Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Matematika

STKIP PGRI Bandar Lampung


http://eskrispi.stkippgribl.ac.id/

PENGARUH MODEL TPS TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN


MASALAH MATEMATKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 23 BANDAR
LAMPUNG

I Wayan Feri Winda Hadi PP, Joko Sutrisno AB. ,


Arinta Rara Kirana,S.Pd.,M.Pd
(STKIP PGRI Bandar Lampung)
wayanfery.hadi@gmail.com, joko_sutrisnoab@yahoo.com,
arintarara@gmail.com

Abstrak: Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini yaitu kurang maksimalnya
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Oleh karena itu, tujuan dari
penelitian ini untuk mengetahui Pengaruh Penerapan Model Think Pair Share (TPS)
Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VIII Semester
Genap Smp Negeri 23 Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan metode
eksperimen. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas VIII yang terdiri dari
8 kelas dengan jumlah 250 siswa, sedangkan sampel diambil 2 kelas yaitu kelas 8B
sebagai kelas eksperimen dan kelas 8D sebagai kelas kontrol. Untuk mengetahui
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa penulis melakukan tes dalam
bentuk essay sebanyak 5 soal yang terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya.
Pengujian hipotesis menggunakan rumus ttes. Dari hasil pengujian hipotesis diperoleh
ttes = 4,77 dengan taraf sigifikan 5% diketahui tdaf = t(1-1/2 α) = 1,99 artinya ttes > tdaf
yaitu 4,77 > 1,99, sehingga “Ada Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Think Pair
Share (TPS) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VIII
Semester Genap SMP Negeri 23 Bandar Lampung”. keadaan ini juga terlihat dari nilai
rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dimana kelas eksperimen
mempunyai nilai rata-rata 84,72 dan kelas kontrol mempunyai nilai rata-rata 75,13.

Kata kunci: Think Pair Share (TPS), Kemampuan Pemecahan Masalah

Abstract: The problem studied in this study is the students' lack of mathematical
problem solving abilities. Therefore, the purpose of this study is to determine the effect
of the application of the Think Pair Share (TPS) Model Against the Ability to Solve
Mathematical Problems in Class VIII Even Semester junior high school 23 Bandar
Lampung. This research is using experimental method. The population in this study
were all eighth grade students which consisted of 8 classes with a total of 250 students,
while the sample was taken by 2 classes namely class 8B as the experimental class and
8D as the control class. To find out the mathematical problem-solving abilities of the
students the writer did the test in the form of essays as many as 5 questions which were
first tested for validity and reliability. Hypothesis testing uses the formula ttes. From the
results of testing the hypothesis obtained ttes = 4.77 with a significant level of 5% it is
known tdaf = t (1-1 / 2 α) = 1.99 means ttes> tdaf which is 4.77> 1.99, so "There is an
Effect of Model Application Think Pair Share (TPS) Learning Against the Ability to Solve
Mathematical Problem Solving of Class VIII Students in Even Semester junior high
school 23 Bandar Lampung ". this condition is also seen from the average value of
mathematical problem solving abilities of students in which the experimental class has
an average value of 84.72 and the control class has an average value of 75.13.

Keywords: Think Pair Share, Problem Solving Ability

1
PENDAHULUAN siswa saat proses pembelajaran
Pemecahan masalah merupakan berlangsung. Pemberian soal tersebut
salah satu kemampuan yang bertujuan melatih siswa untuk
dibutuhkan dalam kehidupan sehari- memahami masalah, menyusun
hari. Masalah yang muncul pada langkah-langkah penyelesaian
kehidupan setiap manusia beragam masalah, menyelesaikan masalah
dari berbagai bidang. Setiap sesuai rencana, serta membuat
permasalahan memerlukan strategi kesimpulan solusi pemecahan
tersendiri untuk menemukan masalah yang merupakan tahapan
solusinya. Kemampuan pemecahan dari kemampuan pemecahan masalah
masalah dapat dipelajari melalui matematika.
suatu proses pembelajaran. Salah
satu pembelajaran yang dapat Kemampuan pemecahan
digunakan untuk melatih kemampuan masalah siswa dapat dinilai dengan
pemecahan masalah adalah cara melihat ketepatan tahapan
pembelajaran matematika. pemecahan masalah. Aspek-aspek
yang dinilai adalah ketepatan siswa
Kemampuan pemecahan masalah dalam memahami masalah, ketepatan
merupakan bagian yang penting dalam menyusun rencana
untuk dimiliki siswa. Hal tersebut penyelesaian masalah, ketepatan
sejalan dengan pernyataan bahwa menyelesaikan masalah sesuai
pemecahan masalah merupakan rencana, dan ketepatan membuat
bagian integral dari semua kesimpulan solusi permasalahan.
pembelajaran matematika sehingga
tidak boleh menjadi bagian yang Berdasarkan pra-penelitian dan
terlupakan dari proses pembelajaran wawancara dengan guru yang telah
matematika (National Council of dilakukan terhadap siswa kelas VIII
Theachers of Mathematics NCTM, SMP Negeri 23 Bandar Lampung
2000: 52). Tujuan umum selaku responden, dalam proses
pembelajaran matematika yaitu untuk pembelajaran matematika siswa
mengembangkan kemampuan siswa masih rendah dalam kegiatan
dalam berkomunikasi (mathematical memecahkan masalah matematika.
communication), penalaran Hal ini terlihat dari Hasil Uji Tes pada
(mathematical reasoning), materi Faktorisasi Suku Aljabar di
pemecahan masalah (mathematical kelas 8B menunjukkan bahwa dari 32
problem solving), koneksi matematis siswa, 24 siswa atau 75% siswa tidak
(mathematical connections), dan memenuhi nilai Kriteria Ketuntasan
representasi matematika Minimal (KKM). KKM yang digunakan
(mathematical representation) oleh guru mata pelajaran matematika
(National Council of Theachers of SMP Negeri 23 Bandar Lampung
Mathematics NCTM, 2000: 21). yaitu ditetapkan sebesar 73.

