SKRIPSI
Oleh:
Eka Juliana
NIM : 11150161000039
Yang Mengesahkan,
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQOSAH
Skripsi yang berjudul “Analisis Tingkat Pemahaman Siswa pada Materi
Jaringan Tumbuhan Kelas XI di SMAN 6 Tangerang Selatan” disusun oleh
Eka Juliana, NIM 11150161000039, Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta dinyatakan lulus dalam ujian Munaqasah pada tanggal 21 Januari 2022 di
hadapan dewan penguji. Oleh karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana
S1 (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Biologi.
Penguji I
Dr. Yanti Herlanti, M.Pd 13-2-2022
NIP. 19710119 2008012010 .….……….. .…….………
Penguji II
Dr. Nengsih Juanengsih, M.Pd 9-2-2022
NIP. 197905102006042001 .……….….. .……….……
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
NIP. 197103191998032001
iii
iv
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa pada materi
Jaringan Tumbuhan. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas XI MIPA yang
berjumlah 38 siswa. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif
kuantitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan metode tes rumpang,
angket, dan wawancara. Hasil penelitian ini memperoleh skor rata-rata tes rumpang
sebesar 69,82% dan termasuk ke dalam kategori independen yang menunjukkan
bahwa bahan bacaan mudah dipahami secara mandiri oleh siswa. Berdasarkan hasil
angket yang telah didapat, aspek minat yang dimiliki siswa sudah baik karena >50%
siswa membaca sumber lain selain buku pelajaran dan lebih mudah memahami
materi saat mendengar penjelasan dari guru ataupun teman. Aspek motivasi dapat
dilihat dari perhatian dan usaha untuk mempelajari materi yang menunjukkan
bahwa siswa masih butuh berulang kali membaca buku untuk dapat memahami
materi. Aspek bakat menunjukkan siswa sering kesulitan untuk mengingat dan
memahami nama-nama ilmiah. Sementara itu, aspek sarana dan prasarana pada
materi Jaringan Tumbuhan sudah memadai.
v
ABSTRACT
This study aims to determine the level of students' understanding of the Plant Tissue
material. The sample in this study were students of class XI MIPA, totaling 38
students. The method in this study used a quantitative descriptive method with data
collection techniques using the cloze test method, questionnaire, and interview. The
results of this study obtained an average score of 69.82% cloze test and included in
the independent category which indicates that the reading material is easily
understood by students. Based on the results of the questionnaire that has been
obtained, the aspect of interest that students have is good because >50% of students
read sources other than textbooks and it is easier to understand the material when
hearing explanations from teachers or friends. The motivational aspect can be seen
from the attention and effort to learn the material which shows that students still
need to repeatedly read books to be able to understand the material. The talent
aspect shows that students often have difficulty remembering and understanding
scientific names. Meanwhile, the aspect of facilities and infrastructure in the Plant
Tissue material is sufficient.
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A., selaku
Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Ibu Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Ibu Dr. Yanti Herlanti, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Biologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus Dosen Penasehat
Akademik Kelas A yang telah membimbing, memotivasi serta memberikan
ilmunya kepada penulis.
4. Ibu Meiry Fadilah Noor, M.Si., selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan
Biologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus Dosen Pembimbing I
yang telah meluangkan waktu untuk membimbing, memotivasi dan
memberikan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Eny S. Rosyidatun, S.Si., M.A., selaku Dosen Pembimbing II yang
telah memberikan waktunya untuk membimbing dan memberikan saran
serta masukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.
6. Seluruh Dosen Prodi Pendidikan Biologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah membimbing dan memberikan ilmunya kepada penulis selama
vii
mengikuti perkuliahan. Semoga ilmu yang diperoleh penulis dapat
bermanfaat dalam kehidupannya.
7. Pihak SMAN 6 Tangerang Selatan yang telah memberikan izin kepada
penulis untuk melakukan penelitian ini.
8. Ibu Diani Atika, S.Si., M.Pd selaku guru mata pelajaran Biologi Kelas XI
yang telah bersedia membantu penulis dalam melakukan penelitian.
9. Seluruh siswa-siswi Kelas XI MIPA SMAN 6 Tangerang Selatan yang telah
berpartisipasi dalam penelitian ini.
10. Orang tua tercinta yaitu Bapak Iwan Kurniawan dan Ibu Hayati serta adik
tercinta yaitu Febby Dwi Anggraini yang senantiasa mendoakan,
memotivasi, memberikan dukungan dan kasih sayangnya yang tidak pernah
henti untuk penulis. Semoga Allah SWT selalu membersamai.
11. Teman-teman Pendidikan Biologi angkatan 2015 (MIMOSA), terlebih
khusus teman-teman kelas A yang telah membersamai penulis selama masa
perkuliahan.
12. Sahabat-sahabat seperjuangan yaitu Indri Andriyatno, Aula Hani Maesaroh,
Aisyah Mutiara, Nindita Ardelia, Elah Nurlaelah, Manapiah Anadiroh, Nur
Fairuz Fatin, Abda Ilma Rodiana, Tyka Irnawati, Firda Aulia dan Almh
Mutiara El Zahrah yang selalu memberikan semangat, motivasi dan berbagi
cerita kepada penulis.
13. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penulisan skripsi ini.
Penulis berharap semoga semua kebaikan, jasa maupun bantuan dari seluruh
pihak akan digantikan dengan pahala yang berlipat ganda oleh Allah SWT
dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membaca dan
membutuhkannya.
Jakarta, Agustus 2021
viii
DAFTAR ISI
ix
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 23
B. Metode Penelitian ................................................................................... 23
C. Populasi dan Sampel .............................................................................. 23
D. Prosedur Penelitian ................................................................................. 24
E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 25
F. Instrumen Penelitian ............................................................................... 26
G. Validitas ................................................................................................. 33
H. Teknik Analisis Data .............................................................................. 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 36
A. Hasil Penelitian ...................................................................................... 36
1. Hasil Tes Rumpang .......................................................................... 36
2. Hasil Perhitungan Angket ................................................................. 39
3. Hasil Wawancara .............................................................................. 44
B. Pembahasan ........................................................................................... 46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 56
A. Kesimpulan ............................................................................................ 56
B. Saran ...................................................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 58
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 63
x
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Wacana Tes Rumpang pada Materi Jaringan
Tumbuhan ............................................................................................. 36
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Amin Kuneifi Elfachmi, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2016), h. 13
2
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2014), h.32
3
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional
1
2
Kekeliruan atau ketidaklengkapan persepsi mereka terhadap proses belajar dan hal-
hal yang berkaitan dengannya mungkin mengakibatkan kurang bermutunya hasil
pelajaran (proses mempelajari materi) yang dicapai peserta didik. 4
Belajar merupakan aktivitas untuk menambah wawasan dan pengetahuan.
Belajar dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. Belajar di sekolah dapat
dilakukan strategi dan model pembelajaran tertentu demi menunjangnya
pendidikan melalui media pembelajaran dan lain sebagainya. Sumber belajar dapat
berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar atau sumber belajar lain yang
relevan. 5 Salah satu sumber dan media pembelajaran yang digunakan siswa maupun
guru yaitu buku ajar.
Pada kurikulum 2013 ini, salah satu hal yang membedakan dengan
kurikulum sebelumnya adalah adanya buku ajar yang terdiri dari buku guru dan
buku siswa yang disediakan oleh pemerintah sebagai sumber belajar utama di
sekolah. Buku ajar merupakan komponen pendidikan yang sangat penting di dalam
proses pembelajaran. Tak dapat dipungkiri bahwa semua guru di setiap tingkatan
pendidikan menggunakan paling sedikitnya satu buku ajar di dalam proses
pembelajaran. 6 Dalam proses pembelajaran sumber utama belajar siswa adalah
buku ajar atau buku teks pelajaran yang cenderung tebal dan membuat siswa malas
untuk membacanya. Sementara buku ajar tersebut sangat berperan penting dalam
pembelajaran di kelas. Jika siswa malas untuk membacanya maka siswa pun merasa
kesulitan dalam memahami apa yang ia pelajari terutama dalam pelajaran biologi
terdapat banyak bahasa ilmiah yang harus dipahami siswa.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Biologi kelas XI bahwa dalam
pelajaran biologi, siswa kurang membaca dan kurang motivasi. Motivasi siswa
dalam hal membuka buku dan mempelajari lebih dalam itu bisa dihitung dengan
jari. 7 Hal itu terjadi karena siswa masih bermindset bahwa Biologi hanya hafalan
sehingga mereka cenderung tidak memahami yang telah dipelajari. Hal ini
4
Muhibbin Syah, op.cit., h. 87
5
Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 (Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016) h. 7
6
Afridha Sesrita, Analisis Buku Ajar IPA untuk Mengetahui Pemahaman Literasi Sains Guru,
Journal of Primary Education, Vol. 1, No. 2, 2020, h. 167
7
Lampiran Wawancara Guru
3
yang diajarkan di kelas XI juga dianggap sulit oleh beberapa siswa. Hal ini terlihat
dari nilai tugas siswa yang menunjukkan nilai yang baik atau berada di atas KKM
namun hasil ulangan siswa mendapatkan nilai yang berada di bawah KKM yang
sudah ditetapkan. Siswa juga merasa bahwa materi Jaringan Tumbuhan sulit dihafal
dan dipahami karena materi yang harus dibahas begitu banyak dan siswa juga
mengatakan bahwa penjelasan di buku ajar kurang mudah untuk dipahami.
Permasalahan tersebut yang mendasari penelitian ini maka penulis tertarik
ingin melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Tingkat Pemahaman pada
Materi Jaringan Tumbuhan Kelas XI di SMAN 6 Tangerang Selatan.”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya dapat
diidentifikasi beberapa masalah diantaranya :
1. Rendahnya hasil ulangan siswa pada materi Jaringan Tumbuhan.
2. Banyaknya siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi Jaringan
Tumbuhan.
3. Siswa merasa kesulitan dalam memahami istilah-istilah biologi yang terdapat
pada materi Jaringan Tumbuhan.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi di atas, agar penelitian ini tidak meluas, maka peneliti
membatasi permasalahan ini pada:
1. Penelitian ini hanya terfokus pada mata pelajaran Biologi kelas XI MIPA yaitu
materi Jaringan Tumbuhan.
2. Penelitian ini hanya terfokus dalam hal tingkat pemahaman bacaan siswa pada
materi Jaringan Tumbuhan.
3. Penelitian ini dibatasi pada aspek-aspek yang berkaitan dengan pemahaman
bacaan materi Jaringan Tumbuhan yaitu aspek minat, aspek motivasi, aspek
bakat serta aspek sarana dan prasarana.
5
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan di
atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana tingkat
pemahaman siswa pada materi Jaringan Tumbuhan kelas XI di SMAN 6 Tangerang
Selatan?”
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan problematika yang telah dirumuskan, maka kegiatan penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa pada materi Jaringan
Tumbuhan Kelas XI di SMAN 6 Tangerang Selatan.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu :
1. Bagi Peneliti
Memberi pengalaman dan menambah pengetahuan serta wawasan peneliti
mengenai tingkat pemahaman siswa kelas XI MIPA pada materi Jaringan
Tumbuhan sehingga dapat memotivasi diri dalam mencapai pemahaman yang
maksimal.
2. Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman dan informasi
kepada guru terkait tingkat pemahaman siswa serta dalam hal mengatasi kesulitan
siswa saat memahami materi Jaringan Tumbuhan dan juga sebagai bahan
pertimbangan dalam hal memilih buku yang tepat untuk dijadikan acuan atau
buku pegangan dalam proses pembelajaran di kelas. Sehingga dengan adanya
buku ajar yang mudah dipahami siswa maka dapat meningkatkan minat dan
ketertarikan siswa dalam membaca dan mempelajari mata pelajaran Biologi
secara maksimal.
3. Bagi Siswa
Hasil penelitian ini memberikan informasi terkait tingkat pemahaman siswa dan
kesulitan siswa dalam memahami materi Jaringan Tumbuhan sehingga
diharapkan dapat membantu siswa dalam hal mengatasi kesulitan pemahaman
6
serta siswa dapat menambah referensi buku ajar Biologi agar lebih mudah
memahami materi pembelajaran.
