Anda di halaman 1dari 317

ANALISIS BUKU AJAR FISIKA SMA/MA KELAS XI

KURIKULUM 2013 PADA KONSEP GERAK HARMONIK


BERDASARKAN ASPEK KETERAMPILAN PROSES SAINS
(KPS)
(Studi Deskriptif di SMA/MA se Kota Serang)

SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh
WIWIK DWI RAHAYU
NIM 1112016300021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
ii
ABSTRAK

WIWIK DWI RAHAYU (1112016300021). Analisis Buku Ajar Fisika Kelas


XI Pada Konsep Gerak Harmonik Berdasarkan Aspek Keterampilan Proses
Sains (KPS) di SMA dan MA se-Kota Serang. Skripsi, Program Studi
Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
2017.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketersediaan aspek Keterampilan


Proses Sains (KPS) dalam buku ajar fisika SMA/MA kelas XI pada konsep gerak
harmonik. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif.
Instrumen yang digunakan berupa instrument non test pedoman wawancara,
angket, serta terdapat rubrik peniliain KPS berupa lembar observasi anlisis buku
ajar. Terdapat dua buku ajar fisika yang dianalisis, yaitu: buku ajar terbitan
Erlangga karya Marthen Kanginan (buku A) dan buku ajar fisika terbitan Platinum
karya Muhammad Farchani Rosyid, dkk. Kedua buku tersebut merupakan buku
ajar fisika kurikulum 2013 terbanyak dipakai di SMA/MA se-Kota Serang.
Analisis dilakukan pada konsep yang membutuhkan pengembangan keterampilan
proses sains, membutuhkan praktik, serta merupakan konsep yang dipilih oleh
guru dan siswa. Konsep tersebut yaitu konsep gerak harmonik. Data kemunculan
aspek KPS diperoleh menggunakan rubrik penilaian KPS pada komponen yang
dianalisis, kemudian data diolah dan dihitung persentasenya. Kemunculan aspek
KPS pada buku A tiap bagian buku memunculkan persentase 29% pada aspek
observasi dibagian latihan soal, 25% dibagian contoh soal pada aspek observasi,
dan Interpretasi 27% muncul dibagian penjelasan. Sedangkan pada buku B
kemunculan aspek KPS pada tiap bagian buku yang dianalisis, dengan
persentasenya, adalah: klasifikasi 38% muncul dibagian contoh soal, interpretasi
15 % pada bagian penjelasan, dan menerapkan konsep 20% dibagian latihan soal.
Ditinjau dari banyaknya jumlah kemunculan aspek KPS yang muncul, buku A
memunculkan aspek KPS lebih banyak disbanding buku B.

Kata Kunci: Buku Ajar, Buku Ajar Fisika, Keterampilan Proses Sains (KPS),
Gerak Harmonik

iii
ABSTRACT

WIWIK DWI RAHAYU (1112016300021). The Analysis Teaching Physics Book


at Twelve Grade Senior High School Toward The Harmonic Vibrations
Concept Based on The Science Process Skill Aspect at Senior High School in
Kota Serang. Skripsi of The Department of science at Faculty of Tarbiyah and
Teachers’ Training of Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2017.

The objective of this research was to know the availability of science process skill
aspect (SPS) in teaching physics book at twelve grade senior high school toward
the harmonic vibration concept. The method that was use in this study was
descriptive-qualtitative. The instrument of this research were non test interview,
questionnaire, and SPS assessment rubric that was analysis observation of
teaching book. There analyze two teaching physics books, that were teaching book
published by Erlangga-Marthen Kanginan (book A) and Platinum-Muhammad
Farchani Rosyid, and friends (book B). Both of them used curriculum 13/K-13
and the most used at Senior High School in Kota Serang. The analyzing did on
concept which need development of sciences skill process and need practices, and
which choice by teacher and students. The concept was harmonic vibrations. The
SPS aspect data identification used SPS assessment rubric in analysis component,
furthermore the data analyzed and percent calculated. SPS aspect identification
aspect in each book analysis with percent: 29% observation aspect in test practice
and 25% in test example, and 27% interpretation in explanation. However, book-
B data SPS identification aspect in each book analyzing with percent; 38%
classification test-example identification, 15% interpretation in explanation, and
20% concept implementation in test practice. Based on the most SPS aspect
identification, identification SPS aspect in book-A was higher than book-B.

Keywords: Teaching Book, Teaching Physics Book, Science Process Skill (SPS),
Motion Harmonic.

iv
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan hanya bagi Allah SWT, pemelihara
seluruh alam raya, yang atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, penulis
mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini. Segala shalawat dan salam senantiasa
dipanjatkan untuk Nabi besar Muhammad SAW.
Skripsi ini dikerjakan demi memenuhi salah satu syarat guna memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) di Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa
tugas akhir ini bukanlah tujuan akhir dari belajar karena belajar adalah sesuatu
yang tidak terbatas.
Pembuatan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak. Rasa
terimakasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada kedua orang tua
tercinta; Mamah Yayah Sapriyah dan Bapa Yoyok Parjiyo terimakasih yang
terbesar untuk kedua orang tua penulis, atas bantuan moril dan materil yang tidak
dapat ananda balas. Ananda persembahkan semua untuk Ibu dan Bapak. Ananda
sungguh sangat mencintai kalian dan ingin membahagiakan kalian.
Terselesaikannya skripsi ini tentunya tak lepas dari dukungan dan uluran
tangan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu, diantaranya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Baiq Hana Susanti, M. Sc, selaku ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Dwi Nanto, Ph.D selaku ketua Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan
selaku dosen pembimbing tunggal, yang dengan sabar telah meluangkan

v
waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan
penyusunan skrispi ini.
4. Ibu Ai Nulaela, M.Si, selaku dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan saran dan arahan kepada penulis selama proses perkuliahan.
5. Ibu Diah Mulhayatiah, M.Pd, selaku dosen pembimbing sebelumnya sekaligus
pengamat I dan juga ibu kedua yang juga dengan sabar meluangkan waktu
untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
6. Suluruh dosen, staff, dan karyawan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
khususnya Jurusan Pendidikan IPA Program Studi Pendidikan Fisika yang
telah memberikan ilmu pengetahuan, pengalaman, dan pelayanan selama
proses perkuliahan.
7. Kepala sekolah, kurikulum, guru dan staff serta siswa di SMA/MA se Kota
Serang yang telah berbaik hati membantu penulis dalam penelitian ini.
8. Ibu Eneng Hernawati, M.Pd yang telah bersedia menjadi pengamat II dalam
penelitian ini.
9. Kaka saya Yayu Purwanti yang telah memberikan dukungan dan semangat
dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
10. Rekan-rekan Program Studi Pendidikan Kimia Angkatan 2012, Annis
Rizkiana (Cha Mhe), Tri Nova Arshelia (Nopa), Donny Mugia Prayoga (Doni)
dan yang belum disebutkan telah banyak memberikan dukungan, saran,
masukan, dan pendapatnya kepada penulis. Semangat berjuang sahabat-
sahabat demi menggapai impian-impian kita di masa depan. Semoga kelak
kita akan berkumpul kembali dan tetap menjalin silaturami.
11. Sahabat-sahabat, Ira Nurpialawati, Destia Kusyaeri, dan anak kontrakan 81
(Novi, Linda, Iik, Siti, Yuni, Yuli, Indri, Mae, Unni, Ila, Ka Ila, Intun dan
Wafira) terimakasih banyak atas dukungan, hiburan dan semangatnya kepada
penulis.
12. Puji Mollidya, Ana Amalia Handayani, dessy Yuliyani selaku sahabat dari
SMP terimakasih banyak atas dukungan dan semangatnya kepada penulis.

vi
13. Achmad Arif Mulyana, S.Si, Dodo, Adnan terimakasih banyak juga atas
dukungan dan semangatnya kepada penulis.
14. M. Fakhruddin Arrahji, S.Kom selaku sahabat seperjuangan skripsi sekaligus
scanner, Gumilar Setiawan selaku abang yang selalu siap ketika direpotkan
oleh penulis. Jemput, anter kesana kemari, paling setia ketika penulis galau.
Terimakasih untuk waktu yang kalian berikan kepada penulis.
15. Keluarga besar (Pemuda Pemudi Bakti Sosial) PPBS yang selalu menghibur,
dan menyemangati penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Kegilaan kalian
selalu mengghibur. Terimakasih fahri, kaka haviz, bebeb rama, bebep sandhi,
tetangga (yahya), bang anjar, dan yang lainnya.
16. Teman-teman seperjuangan University Day Out (UDO) dari Banten yang
anggotanya banyak banget tidak bisa disebutkan satu persatu terimaksih
banyak atas dukungan dan semangatnya kepada penulis.
17. Semua pihak yang telah banyak membantu penulis dan tidak sempat penulis
sebutkan
Semoga Allah SWT membalas kebaikan dan ketulusan semua pihak yang
telah membantu menyelesaikan skripsi ini dengan melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya. Semoga karya penelitian tugas akhir ini dapat memberikan manfaat
dan kebaikan bagi banyak pihak demi kemaslahatan bersama serta bernilai ibadah
di hadapan Allah SWT. Aamiin.

Jakarta, Maret 2017

Penulis

vii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... i


SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI .............................................. ii
ABSTRAK ...................................................................................................... iii
ABSTRACT ..................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1


A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................ 3
C. Pembatasan Masalah ............................................................... 4
D. Rumusan Masalah ................................................................... 4
E. Tujuan Penelitian .................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian .................................................................. 5

BAB II KAJIAN TEORI ............................................................................ 6


A. Bahan Ajar .............................................................................. 6
B. Buku Ajar ................................................................................ 11
C. Buku Ajar Fisika SMA/MA .................................................... 15
D. Keterampilan Proses Sains (KPS) ........................................... 16
E. Kajian Getaran Harmonik ....................................................... 21
F. Penelitian yang Relevan .......................................................... 30
G. Kerangka Berpikir ................................................................... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 37


A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 37

viii
B. Metode Penelitian.................................................................... 37
C. Populasi dan Sampel Penelitian .............................................. 37
D. Prosedur Penelitian.................................................................. 38
E. Teknik Pengambilan Sampel................................................... 41
F. Teknik Pengambilan Data ....................................................... 42
G. Instrumen Penelitian................................................................ 44
H. Teknik Analisis Data ............................................................... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................... 48


A. Hasil Penelitian ....................................................................... 48
B. Pembahasan ............................................................................. 63

BAB V PENUTUP .................................................................................... 72


A. Kesimpulan ............................................................................. 72
B. Saran ........................................................................................ 73

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 74

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta Konsep ............................................................................. 23


Gambar 2.2 Massa Bergetar di Ujung Pegas ................................................ 24
Gambar 2.3 Gerak Harmonik pada Pegas .................................................... 28
Gambar 2.4 Gerak Harmonik pada Pegas yang Diberi Beban ..................... 28
Gambar 2.5 Bandul Matematis ..................................................................... 29
Gambar 2.6 Kerangka Berpikir .................................................................... 36
Gambar 3.1 Bagan Prosedur Penelitian ........................................................ 41
Gambar 4.1 Grafik Ketersediaan Aspek KPS (%) Buku A Pada Bagian
Penjelasan ................................................................................. 50
Gambar 4.2 Grafik Ketersediaan Aspek KPS (%) Buku A Pada Bagian
Kegiatan Siswa ......................................................................... 51
Gambar 4.3 Grafik Ketersediaan Aspek KPS (%) Buku A Pada Bagian
Contoh Soal .............................................................................. 52
Gambar 4.4 Grafik Ketersediaan Aspek KPS (%) Buku A Pada Bagian
Latihan Soal .............................................................................. 53
Gambar 4.5 Grafik Ketersediaan Aspek KPS Pada Buku A ........................ 54
Gambar 4.6 Grafik Ketersediaan Aspek KPS (%) Buku B Pada Bagian
Penjelasan ................................................................................. 56
Gambar 4.7 Grafik Ketersediaan Aspek KPS (%) Buku B Pada Bagian
Kegiatan Siswa ......................................................................... 58
Gambar 4.8 Grafik Ketersediaan Aspek KPS (%) Buku B Pada Bagian
Contoh Soal .............................................................................. 59
Gambar 4.9 Grafik Ketersediaan Aspek KPS (%) Buku B Pada Bagian
Latihan Soal .............................................................................. 60
Gambar 4.10 Grafik Ketersediaan Aspek KPS Pada Buku B ........................ 62

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Aspek KPS .................................................................................... 19


Tabel 2.2 KI dan KD pada Materi Getaran Harmonik .................................. 22
Tabel 3.1 Lembar Observasi Aspek KPS pada Bagian Penjelasan Materi ... 45
Tabel 3.2 Lembar Observasi Aspek KPS pada Bagian Kegiatan Siswa ....... 45
Tabel 3.3 Lembar Observasi Aspek KPS pada Bagian Contoh Soal ............ 46
Tabel 3.4 Lembar Observasi Aspek KPS pada Bagian Latihan Soal ............ 46
Tabel 4.1 Persentase Ketersediaan Aspek KPS Pada Buku A ...................... 49
Tabel 4.2 Persentase Ketersediaan Aspek KPS Pada Buku A Pada
Tiap Bagian ................................................................................... 54
Tabel 4.3 Persentase Ketersediaan Aspek KPS Pada Tiap Bagian
Pada Buku B ................................................................................. 55
Tabel 4.4 Persentase Ketersediaan Aspek KPS Pada Tiap Bagian
Pada Buku B .................................................................................. 61
Tabel 4.5 Koefisien Kesepakatan (KK) Untuk Setiap Buku yang
Dianalisis ....................................................................................... 63

xi
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A Hasil Angket Observasi Buku Ajar Fisika


SMA/MA se-Kota Serang.................................................. 76
1. Hasil Observasi Buku yang Digunakan ......................... 77
2. Hasil Angket Observasi Buku Ajar untuk Guru Mata
Pelajaran Fisika di SMA/MA se Kota Serang ............... 80
3. Hasil Angket Observasi Buku Ajar untuk Siswa Kelas XI
MIA di SMA/MA se-Kota Serang ................................. 82

LAMPIRAN B Instrumen Penelitian ......................................................... 84


1. Lembar Angket Observasi Untuk Guru ......................... 85
2. Lembar Angket Observasi Untuk Siswa ........................ 87
3. Lembar Observasi Aspek KPS Buku A ......................... 89
4. Lembar Observasi Aspek KPS Buku B ......................... 184

LAMPIRAN C Frekuensi dan Persentase Kemunculan Aspek KPS ...... 273


1. Jumlah Kemunculan Indikator KPS pada Buku Ajar .... 274
2. Persentase Kemunculan Indikator KPS pada Buku Ajar
....................................................................................... 275

LAMPIRAN D Penentuan Koefisien Kesepakatan Pengamat ................. 276


1. Rekapitulasi Kesepakatan pada Buku A ........................ 277
2. Rekapitulasi Kesepakatan pada Buku B ........................ 281
3. Perhitungan Koefisien Kesepakatan (KK) ..................... 284

LAMPIRAN E Surat-surat Penelitian ....................................................... 285


1. Akreditasi SMA se-Kota Serang.................................... 286
2. Akreditasi MA se-Kota Serang Akreditasi MA se-Kota
Serang ............................................................................ 287
3. Surat Bimbingan Skripsi ................................................ 288

xii
4. Surat Izin Observasi ....................................................... 289
5. Surat Izin Penelitian ....................................................... 290
6. Surat Keterangan Penelitian MAN 4 Jakarta ................. 291
7. Surat Keterangan Pengamat ........................................... 292
8. Surat Balasan Observasi ................................................ 293

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Fisika merupakan satu diantara cabang dari ilmu pengetahuan alam yang
memiliki hakikat pembelajaran. Hakikat pembelajaran merupakan sebuah
kumpulan pengetahuan, cara atau jalan berpikir, serta cara untuk penyelidikan.
Hakikat fisika adalah, fisika sebagai produk, fisika sebagai sikap dan fisika
sebagai proses.1 Pemahaman fisika sebagai proses sangat berkaitan dengan
fenomena, dugaan, pengamatan, pengukuran, penyelidikan, dan publikasi.
Pemahaman fisika sebagai proses adalah pemahaman mengenai bagaimana
informasi ilmiah dalam fisika diperoleh, diuji, dan divalidasikan.2 Terdapat
konsep-konsep fisika yang memang membutuhkan eksperimen atau percobaan
agar konsep fisika tersebut dapat tersampaikan dengan baik, satu diantaranya yaitu
gerak harmonik. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di SMA/MA di
Kota Serang, konsep gerak harmonik merupakan materi fisika yang perlu
menerapkan aspek Keterampilan Proses Sains (KPS). Gerak harmonik merupakan
satu diantara konsep fisika yang membutuhkan praktikum di dalam proses
pembelajaran. Namun pada kenyataanya, praktikum yang dilakukan siswa dan
guru hanya menggunakan modul praktikum.
KPS merupakan pendekatan yang mengarahkan, untuk pengetahuan
memerlukan suatu keterampilan mengamati, melakukan eksperimen, menafsirkan
data, dan mengkomunikasikan gagasan.3 Keterampilan tersebut merupakan
keterampilan yang dibutuhkan dalam mempelajari bidang studi IPA, satu
diantaranya yaitu fisika. Aspek keterampilan proses sains merupakan hal yang
penting untuk dikembangkan, karena KPS menekankan pada eksperimen atau
percobaan. Praktikum merupakan satu diantara proses pembelajaran dalam fisika.

1
Ibid, Sutrisno, h. 2.
2
Sutrisno, op.cit., h. 5.
3
Riska Sartika Dewi, “Pengaruh Pendekatan Keterampilan Proses Sains Terhadap Keterampilan
Proses Sains Siswa pada Konsep Suhu dan Kalor (Penelitian Quasi Eksperimen di SMAN 10 Tangerang)”,
skripsi, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2011), h. 6

1
2

Proses pembelajaran fisika memiliki tiga komponen penting, yaitu guru,


siswa dan bahan ajar. Bahan ajar yang sering digunakan oleh guru dan siswa
adalah buku ajar. Namun pada kenyataannya, buku ajar yang digunakan di kelas
kadang diabaikan. Buku ajar yang digunakan biasanya memiliki bagian kegiatan
siswa. Alat dan bahan yang ada dalam bagian tersebut bukanlah suatu hal yang
sulit ditemukan, namun masih saja tidak dilakukannya suatu kegiatan eksperimen.
Selain itu, guru dan pihak sekolah kurang selektif dalam memilih buku yang akan
digunakan dalam proses pembelajaran. Penelitian analisis buku ajar sudah mulai
banyak dilakukan, namun penelitian sebelumnya mengenai analisis buku ajar
berdasarkan aspek KPS belum banyak dilakukan. Pada penelitian sebelumnya
penelitian analisis buku ajar hanya berdasarkan aspek KGS, literasi sains, dan
miskonsepsi. Pada penelitian ini, peneliti akan melakukan analisis buku ajar
berdasarkan aspek KPS pada kurikulum 2013.
Kurikulum merupakan satu diantara bagian penting dalam pembelajaran.
Kurikulum secara luas diartikan sebagai keseluruhan proses pembelajaran yang
direncanakan dan dibimbing di sekolah, baik yang dilaksanakan di dalam
kelompok atau secara individual, di dalam atau di luar sekolah.4 Terdapat
beberapa kurikulum yang sudah diterapkan, satu diantaranya yaitu kurikulum
2013. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang menekankan pada pendekatan
saintifik dalam proses pembelajaran di sekolah. Kurikulum ini sudah digunakan
dibeberapa sekolah, satu diantaranya yaitu di Kota Serang. Sejalan dengan
pendapat peneliti sebelumnya yang menegaskan bahwa kurikulum 2013 lebih
ditekankan pada kompetensi dengan pemikiran kompetensi berbasis sikap,
keterampilan, dan pengetahuan5 Pada kurikulum 2013, siswa dituntut aktif,
disiplin, dan mandiri dalam mencari ilmu pengetahuan, layaknya yang dilakukan
oleh para ilmuan.
Kurikulum 2013 menerapkan pendekatan pembelajaran saintifik.
Pendekatan pembelajaran saintifik mengadopsi langkah-langkah ilmuan dalam
membangun pengetahuan yang terdiri dari mengamati, menanya, mencoba,

4
Farid Hasyim, Kurikulum Pendidikan Agama ISLAM, Filosofi Pengembangan Kurikulum
Transformatif Antara KTSP dan Kurikulum 2013, (Malang: Madani Media, 2015), h. 12.
5
Ibi.d, h. 77.
3

menalar, dan mengkomunikaskan. Langkah-langkah ilmuan tersebut terdapat


dalam aspek KPS. Pengembangan kurikulum 2013 akan lebih fokus pada
pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik, berupa paduan pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang dapat didemontrasikan peserta didik sebagai wujud
pemahaman terhadap konsep yang dipelajarinya secara kontekstual.6
Pada penelitian sebelumnya, masih banyak ditemukan beberapa
kekurangan diantaranya: tidak terdapat koefisien kesepakatan antar pengamat
yang digunakan untuk mengurangi subjektifitas hasil penelitian, jumlah sekolah
yang diboservasi hanya 12 SMA di Tangerang Selatan, pada hasil penelitian tidak
disajikan persentase kemunculan aspek KPS pada tiap bagian buku yang
dianalisis, dan buku yang dianalisis berdasarkan KTSP.
Berdasarkan kekurangan dari penelitian sebelumnya, peneliti melakukan
penelitian analisis buku yang mangacu pada kekurangan-kekurangan tersebut.
Peneliti melakukan observasi ke 13 SMA dan 7 MA di kota Serang, memiliki
koefisien kesepakatan antar pengamat yang digunakan untuk menguranngi
subjektifitas hasil penelitian, memunculkan persentase kemunculan aspek KPS
dari tiap bagian buku yang dianalisis, dan buku yang dianalisis adalah buku
dengan kurikulum 2013.
Belum diketahuinya ketersediaan aspek KPS dalam buku ajar kurikulum
2013 menjadi alasan peneliti melakukan penelitian ini. Pengembangan aspek KPS
dalam buku ajar yang digunakan dapat mengasah kemampuan siswa dalam
melatih kemampuan layaknya seorang ilmuan, agar dapat aktif mencari
pengetahuan sendiri. Kurang selektifnya pihak sekolah dan guru dalam memilih
buku ajar yang akan digunakan akan membuat tujuan pembelajaran tidak tercapai.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tolak ukur guru dan pihak sekolah untuk
lebih selektif dalam memilih buku yang sudah dianalisis dan dapat dijadikan
rekomendasi. Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik melakukan penelitian
dengan judul “Analisis Buku Ajar Fisika SMA/MA Kelas XI Kurikulum 2013
Pada Konsep Gerak Harmonik Berdasarkan Aspek Keterampilan Proses
Sains (KPS).”

6
Ibi.d, h. 78.
4

B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan, terdapat beberapa masalah yang
dapat diidentifikasikan, sebagai berikut:
1. Gerak harmonik merupakan satu diantara konsep fisika yang membutuhkan
praktikum di dalam proses pembelajaran. Namun pada kenyataanya,
praktikum yang dilakukan siswa dan guru hanya menggunakan modul
praktikum.
2. Buku ajar yang digunakan di kelas kadang diabaikan.
3. Buku ajar kurikulum 2013 yang digunakan belum diketehaui ketersediaan
aspek KPS.
4. Guru dan pihak sekolah kurang memperhatikan buku ajar yang digunakan
sebagai penunjang proses pembelajaran.
5. Masih jarangnya penelitian analisis buku ajar berdasarkan aspek
keterampilan proses sains.

C. Pembatasan Masalah
Penulis membatasi masalah dalam penelitian ini pada:
1. Ketersediaan keterampilan proses sains menurut Harlen, dalam buku ajar
Fisika SMA/MA Kelas XI kurikulum 2013 pada materi gerak harmonik.
2. Populasi yang digunakan yaitu SMA/MA kelas XI di Kota Serang yang
dikelompokan berdasarkan akreditasinya.
3. Bagian buku yang dianalisis terbagi menjadi empat bagian, diantaranya:
penjelasan, Kegitan Siswa (KS), contoh soal, dan latihan soal.
4. Analisis buku yang dilakukan berdasarkan aspek Keterampilan Proses Sains
(KPS).

D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini yaitu “Bagaimana Ketersediaan
Aspek Keterampilan Proses Sains (KPS) dalam Buku Ajar fisika SMA/MA Kelas
XI Kurikulum 2013 pada Konsep Gerak Harmonik?”.
5

E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui ketersediaan aspek keterampilan
proses sains dalam buku ajar fisika SMA/MA Kelas XI Kurikulum 2013 pada
konsep Gerak Harmonik.

F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah :
1. Bagi Guru:
Guru dapat mengetahui bahwa buku yang dipakai mengandung aspek KPS
dan dapat dijadikan rekomendasi.
2. Bagi Siswa
Siswa yang menggunakan buku yang mengandunng aspek KPS dapat
melakukan praktikum sederhana sendiri.
3. Bagi Peneliti
Memberikan informasi ketersediaan aspek KPS dalam buku ajar yang
diteliti, dan dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya.
4. Bagi Pihak Sekolah
Pihak sekolah dapat mengetahui buku ajar yang dapat menunjang
pemahaman siswa dan mengembangkan KPS.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Bahan Ajar
1. Definisi Bahan Ajar
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu
guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan
yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.1
Beberapa bahan ajar yang biasanya dipakai mulai dari media cetak sampai
media elektronik, bahan ajar dalam bentuk media cetak diantaranya buku teks atau
buku teks atau buku pelajaran, modul, LKS (Lembar Kegiatan Siswa), sedangkan
untuk media elektronik berupa video, power point, prezi, dan lain sebagainya.
Bahan ajar sangat penting bagi seorang guru untuk menunjang pembelajar,
sebagai salah satu sarana mempermudah proses pembelajaran agar siswa dapat
lebih memahami materi yang diajarkan. Bahan ajar yang sering dipakai oleh guru
dalam proses pembelajaran yakni bahan ajar dalam bentuk media cetak yaitu buku
teks dan media elektronik berupa power point. Selain guru yang menggunakan
buku teks, siswa sebagai salah satu hal yang sangat penting dalam proses
pembelajaran juga memiliki dan menggunakan bahan ajar berupa buku teks
tersebut.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti di beberapa
sekolah yang ada di kota Serang, siswa dan guru menggunakan buku yang sama.
Kesamaan dalam menggunakan buku teks antara siswa dan guru akan
mempermudah dalam pemahaman siswa akan materi yang diajarkan.
Bahan ajar terbagi menjadi beberapa kriteria, diklasifikasikan berdasarkan
bentuknya, cara kerjanya, dan sifatnya.2 Salah satu bahan ajar yang sangat sering
dipakai adalah bahan ajar yang diklasifikasikan berdasarkan bentuknya, yakni
bahan ajar berupa bahan cetak yang bia2sa disebut sebagai buku teks

1
Iif Khoiru Ahmadi, dkk, Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu, (Surabaya: Prestasi Pustaka,
2011), h. 208.
2
Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Jogjakarta: Diva Press, 2013), h.
40.

6
7

2. Jenis-Jenis Bahan Ajar


Dalam bukunya, Andi Prastowo menjelaskan bahwa terdapat beberapa
kriteria acuan dalam mengklasifikasikan bahan ajar, diantaranya:

a. Bahan Ajar Menurut Bentuknya


Menurut bentuknya, bahan ajar dibedakan menjadi empat macam, yaitu
bahan cetak, bahan ajar dengar, bahan ajar pandang dengar, dan bahan ajar
interaktif.
1) Bahan cetak (printed), yakni sejumlah bahan yang disiapkan dalam kertas,
yang dapat berfungsi untuk keperluan pembelajaran atau penyampaian
informasi (Kemp dan Dyton, 1985). Contohnya, handout, buku, modul, lembar
kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto atau gambar, dan model atau maket.
2) Bahan ajar dengar atau program audio, yakni semua system yang
menggunakan sinyal radio secara langsung, yang dapat dimainkan atau
didengar oleh seseorang atau sekelompok orang. Contohnya, kaset, radio,
piringan hitam, dan compact disk audio.
3) Bahan ajar pandang dengar (audiovisual), yakni segala sesuatu yang
memungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan dengan gambar bergerak
secara sekuensial. Contohnya, video compact disk dan film.
4) Bahan ajar interaktif (interactive teaching materials), yakni kombinasi dari
dua atau lebih media (audio, teks, grafik, gambar, animasi, dan video) yang
oleh penggunanya dimanipulasi atau diberi perlakuan untuk mengendalikan
suatu perintah dan/atau perilaku alami dari suatu peresentasi. Contohnya,
compact disk interactive.

b. Bahan Ajar Menurut Cara Kerjanya


Menurut cara kerjanya, bahan ajar dibedakan menjadi lima macam, yaitu
bahan ajar yang tidak diproyeksikan, bahan ajar yang diproyeksikan, bahan ajar
audio, bahan ajar video, dan bahan ajar komputer.
1) Bahan ajar yang tidak diproyeksikan, yakni bahan ajar yang tidak memerlukan
perangkat proyektor untuk memproyeksikan isi di dalamnya, sehingga peserta
8

didik bias langsung mempergunakan (membaca, melihat, dan mengamati)


bahan ajar tersebut. Contohnya, foto, diagram, display, model, dan lain
sebagainya.
2) Bahan ajar yang diproyeksikan, yakni bahan ajar yang memerlukan proyektor
agar bias dimanfaatkan dan/atau dipelajari peserta didik. Contohnya, slide,
filmstrips, overhead transparencies, dan proyeksi komputer.
3) Bahan ajar audio, yakni bahan ajar yang berupa sinyal audio yang direkam
dalam suatu media rekam. Untuk menggunakannya, kita mesti memerlukan
alat pemain (player) media rekam tersebut, seperti tape combo, CD player,
VCD player, multimedia player, dan lain sebagainya. Contoh bahan ajar
seperti ini adalah kaset, CD, flash disk, dan lain-lain.
4) Bahan ajar video, yakni bahan ajar yang memerlukan alat pemutar yang
biasanya berbentuk video tape player, VCD player, DVD player, dan
sebagainya. Karena bahan ajar ini hamper mirip dengan bahan ajar audio,
maka bahan ajar ini juga memerlukan media rekam. Hanya saja, bahan ajar ini
dilengkapi dengan gambar. Jadi, dalam tampilan, dapat diperoleh sebuah
sajian gambar dan suara secara bersamaan. Contohnya, video, film, dan lain
sebagainya.
5) Bahan ajar (media) computer, yakni berbagai jenis bahan ajar noncetak yang
membutuhkan computer untuk menayangkan sesuatu untuk belajar.
Contohnya, computer mediated instruction dan computer based multimedia
atau hypermedia.

c. Bahan Ajar Menurut Sifatnya


Rowntree dalam Belawati, dkk. (2003) mengatakan bahwa berdasarkan
sifatnya, bahan ajar dapat dibagi menjadi empat macam, sebagaimana disebutkan
berikut ini.
1) Bahan ajar yang berbasiskan cetak, misalnya buku, pamphlet, panduan belajar
siswa, bahan tutorial, buku kerja siswa, peta, charts, fot bahan dari majalah
serta Koran, dan lain sebagainya.
9

2) Bahan ajar yang berbasiskan teknologi, misalnya audio cassette, siaran radio,
slide, filmstrips, film, video cassette, siaran televise, video interkatif, computer
based tutorial, dan multimedia.
3) Bahan ajar yang digunakan untuk praktik atau proyek, misalnya kit sains,
lembar observasi, lembar wawancara, dan lain sebagainya.
4) Bahan ajar yang dibutuhkan untuk keperluan interaksi manusia (terutama
untuk keperluan pendidikan jarak jauh), misalnya telepon, hand phone, video
conferencing, dan lain sebagainya.3
Pengelompokan bahan ajar berdasarkan jenisnya dilakukan dengan
berbagai cara oleh bebrapa ahli, dan masing-masing ahli mempunyai kualifikasi
masing-masing pada saat mengelompokannya. Menurut Heinich, dkk,
mengelompokan jenis bahan ajar berdasarkan cara kerjanya. Pengelempokkan
tersebut terbagi menjadi lima jenis bahan ajar yang dikelompokkan secara garis
besar, diantaranya:4
1) Bahan ajar yang tidak diproyeksikan, contohnya seperti foto, diagram, display,
model;
2) Bahan ajar yang diproyeksikan, contohnya: slide, filmstrips, overhead
transparencies, proyeksi computer;
3) Bahan ajar audio, contohnya: kaset dan compact disk;
4) Bahan ajar video, contohnya: video dan film;
5) Bahan ajar (media) computer, contohnya: Computer Mediated Instruction
(CMI), Computer based Multimedia atau Hypermedia.
Lain halnya dengan Heinich, dkk, ahli lain seperti Ellington dan Race
mengelompokkan jenis bahan ajar berdasarkan bentuknya. Mereka
5
mengelompokkan jenis bahan ajar ke dalam tujuh jenis, diantaranya:
1) Bahan ajar cetak dan duplikatnya, misalnya handouts, lembar kerja siswa,
bahan belajar mandiri, bahan untuk belajar kelompok.

3
Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Jogjakarta: Divapress, 2013), h.
40-43.
4
Denny Setiawan, dkk, Pengembangan Bahan Ajar, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), h. 16
5
Ibid., h. 17
10

2) Bahan ajar display yang tidak diproyeksikan, misalnya flipchart, poster,


model, dan foto.
3) Bahan ajar display diam yang diproyeksikan, misalnya slide, filmstrips, dan
lain-lain.
4) Bahan ajar audio, misalnya audiodiscs, audio tapes, dan siaran radio.
5) Bahan ajar audio yang dihubungkan dengan bahan visual diam diam, misalnya
program slide suara, program filmstrips bersuara, tape model, dan tape realia.
6) Bahan ajar video, misalnya siaran televise dan rekaman videotape.
7) Bahan ajar computer, misalnya Computer Assisted Instruction (CAI), dan
Computer Based Tutorial (CBT).
Rowntree (1994) dalam Denny Setiawan, dkk. Memiliki sudut pandang
yang berbeda dengan kedua ahli yang telah disebutkan. Menurut Rowntree, jenis
bahan ajar dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok berdasarkan sifatnya,
diantaranya:6
1) Bahan ajar berbasiskan media cetak, termasuk di dalamnya buku, pamflet,
panduan belajar siswa, bahan tutorial, buku kerja siswa, peta, charts, foto,
bahan dari majalah dan Koran, dan lain-lain.
2) Bahan ajar yang berbasiskan teknologi, seperti audiocassate, siaran radio,
slide, filmstrips, film, video cassete, siaran televise, video interaktif,
multimedia, dan Computer Based Tutorial (CBT).
3) Bahan ajar yang digunakan untuk praktik atau proyek, seperti kit sains, lembar
observasi, lembar wawancara, dan lain-lain.
4) Bahan ajar yang dibutuhkan untuk keperluan interaksi manusia (terutama
dalam pendidikan jarak jauh), misalnya telepon dan video conferencing.
Denny Setiawan, dkk dalam bukunya menyimpulkan, berdasarkan ketiga
ahli yang telah membagi-bagi jenis bahan ajar, disimpulkan bahwa bahan ajar
dikelompokan ke dalam dua kelompok besar, yaitu jenis bahan ajar cetak dan
jenis bahan non cetak. Jenis bahan ajar cetak misalnya, modul, handout, dan
lembar kerja siswa. Sementara yang termasuk jenis bahan ajar non cetak adalah

6
Ibid., h. 17
11

realia, bahan ajar yang dikembangkan dari barang sederhana, bahan ajar diam dan
display, video, audio, dan overhead transparencies (OHT).
Bahan ajar cetak pada umumnya bahan ajar yang digunakan baik oleh guru
ataupun siswa. Sebagai bagian dari media pembelajaran, bahan ajar cetak
mempunyai kontribusi yang tidak sedikit dalam proses pembelajaran. Hamper
sebagian besar proses pembelajaran pada berbagai jenjang pendidikan
menggunakan bahan ajar cetak sebagai buku utama. Denny Setiawan, dkk,
menyatakan bahwa menurut Bates alasan mengapa bahan ajar cetak masih
merupakan media utama dalam paket bahan ajar di sekolah-sekolah karena sampai
saat ini bahan ajar cetak masih merupakan media yang paling mudah diperoleh
dan lebih standar disbanding program komputer.7
Hasil observasi yang telah dilakukan, bahan ajar cetak lah yang memang
paling banyak digunakan di SMA/MA yang ada di kota Serang. Bahan ajar cetak
atau disebut juga buku ajar mempunya berbagai jenis, diantaranya: modul, LKS,
dan buku teks. Buku teks merupakan buku ajar yang paling banyak digunakan di
SMA/MA di kota Serang, baik sekolah yang menggunakan kurikulum 2013
ataupun sekolah yang masih menggunakan kurikulum KTSP. Didasari hasil
observasi yang telah dilakukan, buku ajar yang dianalisis adalah buku ajar dengan
jenis buku teks.

B. Buku Ajar
1. Definisi Buku Ajar
Buku sangat penting dalam kehidupan modern.8 Kata buku dalam bahasa
Indonesia memiliki persamaan dalam berbagai bahasa. Dalam bahasa Yunani
disebut “biblos” dalam bahasa inggris “book”, dalam bahasa Belanda disebut
“boek”, dan dalam bahasa Jerman adalah “das Buch” pada hakikatnya memiliki
makna yang sama dan dipergunakan untuk benda yang sama, yaitu kumpulan
kertas yang dijilid.9

7
Ibid., h. 18
8
Tarigan, Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia, (Bandung: Angkasa, 2009), h. 38
9
B.P Sitepu, Penulisan Buku Teks Pelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h. 12.
12

Menurut Nasution (1987) mengatakan bahwa buku teks pelajaran adalah


bahan pengajarn yang paling banyak digunakan diantara semua bahan pengajaran
lainnya.10 Hal tersebut sesuai dengan observasi yang telah dilakukan oleh peneliti.
Buku ajar merupakan media penunjang dalam pengajaran guru kepada
siswa. Buku ajar juga merupakan hal wajib dalam kelangsungan proses
pembelajaran. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Buku, pasal 6 ayat 1 disebutkan bahwa
buku teks digunakan sebagai acuan wajib oleh guru dan peserta didik dalam
proses pembelajaran.11
Buku ajar sering juga disebut buku teks atau buku pelajaran. Buku teks
atau buku pelajaran adalah buku yang berisi tentang ilmu pengetahuan yang dapat
digunakan oleh peserta didik untuk belajar.12 Buku teks adalah sama dengan buku
pelajaran, buku teks adalah buku pelajaran dalam bidang studi tertentu yang
merupakan buku standar, yang disusun oleh para pakar dalam bidang itu buat
maksud-maksud dan tujuan instruksional, yang diperlengkapi dengan sarana-
sarana pengajaran yang serasi dan mudah dipahami oleh para pemakainya di
sekolah-sekolah dan perguruan tinggi sehingga dapat menunjang suatu proses
pembelajaran.13
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonsia
Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Buku, Pasal 1 ayat 3 dinyatakan bahwa buku teks
pelajaran adalah buku acuan wajib untuk digunakan di sekolah yang memuat
materi pembelajaran dalam rangka meningkatkan keilmuan, ketakwaan, akhlak
mulia dan kepribadian, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, peningkatan
kepekaan dan kemampuan estetis dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar
nasional pendidikan.14 Dengan demikian, buku teks pelajaran atau buku ajar

10
Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Jogjakarta: Diva Press, 2013),
h. 165.
11
Anon, Salinan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 2 Tahun 2008 tentang Buku,
(Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2008), h. 4.
12
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h. 176
13
Tarigan, Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia, (Bandung: Angkasa Bandung, 2009), h. 13-14.
14
Anon, Salinan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 2 Tahun 2008 tentang Buku,
(Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2008), h. 2.
13

adalah acuan yang wajib yang digunakan untuk mencapai kebutuhan siswa yang
juga disesuaikan berdasarkan standar nasional dan kurikulum yang dipakai.
Dari berbagai definisi buku ajar atau buku teks yang sudah dijelaskan,
dapat disimpulkan bahwa buku ajar atau buku teks pelajaran adalah acuan wajib
yang harus dimiliki untuk ketercapaian keilmuan, ketakwaan, akhlak mulia dan
kepribadian yang baik bagi siswa. Buku ajar atau buku teks pelajaran yang wajib
digunakan adalah buku yang sudah sesuai dengan standar nasional, maksudnya
adalah disesuaikan berdasarkan kurikulum yang dipakai dan bersifat mendidik.

