Anda di halaman 1dari 150

ANALISIS TINGKAT PEMAHAMAN SISWA PADA

MATERI JARINGAN TUMBUHAN KELAS XI DI


SMAN 6 TANGERANG SELATAN

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:
Eka Juliana
NIM : 11150161000039

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2022
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul Analisis Tingkat Pemahaman Siswa pada Materi Jaringan


Tumbuhan Kelas XI di SMAN 6 Tangerang Selatan disusun oleh Eka Juliana,
NIM 11150161000039, Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui
bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diajukan
pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan fakultas.

Jakarta, Desember 2021

Yang Mengesahkan,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Meiry Fadilah Noor, M.Si Eny S. Rosyidatun, S.Si., M.A


NIP. 19800516 200710 2 001 NIP. 19750924 200604 2 001

ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQOSAH
Skripsi yang berjudul “Analisis Tingkat Pemahaman Siswa pada Materi
Jaringan Tumbuhan Kelas XI di SMAN 6 Tangerang Selatan” disusun oleh
Eka Juliana, NIM 11150161000039, Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta dinyatakan lulus dalam ujian Munaqasah pada tanggal 21 Januari 2022 di
hadapan dewan penguji. Oleh karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana
S1 (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Biologi.

Jakarta, 9 Februari 2022


Panitia Ujian Munaqosah

Tanggal Tanda Tangan


Ketua Panitia
(Ketua Program Studi Pendidikan Biologi)
Dr. Yanti Herlanti, M.Pd
NIP. 19710119 2008012010 14-2-2022
.……….….. .……….……

Penguji I
Dr. Yanti Herlanti, M.Pd 13-2-2022
NIP. 19710119 2008012010 .….……….. .…….………

Penguji II
Dr. Nengsih Juanengsih, M.Pd 9-2-2022
NIP. 197905102006042001 .……….….. .……….……

Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Dr. Sururin, M.Ag

NIP. 197103191998032001

iii
iv
ABSTRAK

Eka Juliana (11150161000039). Analisis Tingkat Pemahaman Siswa pada


Materi Jaringan Tumbuhan Kelas XI di SMAN 6 Tangerang Selatan. Skripsi,
Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2022.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa pada materi
Jaringan Tumbuhan. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas XI MIPA yang
berjumlah 38 siswa. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif
kuantitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan metode tes rumpang,
angket, dan wawancara. Hasil penelitian ini memperoleh skor rata-rata tes rumpang
sebesar 69,82% dan termasuk ke dalam kategori independen yang menunjukkan
bahwa bahan bacaan mudah dipahami secara mandiri oleh siswa. Berdasarkan hasil
angket yang telah didapat, aspek minat yang dimiliki siswa sudah baik karena >50%
siswa membaca sumber lain selain buku pelajaran dan lebih mudah memahami
materi saat mendengar penjelasan dari guru ataupun teman. Aspek motivasi dapat
dilihat dari perhatian dan usaha untuk mempelajari materi yang menunjukkan
bahwa siswa masih butuh berulang kali membaca buku untuk dapat memahami
materi. Aspek bakat menunjukkan siswa sering kesulitan untuk mengingat dan
memahami nama-nama ilmiah. Sementara itu, aspek sarana dan prasarana pada
materi Jaringan Tumbuhan sudah memadai.

Kata kunci: Tes Rumpang, Pemahaman Siswa, Buku Ajar

v
ABSTRACT

Eka Juliana (11150161000039). Analysis of Students' Level of Understanding on


Plant Tissue Material for Class XI at SMAN 6 South Tangerang. Undergraduate
Thesis of Biology Education Study Program, Faculty of Educational Science, Syarif
Hidayatullah State Islamic University of Jakarta. 2022.

This study aims to determine the level of students' understanding of the Plant Tissue
material. The sample in this study were students of class XI MIPA, totaling 38
students. The method in this study used a quantitative descriptive method with data
collection techniques using the cloze test method, questionnaire, and interview. The
results of this study obtained an average score of 69.82% cloze test and included in
the independent category which indicates that the reading material is easily
understood by students. Based on the results of the questionnaire that has been
obtained, the aspect of interest that students have is good because >50% of students
read sources other than textbooks and it is easier to understand the material when
hearing explanations from teachers or friends. The motivational aspect can be seen
from the attention and effort to learn the material which shows that students still
need to repeatedly read books to be able to understand the material. The talent
aspect shows that students often have difficulty remembering and understanding
scientific names. Meanwhile, the aspect of facilities and infrastructure in the Plant
Tissue material is sufficient.

Keywords: Cloze Test, Student Understanding, Textbook

vi
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT


yang telah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir (skripsi) yang berjudul “Analisis Tingkat Pemahaman
pada Materi Jaringan Tumbuhan Kelas XI di SMAN 6 Tangerang Selatan”.
Sholawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Baginda Nabi Muhammad
SAW beserta seluruh keluarga, sahabat, dan para pengikutnya.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A., selaku
Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Ibu Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Ibu Dr. Yanti Herlanti, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Biologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus Dosen Penasehat
Akademik Kelas A yang telah membimbing, memotivasi serta memberikan
ilmunya kepada penulis.
4. Ibu Meiry Fadilah Noor, M.Si., selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan
Biologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus Dosen Pembimbing I
yang telah meluangkan waktu untuk membimbing, memotivasi dan
memberikan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Eny S. Rosyidatun, S.Si., M.A., selaku Dosen Pembimbing II yang
telah memberikan waktunya untuk membimbing dan memberikan saran
serta masukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.
6. Seluruh Dosen Prodi Pendidikan Biologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah membimbing dan memberikan ilmunya kepada penulis selama

vii
mengikuti perkuliahan. Semoga ilmu yang diperoleh penulis dapat
bermanfaat dalam kehidupannya.
7. Pihak SMAN 6 Tangerang Selatan yang telah memberikan izin kepada
penulis untuk melakukan penelitian ini.
8. Ibu Diani Atika, S.Si., M.Pd selaku guru mata pelajaran Biologi Kelas XI
yang telah bersedia membantu penulis dalam melakukan penelitian.
9. Seluruh siswa-siswi Kelas XI MIPA SMAN 6 Tangerang Selatan yang telah
berpartisipasi dalam penelitian ini.
10. Orang tua tercinta yaitu Bapak Iwan Kurniawan dan Ibu Hayati serta adik
tercinta yaitu Febby Dwi Anggraini yang senantiasa mendoakan,
memotivasi, memberikan dukungan dan kasih sayangnya yang tidak pernah
henti untuk penulis. Semoga Allah SWT selalu membersamai.
11. Teman-teman Pendidikan Biologi angkatan 2015 (MIMOSA), terlebih
khusus teman-teman kelas A yang telah membersamai penulis selama masa
perkuliahan.
12. Sahabat-sahabat seperjuangan yaitu Indri Andriyatno, Aula Hani Maesaroh,
Aisyah Mutiara, Nindita Ardelia, Elah Nurlaelah, Manapiah Anadiroh, Nur
Fairuz Fatin, Abda Ilma Rodiana, Tyka Irnawati, Firda Aulia dan Almh
Mutiara El Zahrah yang selalu memberikan semangat, motivasi dan berbagi
cerita kepada penulis.
13. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penulisan skripsi ini.

Penulis berharap semoga semua kebaikan, jasa maupun bantuan dari seluruh
pihak akan digantikan dengan pahala yang berlipat ganda oleh Allah SWT
dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membaca dan
membutuhkannya.
Jakarta, Agustus 2021

viii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI .................................... ii


LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQOSAH ....................................... iii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI .................................................. iv
ABSTRAK.......................................................................................................... v
ABSTRACT ...................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................. 4
C. Pembatasan Masalah ................................................................................ 4
D. Perumusan Masalah .................................................................................. 5
E. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian.................................................................................... 5
BAB II DESKRIPSI TEORITIS DAN KERANGKA PIKIR .......................... 7
A. Deskripsi Teoritis ..................................................................................... 7
1. Buku Ajar ............................................................................................ 7
2. Karakteristik Buku Ajar ....................................................................... 8
3. Ciri-Ciri Buku Ajar yang Baik ............................................................. 9
4. Pembelajaran Biologi ......................................................................... 11
5. Kesulitan Siswa ................................................................................. 12
6. Pemahaman Siswa ............................................................................. 14
7. Tes Rumpang (Cloze Test/Cloze Procedure) ...................................... 15
B. Kajian Penelitian Relevan....................................................................... 18
C. Kerangka Pikir ....................................................................................... 20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 23

ix
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 23
B. Metode Penelitian ................................................................................... 23
C. Populasi dan Sampel .............................................................................. 23
D. Prosedur Penelitian ................................................................................. 24
E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 25
F. Instrumen Penelitian ............................................................................... 26
G. Validitas ................................................................................................. 33
H. Teknik Analisis Data .............................................................................. 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 36
A. Hasil Penelitian ...................................................................................... 36
1. Hasil Tes Rumpang .......................................................................... 36
2. Hasil Perhitungan Angket ................................................................. 39
3. Hasil Wawancara .............................................................................. 44
B. Pembahasan ........................................................................................... 46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 56
A. Kesimpulan ............................................................................................ 56
B. Saran ...................................................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 58
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 63

x
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Tes Rumpang pada Materi Jaringan


Tumbuhan ............................................................................................. 27

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Pedoman Angket Tentang Faktor-Faktor yang


Berkaitan dengan Pemahaman Bacaan Materi Jaringan Tumbuhan ....... 28

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Terkait Kesulitan Siswa


dalam Memahami Teks Bacaan Jaringan Tumbuhan ............................. 30

Tabel 3.4 Pedoman Wawancara Guru Terkait Kesulitan Siswa dalam


Memahami Teks Bacaan Jaringan Tumbuhan ....................................... 30

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Siswa Terkait Kesulitan dalam


Memahami Teks Bacaan Jaringan Tumbuhan ........................................ 31

Tabel 3.6 Pedoman Wawancara Siswa Terkait Kesulitan dalam Memahami


Teks Bacaan Jaringan Tumbuhan ........................................................... 32

Tabel 3.7 Skor Jawaban Angket Siswa ................................................... 35

Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Wacana Tes Rumpang pada Materi Jaringan
Tumbuhan ............................................................................................. 36

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Tingkat Pemahaman Siswa pada Bacaan


Materi Jaringan Tumbuhan .................................................................... 38

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Angket Tentang Faktor-Faktor yang Berkaitan


dengan Pemahaman Bacaan Materi Jaringan Tumbuhan ....................... 39

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pikir ................................................................... 22

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Kisi-Kisi Instrumen Tes Rumpang ............................... 64

Lampiran II : Kisi-Kisi Instrumen Angket ......................................... 67

Lampiran III : Lembar Pedoman Wawancara Guru ............................ 75

Lampiran IV : Lembar Pedoman Wawancara Siswa ........................... 76

Lampiran V : Hasil Validasi Dosen Ahli 1 ........................................ 77

Lampiran VI : Hasil Validasi Dosen Ahli 2 ........................................ 84

Lampiran VII : Hasil Data Tes Rumpang ............................................ 92

Lampiran VIII : Skor Hasil Perhitungan Tes Rumpang ........................ 94

Lampiran IX : Hasil Perhitungan Rata-Rata per Indikator ................. 96

Lampiran X : Data Angket Siswa ..................................................... 97

Lampiran XI : Hasil Wawancara Guru ........................................... 101

Lampiran XII : Hasil Wawancara Siswa .......................................... 105

Lampiran XIII : Foto Dokumentasi .................................................... 126

Lampiran XIV : Surat Perizinan Sekolah ............................................ 127

Lampiran XV : Lembar Uji Referensi ............................................... 128

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan adalah usaha untuk mendapatkan pengetahuan, baik secara formal
melalui sekolah maupun secara informal dari pendidikan di dalam rumah dan
masyarakat.1 Dalam bahasa Inggris, pendidikan disebut education yang kata
kerjanya to educate. Padanan kata ini adalah to civilize, to develop, artinya memberi
peradaban dan mengembangkan. Istilah education memiliki dua arti, yakni arti dari
sudut orang yang menyelenggarakan pendidikan dan arti dari sudut orang yang
dididik. Dari sudut pendidik, education berarti perbuatan atau proses memberikan
pengetahuan atau mengajarkan pengetahuan. Sedangkan dari sudut peserta didik,
education berarti proses atau perbuatan memeroleh pengetahuan. 2 Sedangkan
menurut UU. No. 20 th 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.3 Oleh sebab
itu pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan bagi
setiap orang.
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan ini berarti
bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung
pada proses belajar yang dialami peserta didik, baik ketika ia berada di sekolah
maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri. Oleh karenanya,
pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segala aspek, bentuk dan
manifestasinya mutlak diperlukan oleh para pendidik khususnya para guru.

1
Amin Kuneifi Elfachmi, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2016), h. 13
2
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2014), h.32
3
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional

1
2

Kekeliruan atau ketidaklengkapan persepsi mereka terhadap proses belajar dan hal-
hal yang berkaitan dengannya mungkin mengakibatkan kurang bermutunya hasil
pelajaran (proses mempelajari materi) yang dicapai peserta didik. 4
Belajar merupakan aktivitas untuk menambah wawasan dan pengetahuan.
Belajar dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. Belajar di sekolah dapat
dilakukan strategi dan model pembelajaran tertentu demi menunjangnya
pendidikan melalui media pembelajaran dan lain sebagainya. Sumber belajar dapat
berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar atau sumber belajar lain yang
relevan. 5 Salah satu sumber dan media pembelajaran yang digunakan siswa maupun
guru yaitu buku ajar.
Pada kurikulum 2013 ini, salah satu hal yang membedakan dengan
kurikulum sebelumnya adalah adanya buku ajar yang terdiri dari buku guru dan
buku siswa yang disediakan oleh pemerintah sebagai sumber belajar utama di
sekolah. Buku ajar merupakan komponen pendidikan yang sangat penting di dalam
proses pembelajaran. Tak dapat dipungkiri bahwa semua guru di setiap tingkatan
pendidikan menggunakan paling sedikitnya satu buku ajar di dalam proses
pembelajaran. 6 Dalam proses pembelajaran sumber utama belajar siswa adalah
buku ajar atau buku teks pelajaran yang cenderung tebal dan membuat siswa malas
untuk membacanya. Sementara buku ajar tersebut sangat berperan penting dalam
pembelajaran di kelas. Jika siswa malas untuk membacanya maka siswa pun merasa
kesulitan dalam memahami apa yang ia pelajari terutama dalam pelajaran biologi
terdapat banyak bahasa ilmiah yang harus dipahami siswa.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Biologi kelas XI bahwa dalam
pelajaran biologi, siswa kurang membaca dan kurang motivasi. Motivasi siswa
dalam hal membuka buku dan mempelajari lebih dalam itu bisa dihitung dengan
jari. 7 Hal itu terjadi karena siswa masih bermindset bahwa Biologi hanya hafalan
sehingga mereka cenderung tidak memahami yang telah dipelajari. Hal ini

4
Muhibbin Syah, op.cit., h. 87
5
Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 (Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016) h. 7
6
Afridha Sesrita, Analisis Buku Ajar IPA untuk Mengetahui Pemahaman Literasi Sains Guru,
Journal of Primary Education, Vol. 1, No. 2, 2020, h. 167
7
Lampiran Wawancara Guru
3

menyebabkan rendahnya pemahaman bagi siswa. Penyebab rendahnya pemahaman


siswa dalam mempelajari biologi juga disebabkan oleh banyak faktor salah satunya
yaitu kurangnya motivasi membaca. Hal ini juga dikatakan dalam wawancara
dengan guru biologi kelas XI bahwa siswa kurang motivasi dalam hal membaca
buku dan mempelajari lebih dalam terkait materi yang dipelajari. Jika dari segi
materi, konsep-konsep pada materi yang bersifat abstrak membuat siswa hanya bisa
membayangkan tanpa dapat melihat secara jelas sehingga membutuhkan
perumpamaan agar siswa dapat memahami. Selain itu materi yang banyak dan juga
padat dapat membuat siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi.
Pembelajaran di kelas, guru selalu dihadapkan dengan siswa yang beraneka
ragam. Ada siswa yang dapat memahami materi pelajaran dengan mudah dan cepat,
namun ada juga yang mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran
sehingga guru harus berusaha lebih keras untuk membuat siswa dapat memahami
materi yang ia pelajari. Banyak siswa yang sulit sekali ketika disuruh membaca
buku. Salah satu faktor yang membuat siswa sulit membaca buku yaitu tidak adanya
ketertarikan dalam hal membaca buku pelajaran. Sementara buku dijadikan sumber
utama untuk belajar di sekolah. Hal inilah yang membuat siswa sulit dalam
memahami suatu mata pelajaran. Untuk meningkatkan motivasi siswa dalam hal
membaca buku mata pelajaran biologi maka diharuskan buku ajar yang digunakan
dapat menarik perhatian siswa untuk membacanya. Demi tercapainya pembelajaran
di kelas guru juga tidak melarang siswa untuk mencari referensi buku lain yang bisa
digunakan untuk memudahkan siswa dalam memahami suatu mata pelajaran.
Hasil wawancara sebelumnya dengan guru biologi bahwa permasalahan
yang sedang terjadi saat ini yaitu banyaknya siswa yang kurang membaca dan
kurang motivasi. Hal ini terjadi tidak hanya dalam mata pelajaran biologi saja
melainkan hampir semua mata pelajaran. Banyak siswa yang mengalami kesulitan
dalam memahami materi biologi, namun jika mereka mendapatkan kesulitan dalam
memahami materi yang diajarkan guru, siswa cenderung bertanya meskipun terdapat
beberapa kelas yang dimana siswa cenderung diam dan tidak bertanya. Beberapa
siswa banyak berpendapat bahwa pada konsep-konsep tertentu terdapat kesulitan
dalam memahami materi biologi. Salah satu materinya yaitu Jaringan Tumbuhan
4

yang diajarkan di kelas XI juga dianggap sulit oleh beberapa siswa. Hal ini terlihat
dari nilai tugas siswa yang menunjukkan nilai yang baik atau berada di atas KKM
namun hasil ulangan siswa mendapatkan nilai yang berada di bawah KKM yang
sudah ditetapkan. Siswa juga merasa bahwa materi Jaringan Tumbuhan sulit dihafal
dan dipahami karena materi yang harus dibahas begitu banyak dan siswa juga
mengatakan bahwa penjelasan di buku ajar kurang mudah untuk dipahami.
Permasalahan tersebut yang mendasari penelitian ini maka penulis tertarik
ingin melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Tingkat Pemahaman pada
Materi Jaringan Tumbuhan Kelas XI di SMAN 6 Tangerang Selatan.”

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya dapat
diidentifikasi beberapa masalah diantaranya :
1. Rendahnya hasil ulangan siswa pada materi Jaringan Tumbuhan.
2. Banyaknya siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi Jaringan
Tumbuhan.
3. Siswa merasa kesulitan dalam memahami istilah-istilah biologi yang terdapat
pada materi Jaringan Tumbuhan.

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi di atas, agar penelitian ini tidak meluas, maka peneliti
membatasi permasalahan ini pada:
1. Penelitian ini hanya terfokus pada mata pelajaran Biologi kelas XI MIPA yaitu
materi Jaringan Tumbuhan.
2. Penelitian ini hanya terfokus dalam hal tingkat pemahaman bacaan siswa pada
materi Jaringan Tumbuhan.
3. Penelitian ini dibatasi pada aspek-aspek yang berkaitan dengan pemahaman
bacaan materi Jaringan Tumbuhan yaitu aspek minat, aspek motivasi, aspek
bakat serta aspek sarana dan prasarana.
5

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan di
atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana tingkat
pemahaman siswa pada materi Jaringan Tumbuhan kelas XI di SMAN 6 Tangerang
Selatan?”

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan problematika yang telah dirumuskan, maka kegiatan penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa pada materi Jaringan
Tumbuhan Kelas XI di SMAN 6 Tangerang Selatan.

F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu :
1. Bagi Peneliti
Memberi pengalaman dan menambah pengetahuan serta wawasan peneliti
mengenai tingkat pemahaman siswa kelas XI MIPA pada materi Jaringan
Tumbuhan sehingga dapat memotivasi diri dalam mencapai pemahaman yang
maksimal.
2. Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman dan informasi
kepada guru terkait tingkat pemahaman siswa serta dalam hal mengatasi kesulitan
siswa saat memahami materi Jaringan Tumbuhan dan juga sebagai bahan
pertimbangan dalam hal memilih buku yang tepat untuk dijadikan acuan atau
buku pegangan dalam proses pembelajaran di kelas. Sehingga dengan adanya
buku ajar yang mudah dipahami siswa maka dapat meningkatkan minat dan
ketertarikan siswa dalam membaca dan mempelajari mata pelajaran Biologi
secara maksimal.
3. Bagi Siswa
Hasil penelitian ini memberikan informasi terkait tingkat pemahaman siswa dan
kesulitan siswa dalam memahami materi Jaringan Tumbuhan sehingga
diharapkan dapat membantu siswa dalam hal mengatasi kesulitan pemahaman
6

serta siswa dapat menambah referensi buku ajar Biologi agar lebih mudah
memahami materi pembelajaran.
BAB II
DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritis
1. Buku Ajar
Secara garis besar, buku ajar atau materi pembelajaran berisikan
pengetahuan, keterampilan dan sikap atau nilai yang harus dipelajari siswa. 1 Buku
ajar atau buku pelajaran adalah jenis buku yang digunakan dalam aktivitas belajar
dan mengajar. Buku ajar merupakan media pembelajaran yang berfungsi untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang dikonsumsi oleh peserta didik. Buku ajar
merupakan materi ajar yang terus berkembang secara dinamis seiring dengan
kemajuan dan tuntutan perkembangan masyarakat. Buku ajar yang diterima anak
didik harus mampu merespon setiap perubahan dan mengantisipasi setiap
perkembangan yang terjadi di masa depan.2 Buku ajar menurut Suharsimi Arikunto
merupakan unsur inti yang ada dalam kegiatan belajar mengajar. Karena buku ajar
itulah yang diupayakan untuk dikuasai oleh peserta didik, maka guru khususnya
atau pengembang kurikulum pada umumnya, harus memikirkan sejauh mana bahan
atau topik yang tertera sesuai dengan kebutuhan peserta didik di masa depan dan
selaras dengan minatnya. 3
Mulyasa menyatakan bahwa buku ajar merupakan seperangkat materi
substansi pelajaran yang disusun secara sistematis menampilkan keutuhan dari
kompetensi yang akan dikuasai oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dengan
adanya buku ajar memungkinkan siswa dapat belajar secara runtut sehingga
menguasai suatu kompetensi secara utuh.4

1
Ummyssalam A.T. A Duludu, Buku Ajar Kurikulum Bahan dan Media Pembelajaran
PLS, (Yogyakarta: Deepublish, 2017), h. 24-25
2
Kurniawan, Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Bermuatan Multikultural pada
Sekolah Dasar (Telaah Buku PAI Kelas 5 dan 6 Kurikulum 2013 Penerbit Erlangga), Edukasia
Multikultura Vol. 2, Edisi 1, 2020, h. 29
3
Ibid, h. 29
4
Elina S.Millah, Lukas Suhendra Budipramana, Isnawati, Pengembangan Buku Ajar
Materi Bioteknologi di Kelas XII SMA IPIEMS Surabaya Berorientasi Sains, Teknologi,
Lingkungan dan Masyarakat (SETS), BioEdu, Vol. 1, No. 1, 2012, h. 19

7
8

Buku ajar disusun dengan alur dan logika sesuai dengan rencana
pembelajaran. Buku ajar disusun sesuai kebutuhan belajar siswa atau mahasiswa.
Buku ajar disusun untuk mencapai tujuan pembelajaran atau kompetensi tertentu. 5
Buku ajar harus berfungsi sebagai penarik minat dan motivasi peserta didik dan
pembacanya. Motivasi pembaca bisa timbul karena bahasa yang sederhana,
mengalir dan mudah dipahami. Motivasi bisa timbul karena banyak gagasan dan
ide-ide baru. Motivasi bisa timbul karena buku ajar tersebut mengandung berbagai
informasi yang relevan dengan kebutuhan belajar peserta didik dan pembaca. 6
Beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
buku ajar adalah buku pegangan yang digunakan oleh siswa dalam proses belajar
yang berisi materi pembelajaran dan disusun secara sistematis sesuai dengan
kompetensi pembelajaran.

2. Karakteristik Buku Ajar


Dwiyogo mengungkapkan bahwa buku ajar secara khusus diorientasikan
untuk pembelajar supaya mampu mengembangkan kemampuan belajar, sebab
disusun menurut struktur dan isi yang sistematis, menjelaskan tujuan pembelajaran,
menumbuhkan motivasi belajar, mengantisipasi kesulitan pembelajar dan
menyediakan rangkuman serta balikan. Pandangan ini menunjukan bahwa buku
ajar memiliki peranan yang penting sesuai eksistensinya dalam menunjang
keberhasilan pembelajaran. 7 Sedangkan menurut Adisendjaja menyatakan bahwa
buku ajar harus memiliki karakteristik buku yang menarik dan memuat aspek yang
berpusat pada siswa sehingga interaktif, sehingga dengan buku ajar siswa dapat
berdiskusi dengan kelompok, memecahkan masalah, dan memiliki materi yang
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.8

5
Syamsul Arifin, Adi Kusrianto, Sukses Menulis Buku Ajar & Referensi, (Jakarta:
Grasindo, 2009), h. 56-57
6
Ibid., h. 58
7
Rohmat Febrianto, Flora Puspitaningsih, Pengembangan Buku Ajar Evaluasi
Pembelajaran, Education Journal : Journal Education Research and Development, Vol. 4, No.1,
2020, h. 2
8
Lisnani, Sheilla Noveta Asmaruddin, Desain Buku Ajar Matematika Bilingual Materi
Bangun Datar Menggunakan Pendekatan PMRI Berkonteks Kebudayaan Lokal, Mosharafa: Jurnal
Pendidikan Matematika, Vol. 7, No. 3, 2018, h. 347
9

Buku ajar mempunyai struktur dan urutan yang sistematis, menjelaskan


tujuan instruksional yang akan dicapai, memotivasi siswa untuk belajar,
mengantisipasi kesukaran belajar siswa dalam bentuk penyediaan bimbingan bagi
siswa untuk mempelajari buku tersebut, memberikan latihan yang banyak bagi
siswa, menyediakan rangkuman dan secara umum berorientasi kepada siswa secara
individual (learner oriented).9
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik buku
ajar yaitu buku ajar harus disusun dengan sistematis dengan memperhatikan kaidah
penulisan serta menjelaskan tujuan pembelajaran dan juga buku ajar disusun
dengan bahasa yang mudah dipahami atau dicerna oleh pembaca sehingga pembaca
dapat menguasai materi-materi yang terdapat pada buku ajar.

