SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) untuk Memenuhi
Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya
sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.
Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.
Mahasiswa Ybs,
i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Yang Mengesahkan,
Pembimbing
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQASAH
Penguji I
13-04-2022
Dr. Ahmad Sofyan, M.Pd. .......... ...... ....
NIP.19650115 198703 1 020
Penguji II
12-04-2022
Yuke Mardiati, M.Si. .......... ..........
NIP.19760117 200701 2 013
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
iii
ABSTRAK
Kata Kunci : Lembar Kerja Peserta Didik, Peta Konsep, Materi Tumbuhan.
iv
ABSTRACT
v
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji serta syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan
nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik Bermuatan Peta Konsep
Pada Materi Tumbuhan” Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah mengajarkan dengan sempurna kepada manusia
tentang bagaimana seharusnya menjalani kehidupan yang bermartabat.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini dapat berjalan dengan
lancar tak luput dari bantuan berupa saran, masukan, arahan, bimbingan, serta
semangat kepada penulis. Mengingat hal tersebut, penulis ingin menyampaikan
rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Prof. Dr.Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc.M.A. sebagai Rektor
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Dr. Sururin, M.A. sebagai Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Dr. Yanti Herlanti, M.Pd. sebagai Ketua Program Studi Tadris Biologi,
Fakultas Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Dr. Nengsih Juanengsih, M.Pd. sebagai Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan banyak waktu, tenaga dan pikiran dalam membimbing,
memberikan arahan, saran serta masukan kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi.
5. Bapak Sukandi dan Titin Maryanih, Selaku orang tua, serta Kakak-kakak,
Fauziah, Zulfa, dan Aida sebagai kakak dari peneliti yang senantiasa selalu
mendoakan dan memberikan dukungan serta semangat kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi.
vi
6. Guru-guru SMAN 3 Tangerang, SMAN 1 Tangerang, SMAN 10 Tangerang,
dan SMA Bina Insani Tangerang. yang telah mengizinkan dan membantu
penulis dalam penelitian skripsi.
7. Peserta didik kelas XI MIPA 1 dan 2 SMAN 3 Tangerang yang telah
bersedia meluangkan waktunya untuk menjadi responden pada penelitian ini.
8. Teman-teman Tadris Biologi 2017, terutama kelas B yang telah menjadi
teman belajar bersama selama mengikuti perkuliahan.
9. Teman-teman Sevenicon (Rizka Alifah Adriani, Kusnaeti, Ayu Syafira,
Navarinta Aresa, May Tasya, Bela Oktavia) selaku teman dekat yang telah
berjuang bersama dan selalu memberikan saran, masukan, dan dukungan serta
semangat kepada penulis selama mengikuti perkuliahan hingga sekarang.
10. Teman-teman (Irnawati, Ananda Fairus, Ichan, Nurfitriyani, Nurfitriana, Priti
Citra Utami, Titi Nurjanah, dan Pani Viviana) yang telah memberikan
dukungan dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.
11. Teman-teman Tedy Suroto yang telah banyak membantu dalam proses
pembuatan LKPD dan Dwi Rahmawati yang telah banyak membantu dalam
menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam segala hal yang berkaitan dengan
penelitian ini.
Terimakasih banyak atas segala bantuan yang telah diberikan. Semoga
Allah SWT akan membalas semua kebaikan yang telah diberikan oleh penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan baik. Semoga penelitian
ini dapat bermanfaat bagi semua pembacanya dan memberikan kontribusi bagi
peningkatan kualitas pendidikan, khususnya pada bidang pendidikan biologi.
Aamiin.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................ iv
ABSTRACT ........................................................................................................... v
F. Kegunaan Penelitian..................................................................................... 7
1. Penelitian Pengembangan......................................................................... 9
4. Tumbuhan ............................................................................................... 19
viii
B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................... 23
A. Metode Penelitian....................................................................................... 27
E. Instrumen Penelitian................................................................................... 30
A. Kesimpulan ................................................................................................ 64
B. Saran ........................................................................................................... 64
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 70
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Instrumen angket penilaian oleh validator ahli materi pembelajaran ... 30
Tabel 3.2 Instrumen angket penilaian oleh validator ahli media .......................... 31
Tabel 3.5 Skala Penilaian Lembar Validasi Ahli dan Praktisi ............................. 34
Tabel 4.2 Data Hasil Validasi Ahli Materi Pada Tiap Indikator ........................... 49
Tabel 4.3 Data Hasil Validasi Ahli Media Pada Tiap Indikator ........................... 49
Tabel 4.4 Data Hasil Validasi Guru Biologi Pada Tiap Indikator ........................ 50
Tabel 4.6 Data Hasil Respon Peserta Didik Pada Tiap Indikator ......................... 56
Tabel 4.7 Hasil Validasi dan Revisi Uji coba Skala Kecil .................................... 57
Tabel 4.8 Data Hasil Respon Peserta Didik Pada Tiap Indikator ......................... 61
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.2 Kompetensi Dasar, Indikator, Tujuan, dan Petunjuk Belajar ............ 42
Gambar 4.13 Tugas Pengerjaan LKPD Sebelum dan Setelah Revisi ................... 55
Gambar 4.14 Typo, Tanda Baca, Penulisan pada LKPD Sebelum dan Setelah
Revisi .................................................................................................................... 56
Gambar 4.17 Kata kunci Soal Sebelum dan Setelah Revisi ................................. 60
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1
Hana Sakura Arga, dkk, Sumber Belajar IPS Berbasis Lingkungan, (Sumedang: UPI
Sumedang Press 2019), h.8
2
Supriadi, Pemanfaatan Sumber Belajar Dalam Proses Pembelajaran, Jurnal Lantanida,
Vol.03, No.02, 2015, h.128.
3
Jejang Bayu Kelana dan Fadly Pratama, Bahan Ajar IPA Berbasis Literasi sains
(Bandung: Lekkas, 2019), h.12.
4
Nurul Huda Panggabean dan Amir Danis, Desain Pengembangan Bahan Ajar
Berbasis Sains (Tanpa Kota : Yayasan Kita Menulis,2020), h.3.
1
2
belajar mengajar dan pembelajaran melalui sebuah bahan ajar. 5 Namun faktanya
bahan ajar yang tersedia saat ini belum sesuai dengan kebutuhan.6
Peserta didik sebagian besar masih belum memahami beberapa materi yang
diajarkan oleh guru dan materi tersebut pun masih sulit untuk dipahami, hal ini
dikarenakan bahan ajar yang digunakan yang berisi materi pada satu semester
belum dipahami oleh guru tersebut yang dikarenakan bahan ajar belum sesuai
dengan materi yang terdapat pada silabus kurikulum 2013 revisi.7
SMAN 3 Tangerang merupakan salah satu sekolah yang menggunakan bahan
ajar berupa buku paket dan LKS. Buku paket yang menjadi acuan untuk
pembelajaran di kelas dipinjamkan oleh perpustakaan sekolah. Namun, pada saat
ini pembelajaran dilakukan secara daring akibat virus Covid-19 yang
mengakibatkan pihak perpustakaan tidak meminjamkan buku paket pada masing-
masing peserta didik. Peserta didik hanya menggunakan LKS yang berisi materi
singkat, dan gambar, serta butir-butir soal untuk dikerjakan sebagai acuan untuk
pembelajaran di kelas. LKS yang digunakan adalah LKS yang dibeli di sekolah
disetiap semesternya, namun LKS yang digunakan kurang menarik bagi peserta
didik, karena materi yang sulit dipahami, dan gambar yang tidak berwarna.
Sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya mengemukakan bahwa peserta
didik hanya memiliki bahan ajar berupa buku cetak sebagai buku pegangan yang
dilengkapi dengan lembar kerja siswa (LKS) yang dijual di pasaran dan belum
sesuai dengan tujuan pembelajaran, bahasa sulit dipahami, gambar sedikit dan
tidak menarik, soal-soal kurang sesuai dengan penjelasan materi akibatnya peserta
didik malas membaca sehingga indikator dan tujuan pembelajaran kurang
tercapai.8
5
Ina Magdalena, dkk, Analisis Bahan Ajar, Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial, Vol.2,
No.2, 2020, h.312.
6
Meilan Arsanti, Pengembangan Bahan Ajar Mata Kuliah Penulisan Kreatif Bermuatan
Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Religius Bagi Mahasiswa Prodi PBSI, FKIP, UNISSULA,
Jurnal Kredo, Vo.1, No.2, 2018, h.72.
7
Dewi Rohmatul Izzati, Singgih Bektiarso, Bambang Supriyadi, Pengembangan Modul
Fisika Berbasis Problem Based Learning Disertai Concept Mapping Pada Materi Alat Optik Di
SMA. Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 8, No. 4, 2019, h.281
8
Meliya Wati dan Vivi Fitriani, Rancangan Hand Out Berbasis Peta Konsep pada
Materi Alat Indera Untuk Siswa Sekolah Menengah Pertama, BioCONCETTA, Vol. 1, No 1, 2015,
h.33.
3
9
Ely Istiqomah, Analisis Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Sebagai Bahan Ajar
Biologi, Alveoli: Jurnal Pendidikan Biologi, Vol.2, No.1, 2021, h.2.
10
Rizky Dezricha Fannie, Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Poe
(Predict,Observe,Explain) Pada Materi Program Liniear Kelas XII SMA, Jurnal Sainmatika,
Vol.8, No.1, 2014, h.98.
11
N.K. Karmili, dkk, Pengembangan Bahan Ajar Berupa Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD Tahap Lanjutan) Bahasa Jepang Berbasis Standar Proses Kurikulum 2013 Revisi Untuk
Sekolah Dasar di Bali, Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang, Vol.6, No.2, 2020, h.175.
12
Jejang Bayu Kelana dan Fadly Pramata, Op.cit., h. 8.
4
bagi guru terutama yaitu untuk pemberian tugas, baik dari segi kegiatan maupun
dari segi evaluasi.
Lembar kerja peserta didik yang dibuat dengan semenarik mungkin seperti
adanya gambar berwarna yang diharapkan dapat memotivasi peserta didik dalam
pembelajaran dan juga dapat meningkatkan kemampuan dari peserta didik dalam
mengingat materi serta penguasaan konsep materi yang baik. Karena jika lembar
kerja peserta didik tidak dibuat dengan menarik atau gambar yang ada pada
lembar kerja peserta didik tersebut hanya sedikit dan penggunaan bahasa yang
sulit untuk dipahami, akibatnya peserta didik akan malas untuk membaca dan
mengerjakan soal-soal yang ada di lembar kerja sehingga nantinya indikator dan
tujuan pembelajaran belum tercapai sepenuhnya. Sejalan dengan hal tersebut,
dalam penelitian sebelumnya yaitu mengemukakan bahwa peserta didik akan
lebih tertarik dengan adanya bahan ajar yang bervariasi sehingga membuat
kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik, peserta didik juga mendapatkan
kesempatan belajar secara mandiri di rumah dan mengurangi ketergantungan
terhadap guru. Untuk penggunaan warna-warna yang kontras pada informasi
penting dapat mudah diingat pada otak.13
Lembar kerja peserta didik yang akan dikembangkan berupa bermuatan peta
konsep yang didalamnya terdapat soal-soal yang berbentuk peta konsep dengan
adanya soal-soal berbentuk peta konsep peserta didik tidak akan malas untuk
membaca, karena pada dasarnya untuk memahami suatu konsep peserta didik
perlu membaca materi dan memahami materi yang belum dimengerti, sehingga
peserta didik dapat mengetahui konsep-konsep yang sudah dimengerti dan
dituangkan dalam bentuk peta konsep. Dengan dikembangkannya lembar kerja
peserta didik bermuatan peta konsep ini diharap dapat membantu peserta didik
dalam memahami konsep-konsep pada materi biologi dari yang sederhana ke yang
lebih kompleks.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah ada yaitu bahwa penggunaan
strategi pembelajaran dengan menggunakan peta konsep dapat membantu belajar
13
Selly Epriani Renat, dkk, Pengembangan Modul Dilengkapi Peta Konsep dan Gambar
Pada Materi Keanekaragaman Makhluk Hidup Untuk Siswa Kelas VII SMP, Bioeducation
Journal, Vol.1, No.1, 2017, h. 96-98.
