, seperti ketika
sinar cahaya dengan sudut datang tertentu melewati kaca prisma akan dibiaskan dengan sudut bias
tertentu, begitu juga ketika sinar cahaya dari prisma kembali ke udara akan dibiaskan lagi dengan sudut

bias tertentu menurut persamaan pembiasan: 1 1 = 2 2 dan 1 = 1 = 2
2 2 1
Sudut yang dibentuk oleh sinar keluar prisma dengan sinar yang masuk ke prisma disebut sudut deviasi.
Jadi ketika cahaya matahari mengenai butir-butir air (menyerupai kaca prisma) akan mengalami
pembiasan dua kali sehingga membentuk warna pelangi. Warna pelangi tersusun dengan merah di paling
atas dan ungu di paling bawah pelangi.

Tuliskan konsep-konsep sains yang dapat kamu temukan dalam fenomena di atas!
Sinar matahari, cahaya polikromatik, air, pemantulan, pembiasan, dispersi, indeks bias,
panjang gelombang, sudut datang, sudut pantul, sudut bias, sudut dispersi, dll.

25
Tuliskan beberapa pertanyaan ilmiah (dapat diuji melalui penyelidikan ilmiah)
Bagaimana pengaruh indeks bias tetesan air terhadap ukuran pelangi?
Bagaimana pengaruh besar indeks bias terhadap sudut pembiasan?
Bagaimana pengaruh warna cahaya terhadap sudut pembiasan cahaya?
Bagaimana pengaruh sudut datang terhadap sudut pantul pada prisma?

Tuliskan beberapa pertanyaan tidak ilmiah (tidak dapat diuji melalui penyelidikan ilmiah)
Bagaimana pengaruh muncul tidaknya pelangi terhadap suhu politik menjelang
pemilihan presiden?
Bagaimana pengaruh muncul tidaknya pelangi terhadap keberuntungan calon peserta
pemilihan presiden?

D. Eksplorasi
1. Merencanakan Eksperimen
Pilihlah salah satu rumusan masalah yang telah kamu tuliskan, kemudian
rencanakanlah sebuah eksperimen untuk menguji rumusan masalah tersebut!
Rumusan Masalah:
Bagaimana pengaruh indeks bias air terhadap ukuran pelangi?

Rumusan Hipotesis:
Semakin besar indeks bias air maka pelangi akan tampak semakin besar

Identifikasi Variabel:
Variabel Keterangan
Manipulasi Indeks bias air
Respons Ukuran pelangi
Kontrol Sudut datang, jenis lingkungan, dan jenis cahaya

Definisi Operasional Variabel (DOV):


DOV Keterangan
Manipulasi Indeks bias air (prisma) dalam media PhET diatur rendah, sedang, dan
tinggi
Respons Ukuran pelangi diperoleh melalui pengamatan besarnya pelangi yang
tampak dalam media PhET dan dinyatakan secara kualitatif yaitu
besar, sedang, dan kecil.
Kontrol Sudut datang 30, jenis lingkungan udara, jenis cahaya putih

Rancangan Tabel Data Pengamatan:


Tabel 1. Data hasil Eksperimen Pengaruh Indeks Bias terhadap Ukuran Pelangi
No Indeks Bias Ukuran Pelangi
1 Rendah
2 Sedang
3 Tinggi

Rancangan Prosedur Eksperimen


a. Bukalah media PhET dengan judul Bending light in dan pilihlah percobaan
prisma sehingga diperoleh tampilan sebagai berikut:

26
b. Letakkan busur derajat di pusat garis normal, kemudian aturlah sudut datang
sebesar 30, material atas adalah udara, material bawah diatur dengan indeks bias
rendah, dan dipilih warna putih.
c. Nyalakan sumber cahaya, amati dan catat ukuran pelangi yang dihasilkan pada
Tabel 1.
d. Ulangi langkah b dan c dengan indeks bias prisma diatur sedang dan tinggi

Laksanakan penyelidikan seperti yang kamu rencanakan, dokumentasikan kegiatan


eksperimenmu, dan catat hasil pengamatanmu pada tabel data yang telah dibuat.
Dokumentasi Kegiatan:

27
Data Hasil Eksperimen:
Tabel 1. Data hasil Eksperimen Pengaruh Indeks Bias terhadap Ukuran Pelangi
No Indeks Bias Ukuran Pelangi
1 Rendah Tidak terbentuk pelangi
2 Sedang Sedang
3 Tinggi Besar
Hasil Analisis Data:
Semakin besar indeks bias prisma/butir air ternyata ukuran pelangi semakin besar.

