TESIS
OLEH
PRISMADIAN AMALIA PUTRI
NIM 200311867324
TESIS
Diajukan kepada
Universitas Negeri Malang
Untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan program Magister
Pendidikan Matematika
OLEH
PRISMADIAN AMALIA PUTRI
NIM 200311867324
i
LEMBAR PERSETUJUAN TESIS
Tesis oleh Prismadian Amalia Putri ini telah diperiksa dan disetujui untuk
diujikan.
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Tesis oleh Prismadian Amalia Putri ini telah dipertahankan di depan dewan
penguji pada tanggal 10 Januari 2024.
Dewan Penguji
Dewan Penguji
Dewan Penguji
Dewan Penguji
Mengesahkan, Mengetahui
Dekan Fakultas Matematika Ketua Program Studi S2/ S3
dan Ilmu Pengetahuan Alam Pendidikan Matematika
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang saya tulis ini benar-benar
tulisan saya dan bukan merupakan plagiasi baik sebagian atau seluruhnya.
Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa Tesis ini hasil
plagiasi, baik atau sebagian atau seluruhnya, maka saya bersedia menerima sanksi
atas perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
iv
RINGKASAN
v
mekanisme mental, pada tahap interiorisasi keempat subjek level 1, 2, 3 dan 4
melakukan interiorisasi. Pada koordinasi hanya siswa dengan level 2, 3, dan 4
yang melakukan koordinasi. Pada indikator enkapsulasi dan tematisasi hanya
subjek dengan level 3 dan 4 melakukan enkapsulasi dan tematisasi.
vi
SUMMARY
Putri, Prismadian Amalia. 2023. Junior High School Students’ Thinking Process
in Solving Geometry Problem Based on Mental Mechanism of Van Hiele
Levels. Thesis. Master’s Program in Mathematics Education , Departement of
Mathematics, Faculty of Mathematics and Natural Sciences , Universitas Negeri
Malang. Advisors (I) Prof. Dr. Subanji, S.Pd., M.Si. (II) Dra. Santi Irawati,
M.Si., Ph.D.
Keywords: thinking process, mental mechanism, Van Hiele levels.
vii
UCAPAN TERIMAKASIH
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan petunjuk dan
kelancaran sehingga dapat menyelesaikan tesis dengan baik yang berjudul
“Proses Berpikir Siswa SMP dalam Menyelesaikan Masalah Geometri
Berdasarkan Mekanisme Mental Ditinjau dari Level Van Hiele”. Tesis ini dapat
diselesaikan berkat bimbingan, dukungan, bantuan, serta doa dari berbagai pihak.
Oleh sebab itu, dengan hormat penulis menyampaikan rasa terima kasih dan
penghargaan setinggi-tingginya kepada:
1. Prof. Dr. Hariyono, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Malang atas
kebijakan, layanan dan fasilitas yang telah diberikan.
2. Prof. Dr. Hadi Suwasono, M.Pd selaku Dekan FMIPA Universitas Negeri
Malang yang telah memberikan fasilitas kemudahan selama perkuliahan.
3. Bapak Lathiful Anwar, M.Sc., Ph.D selaku Kepala Departemen
Matematika FMIPA Universitas Negeri Malang yang telah memberikan
layanan, fasilitas dan ilmu selama perkuliahan
4. Bapak Dr. Sudirman, M.Si selaku Ketua Program Studi S2/S3 Pendidikan
Matematika Universitas Negeri Malang yang telah memberikan layanan,
arahan, ilmu dan perhatian sehingga tesis terselesaikan.
5. Bapak Prof. Dr. Subanji, S.Pd., M.Si selaku pembimbing I yang selalu
dengan penuh kesabaran membimbing, memotivasi, memberi semangat,
mengarahkan serta memberikan perhatian sehingga tesis dapat
terselesaikan dengan baik.
6. Ibu Dra. Santi Irawati, M.Si., Ph.D selaku dosen pembimbing II yang
selalu sabar membimbing, mengarahkan, memberi semangat, dan
memberikan perhatian serta memberi banyak pengetahuan dalam
penyusunan tesis dari awal hingga selesai.
7. Bapak Dr. Erry Hidayanto, M.Si selaku Pembimbing Akademik yang
selalu sabar mengarahkan, memotivasi, memberi semangat dan perhatian
sehingga tesis ini dapat terselesaikan.
8. Dr. Indriati Nurul Hidayah, M.Si selaku dosen penguji dan validator
instrumen yang telah memberikan saran dan masukan berharga sehingga
tesis terselesaikan dengan baik.
9. Seluruh Dosen Departemen Matematika yang telah membimbing dan
memberikan pengetahuan selama perkuliahan di S2 Pendidikan
Matematika Universitas Negeri Malang.
10. Bapak Himawan Pirdaus, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 2
Ambarawa yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk
melaksanakan penelitian.
viii
11. Kedua orang tua saya tercinta, Ibu Naning Sutriningsih dan Bapak
Supomo yang selalu mendoakan, memberi semangat, dan membimbing
saya sejak lahir serta selalu memberikan kasih sayang yang penuh
sehingga saya dapat menyelesaikan tesis. Serta ayah angkat saya, Alm.
Abi Umartam yang senantiasa mendoakan dan memotivasi agar saya
dapat menyelelesaikan pendidikan dengan baik.
12. Adik saya tercinta dr. Megistrianjani Setia Putri yang telah memberikan
semangat dan motivasi untuk melanjutkan ke jenjang Magister Pendidikan
Matematika dan telah menjadi motivasi untuk menyelesaikan tesis.
13. Sahabat seperjuangan saya, Kharisma Wahyuningtyas, M.Pd., Bayu
Eksanty M.Pd., Nopikasari, M.Pd., Aulia Rahmi, M.Pd., serta seluruh
rekan mahasiswa S2 Pendidikan Matematika Angkatan 2020 Universitas
Negeri Malang yang selalu membantu, mendukung, dan memotivasi
sehingga dapat tesis dapat terselesaikan dengan baik.
Semoga Allah SWT memberikan keberkahan, rahmat dan karunia yang berlimpah
kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan. Semoga
tesis ini menjadi manfaat bagi perkembangan penelitian di bidang Pendidikan.
DAFTAR ISI
ix
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN TESIS...............................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN TESIS...............................................................................iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN....................................................................iii
RINGKASAN....................................................................................................................v
SUMMARY.....................................................................................................................vii
UCAPAN TERIMAKASIH.................................................................................viii
DAFTAR ISI......................................................................................................................x
DAFTAR TABEL...........................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Pertanyaan Penelitian.................................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian......................................................................................6
1.5 Definisi Operasional..................................................................................6
BAB II KAJIAN TEORI.................................................................................................8
2.1 Proses Berpikir...........................................................................................8
2.2 Struktur dan Mekanisme Mental..............................................................9
2.2.1 Struktur Mental...............................................................................10
2.2.2 Mekanisme Mental.........................................................................12
2.3 Geometri van Hiele..................................................................................15
2.3.1 Tahap Pemahaman Geometri Van Hiele......................................15
2.3.2 Tahapan Pembelajaran Geometri Van Hiele...............................17
2.3.3.Karakteristik Teori Van Hiele.......................................................19
2.4. Kerangka Berpikir...................................................................................20
BAB III METODE PENELITAN.................................................................................21
3.1. Jenis Penelitian........................................................................................21
3.2. Lokasi dan Subjek Penelitian.................................................................21
3.3 Desain Rancangan Penelitian..................................................................24
3.4 Data dan Sumber Data.............................................................................25
x
3.5 Instrumen Penelitian................................................................................25
3.6 Teknik Analisis Data................................................................................27
3.7 Prosedur Penelitian...................................................................................28
BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN...................................30
4.1 Paparan Data Hasil Instrumen Penelitian..............................................30
4.2. Pemilihan Subjek Penelitian dan Hasil Tes Pengklasifikasian..........32
4.3 Paparan Data Proses Berpikir Siswa......................................................34
1. Siswa Level 1 Dalam Menyelesaikan Masalah Geometri ..............34
2. Siswa Level 2 Dalam Menyelesaikan Masalah Geometri...............41
3. Siswa Level 3 Dalam Menyelesaikan Masalah Geometri...............50
4. Siswa Level 4 Dalam Menyelesaikan Masalah Geometri...............58
4.4. Temuan Penelitian...................................................................................69
BAB V PEMBAHASAN................................................................................................72
5.1 Tahap Interiorisasi....................................................................................72
5.2 Koordinasi..........................................................................................91
5.3. Tahap Enkapsulasi...................................................................................79
5.4. Tahap Tematisasi.....................................................................................81
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN......................................................................84
6.1 Simpulan.............................................................................................84
6.2 Saran...................................................................................................85
DAFTAR RUJUKAN............................................................................................87
LAMPIRAN.....................................................................................................................88
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
xi
2.1 Indikator Mekanisme Mental5
2.2 Indikator Level Berpikir Geometri Van Hiele
2.3 Fase Pembelajaran Van Hiele8
3.1 Penomoran Butir Soal
4.1 Proses Validasi Instrumen
4.2 Instrumen Pedoman Wawancara
4.3 Hasil Tes Level Van Hiele33
4.4 Daftar Subjek Penelitian Terpilih
4.5 Hasil Kemampuan S1 dalam Menyelesaikan Masalah Kolam37
4.6 Hasil Kemampuan S2 dalam Menyelesaikan Masalah Kebun40
4.7 Hasil Kemampuan S2 dalam Menyelesaikan Masalah Kolam
4.8 Hasil Kemampuan S3 dalam Menyelsaikan Masalah Kebun9
4.9 Hasil Kemampuan S3 dalam Menyelesaikan Masalah Kolam
4.10 Hasil Kemampuan S4 dalam Menyelesaikan Masalah Kebun 7
4.11 Hasil Kemampuan S4 dalam Menyelesaikan Masalah Kolam
4.12 Hasil Kemampuan S4 dalam Menyelesaikan Masalah Kebun
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
xii
1.1 Tugas Pemecahan Masalah Bangun Datar3
1.2 Hasil pekerjaan Ab
1.3 Hasil pekerjaan Ak
2.1 Struktur dan Mekanisme Konstruksi Pengetahuan
2.2 Diagram Kerangka Berpikir
3.1 Alur Penentuan Subjek
3.2 Diagram Desain Rancangan Penelitian
4.1 Instrumen Tes Yang Telah Direvisi31
4.2 Instrumen Pedoman Wawancara
4.3 Hasil Identifikasi Masalah Kolam S135
4.4 Hasil Identifikasi Masalah Kebun S1
4.5 Hasil Identifikasi Masalah kolam S241
4.6 Hasil Pengerjaan Koordinasi Kolam Oleh S2
4.7 Hasil Pengerjaan Enkapsulasi Kolam Oleh S2 4
4.8 Hasil Identifikasi Masalah Kebun Oleh S246
4.9 Hasil Pengerjaan Koordinasi Kolam Oleh S2
4.10 Hasil Identifikasi Masalah Kolam Oleh S3
4.11 Hasil Pengerjaan Masalah Kolam Oleh S3
4.12 Hasil Pengerjaan Koordinasi Masalah Kolam Oleh S3
4.13 Hasil Identifikasi Masalah Kebun Oleh S3
4.14 Hasil Identifikasi Masalah Kolam Oleh S4
4.15 Hasil Pengerjaan Koordinasi Masalah Kolam Oleh S4
4.16 Hasil Enkapsulasi Masalah Kolam S4
4.17 Hasil Identifikasi Masalah Kebun Oleh S4
4.18 Hasil Pengerjaan Koordinasi Masalah Kebun S4
4.19 Hasil Pengerjaan Koordinasi Masalah Kebun S4
4.20 Hasil Pengerjaan Enkapsulasi Masalah Kebun S4
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
xiii
1a Instrumen Tes Geometri Van Hiele92
1b Kunci Jawaban Tes Geometri Van Hiele7
1c Lembar Validasi Instumen Tes Geometri Van Hiele8
2a Instrumen Tes Penyelesaian Masalah
2b Rubrik Penilaian Instrumen Tes Penyelesaian Masalah
2c Lembar Validasi Instrumen Penyelesaian Masalah
3a Lembar Pedoman Wawancara107
3b Lembar Validasi Instrumen Wawancara
4a Lembar Hasil Validasi Instrumen Tes Penyelesaian Masalah110
4b Lembar Hasil Validasi Instrumen Pedoman Wawancara111
5a Hasil Tes Penyelesaian Masalah Geometri Siswa Level 1
5b Hasil Tes Penyelesaian Masalah Geometri Siswa Level 2
5c Hasil Tes Penyelesaian Masalah Geometri Siswa Level 3
5d Hasil Tes Penyelesaian Masalah Geometri Siswa Level 4
6a Transkrip Wawancara Subjek Level 1
6b Transkrip Wawancara Subjek Level 2
6c Transkrip Wawancara Subjek Level 3
6d Transkrip Wawancara Subjek Level 4
8 Sertifikat Plagiasi
9 Proofreading Ringkasan
10 Surat KeteranganTelah Menyelesaikan Penelitian
11 Daftar Riwayat Hidup
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berpikir merupakan sebuah aktivitas yang penting dalam kehidupan dan
setiap individu pasti pernah melakukannya. Basri (2022) mendefinisikan berpikir
sebagai sebuah proses yang membuahkan pengetahuan. Berpikir juga sebagai
aktivitas psikis yang terjadi apabila seseorang menghadapi sebuah masalah yang
harus dipecahkan (Thahir, 2014). Ketika seseorang menghadapi sebuah
permasalahan, maka ia melakukan aktivitas berpikir. Hal ini sejalan dengan
pendapat Barsalou (2014) yang menyatakan bahwa aktivitas berpikir diarahkan
untuk menghasilkan pemecahan masalah. Berpikir melibatkan informasi yang
diperoleh, membuat hubungan antar konsep, melakukan analisis dan menarik
kesimpulan.
Berpikir sangat diperlukan dalam belajar matematika. Matematika
memiliki ciri khas pengembangan berpikir dengan objek mental sebagai kajiannya
(Prayitno, 2022). Pembelajaran matematika di sekolah melatih siswa untuk
melakukan aktivitas berpikir dengan jelas, sistematis, dan logis. Setiap siswa akan
mengkonstruksi konsep atau penyelesaian masalah dalam pikirannya dan cara
siswa dalam mengkonstruksi berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.