5
peserta didik yang lebih bermakna, meningkatkan hasil belajar, dan meningkatkan
kemampuan memecahkan masalah. Pembelajaran biologi merupakan suatu yang
kaya akan konsep, yaitu antara konsep yang satu dengan konsep yang lainnya
berhubungan dengan hirarki, dengan kata lain konsep-konsep pembelajaran
biologi tidak bisa dipahami dengan baik apabila konsep-konsep tersebut secara
terpisah. Oleh karena itu, peta konsep sangat diperlukan bagi peserta didik dalam
memahami pembelajaran biologi secara komprehensif. 14 Peta konsep itu sendiri
merupakan alat atau cara yang digunakan guru untuk mengetahui apa yang telah
diketahui oleh peserta didik.15
Lembar kerja peserta didik dengan bermuatan peta konsep ini bisa menjadi
alat bantu bagi guru dan juga peserta didik karena berisi program kegiatan yang
sistematis dan terencana, sehingga dengan adanya lembar kerja peserta didik
bermuatan peta konsep ini dapat mengatasi kendala-kendala atau permasalahan
yang dihadapi oleh peserta didik dalam belajar dan menjadikan materi
pembelajaran dari sederhana menjadi lebih kompleks.
Guru biologi kelas X SMA Negeri 3 Tangerang pada mengatakan bahwa
masih banyak peserta didik yang belum memahami konsep materi biologi
terutama pada saat keadaan belajar secara daring khususnya pada materi
tumbuhan. Pada materi tumbuhan peserta didik masih banyak yang belum
mengerti perbedaan antara tumbuhan berkeping satu dan berkeping dua, dan
belum memahami struktur tumbuhan paku dan tumbuhan lumut serta materi
tumbuhan yang dianggap rumit oleh peserta didik. Sejalan dengan hal tersebut,
hasil penelitian yang telah ada sebelumnya mengemukakan bahwa dalam
pembelajaran biologi terdapat beberapa konsep yang dianggap sulit bagi guru
maupun peserta didik untuk memahaminya salah satunya yaitu dunia tumbuhan.16
Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya mengemukakan bahwa
peserta didik masih kesulitan dalam mempelajari materi biologi khususnya yang
14
Ibid.,
15
Feida Noorlaila Isti‟adah, Teori-Teori Belajar dalam Pendidikan, (Tasikmalaya: Edu
Publisher,2020 ), h.152.
16
Novi Fitriandika Sari, dkk, Analisis Kesulitan Belajar Siswa SMP Negeri di
Kecamatan Medan Kota Pada Materi Biologi Melalui Peta Konsep dan Angket, Jurnal
Pembelajaran dan Biologi Nukleus, Vol.5, No.2, 2019, h.41.
6
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan
di atas adalah sebagai berikut :
1. Kurangnya minat membaca peserta didik pada materi yang belum dipahaminya
2. Belum adanya bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik
3. LKS yang digunakan peserta didik tidak menarik minat, motivasi peserta didik
4. Kurangnya pemahaman peserta didik terhadap konsep-konsep pelajaran biologi
khususnya pada materi tumbuhan
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini tidak menyimpang dari judul penelitian, maka masalah
yang akan diteliti hanya di batasi penggunaan LKPD bermuatan peta konsep pada
materi tumbuhan . Berikut adalah pembatasan masalahnya :
1. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang dikembangkan dalam penelitian ini
yaitu Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) bermuatan peta konsep pada materi
tumbuhan
2. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dikembangkan secara online
3. Penilaian dari kualitas Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) bermuatan peta
konsep untuk materi tumbuhan berdasarkan penilaian ahli materi
17
Candra Utama,dkk, Penerapan Media Pembelajaran Biologi SMA Dengan
Menggunakan Model Direct Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa, Jurnal Pena
Sains,Vol.1, No.1, 2014, h.31.
7
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang dikemukakan
di atas, peneliti merumuskan masalah yang akan dikaji secara ilmiah yaitu sebagai
berikut :
1. Bagaimana mengembangkan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) bermuatan
peta konsep pada materi tumbuhan?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk mengembangkan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) bermuatan peta
konsep pada materi tumbuhan.
F. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian yang telah dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat
antara lain:
1. Bagi Peneliti
Produk dari pengembangan penelitian LKPD ini dapat digunakan sebagai
acuan untuk mengembangkan produk lainnya.
2. Bagi Guru
8
Produk pengembanagn LKPD ini sebagai alat bahan ajar untuk menyampaikan
materi pembelajaran dengan lebih mudah dan dapat dipahami oleh peserta
didik.
3. Bagi Peserta didik
LKPD bermuatan peta konsep ini dapat mudah dipahami sehingga peserta
didik dapat memahami konsep yang ada pada materi tersebut.
4. Bagi Sekolah
Diharapkan dengan adanya produk pengembangan LKPD ini dapat dijadikan
salah satu media pembelajaran yang berguna untuk menngkatkan hasil belajar
peserta didik.
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Kajian Teori
1. Penelitian Pengembangan
a. Pengertian Penelitian Pengembangan
Penelitian pengembangan adalah suatu tipe penelitian yang berbeda
dengan penelitian pendidikan yang lainnya karena tujuan pengembangan tersebut
yakni menghasilkan produk berdasarkan dari temuan-temuan uji lapang yang
kemudian direvisi dan begitu seterusnya. Penelitian pengembangan ini memiliki
makna yang lebih luas yang apabila dipakai dalam konteks penelitian daripada
jika istilah yang digunakan tersebut dalam konteks yang menghasilkan produk.1
Penelitian dan pengembangan merupakan pendekatan penelitian yang
bertujuan menyempurnakan produk yang telah ada atau untuk menghasilkannya
produk atau model baru atau produk yang dihasilkan bisa berbentuk software,
ataupun hardware seperti, modul, buku, paket, alat bantu belajar ataupun program
pembelajaran.2
Ada dua macam penelitian yang berbeda yakni penelitian dan
pengembangan dan penelitian pengembangan saja. Arti dari kedua penelitian
tersebut pun berbeda satu sama lain. Pada penelitian dan pengembangan yaitu
harus didasarkan riset pada penelitiannya. Sedangkan penelitian pengembangan
saja yaitu hanya mengembangkan saja.3
b. Keunggulan dan kelemahan penelitian pengembangan
Setiap penelitian pasti akan memiliki keunggulan dan kelemahan. Berikut
adalah keunggulan dari penelitian pengembangan ada empat yakni :
1
Yudi Hari Rayanto dan Sugianti, Penelitian Pengembangan Model ADDIE Dan R2D2:
Teori Dan Praktek (Pasuruan : Lembaga Academic dan Research Institute, 2020), h.19
2
Tatik Sutarti dan Edi Irawan, Kiat Sukses Meraih Hibah Penelitian Pengembangan,
(Yogyakarta: Deepublish Publisher, 2017), h.6
3
Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains, (Jakarta: Uin Press,
2014), h.14
9
a) Mampu menghasilkan suatu produk atau model yang memiliki suatu nilai
validasi yang tinggi, hal ini dikarenakan produk tersebut akan dihasilkan
melalui uji coba di lapangan dan validasi ahli
b) Mendorong proses inovasi produk atau model yang tidak henti sampai
memiliki nilai suistanibility yang tinggi
c) Penghubung antara penelitian yang bersifat praktis dan penelitian yang bersifat
teoritis
d) Merupakan metode yang cukup komprehensif yaitu mulai dari deskriptif,
eksperimen dan evaluatif.4
4
Tatik Sutarti dan Edi Irawan, Op.cit., h. 7-8.
5
Parenta, Model Pembelajaran Advance Organizer Collaboration (Sulawesi Selatan :
Aksara Timur,2020), h. 65
Definisi Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) adalah lembaran-
lembaran yang berisi tugas yang wajib dikerjakan oleh peserta didik. 6 Lembar
kerja peserta didik merupakan materi ajar yang dikemas secara Integrasi sehingga
yang memungkinkan peserta didik mempelajari materi-materi yang diajarkan
tersebut secara mandiri. Lembar kerja peserta didik adalah lembaran-lembaran
yang berisikan tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kerja
peserta didik biasanya bisa berupa langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu
tugas dan juga petunjuk. Suatu tugas yang diperintahkan dalam lembar kerja
haruslah jelas dari segi kompetensi dasar yang akan dicapainya.7
Dengan demikian lembar kerja peserta didik merupakan suatu lembaran
panduan yang digunakan untuk menyelesaikan suatu masalah yang berisikan
tugas-tugas yang diberikan oleh guru kepada peserta didik pada setiap pertemuan.
b. Karakteristik LKPD
Sebuah produk pembelajaran memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
Berikut merupakan karakteristik dari lembar kegiatan peserta didik (LKPD) yaitu:
1) Dapat mempermudah pendidik dan juga peserta didik dalam pembelajaran
2) Peserta didik dapat belajar secara berkelompok dan juga secara individu,
menjalankan tugas secara tertulis serta belajar memahami materi
3) Lembar kerja peserta didik haruslah sesuai dengan kompetensi yang akan
dicapai oleh peserta didik
4) Tugas yang diberikan haruslah ditulis dengan jelas serta mudah untuk dipahami
dan tidak menimbulkan penafsiran ganda
5) Harus mampu mengajak peserta didik untuk berpikir mengembangkan minat.8
6
Hamzah Yunus dan Heldi Vanni Alam, Perencanaan Pembelajaran Berbasis
Kurikulum 2013 (Yogyakarta : CV Budi Utama, 2015), h.175.
7
Anindya Fajarini, Membongkar Rahasia Pengembangan Bahan Ajar IPS (Depok:
Gema Press, 2018), h77.
8
Parenta, op.cit., h. 65
c. Ciri-Ciri LKPD
Adapun ciri-ciri LKPD adalah sebagai berikut :
a) Lembar kerja peserta didik terdiri dari beberapa halaman
b) Lembar kerja peserta didik dicetak sebagai bahan ajar secara spesifik untuk
dipergunakan oleh satuan tingkat pendidikan tertentu
c) Didalamnya terdiri dari uraian singkat yang berupa pokok bahasan secara
umum dan rangkuman pokok bahasan serta ada puluhan soal-soal pilihan
ganda dan juga soal-soal isian.
d. Fungsi LKPD
Adapun fungsi lembar kerja peserta didik sebagai berikut:
a) Bagi peserta didik Lembar kerja peserta didik yaitu berfungsi untuk
memudahkan pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran yang akan
didapat.
b) Bagi guru lembar kerja peserta didik yaitu berfungsi untuk menuntun
peserta didik berbagai kegiatan yang perlu diberikan dan
mempertimbangkan proses berfikir yang bagaimana yang akan ditumbuhkan
pada diri peserta didik. Selain itu juga dengan adanya lembar kerja peserta
didik, peserta didik tidak perlu membuat catatan atau resume pada buku
catatannya lagi atau membuat ikhtisar, sebab di dalam setiap membuat
ikhtisar yang biasanya sudah terdapat ringkasan seluruh materi pelajaran.9
9
Anindya Fajarini, op.cit., h.79-80.
b) lembar kerja peserta didik lebih ditekankan pada proses dalam penemuan
konsep-konsep sehingga bagi peserta didik, lembar kerja peserta didik dapat
digunakan sebagai petunjuk untuk mencari tahu.
c) Memiliki berbagai variasi stimulus dengan berbagai media,
d) lembar kerja peserta didik dapat mengembangkan kemampuan pada diri dari
peserta didik. Baik dari segi kemampuan estetika, moral dan emosional serta
sosial.
e) Pengalaman belajar yang tidak ditentukan oleh materi pembelajaran akan
tetapi, ditentukan dari tujuan pengembangan diri seorang peserta didik seperti
intelektual dan yang lainnya.
