Anda di halaman 1dari 6

Vol.9 No.

4 Desember Jurnal Edukasi dan Penelitian Matematika Hal 35-40

MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) UNTUK


MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
MATEMATIS PESERTA DIDIK

Dina Islamiyah#1, Elita Zusti Jamaan*2


Mathematics Departement, Universitas Negeri Padang
Dr. Hamka St., Padang, West Sumatera, Indonesia
#1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika FMIPA UNP
*2
Dosen Jurusan Matematika FMIPA UNP
#1
dinaislamiyah1598@gmail.com

Abstract— Learning mathematics has several goals that must be achieved, one of which is thenability tonsolve
mathematical problems. Themobservation results indicate thatmthe students mathematical problem solving
abilities at SMPN 12 Padang were still low. Therefore, efforts are needed to overcome this in the form ofnthe
Creative Problem Solving (CPS) learning model that canmimprovemstudents mathematicalmproblem solving
abilities. Thempurpose ofmthis research was tomdescribe how the Creative Problem Solving (CPS) learning
model can improvenstudents mathematical problem solving abilities and describe themform ofnlearning tools
in the application ofnthe Creative Problem Solving (CPS) learning model. Thentype ofmresearch wasliterature
study onnthe Creative Problem Solving (CPS) learning model. Themconclusion ofnthe researchmwas
theoreticallymthe Creative Problem Solving (CPS) learning model could improvemstudents mathematical
problem solving abilities.

Keywords—Creative Problem Solving (CPS) Learning Model, mathematical problem solving abilities

memerlukanmkesiapan, kreativitas,mpengetahuan, dan


PENDAHULUAN kemampuanmserta aplikasinyamdalam kehidupannsehari-
Matematika merupakanmsalah satu matampelajaran hari. Kemampuan pemecahan masalah merupakanmsalah
yangmpenting untukmdipelajari, karenamkeberadannya satunkemampuan yangmmestindimilikiioleh pesertaididik
bisa membantunmanusia dalam memecahkan berbagai dikarenakan dapatmmembantu peserta didikmdalam
masalah dalamnkehidupan [1]. Pembelajaran matematika memahami kaitan antarammatematika denganmpelajaran
dilakukan disetiap jenjang pendidikan karena keberadaan lainmdengan pengaplikasiannya dalamnkehidupan sehari-
matematikammemegang peranannpenting dalam berbagai hari. Peserta didik bisa disebut mampumdalam
bidang ilmu pengetahuanmdan kehidupan, seperti memecahkan masalah jikamtelah dapatmmemahami,
membantu manusiamdalam menyelesaikan permasalahan memilihmstrategi yangmtepat, kemudiannmenerapkannya
sosial yang ada dalam kehidupan, permasalahan ekonomi, dalammpenyelesaian masalah. Sedangkan Armiati dalam
ilmu pengetahuan alam, dan teknologi. Mata pelajaran [4] menjelaskan bahwa pemecahan masalah lebih
matematika sudah diberikan sejak sekolah dasar sehingga mengutamakanmproses dan strategi yang dilakukan oleh
peserta didikndiharapkan mampu berfikir msecara peserta didik dalammpenyelesaian masalah daripada
logis,msitematis, kritis,ndan kreatif dalam setiap kondisi. sekedar hasil akhir. Akan tetapi, yang biasanya dilakukan
Selain itu, hendaknya pembelajaranmmatematika dinkelas oleh peserta didik lebih mengutamakan hasil akhir.
menekankan keterkaitanmantara konsepmdengan Peserta didik tidak menuliskan informasi dari masalah
pengalamanmpeserta didikmsehari-hari [2] yang akan diselesaikan,mtidak menuliskan rencana atau
Pemecahan masalah adalah sebuah upaya yang strategimpenyelesaian, dan tidak melakukan pengecekan
dilakukan dalam menyelesaikan permasalahan yang kembali terhadap hasil yang diperolehnya. Harapan akan
ditemui dalam kehidupan. Yarmaini dalam [3] terpenuhi apabila peserta didikmmemiliki kemampuan
menyebutkan bahwa pemecahan masalah matematis yang baik dalam menyelesaikan masalah matematis.
adalah kemampuan dimana peserta didik berupaya Namun pada kenyataannya, kemampuanmpemecahan
mencarimjalan keluarmdalam mencapaimtujuan, yang

