Anda di halaman 1dari 9

EVALUASI LAYANAN PEMINATAN DAN PERENCANAAN INDIVIDUAL

MODEL DISCREPANCY SMAN SE-KOTA SURABAYA

Nuril Lailatus Siamah


Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya
Email : (nurilsiamah@mhs.unesa.ac.id )

Bambang Dibyo Wiyono


Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya
Email : (bambangwiyono@unesa.ac.id )

Abstrak

Penelitian evaluasi yang dilaksanakan bertujuan untuk mengetahui kesesuaian antara pelaksanaan layanan
peminatan dan perencanaan individual dengan standar yang diadaptasi dari buku Guidelines For Performance
Based Profesional School Counselor Evaluation (Missouri Department Of Elementary and Secoundary
Education) dengan menggunakan model evaluasi discrepancy (kesenjangan). Evaluasi ini dilaksanakan di SMAN
se-Kota Surabaya yang diwakilkan oleh 5 sekolah pilihan berdasarkan teknik pengambilan sampel yaitu cluster
area. Hasil dari pelaksanaan evaluasi ini menunjukkan bahwa layanan peminatan dan perencanaan individual di
SMAN se-Kota Surabaya belum sepenuhnya sesuai dengan standar yang di adaptasi, dengan penjabaran sebagai
berikut : 1) Pada indikator pengadaan tes penunjang layanan peminatan dan perencanaan individual sesuai
dengan standar yang diadaptasi 2) Indikator pengadaan media khusus penunjang layanan peminatan dan
perencanaan individual kurang sesuai dengan standar yang di adaptasi. 3) Indikat or kegiatan konseling kelompo k
terkait layanan peminatan dan perencanaan individual kurang sesuai dengan standar yang di adaptasi. 4) Indikator
kegiatan konseling individu terkait layanan peminatan dan perencanaan individual sesuai dengan standar yang di
adaptasi.

Kata Kunci : Layanan Peminatan dan Perencanaan Indivi dual, Evaluasi, Model Evaluasi Discrepancy

Abstract

This evaluation research that aims to know the suitability of the implementation of specialization and individual
planning services with the standards of Guidelines for Performance Based Professional School Counselor
Evaluation (Missouri Department Of Elementary And Secondary Education : 2000). This evaluation implemented
in all Senior High School of Surabaya whose representative by five selection school based on interpretation data
technique is cluster area. Value of this evaluation research point out that specialization and individual planning
in all Senior High School of Surabaya is not fully appropriate with adaptation standard, with explenation as
follows: 1). In indicator of implementation test supporting specialization and individual planning match with
adaptation standard. 2). Indicator of implementation special media supporting specialization and individual
planning lack of appropriate with adaptation standard. 3). Indicator activity of counseling group related
specialization and individual planning is appropriate with adaptation standard.
Keywords : Specialization And Individual Planning Services, Evaluation, Discrepancy Model

