Anda di halaman 1dari 15

JPD: Jurnal Pendidikan Dasar DOI: doi.org/10.21009/JPD.010.

02
P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801

PENYELENGGARAAN BIMBINGAN KONSELING DI


SEKOLAH DASAR

Mareyke Jessy Tanod


STKIP Bandar Lampung
Email: farraakuan@gmail.com

Noviana Diswantika
STKIP Bandar Lampung
Email: novianadiswantika@yahoo.com

Vina Iasha
Unversitas Negeri Jakarta
Email: vina.iasha@gmail.com

Abstract: This paper is the result of a qualitative descriptive study that aims to find out empirical
evidence about the implementation of guidance and counseling at Bakung 1 Elementary School in
Bandar Lampung. The results of the study show that the implementation of guidance and counseling
refers to the results of understanding of students. The strategies applied by classroom teachers consist
of integrating guidance and counseling material into the subject matter, choosing the right method and
media, remedial, building empathic communication, setting an example, appreciating and
strengthening, identifying and choosing assistance programs, and transfer of hands. Class teacher
competence still needs to be improved so that the implementation of guidance and counseling in
Elementary Schools can be programmed well.
Keyword : Guidance and Counseling, Elementary School, Students

Abstrak : Tulisan ini merupakan hasil penelitian kualitatif deskriptif yang bertujuan untuk
mengetahui bukti empiris tentang pelaksanaan bimbingan dan konseling di Sekolah Dasar Negeri 1
Bakung Bandar Lampung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan bimbingan dan
konseling mengacu pada hasil pemahaman terhadap peserta didik. Strategi yang diterapkan guru kelas
terdiri atas mengintegrasikan materi bimbingan dan konseling ke dalam materi pelajaran, memilih
metode dan media yang tepat, remedial, membangun komunikasi empati, memberikan teladan,
memberi apresiasi dan penguatan, mengidentifikasi dan memilih program bantuan, dan alih tangan.
Kompetensi guru kelas masih perlu ditingkatkan agar pelaksanaan bimbingan dan konseling di
Sekolah Dasar dapat terprogram dengan baik.

Kata Kunci : Bimbingan dan Konseling, Sekolah Dasar, Peserta Didik

13
JPD: Jurnal Pendidikan Dasar P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801

PENDAHULUAN berbicara kotor (Astuti, 2016), dan


mencontek saat ujian (Lestari, 2015). Oleh
Pendidikan di Sekolah Dasar (SD)
karena itu, pelaksanaan bimbingan dan
atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) memiliki
konseling di sekolah dasar bertujuan
kedudukan yang sangat penting dalam
memberikan ayanan yang spesifik untuk
memastikan perkembangan biologis,
membangkitkan semangat belajar peserta
kepribadian, pengetahuan, dan keterampilan
didik, menumbuhkan motivasi yang rendah
peserta didik berjalan sesuai dengan tahap
sehingga muncul dorongan untuk belajar
perkembangannya sehingga mereka siap
pada diri peserta didik (Widada, 2013).
menjadi calon anggota masyarakat yang
akan mengisi dan melanjutkan cita-cita Pelaksanaan bimbingan dan konseling
perjuangan bangsa serta mampu menghadapi di SD/MI juga berangkat dari beberapa
permasalahan yang lebih rumit pada jenjang alasan berikut. Pertama, Peserta didik
pendidikan selanjutnya. Dalam hal ini, SD/MI memerlukan persiapan yang matang
penyelenggaraan pendidikan bertujuan untuk sejak dini untuk menghadapi tugas yang
membantu peserta didik dalam mencapai lebih menantang di masa yang akan datang
perkembangan yang optimal, baik dari sisi (Widada, 2015). Kedua, Kondisi peserta
akademik maupun kepribadian. didik usia SD yang masih kurang memiliki
pemahaman atau wawasan tentang dirinya
Pelaksanaan bimbingan dan konseling
dan lingkungannya, juga belum memiliki
sangat diperlukan di sekolah dasar, karena
pengalaman yang cukup untuk menentukan
dalam praktiknya tidak sedikit diantara
arah kehidupannya (Kamaluddin, 2011).
peserta didik yang mengikuti proses belajar
Ketiga, Penggunaan teknologi informasi dan
mengajar menghadapi masalah yang berasal
komunikasi yang tidak bijak dapat
dari dirinya sendiri dan lingkungan
memberikan dampak negatif bagi diri
sekitarnya. Di antara permasalahan peserta
peserta didik, seperti sifat individualistis,
didik yang kerap ditemui di lapangan,
konsumtif, dan gerak fisik yang minim
meliputi bermain sendiri sewaktu guru
(Nurdiyanti & Suryanto, 2010). Keempat,
sedang menjelaskan pelajaran, tidak mau
tuntutan hidup yang semakin besar dan
mengerjakan pekerjaan rumah, bertengkar
kompetitif pada masa modern rentan
sesama teman, marah pada teman yang
menimbulkan kecemasan, stres, dan depresi
berbuat salah, tidak masuk sekolah,