Berdasarkan uraian di atas, Dengan keadaan yang terjadi


tampak bahwa kemampuan dikelas VIII ini, tentunya berakibat
pemecahan masalah merupakan pada kurangnya pemahaman siswa
kemampuan yang penting dimiliki oleh terhadap konsep-konsep pemecahan
siswa. Mengembangkan kemampuan masalah matematika. Siswa dalam
pemecahan masalah matematika hal ini masih kesulitan dalam
dapat dilakukan dengan cara penggunaan konsep-konsep dasar
memberi latihan-latihan soal kepada terkait permasalahan yang diberikan
oleh guru. Siswa pada akhirnya masalah serta membuat konsep-
mengalami hambatan dalam konsep pemecahan masalah. Hingga
pembelajaran serta mengalami sampai pada proses siswa mencoba
ketidaklancaran prosedur. untuk memecahkan masalah
matematika yang diberikan guru.
Dalam proses kegiatan Dengan begitu siswa diharapkan
pembelajaran yang dilakukan guru, mampu mengembangkan
siswa cenderung pasif dan kurang kemampuan pemecahan masalah.
mandiri dalam pembelajaran Dengan diterapkannya model
matematika. Hal ini terlihat dari pembelajaran ini, siswa dapat
komunikasi pada pembelajaran memiliki kemampuan untuk
matematika kelas VIII SMP Negeri 23 memahami konsep dan kemampuan
Bandar Lampung yang masih rendah. komunikasi yang merupakan
Kesulitan yang sering dijumpai siswa kemampuan dasar dari pemecahan
adalah membuat suatu langkah- masalah matematika.
langkah penyelesaian hingga sampai
pada kesimpulan jawaban yang telah Berdasarkan uraian latar
mereka temukan. belakang masalah diatas, penulis
ingin mengangkatnya dalam
Salah satu alternatif untuk penelitian ilmiah dengan judul
mengatasi masalah diatas adalah “Pengaruh Model pembelajaran Think
dengan menerapkan model Pair Share (TPS) Terhadap
pembelajaran Think Pair Share (TPS). Kemampuan Pemecahan Masalah
Model pembelajaran Think Pair Share Matematika Siswa Kelas VIII
(TPS) menuntut siswa untuk berpikir Semester genap SMP Negeri 23
cepat dalam menganalisis masalah Bandar Lampung Tahun Pelajaran
yang ada serta menuliskan ide-ide 2018/2019”.
yang ada untuk memecahkan suatu
masalah. Selain itu siswa juga
diarahkan untuk berbagi serta KAJIAN TEORI
berdiskusi tentang ide-ide Model Pembelajaran Think Pair
penyelesaian dengan pasangannya. Share (TPS)
Dan yang terakhir siswa dilatih agar Think Pair Share(TPS) adalah
dapat mengembangkan kemampuan suatu model pembelajaran kooperatif
menyampaikan gagasan ide serta yang memberi siswa waktu untuk
kesimpulan dalam menyelesaikan berpikir dan merespon serta saling
suatu permasalahan matematika di bantu sama lain. Model ini
depan kelas. memperkenalkan ide “waktu berpikir
atau waktu tunggu” yang menjadi
Dalam model pembelajaran faktor kuat dalam meningkatkan
kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) kemampuan siswa dalam merespon
terdapat banyak manfaat yang dapat pertanyaan. Pembelajaran kooperatif
dirasakan oleh siswa. Salah satu model Think Pair Sharecukup efektif
keunggulan model pembelajaran ini untuk mengganti pola diskusi di kelas.
adalah siswa akan terlatih untuk Model pembelajaran kooperatif tipe
membuat konsep pemecahan TPS dapat dikatakan efektif
masalah. Dalam hal ini siswa dikarenakan model pembelajaran
diarahkan agar dapat kooperatif tipe TPS relatif lebih
mengembangkan daya olah pikir diri sederhana dan dalam
sendiri dengan menganalisis suatu mengelompokan siswa hanya

