Anda di halaman 1dari 121

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA DENGAN STRATEGI

PROBLEM BASED LEARNING TERINTEGRASI MUSIK PADA


PEMBELAJARAN TRANSFORMASI GEOMETRI
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu
Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh
SANTRI EKA ERAWATI
NIM 11140170000047

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2021
i
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul Pengembangan Bahan Ajar Matematika Dengan Strategi Problem Based
Learning Terintegrasi Musik Pada Pembelajaran Transformasi Geometri disusun oleh
Santri Eka Erawati dengan NIM 11140170000047, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan Lulus dalam Ujian
Munaqosah pada tanggal 11 Februari 2021 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis
berhak memperoleh gelar sarjana S-1 (S.Pd.) dalam bidang Pendidikan Matematika.

Jakarta, Februari 2021

Panitia Ujian Munaqosah

Tanggal Tanda Tangan

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi)

Dr. Gelar Dwirahayu, M. Pd. 8 Maret 2021


NIP. 19790601 200604 2 004

Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Program Studi)

Gusni Satriawati, M. Pd. 8 Maret 2021


NIP. 19780809 200801 2 032

Penguji I

Dr. Abdul Muin, S.Si., M.Pd. 8 Maret 2021


NIP. 19751201 200604 1 003

Penguji II

Khairunnisa, S.Pd., M.Si.


NIP. 19810404 200901 2 013

Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Dr. Sururin, M. Ag.


NIP 19710319 199803 2 001
ABSTRAK

SANTRI EKA ERAWATI (11140170000047). Pengembangan Bahan Ajar


Matematika Dengan Strategi Problem Based Learning Terintegrasi Musik Pada
Pembelajaran Transformasi Geometri. Skripsi, Jurusan Pendidikan Matematika,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2021.

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar matematika dengan


strategi problem based learning terintegrasi musik pada materi transformasi geometri
untuk SMK Musik kelas XI. Modul terdiri dari empat kegiatan belajar yaitu: 1)
memetakan notasi balok pada bidang kartesius; 2) translasi; 3) refleksi terhadap
sumbu ; dan 4) refleksi terhadap sumbu . Metode penelitian menggunakan
penelitian dan pengembangan (research and development) dengan model
pengembangan ADDIE dengan tahapan: 1) tahap analysis (analisis); 2) tahap design
(rancangan); 3) tahap development (pengembangan); 4) tahap implementation
(implementasi); dan 5) tahap evaluation (evaluasi). Bahan ajar ini sudah divalidasi
oleh 7 orang validator yang terdiri dari 5 ahli dan 2 praktisi. Aspek yang divalidasi
meliputi aspek isi, penyajian, bahasa dan strategi problem based learning terintegrasi
musik. Berdasarkan hasil validasi, modul ini memiliki kualitas yang baik dengan
rata-rata hasil penilaian 76,20%. Begitupun respon siswa menunjukkan kualitas yang
baik dengan rata-rata 71,35%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa bahan ajar berupa
modul ini layak untuk digunakan sebagai penunjang pembelajaran matematika di
SMK Musik.

Kata Kunci: Modul. Strategi Problem Based Learning Terintegrasi Musik.


Transformasi Geometri. Model Pengembangan ADDIE

i
ABSTRACT

SANTRI EKA ERAWATI (11140170000047). Developing Mathematics Teaching


Materials With Integrated Music Problem Based Learning Strategy In Learning
Geometric Transformation, Faculty of Tarbiyah and Teachers Training, Syarif
Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2021.

The aims of the research is to develop mathematics teaching material with integrated
music problem based learning strategy in learning geometric transformation for 11th
grade music vocational high schools. The module consist four learning activities: 1)
map the music notation in a plane Castesian coordinate; 2) translation; 3) reflection
accross the -axis; and 4) reflection accross the -axis. The method used in this
study is research and development methods with ADDIE Development Model with
the following stages: 1) analysis; 2) design; 3) development; 4) implementation; and
5) evaluation. This teaching materials go through validation process with 7 validator
(5 expert and 2 practitioners). The validation process measured aspect of the
content, presentation, language and music integrated problem based learning
strategy. The results from expert validation show that the module is in the proper
criteria with assessment percentage 76, 20%. Students respon tomodule also in the
proper criteria with assessment percentage 71,35%. The conclution of the research
is that the teaching material is suitable to be used as a support for mathematics
learning in music vocational high schools.

Keywords: Module. Music Integrated Problem Based Learning Strategy. Geometric


Transformation. ADDIE Development Model.

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirrabilalamin. Tiada lain dan tiada bukan, syukur yang


mendalam dan tak pernah hentinya tercurahkan kepada Allah SWT. zat yang maha
melihat, maha mendengar, dan maha mengetahui. Shalawat serta salam tercurahkan
kepada guru, motivator, penyemangat umat yakni Nabi Muhammad SAW. yang
karenanyalah, peneliti mampu memetakan akal yang tepat dan terbimbing sehingga
mampu memengaruhi kehidupan peneliti sampai saat ini.
Selama penelitian skripsi ini, peneliti menyadari banyak hal yang dialami,
namun dengan doa, bantuan dan semangat dari berbagai pihak peneliti mampu
menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, peneliti ucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Sururin, M. Ag., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Gelar Dwirahayu, M. Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Gusni Satriawati, S. Ag., M.Pd., Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Maifalinda Fatra, M.Pd., Ph.D., selaku Dosen Pembimbing I dan Finola Marta
Putri, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberi waktu,
bimbingan, arahan, motivasi dan semangat dalam membimbing peneliti.
5. Dr. Tita Khalis Maryati, M. Kom., Khamida Siti Nur Atiqoh, M. Pmat., Bu Intan
Lailani, S.Si. dan Pak Julian Pranata (Kak Mujazz) selaku validator yang telah
memberikan saran dalam pengembangan bahan ajar matematika pada penelitian.
6. Drs. Dindin Sobiruddin, M. Kom., selaku Dosen Pembimbing Akademik dan
juga validator bahan ajar peneliti. Terimakasih telah membantu peneliti serta
memberikan waktu, bimbingan, dan motivasi selama peneliti berkuliah.
7. Seluruh Dosen dan Staff Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, terkhusus Jurusan Pendidikan Matematika yang telah
memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada peneliti.
8. Kepala SMK Musik Perguruan Cikini beserta seluruh guru dan karyawan yang
telah membantu pelaksanaan penelitian.

iii
9. Terima kasih yang tak kunjung usai untuk kedua orang tua peneliti, Ayah dan
Ibu yang tak pernah lelah mencurahkan kasih sayang, dukungan, mendoakan dan
menanti peneliti untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.
10. Seluruh rekan sejawat Pendidikan Matematika 2014, kakak-kakak senior, dan
adik-adik di PMTK. Terimakasih karena sudah hadir. Terimakasih juga kepada
Keluarga Besar HMI Komisariat Tarbiyah Cabang Ciputat, terima kasih karena
HMI telah menghiasi masa kuliah peneliti
11. Keluarga Besar Paduan Suara Mahasiswa (PSM) UIN Jakarta, yang karenanya
peneliti mampu memahami musik sebagai teori yang utuh, bukan hanya sebagi
penikmat namun pelaku seni itu sendiri.
12. Om Bagus, Dewan Wali, Alumni, dan keluarga KAHFI BBC Motivator School.
Syukur yang tiada henti peneliti haturkan karena telah menjadi tempat belajar
terbaik merubah cara peneliti memandang kehidupan.
13. Sahabat yang tak hentinya menyemangati, dear Qory, Lisa, Anggun, Ratih,
Kimah, Uyun, Diwani, Anis, Olla, Nadya, Kak Tina, Hawa dan Afrilia (Kak
Opera). Terimakasih telah menjadi tempat berpulang paling asik selama peneliti
di Ciputat.
14. Semua pihak yang namanya tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu. Semoga
Allah selalu melimpahkan rahmat-Nya dan diberikan perlindungan di dunia
maupun di akhirat kelak.
Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna,
untuk itu peneliti mengharapkan kritik dan saran guna sempurnanya skripsi ini.
Peneliti dapat dihubungi melalui email santriekaerawati@gmail.com.
Jakarta, Februari 2021
Peneliti

Santri Eka Erawati

iv
DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................... i
ABSTRACT .............................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ................................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG ................................................................................. 1
B. IDENTIFIKASI MASALAH ...................................................................... 9
C. PEMBATASAN MASALAH ..................................................................... 9
D. PERUMUSAN MASALAH ....................................................................... 9
E. SPESIFIKASI PRODUK YANG DIHASILKAN .................................... 10
F. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN .......................................... 10
BAB II DESKRIPSI TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL ........... 11
A. DESKRIPSI TEORITIK ........................................................................... 11
1. BAHAN AJAR .......................................................................................... 11
2. MODUL .................................................................................................... 12
3. STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING TERINTEGRASI MUSIK 14
B. HASIL PENELITIAN RELEVAN ........................................................... 26
C. KERANGKA BERPIKIR ......................................................................... 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 30
A. MODEL PENGEMBANGAN .................................................................. 30
B. PROSEDUR PENGEMBANGAN ........................................................... 30
1. ANALYSIS (ANALISIS) ............................................................................ 31
2. DESIGN (RANCANGAN) ....................................................................... 31
3. DEVELOPMENT (PENGEMBANGAN) ................................................. 32
4. IMPLEMENTATION (IMPLEMENTASI) ............................................... 32

v
5. EVALUATION (EVALUASI) ................................................................... 33
C. DESAIN UJI COBA ................................................................................. 34
D. SUBJEK UJI COBA ................................................................................. 35
E. INSTRUMEN PENILAIAN ..................................................................... 35
F. TEKNIK ANALISIS DATA ..................................................................... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 44
A. DESKRIPSI HASIL PENGEMBANGAN ............................................... 44
1. Analysis (Analisis)..................................................................................... 44
2. Design (Rancangan) .................................................................................. 46
3. Development (Pengembangan) ................................................................. 49
4. Implementation (Implementasi)................................................................. 60
5. Evaluation (Evaluasi) ................................................................................ 61
B. DESKRIPSI DAN ANALISA DATA HASIL UJI COBA ....................... 62
1. Validitas Bahan Ajar Oleh Ahli ................................................................ 62
2. Respon Siswa terhadap Bahan Ajar .......................................................... 66
C. KAJIAN PRODUK AKHIR ..................................................................... 69
D. KETERBATASAN PENELITIAN ........................................................... 69
BAB V PENUTUP ............................................................................................ 71
A. KESIMPULAN ......................................................................................... 71
B. SARAN ..................................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 73

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tahap Strategi Problem Based Learning Menurut Eggen & Kauchak. 18
Tabel 2.2 Sintaks Strategi Problem Based Learning Menurut Trianto ................. 19
Tabel 2.3 Sintaks Strategi Problem Based Learning Penelitian .......................... 19
Tabel 2.4 Nama Nada/Tanda Istirahat ................................................................. 22
Tabel 2.5 Aktivitas Pembelajaran Matematika Terintegrasi Musik ..................... 24
Tabel 3.1 Aktivitas Model ADDIE Dalam Penelitian .......................................... 33
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Validasi Ahli ........................................................ 36
Tabel 3.3 Instrumen Validasi Ahli Aspek Isi ........................................................ 37
Tabel 3.4 Instrumen Validasi Ahli Aspek Penyajian ........................................... 38
Tabel 3.5 Instrumen Validasi Ahli Aspek Bahasa ............................................... 39
Tabel 3.6 Instrumen Validasi Ahli Aspek Strategi Problem Based Learning
Terintegrasi Musik ............................................................................... 40
Tabel 3.7 Kisi-Kisi Instrumen Validasi Siswa ...................................................... 41
Tabel 3.8 Aturan Pemberian Skor ........................................................................ 42
Tabel 3.9 Range dan Kriteria Kualitas Produk .................................................... 43
Tabel 3.10 Range Persentasi dan Kriteria Kualitas Produk ................................. 43
Tabel 4.1 Kompetensi Inti & Kompetensi Dasar Materi Transformasi Geometri 46
Tabel 4.2 Indikator Modul ................................................................................... 47
Tabel 4.3 Revisi Bahan Ajar Modul .................................................................... 53
Tabel 4.4 Hasil Validasi Bahan Ajar Oleh Ahli ................................................... 63
Tabel 4.5 Hasil Validasi pada Aspek Isi .............................................................. 63
Tabel 4.6 Hasil Validasi Pada Aspek Penyajian ................................................... 64
Tabel 4.7 Hasil Validasi pada Aspek Bahasa ....................................................... 65
Tabel 4.8 Hasil Validasi pada Aspek Strategi Problem Based Learning Terintegrasi
Musik ................................................................................................... 65
Tabel 4.9 Indikator Subaspek Komponen Strategi Problem Based Learning ..... 66
Tabel 4.10 Hasil Respon Siswa Terhadap Bahan Ajar ........................................ 67

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Garis Paranada................................................................................... 21


Gambar 2.2 Ilustrasi Skala C Mayor ..................................................................... 22
Gambar 2.3 Kerangka Berpikir ............................................................................ 29
Gambar 4.1 Soal Latihan Siswa ........................................................................... 44
Gambar 4.2 Integrasi Musik dan Matematika Menurut Henandez & Riggs ........ 48
Gambar 4.3 Sampul Modul Transformasi Geometri ............................................ 49
Gambar 4.4 Kata Pengantar, Daftar Isi dan Peta Konsep ..................................... 50
Gambar 4.5 Pendahuluan ...................................................................................... 51
Gambar 4.6 Kegiatan Belajar 1-4 ......................................................................... 51
Gambar 4.7 Kunci Jawaban, Glosarium dan Daftar Pustaka ............................... 52
Gambar 4.8 Dokumentasi Proses Implementasi di Kelas XI SMK Musik Perguruan
Cikini ................................................................................................. 61

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Nama Validator & Surat Permohonan Validator .................. 77


Lampiran 2 Surat Permohonan Izin Penelitian .................................................... 78
Lampiran 3 Hasil Validasi Ahli ............................................................................ 79
Lampiran 4 Hasil Perhitungan Validasi Ahli ........................................................ 93
Lampiran 5 Hasil Perhitungan Penilaian Ahli Tiap Aspek ................................... 95
Lampiran 6 Hasil Respon Siswa Melalui Google Form ....................................... 97
Lampiran 7 Perhitungan Data Respon Siswa ........................................................ 98
Lampiran 8 Uji Referensi ...................................................................................... 99
Lampiran 9 Hasil Uji Plagiasi ............................................................................. 107
Lampiran 10 Modul............................................................................................. 108

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Indonesia diperkirakan akan mengalami bonus demografi, yakni jumlah
penduduk usia produktif (berusia 15-34 tahun) lebih banyak dibandingkan
penduduk usia tidak produktif pada tahun 2030-2040.1 Pada periode tersebut,
penduduk usia produktif diprediksi mencapai 64 persen dari total jumlah
penduduk sebesar 297 juta jiwa.2 Agar Indonesia dapat memetik manfaat
maksimal dari bonus demografi, ketersediaan sumber daya manusia usia
produktif harus diimbangi dengan peningkatan kualitas dari sisi pendidikan dan
keterampilan, termasuk kaitannya dalam menghadapi keterbukaan pasar tenaga
kerja.3 Namun dari berbagai kajian, baik yang berskala antarbangsa ataupun
kebangsaan jelas menunjukkan bahwa kualiti pendidikan di Indonesia masih
perlu diberi perhatian.
Hal ini dapat dilihat dari Human Development Index (HDI) yang
dikeluarkan oleh UNDP (United Nations Development Program). Salah satu
indikator dalam menentukan HDI ialah kualitas pendidikan suatu negara dari
sekolah dasar hingga menengah. Pada tahun 2016, Indonesia menempati
peringkat ke 113 dari 188 dengan nilai 0,703 dari nilai ideal satu.4 Pada tahun
2017, Indonesia menempati peringkat ke 116.5 Tertinggal dari negara Filipina
yang menempati peringkat ke 113.6 Sedangkan hasil HDI Indonesia pada tahun
2018 sebesar 0,712 dan 0,718 untuk hasil HDI di tahun 2019 di bawah rata-rata
0,747 untuk negara Asia Barat dan Asia Pasifik.7

1
Siaran Pers Kementerian PPN/Bappenas, Bonus Demografi 2030-2040: Strategi
Indonesia Terkait Ketenagakerjaan & Pendidikan, 2017
2
Ibid.
3
Ibid.
4
Human Development Report 2016, Briefing note for countries on the 2016 Human
Development Report, (UNDP: 2016) h. 199
5
Human Development Indices and Indicactors: 2018 Statistical Update, diakses pada
tanggal 31 Agustus 2019 (http://hdr.undp.org/sites/all/themes/hdr_theme/country-notes/IDN.pdf)
6
Ibid.
7
Human Development Report 2020, The Next Frontier: Human Development and the
Anthropocene. Briefing note for contries on the 2020 Human Development Report: Indonesia, UNDP,
2

Tidak hanya itu, berdasarkan pemetaan The Learning Curve yang dirilis
oleh firma pendidikan Pearson, Indonesia termasuk 10 negara berkinerja
terendah pada tahun 2013.8 Pada hasil pemetaan tersebut, Indonesia menduduki
peringkat terakhir dari 40 negara.9
Menyikapi hal tersebut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia
(Mendikbud) Periode 2019-2024, Nadiem Makarim pada rapat koordinasi
bersama Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota pada tanggal 11
Desember 2019 menjelaskan mengenai empat kebijakan pembelajaran nasional
yang disebut sebagai program Merdeka Belajar.10 Merdeka Belajar menyoroti
empat aspek yakni mengenai: (1) Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN),
(2) Ujian Nasional (UN), (3) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan (4)
Peraturan Penerimaan Siswa Baru (PPDB) Zonasi.11
Ujian Nasional akan diubah menjadi Asesmen Kompetensi Minimum dan
Survei Karakter di tahun 2021, ujian dilakukan pada siswa yang berada di tengah
jenjang sekolah (misalnya kelas 4, 8, 11) sehingga mendorong guru dan sekolah
untuk memperbaiki mutu pembelajaran dan tidak bisa digunakan untuk basis
seleksi siswa ke jenjang selanjutnya.12 Ujian dilakukan mengacu pada level
internasional seperti PISA (Programme International for Student Assesment)
dan TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study).13 Aspek
yang dinilai dalam Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter yaitu
dari segi, (1) literasi, (2) numerasi dan (3) karakter.14 Aspek literasi dilihat dari
kemampuan individu untuk memformulasikan, menggunakan dan menafsirkan

diakses pada tanggal 5 September 2020 (http://hdr.undp.org/sites/all/themes/hdr_theme/country-


notes/IDN.pdf)
8
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Gawat Darurat Pendidikan
Indonesia, 2014.
9
Ibid.
10
Kompas. 4 Gebrakan Merdeka Belajar Mendikbud Nadiem, Termasuk Penghapusan UN!,
diakses pada tanggal 12 Januari 2020 di https://edukasi.kompas.com/read/2019/12/11/13091211/4-
gebrakan-merdeka-belajar-mendikbud-nadiem-termasuk-penghapusan-un?page=all
11
Ibid.,
12
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Merdeka Belajar 11 Desember 2019 Rapat
Koordinasi dengan Kepala Dinas Pendidikan Seluruh Indonesia, diakses pada tanggal 12 Januari
2020 di
https://pendidikan.kulonprogokab.go.id/files/20191210%20Merdeka%20Belajar_vFINAL2.pdf
13
Ibid.,
14
Ibid.,
3

matematika dalam berbagai konteks.15 Sedangkan, numerasi dilihat dari


kemampuan bernalar menggunakan matematika, karakter berupa pembelajaran,
gotong royong, kebhinekaan dan perundungan.16
Aspek Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter yang diusung
dalam program Merdeka Belajar secara tidak langsung, membuat siswa harus
mengembangkan pula kehidupan pribadinya. Aspek kepribadian yang
dikembangkan berkenaan dengan kehidupan sosial, budaya, agama, seni,
ekonomi, ilmu dan teknologi.
Menurut Gardner dalam Fuad, ada sembilan aspek yang berpotensi untuk
dikembangkan oleh setiap anak yang lahir tanpa disertai oleh cacat fisik di
otaknya.17 Sembilan aspek kecerdasan tersebut biasa dikenal dengan multiple
intelligence yakni: (1) kecerdasan gambar atau spasial, (2) kecerdasan
interpersonal, (3) kecerdasan kinestetik atau fisik, (4) kecerdasan verbal-bahasa,
(5) kecerdasan intrapersonal-mengenal diri sendiri, (6) kecerdasan musikal, (7)
kecerdasan mempelajari alam, (8) kecerdasan logika-matematika, dan (9)
kecerdasan spiritual.18
Selain paradigma mengenai multiple intelligence yang dipaparkan oleh
Gardner, Sperry memaparkan teori mengenai belahan otak yang terkenal dengan
istilah otak kanan dan otak kiri (OKA-OKI).19 Eksperimen terhadap dua belahan
tersebut menunjukkan bahwa masing-masing belahan otak bertanggungjawab
terhadap cara berpikir, dan masing-masing mempunyai spesialisasi dalam
kemampuan-kemampuan tertentu, walaupun ada proses persilangan dan
interaksi antara kedua belahan otak.

