Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar BelakangPenelitian

Kehidupan manusia selalu berkembang sesuai dengan kemajuan zaman.


Untuk mengimbangi kemajuan zaman itu, sumber daya manusia harus memiliki
kompetensi yang cukup, oleh karena itu manusia harus meningkatkan
kompetensinya salahsatunya dengan cara belajar. Selain itu, belajar juga akan
mengubah tingkah laku manusia sehingga bisa menjadi lebih baik. Hal ini sejalan
dengan yang disampaikan oleh Fontana(dalam Sutardi & Sudirjo, 2008, hlm.2)
bahwa, “Belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu yang relatif tetap
sebagai hasil dari pengalaman”.
Kegiatan belajar sebaiknya didampingi oleh orang lain yang lebih tahu dan
menguasai apa yang akan dipelajari. Salahsatu lembaga yang dapat membantu
untuk belajar dengan bantuan seseorang yang lebih tahu dan bertindak sebagai
pengajar adalah sekolah. Di sekolah orang yang belajar selanjutnya disebut siswa
sedangkan orang yang mengajar adalah guru. Dengan adanya sekolah, siswa
memperoleh berbagai ilmu pengetahuan yang tertuang dalam berbagai
pembelajaran. Ilmu pengetahuan yang diajarkan kepada siswa di sekolah dasar
disesuaikan dengan standar kompetensi lulusan yang tertuang dalam Kurikulum
2006 atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Adapun tujuan
pendidikan untuk tingkat pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri
dan mengikuti pendidikan lebih lanjut (Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 23 Tahun 2006 Tanggal 23 Mei 2006). Ilmu pengetahuan yang
dimaksud terbagi ke dalam beberapa matapelajaran yang salahsatunya adalah
matematika.
Matematika merupakan matapelajaran wajib dalam KTSP. Matematika
penting bagi siswa karena di dalam matematika terdapat berbagai keterampilan
yang berguna bagi siswa dalam kehidupannya. Namun kegunaan matematika itu
tercoreng karena adanya anggapan dari beberapa siswa bahwa matematika itu
tidak menyenangkan bahkan ada pula yang beranggapan bahwa matematika itu

1
2

sulit. Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh Ruseffendi (dalam Maulana,
2009a) bahwa matematika (ilmu pasti) bagi anak-anak pada umumnya merupakan
matapelajaran yang tidak disenangi,kalau bukan pelajaran yang dibenci. Jika
ditelaah, siswa pada jenjang sekolah dasar pada umumnya berusia 7-12 tahun.
Menurut Piaget (dalam Suwangsih & Tiurlina, 2006, hlm. 86), siswa pada usia 7
sampai 11 tahun berada pada tahap operasional konkret. Beliau juga menyebutkan
bahwa, siswa pada tahapan tersebut cenderung lebih mudah mengerti hal-hal yang
bersifat konkret. Siswa merasa kesulitan untuk memahami materi yang diajarkan
khususnya pada pembelajaran matematika, hal ini juga menjadi penyebab siswa
tidak menyukai matematika sehingga banyak siswa yang beranggapan bahwa
matematika tidak menyenangkan. Padahal matematika memiliki peran yang
sangat penting dalam kehidupan manusia.
Matematika adalah ratu dan pelayan ilmu lain, maksudnya matematika
berguna bagi dirinya sendiri dan berguna bagi matapelajaran lain. Senada dengan
pendapat tersebut Kline (dalam Ruseffendi, 1990, hlm.2) juga menyebutkan,
“Matematika itu bukan pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena
dirinya sendiri, tetapi beradanya itu terutama untuk membantu manusia dalam
memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi, dan alam”. Berdasarkan
pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa, matematika dapat membantu untuk
menyelesaikan berbagai permasalahan dalam kehidupan. Dengan demikian,
jelaslah bahwa matematika diajarkan di setiap jenjang pendidikan dengan maksud
untuk bekal menghadapi kehidupan kelak. Agar siswa mampu merasakan hal
tersebut, maka matematika harus diajarkan dengan menghubungkannya terhadap
hal lain yang akan bermanfaat bagi pemahaman siswa. Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Tahun 2006 menjelaskan bahwa standar kompetensi dan
kompetensi dasar matematika di KTSP disusun untuk mengembangkan
kemampuan menggunakan matematika dalam pemecahan masalah dan
mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan menggunakan simbol, tabel,
diagram dan media lain.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat digarisbawahi bahwa,
matematika dipergunakan untuk pemecahan masalah. Hal ini berarti Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menyetujui pentingnya kemampuan
3