35
Vol.9 No. 4 Desember Jurnal Edukasi dan Penelitian Matematika Hal 35-40

masalah matematismpeserta didik dimIndonesia masih kemampuan pemecahan masalah matematismmenurut


belummsesuai denganmapa yang diharapkan. Polya dalam [6] yaitunmemahami masalah, merencanakan
Hasilmstudi Programmemfor Internasional Student penyelesaianmmasalah, menyelesaikanmmasalah sesuai
Assessmentm(PISA) 2018myang diumumkanmoleh The rencana,ndan memeriksankembali hasilnyang diperoleh.
Organisation ifor Economic iCo-operation and Setelah diberikan tes, jawabanmpeserta didik diperiksa
Developmentm (OECD) Indonesia dalammpelajaran sesuaimdengan rubriknpenskoran kemampuan pemecahan
matematika beradampada peringkat 72mdari 78 negara masalah matematis.nDari hasilntes tersebut diperoleh data
dengan rata-ratamskor 379. Hasil penilaian yang padantabelm1.
dikeluarkan oleh PISAmmenjadi masukan untuk
mengevaluasimdalam meningkatkan kualitas kemampuan Tabelm1. Skor yang diperoleh darimhasil Tes
matematikamdi Indonesia, salah satunya dengan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
meningkatkanmkemampuan pemecahan masalah
matematis peserta didik.mBerdasarkan hasilmpenelitian
yangmdilakukan oleh [5] di SMPN 4 Percontohan
Kabupaten Aceh Tamiang menunjukkan bahwa peserta
didik bisa menjawabmpermasalahan yangndiberikan akan
tetapi hanya melalui satu cara. Jawabanmyang diberikan Keterangan:
menunjukkanmbahwa masihmada pesertamdidik yang F : jumlahmpesertandidik
dapatmmemecahkan masalahmpada materi perbandingan, % : persentase jumlah pesertandidik
namunmpeserta didikmhanya menuliskanmpenyelesaian Berdasarkanmtabel 1, makamdata yangmdiperoleh
masalahmdalam satumcara padahal dimdalam soalmtelah menunjukkanmbahwa kemampuanmpemecahan masalah
diberitahukanmagarmmenyelesaikan dengan lebih dari matematis pesertamdidik masihmrendah, belum ada
satu cara. Selanjutnya peserta didik tidakmmenuliskan peserta didikmyang mencapai skor 4 melebihi 50%
prosedurmdalam menyelesaikan masalah dengan baik untukmsetiap indikator dari kemampuanmpemecahan
sepertimmenuliskan apa yang diketahuimdan ditanya masalah matematis. Datanyangmdiperoleh
dalam soal secaramlengkap, dan peserta didikmtidak didukungndengan hasilawawancara pada guru mata
memeriksa kembali hasil perhitungan yang sudah pelajaran yang menjelaskan bahwa peserta didik mampu
dikerjakan sehinggammenyebabkan peserta didik tidak mengerjakan persoalan yang berkaitan dengan
mampummengerjakan soal pemecahan masalah yang kemampuan pemahaman konsep, tetapi jika persoalan
diberikan dengan baik. yang diberikan sudah bersifat non rutin yaitu
Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan di permasalahan yang memilikimkompleksitas yang