15
Sari, Rosalia Hera Novita, Literasi Maetmaika: Apa, Mengapa dan Bagaimana?, Seminar
Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika UNY 2015, h. 714
16
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Op.cit.
17
Muskinul Fuad, Teori Kecerdasan, Pendidikan Anak, dan Komunikasi Dalam Keluarga,
Jurnal Dakwah & Komunikasi (Komunika) Vol. 6 No. 1 Januari – Juni 2012
18
Ibid.,
19
People and Discoveries, Roger Sperry, diakses pada tanggal 19 Januari 2020 di
http://www.pbs.org/wgbh/aso/databank/entries/bhsper.html
4

Menurut Lucy & Rizky dalam Niswani & Asdar diperkirakan hampir 90%
pembelajaran di sekolah dominan pada belahan otak kiri.20 Seringkali siswa
merasa bosan ketika guru menerangkan di depan kelas, hal ini disebabkan otak
kiri siswa dipacu kinerjanya, sementara otak kanannya menganggur tanpa
aktivitas.21 Padahal kemampuan otak kanan secara keseluruhan sebesar 88-90%
dari total kapasitas otak, sementara otak kiri hanya 10-12%. Sehingga, otak
kanan mampu merekam dengan cepat dan hasilnya akan disimpan lebih lama
dalam memori otak.22
Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan dengan siswa di SMK
Musik Cikini, siswa cenderung memandang bahwa matematika dan musik tidak
ada kaitan sama sekali. Bahkan, siswa yang memiliki bakat musik merasa
dirinya tidak ahli dalam matematika. Namun jika peneliti amati tokoh-tokoh
matematikawan dunia, mereka yang ahli dalam matematika atau memiliki
kecerdasan logika-matematika juga memiliki kecerdasan musikal yang tinggi.
Dalam hal ini, dapat disimpulkan bahwa tokoh-tokoh matematikawan dunia
mampu menyeimbangkan kinerja otak kanan dan otak kirinya. Hal serupa
ditunjukan melalui hasil penelitian yang dilakukan Gouzouasis, Guhn dan
Kishor meneliti 150.000 siswa SMA, dalam penelitan tersebut menunjukan
kaitan yang signifikan antara nilai musik siswa dengan berbagai subjek
pelajaran, terkhusus matematika.23
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada Guru Matematika
yang mengajar di SMK Musik Perguruan Cikini, pembelajaran matematika yang
dilakukan sama sekali tidak melibatkan musik di dalamnya. Padahal
karakteristik yang dimiliki SMK berbeda dengan SMA. Pencapaian standar
kompetensi yang telah ditetapkan oleh industri, dunia usaha, asosiasi profesi,
maka substansi diklat di SMK dikemas dalam berbagai pendidikan dan pelatihan

20
Niswani & Asdar, The Effectiveness of Brain Based Learning Model Using Scientific
Approach in Mathematics Learning Of Grade VII Students At SMPN 4 Sungguminasa in Gowa
District, Jurnal Daya Matematis, Vol. 4 No. 3 Desember 2016, h. 350
21
Ibid., h. 350
22
Ibid.,
23
P. Gouzouasis, M. Guhn, N. Kishor. The predictive relationship between achievement and
participation in music and achievement in core grade 12 academic subjects. Music Education
Research, 9(1), 2007, h. 84
5

diklat yang dikelompokkan dan diorganisasikan menjadi program normatif,


adaptif, dan produktif. Program normatif dan adaptif merupakan pelajaran non
kejuruan yang diberikan kepada siswa sebagai penunjang kemampuan produktif.
Program adaptif adalah pembelajaran kejuruan berupa kemampuan khusus yang
diberikan kepada siswa sesuai dengan keahlian yang dipilih. Matematika
merupakan salah satu pembelajaran yang termasuk ke dalam program adaptif.
Salah satu materi matematika yang penting untuk dipelajari oleh siswa
ialah materi transformasi geometri. Materi transformasi geometri merupakan
materi prasyarat untuk mempelajari materi selanjutnya yakni komposisi
transformasi. Bukan hanya menjadi prasyarat untuk materi selanjutnya, materi
transformasi geometri juga berelasi dengan kehidupan sehari-hari, khususnya
musik. Menurut Song dkk. dalam komposisi sebuah lagu, kerapkali tanpa
disadari komposer menggunakan transformasi geometri sebagai metode yang
digunakan untuk mengaransemen sebuah lagu.24
Penerapan materi transformasi geometri dalam komposisi lagu khususnya
di sekolah telah dilakukan oleh Hernandez dan Riggs. Kegiatan pembelajaran
tersebut merupakan kolaborasi antara guru matematika dan guru musik di
NCSSM (North Carolina School of Science and Mathematics) dalam video
berjudul “Math and Music: An Interdisciplinary Approach to Tranformations of
Functions”.25 Pembelajaran yang dilakukan memaparkan mengenai keterkaitan
materi transformasi geometri dengan musik.
Hadirnya musik dalam proses pembelajaran tentunya memiliki pengaruh
yang kuat.26 Penelitian menunjukkan bahwa belajar akan lebih mudah dan cepat
jika siswa dalam kondisi santai dan reseptif.27 Dengan hadirnya musik tentunya
siswa akan berada pada kondisi yang santai sehingga menunjang proses
pembelajarannya yang efektif.

24
Song A. An, Daniel A. Tillman, & Lawrence M. Lesser, The HiddenMusicality of Math
Class: A Transdisciplinary Approach to Mathematics Educationi, Springer International Publishing
AG 2018 h. 27
25
NCSSM, Math and Music: An Interdiciplinary Approach to Tranformations of Functions,
Diakses pada tanggal 19 Januari 2020 di https://www.youtube.com/watch?v=k37m3jse9_A
26
Ratna Supradewi, Otak, Musik, dan Proses Belajar, Buletin Psikologi, Vol. 18 No. 2, 2010:
58 – 68, h. 59
27
Ibid.
6

Beberapa penelitian menunjukkan perkembangan siswa dengan


pembelajaran matematika terintegrasi musik memiliki beberapa kelebihan yakni
memotivasi siswa untuk mengerjakan soal yang lebih menantang,28, siswa
mampu melihat lebih jauh kaitan dalam konsep matematika29, keterlibatan siswa
lebih efektif dan memotivasi siswa untuk memiliki alasan kuat memahami
materi30, menyajikan suasana pengajaran yang minim kesenjangan bahasa dan
budaya31, meningkatkan kemampuan akademik dalam matematika32,
mengembangkan kepercayaan diri pada guru untuk kemampuan pedagogik
matematik33. Dalam konteks pembelajaran matematika untuk siswa SMK
khususnya kejuruan Musik, dengan pembelajaran terintegrasi musik mampu
membuat siswa melihat kaitan musik dalam konsep matematika.
Salah satu strategi pembelajaran yang dapat mengaitkan antara musik dan
matematika yakni dengan Strategi Problem Based Learning, hal ini berdasarkan
pendapat Arends dalam Trianto yang memaparkan bahwa pembelajaran
berdasarkan masalah (Problem Based Learning) memiliki karakteristik yakni:
(1) mengorientasikan siswa kepada masalah autentik dan menghindari
pembelajaran terisolasi, (2) berpusat pada siswa dalam jangka waktu lama, (3)
menciptakan pembelajaran interdisiplin, (4) penyelidikan masalah autentik yang
terintegrasi dengan dunia nyata dan pengalaman praktis, (5) menghasilkan
produk/karya dan memamerkannya, (6) mengajarkan kepada siswa untuk
mampu menerapkan apa yang mereka pelajari di sekolah dalam kehidupannya

28
I. Chahine & M. Montiel, Teaching modelling in algebra and geometry using musical
rhythms: Teachers perceptions on effectiveness, Journal of Mathematics Education, 8 (2), 2015, h. 126
29
S.A An, S.A, Tillman D, Shaheen A, & Boren R. Preservice teachers perception about
teaching mathematics through music, Journal of Interdisciplinary Teaching and Learning. 4 (3), 2014,
h. 159
30
W. Robertson & L. M. Lesser, Scientific skateboarding and mathematical music:
Edutainment that actively engages middle school students, European journal of Science and
Mathematics Education, J (2), 2013, h. 67
31
C. A. Kalinec-Craig, Uncovering the mathematical challanges and connection when using
mariachi music as a representation for teaching equivalent fractions, Journal of Mathematics
Education 8(2), 2015, h. 3
32
G. Pinnock, Using live reggae instrumental acoustic music to influence students
matehmatics test scores, Journal of Mathematics Education 8(2), h. 115
33
S. A. An, D. Tillman & C. Paez, Music-themed mathematics education as a strategy for
improving elementary preservice teachers mathematics pedagogy and teaching self-efficacy, Journal
of Mathematics Education at Teachers Colllege, 6 (1), 2015, h. 9.
7

yang panjang, (7) pembelajaran terjadi pada kelompok kecil (kooperatif), (8)
guru berperan sebagai fasilitator, motivator dan pembimbing, (9) masalah
diformulasikan untuk memfokuskan dan merangsang pembelajaran, (10)
masalah adalah kendaraan untuk pengembangan keterampilan pemecahan
masalah, dan (11) informasi baru diperoleh lewat belajar mandiri.34 Pada poin
ketiga menunjukkan bahwa dengan strategi problem based learning mampu
menciptakan pembelajaran interdisipliner. Pembelajaran interdisipliner menurut
Chanifudin, ialah pendekatan dalam pemecahan suatu masalah dengan
menggunakan tinjauan berbagai sudut pandang ilmu serumpun yang relevan
secara terpadu.35 Oleh karena itu, strategi problem based learning mampu
menunjang pembelajaran interdisipliner antara musik dan matematika.
Tidak hanya strategi yang tepat, proses pembelajaran yang optimal dapat
terjadi dengan baik melalui bahan pembelajaran yang tepat. Namun berdasarkan
wawancara yang dilakukan kepada guru Matematika SMK Musik Cikini,
menunjukkan bahan ajar yang digunakan guru berupa buku pelajaran dan LKS
yang tidak menggunakan strategi pembelajaran tertentu ataupun mengaitkannya
dengan musik yang menjadi fokus kejuruan yang dipilih.
Pentingnya pengembangan bahan ajar yang bersesuaian dengan
karakteristik siswa, SK dan KD atau tujuan, strategi pembelajaran, instrumen
penilaian, bahan pembelajaran lain, dan teknik evaluasi seharusnya membuat
guru menjadi agen utama dalam mendesain dan mengembangkan
pembelajaran.36 Secara teknis, bahan pembelajaran dapat didesain sebagai
representasi penjelasan guru, dosen, atau instruktur di depan kelas di samping
berperan sebagai pedoman kegiatan pembelajaran termasuk target dan sasaran
yang hendak dicapai.37

34
Trianto Ibnu Badar Al Tabany, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, Dan
Kontekstual: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum 2013 (Kurikulum Tematik
Integratif/TKI), Jakarta: Prenadamedia Group, h.68
35
Chanifudin, Pendekatan Interdisipliner: Tata Kelola Pendidikan Islam di Tengah
Kompleksitasi, Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 05, Januari 2016 h. 1277
36
Muhammad Yaumi, Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran: Disesuaikan Dengan
Kurikulum 2013 Edisi Kedua, Jakarta: Kencana, 2013 Cet. 3, h. 275
37
Ibid., h. 273
8

Namun, menurut Yamin walaupun pengembangan bahan ajar dan


penggunaannya begitu penting dalam proses pembelajaran, ketersediaan bahan
pembelajaran masih sangat terbatas apa lagi jika dibandingkan dengan
pengembangan bahan pembelajaran cetak, produk teknologi audio, visual, video,
dan sistem jaringan yang dikembangan di negara-negara maju.38 Hal inilah yang
membuat peneliti tergerak untuk melakukan penelitian mengenai
pengembangan bahan ajar pembelajaran.
Bahan ajar yang akan dihasilkan dalam penelitian ini menggunakan
prosedur pengembangan ADDIE (Analyze, Design, Development,
Implementation and Evaluation). Pemilihan model pengembangan ini dipilih
karena model ini sederhana dan mudah dipelajari serta strukturnya yang
sistematis. Model ADDIE ini terdiri dari 5 komponen yang saling berkaitan dan
terstruktur secara sistematis yang artinya dari tahapan pertama sampai tahapan
kelima dalam pengaplikasiannya harus secara sistematik dan tidak bisa diurutkan
secara acak.
Minimnya pengembangan bahan ajar serta pentingnya mengaitkan musik
dengan matematika untuk pembelajaran kejuruan terkait, serta tepatnya
penggunaan Strategi Problem Based Learning untuk menunjang integrasi
matematika dan musik, membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul Pengembangan Bahan Ajar Matematika Dengan Strategi
Problem Based Learning Terintegrasi Musik Pada Pembelajaran
Transformasi Geometri.

38
Ibid., h. 273
9

B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah, maka masalah-masalah yang
teridentifikasi adalah sebagai berikut.
1. Guru tidak menggunakan strategi pembelajaran matematika yang
mengaitkannya dengan kejuruan yang dipilih.
2. Belum adanya penelitian pengembangan bahan ajar dengan strategi Problem
Based Learning Terintegrasi Musik
3. Pentingnya pemanfaatan bahan ajar berupa modul matematika.

C. PEMBATASAN MASALAH
Adapun batasan dari permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini
adalah:
1. Materi Transformasi yang disajikan dibatasi pada; a) translasi; b) refleksi
terhadap sumbu ; c) refleksi terhadap sumbu .
2. Bahan ajar yang digunakan yaitu berupa modul pembelajaran matematika
terintegrasi musik dengan strategi Problem Based Learning.
3. Model pengembangan produk yang digunakan adalah model pengembangan
ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, dan Evaluation).

D. PERUMUSAN MASALAH
Berkaitan dengan latar belakang masalah yang telah dijabarkan peneliti,
dapat dirumuskan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana mengembangkan bahan ajar dengan strategi Problem Based
Learning terintegrasi musik pada pembelajaran transformasi geometri?
2. Bagaimana tingkat kelayakan bahan ajar dengan strategi Problem Based
Learning terintegrasi musik pada pembelajaran transformasi geometri?
10

E. SPESIFIKASI PRODUK YANG DIHASILKAN


Pada penelitian pengembangan ini, produk yang dihasilkan berupa modul
kelas XI SMK Musik pada pokok bahasan transformasi geometri dengan
spesifikasi produk yang dikembangkan adalah sebagai berikut:

1. Bahan ajar didesain secara khusus menggunakan strategi problem based


learning terintegrasi musik.
2. Bahan ajar ini didesain agar siswa dapat menggunakan modul secara
mandiri.
3. Bahan ajar ini didesain dengan 5 kegiatan belajar.

F. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN


Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat, tujuan dari penelitian ini
adalah:
1. Mengembangkan bahan ajar dengan strategi Problem Based Learning
terintegrasi musik pada pembelajaran transformasi geometri.
2. Mengetahui tingkat kelayakan bahan ajar dengan strategi Problem Based
Learning terintegrasi musik pada pembelajaran transformasi geometri.
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah:
1. Kegunaan Teoritis
a. Memberikan informasi tentang pengembangan bahan ajar dengan strategi
Problem Based Learning terintegrasi musik pada pembelajaran
transformasi geometri.
b. Sebagai referensi untuk penelitian lain yang relevan.
2. Kegunaan Praktis
a. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai alternatif
pembelajaran yang dapat diterapkan pada siswa.
b. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan meningkatkan motivasi siswa
dalam mempelajari matematika.
c. Bagi sekolah, hasil penelitian ini menambah referensi modul
pembelajaran yang dapat digunakan dan diharapkan mampu
meningkatkan kualitas pembelajaran matematika di sekolah.
BAB II
DESKRIPSI TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL

A. DESKRIPSI TEORITIK
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang mendukung
penelitian yaitu, teori mengenai bahan ajar, strategi Problem Based Learning
terintegrasi musik, dan mengenai materi transformasi geometri. Berikut ini
adalah penjelasan dari beberapa teori tersebut.

1. BAHAN AJAR
Bahan ajar (learning materials) kerap kali disebut sebagai bahan
pembelajaran, atau dalam istilah yang banyak digunakan dalam kajian desain
pembelajaran sebagai instructional materials.39 Menurut Dick dan Carey dalam
Yaumi bahan pembelajaran mencakup seluruh bentuk pembelajaran seperti
petunjuk bagi instruktur, modul siswa, Overhead Transparancies, video tapes,
format multimedia berbasis komputer, dan web pages untuk pendidikan jarak
jauh.40 Menurut Butcher, Davies dan Highton dalam Yaumi, learning materials
(bahan ajar) mencakup alat bantu visual seperti handout, slides/overheads, yang
terdiri dari teks, diagram, gambar dan foto, juga media lain seperti audio, video,
dan animasi.41 Sedangkan menurut Newby, dkk berpendapat bahwa bahan
pembelajaran adalah bahan khusus dalam suatu pelajaran yang disampaikan
melalui berbagai macam media.42
Menurut Kitao dan Kiato dalam Yaumi selain disebutkan sebagai learning
materials, instructional materials, material, bahan ajar juga dikenal dengan
istilah teaching materials (bahan pengajaran), yang dipandang sebagai materi
yang disediakan untuk kebutuhan pembelajaran yang mencakup buku teks,
video, dan audio tapes, software computer, dan alat bantu visual.43 Di lain sisi,
Mutiara, Zuhairi dan Kurniati dalam Yaumi menuliskan bahwa fungsi dari bahan

39
Muhammad Yaumi, Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran: Disesuaikan Dengan
Kurikulum 2013 Edisi Kedua, (Jakarta: Kencana, 2014), Cet. 3, h. 270
40
Ibid., h. 270-271
41
Ibid., h. 271
42
Ibid., h. 272
43
Ibid., h. 271

11
12

ajar yakni sebagai sumber belajar utama bagi siswa jarak jauh, dimana siswa
belajar dari materi cetak dan mempunyai pilihan untuk memilih dari berbagai
media yang sesuai dengan kebutuhan dan keadaan belajar mereka, berbagai
media yang sesuai antara lain materi cetak, kaset audio, kaset video, program
televisi, perangkat lunak CD-ROM, pelengkap berbasis jaringan, pembelajaran
berbantukan komputer, dan program grafik audio.44 Dari beberapa pandangan di
atas, peneliti menyintesiskan bahwa bahan ajar merupakan sumber belajar siswa
baik itu berupa media audio, media visual ataupun media audio-visual.
Tersedianya bahan ajar merupakan salah satu indikator keberhasilan proses
pembelajaran. Namun ketersediaan bahan ajar tersebut masih sangat terbatas
apalagi jika dibandingkan dengan pengembangan bahan ajar di negara-negara
maju. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan dikembangkan bahan ajar
berupa modul. Modul dipilih karena modul merupakan bahan ajar yang mudah
digunakan bagi siswa dan dapat dijadikan sebagai sumber belajar utama.