4. Mengkaji Sumber Referensi


Bacalah beberapa sumber referensi terutama Buku Ajar Siswa 1: Sifat-sifat Cahaya
untuk melengkapi data hasil eksperimen yang telah kamu lakukan atau menjawab
rumusan masalah yang belum diselidiki!
Sinar matahari merupakan sumber cahaya polikromatik dengan panjang
gelombang berbeda-beda sesuai dengan warnanya.
Panjang gelombang cahaya tampak dari tertinggi hingga terendah adalah merah,
oranye, kuning, hijau, biru, dan ungu
Sinar cahaya ketika melewati titik- titik air (berfungsi seperti prisma) akan
mengalami peristiwa pembiasan, pemantulan, dan dispersi.
Pada bidang batas medium udara dan air, selain terjadi pembiasan juga terjadi
pemantulan. Peristiwa pembiasan menyebabkan adanya penyimpangan arah
cahaya dan pada prisma akan mengalami dispersi cahaya, karena bervariasi
dengan panjang gelombang, cahaya berbeda warna yang melewati prisma akan
dibiaskan pada sudut berbeda karena indeks bias kaca tergantung pada panjang
gelombang. Cahaya violet menyimpang paling jauh, warna merah paling pendek.
Peristiwa pemantulan akan menyebabkan cahaya dipantulkan pada tetes air hujan
lainnya, sehingga perbedaan perbedaan waktu pembiasan antar tetes cahaya
tersebut menyebabkan kita dapat melihat haluan.

E. Eksplanasi
Gunakanlah data-data eksperimen atau referensi yang kamu gunakan untuk menarik
kesimpulan!
Pelangi terbentuk ketika cahaya matahari yang merupakan cahaya polikromatik
mengenai butir-butir air. Butir-butir air hujan dapat berfungsi seperti kaca prisma,
sehingga ketika cahaya matahari dengan panjang gelombang berbeda-beda melewati
butiran air akan mengalami peristiwa pembiasan, pemantulan, dan dispersi. Peristiwa
pembiasan menyebabkan adanya penyimpangan arah cahaya dan pada prisma akan
mengalami dispersi cahaya, karena bervariasi dengan panjang gelombang, cahaya

28
berbeda warna yang melewati prisma akan dibiaskan pada sudut berbeda karena indeks
bias dari kaca tergantung pada panjang gelombang. Cahaya violet menyimpang paling
jauh, warna merah paling pendek, dan warna lainnya berada di antaranya. Pemantulan
sinar cahaya oleh suatu butir air akan mengenai butir air lainnya dan seterusnya,
sehingga perbedaan waktu pembiasan antar tetes cahaya tersebut menyebabkan kita
dapat melihat haluan. Besar sudut dispersi menentukan ukuran pelangi.

F. Aplikasi
1. Menjelaskan fenomena ilmiah lain
Temukanlah beberapa fenomena literasi sains terkait pemantulan dan pembiasan
cahaya dan berikanlah penjelasan secara ilmiah terhadap fenomena tersebut!

No Fenomena Penjelasan Ilmiah


1 Pemantulan pada Ketika jalan kering maka permukaan jalan kasar,
jalan basah dan cahaya dari kendaraan mengenai jalan dan
kering di mala hari dipantulkan difus sehingga jalan terlihat
jelas. Ketika jalan basah maka permukaan jalan
yang dipenuhi air menjadi halus, cahaya
mengalami pemantulan spekular, sehingga cahaya
hanya dipantulkan lurus ke depan dan pengemudi
melihat apa yang langsung di depannya. Cahaya
dari samping tidak pernah mencapai matanya
2 Warna riak air saat Warna berbeda muncul dari pemantulan spekular
matahari terbenam dan pemantulan difus. Daerah tenang (permukaan
tampak berbeda halus) akan memantulkan cahaya spekular yang
merupakan cahaya merah muda dari matahari
terbenam. Daerah dengan riak-riak kecil akan
memantulkan cahaya difus, sehingga cahaya dari
semua bagian langit akan dipantulkan ke mata
pengamat. Karena sebagian besar dari langit masih
biru pada awal matahari terbenam, daerah-daerah
tersebut akan tampak biru.

2. Pemecahan masalah
Pelangi terbentuk ketika cahaya
polikromatik mengalami pembiasan
oleh butir-butir air. Gaya gravitasi
menyebabkan butir-butir air yang jatuh
ke bumi hampir menyerupai sebuah
prisma. Apabila indeks bias cahaya
violet matahari di air 1,66 dan cahaya
merah 1,62. Tentukan sudut dispersi
yang melewati butir air?
Penyelesaian:
Sudut dispersi menyatakan lebar spektrum yang ditimbulkan oleh sebuah prisma
besarnya bergantung pada selisih antara sudut deviasi warna ungu dan warna merah
= (nu nm ) = (1,66 1,62) x 60 = 2,4