149
PENDAHULUAN pendidik pada satuan pendidikan, berperan
Bimbingan dan konseling merupakan bagian mengkoordinasikan layanan peminatan dan
integral dalam proses pendidikan serta memili ki memberikan informasi yang luas dan mendalam
kontribusi terhadap keberhasilan proses pendidikan di tentang kelanjutan studi dan dunia kerja, sampai
sekolah. Bimbingan dan konseling di sekolah penetapan dan pemilihan studi lanjut (Kemendikbu d ,
dilaksanakan agar peserta didik dapat (1) 2016: 33). Sedangkan dalam Nurihsan (2014: 46)
merencanakan keseluruhan kegiatan penyelesaian mendefinisikan layanan peminatan dan perencanaan
studi, karir dan mempersiapkan masa depannya; (2) individual merupakanwsuatu pemberian bantuan
mengembangkan dengan optimal semua potensi dan yang ditujukan untuk seluruh peserta didik agar
kekuatan yang dimiliki; (3) menyesuaikan diri dengan mampu membuat dan mengimplementasikan serta
lingkungan pendidikan, masyarakat dan lingkungan memaksimalkanwrencana-rencananpendidikan,
kerja; (4) mengatasi hambatan dan kesulitan yang karier, dan kehidupan sosialnpribadinya.
dihadapi dalam lingkungan pendidikan, masyarakat Berdasarkannberbagai pendapat yang telah
dan lingkungan kerja. (Yusuf dan Nurihsan, 2008). dijelaskan di atas, maka dapat diambil suatu
Bimbingan dan konseling komprehensif kesimpulan bahwa layanan peminatan dan
merupakan pola yang dipergunakan dalam bimbingan perencanaan individual merupakan suatu pemberian
dan konseling yang berkembang saat ini. Dalam layanan kepada seluruh peserta didik yang berfungsi
bimbingan dan konseling komprehensif melipu t i untuk membantu semua peserta didik dalam
layanan dasar, layanan peminatan dan perencanaan merencanakan, mengembangkan dan merumuskan
individual, layanan responsif, dan dukungan s istem. aktivitas-aktivitas terkait pengembangan akademis ,
Menurut ASCA (2003), empat komponen layanan karir, dan pribadi / sosial di masa depan.
bimbingan dan konseling ini menjadi suatu kesatuan Hasil dari penelitian yang telah dilakukan
kegiatan yang terus dilaksanakan oleh guru BK di menunjukkan bahwa permasalahan dalam bidang
sekolah. belajar terdapat pada penelitian yang dilaksanakan
Penjelasan layanan peminatan dan oleh Saputra (2015:70) yang menyatakan bahwa
perencanaan individual dalam Missouri Department siswa dan siswi di SMK yang mengalami prokastinasi
of Elementary and Secondary Education (2000) : akademik tinggi sebanyak 7%, pada kategori sedang
“Individualnstudent planning activities help sebanyak 79% dan kategori rendah sebanyak 14%.
all students to plan, monitor, and manage their Berikut ini merupakan hasil penelitian oleh
academic,career, and emotional/Social Suardana & Simarmata (2013:209) yang
development. Within this component, activities menunjukkan bahwa peserta didik yang mengalami
are designed to help studentsmevaluate their kecemasan dalam belajar pada kategori sangat rendah
educational, career, and personal goals and to sebanyak 57%, pada kategori tinggi sebanyak 3% dan
develop personalnplans of study no later than pada kategori sangat tinggi sebanyak 0%.
the eighth grade in collaboration with Berikutnya hasil penelitian yang
parents/guardians.” menunjukkan adanya permasalahan dalam bidang
Jadi, layanan peminatan dan perencanaan pribadi dan sosial terdapat pada penelitian yang
individual berfungsi untuk membantu semua peserta dilakukan oleh Hidayat & Ilyas (2012:3) menyatakan
didik guna merencanakan, memantau, dan mengelola bahwa tindakan agresif yang dilakukan oleh peserta
pengembangan akademis, karir, dan pribadi /sosial didik dilihat dari menyakiti secara verbal 41,30%,
mereka. Dalam komponen ini, kegiatan dirancang dilihat dari merusak dan menghancurkan harta benda
untuk membantu peserta didik dalam mengevaluasi dengan presentase 30,42%.
pendidikan mereka, karir dan tujuan pribadi untuk Berdasarkan temuan Sugianto (2015)
mengembangkan rencana studi pribadi pada kelas layanan peminatan dan perencanaan individual masih
delapan serta melakukan kerja sama dengan orang tua belum memenuhi standar yang ada, sehingga dapat
siswa / wali. disimpulkan bahwa layanan peminatan dan
Layanan peminatan dan perencanaan perencanaan individual belum sepenuhnya efektif
individual merupakan proses bantuan yang diberikan dilaksanakan. Hal ini dibuktikan dengan adanya salah
kepada seluruh peserta didik/konseli untuk membuat satu fenomena yang masih dapat dijumpai hingga saat
dan mengimplementasikan rencana pribadi, sosial, ini yaitu keadaan peserta didik yang merasa tidak
belajar, dan karir. Guru bimbingan dan konseling atau mampu untuk mengikuti pendidikan yang sudah
guru BK memimpin pelaksanaan kolaborasi dengan dipilihnya atau bertahan dengan apa yang telah