14
JPD: Jurnal Pendidikan Dasar P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801

(Muhajarah, 2018). Kelima, Kegagalan untuk membantu peserta didik (konseli) agar
peserta didik sekolah dasar dalam mencapai dia berkembang secara utuh dan optimal
tugas perkembangan akan menimbulkan (Sari, 2016).
kekecewaan, kecemasan, dan Untuk mencapai tujuan pelaksanaan
ketidaksiapannya dalam melaksanakan tugas bimbingan dan konseling, maka guru
perkembangan berikutnya (Widada, 2015). bimbingan dan konseling harus dibekali
Berdasarkan uraian masalah tersebut, berbagai keahlian, seperti menguasai esensi
pelaksanaan bimbingan dan konseling perlu pelayanan bimbingan dan konseling,
dilaksanakan di Sekolah Dasar untuk kemampuan mengimplementasikan
membantu peserta didik dalam memecahkan kolaborasi intern di tempat kerja, menguasai
permasalahan yang dihadapinya (Saidah, konsep dan praksis assessment untuk
2017). memahami kondisi, kebutuhan dan masalah
Bimbingan dan konseling (BK) terdiri konseli; menguasai kerangka teoritik dan
dari kata bimbingan dan konseling. praksis bimbingan dan konseling,
Bimbingan merupakan terjemahan dari kata keterampilan merancang program bimbingan
guidance dalam bahasa inggris yang berarti dan konseling, keterampilan dalam
pertolongan yang diberikan untuk menuntun mengimplementasikan program bimbingan
individu atau kelompok guna mencapai dan konseling secara komprehensif, dan
hidup yang lebih sejahtera. Bimbingan menilai proses dan hasil kegiatan layanan
sebagai upaya pendidikan berarti upaya bimbingan dan konseling (Setyoningtyas,
untuk menolong peserta didik agar ia dapat Mugiarso, & Nusantoro, 2014). Dengan
mencapai tingkat perkembangan dirinya kompetensi tersebut, seorang guru
secara optimum dan mandiri (Bhakti, 2015). bimbingan dan konseling diharapkan dapat
dapun kata konseling berasal dari kata melaksanakan program bimbingan dan
counseling yang berarti bantuan yang konseling secara terintegrasi dengan sistem
diberikan kepada individu untuk pendidikan. Dalam hal ini, guru bimbingan
memecahkan masalah kehidupannya dengan dan konseling harus bekerjasama dengan
cara yang sesuai dengan keadaan yang kepala sekolah dan tenaga kependidikan
dihadapinya. Dengan demikian, Bimbingan sebagai pengelola di bidang layanan
dan Konseling merupakan suatu upaya yang administrasi dan manajemen, guru sebagai
sistematis, objektif, logis, dan berkelanjutan pelaksana pembelajaran yang mendidik, dan

15
JPD: Jurnal Pendidikan Dasar P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801

orangtua peserta didik sebagai mitra sekolah Banjarmasin. Sekolah inklusi merupakan
(Irham, 2015). sekolah yang menyelenggarakan pendidikan
dengan memberikan kesamaan kurikulum
Menurut Farozin, setiap Sekolah
dan lingkungan bagi peserta didik yang
Dasar idealnya harus memiliki seorang guru
berkebutuhan khusus dan yang tidak
bimbingan dan konseling atau konselor.
berkebutuhan khusus (normal) (Agustriyana
Dengan begitu, guru bimbingan dan
& Nisa, 2017). Tindakan penggabungan
konseling atau konselor tersebut dapat
peserta didik yang berbeda dalam satu
bekerjasama dengan guru kelas dan guru
lingkungan menjadi suatu tantangan bagi
mata pelajaran dalam membantu peserta
peserta didik dalam menyesuaikan diri dan
didik mencapai perkembangan optimal.
menjalin interaksi sosial dengan peserta
Namun, pada kondisi belum tersedianya
didik yang berbeda dengan dirinya
guru bimbingan dan konseling atau konselor
(Agustriyana & Nisa, 2017). Oleh karena
di Sekolah Dasar maka penyelenggaraan
itu, kehadiran guru bimbingan dan konseling
bimbingan dan konseling dapat ditugaskan
atau konselor sangat diperlukan untuk
pada guru kelas terlatih atau kompeten
membantu peserta didik dalam menjalin
(Farozin et al., 2016). Sebagaimana profesi
komunikasi dengan peserta didik lain
guru, guru bimbingan dan konseling atau
sehingga keterampilan sosial peserta didik
konselor juga harus memiliki kompetensi
dapat tumbuh dengan baik.
sebagaimana yang diamanatkan dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Hasil wawancara dengan guru dan
Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar kepala sekolah sekolah menunjukkan bahwa
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Sekolah Dasar Negeri 1 Bakung Bandar
Konselor. Kompetensi tersebut meliputi Lampung tidak memiliki guru khusus yang
kompetensi pedagogik, kompetensi ditugaskan untuk menyelenggarakan
kepribadian, kompetensi sosial dan program bimbingan dan konseling. Oleh
kompetensi profesional (Farozin et al., karena itu, pelaksanaan bimbingan dan
2016). konseling pada sekolah tersebut ditugaskan
kepada guru kelas. Namun, guru kelas yang
Sekolah Dasar Negeri 1 Bakung
merangkap sebagai guru bimbingan dan
Bandar Lampung merupakan salah satu
konseling tersebut mengakui belum pernah
SDN penyelenggara pendidikan inklusi di

