Anda di halaman 1dari 4

TUGAS MANDIRI 1

TA 2022/2023 - Ganjil
Prodi Bimbingan Konseling Islam
Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam
IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Mata Kuliah : BK Pendidikan

Dosen : Bambang Setiawan, M.Pd


setiawan89.bambang@gmail.com
0823-1603-1146

Hari : Kamis, 15 September 2022

Jurusan : Bimbingan Konseling Islam

Kelas/Semester : 5C & 5D

Urgensi Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Satuan Pendidikan Formal

Mutiara Yasmin (2008306132)

BKI 5D

PENDAHULUAN

Penyokong terpenting untuk tercapainya tujuan pembangunan masyarakat Indonesia yang berbobot adalah
pendidikan yang berkualitas dan memiliki nilai mutu tinggi. Pendidikan berkualitas atau berbobot salah satunya di
patronasi oleh peningkatan potensi siswa untuk membantu siswa agar dapat menentukan pilihan dan asupan
keputusan untuk mencapai suatu tujuan demi dapat meraih pencapaian pada impian nya. Pendidikan adalah salah
satu upaya mempersiapkan generasi yang akan datang, pendidikan juga menjadi tolak ukur, ada bangsa-bangsa di
dunia. Di Indonesia ada 3 jalur pendidikan yang tertuang dalam UU No. 5 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional (SISDIKNAS) Pasal 13 (1) menyatakan bahwa jalur pendidikan terdiri atas: Pendidikan formal,
pendidikan nonformal dan pendidikan melengkapi dan memperkaya informal yang saling melengkapi (Mulyawan.
G, 2020, hlm 1).

Dalam kegiatan pendidikan ini, pendidikan terbagi menjadi beberapa jenis salah satu nya yaitu pendidikan formal.
(Mulyawan. G, 2020) mengemukakan di dalam jurnal yang di tulisnya bahwa pendidikan formal adalah pendidikan
yang merupakan prioritas utama dengan dua jalur pendidikan lainnya, yaitu jalur pendidikan nonformal dan informal
terutama dalam pendidikan yang setara seperti ini, setara SD (SD) Setara Paket A, setara SMA setara paket B, paket
C pertama (SMP) dan setara dengan sekolah menengah Atas (SMA), masih dianggap sepihak mata, sehingga
muncul kata pendidikan informal atau juga dikenal sebagai pendidikan masyarakat, pendidikan sosial dan
pendidikan eksternal sekolah (PLS) sebagai "anak tiri".

Selain para siswa atau peserta didik di berikan fasilitas pembelajaran mata pelajaran umum seperti matematika,
bahas Indonesia, ilmu pengetahuan alam, Ilmu pengetahuan sosial, atau fasilitas umum yang disediakan oleh sekolah
seperti kantin dan lain sebagainya. Para peserta didik juga memiliki hak atau berhak untuk menerima pelayanan
bimbingan dan konseling yang terdapat di setiap sekolah. Bimbingan dan konseling adalah layanan bantuan siswa,
secara individu atau kelompok, sehingga peserta didik mampu berkembang secara mandiri dalam menentukan
pilihan terbaik di bidang pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, keterampilan belajar dan perencanaan
karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan spesifikasi spesifikasi yang berlaku
(Haryatri. H, 2019, hlm 92). Secara formal, BK masuk sistem pendidikan di Indonesia yang ada di dalam UU No.
20/2003 pada sistem pendidikan nasional dan peraturan pemerintah (Haryatri. H, 2019, hlm 92).

Namun pada masa kini peserta didik ketika mereka mendengar kata bimbingan konseling (BK), hal pertama yang
terlintas di benak mereka adalah pertanyaan, sanksi, hukuman, dan lainnya. Dengan kata lain, bimbingan belajar
terlihat menakutkan dan bahkan dibenci oleh banyak siswa. Hal ini dikarenakan adanya insiden berupa hukuman
yang mereka alami di sekolah, atau karena ketidaktahuan mereka akan fungsi BK yang sebenarnya, sehingga mereka
mengambil beberapa bimbingan konseling (BK) yang buruk seperti tempat hukuman, sanksi, dan lain sebagainya.
Oleh sebab itu, apabila hal ini dibiarkan terjadi makan tentunya akan menghambat urgensi layanan bimbingan
konseling dalam sebuah lembaga pendidikanpendidikan dan penting bagi kita sebagai calon konselor dan guru BK
memaparkan urgensi apa saja yang sebenarnya harus dilakukan oleh layanan bimbingan dan konseling di sekolah.
(Simanjuntak. K, dkk, 2022)

PEMBAHASAN

Bimbingan dan konseling memang memiliki peran dan status yang penting bagi siswa. Peran bimbingan dan
konseling dapat sangat membantu dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Karena bimbingan dan konseling
semacam ini dapat membantu menemukan solusi atas permasalahan di dunia pendidikan. Urgensi layanan
bimbingan dan konseling bagi sekolah dan peserta didik sendiri yaitu, Bimbingan dan Konseling sebagai wujud utuh
dari sekolah itu sendiri sebagaimana lembaga pendidikan pada umumnya. Bimbingan Konseling sebagai alat untuk
membantu sekolah dalam mengklasifikasikan data siswa tentang akhlak, minat dan bakat. Bagi siswa sendiri
bimbingan dan konseling dapat menuntun peserta didik agar dapat menemukan potensinya. Memberikan orientasi
bagi siswa, yang nantinya bertujuan untuk meningkatkan etika. Menyediakan ruang bagi mahasiswa untuk
berkonsultasi tentang semua masalah, baik di bidang akademik maupun non-akademik dan menerima segala keluhan
siswa, atau dengan kata lain BK sebagai orang tua siswa selama di sekolah. (Lase. B. P, 2018).

memasak, dan sebagainya. Dalam perkembangannya anak usia 5-6 tahun akan lebih mengembangkan ide-idenya
untuk lebih kreatif dan melakukan lebih banyak hal dengan gerakan tubuhnya. Pendidikan di tingkat SD/MI.
Pendidikan pada jenjang ini biasanya untuk anak usia 6-12 tahun. Memiliki tujuan menantang peran siswa di tingkat
selanjutnya. Bimbingan konseling di SD ini lebih terbatas pada kegiatan yang lebih baik mengenai penyimpangan-
penyimpangan agar dalam proses kesinambungannya dapat sesuai dengan tujuan. Selain itu, terdapat tahapan-
tahapan penugasan dalam pelaksanaan proses pengembangan kepada siswa, antara lain sebagai berikut: Berperilaku
yang mencerminkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki konsep dasar dalam proses
pembelajaran, memilah-milah apa yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, dengan orang lain, memiliki
kemandirian, terampil dalam mensimulasikan kehidupan, mengembangkan empati, menciptakan suasana damai, dan
toleransi yang tinggi.
Pendidikan pada jenjang SMP/MTs Pendidikan pada jenjang ini diperuntukkan bagi remaja awal usia 12-15 tahun.
Pada tahap ini biasanya melalui berbagai perubahan baik dalam proses pembelajaran hingga pembinaan siswa.
Tugas-tugas dalam pelaksanaan proses perkembangan bagi peserta didik antara lain sebagai berikut: menjadikan
remaja berperilaku beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, menerima perubahan psikis dan fisik,
menerapkan perilaku hidup yang baik, mengetahui potensi diri, mengenal pola dan sistem kehidupan terhadap
perkembangan. Pendidikan pada jenjang SMA/MA/SMK Pendidikan pada jenjang ini diperuntukkan bagi remaja
akhir usia 16-18 tahun. Pada tahap ini harus lebih serius dan lengkap dari penjelasan sebelumnya, tetapi lebih
banyak layanan bimbingan karir. Selain itu juga terdapat tugas-tugas dalam proses perkembangan bagi siswa antara
lain: proses Tuhan yang lebih matang, proses interaksi dengan teman sebaya, ilmu pengetahuan, teknologi,
persiapan, komunikasi dalam kehidupan yang matang sesuai nilai-nilai yang berlaku. (Vianda. D, 2015).

PENUTUP

Dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa BK memang peran dan status penting bagi siswa. Urgensi pendampingan
dan konseling sangat membantu meningkatkan kualitas pendidikan. karena bimbingan dan konsultasi semacam ini
dapat membantu menemukan solusi untuk masalah tersebut terjadi di dunia pendidikan. Seperti yang kita semua
tahu, dalam kegiatan konseling dan pendidikan tempat tinggal sebagai bagian integral dari keseluruhan aktivitas
pendidikan sekolah dalam pelaksanaannya beberapa mode operasi, terutama dalam situasi saat ini fungsi sekolah
atau lembaga pendidikan formal bukanlah hanya memberikan siswa dengan banyak pengetahuan tidak hanya, tetapi
juga mempersiapkan siswa memenuhi tuntutan perubahan dan kemajuan terdaftar. Oleh karena itu, peran konseling
dan bimbingan adalah pendidikan adalah tempat atau lembaga yang mewadahi dan memecahkan masalah siswa
pendidik dapat teratasi.

DAFTAR PUSTAKA

Haryatri, H. (2019). Urgensi Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar. Jurnal Al-Taujih: Bingkai Bimbingan dan
Konseling Islami, 5(1), 92-102.

Lase, B. P. (2018). Posisi dan urgensi bimbingan konseling dalam praktik pendidikan. Warta Dharmawangsa, (58.
Mulyawan, G. (2020). URGENSI BIMBINGAN KONSELING DALAM PENDIDIKAN NONFORMAL
KHUSUSNYA PENDIDIKAN KESETARAAN (EQUIVALENCY EDUCATION). Jurnal Bimbingan Konseling
Indonsesia, 5 (1).

Vianda, D. (2015). Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan Formal. Jurnal Al-Taujih: Bingkai Bimbingan dan
Konseling Islami , 1 (1), 98-108.

Simanjuntak, K., Harahap, R. J., Siregar, R. S., & Ardita, S. (2022). URGENSI BIMBINGAN KONSELING
ISLAM UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA SDN 21 RANTAU UTARA. Al-Mursyid: Jurnal
Ikatan Alumni Bimbingan dan Konseling Islam (IKABKI), 4(1).

Anda mungkin juga menyukai