2. MODUL
Buku ajar menurut Akbar adalah buku teks yang digunakan sebagai rujukan
standar pada mata pelajaran tertentu.45 Ciri-ciri buku ajar menurutnya adalah: (1)
sumber materi ajar; (2) menjadi referensi baku untuk mata pelajaran tertentu; (3)
disusun sistematis dan sederhana; (4) disertai petunjuk pembelajaran.46
Buku ajar berbentuk: (1) Referensi, yaitu buku yang membahas bidang ilmu
tertentu secara mendalam, pembahasannya lengkap, lazimnya berbasis riset,
diterbitkan secara luas, dan digunakan sebagai referensi (rujukan); (2) Diktat,
yaitu buku yang disusun dengan cakupan isi terbatas.47 Diktat disusun sesuai
kurikulum–silabus tertentu untuk satuan pendidikan tertentu pada tingkat dan
semester tertentu. Diktat yang ditujukan untuk keperluan pembelajaran secara
mandiri (self instruction) sering disebut modul.48

44
Ibid., h. 272
45
Prof. Dr. Sa‟dun Akbar, M. Pd., Instrumen Perangkat Pembelajaran, (Bandung: Remaja
Rosdakarya), Cet. 4, 2016, h. 33
46
Ibid., h.33
47
Ibid., h.33
48
Ibid., h.33
13

Menurut Jonas dalam Akbar langkah penyusunan modul adalah: (1)


planning – yakni membuat perencanaan; (2) gathering data – pengumpulan
data; (3) writing – penulisan; (4) reflecting – perefleksian; (5) revising –
perevisian; dan (6) submitting – penyampaian pada pembaca.49 Tompkin dalam
Akbar mengidentifikasi langkah penyusunan modul sebagai berikut: (1)
prewriting – prapenulisan dengan membatasi topik, merumuskan tujuan,
menentukan bentuk tulisan, menentukan siapa pembacanya, memilih bahan, dan
mengoperasikan ide; (2) drafting – menungkan ide terkait dengan topik tulisan
dengan membiarkan terlebih dulu hal-hal bersifat teknis dan mekanis; (3)
revising – meninjau ulang tulisan dengan memusatkan perhatian pada isi tulisan
lewat menambah, memindah, menghilangkan dan menyusun kembali tulisan; (4)
editing – menyunting tulisan terkait ejaan, pilihan kata, struktur kalimat, dan
lain-lain dengan perbaikan format tulisan; (5) publishing – mempublikasikan
tulisan untuk memperoleh respon pembaca, revisi, penyuntingan akhir, dan
penerbitan.50
Modul yang baik menurut Akbar ialah, (1) Akurat (Akurasi); (2) Sesuai
(Relevansi); (3) Komunikatif; (4) Lengkap dan Sistematis; (5) Berorientasi Pada
Student Centered; (6) Berpihak Pada Ideologi Bangsa dan Negara; (7) Kaidah
Bahasa Benar; dan (8) Terbaca.51
Prosedur pengembangan modul menurut Akbar pada dasarnya
menggunakan prosedur riset secara umum, yakni: (1) identifikasi masalah
pembelajaran yang terjadi di kelas melalui review modul yang ada, review
literatur, observasi kelas pada saat pemanfaatan modul, dan telaah dokumen; (2)
analisis kurikulum dengan menganalisis standar kompetensi, kompetensi dasar,
merumuskan indikator, dan merumuskan tujuan pembelajaran; (3) menyusun
draft modul berdasarkan teoretik, validasi ahli untuk mengetahui kesesuaian
draft dengan landasan teoretiknya, dan menggunakan instrumen validasi; dan

49
Ibid., h.34
50
Ibid., h.34
51
Ibid., h.34-36
14

(4) revisi draft modul berdasarkan validasi ahli sehingga hasilnya lebih baik dan
sesuai dengan teori.52
Dalam penelitian ini, buku ajar yang digunakan berupa modul. Sedangkan
aspek-aspek dalam modul yang digunakan menggunakan aspek menurut Akbar,
namun dari kedelapan aspek modul menurut Akbar. Peneliti membagi kedalam
empat aspek yakni aspek isi, penyajian, bahasa , dan strategi Problem Based
Learning terintegrasi musik.

3. STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING TERINTEGRASI MUSIK


a. Strategi Problem Based Learning
Istilah Problem Based Learning dalam bahasa Indonesia seringkali
diungkapkan dengan istilah pengajaran berdasarkan masalah atau pembelajaran
berbasis masalah, istilah tersebut diadopsi dari istilah Inggris problem-based
instruction.53 Model pembelajaran ini pada dasarnya mengacu pada
pembelajaran lain, seperti pembelajaran berdasarkan proyek (project-based
instruction), pembelajaran berdasarkan pengalaman (experience-based
instruction), pembelajaran autentik (authentic instruction), dan pembelajaran
bermakna.54 Pembelajaran berbasis masalah (problem based learning), juga
dikenal dengan istilah pembelajaran proyek (project teaching), pendidikan
berdasarkan pengalaman (experience based education), pembelajaran autentik
(authentic learning), dan pembelajaran berakar pada kehidupan (anchored
instruction).55 Menurut Nurina dan Djamilah, problem based learning adalah
suatu model pembelajaran yang dirancang dan dikembangkan untuk
mengembangkan kemampuan siswa memecahkan masalah.56
Panen dalam Rusmono menyatakan bahwa dalam strategi pembelajaran
dengan problem based learning, siswa diharapkan untuk terlibat dalam proses

52
Ibid., h. 36
53
Trianto Ibnu Badar Al-Tabany, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan
Kontekstual: Konsep,Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum 2013(Kurikulum Tematik
Integratif/TKI), Jakarta: Prenadamedia Group, Cet. 1, 2014, h.63
54
Ibid., h. 63
55
Ibid., h. 63
56
Nurina Happy dan Djamilah Bondan Widjajanti, Keefektifan PBL Ditinjau Dari
Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematis, Serta Self-Esteem Siswa SMP, Jurnal Riset
Pendidikan Matematika Vol. 1, No. 1, 2014, h.50
15

penelitian yang mengharuskannya untuk mengidentifikasi permasalahan,


mengumpulkan data, dan menggunakan data tersebut untuk pemecahan
masalah.57 Wina Sanjaya dalam Trianto menyatakan pembelajaran berbasis
masalah (problem based learning) dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas
pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang
dihadapi secara alamiah.58
Sedangkan, pembelajaran berbasis-masalah menurut Hmelo-Silver, Serafino
& Cicchelli dalam Eggen dan Kauchak ialah seperangkat model mengajar yang
menggunakan masalah sebagai fokus untuk mengembangkan keterampilan
pemecahan masalah, materi, dan pengaturan-diri.59 Trianto menyatakan bahwa
pengajaran berbasis masalah yaitu suatu model pembelajaran yang didasarkan
pada prinsip menggunakan masalah sebagai titik awal akuisisi dan integrasi
pengetahuan baru.60 Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
berbasis masalah atau yang kerap dikenal sebagai problem based learning
merupakan pembelajaran yang menjadikan masalah sebagai fokus untuk
pembelajaran pada siswa, dimana siswa diminta untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut, permasalahan yang digunakan merupakan permasalahan
sehari-hari.
Karakteristik strategi Problem Based Learning, menurut Baron dalam
Rusmono adalah (1) menggunakan permasalahan dalam dunia nyata, (2)
pembelajaran dipusatkan pada penyelesaian masalah, (3) tujuan pembelajaran
ditentukan oleh siswa, dan (4) guru berperan sebagai fasilitator.61 Menurut
Arends dalam Trianto, berbagai pengembang pengajaran berdasarkan masalah
telah memberikan model pembelajaran itu memiliki karakteristik sebagai
berikut, (1) Pengajuan pertanyaan atau masalah; (2) Berfokus pada keterkaitan

57
Rusmono, Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning Itu Perlu: Untuk
Meningkatkan Profesionalitas Guru, Cet. 2., Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2014, h.74
58
Trianto, Op.cit., h. 65
59
Paul Eggen dan Don Kauchak, Strategi dan Model Pembelajaran: Mengajarkan Konten
dan Keterampilan Berpikir, Edisi 6, Cet. 1, 2012, h. 307
60
Trianto, Op.cit., h. 63
61
Rusmono, Op.cit., h.74
16

antardisiplin; (3) Penyelidikan autentik; (4) Menghasilkan produk dan


memamerkannya; dan (5) Kolaborasi.62
Berdasarkan pendapat Arends, Trianto menyimpulkan bahwa pada dasarnya
pembelajaran berdasarkan masalah (problem based learning) memiliki beberapa
karakteristik sebagai berikut:63
1. Mengorientasikan siswa kepada masalah autentik dan menghindari dari
pembelajaran terisolasi.
2. Berpusat pada siswa dalam jangka waktu lama.
3. Menciptakan pembelajaran interdisiplin.
4. Penyelidikan masalah autentik yang terintegrasi dengan dunia nyata dan
pengalaman praktis.
5. Menghasilkan produk/karya dan memamerkannya
6. Mengajarkan kepada siswa untuk mampu menerapkan apa yang mereka
pelajari di sekolah dalam kehidupannya yang panjang.
7. Pembelajaran terjadi pada kelompok kecil (kooperatif).
8. Guru berperan sebagai fasilitator, motivator, dan pembimbing.
9. Masalah diformulasikan untuk memfokuskan dan merangsang
pembelajaran.
10. Masalah adalah kendaraan untuk pengembangan keterampilan pemecahan
masalah
11. Informasi baru diperoleh lewat belajar mandiri.
Sedangkan, menurut Scott dan Laura dalam Eggen dan Kauchak,
pembelajaran berbasis masalah memiliki tiga karakteristik,64
1. Pelajaran berfokus pada memecahkan masalah; pelajaran diawali dari satu
masalah dan memecahkan masalah adalah tujuan dari pelajaran.
2. Tanggungjawab untuk memecahkan masalah bertumpu pada siswa; siswa
bertanggungjawab untuk menyusun strategi dan memecahkan masalah.
3. Guru mendukung proses saat siswa mengerjakan masalah; guru menuntun
upaya siswa dengan mengajukan pertanyaan dan memberikan dukungan
62
Trianto, Op.cit., h.66-67
63
Ibid., h. 68
64
Eggen dan Kauchak, Op.cit., h. 307
17

pengajaran lain saat siswa berusaha memecahkan masalah. Karakteristik ini


sangat penting dan menuntut keterampilan serta pertimbangan yang sangat
profesional untuk memastikan kesuksesan pelajaran berbasis masalah.
Penggunaan strategi pembelajaran berbasis masalah memiliki tujuan belajar
yakni, (1) Meningkatkan pemahaman tentang proses-proses yang terlibat dalam
problem based learning; (2) Mengembangkan pembelajaran mandiri siswa; (3)
Mendapatkan pemahaman mendalam tentang topik-topik spesifik.65 Menurut
Trianto, keunggulan strategi Problem Based Learning diantaranya: (1) siswa
lebih memahami konsep yang diajarkan, sebab mereka sendiri yang menemukan
konsep tersebut; (2) melibatkan secara aktif memecahkan masalah dan menuntut
keterampilan berpikir siswa yang lebih tinggi; (3) pengetahuan tertanam
berdasarkan skema yang dimiliki siswa sehingga pembelajaran lebih bermakna;
(4) siswa dapat merasakan manfaat pembelajaran sebab masalah yang
diselesaikan langsung dikaitkan dengan kehidupan nyata, hal ini dapat
meningkatkan motivasi dan ketertarikan siswa terhadap bahan yang dipelajari;
(5) menjadikan siswa lebih mandiri dan dewasa, mampu memberi aspirasi dan
menerima pendapat orang lain, menanamkan sikap sosial yang positif diantara
siswa; dan (6) pengondisian siswa dalam belajar kelompok yang saling
berinteraksi terhadap pembelajaran dan temannya, sehingga pencapaian
ketuntasan belajar siswa dapat diharapkan.66
Menurut Trianto, sintaks suatu pembelajaran berisi langkah-langkah praktis
yang harus dilakukan oleh guru dan siswa dalam suatu kegiatan. Baginya,
strategi problem based learning dimulai dengan guru memperkenalkan siswa
dengan suatu situasi masalah dan diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil
kerja siswa.67 Menurut Eggen dan Kauchak pelajaran dengan strategi problem
based learning terjadi dalam empat fase, sebagai berikut:68

65
Ibid., h. 348
66
Trianto, Op.Cit., h. 68
67
Ibid., h. 72
68
Eggen dan Kauchak, Op.Cit., h, 311
18

Tabel 2.1
Tahap Strategi Problem Based Learning Menurut Eggen dan Kauchak

Fase Deskripsi
Fase 1: 1. Menarik perhatian siswa dan
Mereview dan Menyajikan Masalah menarik mereka ke dalam
pelajaran
Guru mereview pengetahuan yang 2. Secara informal menilai
dibutuhkan untuk memecahkan masalah pengetahuan awal
dan memberi siswa masalah spesifik dan 3. Memberikan fokus konkret
konkret untuk dipecahkan. untuk pelajaran
Fase 2: Memastikan sebisa mungkin
Menyusun Strategi bahwa siswa menggunakan
pendekatan berguna untuk
Siswa menyusun strategi untuk memecahkan masalah
memecahkan masalah dan guru memberi
mereka umpan balik soal strategi.
Fase 3: Memberi siswa pengalaman
Menerapkan Strategi untuk memecahkan masalah

Siswa menerapkan strategi-strategi


mereka saat guru secara cermat
memonitor upaya mereka dan
memberikan umpun balik
Fase 4: Memberi siswa umpan balik
Membahas dan Mengevaluasi Hasil tentang upaya mereka.

Guru membimbing diskusi


tentang upaya siswa dan hasil yang
mereka dapatkan

Sedangkan menurut Trianto, sintaks pembelajaran berdasarkan masalah


terdiri dari lima tahap seperti tabel dibawah ini:69

69
Trianto, h. 72
19

Tabel 2.2
Sintaks Strategi Problem Based Learning Menurut Trianto
Tahap Tingkah Laku Guru
Tahap 1: Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,
Orientasi siswa pada menjelaskan logistik yang dibutuhkan,
masalah mengajukan fenomena atau demonstrasi atau
cerita untuk memunculkan masalah, memotivasi
siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah
yang dipilih.
Tahap 2: Guru membantu siswa untuk mendefinisikan
Mengorganisasi siswa dan mengorganisasikan tugas belajar yang
untuk belajar berhubungan dengan masalah tersebut.
Tahap 3: Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan
Membimbing informasi yang sesuai, melaksanakan
penyelidikan individual eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan
maupun kelompok pemecahan masalah.
Tahap 4: Guru membantu siswa dalam merencanakan dan
Mengembangkan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan,
menyajikan hasil karya video, dan model serta membantu mereka untuk
berbagi tugas dengan temannya.
Tahap 5: Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi
Menganalisis dan atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan
mengevaluasi proses proses-proses yang mereka gunakan.
pemecahan masalah

Dari beberapa pendapat di atas, dalam penelitian ini tahapan yang


digunakan oleh peneliti ialah sebagai berikut:
Tabel 2.3
Sintaks Strategi Problem Based Learning Penelitian
Tahap Deskripsi
Tahap 1: 1. Menjelaskan tujuan pembelajaran
Mereview dan 2. Mereview pengetahuan yang dibutuhkan
Menyajikan Masalah 3. Memberikan siswa permasalahan

Tahap 2: 1. Siswa menyusun strategi untuk memecahkan


Menyusun Strategi masalah
2. Siswa memecahkan masalah menggunakan
pendekatan terintegrasi musik
Tahap 3: Memberi siswa pengalaman untuk memecahkan
Menerapkan Strategi masalah
Tahap 4: Siswa membuat kesimpulan mengenai aktivitas
Mengevaluasi Hasil penyelesaian masalah yang telah dilakukannya.
20

4. Musik
Secara etimologi, kata musik berasal dari mitologi Yunani yang perlu dijelaskan
sebagai kata bentukan dari kata bahasa Inggirs: music = muse + ic, sesuatu yang
bersifat muse atau seni para muse (the Art of the Muses).70 Konon, muses adalah
sebutan jamak dari para muse atau para dewi nyanyian, musik, tarian, dan ilmu
pengetahuan – yang berjumlah sembilan, anak-anak dewa Zeus (god) dan dewi
Mnemosyne (memori).71 Muse dalam bahasa Yunani berarti Mousa atau Moisa,
dalam bahasa Latin disebut Musa, yakni sekelompok bersaudara dewa-dewi yang
kurang jelas keterangannya tetapi benar-benar kuno, mereka tinggal di Bukit
Helicon, Boeotia, Yunani.72 Dewa-dewi ini terkait dengan festival yang diadakan
setiap empat tahun sekali di Thespiae dekat Helicon dan sebuah kontes (museia) –
diduga sekali sebagai awal dari praktik menyanyi dan bermain musik.73 Mereka
mungkin sekali aslinya adalah dewi-dewi yang dijadikan sebagai patron dari puisi-
puisi kemudian meluas termasuk kepada semua bentuk seni bebas dan sains.74
Musik menurut Jamalus dalam Muttaqin dan Kustap merupakan suatu hasil
karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi musik yang mengungkapkan
pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsur-unsur musik yaitu irama, melodi,
harmoni, bentuk dan struktur lagu dan ekspresi sebagai satu kesatuan.75 Rina dalam
Muttaqin dan Kustap mendefinisikan musik sebagai salah satu cabang kesenian yang
pengungkapannya dilakukan melalui suara atau bunyi-bunyian.76 Menurut Halimah,
definisi sejati tentang musik yakni (1) musik ialah bunyi/kesan terhadap sesuatu yang
ditangkap oleh indera pendengar; (2) musik adalah suatu karya seni dengan segenap
unsur pokok dan pendukungnya, dan (3) musik adalah segala bunyi yang dihasilkan
secara sengaja oleh seseorang atau oleh kelompok individu yang disajikan sebagai

70
Hari Martopo, Sejarah Musik Sebagai Sumber Pengetahuan Ilmiah Untuk Belajar Teori,
Komposisi, dan Praktik Musik, Jurnal Harmonia, Vol. 13, No. 2, 2013, h. 135
71
Ibid., h. 135
72
Ibid., h. 135
73
Ibid., h. 136
74
Ibid., h. 136
75
Moh. Muttaqin dan Kustap, Seni Musik Klasik Jilid 1 Untuk SMK, Jakarta: Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, 2008, h.3
76
Ibid., h. 3
21

musik.77 Dapat disimpulkan bahwa musik ialah karya seni yang terdiri dari irama,
melodi, harmoni, bentuk, struktur dan ekspresi sebagai satu kesatuan yang diterima
oleh pancaindera pendengaran.
Musik tersusun dari unsur-unsur yang membentuk keberadaannya. Beberapa
komponen pendukung keberadaan musik menurut Muttaqin dan Kustap yakni:78
1. Bunyi; bunyi merupakan efek yang dihasilkan dari vibrasi, secara sederhana
bunyi merupakan sensasi otak. Nada memiliki tingkat ketinggian yang berbeda-
beda. Tingkat ketinggian bunyi maupun nada yang dalam istilah internasional
disebut pitch (bahasa Inggris) ditentukan oleh kecepatan getar atau biasa disebut
frekuensi. Berdasarkan tinggi rendahnya, penyebutan nada-nada musikal
menggunakan tujuh abjad pertama yaitu A, B, C, D, E, F, dan G, mulai dari yang
terendah hingga tertinggi. Nada kelipatannya yaitu A, yang hadir setelah G,
disebut sebagai oktaf.
2. Garis paranada; butir-butir nada diletakkan pada lima buah garis sejajar yang di
Indonesia lazim disebut paranada. Sistem penulisan butir-butir nada pada
paranada dikenal dengan istilah not balok atau notasi balok.