16
JPD: Jurnal Pendidikan Dasar P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801

mengikuti pelatihan tentang pelaksanaan aspek profil guru pelaksana bimbingan


bimbingan dan konseling. Hal ini tentu akan konseling, teknik pemahaman peserta didik,
berpengaruh terhadap mutu layanan dan pelaksanaan program layanan
bimbingan dan konseling (Kamaluddin, bimbingan dan konseling.
2011).
Sumber data penelitian ini terdiri dari
Adapun tugas guru kelas sebagai data primer dan data sekunder. Sumber data
guru bimbingan dan konseling telah diatur primer yang dipilih dalam penelitian ini
dalam SK Menpan No. 084/1993 pasal 3 adalah kepala sekolah, guru kelas dan tenaga
tentang jabatan fungsional guru dan angka kependidikan, dan peserta didik Sekolah
kreditnya, yaitu menyusun program Dasar Negeri 1 Bakung Bandar Lampung.
bimbingan, melaksanakan program Sumber data sekunder yang menjadi rujukan
bimbingan, evaluasi pelaksanaan bimbingan, peneliti adalah dokumen yang dapat
analisis hasil pelaksanaan bimbingan, dan melengkapi hasil penelitian ini.
tindak lanjut dalam program bimbingan
Instrumen pengumpulan data yang
terhadap peserta didik yang menjadi
digunakan adalah wawancara terbuka,
tanggung jawabnya (Mulyadi, 2015).
observasi lapangan, dan dokumentasi.
Dengan demikian, guru kelas juga wajib
Analisis data dalam penelitian ini
melakukan tugas bimbingan terhadap
menggunakan model Miles dan Huberman
peserta didik di samping tugas mengajar.
(Sugiyono, 2008) yaitu reduksi data,
Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik
penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
untuk mengkaji secara empiris tentang
Validitas data dalam penelitian ini
pelaksanaan program bimbingan dan
credibility (validitas internal), transferability
konseling di Sekolah Dasar Negeri 1
(validitas eksternal), dependability
Bakung Bandar Lampung.
(reabilitas), dan confirmability (objektivitas)

METODE (Cresswell, 2014).

Penelitian ini menggunakan pendekatan HASIL


kualitatif jenis deskriptif untuk memperoleh
Profil Sekolah Dasar Negeri 1 Bakung
gambaran mengenai pelaksanaan program Bandar Lampung
bimbingan dan konseling di Sekolah Dasar Sekolah Dasar Negeri (SDN) Sungai
Negeri 1 Bakung Bandar Lampung dari Miai 5 didirikan pada Tahun 1981, memiliki
17
JPD: Jurnal Pendidikan Dasar P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801

Nomor Pokok Sekolah Nasional 10807321. adalah (1) menanamkan keyakinan/aqidah


Sekolah Dasar Negeri 1 Bakung Bandar melalui pengamalan ajaran agama; (2)
Lampung merupakan sekolah piloting mengoptimalkan proses pembelajaran dan
penyelenggara pendidikan inklusi yang bimbingan; (3) mengembangkan
beralamat di Jalan Banten No 1 Bakung pengetahuan dibidang IPTEK, bahasa,
Kecamatan Teluk Betung Barat Kota Bandar olahraga dan seni budaya sesuai dengan
Lampung Provinsi Lampung. bakat, minat dan potensi peserta didik; (4)
menjalin kerjasama yang harmonis antara
Pada tahun 2013 Sekolah Dasar
warga dan lingkungan (Wardatul, 2017).
Negeri 1 Bakung Bandar Lampung mulai
mantap dan mempublikasikan diri sebagai Berdasarkan data tahun akademik
sekolah inklusi dan berkomitmen melayani 2017/2018, Sekolah Dasar Negeri 1 Bakung
peserta didik berkebutuhan khusus dengan Bandar Lampung memiliki 40 orang guru
syarat menyerahkan hasil tes psikologi ke dan tenaga pendidik yang terdiri dari 16
sekolah dan apabila calon peserta didik orang guru berstatus PNS, 20 orang guru
tersebut diterima maka orangtua yang pendamping ABK, dan dua orang satpam,
bersangkutan diundang dalam rapat sekolah satu operator, dan satu Pustakawan. Adapun
untuk membicarakan pengadaan Guru jumlah peserta didik Sekolah Dasar Negeri 1
Pendamping Peserta didik (GPK). Sekolah Bakung Bandar Lampung adalah 416 peserta
Dasar Negeri 1 Bakung Bandar Lampung didik yang dibagi ke dalam 12 kelas. Dari
dipimpin oleh Ibu Siti Holijah, S.Pd, MM jumlah peserta didik tersebut, terdapat 386
dengan status negeri, terakreditasi A, dan peserta didik normal dan 30 peserta didik
telah menerapkan kurikulum 2013 (Dewi berkebutuhan khusus dengan jenis ketunaan
Susana, 2019). yang paling banyak adalah kesulitan
belajar/lambat belajar, ADHD, dan CIBI
Visi Sekolah Dasar Negeri 1 Bakung
(Dokumen Sekolah, Oktober 2017).
Bandar Lampung adalah “Terwujudnya
peserta didik yang unggul dalam prestasi, Sekolah Dasar Negeri 1 Bakung
berlandaskan iman dan taqwa, berakhlaq Bandar Lampung dalam melaksanakan
mulia, peduli lingkungan dan berwawasan kegiatan belajar mengajar ditunjang oleh
global”. Adapun misi yang ditempuh sarana dan prasarana yang memadai, seperti
sekolah untuk mewujudkan visi tersebut 1 Ruang Kepala Sekolah (Sangat Baik), 1