pemecahan masalah dimiliki oleh siswa. Sejalan dengan KTSP, Branca (dalam
Firdaus, 2009) juga menyatakan alasan betapa pentingnya kemampuan
pemecahan masalah matematis adalah sebagai berikut ini.
1. Kemampuan menyelesaikan masalah merupakan tujuan umum
pengajaran matematika.
2. Penyelesaian masalah yang meliputi metode, prosedur, dan strategi
merupakan proses inti dan utama dalam kurikulum matematika.
3. Penyelesaian masalah merupakan kemampuan dasar dalam belajar
matematika.

Mengingat pentingnya kemampuan pemecahan masalah matematis dimiliki oleh


siswa, maka sudah seharusnya kemampuan tersebut ditingkatkan setidaknya mulai
dari jenjang sekolah dasar. Namun, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Jufriyah, R. (2008) di SDN 1 Lungbenda Kecamatan Palimanan Kabupaten
Cirebon, diketahui bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa masih sangat
rendah, dengan rata-rata nilai pada saat pengambilan data awal sebesar 12,59.
Setelah mengalami pembelajaran dengan tiga siklus diperoleh peningkatan yaitu
menjadi 50,81. Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa kemampuan
pemecahan siswa yang rendah, kemudian memperoleh pembelajaran dengan
pendekatan kontekstual sebanyak tiga siklus ternyata hasilnya masih rendah.
Penyebab rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematis ini adalah
karena pelaksanaan pembelajaran selama ini masih belum mengarahkan siswa
untuk dapat mengembangkan kemampuan pemecahan masalah, selain itu siswa
belum terbiasa dengan soal-soal pemecahan masalah, sehingga siswa merasa
kebingungan untuk dapat menyelesaikan soal pemecahan masalah.
Salah satu pendekatan yang dapat membantu meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah matematis adalah pendekatan matematika realistik.
Pendekatan ini dipilih karena menitikberatkan pembelajaran pada penggunaan
konteks untuk memecahkan masalah. Selain itu, kegiatan memecahkan masalah
juga tergambar sangat jelas pada tahapan pendekatan matematika realistik.
Kemampuan matematis lain yang tidak kalah pentingnya adalah
kemampuan pemahaman matematis. Kemampuan ini penting untuk
dikembangkan pada diri siswa agar siswa tidak hanya hafal materi/konsep yang
diajarkan, tapi juga siswa dapat mengerti konsep yang diajarkan dan dapat
menerapkan konsep tersebut dalam kehidupan sehari-harinya. Selain itu
4

kemampuan pemahaman matematis juga melandasi kemampuan siswa untuk


memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-harinya. Salah satu alasan lain
yang mendukung pentingnya kemampuan pemahaman matematis adalah menurut
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (2006) yang menyebutkan bahwa salah
satu tujuan pembelajaran matematika adalah memahami konsep matematika,
sehingga guru harus mampu membuat siswa paham akan konsep matematika
bukan hanya sekadar hafal saja. Namun sayangnya di tingkat sekolah dasar
kemampuan ini masih belum dimiliki secara utuh oleh siswa. Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian yang dilakukan Humardani (2010) di Kecamatan Susukan
Kabupaten Cirebon yang menjelaskan bahwa rata-rata nilai tes kemampuan
pemahaman siswa pada saat pretes sebesar 39,16, setelah dilaksanakan
pembelajaran dengan menggunakan model Contextual Teaching and Learning
(CTL) diperoleh peningkatan sehingga diperoleh hasil sebesar 60,14. Meskipun
terjadi peningkatan namun tampak bahwa nilai tersebut masih rendah. Hal ini
karena pembelajaran yang diterima oleh siswa masih belum optimal, sehingga
hasil yang diperoleh siswa pun tidak optimal.
Berdasarkan pendapat di atas maka dipilihlah pendekatan matematika
realistik untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis karena
pendekatan ini akan mengarahkan siswa untuk dapat menemukan sendiri konsep
berdasarkan konteks yang disajikan. Selain itu karena konteks disajikan saling
terhubung dengan konsep lainnya sehingga diharapkan siswa akan memahami
konsep secara keseluruhan, termasuk pada penerapannya. Pendekatan matematika
realistik merupakan pendekatan pembelajaran yang berorientasipada penalaran
matematika dalam menyelesaikan masalah yang bersifat realistik dan ditunjukkan
dengan pengembangan pola pikir praktis, logis, kritis, dan jujur (Tarigan, 2006).
Ada beberapa materi matematika yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematis
dengan menggunakan pendekatan matematika realistik. Namun dalam penelitian
ini yang akan digunakan adalah materi keliling dan luas lingkaran. Materi
tersebut dipilih karena konsep keliling dan luas lingkaran sering ditemui siswa
dalam kehidupan sehari-harinya dan berguna untuk kehidupan sehari-hari, materi
5

ini juga tergolong materi yang baru diperoleh siswa, serta dapat merangsang siswa
untuk meningkatkan kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematis.
Penelitian ini akan dilaksanakan untuk menguji pengaruh pendekatan
matematika realistik terhadap kemampuan pemahaman matematis dan
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada materi keliling dan luas
lingkaran. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini kemudian diberi
judul “Pengaruh Pendekatan Matematika Realistik terhadap Kemampuan
Pemahaman dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Kelas V pada Materi
Keliling dan Luas Lingkaran”.

B. Rumusan Masalah Penelitian


Berdasarkan latar belakang yang telah jelaskan, maka dapat dirumuskan
suatu masalah umum yaitu:“Apakah pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan matematika realistik berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan
pemahaman dan pemecahan masalah matematis siswa SD kelas V pada materi
keliling dan luas lingkaran?” Secara lebih rinci rumusan masalah tersebut
dijabarkan sebagai berikut ini.
1. Adakahpengaruh pendekatan matematika realistik terhadap kemampuan
pemahaman matematis siswa pada materi keliling dan luas lingkaran?
2. Adakahpengaruh pendekatan matematika realistik terhadap kemampuan
pemecahanmasalahmatematis siswa pada materi keliling dan luas lingkaran?
3. Adakah perbedaan pengaruh pendekatan matematika realistikdan pendekatan
konvensional terhadap kemampuan pemahaman matematis siswa pada materi
keliling dan luas lingkaran?
4. Adakah perbedaan pengaruh pendekatan matematika realistikdan pendekatan
konvensional terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada
materi keliling dan luas lingkaran?
5. Adakah perbedaan pengaruh pendekatan matematika realistik terhadap
kemampuan pemahaman matematis siswa kelompok unggul, papak, dan asor
pada materi keliling dan luas lingkaran?
6. Adakah perbedaan pengaruh pendekatan matematika realistik terhadap
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelompok unggul, papak,
dan asor pada materi keliling dan luas lingkaran?
6

7. Adakah hubungan yang positifantara kemampuan pemahaman dan


kemampuan pemecahan masalah matematis siswa?
8. Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran matematika
denganmenggunakan pendekatan matematika realistik pada materi keliling
dan luas lingkaran?
9. Faktor-faktor apa saja yang mendukung terlaksananya proses pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan matematika realistik pada materi keliling
dan luas lingkaran?
10. Faktor-faktor apa saja yang menghambat terlaksananya proses pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan matematika realistik pada materi keliling
dan luas lingkaran?
Penelitian ini hanya difokuskan pada penerapan pendekatan matematika
realistik untuk meningkatkan kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah
matematis. Penelitian ini dibatasi hanya pada siswa kelas V SD di Kecamatan
Conggeang semester 2 tahun ajaran 2014/ 2015 dan hanya pada materi keliling
dan luas lingkaran.

