10
MATAPPA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat.
dituntut untuk lebih ekstra lagi dalam belajar pembangunan nasional Indonesia. Jadi, sistem
demi mencapai masa depan yang lebih baik. pendidikan nasional merupakan suatu
keseluruhan yang terpadu dari semua kegiatan
Belajar merupakan suatu aktivitas yang pendidikan yang saling berkaitan untuk
dilakukan secara sadar untuk mendapatkan mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan
sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari nasional.
sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri Berbagai usaha telah dilakukan
dalam interaksi dengan lingkungannya (N.S. pemerintah dalam upaya meningkatkan mutu
Andayani et al, 2014). pendidikan di Indonesia baik secara kualitas
maupun kuantitas, Usaha ini dilakukan mulai
Mengajar adalah aktivitas menyampaikan dari jenjang pendidikan dasar sampai
pengetahuan dan kecakapan kepada siswa dalam Pendidikan dengan perguruan tinggi. Undang –
situasi lingkungan yang terorganisir. Di sisi undang No. 20 tahun 2003 Sistem Nasional
lain, mengajar diartikan sebagai The guidance of menyatakan bahwa “tujuan pendidikan adalah
learning activities, teaching is for purpose of untuk mencerdaskan kehidupan bangsa ,
aiding the pupil to learn (Oemar Hamalik, 1992, membentuk sumber daya manusia yang handal
p. 58). dan berdaya saing, membentuk watak dan jiwa
sosial, berbudaya, berakhlak dan berbudi pekerti
Zainal Abidin (2006) mengemukakan luhur, serta berwawasan luas, dan menguasai
bahwa “Proses belajar-mengajar dituntut adanya teknologi.” (N.S. Andayani et al, 2014)
interaksi edukasi antara guru dengan siswa Abd. Mukhid (2007) menyatakan bahwa
secara memadai, baik melalui kegiatan mengajar dewasa ini pendidikan di Indonesia, secara
ataupun bimbingan belajar. Oleh karena bakat umum, dihadapkan kepada tantangan kualitas.
dan interaksi itulah, maka terjadi perubahan Tantangan ini tidak dapat ditawar-tawar lagi
sikap dan tingkah-laku sebagaimana yang agar bangsa Indonesia bisa menghadapi
diharapkan”. persaingan global yang begitu ketat. Bangsa
yang berkualitas akan berkorelasi secara positif
Menurut Sardiman (1992, p. 30), tujuan dengan peningkatan Sumber Daya Manusia
belajar secara umum antara lain untuk : (SDM).
1. Mendapatkan pengetahuan; Menurut istilah, kata kualitas berarti
2. Menanamkan konsep dan keterampilan; mutu, yaitu tingkat baik buruknya sesuatu
3. Membentuk sikap dan perilaku. (Depdiknas, 2002, p. 603). Menurut Hanafiah
Pendidikan merupakan salah satu faktor dan Suhana (2009, p. 83), Kualitas dalam
yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan konteks pendidikan adalah mengacu pada
seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, prestasi yang dicapai oleh anak didik atau
serta bangsa dan negara. Negara berkembang sekolah pada setiap kurun waktu tertentu.
seperti Indonesia sangat dipengaruhi oleh Prestasi yang dicapai atau hasil pendidikan
perkembangan dunia pendidikan. Keberhasilan (student achievement) dapat berupa hasil tes
dalam pembangunan tidak hanya dipengaruhi kemampuan akademis, (misalnya : Ulangan
oleh kemampuan di bidang ekonomi, tetapi juga Umum, UAS, EBTA dan UNAS). Dapat pula
kualitas sumber daya yang menjalankan proses prestasi dibidang lain, seperti prestasi disuatu
pembangunan tersebut. Pendidikan bertujuan cabang olahraga, seni atau ketrampilan
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa juga tanbahan tertentu.
sekaligus dapat meningkatkan harkat dan Pendidikan bermutu menjadi harapan
martabat manusia. Melalui pendidikan itulah masyarakat dan pemerintah dalam peningkatan
diharapkan dapat tercapai peningkatan kualitas daya saing sumber daya manusia. Otonomi
kehidupan manusia ke arah yang lebih baik. daerah yang dilaksanakan sejak tahun 2001
Menurut Susanti Herni dalam merupakan kesempatan dalam mengelola
http://www.neraca.co.id/article/53881/meningka sumber daya untuk peningkatan mutu dan daya
tkan-kualitas-pendidikan-nasional, Pendidikan saing sumber daya manusia. Dinamika
ialah suatu usaha sadar untuk menyiapkan kehidupan masyarakat perlu direspon dengan
peserta didik agar dapat berperan aktif serta pengelolaan pendidikan yang bermutu.