150
menjadi pilihannya dengan berbagai macam alasan mengumpulkan, menjelaskan, menginterpretasikan
yang ada dan keadaan tersebut biasa disebut dan menyajikan informasi yang telah didapatkan
dengan“salah jurusan”. melalui pengukuran atau tes yang dilakukan untuk
Harahap (2014) menyebutkan bahwa adanya memberikan beberapa makna berdasarkan
pengangguran dipicu dari kesalahan dalam pertimbangan nilai.
mengambil jurusan pada perguruan tinggi. Evaluasi diartikan juga sebagai proses
Selanjutnya Irene menyebutkan bahwa 87 % peserta pengumpulan informasimyang bertujuan untuk
didik di Indonesia mengalami salah jurusan. mengetahui efektivitas kegiatan-kegiatan yang telah
Fenomena-fenomena yang disebutkan diatas dilaksanakan dalam upaya untuknmengambil suatu
menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia utamanya keputusan. Pengertian lain dari evaluasi merupakan
peserta didik belum dapat merencanakan karier dan suatu usaha untuk mendapatkan informasi secara
masandepannya dengan tepat. Hal tersebut terjadi menyeluruh mengenai proses dan hasil dari
bahkan jauh sebelum peserta didik memilih jurusan perkembangan sikap, perilaku dan tugas-tugas
bidang keilmuan yang akan dipilihnya untuk di perkembangan para peserta didik melalui kegiatan-
perguruan tinggi nantinya. kegiatan yang telah dilaksanakan sebelumnya
Kasus drop out pada peserta didik di (Wardati, 2011).
semester awal juga cukup signifikan, dengan Discrepancy model merupakan model
prosentase sebesar 49,8 %. Salah satu penyebab evaluasi yang digunakan dalam penelitian ini,
kegagalan studi ini merupakan kesalahan pemilih an evaluasi ini dikembangkan oleh Malcom Provus
jurusan pada saat mendaftar kuliah. Kurangnya dimana evaluasi merupakan suatu proses dari (1)
informasi tentang jurusan yang akan dipilih membuat menentukan suatu standar dari sebuah program; (2)
calon peserta didik sering hanya mengandalkan menentukan perbedaan antara kinerja di lapangan
rekomendasi dari teman atau keluarga yang mungkin dengan standar; (3) menggunakan ketidaksesuaian
memiliki profil akademik dan minat yang berbeda sebagai bahan untuk memperbaiki dan mengubah
(Purwanti, 2015). kinerja atau standar program (Fitzpatrick, Sanders &
Fenomena dan keadaan di lapangan Worthen, 2004).
sebagaimana yang telah diuraikan dan dijelaskan di Kata discrepancy berarti kesenjangan,
atas, membuat suatu pertanyaan besar dalam model ini menurut Madaus, Sriven & Stufflebeam
bimbingan dan konseling. Pertanyaan besar tersebut (1993: 79-99) merupakan suatu hal yang
berupa, sudahkah layanan-layanan dan progam dalam diberlakukan untuk mengetahui kelayakan suatu
bimbingan dan konseling, terutama layanan program dan evaluator dapat membandingkan antara
peminatan dan perencanaan individual dilaksanakan standar dengan performansi kinerja di lapangan.
sesuai dengan standar yang telah ada, hal ini pula Dengannmembandingkan kedua hal tersebut, maka
yang mendasari bahwa perlu diadakannya sebuah dapat diketahui ada tidaknya kesenjangan yang
evaluasi dalam bimbingan dan konseling untuk muncul yaitu standar yang ditetapkan dengan kinerja
mengetahui apakah layanan bimbingan dan konseling yang sesungguhnya. Model discrepancy ini
sudah dilaksanakan sesuai dengan standar atau belum. menekankan pada terumuskannya standar,
Adanya evaluasi terhadap suatu layanan performansi, dan kesenjangan secara rinci dan
memberikan umpan balik kepada pelaksana layanan terukur.
tersebut itu sendiri, yaitu guru BK di sekolah yang Evaluasinprogram yang dilakukan untuk
nantinya berguna untuk memperbaiki pelaksanaan mengukur besarnya kesenjangan yang ada di setiap
layanan individual pada masa selanjutnya. Idealnya komponenmprogram yang telah dilaksanakan .
jika layanan peminatan dan perencanaan individual Dengan adanya penjelasan dari kesenjangan pada
sudah dilakukan sesuai dengan standar yang ada, setiap komponen program, maka langkah-langkah
maka fenomena yang dijelaskan di atas tidak akan perbaikan dan pembenahan dapat dilakukan secara
bertambah luas dan meningkat sebagaimana keadaan jelas dan tepat.
di lapangan sekarang. Tujuan dari pelaksanaan evaluasi ini untuk
Pengertian evaluasi sendiri oleh Diniaty mengetahui mengetahui kesesuaian antara
(2012:32); merupakan “evaluation is progresmof pelaksanaan layanan peminatan dan perencanaan
summing up thenresult of meansurement or test, individual dengan standar yang diadaptasi dari buku
giving them some meaning based on Guidelines For Perfomance Based Profesional
valuemjudgement”. Jadi evaluasi merupakan proses School Counselor Evaluation (Missouri Department