3
membutuhkan waktu yang relatif tidak Untuk langkah-langkah
lama. Hal ini sesuai dengan Huda pelaksanaan model pembelajaran
(2011: 132), yang menyatakan bahwa kooperatif tipe TPS, Huda (2011:
TPS merupakan metode yang 132), mengungkapkan langkah
sederhana, namun sangat pelaksanaan model pembelajaran
bermanfaat. Dengan demikian, dalam kooperatif tipe TPS adalah pertama-
penerapan model pembelajaran tama siswa diminta duduk
koorperatif tipe TPS siswa diberikan berpasangan. Kemudian, guru
kesempatan lebih banyak untuk mengajukan pertanyaan atau masalah
berfikir, merespon dan bekerja secara kepada mereka.Setiap siswa diminta
mandiri serta membantu teman lain untuk berpikir sendiri-sendiri terlebih
secara positif untuk menyelesaikan dahulu tentang jawaban atas
tugas. pertanyaan itu (think), kemudian
mendiskusikan dengan pasangan
Pembelajaran kooperatif tipe disebelahnya untuk memperoleh
Think Pair Share (TPS) merupakan konsesus yang sekiranya dapat
cara untuk merubah pola belajar mewakili jawaban mereka berdua
secara berkelompok menjadi (pair). Setelah itu, guru meminta
berpasangan. Pembelajaran setiap pasangan untuk berbagi,
kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) menjelaskan, atau menjabarkan hasil
dapat dirancang dengan tepat agar konsesus atau jawaban yang telah
siswa senang. Think Pair Share mereka sepakati pada siswa-siswa
pertama kali dikembangkan oleh yang lain di ruang kelas (share).
Frang Lyman dan koleganya di
Universitas Maryland pada tahun Sejalan dengan Huda, Arends
1981. TPS memiliki prosedur yang dalam Trianto (2009: 81), menyatakan
secara eksplisit memberi siswa waktu bahwa langkah-langkah dalam
untuk berpikir, menjawab, saling penerapan TPS dimulai dengan
membantu satu sama lain. Dengan proses berpikir (think) yaitu guru
demikian diharapkan siswa mampu mengajukan suatu pertanyaan atau
bekerja sama, saling membutuhkan, masalah yang dikaitkan dengan
dan saling bergantung pada kelompok pelajaran dan meminta siswa untuk
kecil secara kooperatif. beripikir sendiri mencari solusi dari
masalah yang diberikan dalam waktu
Berdasarkan penjelasan beberapa menit. Kemudian siswa
mengenai model pembelajaran berpasangan (pair) yaitu guru
kooperatif tipe Think Pair Share meminta siswa berpasangan dan
(TPS), dapat disimpulkan bahwa mendiskusikan apa yang telah
pembelajaran kooperatif tipe TPS mereka peroleh pada tahap berpikir
adalah model pembelajaran (think). Kegiatan terakhir adalah
kooperatif yang memberikan berbagi (share) yaitu guru meminta
kesempatan kepada siswa untuk pasangan-pasangan untuk berbagi
berpikir, merespon dan saling bantu dengan seluruh kelas tentang apa
satu sama lain secara positif untuk yang telah mereka diskusikan.
menyelesaikan tugasnya. Menurut Aris Shoimin (2013:211),
langkah-langkah model pembelajaran
Langkah-Langkah Model TPS yaitu :
Pembelajaran Think Pair Share  Tahap satu, think (berfikir)
(TPS) Pada tahap ini guru memberikan
pertanyaan yang terkait dengan
materi pelajaran. Proses TPS dimulai Kelebihan dan Kekurangan Model
pada saat ini, yaitu guru Pembelajaran Think Pair Share
mengemukakan pertanyaan yang (TPS)
menggalakkan berfikir ke seluruh Menurut Shoimin (2013:211),
kelas. Pertanyaan ini hendaknya kelebihan model pembelajaran
berupa pertanyaan terbuka yang kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)
memungkinkan dijawab dengan :
berbagai macam jawaban. 1. TPS mudah diterapkan di berbagai
 Tahap dua, pair (berpasangan) jenjang pendidikan dan dalam
Pada tahap ini siswa berfikir secara setiap kesempatan.
individu. Guru meminta kepada siswa 2. Menyediakan waktu berfikir untuk
untuk berpasangan dan mulai meningkatkan kualitas respons
memikirkan pertanyaan atau masalah siswa.
yang diberikan guru daam waktu 3. Siswa menjadi lebih aktif dalam
tertentu. Lamanya waktu ditetapkan berfikir mengenai konsep dalam
berdasarkan pemahaman guru mata pelajaran.
terhadap siswanya, sifat 4. Siswa lebih memahami tentang
pertanyaannya, dan jadwal konsep topik pelajaran selama
pembelajaran. Siswa disarankan diskusi.
untuk menulis jawaban atau 5. Siswa dapat belajar dari siswa lain.
pemecahan masalah hasil 6. Setiap siswa dalam kelompoknya
pemikirannya. mempunyai kesempatan untuk
 Tahap tiga, share (berbagi) berbagi atau menyampaikan
Pada tahap ini siswa secara individu idenya.
mewakili kelompok atau berdua maju
bersama untuk melaporkan hasil Selain itu, Huda (2011: 136)
diskusinya ke seluruh kelas. Pada menambahkan beberapa kelebihan
tahap terakhir ini siswa seluruh kelas Think Pair Share (TPS) sebagai
akan memperoleh keuntungan dalam berikut :
bentuk mendengarkan berbagai 1. memungkinkan siswa untuk
ungkapan mengenai konsep yang bekerja sendiri dan bekerja sama
sama dinyatakan dengan cara yang dengan orang lain.
berbeda oleh individu yang yang 2. mengoptimalkan partisipasi
berbeda. siswa.
3. memberi kesempatan sedikitnya
Berdasarkan uraian langkah- delapan kali lebih banyak kepada
langkah diatas, maka penulis akan setiap siswa untuk menunjukkan
menggunakan langkah-langkah TPS partisipasi mereka kepada orang
menurut Aris Shoimin (2013:211), lain.
karena langkah tersebut dirasa lebih 4. dapat diterapkan untuk semua
efektif dan mudah dipahami penulis pelajaran dan tingkatan kelas.
untuk menerapkannya pada siswa
kelas VIII SMP Negeri 23 Bandar Shoimin (2013:212), kemudian
Lampung. Dalam penerapan model menyatakan kelemahan model
TPS, soal yang diberikan dalam pembelajaran kooperatif tipe Think
diskusi berupa soal-soal yang Pair Share (TPS) yaitu :
menuntut kemampuan siswa untuk 1. Banyak kelompok yang
memecahkan masalah matematika melapor dan perlu dimonitor.
secara matematis. 2. Lebih sedikit ide yang muncul.