18
JPD: Jurnal Pendidikan Dasar P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801

Ruang Dewan Guru (Sangat Baik), 12 mereka sebagai seorang pendidik dibanding
Ruang Kelas (Baik), 1 Ruang UKS (Baik), 1 seorang konselor.
Lapangan Olahraga (Baik), 3 WC Guru
Diantara guru kelas, terdapat guru
(Baik), 4 Rumah dinas (Rusak Ringan) 1 set
kelas 1 yang berlatar belakang pendidikan
Alat Praktek IPA (Baik), WC Murid 6 Baik,
S1 Bimbingan dan Konseling. Guru tersebut
1 Gudang (Rusak Ringan), 1 Musholla
dianggap sebagai guru yang mampu
(Sangat Baik), 1 Koperasi/kantin kejujuran
mengatasi masalah peserta didik sehingga
(Baik), 1 Ruang Kepramukaan (Baik), 1
ketika guru kelas kewalahan mengahadapi
Panggung Pentas (Sangat Baik), 1 Ruang
permasalahan peserta didik, maka guru kelas
alat musik (Rusak Ringan), dan 1
biasanya akan meminta bantuan kepada guru
Perpustakaan (Baik) .
kelas 1 tersebut, disamping bekerjasama
Sarana dan prasarana anak dengan kepala sekolah, guru pendamping
berkebutuhan khusus di Sekolah Dasar ABK, dan orangtua peserta didik.
Negeri 1 Bakung Bandar Lampung untuk
Teknik Guru dalam Memahami Peserta
ruang terapi khusus belum tersedia, alat
didik
bantu pembelajaran yang tersedia belum
Adapun teknik yang digunakan guru
lengkap. Alat bantu belajar yang tersedia
dalam mengidentifikasi dan memahami
antara lain: kartu bilangan, kartu huruf, buku
kebutuhan peserta didik di Sekolah Dasar
bergambar, puzzle, dan balok. Pelaksanaan
Negeri 1 Bakung Bandar Lampung adalah
program bimbingan dan konseling di
tes, observasi, dan wawancara. Pertama, tes
Sekolah Dasar Negeri 1 Bakung Bandar
digunakan guru untuk mengidentifikasi dan
Lampung ditugaskan kepada guru kelas.
memetakan kesulitan belajar sisiwa serta
Sebagian besar guru kelas tersebut adalah
untuk mengetahui tingkat perkembangan
berlatar belakang pendidikan S1 PGSD.
kognitif dan psikomotorik peserta didik.
Hasil wawancara penulis menunjukkan
Bentuk tes yang digunakan terdiri dari tes
bahwa mereka belum pernah mengikuti
tertulis dan lisan yang dikembangkan
pelatihan tentang implementasi Bimbingan
berdasarkan kompetensi dasar setiap muatan
dan Konseling di Sekolah. Oleh karena itu,
mata pelajaran. Adapun jadwal pemberian
mereka melaksanakan program bimbingan
tes kepada peserta didik terdiri dari: (1)
dan konseling lebih terkait dengan tugas
penilaian harian, yaitu penilaian yang

19
JPD: Jurnal Pendidikan Dasar P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801

dilaksanakan minimal satu kali dalam satu mencatat perilaku-perilaku peserta didik
tema untuk setiap muatan pelajaran, (2) yang dianggap menonjol, yakni perilaku
penilaian tengah semester, yaitu penilaian yang sangat baik dan perlu bimbingan.
yang dilaksanakan setelah menyelesaikan
Aspek-aspek sikap yang diamati
separuh dari jumlah tema dalam satu
guru mengacu pada Kompetensi Inti 1 dan 2
semester atau setelah 8-9 minggu belajar
yang termuat dalam kurikulum 2013, yaitu
efektif, dan (3) penilaian akhir semester
perkembangan sikap spiritual dan sosial
(PAS) dan penilaian akhir tahun (PAT),
peserta didik. Contoh sikap spiritual yang
yaitu penilaian yang dilaksanakan setelah
dinilai terdiri dari sikap ketaatan beribadah,
menyelesaikan seluruh tema dalam satu
berperilaku syukur, berdoa sebelum dan
semester belajar efektif.
sesudah melakukan kegiatan, dan toleransi
Adapun permasalahan yang menjadi dalam beribadah. Sedangkan contoh sikap
perhatian guru dalam bidang penilaian sosial yang dinilai adalah perilaku jujur,
adalah terkait dengan teknik memberikan disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
nilai bagi peserta didik ABK agar tidak percaya diri. Hasil pengamatan guru selama
terjadi kecemburuan antara peserta didik di sekolah biasanya disampaikan dalam
yang normal dan peserta didik ABK, dan rapat dewan guru dan rapat pertemuan
kehadiran peserta didik ABK tidak dengan orangtua peserta didik dalam rangka
menghambat pencapaian prestasi sekolah. menemukan solusi terbaik dari pemecahan
Para guru mengungkapkan bahwa mereka masalah yang dihadapi oleh peserta didik.
memerlukan sebuah panduan khusus
Ketiga, teknik wawancara biasanya
mengenai teknik penilaian peserta didik
digunakan guru untuk mendalami penyebab
ABK di sekolah inklusi.
masalah yang dihadapi peserta didik. Hasil
Kedua, teknik observasi digunakan wawancara dengan guru menunjukkan
guru untuk mengamati perilaku peserta didik bahwa masalah umum yang dihadapi peserta
selama di sekolah, khususnya selama proses didik sekolah dasar adalah terkait dengan
pembelajaran berlangsung. Guru mengamati kesulitan belajar dan beradapsi dengan
setiap gerak gerik peserta didik pada saat teman sekelasnya. Untuk mengatasi masalah
proses pembelajaran berlangsyng dan tersebut, guru memulai wawancara dengan
menggunakan lembar penilaian guru untuk sapaan-sapaan hangat, kemudian dilanjutkan