151
Of Elemantary And Secoundary Education) Tabel 1. Daftar Sekolah
menggunakan model evaluasi discrepancy di SMAN No Nama Sekolah Wilayah
se Kota Surabaya. Evaluasi akan dilaksanakan pada 5 1 SMA Negeri 6 Surabaya Surabaya Pusat
sekolah di SMAN se-Kota Surabaya. Setelah 2 SMA Negeri 15 Surabaya Surabaya Selatan
diketahui kesenjangan antara pelaksanaan layanan 3 SMA Negeri 16 Surabaya Surabaya Timur
peminatan dan perencanaan individual yang 4 SMA Negeri 13 Surabaya Surabaya Barat
dilaksanakan dengan standar yang ada, maka sekolah-
5 SMA Negeri 3 Surabaya Surabaya Utara
sekolah lainnya akan turut memperbaiki kinerja,
meningkatkan kualitas dan meningkatkan
Instrumen Penelitian
pelaksanaan dari layanan peminatan dan perencanaan
Instrumen yang diguakan dalam evaluasi ini
individual peserta didik, sehingga kedepannya
menggunakan 3 instrumen, yaitu instrumen angket
layanan peminatan dan perencanaan individual dapat
yang diberikan kepada guru BK dan siswa sebagai
dilaksanakan sesuai dengan standar yang ada.
instrumen dan sumber data utama, wawancara kepada
koordinator guru BK dan studi dokumentasi sebagai
METODE PENELITIAN
instrumen dan sumber data pembanding.
Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan sebuah penelitian
Analisis Data
evaluasi. Evaluasi yang dilakukan dalam penelitian
Untuk memperoleh hasil analisis angket dan
ini menggunakan discrepancy model dengan
wawancara dalam penelitian yang dilaksankan ,
mengadaptasi standar dari buku Guidelines for
diberikan rubrik penilaian yang akan memudahkan
Performance BasedmProfesional School Counselor
pengambilan keputusan. Adapaun rubrik penilaian
Evaluation (Missouri Department of Elementary and
yang digunakan dijelaskan pada tabel di bawah ini:
Secoundari, 2000).
Tabel 2. Rubrik Penilaian
Arikunto (2010:222) menyatakan bahwa
Rentang Kategori
“Penelitian evaluasi merupakan suatu kegiatan
81,25% - 100% Sangat Sesuai Dengan
pengumpulan data secara sistematis yang
Standar
dilaksanakan dalam rangkammenentukan kebijakan
61,49% - 81,24% Sesuai Dengan Standar
dengan terlebih dahulu mempertimbangkan nilai-nilai
positif dan keuntungan suatu program, serta 42,73% - 61,48% Kurang Sesuai Dengan
mempertimbangkan proses dan teknik yang telah Standar
digunakan untuk melakukan penilaian”. 42,72% - 23,97% Tidak Sesuai Dengan
Standar
Tahap Penelitian (diadaptasi dari : Arikunto&Jabar, 2008)
Prosedur dan tahap penelitian evaluasi Data yang diperoleh dari hasil penyebaran
sangat bergantung kepada model yang digunakan angket untuk guru BK dan peserta didik akan
dalam penelitian. Dalam pelaksanaan penelitian in i dibandingkan dengan data yang diperoleh dari hasil
menggunakan tahap yang berdasarkan kepada model wawancara kepada koordinator guru BK dan hasil
evaluasi discrepancy, dengan beberapa tahap sebagai studi dokumentasi, sehingga data yang didapatkan
berikut: adalah data yang dapat dipertanggung jawabkan
1. Desain untuk menunjukkan performansi dari pelaksanaan
2. Instalasi layanan peminatan dan perencanaan individual di
3. Proses SMAN se-Kota Surabaya.
4. Hasil
HASIL PENELITIAN DAN DISKUSI
Lokasi Penelitian Hasil
Guna memperoleh subyek penelitian, Menurut standar yang di adaptasi dari buku
digunakan teknik cluster area, untuk mendapatkan Guidelines for Performance BasedmProfesional
subyek penelitian yaitu 5 SMAN yang akan mewakili School Counselor Evaluation (Missouri Department
seluruh SMAN di Kota Surabaya. of Elementary and Secoundari, 2000) evaluasi
layanan peminatan dan perencanaan individual
berada pada standar 2 kriteria 3 yang berbunyi guru
BK sekolah yang profesional, bekerja sama dengan
orang tua untuk membantu peserta didik menetapkan