3. Ciri-Ciri Buku Ajar yang Baik


Kriteria umum buku-buku yang memperoleh KUM dijabarkan dengan
beberapa kriteria umum buku-buku yang memuat hasil penelitian atau hasil
pemikiran. Pertama, memiliki ISBN. ISBN adalah singkatan dari International
Standard Book Number. Penomoran ini merupakan identitas buku secara
internasional yang dikeluarkan oleh Badan Nasional yang berada di Jakarta dan
Badan Internasional yang berlokasi di Berlin. Kedua, diterbitkan oleh Badan
Ilmiah/Organisasi (lembaga penerbitan berbadan hukum)/Perguruan Tinggi.
Ketiga, terbitan buku tersebut disebarluaskan. Dengan kata lain, buku yang
diterbitkan itu dijual di took buku maupun didistribusikan sebagai materi ajar.
Keempat, tebal paling sedikit 40 (empat puluh) halaman cetak (menurut format
UNESCO). Kelima, ukuran buku sesuai dengan ketentuan UNESCO, yaitu 15,5x23
cm, atau sesuai standar ISO: A4 (21x29,7 cm), A5 (14,8x21 cm), B5 (18,2x25,7
cm) toleransi 5-20 mm. Keenam, isi tidak menyimpang dari falsafah Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945.10

9
Putu Sukerni, Pengembangan Buku Ajar Pendidikan IPA Kelas IV Semester I SD No. 4
Kaliuntu dengan Model Dick and Carey, Jurnal Pendidikan Indonesia, Vol. 3, No. 1, 2014, h. 388
10
Adi Kusrianto dan Yuwono Marta Dinata, Microsoft Word untuk Buku Ajar, (Jakarta:
Elex Media Komputindo, 2015), h. 1-2
10

Berikut adalah ciri-ciri buku ajar yang baik: 11 pertama, format buku sesuai
dengan ketentuan UNESCO, yaitu maksimal ukuran kertas A4 (21x29,7 cm) dan
minimal menurut Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi A5 (14,8x21 cm) dengan
jumlah minimal 49 halaman. Kedua, memiliki ISBN (International Standard Book
Number). Ketiga, menggunakan gaya bahasa semi formal. Keempat, struktur
kalimat minimal SPOK (Subjek Predikat Objek Keterangan). Kelima,
mencantumkan TIU, TIK dan Kompetensi. Keenam, disusun sesuai dengan
Rencana Pembelajaran. Ketujuh, menyertakan pendapat atau mengutip hasil
penelitian pakar. Kedelapan, menggunakan catatan kaki/catatan akhir/daftar
pustaka dan jika mungkin menyertakan index. Kesembilan, mengakomodasi hal-
hal/ide-ide baru. Kesepuluh, diterbitkan oleh penerbit yang kredibel dan tidak
menyimpang dari falsafah NKRI.
Setiap halaman buku sebaiknya mengindahkan hal-hal berikut ini: pertama,
setiap alinea berisi satu pokok pikiran. Kedua, menggunakan alinea yang pendek.
Ketiga, menggunakan kalimat-kalimat pendek agar mudah diingat (10-20 kata per
kalimat). Keempat, setiap halaman dibuat menarik dan mudah diingat secara verbal
maupun visual (mengindahkan kaidah penggunaan tipografi dan tata letak yang
baik). Kelima, setiap halaman berisi teks, grafik/diagram, tabel, gambar (berupa
foto maupun ilustrasi), inset pengingat, dan inset histori. Keenam, tuliskan kata
motivasi dan inspirasi. 12
Ada empat komponen utama kelayakan sebuah buku diterbitkan sesuai
dengan instrumen kelayakan buku ajar yang dikeluarkan oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP). Pertama, kelayakan isi. Kedua, kelayakan bahasa.
Ketiga, kelayakan penyajian. Dan keempat, kelayakan kegrafikan. 13
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
ciri-ciri buku ajar yang baik yaitu memiliki ISBN atau International Standard Book
Number, menggunakan bahasa yang komunikatif sehingga mudah dipahami

11
An Nuur Budi Utama, Cara Praktis Menulis Buku, (Yogyakarta: Deepublish, 2014), h.
6-7
12
Ibid., h. 7
13
Adi Kusrianto, Yuwono Marta Dinata, Microsoft Word untuk Buku Ajar, (Jakarta: Elex
Media Komputindo, 2015), h. 2
11

pembaca, dibuat berdasarkan rencana pembelajaran serta dilengkapi dengan tujuan


pembelajaran dan terdapat latihan soal atau evaluasi pembelajaran, buku ajar juga
diterbitkan oleh penerbit yang terpercaya dan andal untuk disebarluaskan ke
lembaga pendidikan, serta tentunya buku ajar yang disusun tidak menyimpang dari
Pancasila dan UUD 1945.

4. Pembelajaran Biologi
Belajar pada hakikatnya adalah kegiatan yang dilakukan seseorang dengan
sadar menghasilkan perubahan tingkah laku pada dirinya, baik dalam bentuk
pengetahuan dan keterampilan baru maupun dalam bentuk sikap dan nilai yang
positif. Selama berlangsungnya kegiatan belajar, terjadilah proses interaksi antara
orang yang melakukan kegiatan belajar, yaitu warga belajar dengan sumber belajar.
Sumber belajar dapat berupa manusia yang berfungsi sebagai fasilitator yaitu tutor
atau pamong, ataupun non manusia seperti buku, siaran radio dan televisi, rekaman
bahan belajar pandang dan dengar, alam semesta dan masalah yang dihadapi. 14
Dalam pembelajaran IPA mengajak siswa untuk berinteraksi dan mengenal alam
sekitar.
Pembelajaran IPA mencakup bahan kajian tentang biologi merupakan mata
pelajaran yang dapat menanamkan dan mengembangkan hasil, sikap, dan nilai –
nilai ilmiah kepada siswa. Proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian
pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi siswa agar memahami
alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat
sehingga membantu siswa memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang
alam sekitar.15
Berdasarkan pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
biologi merupakan proses usaha atau proses interaksi yang bertujuan untuk
memperoleh pengetahuan dan pemahaman yang tidak hanya mencakup tentang

14
Anisah Basleman, Syamsu Mappa, Teori Belajar Orang Dewasa, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2011), h. 2
15
Zulfiani, Tonih Feronika, Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2009), h. 46
12

konsep, fakta maupun teori mengenai biologi saja tetapi berkaitan dengan alam
sekitar (makhluk hidup dan lingkungannya).
Proses belajar pada hakikatnya merupakan kegiatan mental yang tidak dapat
dilihat. Artinya, proses perubahan yang terjadi dalam diri seseorang yang belajar
tidak dapat kita saksikan. Kita hanya mungkin dapat menyaksikan dari adanya
gejala-gejala perubahan perilaku yang tampak. Misalnya, ketika seorang guru
menjelaskan suatu materi pelajaran, walaupun sepertinya seorang siswa
memperhatikan dengan seksama sambil mengangguk-anggukkan kepala, maka
belum tentu yang bersangkutan belajar. Mungkin mengangguk-anggukan kepala itu
bukan karena ia memperhatikan materi pelajaran dan paham apa yang dikatakan
guru, akan tetapi karena ia sangat mengagumi cara guru berbicara atau mengagumi
penampilan guru sehingga ketika ia ditanya apa yang telah disampaikan guru, ia
tidak mengerti apa-apa. 16
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa yaitu faktor internal, faktor
eksternal, dan faktor pendekatan belajar. Faktor internal yakni keadaan jasmani dan
rohani siswa. Faktor eksternal yakni kondisi lingkungan disekitar siswa. Faktor
pendekatan belajar yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan
metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-
materi pelajaran. 17

5. Kesulitan Siswa
Kesulitan berarti kesukaran, kesusahan, keadaan atau sesuatu yang sulit.
Kesulitan merupakan suatu kondisi yang memperlihatkan ciri-ciri hambatan dalam
kegiatan untuk mencapai tujuan sehingga diperlukan usaha yang lebih baik untuk
mengatasi gangguan tersebut. Anak yang mengalami kesulitan belajar adalah yang
memiliki gangguan satu atau lebih dari proses dasar yang mencakup pemahaman
penggunaan bahasa lisan atau tulisan, gangguan tersebut mungkin menampakkan
diri dalam bentuk kemampuan yang tidak sempurna dalam mendengarkan, berpikir,

16
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktik Pengembangan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Prenada Media Group, 2008), h. 229
17
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2014), h. 129
13

berbicara, membaca, menulis,mengeja atau menghitung. Selain itu, kesulitan


belajar merupakan suatu kondisi di mana kompetensi atau prestasi yang dicapai
tidak sesuai dengan kriteria standar yang telah ditetapkan, baik berbentuk sikap,
pengetahuan maupun keterampilan. 18
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa kesulitan
merupakan suatu keadaan yang terjadi pada seseorang dan menunjukkan kendala
pada saat melakukan suatu kegiatan sehingga untuk mencapai tujuan yang
dinginkan memerlukan usaha yang lebih keras dalam menghadapi permasalahan
tersebut.
Problem kesulitan belajar lebih dikenal sebagai suatu problem tidak
mudahnya seorang anak dalam menerima pelajaran yang diajarkan, hal ini akan
tampak pada diri seorang anak yang sedang mengalaminya. Tampak gejala pada
dirinya hal-hal berikut ini:19
a. Kemampuan yang terbatas pada penggunaan bahasa atau pemahamannya.
Atau tampak pada keterbatasan kemampuan berkonsentrasi, berpikir,
berbicara, membaca, menulis atau praktik berhitung. Terkadang gejala-gejala
ini muncul secara bersamaan atau secara terpisah.
b. Kalau dihadapkan kepada tugas belajar seperti; membaca buku atau
mengerjakan PR dari sekolah atau tugas-tugas belajar yang lainnya, dia merasa
berat dan bingung. Hal seperti ini, dia alami tidak hanya sekali atau dua kali,
namun sebagai kebiasaannya.
c. Tidak memiliki daya tarik terhadap berbagai pelajaran dan mudah bosan.
Terkadang munculnya kelemahan daya konsentrasi dibarengi perilaku
berlebihan atau kelemahan yang bertambah, dan membawa dampak pada
lemahnya daya konsentrasi, yang tampak secara jelas pada waktu belajar.
Meskipun secara terpisah, hal itu terjadi karena adanya kesulitan besar yang
dimiliki anak dalam menyerap pelajaran-pelajaran. Jelasnya, itu terjadi karena
tidak adanya kemampuan berkonsentrasi yang lamanya sama dengan waktu

18
Nini Subini, Mengatasi Kesulitan Belajar pada Anak, (Yogyakarta: Javalitera, 2011), h.
13-14
19
Tim Islam Online, Seni Belajar Strategi Menggapai Kesuksesan Anak, (Jakarta: Khalifa,
2006), h. 152
14

memperoleh pelajaran. Untuk menangani problem ini, maka perlu melakukan


program perbaikan perilaku. 20

6. Pemahaman Siswa
Tipe hasil belajar yang lebih tinggi daripada pengetahuan adalah
pemahaman. Misalnya menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri sesuatu
yang dibaca atau yang didengarnya, memberi contoh lain dari yang telah
dicontohkan atau menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain. Pemahaman
dapat dibedakan menjadi tiga kategori:21
a. Tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan, mulai dari terjemahan dalam
arti yang sebenarnya, misalnya dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia,
mengartikan Bhineka Tunggal Ika, mengartikan merah putih, menerapkan
prinsip-prinsip listrik dalam memasang saklar.
b. Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran, yakni menghubungkan bagian-
bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya atau menghubungkan
beberapa bagian dari grafik dengan kejadian, membedakan yang pokok dan yang
bukan pokok.
c. Tingkat ketiga atau tingkat tertinggi adalah pemahaman ekstrapolasi. Dengan
ekstrapolasi diharapkan seseorang mampu melihat di balik yang tertulis, dapat
membuat ramalan tentang konsekuensi atau dapat memperluas persepsi dalam
arti waktu, dimensi, kasus ataupun masalahnya.
Pemahaman dapat dikategorikan kepada beberapa aspek, dengan kriteria-
kriteria sebagai berikut: pertama, pemahaman merupakan kemampuan untuk
menerangkan dan menginterpretasikan sesuatu; ini berarti bahwa seseorang yang
telah memahami sesuatu atau telah memperoleh pemahaman akan mampu
menerangkan atau menjelaskan kembali apa yang telah ia terima. Selain itu, bagi
mereka yang telah memahami tersebut, maka ia mampu memberikan interpretasi
atau menafsirkan secara luas sesuai dengan keadaan yang ada di sekitarnya, ia

20
Ibid., h. 154
21
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Remaja Rosdakarya,
2014), h. 24
15

mampu menghubungkan dengan kondisi yang ada saat ini dan yang akan datang.
Kedua, pemahaman bukan sekedar mengetahui yang biasanya hanya sebatas
mengingat kembali pengalaman dan memproduksi apa yang pernah dipelajari.
Ketiga, pemahaman lebih dari sekadar mengetahui karena pemahaman melibatkan
proses mental yang dinamis; dengan memahami ia akan mampu memberikan uraian
dan penjelasan yang lebih kreatif, tidak hanya memberikan gambaran dalam satu
contoh saja tetapi mampu memberikan gambaran yang lebih luas dan baru sesuai
dengan kondisi saat ini. Keempat, pemahaman merupakan suatu proses bertahap
yang masing-masing tahap mempunyai kemampuan tersendiri, seperti
menerjemahkan, menginterpretasikan, ekstrapolasi, aplikasi, analisis, sintesis dan
evaluasi. 22
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa pemahaman
merupakan kemampuan seseorang untuk menangkap dan memahami informasi
yang telah diterima sehingga dapat menjelaskan kembali informasi tersebut kepada
orang lain dengan susunan kalimatnya sendiri.

7. Tes Rumpang (Cloze Test/Cloze Procedure)


Tes cloze atau teknik rumpang merupakan salah satu alat ukur keterbacaan
dengan cara menugaskan pembaca (siswa) untuk mengisi kata-kata yang
dirumpangkan. Pembaca diminta untuk memahami bacaan yang tidak lengkap
karena bagian tertentu telah dihilangkan. Bagian-bagian kata yang dihilangkan itu
disebut kata ke-n, kata ke-n tersebut diganti dengan tanda rumpang mendatar
(_____).23 Diungkapkan oleh Hardjasudjana bahwa teknik uji rumpang mula-mula
diperkenalkan oleh Wilson Taylor dengan nama 'cloze procedure'. Konsep ini
menjelaskan tentang kecenderungan manusia untuk menyempurnakan suatu pola
yang tidak lengkap secara mental menjadi satu kesatuan yang utuh; kecenderungan
untuk mengisi atau melengkapi sesuatu yang sesungguhnya ada, tampak dalam
keadaan yang tidak utuh; melihat bagian-bagian sebagai suatu keseluruhan. Tes

22
Ahmad Susanto, Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2013), h. 7-8
23
Zuni Humairoh, Nurchasanah, Alif Mudiono, Keterbacaan Buku Teks Kelas IV dan V
SD dalam Kurikulum 2013, Jurnal Pendidikan, Vol. 1, No. 2, 2016, h. 166
16

rumpang atau teknik cloze adalah suatu teknik penghilangan kata-kata yang
terdapat dalam sebuah teks bacaan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tes
rumpang merupakan sebuah tes yang mengharuskan siswa atau pembaca untuk
menjawab kata-kata yang telah dilesapkan pada bagian-bagian tertentu untuk
menyempurnakan suatu bagian yang tidak utuh agar menjadi bacaan yang
sempurna.
Tes rumpang termasuk ke dalam tes objektif sebagaimana yang dinyatakan
oleh Sri Harini, Anastasia dan Wahyu bahwa untuk mengetahui pemahaman teks,
tes yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan sebuah teks, kemudian
diberikan pertanyaan yang berhubungan dengan teks tersebut untuk dijawab. Jika
mereka dapat menjawab dengan benar maka mereka dianggap paham atau mengerti
maksud teks yang dibaca. Adapun jenis tesnya dapat berupa tes objektif yaitu model
pertanyaan benar-salah, pilihan ganda, menjodohkan, tes isi rumpang dan juga
dapat berupa tes esai, dengan pertanyaan terbuka yang disertai dengan rubrik untuk
melakukan penilaiannya.24 Langkah-langkah dalam membuat tes uji rumpang
adalah sebagai berikut.25
a. Memilih wacana yang berjumlah lebih dari 250 kata.
b. Membiarkan kalimat pertama dan terakhir utuh.
c. Melakukan penghilangan kata (delisi) pada kalimat kedua, yakni pada setiap
kata kelima (ke-5).
d. Jika kata ke-5 adalah kata bilangan, pelesapan dijatuhkan pada kata ke-5
berikutnya.
e. Mengganti kata yang dilesap dengan garis sama panjang (____) kemudian
diikuti dengan angka (1), (2), (3), dan seterusnya.
f. Menyediakan waktu yang cukup kepada siswa untuk menyelesaikan tugasnya.
g. Memberi penilaian terhadap hasil jawaban siswa.

24
Sri Harini Ekowati, Anastasia Pudjitriherwanti, Wahyu Tri Widyastuti, Evaluasi
Keterampilan Berbahasa Prancis, (Sumatra Barat: Insan Cendekia Mandiri, 2021), h. 15
25
Nuraini, Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Teks Narrative Bahasa Inggris
Melalui Penerapan Teknik Cloze Procedure Siswa Kelas XII IPA 2 SMA Negeri 1 Syamtalira Aron,
Jurnal Media Inovasi Edukasi, 2018, h. 503
17

Wilson Taylor sebagai pencipta teknik ini, mengusulkan sebuah teknik


yang baku untuk sebuah konstruksi wacana rumpang sebagai berikut:26
a. Memilih wacana relatif sempurna yakni wacana yang tidak bergantung pada
informasi sebelumnya.
b. Melakukan penghilangan atau pelesapan setiap kata ke-n, tanpa
memperhatikan fungsi kata-kata yang dihilangkan atau dilesapkan tersebut.
c. Mengganti bagian-bagian yang dihilangkan dengan tanda-tanda tertentu,
misalnya tanda mendatar (_____) yang sama panjangnya.
d. Memberi salinan dari semua bagian yang diproduksi kepada siswa atau
peserta tes.
e. Mengingatkan kepada siswa untuk berusaha mengisi semua lesapan dengan
jalan mengajukan pertanyaan-pertanyaan terhadap wacana, memperhatikan
konteks wacana dan memperhatikan kata-kata sisanya.
f. Memberikan waktu yang relatif cukup untuk memberi kesempatan kepada
siswa menyelesaikan tugasnya.

Hasil penelitian Rankin dan Culhane tahun 1969 menetapkan interprestasi


hasil uji rumpang berikut ini27 :
(1) Pembaca berada pada tingkat independen atau bebas, jika persentase skor tes
uji rumpang yang diperoleh di atas 60%.
(2) Pembaca berada pada tingkat instruksional, jika persentase skor tes uji
rumpang yang diperolehnya berkisar antara 41% - 60%.
(3) Pembaca berada pada tingkat frustasi atau gagal, jika persentase skor tes uji
rumpang yang diperolehnya sama dengan atau kurang dari 40%.
Teknik uji rumpang bermanfaat sebagai alat ukur tingkat keterbacaan yang
bermanfaat untuk menguji tingkat kesukaran dan kemudahan bahan bacaan,
mengklasifikasikan tingkat baca siswa (pembaca) serta sebagai alat pengajaran
membaca yang bermanfaat dalam hal penggunaan isyarat sintaksis, penggunaan

26
Yeni Lisnawati, Tingkat Keterbacaan Wacana Nonfiksi pada Buku Teks Bahasa
Indonesia Pegangan Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Raha Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2014 dengan
Menggunakan Teknik Isian Rumpang, Jurnal Bastra, 2017, h. 7
27
Nuraini, op.cit., h. 504
18

isyarat semantik, penggunaan isyarat skematik, peningkatan kosakata, peningkatan


daya nalar, dan sikap kritis siswa terhadap bahan bacaan. 28

B. Kajian Penelitian Relevan


Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fatoba menjelaskan bahwa tingkat
pemahaman dan prestasi akademik siswa sebagian besar ditentukan oleh
keterbacaan buku teks biologi yang digunakan. Fatoba juga mengatakan bahwa
guru harus memberikan umpan balik tentang keterbacaan buku teks IPA kepada
penerbit dan penulis yang pada nantinya harus merevisi buku pelajaran biologi yang
direkomendasikan. Penulis buku teks biologi harus memilih bahasa, diksi, diagram,
gambar, contoh dan lain-lain yang akan membuat materi mereka diterbitkan (buku
teks) agar mudah dibaca untuk kelas target pembaca. Siswa yang menggunakan
salah satu buku teks biologi yang dipilih harus mengupayakan membaca untuk
meningkatkan kinerja akademik mereka. Guru hendaknya dibimbing dengan
tingkat keterbacaan dan cakupan isi dalam pemilihannya dan rekomendasi buku
teks Biologi untuk siswa. Unit evaluasi Depdiknas harus mengundang tenaga ahli
yang akan membantu mereka untuk menentukan tingkat keterbacaan buku teks
Biologi yang akan digunakan di Senior Sekolah Menengah sehingga guru dan siswa
dapat memilih Biologi yang sesuai buku teks untuk belajar dan mengajar.29
Penelitian yang dilakukan oleh Umul Mursyadah menjelaskan bahwa hasil
penelitian keterbacaan BSE pelajaran Biologi dengan penulis S W, S N R dan Z,
menunjukkan bahwa tes rumpang proposisi secara umum memiliki tingkat
keterbacaan tinggi dengan rata-rata persentase sebesar 79,95 %. Persentase
keterbacaan teks 1 sebesar 71,79 %, teks 2 mencapai 87,14 %, teks 3 sebesar 80,86
%, teks 4 sebesar 86 % dan teks 5 sebesar 73,97 %. Dilihat dari segi kesesuaian
antara tingkat keterbacaan BSE ini dengan tingkat perkembangan siswa yang
diukur hasilnya menunjukkan bahwa keterbacaan BSE pelajaran Biologi dengan
penulis S W, S N R dan Z, kurang sesuai dengan perkembangan siswa kelas 10. Hal

28
Ibid, h. 503
29
Fatoba, Joseph Oba, Readability Of Biology Textbooks and Students’ Academic
Performance in Senior Secondary Schools in Ekiti State Nigeria, European Journal of Research and
Reflection in Educational Sciences, Vol. 3, No. 3, 2015, h.83
19

ini ditunjukkan dengan hanya satu teks (teks ke-3) yang cocok untuk siswa kelas
10, dua teks (teks ke-1 dan teks ke-5) terlalu sulit dan cocok untuk kelas 12, 13, 14.
Serta dua teks yang lainnya (teks ke-2 dan teks ke-4) terlalu mudah untuk siswa
kelas 10 dan cocok untuk siswa kelas 6, 7, 8. Ketidaksesuaian ini tentunya akan
berdampak pada kualitas pemahaman siswa untuk memahami konsep-konsep
biologi pada BSE ini. 30
Hasil penelitian dengan konsep materi lain dilakukan oleh Noni Dynawati
Turnip dan teman-temannya yang menunjukkan emahaman konsep siswa SMAN 1
Percut Sei Tuan masih kurang. Kurangnya pemahaman konsep siswa tersebut
dikarenakan siswa kurang mengerti dan menganggap sulit materi Archaebacteria
dan Eubacteria karena siswa berpendapat materi tersebut bersifat abstrak dan
terdapatnya bahasa- bahasa latin yang sulit dipahami. Siswa lebih cenderung
menghafal dan mengingat bagian-bagian tertentu yang bersifat teoristik. rendahnya
pemahaman konsep pada materi ini dikarenakan beberapa faktor yaitu siswa kurang
berminat dan tidak memberikan perhatian penuh dalam pembelajaran dan s iswa
cenderung bermain gadjet dan mengobrol saat guru menjelaskan. Kurangnya
motivasi pada diri siswa mengakibatkan tidak adanya dorongan secara pribadi bagi
siswa untuk melakukan sesuatu apalagi memahami konsep materi. Motivasi sangat
penting karena suatu kelompok yang mempunyai motivasi akan lebih berhasil
ketimbang kelompok yang tidak punya motivasi.31
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sidra Pawahyuning Trihanis Himala
berdasarkan hasil yang telah diperoleh, dapat dinyatakan bahwa keterbacaan teks
pada buku ajar berbasis aktivitas pada materi ruang lingkup biologi memiliki
tingkat keterbacaan yang sesuai dengan tingkatan kelas X SMA, sehingga buku ini
dapat digunakan untuk kegiatan pembelajaran pada kelas X SMA. Wacana yang
dikatakan tinggi tingkat keterbacaannya, maka wacana tersebut semakin mudah

