Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
NIM: 11150161000024
i
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu
Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
Di bawah bimbingan:
Pembimbing I Pembimbing II
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQASAH
iii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis integrasi sains dan Al-
Qur’an pada pembelajaran biologi di Madrasah Aliyah Kota Tangerang Selatan. Jenis
penelitian ini berupa penelitian analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang
menggunakan metode survei. Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh Madrasah
Aliyah Negeri dan Swasta di Kota Tangerang Selatan. Sampel pada penelitian ini
adalah 6 orang guru biologi dan 172 orang siswa jurusan IPA kelas X, XI, dan XII di
6 Madrasah Aliyah Kota Tangerang Selatan yang dipilih berdasarkan kesediaan
Kepala Sekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa integrasi sains dan Al-Qur’an
yang dilakukan siswa pada pembelajaran biologi menunjukkan kategori baik dengan
persentase sebanyak 62,53%. Adapun penerapan integrasi sains dan Al-Qur’an pada
pembelajaran biologi oleh guru secara mendalam terdapat di 4 Madrasah Aliyah,
sedangkan 1 Madrasah Aliyah menerapkan integrasi sains dan Al-Qur’an tidak terlalu
mendalam dan 1 Madrasah Aliyah lainnya tidak menerapkan integrasi sains dan Al-
Qur’an.
iv
ABSTRACT
v
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah, Tuhan semesta alam yang telah memberikan
rahmat, taufik, karunia, hidayah serta inayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Integrasi Sains dan Al-Qur’an pada
Pembelajaran Biologi di Madrasah Aliyah Kota Tangerang Selatan”. Skripsi ini
disusun sebagai syarat akademis dalam mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd).
Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, oleh karena itu
pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A., Rektor Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Sururin, M.Ag., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Dr. Yanti Herlanti, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Biologi
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakartadan dosen pembimbing I yang telah membimbing dan
mengarahkan penulis selama proses penyusunan skripsi.
4. Ibu Eva Fadilah, M.Pd., Dosen Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan arahan kepada penulis selama penulisan skripsi ini.
5. Dosen Program Studi Pendidikan Biologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah mengarahkan dan mengajarkan ilmu pengetahuan kepada penulis.
6. Guru Biologi serta para siswa di MA Insan Cendekia, MA Jamiyyah
Islamiyyah, MA Madinatunnajah, MA Khazanah Kebajikan, MA Daarul
Hikmah, dan MAN 1 Tangerang Selatan yang bersedia membantu penulis
untuk melakukan penelitian ini.
7. Ayahanda dan Ibunda tercinta yaitu Bapak Masruri dan Ibu Mamba’u Usulul
Khikmah, kakek dan nenek yaitu KH. Ahmad Mansur dan Hj. Yatini, serta
vi
adik Asna Zahroul Ma’rifah dan adik Najwa A’yunal ‘Ulya yang telah
menjadi inspirasi penulis untuk tetap semangat melanjutkan pendidikan serta
memberi dukungan terbesar baik moril maupun materil dalam menimba ilmu
di perantauan.
8. Sahabat-sahabat tercinta yaitu Rohaniyah, Ledia Septiana, Voni Rahma
Apriliana, Aliyatus Sholeha, Rizka Masruroh, dan Sahabat-sahabat Cisstory
yaitu Elah Nurlaelah, Nur Fairuz fatin, Aisyah Mutiara, Nindita Ardelia, Indri
Andriyatno, Eka Juliana, Aula Hani Maesaroh, Mutiara el –Zahrah, dan Tyka
Irnawati yang selalu memberikan dukungan dan arahan dalam situasi dan
kondisi apapun.
9. Teman-teman seperjuangan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya
Jurusan Pendidikan Biologi angkatan 2015 yang telah membersamai dalam
mengukir cerita perjuangan selama di bangku perkuliahan.
10. Teman-teman seperantauan di HIKMAT JABODETABEK, Pesantren Daar
El-Hikam, Pesantren Nurul Hikmah, Rumah Tahfidz Alif, serta para guru dan
murid di Rumah Tahfidz Rahimah yang menjadi alasan penulis tetap
semangat menimba ilmu di perantauan.
11. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penelitian ini yang tidak dapat
disebut satu persatu.
Semoga Allah SWT memberi balasan yang mulia kepada semua pihak atas bantuan
yang diberikan kepada penulis.
Penulis
Abda ‘Ilma Rodiana
vii
DAFTAR ISI
viii
4. Pembelajaran Biologi ............................................................................................... 19
3. Perbandingan Tingkat Integrasi Sains dan Al-Qur’an pada Pembelajaran Biologi ... 61
B. Pembahasan ..................................................................................................... 63
ix
5. Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran ............................................................... 71
B. Saran ................................................................................................................. 76
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Maidiantius Tanyid, Etika dalam Pendidikan: Kajian Etis tentang Krisis Moral Berdampak
pada Pendidikan, Jurnal Jaffray, Vol. 12 No. 2, 2014, h. 240.
2
H. E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2014), hlm. 19.
1
2
bersifat positif.3 Kecerdasan spiritual siswa tentunya tidak hanya dipengaruhi oleh
pembelajaran di kelas, namun pembelajaran di luar kelas juga berperan dalam
peningkatan kecerdasan spiritual siswa. Oleh karena itu, lingkungan fisik dan sosial
sangat mempengaruhi peningkatan spiritual siswa sehingga karakter siswa dapat
berkembang menjadi lebih baik.
Sistem pendidikan di sekolah telah diatur sedemikian rupa untuk membentuk
karakter siswa yang berkualitas. Hal tersebut tertera dalam Undang-Undang RI
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 pasal 1 (1) yang
menjelaskan bahwa “pendidikan merupakan upaya untuk mendesain proses
pembelajaran agar siswa dapat mengembangkan potensinya berlandaskan spiritual
yang kuat, kepribadian unggul, akhlak mulia, pengendalian diri, kecerdasan, dan
keterampilan yang berguna bagi diri sendiri, bangsa, dan negara”.4
Upaya dalam pembentukan karakter dan peningkatan spiritual siswa tentu tidak
terlepas dari peran pendidikan Islam. Adapun tujuan pendidikan Islam menurut
Muhammad Abduh yaitu untuk menciptakan keselarasan antara ilmu-ilmu Islam
sebagai landasan iman umat Islam, mewujudkan kedamaian dan kebahagiaan,
membina akhlak siswa, serta mengarahkan akal dan jiwa.5 Selain itu, pendidikan
Islam juga berfungsi untuk membersihkan jiwa dengan membekali nilai-nilai yang
baik serta akhlak terpuji agar siswa dapat menjalani kehidupan dengan baik.6 Adapun
peningkatan keimanan tersebut dapat diupayakan dengan menjadikan sumber hukum
Islam sebagai acuan dalam pembelajaran. Sumber hukum Islam sebagai fondasi
3
Erwin Nurdiansyah, Pengaruh Kecerdasan Spiritual, Kecerdasan Emosional, Dampak Negatif
Jejaring Sosial dan Kemampuan Berpikir Divergen terhadap hasil Belajar Matematika Siswa, Journal
of EST, Vol. 2 No. 3, 2016, h. 172.
4
Ridho Nurul Fitri, Pengaruh pembentukan Karakter dengan kecerdasan Spiritual di SMA
Negeri 22 Palembang, Jurnal Intelektualita, Vol. 5 No. 1, 2016, h. 111.
5
Asmaul Afifah Irfindari, Aulia Anis Al Jannah, Zulfa Ridhani Abwi, Perspektif Muhammad
‘Abduh dalam Pembaharuan Pendidikan Islam, Jurnal Pendidikan Indonesia (Japendi), Vol. 2 No. 8,
2021, h. 1311.
6
Rustam Ibrahim, Pendidikan Multikultural: Pengertian, Prinsip, dan Relevansinya dengan
Tujuan Pendidikan Islam, Jurnal Addin, Vol. 7 No. 1, 2013, h. 147.
3
utama pendidikan Islam yaitu Al-Qur’an, As-Sunnah, dan ijtihad.7 Pendidikan Islam
menganut dua aliran, yaitu konservatif dan rasional. Pendidikan Islam konservatif
berperan penting terhadap pelaksanaan maupun model pendidikan Islam saat ini,
salah satunya di Indonesia. Masyarakat luas beranggapan bahwa agama dan ilmu
tidak bisa menyatu.8 Oleh sebab itu, aliran konservatif cenderung tidak berubah
karena memegang teguh tradisi yang berlaku.9 Adapun pendidikan Islam yang
menganut aliran rasional merupakan pendidikan yang menggabungkan jasmani dan
rohani siswa untuk dibimbing sesuai Al-Qur’an dan Hadits.10 Model konservatif
maupun rasional dalam pendidikan Islam berperan penting sebagai landasan dalam
meningkatkan keimanan kepada Allah sehingga dapat terwujud kebahagiaan di dunia
maupun di akhirat.11
Peningkatan keimanan yang bertujuan menghasilkan insan kamil yang
bermartabat dapat diwujudkan melalui sains yang berbasis Islam. Berdasarkan fakta
sejarah, peradaban Islam sangat maju ketika Islam terbuka terhadap sains dan
filsafat.12 Sains secara mandiri telah memberi dampak yang signifikan pada pola pikir
dan perilaku manusia yang terlihat pada rasionalisme dan empirisme yang
mendominasi pada penilaian manusia terhadap realitas sosial, individual, maupun
keagamaan.13 Adapun pengembangan kegiatan menalar dalam suatu tatanan yang
7
Mochamad Nasichin Al Muiz dan Muhammad Miftah, Pendekatan Konservatif dalam
pendidikan Islam, Jurnal Penelitian IAIN Kudus, Vol. 14 No. 1, 2020, h. 52.
8
Muhammad Yasin Yusuf, Pesantren Sains: Epistemology of Islamic Science in Teaching
System, Jurnal Walisongo, Vol. 23 No. 2, 2015, h. 285.
9
Mochamad Nasichin Al Muiz dan Muhammad Miftah, Op. cit., h. 54.
10
Fajar Kurniawan, Pengembangan Teori Pendidikan Islam Perspektif Muhammad Jawwad
Ridla (Religius Konservatif, Religius Rasional, Pragmatis Instrumental), Jurnal At-Ta’lim Media
Informasi pendidikan Islam, Vol. 18 No. 1, 2019, h. 236.
11
Karpin dan Ai Mahmudatussa’adah, Pendekatan Pembelajaran Sains Berbasis Pemahaman
Al-Qur’an dalam Pembelajaran Kimia Makanan, Jurnal Media Pendidikan, Gizi, dan Kuliner, Vol. 7
No. 1, April 2018, h. 33-34.
12
Ibid., h. 237.
13
Mahdi Ghulsyani, Filsafat Sains Menurut Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1998), h. 10.
4
terarah dan teratur akan menghasilkan sains dan teknologi, sedangkan peningkatan
keimanan akan menghasilkan aqidah, akhlak, dan syari’ah.14
Konsep dasar keilmuan untuk membangun sains yang berbasis Islam meliputi
tiga hal, yaitu islamisasi ilmu pengetahuan yang bersifat subjektivitas yang digagas
oleh Seyyed Naquib Al-Attas dan Ismail Al-Faruqi, ilmuisasi Islam yang bersifat
objektivitas oleh Arkoen, Fazlur Rahman, dan Kuntowijoyo, dan integrasi-
interkoneksi yang bersifat sirkulatif-hermeneutis antara subjektivitas, objektivitas,
dan intersubjektivitas oleh M. Amin Abdullah.15 Konsep lain tentang integrasi
keilmuan juga dirintis oleh beberapa tokoh di antaranya Azyumardi Azra yang
menawarkan konsep reintegrasi keilmuan, Imam Suprayogo dengan konsep integrasi
universalistik, Ahmad Tafsir, Juhaya S. Praja, dan Nanat Fatah Natsir yang
menggagas konsep integrasi mengikuti filosofi roda, dan Nur Syam dengan konsep
integrated twin towers.16 Konsep dasar tersebut menjadi acuan dalam
mengembangkan sains Islam yang mampu mengubah pola pikir siswa menjadi lebih
baik.
Sains yang berbasis Islam dapat diupayakan melalui aktualisasi nilai-nilai Al-
Qur’an dalam pendidikan Islam, sehingga hal tersebut dinilai sangat penting untuk
mengembangkan dimensi spiritual yang meliputi iman, takwa, dan akhlak mulia
yang dicerminkan oleh ibadah dan mu’amalah.17 Akan tetapi, beberapa Madrasah
Aliyah di Kota Tangerang Selatan belum menerapkan sains yang berbasis Islam
dalam pembelajaran biologi, sehingga guru hanya menyampaikan materi sesuai
dengan peraturan Kurikulum 2013.18 Oleh sebab itu, diperlukan usaha untuk
mengaitkan hukum alam (sunnatullah) dengan Al-Qur’an yang keduanya merupakan
14
Sahirul Alim, Menguak Keterpaduan Sains, Teknologi, dan Islam, (Yogyakarta: Titian Ilahi
Press, 1999), h. 168.
15
Hermawan, Interaksi Islam dan Sains: Studi Historis-Fenomenologis di SMA Trensains
Sragen, Jurnal Studi Islam (Cakrawala), Vol. 12, No. 2, 2017, h. 101.
16
Umi Hanifah, Islamisasi Ilmu Pengetahuan Kontemporer (Konsep Integrasi Keilmuan di
Universitas-Universitas Islam Indonesia), Jurnal Tadris, Vol. 13, No. 2, 2018, h. 281-289.
17
Said Agil Husin Al-Munawar, Aktualisasi Nilai-nilai Al-Qur’an dalam Sistem Pendidikan
Islam, (Ciputat: Ciputat Press, 2005), h. 7.
18
Transkrip Hasil Wawancara Guru, Lampiran, h. 105-192.
5
19
AM Saefuddin, Islamisasi Sains dan Kampus, (Jakarta: PPA Consultants, 2010), h. 8.
20
Ade Jamarudin, Konsep Alam Semesta Menurut Al-Qur’an, Jurnal Ushuluddin Vol. 16, No.
2, 2010, h. 139.
21
Tri Wibowo, Dinamika Sains dalam Islam pada Masa Keemasan (Daulah Abbasiyah):
Kontribusi & Rekonstruksi dalam Perkembangan Keilmuan Kekinian, Tsaqofah & Tarikh: Jurnal
Sejarah dan Kebudayaan, Vol. 6, No. 1, 2021, h.59.
22
Fahmi Amhar, Anas Puri, dan Ardiansyah, Peran Sains dan Teknologi dalam membangun
Peradaban Islam, Jurnal Kajian Peradaban Islam, Vol. 1, No. 1, 2018, h. 20.
23
Tomo Djudin, Mempelajari Sains, Mengimani Sang Pencipta: Menyisipkan Nilai-nilai religius
dalam Pembelajaran Sains, Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA, Vol. 3 No. 1, 2012, h. 8.
24
Hanif, Ibrohim, Fatchur Rohman, Pengembangan Perangkat Pembelajaran Biologi Materi
PLANTAE Berbasis Inkuiri Terbimbing Terintegrasi Nilai Islam untuk Meningkatkan Pemahaman
Konsep Siswa SMA, Jurnal pendidikan Biologi Pascasarjana Universitas Negeri Malang, Vol. 1 No.
11, 2016, h. 2165.
6
fenomena alam yang tetap mengacu pada kebenaran ayat-ayat Al-Qur’an. Oleh
karena itu, setelah melakukan studi pustaka, Penulis tertarik untuk mencari informasi
tentang penerapan integrasi sains dan Al-Qur’an pada pembelajaran biologi sehingga
penulis melakukan penelitian tentang “Integrasi Sains dan Al-Qur’an pada
Pembelajaran Biologi di Madrasah Aliyah Kota Tangerang Selatan”.