SMPN 12 Padang pada tanggal 14 Januari – 14 Februari lebihmtinggi, sehinggamstrategi yang digunakan untuk
2020 diperoleh gambaranibahwa kemampuan pemecahan menyelesaikannyamtidak memungkinkan peserta didik
masalah matematis peserta didik SMPN 12 Padangnmasih untuk secara langsung menerapkan prosedur yang sama
tergolongnrendah.mHal inimterlihat darinkesulitan seperti contoh soal yang diberikan oleh pendidik pada saat
peserta didik dalam mengerjakan soalnnon rutin proses pembelajaran. Meskipun demikian, masih adat
yangndiberikan. Banyak peserta didik yang beberapa orang peserta didik yang mampu menyelesaikan
menganggapnsoal nonnrutin merupakan soalmyang masalah sesuaimdengan prosedur dan dilengkapi dengan
sulitmdan membutuhkanmwaktu yangmcukup kesimpulanmyang diharapkan.
lamamdalammmenyelesaikannya.mDalam proses Untukmmengatasi rendahnyammasalah kemampuan
pembelajaran belum terlihat adanya proses pembelajaran pemecahan masalah matematis peserta didik, makanperlu
yang berorientasi pada proses pemecahan masalah. adanya evaluasi danminovasi dalam prosesmpembelajaran.
Pembelajaran masih berjalan satu arah, pendidik Pendidik yang bertugas sebagai fasilitator diharapkan
cenderungmmenjelaskan materimpembelajaran secara mampummemilih sebuah modelmpembelajaranmyang
langsungmkepada peserta didik dan peserta didik pun sesuaimdengan karakteristikmpeserta didikmagar proses
merasa cukup dengannmateri yangndisampaikan sehingga pembelajaran lebih bermakna sehingga tujuan
tidakmada kesempatan bagi peserta didik untuk pembelajaranmbisa tercapai dengan baik. Adapun solusi
mengembangkan kemampuan secarammandiri melalui yang ditawarkan oleh penulis untuk mengatasi
proses penemuan dan berfikir yang kreatif.nHal ini akan permasalahanmtersebut yaitumdengan menerapkan model
mengakibatkanmpeserta didikmkesulitan jika pembelajaranmyang berbasismpada pemecahan masalah,
mengerjakan suatu permasalahan yangmberbeda dari salahmsatunyamadalah model pembelajaran Creative
contoh yangmdiberikan olehmpendidik. Problem Solving (CPS).
Untukmmelihat kemampuanmpemecahan masalah Model Creative Problem Solving (CPS) adalahisuatu
matematis yangmdimiliki oleh peserta didikmkelas VIII modelmpembelajaran yangmmemusatkan pengajaranddan
SMPN 12mPadang, makamdilakukanmtes awal keterampilanmpemecahan masalah yangmdiikuti dengan
kemampuan pemecahan masalah matematis materi penguatan keterampilan [7]. Menurut [8] model
Lingkaran kepada 216 orang peserta didik yangmterdiri pembelajaran Creative Problem Solving (CPS)
darimtujuhnkelas. Tes ini dibuat sesuai dengan tahapan merupakanmmodel pembelajaran yangmdipusatkannpada