BAB II
DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritis
1. Buku Ajar
Secara garis besar, buku ajar atau materi pembelajaran berisikan
pengetahuan, keterampilan dan sikap atau nilai yang harus dipelajari siswa. 1 Buku
ajar atau buku pelajaran adalah jenis buku yang digunakan dalam aktivitas belajar
dan mengajar. Buku ajar merupakan media pembelajaran yang berfungsi untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang dikonsumsi oleh peserta didik. Buku ajar
merupakan materi ajar yang terus berkembang secara dinamis seiring dengan
kemajuan dan tuntutan perkembangan masyarakat. Buku ajar yang diterima anak
didik harus mampu merespon setiap perubahan dan mengantisipasi setiap
perkembangan yang terjadi di masa depan.2 Buku ajar menurut Suharsimi Arikunto
merupakan unsur inti yang ada dalam kegiatan belajar mengajar. Karena buku ajar
itulah yang diupayakan untuk dikuasai oleh peserta didik, maka guru khususnya
atau pengembang kurikulum pada umumnya, harus memikirkan sejauh mana bahan
atau topik yang tertera sesuai dengan kebutuhan peserta didik di masa depan dan
selaras dengan minatnya. 3
Mulyasa menyatakan bahwa buku ajar merupakan seperangkat materi
substansi pelajaran yang disusun secara sistematis menampilkan keutuhan dari
kompetensi yang akan dikuasai oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dengan
adanya buku ajar memungkinkan siswa dapat belajar secara runtut sehingga
menguasai suatu kompetensi secara utuh.4
1
Ummyssalam A.T. A Duludu, Buku Ajar Kurikulum Bahan dan Media Pembelajaran
PLS, (Yogyakarta: Deepublish, 2017), h. 24-25
2
Kurniawan, Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Bermuatan Multikultural pada
Sekolah Dasar (Telaah Buku PAI Kelas 5 dan 6 Kurikulum 2013 Penerbit Erlangga), Edukasia
Multikultura Vol. 2, Edisi 1, 2020, h. 29
3
Ibid, h. 29
4
Elina S.Millah, Lukas Suhendra Budipramana, Isnawati, Pengembangan Buku Ajar
Materi Bioteknologi di Kelas XII SMA IPIEMS Surabaya Berorientasi Sains, Teknologi,
Lingkungan dan Masyarakat (SETS), BioEdu, Vol. 1, No. 1, 2012, h. 19
7
8
Buku ajar disusun dengan alur dan logika sesuai dengan rencana
pembelajaran. Buku ajar disusun sesuai kebutuhan belajar siswa atau mahasiswa.
Buku ajar disusun untuk mencapai tujuan pembelajaran atau kompetensi tertentu. 5
Buku ajar harus berfungsi sebagai penarik minat dan motivasi peserta didik dan
pembacanya. Motivasi pembaca bisa timbul karena bahasa yang sederhana,
mengalir dan mudah dipahami. Motivasi bisa timbul karena banyak gagasan dan
ide-ide baru. Motivasi bisa timbul karena buku ajar tersebut mengandung berbagai
informasi yang relevan dengan kebutuhan belajar peserta didik dan pembaca. 6
Beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
buku ajar adalah buku pegangan yang digunakan oleh siswa dalam proses belajar
yang berisi materi pembelajaran dan disusun secara sistematis sesuai dengan
kompetensi pembelajaran.
5
Syamsul Arifin, Adi Kusrianto, Sukses Menulis Buku Ajar & Referensi, (Jakarta:
Grasindo, 2009), h. 56-57
6
Ibid., h. 58
7
Rohmat Febrianto, Flora Puspitaningsih, Pengembangan Buku Ajar Evaluasi
Pembelajaran, Education Journal : Journal Education Research and Development, Vol. 4, No.1,
2020, h. 2
8
Lisnani, Sheilla Noveta Asmaruddin, Desain Buku Ajar Matematika Bilingual Materi
Bangun Datar Menggunakan Pendekatan PMRI Berkonteks Kebudayaan Lokal, Mosharafa: Jurnal
Pendidikan Matematika, Vol. 7, No. 3, 2018, h. 347
9
9
Putu Sukerni, Pengembangan Buku Ajar Pendidikan IPA Kelas IV Semester I SD No. 4
Kaliuntu dengan Model Dick and Carey, Jurnal Pendidikan Indonesia, Vol. 3, No. 1, 2014, h. 388
10
Adi Kusrianto dan Yuwono Marta Dinata, Microsoft Word untuk Buku Ajar, (Jakarta:
Elex Media Komputindo, 2015), h. 1-2
10
Berikut adalah ciri-ciri buku ajar yang baik: 11 pertama, format buku sesuai
dengan ketentuan UNESCO, yaitu maksimal ukuran kertas A4 (21x29,7 cm) dan
minimal menurut Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi A5 (14,8x21 cm) dengan
jumlah minimal 49 halaman. Kedua, memiliki ISBN (International Standard Book
Number). Ketiga, menggunakan gaya bahasa semi formal. Keempat, struktur
kalimat minimal SPOK (Subjek Predikat Objek Keterangan). Kelima,
mencantumkan TIU, TIK dan Kompetensi. Keenam, disusun sesuai dengan
Rencana Pembelajaran. Ketujuh, menyertakan pendapat atau mengutip hasil
penelitian pakar. Kedelapan, menggunakan catatan kaki/catatan akhir/daftar
pustaka dan jika mungkin menyertakan index. Kesembilan, mengakomodasi hal-
hal/ide-ide baru. Kesepuluh, diterbitkan oleh penerbit yang kredibel dan tidak
menyimpang dari falsafah NKRI.
Setiap halaman buku sebaiknya mengindahkan hal-hal berikut ini: pertama,
setiap alinea berisi satu pokok pikiran. Kedua, menggunakan alinea yang pendek.
Ketiga, menggunakan kalimat-kalimat pendek agar mudah diingat (10-20 kata per
kalimat). Keempat, setiap halaman dibuat menarik dan mudah diingat secara verbal
maupun visual (mengindahkan kaidah penggunaan tipografi dan tata letak yang
baik). Kelima, setiap halaman berisi teks, grafik/diagram, tabel, gambar (berupa
foto maupun ilustrasi), inset pengingat, dan inset histori. Keenam, tuliskan kata
motivasi dan inspirasi. 12
Ada empat komponen utama kelayakan sebuah buku diterbitkan sesuai
dengan instrumen kelayakan buku ajar yang dikeluarkan oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP). Pertama, kelayakan isi. Kedua, kelayakan bahasa.
Ketiga, kelayakan penyajian. Dan keempat, kelayakan kegrafikan. 13
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
ciri-ciri buku ajar yang baik yaitu memiliki ISBN atau International Standard Book
Number, menggunakan bahasa yang komunikatif sehingga mudah dipahami
11
An Nuur Budi Utama, Cara Praktis Menulis Buku, (Yogyakarta: Deepublish, 2014), h.
6-7
12
Ibid., h. 7
13
Adi Kusrianto, Yuwono Marta Dinata, Microsoft Word untuk Buku Ajar, (Jakarta: Elex
Media Komputindo, 2015), h. 2
11
4. Pembelajaran Biologi
Belajar pada hakikatnya adalah kegiatan yang dilakukan seseorang dengan
sadar menghasilkan perubahan tingkah laku pada dirinya, baik dalam bentuk
pengetahuan dan keterampilan baru maupun dalam bentuk sikap dan nilai yang
positif. Selama berlangsungnya kegiatan belajar, terjadilah proses interaksi antara
orang yang melakukan kegiatan belajar, yaitu warga belajar dengan sumber belajar.
Sumber belajar dapat berupa manusia yang berfungsi sebagai fasilitator yaitu tutor
atau pamong, ataupun non manusia seperti buku, siaran radio dan televisi, rekaman
bahan belajar pandang dan dengar, alam semesta dan masalah yang dihadapi. 14
Dalam pembelajaran IPA mengajak siswa untuk berinteraksi dan mengenal alam
sekitar.
Pembelajaran IPA mencakup bahan kajian tentang biologi merupakan mata
pelajaran yang dapat menanamkan dan mengembangkan hasil, sikap, dan nilai –
nilai ilmiah kepada siswa. Proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian
pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi siswa agar memahami
alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat
sehingga membantu siswa memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang
alam sekitar.15
Berdasarkan pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
biologi merupakan proses usaha atau proses interaksi yang bertujuan untuk
memperoleh pengetahuan dan pemahaman yang tidak hanya mencakup tentang
14
Anisah Basleman, Syamsu Mappa, Teori Belajar Orang Dewasa, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2011), h. 2
15
Zulfiani, Tonih Feronika, Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2009), h. 46
12
konsep, fakta maupun teori mengenai biologi saja tetapi berkaitan dengan alam
sekitar (makhluk hidup dan lingkungannya).
Proses belajar pada hakikatnya merupakan kegiatan mental yang tidak dapat
dilihat. Artinya, proses perubahan yang terjadi dalam diri seseorang yang belajar
tidak dapat kita saksikan. Kita hanya mungkin dapat menyaksikan dari adanya
gejala-gejala perubahan perilaku yang tampak. Misalnya, ketika seorang guru
menjelaskan suatu materi pelajaran, walaupun sepertinya seorang siswa
memperhatikan dengan seksama sambil mengangguk-anggukkan kepala, maka
belum tentu yang bersangkutan belajar. Mungkin mengangguk-anggukan kepala itu
bukan karena ia memperhatikan materi pelajaran dan paham apa yang dikatakan
guru, akan tetapi karena ia sangat mengagumi cara guru berbicara atau mengagumi
penampilan guru sehingga ketika ia ditanya apa yang telah disampaikan guru, ia
tidak mengerti apa-apa. 16
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa yaitu faktor internal, faktor
eksternal, dan faktor pendekatan belajar. Faktor internal yakni keadaan jasmani dan
rohani siswa. Faktor eksternal yakni kondisi lingkungan disekitar siswa. Faktor
pendekatan belajar yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan
metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-
materi pelajaran. 17
5. Kesulitan Siswa
Kesulitan berarti kesukaran, kesusahan, keadaan atau sesuatu yang sulit.
Kesulitan merupakan suatu kondisi yang memperlihatkan ciri-ciri hambatan dalam
kegiatan untuk mencapai tujuan sehingga diperlukan usaha yang lebih baik untuk
mengatasi gangguan tersebut. Anak yang mengalami kesulitan belajar adalah yang
memiliki gangguan satu atau lebih dari proses dasar yang mencakup pemahaman
penggunaan bahasa lisan atau tulisan, gangguan tersebut mungkin menampakkan
diri dalam bentuk kemampuan yang tidak sempurna dalam mendengarkan, berpikir,
16
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktik Pengembangan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Prenada Media Group, 2008), h. 229
17
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2014), h. 129
13
18
Nini Subini, Mengatasi Kesulitan Belajar pada Anak, (Yogyakarta: Javalitera, 2011), h.
13-14
19
Tim Islam Online, Seni Belajar Strategi Menggapai Kesuksesan Anak, (Jakarta: Khalifa,
2006), h. 152
14
6. Pemahaman Siswa
Tipe hasil belajar yang lebih tinggi daripada pengetahuan adalah
pemahaman. Misalnya menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri sesuatu
yang dibaca atau yang didengarnya, memberi contoh lain dari yang telah
dicontohkan atau menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain. Pemahaman
dapat dibedakan menjadi tiga kategori:21
a. Tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan, mulai dari terjemahan dalam
arti yang sebenarnya, misalnya dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia,
mengartikan Bhineka Tunggal Ika, mengartikan merah putih, menerapkan
prinsip-prinsip listrik dalam memasang saklar.
b. Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran, yakni menghubungkan bagian-
bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya atau menghubungkan
beberapa bagian dari grafik dengan kejadian, membedakan yang pokok dan yang
bukan pokok.
c. Tingkat ketiga atau tingkat tertinggi adalah pemahaman ekstrapolasi. Dengan
ekstrapolasi diharapkan seseorang mampu melihat di balik yang tertulis, dapat
membuat ramalan tentang konsekuensi atau dapat memperluas persepsi dalam
arti waktu, dimensi, kasus ataupun masalahnya.
Pemahaman dapat dikategorikan kepada beberapa aspek, dengan kriteria-
kriteria sebagai berikut: pertama, pemahaman merupakan kemampuan untuk
menerangkan dan menginterpretasikan sesuatu; ini berarti bahwa seseorang yang
telah memahami sesuatu atau telah memperoleh pemahaman akan mampu
menerangkan atau menjelaskan kembali apa yang telah ia terima. Selain itu, bagi
mereka yang telah memahami tersebut, maka ia mampu memberikan interpretasi
atau menafsirkan secara luas sesuai dengan keadaan yang ada di sekitarnya, ia
20
Ibid., h. 154
21
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Remaja Rosdakarya,
2014), h. 24
15
mampu menghubungkan dengan kondisi yang ada saat ini dan yang akan datang.
Kedua, pemahaman bukan sekedar mengetahui yang biasanya hanya sebatas
mengingat kembali pengalaman dan memproduksi apa yang pernah dipelajari.
