Anda di halaman 1dari 63

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA


KELAS IX SMP SWASTA GKPI PADANG BULAN

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh


Gelar Sarjana Pendidikan

Roulina Nainggolan
NIM 4163311057
Program Studi Pendidikan Matematika

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
MEDAN
2023
SKRIPSI

Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Kelas IX SMP


Swasta GKPI Padang Bulan

Nama : Roulina nainggolan


NIM : 4163311057
Program Studi : Pendidikan Matematika
Jurusan : Matematika

Menyetujui :
Dosen Pembimbing Skripsi

Dr. E. Elvis Napitupulu, M.S


NIP. 19631225 198803 1 004

Mengetahui:

Fakultas MIPA Unimed Jurusan Matematika


Dekan, Ketua

Prof. Dr. Fauziah Harahap, M.Si Dr.Pardomuan Sitompul, M.Si


NIP. 196607281991032002 NIP.19691126199702100
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Matematika merupakan ilmu dasar yang memiliki peran sangat penting dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pembelajaran matematika menuntut
pada kemampuan berpikir kreatif dan eksploratif dimana seseorang harus mampu
mengenali serta memahami peran matematika dalam kehidupan, sehingga dapat
mengambil keputusan dengan dasar yang kuat melalui pemanfaatan matematika
sehingga menjadi berguna. Hal ini menjadi alasan penempatan matematika sebagai
salah satu mata pelajaran yang penting untuk diajarkan di sekolah (Monif dkk., 2018).
Matematika juga berperan dalam kehidupan sehari-hari untuk
menumbuhkembangkan potensi yang ada dalam diri manusia agar menjadi
berkualitas. Oleh sebab itu, mata pelajaran matematika merupakan mata pelajaran
yang disukai oleh siswa. Namun, berdasarkan fakta dilapangan matematika
merupakan mata pelajaran yang tidak disukai oleh siswa.
Salah satu tujuan dari pembelajaran matematika adalah agar siswa mempunyai
kemampuan pemecahan masalah yang terdiri dari kemampuan, memahami masalah,
merencanakan pemecahan masalah, menyelesaikan pemecahan masalah, memeriksa
kembali. Hal ini juga sejalan dengan tujuan pembelajaran matematika berdasarkan
kurikulum 2013 yaitu:
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan
mengaplikasikan konsep, secara luwes, efisien, dan tepat dalam pemecahan
masalah.
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika
dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan
pernyataan matematik.
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi
yang diperoleh.
4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain
untk memperjelas keadaan atau masalah.
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika,
serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Selanjutnya National Council of Teacher of Mathematics (NCTM) juga
mengemukakan tujuan dari mempelajari matematika yaitu untuk melatih; (1)
(reasoning) kemampuan penalaran; (2) (communication) kemampuan komunikasi;
(3) (problem solving) kemampuan pemecahan masalah; (4) (connections)
kemampuan membuat koneksi; dan (5) (representations) kemampuan representasi.

Berdasarkan tujuan kurikulum di Indonesia bahwa kemampuan pemecahan


masalah merupakan tujuan utama dalam pembelajaran matematika. Dalam kehidupan
sehari – hari kita dihadapkan dengan berbagai masalah, dimana permasalahan
tersebut harus bisa kita selesaikan dengan baik, hal tersebut menuntut kita dalam
kemampuan pemecahan masalah, oleh karena itu kemampuan pemecahan masalah
berperan juga dalam kehidupan sehari – hari.
Pemecahan masalah sangat penting baik dalam proses pembelajaran, maupun
dalam kehidupan sehari-hari. Pemecahan masalah merupakan langkah awal bagi
siswa untuk mengembangkan ide-ide dalam membangun pengetahuan baru dan
mengembangkan keterampilan matematika. Hal ini dikarenakan dalam proses
pemecahan masalah, siswa juga dapat mencoba mempelajari konsep-konsep yang
belum diketahui, sehingga siswa dapat menjadikan pembelajaran tersebut sebagai
pengalaman belajar selanjutnya dengan masalah/pertanyaan dengan bobot yang sama.

Kemampuan pemecahan masalah merupakan salah satu aspek utama


matematika yang dibutuhkan siswa untuk menerapkan dan mengintegrasikan banyak
konsep matematika dan keterampilan pengambilan keputusan. Dengan kemampuan
pemecahan masalah yang tinggi siswa akan mampu menyelesaikan masalah
matematika di dunia nyata. Pemecahan masalah merupakan jantung dari matematika,
sehingga dalam pembelajaran matematika penting untuk mengembangkan
kemampuan pemecahan masalah matematis dan menemukan solusi dari masalah
sehari-hari. Kemampuan pemecahan masalah dalam matematika merupakan hal
penting, namun pada kenyataannya kemampuan pemecahan masalah siswa masih
rendah.

Pentingnya kemampuan pemecahan masalah ini dikemukakan oleh Branca


dalam Sumartini (2016), bahwa pemecahan masalah matematis sangat penting
dimiliki setiap siswa karena:

a. Pemecahan masalah merupakan tujuan umum pengajaran matematis.


b. Pemecahan masalah yang meliputi metode, prosedur, strategi merupakan proses
inti dan utama dalam kurikulum matematika .
c. Pemecahan masalah merupakan kemampuan dasar dalam belajar matematika.
d. Salah satu tujuan pembelajaran matematika adalah mengembangkan kemampuan
pemecahan masalah, ini menandakan bahwa pemecahan masalah merupakan
salah satu kemampuan yang sangat penting diasah dalam pembelajaran
matematika.
e. Kemampuan belajar siswa banyak mendapat kendala dan hambatan.
Terutama pada mata pelajaran matematika yang menuntut setiap siswa harus
menguasai banyak konsep. Tidak sedikit siswa yang kewalahan terhadap mata
pelajaran matematika dan mengakibatkan rendahnya kemampuan pemecahan masalah
siswa. Salah satu penyebab rendahnya tingkat kemampuan siswa dalam memahami
konsep matematika adalah siswa sering menguasai materi pelajaran yang persis sama
dengan buku, sehingga ketika ditanya tentang soal dan masalah yang berkaitan
dengan materi ternyata siswa hanya menguasai materi dengan cara menghafal saja.
Hasil penelitian yang dilakukan Programme of International Study Assesment
(PISA) tahun 2008 menunjukkan bahwa kemampuan matematika siswa Indonesia
masih dalam kategori rendah. Indonesia memperoleh peringkat 72 dari 78 partisipan
dengan skor 379 yang masih jauh dibawah rata-rata skor internasional, yakni 489.
Suatu kemampuan pemecahan masalah yang kontekstual tergolong soal PISA pada
konten change and relationship, tidak semua siswa berpikir tengtang ide-ide yang
sama untuk menyelesaikan masalah. Karena masing-masing siswa mempunyai cara
tersendiri dalam meyelesaikan suatu permasalahan. Penilaian PISA meliputi
penguasaan materi dan kemampuan pemecahan masalah dari pengetahuan yang
didapat untuk digunakan menyelesaikan masalah yang ada di dalam kehidupan
sehari-hari (Arini, 2017).
Indikator pemecahan masalah yang akan dipakai oleh siswa dalam penelitian
ini adalah indikator pemecahan masalah menurut Ihsan dkk (2017) yaitu: (a)
mengidentifikasi masalah (b)formulasi masalah dalam model matematika, (c)
memilih dan menerapkan strategi untuk menyelesaikan masalah, (d) menjelaskan atau
menafsirkan jawaban.
Berdasarkan observasi terhadap pembelajaran matematika siswa kelas VIII
SMP Swasta GKPI Padang Bulan tahun pelajaran 2022/2023, peneliti melakukan
pengamatan disertai wawancara dengan guru terhadap situasi belajar. Peneliti juga
memberikan beberapa soal kemampuan pemecahan masalah matematis kepada siswa
kelas VIII di sekolah tersebut. Berikut adalah soal beserta lembar hasil jawaban dari
beberapa siswa.
Soal Tes Awal Siswa

1. Ita dan Doni adalah teman sekelas. Rumah Ita berjarak sekitar 500 m dari
sekolah. Rumah Doni berjarak sekitar 1,5 km dari sekolah. Berapakah
perbandingan jarak rumah Ita dan Doni dari sekolah (dalam satuan meter)?
2. Ihsan adalah seorang koki di Restoran. Dia sedang mengubah resep masakan
untuk menjamu tamu yang semakin bertambah banyak karena musim liburan.
Resep yang telah dibuat sebelumnya adalah 2 gelas takar tepung terigu yang
dapat dibuat 3 lusin kukis. jika dia mengubah resepnya menjadi 12 gelas takar
tepung terigu, berapa lusin kukis yang dapat dibuatnya?
Gambar 1.1 Jawaban Tes Awal
Siswa Nomor 1
Dari Gambar 1.1 terdapat beberapa siswa yang tidak menuliskan diketahui
dan ditanya dan tidak melakukan perencanaan masalah dengan benar. Terlihat siswa
kesulitan dalam membuat permasalahan tersebut dalam bentuk aljabar. Siswa
cenderung melakukakan penyelesaian masalah tanpa mengidentifikasi permasalahan
tersebut, sehingga penyelesaian jawaban yang diberikan tidak lengkap dan kurang
tepat.

