SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
WIWIK DWI RAHAYU
NIM 1112016300021
Kata Kunci: Buku Ajar, Buku Ajar Fisika, Keterampilan Proses Sains (KPS),
Gerak Harmonik
iii
ABSTRACT
The objective of this research was to know the availability of science process skill
aspect (SPS) in teaching physics book at twelve grade senior high school toward
the harmonic vibration concept. The method that was use in this study was
descriptive-qualtitative. The instrument of this research were non test interview,
questionnaire, and SPS assessment rubric that was analysis observation of
teaching book. There analyze two teaching physics books, that were teaching book
published by Erlangga-Marthen Kanginan (book A) and Platinum-Muhammad
Farchani Rosyid, and friends (book B). Both of them used curriculum 13/K-13
and the most used at Senior High School in Kota Serang. The analyzing did on
concept which need development of sciences skill process and need practices, and
which choice by teacher and students. The concept was harmonic vibrations. The
SPS aspect data identification used SPS assessment rubric in analysis component,
furthermore the data analyzed and percent calculated. SPS aspect identification
aspect in each book analysis with percent: 29% observation aspect in test practice
and 25% in test example, and 27% interpretation in explanation. However, book-
B data SPS identification aspect in each book analyzing with percent; 38%
classification test-example identification, 15% interpretation in explanation, and
20% concept implementation in test practice. Based on the most SPS aspect
identification, identification SPS aspect in book-A was higher than book-B.
Keywords: Teaching Book, Teaching Physics Book, Science Process Skill (SPS),
Motion Harmonic.
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan hanya bagi Allah SWT, pemelihara
seluruh alam raya, yang atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, penulis
mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini. Segala shalawat dan salam senantiasa
dipanjatkan untuk Nabi besar Muhammad SAW.
Skripsi ini dikerjakan demi memenuhi salah satu syarat guna memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) di Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa
tugas akhir ini bukanlah tujuan akhir dari belajar karena belajar adalah sesuatu
yang tidak terbatas.
Pembuatan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak. Rasa
terimakasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada kedua orang tua
tercinta; Mamah Yayah Sapriyah dan Bapa Yoyok Parjiyo terimakasih yang
terbesar untuk kedua orang tua penulis, atas bantuan moril dan materil yang tidak
dapat ananda balas. Ananda persembahkan semua untuk Ibu dan Bapak. Ananda
sungguh sangat mencintai kalian dan ingin membahagiakan kalian.
Terselesaikannya skripsi ini tentunya tak lepas dari dukungan dan uluran
tangan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu, diantaranya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Baiq Hana Susanti, M. Sc, selaku ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Dwi Nanto, Ph.D selaku ketua Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan
selaku dosen pembimbing tunggal, yang dengan sabar telah meluangkan
v
waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan
penyusunan skrispi ini.
4. Ibu Ai Nulaela, M.Si, selaku dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan saran dan arahan kepada penulis selama proses perkuliahan.
5. Ibu Diah Mulhayatiah, M.Pd, selaku dosen pembimbing sebelumnya sekaligus
pengamat I dan juga ibu kedua yang juga dengan sabar meluangkan waktu
untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
6. Suluruh dosen, staff, dan karyawan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
khususnya Jurusan Pendidikan IPA Program Studi Pendidikan Fisika yang
telah memberikan ilmu pengetahuan, pengalaman, dan pelayanan selama
proses perkuliahan.
7. Kepala sekolah, kurikulum, guru dan staff serta siswa di SMA/MA se Kota
Serang yang telah berbaik hati membantu penulis dalam penelitian ini.
8. Ibu Eneng Hernawati, M.Pd yang telah bersedia menjadi pengamat II dalam
penelitian ini.
9. Kaka saya Yayu Purwanti yang telah memberikan dukungan dan semangat
dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
10. Rekan-rekan Program Studi Pendidikan Kimia Angkatan 2012, Annis
Rizkiana (Cha Mhe), Tri Nova Arshelia (Nopa), Donny Mugia Prayoga (Doni)
dan yang belum disebutkan telah banyak memberikan dukungan, saran,
masukan, dan pendapatnya kepada penulis. Semangat berjuang sahabat-
sahabat demi menggapai impian-impian kita di masa depan. Semoga kelak
kita akan berkumpul kembali dan tetap menjalin silaturami.
11. Sahabat-sahabat, Ira Nurpialawati, Destia Kusyaeri, dan anak kontrakan 81
(Novi, Linda, Iik, Siti, Yuni, Yuli, Indri, Mae, Unni, Ila, Ka Ila, Intun dan
Wafira) terimakasih banyak atas dukungan, hiburan dan semangatnya kepada
penulis.
12. Puji Mollidya, Ana Amalia Handayani, dessy Yuliyani selaku sahabat dari
SMP terimakasih banyak atas dukungan dan semangatnya kepada penulis.
vi
13. Achmad Arif Mulyana, S.Si, Dodo, Adnan terimakasih banyak juga atas
dukungan dan semangatnya kepada penulis.
14. M. Fakhruddin Arrahji, S.Kom selaku sahabat seperjuangan skripsi sekaligus
scanner, Gumilar Setiawan selaku abang yang selalu siap ketika direpotkan
oleh penulis. Jemput, anter kesana kemari, paling setia ketika penulis galau.
Terimakasih untuk waktu yang kalian berikan kepada penulis.
15. Keluarga besar (Pemuda Pemudi Bakti Sosial) PPBS yang selalu menghibur,
dan menyemangati penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Kegilaan kalian
selalu mengghibur. Terimakasih fahri, kaka haviz, bebeb rama, bebep sandhi,
tetangga (yahya), bang anjar, dan yang lainnya.
16. Teman-teman seperjuangan University Day Out (UDO) dari Banten yang
anggotanya banyak banget tidak bisa disebutkan satu persatu terimaksih
banyak atas dukungan dan semangatnya kepada penulis.
17. Semua pihak yang telah banyak membantu penulis dan tidak sempat penulis
sebutkan
Semoga Allah SWT membalas kebaikan dan ketulusan semua pihak yang
telah membantu menyelesaikan skripsi ini dengan melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya. Semoga karya penelitian tugas akhir ini dapat memberikan manfaat
dan kebaikan bagi banyak pihak demi kemaslahatan bersama serta bernilai ibadah
di hadapan Allah SWT. Aamiin.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
viii
B. Metode Penelitian.................................................................... 37
C. Populasi dan Sampel Penelitian .............................................. 37
D. Prosedur Penelitian.................................................................. 38
E. Teknik Pengambilan Sampel................................................... 41
F. Teknik Pengambilan Data ....................................................... 42
G. Instrumen Penelitian................................................................ 44
H. Teknik Analisis Data ............................................................... 47
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
4. Surat Izin Observasi ....................................................... 289
5. Surat Izin Penelitian ....................................................... 290
6. Surat Keterangan Penelitian MAN 4 Jakarta ................. 291
7. Surat Keterangan Pengamat ........................................... 292
8. Surat Balasan Observasi ................................................ 293
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Ibid, Sutrisno, h. 2.
2
Sutrisno, op.cit., h. 5.
3
Riska Sartika Dewi, “Pengaruh Pendekatan Keterampilan Proses Sains Terhadap Keterampilan
Proses Sains Siswa pada Konsep Suhu dan Kalor (Penelitian Quasi Eksperimen di SMAN 10 Tangerang)”,
skripsi, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2011), h. 6
1
2
4
Farid Hasyim, Kurikulum Pendidikan Agama ISLAM, Filosofi Pengembangan Kurikulum
Transformatif Antara KTSP dan Kurikulum 2013, (Malang: Madani Media, 2015), h. 12.
5
Ibi.d, h. 77.
3
6
Ibi.d, h. 78.
4
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan, terdapat beberapa masalah yang
dapat diidentifikasikan, sebagai berikut:
1. Gerak harmonik merupakan satu diantara konsep fisika yang membutuhkan
praktikum di dalam proses pembelajaran. Namun pada kenyataanya,
praktikum yang dilakukan siswa dan guru hanya menggunakan modul
praktikum.
2. Buku ajar yang digunakan di kelas kadang diabaikan.
3. Buku ajar kurikulum 2013 yang digunakan belum diketehaui ketersediaan
aspek KPS.
4. Guru dan pihak sekolah kurang memperhatikan buku ajar yang digunakan
sebagai penunjang proses pembelajaran.
5. Masih jarangnya penelitian analisis buku ajar berdasarkan aspek
keterampilan proses sains.
C. Pembatasan Masalah
Penulis membatasi masalah dalam penelitian ini pada:
1. Ketersediaan keterampilan proses sains menurut Harlen, dalam buku ajar
Fisika SMA/MA Kelas XI kurikulum 2013 pada materi gerak harmonik.
2. Populasi yang digunakan yaitu SMA/MA kelas XI di Kota Serang yang
dikelompokan berdasarkan akreditasinya.
3. Bagian buku yang dianalisis terbagi menjadi empat bagian, diantaranya:
penjelasan, Kegitan Siswa (KS), contoh soal, dan latihan soal.
4. Analisis buku yang dilakukan berdasarkan aspek Keterampilan Proses Sains
(KPS).
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini yaitu “Bagaimana Ketersediaan
Aspek Keterampilan Proses Sains (KPS) dalam Buku Ajar fisika SMA/MA Kelas
XI Kurikulum 2013 pada Konsep Gerak Harmonik?”.
5
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui ketersediaan aspek keterampilan
proses sains dalam buku ajar fisika SMA/MA Kelas XI Kurikulum 2013 pada
konsep Gerak Harmonik.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah :
1. Bagi Guru:
Guru dapat mengetahui bahwa buku yang dipakai mengandung aspek KPS
dan dapat dijadikan rekomendasi.
2. Bagi Siswa
Siswa yang menggunakan buku yang mengandunng aspek KPS dapat
melakukan praktikum sederhana sendiri.
3. Bagi Peneliti
Memberikan informasi ketersediaan aspek KPS dalam buku ajar yang
diteliti, dan dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya.
4. Bagi Pihak Sekolah
Pihak sekolah dapat mengetahui buku ajar yang dapat menunjang
pemahaman siswa dan mengembangkan KPS.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Bahan Ajar
1. Definisi Bahan Ajar
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu
guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan
yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.1
Beberapa bahan ajar yang biasanya dipakai mulai dari media cetak sampai
media elektronik, bahan ajar dalam bentuk media cetak diantaranya buku teks atau
buku teks atau buku pelajaran, modul, LKS (Lembar Kegiatan Siswa), sedangkan
untuk media elektronik berupa video, power point, prezi, dan lain sebagainya.
Bahan ajar sangat penting bagi seorang guru untuk menunjang pembelajar,
sebagai salah satu sarana mempermudah proses pembelajaran agar siswa dapat
lebih memahami materi yang diajarkan. Bahan ajar yang sering dipakai oleh guru
dalam proses pembelajaran yakni bahan ajar dalam bentuk media cetak yaitu buku
teks dan media elektronik berupa power point. Selain guru yang menggunakan
buku teks, siswa sebagai salah satu hal yang sangat penting dalam proses
pembelajaran juga memiliki dan menggunakan bahan ajar berupa buku teks
tersebut.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti di beberapa
sekolah yang ada di kota Serang, siswa dan guru menggunakan buku yang sama.
Kesamaan dalam menggunakan buku teks antara siswa dan guru akan
mempermudah dalam pemahaman siswa akan materi yang diajarkan.
Bahan ajar terbagi menjadi beberapa kriteria, diklasifikasikan berdasarkan
bentuknya, cara kerjanya, dan sifatnya.2 Salah satu bahan ajar yang sangat sering
dipakai adalah bahan ajar yang diklasifikasikan berdasarkan bentuknya, yakni
bahan ajar berupa bahan cetak yang bia2sa disebut sebagai buku teks
1
Iif Khoiru Ahmadi, dkk, Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu, (Surabaya: Prestasi Pustaka,
2011), h. 208.
2
Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Jogjakarta: Diva Press, 2013), h.
40.
6
7
2) Bahan ajar yang berbasiskan teknologi, misalnya audio cassette, siaran radio,
slide, filmstrips, film, video cassette, siaran televise, video interkatif, computer
based tutorial, dan multimedia.
3) Bahan ajar yang digunakan untuk praktik atau proyek, misalnya kit sains,
lembar observasi, lembar wawancara, dan lain sebagainya.
4) Bahan ajar yang dibutuhkan untuk keperluan interaksi manusia (terutama
untuk keperluan pendidikan jarak jauh), misalnya telepon, hand phone, video
conferencing, dan lain sebagainya.3
Pengelompokan bahan ajar berdasarkan jenisnya dilakukan dengan
berbagai cara oleh bebrapa ahli, dan masing-masing ahli mempunyai kualifikasi
masing-masing pada saat mengelompokannya. Menurut Heinich, dkk,
mengelompokan jenis bahan ajar berdasarkan cara kerjanya. Pengelempokkan
tersebut terbagi menjadi lima jenis bahan ajar yang dikelompokkan secara garis
besar, diantaranya:4
1) Bahan ajar yang tidak diproyeksikan, contohnya seperti foto, diagram, display,
model;
2) Bahan ajar yang diproyeksikan, contohnya: slide, filmstrips, overhead
transparencies, proyeksi computer;
3) Bahan ajar audio, contohnya: kaset dan compact disk;
4) Bahan ajar video, contohnya: video dan film;
5) Bahan ajar (media) computer, contohnya: Computer Mediated Instruction
(CMI), Computer based Multimedia atau Hypermedia.
Lain halnya dengan Heinich, dkk, ahli lain seperti Ellington dan Race
mengelompokkan jenis bahan ajar berdasarkan bentuknya. Mereka
5
mengelompokkan jenis bahan ajar ke dalam tujuh jenis, diantaranya:
1) Bahan ajar cetak dan duplikatnya, misalnya handouts, lembar kerja siswa,
bahan belajar mandiri, bahan untuk belajar kelompok.
3
Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Jogjakarta: Divapress, 2013), h.
40-43.
4
Denny Setiawan, dkk, Pengembangan Bahan Ajar, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), h. 16
5
Ibid., h. 17
10
6
Ibid., h. 17
11
realia, bahan ajar yang dikembangkan dari barang sederhana, bahan ajar diam dan
display, video, audio, dan overhead transparencies (OHT).
Bahan ajar cetak pada umumnya bahan ajar yang digunakan baik oleh guru
ataupun siswa. Sebagai bagian dari media pembelajaran, bahan ajar cetak
mempunyai kontribusi yang tidak sedikit dalam proses pembelajaran. Hamper
sebagian besar proses pembelajaran pada berbagai jenjang pendidikan
menggunakan bahan ajar cetak sebagai buku utama. Denny Setiawan, dkk,
menyatakan bahwa menurut Bates alasan mengapa bahan ajar cetak masih
merupakan media utama dalam paket bahan ajar di sekolah-sekolah karena sampai
saat ini bahan ajar cetak masih merupakan media yang paling mudah diperoleh
dan lebih standar disbanding program komputer.7
Hasil observasi yang telah dilakukan, bahan ajar cetak lah yang memang
paling banyak digunakan di SMA/MA yang ada di kota Serang. Bahan ajar cetak
atau disebut juga buku ajar mempunya berbagai jenis, diantaranya: modul, LKS,
dan buku teks. Buku teks merupakan buku ajar yang paling banyak digunakan di
SMA/MA di kota Serang, baik sekolah yang menggunakan kurikulum 2013
ataupun sekolah yang masih menggunakan kurikulum KTSP. Didasari hasil
observasi yang telah dilakukan, buku ajar yang dianalisis adalah buku ajar dengan
jenis buku teks.
B. Buku Ajar
1. Definisi Buku Ajar
Buku sangat penting dalam kehidupan modern.8 Kata buku dalam bahasa
Indonesia memiliki persamaan dalam berbagai bahasa. Dalam bahasa Yunani
disebut “biblos” dalam bahasa inggris “book”, dalam bahasa Belanda disebut
“boek”, dan dalam bahasa Jerman adalah “das Buch” pada hakikatnya memiliki
makna yang sama dan dipergunakan untuk benda yang sama, yaitu kumpulan
kertas yang dijilid.9
7
Ibid., h. 18
8
Tarigan, Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia, (Bandung: Angkasa, 2009), h. 38
9
B.P Sitepu, Penulisan Buku Teks Pelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h. 12.
12
10
Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Jogjakarta: Diva Press, 2013),
h. 165.
11
Anon, Salinan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 2 Tahun 2008 tentang Buku,
(Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2008), h. 4.
12
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h. 176
13
Tarigan, Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia, (Bandung: Angkasa Bandung, 2009), h. 13-14.
14
Anon, Salinan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 2 Tahun 2008 tentang Buku,
(Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2008), h. 2.
13
adalah acuan yang wajib yang digunakan untuk mencapai kebutuhan siswa yang
juga disesuaikan berdasarkan standar nasional dan kurikulum yang dipakai.
