TESIS
Pendidikan Matematika
Disusun oleh:
FAIQ AL AHADI
0401517047
KONSEP MATEMATIKA‖
NIM : 0401517047
Semarang, 04 - 02 - 2020
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Zaenuri Mastur, S.E, M.Si, Akt Dr. rer.nat. Adi Nur Cahyono, M.Pd
i
PERNYATAAN KEASLIAN
Nim : 0401517047
FAIQ AL AHADI
NIM. 0401517047
ii
PENGESAHAN UJIAN TESIS
Ketua, Sekretaris,
(Dr. Tri Sri Noor Asih, S. Si., M. Si) (Dr. rer.nat. Adi Nur Cahyono, M. Pd)
NIP (197706142008122002) NIP (198203112008121003)
Penguji III,
iii
MOTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
Pembelajaran bahan ajar bernuansa Etnomatematika suku Samin dengan model
CTL efektif untuk meningkatkan kemampuan hasil belajar siswa.
Persembahan
Negeri Semarang
iv
ABSTRAK
Ahadi, Faiq Al. 2020. Eksplorasi Etnomatematika pada Suku Samin dan
Hubungannya dengan Konsep-Konsep Matematika Dalam Pembelajaran
Kontekstual. Tesis. Program Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana
Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Prof. Dr. Zaenuri, S.E,
M.Si, Akt., Pembimbing II Dr. rer. Nat. Adi Nur Cahyono, M.Pd.
v
ABSTRACT
Ahadi, Faiq Al. 2020. Exploration of Ethnomatematics in the Samin Tribe and Its
Relationship with Mathematical Concepts In The Contextual Learning.
Tesis. Mathematics Education Study Program. Pascasarjana Universitas
Negeri Semarang. Advisor I Prof. Dr. Zaenuri, S.E, M.Si, Akt., Advisor II
Dr. rer. Nat. Adi Nur Cahyono, M.Pd.
This study aims to find mathematical concepts in the culture of the Samin
Tribe. The subjects of this study were grade VIII students of SMP N 4 Ngawen.
This type of research is mixed methods. research design is One Group Pretest
Posttest Design. Data collection techniques using tests, observations,
documentation, and interviews.
Based on the research results 1) Ethnomatematics forms in the Samin
tribe contained in traditional ceremonies in the form of the implementation of
traditional ceremonies, do not have art, buildings in the form of Bekuk Lulang
house, livelihood in the form of farmers (Samin tribal calendar, taun, tuwan /
wulan, dino, wengi , suro, mangso udan, mangso garing) and breeders (cows and
goats), woven in the form of Klasa Pandan, woven in the form of a headband
(Blangkon), traditional games in the form of Dakon, delikan and jamuran,
traditional food in the form of Tumpeng and Ketupat. 2) Relationship between
ethnomatematic forms of the Samin tribe with mathematical concepts namely
number patterns, integer operations, geometry and measurements. 3) Learning
mathematics in class VIII-A with the Contexrual model effectived to improved
the result of students learning.
.
vi
PRAKARTA
Penulis
vii
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING....................................................................i
ABSTRAK .........................................................................................................v
ABSTRACT .......................................................................................................vi
PRAKARTA ......................................................................................................vii
DAFTAR TABEL..............................................................................................xii
viii
BAB II LANDASAN TEORI ..........................................................................31
ix
3.11.4 Analisis Validitas Perangkat Pembelajaran .............................................67
.............................................................................................................................75
Samin .........................................................................................................106
x
5.1 Simpulan ......................................................................................................119
Lampiran A ........................................................................................................134
Lampiran B .........................................................................................................197
Lampiran C .........................................................................................................250
Lampiran D ........................................................................................................257
Lampiran E ..........................................................................................................284
xi
DAFTAR TABEL
................................................................................................................................27
Pembelajaran........................ .............................................................. 73
Pembelajaran........................ .............................................................. 74
xii
Tabel 4.2 Pengukuran Waktu ...............................................................................102
Matematika ..........................................................................................103
xiii
DAFTAR GAMBAR
Pembelajaran.................................................................................... 74
Gambar 4.16 Hubungan Tradisi Ngalungi Sapi Kebudayaan Suku Samin dengan
xiv
Gambar 4.17 Hubungan Klasa Pandan Kebudayaan Suku Samin dengan Konsep
Gambar 4.18 Hubungan Klasa Pandan Kebudayaan Suku Samin dengan Konsep
Gambar 4.19 Hubungan Petak Umpet Kebudayaan Suku Samin dengan Konsep
Gambar 4.20 Hubungan Jamasan Kebudayaan Suku Samin dengan Konsep Pola
Gambar 4.21 Hubungan Rumah Adat Bekuk Lulang Suku Samin dengan Konsep
Trapesium........................ .............................................................. 96
Persegi........................ ................................................................... 97
Tabung........................ ................................................................... 98
Bola.................................................................................................99
Gambar 4.27 Hubungan Mkanan Khas (Ketupat) Suku Samin dengan Konsep
xv
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A
Lampiran A.3 Soal Uji Coba Tipe A dan Soal Uji Coba Tipe B.................... .....146
Lampiran A.4 Jawaban Uji Coba Tipe A dan Soal Uji Coba Tipe B................. 152
LAMPIRAN B
Lampiran B.1 Hasil Uji Coba Soal Tipe A dan B...................... ..........................198
LAMPIRAN C
xvi
Lampiran C.3 Uji Ketuntasan Klasikal...................... ..........................................256
LAMPIRAN D
LAMPIRAN E
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
salah satu aspek pendidikan memiliki peran penting dalam peningkatan mutu
Mariani, 2014: 362) yaitu salah satu penyebabnya adalah karena mutu
pendidikan yang masi rendah masyarakat Indonesia juga masih kurang sadar akan
tantangan hidup yang dihadapi manusia diberbagai wilayah dengan berbagai latar
belakang budaya yang berbeda sehingga hasil dari pemecahan masalah/olah pikir
hirarkis, berstruktur dan sistematika, mulai dari konsep yang paling sederhana
sampai matematika objek dasar yang dipelajari adalah abstrak, sehingga disebut
objek mental, objek itu merupakan objek pikiran. Objek dasar itu meliputi:
1
2
Simbol, merupakan suatu lambang dari suatu objek atau pernyataan. Konsep,
merupakan suatu lambang dari suatu ide abstrak yang digunakan untuk
menggolongkan sekumpulan objek. Simbol dan konsep itu merupakan bagian dari
tidak bisa dipungkiri bahwa budaya memiliki peran yang sangat penting. Rahman
melatih pola pikir siswa agar dapat memecahkan masalah dengan kritis, logis,
cermat dan tepat, akan tetapi juga agar terbentuk kepribadian siswa yang terampil
teknologi dan ditambahnya budaya asing yang masuk dikawatirkan bisa mengikis
budaya sendiri. Hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan dan pemahaman
mengenai nilai budaya. Budaya sebagai cara hidup dibentuk oleh nilai, tradisi,
komunikasi dan interaksi sosial yang rutin (Williams (Rahayu, 2014: 56)). Taylor
lainnya yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. Oleh sebab itu
3
budaya dalam kehidupan bermasyarakat tidak bisa dipisahkan karena budaya itu
begitupun juga budaya dan pendidikan. Budaya sebagai ungkapan suatu tingkah
Hal tersebut sesuai dengan yang dikatakan oleh Eddy (Wahyuni, 2013)
budaya adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dalam kehidupan sehari-hari,
karena budaya merupakan kesatuan yang utuh dan menyeluruh, berlaku dalam
benda dan lain-lain. Nilai budaya haruslah ditanamkan sejak dini pada setiap
individu agar tiap individu bisa memahami, menjalani serta menghargai. Salah
masyarakat tradisional yang tinggal di daerah perbatasan Jawa Tengah dan Jawa
Timur yang mempunyai budaya unik dan banyak menyimpan nilai-nilai tradisi
(Jumari, 2012). Istilah Samin ada dua pengertian yaitu pertama, berasal dari
kiratabasa kata Samin, yakni tiyang sami-sami atau sami-sami amin yang berarti
4
bahwa semua orang adalah sama atau bersaudara (sedulur). Mereka juga
sosial dengan mereka pun dianggapnya sedulur (Icuk, 2015). Pengertian kedua,
berasal dari nama Surontiko atau Surosentiko, yakni Samin, orang yang dianggap
mempengaruhi pembelajaran. Matematika dan budaya adalah dua hal yang saling
terkait erat (Hardiarti, 2017). Pembelajaran matematika akan lebih efektif apabila
contoh diambil dari konteks budaya daerah tertentu (Barton, 1996: 203).Suatu
matematikawan Brazil pada tahun 1977. Terbentuk dari kata ethno, mathema, dan
tics. Awalan ethno mengacu pada kelompok kebudayaan yang dapat dikenali,
disini berarti menjelaskan, mengerti, dan mengelola hal-hal nyata secara spesifik
suatu pola yang muncul pada suatu lingkungan. Akhiran tics mengandung arti seni
suku, kelompok buruh, anak-anak dari kelompok usia tertentu dan kelas
juga dapat dianggap sebagai sebuah program yang bertujuan untuk mempelajari
matematika.
1.2.4 Belum tersedianya buku suplemen matematika pada tingkat smp yang
Berdasakan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah
siswa?
1.5.1 Bagi masyarakat dan peserta didik, diharapkan adanya penelitian ini sadar
1.5.2 Untuk guru dan peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber
etnomatematika.
1.5.3 Bagi Pemda Kabupaten Blora, penelitian ini menjadi bahan masukan
1.6.1 Etnomatematika
very broad term that refers the socialcultural context and therefore includes
language, jargon, and codes of behavior, myths, and symbols. The derivation of
The suffixtics is derived from techne, and has the same root as technigue‖ (Rosa
1.6.2 Budaya
manusia termasuk pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hokum adat istiadat dan
kebiasaan-kebiasaan lainnya.
1.6.3 Matematika
disiplin ilmu dan mengembangkan daya pikir manusia (Amiluddin R & Sugiman
S, 2016).
1.6.4 Konsep
erat dengan definisi. Definisi adalah ungkapan yang membatasi suatu konsep.
Dengan adanya definisi orang dapat membuat ilustrasi atau gambar atau lambing
kebudayaan masyarakat suku Samin dikatakan efektif jika (1) kemampuan siswa
baik.
1.7.1 Matematika
berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi
akan terjadi secara sungguh-sungguh (yang berarti proses belajar terjadi secara
optimal) jika pengetahuan yang dipelajari itu dipelajari dalam tiga model tahapan
yaitu model tahap enaktif, model ikonik dan model tahap simbolik.
10
Matematika yang diajarkan tidak hanya melatih siswa untuk berpikir dan
berargumentasi yang merupakan fungsi otak kiri tetapi juga mengasah fungsi otak
jalan keluar yang sederhana atau singkat, cermat, tidak ceroboh serta ketat dalam
bahwa pembelajaran matematika tidak hanya untuk melatih pola pikir siswa agar
dapat memecahkan masalah dengan kritis, logis, cermat dan tepat, akan tetapi juga
kehidupan nyata. Serta diperhatikan bahwa siswa dapat dilihat dari keseriusannya
belajar, menyelesaikan tugas secara menyeluruh dan tepat waktu, dan merespons
Tjiptiani (2016: 1939) siswa hendaknya belajar melalui partisi pasi aktif
dengan konsep - konsep dan prinsip -prinsip agar mereka memper oleh
menemukan konsep - konsep dan prinsip - prinsip itu sendiri. Siswa juga perlu
diberi kesempatan berperan sebagai pemecah masalah seperti yang dilakukan para
objek budaya. Dalam hal ini objek-objek budaya tersebut berupa artefak,
1.7.2 Kebudayaan
merupakan bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. Menurut
karya manusia yang dibiasakan dari belajar beserta keseluruhan hasil budi dan
karya manusia itu sendiri. Kebudayaan memiliki hal-hal yang saling terkait yan
Kebudayaan adalah wujud ideal yang bersifat abstrak dan tak dapat diraba
yang ada dalam pikiran manusia berupa gagasan, ide, norma, keyakinan dan
kebudayaan yang universal yang meliputi sistem religi dan upacara keagamaan,
yang merupakan isi pokok kebudayaan yaitu kesenian, sistem teknologi dan
universal tersebut menjelma ke dalam tiga wujud kebudayaan, yaitu (1) wujud
kebudayaan sebagai sebuah kompleks dari ide, gagasan, nilai, dan norma-norma.
(2) wujud kebudayaan sebagai sebuah kompleks aktivitas serta tindakan berpola
dari manusia dalam suatu masyarakat seta (3) wujud kebudayaan sebagai benda-
(tindakan) dan artefak (karya). Hal ini disebabkan karena budaya lahir dari
tindakan dan kegiatan manusia dan budaya hadir dalam kehidupan manusia
sebagainya yang sifatnya astrak, tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud
kebudayaan ini terletak dalam alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat
menyatakan gagsan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari
kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para
sebagai suatu tindakanberpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini
sering pula disebut dengan sistem social. Sistem social ini terdiri dari aktivitas-
dengan mausia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata
kelakuan. Artefak (karya) adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari
akrivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-
benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya
bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bias dipisahkan dari
wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur
dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
13
merupakan peninggalan hasil karya manusia yang berupa ide, aktivitas dan
artefak.
1.7.3 Etnomatematika
diartikan sebagai sesuatu yang sangat luas yang mengacu pada konteks sosial
budaya, termasuk bahasa, jargon, kode perilaku, mitos, dan simbol. Yang kedua
menyimpulkan, dan yang terakhir pemodelan. Akhiran ―tik‖ berasal dari techne,
4). Sama dengan pernytaan (Rosa, 2017: 11) etnomatematika berasal dari bahasa
Yunani ethno, mathema, dan tics. Ethno mengacu pada anggota kelompok dalam
lingkungan budaya yang diidentifikasi oleh tradisi budaya mereka, kode, simbol,
mitos, dan cara-cara khusus yang digunakan untuk berpikir dan menyimpulkan.
hidup dan berkembang, dan tics mengacu pada teknik seperti menghitung,
mengukur merancang bangunan atau alat, bermain dan lainnya). Menurut Rosa
hubungan antara ide dan prosedur matematika tertanam dalam praktik lokal dan
Merujuk pada pendapat Rosa dan Orey (2014) serta Katsap dan Silverman
a. Bentuknya konsisten
etnomatematika harus dirancang dalam konteks yang sesuai dan berarti; (2)
disampaikan dalam bentuk conten atau isi budaya khusus yang berbeda dengan
memahami matematika sebagai produk budaya (Puspadewi & Gst. Ngurah Nila
Putra, 2014). Seperti penelitian yang dilakukan oleh Muhtadi (2017) bahwa kajian
etnomatematika bisa berupa kebudayaan suatu etnis, misal etnis Sunda. Hal ini
dan makna yang ada di dalam manusia dan bukan sekadar dalam kata-kata,
yang sifatnya universal dan yang dapat ditemuakaan pada semua bangsa di dunia
yaitu (1) bahasa, dengan wujud ilmu komunikasi dan kesusteraan mencakup
pernikahan, kematian); (4) sistem peralatan hidup dan teknologi, meliputi pakaian,
makanan, alat-alat upacara, dan kemajuan teknologi lainnya; (5) sistem mata
pencaharian hidup; (6) sistem religi, baik sistem keyakinan, dan gagasan tentang
Tuhan, dewa-dewa, roh, neraka, surga, maupun berupa upacara adat maupun
benda-benda suci dan benda-benda religius (candi dan patung nenek moyang) dan
lainnya; dan (7) kesenian, dapat berupa seni rupa (lukisan), seni pertunjukan (tari,
musik,) seni teater (wayang), seni arsitektur (rumah, bangunan, perahu, candi,
kebudayaan, yaitu (1) wujud kebudayaan sebagai sebuah kompleks dari ide,
gagasan, nilai dan norma-norma, (2) wujud kebudayaan sebagai sebuah kompleks
17
aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam sutu masyarakat, (3) wujud
lingkungan dimana seorang manusia berada baik berupa ide, aktivitas dan artefak,
hasil dari kebudayaan ini menjadi arah kehidupan bersama kelompok yang harus
dipatuhi.
fisik dan geografis. Sebuah wilayah budaya mengacu pada sebuah kawasan yang
memiliki konsep budaya yang sama, selanjutnya wilayah budaya tersebut dapat
jawa tengah salah satunya dikota Blora propinsi Jawa Tengah. Kata ‟Samin‟
manusia itu sama, ‖sing ora podo yoiku karepe‖, yang tidak sama adalah
versi yang lain kata Samin berasal dari kata ‟sama‟ atau ‟samin‟ yang bermakna
―sami-sami amin‖, kata Samin diilhami nama tokoh komunitas Samin yakni Ki
Samin Surosentiko, kata Samin bermakna Sami Wonge (sesama manusia adalah
2012: 64).