2) Syarat konstruksi
a) Menggunakan pemilihan bahasa yang sesuai dengan kedewasaan peserta
didik
b) Struktur kalimat jelas
c) Adanya urutan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan dari peserta
didik tersebut
d) Menghindari bentuk pertanyaan yang terbuka
e) Mengacu kepada buku sumber yang berada di dalam dan berkemampuan
keterbacaan oleh peserta didik
f) Memberikan ruang yang cukup memberikan keleluasaan kepada peserta didik
bagi peserta didik untuk menulis ataupun menggambar di LKPD
g) Menggunakan kalimat yang sederhana10
h) Memudahkan untuk peserta didik dalam menangkap pernyataaan yang ada di
dalam lembar kerja peserta didik dengan menggunakan ilustrasi yang banyak
dibanding dengan penggunaan kata-kata
i) Memiliki tujuan jelas dan manfaat dari pelajaran sebagai sumber motivasi.
j) Memiliki identitas sebagai kemudahan administrasi.
10
Hamzah Yunus dan Heldi Vanni Alam, op.cit., h. 178
3) Syarat teknis
a) Tulisan
(i) Menggunakan huruf cetak serta menghindari dari penggunaan huruf
latin dan romawi
(ii) Tidak menggunakan huruf yang digaris bawahi akan tetapi huruf yang
tebal
(iii) Menggunakan maksimal 10 kata dalam 1 baris
(iv) Menggunakan bingkai sebagai pembeda kalimat perintah dengan
jawaban peserta didik
(v) Usahakan agar membandingkan besarnya huruf dengan besar gambar
yang serasi.
b) Gambar
Gambar yang baik yaitu gambar yang mampu menyampaikan isi atau pesan
dari gambar secara efektif dan efisien kepada para pengguna lembar kerja
peserta didik, dan kejelasan isi atau pesan dan gambar secara keseluruhan.
c) Penampilan
Penampilan merupakan hal yang sangat penting pada lembar kerja peserta
didik. Dimana penampilan pada lembar kerja peserta didik tersebut yang akan
menentukan tingkat kejenuhan pengguna. Yang apabila lembar kerja peserta
didik yang diberikan hanyalah berupa kata-kata saja, akan menimbulkan
kebosanan/kejenuhan dan begitu sebaliknya jika hanya terdapat gambar saja di
dalam LKPD maka pesan atau isi dapat menimbulkan pesan atau isi tidak
tersampaikan dengan baik.11
11
Ibid.,179.
kompetensi, untuk itu alat penilaian yang cocok yaitu dengan menggunakan
pendekatan atau Acuan Kriteria (PAK) atau Criterion Referenced Assessment.
c) Penyusunan materi sangat tergantung pada KD yang akan dicapai. Materi
LKPD dapat berupa informasi pendukung, seperti gambaran umum atau
ruang lingkup substansi yang akan dipelajari. Materi dapat diambil dari
berbagai sumber seperti internet, majalah, jurnal hasil penelitian dan buku.
Pada LKPD dituliskan sumber referensi agar peserta didik lebih dapat
menggali sumber yang lebih luas. Tugas-tugas yang diberikan ditulis secara
jelas agar peserta didik dapat memahaminya.
d) Struktur LKPD secara umum adalah sebagai berikut : Judul, Petunjuk
pembelajaran (Petunjuk peserta didik/pendidik), Kompetensi yang harus
dicapai peserta didik, informasi yang mendukung, Tugas-tugas dan langkah-
langkah kerja, Penilaian.12
3. Peta Konsep
A. Pengertian Peta Konsep
Peta konsep merupakan suatu alat yang digunakan untuk menyatakan
hubungan yang bermakna antara konsep-konsep dalam bentuk proposisi-
proposisi. Bentuk dari paling sederhana suatu konsep yaitu hanya terdiri atas dua
konsep yang saling dihubungkan oleh kata-kata dalam suatu unit skematik. 13
Pemetaan konsep adalah berupa inovasi baru yang penting dalam membantu
peserta didik untuk menghasilkan pembelajaran bermakna di kelas.14
Peta konsep dapat diartikan sarana visual atau grafis yang dapat digunakan
untuk menghubungkan dan mengorganisasikan konsep-konsep atau pemikiran.
Penggunaan peta konsep dapat dilakukan dengan cara menghubungkan konsep-
12
Anindya Fajarini, op.cit., h. 80
13
Khuswatul Khasanah, Peta Konsep Sebagai Strategi Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Sekolah Dasar, Jurnal Edu Trained, Vol.2, No.2, 2019, h.156 .
14
Winastwan Gora dan Sunarto, Pakematik : Strategi Pembelajaran Inovatif Bebasis
TIK (Jakarta : Elex Media Komputindo,2010), h.95.
konsep yang telah dianalisis sebelumnya sehingga dapat memperlihatkan struktur
sebuah subjek yang telah dipelajari.15
Dengan demikian, dari pernyataan di atas disimpulkan bahwa peta konsep
merupakan suatu bagan skematik dimana berisi tentang konsep-konsep yang
dihubungkan satu sama lain yang berguna untuk membantu untuk menghasilkan
pembelajaran yang bermakna.
Ciri-ciri peta konsep adalah sebagai berikut:
1. Peta konsep disajikan dengan cara memperlihatkan dari segi konsep-konsep
dan juga proposisi-proposisi dalam suatu topik pada bidang studi.
2. Peta konsep adalah gambar yang menunjukkan hubungan antara konsep-
konsep dari suatu materi. Bila lebih dari 2 konsep atau digambarkan dibawah
konsep lainnya maka akan terbentuklah suatu hirarki pada peta konsep
tersebut.
3. Cara menyatakan hubungan antar konsep-konsep. Dimana tidak semua konsep
memiliki bobot yang sama, karena ada beberapa konsep yang lebih umum dari
konsep-konsep yang lain.
4. Peta konsep membentuk hirarki. Yang berarti dua atau lebih konsep yang
digambarkan di bawah suatu konsep yang lebih inklusif, maka terbentuklah
hirarki pada peta konsep itu.16
15
,
Benny A. Pribadi dan Refni Delfy Implementasi Strategi Peta Konsep (Concept
Mapping) Dalam Program Tutorial Teknik Penulisan Artikel Ilmiah Bagi Guru, Jurnal Pendidikan
Terbuka dan Jarak Jauh, Vol.16, No. 2, 2015, h.80.
16
Feida Noorlaila Isti‟adah, op.cit.,h.157.
1. Memilih suatu bahan pada bacaan
2. Menentukan sebuah konsep-konsep yang relevan
3. Menggunakan konsep-konsep dari umum ke yang khusus
4. Menyusun konsep-konsep tersebut dalam suatu bagan pada bagian atas bagan
yaitu bagian yang umum dan kemudian dibawahnya bagian yang sedang
sampai spesifik. Dan pada peta konsep adanya kata penghubung contohnya
"terdiri atas", "menggunakan" dan lain-lain.17
17
Winastwan Gora ,op.cit., h.97.
b) Rantai Kejadian (events chain)
Peta konsep rantai kejadian dapat digunakan untuk memberikan suatu urutan
kejadian, tahap-tahap dalam suatu proses atau langkah-langkah dalam suatu
prosedur. Contohnya dalam melakukan eksperimen. Peta konsep rantai kejadian
cocok digunakan untuk memvisualisasikan hal-hal mengenai:
1) Memberikan tahap-tahap suatu proses
2) Langkah-langkah dalam suatu prosedur, dan
3) Suatu urutan kejadian.
18
Suci Yuniati, Peta Konsep (Mind Mapping) Dalam Pembelajaran Struktur Aljabar,
Gamatika Vol. 3, No.2, 2013, h.135.
D. Manfaat Pembelajaran Dengan Menggunakan Peta Konsep
1. Bagi Guru
a. Peta konsep adalah cara terbaik menghadirkan materi pelajaran, karena peta
konsep merupakan alat belajar yang tidak menimbulkan efek verbal bagi
peserta didik dengan mudah membaca, melihat, dan mengerti arti yang
diberikan.
b. Peta konsep dapat menolong guru untuk memilih aturan pengajaran
berdasarkan kerangka kerja yang berbentuk hirarki yaitu dari umum ke yang
lebih khusus, hal ini dapat mengingat banyak materi pelajaran yang disajikan
dalam urutan yang acak.
c. Membantu guru untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas mengajar.
4. Tumbuhan
a. Pengertian Tumbuhan
Plantae adalah organisme multiseluler yang menghasilkan makanan melalui
proses fotosintesis. Kerajaan ini meliputi organisme dari lumut yang kecil hingga
19
Khuswatul Khasanah, op.cit., h.159-160
ke pohon yang besar. semua tumbuhan multiseluler dan eukariotik. Salah satu ciri
khas dari tumbuhan adalah adanya pigmen klorofil seperti a, b, dan karotenoid
yang membantu mengubah sinar matahari menjadi energi kimia dalam proses
fotosintesis. 20 Tumbuhan disebut dengan autotrof, karena nutrien satu-satunya
yang dibutuhkan ialah karbondioksida dari udara, air, dan mineral dari tanah.
Tumbuhan ini fotoautotrof yang artinya organisme yang membutuhkan cahaya
sebagai sumber energi untuk mensintesis karbohidrat, protein, lipid dan bahan
organik lainnya. 21 Sama halnya dengan hewan tumbuhan juga memiliki organ-
organ seperti akar, batang dan daun yang tersusun atas jaringan-jaringan yang
berbeda22
b. Bagian-Bagian Tumbuhan
Secara umum organ tumbuhan terdiri atas :
a) Akar
Akar tumbuh ke dalam tanah sehingga dapat memperkokoh tubuh tumbuhan
tersebut. Akar juga berfungsi untuk mengambil air dan juga garam mineral dari
dalam tanah. Akar monokotil disebut sistem akar serabut. Setiap akar serabut
mempunyai ukuran yang hampir sama. Pada tumbuhan dikotil memiliki akar
tunggang yaitu mempunyai akar utama yang bercabang dan akar cabang ini
dapat dibagi lagi sistem perakaran.
b) Batang
Pada batang terdapat daun yang berfungsi dapat menghasilkan makanan
melalui fotosintesis dan mengeluarkan air melalui proses transpirasi. Pada
batang tumbuhan berfungsi atau berperan untuk lewatnya air dan garam mineral
dari akar menuju kedaun dan melalui hasil fotosintesis dari daun keseluruh
bagian tumbuhan.
20
Didik Kurniawan, dkk, Pengembangan Aplikasi Sistem Pembelajaran Klasifikasi
(Taksonomi) dan Tata Nama Ilmiah (Binomial Nomenklatur) Pada Kingdom Plantae (Tumbuhan)
Berbasis Android, Jurnal Komputasi, Vol. 2, No.2, 2015, h.121.
21
Campbell,dkk, Biologi Edisi Kelima Jilid I (Jakarta: Erlangga, 2002), h. 181.
22
Campbell,dkk, Biologi Edisi Kelima Jilid II (Jakarta: Erlangga, 2008), h. 316.
c) Bunga
Bunga adalah alat utama perkembangbiakan tumbuhan. Ada tumbuhan
yang berbunga tidak sempurna dan ada tumbuhan yang berbunga sempurna.
