Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA

SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH I PATUK


PADA POKOK BAHASAN PELUANG

JURNAL SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Sains

Oleh
Pawestri Dian Purnamasari
NIM. 07301244079

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2015
|'-
F
E

PERSETUJUAhT

Jumal yang berjudul

*ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAII MATEMATIKA

SISWA KELAS )il SMK MT}HAMMADTYAH I PATI}K

PADA POKOK BAHASAN PELUAhIG'

yang disusun oleh:

Nama : Pawestri Dian Rrmamasari

telah disetujui oleh

sebagian

21 N,' 2o1s
Dosen Pembimbing

Dr. Ali Mahmudi


NrP. 197306231999$ I AOt NrP. 19650228 t99t0t I 00t
Analisis Kemampuan Pemacahan.... (Pawestri Dian Purnamasari) 1

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA


KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH I PATUK PADA POKOK BAHASAN
PELUANG
ANALYSIS OF MATH PROBLEM SOLVING ABILITY STUDENT GRADE XI SMK
MUHAMMADIYAH I PATUK ON PROBABILITY DISCUSSION

Pawestri Dian Purnamasari, Sugiman


Jurusan Pendidikan Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta
Email: pawestridp@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan pemecahan matematika siswa pada materi
peluang dan untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa kelas XI SMK Muhammadiyah I Patuk. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif.
Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas XI Akuntansi SMK Muhammadiyah I Patuk. Instrumen yang
digunakan pada penelitian ini berupa tes kemampuan pemecahan masalah matematika. Berdasarkan analisis data
yang diperoleh menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas XI SMA
Muhammadiyah I Patuk pada materi peluang termasuk dalam kategori rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes
kemampuan pemecahan masalah pada materi peluang yang menunjukkan bahwa siswa yang memiliki kemampuan
pemecahan masalah pada kualifikasi tinggi yaitu 11,77%. Siswa yang memiliki kemampuan pemecahan masalah
sedang yaitu 35,29%. Sisanya 52,94% memiliki kemampuan pemecahan masalah yang rendah dan sangat rendah.

Kata kunci : kemampuan pemecahan masalah matematika, peluang

Abstract

The research aims to find out level of math problem solving ability student on probability material and to
find out factors that affect the level of math problem solving ability grade XI student of SMK Muhammadiyah I
Patuk. This research is descriptive quantitative research. The subject is the students of class XI Accountant
Concentration SMK Muhammadiyah I Patuk. The instrument used in this study is mathematical problem solving
test. Based on the data analysis showed that the math problem solving ability student class XI SMK
Muhammadiyah I Patuk on probability material included in the low category. It can be seen from the result of
problem solving ability was 11,77%. Student who have problem solving ability in middle qualification was 35,29%.
The remaining 52,94% have problem solving ability with low and very low qualifications.

Keywords: mathematical problem solving ability, probability

PENDAHULUAN yang sangat penting agar pendidikan semakin


Pendidikan adalah usaha sadar untuk berkualitas.
menyiapkan peserta didik melalui kegiatan Matematika sebagai salah satu mata
bimbingan pengajaran, dan/atau latihan bagi pelajaran terpenting dalam bidang pendidikan.
peranannya di masa yang akan datang (UU RI. Matematika merupakan dasar bagi ilmu-ilmu lain
No. 2 tahun 1989, Bab I, Pasal 1). Guru sebagai seperti fisika, kimia, biologi, astronomi, teknik
jembatan dalam menyiapkan peserta didik untuk maupun matematika itu sendiri. Begitu
masa yang akan datang, mempunyai peranan pentingnya matematika dalam kehidupan maka
2 Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains Edisi .. Tahun.. ke.. 20...

pembelajaran matematika mengalami bahwa tujuan pembelajaran matematika sesuai


perkembangan dan disesuaikan dengan kebutuhan dengan kurikulum satuan pendidikan yang
zaman. Berkembangnya pembelajaran tersebut menyatakan bahwa mata pelajaran matematika
bertujuan untuk meningkatkan mutu bertujuan agar peserta didik memiliki
pembelajaran yang ada. kemampuan sebagai berikut:
Menurut pengamatan dan pengalaman a. Memahami konsep matematika, menjelaskan
Dieness (Lisnawaty Simanjuntak, 1993: 72) keterkaitan antarkonsep, dan mengaplikasikan
bahwa terdapat anak-anak yang menyenangi konsep atau algoritma, secara luwes, akurat,
matematika hanya pada permulaan, mereka efisien dan tepat dalam pemecahan masalah.
berkenalan dengan matematika yang sederhana, b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat,
semakin tinggi sekolahnya semakin sukar melakukan manipulasi matematika dalam
matematika yang dipelajari, dan semakin kurang membuat generalisasi, menyusun bukti atau
minat belajar matematika sehingga di anggap menjelaskan gagasan dan pernyataan
matematika itu sebagian anak beranggapan matematika.
bahwa matematika adalah ilmu yang sukar dan c. Memecahkan masalah yang meliputi
rumit. kemampuan memahami masalah, merancang
Menurut Mulyasa (2005: 111) jika peserta model matematika, menyelesaikan model dan
didik dihadapkan pada suatu masalah, pada menafsirkan solusi yang diperoleh.
akhirnya mereka bukan hanya sekedar d. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol,
memecahkan masalah, tetapi belajar sesuatu yang tabel, diagram atau media lain untuk
baru. memperjelas keadaan atau masalah.
Menurut Oemar Hamalik (2005: 57), e. Memiliki sikap menghargai kegunaan dalam
pembelajaran adalah suatu kombinasi yang kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu,
tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, perhatian, dan minat dalam mempelajari
material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur matematika, serta sikap ulet dan percaya diri
yang saling mempengaruhi mencapai tujuan dalam pemecahan masalah.
pembelajaran. Tujuan pembelajaran matematika Dari uraian di atas, dapat disimpulkan
adalah agar siswa memiliki kemampan berpikir bahwa siswa mempunyai kemampuan pemecahan
kritis, logis, sistematis dan memiliki sikap masalah yang baik dalam matematika berarti
objektif, jujur dan disiplin dan memecahkan suatu siswa dapat memahami permasalahan matematika,
permasalahan matematika. memahami konsep-konsep yang ada, menyusun
Menurut Depdiknas (2006), komponen permasalahan ke dalam model-model matematika,
penting yang harus dimiliki peserta didik adalah menyelesaikan permasalahan, dan
kemampuan dalam memecahkan masalah. Hal ini menyimpulkannya.
senada dengan tujuan pembelajaran yang sesuai Solusi pemecahan masalah menurut Polya
dengan kurikulum satuan tingkat pendidikan (1985: 5-6), memuat empat langkah fase
Analisis Kemampuan Pemacahan.... (Pawestri Dian Purnamasari) 3

penyelesaian, yaitu memahami permasalahan kebanyakan siswa masih kesulitan dalam


(understanding the problem), merencanakan memecahkan masalah matematika. Terkadang
penyelesaian (devising a plan), menyelesaikan siswa hanya mampu sampai tahapan memahami
masalah sesuai rencana (carrying out the plan), masalah, tetapi siswa meninggalkan tahapan –
dan melakukan pengecekan kembali terhadap tahapan selanjutnya.
semua langkah yang telah dikerjakan (looking Berdasarkan permasalahan tersebut, maka
back). penulis mencoba melakukan penelitian tentang
Guru masih menggunakan metode analisis kemampuan pemecahan masalah
konvensional atau metode ceramah pada matematika pada pokok bahasan peluang pada
pembelajaran matematika di kelas. Metode ini siswa kelas XI Akuntansi SMK Muhammadiyah I
sampai sekarang masih dipercaya guru Patuk.
merupakan metode yang paling efektif. Metode
konvensional lebih banyak berpusat pada guru, METODE PENELITIAN
guru harus menguasai bahan pelajaran sehingga Jenis Penelitian
guru tinggal menyajikannya secara detail di Pendekatan penelitian yang akan

depan kelas. Siswa memperhatikan guru digunakan adalah pendekatan deskriptif

berbicara, mencoba menangkap apa isinya dan kuantitatif.

membuat catatan. Menurut pendidik, metode ini


cocok diterapkan pada proses pembelajaran Waktu dan Tempat Penelitian

matematika, karena dengan waktu yang cukup Penelitian ini dilaksanakan di SMK

singkat siswa dapat menerima pelajaran sekaligus Muhammadiyah I Patuk yaitu kelas XI Akuntansi

secara bersama. Di samping itu, guru juga pada bulan Mei 2015.

dituntut untuk menyelesaikan materi-materi yang


ada dengan waktu yang ada pula. Siswa diberikan Subjek dan Objek Penelitian

latihan – latihan soal, tetapi latihan – latihan soal Subjek dalam penelitian ini adalah siswa
yang diberikan lebih banyak bersifat rutin kelas XI Akuntansi SMK Muhammadiyah I
sehingga siswa kurang terampil dalam Patuk. Objek penelitian ini adalah kemampuan
mengerjakan soal yang menurut siswa sulit. pemecahan masalah matematika.
Siswa tidak mampu memecahkan permasalahan
pada soal dan mengaplikasikan konsep – konsep Prosedur
yang telah dipelajari. Hal inilah yang Penelitian dilakukan dengan memberikan
mengakibatkan kemampuan pemecahan masalah tes kemampuan pemecahan masalah matematika
matematika siswa kurang dapat berkembang pada materi peluang. Hasil dari tes dianalisis
dengan baik. secara kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif
Di satu sisi, pemecahan masalah diperoleh untuk mengetahui tingkat kemampuan
matematika penting bagi siswa, tetapi pemecahan masalah matematika siswa kelas XI
4 Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains Edisi .. Tahun.. ke.. 20...

SMK Muhammadiyah I Patuk. Setelah dilakukan Rata – rata persentase tiap tahapan =
analisis data kuantitatif, siswa dikelompokkan
berdasarkan kualifikasi tingkat kemampuan
pemecahan masalah. Kemudian dipilih subjek Selanjutnya rata – rata persentase setiap

untuk tahapan selanjutnya yaitu wawancara. Data tahapan penyelesaian tes kemampuan pemecahan

kualitatif yang diperoleh dari hasil wawancara masalah akan dikuafikasikan menjadi empat

digunakan untuk mengetahui faktor – faktor yang kategori, yaitu tinggi, sedang, rendah, dan sangat

mempengaruhi tingkat kemampuan pemecahan rendah berdasarkan pedoman penilaian yang

masalah matematika siswa kelas XI SMK dibuat oleh Morris dan Gibbon (1986: 142) pada

Muhammadiyah I Patuk pada materi peluang. tabel 1.


Tabel 1. Kualifikasi Hasil Rata - Rata Persentase

Data, Intrumen, dan Teknik Pengumpulan Tiap Tahapan


Data Persentase Kriteria
Jenis data yang diperoleh pada penelitian Tinggi (High)
ini berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Sedang (Middle)
Data kuantitatif berupa skor siswa dan data Rendah (Low)
Sangat Rendah (Pass/Fail)
kualitatif berupa deskripsi dan hasil wawancara
Keterangan : t = rata – rata persentase tiap
siswa. Instrumen yang digunakan pada penelitian
tahapan
ini adalah (1) tes kemampuan pemecahan
Selain itu dihitung juga skor maksimal
masalah; (2) pedoman wawancara; (3) analisis
siswa untuk mengetahui tingkat kemampuan
data kuantitatif dan kualitatif; (4) pengumpulan
pemecahan masalah masing – masing siswa
dokumen. Teknik pengumpulan data
dalam menyelesaikan soal tes kemampuan
menggunakan tes, wawancara, dan dokumentasi.
pemecahan masalah pada pokok bahasan peluang.
Dalam perhitungan skor maksimal akan
Teknik Analisis Data
dikualifikasikan menjadi empat kategori, yaitu
Pada penelitian ini data yang diperoleh
tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah
berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data
berdasarkan pedoman penilaian yang diadaptasi
kuantitatif berupa hasil tes kemampuan
dari Suharsimi Arikunto (2003: 245) pada tabel 2.
pemecahan masalah siswa yang dianalisis
berikut.
berdasarkan pedoman penskoran yang telah
Tabel 2. Kualifikasi Kemampuan Pemecahan
dibuat. Selanjutnya dihitung rata – rata persentase
Masalah Siswa
setiap tahapan penyelesaian tes kemampuan
Nilai Siswa Kualifikasi
pemecahan masalah.
31 – 40 Tinggi
Persentase skor tahapan per butir = 21 – 30 Sedang
11 – 20 Rendah
0 – 10 Sangat Rendah
Analisis Kemampuan Pemacahan.... (Pawestri Dian Purnamasari) 5

Setelah dilakukan analisis data kuantitatif, c. Penarikan kesimpulan atau verifikasi


dilakukan analisis data kualitatif yang berupa Verifikasi adalah sebagian dari satu
hasil wawancara kepada siswa tentang tingkat kegiatan konfigurasi yang utuh sehingga mampu
kemampuan pemecahan masalah matematika. menjawab pertanyaan penelitian ini. Penarikan
Untuk menganalisis data kualitatif digunakan kesimpulan dilakukan untuk melihat hasil reduksi
analisis data deskriptif kualitatif dengan tahapan data dan penyajian data sehingga bisa ditarik
sebagai berikut: kesimpulan yang baik.
a. Reduksi data
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Reduksi data merupakan suatu bentuk
Dari data skor siswa yang diperoleh, rata –
analisis yang menajamkan, menggolongkan,
rata persentase skor setiap tahapan penyelesaian
mengarahkan dan mengorganisasi data dengan
tes kemampuan pemecahan masalah disajikan
cara sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh
pada tabel 33.
suatu kesimpulan. Melalui reduksi data, maka
Tabel . Rata - Rata Persentase Skor Tahapan
data-data yang tidak diperlukan dapat diabaikan Penyelesaian Tes Kemampuan
atau dibuang. Tahap reduksi data dalam Pemecahan Masalah
penelitian ini adalah sebagai berikut: Persentase
Tahapan
No. Setiap Kualifikasi
1) Mengoreksi hasil pekerjaan siswa materi Penyelesaian
Tahapan
peluang kemudian dipilih siswa yang akan Memahami
1 86,03% Tinggi
Masalah
dijadikan sebagai subjek penelitian. Merencanakan
2 62,50% Sedang
2) Hasil pekerjaan siswa yang akan dijadikan Penyelesaian
Menyelesaikan
subjek penelitian ditransformasikan pada 3 31,62% Rendah
Masalah
catatan sebagai bahan untuk wawancara. Pengecekan Sangat
4 13,24%
Kembali Rendah
3) Hasil pekerjaan siswa yang terpilih dan
Hasil di atas menunjukkan bahwa setiap
hasil wawancara dideskripsikan dan
siswa memiliki kemampuan yang tinggi dalam
disusun dengan bahasa yang baik dan rapi
memahami masalah, tetapi sebagian besar siswa
kemudian diolah agar menjadi data yang
belum mampu ke tahap selanjutnya yaitu
siap digunakan.
menyelesaikan masalah yang diberikan. Hal ini
b. Penyajian data
dapat dilihat dari persentase skor siswa dalam
Penyajian data dilakukan untuk
menyelesaikan masalah dalam kategori rendah,
mengumpulkan data yang sudah terorganisir dan
yaitu sebesar 31,62%. Persentase terakhir adalah
terkategori yang memungkinkan dilakukan
kemampuan siswa dalam pengecekan kembali
penarikan kesimpulan. Data yang disajikan
yaitu sebesar 13,24% termasuk dalam kategori
berupa hasil pekerjaan siswa, hasil wawancara,
sangat rendah. Hal ini disebabkan karena rata –
dan hasil analisis berupa kesalahan pekerjaan dari
rata siswa hanya sampai pada tahapan
siswa.
merencanakan penyelesaian atau siswa sudah
6 Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains Edisi .. Tahun.. ke.. 20...