152
tujuan dan mengembangkan serta menggunakan kategori “Sesuai Dengan Standar” dengan
keterampilan perencanaan. presentase 77,51% kesesuaian dengan standar
Dalam pelaksanaan penelitian, terdapat 4 dari buku Guidelines For Perfomance Based
tahap yang dilalui untuk mendapatkan hasil dari Profesional School Counselor Evaluation.
evaluasi yang dilaksankan, diantaranya adalah : Sedangkan angket yang disebarkan kepada
1. Desain peserta didik mendapatkan kategori “Kurang
Pada tahap ini adalah untuk menentukan tujuan Sesuai Dengan Standar” dengan presentase
dari pelaksanaan epenelitian yang dilaksanakan, 59,57% kesesuaian dengan standar dari buku
yaitu “mengetahui kesesuaian pelaksanaan Guidelines For Perfomance Based Profesional
layanan peminatan dan perencanaan individual School Counselor Evaluation. Dengan
dengan standar Guidelines For Perfomance penjabaran sebagai berikut :
Based Profesional School Counselor Evaluation Tabel 3. Deskripsi Hasil Penyebaran
(Missouri Department Of Elemantary And Angket Kepada Siswa Secara Keseluruhan
Secoundary Education)”. Selain itu, No Nama Sekolah Presentase Hasil
menentukan pula rencana proses yang akan B1 B2 B3 B4
dilakukan sebagaimana dan disesuaikan dengan 1 SMA Negeri 6 80,10 % 62,20 % 56,06 % 51,20 %
Surabaya
proses evaluasi berdasarkan model evaluasi
discrepancy dan menentukan sumber-sumber 2 SMA Negeri 15 79,10 % 48,16 % 42,08 % 78,45 %
Surabaya
dan partisipan yang akan menentukan
3 SMA Negeri 16 74,41 % 31,30 % 28,06 % 35,15 %
pelaksanaan evaluasi untuk mencapai tujuan Surabaya
yang telah dibentuk.
4 SMA Negeri 13 80,90 % 62,40 % 49,60 % 81,20 %
2. Instalasi Surabaya
Pada tahap ini menyusun instrumen yang akan SMA Negeri 3 82,40 % 52,10 % 49,20 % 67,52 %
5
dipergunakan yang bertujuan untuk Surabaya
mendapatkan data yang dibutuhkan dalam Rata-Rata Presentase 79,38 % 51,23 % 45 % 62,70 %
evaluasi yang akan dilaksanakan, meliput i Kategori Sesuai Kurang Kurang Se suai
angket, intrumen wawancara dan panduan Sesuai Sesuai
dokumentasi. Setelah instrumen selesai disusun, Rata-Rata 59,57%
Keseluruhan Kurang Sesuai Dengan Standar
untuk instrumen angket dilakukan proses
validasi kepada ahli dan peserta didik, hal ini Keterangan :
dimaksudkan untuk meninjau kembali apakah B1 = Pengadaan tes penunjang layanan
angket yang akan digunakan sudah masuk dalam peminatan dan perencanaan individual
kategori valid atau belum.
3. Proses B2 = Pengadaan media khusus penunjang
Pada tahap ini berfokus pada pengumpulan data layanan peminatan dan perencanaan individual
yang menunjang evaluasi terhadap tujuan-tujuan
B3 = Kegiatan konseling kelompok terkait
yang telah dan akan dicapai. Pada tahap
layanan peminatan dan perencanaan individual
pengumpulan data menggunakan metode angket
yang diberikan kepada guru BK dan peserta B4 = Kegiatan konseling individu terkait
didik, wawancara kepada koordinator guru BK, layanan peminatan dan perencanaan individual
serta studi dokumentasi terhadap data-data dan
Berdasarkan tabel 3 di atas, dapat diketahui
hasil layanan peminatan dan perencanaan
hasil dari pengisian angket oleh 100 peserta
individual.
didik dari masing-masing sekolah, adalah
4. Hasil
sebagai berikut:
Pada tahap ini, adalah tahap terakhir dan
1. Aspek pengadaan tes penunjang layanan
perolehan hasil dari penyebaran instrumen yang
peminatan dan perencanaan individual
digunakan dalam penelitian, sekaligus
memperoleh rata-rata presentase sebesar
pengambilan keputusan dari data yang telah
79,38% dengan sesuai dengan standar.
didapatkan dan telah di analisis.
2. Aspek pengadaan media khusus penunjang
Angket yang telah disebarkan dan telah di isi
layanan peminatan dan perencanaan
oleh semua guru BK yang ada di 5 SMAN se-
individual memperoleh rata-rata
Kota Surabaya mendapatkan hasil dengan

153
presentase sebesar 51,23% dengan Pengembangan media bimbingan dan
kategori kurang sesuai dengan standar. konseling yang dapat dipilih diantaranya adalah
3. Aspek kegiatan konseling kelomp o k leaflet, poster, booklet, banner, web blog, video
terkait layanan peminatan dan perencanaan interaktif, photo voice, dan sebagainya dengan
individual memperoleh presentase sebesar memperhatikan dukungan sarana/fasilitas, setting/lay
45% dengan kategori kurang sesuai dengan out, daya tarik, konten media, penempatan,
standar. keterbacaan, komposisi, daya tarik
4. Aspek kegiatan konseling individu terkait (Kemendikbud:2016). Sebagaimana pengembangan
layanan peminatan dan perencanaan media yang dapat digunakan sebagai pilihan dalam
individual memperoleh rata-rata pemberian layanan konseling di sekolah selain
presentase sebesar 62,70% dengan melakukan pada jam pelajaran yang dilaksankan oleh
kategori sesuai dengan standar. Prahesti & Wiyono (2017).
Dari ke 5 sekolah mendapati bahwa adanya Website online yang digagas oleh Prahesti
perbedaan pada tiap-tiap perolehan hasil &Wiyono merupakan suatu inovasi dalam bimbingan
angketnya, berdasarkan hasil angket tersebut dan konseling yang lebih terbarukan, yang
didapatkan beberapa faktor yang menjad i dimaksudkan untuk menunjang pelaksanaan
penyebab adanya perbedaan di setiap sekolah, bimbingan konseling di sekolah secara nyata.
faktor-faktor tersebut meliputi: Sedangkan untuk mencapai kesesuaian
a. Keberadaan dan jumlah guru BK. dengan standar dari aspek kegiatan konseling
b. Kompetensi yang dimiliki oleh guru BK. kelompok terkait layanan peminatan dan perencanaan
c. Kurangnya pembaharuan terhada sistem individual, sekolah dapat melakukan langkah
yang terbaru dalam bimbingan dan skematis yang terjadwal maupun insidental dengan
konseling mengacu pada program bimbingan dan konseling
d. Sarana dan prasarana didalam ruang BK yang dibuat setiap tahunnya. Karena melalu i
dan sekolah. konseling kelompok memungkinkan penyelesaian
e. Antusias peserta didik terhadap bentuk yang lebih relevan karena dalam konseling kelomp o k
layanan peminatan dan perencanaan memanfaatkan dinamika kelompok untuk saling
individual yang dilaksanakan oleh BK. belajar dari pengalaman para anggotanya sehingga
Pembahasan peserta didik/konseli dapat mengatasi permasalahan
Mengacu pada temuan-temuan faktual di yang dihadapi (Kemendikbud, 2016:50).
lapangan, pelaksanaan layanan peminatan dan Berdasarkan hasil, data dan temuan faktual
perencanaan individual memiliki kekurangan yang di lapangan, diperoleh suatu implikasi yang sangat
telah dijelaskan di atas dan kekurangan tersebut penting, yaitu pelaksanaan evaluasi itu sendiri.
berada pada kategori kurang sesuai dengan standar Evaluasi diartikan sebagai sekumpulan proses
dari Guidelines for Performance BasedmProfesional pengumpulan data dan informasi untuk mengetahui
School Counselor Evaluation (Missouri Department keterlaksanaan dan ketercapaian kegiatan-kegiatan
of Elementary and Secoundari, 2000), di antaranya yang telah dilaksanakan dalam upaya
belum adanya media khusus yang dapat menunjang untuknmengambil sebuah keputusan (Wardati,
pelaksanaan layanan peminatan dan perencanaan 2011). Hal tersebut selaras dengan temuan
individual serta keterbatasan pada aspek pelaksanaan (Wiyono:2016) yang menyebutkan bahwa salah satu
layanan konseling kelompok sebagai upaya hal penting yang menunjang dan mendukung kualitas
penyelessaian permasalahan, dan strategi pelaksanaan layanan konseling adalah pelaksanaan
pelaksanaan layanan peminatan dan perencanaan evaluasi.
individual. Dalam temuan selanjutnya juga
Untuk mencapai kesesuaian dengan standar menyebutkan bahwa evaluasi sendiri menjadi suatu
dari aspek pengadaaan media khusus penunjang hal yang sangat penting karena evaluasi merupakan
layanan peminatan dan perencanaan individual suatu komponen yang berperan penting dan dapat
sekolah dapat melakukan beberapa langkah, di menjamin pelaksanaan program BK itu sendiri
antaranya membuat atau mengadakan media (Handaka:2015). Maka sudah sepantasnya evaluasi
bimbingan dan konseling yang interaktif dan dapat BK bukan hanya dilaksanakan pada layanan
diberikan langsung kepada peserta didik. peminatan dan perencanaan individual saja, namun
terhadap layanan dan program BK lainnya.