B. Identifikasi Masalah
Beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi berdasarkan latar belakang
yang telah dijelaskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Masyarakat masih ada yang menganggap bahwa ilmu dan agama tidak bisa
menyatu
2. beberapa Madrasah Aliyah di Kota Tangerang Selatan belum menerapkan
sains yang berbasis Islam dalam pembelajaran biologi, sehingga guru hanya
menyampaikan materi sesuai dengan peraturan Kurikulum 2013
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan di latar belakang masalah, maka
permalasahan dalam penelitian ini dibatasi pada “Integrasi Sains dan Al-Qur’an pada
Pembelajaran Biologi” yang mana pembelajaran biologi tersebut berlangsung di kelas
X, XI, dan XII IPA Madrasah Aliyah Kota Tangerang Selatan.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan, identifikasi masalah, serta pembatasan
masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini yaitu,
“Bagaimana integrasi sains dan Al-Qur’an pada pembelajaran biologi di Madrasah
Aliyah Kota Tangerang Selatan?”
7
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengkaji dan menganalisis integrasi sains dan
Al-Qur’an pada pembelajaran biologi di Madrasah Aliyah Kota Tangerang Selatan.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap perkembangan
ilmu pengetahuan, meningkatkan kualitas pembelajaran biologi, serta meningkatkan
pemahaman tentang integrasi sains dan Al-Qur’an pada pembelajaran biologi.
Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu:
1. Manfaat Teoritis
a. Untuk memperkuat teori yang mengungkapkan tentang integrasi sains dan Al-
Qur’an
b. Untuk memperbanyak kajian ilmiah yang membahas mengenai integrasi sains
dan Al-Qur’an
c. Untuk menambah wawasan tentang integrasi sains dan Al-Qur’an pada
pembelajaran biologi
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi peneliti
1) Mengembangkan pengetahuan serta wawasan peneliti tentang integrasi
sains dan Al-Qur’an pada pembelajaran biologi
2) Memberikan pemahaman tentang pentingnya integrasi sains dan Al-Qur’an
pada pembelajaran biologi
3) Menambah pemahaman peneliti terkait integrasi sains dan al-Qur’an pada
pembelajaran biologi
b. Manfaat bagi Guru
1) Mengembangkan keahlian guru untuk terus mengkaji integrasi antara sains
dan Al-Qur’an pada pembelajaran biologi
8
A. Kajian Teori
1. Integrasi Sains dan Al-Qur’an
Kata “sains” berasal dari bahasa latin scientia (“science”, bahasa Inggris) yang
berarti pengetahuan, sedangkan kelanjutannya berasal dari bentuk kata scire, yang
berarti mengetahui atau mempelajari.1 Sains merupakan produk manusia dalam
membuka realitas. Sesuai dengan pengertian ini, maka sains menjadi tidak tunggal
atau akan ada lebih dari satu sains, dan sains satu dengan yang lain dibedakan pada
apa makna realitas dan cara apa yang dapat diterima untuk mengetahui realitas
tersebut. Setiap fondasi ilmu pengetahuan atau sains selalu berlandaskan pada tiga
pilar utama, yakni pilar ontologis, aksiologis, dan epistemologis.2 Berdasarkan
pemaparan di atas, dapat diketahui bahwa sains merupakan pengetahuan untuk
mempelajari suatu realita (kejadian yang sebenarnya) dengan berlandaskan pilar
ontologis, aksiologi, dan epistemologi sehingga akan membentuk banyak cabang
sains yang lainnya.
Sains Islam adalah sains yang berbasis keislaman.3 Sains Islam didorong oleh
motivasi mensyukuri kebesaran Allah dan semangat dalam menjadikan umat Islam
sebagai umat terbaik dengan tidak menyakiti sesama manusia, dikembangkan dengan
mematuhi hukum syari’at dan tidak mengabaikannya, serta diterapkan untuk
1
Syarif Hidayatullah, Relasi Agama dan Sains dalam Pandangan Mehdi Golshani, Jurnal
Filsafat, Vol. 27, No. 1, 2017, h. 68.
2
Agus Purwanto, Ayat-Ayat Semesta Sisi-Sisi Al-Quran yang Terlupakan, (Bandung: Mizan
Media Utama, 2008), h. 188-189.
3
Mohammad Muslih, Sains Islam dalam Diskursus Filsafat Ilmu, Jurnal Studi Agama dan
Pemikiran Islam, Vol. 8, No. 1, 2014, h. 2.
9
10
merahmati seluruh alam dengan tidak menjajahnya.4 Pertentangan agama dan sains
pada awalnya mencakup semua bidang baik sains yang berhubungan dengan alam
maupun sains yang berhubungan dengan sosial.5 Oleh karena itu, umat muslim
membutuhkan sains yang dirancang dari kandungan Islam yang mempunyai
metodologi serta proses yang saling bekerjasama dengan dukungan motivasi nilai-
nilai Islami yang dilaksanakan semata-mata demi mengharapkan ridha Allah Swt.6
Sains Islam bisa terwujud jika terdapat kesadaran normatif (normative consciousness)
dan kesadaran historis (historical consciousness). Kesadaran normatif tersebut
muncul karena Al-Qur’an dan As-Sunnah menekankan pada ilmu pengetahuan baik
secara eksplisit atau implisit.7
Berdasarkan pemaparan tersebut, sains Islam yang merupakan sains dengan
berlandaskan keislaman memiliki arti penting dalam memberikan dukungan terhadap
umat muslim agar memiliki hubungan sosial yang baik dengan sesama manusia serta
tetap menjaga alam semesta dengan tidak merusaknya. Nilai-nilai islami yang
terkandung dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai wujud kesadaran normatif
tersebut menyadarkan dan memotivasi manusia untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan dengan baik sebagai wujud rasa syukur kepada Allah atas karunia yang
telah diberikan.
Nabi Muhammad SAW memerintahkan umatnya melalui Al-Qur’an, hadits, dan
ajaran Islam lainnya untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dengan cara berfikir,
mengamati, serta meneliti tentang penciptaan langit dan bumi untuk kemaslahatan
umat manusia.8 Oleh karena itu, Al-Qur’an kerap menjadi rujukan karena Al- Qur’an
4
Fahmi Amhar, Anas Puri, dan Ardiansyah, Peran Sains dan Teknologi dalam membangun
Peradaban Islam, Jurnal Kajian Peradaban Islam, Vol. 1, No. 1, 2018, h. 22.
5
Helmy Hidayatulloh, Islam dan Sains Perspektif Nurcholish Madjid, Jurnal Ilmu Ushuluddin,
Vol. 5, No. 1, 2019, h. 23.
6
Eva Iryani, Al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan, Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi,
Vol. 17, No.3, 2017, h. 72.
7
Muhammad Yasin Yusuf, Epistemologi Sains Islam Perspektif Agus Purwanto, Jurnal
Analisis, Vol. 17, No. 1, 2017, h. 75.
8
Chanifudin dan Tuti Nuriyati, Integrasi Sains dan Islam dalam Pembelajaran, Jurnal Asatiza,
Vol. 1, No. 2, 2020, h. 214.
11
sebagai sumber ilmu pengetahuan yang beragam.9 Al-Qur’an juga merupakan ayat-
ayat Tuhan yang bersifat verbal dan diturunkan kepada Nabi Muhammad saw.10
Selain itu, Al-Qur’an juga sebagai kitab petunjuk yang memberikan pedoman untuk
manusia agar memperoleh kebahagiaan hidup di dunia maupun di akhirat.11 Berbagai
hakikat ilmiah yang akurat dan rinci dimuat dalam Al-Qur’an, sehingga lahirlah ilmu-
ilmu baru yang sebelumnya tidak diketahui manusia.12 Oleh karena itu, dalam
memahami Al-Qur’an diperlukan pemahaman yang luas, baik dengan memperhatikan
aspek-aspek tekstual maupun aspek-aspek kontekstual.13
Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa Al-Qur’an merupakan
keajaiban Allah yang bersifat kekal dan memiliki kesakralan yang tinggi, sehingga
selalu terjaga kesuciannya. Al-Qur’an juga menjadi pedoman manusia dalam
bertingkah laku dan menentukan suatu hukum tertentu. Oleh karena itu, tujuan utama
memahami Al-Qur’an yaitu karena Al-Qur’an merupakan sumber kesejahteraan
dalam kehidupan, Al-Qur’an memuat berbagai nilai-nilai religius sebagai sarana
untuk meningkatkan keimanan kepada Allah swt, serta mengandung berbagai macam
ilmu pengetahuan yang dapat menambah wawasan serta sebagai sumber inspirasi
dalam mempelajari teori.
Al-Qur’an dan sains berjalan selaras dan tidak bertentangan dilihat dari segi
sumber, tujuan, metode, maupun konten. Adapun dari segi sumber, kisah Al-Qur’an
berasal dari wahyu yang termasuk ayat qauliyah, sedangkan sains berasal dari alam
yang termasuk ke dalam ayat kauniyah.14 Konsep sains, ilmu pengetahuan, teknologi,
maupun pujian terhadap orang-orang yang berilmu sangat banyak dibahas di dalam
Al-Qur’an.15 Oleh karena itu, Al-Qur’an memerintahkan manusia untuk
9
Eko Prayetno, Kajian Al-Qur’an dan Sains tentang Kerusakan Lingkungan, Jurnal Studi Ilmu
Al-Qur’an dan Al-Hadits Al-Dzikra, Vol. 12, No. 1, 2018. h. 114.
10
Andi Rosadisastra, Tafsir Ayat Kauniyah, (Banten: Cahaya Minoita, 2014), h. 2.
11
M Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan Pustaka, 2013), h. 63.
12
Nadiah Thayyarah, Buku Pintar Sains dalam Al-Qur’an, (Jakarta: Zaman, 2014), h. 19.
13
Eko Prayetno, op. cit., h. 116.
14
Faizin, Kisah Al-Qur’an dalam Tinjauan Sains (Studi atas Serial Tafsir Ilmi Kementerian
Agama RI), Jurnal Studi Al-Qur’an dan Hadits, Vol. 4, No. 1, 2020, h. 85.
15
Eva Iryani, op. cit., h. 69.
12
menggunakan akal dalam berfikir dan juga memerintahkan manusia untuk meneliti
alam semesta untuk mengetahui kekuasaan Allah serta tanda-tanda kebesaran Allah.16
Bedasarkan uraian tersebut, Al-Qur’an dan sains memiliki keterkaitan sangat erat
ditinjau dari segi sumber, metode, tujuan, dan konten. Hal tersebut dibuktikan dengan
beberapa fenomena tentang sains banyak dibahas di dalam Al-Qur’an yang termasuk
ke dalam ayat-ayat kauniyah. Adanya keterkaitan tersebut memicu adanya integrasi
sains dan Al-Qur’an yang dapat diterapkan dalam sistem pendidikan Islam salah
satunya pada pembelajaran biologi di Madrasah Aliyah.
Makna integrasi secara harfiah berlawanan dengan makna pemisahan yang
merupakan sikap meletakkan setiap bidang kehidupan dalam setiap wadah yang
berbeda.17 Adapun manfaat integrasi ilmu agama jika diterapkan dalam pendidikan
yaitu mampu menghasilkan dampak positif pada pembentukan sikap siswa.18 Oleh
karena itu, sistem pendidikan Islam harus dibangun dengan berlandaskan konsep
integrasi yang menyatukan antara pendidikan qalbiyah (hati) dan aqliyah (akal) agar
menghasilkan muslim yang unggul baik secara intelektual maupun moral.19 Hal
tersebut mengindikasikan bahwa integrasi keilmuan sangat diperlukan untuk
menyatukan hati dan pikiran agar pendidikan Islam maupun pendidikan sains dapat
berjalan beriringan. Pendidikan Islam di sini mencakup tentang ayat-ayat Al-Qur’an
yang berkaitan dengan materi sains dan terdapat titik temu antara keduanya, sehingga
dapat meningkatkan keimanan siswa untuk lebih dekat dengan Sang Pencipta.
Integrasi keilmuan pada masa kejayaan Islam di abad ke-7 dapat dilihat dari
anjuran kepada Umat Islam untuk mentadaburi ayat-ayat Al-Qur’an khususnya ayat
kauniyah yang memuat teori alam semesta seperti biologi, fisika, kimia, dan geologi,
16
Feiza Rahma Putri, Integrasi Ilmu Pengetahuan (Sains) dan Agama Islam, Jurnal Studi dan
Sosial, Vol. 6 No. 1, 2019, h. 19.
17
Zainal Abidin Bagir, Integrasi Ilmu dan Agama: Interpretasi dan Aksi, (Yogyakarta: Suka
Press Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2005), h. 18.
18
Maulana Ihwanudin, dkk., Bahan Ajar IPA Terpadu Tipe Integrated Berbasis Komplementasi
Ayat-ayat Al-Qur’an, Unnes physics Education Journal, Vol. 7, No. 3, 2018, h. 37.
19
Lalu Muhammad Nurul Wathoni, Integrasi Pendidikan Islam dan Sains, (Ponorogo: Uwais
Inspirasi Indonesia, 2018), h. 41.
13
secara mendalam.20 Adanya integrasi tersebut dapat dilihat dari kedudukan sains
sebagai alat untuk mencari kebenaran dengan memahami alam semesta, sains sebagai
prasyarat amal shalih, sains sebagai alat untuk mengelola sumber-sumber alam
dengan mengharapkan ridho Allah SWT, serta sains sebagai alat pengembangan daya
pikir.21 Berdasarkan uraian tersebut dapat diketahui bahwa integrasi sains dan Al-
Qur’an sangat kuat pada masa kejayaan Umat Islam dilihat dari sains yang
menempati posisi penting dalam perkembangan keilmuan sebagai sarana
mendekatkan diri kepada Allah SWT.
2. Fenomena Sains dalam Al-Qur’an
Alam semesta berperan penting dalam kehidupan manusia. Fungsi alam semesta
selain untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, juga berfungsi sebagai tanda-tanda
kebesaran Allah yang mengenalkan manusia kepada Sang pencipta dengan berbagai
sifat-sifat-Nya.22 Penjelasan mengenai alam semesta di Al-Qur’an memiliki
kesesuaian dengan penjelasan ilmu pengetahuan bahwa keseluruhan alam semesta
beserta dimensi materi dan waktu, merupakan hasil dari suatu peristiwa ledakan besar
dalam sekejap yang dinamakan dengan “Teori Big Bang”.23 Allah Swt. menjelaskan
dalam Al-Qur’an Surah Al-Anbiya’ ayat 30:
Artinya: “dan Apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit
dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan
20
Tri Wibowo, Dinamika Sains dalam Islam pada Masa Keemasan (Daulah Abbasiyah):
Kontribusi & Rekonstruksi dalam Perkembangan Keilmuan Kekinian, Tsaqofah & Tarikh: Jurnal
Sejarah dan Kebudayaan, Vol. 6, No. 1, 2021, h.59.
21
Ibid, h. 54-55.
22
Tomo Djudin, Mempelajari Sains, Mengimani Sang Pencipta: Menyisipkan Nilai-nilai religius
dalam Pembelajaran Sains, Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA, Vol. 3, No. 1, 2012, h. 13.
23
Ade Jamarudin, Konsep Alam Semesta Menurut Al-Qur’an, Jurnal Ushuluddin, Vol. XVI,
No. 2, 2010, h. 145.
14
antara keduanya. dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka
Mengapakah mereka tiada juga beriman?” (Q.S. Al-Anbiya’/21: 30).