positif dalam hidupnya sekarang dan yang akan (Bambang Ismanto, 2018).
dating. Pendidikan nasional Indonesia adalah Menurut Muhammad Fadhli (2017),
pendidikan yang berakar pada pencapaian tujuan rendahnya mutu pendidikan di Indonesia
11
Vol 2 No 1, Maret 2019
merupakan diskusi yang telah lama ada. Namun, akan menyebabkan perhatian orangtua terhadap
hingga saat ini permasalahan mutu pendidikan anak berbeda-beda. Adanya perbedaan inilah
belum juga selesai. Pendidikan yang berkualitas yang menyebabkan kemampuan siswa berbeda-
merupakan harapan dan tuntutan seluruh beda. Dengan media pembelajaran yang
stakeholder pendidikan. menggunakan Teknologi Informasi, perbedaan
Menurut Muhammad Fadhli (2017), Mutu pengetahuan orang tua dapat diatasi serta
merupakan salah satu hal yang dianggap memungkinkan siswa yang kemampuannya
penting, karena mutu pada dasarnya kurang dapat mengejar ketertinggalan dirumah
menunjukkan keunggulan suatu produk jika dengan mengcopy perangkat lunak yang ada.
dibandingkan dengan produk lainnya. Pada jaman serba teknologi seperti
Peningkatan mutu merupakan usaha dari setiap sekarang ini, ternyata masih banyak orang tua
lembaga-lembaga penghasil produk barang dan yang kurang memahami dan memperhatikan
juga produk jasa. Demikian halnya dalam kualitas pendidikan anak-anak mereka yang
pendidikan, mutu atau kualitas merupakan masih bersekolah di SD/MI, SMP/MTs, dan
bagian penting yang harus diperhatikan. SMA/SMK/MA, hal tersebut sering terjadi pada
Edward dan Sallis (2004:1) masyarakat di pedesaan yang masih banyak
mengungkapkan “ quality is at the top of most bermata pencarian sebagai petani. Orang tua
agendas and improving quality is probably the kadang terlalu sibuk bekerja di ladang hingga
most important task facing institution. However, mereka kurang memperhatikan waktu belajar
despite its importance, many people find quality anak mereka. Banyak juga orang tua yang
an enigmatic concept. It is perplexing to define merantau ke luar kota dan menitipkan anak-anak
and often difficult to measure ”. Kualitas ialah mereka kepada kakek atau neneknya, hal
bagian penting dari seluruh agenda dalam tersebut menyebabkan anak-anak kurang
organisasi dan meningkatkan kualitas mungkin mendapatkan perhatian ekstra dalam hal belajar
adalah tugas yang paling penting yang dihadapi dan banyak dari mereka yang menghabiskan
institusi manapun. Namun, meskipun penting, waktu belajar malah untuk bermain. Hal tersebut
banyak terjadi perbedaan pendapat tentang mengakibatkan waktu untuk menemani anak
konsep dari kualitas yang baik. belajar dirumah berkurang. Mereka beranggapan
Upaya dalam peningkatan mutu waktu belajar di sekolah sudah cukup untuk
pendidikan merupakan isu yang terus menerus menunjang pendidikan anak-anak mereka,
akan menjadi perbincangan dalam padahal anak diharapkan dapat belajar sendiri
pengelolaan/manajemen pendidikan. dirumah dengan didampingi orang tua
Peningkatan mutu pendidikan merupakan usaha disamping mendapatkan pelajaran di sekolah.
yang harus diupayakan secara terus menerus dan Waktu anak dirumah juga lebih banyak dari
berkelanjutan agar harapan untuk pendidikan pada waktu mereka di sekolah, namun
yang berkualitas dan relevan dapat tercapai. kebanyakan anak di pedesaan menggunakan
(Muhammad Fadhli, 2017) waktu mereka di rumah hanya untuk bermain
Muhammad Fadhli (2017) menyatakan saja.