Gambar 1.2 Jawaban Tes Awal Siswa Nomor 2


Dari Gambar 1.2 terdapat beberapa siswa yang menuliskan diketahui dan
ditanya tetapi masih mengalami keslahan, apa yang dituliskan belum sesuai dengan
informasi dalam soal dan siswa tidak melakukan perumusan masalah terlihat siswa
tidak membuat permasalahan tersebut dalam bentuk kalimat matematika. Siswa
cenderung langsung melakukan proses penyelesaian masalah tanpa memperhatikan
terlebih dahulu informasi secara rinci.
Berdasarkan hasil jawaban tes yang diberikan kepada 30 siswa, untuk soal
nomor 1 terdapat 54% siswa menjawab benar. Dari 30 siswa diperoleh 7 siswa
menjawab benar dan mengikuti langkah – langkah pemecahan masalah; 9 siswa
menjawab benar tetapi tidak mengikuti langkah – langkah pemecahan masalah; 8
siswa hanya mampu menuliskan diketahui dan ditanya; 6 siswa menjawab salah dan
tidak mengikuti langkah – langkah. Untuk soal nomor 2 terdapat 40% siswa
menjawab benar. Dari 30 siswa diperoleh 4 siswa menjawab benar dan mengikuti
langkah – langkah pemecahan masalah; 8 siswa menjawab benar tetapi tidak
mengikuti langkah – langkah pemecahan masalah; 6 siswa hanya mampu menuliskan
diketahui dan ditanya; 12 siswa menjawab salah dan tidak mengikuti langkah –
langkah.
Sejalan dengan tes dan observasi yang dilakukan, peneliti juga melakukan
wawancara dengan guru matematika kelas VIII di sekolah tersebut dan diperoleh
informasi bahwa siswa sering mengalami kesulitan ketika mengerjakan soal cerita.
Siswa cenderung menghafal rumus tanpa memahami konsep terlebih dahulu dan
sekedar meniru penyelesaian dari contoh soal yang sudah diketahui sehingga ketika
dihadapkan pada soal berbentuk pemecahan masalah, siswa mengalami kessulitan
dalam menyelesaikannya. Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan
masalah siswa rendah.
Hasil tes awal menunjukkan faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yaitu proses pembelajaran
matematika yang masih berpusat pada guru. Seperti yang dinyatakan oleh Panjaitan
dan Rajagukguk (2017), disebutkan bahwa pelaksanaan pembelajaran matematika,
metode pembelajaran yang diterapkan masih konvensional, yaitu berpusat pada guru
dan metode pembelajaran yang dilakukan guru kurang menciptakan komunikasi dan
interaksi yang baik antara guru dengan siswa dan juga antara siswa dengan siswa
yang menyebabkan proses belajar mengajar yang monoton, siswa juga kurang
berinteraksi dengan lingkungannya dalam proses pembelajaran.
Oleh karena itu untuk mencapai tujuan pembelajaran matematika, peserta
didik juga harus menguasai beberapa kemampuan dasar matematik. Salah satu
kemampuan yang menjadi dasar dalam mempelajari matematika adalah kemampuan
pemecahan masalah. Pada 1989 National Council of Teacher of Mathematics
(NCTM) mengeluarkan sebuah dokumen berjudul Curriculum and Evaluation
Standards for School Mathematics yang menjadi acuan perubahan kurikulum. NCTM
menulis: “Pemecahan masalah seharusnya menjadi fokus utama dari kurikulum
matematika” (Labibah. 2016).
Hal ini didukung oleh Anggraeini, R dan Herdiman (2018 : 19) menyatakan
bahwa pemecahan masalah merupakan suatu proses memecah atau menyelesaikan
suatu persoalan dengan menggunakan prosedur-prosedur untuk menuju kepada
penyelesaian yang diharapkan.
Berdasarkan hasil tersebut maka dapat dinyatakan bahwa kemampuan
pemecahan masalah matematik siswa masih rendah, siswa umumnya belum optimal
dalam menjawab soal pemecahan masalah matematika. Hal ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti kesalahan dalam penggunaan rumus dan siswa kurang
memahami permasalahan dalam soal yang diberikan. Kemampuan pemecahan
masalah siswa yang masih perlu dikaji lebih lanjut agar guru dapat meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Guru juga diharapkan memiliki
data tentang deskripsi kemampuan pemecahan masalah siswa. Dengan deskripsi
tersebut diharapkan guru dapat membantu meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah siswa.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan
suatu penelitian dengan judul: “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Siswa Kelas IX di SMP Swasta GKPI Padang Bulan”.
1.2 Identifikasi Masalah
Adapun yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini yang
diperoleh dari uraian latar belakang adalah:
1. Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas IX di SMP Swasta
GKPI Padang Bulan masih rendah
2. Siswa kelas IX di SMP Swasta GKPI Padang Bulan mengalami kesulitan dalam
mengubah soal yang disajikan dalam bentuk cerita kedalam bentuk model
matematika
3. Siswa cenderung menghafalkan rumus yang diberikan
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi di atas, dengan mempertimbangkan kemampuan
penelitian dan luasnya masalah, maka penelitian ini dibatasi pada analisis
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dalam mengerjakan soal tentang
luas kubus dan balok.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi
rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kemampuan pemecahan masalah matematis siswa berkemampuan
tinggi pada materi luas kubus dan balok siswa kelas IX SMP GKPI Padang
Bulan?
2. Bagaimana kemampuan pemecahan masalah matematis siswa berkemampuan
sedang pada materi luas kubus dan balok siswa kelas IX SMP GKPI Padang
Bulan?
3. Bagaimana kemampuan pemecahan masalah matematis siswa berkemampuan
rendah pada materi luas kubus dan balok siswa kelas IX SMP GKPI Padang
Bulan?
1.5 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk menganalisis kemampuan pemecahan masalah matematis siswa
berkemampuan tinggi pada materi luas kubus dan balok siswa kelas IX SMP
GKPI Padang Bulan?
2. Untuk menganalisis kemampuan pemecahan masalah matematis siswa
berkemampuan sedang pada materi luas kubus dan balok siswa kelas IX SMP
GKPI Padang Bulan?
3. Untuk menganalisis kemampuan pemecahan masalah matematis siswa
berkemampuan rendah pada materi luas kubus dan balok siswa kelas IX SMP
GKPI Padang Bulan?
1.6 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Guru, sebagai acuan atau alternatif dalam memilih pendekatan
pembelajaran matematika yang cocok untuk menumbuhkan kemampuan
pemecahan masalah matematis siswa.
2. Bagi Siswa, dapat membantu dalam memahami materi yang diajarkan serta
memberikan siswa pengalaman untuk menyelesaikan masalah – masalah
matemaika yang dapat ditemui dan dibayangkan dalam kehidupan sehari hari.
3. Bagi Sekolah, mendapatkan informasi yang bermanfaat dan bahan
pertimbangan untuk menerapkan pendekatan matematika realistik dalam
kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut.
4. Bagi Peneliti, sebagai pengalaman yang berguna untuk melakukan penelitian
lebih lanjut.
5. Bagi Peneliti Lain, sebagai bahan referensi bagi yang ingin melakukan
penelitian dengan permasalahan yang sama dan pada populasi yang berbeda di
masa yang akan datang.
1.7 Defenisi Operasional
Untuk memperjelas variabel-variabel, agar tidak menimbulkan perbedaan
penafsiran, berikut diberikan defenisi operasional:
1. Analisis adalah suatu tahap yang ditempuh untuk mengetahui derajat kualitas
(gambaran secara rinci yang mencakup kemampuan keterampilan) dari objek
yang diteliti, dengan mencari dan menyusun secara sisttematis data yang
diperoleh dari hasil tes, wawancara, dan catatan lapangan.
2. Masalah matematika merupakan suatu soal atau pernyataan matematika yang
tidak ada rumus/algoritma tertentu untuk menyelesaikannya. Masalah
matematika tersebut biasanya berbentuk soal cerita, membuktikan,
menciptakan, atau mencari suatu pola sistematika dan siswa harus berfikir
dulu untuk mencarinya.
3. Kemampuan pemecahan masalah matematika adalah kemampuan dalam
menyelesaikan suatu masalah matematika yang memuat indikator kemampuan
pemecahan masalah yaitu: a) mengidentifikasi masalah b) formulasi masalah
dalam model matematika; c)memilih dan menerapkan strategi untuk
menyelesaikan masalah: d) menjelaskan atau menafsirkan jawaban.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Masalah Matematika
Masalah merupakan bagian dari kehidupan manusia baik bersumber dari
dalam diri maupun lingkungan sekitar, oleh karena itu setiap orang diharapkan
mampu berperan sebagai pemecah masalah yang handal untuk dapat
mempertahankan kehidupannya (Yusuf, 2014).
Masalah adalah sesuatu yang timbul akibat adanya rantai yang terputus antara
keinginan dan cara mencapainya. Keinginan atau tujuan yang ingin dicapai sudah
jelas, tetapi untuk mencapai tujuan itu belum jelas. Biasanya tersedia berbagai
alternative yang bias ditempuh untuk mencapai tujuan yang diingnkan itu (Fitriana,
2010).
Menurut Wasis (2017) masalah adalah suatu kesenjangan antara tujuan yang
ingin dicapai dengan pengetahuan siap pakai yang dimiliki. Pengetahuan siap pakai
yang dimaksud adalah pengetahuan yang ada di dalam ingatan seseorang yang dapat
dikerahkan untuk menyelesaikan masalah tanpa harus mengorganisasikannya terlebih
dahulu.
Masalah muncul ketika seseorang memiliki tujuan tetapi tidak tahu bagaimana
untuk mencapai tujuan tersebut. Masalah hadir ketika terdapat gap (pemisah) antara
yang seharusnya dengan kenyataan, atau ketika sesuatu tidak berfungsi, tidak berjalan
sebagaimana mestinya. Masalah bagi seseorang adalah suatu persoalan yang tidak
dikenalnya dan orang tersebut berkeinginan dan berkemampuan untuk
menyelesaikannya, terlepas apakah ia dapat mengerjakannya dengan benar atau tidak.
Memecahkan suatu masalah merupakan aktifitas dasar manusia. Sebagian
besar kehidupan kita berhadapan dengan masalah – masalah. Bila kita gagal dengan
suatu cara untuk menyelesaikan suatu masalah kita harus mencoba menyelesaikannya
dengan cara yang lain.
2.2. Kemampuan Pemecahan Masalah
2.2.1 Pengertian Kemampuan Pemecahan Masalah
Sudah menjadi kemampuan umum bahwa masalah yang dihadapi setiap individu
semakin lama semakin sulit. Berangkat dari keyakinan, kemampuan daya nalar yang
baik akan sangat berguna memecahkan masalah di kehidupan sehari-hari. Oleh
karena itu, mengembangkan daya nalar siswa menjadi suatu kebutuhan dan bagian
dari tujuan pendidikan yang harus dicapai. Pembelajaran yang berbasis pemecahan
masalah akan menghasilkan peserta didik yang mampu menghadapi tantangan dimasa
depan.
Menurut Donni (2017) Pemecahan masalah adalah proses, cara, perbuatan,
memecah atau memecahkan masalah. Masalah dapat diartikan sebagai setiap hal yang
mengundang keragu-raguan, ketidakpastian atau kesulitan yang harus segera
diselesaikan.
Selanjutnya, Hasratuddin (2018) mengemukakan bahwa: Pemecahan masalah
matematik merupakan hal yang sangat penting, sehingga menjadi tujuan umum
pengajaran matematika bahkan sebagai jantungnya matematika, lebih mengutamakan
proses daripada hasil, dan sebagai focus dari matematika sekolah dan bertujuan untuk
mengembangkan berfikir secara matematis. Kemampuan pemecahan masalah
matematik adalah kemampuan untuk mengatasi kesulitan bermatematika dengan
menggabungkan konsep-konsep dan aturan-aturan matematika yang tidak diperoleh
sebelumnya untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Manfaat pemecahan masalah merupakan bagian dari proses matematika yang
sering terabaikan, dalam mendukung beberapa keterampilan seperti melakukan
penjumlahan atau memecahkan masalah geometri. Tetapi terdapat beberapa alasan
bahwa pemecahan masalah harus menjadi bagian dari kurikulum matematika.
Berikut ini beberapa alasan yang sebaiknya kita pertimbangkan mengapa harus
memasukkan pemecahan masalah di dalam program pembelajaran matematika:
1. Pemecahan masalah mendasari pengembangan pengetahuan matematis siswa
berdasarkan pengetahuan mereka saat ini.
2. Pemecahan masalah merupakan suatu cara yang menarik dan menyenangkan
untuk mempelajari matematika.
3. Pemecahan masalah merupakan suatu cara untuk mempelajari hal-hal baru dalam
matematika dengan pemahaman yang lebih besar.
4. Pemecahan masalah menghasilkan sikap positif siswa terhadap matematika.
5. Pemecahan masalah menjadikan siswa seorang peneliti pemula di bidang
matematika.
6. Pemecahan masalah mengajarkan mengenai penalaran, fleksibilitas, dan
kreativitas dalam berpikir.
7. Pemecahan masalah secara umum mengajarkan siswa mampu menggunakan
kemampuannya untuk memecahkan masalah dalam berbagai sisi kehidupannya.
8. Pemecahan masalah mendorong siswa memiliki keterampilan kooperatif.
9. Pemecahan masalah merupakan cara yang sangat berguna untuk mempraktekkan
keterampilan matematika.