Dari berbagai definisi buku ajar atau buku teks yang sudah dijelaskan,
dapat disimpulkan bahwa buku ajar atau buku teks pelajaran adalah acuan wajib
yang harus dimiliki untuk ketercapaian keilmuan, ketakwaan, akhlak mulia dan
kepribadian yang baik bagi siswa. Buku ajar atau buku teks pelajaran yang wajib
digunakan adalah buku yang sudah sesuai dengan standar nasional, maksudnya
adalah disesuaikan berdasarkan kurikulum yang dipakai dan bersifat mendidik.
15
B.P. Sitepu, Penulisan Buku Teks Pelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), h. 20.
16
Tarigan, Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia, (Bandung: Angkasa, 2009), h. 15.
17
Ardiana Hanatan, Pujayanto, Yohanes Rardiyono, “Analisis Miskonsepsi Termodinamika Pada
Buku teks Fisika SMA”, Prosiding Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika (SNFPF) Ke-5 2014
Volume 5 Nomor 1 2014 ISSN : 2302-7827,2014, h. 152.
18
B.P. Sitepu, Penulisan Buku Teks Pelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), h. 21.
14
19
Tarigan, Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia, (Bandung: Angkasa, 2009), h. 16.
20
B.P. Sitepu. loc. cit.
21
Tarigan, op. cit., h. 19
15
22
Pavinee Sothayapecth, “A Comparative Study of Science Education at the Primary School Level
in Finlandia and Thailand”, Disertasi, (Finlandia: Universitas Helsinki, 2013), h. 24
23
Ibid., h. 25
24
Ibid., h. 26
16
25
T. E Yuliyanti, “Analisis Buku Ajar Fisika SMA Kelas XI Berdasarkan Muatan Literasi Sains di
Kabupaten Tegal”, UPEJ 3(2) 2014, (Semarang: UNNES, 2014), h. 69.
26
Faramudita, “Analisis Komparatif Buku teks Fisika SMA/MA Ditinjau dari Keterampilan
Generik Sains (KGS) pada Konsep Optik”, Skripsi , (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2016), h. 18.
27
B. S. Brotosiswoyo, Pekerti MIPA/Hakikat Pembelajaran Fisika di Perguruan Tinggi, (Jakarta:
Universitas Terbuka, 2001), h. 1-2.
17
28
Riska Sartika Dewi, “Pengaruh Pendekatan Keterampilan Proses Sains Terhadap Keterampilan
Proses Sains Siswa pada Konsep Suhu dan Kalor (Penelitian Quasi Eksperimen di SMAN 10 Tangerang)”,
Skripsi, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2011), h. 6.
29
Nuryani Rustaman, dkk., Strategi Belajar Mengajar BIOLOGI, (Bandung: Universitas Pendidikan
Indonesia, 2005), h. 95.
30
Zulfiani, Tonih, Kinkin, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta Selatan: Lembaga Penelitian UIN
Jakarta, 2009), h. 51.
18
31
Ibid, h. 51-52.
19
32
Cony Semiawan, dkk., Pendekatan Keterampilan Proses, (Jakarta: Gramedia, 1990), h.14-16.
33
Zulfiani, op.cit., h. 56
20
34
Nuryani Y. Rustaman, dkk., Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia, 2005), h. 96-98.
21
35
Conny Semiawan, dkk., Pendekatan Keterampilan Proses, (Jakarta: Gramedia, 1990), h. 17-18.
22
2. Peta Konsep
sedemikian sehingga benda dengan massa m akan meluncur tanpa gesekan pada
permukaan horizontal. Semua pegas memiliki panjang alami di mana pada
keadaan ini pegas tidak memberikan gaya pada massa m, dan posisi massa di titik
ini disebut posisi setimbang. Jika massa dipindahkan apakah ke kiri, yang
menekan pegas, atau ke kanan, yang merentangkan pegas, pegas memberikan
gaya pada massa yang bekerja dalam arah itu gaya ini disebut gaya pemulih.
Besar gaya pemulih F terrnyata berbanding lurus dengan simpangan x dari pegas
yang direntangkan atau ditekan dari posisi setimbang. 36
36
Giancoli, FISIKA Edisi Kelima Jilid 1, (Jakarta: Erlangga, 2001), h. 365.
25
dan beraturan.37 Ketika gaya pemulih berbanding lurus dengan perpindahan dari
posisi kesetimbangan, sesuai dengan persamaan F = -kx, osilasi yang terjadi
disebut dengan gerak harmonik sederhana (simple harmonic motion, SHM) ,
disingkat GHS. Percepatan a = d2x/dt2 = F/m dari suatu benda dalam GHS
diberikan oleh
37
Iwan Permana Suwarna, Teori dan Aplikasi Gerak dan Gelombang, (Jakarta: UIN Syarif
Hidayatullah, 2012), h. 30
38
Young & Freedman, FISIKA UNIVERSITAS EDISI KESEPULUH Jilid I, Jakarta, Erlangga,
2002, h. 391.
39
Iwan Permana Swarna, op.cit., h. 30.
40
Ibid., h. 30
26
Anda boleh memilih persamaan simpangan sebagai x(t) = A sin (ɷt + Ɵ0)
atau x(t) = A cos (ɷt + Ɵ0). Hal terpenting yang perlu anda lakukan adalah
langsung menentukan sudut fase awal Ɵ0, yang diperoleh dari kondisi awal.
Misalkan anda memilih persamaan simpangan sebagai.
Persamaan simpangan x(t) = A sin (ɷt + Ɵ0)
Maka sudut Ɵ0 diperoleh dariu kondisi awal
x(t = 0) = A sin (ɷ . 0 + Ɵ0) atau
Persamaan kondisi awal x(t=0) = A sin Ɵ0
Misalnya benda m mulai bergerak dari titik keseimbangan (berarti) x = 0,
maka sudut Ɵ0 diperoleh dari kondisi awal,
x(t) = A sin (ɷt + Ɵ0)
x(t = 0) = A sin (0 + Ɵ0)
Oleh karena saat x(t = 0) benda berada di x = 0, maka 0 = A sin Ɵ0,
sehingga Ɵ0 = 0, dan persamaan simpangan menjadi
x(t) = A sin (ɷt + Ɵ0) kanan berarti x = +A, maka sudut Ɵ0 diperoleh dari
persamaan kondisi awal
x(t) = A sin (ɷt + Ɵ0)
x(t = 0) = A sin (0 + Ɵ0)
Oleh karena saat x(t = 0) benda di x = +A, maka A = A sin x(t) = A sin Ɵ0,
sin Ɵ0 = 1 = sin , sehingga Ɵ0 = dan persamaan simpangan menjadi
42
Marthen Kanginan, FISIKA Untuk SMA/MA Kurikulum 2013, (Jakarta: Erlangga, 2014), h. 173-
174.
28
logam lainnya. Bentuk pegas dapat berupa lilitan secara spiral, bisa juga berupa
tumpukan batang logam baja/besi yang disebut pegas daun (bar spring).43
43
Iwan Permana Suwarna, Teori dan Aplikasi: Getaran dan Gelombang, (Jakarta: UIN Syarif
Hidayatullah, 2012), h. 31.
44
Tipler, FISIKA Untuk Sains dan Teknik, (Jakarta: Erlangga, 1991), h. 426.
29
adalah kondisi pegas sebelum diberi beban, sedangkan pada gambar sebelah
kanan adalah kondisi pegas ketika diberi beban. Panjang alami adalah panjang
oegas sebelum diberi gaya luar atau diberi beban (W). Ketika sebuah benda (w)
dihubungkan keujung sebuah pegas, pegas akan meregang (bertambah panjang)
sejauh Δy. Pegas akan mencapai titik kesetimbangan kembali jika tidak diberikan
gaya luar (dilepas/tidak tahan).45
2. Bandul
Bandul akan bergerak jika kita berikan simpangan. Cara untuk
memberikan simpangan (displacement) adalah dengan memberikan gaya
eksternal. Beban pada bandul kita Tarik dengan simpangan (displacement) kecil
kemudian kita lepaskan. Bandul akan bergerakn secara bolak-balik melalui titik
tertentu (=titik kesetimbangan)yang tepat berada dibawah titik gantungnya. 46
Gerak bandul merupakan gerak harmonik sederhana hanya jika amplitude
geraknya kecil.47 Gerak pada bandul termasuk gerak osilasi. Gerak pada bandul
akan menghasilkan gerak yang terjadi secara berulang. Gambar 2.5
memperlihatkan bandul sederhana terdiri dari tali dengan panjang L dan beban
bermassa m. Gaya yang bekerja pada beban adalah beratnya mg dan tegangan T
pada tali.48
45
Iwan Permana Suwarna, op.cit., h. 31-32.
46
Ibid., h. 52.
47
Tipler, FISIKA Untuk Sains dan Teknik, (Jakarta: Erlangga, 1991), h. 440.
48
Ibid., h. 440.
30
Keterangan :
L = Panjang Tali
m = massa bandul
ϕ = Sudut Simpangan (displacement) Bandul
T = Tegangan pada Bandul
mg = Gaya Berat Bandul
A = Panjang Lintasan = Panjang Juring
s = Panjang Simpangan
Secara matematis periode dan frekuensi bandul sederhana adalah:49
frekuensi
50
Riska Pengaruh Pendekatan Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Konsep Suhu dan Kalor,
Skripsi, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2011), 53.
51
Baiq Fatmawati, Menilai Keterampilan Proses Sains Siswa Melalui Metode Pembelajaran
Pengamatan Lansung, Seminar Nasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS, 2011, h. 3.
32
G. Kerangka Berpikir
Fisika memiliki hakikat pembelajaran yang sama dengan hakikat
pembelajaran IPA, diantaranya: sebagai kumpulan pengetahuan, cara atau jalan
berpikir, serta cara untuk penyelidikan53. Hakikat fisika adalah, fisika sebagai
produk, fisika sebagai sikap dan fisika sebagai proses. Namun pembelajaran sains
lebih dekat dengan paradigma belajar sebagai proses, hal ini dikarenakan teori-
52
Moh Hilpan, “Analisis Ketersediaan Keterampilan Proses Sains (KPS) Dalam Buku Sekolah
Elektronik (BSE) Fisika Kelas XI Pada Konsep Fluida”, Skripsi, Jakarta, FITK UIN Jakarata, 2014, h. 50-55.
53
Sutrisno, Fisika dan Pembelajarannya, (Bandung: Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas
Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia, 2006), h. 1.
34
teori dan hukum dalam pelajaran sains lahir dari proses penelitian yang
dilakukan para ilmuan terdahulu dan sampai saat ini proses penemuan tersebut
masih dapat dilakukan.
Pendekatan saintifik mengadopsi langkah-langkah yang dilakukan para
ilmuan, keterampilan proses sains sangat erat kaitannya dengan pendekatan
pembelajaran saintifik, karena pendekatan pembelajaran siantifik mengadopsi
langkah-langkah ilmuan dalam membangun pengetahuan yang terdiri dari
mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikaskan, langkah-
langkah ilmuan tersebut ada dalam aspek keterampilan proses sains.
Saat ini pemerintah mengeluarkan kurikulum baru sebagai pengganti
KTSP, kurikulum yang dipakai oleh sekolahasaat ini adalah kurikulum 2013.
Kurikulum 2013 berfokus pada keterampilan, sikap dan pengetahuan, ketiga aspek
tersebut dapat diperoleh melalui keterampilan proses.
Pengimplementasian kurikulum 2013 serta pengembangan keterampilan
proses sains pada siswa dapat dilakukan bersamaan karena kurikulum 2013 dan
keterampilan proses sains sama-sama menekankan pada keterampilan proses
siswa agar siswa lebih aktif..
Buku ajar yang berbasis kurikulum 2013 sudah dipakai di sekolah. Buku
ajar sebagai media ajar wajib yang dimiliki oleh siswa dan guru bidang studi dapat
dijadikan sebagai salah satu sarana untuk mengembangkan keterampilan proses
sains siswa. Namun buku ajar yang dipakai belum mengembangkan keterampilan
proses sains, dampaknya adalah siswa kurang aktif dalam mencari pengetahuan
sendiri layaknya para ilmuan.
Banyaknya penelitian terkait buku ajar sudah banyak dilakukan oleh para
peneliti. Penelitian yang berkaitan dengan buku ajar, diantaranya adalah analisis
kurikulum, kedalaman konsep serta miskonsepsi, ketersediaan aspek literasi sains,
ketersediaan aspek kemampuan generik sains, namun untuk penelitian buku ajar
yang didasari aspek keterampilan proses sains masih sedikit dilakukan.
Terdapat konsep-konsep fisika yang jika dilakukan suatu percobaan tidak
membutuhkan alat dan bahan yang rumit untuk dilakukan suatu percobaan, tetapi
35
Belum Diketahui
Ketersediaan aspek KPS
Analisis Ketersediaan
Aspek KPS
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah deskriptif.
Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang diupayakan untuk mengamati
permasalahan secara sistematis dan akurat mengenai fakta dan sifat objek tertentu.
Penelitian deskriptif ditujukan berdasarkan cara pandang atau kerangka berpikir
tertentu.1
2. Sampel
Populasi dalam penelitian ini sangat luas yakni mencakup SMA dan MA
yang ada di kota Serang, namun dilihat berdasarkan akreditasinya sampel yang
digunakan adalah Proportionate stratified random sampling.
Proportionate stratified random sampling digunakan bila populasi
mempunyai unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional.2
1
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: CV Putaka Setia, 2011), h. 178.
2
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabet, 2013), h. 82.
37
38
D. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian adalah langkah-langkah yang dilakukan peneliti
agar tujuan penelitian tercapai dan permasalahan yang ada dapat diselesaikan
dengan lebih sistematik.3 Prosedur penelitian yang akan dilakukan terbagi menjadi
tiga tahapan, diantaranya:
3
Mochamad Hilpan, “Analisis Ketersediaan Keterampilan Proses Sains (KPS) Dalam Buku
Sekolah Elektronik (BSE) Fisika Kelas XI Pada Konsep Fluida”, Skripsi, (Jakarta: FITK UIN Jakarta, 2014),
h. 42.
39
2) Menceklis dan menjelaskan aspek KPS yang telah didapat berdasarkan hasil
analisis pada lembar observasi.
3) Menganalisis buku teks berdasarkan aspek KPS. Dalam analisis kali ini
dilakukan oleh 1 orang penganalisis dan 2 pengamat.
4) Hasil analisis pengamat I, dan II disatukan dan dicari kecocokan dari masing-
masing pengamat dan peneliti kemudian dihitung koefisien kesepakatannya.
5) Mengolah data dan menghitung persentase ketersediaan aspek KPS dalam
buku teks yang telah dianalisis.
6) Mengolah dan menghitung koefisien kesepakatan dari hasil kedua pengamat.
7) Membahas data hasil penelitian.
8) Membuat kesimpulan dari analisis yang telah dilakukan.
c. Membuat kesimpulan akhir dan pembahasan penelitian.
Penulisan laporan penelitian.
Secara sederhana ditampilkan bagan prosedur penelitian ini:
41
Merumuskan masalah
melalui observasi dan
wawancara
Menghitung persentase
Pengecekkan data hasil analisis
kemunculan aspek KPS pada
oleh pengamat ahli
buku yang dinalaiis
Menghitung koefisien
kesepakatan (KK) antar
pengamat
Data hasil
4
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabet, 2013), h. 216.
42
ini adalah buku ajar fisika kelas XI kurikulum 2013 yang digunakan di SMA/MA
se Kota Serang.
Hasil survei menunjukan bahwa buku ajar fisika kelas XI kurikulum 2013
yang digunakan di SMA/MA se Kota Serang terdapat dua buah, yakni buku Fisika
karya M.Farchani Rosyid yang diterbitkan oleh penerbit Platinum dan buku karya
Marthen Kanginan yang diterbitkan oleh penerbit Erlangga.
Oleh karena itu, peneliti akan menganalisis buku tersebut. Adapun konsep
yang dipilih adalah Gerak Harmonik yang merupakan konsep yang dianggap perlu
oleh guru-guru untuk diajarkan kepada siswa dengan pendekatan keterampilan
proses sains.
1. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang
lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil.5
Wawancara yang akan dilakukan peneliti adalah wawancara pada guru-
guru bidang studi fisika yang ada di sekolah yang diobservasi oleh peneliti,
pertanyaan yang akan ditanyakan “Buku fisika karya siapa dan penerbit apakah
yang dipakai di sekolah ini?” pertanyaan tersebut akan dicantumkan dalam angket
yang diisi oleh narasumber, langsung ketika observasi dilakukan.
5
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2009),
h. 137
43
2. Angket
Pengambilan data menggunakan instrumen angket merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan
atau pernyataan tertulis kepada responden.6
Angket yang peneliti pakai merupakan angket yang dibuat sendiri oleh
peneliti, yang di dalamnya berisi pertanyaan yang jawabannya berupa pendapat
responden.