30
Umul Mursyadah, Tingkat Keterbacaan Buku Sekolah Elektronik (BSE) Pelajaran
Biologi Kelas X SMA/MA, Jurnal Inovasi Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Vol.1, No. 4, 2021, h.
304
31
Noni Dynawati Turnip, Hasruddin, Riama Sirait dan Mariaty Sipayung, Analisis
Pemahaman Konsep Siswa Materi Archaebacteria dan Eubacteria, Jurnal Pelita Pendidikan, Vol.
6, No. 4, 2017/2018, h. 201-202
20

untuk dipahami dan sebaliknya semakin rendah tingkat keterbacaan suatu wacana,
maka semakin sulit wacana tersebut semakin sulit untuk dimengerti.32
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wawan Jatnika menyatakan bahwa
dari uraian tentang temuan penelitian terlihat buku kimia memiliki tingkat
keterbacaan sedang (skor 52), buku biologi sedang (43,19), fisika tinggi (60,51),
matematika rendah (31,62). Secara umum tingkat keterbacaan wacana sains adalah
sedang (46,83), Dari skor di atas ternyata bahwa tingkat keterbacaan wacana sains
belum memenuhi harapan dalam arti sebagai buku ajar mestinya memiliki tingkat
keterbacaan tinggi minimal seperti buku fisika. Hal ini perlu penelitian lebih lanjut
faktor apa saja yang menyebabkan tingkat keterbacaannya tidak seperti yang
diharapkan. Faktor penyebab tingkat keterbacaan yang kurang memenuhi harapan
memang bukan tujuan penelitian ini. Dari sisi bahasa tidak ada sesuatu yang
menonjol dalam arti tingkat kesalahannya.kecil. Secara umum cenderung baik.
Struktur kalimat sudah memenuhi kaidah dengan panjang kalimat antara 5-26 kata
per kalimat dengan rerata 15 kata per kalimat. Kalimat dengan 15 kata tidak
termasuk kalimat panjang. Pilihan kata dan penggunaan istilah sudah denotatif dan
mengikuti kaidah. Dalam penyusunan paragraf tampak kurang tertib baik penulisan
maupun urutan idenya. Dari sisi rupa, hal yang menonjol adalah ukuran huruf yang
rata-rata kecil (8-10), hal ini bisa jadi merupakan hambatan pada tingkat
keterbacaan.33

C. Kerangka Pikir
Pada kurikulum 2013 ini, salah satu hal yang membedakan dengan
kurikulum sebelumnya adalah adanya buku ajar yang terdiri dari buku guru dan
buku siswa yang disediakan oleh pemerintah sebagai sumber belajar utama di
sekolah. Dalam proses pembelajaran sumber utama belajar siswa adalah buku ajar
atau buku teks pelajaran yang cenderung tebal dan membuat siswa malas untuk
membacanya. Sementara buku ajar tersebut sangat berperan penting dalam

32
Sidra Pawahyuning Trihanis Himala, Keterbacaan Teks Buku Ajar Berbasis Aktivitas
pada Materi Ruang Lingkup Biologi Kelas X SMA, Bioedu: Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi,
Vol. 5, No. 3, 2016, h. 447
33
A. Wawan Jatnika, Tingkat Keterbacaan Wacana Sains dengan Teknik Klos, Jurnal
Sosioteknologi Edisi 10 Tahun 6, 2007, h. 199
21

pembelajaran di kelas. Jika siswa malas untuk membacanya maka siswa pun akan
merasa kesulitan dalam memahami apa yang ia pelajari terutama dalam pelajaran
biologi banyak bahasa-bahasa ilmiah yang harus dipahami peserta didik.
Ketika mempelajari biologi, banyak materi yang harus diselesaikan dan
dibahas secara rinci terkadang menjadi salah satu penyebab peserta didik
mengalami kesulitan dalam memahami. Selain itu pada biologi juga terdapat istilah-
istilah yang sulit dimengerti oleh peserta didik sehingga seringkali peserta didik
mengalami kekeliruan. Buku teks merupakan sumber atau media pembelajaran
utama yang dijadikan panduan oleh guru maupun peserta didik dalam proses belajar
di sekolah. Dengan banyaknya istilah-istilah biologi membuat peserta didik sulit
memahami materi dari buku tersebut, sehingga mengharuskan peserta didik untuk
mencari buku referensi lain yang mudah dipahami oleh peserta didik. Selain itu,
kurangnya motivasi untuk membaca buku juga menjadi salah satu faktor yang
menyebabkan peserta didik sulit memahami suatu mata pelajaran. Sebab dengan
banyak membaca buku maka peserta didik dapat membangun pengetahuan dan
pemahamannya sendiri.
Untuk dapat memahami dan menguasai ilmu biologi memang tidak mudah
karena selain mempelajari teori-teori, juga mempelajari hal-hal yang bersifat
abstrak sehingga memerlukan kemampuan daya pikir yang cukup tinggi untuk
dapat memahaminya. Setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda
dalam hal memahami materi. Ada yang dengan cepat memahami materi, namun ada
juga yang mengalami kesulitan dalam proses belajarnya. Untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa salah satunya dengan menggunakan tes rumpang yang di mana
mengharuskan siswa untuk mengisi kata yang telah dirumpangkan pada kata-kata
tertentu. Sehingga dengan mengetahui tingkat pemahaman siswa diharapkan dapat
mendorong siswa untuk meningkatkan pemahamannya terhadap materi
pembelajaran. Secara garis besar kerangka pikir pada penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut:
22

Buku ajar sebagai sumber belajar

Pemahaman Siswa malas Siswa kesulitan


konsep Biologi membaca buku memahami istilah
materi Jaringan pelajaran Biologi Biologi yang terdapat
Tumbuhan pada materi Jaringan
Tumbuhan

Faktor penyebab rendahnya


pemahaman siswa

Tes rumpang dapat mengetahui


tingkat pemahaman siswa pada
materi Jaringan Tumbuhan

Gambar 2.1 Kerangka Pikir


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 6 Tangerang Selatan yang berlokasi
di Jl. Pamulang Permai Barat 3A No.33 Kota Tangerang Selatan pada semester
ganjil tahun ajaran 2019/2020 bulan Desember tahun 2020.

B. Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan metode deskriptif kuantitatif. Penelitian
deskriptif adalah penelitian yang berusaha menggambarkan fenomena yang terjadi
secara nyata, realistik, aktual dan pada saat ini, karena penelitian ini untuk membuat
deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai
fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. 1 Pada
penelitian kuantitatif, metode ini sebagai metode ilmiah karena telah memenuhi
kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkret, objektif, terukur, rasional dan sistematis.

C. Populasi dan Sampel


Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu dan ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang,
tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar
jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh
karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu.2 Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas XI.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.3 Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel

1
Ajat Rukajat, Pendekatan Penelitian Kuantitatif: Quantitative Research Approach,
(Yogyakarta: Deepublish, 2018), h. 1
2
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2017), h. 117
3
Ibid., h. 118

23
24

dengan pertimbangan tertentu.4 Pertimbangannya berdasarkan rekomendasi dari


guru biologi kelas XI dengan berdasarkan nilai siswa yang rendah yaitu kelas MIPA
2, MIPA 3 dan MIPA 5. Namun dikarenakan beberapa kendala maka sampel yang
digunakan pada penelitian ini adalah siswa kelas XI MIPA yang hanya berjumlah
38 siswa.

D. Prosedur Penelitian
Pada penelitian ini, prosedur penelitian yang dilakukan dimulai dari tahap
persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap penyelesaian. Tahap persiapan dimulai
dengan melakukan perizinan sebelum penelitian, melakukan analisis pembelajaran
yang terdapat pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran untuk melihat indikator
pembelajaran yang terdapat pada materi, melihat buku-buku apa saja yang
digunakan guru dan siswa serta menganalisis konsep materi yang diteliti yaitu
jaringan tumbuhan, membuat instrumen penelitian berupa instrumen tes rumpang
yang mengacu pada indikator capaian pembelajaran, membuat instrumen angket
dan wawancara dan melakukan validasi instrumen. Proses validitas instrumen
menggunakan validitas konstruk, validitas ini dapat digunakan pendapat dari ahli
(judgment experts).5 Dalam penelitian ini yang bertindak sebagai validator ahli
yaitu dua dosen pendidikan biologi dan seorang guru yang mengajar di sekolah
yang dijadikan tempat untuk penelitian.

Pada tahap pelaksanaan memberikan tes rumpang yang terdiri dari beberapa
paragraf dan terdapat kata yang dilesapkan sebanyak 30 butir dan memberikan
angket dengan pernyataan tertutup sebanyak 25 butir. Untuk tahapan penyelesaian,
peneliti mengumpulkan data-data berupa hasil tes rumpang, angket serta hasil
wawancara guru dan siswa. Hasil data tersebut dianalisis dan dideskripsikan dalam
bentuk pembahasan yang diakhiri dengan penarikan kesimpulan.

4
Ibid., h. 124
5
Ibid., h. 177
25

E. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.6 Adapun
teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik kuantitatif
berupa tes dan non tes yang terdiri dari metode angket dan metode wawancara.
1. Metode Tes Rumpang (Cloze Test/Cloze Procedure)
Richards dan Schmidt menyatakan tes rumpang atau cloze test adalah
sebuah teknik untuk mengukur pemahaman bacaan serta kemampuan bahasa
secara keseluruhan. 7 Pada teknik cloze pembaca diminta untuk memahami wacana
yang tidak lengkap karena bagian tertentu telah dihilangkan akan tetapi
pemahaman pembaca tetap sempurna. 8
2. Metode Angket
Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data
secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden).
Angket dibedakan menjadi dua jenis yaitu angket terbuka dan angket tertutup.9
Angket tertutup adalah angket yang menghendaki jawaban pendek atau
jawabannya diberikan dengan membubuhkan tanda tertentu. Sedangkan angket
terbuka/angket isian adalah angket berupa item pertanyaan yang tidak disertai
alternatif jawabannya, melainkan mengharapkan responden untuk mengisi dan
memberi komentar atau pendapat.10
3. Metode Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data untuk
mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada responden. 11
Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur dan dapat

6
Ibid., h. 308
7
Parviz Ajideh, An Investigation of the Learning Strategies as Bias Factorsin Second
Language Cloze Tests, Advances in Language and Literary Studies, Vol. 8, No. 2, 2017, h. 93
8
Mukminah, Meningkatkan Kecepatan Efektif Membaca dengan Menggunakan Metode
Klos pada Siswa Kelas X MIA-1 SMA, Jurnal Edukasi Saintifik, Vol. 1, No. 1, 2021, h. 54
9
Sudaryono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2016), h. 77
10
Endang Widi Winarni, Teori dan Praktik Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Penelitian
Tindakan Kelas (PTK), Research and Development (R&D), (Jakarta: Bumi Aksara, 2018), h. 71
11
Maryam B. Gainau, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta: Kanisius, 2016), h. 109
26

dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun dengan menggunakan


telepon. 12

F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini berupa tes rumpang, lembar
angket yang berisi beberapa pernyataan dengan alternatif jawaban tertentu serta
pedoman wawancara.
1. Tes Rumpang (Cloze Test/Cloze Procedure)
Tes rumpang ini dilakukan dengan memberikan beberapa tes yang harus
diisi oleh siswa yang akan dijadikan sampel penelitian. Siswa diminta untuk
mengerjakan beberapa tes rumpang tersebut sesuai dengan petunjuk yang
diberikan. Penggunaan tes rumpang yang digunakan peneliti dilakukan dengan cara
memberikan sebuah bacaan atau teks yang diambil dari bacaan yang ada dalam
buku ajar.
Berdasarkan pemaparan sebelumnya dari berbagai pendapat ahli, penulis
menyimpulkan langkah-langkah dalam membuat tes rumpang (cloze procedure)
sebagai berikut yaitu penulis membuat intisari materi Jaringan Tumbuhan dari
empat buku ajar. Buku ajar yang pertama dan kedua yaitu buku yang digunakan di
SMAN 6 Tangerang Selatan yakni buku ajar dengan penulis Pratiwi,dkk., Biologi
untuk SMA/MA Kelas XI Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi, (Jakarta:
Erlangga, 2013) dan buku ajar dengan penulis Irnaningtyas, Biologi untuk SMA/MA
Kelas XI Berdasarkan Kurikulum 2013, (Jakarta: Erlangga, 2013). Selain itu juga
ditambahkan buku ajar lainnya yaitu dengan penulis Yusa dan Manickam Bala
Subra Maniam, Buku Siswa Aktif dan Kreatif Belajar Biologi untuk SMA/MA Kelas
XI Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam, (Bandung: Grafindo Media
Pratama, 2016) serta buku ajar dengan penulis Tim Masmedia Buana Pustaka,
Biologi untuk Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Kelas XI, (Sidoarjo:
Masmedia Buana Pustaka, 2014).
Setelah itu, penulis melihat indikator pembelajaran yang terdapat pada
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, membuat bacaan materi Jaringan Tumbuhan

12
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2017), h. 194
27

yang diambil dari intisari materi beberapa buku tersebut dengan berdasarkan
indikator pembelajaran dan tidak melakukan pelesapan kata pada kalimat pertama
dan terakhir. Kemudian, melakukan penghilangan atau pelesapan kata dimulai pada
kalimat kedua yaitu pada setiap kata-kata tertentu yang terkait dengan istilah biologi
dan mengganti kata yang dilesapkan dengan garis sama panjang (______)
kemudian diikuti dengan angka (1), (2), (3) dan seterusnya.
Berdasarkan validasi oleh dua orang ahli, instrumen tes rumpang perlu
disederhanakan kembali agar tidak hanya melakukan pelesapan pada kata
penghubung saja tetapi harus mengarah kepada istilah biologi. Menurut Lee, sebuah
modifikasi dari tes rumpang diperkenalkan oleh Bachman pada tahun 1985 adalah
wacana rumpang yang digunakan untuk mengukur kemampuan linguistik tertentu
dalam penilaian membaca, misalnya, fitur gramatikal (tata bahasa). Menurut Luu,
dalam jenis cloze ini jenis kata tertentu dihapus menurut prinsip linguistik seperti
kata benda, kata kerja, kata sifat dan lain-lain. 13
Berdasarkan pernyataan Lee tersebut, modifikasi yang telah diperkenalkan
oleh Bachman bisa disesuaikan dengan tujuan peneliti. Dari kedua ahli telah
menyarankan untuk melakukan penyederhanaan paragraf dan pelesapan pada kata-
kata yang mengandung istilah biologi. Namun, setelah berdiskusi kepada ahli yang
ketiga selaku guru yang bersangkutan menyarankan untuk disederhanakan kembali
menjadi 30 butir saja dengan didasarkan pada indikator capaian pembelajaran yang
spesifik.
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Tes Rumpang pada Materi Jaringan Tumbuhan14
Capaian pembelajaran Nomor Soal Jumlah Soal
Menjelaskan ciri-ciri dan fungsi 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 17 Soal
jaringan meristematis dan jaringan 10, 11, 12, 13, 14, 15,
permanen pada tumbuhan serta 16, 17
mengaitkannya dengan fungsi
jaringan tumbuhan

13
Parviz Ajideh, Sorayya Mozaffarzadeh, C-test vs. Multiple-choice Cloze Test as Tests
of Reading Comprehension in Iranian EFL Context: Learners' Perspective, English Language
Teaching, Vol. 5, No. 11, 2012, h. 145
14
Instrumen tes rumpang terdapat pada lampiran I hal. 64
28

Menentukan jenis-jenis jaringan 18, 19, 20, 21, 22, 23, 9 Soal
penyusun organ vegetatif (akar, 24, 25, 26
batang, daun) dan organ generatif
(bunga, buah, biji)
Menjelaskan sifat totipotensi dan 27, 28, 29, 30 4 Soal
kultur jaringan
Total 30 Soal

2. Angket
Angket yang digunakan pada penelitian ini merupakan angket yang dibuat
sendiri oleh peneliti, yang di dalamnya berisi pernyataan yang jawabannya berupa
pilihan yang harus diisi oleh responden.
Angket yang digunakan peneliti adalah angket tertutup. Angket ini dipakai
dengan tujuan untuk memperoleh data dari siswa mengenai kesulitan dalam
memahami materi buku ajar siswa yang digunakan di SMAN 6 Tangerang Selatan.
Angket ini ditujukan pada siswa kelas XI MIPA. Angket pada penelitian ini
berjumlah 25 butir pernyataan yang disesuaikan dengan kisi-kisi instrumen
berdasarkan kajian teori yang telah dilakukan dan berdasarkan saran dari para ahli.
Berikut disajikan tabel 3.2 untuk kisi-kisi pedoman angket.
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Pedoman Angket Tentang Faktor-Faktor yang Berkaitan
dengan Pemahaman Bacaan Materi Jaringan Tumbuhan 15
No. Aspek Indikator Deskripsi Indikator No. Butir
Item Pernyataan
Positif Negatif
1. Minat Ketertarikan pada 7 √
pembelajaran Jaringan 9 √
Tumbuhan 23 √
2. Motivasi 12 √

15
Kisi-kisi angket lengkap terdapat pada lampiran II hal. 67
29

Perhatian terhadap 10 √
pembelajaran Jaringan
Tumbuhan
Usaha untuk belajar 6 √
Jaringan Tumbuhan 15 √
21 √
2 √
18 √
3 √
3. Bakat Pemahaman terhadap 1 √
materi Jaringan 4 √
Tumbuhan 11 √
5 √
13 √
16 √
14 √
17 √
Kemampuan 19 √
menyelesaikan tugas 20 √
ataupun PR
4. Sarana/Prasarana Alat-alat dan buku 8 √
22 √
24 √
25 √
Jumlah item pernyataan 25

3. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang
30

lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil. 16 Sesuai tidaknya data
yang diinginkan oleh sebuah penelitian sangat dipengaruhi oleh beberapa aspek
wawancara, bahan wawancara (dituangkan dalam daftar pertanyaan dan situasi
wawancara). Karena pada hakikatnya wawancara merupakan kegiatan perolehan
informasi, maka kemahiran pewawancara untuk menggali informasi dari responden
menjadi penting. 17
Wawancara pada penelitian ini terdiri dari beberapa pertanyaan dan
dilakukan kepada guru Biologi serta beberapa siswa yang dipilih secara acak
berdasarkan hasil perhitungan nilai tes rumpang yang telah dikerjakan oleh siswa.
Kemudian peneliti membagi 3 kategori yaitu nilai tinggi, nilai sedang dan nilai
rendah. Masing-masing dari setiap kategori tersebut diambil perwakilan siswa
sebanyak 3 responden yang akan diwawancarai pada penelitian ini melalui pesan
singkat WhatsApp.
Wawancara dilakukan pada guru Biologi SMA Negeri 6 Kota Tangerang
Selatan yang telah bersedia menjadi narasumber dalam penelitian ini. Berikut
disajikan tabel 3.3 dan tabel 3.4 untuk kisi-kisi pedoman wawancara guru.
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Terkait Kesulitan Siswa dalam
Memahami Teks Bacaan Jaringan Tumbuhan
No. Item Pertanyaan No. Item
1. Kesulitan siswa 1, 2, 3
2. Kesulitan Pemahaman 4, 5
3. Usaha untuk belajar 6, 7, 8, 9, 10

Tabel 3.4 Pedoman Wawancara Guru Terkait Kesulitan Siswa dalam Memahami
Teks Bacaan Jaringan Tumbuhan
No. Aspek Pertanyaan
1. Kesulitan Siswa Apa permasalahan yang terjadi?

16
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2017), h. 194
17
Subana, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Pustaka Setia, 2001), h. 142
31

2. Kesulitan apa yang biasanya ditemui oleh


siswa?
3. Mengapa hal itu bisa terjadi?
4. Kesulitan pemahaman Pada saat materi atau konsep apakah siswa
mengalami kesulitan dalam memahami?
5. Apakah pada materi jaringan tumbuhan
siswa mengalami kesulitan dalam
memahaminya?
6. Usaha untuk belajar Apakah ibu/bapak guru selalu memberikan
tugas kepada siswa?
7. Bagaimana respon siswa dan kecepatan
siswa dalam menuntaskan tugas yang
diberikan guru?
8. Apakah ibu/bapak guru memerintahkan
siswa untuk membaca sebelum pembelajaran
dimulai?
9. Bagaimana hasil belajar siswa selama ini
pada mata pelajaran biologi?
10. Bagaimana dampak yang terjadi?

Wawancara tidak hanya dilakukan kepada guru melainkan kepada siswa


untuk memperoleh informasi lebih yang difokuskan untuk mencari permasalahan
yang ada pada siswa. Berikut disajikan tabel 3.5 dan tabel 3.6 untuk kisi-kisi
pedoman wawancara siswa.
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Siswa Terkait Kesulitan dalam
Memahami Teks Bacaan Jaringan Tumbuhan
No. Item Pertanyaan No. Item
1. Kesulitan siswa 1, 2, 3, 4, 5, 6
2. Usaha untuk belajar 7, 8, 9, 10
3. Pemahaman materi 11, 12, 13, 14, 15
32

Tabel 3.6 Pedoman Wawancara Siswa Terkait Kesulitan dalam Memahami Teks
Bacaan Jaringan Tumbuhan
No. Aspek Pertanyaan
1. Kesulitan siswa Apa kesulitan yang dihadapi Anda pada mata
pelajaran Biologi?
2. Mengapa Anda merasa demikian?
3. Apakah terdapat materi yang dianggap sulit? Jika
ada materi apa sajakah?
4. Mengapa demikian?
5. Apakah anda merasa kesulitan pada materi
Jaringan Tumbuhan?
6. Mengapa demikian?
7. Usaha untuk Apakah Anda selalu mengerjakan tugas atau PR
belajar sendiri?
8. Apakah Anda sering membaca buku Biologi?
9. Kapan saja Anda membaca buku Biologi?
10. Apakah di rumah Anda mempelajari kembali
materi yang sudah diajarkan?
11. Pemahaman materi Bagaimana pendapat Anda tentang penjelasan
guru saat mengajar materi biologi terutama
Jaringan Tumbuhan?
12. Apakah Anda dapat memahaminya?
13. Bagaimana pendapat Anda terhadap materi
Jaringan Tumbuhan dibandingkan materi yang
lain?
14. Apa solusi yang anda harapkan jika mengalami
kesulitan dalam memahami materi biologi
khususnya jaringan tumbuhan?
33

15. Alat-alat dan buku Apakah buku yang Anda gunakan dapat
membantu Anda dalam memahami Biologi
terutama pada materi Jaringan Tumbuhan?

G. Validitas
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini divalidasi dengan
menggunakan validitas konstruk, validitas ini dapat digunakan pendapat dari ahli
(judgment experts). Dalam hal ini setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-
aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya
dikonsultasikan dengan ahli. 18 Pada tahapan ini, peneliti juga meminta
pertimbangan tidak hanya pada dua orang ahli saja melainkan kepada dosen
pembimbing dan juga meminta persetujuan guru yang membantu dalam penelitian
kemudian diperbaiki sesuai dengan arahan dosen pembimbing serta guru yang
bersangkutan.

H. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi
dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam
unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh
diri sendiri maupun orang lain. 19
(a) Teknik Analisis Tes Rumpang
Penilaian uji rumpang memiliki dua metode. Metode pertama,
membenarkan jawaban yang sama dengan jawaban aslinya, dan menyalahkan
jawaban yang tak sama dengan jawaban aslinya. Metode kedua, membenarkan
jawaban yang sama dengan jawaban aslinya, dan membenarkan jawaban yang

18
Sugiyono, op.cit., h. 177
19
Ibid, h. 335
34

bersinonim dengan jawaban aslinya. 20 Pada penilaian ini, peneliti memilih metode
pertama karena dalam cara ini jawaban siswa dikatakan benar apabila sama dengan
teks aslinya. Teknik penilaian uji rumpang yaitu dengan membagi jumlah jawaban
benar dengan jumlah seluruh jawaban dikalikan 100%.21

TK= Jumlah jawaban yang benar x 100%


Jumlah seluruh lesapan

Jika sudah mendapatkan skor dari tes rumpang tersebut, maka peneliti dapat
mengkategorikan responden dari skor yang telah diperoleh berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilakukan Rankin dan Culhane pada tahun 1969 seperti
berikut ini22 :

(1) Pembaca berada pada tingkat independen atau bebas, jika persentase skor tes
uji rumpang yang diperoleh di atas 60%.
(2) Pembaca berada pada tingkat instruksional, jika persentase skor tes uji rumpang
yang diperolehnya berkisar antara 41% - 60%.
(3) Pembaca berada pada tingkat frustasi atau gagal, jika persentase skor tes uji
rumpang yang diperolehnya sama dengan atau kurang dari 40%.
(b) Teknik Analisis Angket
Angket dalam penelitian ini berjumlah 25 butir pernyataan. Pernyataan
tersebut terbagi dalam kategori pernyataan positif dan pernyataan negatif yang
digunakan sebagai pembanding konsistensi jawaban siswa. Skala yang digunakan
dalam angket ini menggunakan skala Likert dengan memberi skor seperti berikut:

20
Nuraini, Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Teks Narrative Bahasa Inggris
Melalui Penerapan Teknik Cloze Procedure Siswa Kelas XII IPA 2 SMA Negeri 1 Syamtalira Aron,
Jurnal Media Inovasi Edukasi, 2018, h. 503-504
21
Ibid, h. 504
22
Ibid, h. 504
35

Tabel 3.7 Skor Jawaban Angket Siswa


Alternatif Jawaban Skor Jawaban
Pernyataan Pernyataan
Positif Negatif
SL = Selalu 4 1
SR = Sering 3 2
HTP = Hampir Tidak Pernah/Jarang 2 3
TP = Tidak Pernah 1 4

Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi
indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk
menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. 23
(c) Wawancara
Hasil data wawancara berupa catatan atau rekaman akan ditranskripsi yang
pada umumnya berupa narasi. Hasil transkripsi yang masih mentah diperlihatkan
kembali kepada narasumber sebagai wujud transparansi data. Narasumber juga bisa
mengecek kembali jawaban yang diberikan. Setelah melalui proses transkripsi, data
bisa dianalisis oleh peneliti.

