SKRIPSI
MAHMUD AL HUDHORI
106016300656
Bismillahirrahmaanirrahiim,
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
senantiasa mencurahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyusun skripsi ini. Oleh karena itu, hanya kepada-Nya segala pengabdian dan
rasa syukur dikembalikan. Tidak lupa shalawat serta salam penulis haturkan
kepada nabi Muhammad SAW, rasul yang mulia.
Sudah kewajiban yang harus diselesaikan bagi mahasiswa (khususnya
mahasiswa UIN) dalam rangka mengakhiri masa studinya, untuk membuat karya
tulis ilmiah berupa skripsi. Alhamdulillah berkat rahmat Allah SWT penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul, “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran
ARCS (Attantion, Relevance, Confidence, Satisfaction) Terhadap Hasil Belajar
Siswa”. Skripsi ini merupakan syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan
program strata 1 (S1) di Program Studi Fisika Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Mengingat jasa-jasa selama melakukan penelitian dan penyusunan skripsi
ini, penulis mendapat bantuan, dorongan, dan arahan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis ingin mengucapkan tertima kasih kepada:
1. Dra. Nurlena,MA.,Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Baiq Hana Susanti, M.Si, Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Iwan Permana Suwarna, M.Pd, Ketua Program Studi Pendidikan Fisika
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu memotivasi
dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan kegiatan kemahasiswaan.
4. Dr. Ahmad Sofian, M.Pd, selaku dosen pembimbing I yang telah menyediakan
waktu, pikiran, dan tenaganya untuk memberikan bimbingan, pengarahan, dan
petunjuknya kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
i
5. Erina Hertanti M.Si, selaku dosen pembimbing II yang telah menyediakan
waktu, pikiran, dan tenaganya untuk memberikan bimbingan, pengarahan, dan
petunjuknya kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
6. Kepala Sekolah, staf, dan guru-guru terutama guru fisika SMA N 86 Jakarta
Selatan yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian, serta siswa-
siswi SMAN 86 Jakarta Selatan khususnya kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 yang
telah menjadi sampel penelitian ini.
7. Bapak H. A. Sani’an dan Ibu Hj. Murnih tercinta yang telah merawat dan
mendidik penulis dengan kasih sayang, memberikan pengorbanan baik
material maupun spiritual yang tidak terhitung nilainya, serta senantiasa
mendorong dan mendo’akan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
8. Istri tercinta yang telah memberikan motivasi, dan meluangkan waktu untuk
menemani penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Teman-teman mahasiswa seperjuangan program Studi Pendidikan Fisika
angkatan 2006 yang terus mendukung dan menyemangati penulis.
10. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini merupakan karya kecil di tengah-
tengah khazanah ilmu pengetahuan yang sangat luas. Namun penulis tetap
berharap semoga skripsi ini dapat menjadi sumbangsih pada Program Studi
Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah khususnya dan masyarakat
umumnya.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT penulis persembahkan semuanya,
semoga kebaikan dan bantuan baik moral maupun material dari semua pihak
diterima Allah SWT sebagai amal shaleh di sisi-Nya dan mendapat balasan yang
berlipat ganda dari-Nya, amin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 5 Januari 2013
Penulis
i
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL................................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...................................................................1
B. Identifikasi Masalah.........................................................................4
C. Pembatasan Masalah........................................................................4
D. perumusan Masalah..........................................................................4
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian.........................................................5
BAB II KAJIAN TEORETIK, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Kajian Teoretik.................................................................................6
1. Model Pembelajaran ARCS ( Attention, Relevance,
Confidence, Satisfaction)...........................................................6
2. Komponen Pembelajaran ARCS................................................8
1. Attantion (perhatian).............................................................8
2. Relevance (relevansi)............................................................10
3. Confidence (percaya diri).....................................................11
4. Satisfaction (rasa bangga).....................................................13
3. Belajar dan Hasil Belajar............................................................18
1. Pengertian Belajar................................................................18
2. Pengertian Hasil Belajar.......................................................18
4. Pembelajaran Fisika....................................................................23
B. Dinamika Rotasi dan Keseimbangan Benda Tegar..........................24
C. Kajian Penelitian Relevan................................................................27
D. Kerangka Pikir..................................................................................31
E. Pengajuan Hipotesis.........................................................................32
i
DAFTAR
v
DAFTAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan sebuah proses mengubah kemandirian, kesadaran
akan tanggung jawab, dan kewajiban dalam hidup manusia. Merubah kemandirian
dan kesadaran akan tanggung jawab harus melalui proses yang lama, karena
pengetahuan dan pengalaman yang baik dan bermakna dalam pendidikan tidaklah
diperoleh manusia begitu saja, tetapi melalui proses belajar. Salah satu
permasalahan pokok dalam proses pembelajaran saat ini yaitu kesulitan siswa
dalam menerima, merespon, serta mengembangkan materi yang diberikan oleh
guru.
Proses belajar dalam pelaksanaannya haruslah sesuai dengan tujuan umum
dari belajar itu sendiri, yaitu mendapat pengetahuan, pemahaman konsep dan
keterampilan, serta pembentukan sikap.1 Sejalan dengan pentingnya pelaksanaan
pendidikan dan pembelajaran berdasarkan tujuan, maka pelaksanaan pembelajaran
dan pendidikan ilmu pengetahuan alam harus memperhatikan faktor-faktor yang
berpengaruh. Faktor-faktor yang berpengaruh tersebut adalah peserta didik,
pendidik dan faktor pendukung.
Faktor dari peserta didik seperti bakat, minat atau kemauan, motivasi dan lain
sebagainya. Faktor dari pendidik seperti penguasaan konsep, cara atau metode
mengajar, penggunaan metode atau model pembelajaran. Faktor pendukung
seperti kondisi lingkungan dan kelengkapan fasilitas pembelajaran.