Kata bumi dan langit muncul secara bersamaan pada 178 ayat di dalam Al-
Qur’an. Urutan kalimat “langit dan bumi” terdapat dalam 175 ayat, sedangkan urutan
kalimat “bumi dan langit” terdapat dalam 3 ayat.24 Allah Swt. juga menjelaskan
tentang penciptaan langit yang masih berupa asap kemudian bumi datang dengan
sesuka hati yang terdapat dalam Al-Qur’an Surah Fushshilat ayat 11:
Artinya: “kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih
merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu
keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa". Keduanya
menjawab: "Kami datang dengan suka hati". (Q.S. Fushshilat/41: 11).
Teori Big Bang menjelaskan bahwa alam Semesta dengan bagian-bagiannya,
yaitu langit, bumi, dan seluruh benda angkasa, berasal dari satu kesatuan bola panas
yang meledak menjadi bagian-bagian yang ada saat ini. Namun dalam hal ini terdapat
perbedaan antara konsep keilmuan Islam dengan konsep keilmuan barat yang dapat
dilihat pada Gambar 2.1:25
24
Agus Purwanto, op. cit., h. 268.
25
Feiza Rahma Putri, op. cit., h. 16.
15
Integralistik Sekuleristik
Penelitian Penelitian
26
Ibid.
16
Artinya: “dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati
(berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan)
dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal
darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging
itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan
daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha
sucilah Allah, Pencipta yang paling baik”. (Q.S. Al-Mu’minun/23: 12-14).
Allah menjelaskan dalam Surah Al-Mu’minun ayat 12-14 bahwa manusia
diciptakan dari saripati tanah dengan menggabungkan beberapa unsur yang
terkandung di dalamnya. Unsur-unsur tersebut secara harmonis dan proporsional
tersebar dalam tubuh sejak manusia dilahirkan.28 Saripati tanah yang dimaksud dalam
Al-Qur’an tersebut memiliki arti substansi dasar kehidupan manusia yaitu protein,
dan sari-sari makanan yang berasal dan hidup dari tanah.29 Fenomena tentang
penciptaan manusia juga dijelaskan dalam Surah As-Sajdah ayat 7-8:
27
Bahrum Subagiya, dkk., Internalisasi Nilai Penciptaan Manusia dalam Al-Qur’an dalam
pengajaran Sains Biologi, Jurnal Pendidikan Islam Tawazun, Vol. 11, No. 2, 2018, h. 191.
28
Nur Aeny, dkk., Fenomena Sains dalam Al-Qur’an Perspektif Ian G. Barbour dan Ismail Raji
Al-Faruqi, Jurnal Yaqzhan, Vol. 6, No. 1, 2020, h. 101.
29
Eka Kurniawati dan Nurhasanah Bakhtiar, Manusia Menurut Konsep Al-Qur’an dan Sains,
Journal of Natural Science and Integration, Vol. 1, No. 1, 2018, h.88.
17
Artinya: “yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang
memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya
dari saripati air yang hina”. (Q.S. As-Sajdah/32: 7-8).
Berdasarkan penjelasan Surah Al-Mukminun ayat 12-14 dan Surah As-Sajdah
ayat 7-8, dapat diketahui bahwa Islam telah membahas tentang penciptaan manusia
sejak lama. Terjadinya reproduksi pada manusia merupakan hasil pertemuan sperma
dan ovum. Hal tersebut berkaitan dengan materi biologi yaitu sistem reproduksi yang
diawali dengan adanya pembuahan sel telur (ovum) oleh sperma. Hasil dari
pembuahan tersebut akan menghasilkan unsur-unsur penting yang tergabung dalam
tubuh manusia.
30
Ardian Asyhari, Literasi Sains Berbasis Nilai-Nilai Islam dan Budaya Indonesia, Jurnal
Ilmiah Pendidikan Fisika, FTK IAIN Raden Intan Lampung, Indonesia, Vol. 6, No. 1, 2017, h. 140.
18
Artinya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut
terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah
ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu.
kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.
jika Allah menolong kamu, Maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu;
jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), Maka siapakah gerangan
yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? karena itu hendaklah
kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal”. (Q.S. Ali Imran/3: 159-160).
Nilai-nilai yang terkandung dalam Q.S. Ali Imran ayat 159-160 di antaranya
yaitu: (1) menunjukkan sikap lemah lembut terhadap semua manusia; (2)
menghormati pendapat orang lain; (3) ikhlas saat memaafkan kesalahan orang lain;
(4) senantiasa ikhtiar, sabar, dan tawakkal; (5) yakin dengan pertolongan Allah.31
Berdasarkan pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai moral yang
terkandung dalam Al-Qur’an sangat berperan penting dalam peningkatan karakter
31
Armin Nurhartanto, Nilai-nilai pendidikan Akhlak dalam Al-Qur’an Surat Ali Imran Ayat
159-160, Jurnal Studi Islam, Vol. 16, No. 2, 2015, h. 160-161.
19
4. Pembelajaran Biologi
a. Sistem Pembelajaran
Pembelajaran atau pengajaran pada dasarnya merupakan kegiatan guru
menciptakan situasi agar siswa belajar. Tujuan utama dari pembelajaran atau
pengajaran adalah agar siswa belajar. Mengajar dan belajar merupakan dua kegiatan
yang tidak dapat dipisahkan. Bagaimanapun baiknya guru mengajar, apabila tidak
terjadi proses belajar pada para siswa, maka pengajarannya tidak baik sehingga
pembelajaran tidak berhasil. Sebaliknya, meskipun cara atau metode yang digunakan
guru sangat sederhana namun bisa menumbuhkan semangat belajar para siswa, maka
pengajaran tersebut dinilai cukup berhasil.
Sistem pembelajaran tentu tidak terlepas dari beberapa faktor yang dapat
mempengaruhinya. Adapun faktor yang dapat mempengaruhi sistem pembelajaran
menurut Wina Sanjaya diantaranya yaitu faktor guru, faktor siswa, faktor sarana, alat,
dan media yang tersedia, serta faktor lingkungan.32 Faktor-faktor tersebut tentu sangat
berpengaruh pada kualitas pendidikan.
Pertama, faktor guru, karena guru merupakan salah satu komponen penting
dalam proses pembelajaran. Peran guru yaitu membimbing dan mengarahkan siswa,
serta memberikan informasi tentang pelajaran yang sedang dipelajari. Selain itu, guru
juga berperan dalam pembentukan sikap peserta didik baik di dalam kelas maupun di
luar kelas.
Kedua, yaitu faktor siswa. Tingkat keaktifan siswa sangat menjadi perhatian
guru, karena dengan keaktifan tersebut dapat diketahui sejauh mana daya serap siswa
terhadap materi pelajaran yang telah dijelaskan oleh guru.
32
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2008), h. 197.
20
Ketiga, adalah faktor sarana, alat, dan media. Sarana yang menunjang
pembelajaran juga dapat berpengaruh pada kualitas pembelajaran yang dilakukan.
Pemanfaatan media yang tepat pada pembelajaran biologi merupakan salah satu
solusi tepat karena dapat meningkatkan minat maupun motivasi belajar siswa.33
Selain itu, alat dan media pembelajaran yang dapat menunjang pembelajaran secara
efektif juga dapat mempermudah siswa dalam menyerap materi yang disampaikan.
33
Amna Emda, Pemanfaatan Media Dalam Pembelajaran Biologi di Sekolah, Jurnal Ilmiah
Didaktika, Vol. 12, No. 1, 2011, h. 150.
34
Nur Aida, Yusminah Hala, Muhammad Danial, Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Biologi Berbasis Inkuiri pada Materi Sistem Ekskresi untuk Kelas XI SMA Negeri 10 Bulukumba,
Jurnal Bionature, Vol. 17, No. 2, 2016, h. 116.
35
Paidi, Pengembangan Perangkat Pembelajaran Biologi Berbasis Masalah, Jurnal
Kependidikan FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta, Vol. 41, No. 2, 2011, h. 186.
21
36
Desi Rahmawati, dkk., Analisis Perangkat Pembelajaran Biologi SMA dalam
Mengembangkan Keterampilan Pemecahan Masalah Siswa, Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi, Vol.
07, No. 01, 2021, h. 25.
37
Masitah, “Pengembangan Perangkat Pembelajaran untuk Memfasilitasi Guru Menumbuhkan
Rasa Tanggung Jawab Siswa SD terhadap Masalah Banjir”, Proceding Biology Education Conference,
Vol. 15, No. 1, 2018, h. 41.
38
Adib Rifqi Setiawan, Efektivitas Pembelajaran Biologi Berorientasi Literasi Saintifik,
Thabiea: Journal of Natural Science Teaching, Vol. 02, No. 02, 2019, h. 83.
39
Yatin Mulyono, dkk., Pengembangan Perangkat Pembelajaran dengan pendekatan Scientific
Skill Teknologi Fermentasi Berbasis Masalah Lingkungan, Jurnal Unnes Lembaran Ilmu
Kependidikan, Vol. 41, No. 1, 2012, h. 21.
22
d. Kurikulum Sains
Kurikulum memiliki peran penting dalam berlangsungnya pembelajaran di
sekolah. Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional memaparkan terkait pengertian kurikulum yaitu sekumpulan aturan dan
rencana terkait tujuan, isi, bahan pelajaran, maupun pedoman pelaksanaan
pembelajaran untuk mencapai suatu tujuan.41 Kurikulum mempunyai tujuan yang
memuat empat kompetensi di antaranya adalah kompetensi sikap spiritual, sikap
sosial, pengetahuan, serta keterampilan.42 Berdasarkan pemaparan di atas, dapat
diketahui bahwa kurikulum merupakan sekelompok aturan dan rencana tentang
pelaksanaan pembelajaran agar dapat meningkatkan kompetensi sikap spiritual, sikap
sosial, pengetahuan serta ketarnpilan siswa baik saat pembelajaran berlangsung
maupun ketika di luar proses pembelajaran.
Peningkatan kompetensi sikap siswa terutama sikap spiritual juga ditunjang oleh
adanya kurikulum sains yang berbasis agama. Adapun pengertian dari kurikulum
sains adalah kurikulum yang memuat gabungan dari beberapa ilmu pengetahuan alam
yaitu biologi, kimia, fisika, dan geografi.43 Kurikulum sains yang dikolaborasikan
40
Ibid, h. 24.
41
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Lampiran Permendikbud Tahun 2018 No. 36, h.
1, (https://jdih.kemdikbud.go.id).
42
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Lampiran Permendikbud Tahun 2016 Nomor
24, h. 3, (http://bsnp-indonesia.org/).
43
Abdurrohim Harahap, Integrasi Al-Qur’an dan Materi pembelajaran Kurikulum Sains, Jurnal
Penelitian Medan Agama, Vol. 9, No. 1, 2018, h. 31
23
dengan agama disebut kurikulum unifikasi atau kurikulum semesta yang terdiri dari
tiga komponen yaitu materi Al-Qur’an, materi sains, serta materi bahasa.44
Berdasarkan pemaparan di atas, kurikulum sains memiliki peran yang penting
dalam meningkatkan kompetensi spiritual siswa karena selain memuat gabungan
ilmu-ilmu kealaman, kurikulum sains juga dapat diintegrasikan dengan materi
keagamaan.
44
Ahmad Muttaqin, Konstruksi Kurikulum Sains Islam Keindonesiaan (Integrasi Islam, Sains
Kealaman, Sains Humaniora dan Keindonesiaan), Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan
Keagamaan, Vol 16, No. 1, 2018, h. 82.
45
Azalia Mutammimatul Khusna dan Annur Indah Sari, Pembelajaran Integratif Sains dan Al-
Qur’an: Revitalisasi Nilai Ajaran Islam dan Pembentukan Karakter di SMA Trensains Sragen, Jurnal
Kajian Ilmu Pendidikan, Vol. 3, No. 1, 2018, h. 59.
46
Muhammad Yasin Yusuf, Pesantren Sains: Epistemology of Science in Teaching System,
Jurnal Walisongo, Vol. 23, No. 2, h. 288.
47
Azalia Mutammimatul Khusna dan Annur Indah Sari, op.cit., h. 68-69.
24
48
Jamal Fakhri, Sains dan Teknologi dalam Al-Qur’an dan Implikasinya dalam pembelajaran,
Jurnal Ta’dib Vol XV, No. 01. 2010, h.138.
49
Septiana Purwaningrum, Elaborasi Ayat-Ayat Sains dalam Al-Qur’an: Langkah Menuju
Integrasi Agama dan Sains dalam pendidikan, Jurnal Inovatif, Vol.1, No. 1, 2015, h. 131.
50
Abdurrohim Harahap, op. cit., h. 33.
25
dengan meletakkan Al-Qur’an pada awal pembelajaran sebagai sumber inspirasi dan
rujukan, kemudian dilanjutkan dengan penjelasan fenomena dalam Al-Qur’an.
Kedua, Al-Qur’an sebagai sumber konfirmasi, yaitu dengan analisi fenomena sains,
kemudian dikonfirmasikan dengan Al-Qur’an .51
Sri Latifah juga memaparkan dalam risetnya terkait bahan ajar siswa SMP yang
mengintegrasikan konsep IPA dengan ayat-ayat Al-Qur’an yang relevan dengan
materi tersebut. Pengembangan modul tersebut bertujuan untuk mengetahui
kemenarikan Modul IPA Terpadu diintegrasikan dengan ayat-ayat Al-Qur’an yang
disusun berdasarkan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator
ketercapaian siswa.52
C. Kerangka Berpikir
Integrasi sains dan Al-Qur’an merupakan penggabungan antara materi sains
dengan ayat-ayat Al-Qur’an yang memuat fenomena tentang sains tersebut. Upaya
integrasi tersebut dilakukan dengan cara menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman dan
sumber inspirasi dalam pembelajaran sains khususnya mata pelajaran biologi. Proses
pembelajaran yang menerapkan integrasi antara sains dan Al-Qur’an pada
pembelajaran biologi dilakukan dengan menerapkan beberapa aspek yang menunjang
integrasi. Aspek tersebut yaitu aspek integrasi biologi dengan Al-Qur’an, aspek telaah
fenomena dalam Al-Qur’an, aspek bahan ajar IPA berbasis komplementasi ayat-ayat
Al-Qur’an, aspek hubungan Al-Qur’an dengan materi pembelajaran kurikulum sains,
aspek pendekatan saintifik dalam pembelajaran, aspek perangkat pembelajaran
biologi, serta aspek konsep belajar dalam mempelajari materi biologi.
Integrasi Al-Qur’an pada pembelajaran biologi dapat dilihat dari implementasi
nilai-nilai keislaman dalam pembelajaran yang bersumber dari Al-Qur’an. Oleh
51
Eko Budi Minarno, “Integrasi Sains-Islam dan Implementasinya dalam Pembelajaran
Biologi”, Seminar Nasional Teknologi Informasi, Komunikasi dan Industri 9 Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Sultan Syarif Kasim Riau, Pekanbaru, 18-19 Mei 2017, h. 669.
52
Sri Latifah, Pengembangan Modul IPA Terpadu Terintegrasi Ayat-ayat Al-Qur’an pada
Materi Air Sebagai Sumber Kehidupan, Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi, Vol. 04, No. 2,
2015, h. 162.
26
karena itu, dengan adanya interaksi siswa dengan Al-Qur’an secara lebih mendalam
maka akan meningkatkan spiritual siswa. Adapun integrasi Al-Qur’an pada
pembelajaran biologi yang dilihat dari analisis ayat-ayat kauniyah akan menghasilkan
pengetahuan yang dilanjutkan dengan adanya pemahaman, sehingga kemudian dapat
diterapkan ke dalam pembelajaran.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis deskriptif.
Penelitian dengan pendekatan kualitatif merupakan penelitian yang menghasilkan
data empiris.1 Adapun penelitian deskriptif merupakan penelitian dengan pendekatan
cross-sectional yang dilakukan secara murni untuk mendeskripsikan sesuatu tanpa
disertai analisis secara mendalam.2 Penelitian deskriptif juga bertujuan untuk
mendeskripsikan fenomena individual, situasi, atau kelompok yang telah terjadi
secara akurat.3
Adapun metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian survei.