23
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2017), h. 134-135
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian
1. Hasil Tes Rumpang
a. Pemahaman Tiap Soal dan Indikator
Tes rumpang ini dilakukan dengan cara memberikan beberapa soal yang
harus diisi oleh siswa sesuai dengan petunjuk yang diberikan. Tes rumpang ini
dibuat dari bacaan yang bersumber dari buku ajar yang dipakai oleh guru dan juga
beberapa buku lainnya dengan melesapkan setiap kata ke-10 sampai ke-15 sesuai
dengan kesepakatan antara peneliti dengan dosen pembimbing dan kalimat pertama
serta kalimat terakhir dibiarkan utuh. Tes rumpang ini memiliki jumlah skor total
sebanyak 30.
Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Wacana Tes Rumpang pada Materi Jaringan
Tumbuhan1

No. Capaian No. Jawaban Benar Rata-


Indikator Soal Jumlah Persentase Rata per
Siswa (%) Indikator
(%)
1. Menjelaskan ciri-ciri 1 38 100 81,42
dan fungsi jaringan 2 30 78,94
meristematis dan 3 33 86,84
jaringan permanen 4 22 57,89
serta mengaitkan 5 37 97,36
struktur dan fungsi 6 31 81,57
jaringan pada 7 37 97,36
tumbuhan 8 35 92,10
9 23 60,52

1
Hasil perhitungan terdapat pada lampiran IX hal. 96

36
37

10 36 94,73
11 6 15,78
12 37 97,36
13 36 94,73
14 33 86,84
15 21 55,26
16 37 97,36
17 34 89,47
2. Menentukan jenis- 18 36 94,73 64,03
jenis jaringan 19 37 97,36
penyusun organ 20 29 76,31
vegetatif (akar, batang, 21 33 86,84
daun) dan organ 22 13 34,21
generatif (bunga, buah, 23 29 76,31
biji) 24 8 21,05
25 9 23,68
26 25 65,78
3. Menjelaskan sifat 27 33 86,84 34,21
totipotensi dan kultur 28 15 39,47
jaringan 29 1 2,63
30 3 7,89

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, dapat diketahui bahwa skor rata-rata


indikator pertama mendapatkan persentase sebesar 81,42% dengan jumlah item tes
rumpang sebanyak 17 soal. Indikator kedua memperoleh skor rata-rata dengan
persentase sebesar 64,03% dengan jumlah item tes rumpang sebanyak 9 soal.
Sementara itu indikator ketiga memperoleh persentase skor rata-rata sebesar
34,21% dengan item tes rumpang sebanyak 4 soal.
38

b. Tingkat Pemahaman Siswa


Jika dilihat berdasarkan hasil skor tes rumpang tiap siswa yang terdapat pada
lampiran VIII halaman 94 memperlihatkan skor yang sangat bervariasi. Dari total
38 siswa, diketahui sebanyak 32 siswa yang memperoleh skor rumpang di atas 60%
dan masuk ke dalam kategori independen yang menunjukkan bahwa bahan bacaan
materi Jaringan Tumbuhan mudah dipahami secara mandiri oleh pembaca.
Sebanyak 5 siswa yang mendapatkan skor berkisar antara 41%-60% dengan
kategori instruksional yang menunjukkan bahwa bacaan materi tersebut sesuai bagi
pembaca namun perlu bantuan pihak lain untuk membimbing pembaca agar dapat
memahaminya. Sementara itu, hanya 1 siswa yang mendapatkan skor tes rumpang
sebesar 23,33% dan skor tersebut masuk ke dalam kategori tingkat gagal karena
tidak memahami bacaan materi Jaringan Tumbuhan.

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Tingkat Pemahaman Siswa pada Bacaan Materi
Jaringan Tumbuhan2
Tingkat Pemahaman Jumlah Siswa Persentase
Tingkat independen/bebas 32 siswa 84,21%
Tingkat instruksional 5 siswa 13,15%
Tingkat frustasi/gagal 1 siswa 2,63%
Jumlah Seluruh Siswa 38 siswa

Tingkat pemahaman siswa pada bacaan materi Jaringan Tumbuhan diketahui


bahwa dari 38 siswa kelas XI MIPA didapatkan sebanyak 32 siswa yang skor
bacaannya masuk ke dalam kategori independen atau skor di atas 60%. Sebanyak
5 siswa yang skornya masuk ke dalam kategori intruksional atau mencapai skor
41%-60%. Sebanyak 1 siswa yang skor bacaannya masuk ke dalam kategori frustasi
atau tingkat gagal dengan persentase di bawah 40%.

2
Lampiran VIII Skor Hasil Perhitungan Tes Rumpang halaman 94
39

2. Hasil Perhitungan Angket


Selain menggunakan tes rumpang, peneliti juga mendapatkan data berupa
hasil jawaban dari penyebaran angket kepada siswa. Data tersebut dapat dilihat
pada tabel 4.3 sebagai berikut.
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Angket Tentang Faktor-Faktor yang Berkaitan
dengan Pemahaman Bacaan Materi Jaringan Tumbuhan 3
No. Pernyataan TP HTP SR/SL

f % f % f %
Minat
1. Saya membaca sumber 1 2,63 3 7,89 34 89,46
lain selain buku
pelajaran untuk
memperoleh informasi
lebih yang berkaitan
dengan materi jaringan
tumbuhan.
2. Saya lebih mudah 1 2,63 7 18,42 30 78,94
memahami materi
jaringan tumbuhan
ketika mendengar
penjelasan dari guru atau
teman dibandingkan
membaca buku.
3. Saya tidak 1 2,63 16 42,10 21 55,25
memanfaatkan waktu
senggang di luar jam
sekolah untuk membaca

3
Hasil data angket siswa terdapat pada lampiran X hal. 97
40

buku biologi materi


jaringan tumbuhan.
Motivasi
4. Penjelasan buku cukup 3 7,89 24 63,15 11 28,94
bagi saya untuk
memahami
pembelajaran materi
jaringan tumbuhan.

5. Saya tidak butuh berkali- 6 15,78 26 68,42 6 15,78


kali untuk membaca
buku ajar biologi agar
dapat memahami materi
jaringan tumbuhan.
6. Saya tidak mencari 12 31,57 25 65,78 1 2,63
sumber-sumber lain
yang sesuai untuk
menyempurnakan tugas
yang saya kerjakan pada
materi jaringan
tumbuhan.
7. Saya tidak membaca 9 23,68 27 71,05 2 5,26
materi jaringan
tumbuhan dari buku ajar
dan sumber-sumber
lainnya yang relevan.
8. Saya tidak mencari buku 13 34,21 23 60,52 2 5,26
referensi lain jika
mengalami kesulitan
dalam memahami buku
41

ajar biologi yang saya


gunakan.
9. Saya tidak 3 7,89 24 63,15 11 28,94
mempersiapkan materi
atau bahan pelajaran
yang akan dibahas satu
hari sebelum materi
diajarkan oleh guru.
10. Saya sudah memahami 5 13,15 19 50 14 36,84
materi jaringan
tumbuhan yang
diajarkan oleh guru
maka dari itu saya tidak
mempelajarinya kembali
sewaktu senggang.
11. Saya membuat catatan - 0 8 21,05 30 78,94
dan menggarisbawahi
apabila terdapat kalimat-
kalimat yang penting
ketika membaca materi
jaringan tumbuhan.
Bakat
12. Saya memahami apa yang - 0 5 13,15 33 86,83
dimaksud dengan
jaringan tumbuhan.
13. Belajar biologi dengan 7 18,42 23 60,52 8 21,04
berdiskusi dalam
kelompok tidak
membuat saya menjadi
42

paham terhadap materi


jaringan tumbuhan.
14. Saya sulit memahami - 0 12 31,57 26 68,41
nama-nama ilmiah yang
ada pada materi jaringan
tumbuhan.
15. Saya merasa 4 10,52 19 50 15 39,47
pembahasan di buku
mengenai jaringan
tumbuhan lebih sulit
dipahami dibandingkan
materi lainnya.
16. Saya merasa kesulitan 1 2,63 6 15,78 31 81,57
dalam menghafal dan
mengingat nama-nama
ilmiah dalam pelajaran
biologi terutama materi
jaringan tumbuhan.
17. Saya merasa lebih 3 7,89 20 52,63 15 39,47
lambat dalam
memahami materi
jaringan tumbuhan dari
materi biologi yang lain.
18. Saya bertanya kepada 1 2,63 11 28,94 26 68,41
guru, orang tua, kakak
atau teman jika
mengalami kesulitan
dalam mempelajari
materi jaringan
tumbuhan.
43

19. Saya tidak bertanya 16 42,10 15 39,47 7 18,41


kepada teman ataupun
guru dan memilih diam
jika menemukan
kesulitan pada saat
mengerjakan soal
jaringan tumbuhan.
20. Saya merasa tidak 5 13,15 24 63,15 9 23,68
mampu dalam
menyelesaikan soal yang
berkaitan dengan materi
jaringan tumbuhan.
21. Saya mengerjakan 1 2,63 10 26,31 27 71,05
sendiri tugas dan PR dari
guru yang berkaitan
dengan materi jaringan
tumbuhan untuk melatih
kemampuan saya.
Sarana/Prasarana
22. Saya tidak merasa 4 10,52 20 52,63 14 36,83
bahasa yang terdapat
pada buku ajar biologi
(materi jaringan
tumbuhan) sulit
dipahami.
23. Saya merasa harus 1 2,63 9 23,68 28 73,68
membaca materi
jaringan tumbuhan tidak
hanya pada saat mau
ulangan saja.
44

24. Saya dapat dengan - 0 4 10,52 34 89,47


mudah memahami
materi jaringan
tumbuhan apabila
terdapat sarana dan
prasarana yang
mendukung
pembelajaran.
25. Penyediaan sarana dan 7 18,42 24 63,15 7 18,42
prasarana untuk materi
jaringan tumbuhan tidak
memadai.

Aspek minat berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa secara keseluruhan


minat siswa memperoleh persentase yang dominan pada alternatif jawaban
“sering/selalu”. Pada aspek motivasi diketahui hasil frekuensi dominan berada pada
alternatif jawaban “hampir tidak pernah”. Aspek bakat dengan item pernyataan
sebanyak 10 item diketahui hasil frekuensi dominan jawaban siswa terdapat pada
alternatif jawaban “sering/selalu”. Sementara itu, untuk aspek sarana dan prasarana
berupa 4 item pernyataan dan diperoleh hasil frekuensi dominan pada alternatif
jawaban “hampir tidak pernah” dan juga alternatif jawaban “sering/selalu”.

3. Hasil Wawancara
Hasil wawancara dengan guru biologi menyatakan bahwa permasalahan
yang terjadi pada siswa diantaranya adalah kurangnya membaca dan kurang
motivasi. Hal ini tidak hanya berlaku pada mata pelajaran biologi saja melainkan
semua mata pelajaran. Ketika di kelas siswa mendapatkan kesulitan maka siswa
cenderung bertanya dan agar terjadi interaksi maka sebaliknya guru yang akan
bertanya kepada siswa. Menurutnya, siswa mengalami kesulitan pada materi atau
konsep tertentu yang bersifat tidak aktual atau imajiner terhadap siswa. Namun, jika
pada materi jaringan tumbuhan kesulitannya terdapat pada keterbatasan dan kurang
45

canggihnya alat praktikum sehingga menyebabkan pengamatan menjadi tidak


detail. Selama proses pembelajaran, siswa mengalami peningkatan dalam hasil
belajarnya walaupun masih ada beberapa yang belum mengalami peningkatan. Hal
ini karena memang guru selalu memerintahkan siswa untuk membaca buku dan
menggarisbawahi jika terdapat bagian-bagian penting serta bertanya jika masih ada
yang kurang dipahami. Guru juga selalu memberikan tugas namun masih ada yang
menyontek dari hasil temannya sehingga saat siswa melakukan tes lisan maka siswa
tersebut tidak bisa menjawabnya.
Merangkum dari hasil wawancara beberapa siswa mengatakan bahwa siswa
merasa kesulitan dalam menghafal materi pembelajaran biologi. Menurut siswa A,
materi biologi tergolong materi yang perlu dibaca dengan teliti karena materi yang
cukup banyak sehingga harus fokus dan banyak mengingat terutama pada
pembahasan yang penting. Sedangkan menurut siswa B karena kurangnya minat
terhadap pelajaran yang banyak menghafal dikarenakan hafalan merupakan
kelemahan dirinya. Dalam proses pembelajaran tentunya siswa mengalami
kesulitan dalam memahami konsep ataupun materi salah satunya yang berhubungan
dengan jaringan tumbuhan. Menurut siswa C, materi jaringan tumbuhan sama
seperti materi lainnya yang mengharuskan untuk banyak membaca dan mencari
sumber pembelajaran lainnya. Selain itu juga karena saat ini siswa melaksanakan
pembelajaran jarak jauh sehingga menjadi kendala besar bagi dirinya karena harus
dibimbing dalam hal belajar. Sementara orang tuanya tidak begitu mengawasi
kegiatan belajarnya. Alasan berbeda dikemukakan oleh siswa D yang menuturkan
bahwa ia membutuhkan penggambaran disertai dengan penjelasan yang sistematis
untuk lebih memahaminya. Tetapi, pada buku yang digunakan lebih banyak
berbentuk teks panjang. Walaupun sudah terdapat ilustrasi dan penjelasannya,
dirinya masih kesulitan untuk menggabungkannya.
Guru selalu memberikan tugas kepada siswa dan beberapa siswa
mengerjakan tugas tersebut dengan bertanya kepada teman ataupun mencarinya di
internet. Hal ini sejalan dengan pendapat siswa A dan siswa D yang mengatakan
bahwa mereka mengerjakan tugas dengan bantuan internet dan bertanya kepada
teman. Namun, ada juga yang mengerjakan tugas secara mandiri salah satunya
46

bernama siswa E. Sebelum memulai pembelajaran guru selalu memerintahkan


siswa untuk membaca buku dan beberapa siswa menuturkan bahwa mereka
membaca buku jika hari itu terdapat mata pelajaran biologi saja. Akan tetapi ada
juga salah satu siswa yang mengisi waktu senggangnya dengan membaca buku-
buku biologi. Menurut siswa C, dirinya tidak sering membaca buku biologi dan
hanya membaca pada saat pelajarannya berlangsung. Begitu pula dengan siswa A
dan siswa F yang mengatakan bahwa mereka jarang membaca buku melainkan
menonton video yang berkaitan dengan biologi melalui youtube.
Penjelasan guru mengenai materi jaringan tumbuhan sudah cukup jelas.
Seperti yang dikatakan siswa G dan siswa H, menurut mereka guru menjelaskan
materi sudah cukup jelas sehingga dapat dimengerti dan jika ada materi yang tidak
dipahami maka guru akan menjelaskan ulang. Namun begitu masih ada siswa yang
menuturkan bahwa dirinya kurang memahami penjelasan guru. Menurut siswa D,
penjelasan yang diberikan kurang berurut sehingga dirinya tidak bisa
menggambarkan letak-letak dan fungsi jaringan tumbuhan dengan baik dan ia juga
mengatakan lebih mudah lupa. Siswa D menuturkan bahwa buku yang digunakan
tidak terlalu membantu dalam memahami materi jaringan tumbuhan. Hal ini
sependapat dengan penuturan siswa F yang mengatakan bahwa buku yang
digunakan kurang cukup membantu karena materinya kurang lengkap. Meskipun
begitu, adapula yang mengatakan bahwa buku biologi cukup membantu dalam
memahami materi jaringan tumbuhan. Jadi, solusi yang siswa harapkan ketika
mengalami kesulitan dalam memahami materi adalah dengan mencari berbagai
referensi untuk mendapatkan materi yang lebih lengkap serta banyak membaca
buku biologi.

B. Pembahasan
Tes rumpang pada penelitian ini dibuat berdasarkan materi yang telah
dipelajari siswa sehingga kata-kata yang dirumpangkan atau dihilangkan tidak
asing bagi siswa. Penggunaan tes rumpang dapat membantu siswa dalam
memahami materi pembelajaran dengan mudah karena bisa menimbulkan daya
tarik siswa untuk belajar. Melalui tes rumpang ini, siswa dapat menentukan jawaban
47

atau kata yang tepat untuk mengisi tes rumpang sesuai dengan teks bacaannya. Hal
ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri Sukarni yang menyatakan
bahwa tes cloze atau rumpang dapat membantu mahasiswa non Bahasa Inggris
dalam memahami bacaan dengan mudah karena mereka tertarik untuk belajar
mencari informasi dari teks bacaan. Siswa juga dapat menentukan kata-kata yang
harus diisi setelah mereka mengetahui konteksnya.4
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan tes
rumpang dapat diketahui bahwa, secara keseluruhan skor rata-rata tes rumpang
siswa sebesar 69,82%. Skor tersebut sesuai dengan hasil perhitungan yang sudah
terlampir pada lampiran VIII halaman 94. Hal ini menunjukkan siswa mampu
menjawab soal rumpang tersebut dengan rata-rata mencapai kurang lebih 21 soal
dari total 30 soal yang telah dibuat oleh peneliti. Skor rata-rata tersebut masuk ke
dalam kategori independen/bebas karena skor rata-rata yang diperoleh di atas 60%
(>60%) yang menunjukkan bahwa bahan bacaan dapat dipahami oleh siswa atau
pembaca secara mandiri. Setelah melakukan perhitungan skor tes rumpang
diketahui bahwa siswa yang memperoleh skor di atas 60% dan masuk ke dalam
kategori independen/bebas terdapat 32 orang. Skor di atas 60% menunjukkan
bahwa bahan bacaan materi Jaringan Tumbuhan mudah dipahami secara mandiri
oleh siswa atau pembaca. Sementara itu, terdapat 5 orang siswa yang skor tes
rumpangnya masuk ke dalam kategori instruksional dengan persentase skor yang
diperoleh berkisar antara 41%-60%. Pada kategori frustasi atau tingkat gagal hanya
1 orang siswa karena memperoleh skor persentase tes rumpang kurang dari 40%
yakni hanya mendapatkan skor sebesar 23,33%.
Rata-rata persentase per indikator mendapatkan hasil yang berbeda-beda
yaitu dengan cara jumlah persentase jawaban benar dibagi dengan jumlah soal pada
masing-masing indikator. Indikator pertama mendapatkan rata-rata persentase
sebesar 81,42%. Indikator kedua mendapatkan rata-rata persentase 64,03%.
Sementara indikator ketiga memperoleh rata-rata persentase 34,21%. Masing-
masing indikator memiliki jumlah item tes rumpang yang berbeda sehingga

4
Sri Sukarni, The Use of Cloze Test to Test Reading Comprehension of Non-English
Department Students, Jo-ELT (Journal of English Language Teaching), Vol. 8, No. 1, 2021, h. 80
48

memungkinkan konsentrasi dan keseriusan responden menjadi berkurang dalam


menjawab tes rumpang dan mengakibatkan hasil skor rumpang yang diperoleh
menjadi kurang maksimal. Meskipun secara umum mendapatkan rata-rata skor di
atas 60% tetapi frekuensi dan letak kesalahan dalam menjawab tes rumpang
berbeda-beda tiap responden. Kesalahan dalam menjawab tes rumpang dapat
dipengaruhi oleh daya ingat dan juga pemahaman dari masing-masing responden
karena tidak semua responden dapat mengingat teks atau bacaan yang mereka
pelajari dalam waktu yang lama. Selain itu, mata pelajaran Biologi juga terdapat
istilah-istilah Biologi yang memungkinkan responden mengalami kesulitan dalam
menjawab tes rumpang sehingga menuliskan jawaban yang kurang tepat. Jawaban
yang kurang tepat juga dapat disebabkan karena responden hanya membaca soal
dengan sekilas dan kurang memahami teks dengan baik. Pemahaman yang kurang
dapat membuat responden mengalami kesulitan dalam menjawab tes rumpang.
Kesulitan yang dialami responden secara umum terkait dengan materi
Biologi yang begitu banyak serta banyaknya nama-nama ilmiah yang harus
diketahui. Sementara itu, beberapa juga ada yang mengatakan bahwa responden
mengalami kesulitan dalam menghafal materi karena disebabkan materi Biologi
yang begitu banyak. Hal ini juga selaras dengan penelitian Nurul Zakiyatin bahwa
sebanyak 51,43% yang menyatakan materi Biologi terlalu banyak dan kompleks.
Kompleks disini dalam artian materi Biologi dianggap sulit karena terlalu rumit.
Selain itu, sebanyak 48,57% menyatakan bahwa Biologi banyak hafalan dan 40%
siswa menyatakan Biologi banyak istilah sulit dan menunjukkan bahwa siswa
masih terbiasa hanya menghafal istilah dan konsep.5
Kesalahan terbanyak dalam menjawab tes rumpang indikator pertama
berada pada soal rumpang nomor 11 yang hanya dijawab benar oleh 6 siswa saja.
Hal ini dapat dikarenakan responden hanya membaca soal secara sekilas sehingga
dalam menentukan jawaban masih kurang tepat. Beberapa jawaban yang diberikan
siswa sangat kurang tepat seperti ada yang menjawab batang, kambium dan

5
Nurul Zakiyatin Nisak, Analisis Kebutuhan Bahan Ajar Biologi untuk Siswa SMA
Ditinjau dari Tingkat Kesulitan Materi, Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi dan Keaktifan Belajar
Siswa, Biological Science and Education Journal, Vol. 1, No. 2, 2021, h. 130
49

jawaban yang lainnya. Pada indikator kedua, kesalahan terbanyak berada pada soal
rumpang nomor 24 yang hanya dijawab benar oleh 8 siswa dan soal rumpang nomor
25 yang dapat dijawab benar hanya 9 siswa saja. Hal ini bisa disebabkan karena
responden terburu-buru dalam menjawab sehingga jawaban yang diberikan tidak
sesuai. Beberapa siswa memberikan jawaban yang tidak tepat pada soal rumpang
nomor 24, diantaranya terdapat jawaban seperti kelopak, biji, dan jawaban lainnya.
Pada soal rumpang nomor 25 banyak siswa yang menjawab dengan jawaban yang
tidak sesuai seperti ada yang menjawab luar, buah bahkan kata penghubung.
Sementara itu, letak kesalahan terbanyak dalam indikator ketiga berada pada soal
rumpang nomor 29 dan nomor 30. Pada nomor tersebut terdapat banyak siswa yang
menjawab tidak tepat karena jawaban yang diberikan tidak sesuai dengan yang
ditujukan oleh peneliti. Hal ini dapat terjadi karena responden kurang menguasai
materi sehingga responden mengalami kesulitan dalam menjawab tes rumpang dan
jawaban yang diberikan menjadi kurang tepat. Selain itu dapat juga disebabkan
karena siswa tidak cermat dalam membaca soal sehingga banyak yang keliru dalam
memilih jawaban yang tepat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Aminah
Salim menunjukkan bahwa teknik cloze test ini efektif untuk meningkatkan
kemampuan membaca pemahaman bagi anak kesulitan belajar yang dilakukan di
kelas IV SDN 05 Bandar Buat Padang.6
Ketepatan responden dalam menjawab tes rumpang memang masih ada
beberapa yang tidak dijawab dengan benar. Sebagian responden menjawab tes
rumpang dengan jawaban yang beragam dan mengisi jawaban dengan kata yang
cocok untuk menyambung kalimat tersebut tetapi jawaban yang diberikan masih
kurang tepat. Responden yang tidak menjawab soal rumpang dengan benar,
kemungkinan disebabkan karena responden sudah menyerah untuk mengisi tes
rumpang dengan jawaban yang tepat sehingga beberapa responden mengisi tes
rumpang dengan jawaban yang sembarang.