5
3. Jika ada perselisihan tidak mengenai pemecahan masalah, yakni
ada penengah. :
1. Pemecahan masalah sebagai
Berdasarkan kekurangan yang suatu tujuan (goal) yang
ada pada model pembelajaran TPS, menekankan pada aspek
peneliti akan berusaha mengatasi menekankan pada aspek
kelemahan model TPS dengan lebih mengapa matematika diajarkan.
memonitor kelompok serta membuat Hal ini berarti pemecahan
mereka lebih aktif dalam menuangkan masalah bebas dari soal
ide-ide serta menjadi penengah bagi prosedur, metode, atau materi
mereka yang memiliki pendapat yang khusus sedangkan sasaran utama
berbeda. yang ingin dicapai adalah
bagaimana cara menyelesaikan
2.1.1 Kemampuan Pemecahan masalah untuk menjawab soal
Masalah Matematika atau pertanyaan.
Ruseffendi (2006), menyatakan 2. Pemecahan masalah sebagai
pemecahan masalah adalah tipe suatu proses (process) diartikan
belajar yang lebih tinggi derajatnya sebagai suatu kegiatan yang aktif.
dan lebih kompleks daripada Dalam hal ini penekanan
pembentukan aturan. Sejalan dengan utamanya terletak pada metode,
hal itu Polya (Suci dan Rosyidin, strategi, dan heuristic yang
2010) mengatakan pemecahan digunakan oleh siswa dalam
masalah adalah suatu usaha mencari menyelesaikan masalah hingga
jalan keluar dari suatu tujuan yang menemukan jawaban,
tidak begitu mudah segera dapat 3. Pemecahan masalah sebagai
dicapai. Pemecahan masalah adalah suatu keterampilan (basic skill)
kemampuan untuk menyelesaikan menyangkut dua hal yaitu, (a)
tugas matematika yang cara keterampilan umum yang harus
penyelesaiannya tidak dapat segera dimiliki siswa untuk keperluan
ditemukan namun harus melalui evaluasi di tingkat local dan (b)
beberapa kegiatan lain yang relevan keterampilan minimum yang
(Hendriana dan diperlukan siswa agar dapat
Sumarmo, 2014) Sedangkan menjalankan fungsinya dalam
menurut Branca (Susilawati, 2014), masyarakat.
pemecahan masalah merupakan
tujuan umum dalam pembelajaran Berdasarkan beberapa pendapat
matematika, bahkan sebagai diatas, dapat disimpulkan bahwa
jantungnya matematika artinya Pemecahan masalah adalah
kemampuan pemecahan masalah kemampuan menyelesaikan tugas
merupakan kemampuan dasar dalam matematika yang cara penyelesaian
belajar matematika. tidak dapat segera ditemukan tetapi
melalui beberapa kegiatan yang
Menurut NCTM (Susilawati, relevan.
2014), Pemecahan masalah Indikator Kemampuan Pemecahan
mengandung tiga pengertian, yaitu Masalah
pemecahan masalah sebagai tujuan, Menurut polya (Husna, Ikhsan dan
sebagai proses, dan terakhir sebagai Fatimah, 2013) yaitu :
keterampilan. Hal ini sesuai dengan 1. Memahami masalah
pendapat Branca (Susilawati, 2014) 2. Mencari alternatif
bahwa terdapat 3 interpretasi umum penyelesaian
3. Melaksanakan perhitungan Berdasarkan indikator-indikator
4. Memeriksa kebenaran yang telah dikemukakan diatas,
jawaban pengukuran pemecahan masalah
matematika siswa dalam penelitian
Sejalan dengan hal itu, indikator kelak dilakukan dengan indikator-
kemampuan pemecahan masalah indikator seperti yang dikemukakan
menurut Sumarmo (Husna, Ikhsan oleh Polya (Husna, Ikhsan dan
dan Fatimah, 2013) yaitu : Fatimah, 2013) karena dirasa mudah
1. Mengidentifikasi unsur yang untuk dipahami dan diterapkan
diketahui, ditanyakan dan penulis dalam melakukan penelitan.
kecukupan unsur.
2. Membuat model matematika. Kajian Penelitian Relevan
3. Menerapkan strategi Berikut beberapa penelitian yang
penyelesaian masalah dalam relevan dengan penelitian ini,
atau diluar matematika. diantaranya :
4. Menjelaskan atau 1. Penelitian yang dilakukan oleh
menginterpretasikan hasil. Yaumil dkk tahun 2015 di MTs
5. Menyelesaikan model Thamrin Yahya Rambah Hilir didapat
matematika dan masalah bahwa ada pengaruh penerapan
nyata. model pembelajaran kooperatif tipe
6. Menggunakan matematika Think Pair Share (TPS) terhadap
secara bermakna. kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa kelas VII MTs
Suherman, dkk (2003) mengatakan Thamrin Yahya. Berdasarkan hasil
indikator pemecahan masalah perolehan data rata-rata kelas
matematika yaitu : eksperimen = 58,85> rata-rata kelas
1. Mengamati kontrol = 44,25 dari perhitungan
2. Mengidentifikasi thitung ≥ ttabel yaitu 3,00 ≥ 1,99
3. Memahami untuk α = 0,025. Karena thitung ≥
4. Merencanakan ttabel, maka H1 diterima. Dengan
5. Menduga demikian ada pengaruh model
6. Menganalisis pembelajaran kooperatif tipe Think
7. Mencoba Pair Share (TPS) terhadap
8. Menginterprestasikan kemampuan pemecahan masalah
9. Menemukan matematis siswa kelas VII MTs
10. Menggeneralisasi Thamrin Yahya.
11. Meninjau kembali 2. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh
Asep Sujana dan Maskhopipah
Arifin (Kesumawatu, 2010) tahun 2017 yang berjudul
mengungkapkan indikator pemecahan “penerapan model pembelajaran
masalah yaitu (1) kemampuan kooperatif tipe Think Pair Share
memahami masalah, (2) kemampuan (TPS) untuk meningkatkan
merencanakan pemecahan masalah, kemampuan pemecahan masalah
(3) kemampuan melakukan siswa”. Dari hasil analisis data
pengerjaan atau perhitungan, dan (4) didapat bahwa penggunaan model
kemampuan melakukan pemeriksaan pembelajaran Kooperatif Tipe Think
atau pengecekan kembali. Pair Share (TPS) terhadap
Peningkatan Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematika
Siswa pada pokok bahasan aljabar