Ketiga, pemahaman lebih dari sekadar mengetahui karena pemahaman melibatkan
proses mental yang dinamis; dengan memahami ia akan mampu memberikan uraian
dan penjelasan yang lebih kreatif, tidak hanya memberikan gambaran dalam satu
contoh saja tetapi mampu memberikan gambaran yang lebih luas dan baru sesuai
dengan kondisi saat ini. Keempat, pemahaman merupakan suatu proses bertahap
yang masing-masing tahap mempunyai kemampuan tersendiri, seperti
menerjemahkan, menginterpretasikan, ekstrapolasi, aplikasi, analisis, sintesis dan
evaluasi. 22
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa pemahaman
merupakan kemampuan seseorang untuk menangkap dan memahami informasi
yang telah diterima sehingga dapat menjelaskan kembali informasi tersebut kepada
orang lain dengan susunan kalimatnya sendiri.
22
Ahmad Susanto, Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2013), h. 7-8
23
Zuni Humairoh, Nurchasanah, Alif Mudiono, Keterbacaan Buku Teks Kelas IV dan V
SD dalam Kurikulum 2013, Jurnal Pendidikan, Vol. 1, No. 2, 2016, h. 166
16
rumpang atau teknik cloze adalah suatu teknik penghilangan kata-kata yang
terdapat dalam sebuah teks bacaan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tes
rumpang merupakan sebuah tes yang mengharuskan siswa atau pembaca untuk
menjawab kata-kata yang telah dilesapkan pada bagian-bagian tertentu untuk
menyempurnakan suatu bagian yang tidak utuh agar menjadi bacaan yang
sempurna.
Tes rumpang termasuk ke dalam tes objektif sebagaimana yang dinyatakan
oleh Sri Harini, Anastasia dan Wahyu bahwa untuk mengetahui pemahaman teks,
tes yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan sebuah teks, kemudian
diberikan pertanyaan yang berhubungan dengan teks tersebut untuk dijawab. Jika
mereka dapat menjawab dengan benar maka mereka dianggap paham atau mengerti
maksud teks yang dibaca. Adapun jenis tesnya dapat berupa tes objektif yaitu model
pertanyaan benar-salah, pilihan ganda, menjodohkan, tes isi rumpang dan juga
dapat berupa tes esai, dengan pertanyaan terbuka yang disertai dengan rubrik untuk
melakukan penilaiannya.24 Langkah-langkah dalam membuat tes uji rumpang
adalah sebagai berikut.25
a. Memilih wacana yang berjumlah lebih dari 250 kata.
b. Membiarkan kalimat pertama dan terakhir utuh.
c. Melakukan penghilangan kata (delisi) pada kalimat kedua, yakni pada setiap
kata kelima (ke-5).
d. Jika kata ke-5 adalah kata bilangan, pelesapan dijatuhkan pada kata ke-5
berikutnya.
e. Mengganti kata yang dilesap dengan garis sama panjang (____) kemudian
diikuti dengan angka (1), (2), (3), dan seterusnya.
f. Menyediakan waktu yang cukup kepada siswa untuk menyelesaikan tugasnya.
g. Memberi penilaian terhadap hasil jawaban siswa.
24
Sri Harini Ekowati, Anastasia Pudjitriherwanti, Wahyu Tri Widyastuti, Evaluasi
Keterampilan Berbahasa Prancis, (Sumatra Barat: Insan Cendekia Mandiri, 2021), h. 15
25
Nuraini, Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Teks Narrative Bahasa Inggris
Melalui Penerapan Teknik Cloze Procedure Siswa Kelas XII IPA 2 SMA Negeri 1 Syamtalira Aron,
Jurnal Media Inovasi Edukasi, 2018, h. 503
17
26
Yeni Lisnawati, Tingkat Keterbacaan Wacana Nonfiksi pada Buku Teks Bahasa
Indonesia Pegangan Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Raha Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2014 dengan
Menggunakan Teknik Isian Rumpang, Jurnal Bastra, 2017, h. 7
27
Nuraini, op.cit., h. 504
18
28
Ibid, h. 503
29
Fatoba, Joseph Oba, Readability Of Biology Textbooks and Students’ Academic
Performance in Senior Secondary Schools in Ekiti State Nigeria, European Journal of Research and
Reflection in Educational Sciences, Vol. 3, No. 3, 2015, h.83
19
ini ditunjukkan dengan hanya satu teks (teks ke-3) yang cocok untuk siswa kelas
10, dua teks (teks ke-1 dan teks ke-5) terlalu sulit dan cocok untuk kelas 12, 13, 14.
Serta dua teks yang lainnya (teks ke-2 dan teks ke-4) terlalu mudah untuk siswa
kelas 10 dan cocok untuk siswa kelas 6, 7, 8. Ketidaksesuaian ini tentunya akan
berdampak pada kualitas pemahaman siswa untuk memahami konsep-konsep
biologi pada BSE ini. 30
Hasil penelitian dengan konsep materi lain dilakukan oleh Noni Dynawati
Turnip dan teman-temannya yang menunjukkan emahaman konsep siswa SMAN 1
Percut Sei Tuan masih kurang. Kurangnya pemahaman konsep siswa tersebut
dikarenakan siswa kurang mengerti dan menganggap sulit materi Archaebacteria
dan Eubacteria karena siswa berpendapat materi tersebut bersifat abstrak dan
terdapatnya bahasa- bahasa latin yang sulit dipahami. Siswa lebih cenderung
menghafal dan mengingat bagian-bagian tertentu yang bersifat teoristik. rendahnya
pemahaman konsep pada materi ini dikarenakan beberapa faktor yaitu siswa kurang
berminat dan tidak memberikan perhatian penuh dalam pembelajaran dan s iswa
cenderung bermain gadjet dan mengobrol saat guru menjelaskan. Kurangnya
motivasi pada diri siswa mengakibatkan tidak adanya dorongan secara pribadi bagi
siswa untuk melakukan sesuatu apalagi memahami konsep materi. Motivasi sangat
penting karena suatu kelompok yang mempunyai motivasi akan lebih berhasil
ketimbang kelompok yang tidak punya motivasi.31
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sidra Pawahyuning Trihanis Himala
berdasarkan hasil yang telah diperoleh, dapat dinyatakan bahwa keterbacaan teks
pada buku ajar berbasis aktivitas pada materi ruang lingkup biologi memiliki
tingkat keterbacaan yang sesuai dengan tingkatan kelas X SMA, sehingga buku ini
dapat digunakan untuk kegiatan pembelajaran pada kelas X SMA. Wacana yang
dikatakan tinggi tingkat keterbacaannya, maka wacana tersebut semakin mudah
30
Umul Mursyadah, Tingkat Keterbacaan Buku Sekolah Elektronik (BSE) Pelajaran
Biologi Kelas X SMA/MA, Jurnal Inovasi Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Vol.1, No. 4, 2021, h.
304
31
Noni Dynawati Turnip, Hasruddin, Riama Sirait dan Mariaty Sipayung, Analisis
Pemahaman Konsep Siswa Materi Archaebacteria dan Eubacteria, Jurnal Pelita Pendidikan, Vol.
6, No. 4, 2017/2018, h. 201-202
20
untuk dipahami dan sebaliknya semakin rendah tingkat keterbacaan suatu wacana,
maka semakin sulit wacana tersebut semakin sulit untuk dimengerti.32
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wawan Jatnika menyatakan bahwa
dari uraian tentang temuan penelitian terlihat buku kimia memiliki tingkat
keterbacaan sedang (skor 52), buku biologi sedang (43,19), fisika tinggi (60,51),
matematika rendah (31,62). Secara umum tingkat keterbacaan wacana sains adalah
sedang (46,83), Dari skor di atas ternyata bahwa tingkat keterbacaan wacana sains
belum memenuhi harapan dalam arti sebagai buku ajar mestinya memiliki tingkat
keterbacaan tinggi minimal seperti buku fisika. Hal ini perlu penelitian lebih lanjut
faktor apa saja yang menyebabkan tingkat keterbacaannya tidak seperti yang
diharapkan. Faktor penyebab tingkat keterbacaan yang kurang memenuhi harapan
memang bukan tujuan penelitian ini. Dari sisi bahasa tidak ada sesuatu yang
menonjol dalam arti tingkat kesalahannya.kecil. Secara umum cenderung baik.
Struktur kalimat sudah memenuhi kaidah dengan panjang kalimat antara 5-26 kata
per kalimat dengan rerata 15 kata per kalimat. Kalimat dengan 15 kata tidak
termasuk kalimat panjang. Pilihan kata dan penggunaan istilah sudah denotatif dan
mengikuti kaidah. Dalam penyusunan paragraf tampak kurang tertib baik penulisan
maupun urutan idenya. Dari sisi rupa, hal yang menonjol adalah ukuran huruf yang
rata-rata kecil (8-10), hal ini bisa jadi merupakan hambatan pada tingkat
keterbacaan.33
C. Kerangka Pikir
Pada kurikulum 2013 ini, salah satu hal yang membedakan dengan
kurikulum sebelumnya adalah adanya buku ajar yang terdiri dari buku guru dan
buku siswa yang disediakan oleh pemerintah sebagai sumber belajar utama di
sekolah. Dalam proses pembelajaran sumber utama belajar siswa adalah buku ajar
atau buku teks pelajaran yang cenderung tebal dan membuat siswa malas untuk
membacanya. Sementara buku ajar tersebut sangat berperan penting dalam
32
Sidra Pawahyuning Trihanis Himala, Keterbacaan Teks Buku Ajar Berbasis Aktivitas
pada Materi Ruang Lingkup Biologi Kelas X SMA, Bioedu: Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi,
Vol. 5, No. 3, 2016, h. 447
33
A. Wawan Jatnika, Tingkat Keterbacaan Wacana Sains dengan Teknik Klos, Jurnal
Sosioteknologi Edisi 10 Tahun 6, 2007, h. 199
21
pembelajaran di kelas. Jika siswa malas untuk membacanya maka siswa pun akan
merasa kesulitan dalam memahami apa yang ia pelajari terutama dalam pelajaran
biologi banyak bahasa-bahasa ilmiah yang harus dipahami peserta didik.
Ketika mempelajari biologi, banyak materi yang harus diselesaikan dan
dibahas secara rinci terkadang menjadi salah satu penyebab peserta didik
mengalami kesulitan dalam memahami. Selain itu pada biologi juga terdapat istilah-
istilah yang sulit dimengerti oleh peserta didik sehingga seringkali peserta didik
mengalami kekeliruan. Buku teks merupakan sumber atau media pembelajaran
utama yang dijadikan panduan oleh guru maupun peserta didik dalam proses belajar
di sekolah. Dengan banyaknya istilah-istilah biologi membuat peserta didik sulit
memahami materi dari buku tersebut, sehingga mengharuskan peserta didik untuk
mencari buku referensi lain yang mudah dipahami oleh peserta didik. Selain itu,
kurangnya motivasi untuk membaca buku juga menjadi salah satu faktor yang
menyebabkan peserta didik sulit memahami suatu mata pelajaran. Sebab dengan
banyak membaca buku maka peserta didik dapat membangun pengetahuan dan
pemahamannya sendiri.
Untuk dapat memahami dan menguasai ilmu biologi memang tidak mudah
karena selain mempelajari teori-teori, juga mempelajari hal-hal yang bersifat
abstrak sehingga memerlukan kemampuan daya pikir yang cukup tinggi untuk
dapat memahaminya. Setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda
dalam hal memahami materi. Ada yang dengan cepat memahami materi, namun ada
juga yang mengalami kesulitan dalam proses belajarnya. Untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa salah satunya dengan menggunakan tes rumpang yang di mana
mengharuskan siswa untuk mengisi kata yang telah dirumpangkan pada kata-kata
tertentu. Sehingga dengan mengetahui tingkat pemahaman siswa diharapkan dapat
mendorong siswa untuk meningkatkan pemahamannya terhadap materi
pembelajaran. Secara garis besar kerangka pikir pada penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut:
22
B. Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan metode deskriptif kuantitatif. Penelitian
deskriptif adalah penelitian yang berusaha menggambarkan fenomena yang terjadi
secara nyata, realistik, aktual dan pada saat ini, karena penelitian ini untuk membuat
deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai
fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. 1 Pada
penelitian kuantitatif, metode ini sebagai metode ilmiah karena telah memenuhi
kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkret, objektif, terukur, rasional dan sistematis.