36
Vol.9 No. 4 Desember Jurnal Edukasi dan Penelitian Matematika Hal 35-40

keterampilan pesertamdidik dalammmemecahkanmsuatu pesertamdidik tidakmhanya menghafal tanpa berfikir,


permasalahanmsehingga diharapkanndengan menerapkam peserta didik jugamdiharapkan lebih mandiri dan tidak
model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) hanya tergantung kepada cara penyelesaian yang
dalammpembelajaran matematikamdapatmmeningkatkan dicontohkan oleh pendidik. Melalui pelaksanaan tahapan-
partisipasinpesertamdidikiselamamproses belajar.iPeserta tahapan model pembelajaran Creative Problem Solving
didik tidak lagi menghafal rumus tanpa adanya proses (CPS) makamkemampuan pemecahan masalah matematis
berfikir, tetapi peserta didik nanti akan memiliki peserta didik mengalamimpeningkatan.mHal inimjuga
keterampilan memecahkan masalah yang baik dan mampu didukung olehmperangkat pembelajaran yangmdigunakan
berfikir secara kreatif sehingga peserta didik akan dalam prosesmbelajar mengajarmseperti Rancangan
mendapatkan hasil yang lebih maksimal dari proses PelaksanaanmPembelajaran (RPP) dan LembarnKerja
pembelajarannya. PesertamDidik (LKPD). Olehikarenaiitu, penelitimtertarik
Menurut [9] ada enam langkah model Creative melakukanmstudi literatur denganmjudul “Model
Problem Solving (CPS) yang dikenalmsebagai model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) untuk
pemecahan masalah Osborn-Parnes, yaitu: Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
1. Mess Finding, sebuah upayanuntukimengidentifikasi Matematis Peserta Didik”.
situasimyangmmenghadirkanmtantangan.
2. Data Finding, sebuah upayanuntukimengidentifikasi METODE PENELITIAN
semuamfakta yangmdiketahui terkaitndengan situasi; Jenismpenelitian yangmdigunakanmadalah studi
untukmmencari danmmengidentifikasikan informasi literatur.mMenurut [11] metodemstudi literatur adalah
yangmtidak diketahuimtetapi penting untuk serangkaianmkegiatan yang berkenaanmdengan metode
diidentifikasimdanmdicari. pengumpulanndata pustaka, membacamdan mencatat,
3. Problem Finding, sebuah upayamuntuk sertammengeloah bahan penelitian. Penelitian literatur
mengidentifikasi semuampernyataan masalahmyang merupakanmmetodeidalam mencari, mengumpulkanmdan
paling penting atau mendasar. menganalisis sumber datamuntuk diolah, mengamati
4. Idea Finding, sebuah upaya untuk mengidentifikasi beberapamjurnal yang terkait untuk memperoleh gagasan
banyak solusi yang mungkin dari permasalahan. terkait kemampuan pemecahan masalah matematisnpada
5. Solution Finding, menggunakanmdaftar kriteria peserta didik. Teknikmpengumpulan dataiyang digunakan
yang dipilih untuk memilih solusi terbaik yang akan dalamnpenelitian ininadalah studimpustaka, yaitundengan
digunakan. mengumpulkanndata-data yangnbersumber darimberbagai
6. Acceptance Finding, melakukan segala upaya untuk jurnal, buku-buku yang berkaitan denganmobjek yang
memilih solusi, menentukan perencanaan solusi, dan akan dibahas, mengambil data pustaka, membaca,
menerapkan solusinya. mencatat, dan mengolahmbahan penelitian yang berisikan
Beberapa hasil penelitianmtentang model tentang kemampuan pemecahan masalah matematis dan
pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS)
yangmdapat meningkatkanmkemampuan pemecahan dengan jenis data yangndigunakan adalahndata sekunder.
masalahmmatematis yang sejalanidengannstudi literatur Untukmmencapai tujuanmpenelitian makaiprosedur
ini, yaitu penelitian [5], didapatkan hasil penelitian menjadi tiga tahapan, yaitu tahap persiapan,
yangmmenunjukkan bahwa padamkemampuan pelaksanaan, danmpenulisan laporan penelitian. Persiapan
pemecahan masalah peserta didik yangmselama penelitian, mendefinisikan masalah penelitian secara tepat
prosesmbelajar denganmmodel Creative Problem Solving dengan melihat kesenjangan-kesenjangan yang terjadi.
(CPS) peserta didik berada padamlevel 4 Pelaksanaan penelitian,mtahapan pelaksanaan penelitian
dalammpenyelesaian masalah sehingga terdapat yaitum(1) mencari kajian relevan dengan penelitian ini,
peningkatan hasilmkemampuan memecahkan menggunakan strategi dalam mencari sumber-sumber
masalahmpeserta didik. Hasil ini jugamdiperkuat baik melalui buku-buku maupun jurnal-jurnal yang
denganmpenelitian [10]mdiperoleh kesimpulan bahwa berkaitan degan penelitian ini. (2) memilih kajian yang
peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis relevan secara umum, memilih sumber-sumber yang
peserta didik yangmmenggunakan model pembelajaran terkait secara umum (3) merumuskan bagian-bagian dari
Creative Problem Solving (CPS) lebihmbaikmdaripada masalah, yaitu dengan melihat teori-teori, perangkat
pesertaddidik yangmmenggunakan modelmpembelajaran pembeajaran, dan hasilmpenelitian yangmterkait dengan
biasa. penelitianmini. (4) menganalisis kajian terkait, pmengenai
Berdasarkan uraianmdi atas, dapatmdisimpulkan teori-teori dan hasil penelitian serta perangkat
bahwammodel pembelajaran Creative Problem Solving pembelajaran. Tahapan terakhir, membuat laporan
(CPS) merupakannsalahmsatu modelapembelajaranmyang penelitian, tahapan ini merupakanmtahapan
dapatmmeningkatkan kemampuanmpemecahanmmasalah terakhirmdalam penelitianmini. Hasil dari
matematis peserta didik. Model inimdapatmmembantu penelitianmkemudian disusun secara terstruktur
pesertamdidik dalammmeningkatkan berbagai danmsistematis menjadimsuatu karya ilmiahmberbentuk
kemampuan, seperti saatmmemilihmdan mengembangkan skripsi.7
keterampilan dalam menyelesaikan masalah,