Ketika siswa dihadapkan pada permasalahan matematika, kemungkinan siswa
tersebut akan melakukan aktivitas berpikir dalam memberikan ide atau solusi
penyelesaian.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan teori APOS untuk
mengetahui konstruksi pengetahuan proses berpikir siswa dalam menyelesaikan
masalah matematika. Mekanisme mental APOS terdiri dari interiorisasi,
koordinasi, enkapsulasi dan tematisasi. Arnon, dkk (2014) mengatakan bahwa
Teori APOS mengacu pada yang terjadi di dalam pikiran seorang siswa ketika
belajar konsep matematika. Teori APOS merupakan alat analisis yang dapat
digunakan menyelidiki pemahaman pengetahuan dan konsep matematika
seseorang serta mendeskripsikan perkembangannya pemahaman dalam pikirannya
(Nisa, dkk., 2020). Pemahaman konsep matematika yang akan dikaji pada
penelitian ini adalah geometri bangun datar. Peneliti akan mengkaji dan
1
2
Masalah:
hanya menuliskan yang diketahui dan ditanyakan pada masalah, namun siswa
belum mampu memahami masalah. Selanjutnya pada Gambar 1.3 berikut adalah
jawaban dari siswa lain.
8
9
serta memilih dan menerapkan strategi yang tepat untuk menemukan solusi.
Matematika merupakan mata pelajaran yang melatih pola berpikir siswa secara
sistematis dan logis (Herlina & Ihsan, 2020). Oleh karena itu, kemampuan
penalaran matematis sangat penting dalam menyelesaikan permasalahan geometri
karena penyelesaiannya memerlukan pemikiran logis.
proses, objek, dan skema (Syafri, 2016) . Teori APOS dan aplikasinya
berdasarkan pendapat Piaget dalam mengajar didasarkan pada asumsi
berikut.
atau reorganisasi kognitif dari apa yang sudah diperoleh subjek. Dalam
pemecahan masalah, subjek mampu memecahkan masalah baru dengan
menggunakan koordinasi tertentu dari struktur-struktur yang telah dibangun.
Abstraksi reflektif terjadi melalui aksi mental pada konsep mental dalam
operasi mental siswa sendiri menjadi objek baru pada pikirannya. Hasil dari
abstraksi reflektif ialah skema pengetahuan pada setiap tahap perkembangan
dan abstraksi reflektif menyajikan skema dari pola aksi yang berkaitan.
Penelitian ini menggunakan kegiatan abstraksi reflektif sebagai
dasar untuk mendeskripsikan profil abstraksi siswa dalam memecahkan
masalah matematika dalam merekonstruksi atau mengungkapkan kembali
dan mengorganisasikan struktur-struktur yang diciptakan oleh aktivitas
siswa dalam menyelesaikan suatu permasalahan matematika. Mekanisme
mental pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Interiorisasi.
Interiorisaasi memungkinkan seseorang menyadari suatu aksi,
memikirkannya, dan memadukannya dengan aksi lain. Tahap
interiorisasi adalah mengidentifikasi komponen-komponen yang
diketahui dan ditanyakan pada masalah. Pada tahap ini siswa
mengidentifikasi informasi yang diketahui dalam permasalahan dan
mengidentifikasi apa yang diketahui dan ditanyakan terkait dnegan
permasalahan tersebut.
2. Koordinasi
Koordinasi adalah menghubungkan komponen-komponen untuk
memecahkan suatu masalah. Pada tahap ini, siswa mengkoordinasikan
informasi yang ada di dalam pikirannya dan informasi yang telah
dipelajari pada saat pembelajaran. Pada tahap koordinasi siswa
memikirkan ide awal yang akan digunakan untuk menyelesaikan
masalah. Ide awal tersebut berupa mengaitkan antara informasi yang
diketahui dengan informasi yang ditanyakan pada masalah. siswa dapat
menuliskan rumus atau gambar sebagai langkah awal dalam ide
penyelesaian. .
3. Enkapsulasi
14
Berikut pada tabel 2.1 akan dijabarkan mengenai Indikator mekanisme mental,
yaitu interiorisasi, koordinasi, Enkapsulasi dan Tematisasi yang digunakan pada
penelitian ini.
15
dan diagonalnya sama panjang. Namun, pada tahap ini, siswa masih
belum mampu mengetahui hubungan yang terkait antara suatu bangun
geometri dengan bangun geometri lainnya. Seperti mengurutkan
bangun-bangun geometri.
(3) Level 3 (Abstraksi)
Pada level ini siswa sudah mampu mengetahui hubungan yang
terkait dengan antara suatu bangun geometri yang satu dengan yang
lainnya. Siswa pada tahap ini sudah memahami pengurutan bangun-
bangun geometri dan dapat mengikuti langkah pembuktian tetapi belum
dapat melakukannya sendiri. Misalnya siswa sudah mengetahui
jajargenjang itu trapesium, belah ketupat adalah layang-layang, kubus
itu adalah balok. Pada level ini anak sudah mampu untuk melakukan
penarikan kesimpulan secara deduktif, tetapi masih pada tahap awal
artinya belum berkembang baik. Pada tahap ini siswa belum mampu
memberikan alasan yang rinci ketika ditanya mengapa kedua diagonal
persegi panjang itu sama, mengapa kedua diagonal pada persegi saling
tegak lurus.
(4).Level 4 (Deduksi)
Level ini juga dikenal dengan tahap deduksi formal. Pada level
ini siswa dapat menyusun bukti, tidak hanya sekedar menerima bukti.
Siswa dapat menyusun teorema dalam sistem aksiomatik. Pada level ini
siswa berpeluang untuk mengembangkan bukti lebih dari satu cara.
Perbedaan antara pernyataan dan konversinya dapat dibuat dan siswa
menyadari perlunya pembuktian melalui serangkaian penalaran
deduktif. Level deduksi merupakan level dimana siswa sudah mampu
menarik kesimpulan secara deduktif,yakni berpikir berdasar-kan
aturan-aturan yang berlaku dalam matematika siswa telah memahami
bahwa sistem lengkap dengan, definisi, teorema, dan postulat dapat
dihargai sebagai alat dalam pembentukan kebenaran geometri.
No Tahap Deskripsi
Siswa mengembangkan kosakata dan konsep untuk
1 Informasi suatau tugas tertentu. Guru menilai penalaran siswa untuk
menentukan tugas belajar selanjutnya
2 OrientasiLangsung Siswa secara aktif terlibat dalam tugas-tugas yang
diarahkan guru.
Siswa diberi kesempatan untuk mengungkapkan
3 Penjelasan pemahaman siswa sementara guru akan memimpin
diskusi
Siswa diberikan tugas yang kompleks dan menemukan
4 Orientasi bebas cara mereka dalam menyelesaikannya
Siswa merangkum dan mengulas kembali serta membuat
5 Integrasi kesimpulan dari setiap yang dipelajari
a. Tahap informasi
Pada fase ini guru dan siswa melakukan tanya jawab mengenai objek-
objek geometri. Objek yang dipelajari dalam hal ini adalah sifat dan
komponen ibjek, misalnya sifat dan hubungan antar komponen bangun
segi empat. Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa dalam kegiatan
diskusi ini sambil melakukan observasi. Tujuan dari fase awal ini adalah
untuk mempelajari pengetahuan awal yang dimiliki siswa. Kemudian
guru mempelajari petunjuk yang muncul untuk dapat menentukan
pembelajaran selanjutnya.
b. Tahap orientasi langsung
Siswa menggali topik yang dipelajari melalui alat-alat pembelajaran
yang telah guru siapkan, seperti media pembelajaran di kelas. Aktivitas
ini akan menampakkan kepada siswa struktur-struktur yang memberi
19
komponen dan hubungan antar komponen suatu bangun segi empat. Alat
yang dirancang dapat mendatangkan respon khusus siswa.
c. Tahap penjelasan
Berdasarkan pengalaman sebelumnya, siswa menyatakan pandangannya.
Untuk membantu siswa menggunakan bahasa yang tepat dan akurat,
guru akan memberi bantuan seminimal mungkin dan membantu
mengoreksi kalimat yang kurang tepat ketika siswa menjelaskan
pandangannya.
d. Tahap Orientasi bebas
Siswa dihadapkan dengan tugas-tugas yang kompleks dan open ended,
dimana membutuhkan banyak langkah dalam penyelesaiannya. Siswa
memperoleh pengalaman dalam menyelesaikan tugas tersebut dengan
cara yang mereka temukan sendiri.
e. Tahap integrasi
Siswa meninjau kembali dan meringkas yang telah dipelajari. Pada akhir
fase kelima ini siswa mencapai tahap berpikir yang baru. Siswa siap
untuk mengulangi fase-fase belajar pada tahap sebelumnya.
oleh sifat-sifatnya, tetapi siswa yang berpikiran pada tingkat ini tidak
sadar akan sfat-sifat itu
d. Setiap tingkat mempunyai bahasanya sediri dan sistem relasinya sendiri
yang mengubungkan simbol-simbol. Suatu relasi yang benar pada suatu
tingkat, ternyata akan tidak benar akan tingkat yang lain. Misalnya
pemikiran tentang persegi atau persegi panjang. Dua orang yang berpikir
pada tingkat yang berlainan tidak dapat saling mengerti, dan yang satu
tidak dapat mengikuti yang lain.
Level 0 Level 4
Level 1 Level 3
21
22
Mulai
Apakah siswa
memenuhi level 1,
level 2 , level 3
dan level 4 Van Tidak
Hiele?
Ya
Subjek
Pelaksanaan wawancara
Penarikan Kesimpulan
3. Tahap penyelesaian
a. Membuat kesimpulan penelitian
b. Menyusun laporan hasil penelitian
BAB IV
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
Bab ini akan membahas data dan hasil penelitian yang dilkaukan pada
tanggal 3-14 Maret 2023 mengenai mekanisme mental siswa dalam menyelesaikan
masalah geometri ditinjau dari level Van Hiele. Paparan data akan dimulai dengan
paparan data yang diperoleh dari tahap persiapan hingga tahap pelaksanaan di
lapangan. Paparan data yang diperoleh pada tahap persiapan yaitu paparan data hasil
validasi instrumen penelitian yang meliputi hasil validasi instrumen soal tes
penyelesaian masalah geometri dan pedoman wawancara. Paparan data yang
diperoleh dari tahap pelaksanaan yaitu paparan data hasil tes pengklasifikasian level
Van Hiele siswa dan pemilihan subjek penelitian. Serta paparan data mekanisme
mental siswa dalam meyelesaikan masalah geometri untuk setiap siswa yang
menjadi subjek penelitian.
30
31
4.2. Pemilihan Subjek Penelitian dan Hasil Tes Pengklasifikasian Level Geometri
Van Hiele
Pemilihan subjek dilakukan berdasarkan tes level Van Hiele siswa. Tes
klasifikasi level van Hiele dilakukan pada 7 Maret 2023 dan diikuti 28 siswa kelas
VIIIA di ruang kelas. Siswa yang diberikan soal tes van Hiele diberikan waktu 60
menit. Kemudian peneliti melakukan analisis hasil tes klasifikasi level van Hiele.
Adapun hasil tes level Van Hiele yaitu berupa jawaban benar yang dijawab oleh
siswa. Hasil tes pelevelan geometri Van Hiele kelas VIII A menunjukan level yang
dimiliki siswa cukup beragam, sebagaimana pada Tabel 4.3. berikut.
Tabel 4. 3 Hasil Tes Level Van Hiele
No Inisial Siswa Level Van Hiele No Inisial Siswa Level Van Hiele
1 IL L0 15 Lu L0
2 AI L2 16 Dl L2
3 L3 L3 17 Aa L1
4 LS L0 18 Ik L1
5 BN L0 19 Ir L1
6 Mif L0 20 Iu L0
7 MA L0 21 Fr L0
8 R L0 22 An L1
33
9 RA L3 23 Tr L4
10 Rz L1 24 LT L1
11 Gl L0 25 Fg L2
12 Zd L1 26 Mg L0
13 Mel L0 27 Mar L2
14 Ros L1 28 AB L0
Berdasarkan Tabel 4.3 terdapat tiga belas siswa yang berada pada level 0
(level pra-1), delapan siswa yang berada pada level 1, empat siswa berada pada level
2, dua siswa berada pada level 3, dan 1 siswa berada pada level 4 dan tidak ada
siswa yang berada pada level 5. Oleh karena itu terdapat 15 siswa kelas VIII A
sebagai calon subjek penelitian. Selanjutnya, dari 15 siswa sebagai calon subjek
penelitian dipilih empat siswa yang merepresentasikan geometri Van Hiele. Satu
siswa dengan level 1, satu siswa dengan level 2 dan satu siswa dengan level 3 serta
satu siswa dengan level 4 Van Hiele. Empat subjek penelitian tersebut dirincikan
dalam Tabel 4.4 berikut
Tabel 4. 4 Daftar Subjek Penelitian Terpilih
No Inisial Siswa Level Van Hiele Kode
1 Tr Level 1 S1
2 Fg Level 2 S2
3 Rz Level 3 S3
4 An Level 4 S4
Tiga subjek penelitian tersebut diberikan masalah matematika berbentuk tes uraian
dan akan diwawancarai oleh peneliti terkait jawaban mereka pada saat mengerjakan
tes uraian tersebut. Wawancara dilakukan pada hari lain setelah proses pengerjaan
tes penyelesaian masalah geometri selesai. Data yang diperoleh dari wawancara
dengan subjek penelitian ditranskrip ke dalam bentuk tulisan. Hasil wawancara
berupa identifikasi proses berpikir siswa berdasarkan mekanisme mental dalam
penyelesaian masalah geometri secara lebih jelas, klarifikasi jawaban yang
melibatkan mekanisme mental yang di tulis pada lembar jawaban tes materi
geometri, dan infromasi-informasi terkait hal-hal yang ingin diketahui peneliti lebih
lanjut.
Level
Geometri Mekanisme Karakteristik dan Aktivitasnya
37
b. Masalah Kebun
Pada proses penyelesaian masalah kebun bunga, S1 dapat menentukan
komponen-komponen pada masalah. S1 melakukan tahap interiorisasi karena
S1 memahami masalah dan menuliskan yang diketahui dan ditanyakan pada
masalah kebun. S1 menuliskan informasi yang diketahui yaitu keliling kebun
Pak Alif 20 m, S1 menyimbolkan keliling dengan “ K=20 m” setelah menuliskan
informasi yang diketahui, S1 juga menuliskan komponen yang ditanyakan pada
masalah yaitu Luas kebun Bu Sofi. Hasil pengerjaan S1 pada masalah kebun
akan dijelaskan pada lembar jawaban S1 pada Gambar 4.5 berikut.