1
Ajat Rukajat, Pendekatan Penelitian Kuantitatif: Quantitative Research Approach,
(Yogyakarta: Deepublish, 2018), h. 1
2
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2017), h. 117
3
Ibid., h. 118
23
24
D. Prosedur Penelitian
Pada penelitian ini, prosedur penelitian yang dilakukan dimulai dari tahap
persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap penyelesaian. Tahap persiapan dimulai
dengan melakukan perizinan sebelum penelitian, melakukan analisis pembelajaran
yang terdapat pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran untuk melihat indikator
pembelajaran yang terdapat pada materi, melihat buku-buku apa saja yang
digunakan guru dan siswa serta menganalisis konsep materi yang diteliti yaitu
jaringan tumbuhan, membuat instrumen penelitian berupa instrumen tes rumpang
yang mengacu pada indikator capaian pembelajaran, membuat instrumen angket
dan wawancara dan melakukan validasi instrumen. Proses validitas instrumen
menggunakan validitas konstruk, validitas ini dapat digunakan pendapat dari ahli
(judgment experts).5 Dalam penelitian ini yang bertindak sebagai validator ahli
yaitu dua dosen pendidikan biologi dan seorang guru yang mengajar di sekolah
yang dijadikan tempat untuk penelitian.
Pada tahap pelaksanaan memberikan tes rumpang yang terdiri dari beberapa
paragraf dan terdapat kata yang dilesapkan sebanyak 30 butir dan memberikan
angket dengan pernyataan tertutup sebanyak 25 butir. Untuk tahapan penyelesaian,
peneliti mengumpulkan data-data berupa hasil tes rumpang, angket serta hasil
wawancara guru dan siswa. Hasil data tersebut dianalisis dan dideskripsikan dalam
bentuk pembahasan yang diakhiri dengan penarikan kesimpulan.
4
Ibid., h. 124
5
Ibid., h. 177
25
6
Ibid., h. 308
7
Parviz Ajideh, An Investigation of the Learning Strategies as Bias Factorsin Second
Language Cloze Tests, Advances in Language and Literary Studies, Vol. 8, No. 2, 2017, h. 93
8
Mukminah, Meningkatkan Kecepatan Efektif Membaca dengan Menggunakan Metode
Klos pada Siswa Kelas X MIA-1 SMA, Jurnal Edukasi Saintifik, Vol. 1, No. 1, 2021, h. 54
9
Sudaryono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2016), h. 77
10
Endang Widi Winarni, Teori dan Praktik Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Penelitian
Tindakan Kelas (PTK), Research and Development (R&D), (Jakarta: Bumi Aksara, 2018), h. 71
11
Maryam B. Gainau, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta: Kanisius, 2016), h. 109
26
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini berupa tes rumpang, lembar
angket yang berisi beberapa pernyataan dengan alternatif jawaban tertentu serta
pedoman wawancara.
1. Tes Rumpang (Cloze Test/Cloze Procedure)
Tes rumpang ini dilakukan dengan memberikan beberapa tes yang harus
diisi oleh siswa yang akan dijadikan sampel penelitian. Siswa diminta untuk
mengerjakan beberapa tes rumpang tersebut sesuai dengan petunjuk yang
diberikan. Penggunaan tes rumpang yang digunakan peneliti dilakukan dengan cara
memberikan sebuah bacaan atau teks yang diambil dari bacaan yang ada dalam
buku ajar.
Berdasarkan pemaparan sebelumnya dari berbagai pendapat ahli, penulis
menyimpulkan langkah-langkah dalam membuat tes rumpang (cloze procedure)
sebagai berikut yaitu penulis membuat intisari materi Jaringan Tumbuhan dari
empat buku ajar. Buku ajar yang pertama dan kedua yaitu buku yang digunakan di
SMAN 6 Tangerang Selatan yakni buku ajar dengan penulis Pratiwi,dkk., Biologi
untuk SMA/MA Kelas XI Berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi, (Jakarta:
Erlangga, 2013) dan buku ajar dengan penulis Irnaningtyas, Biologi untuk SMA/MA
Kelas XI Berdasarkan Kurikulum 2013, (Jakarta: Erlangga, 2013). Selain itu juga
ditambahkan buku ajar lainnya yaitu dengan penulis Yusa dan Manickam Bala
Subra Maniam, Buku Siswa Aktif dan Kreatif Belajar Biologi untuk SMA/MA Kelas
XI Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam, (Bandung: Grafindo Media
Pratama, 2016) serta buku ajar dengan penulis Tim Masmedia Buana Pustaka,
Biologi untuk Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Kelas XI, (Sidoarjo:
Masmedia Buana Pustaka, 2014).
Setelah itu, penulis melihat indikator pembelajaran yang terdapat pada
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, membuat bacaan materi Jaringan Tumbuhan
12
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2017), h. 194
27
yang diambil dari intisari materi beberapa buku tersebut dengan berdasarkan
indikator pembelajaran dan tidak melakukan pelesapan kata pada kalimat pertama
dan terakhir. Kemudian, melakukan penghilangan atau pelesapan kata dimulai pada
kalimat kedua yaitu pada setiap kata-kata tertentu yang terkait dengan istilah biologi
dan mengganti kata yang dilesapkan dengan garis sama panjang (______)
kemudian diikuti dengan angka (1), (2), (3) dan seterusnya.
Berdasarkan validasi oleh dua orang ahli, instrumen tes rumpang perlu
disederhanakan kembali agar tidak hanya melakukan pelesapan pada kata
penghubung saja tetapi harus mengarah kepada istilah biologi. Menurut Lee, sebuah
modifikasi dari tes rumpang diperkenalkan oleh Bachman pada tahun 1985 adalah
wacana rumpang yang digunakan untuk mengukur kemampuan linguistik tertentu
dalam penilaian membaca, misalnya, fitur gramatikal (tata bahasa). Menurut Luu,
dalam jenis cloze ini jenis kata tertentu dihapus menurut prinsip linguistik seperti
kata benda, kata kerja, kata sifat dan lain-lain. 13
Berdasarkan pernyataan Lee tersebut, modifikasi yang telah diperkenalkan
oleh Bachman bisa disesuaikan dengan tujuan peneliti. Dari kedua ahli telah
menyarankan untuk melakukan penyederhanaan paragraf dan pelesapan pada kata-
kata yang mengandung istilah biologi. Namun, setelah berdiskusi kepada ahli yang
ketiga selaku guru yang bersangkutan menyarankan untuk disederhanakan kembali
menjadi 30 butir saja dengan didasarkan pada indikator capaian pembelajaran yang
spesifik.
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Tes Rumpang pada Materi Jaringan Tumbuhan14
Capaian pembelajaran Nomor Soal Jumlah Soal
Menjelaskan ciri-ciri dan fungsi 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 17 Soal
jaringan meristematis dan jaringan 10, 11, 12, 13, 14, 15,
permanen pada tumbuhan serta 16, 17
mengaitkannya dengan fungsi
jaringan tumbuhan
13
Parviz Ajideh, Sorayya Mozaffarzadeh, C-test vs. Multiple-choice Cloze Test as Tests
of Reading Comprehension in Iranian EFL Context: Learners' Perspective, English Language
Teaching, Vol. 5, No. 11, 2012, h. 145
14
Instrumen tes rumpang terdapat pada lampiran I hal. 64
28
Menentukan jenis-jenis jaringan 18, 19, 20, 21, 22, 23, 9 Soal
penyusun organ vegetatif (akar, 24, 25, 26
batang, daun) dan organ generatif
(bunga, buah, biji)
Menjelaskan sifat totipotensi dan 27, 28, 29, 30 4 Soal
kultur jaringan
Total 30 Soal
2. Angket
Angket yang digunakan pada penelitian ini merupakan angket yang dibuat
sendiri oleh peneliti, yang di dalamnya berisi pernyataan yang jawabannya berupa
pilihan yang harus diisi oleh responden.
Angket yang digunakan peneliti adalah angket tertutup. Angket ini dipakai
dengan tujuan untuk memperoleh data dari siswa mengenai kesulitan dalam
memahami materi buku ajar siswa yang digunakan di SMAN 6 Tangerang Selatan.
Angket ini ditujukan pada siswa kelas XI MIPA. Angket pada penelitian ini
berjumlah 25 butir pernyataan yang disesuaikan dengan kisi-kisi instrumen
berdasarkan kajian teori yang telah dilakukan dan berdasarkan saran dari para ahli.
Berikut disajikan tabel 3.2 untuk kisi-kisi pedoman angket.
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Pedoman Angket Tentang Faktor-Faktor yang Berkaitan
dengan Pemahaman Bacaan Materi Jaringan Tumbuhan 15
No. Aspek Indikator Deskripsi Indikator No. Butir
Item Pernyataan
Positif Negatif
1. Minat Ketertarikan pada 7 √
pembelajaran Jaringan 9 √
Tumbuhan 23 √
2. Motivasi 12 √
15
Kisi-kisi angket lengkap terdapat pada lampiran II hal. 67
29
Perhatian terhadap 10 √
pembelajaran Jaringan
Tumbuhan
Usaha untuk belajar 6 √
Jaringan Tumbuhan 15 √
21 √
2 √
18 √
3 √
3. Bakat Pemahaman terhadap 1 √
materi Jaringan 4 √
Tumbuhan 11 √
5 √
13 √
16 √
14 √
17 √
Kemampuan 19 √
menyelesaikan tugas 20 √
ataupun PR
4. Sarana/Prasarana Alat-alat dan buku 8 √
22 √
24 √
25 √
Jumlah item pernyataan 25
3. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang
30
lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil. 16 Sesuai tidaknya data
yang diinginkan oleh sebuah penelitian sangat dipengaruhi oleh beberapa aspek
wawancara, bahan wawancara (dituangkan dalam daftar pertanyaan dan situasi
wawancara). Karena pada hakikatnya wawancara merupakan kegiatan perolehan
informasi, maka kemahiran pewawancara untuk menggali informasi dari responden
menjadi penting. 17
Wawancara pada penelitian ini terdiri dari beberapa pertanyaan dan
dilakukan kepada guru Biologi serta beberapa siswa yang dipilih secara acak
berdasarkan hasil perhitungan nilai tes rumpang yang telah dikerjakan oleh siswa.
Kemudian peneliti membagi 3 kategori yaitu nilai tinggi, nilai sedang dan nilai
rendah. Masing-masing dari setiap kategori tersebut diambil perwakilan siswa
sebanyak 3 responden yang akan diwawancarai pada penelitian ini melalui pesan
singkat WhatsApp.
Wawancara dilakukan pada guru Biologi SMA Negeri 6 Kota Tangerang
Selatan yang telah bersedia menjadi narasumber dalam penelitian ini. Berikut
disajikan tabel 3.3 dan tabel 3.4 untuk kisi-kisi pedoman wawancara guru.
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Terkait Kesulitan Siswa dalam
Memahami Teks Bacaan Jaringan Tumbuhan
No. Item Pertanyaan No. Item
1. Kesulitan siswa 1, 2, 3
2. Kesulitan Pemahaman 4, 5
3. Usaha untuk belajar 6, 7, 8, 9, 10
Tabel 3.4 Pedoman Wawancara Guru Terkait Kesulitan Siswa dalam Memahami
Teks Bacaan Jaringan Tumbuhan
No. Aspek Pertanyaan
1. Kesulitan Siswa Apa permasalahan yang terjadi?
16
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2017), h. 194
17
Subana, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Pustaka Setia, 2001), h. 142
31
Tabel 3.6 Pedoman Wawancara Siswa Terkait Kesulitan dalam Memahami Teks
Bacaan Jaringan Tumbuhan
No. Aspek Pertanyaan
1. Kesulitan siswa Apa kesulitan yang dihadapi Anda pada mata
pelajaran Biologi?
2. Mengapa Anda merasa demikian?
3. Apakah terdapat materi yang dianggap sulit? Jika
ada materi apa sajakah?
4. Mengapa demikian?
5. Apakah anda merasa kesulitan pada materi
Jaringan Tumbuhan?
6. Mengapa demikian?
7. Usaha untuk Apakah Anda selalu mengerjakan tugas atau PR
belajar sendiri?
8. Apakah Anda sering membaca buku Biologi?
9. Kapan saja Anda membaca buku Biologi?
10. Apakah di rumah Anda mempelajari kembali
materi yang sudah diajarkan?
11. Pemahaman materi Bagaimana pendapat Anda tentang penjelasan
guru saat mengajar materi biologi terutama
Jaringan Tumbuhan?
12. Apakah Anda dapat memahaminya?
13. Bagaimana pendapat Anda terhadap materi
Jaringan Tumbuhan dibandingkan materi yang
lain?
14. Apa solusi yang anda harapkan jika mengalami
kesulitan dalam memahami materi biologi
khususnya jaringan tumbuhan?
33
15. Alat-alat dan buku Apakah buku yang Anda gunakan dapat
membantu Anda dalam memahami Biologi
terutama pada materi Jaringan Tumbuhan?