29
4. Implikasi potensial literasi sains bagi masyarakat
Jelaskan beberapa penerapan pemantulan dan pembiasan dalam produk teknologi?
No Produk teknologi Penjelasan
1 Spektrometer Untuk mempelajari panjang gelombang yang
prisma dipancarkan oleh sumber cahaya.Cahaya dari sumber
dikirim melalui celah sempit, celah disesuaikan dengan
lensa untuk menghasilkan sinar paralel atau
terkolimasi. Cahaya kemudian melewati prisma dan
diuraikan menjadi spektrum. Cahaya yang dibiaskan
diamati melalui teleskop. Teleskop dapat dipindahkan
atau prisma dapat diputar untuk melihat berbagai
panjang gelombang yang memiliki berbagai sudut
penyimpangan.
Untuk mengidentifikasi gas. Panjang gelombang
tertentu yang dipancarkan oleh gas berfungsi sebagai
"sidik jari" dari gas. Misalnya natrium hanya
memancarkan dua panjang gelombang dalam spektrum
tampak yaitu dua garis kuning berjarak dekat. Uap
merkuri memiliki karakteristik spektrum sendiri yang
terdiri dari empat panjang gelombang yang menonjol
(garis oranye hijau, biru, dan ungu) bersama dengan
beberapa panjang gelombang intensitas yang lebih
rendah.
Analisis spektral merupakan pengukuran panjang
gelombang yang dipancarkan atau diserap oleh suatu
zat. Ahli kimia dan ahli biologi menggunakan
spektroskopi inframerah untuk mengidentifikasi molekul,
astronom menggunakan spektroskopi cahaya tampak
untuk mengidentifikasi elemen pada bintang-bintang
jauh, dan ahli geologi menggunakan analisis spektral
untuk mengidentifikasi mineral.
2 Kaca mata selam Benda dalam air jika dilihat dengan mata telanjang
biasanya terlihat kabur dan tidak terfokus. Indeks bias
kornea (1,376) hampir sama dengan indeks bias air
(1,333)sehingga sedikit sekali pembiasan yang terjadi
ketika seseorang di dalam air melihat benda dengan
mata telanjang. Sinar cahaya dari benda terfokus di
belakang retina, menghasilkan bayangan yang kabur.
Penyelam dapat menggunakan kaca mata selam untuk
melihat dengan jelas benda- benda di dalam air. Udara
(1,0029) antara mata dan permukaan peralatan
menyediakan sejumlah pembiasan normal pada
permukaan antara mata dan air, dan cahaya dari benda
terfokus pada retina.

Daftar Pustaka
Serway, R. A. & Jewett, J. W. (2014). Physics, for scientists and enginer with modern physics,
ninth edition. USA: Cengage Learning, Inc.
Walker, J., Halliday, D. & Resnick. (2014). Fundamentals of physics, tenth edition. USA: John
Wiley & Sons, Inc.

30
Tabel Spesifikasi
Lembar Penilaian Literasi Sains
Tujuan Pembelajaran LP dan Butir Soal Kunci Jawaban
A. Sikap Terhadap Sains LP 1: Angket Kunci LP 1: Angket
Terlibat dalam KBM, siswa menunjukkan: Sikap Terhadap Sikap Terhadap
2.1.1 Motivasi dalam sains Sains Sains
2.1.2 Keyakinan dalam belajar sains Butir 1-8 Pernyataan positif
2.1.3 Dukungan terhadap penyelidikan Butir 9-16 SS = 4, S = 3, N = 2,
ilmiah Butir 17-24 TS = 1, STS = 0
2.1.4 Tanggung jawab terhadap Butir 25-28 Pernyataan negatif
lingkungan dan budaya SS = 0, S = 1, N = 2,
TS = 3, STS = 4

B. Literasi Sains LP 2: Literasi Kunci LP 2: Literasi


3.1.1 Diberikan fenomena pemantulan, Sains Sains
siswa dapat menjelaskan peristiwa Butir 1 Butir 1
pemantulan yang dirasakan sopir
pada jalan kering dan basah di
malam hari.
3.1.2 Diberikan fenomena pelangi, siswa Butir 2 Butir 2
dapat menentukan sudut dispersi
sinar matahari yang mengenai butir
air hujan.
3.1.3 Diberikan informasi kaca mata Butir 3 Butir 3
selam, siswa dapat menjelaskan
mengapa penyelam menggunakan
kaca mata selam dapat melihat lebih
jelas daripada mata telanjang.
3.2.1 Diberikan informasi pelangi, siswa Butir 4 Butir 4
dapat menyebutkan pertanyaan-
pertanyaan ilmiah dan tidak ilmiah.
3.2.2 Diberikan informasi pelangi, siswa Butir 5 Butir 5
dapat menjelaskan cara
mengeksplorasi pertanyaan ilmiah.
3.2.3 Diberikan informasi pelangi, siswa Butir 6 Butir 6
dapat menggunakan pengetahuan
ilmiah dalam pengambilan
keputusan kepada masyarakat.
4.1.1 Diberikan data hasil eksperimen, Butir 7 Butir 7
siswa dapat mentransformasi data
dari satu representasi ke
representasi lain dengan benar.
4.1.2 Diberikan data hasil eksperimen, Butir 8 Butir 8
siswa dapat menganalisis dan
menarik kesimpulan dengan tepat.