sampai pada tahapan penyelesaian masalah tetapi dapat disimpulkan faktor – faktor yang
belum terselesaikan. mempengaruhi tingkat kemampuan pemecahan
Setelah itu, dihitung skor masing – masing masalah adalah sebagai berikut.
siswa untuk kemudian dikualifikasi ke masing – 1. Siswa kurang teliti dalam memahami masalah
masing tingkatan yaitu, tinggi, sedang, rendah pada persoalan yang diberikan sehingga
dan sangat rendah. Berikut hasil kualifikasi skor mengakibatkan tahapan – tahapan selanjutnya
siswa pada tes kemampuan pemecahan masalah yaitu menyusun rencana penyelesaian,
matematika ditunjukkan pada tabel 4. menyelesaikan masalah, dan memeriksa
Tabel 4. Hasil Analisis Data Kemampuan kembali kurang tepat. Tetapi tahapan –
Pemecahan Masalah Matematika tahapan disusun secara runtut oleh siswa.
Siswa 2. Siswa kurang paham terhadap konsep materi
Skor Siswa No. Absen Siswa Kualifikasi peluang sehingga siswa tidak dapat menyusun
31 – 40 07, 15 Tinggi rencana penyelesaian dari persoalan.
01, 02, 04, 08,
21 – 30 Sedang
11, 14 3. Siswa kurang paham terhadap rumus yang
03, 09, 10, 12,
11 – 20 Rendah mana yang akan digunakan dalam
13, 16, 17
0 – 10 05, 06 Sangat Rendah memecahkan persoalan.
Dari hasil tes kemampuan pemecahan 4. Siswa tidak mempunyai ide dalam
memecahkan persoalan sehingga siswa hanya
masalah pada materi peluang dapat disimpulkan
menuliskan apa yang diketahui dan apa yang
bahwa 11,77% siswa memiliki kemampuan ditanyakan.
pemecahan masalah pada kualifikasi yang tinggi.
SIMPULAN DAN SARAN
Siswa yang memiliki kemampuan pemecahan
Simpulan
masalah yang sedang sebesar 35,29%. Sisanya Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat
52,94% memiliki kemampuan pemecahan
diambil kesimpulan sebagai berikut.
masalah yang rendah dan sangat rendah. Dari 1. Kemampuan Kemampuan pemecahan
hasil diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan masalah kelas XI Akuntansi SMK
Muhammadiyah I Patuk pada materi peluang
pemecahan masalah siswa kelas XI SMA
termasuk dalam kategori rendah. Hal ini
Muhammadiyah I Patuk termasuk dalam kategori dapat dilihat dari banyaknya siswa yang
rendah, karena lebih dari 50% siswa yang memiliki kemampuan pemecahan masalah
dalam kategori rendah lebih dari 50%. Siswa
nilainya masih rendah.
memiliki kemampuan pemecahan masalah
Selain itu, berdasarkan hasil deskripsi dan pada kualifikasi yang tinggi hanya 11,77%,
wawancara beberapa siswa yang telah terpilih, Siswa memiliki kemampuan pemecahan
Analisis Kemampuan Pemacahan.... (Pawestri Dian Purnamasari) 7

masalah yang sedang sebesar 35,29%, dan 3. Bagi peneliti lainnya


52,94% siswa memiliki kemampuan Penelitian ini masih bisa dikembangkan,
pemecahan masalah yang rendah dan sangat karena masih dalam skala kecil. Peneliti lain
rendah. dapat mengembangkan dengan skala besar
2. Faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat untuk menangani permasalahan siswa pada
pemecahan masalah matematika siswa tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa
sebagai berikut. lebih lanjut.
a. Siswa kurang teliti dalam memahami
permasalahan yang diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
b. Siswa kurang paham terhadap konsep
Depdiknas. 2006. Permendiknas No 23 Tahun
materi peluang. 2006. Jakarta: Pusat Kurikulum, Badan
c. Siswa kurang paham terhadap rumus yang Penelitian dan Pengembangan Depdiknas.
mana yang akan digunakan dalam Lisnawaty Simanjuntak. 1993. Metode Mengajar
memecahkan persoalan. Matematika 1. Jakarta: Rineka Cipta.
d. Siswa tidak mempunyai ide dalam Mulyasa. 2005. Manajemen Berbasis Sekolah
memecahkan persoalan sehingga siswa Konsep, Strategi, dan Implementasi.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
hanya mampu sampai tahap memahami
masalah. Oemar Hamalik. 2005. Proses Belajar Mengajar.
Jakarta: Bumi Aksara.
Saran
Polya, George. (1985). How To Solve It : A New
Berdasarkan hasil penelitian dan
Mathematical Method. 2nd Edition. New
kesimpulan di atas, peneliti memberikan beberapa Jersey: Princeton University Pers.
saran sebagai berikut.
Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian
1. Bagi siswa Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sebaiknya siswa meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah masalah mereka dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional.
Undang-Undang Republik Indonesia
cara melatih diri mengerjakan soal – soal
Nomor 2 Tahun 1989 Tentang Sistem
kemampuan pemecahan masalah. Pendidikan Nasional. Diakses pada tanggal
20 Februari 2014 dari
2. Bagi guru
www.inherent-dikti.net/files/sisdiknas.pdf.
Sebaiknya guru menerapkan pembelajaran
yang dapat meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah matematika terutama pada
soal – soal yang memerlukan pemahaman
yang lebih. Pembelajaran tersebut dapat
diterapkan pada kegiatan belajar mengajar
sehari – hari di dalam ataupun di luar kelas.

Anda mungkin juga menyukai