18
Istilah Samin ada dua pengertian yaitu pertama, berasal dari kiratabasa
kata Samin, yakni tiyang sami-sami atau sami-sami amin yang berarti bahwa
semua orang adalah sama atau bersaudara (sedulur). Mereka juga mempunyai
persepsi bahwa orang non-Samin yang bersedia untuk berinteraksi sosial dengan
kedua, berasal dari nama Surontiko atau Surosentiko, yakni Samin, orang yang
sebuah komunitas. Jadi kearifan komunitas Samin adalah adalah gagasan setempat
yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti
antara Ora seneng digunggung, ora serek di olo. Wong urip iku kudu: bener,
rukun, eling marang sepodo-podo kanti laku seng ati-ati, eleng, waspodo, sabar,
semeleh, lan seneng ati (Tidak suka puja, tidak marah jika dicerca, orang hidup
Pantangan tersebut terpilah dalam tiga hal yakni ucapan, perbuatan, dan tabiat.
berinteraksi bagi warganya dalam hal ucapan berupa pantangan yakni nyabdo,
pisoh-pisoh, sepoto, sumpah, lan nyumpahi awae dewe. Nyabdo adalah ungkapan
yang berisi sumpah-serapah kepada pihak lain karena merasa memiliki daya
19
merupakan pernyataan secara lisan dari pengujar kepada pihak lain yang biasanya
karena faktor dakwaan. Nyumpahi awae dewe merupakan pernyataan secara lisan
dari pengujar kepada dirinya yang biasanya pembelaan karena faktor dakwaan
berprinsip demunung te-e dewe (yang hanya miliknya). Hal ini dijadikan dasar
kudu mbalekno, lan utang kudu nyaur (saling menolong, saling menghutangi,
dipager betis tembok, ijeh aman dipager mangkok (jika mengharapkan keamanan
sosial, bukan karena rumah dipagar tembok, tetapi memagarnya dengan membagi
makanan. Ketiga, sedulur sikep kudu iso nglakoni ngalah, gunem sekecap tutuke
pangan secokotan. Barang apik nak iso ora kanggo dewe (Samin harus mengalah,
sedikit berbicara hingga makanan satu gigitan). Keempat, gunemem iki, sak iki
mbok dol sewu ora payu. Mbesok, mbok dol sekethi ora ngedoli, kuwe mbesok
diluru dulur (ungkapanmu sekarang dijual murah tidak laku, besuk, dibeli mahal
tidak kau jual, kamu besuk dicari saudaramu) (Rosyid, 2012: 144-153). Prinsip
beretikanya tidak berujar norak (saru, tidak sopan, dsb.) dengan ungkapan tindak
20
sepecak (dalam beraktivitas selalu dipikirkan terlebih dahulu) dan gunem sekecap
sebagai bagian dari proses pembelajaran. (Muzakki & Fauziah, 2015). Karena itu,
kebudayaan yang dikaitkan dengan matematika tidak lepas dengan suatu model
kondusif bagi siswa. Dengan model pembelajaran yang tepat, siswa tidak hanya
mendengarkan dan menghafal materi yang diberikan oleh guru, tetapi peserta
didik juga aktif dalam mencari materi yang akan dipelajarinya. Dengan demikian
yang berkaitan dengan sekolah maupun masalah yang terjadi dalam kehidupan
(good teaching) dan menggunakan pertanyaan yang baik (good question). Hal ini
bisa lebih menyenangkan. Serta dalam pembelajaran di kelas guru perlu melatih
maupun dengan di luar matematika (Romli, 2016: 162). Salah satu hakekat
memanfatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah,
tidak pasti dan kompetitif (Lahinda& Jailani, 2015). Salah satu kemampuan
Definisi secara bahasa kata Contextual berasal dari kata contex yang
teaching and learning (CTL) dapat diartikan sebagai suatu pembelajaran yang
CTL adalah suatu konsep belajar di mana guru menghadirkan situasi dunia nyata
dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
22
pengetahuan sedikit demi sedikit, dan dari proses mengkonstruksi sendiri, sebagai
kata lain CTL sebagai salah satu model pembelajaran dapat digunakan dapat
dengan dunia kehidupan peserta didik secara nyata, sehingga peserta didik mampu
pelajaran yang disajikan melalui konteks kehidupan mereka, dan menemukan arti
berarti dan menyenangkan. Siswa akan bekerja keras untuk mencapai tujuan
di luar sekolah untuk menyelesaikan masalah dunia nyata yang kompleks, baik
secara mandiri maupun dengan berbagai kombinasi dan struktur kelompok. Dalam
CTL, proses KBM dilakukan secara alamiah sehingga peserta didik dapat
Keterkaitan materi dengan model CTL dituangkan dalam bahan ajar. Bahan ajar
pembelajaran, dengan bahan ajar yang baikguru beserta siswa akan lebih mudah
23
2018). Serta Penggunaan modul akan membantu siswa masuk mempelajari materi
b. Melakukan pekerjaan yang berarti, ilmu saraf dan psikologi dengan jelas
dan memungkinkan untuk terus berada dalam long term memory nya.
d. Bekerja sama; dalam suatu kelas yang menggunakan model CTL, maka akan
g. Mencapai standar yang tinggi; standar tinggi yang dimaksud bukan hanya
peserta didik untuk memperoleh umpan balik terhadap isi pelajaran dengan
belajar sendiri seperti memberikan tugas terstruktur yang mendorong siswa untuk
dan relasi dalam matematika. menurut Kilpatrick, Swafford, & Findell (2001:
matematika. Serta konsep dan prosedur matematika maju yang baru dapat
25
diterapkan untuk memecahkan masalah lain dalam matematika dan disiplin ilmu
berikut.
sebagai berikut.
1.7.7 Hubungan konsep matematika dengan budaya suku Samin dengam model
kontekstual
mempermudah dalam pembelajaran. Dalam hal ini konsep yang dituju adalah
konsep matematika yang dikaitkan dengan suatu budaya, budaya yang dimaksud
beberapa benda yang bisa diamati langsung oleh siswa. Samo (2017) mengatakan
bahwa soal konteks budaya memiliki tantangan tersendiri karena melatih siswa
hari dapat dijadikan sebagai sumber belajar yang menarik. Hal terbaik dan
& Indrojarwo, 2016). Gambar konsep siswa terbentuk selama proses belajar
mengajar, dan terkadang gambar konsep siswa salah atau terbatas akibat dari
model kontekstual.
Bernuansa Etnomatematika
tantangan tersendiri karena melatih siswa untuk melihat masalah dalam konteks
yang tidak umum. Salah satu contoh hubungan bentuk budaya dengan matematika
yang ada pada Suku Samin Kabupaten Blora adalah konsep barisan
Apa saja yang terdapat dalam suku Samin salah satunya dari aspek peternakan.
Masyarakat Samin memiliki tradisi untuk hewan peliharaan seperti kambing dan
sapi setiap hari jumat pahing mereka akan memberikan bau-bau ketupat dan
dalam beternak merupakan konsep dari barisan aritmatika. Misalkan pada bulan
Barisan Aritmatika
( )
: suku ke-n
: suku pertama
: beda/selisih
dan lebih baik sesuai dengan potensi dan perbedaan yang dimiliki siswa
siswa belajar sesuatu yang bermanfaat (Suprijono, 2012: 11). Pembelajaran yang
30
efektif menekankan ada bagaimana siswa mampu belajar, bagaimana cara belajar,
dan melalui kreativitas guru pembelajaran di kelas menjadi sebuah aktivitas yang
ketercapaian atau keberhasilan dicapai siswa yang mencakup: (1) hasil belajar
mencapai rata-rata kriteria ketuntasan minimal (KKM); (2) hasil belajar siswa
LANDASAN TEORI
efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah‖ (Depdiknas, 2006). Dahar (1988:
Para ahli telah banyak mencetuskan teori belajar yang bervariasi, salah
satunya adalah teori Bruner, dalam terorinya menyebutkan bahwa belajar sesorang
itu melalui tiga tahap yaitu tahap enaktif, tahap iconic dan tahap simbolik.
individu/orang. Memahami suatu konsep dalam matematika baik itu konsep murni
Dienes diperlukan objek langsung mauapun objek tak langsung untuk membantu
31
32
dengan etnomatematika yang mana sesuai dengan teori para ahli bahwa
Gerdes, 1994
Budaya merupakan suatu ciri khas dari suatu komunitas masyarakat dan
berbeda satu sama lain. Apalagi di Indonesia banyak budaya yang dapat kita
pendekatan etnografi terhadap lingkup budaya yang menjadi subjek atau sumber
akan dieksplorasi berasal dari budaya masyarakat suku Samin di kabupaten Blora.
lingkungan masyarakat berupa aktivitas, artefak dan ide. Dalam penelitian ini
berfokus pada aktivitas dan artefak masyarakat suku Samin. Selanjutnya yang
akan di eksplor dari aktivitas dan artefak masyarakat suku Samin adalah bentuk-
Efektifitas pembelajaran dapat dilihat dari adanya (1) hasil belajar siswa dalam
rata kriteria ketuntasan minimal (KKM); (2) hasil belajar siswa dalam
Matematika Bernuansa
Budaya Kabupaten Blora
dilihat dari adanya peningkatan (1) hasil belajar siswa dalam pembelajaran
ketuntasan klasikal.
METODE PENELITIAN
design . Penelitian ini melibatkan satu kelas utuh dipilih secara acak dari populasi.
Pada design penelitian ini terdapat pretest-posttest sebelum dan sesudah perlakuan
Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dan kuantitatif.
untuk mengeksplorasi dan memahamj makna yang oleh sejumlah individu atau
statistik.
Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII SMP N 4 Ngawen.
37
38
lebih berdasarkan pada kelompok, daerah atau kelompok subjekyang secara alami
berkumpul bersama.
VIII-A sebagai kelas ekperimen dan dalam pengambilan sampel ini karena
Variabel dalam penelitian ini yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
Suku Samin.Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu peningkatan hasil belajar
Penelitian ini dilakukan pada masyarakat suku Samin untuk mencapai tujuan
dan artefak masyarakat suku Samin. Aktivitas dan artefak masyarakat dieksplor
Sumber data dalam penelitin ini ada dua yaitu sumber data kualitatif dan
masyarakat Suku Samin berupa informasi dari subjek penelitian, hasil observasi,
fakta-fakta, hasil wawancara, dokumen yang sesuai dengan fokus penelitian. Hasil
melalui wawancara secara verbal atau dalam bentuk tulisan melalui analisis
dokumen. Menurut Arikunto (1993), sumber data adalah subjek dari mana data
memperolehnya dibagi menjadi dua yaitu sumber data primer dan sekunder.
Sumber data primer yaitu data yang dikumpulkan, yang diolah dan
disajikan oleh peneliti dari data sumber pertama. Sumber informasi yang langsung
penyimpanan data. Data ini diperoleh dan dikumpulkan oleh peneliti langsung
dari lapangan pada proses penelitian melalui wawancara, observasi dan catatatn di
lapangan (dokumentasi). Data sumber primer adalah tokoh masyarakat, tokoh adat
dan guru serta aktivitas dan atefak yang dimiliki oleh masyarakat suku Samin.
oleh pihak lain yang biasanya disajikan dalam bentuk publikasi dan jurnal.
Sumber data ini diperoleh oleh peneliti dari pihak lain yang tidak langsung
diperoleh oleh peneliti. Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang sudah
majalah, jurnal sumber dari arsip, dokumen pribadi atau dokumen resmi. Sumber
data sekunder adalah berasal dari library research dan field research. library
dipandang perlu dan dapat melengkapi data yang dipelajari dalam penelitian. field
research yaitu data yang diperoleh dari lapangan penelitian. Data dalam penelitian
ini meliputi 2 (dua) sumber yaitu manusia (tokoh masyarakat, tokoh adat dan guru
tiap jenjang pada sekolah yang ada dilokasi penelitian) dan nonmanusia (aktivitas
dan artefak yang dimiliki oleh masyarakat suku Samin) yaitu mbah lasio selaku
ketua Suku Samin. Sumber nonmanusia adalah data yang diperoleh dari hasil
mencatat atau melihat dokumen sejarah budaya atau segala yang berhubungan
dengan budaya baik filosofi, struktur masyarakat, kondisi masyarakat, dan lain-
lain.
masyarakat
Foto dan
Aktivitas dan catatan
artefak lapangan
kebudayaan terkait Dokumentasi
masyarakat budaya
Suku Samin Suku
Samin
Kualitas buku
suplemen
pelajaran
Lembar Validasi revisi
matematika Validator
validasi bahan
bernuansa
bahan ajar ajar
etnomatematika
kebudayaan
Suku Samin
Kuantitatif Keefektifitasan
buku
suplemen
pelajaran
Siswa Kelas soal tes
matematika Tes
delapan uraian
bernuansa
etnomatematika
kebudayaan
Suku Samin
Aktivitas guru
dan siswa Pedoman
Observasi Observasi
dalam observasi
pembelajaran
Respon siswa
terhadap
penggunaan
buku
Angket suplemen Angket
etnomatematika
bernuansa
kebudayaan
Suku Samin
42
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik triangulasi yang
a. Observasi
diri sebagai partisipan dan non partisipan (Sugiyono, 2012: 205). Ada tiga
observasi terus terang dan tersamar, dan observasi tek terstruktur. Penelitian
seharihari orang yang sedang diamati atau digunakan sebagai sumber data
penelitian.
suku Samin sebagai sumber data serta mengamati aktivitas dan artefak yang
matematika.
b. Wawancara
adalah kegiatan tanya jawab secara lisan dengan bertemu secara tatap muka.
Menurut Sugiyono (2013) teknik wawancara terdiri dari tiga jenis yaitu
43
interview).
yang diperhatikan dalam penelitian ini dengan tokoh masyarakat, tokoh adat
dan guru matematika pada lokasi penelitian sebagai informan. Alat perekam,
kamera dan catatan merupakan bukti yang bias menjamin kevalidan data.
c. Dokumentasi
adapaun metode ini adalah untuk mencari data yang kaitannya dengan
keseluruhan data yang tidak hanya berupa arsip atau catatan yang berkaitan
dipeoleh berupa nilai-nilai hasil belajar siswa yang menggunakan bahan ajar
etnomatematika budaya Suku Samin yang berupa angka. Teknik yang digunakan
a. Tes
b. Observasi
c. Angket
pembelajaran.
penelitian mixed method, maka teknik analisis data penelitian terdiri dari dua
teknik yaitu teknik analisis data kualitatif dan teknik analisis kuantitatif.
langkah yang paling kritis dalam penelitian, karena penelitian dipastikan pada
analisis yang tepat. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
Bogdan & Biklen mengatakan teknik analisis data adalah upaya yang
menemukan pola, memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain
kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai
pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah
secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga
datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu, data reduction, data
dilihat seperti gambar 3.1 dan komponen dalam analisis data (flow model) 3.2.
47
Gambar 3.1. Komponen dalam analisis data (interactive model) Miles &
Periode Pengumpulan
Reduksi Data
Display Data
ANALISIS
Selama Setelah
terhadap data yang dianggap kurang perlu dan tidak relevan, maupun
penambahan data yang dirasa masih kurang. Data yang diperoleh di lapangan
memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari
tema dan polanya. Dengan demikian data yang akan direduksi memberikan
2007: 247).
memahami apa yang terjadi selama penelitian berlangsung. Setelah itu perlu
penyajian data selain menggunakan teks secara naratif, juga dapat berupa
bahasa nonverbal seperti bagan, grafik, denah, matriks, dan tabel. Penyajian
untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang
bersifat sementara, dan akan ada perubahan perubahan bila tidak dibarengi
awal, didukung dengan bukti-bukti yang valid dan konsisten saat penelitian
252).
dapat menjawab fokus penelitian yang sudah dirancang sejak awal penelitian.
menjawab permasalahan. Hal ini sesuai dengan jenis penelitian kualitatif itu
sendiri bahwa masalah yang timbul dalam penelitian kualitatif sifatnya masih
Temuan itu dapat berupa gambaran suatu objek yang dianggap belum jelas,
setelah ada penelitian gambaran yang belum jelas itu bisa dijelaskan dengan
matematika.
yang jelas.
dikatakan valid jika termasuk dalam kriteria baik atau sangat baik.
51
Kriteria kevalidan bahan ajar (Arikunto, 2012: 89) dapat dilihat pada
tabel 3.2.
(confirmability).
2007: 270).
1) Kepercayaan (credibility)
a) Perpanjangan Pengamatan
lagi dengan sumber data yang ditemui maupun sumber data yang
benar atau tidak, ada perubahan atau masih tetap. Setelah dicek
c) Triangulasi
atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila
telah ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau
f) Mengadakan Membercheck
jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh
2007: 276).
2) Keteralihan (transferability)
3) kebergantungan (dependability)
4) Kepastian (confirmability)
antara data yang diperoleh oleh peneliti dengan data yang terjadi
Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal uraian.
Sebelum diujikan kepada sampel maka soal tersebut harus diuji coba dahulu untuk
soal.
a. Validitas
Untuk mengetahui validitas soal dapat dicari dengan rumus korelasi product
moment:
∑ (∑ )(∑ )
√{ ∑ (∑ ) }{ ∑ (∑ ) }
Keterangan :
kritik product moment yang ada pada tabel dengan taraf nyata , apabila
lebih besar dari harga tabel, maka butir soal tersebut valid (Arikunto,
uraian yang diujicobakan diperoleh hasil bahwa soal nomor 1a, 2b, 3a, 3b, 6a,
5b, 7a, 7b masuk dalam kriteria valid, dan nomor 2a, 1b, 4a, 4b, 5a, 6b tidak
b. Reliabilitas
juga bisa dikatakan sebagai keandalan suatu tes. Suatu tes dapat dikatakan
mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika suatu tes tersebut memberikan
hasil yang tetap (Arikunto, 2007: 86). Maka pengertian reliabilitas tes
merupakan rumus yang akan digunakan untuk menguji reliabilitas tes, seperti
di bawah ini:
∑
[ ][ ]
Keterangan:
penafsiran reliabilitas.
uraian tersebut reliabel dengan kategori cukup. Oleh sebab itu, perhitungan
c. Tingkat kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu
sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa mempertinggi usaha
siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi
indek kesukaran yang besarnya antara 0,00-1,00 dan diberi dengan simbol P.
B
P=
JS
Keterangan:
P = indeks kesukaran
<P : sukar
<P : sedang
a) Soal sukar 25%, soal sedang 50%, soal mudah 25%, atau
b) Soal sukar 20%, soal sedang 60%, soal mudah 20%, atau
c) Soal sukar 15%, soal sedang 70%, soal mudah 15%. (Arifin, 2011: 271)
Kriteria 1a 1b 2a 2b 3a 3b 4a 4b 5a 5b 6a 6b 7a 7b
Mudah √ √ √ √ √
Sedang √ √ √ √ √ √ √
Sukar √ √
antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh
b) Mengurutkan skor total mulai dari skor terbesar sampai dengan skor
terkecil.
Butir-butir soal yang baik adalah butir-butir soal yang mempunyai indeks
Kriteria 1a 1b 2a 2b 3a 3b 4a 4b 5a 5b 6a 6b 7a 7b
Baik Sekali
Baik √ √ √
Cukup √ √ √ √ √ √ √ √
Jelek √ √ √
63
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa butir soal 2a, 5a, 6b memiliki
Pada dasarnya hasil analisis uji coba intrumen tes yang meliputi
validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran soal dan daya pembeda soal diperoleh
bahwa butir soal nomor 1a, 2b, 3a, 3b, 6a, 5b, 7a, 7b layak digunakan sebagai
soal tes. Uji coba soal dilaksanakan pada kelas uji coba dengan alokasi waktu
2 × 40 menit. Analisis data untuk kelas uji coba dapat dilihat pada lampiran.
Uji normalitas digunakan untuk menguji sampel berasal dari populasi yang
1) Hipotesis
Keterangan:
̅ : rata-rata
√∑( ̅)
64
tertinggi.