154
Pelaksanaan evaluasi layanan peminatan dan c. Adanya kesulitan untuk mendapatkan data
perencanaan individual di 5 SMAN se-Kota Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL) sebagai
Surabaya, diketahui bahwa meskipun sekolah yang salah satu data yang dibutuhkan dalam studi
telah dipilih merupakan sekolah kawasan yang dokumentasi. Kesulitan ini karena RPL yang
menjadi percontohan dari sekolah-sekolah lainnya, telah dilaksanakan sudah dimasukkan kedalam
namun 2 sekolah masih menggunakan BK Pola 17+ lemari dan tidak dapat ditunjukkan sebagai bukti
dan belum menggunakan BK Komprehensif. Hal in i dokumentasi.
diketahui pada proses studi dokumentasi di masing -
masing sekolah. PENUTUP
Temuan faktual yang telah dipaparkan di atas Saran
menunjukkan bahwa dari hasil analisis angket guru Berdasarkan hasil analisis angket evaluasi
BK dan angket peserta didik mendapatkan dua hasil layanan peminatan dan perencanaan individual untuk
yang berbeda, yaitu hasil angket guru BK guru BK dan peserta didik sebagai instrumen utama
menunjukkan bahwa layanan peminatan dan dan data pendukung berupa hasil wawancara dan
perencanaan individual telah memenuhi standar dari studi dokumentasi, didapatkan hasil bahwa layanan
Guidelines for Performance BasedmProfesional peminatan dan perencanaan individual yang
School Counselor Evaluation (Missouri Department dilaksanakan di SMAN se-Kota Surabaya kurang
of Elementary and Secoundari, 2000) , sedangkan sesuai dengan standar dari Guidelines for
angket yang diberikan kepada peserta didik Performance Based Professional School Counselor
menunjukkn bahwa layanan peminatan dan Evaluation.
perencanaan individual kurang sesuai dengan standar Kesimpulan tersebut didapatkan karena pada
dari Guidelines for Performance BasedmProfesional hasil analisis angket untuk guru BK mendapatkan
School Counselor Evaluation (Missouri Department presentase 77,51 % dengan kategori sesuai dengan
of Elementary and Secoundari, 2000) . standar yang di adaptasi. Sedangkan angket untuk
Maka, untuk mengambil sebuah kesimpulan , peserta didik mendapatkan kategori kurang sesuai
perbedaan hasil yang didapatkan dari analisis angket dengan standar yang di adaptasi dengan presentase
guru BK dan peserta didik akan dibandingkan dengan sebesar 59, 57%, dari dua hasil yang diperoleh
hasil dari pelaksanaan wawancara dan studi didukung oleh hasil data wawancara dan stydi
dokumentasi. Hasil dari wawancara dan studi dokumentasi yang lebih mengarah kepada kurang
dokumentasi menunjukkan bahwa laynanan sesuai dengan standar dari Guidelines for
peminatan dan perencanaan individual lebih Performance Based Professional School Counselor
mengarah kepada kurang sesuai dengan standar dari Evaluation.
Guidelines for Performance BasedmProfesional
Saran
School CounselormEvaluation (Missouri Department
of Elementary and Secoundari, 2000) , hal ini karena Berdasarkan kesimpulan dari pelaksanaan
penelitian evaluasi layanan peminatan dan
beberapa faktor sebagai berikut :
perencanaan individual yang telah dilaksanakan ,
a. Adanya kesulitan untuk mendapatkan data yang
diberikan beberapa saran yang ditujukan kepada
diharapkan dari hasil wawancara kepada
pihak-pihak terkait, khususnya guru BK, sekolah dan
koordinator guru BK, hal ini karena masih
calon guru BK. Saran tersebut meliputi:
banyak guru BK bahkan koordinator guru BK
1. Guru BK
yang belum memahami secara detail layanan
Guru BK hendaknya untuk selalu melakukan
peminatan dan perencanaan individual,
evaluasi secara terjadwal dan sistematis
sehingga dalam kasus ini, diketahui bahwa guru
terhadap layanan-layanan BK yang telah
BK lainnya yang memberikan jawaban atas
dilaksanakan. Hal ini akan menjadi sangat
wawancara yang diberikan kepada koordinator
dibutuhkan untuk menunjukkan seberapa besar
guru BK.
tujuan dari pelaksanaan layanan bimbingan dan
b. Adanya kesulitan untuk mendapatkan data yang
konseling telah tercapai dan telah sesuai dengan
diharapkan dari angket yang diberikan kepada
standar atau mengalami kekurangan dan perlu
semua guru BK, hal ini karena beberapa guru
diberhentikan atau diperlukan suatu perbaikan.
BK enggan untuk mengisi angket yang
Selain itu guru BK hendaknya terus
diberikan dan ketika diisi tidak menuliskan
meningkatkan kompetensi dalam bimbingan dan
identitas yang telah tersedia di dalam angket.
konseling sehingga dapat terus melakukan