Pada bunga sempurna memiliki putik sebagai alat kelamin betina dan benang
sari sebagai alat kelamin jantan. Bunga tidak sempurna ada yang memiliki
benang sari, tetapi tidak memiliki putik. Bunga yang demikian disebut dengan
bunga-bunga jantan. Dan sebaliknya jika bunga yang tidak memiliki benang sari,
tetapi memiliki putik maka disebut dengan bunga betina. Ada tumbuhan
berbunga tunggal dan ada yang berbunga majemuk. Bunga majemuk, yaitu jika
pada satu tangkai terdapat banyak bunga membentuk rangkaian atau karangan
sedangkan bunga tunggal yaitu jika pada setiap tangkai hanya terdapat satu
bunga.23
b) Tumbuhan Berpembuluh
Tumbuhan berpembuluh terdiri dari tumbuhan paku dan tumbuhan berbiji.
Adapun penjelasannya sebagai berikut:
1) Tumbuhan paku.
Tumbuhan paku merupakan tumbuhan yang memiliki kormus, artinya
dapat dibedakan akar, batang dan daun. Selain itu tumbuhan paku memiliki
sistem pembuluh yaitu xilem dan floem. Akar pada tumbuhan paku bersifat
serabut dan bagian ujung dilindungi oleh tudung akar. Batang pada sebagian
besar tidak terlihat karena berada di dalam tanah berupa rizom/rimpang.
Berdasarkan jenisnya tumbuhan paku hidup di atas tanah (terestrial), ada yang
hidupnya menumpang pada tumbuhan lain (epifit), dan ada paku air (akuatik)
yaitu dapat hidup pada kondisi lingkungan yang tingkat kelembabannya tinggi
dan tidak tahan pada kondisi ketersediaan air yang terbatas.26
Tumbuhan paku ini dapat dimanfaatkan sebagai tanaman hias dan sebagai
sayuran, kehadiran tumbuhan paku juga bermanfaat bagi ekosistem hutan dalam
pembentukan tanah, mencegah erosi, dan membantu proses pelapukan serasah
hutan.27
25
Ibid.,h.2-3.
26
Advend Sri Rizky Sianturi, dkk, Eksplorasi Tumbuhan Paku Pteridophyta
(Semarang: Lppm Universitas Negeri Semarang,2020), h.14
27
Nurleli Apriyanti, dkk, Identifikasi Tumbuhan Paku (Pteridophyta) dan
Kekerabatannya Di Kawasan Wisata Air Terjun Curup Ternng Bedegung Kecamatan Tanjung
Agung Kabupaten Muara Enim, Jurnal Pembelajaran Biologi, Vol.5, No.2, 2017, h.114.
2) Tumbuhan berbiji
Tumbuhan berbiji terbagi menjadi 2 subdivisi yaitu gymnospermae dan
angiospermae berikut penjelasannya:
(a) Gymnospermae. Gymnospermae berasal dari bahasa Yunani, yaitu gymnos
yang berarti tumbuhan berbiji telanjang. Gymnospermae adalah tumbuhan
berbiji terbuka atau berbiji telanjang, karena bijinya tidak terbentuk di dalam
bakal buah. Biji pada gymnospermae terletak diantara daun-daun strobilus
atau runjung. Gymnospermae terdiri dari beberapa kelompok yaitu Conifers,
Cyads, Ginkgo, dan Gnetales.28
(b)Angiospermae. Angiospermae atau tumbuhan berbiji tertutup mempunyai
ciri-ciri bakal biji selalu diselubungi bakal buah, memiliki organ bunga yang
sesungguhnya, terdiri dari tumbuhan berkayu atau berbatang basah, memiliki
sistem perakaran tunggang atau serabut, batangnya ada yang bercabang dan
tidak, serta daunnya lebar, tunggal atau majemuk dengan komposisi yang
beraneka ragam, demikian juga pada pertulangan daunnya. Angiospermae
memiliki dua subdivisi yaitu terdiri dari dicotyledoneae dan
monocotyledoneae.29
28
Siti Sunarti dan Rugayah, Keanekaragaman Jenis Gymnospermae Di pulau Wawoni,
Sulawesi Tenggara, Jurnal Biologi Indonesia, Vol.9, No.01, 2013, h.83.
29
Eva Nauli Taib dan Cut Ratna Dewi, Keanekaragaman Jenis Tumbuhan
Angiospermae Di Kebun Biologi Desa Seungko Mulat, Bioma, Vol.2, No.1, 2013, h.19.
tersebut yaitu memuat adanya proposisi, hierarki, contoh dan kaitan silang.
Pencapaian peserta didik yang menggunakan pengembangan modul
pembelajaran berbasis peta konsep pada materi gelombang elektromagnetik
diperoleh gain ternormalisasi yaitu sebesar 0,3 hal ini berarti menunjukkan
bahwasannya hasil belajar peserta didik meningkat dengan kategori sedang.30
2. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Dwi Rahayu, Trapsilo Prihandono, Agus
Abdul Gani. Pada tahun 2017, yang berjudul pengembangan modul fisika
berbasis concept mapping pada materi elastisitas di SMA. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pengembangan modul fisika berbasis concept mapping
pada materi elastisitas termasuk kedalam kategori valid. Pada tingkat
pemahaman peserta didik terhadap pengembangan modul ini termasuk kedalam
kategori mudah dipahami. Respon yang diberikan oleh peserta didik yaitu
sangat positif dari semua aspek yang dimunculkan pada pengembangan modul
tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa peserta didik menyukai pengembangan
modul fisika berbasis concept mapping pada materi elastisitas.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Dian Wijayanti, Sulistyo Saputro , Nanik Dwi
Nurhayati, pada tahun 2015. Yang berjudul “ pengembangan media lembar
kerja siswa (LKS) berbasis hierarki konsep untuk pembelajaran kimia kelas X
pokok bahasan pereaksi pembatas”. Hasil penelitian ini menunjukkan media
pembelajaran pengembangan lembar kerja siswa (LKS) berbasis hierarki
konsep pada mata pelajaran kimia materi stoikiometri kelas X dengan pokok
bahasan pereaksi pembatas telah dikembangkan dengan penelitian
pengembangan dengan kualitas yang baik berdasarkan penilaian dari para ahli
media, pendidik mata pelajaran kimia, ahli materi, serta peserta didik.31
4. Penelitian yang dilakukan oleh Dewi Rohmatul Izzati, Singgih Bektiarso,
Bambang Supriyadi, pada tahun 2019. Yang berjudul “ pengembangan modul
fisika berbasis problem based learning disertai concept mapping pada materi
30
Eka Karunia Hardanti, Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika Berbasis Peta
Konsep Pada Materi Gelombang Elektromagnetik Kelas X1 SMAN 1 Dolopo Kabupaten Madiun
Jawa Timur, Jurnal Inkuiri, Vol.5, No.1, 2016, h.69-70.
31
Dian Wijayanti, Sulistyo Saputro , Nanik Dwi Nurhayati, pengembangan media
lembar kerja siswa (LKS) berbasis hierarki konsep untuk pembelajaran kimia kelas X pokok
bahasan pereaksi pembatas, Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 4, No. 2, 2015, h.21.
alat optik di SMA”. Hasil yang menunjukkan pada penelitian ini yaitu
memiliki skor sebanyak 89% yakni berada pada kategori sangat valid sehingga
dapat digunakan sebagai modul pembelajaran. Efektifitas yang diperoleh N-
Gain yaitu diperoleh sebesar 0.53. hal ini menunjukkan bahwa pengembangan
modul fisika berbasis problem based learning disertai concept mapping pada
materi alat optik di SMA layak untuk digunakan sebagai bahan ajar di kelas
XI.32
5. Penelitian yang dilakukan oleh Laili Rahmi, pada tahun 2017. Yang berjudul
“pengembangan modul pembelajaran biologi berorientasi meaningful learning
disertai peta konsep pada materi sistem peredaran darah” hasil dari penelitian
tersebut yaitu bahwa pengembangan modul tersebut termasuk kategori valid
dan efektif untuk digunakan serta memberikan hasil belajar yang lebih baik
dari sebelumnya, serta orientasi pada modul tersebut membantu peserta didik
dalam mengaitkan informasi ataupun pengetahuan baru melalui konsep yang
telah ada. Dan hal ini juga membantu peserta didik dalam mencapai
kematangan pengembangan kognitifnya.33
6. Penelitian yang dilakukan oleh Agustin Prihardini dan Ismono, pada tahun
2017. Yang berjudul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berorientasi
Direct Instruction Dengan Strategi Peta Konsep Pada Materi Pokok
Hidrokarbon Kelas XI” hasil dari penelitian tersebut produk yang
dikembangkan yaitu berupa LKS dilihat dari aspek kevalidan menyatakan
kategori sangat layak ditinjau dari tujuan, kualitas isi dan instruksional dan
juga pada kualitas teknisnya. Begitupun pada aspek keefektifan dan juga pada
aspek kepraktisan yang menyatakan bahwa pengembangan LKS berorientasi
Direct Instruction dengan strategi peta konsep yaitu sangat layak.34
32
Dewi Rohmatul Izzati, Singgih Bektiarso, Bambang Supriyadi, Op.cit., h.285
33
Laili Rahmi, Pengembangan Modul Pembelajaran Biologi Berorientasi Meaningful
Learning Disertai Peta Konsep Pada Materi Sistem Peredaran Darah, Jurnal Nur El-Islam, Vol. 4
No. 1, 2017, h. 75-76.
34
Agustin Prihardini dan Ismono, Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS)
Berorientasi Direct Instruction Dengan Strategi Peta Konsep Pada Materi Pokok Hidrokarbon
Kelas XI, Unessa Journal of Chemistry Education, Vol. 6, No. 1, 2017, h. 14-15.
C. Kerangka Berpikir
Pembelajaran biologi membutuhkan strategi-strategi dalam memahami
sebuah konsep materi, pembelajaran biologi bukan hanya sekedar menghafal akan
tetapi pembelajaran biologi membutuhkan strategi yang baik agar bisa memahami
konsep pembelajaran biologi. Kurangnya pemahaman peserta didik terhadap
pembelajaran biologi sangat minim karena banyaknya peserta didik yang belum
memahami konsep pembelajaran biologi. Serta bahan ajar yang digunakan oleh
pendidik pun belum tepat untuk digunakan pada pembelajaran biologi serta belum
sesuai dengan keadaan saat ini. Karena peserta didik hanya menggunakan LKS
sebagai penunjang pembelajaran dan membuat peserta didik malas untuk
membaca dan memahami materi yang belum dipahaminya. Guru berharap bahwa
adanya bahan ajar yang dapat memotivasi peserta didik untuk membaca dan
mempelajari materi yang belum dipahaminya dan membuat peserta didik menjadi
lebih aktif lagi tidak hanya mengandalkan pemjelasan guru.
Lembar kerja peserta didik (LKPD) sebagai lembaran-lembaran pedoman
kegiatan peserta didik yang dapat digunakan sebagai alat bantu yang dapat
meminimalkan penjelasan dari pendidik sebagai fasilitator. Salah satu strategi
yang dapat digunakan untuk mengurangi dari cara pembelajaran dengan
menghafal yaitu menggunakan peta konsep, dimana peta konsep ini membantu
peserta didik dalam menghubungkan konsep awal yang dimiliki peserta didik
dengan konsep yang baru sehingga pembelajaran biologi lebih mudah untuk
dipahami.
Berdasarkan keadaan ini untuk mengatasi permasalahan yang ada, maka
perlu dikembangkan bahan ajar yaitu lembar kerja peserta didik (LKPD)
bermuatan peta konsep yang diharapkan dapat mengatas kurangnya pemahaman
peserta didik dalam memahami konsep pembelajaran biologi. Dapat dilihat pada
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir.