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk melihat adanya pengaruh
pendekatan matematika realistik untuk meningkatkan kemampuan pemahaman
dan pemecahan masalah matematis siswa kelas V pada materi keliling dan luas
lingkaran. Tujuan tersebut dijabarkan menjadi tujuan khusus sebagai berikut ini.
1. Untuk mengetahui pengaruh pendekatan matematika realistik terhadap
kemampuan pemahaman matematis siswa pada materi keliling dan luas
lingkaran.
2. Untuk mengetahui pengaruh pendekatan matematika realistik terhadap
kemampuan pemecahanmasalahmatematis siswa pada materi keliling dan luas
lingkaran.
3. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh pendekatan matematika realistikdan
pendekatan konvensional terhadap kemampuan pemahaman matematis siswa
pada materi keliling dan luas lingkaran.
7

4. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh pendekatan matematika realistikdan


pendekatan konvensional terhadap kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa pada materi keliling dan luas lingkaran.
5. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh pendekatan matematika realistik
terhadap kemampuan pemahaman matematis siswa kelompok unggul, papak
dan asor pada materi keliling dan luas lingkaran.
6. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh pendekatan matematika realistik
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelompok unggul,
papak, dan asor pada materi keliling dan luas lingkaran.
7. Untuk mengetahui hubungan yang positifantara kemampuan pemahaman dan
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.
8. Untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran matematika
denganmenggunakan pendekatan matematika realistik pada materi keliling
dan luas lingkaran.
9. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mendukung terlaksananya proses
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan matematika realistik pada
materi keliling dan luas lingkaran.
10. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat terlaksananya proses
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan matematika realistik pada
materi keliling dan luas lingkaran.

D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini memberikan manfaat kepada beberapa pihak terkait.
Adapun pihak-pihak tersebut adalah sebagai berikut ini.
1. Bagi Peneliti
Manfaat penelitian ini adalah bertambahnya ilmu dan pengetahuan peneliti
mengenai pendekatan pembelajaran realistik, kemampuan pemahaman
matematis, dan kemampuan pemecahan masalah matematis. Peneliti juga
mendapatkan pengalaman berharga dengan adanya kegiatan pembelajaran
yang dilakukan oleh peneliti. Peneliti akan mampu membedakan pendekatan
yang cocok untuk diterapkan pada siswa untuk meningkatkan kemampuan
pemahaman dan pemecahan masalah matematis pada materi keliling dan luas
8

lingkaran. Manfaat lain yang diperoleh peneliti adalah tambahan pengetahuan


mengenai bagaimana melaksanakan suatu penelitian dan hal ini bisa menjadi
bekal untuk penelitian selanjutnya.
2. Bagi Siswa
Dengan adanya penelitian ini siswa akan merasakan pengalaman suasana
belajar baru yakni dengan menggunakan pendekatan matematika realistik pada
pembelajaran keliling dan luas lingkaran. Selain itu siswa juga menemukan
jenis soal yang menantang dan mungkin dianggap baru untuk siswa yaitu soal
pemecahan masalah. Siswa mampu memecahkan masalah yang ada dalam
kehidupan sehari-hari yang berkenaan dengan keliling dan luas lingkaran.
Dengan penelitian ini kemampuan matematis siswa khususnya kemampuan
pemahaman dan pemecahan masalah matematis siswa akan terlatih dan
meningkat.
3. Bagi Guru
Hasil penelitian ini membuat guru mengetahui pendekatan yang cocok untuk
diterapkan di kelas V pada materi keliling dan luas lingkaran. Menambah
pengetahuan guru mengenai pendekaran realistik dan dapat menerapkannya
dalam pembelajaran di kelas. Memberikan pengetahuan tambahan mengenai
penelitian dalam bidang pendidikan bahkan bisa merangsang para guru untuk
melaksanakan penelitian.
4. Bagi Sekolah
Dengan adanya penelitian di sekolah diharapkan dapat memotivasi guru-guru
untuk meningkatkan kinerjanya. Dengan termotivasinya para guru, diharapkan
juga akan meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah sehingga menjadi
lebih baik.
5. Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian ini dapat dipergunakan oleh peneliti lain sebagai referensi
dalam menerapkan pendekatan pembelajaran khususnya pendekatan
matematika realistik dalam suatu pembelajaran. Hasil penelitian ini juga akan
menjadi referensi jika peneliti ingin meningkatkan kemampuan pemahaman
dan pemecahan masalah matematis siswa SD.
9

6. Bagi UPI Kampus Sumedang


Hasil penelitian ini dapat menambah eksistensi lembaga dalam melaksanakan
penelitian dan menambah catatan baik lembaga karena telah bermanfaat bagi
sekolah di sekitar lembaga berada.