31
Nama : . Kelas : .................
NIM : . Semester : ............
LP 1: Sikap terhadap Sains

Petunjuk Umum:
Angket sikap terhadap sains berisikan 28 butir pertanyaan yang diajukan sebagai penilaian
diri berkaitan dengan motivasi dalam sains, keyakinan dalam belajar sains, dukungan
terhadap penyelidikan ilmiah, tanggung jawab terhadap lingkungan dan budaya.
Pahamilah setiap butir pertanyaan dan petunjuk khusus penilaian yang disediakan,
kemudian berikanlah penilaian secara jujur pada setiap butir pertanyaan yang dianggap
paling sesuai dengan kondisi anda sekarang ini.
Penilaian ini tidak akan mengurangi nilai akademik Anda.

Petunjuk Khusus:
Penilaian dilakukan dengan memberi tanda cek list () pada kolom jawaban SS (Sangat
Setuju), S (Setuju), N (Tidak Mempunyai Jawaban/Tidak Bisa Memutuskan), TS (Tidak Setuju),
STS (Sangat Tidak Setuju).

Pendapat
No Pernyataan
SS S N TS STS
1 Saya biasanya kurang bersemangat jika diajak mendiskusikan
materi fisika
2 Saya senang menyelesaikan masalah fisika.
3 Saya kurang suka membaca pelajaran fisika.
4 Saya menikmati memperoleh pengetahuan baru dalam fisika.
5 Mempelajari fisika tidak mempengaruhi prospek karier saya
di masa mendatang.
6 Saya ingin berkarier yang melibatkan ilmu fisika.
7 Saya tidak ingin belajar fisika lagi setelah lulus kuliah.
8 Saya setelah dewasa ingin bekerja pada proyek-proyek fisika.
9 Mempelajari perkembangan fisika saat ini terasa menyulitkan
bagi saya.
10 Saya biasanya dapat memberikan jawaban yang baik untuk
menguji pertanyaan pada materi fisika.
11 Saya dapat dengan mudah memahami ide-ide baru dalam
fisika.
12 Saya sangat yakin dapat mengidentifikasi variabel manipulasi,
respons, maupun kontrol dalam masalah sains
13 Saya kurang yakin dapat membuat definisi operasional
variabel dengan benar
14 Saya sangat yakin dapat membuat prosedur eksperimen
dengan benar
16 Saya kurang yakin dapat menarik kesimpulan berdasarkan
data eksperimen atau kajian referensi
17 Saya senang menyelesaikan masalah melalui penyelidikan
ilmiah

32
Pendapat
No Pernyataan
SS S N TS STS
18 Mempelajari fisika tidak membantu saya memahami
kehidupan dunia.
19 Fisika berharga bagi masyarakat.
20 Kemajuan sains-fisika dan teknologi dewasa ini menimbulkan
permasalahan sosial politik.
21 Beberapa konsep dalam fisika membantu saya melihat
bagaimana saya berhubungan dengan orang lain.
22 Saya menemukan bahwa fisika kurang membantu saya untuk
memahami lingkungan sekitar saya.
23 Fisika sangat relevan bagi saya.
24 Ketika saya lulus kuliah hanya sedikit kesempatan bagi saya
untuk menggunakan fisika dalam kehidupan sehari-hari.
25 Penerapan fisika dalam produk teknologi tidak boleh
menimbulkan pencemaran lingkungan.
26 Penerapan fisika pada produk teknologi seharusnya membuat
setiap orang semakin bergantung pada teknologi.
27 Saya lebih suka bergantung pada produk teknologi daripada
meminta bantuan orang lain.
28 Kemajuan sains-fisika dan teknologi biasanya dapat
memperbaiki kondisi kehidupan masyarakat.

Tuliskan faktor-faktor lain yang membuat Anda kesulitan bersikap terhadap sains dengan
mengisi tabel di bawah ini.
Sikap terhadap Sains Kesulitan
1. Motivasi dalam sains

2. Keyakinan dalam belajar sains

3. Dukungan terhadap penyelidikan


ilmiah
4. Tanggung jawab terhadap
lingkungan dan budaya
Surabaya, .................. 2017

Responden

Daftar Pustaka
Thomson, S., Hilman, K. & Bortol, L. D. (2013). Programme for International student
assessment: A teachers guide to PISA scientific literacy. Acer Press.