Level Mekanisme
Geometri Mental Karakteristik dan Aktivitasnya
van Hiele
Interiorisasi S1 mampu membaca dan memahami masalah kebun yang
diberikan, S1 dapat menuliskan informasi pada masalah kebun.
S1 belum mampu mengaitkan antar komponen yaitu mencari
Koordinasi sisi persegi dengan rumus keliling persegi sebagai petunjuk
Level 1 untuk meyelesaikan masalah kebun.
S1 belum mampu menentukan penyelesaian masalah kebun
Enkapsulasi dan menyimpulkannya. S1 tidak melakukan penyelesaian pada
40
lemabr jawaban.
S1 belum memahami konsep dan prosedur dalam
Tematisasi menyelesaikan masalah yaitu mengaitkan dengan rumus dan
skema yang telah dimiliki sebelumnya
Berdasarkan hasil tes kemampuan berpikir geometri van Hiele, S2 termasuk dalam
kategori subjek dengan level 2. Berikut akan dijabarkanlembar jawaban dan proses
berpikir geometri berdasarkan mekanisme mental yang dilakukan oleh S2.
Masalah Kolam
Pasangan soal pertama (masalah kolam) yang terdiri atas dua pertanyaan, yaitu; a)
mencari luas lahan kebun pisang dan b) menghitung biaya pembuatan pagar kolam
41
ikan. Pada lembar jawaban menuliskan “ K=90 m, L=20 m , p=25 m , L=20 m”. S1
menyimbolkan keliling sebagai “ K ” , panjang sebagai “ p” dan lebar sebagai “ L”.
kemudian S2 juga membuat gambar persegi panjang dan diberikan keterangan
angka. Seperti pada Gambar 4.5 berikut.
Informasi yang diketahui dan hal yang ditanyakan dari masalah luas kolam
diperjelas oleh S2 secara lebih detail pada saat wawancara dengan peneliti.
masalah yaitu berupa informasi-informasi yang diketahui pada masalah kolam, (2)
Siswa dapat menentukan komponen-komponen pada masalah yaitu berupa
informasi-informasi yang ditanyakan pada masalah kolam. Setelah memahami
masalah dan menuliskannya di lembar jawaban, S2 melanjutkan dengan ide yang
telah terpikirkan dengan menghitung luas. Berikut adalah gambar 4.17 yang dibuat
oleh S2.
Berdasarkan wawancara di atas, S2 mampu menggabungkan komponen
ynag diketahui dan ditanyakan pada masalah. S2 menggunakan informasi yang
diketahui pada masalah untuk dikoordinasikan dengan pertanyaan pada masalah
sehingga menjadi ide penyelesaian. S2 juga dapat menyatakan bahwa terdapat dua
bangun persegi panjang, yaitu dengan ukuran satu lebih besar dan ukuran lainnya
lebih kecil. Dengan demikian, S2 dapat melakukan tahapan proses mekanisme
mental koordinasi Dengan baik dan benar berdasarkan teori APOS (Arnon, dkk.,
2014). S2 memenuhi indikator kordinasi yaitu siswa dapat menghubungkan
informasi pada masalah dengan langkah penyelesaian yang akan digunakan.
Setelah melalui tahap proses koordinasi yaitu menemukan nilai panjang
lahan, S2 menghitung luas kolam ikan. Pada Gambar 4.17 S2 menuliskan L= pxl =
25 x 20 =500. Setelah ini S2 melanjutkan dengan mengalikan 500 dengan 30 % . 500
merupakan luas lahan Pak Badrun secara keseluruhan dan 30% merupakan luas
lahan yang dibuat kolam ikan. Setelah S2 menghitung luas kolam ikan, S1
melanjutkan dengan pertanyaan pada masalah yaitu menghitung luas lahan yang
akan ditanami pohon pisang. Berikut adalah lembar jawaban S2 pada Gambar 4.7
P : Bagaimana proses menghitung luas lahan dan biaya pembuatan pagar untuk
kebun seperti yang ditanyakan pada masalah?
S2 : Saya hitung dulu kak seluruh lahan Pak Badrun
P : Mengapa kamu menghitung keseluruhan lahan terlebih dahulu?
S2 : Untuk mencari luas lahan kebun pisang, saya harus mencari dulu luas
seluruh lahan lalu dikurangi dengan luas kolam ikan
P : Lalu bisakah kamu ceritakan proses penyelesaian masalah kolam tersebut?
S2 : Jadi pertama saya cari luas lahan Pak Badrun, setelah ketemu saya cari luas
kolam ikan. Setelah luas kolam ikan ketemu, saya cari luas kebun pisang kak,
setelah luas lahan kebun pisang ketemu, saya cari biaya pembuatan pagar
P : Bagaimana cara kamu mencari luas keseluruhan luas kebun Pak badrun?
S2 : Kan itu diketahui keliling lahannya 90meter dan lebarnya 20m. saya coba
masukin rumus keliling kak. Kan ruumusnya K=p+l+p+l. jadi
90=p+20+p+20. Lalu p nya jetemu 25m kak
P : Rumus keliling persegi panjang itu pxlxpxl atau p+l+p+l?
S2 : (mulai ragu) ….. p+l+p+l kak
P : Lalu ini dikali atau ditambah? (menunjuk lembar jawaban S1)
S2 : Eh …(bingung) oh iya kak, itu salah tulis.maksudnya tanda jumlah
P : Jadi , dijumlah atau dikali?
S2 : Dijumlah kak
P : Oke baik. Lalu, setelah panjangnya ketemu 25m, bagaimana?
S2 : Panjangnya kan sudah ketemu ya kak 25m, terus saya cari luas kebun
keseluruhan. Pake rumus Luas= panjang x lebar =25m x 20m =500 m2.
Setelah itu kan katanya 30% luas lahan dibuat kolam ikan. Berarti 30% x 500
= 150m 2. Lalu kan yang ditanya luas lahan untuk kebun pisang, berarti
2 2 2
500 m -150m =350 m
P : Oke, lalu setelah kamu mendapatkan luas lahan untuk kebun pisang,
selanjutnya apa yang kamu lakukan?
S2 : Cari biaya pembuatan pagar kak
P : Bagaimana caranya?
S2 : Saya cari kelilingnya kak
P : Mengapa mencari keliling?
S2 : (bingung) kan mau cari biaya pembuatan pagar kolam ikan kak, jadi cari
keliling kolam ikan
P : baik. Lalu bagamana cara mencari kelilingnya?
45
Masalah Kebun
46
Pada lembar jawaban yang ditunjukkan pada gambar 4.16 S2 menuliskan informasi
yang diketahui yaitu keliling kebun Pak Alif 20m, S2 menjelaskan bahwa jika
K=20 maka sisinya adalah 5 m. setelah menuliskan informasi yang diketahui, S2
juga menuliskan komponen yang ditanyakan pada masalah yaitu Luas kebun Bu
Sofi. Dalam wawancara, S2 dapat menjelaskan lebih detail mengenai jawabannya.
Berikut transkrip wawancara antara peneliti dengan S2.
Dalam tahapan ini, karena S2 sudah menunjukan aksi menjadi proses dengan baik,
maka mekanisme interiorisasi dikatakan baik. S2 memenuhi indikator interiorisasi,
yaitu (1) siswa dapat mengidentifikasi inforomasi yang diketahui pada masalah, dan
(2) siswa dapat mengidentifikasi informasi yang ditanyakan pada masalah.
Selanjutnya Setelah S2 mengidentifikasi informasi-informasi pada masalah, S2 mulai
menjawab mengan menuliskan K=20m sesuai lalu membaginya dengan 4, dan
menuliskan sisi = 5cm seperti pada gambar 4.9 berikut.
47
P :
Setelah kamu mengetahui apa yang diketahui dan ditanyakan pada masalah,
lalu ide apa yang terpikirkan olehmu ketika membaca masalah ini?
S2 :
Saya cari sisinya kak
P :
Mengapa kamu mencari sisi persegi terlebih dahulu?
S2 : Soalnya kan di soal kelilingnya diketahui. Jadi saya tulis dulu rumus keliling
P :
Keliling apa itu? Bagaiman cara mencari sisi
S2 : Kan itu keliling kebun Pak Alif bentuknya persegi. Rumus keliling= jumlah
keempat sisinya, jadi 20:4=5m
P :
Oke. Apakah kebun Pak Alif dan Bu Sofi memiliki bentuk dan ukuran yang
sama?
S2 :
tidak kak, keduanya berbeda
P : Mengapa berbeda? Kan pada masalah tidak ditunjukkan ukurannya?
S2 : (berpikir sejenak) soalnya… … ya pokoknya beda kak. Kan bentuknya beda.
48
Di soal ditulis kebun Pak Alif persegi dan kebun Bu Sofi persegi panjang.
Jadi beda
baik dan memenuhi indikator enkapsulasi, yaitu siswa dapat menyimpulkan hasil
konstruksi. Pada tahap tematisasi, S2 mampu menjelaskan konsep serta proses dalam
menyelesaikan masalah kebun dan menyelesaikan masalah dengan perhitungan yang
benar dan memenuhi indikator tematisasi, yaitu siswa dapat mengaitkan hasil
konstruksi dengan struktur pengetahuan yang sudah dimiliki sebelumnya. Meskipun
pada beberapa pertanyaan pada saat wawancara, S2 tidak dapat menyebutkan
alasannya dalam menjawab. Tapi, S2 melakukan penyelesaian dengan benar,
sehingga S2 dapat dikatakan memenuhi indikator enkapsulasi dan tematisasi pada
masalah kebun. Pada Tabel 4. 8 disajikan hasil kemampuan S2 dalam menyelesaikan
masalah kebun
Level Mekanisme
Geometri van Mental Karakteristik dan Aktivitasnya
Hiele
Interiorisasi S2 mampu membaca dan memahami masalah kebun
yang diberikan
Koordinasi S2 mampu mengaitkan antar komponen yaitu mencari
sisi persegi dengan rumus keliling persegi
Level 2 Enkapsulasi S2 mampu menentukan penyelesaian masalah kebun
dan menyimpulkannya
S2 memahami konsep dan prosedur dalam
Tematisasi menyeelsaikan masalah yaitu mengaitkan dengan
rumus dan skema yang telah dimiliki sebelumnya
S2 berada pada level 2 berdasarkan tes geometri van Hiele. Selain itu, tahap
ini disebut sebagai tahap deskriptif. Pada tahap ini, siswa sudah terbiasa
menganalisis bagian-bagian yang ada pada suatu bangun dan melihat
karakteristiknya. Sebagai contoh, pada tahap ini, siswa sudah biasa mengatakan
bahwa suatu bangun adalah persegi panjang karena "mempunyai empat sisi, sisi-sisi
yang berhadapan sejajar, dan semua sudutnya siku-siku." Mereka juga mulai mampu
menyebutkan keteraturan yang ada pada benda geometri. Misalnya, ketika ia melihat
persegi panjang, ia menemukan bahwa ada dua sisi yang berhadapan satu sama lain
dan sejajar satu sama lain (Huzaifah, 2011).
Pada tahap ini, siswa akan dapat menyebutkan ciri-ciri dari bentuk geometri,
tetapi mereka belum memahami hubungan antara bentuk geometri tersebut. Menurut
van de Walle (2008), perbedaan yang signifikan antara tingkat dua dan tingkat satu
terletak pada bagaimana siswa menggunakan model dan gambaran bentuk. Ketika
mereka terus menggunakan model-model ini, mereka mulai menganggapnya sebagai
50
Berdasarkan hasil penelitian yang dipaparkan dalam bab IV, akan dibahas
lebih lanjut terkait proses berpikir subjek dengan kemampuan level 3 van Hiele
dalam menyelesaikan masalah geometri pada setiap tahapan mental yaitu
interiorisasi, koordinasi, enkapsulasi dan tematisasi. Proses berpikir tersebut akan
dikaitkan dengan indikator mekanisme mental yang telah disusun oleh peneliti,
pendapat para ahli, dan karakteristik siswa dengan level 3 dalam menyelesaikan
masalah matematika materi geometri.
Masalah Kolam
Pasangan soal pertama (masalah kolam) terdiri atas dua pertanyaan, yaitu; a)
masalah mencari luas lahan kebun pisang dan b) menghitung biaya pembuatan pagar
kolam ikan. Pada pengerjaan lembar tugas, S3 melakukan tahap interiorisasi pada
masalah kolam. Pada tahap interiorisasi S3 menentukan unsur-unsur pada masalah
dengan menuliskan yang ditanyakan pada masalah, namun S3 tidak menuliskan
informasi yang diketahui pada lembar jawaban seperti yang ditunjukkan pada
gambar 4.10 berikut.
Tahap interiorisasi diperjelas oleh S3 pada saat wawancara seperti di berikut ini.
dibuat kolam ikan yang memiliki lebar 12,5. Saya diminta untuk mencari
berapa tanah yang akan ditanami pohon pisang dan menghitung biaya
pembuatan pagar kolam ikan
P : Dari masalah tersebut, informasi apa sajakah yang kamu temukan dan dapat
kamu gunakan untuk mencari luas kebun pisang dan biaya pembuatan pagar?
S3 : Lahannya berbentuk persegi panjang ,kelilingnya 90m, lebarnya 20m. 30%
dari lahan untuk kolam ikan dengan lebarnya 12,5 meter
P : Lalu, menurut kamu apa yang ditanyakan pada masalah tersebut?
S3 : (a) mencari Luas tanah yang akan ditanami pohon pisang dan yang (b)
menghitung biaya pembuatan pagar
L= p x l
¿ 25 m x 20 m
2
¿ 500 m
Karena luas keseluruhan lahan adalah 500 m2, maka luas lahan kebun pisang adalah
L lahan kebun = 500 m2−30 %= 350 m2
53
S3 dapat melakukan tahapan proses mekanisme mental koordinasi dengan baik dan
benar berdasarkan teori APOS (Arnon, dkk., 2014). S3 memenuhi indikator kordinasi
yaitu siswa dapat menghubungkan komponen pada masalah dengan langkah
penyelesaian yang akan digunakan. Setelah melalui tahap proses koordinasi, S3
melanjutkan ke tahap enkapsulasi. Pada tahap ini S3 menyimpulkan hasil
penyelesaian yaitu biaya pembuatan pagar yang dapat lihat pada Gambar 4.12.