bahwa pendidikan yang berkualitas merupakan Sekolah merupakan salah satu lembaga
harapan dan tuntutan seluruh stakeholder yang menjunjung tinggi pendidikan.
pendidikan. Semua orang tentunya akan lebih Pengetahuan dan segala wawasan dapat
suka menuntut ilmu pada lembaga yang ditemukan di sekolah. Banyak sekolah yang
memiliki mutu atau kualitas yang baik. Atas berdiri di Indonesia, baik sekolah negeri maupun
dasar ini, maka sekolah/lembaga pendidikan swasta. Dilihat dari segi pendidikan, jumlah
harus dapat memberikan pelayanan dan mutu anak-anak usia sekolah yang cukup banyak di
yang baik agar tidak ditinggalkan dan mampu Desa Gebangan mulai dari sekolah non formal
bersaing dengan lembaga pendidikan lainnya. sampai Sekolah Menengah Atas, tentunya
Suprapto (2006) mengemukakan bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) yang dihasilkan
selain guru, orang tua juga sangat berpengaruh berkualitas. Namun pada kenyataannya, siswa-
terhadap kemajuan pendidikan. Untuk siswi yang berasal dari Desa Gebangan SDM
mendukung pendidikan ini biasanya orangtua nya masih belum maksimal. Hal ini dikarenakan
menyediakan sarana dan biaya pendidikan. jam pelajaran di sekolah semakin padat. Di
Kelemahan yang ada saat ini adalah sekolah jam pelajaran dimulai jam 07.00 – 15.00
pengetahuan orang tua terutama terhadap WIB, sehingga dalam pelaksanaannya siswa
pelajaran anak sekolah tidak sama. Hal ini juga dituntut untuk memahami mata pelajaran yang
12
MATAPPA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat.
sangat banyak dan beragam. Bagi siswa yang dari sekolah, wawasan anak-anak tersebut dapat
cerdas mungkin bisa mengikuti mata pelajaran berkembang lebih luas.
yang diberikan oleh guru dengan mudah, tetapi Sukadji (2000) menyatakan bahwa
bagi siswa yang daya berpikirnya kurang akan bimbingan belajar adalah bimbingan yang
mengalami kesulitan dalam memahami dan diberikan kepada individu untuk dapat
menyerap ilmu yang diberikan oleh guru. mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya
Zainal Abidin (2006) berpendapat, dalam belajar, agar setelah melaksanakan
“Penyelenggaraan pendidikan di sekolah pada kegiatan belajar mengajar mereka dapat
umumnya lebih ditujukan pada siswa yang mencapai hasil belajar yang lebih baik sesuai
berkemampuan rata-rata sehingga yang dengan kemampuan, bakat, dan minat yang
berkemampuan kurang menjadi terabaikan. dimiliki masing-masing.
Siswa yang termasuk kategori di luar rata-rata Bimbingan belajar menurut Dewa Ketut
(siswa yang pintar atau yang bodoh) tidak bisa Sukardi yang dikutip Indrawan (2013:6)
memperoleh kesempatan yang memadai untuk mengemukakan bahwa bimbingan belajar
berkembang sesuai kapasitasnya. Jadi, kesulitan adalah“proses bantuan yang diberikan kepada
belajar dapat terjadi dan dialami oleh siswa yang individu agar dapat mengatasi masalah-masalah
bodoh, yang berkemampuan rata-rata, maupun yang dihadapi dalam belajar sehingga setelah
siswa yang berkemampuan tinggi.” melalui proses perubahan dalam belajar mereka
Kondisi tersebut disebabkan oleh berbagai dapat mencapai hasil belajar yang optimal”.
faktor, baik internal maupun eksternal siswa. Menurut Zainal Abidin (2006), makna,
Faktor internal mencakup kapasitas kognitif, tujuan, dan fungsi bimbingan belajar mengacu
afektif, maupun psikomotorik. Faktor eksternal pada berbagai pengalaman di lapangan yang
meliputi lingkungan keluarga, lingkungan menunjukkan berbagai kesulitan, permasalahan,
pergaulan teman sebaya, lingkungan dan bahkan kegagalan-kegagalan yang dialami
masyarakat, lingkungan sekolah, lingkungan siswa dalam belajar. Hal ini tidak selalu
budaya, dan sebagainya. Atas dasar realita diakibatkan oleh rendahnya intelegensi atau
tersebut guru pembimbing harus bekerjasama kebodohan siswa, namun kegagalan tersebut
dengan wali kelas ataupun guru mata pelajaran terjadi pada siswa yang kurang atau tidak
untuk melakukan diagnosis pemecahannya mendapatkan layanan bimbingan yang memadai.