Dilihat dari segi bentuk pertanyaannya, kuesioner dapat dibedakan antara
bentuk pertanyaan tertutup (closed question) dan bentuk pertanyaan terbuka
(opened question). Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan-pertanyaan yang
jawabannya telah disediakan dan tinggal dipilih oleh responden, sedangkan
pertanyaan terbuka adalah pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya tidak
disediakan, melainkan diserahkan kepada responden.7
Angket yang digunakan peneliti adalah angket terbuka. Angket terbuka
merupakan angket yang jawabannya berupa pernyataan bebas dari responden
ketika menjawab pertanyaan yang ada di dalam angket. Angket ini dipakai dengan
tujuan untuk memperoleh data dari guru dan siswa mengenai buku teks yang
dipakai di SMA/MA se-Kota Serang.
3. Lembar Observasi
Lembar observasi yang digunakan berisikan tabel hasil analisis yang
dilakukan oleh peneliti, di dalam lembar observasi berisikan nama buku teks yang
dianalisis, penerbit buku, indikator kps, pernyataan dalam buku teks berdasarkan
indikator yang ada, serta penjelasan berupa alasan mengapa pernyataan dan soal
yang ada tergolong atau tidak tergolong dalam kesesuaian aspek KPS.
6
Ibid,. h. 142
7
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: CV Putaka Setia, 2011), h. 178.
44
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah
instrumen nontes berupa pedoman wawancara, angket dan rubrik penilaian
Keterampilan Proses Sains (KPS) dalam bentuk lembar observasi aspek KPS.
Rubrik penilaian KPS digunakan untuk menganalisis ketersediaan aspek
KPS yang muncul dari masing-masing buku yang dianalisis. Selanjutnya
kemunculan aspek KPS dari masing-masing buku diakumulasi untuk mengetahui
jumlah keseluruhan aspek KPS yang muncul dari masing-masing buku.
Tabel 3.1 Lembar Observasi Aspek KPS pada Bagian Penjelasan Materi
Aspek KPS Kesepakatan
No Kode Penganalisis Pernyataan Penjelasan Alasan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Ya Tidak
Peneliti
Pengamat 1
Pengamat 2
Peneliti
Pengamat 1
Pengamat 2
Peneliti
Pengamat 1
Pengamat 2
Tabel 3.2 Lembar Observasi Aspek KPS pada Bagian Kegiatan Siswa
Aspek KPS Kesepakatan
No Kode Penganalisis Pernyataan Penjelasan Alasan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Ya Tidak
Peneliti
Pengamat 1
Pengamat 2
Peneliti
Pengamat 1
Pengamat 2
Peneliti
Pengamat 1
Pengamat 2
46
Tabel 3.3 Lembar Observasi Aspek KPS pada Bagian Contoh Soal
Aspek KPS Kesepakatan
No Kode Penganalisis Pertanyaan Penyelesaian Alasan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Ya Tidak
Peneliti
Pengamat 1
Pengamat 2
Peneliti
Pengamat 1
Pengamat 2
Peneliti
Pengamat 1
Pengamat 2
Tabel 3.4 Lembar Observasi Aspek KPS pada Bagian Latihan Soal
Aspek KPS Kesepakatan
No Kode Penganalisis Pertanyaan Penyelesaian Alasan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Ya Tidak
Peneliti
Pengamat 1
Pengamat 2
Peneliti
Pengamat 1
Pengamat 2
Peneliti
Pengamat 1
Pengamat 2
47
8
Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (Jakarta: FITK UIN
Jakarta, 2014), h. 74
9
Ibid., h.74
10
Mochamad Hilpan, “Analisis Ketersediaan Keterampilan Proses Sains (KPS) Dalam Buku
Sekolah Elektronik (BSE) Fisika Kelas XI Pada Konsep Fluida”, (Jakarta: FITK UIN Jakarta, 2014), h. 48.
11
Faramudita, “Analisis Komparatif Buku teks Fisika SMA/MA Ditinjau dari Keterampilan Generik
Sains (KGS) pada Konsep Optik”, Skripsi , (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2016), h. 45.
48
b. Menentukan Reliabilitas
Reliabilitas pengamatan perlu dilakukan dalam penelitian yang bersifat
deskriptif untuk menghindari unsur subjektifitas pengamat. Selain itu reliabilitas
pengamatan juga dilakukan untuk mengukur sejauh mana hubungan seorang
pengamat dengan pengamat lain. Jika pengamat dari suatu penelitian terdapat dua
orang, maka reliabilitas pengamatan yang dihitung adalah dari hasil keduanya.
Namun jika penelitian dilakukan oleh seorang pengamat, maka reliabilitas
pengamat dilakukan oleh pengamat lain (di luar peneliti) agar hasilnya lebih
objektif.12 Jika dalam pengamatan reliabilitas dilakukan oleh dua orang, maka
reliabilitas yang dihitung adalah dari kedunya, namun jika satu orang penguji,
maka pengamat adalah bukan peneliti melainkan pengamat dari luar. Instrumen
dan data penelitian diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan telah
diamati oleh dua pengamat, dosen pembimbing sebagai pengamat I sedangkan
guru bidang studi MAN 4 Jakarta sebagai pengamat II. Data tersebut berupa
pernyataan dan pertanyaan dari buku yang dianalisis. Pengamat I, dan II hanya
menentukan aspek KPS dalam buku yang dianalisis pada kolom yang tersedia.
Hubungan para pengamat dapat dihitung dengan persamaan :13
Keterangan :
KK : Koefisien Kesepakatan
S : Sepakat, jumlah kode yang sama untuk objek yang sama
N1 : Jumlah kode yang dibuat oleh pengamat I
N2 : Jumlah kode yang dibuat oleh pengamat II
Dengan interval yang ada dalam penelitian Yusup Hilmi Adisendjaja
menginterpretasikan koefisien kesepakatan yakni :
< 0,40 = Sangat Buruk
0,40-0,75 = Bagus
> 0,75 = Sangat Bagus
12
Moh Hilpan, “Analisis Ketersediaan Keterampilan Proses Sains (KPS) Dalam Buku Sekolah
Elektronik (BSE) Fisika Kelas XI Pada Konsep Fluida”, (Jakarta: FITK UIN Jakarta, 2014), h. 49.
13
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rienak Cipta,
2010), h. 244
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Hasil Penelitian pada Buku A dan Buku B
Data ini didapatkan dengan menganalisis ketersediaan aspek KPS pada
bagian-bagian buku teks di konsep getaran harmonik menggunakan lembar
observasi analisis buku teks berdasarkan aspek KPS. Berikut adalah hasil analisis
buku teks fisika SMA/MA kelas XI dari kedua buku teks yang dianalisis:
a. Hasil Penelitian pada Tiap Aspek KPS dan Analisis Tiap Bagian Pada
Buku A
Terdapat empat bagian yang dianalisis dari buku A, diantarnya:
penjelasan, Kegiatan Siswa (KS), contoh soal, dan latiham soal. Analisis
dilakukan pada kalimat yang ada dalam buku A yang kemudian analisis dibagi
dalam empat bagian dengan tujuan untuk membedakan bagian-bagian yang
terdapat pada buku A agar dapat lebih mudah membedakan dan menghitung
persentase ketersediaan aspek KPS yang ada dalam buku A.
48
49
menggunakan alat dan bahan, sedangkan untuk bagian contoh soal dan latihan
soal kemunculan aspek KPS dengan persentase terbesar adalah aspek KPS
observasi.
Data hasil analisis disajikan juga dalam bentuk grafik untuk
mempermudah memahami data yang telah didapat, berikut grafik dan penjelasan
secara keseluruhan hasil analisis yang telah dilakukan:
25%
20%
15%
10% 8%
7%
5% 5% 5%
5% 2%
0% 0% 1% 1%
0%
Aspek KPS
16%
14%
12% 10% 10%
10%
8% 7% 7%
6%
3%
4%
2%
0% 0% 0% 0% 0%
0%
Aspek KPS
20%
10%
5%
0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
0%
Aspek KPS
Aspek KPS
30%
25%
20%
20%
15%
10% 6%
5% 1%
0%
Penjelasan Kegiatan Siswa Contoh Soal Latihan Soal
b. Hasil Penelitian pada Tiap Aspek KPS dan Analisis Tiap Bagian Pada
Buku B
Menganalisis buku B sama dengan buku A, bahwa dalam menganalisis
buku B dibagi juga berdasarkan empat bagian, yakni: bagian penjelasan, bagian
KS, bagian contoh soal dan bagian latihan soal.
Untuk mengetahui hasil analisis ketersediaan aspek KPS yang terdapat
dalam buku B, disajikan tabel dan gambar grafik persentase ketersediaan aspek
KPS pada buku B dalam tiap aspek KPS dan tiap bagian yang dianalisis pada
buku tersebut.
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa pada bagian penjelasan, aspek
KPS yang paling besar persentasenya adalah aspek KPS interpretasi yakni sebesar
15%. Sedangkan pada bagian KS peresntase ketersediaan aspek KPS terbesar ada
pada aspek KPS observasi yakni, 14%. Untuk persentase ketersediaan aspek KPS
terbesar pada bagian contoh soal, ada pada klasifikasi, yakni sebesar 38%.
Sedangkan untuk bagian latihan soal, persentase ketersediaan aspek KPS terbesar
ada pada aspek KPS menerapkan konsep, sebesar 20%.
Agar dapat dengan mudah mengetahui persentase tiap-tiap aspek KPS
yang muncul pada tiap bagian yang dianalisis diberikan gambar grafik dari tiap
bagian yang dianalisis. Grafik ketersediaan aspek KPS pada setiap bagian analisis
adalah sebagai berikut:
14%
12%
10%
8%
8% 7%
6% 5%
4%
4%
2%
2% 1%
0% 0% 0% 0%
0%
Aspek KPS
Aspek KPS
35%
30%
25%
20%
15% 13% 13% 13%
10%
5%
0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
0%
Aspek KPS
dengan menganalisis latihan soal pada buku A, yakni menganalisis tiap soal yang
ada dalam buku tersebut. Berdasarkan hasil analisis di dapat persentase
ketersediaan aspek KPS paling besar terdapat pada aspek KPS menerapkan
konsep, dan terdapat beberapa aspek yang tidak muncul dalam bagian latihan soal
yang dianalisis pada buku tersebut. Untuk lebih memahami hasil analisis latihan
soal buku B, berikut diberikan grafik yang terkait:
25%
20%
20%
15%
10% 7% 7%
6%
5% 2% 2%
0% 0% 0% 1% 0%
0%
Aspek KPS
Pada grafik ketersediaan aspek KPS pada bagian latihan soal dalam buku
B dan tabel 4.3 bahwa diperoleh hasil analisis ketersediaan aspek KPS pada
bagian latihan soal memunculkan enam aspek KPS, diantaranya: observasi,
klasifikasi, interpretasi, mengajukan pertanyaan, berhipotesis, menerapkan
konsep, dan berkomunikasi.
Persentase ketersediaan aspek KPS pada bagian latihan soal dalam buku B
adalah sebagai berikut: observasi 7%, klasifikasi 6%, interpretasi 2%, mengajukan
61
20%
20%
17%
15%
10%
5%
5%
2%
0%
Penjelasan Kegiatan Siswa Contoh Soal Latihan Soal
tetapi dihitung pula koefisien kesepakatan (KK) antara pengamat I dan pengamat
II untuk mengetahui tingkat reliabilitas hasil observasi dan mengurangi
subjektifitas penelitian. Berikut adalah tabel koefisien kesepakatan (KK) antara
pengamat I dan pengamat II dalam menganalisis buku A dan buku B berdasarkan
ketersediaan aspek KPS.
Data pada tabel 4.5 menunjukan bahwa koefisien kesepakatan untuk setiap
buku dan rata-rata menunjukan angka lebih besar dari 0,75, berdasarkan kategori
nilai koefisien kesepakatan yang ada pada BAB III, disimpulkan bahwa
reliabilitas pengamatan antara pengamat I dan pengamat II termasuk dalam
kategori sangat baik.
B. Pembahasan
Pada bagian ini akan didiskusikan mengenai perbedaan cakupan materi
pada buku A dan pada buku , kemunculan aspek KPS pada masing-masing buku
yang telah dianalisis, serta buku yang lebih direkomendasikan untuk pembelajaran
fisika dengan mengembangkan Keterampilan Proses Sains.
1. Deskripsi Cakupan Materi Buku A dan Buku B
Terdapat perbedaan judul materi dari kedua buku yang dinalaisis, pada
buku A terbitan platinum karya Muhammad Farchani Rosyid, dkk memiliki judul
Getaran Selaras sedangkan pada buku B terbitan Erlangga karya Marthen
Kanginan memilki judul Gerak Harmonik Sederhana.
Konsep getaran harmonik sederhana berdasarkan kurikulum 2013
difokuskan pada getaran selaras dan bandul matematis. Berdasarkan Kompetensi
64
Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) pada kurikulum 2013, konsep Getaran
Harmonik Sederhana membahas tentang hubungan antara gaya dan gerak
harmonik, serta membahas getaraan pada pegas dan bandul matematis.
Berdasarkan KI dan KD, kedua buku yang dianalisis memuat cakupan materi
sesuai dengan KI dan KD kurikulum 2013, karena pembahasan materi diawali
dengan hubungan antara gaya dan getaran. Perbedaan yang sangat jelas juga
muncul dari peta konsep masing-masing buku A dan buku B. Pada buku A
disajikan peta konsep yang sederhana, sedangkan pada buku B disajikan peta
konsep yang agak rumit meski inti dari tiap peta konsepnya adalah sama. Dalam
buku karya Trianto dijelaskan bahwa peta konsep menyediakan bantuan visual
konkret untuk membantu mengorganisasikan informasi sebelum informasi
tersebut dipelajari.1
Peta konsep buku A membahas materi secara singkat namun konten dalam
bukunya cukup lengkap, secara garis besar konten yang dibahas sesuai dengan KI
dan KD. Sedangkan pada peta konsep buku B sangat rinci, diawali dengan getaran
harmonik selanjutnya membahas karakteristik dan cirinya, sampai membahas
periode, frekuensi, dan frekuensi sudut, konten pada buku B lengkap, sesuai
dengan konten yang harus dibahas sesuai KI dan KD kurikulum 2013 serta silabus
getaran harmonis pada kurikulum2013. Selain perbedaan tersebut, terdapat
persamaan dilihat berdasarkan isi dari buku A dan buku B, yaitu kelengkapan
materi sesuai KI dan KD kurikulum 2013 serta terdapat penurunan rumus dari
masing-masing buku.
2. Aspek KPS pada Buku A dan Buku B
Ketersediaan aspek KPS yang muncul pada tiap buku tidaklah sama, dan
tidak semua aspek KPS muncul dalam buku yang dianalisis. Berikut akan dibahas
secara rinci ketersediaan dan kemunculan aspek KPS dari masing-masing buku
yang dianalisis, pembahasan akan dirincikan tiap aspeknya.
1
Trianto Ibnu Badar, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual,
(Jakarta, Kencana, 2014), h. 183.
65
a. Observasi
Keterampilan proses sains aspek observasi berhubungan dengan
penggunaan secara optimal dan proporsional seluruh alat indra untuk
menggambarkan obyek dan hubungan ruang waktu atau mengukur karakteristik
fisik benda-benda yang diamati.2 Dalam menganalisis buku A dan buku B
memunculkan aspek KPS bagian observasi pada tiap bagian buku yang dianalisis
dalam frekuensi yang cukup besar. Namun kemunculan aspek KPS observasi yang
paling banyak terdapat pada buku A terutama pada bagian latihan soal, aspek ini
memiliki jumlah kemunculan tertinggi pertama. Daryono (2012) dalam Baiq,
berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru biologi terkait sistem
penilaian aspek hasil belajar di SMA Negeri 1 Sikur, tampak bahwa sistem
penilaian terhadap hasil belajar lebih banyak mengukur aspek kognitif berupa
hapalan, guru terkadang kurang menerapkan metode yang dapat membantu untuk
membangun pengetahuan siswa seperti: metode observasi, metode eksperimen,
dan metode laboratorium experience.3 Penilaian hasil belajar kognitif dapat
diperoleh dari soal-soal yang diberikan, soal-soal latihan yang menerapkan
metode observasi adalah soal yang mampu dapat membantu membangun
pengetahuan siswa. Dalam hal penilaian, guru cenderung mengukur aspek kognitif
(hapalan), guru kurang memberikan latihan-latihan soal yang menantang seperti:
melatih kemampuan/keterampilan berpikir tingkat tinggi, keterampilan proses
sains siswa, keterampilan psikomotorik siswa, dan keterampilan dasar bekerja
ilmiah atau berinquiry.4 Sehingga, dengan kata lain soal-soal latihan yang ada di
dalam buku A menerapkan metode observasi, sehingga dapat mengukur tingkat
penambaha. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Moh.Hilpan, dalam
penelitiannya disebutkan bahwa, aspek KPS bagian observasi merupakan
keterampilan paling dasar yang dikembangkan dalam keterampilan proses sains
dan menjadi keterampilam yang harus dikuasai dalam penelitian.5
2
Zulfi, dkk, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 53.
3
Baiq Fatmawati, “Menilai Keterampilan Proses Sains Siswa Melalui Metode Pembelajaran
Pengamatan Langsung”, Solo, UNS, h. 1.
4
Ibid., h. 1
5
Moh. Hilpan, “Analisis Ketersediaan Keterampilan Proses Sains (KPS) Dalam Buku Sekolah
Elektronik (BSE) Fisika Kelas XI Pada Konsep Fluida”, Skripsi, Jakarta, 2014, h. 56.
66
b. Klasifikasi
Hasil analisis ketersediaan aspek KPS pada buku A dan B pada aspek
klasifikasi memunculkan hasil yang berbeda pada tiap masing-masing hasil
analisis. Pada buku A, kemunculan aspek KPS klasifikasi hanya pada bagian
penjelasan dan latihan soal, sedangkan pada buku B kemunculan aspek KPS
klasifikasi muncul pada bagian penjelasan, contoh soal, dan latihan soal. Secara
keseluruhan, kemunculan aspek KPS bagian klasifikasi paling besar frekuensinya
ada pada buku buku B bagian contoh soal dan merupakan jumlah kemunculan
aspek terbesar dalam buku B.
Aspek KPS klasifikasi diharapkan dapat melatih siswa bagaimana
memahami maksud soal ketika disajikan permasalahan fisika yang memiliki
pertanyaan lebih dari satu. Aspek KPS klasifikasi muncul pada bagian latihan soal
dalam masing-masing buku, hal ini berarti bahwa latihan soal yang ada pada buku
A maupun buku B masing-masing dapat melatih siswa bagaimana
membandingkan, mengelompokan, dan mengontraskan ciri-ciri maksud dari soal
yang disajikan. Latihan soal yang paling besar memunculkan aspek KPS adalah
latihan soal yang ada pada buku B. Klasifikasi adalah mengelompokan, dalam
proses pengelompokan tercakup beberapa kegiatan seperti mencari perbedaan,
mengontraskan ciri-ciri, mencari kesamaan, membandingkan, dan mencari dasar
penggolongan.6
c. Interpretasi
Kemunculan aspek KPS interpretasi dalam tiap buku muncul paling
banyak pada bagian penjelasan. Isi materi yang disajikan dari masing-masing
buku berisi kesimpulan, dengan begitu diharapkan siswa dapat dengan mudah
memahami penjelasan yang ada dalam buku tersebut.
6
Rustaman, Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia,
2005), h. 96.
67
d. Prediksi
Aspek KPS bagian prediksi hanya muncul pada buku A dengan persentase
yang sangat kecil, bahkan pada buku B aspek KPS ini sama sekali tidak muncul.
Prediksi atau peramalan dibuat berdasarkan hasil observasi, pengukuran, atau
penelitian yang memperlihatkan kecenderungan gejala tertentu. 7 Sangat
disayangkan aspek KPS ini hanya muncul sedikit dibuku A bahkan tidak muncul
sama sekali di buku B, hal ini tidak seimbang dengan tingginya aspek KPS
observasi yang muncul pada masing-masing buku. Sedikitnya kemunculan aspek
KPS prediksi atau bahkan tidak munculnya aspek KPS prediksi pada buku
tersebut dikarenakan, sulitnya mengembangkan aspek prediksi jika lewat tulisan
atau bacaan saja. Aspek prediksi dapat dikembangkan dengan tindakan langsung.
Hal ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh sukarno, dkk dalam
penelitain yang berjudul “The Profile of Science Process Skill (SPS) Student at
Secondary High School (Case Study in Jambi), selain aspek observasi,
interpretasi, klasifikasi, aspek KPS prediksi juga mengalami peningkatan ketika
pembelajaran dilakukan secara langsung, atau penelitian langsung di lapangan..
Kemampuan prediksi dapat dilatih oleh para guru melalui pengetahuan,
pengalaman, atau data yang dikumpulkan.8 Misalnya, siswa melakukan percobaan
mengetahui kecepatan sudut bandul matematis dengan massa 50 gram sebanyak
10 kali percobaan, maka siswa akan dapat memprediksi kecepatan sudut bandul
ketika massa bandul menjadi 100 gram dan dilakukan sebanyak 10 kali
percobaan.
Penelitian ini relevan dengan penelitian skripsi yang telah dilakukan oleh
Moh.Hilpan dengan judul analisis ketersediaan keterampilan roses sains (KPS)
dalam buku sekolah elektronik (BSE) fisika kelas XI pada konsep fluida, bahwa
7
Cony Semiawan, Pendekatan Keterampilan Proses Sains, (Jakarta: Gramedia, 1990), h. 31.
8
Ibid., h. 31.
68
kemunculan aspek KPS prediksi hanya muncul pada satu bagian dalam satu buku
saja. Aspek prediksi juga hanya dikembangkan dalam buku A pada bagian
penjelasan.9
e. Mengajukan Pertanyaan
Kemunculan aspek KPS mengajukan pertanyaan diharapkan dapat
mendorong pembaca baik guru ataupun siswa untuk mencari tahu jawab dari
pertanyaan yang diajukan kepada pembaca, yang ada di dalam buku. Pertanyaan
yang muncul adalah pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya adalah opini atau
bahkan berdasarkan pengalaman pribadi. Keterampilan ini sebenarnya
ketarmpilan mendasar yang harus dimiliki siswa sebelum mempelajari suatu
masalah lebih lanjut.10 Bentuk pertanyaan yang muncul misalnya: Apakah itu?
Mengapa Begitu? dan Bagaimana hal tersebut bias terjadi?
Aspek ini muncul dengan persentase yang cukup besar pada tiap buku,
terutama pada buku A, aspek ini muncul hamper disemua bagian buku yang
dianalsis, aspek ini tidak muncul dibagian contoh soal. Sedangkan untuk buku B,
aspek ini muncul pada bagian penjelasan dan latihan soal saja.
f. Berhipotesis
Hipotesis adalah menyatakan hubungan antara dua variabel atau
mengajukan perkiraan penyebab sesuatu terjadi. Bila prediksi, inferensi dan
interpretasi didasarkan pada data atau pola data dan kecenderungan dengan
metode induktif, maka hipotesis didasarkan pada pemahaman suatu teori atau
konsep dengan metode deduktif.11 Berdasarkan hasil analisis yang telah
dilakukan, kemunculan aspek KPS berhipotesis memiliki persentase yang hampir
sama diantara keduanya, dan dibandingkan dengan aspek KPS lain, kemunculan
aspek ini dalam kategori tidak banyak atau tidak sedikit kemunculannya.
Penyebaran aspek KPS pada buku A ada pada bagian penjelasan dan latihan soal,
9
Moh. Hilpan, “Analisis Ketersediaan Keterampilan Proses Sains (KPS) Dalam Buku Sekolah
Elektronik (BSE) Fisika Kelas XI Pada Konsep Fluida”, Skripsi, Jakarta, 2014, hal. 58.
10
Zulfiani, Tonih, Kinkin, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas
Negeri Syarif Hidayatullah, 2009), h. 55.
11
Ibid., h. 54
69
sedangkan pada buku B kemunculan aspek KPS ada pada hampir semua bagian
buku, hanya bagian contoh soal saja yang tidak muncul aspek KPS berhipotesis.
Penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Murat
Demirbas, yang berjudul “The Level of Science Process Skill of Science Student
in Turkey” kemunculan aspek KPS pada recognizing the variables in a problem
(12), hypothesizing and describing (8), making operational explanations (6),
designing required surveys for problem solving (3), drawing a graph and
interpreting data (6). Kemunculan aspek KPS pada penelitian tersebut tidak
banyak dan tidak sedikit, berada dalam jumlah sedang.
g. Merencanakan Percobaan
Keterampilan proses sains merupakan keterampilan-keterampilan yang
biasa dilakukan ilmuan untuk memperoleh pengetahuan. Kemampuan siswa
dalam memperoleh pengetahuan dan menemukan konsep perlu dibekalkan dengan
kegiatan pemebalajaran yang berorientasi proses (student centered). Dalam
melakukan suatu proses penelitian atau penemuan, haruslah direncenakan secara
baik, agar apa yang dilakukan tidak gagal tetap sesuai dengan apa yang
direncakan. Dengan demikian, aspek KPS merencanakan percobaan adalah aspek
yang penting dalam ketersediaan aspek KPS.
Hasil analisis yang telah dilakukan, ketersediaan aspek KPS ini muncul
dikedua buku, dan dominan pada bagian KS. Hasil ini tidak relevan dengan
penelitian Moh.Hilpan, pada penelitian yang dilakukan tidak adanya kemunculan
aspek KPS merencanakan percobaan pada bagian Kegiatan Siswa (KS), hal ini
terjadi karena pada buku yang dianalisis oleh Moh.Hilpan, pada bagian kegiatan
siswa memunculkan aspek KPS lain, diantaranya: observasi, komunikasi dan
menggunakan alat dan bahan12, dan memang tidak ada kalimat yang menyatakan
suatu perencanaan percobaan, berbeda pada buku A dan B terdapat kalimat berupa
tujuan percobaan yang berarti adalah perencanaan dari suatu percobaan.
12
Moh. Hilpan, “Analisis Ketersediaan Keterampilan Proses Sains (KPS) Dalam Buku Sekolah
Elektronik (BSE) Fisika Kelas XI Pada Konsep Fluida”, Skripsi, Jakarta, 2014, h. 53.
70
i. Menerapkan Konsep
Menerapkan konsep adalah aspek yang kemunculannya paling merata
disetiap bagian buku A maupun B. setiap bagian buku yang dianalisis seperti:
penjelasan, KS, contoh soal, dan latihan soal memunculkan aspek ini.
Keterampilan ini meliputi keterampilan menggunakan konsep-konsep
yang telah dipahami untuk menjelaskan peristiwa baru atau menerapkan rumus-
rumus pada pemecahan soal.14 Fisika adalah cabang ilmu alam yang tidak terlepas
dari rumus, karena beberapa masalah fisika diselesaikan dengan rumus.
Pengembangan aspek ini sangat penting supaya siswa dapat menyelesaikan
permasalahan fisika dengan mudah. Siswa harus dilatih untuk menerapkan konsep
yang telah dikuasai untuk memecahkan masalah tertentu atau menjelaskan suatu
peristiwa baru dengan konsep yang telah dimiliki.15
j. Berkomunikasi
Kemunculan aspek KPS berkomunikasi adalah salah satu aspek yang
persentase kemunculannya sedikit disbanding beberapa aspek KPS lain seperti
observasi, klasifikasi, interpretasi, menggunakan alat dan bahan, serta menerapkan
konsep. Hal ini sangat disayangakan karena aspek ini sangat penting untuk
dikembangkan. Try Nesya (2011) dalam Moh.Hilpan menyatakan bahwa
komunikasi adalah aspek penting dalam penelitian ilmiah. Tak seorang pun dapat
mengetahui hasil atau temuan penelitian tanpa adanya komunikasi dalam
13
Ibid., hal. 53.
14
Zulfiani, Tonih, Kinkin, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas
Negeri Syarif Hidayatullah, 2009), h. 55.
15
Cony Semiawan, Pendekatan Keterampilan Proses Sains, (Jakarta: Gramedia, 1990), h. 31-32.
71
3. Keterbatasan Penelitian
Penelitian yang telah dilakukan memiliki banyak kendala dan
keterbatasan. Berikut adalah keterbatasan dalam penelitian ini:
a. Sekolah SMA/MA yang berada di kota Serang masih sedikit yang menerapkan
kurikulum 2013. Akan lebih baik jika sekolah yang masih menggunakan
kurikulum KTSP dijadikan sampel dalam penelitian.
b. Buku yang digunakan di sekolah SMA/MA di kota Serang yang menggunakan
kurikulum 2013 hanya dua jenis saja. Akan lebih baik jika buku ajar dari
sekolah yang menggunakan kurikulum KTSP juga dianalisis ketersediaan
aspek KPS nya.
c. Masih terdapat guru dan atau siswa sebagai observer yang masih belum
mengenal Keterampilan Proses Sains (KPS), sebaiknya dijelaskan terlebih
dahulu define KPS kepada para observer.
d. Penentuan koefisien kesepakatan pengamat akan lebih baik bila ditambahkan
jumlah pengamatnya, agar objektifitas penelitian semakin besar.
e. Masih sedikitnya ketersedian jurnal penelitian analisis buku berdasarkan aspek
KPS ditemukan, untuk itu perbanyak penelitian analisis buku berdasarkan
aspek KPS.
16
Moh. Hilpan, “Analisis Ketersediaan Keterampilan Proses Sains (KPS) Dalam Buku Sekolah
Elektronik (BSE) Fisika Kelas XI Pada Konsep Fluida”, Skripsi, Jakarta, 2014, hal. 59.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil penelitian yang telah dilakukan memiliki kesimpulan yang didasari
dari hasil analisis data dan pembahasan yang ada, berikut secara umum dapat
disimpulkan: kemunculan aspek keterampilan proses sains paling banyak ada pada
buku A.
Secara khusus berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka
disimpulkan bahwa ketersediaan aspek KPS ada pada kedua buku, dengan rincian
sebagai berikut:
1. Buku A dan buku B memiliki konten yang sama dengan bahasan materi yang
sesuai dengan KI dan KD kurikulum 2013, hanya saya judul materi yang
membedakannya. Pada buku A judul materinya adalah Getaran Selaras,
sedangkan buku B Gerak Harmonik sederhana.
2. Ketersediaan aspek Keterampilan Proses Sains (KPS) pada tiap bagian buku
yang dianalisis sebagai berikut:
a. Pada buku A ketersediaan aspek KPS persentase paling besar ada pada
bagian penjelasan dengan persentase 30%, sedangkan pada bagian
Kegiatan Siswa (KS) tersedia 6%, pada bagian contoh soal persentase
ketersediaan aspek KPS sebesar 1%, dan pada bagian latihan soal
ketersediaan aspek KPS sebesar 20%.
b. Pada buku B ketersediaan aspek KPS juga memiliki persentase
ketersediaan KPS paling besar dibagian penjelasan dengan persentase
ketersediaan 20%, dan pada bagian Kegiatan siswa (KS) sebesar 5%, serta
pada bagian contoh soal besar, persentase ktersediaan aspek KPS yaitu
2%, sedangkan untuk persentase ketersediaan aspek KPS pada bagian
latihan soal sebesar 17%.
3. Kemunculan aspek KPS pada buku A tiap bagian buku memunculkan
persentase 29% pada aspek observasi dibagian latihan soal, 25% dibagian
contoh soal pada aspek observasi, dan Interpretasi 27% muncul dibagian
72
73
penjelasan. Sedangkan pada buku B kemunculan aspek KPS pada tiap bagian
buku yang dianalisis, dengan persentasenya, adalah: klasifikasi 38% muncul
dibagian contoh soal, interpretasi 15 % pada bagian penjelasan, dan
menerapkan konsep 20% dibagian latihan soal.
4. Buku A lebih direkomendasikan karena memunculkan aspek KPS yang lebih
banyak dibanding buku B.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, berikut beberapa saran yang
dapat penulis sampaikan:
1. Guru dan siswa serta pihak sekolah hendaknya memilih buku yang
mengembangkan aspek keterampilan berpikir, salah satunya keterampilan
proses sains.
2. Penulis dan penerbit, hendaknya mengembangkan keterampilan berpikir, salah
satunya keterampilan proses sains.
3. Peneliti lain, dapat melakukan penelitian yang sama atau bahkan
mengembangkan penelitian menganalisis buku ajar fisika ditinjau dari
keterampilan proses sains atau keterampilan berpikir lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Majid. 2011. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar
Kompetensi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Ahmadi, Iif Khoiru Sofan Amri, Tatik Elisah. 2011. Strategi Pembelajaran
Sekolah Terpadu. Surabaya: Prestasi Pustaka.
Anon. 2008. Salinan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 2 Tahun
2008 tentang Buku. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Anon. 2014. Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
Jakarta: FITK UIN.
Badar, Trianto Ibnu. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif,
dan Kontekstual. Jakarta: Kencana.
Brotosiswoyo, B. S. 2001. Pekerti MIPA/Hakikat Pembelajaran Fisika di
Perguruan Tinggi. Jakarta: Universitas Terbuka.
Dewi, Riska Sartika. 2011. Pengaruh Pendekatan Keterampilan Proses Sains
Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Suhu dan Kalor
(Penelitian Quasi Eksperimen di SMAN 10 Tangerang). Skripsi. Jakarta:
UIN Syarif Hidayatullah.
Fitrianingrum, Nurul Widha, Sunarno, Dewanto Harjunowibowo. 2013. Analisis
Miskonsepsi Gerak Melingkar pada Buku Sekolah Elektronik (Bse) Fisika
Sma Kelas X Semester I. Jurnal Pendidikan Fisika (2013) Vol.1 No.1
halaman ISSN: 2228 – 0691.
Freedman, Young. 2002. FISIKA UNIVERSITAS EDISI KESEPULUH Jilid I,
Jakarta, Erlangga.
Furqon, Ahmad. 2009. Analisi Kelayakan Buku Ajar Sains Untuk SMP Kelas VII
Ditinjau Dari Aspek Keterlibatan Siswa. Skripsi. Yogyakarta: Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Giancoli, Dougles C. 2001. FISIKA Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Hanatan, Ardiana Pujayanto, Yohanes Rardiyono. 2014. Analisis Miskonsepsi
Termodinamika Pada Buku teks Fisika SMA. Prosiding Seminar Nasional
Fisika dan Pendidikan Fisika (SNFPF) Ke-5 2014 Volume 5 Nomor 1
2014 ISSN : 2302-7827,2014.
Hasyim, Farid. 2015. Kurikulum Pendidikan Agama ISLAM, Filosofi
Pengembangan Kurikulum Transformatif Antara KTSP dan Kurikulum
2013, Malang: Madani Media.
Hidayat, Anjar Taufik Surantoro, Edy Wiyono. 2012. Analisis Buku ajar Fisika
Sma Kelas XI Semester I Pada Tinjauan Kesalahan Konsepnya. Jurnal
Penelitian Pendidikan Fisika Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan
Fisika 2012 Prosiding Vol,1 Tahun 2012 Hal. 424 ISSN 2302-7827.
Hilpan, Moh. 2014. Analisis Ketersediaan Keterampilan Proses Sains (KPS)
dalam Buku Sekolah Elektronik (BSE) Fisika Kelas XI Pada Konsep
Fluida. Skripsi. Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah.
Iriyani, Faramudita Dwi. 2016. Analisis Komparatif Buku teks Fisika SMA/MA
Ditinjau dari Keterampilan Generik Sains (KGS) pada Konsep Optik.
Skripsi. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.
Kamajaya. 2007. Cerdas Belajar Fisika untuk Kelas XI SMA/MA Program Ilmu
Pengetahuan Alam. Bandung: Grafindo.
74
75
Lampiran A.1
Hasil Observasi Buku yang Digunakan di SMA/MA se-Kota Serang
No Nama Sekolah Akreditasi Nama Guru Nama Buku teks Kurikulum yang
Penulis : Penerbit Dipakai
1. SMAN 1 KOTA SERANG A Taufik Fariz, S.Pd 1. Kajian Konsep Krikulum 2013
Fisika 2 : M.
Farchani Rosyid :
Platinum
2. Kajian Konsep
Fisika 2 : Eko
Firmansyah,
Rahmad
Resmiyanto,
Atsnaita Yasrina :
Tiga Serangkai
2. SMAN 2 KOTA SERANG A Nelson K Sianturi Fisika Untuk SMA : Kurikulum 2013
Marthen Kanginan :
Erlangga
3. SMAN 3 KOTA SERANG A Purwanti, S.Pd Asas-Asas Fisika : KTSP 2006
Bambang Ruwanto :
Yudhistira
4. SMAN 4 KOTA SERANG A Riena Meriani Fisika Untuk SMA : KTSP 2006
Marthen Kanginan :
Erlangga
5. SMAN 5 KOTA SERANG B Tinti Fatinah Fisika Untuk SMA : KTSP 2006
78
Marthen Kanginan :
Erlangga
6. SMAN 6 KOTA SERANG A Judi Muatallah, S.Pd, Fisika : Yrama Widya KTSP (2006)
M.Si
7. SMAN 7 KOTA SERANG B (Tidak Mencantumkan LKS KTSP (2006)
Nama dalam Angke)
8. SMAN 8 KOTA SERANG B Eva Afiatun Nufus, FISIKA SMA : KTSP (2006)
S.Pd Marthen Kanginan :
Erlangga
10. SMA MARDIYUANA KOTA B Sutrisno FISIKA SMA : KTSP (2006)
SERANG Marthen Kanginan :
Erlangga
11. SMA PRISMA SERANG A Drs. Suroyo FISIKA SMA : KTSP (2006)
Purwoko Fendi :
Yudhistira
12. SMA INFORMATIKA SERANG A (Tidak Mencantumkan LKS KTSP (2006)
Nama dalam Angke)
13. SMA AGRO TAKTAKAN C Tidak Ada Mata Pelajaran Fisika
14. MAN 1 KOTA SERANG A Fisika Untuk SMA dan KTSP (2006)
MA : Pusat Perbukuan
15. MAN 2 KOTA SERANG A Tb. Bai Herlanafudin, 1. Kajian Konsep
S.Pd, M.Si Fisika 2 : M.
Farchani Rosyid :
Platinum
2. Kajian Konsep
Fisika 2 : Eko
79
Firmansyah,
Rahmad
Resmiyanto,
Atsnaita Yasrina :
Tiga Serangkai
16. MA IHSANIYAH C Tidak Ada Mata Pelajaran Fisika
17. MA ULUMUL QUR’AN B Tidak Ada Mata Pelajaran Fisika
18. MA AL-FATANIYAH C Tidak Ada Mata Pelajaran Fisika
19. MA DARUNNAJAH C Tidak Ada Mata Pelajarn Fisika
20. MA DAARUL FALAH B Tidak Ada Mata Pelajaran Fisika
80
Lampiran A.2
Hasil Angket Observasi Buku Ajar untuk Guru Mata Pelajaran Fisika di
SMA/MA se-Kota Serang
81
82
Lampiran A.3
Hasil Angket Observasi Buku Ajar untuk Siswa Kelas XI MIA di SMA/MA
se-Kota Serang
83
84
B. Instrumen Penelitian.
Lampiran B.1 Lembar Angket Observasi Untuk Guru
Lampiran B.2 Lembar Angket Observasi Untuk Siswa
Lampiran B.3 Lembar Observasi Aspek KPS Buku A
Lampiran B.4 Lembar Observasi Aspek KPS Buku B
85
Lampiran B.1
Lembar Angket Observasi Untuk Guru
Nama :
Nama Sekolah :
Kelas X .......................................................................................................................
Kelas XI .......................................................................................................................
Kelas XII ......................................................................................................................
10. Pernahkah ibu/bapak dan siswa melakukan pembelajaran di laboratorium? ....
11. Pernahkah melakukan praktikum atau percobaan terkait materi dalam fisika?
Berapakali praktikum pernah dilakukan? ..................................................................
12. Modul praktikum yang digunakan apakah dibuat sendiri atau dari penerbit? ...
....................................................................................................................................
13. Pernahkah siswa ditugaskan membuat alat peraga sebagai tugas proyek? .......
....................................................................................................................................
14. Materi fisika tentang apakah menurut ibu/bapak yang perlu diperdalam
aspek KPS nya? .....................................................................................................
87
Lampiran B.2
Lembar Angket Observasi Untuk Siswa
Nama :
Kelas :
Nama Sekolah :
1. Kendala apa sajakah yang anda temukan dalam pembelajaran fisika? ..............
....................................................................................................................................
2. Bagaimana solusi menurut anda menangani masalah tersebut?........................
..............................................................................................................................
11. Modul praktikum yang digunakan apakah dibuat sendiri atau dari penerbit? ...
..............................................................................................................................
12. Pernahkah anda ditugaskan membuat alat peraga sebagai tugas proyek? ........
..............................................................................................................................
13. Materi fisika tentang apakah menurut anda yang perlu diperdalam aspek KPS
nya? ......................................................................................................................
..............................................................................................................................
89
Analisis Buku Ajar Fisika SMA/MA Kelas XI Pada Konsep Getaran Harmonis
(buku karya : M. Farchani Rosyid Eko Firmansyah, Rahmad Resmiyanto, Atsnaita Yasrina : Platinum)
A. Bagian Penjelasan
( ) (√ ) dan
( ) (√ ) dengan
A suatu tetapan yang harus
ditentukan.
35. W93. Mana yang harus dipilih? Pernyataan KPS aspek
8.4 Bagaimana cara menentukan mengajukan
tetapan A? pertanyaan, karena
jawaban dari
pertanyaan ini berupa
penjelasan. Dan
menggunakan kata
tanya “bagaimana”
serta tanda tanya.
36. W93. Jadi, anda mempunyai syarat Pernyataan KPS aspek
8.5 awal x(0) = x0 interpretasi, karena
menyimpulkan.
dilupakan. Bagaimana
dengan pilihan yang lain?
38. W93. Hal ini tentu menyenangkan Bukan pernyataan KPS
10.1 anda karena disamping tidak karena tidak
bertolak belakang dengan memunculkan kata-kata
syarat awal x(0) = x0, anda - - - - - - - - - - yang tidak mengarahkan
sekaligus mendapatkan pada aspek KPS.
bahwa A = x0.
39. W93 Jadi, posisi balok setiap saat Pernyataan KPS aspek
.10.2 diberikan oleh ( ) interpretasi, karena
menyimpulkan.
(√ )
42. W93. Pada saat itu, x = x0. Benda Pernyataan KPS aspek
12.1- yang mengalami gerak bolak- interpretasi, karena
6 balik dan posisinya menyimpulkan.
ditentukan oleh fungsi
kosinus seperti persamaan
(4.6) disebut getaran kosinus.
Hal ini dikarenakan fungsi
yang menentukan gerak
bolak-balik itu adalah fungsi
kosinus. Koordinat x(t) milik
balok yang mengalami
getaran disebut simpangan.
Besarnya simpangan
maksimum (x0) disebut
amplitudo getaran, sedangkan
tetapan didefinisikan oleh
√ disebut frekuensi
sudut. Sementara besaran
disebut frekuensi.
Jadi, persamaan (4.6)dapat
ditulis sebagai ( )
( ) ( )
43. W93- Jadi, pada saat balok Pernyataan KPS aspek
103
46. W94. Dengan cara yang sama, anda Pernyataan KPS aspek
14.6 dapat menunjukkan bahwa interpretasi, karena
balok berhenti pula sesaat menyimpulkan.
ketika tiba di titik dengan
koordinat –x0. Laju balok
mencapai maksimum pada
105
( ) (√ )
52. W94. Hal ini tentu saja berlawanan Pernyataan KPS aspek
17.1 dengan yang telah interpretasi, karena
diasumsikan, yakni pada saat menyimpulkan.
t = 0, benda memiliki
kecepatan sebesar v0 ke
kanan.
53. W95. Akibatnya, persamaan (4.5) Pernyataan KPS aspek
17.2 tidak cocok dengan interpretasi, karena
permasalahan yang sedang menyimpulkan.
anda tangani.
54. W95. Satu-satunya kemungkinan Pernyataan KPS aspek
17.3 yang masih tersisa adalah hipotesis, karena harus
persamaan (4.4), ( ) diuji kebenarannya
dengan praktek
(√ ) langsung.
55. W95. Apabila x(t) pada persamaan Pernyataan KPS aspek
18.1 (4.4) disubstitusikan ke dalam hipotesis, karena harus
persamaan (4.13) lalu diuji kebenarannya
dianggap sangat kecil maka dengan praktek
diperoleh ( ) langsung.
(√ ) (√ )
56. W95. Untuk t = 0, ( ) Pernyataan KPS aspek
108
( ) . menyimpulkan.
)
63. W97. Jadi, getaran kosinus adalah Pernyataan KPS aspek
27.1 getaran sinus dengan sudut interpretasi, karena
fase awal 90 menyimpulkan.
( ) (
)
( )
66. W98. Suku Pernyataan KPS aspek
30.1- disebut sudut fase antara klasifikasi, karena
2 getaran x’(t) dan x(t). Dua mencari persamaan
getaran dikatakan sefase atau
dari dua persamaan
sama fasenya apabila beda
sudut fase kedua getaran itu yang ada.
kelipatan bulat dari 2π, yaitu
jika Δϕ = ..., -4π, -2π, 0, 2π,
4π, ... n2π, ...
67. W98. Dua getaran dikatakan Pernyataan KPS aspek
31.1 berlawanan fase apabila beda klasifikasi, karena
sudut fase keduanya adalah mencari persamaan
kelipatan gasal dari , yaitu
dari dua persamaan
jika Δϕ = ..., -3π, -π, 0, π, 3π,
... yang ada.
4.2 (a))
73. W10 Kemudian bandul ditarik Merupakan aspek KPS
2.35. sehingga mendapat menggunakan alat dan
1 simpangan awal tertentu dan bahan, karena
dilepaskan. pernyataan menjelaskan
dengan menggunakan
alat dan bahan.
74. W10 Apa yang terjadi? Pernyataan KPS aspek
2.35. mengajukan
2 pertanyaan, karena
jawaban dari
pertanyaan ini berupa
penjelasan. Dan
menggunakan kata
tanya “bagaimana”
serta tanda tanya.
75. W10 Tentu bandul akan berayun Pernyataan KPS aspek
2.35. bolak-balik disekitar titik hipotesis, karena
3-5 seimbangnya. Andaikan pada defenisi tersebut harus
suatu saat tali bandul dan dibuktikan melalui
garis vertikal membentuk pengamatan langsung.
sudut θ. Pada bola akan
bekerja gaya seperti
diperlihatkan gambar 4.2 (b).
Komponen-komponen gaya
sepanjang tali saling
menghapus. Sementara itu,
114
komponen-komponen gaya
yang tegak lurus tali hanyalah
–mg sin θ. Komponen-
komponen gaya ini selalu
berlawanan arah dengan
pergeseran s.
76. W10 Oleh karena itu, komponen Pernyataan KPS aspek
2.35. tersebut diberi tanda negatif interpretasi, karena
9-10 dan sebutlah gaya ini sebagai menyimpulkan.
Fs. Oleh karena itu Fs = -mg
sin θ
77. W10 Jika θ sangat kecil, yakni Pernyataan KPS aspek
3.35. simpangan awal yanga anda hipotesis, karena
11 berikan cukup kecil maka sin defenisi tersebut harus
θ θ dibuktikan melalui
pengamatan langsung.
78. W10 Lebih jauh, penerapan hukum Pernyataan KPS aspek
3.36. kedua Newton menghasilkan menerapkan konsep,
2-3 ( ) ( ) Akibatnya, karena pembaca
diharuskan memahami
konsep sebelumnya,
( ) kemudian
Definisikan suatu tetapan K menerapkannya pada
menurut ( ), maka konsep yang baru.
didapat
115
berbeda-beda.
83. Alat dan Bahan Pernyataan KPS aspek
Pegas, massa (beban) yang observasi, karena
telah dikalibrasi dengan “lihat gambar” sebagai
besaran bervariasi, batang kata kuncinya.
X98 penyangga, alat ukur panjang Kalimat ini
(mistar atau lainnya), klem membutuhkan indera
meja (lihat gambar), klem alat penglihatan.
ukur panjang, alat hitung waktu
(stopwatch), dan kertas grafik
84. Langkah kerja Pernyataan KPS aspek
observasi, karena
disajikan gambar dan
penjelasannya berupa
kalimat yang
1. Rangkailah klem meja menggunakan indera
dan batang penyangga penglihatan.
sedemikian rupa
X99
sehingga batang
penyangga pada posisi
horizontal seperti
ditunjukan pada gambar
di atas.
2. Gantungkan pegas pada
batanng horizontal.
3. Susunlah klem untuk
118
percobaan untuk
masing-masing
simpangan terjauh dan
hitung waktu untuk 10
kali getaran penuh,
rekam dan catat hasil
yang diperoleh.
87. Perhitungan Merupakan aspek KPS
1. Menghitung rata-rata ̅̅̅ menggunakan alat dan
untuk masing-masing bahan, karena
tiga kali percobaan . pernyataan menjelaskan
X99 rekam dan catat dengan menggunakan
hasilnya. alat dan bahan.
2. Hitung periode T dari
̅̅̅
. Rekam dan
catat hasilnya.
88. Variasi Massa Merupakan aspek KPS
Langkah Kerja menggunakan alat dan
1. Tempatkan beban 0,05 bahan, karena
kg pada pegas. Geser pernyataan menjelaskan
X99 beban 0,05 m dari dengan menggunakan
kesetimbangan (A alat dan bahan.
=0,05 m), lepaskan dan
biarkan sistem
berosilasi. Ukur waktu
121
2. Gantungkan beban
bermassa 100 gram
pada batang horizontal
yang terlebih dahulu
telah dikaitkan pada
seutas tali sepanjang
0,03 m.
3. Lepaskan dengan
124
memberi simpangan
. Hitung
banyak getaran n dalam
waktu satu detik dan
ulangi sebanyak tiga
kali percobaan. Rekam
dan tuliskan hasilnya.
4. Ulangi langkah pada
nomor 3 untuk beban
bermassa 200 gram,
300 gram, 400 gram,
dan 500 gram dan
dapatkan banyak
getaran n untuk masing-
masing beban. Rekam
dan tuliskan nilai semua
massa benda dan
getaran yang diperoleh.
94. Perhitungan Pernyataan KPS aspek
1. Menghitung rata-rata n menerapkan konsep,
masing-masing tiga kali karena pernyataan
percobaan. Rekam dan tersebut memerlukan
X102 catat hasilnya. penggunaan rumus
2. Hitung periode T yang merupakan
dengan . Rekam asplikasi menerapkan
konsep.
dan catat hasilnya.
125
C. Contoh Soal
0,5 Hz
dan
2
detik.