20
JPD: Jurnal Pendidikan Dasar P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801

dengan tanya jawab seputar aktivitas sehari- Pelaksanaan Program Bimbingan dan
hari peserta didik di lingkungan keluarga, Konseling
teman sebaya, dan di sekolah. Disamping Pelaksanaan bimbingan dan
itu, guru juga melakukan wawancara pendek konseling yang dilaksanakan di Sekolah
pada saat proses pembelajaran berlangsung Dasar Negeri 1 Bakung Bandar Lampung
dengan mengajukan pertanyaan umum terdiri atas layanan langsung dan tidak
kepada pelajar untuk mendapatkan umpan langsung. Layanan langsung dilakukan guru
balik. secara terintegrasi dengan proses
pembelajaran dan pada kasus-kasus tertentu
Guru pendamping anak
diberikan pada jam istirahat dan melalui
berkebutuhan khusus juga memiliki peran
kegiatan ekstrakurikuler, seperti membaca
penting dalam membantu guru kelas/guru
asmaul husna, shalat berjama’ah, olahraga,
mata pelajaran dalam memahami kesulitan
dan bermain. Di antara materi yang
belajar anak yang berkebutuhan khusus.
disampaikan kepada peserta didik adalah
Dalam hal ini, guru kelas bekerjasama
menjaga kebersihan diri dan pakaian,
dengan guru pendamping, guru mata
berdoa, suka menolong, jujur, dan bersikap
pelajaran, dan orangtua peserta didik untuk
sopan santun.
memahami kebutuhan anak yang
berkebutuhan khusus. Jumlah guru Guru kelas biasanya memberikan
pendamping di Sekolah Dasar Negeri 1 tindakan sesuai dengan masalah yang
Bakung Bandar Lampung berjumlah 30 dihadapi peserta didik. Terkait masalah anak
orang yang sebagian besar berasal dari yang berkebutuhan khusus, guru kelas
lulusan S1 Pendidikan Luar Biasa, bekerjasama dengan guru pendamping ABK
sedangkan jumlah anak yang berkebutuhan dalam menyelesaikan masalah yang
khusus sebanyak 30 orang peserta didik. dihadapi peserta didiknya. Ketika guru
Status guru pendamping di Sekolah Dasar kewalahan dalam menghadapi permasalahan
Negeri 1 Bakung Bandar Lampung adalah anak maka guru biasanya menyampaikan
guru honorer yang gajinya dibebankan masalah tersebut kepada kepala sekolah,
kepada orangtua peserta didik yang guru kelas lain yang dianggap senior, dan
berkebutuhan khusus. kepada orangtua peserta didik, baik secara
insidental maupun secara terjadwal pada