33
Nama : . Kelas : .......
NIM : . Semester : .......
LP 2: Literasi Sains

Butir 1: Menggunakan pengetahuan sains untuk menjelaskan fenomena ilmiah


Seorang pengemudi ketika mengendarai mobil pada malam hari melewati jalan kering akan
merasakan berbeda dengan ketika melewati jalan basah. Ketika melewati jalan kering,
pengemudi dapat melihat badan jalan secara keseluruhan. Tetapi ketika melewati jalan
basah, biasanya pengemudi hanya melihat apa yang langsung di depannya. Pengemudi
kesulitan melihat keadaan di samping kiri dan kanan mobil.

Jalan kering jalan basah

Jelaskan peristiwa pemantulan yang dirasakan sopir pada kedua jalan tersebut!

Butir 2 Menggunakan pengetahuan sains dalam pemecahan masalah


Pelangi pada umumya terjadi pada posisi antara matahari dan rintik-rintik air hujan. Sebuah
sinar cahaya yang mengenai setetes air di atmosfer akan mengalami peristiwa pemantulan
dan pembiasan. Hal pertama dibiaskan di permukaan depan tetesan hujan yang turun,
dengan cahaya ungu menyimpang paling jauh dan cahaya merah paling dekat. Pada
permukaan belakang tetesan hujan, cahaya dipantulkan dan kembali ke permukaan depan, di
mana mengalami pembiasan lagi ketika bergerak dari air ke udara. Indeks bias cahaya violet di
air 1,33 dan indeks bias cahaya merah di air adalah 1,29. Tentukan sudut dispersi cahaya yang
mengenai butir-butir air. Diasumsikan tetesan air hujan berbentuk prisma-prisma kecil
dengan sudut puncak 60.

Butir 3 Menggunakan pengetahuan sains untuk produk teknologi


Berenang merupakan salah satu olahraga yang menyenangkan.
Tidak hanya mengasyikkan, berenang juga dianggap sebagai
salah satu jenis olahraga yang dapat membantu meninggikan
badan. Walaupun demikian, olahraga berenang tidak boleh
dilakukan secara sembarangan. Harus menggunakan beberapa
perlengkapan yang tepat, seperti kacamata renang, baju renang,
penutup kepala, papan pelambung, kaki katak, pull boy dan hand
paddles. Kaca mata renang merupakan perlengkapan yang digunakan untuk menjaga
penglihatan mata saat berada di dalam air. Kacamata renang juga dapat melindungi mata
dari gangguan seperti kotoran, debu, pasir dan lain sebagainya. Mengapa seorang perenang
yang menggunakan kaca mata renang dapat melihat dengan jelas benda-benda di dalam air?

34
Ilustrasi di bawah ini digunakan pada Butir 4 sampai 6
Mitos Pelangi (Nipamoa) dalam Masyarakat Lio
11 Juni 1855, dua ilmuwan Jerman, yaitu Gustav Kirchoff dan Robert Bunsen berhasil
memisahkan spektrum warna yang menyusun cahaya matahari dengan prisma. Pemisahan
warna-warna matahari terjadi secara alami ketika munculnya pelangi setelah terjadinya
hujan. Pelangi merupakan hasil proses pemisahan warna-warna matahari oleh tetesan-
tetesan air. Cahaya putih merupakan gabungan dari spektrum yang terdiri dari warna-warni
pelangi. Fenomena munculnya pelangi tentu merupakan sesuatu hal yang biasa dalam
bidang teknologi. Kendati demikian, dalam pandangan orang Lio, munculnya pelangi
merupakan peristiwa yang sangat mendatangkan berkah. "Pelangi" dalam bahasa Lio (Flores
NTT) sering disebut "Nipa Moa". Masyarakat Lio beranggapan bahwa kemunculannya
sebagai berkah yang diberihkan Yang Maha Kuasa untuk kesuburan tanah di sekitar.
Kemunculan nipamoa dikaitkan dengan tata cara bercocok tanam agar mendatangkan hasil
yang melimpah dari sawah dan ladang. Sehingga kadang masyarakat beranggapan bahwa
"Nipamoa" sebagai sesosok mahluk mirip ular dalam pewayangan yang turun dari langit.
Legenda mahluk mirip ular ini didasari pengalaman nyata dari masyarakat Lio itu sendiri
sehingga munculah berbagai spekulasi tentang nipamoa. Nipamoa dianggap suatu
keagungan dan kecantikan semesta. Saat kemunculan nipamoa, pertama kali perlu
diperhatikan adalah posisi dan arah turunnya pelangi serta posisi aliran air (kali) sehingga
muncul pula berbagai dugaan masyarakat. Misalnya: tiba-tiba Nipamoa berada di sekitar
danau Kelimutu, maka munculah berbagai pemikiran masyarakat bahwa Nipamoa tersebut
turun dan minum air di danau kelimutu dan tempat itu telah diberikan berkah. Bahkan ada
pula orang-orang tertentu yang menyatakan diri berpapasan secara langsung dengan sosok
mahkluk mirip ular yang turun dari langit, sehingga orang tersebut dianggap mempunyai
kesaktian yang luar biasa. www.kompasiana.com