( ) ( )
banyaknya 1, 2, , n yang ≤ i
( )
n
mutlaknya.
| ( ) ( )|
F( ) S( )
| ( ) ( )|
F( ) S( )
| ( ) ( )|
F( ) S( )
: : : : :
: : : : :
: : : : :
F( ) S( ) | ( ) ( )|
h) Kesimpulan
berdistribusi normal.
65
Uji normalitas dalam penelitian ini adalah uji Liliefors dengan bantuan
Microsoft Excel 2010 dan SPSS. Analisis data awal awal kelas eksperimen dapat
Berdasarkan pada tabel 3.6 di atas, maka dapat disimpulkan bahwa L0 <
Ltabel sehingga H0 diterima artinya data awal berasal dari populasi berdistribusi
Berdasarkan nilai sig. Tabel test of normality diperoleh nilai sig. Pada nilai
awal kelas esperimen 0,200 > 0,05 maka H0 diterima artinya data awal berasal dari
dalam suplemen bahan ajar tersebut yang menyangkut aspek: struktur bahan ajar,
66
organisasi penulisan materi, dan bahasa sehingga bahan ajar tersebut valid dan
terhadap masyarakat Suku Samin. Hal tersebut sejalan dengan Zaenuri (2017)
budaya pesisir, sehingga suplemen bahan ajar tersebut dapat digunakan oleh siswa
masyarakat Suku Samin tersebut sebelum digunakan divalidasi oleh validator ahli.
Para validator ahli terdiri dari dosen pembimbing sebagai validator 1 dan 2. Untuk
rata-rata dari setiap butir aspek yang telah divalidasi. Suplemen bahan ajar
dikatakan valid jika rata-rata hasil validasi berada pada kriteria baik atau sangat
baik. Skala nilai untuk setiap aspek adalah 1 sampai 5 dengan kriteria seperti
Dalam hal ini hasil dari validasi bahan ajar oleh Validator dapat dilihat
pada tabel
Validator ahli terdiri dari dosen pembimbing sebagai validator 1 dan 2. Lembaran
validasi digunakan analisis rata-rata yaitu dengan menghitung rata-rata dari setiap
butir aspek yang telah divalidasi. Perangkat pembelajaran dikatakan valid jika
rata-rata hasil validasi berada pada kriteria baik atau sangat baik. Skala nilai untuk
setiap aspek adalah 1 sampai 5 dengan kriteria seperti terdapat pada tabel 3.9.
1) Uji Hipotesis 1
ketuntasan belajar).
belajar).
a) diketahui
Digunakan statistik.
̅
⁄
√
b) tidak diketahui
Digunakan statistik.
̅
⁄
√
2) Uji Hipotesis II
nilai 65 sebanyak 70%‖. Oleh karena itu dapat dirumuskan sebagai berikut.
mencapai lebih 70 %
70
H 0
: 0
H a
: 0
( )
√
Keterangan.
= proporsi sample
respon siswa tersebut menggunakan skala guttman terdiri dari dua kategori yaitu
tidak baik (nilai 0), baik (nilai 1). Respon siswa terhadap penerapan model
Keterangan.
presentase jawaban
frekuensi jawaban
banyaknya responden
berdasarkan beberapa kriteria yang dapat dilihat pada lampiran. Hasil analisis
oleh siswa. Ditunjukan pada tabel angket yang mana pada rerata pertanyaan ke-1
yaitu 0,96, rerata pertanyaan ke-2 = 0,75, rerata pertanyaan ke-3 = 0,89, rerata
pertanyaan ke-4 = 0,68, rerata pertanyaan ke-5 = 0,71, rerata pertanyaan ke-6 =
0,54, rerata pertanyaan ke-7 = 0,86, rerata pertanyaan ke-8 = 0,93, rerata
pertanyaan ke-9 = 0,79, rerata pertanyaan ke-10 = 0,89 jadi dengan rata-rata
respon siswa terhadap pembelajaran 0,80 dan termasuk dalam kriteria baik.
73
baik. Kriteria penilaian observasi aktivitas guru dalam pembelajaran terlihat pada
tabel 3.12.
dalam Pembelajaran
masyarakat suku Samin. Aktivitas guru selama proses tersebut diamati oleh
Pembelajaran
Kualitas Keterlaksanaan
No A-1 A-2 Rata-rata Kategori
Pembelajaran
1 Pertemuan 1 3,89 3,78 3,83 Baik
2 Pertemuan 2 4,00 4,11 4,05 Baik
Pembelajaran
Berdasarkan Tabel 3.14 dan gamabr 3.3 dapat dilihat bahwa proses
ditunjukan dengan retata hasil analisis penilaian terhadap guru dalam proses
Samin
Analisis data kualitatif yang akan digunakan pada penelitian ini menggunakan
model analisis interaktif Miles dan Huberman (Sugiyono, 2007: 247), sedangkan
Huberman (Sugiyono, 2007: 247) dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Pengumpulan Data
ada dalam masyarakat suku Samin. Hasil observasi dapat dilihat pada
lampiran.
mengenai aktivitas dan artefak yang digunakan masyarakat suku Samin dalam
75
76
Bapak Lasio (sebagai ketua adat suku Samin) dan ibu Waini (sebagai istri
penggambaran dari apa yang peneliti amati dan telusuri. Dokumentasi berupa
foto dari lokasi penelitan, foto dari informan yang teridentifikasi mengenai
metode dan sumber. Data yang valid adalah data ―yang tidak berbeda‖ antara
data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi
pada obyek penelitian. Hasi uji kevalidan dapat dilihat pada lampiran.
3) Reduksi Data
penelitian dan kerangka berpikir. Pada penelitian ini reduksi data dilakukan
77
4) Penyajian Data
tersebut disajikan dalam bentuk yang lebih mudah dipahami. Data disajikan
data yang telah direduksi selanjutnya disajikan dengan penjelasan dan uraian
yang jelas.
a) Upacara Adat
Sedekah bumi atau Gas Deso dilaksanakan pada jumat wage, para
warga Sedulur Sikep akan membuat tumpeng serta jajanan dan makanan
mencurahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat dan karunia
pecelewongbloro.blogspot.com)
pada saat laboh (musim hujan persiapan bercocok tanam), bakda tandur
(sesudah tanam), bakda panen (sesudah panen). Inti dari tradisi ini
online.blogspot.com)
Upacara ini dilaksanakan pada saat menjelang hari Raya Idul Fitri
manusia untuk belajar karna melalui lembaga ini kita dapat menekuni
keturunan yang akan meneruskan sejarah hidup tetapi juga karena sarana
ideal adalah istri cukup hanya satu untuk selamanya: bojo siji kanggo
elsaonline.com)
81
musim atau pancaroba (hujan pertama). Tolak balak atau campur bawur
bloranews.com)
b) Kesenian
tarian tradisional.
c) Bangunan
Bekuk Lulang. Rumah model bekuk lulang merupakan salah satu jenis
merupakan salah satu jenis Kaweruh Griya yang artinya naskah terhadap
4.7.
netralnews.com)
d) Mata Pencaharian
sebagai salah satu tanaman yang wajib ditanam. Selain padi ada juga
yang menanam ketela dan jagung. Dalam bertani, Petani Samin juga
diatur oleh adat yaitu tidak boleh menjual seluruh hasil panennya. Setelah
khusus di dalamnya.
infoblora.com)
84
e) Anyaman
utama tersebut haruslah masih segar dan memiliki tekstur yang bagus.
Klasa pandan ini terbuat dari anyaman daun pandan berduri yang sudah
85
f) Tenunan
yang memiliki arti bahwa manusia itu tidak lepas dari dosa. Sedangkan
ikat (blangkon) yang berwarna polos item atau lireng kuning dan celana
adalah bahan sederhana dan tidak terbuat dari bahan mahal penting yang
berwarna hitam.
Gambar 4.11 Ikat (blankon) dan Baju Masyarakat Suku Samin (Sumber:
g) Permainan Tradisional
mbejijih sa ora-ora sira mbadhe jamur apa‖ (berjamur hanya gege jamur
apa hanya gege jamur beras mbejijih dilapangan kamu mau jamur apa).
didapatkan atau mempunyai nilai filosofi yang baik seperti melatih untuk
memberanikan diri bersikap sportif, berbuat jujur dan ahli strategi biar
kita akan mati. Tidak hanya itu saja manfaat yang didapat, ternyata ada
jumlah hari dalam setiap minggunya, lalu ketika menjalankan biji demi
ataupun bersedekah juga kepada lawan (musuh). Tak lupa juga mengajari
minimal tiga orang yang kalah harus berjaga dipohon dinding, tiang dan
menyebutkan nama pemain tersebut yang artinya pemain itu telah gugur.
h) Makanan tradisional
Samin
Samin
7 Permaninan tradisional Jamuran, dakon (cangkok) dan delikan
atau petak umpet
8 Makanan tradisional Tumpeng dan Ketupat
dalam masyarakat suku Samin yang dapat dieksplor dalam penelitian ini berupa
Beberapa bentuk budaya suku Samin dapat digunakan sebagai sarana untuk
panjang, persegi, belah ketupat, segitiga, balok, tabung, kerucut, limas segitiga,
prisma segienam, dan bola. Pengukuran meliputi pengukuran panjang, isi dan
waktu.
tali. Misalnya pada kandang pertama terdapat satu ekor sapi dengan satu
90
sapi dengan masing-masing terdapat satu potong tali yang melingkar pada
masing terdapat satu potong tali yang melingkar pada lehernya dan
mengikuti pola segitiga. Untuk lebih jelasnya, coba kamu perhatikan lima
bilangan yang mengikuti pola segitiga berikut ini. Jadi, bilangan yang
untuk acara-acara adat didesa. Ukurannya ada dua kecil dan besar
bahan utama tersebut haruslah masih segar dan memiliki tekstur yang
91
bagus kemudian daun pandan berduri yang sudah disuir, dihaluskan dan
adat.
daun pandan dan seterusnya. Konsep pola bilangan persegi bisa dilihat
ukuran yang sama panjang. Begitu pula dengan penulisan pola bilangan
hanya digunakan oleh bilangan bukan prima. Pada pola ini, noktah-noktah
daun pandan dan seterusnya. Konsep pola bilangan persegi panjang bisa
orang yang kalah harus berjaga dipohon, dinding, tiang dan lain
nama pemain tersebut yang artinya pemain itu telah gugur. Permainan
sahabatkeluarga.kemdikbud.co.id)
Pascal memiliki pola yang unik. Hal ini disebabkan karena bilangan yang
berpola segitiga Pascal selalu diawali dan diakhiri oleh angka 1. Selain
menghitung bilangan.
Upacara ini dilaksanakan pada saat menjelang hari Raya Idul Fitri
oleh kepala desa. Selanjutnya setelah ketua adat dan kepala desa disusul
lagi oleh 1 warga desa maka sudah ada 3 orang yang terlibat dalam
ada batasan berapa banyak warga yang boleh mengikuti prosesi Jamasan
maka dari ke-8 warga bisa ditambahkan 5 warga lagi menjadi 13 warga ,
.....
2) Konsep Geometri
a) Konsep Trapesium
sekat kususnya bentuk dari rumah bekuk lulang berbentuk mujur. Pada
Soko, papan.
Dalam bentuk atap dari rumah bekuk lulang terlihat seperti salah
segiempat yang memiliki satu pasang sisi yang sejajar. Dalam kaitannya
sejajar dan kedua kakinya atau sisi tegaknya sama panjang, serta sudut-
Gambar 4.21 Hubungan rumah adat Bekuk Lulang Suku Samin dengan
Konsep Trapesium
̅̅̅̅ ̅̅̅̅
̅̅̅̅̅ ̅̅̅̅
̅̅̅̅
aspek yang bisa dilihat bahwa aspek tersebut memiliki keterkaitan dengan
denga sifat semua sudut siku-siku, semua sisi sama panjang dan semua
Persegi
̅̅̅̅ ̅̅̅̅̅
c) Konsep Tabung
bentuk dari ikat kepala tersebut berbentuk tabung. Tabung adalah bangun
ruang yang dibatasi oleh dua daerah yang sejajar dan sama ukurannya
serta sebuah bidang lengkung yang berjarak sama jauh keporosnya dan
Gambar 4.23 Hubungan Ikat Kepala Suku Samin dengan Konsep Tabung
lengkung.
d) Konsep Bola
Dakon yang mana alat permainan tersebut memiliki beberapa lubang yang
bisa dilihat bahwa lubang tersebut berupa setengah bola. Bola merupakan
99
Semua titik pada sisinya (permukaan bangun ruang itu) berjarak sama ke
titik pusat.
Bola
Setengah bola
Bola
e) Konsep Lingkaran
bangun datar yang sisinya selalu berjarak sam dengan titik pusatnya atau
terletak pada suatu bidang, dan berjarak sama terhadap titik tertentu. Titik
Lingkaran
3)) Tidak mempunyai titik sudut dan jumlah sudutnya adalah 360 derajat.
f) Konsep Kerucut
makanan yang selalu dihidangkan dalam setiap acara adat, yang dimaksud
1)) Memiliki 1 sisi alas berbentuk lingkaran dan 1 sisi berbentuk bidang
masyarakat Jawa, hal ini tidak jauh beda masyarakat Suku Samin juga
memliki makan tersebut yang biasa kita sebut yaitu ketupat. Bila dilihat
lurus.
3) Konsep Pengukuran
Pengukuran waktu
Matematika
suku Samin dapat mencapai rata-rata KKM yaitu 65‖.Oleh karena itu dapat
̅
⁄
√
nilai t hitung = 6,9203 dan t tabel = 1,700 dengan taraf signifikan 5% sehingga t
suku Samin mencapai lebih dari 65. Analisis lengkapnya bisa dilihat pada
lampiran.
Uji ketuntasan siswa kelas eksperimen menggunakan uji rata-rata dan uji
proporsi. Uji rata-rata dilakukan untuk menguji ketuntasan individu sedangkan uji
mencapai ketuntasan klasikal. Uji proporsi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah uji proporsi pihak kanan dengan proporsi siswa yang mencapai KKM yaitu
Analisis data akhir hasil belajar pada kelas ekperimen menunjukkan bahwa
24 siswa tuntas dari 28 siswa. Kriteria ketuntasan minimal pada siswa yang
digunakan dalam penelitian ini adalah 65. Uji statistik yang digunakan adalah uji
z sebagai berikut.
√ ( ) √ ( )
ketuntasan belajar individu (KBI) dan ketuntasan belajar klasikal (KBK) dapat
4.2 PEMBAHASAN
Samin
Samin terdiri dari aspek upacara adat, kesenian, bangunan, mata pencaharian,
ruah adat, rancang bangun, candi, tempat ibadah, bangunan tempat tinggal, motif
kain tapis, permainan tradisional dan berbagai bentuk bagunan yang merupakan
2016).
Samin, yaitu waktu pelaksanaan upacara adat. Waktu pelaksanaan upacara adat
tersebut terkait dengan konsep kelipatan bilangan dan pengukuran waktu tidak
dalam sistem kelender bali dan menyatakan bahwa etnomatematika dalam sistem
kelender bali berupa pengulangan dan pertemuan dua atau lebih wewaran. Bentuk
107
trapesium. Hal tersebut sependapat dengan Zaenuri dan Dwidayanti (2018) yang
menemukan nilai etnomatematika dari bangunan non cagar budaya dan cagar
budaya di Jawa Tengah yang terkait dengan konsep matematika seperti bangun
adalah: konsep bentuk geometris baik dimensi dua maupun dimensi tiga, konsep
yang terkandung dalam rumah adat suku Arfak Papua Barat dimana metode
mengukur, masyarakat mampu menentukan panjang dan lebar lahan sawah, serta
menentukan luas lahan. Selain itu, dalam aktivitas bertani yaitu menyiapkan bibit
dan pupuk yang akan digunakan dalam satu lahan sawah, konsep perbandingan.
108
Juhria (2015: 101). Masyarakat Suku Samin memiliki mata pencaharian yaitu
dari aspek pertanian dan peternakan. Petani Samin menanam tanaman padi
sebagai salah satu tanaman yang wajib ditanam. Selain padi ada juga yang
menanam ketela dan jagung. Dalam bertani, Petani Samin juga diatur oleh Adat
yaitu tidak boleh menjual seluruh hasil panennya. Setelah panen mereka akan
perkawinan atau sunatan. Dalam bercocok tanam bergantung pada musiman tidak
merancang bangunan atau alat, bermain, menentukan lokasi, dan lain sebagainya.
(seperti titik, garis, sudut, pojok, bangun datar dan bangun ruang).
bahan untuk mengayam dengan cara saling menyilangkan sehingga tidak saling
lepas (Anandhita & Gustav, 2017). Masyarakat Samin memiliki anyaman yang
berupa Klasa pandan. Klasa pandan berbentuk persegi, digunakan sebagai alas
sesaji untuk acara-acara adat didesa. Dari bentuk kerajinan tersebut diketahui
bahwa memiliki keterkaitan dengan geometri yaitu konsep persegi. Sesuai dengan
dengan konsep geometri serta dapat digunakan sebagai sumber belajar. Sesuai
dengan Teselasi pada kajian geometri bahwa Teselasi merupakan pola khusus
yang terdiri dari bangun-bangun datar yang disusun tanpa pemisah atau jarak
untuk menutupi suatu bidang datar. Teselasi merupakan konsep antar cabang ilmu
pengetahuan yaitu matematika dan seni ketika teknik teselasi digunakan oleh
seniman tukang batu, teselasi mengacu pada konsep artistik. Sedangkan dalam
lebih dalam seperti segi banyak beraturan, segi banyak tidak beraturan,
110
kekongruenan, sudut dalam, jumlah sudut dalam suatu segi banyak, simetri,
hasil tenun khas Samin tetapi memiliki aksesoris yang digunakan masyarakat
Samin berupa ikat (blangkon) dan baju khas Samin. Baju khas Samin bermotif
potong Jawa berwarna irang/hitam yang memiliki arti bahwa manusia itu tidak
lepas dari dosa. Sedangkan ikat (blangkon) yang berwarna polos item atau lireng
kuning dan celana kompreng yang digunkan masyarakat Samin. Bahan yang
digunakan adalah bahan sederhana dan tidak terbuat dari bahan mahal penting
yang berwarna hitam.Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Abi (2015)
dimiliki dan dihidupi masyarakat sejak lama. Hal ini terealisasi dari bentk
matematika terutama dalam bidang geometri dan aljabar. Serta penelitian oleh
tradisional yang meliputi Jamuran, dakon (congkak), delikan atau petak umpet.