Metode survei merupakan metode penelitian yang dilakukan dengan mengajukan
pertanyaan kepada beberapa responden tentang kepercayaannya, beberapa
pendapatnya, perilaku, serta karakteristik yang telah atau sedang terjadi.4 Berdasarkan
hal tersebut, maka penelitian ini dilakukan untuk mengumpulkan dan menganalisis
1
Margono, S., Metodologi Penelitian Pendidikan: Komponen MKDK, (Jakarta: Asdi
Mahasatya, 2010), h. 35.
2
Eko Budiarto, Metodologi Penelitian Kedokteran: sebuah Pengantar, (Jakarta: Kedokteran
EGC, 2004), h. 28.
3
Sudarwan Danim, Riset keperawatan: Sejarah dan metodologi, (Jakarta: Kedokteran EGC,
2003), h. 52.
4
F.C. Susila Adiyanta, Hukum dan Studi Penelitian Empiris: Penggunaan Metode Survey
sebagai Instrumen Penelitian Hukum Empiris, Administrative Law & Governance Journal,Vol. 2 issue
4, 2019, h. 699-700.
27
28
data baik dari siswa maupun guru tentang integrasi sains dan Al-Qur’an pada
pembelajaran biologi di Madrasah Aliyah Kota Tangerang Selatan.
5
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2017), h. 117.
6
Margono S., Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Asdi Mahasatya, 2010), h. 121.
7
Stanley Murairwa, Voluntary Sampling Design, International Journal of Advanced Research
in Management and Social Sciences, Vol. 4, No. 2, 2015, h. 186.
29
jumlah siswa yang bersedia menjadi responden untuk sampel setiap sekolah dapat
dilihat pada Lampiran satu.8
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa instrumen penelitian non
tes yang meliputi:
1. Lembar Wawancara
Wawancara merupakan salah satu bentuk pengumpulan data yang dilaksanakan
secara lisan dengan bertatap muka baik individu maupun kelompok.9 Peneliti
8
Lampiran, h. 81.
9
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2012), h. 216.
30
Nomor
No. Aspek Indikator
Pertanyaan
Guru membimbing peserta didik
Integrasi biologi
1. mengkaji Al-Qur’an sebagai 1,2,3
dengan al-Qur’an
sumber inspirasi
Guru membimbing peserta didik
Telaah Fenomena 4, 5, 6, 7
2. mengkaji fenomena dalam al-
dalam Al-Qur’an
Qur’an dengan konsep biologi
1. Respon siswa terhadap bahan
ajar IPA terpadu berbasis
Komplementasi ayat-ayat al-
Qur’an
Bahan Ajar IPA
2. Integrasi nilai-nilai al-Qur’an
berbasis
3. dalam materi 8, 9, 10, 11, 12, 13
Komplementasi ayat-
3. Pandangan al-Qur’an tentang
ayat Al-Qur’an
sains saat proses pembelajaran
4. Integrasi nilai-nilai al-Qur’an
dalam konten ilmu
pengetahuan
Hubungan al-Qur’an
Guru membimbing peserta didik
dengan materi
4. menganalisis terjemahan Al- 14, 15
pembelajaran
Qur’an
kurikulum sains
10
Lampiran, h. 82.
31
Nomor
No. Aspek Indikator
Pertanyaan
2. Lembar Kuisioner
Kuisioner adalah teknik pengumpulan berupa pemberian sejumlah pertanyaan
atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.11 Kuisioner ditujukan
kepada responden yaitu siswa kelas X, XI, dan XI IPA di setiap sekolah. Kuisioner
ini disusun berdasarkan hasil pemetaan beberapa jurnal yang berhubungan dengan
11
Sugiyono, op. cit., h. 199.
32
integrasi sains dan Al-Qur’an.12 Adapun format kuisioner yaitu menggunakan tabel
daftar pernyataan beserta empat kategori penilaian di antaranya sering, kadang-
kadang, jarang, dan tidak pernah. Adapun kisi-kisi kuisioner untuk siswa ditunjukkan
dalam Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Tabel Kisi-kisi Instrumen Kuisioner
Nomor
No. Aspek Indikator
Pertanyaan
1,2,3, 4, 5,
Integrasi biologi Peserta didik mengkaji Al-Qur’an sebagai
1. 6, 7, 8, 9,
dengan al-Qur’an sumber inspirasi
10
11, 12, 13,
14, 15, 16,
Telaah Fenomena Peserta didik mengkaji fenomena dalam Al-
2. 17, 18, 19,
dalam Al-Qur’an Qur’an dengan konsep biologi
20
12
Lampiran, h. 82.
33
Nomor
No. Aspek Indikator
Pertanyaan
F. Validasi Instrumen
Validitas instrumen merupakan salah satu syarat penting dalam penelitian. Valid
memiliki arti yaitu instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur sesuatu yang
akan diukur sehingga didapatkan hasil yang ingin dicapai.13 Adapun masukan dari
validator ahli yaitu butir pernyataan dibagi menjadi dua macam di antaranya adalah
pernyataan positif dan negatif yang tertera pada Tabel 3.4.
13
Sugiyono, op. cit., h. 173.
34
14
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), cet. 7, h. 271.
37
Adapun analisis deskriptif pada data wawancara disajikan dalam bentuk deskripsi
menggunakan model Miles and Huberman (1984) yang meliputi:15
1. Data Reduction (Reduksi Data)
Reduksi data yaitu merangkum data yang diperoleh di lapangan, memilih
hal-hal yang pokok dan penting, menganalisis pola dan temanya serta
menghapus data yang tidak diperlukan.
2. Data Display (Penyajian Data)
Data disajikan dalam bentuk tabel dan grafik sehingga data tersusun rapi
dan sistematis. Penyajian data dilakukan untuk lebih mudah menganalisis
data yang diperoleh selama di lapangan.
3. Conclusion Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi)
Dalam tahap ini penarikan kesimpulan pertama masih bersifat sementara
sehingga masih bisa berubah jika pada pengamatan selanjutnya terdapat
bukti-bukti yang valid.
15
Sugiyono, op.cit., h.337-345.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dlakukan untuk mengetahui integrasi sains dan Al-Qur’an pada
pembelajaran biologi di Madrasah Aliyah Kota Tangerang Selatan. Adapun data
penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara dengan guru maupun kuisioner yang
telah diisi oleh siswa mengenai integrasi sains dan Al-Qur’an terbagi menjadi tujuh
aspek yaitu integrasi biologi dengan Al-Qur’an, telaah fenomena dalam Al-Qur’an,
bahan ajar IPA berbasis komplementasi ayat-ayat Al-Qur’an, hubungan Al-Qur’an
dengan materi pembelajaran kurikulum sains, pendekatan saintifik dalam
pembelajaran, perangkat pembelajaran biologi, dan konsep belajar dalam
mempelajari materi biologi.
38
39
*) Keterangan:
Hasil perhitungan total skor kuisioner siswa berdasarkan sekolah paling unggul
terdapat pada MA A dengan perolehan total skor 3.852. Adapun perhitungan skor
berdasarkan aspek paling unggul terdapat pada aspek satu tentang integrasi biologi
dengan Al-Qur’an dengan total skor 2.830. Oleh karena itu, dapat diketahui bahwa
aspek integrasi biologi dengan Al-Qur’an lebih unggul dibanding dengan skor aspek
telaah fenomena dalam Al-Qur’an, skor aspek bahan ajar IPA berbasis
komplementasi ayat-ayat Al-Qur’an, skor aspek hubungan Al-Qur’an dengan materi
pembelajaran kurikulum sains, aspek pendekatan saintifik dalam pembelajaran, aspek
perangkat pembelajaran biologi, dan aspek konsep belajar dalam mempelajari materi
biologi. Adapun hasil perhitungan persentase skor kuisioner siswa dapat dilihat pada
Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Persentase Skor Kuisioner Siswa Berdasarkan Sekolah
Aspek
Sekolah
1 2 3 4 5 6 7
MA A 57,24 64,91 66,12 67,63 63,49 57,89 67,76
Cukup Baik Baik Baik Baik Cukup Baik
40
Aspek
Sekolah
1 2 3 4 5 6 7
MA B 55,44 57,14 65,48 64,05 54,96 56,43 56,9
Cukup Cukup Baik Baik Cukup Cukup Cukup
MA C 58,98 60,24 67,5 67,14 52,02 49,86 60,29
Cukup Baik Baik Baik Cukup Kurang Baik
MA D 57,48 65,67 67,1 65 67,26 60 67,86
Cukup Baik Baik Baik Baik Baik Baik
MA E 61,51 69,91 78,24 74,26 67,44 57,59 70
Baik Baik Baik Baik Baik Cukup Baik
MA F 61,19 61,53 66,53 61,67 59,44 58,33 61,33
Baik Baik Baik Baik Cukup Cukup Baik
Berdasarkan persentase skor kuisioner siswa berdasarkan sekolah, integrasi sains
dan Al-Qur’an pada pembelajaran biologi di MA A dan MA D menunjukkan hasil
persentase tertinggi terdapat pada aspek tujuh tentang konsep belajar dalam
mempelajari materi biologi. Persentase tertinggi tentang integrasi sains dan Al-
Qur’an pada pembelajaran biologi di MA B, MA C, MA E, dan MA F terdapat pada
aspek tiga yaitu bahan ajar IPA berbasis komplementasi ayat-ayat Al-Qur’an. Adapun
persentase terendah integrasi sains dan Al-Qur’an pada pembelajaran biologi di MA
A dan D terdapat pada aspek satu tentang integrasi biologi dengan Al-Qur’an. MA B
memiliki persentase terendah pada aspek lima tentang pendekatan saintifik dalam
pembelajaran. Integrasi sains dan Al-Qur’an pada pembelajaran biologi di MA C,
MA E, dan MA F menunjukkan persentase terendah pada aspek enam tentang
perangkat pembelajaran biologi. Keseluruhan persentase kuisioner tersebut sebagian
besar menunjukkan kategori baik, sedangkan kategori cukup memiliki jumlah lebih
sedikit. Selain itu, terdapat satu kategori yaitu kategori kurang yang terdapat di MA C
pada aspek perangkat pembelajaran biologi. Perbandingan persentase skor siswa pada
setiap aspek dapat dilihat pada Gambar 4.1.
41
Persentase
80
68.41 66.77
70 62.75 64.16
58.76 60.49
60 56.37
50
40
Persentase
30
20
10
0
Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Aspek 5 Aspek 6 Aspek 7
menjelaskan materi tertentu yang bisa dikaitkan dengan Al-Qur’an sedangkan materi
yang tidak terdapat kaitannya dengan Al-Qur’an hanya disampaikan secara umum.
alam melalui video pembelajaran maupun gambar. Salah satu materi yang dipilih
guru yaitu materi reproduksi. Sedangkan pada materi evolusi guru menyajikan video
dokumenter tentang evolusi Harun Yahya. Menurut pendapat guru, siswa sangat
tertarik dengan materi evolusi terutama tentang perbandingan kera dan manusia.
Guru menganalisis respon siswa terhadap bahan ajar biologi yang berbasis
komplementasi ayat Al-Qur’an dengan melihat ketertarikan siswa terhadap bahan ajar
tersebut. Selanjutnya target utama guru setelah menerapkan bahan ajar tersebut
adalah agar nilai siswa bagus dan bisa lebih mensyukuri anugerah Allah tentang
kehidupan. Guru juga berupaya mengintegrasikan nilai-nilai Al-Qur’an dalam materi
biologi dengan mengaitkan kejadian alam dengan sebab akibat yang ditimbulkan,
contohnya yaitu segala sesuatu di bumi yang terjadi karena ulah tangan manusia.
Oleh karena itu, guru tidak mengalami kesulitan ketika mengintegrasikan nilai-nilai
Al-Qur’an dalam pembelajaran biologi. Akan tetapi kendala guru yaitu guru tidak
nisa mengukur sejauh mana pemahaman siswa tentang materi yang disampaikan
karena menurut guru para siswa tertarik dengan penjelasan yang guru sampaikan
sehingga siswa yang menguasai materi mencapai 75%.
Integrasi nilai-nilai Al-Qur’an pada pembelajaran biologi di MA A hanya
dilakukan di saat pembelajaran biologi berlangsung karena keterbatasan waktu yang
dimiliki oleh guru dan siswa. Cara guru menerapkan integrasi hanya sekilas sehingga
tidak sampai menganalisis terjemahan ayat Al-Qur’an secara spesifik.
Pendekatan saintifik yang dilakukan guru saat proses pembelajaran biologi
berbasis Al-Qur’an dengan cara penyajian contoh-contoh nyata kemudian dikaitkan
dengan materi yang sesuai. Sedangkan penjelasan konsep biologi yang berkaitan
dengan ayat-ayat Al-Qur’an kepada peserta didik dilakukan dengan cara penjelasan
materi kemudian dikaitkan dengan ayat yang sesuai. Kendala yang dialami oleh guru
dalam menerapkan pendekatan saintifik ini yaitu guru kesulitan mengetahui sejauh
mana siswa dapat memahami ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan materi yang
dipelajari.
45
Adapun cara guru mendesain pembelajaran biologi yaitu dengan menampilkan video
pembelajaran dan power point.
Guru memaparkan bahwa spiritual siswa meningkat setelah melakukan
pembelajaran biologi dengan mengkaji fenomena di Al-Qur’an. Hal tersebut
dibuktikan dengan rasa ingin tahu siswa terhadap fenomena Al-Qur’an yang
berkaitan materi biologi. Guru juga mengarahkan siswa untuk melakukan observasi
tentang permasalahan yang ada di masyarakat dan permasalahan yang ada di teori.
Cara guru menyajikan fenomena di Al-Qur’an yang berkaitan dengan materi biologi
dengan mengaitkan fenomena baik di Al-Qur’an maupun di materi biologi, salah
satunya pada materi sistem reproduksi. Adapun fenomena lainnya yang dijelaskan
guru yaitu pada materi suksesi. Guru menjelaskan bahwa suksesi merupakan salah
satu fenomena di Al-Qur’an yang tidak sesuai dengan materi biologi. Allah
menjelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Ankabut bahwa penghancuran terjadi secara
langsung sedangkan pada materi suksesi penghancuran terjadi karena dua macam
yaitu alami dan buatan. Penjelasan tentang penghancuran secara langsung telah
dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Ankabut ayat 37 yang berbunyi:
Artinya: “Maka mereka mendustakan Syu'aib, lalu mereka ditimpa gempa yang
dahsyat, dan jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di tempat-tempat
tinggal mereka”. (Q.S. Al-Ankabut/29: 37).
Guru menganalisis respon siswa terhadap bahan ajar biologi yang berbasis Al-
Qur’an yaitu dengan memberikan tes tertulis model essay sehingga siswa lebih bebas
menjawab dan mengemukakan pendapat mereka sendiri. Sementara itu, target guru
dalam setelah menerapkan bahan ajar biologi berbasis Al-Qur’an adalah agar siswa
lebih memahami bahwa penciptaan Allah luar biasa dibandingkan dengan yang ada di
teori-teori biologi. Upaya yang dilakukan guru untuk mengintegrasikan nilai-nilai Al-
Qur’an dalam pembelajaran biologi yaitu program tahfidz dan pemahaman ayat Al-
Qur’an beserta artinya dan kajian tematik tentang ayat-ayat kauniyah. Guru juga
47
secara umum saja, tidak mengaitkan dengan ayat Al-Qur’an. Menurut guru, jika
dalam pembelajaran biologi siswa juga diarahkan untuk mengkaji fenomena Al-
Qur’an, maka aspek spiritual siswa akan meningkat. Akan tetapi, guru tidak
mengarahkan siswa untuk mengkaji fenomena Al-Qur’an sehingga guru tidak bisa
menilai peningkatan aspek spiritual siswa.