37
Vol.9 No. 4 Desember Jurnal Edukasi dan Penelitian Matematika Hal 35-40

HASIL DAN PEMBAHASAN Tahapan pertama yaitu Objective Finding (menemukan


A. Kajian Model Pembelajaran Creative Problem tujuan). Tahap ini diterapkan pada awal proses
pembelajaran dimana peserta diingatkan kembalimtentang
Solving (CPS) dapat Meningkatkan Kemampuan
materi prasyarat yang pernahmdipelajari sebelumnya dan
Pemecahan Masalah Matematis Peserta Didik
pendidik menyampaikanmtujuan yang akan dicapai
Model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS)
selama proses pembelajaran. [12] menjelaskan bahwa
dapatiditerapkan untukmmembantu dalammmeningkatkan
padantahap ini peserta didik diberikan suatu permasalahan
kemampuannpemecahan masalah matematis peserta didik.
kontekstual yangnmemotivasi peserta didik untuknbelajar
Halmini dibuktikanmoleh [5] dalam penelitinnya yang
seperti yang terdapat pada LKPD. Jadi, pada tahap ini
menerapkan model pembelajaran Creative Problem
peserta didik diharapakan masih mengingat materi
Solving (CPS) denganmmelaksakan setiap tahapanmdari
prasyarat padammateri yangmakan dipelajari dan peserta
modelmtersebut. Untukmmelihat kemampuan pemecahan
didik tahu akan sasaran atau tujuan yang hendakmdicapai
masalah matematis peserta didik idilihatmdengan
padampembelajaran harimitu.
menggunakan tesmyangmdilaksanakan sebanyakmempat
Tahapan pembelajaran kedua yaitu Fact Finding
kali pertemuan, tes tersebutmdiberikan padamsaat awal
(menemukan fakta). Peserta didik diharapkan bisa
pertemuan pertama, dan kemudianmdiberikan
menemukan fakta-fakta yang relevan dengan permasalah
setiapmakhir pertemuan. Selain itu padampenelitian ini
yang ada pada LKPD secara berkelompok. Selain itu,
juga dilihat kemampuannpemecahan masalahimatematis
peserta didik diharapak mampu menemukan unsur-unsur
pesertaididik secaramberkelompok denganmdata
penting dan mendiskusikan keterkaitannya dengan materi
yangmdidapatkan darimLKPD yang diberikanmpada saat
yang dipelajari. Menurut Huda dalam [13] pada tahap ini
proses pembelajaran berlangsung.
peserta didikmmendaftar apamsaja yang diketahui dan
[3] dalam penelitiannya menerapkanmtahap-tahap
berhubunganmdengan permasalah tersebut, untuk
model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS)
menemukanminformasi yangmtidak diketahuimnamun
melatih pesertamdidik untukmbekerjasamandalam
berhubungan pentingmdengan situasimatau masalah yang
kelompok danmmelatih kreatifitas peserta didik dalam
sedangmdiidentifikasi. Sejalan dengan itu, [12]
mengerjakanmdan menemukanmkonsep dari penyelesaian
menjelaskan bahwa peserta didik diminta untuk
matematikampada materi bangunmruang kubus dan
memahami maksud dari ilustrasi, menentukan kaitannya
balok. Dalammpembelajaran dengannmodelipembelajaran
dengan materi yang akan dipelajari serta menentukan
Creative Problem Solving (CPS) peserta didikmdibagi
fakta ataupun contoh lain yang dapat menjadi contoh dari
menjadi beberapamkelompok, kemudiannsetiap kelompok
materimyang sedangmdipelajari. Jadi, padamtahap ini
membuatmperencanaanmpemecahan darimmasalahmyang
peserta didik diharapkan dapat menentukan fakta dari
diberikan. Denganmbegitu pemecahanimasalah matematis
permasalahan yang diberikan pada kelompok sehingga
peserta didik akanmmeningkat, karena peserta didik
lebih mudah memahami materimyang dipelajarimdan
diminta menemukanmsendiri carampenyelesaian masalah.
pada tahapmini pendidik tetap membimbing peserta didik
Tabel 2. Keterkaitan antara Sintak Creative Problem dalam proses menemukan fakta.
Solving (CPS) denganmIndikator Kemampuan Tahapan pembelajaran ketiga yaitu Problem Finding
PemecahanmMasalah Matematisn (menemukan masalah). Peserta didik membaca dan
Indikator Kemampuann memahami kembali permasalahanmyang adampada
Sintak CPS Pemecahan Masalahn LKPD yang sudah diberikan di awal pembelajaran,
Matematisn kemudian peserta didik dalam kelompok menuliskan
Objective finding informasi penting dari soal dan mengidentifikasi
(Menemukan tujuan) kemungkinan masalah-masalah yang relevan dengan
materimyang dipelajari. Halnini sejalan dengannpendapat
Fact finding
Huda dalam [13] menjelaskan bahwa peserta didik
(Menemukan fakta) Memahami masalah
mendefinisikan kembalimmengenai permasalahanmagar
Problem finding
peserta didik benar-benar bisa memahamimmasalah
(Menemukan
sehingga memungkinkan untuk menemukanmsolusi yang
masalah)
jelas danmtepat. Teknikmyang dapat digunakan peserta
Idea finding
Merencanakan penyelesaian didik yakni dengan mem-brainstormingmberbagai macam
(Menemukan ide)
cara yangmmungkin dilakukanmuntuk semakin
Solution finding Menyelesaikan masalah memperjelas sebuahmmasalah. Jadi, padamtahapmini
(Menemukan Solusi) sesuai rencana peserta didik dapat menemukan masalahmdengan tepat
Acceptance finding Melakukan pengecekan sesuai materi berdasarkan fakta-fakta yang relevan
(Menemukan kembali terhadap semua sehingga memungkinkan pesertamdidik untuk
penerimaan) langkah yang telah menemukan solusi yang tepat dan benar nantinya.
dikerjakan Pada tahapan pertama, kedua, dan ketiga dari model
Model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) inimdapat membantumpeserta didikddalam mengatasi dan
mempunyai enam tahapan dalam proses pembelajaran. meningkatkanmindikator pertamammenurut Polyamyaitu