6
Aminah Salim, Zulmiyetri, Ardisal, Efektivitas Teknik Cloze untuk Meningkatkan
Kemampuan Membaca Pemahaman bagi Anak Kesulitan Belajar, E-JUPEKhu (Jurnal Ilmiah
Pendidikan Khusus), Vol. 2, No. 3, 2013, h. 175
50

Selain didapatkan dari hasil tes rumpang, peneliti juga mendapatkan hasil
data dari angket yang diberikan kepada responden. Berdasarkan hasil penelitian
tersebut terdapat banyak aspek yang dapat menyebabkan responden mengalami
kesulitan dalam memahami materi Jaringan Tumbuhan. Penulis
mengklasifikasikannya menjadi beberapa aspek diantaranya yaitu aspek minat,
motivasi, bakat serta sarana dan prasarana.
Aspek minat berupa ketertarikan pada pembelajaran jaringan tumbuhan
memperoleh persentase yang dominan pada alternatif jawaban “sering/selalu”.
Minat yang dimiliki siswa sudah baik. Hal ini dikarenakan sebanyak lebih dari 50%
siswa membaca sumber lain selain buku pelajaran untuk memperoleh informasi
lebih terkait materi jaringan tumbuhan. Selain itu, siswa juga merasa lebih mudah
memahami materi ketika mendengar penjelasan dari guru ataupun teman dibanding
dengan membaca buku. Siswa yang memiliki minat tinggi dalam belajar akan
melakukan kegiatan pembelajaran seperti mengerjakan tugas dan lain-lain lebih
cepat dan hasil belajar yang didapat akan sesuai dengan tujuan pencapaiannya.
Namun sebaliknya, jika siswa tidak memiliki minat dalam belajar maka tidak
adanya dorongan untuk melakukan kegiatan pembelajaran sehingga hasil yang
didapat tidak akan sesuai dengan tujuan yang dicapai. Seperti halnya penelitian
yang dilakukan oleh Ni Made Dwi Widyasari menyatakan bahwa persentase faktor
tertinggi yang berpengaruh terhadap kesulitan belajar berasal dari faktor internal
siswa, yaitu faktor intelegensi dengan persentase 54,38% dan faktor minat dengan
persentase 46,98%.7
Anak yang menyenangi pelajaran tertentu dan kurang menyenangi
pelajaran yang lain adalah perilaku anak yang bermula dari sikap mereka karena
minat yang berlainan. Hal ini mempengaruhi kegiatan belajar anak. Biasanya
pelajaran yang disenangi, dipelajari oleh anak dengan senang hati pula. Sebaliknya,
pelajaran yang kurang disenangi jarang dipelajari oleh anak, sehingga tidak heran

7
Ni Made Dwi Widyasari, I Gede Meter, I Gusti Agung Oka Negara, Analisis Kesulitan-
Kesulitan Belajar Matematika Siswa Kelas IV dalam Implementasi Kurikulum 2013 di SD Piloting
Se-Kabupaten Gianyar, e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha, Vol. 3, No. 1, 2015, h.
9
51

bila isi dari pelajaran itu kurang dikuasai oleh anak. 8 Dengan adanya minat, mampu
memperkuat ingatan seseorang terhadap apa yang telah dipelajarinya sehingga
dapat dijadikan sebagai pondasi seseorang dalam proses pembelajaran di kemudian
hari. 9 Belajar dengan minat akan mendorong siswa belajar lebih baik daripada
belajar tanpa minat. Minat ini timbul apabila murid tertarik akan sesuatu karena
sesuai dengan kebutuhannya atau merasa bahwa sesuatu yang akan dipelajari
dirasakan bermakna bagi dirinya. Namun demikian, minat tanpa adanya usaha yang
baik maka belajar juga sulit untuk berhasil. 10
Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran itu
tidak sesuai dengan minat maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya.
Karena tidak ada daya tarik baginya dan siswa akan segan untuk belajar dan juga
tidak akan memperoleh kepuasan dari belajar itu. Jika bahan pelajarannya menarik
bagi siswa, maka siswa akan mempelajarinya dan memperoleh kepuasan dari
pelajaran itu karena minat menambah rasa giat untuk belajar. 11
Aspek motivasi memperoleh hasil frekuensi dominan pada alternatif
jawaban “hampir tidak pernah”. Motivasi yang dimiliki siswa dapaat terlihat dari
hasil data bahwa lebih dari 50% siswa merasa penjelasan buku hampir tidak pernah
cukup untuk memahami materi dan siswa masih butuh berkali-kali untuk membaca
buku Biologi agar dapat memahami materi Jaringan Tumbuhan. Sehingga siswa
pun masih mencari sumber lain untuk menyempurnakan tugas yang dikerjakan. Hal
ini dapat terlihat sebanyak 65,78% yang menyatakan demikian. Sebanyak lebih dari
50% yang menyatakan siswa membaca materi Jaringan Tumbuhan dan mencari
buku referensi lainnya apabila terdapat kesulitan dalam hal memahami. Persentase
sebesar 63,15% menyatakan siswa mempersiapkan materi yang akan dibahas
sebelum materi tersebut diajarkan oleh guru. Meskipun siswa sudah memahami
materi namun tetap mempelajarinya kembali di waktu senggang seperti yang

8
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), h. 114
9
Edy Syahputra, Snowball Throwing Tingkatkan Minat dan Hasil Belajar, (Sukabumi:
Haura Publishing, 2020), h. 12
10
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), h. 33
11
Novita Sariani, Prihantini, Puji Winarti, Indrawati, Jumadi, Ahmad Suradi, Rachmat
Satria, Belajar & Pembelajaran, (Tasikmalaya: Edu Publisher, 2021), h. 75-76
52

dinyatakan oleh 50% siswa. Siswa juga sering membuat catatan jika terdapat
kalimat penting saat membaca buku. Hal ini terlihat dari persentase sebesar 78,94%
yang menyatakan hal demikian.
Siswa yang memiliki motivasi kuat atau tinggi akan giat, bersungguh-
sungguh dan penuh semangat dalam melaksanakan semua kegiatan belajarnya
untuk mencapai tujuan pencapaian yang diharapkan. Namun sebaliknya, siswa yang
memiliki motivasi lemah atau rendah seperti kurangnya hasrat atau keinginan untuk
berhasil dalam belajar serta kurangnya dorongan dalam belajar untuk mencapai
tujuan yang diharapkan. Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam
kegiatan belajar. Perhatian terhadap belajar akan timbul pada siswa apabila bahan
pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Apabila bahan pelajaran itu dirasakan
sebagai sesuatu yang dibutuhkan, diperlukan untuk belajar lebih lanjut, akan
membangkitkan motivasi untuk mempelajarinya. 12
Begitupula dengan yang dikatakan Etik Yuliana Prasetyaningrum dalam
penelitiannya bahwa motivasi sangat berperan dalam mengembangkan potensi-
potensi dalam diri seseorang. Seseorang yang memiliki motivasi tinggi akan
cenderung menekuni suatu pekerjaan hingga mencapai hasil yang memuaskan.
Dalam implementasinya di pembelajaran, motivasi berguna sebagai dorongan yang
membangun semangat belajar siswa. Oleh karena itu, akan terdapat perbedaan yang
nyata dari hasil belajar antara siswa yang memiliki motivasi tinggi dengan siswa
yang memiliki motivasi belajar rendah.13
Aspek bakat terdiri dari pemahaman terhadap materi Jaringan Tumbuhan
dan kemampuan menyelesaikan tugas ataupun PR diperoleh hasil frekuensi
jawaban dominan yang terdapat pada alternatif jawaban “sering/selalu”.
Berdasarkan hasil angket tersebut, diketahui bahwa sebanyak 33 dari 38 siswa atau
sekitar 86,83% menunjukkan bahwa siswa memahami pengertian dari jaringan
tumbuhan dan lebih dari 50% pula yang menyatakan siswa jarang merasa lambat

12
Tuti Supatminingsih, Muhammad Hasan, Sudirman, Belajar dan Pembelajaran,
(Bandung: Media Sains Indonesia, 2020), h. 38
13
Etik Yuliana Prasetyaningrum, Pengaruh Motivasi Belajar dan Kemampuan Berpikir
Logis terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa SDN Kletekan Kabupaten Ngawi,
Linguista, Vol. 2, No. 2, 2018, h. 92-93
53

dalam memahami materi Jaringan Tumbuhan dibandingkan dengan materi lainnya.


Jika dilakukan belajar diskusi maka akan membuat siswa semakin memahami
materi. Hal ini terlihat dari banyaknya siswa yang menyatakan belajar dengan
berdiskusi dalam kelompok membuat mereka paham terhadap materi, sehingga
nantinya dapat menguatkan pemahaman siswa dan kesulitan menjadi berkurang.
Dengan begitu siswa juga jarang merasa tidak mampu dalam menyelesaikan soal-
soal yang berkaitan dengan materi tersebut. Sementara itu sebanyak 31 responden
menyatakan bahwa mereka sering merasa kesulitan dalam menghafal dan
mengingat nama-nama ilmiah yang ada pada materi Jaringan Tumbuhan. Walaupun
begitu siswa selalu mengerjakan sendiri tugas maupun PR yang diberikan oleh guru
dengan maksud untuk melatih kemampuan pemahaman mereka. Berdasarkan hasil
wawancara siswa, beberapa menyatakan mereka mengerjakan tugas secara mandiri
namun, jika terdapat tugas yang dianggap sulit maka siswa akan meminta bantuan
dengan bertanya kepada teman, membaca buku maupun browsing melalui internet.
Jika terdapat kesulitan dalam mempelajari materi, siswa sering bertanya kepada
guru, orang tua maupun teman-temannya.
Seseorang yang harus mempelajari materi lain atau pelajaran lainnya yang
tidak sesuai dengan bakat yang dimiliki maka akan cenderung mudah bosan, jenuh,
mudah menyerah dan cenderung tidak menyukai pelajaran tersebut. Sehingga hal
ini akan berdampak pada hasil yang kurang memuaskan. Bakat memungkinkan
seseorang untuk mencapai prestasi atau hasil yang memuaskan pada bidang tertentu
tetapi harus dibantu dengan penunjang lainnya seperti minat, pengetahuan maupun
dorongan.
Pada dasarnya setiap individu masing-masing memiliki potensi atau bakat
sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Individu yang telah memiliki bakat
akan lebih mudah dalam menyerap suatu informasi ataupun materi pembelajaran
yang berkaitan dengan bakat yang dimilikinya. Bakat itu mempengaruhi belajar.
Jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya maka hasil
pelajarannya akan lebih baik karena ia senang belajar dan pastilah selanjutnya ia
54

lebih giat lagi dalam belajar.14 Hal ini sejalan dengan yang dikatakan oleh Salwa,
Ruslana dan Wiwit dalam penelitiannya bahwa seorang siswa yang memiliki
tingkat keterbakatan yang tinggi akan lebih mampu dalam memahami suatu
informasi atau ilmu dan pengetahuan serta kemampuan yang berhubungan dengan
persoalan dalam aspek tersebut daripada dengan siswa lain. 15
Aspek sarana dan prasarana diketahui bahwa hampir seluruh responden
yakni sebanyak 34 siswa menyatakan bahwa mereka akan mudah memahami materi
jaringan tumbuhan apabila terdapat sarana dan prasarana yang mendukung
pembelajaran. Sarana dan prasarana pada materi Jaringan Tumbuhan jarang tidak
memadai. Hal ini dinyatakan oleh 24 dari 38 responden dan dapat diartikan lebih
dari 50% siswa merasa sarana prasarana pada materi jaringan tumbuhan sudah
memadai. Sarana dan prasarana dapat berupa buku-buku, alat tulis maupun alat dan
bahan praktikum. Kesulitan dalam memiliki alat-alat pelajaran dapat memicu
menurunnya keberhasilan belajar siswa. Oleh karena itu, sarana dan prasarana yang
memadai dapat membantu siswa untuk berhasil dalam proses belajarnya. Sehingga
alat-alat pelajaran tersebut dapat menunjang atau membantu proses siswa dalam
memahami materi.
Penelitian yang dilakukan Erika dan Evi pada aspek sarana dan prasarana
mendapatkan persentase sebesar 58,75%. Sarana dan prasarana dapat berupa buku-
buku pelajaran, alat praktikum, alat tulis menulis, ruangan kelas, laboratorium, dan
sebagainya. Kesulitan untuk mendapatkan atau memiliki alat-alat pelajaran secara
langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi keberhasilan dalam belajar
siswa. Siswa akan cenderung berhasil apabila dibantu oleh alat-alat pelajaran yang
memadai dan sarana yang baik. Alat pelajaran tersebut akan menunjang proses
pemahaman siswa. Misalnya, untuk menjelaskan konsep kimia yang bersifat

14
Novita Sariani, Prihantini, Puji Winarti, Indrawati, Jumadi, Ahmad Suradi, Rachmat
Satria, Belajar & Pembelajaran, (Tasikmalaya: Edu Publisher, 2021), h. 75
15
Salwa Afniola, Ruslana, Wiwit Artika, Intelegensi dan Bakat pada Prestasi Siswa, Jurnal
al-Din, 2020, h. 7
55

abstrak dan bersifat mikroskopik diperlukan adanya alat peraga dan ketersediaan
laboratorium yang layak.16
Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar peserta didik, karena
alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai pula oleh peserta
didik untuk menerima bahan yang diajarkan itu. Alat pelajaran yang lengkap dan
tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada
peserta didik. Jika peserta didik mudah menerima pelajaran dan menguasainya,
maka belajarnya akan menjadi lebih giat dan maju. 17

16
Erika Ristiyani dan Evi Sapinatul Bahriah, Analisis Kesulitan Belajar Kimia Siswa di
SMAN X Kota Tangerang Selatan, Jurnal Penelitian dan Pembelajaran IPA, Vol. 2, No.1, 2016, h.
26
17
Tuti Supatminingsih, Muhammad Hasan, Sudirman, Belajar dan Pembelajaran,
(Bandung: Media Sains Indonesia, 2020), h. 123
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa secara
kesuluruhan tingkat pemahaman siswa tentang materi Jaringan Tumbuhan
menunjukkan rendahnya frekuensi kesalahan pada hasil tes rumpang yang
dikerjakan oleh siswa dengan mendapatkan skor rata-rata tes rumpang sebesar
69,82% artinya mereka mampu menjawab soal rumpang tersebut dengan rata-
rata mencapai kurang lebih 21 soal dari total 30 soal yang dibuat oleh peneliti.
Skor tersebut masuk ke dalam kategori independen yang menunjukkan bahwa
bahan bacaan tersebut mudah dipahami secara mandiri oleh pembaca atau
siswa.
Berdasarkan hasil angket yang telah didapat, aspek minat yang dimiliki
siswa sudah baik karena >50% siswa membaca sumber lain selain buku
pelajaran dan lebih mudah memahami materi saat mendengar penjelasan dari
guru ataupun teman. Secara umum aspek motivasi yang dimiliki siswa
menunjukkan hasil dominan pada alternatif jawaban “hampir tidak pernah”.
Perhatian dan usaha untuk mempelajari materi Jaringan Tumbuhan dapat dilihat
bahwa siswa masih butuh berulang kali untuk membaca buku agar dapat
memahami materi. Aspek bakat menunjukkan hasil frekuensi dominan pada
alternatif jawaban “sering/selalu”. Secara keseluruhan lebih dari 50% siswa
jarang merasa lambat dalam memahami materi Jaringan Tumbuhan. Namun,
lebih sering merasa kesulitan dalam hal mengingat nama-nama ilmiah Biologi.
Sementara itu, lebih dari 50% siswa menyatakan aspek sarana dan prasarana
pada materi Jaringan Tumbuhan sudah memadai.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis menyarankan bagi


siswa untuk lebih memahami bacaan yang telah dibaca serta lebih
meningkatkan minat dan motivasi dalam mempelajari Biologi khususnya materi

56
57

Jaringan Tumbuhan agar dapat memahami pembelajaran. Selain itu, penelitian


ini memiliki banyak keterbatasan oleh karenanya perlu melakukan penelitian
dengan bahasan seperti ini pada materi lainnya dan tidak hanya terfokus pada
peserta didik saja melainkan aspek-aspek yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Afniola, Salwa., Ruslana, dan Wiwit Artika. Intelegensi dan Bakat pada Prestasi
Siswa. Jurnal al-Din. 2020
Ajideh, Parviz. An Investigation of the Learning Strategies as Bias Factorsin
Second Language Cloze Tests. Advances in Language and Literary
Studies. Vol. 8 No. 2. 2017
Ajideh, Parviz dan Sorayya Mozaffarzadeh. C-test vs. Multiple-choice Cloze Test
as Tests of Reading Comprehension in Iranian EFL Context: Learners'
Perspective. English Language Teaching. 2012
Arifin, Syamsul dan Adi Kusrianto. Sukses Menulis Buku Ajar & Referensi. Jakarta:
Grasindo. 2009
Basleman, Anisah dan Syamsu Mappa. Teori Belajar Orang Dewasa. Bandung:
Remaja Rosdakarya. 2011
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta. 2010
Duludu, Ummyssalam A.T. A. Buku Ajar Kurikulum Bahan dan Media
Pembelajaran PLS. Yogyakarta: Deepublish. 2017
Ekowati, Sri Harini., Anastasia Pudjitriherwanti., Wahyu Tri Widyastuti. Evaluasi
Keterampilan Berbahasa Prancis. (Sumatra Barat: Insan Cendekia
Mandiri. 2021
Elfachmi, Amin Kuneifi. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Penerbit Erlangga. 2016
Fatoba, Joseph Oba. Readability Of Biology Textbooks and Students’ Academic
Performance in Senior Secondary Schools in Ekiti State Nigeria.
European Journal of Research and Reflection in Educational Sciences.
Vol. 3 No. 3. 2015
Febrianto, Rohmat dan Flora Puspitaningsih. Pengembangan Buku Ajar Evaluasi
Pembelajaran. Education Journal: Journal Education Research and
Development. Vol. 4 No.1. 2020
Gainau, Maryam B. Pengantar Metode Penelitian. Yogyakarta: Kanisius. 2016
Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. 2001

58
59

Himala, Sidra Pawahyuning Trihanis. Keterbacaan Teks Buku Ajar Berbasis


Aktivitas pada Materi Ruang Lingkup Biologi Kelas X SMA. Bioedu:
Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi. Vol. 5 No. 3. 2016
Humairoh, Zuni., Nurchasanah, dan Alif Mudiono. Keterbacaan Buku Teks Kelas
IV dan V SD dalam Kurikulum 2013. Jurnal Pendidikan. Vol. 1 No. 2.
2016
Jatnika, A. Wawan. Tingkat Keterbacaan Wacana Sains dengan Teknik Klos.
Jurnal Sosioteknologi Edisi 10 Tahun 6. 2007
Kurniawan. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Bermuatan Multikultural pada
Sekolah Dasar (Telaah Buku PAI Kelas 5 dan 6 Kurikulum 2013
Penerbit Erlangga). Edukasia Multikultura. Vol. 2 Edisi 1. 2020
Kusrianto, Adi dan Yuwono Marta Dinata. Microsoft Word untuk Buku Ajar.
Jakarta: Elex Media Komputindo. 2015
Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016
Lisnani dan Sheilla Noveta Asmaruddin. Desain Buku Ajar Matematika Bilingual
Materi Bangun Datar Menggunakan Pendekatan PMRI Berkonteks
Kebudayaan Lokal. Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika. Vol. 7
No. 3. 2018
Lisnawati, Yeni. Tingkat Keterbacaan Wacana Nonfiksi pada Buku Teks Bahasa
Indonesia Pegangan Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Raha Kurikulum
2013 Edisi Revisi 2014 dengan Menggunakan Teknik Isian Rumpang.
Jurnal Bastra. Vol. 1. 2017
Millah, Elina S., Lukas Suhendra Budipramana, dan Isnawati. Pengembangan Buku
Ajar Materi Bioteknologi di Kelas XII SMA IPIEMS Surabaya
Berorientasi Sains, Teknologi, Lingkungan dan Masyarakat (SETS).
BioEdu. Vol. 1 No. 1. 2012
Mukminah. Meningkatkan Kecepatan Efektif Membaca dengan Menggunakan
Metode Klos pada Siswa Kelas X MIA-1 SMA. Jurnal Edukasi
Saintifik. Vol. 1 No. 1. 2021
60

Mursyadah, Umul. Tingkat Keterbacaan Buku Sekolah Elektronik (BSE) Pelajaran


Biologi Kelas X SMA/MA. Jurnal Inovasi Keguruan dan Ilmu
Pendidikan. Vol.1 No. 4. 2021
Nisak, Nurul Zakiyatin. Analisis Kebutuhan Bahan Ajar Biologi untuk Siswa SMA
Ditinjau dari Tingkat Kesulitan Materi, Keterampilan Berpikir Tingkat
Tinggi dan Keaktifan Belajar Siswa. Biological Science and Education
Journal. Vol. 1 No. 2. 2021
Nuraini. Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Teks Narrative Bahasa
Inggris Melalui Penerapan Teknik Cloze Procedure Siswa Kelas XII IPA
2 SMA Negeri 1 Syamtalira Aron. Jurnal Media Inovasi Edukasi. Vol.
04. 2018
Prasetyaningrum, Etik Yuliana. Pengaruh Motivasi Belajar dan Kemampuan
Berpikir Logis terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa SDN
Kletekan Kabupaten Ngawi. Linguista. Vol. 2 No. 2. 2018
Ristiyani, Erika dan Evi Sapinatul Bahriah. Analisis Kesulitan Belajar Kimia Siswa
di SMAN X Kota Tangerang Selatan. Jurnal Penelitian dan
Pembelajaran IPA. Vol. 2 No. 1. 2016
Rukajat, Ajat. Pendekatan Penelitian Kuantitatif: Quantitative Research Approach.
Yogyakarta: Deepublish. 2018
Salim, Aminah., Zulmiyetri dan Ardisal. Efektivitas Teknik Cloze untuk
Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman bagi Anak Kesulitan
Belajar. E-JUPEKhu (Jurnal Ilmiah Pendidikan Khusus). Vol. 2 No. 3.
2013
Sanjaya, Wina. Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktik Pengembangan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Prenada Media
Group. 2008
Sariani, Novita., Prihantini., Puji Winarti., Indrawati., Jumadi., Ahmad Suradi, dan
Rachmat Satria. Belajar & Pembelajaran. Tasikmalaya: Edu Publisher.
2021
Sesrita, Afridha. Analisis Buku Ajar IPA untuk Mengetahui Pemahaman Literasi
Sains Guru. Journal of Primary Education. Vol. 1 No. 2. 2020
61

Subini, Nini. Mengatasi Kesulitan Belajar pada Anak. Yogyakarta: Javalitera. 2011
Subana. Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: Pustaka Setia. 2001
Sudaryono. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Kencana. 2016
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Remaja
Rosdakarya. 2014
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Bandung: Alfabeta. 2017
Sukarni, Sri. The Use of Cloze Test to Test Reading Comprehension of Non-
English Department Students. Jo-ELT (Journal of English Language
Teaching). Vol. 8 No. 1. 2021
Sukerni, Putu. Pengembangan Buku Ajar Pendidikan IPA Kelas IV Semester I SD
No. 4 Kaliuntu dengan Model Dick and Carey. Jurnal Pendidikan
Indonesia. Vol. 3 No.1. 2014
Supatminingsih, Tuti., Muhammad Hasan dan Sudirman. Belajar dan
Pembelajaran. Bandung: Media Sains Indonesia. 2020
Susanto, Ahmad. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Prenadamedia Group. 2013
Syahputra, Edy. Snowball Throwing Tingkatkan Minat dan Hasil Belajar.
Sukabumi: Haura Publishing. 2020
Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja
Rosdakarya. 2014
Tim Islam Online. Seni Belajar Strategi Menggapai Kesuksesan Anak. Jakarta:
Khalifa. 2006
Turnip, Noni Dynawati Hasruddin., Sirait, Riama dan Mariaty Sipayung, Analisis
Pemahaman Konsep Siswa Materi Archaebacteria dan Eubacteria,
Jurnal Pelita Pendidikan, Vol. 6, No. 4, 2017/2018
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional
Utama, An Nuur Budi. Cara Praktis Menulis Buku. Yogyakarta: Deepublish. 2014
Widyasari, Ni Made Dwi., I Gede Meter, dan I Gusti Agung Oka Negara. Analisis
Kesulitan-Kesulitan Belajar Matematika Siswa Kelas IV dalam
62

Implementasi Kurikulum 2013 di SD Piloting Se-Kabupaten Gianyar.


e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha. Vol. 3 No. 1. 2015
Winarni, Endang Widi. Teori dan Praktik Penelitian Kuantitatif, Kualitatif,
Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Research and Development (R&D).
Jakarta: Bumi Aksara. 2018
Zulfiani., Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini. Strategi Pembelajaran Sains.
Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah. 2009
63

LAMPIRAN-LAMPIRAN
64

Lampiran I
KISI-KISI INSTRUMEN TES RUMPANG
Capaian Tes rumpang Hasil Validasi
dan Saran User (guru)
pembelajaran
Menjelaskan Jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai asal,
1. ciri-ciri struktur dan fungsi yang sama. Jaringan pada tumbuhan
2. fungsi jaringan dikelompokkan menjadi 2 macam yaitu jaringan (1) meristem
meristematis dan dan jaringan permanen. Pengelompokkan ini didasari pada
jaringan permanen aktivitas pembelahan (2) sel di masa pertumbuhan dan
3. mengaitkan perkembangan. Pada jaringan meristem sel-selnya aktif
struktur dan fungsi membelah diri secara (3) mitosis, sehingga mengandung
jaringan pada banyak protoplasma dengan satu atau dua inti sel yang besar,
tumbuhan dan (4) vakuola sel yang sangat kecil atau tidak ada sama sekali.
Sedangkan jaringan (5) permanen tidak melakukan aktivitas
perbanyakan diri, ukuran sel yang relatif lebih (6) besar, serta
vakuola yang besar dengan sedikit plasma sel.
Berdasarkan posisinya dalam tubuh tumbuhan,
meristem dibedakan menjadi 3 yaitu meristem (7) apikal,
meristem interkalar, dan meristem lateral. Meristem apikal
terletak di ujung (8) akar dan batang yang berfungsi untuk
proses pemanjangan. Meristem interkalar terdapat di antara (9)
jaringan dewasa yang sudah berdiferensiasi untuk pemanjangan
ruas batang. Sedangkan meristem (10) lateral terletak sejajar
permukaan batang atau akar untuk pertumbuhan sekunder
dalam (11) pembesaran/pertumbuhan ke arah samping.
Jaringan permanen pada tumbuhan terbagi atas lima
macam yaitu jaringan (12) epidermis, parenkim, penyokong,
pengangkut dan sekretori. Jaringan epidermis tersusun dari
lapisan sel-sel yang berfungsi (13) melindungi bagian dalam
tumbuhan. Jaringan parenkim terbentuk dari sel hidup yang
bervariasi struktur untuk (14) menyimpan cadangan makanan.
65

