Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH PEMBERIAN LKS BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN

CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) TERHADAP


KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
MATEMATIKA SISWA KELAS VIII
SMP NEGERI 2 POLLUNG
T.A 2017/2018

Jurnal

OLEH :

NAMA : SAHAT M SIMANULLANG


NIM : 130501024
PROGRAM STUDI : MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SISINGAMANGARAJA XII
TAPANULI (UNITA)
SILANGIT
2017
PENGARUH PEMBERIAN LKS BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN
CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) TERHADAP KEMAMPUAN
PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP
NEGERI 2 POLLUNG T.A 2017/2018

Sahat Martua Simanullang


(FKIP Prodi Pendidikan Matematika)
Universitas Sisingamangaraja XII Tapanuli
sahatmsimanullang@gmail.com

ABSTRAK

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Apakah ada pengaruh
pemberian LKS terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa dengan model
pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) di Kelas VIII SMP Negeri 2 Pollung
T.A 2017/2018 .
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental . Subjek da-
lam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-1 SMP Negeri 2 Pollung yang berjumlah
30 orang. Peneliti merancang rencana pelaksanaan pembelajaran di kelas dan
kemudian diadakan observasi dan tes, memberikan perlakuan dengan menggunakan
Model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dan memberikan LKS untuk
mengetahui ada tidaknya pengaruh dari Perlakuan yang diberikan dengan model
pembelajaran Creative Problem Solving (CPS).
Hasil penelitian yang diperoleh ialah: “ Ada pengaruh pemberian LKS
berbasis model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) terhadap kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa Untuk meningkat-kan belajar siswa pada
materi pokok Bangun ruang sisi datar di kelas VIII-1 SMP Negeri2 Pollung Tahun
Ajaran 2017/2018 yang berjumlah 30 orang mengalami peningkatan 90 % “.
Dari hasil penelitian dinyatakan, bahwa Pengaruh pemberian LKS berbasis
model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) terhadap kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa yaitu sebesar 74.8 % di kelas VIII-1 SMP
Negeri 2 Pollung Tahun Ajaran 2017/2018 yang berjumlah 30 orang.

Kata Kunci : Lembar Kerja Siswa (LKS), Model Pembelajaran Creative Problem
Solving (CPS), Kemampuan Pemecahan Masalah
ABSTRACT

The formulation of the problem in this study are: (1) Is there any effect of
giving LKS to students' problem solving abilities with the Creative Problem Solving
(CPS) learning model in Class VIII of the Middle School 2 Pollung T.A 2017/2018.
The type of research used is experimental research. The subjects in this study
were students of class VIII-1 Pollung State Middle School, amounting to 30 people.
The researcher designed the plan for implementing classroom learning and then
carried out observations and tests, gave treatment using the Creative Problem Solving
(CPS) learning model and gave LKS to determine whether there was an effect of the
treatment given with the Creative Problem Solving (CPS) learning model.
The results of the study were: "There is an effect of giving LKS based on the
Creative Problem Solving (CPS) learning model on students' mathematical problem
solving abilities. To increase student learning in the subject matter Build flat side
spaces in class VIII-1 Public Schools in Pollung 2017 Academic Year 2017 / 2018
which amounted to 30 people experienced a 90% increase ".
From the results of the study it was stated, that the effect of giving LKS based on the
Creative Problem Solving (CPS) learning model on students' mathematical problem
solving abilities was 74.8% in class VIII-1 of the Public Middle School 2 Pollung for
2017/2018 Academic Year totaling 30 people.
Keywords: Student Worksheet (LKS), Creative Problem Solving (CPS) Learning
Model, Problem Solving Ability.
PENDAHULUAN menjadi literat dalam matematika .
Matematika merupakan salah Dari pendapat tersebut dapat
satu ilmu pengetahuan yang dapat dinyatakan bahwa pemahaman
menjadikan manusia untuk berfikir masalah merupakan hal yang penting
logis, teoritis, rasional, dan percaya dalam pembelajaran matematika .
diri. Oleh karena itu matematika harus Laster ( Brace : 1980) dalam
dipelajari dan dikuasai oleh segenap sugiman dkk ( 2009: 179) menyatakan
warga negara sebagai sarana untuk bahwa : “ prolem solving is the heart
memecahkan masalah dalam of mathematics “ yang artinya
kehidupan sehari-hari, sehingga jantungnya matematika adalah
mereka mampu bertahan dalam pemecahan masalah . Akan tetapi
eraglobalisasi yang berteknologi maju dapat dilihat bahwa kemampuan
disaat sekarang maupun yang akan pemahaman konsep dan pemecahan
datang. masalah yang dimiliki oleh siswa-siswi
Sugiaman dkk (2009 : 179) disekolah tergolong rendah .
menyatakan bahwa kemampuan Rendahnya kemempuan pemahaman
pemahaman konsep dan pemecahan konsep dan pemecahan masalah siswa
masalah adalah salah satu aspek kemungkinan disebabkan oleh
penting dalam menjadikan manusia kurangnay kreativitas dan variasi guru
dalam mengajar. Guru cenderung Siswa Kelas VIII Smp Negeri 2
menggunakan metode pemebelajaran Pollung Tahun Ajaran 2017/2018”
konvensional dan juga guru hanya
sebatas mengajarkan bahan materi saja KAJIAN TEORI
tanpa mengaitkannya dengan
kehidupan sehari-hari siswa. Menurut Soejono (1998;215)
Akibatnya pembelajaran jadi kurang menyatakan bahwa “ konsep dan
menarik, apalagi les terakhir masalah itu berkaitan dengan usaha
pembelajaran sehingga efek kelelahan untuk mendapatkan sesuatu. Masalah
dan juga lapar banyak mempengaruhi dalam pengajaran di kelas dapat di
minat dan keinginan siswa dalam artikan sebagai soal-soal , tugas dan
belajar. cara mengerjakannya.Masalah yang
Melihat kondisi yang dikemukan dihadapi dalam kehidupan sehari-hari
di atas , maka perlu dikembangkan itu tidak selamanya besifat matematis.
model-model pembelejaran yang Menurut Polya ( dalam Hudojo
menarik , sehingga siswa tertarik dan 2005:128) mengemukakan terdapat
termotivasi untuk mengikuti dua macam konsep dan masalah dalam
pembelajaran yang dapat matematika yaitu : Konsep dan
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah untuk megemukakan
masalah siswa. Seperti yang pendapat secara teoritis atau praktis,
dinyatakan Wiederhold (dalam abstrak atau konkret, termasuk teka-
Pujiadi,2006 ) bahwa model teki . Kita harus mencari variabel
pembelajaran melalui pemahaman masalah tersebut.Kita mencoba untuk
konsep dan pemecahan masalah mendapatkan konsep atau
dipandang sebagai model mengkonstruksikan semua jenis objek
pembelajaran yang mampu yang dapat dipergunakan untuk
meningkatkan kemampuan siswa menyesaikan masalah itu. Konsep dan
dalam berpikir tinggi. Dengan model masalah membuktikan bahwa suatu
pemahaman konsep dan pemecahan pernyataan itu benar atau salah
masalah dalam proses pembelajran ataupun tidak kedua-duanya
siswa dimungkikan memperoleh pemahaman konsep dan
pengalaman menggunakan pemecahan masalah adalah harus
pengetahuan serta keterampilan yang mengetahui perbedaan antara ide-ide
sudah dimiliki untuk diterapkan pada dengan penerapan dan maslah dengan
pemahaman konsep dan pemecahan gejala. Pertama ide dihasilkan oleh
masalah yang bersifat tidak rutin . konsep dan gejala dihasilkan oleh
Berdasarkan uraian diatas, masalah. ide menghasilkan konsep dan
penulis tertarik untuk mengadakan masalah menyebabkan gejala. Ketiga
penelitian dengan judul : “ Pengaruh konsep dibuat maka ide-ide muncul
Pemberian LKS Berbasis Model dan ketika masalah dikoreksi maka
Pembelajaran Creative Problem gejala akan berhenti bukan sebaliknya.
Solving Terhadap Kemampuan Menurut Mohammad Zain dalam
Pemecahan Masalah Matematika Milman Yusdi ( 2010:10) mengertikan
bahwa kemampuan adalah berdasarkan prinsip-prinsip
kesanggupan, kecakapan, kakautan pembelajaran, teori-teori psikologis,
kita berusaha dengan diri sendiri. sosiologis, analisis sistem, atau teori-
Sedangkan Anggiat M. Sinaga dan Sri teori lain yang mendukung . Model
Hadiati (2001:34) mendefenisikan pembelajaran dapat dijadikan pola
kemampuan sebagai suatu dasar pilihan, artinya para guru boleh
seseorang yang dengan sendirinya memilih model pembelajaran yang
berkaitan dengan pelaksanaan sesuai dan efesien untuk mencapai
pekerjaan secara efektif atau sangat tujuan pendidikannya.
berhasil. Robbin ( 2007 : 57 ) Menurut Pepkin (2004:1) model
kemampuan berarti kapasitas creative problem solving adalah “
seseorang individu untuk melakukan suatu model pembelajaran yang
beragam tugas dalam suatu pekerjaan. memusatkan pada pengajaran dan
Lebih lanjut Robbin menyatakan keterampilan pemecahan masalah,
bahwa (abbility) adalah sebuah yang diikuti dengan penguatan
penilaian terkini atas apa yang dapat keterampilan “.Menurut Rosalin
dilakukan seseorang . (2008; 57) model creative problem
Berdasarkan pengertian diatas soving adalah proses mendapatkan
dapat disimpulakan bahwa solusi yang memuaskan untuk suatu
kemampuan ( abblity ) adalah masalah yang belum pernah terlihat.
kecakapan atau potensi sesorang Dari kutipan diatas maka
individu untuk menguasai keahlian disimpulkan bahwa model creative
dalam melakukan atau mengerjakan problem solving adalah model
beragam tugas dalam suatu pekerjaan pembelajaran yang mendorong siswa
atau penilaian atas tindakan seseorang. agar menerima tantangan dari masalah
Menurut kemp (1995) dalam yang timbul dan mengarahkan siswa
Rusman (2010) strategi adalah suatu menyelesaikan masalah tersebut
kegiatan pembelajaran yang harus dengan kreatif serta mandiri dan berani
dikerjakan guru dan siswa agar tujuan untuk mengungkapkan pendapatnya.
pembelajaran dapat dicapai secara Maka yang menjadi hipotesis
efektif dan efisien. Senada dengan penelitian ini adalah “ Ada pengaruh
pendapatnya Kemp, Dick and carey pemberian LKS terhadap kemampuan
(1985) dalam Rusman (2010) juga pemecahan masalah pada materi
menyebutkan bahwa strategi Bangun Ruang Sisi Datar dengan
pembelajaran itu adalah suatu model pembelajaran creative problem
perangkat materi dan prosedur solving (cps) di kelas VIII SMP Negeri
pembelajaran yang digunakan secara 2 Pollung “.
bersama-sama untuk menimbulkan
hasil belajar pada peserta didik atau
siswa. Model-model pembelajaran
biasanya disusun berdasarkan berbagai
prinsip atau teori pengetahuan. Para
ahli menyusun model pembelajaran
METODE PENELITIAN Gambar 1. Langkah-langkah Creative
Probelem Solving
Penelitian ini dilakukan di Smp
Negeri 2 Pollung yang terletak di
Desa Aek Nauli, Kab. Humbang
Hasundutan. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas VIII Smp Negeri 2 Pollung yang
terdiri dari VIII1- VIII6 dengan jumlah
180 orang siswa , setiap kelas VIII 1-
VIII6 masing-masing dengan jumlah
30 orang siswa. Dalam menentukan Kelas sampel hanya diberikan post tes
sampel dalam penelitian ini, peneliti yaitu tes setelah pemberian tratment
menggunakan teknik cluster random bertujuan untuk melihat pengaruh dari
sampling yaitu pengambilan satu perlakuan yang diberikan terhadap
kelas secara acak dari seluruh siswa kemampuan pemecahan masalah
yang ada di asumsikan siswa-siswi siswa. Dengan demikian , rancangan
tersebut mempunyai kemampuan penelitian ini dibuat sebagai berikut :
berbeda-beda . Dalam populasi yang
tersebar dalam kelas VIII 1-VIII6. Tabel 1. Rancangan Penelitian
Adapun yang menjadi variable
penelitian ini adalah :
a. Variabel bebas (x) : Pemberian
Materi dengan model pembelajaran
creative problem solving. Keterangan :
b. Variabel terikat (Y) : Kemampuan
pemecahan masalah. Y0 = Pre-test ( Tes awal berupa soal
Penelitian ini merupakan esssay yang diberikan sebelum
penelitian eksperimental, yaitu dilakukan Perlakuan yaitu model
penelitian yang dimaksudkan untuk pembelajaran creative problem solving
mengetahui ada tidaknya pengaruh (cps)
dari suatu perlakuan yang diberikan
X = Treatment atau perlakuan terhadap
pada subjek penelitian yaitu siswa.
kelompok percobaan yaitu dengan
Oleh karena penelitian ini hanya
Memberikan bahan ajar creative
terdiri dari dari satu kelas, sehingga
problem solving (CPS)
peneliti tidak melakukan tes terhadap
sampel sebelum diberikan perlakuan. Alat pengumpulan data yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah Tes,
dimana yang diberikan pre-test dan
post test kepada siswa adalah untuk
mengetahui kemampuan pemecahan
masalah matematika siswa . Bentuk
test kemampuan pemecahan masalah
yang diberikan adalah uraian . Soal validitas setiap butir soal dapat
dalam bentuk uraian menurut ditunjukkan pada tabel berikut :
kemampuan siswa untuk dapat
mengorganisir, menginterpretasi, Tabel 2. Validitas Soal Pemecahan Masalah
menghubungkan pengertian-pengertian
yang telah dimiliki (Arikunto 2009 :
162).
Sebelum test hasil belajar
digunakan untuk mengumpul data,
Teknik yang digunakan untuk
terlebih dahulu tes diuji cobakan untuk
menentujab reliabilitas tes adalah
mengetahui apakah test telah
dengan menggunakan rumus Alpha.
memenuhi persyaratan validitas tes,
Perhitungan koefisien reliabilitas soal
tingkat kesukaran test, indeks pembeda
pemechan masalah memberikan hasil
dan reliabilitas tes.
rhitung= 0,735 untuk α = 5% dengan
Teknik analisis data yang
n = 30 nilai rtabel = 0,31. Jika
digunakan dalam penelitian ini adalah
dibandingkan nilai rhitung dengan
Melakukan Uji Normalitas, Uji
rtabel diperoleh rhitung> rtabel maka
Kelinearan Regresi, Uji Hipotesis
dapat disimpulkan bahwa soal Post-
Regresi, Koefisien Korelasi, Uji
Test tersebut reliabel.
Keberartian Koefisien Korelasi, dan
Untuk taraf atau indeks
Uji Korelasi Pangkat
kesukaran Post-Test terhadap
pemecahan masalah , tingkat
HASIL PENELITIAN
kesukaran setiap butir soal dapat
Dimana uji coba ini dilakukan ditunjukkan pada tabel berikut ini.
di Smp Negeri 2 Pollung di kelas
VIII-1. Hasil analisis data terhadap Tabel 3. Hasil Perhitungan Tingkat
Kesukaran Pemecahan Masalah
masing-masing karakteristik soal
tersebut sebagai berikut : Perhitungan
validitas tes dengan menggunakan
rumus Product Moment Pearson
sehingga diperoleh koefisien validitas
setiap butir soal kemampuan Untuk daya beda setiap soal Post-Test
pemecahan masalah. Instrumen pemecahan masalah dapat
penelitian yang digunakan dalam ditunjukkan
penelitian ini adalah butir soal.
Butir soal dikatakan valid atau
tidak valid apabila memenuhi kriteria
butir soal yaitu r hitung > rtabel , dari
validitas menunjukkan bahwa 2 butir
soal pemecahan masalah yang diuji
Tabel 4. Hasil Perhitungan Daya Pembeda
cobakan seluruhnya valid. Untuk Pemecahan Masalah
mempunyai hubungan yang linear
dengan persamaan Y ̂= a + bX.
Pemecahan masalah dari hasil
perhitungan diperoleh a sebesar 11,64
dan b sebesar 0,24 sehingga didapat
persamaaan regresi : Y ̂ = 11,64 +
0,24 X dari perhitungan diperoleh b
Dari tabel 4 dapat disimpulkan bernilai positif sebesar 0,24 maka
bahwa 4 butir soal Post-Test dapat disimpulkan kedua variabel
pemecahan masalah memiliki daya tersebut variabel X dan Y mempunyai
beda yan signifikan. Dari koefisien hubungan linear yang positif.
validitas butir soal, reliabilitas butir Untuk menguji Kelinearan dan
tes , tingkat kesukaran setiap butir Hipotesis Regresi pemecahan
soal dan daya pembeda butir soal masalah, dilakukan dengan uji regresi
disimpulkan bahwa butir soal 1,2,3 sederhana X dan Y Dari perhitungan
dan 4 merupakan alat ukur untuk analisis varians disusun tabel
mengukur kemampuan pemecahan ANAVA seperti dibawah ini.
masalah siswa memenuhi syarat untuk
digunakan dalam pengambilan data. Tabel 5. Tabel Analisis Varians Untuk Uji
Kelinearan dan Hipotesisis Regresi
Hasil pengamatan kelas pada Pemecahan Masalah
sampel dengan menggunakan bahan
ajar berbasis matematika terhadap
pemahaman matematika siswa
diperoleh skor terendah 8 dan skor
tertinggi 22. Nilai rata-rata 17,03
dengan simpangan baku3,11.
Uji pemecahan masalah dengan
menggunakan aturan liliefors
diperoleh harga L hitung 0,1401 dengan
menggunakan tabel uji Liliefors n=30
dan taraf sinifikan 0.05 maka harga
Ltabel sebesar 0,161, selanjutnya
harga Lhitung dibandingkan dengan
harga Ltabel , dan hasil Ho : Tidak terdapat hubungan yang
perbandingannya Ltabel > Lhitung linear antara pemberian LKS berbasis
dengan demikian disimpulkan HO model pembelajaran Creative Problem
diterima. Hal ini menunjukkan bahwa Solving (CPS) terhadap kemampuan
data Post-test pemecahan masalah pemecahan masalah.
berdistribusi normal.
Ha : Terdapat hubungan yang linear
Regresi sederhana bertujuan
antara pemberian LKS berbasis model
untuk mengetahui apakah variabel
pembelajaran Creative Problem
Solving (CPS) terhadap kemampuan Problem Solving (CPS) terhadap
pemecahan masalah. kemampuan pemecahan masalah.
Berdasarkan hasil perhitungan
Untuk uji kelinearan diperoleh F hitung koefisien determinasi 10 % nilai
sebesar 0,74 selanjutnya koefisien determinasi r 2 adalah 10 %
dibandingkan dengan Ftabel. Nilai yang berarti bahwa hubungan
Ftabel nya adalah 2,43, dengan pemberian LKS berbasi model
demikian karena Fhitung>Ftabel atau pembelajaran Creative Problem
2,74>2,43 maka Ho ditolk sehingga Solving(CPS) terhadap kemampuan
terdapat hubungan yang linear antara pemecahan masalah adalah sebesar 10
pemberian LKS berbasis model % sedangkan sisanya sebesar 90%
pembelajaran Creative Problem dijelaskan oleh variabel lain yang
Solving (CPS) terhadap kemampuan tidak diteliti oleh peneliti.
pemecahan masalah. Untuk mengetahui adanya
Formulasi Hipotesis Pemecahan korelasi yan berarti, dilakukan uji
Masalah : keberartian koefisien korelasi
Ho : Tidak terdapat pengaruh menunkan uji t dengan hipotesis
pemberian LKS berbasis model berikut :
pembelajaran Creative Problem Ho : Tidak terdapat hubungan yang
Solving (CPS) terhadap kemampuan berarti
pemecahan masalah. Ha : Terdapat hubungan yang berarti.
Ha : Terdapat pengaruh pemberian
LKS berbasis model pembelajaran Berdasarkan hasil perhitungan
Creative Problem Solving (CPS) uji keberartian koefsien Korelasi
terhadap kemampuan pemecahan pemecahan masalah diperoleh t =
masalah. 13,30 dengan derajat kebebasan yaitu
Dengan kriteria pengujian : n-2 = 30-2 = 28 dan tarif sinifikan
Ho : diterima apabila Fhitung ≤ Ftabel 0,05, diperoleh ttabel = 1,70.Karena
Ha : diterima apabila F hitung≥Ftabel. thitung > ttabel maka adanya hubungan
yang berarti antara LKS berbasis
Berdasarkan tabel AVANA model pembelajaran Creative Problem
diperoleh Fhitung = 4,31 selanjutnya Solving (CPS) terhadap kemampuan
dikonsultasikan pada F tabel, jika α = masalah.
5% , maka Db pembilang 1 dan Db
penyebut 28, dari daftar distibusi F PEMBAHASAN
didapat Ftabel = 4,20. Dengan demikian
karena Fhitung > Ftabel 4,31 > 4,20 maka Penelitian ini dilaksanakan di
Ha diterima. Sehingga kedua variabel SMP Negeri 2 Pollung untuk
mempunyai hubungan yan berarti mengetahui apakah ada pengaruh
maka dapat disimpulkan bahwa pemberian LKS berbasis model
terdapat pengaruh pemberian LKS pembelajaran Creative Problem
berbasis model pembelajaran Creative Solving (CPS) terhadap kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa
kelas VIII SMP Negeri 2 Pollung pemberian LKS berbasis model
Tahun Ajaran 2017/2018. pembelajaran creative problem
Pada awal pertemuan diberikan solving (CPS) terhadap kemampuan
informasi kepada siswa akan diadakan pemecahan masalah siswa. Hal ini
Post-Test diakhir pertemuan dengan terjadi karena siswa diorientasikan
pokok bahasan materi bangun ruang mampu menjadi pembelajar yan
sisi datar. mandiri ditambah lagi dengan diskusi
Dari hasil pengamatan selama bersama guru ataupun teman untuk
penelitian bahwa siswa yang diajar menanyakan hal-hal yang kuran
dengan diberikan bahan LKS berbasis dipahami , hal-hal yang ingin
model pembelajaran Creative Problem dibuktikan bersama dan hal-hal yang
Solving (CPS) , siswa lebih antusias kurang dipahami secara berkelompok.
dan aktif dalam menikuti proses Dari hasil penelitian ini
belajar mengajar karena mereka diperoleh bahwa terdapat pengaruh
belajar secara berkelompok , pemberian LKS berbasis model
berdiskusi dengan teman satu pembelajaran Creative Problem
kelompok yang membuat mereka Solving (CPS) terhadap kemampuan
nyaman dan rileks serta santai tapi pemecahan masalah matematika siswa
pasti dalam belajar. Pembelajaran ini kelas VIII SMP Negeri 2 Pollung
jua membantu siswa menemukan Tahun Ajaran 2017/2018.
konsep matematikanya sendiri karena
bahan ajarnya memiliki keterkaitan KESIMPULAN DAN SARAN
antara matematika denan kehidupan
sehari-hari . pembelajaran ini jua Kesimpulan dalam penelitian ini
menjadikan siswa lebih aktif dan yaitu : “Ada pengaruh pemberian
kreatif karena siswa berani LKS berbasis model pembelajaran
mengunkapkan ide-idenya kedepan Creative Problem Solving (CPS)
kelas, namun proses pembelajarannya terhadap kemampuan pemecahan
memerlukan waktu lama dan peneliti masalah matematika siswa kelas VIII
sedikit kesulitan dalam mengamati SMP Negeri 2 Pollung Tahun Ajaran
dan memberi bantuan kepada siswa 2017/2018 yaitu sebesar 74,8 % serta
yang berkesulitan belajar. selebihnya dipengaruhi faktor lain.“
Pada akhir pertemuan setelah Saran yang dapat penulis
materi selesai diajarkan siswa sampaikan berdasarkan hasil
diberikan Post-Test untuk mengukur penelitian ini adalah :
kemampuan pemecahan masalah 1. Guru dapat mempertimbangkan
mereka terhadap materi yang menggunakan bahan ajar LKS
diajarkan yaitu bangun ruang sisi berbasis model pembelajaran Creative
datar. Berdasarkan hasil Post-Test Problem Solving (CPS) dalam proses
diperoleh untuk setiap kelas pembelajaran.
eksperimen rata-rata sebesar 15,67 2. Sebaiknya model pembelajaran
dan perhitungan koefisien determinasi Creative Problem Solving (CPS)
menunjukkan bahwa ada pengaruh dterapakan, sehingga pembelajaran
lebih menyenangkan, aktif , efektif Nurharini,Dewi,ddk. 2008.
dan siswa dapat dengan mudah Matematika Konsep dan
memahami materi yang dapat dengan Aplikasinya. Jakarta : cv. Usaha
mudah memahami materi yang Makmur .
diajarkan oleh gurunya. Pepkin, Karen L. 2004. creative
3. Sebaiknya guru memberikan lebih problem solving in math.
banyak lagi soal pemecahan masalah , Tersedia
agar dapat merangsang siswa untuk http://hti.math.uh.edu/curiculum
memahami materi yang diajarkan dan /units/200/02/00/.02.04.pdf
mampu memecahkan masalah. Pujiadi 2006. Pengaruh model
pembelajaran creative problem
DAFTAR PUSTAKA solving (cps) berbantuan cd
interaktif terhadap prestasi
Aburahman, Mulyono .2009.
belajar matematika siswa kelas
Pendidikan Bagi Anak
VIII. Jawa Tengah : UNNES
Berkesulitan Belajar.jakarta : PT
Robin. 2007. Pengertian
Rineka cipta
Kemampuan.Surakarta : UNS
Ansari dan Yamin. 2008. Taktik
Rusman. 2011. Model-Model
Mengembangkan Kemampuan
Pembelajaran Mengembangkan
Individual Siswa.jakarta : Putra
Profesional Guru Jakarta :
Grafika
Rajawali Pers
Arikunto, Prof Dr. Suharsini. 2008.
Sanjaya,Wina. 2018. Strategi
Dasar-Dasar Evaluasi
Pembelajaran Berorientasi
Pendidikan . Jakarta : Bumi
Standar Proses
Aksara.
Pendidikan.Jakarta : Kencan
Hudojo.2003. Strategi Pembelajaran .
Permata Media Grup
Jakarta : Depdikub. Tersedia :
Sofman,Arya M.2011 Matematika
http://ejurnal.unp.ac.id/index.ph
Kelas VIII.Jakarta : Erlangga
p/jupekhu
Sudjana.2005
Israni, Hardini.2012. Strategi
Pembelajaran Terpadu
(teori,konsep dan implikasi)
Yogyakarta : Familia.
Milman Yusdi.2014. Tersedia:
http://milman yusdi. Blogspot.
Com / 2011/07/ pengertian_
kemampuan.
Mulyani Sumantri dan Johan Permana.
1998/1999. Strategi Belajar
Mengajar. Proyek Pendidikan
Guru Sekolah Dasar. Dirjen
Dikti Depdikud.

Anda mungkin juga menyukai