G. Validitas
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini divalidasi dengan
menggunakan validitas konstruk, validitas ini dapat digunakan pendapat dari ahli
(judgment experts). Dalam hal ini setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-
aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya
dikonsultasikan dengan ahli. 18 Pada tahapan ini, peneliti juga meminta
pertimbangan tidak hanya pada dua orang ahli saja melainkan kepada dosen
pembimbing dan juga meminta persetujuan guru yang membantu dalam penelitian
kemudian diperbaiki sesuai dengan arahan dosen pembimbing serta guru yang
bersangkutan.
18
Sugiyono, op.cit., h. 177
19
Ibid, h. 335
34
bersinonim dengan jawaban aslinya. 20 Pada penilaian ini, peneliti memilih metode
pertama karena dalam cara ini jawaban siswa dikatakan benar apabila sama dengan
teks aslinya. Teknik penilaian uji rumpang yaitu dengan membagi jumlah jawaban
benar dengan jumlah seluruh jawaban dikalikan 100%.21
Jika sudah mendapatkan skor dari tes rumpang tersebut, maka peneliti dapat
mengkategorikan responden dari skor yang telah diperoleh berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilakukan Rankin dan Culhane pada tahun 1969 seperti
berikut ini22 :
(1) Pembaca berada pada tingkat independen atau bebas, jika persentase skor tes
uji rumpang yang diperoleh di atas 60%.
(2) Pembaca berada pada tingkat instruksional, jika persentase skor tes uji rumpang
yang diperolehnya berkisar antara 41% - 60%.
(3) Pembaca berada pada tingkat frustasi atau gagal, jika persentase skor tes uji
rumpang yang diperolehnya sama dengan atau kurang dari 40%.
(b) Teknik Analisis Angket
Angket dalam penelitian ini berjumlah 25 butir pernyataan. Pernyataan
tersebut terbagi dalam kategori pernyataan positif dan pernyataan negatif yang
digunakan sebagai pembanding konsistensi jawaban siswa. Skala yang digunakan
dalam angket ini menggunakan skala Likert dengan memberi skor seperti berikut:
20
Nuraini, Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Teks Narrative Bahasa Inggris
Melalui Penerapan Teknik Cloze Procedure Siswa Kelas XII IPA 2 SMA Negeri 1 Syamtalira Aron,
Jurnal Media Inovasi Edukasi, 2018, h. 503-504
21
Ibid, h. 504
22
Ibid, h. 504
35
Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi
indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk
menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. 23
(c) Wawancara
Hasil data wawancara berupa catatan atau rekaman akan ditranskripsi yang
pada umumnya berupa narasi. Hasil transkripsi yang masih mentah diperlihatkan
kembali kepada narasumber sebagai wujud transparansi data. Narasumber juga bisa
mengecek kembali jawaban yang diberikan. Setelah melalui proses transkripsi, data
bisa dianalisis oleh peneliti.
23
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2017), h. 134-135
BAB IV
1
Hasil perhitungan terdapat pada lampiran IX hal. 96
36
37
10 36 94,73
11 6 15,78
12 37 97,36
13 36 94,73
14 33 86,84
15 21 55,26
16 37 97,36
17 34 89,47
2. Menentukan jenis- 18 36 94,73 64,03
jenis jaringan 19 37 97,36
penyusun organ 20 29 76,31
vegetatif (akar, batang, 21 33 86,84
daun) dan organ 22 13 34,21
generatif (bunga, buah, 23 29 76,31
biji) 24 8 21,05
25 9 23,68
26 25 65,78
3. Menjelaskan sifat 27 33 86,84 34,21
totipotensi dan kultur 28 15 39,47
jaringan 29 1 2,63
30 3 7,89
Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Tingkat Pemahaman Siswa pada Bacaan Materi
Jaringan Tumbuhan2
Tingkat Pemahaman Jumlah Siswa Persentase
Tingkat independen/bebas 32 siswa 84,21%
Tingkat instruksional 5 siswa 13,15%
Tingkat frustasi/gagal 1 siswa 2,63%
Jumlah Seluruh Siswa 38 siswa
2
Lampiran VIII Skor Hasil Perhitungan Tes Rumpang halaman 94
39
f % f % f %
Minat
1. Saya membaca sumber 1 2,63 3 7,89 34 89,46
lain selain buku
pelajaran untuk
memperoleh informasi
lebih yang berkaitan
dengan materi jaringan
tumbuhan.
2. Saya lebih mudah 1 2,63 7 18,42 30 78,94
memahami materi
jaringan tumbuhan
ketika mendengar
penjelasan dari guru atau
teman dibandingkan
membaca buku.
3. Saya tidak 1 2,63 16 42,10 21 55,25
memanfaatkan waktu
senggang di luar jam
sekolah untuk membaca
3
Hasil data angket siswa terdapat pada lampiran X hal. 97
40
3. Hasil Wawancara
Hasil wawancara dengan guru biologi menyatakan bahwa permasalahan
yang terjadi pada siswa diantaranya adalah kurangnya membaca dan kurang
motivasi. Hal ini tidak hanya berlaku pada mata pelajaran biologi saja melainkan
semua mata pelajaran. Ketika di kelas siswa mendapatkan kesulitan maka siswa
cenderung bertanya dan agar terjadi interaksi maka sebaliknya guru yang akan
bertanya kepada siswa. Menurutnya, siswa mengalami kesulitan pada materi atau
konsep tertentu yang bersifat tidak aktual atau imajiner terhadap siswa. Namun, jika
pada materi jaringan tumbuhan kesulitannya terdapat pada keterbatasan dan kurang
45
B. Pembahasan
Tes rumpang pada penelitian ini dibuat berdasarkan materi yang telah
dipelajari siswa sehingga kata-kata yang dirumpangkan atau dihilangkan tidak
asing bagi siswa. Penggunaan tes rumpang dapat membantu siswa dalam
memahami materi pembelajaran dengan mudah karena bisa menimbulkan daya
tarik siswa untuk belajar. Melalui tes rumpang ini, siswa dapat menentukan jawaban
47
atau kata yang tepat untuk mengisi tes rumpang sesuai dengan teks bacaannya. Hal
ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri Sukarni yang menyatakan
bahwa tes cloze atau rumpang dapat membantu mahasiswa non Bahasa Inggris
dalam memahami bacaan dengan mudah karena mereka tertarik untuk belajar
mencari informasi dari teks bacaan. Siswa juga dapat menentukan kata-kata yang
harus diisi setelah mereka mengetahui konteksnya.4
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan tes
rumpang dapat diketahui bahwa, secara keseluruhan skor rata-rata tes rumpang
siswa sebesar 69,82%. Skor tersebut sesuai dengan hasil perhitungan yang sudah
terlampir pada lampiran VIII halaman 94. Hal ini menunjukkan siswa mampu
menjawab soal rumpang tersebut dengan rata-rata mencapai kurang lebih 21 soal
dari total 30 soal yang telah dibuat oleh peneliti. Skor rata-rata tersebut masuk ke
dalam kategori independen/bebas karena skor rata-rata yang diperoleh di atas 60%
(>60%) yang menunjukkan bahwa bahan bacaan dapat dipahami oleh siswa atau
pembaca secara mandiri. Setelah melakukan perhitungan skor tes rumpang
diketahui bahwa siswa yang memperoleh skor di atas 60% dan masuk ke dalam
kategori independen/bebas terdapat 32 orang. Skor di atas 60% menunjukkan
bahwa bahan bacaan materi Jaringan Tumbuhan mudah dipahami secara mandiri
oleh siswa atau pembaca. Sementara itu, terdapat 5 orang siswa yang skor tes
rumpangnya masuk ke dalam kategori instruksional dengan persentase skor yang
diperoleh berkisar antara 41%-60%. Pada kategori frustasi atau tingkat gagal hanya
1 orang siswa karena memperoleh skor persentase tes rumpang kurang dari 40%
yakni hanya mendapatkan skor sebesar 23,33%.
Rata-rata persentase per indikator mendapatkan hasil yang berbeda-beda
yaitu dengan cara jumlah persentase jawaban benar dibagi dengan jumlah soal pada
masing-masing indikator. Indikator pertama mendapatkan rata-rata persentase
sebesar 81,42%. Indikator kedua mendapatkan rata-rata persentase 64,03%.
Sementara indikator ketiga memperoleh rata-rata persentase 34,21%. Masing-
masing indikator memiliki jumlah item tes rumpang yang berbeda sehingga
4
Sri Sukarni, The Use of Cloze Test to Test Reading Comprehension of Non-English
Department Students, Jo-ELT (Journal of English Language Teaching), Vol. 8, No. 1, 2021, h. 80
48
5
Nurul Zakiyatin Nisak, Analisis Kebutuhan Bahan Ajar Biologi untuk Siswa SMA
Ditinjau dari Tingkat Kesulitan Materi, Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi dan Keaktifan Belajar
Siswa, Biological Science and Education Journal, Vol. 1, No. 2, 2021, h. 130
49
jawaban yang lainnya. Pada indikator kedua, kesalahan terbanyak berada pada soal
rumpang nomor 24 yang hanya dijawab benar oleh 8 siswa dan soal rumpang nomor
25 yang dapat dijawab benar hanya 9 siswa saja. Hal ini bisa disebabkan karena
responden terburu-buru dalam menjawab sehingga jawaban yang diberikan tidak
sesuai. Beberapa siswa memberikan jawaban yang tidak tepat pada soal rumpang
nomor 24, diantaranya terdapat jawaban seperti kelopak, biji, dan jawaban lainnya.
Pada soal rumpang nomor 25 banyak siswa yang menjawab dengan jawaban yang
tidak sesuai seperti ada yang menjawab luar, buah bahkan kata penghubung.
Sementara itu, letak kesalahan terbanyak dalam indikator ketiga berada pada soal
rumpang nomor 29 dan nomor 30. Pada nomor tersebut terdapat banyak siswa yang
menjawab tidak tepat karena jawaban yang diberikan tidak sesuai dengan yang
ditujukan oleh peneliti. Hal ini dapat terjadi karena responden kurang menguasai
materi sehingga responden mengalami kesulitan dalam menjawab tes rumpang dan
jawaban yang diberikan menjadi kurang tepat. Selain itu dapat juga disebabkan
karena siswa tidak cermat dalam membaca soal sehingga banyak yang keliru dalam
memilih jawaban yang tepat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Aminah
Salim menunjukkan bahwa teknik cloze test ini efektif untuk meningkatkan
kemampuan membaca pemahaman bagi anak kesulitan belajar yang dilakukan di
kelas IV SDN 05 Bandar Buat Padang.6
Ketepatan responden dalam menjawab tes rumpang memang masih ada
beberapa yang tidak dijawab dengan benar. Sebagian responden menjawab tes
rumpang dengan jawaban yang beragam dan mengisi jawaban dengan kata yang
cocok untuk menyambung kalimat tersebut tetapi jawaban yang diberikan masih
kurang tepat. Responden yang tidak menjawab soal rumpang dengan benar,
kemungkinan disebabkan karena responden sudah menyerah untuk mengisi tes
rumpang dengan jawaban yang tepat sehingga beberapa responden mengisi tes
rumpang dengan jawaban yang sembarang.
6
Aminah Salim, Zulmiyetri, Ardisal, Efektivitas Teknik Cloze untuk Meningkatkan
Kemampuan Membaca Pemahaman bagi Anak Kesulitan Belajar, E-JUPEKhu (Jurnal Ilmiah
Pendidikan Khusus), Vol. 2, No. 3, 2013, h. 175
50
Selain didapatkan dari hasil tes rumpang, peneliti juga mendapatkan hasil
data dari angket yang diberikan kepada responden. Berdasarkan hasil penelitian
tersebut terdapat banyak aspek yang dapat menyebabkan responden mengalami
kesulitan dalam memahami materi Jaringan Tumbuhan. Penulis
mengklasifikasikannya menjadi beberapa aspek diantaranya yaitu aspek minat,
motivasi, bakat serta sarana dan prasarana.
Aspek minat berupa ketertarikan pada pembelajaran jaringan tumbuhan
memperoleh persentase yang dominan pada alternatif jawaban “sering/selalu”.
Minat yang dimiliki siswa sudah baik. Hal ini dikarenakan sebanyak lebih dari 50%
siswa membaca sumber lain selain buku pelajaran untuk memperoleh informasi
lebih terkait materi jaringan tumbuhan. Selain itu, siswa juga merasa lebih mudah
memahami materi ketika mendengar penjelasan dari guru ataupun teman dibanding
dengan membaca buku. Siswa yang memiliki minat tinggi dalam belajar akan
melakukan kegiatan pembelajaran seperti mengerjakan tugas dan lain-lain lebih
cepat dan hasil belajar yang didapat akan sesuai dengan tujuan pencapaiannya.