Jaringan penyokong berfungsi menunjang bentuk tubuh


sehingga struktur dinding sel menjadi (15) tebal dan kuat.
Jaringan pengangkut yang terdiri atas xilem dan (16) floem
berfungsi mengangkut zat-zat dari tanah dan dari daun ke
seluruh tubuh. Sedangkan jaringan (17) sekretori yang terdapat
sekumpulan sel berfungsi untuk menghasilkan suatu zat.
Menentukan jenis- Organ pada (18) tumbuhan dapat dibedakan menjadi
jenis jaringan organ vegetatif (akar, batang, dan daun) dan organ generatif
penyusun organ (bunga, buah, dan (19) biji). Umumnya jaringan yang
vegetatif (akar, menyusun organ-organ berbeda-beda. Jaringan penyusun organ
batang, daun) dan vegetatif yaitu pada (20) akar, jaringan tersusun atas tudung
organ generatif akar, epidermis, korteks dan endodermis. Pada batang,
(bunga, buah, biji) jaringannya yaitu (21) epidermis, korteks dan stele. Pada organ
daun jaringan tersusun atas epidermis, (22) mesofil, jaringan
pengangkut, jaringan penguat, dan jaringan sekretori.
Sedangkan pada organ generatif yaitu (23) bunga yang
berfungsi untuk penyerbukan dan pembuahan memiliki
susunan (24) jaringan yang khas pada bentuk buahnya. Di
dalam buah terdapat biji yang struktur kulit (25) biji bervariasi,
namun umumnya terdiri atas jaringan epidermis, jaringan
makrosklereid dan (26) osteosklereid, sel-sel parenkim, sel
kristal serta sel berpigmen.
Menjelaskan sifat Sifat yang tersusun dalam sel (27) tumbuhan
totipotensi dan bermanfaat untuk kemajuan Bioteknologi. Sifat (28) totipotensi
kultur jaringan sel tumbuhan memungkinkan perkembangbiakan tanaman
menggunakan metode kultur jaringan. Bagian tanaman (29)
ditumbuhkan/diisolasi pada media tertentu dalam kondisi steril
sehingga dapat tumbuh menjadi tanaman yang (30)
lengkap/utuh. Dengan metode tersebut, tumbuhan dapat
diperbanyak dari seluruh bagian atau organ tubuh tumbuhan
66

menjadi tanaman baru, karena sifat sel tumbuhan yang


bertotipotensi.
67

Lampiran II

KISI-KISI INSTRUMEN ANGKET

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Biologi dan siswa maka dapat dibuat kisi-kisi instrumen angket sebagai berikut:

1. Beberapa materi pada mata pelajaran Biologi sulit dipahami.


2. Materi Jaringan Tumbuhan dirasa sulit untuk dipahami
3. Mata pelajaran Biologi terlalu banyak nama-nama ilmiah sehingga membuat siswa sulit memahami kata tersebut.
4. Jika terdapat soal yang sulit, siswa selalu mengerjakan tugas dan PR secara kelompok.
5. Siswa jarang membaca buku Biologi
6. Siswa cukup memahami apa yang dijelaskan guru saat di kelas.
7. Ketika di rumah siswa jarang mempelajari kembali materi yang sudah diajarkan oleh guru di kelas.
68

INSTRUMEN ANGKET (25 BUTIR)

Angket di bawah ini sudah direvisi berdasarkan saran dari ahli ketiga yaitu guru biologi kelas XI

No. Aspek Indikator Deskripsi Pernyataan Item No. Komponen


Indikator Item Kognisi Afeksi Konasi
1. Minat Ketertarikan pada 1. Saya membaca sumber lain 7 √
pembelajaran selain buku pelajaran untuk
Jaringan memperoleh informasi
Tumbuhan lebih yang berkaitan
dengan materi jaringan
tumbuhan.
2. Saya lebih mudah 9 √
memahami materi jaringan
tumbuhan ketika
mendengar penjelasan dari
guru atau teman
dibandingkan membaca
buku.
69

3. Saya tidak memanfaatkan 23 √


waktu senggang di luar jam
sekolah untuk membaca
buku biologi materi
jaringan tumbuhan.
2. Motivasi -Perhatian 4. Penjelasan buku cukup bagi 12 √
terhadap saya untuk memahami
pembelajaran pembelajaran materi jaringan
Jaringan tumbuhan.
Tumbuhan 5. Saya tidak butuh berkali-kali
untuk membaca buku ajar 10 √
biologi agar dapat memahami
materi jaringan tumbuhan.
-Usaha untuk 6. Saya tidak mencari sumber-
belajar Jaringan sumber lain yang sesuai untuk
Tumbuhan menyempurnakan tugas yang 6 √
saya kerjakan pada materi
jaringan tumbuhan.
70

7. Saya tidak membaca materi 15 √


jaringan tumbuhan dari buku
ajar dan sumber-sumber
lainnya yang relevan.
8. Saya tidak mencari buku 21 √
referensi lain jika mengalami
kesulitan dalam memahami
buku ajar biologi yang saya
gunakan.
9. Saya tidak mempersiapkan
materi atau bahan pelajaran 2 √
yang akan dibahas satu hari
sebelum materi diajarkan oleh
guru.
10. Saya sudah memahami 18 √
materi jaringan tumbuhan yang
diajarkan oleh guru maka dari
itu saya tidak mempelajarinya
kembali sewaktu senggang.
71

11. Saya membuat catatan dan 3 √


menggarisbawahi apabila
terdapat kalimat-kalimat
yang penting ketika
membaca materi jaringan
tumbuhan.
3. Bakat -Pemahaman 12. Saya memahami apa yang 1 √
terhadap materi dimaksud dengan jaringan
Jaringan tumbuhan.
Tumbuhan 13. Belajar biologi dengan 4 √
berdiskusi dalam kelompok
tidak membuat saya menjadi
paham terhadap materi
jaringan tumbuhan.
14. Saya sulit memahami 11 √
nama-nama ilmiah yang
ada pada materi jaringan
tumbuhan.
72

15. Saya merasa pembahasan 5 √


di buku mengenai jaringan
tumbuhan lebih sulit
dipahami dibandingkan
materi lainnya.
16. Saya merasa kesulitan 13 √
dalam menghafal dan
mengingat nama-nama
ilmiah dalam pelajaran
biologi terutama materi
jaringan tumbuhan.
17. Saya merasa lebih lambat
dalam memahami materi 16 √
jaringan tumbuhan dari
materi biologi yang lain.
18. Saya bertanya kepada guru,
orang tua, kakak atau
teman jika mengalami 14 √
kesulitan dalam
73

mempelajari materi
jaringan tumbuhan.
19. Saya tidak bertanya kepada
teman ataupun guru dan
memilih diam jika 17 √
menemukan kesulitan pada
saat mengerjakan soal
jaringan tumbuhan.
-Kemampuan 20. Saya merasa tidak mampu 19 √
menyelesaikan dalam menyelesaikan soal yang
tugas ataupun PR berkaitan dengan materi
jaringan tumbuhan.
21. Saya mengerjakan sendiri
tugas dan PR dari guru
yang berkaitan dengan 20 √
materi jaringan tumbuhan
untuk melatih kemampuan
saya.
74

4. Sarana/Prasarana Alat-alat dan 22. Saya tidak merasa bahasa 8 √


buku yang terdapat pada buku
ajar biologi (materi jaringan
tumbuhan) sulit dipahami.
23. Saya merasa harus 22 √
membaca materi jaringan
tumbuhan tidak hanya pada
saat mau ulangan saja.
24. Saya dapat dengan mudah
memahami materi jaringan 24 √
tumbuhan apabila terdapat
sarana dan prasarana yang
mendukung pembelajaran.
25. Penyediaan sarana dan
prasarana untuk materi 25 √
jaringan tumbuhan tidak
memadai.
75

Lampiran III
LEMBAR PEDOMAN WAWANCARA GURU

No. Aspek Pertanyaan


1. Kesulitan Siswa Apa permasalahan yang terjadi?
2. Kesulitan apa yang biasanya ditemui oleh
siswa?
3. Mengapa hal itu bisa terjadi?
4. Kesulitan pemahaman Pada saat materi atau konsep apakah siswa
mengalami kesulitan dalam memahami?
5. Apakah pada materi jaringan tumbuhan
siswa mengalami kesulitan dalam
memahaminya?
6. Usaha untuk belajar Apakah ibu/bapak guru selalu memberikan
tugas kepada siswa?
7. Bagaimana respon siswa dan kecepatan
siswa dalam menuntaskan tugas yang
diberikan guru?
8. Apakah ibu/bapak guru memerintahkan
siswa untuk membaca sebelum pembelajaran
dimulai?
9. Bagaimana hasil belajar siswa selama ini
pada mata pelajaran biologi?
10. Bagaimana dampak yang terjadi?
76

Lampiran IV
LEMBAR PEDOMAN WAWANCARA SISWA

No. Aspek Pertanyaan


1. Kesulitan siswa Apa kesulitan yang dihadapi Anda pada mata pelajaran
Biologi?
2. Mengapa Anda merasa demikian?
3. Apakah terdapat materi yang dianggap sulit? Jika ada materi
apa sajakah?
4. Mengapa demikian?
5. Apakah anda merasa kesulitan pada materi Jaringan
Tumbuhan?
6. Mengapa demikian?
7. Usaha untuk Apakah Anda selalu mengerjakan tugas atau PR sendiri?
belajar
8. Apakah Anda sering membaca buku Biologi?
9. Kapan saja Anda membaca buku Biologi?
10. Apakah di rumah Anda mempelajari kembali materi yang
sudah diajarkan?
11. Pemahaman materi Bagaimana pendapat Anda tentang penjelasan guru saat
mengajar materi biologi terutama Jaringan Tumbuhan?
12. Apakah Anda dapat memahaminya?
13. Bagaimana pendapat Anda terhadap materi Jaringan
Tumbuhan dibandingkan materi yang lain?
14. Apa solusi yang anda harapkan jika mengalami kesulitan
dalam memahami materi biologi khususnya jaringan
tumbuhan?
15. Alat-alat dan buku Apakah buku yang Anda gunakan dapat membantu Anda
dalam memahami Biologi terutama pada materi Jaringan
Tumbuhan?
77

Lampiran V
HASIL VALIDASI DOSEN AHLI 1

LEMBAR VALIDASI TES RUMPANG

Judul : Analisis Kesulitan Siswa dalam Memahami Materi Buku Ajar


Kelas XI di SMAN 6 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Biologi (Jaringan Tumbuhan)
Peneliti : Eka Juliana
Instansi : Program Studi Pendidikan Biologi, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta

Nama Validator : Eva Fadilah

Instansi : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

A. Petunjuk Pengisian
1. Berikan tanda ceklis (√) pada kolom skor sesuai dengan penilaian Anda
terhadap kualitas instrumen.

2. Penilaian diberikan keterangan skor sebagai berikut:

5 = Sangat Baik
4 = Baik
3 = Cukup
2 = Tidak Baik
1 = Sangat Tidak Baik
3. Komentar dan saran dari bapak/Ibu mohon dituliskan pada kolom yang telah
disediakan.

B. Keterangan
Aspek yang divalidasi pada lembar validasi instrumen ini berlaku untuk
instrumen dalam bentuk word dan google form.
Link Google Form Tes Rumpang (https://forms.gle/Bmg4eNAujBxQ4r1h7)
Link Google Form Angket (https://forms.gle/RJPab6XKf2mFVvVG9)
78

Atas ketersediaan bapak / ibu dalam mengisi lembar validasi, saya ucapkan terima
kasih.

C. Aspek Penilaian
No. Aspek yang Divalidasi Penilaian
1 2 3 4 5
1. Kesesuaian butir soal dengan isi materi. v
2. Indikator yang disusun sesuai dengan kompetensi v
dasar (KD).
3. Paragraf yang dibuat sesuai dengan indikator. v
4. Kesesuaian butir soal dengan materi yang v
digunakan.
5. Kesesuaian urutan penyajian soal. v
6. Kemutakhiran paragraf tes rumpang yang v
disajikan.
7. Petunjuk untuk mengerjakan tes rumpang v
dinyatakan dengan jelas.
8. Kemungkinan soal dapat terselesaikan. v
9. Kalimat pada soal mudah dipahami. v
10. Ketepatan tata bahasa dan ejaan. v
11. Tampilan format tes rumpang online dalam v
Google Form.
12. Penggunaan sistem mudah diakses kapanpun dan v
dimanapun.
13. Soal yang tertera dapat dibaca dengan jelas. v

D. Komentar dan Saran


1. Perlu diperhatikan penyajian yang panjang dari pertanyaan meski hanya berupa
satu kata saja mungkin ada jeda di dalam penyajian soal

2. Penyajian pada google form diperbaiki lebih sederhana. Uraian peneliti dan
instruksi jangan disatukan, lebih baik instruksi didekatkan pada bulir
pertanyaan. Penyajian soal juga lebih ditata sehingga tidak terlalu terkesan
sangat banyak, bisa menggunakan break section di perubahan paragraf.

3. Pemotongan paragraf, lebih baik diutamakan tidak hanya kata sambung tetapi
konsep atau kata yang lebih bermakna definisi sehingga dapat memaksimalkan
79

penjaringan informasi pemahaman siswa.

E. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penilaian butir validasi, maka instrumen penelitian ini


LAYAK/TIDAK LAYAK untuk digunakan dalam penelitian, dengan
catatan sebagai berikut:

Perhatikan kesalahan penulisan, penyajian soal terutama pada tes menggunakan


Google Form dan pemenggalan kata untuk dijadikan tes

Tangerang Selatan, 15/09/2020


Validator Instrumen

Eva Fadilah, M.Pd


NIP. 19920329 201903 2 016
80

LEMBAR VALIDASI ANGKET


Judul Penelitian : Analisis Kesulitan Siswa dalam Memahami Materi Buku Ajar
Kelas XI di SMAN 6 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Biologi
Peneliti : Eka Juliana

Nama Validator : Eva Fadilah

Instansi : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

A. Petunjuk Pengisian
1. Berikan tanda ceklis (√) pada kolom skor sesuai dengan penilaian Bapak/Ibu.

2. Penilaian diberikan keterangan skor sebagai berikut:

5 = Sangat Baik
4 = Baik
3 = Cukup
2 = Tidak Baik
1 = Sangat Tidak Baik
3. Komentar dan saran dari Bapak/Ibu mohon dituliskan pada kolom yang telah
disediakan.

B. Keterangan

Aspek yang divalidasi pada lembar validasi instrumen ini berlaku untuk instrumen dalam
bentuk word dan google form.

Atas ketersediaan bapak / ibu dalam mengisi lembar validasi, saya ucapkan terima kasih.

C. Aspek Penilaian
No Aspek yang Divalidasi Penilaian
1 2 3 4 5
1. Petunjuk penggunaan angket dinyatakan dengan v
jelas.
2. Pernyataan menggunakan bahasa yang baik dan v
benar.
3. Kalimat pernyataan mudah dipahami dan tidak v
bermakna ganda.
4. Kesesuaian pernyataan dengan indikator. v
5. Kesesuaian rubrik penilaian dengan pernyataan v
angket yang telah dibuat.
81

6.
Pernyataan yang diajukan dapat mengungkapkan v
kesulitan siswa dalam memahami materi buku ajar
biologi.
7. Kelengkapan butir pernyataan pada angket untuk v
mendapatkan data yang sesuai dengan indikator
penelitian.
8. Kejelasan penggunaan huruf dan angka. v
9. Tampilan format angket online dalam Google v
Form.
10. Penggunaan sistem mudah diakses kapanpun dan v
dimanapun.

D. Komentar dan Saran


1. Satu indikator distribusi pernyataan positif dan negatif lebih seimbang sehingga
dapat menjaring informasi yang lebih menyeluruh

2. Tampilan di Google Form lebih baik dilengkapi dengan section break supaya
terpisah antara pengantar dan badan angket

E. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penilaian butir validasi, maka instrumen penelitian ini


LAYAK/TIDAK LAYAK untuk digunakan dalam penelitian, dengan catatan sebagai
berikut:
Pernyataan positif dan negatif lebih seimbang distribusinya. Membuat tampilan pada
Google Form lebih teratur

Tangerang Selatan, 15/09/2020


Validator Instrumen

Eva Fadilah, M.Pd


NIP. 19920329 201903 2 016
82

LEMBAR VALIDASI PEDOMAN WAWANCARA


Judul : Analisis Kesulitan Siswa dalam Memahami Materi Buku Ajar
Kelas XI di SMAN 6 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Biologi
Peneliti : Eka Juliana
Instansi : Program Studi Pendidikan Biologi, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta

Nama Validator : Eva Fadilah

Instansi : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

A. Petunjuk Pengisian
1. Berikan tanda ceklis (√) pada kolom skor sesuai dengan penilaian Bapak/Ibu.

2. Penilaian diberikan keterangan skor sebagai berikut:

5 = Sangat Baik
4 = Baik
3 = Cukup
2 = Tidak Baik
1 = Sangat Tidak Baik
3. Komentar dan saran dari Bapak/Ibu mohon dituliskan pada kolom yang telah
disediakan.

Atas ketersediaan bapak / ibu dalam mengisi lembar validasi, saya ucapkan terima kasih.

B. Aspek Penilaian

No. Aspek yang Divalidasi Penilaian


1 2 3 4 5
1. Format pedoman wawancara sudah sesuai. v
2. Kalimat yang digunakan mudah dipahami dan v
tidak menimbulkan makna ganda.
3. Pertanyaan wawancara mampu menggali v
jawaban mengenai kesulitan siswa dalam
memahami materi.
4. Batasan pertanyaan wawancara sudah sesuai v
dengan penelitian.
5. Maksud dari pertanyaan dirumuskan dengan v
singkat dan jelas.
6. Kejelasan huruf v
83

C. Komentar dan Saran


1. Penggunaan kalimat lebih selektif lagi sehingga lebih sesuai dengan indikator
Contoh: Apakah pada materi Jaringan Tumbuhan merasa kesulitan juga?
Kalimatnya perlu diperjelas karena belum tentu materi ini sulit untuk beberapa
orang
2. Gali juga pendapat siswa mengenai solusi yang mereka harapkan dari proses
mengatasi kesulitan belajar mereka sendiri sehingga kita bisa menyesuaikan antara
temuan dan rekomendasi dari siswa maupun guru

D. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penilaian butir validasi, maka instrumen penelitian ini
LAYAK/TIDAK LAYAK untuk digunakan dalam penelitian, dengan catatan sebagai
berikut:
Perbaikan pada redaksi dan pertanyaan yang menjaring informasi lebih dalam

Tangerang Selatan, 15/09/2020


Validator Instrumen

Eva Fadilah, M.Pd


NIP. 19920329 201903 2 016
84

Lampiran VI
HASIL VALIDASI DOSEN AHLI 2

LEMBAR VALIDASI TES RUMPANG

Judul : Analisis Kesulitan Siswa dalam Memahami Materi Buku Ajar Kelas
XI di SMAN 6 Tangerang Selatan

Mata Pelajaran : Biologi (Jaringan Tumbuhan)


Peneliti : Eka Juliana

Instansi : Program Studi Pendidikan Biologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Nama Validator : Yuke Mardiati, S.Si, M.Si.


Instansi : FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
A. Petunjuk Pengisian
1. Berikan tanda ceklist (√) pada kolom skor sesuai dengan penilaian Anda terhadap
kualitas instrumen.
2. Penilaian diberikan keterangan skor sebagai berikut:
5 = Sangat Baik
4 = Baik
3 = Cukup
2 = Tidak Baik
1 = Sangat Tidak Baik
3. Komentar dan saran dari bapak/Ibu mohon dituliskan pada kolom yang telah
disediakan.
B. Keterangan
Aspek yang divalidasi pada lembar validasi instrumen ini berlaku untuk instrumen
dalam bentuk word dan google form.

Link Google Form Tes Rumpang (https://forms.gle/Bmg4eNAujBxQ4r1h7)


Link Google Form Angket (https://forms.gle/RJPab6XKf2mFVvVG9)

Atas ketersediaan bapak/ibu dalam mengisi lembar validasi, saya ucapkan terima kasih
85

C. Aspek Penilaian
No. Aspek yang Divalidasi Penilaian
1 2 3 4 5
1. Kesesuaian butir soal dengan isi materi. √
2. Indikator yang disusun sesuai dengan kompetensi √
dasar (KD).
3. Paragraf yang dibuat sesuai dengan indikator. √
4. Kesesuaian butir soal dengan materi yang √
digunakan.
5. Kesesuaian urutan penyajian soal. √
6. Kemutakhiran paragraf tes rumpang yang √
disajikan.
7. Petunjuk untuk mengerjakan tes rumpang √
dinyatakan dengan jelas.
8. Kemungkinan soal dapat terselesaikan. √
9. Kalimat pada soal mudah dipahami. √
10. Ketepatan tata bahasa dan ejaan. √
11. Tampilan format tes rumpang online dalam √
Google Form.
12. Penggunaan sistem mudah diakses kapanpun dan √
dimanapun.
13. Soal yang tertera dapat dibaca dengan jelas. √

D. Komentar dan Saran


1. Banyak pertanyaan yang tidak penting (jawabannya hanya berupa kata sambung
dan, di, ke, dari,antara, dll).
2. Soal no 12 (Tidak memiliki ruang antar sel maksudnya ? , karena ruang antar sel
perlu juga untuk transpor apoplast)
3. Cara penyajian soal seperti ini (rumpang). Kalimat terlalu panjang, soal padat
(jumlah soal sampai 300), ditambah banyak pertanyaan yang jawabannya tidak
penting (dan, di, dari, merupakan, seperti, atau, berdasarkan ?). Soal seperti ini
berpotensi tidak valid (Siswa mendapat kesulitan/buruk nilainya mungkin karena
tidak mengerti kalimat soalnya bukan karena tidak mengerti biologinya)
4. Pemakaian kelenjar pada jaringan tumbuhan tidak terlalu tepat. Umumnya untuk
jaringan atau sel sekretori mengistilahkannya kantung-kantung.
5. Soal no. 173 dan 182 ada pengelompokan akar yaitu akar primer dan liar. Periksa
kembali apakah istilah akar liar ini tepat. Apakah akar liar yang dimaksud itu akar
adventif ? atau akar lateral ?
86

E. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penilaian butir validasi, maka instrumen penelitian ini
LAYAK/TIDAK LAYAK untuk digunakan dalam penelitian, dengan catatan sebagai
berikut:
Soal LAYAK untuk digunakan dalam penelitian tetapi dengan catatan.
Soal sangat sesuai dengan materi jaringan tumbuhan tetapi bermasalah di
penyajiannya. Pemilihan pertanyaan/soal dipilih yang lebih tepat dan benar (mengarah
ke jawaban istilah biologinya bukan hanya kata penghubung). Jadi instrumen soal
harus diperbaiki.

Tangerang Selatan, 04/ 09 /2020


Validator Instrumen

Yuke Mardiati, S.Si, M.Si


NIP. 19760117 200701 2 013
87

LEMBAR VALIDASI ANGKET

Judul Penelitian : Analisis Kesulitan Siswa dalam Memahami Materi Buku Ajar
Kelas XI di SMAN 6 Tangerang Selatan

Mata Pelajaran : Biologi


Peneliti : Eka Juliana
Nama Validator : Yuke Mardiati, S.Si, M.Si.
Instansi : FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

A. Petunjuk Pengisian
1. Berikan tanda ceklis (√) pada kolom skor sesuai dengan penilaian Bapak/Ibu.
2. Penilaian diberikan keterangan skor sebagai berikut:
5 = Sangat Baik
4 = Baik
3 = Cukup
2 = Tidak Baik
1 = Sangat Tidak Baik
3. Komentar dan saran dari Bapak/Ibu mohon dituliskan pada kolom yang telah
disediakan.
B. Keterangan

Aspek yang divalidasi pada lembar validasi instrumen ini berlaku untuk instrumen
dalam bentuk word dan google form.

Atas ketersediaan bapak/ibu dalam mengisi lembar validasi, saya ucapkan terima kasih.
88

C. Aspek Penilaian

No Aspek yang Divalidasi Penilaian


1 2 3 4 5
1. Petunjuk penggunaan angket dinyatakan dengan √
jelas.
2. Pernyataan menggunakan bahasa yang baik dan √
benar.
3. Kalimat pernyataan mudah dipahami dan tidak √
bermakna ganda.
4. Kesesuaian pernyataan dengan indikator. √
5. Kesesuaian rubrik penilaian dengan pernyataan √
angket yang telah dibuat.
6. Pernyataan yang diajukan dapat mengungkapkan √
kesulitan siswa dalam memahami materi buku ajar
biologi.
7. Kelengkapan butir pernyataan pada angket untuk √
mendapatkan data yang sesuai dengan indikator
penelitian.
8. Kejelasan penggunaan huruf dan angka. √
9. Tampilan format angket online dalam Google √
Form.
10. Penggunaan sistem mudah diakses kapanpun dan √
dimanapun.

D. Komentar dan Saran


Instrumen angket menyediakan 3 komponen yang akan dilihat. Tetapi butir angket
hanya memenuhi 2 komponen saja. Silahkan lengkapi beberapa butir pertanyaan yang
mengarah pada kognisi.
89

E. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penilaian butir validasi, maka instrumen penelitian ini
LAYAK/TIDAK LAYAK untuk digunakan dalam penelitian, dengan catatan sebagai
berikut:
LAYAK digunakan dalam penelitian dengan catatan
Angket harus dilengkapi dengan butir pertanyaan yang memenuhi komponen kognisi.

Tangerang Selatan, 04/ 09 /2020


Validator Instrumen

Yuke Mardiati, S.Si, M.Si


NIP. 19760117 200701 2 013
90

LEMBAR VALIDASI PEDOMAN WAWANCARA

Judul : Analisis Kesulitan Siswa dalam Memahami Materi Buku Ajar


Kelas XI di SMAN 6 Tangerang Selatan

Mata Pelajaran : Biologi


Peneliti : Eka Juliana

Instansi : Program Studi Pendidikan Biologi, UIN Syarif Hidayatullah


Jakarta
Nama Validator : Yuke Mardiati, S.Si, M.Si.
Instansi : FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

A. Petunjuk Pengisian
a. Berikan tanda ceklis (√) pada kolom skor sesuai dengan penilaian Bapak/Ibu.
b. Penilaian diberikan keterangan skor sebagai berikut:
5 = Sangat Baik
4 = Baik
3 = Cukup
2 = Tidak Baik
1 = Sangat Tidak Baik
c. Komentar dan saran dari Bapak/Ibu mohon dituliskan pada kolom yang telah
disediakan.