7
Kelas VIII SMP. Penelitian dilakukan memahami masalah, merencanakan
menggunakan metode kuasi pemecahan masalah, melaksanakan
eksperimen. Pengambilan sampel rencana pemecahan masalah, dan
dilakukan dengan teknik purposive mengecek kembali proses
sampling. Berdasarkan hasil pemecahan masalah serta membuat
penelitian dan analisis data, kesimpulan solusi penyelesaian
diperoleh 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔=6,7892 dan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒l masalah.
1,6723 pada taraf signifikansi 5%
dan dk = 60. Karena 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔>𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒l Kemampuan pemecahan masalah
(6,7892>1,6723) maka H0 ditolak seorang siswa dikatakan baik apabila
dan H1 diterima. Hal tersebut siswa tersebut dapat melalui keempat
menunjukan bahwa terdapat tahapan tersebut dengan benar.
pengaruh model pembelajaran Think Dalam pembelajaran matematika
Pair Share (TPS) terhadap berbagai masalah muncul dalam
peningkatan kemampuan bentuk soal-soal. Rata-rata soal yang
pemecahan masalah matematika muncul adalah soal non-rutin
siswa kelas VIII SMP. sehingga siswa harus berlatih untuk
mengembangkan kemampuan
Berdasarkan kedua penelitian pemecahan masalah matematika.
diatas, dapat dikatakan bahwa model
Think Pair Share (TPS) efektif pada Dalam proses pembelajaran, salah
pembelajaran matematika. Dengan ini satu tujuan yang akan dicapai ialah
penulis akan mencoba membuat siswa mempunyai
menerapkannya pada pembelajaran kemampuan pemecahan masalah.
matematika dikelas VIII SMP Negeri Oleh karena itu, diperlukan
23 Bandar Lampung dan melihat penggunaan model pembelajaran
bagaimana pengaruhnya terhadap yang mengedepankan peran aktif
kemampuan pemecahan masalah siswa sehingga diharapkan situasi
matematika siswa. dan kondisi belajar yang lebih
kondusif. Pembelajaran dalam arti
1.3 Kerangka Berpikir tidak hanya mencerdaskan siswa
Dalam kerangka pikir akan tetapi juga mampu membangkitkan
dijelaskan hubungan klausal antara sikap kerja sama siswa dan
model pembelajaran kooperatif tipe kemampuan menyelesaikan masalah
Think Pair share (TPS) dengan yang ada.
kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa. Salah satu alternatif model
pembelajaran yang dianggap bisa
Kemampuan pemecahan masalah mengembangkan kemampuan
merupakan hal penting yang harus pemecahan masalah adalah
dimiliki siswa. Hal tersebut menjadi menggunakan pembelajaran
penting karena dengan pemecahan kooperatif tipe Think Pair Share
masalah siswa belajar untuk (TPS). Model pembelajaran kooperatif
menentukan solusi suatu masalah tipe Think Pair Share (TPS) memiliki
dalam kehidupan salah satunya tahapan-tahapan yaitu Think (berfikir)
dalam proses pembelajaran dimana siswa memikirkan solusi
matematika. Kemampuan siswa penyelesaian masalah secara
dalam memecahkan masalah individu, Pair (berpasangan) dimana
matematika dapat dinilai dari tahapan- siswa berkelompok 2 orang untuk
tahapan yang dilakukan siswa yaitu mendiskusikan solusi penyelesaian