38
Vol.9 No. 4 Desember Jurnal Edukasi dan Penelitian Matematika Hal 35-40

memahamimmasalah. Padantahapan ini,mpeserta didik matematika. Karena dengan menyelesaiakan masalah


diharapkanmmampu mengidentifikasimunsurmdiketahui, berdasarkan rencana yang telah mereka tentukan bersama-
ditanyakan,mdannkecukupan informasinyang diperlukan. sama peserta didik akan memiliki kemampuan untuk
Tahapan pembelajaran keempat yaitu Idea Finding menjawab persoalan dengan lebih sistematis, terarah dan
(menemukan ide). Peserta didik dalam setiap kelompok lebih tepat.
mengungkapkan ide apa saja yang dirasa relevan dengan Tahapan pembelajaran terakhir adalah Acceptance
permasalahan yang sudah didapat, dengan adanya ide Finding (menemukan penerimaan). Peserta didik dapat
peserta didik dapat menentukan strategimpemecahan menerima dan memutuskan bahwa solusi yang telah
masalah yang tepatmdalam menyelesaikan masalah. diperoleh adalah solusi terbaik dan benar. Menurut
Selain itu, [14] menjelaskan bahwa pada tahapnini peserta Parmes dan Mulyoto dalam [8] penentuanmpenerimaan,
didik mengemukakanmide masing-masing, ide-ide yang diketemukankebaikanddan kelemahangagasan,dkemudian
dikemukakan peserta didik diterima dalammkelompok. menyimpulkan dari masing-masing masalah yang
Dalam hal ini, tidak ada ide yang dianggap salah. Ide dibahas. Peserta didik secarambersama-samanmemeriksa
yang dikemukakan peserta didik berupa merancang kembali jawaban yang telah disajikan oleh beberapa
strategi penyelesaian masalah. Setiap usaha peserta didik kelompok. Peserta didikmdiminta untuknmenganalisaidan
diapresiasimsedemikian rupamdengan penulisanmsetiap mengevaluasimproses penyelesaian masalahmyang telah
gagasan, tidak pedulimseberapa relevan gagasanmtersebut ditampilkam. Pesertamdidik denganmarahan dan
akanmmenjadi solusimdari permasalahan. Setelah bimbinnganmpendidik menentukanmcara penyelesaian
gagasan-gagasanmterkumpul, peserta didik meluangkan mana yang palingmtepat untuk menyelesaiakan masalah
waktumbeberapa saatmuntuk memilihmmana gagasan tersebut.
yangmpotensial atau tidakmpotensial sebagai solusi. Jadi, Pada tahap terakhir diharapkan dapatmmembantu
pada tahap ini peserta didik diharapkan mampu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
menemukanmide yangmdirasa paling tepatmuntuk matematismpeserta didikdyang terakhir yaitummelakukan
digunakan dalam menentukanmsolusi darimpermasalahan pengecakan kembalimterhadap semuanlangkah yang telah
yang diberikanmdalam LKPD. dikerjakanmyaitu denganmmenjelaskan solusi yang
Pada tahap Idea Finding dapatmmembantu peserta diperoleh atau menginterpretasikanmhasil permasalahan
didik untukmmengatasi danmmeningkatkan kemampuan menggunakan kata-kata sendiri secarambermakna.
pemecahan masalah matematis indikator kedua menurut Dengan tahapan ini peserta didik akan dilatih untuk