54
Masalah Kebun
Pada proses penyelesaian masalah kebun bunga, S3 tidak menuliskan komponen yang
diketahui pada lembar jawaban, S3 hanya menuliskan komponen yang ditanyakan
pada masalah. Seperti pada gambar 4.13 dibawah ini.
panjang adalah L= p x l .Karena kebun Pak Alif berbentuk persegi, maka sisi kebun
pak Alif adalah 20 m: 4=5 m, dan karena sisi kebun Pak Alif adalah 5m , maka:
Panjang kebun Bu Sofi=3 × sisi Kebun Pak Alif
Jadi, panjang kebun Bu Sofi=3 ×5 m=15 m
Danlebar kebun bu sofi=5 m+5 m=10 m
Kebun Bu Sofi berbentuk persegi panjang . Maka,
2
Luas= p x l=10 ×15=150 m
Gambar 4.13 di atas menunjukkan bahwa hasil akhir yang diberikan oleh S3 memang
benar dan menggunakan rumus luas persegi panjang untuk menghitung luas kebun
bunga, akan tetapi S3 tidak menunjukkan langkah-langkah yang runtut, sehingga
membutuhkan data tambahan melalui wawancara. Berikut ditunjukkan transkrip
wawancara peneliti dengan S3.
Berdasarkan teori van Hiele S3 berada pada level 3 pada tes geometri van Hiele.
Tingkat atau level ini juga disebut level pengurutan. “Student can logically order
figures and relationships, but does not operate within a mathematical system,” kata
Hoffer (Usiskin, 1982). Pada tingkat ini, siswa tidak hanya mengenal bentuk geometri
dan memahami sifat-sifatnya, tetapi mereka juga mampu mengurutkan bentuk
geometri yang berhubungan satu sama lain. Siswa dapat menggunakan contoh ini
untuk menunjukkan bahwa jika sisi berhadapan segiempat sejajar, maka sisi
berhadapan segiempat itu sama panjang. Selain itu, pada tingkat ini siswa sudah dapat
58
memahami hubungan antara bangun dan memahami perlunya definisi untuk tiap
bangun. Namun, kemampuan siswa untuk berpikir secara deduktif masih belum
berkembang pada tahap ini. Sebagian besar siswa SMP kelas menengah ke atas telah
mencapai tahap ini.
4. Proses Berpikir Siswa Level 4 van Hiele Dalam Menyelesaikan Masalah Geometri
(S4)
Berdasarkan hasil penelitian yang dipaparkan dalam bab IV, akan dibahas lebih lanjut
terkait proses berpikir subjek dengan kemampuan level 4 dalam menyelesaikan
masalah geometri pada setiap tahapan mental yaitu interiorisasi, koordinasi,
enkapsulasi dan tematisasi.
Masalah Kolam
Dari masalah kolam, Subjek Penelitian level 4 (S4) melakukan interiorisasi dengan
mengidentifikasi informasi pada masalah dengan menuliskan yang diketahui dan
ditanyakan pada masalah. Seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.14. berikut.
Identifikasi masalah berupa Informasi yang diketahui dan hal yang ditanyakan dari
masalah kolam diperjelas oleh S4 secara lebih detail pada saat wawancara dengan
peneliti (P) sebagai berikut.
yang akan ditanami pohon pisang dan biaya pembuatan pagar, untuk menyelesaikan
masalah tersebut S4 harus mencari beberapa komponen yang belum diketahui pada
msalah dengan mencarinya berdasarkan petunjuk yang tersedia pada masalah. Pada
gambar 4.3 S4 menjelaskan bahwa panjang lahan adalah
p+ p+20+20=90 m , p=25 m. karena p=25 m, maka untuk menghitung luas lahan
keseluruhan adalah:
L= p x l
¿ 25 m x 20 m
2
¿ 500 m
Karena luas keseluruhan lahan adalah 500 m2, maka luas lahan kebun pisang adalah
Level Mekanisme
Geometr Karakteristik dan Aktivitasnya
Mental
i van
Hiele
S4 mampu membaca dan memahami masalah kolam yang diberikan
yaitu S4 dapat menjelaskan komponen-komponen pada masalah dan
Interiorisasi dapat menjelaskan masalah dengan bahasanya sendiri
S4 mampu mengaitkan antar komponen yaitu dua persegi panjang
Level 4 Koordinasi yang memiliki ukuran berbeda
Enkapsulasi S4 mampu menentukan pernyelesaian masalah kolam dan
menyimpulkannya
Tematisasi S4 memahami konsep dan prosedur dalam menyelesaikan masalah
yaitu mengaitkan dengan rumus dan skema yang telah dimiliki
sebelumnya
Masalah Kebun
Berikut adalah hasil pengerjaan S4 pada lembar jawaban. Langkah pertama yang S4
lakukan pada masalah kebun adalah mengidentifikasi masalah, seperti pada Gambar
4.17 berikut.
Tahap kordinasi dengan S4 juga dijelaskan lebih rinci pada saat wawancara. Berikut
merupakan wawancara dengan S4 mengenai jawaban penyelesaian yang telah
dikerjakan.
P : Setelah kamu mengetahui apa yang diketahui dan ditanyakan pada masalah,
lalu ide apa yang terpikirkan olehmu ketika membaca masalah ini?
S4 : Cari sisinya kak
P : Kenapa mencari sisi?
S4 : Kan ada petunjuknya Keliling = 20m
64
P : Mengapa kamu menggambar dua buah segi empat pada lembar jawaban
S4 : Supaya mudah kak, yang ada dalam pikiran saya, saya tuliskan
P : Bangun apa yang ditunjukan pada masalah?
S4 : Yang kebun pak Alif persegi dan kebun Bu sofi persegi panjang kak
P : Apakah dua bangun tersebut memiliki ukuran yang sama?
S4 : keduanya berbeda
P : Mengapa berbeda? Kan pada masalah tidak ditunjukkan ukurannya?
S4 : Karena kak meskipun tidak disebutkan ukurannya. Tetapi, dapat kita tau karena
dituliskan panjang kebun Bu sofi adalah 5m lebih panjang dari sisi Kebuny apak
alif dan lebar kebun Bu sofi 3 kali lebih panjang dari sisi kebun Pak Alif. Jadi
kebun Bu Sofi lebih besar :
P : Pada masalah diseutkan bahwa Keliling kebun anggrek Pak Alif adalah 20m.
bisa dijelaskan bagaiman aperhitungan kamu dalam menjawb masalah terbut?”
S4 : Jadi begini Kak, Karena kebun Anggrek berbentuk persegi, maka sisi kebun
adalah 20m : 4 = 5m. karena sisi kebun Pak alif adalah 5m. , maka :Panjang
kebun Bu Sofi = 3 x sisi Kebun Pak Alif .Jadi, panjang kebun Bu Sofi = 3 x 5m =
15m .Dan lebar kebun bu sofi = 5m +5m =10m Karen akebun Bu sofi berbentuk
persegi panjang maka Luas= p x l= 10 x 15= 150m2Da, Lebar kebun Bu Sofi=
5m lebih panjang dari sisi kebun Pak Alif. Maka lebar kebun Bu Sofi = 5m + 5m
P : Apakah kamu yakin dengan jawaban kamu?
S4 : Yakin kak
Clements & Batista (Chairani, 2013) menjelaskan bahwa pada level ini
dikenal juga dengan tahap deduksi formal. Pada level ini siswa sudah mampu
mengetahui peranan pengertian-pengertian, definisi-definisi, aksioma-aksioma dan
teorema-teorema pada geometri. kemudian Pada level ini juga siswa sudah mulai
dapat menyusun bukti-bukti secara formal. Artinya siswa pada tingkat ini sudah
memahami dan dapat menggunakan proses berpikir deduktif-aksiomatik. Seperti
yang diketahui bahwa matematika merupakan ilmu deduktif, penarikan kesimpulan
dan pembuktian teorema dilakukan secara deduktif. Misalnya untuk membuktikan
jumlah sudut suatu segitiga adalah 180 derajat, dapat dibuktikan secara deduktif
dengan menggunakan prinsip kesejajaran, sedangkan pembuktian induktif dilakukan
dengan cara memotong sudut-sudut suatu segitiga. Kemudian ditunjukkan bahwa
semua sudut membentuk sudut siku-siku, namun tidak harus presisi. Seperti yang kita
ketahui bersama, saat melakukan pengukuran, biasanya mencari nilai yang paling
mendekati dengan ukuran sebenarnya. Oleh karena itu, kesalahan dapat terjadi saat
mengukur sudut jajar genjang. Oleh karena itu, pembuktian deduktif merupakan
metode pembuktian yang benar dalam matematika (Prabowo, 2011). Umumnya, level
ini dicapai oleh siswa sekolah menengah tingkat atas (SMA).
69
dengan level 2 van Hiele juga dapat menganlisis lebih lanjut terkait rumus
bangun datar yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah. Namun, pada
masalah kolam siswa dengan level 2 van Hiele salah dalam melakukan
perhitungan.
7. Siswa dengan level 3 Van Hiele dapat memahami masalah dan menjelaskan
masalah kolam dan kebun dengan bahasa sendiri secara detail meskipun harus
membaca masalah secara berulang. Selain itu, siswa dengan level 3 van Hiele
mudah dalam memahami hubungan yang terkait antar bangun. S3 memahami
bahwa untuk mencari luas lahan pisang maka cara penyelesaiannya adalah
dengan mengurangkan luas bangun persegi yang ukurannya lebih besar yaitu
lahan Pak Badrun dengan luas bangun persegi yang berada di dalamnya yaitu
luas kolam ikan. Selain itu, siswa dengan level 3 van Hiele juga dapat
menganlisis lebih lanjut terkait rumus bangun datar yang akan digunakan untuk
menyelesaikan masalah.
8. Siswa dengan level 4 Van Hiele dapat memahami masalah dan menjelaskan
masalah kolam dan kebun dengan bahasa sendiri secara detail. Siswa dengan
level 4 van Hiele mudah dalam memahami gambar yang disajikan atau mudah
dalam memvisualisasikan ke dalam bentuk gambar. Selain itu, siswa dengan
level 4 van Hiele juga dapat menganlisis lebih lanjut terkait rumus bangun datar
yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah.
72
BAB V
PEMBAHASAN
Bab ini menyajikan hasil penelitian dan diperoleh mengenai: (1) proses berpikir siswa
dengan keterampilan level 1 berdasarkan geometri Van Hiele ketika menyelesaikan
masalah geometri; (2) Proses berpikir siswa dengan keterampilan level 2 berdasarkan
geometri Van Hiele Geometri Hiele untuk memecahkan masalah geometri.(3) proses
berpikir siswa dengan ketermpilan level 3 geometri van Hiele dalam memecahkan
masalah , (4) Proses berpikir siswa dengan keterampilan level 4 geometri van Hiele
dalam menyelesaikan masalah geometri. Pembahasan ini didasarkan pada pemaparan
data serta temuan penelitian yang diuraikan pada bab IV.
Siswa level 3 van Hiele dapat menjelaskan masalah kolam dan kebun
dengan bahasanya sendiri dan dapat menyebutkan komponen-komponen pada
masalah kolam dan kebun dengan jelas dan rinci. Meskipun siswak level 3 sempat
merasa bingung dalam memahami masalah, namun setelah membaca masalah
dengan lebih teliti lagi siswa tersebut dapat memahaminya dengan baik.` Siswa
level 3 juga tidak merasa kesulitan dengan masalah kolam dan kebun yang
diberikan dan dapat menjelaskan bangun-bangun yang terbentuk dari masalah.
Selain itu siswa level 3 juga dapat membedakan antar bangun yang ada pada
masalah, yaitu mengetahi nama bangun dan sifat-sifat dari bangun tersebut. Hal ini
sesuai dengan teori van Hiele yaitu siswa dengan level 3 van Hiele berada pada
tahap deduksi informal. Pada tingkat ini siswa sudah dapat melihat hubungan sifat-
sifat pada suatu bangun (Unaenah,dkk., 2020).Siswa juga mengidentifikasi
komponen- yang ditanyakan pada masalah kebun dengan mudah dan tidak
mengalami kesulitan dalam memehami masalah. Lusiana (2019) dalam
penelitiannya kuga menerangkan bahwa siswa melakukan tahap interiorisasi dengan
cara memahami masalah dan mengidentifikasi semua informasi yang terdapat
dalam masalah. Sejalan dengan hal tersebut, Fatatik (2019) pada peneitiannya yang
menyatakan bahwa subjek dapat melalui tahapan interiorisasi dengan baik jika
subjek mampu membaca dan memahami masalah yang diberikan.
Subjek dengan kemampuan level 4 memiliki kemampuan abstraksi yang
lebih baik dari pada subjek dengan kemampuan level 1, level 2, level 3 dan level 4.
Tahap interiorisasi dapat dilakukan dengan baik oleh S4 pada setiap masalah.
Aktivitas yang mengindikasikan bahwa siswa mampu melalui tahapan interiorisasi
dengan baik yaitu siswa dengan level 4 mengidentifikasi komponen-komponen
pada masalah yaitu berupa informasi-informasi yang diketahui pada masalah kolam
dan menyatakannya dalam simbol atau kalimat matematika, siswa menentukan
informasi yang ditanyakan pada masalah kolam dengan cara menyatakan dalam
simbol atau kalimat matematika, siswa mengidentifikasi komponen-komponen
yaitu berupa informasi-informasi yang diketahui pada masalah kebun dan
menyatakannya dalam simbol atau kalimat matematika, siswa mengidentifikasi
76
5.2 Koordinasi
Pada masalah kolam, Siswa dengan level 1 belum mampu melakukan
koordinasi yaitu mengaitkan komponen yang diketahui dan ditanyakan pada
masalah sehingga memberikan ide penyelesaian. Pada masalah pertama yaitu
masalah kolam, baik yang (a) maupun (b) Subjek level 1 tidak menuliskan
penyelesaian. Sedangkan Pada masalah nomor 2 yaitu masalah perbandingan luas
kebun, subjek juga hanya menuliskan informasi-informasi yang diketahui dan
77
ditanyakan pada masalah dan menggambarkan dua segi empat, yaitu persegi
panjang dan persegi sesuai dengan masalah yang diberikan. Namun, siswa dengan
kemapuan level 1 juga tidak menuliskan penyelesaian.