masalah, dan Share (berbagi) dimana HASIL DAN PEMBAHASAN
siswa mempersentasikan di depan Penelitian ini dilaksanakan pada
kelas tentang hasil diskusinya dengan kelas VIll SMP Negeri 23 Bandar
teman sekelompok. Lampung semester genap tahun
pelajaran 2018/2019 dengan dua
Model pembelajaran kooperatif tipe kelas sebagai sampel penelitian.
Think Pair Share (TPS) mampu Dimana satu kelas sebagai kelas
menekankan kemampuan eksperimen yaitu kelas 8B dan satu
pemecahan masalah siswa secara kelas sebagai kelas kontrol yaitu kelas
individu pada tahap Think (berpikir). 8D. Kelas eksperimen dalam
Selain itu, pada tahap Pair pembelajarannya menerapkan model
(berpasangan) membuat siswa dapat Think Pair Share (TPS) dan kelas
terlibat aktif dalam diskusi dan bekerja Kontrol dalam pembelajarannya
sama dengan teman sekelompok menerapkan model Ekspositori.
untuk menentukan solusi Setelah akhir program pembelajaran
permasalahan yang ada. pada kedua kelas dilaksanakan tes
akhir (posttest) untuk mendapatkan
Berdasarkan uraian di atas, model data kemampuan pemecahan
pembelajaran kooperatif tipe Think masalah matematika siswa. Tes yang
Pair Share (TPS) dianggap sama (tes essay) diterapkan pada
berpengaruh untuk meningkatkan kelas eksperimen maupun kelas
kemampuan pemecahan masalah kontrol. Adapun materi tesnya yakni
siswa. Oleh karena itu, perlu berkenaan dengan materi ajar yang
diujicobakan model pembelajaran telah diberikan dalam pertemuan
kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) berupa materi pokok bahasan bangun
ditinjau dari kemampuan pemecahan ruang sisi datar.
masalah siswa. Diharapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Think Kriteria penilaian setiap butir tes
Pair Share (TPS) lebih efektif kemampuan pemecahan masalah
dibandingkan dengan pembelajaran matematika di atas, menyesuaikan
konvensional ditinjau dari rubrik penskoran seperti tertulis pada
kemampuan pemecahan masalah bab Ill halaman 42. Hasil penskoran
pada siswa kelas VIII SMP Negeri 23 kemudian dikonversi dalam skala 0-
Bandar Lampung. 100 menjadi nilai yang telah diperoleh
masing-masing siswa. Adapun nilai
METODE yang diperoleh oleh masing-masing
Penelitian ini menggunakan siswa secara lengkap dapat dilihat
metode eksperimen. Populasi dalam pada lampiran 4 halaman 94. Dari
penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas hasil tes pada kelas ekeperimen yaitu
VIII yang terdiri dari 8 kelas dengan 8B yang berjumlah 32 siswa maupun
jumlah 250 siswa, sedangkan sampel pada kelas kontrol yaitu kelas 8D
diambil 2 kelas yaitu kelas 8B sebagai yang berjumlah 32 siswa diperoleh
kelas eksperimen dan kelas 8D nilai-nilai yang berbeda. Adapun
sebagai kelas kontrol. Untuk gambaran hasil tes kemampuan
mengetahui kemampuan pemecahan pemecahan masalah matematika
masalah matematika siswa penulis berkenaan dengan data nilai rata-rata
melakukan tes dalam bentuk essay (mean), nilai maksimal, nilai ninimal,
sebanyak 5 soal yang terlebih dahulu angka yang sering muncul (modus),
diuji validitas dan reliabilitasnya. nilai tengah (median), dan standar