Guru juga tidak mengarahkan siswa untuk menelaah fenomena Al-Qur’an
dengan konsep biologi karena guru hanya menyampaikan materi biologi sesuai
dengan apa yang tertera di buku pegangan guru. Fenomena Al-Qur’an yang berkaitan
dengan konsep biologi tidak disampaikan guru saat pembelajaran biologi, namun
guru mengaitkan materi biologi dengan agama secara umum saja. Contohnya yaitu
guru sering mengingatkan siswa bahwa manusia semua adalah ciptaan Allah dan
pelajaran biologi erat hubungannya dengan isi Al-Qur’an namun guru tidak
menyampaikan ayatnya secara langsung.
Bahan ajar biologi yang digunakan guru tidak terintegrasi dengan Al-Qur’an
sehingga guru juga tidak bisa menganalisis respon siswa terhadap bahan ajar biologi
yang berbasis ayat Al-Qur’an. Selanjutnya, upaya yang dilakukan guru dalam
mengintegrasikan nilai-nilai Al-Qur’an dalam materi biologi yaitu jika pada materi
sel dan sistem organ guru mengingatkan siswa untuk menjaga organ-organ tubuh
karena itu semua ciptaan Allah yang harus dijaga. Selain itu, pada materi tumbuhan
dan hewan guru juga mengingatkan siswa agar tidak merusak makhluk hidup dan
sebagainya sehingga siswa selalu menjaga ciptaan Allah. Kendala yang dijumpai guru
dalam melakukan integrasi nilai-nilai Al-Qur’an dalam pembelajaran biologi yaitu
keterbatasan waktu untuk memberikan materi dan buku pegangan guru untuk
mengajar hanya memuat materi biologi saja tidak ada integrasi dengan ayat-ayat Al-
Qur’an.
Integrasi nilai-nilai Al-Qur’an dilakukan juga di luar pembelajaran biologi
misalnya seperti menjaga kebersihan dan sebagainya. Sedangkan kegiatan sekolah di
luar pelajaran biologi yang menerapkan nilai-nilai Al-Qur’an yaitu halaqah, kajian
keagamaan, sholat Dhuha, dan muhadharah. Selain itu, di sekolah maupun di
50
pesantren para siswa wajib melaksanakan sholat lima waktu dengan berjama’ah.
Selain itu, guru tidak mengarahkan siswa dalam menganalisis terjemahan Al-Qur’an
dengan konten materi yang sesuai sehingga siswa hanya belajar materi biologi saja
tanpa dikaitkan dengan ayat Al-Qur’an.
Tahapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran biologi yang dilakukan guru
yaitu dimulai dari guru bertanya kepada siswa tentang materi yang akan dibahas.
Tujuannya yaitu agar guru dapat mengetahui sejauh mana pengetahuan yang dimiliki
siswa tentang materi yang akan dibahas. Contohnya yaitu pada materi pembelahan
sel, sebelum masuk ke materi guru selalu memberikan apersepsi di awal
pembelajaran untuk membuat siswa lebih bersemangat dalam belajar. Setelah
melakukan apersepsi, guru mengarahkan siswa untuk menganalisis materi yang
dipelajari. Siswa diminta untuk membaca materi di buku, mengamati gambar,
melakukan tanya jawab, berdiskusi, dan yang terakhir yaitu mengambil kesimpulan.
Akan tetapi, pembelajaran dengan menerapkan pendekatan saintifik tersebut hanya
membahas materi secara umum dan tidak dikaitkan dengan Al-Qur’an. Contohnya
pada materi pembelahan sel, guru tidak menyampaikan ayat Al-Qur’an yang
berkaitan dengan materi namun di akhir pembelajaran guru tetap mengingatkan siswa
bahwa semua yang terjadi dalam pembelahan sel adalah kekuasaan Allah.
Kendala yang dialami guru dalam menerapkan pendekatan saintifik dalam
mengajarkan konsep biologi yang berkaitan dengan Al-Qur’an yaitu guru tidak bisa
mengaitkan materi dengan ayat yang sesuai karena terbatasnya pengetahuan guru.
Selanjutnya, guru juga belum pernah memberi tugas kepada siswa untuk
mengumpulkan informasi tentang konsep biologi yang berkaitan dengan Al-Qur’an.
Menurut pemaparan guru, pelajaran Al-Qur’an Hadits juga membahas ayat Al-Qur’an
yang menjelaskan tentang makhluk hidup.
Siswa belum pernah diminta guru untuk menjelaskan konsep biologi yang
berkaitan dengan ayat-ayat Al-Qur’an. Selain iut, perangkat pembelajaran biologi
seperti RPP, modul, dan LKPD juga tidak diintegrasikan dengan Al-Qur’an sehingga
hanya memuat materi secara umum saja. dalam mempelajari materi biologi di kelas,
51
konsep belajar setiap siswa cenderung berbeda-beda. Ada siswa yang membutuhkan
waktu lama dan ada pula yang membutuhkan waktu cepat untuk memahami materi.
Selain itu, beberapa siswa lebih mudah memahami materi dengan cara diskusi,
sedangkan sebagian lainnya lebih mudah memahami materi dari penjelasan guru.
Fenomena terkait materi biologi yang ditelaah siswa berbeda-beda untuk setiap
tingkatan kelas karena menyesuaikan dengan materi yang dipelajari. Guru
menjelaskan bahwa hampir seluruh materi biologi berkaitan dengan Al-Qur’an.
Beberapa di antaranya yaitu materi tentang virus, bakteri, ruang lingkup biologi, dan
genetika. Guru menjelaskan materi genetika dengan menambahkan wawasan
keislaman kepada siswa seperti empat kriteria memilih pasangan yang diajarkan oleh
Nabi Muhammad SAW karena dapat mempengaruhi gen pada keturunan yang
dihasilkan. Selain itu guru juga menjelaskan bahwa dalam agama Islam manusia
diperintahkan untuk bertebaran di bumi agar keturunan yang dihasilkan mempunyai
genetik yang bervariasi.
Guru menganalisis respon siswa terhadap bahan ajar biologi berbasis ayat-ayat
Al-Qur’an dengan cara mengadakan tanya jawab sehingga guru bisa mengetahui
sejauh mana siswa dapat memahami materi yang telah disampaikan. Tingkat
kepahaman siswa berbeda antara kelas IPA 1 dan kelas IPA 2. Siswa dengan nilai
rata-rata tergolong tinggi berada di kelas IPA 1 sehingga guru dapat menyimpulkan
bahwa siswa di kelas IPA 1 lebih menguasai materi dibandingkan dengan siswa di
kelas IPA 2. Setelah menerapkan bahan ajar biologi berbasis komplementasi ayat Al-
Qur’an, target guru yaitu ibadah siswa semakin rajin, siswa memiliki pemahaman Al-
Qur’an yang lebih luas, serta agar siswa tahu bahwa belajar ilmu agama tidak hanya
dari pelajaran Al-Qur’an Hadits, Fiqih, dan sebagainya, tetapi siswa juga bisa belajar
agama ketika mempelajari biologi.
Upaya yang dilakukan guru untuk mengintegrasikan nilai-nilai Al-Qur’an dalam
materi biologi yaitu dengan menjelaskan materi kemudian menghubungkan materi
dengan ayat-ayat Al-Qur’an yang sesuai. Guru melakukan integrasi secara
spontanitas tanpa ditulis di RPP dan modul. Sedangkan kendala guru dalam
melakukan integrasi nilai-nilai Al-Qur’an dalam pembelajaran biologi yaitu harus
mencari banyak referensi untuk memperkaya informasi yang disampaikan kepada
siswa.
53
salah satunya yaitu pada materi kelas XII tentang asal-usul kehidupan namun tidak
terlalu mendalam melainkan hanya intinya saja. Menurut penjelasan guru, para siswa
bertanya yang lebih mendalam tentang materi biologi yang berkaitan dengan ayat Al-
Qur’an kepada guru agama.
Guru berpendapat bahwa seharusnya aspek spiritual siswa meningkat setelah
melakukan pembelajaran biologi dengan mengkaji fenomena di Al-Qur’an. Akan
tetapi, guru tidak mengukur peningkatan aspek spiritual siswa secara langsung
sehingga guru hanya menduga adanya peningkatan aspek spiritual. Upaya yang
dilakukan guru untuk mengarahkan siswa menelaah fenomena Al-Qur’an dengan
konsep biologi yaitu dengan mengaitkan materi dengan fenomena di Al-Qur’an
secara langsung saat menjelaskan materi. Para siswa mudah memahami fenomena Al-
Qur’an yang berkaitan dengan konsep biologi karena para siswa juga belajar banyak
pelajaran keagamaan. Akan tetapi, integrasi antara sains dan Al-Qur’an tidak ditulis
di RPP atau kurikulum, karena di dalam RPP hanya menjelaskan adanya peningkatan
sikap taqwa, jujur, disiplin, dan sebagainya.
Guru menyajikan fenomena dalam Al-Qur’an yang akan ditelaah siswa dengan
cara menyajikan fenomena secara umum saja, tidak mengaitkan dengan ayat Al-
Qur’an yang sesuai. Siswa melakukan diskusi ringan terkait fenomena dalam Al-
Qur’an yang berkaitan dengan konsep biologi. Guru juga belum pernah menganalisis
respon siswa terhadap bahan ajar biologi yang berbasis Al-Qur’an. Namun menurut
pemaparan guru, siswa sangat antusias ketika guru menjelaskan materi tentang
reproduksi kemudian dikaitkan dengan agama. Siswa mudah memahami penjelasan
guru karena siswa sudah mempelajari konsep keterkaitan biologi dan Al-Qur’an di
pelajaran agama. Setelah menerapkan bahan ajar biologi yang berbasis Al-Qur’an
guru memiliki target yaitu siswa menjadi lebih paham dengan materi karena berkaitan
langsung dengan kehidupan sehari-hari sehingga siswa dapat melaksanakan konsep
agama dan biologi dengan baik.
Upaya yang dilakukan guru untuk mengintegrasikan nilai-nilai Al-Qur’an dalam
materi biologi yaitu saat menjelaskan materi kemudian siswa bertanya, guru secara
56
langsung mengaitkan antara materi biologi dengan Al-Qur’an. Namun jika guru
belum memahami adanya keterkaitan pada materi biologi dan Al-Qur’an guru
meminta siswa untuk mengajukan pertanyaan tersebut kepada guru mata pelajaran
agama. Guru juga tidak pernah mengarahkan siswa untuk mencari informasi tentang
tafsir ayat Al-Qur’an dan Asbabun Nuzul ayat tersebut yang berkaitan dengan materi.
Selain itu, guru sering kehabisan waktu dalam menjelaskan materi sehingga guru
tidak bisa menjelaskan keterkaitan Al-Qur’an dengan materi biologi. Guru juga
memaparkan bahwa kurikulum dan silabus mata pelajaran biologi tidak sampai ke
arah yang lebih dalam lagi yaitu integrasi. Guru menjelaskan bahwa di MA E masing-
masing guru hanya memiliki tanggung jawab menjelaskan materi di bidang studinya
masing-masing, tidak dibebani untuk menjelaskan tentang integrasi mata pelajaran
dengan Al-Qur’an maupun materi agama lainnya.
Kendala guru dalam melakukan integrasi nilai-nilai Al-Qur’an pada
pembelajaran biologi yaitu guru tidak memiliki kapasitas yang cukup untuk
mengaitkan materi biologi dengan Al-Qur’an karena pengetahuan agama guru yang
terbatas. Guru merasa belum mampu dalam mengkaji dan menafsirkan ayat sehingga
hanya mengaitkan secara umum saja. Integrasi nilai-nilai Al-Qur’an tersebut juga
dilakukan di luar proses pembelajaran contohnya seperti sholat Dhuha, hafalan surat-
surat tertentu di Al-Qur’an, dan sebagainya. Siswa juga mengikuti kajian kitab di
pesantren, sholat tahajjud, sholat lima waktu berjamaah, dan kegiatan pesantren
lainnya. Guru tidak mengarahkan siswa untuk menganalisis terjemahan Al-Qur’an
dengan konten materi yang sesuai, sehingga guru juga tidak menerapkan langkah-
langkah untuk menganalisis terjemahan Al-Qur’an.
Guru menjelaskan bahwa target sekolah terhadap guru pelajaran MIPA yaitu
mendidik para siswa agar bisa diterima di perguruan tinggi favorit, mendapat
kejuaraan biologi dunia, dan sebagainya. Sehingga guru biologi tidak dibebani
menjelaskan tafsir ayat dan kajian keislaman yang berkaitan dengan materi biologi.
Penjelasan tafsir dan kajian keagamaan hanya dibebankan kepada guru mata
pelajaran agama.
57
sumber inspirasi yaitu karena Al-Qur’an memuat segala aturan yang ada di bumi dan
langit sehingga biologi sebagai ilmu kehidupan harus menjadikan Qur’an sebagai
sumber inspirasi dalam pembelajaran.
Cara guru mendesain pembelajaran biologi yang menjadikan Al-Qur’an sebagai
sumber inspirasi yaitu dengan mengajak siswa untuk belajar di lapangan agar lebih
dekat dengan alam. Sedangkan untuk beberapa materi tertentu yang tidak berkaitan
dengan alam sekitar seperti pembelahan sel, proses pembelajaran dilakukan di dalam
kelas. Pada materi pembelahan sel, guru menjelaskan tentang plasma nutfah yang
disebutkan di dalam Al-Qur’an. Ketika menjelaskan materi biologi, guru tidak selalu
menyebutkan nomor ayat dan surat secara detail, melainkan terkadang hanya
menjelaskan peristiwa biologi yang terdapat di dalam Al-Qur’an. Oleh karena itu,
aspek spiritual siswa meningkat setelah melakukan pembelajaran biologi dengan
mengkaji fenomena Al-Qur’an. Peningkatan aspek spiritual siswa dapat terlihat dari
bentuk rasa syukur siswa yaitu mensyukuri kehidupan yang diberi oleh Allah, lebih
menyayangi organ-organ tubuh, dan menjaga kesehatan. Selanjutnya, upaya yang
dilakukan guru untuk menelaah fenomena Al-Qur’an dengan konsep biologi yaitu
guru mengarahkan siswa untuk mencari tahu tentang konsep fenomena biologi di Al-
Qur’an karena di Al-Qur’an terdapat banyak kandungan dan aturan yang menjelaskan
tentang biologi.
Fenomena dalam Al-Qur’an yang berkaitan dengan konsep biologi disajikan oleh
guru dalam bentuk artikel maupun power point. Namun pada saat pembelajaran jarak
jauh seperti saat ini, guru menyajikan gambar-gambar tentang materi beserta ayat Al-
Qur’annya melalui google formulir. Salah satu fenomena yang dipilih guru untuk
ditelaah siswa adalah pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan dan makhluk
hidup. Sebelum mengarahkan siswa untuk menelaah materi, guru mengajukan
pertanyaan terlebih dahulu kepada siswa tentang bagaimana tumbuhan bisa
menjulang tinggi dan diameternya bertambah besar. Kemudian guru menjelaskan
bahwa hal tersebut terjadi karena adanya proses alamiah yaitu dari air hujan yang
diserap tanah kemudian bertemu dengan unsur-unsur hara di dalam tanah, sehingga
59
tadarus Al-Qur’an setiap pagi. Sedangkan ketika pembelajaran jarak jauh, di dalam
bahan ajar guru selalu mengingatkan siswa untuk berdoa sebelum belajar maupun
sesudah belajar dengan tujuan agar siswa lebih bersyukur serta ilmu yang didapat bisa
bermanfaat. Selanjutnya, guru mengarahkan siswa untuk menganalisis ayat-ayat Al-
Qur’an yang sesuai dengan materi dengan cara menugaskan siswa untuk mencari
ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan materi kemudian siswa menganalisis
keterkaitan keduanya.