(congkak) memiliki konsep bola pada bentuk alat tersebut dan konsep
111
dapat dikaitkan dengan konsep bilangan pascal pada materi pola bilangan dan
konsep menghitung bilangan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
tradisional Jawa yaitu Tumpeng dan Ketupat. makanan tradisional ini memiliki
seperti kerucut sedangkan Ketupat memliki bentuk belah ketupat. hal ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Huda (2018) menyebutkan bahwa wilayah
untuk geometri ruang ada bentuk bola, silinder atau tabung, balok dan kerucut
terhadap bentuk jajanan pasar. Dan sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Kabupaten Kudus salah satunya berupa makanan tradisonal Kudus yaitu Puli
Berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas dan aktefak yang ada dalam
konsep pola bilangan segitiga, konsep pola bilangan persegi, konsep pola bilangan
persegi panjang, konsep pola bilangan pascal, konsep pola bilangan fibonacci.
suku Samin yang terhubung dengan konsep geometri yaitu bangun datar dan
bangun ruang terdapat dalam bentuk rumah Bekuk lulang, anyaman Klasa
pandan, tenunan ikat kepala (blangkon), bentuk alat permaian tradisional suku
sejak lama. Hal ini terealisasi dari bentuk etnomatematika suku Amanuban yang
aljabar.
pelaksanaan tradisi yang sudah ada dan penentuan bercocok tanam pada musim
masyarakat Melayu Riau yang dilakukan Nuh dan Dardiri (2016) menunjukkan
membilang, hal ini dapat dilihat dari terbitnya naskah A Vocabulary of the
English, Bugis and Malay Language pada tahun 1833. Pada naskah tersebut
memuat terjemahan bilangan dalam bahasa Melayu, seperti salaksa (sepuluh ribu)
dan saketi (seratus ribu). Aktivitas Membilang selain diterpakan pada bilangan
/angka, juga terdapat pada proses membangun rumah dan bahkan berhubungan
114
dengan tradisi keagamaan berupa kenduri kematian (niga hari, nujuh hari, empat
subjek sebanyak 28 siswa tiap kelas. Setelah penelitian dilaksanakan dan analisis
data hasil penelitian, diperoleh bahwa (1) pembelajaran matematika pada kelas
kebudayaan suku Samin mencapai ketuntasan klasikal (3) respon siswa terhadap
pembelajaran yang dilaksanakan (Prabawa & Zaenuri, 2017). Selain beberapa hal
pada peningkatan prestasi matematika siswa. Hal tersebut terlihat dari hasil
model kontekstual dan ditunjukan oleh hasil analisis penilaian terhadap guru
Arisetyawan (2019) hal yang menarik adalah bahwa setiap objek yang
memecahkan masalah, bersikap positif, tekun, teliti, kerja sama, dan jujur, yang
juga didukung oleh Dienes yang mengungkapkan bahwa setiap konsep (atau
prinsip) matematika dapat dipahami dengan tepat hanya jika mulamula disajikan
untuk menunjuk suatu struktur matematika, suatu definisi tentang konsep yang
jauh lebih luas daripada definisi Gagne. Abi (2016) sifat keabstrakan matematika
ini memberi kesempatan kepada guru dalam memilih strategi, model dan media
tercapai. Contextual Teaching and Learning (CTL) atau yang dikenal dengan
mengaitkan materi dengan situasi dunia nyata peserta didik. Model pembelajaran
masyarakat.
dengan dunia nyata yang ada disekitarnya sehingga pembelajaran lebih bermakna.
Hal ini dibenarkan oleh Lestari, S (2014) yang membuktikan bahwa penerapan
peserta didik secara signifikan. Sesuai dengan Setiawan dan Harta (2014)
tinggal siswa dapat digunakan sebagai sumber belajar siswa (Abdullah, 2015)
dimiliki siswa dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat tercipta sebuah iklim
lokal di Batang yang berkaitan dengan konsep geometri serta dapat meningkat
dapat digantikan oleh istilah dalam kebudayaan atau penggunaan bahasa daerah.
guru dilema antara penggunaan istilah matematika formal dan informal yang
menggunakan bahasa daerah, hal tersebut karena tidak semua istilah matematika
dapat digantikan dengan istilah dalam bahasa daerah. Oleh karena itu dalam
118
5.1 Simpulan
Samin
berupa rumah Bekuk Lulang, mata pencaharian berupa kelender musim Suku
konsep matematika yaitu pola bilangan, operasi bilangan bulat, geometri dan
pengukuran. Beberapa bentuk budaya suku Samin dapat digunakan sebagai sarana
119
120
belah ketupat, kerucut, dan bola. Pengukuran meliputi pengukuran panjang, isi
dan waktu.
5.2 Saran
cara pandang yang berdampak pada perbedaan pengetahuan. Oleh karena itu
bagian kelas.
d. Perlu adanya perhatian khusus oleh Pemda Kabupaten Blora terhadap hasil
e. Penerapan pola bilangan yang dibahas dalam tesis ini adalah dalam bentuk
Adam, S., Alangui, W., & Barton, B. 2003. A Comment on: Rowlands &
Carson``Where would formal, academic mathematics stand in a
curriculum informed by ethnomathematics? A critical review. Educational
Studies in Mathematics, 52 (3): 327-335
122
123
Chitera, N. Dun Kasoka, E Thomo. 2016. There is more to the Teaching and
Learning of Mathematics than the use of Local Languages: Mathematics
Teacher Practices. Journal of Education and Learning. 10 (4): 308-319
Fajri, H., Johar, R., & Ikhsan. 2016. ―Peningkatan kemampuan spasial dan self-
efficacy siswa melalui model discovery learning berbasis multimedia‖.
Jurnal Tradis Matematika. 9. (2):180-196
Fujiati, I. & Zaenuri. 2014. Keefektifan Model Pogil Berbantuan Alat Peraga
Berbasis Etnomatematika Terhadap Kemampuan Komunikasi
Matematis. Unnes Journal of Mathematics Education. 3 (3): 174-180.
ISSN 2252-6927
Geni, P. R. L., & Hidayah, I. 2017. Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa pada
Pembelajaran Problem Based Learning Bernuansa Etnomatematika
Ditinjau dari Gaya Kognitif. Journal of Mathematics Education
Research. 6 (1): 11-17. ISSN. 2502-4507
Hadi, Samsul. 2017. Kolaborasi Budaya Matematika Berpantun Dan Metode Nht
(Number Head Together) dalam Meningkatkan Minat Dan Aktivitas
Belajar Matematika Siswa Kelas Xii Pbk Smk Negeri 1 Singkep
Kabupaten Lingga Tahun Pelajaran 2017/2018. Edumatica. 07. (02).
ISSN: 2088-2157
Huda, N,T. 2018. Etnomatematika Pada Bentuk Jajanan Pasar di Daerah Istemewa
Yogyakarta. JNPM (Jurnal Nasional Pendidikan Matematika). 2.(2): 217-
232. ISSN. 2549-4937
Kilpatrick, J., Swafford, J., & Findell, B. (Eds.). (2001). Adding it Up: Helping
ChildrenLearn Mathematics. Washington, DC: National Academy Press
Kjildsen, T., H. & Petersen, P., H. (2014). Bridging History of the Concept of
Functionwith Learning of Mathematics: Students’Meta-Discursive Rules,
Concept Formationand Historical Awareness. Sci & Educ. Springer. 23:
29-45
Lestari dkk. 2018. Pengembangan LKS Berbasis Teori Apos Materi Bangun
Ruang Sisi Datar Konteks Rumah Adat Musi Banyuasin. Jurnal
Matematika Kreatif - Inovatif. 9. (1): 1-9: UNNES. ISSN: 2442-4218
Nofitasari, L., Zaenuri, & Mashuri. 2015. Keefektifan Model Pembelajaran Tutor
Sebaya Bernuansa Etnomatematika terhadap Kemampuan Pemecahan
Masalah Peserta Didik pada Materi Segiempat. Unnes Journal
Mathematics Education. 5 (1): 54-61. ISSN. 2460-5840
Puspadewi, K. R., & Gst. Ngurah Nila Putra, I. (2014). Etnomatematika di Balik
Kerajinan Anyaman Bali. Jurnal Matematika. 4. (2): 80–89.
Putra, R. A., Mustofa, K., & Joni, R.P. 2017. ―Penerapan Metode Pembelajaran
Mandiri Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik (Studi pada
Program Pendidikan Kesetaraan Paket C di PKBM Bina Mandiri
Cipageran)‖. Jurnal Pendidikan Luar Sekolah. I. (1).
Puspadewi, K.R, & Gst. Ngurah Nila Putra, I. 2014. Etnomatematika dibalik
kerajinan anyaman Bali. Jurnal matematika. 4. (2): 105-121. ISSN. 1693-
1394
129
Rosa, M., Shirley, L., Gavarrete, M. E., & Alangui, W., V. (Eds). (2017).
Ethnomathematics and its Diverse Approaches for Mathematics
Education. ICME-13 Monographs
Sarie, F. N., Rahayu, E. S., & Isnaeni, W. 2016. Pendekatan Contextual Teaching
and Learning Bervisi SETS dalam Mengoptimalkan Multiple Intelligence
dan Hasil Belajar. Journal of Primary Education. 5 (2): 81-87. ISSN.
2502-4515
133
Lampiran A
1. Silabus
2. RPP
5. Angket
6. Lembar observasi
7. Lembar wawancara
9. Reduksi
10. Modul
134
Silabus
SILABUS
135
pola bilangan pascal. bilangan. (Inkuiri, masyarakat
3.1.6 3.1.6. Mengidentifikasikan Konstruktivisme) Suku Samin
barisan bilangan. d. Menyelesaikan LKS
3.1.7 3.1.7. Mengidentifikasikan tentang
deret bilangan konsep dan bentuk pola
4.1 4.1.1 Menggunakan pola bilngan dalam kelompok
Menyelesaikan bilangan segitiga dalam (Masyarakat Belajar)
masalah yang menyelesaikan masalah. e. Melaporkan hasil kerja
berkaitan 4.1.2 Menggunakan pola kelompok dan melakukan
dengan pola bilangan persegi dalam diskusi (Masyarakat Belajar)
pada barisan menyelesaikan masalah. f. Menyebutkan contoh yang
bilangan dan 4.1.3 Menggunakan pola aktivitas sehari-hari
barisan bilangan persegipanjang masyarakat Samin yang
konfigurasi dalam menyelesaikan berhubungan
objek masalah. dengan pola bilangan
4.1.4 Menggunakan segitiga (Inkuiri, Konstruktivisme)
pascal dalam menyelesaikan g. Menyelesaikan masalah
masalah. yang berkaitan dengan pola
4.1.5 Menggunakan barisan bilangan campur dalam
136
bilangan dalam kebudayaan masyarakat
menyelesaikan masalah suku Samin (Inkuiri,
4.1.6 Menggunakan deret Konstruktivisme)
bilangan dalam
menyelesaikan masalah
BLORA, 2019
137
138
RPP
A. Kompetensi inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, displin, tanggungjawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan dan
keberadaannya.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
B. Kompetensi dasar
3.1 Membuat generalisasi dari pola pada barisan bilangan dan barisan
konfigurasi objek
C. Indikator bulat.
3.1.8 Mengidentifikasikan pola bilangan segitiga.
3.1.9 Mengidentifikasikan pola bilangan persegi.
3.1.10 Mengidentifikasikan pola bilangan persegi panjang
3.1.11 Mengidentifikasikan pola bilangan pascal.
139
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
1) Guru memberi salam dan mengkondisikan
Kegiatan awal keadaan siswa (berdoa, mengecek kehadiran) 10 menit
2) Guru memberikan motivasi kepada siswa
140
BLORA, 2019
A. Kompetensi inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, displin, tanggungjawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan dan
keberadaannya.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
B. Kompetensi dasar
4.1 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pola pada barisan
bilangan dan barisan konfigurasi objek
C. Indikator pembelajaran
4.1.1 Menggunakan pola bilangan segitiga dalam menyelesaikan masalah.
4.1.2 Menggunakan pola bilangan persegi dalam menyelesaikan masalah.
4.1.3 Menggunakan pola bilangan persegipanjang dalam menyelesaikan
masalah.
4.1.4 Menggunakan segitiga pascal dalam menyelesaikan masalah.
143
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
1) Guru memberi salam dan mengkondisikan
keadaan siswa (berdoa, mengecek kehadiran)
Kegiatan awal 2) Guru melakukan tanya jawab mengenai 10 menit
pembelajaran terdahulu (apersepsi)
3) Guru memberikan motivasi kepada siswa
1) Siswa dibagi dalam kelompok kecil secara
heterogen (Masyarakat Belajar)
2) Siswa memperhatikan contoh masalah dalam
kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan
pola bilangan buku suplemen pembelajaran
matematika bernuansa kebudayaan masyarakat
suku Samin (Konstruktivisme)
3) Berdasarkan contoh siswa diminta untuk
menyebutkan contoh permasalahan sehari hari
yang berkaitan dengan pola bilangan (inkuiri)
4) Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang
Kegiatan inti menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari- 50 menit
hari yang berhubungan dengan pola bilangan
(Bertanya, Inkuiri)
5) Siswa mengerjakan soal latihan tentang konsep
pola bilangan pada halaman 16 pada buku
suplemen bahan ajar bernuansa etnomatematika
suku Samin (Masyarakat Belajar).
6) Siswa dan guru bersama-sama melakukan
diskusi membahas perkerjaan siswa.
(Masyarakat Belajar)
7) Guru memberikan penilaian terhadap hasil
pengerjaan soal latihan siswa (Penilaian
145
Autentik)
1) Bersama siswa merangkum pembelajaran
(Konstruktivisme, Releksi) dengan bimbingan
Kegiatan akhir 20 menit
guru, siswa merangkum hasil pembelajaran
2) Siswa mengerjakan evaluasi akhir
BLORA, 2019
Tanaman Ketela
Pada tahun ini Slamet memperoleh hasil panen sebesar 43 karung ketela. Untuk
membuat tepung ketela, hari pertama penggilingan menghabiskan 3 karung
ketela, hari kedua menghabiskan 7 karung ketela, hari ketiga menghabiskan 11
karung ketela maka hari keberapa Slamet menyelesaikan proses penggilingan
tersebut?
2. Pada tradisi sedekah bumi masyarakat Suku Samin. Bisa dilihat pada gambar
Tradisi sedekah
bumi
Imron adalah panitia yang bertugas membagikan makanan tersebut setiap rumah. Jika
dalam waktu 10 menit imron dapat mengantarkan kesatu rumah, 20 menit bisa
mengantarkan ketiga rumah, 30 menit bisa mngantarkan keenam rumah, 40 menit
147
mengantarkan kesepuluh rumah. Berapa rumah yang dapat dihantarkan imron dalam
waktu 1 jam?
3. Dalam tradisi ngalungi sapi masyarakat Samin memotong tali yang panjangnnya 4
meter menjadi dua bagian. Bisa dilihat pada gambar:
Pada panen kali ini, pak sukir menanam 3 jenis padi yaitu padi tipe A, tipe B dan
tipe C. Setiap jenis padi membutuhkan waktu 1 hari untuk menyesaikan proses
pengeringan yang dimulai dari padi tipe A selanjutnya tipe B dan tipe C. Pada
tipe manakah yang selesai dikeringkan pada urutan ke 15?
Tipe A Tipe B
Tipe C
Jika dalam proses pengeringannya seorang pengerajin membutukan waktu setiap 5
menit untuk menyelesaikan proses pengeringan Klasa pandan, yang pertama Klasa
pandan tipe A, kedua Klasa pandan tipe B, Klasa pandan tipe C. Maka Klasa pandan
manakah yang dikeringkan pada urutan ke 15?
3. Petak umpet yaitu permainan anak-anak suku Samin. Permainan tersebut memiliki
rute tempat bermain yang teratur seperti gambar
150
Dalam gambar tersebut menunjukan ada 4 rute yang terseda. Jika rute tempat petak
umpet tersebut selalu bertambah maka tentukan:
a. Banyak rute ke-8
b. Jumlah rute sampai rute ke-8
4. Sala adalah peternak kambing dari masyarakat Samin. Mula-mula hanya memiliki
sepasang kambing. Kambing akan beranak setiap tahun sekali. Berapa banyaknya
kambing setelah 6 tahun?
5. Kliwon adalah salah satu warga masyarakat suku Samin yang berprofesi sebagai
seorang petani jagung. Bisa dilihat pada gambar di bawah ini
Tanaman Jagung
Pada tahun ini Kliwon memperoleh hasil panen sebesar 50 karung jagung. Untuk
membuat tepung jagung, hari pertama penggilingan menghabiskan 2 karung jagung,
hari kedua menghabiskan 6 karung jagung, hari ketiga menghabiskan 10 karung
jagung maka hari keberapa Kliwon menyelesaikan proses penggilingan tersebut?
6. Baju adat masyarakat Suku Samin berwarna hitam polos terdiri dari sebuah baju dan
celana. Seorang penjahit mampu membuat sepasang (baju+celana) untuk masyarakat
Suku Samin, 2 penjahit mampu membuat 3 baju + 3 celana, 3 penjahit mampu
membuat 6 baju + 6 celana, 4 penjahit 10 baju + 10 celana dan seterusnya. Berapa baju
+ celana jika dikerjakan oleh 20 penjahit?
151
7. Upacara adat brukohan atau suronan, masayarakat Samin berkumpul untuk syukuran
dan berdoa. Bisa diliat pada gambar
Ditempat perkumpulan sudah disusun kursi
dengan baris paling depan terdiri dari 12 buah
kursi, baris kedua berisi 14 buah kursi, baris
ketiga berisi 16 buah dan seterusnya. Banyak
Tradisi Suronan
kursi pada baris ke 20 adalah?
152
4.
Pemisalan ( )
Sepasang = 1 jantan ( ) ( )
1 betina ( ) ( )
= 8+5
2 ( ) = 13
Tahun pertama 3 ( )
Tahun kedua 5 ( )
5. 14.30= 1 warga
14.35= 2 warga
14.40= 4 warga
14.45= 8 warga
14.50=16 warga
14.55= ...warga
15.00= ...warga
1. 08.55= 1 warga
09.00= 2 warga
09.05= 4 warga
09.10= 8 warga
09.15= 16 warga
09.20= 32 warga
09.25= ...warga
09.30= ...warga
Jadi, banyak rute ke-8=128 dan jumlah rute sampai rute ke-8=255
4.