2. Fungsi Buku Ajar


Sejatinya buku adalah salah satu sarana untuk memperoleh informasi.
Buku merupakan isi dari sebuah gagasan atau pernyataan penulis baik secara fiksi
ataupun nyata yang dituangkan dalam lembaran yang kemudian disampul serta
memiliki maksud pembuatan agar pembaca dapat memahami dan banyak tahu
dari apa yang dibacanya. Fungsi utama buku adalah sebagai media informasi yang
pada awalnya dalam bentuk tulisan tangan, kemudian cetakan, dan belakangan ini
dalam bentuk elektronik.15 Dalam bukunya Tarigan menyatakan bahwasannya
buku-buku teks merupakan sarana penting dan ampuh bagi penyediaan dan
pemenuhan pengalaman taklangsung dalam jumlah yang besar dan terorganisasi
rapi.16 Buku ajar biasa digunakan guru untuk menjelaskan materi,
memberikan tugas, dan menentukan strategi pembelajaran.17
Dilihat dari isinya, buku ajar atau buku teks pelajaran termasuk salah satu
perangkat pembelajaran yang tidak dapat dipisahkan dari kurikulum.18 Dengan
kata lain pembuatan buku teks atau buku teks haruslah disesuaikan berdasarkan
kurikulum yang dipakai disekolah dan merupakan kurikulum yang telahdisahkan
oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

15
B.P. Sitepu, Penulisan Buku Teks Pelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), h. 20.
16
Tarigan, Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia, (Bandung: Angkasa, 2009), h. 15.
17
Ardiana Hanatan, Pujayanto, Yohanes Rardiyono, “Analisis Miskonsepsi Termodinamika Pada
Buku teks Fisika SMA”, Prosiding Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika (SNFPF) Ke-5 2014
Volume 5 Nomor 1 2014 ISSN : 2302-7827,2014, h. 152.
18
B.P. Sitepu, Penulisan Buku Teks Pelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), h. 21.
14

Tarigan menyatakan menurut Buckingham beberapa keuntungan yang


didapat dengan menggunakan buku teks diantaranya:19
1. Kesempatan mempelajarinya sesuai dengan kecepatan masing-masing.
2. Kesempatan untuk mengulangi atau meninjaunya kembali.
3. Kemungkinan mengadakan pemeriksaan atau pencekan terhadap ingatan.
4. Kemudahan untuk membuat catatan-catatan bagi pemakaian selanjutnya.
5. Kesempatan khusus yang dapat ditampilkan oleh sarana-sarana visual dalam
menunjang upaya belajar dari sebuah buku.
Dalam buku yang ditulis oleh Andi Prastowo, dilihat dari isi penyajiannya,
buku teks pelajaran berfungsi sebagai pedoman manual bagi siswa dalam belajar
dan bagi guru dalam membelajarkan siswa untuk mata pelajaran tertentu.
Pedoman belajar bagi siswa berarti siswa menggunakannya sebagai acuan
utama dalam: 20
1. Mempersiapkan diri secara individu atau kelompok sebelum kegiatan belajar
kelas,
2. Berinteraksi dalam proses pembelajaran di kelas,
3. Mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru, dan
4. Mempersiapkan diri untuk tes atau ujian formatif dan sumatif.
Bagi guru, buku teks pelajaran dipergunakan sebagai acuan dalam:
1. Membuat desain pembelajaran,
2. Mempersiapkan sumber-sumber belajar lain,
3. Mengembangkan bahan belajar yang kontekstual,
4. Memberikan tugas, dan
5. Menyusun bahan evaluasi.
Secara garis besar peran atau fungsi buku bagi pembacanya adalah:21
1. Mencerminkan suatu sudut pandang.
2. Menyediakan suatu sumber yang teratur rapi dan bertahap.
3. Menyajikan pokok masalah yang kaya dan serasi.
4. Menyediakan aneka metode dan sarana pengajaran.

19
Tarigan, Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia, (Bandung: Angkasa, 2009), h. 16.
20
B.P. Sitepu. loc. cit.
21
Tarigan, op. cit., h. 19
15

5. Menyajikan fiksasi awal bagi tugas & pelatihan.


6. Menyajikan sumber bahan evaluasi dan remedial.

C. Buku Ajar Fisika SMA/MA


Fisika adalah salah satu cabang dari ilmu pengetahuan alam atau sains.
Mata pelajaran fisika mulai dikenal pada jenjang Sekolah Menengah Pertama
(SMP) atau sederajat, hanya saja fisika masih menyatu dalam satu mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) terpadu, bersama dengan cabang ilmu pengetahuan
alam lain seperti kimia dan biologi. Pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA)
atau sederajat, fisika mulai berdiri sendiri atau dengan kata lain, fisika dijadika
mata pelajaran yang tidak disatukan dengan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) terpadu seperti yang ada di jenjang SMP, melainkan menjadi mata
pelajaran fisika.
Proses pembelajarn tidak akan terlepas dari yang namanya bahan ajar,
buku teks atau buku ajar dijadikan pegangan bagi guru dan siswa sebagai
pedoman pembelajaran. Selain guru, tersedianya buku yang berkualitas akan
mendukung keberhasilan proses pembelajaran. Buku ajar atau buku teks bisa
berpengaruh kuat dalam memberikan pengalaman belajar siswa. Buku sebagai
salah satu sumber dan media dalam belajar turut menentukan tercapainya tujuan
pembelajarn. Buku ajar juga bias menjadi alternative media belajar siswa sebagai
pedoman pembelajaran. Buku teks yang digunakanpun disesuaikan dengan mata
pelajaran yang dipelajari. Buku teks sains adalah hal penting dalam pembelajaran
sains.22 Buku teks sains menggunakan tulisan, gambar, diagram, chart, pola dan
bilangan untuk menyajikan ide dan konsep sebagai perwakilan.23 Buku teks sains
berfungsi dalam membantu persiapan bagi siswa untuk proses pembelajaran.
Informasi yang disampaikan melalui tulisan dan gambar dalam buku teks harus
mampu mengenali kemampuan siswa yang telah ada dan mendukung dalam
penghubungan konsep baru ke konsep sebelumnya.24

22
Pavinee Sothayapecth, “A Comparative Study of Science Education at the Primary School Level
in Finlandia and Thailand”, Disertasi, (Finlandia: Universitas Helsinki, 2013), h. 24
23
Ibid., h. 25
24
Ibid., h. 26
16

Buku untuk pembelajaran IPA atau buku sains Mempunyai karakter


tersendiri. Istilah untuk karakter dati sains yakni science as a way of thinking
(sains sebagai cara berpikir), science as a way of investigation (sains sebagai cara
menyelidiki), science as a body of knowledge (sains sebagai batang tubuh ilmu
pengetahuan), dan terakhir menyertakan kaitan antara sains dan teknologi dan
masyarakat.25
Fisika merupakan ilmu tentang gejala dan perilaku alam sepanjang dapat
diamati manusia. Gejala dan perilaku alam kemudian membentuk konsep yang
bersifat abstrak, empiris, dan matematis.26 Oleh karena mata pelajaran fisika
bersifat abstrak dan membutuhkan tingkat berpikir yang tinggi, maka mata
pelajaran fisika mulai dipelajari secara khusus pada jenjang SMA kelas X, adapun
jenjang SMP mengenal fisika dalam mata pelajaran IPA Terpadu.
Penggunaan buku ajar fisika bertujuan untuk membantu dan menunjang
pembelajaran fisika di kelas. Terdapat tiga alasan mengapa fisika perlu diajarkan
saat pendidikan menengah atas, yaitu: pertama, karena ilmu fisika dipandang
sebagai kumpulan pengetahuan tentang gejala dan perilaku alam yang dapat
digunakan untuk membantu bidang-bidang profesi kedoktran, pertanian, dan
sebagainya; kedua, karena ilmu fisika dipandang sebagai suatu disiplin kerja yang
dapat menghasilkan sejumlah keterampilan generik untuk bekal berkarier di
berbagai profesi yang lebih luas; dan ketiga, ilmu fisika ditunjukkan bagi mereka
yang menyukai kegiatan menggali informasi baru terhadap perkembangan ilmu
fisika.27

D. Keterampilan Proses Sains (KPS)


Keterampilan proses sains (KPS) adalah pendekatan yang mengarahkan
bahwa untuk menemukan pengetahuan memerlukan suatu keterampilan
mengamati, melakukan eksperimen, menafsirkan data, mengkomunikasikan

25
T. E Yuliyanti, “Analisis Buku Ajar Fisika SMA Kelas XI Berdasarkan Muatan Literasi Sains di
Kabupaten Tegal”, UPEJ 3(2) 2014, (Semarang: UNNES, 2014), h. 69.
26
Faramudita, “Analisis Komparatif Buku teks Fisika SMA/MA Ditinjau dari Keterampilan
Generik Sains (KGS) pada Konsep Optik”, Skripsi , (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2016), h. 18.
27
B. S. Brotosiswoyo, Pekerti MIPA/Hakikat Pembelajaran Fisika di Perguruan Tinggi, (Jakarta:
Universitas Terbuka, 2001), h. 1-2.
17

gagasan dan sebagainya. Keterampilan-keterampilan tersebut dapat digunakan


menemukan pengetahuan alam yang kemudian disebut keterampilan proses IPA.28
Seperti SAPA (Science A Process Approach) pendekatan keterampilan
proses sains (KPS) merupakan pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada
proses IPA. Keterampilan proses melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif
atau intelektual, manual, dan sosial. Keterampilan kognitif atau intelektual terlibat
karena dengan melakukan keterampilan proses siswa menggunakan pemikirannya.
Keterampilan manual jelas terlibat dalam keterampilan proses karena
memungkinkan mereka menggunakan alat dan bahan, melakukan pengukuran,
penyusunan alat dan bahan. Dengan mengaplikasikan keterampilan proses sains
dimaksudkan agar mereka dapat berinteraksi dengan siswa lain dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan keterampilan proses sains,
misalnya mendiskusikan hasil pengamatan yang telah dilakukan.29
Dalam buku yang ditulis oleh Zulfiani, dkk, menjelaskan bahwa
keterampilan proses sains merupakan keterampilan-keterampilan yang biasa
dilakukan ilmuan untuk memperoleh pengetahuan.30 Ilmuan mengaplikasikan
keterampilan-keterampilan proses sains untuk memperoleh suatu pengetauan atau
teori baru yang didasari oleh penelitian.
Keterampilan proses sains sangat diperlukan dalam bidang pendidikan
tingkat pendidikan dasar maupun menengah, karena beberapa hal diantaranya
adalah :
1. Mempunyai manfaat dapat memecahkan masalah dalam kehidupan.
2. Memberi bekal siswa untuk membentuk konsepnya sendiri serta bagaimana
mempelajari sesuatu.
3. Membantu siswa mngembangkan dirinya.
4. Sangat membantu siswa yang masih berada pada taraf perkembangan berpikir
konkret.

28
Riska Sartika Dewi, “Pengaruh Pendekatan Keterampilan Proses Sains Terhadap Keterampilan
Proses Sains Siswa pada Konsep Suhu dan Kalor (Penelitian Quasi Eksperimen di SMAN 10 Tangerang)”,
Skripsi, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2011), h. 6.
29
Nuryani Rustaman, dkk., Strategi Belajar Mengajar BIOLOGI, (Bandung: Universitas Pendidikan
Indonesia, 2005), h. 95.
30
Zulfiani, Tonih, Kinkin, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta Selatan: Lembaga Penelitian UIN
Jakarta, 2009), h. 51.
18

5. Mengembangkan kreativitas siswa.31


Keterampilan proses sains sangat penting diterapkan dalam pembelajaran
IPA dalam kegiatan belajar mengajar sehari-hari. Terdapat empat alasan mengapa
keterampilan proses sains sangat penting diterapkan. Pertama, perkembangan ilmu
pengetahuan berlangsung semakin cepat sehingga tidak mungkin lagi para guru
masih bersikap “mau mengajarkan” semua fakta dan konsep dari berbagai cabang
ilmu, sudah jelas target itu tidak akan tercapai. Jika guru masih tetap bersikeras
pada sikap ini, maka jalan satu-satunya pemecahan masalah yang umum
dilakukan adalah menjejalkan semua fakta dan konsep kepada siswa. Guru akan
bertindak sebai satu-satunya sumber informasi yanng sangat penting. Karena
terdesak waktu, cara termudah adalah guru menyampaikan fakta dan konsep
melalui metode ceramah. Akibatnya, para siswa memiliki banyak pengetahuan
namun tidak dilatih untuk menemukan pengetahuan, tidak dilatih untuk
menemukan konsep, dan tidak dilatih untuk mengembangkan konsep.
Alasan yang kedua adalah, siswa akan dapat memahami konsep yang
rumit dan abstrak melalui contoh-contoh yang konkret, contoh-contoh yang wajar
sesuai dengan situasi da kondisi yang dihadapi, dengan memperaktekan sendiri
upaya penemuan konsep melalui perlakuan terhadap kenyataan fisik, melalui
penanganan benda-benda yang benar-benar nyata. Perkembangan pikiran
(kognitif)anak sesungguhnya dilandasi oleh gerakan dan perbuatan. Pada
prinsipnya anak mempunyai motivasi dari dalam untuk belajar karena didorong
oleh rasa ingin tahu. Karena itu, anak akan belajar dengan cara yang paling baik
jika prakarsanya ditampung dalam kegiatan belajar mengajar.
Alasan ketiga, suatu teori akan terbantahkan melalui suatu penemuan dan
akan menimbulkan teori yang baru yang akan mematahkan teori yang lama.
Semua konsep yang ditemukan melalui penyelidikan ilmiah masih tetap terbuka
untuk dipertanyakan, dipersoalkan, dan diperbaiki. Anak perlu dilatih untuk selalu
bertanya, berpikir kritis, dan mengusahakn kemungkinan-kemungkinan jawaban
terhadap satu masalah agar dapat mengasah kemampuan dan sikap ilmiahnya.

31
Ibid, h. 51-52.
19

Alasan keempat yaitu, sudah selayaknya jika pengembangan konsep tidak


diabaikan dalam proses pembelajaran. Pengembangan konsep tidak dilepaskan
dari pengembangan sikap dan nilai dalam diri siswa. Konsep disatu pihak dan
nilai di lain pihak harus disatukaitkan. Jika yang ditekankan pengembangan
konsep tanpa memadukannya dengan pegembangan sikap dan nilai, akibatnya
adalah intelektualisme yang tanpa humanismelah yang akan berkembang pada
siswa. Pengembangan keterampilan memproseskan perolehan akan berperan
sebagai wahana penyatukait antara pengembangan konsep dan pengenbangan
sikap dan nilai.32
Keterampilan proses sains dibangun dari tiga keterampilan, diantaranya
adalah manual, intelektual dan sosial. Siswa yang mempunyai dan
mengembangkan keterampilan proses sains akan mampu membangun pemahaman
konsepnya sendiri berdasarkan fakta dikehidupannya.
Menurut Harlen (1992) memaparkan tabel keterampilan proses sains
beserta indikatornya, diantaranya adalah: 33

Tabel 2.1 Aspek KPS


Observasi  Menggunakan sebanyak mungkin indra
 Menggunakan fakta relevan
Klasifikasi  Mencatat setiap pengamatan
 Mencari perbedaan/persamaan
 Mengontraskan ciri-ciri
 Membandingkan
 Mencari dasar pengelompokkan
 Menghubungkan hasil pengamatan
Interpretasi  Menghubungkan hasil pengamatan
 Menemukan pola dalam 1 seri pengamatan
 Menyimpulkan
Prediksi  Menggunakan pola/hasil pengamatan
 Mengemukakan apa yang mungkin terjadi
pada keadaan yang belum diamati
Mengajukan  Bertanya apa, bagaimana, mengapa
Pertanyaan  Bertanya untuk meminta penjelasan

32
Cony Semiawan, dkk., Pendekatan Keterampilan Proses, (Jakarta: Gramedia, 1990), h.14-16.
33
Zulfiani, op.cit., h. 56
20

Berhipotesis  Mengetahui bahwa ada lebih dari 1


kemungkinan penjelasan dari 1 kejadian
 Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu
diuji kebenarannya dengan memperoleh
bukti
Merencanakan  Menentukan alat/bahan yang digunakan
Percobaan  Menentukan variabel/faktor penentu
 Menentukan apa yang akan
diukur,diamati, dicatat
Menggunakan  Memakai alat/bahan
Alat/Bahan  Mengetahui alasan mengapa menggunakan
alat/bahan
 Mengetahui bagaimana menggunakan
alat/bahan
Menerapkan  Menerapkan konsep pada situasi baru
Konsep  Mengg. Konsep pada pengalaman baru
untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi
Berkomunikasi  Memberikan data empiris hasil percobaan
dengan tabel/grafik/diagram
 Menyampaikan laporan sistematis
 Menjelaskan hasil percobaan
 Membaca grafik
 Mendiskusikan hasil percobaan

1. Indikator Keterampilan Proses Sains


Terdapat beberapa indikator keterampilan proses sains yang satu sama lain
tidak dapat dipisahkan. Jenis-jenis keterampilan proses sains terbagi menjadi
beberapa jenis, diantaranya: 34
1. Melakukan pengamatan (observasi)
2. Menafsirkan pengamatan (interpretasi)
3. Mengelompokkan (klasifikasi)
4. Meramalkan (prediksi)
5. Berkomunikasi
6. Berhipotesis
7. Merencanakan percobaan atau penyelidikan

34
Nuryani Y. Rustaman, dkk., Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia, 2005), h. 96-98.
21

8. Menerapkan konsep atau prinsip


9. Mengajukan pertanyaan
Sedangkan menurut Conny Semiawan dan kawan-kawan di dalam bukunya
yang berjudul Pendekatan Keterampilan Proses, keterampilan mendasar dalam
keterampilan proses sains terbagi menjadi 9 bagian, diantaranya :
1. Mengobservasi atau mengamati, termasuk di dalamnya:
a. Menghitung
b. Mengukur
c. Mengklasifikasi
d. Mencari hubungan ruang/waktu
2. Membuat hipotesis
3. Merencanakan penelitian/eksperimen
4. Mengendalikan variabel
5. Menginterpretasi atau menafsirkan data
6. Menyusun kesimpulan sementara (interferensi)
7. Meramalkan (memprediksi)
8. Menerapkan (mengaplikasi)
9. Mengkomunikasikan
Kemampuan-kemampuan ini berproses dalam kerja ilmiah, dalam praktikum
misalnya.35

E. Kajian Gerak Harmonik


1. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Gerak Harmonik
Berdasarkan kurikulum 2013, materi fisika dengan konsep gerak harmonis
diajarkan di kelas XI. Berikut adalah Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar
(KD) materi gerak harmonis.

35
Conny Semiawan, dkk., Pendekatan Keterampilan Proses, (Jakarta: Gramedia, 1990), h. 17-18.
22

Tabel 2.2 KI dan KD pada Materi Gerak Harmonis


Kompetensi Inti (KI) Kompetensi Dasar (KD)
1. Menghayati dan 1.1 Bertambah keimanannya dengan
mengamalkan ajaran agama menyadari hubungan keteraturan
yang dianutnya. dan kompleksitas alam dan jagad
raya terhadap kebesaran Tuhan
yang menciptakannya.
1.2 Menyadari kebesaran Tuhan yang
mengatur karakteristik gerak pada
benda titik dan benda tegar,
fenomena fluida, dan fenomena
gas.
2. Mengembangkan perilaku 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah
(jujur, disiplin, tanggung (memiliki rasa ingin tahu; objektif;
jawab, peduli, santun, ramah jujur; teliti; cermat; tekun; hati-
lingkungan, gotong royong, hati; bertanggung jawab; terbuka;
kerjasama, cinta damai, kritis; kreatif; inovatif dan peduli
responsif dan proaktif) dan lingkungan) dalam aktivitas
menunjukan sikap sebagai sehari-hari sebagai wujud
bagian dari solusi atas implementasi sikap dalam
berbagai permasalahan melakukan percobaan dan
bangsa dalam berinteraksi berdiskusi.
secara efektif dengan 2.2 Menghargai kerja individu dan
lingkungan sosial dan alam kelompok dalam aktivitas sehari-
serta dalam menempatkan hari sebagai wujud implementasi
diri sebagai cerminan bangsa melaksanakan percobaan dan
dalam pergaulan dunia. melaporkan hasil percobaan.
3. Memahami dan menerapkan 3.4 Menganalisis hubungan antara
pengetahuan faktual, gaya dan gerak gerak.
konseptual, prosedural
dalamilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban
terkait fenomena dan
kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk
memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan 4.4 Merencanakan dan melaksanakan
menyaji dalam ranah konkret percobaan gerak harmonis pada
dan ranah abstrak terkait ayunan bandul dan gerak pegas.
23

dengan pengembangan dari


yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah
keilmuan

2. Peta Konsep

Gambar 2.1 Peta Konsep Gerak Harmonik

3. Uraian Materi Gerak Harmonik


a. Gerak Harmonik
Banyak benda yang dapat bergetar atau beroasilasi, seperti pegas, garpu
tala, roda penyeimbang pada jam, pendulum, penggaris yang yang salah satu
sisinya ditahan dengan kuat dipinggir meja dan sisi lainnya dipukul dengan pelan,
senar gitar, bangunan dan jembatan bergetar ketika kendaraan melintasinya dan
lain sebagainya.
Ketika sebuah gerak atau osilasi terjadi secara berulang secara teratur pada
lintasan yang sama, gerakan tersebut disebut sebagai periodik. Sebuah pegas
dipasang horizontal, seperti pada gambar 2.2,
24

Gambar 2.2 Massa Bergetar di ujung Pegas


(Sumber: Giancoli, FISIKA Edisi Kelima Jilid 1, h.365)

sedemikian sehingga benda dengan massa m akan meluncur tanpa gesekan pada
permukaan horizontal. Semua pegas memiliki panjang alami di mana pada
keadaan ini pegas tidak memberikan gaya pada massa m, dan posisi massa di titik
ini disebut posisi setimbang. Jika massa dipindahkan apakah ke kiri, yang
menekan pegas, atau ke kanan, yang merentangkan pegas, pegas memberikan
gaya pada massa yang bekerja dalam arah itu gaya ini disebut gaya pemulih.
Besar gaya pemulih F terrnyata berbanding lurus dengan simpangan x dari pegas
yang direntangkan atau ditekan dari posisi setimbang. 36

Tanda minus menandakan bahwa gaya pemulih selalu mempunyai arah


yang berlawanan dengan gaya pemulih.

1. Gerak Harmonis Sederhana (GHS)


Gerak harmonis adalah salah satu materi konsep dalam fisika yang
membahas tentang gerak pada pegas atau bandul dengan bentuk gelombang yang
dihasilkan sederhana.
Gerak harmonis sederhana (harmonic motion) adalah gerak di sekitar titik
kesetimbangan. Gerak periodik artinya gerak yang terjadi secara berulang-ulang

36
Giancoli, FISIKA Edisi Kelima Jilid 1, (Jakarta: Erlangga, 2001), h. 365.
25

dan beraturan.37 Ketika gaya pemulih berbanding lurus dengan perpindahan dari
posisi kesetimbangan, sesuai dengan persamaan F = -kx, osilasi yang terjadi
disebut dengan gerak harmonik sederhana (simple harmonic motion, SHM) ,
disingkat GHS. Percepatan a = d2x/dt2 = F/m dari suatu benda dalam GHS
diberikan oleh

(gerak harmonik sederhana)

Tanda minus berarti percepatan dan perpindahan selalu memiliki tanda


berlawanan.38 Terdapat beberapa contoh gerak yang tergolong gerak harmonik,
dianataranya adalaha gerak ayunan pada pegas, gerak ayunan pada bandul, dan
lain sebagainya. Terdapat beberapa istilah dalam materi ini, diantaranya adalah
periodik, panjang gelombang, simpangan, tegangan dan regangan.
Gerak harmonis sederhana (GHS) atau Simple Harmonic Motion (SHM)
merupakan gerak bolak-balik benda melalui suatu titik kesetimbangan tertentu
dengan banyaknya gerak benda dalam setiap detik selalu konstan.39
Gerak harmonis sederhana dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu :
1) Gerak Harmonis Sederhana (GHS) Linier
Contoh gerak harmonis sederhana linier adalah penghisap dalam silinder
gas, gerak osilasi air raksa/air dalam pipa U, gerak horizontal/vertikal dari
pegas, dan sebagainya.
2) Gerak Harmonis Sederhana (GHS) angular
Contoh gerak harmonis sederhana angular adalah gerak bandul/bandul
fisis, osilasi ayunan torsi, dan lain sebagainya.40
Untuk meregang atau menekan pegas, harus dilakukan kerja. Dengan
demikian energi potensial disimpan pada pegas yang teregang atau tertekan.
Energi potensial pegas dinyatakan dengan :

37
Iwan Permana Suwarna, Teori dan Aplikasi Gerak dan Gelombang, (Jakarta: UIN Syarif
Hidayatullah, 2012), h. 30
38
Young & Freedman, FISIKA UNIVERSITAS EDISI KESEPULUH Jilid I, Jakarta, Erlangga,
2002, h. 391.
39
Iwan Permana Swarna, op.cit., h. 30.
40
Ibid., h. 30
26

Karena energi mekanik total E dari sistem massa-pegas merupakn jumlah


energi kinetik dan potensial, didapat persamaan :

Dimana v adalah kecepatan dan m adalah massa ketika berjarak x dari


posisi setimbang. Selama tidak ada gesekan, energi mekanik total E tetap konstan.
Pada saat massa berosilasi bolak-balik, energi terus berubah dari energi potensial
ke energi kinetik, dan kembali lagi.41

b. Persamaan Gerak Harmonik


Ketika pegas diregangkan ke kanan sejauh x atau tertekan ke kiri sejauh x,
satu-satunya gaya yang bekerja pada benda m adalah F = -kx, sedangkan menurut
hukum II Newton, F= ma. Dengan demikian, ma = -kx
Ma + kx = 0
Dengan x sebagai posisi, telah anda ketahui bahwa percepatan, a, adalah
turunan kedua dari x, sehingga Persamaan ( 4 – 1) dapat ditulis sebagai

Bagi kedua ruas persamaan dengan m,

Persamaan diatas adalah persamaan diferensial homogen orde kedua.


Secara matematis, persamaan seperti itu memiliki penyeleseian yang berbentuk
fungsi sinusoidal, yaitu
x(t) = A sin (ɷt + Ɵ0) atau
x(t) = A cos (ɷt + Ɵ0).
Dengan
A = amplitudo atau simpangan maksimum (m),
ɷ = Frekuensi sudut (rad/s)
Ɵ = ɷt + Ɵ0 = sudut fase (rad),
Ɵ0 = Ɵ(t = 0) = sudut fase awal (rad).
41
Giancoli, FISIKA Edisi Kelima Jilid 1, (Jakarta: Erlangga, 2001), h. 367-368.
27

Anda boleh memilih persamaan simpangan sebagai x(t) = A sin (ɷt + Ɵ0)
atau x(t) = A cos (ɷt + Ɵ0). Hal terpenting yang perlu anda lakukan adalah
langsung menentukan sudut fase awal Ɵ0, yang diperoleh dari kondisi awal.
Misalkan anda memilih persamaan simpangan sebagai.
Persamaan simpangan x(t) = A sin (ɷt + Ɵ0)
Maka sudut Ɵ0 diperoleh dariu kondisi awal
x(t = 0) = A sin (ɷ . 0 + Ɵ0) atau
Persamaan kondisi awal x(t=0) = A sin Ɵ0
Misalnya benda m mulai bergerak dari titik keseimbangan (berarti) x = 0,
maka sudut Ɵ0 diperoleh dari kondisi awal,
x(t) = A sin (ɷt + Ɵ0)
x(t = 0) = A sin (0 + Ɵ0)
Oleh karena saat x(t = 0) benda berada di x = 0, maka 0 = A sin Ɵ0,
sehingga Ɵ0 = 0, dan persamaan simpangan menjadi
x(t) = A sin (ɷt + Ɵ0) kanan berarti x = +A, maka sudut Ɵ0 diperoleh dari
persamaan kondisi awal
x(t) = A sin (ɷt + Ɵ0)
x(t = 0) = A sin (0 + Ɵ0)
Oleh karena saat x(t = 0) benda di x = +A, maka A = A sin x(t) = A sin Ɵ0,
sin Ɵ0 = 1 = sin , sehingga Ɵ0 = dan persamaan simpangan menjadi

x(t) = A sin (ɷt + ).42

c. Gerak Harmonik pada Pegas dan Ayunan Pegas


1. Pegas
Pegas adalah benda elastis yang digunakan untuk menyimpan energi
mekanis. Pegas biasanya terbuat dari material logam berupa baja, besi, dan jenis

42
Marthen Kanginan, FISIKA Untuk SMA/MA Kurikulum 2013, (Jakarta: Erlangga, 2014), h. 173-
174.
28

logam lainnya. Bentuk pegas dapat berupa lilitan secara spiral, bisa juga berupa
tumpukan batang logam baja/besi yang disebut pegas daun (bar spring).43

Gambar 2.3 Gerak Harmonik Pada Pegas


(Sumber: Tipler, FISIKA Untuk Sains dan Teknik, h. 426)

Suatu sistem yang menunjukan gejala gerak harmonik sederhana adalah


sebuah benda yang yang tertambat disebuah pegas, seperti yang ditunjukan pada
gambar 2.3. pada keadaan setimbang, pegas tidak mengerjakan gaya pada benda.
Apabila benda disimpangkan sejauh x dari kedudukan setimbangnya, pegas
mengerjakan gaya –kx, seperti yang diberikan oleh hukum Hooke44
Fx = - kx
Penggunaan pegas dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali seperti :
spring bed, suspensi pada motor atau mobil, pegas penyeimbang di jam, pegas
pada keyboard, di pemutar CD, di dalam pen (alat tulis), slinky, trampoline, dan
lain-lain.

Gambar 2.4 Gerak Harmonik Pada Pegas yang Diberi Beban


(Sumber: Iwan Permana Suwarna, Teori dan Aplikasi: Gerak dan
Gelombang, h. 31)
Pemasangan pegas dapat dikonstruksi secara vertikal atau horizontal.
Setiap pegas memiliki panjang alami, lihat gambar 2.4, pada gambar sebelah kiri

43
Iwan Permana Suwarna, Teori dan Aplikasi: Getaran dan Gelombang, (Jakarta: UIN Syarif
Hidayatullah, 2012), h. 31.
44
Tipler, FISIKA Untuk Sains dan Teknik, (Jakarta: Erlangga, 1991), h. 426.
29

adalah kondisi pegas sebelum diberi beban, sedangkan pada gambar sebelah
kanan adalah kondisi pegas ketika diberi beban. Panjang alami adalah panjang
oegas sebelum diberi gaya luar atau diberi beban (W). Ketika sebuah benda (w)
dihubungkan keujung sebuah pegas, pegas akan meregang (bertambah panjang)
sejauh Δy. Pegas akan mencapai titik kesetimbangan kembali jika tidak diberikan
gaya luar (dilepas/tidak tahan).45

2. Bandul
Bandul akan bergerak jika kita berikan simpangan. Cara untuk
memberikan simpangan (displacement) adalah dengan memberikan gaya
eksternal. Beban pada bandul kita Tarik dengan simpangan (displacement) kecil
kemudian kita lepaskan. Bandul akan bergerakn secara bolak-balik melalui titik
tertentu (=titik kesetimbangan)yang tepat berada dibawah titik gantungnya. 46
Gerak bandul merupakan gerak harmonik sederhana hanya jika amplitude
geraknya kecil.47 Gerak pada bandul termasuk gerak osilasi. Gerak pada bandul
akan menghasilkan gerak yang terjadi secara berulang. Gambar 2.5
memperlihatkan bandul sederhana terdiri dari tali dengan panjang L dan beban
bermassa m. Gaya yang bekerja pada beban adalah beratnya mg dan tegangan T
pada tali.48

Gambar 2.5 Bandul Matematis


(Sumber: Tipler, FISIKA Untuk Sains dan Teknik, h. 440)

Bila tali membuat sudut ϕ terhadap vertikal, berat memiliki komponen-


komponen mg cos ϕ sepanjang tali dan mg sin ϕ tegak lurus tali dalam arah
berkurangnya ϕ

45
Iwan Permana Suwarna, op.cit., h. 31-32.
46
Ibid., h. 52.
47
Tipler, FISIKA Untuk Sains dan Teknik, (Jakarta: Erlangga, 1991), h. 440.
48
Ibid., h. 440.
30

Keterangan :
L = Panjang Tali
m = massa bandul
ϕ = Sudut Simpangan (displacement) Bandul
T = Tegangan pada Bandul
mg = Gaya Berat Bandul
A = Panjang Lintasan = Panjang Juring
s = Panjang Simpangan
Secara matematis periode dan frekuensi bandul sederhana adalah:49

frekuensi

F. Penelitian yang Relevan


Terdapat beberapa penelitian yang relevan diantaranya, penelitian yang
dilakukan oleh Riska Sartika dengan judul “Pengaruh Pedekatan Keterampilan
Proses Sains Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Konsep Suhu dan
Kalor. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tersebut, diperoleh hasil:
1. Hasil posttest siswa menunjukkan ketercapaian KPS siswa selama
pembelajaran.
2. Terjadi peningkatan sebesar 25,05% pada aspek observasi, peningkatan
sebesar 13,19% terjadi pada aspek berhipotesis, pada aspek interpretasi terjadi
peningkatan sebesar 31,94%, pada aspek berkomunikasi terjadi peningkatan
sebesar 19,64%.
3. Aspek KPS hipotesis merupakan aspek dengan nilai tertinggi kemunculannya
dalam soal pretest.50
49
Kamajaya, Cerdas Belajar Fisika untuk Kelas XI SMA/MA Program Ilmu Pengetahuan Alam,
(Bandung: Grafindo, 2007), h. 91.
31

Untuk penelitian kedua, sebagai penunjang penelitian yang relevan dari


penelitian ini adalah, penelitian yang dilakukan oleh Baiq Fatmawati dengan judul
penelitian “Menilai Keterampilan Proses Sains Siswa Melalui Metode
Pembelajaran Pengamatan Langsung”. Penelitian ini diperoleh hasil:
1. Hasil analisis data menunjukkan bahwa terjadi peningkatan nilai keterampilan
proses pada kelas eksperimen kecuali pada indikator interpretasi (0,2),
mngeajukan pertanyaan (0,11) dan menerapkan konsep (0,2).
2. Pada kelas kontrol, skor keterampilan proses sains siswa sangat rendah kecuali
pada indikator observasi.51
Penelitian yang relevan yang ketiga yaitu penelitian yang dilakukan oleh
Mochamad Hilpan dengan judul penelitian “Analisis Ketersediaan Keterampilan
Proses Sains (KPS) Dalam Buku Sekolah Elektronik (BSE) Fisika Kelas XI Pada
Konsep Fluida”
Berdasarkan hasil survei penggunaan BSE Fisika kelas XI yang paling
banyak digunakan di SMA Negeri kota Tangerang Selatan adalah BSE karangan
Bambang Hariadi. Sebagai pembanding dipilih BSE secara acak dan terpilih BSE
Fisika kelas XI karangan Dwi Satyapalupi. Adapun pernyataan yang
dianalisis adalah pernyataan-pernyataan yang terdapat pada bagian penjelasan,
bagian kegiatan siswa, contoh soal dan latihan soal yang dianalisis secara
deskriptif.
Pernyataan-pernyataan yang terdapat pada buku tersebut dianalisis
berdasarkan indikator aspek KPS yang dikemukakan oleh Rustaman. Sebanyak 48
pernyataan diambil dari buku A, dan 48 pernyataan diambil dari buku B. Maka
secara keseluruhan jumlah pernyataan yang dianalisis berjumlah 96 pernyataan
yang diambil dari kedua buku tersebut dengan distribusi pernyataan yang
berbedabeda. Adapun kegiatan siswa yang terdapat dalam buku A sebanyak 6
kegiatan dan 2 kegiatan siswa pada buku B.

50
Riska Pengaruh Pendekatan Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Konsep Suhu dan Kalor,
Skripsi, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2011), 53.
51
Baiq Fatmawati, Menilai Keterampilan Proses Sains Siswa Melalui Metode Pembelajaran
Pengamatan Lansung, Seminar Nasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS, 2011, h. 3.
32

Hasil dari penelitian ini adalah jumlah kemunculan masing-masing aspek


dari buku A ialah aspek keterampilan observasi dikembangkan dalam 7
pernyataan, klasifikasi 3 pernyataan, prediksi 2 pernyataan, menggunakan
alat/bahan 2 pernyataan, menerapkan konsep 1 pernyataan, serta tidak ada
pernyataan yang mengembangkan aspek interpretasi, mengajukan pertanyaan,
berhipotesis, merencakan percobaan dan mengomunikasikan.
Jumlah pernyataan yang mengembangkan aspek KPS dari buku B
pada bagian penjelasan hanyalah 2 pernyataan yang mengembangkan aspek
observasi, dan tidak ada pernyataan yang mengembangkan aspek klasifikasi,
interpretasi, prediksi, mengajukan pertanyaan, mengajukan hipotesis,
merencanakan percobaan, menggunakana alat/bahan, menerapkan konsep, dan
mengomunikasikan.
Untuk persentase kesesuaian antara buku sekolah elektronik dengan
keterampilan proses sains khususnya pada bagian penjelasan diperoleh, pada
buku A memiliki persentase kesesuain ketersediaan aspek KPS pada buku tersebut
sebesar 50% dapat dikategorikan “sesuai”, sedangkan untuk buku B memiliki
persentase kesesuain ketersediaan KPS dalam buku tersebut sebesar 10% dan
dikategorikan “tidak sesuai”.
Sedangkan untuk hasil analisis pada bagian kegiatan siswa berdasarkan
keterampilan proses sains dari masing-masing buku sekolah elektronik fisika kelas
XI diperoleh jumlah aspek KPS yang dikembangkan pada bagian kegiatan
siswa dalam buku A hanya 4 aspek saja. Secara detail aspek observasi
dikembangkan dalam 4 kegiatan siswa, aspek interpretasi dikembangkan dalam
1 kegiatan siswa, aspek menggunakan alat /bahan dikembangkan dalam 4
kegiatan siswa dan aspek menerapkan konsep dikembangkan dalam 2 kegiatan
siswa.
Jumlah aspek KPS yang dikembangkan pada bagian kegiatan siswa
dari buku B terdapat 5 aspek. Aspek observsi dikemangkan dalam 1 kegiatan,
aspsek klasifikasi dikembangkan dalam satu kegiatan, aspek menggunakan
alat/bahan dikembangkan dalam 2 kegiatan, aspek menerapkan konsep
33

dikembangkan dalam 1 kegiatan dan aspek mengomunikasikan dikembangkan


dalam 2 kegiatan siswa.
Sedangkan untuk persentase nya, pda buku A persentase kesesuaiannya
sebesar 40% dalam kategori “sesuai” sedangkan dalam buku B persentase
kesesuaiannya sebesar 50% juga dalam kategori “sesuai”
Kesesuaian soal dan contoh soal dari buku teks yang dianalisis diperoleh
Buku A memiliki 13 pertanyaan pada bagian contoh soal dan 15 pertanyaan pada
bagian latihan soal. Jadi jumlah seluruh pertanyaan soal pada buku A ialah 28
soal. Akan tetapi, tidak ada satupun pertanyaan yang mengembangkan aspek KPS.
Buku B memiliki 14 pertanyaan pada bagian contoh soal dan 31 pertanyaan pada
bagiansoal latihan. Jadi jumlah seluruh soal pada buku B ialah 45
pertanyaan. Tidak berbeda dengan buku A, tidak ada aspek KPS yang
dikembangkan dari soal-soal yang terdapat pada buku B.
Secara keseluruhan kesesuaian aspek KPS yang tersedia di buku pelajaran
yang telah dianalisis, Buku A mengembangkan 6 aspek KPS yaitu aspek
observasi, klasifiikasi, interpretasi, prediksi, menggunakan alat/bahan, dan
menerapkan konsep. Buku B mengembangkan 5 aspek KPS yaitu aspek observasi,
klasifikasi, menggunakan alat/bahan, menerapkan konsep, dan berkomunikasi.
Sedangkan untuk persentase kesesuaiannya, pada buku A terhitung
kesesuaiannya sebanyak 60% dengan kategori “sesuai” sedangkan untuk buku B
persentase kesesuaiannya sebesar 50% berada dalam kategori “sesuai”.52

G. Kerangka Berpikir
Fisika memiliki hakikat pembelajaran yang sama dengan hakikat
pembelajaran IPA, diantaranya: sebagai kumpulan pengetahuan, cara atau jalan
berpikir, serta cara untuk penyelidikan53. Hakikat fisika adalah, fisika sebagai
produk, fisika sebagai sikap dan fisika sebagai proses. Namun pembelajaran sains
lebih dekat dengan paradigma belajar sebagai proses, hal ini dikarenakan teori-

52
Moh Hilpan, “Analisis Ketersediaan Keterampilan Proses Sains (KPS) Dalam Buku Sekolah
Elektronik (BSE) Fisika Kelas XI Pada Konsep Fluida”, Skripsi, Jakarta, FITK UIN Jakarata, 2014, h. 50-55.
53
Sutrisno, Fisika dan Pembelajarannya, (Bandung: Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas
Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia, 2006), h. 1.
34

teori dan hukum dalam pelajaran sains lahir dari proses penelitian yang
dilakukan para ilmuan terdahulu dan sampai saat ini proses penemuan tersebut
masih dapat dilakukan.
Pendekatan saintifik mengadopsi langkah-langkah yang dilakukan para
ilmuan, keterampilan proses sains sangat erat kaitannya dengan pendekatan
pembelajaran saintifik, karena pendekatan pembelajaran siantifik mengadopsi
langkah-langkah ilmuan dalam membangun pengetahuan yang terdiri dari
mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikaskan, langkah-
langkah ilmuan tersebut ada dalam aspek keterampilan proses sains.
Saat ini pemerintah mengeluarkan kurikulum baru sebagai pengganti
KTSP, kurikulum yang dipakai oleh sekolahasaat ini adalah kurikulum 2013.
Kurikulum 2013 berfokus pada keterampilan, sikap dan pengetahuan, ketiga aspek
tersebut dapat diperoleh melalui keterampilan proses.
Pengimplementasian kurikulum 2013 serta pengembangan keterampilan
proses sains pada siswa dapat dilakukan bersamaan karena kurikulum 2013 dan
keterampilan proses sains sama-sama menekankan pada keterampilan proses
siswa agar siswa lebih aktif..
Buku ajar yang berbasis kurikulum 2013 sudah dipakai di sekolah. Buku
ajar sebagai media ajar wajib yang dimiliki oleh siswa dan guru bidang studi dapat
dijadikan sebagai salah satu sarana untuk mengembangkan keterampilan proses
sains siswa. Namun buku ajar yang dipakai belum mengembangkan keterampilan
proses sains, dampaknya adalah siswa kurang aktif dalam mencari pengetahuan
sendiri layaknya para ilmuan.
Banyaknya penelitian terkait buku ajar sudah banyak dilakukan oleh para
peneliti. Penelitian yang berkaitan dengan buku ajar, diantaranya adalah analisis
kurikulum, kedalaman konsep serta miskonsepsi, ketersediaan aspek literasi sains,
ketersediaan aspek kemampuan generik sains, namun untuk penelitian buku ajar
yang didasari aspek keterampilan proses sains masih sedikit dilakukan.
Terdapat konsep-konsep fisika yang jika dilakukan suatu percobaan tidak
membutuhkan alat dan bahan yang rumit untuk dilakukan suatu percobaan, tetapi
35

pemenuhan pemahaman fisika dalam aspek tersebut dapat tersampaikan dengan


baik oleh guru untuk siswa, salah satunya adalah konsep gerak harmonik.
Gerak Harmonik merupakan salah satu konsep fisika yang sering sekali
dilakukan percobaan praktikum, namun dalam hal ini, praktikum yang dilakukan
berdasarkan modul yang non buku ajar, padahal biasanya dalam buku ajar yang
dipakai terdapat Lembar Kegiatan Siswa (LKS) yang alat dan bahannya mudah
ditemukan, namun kurang maksimalnya penggunaan halaman LKS pada buku ajar
menjadi hal yang sangat disayangkan, jika dalam suatu sekolah tidak melakukan
praktikum hanya karena keterbatasan alat dan bahan untuk praktikum, padahal
sudah ada kolom praktikum pada bagian LKS dalam buku ajar yang digunakan.
Oleh karena itu, penelitian tentang analisis buku penting dilakukan untuk
mengetahui ketersediaan aspek KPS pada buku tersebut. Hasil penelitian ini
selanjutnya dapat menjadi rekomendasi bagi sekolah dalam memilih buku yang
akan digunakan dan menjadi bahan koreksi bagi penulis buku serta pemerintah
mengenai kesesuaian buku teks dengan keterampilan proses sains.
36

Kurikulum 2013 Fisika

Keterampilan Proses Proses Belajar


Buku Ajar Fisika
Sains (KPS) Mengajar (Fisika)

Belum Diketahui
Ketersediaan aspek KPS

Analisis Ketersediaan
Aspek KPS

Buku Ajar Fisika


Kurikulum 2013

Buku yang Dipakai di


SMA/MA se Kota Serang

Mengetahui Ketersediaan Mengetahui Buku Ajar


Aspek KPS yang Direkomendasikan

Gambar 2.6 Kerangka Berpikir


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di SMA dan MA se Kota Serang pada semester
genap tahun ajaran 2015-2016.

B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah deskriptif.
Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang diupayakan untuk mengamati
permasalahan secara sistematis dan akurat mengenai fakta dan sifat objek tertentu.
Penelitian deskriptif ditujukan berdasarkan cara pandang atau kerangka berpikir
tertentu.1

C. Populasi dan Sampel Penelitian


1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian, sebelum penelitian dilakukan.
Populasi yang diambil adalah seluruh sekolah SMA dan MA yang ada di Kota
Serang yang dikelompokan berdasarkan akreditasinya.

2. Sampel
Populasi dalam penelitian ini sangat luas yakni mencakup SMA dan MA
yang ada di kota Serang, namun dilihat berdasarkan akreditasinya sampel yang
digunakan adalah Proportionate stratified random sampling.
Proportionate stratified random sampling digunakan bila populasi
mempunyai unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional.2

1
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: CV Putaka Setia, 2011), h. 178.
2
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabet, 2013), h. 82.

37
38

D. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian adalah langkah-langkah yang dilakukan peneliti
agar tujuan penelitian tercapai dan permasalahan yang ada dapat diselesaikan
dengan lebih sistematik.3 Prosedur penelitian yang akan dilakukan terbagi menjadi
tiga tahapan, diantaranya:

1. Tahap Rancangan Penelitian


Dalam tahap persiapan meliputi :
a. Perumusan masalah dan penyusunan proposal serta penentuan dosen
pembimbing.
b. Seminar proposal penelitian
c. Perbaikan proposal penelitian.
d. Penyusunan instrumen penelitian berupa angket yang pembuatannya dibantu
dosen pembimbing.
e. Penyusunan instrumen dengan bimbingan dosen pembimbing.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian


Pada tahap ini perencanaan pelaksanaan penelitian meliputi :
a. Pelaksanaan observasi ke SMA dan MA yang terdapat di Kota Serang yang
sudah dikelompokan berdasarkan akreditasi masing-masing sekolah dengan
akreditsai yang berbeda-beda, untuk mengetahui informasi buku pelajaran
kelas XI apa yang dipakai di sekolah tersebut dan sekolah mana sajakah yang
menggunakan kurikulum 2013 dalam pembelajarannya.
b. Pemilihan buku pelajaran kelas XI yang akan dianalisis, berdasarkan hasil
observasi yang telah dilakukan. Buku yang dipilih adalah buku teks yang
menggunakan kurikulum 2013 yang paling banyak dipakai oleh sekolah SMA
dan MA se Kota Serang.

3
Mochamad Hilpan, “Analisis Ketersediaan Keterampilan Proses Sains (KPS) Dalam Buku
Sekolah Elektronik (BSE) Fisika Kelas XI Pada Konsep Fluida”, Skripsi, (Jakarta: FITK UIN Jakarta, 2014),
h. 42.
39

c. Menganalisis buku ajar berdasarkan aspek KPS yang telah disesuaikan


dengan indikator analisis aspek KPS yang ada serta mencatat hasil analisis
buku teks yang telah dipilih.
d. Menuliskan ketersediaan aspek KPS pada buku yang telah dianalisis
berdasarkan indikator KPS yang telah dibuat.

3. Tahap Akhir Penelitian


Tahap akhir merupakan tahap penyusunan laporan penelitian. Pada tahap
akhir ini meliputi :
a. Pengkodean data
Pengkodean buku teks yang dianlisis, terdapat dua buku yang dianalisis,
diantaranya buku karya buku karya M.Farchani Rosyid yang diterbitkan oleh
penerbit Platinum sebagai buku teks I yang dianalisis dan buku karya
Marthen Kanginan yang diterbitkan oleh penerbit Erlangga sebagai buku teks
II yang dianalisis.
1) Pengkodean pernyataan dalam buku teks. Pengkodean pernyataan dalam buku
yang dianalisis dibagi menjadi tiga bagian dalam buku teks. Pernyataan-
pernyataan penjelasan yang memiliki aspek KPS diberi kode W, bagian
kegitan siswa diberi kode X, untuk contoh soal diberi kode Y sedangkan untuk
soal latihan diberi kode Z.
2) Pengkodean halaman, paragraf dan baris. Pengkodean yang digunakan berupa
huruf pengkodean data yang ditambah dengan angka dan dibatasi dengan titik
yang dijadikan keterangan halaman, paragraf dan baris. Misalnya pernyataan
dengan kode W170.5.2 berarti aspek KPS tersedia pada bagian penjelasan
halaman 170 paragraf 5 baris 2 dari buku teks yang dianalisis.
b. Analisis pernyataan berdasarkan aspek KPS pada buku teks fisika kelas XI
yang telah dipilih
1) Menganalisis tiap kalimat dalam tiap halaman buku teks yang telah dipilih
terkait materi getaran harmonis berdasarkan aspek KPS menggunakan
instrumen lembar observasi indikator aspek KPS.
40

2) Menceklis dan menjelaskan aspek KPS yang telah didapat berdasarkan hasil
analisis pada lembar observasi.
3) Menganalisis buku teks berdasarkan aspek KPS. Dalam analisis kali ini
dilakukan oleh 1 orang penganalisis dan 2 pengamat.
4) Hasil analisis pengamat I, dan II disatukan dan dicari kecocokan dari masing-
masing pengamat dan peneliti kemudian dihitung koefisien kesepakatannya.
5) Mengolah data dan menghitung persentase ketersediaan aspek KPS dalam
buku teks yang telah dianalisis.
6) Mengolah dan menghitung koefisien kesepakatan dari hasil kedua pengamat.
7) Membahas data hasil penelitian.
8) Membuat kesimpulan dari analisis yang telah dilakukan.
c. Membuat kesimpulan akhir dan pembahasan penelitian.
Penulisan laporan penelitian.
Secara sederhana ditampilkan bagan prosedur penelitian ini:
41

Merumuskan masalah
melalui observasi dan
wawancara

Menyusun Instrumen Mencari data akreditasi SMA/


yang akan digunakan MA se kota Serang

Observasi buku ajar Fisika SMA/MA


Kurikulum 2013 yang digunakan
serta materi yang cocok
dikembangkan KPS nya

Menentukan buku ajar fisika dan


materi fisika yang akan dianalisis
berdasarkan hasil observasi

Menghitung persentase
Pengecekkan data hasil analisis
kemunculan aspek KPS pada
oleh pengamat ahli
buku yang dinalaiis

Menghitung koefisien
kesepakatan (KK) antar
pengamat

Data hasil

Gambar 3.1 Bagan Prosedur Penelitian

E. Teknik Pengambilan Sampel


Teknik pengambilan sampel yang dipakai adalah purposive sampling.
Purposive sampling adalah pengambilan sampel dipilih dengan pertimbangan dan
tujuan tertentu.4 Sampel yang diambil bergantung pada pertimbangan peneliti
sesuai dengan tujuan penelitiannya. Kriteria pengambilan sampel dalam penelitian

4
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabet, 2013), h. 216.
42

ini adalah buku ajar fisika kelas XI kurikulum 2013 yang digunakan di SMA/MA
se Kota Serang.
Hasil survei menunjukan bahwa buku ajar fisika kelas XI kurikulum 2013
yang digunakan di SMA/MA se Kota Serang terdapat dua buah, yakni buku Fisika
karya M.Farchani Rosyid yang diterbitkan oleh penerbit Platinum dan buku karya
Marthen Kanginan yang diterbitkan oleh penerbit Erlangga.
Oleh karena itu, peneliti akan menganalisis buku tersebut. Adapun konsep
yang dipilih adalah Gerak Harmonik yang merupakan konsep yang dianggap perlu
oleh guru-guru untuk diajarkan kepada siswa dengan pendekatan keterampilan
proses sains.

F. Teknik Pengambilan Data


Teknik pengumpulan data penelitian ini akan menggunakan teknik kualitatif
berupa non tes yang terdiri dari wawancara dan angket.

1. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang
lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil.5
Wawancara yang akan dilakukan peneliti adalah wawancara pada guru-
guru bidang studi fisika yang ada di sekolah yang diobservasi oleh peneliti,
pertanyaan yang akan ditanyakan “Buku fisika karya siapa dan penerbit apakah
yang dipakai di sekolah ini?” pertanyaan tersebut akan dicantumkan dalam angket
yang diisi oleh narasumber, langsung ketika observasi dilakukan.

5
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2009),
h. 137
43

2. Angket
Pengambilan data menggunakan instrumen angket merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan
atau pernyataan tertulis kepada responden.6
Angket yang peneliti pakai merupakan angket yang dibuat sendiri oleh
peneliti, yang di dalamnya berisi pertanyaan yang jawabannya berupa pendapat
responden.
Dilihat dari segi bentuk pertanyaannya, kuesioner dapat dibedakan antara
bentuk pertanyaan tertutup (closed question) dan bentuk pertanyaan terbuka
(opened question). Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan-pertanyaan yang
jawabannya telah disediakan dan tinggal dipilih oleh responden, sedangkan
pertanyaan terbuka adalah pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya tidak
disediakan, melainkan diserahkan kepada responden.7
Angket yang digunakan peneliti adalah angket terbuka. Angket terbuka
merupakan angket yang jawabannya berupa pernyataan bebas dari responden
ketika menjawab pertanyaan yang ada di dalam angket. Angket ini dipakai dengan
tujuan untuk memperoleh data dari guru dan siswa mengenai buku teks yang
dipakai di SMA/MA se-Kota Serang.

3. Lembar Observasi
Lembar observasi yang digunakan berisikan tabel hasil analisis yang
dilakukan oleh peneliti, di dalam lembar observasi berisikan nama buku teks yang
dianalisis, penerbit buku, indikator kps, pernyataan dalam buku teks berdasarkan
indikator yang ada, serta penjelasan berupa alasan mengapa pernyataan dan soal
yang ada tergolong atau tidak tergolong dalam kesesuaian aspek KPS.

6
Ibid,. h. 142
7
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: CV Putaka Setia, 2011), h. 178.
44

G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah
instrumen nontes berupa pedoman wawancara, angket dan rubrik penilaian
Keterampilan Proses Sains (KPS) dalam bentuk lembar observasi aspek KPS.
Rubrik penilaian KPS digunakan untuk menganalisis ketersediaan aspek
KPS yang muncul dari masing-masing buku yang dianalisis. Selanjutnya
kemunculan aspek KPS dari masing-masing buku diakumulasi untuk mengetahui
jumlah keseluruhan aspek KPS yang muncul dari masing-masing buku.

1. Rubrik Penilaian KPS


Instrumen yang dipakai berupa tabel untuk mencantumkan nomor, kode
pernyataan dan pertanyaan yang dianalisis, deskripsi pertnyataan dan pertanyaan
yang ada di dalam buku yang dianalisis serta hasil analisis dari tiap pengamat
serta peneliti. Format tabel untuk bagian yang dinalisis tersaji dalam tabel 3.1
sampai tabel 3.4. Berikut disajikan tabel 3.1 sampai tabel 3.4.
45

Tabel 3.1 Lembar Observasi Aspek KPS pada Bagian Penjelasan Materi
Aspek KPS Kesepakatan
No Kode Penganalisis Pernyataan Penjelasan Alasan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Ya Tidak
Peneliti
Pengamat 1
Pengamat 2
Peneliti
Pengamat 1
Pengamat 2
Peneliti
Pengamat 1
Pengamat 2

Tabel 3.2 Lembar Observasi Aspek KPS pada Bagian Kegiatan Siswa
Aspek KPS Kesepakatan
No Kode Penganalisis Pernyataan Penjelasan Alasan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Ya Tidak
Peneliti
Pengamat 1
Pengamat 2
Peneliti
Pengamat 1
Pengamat 2
Peneliti
Pengamat 1
Pengamat 2
46

Tabel 3.3 Lembar Observasi Aspek KPS pada Bagian Contoh Soal
Aspek KPS Kesepakatan
No Kode Penganalisis Pertanyaan Penyelesaian Alasan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Ya Tidak
Peneliti
Pengamat 1
Pengamat 2
Peneliti
Pengamat 1
Pengamat 2
Peneliti
Pengamat 1
Pengamat 2

Tabel 3.4 Lembar Observasi Aspek KPS pada Bagian Latihan Soal
Aspek KPS Kesepakatan
No Kode Penganalisis Pertanyaan Penyelesaian Alasan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Ya Tidak
Peneliti
Pengamat 1
Pengamat 2
Peneliti
Pengamat 1
Pengamat 2
Peneliti
Pengamat 1
Pengamat 2
47

H. Teknik Analisis Data


Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa analisis
deskriptif dengan teknik triangulasi. Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan
data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dari luar data untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.8 Teknik triangulasi yang
digunakan berupa tringulasi penyidik, yaitu memanfaatkan peneliti atau pengamat
lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data atau
dengan membandingkan hasil pekerjaan seorang analis dengan analis lainnya.9
Selanjutnya data hasil analisis tersebut didiskusikan untuk mendapatkan
kesimpulan berupa persentase lalu dideskripsikan.10

a. Menghitung Ketersediaan Aspek KPS dalam Buku


Buku yang dianalisis akan dihitung persentase ketersediaan aspek KPSnya.
Nilai persentase didapat dari pembagian jumlah aspek KPS yang dihasilkan dari
buku yang dianalisis dengan jumlah aspek KPS dari seluruh buku yang diamati.
Berikut adalah tahapan menghitung persentase ketersediaan aspek KPS pada buku
yang dianalisis.
1) Menjumlahkan indikator aspek keterampilan proses sains yang muncul
untuk setiap bagian yang dianalisis pada kedua buku.
2) Menghitung persentase kemunculan indikator keterampilan proses
sains untuk setiap bagian buku yang dianalisis menggunakan rumus
sebagai berikut:11

Persentase frekuensi = ∑

8
Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (Jakarta: FITK UIN
Jakarta, 2014), h. 74
9
Ibid., h.74
10
Mochamad Hilpan, “Analisis Ketersediaan Keterampilan Proses Sains (KPS) Dalam Buku
Sekolah Elektronik (BSE) Fisika Kelas XI Pada Konsep Fluida”, (Jakarta: FITK UIN Jakarta, 2014), h. 48.
11
Faramudita, “Analisis Komparatif Buku teks Fisika SMA/MA Ditinjau dari Keterampilan Generik
Sains (KGS) pada Konsep Optik”, Skripsi , (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2016), h. 45.
48

b. Menentukan Reliabilitas
Reliabilitas pengamatan perlu dilakukan dalam penelitian yang bersifat
deskriptif untuk menghindari unsur subjektifitas pengamat. Selain itu reliabilitas
pengamatan juga dilakukan untuk mengukur sejauh mana hubungan seorang
pengamat dengan pengamat lain. Jika pengamat dari suatu penelitian terdapat dua
orang, maka reliabilitas pengamatan yang dihitung adalah dari hasil keduanya.
Namun jika penelitian dilakukan oleh seorang pengamat, maka reliabilitas
pengamat dilakukan oleh pengamat lain (di luar peneliti) agar hasilnya lebih
objektif.12 Jika dalam pengamatan reliabilitas dilakukan oleh dua orang, maka
reliabilitas yang dihitung adalah dari kedunya, namun jika satu orang penguji,
maka pengamat adalah bukan peneliti melainkan pengamat dari luar. Instrumen
dan data penelitian diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan telah
diamati oleh dua pengamat, dosen pembimbing sebagai pengamat I sedangkan
guru bidang studi MAN 4 Jakarta sebagai pengamat II. Data tersebut berupa
pernyataan dan pertanyaan dari buku yang dianalisis. Pengamat I, dan II hanya
menentukan aspek KPS dalam buku yang dianalisis pada kolom yang tersedia.
Hubungan para pengamat dapat dihitung dengan persamaan :13

Keterangan :
KK : Koefisien Kesepakatan
S : Sepakat, jumlah kode yang sama untuk objek yang sama
N1 : Jumlah kode yang dibuat oleh pengamat I
N2 : Jumlah kode yang dibuat oleh pengamat II
Dengan interval yang ada dalam penelitian Yusup Hilmi Adisendjaja
menginterpretasikan koefisien kesepakatan yakni :
< 0,40 = Sangat Buruk
0,40-0,75 = Bagus
> 0,75 = Sangat Bagus
12
Moh Hilpan, “Analisis Ketersediaan Keterampilan Proses Sains (KPS) Dalam Buku Sekolah
Elektronik (BSE) Fisika Kelas XI Pada Konsep Fluida”, (Jakarta: FITK UIN Jakarta, 2014), h. 49.
13
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rienak Cipta,
2010), h. 244
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil dari observasi penggunaan yang telah dilakukan di SMA/MA yang


ada di kota Serang yang mungganakan kurikulum 2013, diperoleh buku teks fisika
kelas XI yang paling banyak digunakan pada sekolah-sekolah tersebut, yakni:
buku teks fisika terbitan Erlangga karya Marthen Kanginan dan buku teks fisika
terbitan Platinum karya M. Farchani Rosyid, dkk.
Buku tersebut dianalisis berdasarkan aspek KPS yang telah dirumuskan
oleh Nuryani Y Rustaman, dkk. Setelah itu didapat frekuensi ketersediaan aspek
KPS dari masing-masing buku yang dianalisis, nilai ketersediaan aspek KPS
disajikan dalam bentuk persentase. Kemudian hasil analisis diberikan kepada dua
orang pengamat untuk mengurangi subjektifitas penelitian. Setelah itu didapat
nilai dari koefisien kesepakatan antara dua pengamat tersebut.

A. Hasil Penelitian
1. Hasil Penelitian pada Buku A dan Buku B
Data ini didapatkan dengan menganalisis ketersediaan aspek KPS pada
bagian-bagian buku teks di konsep getaran harmonik menggunakan lembar
observasi analisis buku teks berdasarkan aspek KPS. Berikut adalah hasil analisis
buku teks fisika SMA/MA kelas XI dari kedua buku teks yang dianalisis:

a. Hasil Penelitian pada Tiap Aspek KPS dan Analisis Tiap Bagian Pada
Buku A
Terdapat empat bagian yang dianalisis dari buku A, diantarnya:
penjelasan, Kegiatan Siswa (KS), contoh soal, dan latiham soal. Analisis
dilakukan pada kalimat yang ada dalam buku A yang kemudian analisis dibagi
dalam empat bagian dengan tujuan untuk membedakan bagian-bagian yang
terdapat pada buku A agar dapat lebih mudah membedakan dan menghitung
persentase ketersediaan aspek KPS yang ada dalam buku A.

48
49

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan terdapat penjelasan materi


yang tidak mengembangkan aspek Keterampilan Proses Sains apapun. Sehingga,
pada bagian tersebut terdapat kolom bukan aspek KPS, yang menyatakan bahwa
tidak munculnya aspek KPS pada bagian yang dianalisis. Berdasarkan hasil
analisis didapatkan data hasil analisis yang disajikan dalam bentuk tabel dan
grafik sebagai berikut:

Tabel 4.1 Persentase Ketersediaan Aspek KPS Pada Buku A


Ketersediaan Aspek KPS (%)
NO Aspek KPS
Penjelasan KS Contoh Soal Latihan Soal
1 Observasi 5% 10% 25% 29%
2 Klasifikasi 5% 0% 0% 5%
3 Interpretasi 27% 3% 0% 0%
4 Prediksi 0% 0% 0% 2%
5 Mengajukan Pertanyaan 5% 7% 0% 5%
6 Hipotesis 7% 0% 0% 3%
7 Merencanakan Percobaan 0% 10% 0% 0%
Menggunakan Alat dan
8 1% 17% 0% 0%
Bahan
9 Menerapkan Konsep 8% 7% 13% 8%
10 Berkomunikasi 1% 0% 0% 1%
11 Bukan Aspek KPS 2% 0% 13% 2%
JUMLAH 62% 55% 50% 56%
Pada tabel 4.1 tampak bahwa aspek KPS dibagian observasi merupakan
aspek KPS yang paling besar persentase kemunculannya pada bagian contoh soal
sebesar 25% dan pada aspek analisis latihan soal sebesar 29%, sedangkan pada
bagian penjelasan dalam buku yang dianalisis, aspek KPS interpretasi yang paling
besar persentasenya yakni sebesar 27% lain halnya dengan kemunculan aspek
KPS yang paling besar persentasenya dibagian KS, pada bagian KS persentase
ketersediaan aspek KPS terbesar terdapat pada bagian aspek menggunakan alat
dan bahan, yakni sebesar 17%. Dengan demikian hasil analisis ketersedian aspek
KPS pada buku A tiap aspeknya adalah, persentase terbesar aspek KPS bagian
penjelasan adalah interpretasi, bagian KS persentase aspek KPS terbesar bagian
50

menggunakan alat dan bahan, sedangkan untuk bagian contoh soal dan latihan
soal kemunculan aspek KPS dengan persentase terbesar adalah aspek KPS
observasi.
Data hasil analisis disajikan juga dalam bentuk grafik untuk
mempermudah memahami data yang telah didapat, berikut grafik dan penjelasan
secara keseluruhan hasil analisis yang telah dilakukan:

Ketersediaan Aspek KPS (%) Buku A Bagian


Penjelasan
30% 27%
Ketersediaan Aspek KPS

25%

20%

15%

10% 8%
7%
5% 5% 5%
5% 2%
0% 0% 1% 1%
0%

Aspek KPS

Gambar 4.1 Grafik Ketersediaan Aspek KPS (%) Buku A Pada


Bagian Penjelasan

Secara keseluruhan di bagian penjelasan, aspek KPS bagian merencanakan


percobaan dan prediksi tidak muncul dalam buku yang dianalisis. Dari sepuluh
aspek KPS yang ada, bagian penjelasan memunculkan Sembilan aspek KPS
diantaranya observasi 5%, klasifikasi 5%, interpretasi 27%, mengajukan
pertanyaan 5%, berhipotesis 7%, menggunakan alat dan bahan 1%, menerapkan
konsep 8%, berkomunikasi 1%, dan 2% tidak memunculkan aspek KPS.
51

Ketersediaan Aspek KPS (%) Buku A Bagian


Kegiatan Siswa
20%
18% 17%
Ketersediaan Aspek KPS

16%
14%
12% 10% 10%
10%
8% 7% 7%
6%
3%
4%
2%
0% 0% 0% 0% 0%
0%

Aspek KPS

Gambar 4.2 Grafik Ketersediaan Aspek KPS (%) Buku A Pada


Bagian Kegiatan Siswa

Aspek analisis KS secara keseluruhan memunculkan enam aspek KPS,


yakni: observasi 10%, interpretasi 3%, mengajukan pertanyaan 7%, merencanakan
percobaan 10%, menggunakan alat dan bahan 17%, menerapkan konsep 7%.
52

Ketersediaan Aspek KPS (%) Buku A


Bagian Contoh Soal
Ketersediaan Aspek KPS 30%
25%
25%

20%

15% 13% 13%

10%

5%
0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
0%

Aspek KPS

Gambar 4.3 Grafik Ketersediaan Aspek KPS (%) Buku A Pada


Bagian Contoh Soal
Bagian contoh soal memunculkan dua aspek KPS, diantaranya: observasi
dengan persentase 25%, dan menerapkan konsep dengan persentase 13%, serta
bukan termasuk aspek KPS sebesar 13%.
53

Ketersediaan Aspek KPS (%) Buku A Bagian


Latihan Soal
Ketersediaan Aspek KPS 35%
29%
30%
25%
20%
15%
10% 8%
5% 5%
5% 2% 3% 2%
0% 0% 0% 1%
0%

Aspek KPS

Gambar 4.4 Grafik Ketersediaan Aspek KPS (%) Buku A Pada


Bagian Latihan Soal

Secara keseluruhan untuk bagian latihan soal, secara keseluruhan


memunculkan tujuh aspek KPS, yakni: observasi dengan persentase 29%,
klasifikasi 5%, prediksi 2%, mengajukan pertanyaan 5%, berhipotesis 3%,
menerapkan konsep 8%, berkomunikasi 1%, serta memiliki kemunculan bukan
aspek KPS sebesar 2%.
Selain diberikan tabel dan grafik persentase ketersediaan aspek KPS tiap
aspeknya, diberikan juga tabel dan grafik persentase ketersediaan aspek KPS tiap
bagian yang dianalisis. Berikut adalah tabel dan grafik persentase kemunculan
aspek pada tiap bagian yang dianalisis di buku A:
54

Tabel 4.2 Persentase Ketersediaan Aspek KPS pada Tiap Bagian


Buku A
Aspek Buku Yang Jumlah Ketersediaan Ketersediaan
NO
Dianalisis Aspek KPS Aspek KPS (%)
1 Penjelasan 79 30%
2 Kegiatan Siswa 16 6%
3 Contoh Soal 3 1%
4 Latihan Soal 52 20%
JUMLAH 150 57%

Berdasarkan tabel 4.2 yang berisikan persentase keseluruhan ketersediaan


aspek KPS pada buku A, ditampilkan tiap bagian yang dianalisis memiliki
persentase hasil sebagai berikut: bagian penjelasan memiliki persentase 30%,
bagian Kegiatan Siswa (KS) 6%, bagian contoh soal 1%, dan bagian latihan soal
20%. Untuk lebih memahami persentase ketersediaan aspek KPS pada buku A
adalah sebagai berikut:

Ketersediaan Aspek KPS (%) Buku A


35%
30%
Ketersediaan Aspek KPS

30%
25%
20%
20%
15%
10% 6%
5% 1%
0%
Penjelasan Kegiatan Siswa Contoh Soal Latihan Soal

Bagian Buku yang Dianalisis

Gambar 4.5 Grafik Ketersediaan Aspek KPS pada Buku A


Berdasarkan tabel 4.2 dan gambar 4.5 dapat dilihat bahwa persentase
ketersediaan aspek KPS paling besar terdapat pada aspek analisis penjelasan, hal
55

tersebut karena pada aspek analisis penjelasan memiliki jumlah ketersediaan


aspek KPS paling banyak di buku A yakni sebanyak 81 aspek, sedangkan untuk
persentase ketersediaan aspek KPS paling kecil terdapat dalam buku A, pada
aspek analisis contoh soal, hal tersebut dikarenakan aspek analisis contoh soal
memiliki jumlah ketersediaan aspek analisis paling sedikit, yakni 3 aspek.

b. Hasil Penelitian pada Tiap Aspek KPS dan Analisis Tiap Bagian Pada
Buku B
Menganalisis buku B sama dengan buku A, bahwa dalam menganalisis
buku B dibagi juga berdasarkan empat bagian, yakni: bagian penjelasan, bagian
KS, bagian contoh soal dan bagian latihan soal.
Untuk mengetahui hasil analisis ketersediaan aspek KPS yang terdapat
dalam buku B, disajikan tabel dan gambar grafik persentase ketersediaan aspek
KPS pada buku B dalam tiap aspek KPS dan tiap bagian yang dianalisis pada
buku tersebut.

Tabel 4.3 Persentase Ketersediaan Aspek KPS Buku B

NO Aspek KPS Penjelasan KS Contoh Soal Latihan Soal

1 Observasi 7% 14% 13% 7%


2 Klasifikasi 1% 0% 38% 6%
3 Interpretasi 15% 0% 0% 2%
4 Prediksi 0% 0% 0% 0%
5 Mengajukan Pertanyaan 5% 0% 0% 7%
6 Hipotesis 4% 3% 0% 2%
7 Merencanakan Percobaan 0% 10% 0% 0%
Menggunakan Alat dan
8 0% 7% 0% 0%
Bahan
9 Menerapkan Konsep 8% 7% 13% 20%
10 Berkomunikasi 2% 3% 0% 1%
11 Bukan Aspek KPS 0% 7% 13% 0%
JUMLAH 40% 52% 75% 46%
56

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa pada bagian penjelasan, aspek
KPS yang paling besar persentasenya adalah aspek KPS interpretasi yakni sebesar
15%. Sedangkan pada bagian KS peresntase ketersediaan aspek KPS terbesar ada
pada aspek KPS observasi yakni, 14%. Untuk persentase ketersediaan aspek KPS
terbesar pada bagian contoh soal, ada pada klasifikasi, yakni sebesar 38%.
Sedangkan untuk bagian latihan soal, persentase ketersediaan aspek KPS terbesar
ada pada aspek KPS menerapkan konsep, sebesar 20%.
Agar dapat dengan mudah mengetahui persentase tiap-tiap aspek KPS
yang muncul pada tiap bagian yang dianalisis diberikan gambar grafik dari tiap
bagian yang dianalisis. Grafik ketersediaan aspek KPS pada setiap bagian analisis
adalah sebagai berikut:

Ketersediaan Aspek KPS (%) Buku B Bagian


Penjelasan
16% 15%
Ketersediaan Aspek KPS

14%
12%
10%
8%
8% 7%
6% 5%
4%
4%
2%
2% 1%
0% 0% 0% 0%
0%

Aspek KPS

Gambar 4.6 Grafik Ketersediaan Aspek KPS (%) Buku B pada


Bagian Penjelasan
57

Berdasarkan tabel 4.3 dan gambar 4.6 secara keseluruhan, ketersediaan


aspek KPS pada bagian penjelasan memunculkan tujuh aspek KPS, diantaranya:
observasi, klasifikasi, interpretasi, mengajukan pertanyaan, berhipotesis,
menerapkan konsep, dan berkomunikasi. Dengan demikian, pada bagian
penjelasan tidak tersedia aspek KPS prediksi, merencanakan percobaan, dan
menggunakan alat dan bahan, serta tidak ada persentase bukan aspek KPS.
Persentase ketersediaan aspek KPS pada masing-masing aspek KPS pada
bagian penjelasan memiliki angka yang berbeda-beda, persentase ketersediaan
aspek KPS tertinggi sebesar 15% pada aspek KPS interpretasi, sedangkan
persentase ketersediaan aspek KPS pada aspek KPS observasi sebesar 7%, untuk
persentase ketersediaan aspek KPS kalsifikasi 1%, dan untuk aspek KPS
mengajukan pertanyaan sebesar 5%, sedangkan untuk persentase ketersediaan
aspek KPS pada bagian aspek berhipotesis sebesar 4%, untuk ketersediaan aspek
KPS menerapkan konsep sebesar 8%, serta untuk persentase ketesediaan aspek
KPS aspek KPS berkomunikasi sebesar 2%.
Selain pada bagian penjelasan, grafik ketersediaan aspek KPS bagian
Kegiatan Siswa (KS) disajikan sebagai berikut:
58

Ketersediaan Aspek KPS (%) Buku B Bagian


Kegiatan Siswa
16%
14%
Ketersediaan Aspek KPS
14%
12% 10%
10%
8% 7% 7% 7%
6%
3% 3%
4%
2%
0% 0% 0% 0%
0%

Aspek KPS

Gambar 4.7 Grafik Ketersediaan Aspek KPS (%) Buku B pada


Bagian Kegiatan Siswa (KS)
Dari gambar 4.7 dan tabel 4.3 didapat bahwa ketersediaan aspek KPS pada
bagian KS memunculkan enam aspek KPS diantaranya: observasi, berhipotesis,
merencanakan percobaan, menggunakan alat dan bahan, menerapkan konsep,
berkomunikasi, serta memunculkan persentase bukan aspek KPS. Dengan
demikian pada bagian KS tidak tersedia aspek KPS klasifikasi, interpretasi,
prediksi, dan mengajukan pertanyaan.
Berdasarkan tabel dan gambar tersebut, besar persentase ketersediaan
aspek KPS pada tiap aspek KPS bagian KS adalah sebagai berikut: persentase
paling besar ketersediannya ada pada aspek KPS observasi sebesar 14%,
sedangkan persentase ketersediaan aspek KPS tiap aspek KPS yang lainnya
adalah, berhipotesis 3%, merencanakan percobaan 10%, menggunakan alat dan
bahan 7%, menerapkan konsep 7%, berkomunikasi 3%, serta mengandung 7%
bukan termasuk ke dalam aspek KPS.
59

Selanjutnya untuk persentase ketersediaan aspek KPS pada bagian contoh


soal, diberikan grafik sebagai berikut:

Ketersediaan Aspek KPS (%) Buku B Bagian


Contoh Soal
40% 38%
Ketersediaan Aspek KPS

35%
30%
25%
20%
15% 13% 13% 13%
10%
5%
0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
0%

Aspek KPS

Gambar 4.8 Grafik Ketersediaan Aspek KPS (%) Buku B pada


Bagian Contoh Soal
Ketersediaan aspek KPS pada bagian contoh soal berdasarkan tabel 4.3
dan gambar 4.8 dapat disimpulkan bahwa pada bagian ini hanya memunculkan
tiga aspek KPS, diantaranya: observasi, klasifikasi dan menerapkan konsep.
Persentase paling besar muncul pada aspek KPS klasifikasi sebesar 38%,
selanjutnya untuk persentase ketersediaan aspek KPS pada aspek KPS lainnya
memiliki persentase yang berbeda-beda, diantaranya: observasi 13%, menerapkan
konsep 13%, serta terdapat contoh soal yang tidak memunculkan aspek KPS
sebesar 13%.
Bagian selanjutnya yang dianalisis ketersediaan aspek KPS pada buku B
adalah bagian latihan soal, dalam menganalisis latihan soal pada buku B sama
60

dengan menganalisis latihan soal pada buku A, yakni menganalisis tiap soal yang
ada dalam buku tersebut. Berdasarkan hasil analisis di dapat persentase
ketersediaan aspek KPS paling besar terdapat pada aspek KPS menerapkan
konsep, dan terdapat beberapa aspek yang tidak muncul dalam bagian latihan soal
yang dianalisis pada buku tersebut. Untuk lebih memahami hasil analisis latihan
soal buku B, berikut diberikan grafik yang terkait:

Ketersediaan Aspek KPS (%) Buku B Bagian


Latihan Soal
Ketersediaan Aspek KPS

25%
20%
20%

15%

10% 7% 7%
6%
5% 2% 2%
0% 0% 0% 1% 0%
0%

Aspek KPS

Gambar 4.9 Grafik Ketersediaan Aspek KPS (%) Buku B pada


Bagian Latihan Soal

Pada grafik ketersediaan aspek KPS pada bagian latihan soal dalam buku
B dan tabel 4.3 bahwa diperoleh hasil analisis ketersediaan aspek KPS pada
bagian latihan soal memunculkan enam aspek KPS, diantaranya: observasi,
klasifikasi, interpretasi, mengajukan pertanyaan, berhipotesis, menerapkan
konsep, dan berkomunikasi.
Persentase ketersediaan aspek KPS pada bagian latihan soal dalam buku B
adalah sebagai berikut: observasi 7%, klasifikasi 6%, interpretasi 2%, mengajukan
61

pertanyaan 7%, berhipotesis 2%, menerapkan konsep 20%, serta berkomunikasi


1%. Aspek KPS yang paling besar persentasenya atau dengan kata lain paling
banyak muncul ada pada aspek KPS bagian menerapkan konsep, sebesar 20%.
Dengan demikian, pada analisis bagian latihan soal pada buku B, terdapat
aspek KPS yang tidak muncul, atau dengan kata lain mempunyai persentase
ketersediaan 0%, diantaranya: prediksi,merencanakan percobaan, menggunakan
alat dan bahan.
Secara keseluruhan aspek KPS yang muncul pada tiap-tiap bagian yang
dianalisis memiliki persentase ketersediaan yang bereda-beda. Tabel 4.3 akan
disajikan untuk memahami perbedaan ketersediaan aspek KPS pada tiap bagian
yang dianalisis.

Tabel 4.4 Persentase Ketersediaan Aspek KPS pada Tiap Bagian


Buku B
Bagian Buku Yang Jumlah Ketersediaan Ketersediaan Aspek
NO
Dianalisis Aspek KPS KPS (%)
1 Penjelasan 52 20%
2 Kegiatan Siswa 13 5%
3 Contoh Soal 5 2%
4 Latihan Soal 44 17%
JUMLAH 114 44%

Tabel 4.3 memaparkan bahwa persentase tiap bagian buku B yang


dianalisis memiliki nilai yang berbeda-beda. Persetase kemunculan terbesar ada
pada bagian penjelasan, yakni sebesar 20% hal tersebut terjadi karena jumlah
kemunculan aspek KPS pada bagian penjelasan memiliki jumlah yang lebih
banyak daripada bagian lainnya. Sedangkan untuk bagian yang mempunyai
persentase ketersediaan paling kecil yaitu pada bagian contoh soal, yakni sebesar
2% hal tersebut karena jumlah kemuculan aspek KPS pada bagian contoh soal
hanya 5 dari 114 aspek KPS yang muncul. Untuk persentase ketersediaan aspek
KPS yang lain, pada tiap bagian yang dianalisis dalam buku B diantaranya: pada
62

bagian Kegiatan Siswa (KS) memiliki persentase ketersediaan 5% dengan jumlah


kemunculan aspek KPS sebanyak 13, kemudian untuk bagian latihan soal
memiliki persentase ketersediaan aspek KPS sebesar 17% dan memiliki jumlah
kemunculan aspek KPS dalam buku B sebanayak 44 dari tota keseluruhan
kemunculan aspek KPS sebanyak 114.
Grafik 4.10 akan disajikan untuk memperjelas tabel 4.3. Grafik 4.10
memaparkan perbedaan tiap persentase ketersediaan aspek KPS yang muncul
pada tiap bagian yang dianalisis, berikut grafik tersebut:

Ketersediaan Aspek KPS (%) Buku B


25%
Ketersediaan Aspek KPS

20%
20%
17%
15%

10%
5%
5%
2%

0%
Penjelasan Kegiatan Siswa Contoh Soal Latihan Soal

Bagian Buku yang Dianalisis

Gambar 4.10 Grafik Ketersediaan Aspek KPS pada Buku B


Sama seperti tabel 4.3 bahwa bagian penjelasanlah yang paling banyak
muncul aspek KPSnya, sedangkan bagian contoh soal merupakan bagian yang
paling sedikit memunculkan aspek KPS.

2. Data Perhitungan Koefisien Kesepakatan Pengamat


Setelah diperoleh data hasil analisis buku A dan buku B, data tersebut
kemudian diberikan kepada seorang pengamat ahli (Dosen Pendidikan Fisika)
sebagai pengamat I dan seorang praktisi (Guru Mata Pelajaran Fisika) sebagai
pengamat II. Dengan diberikannya data hasil analisis tersebut kepada masing-
masing pengamat tidak hanya frekuensi dan persentase ketersediaan aspek KPS,
63

tetapi dihitung pula koefisien kesepakatan (KK) antara pengamat I dan pengamat
II untuk mengetahui tingkat reliabilitas hasil observasi dan mengurangi
subjektifitas penelitian. Berikut adalah tabel koefisien kesepakatan (KK) antara
pengamat I dan pengamat II dalam menganalisis buku A dan buku B berdasarkan
ketersediaan aspek KPS.

Tabel 4.5 Koefisien Kesepakatan (KK) untuk setiap Buku yang


Dianalisis
Buku Rata-Rata
A B KK

KK 0.78 0.87 0.825

Data pada tabel 4.5 menunjukan bahwa koefisien kesepakatan untuk setiap
buku dan rata-rata menunjukan angka lebih besar dari 0,75, berdasarkan kategori
nilai koefisien kesepakatan yang ada pada BAB III, disimpulkan bahwa
reliabilitas pengamatan antara pengamat I dan pengamat II termasuk dalam
kategori sangat baik.

B. Pembahasan
Pada bagian ini akan didiskusikan mengenai perbedaan cakupan materi
pada buku A dan pada buku , kemunculan aspek KPS pada masing-masing buku
yang telah dianalisis, serta buku yang lebih direkomendasikan untuk pembelajaran
fisika dengan mengembangkan Keterampilan Proses Sains.
1. Deskripsi Cakupan Materi Buku A dan Buku B
Terdapat perbedaan judul materi dari kedua buku yang dinalaisis, pada
buku A terbitan platinum karya Muhammad Farchani Rosyid, dkk memiliki judul
Getaran Selaras sedangkan pada buku B terbitan Erlangga karya Marthen
Kanginan memilki judul Gerak Harmonik Sederhana.
Konsep getaran harmonik sederhana berdasarkan kurikulum 2013
difokuskan pada getaran selaras dan bandul matematis. Berdasarkan Kompetensi
64

Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) pada kurikulum 2013, konsep Getaran
Harmonik Sederhana membahas tentang hubungan antara gaya dan gerak
harmonik, serta membahas getaraan pada pegas dan bandul matematis.
Berdasarkan KI dan KD, kedua buku yang dianalisis memuat cakupan materi
sesuai dengan KI dan KD kurikulum 2013, karena pembahasan materi diawali
dengan hubungan antara gaya dan getaran. Perbedaan yang sangat jelas juga
muncul dari peta konsep masing-masing buku A dan buku B. Pada buku A
disajikan peta konsep yang sederhana, sedangkan pada buku B disajikan peta
konsep yang agak rumit meski inti dari tiap peta konsepnya adalah sama. Dalam
buku karya Trianto dijelaskan bahwa peta konsep menyediakan bantuan visual
konkret untuk membantu mengorganisasikan informasi sebelum informasi
tersebut dipelajari.1
Peta konsep buku A membahas materi secara singkat namun konten dalam
bukunya cukup lengkap, secara garis besar konten yang dibahas sesuai dengan KI
dan KD. Sedangkan pada peta konsep buku B sangat rinci, diawali dengan getaran
harmonik selanjutnya membahas karakteristik dan cirinya, sampai membahas
periode, frekuensi, dan frekuensi sudut, konten pada buku B lengkap, sesuai
dengan konten yang harus dibahas sesuai KI dan KD kurikulum 2013 serta silabus
getaran harmonis pada kurikulum2013. Selain perbedaan tersebut, terdapat
persamaan dilihat berdasarkan isi dari buku A dan buku B, yaitu kelengkapan
materi sesuai KI dan KD kurikulum 2013 serta terdapat penurunan rumus dari
masing-masing buku.
2. Aspek KPS pada Buku A dan Buku B
Ketersediaan aspek KPS yang muncul pada tiap buku tidaklah sama, dan
tidak semua aspek KPS muncul dalam buku yang dianalisis. Berikut akan dibahas
secara rinci ketersediaan dan kemunculan aspek KPS dari masing-masing buku
yang dianalisis, pembahasan akan dirincikan tiap aspeknya.

1
Trianto Ibnu Badar, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual,
(Jakarta, Kencana, 2014), h. 183.
65

a. Observasi
Keterampilan proses sains aspek observasi berhubungan dengan
penggunaan secara optimal dan proporsional seluruh alat indra untuk
menggambarkan obyek dan hubungan ruang waktu atau mengukur karakteristik
fisik benda-benda yang diamati.2 Dalam menganalisis buku A dan buku B
memunculkan aspek KPS bagian observasi pada tiap bagian buku yang dianalisis
dalam frekuensi yang cukup besar. Namun kemunculan aspek KPS observasi yang
paling banyak terdapat pada buku A terutama pada bagian latihan soal, aspek ini
memiliki jumlah kemunculan tertinggi pertama. Daryono (2012) dalam Baiq,
berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru biologi terkait sistem
penilaian aspek hasil belajar di SMA Negeri 1 Sikur, tampak bahwa sistem
penilaian terhadap hasil belajar lebih banyak mengukur aspek kognitif berupa
hapalan, guru terkadang kurang menerapkan metode yang dapat membantu untuk
membangun pengetahuan siswa seperti: metode observasi, metode eksperimen,
dan metode laboratorium experience.3 Penilaian hasil belajar kognitif dapat
diperoleh dari soal-soal yang diberikan, soal-soal latihan yang menerapkan
metode observasi adalah soal yang mampu dapat membantu membangun
pengetahuan siswa. Dalam hal penilaian, guru cenderung mengukur aspek kognitif
(hapalan), guru kurang memberikan latihan-latihan soal yang menantang seperti:
melatih kemampuan/keterampilan berpikir tingkat tinggi, keterampilan proses
sains siswa, keterampilan psikomotorik siswa, dan keterampilan dasar bekerja
ilmiah atau berinquiry.4 Sehingga, dengan kata lain soal-soal latihan yang ada di
dalam buku A menerapkan metode observasi, sehingga dapat mengukur tingkat
penambaha. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Moh.Hilpan, dalam
penelitiannya disebutkan bahwa, aspek KPS bagian observasi merupakan
keterampilan paling dasar yang dikembangkan dalam keterampilan proses sains
dan menjadi keterampilam yang harus dikuasai dalam penelitian.5

2
Zulfi, dkk, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 53.
3
Baiq Fatmawati, “Menilai Keterampilan Proses Sains Siswa Melalui Metode Pembelajaran
Pengamatan Langsung”, Solo, UNS, h. 1.
4
Ibid., h. 1
5
Moh. Hilpan, “Analisis Ketersediaan Keterampilan Proses Sains (KPS) Dalam Buku Sekolah
Elektronik (BSE) Fisika Kelas XI Pada Konsep Fluida”, Skripsi, Jakarta, 2014, h. 56.
66

b. Klasifikasi
Hasil analisis ketersediaan aspek KPS pada buku A dan B pada aspek
klasifikasi memunculkan hasil yang berbeda pada tiap masing-masing hasil
analisis. Pada buku A, kemunculan aspek KPS klasifikasi hanya pada bagian
penjelasan dan latihan soal, sedangkan pada buku B kemunculan aspek KPS
klasifikasi muncul pada bagian penjelasan, contoh soal, dan latihan soal. Secara
keseluruhan, kemunculan aspek KPS bagian klasifikasi paling besar frekuensinya
ada pada buku buku B bagian contoh soal dan merupakan jumlah kemunculan
aspek terbesar dalam buku B.
Aspek KPS klasifikasi diharapkan dapat melatih siswa bagaimana
memahami maksud soal ketika disajikan permasalahan fisika yang memiliki
pertanyaan lebih dari satu. Aspek KPS klasifikasi muncul pada bagian latihan soal
dalam masing-masing buku, hal ini berarti bahwa latihan soal yang ada pada buku
A maupun buku B masing-masing dapat melatih siswa bagaimana
membandingkan, mengelompokan, dan mengontraskan ciri-ciri maksud dari soal
yang disajikan. Latihan soal yang paling besar memunculkan aspek KPS adalah
latihan soal yang ada pada buku B. Klasifikasi adalah mengelompokan, dalam
proses pengelompokan tercakup beberapa kegiatan seperti mencari perbedaan,
mengontraskan ciri-ciri, mencari kesamaan, membandingkan, dan mencari dasar
penggolongan.6

c. Interpretasi
Kemunculan aspek KPS interpretasi dalam tiap buku muncul paling
banyak pada bagian penjelasan. Isi materi yang disajikan dari masing-masing
buku berisi kesimpulan, dengan begitu diharapkan siswa dapat dengan mudah
memahami penjelasan yang ada dalam buku tersebut.

6
Rustaman, Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia,
2005), h. 96.
67

Pada buku A kemunculan aspek KPS interpretasi merupakan aspek kedua


yang paling banyak muncul, sedangkan pada buku B kemunculan aspek KPS
ketiga yang paling banyak muncul dari semua aspek KPS.

d. Prediksi
Aspek KPS bagian prediksi hanya muncul pada buku A dengan persentase
yang sangat kecil, bahkan pada buku B aspek KPS ini sama sekali tidak muncul.
Prediksi atau peramalan dibuat berdasarkan hasil observasi, pengukuran, atau
penelitian yang memperlihatkan kecenderungan gejala tertentu. 7 Sangat
disayangkan aspek KPS ini hanya muncul sedikit dibuku A bahkan tidak muncul
sama sekali di buku B, hal ini tidak seimbang dengan tingginya aspek KPS
observasi yang muncul pada masing-masing buku. Sedikitnya kemunculan aspek
KPS prediksi atau bahkan tidak munculnya aspek KPS prediksi pada buku
tersebut dikarenakan, sulitnya mengembangkan aspek prediksi jika lewat tulisan
atau bacaan saja. Aspek prediksi dapat dikembangkan dengan tindakan langsung.
Hal ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh sukarno, dkk dalam
penelitain yang berjudul “The Profile of Science Process Skill (SPS) Student at
Secondary High School (Case Study in Jambi), selain aspek observasi,
interpretasi, klasifikasi, aspek KPS prediksi juga mengalami peningkatan ketika
pembelajaran dilakukan secara langsung, atau penelitian langsung di lapangan..
Kemampuan prediksi dapat dilatih oleh para guru melalui pengetahuan,
pengalaman, atau data yang dikumpulkan.8 Misalnya, siswa melakukan percobaan
mengetahui kecepatan sudut bandul matematis dengan massa 50 gram sebanyak
10 kali percobaan, maka siswa akan dapat memprediksi kecepatan sudut bandul
ketika massa bandul menjadi 100 gram dan dilakukan sebanyak 10 kali
percobaan.
Penelitian ini relevan dengan penelitian skripsi yang telah dilakukan oleh
Moh.Hilpan dengan judul analisis ketersediaan keterampilan roses sains (KPS)
dalam buku sekolah elektronik (BSE) fisika kelas XI pada konsep fluida, bahwa

7
Cony Semiawan, Pendekatan Keterampilan Proses Sains, (Jakarta: Gramedia, 1990), h. 31.
8
Ibid., h. 31.
68

kemunculan aspek KPS prediksi hanya muncul pada satu bagian dalam satu buku
saja. Aspek prediksi juga hanya dikembangkan dalam buku A pada bagian
penjelasan.9

e. Mengajukan Pertanyaan
Kemunculan aspek KPS mengajukan pertanyaan diharapkan dapat
mendorong pembaca baik guru ataupun siswa untuk mencari tahu jawab dari
pertanyaan yang diajukan kepada pembaca, yang ada di dalam buku. Pertanyaan
yang muncul adalah pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya adalah opini atau
bahkan berdasarkan pengalaman pribadi. Keterampilan ini sebenarnya
ketarmpilan mendasar yang harus dimiliki siswa sebelum mempelajari suatu
masalah lebih lanjut.10 Bentuk pertanyaan yang muncul misalnya: Apakah itu?
Mengapa Begitu? dan Bagaimana hal tersebut bias terjadi?
Aspek ini muncul dengan persentase yang cukup besar pada tiap buku,
terutama pada buku A, aspek ini muncul hamper disemua bagian buku yang
dianalsis, aspek ini tidak muncul dibagian contoh soal. Sedangkan untuk buku B,
aspek ini muncul pada bagian penjelasan dan latihan soal saja.

f. Berhipotesis
Hipotesis adalah menyatakan hubungan antara dua variabel atau
mengajukan perkiraan penyebab sesuatu terjadi. Bila prediksi, inferensi dan
interpretasi didasarkan pada data atau pola data dan kecenderungan dengan
metode induktif, maka hipotesis didasarkan pada pemahaman suatu teori atau
konsep dengan metode deduktif.11 Berdasarkan hasil analisis yang telah
dilakukan, kemunculan aspek KPS berhipotesis memiliki persentase yang hampir
sama diantara keduanya, dan dibandingkan dengan aspek KPS lain, kemunculan
aspek ini dalam kategori tidak banyak atau tidak sedikit kemunculannya.
Penyebaran aspek KPS pada buku A ada pada bagian penjelasan dan latihan soal,

9
Moh. Hilpan, “Analisis Ketersediaan Keterampilan Proses Sains (KPS) Dalam Buku Sekolah
Elektronik (BSE) Fisika Kelas XI Pada Konsep Fluida”, Skripsi, Jakarta, 2014, hal. 58.
10
Zulfiani, Tonih, Kinkin, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas
Negeri Syarif Hidayatullah, 2009), h. 55.
11
Ibid., h. 54
69

sedangkan pada buku B kemunculan aspek KPS ada pada hampir semua bagian
buku, hanya bagian contoh soal saja yang tidak muncul aspek KPS berhipotesis.
Penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Murat
Demirbas, yang berjudul “The Level of Science Process Skill of Science Student
in Turkey” kemunculan aspek KPS pada recognizing the variables in a problem
(12), hypothesizing and describing (8), making operational explanations (6),
designing required surveys for problem solving (3), drawing a graph and
interpreting data (6). Kemunculan aspek KPS pada penelitian tersebut tidak
banyak dan tidak sedikit, berada dalam jumlah sedang.

g. Merencanakan Percobaan
Keterampilan proses sains merupakan keterampilan-keterampilan yang
biasa dilakukan ilmuan untuk memperoleh pengetahuan. Kemampuan siswa
dalam memperoleh pengetahuan dan menemukan konsep perlu dibekalkan dengan
kegiatan pemebalajaran yang berorientasi proses (student centered). Dalam
melakukan suatu proses penelitian atau penemuan, haruslah direncenakan secara
baik, agar apa yang dilakukan tidak gagal tetap sesuai dengan apa yang
direncakan. Dengan demikian, aspek KPS merencanakan percobaan adalah aspek
yang penting dalam ketersediaan aspek KPS.
Hasil analisis yang telah dilakukan, ketersediaan aspek KPS ini muncul
dikedua buku, dan dominan pada bagian KS. Hasil ini tidak relevan dengan
penelitian Moh.Hilpan, pada penelitian yang dilakukan tidak adanya kemunculan
aspek KPS merencanakan percobaan pada bagian Kegiatan Siswa (KS), hal ini
terjadi karena pada buku yang dianalisis oleh Moh.Hilpan, pada bagian kegiatan
siswa memunculkan aspek KPS lain, diantaranya: observasi, komunikasi dan
menggunakan alat dan bahan12, dan memang tidak ada kalimat yang menyatakan
suatu perencanaan percobaan, berbeda pada buku A dan B terdapat kalimat berupa
tujuan percobaan yang berarti adalah perencanaan dari suatu percobaan.

12
Moh. Hilpan, “Analisis Ketersediaan Keterampilan Proses Sains (KPS) Dalam Buku Sekolah
Elektronik (BSE) Fisika Kelas XI Pada Konsep Fluida”, Skripsi, Jakarta, 2014, h. 53.
70

h. Menggunakan Alat dan Bahan


Aspek menggunakan alat dan bahan muncul paling banyak dibagian KS
pada kedua buku, ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Moh.Hilpan,
pada penelitian yang dilakukannya, pada bagian kegiatan siswa, aspek KPS
menggunakan alat dan bahan adalah aspek KPS paling banyak kemunculannya.13

i. Menerapkan Konsep
Menerapkan konsep adalah aspek yang kemunculannya paling merata
disetiap bagian buku A maupun B. setiap bagian buku yang dianalisis seperti:
penjelasan, KS, contoh soal, dan latihan soal memunculkan aspek ini.
Keterampilan ini meliputi keterampilan menggunakan konsep-konsep
yang telah dipahami untuk menjelaskan peristiwa baru atau menerapkan rumus-
rumus pada pemecahan soal.14 Fisika adalah cabang ilmu alam yang tidak terlepas
dari rumus, karena beberapa masalah fisika diselesaikan dengan rumus.
Pengembangan aspek ini sangat penting supaya siswa dapat menyelesaikan
permasalahan fisika dengan mudah. Siswa harus dilatih untuk menerapkan konsep
yang telah dikuasai untuk memecahkan masalah tertentu atau menjelaskan suatu
peristiwa baru dengan konsep yang telah dimiliki.15

j. Berkomunikasi
Kemunculan aspek KPS berkomunikasi adalah salah satu aspek yang
persentase kemunculannya sedikit disbanding beberapa aspek KPS lain seperti
observasi, klasifikasi, interpretasi, menggunakan alat dan bahan, serta menerapkan
konsep. Hal ini sangat disayangakan karena aspek ini sangat penting untuk
dikembangkan. Try Nesya (2011) dalam Moh.Hilpan menyatakan bahwa
komunikasi adalah aspek penting dalam penelitian ilmiah. Tak seorang pun dapat
mengetahui hasil atau temuan penelitian tanpa adanya komunikasi dalam

13
Ibid., hal. 53.
14
Zulfiani, Tonih, Kinkin, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas
Negeri Syarif Hidayatullah, 2009), h. 55.
15
Cony Semiawan, Pendekatan Keterampilan Proses Sains, (Jakarta: Gramedia, 1990), h. 31-32.
71

penelitian. Keterampilan berkomunikasi termasuk dalam tahap awal dalam


mengajar dan belajar untuk memperoleh ilmu pengetahuan.16

3. Keterbatasan Penelitian
Penelitian yang telah dilakukan memiliki banyak kendala dan
keterbatasan. Berikut adalah keterbatasan dalam penelitian ini:
a. Sekolah SMA/MA yang berada di kota Serang masih sedikit yang menerapkan
kurikulum 2013. Akan lebih baik jika sekolah yang masih menggunakan
kurikulum KTSP dijadikan sampel dalam penelitian.
b. Buku yang digunakan di sekolah SMA/MA di kota Serang yang menggunakan
kurikulum 2013 hanya dua jenis saja. Akan lebih baik jika buku ajar dari
sekolah yang menggunakan kurikulum KTSP juga dianalisis ketersediaan
aspek KPS nya.
c. Masih terdapat guru dan atau siswa sebagai observer yang masih belum
mengenal Keterampilan Proses Sains (KPS), sebaiknya dijelaskan terlebih
dahulu define KPS kepada para observer.
d. Penentuan koefisien kesepakatan pengamat akan lebih baik bila ditambahkan
jumlah pengamatnya, agar objektifitas penelitian semakin besar.
e. Masih sedikitnya ketersedian jurnal penelitian analisis buku berdasarkan aspek
KPS ditemukan, untuk itu perbanyak penelitian analisis buku berdasarkan
aspek KPS.

16
Moh. Hilpan, “Analisis Ketersediaan Keterampilan Proses Sains (KPS) Dalam Buku Sekolah
Elektronik (BSE) Fisika Kelas XI Pada Konsep Fluida”, Skripsi, Jakarta, 2014, hal. 59.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hasil penelitian yang telah dilakukan memiliki kesimpulan yang didasari
dari hasil analisis data dan pembahasan yang ada, berikut secara umum dapat
disimpulkan: kemunculan aspek keterampilan proses sains paling banyak ada pada
buku A.
Secara khusus berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka
disimpulkan bahwa ketersediaan aspek KPS ada pada kedua buku, dengan rincian
sebagai berikut:
1. Buku A dan buku B memiliki konten yang sama dengan bahasan materi yang
sesuai dengan KI dan KD kurikulum 2013, hanya saya judul materi yang
membedakannya. Pada buku A judul materinya adalah Getaran Selaras,
sedangkan buku B Gerak Harmonik sederhana.
2. Ketersediaan aspek Keterampilan Proses Sains (KPS) pada tiap bagian buku
yang dianalisis sebagai berikut:
a. Pada buku A ketersediaan aspek KPS persentase paling besar ada pada
bagian penjelasan dengan persentase 30%, sedangkan pada bagian
Kegiatan Siswa (KS) tersedia 6%, pada bagian contoh soal persentase
ketersediaan aspek KPS sebesar 1%, dan pada bagian latihan soal
ketersediaan aspek KPS sebesar 20%.
b. Pada buku B ketersediaan aspek KPS juga memiliki persentase
ketersediaan KPS paling besar dibagian penjelasan dengan persentase
ketersediaan 20%, dan pada bagian Kegiatan siswa (KS) sebesar 5%, serta
pada bagian contoh soal besar, persentase ktersediaan aspek KPS yaitu
2%, sedangkan untuk persentase ketersediaan aspek KPS pada bagian
latihan soal sebesar 17%.
3. Kemunculan aspek KPS pada buku A tiap bagian buku memunculkan
persentase 29% pada aspek observasi dibagian latihan soal, 25% dibagian
contoh soal pada aspek observasi, dan Interpretasi 27% muncul dibagian

72
73

penjelasan. Sedangkan pada buku B kemunculan aspek KPS pada tiap bagian
buku yang dianalisis, dengan persentasenya, adalah: klasifikasi 38% muncul
dibagian contoh soal, interpretasi 15 % pada bagian penjelasan, dan
menerapkan konsep 20% dibagian latihan soal.
4. Buku A lebih direkomendasikan karena memunculkan aspek KPS yang lebih
banyak dibanding buku B.

B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, berikut beberapa saran yang
dapat penulis sampaikan:
1. Guru dan siswa serta pihak sekolah hendaknya memilih buku yang
mengembangkan aspek keterampilan berpikir, salah satunya keterampilan
proses sains.
2. Penulis dan penerbit, hendaknya mengembangkan keterampilan berpikir, salah
satunya keterampilan proses sains.
3. Peneliti lain, dapat melakukan penelitian yang sama atau bahkan
mengembangkan penelitian menganalisis buku ajar fisika ditinjau dari
keterampilan proses sains atau keterampilan berpikir lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Majid. 2011. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar
Kompetensi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Ahmadi, Iif Khoiru Sofan Amri, Tatik Elisah. 2011. Strategi Pembelajaran
Sekolah Terpadu. Surabaya: Prestasi Pustaka.
Anon. 2008. Salinan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 2 Tahun
2008 tentang Buku. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Anon. 2014. Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
Jakarta: FITK UIN.
Badar, Trianto Ibnu. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif,
dan Kontekstual. Jakarta: Kencana.
Brotosiswoyo, B. S. 2001. Pekerti MIPA/Hakikat Pembelajaran Fisika di
Perguruan Tinggi. Jakarta: Universitas Terbuka.
Dewi, Riska Sartika. 2011. Pengaruh Pendekatan Keterampilan Proses Sains
Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Suhu dan Kalor
(Penelitian Quasi Eksperimen di SMAN 10 Tangerang). Skripsi. Jakarta:
UIN Syarif Hidayatullah.
Fitrianingrum, Nurul Widha, Sunarno, Dewanto Harjunowibowo. 2013. Analisis
Miskonsepsi Gerak Melingkar pada Buku Sekolah Elektronik (Bse) Fisika
Sma Kelas X Semester I. Jurnal Pendidikan Fisika (2013) Vol.1 No.1
halaman ISSN: 2228 – 0691.
Freedman, Young. 2002. FISIKA UNIVERSITAS EDISI KESEPULUH Jilid I,
Jakarta, Erlangga.
Furqon, Ahmad. 2009. Analisi Kelayakan Buku Ajar Sains Untuk SMP Kelas VII
Ditinjau Dari Aspek Keterlibatan Siswa. Skripsi. Yogyakarta: Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Giancoli, Dougles C. 2001. FISIKA Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Hanatan, Ardiana Pujayanto, Yohanes Rardiyono. 2014. Analisis Miskonsepsi
Termodinamika Pada Buku teks Fisika SMA. Prosiding Seminar Nasional
Fisika dan Pendidikan Fisika (SNFPF) Ke-5 2014 Volume 5 Nomor 1
2014 ISSN : 2302-7827,2014.
Hasyim, Farid. 2015. Kurikulum Pendidikan Agama ISLAM, Filosofi
Pengembangan Kurikulum Transformatif Antara KTSP dan Kurikulum
2013, Malang: Madani Media.
Hidayat, Anjar Taufik Surantoro, Edy Wiyono. 2012. Analisis Buku ajar Fisika
Sma Kelas XI Semester I Pada Tinjauan Kesalahan Konsepnya. Jurnal
Penelitian Pendidikan Fisika Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan
Fisika 2012 Prosiding Vol,1 Tahun 2012 Hal. 424 ISSN 2302-7827.
Hilpan, Moh. 2014. Analisis Ketersediaan Keterampilan Proses Sains (KPS)
dalam Buku Sekolah Elektronik (BSE) Fisika Kelas XI Pada Konsep
Fluida. Skripsi. Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah.
Iriyani, Faramudita Dwi. 2016. Analisis Komparatif Buku teks Fisika SMA/MA
Ditinjau dari Keterampilan Generik Sains (KGS) pada Konsep Optik.
Skripsi. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.
Kamajaya. 2007. Cerdas Belajar Fisika untuk Kelas XI SMA/MA Program Ilmu
Pengetahuan Alam. Bandung: Grafindo.

74
75

Kanginan, Marthen. 2014. FISIKA Untuk SMA/MA Kurikulum 2013. Jakarta:


Erlangga.
Kurnia, Feni Zulherman, Apit Fathurohman. 2014. Analisis Bahan Ajar Fisika
Sma Kelas XI di Kecamatan Indralaya Utara Berdasarkan Kategori
Literasi Sains. Jurnal Inovasi dan Pembelajaran Fisika Vol.1 No.1, Mei
2014 ISSN : 2355-7109, FKIP Universitas Sriwijaya.
Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Putaka Setia.
Noor, Juliansyah. 2013. Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Prastowo,Andi. 2013. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta:
Diva Press.
Rustaman, Y Nuryani, dkk. 2005. Strategi Belajar Mengajar BIOLOGI.
Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Semiawan, Cony, dkk. 1990. Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta:
Gramedia.
Setiawan, Denny, dkk. Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Universitas Terbuka.
Setyosari, Punaji. 2013. Metode Penelitian Pendidikan & Pengembangan. Jakarta:
Kencana Prenadamedia Group.
Sitepu, B.P. 2012. Penulisan Buku Teks Pelajaran. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Sothayapecth, Pavinee. 2013. A Comparative Study of Science Education at the
Primary School Level in Finlandia and Thailand. Disertasi. Finlandia:
Universitas Helsinki.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabet.
Sutrisno. 2006. Fisika dan Pembelajarannya. Bandung: Jurusan Pendidikan Fisika
Fakultas Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Pendidikan Indonesia.
Suwarna, Iwan Permana. 2012. Teori dan Aplikasi Getaran dan Gelombang.
Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.
Tarigan. 2009. Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia. Bandung: Angkasa.
Tipler.1991. FISIKA Untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Erlangga.
Yuliyanti, T. E. 2014. Analisis Buku Ajar Fisika SMA Kelas XI Berdasarkan
Muatan Literasi Sains di Kabupaten Tegal. UPEJ 3(2) 2014.
Zulfiani, Tonih, Kinkin. 2009. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta Selatan:
Lembaga Penelitian UIN Jakarta.
76

A. Hasil Angket Observasi Buku Ajar Fisika SMA/MA se-


Kota Serang.
Lampiran A.1 Hasil Observasi Buku yang Digunakan
Lampiran A.2 Hasil Angket Observasi Buku Ajar untuk
Guru Mata Pelajaran Fisika di SMA/MA se
Kota Serang
Lampiran A.3 Hasil Angket Observasi Buku Ajar untuk
Siswa Kelas XI MIA di SMA/MA se-Kota
Serang
77

Lampiran A.1
Hasil Observasi Buku yang Digunakan di SMA/MA se-Kota Serang

No Nama Sekolah Akreditasi Nama Guru Nama Buku teks Kurikulum yang
Penulis : Penerbit Dipakai
1. SMAN 1 KOTA SERANG A Taufik Fariz, S.Pd 1. Kajian Konsep Krikulum 2013
Fisika 2 : M.
Farchani Rosyid :
Platinum
2. Kajian Konsep
Fisika 2 : Eko
Firmansyah,
Rahmad
Resmiyanto,
Atsnaita Yasrina :
Tiga Serangkai
2. SMAN 2 KOTA SERANG A Nelson K Sianturi Fisika Untuk SMA : Kurikulum 2013
Marthen Kanginan :
Erlangga
3. SMAN 3 KOTA SERANG A Purwanti, S.Pd Asas-Asas Fisika : KTSP 2006
Bambang Ruwanto :
Yudhistira
4. SMAN 4 KOTA SERANG A Riena Meriani Fisika Untuk SMA : KTSP 2006
Marthen Kanginan :
Erlangga
5. SMAN 5 KOTA SERANG B Tinti Fatinah Fisika Untuk SMA : KTSP 2006
78

Marthen Kanginan :
Erlangga
6. SMAN 6 KOTA SERANG A Judi Muatallah, S.Pd, Fisika : Yrama Widya KTSP (2006)
M.Si
7. SMAN 7 KOTA SERANG B (Tidak Mencantumkan LKS KTSP (2006)
Nama dalam Angke)
8. SMAN 8 KOTA SERANG B Eva Afiatun Nufus, FISIKA SMA : KTSP (2006)
S.Pd Marthen Kanginan :
Erlangga
10. SMA MARDIYUANA KOTA B Sutrisno FISIKA SMA : KTSP (2006)
SERANG Marthen Kanginan :
Erlangga
11. SMA PRISMA SERANG A Drs. Suroyo FISIKA SMA : KTSP (2006)
Purwoko Fendi :
Yudhistira
12. SMA INFORMATIKA SERANG A (Tidak Mencantumkan LKS KTSP (2006)
Nama dalam Angke)
13. SMA AGRO TAKTAKAN C Tidak Ada Mata Pelajaran Fisika
14. MAN 1 KOTA SERANG A Fisika Untuk SMA dan KTSP (2006)
MA : Pusat Perbukuan
15. MAN 2 KOTA SERANG A Tb. Bai Herlanafudin, 1. Kajian Konsep
S.Pd, M.Si Fisika 2 : M.
Farchani Rosyid :
Platinum
2. Kajian Konsep
Fisika 2 : Eko
79

Firmansyah,
Rahmad
Resmiyanto,
Atsnaita Yasrina :
Tiga Serangkai
16. MA IHSANIYAH C Tidak Ada Mata Pelajaran Fisika
17. MA ULUMUL QUR’AN B Tidak Ada Mata Pelajaran Fisika
18. MA AL-FATANIYAH C Tidak Ada Mata Pelajaran Fisika
19. MA DARUNNAJAH C Tidak Ada Mata Pelajarn Fisika
20. MA DAARUL FALAH B Tidak Ada Mata Pelajaran Fisika
80

Lampiran A.2
Hasil Angket Observasi Buku Ajar untuk Guru Mata Pelajaran Fisika di
SMA/MA se-Kota Serang
81
82

Lampiran A.3
Hasil Angket Observasi Buku Ajar untuk Siswa Kelas XI MIA di SMA/MA
se-Kota Serang
83
84

B. Instrumen Penelitian.
Lampiran B.1 Lembar Angket Observasi Untuk Guru
Lampiran B.2 Lembar Angket Observasi Untuk Siswa
Lampiran B.3 Lembar Observasi Aspek KPS Buku A
Lampiran B.4 Lembar Observasi Aspek KPS Buku B
85

Lampiran B.1
Lembar Angket Observasi Untuk Guru

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA


GURU BIDANG STUDI

Nama :
Nama Sekolah :

1. Pendidikan terakhir dan riwayat pendidikan (S-1, S-2, S-3) ................................


2. Pernahkan ibu/bapak mendapatkan pelatihan pembelajaran? ..........................
Jika ya, berapa kali? Tentang apa?......................................................................
Kapan dan dimana dilaksanakannya?.................................................................
3. Kendala apa sajakah yang ibu/bapak temukan dalam pembelajaran fisika? ......
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
4. Bagaimana solusi menurut ibu/bapak menangani masalah tersebut? ...............
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
5. Apa ibu/bapak mengetahui tentang KPS (Keterampilan Proses Sains) dalam
aspek pembelajaran? ...........................................................................................
Jika ya, apa yang ibu/bapak pahami tentang KPS? ....................................................
....................................................................................................................................
Bagaimana ketersediaan aspek KPS dalam buku teks yang dipakai? .......................
....................................................................................................................................
6. Penting atau tidak aspek KPS dalam pembelajaran fisika? .................................
7. Buku teks yang digunakan ? .................................................................................
a. Nama buku teks : ..........................................................................................
b. Penerbit : .......................................................................................................
c. Penulis buku : ................................................................................................
8. Apakah semua siswa memiliki buku teks? ...........................................................
9. Kurikulum apakah yang dipakai disekolah ini? ....................................................
86

Kelas X .......................................................................................................................
Kelas XI .......................................................................................................................
Kelas XII ......................................................................................................................
10. Pernahkah ibu/bapak dan siswa melakukan pembelajaran di laboratorium? ....
11. Pernahkah melakukan praktikum atau percobaan terkait materi dalam fisika?
Berapakali praktikum pernah dilakukan? ..................................................................
12. Modul praktikum yang digunakan apakah dibuat sendiri atau dari penerbit? ...
....................................................................................................................................
13. Pernahkah siswa ditugaskan membuat alat peraga sebagai tugas proyek? .......
....................................................................................................................................
14. Materi fisika tentang apakah menurut ibu/bapak yang perlu diperdalam
aspek KPS nya? .....................................................................................................
87

Lampiran B.2
Lembar Angket Observasi Untuk Siswa

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA


SISWA

Nama :
Kelas :
Nama Sekolah :

1. Kendala apa sajakah yang anda temukan dalam pembelajaran fisika? ..............
....................................................................................................................................
2. Bagaimana solusi menurut anda menangani masalah tersebut?........................
..............................................................................................................................

3. Apakah anda mengetahui tentang KPS (Keterampilan Proses Sains) dalam


aspek pembelajaran? ...........................................................................................
Jika ya, apa yang anda pahami tentang KPS? ............................................................
4. Bagaimana ketersediaan aspek KPS dalam buku ajar yang dipakai? ..................
....................................................................................................................................
5. Penting atau tidak aspek KPS dalam pembelajaran fisika? .................................
6. Buku ajar apakah yang digunakan ?.....................................................................
a. Nama buku ajar : ............................................................................................
b. Penerbit : ........................................................................................................
c. Penulis buku : .................................................................................................
7. Apakah semua siswa memiliki buku ajar? ...........................................................
8. Kurikulum apakah yang dipakai disekolah ini? ....................................................
Kelas X .................................................................................................................
Kelas XI .................................................................................................................
Kelas XII ................................................................................................................
9. Pernahkah anda melakukan pembelajaran di laboratorium? .............................
10. Pernahkah melakukan praktikum atau percobaan terkait materi dalam fisika?
..............................................................................................................................
Berapakal praktikum pernah dilakukan? .............................................................
88

11. Modul praktikum yang digunakan apakah dibuat sendiri atau dari penerbit? ...
..............................................................................................................................
12. Pernahkah anda ditugaskan membuat alat peraga sebagai tugas proyek? ........
..............................................................................................................................
13. Materi fisika tentang apakah menurut anda yang perlu diperdalam aspek KPS
nya? ......................................................................................................................
..............................................................................................................................
89

Lampiran B.3 Lembar Observasi Aspek KPS Buku A

LEMBAR OBSERVASI BUKU AJAR I

Analisis Buku Ajar Fisika SMA/MA Kelas XI Pada Konsep Getaran Harmonis

Berdasarkan Aspek Keterampilan Proses Sains (KPS)

(buku karya : M. Farchani Rosyid Eko Firmansyah, Rahmad Resmiyanto, Atsnaita Yasrina : Platinum)

A. Bagian Penjelasan

No Kode Pernyataan Aspek KPS Kesepakatan


Alasan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Ya Tidak
1. W91. Perhatikan kembali jembatan Pernyataan KPS aspek
1.1 Suramadu yang ada di Jawa observasi, karena
Timur. “perhatikan” sebagai
 kata kuncinya.
Kalimat ini
membutuhkan indera
penglihatan.
90

2. W91. Anda juga dapat mengamati Pernyataan KPS aspek


1.2 getaran yang ditimbulkan observasi, karena
oleh jembatan yang ada di “mengamati” sebagai
wilayah anda.  kata kuncinya.
Kalimat ini
membutuhkan indera
penglihatan.
3. W91. Berdirilah di pinggir Pernyataan KPS aspek
1.3-5 jembatan bagian tengah. Hati- observasi, karena
hati saat anda melakukan dilakukan berdasarkan
pengamatan ini. Pastikan diri  fakta yang relevan,
anda berada di tempat yang bahwa subjek akan
aman “berdiri” ditempat
yang dianjurkan.
4. W91. Apa yang anda rasakan ketika Pernyataan KPS aspek
1.6 sebuah kendaraan melintasi mengajukan

jembatan? pertanyaan, karena
jawaban dari
91

pertanyaan ini berupa


penjelasan. Serta
menggunakan kata
tanya “apa”serta tanda
tanya.
5. W91. Apakah yang anda rasakan Pernyataan KPS aspek
1.7 berbeda ketika kendaraan mengajukan
yang melintasi jembatan itu pertanyaan, karena
mobil dan truk? jawaban dari
 pertanyaan ini berupa
penjelasan. Serta
menggunakan kata
tanya “apakah” serta
tanda tanya.
6. W91. Apa yang anda rasakan ketika Pernyataan KPS aspek
1.8-9 tidak ada satu kendaraan pun mengajukan
yang melintasi jembatan itu? pertanyaan, karena
Mengapa demikian? jawaban dari
 pertanyaan ini berupa
penjelasan. Dan
menggunakan kata
Tanya serta tanda
Tanya.
7. W91. Ketika ada kendaraan yang Pernyataan KPS aspek
2.1 melintas di jembatan, anda  menerapkan konsep,
akan merasakan adanya pernyataan tersebut
92

getaran. merupakan penerapan


dari konsep getaran
harmonik.
8. W91. Getaran yang ditimbulkan Pernyataan KPS
2.2-3 oleh jembatan akan makin klasifikasi, karena
besar jika kendaraan yang membandingkan
melintas bermuatan besar. kejadian jika

Namun, ketika tidak ada satu kendaraan yang
pun kendaraan yang melintas, melintasnya besar atau
anda tidak merasakan adanya kecil.
getaran.
9. W91. Anda dapat mengatakan Pernyataan KPS aspek
2.4-5 bahwa kendaraan yang mengajukan
melintas di jembatan pertanyaan, karena
merupakan gangguan atau jawaban dari
usikan terhadap jembatan.  pertanyaan ini berupa
Mengapa demikian? penjelasan. Serta
menggunakan kata
tanya “mengapa” serta
tanda tanya.
10. W91. Ketika tidak ada kendaraan Pernyataan KPS aspek
2.6-7 yang melintas, jembatan menerapkan konsep,
tenang dan seolah-olah tidak pernyataan tersebut

ada yang mengusiknya. merupakan penerapan
Namun, ketika usikan itu itu dari konsep getaran
datang (yaitu kendaraan yang harmonik.
93

melintas), jembatan tersebut


bergetar.
11. W.91. Lalu, bagaimana keadaan Pernyataan KPS aspek
3.1 jembata suramadu yang mengajukan
sedmikian panjang itu jika pertanyaan, karena
terkena usikan? jawaban dari
 pertanyaan ini berupa
penjelasan. Dan
menggunakan kata
tanya “bagaimana”
serta tanda tanya.
12. W.91. Diawal telah disampaikan Pernyataan KPS aspek
3.2 bahwa jembatan tersebut hipotesis, karena
akan mengalami getaran selalu ada
meskipun hanya berupa kemungkinan lain

usikan kecil. bahwa tidak hanya
kendaraan saja yang
menjadi usikan
terhadap jembatan.
13. W91. Usikan tersebut dapat berupa Pernyataan KPS aspek
3.3 angin, kendaraan yang interpretasi, karena
melintasinya, gempa, dan  menyimpulkan apa
sebagainya. saja yang menjadi
usikan jembatan.
14. W91. Bahkan usikan yang Pernyataan KPS aspek

3.4 memenuhi syarat tertentu interpretasi, karena
94

meskipun berskala kecil kalimat tersebut


memiliki potensi bersifat
menimbulkan kerusakan menyimpulkan.
parah.
15. W91. Oleh karena itu, salah satu Pernyataan KPS aspek
3.5 upaya meredam potensi interpretasi, karena
getaran yang terjasi adalah  kalimat tersebut
dengan membagi jembatan bersifat
atas penggal tertentu. menyimpulkan.
16. W91. Pada penggal-penggal Pernyataan KPS aspek
3.6 tertentu dihubungkan dengan observasi, karena
kawat tembaga yang subjek bertindak

dikaitkan pada suatu tiang langsung
penyangga utama. menggunakan
inderanya.
17. W91. Dalam hal ini getaran Pernyataan KPS aspek
3.7-8 dianggap merugikan atau interpretasi, karena
mengancam manusia. Akan kalimat tersebut
tetapi, alam ini diciptakan bersifat

dalam keselarasan dan menyimpulkan.
kesetimbangan, ada yang
merugikan dan ada yang
menguntungkan.
18. W91. Orang juga dapat menemukan Pernyataan KPS aspek
3.9- fenomena getaran yang dapat  menerapkan konsep,
10 dimanfaatkan. Perilaku pernyataan tersebut
95

alamiah hayati semisal suara merupakan penerapan


sayap jangkrik yang bergetar dari konsep getaran
memiliki frekuensi yang dapt harmonik.
mengusir tikus.
19. W91. Fenomena getaran semacam Pernyataan KPS aspek
3.11 ini memberi manfaat bagi interpretasi, karena
manusia.  kalimat tersebut
bersifat
menyimpulkan.
20. W91. Mahabesar Tuhan atas segala Pernyataan KPS aspek
3.12- makhluk yang telah interpretasi, karena
13 diciptakan untuk mengisi kalimat tersebut
alam dengan tiada kesia- bersifat

siaan. Tuhan Maha Pencipta menyimpulkan.
atas keteraturan dan hukum
alam yang terjadi di sekitar
kita.
21. W91. Getaran adalah gerakan Pernyataan KPS aspek
4.1 berulang-ulang. hipotesis, karena
 defenisi tersebut harus
dibuktikan melalui
pengamatan langsung.
22. W91. Contoh getaran sangat Pernyataan KPS aspek
4.2 banyak dijumpai dalam menerapkan konsep,

kehidupan sehari-hari adalah pernyataan tersebut
Matahari terbit dari timur dan merupakan penerapan
96

terbenam di barat setiap hari, dari konsep getaran


bulan purnama muncul dalam harmonik.
waktu kurang lebih 30 hari
sekali, ayunan di taman
bermain anak-anak, putaran
jarum jam, kuat arus bolak-
balik, dan lain sebagainya.
23. W91. Diantara getaran-getaran Pernyataan KPS aspek
4.3 yang ada, terdapat jenis klasifikasi, karena

getaran yang dikenal sebagai memaparkan jenis-
getaran selaras. jenis getaran.
24. W91. Getaran selaras mencakup Pernyataan KPS aspek
4.4 getaran sinus dan getaran klasifikasi, karena

kosinus. memaparkan jenis-
jenis getaran.
25. W92. Untuk memahaminya, anda Pernyataan KPS aspek
4.5-6 tinjau sebuah pegas dengan observasi, karena
panjang l0 (dalam keadaan subjek menggunakan
rileks) dan menaati hukum indera penglihatan
Hooke dengan konstanta untuk meninjau
pegas k. Salah satu ujung  sebuah pegas.
pegas tersebut duhubungka
dengan sebuah balik yang
bermassa m, sedangkan ujung
yang lain dikaitkan dengan
dinding sebagaimana yang
97

diperlihatkan oleh Gambar


4.1.

26. W92. Andaikan gesekan antara Pernyataan KPS aspek


5.1-2 balok dengan lantai cukup prediksi, karena
kecil sehingga boleh mengungkapkan
diabaikan. Pada saat balok pernyataan yang
ditarik ke kanan sejauh x, mungkin terjadi dari

pegas akan teregang dan suatu pengamatan
mengerjakan gaya F pada yang belum dilakukan,
balok yang arahnya selalu hanya berupa
berlawanan dengan peramalan.
pergeseran balok.
27. W92. Gaya ini disebut gaya Pernyataan KPS aspek
5.3 pemulih. interpretasi, karena
 kalimat tersebut
bersifat
menyimpulkan.
28. W92. Gaya pegas ini bergantung Pernyataan KPS aspek
5.4-5 pada simpangan x menurut interpretasi, karena
persamaan F(x)= -kx. Jika kalimat tersebut

sebagai sumbu-x anda bersifat
sepakati seperti pada gambar menyimpulkan.
4.1 dengan titik nol berada
98

sejauh l0 dari dinding sebelah


kiri maka F = F(x)i = -kxi
29. W92. Andaikan mula-mula balok Pernyataan KPS aspek
6.1 ditarik ke kanan sehingga hipotesis, karena harus
bergeser sejauh x0 lalu diuji kebenarannya

dilepaskan, balok akan dengan praktek
bergerak pada awalnya ke langsung.
kiri.
30. W92. Anda akan menghitung Pernyataan KPS aspek
6.2 ketergantungan koordinat menerapkan konsep,
atau posisi balok, yakni x, karena subjek akan
sebagai fungsi dari waktu. melakukan
 perhitungan yang
tentunnya akan
mengaplikasikan
konsep yang telah
didapat sebelumnya.
31. W92. Oleh karena itu, penerapan Pernyataan KPS aspek
6.4 hukum kedua Newton interpretasi, karena
menghasilkan  kalimat tersebut
. bersifat
menyimpulkan.
32. W92. Karena resultan gaya-gaya Pernyataan KPS aspek
7.1 pada arah vertikal lenyap interpretasi, karena

(gaya berat balok di-nol kan kalimat tersebut
oleh gaya normal lantai) bersifat
99

maka tiada komponen menyimpulkan.


percepatan pada arah itu.
Jadi, komponen percepatan
yang ada adalah pada arah
horizontal. Oleh karena itu,
() () ()
().
33. W92. Jadi, koordinat x(t) (sebagai Pernyataan KPS aspek
8.1 fungsi waktu) yang hendak interpretasi, karena
anda cari harus memenuhi  kalimat tersebut
persamaan (4.3). bersifat
menyimpulkan.
34. W92. Pernyataan KPS aspek
8.2-3 Jika v(t) kecepatan balok interpretasiklasifikasi,
pada saat t, percepatan a(t) karena mencari
sebagai fungsi waktu perbedaan nilai v(t)
diperoleh dari ( ) dengan Δt mendekati
( ) ( )
, untuk yang atau menjauhi nol.
sangat kecil (menuju nol) dan 
v(t) diperoleh dari x(t)
( ) ( )
melalui ( ) ,
untuk yang sangat kecil
(menuju nol). Ada dua calon
x(t) yang memenuhi syarat-
syarat tersebut di atas, yaitu
100

( ) (√ ) dan

( ) (√ ) dengan
A suatu tetapan yang harus
ditentukan.
35. W93. Mana yang harus dipilih? Pernyataan KPS aspek
8.4 Bagaimana cara menentukan mengajukan
tetapan A? pertanyaan, karena
jawaban dari
 pertanyaan ini berupa
penjelasan. Dan
menggunakan kata
tanya “bagaimana”
serta tanda tanya.
36. W93. Jadi, anda mempunyai syarat Pernyataan KPS aspek
8.5 awal x(0) = x0 interpretasi, karena
 menyimpulkan.

37. W93. Hal ini tentu bertolak Pernyataan KPS aspek


9.1-3 belakang dengan syarat awal interpretasi, karena
bahwa x(0) = x0. Oleh karena  menyimpulkan.
itu, x(t) yang diberikan oleh
persamaan (4.4) harus
101

dilupakan. Bagaimana
dengan pilihan yang lain?
38. W93. Hal ini tentu menyenangkan Bukan pernyataan KPS
10.1 anda karena disamping tidak karena tidak
bertolak belakang dengan memunculkan kata-kata
syarat awal x(0) = x0, anda - - - - - - - - - - yang tidak mengarahkan
sekaligus mendapatkan pada aspek KPS.
bahwa A = x0.

39. W93 Jadi, posisi balok setiap saat Pernyataan KPS aspek
.10.2 diberikan oleh ( ) interpretasi, karena
 menyimpulkan.
(√ )

40. W93. Ternyata, posisi balok Pernyataan KPS aspek


11.1 merupakan fungsi kosinus interpretasi, karena
maka posisi balok bersifat menyimpulkan.
periodik yakni, bolak-balik di

sekitar titik x = 0 (yaitu titik
ketka pegas dalam keadaan
normal)

41. W93. Posisi balok paling jauh Pernyataan KPS aspek


11.2 adalah pada saat interpretasi, karena

(√ ) menyimpulkan.
102

42. W93. Pada saat itu, x = x0. Benda Pernyataan KPS aspek
12.1- yang mengalami gerak bolak- interpretasi, karena
6 balik dan posisinya menyimpulkan.
ditentukan oleh fungsi
kosinus seperti persamaan
(4.6) disebut getaran kosinus.
Hal ini dikarenakan fungsi
yang menentukan gerak
bolak-balik itu adalah fungsi
kosinus. Koordinat x(t) milik
balok yang mengalami
getaran disebut simpangan. 
Besarnya simpangan
maksimum (x0) disebut
amplitudo getaran, sedangkan
tetapan didefinisikan oleh
√ disebut frekuensi
sudut. Sementara besaran
disebut frekuensi.
Jadi, persamaan (4.6)dapat
ditulis sebagai ( )
( ) ( )
43. W93- Jadi, pada saat balok  Pernyataan KPS aspek
103

94.13 akan kembali ke posisi interpretasi, karena


.1-5 semula untuk pertama menyimpulkan.
kalinya. Selanjutnya dapat
dibuktikan bahwa balok
kembali ke posisi semula
untuk kedua kalinya pada saat
. Balok kembali ke
posisi semula untuk pertama
kalinya pada saat .
Untuk yang keempatnya pada
saat , dan seterusnya
sehingga balok kembali ke
posisi semula untuk yang ke-
n kali pada saat .
Waktu terpebdek yang
diperlukan oleh baloj untuk
kembali ke posisi semula
disebut periode getaran dan
ditulis sebagai T. Jadi,

44. W94. Satu getaran adalah gerak Pernyataan KPS aspek



13.6 bolak-balik dalam satu
104

periode. Anda dapat interpretasi, karena


menunjukkan bahwa balok menyimpulkan.
mencapai koordinat –x0 pada
( )
saat , untuk n = 1,
2, 3, ... Dari persamaan (4.8),
kecepatan v(t) dapat dihitung
berdasarkan pada definisi
kecepatan. Hasilnya adalah
( ) ( ). Pada
saat mencapai koordinat x0,
balok memiliki kecepatan
sebesar ( )
( )
( )
45. W94. Jadi, balok berhenti sesaat di Pernyataan KPS aspek
14.5 sana. interpretasi, karena
 menyimpulkan.

46. W94. Dengan cara yang sama, anda Pernyataan KPS aspek
14.6 dapat menunjukkan bahwa interpretasi, karena
balok berhenti pula sesaat menyimpulkan.

ketika tiba di titik dengan
koordinat –x0. Laju balok
mencapai maksimum pada
105

saat balok tidak memiliki


simpangan.
47. W94. Sekarang, andaikan balok Pernyataan KPS aspek
15.1 pada Gambar 4.1 mula-mula hipotesis, karena harus
dipukul ke kanan sehingga diuji kebenarannya
memiliki kecepatan sebesar  dengan praktek
v0 ke kanan (v0 tidak sama langsung.
dengan nol).

48. W94. Persamaan (4.3) masih tetap Pernyataan KPS aspek


15.2- berlaku. Demikian pula dua menerapkan konsep,
4 persamaan yang karena pembaca
menghubungkan percepatan diharuskan memahami
balok, kecepatan balok dan konsep sebelumnya,
posisi balok, yaitu ( ) kemudian
( ) ( )  menerapkannya pada
, untuk yang
konsep yang baru.
sangat kecil (menuju nol).
Kecepatan ( ) diperoleh
dari ( ) melalui ( )
( ) ( )
, untuk yang
sangat kecil (menuju nol).
49. W94. Telah disebutkan terdapat dua Pernyataan KPS aspek
15.5 calon fungsi x(t) yang klasifikasi, karena

memenuhi persamaan di atas, mencari persamaan
yaitu yang diberikan oleh
106

persamaan (4.4) dan (4.5). dari dua persamaan


yang ada.

50. W94. Andaikan hal-hal yang telah Pernyataan KPS aspek


15.6 diperoleh pada bagian getaran interpretasi, karena
kosinus digunakan, yakni menyimpulkan.
bahwa x(t) yang cocok
dengan situasi yang dipelajari
di sini adalah yang diberikan
oleh persamaan (4.5) maka
kecepatan balok itu sebagai 
fungsi waktu dapat dihitung
dari persamaan (4.13),
dengan x(t) dari persamaan
(4.5).
Hasilnya adalah ( )
( ) (√ )
51. W94. Telah diasumsikan di sini Pernyataan KPS aspek
16.1 bahwa pada saat t = 0, balok interpretasi, karena
memiliki kecepatan sebesar menyimpulkan.

v0 ke kanan. Akan tetapi,
persamaan terakhir ini
menghasilkan ( )
107

( ) (√ )
52. W94. Hal ini tentu saja berlawanan Pernyataan KPS aspek
17.1 dengan yang telah interpretasi, karena
diasumsikan, yakni pada saat menyimpulkan.

t = 0, benda memiliki
kecepatan sebesar v0 ke
kanan.
53. W95. Akibatnya, persamaan (4.5) Pernyataan KPS aspek
17.2 tidak cocok dengan interpretasi, karena

permasalahan yang sedang menyimpulkan.
anda tangani.
54. W95. Satu-satunya kemungkinan Pernyataan KPS aspek
17.3 yang masih tersisa adalah hipotesis, karena harus
persamaan (4.4), ( )  diuji kebenarannya
dengan praktek
(√ ) langsung.
55. W95. Apabila x(t) pada persamaan Pernyataan KPS aspek
18.1 (4.4) disubstitusikan ke dalam hipotesis, karena harus
persamaan (4.13) lalu diuji kebenarannya
dianggap sangat kecil maka  dengan praktek
diperoleh ( ) langsung.

(√ ) (√ )
56. W95. Untuk t = 0, ( )  Pernyataan KPS aspek
108

18.2 menerapkan konsep,


(√ ) (√ ) (√ )
karena konsep
diterapkan melalui
. Karena √ .
persamaan yang ada.
Persamaan (4.14) dapat
ditulis sebagai ( )
, dengan √
57. W95. Persamaan (4.16) Pernyataan KPS aspek
18.3 menyatakan bahwa balok interpretasi, karena
memilliki kecepatan yang menyimpulkan.
berubah-ubah terhadap waktu
menurut fungsi kosinus. Laju

maksimum dicapai oleh balok
pada saat | | , yaitu
v0. Laju minimum balok
dicapai pada saat balok pada
saat | | .
58. W95. Oleh karena itu, tetapan A Pernyataan KPS aspek
19.1- memiliki dimensi panjang. interpretasi, karena

2 Tetapan A merupakan menyimpulkan.
simpangan maksimum.
59. W95. Jadi, sebagai kesimpulan, Pernyataan KPS aspek
23.3 gerak balok digambarkan  interpretasi, karena
oleh persamaan ( )
109

( ) . menyimpulkan.

60. W95. Terlihat bahwa merupakan Pernyataan KPS aspek


24.1 simpangan maksimum. Gerak interpretasi, karena
bolak-balik dengan menyimpulkan.
simpangan sebagai fungsi
sinus seperti persamaan 
(4.18) disebut getaran sinus.
Periode getaran dan frekuensi
sudut dihitung sama seperti
pada getaran kosinus.
61. W97. Dalam trigonometri, anda Pernyataan KPS aspek
25.1 mendapati sebuah identitas interpretasi, karena
yang menghubungkan sinus menyimpulkan.
dan kosinus suatu sudut, yaitu
( ) dan
( ). 
Dikatakan bahwa fungsi sinus
terlambat dari fungsi kosinus
sejauh . Sudut disebut
beda sudut fase fungsi sinus
dari fungsi kosinus.
62. W97. Oleh karena itu, persamaan Pernyataan KPS aspek
26.1 getaran kosinus ( ) interpretasi, karena

( ) dapat ditulis menyimpulkan.
sebagai ( ) (
110

)
63. W97. Jadi, getaran kosinus adalah Pernyataan KPS aspek
27.1 getaran sinus dengan sudut interpretasi, karena

fase awal 90 menyimpulkan.

64. W97. Secara umum, getaran selaras Pernyataan KPS aspek


28.1- atau harmonis satu dimensi interpretasi, karena
2 adalah gerak bolak-balik satu menyimpulkan.
dimensi dengan koordinat
ditentukan berdasarkan
persamaan ( )
( ), dengan
adalah sudut fase awal. 
Apabila suatu benda
mengalami getaran satu
dimensi menurut persamaan
(4.21) maka kecepatan benda
itu sebagai fungsi waktu
ditentukan dari persamaan
( ) ( )
65. W98. Andaikan anda memiliki Pernyataan KPS aspek
29.1 sebuah getaran lain yang interpretasi, karena
memenuhi persamaan menyimpulkan.

( ) ( )
maka, x’(t) dapat ditulis
sebagai
111

( ) (
)
( )
66. W98. Suku Pernyataan KPS aspek
30.1- disebut sudut fase antara klasifikasi, karena
2 getaran x’(t) dan x(t). Dua mencari persamaan
getaran dikatakan sefase atau
dari dua persamaan
sama fasenya apabila beda 
sudut fase kedua getaran itu yang ada.
kelipatan bulat dari 2π, yaitu
jika Δϕ = ..., -4π, -2π, 0, 2π,
4π, ... n2π, ...
67. W98. Dua getaran dikatakan Pernyataan KPS aspek
31.1 berlawanan fase apabila beda klasifikasi, karena
sudut fase keduanya adalah mencari persamaan
kelipatan gasal dari , yaitu 
dari dua persamaan
jika Δϕ = ..., -3π, -π, 0, π, 3π,
... yang ada.

68. W98. Agar anda lebih terampil Merupakan aspek KPS


32.1 dalam menganalisis bagian berkomunikasi,
hubungan gaya dan gerak  karena mengajak
getaran, lakukan eksperimen pembaca untuk
berikut ini. melakukan percobaan.
69. W10 Sebelumnya, anda telah Bukan pernyataan KPS
1.33. mempelajari gerak selaras - - - - - - - - - - karena tidak
memunculkan kata-kata
112

1 dan pegas. yang tidak mengarahkan


pada aspek KPS.
70. W10 Sekarang, anda akan Pernyataan KPS aspek
1.33. meninjau sebuah sistem yang observasi, karena
2-3 tersusun atas sebuah bola subjek akan meninjau
bermassa m yang digantung
menggunakan indera
dengan seutas tali atau batang 
tipis yang sangat ringan pada penglihatannya.
atap sebuah ruangan. Untuk
itu, lakukan eksperimen fisika
berikut ini.
71. W10 Perhatikan bandul ayunan Pernyataan KPS aspek
2.34. dalam gambar 4.2 observasi, karena
1 subjek akan
 memperhatikan
gambar menggunakan
indera penglihatannya.

72. W10 Dalam menganalisis ayunan Pernyataan KPS aspek


2.34. bandul, abaikan gesekan hipotesis, karena
2-5 udara. Andaikan panjang tali defenisi tersebut harus
atau tangkai itu l. Dalam  dibuktikan melalui
keadaan rileks (seimbang), pengamatan langsung.
tali membentuk sudut 0
dengan garis vertikal (gambar
113

4.2 (a))
73. W10 Kemudian bandul ditarik Merupakan aspek KPS
2.35. sehingga mendapat menggunakan alat dan
1 simpangan awal tertentu dan bahan, karena

dilepaskan. pernyataan menjelaskan
dengan menggunakan
alat dan bahan.
74. W10 Apa yang terjadi? Pernyataan KPS aspek
2.35. mengajukan
2 pertanyaan, karena
jawaban dari
 pertanyaan ini berupa
penjelasan. Dan
menggunakan kata
tanya “bagaimana”
serta tanda tanya.
75. W10 Tentu bandul akan berayun Pernyataan KPS aspek
2.35. bolak-balik disekitar titik hipotesis, karena
3-5 seimbangnya. Andaikan pada defenisi tersebut harus
suatu saat tali bandul dan dibuktikan melalui
garis vertikal membentuk pengamatan langsung.
sudut θ. Pada bola akan 
bekerja gaya seperti
diperlihatkan gambar 4.2 (b).
Komponen-komponen gaya
sepanjang tali saling
menghapus. Sementara itu,
114

komponen-komponen gaya
yang tegak lurus tali hanyalah
–mg sin θ. Komponen-
komponen gaya ini selalu
berlawanan arah dengan
pergeseran s.
76. W10 Oleh karena itu, komponen Pernyataan KPS aspek
2.35. tersebut diberi tanda negatif interpretasi, karena
9-10 dan sebutlah gaya ini sebagai  menyimpulkan.
Fs. Oleh karena itu Fs = -mg
sin θ
77. W10 Jika θ sangat kecil, yakni Pernyataan KPS aspek
3.35. simpangan awal yanga anda hipotesis, karena
11 berikan cukup kecil maka sin  defenisi tersebut harus
θ θ dibuktikan melalui
pengamatan langsung.
78. W10 Lebih jauh, penerapan hukum Pernyataan KPS aspek
3.36. kedua Newton menghasilkan menerapkan konsep,
2-3 ( ) ( ) Akibatnya, karena pembaca
diharuskan memahami
 konsep sebelumnya,
( ) kemudian
Definisikan suatu tetapan K menerapkannya pada
menurut ( ), maka konsep yang baru.
didapat
115

79. W10 Persamaan terakhir ini Pernyataan KPS aspek


3.37. tampak serupa dengan menerapkan konsep,
1 persamaan untuk gaya pegas karena pembaca
dengan tetapan K dan diharuskan memahami

pergeseran s. konsep sebelumnya,
kemudian
menerapkannya pada
konsep yang baru.
80. W10 Lebih jauh, penerapan hukum Pernyataan KPS aspek
3.37. kedua Newton menghasilkan menerapkan konsep,
2 ( ) ( ). karena pembaca
diharuskan memahami

konsep sebelumnya,
kemudian
menerapkannya pada
konsep yang baru.
81. W10 Persamaan ini serupa dengan Pernyataan KPS aspek
3.38. persamaan yang muncul pada interpretasi, karena
1-2 getaran pegas. Oleh karena menyimpulkan.
itu, sebagaimana getaran
pegas, penyelesaian bagi

persamaan ini diberikan oleh
( ) ( ),
dengan ϕfase awal yang
bergantung pada cara anda
mengayun bandul itu, s0
116

simpangan maksimum, dan


√ , sebagaimana pada
pegas adalah frekuensi sudut.

B. Bagian Kegiatan Siswa

Aspek KPS Kesepakatan


No Kode Pernyataan Alasan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Ya Tidak
82. Tujuan Termasuk aspek KPS
1. Menentukan nilai merencanakan
konstanta pegas k percobaan, karena
dengan menghitung dijelaskan tujuan
perbandingan percobaan tersebut.
pergeseran posisi pegas
dan gaya yang bekerja
2. Menentukan konstanta
X98 
pegas dari pengukuran
periode osilasi untuk
ilai massa yang
berbeda-beda.
3. Mengamati
kebergantungan periode
osilasi T sebuah massa
dan amplitudo yang
117

berbeda-beda.
83. Alat dan Bahan Pernyataan KPS aspek
Pegas, massa (beban) yang observasi, karena
telah dikalibrasi dengan “lihat gambar” sebagai
besaran bervariasi, batang kata kuncinya.
X98 penyangga, alat ukur panjang  Kalimat ini
(mistar atau lainnya), klem membutuhkan indera
meja (lihat gambar), klem alat penglihatan.
ukur panjang, alat hitung waktu
(stopwatch), dan kertas grafik
84. Langkah kerja Pernyataan KPS aspek
observasi, karena
disajikan gambar dan
penjelasannya berupa
kalimat yang
1. Rangkailah klem meja menggunakan indera
dan batang penyangga penglihatan.
sedemikian rupa
X99 
sehingga batang
penyangga pada posisi
horizontal seperti
ditunjukan pada gambar
di atas.
2. Gantungkan pegas pada
batanng horizontal.
3. Susunlah klem untuk
118

mistar sedemikian rupa


sehingga mistar dapat
berdiri secara tegak
lurus dengan lantai
seperti gambar. Atur
ketinggian mistar
sampai ketitik nol tepat
di bagian bawah pegas.
4. Letakkan kaitan beban
bermassa 100 gram
pada pegas. Lepaskan
secara perlahan massa
tersebu sampai dalam
keadaan diam ketika
diepaskan. Hitung skala
mistar pada ujung pegas
paling bawah.
85. Perhitungan Pernyataan KPS aspek
Hitunglah gaya mg untuk menerapkan konsep,
masing-masing beban dan karena penggunaan
X99 
masukkan hasilnya dengan rumus merupakan
menggunakan tetapan g = 9,8 penerapan konsep.
m/s2.
86. Variasi Simpangan Terjauh Pernyataan KPS aspek
X99 (Amplitudo)  observasi, karena
Langkah Kerja disajikan gambar dan
119

1. Amati kebergantungan penjelasannya berupa


periode T terhadap kalimat yang
simpangan terjauh A menggunakan indera
untuk masssa tetap 0,5 penglihatan.
kg. Tempatkan beban
pada ujung pegas ini
sebagai y0.
2. Geser beban ke arah
bawah sejauh y = y0 +
0,02 m, berarti bahwa A
= 0,02 m. Lepaskan
beban dan biarkan
berosilasi. Ukur waktu
untuk 10 kali getaran
penuh dan catat
hasilnya, Ulangi
kegiatan ini sebanyak
tiga kali percobaan
untuk simpangan
terjauh yang sama.
3. Ulangi langkah nomor 2
dengan simpangan
terjauh A = 0,04 , 0,06
m, 0,08 m, 0,1 m, dan
1,2 m. lakukan
sebanyak tiga kali
120

percobaan untuk
masing-masing
simpangan terjauh dan
hitung waktu untuk 10
kali getaran penuh,
rekam dan catat hasil
yang diperoleh.
87. Perhitungan Merupakan aspek KPS
1. Menghitung rata-rata ̅̅̅ menggunakan alat dan
untuk masing-masing bahan, karena
tiga kali percobaan . pernyataan menjelaskan
X99 rekam dan catat  dengan menggunakan
hasilnya. alat dan bahan.
2. Hitung periode T dari
̅̅̅
. Rekam dan
catat hasilnya.
88. Variasi Massa Merupakan aspek KPS
Langkah Kerja menggunakan alat dan
1. Tempatkan beban 0,05 bahan, karena
kg pada pegas. Geser pernyataan menjelaskan
X99 beban 0,05 m dari  dengan menggunakan
kesetimbangan (A alat dan bahan.
=0,05 m), lepaskan dan
biarkan sistem
berosilasi. Ukur waktu
121

untuk 10 kali getaran


penuh dan catat
hasilnya sebagai Δt.
2. Ulangi langkah nomor 1
dengan simpangan
terjauh yang sama
untuk massa m = 0,1
kg, 0,2 kg, 0,3 kg, 0,4
kg, dan 0,5 kg serta
catat hasilnya.
89. Perhitungan Pernyataan KPS aspek
1. Hitung rata-rata . interpretasi, karena
2. Hitung periode T dari menyimpulkan.
̅̅̅
.
3. Hitung nilai T2
X99 4. Temukan hubungan 
antara T2 dan m massa
benda dengan T2 arah
vertikal dan m arah
horizontal. Catat
kemiringan garis dalam
grafik yang dihasilkan.
90. Pertanyaan Pernyataan KPS aspek
X99 1. Apakah dari data yang  mengajukan
diperoleh pergeseran pertanyaan, karena
122

pegas y terhadap gaya jawaban dari


mg mengindikasikan pertanyaan ini berupa
bahwa tetapan pegas k penjelasan. Dan
tetap? Nyatakan secara
menggunakan kata
jelas sesuai dengan
hasil percobaan anda. tanya “apakah” dan
2. Bagaimana keterkaitan “bagaimana” serta
antara periode T dan tanda tanya.
simpangan A menurut
hasil percobaan?
91. Menyelidiki kebergantungan Termasuk aspek KPS
periode T bandul matematis merencanakan
X101 terhadap panjang tali l dan  percobaan, karena
massa m. dijelaskan tujuan
percobaan tersebut.
92. Alat dan Bahan Termasuk aspek KPS
Tali, massa (beban), yang telah merencanakan
dikalibrasi dengan besar percobaan, karena
bervariasi, batang penyangga, dijelaskan tujuan
X101  percobaan tersebut.
alat ukur panjang (mistar atau
lainnya), alat hitung waktu
(stopwatch), dan pengukur
sudut.
93. Variasi Massa Bandul Merupakan aspek KPS
menggunakan alat dan
X102 Matematis 
Langkah Kerja bahan, karena
pernyataan menjelaskan
123

1. Rangkailah batang dengan menggunakan


penyagga sedemikian alat dan bahan.
rupa sehingga batang
penyangga pada posisi
horizontal seperti
ditunjukkan pada
gambar

2. Gantungkan beban
bermassa 100 gram
pada batang horizontal
yang terlebih dahulu
telah dikaitkan pada
seutas tali sepanjang
0,03 m.
3. Lepaskan dengan
124

memberi simpangan
. Hitung
banyak getaran n dalam
waktu satu detik dan
ulangi sebanyak tiga
kali percobaan. Rekam
dan tuliskan hasilnya.
4. Ulangi langkah pada
nomor 3 untuk beban
bermassa 200 gram,
300 gram, 400 gram,
dan 500 gram dan
dapatkan banyak
getaran n untuk masing-
masing beban. Rekam
dan tuliskan nilai semua
massa benda dan
getaran yang diperoleh.
94. Perhitungan Pernyataan KPS aspek
1. Menghitung rata-rata n menerapkan konsep,
masing-masing tiga kali karena pernyataan
percobaan. Rekam dan tersebut memerlukan
X102 catat hasilnya.  penggunaan rumus
2. Hitung periode T yang merupakan
dengan . Rekam asplikasi menerapkan
konsep.
dan catat hasilnya.
125

95. Variasi Panjang Tali Bandul Merupakan aspek KPS


Matematis menggunakan alat dan
Langkah Kerja bahan, karena
1. Gantungkan beban pernyataan menjelaskan
bermassa 100 gram pada dengan menggunakan
batang horizontal yang alat dan bahan.
terlebih dahulu telah
dikaitkan pda seutas tali
sepanjang 0,02 m.
2. Lepaskan dengan memberi
simpangan θ = 10o.
Hitung banyak getaran n
dalam waktu satu detik dan
X102 
ulangi sebanyak tiga kali
percobaan. Rekam dan
tuliskan hasilnya.
3. Ulangi lankah pada nomor
3 untuk panjang tali 0,03
m, 0,04 m, 0,05 m, dan
0,06 m serta dapatkan
banyak getaran n untuk
masing-masing panjang
tali. Rekam dan tuliskan
nilai semua massa benda
dan getaran yang
diperoleh.
126

96. Perhitungan Merupakan aspek KPS


1. Menghitung rata-rata n menggunakan alat dan
untuk masing-masing tiga bahan, karena
kali percobaan. Rekam dan pernyataan menjelaskan
catat hasilnya. dengan menggunakan
X102  alat dan bahan.
2. Hitung periode T dengan
. Rekam dan catat
hasilnya.
3. Hitung nilai T2.
97. Pertanyaan Pernyataan KPS aspek
1. Apakah dari data yang mengajukan
diperoleh dengan pertanyaan, karena
memvariasi massa dapat jawaban dari
memberi pengaruh pertanyaan ini berupa
terhadap periode getaran? penjelasan. Dan
Nyatakan secara jelas menggunakan kata
sesuai dengan hasil tanya “apakah” serta
X102 
percobaan anda. tanda tanya.
2. Kemungkinan apakah yang
membuat perbedaan antara
hasil percobaan yang anda
lakukan dengan hasil
perhitungan secara teoritik
untuk nilai periode
getaran?
127

C. Contoh Soal

Aspek KPS Kesepakatan


No Kode Pertanyaan Penyelesaian Alasan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Ya Tidak
98. Sebuah benda Diketahui : Pernyataan
mengalami getaran x = (5 cm)cos(πt + ¼ KPS aspek
selaras di sepanjang π)
menerapkan
sumbu-x dan
Jawab : konsep,
posisinya setiap saat
a. Persamaan (4.18) karena soal
ditentukan melalui dapat dituliskan tersebut
simpangan melalui x sebagai x(t) = A
= (5 cm)cos(πt + ¼ cos(ωt + θ) memerlukan
π). Tentukan, dengan θ suatu penggunaan
a. Amplitudo, tetapan. Terlihat rumus yang
Y95. frekuensi, bahwa amplitudo merupakan

1 periode getaran (A)
adalah 5 cm. asplikasi
benda
tersebut, dan menerapkan
b. Posisi benda konsep.
pada saat t =
maka
1 detik

0,5 Hz
dan
2
detik.
128

b. Pada saat t = 1
detik, posisi
benda adalah

( ) ( )

( ) ( ( ))

( ) ( )

99. Perhatikan gambar Diketahui : Pernyataan


di bawah ini. Setelah m = 1,0 kg KPS aspek
digeser ke kanan dan observasi,
dilepaskan, balok Jawab : karena
yang di tengah itu Susunan pegas “perhatikan
seperti di atas dapat
akan mengalami ” sebagai
diganti dengan
getaran harmonis. susunan paralel kata
Y96.
Berapakah periode  seperti gambar kuncinya.
2
getaran itu bila balok berikut Kalimat ini
memiliki massa 1,0 membutuhk
kg? an indra
penglihatan.
Oleh karena itu,
sistem semacam itu
dapat dipandang
129

sebagai getaran
dengan tetapan pegas
senilai 0,6 N/m + 0,3
N/m = 0,9 N/m. Jadi,
periode getarnya
diberikan oleh

100. Perhatikan gambar Diketahui : panjang Pernyataan


di bawah. Sebuah bidang = x0 KPS aspek
balok selaras pada Frekuensi = 0,5 observasi,
bidang licin detik-1 karena
mendatar sepanjang Fase awal = 0 “perhatikan
Ditanya : fase sudut
sumbu x dengan ” sebagai
saat t = 0,5 s, t = 1 s,
frekuensi 0,5 detik-1. t = 1,5 s, t = 2 s, dan kata
Y100 Andaikan sudut awal kuncinya.
 t = 2,5 s
.1 fase sama dengan Jawab : Kalimat ini
nol, hitung fase dan  Untuk t = 0,5 membutuhk
sudut fase setelah detik = detik an indra
0,5 detik, 1 detik, 1,5 penglihatan.
detik, 2 detik, dan Φ( )
2,5 detik. ( )( )
130

Φ( )
( )
( )
 Untuk t = 1 detik
= detik
Φ( )
( )( )

Φ( )
( )
( )
 Untuk t = 1,5
detik = detik
Φ( )
( )( )

Φ( )
( )
( )
131

 Untuk t = 2 detik
= detik
Φ( )
( )( )

Φ( )
( )
( )
 Untuk t = 2,5
detik = detik
Φ( )
( )( )

Φ( )
( )
( )
101. Sebuah bandul diketahui : Bukan
matematis g = 9,8 m/s2 pernyataan
Y103 (sederhana) dalam t = 60 s KPS karena
- - - - - - - - - -
.1 satu menit berayun n = 20 ayunan tidak
sebanyak 20 kali. memunculk
Ditanya :
132

Jika percepatan l = .....? an kata-kata


gravitasi bumi 9,8 yang tidak
m/s2, tentukan Jawab : mengarahka
panjang tali pengikat n pada
bandul. aspek KPS.
Oleh karena itu,
panjang tali dapat
dihitung dengan
menggunakan
persamaan (4.26)

( ) ( )
Atau

( ) ( ⁄ )
( )
133

D. Bagian Latihan Soal

Aspek KPS Kesepakatan


No Kode Pernyataan Penyelesaian Alasan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Ya Tidak
102. Andaikan anda Pernyataan
memiliki sebuah √ (Jika
KPS aspek
beban dan beberapa ingin mendapatkan klasifikasi,
pegas dengan periode yang lebih karena
tetapan pegas yang kecil, maka massa
sama. Setelah anda mencari
beban harus lebih
hitung, ternyata kecil) persamaan
dengan sebuah pegas dari dua
saja anda persamaan
mendapatkan sebuah yang ada.
Z96.
getaran yang 
1
memiliki periode 5
detik. Padahal anda
memerlukan suatu
getaran yang
memiliki periode 1
detik saja. Apakah
yang harus anda
lakukan untuk
mendapatkan getaran
yang anda inginkan?
103. Z96. Sementara anda  Berdasarkan jawaban Pernyataan
134

2 memerlukan getaran yang ada pada soal di KPS aspek


dengan periode 1 atas, periode klasifikasi,
detik, teman anda berbanding lurus karena
menginginkan suatu dengan massa. Maka,
mencari
getaran dengan jika ingin
periode 10 detik. mendapatkan periode persamaan
Apakah yang harus yang lebih besar, dari dua
and alakukan untuk maka massa benda persamaan
mendapatkan getaran harus lebih besar. yang ada.
yang anda inginkan
itu?
104. Coba pikirkan Contoh dalan Pernyataan
beberapa contoh kehidupan sehari- KPS aspek
dalam kehidupan hari : Bandul pada observasi,
sehari-hari di
jam. karena
lingkungan anda
yang merupakan “perhatikan”
Z97. pendekatan getran Yang membedakan sebagai kata

1 selaras. Apa yang Getaran selaras kuncinya.
menjadikan contoh- dengan Gerak lurus Kalimat ini
contoh tersebut adalah, pada gerak
membutuhkan
berbeda dari benda lurus benda tidak
memiliki titik indra
bergerak lurus?
kesetimbangan. penglihatan.

105. Z97. Teman sekelas anda Benar. Pernyataan



2 menyatakan bahwa
135

jika percepatan KPS aspek


sebuah massa yang Pembuktian : observasi,
dikerjakan oleh Pada gerak harmonik karena
sebuah pegas sesuau
sederhana, kecepatan pernyataan
dengan
pergeserannya dari merupakan turunan membutuhkan
titik kesetimbangan pertama dari posisi. indra
massa, kemudian penglihatan.
lebih jauh massa dari
titik kesetimbangan,
percepatannya lebih
besar, dan massa ( )
akan segera (
dipercepat sehingga
)
akan berada
ditempat lain (di
wilayah yang Kemudian,
berlawanan dengan kecepatan ini
wilayah awal) dalam diturunkan sehingga
beberapa saat. menjadi percepatan
Apakah teman anda
benar? Bagaimana
anda dapat
membenarkannya? (
)
136

(
)

Tampak disini bahwa


arah percepatan
berlawanan arah
dengan arah
simpangan.

106. Jika anda memiliki Pertanyaan kurang Pernyataan


sebuah pegas dipahami, jawaban KPS aspek
seragam sepanjang L tidak ditemukan.
klasifikasi,
kemudian dipotong
karena
menjadi dua sama
besar, berapakah mencari
konstanta pegas pada persamaan
Z97.
keduanya? Berapa  dari dua
3
perbedaan frekuensi persamaan
antara pegas utuh yang ada.
dan setengah
potongan pegas jika
massa yang
digunakan sama?
(Anggap sistem
137

massa-pegas dapat
bergetar selaras)
107. Sebuah getaran 1 getaran = 10 detik, Pernyataan
memilliki periode 10 maka 100 detik KPS aspek
detik. Berapa kalikah terjadi 10 getaran, mengajukan
terjadi getaran dalam dan pada 1 detik pertanyaan,
selang waktu 100 terjadi 0,1 getaran karena
detik? Berapa jawaban dari
kalikah terjadi pertanyaan ini
Z97.
getaran dalam waktu  berupa
4
1 detik? penjelasan.Ser
ta
menggunakan
kata tanya
“berapakah”
serta tanda
tanya.
108. Sebuah balok pada Pertanyaan kurang Pernyataan
massa M terletak dipahami jawaban KPS aspek
pada bidang licin tidak ditemukan observasi,
mendatar (lihat karena
Z97.
gambar di bawah).  pernyataan ini
5
Balok tersebut membutuhkan
dirangkai dengan indra
pegas dan dinding penglihatan.
dengan konstanta k
138

serta sistem dapat


bergerk selaras. Pada
saat balok melintasi
titik setimbang (x0)
sebuah balok dengan
ukuran lebih kecil m
diletakkan tepat di
atasnya sedemikian
rupa sehingga
keduanya bergerak
bersama-sama dan
anggap masih dapat
bergerak selaras.
Hitunglah
perbandingan
periode dan
frekuensi sebelum
dan setelah balok
kedua diletakan di
atas balok pertama.

109. Z101 Dua buah getaran Pertanyaan kurang Pernyataan


 dapat dipahami,
.1 harmonis memiliki KPS aspek
139

beda fase 30o. jawaban tidak klasifikasi,


Getaran pertama ditemukan. karena
mendahului getaran mencari
kedua. Kedua persamaan
getaran itu dari dua
dimisalkan memiliki persamaan
amplitudo yang yang ada.
sama. Jika getaran
kedua sedang berada
pada simpangan
minimum, berapakah
simpangan getaran
pertama?
110. Hitunglah ( ) Pernyataan
percepatan yang ( ) KPS aspek
dimiliki oleh sebuah menerapkan
benda yang ( ) konsep,
mengalami getaran ( ) ( karena
dengan simpangan pernyataan
Z101 )
x(t) = x0 sin (ωt + ϕ)  tersebut
.2
memerlukan
Kemudian, penggunaan
kecepatan ini rumus yang
diturunkan sehingga merupakan
menjadi percepatan asplikasi
menerapkan
140

( ) konsep
( )

(
)
( )
(
) ( )

111. Di manakah balok Pernyataan


yang mengalami KPS aspek
getaran selaras pada mengajukan
pegas menderita
pertanyaan,
gaya pegas paling
kuat? karena
jawaban dari
Z101 pertanyaan ini

.3 berupa
penjelasan.Ser
ta
menggunakan
kata tanya
“bagaimana”
serta tanda
141

tanya.

112. Tunjukkanlah bahwa Pada saat pegas Bukan


secara umum getaran memberikan gaya pernyataan
selaras satu dimensi KPS karena
kepada benda yang tidak
dapat pula
besarnya sebanding memunculkan
didefinisikan dengan
dengan kata-kata yang
fungsi kosinus
simpangannya tidak
bahwa getaran mengarahkan
selaras satu dimensi namun berlawanan pada aspek
adalah gerak bolak- arah dengan KPS.
balik dengan posisi pergeseran benda.
ditentukan oleh (1)
Z101 ( )
- - - - - - - - - -
.4 ( )
F adalah gaya pegas
(gaya pemulih
atau restoring force)
dan k adalah tetapan
pegas. Rumus ini
menyatakan bahwa
gaya yang dikerjakan
oleh sebuah pegas
pada sebuah benda
berbanding lurus
142

dengan pergeseran
benda namun
berlawanan arah
dengannya. Tanda
negatif dalam
persamaan (1)
mengandung
pengertian bahwa
gaya pemulih selalu
bekerja untuk
mengembalikan
massa M ke
kedudukan
setimbangnya. Jika
gaya pegas adalah
satu-satunya gaya
luar yang bekerja
pada benda, maka
pada benda berlaku
Hukum II Newton.

(2)
(3)
143

Percepatan bergerak
lurus dapat dituliskan
menjadi :

( )

Pada kasus ini,


persamaan (4) dapat
dituliskan sebagai :
( )

( ) ( )

Persamaan diatas
merupakan persamaa
n osilasi harmonik
sederhana (simple
harmonic
motion). Dalam
osilasi sederhana,
144

benda berosilasi di
antara dua posisi
dalam waktu
(periode) tertentu,
dengan asumsi tanpa
kehilangan tenaga
mekaniknya. Dengan
kata lain, simpangan
maksimum
(amplitudo)
osilasi tetap.
Persamaan ini
menunjukkan kepada
kita bahwa fungsi
yang menjadi
turunan keduanya
merupakan negatif
dari dirinya sendiri.
Keadaan tersebut
hanya dipenuhi oleh
bentuk sinusoida
145

( ) (
)

Atau

( )
( )
(terbukti)

113. Jika sebuah getaran Pernyataan


pegas di bawa ke √ KPS aspek
bulan, berubahkah hipotesis,
periode getarannya?
karena
Gravitasi di bulan defenisi
adalah sebesar 1/16 tersebut harus
Z.10 kali gravitasi bumi, dibuktikan

1.5 maka rumusnya melalui
menjadi : pengamatan
langsung.



146

Periodenya berubah
114. Perhatikan gambar Pernyataan
berikut! √ KPS aspek
observasi,
karena
pernyataan ini
Z101 membutuhkan
Hitunglah periode 
.6 indra
getaran sistem
benda-pegas di atas penglihatan.
jika benda memiliki
massa m kg dan
konstanta pegas k.
115. Diantara persamaan- (d). a = -4x (Sesuai Bukan
persamaan yang dengan rumus baku pernyataan
menghubungkan KPS karena
percepatan dengan tidak
pergeseran atau memunculkan
posisi berikut ini, kata-kata yang
Z105
yang - - - - - - - - - - tidak
.1
menggambarkan mengarahkan
getaran selaras pada aspek
adalah... KPS.
a. a = 4x2
b. a = -4x2
c. a = 4x
147

d. a = -4x
e. a = 3x2
116. Grafik berikut Pertanyaan dengan Pernyataan
menggambarkan pilihan ganda tidak KPS aspek
simpangan suatu sesuai observasi,
getaran sebagai karena
fungsi waktu. Fase pernyataan ini
awal getaran itu membutuhkan
adalah... indra
Z105 penglihatan.

.2

a. 0o
b. 90o
c. 180o
d. 270o
e. 300o
117. Frekuensi getaran Pertanyaan kurang Pernyataan
pada soal nomor 2 dapat dipahami, KPS aspek
adalah.... jawaban tidak observasi,
Z105 a. 6s-1 ditemukan. karena

.3 b. 3s-1 pernyataan ini
c. 1/6s-1 membutuhkan
d. 1/3s-1 indra
e. 1/12s-1 penglihatan.
148

118. Grafik simpangan (e) Tidak satu pun Pernyataan


sebagai fungsi waktu KPS aspek
tiga getaran observasi,
harmonis A, B, dan karena
C ditunjukkan oleh pernyataan ini
gambar di bawah ini. membutuhkan
Getaran-getaran indra
yang sefase adalah... penglihatan.
Z105

.4

a. A dan B
b. A dan C
c. B dan C
d. A, B, dan C
e. Tidak satu
pun
119. Terkait dengan soal a. A dan B Pernyataan
nmor 4, getaran- KPS aspek
getaran manakah observasi,
Z105 yang fasenya karena

.5 berlawanan? pernyataan ini
a. A dan B membutuhkan
b. A dan C indra
c. B dan C penglihatan.
149

d. A, B, dan C
e. Tidak satu
pun
120. Masih terkait dengan (e) Tak dapat Pernyataan
soal nomor 4, dihitung KPS aspek
perbedaan fase observasi,
antara getaran A dan karena
getaran C adalah... pernyataan ini
Z105
a. 0o  membutuhkan
.6 o
b. 90 indra
c. 180o penglihatan.
d. 280o
e. Tak dapat
dihitung
2
121. Sebuah balok (b) 4π N/m Pernyataan
bermassa 0,5 kg KPS aspek
dipasang pada ujung Pembahasan : observasi,
sebuah pegas m = 0,5 kg karena
sebagaimana terlihat Waktu untuk pernyataan ini
Z106 pada gambar berikut bergerak dari membutuhkan
sehingga balok  suatu titik tempat indra
.7
mengalami getaran balok itu penglihatan.
selaras. memiliki
kecepatan nol ke
titik terdekat
tempat balok itu
150

Balok itu yang juga


membutuhkan waktu memiliki
0,25 detik untuk kecepatan nol
bergerak dari suatu merupakan
titik tempat balok itu setengah periode,
memiliki kecepatan maka 1/2T = 0,25
nol ke titik terdekat detik. Maka T =
tempat balok itu 0,5 detik
yang juga memiliki
kecepatan nol. Sehingga :
Tetapan pegas itu
adalah..... √
a. 3π2 N/m
b. 4π2 N/m
c. 5π2 N/m 0,52 = 22(0,5/k)
d. 6π2 N/m
e. 8π2 N/m k = 2/0,25 = 4π2

122. Jika jarak antara (ketika Pernyataan


kedua titik pada KPS aspek
dihitung tidak ada
balok yang mengajukan
Z106 jawabannya)
diceritakan pada soal  pertanyaan,
.8
nomor 7 adalah 13 karena
cm, kecepatan jawaban dari
maksimum balok pertanyaan ini
151

tersebut adalah... berupa


a. 0,73 m/s penjelasan.Ser
b. 0,75 m/s ta
c. 0,77 m/s menggunakan
d. 0,79 m/s kata tanya
e. 0,80 m/s “bagaimana”
serta tanda
tanya.
123. Sebuah bandul b. 2,2 m Pernyataan
matematis Pembahasan : KPS aspek
mengalami gerak prediksi,

selaras selama 2 karena
menit dan berayun mengungkapk
sebanyak 40 ayunan. √ an pernyataan
Andaikan percepatan yang mungkin
gravitasi bumi 9,8 √ terjadi dari
Z106 m/s2, panjang tali suatu
bandul tersebut  pengamatan
.9 √
adalah.... yang belum
a. 1,2 m dilakukan,
b. 2,2 m hanya berupa

c. 3,2 m peramalan.
d. 4,2 m
e. 5,2 m

152

124. Perhatikan gambar Pembahasan : Pernyataan


berikut. KPS aspek
√ observasi,
karena
pernyataan ini
√ membutuhkan
indra
penglihatan.
Z106 Andaikan konstanta  √
.10 pegas 200 N/m,
frekuensi getaran (Tidak ada
benda tersebut jawaban)
adalah...
a. 1,4 Hz
b. 1,5 Hz
c. 1,6 Hz
d. 1,7 Hz
e. 1,8 Hz
125. Perhatikan kembali (Gak ada Pernyataan
gambar pada soal jawabannya, ambigu) KPS aspek
nomor 10. Andaikan observasi,
Z106
pertambahan  karena
.11
panjang ketika pernyataan ini
diberikan bahan membutuhkan
yang sama adalah indra
153

0,01 meter dan penglihatan.


percepatan gravitasi
bumi 9,8 m/s2,
periode getaran
pegas adalah....
a. 0,5 m
b. 0,4 m
c. 0,3 m
d. 0,2 m
e. 0,1 m
126. Pada suatu (e) 1 cm Pernyataan
perusahan konveksi, KPS aspek
sebuah mesin jahit Pembahasan : menerapkan
rata-rata jarumnya f = 10/s
konsep,
mengalami getaran 0 = 0
dengan frekuensi karena
A = 1 cm
10/s. Jika amplitudo t = 1,125 s pernyataan
Z106 getaran 1 cm dan y=? tersebut

.12 fase awal nol, memerlukan
simpangan setelah penggunaan
1,125 detik adalah... ( ) rumus yang
a. 5 cm
merupakan
b. 4 cm
c. 3 cm asplikasi
d. 2 cm menerapkan
e. 1 cm cm
154

konsep.
2
127. Seperti kasus pada (b) 1972 cm/s Pernyataan
soal nomor 1,2 KPS aspek
percepatan getaran Pembahasan : menerapkan
ketika simpangannya
konsep,
½ adalah... (
a. 1971 cm/s2 ) karena
b. 1972 cm/s2 pernyataan
c. 1973 cm/s2 ( tersebut
d. 1974 cm/s2 ) memerlukan
Z106 e. 1975 cm/s2 penggunaan

.13 ( ) rumus yang
merupakan
asplikasi
(
) menerapkan
konsep.

128. Dua buah pegas (e) Semua salah Pernyataan


Z106 identik memiliki Pembahasan : KPS aspek

.14 konstanta 100 N/m Karena pegas observasi,
dihubungkan seperti tersusun seri, karena
155

pada gambar. gunakan konstanta pernyataan ini


Andaikan massa pengganti membutuhkan
balok 2000 gram, indra
frekuensi getaran penglihatan.
sistem pegas tersebut
adalah...
N/m

a.

b.

c.

d.

e. Semua salah
129. Seperti pada soal Pernyataan
( ) √
nomor 14, andaikan KPS aspek
pegas memiliki observasi,
Z106 Pembahasan :
konstanta masing-  karena
.15
masing 100 N/m dan Pertama-tama kita pernyataan ini
50 N/m dan massa cari konstanta membutuhkan
balok 1000 gram, penggantinya. indra
156

periode getarannya Karena konstanta penglihatan.


adalah... penggantinya berasal
a. √ dari pegas tersusun
b. √ seri, maka :

c. √

d. √
k = 100/3 N/m
e. √
Lalu masukan rumus
:

130. Perhatikan kembali Pernyataan


soal nomor 14. Jika a. √ ( ) KPS aspek
Z106
massa balok m dan  observasi,
.16
konstanta masing- karena
Pembahasan :
157

masing pegas k1 dan pernyataan ini


k2, frekuensi sudut membutuhkan
sistem adalah... indra
penglihatan.
a. √ ( )
√ ⁄
b. √ ( )

√ ( )
( )
c. √ ( )

d. √ ( )

e. √
131. Perhatikan gambar Pembahasan : Pernyataan
berikut! Pada sistem Karena pegas KPS aspek
pegas balok tersebut tersusun parallel, observasi,
Z107 masing-masing karena
 maka konstanta
.17 pegas memiliki pernyataan ini
konstanta 25 N/m penggantinya : membutuhkan
dan 75 N/m. k1 + k2 = 75 N/m + indra
andaikan massa 25 N/m = 100 N/m penglihatan.
158

balok 1500 gram,


periode getaran pada Kemudian :
sistem tersebut
adalah... √

( )

a. √

b. √

c. √

d. √
159

e. √
132. Perhatikan kembali Pernyataan
soal nomor 17. Jika a. √ KPS aspek
massa balok m dan Pembahasan : observasi,
konstanta masing- karena
masing pegas k1 dan √ pernyataan ini
k2, frekuensi sudut membutuhkan
sistem adalah.... indra
a. penglihatan.


Z107 b. 
.18
( )

c. √
d.
( )

e.

133. Z107 Perhatikan gambar Diket: h = 100 cm Pernyataan
 h1 = 60 cm
.19 di bawah. Tabung KPS aspek
160

berisi air sampai h2 – h1 = 40 cm = 0,4m observasi,


dengan ketinggian h m = 1500 gram karena
= 100 cm dan tinggi A = 314cm2 pernyataan ini
h1 = 60 cm. ⁄ membutuhkan
Kemudian, air dalam indra
tabung sisi kanan ⁄ penglihatan.
ditekan dengan Ditanya: T
menggunakan piston Jawab:
sehingga air turun.

Piston dilepas
sedemikian rupa

sehingga air
mengalami gerak √
selaras. Andaikan
massa air seluruhnya
ma = 1500 gram dan Jawaban D
luas permukaan
tabung Lt = 314 cm2,
periode getaran
selaras air adalah...
(rapat massa air 100
kg/m3 dan
percepatan gravitasi
bumi 10 m/s2)
161

a. detik
b. 2 detik
c. detik
d. detik
e. detik
134. Perhatikan gambar Diket: Pernyataan
di bawah. Panjang KPS aspek
tali bandul observasi,
matematis l yang karena
ketika diberi pernyataan ini
Ditanya: T1 : T2
simpangan kecil Jawab:
membutuhkan
akan mengalami √
indra
gerak harmonik √ penglihatan.
Z107 selaras. Andaikan
 √
.20 terdapat penghalang
seperti tampak pada
gambar, √
perbandingan
periode sebelum dan Jawaban B
setelah dikenai
penghalang
adalah...(percepatan
gravitasi bumi, g)
162

a. √

b. √

c. √

d. √

e. √
135. Andaikan soal pada Diket: Pernyataan
nomor 20 ketinggian KPS aspek
penghalangnya observasi,
diperbesar menjadi karena
Z107 pernyataan ini
dari panjang 
.21 T1 = 8 s membutuhkan
keseluruhan tali n=1 indra
bandul dan Ditanya: T2 penglihatan.
periodenya sama
dengan 8 detik, lama
t = T.n = 8 . 1 = 8s
waktu yang
163

diperlukan bandul

dari P kembali ke P
lagi adalah...

a. 1 detik
b. 2 detik √
c. 3 detik
d. 4 detik
e. 5 detik
Jawaban D
136. Perhatikan gambar. Diket: l = l Pernyataan
Seorang anak a=g KPS aspek
mengayunkan bola Ditanya: T observasi,
mainan yang Jawab: karena
tergantung pada √ pernyataan ini
sebuah tali membutuhkan
sepanjang l di dalam indra
*Jawaban tidak ada
sebuah lift. Bola dalam opsi penglihatan.
Z107
mainan tersebut jika 
.22
simpangannya kecil
dapat dianggap
sebagai bandul
matematis yang
dapat melakukan
ayunan selaras.
Andaikan lift
bergerak ke atas
164

dengan percepatan
sebesar a m/s2 dan
percepatan gravitasi
bumi adalah g,
periode bola mainan
tersebut adalah...

a. √ detik

b. √ detik

c. √ detik

d. √ detik

e. √ detik
137. Andaikan lift pada W = m(2a + g) Pernyataan
Z108
soal nomor 22  KPS aspek
.23
bergerak ke bawah observasi,
165

dengan percepatan karena soal


sebesar 2a maka √ ( ) mengacu pada
periode bola mainan soal
tersebut adalah... sebelumnya,
dan
a. √ detik pernyataan ini
membutuhkan
b. √ detik indra
penglihatan.
c. √ detik

d. √ detik

e. √ detik

138. Perhatikan gambar. Penjelasan : Pernyataan


Gambar tersebut Shock absorbser KPS aspek
memperlihatkan yang terdiri dari 2 observasi,
sistem suspensi karena
pegas tersusun
Z108 motor yang dipakai terdapat kata
dalam perlombaan  parallel dengan “perhatikan
.24
motor GP. Bagian pegas belakang. gambar”
depan dinamakan Jika Konstanta sehingga
shock absorber yang Shock Absorber pernyataan ini
secara umum adalak k1, dan membutuhkan
166

memiliki prinsip konstanta pegas indra


kerja seperti pegas belakang adalah k2. penglihatan.
bagian belakang. Maka konstanta
Sistem suspensi
penggantinya
tersebut merupakan
sebuah rangkaian adalah k = k1 + k1 +
pegas paralel dan k2 = 2k1 + k2
menahan beban yang
ada di atasnya sama Maka :
besar. Andaikan
sistem suspensi √
tersebut dianggap
dapat bergetar
selaras ketika saat √
dikendarai.
Seandainya, shock
absorber memiliki
konstanta k1, pegas
bagian belakang
memiliki konstanta
k2, dan ketiganya
menahan bahan
badan kendaraan
sebesar M serta
pengendara sebesar
m maka frekuensi
167

getarannya adalah...

a. √
Hz
b. √ Hz

c. √
Hz
d. √
Hz
e. √
Hz
139. Andaikan pada soal Penjelasan : Pernyataan
nomor 24 konstanta Karena ketiga pegas KPS aspek
Z108 pegas belakang sama  sama, maka hipotesis,
.25 dengan konstanta
konstantanya adalah karena
shock absorber,
k, maka konstanta defenisi
168

frekuensi sudut penggantinya adalah tersebut harus


sistem suspensi 3k dibuktikan
tersebut adalah... melalui
a. √ Maka : pengamatan
langsung.
b. √ √

c. √ ( )
( )

d. √

e. √
140. Andaikan masing- Penjelasan : Pernyataan
masing pegas Karena ketiga pegas KPS aspek
memiliki konstanta k sama, maka konstantanya
prediksi,
dan massa beban m, adalah k, maka konstanta
penggantinya adalah 3k karena
periode getaran
selaras sistem mengungkapk
Z109
tersebut adalah...  Maka : an pernyataan
.26
√ yang mungkin
a. √
( ) terjadi dari
suatu
b. √
pengamatan
yang belum
169

dilakukan,
c. √
hanya berupa
peramalan.
d. √

e. √
141. Andaikan ketiga Penjelasan : Pernyataan
pegas bagian kiri Karena ketiga pegas KPS aspek
identik dan memiliki sama, maka prediksi,
konstanta k1 konstantanya adalah k, karena
sedangkan dua pegas maka konstanta
bagian kanan identik mengungkapk
penggantinya adalah
dan mimiliki an pernyataan
3k
konstanta k2, periode yang mungkin
Z109 getaran sistem Maka : terjadi dari
tersebut adalah.... 
.27 suatu
a. √ √ pengamatan
yang belum
b. √ dilakukan,
( )
hanya berupa
c. √ peramalan.

d. √
170

e. √
142. Perhatikan gambar Penjelasan : Pernyataan
berikut. Pegas depan yang KPS aspek
terdiri dari 2 pegas observasi,
karena
tersusun parallel
terdapat
dengan pegas pernyataan
Pada gambar terlihat belakang yang “perhatikan
bahwa terdapat terdiri dari 2 pegas. gambar”
empat buah pegas Jika Konstanta pernyataan
dalam sistem tersebut
Pegas depan adala
suspensi sebuah membutuhkan
mobil. Keempat k, dan konstanta
Z109 indra
masing-masing  pegas belakang
.28 penglihatan.
memiliki konstanta adalah 3k. Maka
seperti dalam konstanta
gambar. Karena penggantinya
mobil memiliki adalah k = k + k +
mesin belakang
3k + 3k = 8k
maka konstanta
pegas bagian
belakang lebih besar Maka
3 kali konstanta
pegas bagian depan. √
Pegas depan identik (d)
171

satu sama lain dan


begitu pun pegas
bagian belakang.
Andaikan massa
mobil M, frekuensi
getaran sistem pegas
suspensi tersebut
adalah...
a. √

b. √

c. √

d. √

e. √
143. Perhatikan rangkaian Diket: Pernyataan
pegas pada gambar KPS aspek
di bawah. Dua pegas Ditanya: T observasi,
Z109
bagian atas memiliki  karena
.29 Jawab:
konstanta masing- terdapat
masing k1 dan k2 pernyataan
yang sama. “perhatikan
172

Sementara itu, tiga rangkaian”


pegas berikutnya pernyataan
memiliki konstanta tersebut
masing-masing k3, membutuhkan
k4, dan k5. Ketiga indra
pegas memiliki nilai penglihatan.
sama, yaitu dari
kedua pegas lainnya.
Andaikan berat
beban w dan √
percepatan gravitasi

bumi g, periode √ ⁄
getaran sistem
adalah...

√ s

Jawaban E

a. √ detik

b. √
detik
173

c. √
detik
d. √
detik
e. √
detik

144. Besarnya periode (b) 1 dan 3 Pernyataan


suatu ayunan KPS aspek
(bandul) sederhana Penjelasan : klasifikasi,
bergantung pada : karena
(1) Panjang tali √ mencari
(2) Massa benda persamaan
(3) Percepatan dari dua
Z109 gravitasi persamaan

.30 (4) Amplitudo yang ada.
ayunan
Pernyataan yang
benar adalah...
a. (1), (2), dan
(3)
b. (1) dan (3)
c. (2) dan (4)
174

d. Hanya (4)
e. Semua benar

145. Sebuah geataran Pernyataan


harmonis tersusun √ KPS aspek
atas seutas tali klasifikasi,
kenyal yang karena
panjangnya l dan mencari
sebuah beban persamaan
Z110
bermassa m. Apabila  dari dua
.1
tali tersebut diganti persamaan
dengan tali lain yang yang ada.
sebahan dengan
panjang 4l,
berapakah periode
getarannya?
146. Sebuah benda Pertama, kita Pernyataan
bermassa 880 gram mencari konstanta KPS aspek
digantung pada pegasnya terlebih klasifikasi,
sebuah pegas. Ketika karena
dahulu :
Z110 massa benda mencari
ditambah 200 gram,  persamaan
.2
pegas bertambah dari dua
panjang 3 cm. ( ) persamaan
Berapakah periode yang ada.
geataran selaras
175

pegas?

Kemudian, periode
didapat dengan
rumus

147. Sebuah benda Pembahasan : Pernyataan


mengalami getaran v=9,s=2m KPS aspek
selaras dengan v=4,s=3m menerapkan
kecepatan 9 m/s v=1,s=4m konsep,
pada jarak 2 meter v=0,s=5m karena
Z110 dari titik setimbang pernyataan

.3 dan 4 m/s pada jarak jarak terjauh=5m tersebut
3 meter dari titik memerlukan
setimbang. penggunaan
T=2π√(l/g)
Hitunglah berapa rumus yang
jarak terjauh dari T=2π√(5/10) merupakan
titik setimbang yang asplikasi
176

dapat ditempuh T=2π√0,5 menerapkan


benda dan periode T=4,44 s konsep.
benda.
148. Sebuah balok Pernyataan
bermassa 1000 gram √ KPS aspek
dikaitkan pada menerapkan
sebuah pegas dengan konsep,
konstanta k yang karena
ujung pegas lainnya pernyataan
dikaitkan pada tersebut
dinding. Sistem memerlukan
balok-pegas berada penggunaan
Z110
pada lantai licin  rumus yang
.4
sehingga dapat merupakan
bergerak selaras asplikasi
dengan periode T. menerapkan
Jika pegas diganti konsep.
dengan konstanta
dua kali konstanta
semula, berapakah
periode pegas
tersebut?
149. Bayangkan bahwa Pertanyaan kurang Pernyataan
Z110 sebuah pendulum dipahami, jawaban KPS aspek
 tidak ditemukan.
.5 matematis digantung menerapkan
pada atap sebuah konsep,
177

mobil. Andaikan karena


mobil meluncur dari pernyataan
sebuah bukit (bidang tersebut
miring), apakah memerlukan
posisi penggunaan
kesetimbangan rumus yang
pendulum vertikal merupakan
(tegak lurus bidang asplikasi
datar)? Apakah menerapkan
periode gataran konsep.
selaras bandul
berbeda dengan saat
mobil bergerak
dengan kecepatan
konstan?
150. Seberapa panjang Pernyataan
tali dari sebuah ({ √ }) KPS aspek
pendulum untuk menerapkan
menghasilkan konsep,
periode 2,3 detik di karena
Z110
Bulan dengan  pernyataan
.6
asumsi g = 1,6 m/s2? tersebut
memerlukan
penggunaan
rumus yang
merupakan
178

asplikasi
menerapkan
konsep.
151. Sebuah bandul Pernyataan
matematis memiliki KPS aspek
frekuensi Hz menerapkan
√ konsep,
digantung pada
∑ karena
sebuah lift. Jika
pernyataan
percepatan lift baik
tersebut
ke arah bawah
( ) memerlukan
maupun atas sama,
( ) penggunaan
yakni 2 m/s2, ( ) rumus yang
tentukan periode
merupakan
Z110 baik saat ke bawah
maupun ke atas.  asplikasi
.7
( ) menerapkan
konsep.

( )
( )

= T bawah
179

√ = T atas
152. Seorang siswa Pertanyaan kurang Pernyataan
membawa sekantong dipahami, jawaban KPS aspek
plastik belanja yang tidak ditemukan. mengajukan
digantung pada tiang pertanyaan,
sepeda motor dari karena
sebuah toko jawaban dari
kelontong. Ketika pertanyaan ini
motor sedang berupa
berjalan, ternyata penjelasan.Ser
kantong plastik ta
tersebut berayun menggunakan
Z110 selaras. Andaikan kata tanya
pada saat motor  “berapakah”
.8
dalam keadaan serta tanda
berhenti, kantong tanya.
plastik juga dapat
berayun dengan
periode detik.
Berapakah periode
ayunan kantong
plastik saat motor
bergerak dengan
laju konstan 40
km/jam? (anggap
180

percepatan gravitasi
bumi 10 m/s2)
153. Dua buah pegas Karena pegas Pernyataan
identik dengan tersusun seri, maka KPS aspek
konstanta pegas k observasi,
dihubungkan dengan karena
sebuah balok terdapat
bermassa m seperti Kemudian : pernyataan
ditunjukkan pada “ditunjukan
gambar di samping. pada gambar”
Z110 √
Andaikan  ⁄ pernyataan
.9 permukaan lantai tersebut
licin, tunjukkan membutuhkan
bahwa frekuensi √ indra
gerak selaras balok penglihatan.
adalah √ . √

154. Perhatikan gambar Pernyataan


di bawah. Tabung ( ) KPS aspek
tersebut berisi air observasi,
Z110 ( )
sampai dengan  karena
.10
ketinggian h. Air ( ) terdapat
pada tabung sisi ( ) pernyataan
kanan ditekan “perhatikan
181

dengan ( gambar”
menggunakan piston ) pernyataan
( )
sehingga turun. tersebut
Piston dilepas membutuhkan
sedemikian rupa indra
sehingga air √ penglihatan.
mengalami gerak

selaras. Andaikan,
mssa air seluruhnya
ma dan luas
permukaan tabung
Lt, tentukan periode
air.

155. Sebuah sistem Pertanyaan kurang Pernyataan


bandul sederhana jelas, jawaban tidak KPS aspek
mempunyai panjang ditemukan. observasi,
tali L berada dalam karena
medan gravitasi g. terdapat
Z111 
Beban yang pernyataan
digunakan “ditunjukan
mempunyai massa m pada gambar”
dan dapat dianggap pernyataan
berbentuk massa tersebut
182

titik. Pada posiis membutuhkan


vertikal di bawah indra
titik O terdapat penglihatan.
sebuah paku pada
jarak dari O.
Akibat paku ini
ayunan bandul
berubah arah seperti
ditunjukkan pada
gambar. Sudut
simpangan mula-
mula θo dipilih
sedemikian rupa
sehingga ketinggian
maksimum (titik A)
massa m relatif
terhadap titik
terendah (titik B)
adalah h1. Anggap
simpangan sudut θo
kecil.
183

a. Berapakah
ketinggian h2
dari titik C
(titk C adalah
posisi
simpangan
maksimum)?
b. Hitung
periode
osilasi sistem
(yaitu gerak
dari A-B-C-
B-A).
184

Lampiran B.4 Lembar Observasi Aspek KPS Buku B

LEMBAR OBSERVASI BUKU AJAR II

Analisis Buku Ajar Fisika SMA/MA Kelas XI Pada Konsep Getaran Harmonis

Berdasarkan Aspek Keterampilan Proses Sains (KPS)

(Buku Karya : Marthen Kangenan : Erlangga)

A. Bagian Penjelasan

Aspek KPS Kesepakatan


No Kode Pernyataan Penjelasan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Ya Tidak
1. Ketika pegas anda tarik dan lepaskan, Pernyataan KPS aspek
pegas akan bergetar sebelum akhirnya menerapkan konsep,
berhenti karena gesekan jika semua karena pembaca
W16
gesekan diabaikan, pegas akan terus diharuskan memahami
9.1.1 
bergetar bolak-balik di sekitar titik konsep sebelumnya,
-3
keseimbangannya. Getaran seperti itu kemudian
disebut gerakan harmonik sederhana. menerapkannya pada
konsep yang baru
185

2.  Pernyataan KPS aspek


observasi, karena
pernyataan ini
membutuhkan indra
penglihatan.
W16
9.2.1

Salah satu faktor yang harus


diperhitungkan oleh kontraktor
pembuat bangunan tinggi ditunjukkan
pada foto di atas.
3. Angin yang kuat menyebabkan gedung  Pernyataan KPS aspek
tinggi bergetar dan akan menghasilkan hipotesis, karena
W16
goyangan sampai dengan beberapa defenisi tersebut harus
9.2.2
meter. dibuktikan melalui
pengamatan langsung.
4. Apa yang menyebabkan benda  Pernyataan KPS aspek
bergetar? prediksi, karena
mengungkapkan
W16 pernyataan yang
9.2.3 mungkin terjadi dari
suatu pengamatan yang
belum dilakukan, hanya
berupa peramalan.
5. W16 Untuk mengetahuinya, ayo pelajari bab  Merupakan aspek KPS
186

9.2.4 ini dengan gembira dan antusias. bagian berkomunikasi,


karena mengajak
pembaca untuk
melakukan percobaan.
6. Mari perhatikan gerak benda m yang  Pernyataan KPS aspek
dihubungkan dengan ujung pegas bebas observasi, karena
yang mendatar di atas suatu bidang terdapat pernyataan
W17
datar licin (gesekan diabaikan). “perhatikan”
0.3.1
pernyataan tersebut
membutuhkan indra
penglihatan.
7. Telah anda ketahui bahwa ketika pegas  Pernyataan KPS aspek
W17 diberi simpangan x (ditarik/ditekan interpretasi, karena
0.3.2 sejauh x), pegas akan memberikan gaya menyimpulkan.
sebesar F = kx.
8. Posisi keseimbangan benda m adalah  Pernyataan KPS aspek
W17 posisi ketika pegas belum ditarik atau interpretasi, karena
0.4.1 ditekan. menyimpulkan.

9. Pada posisi keseimbangan, simpangan x  Pernyataan KPS aspek


W17 = 0, sehingga gaya pegas F = -kx = 0. interpretasi, karena
0.4.2 menyimpulkan.

10. Pada gambar 4.1a, benda m ditarik  Pernyataan KPS aspek


W17
sejauh A ke kanan, sehingga simpangan observasi, karena
0.4.3
adalah x = +A, dan otomatis gaya pegas pernyataan ini
187

membutuhkan indra
penglihatan.

F = -kA.
11. Gaya pegas F = -kx berarah ke kiri  Pernyataan KPS aspek
sehingga cenderung menggerakkan observasi, karena
W17
benda m ke kiri jika benda m pernyataan ini
0.4.4
dibebaskan (tidak ditahan). membutuhkan indra
-5
Benda m bergerak ke kiri melalui posisi penglihatan.
keseimbangannya (Gambar 4.1b).
12. Pada posisi tersebut x = 0, dan otomatis  Pernyataan KPS aspek
F = -kx = 0. Tampak bahwa pada posisi interpretasi, karena
W17 keseimbangan tidak bekerja gaya pegas menyimpulkan.
0.4.6 (sebab F = 0). Akan tetapi pada posisi x
-9 = 0, benda m telah memiliki kecepatan
dalam arah ke kiri sehingga benda m
terus bergerak ke kiri.
13. Begitu simpangan x negatif (ke kiri),  Pernyataan KPS aspek
W17 maka pada benda m akan bekerja gaya observasi, karena
0.4.1 pegas F = -kx ke arah kanan (Gambar pernyataan ini
0 4.1c). membutuhkan indra
penglihatan.
188

14. Gaya pegas yang berlawanan arah  Pernyataan KPS aspek


dengan simpangan memperlambat interpretasi, karena
gerak benda hingga akhirnya berhenti menyimpulkan.
W17
sesaat di titik terjauh kiri dimana x = -A
1.4.1
dan otomatis gaya pegas F = -kx = kA
1
yang positif (berarah ke kanan) akan
menggerakkan benda ke kanan untuk
kembali melalui titik keseimbangannya.
15. Demikian seterusnya, benda bergerak  Pernyataan KPS aspek
W17 bolak-balik di sekitar titik interpretasi, karena
1.4.1 keseimbangannya. Gerak seperti itu
2 menyimpulkan.
disebut gerak harmonik sederhana.
16. Apa yang menyebabkan benda m pada  Pernyataan KPS aspek
ujung pegas mendatar melakukan gerak mengajukan
harmonik sederhana? pertanyaan, karena
jawaban dari
W17
pertanyaan ini berupa
1.5.1
penjelasan.Serta
menggunakan kata
tanya “Apa” serta tanda
tanya.
17. Dari penjelasan dengan bantuan  Pernyataan KPS aspek
W17 Gambar 4.1, anda ketahui bahwa gerak menerapkan konsep,
1.5.2 bolak-balik benda m disebabkan pada karena pembaca
-3 benda m bekerja gaya pegas F = -kx. diharuskan memahami
Gaya pegas selalu sebanding dengan konsep sebelumnya,
189

simapangan x dan juga selalu kemudian


berlawanan arah dengan arah menerapkannya pada
simpangan x. konsep yang baru.
18. Maksudnya ketika simpangan x berarah  Pernyataan KPS aspek
ke kanan dari titik keseimbangan (nilai klasifikasi, karena
x positif), maka gaya pegas F =-kx mencari persamaan dari
W17 berarah ke kiri dari titik keseimbangan dua persamaan yang
1.5.4 (nilai x negatif), dan ketika simpangan ada.
x berarah ke kiri dari titik kesimbangan
(nilai x negatif), maka gaya pegas F = -
kx berarah ke kanan (nilai x positif)
19. Gaya yang besarnya sebanding dengan  Pernyataan KPS aspek
W17 simpangan dan selalu berlawanan arah interpretasi, karena
1.5.5 dengan arah simpangan (posisi) disebut menyimpulkan.
gaya pemulih.
20. Pahami bahwa gaya pemulih selalu  Pernyataan KPS aspek
menyebabkan benda bergerak bolak- interpretasi, karena
W17
balik disekitar titik keseimbangan menyimpulkan.
1.5.6
(gerak harmonik sederhana)

21. Pahami juga bahwa gaya pemulih selalu  Pernyataan KPS aspek
W17 berlawanan dengan arah posisi (arah interpretasi, karena
1.5.7 gerak) benda menyimpulkan.

22. W17 Cobalah uji pemahaman anda dengan  Pernyataan KPS aspek
1.5.8 menemukan gaya pemulih yang akan observasi, karena
190

menyebabkanbenda m menempuh gerak pernyataan ini


harmonik sederhana dalam kegiatan 4.1 membutuhkan indra
berikut. penglihatan.
23. Perhatikan kembali gambar 4.1  Pernyataan KPS aspek
observasi, karena
terdapat pernyataan
W17 “perhatikan kembali
3.6.1 gambar” pernyataan
tersebut membutuhkan
indra penglihatan.

24. Ketika pegas diregangkan ke kanan  Pernyataan KPS aspek


sejauh x atau tertekan ke kiri sejauh x, menerapkan konsep,
satu-satunya gaya yang bekerja pada karena pembaca
W17 benda m adalah F = -kx, sedangkan diharuskan memahami
3.6.2 menurut hukum II Newton, F = ma. konsep sebelumnya,
kemudian
menerapkannya pada
konsep yang baru.
25. Dengan demikian, ma = -kx  Pernyataan KPS aspek
W17 ma + kx = 0 interpretasi, karena
3.6.3
menyimpulkan.

26. W17 Dengan x sebagai posisi, telah anda  Pernyataan KPS aspek
3.7.1 ketahui bahwa percepatan, a adalah interpretasi, karena
191

-2 turunan kedua dari x, sehingga menyimpulkan.


persamaan (4-1) dapat ditulis sebagai
. Bagi kedua ruas
persamaan dengan m,

27. Persamaan (4-2) adalah persamaan  Pernyataan KPS aspek


diferensial homogen orde kedua. Secara menerapkan konsep,
matematis, persamaan seperti itu karena pembaca
memiliki penyelesaian yang berbentuk diharuskan memahami
W17 fungsi sinusoidal, yaitu ( ) konsep sebelumnya,
3.7.3 ( ) atau ( ) kemudian
-4 ( ). dengan, menerapkannya pada
A = amplitudo atau simpangan konsep yang baru.
maksimum (m),
= frekuensi sudut (rad/s),
= sudut fase (rad),
( ) = sudut fase awal (rad).
28. Anda boleh memilih persamaan  Pernyataan KPS aspek
simpangan sebagai x(t) = A sin menerapkan konsep,
( ) atau x(t) = A cos ( ). karena pembaca
W17 Hal terpenting yang perlu anda lakukan diharuskan memahami
3.8.1 adalah langsung menentukan sudut fase konsep sebelumnya,
awal , yang diperoleh dari kondisi kemudian
awal. menerapkannya pada
konsep yang baru.
192

29. Misalkan anda memilih persamaan  Pernyataan KPS aspek


W17
simpangan sebagai x(t) = A sin hipotesis, karena
3.10.
( ) defenisi tersebut harus
3
dibuktikan.
30. W17 Maka sudut θ0 diperoleh dari kondisi  Pernyataan KPS aspek
3.10. awal x(t) = A sin ( ) interpretasi, karena
4 menyimpulkan.
31. Misalnya benda m mulai bergerak dari  Pernyataan KPS aspek
titik keseimbangan (berarti x = 0), maka interpretasi, karena
sudut θ0 diperoleh dari persamaan menyimpulkan.
kondisi awal
W17 x(t) = A sin ( )
3.10. x(t = 0) = A sin ( ). Oleh karena
5-6 saat x(t = 0) benda berada di x = 0,
maka 0 = A sin , sehingga ,
dan persamaan simpangan menjadi x(t)
= A sin ( )
x(t) = A sin
32. Bagaimana jika benda m mulai bergerak  Pernyataan KPS aspek
dari titik terjauh sebelah kanan, berarti mengajukan
x = +A, maka sudut diperoleh dari pertanyaan, karena
W17
persamaan kondisi awal
4.10. jawaban dari
x(t) = A sin ( )
7-8 pertanyaan ini berupa
x(t = 0) = A sin ( ).
Oleh karena saat x(t = 0) benda di x = penjelasan.Serta
+A, maka A = A sin , sin = 1 = sin menggunakan kata
193

, sehingga = dan persamaan tanya “bagaimana”


simpangan menjadi x(t) = A sin serta tanda tanya.
( )
33. Mari kita tentukan periode gerak  Pernyataan KPS aspek
harmonik sederhana dari benda m pada observasi, karena
ujung pegas mendatar (Gambar pernyataan ini
4.1).Periode ini juga berlaku untuk membutuhkan indra
benda m pada ujung pegas vertikal penglihatan.
seperti pada gambar 4.4
W17
7.11.
1-2

34. Dapatkah anda menjelaskannya?  Pernyataan KPS aspek


mengajukan
W17 pertanyaan, karena
7.11. jawaban dari
3 pertanyaan ini berupa
penjelasan.Serta
menggunakan kata
194

tanya serta tanda tanya.

35. Seperti telah anda ketahui bahwa  Pernyataan KPS aspek


penyelesaian dari persamaan (4-2) interpretasi, karena
adalah menyimpulkan.
( ) ( ), maka
W17 [ ( )]
7.12.
1-2 [ ( )]
[ ( )].
Karena x = A sin ( ), maka

36. Substitusi ke dalam  Pernyataan KPS aspek


persamaan (4-1), ma + kx = 0 menerapkan konsep,
memberikan karena pembaca
( ) diharuskan memahami
W17 . Selanjutnya, konsep sebelumnya,
7.12. periode gerak harmonik sederhana kemudian
3-4 benda pada ujung pegas mendatar atau menerapkannya pada
tegak yang bergetar dapat diturunkan
konsep yang baru.
dari , yaitu


195


37. Periode getaran benda pada ujung pegas  Pernyataan KPS aspek
(mendatar atau vertikal) yang menerapkan konsep,
dirumuskan oleh √ hanya karena pembaca
diharuskan memahami
berlaku jika pengamat satu acuan
konsep sebelumnya,
dengan pegas yang bergetar. Misalnya
untuk pegas yang bergetar di lab, rumus kemudian
menerapkannya pada
√ berlaku untuk pengamat konsep yang baru.
yang ada di lab. Akan tetapi pegas
W17 bergetar sambil bergerak translasi
8.12.
5-10 terhadap lab, maka rumus √
tidak berlaku bagi pengamat yang diam
di lab. Untuk kasus seperti ini , rumus
√ hanya berlaku pada
pengamat yang diam pada pegas yang
sedang bergerak translasi. Titik acuan
yang diketahui selalu diam terhadap
pegas adalah pusat massa sistem pegas.
Oleh karena penentuan pusat massa
sistem baru dipelajari dalam bab 6
196

maka masalah menentukan periode


pegas yang bergetar sambil bergerak
translasi baru akan dibahas dalam bab
6.
38.  Pernyataan KPS aspek
W18
Periode bandul sederhana √
interpretasi, karena
2.13. hanya berlaku jika bandul bergetar pada menyimpulkan.
1 titik penggantung yang diam terhadap
tanah (kerangka acuan inersial).
39. Jika kamu menggantung bandul pada  Pernyataan KPS aspek
W18 langit-langit elevator (lift) sedang hipotesis, karena
2.13. defenisi tersebut harus
2
dipercepat maka persamaan √ dibuktikan.
tidak berlaku
40. Supaya bentuk rumus ini tetap berlaku  Pernyataan KPS aspek
maka rumusnya ditulis ulang sebagai menerapkan konsep,
karena pembaca
W18 √ , dengan g’ adalah besar diharuskan memahami
2.13. resultan antara percepatan gravitasi konsep sebelumnya,
3 bumi g dan percepatan fiktif a’ yang kemudian
dialami bandul yang berada pada menerapkannya pada
kerangka acuan dipercepat (kerangka konsep yang baru.
acuan non-inersial).
41. W18 Sebagai contoh kasus mari kita  Merupakan aspek KPS
2.14. tentukan rumus periode bandul bagian berkomunikasi,
1 sederhana ketika bandul digetarkan karena mengajak
197

pada elevator yang sedang dipercepat pembaca untuk


ke atas. melakukan percobaan.
42. Misalnya elevator dipercepat ke atas a  Pernyataan KPS aspek
W18 terhadap tanah, maka bandul m yang hipotesis, karena
2.14. berada dalam kerangka acuan elevator defenisi tersebut harus
2 akan mengalami percepatan fiktif yang dibuktikan.
berlawanan tetapi sama besar dengan
percepatan elevator.
43. Misalnya kita tetapkan arah ke bawah  Pernyataan KPS aspek
yang sama dengan arah percepatan hipotesis, karena
W18
gravitasi g sebagai arah positif maka defenisi tersebut harus
2.15.
percepatan lift terhadap tanah yang dibuktikan.
1
arahnya vertikal ke atas akan bertanda
negatif (-)
44. Jadi  Pernyataan KPS aspek
alift, tanah = -a dan interpretasi, karena
W18
afiktif = -alift, tanah menyimpulkan.
2.15.
alift,tanag = -(-a) = a. Seperti telah
2-3
dijelaskan sebelumnya
g’ = g + afiktif
45. Karena g dan afiktif keduanya searah  Pernyataan KPS aspek
yaitu vertikal ke bawah, maka (lihat observasi, karena
W18
gambar) terdapat pernyataan
2.15.
g’ = g + afiktif “lihat gambar”
4
g’ = g + a pernyataan tersebut
membutuhkan indra
198

penglihatan.

46. Dengan demikian periode getaran  Pernyataan KPS aspek


bandul yang digantung dalam elevator interpretasi, karena
W18 yang sedang dipercepat ke atas dengan menyimpulkan.
3.15. percepatan a dapat dirumuskan oleh
5
√ atau √
47. Bagaimanakah rumus periode bandul  Pernyataan KPS aspek
dalam elevator jika levator dipercepat a mengajukan
ke bawah? Jika elevator bergerak pertanyaan, karena
dengan kecepatan tetap ke atas?
jawaban dari
W18
3.15. pertanyaan ini berupa
6 penjelasan.Serta
menggunakan kata
tanya “bagaimana”
serta tanda tanya.

48. W18 Misalnya periode bandul sederhana  Pernyataan KPS aspek


3.16. dalam lift adalah 6,0 sekon ketika lift hipotesis, karena
1 diam.
199

defenisi tersebut harus


dibuktikan melalui
pengamatan langsung.

49. Berapakah periode bandul ketika lift  Pernyataan KPS aspek


bergerak vertikal ke atas dengan mengajukan
percepatan 4,4 m/s2 pertanyaan, karena
jawaban dari
W18
pertanyaan ini berupa
3.16.
2 penjelasan.Serta
menggunakan kata
tanya “berapakah” serta
tanda tanya.

50. Ambil g = 10 m/s2 maka  Pernyataan KPS aspek


g’ = g + a = 10 + 4,4 = 14,4 m/s2 menerapkan konsep,
karena pembaca
W18 diharuskan memahami
3.16. konsep sebelumnya,
3 kemudian
menerapkannya pada
konsep yang baru.

51. W18 Ketika lift diam (a = 0), periode  Pernyataan KPS aspek
200

3.16. menerapkan konsep,


4 √ , maka rasio
karena pembaca
√ diharuskan memahami
√ konsep sebelumnya,

kemudian
√ √ √ menerapkannya pada
konsep yang baru.
T’ = 5 sekon
52. Jadi, ketika lift bergerak dengan  Pernyataan KPS aspek
percepatan 4,4 m/s2 ke atas, periode interpretasi, karena
W18
bandul adalah 5 sekon. Ini berarti menyimpulkan.
3.17.
bandul bergerak lebih dipercepat ke
1-2
bawah 3,6 m/s2.

B. Bagian Kegiatan Siswa

Aspek KPS Kesepakatan


No Kode Pernyataan Penjelasan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Ya Tidak
53. Tujuan  Termasuk aspek KPS
Menemukan gaya pemulih pada beberapa merencanakan
X172 masalah gerak harmonik sederhana.
percobaan, karena
dijelaskan tujuan
201

percobaan tersebut.

54. 1. Bandul Sederhana  Pernyataan KPS aspek


Sebuah bandul sederhana berupa observasi, karena
benda bermassa m dan tali sepanjang pernyataan ini
L. Jika diberi simpangan kecil (θ < membutuhkan indra
10o) kemudian dilepaskan, akan penglihatan.
bergerak bolak-balik di sekitar titik
keseimbangan O (Gambar 4.2)
X172

55. Langkah Kerja  Pernyataan KPS aspek


Gambarlah gaya-gaya yang bekerja menerapkan konsep,
pada benda m di titik P. Perhatikan, karena pembaca
ketika benda m dilepaskan dari titik P
diharuskan memahami
ia bergerak menempuh PO.
X172 konsep sebelumnya,
Temukanlah komponen gaya apa saja
yang berlawanan dengan arah OP. kemudian
Gaya inilah yang berfungsi sebagai menerapkannya pada
gaya pemulih pada benda m sehingga konsep yang baru.
benda m menempuh gerak harmonik
202

sederhana. Jadi, gaya pemulih


F................
56. 2. Partikel pada Dasar Silinder Licin  Pernyataan KPS aspek
Sebuah bola kecil terletak pada dasar observasi, karena
sebuah silinder berongga. Silinder pernyataan ini
adalah licin dan memiliki jari-jari R. membutuhkan indra
Jika bola diberi simpangan kecil (θ < penglihatan.
10o) kemudian dilepaskan, maka bola
X172 akan meluncur bolak-balik di sekitar
titik keseimbangan O (Gambar 4.3)

57. Langkah Kerja  Pernyataan KPS aspek


Gambarlah gaya-gaya yang bekerja pada menerapkan konsep,
bola di titik P. Perhatikan, ketika bola karena pembaca
dilepaskan dari titik P ia bergerak
diharuskan memahami
menempuh PO. Temukanlah komponen
X172 konsep sebelumnya,
gaya apa saja yang berlawanan dengan
arah OP. Gaya inilah yang berfungsi kemudian
sebagai gaya pemulih pada bola sehingga menerapkannya pada
bola menempuh gerak harmonik konsep yang baru.
sederhana. Jadi, gaya pemulih F = .........
58. X179 Tujuan  Termasuk aspek KPS
203

Menemukan rumus periode benda merencanakan


beberapa masalah gerak harmonik percobaan, karena
sederhana. dijelaskan tujuan
percobaan tersebut.

59. Langkah Kerja  Pernyataan KPS aspek


1. Dari kegiatan 4.1 anda telah hipotesis, karena
menemukan gaya pemulih untuk defenisi tersebut harus
benda m yang bergerak harmonik
dibuktikan melalui
sederhana pada ujung sebuah bandul
sederhana, yaitu F = .......... pengamatan langsung.
Jika gaya pemulih tersebut anda
samakan dengan F = ma = m(-ω2x)
atau F = -m ω2x, maka untuk bandul
sederhana dengan panjang L,
X179 diperoleh
Frekuensi sudut √

Periode T √
2. Lakukan prosedur yang sama seperti
langkah (1), maka masalah gerak
harmonik sederhana sebuah partikel
pada dasar silnder licin dengan jari-
jari R (lihat kembali kegiatan 4.1
langkah 2) akan anda peroleh
204

Frekuensi sudut √ dan periode

T √
60. Tujuan  Termasuk aspek KPS
Menentukan hubungan antara periode merencanakan
pegas dan massa beban sekaligus percobaan, karena
X180 menghitung tetapan pegas
dijelaskan tujuan
percobaan tersebut.

61. Alat dan Bahan  Pernyataan KPS aspek


Sebuah tiang, sebuah pegas, berbeban m, observasi, karena
sebuah stopwatch, dan selembar kertas pernyataan ini
grafik (lihat gambar 4.6.) membutuhkan indra
X180 penglihatan.

62. Langkah Kerja  Merupakan aspek KPS


1. Gantunglah seutas pegas pada tiang. menggunakan alat dan
Pada ujung bebas pegas hubungkan bahan, karena
X180
sebuah beban m.
pernyataan
2. Tariklah beban dari kedudukan
seimbang O ke kedudukan A. menjelaskan dengan
205

3. Minta temanmu menyiapkan sebuah menggunakan alat dan


stopwatch dan menjalankannya bahan.
bersamaan dengan saat anda
melepaskan beban dari kedudukan A.
4. Beri hitungan 1 pada saat beban
kembali ke kedudukan A untuk
pertama kalinya, beri hitungan 2
untuk yang kedua kalinya,
sedemikian seterusnya. Pada saat
hitungan ke-10, matikan stopwatch.
Selang waktu yang dicatat stopwatch
adalah ... x periode.
63. 5. Isikan hasil pengamatan anda pada  Merupakan aspek KPS
tabel 4.1 dan tabel 4.2 bagian berkomunikasi,
Tabel 4.1 (Amplitudo = 5 cm) karena memberikan
tabel hasi percobaan.

X181
206

64. Kesimpulan  Pernyataan KPS aspek


1. Perhatikan Tabel 4.2 secara saksama. observasi, karena
Apakah periode pegas dipengaruhi terdapat pernyataan
oleh aplitudo? “perhatikan”
2. Perhatikan tabel 4.1 secara saksama, pernyataan tersebut
X181
ketika beban m di berpesar, apa yang membutuhkan indra
terjadi dengan periode getaran? penglihatan.
Apakah kesebandingan antara priode
T dengan massa m yang anda peroleh
dari percobaan sesuai dengan teori?
65. Tugas - - - - - - - - - - Bukan pernyataan
1. Dari persamaan periode pegas KPS karena tidak
X181 √ , tunjukkanlah secara memunculkan kata-
kata yang tidak
matematis bahwa grafik T2 terhadap
mengarahkan pada
m haruslah berbentuk garis lurus
207

dengan gradien tertentu. Secara aspek KPS.


matematis, tunjukkan bahwa gradien
grafik, , dengan k adalah
tetapan pegas.
2. Secara matematis, anda telah
menunjukkan bahwa grafik T2
terhadap m berbentuk garis lurus.
Sekarang dari tabel 4.1 buatlah garis
lurus terbaik secara grafik dengan
cara titik sentroid. Dari garis lurus
terbaik itu, hitunglah gradien grafik
(tan θ), kemudian hitunglah tetapa
pegas, k.
3. Sebutkan kondisi-kondisi yang dapat
menyebabkan kesalahan pada
percobaan anda.
66. Hygens adalah orang pertama yang - - - - - - - - - - Bukan pernyataan
menyadari bahwa nilai cukup baik dari g KPS karena tidak
dapat ditentukan hanya dengan memunculkan kata-
menggunakan sebuah bandul sederhana.
X181 kata yang tidak
Faktanya, ahli geologi telah lama
menggunakan bandul sederhana untuk mengarahkan pada
menentukan variasi-variasi g di suatu aspek KPS.
tempat.
67. Ikatkan sebuah massa kecil ( sebuah bola  Merupakan aspek KPS
X182
karet sudah cukup baik) ke seutas tali
208

dengan panjang 60 cm atau 90 cm. menggunakan alat dan


Ukurlah selang waktu yang diperlukan bahan, karena
bantul untuk menempuh 10 ayunan pernyataan
lengkap. Lakukan beberapa kali dan
menjelaskan dengan
ambillah nilai rata-ratanya. Sepersepuluh
dari selang waktu rata-rata itu adalah menggunakan alat dan
periode bandul, T. Sekarang, ukurlah bahan.
panjang tali, L (jarak dari titik poros
sampai ke beban. Karena √ ,

maka . Selanjutnya, perikasa


apakah nilai g di tempat anda melakukan
percobaan berikan komentar anda.

C. Contoh Soal

Aspek KPS Kesepakatan


No Kode Pertanyaan Penyelesaian Alasan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Ya Tidak
68. Sebuah benda Diketahui : Pernyataan KPS
menempuh gerak Amplitudo = A aspek
harmonik sederhana Periode = T
Y174 klasifikasi,
dengan amplitudo A 
.1 Ditanya : karena mencari
dan periode T.
(a) t minumum persamaan dari
(a) Berapakah
(b) x maksimum dua persamaan
waktu minimum
209

yang diperlukan yang ada.


benda agar Jawab :
simpangannya (a) Persamaan
sama dengan simpangan
setengah adalah
amplitudonya?
dengan
(b) Berapakah
simpangannya simpangan =
ketika setengah
kecepatannya amplitudonya,
setengah dari artinya
kecepatan
maksimumnya?

Anggap sudut
fase awal
, maka

( )
210

(b) Kecepatan
adalah turunan
pertama dari
fungsi posisi.
Oleh karena
posisi

(
), maka

[ (
)]

(
) dengan

Diberikan
,
maka
(
)
(
)
Dari rumus
211

trigonometri

,
maka
(
)

√ √
Jadi,
simpangan x
adalah

(
)
( √ )

69. Sebuah partikel Diketahui : Pernyataan KPS
bergerak harmonik. Persamaan aspek
Persamaan simapang :
cm menerapkan
Y175 simpangan konsep, karena
dinyatakan sebagai  t = t sekon
.1
cm, pernyataan
Ditanya : tersebut
dengan t dalam (a) A, T, f
sekon. (b) Persamaan v, memerlukan
212

Tentukan : persamaan a penggunaan


(a) Amplitudo, (c) y, v, a rumus yang
periode, dan merupakan
frekuensi gerak; Jawab :
(a) dengan asplikasi
(b) Persamaan
menyamakan menerapkan
kecepatan dan
persamaan konsep.
percepatan; simpangan
(c) Simpangan, (persamaan
kecepatan, dan (4-3)) dengan
percepatan pada persamaan
t = 5π sekon. yang
diketahui,
maka
amplitudo,
periode dan
frekuensi
getaran dapat
anda hitung

( )
(Persamaan (4-
3))

cm (persamaan
yang diketahui)
Jadi, amplitudo
A = 4 cm dan
213

=0

sekon
Frekuensi

Hz

(b) Simpangan y
= ( 4 sin 0,1t)
cm
Kecepatan

[ ]
cm/s
Percepatan

( )
cm/s2

(c) t = 5 sekon
sudut

( )( )
214

simapangan

kecepatan

percepatan

cm/s2
70. Sebuah osilator  Diketahui : T = 1 Pernyataan KPS
harmonik sederhana ( ) aspek
memiliki T = 1 detik. ( )
x0 = 0,5 m
klasifikasi,
Simpangan
v0 = π m/s karena mencari
osilasinya
Y176 dinyatakan oleh persamaan dari
Ditanya : φ dan a dua persamaan
.1 persamaan. ( ) ketika t = 0
( ) x dan yang ada.
a dalam meter dan t Jawab :
dalam detik. Jika Persamaan
osilasi dimulai pada t simpangan
= 0 detik dari posisi diketahui ( )
215

awal x0 = 0,5 m ( )....


dengan kecepatan (1)
awal v0 = π m/s, Dengan
carilah nilai φ dan a. dan diketahui T =
1 sehingga
.
Substitusi
ke (1) memberikan
( )
( ).....
(2)
Kecepatan
( )
( )
(
)..... (3)
Pada t = 0
diketahui x0 = 0,5
dan v0 = π m/s.
Substisuti t = 0 ke
(2) diperoleh
( )
(
) ( )

Dengan demikian
= 0,5
216

Substistusi t = 0 ke
(3) memberikan
( )
(
) ( )

Dengan demikian

Ruas kanan (4) dan


(5) sama sehingga

Nilai tan φ positif


di kuadran I dan
III sehingga
(kuadran
1)

(kuadran III)

disubstitusi ke (4)
memberikan
217

( √ )

disubstitusikan ke
(4) memberikan


Jadi, ada dua
penyelesaian untuk
dan a, yaitu

atau

71. Sebuah mobil  Diketahui : massa Pernyataan KPS
bermassa M secara mobil = M aspek
sederhana dapat Tetapan pegas = k
Frekuensi = f klasifikasi,
dianggap sebagai
Massa penumpang karena mencari
benda di atas sebuah
=m persamaan dari
Y178 pegas dengan Ditanya : f2 = ........ dua persamaan
.1 tetapan k. Untuk Jawab :
mobil saja pegas Periode pegas yang ada.
mempunyai
frekuensi alami f. √
Jika beberapa Frekuensi pegas
penumpang dengan
218

massa total m berada


dalam mobil, √
frekuensi mobil
menjadi f2. Dengan √
mengabaikan Karena pegas
redaman yang mobil tetap, maka
muncul dalam √
sistem, tentukan f2
(nyatakan dalam f2, Untuk massa M,
M, dan m). frekuensi f
Untuk massa M +
m, frekuensi f2
√( )
Jadi


72. Sebuah bandul  Diketahui : Pernyataan KPS
dengan panjang L, panjang bandul = L aspek observasi,
diberi simpangan T = 8 sekon karena disajikan
Y179 kecil menjalani Ditanya : t dari A gambar serta
.1 gerak harmonik ke A pernyataan ini
Penyelesaian :
sederhana dengan membutuhkan
Strategi :
periode 8 sekon. Periode bandul T’, indra
Suatu penghalang penglihatan.
219

dipasang tepat di ketika panjang


bawah titik pusat bandul L’ = NO =
bandul (Gambar L, dapat diperoleh
4.5), dengan
membandingkan
periode (T = 8 s)
ketika bandul
mengayun dengan
panjang bandul
MA = L.
Jawab :
Lama waktu dari A
kembali ke A (lihat
sehingga hanya
gambar 4.5) adalah
seperempat panjang tA – O – B – O – A = tAO
bandul terbawah + tOB + tBO + tOA
yang dapat karena tOA = tAO
mengayun ketika dan tBO = tOB, maka
ayunan mengenai tA – A = 2tAO + 2tOB
penghalang. ketika bergerak
Tentukan lama dari A ke O,
waktu yang panjang bandul = L
diperlukan bandul dan periode = T
dari A kembali lagi sehingga
ke A. tAO = T
ketika bergerak
dari O ke B
panjang bandul L’
220

= L dan periode
T’, sehingga
tOB = T’
Mari hitung T’
dengan
membandingkanny
a dengan T. Dari
rumus T = √
diperoleh

√ √

Dengan demikian
( )
( )
( )
( )
221

73. Sebuah mobil - - - - - - - - - - Diketahui : Bukan


bergerak menuruni percepatan = a pernyataan KPS
suatu jalan yang m/s2
Kemiringan jalan karena tidak
miring (dengan
=θ memunculkan
sudut θ terhadap
Panjang tali bandul kata-kata yang
bidang horizontal)
=l tidak
dengan percepatan a. Massa bandul = m
Di dalam mobil Ditanya : T = .... mengarahkan
terdapat sebuah Jawab : pada aspek
bandul dengan KPS.
panjang tali l dan
massa m. Hitung
Y183 periode osilasi
.1 bandul dalam mobil Analisis
ini. Nyatakan dalam percepatan mobil
l, a, g, dan θ. (gambar 4.7)
Mobil dipercepat
terhadap tanah
menuruni jalan
miring dengan
percepatan a,
artinya amobil, tanah =
a ke bawah bidang
miring.
Sebagai akibatnya
bandul yang ada di
dalam mobil
222

(kerangka acuan
dipercepat) akan
mengalami
percepatan fiktif
yang berlawanan
dengan percepatan
mobil.
aaktif = -amobil, tanah
afiktif = a berarah
ke atas bidang
miring
seperti sebelumnya
g’ = g + afiktif
misalnya sudut
antara g dan afiktif
adalah maka
sesuai rumus
resultan (lihat
gambar 4.7)
g’=

..(*)
dalam gambar 4.7
tampak
( )

sehingga

( )
223

Substitusi
ke (*)
diperoleh
g’=
√ ( )
g’=

sekarang kita bisa
menentukan
periode bandul
dengan rumus

√√

D. Bagian Latihan Soal

Aspek KPS Kesepakatan


No Kode Pertanyaan Penyelesaian Alasan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Ya Tidak
74. Untuk suatu partikel  ( ) Pernyataan KPS
yang melakukan gerak ( ) aspek
Z176. harmonik sederhana, (kecepatan searah
dapatkah pasangan menerapkan
1 dengan
besaran berikut berada konsep, karena
dalam arah yang sama simpangan)
pernyataan
224

: tersebut
a) Simpangan dan ( memerlukan
kecepatan; ) (percepatan
b) Simpangan dan penggunaan
berlawanan arah
percepatan; dengan rumus yang
c) Kecepatan dan simpangan) merupakan
percepatan. asplikasi
Jelaskan Kecepatan dan
menerapkan
percepatan juga
bisa searah. konsep.

75. Untuk partikel yang  a) Simpanga Pernyataan KPS


mengalami gerak
n maksimum aspek hipotesis,
harmonik sederhana,
bagaimanakah besar (Simpangan karena defenisi
kecepatan dan tersebut harus
maksimum =
percepatan pada saat : dibuktikan
a) Simpangan amplitude, melalui
Z176. maksimum;
kecepatan pengamatan
2 b) Simpangan nol.
maksimum, langsung.
percepatan
maksimum)
Simpangan nol.
(Kecepatan dan
percepatan tetap)
76. Z176. Mengapa gaya pegas  Karena benda pada Pernyataan KPS
225

3 yang bekerja pada ujung pegas aspek hipotesis,


benda di ujung pegas dipengaruhi oleh karena defenisi
menyebabkan benda gravitasi dan gaya
mengalami gerak berat. tersebut harus
harmonik? dibuktikan
melalui
pengamatan
langsung.

77. Grafik di samping Jawab : Pernyataan KPS


menyatakan hubungan aspek observasi,
terhadap m dari √
karena disajikan
percobaan getaran dan pernyataan
pegas A. T= periode ini
getaran; m= massa
membutuhkan
beban. Jika dua pegas
A identik disusun seri, indra
tatapan pegas penglihatan.
Z185.
penggantinya adalah... 
1
Maka

Jawaban E
226

a. 2N/m
b. 2 N/m
c. 4 N/m
d. 4 N/m
e. 8 N/m
78. Seutas pegas homogen a) Pernyataan KPS
dengan tetapan gaya k aspek
memiliki frekuensi f )
ketika ujungnya diberi mengajukan
⁄ pertanyaan,
beban m, pegas itu √
kemudian dipotong karena jawaban
menjadu 2 dan sama dari pertanyaan
panjang. Salah satu √
potongan diambil dan ini berupa
Z185. ujungnya diberi beban penjelasan.Serta

2 m. menggunakan
a) Berapakan kata tanya serta
tetapan gaya
potongan pegas tanda tanya.
itu?
b) Jika potongan
pegas
digetarkan,
berapakah
frekuensinya?
79. Bagaimanakah dengan Pernyataan KPS
Z185. periode getaran pegas ) √
 aspek
3 jika :
mengajukan
227

a) Amplitudo pertanyaan,
digandakan; ) √ karena jawaban
b) Massa beban
digandakan; dari pertanyaan
c) Tetapan pegas ) √ ini berupa
digandakan; penjelasan.Serta
menggunakan
kata tanya serta
tanda tanya.

80. Sebuah massa 100 g  Diket: Pernyataan KPS


dihubungkan pada Massa = 100 gram aspek
sebuah pegas yang Amplitudo = 16
bergerak pada suatu cm interpretasi,
meja horizontal licin Periode = 2 s karena
dalam gerak harmonik t=0 menyimpulkan.
sederhana dengan x = -16
amplitude 16 cm dan
Z187. periode 2 s. Anggap Ditanya:
1 massa dibebaskan dari Persamaan gerak
keadaan diam pada t=0 osilasi
s dan x=-16 cm,
persamaan gerak Jawab:
osilasi massa pada X(t) = A cos
peristiwa tersebut
adalah Jawaban B
A. x (t) = 16 cos
( )
228

B. x (t) = -16 cos


( )
C. x (t) = 16 cos
( )
D. x (t) = -16 cos
( )
E. x (t) = -16 cos
( )
81. Persamaan gerak suatu Diketahui Pernyataan KPS
benda yang aspek
persamaan
menampilkan gerak
harmonic sederhana simpangan yakni, menerapkan
diberikan oleh x = 3 konsep, karena
x = 3 sin (π/6)t
sin dengan x adalah pembaca
simpangan dalam dalam meter diharuskan
meter dan t dalam Ditanya & memahami
Z187. sekon. Saat t = 1,
 penyelesaian: konsep
2 kelajuan benda adalah
A. √ Kelajuan saat t = 1 sebelumnya,
kemudian
B. √ sekon
menerapkannya
C. √
pada konsep
D. √ Simpangan x = yang baru.
E. √ A.sin ωt,
diturunkan
229

menjadi,
Kecepatan v =
ω.A.cos ωt
Sehingga, x = 3 sin
(π/6)t menjadi v =
(π/6).(3).cos (π/6)t
Persamaan
kecepatan v =
π/2.cos (π/6)t
Saat t = 1,
v = π/2.cos [(π/6) x
1]
v = π/2.cos (π/6)
v = (π/2)(√3/2)
Kelajuan saat t = 1
adalah v = π√3 / 4
(Tidak ada
jawaban)
82. Z187. Perpindahan sebuah Pembahasan : Pernyataan KPS

3 partikel yang sedang
230

bergerak harmonic Diketahui: X aspek


sederhana diberikan menerapkan
= 5 sin 2t
oleh x= 5 sin 2t,
dengan x dalam t = T/6 konsep, karena
sentimeter dan waktu t pembaca
dalam sekon. Jika diharuskan
periode gerakan adalah Pola memahami
T, percepatan partikel
persamaan konsep
pada t= s adalah
simpangan sebelumnya,
A. -17,3 cm/s
B. -10,0 cm/s gerak kemudian
C. -6,2 cm/s menerapkannya
harmoni
D. 10,0 cm/s pada konsep
E. 17,3 cm/s diatas yang baru.
adalah:
Y = A Sin ωt
ω = 2π/ T

Sehingga:
Y= X
A=5
ω=2⇒T=
2π/ω ⇒ T =
231

2π/2 ⇒ T = π

Maka,
percepatan
partikel pada
saat t = T/6
adalah:

a = - A ω² sin ωt
a = - 5 x 2² x sin
2π/T . T/6
a = - 20 sin 2π/6
a = - 20 x sin 60°
a = - 20 x 1/2 √3
a = - 10√3 m/s²
(a) -17,3 cm/s
83. Sebuah partikel yang e) x = 0 cm dan Pernyataan KPS
melakukan gerak aspek observasi,
bergerak ke kiri
osilasi berada pada
posisi dan gerak kea karena terdapat
rah seperti ditunujukan pernyataan
Y = A sin wt
Z187. pada gambar.  “perhatikan
4 = A sin (2 phi f) t gambar”
Jika amplitude dan = 0,04 sin (2 phi 2) pernyataan
frekuensi osilasi 1 tersebut
adalah 4 cm dan 2 Hz, membutuhkan
maka 1 sekon setelah
232

itu partikel sdang = 0,04 sin 4 phi indra


berada di.. penglihatan.
= 0,04 x 0
A. x= -2 cm dan
bergerak ke = 0 m dari posisi
kiri setimbang
B. x= -2 cm dan
bergerak ke
kanan
C. x= 2 cm dan
bergerak ke
kiri
D. x= 0 cm dan
bergerak ke
kanan
E. x = 0 cm dan
bergerak ke
kiri
84. Sebuah partikel  e.10,0 cm/s Pernyataan KPS
bergerak harmonic aspek
sederhana memiliki
kecepatan 5,0 cm/s 2π/T = 2π/9 interpretasi,
tiga sekon (3,0s) karena
Z188. setelah melalui titik pers kec menyimpulkan.
5 seimbangnya. Jika v(t) = Aω cos (ωt)
periode 9,0 s,
kecepatan partikel itu cari A
saat ia melewati posisi saat t = 3
keseimbangan adalah 5 = A(2π/9) cos
A. 6,6 cm/s ((2π/9) 3 )
233

B. 7,5 cm/s 5 = 2π/9 A (-0.5)


C. 8,0 cm/s
D. 9,6 cm/s A = 45/π ,ambil
E. 10,0 cm/s nilai positif (krn
tdak dijelaskan
arah kec saat 3 s )

kec di titik
setimbang = kec
max

v = Aω
v = 45/π x 2π/9
v = 10 cm/s
85. Grafik di bawah ini a = - ω² x Pernyataan KPS
menggambarkan 2,42 = - ω² · (- aspek observasi,
variasi percepatan a 0,02)
terhadap perpindahan ω = 11 karena terdapat
x dari sebuah partikel 2πf = 11 gambar dan
yang menempuh gerak f = 11/(2π) ≈ pernyataan yang
Z188. harmonik sederhana. 1,75 Hz (a) membutuhkan

6
indra
penglihatan.
234

Frekuensi getaran
harmonik sederhana
itu adalah
A. 1,75 Hz
B. 2,15 Hz
C. 4,75 Hz
D. 8,25 Hz
E. 14,41 Hz
86. Persamaan yang  ) Pernyataan KPS
menampilkan gerak √
aspek
harmonic partikel
sepanjang sumbu x menerapkan
diberikan oleh konsep, karena
pembaca
diharuskan
Periode getaran
Z188. memahami
adalah...
7 konsep
A. sebelumnya,

B. kemudian

menerapkannya
C.
√ pada konsep

D. yang baru.

E.
87. Sebuah bola bermassa Benda yang Pernyataan KPS
Z188.
m dan berjari-jari r  bergerak di dalam aspek observasi,
8
terletak pada dasar permukaan
235

sebuah permukaan melingkar akan karena terdapat


setengah bola yang mendapat gaya gambar dan
licin dan berjari-jari R normal dari
(R > r) seperti tampak permukaan. pernyataan yang
pada gambar N=mg membutuhkan
disamping. indra
Benda yang penglihatan.
bergerak di dalam
permukaan
Jika bola diberi melingkar
simpangan kecil dan melakukan gerak
dilepaskan maka bola melingkar. Benda
akan meluncur boalk- yang bergerak
baik di sekitar dasar melingkar memilik
permukaan setengah gaya sentripetal
bola. Frekuensi sudut Fs = m ω² (R -
dari osilasi bola r) terhad
adalah ap pusat bola

A. √ Gaya sentripetal
sama dengan gaya
B. √ normal
Fs = N
C. √ m ω² (R - r) = m g
ω² (R - r) = g
D. √ ω² = g /
(R - r)
E. √ ω = √(g /
(R - r))
236

88. Sebuah pegas dengan  E (1), (2), (3) dan Pernyataan KPS
konstanta pegas k dan (4) benar aspek
sebuah balok bermassa
m membentuk system menerapkan
getaran harmonic konsep, karena
horizontal tanpa pembaca
gesekan. Kemudian diharuskan
pegas ditarik sejauh x
dari titik seimbang dan memahami
dilepaskan. Jika massa konsep
pegas diabaikan, maka sebelumnya,
pernyataan berikut kemudian
yang benar adalah..
(1) Pegas bergetar menerapkannya
Z189. pada konsep
dengan
9
periode tetap yang baru.
(2) Energy
mekanik total
bergantung
pada waktu
(3) Percepatan
getaran
bergantung
pada x
(4) Frekuensi
getaran
bergantung
pada k dan m.
A. (1),(2), dan (3)
237

benar
B. (1) dan (3) benar
C. (2) dan (4) benar
D. Hanya (4) benar
E. (1), (2), (3)
dan (4) benar
89. Sebuah bandul  T1 : T2 = Pernyataan KPS
sederhana periodenya 2π.√(l1/g) : aspek
T panjang tali l, 2π. √(l2/g)
supaya periodenya T : 1/2.T = √(l1/g) menerapkan
menjadi ½ T maka : √(2/g) konsep, karena
perubahan panjang tali 1 : 1/2 = √(1/g) pembaca
adalah… : √(2/g) diharuskan
A. 1 : 1/4 = l1/g : l2/g
Z189.
1 : 1/4 = l : l2 memahami
10 B. konsep
l2 = 1/4.l (C)
C. sebelumnya,
D. kemudian
menerapkannya
E.
pada konsep
yang baru.

90. Sebuah ayunan  Ketika bandul Pernyataan KPS


sederhana dengan aspek
Z189. bergerak
panjang l
11 menerapkan
digantungkan pada dipercepat ke atas
langit-langit sebuah konsep, karena
238

elevator yang sedang dengan percepatan pembaca


dipercepat ke atas diharuskan
a, maka pada
dengan percepatan
tetap a. untuk osilasi bandul akan memahami
kecil, periode (T) dari konsep
muncul gaya
ayunan adalah… sebelumnya,
reaksi yang kemudian
A. T=2 √
arahnya ke bawah menerapkannya
B. T=2 √ pada konsep
yang baru.
C. T=2 √
D.
√ ( )
E.
( ) Percepatan total

bandul :

T=2 √

91. Sebuah system bandul Rumus periode Pernyataan KPS


sederhana dan sebuah bandul : T = aspek
Z189. system beban-pegas 2π√l/g
ditempatkan dalam  Rumus periode klasifikasi,
12
sebuah lift. Kedua pegas : T = karena mencari
system dibuat bergetar, 2π√m/k persamaan dari
239

bandul dengan periode dua persamaan


Tb sedang pegas Periode pegas dan yang ada.
dengan periode Tp. bandul berbanding
ketika lift bergetar ke terbalik dengan
atas pada percepatan akar gravitasi,
tetap.. ketika lift bergerak
A. Tp dan Tb ke atas,
keduanya percepatannya
tidak berubah ditambah
B. Tp dan Tb percepatan
bertambah gravitasi jadi
C. Tp dan Tb periode berkurang
berkurang (C)
D. Tp tidak
berubah tetapi
Tb berkurang
E. Tp berubah
tetapi Tb tidak
berubah
92. Sebuah bandul  1. Jika elevator Pernyataan KPS
sederhana bergantung bergerak ke atas aspek
pada atap sebuah dengan percepatan
elevator. Ketika a maka bandul klasifikasi,
Z190. elevator dalam akan mendapat karena mencari
13 keadaan diam, tambahan persamaan dari
frekuensi getaran percepatan sebesar dua persamaan
bandul adalah f. a sehingga
Pernyataan yang benar percepatannya yang ada.
mengenai bandul semakin besar.
240

sederhana tersebut Jika percepatan


adalah...... besar maka
(1) Jika elevator frekuensi besar (f
sedang sebanding √g)
bergerak ke (benar)
atas dengan 2. Jika elevator
percepatan bergerak ke atas
tetap maka dengan kecepatan
frekuensi tetap maka tidak
getaran bandul ada pertambahan
> f. percepatan
(2) Jika elevator sehingga frekuensi
sedang tetap (benar)
bergerak ke
3. Jika elevator
atas dengan
bergerak kebawah
kecepatan
maka percepatan
tetap maka
bandul berkurang
frekuensi
sebesar (g - a)
getaran bandul
sehingga
=f
frekuensipun
(3) Jika elevator
berkurang (benar)
sedang
bergerak ke 4. Jika tali elevator
bawah dengan terputus dan
percepatan elevator jatuh
tetap maka bebas maka
frekuensi percepatan
getaran bandul elevator a = g
<f sehingga
241

(4) Jika tali percepatan bandul


elevator (a - g = g - g = 0),
terputus dan sehingga bandul
elevator jauh tidak berayun.
bebas maka (salah)
frekuensi a) 1,2 dan 3
getaran bandul benar
=f
A. (1), (2), dan
(3) benar
B. (1) dan (3)
benar
C. (2) dan (4)
benar
D. Hanya (4)
yang benar
E. Semuanya
benar
93. Sebuah ayunan  Diketahui : Pernyataan KPS
sederhana dibawa oleh ΣF = m a aspek
seseorang yang berdiri N - w = m a sin Φ
pada sebuah tangga m g' - m g = m a menerapkan
berjalan yang memiliki sin Φ konsep, karena
Z190.
kemiringan 30o g' - g = a sin Φ pembaca
14
terhadap bidang datar. g' = g + a sin Φ diharuskan
Saat tangga dalam
keadaan diam, ayunan Ditanya : memahami
memiliki periode 2 s. T' = ? konsep
Jika tangga kemudian
242

muali berjalan dengan Jawab : sebelumnya,


percepatan ke atas pada saat ayunan kemudian
searah kemiringan dalam keadaan
tangga sebesar 2 m/s2 diam, menerapkannya
maka periode ayunan pada konsep
sekitar... T = 2π √(L/g) yang baru.
A. 1,64 s
B. 1,89 s jika panjang tali
C. 2 s tetap, maka jika
D. 2,11 s percepatan
E. 2,36 s gravitasi seolah-
olah berubah
menjadi g',

T'/T = √(g/g')

T'/T = √(g/(g + a
sin Φ))

T'/2 = √(9.8/(9.8 +
2 sin 30))

T' = 1.89 detik


94. Dua susunan pegas Kp = 2k Pernyataan KPS
ditunjukan pada aspek observasi,
Z190. gambar di bawah ini.  karena terdapat
15 Jika kedua susunan Kt =
pegas (II) adalah.... gambar dan
243

Kt = pernyataan yang
membutuhkan
√ indra
penglihatan.

A. 1 : 2
B. 2 : 1
C. 2 : 3
D. 3 : 2
E. 3 : 4 Jawaban D
95. Suatu benda bermassa  (a) Kecepatan Pernyataan KPS
0,1 kg melakukan aspek
maksimum;
gerak harmonik
dengan amplitudo 10 Persamaan
menerapkan
mm dan periode konsep, karena
simpangan y =
sekon. Hitung : pembaca
(a) Kecepatan A sin ωt diharuskan
Z190.
1 maksimum; diturunkan memahami
(b) Gaya
menjadi konsep
maksimum
yang bekerja persamaan sebelumnya,
pada benda. kemudian
kecepatan v =
menerapkannya
ωA cos ωt pada konsep
244

Nilai kecepatan v yang baru.


akan maksimum
saat cos ωt = 1
sehingga
kecepatan
maksimumnya
adalah v = ωA

(b) Gaya
maksimum yang
bekerja pada
benda.
F=ma
F = m (A ω²
sin(ωt))

jika diminta gaya


maksimum, berarti
saat a maximum
,yaitu saat nilai
sin ωt nya = 1

F = m (A ω²)
245

F = m ( A (2π/T)²)

masukkan angka
yg diketahui, jgn
lupa dlm satuan SI
semua

96. Sebuah partikel  (a) Amplitudo Pernyataan KPS


bergerak harmonik
, periode, dan aspek
sederhana. Persamaan
simpangannya frekuensi gerak; menerapkan
dinyatakan sebagai y = konsep, karena
Amplitudo A =
6 sin 0,2t, dengan t pembaca
dalam sekon dan y 6 cm diharuskan
dalam cm. Hitung :
⇔ Frekuensi sudut memahami
Z191. (a) Amplitudo,
2 periode, dan ω = 0,2 rad/s, dan konsep
frekuensi gerak; sebelumnya,
ω = 2π/T
(b) Persamaan kemudian
kecepatan, dan ⇔ maka periode T
percepatannya; menerapkannya
(c) Simpangan, = 2π / ω ⇒ T = 2π pada konsep
kecepatan, dan / 0,2 yang baru.
percepatan saat t =
2,5π sekon. Periode T = 10π
246

sekon
⇔ Frekuensi = 1 /
T ⇒ f = 1 / 10π
Frekuensi = 0,1/π
Hz

(b) Persamaan
kecepatan, dan
percepatannya;
⇒ v = y' ⇒ v = ωA
cos ωt
⇔ v = (0,2)(6) cos
0,2t
⇔ v = 1,2 cos
0,2t [dalam
cm/s]
persamaan
percepatan⇒ a = v'
⇒ a = - ω²A sin ωt
247

⇔ a = - (0,2)²(6)
sin 0,2t
⇔ a = - 0,24 sin
0,2t [dalam
cm/s²]

(c) Simpanga
n, kecepatan, dan
percepatan saat t =
2,5π sekon.
⇔ y = 6 sin
0,2(2,5π)
⇔ y = 6 sin π/2
⇔y=6x1
⇔ jadi simpangan
pada t = 2,5π
sekon adalah y = 6
cm

kecepatan pada t =
2,5π sekon
⇔ v = 1,2 cos
0,2(2,5π)
248

⇔ v = 1,2 cos
(π/2)
⇔ v = 1,2 x 0
⇔ jadi kecepatan
pada t = 2,5π
sekon adalah v = 0
cm/s

percepatan pada t
= 2,5π sekon
⇔ a = - 0,24 sin
0,2(2,5π)
⇔ a = - 0,24 sin
(π/2)
⇔ a = - 0,24 x 1
⇔ jadi percepatan
pada t = 2,5π
sekon adalah -
0,24 cm/s²
97. Sebuah partikel  Diketahui: f = 100 Pernyataan KPS
bergerak harmonik Hz dan A = 0,0003 aspek
sederhana dengan
frekuensi 100 Hz dan Saya akan coba menerapkan
Z191. konsep, karena
amplitudo 3 x 10-4 m. jawab langsung
3
(a) Hitung kecepatan pertanyaan dari a pembaca
dan percepatan di sampai c. diharuskan
titik seimbang.
(b) Hitung kecepatan Persaman memahami
249

dan percepatan simpangan: Y = A konsep


pada simpangan sin ωt sebelumnya,
maksimum. Persamaan
(c) Tentukan kecepatan: v = Aω kemudian
persamaan cos ωt menerapkannya
simpangan, Persamaan pada konsep
kecepatan, dan percepatan: a = - yang baru.
percepatan Aω² sin ωt
sebagai fungsi
waktu. Untuk kecepatan
maksimum
diperoleh jika
cos ωt = 1,
sehingga:
v=Aω ⇒ω=
2πf
v = 0,0003 x 2 x
3,14 x 100
v = 0,1884 m/s

Untuk percepatan
maksimum
diperoleh jika ωt =
1, sehingga:
a = -Aω² sin 1
a = -0,0003 x
(628)² x 0,017
a = -0,0003 x
394384 x 0,017
250

a = -2,06 m/s²

untuk menghitung
kecepatan dan
percepatan di titik
seimbang,
diperlukan t.
t = 1/f
t = 1/100
t = 0,01

Kecepatan:
v = Aω cos ωt
v = 0,0003 x 628 x
cos 6,28
v = 0,187 m/s

Percepatan:
a = -Aω² sin ωt
a = -0,0003 x
(628)² x sin 6,28
a = -12,94 m/s²
98. Suatu benda Diket: Pernyataan KPS
mengalami suatu gerak T= aspek
Z191. harmonik sederhana A = 0,06 m
 mengajukan
4 dengan periode t=0
pertanyaan,
sekon dan amplitudo y=0
0,60 m. pad t = 0 karena jawaban
251

benda ada di y = 0. Ditanya: dari pertanyaan


Berapa jauh benda dari x ketika t = s ini berupa
posisi Jawab:
keseimbangannya penjelasan.Serta
0,57 m
ketika t = s? menggunakan
kata tanya
“berapa” serta
tanda tanya.

99. Suatu benda  Pernyataan KPS


mengalami gerak aspek
harmonik sederhana
dengan periode T = menerapkan
0,500 s dan amplitudo konsep, karena
A. benda mula-mula pembaca
ada di y = 0 dan diharuskan
memiliki kecepatan
dalam arah positif. memahami
Z191. Hitung waktu yang Maka waktu yang konsep
5 diperlukan benda dibutuhkan dari sebelumnya,
untuk pergi dari y = 0 kemudian
sampai ke y = 0,8A. simpangan 0 – 0,8
menerapkannya
:
pada konsep
yang baru.
252

100. Sebuah balok yang  Matematis : Pernyataan KPS


dihubungkan ke ujung ( aspek
sebuah pegas ) negatif jika
mengalami gerak ( )
menerapkan
harmonik sederhana negatif atau konsep, karena
dan perpindahannya ( ) berada pembaca
(simpangannya) dalam kuadran II diharuskan
dinyatakan oleh (antara dan
x = 0,2 sin (15t + 0,2) memahami
rad) konsep
Z191. m.
Pers. Simpangan
6 Tentukan : sebelumnya,
(a) Percepatan
( kemudian
balok ketika x
) menerapkannya
= 0,08 m;
(b) Waktu paling pada konsep
singkat di ( yang baru.
mana x = +0,1 )
m dan
kecepatan v < (
0. (perhatikan
)
253

waktu t harus
positif) (
Matematis : )
( )
negatif jika ( (
) negatif atau )
( ) berada
dalam kuadran II
(antara dan rad)
(
)

(
)

( )



101. Z191. Sebuah balok yang  Jawaban tidak Pernyataan KPS
7 dihubungkan ke ujung ditemukan
254

sebuah pegas ketika aspek


bergerak akan menerapkan
melakukan gerak
harmonik sederhana. konsep, karena
Pada t = 0, balok pembaca
dilepaskan dari posisi diharuskan
x = +A. periode adalah memahami
T.
(a) Jika persamaan konsep
umum simpangan sebelumnya,
adalah kemudian
( ), menerapkannya
tentukan dahulu
sudut fase , pada konsep
kemudian yang baru.
persamaan
simpangannya
(b) Pada posisi dan
selang waktu
apakah selama
siklus pertamanya
kondisi-kondisi
berikut terjadi :
(i) | |
,
dengan
adalah laju
maksimum;
255

(ii) | |
,
dengan
adalah besar
percepatan
maksimum?
Nyatakan jawaban
anda dalam A dan T.
102. Sebuah partikel  Diket: m = 10-3 kg Pernyataan KPS
dengan massa 10-3 kg A = 2 x 10-4 m aspek
bergerak harmonik a = 8 x 10-3 m/s2
sederhana dengan menerapkan
amplitudo 2 x 10-4 m. Ditanya: konsep, karena
Percepatan partikel a. f pembaca
pada saat simpangan b. i. v diharuskan
maksimum adalah 8,0 ii. y
x 10-3 m/s2. Hitunglah : memahami
Z191. (a) Frekuensi Jawab: konsep
8 getaran; a. sebelumnya,
(b) Kecepatan kemudian
partikel ketika: ( )
(i) Melalui titik menerapkannya
keseimbangan pada konsep
(ii) Simpangannya yang baru.
1,2 x 10-4 m.
256


103. Sebuah partikel  Diket : Pernyataan KPS
melakukan gerak , aspek
harmonik sederhana di T=
sekitar y = 0 dengan menerapkan
v1 = 8 cm/s
frekuensi sudut 2 konsep, karena
v1 = -6 cm/s
rad/s. Tentukan pembaca
amplitudo gerak ketika Ditanya: diharuskan
Z192. kecepatan memiliki
9 Amplitudo memahami
nilai 8,0 cm/s dan
konsep
sekon kemudian Jawab:
memiliki nilai -6,0 sebelumnya,
cm/s. kemudian
menerapkannya
pada konsep
257

yang baru.

= 4 cm

= -3 cm

104. Sebuah partikel  Persamaan Pernyataan KPS


bergerak harmonik aspek
simpangan GHS:
dengan amplitudo 10
cm dan periode 0,1π menerapkan
sekon. Jika pada saat t konsep, karena
y = A sin (ωt +
= sekon, simpangan pembaca
θo) diharuskan
partikel adalah 5 cm,
Z192. tentukan sudut fase 5 = 10 sin (2πt/T + memahami
10 awal partikel tersebut
θo) konsep
(ada dua kemungkinan
jawaban) 0,5 = sin sebelumnya,
kemudian
(2π.(7π/30)/0,1π +
menerapkannya
θo) pada konsep
0,5 = sin (14π/3 +
258

θo) yang baru.

Kemungkinan 1:
14π/3 + θo = π/6
alias 30° (kuadran
I)
θo = π/6 - 28π/6 =
-27π/6 = -4½π = -
2.(2π) - ½π = -½π
= 3π/2
(-4½π = -810°
letaknya berimpit
dengan - ½π = -
90°. Sudut -90°
letaknya berimpit
dengan 270° =
3π/2 <----
manfaatkan
pengetahuan Anda
259

di trigonometri)

Kemungkinan 2:
14π/3 + θo = 5π/6
alias 150°
(kuadran II)
θo = 5π/6 - 28π/6 =
-23π/6 = -1.(2π) -
11π/6 = -11π/6 =
π/6
105. Sebuah pegas  Periode pegas Pernyataan KPS
memiliki tetapan 8 dapat aspek
N/m. Berapakah massa dirumuskan
benda yang sebagai berikut :
mengajukan
digantungkan pada pertanyaan,
pegas supaya karena jawaban
Z192. periodenya 1 sekon? (g dari pertanyaan
11 = 9,8 m/s2 dan ambil Diketahui :
π2 = 9,8). ini berupa
k = 8 N/m
T=1s
penjelasan.Serta
menggunakan
Maka kata tanya
“berapakah”
260

serta tanda
tanya.

106. Sebuah pegas dengan  Pernyataan KPS


panjang 20 cm aspek
digantung vertikal.
Kemudian ujung mengajukan
bawahnya diberi beban pertanyaan,
200 g sehingga karena jawaban
panjangnya bertambah √ dari pertanyaan
10 cm. Beban ditarik 5
Z192. ini berupa
cm ke bawah
12 penjelasan.Serta
kemudian dilepas √
sehingga beban menggunakan
bergerak harmonik kata tanya serta
sederhana. Jika g = 10
m/s2 tentukan tanda tanya.
frekuensi gerak
harmonik sederhana
tersebut.
107. Sebuah perangkat f = 1/(2π)√(k/m) Pernyataan KPS
lunak dari peralatan aspek
10 = 1/(2π)√(4k/5)
elektronik akan
Z192. dihancurkan dengan k = 500π² N/m mengajukan
 pertanyaan,
13 menggunakan getaran
pada frekuensi lebih karena jawaban
besar dari 10. jadi konstanta dari pertanyaan
Perangkat lunak ini
261

diangkut dalam suatu pegas minimum ini berupa


kotak yang ditopang penjelasan.Serta
untuk tiap pegas
oleh empat buah
pegas. Massa total sekitar k = 4934.8 menggunakan
perangkat lunak dan kata tanya
N/m
kotak adalah 5 kg. “berapakah”
Berapakah konstanta serta tanda
gaya k yang akan anda
rekomendasikan untuk tanya.
tiap pegas itu?
108. Sebuah mobil balap (a) Berapa Pernyataan KPS
yang memiliki berat aspek
jauh tiap pegas
16000 N ditopang oleh
empat buah pegas. tersebut akan mengajukan
Tiap pegas memiliki pertanyaan,
ditekan jika berat
tetapan gaya 7,00 x karena jawaban
104 N/m. Berat total mobil berikut dari pertanyaan
pembalap 800 N.
penumpangnya ini berupa
(a) Berapa jauh tiap
Z192. penjelasan.Serta
pegas tersebut  tersebut merata
14
akan ditekan jika menggunakan
pada tiap pegas?
berat total mobil kata tanya
berikut w = mg
penumpangnya “berapakah”
--> m = 2/g = serta tanda
tersebut merata
pada tiap pegas? 16800 / 10 = 1680 tanya.
(b) Berapakah
kg
frekuensi getaran
pegas mobil?
262

(c) Berapa waktu


yang diperlukan
keempat pegas
pegas tersebut
untuk bergetar tersusun paralel
sebanyak tiga
kp = 4k = 4
kali?
(7×10^4 N/m) =
28×10^4 N/m

(b) Berapakah
frekuensi getaran
pegas mobil?
f = 1/2π √(k/m)
..= 1/2π √(28×10^4
/ 1680)
..≈ 2,05 Hz

(c) Berapa
waktu yang
diperlukan pegas
tersebut untuk
263

bergetar sebanyak
tiga kali?
T = 1/f = 1/(2,05)
= 0,487 s

untuk 3 kali
getaran
t = 3 T = 3 (0,487)
≈ 1,461 s
109. Periode sebuah bandul (a) Ditambah Pernyataan KPS
sederhana adalah 3 aspek
60%;
sekon. Tentukan
periode bandul sehingga klasifikasi,
tersebut jika panjang karena mencari
T' = 2π√(ℓ'/g)
bandul : persamaan dari
(a) Ditambah 60%; T = 2π√(ℓ/g) dua persamaan
(b) Dikurang 60%
dari panjang yang ada.
Z192.
semula.  T' = 3 √(1,6 ℓ/ℓ)
15
= 3 √1,6 ≈ 3,795 s.

(b) Dikurang
60% dari panjang
semula.
Jika ℓ dikurangi
264

60%, maka ℓ' = ℓ -


0,6 ℓ = 0,4 ℓ
sehingga
T' = 2π√(ℓ'/g)
T = 2π√(ℓ/g)

T'/3= √(ℓ'/ℓ)

T' = 3 √(0,4 ℓ/ℓ) =


3 √0,4 ≈ 1,897 s
110. Sebuah bandul diberi  Periode merupakan Pernyataan KPS
simpangan θ derajat waktu yang aspek
dan berayun dengan diperlukan benda
periode T detik. Apa untuk melakukan 1 mengajukan
yang terjadi dengan putaran.. dengan pertanyaan,
periode ayun bandul rumus T = n/t... karena jawaban
tersebut jika diberi jika simpangan 1 dari pertanyaan
simpangan 2θ derajat teta derajat = T
Z192. ini berupa
(dimana θ < 5o)? detik...
16 penjelasan.Serta
maka simpangan 2
teta derajat adalah menggunakan
2T kata tanya
T = simpangan 2
teta derajat / “apa” serta
simpangan 1 teta tanda tanya.
derajat
T = 2T
265

111. Dua pegas dengan  Pernyataan KPS


konstanta pegas k1 √ ⁄ aspek
dam k2 dihubungkan
seri dan ujungnya klasifikasi,
diberi beban. Ketika karena mencari
digetarkan periodenya persamaan dari
adalah T. Jika peags dua persamaan
Z192.
pertama (k1) dipotong
17 yang ada.
dan selanjutnya sistem
ini dihubungkan seri
dengan pegas kedua
(k2), dan ujungnya
diberi beban. Berapa
periodenya sekarang
jika beba digetarkan.
112. Pada susunan pegas A,  Pertanyaan kurang Pernyataan KPS
B, C, dan D di bawah jelas aspek
ini, tentukan nilai
perbandingan. klasifikasi,
karena mencari
Z192. perbandingan
18
dari 4 rangkaian
pegas.
266

(a) Antara A dan


B
(b) Antara C dan
D
113. Pengisap bermassa  Pernyataan KPS
400 gram dalam √
aspek
sebuah kompresor
bergerak naik-turun ( ) menerapkan
melalui suatu jarak konsep, karena
total 80 mm. Hitung pembaca
gaya maksimum pada ( )
diharuskan
pengisap ketika
melakukan 10 siklus memahami
Z193.
19 per sekon. (π2 = 10). konsep
sebelumnya,
kemudian
menerapkannya
pada konsep
yang baru.
267

114. Pegas-pegas keempat  M1 = 300 Pernyataan KPS


roda sebuah mobil aspek
kg......T1 = √2 s
bergetar naik-turun
dengan periode √ s m2 = 600 kg......T2 menerapkan
ketika melalui suatu konsep, karena
= ….
lubang di jalanan. pembaca
Massa mobil dan ___? diharuskan
pengemudi adalah 300
memahami
kg. Jika pengemudi
sekarang menaikkan T = 2π √(m/k) konsep
beberapa temannya, sebelumnya,
Z193. sehingga massa total kemudian
20 adalah 600 kg, T sebanding
menerapkannya
berapakah periode dengan √m
mobil pada pegas- pada konsep
pegasnya ketika Jika m men jafi yang baru.
melalui lubang? 600/300 = 2 kali,
maka T menjadi
√2 kali semuls,
alias
T2 = √2 (√2 s) = 2
268

s..<-- jawaban

atsu gunakan
perbandingan

T2/T1 = 2π
√(m2/k)/.2π
√(m1/k)
T2 /T1=
√(m2/m1)

T2 = √(m2/m1)
T1
= √(600/300) × √2
= √2 × √2
=2s
115. Dua pegas identik  Pegas I Pernyataan KPS
digantung pada titik- aspek
Z193. titik tetap. Pegas √ klasifikasi,
21 pertama memiliki
tetapan k dan pegas karena mencari
lain 2k. Sebuah beban perbedaan dari
269

bermassa 4M pertanyaan yang


dihubungkan ke ujung √
ada.
bawah pegas pertama
dan beban bermassa M Pegas II
ke ujung bahwa pegas
kedua. Beban diberi √
simpangan kecil untuk
menghasilkan getaran √
harmonik dengan
amplitudo sama untuk Maka
setiap beban. Hitung
perbandingan √
frekuensi beban
bermassa 4M terhadap √
beban bermassa M.


Jadi f1:f2 = 1:2√


116. Sebuah sistem bandul  Diket: Pernyataan KPS
sederhana mempunyai panjang tali = L aspek observasi,
panjang tali L berada gravitasi = g karena
Z193.
dalam medan gravitasi massa = m pernyataan ini
22
g. Beban yang membutuhkan
digunakan mempunyai Ditanya:
indra
massa m dan dapat h dan T
270

dianggap berbentuk penglihatan.


massa titik. Pada
posisi vertikal di
bawah titik O terdapat
sebuah paku berjarak
L/2 dari O. Akibat
paku ini, ayunan
bandul berubah arah
seperti ditunjukan
pada gambar.

Sudut simpangan
mula-mula θ0 dipilih
sedemikan rupa
sehingga ketinggian
maksimum (titik A)
massa m relatif
terhadap titik terendah
(titik B) adalah
(a) Berapa
ketinggian h2
dari titik C
271

(titik C adalah
posisi
simpangan
maksimum)
(b) Hitung periode
osilasi sistem
(yaitu gerak
dari A – B – C
– B – A)
117. Sebuah terowongan  Diket: Pernyataan KPS
dibuat dengan Gravitasi = g aspek observasi,
mengebor Bumi secara Jari-jari bumi = R karena
vertikal dari suatu Massa = m pernyataan ini
permukaan sampai membutuhkan
menembus Bumi pada Ditanya:
indra
permukaan lainnya. Tidak jelas apa
Tetapi pengeboran yang ditanyakan penglihatan.
tidak melalui pusat
Z193. bumi (lihat gambar).
23

Tunjukan bahwa gerak


sebuah partikel yang
272

dijatuhkan melalui
terowongan adalah
gerak harmonik itu.
Anggap percepatan
gravitasi di permukaan
bumi adalah g, jari-jari
bumi adalah R, dan
massa adalah M.

Keterangan Aspek KPS Keterangan pengkodean


1 : Observasi W : Pengkodean untuk penjelasan materi
2 : Klasifikasi X : Pengkodean untuk kegiatan siswa
3 : Interpretasi Y : Pengkodean untuk contoh soal
4 : Prediksi Z : Pengkodean untuk latihan soal
5 : Mengajukan Pertanyaan
6 : Berhipotesis
7 : Merencanakan Percobaan
8 : Menggunakan Alat/Bahan
9 : Menerapkan Konsep
10 : Berkomunikasi
273

C. Frekuensi dan Persentase Kemunculan Aspek KPS


Lampiran C.1 Jumlah Kemunculan Indikator KPS pada
Buku Ajar.
Lampiran C.2 Persentase Kemunculan Indikator KPS pada
Buku Ajar.
274

Lampiran C.1

Jumlah Kemunculan Indikator KPS pada Buku Ajar .

No Aspek Keterampilan Proses Sains (KPS) Buku A Buku B


1 Observasi 40 21
2 Klasifikasi 12 10
3 Interpretasi 37 21
4 Prediksi 2 0
5 Mengajukan Pertanyaan 14 13
6 Berhipotesis 12 8
7 Merencanakan Percobaan 3 3
8 Menggunakan Alat dan Bahan 6 2
9 Menerapkan Konsep 22 32
10 Berkomunikasi 2 4
11 Bukan Aspek KPS 5 3
Jumlah 155 117
275

Lampiran C.2

Persentase Kemunculan Indikator KPS pada Buku Ajar.

Aspek Keterampilan Proses Sains


No Buku A (%) Buku B (%)
(KPS)
1 Observasi 25.81 17.95
2 Klasifikasi 7.74 8.55
3 Interpretasi 23.87 17.95
4 Prediksi 1.29 0.00
5 Mengajukan Pertanyaan 9.03 11.11
6 Berhipotesis 7.74 6.84
7 Merencanakan Percobaan 1.94 2.56
8 Menggunakan Alat dan Bahan 3.87 1.71
9 Menerapkan Konsep 14.19 27.35
10 Berkomunikasi 1.29 3.42
11 Bukan Aspek KPS 3.23 2.56
Jumlah 100 100
276

D. Penentuan Koefisien Kesepakatan Pengamat


Lampiran D.1 Rekapitulasi Kesepakatan pada Buku A
Lampiran D.2 Rekapitulasi Kesepakatan pada Buku B
Lampiran D.3 Perhitungan Koefisien Kesepakatan (KK)
277

Lampiran D.1

Rekapitulasi Kesepakatan pada Buku A

NO Aspek KPS yang Muncul P.1 P.2 Sel.No


1 Observasi Ya Ya 1
2 Observasi Ya Ya 1
3 Observasi Ya Ya 1
4 Mengajukan Pertanyaan Ya Ya 1
5 Mengajukan Pertanyaan Ya Ya 1
6 Mengajukan Pertanyaan Ya Ya 1
7 Menerapkan Konsep Ya Ya 1
8 Klasifikasi Ya Ya 1
9 Mengajukan Pertanyaan Ya Ya 1
10 Menerapkan Konsep Ya Ya 1
11 Mengajukan Pertanyaan Ya Ya 1
12 Berhipotesis Ya Ya 1
13 Interpretasi Ya Ya 1
14 Interpretasi Ya Ya 1
15 Interpretasi Ya Ya 1
16 Observasi Ya Ya 1
17 Interpretasi Ya Ya 1
18 Menerapkan Konsep Ya Tidak 3
19 Interpretasi Ya Ya 1
20 Interpretasi Tidak Ya 2
21 Berhipotesis Tidak Ya 2
22 Menerapkan Konsep Ya Ya 1
23 Klasifikasi Ya Ya 1
24 Klasifikasi Ya Ya 1
25 Observasi Ya Ya 1
26 Prediksi Tidak Ya 2
27 Interpretasi Ya Ya 1
28 Interpretasi Ya Ya 1
29 Berhipotesis Ya Ya 1
30 Menerapkan Konsep Ya Ya 1
31 Interpretasi Ya Ya 1
32 Interpretasi Ya Ya 1
33 Interpretasi Ya Ya 1
34 Klasifikasi Ya Ya 1
35 Mengajukan Pertanyaan Ya Ya 1
36 Interpretasi Ya Ya 1
37 Interpretasi Ya Tidak 3
38 - Ya Tidak 3
278

39 Interpretasi Ya Ya 1
40 Interpretasi Ya Ya 1
41 Interpretasi Ya Ya 1
42 Interpretasi Ya Ya 1
43 Interpretasi Ya Ya 1
44 Interpretasi Ya Ya 1
45 Interpretasi Ya Ya 1
46 Interpretasi Ya Ya 1
47 Berhipotesis Tidak Ya 2
48 Menerapkan Konsep Ya Ya 1
49 Klasifikasi Ya Ya 1
50 Interpretasi Ya Ya 1
51 Interpretasi Ya Ya 1
52 Interpretasi Ya Ya 1
53 Interpretasi Ya Ya 1
54 Berhipotesis Ya Ya 1
55 Berhipotesis Ya Ya 1
56 Menerapkan Konsep Ya Ya 1
57 Interpretasi Ya Tidak 3
58 Interpretasi Ya Tidak 3
59 Interpretasi Ya Ya 1
60 Interpretasi Ya Tidak 3
61 Interpretasi Ya Tidak 3
62 Interpretasi Ya Ya 1
63 Interpretasi Ya Ya 1
64 Interpretasi Ya Ya 1
65 Interpretasi Ya Ya 1
66 Klasifikasi Ya Tidak 3
67 Klasifikasi Ya Tidak 3
68 Berkomunikasi Ya Tidak 3
69 - Ya Tidak 3
70 Observasi Ya Tidak 3
71 Observasi Ya Ya 1
72 Berhipotesis Ya Tidak 3
73 Menggunakan Alat dan Bahan Ya Tidak 3
74 Mengajukan Pertanyaan Ya Ya 1
75 Berhipotesis Ya Tidak 3
76 Interpretasi Ya Ya 1
77 Berhipotesis Tidak Ya 2
78 Menerapkan Konsep Ya Tidak 3
79 Menerapkan Konsep Tidak Ya 2
80 Menerapkan Konsep Ya Ya 1
81 Interpretasi Ya Ya 1
279

82 Merencanakan Percobaan Ya Ya 1
83 Observasi Tidak Ya 2
84 Observasi Ya Ya 1
85 Menerapkan Konsep Ya Ya 1
86 Observasi Ya Ya 1
87 Menggunakan Alat dan Bahan Ya Ya 1
88 Menggunakan Alat dan Bahan Ya Ya 1
89 Interpretasi Tidak Ya 2
90 Mengajukan Pertanyaan Ya Ya 1
91 Merencanakan Percobaan Ya Ya 1
92 Merencanakan Percobaan Ya Ya 1
93 Menggunakan Alat dan Bahan Ya Ya 1
94 Menerapkan Konsep Ya Tidak 3
95 Menggunakan Alat dan Bahan Ya Ya 1
96 Menggunakan Alat dan Bahan Tidak Ya 2
97 Mengajukan Pertanyaan Ya Ya 1
98 Menerapkan Konsep Ya Ya 1
99 Observasi Ya Ya 1
100 Observasi Ya Ya 1
101 - Ya Tidak 3
102 Klasifikasi Ya Ya 1
103 Klasifikasi Ya Ya 1
104 Observasi Ya Ya 1
105 Berhipotesis Ya Ya 1
106 Klasifikasi Ya Ya 1
107 Mengajukan Pertanyaan Ya Ya 1
108 Observasi Ya Ya 1
109 Klasifikasi Ya Ya 1
110 Menerapkan Konsep Ya Ya 1
111 Mengajukan Pertanyaan Ya Ya 1
112 - Tidak Ya 2
113 Berhipotesis Tidak Ya 2
114 Observasi Ya Ya 1
115 - Ya Ya 1
116 Observasi Ya Ya 1
117 Observasi Ya Ya 1
118 Observasi Ya Ya 1
119 Observasi Ya Ya 1
120 Observasi Ya Ya 1
121 Observasi Ya Ya 1
122 Mengajukan Pertanyaan Tidak Ya 2
123 Prediksi Ya Ya 1
124 Observasi Ya Ya 1
280

125 Observasi Ya Ya 1
126 Menerapkan Konsep Ya Ya 1
127 Menerapkan Konsep Ya Ya 1
128 Observasi Ya Ya 1
129 Observasi Ya Ya 1
130 Observasi Ya Ya 1
131 Observasi Ya Ya 1
132 Observasi Ya Ya 1
133 Observasi Ya Ya 1
134 Observasi Ya Ya 1
135 Observasi Ya Ya 1
136 Observasi Ya Ya 1
137 Observasi Ya Ya 1
138 Observasi Ya Ya 1
139 Berhipotesis Ya Ya 1
140 Prediksi Ya Tidak 3
141 Prediksi Ya Tidak 3
142 Observasi Ya Ya 1
143 Observasi Ya Ya 1
144 Klasifikasi Ya Ya 1
145 Klasifikasi Ya Ya 1
146 Klasifikasi Ya Ya 1
147 Menerapkan Konsep Ya Ya 1
148 Menerapkan Konsep Ya Ya 1
149 Menerapkan Konsep Ya Ya 1
150 Menerapkan Konsep Ya Ya 1
151 Menerapkan Konsep Ya Ya 1
152 Mengajukan Pertanyaan Ya Ya 1
153 Observasi Tidak Ya 2
154 Observasi Ya Ya 1
155 Observasi Ya Ya 1
281

Lampiran D.2

Rekapitulasi Kesepakatan pada Buku B

NO Aspek KPS yang Muncul P.1 P.2 Sel.No


1 Menerapkan Konsep Ya Ya 1
2 Observasi Ya Ya 1
3 Berhipotesis Ya Ya 1
4 Mengajukan Pertanyaan Ya Ya 1
5 Berkomunikasi Ya Ya 1
6 Observasi Ya Ya 1
7 Interpretasi Ya Ya 1
8 Interpretasi Ya Ya 1
9 Interpretasi Ya Ya 1
10 Observasi Ya Ya 1
11 Observasi Ya Ya 1
12 Interpretasi Ya Ya 1
13 Observasi Tidak Ya 2
14 Interpretasi Ya Ya 1
15 Interpretasi Ya Ya 1
16 Mengajukan Pertanyaan Ya Ya 1
17 Menerapkan Konsep Tidak Ya 2
18 Klasifikasi Tidak Ya 2
19 Interpretasi Ya Ya 1
20 Interpretasi Ya Ya 1
21 Interpretasi Ya Ya 1
22 Observasi Ya Ya 1
23 Observasi Ya Ya 1
24 Menerapkan Konsep Ya Ya 1
25 Interpretasi Ya Ya 1
26 Interpretasi Ya Ya 1
27 Menerapkan Konsep Ya Tidak 3
28 Menerapkan Konsep Ya Ya 1
29 Berhipotesis Tidak Ya 2
30 Interpretasi Ya Ya 1
31 Interpretasi Ya Ya 1
32 Mengajukan Pertanyaan Ya Ya 1
33 Observasi Tidak Ya 2
34 Mengajukan Pertanyaan Ya Ya 1
35 Interpretasi Ya Ya 1
36 Menerapkan Konsep Ya Ya 1
37 Menerapkan Konsep Tidak Ya 2
38 Interpretasi Ya Ya 1
282

39 Berhipotesis Tidak Ya 2
40 Menerapkan Konsep Ya Ya 1
41 Berkomunikasi Ya Ya 1
42 Berhipotesis Ya Ya 1
43 Berhipotesis Ya Ya 1
44 Interpretasi Ya Ya 1
45 Observasi Ya Ya 1
46 Interpretasi Tidak Ya 2
47 Mengajukan Pertanyaan Ya Ya 1
48 Berhipotesis Ya Ya 1
49 Mengajukan Pertanyaan Ya Ya 1
50 Menerapkan Konsep Ya Ya 1
51 Menerapkan Konsep Ya Ya 1
52 Interpretasi Ya Ya 1
53 Merencanakan Percobaan Ya Ya 1
54 Observasi Ya Ya 1
55 Menerapkan Konsep Tidak Ya 2
56 Observasi Ya Ya 1
57 Menerapkan Konsep Ya Ya 1
58 Merencanakan Percobaan Ya Ya 1
59 Berhipotesis Ya Ya 1
60 Merencanakan Percobaan Ya Ya 1
61 Observasi Ya Ya 1
62 Menggunakan Alat dan Bahan Ya Ya 1
63 Berkomunikasi Ya Ya 1
64 Observasi Ya Ya 1
65 - Ya Tidak 3
66 - Ya Tidak 3
67 Menggunakan Alat dan Bahan Ya Ya 1
68 Klasifikasi Ya Ya 1
69 Menerapkan Konsep Ya Ya 1
70 Klasifikasi Ya Ya 1
71 Klasifikasi Ya Ya 1
72 Observasi Ya Ya 1
73 - Ya Tidak 3
74 Menerapkan Konsep Ya Ya 1
75 Berhipotesis Tidak Ya 2
76 Berhipotesis Ya Ya 1
77 Observasi Ya Ya 1
78 Mengajukan Pertanyaan Ya Ya 1
79 Mengajukan Pertanyaan Ya Ya 1
80 Interpretasi Ya Ya 1
81 Menerapkan Konsep Ya Ya 1
283

82 Menerapkan Konsep Ya Tidak 3


83 Observasi Ya Ya 1
84 Interpretasi Ya Ya 1
85 Observasi Ya Ya 1
86 Menerapkan Konsep Ya Ya 1
87 Observasi Ya Ya 1
88 Menerapkan Konsep Ya Ya 1
89 Menerapkan Konsep Ya Ya 1
90 Menerapkan Konsep Ya Ya 1
91 Klasifikasi Ya Ya 1
92 Klasifikasi Ya Ya 1
93 Menerapkan Konsep Ya Ya 1
94 Observasi Ya Ya 1
95 Menerapkan Konsep Ya Ya 1
96 Menerapkan Konsep Ya Ya 1
97 Menerapkan Konsep Ya Ya 1
98 Mengajukan Pertanyaan Ya Ya 1
99 Menerapkan Konsep Ya Ya 1
100 Menerapkan Konsep Ya Ya 1
101 Menerapkan Konsep Ya Ya 1
102 Menerapkan Konsep Ya Ya 1
103 Menerapkan Konsep Ya Ya 1
104 Menerapkan Konsep Ya Ya 1
105 Mengajukan Pertanyaan Ya Ya 1
106 Mengajukan Pertanyaan Ya Ya 1
107 Mengajukan Pertanyaan Ya Ya 1
108 Mengajukan Pertanyaan Ya Ya 1
109 Klasifikasi Ya Ya 1
110 Mengajukan Pertanyaan Ya Ya 1
111 Klasifikasi Ya Ya 1
112 Klasifikasi Ya Ya 1
113 Menerapkan Konsep Ya Ya 1
114 Menerapkan Konsep Ya Ya 1
115 Klasifikasi Ya Ya 1
116 Observasi Ya Ya 1
117 Observasi Ya Ya 1
284

Lampiran D.3

Perhitungan Koefisien Kesepakatan (KK)

Buku A

Pengamat II Pengamat I
Ya Tidak Jumlah Amatan
Ya 122 13 135
Tidak 20 0 20
Total 142 13 155

Buku B

Pengamat I
Ya Tidak Jumlah Amatan
Pengamat

Ya 102 10 112
II

Tidak 5 0 5
Total 107 10 117

𝑆
𝐾𝐾
𝑁 𝑁

Keterangan:

KK = Koefisien Kesepakatan

S =Kecocokan dua pengamat, (I: Ya – II: Ya) dan (I: Tidak – II: Tidak)

N1 = Jumlah kode yang dibuat oleh pengamat I

N2 = Jumlah kode yang dibuat oleh pengamat II

Buku KK
A

Rata-Rata ̅̅̅̅
285

E. Surat-Surat Penelitian
Lampiran E.1 Akreditasi SMA se-Kota Serang
Lampiran E.2 Akreditasi MA se-Kota Serang
Lampiran E.3 Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran E.4 Surat Izin Observasi
Lampiran E.5 Surat Izin Penelitian
Lampiran E.6 Surat Keterangan Penelitian MAN 4 Jakarta
Lampiran E.7 Surat Keterangan Pengamat
Lampiran E.8 Surat Balasan Observasi
286

Lampiran E.1
Akreditasi SMA se-Kota Serang
287

Lampiran E.2
Akreditasi MA se-Kota Serang

NAMA STATUS
NO NSM NPSN STATUS
LEMBAGA AKREDITASI
1 131136730001 20623274 Negeri 1 Kota Serang A
2 131136730002 20623275 Negeri 2 Kota Serang A
3 131236730001 20623277 Swasta Ihsaniyah C
4 131236730002 20623278 Swasta Ulumul Qur`an B
DAAR EL
5 131236730003 20623279 Swasta ISTIQOMAH B
6 131236730004 20623280 Swasta Daar al Ilmi B
7 131236730005 20623272 Swasta AL ISLAM C
AL-
8 131236730006 20623271 Swasta FATHANIYAH C
Masarratul
Muta`allimin
9 131236730007 20623273 Swasta Banten B
10 131236730008 20623283 Swasta Ardaniah C
11 131236730009 20623281 Swasta Darunnajah C
12 131236730010 20623285 Swasta Darul Ihsan C
Al-Khairiyah
13 131236730011 20623284 Swasta Pipitan B
14 131236730012 20623276 Swasta Daarul Falah B
Hidayatut
15 131236730013 20623282 Swasta Thalibin C
Al Rahmah
16 131236730014 20622286 Swasta Lebakwangi B
17 131236730015 20622228 Swasta Madarijul Ulum C
18 131236730016 69827799 Swasta Daarul Yaqiin C
Belum
19 131236730020 69827801 Swasta Al Azkia Terakreditasi
DARUL Belum
20 131236730021 69827800 Swasta IRFAN Terakreditasi
Belum
21 131236730022 Swasta Arrahman Terakreditasi
Belum
22 131236730023 Swasta Madani Terakreditasi
288

Lampiran E.3
Surat Bimbingan Skripsi
289

Lampiran E.4
Surat Izin Observasi
290

Lampiran E.5
Surat Izin Penelitian
291

Lampiran E.6
Surat Keterangan Penelitian MAN 4 Jakarta
292

Lampiran E.7

Surat Keterangan Pengamat


293

Lampiran E.8

Surat Balasan Observasi


294
295
296
297
298
299
300
301

BIODATA PENULIS

WIWIK DWI RAHAYU. Wanita kelahiran Tangerang, 17


Desember 1993 ini memulai pendidikan formalnya di SDN XI
Serang (2000-2006), kemudian melanjutkan sekolah ke SMPN
15 Kota Serang (2006-2009), setelah itu melanjutkan ke MAN
2 Kota Serang (2009-2012). Penulis tercatat sebagai
mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Program Studi Pendidikan Fisika melalui
jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) tulis (2012-
2017). Selain aktif mengikuti perkuliahan, penulis juga pernah aktif di HMJ
Pendidikan IPA. Selain itu penulis juga meluangkan waktunya sebagai pengajar
les private.

Anda mungkin juga menyukai