9
deviasi dapat dilihat pada tabel model Think Pair Share (TPS)
sebagai berikut. sebesar 85 sedangkan yang diajarkan
Tabel 1 dengan model Ekspositori sebesar 77.
Sebaran Data Kemampuan Untuk maksimal kelas yang diajarkan
Pemecahan Masalah Matematika dengan menggunakan model Think
Kelas Eksperimen & Kontrol Pair Share (TPS) sebesar 100
sedangkan yang diajarkan dengan
Sebaran Model Model model Ekspositori sebesar 88. Untuk
Data TPS Ekspos minimal kelas yang diajarkan dengan
(Kelas itori menggunakan model Think Pair
Eksperi (Kelas Share (TPS) sebesar 71 sedangkan
men) Kontrol yang diajarkan dengan model
) Ekspositori sebesar 60. Untuk nilai
Minimal 71 60 standar deviasi yang diajarkan
Maksmimal 100 88 dengan menggunakan model Think
Mean 84,72 75,13 Pair Share (TPS) sebesar 7,47
Median 85 77 sedangkan yang diajarkan dengan
Modus 86 75 model Ekspositori sebesar 6,93.
Standar 7,47 6,93
Devisiasi SIMPULAN
Jumlah 32 32 Berdasarkan hasil analisis data
Siswa yang telah diuraikan pada BAB IV
serta dukungan pembahasan, maka
Berdasarkan sebaran data yang dapat diambil simpulan yaitu Ada
diperoleh untuk masing-masing kelas pengaruh model pembelajaran Think
sebagaimana terlihat dalam tabel 4.1 Pair Share (TPS) terhadap
diatas, memberikan gambaran bahwa kemampuan pemecahan masalah
diantara kedua model Think Pair matematika siswa kelas VIll semester
Share (TPS) dan model Ekspositori genap SMP Negeri 23 Bandar
tersebut terdapat perbedaan nilai Lampung tahun pelajaran 2018/2019,
rata-rata kemampuan pemecahan dengan rata-rata kemampuan
masalah matematika siswa. Nilai pemecahan masalah matematika
kemampuan pemecahan masalah siswa yang menggunakan model
matematika dari siswa yang pembelajaran Think Pair Share (TPS)
menggunakan model Think Pair lebih tinggi dari rata-rata kemampuan
Share (TPS), memiliki nilai rata-rata pemecahan masalah matematika
atau mean lebih tinggi dibandingkan siswa yang menggunakan
dengan menggunakan model pembelajaran Ekspositori yaitu 84,72
Ekspositori. Kelas yang diajarkan > 76,13.
dengan menggunakan model Think
Pair Share (TPS) memiliki nilai mean Saran
84,72 sedangkan yang diajarkan Berdasarkan simpulan yang telah
dengan model Ekspositori sebesar diuraikan di atas, juga untuk
75,13. Untuk modus kelas yang perbaikan pada penelitian berikutnya,
diajarkan dengan menggunakan maka penulis memberikan saran
model Think Pair Share (TPS) sebagai berikut :
sebesar 86 sedangkan yang diajarkan Saran untuk Siswa
dengan model Ekspositori sebesar 1. Dalam pembelajaran matematika
75. Untuk median kelas yang dengan model Think Pair Share
diajarkan dengan menggunakan (TPS) sebaiknya siswa dapat
memaksimalkan pemanfaatan siswa, mendukung pemaksimalan
lembar kerja yang dihadirkan, kemampuan koneksi matematika seta
agar dapat membantu dalam memberikan sarana dan prasarana
perolehan skor tertinggi tim. yang memadai guna kelancaran
2. Siswa sebaiknya memperkaya proses pembelajaran matematika.
pengetahuan matematikanya Demikian kesimpulan dan beberapa
dengan lebih banyak membaca saran yang dapat penulis kemukakan
dan mempelajari materi pelajaran dari hasil penelitian yang telah
matematika dirumah agar saat dilaksanakan di SMP Negeri 23
diskusi kelompok siswa yang Bandar Lampung dengan harapan
berlangsung di kelas Think Pair agar bemanfaat bagi penulis maupun
Share (TPS) tidak mengalami bagi penelitian di bidang matematika.
kesulitan.