Namun sebaliknya, jika siswa tidak memiliki minat dalam belajar maka tidak
adanya dorongan untuk melakukan kegiatan pembelajaran sehingga hasil yang
didapat tidak akan sesuai dengan tujuan yang dicapai. Seperti halnya penelitian
yang dilakukan oleh Ni Made Dwi Widyasari menyatakan bahwa persentase faktor
tertinggi yang berpengaruh terhadap kesulitan belajar berasal dari faktor internal
siswa, yaitu faktor intelegensi dengan persentase 54,38% dan faktor minat dengan
persentase 46,98%.7
Anak yang menyenangi pelajaran tertentu dan kurang menyenangi
pelajaran yang lain adalah perilaku anak yang bermula dari sikap mereka karena
minat yang berlainan. Hal ini mempengaruhi kegiatan belajar anak. Biasanya
pelajaran yang disenangi, dipelajari oleh anak dengan senang hati pula. Sebaliknya,
pelajaran yang kurang disenangi jarang dipelajari oleh anak, sehingga tidak heran
7
Ni Made Dwi Widyasari, I Gede Meter, I Gusti Agung Oka Negara, Analisis Kesulitan-
Kesulitan Belajar Matematika Siswa Kelas IV dalam Implementasi Kurikulum 2013 di SD Piloting
Se-Kabupaten Gianyar, e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha, Vol. 3, No. 1, 2015, h.
9
51
bila isi dari pelajaran itu kurang dikuasai oleh anak. 8 Dengan adanya minat, mampu
memperkuat ingatan seseorang terhadap apa yang telah dipelajarinya sehingga
dapat dijadikan sebagai pondasi seseorang dalam proses pembelajaran di kemudian
hari. 9 Belajar dengan minat akan mendorong siswa belajar lebih baik daripada
belajar tanpa minat. Minat ini timbul apabila murid tertarik akan sesuatu karena
sesuai dengan kebutuhannya atau merasa bahwa sesuatu yang akan dipelajari
dirasakan bermakna bagi dirinya. Namun demikian, minat tanpa adanya usaha yang
baik maka belajar juga sulit untuk berhasil. 10
Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran itu
tidak sesuai dengan minat maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya.
Karena tidak ada daya tarik baginya dan siswa akan segan untuk belajar dan juga
tidak akan memperoleh kepuasan dari belajar itu. Jika bahan pelajarannya menarik
bagi siswa, maka siswa akan mempelajarinya dan memperoleh kepuasan dari
pelajaran itu karena minat menambah rasa giat untuk belajar. 11
Aspek motivasi memperoleh hasil frekuensi dominan pada alternatif
jawaban “hampir tidak pernah”. Motivasi yang dimiliki siswa dapaat terlihat dari
hasil data bahwa lebih dari 50% siswa merasa penjelasan buku hampir tidak pernah
cukup untuk memahami materi dan siswa masih butuh berkali-kali untuk membaca
buku Biologi agar dapat memahami materi Jaringan Tumbuhan. Sehingga siswa
pun masih mencari sumber lain untuk menyempurnakan tugas yang dikerjakan. Hal
ini dapat terlihat sebanyak 65,78% yang menyatakan demikian. Sebanyak lebih dari
50% yang menyatakan siswa membaca materi Jaringan Tumbuhan dan mencari
buku referensi lainnya apabila terdapat kesulitan dalam hal memahami. Persentase
sebesar 63,15% menyatakan siswa mempersiapkan materi yang akan dibahas
sebelum materi tersebut diajarkan oleh guru. Meskipun siswa sudah memahami
materi namun tetap mempelajarinya kembali di waktu senggang seperti yang
8
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), h. 114
9
Edy Syahputra, Snowball Throwing Tingkatkan Minat dan Hasil Belajar, (Sukabumi:
Haura Publishing, 2020), h. 12
10
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), h. 33
11
Novita Sariani, Prihantini, Puji Winarti, Indrawati, Jumadi, Ahmad Suradi, Rachmat
Satria, Belajar & Pembelajaran, (Tasikmalaya: Edu Publisher, 2021), h. 75-76
52
dinyatakan oleh 50% siswa. Siswa juga sering membuat catatan jika terdapat
kalimat penting saat membaca buku. Hal ini terlihat dari persentase sebesar 78,94%
yang menyatakan hal demikian.
Siswa yang memiliki motivasi kuat atau tinggi akan giat, bersungguh-
sungguh dan penuh semangat dalam melaksanakan semua kegiatan belajarnya
untuk mencapai tujuan pencapaian yang diharapkan. Namun sebaliknya, siswa yang
memiliki motivasi lemah atau rendah seperti kurangnya hasrat atau keinginan untuk
berhasil dalam belajar serta kurangnya dorongan dalam belajar untuk mencapai
tujuan yang diharapkan. Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam
kegiatan belajar. Perhatian terhadap belajar akan timbul pada siswa apabila bahan
pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Apabila bahan pelajaran itu dirasakan
sebagai sesuatu yang dibutuhkan, diperlukan untuk belajar lebih lanjut, akan
membangkitkan motivasi untuk mempelajarinya. 12
Begitupula dengan yang dikatakan Etik Yuliana Prasetyaningrum dalam
penelitiannya bahwa motivasi sangat berperan dalam mengembangkan potensi-
potensi dalam diri seseorang. Seseorang yang memiliki motivasi tinggi akan
cenderung menekuni suatu pekerjaan hingga mencapai hasil yang memuaskan.
Dalam implementasinya di pembelajaran, motivasi berguna sebagai dorongan yang
membangun semangat belajar siswa. Oleh karena itu, akan terdapat perbedaan yang
nyata dari hasil belajar antara siswa yang memiliki motivasi tinggi dengan siswa
yang memiliki motivasi belajar rendah.13
Aspek bakat terdiri dari pemahaman terhadap materi Jaringan Tumbuhan
dan kemampuan menyelesaikan tugas ataupun PR diperoleh hasil frekuensi
jawaban dominan yang terdapat pada alternatif jawaban “sering/selalu”.
Berdasarkan hasil angket tersebut, diketahui bahwa sebanyak 33 dari 38 siswa atau
sekitar 86,83% menunjukkan bahwa siswa memahami pengertian dari jaringan
tumbuhan dan lebih dari 50% pula yang menyatakan siswa jarang merasa lambat
12
Tuti Supatminingsih, Muhammad Hasan, Sudirman, Belajar dan Pembelajaran,
(Bandung: Media Sains Indonesia, 2020), h. 38
13
Etik Yuliana Prasetyaningrum, Pengaruh Motivasi Belajar dan Kemampuan Berpikir
Logis terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa SDN Kletekan Kabupaten Ngawi,
Linguista, Vol. 2, No. 2, 2018, h. 92-93
53
lebih giat lagi dalam belajar.14 Hal ini sejalan dengan yang dikatakan oleh Salwa,
Ruslana dan Wiwit dalam penelitiannya bahwa seorang siswa yang memiliki
tingkat keterbakatan yang tinggi akan lebih mampu dalam memahami suatu
informasi atau ilmu dan pengetahuan serta kemampuan yang berhubungan dengan
persoalan dalam aspek tersebut daripada dengan siswa lain. 15
Aspek sarana dan prasarana diketahui bahwa hampir seluruh responden
yakni sebanyak 34 siswa menyatakan bahwa mereka akan mudah memahami materi
jaringan tumbuhan apabila terdapat sarana dan prasarana yang mendukung
pembelajaran. Sarana dan prasarana pada materi Jaringan Tumbuhan jarang tidak
memadai. Hal ini dinyatakan oleh 24 dari 38 responden dan dapat diartikan lebih
dari 50% siswa merasa sarana prasarana pada materi jaringan tumbuhan sudah
memadai. Sarana dan prasarana dapat berupa buku-buku, alat tulis maupun alat dan
bahan praktikum. Kesulitan dalam memiliki alat-alat pelajaran dapat memicu
menurunnya keberhasilan belajar siswa. Oleh karena itu, sarana dan prasarana yang
memadai dapat membantu siswa untuk berhasil dalam proses belajarnya. Sehingga
alat-alat pelajaran tersebut dapat menunjang atau membantu proses siswa dalam
memahami materi.
Penelitian yang dilakukan Erika dan Evi pada aspek sarana dan prasarana
mendapatkan persentase sebesar 58,75%. Sarana dan prasarana dapat berupa buku-
buku pelajaran, alat praktikum, alat tulis menulis, ruangan kelas, laboratorium, dan
sebagainya. Kesulitan untuk mendapatkan atau memiliki alat-alat pelajaran secara
langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi keberhasilan dalam belajar
siswa. Siswa akan cenderung berhasil apabila dibantu oleh alat-alat pelajaran yang
memadai dan sarana yang baik. Alat pelajaran tersebut akan menunjang proses
pemahaman siswa. Misalnya, untuk menjelaskan konsep kimia yang bersifat
14
Novita Sariani, Prihantini, Puji Winarti, Indrawati, Jumadi, Ahmad Suradi, Rachmat
Satria, Belajar & Pembelajaran, (Tasikmalaya: Edu Publisher, 2021), h. 75
15
Salwa Afniola, Ruslana, Wiwit Artika, Intelegensi dan Bakat pada Prestasi Siswa, Jurnal
al-Din, 2020, h. 7
55
abstrak dan bersifat mikroskopik diperlukan adanya alat peraga dan ketersediaan
laboratorium yang layak.16
Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar peserta didik, karena
alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai pula oleh peserta
didik untuk menerima bahan yang diajarkan itu. Alat pelajaran yang lengkap dan
tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada
peserta didik. Jika peserta didik mudah menerima pelajaran dan menguasainya,
maka belajarnya akan menjadi lebih giat dan maju. 17
16
Erika Ristiyani dan Evi Sapinatul Bahriah, Analisis Kesulitan Belajar Kimia Siswa di
SMAN X Kota Tangerang Selatan, Jurnal Penelitian dan Pembelajaran IPA, Vol. 2, No.1, 2016, h.
26
17
Tuti Supatminingsih, Muhammad Hasan, Sudirman, Belajar dan Pembelajaran,
(Bandung: Media Sains Indonesia, 2020), h. 123
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa secara
kesuluruhan tingkat pemahaman siswa tentang materi Jaringan Tumbuhan
menunjukkan rendahnya frekuensi kesalahan pada hasil tes rumpang yang
dikerjakan oleh siswa dengan mendapatkan skor rata-rata tes rumpang sebesar
69,82% artinya mereka mampu menjawab soal rumpang tersebut dengan rata-
rata mencapai kurang lebih 21 soal dari total 30 soal yang dibuat oleh peneliti.
Skor tersebut masuk ke dalam kategori independen yang menunjukkan bahwa
bahan bacaan tersebut mudah dipahami secara mandiri oleh pembaca atau
siswa.
Berdasarkan hasil angket yang telah didapat, aspek minat yang dimiliki
siswa sudah baik karena >50% siswa membaca sumber lain selain buku
pelajaran dan lebih mudah memahami materi saat mendengar penjelasan dari
guru ataupun teman. Secara umum aspek motivasi yang dimiliki siswa
menunjukkan hasil dominan pada alternatif jawaban “hampir tidak pernah”.
Perhatian dan usaha untuk mempelajari materi Jaringan Tumbuhan dapat dilihat
bahwa siswa masih butuh berulang kali untuk membaca buku agar dapat
memahami materi. Aspek bakat menunjukkan hasil frekuensi dominan pada
alternatif jawaban “sering/selalu”. Secara keseluruhan lebih dari 50% siswa
jarang merasa lambat dalam memahami materi Jaringan Tumbuhan. Namun,
lebih sering merasa kesulitan dalam hal mengingat nama-nama ilmiah Biologi.
Sementara itu, lebih dari 50% siswa menyatakan aspek sarana dan prasarana
pada materi Jaringan Tumbuhan sudah memadai.
B. Saran
56
57
Afniola, Salwa., Ruslana, dan Wiwit Artika. Intelegensi dan Bakat pada Prestasi
Siswa. Jurnal al-Din. 2020
Ajideh, Parviz. An Investigation of the Learning Strategies as Bias Factorsin
Second Language Cloze Tests. Advances in Language and Literary
Studies. Vol. 8 No. 2. 2017
Ajideh, Parviz dan Sorayya Mozaffarzadeh. C-test vs. Multiple-choice Cloze Test
as Tests of Reading Comprehension in Iranian EFL Context: Learners'
Perspective. English Language Teaching. 2012
Arifin, Syamsul dan Adi Kusrianto. Sukses Menulis Buku Ajar & Referensi. Jakarta:
Grasindo. 2009
Basleman, Anisah dan Syamsu Mappa. Teori Belajar Orang Dewasa. Bandung:
Remaja Rosdakarya. 2011
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta. 2010
Duludu, Ummyssalam A.T. A. Buku Ajar Kurikulum Bahan dan Media
Pembelajaran PLS. Yogyakarta: Deepublish. 2017
Ekowati, Sri Harini., Anastasia Pudjitriherwanti., Wahyu Tri Widyastuti. Evaluasi
Keterampilan Berbahasa Prancis. (Sumatra Barat: Insan Cendekia
Mandiri. 2021
Elfachmi, Amin Kuneifi. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Penerbit Erlangga. 2016
Fatoba, Joseph Oba. Readability Of Biology Textbooks and Students’ Academic
Performance in Senior Secondary Schools in Ekiti State Nigeria.