Gambar 2.1
Garis Paranada
3. Skala nada atau tangga nada; nada-nada skala yang berawal dari B disebut
tangga nada B dan B adalah tonika dari tangga nada tersebut. Secara umum ada
dua tangga nada yang digunakan dalam musik klasik yang menggunakan sistem

77
Lely Halimah, Musik Dalam Pembelajaran, EduHumaniora: Jurnal Pendidikan Dasar,
Program Studi PGSD UPI Kampus Cibiru, Vol. 2 No.2, 2010, h. 1
78
Muttaqin dan Kustap, Op.cit., h. 87 - 110
22

tonal, yaitu skala mayor dan minor. Dalam penelitian ini skala yang digunakan
ialah skala C mayor.

Gambar 2.2
Ilustrasi Skala C Mayor
4. Kunci atau Clef; untuk menunjukkan skala nada yang berbeda-beda. Namun
khusus untuk skala C Mayor tidak diperlukan tanda kunci sedangkan untuk yang
lainnya menggunakan 1 hingga 7 tanda aksidental baik kres maupun mol.
5. Tempo; jika melodi dapat dianalogikan sebagai jiwa bagi musik maka
jantungnya ialah ritme dan tempo. Tempo merupakan polisi lalulintas yang
mengatur kelancaran lalulintas sedangkan kelancaran lalulintasnya ialah ritme.
6. Dinamika; ialah volume yang menunjukkan tingkat kekuatan atau kelemahan
bunyi pada saat musik dimainkan.
7. Dinamik dan Ekspresi; elemen-elemen dinamik dan ekspresi musikal juga
banyak terdapat dalam bentuk tanda-tanda ekspresi.
8. Timbre/Warna Suara; perbedaan-perbedaan yang terjadi mengenai sebuah nada
yang diproduksi oleh trompet berbanding dengan biola ataupun alat musik
lainnya, menunjukkan karakteristik warna atau timbre.
9. Ritme; diibaratkan sebagai denyut jantung bagi musik, sebuah musik yang tidak
memiliki ritme yang jelas maka musik tersebut akan melayang atau kabur.
Tanda ritme terdapat dalam garis paranada pada permulaan lagu tepat setelah
kunci dan tanda kunci.
Tabel 2.4
Nama Nada/Tanda Istirahat
23

10. Harmoni; ilmu mengomunikasikan nada-nada ke dalam akor-akor (chords).


Landasan harmoni ialah susunan vertical yang biasanya terdiri dari tiga atau
empat nada. Sebuah akor yang terdiri dari tiga nada, yang setiap nadanya
terpisah satu sama lain oleh interval tiga (third), disebut trinada (triad).
11. Kontrapung; jika harmoni menekankan melodi pokok dan iringannya sedangkan
pada kontrapung, beberapa melodi dimainkan secara bersamaan.
Dalam matematika, musik kerapkali ditemukan dalam proses pembelajaran.
Menurut An dan Tillman sudah banyak lagu-lagu bertemakan matematika, baik lagu
original ataupun lagu-lagu populer dengan lirik bertemakan subjek matematika yang
dapat diakses oleh guru di internet.79 Namun sumber musik tersebut, tidaklah lebih
dari sebuah cover lagu yang memberikan hiburan dalam pembelajaran matematika di
kelas.
Bagi An dan Tillman dalam An, Tillman dan Lesser, penggunaan musik
bertemakan matematika tanpa pengembangan pedagogik memiliki beberapa tahapan:
(1) pengenalan dan memutarkan musik saat hendak memulai pembelajaran, (2)
pembelajaran matematika tanpa keterkaitan dengan musik itu sendiri dan (3)
menyanyikan lagu bersama-sama sebagai kesimpulan pembelajaran.80 Pembelajaran
dengan model seperti itu dapat menciptakan lingkungan dan memfasilitasi siswa
untuk menghafal rumus-rumus dalam pelajaran matematika, namun gagal dalam
merepresentasikan koneksi otentik musik kepada siswa dengan menganalisis dan
menyintesiskan kemampuan matematis.81
Ada berbagai macam literatur mengenai bagaimana musik secara teori dapat
digunakan untuk membantu siswa mempelajari matematika seperti perbandingan,

79
Song. A. An, D.A. Tillman dan L.M Lesser, The Hidden Musicality of Math Class: A
Transdisciplinary Approach to Mathematics Education, Springer International Publishing AG, 2018,
h. 34
80
Ibid,
81
Ibid.
24

dan bilangan rasional.82 Integrasi matematika dan musik dapat dilakukan dengan
beberapa aktivitas pembelajaran sebagai berikut:83
Tabel 2.5
Aktivitas Pembelajaran Matematika Terintegrasi Musik
Konten Integrasi Musik-Matematika
Bahasan
Matematika
Aljabar 1. Mengenal ratio dan perbandingan melalui music work
2. Mendemonstrasikan ratio dan perbandingan pada
instrumen musik.
3. Mengeksplorasi fungsi, barisan, dan faktor melalui musik
komposisi.
4. Membuat persamaan melalui investigasi pada notasi
musik.
5. Menggunakan sistem koordinat untuk membuat
instrumen dan menggubah lagu.
Geometri 1. Mengeksplorasi transformasi geometri pada partitur.
2. Mendesain instrumen musik berbentuk 2D.
3. Mendesain instrumen musik berbentuk 3D.
4. Membuat instrumen musik berdasarkan bahan padat.
5. Membuat lagu menggunakan konsep transformasi
geometri.
6. Mengenalkan peluang pada design musik instrumen.
Data Analisis 1. Mengambil dan menganalisis data melalui partitur.
dan Peluang 2. Mengembangkan grafik statistik melalui partitur.
3. Menjelaskan konsep statistik melalui analisis partitur.
4. Membuat analisis data dengan komposisi musik.
5. Mengeksplor kombinasi dan permutasi melalui
permainan alat musik.
6. Mengeksplorasi kombinasi pada nada/kunci/pola dengan
partitur.

82
C. A. Kalinec-Craig, Uncovering the mathematical challanges and connection when using
mariachi music as a representation for teaching equivalent fractions, Journal of Mathematics
Education 8(2), 2015, h. 6
83
Song A. An, & Daniel A. Tillman, Music-Themed Mathematics Educatioan as a Strategy
for Improving Elementary Preservice Teachers Mathematics Pedagogy and Teaching Self-Efficacy,
2015, h. 15-16
25

Pembelajaran matematika terintegrasi musik yang efektif ialah proses


matematika dimana guru mengajak siswa untuk:84

1) Mengeksplorasi pola aljabar dan transformasi geometri seperti metode


penggubah ritme, menginvestigasi interval nada, dan mentransfer kunci nada.
2) Menggunakan kemampuan statistik seperti pengukuran dan data analisis sebagai
alat matematis untuk mendukung analisis musik dan proses pembuatan.
3) Menampilkan ide matematis melalui berbagai presentasi, termasuk menyanyi,
memainkan alat musik, membuat, menguraikan, dab mengaransemen lagu.
Dalam penelitian ini, peneliti menerapkan integrasi musik dalam pelajaran
transformasi geometri dengan cara siswa memetakan notasi balok pada bidang
kartesius, kemudian dengan pengetahuan tersebut siswa mampu mengeksplorasi
aransemen lagu dengan konsep translasi, refleksi terhadap sumbu dan refleksi
terhadap sumbu .
5. Transformasi Geometri
Transformasi pada suatu bidang adalah suata pengawanan (korespondensi 1-1)
dari dua himpunan titik pada bidang itu. Tranformasi T dibidang datar adalah
pemetaan titik dibidang sama, jika titik ( , ) ditransformasikan menjadi titik ( , )
oleh transformasi T, maka ( , ) . Transformasi demikian yang disebut
transformasi geometri.
Transformasi dibagi menjadi dua, yaitu transformasi isometrik dan transformasi
dilatasi. Transformasi isometrik merupakan transformasi yang tidak mengubah
bentuk dan ukuran. Transformasi isometri terdiri dari translasi (pergeseran), refleksi
(pencerminan) dan rotasi (perputaran). Sedangkan transformasi yang mengubah
bentuk dan ukuran disebut transformasi dilatasi (penskalaan). Dalam penelitian ini,
materi transformasi geometri yang digunakan yaitu:
a. Translasi (Pergeseran)
Translasi merupakan transformasi yang memindahkan titik pada bidang dengan
arah dan jarak tertentu. Jika titik ditranslasikan dengan ,
maka akan diperoleh sebagai berikut

84
Song A. An, Daniel A. Tillman, and Lawrence M. Lesser, Op.cit, h. 41-42
26

b. Refleksi (Pencerminan) sumbu-


Refleksi merupakan transformasi yang memindahkan tiap titik pada bidang
dengan sifat bayangan cermin. Jika titik A direfleksikan terhadap sumbu
, maka akan diperoleh

c. Refleksi (Pencerminan) sumbu-


Refleksi merupakan transformasi yang memindahkan tiap titik pada bidang
dengan sifat bayangan cermin. Jika titik A direfleksikan terhadap sumbu
, maka akan diperoleh

B. HASIL PENELITIAN RELEVAN


1. Penelitian yang dilakukan oleh Mateus Diki Destino, Haninda Bharata dan
Caswita dengan judul Pengembangan Bahan Ajar Transformasi Geometri
Beriorientasi pada Kemampuan Berpikir Kritis Siswa menunjukkan bahan
ajar transformasi geometri yang dikembangkan dinyatakan valid dalam
kriteria sangat baik, praktis dalam kriteria baik, serta efektif dalam
meningkatkan kemampuan berpikir kritis.85 Pada penelitian yang dilakukan
terdapat beberapa kesamaan dengan peneliti pada objek pengembangan
yakni berupa bahan ajar untuk materi transformasi geometri. Perbedaannya,
dalam penelitian ini menggunakan strategi problem based learning
terintegrasi musik.
2. Penelitian Selly Erawati Sudarja, Neneng Aminah dan Wahyu Hartono yang
berjudul Desain Bahan Ajar Transformasi Geometri Berbasis Kemampuan

85
Diki, Mateus, Haninda Bharata, dan Caswita, Pengembangan Bahan Ajar Transformasi
Geometri Berorientasi pada Kemampuan Berpikir Kritis Siswa, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif
(KREANO), Kreano 10 (1) (2019): 57 – 67, Juni 2019
27

Komunikasi Matematis Melalui Problem Based Learning menunjukkan


bahwa modul transformasi geometri dapat meminimalisir learning obstacle
siswa dan menyebabkan terjadinya peningkatan kemampuan komunikasi
matematis siswa yang ditunjukkan oleh nilai rata-rata pretest siswa sebesar
27,14. Sedangkan untuk hasil posttest diperoleh nilai rata-rata 71,67.
Adapun rata-rata peningkatan dengan uji gain pada kelas tersebut adalah
0,61 dengan interpretasi sedang. Dengan demikian, bahan ajar materi
transformasi geometri berbasis kemampuan komunikasi matematis melalui
model Problem Based Learning dapat digunakan dalam kegiatan
pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.86 Kesamaan
penelitian yang dilakukan ialah menggunakan strategi problem based
learning juga materi transformasi geometri. Perbedaannya ialah dalam
penelitian yang dilakukan menggunakan metode penelitian R&D sedangkan
yang dilakukan oleh Sudarja, dkk. merupakan penelitian DDR.
3. Penelitian Iman Chahine dan Mariana Montiel yang berjudul Teaching
Modeling in Algebra and Geometry using Musical Rhythms: Teachers’
Perceptions on Effectiveness menunjukan bahwa guru merasakan efektifitas
penggunaan pendekatan interdisipliner seni musik pada pembelajaran
aljabar dan geometri.87 Penelitian yang dilakukan sama-sama menggunaka
pembelajaran interdisipliner dengan musik. Namun dari metode penelitian
jelas berbeda, dalam penelitian ini menggunakan metode R&D sedangkan
Chahine, dkk. tidak melakukan penelitian pengembangan.

C. KERANGKA BERPIKIR
Berdasarkan identifikasi masalah yang peneliti lakukan. Peneliti
menemukan bahwa guru di SMK Musik tidak menggunakan strategi
pembelajaran matematika yang mengaitkannya dengan kejuruan yang dipilih,

86
Sudarja, S.E., Aminah, N. Hartono, W. Desain Bahan Ajar Transformasi Geometri
Berbasis Kemampuan Komunikasi Matematis melalui Problem Based Learning, Jurnal Dialetktika P.
Matematika, Vol. 5, No. 2, September 2018
87
Iman Chahine & Mariana Montiel, Teaching Modeling in Algebra and Geometry using
Musical Rhythms: Teachers’ Perceptions on Effectiveness, Journal of Mathematics Education, Vol. 8.,
No. 22, h. 126-138
28

belum adanya penelitian pengembangan bahan ajar dengan strategi Problem


Based Learning Terintegrasi Musik, padahal pemanfaatan bahan ajar berupa
modul matematika merupakan hal yang penting
Dalam penelitian ini, konsep transformasi geometri menjadi pokok
bahasan dalam penelitian ini. Transformasi geometri merupakan salah satu
konsep matematika yang memerlukan analisis dengan menggunakan bidang
kartesius. Penggunaan bidang koordinat kartesius sangat diperlukan dalam
menemukan rumus sehingga konsep transformasi mudah diingat oleh siswa.
Salah satu pendekatan konsep yang digunakan pada penelitian ini yakni
menggunakan musik sebagai masalah yang akan diselesaikan dengan konsep
transformasi geometri.
Salah satu bahan ajar yang dapat digunakan dalam pembelajaran
khususnya mengenai transformasi geometri yakni menggunakan bahan ajar
berupa modul. Modul menjadi fokus produk dalam penelitian ini karena modul
dapat digunakan untuk keperluan pembelajaran secara mandiri (self instruction)
siswa.
Model pengembangan dalam penelitian ini menggunakan model
pengembangan ADDIE (Analyze, Design, Development, Implementation and
Evaluation). Model ini sederhana dan mudah dipelajari serta strukturnya yang
sistematis. Model ADDIE ini terdiri dari 5 komponen yang saling berkaitan dan
terstruktur secara sistematis yang artinya dari tahapan pertama sampai tahapan
kelima dalam pengaplikasiannya harus secara sistematik dan tidak bisa diurutkan
secara acak. Dari penjabaran di atas, proses kerangka berpikir yang peneliti
lakukan dapat digambarkan dengan bagan berikut ini:
29

PENGEMBANGAN
(Realisasi draft modul,
validasi ahli dan revisi (Merumuskan indikator dan tujuan
draft modul) pembelajaran, menyusun draft modul)

Gambar 2.3
Kerangka Berpikir
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. MODEL PENGEMBANGAN
Menurut Sudjana dalam Trianto, dalam pengembangan perangkat
pengajaran diperlukan model pengembangan yang sesuai dengan sistem
pendidikan.88 Salah satu model pengembangan yang sesuai ialah model
pengembangan Research and Development (Penelitian dan Pengembangan) atau
biasa disingkat dengan R&D. Penelitian dan pengembangan (Research and
Development) bertujuan untuk menghasilkan produk baru melalui proses
pengembangan.89 Produk penelitian dan pengembangan dalam bidang
pendidikan dapat berupa model, media, peralatan, buku, modul, alat evaluasi dan
perangkat pembelajaran seperti kurikulum, kebijakan sekolah, dan lain-lain.90
Research and Development yang digunakan dalam penelitian ini ialah
model yang dikembangkan oleh Dick and Carry pada tahun 1996 yang biasa
dikenal dengan model ADDIE, singkatan dari Analysis, Design, Development, ,
Implementation dan Evaluations.91 Model ADDIE ini dipilih karena model
tersebut sering digunakan dalam penelitian pengembangan bahan ajar seperti
modul, LKS dan buku ajar.92 Dalam penelitian ini produk yang akan dihasilkan
berupa modul pembelajaran matematika.

B. PROSEDUR PENGEMBANGAN
Model pengembangan ADDIE memiliki lima tahapan yang akan dijelaskan
sebagai berikut:

88
Trianto Ibnu Badar Al-Tabany, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan
Kontekstual: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum 2013 (Kurikulum Tematik
Integratif/ TKI), (Jakarta: Prenadamedia Group), 2014, Cet. 1, h. 221
89
Endang Mulyatiningsih, Riset Terapan: Bidang Pendidikan dan Teknik, (Yogyakarta:
UNY Press), 2011, Cet. 1, h. 145
90
Ibid., h. 145
91
Ibid., h. 179
92
Ibid., h. 179

30
31

1. ANALYSIS (ANALISIS)
Kegiatan utama dalam tahap analisis ialah menganalisis mengenai: (1)
perlunya pengembangan bahan ajar baru, dan (2) syarat-syarat pengembangan
bahan ajar baru.93 Pada tahap mengamati perlunya pengembangan bahan ajar
baru, pengamatan berfokus kepada masalah dalam bahan ajar yang sudah
diterapkan, masalah dapat terjadi karena bahan ajar saat ini sudah tidak relevan
dengan kebutuhan sasaran, lingkungan belajar dan karakteristik siswa.94 Proses
analisis misalnya dilakukan dengan menjawab beberapa pertanyaan berikut ini:
(1) apakah bahan ajar baru mampu mengatasi masalah pembelajaran yang
dihadapi, (2) apakah bahan ajar baru mendapat dukungan fasilitas untuk
diterapkan, (3) apakah guru mampu menerapkan bahan ajar baru tersebut.95
Dalam penelitian ini tahap analisis dibagi menjadi 3 tahap, yakni (1) analisis
masalah, yakni mengidentifikasi masalah dengan me-review modul yang
digunakan di sekolah, review literatur yang digunakan guru,96 (2) analisis
kurikulum, tahap ini termasuk merupakan tahap analisis isi kurikulum, berupa
analisis Kurikulum 2013 untuk SMK sesuai dengan materi yang ditetapkan
yakni Transformasi Geometri;97 (3) analisis karakter siswa, pada tahap ini
melakukan analisis terhadap keterampilan yang perlu dilatih, juga
mempertimbangkan keterampilan yang telah dimiliki siswa, juga identifikasi
karakteristik khusus siswa yang mungkin ada hubungannya dengan rancangan
aktivitas pengajaran.98

2. DESIGN (RANCANGAN)
Pada tahap design atau rancangan dibagi menjadi beberapa tahapan yakni:
(1) merumuskan indikator dan tujuan pembelajaran, pada tahap ini perumusan
indikator dan tujuan pembelajaran didasarkan pada analisis kurikulum dan

93
Ibid., h. 184
94
Ibid., h. 184
95
Ibid., h. 184
96
Sa‟dun Akbar, Instrumen Perangkat Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya), 2016, Cet. 4, h. 36
97
Ibid., h. 36
98
Trianto, Op.cit., h. 231
32

analisis karakter siswa yang telah dilakukan pada tahap analysis,99 (2) menyusun
draft modul, penyusunan dilakukan berdasarkan teoretik.100

3. DEVELOPMENT (PENGEMBANGAN)
Rancangan produk merupakan isi development dalam model ADDIE.101
Pada tahap sebelumnya telah, telah disusun draft modul. Dalam tahap
pengembangan, kerangka yang masih konseptual tersebut direalisasikan menjadi
produk yang siap diimplemantasikan.102 Sebagai contoh, apabila pada tahap
design telah dirancang penggunaan bahan ajar baru yang masih konseptual,
maka pada tahap pengembangan disiapkan atau dibuat perangkat pembelajaran
dengan bahan baru tersebut.103
Dalam penelitian ini, tahap development dibagi menjadi 3 tahapan yakni: (1)
realisasi draft modul, (2) validasi ahli dan (3) revisi draft modul. Validasi ahli
yang dilakukan setelah modul selesai dibuat. Validator yang menilai modul
tersebut merupakan ahli/expert dan praktisi. Setelah realisasi draft modul,
validasi ahli dan revisi draft modul. Penelitian ini berlanjut ke tahap selanjutnya
yakni implementation atau implementasi.