128
b. Pada saat t = 1
detik, posisi
benda adalah
( ) ( )
( ) ( ( ))
( ) ( )
sebagai getaran
dengan tetapan pegas
senilai 0,6 N/m + 0,3
N/m = 0,9 N/m. Jadi,
periode getarnya
diberikan oleh
√
Φ( )
( )
( )
Untuk t = 1 detik
= detik
Φ( )
( )( )
Φ( )
( )
( )
Untuk t = 1,5
detik = detik
Φ( )
( )( )
Φ( )
( )
( )
131
Untuk t = 2 detik
= detik
Φ( )
( )( )
Φ( )
( )
( )
Untuk t = 2,5
detik = detik
Φ( )
( )( )
Φ( )
( )
( )
101. Sebuah bandul diketahui : Bukan
matematis g = 9,8 m/s2 pernyataan
Y103 (sederhana) dalam t = 60 s KPS karena
- - - - - - - - - -
.1 satu menit berayun n = 20 ayunan tidak
sebanyak 20 kali. memunculk
Ditanya :
132
( ) ( )
Atau
( ) ( ⁄ )
( )
133
(
)
massa-pegas dapat
bergetar selaras)
107. Sebuah getaran 1 getaran = 10 detik, Pernyataan
memilliki periode 10 maka 100 detik KPS aspek
detik. Berapa kalikah terjadi 10 getaran, mengajukan
terjadi getaran dalam dan pada 1 detik pertanyaan,
selang waktu 100 terjadi 0,1 getaran karena
detik? Berapa jawaban dari
kalikah terjadi pertanyaan ini
Z97.
getaran dalam waktu berupa
4
1 detik? penjelasan.Ser
ta
menggunakan
kata tanya
“berapakah”
serta tanda
tanya.
108. Sebuah balok pada Pertanyaan kurang Pernyataan
massa M terletak dipahami jawaban KPS aspek
pada bidang licin tidak ditemukan observasi,
mendatar (lihat karena
Z97.
gambar di bawah). pernyataan ini
5
Balok tersebut membutuhkan
dirangkai dengan indra
pegas dan dinding penglihatan.
dengan konstanta k
138
( ) konsep
( )
(
)
( )
(
) ( )
tanya.
dengan pergeseran
benda namun
berlawanan arah
dengannya. Tanda
negatif dalam
persamaan (1)
mengandung
pengertian bahwa
gaya pemulih selalu
bekerja untuk
mengembalikan
massa M ke
kedudukan
setimbangnya. Jika
gaya pegas adalah
satu-satunya gaya
luar yang bekerja
pada benda, maka
pada benda berlaku
Hukum II Newton.
(2)
(3)
143
Percepatan bergerak
lurus dapat dituliskan
menjadi :
( )
( ) ( )
Persamaan diatas
merupakan persamaa
n osilasi harmonik
sederhana (simple
harmonic
motion). Dalam
osilasi sederhana,
144
benda berosilasi di
antara dua posisi
dalam waktu
(periode) tertentu,
dengan asumsi tanpa
kehilangan tenaga
mekaniknya. Dengan
kata lain, simpangan
maksimum
(amplitudo)
osilasi tetap.
Persamaan ini
menunjukkan kepada
kita bahwa fungsi
yang menjadi
turunan keduanya
merupakan negatif
dari dirinya sendiri.
Keadaan tersebut
hanya dipenuhi oleh
bentuk sinusoida
145
( ) (
)
Atau
( )
( )
(terbukti)
√
⁄
146
Periodenya berubah
114. Perhatikan gambar Pernyataan
berikut! √ KPS aspek
observasi,
karena
pernyataan ini
Z101 membutuhkan
Hitunglah periode
.6 indra
getaran sistem
benda-pegas di atas penglihatan.
jika benda memiliki
massa m kg dan
konstanta pegas k.
115. Diantara persamaan- (d). a = -4x (Sesuai Bukan
persamaan yang dengan rumus baku pernyataan
menghubungkan KPS karena
percepatan dengan tidak
pergeseran atau memunculkan
posisi berikut ini, kata-kata yang
Z105
yang - - - - - - - - - - tidak
.1
menggambarkan mengarahkan
getaran selaras pada aspek
adalah... KPS.
a. a = 4x2
b. a = -4x2
c. a = 4x
147
d. a = -4x
e. a = 3x2
116. Grafik berikut Pertanyaan dengan Pernyataan
menggambarkan pilihan ganda tidak KPS aspek
simpangan suatu sesuai observasi,
getaran sebagai karena
fungsi waktu. Fase pernyataan ini
awal getaran itu membutuhkan
adalah... indra
Z105 penglihatan.
.2
a. 0o
b. 90o
c. 180o
d. 270o
e. 300o
117. Frekuensi getaran Pertanyaan kurang Pernyataan
pada soal nomor 2 dapat dipahami, KPS aspek
adalah.... jawaban tidak observasi,
Z105 a. 6s-1 ditemukan. karena
.3 b. 3s-1 pernyataan ini
c. 1/6s-1 membutuhkan
d. 1/3s-1 indra
e. 1/12s-1 penglihatan.
148
a. A dan B
b. A dan C
c. B dan C
d. A, B, dan C
e. Tidak satu
pun
119. Terkait dengan soal a. A dan B Pernyataan
nmor 4, getaran- KPS aspek
getaran manakah observasi,
Z105 yang fasenya karena
.5 berlawanan? pernyataan ini
a. A dan B membutuhkan
b. A dan C indra
c. B dan C penglihatan.
149
d. A, B, dan C
e. Tidak satu
pun
120. Masih terkait dengan (e) Tak dapat Pernyataan
soal nomor 4, dihitung KPS aspek
perbedaan fase observasi,
antara getaran A dan karena
getaran C adalah... pernyataan ini
Z105
a. 0o membutuhkan
.6 o
b. 90 indra
c. 180o penglihatan.
d. 280o
e. Tak dapat
dihitung
2
121. Sebuah balok (b) 4π N/m Pernyataan
bermassa 0,5 kg KPS aspek
dipasang pada ujung Pembahasan : observasi,
sebuah pegas m = 0,5 kg karena
sebagaimana terlihat Waktu untuk pernyataan ini
Z106 pada gambar berikut bergerak dari membutuhkan
sehingga balok suatu titik tempat indra
.7
mengalami getaran balok itu penglihatan.
selaras. memiliki
kecepatan nol ke
titik terdekat
tempat balok itu
150
konsep.
2
127. Seperti kasus pada (b) 1972 cm/s Pernyataan
soal nomor 1,2 KPS aspek
percepatan getaran Pembahasan : menerapkan
ketika simpangannya
konsep,
½ adalah... (
a. 1971 cm/s2 ) karena
b. 1972 cm/s2 pernyataan
c. 1973 cm/s2 ( tersebut
d. 1974 cm/s2 ) memerlukan
Z106 e. 1975 cm/s2 penggunaan
.13 ( ) rumus yang
merupakan
asplikasi
(
) menerapkan
konsep.
a.
√
b.
√
c.
d.
e. Semua salah
129. Seperti pada soal Pernyataan
( ) √
nomor 14, andaikan KPS aspek
pegas memiliki observasi,
Z106 Pembahasan :
konstanta masing- karena
.15
masing 100 N/m dan Pertama-tama kita pernyataan ini
50 N/m dan massa cari konstanta membutuhkan
balok 1000 gram, penggantinya. indra
156
c. √
d. √
k = 100/3 N/m
e. √
Lalu masukan rumus
:
√
√ ( )
( )
c. √ ( )
d. √ ( )
e. √
131. Perhatikan gambar Pembahasan : Pernyataan
berikut! Pada sistem Karena pegas KPS aspek
pegas balok tersebut tersusun parallel, observasi,
Z107 masing-masing karena
maka konstanta
.17 pegas memiliki pernyataan ini
konstanta 25 N/m penggantinya : membutuhkan
dan 75 N/m. k1 + k2 = 75 N/m + indra
andaikan massa 25 N/m = 100 N/m penglihatan.
158
( )
a. √
b. √
c. √
d. √
159
e. √
132. Perhatikan kembali Pernyataan
soal nomor 17. Jika a. √ KPS aspek
massa balok m dan Pembahasan : observasi,
konstanta masing- karena
masing pegas k1 dan √ pernyataan ini
k2, frekuensi sudut membutuhkan
sistem adalah.... indra
a. penglihatan.
√
√
Z107 b.
.18
( )
√
c. √
d.
( )
√
e.
√
133. Z107 Perhatikan gambar Diket: h = 100 cm Pernyataan
h1 = 60 cm
.19 di bawah. Tabung KPS aspek
160
a. detik
b. 2 detik
c. detik
d. detik
e. detik
134. Perhatikan gambar Diket: Pernyataan
di bawah. Panjang KPS aspek
tali bandul observasi,
matematis l yang karena
ketika diberi pernyataan ini
Ditanya: T1 : T2
simpangan kecil Jawab:
membutuhkan
akan mengalami √
indra
gerak harmonik √ penglihatan.
Z107 selaras. Andaikan
√
.20 terdapat penghalang
seperti tampak pada
gambar, √
perbandingan
periode sebelum dan Jawaban B
setelah dikenai
penghalang
adalah...(percepatan
gravitasi bumi, g)
162
a. √
b. √
c. √
d. √
e. √
135. Andaikan soal pada Diket: Pernyataan
nomor 20 ketinggian KPS aspek
penghalangnya observasi,
diperbesar menjadi karena
Z107 pernyataan ini
dari panjang
.21 T1 = 8 s membutuhkan
keseluruhan tali n=1 indra
bandul dan Ditanya: T2 penglihatan.
periodenya sama
dengan 8 detik, lama
t = T.n = 8 . 1 = 8s
waktu yang
163
diperlukan bandul
√
dari P kembali ke P
lagi adalah...
√
a. 1 detik
b. 2 detik √
c. 3 detik
d. 4 detik
e. 5 detik
Jawaban D
136. Perhatikan gambar. Diket: l = l Pernyataan
Seorang anak a=g KPS aspek
mengayunkan bola Ditanya: T observasi,
mainan yang Jawab: karena
tergantung pada √ pernyataan ini
sebuah tali membutuhkan
sepanjang l di dalam indra
*Jawaban tidak ada
sebuah lift. Bola dalam opsi penglihatan.
Z107
mainan tersebut jika
.22
simpangannya kecil
dapat dianggap
sebagai bandul
matematis yang
dapat melakukan
ayunan selaras.
Andaikan lift
bergerak ke atas
164
dengan percepatan
sebesar a m/s2 dan
percepatan gravitasi
bumi adalah g,
periode bola mainan
tersebut adalah...
a. √ detik
b. √ detik
c. √ detik
d. √ detik
e. √ detik
137. Andaikan lift pada W = m(2a + g) Pernyataan
Z108
soal nomor 22 KPS aspek
.23
bergerak ke bawah observasi,
165
d. √ detik
e. √ detik
getarannya adalah...
a. √
Hz
b. √ Hz
c. √
Hz
d. √
Hz
e. √
Hz
139. Andaikan pada soal Penjelasan : Pernyataan
nomor 24 konstanta Karena ketiga pegas KPS aspek
Z108 pegas belakang sama sama, maka hipotesis,
.25 dengan konstanta
konstantanya adalah karena
shock absorber,
k, maka konstanta defenisi
168
c. √ ( )
( )
d. √
e. √
140. Andaikan masing- Penjelasan : Pernyataan
masing pegas Karena ketiga pegas KPS aspek
memiliki konstanta k sama, maka konstantanya
prediksi,
dan massa beban m, adalah k, maka konstanta
penggantinya adalah 3k karena
periode getaran
selaras sistem mengungkapk
Z109
tersebut adalah... Maka : an pernyataan
.26
√ yang mungkin
a. √
( ) terjadi dari
suatu
b. √
pengamatan
yang belum
169
dilakukan,
c. √
hanya berupa
peramalan.
d. √
e. √
141. Andaikan ketiga Penjelasan : Pernyataan
pegas bagian kiri Karena ketiga pegas KPS aspek
identik dan memiliki sama, maka prediksi,
konstanta k1 konstantanya adalah k, karena
sedangkan dua pegas maka konstanta
bagian kanan identik mengungkapk
penggantinya adalah
dan mimiliki an pernyataan
3k
konstanta k2, periode yang mungkin
Z109 getaran sistem Maka : terjadi dari
tersebut adalah....
.27 suatu
a. √ √ pengamatan
yang belum
b. √ dilakukan,
( )
hanya berupa
c. √ peramalan.
d. √
170
e. √
142. Perhatikan gambar Penjelasan : Pernyataan
berikut. Pegas depan yang KPS aspek
terdiri dari 2 pegas observasi,
karena
tersusun parallel
terdapat
dengan pegas pernyataan
Pada gambar terlihat belakang yang “perhatikan
bahwa terdapat terdiri dari 2 pegas. gambar”
empat buah pegas Jika Konstanta pernyataan
dalam sistem tersebut
Pegas depan adala
suspensi sebuah membutuhkan
mobil. Keempat k, dan konstanta
Z109 indra
masing-masing pegas belakang
.28 penglihatan.
memiliki konstanta adalah 3k. Maka
seperti dalam konstanta
gambar. Karena penggantinya
mobil memiliki adalah k = k + k +
mesin belakang
3k + 3k = 8k
maka konstanta
pegas bagian
belakang lebih besar Maka
3 kali konstanta
pegas bagian depan. √
Pegas depan identik (d)
171
b. √
c. √
d. √
e. √
143. Perhatikan rangkaian Diket: Pernyataan
pegas pada gambar KPS aspek
di bawah. Dua pegas Ditanya: T observasi,
Z109
bagian atas memiliki karena
.29 Jawab:
konstanta masing- terdapat
masing k1 dan k2 pernyataan
yang sama. “perhatikan
172
√ s
Jawaban E
a. √ detik
b. √
detik
173
c. √
detik
d. √
detik
e. √
detik
d. Hanya (4)
e. Semua benar
pegas?
Kemudian, periode
didapat dengan
rumus
asplikasi
menerapkan
konsep.
151. Sebuah bandul Pernyataan
matematis memiliki KPS aspek
frekuensi Hz menerapkan
√ konsep,
digantung pada
∑ karena
sebuah lift. Jika
pernyataan
percepatan lift baik
tersebut
ke arah bawah
( ) memerlukan
maupun atas sama,
( ) penggunaan
yakni 2 m/s2, ( ) rumus yang
tentukan periode
merupakan
Z110 baik saat ke bawah
maupun ke atas. asplikasi
.7
( ) menerapkan
konsep.
∑
( )
( )
= T bawah
179
√ = T atas
152. Seorang siswa Pertanyaan kurang Pernyataan
membawa sekantong dipahami, jawaban KPS aspek
plastik belanja yang tidak ditemukan. mengajukan
digantung pada tiang pertanyaan,
sepeda motor dari karena
sebuah toko jawaban dari
kelontong. Ketika pertanyaan ini
motor sedang berupa
berjalan, ternyata penjelasan.Ser
kantong plastik ta
tersebut berayun menggunakan
Z110 selaras. Andaikan kata tanya
pada saat motor “berapakah”
.8
dalam keadaan serta tanda
berhenti, kantong tanya.
plastik juga dapat
berayun dengan
periode detik.
Berapakah periode
ayunan kantong
plastik saat motor
bergerak dengan
laju konstan 40
km/jam? (anggap
180
percepatan gravitasi
bumi 10 m/s2)
153. Dua buah pegas Karena pegas Pernyataan
identik dengan tersusun seri, maka KPS aspek
konstanta pegas k observasi,
dihubungkan dengan karena
sebuah balok terdapat
bermassa m seperti Kemudian : pernyataan
ditunjukkan pada “ditunjukan
gambar di samping. pada gambar”
Z110 √
Andaikan ⁄ pernyataan
.9 permukaan lantai tersebut
licin, tunjukkan membutuhkan
bahwa frekuensi √ indra
gerak selaras balok penglihatan.
adalah √ . √
dengan ( gambar”
menggunakan piston ) pernyataan
( )
sehingga turun. tersebut
Piston dilepas membutuhkan
sedemikian rupa indra
sehingga air √ penglihatan.
mengalami gerak
√
selaras. Andaikan,
mssa air seluruhnya
ma dan luas
permukaan tabung
Lt, tentukan periode
air.
a. Berapakah
ketinggian h2
dari titik C
(titk C adalah
posisi
simpangan
maksimum)?
b. Hitung
periode
osilasi sistem
(yaitu gerak
dari A-B-C-
B-A).
184
Analisis Buku Ajar Fisika SMA/MA Kelas XI Pada Konsep Getaran Harmonis
A. Bagian Penjelasan
membutuhkan indra
penglihatan.
F = -kA.
11. Gaya pegas F = -kx berarah ke kiri Pernyataan KPS aspek
sehingga cenderung menggerakkan observasi, karena
W17
benda m ke kiri jika benda m pernyataan ini
0.4.4
dibebaskan (tidak ditahan). membutuhkan indra
-5
Benda m bergerak ke kiri melalui posisi penglihatan.
keseimbangannya (Gambar 4.1b).
12. Pada posisi tersebut x = 0, dan otomatis Pernyataan KPS aspek
F = -kx = 0. Tampak bahwa pada posisi interpretasi, karena
W17 keseimbangan tidak bekerja gaya pegas menyimpulkan.
0.4.6 (sebab F = 0). Akan tetapi pada posisi x
-9 = 0, benda m telah memiliki kecepatan
dalam arah ke kiri sehingga benda m
terus bergerak ke kiri.
13. Begitu simpangan x negatif (ke kiri), Pernyataan KPS aspek
W17 maka pada benda m akan bekerja gaya observasi, karena
0.4.1 pegas F = -kx ke arah kanan (Gambar pernyataan ini
0 4.1c). membutuhkan indra
penglihatan.
188
21. Pahami juga bahwa gaya pemulih selalu Pernyataan KPS aspek
W17 berlawanan dengan arah posisi (arah interpretasi, karena
1.5.7 gerak) benda menyimpulkan.
22. W17 Cobalah uji pemahaman anda dengan Pernyataan KPS aspek
1.5.8 menemukan gaya pemulih yang akan observasi, karena
190
26. W17 Dengan x sebagai posisi, telah anda Pernyataan KPS aspek
3.7.1 ketahui bahwa percepatan, a adalah interpretasi, karena
191
√
195
√
37. Periode getaran benda pada ujung pegas Pernyataan KPS aspek
(mendatar atau vertikal) yang menerapkan konsep,
dirumuskan oleh √ hanya karena pembaca
diharuskan memahami
berlaku jika pengamat satu acuan
konsep sebelumnya,
dengan pegas yang bergetar. Misalnya
untuk pegas yang bergetar di lab, rumus kemudian
menerapkannya pada
√ berlaku untuk pengamat konsep yang baru.
yang ada di lab. Akan tetapi pegas
W17 bergetar sambil bergerak translasi
8.12.
5-10 terhadap lab, maka rumus √
tidak berlaku bagi pengamat yang diam
di lab. Untuk kasus seperti ini , rumus
√ hanya berlaku pada
pengamat yang diam pada pegas yang
sedang bergerak translasi. Titik acuan
yang diketahui selalu diam terhadap
pegas adalah pusat massa sistem pegas.
Oleh karena penentuan pusat massa
sistem baru dipelajari dalam bab 6
196
penglihatan.
51. W18 Ketika lift diam (a = 0), periode Pernyataan KPS aspek
200
percobaan tersebut.
Periode T √
2. Lakukan prosedur yang sama seperti
langkah (1), maka masalah gerak
harmonik sederhana sebuah partikel
pada dasar silnder licin dengan jari-
jari R (lihat kembali kegiatan 4.1
langkah 2) akan anda peroleh
204
T √
60. Tujuan Termasuk aspek KPS
Menentukan hubungan antara periode merencanakan
pegas dan massa beban sekaligus percobaan, karena
X180 menghitung tetapan pegas
dijelaskan tujuan
percobaan tersebut.
X181
206
C. Contoh Soal
Anggap sudut
fase awal
, maka
( )
210
(b) Kecepatan
adalah turunan
pertama dari
fungsi posisi.
Oleh karena
posisi
(
), maka
[ (
)]
(
) dengan
Diberikan
,
maka
(
)
(
)
Dari rumus
211
trigonometri
,
maka
(
)
√
√ √
Jadi,
simpangan x
adalah
(
)
( √ )
√
69. Sebuah partikel Diketahui : Pernyataan KPS
bergerak harmonik. Persamaan aspek
Persamaan simapang :
cm menerapkan
Y175 simpangan konsep, karena
dinyatakan sebagai t = t sekon
.1
cm, pernyataan
Ditanya : tersebut
dengan t dalam (a) A, T, f
sekon. (b) Persamaan v, memerlukan
212
( )
(Persamaan (4-
3))
cm (persamaan
yang diketahui)
Jadi, amplitudo
A = 4 cm dan
213
=0
sekon
Frekuensi
Hz
(b) Simpangan y
= ( 4 sin 0,1t)
cm
Kecepatan
[ ]
cm/s
Percepatan
( )
cm/s2
(c) t = 5 sekon
sudut
( )( )
214
simapangan
kecepatan
percepatan
cm/s2
70. Sebuah osilator Diketahui : T = 1 Pernyataan KPS
harmonik sederhana ( ) aspek
memiliki T = 1 detik. ( )
x0 = 0,5 m
klasifikasi,
Simpangan
v0 = π m/s karena mencari
osilasinya
Y176 dinyatakan oleh persamaan dari
Ditanya : φ dan a dua persamaan
.1 persamaan. ( ) ketika t = 0
( ) x dan yang ada.
a dalam meter dan t Jawab :
dalam detik. Jika Persamaan
osilasi dimulai pada t simpangan
= 0 detik dari posisi diketahui ( )
215
Dengan demikian
= 0,5
216
Substistusi t = 0 ke
(3) memberikan
( )
(
) ( )
Dengan demikian
=π
(kuadran III)
disubstitusi ke (4)
memberikan
217
( √ )
√
√
disubstitusikan ke
(4) memberikan
√
Jadi, ada dua
penyelesaian untuk
dan a, yaitu
√
atau
√
71. Sebuah mobil Diketahui : massa Pernyataan KPS
bermassa M secara mobil = M aspek
sederhana dapat Tetapan pegas = k
Frekuensi = f klasifikasi,
dianggap sebagai
Massa penumpang karena mencari
benda di atas sebuah
=m persamaan dari
Y178 pegas dengan Ditanya : f2 = ........ dua persamaan
.1 tetapan k. Untuk Jawab :
mobil saja pegas Periode pegas yang ada.
mempunyai
frekuensi alami f. √
Jika beberapa Frekuensi pegas
penumpang dengan
218
√
72. Sebuah bandul Diketahui : Pernyataan KPS
dengan panjang L, panjang bandul = L aspek observasi,
diberi simpangan T = 8 sekon karena disajikan
Y179 kecil menjalani Ditanya : t dari A gambar serta
.1 gerak harmonik ke A pernyataan ini
Penyelesaian :
sederhana dengan membutuhkan
Strategi :
periode 8 sekon. Periode bandul T’, indra
Suatu penghalang penglihatan.
219
= L dan periode
T’, sehingga
tOB = T’
Mari hitung T’
dengan
membandingkanny
a dengan T. Dari
rumus T = √
diperoleh
√
√ √
Dengan demikian
( )
( )
( )
( )
221
(kerangka acuan
dipercepat) akan
mengalami
percepatan fiktif
yang berlawanan
dengan percepatan
mobil.
aaktif = -amobil, tanah
afiktif = a berarah
ke atas bidang
miring
seperti sebelumnya
g’ = g + afiktif
misalnya sudut
antara g dan afiktif
adalah maka
sesuai rumus
resultan (lihat
gambar 4.7)
g’=
√
..(*)
dalam gambar 4.7
tampak
( )
sehingga
( )
223
Substitusi
ke (*)
diperoleh
g’=
√ ( )
g’=
√
sekarang kita bisa
menentukan
periode bandul
dengan rumus
√
√√
: tersebut
a) Simpangan dan ( memerlukan
kecepatan; ) (percepatan
b) Simpangan dan penggunaan
berlawanan arah
percepatan; dengan rumus yang
c) Kecepatan dan simpangan) merupakan
percepatan. asplikasi
Jelaskan Kecepatan dan
menerapkan
percepatan juga
bisa searah. konsep.
Jawaban E
226
a. 2N/m
b. 2 N/m
c. 4 N/m
d. 4 N/m
e. 8 N/m
78. Seutas pegas homogen a) Pernyataan KPS
dengan tetapan gaya k aspek
memiliki frekuensi f )
ketika ujungnya diberi mengajukan
⁄ pertanyaan,
beban m, pegas itu √
kemudian dipotong karena jawaban
menjadu 2 dan sama dari pertanyaan
panjang. Salah satu √
potongan diambil dan ini berupa
Z185. ujungnya diberi beban penjelasan.Serta
2 m. menggunakan
a) Berapakan kata tanya serta
tetapan gaya
potongan pegas tanda tanya.
itu?
b) Jika potongan
pegas
digetarkan,
berapakah
frekuensinya?
79. Bagaimanakah dengan Pernyataan KPS
Z185. periode getaran pegas ) √
aspek
3 jika :
mengajukan
227
a) Amplitudo pertanyaan,
digandakan; ) √ karena jawaban
b) Massa beban
digandakan; dari pertanyaan
c) Tetapan pegas ) √ ini berupa
digandakan; penjelasan.Serta
menggunakan
kata tanya serta
tanda tanya.
menjadi,
Kecepatan v =
ω.A.cos ωt
Sehingga, x = 3 sin
(π/6)t menjadi v =
(π/6).(3).cos (π/6)t
Persamaan
kecepatan v =
π/2.cos (π/6)t
Saat t = 1,
v = π/2.cos [(π/6) x
1]
v = π/2.cos (π/6)
v = (π/2)(√3/2)
Kelajuan saat t = 1
adalah v = π√3 / 4
(Tidak ada
jawaban)
82. Z187. Perpindahan sebuah Pembahasan : Pernyataan KPS
3 partikel yang sedang
230
Sehingga:
Y= X
A=5
ω=2⇒T=
2π/ω ⇒ T =
231
2π/2 ⇒ T = π
Maka,
percepatan
partikel pada
saat t = T/6
adalah:
a = - A ω² sin ωt
a = - 5 x 2² x sin
2π/T . T/6
a = - 20 sin 2π/6
a = - 20 x sin 60°
a = - 20 x 1/2 √3
a = - 10√3 m/s²
(a) -17,3 cm/s
83. Sebuah partikel yang e) x = 0 cm dan Pernyataan KPS
melakukan gerak aspek observasi,
bergerak ke kiri
osilasi berada pada
posisi dan gerak kea karena terdapat
rah seperti ditunujukan pernyataan
Y = A sin wt
Z187. pada gambar. “perhatikan
4 = A sin (2 phi f) t gambar”
Jika amplitude dan = 0,04 sin (2 phi 2) pernyataan
frekuensi osilasi 1 tersebut
adalah 4 cm dan 2 Hz, membutuhkan
maka 1 sekon setelah
232
kec di titik
setimbang = kec
max
v = Aω
v = 45/π x 2π/9
v = 10 cm/s
85. Grafik di bawah ini a = - ω² x Pernyataan KPS
menggambarkan 2,42 = - ω² · (- aspek observasi,
variasi percepatan a 0,02)
terhadap perpindahan ω = 11 karena terdapat
x dari sebuah partikel 2πf = 11 gambar dan
yang menempuh gerak f = 11/(2π) ≈ pernyataan yang
Z188. harmonik sederhana. 1,75 Hz (a) membutuhkan
6
indra
penglihatan.
234
Frekuensi getaran
harmonik sederhana
itu adalah
A. 1,75 Hz
B. 2,15 Hz
C. 4,75 Hz
D. 8,25 Hz
E. 14,41 Hz
86. Persamaan yang ) Pernyataan KPS
menampilkan gerak √
aspek
harmonic partikel
sepanjang sumbu x menerapkan
diberikan oleh konsep, karena
pembaca
diharuskan
Periode getaran
Z188. memahami
adalah...
7 konsep
A. sebelumnya,
√
B. kemudian
√
menerapkannya
C.
√ pada konsep
√
D. yang baru.
√
E.
87. Sebuah bola bermassa Benda yang Pernyataan KPS
Z188.
m dan berjari-jari r bergerak di dalam aspek observasi,
8
terletak pada dasar permukaan
235
A. √ Gaya sentripetal
sama dengan gaya
B. √ normal
Fs = N
C. √ m ω² (R - r) = m g
ω² (R - r) = g
D. √ ω² = g /
(R - r)
E. √ ω = √(g /
(R - r))
236
88. Sebuah pegas dengan E (1), (2), (3) dan Pernyataan KPS
konstanta pegas k dan (4) benar aspek
sebuah balok bermassa
m membentuk system menerapkan
getaran harmonic konsep, karena
horizontal tanpa pembaca
gesekan. Kemudian diharuskan
pegas ditarik sejauh x
dari titik seimbang dan memahami
dilepaskan. Jika massa konsep
pegas diabaikan, maka sebelumnya,
pernyataan berikut kemudian
yang benar adalah..
(1) Pegas bergetar menerapkannya
Z189. pada konsep
dengan
9
periode tetap yang baru.
(2) Energy
mekanik total
bergantung
pada waktu
(3) Percepatan
getaran
bergantung
pada x
(4) Frekuensi
getaran
bergantung
pada k dan m.
A. (1),(2), dan (3)
237
benar
B. (1) dan (3) benar
C. (2) dan (4) benar
D. Hanya (4) benar
E. (1), (2), (3)
dan (4) benar
89. Sebuah bandul T1 : T2 = Pernyataan KPS
sederhana periodenya 2π.√(l1/g) : aspek
T panjang tali l, 2π. √(l2/g)
supaya periodenya T : 1/2.T = √(l1/g) menerapkan
menjadi ½ T maka : √(2/g) konsep, karena
perubahan panjang tali 1 : 1/2 = √(1/g) pembaca
adalah… : √(2/g) diharuskan
A. 1 : 1/4 = l1/g : l2/g
Z189.
1 : 1/4 = l : l2 memahami
10 B. konsep
l2 = 1/4.l (C)
C. sebelumnya,
D. kemudian
menerapkannya
E.
pada konsep
yang baru.
T=2 √
T'/T = √(g/g')
T'/T = √(g/(g + a
sin Φ))
T'/2 = √(9.8/(9.8 +
2 sin 30))
Kt = pernyataan yang
membutuhkan
√ indra
penglihatan.
√
A. 1 : 2
B. 2 : 1
C. 2 : 3
D. 3 : 2
E. 3 : 4 Jawaban D
95. Suatu benda bermassa (a) Kecepatan Pernyataan KPS
0,1 kg melakukan aspek
maksimum;
gerak harmonik
dengan amplitudo 10 Persamaan
menerapkan
mm dan periode konsep, karena
simpangan y =
sekon. Hitung : pembaca
(a) Kecepatan A sin ωt diharuskan
Z190.
1 maksimum; diturunkan memahami
(b) Gaya
menjadi konsep
maksimum
yang bekerja persamaan sebelumnya,
pada benda. kemudian
kecepatan v =
menerapkannya
ωA cos ωt pada konsep
244
(b) Gaya
maksimum yang
bekerja pada
benda.
F=ma
F = m (A ω²
sin(ωt))
F = m (A ω²)
245
F = m ( A (2π/T)²)
masukkan angka
yg diketahui, jgn
lupa dlm satuan SI
semua
sekon
⇔ Frekuensi = 1 /
T ⇒ f = 1 / 10π
Frekuensi = 0,1/π
Hz
(b) Persamaan
kecepatan, dan
percepatannya;
⇒ v = y' ⇒ v = ωA
cos ωt
⇔ v = (0,2)(6) cos
0,2t
⇔ v = 1,2 cos
0,2t [dalam
cm/s]
persamaan
percepatan⇒ a = v'
⇒ a = - ω²A sin ωt
247
⇔ a = - (0,2)²(6)
sin 0,2t
⇔ a = - 0,24 sin
0,2t [dalam
cm/s²]
(c) Simpanga
n, kecepatan, dan
percepatan saat t =
2,5π sekon.
⇔ y = 6 sin
0,2(2,5π)
⇔ y = 6 sin π/2
⇔y=6x1
⇔ jadi simpangan
pada t = 2,5π
sekon adalah y = 6
cm
kecepatan pada t =
2,5π sekon
⇔ v = 1,2 cos
0,2(2,5π)
248
⇔ v = 1,2 cos
(π/2)
⇔ v = 1,2 x 0
⇔ jadi kecepatan
pada t = 2,5π
sekon adalah v = 0
cm/s
percepatan pada t
= 2,5π sekon
⇔ a = - 0,24 sin
0,2(2,5π)
⇔ a = - 0,24 sin
(π/2)
⇔ a = - 0,24 x 1
⇔ jadi percepatan
pada t = 2,5π
sekon adalah -
0,24 cm/s²
97. Sebuah partikel Diketahui: f = 100 Pernyataan KPS
bergerak harmonik Hz dan A = 0,0003 aspek
sederhana dengan
frekuensi 100 Hz dan Saya akan coba menerapkan
Z191. konsep, karena
amplitudo 3 x 10-4 m. jawab langsung
3
(a) Hitung kecepatan pertanyaan dari a pembaca
dan percepatan di sampai c. diharuskan
titik seimbang.
(b) Hitung kecepatan Persaman memahami
249
Untuk percepatan
maksimum
diperoleh jika ωt =
1, sehingga:
a = -Aω² sin 1
a = -0,0003 x
(628)² x 0,017
a = -0,0003 x
394384 x 0,017
250
a = -2,06 m/s²
untuk menghitung
kecepatan dan
percepatan di titik
seimbang,
diperlukan t.
t = 1/f
t = 1/100
t = 0,01
Kecepatan:
v = Aω cos ωt
v = 0,0003 x 628 x
cos 6,28
v = 0,187 m/s
Percepatan:
a = -Aω² sin ωt
a = -0,0003 x
(628)² x sin 6,28
a = -12,94 m/s²
98. Suatu benda Diket: Pernyataan KPS
mengalami suatu gerak T= aspek
Z191. harmonik sederhana A = 0,06 m
mengajukan
4 dengan periode t=0
pertanyaan,
sekon dan amplitudo y=0
0,60 m. pad t = 0 karena jawaban
251
waktu t harus
positif) (
Matematis : )
( )
negatif jika ( (
) negatif atau )
( ) berada
dalam kuadran II
(antara dan rad)
(
)
(
)
( )
⁄
⁄
101. Z191. Sebuah balok yang Jawaban tidak Pernyataan KPS
7 dihubungkan ke ujung ditemukan
254
(ii) | |
,
dengan
adalah besar
percepatan
maksimum?
Nyatakan jawaban
anda dalam A dan T.
102. Sebuah partikel Diket: m = 10-3 kg Pernyataan KPS
dengan massa 10-3 kg A = 2 x 10-4 m aspek
bergerak harmonik a = 8 x 10-3 m/s2
sederhana dengan menerapkan
amplitudo 2 x 10-4 m. Ditanya: konsep, karena
Percepatan partikel a. f pembaca
pada saat simpangan b. i. v diharuskan
maksimum adalah 8,0 ii. y
x 10-3 m/s2. Hitunglah : memahami
Z191. (a) Frekuensi Jawab: konsep
8 getaran; a. sebelumnya,
(b) Kecepatan kemudian
partikel ketika: ( )
(i) Melalui titik menerapkannya
keseimbangan pada konsep
(ii) Simpangannya yang baru.
1,2 x 10-4 m.
256
√
103. Sebuah partikel Diket : Pernyataan KPS
melakukan gerak , aspek
harmonik sederhana di T=
sekitar y = 0 dengan menerapkan
v1 = 8 cm/s
frekuensi sudut 2 konsep, karena
v1 = -6 cm/s
rad/s. Tentukan pembaca
amplitudo gerak ketika Ditanya: diharuskan
Z192. kecepatan memiliki
9 Amplitudo memahami
nilai 8,0 cm/s dan
konsep
sekon kemudian Jawab:
memiliki nilai -6,0 sebelumnya,
cm/s. kemudian
menerapkannya
pada konsep
257
yang baru.
= 4 cm
= -3 cm
Kemungkinan 1:
14π/3 + θo = π/6
alias 30° (kuadran
I)
θo = π/6 - 28π/6 =
-27π/6 = -4½π = -
2.(2π) - ½π = -½π
= 3π/2
(-4½π = -810°
letaknya berimpit
dengan - ½π = -
90°. Sudut -90°
letaknya berimpit
dengan 270° =
3π/2 <----
manfaatkan
pengetahuan Anda
259
di trigonometri)
Kemungkinan 2:
14π/3 + θo = 5π/6
alias 150°
(kuadran II)
θo = 5π/6 - 28π/6 =
-23π/6 = -1.(2π) -
11π/6 = -11π/6 =
π/6
105. Sebuah pegas Periode pegas Pernyataan KPS
memiliki tetapan 8 dapat aspek
N/m. Berapakah massa dirumuskan
benda yang sebagai berikut :
mengajukan
digantungkan pada pertanyaan,
pegas supaya karena jawaban
Z192. periodenya 1 sekon? (g dari pertanyaan
11 = 9,8 m/s2 dan ambil Diketahui :
π2 = 9,8). ini berupa
k = 8 N/m
T=1s
penjelasan.Serta
menggunakan
Maka kata tanya
“berapakah”
260
serta tanda
tanya.
(b) Berapakah
frekuensi getaran
pegas mobil?
f = 1/2π √(k/m)
..= 1/2π √(28×10^4
/ 1680)
..≈ 2,05 Hz
(c) Berapa
waktu yang
diperlukan pegas
tersebut untuk
263
bergetar sebanyak
tiga kali?
T = 1/f = 1/(2,05)
= 0,487 s
untuk 3 kali
getaran
t = 3 T = 3 (0,487)
≈ 1,461 s
109. Periode sebuah bandul (a) Ditambah Pernyataan KPS
sederhana adalah 3 aspek
60%;
sekon. Tentukan
periode bandul sehingga klasifikasi,
tersebut jika panjang karena mencari
T' = 2π√(ℓ'/g)
bandul : persamaan dari
(a) Ditambah 60%; T = 2π√(ℓ/g) dua persamaan
(b) Dikurang 60%
dari panjang yang ada.
Z192.
semula. T' = 3 √(1,6 ℓ/ℓ)
15
= 3 √1,6 ≈ 3,795 s.
(b) Dikurang
60% dari panjang
semula.
Jika ℓ dikurangi
264
T'/3= √(ℓ'/ℓ)
s..<-- jawaban
atsu gunakan
perbandingan
T2/T1 = 2π
√(m2/k)/.2π
√(m1/k)
T2 /T1=
√(m2/m1)
T2 = √(m2/m1)
T1
= √(600/300) × √2
= √2 × √2
=2s
115. Dua pegas identik Pegas I Pernyataan KPS
digantung pada titik- aspek
Z193. titik tetap. Pegas √ klasifikasi,
21 pertama memiliki
tetapan k dan pegas karena mencari
lain 2k. Sebuah beban perbedaan dari
269
√
√
Sudut simpangan
mula-mula θ0 dipilih
sedemikan rupa
sehingga ketinggian
maksimum (titik A)
massa m relatif
terhadap titik terendah
(titik B) adalah
(a) Berapa
ketinggian h2
dari titik C
271
(titik C adalah
posisi
simpangan
maksimum)
(b) Hitung periode
osilasi sistem
(yaitu gerak
dari A – B – C
– B – A)
117. Sebuah terowongan Diket: Pernyataan KPS
dibuat dengan Gravitasi = g aspek observasi,
mengebor Bumi secara Jari-jari bumi = R karena
vertikal dari suatu Massa = m pernyataan ini
permukaan sampai membutuhkan
menembus Bumi pada Ditanya:
indra
permukaan lainnya. Tidak jelas apa
Tetapi pengeboran yang ditanyakan penglihatan.
tidak melalui pusat
Z193. bumi (lihat gambar).
23
dijatuhkan melalui
terowongan adalah
gerak harmonik itu.
Anggap percepatan
gravitasi di permukaan
bumi adalah g, jari-jari
bumi adalah R, dan
massa adalah M.
Lampiran C.1
Lampiran C.2
Lampiran D.1
39 Interpretasi Ya Ya 1
40 Interpretasi Ya Ya 1
41 Interpretasi Ya Ya 1
42 Interpretasi Ya Ya 1
43 Interpretasi Ya Ya 1
44 Interpretasi Ya Ya 1
45 Interpretasi Ya Ya 1
46 Interpretasi Ya Ya 1
47 Berhipotesis Tidak Ya 2
48 Menerapkan Konsep Ya Ya 1
49 Klasifikasi Ya Ya 1
50 Interpretasi Ya Ya 1
51 Interpretasi Ya Ya 1
52 Interpretasi Ya Ya 1
53 Interpretasi Ya Ya 1
54 Berhipotesis Ya Ya 1
55 Berhipotesis Ya Ya 1
56 Menerapkan Konsep Ya Ya 1
57 Interpretasi Ya Tidak 3
58 Interpretasi Ya Tidak 3
59 Interpretasi Ya Ya 1
60 Interpretasi Ya Tidak 3
61 Interpretasi Ya Tidak 3
62 Interpretasi Ya Ya 1
63 Interpretasi Ya Ya 1
64 Interpretasi Ya Ya 1
65 Interpretasi Ya Ya 1
66 Klasifikasi Ya Tidak 3
67 Klasifikasi Ya Tidak 3
68 Berkomunikasi Ya Tidak 3
69 - Ya Tidak 3
70 Observasi Ya Tidak 3
71 Observasi Ya Ya 1
72 Berhipotesis Ya Tidak 3
73 Menggunakan Alat dan Bahan Ya Tidak 3
74 Mengajukan Pertanyaan Ya Ya 1
75 Berhipotesis Ya Tidak 3
76 Interpretasi Ya Ya 1
77 Berhipotesis Tidak Ya 2
78 Menerapkan Konsep Ya Tidak 3
79 Menerapkan Konsep Tidak Ya 2
80 Menerapkan Konsep Ya Ya 1
81 Interpretasi Ya Ya 1
279
82 Merencanakan Percobaan Ya Ya 1
83 Observasi Tidak Ya 2
84 Observasi Ya Ya 1
85 Menerapkan Konsep Ya Ya 1
86 Observasi Ya Ya 1
87 Menggunakan Alat dan Bahan Ya Ya 1
88 Menggunakan Alat dan Bahan Ya Ya 1
89 Interpretasi Tidak Ya 2
90 Mengajukan Pertanyaan Ya Ya 1
91 Merencanakan Percobaan Ya Ya 1
92 Merencanakan Percobaan Ya Ya 1
93 Menggunakan Alat dan Bahan Ya Ya 1
94 Menerapkan Konsep Ya Tidak 3
95 Menggunakan Alat dan Bahan Ya Ya 1
96 Menggunakan Alat dan Bahan Tidak Ya 2
97 Mengajukan Pertanyaan Ya Ya 1
98 Menerapkan Konsep Ya Ya 1
99 Observasi Ya Ya 1
100 Observasi Ya Ya 1
101 - Ya Tidak 3
102 Klasifikasi Ya Ya 1
103 Klasifikasi Ya Ya 1
104 Observasi Ya Ya 1
105 Berhipotesis Ya Ya 1
106 Klasifikasi Ya Ya 1
107 Mengajukan Pertanyaan Ya Ya 1
108 Observasi Ya Ya 1
109 Klasifikasi Ya Ya 1
110 Menerapkan Konsep Ya Ya 1
111 Mengajukan Pertanyaan Ya Ya 1
112 - Tidak Ya 2
113 Berhipotesis Tidak Ya 2
114 Observasi Ya Ya 1
115 - Ya Ya 1
116 Observasi Ya Ya 1
117 Observasi Ya Ya 1
118 Observasi Ya Ya 1
119 Observasi Ya Ya 1
120 Observasi Ya Ya 1
121 Observasi Ya Ya 1
122 Mengajukan Pertanyaan Tidak Ya 2
123 Prediksi Ya Ya 1
124 Observasi Ya Ya 1
280
125 Observasi Ya Ya 1
126 Menerapkan Konsep Ya Ya 1
127 Menerapkan Konsep Ya Ya 1
128 Observasi Ya Ya 1
129 Observasi Ya Ya 1
130 Observasi Ya Ya 1
131 Observasi Ya Ya 1
132 Observasi Ya Ya 1
133 Observasi Ya Ya 1
134 Observasi Ya Ya 1
135 Observasi Ya Ya 1
136 Observasi Ya Ya 1
137 Observasi Ya Ya 1
138 Observasi Ya Ya 1
139 Berhipotesis Ya Ya 1
140 Prediksi Ya Tidak 3
141 Prediksi Ya Tidak 3
142 Observasi Ya Ya 1
143 Observasi Ya Ya 1
144 Klasifikasi Ya Ya 1
145 Klasifikasi Ya Ya 1
146 Klasifikasi Ya Ya 1
147 Menerapkan Konsep Ya Ya 1
148 Menerapkan Konsep Ya Ya 1
149 Menerapkan Konsep Ya Ya 1
150 Menerapkan Konsep Ya Ya 1
151 Menerapkan Konsep Ya Ya 1
152 Mengajukan Pertanyaan Ya Ya 1
153 Observasi Tidak Ya 2
154 Observasi Ya Ya 1
155 Observasi Ya Ya 1
281
Lampiran D.2
39 Berhipotesis Tidak Ya 2
40 Menerapkan Konsep Ya Ya 1
41 Berkomunikasi Ya Ya 1
42 Berhipotesis Ya Ya 1
43 Berhipotesis Ya Ya 1
44 Interpretasi Ya Ya 1
45 Observasi Ya Ya 1
46 Interpretasi Tidak Ya 2
47 Mengajukan Pertanyaan Ya Ya 1
48 Berhipotesis Ya Ya 1
49 Mengajukan Pertanyaan Ya Ya 1
50 Menerapkan Konsep Ya Ya 1
51 Menerapkan Konsep Ya Ya 1
52 Interpretasi Ya Ya 1
53 Merencanakan Percobaan Ya Ya 1
54 Observasi Ya Ya 1
55 Menerapkan Konsep Tidak Ya 2
56 Observasi Ya Ya 1
57 Menerapkan Konsep Ya Ya 1
58 Merencanakan Percobaan Ya Ya 1
59 Berhipotesis Ya Ya 1
60 Merencanakan Percobaan Ya Ya 1
61 Observasi Ya Ya 1
62 Menggunakan Alat dan Bahan Ya Ya 1
63 Berkomunikasi Ya Ya 1
64 Observasi Ya Ya 1
65 - Ya Tidak 3
66 - Ya Tidak 3
67 Menggunakan Alat dan Bahan Ya Ya 1
68 Klasifikasi Ya Ya 1
69 Menerapkan Konsep Ya Ya 1
70 Klasifikasi Ya Ya 1
71 Klasifikasi Ya Ya 1
72 Observasi Ya Ya 1
73 - Ya Tidak 3
74 Menerapkan Konsep Ya Ya 1
75 Berhipotesis Tidak Ya 2
76 Berhipotesis Ya Ya 1
77 Observasi Ya Ya 1
78 Mengajukan Pertanyaan Ya Ya 1
79 Mengajukan Pertanyaan Ya Ya 1
80 Interpretasi Ya Ya 1
81 Menerapkan Konsep Ya Ya 1
283
Lampiran D.3
Buku A
Pengamat II Pengamat I
Ya Tidak Jumlah Amatan
Ya 122 13 135
Tidak 20 0 20
Total 142 13 155
Buku B
Pengamat I
Ya Tidak Jumlah Amatan
Pengamat
Ya 102 10 112
II
Tidak 5 0 5
Total 107 10 117
𝑆
𝐾𝐾
𝑁 𝑁
Keterangan:
KK = Koefisien Kesepakatan
S =Kecocokan dua pengamat, (I: Ya – II: Ya) dan (I: Tidak – II: Tidak)
Buku KK
A
Rata-Rata ̅̅̅̅
285
E. Surat-Surat Penelitian
Lampiran E.1 Akreditasi SMA se-Kota Serang
Lampiran E.2 Akreditasi MA se-Kota Serang
Lampiran E.3 Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran E.4 Surat Izin Observasi
Lampiran E.5 Surat Izin Penelitian
Lampiran E.6 Surat Keterangan Penelitian MAN 4 Jakarta
Lampiran E.7 Surat Keterangan Pengamat
Lampiran E.8 Surat Balasan Observasi
286
Lampiran E.1
Akreditasi SMA se-Kota Serang
287
Lampiran E.2
Akreditasi MA se-Kota Serang
NAMA STATUS
NO NSM NPSN STATUS
LEMBAGA AKREDITASI
1 131136730001 20623274 Negeri 1 Kota Serang A
2 131136730002 20623275 Negeri 2 Kota Serang A
3 131236730001 20623277 Swasta Ihsaniyah C
4 131236730002 20623278 Swasta Ulumul Qur`an B
DAAR EL
5 131236730003 20623279 Swasta ISTIQOMAH B
6 131236730004 20623280 Swasta Daar al Ilmi B
7 131236730005 20623272 Swasta AL ISLAM C
AL-
8 131236730006 20623271 Swasta FATHANIYAH C
Masarratul
Muta`allimin
9 131236730007 20623273 Swasta Banten B
10 131236730008 20623283 Swasta Ardaniah C
11 131236730009 20623281 Swasta Darunnajah C
12 131236730010 20623285 Swasta Darul Ihsan C
Al-Khairiyah
13 131236730011 20623284 Swasta Pipitan B
14 131236730012 20623276 Swasta Daarul Falah B
Hidayatut
15 131236730013 20623282 Swasta Thalibin C
Al Rahmah
16 131236730014 20622286 Swasta Lebakwangi B
17 131236730015 20622228 Swasta Madarijul Ulum C
18 131236730016 69827799 Swasta Daarul Yaqiin C
Belum
19 131236730020 69827801 Swasta Al Azkia Terakreditasi
DARUL Belum
20 131236730021 69827800 Swasta IRFAN Terakreditasi
Belum
21 131236730022 Swasta Arrahman Terakreditasi
Belum
22 131236730023 Swasta Madani Terakreditasi
288
Lampiran E.3
Surat Bimbingan Skripsi
289
Lampiran E.4
Surat Izin Observasi
290
Lampiran E.5
Surat Izin Penelitian
291
Lampiran E.6
Surat Keterangan Penelitian MAN 4 Jakarta
292
Lampiran E.7
Lampiran E.8
BIODATA PENULIS