European Journal of Research and Reflection in Educational Sciences.
Vol. 3 No. 3. 2015
Febrianto, Rohmat dan Flora Puspitaningsih. Pengembangan Buku Ajar Evaluasi
Pembelajaran. Education Journal: Journal Education Research and
Development. Vol. 4 No.1. 2020
Gainau, Maryam B. Pengantar Metode Penelitian. Yogyakarta: Kanisius. 2016
Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. 2001
58
59
Subini, Nini. Mengatasi Kesulitan Belajar pada Anak. Yogyakarta: Javalitera. 2011
Subana. Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: Pustaka Setia. 2001
Sudaryono. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Kencana. 2016
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Remaja
Rosdakarya. 2014
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Bandung: Alfabeta. 2017
Sukarni, Sri. The Use of Cloze Test to Test Reading Comprehension of Non-
English Department Students. Jo-ELT (Journal of English Language
Teaching). Vol. 8 No. 1. 2021
Sukerni, Putu. Pengembangan Buku Ajar Pendidikan IPA Kelas IV Semester I SD
No. 4 Kaliuntu dengan Model Dick and Carey. Jurnal Pendidikan
Indonesia. Vol. 3 No.1. 2014
Supatminingsih, Tuti., Muhammad Hasan dan Sudirman. Belajar dan
Pembelajaran. Bandung: Media Sains Indonesia. 2020
Susanto, Ahmad. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Prenadamedia Group. 2013
Syahputra, Edy. Snowball Throwing Tingkatkan Minat dan Hasil Belajar.
Sukabumi: Haura Publishing. 2020
Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja
Rosdakarya. 2014
Tim Islam Online. Seni Belajar Strategi Menggapai Kesuksesan Anak. Jakarta:
Khalifa. 2006
Turnip, Noni Dynawati Hasruddin., Sirait, Riama dan Mariaty Sipayung, Analisis
Pemahaman Konsep Siswa Materi Archaebacteria dan Eubacteria,
Jurnal Pelita Pendidikan, Vol. 6, No. 4, 2017/2018
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional
Utama, An Nuur Budi. Cara Praktis Menulis Buku. Yogyakarta: Deepublish. 2014
Widyasari, Ni Made Dwi., I Gede Meter, dan I Gusti Agung Oka Negara. Analisis
Kesulitan-Kesulitan Belajar Matematika Siswa Kelas IV dalam
62
LAMPIRAN-LAMPIRAN
64
Lampiran I
KISI-KISI INSTRUMEN TES RUMPANG
Capaian Tes rumpang Hasil Validasi
dan Saran User (guru)
pembelajaran
Menjelaskan Jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai asal,
1. ciri-ciri struktur dan fungsi yang sama. Jaringan pada tumbuhan
2. fungsi jaringan dikelompokkan menjadi 2 macam yaitu jaringan (1) meristem
meristematis dan dan jaringan permanen. Pengelompokkan ini didasari pada
jaringan permanen aktivitas pembelahan (2) sel di masa pertumbuhan dan
3. mengaitkan perkembangan. Pada jaringan meristem sel-selnya aktif
struktur dan fungsi membelah diri secara (3) mitosis, sehingga mengandung
jaringan pada banyak protoplasma dengan satu atau dua inti sel yang besar,
tumbuhan dan (4) vakuola sel yang sangat kecil atau tidak ada sama sekali.
Sedangkan jaringan (5) permanen tidak melakukan aktivitas
perbanyakan diri, ukuran sel yang relatif lebih (6) besar, serta
vakuola yang besar dengan sedikit plasma sel.
Berdasarkan posisinya dalam tubuh tumbuhan,
meristem dibedakan menjadi 3 yaitu meristem (7) apikal,
meristem interkalar, dan meristem lateral. Meristem apikal
terletak di ujung (8) akar dan batang yang berfungsi untuk
proses pemanjangan. Meristem interkalar terdapat di antara (9)
jaringan dewasa yang sudah berdiferensiasi untuk pemanjangan
ruas batang. Sedangkan meristem (10) lateral terletak sejajar
permukaan batang atau akar untuk pertumbuhan sekunder
dalam (11) pembesaran/pertumbuhan ke arah samping.
Jaringan permanen pada tumbuhan terbagi atas lima
macam yaitu jaringan (12) epidermis, parenkim, penyokong,
pengangkut dan sekretori. Jaringan epidermis tersusun dari
lapisan sel-sel yang berfungsi (13) melindungi bagian dalam
tumbuhan. Jaringan parenkim terbentuk dari sel hidup yang
bervariasi struktur untuk (14) menyimpan cadangan makanan.
65
Lampiran II
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Biologi dan siswa maka dapat dibuat kisi-kisi instrumen angket sebagai berikut:
Angket di bawah ini sudah direvisi berdasarkan saran dari ahli ketiga yaitu guru biologi kelas XI
mempelajari materi
jaringan tumbuhan.
19. Saya tidak bertanya kepada
teman ataupun guru dan
memilih diam jika 17 √
menemukan kesulitan pada
saat mengerjakan soal
jaringan tumbuhan.
-Kemampuan 20. Saya merasa tidak mampu 19 √
menyelesaikan dalam menyelesaikan soal yang
tugas ataupun PR berkaitan dengan materi
jaringan tumbuhan.
21. Saya mengerjakan sendiri
tugas dan PR dari guru
yang berkaitan dengan 20 √
materi jaringan tumbuhan
untuk melatih kemampuan
saya.
74
Lampiran III
LEMBAR PEDOMAN WAWANCARA GURU
Lampiran IV
LEMBAR PEDOMAN WAWANCARA SISWA
Lampiran V
HASIL VALIDASI DOSEN AHLI 1
A. Petunjuk Pengisian
1. Berikan tanda ceklis (√) pada kolom skor sesuai dengan penilaian Anda
terhadap kualitas instrumen.
5 = Sangat Baik
4 = Baik
3 = Cukup
2 = Tidak Baik
1 = Sangat Tidak Baik
3. Komentar dan saran dari bapak/Ibu mohon dituliskan pada kolom yang telah
disediakan.
B. Keterangan
Aspek yang divalidasi pada lembar validasi instrumen ini berlaku untuk
instrumen dalam bentuk word dan google form.
Link Google Form Tes Rumpang (https://forms.gle/Bmg4eNAujBxQ4r1h7)
Link Google Form Angket (https://forms.gle/RJPab6XKf2mFVvVG9)
78
Atas ketersediaan bapak / ibu dalam mengisi lembar validasi, saya ucapkan terima
kasih.
C. Aspek Penilaian
No. Aspek yang Divalidasi Penilaian
1 2 3 4 5
1. Kesesuaian butir soal dengan isi materi. v
2. Indikator yang disusun sesuai dengan kompetensi v
dasar (KD).
3. Paragraf yang dibuat sesuai dengan indikator. v
4. Kesesuaian butir soal dengan materi yang v
digunakan.
5. Kesesuaian urutan penyajian soal. v
6. Kemutakhiran paragraf tes rumpang yang v
disajikan.
7. Petunjuk untuk mengerjakan tes rumpang v
dinyatakan dengan jelas.
8. Kemungkinan soal dapat terselesaikan. v
9. Kalimat pada soal mudah dipahami. v
10. Ketepatan tata bahasa dan ejaan. v
11. Tampilan format tes rumpang online dalam v
Google Form.
12. Penggunaan sistem mudah diakses kapanpun dan v
dimanapun.
13. Soal yang tertera dapat dibaca dengan jelas. v
2. Penyajian pada google form diperbaiki lebih sederhana. Uraian peneliti dan
instruksi jangan disatukan, lebih baik instruksi didekatkan pada bulir
pertanyaan. Penyajian soal juga lebih ditata sehingga tidak terlalu terkesan
sangat banyak, bisa menggunakan break section di perubahan paragraf.
3. Pemotongan paragraf, lebih baik diutamakan tidak hanya kata sambung tetapi
konsep atau kata yang lebih bermakna definisi sehingga dapat memaksimalkan
79
E. Kesimpulan
A. Petunjuk Pengisian
1. Berikan tanda ceklis (√) pada kolom skor sesuai dengan penilaian Bapak/Ibu.
5 = Sangat Baik
4 = Baik
3 = Cukup
2 = Tidak Baik
1 = Sangat Tidak Baik
3. Komentar dan saran dari Bapak/Ibu mohon dituliskan pada kolom yang telah
disediakan.
B. Keterangan
Aspek yang divalidasi pada lembar validasi instrumen ini berlaku untuk instrumen dalam
bentuk word dan google form.
Atas ketersediaan bapak / ibu dalam mengisi lembar validasi, saya ucapkan terima kasih.
C. Aspek Penilaian
No Aspek yang Divalidasi Penilaian
1 2 3 4 5
1. Petunjuk penggunaan angket dinyatakan dengan v
jelas.
2. Pernyataan menggunakan bahasa yang baik dan v
benar.
3. Kalimat pernyataan mudah dipahami dan tidak v
bermakna ganda.
4. Kesesuaian pernyataan dengan indikator. v
5. Kesesuaian rubrik penilaian dengan pernyataan v
angket yang telah dibuat.
81
6.
Pernyataan yang diajukan dapat mengungkapkan v
kesulitan siswa dalam memahami materi buku ajar
biologi.
7. Kelengkapan butir pernyataan pada angket untuk v
mendapatkan data yang sesuai dengan indikator
penelitian.
8. Kejelasan penggunaan huruf dan angka. v
9. Tampilan format angket online dalam Google v
Form.
10. Penggunaan sistem mudah diakses kapanpun dan v
dimanapun.
2. Tampilan di Google Form lebih baik dilengkapi dengan section break supaya
terpisah antara pengantar dan badan angket
E. Kesimpulan
A. Petunjuk Pengisian
1. Berikan tanda ceklis (√) pada kolom skor sesuai dengan penilaian Bapak/Ibu.
5 = Sangat Baik
4 = Baik
3 = Cukup
2 = Tidak Baik
1 = Sangat Tidak Baik
3. Komentar dan saran dari Bapak/Ibu mohon dituliskan pada kolom yang telah
disediakan.
Atas ketersediaan bapak / ibu dalam mengisi lembar validasi, saya ucapkan terima kasih.
B. Aspek Penilaian
D. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penilaian butir validasi, maka instrumen penelitian ini
LAYAK/TIDAK LAYAK untuk digunakan dalam penelitian, dengan catatan sebagai
berikut:
Perbaikan pada redaksi dan pertanyaan yang menjaring informasi lebih dalam
Lampiran VI
HASIL VALIDASI DOSEN AHLI 2
Judul : Analisis Kesulitan Siswa dalam Memahami Materi Buku Ajar Kelas
XI di SMAN 6 Tangerang Selatan
Atas ketersediaan bapak/ibu dalam mengisi lembar validasi, saya ucapkan terima kasih
85
C. Aspek Penilaian
No. Aspek yang Divalidasi Penilaian
1 2 3 4 5
1. Kesesuaian butir soal dengan isi materi. √
2. Indikator yang disusun sesuai dengan kompetensi √
dasar (KD).
3. Paragraf yang dibuat sesuai dengan indikator. √
4. Kesesuaian butir soal dengan materi yang √
digunakan.
5. Kesesuaian urutan penyajian soal. √
6. Kemutakhiran paragraf tes rumpang yang √
disajikan.
7. Petunjuk untuk mengerjakan tes rumpang √
dinyatakan dengan jelas.
8. Kemungkinan soal dapat terselesaikan. √
9. Kalimat pada soal mudah dipahami. √
10. Ketepatan tata bahasa dan ejaan. √
11. Tampilan format tes rumpang online dalam √
Google Form.
12. Penggunaan sistem mudah diakses kapanpun dan √
dimanapun.
13. Soal yang tertera dapat dibaca dengan jelas. √
E. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penilaian butir validasi, maka instrumen penelitian ini
LAYAK/TIDAK LAYAK untuk digunakan dalam penelitian, dengan catatan sebagai
berikut:
Soal LAYAK untuk digunakan dalam penelitian tetapi dengan catatan.
Soal sangat sesuai dengan materi jaringan tumbuhan tetapi bermasalah di
penyajiannya. Pemilihan pertanyaan/soal dipilih yang lebih tepat dan benar (mengarah
ke jawaban istilah biologinya bukan hanya kata penghubung). Jadi instrumen soal
harus diperbaiki.