Butir 4 Membedakan pertanyaan-pertanyaan ilmiah dan tidak ilmiah


Tuliskan beberapa pertanyaan ilmiah dan tidak ilmiah

Butir 5 Menjelaskan cara mengeksplorasi pertanyaan ilmiah


Pilihlah salah satu pertanyaan ilmiah pada jawaban Butir 4 di atas, rencanakan sebuah
eksperimen untuk menguji pertanyaan ilmiah yang sudah anda pilih!

Butir 6 Pengambilan keputusan


Setelah membaca Mitos Pelangi dalam Masyarakat Lio, Bagaimana cara kamu menjelaskan
fenomena pelangi pada masyarakat Lio

35
Ilustrasi di bawah ini digunakan pada Butir 7 dan Butir 8

Budi melakukan eksperimen dengan


mengarahkan sinar cahaya dari medium
udara ke medium x sebanyak empat kali
untuk menguji hipotesis jika sudut
datang diperbesar maka indeks bias bahan
adalah tetap yaitu intan. Beberapa indeks
bias bahan sebagai berikut:
No Medium Indeks Bias
1 Intan 2,419
2 Kaca crown 1,520
3 Gliserin 1,473
4 Air 1,333
5 Es 1,309
6 udara 1,000

Butir 7 Mentransformasi data dari satu representasi ke representasi yang lain!


Representasikan hasil pengamatan tersebut dalam bentuk tabel data pengamatan maupun
grafik? Lakukan analisis terhadap hasil representasi kamu!

Butir 8 Menganalisis dan menarik kesimpulan dengan tepat!


Buatlah kesimpulan hasil percobaan yang dilakukan saintis?

DAFTAR PUSTAKA
Nur, M. 2009. Modul keterampilan-keterampilan proses sains. Surabaya: Unipress.
Serway, R. A. & Jewett, J. W. (2014). Physics, for scientists and enginer with modern physics,
ninth edition. USA: Cengage Learning, Inc.

36
Nama : . Kelas : .......
NIM : . Semester : .......
Kunci LP 2: Literasi Sains

Butir 1: Menggunakan pengetahuan sains untuk menjelaskan fenomena ilmiah


Seorang pengemudi ketika mengendarai mobil pada malam hari melewati jalan kering akan
merasakan berbeda dengan ketika melewati jalan basah. Ketika melewati jalan kering,
pengemudi dapat melihat badan jalan secara keseluruhan. Tetapi ketika melewati jalan
basah, biasanya pengemudi hanya melihat apa yang langsung di depannya. Pengemudi
kesulitan melihat keadaan di samping kiri dan kanan mobil.

Jalan kering jalan basah


Jelaskan peristiwa pemantulan yang dirasakan sopir pada kedua jalan tersebut!
Penyelesaian:
Seorang sopir saat mengemudi melewati jalan kering di malam hari akan melihat jalan dengan jelas,
jalan yang kering membuat permukaannya tidak merata sehingga cahaya dari kendaraan yang
mengenai permukaan jalan dipantulkan secara difus membuat daerah di sekitar jalan juga tampak
terang. Ketika jalan basah maka permukaan jalan yang dipenuhi air menjadi halus, cahaya mengalami
pemantulan spekular (cahaya dipantulkan lurus ke depan) membuat pengemudi hanya melihat apa
yang langsung di depannya.

Butir 2 Menggunakan pengetahuan sains dalam pemecahan masalah


Pelangi pada umumya terjadi pada posisi antara matahari dan rintik-rintik air hujan. Sebuah
sinar cahaya yang mengenai setetes air di atmosfer akan mengalami peristiwa pemantulan
dan pembiasan. Hal pertama dibiaskan di permukaan depan tetesan hujan yang turun,
dengan cahaya ungu menyimpang paling jauh dan cahaya merah paling dekat. Pada
permukaan belakang tetesan hujan, cahaya dipantulkan dan kembali ke permukaan depan, di
mana mengalami pembiasan lagi ketika bergerak dari air ke udara. Indeks bias cahaya violet di
air 1,33 dan indeks bias cahaya merah di air adalah 1,29. Tentukan sudut dispersi cahaya yang
mengenai butir-butir air. Diasumsikan tetesan air hujan berbentuk prisma-prisma kecil
dengan sudut puncak 60.
Penyelesaian:
Sudut dispersi menyatakan lebar spektrum yang ditimbulkan oleh prisma yang besarnya bergantung
pada selisih antara sudut deviasi warna ungu dan warna merah
= (nu nm ) = (1,33 1,29) x 60 = 2,4