Pendekatan saintifik dalam pembelajaran biologi yang berbasis Al-Qur’an di MA
F lebih menekankan pada keaktifan siswa di kelas sedangkan guru hanya sebagai
fasilitator dalam pembelajaran. Siswa melakukan praktikum di kelas masing-masing
secara berkelompok, sedangkan selama pembelajaran jarak jauh, guru mengarahkan
siswa untuk melakukan praktikum mandiri di rumah masing-masing. Contohnya pada
praktikum perkecambahan guru menugaskan siswa untuk melakukan praktikum di
kelas dan mengamatinya setiap hari sedangkan saat pembelajaran jarak jauh guru
hanya meminta siswa mengirimkan foto hasil praktikum perkecambahan yang siswa
lakukan secara mandiri di rumah. Setelah melakukan pengamatan, siswa bertanya
kepada guru tentang hal-hal yang berkaitan dengan materi dan pengamatan, kemudian
guru mengevaluasi hasil pengamatan yang dilakukan siswa.
Guru menjelaskan konsep biologi yang berkaitan dengan ayat Al-Qur’an kepada
peserta didik dengan cara mengaitkan materi dengan ayat Al-Qur’an secara langsung.
Sedangkan kendala yang dialami guru dalam menerapkan pendekatan saintifik dalam
pembelajaran yaitu pada materi pembelahan sel, guru mengalami kesulitan karena
sarana dan prasarana yang masih terbatas. Oleh karena itu, praktikum untuk materi
yang berkaitan dengan ayat-ayat Al-Qur’an didesain dengan mudah agar mudah
dijangkau oleh siswa. Siswa lebih tertarik untuk melakukan praktikum dibandingkan
menyimak teori yang disampaikan guru sehingga semangat belajar siswa juga
meningkat setelah diajak mengumpulkan informasi tentang konsep biologi.
Siswa mengalami kesulitan untuk menjelaskan konsep biologi yang berkaitan
dengan ayat Al-Qur’an karena siswa belum terbiasa berbicara di depan umum untuk
61
mengungkapkan ide-ide mereka. Namun, ada beberapa siswa yang dapat menjelaskan
konsep biologi yang berkaitan dengan Al-Qur’an lancar karena mereka sudah terbiasa
mengemukakan pendapat dan mengemukakan ide di kelas. Guru mengintegrasikan
materi biologi dengan Al-Qur’an ke dalam RPP dengan cara mencantumkan ayat
yang berkaitan dengan materi. Akan tetapi, saat ini guru menyampaikan ayat secara
spontanitas dan tidak diintegrasikan dengan perangkat pembelajaran seperti RPP
karena guru kekurangan waktu dalam menyiapkan pembelajaran. Selain itu, guru
terkadang mencantumkan ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan materi ke
dalam lembar kerja siswa (LKS).
Perangkat pembelajaran yang diintegrasikan dengan Al-Qur’an dapat
memudahkan siswa dalam memahami materi biologi. Integrasi sains dan Al-Qur’an
dapat mengubah karakter siswa dan menambah pemahaman baru. Selain itu, siswa
menjadi lebih bersyukur dengan anugerah Allah SWT. Pada materi pola-pola
hereditas, guru mengaitkan materi dengan ayat Al-Qur’an sehingga motivasi dan hasil
belajar siswa meningkat. Konsep belajar siswa dalam mempelajari materi biologi
yang diintegrasikan dengan ayat Al-Qur’an yaitu dengan memahami artikel yang
berkaitan dengan materi kemudian praktik. Siswa melakukan praktik secara
berkelompok sehingga siswa bisa saling bertukar pendapat dengan anggota
kelompoknya. Sedangkan selama pembelajaran jarak jauh siswa melakukan praktik
secara individu untuk menjaga jarak. Konsep belajar setiap siswa berbeda-beda
karena menurut guru setiap siswa memiliki keunikan cara belajar sehingga cara
mencerna materi pada masing-masing siswa pun berbeda.
Tabel 4.5 Perbandingan Data Kuisioner Siswa dan Data Wawancara Guru
Persentase Hasil
Sekolah Hasil Wawancara Guru
Kuisioner Siswa
Guru mengintegrasikan materi biologi dan
Al-Qur’an dengan cara menjelaskan
63,36 % secara langsung antara fenomena di Al-
MA A
(Baik) Qur’an dengan materi biologi namun
tidak disertai penyampaian ayat Al-
Qur’an
Guru mengintegrasikan materi biologi dan
58,51% Al-Qur’an dengan cara mengkaji terjemah
MA B
(Cukup) dan tafsir ayat Al-Qur’an kemudian
mengaitkannya dengan materi biologi
mengkaji terjemah dan tafsir ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan materi biologi.
Sama halnya pada MA C juga tidak terdapat kesesuaian karena guru tidak
mengintegrasikan materi biologi dengan Al-Qur’an sedangkan persentase hasil
kuisioner siswa menunjukkan kategori cukup. Selanjutnya, pada MA D dan MA F
terdapat kesesuaian antara hasil persentase kuisioner siswa dengan hasil wawancara
guru dibuktikan dengan persentase kuisioner di kedua sekolah tersebut menunjukkan
kategori baik dan hasil wawancara guru menunjukkan bahwa terdapat integrasi antara
materi biologi dan Al-Qur’an dengan cara mengaitkan secara langsung fenomena Al-
Qur’an dengan materi yang sesuai lalu siswa diminta menjelaskan ayat Al-Qur’an
yang berkaitan dengan materi. Adapun pada MA E juga tidak terdapat kesesuaian
antara persentase kuisioner siswa dengan hasil wawancara guru dilihat dari persentase
kuisioner yang menunjukkan kategori baik dengan hasil wawancara guru yang
mengaitkan secara langsung fenomena di Al-Qur’an dengan materi yang sesuai
namun tidak terlalu mendalam.
B. Pembahasan
Integrasi sains dan Al-Qur’an dalam pembelajaran biologi merupakan
penggabungan dua aspek yaitu materi biologi dan ayat-ayat Al-Qur’an yang sesuai
dengan materi yang dipelajari. Penelitian ini dilakukan untuk melihat model integrasi
sains dan Al-Qur’an pada pembelajaran biologi di Madrasah Aliyah Kota Tangerang
selatan. Proses integrasi sains dan Al-Qur’an tersebut dilihat dari siswa, guru, bahan
ajar, dan aspek-aspek pembelajaran lainnya yang menunjang adanya integrasi baik di
dalam proses pembelajaran biologi maupun di luar proses pembelajaran biologi.
Adapun instrumen kuisioner untuk siswa dan instrumen wawancara untuk guru
mengacu pada tujuh aspek yaitu aspek integrasi biologi dengan Al-Qur’an, aspek
telaah fenomena dalam Al-Qur’an, aspek bahan ajar IPA berbasis komplementasi
ayat-ayat Al-Qur’an, aspek hubungan Al-Qur’an dengan materi pembelajaran
kurikulum sains, aspek pendekatan saintifik dalam pembelajaran, aspek perangkat
pembelajaran biologi, dan aspek konsep belajar dalam mempelajari materi biologi.
64
1
Muslih, Pembelajaran Ayat-ayat Kawniyah di SMA Trensains 2 Pesantren Tebuireng
Jombang, Jurnal Studi Keislaman: Islamica, Vol. 12, No. 2, 2018, h. 473.
2
Muhammad Yasin Yusuf, Pesantren Sains: Epistemology of Islamic Science in Teaching
System, Jurnal Walisongo, Vol. 23, No. 2, 2015, h. 288.
3
Transkip Hasil Wawancara Guru, Lampiran. h. 107.
66
4
Lampiran, h. 168.
68
5
Faizin, Kisah Al-Qur’an dalam Tinjauan Sains (Studi atas Serial Tafsir Ilmi Kemnterian
Agama RI), Jurnal Studi Al-Qur’an dan Hadits, Vol. 4, No. 1, 2020, h. 83.
6
Tomo Djudin, Mempelajari Sains, Mengimani Sang Pencipta: Menyisipkan Nilai-nilai religius
dalam Pembelajaran Sains, Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA, Vol. 3, No. 1, 2012, h. 13.
69
7
Ahmad Muttaqin, Konstruksi Kurikulum Sains Islam Keindonesiaan (Integrasi Islam, Sains
Kealaman, Sains Humaniora dan Keindonesiaan), Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan
Keagamaan, Vol 16, No. 1, 2018, h. 89.
70
Artinya: “dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan
dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan Maka Kami keluarkan dari tumbuh-
tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang
menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai
yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (kami keluarkan pula) zaitun dan
delima yang serupa dan yang tidak serupa. perhatikanlah buahnya di waktu
pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada
8
Agus Purwanto, op.cit, h. 56.
71
yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang
beriman.” (QS. Al-An’am/6:99).
Beberapa guru tidak melakukan analisis terjemahan Al-Qur’an karena merasa
belum mumpuni dalam mengkaji ayat-ayat Al-Qur’an beserta terjemahannya secara
lebih dalam. Selain itu, beberapa guru kekurangan waktu jika harus menjelaskan
keterkaitan ayat karena menurut beberapa guru dalam menjelaskan materi biologi
membutuhkan banyak waktu agar keseluruhan materi dapat tersampaikan kepada
siswa.
9
Zulfiani, dkk, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009),
h. 138-139.
10
Adib Rifqi Setiawan, Efektivitas Pembelajaran Biologi Berorientasi Literasi Saintifik,
Thabiea: Journal of Natural Science Teaching, Vol. 02, No. 02, 2019, h. 92.
73
menunjukkan kategori baik. Ditinjau dari persentase kuisioner setiap sekolah, aspek
tujuh juga menunjukkan kategori baik. Namun, terdapat perbedaan hasil yang
signifikan dengan pernyataan guru, yaitu bahwa MA C seharusnya menunjukkan
kategori kurang atau sangat kurang karena MA C tidak mengintegrasikan materi
biologi dengan Al-Qur’an, sedangkan persentase kuisioner menunjukkan kategori
baik. Peneliti menyimpulkan bahwa hal tersebut kemungkinan disebabkan oleh MA
C yang berada dalam lingkup pesantren sehingga siswa memiliki bekal pengetahuan
agam yang luas. Berdasarkan adanya pengetahuan keagamaan yang mumpuni, perlu
adanya kegiatan ilmiah dalam pembelajaran biologi agar keterampilan dan sikap
ilmiah siswa dapat meningkat.11 Oleh karena itu, siswa mampu mempelajari materi
biologi yang diintegrasikan dengan Al-Qur’an secara mandiri.
Perbedaan hasil kuisioner dan wawancara tersebut juga terjadi di MA E yang
seharusnya menunjukkan kategori cukup atau kurang, sedangkan hasil kuisioner
menunjukkan kategori baik. Hal tersebut juga disebabkan MA E yang berada di
yayasan pesantren, sehingga menurut penjelasan guru biologi siswa secara mandiri
dapat menggali lebih dalam tentang keterkaitan materi biologi dan Al-Qur’an dengan
bertanya kepada guru bidang keagamaan.12
Data terkait kuisioner siswa di MA B menunjukkan kategori cukup dengan
perolehan persentase 56,9 persen. Hal tersebut juga menunjukkan perbedaan yang
signifikan dengan hasil wawancara guru, bahwa integrasi sains dan Al-Qur’an di MA
B sudah dilakukan dengan baik bahkan antusiasme siswa terhadap integrasi sangat
bagus dibuktikan dengan nilai siswa yang semakin meningkat.13 Artinya, persentase
siswa seharusnya juga menunjukkan kategori baik bahkan bisa juga sangat baik.
Namun, perbedaan tersebut kemungkinan terjadi karena adanya kesalahan siswa saat
11
Nur Aida, Yusminah Hala, Muhammad Danial, Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Biologi Berbasis Inkuiri pada Materi Sistem Ekskresi untuk Kelas XI SMA Negeri 10 Bulukumba,
Jurnal Bionature, Vol. 17 No. 2, 2016, h. 116.
12
Lampiran, h. 158.
13
Lampiran, h. 124.
75
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa integrasi sains dan Al-Qur’an pada pembelajaran biologi di
Madrasah Aliyah Kota Tangerang Selatan secara keseluruhan menunjukkan kategori
baik dengan perolehan persentase sebanyak 62,53 %. Adapun dari hasil wawancara
guru, sebagian besar guru biologi menerapkan integrasi sains dan Al-Qur’an pada
pembelajaran biologi baik dengan menjelaskan fenomena sains yang terdapat dalam
Al-Qur’an saja maupun dengan mengkaji secara mendalam ayat-ayat yang berkaitan
dengan materi biologi.
B. Saran
Setelah penulis melakukan penelitian tentang integrasi sains dan Al-Qur’an pada
pembelajaran biologi di Madrasah Aliyah Kota Tangerang Selatan, maka penulis
memberikan beberapa saran yaitu:
1. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menjadikan penelitian ini sebagai acuan
untuk meneliti tentang integrasi sains dan Al-Qur’an pada pembelajaran
biologi maupun pembelajaran umum lainnya. Selain itu, peneliti selanjutnya
diharapkan dapat melakukan kajian spiritual siswa secara lebih mendalam
karena spiritual akan mempengaruhi psikologis siswa, piskologis akan
berpengaruh terhadap ketenangan dan selanjutnya akan mempengaruhi proses
berpikir yang berhubungan dengan kemampuan kognitif siswa dalam
mempelajari biologi.
2. Guru diharapkan dapat menerapkan integrasi sains dan Al-Qur’an pada
pembelajaran biologi dengan mengkaji ayat-ayat Al-Qur’an secara lebih
76
77
Adiyanta, F.C. Susila. Hukum dan Studi Penelitian Empiris: Penggunaan Metode
Survey sebagai Instrumen Penelitian Hukum Empiris. Adminitrative Law &
Governance Journal. 2, 697-709, 2019.
Aeny, Nur, dkk. Fenomena Sains dalam Al-Qur’an Perspektif Ian G. Barbour dan
Ismail Raji Al-Faruqi. Jurnal Yaqzhan. 6, 96-110, 2020.
Alim, Sahirul. Menguak Keterpaduan Sains, Teknologi dan Islam. Yogyakarta: Titian
Ilahi Press, 1999.
Amhar, Fahmi, dkk. Peran Sains dan Teknologi dalam membangun Peradaban Islam.
Jurnal Kajian Peradaban Islam. 1, 17-23, 2018.
Asyhari, Ardian. Literasi Sains Berbasis Nilai-Nilai Islam dan Budaya Indonesia.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika FTK IAIN Raden Intan Lampung Indonesia. 6,
137-148, 2017.
Bagir, Zainal Abidin. Integrasi Ilmu dan Agama: Interpretasi dan Aksi. Yogyakarta:
Suka Press Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2005.
78
79
Chanifudin dan Tuti Nuriyati. Integrasi Sains dan Islam dalam Pembelajaran. Jurnal
Asatiza. 1, 212-229, 2020.
Faizin. Kisah Al-Qur’an dalam Tinjauan Sains (Studi atas Serial Tafsir Ilmi
Kemnterian Agama RI). Jurnal Studi Al-Qur’an dan Hadits, 4, 77-96, 2020.
Fakhri, Jamal. Sains dan Teknologi dalam Al-Qur’an dan Implikasinya dalam
pembelajaran. Jurnal Ta’dib. 15, 121-142, 2010.
Hidayatullah, Syarif. Relasi Agama dan Sains dalam Pandangan Mehdi Golshani.
Jurnal Filsafat. 27, 65-90, 2017.
80
Hidayatulloh, Helmy. Islam dan Sains Perspektif Nurcholish Madjid. Jurnal Ilmu
Ushuluddin. 5, 22-34, 2019.