melalui layanan bimbingan belajar untuk Itulah sebabnya eksistensi layanan bimbingan
meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar. belajar merupakan salah satu bentuk layanan
Upaya-upaya tersebut akan ditelaah dan sebagai jawaban penting dalam rangka
diperdalam melalui kajian artikel ini. Dengan memberikan keselarasan dalam belajar siswa.
upaya-upaya ini diharapkan dapat mendorong Makna layanan bimbingan belajar
dan meningkatkan kualitas proses belajar- (layanan pembelajaran) mengisyaratkan pada
mengajar yang berkesinambungan. Pada tujuan intinya, yaitu memberikan kemungkinan
akhirnya, diharapkan dapat meningkatkan yang seluas-luasnya pada siswa untuk
prestasi akademik siswa asuh sesuai dengan mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar
upaya dan kemampuan mereka masing-masing. yang baik, keterampilan dan materi belajar yang
(Zainal Abidin, 2006) sesuai dengan tingkat kecepatan, kesulitan
Bimbingan belajar merupakan salah satu belajar, potensi, dan perkembangan diri siswa
alternatif untuk memperbaiki serta (Prayitno, 1997, p. 87).
meningkatkan kualitas pendidikan, namun Hasil observasi di lapangan yaitu
dalam bimbingan belajar saat ini, bimbingan sebagian besar pekerjaan penduduk di Desa
belajar dibuat sebagai bisnis dalam mencari Gebangan adalah buruh tani. Sehingga siswa-
uang. Tujuan utama untuk mengedepankan siswi di Desa Gebangan setelah pulang dari
membangun generasi penerus bangsa menjadi sekolah, kegiatan mereka hanya dihabiskan
cerdas sering dikesampingkan. Sehingga hanya untuk bermain. Seharusnya akan lebih
anak-anak yang tergolong mampu saja yang bisa bermanfaat jika waktu luang mereka digunakan
mengikuti bimbingan belajar. Sangat untuk bimbingan belajar. Tapi untuk mengikuti
disayangkan apabila anak-anak cerdas yang bimbingan belajar perlu dana tambahan,
kurang mampu hanya bisa mengandalkan materi sedangkan penghasilan sebagai buruh tani hanya
yang diterimanya di sekolah, padahal jika anak- cukup untuk keperluan sehari-hari. Banyak
anak tersebut mendapatkan pengetahuan selain anak-anak yang berasal dari keluarga yang
kurang mampu tidak bisa mengikuti bimbingan
13
Vol 2 No 1, Maret 2019
belajar (les) dengan alasan faktor biaya yang bimbingan belajar yang relatif mahal membuat
cukup mahal. Selain itu, terdapat banyak lulusan para orang tua enggan mendaftarkan anak
sarjana yang berasal dari Desa Gebangan yang mereka mengikuti bimbingan belajar dan
memiliki banyak waktu luang pada sore hari, beranggapan bahwa belajar disekolah saja sudah
sehingga bisa dimanfaatkan untuk memberikan cukup. Padahal, waktu anak di sekolah lebih
bimbingan belajar bagi anak-anak usia sekolah sedikit dari pada waktu mereka berada
yang kurang mampu. dirumah.Kami ingin meningkatkan kualitas
Masyarakat Desa Gebangan pada pendidikan anak-anak di sana, selain itu kami
umumnya bermata pencarian sebagai petani dan juga ingin menumbuhkan kesadaran masyarakat
pedagang. Namun, dapat dikatakan bahwa Desa tentang pentingnya pendidikan anak dari usia
Gebangan bukanlah daerah yang tertinggal. dini. Kami berharap dapat memperbaiki kualitas
Akses transportasi yang lancar dan letak yang pendidikan anak-anak usia sekolah di daerah
strategis membuat desa ini bukan termasuk desa pedesaan agar mampu bersaing dengan anak-
tertinggal lagi. Tetapi, kesadaran masyarakat anak yang tinggal di perkotaan.