Kurangnya minat membaca peserta
didik pada materi yang belum
dipahaminya
Peserta didik kurang memahami
konsep materi biologi khususnya pada
materi tumbuhan
Permasalahan Kurangnya bahan ajar sebagai Analisis
penunjang pembelajaran yang sesuai kebutuhan
keadaan saat ini
LKS yang digunakan tidak menarik
minat dan motivasi peserta didik dalam
memahami materi
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan.
Research and Development (R&D). Pada metode penelitian dan pengembangan
terdapat beberapa jenis model. Model yang digunakan pada penelitian ini adalah
pengembangan 4-D. Penelitian ini yang dikembangkan adalah Lembar Kerja
Peserta didik (LKPD) bermuatan peta konsep dengan tahap pengembangannya
merujuk kepada model pengembangan perangkat tipe 4-D. Model pengembangan
4-D ini terdiri dari empat tahap pengembangan, yaitu Pendefinisian (Define)
dengan bentuk penjabaran berupa analisis kebutuhan, analisis tugas, analisis
konsep, dan perumusan tujuan pembelajaran. Perancangan (Design),
Pengembangan (Develop), dan Penyebaran (Disseminate). Namun, pada
penelitian ini tidak melewati tahap penyebaran (Disseminate).
B. Alur Penelitian
Alur penelitian ini mengikuti tahapan model pengembangan perangkat tipe
4-D. Alur penelitian dibagi menjadi empat tahapan yaitu Pendefinisian (Define),
Perencanaan (Design), Pengembangan (Develop), dan Penyebaran (Disseminate).
1. Tahap Pendefinisian (Define)
Pada tahapan ini memiliki tujuan yakni menetapkan dan mendefinisikan
syarat-syarat dari pembelajaran yang diawali dengan analisis tujuan dari batasan
materi yang telah dikembangkan perangkatnya. Kegiatan ini juga dilakukan
berupa analisis untuk melihat hambatan atau kendala yang dialami oleh peserta
didik. Berikut adalah langkah pokok pada tahap pendefinisian yaitu :
a. Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan dilakukan dengan wawancara guru biologi kelas X
untuk mengetahui kurikulum yang berlaku, pelaksanaan belajar dan mengajar,
serta karakter peserta didik. Analisis kebutuhan ini bertujuan untuk menetapkan
pada kompetensi mana yang akan dikembangkan sebagai bahan ajar.
27
b. Analisis Tugas
Analisis tugas digunakan untuk menentukan isi dalam satuan pembelajaran
dengan cara merinci isi materi ajar yang mengacu pada kompetensi isi,
kompetensi dasar beserta dengan indikatornya, dan materi yang dikembangkan ke
dalam LKPD adalah materi tumbuhan.
c. Analisis Konsep
Analisis konsep yaitu mengidentifikasi konsep-konsep materi tumbuhan yang
akan diajarkan dan disusun secara sistematis serta mengaitkan konsep yang satu
dengan yang lainnya, sehingga membentuk peta konsep.
d. Perumusan Tujuan Pembelajaran.
Perumusan tujuan pembelajaran dilakukan dengan cara mengidentifikasi dari
analisis tugas dan konsep. Berdasarkan hasil analisis tersebut tujuan perumusan
pembelajaran mengacu pada kompetensi dasar dan indikator pembelajaran yang
tercantum pada kurikulum dan dikembangkan dengan bermuatan peta konsep.
Tabel 3.1 Instrumen angket penilaian oleh validator ahli materi pembelajaran1
Indikator Deskriptor Item
1
Riana Putri, Skripsi:” Lembar Kerja Peserta Didik Berbasis Peta Konsep Pada Materi
Peredaran Darah Di SMA Kelas XI” (Jambi: FKIP Universitas Jambi, 2016), h.35.
2. Angket untuk ahli media
Pada angket untuk ahli media ini digunakan sebagaimana untuk
memperoleh data mengenai penilaian pembelajaran dan pada penilaian tampilan
LKPD yang diadopsi dari Riana Putri. Berikut adalah instrumen yang digunakan
pada instrumen penilaian :
2
Ibid.,h.34-35.
Indikator Deskriptor Item
Manfaat media 17. Memperluas penyajian materi 17
pembelajaran pembelajaran
18. Meningkatkan motivasi, minat dan 18
perhatian peserta didik terhadap
materi pelajaran
19. Meningkatkan efisiensi proses 19
pembelajaran
20. Memberikan kesamaan pengalaman 20
kepada peserta didik
3. Angket Guru
Pada angket guru bertujuan untuk memperoleh serta mengenai LKPD yang
akan dikembangkan yang nantinya angket tersebut akan diberikan kepada praktisi
(guru) yang diadopsi dari Riana Putri. Berikut adalah instrumen yang digunakan
pada instrumen penilaian :
Tabel 3.3 Instrumen angket penilaian oleh guru3
Indikator Deskriptor Item
Kelayakan isi 1. Kesesuaian KI, KD, indikator dan 1
Tujuan Pembelajaran
2. Kesesuaian dengan kebutuhan peserta 2
didik
3. Kesesuaian dengan kebutuhan bahan 3
ajar
4. Kebenaran substansi materi 4
5. Pemberian contoh-contoh LKPD
bermuatan peta konsep memudahkan 5
pemahaman materi
Media 6. Penyajian materi pada LKPD 6
pembelajaran bermuatan peta konsep secara
konsisten
7. LKPD bermuatan peta konsep mudah 7
dipahami
8. LKPD bermuatan peta konsep yang 8
dibuat memenuhi fungsi media
pembelajaran
9. LKPD bermuatan peta konsep mampu 9
menarik dan memfokuskan perhatian
peserta didik
10. LKPD bermuatan peta konsep yang
3
Ibid.,h.36.
Indikator Deskriptor Item
dibuat memberikan kesempatan 10
peserta didik untuk belajar mandiri
4
Ibid.,h.36-37.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik analisis data kualitatif
dan kuantitatif. Teknik analisis data kualitatif yakni berupa penjelasan yang
informasinya dari validator sedangkan analisis kuantitatif yaitu berbentuk angka
dari validasi data. Data yang dianalisis yaitu bertujuan untuk disederhanakan ke
dalam bentuk yang lebih mudah dibaca untuk dianalisis dan diambil kesimpulan.
Untuk mengetahui cara perhitungan data validasi lalu ditafsirkan dengan kalimat
sebagai penjelasannya. Berikut langkah-langkah dalam memperoleh data :
1. Analisis data instrumen validasi ahli dan praktisi
Untuk melihat tingkat kelayakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang
dikembangkan yaitu dari data hasil validasi ahli dan praktisi, dengan
menggunakan skala likert. Berikut adalah langkah-langkah untuk memperoleh
data pada penelitian ini:
a. Para Validasi Ahli (dosen) dan praktisi (guru) mengisi angket yang telah
diberikan oleh peneliti yang terdapat penilaian dengan kriteria sangat baik,
baik, cukup baik, kurang, dan sangat kurang yang diadaptasi dari Agustin.
sebagai berikut:
b. Setelah data dari instrumen validasi Ahli dan Praktisi terkumpul, selanjutnya
data dihitung pada tiap indikator untuk melihat kelayakan LKPD yang telah
5
Agustin Prihardini dan Ismono, Op.cit., h.10.
dikembangkan, maka digunakan rumus yang diadaptasi dari Ulfah Larasati
Zahro, Vina Serevina, Made Astra dengan rumus berikut :6
Hasil data yang berupa masukan dan saran dari para validasi ahli dan
praktisi yaitu bersifat kualitatif yang akan dijadikan sebagai acuan untuk
memperbaiki LKPD bermuatan peta konsep. Kemudian menentukan tingkat
kelayakan LKPD dengan menyimpulkan dengan data kuantitatif menjadi
kualitatif yang diadaptasi dari Agustin dengan kriteria sangat layak, layak,
cukup layak, kurang layak, sangat kurang layak berdasarkan tabel berikut :
Tabel 3.6 Kriteria Kelayakan7
No Persentase Kategori
1 81% - 100% Sangat Layak
2 61% - 80% Layak
3 41% - 60% Cukup
4 21% - 40% Kurang
5 0% - 20% Sangat Kurang
6
Ulfah Larasati Zahro, Vina Serevina, Made Astra, Pengembangan Lembar Kerja Siswa
(Lks) Fisika Dengan Menggunakan Strategi Relating, Experiencing, Applying, Cooperating,
Transferring (React) Berbasis Karakter Pada Pokok Bahasan Hukum Newton, Jurnal Wahana
Pendidikan Fisika, Vol.2, No.1, 2017, h.66.
7
Agustin Prihardini dan Ismono, Op.cit., h.10.
b. Selanjutnya data dari angket respon peserta didik dan angket respon guru
terkumpul, data dihitung pada tiap indikator untuk melihat kelayakan dan
respon dari peserta didik serta respon guru terhadap LKPD yang telah
dikembangkan, maka digunakan rumus yang diadaptasi dari Ulfah Larasati
Zahro, Vina Serevina, Made Astra dengan rumus berikut :8
c. Hasil data yang telah diperoleh. Kemudian ditentukan tingkat kelayakan LKPD
dengan menyimpulkan dengan data kuantitatif menjadi kualitatif sebagai
respon dari peserta didik dan respon guru yang diadaptasi dari Agustin dengan
kriteria sangat layak, layak, cukup layak, kurang layak, sangat kurang layak
seperti pada tabel 3.6.
8
Ulfah Larasati Zahro, Vina Serevina, Made Astra, Op.cit., h.66.
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Pengembangan LKPD bermuatan peta konsep pada materi tumbuhan kelas X
menggunakan model pengembangan 4-D dari Thiagarajan yang terdapat beberapa
tahap meliputi pendefinisian (Define), perancangan (Desain), pengembangan
(Develop), dan tahap penyebaran (Dissiminate). Namun, penelitian ini hanya
sampai pada tahap pengembangan (Develop) dengan uji coba skala terbatas 1
yaitu dengan 9 responden dan uji coba skala terbatas 2 yaitu dengan 10 responden
serta terdapat 5 respon guru biologi kelas X mengenai LKPD yang telah
dikembangkan. Berikut ini merupakan penjelasan dari ketiga tahapan
pengembangan LKPD bermuatan peta konsep :
a. Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan bertujuan untuk mengumpulkan informasi yang
berkaitan dengan permasalahan dalam kegiatan belajar mengajar biologi
1
Ineke Devi Andriani dan Retno Mustika Dewi, Pengembangan Media Pembelajaran
Tebak Kata Pada Materi Bank Sentral Sistem Pembayaran Dan Alat Pembayaran, Jurnal
Pendidikan Ekonemi (JUPE), Vol.9, No.2, 2021, h.68.
37
khususnya pada kelas X. Analisis ini dilakukan pada saat peneliti melaksanakan
PLP (Pengenalan Lapangan Persekolahan). Berdasarkan hasil observasi
lapangan yang diperoleh bahwa SMAN 3 Tangerang menggunakan kurikulum
2013. Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan berpedoman kepada buku paket
yang dimiliki oleh guru biologi kelas X. Tidak ada peserta didik yang memiliki
buku pedoman yang digunakan oleh guru karena sekolah belum bisa
meminjamkan buku paket untuk masing-masing peserta didik, mengingat
keadaan belajar-mengajar masih dalam keadaan online karena Covid-19. Peserta
didik hanya memiliki bekal LKS untuk dipelajari di rumah, tidak adanya
pendukung bahan ajar yang lain bagi peserta didik untuk memahami lebih
banyak materi. Sehingga dibutuhkan bahan ajar lain sebagai pelengkap kegiatan
belajar mengajar. Kegiatan belajar mengajar di kelas masih bertumpu oleh guru
sehingga peserta didik kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran biologi,
selain itu juga kurangnya minat membaca pembelajaran biologi yang
mengakibatkan peserta didik kurang memahami konsep materi pembelajaran
biologi.