4. IMPLEMENTATION (IMPLEMENTASI)
Pada tahap ini diimplementasikan rancangan dan bahan ajar yang telah
dikembangkan pada situasi yang nyata yaitu di kelas.104 Selama implementasi,
rancangan bahan ajar yang telah dikembangkan diterapkan pada kondisi yang
sebenarnya.105 Materi disampaikan sesuai dengan bahan ajar yang
dikembangkan. Setelah penerapan bahan ajar kemudian dilakukan evaluasi awal
untuk memberi umpan balik pada penerapan bahan ajar berikutnya.106

99
Ibid., h. 226
100
Sa‟dun, Op.cit., h. 36
101
Endang, Op.cit., h. 184
102
Ibid., h. 185
103
Ibid., h. 185
104
Ibid., h. 185
105
Ibid., h. 185
106
Ibid., h. 185
33

5. EVALUATION (EVALUASI)
Evaluasi dilakukan dalam dua bentuk yaitu evaluasi formatif dan sumatif.107
Evaluasi formatif dilakukan pada tiap tahap pengembangan yakni setelah tahap
analisis, desain, dan pengembangan. Evaluasi sumatif sebagai penilaian tahap
akhir dengan meminta tanggapan subjek uji coba terhadap bahan ajar yang
dikembangkan. Dalam penelitian ini, evaluasi yang dilakukan yaitu evaluasi
sumatif berupa respon siswa terhadap bahan ajar yang dihasilkan dan evaluasi
formatif pada tahap pengembangan setelah validasi ahli.
Dari beberapa penjelasan tahap ADDIE yang telah dipaparkan di atas,
dalam penelitian ini tahap yang digunakan dapat diamati pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.1
Aktivitas Model ADDIE dalam Penelitian

Tahap
Aktivitas
Pengembangan
1. Analisis Masalah: mengidentifikasi masalah
dengan me-review modul yang digunakan di
sekolah, review literatur yang digunakan guru,
observasi kelas, dan telaah dokumen.
2. Analisis Kurikulum: tahap ini termasuk
merupakan tahap analisis isi kurikulum, berupa
analisis Kurikulum 2013 untuk SMK sesuai dengan
Analysis
materi yang ditetapkan yakni Transformasi
(Analisis)
Geometri.
3. Analisis Karakter Siswa, melakukan analisis
terhadap keterampilan yang perlu dilatih, juga
mempertimbangkan keterampilan yang telah
dimiliki siswa, juga identifikasi karakteristik
khusus siswa yang mungkin ada hubungannya
dengan rancangan aktivitas pengajaran.
1. Merumuskan indikator dan tujuan
pembelajaran: pada tahap ini perumusan indikator
dan tujuan pembelajaran didasarkan pada analisis
Desain
kurikulum dan analisis karakter siswa yang telah
(Rancangan)
dilakukan pada tahap analysis.
2. Menyusun draft modul, penyusunan dilakukan
berdasarkan teoretik
Development 1. Realisasi Draft Modul: draft modul yang telah
(Pengembangan) dirancang direalisasikan sehingga dapat digunakan

107
Ibid., h. 185
34

saat tahap implementasi.


2. Validasi Ahli: subjek uji validasi ahli dijelaskan
pada bagian selanjutnya
3. Revisi draft modul: modul direvisi sesuai dengan
hasil komentar dan saran dari validator.
Implementation Rancangan dan bahan ajar yang telah dikembangkan
(Implementasi) pada situasi yang nyata yaitu di kelas.
Evaluasi tahap akhir dengan meminta respon siswa
Evaluation
terhadap bahan ajar yang digunakan dan saran dari ahli
(Evaluasi)
saat tahap pengembangan.

C. DESAIN UJI COBA


Upaya menghasilkan modul dengan validitas tinggi, dilakukan melalui uji
validasi.108 Uji validasi dapat dilakukan oleh ahli, pengguna dan audience.109
Validasi ahli dilakukan dengan cara seorang atau beberapa ahli pembelajaran
menilai modul menggunakan instrumen validasi kemudian ahli memberikan
perbaikan modul yang dikembangkan.110 Validasi pengguna yakni modul yang
diuji coba dalam praktek pembelajaran di kelas berarti digunakan oleh
penyusunnya ataupun guru (pengguna).111 Dari sini pengguna dapat mengetahui
dan merasakan tingkat keterterapan (dapat-tidaknya modul itu digunakan di
kelas) serta mengetahui kehebatan atau kekurangan dari sisi revisi, akurasi,
keterbacaan, kebahasaan, juga kesesuaian dengan pembelajaran yang terpusat
pada siswa.112 Dalam penelitian ini, validasi yang dilakukan ialah validasi ahli
oleh 5 orang dosen dan 2 orang praktisi.
Validasi audience adalah siswa yang belajar dengan perangkat modul.113
Validasi ini untuk mengetahui efektifitas modul menurut siswa dengan mengisi
instrumen yang telah disiapkan. Validasi audience dalam penelitian ini berupa
respon dari siswa yang dilihat menggunakan angket respon siswa melalui google
form.

108
Sa‟dun, Op.cit., h. 37
109
Ibid., h. 37
110
Ibid., h. 37
111
Ibid., h. 37
112
Ibid., h. 38
113
Ibid., h. 38
35

D. SUBJEK UJI COBA


Subjek uji coba yang dimaksud yaitu siswa. Dalam penelitian ini siswa
yang menjadi subjek uji coba ialah siswa yang telah memahami teori musik
dasar yakni siswa kelas XI SMK Musik Perguruan Cikini. Teknik pengambilan
subjek uji coba adalah teknik nonprobability sampling, tepatnya purposive
sampling. Dikarenakan peneliti telah menetapkan karakteristik sampel yang
diambil sehingga tidak mungkin diambil sampel lain yang tidak memenuhi
karakteristik yang telah ditetapkan.114 Karakteristik yang dimaksudkan dalam
penelitian ini ialah siswa SMK Musik kelas XI yang dapat dipastikan mampu
membaca notasi balok.

E. INSTRUMEN PENILAIAN
Alat ukur dalam penelitian adalah instrumen penelitian. Instrumen yang
digunakan untuk mengungkapkan data dalam penelitian ini adalah angket berupa
skala likert dengan empat pilihan. Skala likert merupakan metode skala bipolar
yang mengukur tanggapan positif dan negatif terhadap suatu pernyataan, agar
tanggapan responden lebih tegas pada posisi yang mana, maka disarankan
menggunakan empat skala jawaban saja dan tidak menggunakan pilihan jawaban
netral.115 Instrumen memiliki peranan penting dalam menentukan mutu suatu
penelitian dan penilaian. Berikut instrumen yang digunakan pada penelitian ini
diantaranya:

1. Instrumen Penilaian Ahli


Penilaian ahli terbagi menjadi penilaian dosen dan penilaian oleh praktisi
di sekolah. Kriteria instrumen penilaian bahan ajar oleh ahli meliputi empat
aspek, sesuai dengan teori yang dipaparkan oleh Sa‟dun serta Peraturan Menteri
Agama Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2018 Tentang Buku Pendidikan
Agama Bab III Penyediaan Buku Pendidikan Agama Bagian Ketiga Penilaian
Pasal 10116 yang selanjutnya disesuaikan oleh peneliti pada tabel di bawah ini:

114
Endang, Op.cit., h. 12
115
Ibid., h. 29
116
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2018 Tentang Buku
Pendidikan Agama Bab III Penyediaan Buku Pendidikan Agama Bagian Ketiga Penilaian Pasal 10
36

Tabel 3.2
Kisi-Kisi Instrumen Validasi Ahli
ASPEK ISI
NO SUBASPEK KRITERIA
1 Nilai dan Norma Materi mampu menjaga persatuan dan kesatuan
bangsa serta terhindar dari unsur ketidakpatutan
2 Materi dan Isi Modul Memenuhi ketentuan umum yang berlaku
3 Relevansi Kesesuaian dengan tingkat perkembangan psikis
siswa
Mendukung ketercapaian kompetensi sesuai dengan
kurikulum yang berlaku
4 Manfaat Memberikan manfaat pengembangan wawasan bagi
pembaca
5 Kecukupan Memenuhi kecukupan materi, ilustrasi, latihan dan
tugas
6 Keakuratan Materi Materi yang disampaikan akurat
7 Kemutakhiran Menggunakan metoda yang terbaru
Metode
8 Kebermaknaan Memiliki mana yang utuh
9 Proporsionalitas Uraian materi proporsional
ASPEK PENYAJIAN
NO SUBASPEK KRITERIA
1 Kelengkapan Sajian Memenuhi kelengkapan sajian
2 Teknik Penyajian Memiliki keruntutan alur
3 Pendukung Sajian Memuat daftar pendukung yang lengkap
ASPEK BAHASA
NO SUBASPEK KRITERIA
1 Kesesuaian dengan Kesesuaian dengan tingkat perkembangan berpikir
tingkat perkembangan siswa
siswa
2 Kekomuniktaifan dan Menggunakan bahasa yang mudah dipahami
kesesuaian dengan
kebutuhan
pembelajaran
3 Kesesuaian dengan Kesusaian dengan kaedah bahasa Indonesia yang
kaidah penggunaan baik dan benar
bahasa Indonesia yang
baik dan benar (PUEBI)
4 Keruntutan dan Kesesuai dengan kaedah bahasa Indonesia yang
kesatuan/kepaduan baik dan benar
gagasan
ASPEK STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING TERINTEGRASI
37

MUSIK
NO SUBASPEK KRITERIA
1 Komponen Strategi Memenuhi tahapan pembelajaran dengan strategi
Problem Based Problem Based Learning
Learning
2 Matematika Menampilkan ide matematis melalui berbagai
terintegrasi musik presentasi

Dari beberapa subaspek dan kriteria yang dipaparkan dalam tabel diatas,
indikator yang digunakan dalam validasi ahli yang terdiri dari empat aspek.
Instrumen validasi dari aspek isi ialah sebagai berikut:
Tabel 3.3
Instrumen Validasi Ahli Aspek Isi

NO SUBASPEK INDIKATOR SK K B SB
1 Nilai dan Norma Materi tidak mengandung unsur
pornografi
Materi tidak mengandung unsur
ekstrimisme dan radikalisme
Materi tidak mengandung unsur SARA
Materi tidak mengandung unsur bias
gender
Materi tidak mengandung unsur ujaran
kebencian dan kekerasan
2 Materi dan Isi Menyajikan Kompetensi Inti (KI) dan
Modul Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator
Memuat materi pembelajaran yang
mengacu pada Kompetensi Inti (KI) dan
Kompetensi Dasar (KD)
Memberikan pengalaman belajar
3 Relevansi Jenjang kompetensi pengetahuan:
menentukan, menerapkan,
mengimplementasikan, menyusun
kembali
Jenjang kompetensi keterampilan
abstrak: memetakan dan menyelesaikan
masalah terintegrasi musik
Soal sesuai dengan materi dan
38

kompetensi
4 Manfaat Membangun rasa ingin tahu
Membangun kreatifitas
5 Kecukupan Ilustrasi, gambar dan contoh
Materi sesuai kurikulum
Tugas dan soal yang disajikan
6 Keakuratan Keakuratan konsep
Materi Keakuratan teori
Keakuratan fakta
Orisinalitas/bebas plagiasi
7 Kemutakhiran Kesesuaian dengan perkembangan ilmu
Metode Topik yang aktual
Kekinian rujukan
8 Kebermaknaan Keutuhan makna antar bab
Keutuhan makna antar subbab
9 Proporsionalitas Seimbang antara pokok bahasan dengan
pendukungnya
Seimbang antara teori dan realita sehari-
hari

Penilaian ahli untuk aspek penyajian terdiri dari 3 subaspek, yakni subaspek
kelengkapan sajian, teknik penyajian dan pendukung sajian. Adapun instrumen ahli
untuk aspek penyajian ialah sebagai berikut:
Tabel 3.4
Instrumen Validasi Ahli Aspek Penyajian

NO SUBASPEK INDIKATOR SK K B SB
1 Kelengkapan Mencantumkan kompetensi yang harus
Sajian dikuasai siswa
Menuliskan tujuan pembelajaran sesuai
materi
Menyajikan ringkasan
Menyajikan latihan soal
Menyajikan kunci jawaban
2 Teknik Penyajian Sistematika
Keruntutan
3 Pendukung Pengantar
Sajian Daftar isi
39

Peta konsep
Glosarium
Daftar pustaka

Penilaian ahli pada aspek bahasa terdiri dari empat subaspek yakni kesesuaian
dengan tingkat perekembangan siswa, kekomunikatifan dan kesesuaian dengan
kebutuhan pembelajaran, kesesuaian dengan kaidah penggunaan bahasa Indonesia
yang baik dan benar (PUEBI) dan keruntutan dan kesatuan/kepaduan gagasan.
Intrumen validasi ahli pada aspek bahasa ialah sebagai berikut:
Tabel 3.5
Instrumen Validasi Ahli Aspek Bahasa

NO SUBASPEK INDIKATOR SK K B SB
1 Kesesuaian dengan Berpikir
tingkat perkembangan Emosi
siswa Sosial
2 Kekomunikatifan dan Pemahaman terhadap pesan
kesesuaian dengan yang diberikan
kebutuhan Kesesuaian ilustrasi dengan
pembelajaran substansi
Memotivasi dan menstimulus
untuk memahami materi
3 Kesesuaian dengan Kesesuaian dengan kaidah tata
kaidah penggunaan bahasa Indonesia
bahasa Indonesia yang Ketepatan dalam penerapan
baik dan benar ejaan
(PUEBI) Kebakuan istilah yang
digunakan
Kecermatan dalam penggunaan
simbol
4 Keruntutan dan Keutuhan makna dalam bab
kesatuan/kepaduan Keutuhan makna dalam subbab
gagasan Keutuhan makna dalam
paragraf
Keterkaitan antar bab dalam
satu modul
40

Penilaian aspek yang terakhir yakni aspek strategi problem based learning
terintegrasi musik terdiri dari dua subaspek yakni, komponen strategi problem based
learning dan matematika terintegrasi musik. Validasi siswa untuk aspek tersebut
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.6
Instrumen Validasi Ahli Aspek Strategi Problem Based LearningTerintegrasi
Musik
NO SUBASPEK INDIKATOR SK K B SB
1 Komponen Strategi Menjelaskan tujuan
Problem Based pembelajaran
Learning Mereview pengetahuan yang
dibutuhkan
Memberikan permasalahan
Menyusun strategi untuk
memecahkan masalah
Memecahkan masalah
menggunakan pendekatan yang
terintegrasi musik.
Memberi pengalaman untuk
memecahkan masalah
Membuat kesimpulan mengenai
aktivitas penyelesaian masalah
yang telah dilakukannya.
2 Matematika Menampilkan ide matematis
terintegrasi musik melalui bernyanyi
Menampilkan ide matematis
dengan menguraikan lagu

2. Instrumen Penilaian Siswa


Instrumen penilaian siswa digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap
produk. Adapun kriteria respon siswa tersebut ialah sebagai berikut:
Tabel 3.7
Kisi-Kisi Instrumen Validasi Siswa
41

No Aspek Indikator
1 Materi Memenuhi ketentuan pembelajaran dengan strategi problem
based learning terintegrasi musik
2 Bahasa Kesesuaian dengan kaidah penggunaan bahasa Indonesia
yang baik dan benar (PUEBI) dan mudah dipahami oleh
siswa
3 Ketertarikan Mendorong ketertarikan siswa untuk belajar menggunakan
modul

Dari ketiga aspek penilaian respon siswa, dalam penelitian ini peneliti
menggunakan 15 indikator. Indikator nomor 1-9 melihat respon siswa dari aspek
materi, nomor 10-12 respon siswa dari aspek bahasa dan nomor 13-15 respon siswa
dari aspek ketertarikan. Berikut ini 15 indikator yang digunakan dalam penelitian:
1. Penyajian materi dalam modul ini mudah dipahami
2. Ilustrasi yang ada pada modul membuat saya memahami materi yang disajikan
3. Modul ini menjelaskan konsep melalui ilustrasi masalah yang berkaitan dengan
musik
4. Modul ini menggunakan contoh-contoh soal yang berkaitan dengan musik
5. Modul ini mendorong saya dan membuat saya terlibat untuk memecahkan
masalah
6. Saya memecahkan masalah menggunakan pendekatan terintegrasi musik
7. Saya dapat membuat kesimpulan mengenai aktivitas penyelesaian masalah yang
telah dilakukan
8. Saya terlibat aktif dengan hadirnya permasalahan terintegrasi musik
9. Modul ini mempermudah saya dalam mengaransemen lagu
10. Kalimat yang digunakan pada modul ini tepat
11. Kalimat yang digunakan pada modul ini mudah dipahami
12. Bahasa yang digunakan pada modul ini komunikatif
13. Modul ini menambah semangat saya belajar matematika
14. Modul terintegrasi musik memotivasi saya belajar matematika
15. Modul ini membuat pembelajaran matematika tidak monoton dan membosankan
42

F. TEKNIK ANALISIS DATA


Untuk melihat tingkat kelayakan modul pembelajaran dari data hasil validasi
ahli dan siswa, digunakan skala likert dengan menggunakan empat skala jawaban
saja dan tidak menggunakan pilihan jawaban netral. Berikut langkah-langkah dalam
melihat tingkat kelayakan modul pembelajaran yang digunakan dalam penelitian:

1. Hasil penilaian validasi ahli dan siswa yang berupa huruf diubah dengan
ketentuan:
Tabel 3.8
Aturan Pemberian Skor
Skor Keterangan
1 Sangat Kurang
2 Kurang
3 Baik
4 Sangat Baik

2. Data yang terkumpul dihitung nilai rata-rata dari setiap aspek yang dinilai
dengan rumus:

̅

Keterangan:
̅ = Rata-rata
∑ = Jumlah setiap data
= Jumlah data
3. Untuk melihat validasi modul pembelajaran dari hasil data penilaian,
pengukuran juga menggunakan rating scale. Perhitungan rating scale ditentukan
dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan: = persentase kelayakan modul pembelajaran


43

Data penelitian yang bersifat kualitatif seperti komentar dan saran dijadikan
dasar dalam merevisi modul pembelajaran.