Pemisalan ( )
Sepasang = 1 jantan ( ) ( )
1 betina ( ) ( )
= 21+13
2 ( ) = 34
Tahun pertama 3 ( )
Tahun kedua 5 ( )
3 10
4 14
5 18
6 22
7 26
8 30
9 34
10 38
11 42
12 46
13 50
6.
kursi
158
Angket
PETUNJUK
Berikut ini diajukan daftar pendapatmu terhadap kegiatanmu selama
mengikuti pembelajaran pola bilangan, seberapa sering kamu melakukan
kegiatan atau berpendapat seperti berikut ini. Berikan tanda cek ( ) pada
kolom yang sesuai dengan kegiatan dan pendapatmu. Apapun jawabanmu
tidak akan mempengaruhi hasil belajarmu. Oleh karena itu, isilah kolom-
kolom dengan sungguh sesuai dengan pendapatmu.
Keterangan pilihan jawaban:
a. Ya :1
b. Tidak : 0
SELAMAT BEKERJA
Penilaian angket
No Item angket
Ya Tidak
1 Belajar matematika dengan model kontekstual bernuansa
etnomatematika membuat saya lebih memahami materi
matematika
2 Belajar matematika menggunakan model kontekstual
bernuansa etnomatematika membuat saya tertekan
3 Belajar matematika menggunakan model kontekstual
bernuansa etnomatematika membuat saya menemukan
ide-ide baru
4 Saya mengalami kesulitan dalam menyelesaikan
persoalan matematika dengan menggunakan model
kontekstual bernuansa etnomatematika
159
Lembar observasi
pengukuran
Bentuk geometri
bangun datar dan
Bentuk bangunan Bentuk
bangun
ruang
Bentuk geometri
Bagian-bagian Bentuk dari setiap bangun datar dan
bangunan bangunan bangun
ruang
Cara membuat
Cara membangun perhitungan
bangunan
Waktu yang
Waktu diperlukan Perhitungan,
membangun dalam bilangan
membangun
Lama pemakaian
Ketahanan bangunan sebelum Perhitungan,
bangunan di bilangan
renovasi ulang
Anyaman Macam-macam
Jenis anyaman Bentuk geometri
bangunan
Bentuk geometri
bangun datar dan
Bentuk Bentuk anyaman
bangun ruang,
pengukuran
Bilangan,
Ukuran Ukuran anyaman
pengukuran
Proses Bilangan,
Cara menganyam
menganyam pengukuran
Motif Motif yang Pengukuran, bentuk
163
Lembar wawancara
dimainkan?
Apakah ada aturan yang menentukan
kapan dimainkan?
Jumalah Adakah batasan dalam jumlah
4
pemain pemain?
Alat yang Alat apa saja yang digunakan dalam
5
digunakan setiap permainan?
Pembuatan
6 Bagaimana membuat alat permainan?
alat
Bahasa apa yang digunakan?
7 Bahasa Bagaimana dengan penyebutan dan
pengertianbahasa yang digunakan?
d. Kegiatan bertani
Bagaimana memilih lahan dan
1 Jenis lahan
tanaman yang akan ditanam?
Apa saja alat yang digunakan dalam
kegiatan bertani masyarakat?
Alat yang
2 Bagaimana membuat dan
digunakan
menggunakannya?
Apakah membeli atau dibuat sendiri?
Bagaimana pengolahan lahan
3 Pengolahan
pertanian?
Berapa lama waktu yang diperlukan
4 waktu mulai dari mengolah lahan sampai
masa panen setiap tanaman?
Bagaimana dengan kisaran biaya
5 biaya
dalam kegiatan bertani masyarakat?
Apa istilah atau pengertian yang
6 bahasa
digunakan dalam kegiatan bertani?
7 Pengukuran Bagaimana cara mengukur hasil
167
Nama:
Pertemuan:
A. Petunjuk
1. Berilah penilaian anda dengan memberikan tanda cek (v) pada kolom
skor sesuai hasil pengamatan anda.
2. Berilah skor yang sesuai dengan hasil pengamatan anda.
3. Pedoman penilaian pemberian skor adalah sebagai berikut.
Skor Keterangan
5 Sangat Baik
4 Baik
3 Cukup
2 Kurang Baik
1 Tidak Baik
B. Penilaian
No Aktivitas yang diamati Skor penilaian
1 2 3 4 5
Pendahuluan
1 Apersepsi: memperkenalkan diri dan
menjelaskan sedikit banyaknya tahapan proses
pembelajaran (Bertanya)
Kegiatan inti
1 Membagi siswa dalam kelompok (masyarakat
belajar)
2 Memberikan stimulus dengan menyajikan
gambar yang terkait dengan konsep materi pola
bilangan (pemodelan) dan siswa diminta untuk
menjelaskan.
172
C. Kriteria Penilaian
Interval rata-rata skor Kriteria
̅ Tidak Baik
̅ Kurang Baik
̅ Cukup
̅ Baik
̅ Sangat Baik
D. Komentar/saran
........................................................................................................................
........................................................................................................................
.....................................................................................................................
Blora, 2019
............................
173
Reduksi
Kata Pengantar
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah Swt., karena
hidayahnya dan inayahnya penulis suplemen bahan ajar siswa ini dapat
terselesaikan dengan sebaik-baiknya. Serta terimakasih atas bimbingannya oleh
Prof.Dr. Zaenuri,S.E, M.Si, Akt selaku pembimbing 1 dan Dr. Rer, Nat. Adi Nur
Cahyono, M.Pd selaku pembimbing 2
Suplemen bahan ajar pola bilangan ini merupakan bahan ajar mata
pelajaran matematika untuk siswa jenjang sekolah menengah pertama/madrasah
tsanawiyah berdasarkan kurikulum 2013 yang dengan tujuan untuk membantu
siswa dalam proses belajar matematika.
Matematika adalah hasil abstraksi (pemikiran) manusia terhadap objek-
objek disekitar kita sehingga dalam mempelajarinya siswa harus memikirkannya
kembali.
Suplemen bahan ajar siswa matematika kelas VIII SMP/MTs kurikulum
2013 ini ditulis dengan berdasarkan pada materi dan kompetensi yang sesuai
dengan standart internasional tersebut.
Suplemen bahan ajar ini diawali dengan pengajuan masalah yang
bersumber dari fakta dan lingkungan budaya blora yaitu sikep samin, terkait
dengan materi yang akan diajarkan. Tujuannya agar siswa mampu menemukan
konsep dan prinsip matematika melalui pemecahan masalah yang diajukan dan
mendalami sifat-sifat yang terkandung didalamnya yang sangat berguna untuk
memecahkan masalah kehidupan.
Halaman pertama pada suplemen bahan ajar ini adalah kover suplemen
bahan ajar itu sendiri yang kemudian dihalaman berikutnya berisi kata pengantar,
kata kunci, kompetensi dasar serta materi pola bilangan yang akan siswa capai
namun oleh karena itu penulis mengharapkan pembaca untuk memberikan saran,
kritikan dan masukan untuk suplemen bahan ajar yang lebih baik lagi.
Siswa dapat mengasah pemahaman dengan memecahkan masalah dan
tugas yang tersedia. Di sana adalah masalah otentik/nyata dan teka teki untuk
memampukan siswa berpikir logis, cermat, jujur dan tangguh menghadapi
masalah. Terapkan pengetahuan yang telah kamu miliki, cermati apa yang
diketahui, apa yang ditanyakan, konsep dan rumus mana yang akan digunakan
untuk menyelesaikan. Semuanya sangat berguna bagi siswa.
Selamat belajar, semoga suplemen bahan ajar ini bermanfaat dan dapat
membantu siswa kompeten bermatematika dan memecahkan masalah kehidupan.
Penulis
Faiq al ahadi
0401517047
176
Daftar Isi
PETA
KONSEP
POLA
BILANGAN
Konsep pola
bilangan bernuansa
etnomatematika pada
Suku Samin
Menerapkan
konsep pola
bilangan bernuansa
etnomatematika
pada Suku Samin
Menyelesaikan
permasalahan
yang berkaitan
dengan pola
bilangan
178
179
POLA BILANGAN
Kompetensi dasar:
4.1 Menyelesaikan Masalah Yang Berkaitan Dengan Pola Pada Barisan Bilangan
Dan Barisan Konfigurasi Objek
Coba kamu perhatikan bilangan yang memiliki pola segitiga. Ternyata bilangan-
bilangan tersebut dibentuk mengikuti pola sebagai berikut.
181
Jika susunan bola di bawah garis dengan pola ke-n adalah suatu
bilangan bulat positif, tentukan:
Perhatikan banyaknya lingkaran yang di bawah garis adalah setengah bagian dari
bola yang disusun menjadi persegi panjang.
182
Dengan memperhatikan pola susunan di atas, dapat disimpulkan bahwa pola ke-
n( )
Dengan menggunakan rumus pola yang sudah ditemukan, maka kita dapat menentukan
jawaban dari pertanyaan di atas, yaitu:
Pola ke-10 ( ) ( )
Pola ke-1000 ( ) ( )
( )( )
183
Apabila pola anyaman yang menyilang memiliki jumlah yang sama dalam
menganyam dimulai dengan 1 daun pandan kemudian ditambah 3 daun pandan
menjadi 4 daun pandan, selanjutnya ditambah 5 daun pandan menjadi 9 daun
pandan dan seterusnya. Konsep pola bilangan persegi bisa dilihat pada gambar di
bawah ini
184
Pola bilangan persegi adalah 1,4,9,16,25,.. untuk melihat banyaknya pola susunan
ke-n( ) mari amati ilustrasi berikut.
Jadi untuk menentukan jumlah suku ke-n pada pola persegi adalah.
( ) ( )
186
( ) atau ( )
189
Dalam permainan delikan ada dua peran yang harus dilakukan yaitu
sebagai penjaga dan pencuri. Untuk menerapkan pola bilangan pascal, dibuat
skenario permainan sebagai berikut: Terdapat 3 zona yang digunakan oleh
pencuri untuk bersembunyi yaitu zona A (taman desa), zona B (halaman rumah),
zona C (halaman sekolah) . Pada saat permainan berlangsung penjaga berhasil
menemukan 2 pencuri di zona A kemudian di zona B penjaga menemukan 4
pencuri sedangkan di zona C menemukan 8 pencuri. sehingga dengan adanya pola
tersebut membentuk maka bisa dihubungkan dengan pola bilangan
pascal. Konsep tersebut bisa dilihat pada gambara di bawah ini.
190
Soal latihan
1. Bejo adalah salah satu anak dari masyarakat Suku Samin. Bejo dan teman-teman
sepakat bermain petak umpet pada pukul 14.15 WIB. Pada pukul 13.55 satu anak
sampe ditempat yang telah ditentukan, 5 menit kemudian datang 2 anak, 5 menit
kemudian tambah lagi 4 anak dan begitu seterusnya setiap 5 menit sekali. Jika batas
waktu yang ditentukan sampai pukul 14.15 Wib berapa anak yang datang untuk
bermain petak umpet?
2. Pada tradisi sedekah bumi masyarakat Suku Samin membagikan makanan untuk
syukuran kepada setiap warga. Paimen adalah panitia yang bertugas membagikan
makanan tersebut setiap rumah. Jika dalam waktu 10 menit paimen dapat
mengantarkan kesatu rumah, 20 menit bisa mengantarkan ketiga rumah, 30 menit
bisa mngantarkan keenam rumah, 40 menit mengantarkan kesepuluh rumah. Berapa
rumah yang dapat dihantarkan paimen dalam waktu 2 jam?
3. Suku Samin merupakan adat yang memiliki aspek budaya salah satunya yaitu
tentang ikat kepala yang digunakan setiap prosesi tradisi Suku Samin kuhususnya
laki-laki. Bila dalam pembuatan ikat Kepala 2 pengerajin menghasilkan 4 ikat
kepala, 3 pengerajin menghasilkan 9 ikat kepala, 4 pengerajin menghasilkan 16 ikat
kepala. Berapa pengarajin yang dibutuhkan untuk menghasilkan 100 ikat kepala?
4. Mata pencaharian masyarakat Suku Samin beternak dan bertani. Pak joko
merupakan warga masyarakat Suku Samin yang berternak sapi. Mula-mula hanya
memiliki sepasang sapi. Sapi akan beranak setiap setahun sekali. Berapa banyak sapi
setelah 5 tahun?
5. Masyarakat Suku Samin memiliki baju adat yang khas berwarna hitam tanpa corak.
pakaian ini terdiri dari sebuah baju dan celana. Seorang penjahit mampu membuat
sepasang (baju+celana) untuk masyarakat Suku Samin, 2 penjahit mampu membuat
3 baju + 3 celana, 3 penjahit mampu membuat 6 baju + 6 celana, 4 penjahit 10 baju +
10 celana dan seterusnya. Berapa baju + celana jika dikerjakan oleh 17 penjahit?
195
8. 13.55= 1 pemain
14.00= 2 pemain
14.05= 4 pemain
14.10= ...pemain
14.15= ...pemain
9. 1 jam = 60 menit
2 jam =120 menit jadi 120 menit :10 menit =12
Misalkan 10 menit adalah
20 menit adalah dan seterusnya
( )
3.
2 pengerajin sebagai 4 ikat kepala
3 pengerajin sebagai 9 ikat kepala
4 pengerajin sebagai 16 ikat kepala
4.
Pemisalan ( )
Sepasang = 1 jantan ( ) ( )
1 betina ( ) ( )
196
= 13+8
2 ( ) = 21
Tahun pertama 3 ( )
Tahun kedua 5 ( )
5.
5. Hasil observasi
6. Hasil wawacara
197
Hasil uji coba soal tipe A
198
21 UC-21 5 13 4 6 10 10 11 59 3481
22 UC-22 10 15 8 10 10 15 14 82 6724
23 UC-23 5 15 5 5 5 5 10 50 2500
24 UC-24 10 10 5 10 10 13 10 68 4624
25 UC-25 7 10 4 7 10 10 9 57 3249
26 UC-26 10 10 10 5 9 9 11 64 4096
27 UC-27 10 15 9 10 10 10 14 78 6084
28 UC-28 10 15 11 5 10 10 10 71 5041
1759 112383
∑(σi²) 42,40079365
69,63359788
N 28
199
N-1 27
0,405571843
r tabel 0,374
kriteia Reliable
skor
Taraf
max 10 15 20 10 15 15 15
P 0,878571429 0,757142857 0,308928571 0,796428571 0,61666667 0,592857143 0,69285714
kriteria Mudah Mudah Sukar Mudah Sedang Sedang Sedang
skor
D. Pembeda
max 10 15 20 10 15 15 15
Ma 9,6 11,8 7,2 8,6 9,9 9,9 12,1
Mb 8,0 10,9 5,1 7,4 8,6 7,9 8,7
D 0,157 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,2
kriteria Cukup Kurang baik Cukup Cukup Kurang baik Cukup Baik
200
Hasil uji coba soal tipe B
201
21 UC-21 10 13 14 10 11 7 12 77 5929
22 UC-22 7 14 9 15 6 6 11 68 4624
23 UC-23 10 12 7 15 4 4 13 65 4225
24 UC-24 6 9 8 7 5 8 15 58 3364
25 UC-25 5 5 5 7 5 9 10 46 2116
26 UC-26 9 8 4 11 4 10 5 51 2601
27 UC-27 9 10 7 4 6 7 4 47 2209
28 UC-28 10 15 9 6 18 9 10 77 5929
1696 105212
∑(σi²) 57,1640212
91,957672
N 28
202
N-1 27
0,39237949
r tabel 0,374
kriteria reliable
Taraf kesukaran
skor
max 10 15 15 15 20 10 15
D. Pembeda
203
204
Soal pretest
Nama :
Kelas :
Waktu :
Materi : Pola Bilangan
PETUNJUK
Isilah soal-soal di bawah ini dengan cermat.
1. Pertanian merupakan sektor pencaharian yang mendominasi masyarakat
Samin. Slamet adalah warga masyarakat Samin sebagai seorang petani ketela.
Bisa dilihat pada gambar di bawah ini
Tanaman Ketela
Pada tahun ini Slamet memperoleh hasil panen sebesar 43 karung ketela.
Untuk membuat tepung ketela, hari pertama penggilingan menghabiskan 3
karung ketela, hari kedua menghabiskan 7 karung ketela, hari ketiga
menghabiskan 11 karung ketela maka hari keberapa Slamet menyelesaikan
proses penggilingan tersebut?
3. Pak sukir merupakan salah satu masyarakat Samin yang mempunyai mata
pencaharian bertani padi. Dapat dilihat pada gambar
Pada panen kali ini, pak sukir menanam 3 jenis padi yaitu padi tipe A, tipe B
an tipe C. Setiap jenis padi membutuhkan waktu 1 hari untuk menyesaikan
proses pengeringan yang dimulai dari padi tipe A selanjutnya tipe B dan tipe
C. Pada tipe manakah yang selesai dikeringkan pada urutan ke 15?
Padi tipe C
D2: Pada tipe manakah yang selesai dikeringkan pada urutan ke 15?
D3: Dikerjakan dengan menggunakan tabel
Pengeringan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
ke-
Klasa A B C A B C A B C A B C A B C
pandan
Soal postest
Nama :
Kelas :
Waktu :
Materi : Pola Bilangan
PETUNJUK
Isilah soal-soal di bawah ini dengan cermat.
1. Klasa pandan merupakan kerajinan dari masyarakat suku Samin. Ada
beberapa jenis Klasa pandan yang bisa dibuat dan dikasih warna sesuai
permintaan. Seperti pada gambar di bawah ini
2. Salah satu permainan anak-anak suku Samin yaitu petak umpet, dalam
permainan tersebut memiliki rute tempat bermain yang teratur seperti gambar
di bawah ini
210
Dalam gambar tersebut menunjukan ada 4 rute yang terseda. Jika rute tempat
petak umpet tersebut selalu bertambah maka tentukan:
c. Banyak rute ke-8
d. Jumlah rute sampai rute ke-8
3. Pencaharian suku Samin didominasi oleh petani. Kliwon adalah salah satu
warga masyarakat suku Samin yang berprofesi sebagai seorang petani jagung.