Pada saat wawancara siswa level 1 van Hiele juga menjelaskan bahwa
mengalami kesulitan dalam menentukan ide penyelesaian. Meskipun siswa level 1
van Hiele mampu melakukan tahap interiorisasi dan mampu menjelaskan
komponen pada masalah, namun siswa level 1 mengalami kesulitan dalam
menerapkan rumus. Hal ini sesuai denga teori Van Hiele yang mengatakan bahwa
Siswa dengan kemampuan level 1 berada pada tahap pengenalan, tahap pengenalan
merupakan tahap awal. Pada tahap ini siswa sudah mampu mengenal bangun-
bangun geometri dan mengetahui namanya.Namun masih belum bisa mengenali
sifat-sifat bangun geometri. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti ketika
tes berlangsung, terlihat subjek tersebut mengalami kesulitan ketika menyelesaikan
masalah yang diberikan, subjek beberapa kali menghapus jawaban yang tulisnya.
Ketika waktunya hampir habis, masalah kolam dan taman masih belum
terselesaikan.Oleh karena itu, tanggapan yang dikumpulkan belum lengkap dan
lengkap.
Siswa dengan level 2 juga mampu melakukan koordinasi yaitu mengaitkan
komponen yang diketahui dan ditanyakan pada masalah sehingga memberikan ide
penyelesaian. Pada masalah yang (a) yaitu mencari luas lahan untuk ditanami kebun
pisang, Siswa level 2 mampu mengkoordinasikan informasi pada masalah dengan
baik, namun pada saat mengerjakan (b) Subjek belum mampu menyelesaikan
masalah biaya pembuatan pagar kolam dengan benar, yaitu subjek dengan level 2
salah dalam melakukan perhitungan dan belum mampu memeriksa ulang kebenaran
dari jawabannya. Sedangkan Pada masalah nomor 2 yaitu masalah luas kebun,
subjek mampu menyelesaikan masalah dengan baik. Hal ini sesuai dnegan teori
Van Hiele bahwa siswa level 2 berada pada tahap analisis, yang mana tahap analisis
merupakan tahap selanjutnya dari tahap pengenalan.
Pada tahap analisis berdasarkan teori Van Hiele, siswa sudah mampu
memahami sifat-sifat bangun geometri. Hal ini dibuktikan dengan siswa dengan
78
level 2 yang sudah mampu dalam mengkoordinasikan infromasi pada masalah dan
menuliskan rumus ke dalam bentuk penyelesaian, namun siswa dengan level 2 salah
dalam hitungan, siswa mengira bahwa panjang keseluruhan lahan sama dengan
panjang kolam sehingga mengakibatkan hasil perhitungan dan kesimpulan yang
salah.Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti ketika tes berlangsung,
terlihat siswa dengan level 2 tersebut sedikit mengalami kesulitan ketika
menyelesaikan masalah yang diberikan pada awal waktu, siswa beberapa kali
membaca masalah dengan teliti. Setelah membaca masalah beberapa kali, kemudian
melanjutkan dengan menuliskan rumus dan melakukan perhitngan hingga waktu
hampir habis. Namun pada akhirnya siswa dengan level 2 tersebut berhasil
menyelesaikan tepat waktu sesuai dengan waktu yang diberikan.
Pada tahap koordinasi, siswa dengan level 3 mampu menjawab masalah
kolam dan masalah kebun dengan benar dan sistematis. Siswa level 3 tidak
kesulitan dalam menentukan ide untuk menyelesaikan masalah. Siswa level 3 juga
tidak kesulitan dalam menentukan rumus yang akan digunakan dalam penyelesaian.
Siswa dengan kemampuan level 3 juga mampu melakukan perhitungan,
menyimpulkan dan menuliskan satuan dengan benar.Aktivitas yang
mengindikasikan bahwa siswa dengan level 3 mampu melalui tahapan koordinasi
dengan baik yaitu (1) Menghubungkan informasi pada masalah kolam dengan
langkah penyelesaian yang akan digunakan (2) Menghubungkan informasi pada
masalah kebun degan langkah penyelesaian yang akan digunakan. Dalam hal ini
siswa dengan level 3 mencari komponen yang belum diketahui pada masalah yang
akan digunakan dalam penyelesaian dan menggunakan rumus serta infomasi yang
diketahui untuk mencari komponen yang belum diketahui sehingga akan diperoleh
informasi yang lengkap untuk memudahkan dalam penyelesaian masalah kolam.
Sedangkan pada masalah kebun, Siswa dengan level 3 melakukan perhitungan
sebagai ide penyelesaian. Siswa dengan level 3 menggunakan rumus dan
perhitungan yang tepat dengan baik sehingga penyelesaian masalah dapat dilakukan
dengan baik. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti ketika tes
berlangsung, terlihat subjek tersebut tidakk mengalami kesulitan ketika
79
kesalahan dalam perhitungan masalah kolam. Siswa dengan level 2 tidak memenuhi
indikator enkapsulasi yaitu dapat menyimpulkan hasil konstruksi dengan benar.
Aktivitas-aktvitas yang mengindikasi bahwa siswa level 2 tidak mampu melalui
tahap enkapsulasi adalah siswa level 2 tidak melakukan perhitungan dengan baik
pada masalah kolam sehingga mengakibatkan salah dalam membuat kesimpulan
dari hasil penyelesaian. Namun pada masalah kebun, siswa dengan level 2 van
Hiele melakukan koordinasi dengan baik dan benar. Siswa tersebut menggunakan
rumus yang tepat dan mampu menerapkan rumus dengan baik sehingga melakukan
tahap enkapsulasi pada masalah kebun.
Siswa dengan level 3 melakukan enkapsulasi dengan baik dan memenuhi
indikator enkapsulasi yaitu siswa dapat menyimpulkan hasil konstruksi. Aktivitas-
aktvitas yang mengindikasi bahwa subjek mampu melalui tahap enkapsulasi dengan
baik adalah siswa level 3 menggunakan rumus yang tepat dan melakukan
perhitungan dengan baik sehingga masalah dapat diselesakan dengan benar pada
masalah kolam dan kebun. Siswa dengan level 3 melakukan enkapsulasi dengan
baik dan memenuhi indikator enkapsulasi yaitu siswa dapat menyimpulkan hasil
konstruksi. Aktivitas-aktvitas yang mengindikasi bahwa siswa mampu melalui
tahap enkapsulasi dengan baik adalah siswa level 3 menggunakan rumus yang tepat
melakukan perhitungan dengan baik sehingga masalah dapat diselesakan dengan
benar. Meskipun pada saat menyelesaikan masalah siswa dengan level 3 beberapa
kali mengalami kesulitan, namun dapat menyelesaikannya dengan tepat waktu dan
melakukan tahap enkapsulasi dengan tepat. Pada saat wawancara siswa dengan
level 4 menjelaskna bahwa sempat merasa sedikit kesulitan dan ragu dalam
menyelesaikan masalah kebun dan kolam. Namun, pada akhirnya siswadengan
level 3 mampu menyelesaikannya dengan baik dan menyimpulkan penyelesaian
dengan baik.
Siswa dengan level 4 melakukan enkapsulasi dengan baik dan memenuhi
indikator enkapsulasi yaitu siswa dapat menyimpulkan hasil konstruksi. Aktivitas-
aktvitas yang mengindikasi bahwa siswa mampu melalui tahap enkapsulasi dengan
baik adalah siswa level 4 menggunakan rumus yang tepat melakukan perhitungan
81
dengan baik sehingga masalah dapat diselesakan dengan benar. Siswa dengan level
4 melakukan enkapsulasi dengan baik dan memenuhi indikator enkapsulasi yaitu
siswa dapat menyimpulkan hasil konstruksi. Aktivitas-aktvitas yang mengindikasi
bahwa siswa mampu melalui tahap enkapsulasi dengan baik adalah siswa level 3
menggunakan rumus yang tepat melakukan perhitungan dengan baik sehingga
masalah dapat diselesakan dengan benar tanpa mengalami kesulitan. Pada saat
wawancara siswa dengan level 4 mampu menjelaskan tahap enkapsulasi yang telah
dilakukan dengan sangat detail dan tidak mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan masalah kolam dan kebun serta yakin dengan jawabannya.
Siswa dengan kemampuan level 3 van Hiele berada pada tahap Abstraksi.
Pada tahap ini siswa telah mampu mengetahui bentuk dan nama suatu bangun
(Kurnia & Hidayati, 2022). Siswa tersebut mampu memahami masalah kolam dan
kebun serta dapat menyebutkan bangun yang terbentuk pada kedua masalah. seperti
yang disimpulkan oleh (Sugara, dkk., 2022) bahwa siswa yang berada pada level
Abstraksi memiliki kemampuan yang baik dalam memahami masalah. Pada tahap
tematisasi, siswa level 3 mampu mejelaskan konsep serta prosedur dalam
menyelesaikan masalah kolam dan kebun secara lengkap dan sistematis. Siswa
dengan level 3 Van Hiele memenuhi indikator tematisasi yaitu siswa dapat
mengaitkan hasil konstruksi dengan struktur pengetahuan yang sudah dimiliki
sebelumnya. Siswa dengan level 3 van Hiele terlihat tidak kesulitan dalam
memahami masalah kolam dan kebun, siswa tersebut juga tidak kesulitan dalam
menngaitkan komponen-komponen pada masalah kolam dan kebun, dan Siswa
dengan level 3 juga menyelesaikan masalah kolam dan kebun dengan baik dan
benar. Pada saat wawancara siswa level 3 dapat menjelaskan konsep serta prosedur
dalam menyelesaikan masalah kolam dan kebun dengan baik dan memenuhi
indikator tematisasi yaitu siswa dapat mengaitkan hasil konstruksi dengan struktur
pengetahuan yang sudah dimiliki sebelumnya. Siswa dengan level 3 van Hiele
merasa sedikit keuslitan dalam melakukan perhitungan. Namun pada akhirnya
menyelesaiakan masalah kolam dan jebun dengan baik dan tepat waktu.
Berdasarkan indikator level van Hiele, siswa dengan level 3 berada pada
tahap abstraksi dimana pada tahap ini siswa mampu melakukan perencanaan
dengan baik, siswa memahami bangun yang terbentuk, sifat-sifat bangunt yang
terbentuk dan sudah mengetahui rumus-rumus dari bangun yang terbentuk. Sejalan
dengan (Sugara., dkk, 2022) bahwa siswa mampu menjelaskan dan melaksanakan
rencana yang telah ditentukan dengan prosedur yang tepat dan melakukan
perhitungan dengan benar pada setiap lagkah pengerjaan.
Siswa dengan kemampuan level 4 van Hiele berada pada tahap deduksi.
Berdasarkan teori van Hiele (Sugara., dkk, 2022) menyimpulkan bahwa siswa
sangat baik dalam membuat rencana dan melaksanakan rencana penyelesaian,
84
prosedur dan perhitungan dengan baik. Pada penelitian ini siswa dengan level 4 van
Hiele mampu mejelaskan konsep serta prosedur dalam menyelesaikan masalah
kolam dan kebun secara lengkap dan sistematis. Siswa dengan level 4 Van Hiele
memenuhi indikator tematisasi yaitu siswa dapat mengaitkan hasil konstruksi
dengan struktur pengetahuan yang sudah dimiliki sebelumnya. Siswa dengan level
4 Van Hiele terlihat tidak kesulitan dalam memahami masalah kolam dan kebun,
siswa tersebut juga tidak kesulitan dalam menngaitkan komponen-komponen pada
masalah kolam dan kebun, dan Siswa dengan level 4 juga menyelesaikan masalah
kolam dan kebun dengan baik dan benar. Pada saat wawancara siswa level 4 dapat
menjelaskan konsep serta prosedur dalam menyelesaikan masalah kolam dan kebun
dengan baik dan memenuhi indikator tematisasi yaitu siswa dapat mengaitkan hasil
konstruksi dengan struktur pengetahuan yang sudah dimiliki sebelumnya. Sebelum
mengumpulkan hasil pengerjaannya, siswa level 4 sudah memeriksa jawabannya
dan merasa yakin.
85
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan
juga mampu menjelaskan secara lisan ataupun jawaban tertulis dari setiap proses
sehingga sampai pada sebuah kesimpulan yang benar.
6.2 Saran
DAFAR RUJUKAN
Afifah, A. H., Susanto., Sugiarti, T., Sunardi., & Monalisa L. A. (2019). Analisis
Keterampilan Geometri Siswa Kelas X Dalam Menyelesaikan Soal
SegiempatBerdasarkan Level Van Hile. Kadikma, 10(3), 35-47
Ali, N. N., & Ni'mah, K. (2023). Analisis Kemampuan Peserta Didik Dalam
Menyelesaikan Soal Geometri Pada Asesmen Kompetensi Minimum-
Numerasi. Jurnal Ilmiah Matematika Realistik, 4(2), 267-274.
Alifah, N., & Aripin, U. (2018). Proses berpikir siswa SMP Dalam Memecahkan
Masalah Matematik Titinjau dari Gaya Kognitif Field Dependent dan Field
Independent. JPMI (Jurnal Pembelajaran Matematika Inovatif),1(4), 505-
512.
Andi T. E. (2014). Psikologi Belajar (Pengantar dalam Memahami Psikologi
Belajar). Bandar Lampung
Anwar, A. (2020). Indentifikasi Tingkat Berpikir Geometri Siswa Berdasarkan Teori
Van Hiele. Jurnal Pendidikan Matematika : Judika Education, 3(2), 85-92.
Arnon, I., Cottrill, J., Dubinsky E., Octac, A., Fuentes, R.S., Solange R., Trigueros,.
& Weller, K. (2014). APOS Theory A Framework for Research and
Curriculum Development in Mathematics Education. Springer New York
Heidelberg Dordrecht London.
Basri, H. (2022). Berpikir dan Bernalar Matematis. Purbalingga: Eureka Media
Aksara.
Barsalou, L. W. (2014). Cognitive Psychology: An Overview for Cognitive Scientists.
Psychology Press.
Cahyono, H., & Effendy, M. M. (2020). Membiasakan Siswa Berpikir Matematis.
Membangun Optimisme Meretas Kehidupan Baru dalam Dunia Pendidikan,
1(98).
Cifarelli, V. (1988). The Role of Abstraction as a Learning Process in Mathematical
Problem Solving. Doctoral Dissertation, Purdue University, Indiana.