21
JPD: Jurnal Pendidikan Dasar P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801

kegiatan bulanan dewan guru dan pada Adapun pelaksanaan bimbingan dan
waktu penerimaan rapor. konseling secara tidak langsung
dilaksanakan melalui kegiatan
Contoh praktik bimbingan dan
pengembangan diri dan pembiasaan, seperti
konseling yang dilakukan guru, antara lain
mengucapkan salam, kegiatan pramuka,
mengajak peserta didik membaca Al Quran,
olahraga, pameran karya peserta didik, dan
merenungkan kasih sayang orangtua
sholat zuhur berjamaah di Musholla sekolah.
terhadapnya, menunjukkan akibat dari
Disamping itu, sekolah juga menyediakan
perbuatan buruknya, memberikan sanksi atas
berbagai sumber belajar yang mendukung
perbuatan negatif yang dilakukannya, dan
pertumbuhan sikap positif pada diri peserta
mendorong peserta didik untuk membaca
didik, seperti papan nasihat, pojok baca dan
buku cerita di pojok baca dan gerobak baca
gerobak buku yang menyediakan bukubuku
pada jam istirahat.
cerita dan untuk meningkatkan minat baca
Pelaksanaan bimbingan dan peserta didik.
konseling individu dilakukan guru pada jam
Dalam bidang administrasi,
istirahat. Guru biasanya memulai aktivitas
pelaksanaan bimbingan dan konseling di
konseling dengan meminta peserta didik
Sekolah Dasar Negeri 1 Bakung Bandar
membaca Al-Quran, kemudian dilanjutkan
Lampung masih belum terdokumentasi
dengan mengajak peserta didik memikirkan
dengan baik. Guru kelas yang berperan
dampak perbuatannya bagi dirinya,
sebagai guru bimbingan dan konseling
orangtuanya, dan orang di sekitarnya. Pada
mengakui bahwa dia belum membuat
kasus tertentu, kegiatan bimbingan dan
program tertulis mengenai pelaksanaan
konseling juga dilakukan dengan
bimbingan dan konseling. Pola pelaksanaan
mengundang orangtua peserta didik ke
bimbingan dan konseling yang biasa
sekolah untuk membicarakan permasalahan
diterapkan pada Sekolah Dasar Negeri 1
anak dan pada waktu-waktu luang guru juga
Bakung Bandar Lampung mengacu pada
melakukan kunjungan ke rumah peserta
masalah-masalah kesulitan belajar dan
didik untuk mendapatkan kesamaan persepsi
kenakalan peserta didik. Dalam
antara guru dan orangtua peserta didik
mengatasinya, guru akan memberikan
dalam menyelesaikan masalah belajar anak
perlakuan sesuai dengan faktor masalahnya.
(Rahayu, 2017).

22
JPD: Jurnal Pendidikan Dasar P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801

Guru biasanya hanya mencatat sikap peserta Kedua, memilih metode dan media
didik pada lembar penilaian guru dan pembelajaran yang sesuai dan mendukung
menyampaikannya pada rapat dewan guru kemandirian peserta didik dalam belajar.
untuk mendapatkan solusi terbaik dari guru Metode yang digunakan adalah metode yang
lain yang lebih berpengalaman (Rahayu, merangsang pikiran dan psikomotorik
2017). peserta didik, seperti metode saintifik,
inkuiri, dan discovery. Adapun media
Adapun strategi yang dilakukan guru
pembelajaran digunakan untuk menarik
kelas dalam melaksanakan bimbingan dan
minat peserta didik dalam belajar dan
konseling di Sekolah Dasar Negeri 1
membantu mereka dalam memahami materi
Bakung Bandar Lampung. Pertama, guru
yang bersifat abstrak atau jauh dari
kelas memadukan materi bimbingan dan
kehidupannya. Misalnya, materi tentang
konseling ke dalam materi pembelajaran
prilaku terpuji, organ tubuh manusia, sistem
yang sesuai. Misalnya, materi bahasa
tata surya, dan lainnya.
Indonesia digunakan untuk menumbuhkan
karakter santun dalam berkomunikasi dan Ketiga, hasil pemahaman guru
suka membaca, materi pendidikan terhadap peserta didik ditindaklanjuti dalam
kewarganegaraan digunakan untuk bentuk kegiatan remedial. Kegiatan remedial
menumbuhkan sikap cinta pada tanah air, ini bertujuan untuk memfasilitasi peserta
materi matematika digunakan untuk didik dalam memecahkan masalah yang
menumbuhkan karakter teliti, kritis, dan diahadapinya atau mencapai hasil belajar
jujur dalam berbuat, materi Ilmu yang optimal. Metode yang digunakan guru
Pengetahuan Sosial digunakan untuk dalam kegiatan remedial cukup bervariasi
menumbuhkan sikap peduli, empati, suka dan mengacu pada sifat, jenis, dan latar
menolong, dan bertanggung jawab, dan belakang permasalahan yang dialami peserta
materi Ilmu Pengetahuan Alam digunakan didik. Jika permasalahan yang dihadapi
untuk menumbuhkan sikap cinta pada peserta didik adalah sama maka bimbingan
lingkungan dan ekosistem alam, materi diberikan secara berkelompok dan jika
Agama digunakan untuk menumbuhkan permasalahan yang dihadapi peserta didik
karakter taat terhadap aturan agama, dan adalah berbeda maka kegiatan bimbingan
cinta terhadap Tuhan Alam Semesta. diberikan secara individual di luar jam

23
JPD: Jurnal Pendidikan Dasar P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801

pelajaran. Biasanya bimbingan diberikan sesuatu penting dilakukan (Akbar, 2017).