Ihwanudin, Maulana, dkk. Bahan Ajar IPA Terpadu Tipe Integrated Berbasis
Komplementasi Ayat-ayat Al-Qur’an. Unnes physics Education Journal. 7, 36-
42, 2018.
Iryani, Eva. Al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari
Jambi. 17, 66-83, 2017.
Jamarudin, Ade. Konsep Alam Semesta Menurut Al-Qur’an. Jurnal Ushuluddin. 16,
136-151, 2010.
Khusna, Azalia Mutammimatul dan Annur Indah Sari. Pembelajaran Integratif Sains dan Al-
Qur’an: Revitalisasi Nilai Ajaran Islam dan Pembentukan Karakter di SMA Trensains
Sragen. Jurnal Kajian Ilmu Pendidikan. 3, 56-84, 2018.
Kurniawati, Eka dan Nurhasanah Bakhtiar. Manusia Menurut Konsep Al-Qur’an dan
Sains. Journal of Natural Science and Integration p-ISSN:2620-4967, e-ISSN:
2620-5092. 1, 78-94, 2018.
81
Muslih, Mohammad. Sains Islam dalam Diskursus Filsafat Ilmu. Jurnal Studi Agama
dan Pemikiran Islam. 8, 1-26, 2014.
Nurhartanto, Armin. Nilai-nilai pendidikan Akhlak dalam Al-Qur’an Surat Ali Imran
Ayat 159-160. Jurnal Studi Islam. 16, 155-166, 2015.
82
Prayetno, Eko. Kajian Al-Qur’an dan Sains tentang Kerusakan Lingkungan. Jurnal
Studi Ilmu Al-Qur’an dan Al-Hadits Al-Dzikra. 12, 111-136, 2018.
Putri, Feiza Rahma. Integrasi Ilmu Pengetahuan (Sains) dan Agama Islam. Jurnal
Studi dan Sosial. 6, 13-24, 2019.
Saefuddin, AM. Islamisasi Sains dan Kampus. Jakarta: PPA Consultants, 2010.
Tanyid, Maidiantius. Etika dalam Pendidikan: Kajian Etis tentang Krisis Moral
Berdampak pada Pendidikan. Jurnal Jaffray. 12, 236-250, 2014.
Thayyarah, Nadiah. Buku Pintar Sains dalam Al-Qur’an. Jakarta: Zaman, 2014.
Wathoni, Lalu Muhammad Nurul. Integrasi Pendidikan Islam dan Sains. Ponorogo:
Uwais Inspirasi Indonesia, 2018.
Wibowo, Tri. Dinamika Sains dalam Islam pada Masa Keemasan (Daulah Abbasiyah):
Kontribusi & Rekonstruksi dalam Perkembangan Keilmuan Kekinian. Tsaqofah &
Tarikh: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan. 6, 51-62, 2021.
Zulfiani, dkk. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,
2009.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1: Persentase Data Diri Siswa dan Jumlah Responden Setiap Sekolah
A. Persentase Data diri Siswa
Kriteria Jumlah Persentase (%)
14 4 2,33
15 41 23,84
16 53 30,81
Usia
17 59 34,3
18 14 8,14
Total 172 99,42
Laki-laki 43 25
Jenis
Perempuan 129 75
Kelamin
Total 172 100
84
Lampiran 2: Pemetaan Jurnal
Teknik Pengumpulan
No. Jurnal Judul Metode Penelitian Model Integrasi
dan Analisis Data
1. Seminar Integrasi Sains- Model Integrasi Al- 1. Al-Qur’an adalah sumber
Nasional Islam dan Qur’an: inspirasi
Teknologi Implementasinya “Di dalam integrasi 2. Al-Qur’an diletakkan di awal
Informasi, dalam Sains (antara lain kajian, bukan diposisikan
Komunikasi Pembelajaran sebagai pembenar pernyataan
Biologi) dengan
dan Industri Biologi dalam Sains
(SNTKI) 9
Islam (dalam hal ini 3. Contoh: Al- Qur’an Surat Ali
Fakultas Sains Al-Qur’an), Al- Imron 191 sebagai sumber
dan Teknologi Qur’an adalah inspirasi lahirnya hukum
UIN Suska sumber inspirasi. Al- struktur mengikuti fungus
Riau 18-19 Qur’an harus dalam biologi
Mei 2017 diletakkan di awal
dalam kajian, dan
bukan diposisikan -
sebagai pembenar
pernyataan dalam
Sains, sehingga
integrasi yang terjadi
adalah dengan
mencari-cari atau
mencoba-coba
menempel-
nempelkan ayat Al-
Qur’an ke dalam
penjelasan Sains.
Beberapa uraian
85
86
Teknik Pengumpulan
No. Jurnal Judul Metode Penelitian Model Integrasi
dan Analisis Data
berikut adalah
menjelaskan hal ini”.
2. Ta’dib, Model Penelitian ini Data yang diperoleh Melakukan kajian
Volume 15, Pembelajaran menggunakan desain adalah data kualitatif pengembangan keilmuan
No. 1 (Juni Integratif pada pengembangan dan kuantitatif. Data berbasis al-Qur’an
2012) Biologi Plomp (2010) pada kualitatif dianalisis Integrasi dalam
Perkembangan tahap preliminary dengan mengikuti model pengembangan akademik
Hewan: Analisis
kebutuhan
research, dengan Miles dan Huberman direalisasikan dalam proses
Pengembangan melakukan analisis yaitu reduksi data, pembelajaran
mendalam tentang penyajian data, dan
materi dan masalah penarikan kesimpulan
yang mendasari
pentingnya
dilakukan
pengembangan
model pembelajaran
integratif pada
biologi
perkembangan
hewan
3. Jurnal Ilmiah Pengaruh Metode: Kuantitatif Teknik pengumpulan Peneliti melakukan observasi
Mahasiswa Pembelajaran Jenis Penelitian: data: observasi dan dengan menggunakan lembar
(JIM) Fisika Berbasis eksperimen semu penilaian diri disertai observasi dan penilaian diri
Pendidikan Al-Qur’an Desain penelitian: rubrik untuk mengetahui apakah ada
Fisika Vol. 1 terhadap Spiritual design intact group Analisis data: Data nilai pengaruh pembelajaran
No. 4 Oktober Siswa Kelas X
2016, 202-207 SMA Negeri 2
comparison atau lembar observasi dan berbasis al-Qur’an terhadap
Banda Aceh disebut juga nilai penilaian diri sikap spiritual siswa
87
Teknik Pengumpulan
No. Jurnal Judul Metode Penelitian Model Integrasi
dan Analisis Data
rancangan static dijumlahkan dan dibagi Kelas eksperimen
group comparison. 2 kemudian dicari menerapkan pembelajaran
persentasenya. Data fisika berbasis al-Qur’an
nilai persentase diolah sedangkan kelas kontrol
menggunakan statistic menerapkan pembelajaran
parametric fisika tanpa berbasis al-
Qur’an
4. Journal of Quran-integrated Metode: kualitatif Analisis data dengan 4
physics: Science in the Era dengan analisis step: kategorisasi,
Conference of Industrial konten reduksi data, display
Series 1155 Revolution 4.0 data, dan kesimpulan
(2019) 012001
5. Jurnal Pengembangan Model Pengumpulan data: Penyajian dan keterkaitan
Penelitian Modul IPA pengembangan yaitu menggunakan lembar ayat-ayat al-Qur’an dengan
Pembelajaran Terpadu model Borg and validasi ahli, lembar materi
Fisika ISSN Terintegrasi Ayat- Gall dalam penilaian guru dan
2086-2407, ayat Al-Qur’an Sugiyono meliputi: lembar angket respon
April 2016 pada Materi Tata
1)Potensi dan siswa serta analisis data
Surya
masalah, menggunakan skala
2)Pengumpulan likert
data, 3) Desain
produk, 4) Validasi
desain, 5) Perbaikan
desain, 6) Uji coba
produk, 7) Revisi
produk, 8) Uji coba
pemakaian, 9) Revisi
produk, 10) Produksi
88
Teknik Pengumpulan
No. Jurnal Judul Metode Penelitian Model Integrasi
dan Analisis Data
missal.
6. Unnes Physics Pengembangan Metode: research Integrasi-interkoneksi (setiap
Education Bahan Ajar IPA and development materi pelajaran akan
Journal 6 (1) Berbasis Desain penelitian: mengimplisitkan nilai-nilai
(2017) Komplementasi modifikasi model religius. Nilai-nilai ini tidak
Ayat-ayat Sains
prosedural yang harus dibingkai dalam
Quran pada
diadaptasi dari pelajaran agama, tetapi dapat
Pokok Bahasan
Sistem Tata Surya pengembangan diintegrasikan juga ke dalam
perangkat model 4D pelajaran lainnya
yaitu Define, Acuan pengembangan
Design, integrasi agama dan sains:
Development, dan menjadikan al-Qur’an sebagai
Disseminate pengawal dari setiap kerja
sains. (Purwaningrum, 2015)
-
Qur’an dan Hadits sebagai
sumber rujukan
Ayat al-Qur’an dan konsep
IPA yang disajikan bahan ajar
memiliki ciri komplementasi
yaitu tidak meleburkan dua
keilmuan maupun memberi
sekat keilmuan namun
memperlihatkan koherensi
keduanya
Soal latihan dalam bahan ajar
menggiring siswa
memecahkan permasalahan
89
Teknik Pengumpulan
No. Jurnal Judul Metode Penelitian Model Integrasi
dan Analisis Data
dengan cara ayat al-Qur’an
menunjukkan suatu fenomena
lalu siswa diharuskan
menelaah fenomena tersebut
dengan konsep IPA
7. Jurnal Inovasi Pengaruh Penelitian kuantitatif Hasil pretest dari kedua Ayat-ayat al-Qur’an
Pendidikan Penerapan Model true experimental kelas dianalisis dengan diintegrasikan dengan materi
Fisika (JIPF) Pembelajaran design dengan menggunakan uji pelajaran
ISSN: 2302- Guided Discovery desain penelitian normalitas dan uji
4496 Vol 03 dengan control-group homogenitas.
No. 02 Tahun Mengintegrasikan
2014, 106-110 Ayat-ayat Al-
pretest-posttest Hasil posttest dianalisis
Qur’an Terhadap design dengan menggunakan
Prestasi belajar Variabel bebas: uji-t dua pihak dan uji-t
Siswa Kelas XI di model pembelajaran satu pihak
SMA guided discovery
Muhammadiyah 2 dengan
Surabaya mengintegrasikan
ayat-ayat al-Qur’an
Variabel kontrol:
materi pelajaran,
guru, lamanya tatap
muka dan
kemampuan siswa
Variabel terikat:
prestasi belajar
siswa
8. Jurnal Ilmiah Pengaruh Pendekatan Teknik pengumpulan Adanya pengaruh
Mahasiswa Pembelajaran
90
Teknik Pengumpulan
No. Jurnal Judul Metode Penelitian Model Integrasi
dan Analisis Data
Pendidikan Fisika Berbasis kuantitatif dengan data: Peneliti pembelajaran berbasis al-
Fisika Vol. 1 Al-Qur’an jenis penelitian mengoservasi siswa Qur’an terhadap sikap
No.4 Oktober Terhadap Sikap eksperimen semu menggunakan lembar spiritual siswa diketahui dari
2016, 202-207 Spiritual Siswa Desain penelitian: observasi dan penilaian observasi dan penilaian diri
Kelas X SMA Design intact group diri untuk mengetahui disertai rubrik
Negeri 2 Banda
Aceh
comparison atau apakah ada pengaruh
disebut juga pembelajaran berbasis
rancangan static Al-Qur’an terhadap
group comparison sikap spiritual siswa
Data nilai persentase
diolah dengan
menggunakan statistic
parametrik
9. Journal of Pembelajaran IPA Metode deskriptif Teknik pengumpulan Memperispakn perangkat
Education Berbasis Al- dengan analisis data: observasi, berupa kurikulum integrasi al-
Science Vol. 4 Qur’an dengan kualitatif, yaitu wawancara, dan angket Qur’an, silabus, RPP, LKS,
No. 2 Oktober Pendekatan Active mendeskripsikan Teknik analisis data: buku siswa, media
2018 Learning data-data yang reduksi data, penyajian pembelajaran, instrumen
Universitas
Ubudiyah
diperoleh di data, dan verifikasi. penilaian, dan komponen
Indonesia lapangan berupa penunjang lainnya
hasil wawancara dan Menginternalisasikan nilai-
observasi tindakan nilai keislaman dalam setiap
kelas aktivitas belajar
Memadukan pembelajaran
dengan penyampaian ayat-
ayat penunjang materi; sesuai
metode pembelajaran aktif
91
Teknik Pengumpulan
No. Jurnal Judul Metode Penelitian Model Integrasi
dan Analisis Data
yang digunakan dan
menerapkan nilai-nilai
keislaman lainnya seperti
membaca doa sebelum dan
sesudah belajar,
menginternalisasikan setiap
penjelasan sesuai kaca mata
Islam
Mengarahkan setiap aktivitas
belajar sesuai dengan nilai-
nilai Islam dan akhlak terpuji
Menyampaikan ayat-ayat
terkait materi pada setiap
pertemuan
10. Jurnal InovasiPengembangan Model penelitian: Tahapan penelitian: Buku ajar diintegrasikan
Pendidikan Buku Ajar IPA ADDIE yang 1) analisys, dengan ayat-ayat al-Qur’an
Fisika (JIPF) Terintegrasi Ayat- dikembangkan oleh 2) design,
ISSN: 2302- ayat Al-Qur’an Sink. 3) development,
4496 pada Materi
4) implementation
Pergerakan
Matahari, Bumi,
5) evaluation
dan Bulan untuk
Kelas VIII
SMP/MTs
11. Unnes Physica Bahan Ajar IPA Metode yang Metode analisis: Menggunakan tipe integrated:
Education Terpadu Tipe digunakan: metode Persamaan menggabungkan mata
Journal Integrated penelitian dan P = f / N x 100% pelajaran dengan cara
(UPEJ) 7 (3) Berbasis pengembangan menetapkan prioritas
(2018) Komplementasi
92
Teknik Pengumpulan
No. Jurnal Judul Metode Penelitian Model Integrasi
dan Analisis Data
Ayat-ayat Al- (Research and kurikulum dan menentukan
Quran Development) keterampilan, konsep, dan
Prosedur penelitian: sikap saling tumpang tindih
pendahuluan, dalam beberapa mata
perencanaa, pelajaran
pengembangan, dan
uji coba lapangan
12. Pancasakti Pengintegrasian Penelitian Deskriptif Metode pengumpulan Model pengintegrasian untuk
Science Materi Struktur data: mengintegrasikan materi
Education Atom pada Mata Metode dokumentasi: kimia berdasarkan ayat al-
Journal Vol. 3 pelajaran Kimia untuk memperoleh data Qur’an adalah model nested
No. 2, Oktober Berbasis Nilai- mengenai materi Pengintegrasian materi
2018 Nilai Qur’ani
struktur atom dan dilakukan melalui analisis
terjemahan Qur’an yang terjemahan al-Qur’an serta
memiliki keterkaitan analisis mendalam mengenai
dengan struktur atom perhitungan numeric
Metode hasil validasi: matematis dengan
untuk hasil validasi menggunakan bahasa Arab
materi struktur atom berdasarkan keterangan ayat
yang terintegrasi Al- ke berapa, juz ke berapa dan
Qur’an surat ke berapa yang
dirangkum dengan mencari
bahan melalui googling
internet dan sumber kajian
lain yaitu al-Qur’an dan
terjemahannya serta hadits
dan mengkaji ulang melalui
93
Teknik Pengumpulan
No. Jurnal Judul Metode Penelitian Model Integrasi
dan Analisis Data
beberapa pakar (dosen kimia,
dosen tafsir, dan dosen agama
Islam)
13. Media Pendekatan Metode penelitian: Instrumen penelitian Pembelajaran kimia berbasis
pendidikan, Pembelajaran kuasi eksperimen diuji coba untuk pemahaman al-Qur’an
Gizi dan Sains Berbasis Rancangan mengetahui validitas,
Kuliner, Vol.7, Pemahaman Al- penelitian: one reliabilitas, tingkat
No. 1, April Qur’an dalam group pretest- kesukaran, dan daya
2018 pembelajaran
Kimia Makanan
posttest design pembeda
Penelitian tindakan, Perhitungan hasil pretest
dengan alur dan posttest dihitung
penelitian dimulai dengan menggunakan
dari perencanaan, uji N-Gain
pelaksanaan dan
evaluasi/refleksi
14. Seminar Penerapan Metode: Quasi Instrumen: 1) tes tertulis Integrasi Pendidikan Islam ke
Nasional Pembelajaran eksperimen berbentuk uraian untuk dalam pendidikan umum:
Quantum #25 Terintegrasi Menggunakan mengukur keberhasilan Integrasi kurikulum: integrasi
(2018) 2477- Nilai-Nilai Al- rancangan one group pembelajaran kognitif, nilai-nilai al-Qurán dalam
1511 (7pp) Qur’an pada pretest-posttest 2) tes tertulis berbentuk keseluruhan materi
Konsep Cahaya (perumusan materi➔evaluasi
pilhan ganda untuk
dan Alat Optik
mengukur wawasan pembelajaran)
untuk
Meningkatkan keagamaan, 3) angket Integrasi pembelajaran:
Hasil Belajar dan untuk mengetahui menanamkan motivasi &
Wawasan respon siswa terhadap pandangan al-Qurán tentang
Keagamaan Siswa proses pembelajaran sains saat proses
Pengumpulan data: pembelajaran
Integrasi ilmu (islamisasi
94
Teknik Pengumpulan
No. Jurnal Judul Metode Penelitian Model Integrasi
dan Analisis Data
diawali dengan ilmu pengetahuan):
pemberian pretest pengintegrasian nilai al-Qurán
dalam konten ilmu
pengetahuan (sains dan
sosial)
95
96
Petunjuk pengisian:
A. Identitas Siswa
Nama : …………………………………
Tempat/Tanggal Lahir :.…………………………………
Kelas : …………………………………
Sekolah : …………………………………
Keterangan
TP Tidak pernah
J Jarang
K Kadang-kadang
S Sering
Pernyataan
No. Indikator Deskripsi Pernyataan T K
J S
P K
Saya membaca terjemah Al-
1 Qur’an dari setiap ayat Al-
Qur’an yang saya baca
Saya kesulitan menggali
informasi dari buku dan
2
internet tentang makna ayat
Al-Qur’an yang saya baca
Saya mencoba
menghubungkan setiap makna
3
ayat Al-Qur’an yang saya baca
Al-Qur’an sebagai
1. dengan materi biologi
sumber inspirasi
Saya mencoba mengutip ayat
4 Al-Qur’an dalam menjawab
soal biologi
Saya mendiskusikan makna
5
ayat Al-Qur’an yang saya baca
Saya mencoba menggali
maksud ayat Al-Qur’an yang
6
berkaitan dengan materi
biologi
7 Saya membiasakan menulis
100
Pernyataan
No. Indikator Deskripsi Pernyataan T K
J S
P K
ayat ayat Al-Qur’an sebelum
menulis materi biologi
Saya diarahkan oleh guru
dalam memahami fenomena
8
dalam Al-Qur’an dengan
konsep biologi
Saya kesulitan
menghubungkan fenomena
9
dalam Al-Qur’an dengan
konsep biologi
Saya membaca buku terkait
10 hubungan antara Al-Qur’an
dengan konsep biologi
Siswa mengkaji
Saya mendapat pemahaman
fenomena dalam Al-
2. baru tentang tafsir ayat Al-
Qur’an dengan konsep 11
Qur’an yang berkaitan dengan
biologi
materi biologi
Saya menjumpai kendala saat
mencari referensi dari artikel
dan jurnal tentang fenomena
12
dalam Al-Qur’an yang
berkaitan dengan materi
biologi
Saya mengalami kesulitan
dalam mengkaji fenomena
13
dalam Al-Qur’an dengan
konsep biologi
Saya mudah memahami bahan
ajar biologi berbasis
14
1. Respon siswa komplementasi ayat-ayat Al-
terhadap bahan ajar Qur’an
biologi berbasis Saya mendapat kendala ketika
Komplementasi ayat- menggunakan bahan ajar
ayat Al-Qur’an 15 biologi berbasis
3.