Evidiasari, S., Subanji., & Irawati, S. (2019). Penalaran Induktif Siswa SMA Dalam
Menyelesaikan Masalah Transformasi Geometri. JKPM: Jurnal Kajian
Pembelajaran Matematika. Vol 3(2)
Fauzi, I., & Arisetyawan, A. (2019). Analisis Kesulitan Belajar Siswa pada Materi
Geometri di Sekolah Dasar. Kreano: Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif.
11(1).
Fiantika, F.R., Wasil M., & Jumiyati, S. (2022). Metodologi Penelitian Kualitatif.
Padang : PT Global Eksekutif Teknologi
89
Nuroso, Harto., Siswanto, Joko., & Huda, Choirul. (2018). Developing a Learning
Model to Promote the Skills of Analytical Thinking. Journal of Education and
Learning (EduLearn), 12(4), 775-780, doi:10.11591/edulearn.v12i4.5814
Octac, A., Trigueros, M., & Romo, A. (2019). For the Learning of Mathematics. FLM
Publishing Association, 39 (1). 33-37
Purwanto., Subanji., Irawati, S. (2017). Using APOS Theory Framework: Why Did
Students Unable To Construct a Formal Proof?. International Journal on
Emerging Mathematics Education (IJEME), 1 (2), 135-146
Rahmawati, M., Uswatun, D. A., & Maulana, L. H. (2020). Analisis Pemahaman
Konsep Matematis Siswa Berdasarkan Teori APOS Melalui Soal Open Ended
Berbasis Daring Di Kelas Tinggi Sekolah Dasar. Didaktik : Jurnal Ilmiah
PGSD STKIP Subang, 6(1)
Retna, Milda., Lailatul Mubarokah, & Suhartatik. (2013). Proses Berpikir Siswa
dalam Menyelesaikan Soal Cerita Ditinjau Berdasarkan Kemampuan
Matematika (The Student Thinking Process in Solving Math Story Problem).
Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo 1(2): 71-82.
Rohendi, D., Septian, S., & Sutarno, H. (2018). The Use of Geometry Learning
Media Based on Augmented Reality for Junior High School Students. IOP
Conference Series: Materials Science and Engineering, 306 (1)
Subanji. (2015). Teori kesalahan konstruksi konsep dan pemecahan masalah
matematika. Malang: Universitas Negeri Malang Press.
Supiarmo, M. G., Mardhiyatirrahmah, L., & Turmudi, T. (2021). Pemberian
scaffolding untuk memperbaiki proses berpikir komputasional siswa dalam
memecahkan masalah matematika. Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan
Matematika, 5(1), 368-382.
Surya, C. M., Iskandar,Y. Z., & Marlina, L. (2021). Meningkatkan Kemampuan
Mengenal Bentuk Geometri Dsar Pada Anak Kelompok A Melalui Metode
Tebak Gambar. Jurnal Tahsinia, 2(1). 78-89
Syafri, F. S. (2016). Pemahaman Matematika Dalam Kajian Teori APOS (Action,
Process, Object, and Schema). Jurnal At-Ta’lim. 15(2), 458-477
Van de Walle, J. A. (2001). Elementary and middle school mathematics: teaching
developmentally (4th ed.). Allyn and Bacon.
Vojkuvkova, I., & Haviger, J. (2015). The van Hiele at Czech secondary school.
Procedia-Social and Behavioral Sciences, 171, 912–918.
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.01.209
Wardhani, W. A., Subanji, S., & Dwiyana, D. (2016). Proses berpikir siswa
berdasarkan kerangka kerja Mason. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian,
Dan Pengembangan, 1(3), 297-313.
91
Yuliana, D & Ratu, N. (2019). Analisis Keterampilan Dasar Visual Geometri Siswa
SMP Ditinjau Berdasarkan Level Berpikir Analisis Van Hiel. Jurnal
Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, 3(2).
oi: https://doi.org/10.31004/cendekia.v3i2.135
Zainal, Z. (2020). Peringkat Berpikir Geometri Siswa Berdasarkan Teori Van Hiele
Makasar: Global RC.
92
Petunjuk pengerjaan:
1. Berdoalah sebelum mengerjakan soal !
2. Tulislah identitas Anda pada lembar jawaban yang telah disediakan !
3. Bacalah dengan teliti !
4. Berilah tanda silang pada jawaban yang dianggap benar pada lembar jawaban!
5. Dilarang berdiskusi dengan teman atau mencontek !
6. Kerjakan dalam waktu 60 menit !
a. S saja
b. T saja
c. S dan T saja
d. S dan U saja
e. Semua merupakan persegi panjang
4. PQRS adalah persegi. Pernyataan berikut yang benar pada persegi PQRS
adalah…
a. ܴܲത
തതത݀ܽ݊ ܴܵത
തത
തadalah sama panjang
P Q
Q
b. ܳܵത
തത
തdan ܴܲത തത
തadalah tegak lurus
c. ܲܵത
തത
തdan ܴܳതതതതadalah tegak lurus
d. ܲܵത
തത
തdan ܳܵത തത
തsama panjang
S R
e. Sudut Q lebih besar dari pada sudut R
93
6.Belah ketupat adalah bangun segi empat yang semua sisinya sama panjang.
Berikut tiga contohnya.
Diantara pernyataan berikut yang tidak benar pada setiap belah ketupat adalah…
a. Hanya (1) p
b. Hanya (2) m
c.Hanya (3)
d. (1) atau (2) n
e.(2) atau (3)
13. Pada geometri F, sesuatu dibedakan dari yang biasa digunakan. Pada geometri
F terdapat empat titik dan enam garis. Setiap garis memuat tepat dua titik. Jika
titiknya adalah P, Q, R, dan S, maka garis-garisnyanya adalah {P,Q}, {P,R},
{P, S},{Q,R}, {Q,S}, dan {R,S}
P
Q
R S
14. Dua buku geoemetri mendefinisikan konsep persegi panjang dalam cara yang
berbeda. Manakah pernyataan berikut yang benar?
a. Satu dari buku-buku tersebut memiliki kesalahan
b. Satu dari definisi tersebut adalah salah. Tidak dapat adafinisi berbeda
untuk persegi panjang
c. Persegipanjang pada satu dari buku-buku tersebut harus memiliki
sifat-sifat yang berbeda pada buku yang lain
d. Persegipanjang pada satu dari buku-buku tersebut harus memiliki
sifat-sifat yang sama pada buku yang lain
e. Sifat-sifat persegipanjang pada dua buku tersebut mungkin berbeda
A. Identitas Validator
Nama : Dr. Indriati Nurul Hidayah, M.Si
NIP/NIDN : 19710423 199803 2 002
B. Tujuan
Lembar validasi ini bertujuan untuk mengetahui pendapat Bapak/Ibu
mengenai kevalidan lembar tes yang akan digunakan.
C. Petunjuk Penilaian
1. Mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk memberikan penilaian terhadap draf
soal tes dengan aspek-aspek yang diberikan.
2. Mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk menilai permasalahan tes dengan
memberikan tanda check list ( )pada skala penilaian yang dianggap sesuai.
Keterangan skala penilaian:
1= tidak sesuai 2= kurang sesuai 3= sesuai 4= sangat sesuai
No Pernyataan Penilaian
Format Isi 1 2 3 4
1 Terdapat petunjuk pengerjaan soal
2 Kalimat tidak menimbulkan penafsiran ganda
Isi
3 Kesesuaian soal dengan indikator ketercapaian level
berpikir Van Hiele
4 Isi materi yang ditanyakan pada soal sesuai dengan
jenjang dan tingkat kelas yaitu SMP
Bahasa
5 Pertanyaan yang diajukan menggunakan bahasa yang
sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia yang benar
6 Menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah
dipahami
7 Menggunakan kata atau istilah sesuai dengan level
siswa
99
Petunjuk Pengerjaan:
1. Berdoalah terlebih dahulu sebelum mengerjakan!
2. Tulis identitas diri pada lembar kerja yang telah disediakan!
3. Bacalah soal dengan cermat dan teliti!
4. Kerjakan secara mandiri dengan cermat dan lengkap!
5. Bila ada kesalahan, coretlah pada kata yang salah!
Masalah Kolam
Pak Badrun memiliki lahan kosong berbentuk persegi panjang dengan lebar
20 m, dan keliling lahan 90 m . Jika 30% luas lahan Pak Badrun akan dibuat
kolam ikan berbentuk persegi panjang dengan lebarnya 12, 5 m dan akan
dipasang pagar mengelilingi kolam dengan tinggi 1m. Sisa dari lahan tersebut
akan ditanami pohon pisang. Maka;
a. Tentukan luas tanah yang ditanami pohon pisang!
b. Tentukan biaya yang dikeluarkan Pak Badrun untuk membuat sebuah
pagar kolam ikan jika biaya pembuatan pagar adalah Rp. 60.000 per
meter!
Masalah Kebun
101
Pak Alif dan Bu Sofi adalah tetangga. Pak Alif memiliki kebun bunga
anggrek berbentuk persegi dengan kelilingnya 20 m dan Bu Sofi memiliki
kebun bunga mawar berbentuk persegi panjang.Ukuran kebun mawar Bu Sofi
3 kali lebih panjang dari sisi kebun Pak Alif, sedangkan lebar kebun Bu Sofi
5 m lebih panjang dari sisi kebun pak Alif.
RUBRIK PENILAIAN
L = 150 m 2
K=2×( p+l)
K=2×(12 , 5+12)
K=2×(24 ,5)
K=49 m
dan Bu Sofi memiliki kebun bunga mawar Kebun Bu Sofi = persegi panjang
berbentuk persegi panjang. Panjang kebun Panjang = 3× sisi persegi
mawar Bu Sofi 3 kali lebih panjang dari sisi Lebar = 5 + sisi persegi
kebun Pak Alif, sedangkan lebar kebun Bu
Sofi 5 m lebih panjang dari sisi kebun pak Ditanya:
Alif. Luas kebun Bu Sofi
A. Identitas Validator
Nama : Dr. Indriati Nurul Hidayah, M.Si
NIP/NIDN : 19710423 199803 2 002
B. Tujuan
Lembar validasi ini bertujuan untuk mengetahui pendapat Bapak/Ibu mengenai
kevalidan lembar tes yang akan digunakan.
C. Petunjuk Penilaian
1. Mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk memberikan penilaian terhadap draf soal
tes dengan aspek-aspek yang diberikan.
2. Mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk menilai permasalahan tes dengan
memberikan tanda check list ( )pada skala penilaian yang dianggap sesuai.
Keterangan skala penilaian:
1= tidak sesuai 2= kurang sesuai 3= sesuai 4= sangat sesuai
No Pernyataan Penilaian
Penilaian terhadap bahasa 1 2 3 4
1 Kalimat dalam soal menggunakan bahasa yang sederhana
dan mudah dipahami oleh siswa
2 Kalimat dalam soal tidak menimbulkan penafsiran ganda
3 Menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah Bahasa
Indonesia yang baik dan benar
Penilaian terhadap kesesuaian dengan tujuan penelitian
4 Soal yang diberikan memungkinkan peneliti dapat
mendeskripsikan proses berpikir siswa berdasarkan
mekanisme mental
5 Soal yang diberikan sesuai dengan kompetensi dasar
yang diberikan pada tingkat SMP
106
No Mekanisme Indikator
Mental
1 Interiorisasi Siswa dapat mengidentifikasi komponen-komponen yang
diketahui dan ditanyakan pada masalah
2 Koordinasi Menghubungkan antar komponen untuk menyelesaikan masalah
3 Enkapsulasi Menghubungkan hasil konstruksi menjadi penyelesaian
4 Tematisasi Mengaitkan kembali konstruksi dengan skema yang sudah dimiliki
A. Identitas Validator
Nama : Dr. Indriati Nurul Hidayah, M.Si
NIP/NIDN : 19710423 199803 2 002
B. Tujuan
Lembar validasi ini bertujuan untuk mengetahui pendapat Bapak/Ibu mengenai
kevalidan lembar tes yang akan digunakan.
C. Petunjuk Penilaian
1. Mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk memberikan penilaian terhadap draf soal
tes dengan aspek-aspek yang diberikan.
2. Mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk menilai permasalahan tes dengan
memberikan tanda check list ( ) pada skala penilaian yang dianggap sesuai.
Keterangan skala penilaian:
1= tidak sesuai 2= kurang sesuai 3= sesuai 4= sangat sesuai
No Pernyataan Penilaian
Format Isi 1 2 3 4
1 Kelengkapan lembar wawancara siswa
2 Kalimat dalam pertanyaan tidak menimbulkan penafsiran
ganda
Isi
3 Pertanyaan yang diberikan mampu menggali informasi
mengenai pemahaman siswa terhadap penyelesaian masalah
4 Pertanyaan pada lembar wawancara memuat indikator
mekanisme mental
Bahasa
5 Pertanyaan yang diajukan menggunakan bahasa yang sesuai
dengan kaidah Bahasa Indonesia yang benar
6 Menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami
7 Menggunakan kata atau istilah sesuai dengan level siswa
109
P : Selamat pagi dek, boleh saya minta waktunya sebentar untuk wawancara?
Selamat pagi kak. Boleh kak silakan.
P : Coba jelaskan masalah kolam tersebut dengan bahasamu sendiri.
S1 : Pak Badrun Memiliki lahan kosong berbentuk persegi panjang dengan lebar 20m,
dan keliling lahan 90m. jika 30% luas lahan Pak Badrun mau dibikin kolam ikan
yang berbentuknya persegi panjang dengan lebarnya 12,5m dan sisa dari lahan
mau ditanami pohon pisang. Maka Tentukan luas tanah yang ditanami pohon pisang
dan b. tentukan biaya yang dikeluarkan Pak Badrun untuk membuat sebuah pagar
kolam ikan, jika biaya pembuatan pagar adalah Rp. 60.000 per meter.
P : Menurutmu informasi apa sajakah yang diketahui pada masalah tersebut
S1 : (berpikir) lebar kebun 20m, dan lebar 12,5m kak….. ehh ada lagi Keliling kebun
90m
P : Oke baik. Lalu apakah ada informasi lagi?
S1 : (berpikir) biaya pembuatan pagar Rp.60.000 per meter kak
P : Pada lembar jawaban kamu menuliskan 12,5m itu apa? Apakah sama dengan 20m?
S1 : Beda kak. 12,5m itu lebar kolam. Kalau 20m juga lebar,tapi bukan lebar kolam
P : kemudian, bisa disebutkan yang ditanyakan pada masalah tersebut?