Dari faktor tersebut di atas, salah satu faktor penting yang mempengaruhi
hasil belajar adalah peranan seorang pendidik. Peranan seorang pendidik inilah
yang harus diperhatikan dalam sebuah pembelajaran, karena pendidik harus dapat
menjadi sebagai informator, organisator, motivator, direktor (pengarah),
inisiator, transmitter, fasilitator, mediator, dan evaluator bagi peserta didik.2
Salah satu peranan pendidik yang sering tidak diperhatikan yaitu sebagai
1
Sardiman, A. M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada;
2011) h. 26 - 28
2
Ibid., h. 144 - 146
1
2
3
Hamoraon, “Model ARCS Keller”, http://stkippgringanjuk.blogspot.com/2011/03/model-
arcs-keller.html, diakses pada 10 Agustus 2012
4
Penyampaian materi dari guru tidak akan terasa monoton, tetapi bervariasi
dengan memberikan contoh-contoh yang relevan dengan kejadian yang sering
mereka hadapi sehari-hari, dengan hal tersebut diharapkan siswa akan termotivasi
mempelajari fisika. Tidak hanya itu, psikologis mereka juga akan terlatih untuk
lebih percaya diri agar dapat bersaing untuk lebih maju.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk meneliti mengenai
pengaruh penggunaan model ARCS (attention, relevance, confidence,
satisfaction) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep dinamika rotasi dan
keseimbangan benda tegar.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, beberapa masalah
di identifikasikan sebagai berikut:
1. Kurangnya minat, motivasi, dan rasa percaya diri siswa pada pelajaran fisika
karena metode pembelajaran yang kurang memperhatikan konsep fisika yang
diajarkan.
2. Kurangnya kemampuan kognitif siswa dalam mengaitkan konsep dasar yang
satu dengan konsep dasar yang lain dimana memiliki keterkaitan dalam satu
konsep dinamika rotasi dan keseimbangan benda tegar.
3. Hasil belajar yang belum maksimal karena proses pembelajaran yang belum
optimal.
C. Pembatasan Masalah
Untuk mengatasi permasalahan siswa dalam memahami konsep yaitu, dalam
hal hasil belajar siswa pada konsep dinamika rotasi dan keseimbangan benda
tegar, maka penelitian ini menggunakan model pembelajaran ARCS (Attention,
Relevance, Confidence, Satisfaction) dengan melihat peningkatan hasil belajar
berdasarkan aspek kognitifnya. Peningkatan tersebut berdasarkan tingkat
pemahaman siswa yang bersandarkan pada taksonomi Bloom yang direvisi
meliputi jenjang C1 sampai dengan C4 yaitu, pengetahuan hingga daya analisis
soal pada konsep dinamika rotasi dan keseimbangan benda tegar.
5
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah
dikemukakan, maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah
penggunaan model pembelajaran ARCS (Attention, Relevance, Confidence,
Satisfaction) berpengaruh terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep
dinamika rotasi dan keseimbangan benda tegar?”.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran
ARCS terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep dinamika rotasi dan
keseimbangan benda tegar.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Memberikan informasi mengenai model pembelajaran ARCS
2. Memberikan informasi alternatif model guna meningkatkan mutu pendidikan
pembelajaran.
3. Memberikan referensi bagi peneliti lain untuk dapat mengembangkan dan
memperbaiki model pembelajaran ARCS dalam penerapannya.
BAB II
KAJIAN TEORETIK, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Kajian Teoretik
1. Model Pembelajaran ARCS (Attention, Relevance, Confidence,
Satisfaction)
Model ARCS didasarkan pada hasil penelitian John Keller pada tahun 1987
yang mengembangkan suatu model pembelajaran berbasis pada motivasi dan
lingkungan belajar siswa. Model pembelajarn ini dinamakan model ARCS yang
merupakan singkatan dari Attention, Relevance, Confidence, dan Satisfaction.
Model pembelajaran ini secara sistematis digunakan untuk mengembangkan
strategi motivasi agar menjadi lebih spesifik2.
1
Norhasimi, “Model Motivasi ARCS”,
http://ihashimi.aurasolution.com/model_motivasi_arcs.htm , diakses pada 10 Agustus 2012
2
Charles B. Hodges. Designing to Motivate: Motivational Techniques to Incorporate in E-
Learning Experiences. The Journal of Interactive Online Learning Volume 2. Number 3. ISSN:
1541-4914, h. 4
6
7
yang dapat digunakan oleh pendidik untuk memberi umpan balik tentang
ketertarikan dan kebutuhan siswa3.
3
Supakit Wongwiwatthananukit dan Nicholas G. Popovich. Applying the ARCS Model of
Motivational Designe to Pharmaceutical Education. American Journal of Pharmaceutical
Education Vol. 64, Summer 2000 h.191
4
Mei-Mei Chang dan James D. Lehman. Learning Foreign Languange through an Interactive
Multimedia Program: An experimental Study on The Effects of the Relevance Component of the
ARCS Model. CALICO Journal, 20 (1), p-p 81 – 98: 2002, h. 83
5
Hermann Astleitner, Associate Professor and Peter Lintner, M.A. The Effects Of ARCS-
Strategies On Self-Regulated Learning With Instructional Texts. (AUSTRIA, Departemen of
Educational Reasearch Akademiestrasse 26 A 5020 Salzburg:2003), h. 361
8
a. Attention (perhatian)
Terdapat beberapa prinsip penting yang harus diketahui oleh seorang guru
yang berkaitan dengan perhatian, yaitu:
1) Perhatian seseorang tertuju atau diarahkan pada hal-hal yang baru, hal-
hal yang berlawanan dengan pengalaman yang didapat selama hidupnya.
2) Perhatian seseorang tertuju dan tetap berada dan diarahkan pada hal-hal
yang dianggap rumit, selama kerumitan tersebut tidak melampaui batas
kemampuan orang tersebut.
6
Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2010),
h. 105
7
Ibid., h. 106-107
9
Perhatian siswa terhadap materi pelajaran akan muncul karena didorong oleh
rasa ingin tahu. Oleh sebab itu rasa ingin tahu penting dalam proses pembelajaran
dan perlu mendapat rangsangan sehingga siswa akan memberikan perhatian
selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Menurut Sri Esti Wuryani
Djiwandono ada beberapa langkah untuk meningkatkan perhatian siswa dalam
proses pembelajaran, yaitu:
3) Tanyakan kepada siswa mengapa mata pelajaran ini penting untuk mereka.