4. Langkah terakhir adalah menyimpulkan hasil perhitungan berdasarkan aspek


dengan melihat tabel di bawah ini:
Tabel kriteria penilaian:
Skor tertinggi = 4 (Sangat Baik)
Skor terendah = 1 (Sangat Kurang)
Jumlah kelas = 4 (SK sampai SB)
Tabel 3.9
Range dan Kriteria Kualitas Produk
Skor Keterangan
1 Sangat Kurang
2 Kurang
3 Baik
4 Sangat Baik

Sedangkan tabel kriteria diadapatasi dari Arikunto sebagai berikut:117


Tabel 3.10
Range Persentase dan Kriteria Kualitas Produk
Kriteria Validas Tingkat Validitas
81% – 100% Sangat Layak
61% – 80% Layak
41% – 60 % Cukup Layak
21 % – 40% Kurang Layak
< 21 % Tidak Layak

117
Suharsimi Arikunto dan Cepi Safrudin Jabar, Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman
Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), Cet. V, h. 35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. DESKRIPSI HASIL PENGEMBANGAN

Pengembangan bahan ajar dengan Strategi Problem Based Learning Terintegrasi


Musik menggunakan model pengembangan ADDIE, yaitu Analysis (Analisis),
Design (Rancangan), Development (Pengembangan), Implementation
(Implementasi), dan Evaluation (Evaluasi). Bahan ajar yang dihasilkan berupa modul
pada materi transformasi geometri untuk siswa SMK Musik kelas XI (sebelas) yang
terdiri dari 4 kegiatan belajar. Berikut ini hasil pengembangan bahan ajar dengan
Strategi Problem Based Learning Terintegrasi Musik.

1. Analysis (Analisis)
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap analisis ini terbagi menjadi tiga, yaitu,
analisis masalah, analisis karakter siswa dan analisis kurikulum.
a. Analisis Masalah
Kegiatan pada tahap ini yakni mengidentifikasi masalah dengan
menganalisis modul yang digunakan di sekolah, serta literatur yang
digunakan guru. Guru di SMK Musik Perguruan Cikini menjelaskan bahwa
dalam pembelajaran materi transformasi geometri, guru memberikan siswa
rumus singkat kemudian diberikan contoh dan latihan soal. Berikut terlampir
soal yang diberikan guru untuk siswa.

Gambar 4.1
Soal Latihan Siswa

44
45

Dari penjelasan guru matematika SMK Musik Perguruan Cikini.


Pembelajaran transformasi geometri yang dilakukan di kelas tidak mendalam
sampai kepada tahapan siswa mengetahui permasalahan kontekstual dalam
materi tersebut. Sedangkan kejuruan yang diambil oleh siswa yakni musik
tidak dilibatkan atau dapat diartikan pembelajaran dilakukan secara parsial.
b. Analisis Karakter Siswa
Pada tahap ini peneliti melakukan analisis terhadap keterampilan yang
perlu dilatih, juga mempertimbangkan keterampilan yang telah dimiliki
siswa, serta identifikasi karakteristik khusus siswa yang mungkin ada
hubungannya dengan rancangan aktivitas pengajaran. Dari analisis yang
dilakukan peneliti, siswa di SMK Musik Perguruan Cikini memiliki
kemampuan bermusik yang tinggi. Siswa mampu membaca notasi balok,
memainkan alat musik juga membunyikan nada pada notasi balok. Namun
minat siswa terhadap matematika terbilang minim, sebagaimana yang
dipaparkan oleh guru matematika di SMK Musik Perguruan Cikini dalam
percakapan dengan peneliti melalui WhatsApp.
c. Analisis Kurikulum
Tahap ini merupakan tahap analisis isi kurikulum, berupa analisis
Kurikulum 2013 untuk SMK sesuai dengan materi yang ditetapkan dalam
penelitian yakni Transformasi Geometri. Berdasarkan Peraturan Direktur
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor: 464/D.D5/KR/2018 tentang Kompetensi Dasar Mata
Pelajaran Muatan Nasional, Muatan Kewilayahan, Dasar Bidang Keahlian,
Dasar Program Keahlian, dan Kompetensi Keahlian. Dalam peraturan
tersebut, rumusan kompetensi siswa sekolah menengah kejuruan/madrasah
aliyah sebagai berikut:
46

Tabel 4.1
Kompetensi Inti & Kompetensi Dasar Materi Transformasi Geometri

Kompetensi Inti 3 Kompetensi Inti 4


(Pengetahuan) (Keterampilan)
3 Memahami, menerapkan, 4 Melaksanakan tugas spesifik dengan
menganalisis, dan menggunakan alat, informasi, dan
mengevaluasi tentang prosedur kerja yang lazim dilakukan
pengetahuan faktual, serta memecahkan masalah sesuai
konseptual, prosedural, dan dengan bidang kajian Matematika.
metakognitif sesuai dengan Menampilkan kinerja di bawah
bidang dan lingkup kajian bimbingan dengan mutu dan kuantitas
Matematika pada tingkat yang terukur sesuai dengan standar
teknis, spesifik, detail, dan kompetensi kerja, menunjukkan
kompleks, berkenaan dengan keterampilan menalar, mengolah, dan
ilmu pengetahuan, teknologi, menyaji secara efektif, kreatif,
seni, budaya, dan humaniora produktif, kritis, mandiri, kolaboratif,
dalam konteks pengembangan komunikatif, dan solutif dalam ranah
potensi diri sebagai bagian dari abstrak terkait dengan pengembangan
keluarga, sekolah, dunia kerja, dari yang dipelajari di sekolah, serta
warga masyarakat nasional, mampu melaksanakan tugas spesifik
regional, dan internasional. dibawah pengawasan langsung.
Kompetensi Dasar 3 Kompetensi Dasar 4 (Keterampilan)
(Pengetahuan)
3.24 Menentukan masalah 4.24 Menyelesaikan masalah
kontekstual yang berkaitan kontekstual yang berkaitan dengan
dengan transformasi geometri transformasi geometri

Dari kompetensi inti dan kompetensi dasar yang tertuang dalam


peraturan tersebut, peneliti akan menggunakannya sebagai pedoman
perumusan indikator dan tujuan pembelajaran di tahap design.

2. Design (Rancangan)
Dalam tahap design (rancangan) dilakukan persiapan sebelum pembuatan
bahan ajar. Persiapan yang dilakukan yaitu merumuskan indikator, tujuan
pembelajaran, dan menyusun draft modul.
47

d. Merumuskan indikator dan tujuan pembelajaran


Pada tahap ini perumusan indikator dan tujuan pembelajaran didasarkan
pada analisis kurikulum dan analisis karakter siswa. Dari analisisi kurikulum
mengenai kompetensi inti, kompetensi dasar, serta mempertimbangkan
kemampuan siswa, peneliti menyusun indikator sebagai berikut:
Tabel 4.2
Indikator Modul
Indikator (Pengetahuan) Indikator (Keterampilan)
3.24.1 Menentukan nada dan ketukan 4.24.1 Memetakan notasi balok
pada notasi balok pada bidang kartesius
3.24.2 Menerapkan konsep translasi 4.24.2 Menyelesaikan masalah
3.24.3 Menentukan sifat-sifat translasi terintegrasi musik
menggunakan matriks translasi
3.24.4 Mengimplementasikan konsep 4.24.3 Menyelesaikan masalah
refleksi terhadap sumbu menggunakan matriks refleksi
3.24.5 Menyusun kembali notasi balok terhadap sumbu
dengan konsep refleksi terhadap
sumbu
3.24.6 Mengimplementasikan konsep 4.24.4 Menyelesaikan masalah
refleksi terhadap sumbu menggunnakan matriks refleksi
3.24.7 Menyusun kembali notasi balok terhadap sumbu
dengan konsep refleksi terhadap
sumbu

Sebagai pengantar materi transformasi geometri terintegrasi musik, siswa


diharapkan untuk mampu menentukan nada dan ketukan pada notasi balok
serta memetakan notasi balok pada bidang kartesius. Hal ini menjadi dasar
peneliti memasukkan indikator 3.24.1 dan indikator 4.24.1 dalam modul
pembelajaran.
Penentuan indikator modul yang peneliti tetapkan didasari pembelajaran
matematika terintegrasi musik yang pernah diajarkan oleh Ms. Maria
Hernandez dan Mr. Phillip Riggs selaku guru matematika dan guru musik di
North Carolina School of Science and Mathematics di tahun 2016. Pada
pembelajaran tersebut, Ms. Hernandez dan Mr. Riggs memaparkan mengenai
48

relasi antara matematika dan musik sebagaimana yang terlampir pada gambar
dibawah ini.118

Gambar 4.2
Integrasi Musik dan Matematika Menurut Henandez dan Riggs

Kemampuan untuk melakukan inversion dan retrograde merupakan


kemampuan yang terdapat di teori musik dasar. Sedangkan diminution
(menyempit), augmentation (meluas), change the key (merubah nada dasar)
dan offset the timing round (merubah birama) merupakan pembelajaran teori
musik tingkat lanjut yang kerap dipelajari untuk composer ataupun arranger
musik di tingkatan Perguruan Tinggi
Dilain sisi, perpindahan nada yang dilakukan dengan proses translasi
dalam matematika merupakan perubahan nada yang biasa digunakan sebagai
pengulangan dalam sebuah lagu. Oleh karena itu, dalam pembuatan modul
ini, materi transformasi geometri yang digunakan ialah translasi serta masalah
matematis yang berkaitan dengan inversion dan retrograde, atau disebut
dengan refleksi terhadap sumbu , dan refleksi terhadap sumbu . Dari
indikator yang telah ditetapkan, kemudian peneliti merumuskan tujuan
pembelajaran yand dapat dilihat di dalam modul pada lampiran.

118
NCSSM, Math and Music: An Interdiciplinary Approach to Transformations of
Functions, diakses pada tanggal 19 Januari 20201 di
https://www.youtube.com/watch?v=k37m3jse9_A
49

e. Menyusun draft modul


Penyusunan modul yang dikembangkan berdasarkan standar minimal
pembuatan modul, tahapan strategi Problem Based Learning, dan hasil tahap
analisis. Rancangan draft modul terdiri dari: 1) Rancangan pertama, yakni
sampul, kata pengantar, daftar isi dan peta konsep; 2) Rancangan
kedua/pendahuluan terdiri dari deskripsi, prasyarat, penjelasan isi modul,
kompetensi inti dan indikator; 3) Rancangan ketiga mengenai Kegiatan
Belajar 1 sampai 4, sesuai dengan tahap pembelajaran Problem Based
Learning; dan 4) Rancangan keempat berisikan Kunci Jawaban, Glosarium,
dan Daftar Pustaka.

3. Development (Pengembangan)
Pada tahap pengembangan, bahan ajar berupa modul dikembangkan
berdasarkan kebutuhan yang telah dianalisis sebelumnya. Setelah itu, modul
akan diujikan tingkat kelayakannya oleh ahli. Tahapan dalam proses
pengembangan penelitian ialah sebagai berikut:
f. Realisasi Draft Modul
Draft modul yang telah dirancang direalisasikan sehingga dapat
digunakan saat tahap implementasi. Dalam tahap rancangan draft modul
terdapat tiga rancangan. Rancangan pertama yakni sampul, kata pengantar,
daftar isi, dan peta konsep.

Gambar 4.3
Sampul Modul Transformasi Geometri
50

Pembuatan sampul menggunakan aplikasi canva. Dengan penggunaan


warna soft dan menambahkan beberapa ornamen musik diharapkan mampu
menarik perhatian siswa. Sampul berisikan judul modul, keterangan kelas,
keterangan bahan ajar dan tahun. Sedangkan penulisan nama penyusun, nama
pembimbing dan institusi pendidikan di letakkan pada halaman tambahan
yang dibuat menggunakan Microsoft Word.

Gambar 4.4
Kata Pengantar, Daftar Isi dan Peta Konsep

Selanjutnya yakni rancangan kedua direalisasikan menggunakan aplikasi


Microsoft Word. Rancangan kedua/pendahuluan berisikan deskripsi,
prasyarat, penjelasan isi modul, kompetensi dasar dan indikator. Deskripsi
berisikan pengantar mengenai modul, prasyarat berisikan materi yang harus
dipahami siswa agar memudahkannya dalam memahami modul. Penjelasan
isi modul berisikan hal-hal yang terdapat di dalam modul, kompetensi dasar
dan indikator yang diharapkan tercapai setelah siswa belajar menggunakan
modul.
51

Gambar 4.5
Pendahuluan

Rancangan ketiga yakni merealisasikan draft modul mengenai Kegiatan


Belajar 1 sampai dengan 4 menggunakan aplikasi Microsoft Word. Dalam
tiap kegiatan belajar, berisikan tujuan pembelajaran, tahapan strategi problem
based learning, rangkuman dan latihan soal.

Gambar 4.6
Kegiatan Belajar 1-4
52

Rancangan yang terakhir yakni rancangan keempat berisikan Kunci


Jawaban, Glosarium dan Daftar Pustaka.

Gambar 4.7
Kunci Jawaban, Glosarium dan Daftar Pustaka

g. Validasi Ahli
Setelah merealisasikan draft modul, langkah selanjutnya adalah
melakukan tahap penilaian oleh ahli guna mengetahui kualitas modul serta
saran untuk perbaikan modul. Penilaian ahli dilakukan oleh 5 orang dosen
Pendidikan Matematika UIN Jakarta, guru matematika dan guru musik.
Adapun nama-nama validator dan instrumen penilaian oleh ahli pada
lampiran.

h. Revisi Draft Modul


Setelah mendapatkan penilaian dari para ahli, terdapat komentar dan
saran yang harus diperbaiki pada modul. Adapun komentar dan perubahan
yang dilakukan sebagai berikut:
53

Tabel 4.3
Revisi Bahan Ajar Modul

REVISI BAHAN AJAR MODUL


NO. SEBELUM SESUDAH
1. Komentar: Peneliti menambahkan penyanyi serta
Pada hal 1.17 soal no.2 dan 3 merapihkan notasi balok dari latihan soal
seharusnya selain mencantumkan kegiatan belajar 1
judul lagu juga harus mencantumkan
versinya (siapa yang bernyanyi)
karena satu judul lagu bisa
dinyanyikan oleh banyak penyanyi
dengan nada/beberapa not yang
berbeda sebagai improvisasi.
Sebelum:

2. Komentar: Peneliti menambahkan QR Code sehingga


Musik adalah „suara‟ yang ditata siswa dapat mendengarkan notasi balok.
sehingga mengandung irama, lagu,
nada dan harmonisasi, maka perlu ada
tugas/instruksi „mendengarkan nada
atau musik‟ (dapat menggunakan alat
musik tertentu) sebagai tuntutan yang
seharusnya dalam belajar musik

3. Komentar: Peneliti menambahkan istilah matematika dan


Glosarium masih sangat kurang, masih musik yang berkaitan dengan materi namun
banyak kata istilah matematika dan belum dimasukkan dalam modul.
54

teori musik yang belum dimasukkan


Sebelum:

4. Komentar: Peneliti menambahkan referensi Kurikulum


Pada kata pengantar dinyatakan bahwa 2013 yakni mengacu pada perdirjen
bahan ajar ini disusun berdasarkan dikdasmen.
Kurikulum 2013, namun tidak ada
Kurikulum 2013 sebagai bahan
rujukan pada daftar pustaka

Sebelum:

5. Komentar: Peneliti merevisi cover modul pembelajaran


Kata t ransformasi pada judul cover sesuai dengan komentar ahli.
sebaiknya tidak dipisahkan atau jika
harus dipisahkan teks Trans- (gunakan
tanda -). Tanpa tanda tersebut maka
55

teks trans akan mempunyai makna


yang berbeda

6. Komentar: Peneliti salah menuliskan kata yang


Pada hal 1.10 kata mengonvensikan seharusnya mengkonversikan, dalam modul
apa artinya? Kesalahankah? sebelum revisi menggunakan kata
Sebelum: mengkonvensikan.

7. Komentar: Peneliti menggunakan huruf bold pada kata


Pada hal 1.13 dan 1.15 pada kata “Nilai Ketukan Ke-“ dan “Nada” yang
„Nilai Ketukan Ke-„ dan „nada‟ perlu terdapat pada halaman yang dimaksud.
diberikan tanda petik atau ditulis
dalam tipe bold/italic sebagai
penekanan atas objek teks serta
perhatikan penggunaan huruf capital
56

yang tepat
Sebelum:

8. Komentar: Peneliti mengganti penggunaan kata tau


Dalam penggunaan bahasa Indonesia menjadi tahu.
yang baik dan benar maka kata „tahu‟
ditulis tetap „tahu‟ meski dibacanya
„tau‟, kecuali bahan ajar ingi
menggunakan komunikasi yang
informal.
Sebelum:
57

9. Komentar: Peneliti menambahkan QR Code sehingga


Untuk membangun pemahaman siswa siswa dapat mendengarkan nada sebelum dan
pada relevansi refleksi terhadap sumbu sesudah inversion ataupun retrograde.
x dan sumbu y pada matematika
dengan konsep inversion dan
retrograde pada musik, maka siswa
perlu diminta untuk mendengarkan
nada sebelum dan sesudah inversion

10. Komentar: Peneliti mengganti gambar dan tulisan yang


Ada beberapa gambar dan tulisan yang tidak jelas dan meningkatkan resolusinya.
nge-blur, coba tingkatkan resolusinya,
pastikan hal tersebut tidak
mengganggu pemakai modul.
Sebelum:

11. Komentar: Hasil cek plagiarism modul terlampir.


Modul bahan ajar di cek plagiarisme
12. Komentar: Peneliti mengubah poin yang melebihi kolom
Pada daftar isi, judul poin tidak boleh halaman.
melebihi kolom halaman.
Sebelum:
58

13. Komentar: Peneliti mengganti kata petunjuk penggunaan


Pada poin 3, bukan petunjuk modul yang ada pada daftar isi dan halaman
penggunaan modul tapi penjelasan isi 6.
modul

14. Komentar: Peneliti mengganti seluruh penggunaan kata


Kata diatas, diperbaiki menjadi di atas. diatas dalam modul, menjadi di atas.
Sebelum:
59

15. Komentar: Peneliti merevisi masalah notasi balok yang


Review bab 4 kurang sesuai terdapat pada kegiatan belajar 4

16. Komentar: Peneliti merevisi indikator yang digunakan


Rumusan indiator masih pada level dalam modul.
low order thinking coba cek lagi ciri-
ciri kata kerja operasional untuk aspek
kemampuan pemecahan masalah.
Sebelum:

Dari beberapa komentar dan saran yang diberikan terdapat beberapa


saran yang karena keterbatasan peneliti tidak dapat dilakukan. Adapun
beberapa saran tersebut yakni:
60

“Bernyanyi adalah tindakan vokal untuk menghasilkan hal


musikal dengan memakai suara oleh karena itu maka dapat
dinyatakan bahwa ide matematis pada bahan ajar hanya memuat
integrasi teori musik belum pada bernyanyi”

Kegiatan bernyanyi dalam modul ini peneliti sajikan pada halaman 8


modul. Hal ini dimaksudkan untuk menguji kemampuan siswa dalam
membaca notasi balok. Namun memang keterbatasan penelitian ini, tidak ada
tolak ukur khusus yang dapat dilakukan dari hasil bernyanyi siswa. Kegiatan
musik yang berkaitan dengan bernyanyi ini selanjutnya akan peneliti jelaskan
ditahapan implementasi. Ketika peneliti meminta siswa untuk menyanyikan
notasi balok yang terdapat dalam modul.
“Pada beberapa halaman modul terdapat kalimat-kalimat
penjelasan yang lumayan panjang tetapi ilustrasinya hanya sedikit,
baiknya ditambah dengan beberapa ilustrasi agar tidak monoton,
ilustrasi yang lebih banyak juga akan membantu siswa-siswa yang
kurang familiar dengan musik”
“Untuk orang awam (yang tidak mengerti musik, bahasa yang
disajikan kurang dipahami)”

Ilustrasi yang dipaparkan peneliti dalam modul ini banyaknya


menggunakan pendekatan masalah musik menggunakan notasi balok. Hal ini
dikarenakan modul ini diperuntukkan untuk siswa kejuruan musik yang telah
memiliki pemahaman teori musik dasar (sebagaimana yang tertera di dalam
prasyarat dalam bagian pendahuluan dalam modul).