Butir 3 Menggunakan pengetahuan sains untuk produk teknologi


Berenang merupakan salah satu olahraga yang menyenangkan. Tidak hanya
mengasyikkan, berenang juga dianggap sebagai salah satu jenis olahraga
yang dapat membantu meninggikan badan. Walaupun demikian, olahraga
berenang tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Harus menggunakan
beberapa perlengkapan yang tepat, seperti kacamata renang, baju renang, penutup kepala,
papan pelambung, kaki katak, pull boy dan hand paddles. Kaca mata renang merupakan
perlengkapan yang digunakan untuk menjaga penglihatan mata saat berada di dalam air.
37
Kacamata renang juga dapat melindungi mata dari gangguan seperti kotoran, debu, pasir dan
lain sebagainya. Mengapa seorang perenang yang menggunakan kaca mata renang dapat
melihat dengan jelas benda-benda di dalam air?
Penyelesaian:
Benda dalam air jika dilihat dengan mata telanjang biasanya terlihat kabur dan tidak terfokus. Indeks
bias kornea (1,376) hampir sama dengan indeks bias air (1,333)sehingga sedikit sekali pembiasan
yang terjadi ketika seseorang di dalam air melihat benda dengan mata telanjang. Sinar cahaya dari
benda terfokus di belakang retina, menghasilkan bayangan yang kabur. Penyelam dapat
menggunakan kaca mata selam untuk melihat dengan jelas benda- benda di dalam air. Udara (1,0029)
antara mata dan permukaan peralatan menyediakan sejumlah pembiasan normal pada permukaan
antara mata dan air, dan cahaya dari benda terfokus pada retina.

Ilustrasi di bawah ini digunakan pada Butir 4 sampai 6


Mitos Pelangi (Nipamoa) dalam Masyarakat Lio
11 Juni 1855, dua ilmuwan Jerman, yaitu Gustav Kirchoff dan Robert Bunsen berhasil
memisahkan spektrum warna yang menyusun cahaya matahari dengan prisma. Pemisahan
warna-warna matahari terjadi secara alami ketika munculnya pelangi setelah terjadinya
hujan. Pelangi merupakan hasil proses pemisahan warna-warna matahari oleh tetesan-
tetesan air. Cahaya putih merupakan gabungan dari spektrum yang terdiri dari warna-warni
pelangi. Fenomena munculnya pelangi tentu merupakan sesuatu hal yang biasa dalam
bidang teknologi. Kendati demikian, dalam pandangan orang Lio, munculnya pelangi
merupakan peristiwa yang sangat mendatangkan berkah. "Pelangi" dalam bahasa Lio (Flores
NTT) sering disebut "Nipa Moa". Masyarakat Lio beranggapan bahwa kemunculannya
sebagai berkah yang diberihkan Yang Maha Kuasa untuk kesuburan tanah di sekitar.
Kemunculan nipamoa dikaitkan dengan tata cara bercocok tanam agar mendatangkan hasil
yang melimpah dari sawah dan ladang. Sehingga kadang masyarakat beranggapan bahwa
"Nipamoa" sebagai sesosok mahluk mirip ular dalam pewayangan yang turun dari langit.
Legenda mahluk mirip ular ini didasari pengalaman nyata dari masyarakat Lio itu sendiri
sehingga munculah berbagai spekulasi tentang nipamoa. Nipamoa dianggap suatu
keagungan dan kecantikan semesta. Saat kemunculan nipamoa, pertama kali perlu
diperhatikan adalah posisi dan arah turunnya pelangi serta posisi aliran air (kali) sehingga
muncul pula berbagai dugaan masyarakat. Misalnya: tiba-tiba Nipamoa berada di sekitar
danau Kelimutu, maka munculah berbagai pemikiran masyarakat bahwa Nipamoa tersebut
turun dan minum air di danau kelimutu dan tempat itu telah diberikan berkah. Bahkan ada
pula orang-orang tertentu yang menyatakan diri berpapasan secara langsung dengan sosok
mahkluk mirip ular yang turun dari langit, sehingga orang tersebut dianggap mempunyai
kesaktian yang luar biasa. www.kompasiana.com

Butir 4 Membedakan pertanyaan-pertanyaan ilmiah dan tidak ilmiah


Tuliskan beberapa pertanyaan ilmiah dan tidak ilmiah
Penyelesaian:
Pertanyaan ilmiah:
Bagaimana pengaruh besar indeks biar air terhadap ukuran pelangi?
Bagaimana pengaruh besar indeks bias air terhadap sudut dispersi?
Bagaimana panjang gelombang cahaya terhadap sudut bias?
Pertanyaan tidak ilmiah:
Bagaimana pengaruh kemunculan pelangi terhadap kesuburan tanah?
Bagaimana pengaruh kemunculan pelangi terhadap keberkahan suatu wilayah?
Bagaimana pengaruh pertemuan dengan nipamoa terhadap kesaktian?