Sejalan dengan hasil penelitian oleh Agustina Fatmawati yang
mengemukakan bahwa umumnya peserta didik menggunakan perangkat
pembelajaran yang telah disiapkan oleh sekolah atau beli dari penerbit. Yang
umumnya berupa LKS dan buku ajar namun, perangkat pembelajaran tersebut
masih kurang didukung untuk komponen penilaian salah satunya yaitu RPP.2
Hal ini juga sejalan dengan penelitian Aulia Agustha dan kawan-kawan yang
mengemukakan bahwa guru sudah menggunakan LKPD pada pembelajarannya,
namun LKPD yang di sekolah masih dalam bentuk cetak dan penyajiannya
belum mampu membuat peserta didik menemukan konsep yang tepat pada
konsep materi secara mandiri serta menunjang kemampuan memecahkan
masalah sehingga menyebabkan kurangnya kebermaknaan peserta didik dalam
2
Agustina Fatmawati, Pengembangan Perangkat Pembelajaran Konsep Pencemaran
Lingkungan Menggunakan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Untuk SMA Kelas X,
Jurnal EduSains,Vol.4, No.2, 2016, h.95.
belajar. 3 Oleh karena itu, guru mengharapkan adanya bahan ajar yang sesuai
dengan kondisi lapangan saat ini.
Sesuai dengan hasil observasi dilapangan dan beberapa penelitian yang
sebelumnya maka diperoleh bahan ajar yang sesuai kebutuhan di SMAN 3
Tangerang. Kemudian, bahan ajar yang digunakan dapat membangun aktivitas
dan membantu peserta didik dalam memahami konsep materi pembelajaran
biologi, serta dapat digunakan secara mandiri oleh peserta didik. Hal tersebut
dapat diatasi dengan adanya pengembangan bahan ajar LKPD bermuatan peta
konsep.
b. Analisis Tugas
Analisis tugas dilakukan dengan cara menyusun materi secara sistematis
yang akan digunakan dalam LKPD yang dikembangkan. Materi yang digunakan
dalam LKPD ini yaitu materi tumbuhan kelas X SMA/MAN. Materi tumbuhan
terbagi menjadi 3 sub bab materi yaitu tumbuhan lumut, tumbuhan paku, dan
tumbuhan berbiji. Pada LKPD ini terdapat soal-soal berbentuk peta konsep, soal
uraian, dan pengamatan, serta kesimpulan dari hasil pengamatan yang akan
dikerjakan oleh peserta didik.
c. Analisis konsep
Analisis konsep dilakukan berdasarkan Kompetensi Inti (KI) dan
Kompetensi Dasar (KD) yang telah ditentukan. Konsep tumbuhan dipilih karena
peserta didik masih kurangnya minat membaca buku pelajaran yang
mengakibatkan sulit memahami pembelajaran biologi khususnya pada materi
tumbuhan yang dianggap rumit dan terlalu banyak yang harus dipelajari. Maka
untuk itu peneliti dapat mengembangkan LKPD tumbuhan berdasarkan
Kompetensi Dasar (KD) Sesuai dengan kurikulum 2013 yaitu 3.7 Menerapkan
prinsip klasifikasi untuk menggolongkan tumbuhan ke dalam divisio
berdasarkan pengamatan morfologi dan metagenesis tumbuhan serta mengaitkan
peranannya dalam kelangsungan kehidupan di bumi dan 4.7 Menyajikan data
3
Aulia Agustha, dkk, Pengembangan E-LKPD Berbasis Discovery Learning
Menggunakan Aplikasi Adobe Acrobat 11 Pro Extended Pada Materi Keseimbangan Ion dan pH
Larutan Garam Untuk Kelas XI SMA/MA Sederajat. Journal of Research and Education
Chemistry (JREC), Vol.3, No.1, 2021, h.29.
tentang morfologi dan peran tumbuhan pada berbagai aspek kehidupan dalam
bentuk laporan tertulis.
d. Perumusan Tujuan Pembelajaran
Perumusan tujuan pembelajaran dilakukan setelah menganalisis tugas
dan analisis konsep. Dari hasil analisis tersebut peneliti menentukan perumusan
tujuan pembelajaran dan mengaitkannya dengan bermuatan peta konsep. Peneliti
menggunakan bermuatan peta konsep agar peserta didik dapat memahami
konsep-konsep yang ada pada materi tumbuhan dengan mudah dan singkat serta
terangkum dalam bentuk peta konsep.
4
Dian Kurniawan dan Sinta Verawati Dewi, Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Dengan Media Screencast-O-Matic Mata Kuliah Kalkulus2 Menggunakan Model 4-D
Thiagarajan, Jurnal Siliwangi,Vol.3, No.1, 2017, h.217.
No IPK Pengetahuan No IPK Keterampilan
3.7.1 Membedakan ciri-ciri 4.4.1 Menyajikan data tentang
morfologi pada divisi kingdom morfologi dari kingdom
Plantae Plantae
3.7.2 Menjelaskan peran tumbuhan
pada berbagai aspek kehidupan
b) Perancangan dari sisi teknik selanjutnya yaitu mendesain cover dan tampilan
LKPD menggunakan media Adobe Illustrator dan Microsoft Office Word
2010. Dari sisi teknis, rancangan LKPD yang akan dikembangkan sesuai
dengan panduan pengembangan bahan ajar (depdiknas) :
i. Judul
Judul LKPD terdapat di halaman awal pada sampul, dengan
menggunakan media Adobe Illustrator dengan jenis huruf yang menarik dan
ukuran yang lebih besar serta dipadukan dengan pemilihan warna dan gambar
yang sesuai dengan materi tumbuhan untuk menarik perhatian siswa.
v. Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada LKPD berupa langkah-langkah kerja yang
digunakan untuk pengamatan dan menjawab soal.
5
Ibid.,
Indikator yang terdapat pada angket ahli materi yaitu materi/isi,
pembelajaran. Hasil validasi oleh ahli materi diperoleh pada tabel 4.2
Tabel 4.2 Data Hasil Validasi Ahli Materi Pada Tiap Indikator6
No. Indikator Persentase LKPD Kriteria
(%)
1. Materi/Isi 82,0 Sangat Layak
2. Pembelajaran 88,0 Sangat Layak
Hasil keseluruhan (%) 85,0 Sangat Layak
Tabel 4.3 Data Hasil Validasi Ahli Media Pada Tiap Indikator7
No. Indikator Persentase LKPD Kriteria
(%)
1. Desain Tampilan 80,0 Layak
2. Ukuran dan Jenis Huruf 70,0 Layak
3. Tata Letak 70,0 Layak
6
Lampiran 13 : Perhitungan Data Hasil Validasi oleh Ahli dan Praktisi Berdasarkan
Indikator
7
Lampiran 13 ; Perhitungan Data Hasil Validasi oleh Ahli dan Praktisi Berdasarkan
Indikator
No. Indikator Persentase LKPD Kriteria
(%)
4. Fungsi Media 72,0 Layak
Pembelajaran
5. Manfaat Media 75,0 Layak
Pembelajaran
Hasil keseluruhan (%) 73,0 Layak
Tabel 4.4 Menunjukan bahwa kedua indikator kelayakan isi dan media
pembelajaran memiliki kriteria sangat layak dengan persentase masing-masing
8
Lampiran 13: Perhitungan Data Hasil Validasi oleh Ahli dan Praktisi Berdasarkan
Indikator
88,0%, 84,0%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kedua indikator tersebut sudah
sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan sesuai dengan kompetensi dasar yang
ingin dicapai. Hasil keseluruhan indikator mendapatkan persentase sebesar 86,0%
yang dikategorikan ke dalam layak untuk digunakan.
Untuk melihat rincian data hasil validasi dan hasil revisi yang dilakukan
dapat dilihat pada tabel 4.5
Tabel 4.5 Hasil Validasi dan Revisi
No. Sebelum Revisi Setelah Revisi
1. Tidak adanya indikator Ditambahkan indikator setelah
pembelajaran tabel kompetensi dasar
2. Kurangnya pembahasan pada Ditambahkannya pembahasan
materi dan gambar pada setiap materi dan gambar pada setiap
sub-bab sub-bab
3. Keterangan gambar kurang jelas Keterangan gambar diperjelas
4. Kurangnya soal dengan tingkatan Ditambahkannya soal essay untuk
(mudah, sedang, hots) kategori sedang dan hots
5. Banyaknya tulisan yang typo, Perbaiki tulisan yang typo dan
tanda baca, dan penulisan yang kurang teliti
belum benar
(a)
(b)
Gambar 4.10 Indikator Sebelum dan Setelah Revisi
Gambar 4.10 pada bagian (a) merupakan indikator sebelum revisi
yaitu tidak adanya indikator setelah kompetensi dasar. Pada bagian (b) merupakan
hasil setelah revisi yang telah dilakukan berdasarkan masukan dan saran validator.
(a)
(b)
(a)
(b)
(a)
(a)
(b)
(a)
(b)
Gambar 4.14 Typo, Tanda Baca, Penulisan pada LKPD Sebelum dan Setelah
Revisi
Gambar 4.14 pada bagian (a) merupakan hasil sebelum revisi typo, tanda
baca, dan penulisan pada LKPD yaitu masih banyak yang salah. Pada bagian (b)
merupakan hasil setelah revisi typo, tanda baca, dan penulisan pada LKPD yaitu
penulis lebih memperhatikan lagi dan teliti pada bagian tersebut.
9
Lampiran 14: Perhitungan Data Hasil Respon Peserta Didik Uji Coba 1
Hasil keseluruhan (%) 65,3 Layak
Tabel 4.6 yaitu menunjukkan data hasil respon peserta didik pada tiap
indikator. Dapat dilihat bahwa indikator media memiliki persentase paling tinggi
yaitu sebesar 68,8% dengan kriteria layak. Untuk indikator motivasi dan
pembelajaran mendapatkan persentase masing-masing yaitu 66,6% dan 63,5%
sedangkan untuk indikator minat mendapatkan hasil paling rendah yaitu sebesar
62,2% dengan kriteria layak hal ini mungkin dikarenakan kurangnya minat
peserta didik dalam materi yang telah dikembangkan. Hasil persentase
keseluruhan yaitu 65,3% dengan kriteria layak
Berdasarkan analisis uji coba terbatas 1 didapatkan respon baik dengan
persentase 65,3% dan dikategorikan ke dalam layak. Namun, hal tersebut memuat
persentase angka yang rendah untuk kategori layak, untuk itu peneliti
mengujicobakan kembali untuk mendapatkan angka persentase yang lebih tinggi
dengan kriteria layak yang diuji pada uji coba ke 2. Dari analisis tersebut peneliti
mendapatkan beberapa masukan dari peserta didik yang telah merespon LKPD
yang dikerjakan pada uji coba terbatas 1.
Tabel 4.7 Hasil Validasi dan Revisi Uji coba Terbatas 1
No. Sebelum Revisi Setelah Revisi
1. Materi terlalu rumit, bahasa Materi lebih diperkaya dan bahasa
belum mudah dipahami, lebih mudah dipahami, serta
pembahasan lebih diperbanyak memberikan gambar pada masing-
untuk point-point penting masing contoh tumbuhan
disertakan gambar
2. Banyaknya soal-soal untuk Dikurangkan soal-soal untuk
dikerjakan dikerjakan
3. Kurangnya kata kunci pada soal Ditambahkannya kata kunci pada
berbentuk peta konsep soal berbentuk peta konsep
Setelah mendapatkan saran dan masukan dari peserta didik uji coba
terbatas 1 dilakukan perbaikan sebagai berikut:
(a)
(b)
(b)
(a)
(b)
Gambar 4.17 Kata kunci Soal Sebelum dan Setelah Revisi
Gambar 4.17 pada bagian (a) merupakan hasil sebelum revisi yaitu hanya
ada 1 kata kunci pada soal. Pada bagian (b) merupakan hasil setelah revisi yaitu
ditambahkannya beberapa kata kunci pada soal berbentuk peta konsep.