komplementasi ayat-ayat Al-
Qur’an
Saya kebingungan ketika
2. Integrasi nilai-nilai mencoba menghubungkan
Al-Qur’an dalam materi 16 setiap nilai-nilai Al-Qur’an
biologi dengan konten ilmu
pengetahuan
101
Pernyataan
No. Indikator Deskripsi Pernyataan T K
J S
P K
Saya mencari tahu tentang
17 pandangan Al-Qur’an tentang
3. Pandangan Al-Qur’an sains saat proses pembelajaran
tentang sains saat proses
pembelajaran Saya mengalami kendala
ketika membaca artikel
18 mengenai pandangan Al-
Qur’an tentang sains saat
proses pembelajaran
Motivasi belajar saya
4. Integrasi nilai-nilai
meningkat setelah mengkaji
Al-Qur’an dalam konten 19
nilai-nilai Al-Qur’an dalam
ilmu pengetahuan
konten ilmu pengetahuan
Saya kesulitan memahami
terjemahan Al-Qur’an yang
20
berkaitan dengan materi
biologi
Saya menggali terjemahan
ayat-ayat Al-Qur’an yang ada
21
di alam semesta (ayat-ayat
kauniyah)
Saya mendapat hambatan
Analisis terjemahan Al-
4. dalam mengaitkan konsep
Qur’an 22
biologi dengan terjemahan
ayat Al-Qur’an
Saya membaca tafsir
23 terjemahan ayat-ayat kauniyah
(ayat mengenai alam semesta)
Saya menghayati terjemahan
ayat-ayat Al-Qur’an yang
24
berkaitan dengan materi
biologi
Peserta didik Saya mengkaji konsep biologi
25
berdasarkan ayat Al-Qur’an
mengkaji konsep
Motivasi belajar saya
biologi berdasarkan 26
meningkat setelah mengkaji
5. konsep biologi berdasarkan
ayat-ayat Al-Qur’an ayat-ayat Al-Qur’an
Peserta didik Saya bertanya tentang konsep
27 biologi yang berkaitan dengan
menanyakan tentang ayat-ayat Al-Qur’an
102
Pernyataan
No. Indikator Deskripsi Pernyataan T K
J S
P K
konsep biologi yang
berkaitan dengan ayat-
ayat Al-Qur’an
3. Siswa mengumpulkan
Saya membaca artikel yang
informasi tentang
menjelaskan tentang konsep
konsep biologi yang 28
biologi yang berkaitan dengan
berkaitan dengan
ayat Al-Qur’an
ayat-ayat Al-Qur’an
4. Siswa mengolah
Saya kebingungan ketika
informasi tentang
mencoba menghubungkan ayat
konsep biologi yang 29
Al-Qur’an dengan konsep
berkaitan dengan
biologi
ayat-ayat al-Qur’an
5. Siswa menjelaskan
ayat-ayat Al-Qur’an Saya menjelaskan ayat Al-
yang ada di alam 30 Qur’an yang ada di alam
semesta (ayat semesta
kauniyah)
Saya membaca modul
31 pembelajaran biologi yang
terintegrasi dengan Al-Qur’an
Saya menggali informasi di
modul pembelajaran biologi
32
yang terintegrasi dengan Al-
Siswa mempelajari
Qur’an
LKPD dan Modul
Saya kesulitan memahami soal
6. pembelajaran biologi
33 di LKPD yang terintegrasi
yang terintegrasi dengan
dengan Al-Qur’an
Al-Qur’an
Saya mendiskusikan soal-soal
34 di LKPD yang terintegrasi
dengan Al-Qur’an
Saya berhasil menjawab
35 seluruh soal di LKPD yang
terintegrasi dengan Al-Qur’an
Saya mempelajari materi
Peserta didik membaca, 36 biologi yang berkaitan dengan
memahami, meneliti, ayat Al-Qur’an
7. dan mengkaji materi Saya kurang menggali lebih
biologi yang berkaitan dalam tentang materi biologi
37
dengan ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan Al-
Qur’an
103
Pernyataan
No. Indikator Deskripsi Pernyataan T K
J S
P K
Saya memahami materi biologi
38 yang berkaitan dengan ayat
Al-Qur’an
Saya kesulitan menggali
informasi tentang materi
39
biologi yang berkaitan dengan
Al-Qur’an
Saya mencatat poin-poin inti
40 materi biologi yang berkaitan
dengan ayat Al-Qur’an
104
“Integrasi Sains dan Al-Qur’an pada Pembelajaran Biologi di Madrasah Aliyah dan
SMA Islam Terpadu Kota Tangerang Selatan”
Identitas Validator
Nama :BUCHORI MUSLIM
Bidang Keahlian :INTEGRASI SAINS DAN ISLAM
Petunjuk Pengisian :
1. Berdasarkan pendapat Bapak/Ibu berilah tanda centang (√) pada kolom yang
telah tersedia
2. Jika ada yang perlu dikomentari, tuliskan pada lembar
komentar/saran/langsung pada lembar instrumen
3. Lingkari pernyataan LAYAK/TIDAK LAYAK sebagai kesimpulan di akhir
penilaian
Hasil
No Aspek yang divalidasi Komentar/saran
Sesuai Tidak sesuai
Tampilan format jelas
1. sehingga memudahkan √
melakukan penilaian
Kesesuaian indikator yang
diamati dengan kegiatan
2. √
aktivitas guru dalam proses
pembelajaran
Dirumuskan secara jelas,
3. spesifik dan operasional √
sehingga mudah diukur
Instrumen mengandung instruksi
4. atau petunjuk yang jelas
√
5. Menggunakan bahasa sesuai √
105
Hasil
No Aspek yang divalidasi Komentar/saran
Sesuai Tidak sesuai
dengan kaidah penulisan yang
baik dan benar
Bahasa yang digunakan jelas dan
6. √
mudah dipahami
Instrumen memudahkan peneliti
7. √
dalam mengumpulkan data
Berdasarkan hasil penilaian butir validasi maka instrumen penelitian ini
LAYAK/TIDAK LAYAK untuk digunakan dalam penelitian, dengan catatan sebagai
berikut:
Validator Instrumen
BUCHORI MUSLIM
NIDN. 2027028902
106
“Integrasi Sains dan Al-Qur’an pada Pembelajaran Biologi di Madrasah Aliyah dan
SMA Islam Terpadu Kota Tangerang Selatan”
Identitas Validator
Nama : Drs. Abdul Haris, M.Ag
Bidang Keahlian : Al-Qur’an dan Hadits
Petunjuk Pengisian :
1. Berdasarkan pendapat Bapak/Ibu berilah tanda centang (√) pada kolom yang
telah tersedia
2. Jika ada yang perlu dikomentari, tuliskan pada lembar
komentar/saran/langsung pada lembar instrumen
3. Lingkari pernyataan LAYAK/TIDAK LAYAK sebagai kesimpulan di akhir
penilaian
Hasil
No Aspek yang divalidasi Tidak Komentar/saran
Sesuai
sesuai
1. Tampilan format jelas sehingga
memudahkan melakukan √
penilaian
2. Kesesuaian indikator yang diamati
dengan kegiatan aktivitas guru √
dalam proses pembelajaran
3. Dirumuskan secara jelas, spesifik Kata kesulitan bisa
dan operasional sehingga mudah divariasi dengan
diukur mengalami kendala,
√ terhambat,
terkendala,
mengalami hambatan
dsb
4. Instrumen mengandung instruksi
√
atau petunjuk yang jelas
5. Menggunakan bahasa sesuai √
107
Hasil
No Aspek yang divalidasi Tidak Komentar/saran
Sesuai
sesuai
dengan kaidah penulisan yang baik
dan benar
6. Bahasa yang digunakan jelas dan
√
mudah dipahami
7. Instrumen memudahkan peneliti
√
dalam mengumpulkan data
Instrumen penelitian berupa kuisioner siswa ini LAYAK digunakan untuk penelitian
108
MA A MA B MA C
Aspek Skor Skor Skor
Skor % Skor % Skor %
Total Total Total
1 609 1.064 57,24 326 588 55,44 578 980 58,98
2 592 912 64,91 288 504 57,14 506 840 60,24
3 603 912 66,12 330 504 65,48 567 840 67,5
4 514 760 67,63 269 420 64,05 470 700 67,14
5 579 912 63,49 277 504 54,96 437 840 52,02
6 440 760 57,89 237 420 56,43 349 700 49,86
7 515 760 67,76 239 420 56,9 422 700 60,29
Total 3852 6.080 63,58 1966 3.360 58,63 3329 5.600 59,43
MA D MA E MA F
Aspek Skor Skor Skor
Skor % Skor % Skor %
Total Total Total
1 338 588 57,48 465 756 61,51 514 840 61,19
2 331 504 65,67 453 648 69,91 443 720 61,53
3 338 504 67,10 507 648 78,24 479 720 66,53
4 273 420 65 401 540 74,26 370 600 61,67
5 339 504 67,26 437 648 67,44 428 720 59,44
6 252 420 60 311 540 57,59 350 600 58,33
7 285 420 67,86 378 540 70 368 600 61,33
Total 2156 3.360 62,96 2952 4.320 68,42 2952 4.800 61,43
109
Paraf
No
BAB I
Pembimbing 1
H. E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi
1. Kurikulum 2013, (Bandung: Remaja Rosdakarya),
hlm. 19.
Hidayati, dkk., Pengembangan Modul Kimia Berbasis
Kompendium Ayat-ayat Al-Qur’an di SMA Trensains
2.
pada Materi Minyak Bumi, Prosiding Seminar
Nasional Pendidikan Sains (SNPS), 2017, h. 54.
Muhammad Yasin Yusuf, Pesantren Sains:
Epistemology of Islamic Science in Teaching System,
3.
Jurnal Walisongo, Volume 23 Nomor 2, 2015, h.
284-285.
Karpin dan Ai Mahmudatussa’adah, Pendekatan
Pembelajaran Sains Berbasis Pemahaman Al-Qur’an
4. dalam Pembelajaran Kimia Makanan, Jurnal Media
Pendidikan, Gizi, dan Kuliner, Vol. 7, No. 1, 2018, h.
33-34.
Said Agil Husin Al-Munawar, Aktualisasi Nilai-nilai
5. Al-Qur’an dalam Sistem Pendidikan islam, (Ciputat:
Ciputat Press, 2005), h. 7
Hermawan, Interaksi Islam dan Sains: Studi Historis-
Fenomenologis di SMA Trensains Sragen, Jurnal
6.
Studi Islam (Cakrawala), Vol. XII, No. 2, 2017, h.
101
Mahdi Ghulsyani, Filsafat Sains Menurut Al-Qur’an,
7.
(Bandung: Mizan, 1998), h. 10.
204
24. Ibid.
Bahrum Subagiya, dkk., Internalisasi Nilai Penciptaan
Manusia dalam Al-Qur’an dalam pengajaran Sains
25.
Biologi, Jurnal Pendidikan Islam Tawazun, Vol. 11
No. 2, 2018, h. 191.
206
Paraf
No BAB I Pembimbing
2
24. Ibid.
38. Ibid, h. 24
7. Lampiran, h. 81.
9. Lampiran, h. 82
Paraf
216
No BAB IV Pembimbing 2
2. Lampiran, h. 168