guru melalui tugas-tugas latihan, tanya Oleh karena itu, mengajar melalui teladan
jawab, dan pemecahan masalah. merupakan cara yang tepat dalam
membiasakan dan menumbuhkan budi
Keempat, membangun komunikasi
pekerti pada diri peserta didik.
yang empatik dan personal dengan peserta
didik. Guru mendorong peserta didik untuk Keenam, memberikan apresiasi dan
ramah dan memberikan salam sapa saat penguatan terhadap peserta didik yang
bertemu dengan guru dan orang lain. berperilaku positif dan berprestasi. Hal ini
Komunikasi empatik tersebut dibangun guru biasanya diberikan guru dengan cara
melalui perilaku menyapa, memberi salam, memberikan tepuk tangan dan pujian bagi
tersenyum, berbicara dengan ekspresi yang peserta didik yang berkata benar atau
dirasakan, mendengarkan peserta didik melakukan suatu kebaikan. Namun,
dengan antusias, mengucapkan terima kasih, dukungan tersebut sebenarnya masih dapat
meminta ijin sebelum mengambil barang, ditingkatkan melalui acara festival atau
dan meminta maaf apabila salah. Hal ini pemilihan nominasi peserta didik terbaik
bertujuan untuk membangun keterampilan dalam bidang tertentu. Misalnya, peserta
sosial, empati, dan keberanian peserta didik paling ramah bulan ini, peserta didik paling
dalam menjalin komunikasi dengan guru dan disiplin bulan ini, peserta didik paling rajin
peserta didik lain yang berbeda dengan bulan ini, dan lainnya (Dewi Utama Faizah
dirinya. et al., 2016).

Kelima, memberikan contoh perilaku Ketujuh, mengidentifikasi dan


yang baik di hadapan peserta didik. Pada memilih alternatif bantuan yang mungkin
umumnya, peserta didik sekolah dasar diberikan kepada peserta didik. Kegiatan ini
sangat tertarik untuk memerhatikan perilaku dilakukan melalui penyelidikan penyebab
gurunya. Sebaliknya, Aulia Akbar masalah. Dalam pelaksanaan kegiatan ini,
menjelaskan bahwa jika guru tidak guru bekerjasama dengan guru pendamping
memperbuat pesan kebaikan yang ABK, orangtua peserta didik, kepala
disampaikannya maka memunculkan sekolah, dan guru lain untuk mendapatkan
perasaan negatif atau anggapan pada diri berbagai jenis bantuan yang munkin
peserta didik bahwa kebaikan tersebut bukan

24
JPD: Jurnal Pendidikan Dasar P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801

diterapkan untuk mengatasi permasalahan honorer untuk meningkatkan pelayanan


peserta didik tersebut. bimbingan dan konseling di Sekolah Dasar
Negeri 1 Bakung Bandar Lampung.
Kedelapan, melakukan alih tangan
untuk penyelesaian masalah peserta didik. KESIMPULAN
Alih tangan tersebut biasanya dilakukan
Berdasarkan uraian di atas dapat
guru ketika inti permasalahan peserta didik
disimpulkan bahwa penyelenggaraan
di luar wewenangnya atau guru ingin
bimbingan dan konseling di Sekolah Dasar
memindahkan penanganan kasus tersebut ke
Negeri 1 Bakung Bandar Lampung
pihak yang lebih prfesional agar kasus
dilaksanakan berdasarkan hasil pemahaman
peserta didik tersebut dapat diselesaikan
terhadap peserta didik. Teknik yang
dengan tepat dan tuntas. Misalnya, meminta
dilakukan guru dalam memahami peserta
bantuan kepala sekolah, guru senior,
didik adalah melalui tes, observasi, dan
psikolog, dan lainnya.
wawancara. Penyelenggaraan bimbingan
Dalam pelaksanaan program dan konseling di Sekolah Dasar Negeri 1
bimbingan dan konseling, guru kelas Bakung Bandar Lampung telah dilaksanakan
mengakui belum memiliki rencana yang secara terintegrasi dengan proses
terprogram. Biasanya kegiatan bimbingan pembelajaran. Pendekatan yang sering
diberikan berdasarkan hasil pemahaman digunakan guru adalah pendekatan remedial
terhadap peserta didik yang memiliki dan perkembangan. Adapun strategi guru
kesulitan belajar. Dalam hal ini, pendekatan kelas dalam melaksanakan bimbingan dan
bimbingan yang diberikan guru lebih tertuju konseling, yaitu (a) memadukan materi BK
pada pendekatan remedia disbanding dengan materi pelajaran, (b) memilih
pendekatanpendekatan lain. Kepala Sekolah metode dan media pembelajaran yang
Dasar Negeri 1 Bakung Bandar Lampung sesuai, (c) melaksanaksanakan remedial, (d)
juga turut merasakan kebutuhan sekolahnya membangun komunikasi empatik dengan
terhadap guru bimbingan dan konseling. peserta didik, (e) memberikan teladan, (f)
Oleh karena itu, kepala sekolah memberikan apresiasi dan penguatan
mengungkapkan bahwa sekolah telah terhadap perilaku peserta didik yang positif,
memiliki rencana untuk mengangkat guru (g) bekerjasama dengan berbagai pihak
Bimbingan dan Konseling dari tenaga dalam mengidentifikasi dan memilih