Atas ketersediaan bapak/ibu dalam mengisi lembar validasi, saya ucapkan terima kasih.
91

B. Aspek Penilaian
No. Aspek yang Divalidasi Penilaian
1 2 3 4 5
1. Format pedoman wawancara sudah sesuai. √
2. Kalimat yang digunakan mudah dipahami dan √
tidak menimbulkan makna ganda.
3. Pertanyaan wawancara mampu menggali √
jawaban mengenai kesulitan siswa dalam
memahami materi.
4. Batasan pertanyaan wawancara sudah sesuai √
dengan penelitian.
5. Maksud dari pertanyaan dirumuskan dengan √
singkat dan jelas.
6. Kejelasan huruf √

C. Komentar dan Saran


Instrumen angket sudah baik tidak ada komentar

D. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penilaian butir validasi, maka instrumen penelitian ini LAYAK/TIDAK
LAYAK untuk digunakan dalam penelitian, dengan catatan sebagai berikut:
LAYAK digunakan dalam penelitian

Tangerang Selatan, 04/ 09 /2020


Validator Instrumen

Yuke Mardiati, S.Si, M.Si


NIP. 19760117 200701 2 013
92

Lampiran VII
HASIL DATA TES RUMPANG
Nomor Soal Tes Rumpang
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
R1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0
R2 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0
R3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0
R4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0
R5 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0
R6 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0
R7 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0
R8 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0
R9 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0
R10 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0
R11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0
R12 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0
R13 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0
R14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1
R15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0
R16 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
R17 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0
R18 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0
R19 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1
93

R20 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
R21 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0
R22 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0
R23 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0
R24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0
R25 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
R26 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0
R27 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1
R28 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0
R29 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0
R30 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0
R31 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0
R32 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0
R33 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0
R34 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0
R35 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0
R36 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0
R37 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0
R38 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0
Jumlah
Siswa yang
Menjawab
Benar 38 30 33 22 37 31 37 35 23 36 6 37 36 33 21 37 34 36 37 29 33 13 29 8 9 25 33 15 1 3
94

Lampiran VIII
SKOR HASIL PERHITUNGAN TES RUMPANG

No. Responden Butir Jawaban Benar Skor Rumpang Kategori


1. Responden 1 13 43,33% Instruksional
2. Responden 2 20 66,66% Independen
3. Responden 3 25 83,33% Independen
4. Responden 4 24 80,00% Independen
5. Responden 5 21 70,00% Independen
6. Responden 6 20 66,66% Independen
7. Responden 7 25 83,33% Independen
8. Responden 8 24 80,00% Independen
9. Responden 9 22 73,33% Independen
10. Responden 10 19 63,33% Independen
11. Responden 11 27 90,00% Independen
12. Responden 12 20 66,66% Independen
13. Responden 13 19 63,33% Independen
14. Responden 14 25 83,33% Independen
15. Responden 15 26 86,66% Independen
16. Responden 16 15 50,00% Instruksional
17. Responden 17 21 70,00% Independen
18. Responden 18 20 66,66% Independen
19. Responden 19 24 80,00% Independen
20. Responden 20 16 53,33% Instruksional
21. Responden 21 20 66,66% Independen
22. Responden 22 14 46,66% Instruksional
23. Responden 23 18 60,00% Instruksional
24. Responden 24 21 70,00% Independen
25. Responden 25 7 23,33% Gagal
26. Responden 26 22 73,33% Independen
27. Responden 27 22 73,33% Independen
28. Responden 28 19 63,33% Independen
29. Responden 29 19 63,33% Independen
30. Responden 30 22 73,33% Independen
31. Responden 31 23 76,66% Independen
32. Responden 32 25 83,33% Independen
33. Responden 33 25 83,33% Independen
34. Responden 34 22 73,33% Independen
35. Responden 35 21 70,00% Independen
95

36. Responden 36 25 83,33% Independen


37. Responden 37 25 83,33% Independen
38. Responden 38 21 70,00% Independen
Rata-Rata Skor 21 69,82% Independen
96

Lampiran IX
HASIL PERHITUNGAN RATA-RATA PER INDIKATOR

(TES RUMPANG)

Jumlah persentase tiap soal


Indikator 1 =
Jumlah soal tiap indikator

1384,11
= = 81,42 %
17

Jumlah persentase tiap soal


Indikator 2 =
Jumlah soal tiap indikator

576,27
= = 64,03 %
9

Jumlah persentase tiap soal


Indikator 3 =
Jumlah soal tiap indikator

136,83
= = 34,21 %
4
97

Lampiran X
DATA ANGKET SISWA

R No. Item Pernyataan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

R1 2 2 3 2 2 4 3 1 2 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2

R2 4 4 4 4 3 4 4 1 2 1 3 3 2 3 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 2

R3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 4 2 3 4 3 3 2 4 3

R4 3 3 3 4 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 4 3 3 3 4 3 2 3 3

R5 3 3 3 3 2 3 3 2 1 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2

R6 3 3 4 3 2 3 4 2 2 2 2 1 3 4 4 2 4 1 3 3 4 4 3 3 3

R7 3 2 3 3 2 3 4 2 2 2 2 2 2 4 3 2 4 2 3 2 3 3 2 3 3

R8 3 2 2 1 2 3 3 2 3 2 2 2 1 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2

R9 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 4 2 3 2 3 2 2 3 3

R10 3 3 3 3 3 3 4 2 3 2 3 2 2 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3

R11 4 3 4 3 3 3 4 3 1 3 2 1 2 4 4 3 4 3 3 2 3 4 2 3 4
98

R12 2 4 4 3 3 4 4 2 4 3 1 1 2 3 4 3 4 2 4 3 4 1 2 3 4

R13 4 2 4 4 3 4 4 4 2 2 2 2 1 4 4 2 2 2 2 4 1 2 2 4 4

R14 3 3 3 3 3 4 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 4 2 3 3 4 3 2 3 3

R15 3 3 3 3 2 3 4 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3

R16 3 3 3 3 3 1 4 2 1 2 2 2 1 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 2

R17 3 3 2 2 3 4 4 3 1 2 2 2 2 2 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3

R18 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3

R19 3 2 2 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3

R20 2 3 4 3 1 4 4 3 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 4 4 3 3 4 3

R21 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4

R22 2 2 2 4 2 3 3 2 2 1 1 2 1 4 3 3 4 1 1 3 4 4 2 3 3

R23 3 2 4 3 3 3 3 2 2 1 1 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2

R24 3 3 4 3 2 4 4 1 1 1 1 3 1 4 3 3 4 2 2 1 4 3 2 3 4

R25 4 3 4 3 3 3 4 4 1 4 1 4 2 4 3 3 2 4 3 4 3 4 1 4 3
99

R26 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3

R27 4 2 3 3 4 3 4 3 1 2 3 3 1 3 4 3 3 3 4 3 4 2 3 4 4

R28 3 2 2 3 3 3 4 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3

R29 3 3 3 3 2 4 3 2 2 3 2 2 2 4 4 2 3 2 2 3 2 4 3 4 3

R30 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 1 3 1 2 3 2 3 2 2 3 3 4 2 2 3

R31 3 2 3 1 3 3 3 2 1 2 1 2 1 4 3 3 2 2 3 3 3 2 1 3 3

R32 2 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3

R33 4 4 4 3 4 4 4 2 2 2 3 4 2 3 4 2 3 1 4 4 4 4 4 3 4

R34 3 3 3 4 3 4 4 1 2 1 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3

R35 3 3 3 1 1 3 2 3 1 1 1 2 1 1 4 2 1 1 2 4 4 3 1 4 3

R36 3 3 4 2 2 3 3 2 1 2 2 2 2 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3

R37 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2

R38 3 3 3 2 4 3 1 3 2 2 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3
100

Keterangan Jumlah Responden: 38

Aspek Minat 7, 9, 23 Butir Soal: Pernyataan +

Motivasi 2, 3, 6, 10, 12, 15, 18, 21

Bakat 1, 4, 5, 11, 13, 14, 16, 17, Pernyataan -


19, 20

Sarana/Prasarana 8,22, 24, 25


101

Lampiran XI
HASIL WAWANCARA GURU

Narasumber : Ibu Tika (Guru Biologi Kelas XI)

Pertanyaan dan Jawaban


1. Apa permasalahan yang terjadi?
Jawaban : Pertama siswa kurang membaca dan kurang motivasi. Motivasi
siswa dalam hal membuka buku dan mempelajari lebih dalam itu bisa dihitung
dengan jari.
2. Mengapa hal itu bisa terjadi?
Jawaban : Bisa jadi karena bukunya tebal. Karena saya perhatikan juga bukan
hanya Biologi tetapi semua mata pelajaran. Siswa masih bermindset bahwa
Biologi hanya hapalan dan itu yang saya tidak suka karena kalau hari ini hapal
lalu besoknya tidak, beda dengan pemahaman konsep dan mempelajari lebih
dalam lagi bukan dihapal.
3. Kesulitan apa yang biasanya ditemui oleh siswa?
Jawaban : Kalau pada materi yang dapat di praktikumkan biasanya dalam hal
pengamatan karena alat yang digunakan kurang canggih sehingga siswa
cenderung teks book bukan berdasarkan hasil pengamatan sendiri . Tetapi
ketika di kelas, kalaupun ada kesulitan dalam materinya, siswa cenderung
berani bertanya di kelas. Di kelas siswa aktif bertanya tetapi ada juga beberapa
kelas yang cenderung diam artinya mengerti atau tidak mengerti siswa
cenderung diam. Biasanya supaya interaksinya muncul, guru yang bertanya
kepada siswa supaya mereka berpikir.
4. Pada saat materi atau konsep apakah siswa mengalami kesulitan dalam
memahaminya?
Jawaban : Iya pada konsep tertentu yang bersifat imajiner atau yang tidak
aktual terhadap siswa. Kalau imajiner ini karena saya mengajar di kelas 3
tentang DNA juga. Disitu saya bingung ketika terjadinya proses replikasi
DNA dan proses-proses sintesis protein itu saya harus menjelaskan dengan
102

menggunakan perumpamaan untuk membuat siswa berpikir seperti apa sih


DNA itu? Bagaimana bentuknya? Seperti itulah kesulitan yang dialami siswa
terlebih lagi yang saya ajar itu siswa IPS karena mereka lebih aktual. Untuk
kelas 11 lebih enak aplikatif karena ada pengamatan salah satunya pada materi
Jaringan Tumbuhan tapi terdapat keterbatasan alat dan alatnya kurang canggih
karena masih menggunakan mikroskop cahaya sehingga pengamatannya tidak
detail.
5. Bagaimana hasil belajar siswa selama ini pada mata pelajaran Biologi?
Jawaban : Kalau saya (Ibu Tika) perhatikan, ada beberapa siswa itu di awal
pembelajaran dengan saya masih belum bisa mengikuti, nilainya selalu di
bawah KKM sehingga harus remedial dan saya selalu tandai berapa kali tes
dan remedial tetapi setelah masuk tengah semester ganjil ada peningkatan, ada
beberapa nilai yang tidak perlu remedial walaupun nilainya pas KKM itu
selalu saya apresiasi dengan siswa yang seperti itu di kelas. Tetapi ada juga
yang tetap saja yang seperti itu. Kalau KKM itu berbeda-beda setiap konsep
tapi rangenya sekitar 72-77. Buku yang digunakan yaitu penerbit Erlangga.
Ada beberapa siswa yang tidak membeli buku karena alasannya faktor
keuangan dan saya sudah menyarankan silahkan pakai buku karangan apapun
tahun berapapun tetapi materinya berkenaan dengan hari ini tapi ibu tidak
menyalahkan itu. Jika seandainya siswa tidak mampu membelinya dan hanya
dengan tangan kosong pada saat pembelajaran itu salah. Meminjam ke teman
sebelahnya pun tidak apa-apa pada saat jam pembelajaran ataupun dengan cara
membuat ringkasan sehingga sebelum masuk siswa sudah punya ringkasan
dan itu yang paling efektif dan lebih murah. Saya selalu mengecek siswa
apakah siswa ada buku atau tidak dan saya selalu menyuruh siswa untuk
pinjam ke temannya yang di kelas lain. Saya hanya menegur dan memotivasi
siswa apabila ada yang tidak membawa buku.
6. Bagaimana dampak yang terjadi?
103

Jawaban : Saya kadang kecewa dengan anak-anak ketika saya masuk, siswa
sibuk dengan tugas berikutnya dan tugasnya bersifat kerja kolektif artinya jika
sudah ada satu orang yang mengerjakan maka jawabannya akan di share
sehingga mereka tidak perlu buku. Cara mengantisipasinya mungkin tugas
yang saya berikan sifatnya bukan dalam bentuk LKS yang hanya isian saja
tetapi yang harus berpikir ke tingkat pemahaman yang tinggi lagi seperti
menjelaskan mengapa dan hubungkan atau tingkatnya analisis karena setiap
orang punya analisis yang berbeda-beda dan saya mempunyai patokan buku
sebagai literaturnya. Sedangkan kalau hanya isian, siswa cenderung menjiplak
atau menyontek. Namun cara ini untuk kedepannya ya dan belum saya
lakukan.
7. Apakah ibu/bapak guru memerintahkan siswa untuk membaca sebelum
pembelajaran dimulai? Pada saat kapan saja?
Jawaban : Sering. Setiap saya (Ibu Tika) menyelesaikan materi di bab terakhir
dan pertemuan berikutnya pindah ke bab atau konsep baru, saya selalu
menyarankan siswa untuk membaca dahulu dan kemudian di garis bawahi dan
jika nanti pada saat penjelasan ada yang ingin ditanyakan silahkan ditanyakan.
Tetapi yang mendengarkan tidak semuanya, ada beberapa saja karena ini
tergantung interest nya. Ketika saya pancing dengan pertanyaan dan masih
belum bisa menjawab maka saya perintahkan untuk membaca lagi selama lima
menit.
8. Apakah ibu/bapak guru selalu memberikan tugas kepada siswa?
Jawaban : Iya. Biasanya saya memberi tugas dalam bentuk soal ataupun kasus.
9. Bagaimana respon siswa dan kecepatan siswa dalam menuntaskan tugas
yang diberikan guru?
Jawaban : Kalau saya perhatikan, ketika saya memberi tugas, siswa tidak
mengerjakan secara mandiri tetapi bekerja sama dengan siswa yang lain dan
saling mengandalkan siswa yang mampu. Namun ketika ada tes lisan terdapat
104

beberapa yang tidak mampu menjawab dan itu ketahuan bahwa siswa tersebut
mengerjakan tugasnya dengan menyontek.
10. Apakah pada materi jaringan tumbuhan siswa mengalami kesulitan dalam
memahaminya?
Jawaban : Kalau jaringan tumbuhan ya lumayan karena di materi tersebut ada
praktikum atau pengamatan yang bisa membandingkan atau mendeskripsikan.
Selain itu keterbatasan alat karena ketika pengamatan jaringan, alat yang
digunakan tidak banyak dan tidak canggih sehingga pengamatannya tidak
secara detail untuk bagian-bagian organelnya. Jaringan tumbuhan menurut
saya kecenderungan hasil pengamatan dari objek yang sudah ada dari buku
bukan hasil pengamatan sendiri. Kalau misalkan siswa bisa menjawab
pertanyaan tentunya berdasarkan text book bukan berasal dari hasil
pengamatan.
105

Lampiran XII
HASIL WAWANCARA SISWA

1. Apa kesulitan yang dihadapi Anda pada mata pelajaran Biologi?


No. Nama Responden Respon/Tanggapan

1. Siswa A Hafalannya karena biologi materinya lumayan


banyak, saya juga tidak tahu guru mau
mengambil soal sebanyak apa sehingga saya
merasa sulit.

2. Siswa B Kesulitan dalam menghafal banyaknya materi


terutama pada saat menghafal kata-kata ilmiah
yang ada di pelajaran biologi.

3. Siswa C Saya bukan orang yang terlalu bisa


dibanggakan dalam menghafal, jadi kadang
kesulitannya di bagian itu. Biologi tidak seperti
pelajaran menghitung yang bisa dikuasai kalau
mengerti konsep dan rumusnya jadi harus ada
usaha yang ekstra dalam mengingat kalau mau
bisa menguasai biologi

4. Siswa D Untuk pelajaran biologi, kesulitan yang biasa


saya rasakan yaitu saat menghafal bagian-
bagian organ dan fungsinya seringkali terbalik
satu sama lain serta juga pada pembahasan
mengenai Animalia

5. Siswa E Kalau dari perspektif saya sendiri, kesulitan


yang saya alami khususnya di mata pelajaran
biologi adalah ketika dituntut untuk memahami
106

suatu siklus atau konsep tertentu, karena jujur


kalau di biologi sendiri saya lebih
mengedepankan hafalan daripada pemahaman
konsep

6. Siswa F Materinya lumayan banyak jadi menghafalnya


lama apalagi kalau mau ulangan

7. Siswa G Untuk kesulitannya hanya saat memahami


materinya saja.

8. Siswa H Kurangnya materi yang dikuasai

9. Siswa I Menghafalnya terkadang sulit kalau tidak baca


ulang-ulang atau membuat ringkasan nama
ilmiahnya

2. Mengapa Anda merasa demikian?


No. Nama Responden Respon/Tanggapan

1. Siswa A Materi biologi tergolong materi yang perlu


dibaca teliti dengan materinya yang cukup
banyak, jadi saya harus fokus dan banyak
mengingat terutama bahasan materi yang
pentingnya

2. Siswa B Karena kurangnya minat saya dengan pelajaran


yang harus banyak menghafal, dikarenakan
saya sangat lemah dalam hafalan
107

3. Siswa C Ya seperti yang saya bilang, saya tidak terlalu


unggul dan bagus dalam hal menghafal bahkan
saya sering lupa hal tertentu dalam waktu yang
singkat

4. Siswa D Untuk itu saya biasa berpikir mungkin karena


saya belum menemukan cara belajar yang
cocok dan efektif untuk diri saya

5. Siswa E Seperti yang sudah saya sampaikan


sebelumnya, karena dari kecil sebetulnya lebih
diakrabkan dengan konsep hafalan daripada
konsep pemahaman, tidak hanya biologi
sebetulnya, namun memang semakin kesini
mata pelajaran biologi semakin banyak materi
di mana kita dituntut untuk mengedepankan
konsep pemahaman. Nah saya sendiri cukup
terbelakang untuk konsep pemahaman karena
bagi saya sendiri untuk memahami sebuah
konsep materi butuh waktu yang lumayan lama
dan tidak sebentar, sementara perpindahan
antar materi di mata pelajaran biologi cukup
cepat jadi membuat saya sedikit tertinggal

6. Siswa F Menghafalnya lama, kalau mau ulangan


biasanya tidak hanya satu bab jadi membuat
pusing

7. Siswa G Karena saat saya menjawab latihan soal yang


diberikan oleh guru terkadang saya masih
bingung untuk menjawabnya dan materi biologi
108

yang saya dapatkan dari internet tidak cukup


lengkap

8. Siswa H Karena merasa asing dengan materinya

9. Siswa I Karena saya biasanya belajarnya kebut


semalam atau kalau punya waktu luang saya
belajar biologi karena lumayan suka

3. Apakah terdapat materi yang dianggap sulit? Jika ada, materi apa sajakah?
No. Nama Responden Respon/Tanggapan

1. Siswa A Taksonomi hewan, tumbuhan

2. Siswa B Ada,materi tentang sel, struktur fungsi dan


jaringan pada tumbuhan serta hewan

3. Siswa C Ada beberapa materi yang saya anggap sulit


mungkin seperti rangka, materi pernapasan,
pencernaan, ekskresi dan materi tentang aliran
darah. Sebenarnya masih banyak yang masih
belum bisa saya kuasai dengan baik

4. Siswa D Materi yang seringkali sulit untuk saya pelajari


adalah bab-bab seperti Plantae dan Animalia.
Untuk manusia terkadang sulit tapi masih lebih
mudah dibandingkan mempelajari tentang
tumbuhan dan hewan

5. Siswa E Untuk materi biologi sejauh yang saya sudah


pelajari dari kelas 10, menurut saya pada bab
109

kingdom saya lumayan merasakan kesulitan


terkait dengan klasifikasi pada berbagai macam
kingdom yang ada

6. Siswa F Tidak ada yang sulit sampai sekarang hanya


kendala dalam menghafal saja

7. Siswa G Ada satu atau dua materi tapi untuk materinya


saya tidak ingat

8. Siswa H Tidak ada sepertinya

9. Siswa I Sel, peredaran darah

4. Mengapa demikian?
No. Nama Responden Respon/Tanggapan

1. Siswa A Karena pembahasan dari spesies sampai


kingdomnya

2. Siswa B Karena menurut saya di materi tersebut sangat


banyak sejarah, teori dan lain-lain yang harus
saya hafal

3. Siswa C Materi-materi tersebut bagi saya memiliki


banyak detail dan setiap bagian memiliki fungsi
yang berbeda-beda jadi sangat sulit untuk saya

4. Siswa D Karena untuk pembahasan yang bersangkutan


dengan manusia, saya terkadang sering
mengalami sendiri atau saya bisa merasakan
sendiri contoh nyatanya. Sedangkan untuk
110

hewan dan tumbuhan itu kurang familiar dank


arena banyaknya jenis hewan serta tumbuhan
yang saya kadang tidak ketahui terlebih lagi
pada bab seperti Protista dan Fungi

5. Siswa E Dari sudut pandang saya mengapa saya


menyebut demikian karena yang pertama di
materi tentang kingdom banyaknya klasifikasi
antar berbagai macam makhluk hidup yang
saling tersinkronisasi di bumi ini, mulai dari ini
kingdom terendah hingga kingdom tertinggi
membuat hafalan yang ada menjadi membludak
dan pemahaman konsep yang saya pegang
masih sangat minim,terlebih lagi di bab
kingdom sendiri tuntutan akan binomial
nomenklatur pada setiap makhluk
hidup/organisme juga ditekankan untuk
dihafalkan membuat saya merasa kesulitan
pada saat itu

6. Siswa F Tidak merasa sulit karena itu berkaitan dengan


lingkungan dan diri sendiri jadinya saya mudah
paham

7. Siswa G Karena satu atau dua materi itu lumayan banyak


materinya jadi saya kesulitan untuk memahami

8. Siswa H Karena untuk mata pelajaran biologi


dibutuhkan rasa keingintahuan terhadap materi
111

9. Siswa I Kalau yang sel itu letaknya kadang terbalik,


kalau yang darah itu dulu bisa tapi sekarang
sedikit lupa alirannya sama seperti seumpama
darah di paru-paru nanti organ yang di paru-
paru atau sel yang bekerja di paru-paru itu
hubungannya sama O2 dan CO2, jadinya
hubungannya sama selnya atau bagaimana
seperti itu

5. Apakah anda merasa kesulitan pada materi Jaringan Tumbuhan?


No. Nama Responden Respon/Tanggapan

1. Siswa A Sedikit merasa kesulitan

2. Siswa B Ya

3. Siswa C Iya, sampai sekarang malah bisa dibilang saya


tidak khatam

4. Siswa D Iya, saya sudah sering belajar mengenai


jaringan tumbuhan sejak sekolah dasar dengan
materi yang tak jauh berbeda di SMP dan SMA.
Namun, itu belum juga melekat di otak saya

5. Siswa E Saya pribadi mengalami sedikit kesulitan


pemahaman akan bagian-bagian tumbuhan
karena pada saat pembelajaran sempat ada miss
concept antara pemahaman saya dengan materi
yang sedang dibahas yang membuat saya
112

akhirnya terpaksa mengulang lagi materi


tersebut sampai saya benar-benar paham

6. Siswa F Alhamdulillah tidak terlalu

7. Siswa G Awalnya kesulitan

8. Siswa H Awalnya iya

9. Siswa I Iya sulit

6. Mengapa demikian?
No. Nama Responden Respon/Tanggapan

1. Siswa A Karena pembahasan materi yang cukup banyak

2. Siswa B Karena di materi tersebut banyak sekali


macam-macam jaringan tumbuhan beserta
fungsinya yang harus saya ketahui

3. Siswa C Ya seperti materi biologi lainnya yang harus


banyak membaca dan mencari sumber
pembelajaran dari luar karena kami dibekali
buku dari sekolah yang sedikit jadi itu juga
menjadi kendala terus karena sedang PJJ
pembelajaran tidak tatap muka itu juga menjadi
kendala yang sangat besar untuk saya karena
dalam hal belajar saya harus dibimbing
sementara di rumah orang tua saya tidak terlalu
mengawasi kegiatan belajar saya
113

4. Siswa D Biasanya saya butuh ilustrasi atau


penggambaran disertai dengan penjelasan yang
sistematis mengenai hal tersebut untuk lebih
memahaminya. Namun, selama ini di buku
lebih banyak berbentuk teks panjang yang
susah dihafal. Meskipun sudah ada gambar
ilustrasinya, saya suka kesulitan
menggabungkan gambar dengan penjelasan
yang ada di bawahnya

5. Siswa E Karena adanya miss concept antara pemahaman


saya dengan materi yang sedang dibahas dan
pada akhirnya membuat saya jadi bingung
dengan konsep mutlak/real dari jaringan
tumbuhan sendiri

6. Siswa F Karena sampai saat ini materi yang diajarkan


tentang jaringan tumbuhan masih mudah
dimengerti penjelasannya

7. Siswa G Karena terkadang saya terbalik terkait fungsi


bagian jaringan tumbuhan tetapi Alhamdulillah
sekarang sudah tidak

8. Siswa H Sulit pada saat mengenal materinya karena


kurangnya materi

9. Siswa I Karena sulit menghafal letaknya kambium,


xilem maupun floem terkadang di buka sudah
mengerti tetapi pada waktu ujian gambarnya
berbeda gitu seperti sedikit buram jadi sulit
114