Setelah melakukan perbaikan dari respon peserta didik pada uji coba
terbatas 1, maka dilakukan uji coba terbatas 2 dan didapatkan hasil respon peserta
didik pada (Tabel 4.7).
Tabel 4.8 yaitu menunjukkan data hasil respon peserta didik pada tiap
indikator. Dapat dilihat bahwa indikator minat, media, pembelajaran mendapatkan
persentase sama yaitu sebesar 82,0%. Sedangkan indikator motivasi mendapatkan
persentase paling rendah yaitu sebesar 78,0% dengan kategori layak. Hal ini
mungkin karena peta konsep belum dapat mendorong peserta didik untuk aktif
dalam kegiatan pembelajaran. Dan dapat disimpulkan bahwa hasil keseluruhan
dari indikator pada respon peserta didik mendapatkan persentase sebesar 80,9 %
dan dikategorikan ke dalam layak.
Berdasarkan hasil dari uji coba terbatas 1 diperoleh hasil keseluruhan yaitu
65,3% yang dikategorikan ke dalam layak. Sedangkan hasil dari uji coba terbatas
2 diperoleh hasil keseluruhan yaitu 80,9% yang dikategorikan ke dalam layak.
Dari hasil analisis tersebut maka untuk uji coba terbatas 2 persentase yang diraih
lebih meningkat dibandingkan pada uji coba terbatas 1 yaitu meningkat sebesar
10
Lampiran 15: Perhitungan Data Hasil Respon Peserta Didik Uji Coba 2
15,6 % setelah melewati beberapa revisi akan tetapi masih dikategorikan ke dalam
layak.
Tabel 4.9 yaitu menunjukkan data hasil repon guru biologi yang berjumlah
5 orang dengan indikator yang mendapatkan nilai persentase terbesar yaitu 96,0 %
pada indikator minat dengan kategori sangat layak sedangkan indikator yang
memiliki nilai rendah yaitu media dan pembelajaran dengan persentase sama yaitu
88,0% dengan kategori sangat layak dari hasil keseluruhan mendapatkan
persentase sebesar 91,0% dengan kategori sangat layak.
A. Kesimpulan
Penelitian yang telah dilakukan dalam pengembangan Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD) Bermuatan Peta Konsep Pada Materi Tumbuhan menggunakan
metode 4-D yang dimodifikasi menjadi 3-D yaitu Define (Pendefinisian), Design
(Perancangan), Develop (Pengembangan) penelitian ini tidak sampai pada tahap
(Disseminate) penyebaran, karena keterbatasan biaya dan waktu, meskipun hanya
sampai pada tahap pengembangan, pengembangan LKPD bermuatan peta konsep
pada materi tumbuhan ini sudah mencangkup karakteristik dari penelitian
pengembangan. Dapat disimpulkan hasil dari Uji Coba Terbatas 1 memperoleh
persentase respon peserta didik 65,3 % dan Uji Coba Terbatas 2 memperoleh
persentase respon peserta didik 80,9 % masing-masing dikategorikan layak.
Untuk respon guru mendapatkan persentase sebesar 91,0% yang dikategorikan
sangat layak. Hal ini menunjukkan bahwa produk LKPD Bermuatan Peta Konsep
Pada Materi Tumbuhan dinyatakan Layak untuk digunakan pada proses
pembelajaran dan mendapatkan respon baik dari peserta didik dan guru biologi.
B. Saran
Sebagai tindak lanjut pada penelitian ini, maka dapat dikemukakan saran
sebagai berikut:
1. Peserta didik diharapkan mempelajari isi LKPD bermuatan peta konsep pada
materi tumbuhan dengan maksimal untuk mengetahui sejauh mana pengaruh
penggunaan LKPD yang telah dikembangkan.
2. Guru diharapkan bisa menggunakan LKPD yang telah dikembangkan secara
maksimal serta sebagai penunjang pembelajaran agar menjadi lebih aktif.
3. Guru diharapkan untuk mengadaptasi LKPD bermuatan peta konsep ke materi
lain secara mandiri sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik
4. Peneliti disarankan untuk menyempurnakan bahasa yang lebih sederhana
secara konsisten.
64
5. LKPD bermuatan peta konsep yang telah dikembangkan dapat
diimplementasikan dalam pembelajaran dan diperlukan penelitian lebih lanjut
untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik dari LKPD yang
dikembangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Andriani Devi Ineke dan Retno Mustika Dewi. (2021). Pengembangan Media
Pembelajaran Tebak Kata Pada Materi Bank Sentral Sistem Pembayaran
Dan Alat Pembayaran. Jurnal Pendidikan Ekonomi (JUPE), Vol. 9, No. 2,
hlm. 65-71.
Huda Panggabean Nurul dan Amir Danis. (2020). Desain Pengembangan Bahan
Ajar Berbasis Sains .Tanpa Kota : Yayasan Kita Menulis.
Istiqomah Ely. (2021). Analisis Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Sebagai
Bahan Ajar Biologi. Alveoli: Jurnal Pendidikan Biologi, Vol. 2, No. 1, hlm.
2-15.
Kelana Jejang Bayu dan Fadly Pratama. (2019). Bahan Ajar IPA Berbasis Literasi
sains. Bandung: Lekkas.
Pribadi Benny A dan Refni Delfy. (2015). Implementasi Strategi Peta Konsep
(Concept Mapping) Dalam Program Tutorial Teknik Penulisan Artikel
Ilmiah Bagi Guru. Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, Vol. 16, No.
2, hlm. 77-88.
Prihardini Agustin dan Ismono. (2017). Pengembangan Lembar Kerja Siswa
(LKS) Berorientasi Direct Instruction Dengan Strategi Peta Konsep Pada
Materi Pokok Hidrokarbon Kelas XI. Jurnal Unesa of Chemistry Education,
Vol. 6, No. 1, hlm. 8-15.
Putri Riana.(2016). ”Lembar Kerja Peserta Didik Berbasis Peta konsep Pada
Materi Peredaran Darah Di SMA Kelas XI”.Skripsi. Jambi: FKIP
Universitas .
Sakura Hana Arga, Galih Dani S, Deden Herdiana, Fadly Pratama. (2019).
Sumber Belajar IPS Berbasis Lingkungan. Sumedang: UPI Sumedang
Press.
Sutarti Tatik dan Edi Irawan. (2017). Kiat Sukses Meraih Hibah Penelitian
Pengembangan. Yogyakarta: Deepublish Publisher.
Taib Nauli Eva dan Cut Ratna Dewi. (2013). Keanekaragaman Jenis Tumbuhan
Angiospermae Di Kebun Biologi Desa Seungko Mulat. Bioma, Vol. 2, No.
1, hlm. 18-31.
Utama Candra, Sri Kentjananingsih, Yuni Sri Rahayu. (2014). Penerapan Media
Pembelajaran Biologi SMA Dengan Menggunakan Model Direct
Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Pena Sains,
Vol. 1, No. 1, hlm. 29-40.
Wati Meliya dan Vivi Fitriani. (2015). Rancangan Hand Out Berbasis Peta
Konsep pada Materi Alat Indera Untuk Siswa Sekolah Menengah Pertama.
BioCONCETTA, Vol. 1, No 1, hlm.32-44.
Yuniati Suci. (2013). Peta Konsep (Mind Mapping) Dalam Pembelajaran Struktur
Aljabar, Gamatika, Vol. 3, No. 2, hlm. 129-139
A. Petunjuk Pengisian
1. Berilah tanda cheklist (√) pada kolom nilai yang Bapak/Ibu anggap sesuai
aspek penilaian yang ada.
2. Krikteria penilaian adalah sebagai berikut :
5 = Sangat Baik (SB)
4 = Baik (B)
3 = Cukup Baik(CB)
2 = Kurang (K)
1 = Sangat Kurang (SK)
3. Apabila yang anda berikan Cukup Baik(CB), Kurang (K), dan Sangat
Kurang (SK) dimohon untuk memberikan masukan dan saran pada lembar
yang telah disediakan
4. Terimakasih kepada Bapak/ Ibu yang telah bersedia menilai
pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
B. Kolom Penilaian
Variabel Indikator Deskriptor Nilai
SK K CB B SB
Kesesuaian materi
dengan kebutuhan
LKPD.
Kesesuaian materi
dengan krikteria peserta
didik SMA
Kebenaran substansi
materi pembelajaran.
Ketepatan penggunaan
materi pembelajaran.
Kemudahan dalam
memahami materi
pembelajaran.
Kesesuaian contoh
Variabel Indikator Deskriptor Nilai
SK K CB B SB
dengan materi.
Kesesuaian latihan
dengan materi
Kemanfaatan informasi
materi.
Sistematika penyajian
materi.
Kejelasan petunjuk
belajar.
Kesimpulan :
1. Layak untuk diproduksi tanpa revisi
2. Layak untuk diproduksi dengan revisi
3. Tidak layak diproduksi
Jakarta, 2021
Ahli Materi
......................................
Lampiran 2. Validasi Ahli Madia
LEMBAR INSTRUMEN PENILAIAN ANGKET VALIDASI
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
OLEH AHLI MEDIA
A. Petunjuk Pengisian
1. Berilah tanda cheklist (√) pada kolom nilai yang Bapak/Ibu anggap sesuai
aspek penilaian yang ada.
2. Krikteria penilaian adalah sebagai berikut :
5 = Sangat Baik (SB)
4 = Baik (B)
3 = Cukup Baik(CB)
2 = Kurang (K)
1 = Sangat Kurang (SK)
3. Apabila yang anda berikan Cukup Baik(CB), Kurang (K), dan Sangat
Kurang (SK) dimohon untuk memberikan masukan dan saran pada lembar
yang telah disediakan
4. Terimakasih kepada Bapak/ Ibu yang telah bersedia menilai
pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
B. Kolom Penilaian
Variabel Indikator Deskriptor Nilai
SK K CB B SB
Penggunaan kata.
Kejelasan tulisan.
Variabel Indikator Deskriptor Nilai
SK K CB B SB
Penggunaan gambar.
Penggunaan peta
konsep yang dapat
dipahami.
Penggunaan contoh-
contoh dan latihan-
latihan.
Fungsi efektif,
menarik minat dan
motivasi peserta
didik.
Fungsi kognitif,
mempelancar dalam
pencapaian tujuan
pembelajaran.
Fungsi
psikomotorik,
Variabel Indikator Deskriptor Nilai
SK K CB B SB
menggerakkan
peserta didik untuk
melakukan sesuatu
kegiatan.
Fungsi evaluasi,
dapat dilakukan
penilaian
kemampuan peseerta
didik dalam
merespon
pembelajaran.
Meningkatkan
motivasi peserta
didik terhadap
materi pembelajaran.
Meningkatkan
efesiensi proses
pembelajaran.
Memberikan
kesamaan
pengalaman kepada
peserta didik.
Kesimpulan :
1. Layak untuk diproduksi tanpa revisi
2. Layak untuk diproduksi dengan revisi
3. Tidak layak diproduksi
Jakarta, 2021
Ahli Madia
......................................
Lampiran 3. Validasi Guru
LEMBAR INSTRUMEN PENILAIAN ANGKET VALIDASI
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
OLEH PENDIDIK/GURU
A. Petunjuk Pengisian
1. Berilah tanda cheklist (√) pada kolom nilai yang Bapak/Ibu anggap sesuai
aspek penilaian yang ada.