Judul Penelitian : Analisis Kesulitan Siswa dalam Memahami Materi Buku Ajar
Kelas XI di SMAN 6 Tangerang Selatan
A. Petunjuk Pengisian
1. Berikan tanda ceklis (√) pada kolom skor sesuai dengan penilaian Bapak/Ibu.
2. Penilaian diberikan keterangan skor sebagai berikut:
5 = Sangat Baik
4 = Baik
3 = Cukup
2 = Tidak Baik
1 = Sangat Tidak Baik
3. Komentar dan saran dari Bapak/Ibu mohon dituliskan pada kolom yang telah
disediakan.
B. Keterangan
Aspek yang divalidasi pada lembar validasi instrumen ini berlaku untuk instrumen
dalam bentuk word dan google form.
Atas ketersediaan bapak/ibu dalam mengisi lembar validasi, saya ucapkan terima kasih.
88
C. Aspek Penilaian
E. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penilaian butir validasi, maka instrumen penelitian ini
LAYAK/TIDAK LAYAK untuk digunakan dalam penelitian, dengan catatan sebagai
berikut:
LAYAK digunakan dalam penelitian dengan catatan
Angket harus dilengkapi dengan butir pertanyaan yang memenuhi komponen kognisi.
A. Petunjuk Pengisian
a. Berikan tanda ceklis (√) pada kolom skor sesuai dengan penilaian Bapak/Ibu.
b. Penilaian diberikan keterangan skor sebagai berikut:
5 = Sangat Baik
4 = Baik
3 = Cukup
2 = Tidak Baik
1 = Sangat Tidak Baik
c. Komentar dan saran dari Bapak/Ibu mohon dituliskan pada kolom yang telah
disediakan.
Atas ketersediaan bapak/ibu dalam mengisi lembar validasi, saya ucapkan terima kasih.
91
B. Aspek Penilaian
No. Aspek yang Divalidasi Penilaian
1 2 3 4 5
1. Format pedoman wawancara sudah sesuai. √
2. Kalimat yang digunakan mudah dipahami dan √
tidak menimbulkan makna ganda.
3. Pertanyaan wawancara mampu menggali √
jawaban mengenai kesulitan siswa dalam
memahami materi.
4. Batasan pertanyaan wawancara sudah sesuai √
dengan penelitian.
5. Maksud dari pertanyaan dirumuskan dengan √
singkat dan jelas.
6. Kejelasan huruf √
D. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penilaian butir validasi, maka instrumen penelitian ini LAYAK/TIDAK
LAYAK untuk digunakan dalam penelitian, dengan catatan sebagai berikut:
LAYAK digunakan dalam penelitian
Lampiran VII
HASIL DATA TES RUMPANG
Nomor Soal Tes Rumpang
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
R1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0
R2 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0
R3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0
R4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0
R5 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0
R6 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0
R7 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0
R8 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0
R9 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0
R10 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0
R11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0
R12 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0
R13 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0
R14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1
R15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0
R16 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
R17 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0
R18 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0
R19 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1
93
R20 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
R21 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0
R22 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0
R23 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0
R24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0
R25 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
R26 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0
R27 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1
R28 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0
R29 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0
R30 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0
R31 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0
R32 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0
R33 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0
R34 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0
R35 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0
R36 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0
R37 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0
R38 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0
Jumlah
Siswa yang
Menjawab
Benar 38 30 33 22 37 31 37 35 23 36 6 37 36 33 21 37 34 36 37 29 33 13 29 8 9 25 33 15 1 3
94
Lampiran VIII
SKOR HASIL PERHITUNGAN TES RUMPANG
Lampiran IX
HASIL PERHITUNGAN RATA-RATA PER INDIKATOR
(TES RUMPANG)
1384,11
= = 81,42 %
17
576,27
= = 64,03 %
9
136,83
= = 34,21 %
4
97
Lampiran X
DATA ANGKET SISWA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
R1 2 2 3 2 2 4 3 1 2 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2
R2 4 4 4 4 3 4 4 1 2 1 3 3 2 3 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 2
R3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 4 2 3 4 3 3 2 4 3
R4 3 3 3 4 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 4 3 3 3 4 3 2 3 3
R5 3 3 3 3 2 3 3 2 1 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2
R6 3 3 4 3 2 3 4 2 2 2 2 1 3 4 4 2 4 1 3 3 4 4 3 3 3
R7 3 2 3 3 2 3 4 2 2 2 2 2 2 4 3 2 4 2 3 2 3 3 2 3 3
R8 3 2 2 1 2 3 3 2 3 2 2 2 1 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2
R9 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 4 2 3 2 3 2 2 3 3
R10 3 3 3 3 3 3 4 2 3 2 3 2 2 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3
R11 4 3 4 3 3 3 4 3 1 3 2 1 2 4 4 3 4 3 3 2 3 4 2 3 4
98
R12 2 4 4 3 3 4 4 2 4 3 1 1 2 3 4 3 4 2 4 3 4 1 2 3 4
R13 4 2 4 4 3 4 4 4 2 2 2 2 1 4 4 2 2 2 2 4 1 2 2 4 4
R14 3 3 3 3 3 4 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 4 2 3 3 4 3 2 3 3
R15 3 3 3 3 2 3 4 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3
R16 3 3 3 3 3 1 4 2 1 2 2 2 1 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 2
R17 3 3 2 2 3 4 4 3 1 2 2 2 2 2 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3
R18 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3
R19 3 2 2 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3
R20 2 3 4 3 1 4 4 3 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 4 4 3 3 4 3
R21 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4
R22 2 2 2 4 2 3 3 2 2 1 1 2 1 4 3 3 4 1 1 3 4 4 2 3 3
R23 3 2 4 3 3 3 3 2 2 1 1 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2
R24 3 3 4 3 2 4 4 1 1 1 1 3 1 4 3 3 4 2 2 1 4 3 2 3 4
R25 4 3 4 3 3 3 4 4 1 4 1 4 2 4 3 3 2 4 3 4 3 4 1 4 3
99
R26 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3
R27 4 2 3 3 4 3 4 3 1 2 3 3 1 3 4 3 3 3 4 3 4 2 3 4 4
R28 3 2 2 3 3 3 4 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3
R29 3 3 3 3 2 4 3 2 2 3 2 2 2 4 4 2 3 2 2 3 2 4 3 4 3
R30 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 1 3 1 2 3 2 3 2 2 3 3 4 2 2 3
R31 3 2 3 1 3 3 3 2 1 2 1 2 1 4 3 3 2 2 3 3 3 2 1 3 3
R32 2 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3
R33 4 4 4 3 4 4 4 2 2 2 3 4 2 3 4 2 3 1 4 4 4 4 4 3 4
R34 3 3 3 4 3 4 4 1 2 1 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3
R35 3 3 3 1 1 3 2 3 1 1 1 2 1 1 4 2 1 1 2 4 4 3 1 4 3
R36 3 3 4 2 2 3 3 2 1 2 2 2 2 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3
R37 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2
R38 3 3 3 2 4 3 1 3 2 2 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3
100
Lampiran XI
HASIL WAWANCARA GURU
Jawaban : Saya kadang kecewa dengan anak-anak ketika saya masuk, siswa
sibuk dengan tugas berikutnya dan tugasnya bersifat kerja kolektif artinya jika
sudah ada satu orang yang mengerjakan maka jawabannya akan di share
sehingga mereka tidak perlu buku. Cara mengantisipasinya mungkin tugas
yang saya berikan sifatnya bukan dalam bentuk LKS yang hanya isian saja
tetapi yang harus berpikir ke tingkat pemahaman yang tinggi lagi seperti
menjelaskan mengapa dan hubungkan atau tingkatnya analisis karena setiap
orang punya analisis yang berbeda-beda dan saya mempunyai patokan buku
sebagai literaturnya. Sedangkan kalau hanya isian, siswa cenderung menjiplak
atau menyontek. Namun cara ini untuk kedepannya ya dan belum saya
lakukan.
7. Apakah ibu/bapak guru memerintahkan siswa untuk membaca sebelum
pembelajaran dimulai? Pada saat kapan saja?
Jawaban : Sering. Setiap saya (Ibu Tika) menyelesaikan materi di bab terakhir
dan pertemuan berikutnya pindah ke bab atau konsep baru, saya selalu
menyarankan siswa untuk membaca dahulu dan kemudian di garis bawahi dan
jika nanti pada saat penjelasan ada yang ingin ditanyakan silahkan ditanyakan.
Tetapi yang mendengarkan tidak semuanya, ada beberapa saja karena ini
tergantung interest nya. Ketika saya pancing dengan pertanyaan dan masih
belum bisa menjawab maka saya perintahkan untuk membaca lagi selama lima
menit.
8. Apakah ibu/bapak guru selalu memberikan tugas kepada siswa?
Jawaban : Iya. Biasanya saya memberi tugas dalam bentuk soal ataupun kasus.
9. Bagaimana respon siswa dan kecepatan siswa dalam menuntaskan tugas
yang diberikan guru?
Jawaban : Kalau saya perhatikan, ketika saya memberi tugas, siswa tidak
mengerjakan secara mandiri tetapi bekerja sama dengan siswa yang lain dan
saling mengandalkan siswa yang mampu. Namun ketika ada tes lisan terdapat
104
beberapa yang tidak mampu menjawab dan itu ketahuan bahwa siswa tersebut
mengerjakan tugasnya dengan menyontek.
10. Apakah pada materi jaringan tumbuhan siswa mengalami kesulitan dalam
memahaminya?
Jawaban : Kalau jaringan tumbuhan ya lumayan karena di materi tersebut ada
praktikum atau pengamatan yang bisa membandingkan atau mendeskripsikan.
Selain itu keterbatasan alat karena ketika pengamatan jaringan, alat yang
digunakan tidak banyak dan tidak canggih sehingga pengamatannya tidak
secara detail untuk bagian-bagian organelnya. Jaringan tumbuhan menurut
saya kecenderungan hasil pengamatan dari objek yang sudah ada dari buku
bukan hasil pengamatan sendiri. Kalau misalkan siswa bisa menjawab
pertanyaan tentunya berdasarkan text book bukan berasal dari hasil
pengamatan.
105
Lampiran XII
HASIL WAWANCARA SISWA
3. Apakah terdapat materi yang dianggap sulit? Jika ada, materi apa sajakah?
No. Nama Responden Respon/Tanggapan
4. Mengapa demikian?
No. Nama Responden Respon/Tanggapan
2. Siswa B Ya
6. Mengapa demikian?
No. Nama Responden Respon/Tanggapan
8. Siswa H Iya
10. Apakah di rumah Anda mempelajari kembali materi yang sudah diajarkan?
No. Nama Responden Respon/Tanggapan
8. Siswa H Iya
9. Siswa I Iya
11. Bagaimana pendapat Anda tentang penjelasan guru saat mengajar materi
biologi terutama Jaringan Tumbuhan?
No. Nama Responden Respon/Tanggapan
8. Siswa H Iya
14. Apakah buku yang Anda gunakan dapat membantu Anda dalam memahami
Biologi terutama pada materi Jaringan Tumbuhan?
No. Nama Responden Respon/Tanggapan
2. Siswa B Tidak
9. Siswa I Iya
123
15. Apa solusi yang anda harapkan jika mengalami kesulitan dalam memahami
materi biologi khususnya jaringan tumbuhan?
No. Nama Responden Respon/Tanggapan
Lampiran XIII
FOTO DOKUMENTASI
127
Lampiran XIV
Lampiran XV
LEMBAR UJI REFERESI
Paraf
No Referensi Pembimbing Pembimbing
I II
BAB I
1. Amin Kuneifi Elfachmi, Pengantar Pendidikan,
(Jakarta: Penerbit Erlangga, 2016), h. 13
2. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan
Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2014), h.32
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
4. Muhibbin Syah, op.cit., h. 87
BAB II
1. Ummyssalam A.T. A Duludu, Buku Ajar Kurikulum
Bahan dan Media Pembelajaran PLS, (Yogyakarta:
Deepublish, 2017), h.24-25
2. Kurniawan, Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Bermuatan Multikultural pada Sekolah Dasar (Telaah
Buku PAI Kelas 5 dan 6 Kurikulum 2013 Penerbit
Erlangga), Edukasia Multikultura Vol. 2,
Edisi 1, 2020, h.29
3 Ibid, h.29
BAB III
1. Ajat Rukajat, Pendekatan Penelitian Kuantitatif:
Quantitative Research Approach, (Yogyakarta:
Deepublish, 2018), h. 1
2. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2017), h. 117
3. Ibid., h. 118
4. Ibid., h. 124
5. Ibid., h. 177
6. Ibid., h. 308