Bisa dilihat pada gambar di bawah ini
Tanaman Jagung
Pada tahun ini Kliwon memperoleh hasil panen sebesar 50 karung jagung.
Untuk membuat tepung jagung, hari pertama penggilingan menghabiskan 2
karung jagung, hari kedua menghabiskan 6 karung jagung, hari ketiga
menghabiskan 10 karung jagung maka hari keberapa Kliwon menyelesaikan
proses penggilingan tersebut?
Tradisi Suronan
Ditempat perkumpulan sudah disusun kursi dengan baris paling depan terdiri
dari 12 buah kursi, baris kedua berisi 14 buah kursi, baris ketiga berisi 16
buah dan seterusnya. Banyak kursi pada baris ke 20 adalah?
212
1. D1: Klasa A
Klasa B
Klasa C
D2: Klasa pandan manakah yang selesai dikeringkan pada urutan ke 15?
D3: Dikerjakan dengan menggunakan tabel
Pengeringan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
ke-
Klasa A B C A B C A B C A B C A B C
pandan
Jadi, banyak rute ke-8=128 dan jumlah rute sampai rute ke-8=255
213
kursi
Hasil angket respon siswa kelas eksperimen
214
Hasil observasi
215
4. Alat pertanian seperti sabit dan cangkul.
5. Lamaran tanpa mas kawin dan perantara.
waktu Bulan suro, Sedekah bumi atau Gas Deso dilaksanakan
pada jumat wage, Tradisi Ngalungi sapi dilaksanakan 3
kali setahun pada saat laboh (musim hujan persiapan
bercocok tanam), bakda tandur (sesudah tanam), bakda
panen (sesudah panen), Jamasan atau memandikan alat
pertanian dilaksanakan pada saat menjelang hari Raya Idul
Fitri tepatnya malam takbiran, perkawinan dilakukan dihari
baik sesuai kesepakatan kedua belah pihak, Upacara
campur bawur (tolak balak) dilakukan pada pergantian
musim atau pancaroba (hujan pertama).
Permainan Aturan 1. Cara bermain Jamuran sangatlah sederhana. Diawali Pola bilangan, bentuk
tradisional dengan hompimpa untuk menentukan siapa yang harus geometri bangun datar
jaga. Yang kalah hompimpa harus berada di lingkaran dan bangun ruang
(boleh duduk boleh berdiri), lantas sisanya membuat
lingkaran besar sambil bergandengan tangan dengan
bernyanyi ―jamuran ya gege thok ya jamur apa ya gege
jamur gajih mbejijih sa ora-ora sira mbadhe jamur apa‖
216
(berjamur hanya gege jamur apa hanya gege jamur beras
mbejijih dilapangan kamu mau jamur apa).
2. Pada umumnya permainan ini khususnya di Indonesia
terdiri dari 14 lubang dan 2 lubang besar. Permainan ini
dimainkan oleh 2 orang dimana 1 orang berkuasa pada 7
lubang kecil dan 1 lubang besar di sebelah kanannya.
Cara bermainnya pun mudah, awalnya mengisi 7 biji di
setiap lubang kecil dengan total 98 buah biji, lalu
dimulailah permainannya. Mengambil biji tersebut lalu
dipindahkan dari lubang kecil ke lubang kecil yang
lainnya, naruh satu demi satu di setiap lubang kecil dan
di lubang besar. Hingga permainan pun berakhir kalau
biji yang berjumlah 98 buah itu telah habis dimasukkan
ke lubang besar semuanya.
3. Permainan petak umpet dilakukan oleh anak-anak
minimal tiga orang yang kalah harus berjaga dipohon
dinding, tiang dan lain sebagainya sedangkan yang
lainnya bersembunyi. Bagi yang jaga harus mencari
pemain yang bersembunyi dan saat ketemu harus
217
menyebutkan nama pemain tersebut yang artinya
pemain itu telah gugur.
Jumlah pemain 1. Permainan jamuran minimal dimainkan dengan 3 orang
2. Permainan dakon dilakukan oleh dua orang.
3. Dalam permainan petak umpet terdapat minimal tiga
orang
Alat yang digunakan 1. Permainan jamuran tidak menggunakan alat melainkan
langsung dimainkan pemain.
2. Alat yang digunakan yaitu terbuat dari bahan kayu yang
telah diberi cekungan berjumlah tujuh cekungan atau
membuat tujuh cekungan dipermukaan tanah.
3. Tiang, dinding, pohon dan sebagainya
Kegiatan bertani Alat yang digunakan bertani oleh masyarakat Samin
Alat yang digunakan
meliputi cangkul, arit, penumbuk
Untuk padi kisaran 4-5 bulan sedangkan ketelah dan Bentuk geometri bangun
waktu
jagung hanya membutuhkan kisaran 2-3 bulan. datar dan bangun ruang
Biaya untuk bertani tergantung pada hasil dan proses pola bilangan
biaya perawatannya jdi tidak dapat ditentukan berapa biaya
bertani.
218
Mengukur hasil panen biasanya menggunakan
Pengukuran hasil
perbandinagn antara modal awal brupa pembelian
panen
bibit,pupuk, dsb dengan hasil panen yang didapat.
Kegiatan Jenis hewan yang
Sapi, kambing Pola bilangan
beternak diternakan
Kegiatan Alat yang digunakan Tidak ada
melaut/ Tidak ada
nelayan waktu Tidak ada
Artefak
Bangunan Dalam masayarakat Samin memiliki bangunan rumah
Jenis bangunan
berbentuk bekuk lulang.
Bentuk bangunan rumah bekuk lulang berbentuk mujur. Bentuk geometri bangun
Bangunan berarsitektur Jawa bersifat terbuka atau tanpa datar dan bangun ruang,
Bagian-bagian sekat-sekat kususnya bentuk dari rumah bekuk lulang pola bilangan
bangunan berbentuk mujur. Pada arsitektur Jawa, penaung/peneduh
muncul berupa empyak/payon: usuk. Soko, papan.
Cara membangun Dalam masyarakat Samin dalam membangun rumah secara
219
hotong royong. Tampilan rumah, Griya Jawa memberikan
sebutan yang tersendiri dan semuanya diambil dari ciri-ciri
manusia yakni jaler-estri (lelaki-perempuan) atau enem-
sepuh (muda-tua) tampilan yang cendereung berkesan
meninggi atau menulang dan ramping dikatakan sebagai
penampilan yang jaler (lelaki) atau enem (muda)
sedangkan yang merendah dan tidak ramping dikatakan
sebagai estri (perempuan atau sepuh (tua).
Semua hari baik kecuali hari gekblak orang tua (hari
Waktu membangun meninggalnya orng tua, bulan sela. Selain itu bisa
membangun dibulan suro, bulan besar.
Ketahanan rumah bisa dikatakan seumur hidup. Bahan-
Ketahanan bangunan
bahan yang digunakan sangatlah kuat yaitu pohon jati.
Anyaman Jenis anyaman Anyaman di masyarakat Samin adalah klasa pandan.
Bentuk Klasa pandan berbentuk persegi dan persegi panjang.
Bangun datar
Ukurannya ada dua kecil dan besar tetapi bentuknya
Ukuran
persegi dan persegi panjang.
Cara menganyam Klasa pandan ini terbuat dari anyaman daun pandan berduri
220
yang sudah disuir, dihaluskan dan dikeringkan lalu
dianyam dengan anyaman menyilang.
Klasa pandan tidak memiliki bahan–bahan lain sebagai
Motif perlengkapan
aksesoris.
Tenunan Baju khas Samin bermotif potong Jawa berwarna
irang/hitam yang memiliki arti bahwa manusia itu tidak
Motif tenunan lepas dari dosa. Sedangkan ikat (blangkon) yang berwarna
polos item atau lireng kuning dan celana kompreng yang
digunkan masyarakat Samin.
Bahan yang digunakan adalah bahan sederhana dan tidak Bentuk bangun datar dan
Bahan
terbuat dari bahan mahal penting yang berwarna hitam. pola bilangan
Alat tenun Masayarakat Samin tidak memiliki alat tenun khusus.
Masyarakat Samin tidak menenun tetepi langsung membeli
Proses menenun
kain dipasar.
Biaya Rp. 250.000
Semua hari baik kecuali hari geblak orang tua (hari
Waktu
kematian orang tua).
221
Hasil wawancara
Deskripsi
No Pertanyaan Deskripsi Jawaba
Pengamatan
Pertanyaan inti
a. Tari tradisional
Apa saja tarian yang ada dan sering Suku samin tidak memiliki tarian tradisional .
1 Jenis tarian
ditarikan oleh masyarakat?
Apa tujuan dari tarian-tarian tersebut? Tidak ada
Apakah memiliki makna atau hanya
2 Filosofi
sekedar dimasukan untuk mengisi
waktu luang dan bersenang-senang?
Kapan tarian-tarian tersebut Tidak ada
ditampilkan?
3 Aturan
Apakah ada aturan yang menentukan
kapan tarian tersebut ditampilkan?
222
Bahasa apakah yang digunakan bila Tidak ada
4 Busana
akan menampilkan setiap jenis tarian?
Alat music dan lagu apa yang Tidak ada
5 Musik digunakan dalam mengiringi masing-
masing tarian?
Lagu apa yang digunakan dalam Tidak ada
6 Lagu
mengiringi masing-masing tarian?
Bagaimana susunan dari para penari? Tidak ada
7 Susunan
Apakah ada aturan khusus?
Bagaimana pola gerakan dari setiap Tidak ada
8 Gerakan
tarian?
Aksesoris apa yang melengkapi Tidak ada
9 Aksesoris
busana yang digunakan?
Jumlah Adakah batasan dalam keikutsertaan Tidak ada
10
penari sebuah tarian?
Bahasa/ istilah apa yang digunakan Tidak ada
11 Bahasa dalam tarian-tarian tersebut?
Bagaimana menyebut nama dari
223
masing-masing tarian?
b. Upacara adat
Apa saja jenis upacara yang sering Suronan, sedekah bumi, ngalungi sapi, jamasan, ngantenan, campur
1 Jenis upacara
dilaksanakan masyarakat? bawur
1. Suronan atau brukohan masyarakat Sedulur Sikep Samin sembari
mengenakan pakaian serba hitam, warga berkumpul menggelar acara
syukuran. Dalam syukuran tersebut, masyarakat Samin juga berdoa
bersama agar mendapat kelancaran rezeki, keamanan dan kesehatan.
2. Sedekah bumi atau Gas Deso dilaksanakan pada jumat wage, para
warga Sedulur Sikep akan membuat tumpeng serta jajanan dan
makanan tradisional serta dilaksanakan ditempat seperti waduk,
Apa makna dari setiap upacara adat
2 Filosofi sumur, balai desa, makam sesepuh dan tempat yang disepakati oleh
yang dilakukan?
masyarakatnya. Pada intinya sedekah bumi adalah menghargai,
mensyukuri dan menghormati tanah serta sedekah bumi merupakan
acara untuk mengucapkan dan mencurahkan kepada Tuhan Yang
Maha Esa atas nikmat dan karunia yang diberikan.
3. Tradisi Ngalungi sapi ini bertujuan untuk mendoakan agar diberi
keselamatan, tradisi ini dilaksanakan 3 kali selama kurang lebih
224
setahun pada saat laboh (musim hujan persiapan bercocok tanam),
bakda tandur (sesudah tanam), bakda panen (sesudah panen). Inti dari
tradisi ini memohonkan keselamatan sapi yang merupakan kekayaan
(rojo koyo) bagi masyarakat Samin
4. Jamasan atau memandikan alat pertanian dilakukan untuk
membersihkan alat pertanian seperti cangkul, arit, bendo (golok)
ganco. Upacara ini dilaksanakan pada saat menjelang hari Raya Idul
Fitri tepatnya malam takbiran, tujuannya agar peralatan pertanian tetap
berfungsi dengan baik dalam bercocok tanam.
5. Menurut ajaran kesaminan, perkawinan adalah wadah prima bagi
manusia untuk belajar karna melalui lembaga ini kita dapat menekuni
ilmu kesunyatan. Bukan saja karena perkawinan nanti membuahkan
keturunan yang akan meneruskan sejarah hidup tetapi juga karena
sarana ini menegaskan hakekat ketuhanan, hubungan antara pria dan
wanita, rasa sosial dan kekeluargaan, dan tanggungjawab. Selanjutnya
pada dasarnya adat perkawinan yang berlaku dalam masyarakat Samin
adalah endogami yaitu pengambilan jodoh dalam kelompok sendiri
dan menganut prinsip monogami. Dalam pola perkawinan ini yang
dipandang ideal adalah istri cukup hanya satu untuk selamanya: bojo
225
siji kanggo selawase kanggo turun temurun.sebagai landasan
berlangsungnya perkawinan adalah kesepakatan antara seorang laki-
laki dengan seorang perempuan. Kesepakatan ini merupakan ikatan
mutlak dalam lembaga perkawinan masyarakat Samin.
6. Upacara campur bawur (tolak balak) dilakukan pada pergantian musim
atau pancaroba (hujan pertama). Tolak balak atau campur bawur juga
dilakukan oleh masyarakat yang pendukuhannya dilewati sungai,
seperti Kelopo duwur, Sumengko dan Wotrangkul. Tradisi ini
dilakukan masyarakat yang tinggal ditepi hutan seperti komunitas
Sikep di Karangpace tujuannya untuk mengusir binatang buas.
1. Suronan dalam masyarakat Samin berpakaian serba hitam dan mereka
berkumpul bersama. Pada umumnya mereka menyuguhkan tumbeng
yang jumlahnya disesuaikan dengan jumlah warga kemudian terdapat
sajian lainnya seperti botok, nasi jagung, urap, ikan asin,buah-buahan
Bagaimana tata cara pelaksanaan dan bubur 4 warna sebagai lambang 4 penjuru arah manusia. Kamu
3 Tata cara
masing masing upacara adat tersebut? juga akan menemukan makanan yang diolah dari ayam, kambing atau
sapi.
2. Para warga Sedulur Sikep akan membuat tumpeng serta jajanan dan
makanan tradisional, serta dilanjutkan berdoa bersama. Upacara
226
tersebut akan dilaksanakan ditempat seperti waduk, sumur, balai desa,
makam sesepuh dan tempat yang disepakati oleh masyarakatnya.
3. Upacara Ngalungi sapi dilakukan dengan pada hari selasa kliwon serta
dilakukan pada sore hari sewaktu sapi pulang dari sawah atau tempa
mencari makan/hutan. Caranya sapi yang baru sampai rumah diberi
ketupat dengan menempelkan kupat dimulutnya dan pecut (terbuat dari
jalur) ditempelkan di buntu sapi lalu kupat dan sayur diiris-iris
dicampurkan kemakanan sapi dan lainnya dimakan keluarga.
4. Alat pertanian seperti sabit dan cangkul di siapkan lalu dibersihkan
satu persatu.
5. Perkawinan dimulai dengan lamaran dan prai lamaran. Prai lamaran
mrupakan persesuaian paham antara pihak lelaki dan orang tua
perempuan antara sijejaka dan sigadis, baru sesudah itu meningkat
kesatu tingkatan yang lebih maju lagi yang biasa disebut oleh orang
sekarang lamaran. Lamaran dan prai lamaran dilalui dengan jalan yang
biasa saja dan tidak berliku-liku. Cukup diselesaikan oelh orang tua
lelaki dengan orang tua sigadis saja ataupun adakalanya hanya diurus
langsung oleh sijejaka dan sigadis yang bersangutan sendiri.
Masyaralat Samin tidak mengenal telangkai atau perantara untuk
227
menghubungkan perkawinan anaknya. Sesudah antara orang tua
silelaki dengan orang tua siperempuan atau sijejaka dan sigadis
bersesuaian paham maka itu berarti sudah terikat dalam suatu
pertunangan dan berarti pula sudah dilaluinya masa peminangan atau
pelamaran. Kesepakatan itu terwujud apabila calon suami dan istri
saling menyatakan podo demene (saling suka, sama suka). Pernyataan
ini bukan sekedar ucapan, tetapi diikuti dengan bukti tindakan dengan
melakukan hubungan sexual. Selesai melakukan hubungan sexual,
laki-laki calon suami memberitahukan orang tua sigadis calon istri.
Hal itu dilakukan setelah orang tua laki-laki melamar kepada keluarga
pihak perempuan dan terima.
6. Pelaksanaan disesuaikan dengan hari kelahiran pendukuhan untuk
Kelopo duwur dilaksanakan pada hari kamis pon, Wotrangkul pda hari
jumat wage dengan menyelenggarakan tayuban disendang. Badong
geneng/badong kidul elaksanaannya pada hari rebo wage bertempat
disendang dan menyelenggarakan tayuban.
1. Masyarakat Samin berkumpul dalam satu tempat dengan pakaian serba
Bagaimana aturan yang harus
hitam, menyediakan tumpeng serta dilaksanakan untuk menyambut
4 Aturan dipenuhi dalam pelaksanaan masing-
datangnya bulan suro.
masing upacara adat?
228
2. Dalam menyelenggarakan Sedekah bumi komunitas Sedulur Sikep
membaur dengan masyarakat pedukuan. Kegiatan ini dilakukan pda
hari selasa pahing tepatnya dibulan sela atau apit.
3. Ketupat beserta perlengkapannya diletakkan dimeja, dikelilingi oleh
keluarga atau siapa saja boeh mengikuti untuk menyakskan dan
menghiakan apa yang diucapkan pemimpin yang dalam komunitas
Sikep disebut kabul atau tanduk. Kalimat kabul diucapkan dengan
bahasa Jawa. Selesai dikabulkan kupat dimakan bersama.
4. Dilaksanakan pada saat menjelang hari Raya Idul Fitri tepatnya malam
takbiran
5. Adat perkawinan yang berlaku dalam masyarakat Samin adalah
endogami yaitu pengambilan jodoh dalam kelompok sendiri dan
menganut prinsip monogami. Dalam pola perkawinan ini yang
dipandang ideal adalah istri cukup hanya satu untuk selamanya: bojo
siji kanggo selawase kanggo turun temurun.sebagai landasan
berlangsungnya perkawinan adalah kesepakatan antara seorang laki-
laki dengan seorang perempuan. Kesepakatan ini merupakan ikatan
mutlak dalam lembaga perkawinan masyarakat Samin.
6. Upacara dilakukan ditempat yang telah disepakati oleh masyarakat
229
Suku Samin atua Sedulur Sikep dan waktu pelaksanaannya dilakukan
sesuai dengan kelahiran pedukuhan masing-masing.