E. Struktur Organisasi Skripsi


Skripsi yang berjudul “Pengaruh Pendekatan Matematika Realistik
terhadap Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa
Kelas V pada Materi Keliling dan Luas Lingkaran” terdiri dari lima bab. Bab I
mengungkapkan latar belakang pembuatan skripsi, rumusan masalah dalam
penelitian, tujuan penelitian itu sendiri, manfaat penelitian, serta dicantumkan
pula pembahasan singkat mengenai penelitian yang dilaksanakan, hal ini sebagai
gambaran kepada pembaca untuk memahami judul yang disajikan. Pembahasan
berikutnya pada bab II yang berisikan penjelasan lengkap mengenai penelitian,
hasil penelitian lain yang relevan, dan dugaan sementara mengenai penelitian.
Pembahasan pada bab III membahas subjek penelitian, metode penelitian,
prosedur penelitian, instrumen penelitian dan teknik pengolahan data dan analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini. Bab berikutnya yaitu bab IV membahas
mengenai data hasil penelitian dan pembahasannya serta pengujian hipotesis yang
sudah dirumuskan. Sementara bab terakhir yaitu bab V membahas mengenai
kesimpulan dan saran yang daat diambil dari penelitian ini.

F. Definisi Operasional
Definisi operasional dibuat dengan maksud agar memudahkan untuk
memahami judul yang telah dibuat sehingga tidak akan ada yang salah dalam
memaknai judul tersebut. Adapun penjelasan mengenai beberapa istilah yang
terdapat dalam judul adalah sebagai berikut ini.
1. Pendekatan matematika realistik adalah pendekatan pembelajaran yang
berorientasi pada aktivitas pengkonstruksian pengetahuan dengan
menghubungkan antar konsep untuk memecahkan masalah yang berhubungan
dengan aktivitas manusia yang berguna untuk mengembangkan pola pikir
praktis, logis, kritis, dan jujur dengan menggunakan konteks dari lingkungan
dalam mengajarkan konsepnya. Pendekatan realistik diawali dengan
10

pemberian masalah kepada siswa yang erat kaitannya dengan kehidupan


sehari-hari siswa, kemudian siswa memahami masalah yang disajikan guru
dan diperbolehkan untuk mengajukan pertanyaan jika masalah yang disajikan
tidak dapat dipahami. Setelah siswa memahami masalah yang disajikan siswa
kemudian secara mandiri mencoba untuk menyelesaikan masalah tersebut,
kemudian mendiskusikan pemecahan masalah tersebut bersama rekan
kelompok kecilnya, yang kemudian didiskusikan kembali dalam diskusi
kelompok besar yaitu diskusi kelas. Setelah masalah dapat dipecahkan siswa
diarahkan agar mampu menyimpulkan apa yang telah dipelajari. Konteks yang
diambil dalam pendekatan matematika realistik pada materi ini konteks orde
dua yakni masalah-masalah yang berkaitan dengan benda-benda berbentuk
lingkaran yang sering ditemui siswa dalam kehidupan sehari-hari. Masalah
yang disajikan terdiri dari dua jenis yaitu masalah yang dapat mengarahkan
siswa untuk menemukan rumus keliling lingkaran dan masalah untuk
menemukan luas lingkaran.
2. Kemampuan pemahaman matematis adalah kemampuan seseorang dalam
mengingat, memahami, menjelaskan, dan menerapkan konsep matematika
untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Siswa dianggap
sudah meningkat kemampuan pemahaman matematisnya jika sudah
memenuhi indikator sebagai berikut ini.
a. Mampu menerapkan rumus dalam perhitungan matematis dan dapat
melakukan pengerjaan hitung. Dalam indikator yang pertama ini
diharapkan (1) siswa mampu menuliskan rumus keliling dan luas
lingkaran, (2) siswa dapat menerapkan rumus tersebut pada kasus-kasus
matematis, dan (3) siswa dapat menghitung hasil atau pemecahan masalah
dari kasus yang ditemui.
b. Mampu mengaitkan konsep dengan konsep yang lainnya dan menyadari
proses yang dikerjakan. Dalam indikator yang kedua ini diharapkan (1)
siswa mampu untuk menggunakan konsep matematis yang telah dipelajari
sebelumnya, dan (2) siswa mampu menghubungkan konsep-konsep
tersebut dan menyadari tujuan dari semua keterkaitan antara proses yang
sudah dirumuskan.
11