7. Apakah Anda selalu mengerjakan tugas atau PR sendiri?


No. Nama Responden Respon/Tanggapan

1. Siswa A Ya, namun terkadang dibantu website-website


biologi di google, dari youtube atau berdiskusi
bersama dengan teman

2. Siswa B Tergantung dari materi yang dipelajari, jika PR


yang diberikan berisi materi yang saya minati
saya akan berusaha mengerjakan sendiri,
namun jika PR nya berisi materi yang kurang
saya minati biasanya saya akan bertanya pada
teman

3. Siswa C Tidak selalu, seringkali saya bekerja sama


dengan teman-teman saya dalam mengerjakan
tugas, karena terkadang masih ada materi-
materi atau tugas yang memang harus
didiskusikan dalam pengerjaannya

4. Siswa D Untuk tugas atau PR saya tidak murni


mengerjakannya sendiri karena jika benar-
benar tidak tahu saya suka mencari di internet,
buku atau bertanya pada teman-teman

5. Siswa E Iya, saya selalu melakukan pekerjaan rumah


atau tugas yang diberikan secara mandiri

6. Siswa F Iya, tapi kalau kesusahan nanya teman


115

7. Siswa G Kalau tugasnya masih bisa saya kerjakan


sendiri, saya kerjakan sendiri tapi kalau ada
yang tidak bisa biasanya bertanya sama teman

8. Siswa H Iya

9. Siswa I Tidak, kadang browsing

8. Apakah Anda sering membaca buku Biologi?


No. Nama Responden Respon/Tanggapan

1. Siswa A Jarang, namun lebih suka menonton video yang


berkaitan biologi di youtube

2. Siswa B Tidak sering

3. Siswa C Saya harus jujur, tidak sering karena saya


biasanya hanya membaca materi-materi biologi
saat sedang pelajarannya

4. Siswa D Saya suka membaca buku biologi hanya pada


waktu-waktu tertentu. Disaat mood saya sedang
ingin belajar atau jika saya tiba-tiba penasaran
tentang suatu hal mengenai materi di biologi

5. Siswa E Sering sekali

6. Siswa F Tidak terlalu sering, biasanya saya menonton


dari youtube karena lebih menarik
116

7. Siswa G Kalau membaca bukunya jarang, saya lebih


sering membacanya lewat materi yang saya
ambil dari internet

8. Siswa H Tidak terlalu sering

9. Siswa I Iya tapi tidak sering

9. Kapan saja Anda membaca buku Biologi?


No. Nama Responden Respon/Tanggapan

1. Siswa A Saat ada tugas yang perlu dikerjakan dan saat


mendekati waktu-waktu ulangan

2. Siswa B Pada saat hari sekolah di mana waktu pelajaran


biologi dimulai dan saat mengerjakan tugas/PR

3. Siswa C Saya membaca buku biologi saat sedang


pelajarannya tentu saja dan saat saya kurang
mengerti materi yang disampaikan pengajar

4. Siswa D Saya membaca buku biologi disaat mood saya


sedang ingin belajar biologi atau ada yang saya
ingin ketahui mengenai materi yang berkaitan
dengan biologi

5. Siswa E Saya pribadi sering mengisi waktu senggang


saya dengan membaca buku-buku khususnya
buku biologi seperti Campbell ataupun buku-
buku NCERT atau CBSE

6. Siswa F Kalau moodnya lagi rajin


117

7. Siswa G Saya membacanya saat jadwal pelajarannya


dan setiap hari sabtu serta minggu

8. Siswa H Jika ada niat

9. Siswa I Waktu pelajaran biologi

10. Apakah di rumah Anda mempelajari kembali materi yang sudah diajarkan?
No. Nama Responden Respon/Tanggapan

1. Siswa A Ya saya mempelajarinya kembali

2. Siswa B Tergantung materi yang dipelajari, jika berada


di materi yang saya minati, saya akan membaca
ulang sedikit-sedikit. Jika tidak berada di materi
yang saya minati, saya jarang mempelajari
kembali materinya

3. Siswa C Iya walaupun tidak selalu terkadang saya sulit


membagi waktu karena pelajaran yang lain, tapi
jika saya banyak mengalami kesulitan saya
akan mereview materinya

4. Siswa D Iya saya suka mencatat ulang catatan biologi


dengan lebih rapi sambil mempelajari kembali

5. Siswa E Untuk review materi sendiri saya lakukan


cukup sering namun belakangan ini jarang saya
lakukan karena tugas yang menumpuk, jadi
review materi sendiri biasanya saya lakukan
dikala weekend
118

6. Siswa F Tidak selalu, saya biasanya mengulang materi


yang saya belum paham saja dan kalau mau
ulangan

7. Siswa G Ya tapi tidak rajin, saya belajarnya sekitar 2 jam


saja untuk mengulangnya

8. Siswa H Iya

9. Siswa I Iya

11. Bagaimana pendapat Anda tentang penjelasan guru saat mengajar materi
biologi terutama Jaringan Tumbuhan?
No. Nama Responden Respon/Tanggapan

1. Siswa A Cukup jelas sehingga saya cukup mengerti


materi bahasannya

2. Siswa B Sedikit sulit dipahami karena saya memang


terkadang kurang persiapan pada saat proses
penjelasan materi

3. Siswa C Saya rasa penjelasannya sangat jelas, karena


memang pengajar menjelaskan secara singkat
dan rinci jadi saya juga bisa mengerti dan tidak
terlalu bingung dengan materinya

4. Siswa D Untuk materi jaringan tumbuhan menurut opini


saya pribadi, penjelasan yang dilakukan kurang
berurut sehingga saya tidak bisa
menggambarkan dengan baik mengenai fungsi
119

dan letak-letak dari jaringan tumbuhan di otak


saya. Sehingga, lebih mudah lupa hanya dalam
hitungan jam

5. Siswa E Bagi saya sendiri,penjelasannya sedikit kurang


jelas

6. Siswa F Menurut saya cukup jelas

7. Siswa G Menjelaskan tentang materinya jelas, kalau ada


yang tidak mengerti dijelaskan kembali oleh
gurunya

8. Siswa H Dapat dimengerti apa yang dijelaskan

9. Siswa I Lumayan karena diperintahkan untuk membaca


terus

12. Apakah Anda dapat memahaminya?


No. Nama Responden Respon/Tanggapan

1. Siswa A Iya saya memahaminya tapi lebih sulit jika


mempelajarinya tanpa bimbingan guru

2. Siswa B Sedikit sulit untuk paham

3. Siswa C Untuk pemahaman iya saya dapat


memahaminya walaupun sudah sedikit lupa
sekarang
120

4. Siswa D Saya kurang bisa memahaminya dengan baik,


seperti yang sudah saya jelaskan sehingga lebih
cepat lupa

5. Siswa E Memahami di sini dalam konteks sekadar


paham iya atau bisa dibilang hanya sebatas di
permukaan saya masih paham, namun semakin
di bedah ke dalam saya kurang memahami, cara
diri saya untuk paham materi jaringan
tumbuhan lebih dalam dengan membaca buku-
buku seperti Campbell, Cambridge, NCERT
dan CBSE

6. Siswa F Lumayan paham

7. Siswa G Alhamdulillah kalau tidak ada gangguan


internet saya bisa memahaminya

8. Siswa H Iya

9. Siswa I Alhamdulillah paham sedikit-sedikit

13. Bagaimana pendapat Anda terhadap materi Jaringan Tumbuhan


dibandingkan materi yang lain?
No. Nama Responden Respon/Tanggapan

1. Siswa A Bukan materi yang sangat sulit, namun juga


tidak dapat dianggap materi yang mudah
dibandingkan yang lainnya

2. Siswa B Materi jaringan tumbuhan menurut saya


merupakan materi yang cukup sulit dikuasai
121

dibanding materi biologi lainnya karena materi


jaringan tumbuhan banyak yang harus saya
baca atau pelajari sekaligus harus
menghafalnya

3. Siswa C Materi jaringan tumbuhan juga memiliki detail


yang banyak, tetapi mungkin bagi saya ini
materi yang lumayan dapat saya mengerti
dengan baik

4. Siswa D Materi jaringan tumbuhan adalah salah satu


materi yang saya kurang suka dibandingkan
materi tentang manusia dan menurut saya
materi jaringan tumbuhan cenderung lebih
kompleks serta soal-soal PR ataupun ujiannya
juga sulit

5. Siswa E Untuk materi jaringan tumbuhan sendiri saya


tidak merasakan ada perbedaan dengan materi
yang lainnya, cenderung sama saja

6. Siswa F Menurut saya materi jaringan tumbuhan cukup


menarik, meningkatkan kesadaran bahwa Allah
Maha Besar

7. Siswa G Materi jaringan tumbuhan menurut saya lebih


seru karena saya bisa mengetahui beberapa
fungsi dan bagian serta jaringan yang ada di
tumbuhan

8. Siswa H Mungkin lebih mudah dibandingkan materi


yang lain
122

9. Siswa I Susah-susah mudah

14. Apakah buku yang Anda gunakan dapat membantu Anda dalam memahami
Biologi terutama pada materi Jaringan Tumbuhan?
No. Nama Responden Respon/Tanggapan

1. Siswa A Iya cukup membantu karena penjelasan yang


cukup lengkap

2. Siswa B Tidak

3. Siswa C Untuk buku saya tidak banyak memiliki buku


bacaan biologi kecuali buku dari sekolah dan
dari perpustakaan tetapi saya saat belajar juga
memanfaatkan internet dan juga bimbingan
online yang saya ikuti

4. Siswa D Bagi saya itu tidak terlalu membantu saya untuk


memahami konsep jaringan tumbuhan

5. Siswa E Sangat membantu

6. Siswa F Menurut saya kurang cukup, karena buku


modul isinya kurang lengkap

7. Siswa G Sedikit membantu, saya bisa memahami materi


jaringan tumbuhan dari video youtube dan
penjelasan dari teman

8. Siswa H Tidak sepenuhnya

9. Siswa I Iya
123

15. Apa solusi yang anda harapkan jika mengalami kesulitan dalam memahami
materi biologi khususnya jaringan tumbuhan?
No. Nama Responden Respon/Tanggapan

1. Siswa A Penjelasan materi oleh guru biologi yang


dibarengi dengan adanya buku yang
memberikan penjelasan banyak mengenai
jaringan tumbuhan

2. Siswa B Saya berharap bisa lebih giat lagi dalam


mempelajari materi-materi biologi walaupun
saya kesulitan dalam menghafal tapi pasti ada
cara efektif yang dapat memudahkan saya
dalam memahami materi-materi biologi
khususnya pada jaringan tumbuhan

3. Siswa C Saya rasa solusi yang paling ampuh adalah


dengan banyak membaca dan mengerti
materinya karena kalau dari awal tidak
memiliki banyak sumber bacaan dan tidak
mengerti materinya secara jelas, saya rasa itu
akan menjadi kendala yang sangat besar untuk
kedepannya dan akan menyulitkan diri sendiri
pastinya

4. Siswa D Saya mengharapkan sebuah ilustrasi yang


interaktif dan penjelasan yang runtut serta juga
antara ilustrasi (gambar) dan fungsi atau
penjelasan tidak terpisah terlalu jauh sehingga
akan lebih mudah memahami posisi sekaligus
penjelasan jaringan tersebut. Serta dibanding
124

sesuatu yang menggunakan bahasa textbook,


saya lebih suka yang santai sehingga konsep
materi yang hendak disampaikan bisa dengan
mudah dipahami. Saya tidak suka terlalu
menghafal sehingga saya lebih suka memahami
konsep umum dari suatu materi dan juga mind
map atau pemetaan itu akan sangat membantu
dalam memahami konsep materi

5. Siswa E Solusi yang saya dapat berikan ketika


mengalami kesulitan dalam materi apapun di
biologi, termasuk dan khususnya jaringan
tumbuhan adalah dengan cara membaca atau
mencari referensi-referensi lain mengenai
materi yang ingin dipelajari, dan luangkan
waktu untuk mempelajari materi tersebut
sampai paham dan sedikit saran, jika mau
mendapatkan materi atau konsep yang tepat dan
akurat akan lebih disarankan untuk mencari
materi-materi tersebut dalam bentuk bahasa
inggris karena jauh lebih lebih relevan dan
mudah dipahami

6. Siswa F Saya berharap dapat menemukan buku


terlengkap tentang materi jaringan tumbuhan
dan guru juga dapat menjelaskan sedetail-
detailnya supaya saya paham

7. Siswa G Mungkin bisa mencari materi yang mudah


dipahami melalui internet atau video dari
125

youtube dan bisa bertanya kepada guru atau


teman yang sudah memahami materinya

8. Siswa H Mendapatkan materi yang lebih luas tentang


jaringan tumbuhan

9. Siswa I Diberikan penjelasan rinci tetapi poin-poin


pentingnya saja serta diberikan gambar
jelasnya, video animasi maupun buku ringkas
126

Lampiran XIII
FOTO DOKUMENTASI
127

Lampiran XIV

SURAT PERIZINAN SEKOLAH


128

Lampiran XV
LEMBAR UJI REFERESI

Nama : Eka Juliana


NIM 11150161000039
Jurusan/Prodi : Pendidikan Biologi
Judul Skripsi : Analisis Kesulitan Siswa dalam Memahami Materi Buku
Ajar Mata Pelajaran Biologi Kelas XI di SMAN 6 Tangerang
Selatan

Dosen Pembimbing I : Meiry Fadilah Noor, M.Si.


Dosen Pembimbing II : Eny S. Rosyidatun, S.Si., M.A

Paraf
No Referensi Pembimbing Pembimbing
I II
BAB I
1. Amin Kuneifi Elfachmi, Pengantar Pendidikan,
(Jakarta: Penerbit Erlangga, 2016), h. 13
2. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan
Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2014), h.32
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
4. Muhibbin Syah, op.cit., h. 87

5. Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan


Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 (Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan,2016) h. 7
6. Afridha Sesrita, Analisis Buku Ajar IPA untuk
Mengetahui Pemahaman Literasi Sains Guru,
129

Journal of Primary Education, Vol. 1 No. 2, 2020,


h.167

7. Lampiran Wawancara Guru

BAB II
1. Ummyssalam A.T. A Duludu, Buku Ajar Kurikulum
Bahan dan Media Pembelajaran PLS, (Yogyakarta:
Deepublish, 2017), h.24-25
2. Kurniawan, Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Bermuatan Multikultural pada Sekolah Dasar (Telaah
Buku PAI Kelas 5 dan 6 Kurikulum 2013 Penerbit
Erlangga), Edukasia Multikultura Vol. 2,
Edisi 1, 2020, h.29
3 Ibid, h.29

4. Elina S.Millah, Lukas Suhendra Budipramana,


Isnawati, Pengembangan Buku Ajar Materi
Bioteknologi di Kelas XII SMA IPIEMS Surabaya
Berorientasi Sains, Teknologi, Lingkungan dan
Masyarakat (SETS), BioEdu, Vol. 1, No. 1, 2012, h.
19
5. Syamsul Arifin dan Adi Kusrianto, Sukses Menulis
Buku Ajar & Referensi, (Jakarta: Grasindo, 2009), h.56-
57
6. Ibid., h.58

7. Rohmat Febrianto, Flora Puspitaningsih,


Pengembangan Buku Ajar Evaluasi Pembelajaran,
Education Journal : Journal Education Research and
Development, Vol. 4, No.1, 2020, h. 2
130

8. Lisnani, Sheilla Noveta Asmaruddin, Desain Buku


Ajar Matematika Bilingual Materi Bangun Datar
Menggunakan Pendekatan PMRI Berkonteks
Kebudayaan Lokal, Mosharafa: Jurnal Pendidikan
Matematika, Vol. 7, No. 3, 2018, h. 347
9. Putu Sukerni, Pengembangan Buku Ajar Pendidikan
IPA Kelas IV Semester I SD No. 4 Kaliuntu dengan
Model Dick and Carey, Jurnal Pendidikan Indonesia,
Vol. 3, No. 1, 2014, h. 388
10. Adi Kusrianto dan Yuwono Marta Dinata, Microsoft
Word untuk Buku Ajar, (Jakarta: Elex Media
Komputindo, 2015), h. 1-2
11. An Nuur Budi Utama, Cara Praktis Menulis Buku,
(Yogyakarta: Deepublish, 2014), h.6-7
12. Ibid., h. 7

13. Adi Kusrianto, Yuwono Marta Dinata, Microsoft Word


untuk Buku Ajar, (Jakarta: Elex Media Komputindo,
2015), h. 2
14. Anisah Basleman, Syamsu Mappa, Teori Belajar Orang
Dewasa, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h. 2

15. Zulfiani, Tonih Feronika, Kinkin Suartini, Strategi


Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN
Syarif Hidayatullah, 2009), h. 46
16. Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran Teori
dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Prenada Media Group,
2008), h. 229
131

17. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan


Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2014), h. 129
18. Nini Subini, Mengatasi Kesulitan Belajar pada Anak,
(Yogyakarta: Javalitera, 2011), h. 13-14
19. Ibid., h.15

20. Tim Islam Online, Seni Belajar Strategi Menggapai


Kesuksesan Anak, (Jakarta: Khalifa, 2006), h. 152
21. Ibid., h.154

22. Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar


Mengajar, (Jakarta: Remaja Rosdakarya, 2014), h. 24

23. Ahmad Susanto, Teori Belajar & Pembelajaran di


Sekolah Dasar, (Jakarta: Prenadamedia Group,
2013), h. 7-8
24. Zuni Humairoh, Nurchasanah, Alif Mudiono,
Keterbacaan Buku Teks Kelas IV dan V SD dalam
Kurikulum 2013, Jurnal Pendidikan, Vol. 1, No. 2,
2016, h. 166
25. Nuraini, Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis
Teks Narrative Bahasa Inggris Melalui Penerapan
Teknik Cloze Procedure Siswa Kelas XII IPA 2 SMA
Negeri 1 Syamtalira Aron, Jurnal Media Inovasi
Edukasi, 2018, h. 503
26. Yeni Lisnawati, Tingkat Keterbacaan Wacana
Nonfiksi pada Buku Teks Bahasa Indonesia Pegangan
Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Raha Kurikulum
2013 Edisi Revisi 2014 dengan
132

Menggunakan Teknik Isian Rumpang, Jurnal


Bastra, 2017, h. 7
27 Nuraini, op.cit., h. 504

28. Ibid, h. 503

29. Imbi Henno dan Priit Reiska, Difficulty of Texts in


Upper Secondary School Biology Text Book Using
Concept Maps for Analyzing Students New
Knowledge, Proc. of Fourth Int. Conference on
Concept Mapping, 2010, h. 184-186
30. Henny Alawiyah, Nuri Dewi Muldayanti, Anandita
Eka Setiadi, Analisis Kesulitan Belajar dalam
Memahami Materi Invertebrata di Kelas X MAN 2
Pontianak, Jurnal Biologi Education, Vol. 3, No. 2,
2016, h. 19
31. Wahida Rahmadani, Fauziyah Harahap, Tumiur
Gultom, Analisis Faktor Kesulitan Belajar Biologi
Siswa Materi Bioteknologi di SMA Negeri Se-Kota
Medan, Jurnal Pendidikan Biologi, Vol. 6, No. 2,
2017, h. 284
32. Mustafa Sami Topcu, Esin Sahin Pekmez, Turkish
Middle School Students’ Difficulties in Learning
Genetics Concepts, Journal of Turkish Science
Education, Vol. 6, Issue 2, 2009, h. 59-60
33. Hasruddin, Shelly Eka Putri, Analysis of Students’
Learning Difficulties in Fungi Subject Matter Grade X
Science of Senior High School Medan Academic Year
2013/2014, International Journal of Education and
Research, Vol. 2, No. 8, 2014, h. 269-274
133

BAB III
1. Ajat Rukajat, Pendekatan Penelitian Kuantitatif:
Quantitative Research Approach, (Yogyakarta:
Deepublish, 2018), h. 1
2. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2017), h. 117
3. Ibid., h. 118

4. Ibid., h. 124

5. Ibid., h. 177

6. Ibid., h. 308

7 Parviz Ajideh, An Investigation of the Learning


Strategies as Bias Factorsin Second Language Cloze
Tests, Advances in Language and Literary Studies,
Vol. 8, No. 2, 2017, h. 93
8. Mukminah, Meningkatkan Kecepatan Efektif
Membaca dengan Menggunakan Metode Klos pada
Siswa Kelas X MIA-1 SMA, Jurnal Edukasi Saintifik,
Vol. 1, No. 1, 2021, h. 54
9. Fatoba, Readability Level Of Recommended
Chemistry Textbooks and Students’ Academic
Performance In Senior Secondary Schools In Ekiti
State, Nigeria, International Journal of Education and
Research, 2014, h. 43
10. Sudaryono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta:
Kencana, 2016), h. 77
134

11. Endang Widi Winarni, Teori dan Praktik Penelitian


Kuantitatif, Kualitatif, Penelitian Tindakan Kelas
(PTK), Research and Development (R&D), (Jakarta:
Bumi Aksara, 2018), h. 71
12. Maryam B. Gainau, Pengantar Metode Penelitian,
(Yogyakarta: Kanisius, 2016), h. 109
13. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2017), h. 194
14. Parviz Ajideh, Sorayya Mozaffarzadeh, C-test vs.
Multiple-choice Cloze Test as Tests of Reading
Comprehension in Iranian EFL Context: Learners'
Perspective, English Language Teaching, Vol. 5, No.
11, 2012, h. 145
15. Instrumen tes rumpang terdapat pada lampiran I hal. 64

16. Kisi-kisi angket lengkap terdapat pada lampiran II hal.


67
17. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2017), h. 194
18. Subana, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung:
Pustaka Setia, 2001), h. 142
19. Sugiyono, op.cit., h. 177

20. Ibid, h. 335

21. Nuraini, Upaya Meningkatkan Keterampilan


Menulis Teks Narrative Bahasa Inggris Melalui
Penerapan Teknik Cloze Procedure Siswa Kelas XII
135

IPA 2 SMA Negeri 1 Syamtalira Aron, Jurnal Media


Inovasi Edukasi, 2018, h. 503-504
22. Ibid, h. 504

23. Ibid, h. 504

24. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan


Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2017), h. 134-135
BAB IV
1. Hasil perhitungan terdapat pada lampiran IX hal. 96

2. Hasil data angket siswa terdapat pada lampiran X hal.


97
3. Sri Sukarni, The Use of Cloze Test to Test Reading
Comprehension of Non-English Department Students,
Jo-ELT (Journal of English Language Teaching), Vol.
8, No. 1, 2021, h. 80
4. Nurul Zakiyatin Nisak, Analisis Kebutuhan Bahan
Ajar Biologi untuk Siswa SMA Ditinjau dari Tingkat
Kesulitan Materi, Keterampilan Berpikir Tingkat
Tinggi dan Keaktifan Belajar Siswa, Biological
Science and Education Journal, Vol. 1, No. 2, 2021, h.
130
5. Aminah Salim, Zulmiyetri, Ardisal, Efektivitas Teknik
Cloze untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca
Pemahaman bagi Anak Kesulitan Belajar, E-JUPEKhu
(Jurnal Ilmiah Pendidikan Khusus), Vol. 2, No. 3,
2013, h. 175
136

6. Ni Made Dwi Widyasari, I Gede Meter, I Gusti Agung


Oka Negara, Analisis Kesulitan-Kesulitan Belajar
Matematika Siswa Kelas IV dalam Implementasi
Kurikulum 2013 di SD Piloting Se- Kabupaten
Gianyar, e-Journal PGSD Universitas Pendidikan
Ganesha, Vol. 3, No. 1, 2015, h. 9
7. Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi
Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 114

8. Edy Syahputra, Snowball Throwing Tingkatkan Minat


dan Hasil Belajar, (Sukabumi: Haura Publishing,
2020), h. 12
9. Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2001), h. 33
10. Novita Sariani, Prihantini, Puji Winarti, Indrawati,
Jumadi, Ahmad Suradi, Rachmat Satria, Belajar &
Pembelajaran, (Tasikmalaya: Edu Publisher, 2021), h.
75-76
11. Tuti Supatminingsih, Muhammad Hasan, Sudirman,
Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Media Sains
Indonesia, 2020), h. 38
12. Etik Yuliana Prasetyaningrum, Pengaruh Motivasi
Belajar dan Kemampuan Berpikir Logis terhadap
Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa SDN
Kletekan Kabupaten Ngawi, Linguista, Vol. 2, No. 2,
2018, h. 92-93
13. Novita Sariani, Prihantini, Puji Winarti, Indrawati,
Jumadi, Ahmad Suradi, Rachmat Satria, Belajar &
Pembelajaran, (Tasikmalaya: Edu Publisher, 2021), h.
75
137

14. Salwa Afniola, Ruslana, Wiwit Artika, Intelegensi dan


Bakat pada Prestasi Siswa, Jurnal al-Din, 2020, h. 7

15. Erika Ristiyani dan Evi Sapinatul Bahriah, Analisis


Kesulitan Belajar Kimia Siswa di SMAN X Kota
Tangerang Selatan, Jurnal Penelitian dan
Pembelajaran IPA, Vol. 2, No.1, 2016, h. 26
16. Tuti Supatminingsih, Muhammad Hasan, Sudirman,
Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Media Sains
Indonesia, 2020), h. 123

Jakarta, Desember 2021


Yang Mengesahkan

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Meiry Fadilah Noor,M.Si Eny S. Rosyidatun, S.Si., M.A


NIP. 19800516 200710 2 001 NIP. 19750924 200604 2 001

Anda mungkin juga menyukai