38
Butir 6 Menjelaskan cara mengeksplorasi pertanyaan ilmiah
Pilihlah salah satu pertanyaan ilmiah pada jawaban Butir 4 di atas, rencanakan sebuah
eksperimen untuk menguji pertanyaan ilmiah yang sudah kamu pilih!
Rumusan Masalah:
Bagaimana pengaruh indeks bias air terhadap ukuran pelangi?

Rumusan Hipotesis:
Semakin besar indeks bias air maka pelangi akan tampak semakin besar

Identifikasi Variabel:
Variabel Keterangan
Manipulasi Indeks bias air
Respons Ukuran pelangi
Kontrol Sudut datang, jenis lingkungan, dan jenis cahaya

Definisi Operasional Variabel (DOV):


DOV Keterangan
Manipulasi Indeks bias air (prisma) dalam media PhET diatur rendah, sedang, dan tinggi
Respons Ukuran pelangi diperoleh melalui pengamatan besarnya pelangi yang tampak
dalam media PhET dan dinyatakan secara kualitatif yaitu besar, sedang, dan kecil.
Kontrol Sudut datang 30, jenis lingkungan udara, jenis cahaya putih

Rancangan Tabel Data Pengamatan:


Tabel 1. Data hasil Eksperimen Pengaruh Indeks Bias terhadap Ukuran Pelangi
No Indeks Bias Ukuran Pelangi
1 Rendah
2 Sedang
3 Tinggi

Rancangan Prosedur Eksperimen


e. Bukalah media PhET dengan judul Bending light in dan pilihlah percobaan prisma sehingga
diperoleh tampilan sebagai berikut:

39
f. Letakkan busur derajat di pusat garis normal, kemudian aturlah sudut datang sebesar 30 ,
material atas adalah udara, material bawah diatur dengan indeks bias rendah, dan dipilih
warna putih.
g. Nyalakan sumber cahaya, amati dan catat ukuran pelangi yang dihasilkan pada Tabel 1.
h. Ulangi langkah b dan c dengan indeks bias prisma diatur sedang dan tinggi

Butir 6 Pengambilan keputusan


Setelah membaca Mitos Pelangi dalam Masyarakat Lio, Bagaimana cara kamu menjelaskan
fenomena pelangi pada masyarakat Lio
Penyelesaian:
Memberikan pengarahan kepada masyarakat bahwa pelangi sebenarnya tidak berhubungan dengan
kesuburan tanah, keberkahan wilayah, maupun kesaktian seseorang. Pelangi merupakan fenomena
alam sebagai hasil penguraian cahaya polikromatik matahari oleh tetes-tetes air hujan.

Ilustrasi di bawah ini digunakan pada Butir 7 dan Butir 8


Budi melakukan eksperimen dengan
mengarahkan sinar cahaya dari medium
udara ke medium x sebanyak empat kali
untuk menguji hipotesis jika sudut
datang diperbesar maka indeks bias bahan
adalah tetap yaitu intan. Beberapa indeks
bias bahan sebagai berikut:
No Medium Indeks Bias
1 Intan 2,419
2 Kaca crown 1,520
3 Gliserin 1,473
4 Air 1,333
5 Es 1,309
6 udara 1,000

Butir 7 Mentransformasi data dari satu representasi ke representasi yang lain!


Representasikan hasil pengamatan tersebut dalam bentuk tabel data pengamatan maupun
grafik? Lakukan analisis terhadap hasil representasi kamu!
No Sudut Datang () Sudut Bias () Sudut Pantul () Nilai Sin i/sin r
1 30 20 30 1,462
2 40 25 40 1,520
3 50 30 50 1,532
4 60 35 60 1,509

Data menunjukkan semakin besar sudut datang maka sudut bias juga semakin besar sehingga indeks
bias bahan sebagai perbandingan sinus sudut bias/sinus sudut datang seharusnya tetap (antara
1,462-1,532). Bahan yang paling mendekati adalah kaca crown. Selain itu, pada peristiwa pembiasan
tetap berlaku hukum pemantulan yaitu sudut datang sama dengan sudut pantul.

Butir 8 Menganalisis dan menarik kesimpulan dengan tepat!


Buatlah kesimpulan hasil percobaan yang dilakukan saintis?
Hipotesis ditolak, karena indeks bias bahan yang paling sesuai adalah kaca crown.

DAFTAR PUSTAKA
Nur, M. 2009. Modul keterampilan-keterampilan proses sains. Surabaya: Unipress.
Serway, R. A. & Jewett, J. W. (2014). Physics, for scientists and enginer with modern physics, ninth
edition. USA: Cengage Learning, Inc.

40

Anda mungkin juga menyukai