S1 : a). Tentukan luas tanah yang ditanami pohon pisang dan b). tentukan biaya yang
dikeluarkan Pak Badrun untuk membuat sebuah pagar kolam ikan, jika biaya
pembuatan pagar adalah Rp. 60.000 per meter
P : Apakah ada kesulitan dalam memahami masalah yang disajikan?
S1 : Iya kak. Soalnya susah kak
P : Bagian mana yang susah?
S1 : nomor 1 kak. Saya bingung ga tau gimana ngerjakannya”
P : Tapi ini kamu bisa menyebutkan yang diketahui dan ditanyakan
S1 : Iya kak, kalau itu saya tau dan paham
P : Setelah kamu menuliskan diketahui dan ditanyakan, lalu kamu menggambar dua
bangun (melihat lembar jawaban. Coba jelaskan gambar ini!
S1 : Jadi kan pada soal disebutkan itu persegi panjang dan disuruh cari luas lahan untuk
kebun pisang. Di soal juga disebutkan bahwa berbentuk persegi panjang, kan rumus
persegi panjang L=pxl . lalu bingung kak hehe
P : Disini juga sebelum kamu menuliskan rumus, kamu menggambar persegi sebuah
bangun, bangun apa ini?
S1 : Persegi panjang kak
P : Lalu ini bangun apa yang kecil ini yang berada di dalam persegi panjang
S1 : Oh, itu persegi panjang juga kak. Itu kolam ikan kak. Jadi saya buat gamabr persegi
panjang yang besar itu lahan Pak Badrun kak, setelah itu saya gambar persegi
panajng lebih kecil itu kolam ikan, pada soal kan disebutin kalau kolam ikan
berbentuk persegi panjang dan lahan akan dibuat kolam ikan
P : Setelah kamu menggambar ini , bagaimana?
S1 : Saya mau hitung luas lahan kak, tapi panjangnya tidak ada. Cuma ada lebar saja.
Jadi saya bingung
P : Bisakah kamu dapat menceritakan masalah apa yang diberikan dengan bahasamu
sendiri?Coba ceritakan! :
S1 : Bisa kak. Pak Alif memiliki kebun anggrek dan Bu Sofi memiliki kebun mawar. Kebun
120
pak Alif memiliki keliling 20m. Panjang kebun Bu sofi 3x lebih panjang daripada sisi
kebun pak Alif, lebar kebun bu sofi 5m lebih panjang dari sisi kebun Pak Alif
P : Kemudian apa yang ditanyakan pada masalah tersebut?
S1 : Luas kebun bu sofi, Kak
121
S2 : Kan itu diketahui keliling lahannya 90meter dan lebarnya 20m. saya coba masukin
rumus keliling kak. Kan ruumusnya K=p+l+p+l. jadi 90=p+20+p+20. Lalu p nya
jetemu 25m kak
P : Rumus keliling persegi panjang itu pxlxpxl atau p+l+p+l?
S2 : (mulai ragu) ….. p+l+p+l kak
P : Lalu ini dikali atau ditambah? (menunjuk lembar jawaban S1)
S2 : Eh …(bingung) oh iya kak, itu salah tulis.maksudnya tanda jumlah
P : Jadi , dijumlah atau dikali?
S2 : Dijumlah kak
P : Oke baik. Lalu, setelah panjangnya ketemu 25m, bagaimana?
S2 : Panjangnya kan sudah ketemu ya kak 25m, terus saya cari luas kebun keseluruhan.
Pake rumus Luas= panjang x lebar =25m x 20m =500 m2. Setelah itu kan katanya
30% luas lahan dibuat kolam ikan. Berarti 30% x 500 = 150 m 2. Lalu kan yang
ditanya luas lahan untuk kebun pisang, berarti 500 m2-150m 2=350 m2
P : Oke, lalu setelah kamu mendapatkan luas lahan untuk kebun pisang, selanjutnya apa
yang kamu lakukan?
S2 : Cari biaya pembuatan pagar kak
P : Bagaimana caranya?
S2 : Saya cari kelilingnya kak
P : Mengapa mencari keliling?
S2 (bingung) kan mau cari biaya pembuatan pagar kolam ikan kak, jadi cari keliling
kolam ikan
P baik. Lalu bagamana cara mencari kelilingnya?
S2 Kan bentuknya persegi panjang , jadi K=p+l+p+l= 20+12,5+20+12,5=65m x
60.000= 3.900.000
P Jadi, untuk mencari keliling persegi panjang itu panjang dan lebarnya dijumlahkan
atau dikalikan?
S2 (berpikir sebentar) …mm dijumlah kak
P Lalu ini tanda jumlah atau kali (menunjukkan lembar jawaban S1)
S2 eeh oh iya salah tulis kak. Dijumlahkan yang betul
P Oke baik. Lalu 20 dan 12,5 itu apa?
S2 20 itu lebar kolam
P kak iketahui di soal dan 12,5 itu panjang kolam diketahui juga di soal
Kamu yakin dengan jawabanmu?
S2 : Iya yakin kak
P : Dapatkah kamu dapat menceritakan masalah apa yang diberikan dengan bahasamu
sendiri?Coba ceritakan!
S2 : Iya kak, ada dua kebun bunga. Pak Alif memiliki kebun anggrek dan Bu Sofi
memiliki kebun mawar. Kebun pak Alif memiliki panjang 20m. Panjang kebun bu
sofi 3x lebih panjang daripada sisi kebun pak Alif, lebarnya kebun bu sofi itu 5m
lebih panjang dari sisi kebun Pak Alif
P : Apa yang ditanyakan pada masalah tersebut?
S2 : Luas kebun Bu Sofi, Kak
P :
Setelah kamu mengetahui apa yang diketahui dan ditanyakan pada masalah, lalu
ide apa yang terpikirkan olehmu ketika membaca masalah ini?
123
S2 :
Saya cari sisinya kak
P :
Mengapa kamu mencari sisi persegi terlebih dahulu?
S2 : Soalnya kan di soal kelilingnya diketahui. Jadi saya tulis dulu rumus keliling
P :
Keliling apa itu? Bagaiman cara mencari sisi
S2 : Kan itu keliling kebun Pak Alif bentuknya persegi. Rumus keliling= jumlah
keempat sisinya, jadi 20:4=5m
P :
Oke. Apakah kebun Pak Alif dan Bu Sofi memiliki bentuk dan ukuran yang sama?
S2 :
tidak kak, keduanya berbeda
P : Mengapa berbeda? Kan pada masalah tidak ditunjukkan ukurannya?
S2 : (berpikir sejenak) soalnya… … ya pokoknya beda kak. Kan bentuknya beda. Di
soal ditulis kebun Pak Alif persegi dan kebun Bu Sofi persegi panjang. Jadi beda
P : Bagaiman cara kamu menghitung Luas kebun bunga mawar?
S2 : Pakai rumus luas kak . L= panjang x lebar
P : Mengapa menggunakan rumus tersebut?
S2 : Karena kan kebun maarnya bentuknya perseg panajgn akk. Jadi pakai rumus
Luas persegi panjang
P : Oke baik, lalu bagaimana cara kamu mencari luas? Kan panjang dan lebarnya
tidak diketahui?bisakah kamu ceritakan proses pengerjanmu dari awal?
S2 : Bisa kak. Pertama saya cari sisinya dulu, lalu setlah sisinya udah ketemu, saya
cari panjang dan lebarnya. Di soal kan disebutkan kalau panjangnya itu 3 kali
sisi. Sisinya tadi kan ketemu 4m berarti panjang = 5 x 3 = 15m. terus lebarnya
kebun mawar itu 5meter lebih panjang dari sisinya berati kan lebar= 5 + 5 =
10m. terus L = p x l =15m x 10m=150m 2
P : Kamu yakin dengan jawaban kamu?
S2 : Iya saya yakin kak.
124
P : Apakah kamu bisa menjelaskan masalah kolam tersebut dengan bahasamu sendiri?
Coba jelaskan dengan bahasamu sendiri!
S3 : Bisa kak. ada lahan kosong Pak Badrun akan ditanami pohon pisang dan dibuat kolam
ikan. Kelilingnya 90m, lebarnya 20m. 30% dari lahan akan dibuat kolam ikan yang
memiliki lebar 12,5. Saya diminta untuk mencari berapa tanah yang akan ditanami
pohon pisang dan menghitung biaya pembuatan pagar kolam ikan
P : Dari masalah tersebut, informasi apa sajakah yang kamu temukan dan dapat kamu
gunakan untuk mencari luas kebun pisang dan biaya pembuatan pagar?
S3 : Lahannya berbentuk persegi panjang ,kelilingnya 90m, lebarnya 20m. 30% dari lahan
untuk kolam ikan dengan lebarnya 12,5 meter
P : Lalu, menurut kamu apa yang ditanyakan pada masalah tersebut?
S3 : (a) mencari Luas tanah yang akan ditanami pohon pisang dan yang (b) menghitung
biaya pembuatan pagar
P : Apakah ada kesulitan dalam memahami masalah yang disajikan? coba jelaskan!
S3 : Pada awalnya saya sempat bingung, tapi setelah saya baca lagi dua kali saya paham
kak
P : Lalu ide apa yang terlintas olehmu saat melihat masalah ini?”
S3 : Saya pertama tulis rumus kak
P : Rumus apa yang kamu tuis?
S3 : Luas persegi panjang, kak Lb x p.
P : Apa itu Lb dan p?
S3 : Lb itu lebar dan p itu panjang kak. Kan rumus luas persegi panjang itu panjang dikali
lebar. Lah tapi ternyata panjangnya belum diketahui kak. Jadi saya cari dulu
panjangnya
P : Bagaimana cara kamu mencari panjangnya?
S3 : Karena ada petunjuk yang dikehaui kelilignnya, jadi saya pake rumus keliling kak. Kan
rumusnya K=2p+2l, terus diperoleh panjangnya 25m
P : Bagaimana proses menghitung luas lahan untuk kebun seperti yang ditanyakan pada
masalah?
S3 : Saya tulis rumus luas kebun =p x LB, tadi saya sudah cari panjangnya ketemu 25 dan di
soal diketahui lebarnya 20 kak. Jadi saya kalikan aja. L=px LB=25x20=500m 2
P : Mengapa menggunakan rumus L = p x LB?
S3 : Karena kan saya hitung luas keseluruhan lahan Pak Badrun kak, berbentuk persegi
panjang. Jadi saya pakai rumus Lua,yaitu p ×l
P : Lalu , etelah luas lahan sudah ketemu, apa yang kamu lakukan?
S3 : Setelah luas keseluruhan lahan ketemum selanjutnya saya cari yang ditanyakan yang
(a) yaitu luas tanah untuk pohon pisang, kan luas lahannya 500 meter persegi berarti
dikurang 30% sama dnegan 350m 2
P : Mengapa 500-30%=350m 2?”
125
S3 : berarti luas tanah yang untuk pohon pisang kan luas keseluruhan kebun dikurang
dengan luas kolam. Luas kseluruhan lahan itu 500 dan luas kolamnya kan 30%, berarti
500-30%=350m 2
P : Bagaimana cara kamu mengurangkan 500-30%=350. Berapa nilai 30%?”
S3 : Oh iya kak 30% itu 150m 2. Itu saya cari dicoretan
P : Bagaimana cara kamu mencarinya?
S3 : 30% itu kan berarti 30 dibagi 100 .lalu dikali dengan luas lahan. Jadi begini kak
30
x 500 =150m2
100
P : Oke. Lalu selanjutnya bagaimana? Bisa kamu ceritakan?
S3 : Jadi kak, luas lahan untuk pohon pisang kan sudah ketemu yaitu 350m 2, kemudian
lahan kolam ikan juga ketemu 150m 2. Lalu saya menghitung biaya pembuatan pagar
kak. Saya cari dulu panjang kolamya pake rumus luas kolam. Luas kolam kan sudah
L 150
ketemu tadi 150m 2. Rumusnya itu p= = =12. Setelah panjangnya kete,u, saya
l 12, 5
lanjut nayri keliling yaitu K= p+lb+p+lb=12,5 + 12+12,5+12=49m. setelah
kelilingnya ketemu 49m baru saya kalikan dengan harga pagar permeter yaitu 60.000.
berarti biaya= 49m x 60.000= Rp. 2.940.000
P : Oke baik. Apakah kamu yakin dengan jawaban kamu?”
S3 : Yakin kak
S3 : Apakah kamu dapat menceritakan masalah apa yang diberikan dengan bahasamu
sendiri?
P : Bisa kak, Pak Alif memiliki kebun anggrek dan Bu Sofi memiliki kebun mawar. kebun
pak alif bentuknya persegi dan kebun bu sofi bentuknya persegi panjang. kebun pak Alif
memiliki panjang 20m, lalu panjang kebun bu sofi 3x lebih panjang daripada sisi kebun
pak alif, lebarnya kebun bu sofi itu 5m lebih panjang dar sisi kebun pak alif
S3 : Lalu apa yang ditanyakan pada masalah tersebut?
P : Dicari luas kebun bu sofi, kak.
P : Setelah kamu mengetahui apa yang diketahui dan ditanyakan pada masalah, lalu ide
apa yang terpikirkan olehmu?
S3 : Saya tulis rumus L persegi panjang = p xl
P : Mengapa kamu menuliskan rumus tersebut?
S3 : Karena yang dicari kebun Bu Sofi kak. Kebun Bu sofi kan bentuknya persegi panjang
P : Bangun apa yang ditunjukan pada masalah?
S3 : Yang kebun pak Alif persegi dan kebun Bu sofi persegi panjang kak
P : Apakah dua bangun tersebut memiliki ukuran yang sama?
S3 : tidak sama kak
P : Mengapa tidak sama? Kan pada masalah tidak ditunjukkan ukurannya?
S3 : Karena dituliskan di soal bahwa panjang kebun Bu Sofi adalah 5m lebih panjang dari
sisi kebunya Pak Alif dan lebar kebun Bu Sofi 3 kali lebih panjang dari sisi kebun Pak
Alif. Jadi kebun Bu Sofi lebih besar
P : Pada lembar jawaban kamu menuliskan bahwa p = 3x5 = 15dan l = 5 +5= 10. Bisa
kamu jelaskan?