4. Implementation (Implementasi)
Tahap implementasi dilakukan pada siswa di Kelas XI SMK Musik
Perguruan Cikini. Proses uji coba terbatas dilakukan kepada 19 orang siswa
melalui pembelajaran daring via zoom meeting. Pada proses implementasi ini,
peneliti meminta siswa untuk mengunduh modul pembelajaran kemudian
menjelaskan kepada siswa poin-poin bagian yang ditanyakan oleh siswa,
setelah siswa memahami materi pada modul, peneliti meminta siswa untuk
mengerjakan latihan soal yang terdapat dalam modul. Implementasi
61

dilakukan 1 kali dengan uji coba kegiatan belajar 1. Diakhir pembelajaran,


hanya 16 siswa yang mengisi angket respon siswa.

Gambar 4.8
Dokumentasi Proses Implementasi di Kelas XI SMK Musik Perguruan
Cikini

Seperti yang telah dibahas pada tahap pengembangan yakni saran ahli
terkait bernyanyi. Peneliti meminta beberapa siswa secara acak untuk
menyanyikan notasi balok yang terdapat di modul halaman 8. Siswa SMK
Musik Perguruan Cikini kelas XI dapat menyanyikan notasi balok yang
terdapat pada modul. Hal ini dikarenakan siswa mengikuti tes membaca
notasi balok sebagai syarat pendaftaran sebagai siswa SMK Musik Perguruan
Cikini.
Selain komentar mengenai bernyanyi, beberapa ahli juga memberikan
komentar terkait bahasa yang digunakan, saat uji coba terbatas bahasa yang
digunakan dalam modul dapat dipahami siswa, hal ini peneliti jelaskan pada
bagian deskripsi dan analisa data hasil uji coba.

5. Evaluation (Evaluasi)
Evaluasi yang dilakukan yaitu evaluasi dengan meminta saran subjek uji
coba terhadap bahan ajar yang digunakan. Dalam penelitian ini, evaluasi yang
62

diberikan oleh ahli dan siswa. Evaluasi yang diberikan oleh ahli peneliti
lakukan pada tahap pengembangan adapun hasil validasi data hasil uji coba
peneliti jelaskan pada bagian selanjutnya.

B. DESKRIPSI DAN ANALISA DATA HASIL UJI COBA


Pembahasan yang dilakukan berdasarkan tahapan analisis hingga evaluasi
modul. Bahasan ini mengenai layak atau tidaknya bahan ajar dan respon siswa
terhadap bahan ajar.

1. Validitas Bahan Ajar Oleh Ahli


Pada bagian ini bertujuan menganalisis hasil data yang telah melewati tahap
validasi atau penilaian oleh ahli. Penilaian ini untuk mengetahui kelayakan
bahan ajar berupa modul sebelum digunakan secara mandiri oleh siswa. Aspek
yang dinilai oleh ahli terdiri dari 4 aspek, diantaranya: 1) aspek isi; 2) aspek
penyajian; 3) aspek bahasa; dan 4) aspek strategi problem based learning
terintegrasi musik. Poin-poin dalam tiap aspek, ditentukan berdasarkan indikator
yang berkaitan dengan aspek yang hendak divalidasi. Penilaian menggunakan
skala 1-4, dengan keterangan sangat kurang sampai dengan sangat baik.
Bahan ajar ini dinilai oleh 7 ahli, terdiri dari 5 orang dosen Pendidikan
Matematika UIN Jakarta, 1 orang guru matematika dan 1 orang guru musik.
Waktu pelaksanaan validasi antara dosen dan guru dilakukan secara bersamaan.
Hasil validasi draft awal diperbaiki sesuai dengan saran para ahli dan
menghasilkan modul yang diimplementasikan pada siswa. Persentase penilaian
yang sudah melewati tahap kalkulasi dapat dilihat pada tabel 4.4. Dengan
perolehan nilai sebesar 76,20% dan jika dilihat pada tabel 3.10 kriteria kualitas
bahan ajar termasuk pada kriteria layak.
63

Tabel 4.4
Hasil Validasi Bahan Ajar oleh Ahli

No. Aspek Persentase (%) Kriteria


1 Aspek Isi 85, 68 Sangat Layak
2 Aspek Penyajian 75, 83 Layak
3 Aspek Bahasa 68, 15 Layak
4 Aspek Strategi PBL 75, 15 Layak
Terintegrasi Musik
Penilaian Keseluruhan 76, 20 Layak

Dari tabel di atas, penilaian terbesar pada aspek isi yakni sebesar 85,68 %
dengan kriteria sangat layak. Penilaian terkecil pada aspek bahasa yakni sebesar
68, 15% dengan kriteria layak. Adapun penilaian validator untuk setiap aspek
adalah sebagai berikut:
a. Aspek Isi
Aspek ini terdiri dari sembilan subaspek dengan nilai rata-rata 85,68%
kriteria sangat layak. Penilaian sembilan aspek tersebut sebagai berikut:
Tabel 4.5
Hasil Validasi pada Aspek Isi

No Subaspek Persentase (%) Kriteria


1 Nilai dan Norma 96, 43 Sangat Layak
2 Materi dan Isi Modul 88, 10 Sangat Layak
3 Relevansi 84, 52 Sangat Layak
4 Manfaat 89, 29 Sangat Layak
5 Kecukupan 84, 52 Sangat Layak
6 Keakuratan Materi 81, 25 Sangat Layak
7 Kemutakhiran Metode 84, 52 Sangat Layak
8 Kebermaknaan 87, 50 Sangat Layak
9 Proporsionalitas 75, 00 Layak
Penilaian Keseluruhan 85, 68 Sangat Layak

Dari tabel diatas nilai terkecil ialah subaspek proporsionalitas,


proporsionalitas yang dimaksud dalam penilaian ahli tersebut ialah
keseimbangan antara pokok bahasan dengan pendukung dan keseimbangan
64

dengan teori dan realita sehari-hari. Dari komentar yang diberikan oleh ahli.
Aspek tersebut masih kurang dikarenakan masih kurangnya ilustrasi-ilustrasi
yang digunakan. Untuk itulah dalam revisi modul, peneliti menambahkan QR
Code yang berisikan ilustrasi dari segi auditori agar siswa dapat mendengarkan
notasi balok yang menjadi contoh ataupun penyajian masalah dalam kegiatan
belajar.
b. Aspek Penyajian
Hasil validasi pada aspek penyajian memperoleh nilai keseluruhan sebesar
75,83% dengan kriteria layak dengan. Adapun penilaian tiap subaspek ialah
sebagai berikut:
Tabel 4.6
Hasil Validasi pada Aspek Penyajian
No Subaspek Persentase (%) Kriteria
1 Kelengkapan Materi 80, 71 Sangat Layak
2 Teknik Penyajian 73, 21 Layak
3 Pendukung Sajian 73, 57 Layak
Penilaian Keseluruhan 75, 83 Layak

Dari penilaian di atas penilaian tertinggi diperoleh subaspek kelengkapan


materi dengan persentase 80,71% dan nilai terkecil subaspek teknik penyajian
yakni sebesar 73,21%.
c. Aspek Bahasa
Penilaian aspek bahasa dengan nilai persentase sebesar 69, 64% dengan
kriteria layak. Dari keempat aspek penilaian, penilaian aspek bahasa merupakan
penilaian terkecil dibanding aspek yang lain.
65

Tabel 4.7
Hasil Validasi pada Aspek Bahasa
No Subaspek Persentase (%) Kriteria
1 Kesesuaian dengan tingkat 64, 29 Layak
perkembangan siswa
2 Kekomunikatifan dan kesesuaian 72, 62 Layak
dengan kebutuhan pembelajaran
3 Kesesuaian dengan kaidah 66, 07 Layak
penggunaan bahasa Indonesia yang
baik dan benar (PUEBI)
4 Keruntutan dan Kesatuan/Kepaduan 69, 64 Layak
Gagasan
Penilaian Keseluruhan 68, 15 Layak

Penilaian terkecil dalam subaspek kesesuaian dengan tingkat perkembangan


siswa, adapun penilaian ahli untuk subaspek tersebut yakni kesesuaian dengan
aspek berpikir, emosi, dan sosial. Selain itu, kesesuaian dengan kaidah PUEBI,
juga mendapatkan nilai yang cukup kecil yakni 66,07% . Karenanya, peneliti
mengganti beberapa penggunaan kata yang tidak sesuai dengan PUEBI
terkhusus pemenggalan kata transformasi dalam sampul modul.
d. Aspek Strategi Problem Based Learning Terintegrasi Musik
Dalam aspek ini terdiri dari dua subaspek. Pada subaspek pertama menilai
ketepatan tahapan strategi problem based learning yang digunakan dalam
modul, dan subaspek kedua menilai integrasi musik yang ada dalam modul.
Tabel 4.8
Hasil Validasi pada Aspek Strategi Problem Based Learning Terintegrasi
Musik
No Subaspek Persentase (%) Kriteria
1 Komponen strategi PBL 77, 04 Layak
2 Matematika terintegrasi musik 73, 21 Layak
Penilaian Keseluruhan 75, 13 Layak

Secara keseluruhan persentase untuk aspek strategi problem based learning


terintegrasi musik termasuk kriteria layak. Adapun indikator dari subaspek
komponen strategi problem based learning ialah sebagai berikut:
66

Tabel 4.9
Indikator Subaspek Komponen Strategi Problem Based Learning
No Indikator Penilaian Persentase (%) Kriteria
1 Menjelaskan tujuan pembelajaran 92, 86 Sangat Layak
2 Me-review pengetahuan yang
71, 43 Layak
dibutuhkan
3 Memberikan permasalahan 67, 86 Layak
4 Menyusun strategi untuk
75, 00 Layak
memecahkan masalah
5 Memecahkan masalah
menggunakan pendekatan yang 75, 00 Layak
terintegrasi musik
6 Memberi pegnalaman untuk
78, 57 Layak
memecahkan masalah
7 Membuat kesimpulan mengenai
aktivitas penyelesaian masalah 78, 57 Layak
yang telah dilakukannya

Dari tabel di atas, terdapat poin indikator yang memperoleh nilai terkecil
yakni indikator memberikan permasalahan. Penilaian untuk indikator subaspek
ini mendapatkan nilai yang kecil dikarenakan minimnya permasalahan yang
disajikan.
Sedangkan untuk subaspek matematika terintegrasi musik, terdapat dua
indikator pertanyaan, yakni 1) menampilkan ide matematis melalui bernyanyi
dan 2) menampilkan ide matematis dengan menguraikan lagu. Indikator pertama
dengan persentase 60,71% kriteria layak dan indikator kedua memperoleh nilai
85,71% dengan kriteria sangat layak. Pada indikator pertama memperoleh nilai
yang cukup kecil bila dibandingkan dengan indikator lainnya karena memang
tidak ada tolak ukur khusus untuk menilai ketepatan siswa dalam bernyanyi.
Keterbatasan tersebut peneliti tuangkan pada bagian keterbatasan penelitian.

2. Respon Siswa terhadap Bahan Ajar

Implementasi dilakukan guna mengetahui respon siswa terhadap bahan ajar


berupa modul dengan strategi Problem Based Learning Terintegrasi Musik dengan
menggunakan angket pada google form. Angket respon siswa menggunakan skala
likert dengan 4 alternatif jawaban dan terdiri dari 15 pertanyaan. Implementasi
67

dilakukan kepada 19 siswa kelas XI di SMK Musik Perguruan Cikini. Dari 19 siswa,
terdapat 3 orang siswa yang tidak berkenan mengisi angket respon. Hasil analisis
respon siswa dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.10
Hasil Respon Siswa Terhadap Bahan Ajar
No Subaspek Persentase (%) Kriteria
1 Materi 71,88 Layak
2 Bahasa 77,60 Layak
3 Ketertarikan 64,58 Layak
Penilaian Keseluruhan 71,35 Layak

Berdasarkan hasil data pada tabel di atas, diperoleh hasil penilaian secara
keseluruhan dari 3 aspek. Nilai keseluruhan tersebut dikonversi berdasarkan kriteria
penilaian pada tabel 3.9 menunjukkan bahwa hasil modul termasuk pada kriteria
layak. Aspek ketertarikan merupakan aspek dengan nilai persentase terkecil yakni
sebesar 64,58%. Dari angket siswa, siswa memberikan beberapa komentar mengenai
ketertarikannya terhadap modul terintegrasi musik.

“Sejauh ini, bagi saya pelajar yang kurang tertarik dengan


matematika karena menggunakan cara seperti ini (berhubungan
dengan musik) memunculkan rasa penasaran dan terus ingin
mengerti/menonton/memahami bagaimana caranya menggunakan
modul seperti ini. Kekurangannya mungkin karena penyampaian yang
tidak terlalu mudah dipahami karena memutar otak untuk terus
berpikir dan banyak pelajar yang pasti akan langsung malas atau
tidak mau memperhatikan lagi”

Dari kutipan siswa tersebut, peneliti berasumsi siswa yang berbakat dari aspek
seni musik cenderung tidak terlalu senang dengan penjelasan yang mengharuskannya
berpikir (dalam hal ini istilah matematis). Seiring dengan asumsi tersebut, guru
musik yang menjadi validator ahli penelitian memaparkan bahwa untuk siswa yang
memiliki kecenderungan musik, modul memang mudah dipahami dari segi musik,
namun apabila sudah mengaitkan dengan matematika itulah yang membuat modul ini
menjadi tantangan bagi siswa kejuruan musik. Menariknya, salah satu siswa
memberikan komentar sebagai berikut:
68

“Seterstruktur apapun sistem mengajar ini, yang telah dirancang


sedemikian rupa namun pemalas akan tetap malas. Tidak akan ada
motivasi yang masuk, jika semua dilakukan terpaksa. Mungkin
motivasi yang masuk adalah ya adalah keterpaksaan. Keterpaksaan
untuk mendapat nilai. Namun saya sadar dan hargai ini upaya
sekolah mencoba menyusun program belajar yang baik kepada siswa-
siswi di masa pandemic ini. Namun nilai harus tetap dicatat, dan
tidak bisa didapatkan dengan mengeluh, hanya bisa dilakukan,
dengan keterpaksaan atau tidak dengan, kita tetap butuh.”

Komentar tersebut diberikan oleh siswa yang memberikan nilai 2 pada tiap poin
penilaian ketertarikan. Hal ini berbanding terbalik dengan siswa yang memberikan
penilaian rata-rata 3. Komentar yang dipaparkan ialah sebagai berikut.
“Seru, cuman agak sulit aja.”
“Isi dari materi tersebut menarik dan mudah dipahami.”
“Menurut saya sangat baik dan mudah untuk dimengerti.”

Komentar yang saling kontradiktif mengenai ketertarikan siswa tersebut dengan


keterbatasan peneliti, peneliti belum mampu menjawab secara spesifik aspek lain
yang memengaruhi ketertarikan tersebut. Apalagi implementasi hanya dilakukan
kepada 19 siswa. Dari aspek materi, salah satu komentar dari siswa yang menarik
ialah peserta yang menyarankan peneliti untuk mempelajari teori musik dasar lebih
dalam lagi.
“Lebih mendalami tentang teori musik dasar agar saat
mempresentasikan, para pendengarnya akan semakin paham dgn apa
yang disampaikan.”

Kurangnnya mendalamnya pemahaman peneliti terhadap teori musik merupakan


keterbatasan penelitian ini. Jika peneliti analisis kembali, pembelajaran terintegrasi
musik yang dilakukan di North Carolina School of Science and Mathematics
merupakan proses interdisipliner yang dilakukan antara guru matematika dan guru
musik secara sinergis. Sehingga konsep musik yang terdapat dalam pembelajaran
lebih tepat dan proses pembelajaran dapat dilakukan secara bersamaan.
69

C. KAJIAN PRODUK AKHIR

Produk akhir dalam penelitian ini adalah bahan ajar berupa modul pada materi
transformasi geometri untuk kelas XI SMK Musik dengan strategi problem based
learning terintegrasi musik. Hasil produk ini sudah melewati tahap validasi oleh ahli,
baik dosen maupun praktisi dan dinyatakan layak dengan revisi. Setelah revisi
selesai, dilakukan uji coba terbatas pada 19 siswa. Dari 19 siswa yang berkenan
untuk mengisi angket respon sebanyak 16 siswa, dari hasil angket respon tersebut
menghasilkan respon yang baik dalam hal materi, bahasa dan ketertarikan dengan
kriteria layak.
Produk akhir berisikan sampul, halaman depan sampul, kata pengantar, daftar
isi, peta konsep, pendahuluan, kegiatan belajar 1-4. Kegiatan belajar berisikan tujuan
pembelajaran dan pembelajaran dengan strategi problem based learning terintegrasi
musik yakni, me-review dan menyajikan masalah yang berkaitan dengan notasi
balok, menyusun strategi, menerapkan strategi, mengevaluasi hasil. Dalam kegiatan
belajar juga berisikan rangkuman dan latihan soal tidak hanya itu dalam kegiatan
belajar, terdapat QR Code untuk membantu siswa mendengarkan masalah musik
yang disajikan didalam modul. Pada bagian akhir modul terdapat kunci jawaban,
glosarium dan daftar pustaka

D. KETERBATASAN PENELITIAN

Peneliti menyadari terdapat berbagai keterbatasan dalam penelitian ini,


diantaranya:
1. Materi transformasi geometri yang terdapat dalam modul tidak menyeluruh.
Dalam modul ini materi yang dipelajari yakni translasi, refleksi terhadap
sumbu dan refleksi terhadap sumbu . Hal ini dikarenakan, permasalahan
musik terkait refleksi terhadap sumbu O(0,0), garis dan garis
tidak ada. Sedangkan materi musik yang berkaitan dengan rotasi dan dilatasi
merupakan perluasan lebih jauh dari materi teori musik dasar. Untuk
melakukan dilatasi dan rotasi, siswa harus memahami cara aransemen dan
komposisi sebuah lagu yang dipelajari di Perguruan Tinggi.
70

2. Dalam modul terdapat bagian siswa diminta untuk menyanyikan atau


membunyikan nada yang terdapat pada notasi balok. Namun, tidak ada
penilaian khusus yang dapat dilakukan untuk mengukur ketepatan
pembunyian nada yang disuarakan oleh siswa apabila siswa melakukan
pembelajaran secara mandiri.
3. Keterbatasan peneliti dalam menyajikan masalah-masalah musik yang
berkaitan dengan materi transformasi geometri.
4. Apabila modul diimplementasikan di dalam kelas, guru matematika yang
mengajar perlu memahami teori musik dasar atau melakukan sinergi dengan
guru musik. Agar penyampaian dari segi musik lebih komprehensif dan
tepat.
5. Penentuan validasi bahan ajar dalam penelitian ini melalui validasi oleh 5
ahli dari kalangan dosen dan 2 praktisi, juga melihat respon dari 16 siswa.
Sehingga validitas bahan ajar dapat berubah jika diujikan pada skala yang
lebih luas.
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pengembangan bahan ajar modul dengan strategi problem based learning


terintegrasi musik pada materi transformasi geometri dilakukan dengan model
pengembangan research and development. Dari proses pengembangan tersebut dapat
disimpulkankan:
1. Bahan ajar yang dikembangan dengan model pengembangan ADDIE dengan
tahapan sebagai berikut:
a. Tahap Analysis (Analisis), analisis yang dilakukan meliputi: 1) analisis
masalah, pada tahap ini ditemukan bahwa pembelajaran transformasi
geometri yang dilakukan di kelas tidak menggunakan permasalahan
kontekstual, siswa hanya diberikan rumus dan latihan soal; 2) analisis
karakter siswa, peneliti mengidentifikasikan karakter khusus dari siswa
SMK Musik yaitu siswa mampu membaca notasi balok, memainkan alat
musik dan membunyikan nada pada notasi balok; dan 3) analisis kurikulum,
berupa analisis Kurikulum 2013 untuk SMK sesuai dengan materi yang
ditetapkan dalam penelitian yakni Transformasi Geometri.
b. Tahap Design (Rancangan), dalam tahap rancangan, peneliti melakukan
kegiatan yakni: 1) merumuskan indikator dan tujuan pembelajaran,
berdasarkan analisis kurikulum, analisis karakter dan analisis masalah yang
telah dilakukan pada tahap sebelumnya; 2) menyusun draft modul, yang
terdiri dari empat rancangan: a) rancangan pertama berisikan sampul, kata
pengantar, daftar isi dan peta konsep, b) rancangan kedua yakni
pendahuluan, c) rancangan ketiga berisikan kegiatan belajar dan d)
rancangan keempat berisikan kunci jawaban, glosarium dan daftar pustaka.
c. Tahap Development (Pengembangan), terbagi menjadi tiga: 1) realisasi draft
modul yang telah disusun pada tahap rancangan; 2) validasi ahli, tediri dari
5 orang dosen pendidikan matematika, 1 orang guru matematika dan 1

71
72

orang guru musik; dan 3) revisi draft modul, berdasarkan komentar dan
saran yang diberikan oleh ahli.
d. Tahap Implementation (Implementasi), uji coba terbatas dilakukan kepada
19 siswa kelas XI SMK Musik Perguruan Cikini melalui pembelajaran
daring dengan siswa yang mengisi angket respon sebanyak 16 siswa
menunjukkan modul termasuk pada kriteria layak.
e. Tahap Evaluation (Evaluasi), dilakukan untuk menganalisis data penilaian
yang telah diperoleh baik dari ahli dan respon siswa.
2. Hasil yang diperoleh berdasarkan validasi ahli, bahan ajar modul yang telah
dikembangkan memperoleh kriteria layak dengan perolehan persentase sebesar
76,20%. Penilaian dilakukan dari empat aspek, yakni aspek isi, aspek penyajian,
aspek bahasa, dan aspek strategi problem based learning terintegrasi musik.
Hasil perolehan repon siswa masuk kepada kriteria layak dengan persentase
sebesar 71,35%. Penilaian dilakukan dari tiga aspek yakni, aspek materi, aspek
bahasa dan aspek ketertarikan.