Polya yaitu merencanakan penyelesaian. Pada tahap senantiasa teliti dan mengevaluasi kembali ketepatan
merencanakan penyelesaian masalah peserta didik jawaban, perhitungan, penulisan dan kesesuaian antara
diharapkanmdapat merumuskanmmasalah matematika jawaban dengan strategi yang telah ditepkan dan materi
atau punmmenyusun model matematika sesuai dengan ide pembelajaran [12]. Berdasarkan uraian di atasmterlihat
yang sudah diperoleh sebelumnya. bahwamsetiap tahapan pada model pembelajaran Creative
Tahapan pembelajaran kelima yaitu Solution Problem Solving (CPS) dapat membantu peserta didik
Finding (menemukan solusi). Peserta didik dapat dalammmeningkatkan setiap indikator darimkemampuan
menyelesaikanmmasalah berdasarkan idemyang telah pemecahan masalah matematis peserta didik.
ditemukan padantahapnsebelumnya. Menurut [12] peserta B. Kajian Model Pembelajaran Creative Problem
didik dimintamuntuk menyelesaikanmpermasalahannyang Solving (CPS) dapat Meningkatkan Kemampuan
diberikanmberdasarkan cara atau langkah yang telah Pemecahan Masalah Matematis Peserta Didik
mereka peroleh sebelumnya. Peserta didik diminta untuk Berdasarkan RPP dan LKPD [14]mterlihat bahwa
menuliskan solusi yang diperoleh pada tempat yang telah langkah-langkah pembelajaran sudah dibuatpsebaik
dipersiapkan pada LKPD. Pada tahap ini beberapa mungkin dengan adanya RPP ini diharapkan pendidik
kelompokmdiminta untuk mempresentasikanmhasil bisa memaksimalkan waktu sehingga proses pembelajaran
jawaban mereka didepan kelas. Masing-masing bisa berjalan dengan lancar. Pada LKPD yang diberikan
perwakilanmkelompok diminta untuk menuliskan juga sudah terilihat dengan jelas tahap-tahap
jawaban mulai dari informasi yang mereka peroleh pada pembelajaran Creative Problem Solving (CPS).
soal, langkah-langkah atau cara yang mereka lakukan dan Padamperangkatipembelajaran ini memuatnindikator
penyelesaian terhadapmpermasalahan yang diberikan. kemampuanmpemecahan masalahmmulai dari memahami
Jadi, padamtahapmini peserta didik diharapkan mampu masalah,mmerencanakan penyelesaian,mmenyelesaikan
menyelesaikan permasalahan dan mendapatkan solusi masalah sesuaimrencana,mdan melakukanmpengecekan
yang terbaik dan benar. kembalimterhadap semuamlangkah yangitelah dikerjakan.
Setelah peserta didik mengimplementasikan tahapan Denganmditerapkannya perangkat pembelajaran Creative
kelima, pesertamdidik diharapkanmdapatmmengatasi dan Problem Solving (CPS) akan membuat pesertamdidik
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah lebihmaktif danmkreatif dalammproses pembelajaran
matematis indikator ketiga yaitu menyelesaikan masalah sehinggammampu meningkatkan kemampuan pemecahan
sesuai rencana, pada tahap ini peserta didikmdapat masalah matematis peserta didik.
menerapkan strategimuntuk menyelesaikanmberbagai
masalah (sejenis danmmasalah baru) dalam ataumluar