Saran untuk Guru


1. Dalam pembelajaran matematika DAFTAR PUSTAKA
dengan model Think Pair Share
(TPS) bila menggunakan Huda, M. (2011). Model-model
kelompok siswa, sebaiknya Pengajaran dan Pembelajaran.
sangat memperhatikan Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
keheterogenan kelompok agar
siswa dapat memaksimalkan dan Husna,dkk. (2013). Peningkatan
berlatih tanggung jawab individu Kemampuan Pemecahan
dengan baik dalam memahami Masalah dan komunikasi
tugas yang diterima serta tidak Matematis Siswa sekolah
bergantung pada siswa yang lebih menengah pertama Melalui
pandai. Model Pembelajaran Kooperatif
2. Diharapkan guru dalam Tipe Think Pair Share (TPS).
penerapan model pembelajaran Banda Aceh : Unsyah Banda
Think Pair Share (TPS) pada Aceh.
pembelajaran matematika
sebaiknya dapat mengatur dan Kesumawatu. (2010). Peningkatan
mengawasi jalannya diskusi Kemampuan Pemecahan
kelompok dengan baik untuk Masalah dan komunikasi
memanfatkan waktu serta Matematis Siswa sekolah
pemaksimalan seluruh menengah pertama Melalui
kemampuan anggota kelompok. Model Pembelajaran Kooperatif
3. Diharapkan dalam proses Tipe Think Pair Share (TPS).
pembelajaran matematika dengan Banda Aceh : Unsyah Banda
Think Pair Share (TPS) guru Aceh.
sebaiknya memperhatikan
pembuatan lembar keja agar lebih National Countil of Teacher of
maksimal lagi, sehingga lebih Mathematics.(2000). Principles
mudah dipahami dan diterima and Standards for School
siswa. Mathematics.Reston, VA :
NCTM
Saran untuk Sekolah
Sebaiknya sekolah harus dapat Ruseffendi,E.T. (2006). Pengantar
menciptakan lingkungan belajar yang kepada Membantu Guru
kondusif dan menyenangkan bagi Mengembangkan

11
Kompetensinya dalam
Pengajaran Matematika untuk
Meningkatkan CBSA. Bandung :
Tarsito

Shoimin, A. (2013). 68 Model


Pembelajaran Inovatif dalam
Kurikulum 2013. Yogyakarta:
AR-RUZZ Media.

Suci Dan Rosyidin.(2010). Model-


model Pengajaran dan
Pembelajaran. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.

Suherman,dkk. (2003). Evaluasi


Pembelajaran Matematika.
Bandung: JICA-UPI.

Susilawati. (2014). Model-model


Pengajaran dan Pembelajaran.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Trianto. (2009). Model Pembelajaran


Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai