Anda di halaman 1dari 8

STUDI LITERATUR MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH

MATEMATIKA
Dian Rizky Utami T.
Mahasiswi Pascasarjana Program Studi Pendidikan Matematika
Universitas Negeri Medan
E-mail: rdian42@gmail.com

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji literatur tentang model pembelajaran berdasarkan masalah
matematika.Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan buku-buku dan jurnal-jurnal terkait untuk
kemudian dibaca dan dikaji.Setelah data terkumpul, dilakukan pengujian dan pembandingan data yang
ditemukan.Teknik analisis data dilakukan secara kualitatif dengan pengutipan pendapat-pendapat yang
sesuai.Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran berdasarkan masalah matematika merupakan
model yang sangat baik digunakan dalam pembelajaran matematika.Hal ini terlihat dari banyaknya teori belajar
yang mendukung model pembelajaran berdasarkan masalah matematika.

Kata Kunci: Masalah Matematika, Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah

Pendahuluan baik yang tidak berkesulitan belajar dan lebih-


Matematika merupakan salah satu lebih bagi siswa yang berkesulitan belajar. Hal
pelajaran yang sangat penting untuk diajarkan ini menyebabkan rendahnya mutu pendidikan
dalam setiap jenjang satuan pendidikan karena matematika di Indonesia”.Setiap materi harus
menjadi dasar bagi perkembangan ilmu yang menggunakan model pembelajaran yang
lain. Selain itu, menurut Permendiknas No. 22 sesuai.Seperti yang disampaikan oleh Surya
tahun 2006 (Depdiknas, 2006 : 345) pelajaran dan Syahputra (2017: 13) bahwa guru
Matematika perlu diberikan kepada semua mengajar siswa dengan menggunakan metode
peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk yang monoton seperti yang ditertulis di dalam
membekali peserta didik dengan kemampuan buku pelajaran tanpa memikirkan
berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan perkembangan kognitif siswa.sedangkan,
kreatif, serta kemampuan bekerja sama. pembelajaran matematika membutuhkan
Kemampuan-kemampuan tersebut sangat inovasi dan kreatifitas guru dan siswa. Selama
dibutuhkan oleh semua peserta didik agar proses pembelajaran matematika siswa
mereka mampu bertahan pada keadaan yang dituntut untuk mampu berpikir logis, kritis,
selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. sistematis dan berpikir kreatif dalam
Cockroft (Surya, 2017: 86) juga memecahkan masalahnya.
mengemukakan pendapatnya bahwa Salah satu model pembelajaran
matematika perlu diajarkan kepada siswa matematika yang mampu memotivasi siswa
karena (1) selalu digunakan dalam segala segi untuk belajar matematika adalah model
kehidupan; (2) semua bidang studi pembelajaran berbasis masalah.Model
memerlukan keterampilan matematika yang pembelajaran berbasis masalahmembiasakan
sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang siswa untuk berpikir secara
kuat, singkat, dan jelas; (4) dapat digunakan divergen.Sebagaimana yang dinyatakan bahwa
untuk menyajikan informasi dalam berbagai dengan adanya masalah menuntut siswa untuk
cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir mengembangkan pola pikirnya dalam
logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan; dan memecahkan masalah tersebut (Manurung &
(6) memberikan kepuasan terhadap usaha Surya, 2017).
memecahkan masalah yang menantang.
Menyadari pentingnya matematika Model Pembelajaran
bagi peserta didik, maka harus dilakukan Secara umum ”model” diartikan
segala cara agar matematika bisa dengan sebagai barang tiruan dari benda
mudah dipelajari oleh peserta didik. Karena sesungguhnya. Dalam pengertian lain model
menurut Abdurrahman (2009 : 252), “dari diartikan sebagai kerangka konseptual yang
berbagai bidang studi yang diajarkan di digunakan sebagai pedoman atau acuan dalam
sekolah, matematika merupakan bidang studi melakukan suatu kegiatan agar tujuan dari
yang dianggap paling sulit oleh para siswa, kegiatan itu dapat tercapai. Komara (2014 :

1
106) menyatakan, “model pembelajaran (Trianto 2009 : 25) bahwa: ”tidak ada satu
merupakan contoh pola atau struktur model pembelajaran yang paling baik diantara
pembelajaran siswa yang didesain, diterapkan yang lainnya, karena masing – masing model
dan dievaluasi secara sistematis dalam rangka pembelajaran dapat dirasakan baik, apabila
mencapai tujuan. Suatu contoh bentuk telah diujicobakan untuk mengajarkan materi
pembelajaran yang tergambar dari awal tertentu”. Sebelum menentukan model
sampai akhir yang disajikan secara khas oleh pembelajaran yang akan digunakan dalam
guru di kelas”. kegiatan pembelajaran, ada beberapa hal yang
Di dalam model pembelajaran, harus dipertimbangkan. Rusman (2012 : 133)
dijabarkan pula mengenai strategi pencapaian menyatakan bahwa dasar pertimbangan yang
kompetensi siswa dengan pendekatan, metode harus dipikirkan dalam memilih model
dan teknik pembelajaran. Soekamto (Trianto, pembelajaran diantaranya: (1) pertimbangan
2009 : 22) mengemukakan maksud dari model terhadap tujuan yang hendak dicapai; (2)
pembelajaran sebagai, “kerangka konseptual pertimbangan yang berhubungan dengan
yang melukiskan prosedur yang sistematis bahan atau materi pembelajaran; (3)
dalam mengorganisasikan pengalaman belajar pertimbangan dari sudut peserta didik atau
untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan siswa, (4) pertimbangan lainnya yang sifat
berfungsi sebagai pedoman bagi para nonteknis”.
perancang pembelajaran dan para pengajar
dalam merencanakan aktivitas belajar Pemecahan Masalah
mengajar”. Sejalan dengan hal itu, Istarani Pemecahan masalah, pada dasarnya
(2011 : 1) menyatakan bahwa: “model adalah suatu proses yang ditempuh oleh
pembelajaran adalah seluruh rangkaian seseorang untuk menyelesaikan masalah yang
penyajian materi ajar yang meliputi segala dihadapi hingga masalah tersebut tidak lagi
aspek sebelum, sedang, dan sesudah menjadi masalah baginya(A. Aisyah, 2017).
pembelajaran yang dilakukan guru serta segala Untuk menyelesaikan atau memecahkan suatu
fasilitas yang terkait yang digunakan secara masalah matematika,diperlukan strategi
langsung atau tidak langsung dalam proses pemecahan masalah yang kemudian
belajar mengajar”. Dari penjabaran di atas, dintegrasikan dalam langkah-
model pembelajaran diartikan sebagai langkahpemecahan masalah matematika.
rangkaian acuan proses pembelajaran mulai Memecahkan suatu masalah
dari sebelum, sedang, dan sesudah merupakan suatu aktivitas dasar bagi
pembelajaran untuk mencapai tujuan manusia.Kenyataan menunjukkan sebagian
pembelajaran. besar kehidupan manusia adalah berhadapan
Model-model pembelajaran biasanya dengan masalah-masalah.Kita perlu mencari
disusun berdasarkan berbagai prinsip atau teori penyelesaiannya. Bila kita gagal dengan suatu
sebagai pijakan dalam pengembangannya. cara untuk menyelesaikan masalah, kita harus
Para ahli menyusun model pembelajaran mencoba menyelesaikannya dengan cara lain.
berdasarkan prinsip-prinsip pendidikan, teori- Adapun tujuan pendidikan pada hakekatnya
teori psikologis, sosiologis, psikiater, analisis adalah suatu proses terus menerus manusia
sistem, atau teori-teori lain. Model untuk menanggulangi masalah-masalah yang
pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, dihadapi sepanjang hayat. Oleh karena itu
artinya para guru boleh memilih model siswa harus benar-benar dilatih dan dibiasakan
pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk berpikir secara mandiri (Dharma, dkk: 2018).
mencapai tujuan pembelajaran. Pentingnya pemecahan masalah juga
Telah banyak model pembelajaran diungkapkan oleh Beigie (Edy Surya, Feria
yang diciptakan oleh para ahli. Antara satu Andriana Putri, Mukhtar, 2017) yang
model dengan model yang lain tidak bisa mengatakan bahwa melalui pemecahan
diputuskan mana yang lebih baik. Setiap masalah, siswa dapat belajar tentang
model mempunyai karakteristik dan kelebihan memperdalam pemahaman mereka tentang
juga kelemahannya masing-masing.Untuk konsep matematika dengan bekerja melalui
memperoleh hasil belajar yang baik dengan isu-isu yang dipilih menggunakan aplikasi
menggunakan suatu model, haruslah dipilih matematika untuk masalah nyata. Itu
model yang cocok untuk materi yang Pengembangan kemampuan pemecahan
disampaikan. Sesuai dengan pendapat Arrends masalah matematika dapat membekali siswa

2
untuk berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, keterbatasan. Masalah adalah sesuatu yang
dan kreatif. harus diselesaikan. Individu akan mencari cara
Schroede & Lester (Hasibuan & agar bisa menyelesaikan masalahnya. Lebih
Surya, 2018) menggambarkan tiga asas jelas Klausmeier (Istarani, 2011 : 103)
pendekatan untuk pembelajaran problem menyatakan bahwa “individu dihadapkan pada
solving: 1) pembelajaran tentang pemecahan masalah apabila mereka menghadapi suatu
masalah, 2) mengajar untuk memecahkan situasi dimana mereka harus meresponkan
masalah, 3) pembelajaran melalui pemecahan tetapi tidak memiliki model atau informasi
masalah. Pengajaran tentang masalah berfokus atau keduanya dalam berpikir lebih lanjut
pada pengajaran langkah dan strategi.Masalah untuk menghasilkan suatu solusi”.
adalah latihan untuk mempraktekan Di dalam matematika, masalah
strategi.Sedangkan mengajar untuk pemecahan didefinisikan tidak jauh berbeda dari definisi
masalah, guru memperkenalkan strategi umumnya. Definisi masalah yang biasa
dengan latihan berdasarkan situasi masalah. digunakan di dalam literatur matematika,
Salah satu metode pembelajaran yang seperti yang dikemukakan Kantowski
mengutamakan pemecahan masalah adalah (Pehkonen, 1997 : 64) yaitu: “we will use the
metode problem solving.Polya mendefinisikan concept ‘a problem’ for a task situation where
pemecahan masalah sebagai usaha mencari the individual is compelled to connect the
jalan keluar dari suatu kesulitan, mencapai known information in a way that is new (for
suatu tujuan yang tidak begitu saja dengan him) in order to do the task”. Jadi, kita akan
segera dapat dicapai.Lebih lanjut Polya menggunakan konsep ‘masalah’ untuk situasi
mengemukakan bahwa dalam matematika soal dimana individu dipaksa untuk
terdapat dua macam masalah yaitu masalah menghubungkan informasi yang diketahui
untuk menemukan (problem to find) dan dengan sebuah cara baru untuk menyelesaikan
masalah untuk membuktikan. soal tersebut. Memecahkan masalah
Selanjutnya menurut polya kegiatan- matematika berbeda dengan menyelesaikan
kegiatan yang diklasifikasikan sebagai soal atau tugas matematika biasa. Apabila
pemecahan masalah dalam matematika seperti: suatu tugas matematika dapat segera
1. Penyelesaian soal cerita dalam buku teks. ditemukan cara menyelesaikannya, maka tugas
2. Penyelesaian soal-soal non rutin atau tersebut tergolong pada tugas rutin dan bukan
memecahkan teka-teki. merupakan suatu masalah. Sejalan dengan hal
3. Penerapan matematika pada masalah ini, Hendriana, dkk (2014 : 22) menyatakan
dalam dunia nyata. bahwa: “suatu tugas matematik digolongkan
4. Menciptakan dan menguji konjektur sebagai masalah matematik apabila tidak dapat
matematika. segera diperoleh cara menyelesaikannya
Namun perlu kita ketahui bersama- namun harus melalui beberapa kegiatan
sama, dalam pemecahan suatu masalah misal lainnya yang relevan”. Masalah bagi siswa
dalam soal matematika dapat dinyatakan pada tingkat pendidikan tertentu belum tentu
sebagai pemecahan masalah sederhana tingkat menjadi masalah bagi siswa pada tingkat
kesulitannya dibanding dengan masalah pendidikan lebih tinggi.Jadi, konsep ‘masalah’
membeli kendaraan atau membangun berhubungan dengan waktu dan personal.
rumah.Hal yang harus diperhatikan yaitu Dari uraian di atas, masalah
bagaimana mengembangkan strategi matematika bisa diartikan sebagai soal atau
pemecahan masalah agar berlangsung secara tugas matematika yang dalam proses
efektif. Sebab, masalah akan timbul apabila pengerjaannya diperlukan proses berpikir dan
kita dihadapkan pada suatu situasi adanya penghubungan pengetahuan yang sudah
kesenjangan antara situasi nyata dengan situasi dimiliki dengan cara yang baru dan melalui
yang diinginkan. tahap-tahap yang relevan dan terstruktur.

Masalah dan Masalah Matematika Model Pembelajaran Berbasis Masalah


Secara umum, masalah didefinisikan Matematika
sebagai suatu keadaan dimana ekspektasi tidak Model pembelajaran berdasarkan
sesuai dengan realita. Masalah akan muncul masalah adalah suatu cara menyajikan
jika keinginan seseorang tidak mampu pelajaran dengan mendorong siswa untuk
dipenuhi karena berbagai kondisi dan mencari dan memecahkan suatu masalah atau

3
persoalan dalam rangka pencapaian tujuan kemungkinan jawaban.Dengan demikian,
pembelajaran. Ketika dihadapkan dengan model ini memberikan kesempatan pada siswa
situasi pertanyaan, siswa dapat melakukan untuk bereksplorasi mengumpulkan dan
keterampilan pemecahan masalah untuk menganalisis data secara lengkap untuk
memilih dan mengembangkan tanggapannya. memecahkan masalah yang dihadapi. Tujuan
Tidak hanya dengan cara menghapal tanpa yang ingin dicapai oleh model pembelajaran
berpikir, keterampilan pemecahan masalah berdasarkan masalah ini adalah kemampuan
membuat siswa berpikir kreatif. siswa untuk berpikir kritis, analitis, sistematus,
Menurut Mahendrawan, dkk (2015 : logis, dan kreatif untuk menemukan alternatif
146), “Problem Based Instruction pemecahan masalah melalui eksplorasi data
(Pembelajaran Berdasarkan Masalah) adalah secara empiris.
suatu model pembelajaran yang menggunakan Murray et al (Huda, 2013 : 273)
masalah sebagai langkah awal dalam menjelaskan bahwa, “pembelajaran
mengumpulkan dan mengintegrasi pemecahan masalah merupakan salah satu
pengetahuan baru. Pembelajaran ini berfokus dasar teoritis dari berbagai strategi
pada keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran yang menjadikan masalah
pembelajaran”. Sejalan dengan pendapat di sebagai isu utamanya, termasuk juga problem
atas, Barrow (Huda, 2013 : 271) based learning dan problem posing learning.
mendefinisikan Pembelajaran Berdasarkan Akan tetapi, dalam praktiknya, pembelajaran
Masalah sebagai, “pembelajaran yang pemecahan masalah lebih banyak diterapkan
diperoleh melalui proses menuju pemahaman untuk pelajaran matematika”.
akan resoluso suatu masalah. Masalah tersebut
dipertemukan pertama-tama dalam proses Sintaks Model Pembelajaran Berbasis
pembelajaran”. Masalah Matematika
Ramayulis (Istarani, 2011 : 102) juga Istarani (2011 : 113) menuliskan
mendefinisikan PBI dengan mengatakan langkah-langkah pembelajaran berdasarkan
bahwa, “pembelajaran berbasis masalah masalah sebagai berikut :
merupakan model pembelajaran dimana 1. Guru menjelaskan kompetensi yang akan
peserta didik dihadapkan pada suatu kondisi dicapai dan menyebutkan sarana atau alat
bermasalah”. Untuk itu, siswa harus pendukung yang dibutuhkan. Memotivasi
memecahkan masalah tersebut.Dalam hal ini peserta didik untuk terlibat dalam aktivitas
siswa harus memiliki kemampuan pemecahan masalah yang dipilih.
mengaplikasikan hukum-hukum dan 2. Guru membantu peserta didik
mengaitkannya dengan lingkungan kemudian mendefinisikan dan mengorganisasikan
memanipulasinya.Aktivitas memecahkan tugas belajar yang berhubungan dengan
masalah membutuhkan operasi-operasi masalah tersebut.
kognitif yang kompleks dan abstrak meliputi 3. Guru mendorong peserta didik untuk
semua kemampuan belajar sebelumnya. mengumpulkan informasi yang sesuai,
Abdurrahman (2009 : 257) menuliskan di eksperimen untuk mendapatkan
dalam bukunya bahwa, “dalam memecahkan penjelasan, pengumpulan data, hipotesis
masalah matematika, siswa harus menguasai dan pemecahan masalah.
cara mengaplikasikan konsep-konsep dan 4. Guru membantu peserta didik dalam
menggunakan keterampilan komputasi dalam merencanakan karya yang sesuai seperti
beragai situasi baru yang berbeda-beda”. laporan dan membantu mereka berbagi
Dari penjabaran di atas, dapat tugas dengan temannya.
disimpulkan bahwa model pembelajaran 5. Guru membantu peserta didik untuk
berdasarkan masalah adalah model melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
pembelajaran yang menghadapkan siswa eksperimen mereka dan proses-proses
dengan masalah dan menuntut siswa untuk yang mereka gunakan.
dapat memecahkan masalah tersebut David Johnson & Johnson (Sanjaya,
menggunakan keterampilan berpikirnya. 2011 : 218) mengemukakan ada 5 langkah
Masalah yang biasa digunakan dalam model pembelajaran berdasarkan masalah melalui
ini adalah masalah terbuka.Artinya jawaban kegiatan kelompok:
dari masalah tersebut belum pasti.Setiap siswa, 1. Mendefenisikan masalah, yaitu
bahkan guru, bisa mengembangkan merumuskan masalah dari peristiwa

4
tertentu yang mengandung isu konflik, 4. Mengembangkan dan mempresentasikan
hingga siswa menjadi jelas masalah apa hasil, guru membantu siswa dalam
yang akan dikaji. Dalam kegiatan ini guru merencanakan dan menyiapkan karya yang
bisa meminta pendapat dan penjelasan sesuai.
siswa tentang isu-isu hangat yang menarik 5. Menganalisa dan mengevaluasi proses
untuk dipecahkan. mengatasi masalah, guru membantu siswa
2. Mendiagnosis masalah, yaitu menentukan untuk melakukan refleksi atau evaluasi
sebab-sebab terjadi masalah, serta terhadap penyelidikan mereka dan proses-
menganalisis berbagai faktor baik faktor proses yang mereka gunakan.
yang bisa menghambat maupun faktor Secara sederhana, langkah-langkah
yang dapat mendukung dalam pembelajaran berdasarkan masalah adalah
penyelesaian masalah. Kegiatan ini bisa sebagai berikut:
dilakukan dalam diskusi kelompok kecil, 1. Orientasi terhadap masalah, pada tahap ini
hingga pada akhirnya siswa dapat siswa diberi masalah yang berkaitan
mengurutkan tindakan-tindakan prioritas dengan materi pelajaran;
yang dapat dilakukan sesuai dengan jenis 2. Mendiagnosis masalah, siswa diberikan
penghamba yang dipikirkan. kebabasan menganalisis hal-hal yang
3. Merumuskan alternatif strategi, yaitu harus dipecahkan dari masalah yang
menguji setiap tindakan yang telah diberikan;
dirumuskan melalui diskusi kelas. Pada 3. Mengumpulkan informasi, siswa mencari
tahapan ini setiap siswa didorong untuk dan mengumpulkan informasi sebanyak
berpikir mengemukakan pendapat dan mungkin untuk dapat menyelesaikan
argumentasi tentang kemungkinan setiap masalah;
tindakan yang dapat dilakukan. 4. Mengembangkan dan mempresentasikan
4. Menentukan dan menerapkan strategi hasil, siswa mengembangkan pemecahan
pilihan, yaitu pengambilan keputusan masalah dan mengungkapkan hasil
tentang strategi mana yang dapat pemecahan masalah di depan kelas;
dilakukan. 5. Evaluasi, bersama-sama dengan guru,
5. Melakukan evaluasi, baik evaluasi proses siswa melakukan refleksi dan evaluasi
maupun evaluasi hasil. Evaluasi proses terhadap hasil kerja siswa.
adalah evaluasi terhadap seluruh kegiatan
pelaksanaan kegiatan, sedangkan evaluasi Kelebihan Model Pembelajaran
hasil adalah evaluasi terhadap akibat dari Berdasarkan Masalah Matematika
penerapan strategi yang diterapkan. Menurut Wina Sanjaya (2011 : 220-
Widodo (Muah, 2016 : 5) menjelaskan 221), adapun kelebihan model pembelajaran
sintaks problem-based instruction sebagai berdasarkan masalah adalah sebagai berikut:
berikut : 1. Pembelajaran berdasarkan masalah
1. Memberikan orientasi tentang merupakan teknik yang cukup bagus untuk
permasalahan kepada siswa, guru lebih memahami isi pelajaran.
menjelaskan tujuan pembelajaran, 2. Pembelajaran berdasarkan masalah dapat
menjelaskan logistik yang dibutuhkan, menantang kemampuan siswa serta
mengajukan fenomena atau demonstrasi memberikan kepuasan untuk menemukan
atau cerita untuk memunculkan masalah, pengetahuan baru bagi siswa.
memotivasi siswa untuk terlibat dalam 3. Pembelajaran berdasarkan masalah dapat
pemecahan masalah yang dipilihnya. meningkatkan aktivitas pembelajaran
2. Mengorganisasikan siswa untuk meneliti, siswa.
guru membantu siswa mendefinisikan dan 4. Pembelajaran berdasarkan masalah dapat
mengorganisasikan tugas belajar yang membantu siswa bagaimana mentransfer
berhubungan dengan masalah tersebut. pengetahuan mereka untuk memahami
3. Membantu investigasi mandiri dan masalah dalam kehidupan nyata.
kelompok, guru mendorong siswa untuk 5. Pembelajaran berdasarkan masalah dapat
mengumpulkan informasi yang sesuai, membantu siswa mengembangkan
melaksanakan eksperimen, untuk pengetahuan barunya dan bertanggung
mendapatkan penjelasan dan pemecahan jawab dalam pembelajaran yang mereka
masalah. lakukan. Disamping itu, pemecahan

5
masalah itu juga dapat mendorong untuk melibatkan asimilasi dan akomodasi. Asimilasi
melakukan evaluasi sendiri baik terhadap adalah proses penyesuaian informasi baru
hasil maupun proses belajarnya. dengan struktur kognitif yang dimiliki siswa
6. Melalui pembelajaran berdasarkan akibat adanya informasi baru tersebut.
masalah bisa memperlihatkan kepada Berdasarkan hal itu, dengan aktivitas yang
siswa bahwa setiap mata pelajaran, pada mengharuskan siswa untuk dapat
dasarnya merupakan cara berpikir, dan mengkonstruk pengetahuannya sendiri, dalam
sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa, proses pembelajaran pemecahan masalah
bukan hanya sekedar belajar dari guru atau siswa dapat menyesuaikan informasi atau
buku-buku saja. pengetahuan baru dengan pengetahuan yang
7. Pembelajaran berdasarkan masalah sudah dia miliki.
dianggap lebih menyenangkan dan disukai Willem Brownell seorang tokoh aliran
siswa. psikologi gestalt mengemukakan teori
8. Pembelajaran berdasarkan masalah dapat belajarnya dengan menyatakan bahwa belajar
mengembangkan kemampuan siswa untuk itu merupakan suatu proses yang bermakna.
berpikir kritis dan mengembangkan Brownell berpendapat bahwa konsep baru
kemampuan mereka untuk menyesuaikan yang akan dipelajari siswa harus dikaitkan
dengan pengetahuan baru. dengan konsep yang sudah dikenalnya.
9. Pembelajaran berdasarkan masalah dapat Teori berikutnya yaitu teori Ausubel
memberikan kesempatan pada siswa untuk yang terkenal dengan belajar bermakna. Cara
mengaplikasikan pengetahuan yang yang dianggap cocok untuk menanamkan
mereka miliki dalam dunia nyata. konsep baru tersebut adalah dengan cara
10. Pembelajaran berdasarkan masalah dapat stimulus respon yang dilakukan berulang-
mengembangkan minat siswa untuk secara ulang. (Ansari, 2016 : 57). Selanjutnya,
terus-menerut belajar sekalipun belajar Ausubel mengemukakan teori belajar
pada pendidikan formal telah berakhir. bermakna. Belajar akan bermakna apabila
informasi yang hendak dipelajari siswa
Teori yang Mendukung Model disusun sesuai dengan struktur kognitif yang
Pembelajaran Berdasarkan Masalah telah dimiliki siswa, dengan demikian siswa
Matematika akan menghubungan informasi baru tersebut
Pembelajaran berdasarkan masalah dengan informasi yang telah dimilikinya.
merupakan model pembelajaran yang (Ansari, 2016 ; 60)
mengikuti pola Top-down.Istilah ini mengacu Menurut Dewey (Huda, 2013 : 39),
pada pembelajaran dimana siswa dihadapkan semua pengetahuan, pemikiran, dan
dengan masalah-masalah rumit dan pembelajaran dapat muncul melalui
nyata.Pembelajaran yang demikian ini pengalaman. Seorang individu harus bekerja,
merupakan implementasi dari teori belajar tetapi agar ia bisa belajar, ia harus berefleksi
konstruktivisme.Pembelajaran terhadap apa yang dikerjakan. Pembelajaran
mengakomodasi keterlibatan siswa dalam dapat didefenisikan sebagai rekronstruksi
belajar dan pemecahan masalah otentik. pengalaman yang memberi nilai lebih pada
Pemberian pengalaman belajar dapat dirasakan pengalaman itu dan meningkatkan kemampuan
melalui “mengalami” bukan sekedar untuk mengarahkan model pengalaman
“menghafal” sehingga dapat meningkatkan selanjutnya.
pemahaman siswa tentang konsep-konsep serta Bogner (Huda, 2013 : 40) menjelaskan
hubungan antar konsep dalam ilmu bahwa Kolb sepakat dengan Dewey dalam hal
pengetahuan. Siswa mampu menggunakan bahwa pengetahuan baru bisa diperoleh
bermacam-macam keterampilan dan prosedur melalui ‘observasi dan refleksi’ yang
pemecahan masalah dan berpikir kritis.Dengan dilakukan berdasarkan makna, konsep, dan
demikian tujuan pembelajaran bisa dicapai pengetahuan yang dimiliki seseorang. Dengan
dengan baik.Teori-teori belajar yang demikian, pengetahuan baru muncul dari
mendukung model pembelajaran ini adalah pengetahuan lama.Dengan observasi dan
teori belajar dari Piaget, Brownell, Ausubel, penelitian reflektif terhadap pengetahuan lama,
Dewey dan Kolb. seseorang bisa melihat sejauh mana keyakinan
Piaget memandang belajar adalah itu bekerja dan bagaimana segala sesuatu
proses adaptasi terhadap lingkungan yang beriperasi di dunia.

6
Teori-teori di atas mendukung model http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/ind
pembelajaran berdasarkan masalah. Karena ex.php/publika/article/view/18955
hakikatnya, pembelajaran berdasarkan masalah Ansari, B., (2016), Komunikasi Matematis,
membuat siswa belajar memecahkan masalah Sahabat Pena, Banda Aceh.
yang diberikan dengan cara mengkonstruksi Dharma, A., Rahma, A. S., Simamora, D.
pengetahuan yang sudah dia miliki untuk Surya, E. 2018. Analysis of The
membuat cara yang ‘baru’ untuk Effectiveness of Learning
menyelesaikan masalah tersebut. Mathematics Using Problem Solving
Method.
Kesimpulan https://www.researchgate.net/publicati
Dari penjabaran di atas, dapat on/329464517
disimpulkan bahwa model pembelajaran Hasibuan, S. A., Surya, E. 2018. Pengaruh
berdasarkan masalah adalah model Pendekatan Problem Solving terhadap
pembelajaran yang menghadapkan siswa Kemampuan Komunikasi Matematis
dengan masalah dan menuntut siswa untuk dan Self-Confidence Siswa di SMA
dapat memecahkan masalah tersebut Padangsidimpuan.https://www.researc
menggunakan keterampilan berpikirnya. hgate.net/publication/325391409.
Masalah yang biasa digunakan dalam model Hendriana, H., dkk, (2014), Penilaian
ini adalah masalah terbuka.Artinya jawaban Pembelajaran Matematika, PT. Refika
dari masalah tersebut belum pasti.Setiap siswa, Aditama, Bandung.
bahkan guru, bisa mengembangkan Huda, M., (2013), Model-Model Pengajaran
kemungkinan jawaban.Dengan demikian, dan Pembelajaran, Pustaka Pelajar,
model ini memberikan kesempatan pada siswa Yogyakarta.
untuk bereksplorasi mengumpulkan dan Istarani, (2011), 58 Model Pembelajaran
menganalisis data secara lengkap untuk Inovatif (Reverensi Guru dalam
memecahkan masalah yang dihadapi. Tujuan Menentukan Model Pembelajaran),
yang ingin dicapai oleh model pembelajaran Media Persada, Medan.
berdasarkan masalah ini adalah kemampuan Komara, Prof. Dr. Endang, (2014), Belajar dan
siswa untuk berpikir kritis, analitis, sistematus, Pembelajar Interaktif, PT. Refika
logis, dan kreatif untuk menemukan alternatif Aditama, Bandung.
pemecahan masalah melalui eksplorasi data Mahendrawan, Ersam, dkk., (2015),
secara empiris. Eksperimentasi Model Pembelajaran
Banyak teori belajar yang mendukung Problem Based Instruction dan
model pembelajaran berdasarkan masalah. Reciprocal Teaching pada Materi
Karena hakikatnya, pembelajaran berdasarkan Bangun Ruang Ditinjau dari Gaya
masalah membuat siswa belajar memecahkan Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri
masalah yang diberikan dengan cara Se-Kabupaten Wonogiri Tahun
mengkonstruksi pengetahuan yang sudah dia Pelajaran 2013/2014, Jurnal
miliki untuk membuat cara yang ‘baru’ untuk Elektronik Pembelajaran Matematika,
menyelesaikan masalah tersebut. Volume 3 No. 2,
http://jurnal.fkip.uns.ac.id , 1 Mei
Daftar Pustaka 2017.
Abdurrahman, M., (2009), Pendidikan Bagi Manurung, T. W., Surya, E. 2017. Penerapan
Anak Berkesulitan Belajar, Rineka Model Pembelajaran Creative Problem
Cipta, Jakarta. Solving dalam Meningkatkan
Aisyah, A. (2017). Partisipasi masyarakat Kemampuan Berpikir Kreatif
dalam mewujudkan kampung ramah Matematika pada Siswa Sekolah
anak melalui program inisiasi Menengah Pertama (SMP) Al-
kampunge arek Suroboyo (KAS) di Hidayah
Kelurahan Jambangan Kecamatan Medan.https://www.researchgate.net/p
Jambangan Kota Surabaya (Studi pada ublication/321833110.
RT 7 dan RT 8 RW 3 Kelurahan Muah, Tri, (2016), Penggunaan Model
Jambangan Kecamatan Jambangan Pembelajaran Problem Based
Kota Surabaya).Publika, 5(3). Instruction (PBI) untuk Meningkatkan
Retrieved from Keaktifan dan Hasil Belajar

7
Matematika Siswa Kelas 9B Semester
Gasal Tahun Pelajaran 2014/2015
SMP Negeri 2 Tuntang-Semarang,
Volume 6 No. 1,
http://www.uksw.edu, 1 Mei 2017.
Pehkonen, Erkki, (1997), The State-of-Art in
Mathematical Creativity, Volume 29
No 3,
http://www.fiz.karlsruhe.de/fiz/publica
tions/zdm, 10 Januari 2017.
Peraturan Mentri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia No. 22 Tahun
2006 tentang Standar Isi untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah.
Jakarta: Depdiknas.
Rusman, (2012), Model-Model Pembelajaran
Mengembangkan Profesionalisme
Guru Edisi Kedua, PT. Rajagrafindo
Persada, Jakarta.
Sanjaya, Wina, (2011), Strategi Pembelajaran
Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Kencana, Jakarta.
Surya, E., Putri, F. A., Mukhtar. 2017.
Improving Mathematical Problem
Solving Ability and Self-Confidence
of High School Students Through
Contextual Learning Model. Journal
on Mathematics Education. Vol. 8,
No. 1, January 2017. ISSN 2087-8885.
Surya, E., Sitorus, E. N., (2017), The Influence
of Teams Games Tournament
Cooperative Learning Model on
Students’ Creativity Learning
Mathematics, Volume 34 No. 1,
IJSBAR, http://gssrr.org/index.php?
journal=JournalOfBasicAndApplied&
page=article%op=view&path%5B
%5D=7505&path%5B%5D=3505, 15
Oktober 2017.
Surya, E., Syahputra, E., (2017), Improving
High-Level Thinkin Skills by
Development of Learning PBL
Approach on the Learning
Mathematics for Senior High School
Students, International Education
Studies: Volume 10, No. 8, 12-20, 17
Mei 2018.
Trianto, (2009), Mendesain Model
Pembelajaran Inovatif-Progresif.
Jakarta: Kencana.

Anda mungkin juga menyukai