8
Hamoraon, “Model ARCS Keller”, http://stkippgringanjuk.blogspot.com/2011/03/model-
arcs-keller.html, diakses pada 10 Agustus 2012
1
8) Gunakan gerakan, sikap tubuh dan perubahan nada suara dengan berjalan di
antara siswa-siswa, berbicara pelan, dan kemudian tegas.
b. Relevance (relevansi)
Dengan tujuan yang jelas mereka akan mengetahui kemampuan apa yang
akan dimiliki dan pengalaman apa yang akan didapat. Mereka juga akan
mengetahui kesenjangan antara kemampuan yang telah dimiliki dengan
kemampuan baru itu sehingga kesenjangan tadi dapat dikurangi atau bahkan
dihilangkan sama sekali.
9
Sri Esti Wuryani Djiwandono. Psikologi Pendidikan, (Malang: Grasindo. 2002), h. 159-
1
1) Keingintahuan (curiosity)
2) Keterbukaan terhadap pengalaman (openness to experience)
3) Dorongan mencari sensasi (sensation seeking)
4) Kecenderungan bosan (boredom propeness)
5) Keluasan minat (breadth of interest). 11
10
Hamoraon , Loc.
1
Siswa yang sudah memiliki minat dan termotivasi dalam belajar maka
semakin besar kemungkinan untuk berhasil. Motivasi dapat menghasilkan
11
Muji Astuti, Siswati, Imam Setyawan, Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pembelajaran
Kontekstual dengan Minat Belajar Matematika Pada Siswa Kelas VII Smp Negeri 18 Semarang.
Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro. h. 7-9.
1
6) Berilah umpan balik yang relevan selama proses pembelajaran agar siswa
mengetahui pemahaman dan prestasi belajar mereka sejauh ini. 12
penguatan yang dapat memberikan rasa bangga dan puas pada siswa adalah
penting dan perlu dalam kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan teori kebanggaan, rasa puas dapat timbul dari dalam diri individu
sendiri yang disebut kebanggaan intrinsik di mana individu merasa puas dan
bangga telah berhasil mengerjakan, mencapai atau mendapat sesuatu. Kebanggaan
dan rasa puas ini juga dapat timbul karena pengaruh dari luar individu, yaitu dari
orang lain atau lingkungan yang disebut kebanggaan ekstrinsik. Seseorang merasa
bangga dan puas karena apa yang dikerjakan dan dihasilkan mendapat
penghargaan baik bersifat verbal maupun nonverbal dari orang lain atau
lingkungan.
1) hanya diberikan pada anak yang telah mendapatkan prestasi yang baik,
13
Rusdiana Hamid, Reward dan Punishment Dalam Perspektif Pendidikan Islam, Ittihad
Jurnal Kopertis Wilayah XI Kalimantan, Volume 4 No.5 April 2006, h. 67
14
Ibid., h. 69
1
2) Mendorong anak agar selalu melakukan perbuatan yang lebih baik lagi.
Sesederhana apapun reward yang diberikan, sangat berarti bagi siswa untuk
meningkatkan motivasi dan semangat belajar dan prestasinya, brasal dari
kepuasan yang didapat sehingga meningkatkan rasa percaya diri siswa nantinya.
15
Ibid., h. 69
16
Ibid., h. 69 - 71
1
dilakukan dengan cara yang bervariasi tapi masih tetap mengacu pada prinsip
perbedaan individual siswa sehingga keseluruhan siswa dapat menangkap tujuan
dan manfaat pembelajaran yang akan disajikan serta dapat mengetahui hubungan
atau keterkaitan antara materi pembelajaran yang disajikan dengan pengalaman
belajar siswa tersebut.
3) Menyampaikan materi pelajaran (R)
Pada langkah ini, guru menyampaikan materi pembelajaran secara jelas dan
terperinci. Penyampaian materi ini dilakukan dengan cara atau strategi yang dapat
memotivasi siswa yaitu dengan cara menyajikan pembelajaran tersebut dengan
menarik sehingga dapat menumbuhkan atau menjaga perhatian siswa,
memberikan keterkaitan antara materi pembelajaran yang disajikan dengan
pengalaman belajar siswa ataupun berhubungan dengan kehidupan sehari-hari
siswa, menumbuhkan rasa percaya diri siswa dengan cara memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya, memberikan tanggapan, ataupun
mengerjakan latihan soal dan menciptakan rasa puas di dalam diri siswa dengan
cara memberikan penghargaan atas kinerja atau hasil kerja siswa.
4) Menggunakan contoh-contoh yang konkrit (A dan R)
Pada langkah ini, guru memberikan contoh-contoh yang nyata serta ada
hubungannya dengan kehidupan sehari-hari siswa sehingga siswa merasa tertarik
untuk mengikuti pembelajaran. Adapun manfaat yang didapatkan dari
penggunaan contoh yang konkrit ini adalah siswa mudah memahami materi yang
disajikan dan mudah mengingat materi tersebut. Tujuan penggunaan contoh yang
konkrit ini adalah untuk menumbuhkan atau menjaga perhatian siswa (attention)
dan memberikan kesesuaian antara pembelajaran yang disajikan dengan
pengalaman belajar siswa ataupun kehidupan sehari-hari siswa (relevance).
5) Memberi bimbingan belajar (R)
Pada langkah ini, guru memotivasi dan mengarahkan siswa agar lebih mudah
dalam memahami materi pembelajaran yang disajikan. Secara langsung, langkah
ini dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa sehingga siswa tidak merasa ragu
dalam memberikan respon ataupun mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan
oleh guru. Pemberian bimbingan belajar ini juga bermanfaat bagi siswa-siswa
1
17
Hamoraon, http://learningtheori.wordpress.com/2010/03/08/model-arcs-keller/, diakses
pada 10 Agustus 2012
1
a. Pengertian Belajar
Tingkah laku memiliki unsur subjektif dan unsur motoris, yaitu rohani dan
jasmani. Tingkah laku manusia ini terdiri dari sejumlah aspek yang apabila
manusia mengalami proses belajar, maka akan tampak perubahan pada aspek-
aspek tersebut. Adapun aspek-aspek tersebut adalah: (1) Pengetahuan, (2)
Pengertian, (3) Kebiasaan, (4) Keterampilan, (5)Apresiasi, (6) Emosional, (7)
Hubungan sosial, (8) Jasmani, (9) Etis atau budipekerti, (10) Sikap.19
Apabila seseorang sudah mengalami suatu proses pembelajaran, maka akan
terlihat perubahan pada salah satu atau beberapa pada aspek tingkah laku tersebut.
b. Pengertian Hasil belajar
Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi di dalam proses belajar
mengajar yang tolak ukurnya diamati dari dua sisi yang berbeda yaitu, dari sisi
guru dan sisi siswa. Dari sisi guru, tindakan mengajar diakhiri dengan evaluasi
hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan
puncak proses belajar.20
Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri
siswa yang terdiri dari beberapa aspek yang telah disebutkan di atas. Hasil belajar
juga merupakan pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-
18
Slameto, Belajar dan Faktor - faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta:Rineka Cipta, 2010),
h. 2
19
Oemar Hamalik, Proses belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), h. 30
20
Dimyati dan Mudjiono, Balajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Asdi Mahasatya, 2006), h.
3-4.
1
Hasil belajar siswa yang baik diperoleh tidak dengan cara mudah, terdapat
beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya proses dalam kegiatan
pembelajaran dan faktor-faktor yang mempengaruhi siswa. Berikut beberapa
proses dan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar.
c. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya, seperti akan tahan lama
diingat, membentuk perilaku bermanfaat untuk mempelajari aspek lain,
kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri dan mengembangkan
kreativitasnya.
21
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004), h. 31
2
b. Faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan, terutama
kualitas pengajaran. 22
Menurut Gagne terdapat lima kategori dalam hasil belajar siswa yaitu,
informasi verbal, kecakapan intelektual, strategi kognitif, sikap dan
keterampilan.23 Menurut Bloom perubahan perilaku yang diperoleh karena proses
belajar haruslah memiliki penilaian dalam tiga ranah sebagai penilaian hasil
belajar siswa, yaitu bagaimana berpikir (ranah kognitif), bagaimana bersikap dan
merasakan sesuatu (ranah afektif) dan bagaimana berbuat (ranah psikomotorik). 24
Ketiga ranah ini dijabarkan sebagai berikut:
Anas,
22
2011, “Pengertian Hasil Belajar Menurut Para Ahli”,
http://mbegedut.blogspot.com/2011/02/pengertian-hasil-belajar-menurut-
para.html#.UUhQuGe86Nk pada tanggal 12 Februari 2013
23
Ibid,
24
Supriyadi, dkk. 2011, “Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Sekolah Menengah
Atas”, (Jakarta: Universitas Negeri Jakarta), hal.294
2
b. Ranah Psikomotor
25
Supriyadi, dkk. Ibid., h. 294-295
c. Ranah Afektif
27
Supriyadi, dkk. Ibid., h.
2
4. Pembelajaran Fisika
Pembelajaran fisika adalah bagian dari ilmu alam. Menurut Kemble dalam
Sigit Suryono Ilmu alam secara klasikal dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
Menurut Abu Hamid dalam Sigit Suryono secara garis besar pembelajaran
fisika adalah sebagai berikut:
a. Proses belajar fisika bersifat untuk menentukan konsep, prinsip, teori, dan
hukum-hukum alam, serta untuk dapat menimbulkan reaksi, atau jawaban
yang dapat dipahami dan diterima secara objektif, jujur dan rasional.
28
Sigit Suryono, Hakikat Pembelajaran Fisika, http://ciget.info/?p=291 pada tanggal 12
Februari 2013
29
Ibid.
30
2
belajar fisika yang kondusif, agar murid secara fisik dan psikologis dapat
melakukan proses eksplorasi untuk menemukan konsep, prinsip, teori, dan
hukum-hukum alam serta menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kajian gerak dalam fisika terbagi menjadi dua yang dibedakan berdasarkan
penyebab terjadinya gerak atau tidak. Ilmu yang mempelajari tentang gerak tanpa
memperhatikan penyebabnya disebut dengan kinematika, sedangkan ilmu yang
mempelajari gerak dengan melihat penyebabnya disebut dinamika.
Pada gerak linear sebuah benda dapat bergerak karena dipengaruhi oleh
gaya, begitu juga pada gerak rotasi. dapat melakukan gerak karena dipengaruhi
gaya. Namun gerak yang menyebabkan benda bergerak rotasi berbeda dengan
gaya yang menyebabkan benda bergerak secara linear.
31
Ibid.,
32
Abdul Haris Humaidi dan Maksum, Fisika SMA/MA Kelas XI, (Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departeman Pendidikan Nasional, 2009) h. 168
2
L F
F. sin α
lengan gaya diperoleh dari penguraian panjang batang terhadap arah gaya
yang membentuk sudut sehingga harus di jadikan tegak lurus, maka:
τ = L Sin α x F
τ = F Sin α x L
τ = momen gaya
d = lengan momen
L = panjang benda
F = gaya
Keseimbangan benda tegar tersusun dari dua frase kata, yaitu keseimbangan
dan benda tegar. Jika besar momen gaya sama besar maka dikatakan dalam
keadaan keseimbang rotasi33, dapat disimpulkan apabila besar gaya yang
mempengaruhi suatu benda memiliki nilai yang sama baik searah sumbu x, sumbu
33
Abdul Haris Humaidi dan Maksum , Ibid.,
2
33
Abdul Haris Humaidi dan Maksum , Ibid.,
2
y, atau rotasinya. Sedangkan benda tegar adalah benda yang bentuknya tidak
berubah ketika diberi gaya luar.34
Bentuk keseimbangan yang dipelajari pada keseimbangan benda tegar ini
adalah bentuk keseimbangan statis yaitu benda tidak melakukan gerak rotasi
maupun gerak translasi atau benda dalam keseimbnagan rotasi dan keseimbangan
translasi.35
Keseimbangan translasi tercapai apabila resultan gaya yang bekerja sama
dengan nol.
ΣF = 0
34
Abdul Haris Humaidi dan Maksum , Ibid., h.181
35
Abdul Haris Humaidi dan Maksum , Ibid., h.182
36
Abdul Haris Humaidi dan Maksum , Ibid., h.186-187
37
Abdul Haris Humaidi dan Maksum , Ibid.,
2
benda tersebut, pada benda bidang datar berhubungan dengan luas bidang
tersebut, sedangkan untuk 3 dimensi berhubungan dengan volum benda tersebut.
Aplikasi dari materi ini banyak diterapkan dan juga dipelajari pada bidang seperti
kedokteran, arsitek, otomotif, dan sebagainya.
38
A. A Mas Megawati Pertiwi, “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Arcs (Attention,
Relevance, Confidence, Satisfaction) Berbantuan Media Interaktif Berbasis Animasi Kartun Untuk
Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Pada Mata Pelajaran TIK SMA N 3
Singaraja Tahun Ajaran 2011/2012”. Universitas Pendidikan Ganesha Volume 1, Nomor 2, Juni
2012 ISSN 2252-9063
39
Hung-Chang Liao dan Ya-huei Wang. Applying The ARCS Motivation Model In
Technological And Vocational Education (Chung-Shan Medical University: 2008). Diambil dari
Contemporary Issues In Education Research. Vol 1. No.2.
2
Penelitian yang dilakukan oleh Mei-Mei Chang dan James D. Lehman, dengan
judul penelitiannya Learning Foreign Language through an Interactive Multimedia
Program: An Experimental Study on the Effects of the Relevance Component of
the ARCS Models. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah, bahwa guru harus dapat
merealisasikan setiap teknik di kelas, sehingga menjadi sebuah strategi yang
efektif untuk mengembangkan kemampuan pendagogik siswa dalam belajar
bahasa.40
Penelitian yang dilakukan oleh Sang H song dan John M. Keller dengan judul
penelitiannya, Effectiveness of Motivationally Adaptive Computer-Assisted
Instruction on the Dynamic Aspects of Motivation. Hasil penelitiannya
menjelaskan, walaupun terdapat keterbatasan dalam bentuk dasar pengembangan
pelajaran, diperoleh hasil bahwa desain motivasi ARCS dapat menyesuaikan
dengan pembelajaran seperti CAI. Begitu juga cara belajar yang ditampilkan oleh
model ARCS dapat diterapkan secara efektif untuk model motivasi CAI tersebut.
Dengan kata lain penelitian menggunakan model ARCS dapat dipastikan canggih
dan efektif penerapannya dalam menyesuaikan dengan desain motivasi yang
lain.42
40
Mei-Mei Chang and James D. Lehman. Learning Foreign Language through an Interactive
Multimedia Program: An Experimental Study on the Effects of the Relevance Component of the
ARCS Models. (Calico Journal: 2002). Diambil dari Calico Journal 20 (1) Volume 20 Number 1p-
p.
41
Supakit Wongwiwatthananukit dan Nicholas G. Popovich, Applying the ARCS model of
motivational Design to Apharmaceutical Education, American Journal of Pharmaceutical
Education Vol. 64, Summer 2000.
42
Sang H song dan John M. Keller. Effectiveness of Motivationally Adaptive Computer-
Assisted Instruction on the Dynamic Aspects of Moitivation. ETR&D, Vol. 49, No.2.2001, ISSN
1042-1629.
3
Penelitian yang dilakukan oleh Yuhsun edward shih dan Dennis mills dengan
judul penelitiannya, Setting the New Standard with Mobile Computing in Online
Learning. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa model pembelajaran Shih’s
Mobile adalah model yang bersandarkan kepada model ARCS. Langkah-langkah
yang dilakukan yaitu, attention (pesan multimedia), relevance (pencarian web dan
rekan-rekan diskusi), confidence (rekan-rekan diskusi dan bercerita dalam digital)
satisfaction (Simulasi permainan). Hasil penelitian ini dapat disimpulkan, bahwa
model pembelajaran Shih’s Mobile membantu memotivasi dan melibatkan peserta
didik untuk aktif online secara terbimbing.43
Penelitian yang dilakukan oleh Yi-Chia Cheng dan Hsin-Te Yeh dengan judul
penelitiannya, From Concepts Of Motivation To Its Application In Instructional
Design: Reconsidering Motivation From An Instructional Design Perspective.
Dalam penelitian ini Keller dan Kopp berpendapat bahwa model ARCS bukan
43
Yuhsun Edward Shih dan Dennis Mills. Setting the New Standard with Mobile Computing
in Online Learning. (USA: Capella University. 2007). Diambil dari International Review of
Research in Open and Distance Learning Vol. 8, No. 2. ISSN: 1492-3831
44
Charles B. Hodges. Designing to Motivate: Motivational Techniques to Incorporate in E-
Learning Experiences. (Virginia Tech: 2004). Diambil dari The Journal of Interactive Online
Learning Volume 2. Number 3. ISSN: 1541-4914
3
Penelitian yang dilakukan oleh John M. Keller dengan judul, First Principles
Of Motivation To Learn And E3-Learning, hasil penelitian ini menunjukan
terdapatnya pengaruh yang positif terhadap rasa percaya diri dan prestasi siswa.
Hasil penelitian ini juga menunjukan terdapat peningkatan hasil belajar pada kelas
eksperimen.46
45
Yi-Chia Cheng dan Hsin-Te Yeh. From concepts of motivation to its application in
instructional design: Reconsidering motivation from an instructional design perspective. (USA:
Blackwell Publishing, 2009). Diambil dari British Journal of Educational Technology Vol 40 No
4. doi:10.1111/j.1467-8535.2008.00857.x
46
John M. Keller. First principles of motivation to learn and e3-learning.(USA. Routledge:
2008). Diambil dari Distance Education. Vol. 29, No. 2, August 2008, 175–185
47
Jale BALABAN-SALI. Designing Motivational Learning Systems In Distance Education.
(Turkey. Anadolu university: 2008). Diambil dari Turkish Online Journal of Distance Education-
TOJDE July 2008 ISSN 1302-6488 Volume: 9 Number: 3 Article 13
3
hanya untuk siswa dengan nilai SOE rendah. Siswa dengan SOE tinggi model
ARCS ini tidak perlu dilaksanakan karena keyakinan berhasil, dan motivasi untuk
sukses yang mereka peroleh sudah tinggi.48
D. Kerangka Pikir
Tidak hanya dari faktor guru tetapi dari faktor konsep pelajaran yang
dipelajari membutuhkan analisa yang cukup tinggi, keterkaitan konsep satu
dengan yang lain sehingga memberikan kesan bahwa konsep tersebut terasa sulit,
salah satu contoh pelajaran fisika pada konsep dinamika rotasi dan keseimbangan
benda tegar yang berhubungan dengan kinematika gerak, gerak melingkar, dan
48
Hermann Astleitner dan Manuela Ihufnagl. The Effects of Situation-Outcome-Expectancies
and of ARCS-Strategies on Self-Regulated Learning with Web-Lectures. (Austria. University of
Salzburg: 2003. Diambil dari JA. of Educational Multimedia and Hypermedia (2003) 12(4), 361-
376
3
E. Pengajuan Hipotesis
B. Metode Penelitian
Metode penelitian dilakukan dengan menggunakan quasi experiment
(eksperimen semu) yaitu penelitian yang tidak dapat memberikan kontrol penuh.
Penggunaan metode ini dilakukan dengan membagi dua kelompok yaitu,
kelompok eksperimen dan kontrol. Dalam metode ini kelompok kontrol tidak
dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang
mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.
C. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent Kontrol Group
Design, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dipilih secara
random1. Desain penelitian tersebut dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Group Pretest Treatment Posttest
Experimen O1 X1 O2
Kontrol O1 X0 O2
Keterangan:
X1 = Pembelajaran yang menggunakan model ARCS
X0 = Pembelajaran yang menggunakan model
konvensional O1 = Hasil tes instrumen sebelum diberi
perlakuan
O2 = Hasil tes setelah diberikan perlakuan
1
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : Alfabeta, 2011), h.116
33
3
E. Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu:
1. Variabel independen (bebas) adalah model pembelajaran, yaitu pembelajaran
ARCS. Variabel ini disimbolkan dengan huruf X.
2. Variabel dependen (terikat) adalah hasil belajar fisika siswa. Variabel ini
disimbolkan dengan huruf Y.
digunakan untuk mengukur sejauh mana siswa menguasai dan memahami materi
yang telah diberikan.
Tes hasil belajar yang akan diberikan kepada siswa merupakan tes objektif
berupa tes tertulis, yaitu tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) yang berbentuk
soal pilihan ganda yang terdiri atas 20 soal dengan 5 pilihan (A, B, C, D, dan E).
Sebelum tes ini diberikan kepada siswa, diujicobakan terlebih dahulu untuk
mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda dan taraf kesukarannya.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes. Tes adalah alat atau
prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam
suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah di tentukan. Tes yang
digunakan adalah tes objektif berupa soal pilihan ganda pada konsep dinamika
rotasi dan keseimbangan benda yang terdiri dari 5 option. Sebelum tes ini
diberikan, terlebih dahulu diuji cobakan untuk diketahui validitas, reliabilitas,
daya pembeda, dan taraf kesukaran tiap butir soal. Bentuk penilaiannya adalah
dengan memberikan nilai 1 pada tiap butir soal yang di jawab benar dan nilai 0
pada tiap butir soal yang di jawab salah. Kisi-kisi instrumen tes dapat dilihat pada
tabel 3.2. berikut ini:
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian
H. Kalibrasi Instrumen
Sebelum instrumen diberikan kepada sampel, instrumen terlebih dahulu dikalibrasi. Kalibrasi instru
1. Pengujian Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kesahihan
suatu instrumen. Sebuah instrumen tes dikatakan valid apabila instrumen tes
tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur4. Cara yang digunakan
4
Suharsimi Arikunto. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996),
3
Mp Mt p
rbis xq
SD
Keterangan:
rbis = Koefisien korelasi biserial
Mp = Mean pada tes dari peserta tes yang memilki jawaban
benar Mt = Mean total
St = Simpangan baku skor total
p = Proporsi peserta tes yang jawabannya benar pada soal
q = selisih bilangan 1 dengan p
Untuk mengetahui valid atau tidaknya butir soal, maka hasil perhitungan
rbis dibandingkan dengan rtabel. Jika hasil perhitungan rbis ≥ rtabel, maka soal
tersebut valid. Jika hasil perhitungan rbis < rtabel, maka soal tersebut dinyatakan
tidak valid.
Berdasarkan penjelasan di atas, hasil uji validitas instrumen tes pada
penelitian ini dapat dilihat pada tabel di bawah:
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen
Statistik Item Soal
Jumlah Soal 35
Jumlah Siswa 22
Nomor Soal Valid 1,2,6,8,9,11,12,13,16,17,20,21,22,23,24
,25,28,29,31,32
Jumlah Soal Valid 20
Presentase soal valid (%) 57,14%
2. Pengujian Reliabilitas
Untuk memperoleh data yang dipercaya, instrumen penelitian yang
digunakan harus reliabel atau dapat dipercaya. Suatu tes dapat dikatakan
mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan
5
Ibid., h.
3
hasil yang tetap.6 Reliabilitas tes pada penelitian ini menggunakan rumus KR-
20 sebagai berikut:7
𝑘 𝑆𝐵2 − ∑ 𝑝𝑞
𝑟 =( )( )
i 𝑘−1 𝑆𝐵2
Keterangan:
rii = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir soal yang valid
SB2 = Standar deviasi dari tes (akar varians)
p = proporsi subjek yang menjawab soal dengan benar
q = proporsi subjek yang menjawab soal dengan salah
∑pq = jumlah hasil perkalian p dan q
3. Daya Pembeda
Daya pembeda digunakan untuk mengetahui kemampuan butir soal
dalam membedakan kelompok siswa antara kelompok siswa yang memiliki
kemampuan tinggi dengan kelompok siswa yang memiliki kemampuan
rendah.8
Untuk mengetahui daya beda soal digunakan rumus sebagai berikut9:
D P P BA BB
A B
JA JB
Keterangan:
D = indeks daya pembeda
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab
benar
6
Ibid., h. 83
7
Ibid., h. 98
8
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet.9
9
Ibid., h.
3
h. 211
9
Ibid., h.
4
Berdasarkan hasil perhitungan daya pembeda uji coba instrumen tes hasil belajar fisika, akan dip
Tabel 3.6 Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen
Item Soal
Kriteria Soal Jumlah Soal Presentase (%)
Sangat jelek 2 5,71%
Jelek (poor) 15 42,86%
Cukup (satisfactory) 13 37,14%
Baik (good) 5 14,29%
Baik Sekali (excellent) 0 0%
Jumlah 35 100%
4. Taraf Kesukaran
Taraf kesukaran adalah ukuran dengan menggunakan suatu bilangan yang menunjukan sukar
B
P
Js
10
Ibid., h. 218
40 Ibid., h.
4
Keterangan:
P = indeks kesukaran
B = jumlah siswa yang menjawab soal tersebut dengan benar
Js = jumlah total peserta didik
41 Ibid.,
4
Keterangan:
xi = skor data tunggal
x = rata-rata data tunggal
S = simpangan baku data tunggal
5) Dengan mengacu pada tabel distribusi normal baku, tentukan besar
peluang untuk masing-masing nilai Z berdasarkan tabel Z ditulis dengan
F(Zi) yang mempunyai rumus: F(Zi) = 0,5 Zi
6) Hitung selisih absolut F(Z i ) dan S(Z i ) pada masing-masing data
antara
1) Menentukan Hipotesis
H0 : Variansi populasi homogen
H1 : Variansi populasi tidak homogen
2) Bagi data menjadi dua kelompok
3) Cari masing-masing kelompok nilai simpangan
bakunya Tentukan Fhitung dengan rumus13:
2
S1
hitung
F 2
S2
Jika Fhitung < Ftabel maka H0 diterima, yang berarti variansi populasi kedua
variabel homogen.
Jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak, yang berarti variansi populasi kedua
variabel tidak homogen.
3. Uji Hipotesis
Setelah dilakukan uji prasyarat dan bila data homogen serta berdistribusi
normal. Kemudian dilakukan pengujian hipotesis, data akan dianalisis dengan
menggunakan Uji”t”, dengan rumus sebagai berikut:
X X 2
t 1
11
S
n 1n 2
dimana:
( n 1) S 2
( n 1) S 2
2 1 1 2 2
S
n n 2
1 2
Keterangan :
X = rata-rata data kelompok eksperimen
1
Hasil perhitungan thitung dibanding dengan ttabel pada taraf signifikansi 0,05,
dengan kriteria:
Ho ditolak apabila thitung > ttabel, dan Ha diterima.
Ho diterima apabila thitung < ttabel, dan Ha ditolak
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Dari tabel di atas, pada kelas eksperimen terdapat 11,1% (4 orang) siswa
memperoleh nilai dalam rentang 20 –26, 11,1% (4 orang) siswa memperoleh
nilai dalam rentang 27 –33, 44,4% (16 orang) siswa memperoleh nilai dalam
rentang 34 –40, 25% ( 9 orang) siswa memperoleh nilai dalam rentang 41 –
47, 2,78% (1 orang) siswa memperoleh nilai dalam rentang 48–54, dan 5,56%
(2 orang) siswa memperoleh nilai dalam rentang 55 –61. Pada kelas kontrol
terdapat 13,89% (5 orang) siswa memperoleh nilai dalam rentang 20–26,
22,22% (8 orang) siswa memperoleh nilai dalam rentang 27–33, 33,33% (12
orang) siswa memperoleh nilai dalam rentang 34–40, 11,11% (4 orang) siswa
memperoleh nilai dalam rentang 41–47, 11,11% (4 orang) siswa memperoleh
nilai dalam rentang 48–54, dan 8,33% (3 orang) siswa memperoleh nilai
dalam rentang 55–61.
43
4
Berikut adalah tabel data statistik nilai pretes siswa pada kelas eksperimen
dan siswa pada kelas kontrol:
Tabel 4.2 Perbandingan Data Statistik Nilai Pretes Siswa Pada Kelas
Eksperimen dan Siswa Pada Kelas Kontrol
Nilai Pretes Siswa
No Data Statistik
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
1. Nilai Maksimum 55 60
2. Nilai Minimum 20 20
3. Mean 38,33 37,78
4. Median 37,25 34,5
5. Modus 37,5 46,17
6. Standar Deviasi 8,194 10,59
7. Varians 67,142 112,148
Dari tabel di atas, pada kelas eksperimen diperoleh nilai maksimum adalah
55,00, nilai minimum adalah 20,00, nilai mean data adalah 38,33, nilai
median data adalah 37,25, nilai modus data adalah 37,5, nilai standar deviasi
adalah 8,194, dan nilai varians adalah 67,142. Pada kelas kontrol diperoleh
nilai maksimum adalah 60,00, nilai minimum adalah 20,00, nilai mean data
adalah 37,78, nilai median data adalah 34,5, nilai modus data adalah 46,17,
nilai standar deviasi adalah 10,59, dan nilai varians adalah 112,148.