mengenai pentingnya kualitas pendidikan yang Berdasarkan permasalahan yang
harus didapat oleh anak-anak usia sekolah masih diungkapkan di atas, maka Kami akan
sangat kurang. Hal tersebut disebabkan mengusulkan untuk membentuk bimbingan
kurangnya perhatian orang tua terhadap jam belajar secara gratis (tanpa dikenakan biaya)
belajar anak-anak mereka, ada pula orang tua bagi siswa-siswi di Desa Gebangan khususnya
yang merantau ke luar kota dan menitipkan anak yang berasal dari keluarga kurang mampu
mereka kepada saudaranya, sehingga si anak tersebut. Dengan adanya bimbingan belajar ini,
kurang mendapatkan perhatian khusus mengenai selain pengetahuan siswa-siswi di Desa
waktu belajar mereka. Masyarakat di desa Gebangan akan bertambah luas dan juga
tersebut menganggap pendidikan dibangku mahasiswa maupun lulusan sarjana lebih bisa
sekolah saja sudah cukup, dan orang tua kadang memanfaatkan waktu luangnya khususnya pada
tidak punya waktu untuk menemani anak-anak sore hari untuk membantu anak-anak usia
mereka belajar dirumah. Selain itu, di daerah sekolah dalam belajar.
Desa Gebangan juga masih jarang ditemui Kegiatan PPM ini bertujuan untuk
tempat les atau bimbingan untuk anak-anak usia meningkatkan kualitas pendidikan melalui
sekolah. Belum ada pihak yang memanfaatkan kegiatan bimbingan belajar di Desa Gebangan
waktu bermain anak untuk dijadikan waktu dan mengaktifkan kegiatan mahasiswa-
belajar yang menyenangkan untuk anak-anak. mahasiswi yang berdomisili di Desa Gebangan
Mayoritas anak-anak di Desa Gebangan beserta lulusan sarjana yang memiliki banyak
sepulang sekolah dan sampai dirumah lebih waktu luang pada sore hari.
banyak menghabiskan waktunya untuk bermain PPM ini menitikberatkan pada pendidikan
bersama teman-temannya. anak-anak SD/MI, SMP/MTs, DAN
Melihat kondisi semacam itu, kami ingin SMA/SMK/MA yang seringkali diabaikan oleh
memfasilitasi anak-anak yang kurang mampu kebanyakan masyarakat yang masih tinggal di
agar mereka dapat memanfaatkan waktu pedesaan. Maka dari itu, Kami berharap PPM ini
belajarnya dengan baik, dengan cara mendirikan dapat membantu memajukan pendidikan anak-
suatu bimbingan belajar yang mana anak-anak anak di pedesaan agar tidak kalah dengan
bisa belajar sambil bermain dan berkumpul kualitas pendidikan anak – anak di perkotaan.
dengan teman-teman mereka tanpa dikenakan Sasaran kegiatan PPM ini ditujukan
biaya (gratis) di Desa Gebangan Kecamatan kepada siswa-siswi di Desa Gebangan
Kapongan Kabupaten Situbondo. Dengan khususnya yang termasuk keluarga kurang
begitu, kualitas pendidikan anak-anak sejak dini mampu, baik siswa-siswi yang berasal dari
bisa perlahan-lahan diperbaiki agar bisa menjadi SD/MI sampai SMA/SMK/MA serta mahasiswa
lebih baik lagi. Kami memilih desa tersebut dan lulusan sarjana (khususnya alumni STKIP
karena kondisi wilayah yang sesuai dengan latar PGRI Situbondo) yang berdomisili di Desa
belakang yang kami jelaskan diatas, serta masih Gebangan.
kurangnya, tempat bimbingan belajar yang Kegiatan PPM ini diharapkan dapat
terdapat di daerah ini. Kebanyakan bimbingan menghasilkan luaran berupa : (1) bimbingan
belajar terdapat di pusat kota yang jaraknya belajar yang dapat menampung anak-anak yang
cukup jauh untuk dijangkau oleh anak-anak usia berasal dari keluarga tidak mampu, (2) anak-
sekolah di Desa Gebangan. Selain itu, biaya anak di Desa Gebangan yang cerdas dan bisa
14
MATAPPA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat.
15
Vol 2 No 1, Maret 2019
16
MATAPPA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat.
17
Vol 2 No 1, Maret 2019
18
MATAPPA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat.
19