3. Kemampuan pemecahan masalah matematis adalah kemampuan siswa untuk


mencari mencari dan mengolah informasi, serta memilih dan menerapkan
strategi yang tepat untuk menemukan solusi dari masalah realistik yang
ditemukan, dengan berbekal pengetahuan awal yang sudah dimilikinya. Dalam
penelitian ini siswa dikatakan sudah memiliki kemampuan pemecahan
masalah jika sudah memenuhi beberapa indikator pemecahan masalah.
Adapun indikator pemecahan masalah yang dimaksud adalah sebagai berikut.
a. Mengidentifikasi kecukupan data untuk pemecahan masalah.
Kemampuan siswa yang diharapkan pada indikator ini adalah siswa
mampu menuliskan unsur yang diketahui dan ditanyakan, dan siswa
mampu melengkapi unsur apa yang dibutuhkan untuk memecahkan
masalah yang tidak tercantum di dalam soal.
b. Merumuskan masalah atau menuliskan model matematika dari masalah
yang ditemui.
Kemampuan siswa yang diharapkan pada indikator ini adalah siswa
mampu menuliskan model matematika dari permasalahan yang
ditemuinya.
c. Memilih dan menerapkan strategi untuk menyelesaikan masalah
matematika atau di luar matematika.
Kemampuan siswa yang diharapkan pada indikator yang kedua ini adalah
(1) siswa dapat memilih strategi untuk memecahkan masalah termasuk
didalamnya melengkapi data yang dibutuhkan untuk memecahkan
masalah, dan (2) menerapkan strategi yang sudah dipilihnya dengan urutan
tepat.
d. Menyelesaikan masalah yang muncul di dalam matematika atau di dalam
konteks lain yang melibatkan matematika.
Kemampuan siswa untuk indikator yang ketiga ini adalah (1) siswa
mampu menerapkan rumus untuk memecahkan masalah matematika
sederhana berdasarkan data-data yang sudah terkumpul dan (2) siswa
dapat memecahkan masalah berdasarkan data-data yang sudah terkumpul
dengan menggunakan strategi yang dipilih.
12

e. Memeriksa kebenaran hasil atau jawaban.


Kemampuan siswa yang diharapkan pada indikator yang keempat adalah
siswa mampu menyatakan suatu pemecahan masalah itu benar atau salah
dengan alasan yang benar.
4. Keliling dan luas lingkaran merupakan salahsatu materi yang dipejari di kelas
V. Lingkaran adalah bangun data yang memiliki satu sisi berupa lengkungan.
Keliling merupakan ukuran sisi suatu bangun datar yang diukur dari suatu titik
hingga kembali ke titik tersebut dalam satu putaran. Dengan demikian,
keliling lingkaran adalah ukuran tepian luar lingkaran yang diukur mulai dari
satu titik hingga kembali ke titik tersebut dalam satu kali putaran. Sementara
luas adalah besarnya ukuran suatu wilayah, maka luas lingkaran merupakan
besarnya ukuran wilayah dalam yang dibatasi oleh garis lingkaran.
5. Pendekatan pembelajaran konvensional yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah pendekatan pembelajaran yang sudah biasa dipergunakan di sekolah
tempat penelitian dilaksanakan. Kegiatan pembelajaran yang biasa dilakukan
pada tempat penelitian adalah pembelajaran dengan menggunakan metode
ekspositori.

Anda mungkin juga menyukai