S3 : Bisa kak. kebun Anggrek berbentuk persegi, jadi sisi kebun adalah 20m : 4 = 5m.
karena sisi kebun Pak alif adalah 5m. , jadi: Panjang kebun Bu Sofi = 3 x sisi Kebun
Pak Alif = 3 x 5 = 15. Dan lebarnya lebih 5 meter . berarti l=5 +5=10m
126
P : Oke baik. Lalu setelah itu mengapa kamu tuliskan L=15x 10. Bisa kamu jelaskan?
S3 : Kan yang ditanya luas kebun bu sofi, karena bentuknya persegi panjang . jadi L= p x l
= 15 x 10= 150m .jadi luas kebun bu sofi adalah 150m
P : Apakah kamu yakin dengan jawaban kamu?
S3 : Yakin kak
P : Apakah kamu bisa menjelaskan masalah kolam tersebut dengan bahasamu sendiri?
Coba jelaskan dengan bahasamu sendiri!
S4 : Baik kak. Jadi disini ada lahan kosong yang akan ditanami pohon pisang dan dibuat
kolam ikan. Kelilingnya 90m, lebarnya 20m. kemudian 30% dari lahan akan dibuat
kolam ikan yang memiliki lebar 12,5. kita diminta untuk mencari berapa luas tanah
yang akan ditanami pohon pisang dan menghitung biaya pembuatan pagar untuk
kolam ikan
P : Dari masalah tersebut, informasi apa sajakah yang kamu temukan dan dapat kamu
gunakan untuk mencari luas kebun pisang dan biaya pembuatan pagar?
S4 : Informasi yang diketahui adalah lahannya berbentuk persegi panjang dengan
kelilingnya 90m, lebarnya 20m. 30% dari lahan untuk kolam ikan dengan lebarnya
12,5 meter. kolam ikan berbentuk persegi panjang
P : Lalu, apa yang ditanyakan pada masalah tersebut?
S4 : yang (a) Luas tanah yang akan ditanami pohon pisang dan yang (b) menghitung biaya
pembuatan pagar, kak
P : Apakah ada kesulitan dalam memahami masalah yang disajikan?
S4 : Tidak kak, ketika membaca soal saya sambil buat gambar
P : Gambar apa yang kamu buat?
S4 : Saya buat gambar segi empat, persegi panjang kak. Saya tulis apa saja yang diketahui
lalu saya buat gambar lahan dan saya hubungkan antara yang diketahui dan yang
ditanyakan.
P : Bangun apa yang ditunjukkan dalam masalah kolam tersebut?
S4 : Persegi panjang, kak.
P : Ada berapa persegi panjang yang dapat kamu ketahui?
S4 : Di soal disebutkan dua kak, yaitu luas lahan Pak Badrun berbentuk persegi panjang
dan kolamnya juga persegi panjang
P : Apakah kedua persegi panjang tersebut memiliki ukuran yang sama?
S4 : Tidak kak. Kan yang satu lebih besar yaitu lahan dengan lebarnya 20m dan satu lagi
kolam ikan di dalam lahan dnegan lebar 12,5m
P : Bagaimana dengan ide penyelesaiannya?
S4 : Saya akan menuliskan rumus Keliling untuk mencari panjang dan kemudian
menghitung Luas lahan dengan rumus kak
P : Bagaimana proses menghitung luas lahan untuk kebun seperti yang ditanyakan pada
masalah?
S4 : Jadi, ada beberapa ukuran yang sudah diketahui pada soal. Saya mencari ukuran
lainnya yang belum diketahui, kak.
P : Jika ukurannya sudah diketahui, selanjutnya bagaimana cara kamu mencari yang
belum diketahui?
127
S4 : cari panjangnya, kak. Saya masukin pakai rumus Keliling = p+p+l+l. lalu ketemu
panjangnya yaitu 25. Setelah panjangnya ketemu, baru bisa saya hitung luas lahan Pak
Badrun, karena bentuknya persegi panjang maka rumusnya kan =
L= pxl=20 x 25=500 . Setelah saya peroleh Luas lahannya. Saya cari luas lahan
yang untuk pohon pisang, jadi Luas lahan Pak Badrun-Luas kolam ikan =
2
500−150=350 m , kak.
P : Mengapa bisa muncul 150?
S4 : Itu kak, kan 30% luas lahan Pak Badrun untuk kolam ikan, berarti kan sisanya buat
pohon pisang kak. Jadi Luas lahan pak Badrun dikurangi dengan 30%. Nah, 30% nya
saya cari dulu di coret-coretan kak, saya dapatkan 30% itu 150
Oke baik. Setelah kamu memperoleh luas lahan untuk pohon pisang, lalu apalagi yang
kamu lakukan?
Saya cari biaya pembuatan pagar untuk kolam kak
P : Bagaimana cara kamu mencarinya?
Kan diketahui kalau lebarnya 12,5 dan tadi di atas udah ketemu luasnya 150m 2.
S4 : cari panjangnya kak , berarti = L= pxl= p x 12 , 5=150 . Lalu, saya cari kelilingnya
pake rumus = K= p+ p+ l+l=49 m . Karena di soal biayanya Rp60.000 per meter.
Jadi 49 m x Rp60.000= Rp. 2.940.000
P : Apakah kamu yakin dengan jawaban kamu?
S4 : Yakin kak
P : Apakah kamu dapat menceritakan masalah apa yang diberikan dengan bahasamu sendiri?
S :
4 Bisa kak, jadi itu kan ada tetangga yang memiliki dua kebun. Pak Alif memiliki kebun anggrek
dan Bu Sofi memiliki kebun mawar. Kebun pak Alif memiliki keliling 20m terus panjang kebun
bu sofi 3x lebih panjang daripada sisi kebun pak alif, lebarnya kebun bu sofi itu 5m lebih
panjang dar sisi kebun Pak Alif
P :
Lalu apa yang ditanyakan pada masalah tersebut?
S : Yang ditanyakan menentukan luas kebun Bu Sofi, Kak
4
P : Setelah kamu mengetahui apa yang diketahui dan ditanyakan pada masalah, lalu ide
apa yang terpikirkan olehmu ketika membaca masalah ini?
S4 : Cari sisinya kak
P : Kenapa mencari sisi?
S4 : Kan ada petunjuknya Keliling = 20m
P : Oke, lalu kenapa kamu membagi 20 dengan 4?
S4 : Soalnya kan itu keliingnya diketahui 20 kak, terus bentuknya persegi. Seluruh sisinya
kan kalo persegi itu sama dan jumlah sisinya ada 4. Berarti sisi= 20:4
P : Ada berapa bangun yang kamu tau pada masalah kebun? Coba jelaskan!
S4 : Ada dua kak. Persegi dan persegi panjang. Persegi itu kebun Pak Alif dan persegi
panjang kebun Bu Sofi
P : Apakah kedua bangun tersebut memiliki ukuran yang sama?
S4 : Tidak kak
P : Mengapa tidak? Kan tidak disebutkan ukuran kedua bangun tersebut
S4 : Meskipun nggak disebutkan, tapi pada soal diketahui bahwa kebun Bu Pak Alif itu
persegi dan kebun Bu Sofi persegi panajng. Persegi panjang dan persegi tidak sama
128
kak
P : Ada lagi?
S4 : Kebun Bu Sofi lebih besar kak ukurannya, karena panjangnya 3 kali lebih besar dari
sisi kebun Pak Alif, lebar kebun Bu Sofi juga 5 meter lebih panjang dari sisi Pak Alif.
Jadi kebun Bu Sofi lebih besar kak
P : Mengapa kamu menggambar dua buah segi empat pada lembar jawaban
S : Supaya mudah kak, yang ada dalam pikiran saya, saya tuliskan
4
P : Bangun apa yang ditunjukan pada masalah?
S : Yang kebun pak Alif persegi dan kebun Bu sofi persegi panjang kak
4
P : Apakah dua bangun tersebut memiliki ukuran yang sama?
S : keduanya berbeda
4
P : Mengapa berbeda? Kan pada masalah tidak ditunjukkan ukurannya?
S : Karena kak meskipun tidak disebutkan ukurannya. Tetapi, dapat kita tau karena
4 dituliskan panjang kebun Bu sofi adalah 5m lebih panjang dari sisi Kebuny apak alif
dan lebar kebun Bu sofi 3 kali lebih panjang dari sisi kebun Pak Alif. Jadi kebun Bu
Sofi lebih besar :
P : Pada masalah diseutkan bahwa Keliling kebun anggrek Pak Alif adalah 20m. bisa
dijelaskan bagaiman aperhitungan kamu dalam menjawb masalah terbut?”
S : Jadi begini Kak, Karena kebun Anggrek berbentuk persegi, maka sisi kebun adalah
4 20m : 4 = 5m. karena sisi kebun Pak alif adalah 5m. , maka :Panjang kebun Bu Sofi =
3 x sisi Kebun Pak Alif .Jadi, panjang kebun Bu Sofi = 3 x 5m = 15m .Dan lebar kebun
bu sofi = 5m +5m =10m Karen akebun Bu sofi berbentuk persegi panjang maka Luas=
p x l= 10 x 15= 150m2Da, Lebar kebun Bu Sofi= 5m lebih panjang dari sisi kebun Pak
Alif. Maka lebar kebun Bu Sofi = 5m + 5m
P : Apakah kamu yakin dengan jawaban kamu?
S : Yakin kak
4
129
Prismadian Amalia Putri lahir di Ambarawa 14 Oktober 1995, anak pertama dari dua
bersaudara dari pasangan Bapak Supomo dan Ibu Naning Sutriningsih. Sekolah Dasar
ditempuh di SDN 1 Ambarawa Kabupaten Pringsewu lulus pada tahun 2007.
Pendidikan Menengah Pertama ditempuh di MTsN Pringsewu Propinsi Lampung
lulus pada tahun 2010. Pendidikan Menengah Atas ditempuh di SMAN 1 Pringsewu
Propinsi Lampung lulus pada tahum 2013. Pada tahun 2013 melanjutkan pendidikan
S1 pada Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah
Malang dan lulus pada tahun 2017. Pada tahun 2020 menempuh studi S2 Pendidikan
Matematika FMIPA di Universitas Negeri Malang..
S4 : cari panjangnya kak , berarti = L= pxl= p x 12 , 5=150 . Lalu, saya cari kelilingnya
pake rumus = K= p+ p+ l+l=49 m . Karena di soal biayanya Rp60.000 per meter.
Jadi 49 m x Rp60.000= Rp. 2.940.000
P : Apakah kamu yakin dengan jawaban kamu?
S4 : Yakin kak
P : Apakah kamu dapat menceritakan masalah apa yang diberikan dengan bahasamu
sendiri?
S4 :
Bisa kak, jadi itu kan ada tetangga yang memiliki dua kebun. Pak Alif memiliki kebun
anggrek dan Bu Sofi memiliki kebun mawar. Kebun pak Alif memiliki keliling 20m
terus panjang kebun bu sofi 3x lebih panjang daripada sisi kebun pak alif, lebarnya
kebun bu sofi itu 5m lebih panjang dar sisi kebun Pak Alif
P :
Lalu apa yang ditanyakan pada masalah tersebut?
S4 : Yang ditanyakan menentukan luas kebun Bu Sofi, Kak
P : Setelah kamu mengetahui apa yang diketahui dan ditanyakan pada masalah, lalu ide
apa yang terpikirkan olehmu ketika membaca masalah ini?
S4 : Cari sisinya kak
P : Kenapa mencari sisi?
S4 : Kan ada petunjuknya Keliling = 20m
P : Oke, lalu kenapa kamu membagi 20 dengan 4?
S4 : Soalnya kan itu keliingnya diketahui 20 kak, terus bentuknya persegi. Seluruh sisinya
kan kalo persegi itu sama dan jumlah sisinya ada 4. Berarti sisi= 20:4
P : Ada berapa bangun yang kamu tau pada masalah kebun? Coba jelaskan!
S4 : Ada dua kak. Persegi dan persegi panjang. Persegi itu kebun Pak Alif dan persegi
panjang kebun Bu Sofi
P : Apakah kedua bangun tersebut memiliki ukuran yang sama?
S4 : Tidak kak
P : Mengapa tidak? Kan tidak disebutkan ukuran kedua bangun tersebut
S4 : Meskipun nggak disebutkan, tapi pada soal diketahui bahwa kebun Bu Pak Alif itu
persegi dan kebun Bu Sofi persegi panajng. Persegi panjang dan persegi tidak sama
kak
P : Ada lagi?
S4 : Kebun Bu Sofi lebih besar kak ukurannya, karena panjangnya 3 kali lebih besar dari
sisi kebun Pak Alif, lebar kebun Bu Sofi juga 5 meter lebih panjang dari sisi Pak Alif.
Jadi kebun Bu Sofi lebih besar kak
P : Mengapa kamu menggambar dua buah segi empat pada lembar jawaban
S4 : Supaya mudah kak, yang ada dalam pikiran saya, saya tuliskan
P : Bangun apa yang ditunjukan pada masalah?
S4 : Yang kebun pak Alif persegi dan kebun Bu sofi persegi panjang kak
P : Apakah dua bangun tersebut memiliki ukuran yang sama?
S4 : keduanya berbeda
P : Mengapa berbeda? Kan pada masalah tidak ditunjukkan ukurannya?
S4 : Karena kak meskipun tidak disebutkan ukurannya. Tetapi, dapat kita tau karena
dituliskan panjang kebun Bu sofi adalah 5m lebih panjang dari sisi Kebuny apak alif
dan lebar kebun Bu sofi 3 kali lebih panjang dari sisi kebun Pak Alif. Jadi kebun Bu
Sofi lebih besar :
140
P : Pada masalah diseutkan bahwa Keliling kebun anggrek Pak Alif adalah 20m. bisa
dijelaskan bagaiman aperhitungan kamu dalam menjawb masalah terbut?”
S4 : Jadi begini Kak, Karena kebun Anggrek berbentuk persegi, maka sisi kebun adalah
20m : 4 = 5m. karena sisi kebun Pak alif adalah 5m. , maka :Panjang kebun Bu Sofi =
3 x sisi Kebun Pak Alif .Jadi, panjang kebun Bu Sofi = 3 x 5m = 15m .Dan lebar kebun
bu sofi = 5m +5m =10m Karen akebun Bu sofi berbentuk persegi panjang maka
Luas= p x l= 10 x 15= 150m2Da, Lebar kebun Bu Sofi= 5m lebih panjang dari sisi
kebun Pak Alif. Maka lebar kebun Bu Sofi = 5m + 5m
P : Apakah kamu yakin dengan jawaban kamu?
S4 : Yakin kak