Dari penjelasan diatas, pemecahan masalah adalah suatu proses atau cara
dalam menyelesaikan permasalahan sampai dengan penyelesaian yang baik dan
benar. Dalam pembelajaran matematika pemecahan masalah merupakan inti
pembelajaran yang merupakan kemampuan yang paling mendasar dalam proses
pembelajaran. Untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah perlu
dikembangkan keterampilan memahami masalah, membuat model matematika,
meyelesaikan masalah dan menafsirkan solusinya.
2.2.2 Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah
Pemecahan yang dilakukan oleh siswa dalam proses pembelajaran memiliki
indikator tersendiri agar dapat digolongkan dengan mudah mana siswa yang sudah
mampu memecahkan masalah dan siswa yang belum mampu memecahkan masalah.
Indikator dalam pemecahan masalah matematika menurut Badan Standar Nasional
Pendidikan (BNSP) adalah sebagai berikut:
1. Menunjukkan pemahaman masalah
2. Mengorganisasi data dan menulis informasi yang relevan dalam pemecahan
masalah.
3. Menyajikan masalah secara matematika dalam berbagai bentuk.
4. Memih pendekatan dan metode pemecahan masalah secara tepat.
5. Mengembangkan strategi pemecahan masalah.
6. Membuat dan menafsirkan model matematika dari suatu masalah.
7. Menyelesaikan masalah matematika yang tidak rutin.
Beberapa indikator kemampuan pemecahan masalah matematika oleh
Samo (2017) adalah sebagai berikut.
1. Memahami masalah.
2. Memilih rencana straegi pemecahan masalah yang tepat.
3. Menyelesaikan masalah.
4. Verifikasi dan interprestasi hasil.
Indikator pemecahan masalah menurut Ihsan dkk (2017) adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi unsur – unsur yang diketahui dan ditanya.
2. Formulasi masalah dalam model matematika.
3. Memilih dan menerapkan strategi untuk menyelesaikan masalah.
4. Menjelaskan atau menafsirkan jawaban.
Sementara Amalia (2012) ada empat langkah dasar dalam pemecahan
masalah yaitu:
1. Memahami masalah
2. Menghasilkan solusi alternatif.
3. Mengevaluasi dan memilih Alternatif.
4. Melaksanakan dan menindaklanjuti solusi.
Menurut Polya (1973), ada empat tahap pemecahan masalah yaitu memahami
masalah, merencanakan penyelesaian masalah, melakukan perencanaan masalah, dan
melihat kembali hasil yang diperoleh.
Selanjutnya, penelitian ini menggunakan indikator pemecahan masalah
menurut Ihsan dkk, yang meliputi:
1. Mengidentifikasi masalah
2. Formulasi masalah dalam model matematika,
3. Memilih dan menerapkan strategi untuk menyelesaikan masalah,
4. Menjelaskan atau menafsirkan jawaban.
Tabel 2.1 Indikator Pemecahan Masalah Matematis

Langkah Pemecahan
Indikator
Masalah Matematis
a. Mampu menuliskan petunjuk dari awal yaitu
Mengidentifikasi masalah
mampu menuliskan yang diketahui dan ditanya
a. Mampu menentukan strategi, rumus, konsep yang
dapat digunakan sehingga dapat digunakan untuk
Formulasi masalah mendapatkan alternatif penyelesaian
b. Mampu mengubah soal kedalam bentuk matematika
untuk menyelesaikan suatu permasalahan
a. Mampu menyelesaikan masalah yang sesuai dengan
strategi, rumus, serta konsep yang telah dipilih
Strategi penyelesaian
b. Mampu menjalankan rencana yang telah dibuat
masalah
dengan benar
c. Mampu mengoperasikan sifat-sifat
Menjelaskan masalah a. Mampu menuliskan kesimpulan dari jawaban yang
diperoleh

Dalam pemecahan masalah peserta didik dimungkinkan memperoleh


pengalaman menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya untuk
menyelesaikan masalah yang bersifat nonrutin, yaitu lebih mengarah pada masalah
proses.
1.
2.
2.3. Penelitian yang Relevan
Terdapat beberapa penelitian yang relevan yang telah dilakukan oleh
peneliti terdahulu dengan meneliti hal yang sama. Berikut penelitian yang relevan
dengan penelitian ini:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Andhita Rachmawati dan Alpha Galih
Adirakasiwi (2021) dengan judul penelitian Analisis Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis Siswa SMA. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah
presentase kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada tahap
memahami masalah sebesar 30%, pada tahap merencanakan penyelesaian
sebesar 52%, pada tahap melaksanakan rencana sebesar 52% dan mengecek
kembali sebesar 50%. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan
masalah matematis siswa berada pada kategori sedang.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Arjuna Yahdil Fauza Rambe dan Lisa Dwi Afri
(2020) dengan judul penelitian Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Siswa dalam Menyelesaikan Soal Materi Barisan dan Deret. Hasil
dari penelitian ini adalah dari sebanyak 36 orang siswa diperoleh sebanyak 6
orang siswa (16,6%) termasuk kategori tinggi, kemudian sebanyak 28 orang atau
(77,7%) termasuk kategori sedang dan sebanyak 2 orang (5,55 %) termasuk
kategori rendah. Dari penelitian ini didapatkan bahwa kemampuan pemecahan
masalah siswa pada tahap memahami masalah, merencanakan strategi dan
melaksanakan strategi sudah dapat mengerjakannya, namun pada indikator
mengecek kembali jawaban sebagian siswa yang tidak melakukannya.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Hermawati dkk (2021), dengan judul penelitian
Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis pada Materi Kubus dan
Balok di SMP. Dari hasil analisis data dan pembahasan dalam penelitian ini
disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik
dikategorikan rendah.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Elya Umi Ani dan Puji Rahayu (2017) dengan
judul penelitian Profil Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa
Berbentuk Soal Cerita Materi Bangun Ruang. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa subyek berkemampuan tinggi dalam memecahkantermasuk
kategori baik, subyek berkemampuan sedang dalam memecahkan masalah
termasuk dalam kategori cukup, dan subyek berkemampuan rendah dalam
memecahkan masalah termasukdalam kategori kurang.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Mitra, dkk dengan judul penelitian Analisis
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa pada Materi Program Linear
(2021). Hasil dari penelitian ini adalah terdapat kesulitan siswa dalam
menyelesaikan soal pemecahan masalah. Siswa yang memiliki kriteria
kemampuan pemecahan masalah rendah karena siswa kurang memahami
masalah dari soal kemampuan pemecahan masalah, siswa kesulitan dalam
menyusun perencanaan masalahnya dari soal program linear, sehingga siswa
tidak mampu menyelesaikan soal kemampuan pemecahan masalah dengan baik.
2.1.
2.2.
2.3.
2.4. Kerangka Konseptual
Suatu masalah matematika yang terdapat pada materi luas permukaan kubus
dan balok biasanya disajikan dalam bentuk pernyataan matematika, selain itu juga
disajikan dalam bentuk soal cerita dengan menerapkan kehidupan sehari-hari yang
membutuhkan proses pemecahan masalah matematika. Memecahkan masalah dalam
pendidikan matematika sangat penting karena dalam kehidupan sehari-hari tidak
terlepas dari berbagai masalah yang memerlukan solusi untuk memecahkan
permasalahan tersebut.
Dalam penelitian ini, langkah-langkah pemecahan masalah yang digunakan
adalah indikator pemecahan masalah menurut Ikhsan, dkk. Langkah-langkah tersebut
akan digunakan untuk menganalisis kemampuan pemecahan masalah matematis
siswa pada jenjang SMP dengan melihat bagaimana langkah-langkah yang
dikerjakan tiap individu dalam memecahkan masalah matematika yang terdapat pada
soal yang diberikan.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dalam penelitian ini dilakukan di SMP swasta GKPI
Padang Bulan, jalan Jamin Ginting No. 352, Padang Bulan, Kec. Medan Baru, Kota
Medan, Sumatera Utara dengan subjek penelitian yaitu siswa kelas IX SMP swasta
GKPI Padang Bulan.
3.2 Subjek dan Objek penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah satu kelas IX SMP swasta GKPI Padang
Bulan semester ganjil tahun akademik 2023/2024. Objek dalam penelitian ini adalah
lembar soal tes kemampuan pemecahan masalah matematis dan pedoman
wawancara.
3.3 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian kualitatif lebih menekankan
makna daripada generalisasi. Penelitian kualitatif menghasilkan informasi berupa
catatan dan data deskriptif yang terdapat di dalam teks yang diteliti kemudian
diberikan pemahaman dan penjelasan agar dapat dipahami dengan baik oleh
pembaca. Menurut (Setyosari, 2016), penelitian deskriptif adalah salah satu jenis
penelitian yang tujuannya untuk menjelaskan atau mendeskripsikan suatu keadaan,
peristiwa, objek apakah orang, atau segala sesuatu yang terkait dengan variabel-
variabel yang bisa dijelaskan baik angka-angka maupun dengan kata-kata. Penelitian
ini dilakukan dengan menghimpun data-data berupa informasi yang diperoleh dari
subjek penelitian. Penelitian ini dimaksudkan untuk menggambarkan atau
mengungkapkan dengan kata-kata (secara kualitatif) hasil dari kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam menyelesaikan soal-soal kemampuan pemecahan
masalah matematis .
3.4 Prosedur Penelitian
Adapun prosedur yang digunakan seorang peneliti dalam penelitian ini untuk
mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematis siswa melalui tes
kemampuan pemecahan masalah. Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah
yang dilakukan dalam upaya pencapaian tujuan penelitian. Langkah-langkah tersebut
adalah sebagai berikut:

1. Tahap persiapan
Pada tahap persiapan yang dilakukan adalah:
a. Menentukan tempat dan jadwal penelitian.
b. Menentukan sumber data penelitian.
c. Menyusun soal tes dengan soal-soal pemecahan masalah matematis
untuk melihat kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dalam
menyelesaikan soal-soal yang diberikan.
d. Menyiapkan instrumen penelitian.
2. Tahap pelaksanaan
a. Validasi instrumen penelitian.
b. Memberikan soal tes mengenai kemampuan pemecahan masalah
matematis kepada satu kelas IX di SMP Swasta GKPI Padang Bulan
Medan.
c. Mengoreksi hasil jawaban siswa.
d. Mewawancarai enam siswa dalam kategori hasil rendah, sedang dan
tinggi.
3. Tahap akhir
a. Mengumpulkan data.
b. Menganalisis hasil penelitian mengenai kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal-soal kemampuan pemecahan masalah matematis
pada siswa kelas IX SMP swasta GKPI Padang Bulan.
c. Menulis laporan hasil penelitian.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi atau
gabungan. Untuk memperoleh sumber data maka peneliti akan melakukan tes
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dalam menyelesaikan soal-soal
matematika dengan memberikan soal-soal pemecahan masalah matematis. Setelah
memperoleh data tersebut maka peneliti akan melakukan wawancara untuk
mengetahui bagaimana pendapat atau penjelesan siswa terhadap jawaban yang
dibuatnya. Dasar pengambilan subjek wawancara adalah siswa yang berkemampuan
rendah, sedang dan tinggi. Selama wawancara peneliti menggunakan pedoman
wawancara agar wawancara dapat berjalan dengan baik dan disertai dengan
dokumentasi untuk mengumpulkan hasil pekerjaan siswa.
3.6 Teknik Analisis Data
a. Hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematis siswa
Data yang diambil dalam penelitian ini adalah hasil dari jawaban siswa
berdasarkan indikator kemampuan pemecahan masalah kemudian di analisis dengan
cara menghitung jumlah skor siswa.
Tabel 3.1 Rubrik Penskorann Kemampuan pemecahan Masalah

Indikator Skor Keterangan


Tidak menuliskan/tidak menyebutkan apa
0 yang diketahui dan apa yang ditanyakakan
dari soal
Hanya menuliskan/menyebutkan apa yang
1 diketahui/ditanyakan secara benar
Menuliskan/menyebutkan apa yang diketahui
Mengidentifikasi masalah 2 dan apa yang ditanyakan dari soal tetapi
keduanya tidak tepat
Menuliskan/menyebutkan apa yang diketahui
3 dan apa yang ditanyakan dari soal tetapi salah
satu dari keduanya tidak tepat
Menuliskan/menyebutkan apa yang diketahui
4 dan apa yang ditanyakan dari soal dengan
tepat dan bernilai benar
0 Tidak menuliskan model matematika dari soal
1 Salah menuliskan model matematika dari soal
Menuliskan model matematika dari soal tetapi
2
kurang tepat
Formulasi masalah
Menuliskan model matematika dari soal tetapi
3
hanya sebagian
Menuliskan model matematika dari soal
4 dengan tepat dan benar
0 Tidak menuliskan penyelesaian dari soal
1 Ada penyelesaian tetapi prosedur tidak jelas
Menuliskan penyelesaian masalah tetapi tidak
lengkap, sehingga memperoleh
2
jawaban/terdapat penyelesaian masalah yang
Strategi penyelesaian tidak jelas
masalah
Menuliskan penyelesaian masalh dari soal
3 dengan benar tetapi tidak lengkap atau tidak
sistematis
Menuliskan penyelsaian masalah dari soal
4 dengan benar, lengkap, dan sistematis
0 Tidak memberikan kesimpulan
1 Memberikan kesimpulan yang salah
Menjelaskan masalah
2 Memberikan kesimpulan yang kurang lengkap
3 Memberikan kesimpulan dengan benar

Data skor pemahaman matematis siswa dianalisis menggunakan rumus


persentase, sebagai berikut:
skor siswa
Nilai = x 100
skor ideal
Adapun kriteria kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada tabel
3.2 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2 kriteria kemampuan pemecahan masalah matematis
Rentang Nilai Kriteria
>70 Tinggi
55 ≥ 70 Sedang
≤ 55 Rendah
b. Wawancara
Wawancara pada penelitian ini bersifat terstruktur untuk menganalisis
mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematis siswa melalui pendekatan
matematik realistik. Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan
data, bila peneliti telah mengetahui dengan hasil pasti tentang informasi apa yang
akan diperoleh. Dengan wawancara terstruktur ini setiap responden diberi pertanyaan
yang sama, dan pengumpul data mencatatnya. Hal- hal yang dilakukan pada saat
melakukan penyusunan pedoman wawancara adalah:
1. Pemilihan Subjek untuk Wawancara
Berdasarkan yang telah diuraikan pada subjek penelitian, maka dipilihlah 6
orang siswa. Pemilihan subjek wawancara tersebut berdasarkan pembagian kelompok
tinggi, kelompok sedang, dan kelompok rendah. Karena keterbatasan waktu, pada
penelitian ini subjek untuk wawancara yang dipilih, 2 orang dari kelompok tinggi, 2
orang dari kelompok sedang, dan 2 orang dari kelompok rendah.
Tabel 3.2 klasifikasi penentuan kelompok tinggi, sedang, dan rendah
Rentang Nilai Kriteria
>70 Tinggi
55 ≥ 70 Sedang
≤ 55 Rendah

2. Penyusunan Pedoman Wawancara


Pedoman wawancara disusun berdasarkan aspek yang diamati, dilakukan
untuk melihat kemampuan pemecahan masalah matematis siswa melalui pendekatan
matematik realistik. Indikator ini digunakan sebagai acuan dalam menyusun pedoman
wawancara agar kegiatan ini berlangsung secara terarah dan data yang diinginkan
dapat tercapai.

3. Hasil Wawancara
Dapatlah data kualitatif tersebut dan dibuatlah kesimpulan untuk melihat
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa melalui pendekatan matematik
realistik dimana sudah diberikan tes kemudian dianalisis dengan mewawancarai 6
orang siswa.
c. Data Hasil Wawancara
Miles dan Huberman dalam (Sugiyono, 2019) mengemukakan bahwa analisis
data dalam penelitian kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara
terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktifitas dalam data
tersebut terdiri atas:
1. Reduksi Data
Tujuan utama dalam penelitian kualitatif adalah penemuan. Berarti mereduksi
data yang didapatkan adalah menyaring data hasil wawancara sehingga data yang
didapatkan adalah benar-benar data yang dibutuhkan. Kegiatan merangkum melalui
transkip wawancara dengan langkah-langkah sebagai berikut: a) Semua jawaban atau
ucapan yang dituturkan siswa direkam dengan menggunakan alat perekam. b) Hasil
rekaman diputar beberapa kali agar apa yang diungkapkan bisa dipahami dengan
jelas. Hasil rekaman ditranskipkan dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar.
c) Peneliti memeriksa ulang kebenaran hasil trankripsi dengan cara mendengarkan
kembali hasil rekaman. Hal ini bertujuan untuk menghindari kesalahan dalam
transkripsi hasil wawancara. d) Hasil transkripsi kemudian diketik dengan
menggunakan kode P untuk pewawancara dan kode S untuk siswa.
2. Penyajian data
Pada langkah ini peneliti akan menyajikan data dalam bentuk uraian singkat
dalam bentuk teks yang bersifat naratif berdasarkan data yang telah direduksi
sebelumnya. Hal ini untuk memudahkan peneliti meihat apa yang terjadi,
merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami setelah
melakukan penyajian data.
3. Kesimpulan/ Verifikasi
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan
dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan
akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada
tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali
kelapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan
kesimpulan yang kredibel. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan
adalah temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Di sini dilakukan setelah
penyaringan data dan penyajian data sehingga data yang didapat benar-benar jelas
dan rinci. Hasil dari penelitian kuantitatif yang berbentuk soal tes mengenai soal yang
melihat kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dalam menyelesaikan soal
masih bersifat belum jelas. Setelah dilakukan wawancara dengan melakukan
penyaringan data terlebih dahulu, lalu diikuti dengan penyajian data, maka
kesimpulan yang didapat akan benar-benar jelas dan lebih terperinci.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian


Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan
masalah matematis siswa berdasarkan kemampuan berpikir tingkat tinggi, sedang,
dan rendah pada materi luas kubus dan balok. Analisis kemampuan pemecahan
masalah matematis siswa diukur dengan menggunakan empat indikator kemampuan
pemecahan masalah matematis yaitu mengidentifikasi masalah, formulasi masalah
dalam model matematika, memilih dan menerapkan strategi untuk menyelesaikan
masalah dan menjelaskan atau menafsirkan jawaban.
Penelitian dan pengumpulan data dilakukan di SMP Swasta GKPI Padang
Bulan Medan pada hari Jumat, 14 Juli 2023.. Sebelum penelitian dilakukan, peneliti
telah menyiapkan instrumen pengumpulan data penelitian tersebut, terdiri dari soal
tes kemampuan pemecahan masalah matematis dan pedoman wawancara. Tes
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dibuat sesuai dengan sub materi pada
materi bangun ruang sisi datar yaitu luas kubus dan balok.
4.2. Hasil Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis kemampuan
pemecahan masalah matematis siswa kelas IX SMP Swasta GKPI Padang Bulan
Medan dalam menyelesaikan soal-soal tentang luas kubus dan balok. Dalam upaya
mencapai tujuan tersebut, dilakukan metode penelitian kualitatif sebagaimana yang
telah di paparkan pada bab sebelumnya. Hasil penelitian berisi tentang data temuan
kemampuan pemecahan masalah siswa dalam mengerjakan soal tentang luas kubus
dan balok.
Rumus menghitung nilai tes kemampuan matematis siswa yaitu sebagai berikut:
skor siswa
Nilai = x 100
skor ideal
Berdasarkan hasil tes dilakukan perangkingan nilai tes siswa, kemudian di
bagi menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok tinggi, kelompok sedang dan kelompok
rendah. Pembagian kategori kelompok berdasarkan pada perangkingan disajikan pada
tabel 4.1.
Tabel 4.1 Pembagian kategori kelompok berdasarkan perangkingan
Kelompok Subjek
Tinggi S-1, S-3, S-4, S-5, S-6, S-8, S-9, S-12, S16, S-18
Sedang S-2, S-7, S-13, S-15, S-17
Rendah S-10, S-11, S-14

Dari hasil tes dipilih 6 orang siswa sebagai subjek wawancara yaitu 2 orang dari
kelompok tinggi, 2 orang dari kelompok sedang dan 2 orang dari kelompok rendah.
Adapun kriteria yang digunakan untuk penentuan subjek yaitu siswa yang paling
banyak menunjukkan indikasi mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal tes
yang diberikan dan siswa yang mampu mengemukakan pendapat baik secara lisan
maupun tulisan, sehingga wawancara dapat dilakukan dengan mudah.
Subjek yang terpilih dijabarkan pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Subjek yang diwawancarai
Subjek Kelompok
3 Tinggi
18 Tinggi
S-13 Sedang
S-17 Sedang
S-11 Rendah
10 Rendah

4.2.1 Deskripsi Data Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa

Berikut dideskripsikan dan dianalisis data hasil penelitian.


1. Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa S-3 dalam
Menyelesaikan Soal

Pada bagian ini akan dideskripsikan data hasil siswa dan wawancara siswa
dalam menyelesaikan soal tentang luas kubus dan balok. Berikut ini disajikan gambar
lembar jawaban hasil pekerjaan S-3 dan petikan hasil wawancara:

Soal nomor 1

Pada soal nomor 1 , S-3 menjawab soal dengan benar. Ini mengindikasikan
bahwa siswa tidak terlalu sulit dalam menganalisis soal nomor 1. Berikut ini disajikan
gambar lembar jawaban hasil pekerjaan siswa:

Gambar 4.1 Lembar Jawaban S-3 Soal Nomor 1

Pada hasil tes terlihat bahwa siswa menjawab soal dengan benar. Akan tetapi
pada indikator menjelaskan masalah, S-3 tidak menyebutkan kesimpulan akhir dari
soal. Sedangkan pada indikator lainnya sudah benar dan tepat.

Soal nomor 2
Pada soal nomor 2 , S-3 menjawab soal dengan benar. Ini mengindikasikan
bahwa siswa tidak terlalu sulit dalam menganalisis soal nomor 2. Berikut ini disajikan
gambar lembar jawaban hasil pekerjaan siswa:
Gambar 4.2 Lembar Jawaban S-3 Soal Nomor 2

Pada hasil tes terlihat bahwa siswa menjawab soal dengan benar dan indikator
pemecahan masalah sudah benar dan tepat.
Soal nomor 3
Pada soal nomor 3 , S-3 menjawab soal dengan benar. Ini mengindikasikan
bahwa siswa tidak terlalu sulit dalam menganalisis soal nomor . Berikut ini disajikan
gambar lembar jawaban hasil pekerjaan siswa:

Gambar 4.3 Lembar Jawaban S-3 Soal Nomor 3

Pada hasil tes terlihat bahwa siswa menjawab soal dengan benar dan indikator
pemecahan masalah sudah benar dan tepat.
Soal nomor 4
Pada soal nomor 4 , S-3 menjawab soal dengan benar. Ini mengindikasikan
bahwa siswa tidak terlalu sulit dalam menganalisis soal nomor 4. Berikut ini disajikan
gambar lembar jawaban hasil pekerjaan siswa:
Gambar 4.4 Lembar Jawaban S-3 Soal Nomor 4

Pada hasil tes terlihat bahwa siswa menjawab soal dengan benar dan indikator
pemecahan masalah sudah benar dan tepat.
Untuk mendalami hasil yang diperoleh siswa mengenai kemampuan
pemecahan masalah matematis siswa dalam menyelesaikan soal yang diberikan maka
peneliti melakukan wawancara dan hasil wawancaranya adalah sebagai berikut:
P : Menurut kamu bagaimana bentuk soal yang sedang dikerjakan ini

S-3 : Menurut saya untuk soal yang nomor 1 sedikit mudah, soal nomor 2
sedang, nomor 3 lumayan susah, dan nomor 4 sangat susah.

P : Apakah kamu mengerti yang dimaksud dengan soal ini?

S-3 : Mengerti kak

P : coba sebutkan apa saja yang di ketahui dari soal tersebut?

S-3 : Untuk soal nomor 1 diketahuinya luas kubus, yang ditanya adalah panjang
sisi kubus. Soal nomor 2 yang diketahui adalah panjang, lebarnya, dan
tingginya, yang ditanya adalah biaya pengecatan. Soal yang ketiga yang
diketahui panjang sis dan panjang kawat, yang ditanya banyak kubus yang
dibuat Budi. Soal nomor 4 yang diketahui luas balok, panjang sama lebar,
yang ditanya adalah tinggi dari kandang.

P : Strategi atau rumus yang apa kamu gunakan untuk menyelesaikan soal-soal
tersebut?
S-3 : Untuk soal nomor 1 lp kubus, yang kedua lp balok yang 3 menggunakan
rumus luas kubus, yang keempat menggunakan rumus luas balok.

P : Coba ceritakan bagaimana cara menyelesaikan soal-soal tersebut?

S-3 : Kalo menceritakan susah mis, kalo mengerjakan paham mis

P : Apakah kamu sudah yakin dengan jawaban yang sudah dikerjakan?

S-3 : Sudah Mis

P : Apakah setiap mengerjakan soal, kamu selalu mengecek jawaban yang


sudah kamu buat?

S-3 : Selalu Mis

P : Apa kesimpulan akhir dari soal tersebut!

S-3 : Bisa mengetahui tentang luas kubus dan luas balok.

2. Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa S-18 dalam


Menyelesaikan Soal

Pada bagian ini akan dideskripsikan data hasil siswa dan wawancara siswa
dalam menyelesaikan soal tentang luas kubus dan balok. Berikut ini disajikan gambar
lembar jawaban hasil pekerjaan S-18 dan petikan hasil wawancara:
Soal nomor 1
Pada soal nomor 1 , S-18 menjawab soal dengan benar. Ini mengindikasikan
bahwa siswa tidak terlalu sulit dalam menganalisis soal nomor 1. Berikut ini disajikan
gambar lembar jawaban hasil pekerjaan siswa:
Gambar 4.5 Lembar Jawaban S-18 Soal Nomor 1

Pada hasil tes terlihat bahwa siswa menjawab soal dengan benar. Akan tetapi
pada indikator mengidentifikasi masalah, bagian diketahui dari soal kurang lengkap.
Sedangkan pada indikator lainnya sudah benar dan tepat.

Soal nomor 2

Pada soal nomor 2 , S-18 menjawab soal dengan benar. Ini mengindikasikan
bahwa siswa tidak terlalu sulit dalam menganalisis soal nomor 2. Berikut ini disajikan
gambar lembar jawaban hasil pekerjaan siswa:

Gambar 4.6 Lembar Jawaban S-18 Soal Nomor 2


Pada hasil tes terlihat bahwa siswa menjawab soal dengan benar dan indikator
pemecahan masalah sudah benar dan tepat.

Soal nomor 3

Pada soal nomor 3 , S-18 menjawab soal dengan benar. Ini mengindikasikan
bahwa siswa tidak terlalu sulit dalam menganalisis soal nomor 3. Berikut ini disajikan
gambar lembar jawaban hasil pekerjaan siswa:

Gambar 4.7 Lembar Jawaban S-18 Soal Nomor 3

Pada hasil tes terlihat bahwa siswa menjawab soal dengan benar dan indikator
pemecahan masalah sudah benar dan tepat.

Soal nomor 4

Pada soal nomor 4 , S-18 menjawab soal dengan benar. Ini mengindikasikan
bahwa siswa tidak terlalu sulit dalam menganalisis soal nomor 4. Berikut ini disajikan
gambar lembar jawaban hasil pekerjaan siswa:
Gambar 4.8 Lembar Jawaban S-18 Soal Nomor 4

Pada hasil tes terlihat bahwa siswa menjawab soal dengan benar dan indikator
pemecahan masalah sudah benar dan tepat.

Untuk mendalami hasil yang diperoleh siswa mengenai kemampuan


pemecahan masalah matematis siswa dalam menyelesaikan soal yang diberikan maka
peneliti melakukan wawancara dan hasil wawancaranya adalah sebagai berikut:

P : Menurut kamu bagaimana bentuk soal yang sedang dikerjakan ini

S-18 : Menurut saya untuk soal yang nomor 1 sedikit susah, soal nomor 2 karena
mudah saya pahami, nomor 3 sedikit sulit, dan nomor 4 sangat sulit.

P : Apakah kamu mengerti yang dimaksud dengan soal ini?

S-18 : Mengerti kak

P : coba sebutkan apa saja yang di ketahui dari soal tersebut?

S-18 : Untuk soal nomor 1 diketahui luas kubus = 216 cm 2, yang ditanya adalah
panjang sisi kubus. Soal nomor 2 yang diketahui adalah panjang dari balok
yaitu 9 m, lebarnya 7 m, dan tingginya 4 m. Dan ada biaya cat per meter Rp
50.000, yang ditanya adalah biaya pengecatan yang diperlukan setelah
diketahui luas nya. Soal yang ketiga yang diketahui sebuah kawat yang
panjangnya 18 m dan panjang sisi sebuah kubus 5 cm dan yang ditanya berapa
banyak kubus yang bisa kita buat dari panajng kawat yang 18 m tadi. Soal
nomor 4 yang diketahui luas balok 47.200 cm2, panjang balok 120 cm, lebar
balok 70 cm, yang ditanya adalah tinggi dari balok tersebut.

P : Strategi atau rumus yang apa kamu gunakan untuk menyelesaikan soal-soal
tersebut?

S-18 : Untuk soal nomor 1 dan 3 menggunakan rumus luas kubus, yang ketiga dan
keempat menggunakan rumus luas balok.

P : Coba ceritakan bagaimana cara menyelesaikan soal-soal tersebut?

S-18 :Untuk soal nomor 1 masukkan luas kubus yang diketahui kedalam rumus luas
kubus 6 x s2, setelah itu 216 di bagi 6, hasilnya 36, maka s 2 = √ 36 yaitu 6 cm.
Maka panjang sisi kubus adalah 6 cm. Untuk soal nomor 2 saya mecari dulu
luas balok tersebut yaitu dengan cara saya menggunakan rumus luas balok
yaitu 2[(p x l) + (p x t) + (l x t)], setelah itu saya mengkalikan luas balok
tersebut dengan biaya cat 50.000 per meter. Jadi jumlah total pengecatannya
adalah 12.700.000. Kalo untuk nomor 3 saya menggunakan luas kubus yaitu 6
x s2. Tinggal saya masukkan ke dalam rumus jadi saya kalikan saja 6 x 5 2 cm.
Saya kuadrat kan dulu 5 kuadrat = 25 baru 6 x 25 = 150, jadi sudah tau luas
kubusnya kak. Jadi untuk mengetahui banyak kubus nya itu saya ubah dulu
panjang kawat yang 18 m jadi 1.800 cm. Baru dibagi dengan 150. Jadi
banyaknya kubus itu 12. Kalo yang ke 4 saya pakai rumus luas balok yaitu
2[(p x l) + (p x t) + (l x t)]. Setelah itu saya memasukkan nilai yang sudah
diketahui tadi kedalam rumus, jadi hasilnya 47.200 = 16.800 + 380t, terus
saya mengurangkan 47.200 – 16.800 = 30.400. saya tinggal membaginya
30.400 : 380 jadi 80 hasilnya. Itulah tingginya.

P : Apakah kamu sudah yakin dengan jawaban yang sudah dikerjakan?

S-18 : Sudah yakin kak

P : Apakah setiap mengerjakan soal, kamu selalu mengecek jawaban yang sudah
kamu buat?

S-18 : Iya kak

P : Apa kesimpulah akhir dari soal tersebut!

S-18 : Soal nomor 1 kita mengetahui panjang sisi dari sebuah kubus tersebut adalah
6 cm. Nomor 2 jadi total biaya pengecatan adalah Rp 12.700.000. Nomor 3
jadi banyak kubus yang dapat dibuat dari kawat adalah 12. Nomor 4 jadi
tinggi balok adalah 80 cm.

3. Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa S-13 dalam


Menyelesaikan Soal

Pada bagian ini akan dideskripsikan data hasil siswa dan wawancara siswa
dalam menyelesaikan soal tentang luas kubus dan balok. Berikut ini disajikan gambar
lembar jawaban hasil pekerjaan S-13 dan petikan hasil wawancara:

Soal nomor 1

Pada soal nomor 1 , S-13 menjawab soal dengan benar. Ini mengindikasikan
bahwa siswa tidak terlalu sulit dalam menganalisis soal nomor 1. Berikut ini disajikan
gambar lembar jawaban hasil pekerjaan siswa:

Gambar 4.9 Lembar Jawaban S-13 Soal Nomor 1

Pada hasil tes terlihat bahwa siswa tidak menyebutkan diketahui dan ditanya
dari soal. Siswa langsung membuat penyelesaian dari soal. Siswa juga tidak
menyebutkan kesimpulan dari soal.

Soal nomor 2

Pada soal nomor 2 , S-13 menjawab soal dengan benar. Ini mengindikasikan
bahwa siswa tidak terlalu sulit dalam menganalisis soal nomor 2. Berikut ini disajikan
gambar lembar jawaban hasil pekerjaan siswa:
Gambar 4.10 Lembar Jawaban S-13 Soal Nomor 2

Pada hasil tes terlihat bahwa siswa tidak menyebutkan diketahui dan ditanya
dari soal. Siswa langsung membuat penyelesaian dari soal. Siswa juga tidak
menyebutkan kesimpulan dari soal.

Soal nomor 3

Pada soal nomor 3 , S-13 menjawab soal dengan benar. Ini mengindikasikan
bahwa siswa tidak terlalu sulit dalam menganalisis soal nomor 3. Berikut ini disajikan
gambar lembar jawaban hasil pekerjaan siswa:

Gambar 4.11 Lembar Jawaban S-13 Soal Nomor 3

Pada hasil tes terlihat bahwa siswa tidak menyebutkan kesimpulan dari soal,
sedangkan indikator pemecahan masalah yang lain sudah benar dan tepat.

Soal nomor 4
Pada soal nomor 4 , S-13 menjawab soal dengan benar. Ini mengindikasikan
bahwa siswa tidak terlalu sulit dalam menganalisis soal nomor 4. Berikut ini disajikan
gambar lembar jawaban hasil pekerjaan siswa:

Gambar 4.12 Lembar Jawaban S-13 Soal Nomor 4

Pada hasil tes terlihat bahwa siswa tidak menyebutkan apa yang ditanya dan
kesimpulan dari soal, sedangkan indikator pemecahan masalah yang lain sudah benar
dan tepat.

Untuk mendalami hasil yang diperoleh siswa mengenai kemampuan


pemecahan masalah matematis siswa dalam menyelesaikan soal yang diberikan maka
peneliti melakukan wawancara dan hasil wawancaranya adalah sebagai berikut:

P : Menurut kamu bagaimana bentuk soal yang sedang dikerjakan ini

S-13 : Menurut saya soal nomor 1 paling mudah, dan yang paling sulit nomor 3

P : Apakah kamu mengerti yang dimaksud dengan soal ini?

S-13 : Mengerti kak

P : coba sebutkan apa saja yang di ketahui dari soal tersebut?

S-13 : Untuk soal nomor 1dan 2 saya tidak membuat yang diketahui dan ditanya.
Soal yang ketiga yang diketahui panjang sisi, yang ditanya jumlah kubus
yang dihasilkan. Soal nomor 4 yang diketahui luas permukaan, panjang juga
luas dari kandang, saya tidak membuat yang ditanya

P : Strategi atau rumus yang apa kamu gunakan untuk menyelesaikan soal-soal
tersebut?

S-13 : Untuk soal nomor 1 rumus kubus 6s 2, yang kedua luas balok yang 3
menggunakan rumus luas kubus, yang keempat menggunakan rumus luas
balok.

P : Coba ceritakan bagaimana cara menyelesaikan soal-soal tersebut?

S-13 : Saya hanya bisa menceritakan soal yang nomor 1. Ketahui dulu luas kubus
yaitu 216 cm. Terus yang ditanya panjang sisi kubus, lalu L = 216 cm 2.
Kemudian tulis lagi dibawahnya L = 6 x s 2, lalu tulis lagi 216 = 6s2. Jika
mendapatkan hasilnya pindahkan 6 dibawah 216 sehingga terdapat hasil 36.
Karena 36 berpindah jadi akar. Jadi akar dari 36 adalah 6.

P : Apakah kamu sudah yakin dengan jawaban yang sudah dikerjakan?

S-13 : Sudah

P : Apakah setiap mengerjakan soal, kamu selalu mengecek jawaban yang


sudah kamu buat?

S-13 : Sudah

P : Apa kesimpulan akhir dari soal tersebut!

S-13 : Saya tidak membuat kesimpulan.

4. Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa S-17 dalam


Menyelesaikan Soal

Pada bagian ini akan dideskripsikan data hasil siswa dan wawancara siswa
dalam menyelesaikan soal tentang luas kubus dan balok. Berikut ini disajikan gambar
lembar jawaban hasil pekerjaan S-17 dan petikan hasil wawancara:

Soal nomor 1
Pada soal nomor 1 , S-17 menjawab soal dengan benar. Ini mengindikasikan
bahwa siswa tidak terlalu sulit dalam menganalisis soal nomor 1. Berikut ini disajikan
gambar lembar jawaban hasil pekerjaan siswa:

Gambar 4.13 Lembar Jawaban S-17 Soal Nomor 1

Pada hasil tes terlihat bahwa siswa tidak menyebutkan diketahui dan ditanya
dari soal. Siswa langsung membuat penyelesaian dari soal. Siswa juga tidak
menyebutkan kesimpulan dari soal.

Soal nomor 2

Pada soal nomor 2 , S-17 menjawab soal dengan benar. Ini mengindikasikan
bahwa siswa tidak terlalu sulit dalam menganalisis soal nomor 2. Berikut ini disajikan
gambar lembar jawaban hasil pekerjaan siswa:

Gambar 4.14 Lembar Jawaban S-17 Soal Nomor 2

Pada hasil tes terlihat bahwa siswa tidak menyebutkan diketahui dan ditanya
dari soal. Siswa langsung membuat penyelesaian dari soal. Siswa juga tidak
menyebutkan kesimpulan dari soal.

Soal nomor 3
Pada soal nomor 3 , S-17 menjawab soal dengan benar. Ini mengindikasikan
bahwa siswa tidak terlalu sulit dalam menganalisis soal nomor 3. Berikut ini disajikan
gambar lembar jawaban hasil pekerjaan siswa:

Gambar 4.15 Lembar Jawaban S-17 Soal Nomor 3

Pada hasil tes terlihat bahwa indikator pemecahan masalah tentang


megidentifikasi masalah kurang lengkap. Siswa hanya menyebutkan diketahui dari
soal. Siswa langsung membuat penyelesaian dari soal. Siswa juga tidak menyebutkan
kesimpulan dari soal.

Soal nomor 4

Pada soal nomor 4 , S-17 menjawab soal dengan benar. Ini mengindikasikan
bahwa siswa tidak terlalu sulit dalam menganalisis soal nomor 4. Berikut ini disajikan
gambar lembar jawaban hasil pekerjaan siswa:

Gambar 4.16 Lembar Jawaban S-17 Soal Nomor 3


Pada hasil tes terlihat bahwa siswa tidak menyebutkan diketahui dan ditanya
dari soal. Siswa langsung membuat penyelesaian dari soal. Siswa juga tidak
menyebutkan kesimpulan dari soal.

Untuk mendalami hasil yang diperoleh siswa mengenai kemampuan


pemecahan masalah matematis siswa dalam menyelesaikan soal yang diberikan maka
peneliti melakukan wawancara dan hasil wawancaranya adalah sebagai berikut:

P : Menurut kamu bagaimana bentuk soal yang sedang dikerjakan ini

S-17 : Menurut saya soal nomor 3 paling sulit

P : Apakah kamu mengerti yang dimaksud dengan soal ini?

S-17 : Kurang mengerti kak

P : coba sebutkan apa saja yang di ketahui dari soal tersebut?

S-17 : Yang saya buat hanya di sola nomor 3 yang diketahui panjang sisi 5 cm.

P : Strategi atau rumus yang apa kamu gunakan untuk menyelesaikan soal-soal
tersebut?

S-17 : Untuk soal nomor 1 rumus luas kubus, yang kedua luas balok yang 3
menggunakan rumus luas kubus, yang keempat menggunakan rumus luas
balok.

P : Coba ceritakan bagaimana cara menyelesaikan soal-soal tersebut?

S-17 : Saya hanya bisa menceritakan soal yang nomor 1. Diketahui luas kubus
nya 216 = 6s2. S2 dipindahkan ke ruas kiri menjadi 216/6 . berarti s 2= 36.
Karena masih ada kuadratnya 36 nya di akarkan jadi s = 6. Nomor 2 luas
permukaan balok = 2[(p x l) + (p x t) + (l x t)]. Maka dapat luasnya 254 m 2.
Karena yang ditanya 50.000/m berarti 254 x 50.000 = 12.700.000.

P : Apakah kamu sudah yakin dengan jawaban yang sudah dikerjakan?

S-17 : Sudah Mis


P : Apakah setiap mengerjakan soal, kamu selalu mengecek jawaban yang
sudah kamu buat?

S-17 : Ngecek Mis

P : Apa kesimpulan akhir dari soal tersebut!

S-17 : Saya tidak membuat kesimpulan.

5. Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa S-11 dalam


Menyelesaikan Soal

Pada bagian ini akan dideskripsikan data hasil siswa dan wawancara siswa
dalam menyelesaikan soal tentang luas kubus dan balok. Berikut ini disajikan gambar
lembar jawaban hasil pekerjaan S-11 dan petikan hasil wawancara:

Soal nomor 1

Pada soal nomor 1 , S-11 menjawab soal dengan benar. Berikut ini disajikan
gambar lembar jawaban hasil pekerjaan siswa:

Gambar 4.17 Lembar Jawaban S-11 Soal Nomor 1

Pada hasil tes terlihat bahwa siswa menyebutkan diketahui dan ditanya dari
soal. Rumus yang digunakan sudah benar. Akan tetapi langkah-langkah penyelesaian
dari soal tidak jelas. Siswa juga tidak menyebutkan kesimpulan dari soal.

Soal nomor 2
Pada soal nomor 2 , S-11 menjawab soal dengan benar. Berikut ini disajikan
gambar lembar jawaban hasil pekerjaan siswa:

Gambar 4.18 Lembar Jawaban S-11 Soal Nomor 2

Pada hasil tes terlihat bahwa siswa menyebutkan diketahui dan ditanya dari
soal. Rumus yang digunakan sudah benar. Akan tetapi langkah-langkah
penyelesaiannya tidak jelas. Kesimpulan dari soal kurang tepat.

Soal nomor 3

Pada soal nomor , jawaban siswa kurang tepat. Berikut ini disajikan gambar
lembar jawaban hasil pekerjaan siswa:

Gambar 4.19 Lembar Jawaban S-11 Soal Nomor 3


Pada hasil tes terlihat bahwa siswa hanya menyebutkan diketahui dari soal.
Rumus yang digunakan sudah benar. Akan tetapi langkah-langkah penyelesaiannya
tidak jelas.