155
pelaksanaan bimbingan dan konseling lebih baik and human service evaluation. Boston. Kluwer
dan lebih prima. Nijhoff Publishing.
2. Sekolah Missouri Department of Elementary and Secondary
Sekolah sebagai tempat pelaksanaan layanan Education. 2000. Guidelines for Performance-
peminatan dan perencanaan individual dan Based Professional School Counselor
layanan-layanan BK lainnya diharapkan dapat Evaluation. Missouri : Missouri Department of
terus meningkatkan dan menyediakan sarana Elementary and Secondary Education.
dan prasarana yang menunjang pelaksanaan Nurihsan, Ahmad Juntika. 2006. Bimbingan Dan
layanan bimbingan dan konseling khusunya Konseling Dalam Berbagai Latar Belakang
layanan peminatan dan perencanaan individual. Kehidupan. Bandung : PT. Revika Aditama.
3. Calon guru BK
Prahesti, Yunita & Wiyono, Bambang Dibyo. 2017.
Saran yang diberikan kepada calon guru BK
Pengembangan Website Konseling Online
adalah diharapkan para calon guru BK dapat Untuk Siswa Di SMAN Negeri 1 Gresik.
terus meningkatkan kemampuan dan http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/ju
kompetensi diri sehingga nantinya dapat rnal-bk-unesa/article/view/20257/18556.
melaksanakan layanan-layanan BK dengan Diakses 9 April 2018
maksimal, inovatif, terbaru, dan menyeluruh. Slameto, 2003. Peranan Ayah Dalam Pendidikan Anak.
Salatiga: Satya Wiydya
DAFTAR PUSTAKA
Sugianto, Ahmad. 2015. Evaluasi Program Individual
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Learning Plans terhadap Perencanaan
Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Pendidikan Peserta didik Sekolah Menengah
Pertama Negeri Se-Kota Barabai – Kalimantan
Diniaty, Amirah. 2012. Evaluasi Bimbingan Konseling. Selatan: Discrepancy Model. (Online)
Riau : Zanafa Publishing http://karya-
ilmiah.um.ac.id/index.php/disertasi/article/view
Fitzpaterict Jodi, James R., Sander, and Worthen,
/41891 . Diakses 23 Oktober 2017
Blaine R. 2004. Program Evaluation:
Alternative Approaches and Practical Sugiono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif,
Guidelines. Boston: Pearson Kualitatif, Dan Kombinasi (Mixed Methods) .
Bandung : Alfabeta.
Handaka, Irvan Budhi. 2015. Studi Deskriptif Tentang
Model Evaluasi Pelaksanaan Program Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif,
Bimbingan Dan Konseling Di SMA Negeri Di Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Kabupaten Bantul. (Online).
https://media.neliti.com/media/publications/106 Saputra, Wahyu NE. 2015. Evaluasi Program
655-ID-studi-deskriptif-tentang-model- Konseling Di SMP Kota Malang: Discrepancy
evaluasi.pdf. Diakses 9 April 2018 Model. (Online)
http://ojs.unm.ac.id/index.php/JPPK/article/vie
Harahap, Rachmad Faisal. 2014. Duh, 87% Mahasiswa w/1815 . Diakses 23 Oktober 2017
Indonesia Salah Jurusan!, (Online),
https://news.okezone.com/read/2014/02/24/373/ Walgito, Bimo. 2010. Bimbingan Konseling Stidu &
945961/duh-87-mahapeserta didik-indonesia- Karier. Yogyakarta : C.V ANDI OFFSET
salah-jurusan , (diakses pada 14 Oktober 2017)
Wardati & Jauhar, Muhammad. 2011. Implementasi
Hidayat.Yusril & Ilyas. 2012. Profil Siswa Agresif Dan Bimbingan Dan Konseling di Sekolah. Jakarta:
Peranan Guru BK. (Online). Prestasi Pustakarya
https://www.researchgate.net/publication/3175
07092_Profil_Siswa_Agresif_dan_Peranan_Gu Wiyono, Bambang Dibyo. 2016. Evaluasi
ru_BK , (diakses 23 Oktober 2017) Penyelenggaraan Layanan Konseling Di SMK
Mambaul Ulum Bata-Bata Pamekasan.
Kemendikbud. 2016. Panduan Operasional Makalah disajikan dalam Seminar Nasional
Penyelenggaraan Bimbingan Dan Konseling Bimbingan dan Konseling, Jurusan Bimbingan
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) . dan Konseling FIP Unesa, Sidoarjo, 12-14
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Agustus.
Direktorat Jenderal Guru Dan Tenaga
Kependidikan. Yusuf, Syamsu & Nurihsan, Ahmad Juntika. 2010.
Landasan Bimbingan Dan Konseling. Bandung
Madaus, GF. Scriven. MS. Stufflebeam DL. 1993. : PT Remaja Rosdakarya
Evaluation models, viewpoint on educational

156
157

Anda mungkin juga menyukai