Abstract: This study is meant to describe: a) The difficulty faced by fifth grader of
Balikpapan City in learning mathematics especially in learning about “Time Unit”. b). the
reasons behind those difficulty faced by the students of fifth grade of Balikpapan City in
learning “Time Unit”. the type and approache of the research are descriptive with qualitative
approach. The data collection method used in this research are documentation, test,
observation and Questionnaire. Based on the final analysis data, the researcher found that
the difficulty percentage faced by the students in factual is 14,4%, the difficulty face in
conceptual is 56,9%, the difficulty in skills is 42,2% and the difficulty faced by the students
in principal is 76,7%. The causes of those difficulty in learning comes from inside and
outside of students themselves. It is hoped that teacher can drill students in mastering the
concept, skills and principal of “Time Unit” in the hope to reduce the students’ difficulty in
mastering the Time Unit material.
Key Words: Difficulty, Learning, Mathematics.
Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (a) letak kesulitan belajar
matematika siswa kelas V Sekolah Dasar Kota Balikapan pada materi satuan waktu dan (b)
faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar matematika siswa kelas V Sekolah Dasar
pada materi satuan waktu. Jenis dan pendekatan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah
metode dokumentasi, tes, observasi dan angket. Dari data hasil tes analisis akhir diperoleh
persentase kesulitan peserta didik dalam fakta sebesar 14,4%, kesulitan siswa dalam konsep
sebesar 56,9%, kesulitan siswa dalam keterampilan sebesar 42,2% dan kesulitan siswa dalam
prinsip sebesar 76,7%. Faktor-faktor yang menyebabkan peserta didik mengalami kesulitan
dalam belajar yaitu faktor intern dan ekstern. Diharapkan guru dalam memberikan materi
satuan waktu lebih menekankan terhadap penguasaan konsep, keterampilan dan prinsip
kepada siswa. Sehingga kesulitan siswa pada materi satuan waktu sedikit teratasi.
Kata Kunci: Kesulitan, Belajar, Matematika
PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu pengetahuan dan tingkat sekolah dasar, menengah sampai
teknologi mencakup peningkatan ilmu tera- universitas yang penekanannya pada pema-
pan dan ilmu pengetahuan dasar. Salah satu haman konsep dan struktur-struktur. Pen-
upaya meningkatkan kemampuan pengua- tingnya ilmu matematika dalam kehidupan
saan ilmu pengetahuan dasar adalah dengan sehari-hari dapat meningkatkan kemampu-
meningkatkan kemampuan dalam bidang an peserta didik dalam memahami dan
matematika. menyerap pelajaran lebih cepat, selain itu
Ilmu matematika merupakan ilmu dapat melatih kemampuan peserta didik untuk
yang dipelajari peserta didik mulai dari
24
Rahayu, Analisis Kesulitan Belajar................................. 25
berpikir rasional, kritis, logis, analitis, dan (konstruktif), secara bertahap menuju arah
sistematis. yang rumit (kompleks) dari bilangan bulat
Matematika digunakan secara luas ke bilangan pecah, bilangan riil ke bilangan
dalam berbagai bidang kehidupan, diharap- kompleks, dari penjumlahan dan perkalian
kan pembelajaran matematika di kelas bisa ke diferensial dan integral, dan menuju
dikemas sedemikian rupa sehingga siswa matematika yang lebih tinggi.
bisa belajar secara optimal dan pada akhir- Matematika merupakan suatu studi
nya mendapatkan hasil yang maksimal. Untuk yang digunakan dalam menyelesaian
itulah, diperlukan berbagai upaya atau usaha masalah mengenai bilangan dari arah yang
para pendidik matematika, bagaimana agar dikenal itu tersusun baik (konstruktif),
pembelajaran matematika bisa diserap de- secara bertahap menuju arah yang rumit
ngan mudah oleh siswa. Prinsip-prinsip (kompleks).
matematika banyak digunakan dalam bebe-
Dalam melakukan kegiatan belajar
rapa alat yang dapat membantu manusia
tidak selamanya berhasil, terkadang juga
dalam kehidupan sehari-harinya, seperti
mengalami hambatan-hambatan yang meng-
kalkulator, komputer, dan lain-lain.
akibatkan kegagalan belajar. Secara umum
Belajar adalah suatu proses usaha
kesulitan belajar matematika dapat di-
yang dilakukan seseorang untuk memper-
katakan suatu kondisi dalam pembelajaran
oleh perubahan tingkah laku yang baru
yang ditandai dengan adanya hambatan-
secara keseluruhan, sebagai hasil pengala-
hambatan tertentu dalam mencapai hasil
mannya sendiri dalam interaksi dengan
belajar matematika siswa.
lingkungannya (Slameto, 2010, p.2). Sedang-
kan menurut Aunurrahman (2009, p.48) Definisi kesulitan belajar pertama
belajar dapat didefinisikan sebagai setiap kali dikemukakan oleh The United States
perubahan tingkah laku yang relatif tetap Office of Education (USOE) pada tahun
dan terjadi sebagai hasil latihan atau 1977 yang dikenal denga Public Law (PL)
pengalaman. Sehingga dapat disimpulkan, 94-142 yang hampir identik dengan definisi
bahwa belajar merupakan suatu usaha untuk yang dikemukakan oleh The National
memperoleh perubahan tingkah laku Advisory Committee on Handicapped
seseorang yang berwujud latihan dan Children pada tahun 1967 dalam Mulyono
pengalaman. (2003, p.6) mengungkapkan kesulitan
Menurut Depdiknas (2003, p.723) belajar adalah suatu gangguan dalam satu
“Matematika adalah ilmu tentang bilangan, atau lebih dari proses psikologis dasar yang
hubungan antara bilangan, dan prosedur mencakup pemahaman dan penggunaan
operasional yang digunakan dalam menye- bahasa atau ujaran tulisan. Gangguan ini
lesaikan masalah mengenai bilangan”. Di- dalam bentuk menampakkan diri dalam
tinjau dari struktur dan urutan unsur-unsur bentuk kesulitan mendengarkan, berpikir,
pembentuknya. berbicara, membaca, menulis, mengeja,
atau berhitung.
Russel dalam Hamzah B. Uno (2009,
p.108) mendefinisikan bahwa matematika Widdiharto (2008, p.8) menyatakan
sebagai suatu studi yang dimulai dari bahwa kesulitan belajar merupakan kurang
pengkajian bagian-bagian yang sangat berhasilnya siswa dalam menguasai konsep,
dikenal menuju arah yang tidak dikenal. prinsip, atau algoritma penyelesaian masalah,
Arah yang dikenal itu tersusun baik walaupun telah berusaha mempelajarinya,
26 Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, Vol. 5 No. 1, September 2016 hlm 24-32
dan hal ini ditambah lagi dengan kurangnya Ketidakmampuan guru dalam men-
seorang siswa dalam mengabstraksi, meng- ciptakan pembelajaran matematika yang
generalisasi, berpikir deduktif dan mengingat menarik, serta belum melibatkan siswa
konsep-konsep maupun prinsip-prinsip biasa- secara aktif menjadikan pembelajaran tidak
nya akan selalu merasa bahwa suatu pel- efektif dan menyebabkan siswa kurang
ajaran yang diberikan itu sulit. Anderson & bersemangat, cepat bosan untuk belajar
Krathwohl (2010, p.6) membagi dimensi matematika. Hal ini belum sepenuhnya di-
pengetahuan peserta didik menjadi empat sadari oleh guru, sehingga letak dan penye-
dimensi, yaitu pengetahuan faktual, penge- bab kesulitan belajar yang dialami peserta
tahuan konseptual, pengetahuan prosedural, didik juga belum sepenuhnya teridentifikasi.
dan pengetahuan metakognitif. Untuk me- Untuk mengetahui pemahaman sis-
ngetahui pengetahuan peserta didik tentang wa mengenai materi tertentu, salah satunya
hal-hal tersebut, para peserta didik perlu guru harus memberikan latihan-latihan soal
diberikan persoalan-persoalan matematika supaya guru mengetahui kesulitan-kesulitan
yang harus diselesaikannya. Hal ini sejalan yang dihadapi oleh siswa dalam mempel-
dengan pendapat Soon, Lioe, & Mclnnes ajari materi tertentu. Salah satunya guru
(2011, p.1027), “the authors reflected that dengan memberikan latihan soal mengenai
the short questions posed to students helped materi satuan waktu.
to identify students' difficulties and levels of Berdasarkan hasil nilai ujian tengah
conceptual understanding”. semester kelas V SDN 007 Balikpapan
Berdasarkan hal di atas maka ke- Tengah mempunyai rata-rata skor 45 di
sulitan belajar merupakan ketidakmampuan bawah KKM. Materi yang paling banyak
siswa dalam menguasai fakta, konsep, prin- tidak dikuasai siswa pada materi satuan
sip, dan keterampilan. waktu. Kriteria Ketuntasan Minimal di
Terjadinya kesulitan belajar dikarena- SDN 007 Balikpapan Tengah adalah 6,50,
kan siswa menganggap matematika sebagai siswa mengalami kesulitan yaitu memecah-
mata pelajaran yang sulit dan menakutkan. kan masalah yang berkaitan dengan satuan
Ketidakmampuan siswa dalam memahami waktu. Beberapa kesulitan dalam mempel-
pengetahuan dasar dan mengaitkan antara ajari matematika diantaranya adalah: 1) ke-
pengetahuan baru dengan lamanya sehingga salahan konsep maupun kesulitan memahami
menimbulkan ketidakpahaman atau kejelas- konsep yang terkait dengan materi satuan
an terhadap suatu materi. Gejala kesulitan waktu; 2) Ketidakmampuan siswa untuk
akan tampak ketika siswa tidak mampu lagi menentukan tanda waktu; 3) Ketidakmam-
berkosentrasi, sebagian siswa mengalami puan untuk mengingat rumus materi satuan
kelelahan dan kejenuhan, dan sebagian waktu yang diajarkan oleh guru; 4) Ke-
siswa mengeluh merasa kesulitan ketika tidakmampuan siswa untuk memecahkan
diberi pekerjaan rumah. Fisik dan mental masalah tentang materi satuan waktu dalam
siswa menjadi tidak siap lagi menerima bentuk cerita; 5) Ketidakmampuan siswa
materi yang diberikan. untuk mengerjakan hitungan dalam waktu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Tujuan penelitian ini adalah: 1)
kesulitan dalam belajar, yaitu faktor intern Mendeskripsikan letak kesulitan belajar
atau faktor dari dalam diri sendiri dan matematika siswa kelas V Sekolah Dasar
faktor ekstern yaitu faktor yang timbul dari Kota Balikapan pada materi satuan waktu,
luar siswa. dan; 2) Mendeskripsikan faktor-faktor yang
Rahayu, Analisis Kesulitan Belajar................................. 27
keliru menggambar jam. Disini guru perlu Pada soal nomor 5, sebanyak 22
melihat apa kendala yang dialami siswa orang atau 37,93% siswa mengalami kesu-
sehingga dengan ini guru dapat dengan litan dalam menyelesaikan satuan waktu.
mudah mengaktifkan belajar siswa dalam Siswa salah memasukkan rumus sebenarnya,
kelas dan memberikan contoh dan latihan dimana seharusnya siswa menggunakan
soal yang bervariasi. operasi pengurangan, tetapi siswa meng-
Aspek pengamatan soal nomor 6, gunakan rumus operasi penjumlahan, se-
dapat dilihat bahwa siswa belum baik dalam hingga membuat hasil penyelesaiannya juga
menyimak pertanyaan berhubungan dengan salah. Dari penyelesaian soal tersebut dapat
pelajaran, dimana sebanyak 27 orang siswa dilihat kemampuan siswa dalam memahami
masih dalam kategori kurang baik dengan soal satuan waktu ini masih sangat kurang
persentase 46,55%. Dalam hal ini siswa atau masih dalam kategori sulit.
kurang terampil dalam mengerjakan soal Pada soal nomor 3, sebanyak 10 siswa
operasi hitung satuan waktu dalam bentuk atau 17,24% siswa mengalami kesulitan
operasi pengurangan dan siswa kurang dalam menyelesaikan soal satuan waktu.
memahami soal cerita. Disini siswa kurang Dari hasil jawaban siswa tersebut dapat
menyimak pertanyaan yang berhubungan dilihat bahwa kesulitan siswa dalam menjawab
dengan pelajaran, oleh karena itu guru soal ini, siswa benar-benar tidak paham
harus lebih aktif dalam proses belajar dengan penulisan notasi satuan waktu
mengajar dimana guru harus mengubah tersebut. Siswa bingung menuliskan notasi
kebiasaan siswa dalam berpikir matematika. satuan waktu 24 jam.
Hasil jawaban siswa akan dibahas secara Pada soal nomor 4, sebanyak 9 siswa
lebih baik dengan mencantumkan langsung atau 15,52% siswa mengalami kesulitan
hasil tes siswa dalam bentuk gambar, dalam menyelesaikan soal satuan waktu.
berikut pemaparan hasil tes siswanya. Dari hasil jawaban soal nomor 4 dapat di-
Dari hasil jawaban siswa diatas bisa ketahui bahwa kesulitan siswa adalah karena
dilihat bahwa siswa belum bisa memahami kurangnya pemahaman siswa dalam mema-
soal dengan baik, siswa hanya benar ketika hami konsep materi satuan waktu sehingga
memisalkan sataun waktu tersebut, siswa siswa terkadang bingung menuliskan satuan
salah dalam membuat rumus operasi hitung waktu notasi 24 jam diubah menjadi notasi
satuan waktu, mengubah satuan waktu, 12 jam.
menggambar satuan waktu, dan memahami Pada soal nomor 2, sebanyak 10 siswa
soal cerita satuan waktu/operasi hitung atau 10,35% siswa mengalami kesulitan
satuan waktu. Kemudian ketika siswa me- dalam manuliskan notasi satuan waktu 24
masukkan nilai penyelesaiannya tersebut jam diubah menjadi notasi 12 jam. Siswa
benar akan tetapi siswa salah dalam masih salah dalam menuliskan notasi satuan
penentuan hasil akhir sehingga membuat waktu, salah menuliskan angka pada notasi
hasil yang didapat siswa tidak seperti yang satuan waktu, dan siswa harus menuliskan
diharapkan atau salah. sehingga bisa di- notasi 12 jam tetapi siswa salah memahami
ambil kesimpulan bahwa siswa masih soal cerita dalam satuan waktu.
belum bisa memahami satuan waktu dengan
baik.
30 Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, Vol. 5 No. 1, September 2016 hlm 24-32
beberapa faktor kesulitan siswa dalam dapat/keliru menangkap fakta yang diberi-
belajar matematika khususnya materi satuan kan oleh soal, baik informasi mengenai apa
waktu yaitu faktor intern atau faktor dari yang diketahui maupun yang ditanya pada
dalam diri sendiri dan faktor ekstern yaitu soal, siswa mengalami kesulitan/kesalahan
faktor yang timbul dari luar siswa. dalam penggunaan simbol-simbol yang me-
Faktor intern yang mempengaruhi rupakan fakta dalam matematika, (b) Ke-
kesulitan belajar siswa adalah: (1) siswa sulitan siswa dalam pemahaman konsep
kurang minat belajar matematika dikarena- sebesar 56,9 % termasuk kategori tinggi.
kan nilai matematika selalu rendah, (2) Siswa salah atau keliru dalam menggambar
kurang berminat dalam belajar kelompok, jam, siswa sudah bisa menghitung waktu
dan (3) banyak rumus yang harus dihafal- tetapi untuk diterapkan dalam gambar
kan serta catatan matematika yang diberikan terkadang sering keliru, (c) Kesulitan siswa
guru terlalu banyak. Sedangkan faktor dalam keterampilan sebesar 42,2% ter-
ekstern yang mempengaruhi kesulitan belajar masuk kategori cukup. Siswa sudah bisa
adalah: (1) guru tidak menggunakan alat menghitung tanpa menggunakan kalkulator,
peraga sehingga saya kurang mengerti, (2) tetapi siswa salah dalam menentukan hasil
buku-buku pelajaran matematika yang di- penyelesaiannya, (d) Kesulitan siswa dalam
sediakan kurang lengkap, (3) metode yang prinsip sebesar 76,7 % termasuk kategori
digunakan guru dalam menerangkan satuan tinggi. Siswa juga tidak bisa mengubah
waktu kurang menarik, dan (4) ketika guru satuan waktu, misalnya saja windu diubah
memberikan tugas atau latihan ada menjadi tahun, atau tidak bisa mengubah
beberapa siswa yang asik bermain dengan satuan waktu bulan menjadi tahun, kurang-
temannya sehingga tugas atau latihan tidak nya pemahaman siswa dalam memahami
selesai dengan baik. lembar soal yang memuat dua konsep; 2)
Dari kesimpulan tes, angket dan Faktor-faktor yang menyebabkan peserta
observasi diatas bisa diambil kesimpulan didik mengalami kesulitan dalam belajar
bahwa kesulitan siswa kelas V dalam materi pada materi satuan waktu yaitu faktor intern
satuan waktu adalah kurangnya pemahaman dan ekstern: (a) Faktor intern yang menye-
siswa dalam memahami konsep satuan babkan kesulitan belajar siswa diantaranya
waktu, sering salah dalam penggunaan siswa kurang minat belajar matematika
rumus, juga kebiasaan guru dalam belajar dikarenakan nilai matematika selalu rendah,
matematika hanya dengan cara mencatat kurang berminat dalam belajar kelompok,
saja di papan tulis, kemudian siswa kurang banyak rumus yang harus dihafalkan serta
keinginannya dalam menyelesaikan contoh catatan matematika yang diberikan guru
soal yang diberikan oleh guru. terlalu banyak, (b) Faktor ekstern yang
menyebabkan kesulitan belajar matematika
SIMPULAN meliputi: guru tidak mengguna-kan alat
Berdasarkan hasil analisis data, maka peraga sehingga saya kurang mengerti,
dapat diambil simpulan : 1) Letak kesulitan buku-buku pelajaran matematika yang
belajar matematika yang dialami siswa disediakan kurang lengkap, metode yang
diantaranya dalam hal fakta, konsep, ke- digunakan guru dalam menerangkan satuan
terampilan dan prinsip: (a) Kesulitan siswa waktu kurang menarik, dan kurang-nya
dalam fakta sebesar 14,4 % termasuk perhatian guru kepada peserta didik yang
kategori sangat rendah. Siswa yang tidak tingkat kemampuan pemahamannya rendah.
32 Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, Vol. 5 No. 1, September 2016 hlm 24-32
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, L. W., & Krathwohl, D. R. 2010. XI IPA SMA Muhammadiyah Meulaboh
Kerangka landasan untuk pembelajar- Johan Pahlawan. Jurnal MAJU, 1 (1),
an, pengajaran, dan asesmen: revisi 18-36.
taksonomi pendidikan bloom. (Terje- Soon, W., Lioe, L, T., & Mclnnes, B. 2011.
mahan Agung Prihantoro). New York: Understanding the difficulties faced by
Pearson Addison-Wesley. (Buku asli engineering undergraduates in learning
diterbitkan tahun 2001) mathematical modelling. International
Ardiansyah, Gigih Sudarka. 2014. Kesulit- Journal of Mathematical Education in
an Belajar Matematika Siswa Kelas VIII Science and Technology. 42, 1023-
Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 1039.
Sambi Tahun 2013/20014. Skripsi, tidak Sukmadinata, Nana Syaodih, 2011, Metode
dipublikasi. Universitas Muhammadiyah Penelitian Pendidikan, Bandung: PT.
Surakarta. Remaja Rosda Karya.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Pene- Uno, Hamzah B. Uno dan Masri Kuadrat.
litian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: 2009. Mengelola Kecerdasan dalam
Rineka Cipta. Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka
Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembel- Cipta.
ajaran. Bandung: Alfabeta. Widdiharto, Rachmadi. 2008. Diagnosis Ke-
Depdiknas. 2003. Panduan Pengembangan sulitan Belajar Matematika SMP dan
Silabus Mata Pelajaran Matematika. Alternatif Proses Remidinya. Yogyakarta:
Jakarta: Depdiknas – Dirjen Dikdasmen. Pusat Pengembangan dan Pemberdaya-
Jamal, Fakhrul. 2014. Analisis Kesulitan an Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika.
Matematika Pada Materi Peluang Kelas