Soal nomor 4

Siswa hanya membuat penyelesaian masalah yang tidak tepat

Gambar 4.20 Lembar Jawaban S-11 Soal Nomor 4

6. Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa S-10 dalam


Menyelesaikan Soal

Pada bagian ini akan dideskripsikan data hasil siswa dan wawancara siswa
dalam menyelesaikan soal tentang luas kubus dan balok. Berikut ini disajikan gambar
lembar jawaban hasil pekerjaan S-10 dan petikan hasil wawancara:

Soal nomor 1

Pada soal nomor 1 , S-10 menjawab soal dengan benar. Berikut ini disajikan
gambar lembar jawaban hasil pekerjaan siswa:
Gambar 4.21 Lembar Jawaban S-10 Soal Nomor 1

Pada hasil tes terlihat bahwa siswa menyebutkan diketahui dan ditanya dari
soal. Rumus yang digunakan sudah benar. Akan tetapi langkah-langkah penyelesaian
dari soal tidak jelas. Siswa juga tidak menyebutkan kesimpulan dari soal.

Soal nomor 2

Pada soal nomor 2 , S-10 menjawab soal dengan benar. Berikut ini disajikan
gambar lembar jawaban hasil pekerjaan siswa:

Gambar 4.22 Lembar Jawaban S-10 Soal Nomor 2


Pada hasil tes terlihat bahwa siswa menyebutkan diketahui dan ditanya dari
soal tetapi kurang lengkap. Rumus yang digunakan sudah benar. Akan tetapi langkah-
langkah penyelesaiannya tidak jelas.

Siswa tidak mengerjakan soal nomor 3 dan 4.

Untuk mendalami hasil yang diperoleh siswa mengenai kemampuan


pemecahan masalah matematis siswa dalam menyelesaikan soal yang diberikan maka
peneliti melakukan wawancara bersamaan dengan 2 orang subjek yaitu S-11 dan S-10
dan hasil wawancaranya adalah sebagai berikut:

P : Menurut Kalian bagaimana bentuk soal yang sedang dikerjakan ini?

S-11 dan S-10 : Sulit

P : Mengapa sulit?

S-11 dan S-10 : Karena kami tidak mengerti rumusnya Mis

P : Apakah kalian bisa menyebutkan apa saja yang di ketahui dari soal
tersebut?

S-11 dan S-10: Tidak bisa Mis

Kedua subjek tidak bisa menceritakan kembali isi soal. Kedua subjek juga tidak
menyelesaikan soal-soal yang diberikan

Berdasarkan uraian diatas yang diperoleh dari hasil tes dan wawancara dapat
diketahui secara ringkas mengenai kemampuan pemecahan masalah matematis siswa
berkemampuan tinggi, sedang dan rendah sebagai berikut:

Tabel 4.3 Ringkasan Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis


Siswa Berdasarkan Kemampuan Tinggi, Sedang, Rendah

Kelompok
Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa
Subjek

Tinggi S-3 S-18


Nomor 1: Nomor 1:
1. Mampu menyebutkan apa 1. Mampu menyebutkan apa
yang diketahui, ditanyakan yang diketahui, ditanyakan
dan mampu mengelola tetapi kurang lengkap
informasi dari masalah 2. Mampu menentukan rumus
2. Mampu menentukan rumus yang akan digunakan dalam
yang akan digunakan dalam menyelesaikan masalah
menyelesaikan masalah 3. Mampu menyelesaikan
3. Mampu menyelesaikan masalah berdasarkan rumus
masalah berdasarkan rumus yang digunakan dan
yang digunakan dan menjawab pertanyaan dengan
menjawab pertanyaan tepat
dengan tepat 4. Mampu menyebutkan
4. Tidak membuat kesimpulan kesimpulan akhir dari masalah
akhir Soal nomor 2
Soal nomor 2 1. Mampu menyebutkan apa yang
1. Mampu menyebutkan apa diketahui, ditanyakan dan
yang diketahui, ditanyakan mampu mengelola informasi
dan mampu mengelola dari masalah
informasi dari masalah 2. Mampu menentukan rumus
2. Mampu menentukan rumus yang akan digunakan dalam
yang akan digunakan dalam menyelesaikan masalah
menyelesaikan masalah 3. Mampu menyelesaikan masalah
3. Mampu menyelesaikan berdasarkan rumus yang
masalah berdasarkan rumus digunakan dan menjawab
yang digunakan dan pertanyaan dengan tepat
menjawab pertanyaan dengan 4. Mampu menentukan
tepat kesimpulan akhir
4. Mampu menentukan Soal nomor 3
kesimpulan akhir 1. Mampu menyebutkan apa yang
Soal nomor 3 diketahui, ditanyakan dan
1. Mampu menyebutkan apa mampu mengelola informasi
yang diketahui, ditanyakan dari masalah
dan mampu mengelola 2. Mampu menentukan rumus
informasi dari masalah yang akan digunakan dalam
2. Mampu menentukan rumus menyelesaikan masalah
yang akan digunakan dalam 3. Mampu menyelesaikan masalah
menyelesaikan masalah berdasarkan rumus yang
3. Mampu menyelesaikan digunakan dan menjawab
masalah berdasarkan rumus pertanyaan dengan tepat
yang digunakan dan 4. Mampu menentukan
menjawab pertanyaan dengan kesimpulan akhir
tepat Soal nomor 4
4. Mampu menentukan 1. Mampu menyebutkan apa yang
kesimpulan akhir diketahui, ditanyakan dan
Soal nomor 4 mampu mengelola informasi
1. Mampu menyebutkan apa dari masalah
yang diketahui, ditanyakan 2. Mampu menentukan rumus
dan mampu mengelola yang akan digunakan dalam
informasi dari masalah menyelesaikan masalah
2. Mampu menentukan rumus 3. Mampu menyelesaikan masalah
yang akan digunakan dalam berdasarkan rumus yang
menyelesaikan masalah digunakan dan menjawab
3. Mampu menyelesaikan pertanyaan dengan tepat
masalah berdasarkan rumus 4. Mampu menentukan
yang digunakan dan kesimpulan akhir
menjawab pertanyaan dengan
tepat
4. Mampu menentukan
kesimpulan akhir

Sedang S-13 S-17


Nomor 1: Nomor 1:
1. Tidak menyebutkan apa 1. Tidak menyebutkan apa yang
yang diketahui dan diketahui dan ditanyakan
ditanyakan 2. Mampu menentukan rumus
2. Mampu menentukan rumus yang akan digunakan dalam
yang akan digunakan dalam menyelesaikan masalah
menyelesaikan masalah 3. Mampu menyelesaikan
3. Mampu menyelesaikan masalah berdasarkan rumus
masalah berdasarkan rumus yang digunakan dan
yang digunakan dan menjawab pertanyaan dengan
menjawab pertanyaan tepat
dengan tepat 4. Tidak membuat kesimpulan
4. Tidak membuat kesimpulan akhir
akhir Soal nomor 2
Soal nomor 2 1. Tidak menyebutkan apa yang
1. Tidak menyebutkan apa yang diketahui dan ditanyakan
diketahui dan ditanyakan 2. Mampu menentukan rumus
2. Mampu menentukan rumus yang akan digunakan dalam
yang akan digunakan dalam menyelesaikan masalah
menyelesaikan masalah 3. Mampu menyelesaikan masalah
3. Mampu menyelesaikan berdasarkan rumus yang
masalah berdasarkan rumus digunakan dan menjawab
yang digunakan dan pertanyaan dengan tepat
menjawab pertanyaan dengan 4. Tidak menyebutkan kesimpulan
tepat akhir
4. Tidak menyebutkan Soal nomor 3
kesimpulan akhir 1. Hanya menyebutkan apa yang
Soal nomor 3 diketahui dari masalah
1. Mampu menyebutkan apa 2. Mampu menentukan rumus
yang diketahui, ditanyakan yang akan digunakan dalam
dan mampu mengelola menyelesaikan masalah
informasi dari masalah 3. Mampu menyelesaikan masalah
2. Mampu menentukan rumus berdasarkan rumus yang
yang akan digunakan dalam digunakan dan menjawab
menyelesaikan masalah pertanyaan dengan tepat
3. Strategi penyelesaian masalah 4. Tidak menyebutkan kesimpulan
tidak lengkap akhir
4. Tidak menyebutkan Soal nomor 4
kesimpulan akhir 1. Tidak menyebutkan apa yang
Soal nomor 4 diketahui dan ditanyakan
1. Hanya menyebutkan apa 2. Mampu menentukan rumus
yang diketahui yang akan digunakan dalam
2. Mampu menentukan rumus menyelesaikan masalah
yang akan digunakan dalam 3. Mampu menyelesaikan masalah
menyelesaikan masalah berdasarkan rumus yang
3. Mampu menyelesaikan digunakan dan menjawab
masalah berdasarkan rumus pertanyaan dengan tepat
yang digunakan dan 4. Tidak menyebutkan kesimpulan
menjawab pertanyaan dengan akhir
tepat
4. Tidak menyebutkan
kesimpulan akhir

Rendah S-11 S-10


Nomor 1: Nomor 1:
1. Tidak menyebutkan apa yang 1. Tidak menyebutkan apa yang
diketahui dan ditanyakan diketahui dan ditanyakan
2. Mampu menentukan rumus 2. Mampu menentukan rumus
yang akan digunakan dalam yang akan digunakan dalam
menyelesaikan masalah menyelesaikan masalah
3. Strategi penyelesaian kurang 3. Strategi penyelesaian masalah
jelas kurang jelas
4. Tidak membuat kesimpulan 4. Tidak menyebutkan
akhir kesimpulan akhir
Soal nomor 2 Soal nomor 2
1. Mampu menyebutkan apa 1. Mampu menyebutkan apa yang
yang diketahui, ditanyakan diketahui dan ditanyakan tetapi
dan mampu mengelola kurang lengkap
informasi dari masalah 2. Mampu menentukan rumus
2. Rumus yang digunakan tidak yang akan digunakan dalam
tepat menyelesaikan masalah
3. Penyelesaian masalah tidak 3. Penyelesaian masalah tidak
jelas jelas
4. Kesimpulan akhir tidak tepat 4. Kesimpulan akhir tidak tepat
Soal nomor 3 Tidak mengerjakan soal nomor 3
1. Apa yang diketahui tidak dan 4
lengkap, dan tidak
menyebutkan apa yang
diketahui dari masalah
2. Mampu menentukan rumus
yang akan digunakan dalam
menyelesaikan masalah
3. Tidak mampu menyelesaikan
masalah berdasarkan rumus
yang digunakan
4. Tidak mampu menentukan
kesimpulan akhir
Soal nomor 4
Hanya membuat penyelesaian
masalah yang tidak tepat

4.3. Pembahasan

Berdasarkan hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematis dan


wawancara yang peneliti lakukan dengan siswa, maka peneliti memperoleh data yaitu
tentang kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas IX SMP Swasta
GKPI Padang Bulan pada materi luas kubus dan balok sebagai berikut:

1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Kelompok Tinggi


1. Mengidentifikasi masalah
Subjek tingkat tinggi sudah mampu mengidentifikasi masalah dengan baik
dan tepat. Pada langkah mengidentifikasi masalah subjek mampu
menyebutkan unsur-unsur yang diketahui dan ditanyakan pada soal secara
benar dan tepat atau yang akan dicari dari soal dengan benar dan tepat. Hal
tersebut menunjukkan bahwa subjek tingkat tinggi sudah memenuhi indikator
mengidentifikasi masalah artinya pada indikator mengidentifikasi masalah
siswa yang berkategori tinggi tidak mengalami kendala yang berarti.
2. Formulasi masalah
Subjek tingkat tinggi sudah mampu membuat formulasi atau merumuskan
masalah dengan baik dan tepat, kedua subjek mampu menuliskan atau
menyebutkan strategi yang berkaitan pada persoalan dengan tepat dan benar.
Pada langkah formulasi masalah kedua subjek mampu menentukan rumus apa
saja yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah, hal ini menunjukkan
bahwa siswa yang berkemampuan tinggi sudah dapat merencanakan
pemecahan masalah melalui aplikasi rumus-rumus yang sesuai dengan
masalah. Hal tersebut menunjukkan bahwa subjek tingkat tinggi sudah
memenuhi indikator merumuskan masalah.
3. Strategi penyelesaian masalah

Subjek tingkat tinggi sudah mampu melaksanakan penyelesaian masalah baik


dan tepat, kedua subjek mampu mengaplikasikan rumus-rumus yang telah
direncanakan dan mengoperasikannya secara tepat dan benar. Hal tersebut
menunjukkan bahwa subjek tingkat tinggi sudah memenuhi indikator
melaksanakan strategi penyelesaian masalah
4. Menjelaskan masalah
Subjek tingkat tinggi sudah mampu membuat kesimpulan secara tepat. Hal
tersebut menunjukkan bahwa subjek tingkat tinggi sudah memenuhi indikator
menjelaskan masalah.
Berdasarkan pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa siswa kategori
tinggi mampu memenuhi semua indikator kemampuan pemecahan masalah dengan
benar. Subjek memenuhi masalah dengan baik, membuat rencana serta
mengutarakan strategi yang telah disusun dan melakukan perhitungan dengan baik
dan benar, kemudian dapat menarik sebuah kesimpulan.

2. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Kelompok Sedang


1. Mengidentifikasi masalah

Subjek tingkat sedang sudah mampu mengidentifikasi masalah dengan baik


dan tepat. Pada langkah mengidentifikasi masalah kedua subjek mampu
menyebutkan unsur-unsur yang diketahui dan ditanyakan pada beberapa soal
secara lengkap dan tepat. Hal tersebut menunjukkan bahwa subjek tingkat
sedang sudah memenuhi indikator mengidentifikasi masalah.

2. Formulasi masalah
Subjek tingkat sedang sudah mampu melakukan formulasi atau perumusan
masalah dengan baik, kedua subjek mampu menentukan strategi yang akan
digunakan secara tepat. Kedua subjek juga mampu menggunakan rumus yang
tepat. Hal ini menunjukkan bahwa subjek tingkat sedang sudah memenuhi
indikator formulasi atau perumusan masalah masalah.

3. Strategi penyelesaian masalah


Subjek tingkat sedang sudah mampu melaksanakan penyelesaian masalah baik
dan tepat. Pada tahap ini subjek sedang menggunakan rumus yang telah
direncanakan tetapi subjek sedang tidak mengoperasikannya secara tepat dan
benar.
4. Menjelaskan masalah
Subjek tingkat sedang tidak membuat kesimpulan. Hal tersebut menunjukkan
bahwa subjek tingkat sedang belum memenuhi indikator menjelaskan
masalah.
Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa siswa kelompok
sedang mampu melaksanakan 3 indikator pada indikator pemecahan masalah,
yaitu mengidentifikasi masalah, formulasi masalah, menyelesaikan masalah
walaupun kurang tepat.
3. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa kelompok Rendah
1. Mengidentifikasi masalah

Subjek tingkat rendah menyebutkan apa yang diketahui dan ditanya hanya
pada beberapa soal. Identifikasi masalah yang dibuat subjek tidak lengkap.
Hal tersebut menjelaskan bahwa kelompok rendah kurang mamapu
mengidentifikasi masalah.

2. Formulasi masalah

Subjek tingkat rendah mampu membuat formulasi masalah pada beberapa


soal. Rumus yang digunakan pada sebagian soal tidak tepat. Hal ini
menunjukkan bahwa subjek kelompok rendah kurang mampu membuat
formulasi masalah.

3. Strategi penyelesaian masalah

Subjek tingkat rendah tidak mampu melaksanakan penyelesaian masalah


secara tepat dikarenakan tidak mampu merencanakan strategi yang akan
digunakan. Subjek tidak mampu menggunakan rumus yang telah
direncanakan dan mengoperasikannya secara tepat.

4. Menjelaskan masalah
Subjek tingkat rendah tidak mampu melaksanakan tahap-tahap sebelumnya
sehingga kedua subjek tidak membuat kesimpulan. Hal ini menunjukkan
bahwa subjek tingkat rendah tidak mampu memenuhi indikator menjelaskan
masalah.
Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa siswa kelompok
rendah hanya mampu melaksanakan 1 indikator saja pada indikator pemecahan
masalah, yaitu mengidentifikasi masalah. Akan tetapi subjek rendah mampu
menentukan identifikasi hanya pada beberapa soal. Subjek tingkat rendah juga
tidak menyelesaikan semua soal.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil penelitian yaitu sebagai berikut:

1. Siswa yang berkemampuan tinggi memiliki kemampuan pemecahan masalah


yang sangat baik, siswa memahami masalah yang diberikan secara langsung
dapat menentukan apa yang diketahui dan ditanyakan, pada proses merencanakan
penyelesaian siswa dapat menentukan rencana dengan menentukan rumus yang
digunakan untuk menyelesaikan masalah dan dapat menerapkan setiap langkah
yang direncanakan, siswa dapat menarik kesimpulan dari masalah yang
diberikan, sehingga siswa dapat memenuhi semua indikator kemampuan
pemecahan masalah matematis.
2. Siswa yang berkemampuan sedang memiliki kemampuan pemecahan masalah
matematis yang baik siswa memahami masalah yang diberikan secara langsung
dapat menentukan apa yang diketahui dan ditanyakan, pada proses merencanakan
penyelesaian siswa dapat menentukan rencana dengan menentukan rumus yang
digunakan untuk menyelesaikan masalah dan dapat menerapkan setiap langkah
yang direncanakan tetapi siswa tidak dapat menarik kesimpulan dari masalah
yang diberikan, sehingga siswa hanya dapat memenuhi tiga indikator
kemampuan pemecahan masalah matematis.
3. Siswa yang berkemampuan rendah memiliki kemampuan pemecahan masalah
yang kurang baik, siswa hanya dapat memenuhi satu indicator kemampuan
pemecahan masalah matematis.
B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka peneliti menyampaikan saran
sebagai berikut:

1. Podaman wawancara dalam penelitian ini dirasa lebih dikembangkan lagi


sehingga untuk peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang ini agar lebih
banyak data atau informasi lain yang didapatkan.
2. Pada penelitian ini masih terbatas dan menggunakan sedikit sampel, sehingga
memungkinkan belum dapat memberi gambaran yang akurat dalam menggali
informasi tentang kemampuan pemecahan masalah matematis sehingga untuk
peneliti selanjutnya diharapkan menggunakan sampel yang lebih banyak dan bagi
peneliti selanjutnya juga dapat mengatur waktu dengan sebaik-baiknya agar
proses penelitiannya berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA

Amalia. E., Surya. E., dan Syahputra. E. 2017. The Effectiveness of Using Problem
Based Learning (PBL) in Mathematics Problem Solving Ability For Junior
High School Students. International Journal of Advance Research and
Innovative Ideas in Education (IJARIIE). Vol.3, Issue 2, pp (3402-3406).

Amir, Z., dan Risnawati. 2016. Psikologi Pembelajaran Matematika. Yogyakarta:


Aswaja Pressindo.

Anggraeini,R & Herdiman. (2018). Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika


Siswa SMP pada Materi Lingkaran Berbentuk Soal Kontekstual Ditinjau dari
Gender. Jurnal Numeracy, Vol 5. No. 1, April 2018.

Fathurrohman, M. 2017. Model-Model Pembelajaran Inovetif. Yogyakarta: Ar- Ruzz


Media.

Harahap, K. N., Surya, E. 2017. Pendekatan Pembelajaran Matematika


Realistik dalam Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Siswa SMP.

Hasratuddin. 2018. Mengapa Harus Belajar Matematika?. Medan: Percetakan Edira.

Hermawati., dkk. 2021. Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis pada


Materi Kubus dan Balok di SMP. Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika.
Vol.10, No.1, hal (141-152). P-ISSN: 2086-4280. E-ISSN: 2527-8827.

Faudi, I., Minarni, A., & Banjarnahor, H. 2017. Analysis of Student’ Mathematical
Problem Solving Ability in IX Grade A at Junior High School Ar-Rahman
Percut. International Journal of Novel Research in Education and Learning.
Vol. 4, Issue 2. ISSN: 2394-9686.

Polya. (1973). How to Solve It. New Jerse : Princeton University Press.
Rachmawati, A., & Adirakasiwi, A. G. (2021). Analisis Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis Siswa SMA. JPMI – Jurnal pembelajaran Matematika
Inovatif, 4(4), 835-842.

Samo, D., D. 2017. Kemampuan Pemecahan Masalah Mahasiswa Tahun Pertama


pada Masalah Geometri Konteks Budaya. Jurnal Riset Pendidikan
Matematika. Vol.4, No.2, hal (141-152). ISSN: 2477-1503.

Shoimin, A. 2016. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum


2013.Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Pendidikan (Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi,


R&B dan Penelitian Pendidikan). Alfabeta.

Sumartini. 2016 . Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa


melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. Jurnal Pendidikan Matematika, Vol.
5, No. 2,hal (149).

Surya, E., dan Rahayu, R. 2014. Peningkatan Kemampuan Komunikasi dan


Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP Ar-Rahman Percut Melalui
Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD).
Jurnal Pendidikan Matematika PARADIKMA. Vol.7, No.1, hal (24-34).

Umi, E., & Rahayu, P. 2017. Profil Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Siswa Berbentuk Soal Cerita Materi Bangun Ruang. JRPIPM. Vol.1, No.1,
hal (40-49). ISSN2581-0480.

Yahdil, A., & Dwi, L. 2020. Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
Siswa dalam Menyelesaikan Soal Materi Barisan dan Deret. Jurnal Axiom.
Vol.9, No.2, hal (175-187). ISSN: 2087-8249. E-ISSN: 2580-0450.
Yeni, M., dkk. 2021. Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa
pada Materi Program Linear. Jurnal Equation Teori dan Penelitian Pendidikan.
Vol.4, No.1, hal (15-23). ISSN: 2614-3933.

Anda mungkin juga menyukai