1. Pakaian hitam, blangkon.
2. Tidak ada aksesoris khusus dalam upacara tersebut.
3. Tidak ada aksesoris khusus dalam upacara tersebut.
6 Aksesoris Aksesoris apa saja yang digunakan?
4. Tidak ada aksesoris khusus dalam upacara tersebut.
5. Tidak ada mas kawin.
6. Tidak ada aksesoris khusus dalam upacara tersebut.
6. Pakaian serba hitam, menyediakan tumpeng serta dilaksanakan untuk
menyambut datangnya bulan suro
7. Tumpeng dan makanan tradisional.
Perlengkapan Perlengkapan apa saja yang 8. Ketupat, pecut, meja
7
upacara adat diperlukan? 9. Alat pertanian seperti sabit dan cangkul.
10. Lamaran tanpa mas kawin dan perantara.
11. Sarana upacara nasi uduk dicampur apem disebar/ditaruh dipojok-
pojok lahan garapan, pertigaan atau perempatan jalan
Bahasa apa yang digunakan? Masyarakat Samin menggunakan bahasa Jawa Ngoko
Bahasa dan
8 Apa maksud dari perkataan-perkataan
maksud
dan tindakan yang ada?
230
c. Permainan tradisional
Apa saja permainan yang ada dan Suku samin memiliki beberapa permainan tradisional yang meliputi
Jenis
1 sering dimainkan oleh masyarakat jamuran, dakon (congkak), delikan atau petak umpet
permainan
khususnya anak anak?
1. Permainan jamuran biasanya disuguhkan untuk menyambut tamu atau
wisatawan yang berkunjung, biasanya dilakukan oleh anak-anak
setempat.
2. Dalam permainan tradisional ini banyak manfaat yang bisa didapatkan
atau mempunyai nilai filosofi yang baik seperti melatih untuk
memberanikan diri bersikap sportif, berbuat jujur dan ahli strategi biar
Apa tujuan dari permainan tersebut? tidak berhenti di lubang kosong karena kalau berhenti di lubang
Apakah memiliki makna atau hanya kosong kita akan mati. Tidak hanya itu saja manfaat yang didapat,
2 Filosofi
sekedar dimainkan untuk mengisi ternyata ada filosofi yang menarik dalam permainan dakon tersebut.
waktu luang dan bersenang-senang? Terdapat 14 lubang kecil yang mana bagian atas berjumlah 7 lubang
begitupula bagian bawah berjumlah 7 lubang. 7 lubang tersebut yang
menandakan jumlah hari dalam setiap minggunya, lalu ketika
menjalankan biji demi bijinya ternyata terkandung bahwa kita dituntut
untuk terus beraktivitas di setiap harinya supaya kita berbagi (sedekah)
terhadap lingkungan kita ataupun bersedekah juga kepada lawan
231
(musuh). Tak lupa juga mengajari kita untuk menabung di lubang
besar.
3. Permainan petak umpet mengajarkan kejujuran, berani,
tanggungjawab.
1. Cara bermain Jamuran sangatlah sederhana. Diawali dengan
hompimpa untuk menentukan siapa yang harus jaga. Yang kalah
hompimpa harus berada di lingkaran (boleh duduk boleh berdiri),
lantas sisanya membuat lingkaran besar sambil bergandengan tangan
dengan bernyanyi ―jamuran ya gege thok ya jamur apa ya gege jamur
gajih mbejijih sa ora-ora sira mbadhe jamur apa‖ (berjamur hanya
Kapan permainan tersebut gege jamur apa hanya gege jamur beras mbejijih dilapangan kamu mau
dimainkan? jamur apa).
3 Aturan
Apakah ada aturan yang menentukan 2. Pada umumnya permainan ini khususnya di Indonesia terdiri dari 14
kapan dimainkan? lubang dan 2 lubang besar. Permainan ini dimainkan oleh 2 orang
dimana 1 orang berkuasa pada 7 lubang kecil dan 1 lubang besar di
sebelah kanannya. Cara bermainnya pun mudah, awalnya mengisi 7
biji di setiap lubang kecil dengan total 98 buah biji, lalu dimulailah
permainannya. Mengambil biji tersebut lalu dipindahkan dari lubang
kecil ke lubang kecil yang lainnya, naruh satu demi satu di setiap
232
lubang kecil dan di lubang besar. Hingga permainan pun berakhir
kalau biji yang berjumlah 98 buah itu telah habis dimasukkan ke
lubang besar semuanya.
3. Permainan petak umpet dilakukan oleh anak-anak minimal tiga orang
yang kalah harus berjaga dipohon dinding, tiang dan lain sebagainya
sedangkan yang lainnya bersembunyi. Bagi yang jaga harus mencari
pemain yang bersembunyi dan saat ketemu harus menyebutkan nama
pemain tersebut yang artinya pemain itu telah gugur.
1. Permainan jamuran minimal dimainkan dengan 3 orang
Jumalah Adakah batasan dalam jumlah
4 2. Permainan dakon dilakukan oleh dua orang.
pemain pemain?
3. Dalam permainan petak umpet terdapat minimal tiga orang
1. Permainan jamuran tidak menggunakan alat melainkan langsung
dimainkan pemain.
Alat yang Alat apa saja yang digunakan dalam 2. Alat yang digunakan yaitu terbuat dari bahan kayu yang telah diberi
5
digunakan setiap permainan? cekungan berjumlah tujuh cekungan atau membuat tujuh cekungan
dipermukaan tanah.
3. Tiang, dinding, pohon dan sebagainya
1. Permainan tanpa menggunakan alat melainkan hanya pemain.
Pembuatan
6 Bagaimana membuat alat permainan? 2. Permainan ini membutuhkan benda yang terbuat dari kayu yang
alat
233
dimana kayu tersebut diberi lubang berjumlah 14 atau mebuat lubang
di permukaan tanah sebagai wadah pengganti.
3. Tergantung media yang digunakan misal pohon.
Bahasa apa yang digunakan? Bahasa yang digunakan adalah bahaja Jawa ngaka
7 Bahasa Bagaimana dengan penyebutan dan
pengertianbahasa yang digunakan?
d. Kegiatan bertani
Petani Samin menanam tanaman padisebagai salah satu tanaman yang
wajib ditanam. Selain padi ada juga yang menanam ketela dan jagung.
Dalam bertani, Petani Samin juga diatur oleh Adat yaitu tidak boleh
Bagaimana memilih lahan dan menjual seluruh hasil panennya. Setelah panen mereka akan menyimpan
1 Jenis lahan
tanaman yang akan ditanam? hasil panennya untuk digunakan konsumsi keluarga dan digunakan
sebagai sumbangan jika ada masyarakat Samin lainnya sedang hajatan
perkawinan atau sunatan. Dalam bercocok tanam bergantung pada
musiman tidak memiliki aturan khusus di dalamnya.
Apa saja alat yang digunakan dalam Alat yang digunakan bertani oleh masyarakat Samin meliputi cangkul,
kegiatan bertani masyarakat? arit, penumbuk padi. Alat pertanian suku Samin diunakan dalam
Alat yang
2 Bagaimana membuat dan pertanian pda umumnya misal cangkul digunakan untuk menggemburkan
digunakan
menggunakannya? tanah/melunakan tanah, arit digunakan untuk memotong rumput serta
234
Apakah membeli atau dibuat sendiri? tumbuk padi digunakan untuk memisahkan padi dengan kulitnya yang
biasa kita sebut beras. Alat tersebuttidak dibuat sendiri melainkan beli
dipasar.
Lahan yang digunakan untuk menanam padi disiapkan terlebih dahulu
Bagaimana pengolahan lahan
3 Pengolahan dengan cara mencangkul sawah setelah itu baru mulai menanam bibit
pertanian?
padi dan untuk jagung, ketelah prosesnya sama.
Berapa lama waktu yang diperlukan Untuk padi kisaran 4-5 bulan sedangkan ketelah dan jagung hanya
4 waktu mulai dari mengolah lahan sampai membutuhkan kisaran 2-3 bulan.
masa panen setiap tanaman?
Bagaimana dengan kisaran biaya Biaya untuk bertani tergantung pada hasil dan proses perawatannya jdi
5 biaya
dalam kegiatan bertani masyarakat? tidak dapat ditentukan berapa biaya bertani.
Apa istilah atau pengertian yang Tidak ada istilah khusus dalam kegiatan bertani biasa menggunakan
6 bahasa
digunakan dalam kegiatan bertani? bahasa Jawa Ngaka.
Mengukur hasil panen biasanya menggunakan perbandinagn antara
Pengukuran Bagaimana cara mengukur hasil
7 modal awal brupa pembelian bibit,pupuk, dsb dengan hasil panen yang
hasil panen panen?
didapat.
e. Kegiatan beternak
Jenis hewan Apa saja hewan yang sering Sapi, kambing
1
yang diternakan?
235
diternakan
Pengukuran Bagaimana cara mengukur besar Pengukuran hewan ternak tidakada pengukuran khusus.
2
hewan kecilnya hewan?
f. Kegiatan melaut
Alat yang Alat dan perlengkapan apa saja yang Tidak ada
1
digunakan digunakan dalam melaut?
Berapa lama waktu yang digunakan Tidak ada
2 waktu
untuk berlayar?
Bahasa/ Apakah ada istilah yang digunakan Tidak ada
3
istilah dalam kegiatan melaut tersebut?
g. Bangunan
Jenis Bangunan apa saja yang ada dalam Dalam masayarakat Samin memiliki bangunan rumah berbentuk bekuk
1
bangunan masyarakat? lulang.
Rumah model bekuk lulang merupakan salah satu jenis dari Dapur Griya
(isu yang berhubungan dengan sistem struktur kerangka bangunan serta
Bagaimana filosofi dari setiap
2 Filosofi dengan rupa bangunan). Dapur Griya merupakan salah satu jenis
bangunan
Kaweruh Griya yang artinya naskah terhadap awam merupakan
perkenalan akan ―lingkungan binaan Jawa‖ sedangkan bagi para
236
Undhagi mrupakan pengkayaan pengetahuan.
Fungsi Bangunan berarsitektur Jawa bermakna sebagai tempat berteduh.
3 Apa fungsi dari setiap bangunan?
bangunan
Apa saja bagian-bagian dari setiap Bangunan berarsitektur Jawa bersifat terbuka atau tanpa sekat-sekat
Bagian
bangunan? kususnya bentuk dari rumah bekuk lulang berbentuk mujur. Pada
4 bagian
Bagaimana penyebutannya dan arti arsitektur Jawa, penaung/peneduh muncul berupa empyak/payon: usuk.
bangunan
dari setiap bangunan tersebut? Soko, papan.
Dalam masyarakat Samin dalam membangun rumah secara gotong
royong. Tampilan rumah, Griya Jawa memberikan sebutan yang
tersendiri dan semuanya diambil dari ciri-ciri manusia yakni jaler-estri
Bagaimana cara membangun dan
Cara (lelaki-perempuan) atau enem-sepuh (muda-tua) tampilan yang
5 bagaimana menentukan setiap bagian
membangun cendereung berkesan meninggi atau menulang dan ramping dikatakan
dari bangunan tersebut?
sebagai penampilan yang jaler (lelaki) atau enem (muda) sedangkan yang
merendah dan tidak ramping dikatakan sebagai estri (perempuan atau
sepuh (tua).
Waktu Semua hari baik kecuali hari gekblak orang tua (hari meninggalnya orng
Berapa lama waktu yang dibutuhkan
6 membangun tua, bulan sela. Selain itu bisa membangun dibulan suro, bulan besar.
dalam membuat sebuah bangunan?
237
Bahan apa saja yang dibutuhkan Bahan yang dibutuhkan adalah papan dari pohon jati, genteng, soko.
dalam membangun? Kayu jati dipilih yang sudah mateng/tua (sekitar 25 tahun).
7 Bahan
Bagaimana memilih bahan agar
bertahan dalam waktu yang lama?
Berapa lama waktu yang dibutuhkan Ketahanan rumah bisa dikatakan seumur hidup. Bahan-bahan yang
sebuah bangunan sebelum diperbaiki digunakan sangatlah kuat yaitu pohon jati.
Ketahanan
8 ataudirobohkan?
bangunan
Bagaimana dengan ketahanan bahan-
bahan yang digunakan?
h. Anyaman
Jenis Apa saja anyaman yang dihasilkan Anyaman di masyarakat Samin adalah klasa pandan.
1
anyaman masyarakat?
Bagaimana bentuk dari setiap jenis Klasa pandan berbentuk persegi dan persegi panjang.
2 Bentuk
anyaman?
Fungsi dan Apa saja fungsi dan kegunaan dari Digunakan sebagai alas sesaji untuk acara-acara adat didesa.
3
kegunaan setiap anyaman?
Ukurannya ada dua kecil dan besar tetapi bentuknya persegi dan persegi
4 Ukuran Bagaimana dengan ukuran anyaman?
panjang.
238
Bagaimana cara menganyam? Klasa pandan ini terbuat dari anyaman daun pandan berduri yang sudah
Cara
5 Apa saja aturan yang harus ditaati disuir, dihaluskan dan dikeringkan lalu dianyam dengan anyaman
menganyam
dalam menganyam? menyilang.
Bahan Bahan utama klasa pandan adalah daun pandan. Pemilihan bahan utama
Bahan apa saja yang digunakan?
(pemilihan tersebut haruslah masih segar dan memiliki tekstur yang bagus.
6 Bagaimana memilih dan menyiapkan
dan
bahan sebelum dianyam?
penyiapan)
Berapa lama waktu yang dibutuhkan Dalam pembuatan anyaman klasa pandan biasanay dilakukan sebalaum
7 Waktu untuk menyelesaikan sebuah adanaya acara-acara adat.
anyaman?
Selain bahan dasar anyaman, bahan Klasa pandan tidak memiliki bahan–bahan lain sebagai aksesoris.
Motif apa saja yang dibutuhkan untuk
8
perlengkapan mempercantik dan menambah nilai
jual dari anyaman?
Bagaimana menyebut nama dari Dalam penyebutan biasanya menggunakan bahasa Jawa Ngaka yang
setiap anyaman? secara umum disebut Klasa pandan.
9 Bahasa Apakah nama yang diberikan untuk
masing-masing anyaman sesuai
239
dengan bentuk dan fungsinya atau
hanya penyebutan secara umum?
i. Tenunan
Masayarakat Samin tidak melakukan kegiatan tenun jadi tidak memiliki
Apa saja jenis tenunan yang
1 Jenis tenunan hasil tenun khas Samin tetapi memiliki aksesoris yang digunakan
dihasilkan oleh masyarakat?
masyarakat Samin berupa ikat (blangkon) dan baju khas Samin.
Baju khas Samin bermotif potong Jawa berwarna irang/hitam yang
Motif Bagaimana dengan motif dari setiap memiliki arti bahwa manusia itu tidak lepas dari dosa. Sedangkan ikat
2
tenunan tenunan? (blangkon) yang berwarna polos item atau lireng kuning dan celana
kompreng yang digunkan masyarakat Samin.
Bahan dasar apa saja yang digunakan Bahan yang digunakan adalah bahan sederhana dan tidak terbuat dari
3 Bahan dalam menenun? bahan mahal penting yang berwarna hitam.
Apakah ada tambahan lainnya?
Bagaimana bentuk masing-masing Masayarakat Samin tidak memiliki alat tenun khusus.
alat yang digunakan dalam menenun
4 Alat tenun
maupun dalam proses penyiapan
bahan?
Proses Apakah ada aturan atau perhitungan Masyarakat Samin tidak menenun tetepi langsung membeli kain dipasar.
5
menenun pukulan dalam menenun agar tenunan
240
yang dihasilkan tidak mudah robek?
Berapa banyak biaya yang digunakan Rp. 250.000
6 Biaya dalam menyelesaikan setiap satu buah
jenis tenunan?
Berapa lama waktu yang dibutuhkan Semua hari baik kecuali hari geblak orang tua (hari kematian orang tua).
7 Waktu dalam menyelesaikan sebuah
tenunan?
Aturan apa saja yang harus dipenuhi Tdak ada aturan khusus.
agar hasil tenunan bertahan lama dan
8 Aturan rapi?
Apakah alat-alat tenunan berpengaruh
pada hasil tenunan?
Bagaimana penamaan setiap tenunan Penyebutan baju khas Samin yaitu batik Samin (batik ireng/hitam).
9 Penyebutan
yang dihasilkan masyarakat?
241
242
Pertemuan 1
Nama : Faiz al ahadi
Pertemuan: 1
A. Petunjuk
1. Berilah penilaian anda dengan memberikan tanda cek (v) pada kolom
skor sesuai hasil pengamatan anda.
2. Berilah skor yang sesuai dengan hasil pengamatan anda.
3. Pedoman penilaian pemberian skor adalah sebagai berikut.
Skor Keterangan
5 Sangat Baik
4 Baik
3 Cukup
2 Kurang Baik
1 Tidak Baik
4. Penilaian
No Aktivitas yang diamati Skor penilaian
1 2 3 4 5
Pendahuluan
1 Apersepsi: memperkenalkan diri dan v
menjelaskan sedikit banyaknya tahapan proses
pembelajaran (Bertanya)
Kegiatan inti
1 Membagi siswa dalam kelompok (masyarakat v
belajar)
2 Memberikan stimulus dengan menyajikan v
gambar yang terkait dengan konsep materi pola
bilangan (pemodelan) dan siswa diminta untuk
menjelaskan.
3 Menjelaskan konsep dengan contoh pada
materi pola bilangan (pemodelan, inkuiri,
kontruktivisme).
243
5. Kriteria Penilaian
Interval rata-rata skor Kriteria
̅ Tidak Baik
̅ Kurang Baik
̅ Cukup
̅ Baik
̅ Sangat Baik
6. Komentar/saran
........................................................................................................................
................................................................................... ....................................
Blora, 2019
FAIZ AL AHADI
NIM. 0401517008
244
4. Penilaian
No Aktivitas yang diamati Skor penilaian
1 2 3 4 5
Pendahuluan
1 Apersepsi: memperkenalkan diri dan V
menjelaskan sedikit banyaknya tahapan proses
pembelajaran (Bertanya)
Kegiatan inti
1 Membagi siswa dalam kelompok (masyarakat V
belajar)
2 Memberikan stimulus dengan menyajikan V
gambar yang terkait dengan konsep materi pola
bilangan (pemodelan) dan siswa diminta untuk
menjelaskan.