39
Vol.9 No. 4 Desember Jurnal Edukasi dan Penelitian Matematika Hal 35-40

SIMPULAN untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis Matematis


Siswa‖. INA-Rxiv.
Berdasarkanmpaparanmdi atas, secaraiteoritis model [3] Cahyani, Sisvina Dian. 2019. Pengaruh Model Pembelajaran
pembelajaran Creative Problem Solving (CPS)mdapat Creative Problem Solving Terhadap Kemampuan Pemecahan
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah Masalah Matematis Siswa. Jurnal Mimbar PGSD Undiksha. Vol.
7 No. 2 Hal 91-98
matematis peserta didik.nSelain itu, jugamdapat [4] Hardina, Shonia Putri. 2018. Analisis Kemampuan Pemecahan
meningkatkanmaktivitas pesertamdidik dalammproses Masalah Matematis Peserta Didik Berdasarkan Taksonomi Solo
pembelajaran.mHal tersebut terlihat dari tahapan-tahapan Pada Kelas VIII SMPN 1 Padang. Jurnal Edukasi dan Penelitian
model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Matematika. Vol. 7 No. 3 Hal 101-107
[5] Restina. 2019. Penggunaan Model Creative Problem Solving
yang mengharuskan pesertamdidik terlibat aktif selama (CPS)untuk Meningkatkan Kemampuan Matematus Siswa. Jurnal
prosesmpembelajaran berlangsung. Eksakta Pendidikan. Vol. 3 No. 2 Hal 126-132
[6] Suherman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika
UCAPAN TERIMA KASIH Kontemporer. UPI: Bandung.
[7] Pepkin, L. Karen. 2004. Creative Problem Solving in Math. Tidak
Penelitianndan penulisan jurnalhini tidakoterlepas dari diterbitkan.
dukungan,nbimbingan, saranhserta arahancdarioberbagai [8] Sumartono. 2014. Penerapan Model Creative Problem Solving
pihak.pPenulisomengucapkan terima kasih kepadansemua (CPS) dalam Pembelajaran Matematika di Kelas VIII SMP.
pihakjyang telahimembantu dalam penelitian literaturnini. Jurnal Pendidikan Matematika. Vol. 2 No. 3 Hal 187-193
[9] Mitchel, William E & Tomas F. Kowalik. 1999. Creative
Terutama ucapan terimakasih kepada kedua orangitua dan Problem Solving. New York. Tidak Diterbitkan.
keluargaoyang telahmmemberikan doa,msemangat serta [10] Muhammad, Guntur Maulana dkk. 2018. Penggunaan Model
motivasi, sertamucapan terimamkasih kepadamdosen Pembelajaran Creative Problem Solving untuk Meningkatkan
pembimbingjdan doseniJurusan MatematikajFMIPA UNP Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa. Jurnal
Pendidikan Matematika. Vol. 7 No. 5 Hal 315-326
yangntelah berkenanqmemberikan bimbinganpdan arahan, [11] Zed, Mestika. 2004. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta:
sertankepada teman-teman yang memberikan semangat Yayasan Obor Indonesia.
sertanbantuan. [12] Nafri, Fauzi. 2018. Pengaruh Penerapan model creative problem
solving terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis
REFERENSI siswa kelas XII MIPA SMAN 5 Padang. Jurnal Pendidikan
Matematika. Vol. 7 No. 4 Hal 38-43
[1] Sari, Ayu Devita & Sri Hastuti Noer. 2017. ―Kemampuan [13] Isrok’atun & Amelia Rosmala. 2018. Model-model
Pemecahan Masalah Matematis dengan Model Creative Problem Pembelajaran Matematika. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Solving (CPS) dalam Pembelajaran Matematika.‖ Prosiding [14] Syarianti.m2019. ―PengaruhmPenerapan ModelmPembelajaran
Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika 2017 CreativemProblem SolvingmTerhadap KemampuanmPemecahan
UIN Raden Intan Lampung. Masalah MatematismPeserta DidikmKelas IXnSMPN 1n2x11
[2] Jamaan, Ellita Zusti. ―Pengembangan Desain Pembelajaran KayutanamnTahun Pelajaran 2019/2020‖. Skripsi.nFMIPA UNP.
MAteri Bangun Ruang Berbasis Realistic Mathematics Education

40

Anda mungkin juga menyukai