25
JPD: Jurnal Pendidikan Dasar P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801

beberbagai alternatif bantuan yang dapat Konseling Komprehensif: Dari


Paradigma Menuju Aksi. Jurnal Fokus
diberikan kepada peserta didik, dan h)
Konseling, 1(2), 93–106. DOI:
melakukan alih tangan. Hasil wawancara https://doi.org/10.26638/jfk.96.2099.
juga menunjukkan bahwa pelaksanaan Dewi Utama Faizah, Sufyadi, S., Anggraini,
bimbingan dan konseling di Sekolah Dasar L., Waluyo, Dewayani, S., Muldian,
W., & Roosaria, D. R. (2016). Panduan
Negeri 1 Bakung Bandar Lampung belum Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah
terprogram dengan baik. Sebab, sebagian Dasar. Jakarta: Direktorat Pembinaan
Sekolah Dasar Direktorat Jenderal
guru belum memahami pelaksanaan Pendidikan Dasar dan Menengah
bimbingan dan konseling sekolah. Oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
karena itu, guru disarankan mengikuti
Farozin, M., Suherman, U., Triyono,
pelatihan untuk meningkatkan wawasan Purwoko, B., Hafina, A., Yustiana, Y.
mereka dalam memberikan layanan R., & Sukmaja. (2016). Panduan
Operasional Penyelenggaraan
bimbingan dan konseling di Sekolah Dasar. Bimbingan dan Konseling Sekolah
Dasar (SD). Jakarta: Direktorat Jenderal
DAFTAR PUSTAKA Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan
Agustriyana, N. A., & Nisa, A. T. (2017). Kebudayaan Republik Indonesia.
Perbedaan Keterampilan Sosial Siswa
Berkebutuhan Khusus dan Tidak Irham, M. (2015). Model Manajemen
Berkebutuhan Khusus (Siswa Normal) Bimbingan dan Konseling di Sekolah
di Sekolah Inklusi. Jurnal Bimbingan Dasar (Studi Kasus di SD Al-Irsyad Al-
dan Konseling Ar-Rahman, 3(1), 12– Islamiyyah Purwokerto). IAIN
16. Diperoleh dari https://ojs.uniska- Purwokerto.
bjm.ac.id/index.php/BKA/article/view/ Kamaluddin, H. (2011). Bimbingan dan
1039/869. Konseling Sekolah. Jurnal Pendidikan
dan Kebudayaan, 17(4), 447–454. DOI:
Akbar, A. (2017). Membudayakan Literasi http://dx.doi.org/10.24832%2Fjpnk.v17
dengan Program 6M di Sekolah Dasar. i4.40.
Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar, 3(1),
4252. Diperoleh dari Lestari, I. (2015). Pengembangan Layanan
http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jps Informasi Teknik Symbolic Model
d/article/view/1093/1074. dalam Membantu Mengembangkan
Kemandirian
Astuti, R. D. (2016). Pemahaman Guru
Kelas terhadap Materi Layanan Belajar Anak Usia Sekolah
Bimbingan Pribadi Sosial untuk Siswa Dasar. Jurnal Konseling
Terisolir. Basic Education, 5(31), GUSJIGANG, 1(1), 234–
2968–2977.Retrieved from 242. DOI:
https://drive.google.com/file/d/0B3v8 https://doi.org/10.24176/jkg.v1i1.261.
ZlyZnRsGczNsLWw5bG1lWU0/view
. Bhakti, C. P. (2015). Bimbingan dan

26
JPD: Jurnal Pendidikan Dasar P-ISSN 2086-7433 E-ISSN 2549-5801

Muhajarah, K. (2018). Krisis Manusia Kompetensi Konselor di Sekolah Dasar


Modern dan Pendidikan Islam. Al
Ta’dib, 7(2), 188–204. Swasta Kota Semarang. Indonesian
Journal of Guidance and Counseling :
Mulyadi. (2015). Pola Umum Bimbingan Theory and Application, 3(2), 37–39.
dan Konseling di Sekolah Dasar (SD) Retrieved from
dan atau Madrasah Ibtidaiyah (MI). https://journal.unnes.ac.id/sju/index.ph
Jurnal Tarbiyah Al-Awlad, 4(2), p/jbk/article/view/3764.
408–417. Diperoleh dari
http://journal.tarbiyahiainib.ac.id/index. Widada. (2013). Program Bimbingan dan
php/awlad/article/view/203/173. Konseling di Sekolah. Jurnal Pemikiran
Nurdiyanti, E., & Suryanto, E. (2010). dan Pengembangan Sekolah Dasar,
Pembelajaran Literasi Mata Pelajaran 1(1), 65–75. DOI:
Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas V https://doi.org/10.22219/jp2sd.vol1.no1
Sekolah Dasar. Paedagogia, 13(2), 115– .65-75.
128. Widada. (2015). Layanan Bimbingan dan
Saidah. (2017). Penyelenggaraan Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar. Prosiding:
dan Konseling di Madrasah Ibtidaiyah. Aktualisasi Bimbingan dan Konseling
Primary Education Journal (PEJ), 1(1), pada Pendidikan Dasar Menuju Peserta
Didik yang Berkarakter (pp. 332–342).
24–30.
Sari, N. (2016). Pola Pelaksanaan
Bimbingan dan Konseling untuk
Mengoptimalkan Kemampuan Anak
Autis di Sekolah Dasar. Jurnal
Bimbingan dan Konseling Indonesia,
1(2), 31–35. DOI:
http://dx.doi.org/10.26737/jbki.v1i2.10
5.
Setyoningtyas, R., Mugiarso, H., &
Nusantoro, E. (2014). Persepsi Guru
BK tentang

27

Anda mungkin juga menyukai