2. Krikteria penilaian adalah sebagai berikut :
5 = Sangat Baik (SB)
4 = Baik (B)
3 = Cukup Baik(CB)
2 = Kurang (K)
1 = Sangat Kurang (SK)
3. Apabila yang anda berikan Cukup Baik(CB), Kurang (K), dan Sangat
Kurang (SK) dimohon untuk memberikan masukan dan saran pada lembar
yang telah disediakan
4. Terimakasih kepada Bapak/ Ibu yang telah bersedia menilai
pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
B. Kolom Penilaian
No. Indikator Nilai
SK K CB B SB
SK K CB B SB
Kesimpulan :
1. Layak untuk diproduksi tanpa revisi
2. Layak untuk diproduksi dengan revisi
3. Tidak layak diproduksi
(mohon beri tanda lingkaran sesuai dengan kesimpulan)
Jakarta, 2021
Guru Bidang Studi Biologi
.........................................
Lampiran 4. Angket Respon Peserta Didik
ANGKET RESPON PESERTA DIDIK TERHADAP (LKPD)
A. Petunjuk Pengisian
1. Bacalah dengan baik pada setiap item dan seluruh arternatif
jawabannya. Diharapkan saudara memberikan penilaian secara
lengkap pada setiap butir krikteria penilaian
2. Berilah tanda cheklist (√) pada kolom nilai yang Bapak/Ibu anggap
sesuai aspek penilaian yang ada.
3. Krikteria penilaian adalah sebagai berikut :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
KS : Kurang Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
4. Apabila yang saudara berikan Kurang (K), dan Sangat Kurang (SK)
dimohon untuk memberikan masukan dan saran pada lembar yang
telah disediakan.
B. Kolom Penilaian
No. Indikator Nilai
SS S KS TS STS
SS S KS TS STS
digunakan
Jakarta, 2021
Peserta Didik
...........................................
Lampiran 5. Angket Respon Guru
A. Petunjuk Pengisian
1. Bacalah dengan baik pada setiap item dan seluruh arternatif
jawabannya. Diharapkan Bpk/Ibu memberikan penilaian secara
lengkap pada setiap butir krikteria penilaian
2. Berilah tanda cheklist (√) pada kolom nilai yang Bapak/Ibu anggap
sesuai aspek penilaian yang ada.
3. Krikteria penilaian adalah sebagai berikut :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
KS : Kurang Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
4. Apabila yang Bpk/Ibu berikan Kurang (K), dan Sangat Kurang (SK)
dimohon untuk memberikan masukan dan saran pada lembar yang
telah disediakan.
B. Kolom Penilaian
No. Indikator Nilai
SS S KS TS STS
SS S KS TS STS
Jakarta, 2021
Guru Bidang Studi Biologi
..................................................
Lampiran 6. Surat Izin Validasi Ahli Materi
Lampiran 7. Surat Izin Validasi Ahli Madia
Lampiran 8. Surat Izin Validasi Guru
Lampiran 9. Surat Izin Penelitian
Lampiran 10. Hasil Validasi Ahli Materi
Lampiran 11. Hasil Validasi Ahli Media
Lampiran 12. Hasil Validasi Guru
Lampiran 13. Perhitungan Data Hasil Validasi oleh Ahli dan Praktisi
Berdasarkan Setiap Indikator
Cara Perhitungan
Indikator Materi/Isi
1. Keseauaian materi dengan kompetensi dasar
2. Keseauaian materi dengan standar kompetensi
3. Keseauaian materi dengan kebutuhan LKPD
4. Kesesuaian materi dengan pembelajaran
5. Ketepatan penggunaan materi pembelajaran
6. Kemudahan dalam memahami materi pembelajaran
7. Kesesuaian contoh dengan materi
8. Kesesuaian latihan dengan materi
9. Materi terorganisisr dengan baik (disajikan secara rutin dari mulai
yang mudah kesukar, dari yang sederhana ke kompleks.
10. Hubungan konsep materi dengan kehidupan sehari-hari
Rumus Perhitungan
Sangat Layak
Indikator Pembelajaran
11. Kelengkapan informasi
12. Kemanfaatan informasi materi
13. Sistematika penyajian materi
14. Kejelasan petunjuk belajar
15. Kegiatan belajar dapat memotivasi peserta didik
Rumus Perhitungan
Sangat Layak
Layak
Indikator Ukuran dan Jenis Huruf
4. Jenis huruf
5. Ukuran huruf
6. Penggunaan kata
7. Kejelasan tulisan
Rumus Perhitungan
Layak
Indikator Tata Letak
8. Sistematika penyajian materi
9. Penggunaan gambar
10. Penggunaan peta konsep yang dapat dipahami
11. Penggunaan dan latihan-latihan
Rumus Perhitungan
Layak
Rumus Perhitungan
Layak
Rumus Perhitungan
Layak
Rumus Perhitungan
Sangat Layak
Indikator Media Pembelajaran
6. Penyajian materi pada LKPD bermuatan peta konsep secara konsisten
7. LKPD bermuatan peta konsep mudah dipahami
8. LKPD bermuatan peta konsep yang dibuat memenuhi fungsi media
pembelajaran
9. LKPD bermuatan peta konsep mampu menarik dan memfokuskan
perhatian peserta didik
10. LKPD bermuatan peta konsep yang dibuat memberikan kesempatan
peserta didik untuk belajar mandiri
Rumus Perhitungan
Sangat Layak
Lampiran 14. Perhitungan Data Hasil Respon Peserta Didik Pada Uji Coba 1
Cara Perhitungan
2 4 2 5 4 4 3 3 1 2 28 45 62,2%
3 4 1 5 4 5 4 4 3 2 32 135 68,8%
4 3 2 5 3 5 5 4 1 2 30
5 4 2 5 5 4 5 4 1 1 31
6 3 3 5 4 4 4 3 1 2 29 225 63,5%
7 4 2 5 3 5 5 4 1 2 31
8 3 1 4 4 5 4 4 1 1 27
9 3 1 5 4 5 5 3 1 1 28
10 3 2 5 5 4 4 3 1 1 28
Jumlah 28 18 48 40 46 44 35 12 16 294 450 Total
Personal 65,3%
Indikator Motivasi
1. Menimbulkan rasa ingin tahu
Rumus Perhitungan
Layak
Indikator Minat
2. Rasa ketertarikan mengenai materi yang dipelajari
Rumus Perhitungan
Layak
Indikator Media
3. Tampilan fisik LKPD bermuatan peta konsep
4. Ukuran dan jenis huruf yang digunakan dalam LKPD bermuatan peta konsep
mudah dibaca
5. LKPD bermuatan peta konsep mudah dipahami
Rumus Perhitungan
Layak
Indikator Pembelajaran
6. Kejelasan uraian materi dalam LKPD bermuatan peta konsep
7. Kejelasan petunjuk pada tiap materi
8. LKPD bermuatan peta konsep memeudahkan peserta didik mempelajari materi
tumbuhan
9. LKPD bermuatan peta konsep mempermudah pemahaman
10. LKPD bermuatan peta konsep dibuat memenuhi tujuan pembelajaran
Rumus Perhitungan
Layak
Data Hasil Respon Peserta Didik Pada Tiap Indikator
No. Indikator Persentase LKPD Krikteria
(%)
1. Motivasi 66,6 Layak
2. Minat 62,2 Layak
3. Media 68,8 Layak
4. Pembelajaran 63,5 Layak
Hasil keseluruhan (%) 65,3 Layak
Lampiran 15. Perhitungan Data Hasil Respon Peserta Didik Pada Uji Coba 2
Cara Perhitungan
2 3 4 5 3 5 5 5 5 5 1 41 50 82,0%
3 3 3 4 3 5 5 5 5 5 2 40 150 82,0%
4 3 5 4 3 5 5 5 5 5 1 41
5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 1 42
6 3 4 4 4 5 4 5 5 5 1 40 250 81,6%
7 3 4 4 4 5 5 5 5 5 1 41
8 3 4 4 4 5 5 5 5 5 1 41
9 3 4 5 4 5 5 5 5 5 1 42
10 3 4 4 3 5 5 5 5 5 1 40
Jumlah 31 40 42 36 50 50 50 49 49 11 442 455 Total 80,9%
Personal
Indikator Motivasi
3. Menimbulkan rasa ingin tahu
Rumus Perhitungan
Layak
Indikator Minat
4. Rasa ketertarikan mengenai materi yang dipelajari
Rumus Perhitungan
Sangat layak
Indikator Media
6. Tampilan fisik LKPD bermuatan peta konsep
7. Ukuran dan jenis huruf yang digunakan dalam LKPD bermuatan peta konsep
mudah dibaca
8. LKPD bermuatan peta konsep mudah dipahami
Rumus Perhitungan
Sangat layak
Indikator Pembelajaran
11. Kejelasan uraian materi dalam LKPD bermuatan peta konsep
12. Kejelasan petunjuk pada tiap materi
13. LKPD bermuatan peta konsep memeudahkan peserta didik mempelajari materi
tumbuhan
14. LKPD bermuatan peta konsep mempermudah pemahaman
15. LKPD bermuatan peta konsep dibuat memenuhi tujuan pembelajaran
Rumus Perhitungan
Sangat layak
Data Hasil Respon Peserta Didik Pada Tiap Indikator
No. Indikator Persentase LKPD Kerikteria
(%)
1. Motivasi 78,0 Layak
2. Minat 82,0 Sangat Layak
3. Media 82,0 Sangat Layak
4. Pembelajaran 81,6 Sangat Layak
Hasil keseluruhan (%) 80,9 Layak
Lampiran 16. Perhitungan Data Hasil Respon Guru
Cara Perhitungan
2 4 5 5 5 5 24 25 96,0%
3 5 4 5 4 5 23 75 88,0%
4 4 4 4 4 5 21
5 5 4 5 4 4 22
6 5 4 4 4 4 21 125 88,0%
7 5 4 5 4 4 22
8 4 5 4 4 5 22
9 5 5 4 4 5 23
10 5 4 4 4 5 22
Jumlah 47 43 45 41 48 450 Total
Personal 91,0%
Indikator Motivasi
1. Menimbulkan rasa ingin tahu
Rumus Perhitungan
Sangat layak
Indikator Minat
2. Rasa ketertarikan mengenai materi yang dipelajari
Rumus Perhitungan
Sangat layak
Indikator Media
3. Tampilan fisik LKPD bermuatan peta konsep
4. Ukuran dan jenis huruf yang digunakan dalam LKPD bermuatan peta konsep
mudah dibaca
5. LKPD bermuatan peta konsep mudah dipahami
Rumus Perhitungan
Sangat layak
Indikator Pembelajaran
6. Kejelasan uraian materi dalam LKPD bermuatan peta konsep
7. Kejelasan petunjuk pada tiap materi
8. LKPD bermuatan peta konsep memeudahkan peserta didik mempelajari materi
tumbuhan
9. LKPD bermuatan peta konsep mempermudah pemahaman
10. LKPD bermuatan peta konsep dibuat memenuhi tujuan pembelajaran
Rumus Perhitungan
Sangat layak
Data Hasil Respon Guru Pada Tiap Indikator
No. Indikator Persentase LKPD Kerikteria
(%)
1. Motivasi 92,0 Sangat Layak
2. Minat 96,0 Sangat Layak
3. Media 88,0 Sangat Layak
4. Pembelajaran 88,0 Sangat Layak
Hasil keseluruhan (%) 91,0 Sangat Layak
Lampiran 17. Hasil Respon Peserta Didik Uji Coba 1
Lampiran 18. Hasil Respon Peserta Didik Uji Coba 2
Lampiran 19. Hasil Respon Guru Biologi Kelas X
Lampiran 20. Surat Selesai Penelitian
Lampiran 21 Lembar Uji Referensi
Lampiran 22. Lembar Kerja Peserta Didik