B. SARAN
Jika dilihat dari penelitian dan pengembangan bahan ajar modul pada materi
transformasi geometri dengan strategi problem based learning terintegrasi musik dan
kesimpulan yang telah dipaparkan, maka terdapat beberapa saran sebagai berikut:
1. Peneliti selanjutnya yang mengembangkan bahan ajar berupa modul dengan
strategi problem based learning terintegrasi musik dapat menerapkan strategi
tersebut dalam materi matematika lainnya, atau dapat menambahkan materi
transformasi geometri yang belum tercantum dalam modul ini.
2. Peneliti selanjutnya disarankan agar menyempurnakan lagi sesuai dengan
standar penulisan yang telah ditentukan.
3. Modul yang telah dikembangkan dapat melalui penilaian ahli yang lebih banyak
dan sesuai dengan bidangnya, serta melalui proses uji skala besar untuk
mengetahui respon siswa setelah mempelajarinya.
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Sa‟dun. Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.


Cet. 4. 2016
Al-Tabany, Trianto Ibnu Badar Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif,
dan Kontekstual: Konsep,Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum
2013(Kurikulum Tematik Integratif/TKI). Jakarta: Prenadamedia Group. Cet.
1. 2014
An, Song A., Daniel A. Tillman, & Lawrence M. Lesser. The HiddenMusicality of
Math Class: A Transdisciplinary Approach to Mathematics Educationi.
Springer International Publishing AG. 2018
An, Song A., Tillman D, Shaheen A, & Boren R. Preservice teachers perception
about teaching mathematics through music. Journal of Interdisciplinary
Teaching and Learning. 4 (3) 150-171. 2014
An, Song A., D. Tillman & C. Paez. Music-themed mathematics education as a
strategy for improving elementary preservice teachers mathematics pedagogy
and teaching self-efficacy. Journal of Mathematics Education at Teachers
Colllege 6 (1) 9 -24. 2015
Arikunto, Suharsimi dan Cepi Safrudin Jabar. Evaluasi Program Pendidikan:
Pedoman Teoritis Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara. Cet. V. 2014
Chahine I. & M. Montiel. Teaching modelling in algebra and geometry using
musical rhythms: Teachers perceptions on effectiveness. Journal of
Mathematics Education 8 (2) 126 -138. 2015
Chanifudin. Pendekatan Interdisipliner: Tata Kelola Pendidikan Islam di Tengah
Kompleksitasi. Edukasi Islami Jurnal Pendidikan Islam Vol. 05 Januari 2016
Cox, G. A. & L.J. Stephens. The Effect of Music Participation on Mathematical
Achievement and Overall Academic Achievement of High School Students.
International Journal of Mathematical Education in Science and Technology.
Vol.37 No. (7) 757-763. 2006

73
74

Diki, Mateus, Haninda Bharata, dan Caswita. Pengembangan Bahan Ajar


Transformasi Geometri Berorientasi pada Kemampuan Berpikir Kritis Siswa.
Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif (KREANO) Kreano 10 (1) (2019): 57 – 67.
2019
Eggen, Paul dan Don Kauchak. Strategi dan Model Pembelajaran: Mengajarkan
Konten dan Keterampilan Berpikir Edisi 6. Cet. 1. 2012
Gouzouasis, P., M. Guhn, N. Kishor. The predictive relationship between
achievement and participation in music and achievement in core grade 12
academic subjects. Music Education Research 9(1) 81-92. 2007
Halimah, Lely. Musik Dalam Pembelajaran, EduHumaniora: Jurnal Pendidikan
Dasar. Program Studi PGSD UPI Kampus Cibiru. Vol. 2 No.2. 2010
Happy, Nurina dan Djamilah Bondan Widjajanti. Keefektifan PBL Ditinjau Dari
Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematis, Serta Self-Esteem Siswa
SMP. Jurnal Riset Pendidikan Matematika Vol. (1). No. (1). 2014
Human Development Indices and Indicactors: 2018 Statistical Update. Diakses pada
tanggal 31 Agustus 2019
(http://hdr.undp.org/sites/all/themes/hdr_theme/country-notes/IDN.pdf)
Human Development Report 2016. Briefing note for countries on the 2016 Human
Development Report. UNDP. 2016
Human Development Report 2020. The Next Frontier: Human Development and the
Anthropocene. Briefing note for contries on the 2020 Human Development
Report: Indonesia. UNDP. Diakses pada tanggal 5 September 2020 pada
http://hdr.undp.org/sites/all/themes/hdr_theme/country-notes/IDN.pdf
Kalinec-Craig, C. A. Uncovering the mathematical challanges and connection when
using mariachi music as a representation for teaching equivalent fractions.
Journal of Mathematics Education 8(2) 3-20. 2015
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. Gawat Darurat Pendidikan
Indonesia. 2014.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Merdeka Belajar 11 Desember 2019
Rapat Koordinasi dengan Kepala Dinas Pendidikan Seluruh Indonesia.
Diakses pada tanggal 12 Januari 2020 di
75

https://pendidikan.kulonprogokab.go.id/files/20191210%20Merdeka%20Belaja
r_vFINAL2.pdf
Kompas. 4 Gebrakan Merdeka Belajar Mendikbud Nadiem, Termasuk Penghapusan
UN!. Diakses pada tanggal 12 Januari 2020 di
https://edukasi.kompas.com/read/2019/12/11/13091211/4-gebrakan-merdeka-
belajar-mendikbud-nadiem-termasuk-penghapusan-un?page=all
Martopo, Hari. Sejarah Musik Sebagai Sumber Pengetahuan Ilmiah Untuk Belajar
Teori, Komposisi, dan Praktik Musik. Jurnal Harmonia. Vol. 13. No. 2. 2013
Mulyatiningsih, Endang. Riset Terapan: Bidang Pendidikan dan Teknik. Yogyakarta:
UNY Press. Cet. 1. 2011
Muttaqin, Moh. dan Kustap. Seni Musik Klasik Jilid 1 Untuk SMK. Jakarta:
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Departemen Pendidikan
Nasional. 2008
NCSSM, Math and Music: An Interdiciplinary Approach to Tranformations of
Functions, Diakses pada tanggal 19 Januari 2020 di
https://www.youtube.com/watch?v=k37m3jse9_A
Niswani & Asdar. The Effectiveness of Brain Based Learning Model Using Scientific
Approach in Mathematics Learning Of Grade VII Students At SMPN 4
Sungguminasa in Gowa District. Jurnal Daya Matematis. Vol. 4 No. 3
Desember 2016
People and Discoveries. Roger Sperry. Diakses pada tanggal 19 Januari 2020 di
http://www.pbs.org/wgbh/aso/databank/entries/bhsper.html
Pinnock, G. Using live reggae instrumental acoustic music to influence students
matehmatics test scores. Journal of Mathematics Education 8(2) 115-125
Robertson W. & L. M. Lesser. Scientific skateboarding and mathematical music:
Edutainment that actively engages middle school students, European journal of
Science and Mathematics Education. J (2) 60-68. 2013
Rusmono. Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning Itu Perlu: Untuk
Meningkatkan Profesionalitas Guru. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia. Cet. 2.
2014
76

Sari, Rosalia Hera Novita. Literasi Maetmaika: Apa, Mengapa dan Bagaimana.
Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika UNY. 2015
Siaran Pers Kementerian PPN/Bappenas. Bonus Demografi 2030-2040: Strategi
Indonesia Terkait Ketenagakerjaan & Pendidikan. 2017
Sudarja, S.E., Aminah, N. Hartono, W. Desain Bahan Ajar Transformasi Geometri
Berbasis Kemampuan Komunikasi Matematis melalui Problem Based
Learning. Jurnal Dialetktika P. Matematika Vol. 5 No. 2 September 2018
Supradewi, Ratna. Otak, Musik, dan Proses Belajar. Buletin Psikologi. Vol. 18 No. 2
58 – 68. 2010.
Yaumi, Muhammad. Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran: Disesuaikan Dengan
Kurikulum 2013 Edisi Kedua. Jakarta: Kencana. Cet. 3. 2013
Lampiran 1
DAFTAR NAMA VALIDATOR
No Nama Instansi
1 Maifalinda Fatra, M. Pd., Ph.D Dosen Pendidikan Matematika UIN
Jakarta
2 Finola Marta Putri, M. Pd Dosen Pendidikan Matematika UIN
Jakarta
3 Dr. Tita Khalis Maryati, M. Kom. Dosen Pendidikan Matematika UIN
Jakarta
4 Drs. Dindin Sobiruddin, M. Kom. Dosen Pendidikan Matematika UIN
Jakarta
5 Khamida Siti Nur Atiqoh, M. Pmat. Dosen Pendidikan Matematika UIN
Jakarta
6 Intan Lailani, S. Si. Guru Matematika SMK Musik
Perguruan Cikini
7 Julian Pranata Guru Musik SMA Muhammadiyah
25Pamulang

SURAT PERMOHONAN VALIDATOR

77
Lampiran 2
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN

78
Lampiran 3
HASIL VALIDASI AHLI

79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
Lampiran 4
HASIL PERHITUNGAN VALIDASI AHLI

Nilai Persen
Pertanyaan D1 D2 D3 D4 D5 G1 G2 Total
Maks (%)
isi nilai1 3 4 4 4 4 4 4 27 28 96,43
isi nilai2 3 4 4 4 4 4 4 27 28 96,43
isi nilai3 3 4 4 4 4 4 4 27 28 96,43
isi nilai4 3 4 4 4 4 4 4 27 28 96,43
isi nilai5 3 4 4 4 4 4 4 27 28 96,43
isi materi1 3 3 4 4 3 4 3 24 28 85,71
isi materi2 3 3 4 4 3 4 3 24 28 85,71
isi materi3 3 3 4 4 4 4 4 26 28 92,86
isi relevansi1 3 4 3 4 4 3 3 24 28 85,71
isi relevansi2 3 3 3 4 4 3 3 23 28 82,14
isi relevansi3 3 3 3 4 4 4 3 24 28 85,71
isi manfaat1 3 3 3 3 4 4 4 24 28 85,71
isi manfaat2 3 3 4 4 4 4 4 26 28 92,86
isi cukup1 4 3 3 3 4 4 2 23 28 82,14
isi cukup2 4 3 3 4 4 4 3 25 28 89,29
isi cukup3 4 3 2 4 4 3 3 23 28 82,14
isi akurat1 3 3 3 4 4 3 4 24 28 85,71
isi akurat2 3 3 3 4 4 3 2 22 28 78,57
isi akurat3 3 3 3 4 3 3 3 22 28 78,57
isi akurat4 3 3 3 4 3 3 4 23 28 82,14
isi mutahir1 3 3 3 4 3 4 3 23 28 82,14
isi mutahir2 3 3 4 4 3 4 4 25 28 89,29
isi mutahir3 3 4 3 3 3 4 3 23 28 82,14
isi kemaknaan1 4 4 4 4 3 3 3 25 28 89,29
isi kemaknaan2 4 3 4 4 3 3 3 24 28 85,71
isi proporsi1 3 3 3 4 3 3 2 21 28 75,00
isi proporsi2 3 3 3 3 3 3 3 21 28 75,00
penyajian
lengkap1 3 4 4 4 4 4 3 26 28 92,86
penyajian
lengkap2 4 4 4 4 4 4 3 24 28 85,71
penyajian
lengkap3 3 3 3 4 4 4 3 21 28 75,00
penyajian
lengkap4 3 3 3 4 4 4 3 21 28 75,00
penyajian
lengkap5 3 3 3 4 4 4 3 21 28 75,00

93
94

penyajian teknik1 3 3 3 4 4 3 3 20 28 71,43


penyajian teknik2 3 4 3 4 4 3 3 21 28 75,00
penyajian
dukung1 3 4 3 4 4 3 3 21 28 75,00
penyajian
dukung2 3 4 3 4 4 4 3 22 28 78,57
penyajian
dukung3 3 3 3 4 4 3 3 20 28 71,43
penyajian
dukung4 3 3 2 4 4 4 3 20 28 71,43
penyajian
dukung5 3 3 2 4 4 4 3 20 28 71,43
bahasa kembang1 3 3 3 3 3 3 3 18 28 64,29
bahasa kembang2 3 3 3 3 3 3 3 18 28 64,29
bahasa kembang3 3 3 3 3 3 3 3 18 28 64,29
bahasa
komunika1 4 3 3 3 3 3 3 19 28 67,86
bahasa
komunika2 4 3 3 3 4 3 3 20 28 71,43
bahasa
komunika3 4 4 3 3 4 4 3 22 28 78,57
bahasa puebi1 4 3 2 3 3 3 3 18 28 64,29
bahasa puebi2 4 3 2 3 3 3 3 18 28 64,29
bahasa puebi3 4 3 3 3 3 3 3 19 28 67,86
bahasa puebi4 4 3 2 4 3 3 3 19 28 67,86
bahasa runtut1 3 3 3 4 3 3 3 19 28 67,86
bahasa runtut2 3 3 3 4 3 3 3 19 28 67,86
bahasa runtut3 3 4 3 4 3 3 3 20 28 71,43
bahasa runtut4 3 4 3 4 3 3 3 20 28 71,43
strategi pbl1 3 4 4 4 4 4 3 26 28 92,86
strategi pbl2 3 3 3 3 4 4 3 20 28 71,43
strategi pbl3 3 3 3 2 4 4 3 19 28 67,86
strategi pbl4 3 3 3 4 4 4 3 21 28 75,00
strategi pbl5 3 3 3 4 4 4 3 21 28 75,00
strategi pbl6 3 4 3 4 4 4 3 22 28 78,57
strategi pbl7 3 4 3 4 4 4 3 22 28 78,57
strategimusik1 3 3 1 3 4 3 4 17 28 60,71
strategimusik2 3 3 3 4 4 3 4 24 28 85,71
TOTAL 199 205 193 231 225 218 196
Lampiran 5

HASIL PERHITUNGAN PENILAIAN AHLI TIAP ASPEK

ASPEK ISI
NILAI
SUBASPEK TOTAL PERSENTASE (%)
MAKSIMUM
Nilai dan Norma 135 140 96,43
Materi dan Isi Modul 74 84 88,10
Relevansi 71 84 84,52
Manfaat 50 56 89,29
Kecukupan 71 84 84,52
Keakuratan Materi 91 112 81,25
Kemutahiran Metode 71 84 84,52
Kebermaknaan 49 56 87,50
Proporsionalitas 42 56 75,00
PERSENTASE RATA-RATA ASPEK ISI 85,68

ASPEK PENYAJIAN
SUBASPEK TOTAL NILAI MAKSIMUM PERSENTASE (%)
Kelengkapan Sajian 113 140 80,71
Teknik Penyajian 41 56 73,21
Pendukung Sajian 103 140 73,57
PERSENTASE RATA-RATA ASPEK PENYAJIAN 75,83

ASPEK BAHASA
NILAI PERSENTASE
SUBASPEK TOTAL
MAKSIMUM (%)
Kesesuaian dengan tingkat
perkembangan siswa 54 84 64,29
Kekomunikatifan dan kesesuaian
dengan kebutuhan pembelajaran 61 84 72,62
Kesesuaian dengan kaidah penggunaan
bahasa Indonesia yang baik dan benar
(PUEBI) 74 112 66,07
Keruntutan dan kesatuan/kepaduan
gagasan 78 112 69,64
PERSENTASE RATA-RATA ASPEK BAHASA 68,15

95
96

ASPEK STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING TERINTEGRASI


MUSIK
NILAI PERSENTASE
SUBASPEK TOTAL
MAKSIMUM (%)
Komponen Strategi Problem Based Learning 151 196 77,04
Matematika terintegrasi musik 41 56 73,21
PERSENTASE RATA-RATA ASPEK STRATEGI 75,13

TOTAL PENILAIAN AHLI


ASPEK PERSENTASE (%)
Isi 85,68
Penyajian 75,83
Bahasa 68,15
Strategi 75,13
RATA-RATA 76,20
Lampiran 6
HASIL RESPON SISWA MELALUI GOOGLE FORM

97
Lampiran 7
PERHITUNGAN DATA RESPON SISWA
Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14 Q15
siswa1 4 3 3 3 3 2 4 2 2 2 3 3 3 3 3
siswa2 2 2 4 4 3 3 3 2 1 4 3 3 2 2 2
siswa3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4
siswa4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3
siswa5 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3
siswa6 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3
siswa7 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
siswa8 4 3 3 3 4 3 3 4 2 3 4 4 2 2 4
siswa9 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4
siswa10 3 3 4 4 3 2 3 3 2 4 3 3 2 3 2
siswa11 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3
siswa12 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 1 1 2
siswa13 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3
siswa14 2 2 3 4 2 1 1 1 2 3 3 3 1 1 1
siswa15 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 4 3 2
siswa16 3 2 3 3 3 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2
Total 49 47 51 55 46 41 46 42 37 48 50 51 41 40 43
Kriterium 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64
persen (%) 76,56 73,44 79,69 85,94 71,88 64,06 71,88 65,63 57,81 75,00 78,13 79,69 64,06 62,50 67,19

98
Lampiran 8

99
100
101
102
103
104
105
106
Lampiran 9

HASIL UJI PLAGIASI

107

Anda mungkin juga menyukai