3 Menjelaskan konsep dengan contoh pada v
materi pola bilangan (pemodelan, inkuiri,
kontruktivisme).
4 Melakukan tanya jawab konsep pola bilangan V
245
(bertanya).
5 Memberikan latihan tentang materi pola V
bilangan (pemodelan)
6 Melakukan diskusi (masyarakat belajar). V
7 Memberikan penilaian terhadap hasil kerja V
kelompok siswa (penilaian autentik)
Penutup
1 Evaluasi dalam pembelajaran (kontruktivisme, V
refleksi).
5. Kriteria Penilaian
Interval rata-rata skor Kriteria
̅ Tidak Baik
̅ Kurang Baik
̅ Cukup
̅ Baik
̅ Sangat Baik
6. Komentar/saran
........................................................................................................................
......................................................................................................................
Blora, 2019
246
Pertemuan 2
Nama : Faiz al ahadi
Pertemuan: 2
A. Petunjuk
1. Berilah penilaian anda dengan memberikan tanda cek (v) pada kolom
skor sesuai hasil pengamatan anda.
2. Berilah skor yang sesuai dengan hasil pengamatan anda.
3. Pedoman penilaian pemberian skor adalah sebagai berikut.
Skor Keterangan
5 Sangat Baik
4 Baik
3 Cukup
2 Kurang Baik
1 Tidak Baik
4. Penilaian
No Aktivitas yang diamati Skor penilaian
1 2 3 4 5
Pendahuluan
1 Apersepsi: memperkenalkan diri dan V
menjelaskan sedikit banyaknya tahapan proses
pembelajaran (Bertanya)
Kegiatan inti
1 Membagi siswa dalam kelompok (masyarakat V
belajar)
2 Memberikan stimulus dengan menyajikan V
gambar yang terkait dengan konsep materi pola
bilangan (pemodelan) dan siswa diminta untuk
menjelaskan.
3 Menjelaskan konsep dengan contoh pada V
materi pola bilangan (pemodelan, inkuiri,
kontruktivisme).
247
5. Kriteria Penilaian
Interval rata-rata skor Kriteria
̅ Tidak Baik
̅ Kurang Baik
̅ Cukup
̅ Baik
̅ Sangat Baik
6. Komentar/saran
........................................................................................................................
..................................................................................
Blora, 2019
FAIZ AL AHADI
NIM. 0401517008
248
4. Penilaian
No Aktivitas yang diamati Skor penilaian
1 2 3 4 5
Pendahuluan
1 Apersepsi: memperkenalkan diri dan V
menjelaskan sedikit banyaknya tahapan proses
pembelajaran (Bertanya)
Kegiatan inti
1 Membagi siswa dalam kelompok (masyarakat V
belajar)
2 Memberikan stimulus dengan menyajikan V
gambar yang terkait dengan konsep materi pola
bilangan (pemodelan) dan siswa diminta untuk
menjelaskan.
3 Menjelaskan konsep dengan contoh pada V
materi pola bilangan (pemodelan, inkuiri,
kontruktivisme).
4 Melakukan tanya jawab konsep pola bilangan V
249
(bertanya).
5 Memberikan latihan tentang materi pola V
bilangan (pemodelan)
6 Melakukan diskusi (masyarakat belajar). V
7 Memberikan penilaian terhadap hasil kerja V
kelompok siswa (penilaian autentik)
Penutup
1 Evaluasi dalam pembelajaran (kontruktivisme, V
refleksi).
5. Kriteria Penilaian
Interval rata-rata skor Kriteria
̅ Tidak Baik
̅ Kurang Baik
̅ Cukup
̅ Baik
̅ Sangat Baik
6. Komentar/saran
........................................................................................................................
......................................................................................................................
Blora, 2019
Lampiran C
1. Uji Normalitas
250
251
Uji normalitas
Hipotesis :
Ho : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
Ha : Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
Kriteria Pengujian :
Ho diterima apabila Lo < Ltabel
Ho ditolak apabila Lo ≥ Ltabel
z
Xi2 Zi F(Zi) S(Zi) │F(Zi)-S(Zi)│
NO KODE Xi tabel
1 E-17 40 1600 -2,05682 0,4798 0,0202 0,035714 0,015514286
2 E-2 48 2304 -1,44819 0,4251 0,0749 0,071429 0,003471429
3 E-26 49 2401 -1,37212 0,4147 0,0853 0,107143 0,021842857
4 E-20 50 2500 -1,29604 0,4015 0,0985 0,142857 0,044357143
5 E-11 53 2809 -1,06781 0,3554 0,1446 0,178571 0,033971429
6 E-25 55 3025 -0,91565 0,3186 0,1814 0,214286 0,032885714
7 E-14 56 3136 -0,83957 0,2967 0,2033 0,25 0,0467
8 E-9 59 3481 -0,61134 0,2291 0,2709 0,285714 0,014814286
9 E-1 60 3600 -0,53526 0,2019 0,2981 0,321429 0,023328571
10 E-10 61 3721 -0,45918 0,1736 0,3264 0,357143 0,030742857
11 E-27 63 3969 -0,30703 0,1443 0,3557 0,392857 0,037157143
12 E-16 65 4225 -0,15487 0,0596 0,4404 0,428571 0,011828571
13 E-24 67 4489 -0,00272 0 0,5 0,464286 0,035714286
14 E-6 68 4624 0,073361 0,0279 0,5279 0,5 0,0279
15 E-18 69 4761 0,149438 0,0557 0,5557 0,535714 0,019985714
16 E-21 69 4761 0,149438 0,0557 0,5557 0,571429 0,015728571
17 E-3 70 4900 0,225516 0,0871 0,5871 0,607143 0,020042857
18 E-19 70 4900 0,225516 0,0871 0,5871 0,642857 0,055757143
19 E-13 71 5041 0,301594 0,1179 0,6179 0,678571 0,060671429
20 E-28 71 5041 0,301594 0,1179 0,6179 0,714286 0,096385714
21 E-8 74 5476 0,529827 0,1985 0,6985 0,75 0,0515
22 E-15 75 5625 0,605905 0,2258 0,7258 0,785714 0,059914286
23 E-4 81 6561 1,062372 0,3554 0,8554 0,821429 0,033971429
252
Kesimpulan
Karena Lo < L tabel yaitu 0.0963 < 0.1658 maka Ho diterima,
jadi sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Uji rata-rata mengacu pada KKM
NO KODE NILAI
1 E-1 70 KETUNTASAN BELAJARA KLASIKAL
2 E-2 60 KELAS EKSPERIMEN
3 E-3 90 X N PERSENTASE KATEGORI
4 E-4 71 24 28 86% TUNTAS
5 E-5 87 X : Jumlah siswa yang Tuntas
6 E-6 72 N : Jumlah siswa kelas Eksperimen
7 E-7 83
8 E-8 91
9 E-9 66 z 2,2980437
10 E-10 69 ztabel 0,1736
11 E-11 73
12 E-12 70
13 E-13 80
14 E-14 92
15 E-15 85
16 E-16 72
253
17 E-17 64
18 E-18 70
19 E-19 75
20 E-20 69
21 E-21 61
22 E-22 89
23 E-23 80
24 E-24 78
25 E-25 63
26 E-26 90
27 E-27 84
28 E-28 86
Jumlah 2140
n 28
𝑥̅
76,42857
𝑥̅ ì s 9,91605
11,42857
s/(n)^0,5 1,873957
thitung 6,09863
254
Kesimpulan :
tolak Ho apabila 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 𝑡( )(𝑛 ) dk= 28-1 = 27
Karena t hitung ≥ dari t tabel yaitu 6,09863 ≥ 1,700
maka :
Hasil belajar siswa siswa kelas eksperimen mencapai rata-rata ketuntasan belajar
Ho ditolak
255
256
257
258
Validator 1
A. Tujuan
Tujuan penggunaan instrument ini adalah untuk mengukur kevalidan silabus
dalam pelaksanaan pembelajaran matematika melalui model konstekstual
bernuansa etnomatematika
B. Petunjuk
1) Berilah tanda cek (√) pada kolom penilaian yang sesuai menurut pendapat
Bapak/Ibu
2) Makna point validitas adalah 1 (tidak baik); 2 (kurang baik); 3 (cukup
baik); 4 (baik); 5 (sangat baik)
C. Penilaian Ditinjau dari Beberapa Aspek
Skala Penilaian
No Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5
1 Isi yang disajikan
1. Kesesuaian silabus dengan kurikulum: Satuan V
pendidikan, kelas, mata pelajaran, semester telah
sesuai dengan Standar Isi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan
2. Pencapaian Indikator sesuai dengan SK dan KD: V
Rumusan indikator pencapaian kompetensi
menggunakan kata kerja operasional yang dapat
diamati, diukur dan merujuk pada Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar.
3. Perencanaan rumusan tujuan pembelajaran: V
Rumusan tujuan pembelajaran menggunakan kata
kerja operasional yang dapat diamati, diukur dan
259
D. SKALA PENILAIAN
Semarang, 2019
261
Validator 2
A. Tujuan
Tujuan penggunaan instrument ini adalah untuk mengukur kevalidan silabus
dalam pelaksanaan pembelajaran matematika melalui model konstekstual
bernuansa etnomatematika
B. Petunjuk
1) Berilah tanda cek (√) pada kolom penilaian yang sesuai menurut pendapat
Bapak/Ibu
2) Makna point validitas adalah 1 (tidak baik); 2 (kurang baik); 3 (cukup
baik); 4 (baik); 5 (sangat baik)
C. Penilaian Ditinjau dari Beberapa Aspek
Skala Penilaian
No Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5
1 Isi yang disajikan
1. Kesesuaian silabus dengan kurikulum: Satuan V
pendidikan, kelas, mata pelajaran, semester telah
sesuai dengan Standar Isi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan
2. Pencapaian Indikator sesuai dengan SK dan KD: V
Rumusan indikator pencapaian kompetensi
menggunakan kata kerja operasional yang dapat
diamati, diukur dan merujuk pada Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar.
3. Perencanaan rumusan tujuan pembelajaran: V
Rumusan tujuan pembelajaran menggunakan kata
kerja operasional yang dapat diamati, diukur dan
merujuk pada Standar Kompetensi, Kompetensi
262
D. SKALA PENILAIAN
Validatotr 1
LEMBAR VALIDASI
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
A. Tujuan
Tujuan penggunaan instrument ini adalah untuk mengukur kevalidan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dalam pelaksanaan pembelajaran
matematika melalui model kontektual bernuansa etnomatematika
B. Petunjuk
1. Berilah tanda cek (√) pada kolom penilaian yang sesuai menurut
pendapat Bapak/ Ibu
2. Makna point validitas adalah 1 (tidak baik); 2 (kurang baik); 3 (cukup
baik); 4 (baik); 5 (sangat baik)
3. Saran-saran untuk perbaikan mohon dituliskan pada naskah yang perlu
direvisi atau dituliskan pada lembar saran (pada bagian bawah)
4. Atas kesediaan Bapak/ Ibu saya Ucapkan terima kasih
C. Penilaian
Skala Penilaian
No Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5
Perumusan Tujuan Pembelajaran
Kejelasan Standar Kompetensi dan kompetensi V
1
Dasar
Ketepatan penjabaran Kompetensi Dasar ke V
2
dalam indikator
Kesesuaian indikator dengan Standar V
3
Kompetensi dan Kompetensi Dasar
4 Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan standar V
265
D. SKALA PENILAIAN
Validatotr 2
LEMBAR VALIDASI
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
A. Tujuan
Tujuan penggunaan instrument ini adalah untuk mengukur kevalidan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dalam pelaksanaan pembelajaran
matematika melalui model kontektual bernuansa etnomatematika
B. Petunjuk
1. Berilah tanda cek (√) pada kolom penilaian yang sesuai menurut
pendapat Bapak/ Ibu
2. Makna point validitas adalah 1 (tidak baik); 2 (kurang baik); 3 (cukup
baik); 4 (baik); 5 (sangat baik)
3. Saran-saran untuk perbaikan mohon dituliskan pada naskah yang perlu
direvisi atau dituliskan pada lembar saran (pada bagian bawah)
4. Atas kesediaan Bapak/ Ibu saya Ucapkan terima kasih
C. Penilaian
Skala Penilaian
No Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5
Perumusan Tujuan Pembelajaran
Kejelasan Standar Kompetensi dan kompetensi V
1
Dasar
Ketepatan penjabaran Kompetensi Dasar ke V
2
dalam indikator
Kesesuaian indikator dengan Standar V
3
Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan standar V
4
kompetensi, kompetensi dasar dan indikator
Isi Yang Disajikan
268
D. SKALA PENILAIAN
Validasi 1
A. TUJUAN
B. PETUNJUK
1. Berilah tanda cek (√) pada kolom penilaian yang sesuai menurut pendapat
Bapak/ Ibu.
2. Makna point validitas adalah 1 (tidak baik); 2 (kurang baik); 3 (cukup
baik); 4 (baik); 5 (sangat baik).
3. Saran-saran untuk perbaikan mohon dituliskan pada naskah yang perlu
direvisi atau dituliskan pada lembar saran (pada bagian bawah).
4. Atas kesediaan Bapak/ Ibu saya Ucapkan terima kasih
C. PENILAIAN
D. SKALA PENILAIAN
Validasi 2
A. TUJUAN
B. PETUNJUK
1. Berilah tanda cek (√) pada kolom penilaian yang sesuai menurut pendapat
Bapak/ Ibu.
2. Makna point validitas adalah 1 (tidak baik); 2 (kurang baik); 3 (cukup
baik); 4 (baik); 5 (sangat baik).
3. Saran-saran untuk perbaikan mohon dituliskan pada naskah yang perlu
direvisi atau dituliskan pada lembar saran (pada bagian bawah).
4. Atas kesediaan Bapak/ Ibu saya Ucapkan terima kasih
C. PENILAIAN
D. SKALA PENILAIAN
Validator 1
A. TUJUAN
Tujuan penggunaan instrument ini adalah mengukur kevalidan soal dalam
pelaksanaan pembelajaran matematika.
B. PETUNJUK
1. Berilah tanda cek (√) pada kolom penilaian yang sesuai menurut pendapat
Bapak/ Ibu.
2. Makna point validitas adalah 1 (tidak baik); 2 (kurang baik); 3 (cukup
baik); 4 (baik); 5 (sangat baik).
3. Saran-saran untuk perbaikan mohon dituliskan pada naskah yang perlu
direvisi atau dituliskan pada lembar saran (pada bagian bawah).
4. Atas kesediaan Bapak/ Ibu saya Ucapkan terima kasih
C. PENILAIAN
Skala Penilaian
No Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5
I. ISI YANG DISAJIKAN
1 Soal disajikan secara sistematis V
Kesesuaian soal dengan indikator belajar V
2
siswa
Keterkaitan dengan model kontekstual V
3
bernuansa etnomatematika
Penyajian soal dilengkapi dengan ilustrasi dan V
4
gambar
II. BAHASA
277
D. SKALA PENILAIAN
Validator 2
A. TUJUAN
Tujuan penggunaan instrument ini adalah mengukur kevalidan soal dalam
pelaksanaan pembelajaran matematika.
B. PETUNJUK
1. Berilah tanda cek (√) pada kolom penilaian yang sesuai menurut pendapat
Bapak/ Ibu.
2. Makna point validitas adalah 1 (tidak baik); 2 (kurang baik); 3 (cukup
baik); 4 (baik); 5 (sangat baik).
3. Saran-saran untuk perbaikan mohon dituliskan pada naskah yang perlu
direvisi atau dituliskan pada lembar saran (pada bagian bawah).
4. Atas kesediaan Bapak/ Ibu saya Ucapkan terima kasih.
C. PENILAIAN
Skala Penilaian
No Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5
I. ISI YANG DISAJIKAN
1 Soal disajikan secara sistematis V
V
2 Kesesuaian soal dengan indikator belajar siswa
D. SKALA PENILAIAN
Validator 1
A. TUJUAN
Tujuan penggunaan instrument ini adalah mengukur kevalidan angket dalam
pelaksanaan pembelajaran matematika.
B. PETUNJUK
1. Berilah tanda cek (√) pada kolom penilaian yang sesuai menurut pendapat
Bapak/ Ibu.
2. Makna point validitas adalah 1 (tidak baik); 2 (kurang baik); 3 (cukup
baik); 4 (baik); 5 (sangat baik).
3. Saran-saran untuk perbaikan mohon dituliskan pada naskah yang perlu
direvisi atau dituliskan pada lembar saran (pada bagian bawah).
4. Atas kesediaan Bapak/ Ibu saya Ucapkan terima kasih
C. PENILAIAN
Skala
Penilaian
No Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5
I. ISI YANG DISAJIKAN
1 Angket disajikan secara sistematis V
2 Rumusan pertanyaan komunikatif V
Pertanyaan terkait dengan model kontekstual V
3
bernuansa etnomatematika
Rumusan pertanyaan tidak menimbulkan V
4
penafsiran ganda
II. BAHASA
1 Penggunaan bahasa sesuai dengan EYD V
282
2 Keterbacaan bahasa V
D. SKALA PENILAIAN
Validator 2
A. TUJUAN
Tujuan penggunaan instrument ini adalah mengukur kevalidan angket dalam
pelaksanaan pembelajaran matematika.
B. PETUNJUK
1. Berilah tanda cek (√) pada kolom penilaian yang sesuai menurut pendapat
Bapak/ Ibu.
2. Makna point validitas adalah 1 (tidak baik); 2 (kurang baik); 3 (cukup
baik); 4 (baik); 5 (sangat baik).
3. Saran-saran untuk perbaikan mohon dituliskan pada naskah yang perlu
direvisi atau dituliskan pada lembar saran (pada bagian bawah).
4. Atas kesediaan Bapak/ Ibu saya Ucapkan terima kasih
C. PENILAIAN
Skala
Penilaian
No Aspek yang dinilai
1 2 3 4 5
I. ISI YANG DISAJIKAN
1 Angket disajikan secara sistematis V
2 Rumusan pertanyaan komunikatif V
Pertanyaan terkait dengan model kontekstual V
3
bernuansa etnomatematika
Rumusan pertanyaan tidak menimbulkan V
4
penafsiran ganda
II. BAHASA
1 Penggunaan bahasa sesuai dengan EYD V
2 Keterbacaan bahasa V
284
D. SKALA PENILAIAN
2. Dokumentasi penelitian
284
285
Dokumentasi penelitian