3. 61 – 68 5 5
4. 69 – 76 14 14
5. 77 – 84 6 3
6. 85 – 92 4 2
Jumlah (Σ) 36 36
Dari tabel di atas, pada kelas eksperimen terdapat 5,6% (2 orang) siswa
memperoleh nilai dalam rentang 45 –52, 13,9% (5 orang) siswa memperoleh
nilai dalam rentang 53 –60, 13,9% (5 orang) siswa memperoleh nilai dalam
rentang 61 – 68, 38,9% (14 orang) siswa memperoleh nilai dalam rentang 69
–76, 16,7% (6 orang) siswa memperoleh nilai dalam rentang 77– 84, dan
11,1% (4 orang) siswa memperoleh nilai dalam rentang 84 –92. Pada kelas
kontrol terdapat 16,7% (6 orang) siswa memperoleh nilai dalam rentang 45 –
52, 16,7% (6 orang) siswa memperoleh nilai dalam rentang 53– 60, 13,7% (5
orang) siswa memperoleh nilai dalam rentang 61– 68, 38,9% (14 orang) siswa
memperoleh nilai dalam rentang 69 – 76, 8,3% (3 orang) siswa memperoleh
nilai dalam rentang 77–84, dan 5,6% (2 orang) siswa memperoleh nilai dalam
rentang 60–67.
Berikut adalah tabel data statistik nilai postes siswa pada kelas eksperimen
dan siswa pada kelas kontrol:
Tabel 4.4 Perbandingan Data Statistik Nilai Postes Siswa Pada
Kelas Eksperimen dan Siswa Pada Kelas Kontrol
Nilai Postes Siswa
No Data Statistik
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
1. Nilai Maksimum 85 85
2. Nilai Minimum 50 45
3. Mean 70,70 65,97
4. Median 69 69
5. Modus 67,5 71,65
6. Standar Deviasi 9,94 11,45
7. Varians 98,79 131,17
4
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan kepada dua kelas, yaitu kelas ekperimen dan
kelas kontrol. Masing-masing kelas dilakukan uji normalitas untuk pretes dan
postes. Dalam hal ini uji normalitas yang digunakan adalah Lilliefors.
Keputusan diambil berdasarkan ketentuan pengujian normalitas, yaitu: jika
Lhitung < Ltabel, maka data terdistribusi normal dan sebaliknya, jika Lhitung > Ltabel,
maka data terdistribusi tidak normal.
Berikut adalah tabel perbandingan hasil perhitungan uji normalitas pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol:
Dari tabel di atas, pada kelas eksperimen, Lhitung nilai pretes siswa
adalah 0,1257 dan Lhitung nilai postes siswa adalah 0,0819. Ltabel nilai pretes dan
postes siswa adalah 0,1443. Karena Lhitung < Ltabel, maka dapat
4
disimpulkan bahwa data nilai pretes terdistribusi normal. Hasil postes pada
kelas eksperimen menunjukan Lhitung< Ltabel , maka dapat disimpulkan bahwa
nilai postes terdistribusi normal. Pada kelas kontrol, Lhitung nilai pretes siswa
adalah 0,1253 dan Lhitung nilai postes siswa adalah 0,0847. Ltabel nilai pretes dan
postes siswa adalah 0,1443. Karena Lhitung < Ltabel, maka dapat disimpulkan
bahwa data nilai pretes terdistribusi normal. Hasil postes pada kelas
eksperimen menujukan Lhitung < Ltabel maka dapat disimpulkan bahwa data nilai
postes terdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan pada nilai pretes dan nilai postes pada
masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dalam hal ini uji
homogenitas yang digunakan adalah Uji F. Keputusan diambil berdasarkan
ketentuan pengujian homogenitas, yaitu jika Fhitung < Ftabel, maka nilai pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah homogen . Sebaliknya, jika Fhitung
> Ftabel, maka nilai pada kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah tidak
homogen.
Berikut adalah tabel perbandingan hasil perhitungan uji homogenitas
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol:
Dari tabel di atas, Fhitung nilai pretes siswa pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol adalah 0,598. Karena Fhitung < Ftabel, maka dapat disimpulkan
bahwa data nilai pretes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah
4
homogen. Fhitung nilai postes siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
adalah 0,753. Karena Fhitung < Ftabel, maka dapat disimpulkan bahwa data nilai
postes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah homogen.
c. Uji Hipotesis
Uji hipotesis diujikan pada nilai pretes dan nilai postes pada masing-
masing kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dalam hal ini uji hipotesis yang
digunakan adalah uji t. Keputusan diambil berdasarkan ketentuan pengujian
hipotesis, yaitu jika thitung < ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak, dan jika
thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Berikut adalah tabel perbandingan hasil uji analisis data nilai pretes dan
nilai postes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol:
Tabel 4.7 Hasil Uji Analisis Data Nilai Postes Pada Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol
Hasil Postes Siswa
No. Statistik Data
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
1. Sampel 36 36
2. Mean 70,70 65,97
3. thitung 1,87
4. ttabel 1,66
5. Kesimpulan Berbeda
Dari tabel di atas, nilai thitung untuk hasil pretes siswa pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol adalah 0,104, karena nilai t hitung < ttabel, maka H0
diterima dan Ha ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa kemampuan awal
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak berbeda. Nilai thitung untuk
hasil postes siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 1,87,
karena nilai thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan setelah diberikan
pembelajaran dengan menggunakan metode pengajaran yang berbeda antara
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Rata-rata hasil belajar kelas eksperimen
lebih besar dibandingkan hasil belajar kelas kontrol, artinya model
4
B. Pembahasan
Dari hasil uji hipotesis pada kelas eksperimen diperoleh thitung sebesar
1,87 dan ttabel sebesar 1,66 karena thitung > ttabel ( > ), artinya Ha diterima dan Ho
ditolak. Uji hipotesis ini menggunakan taraf signifikansi 0,05. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran ARCS (Atantion,
Relevance, Confidence, Satisfaction) dalam proses pembelajaran memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar fisika siswa. Hasil ini didukung
dari hasil postes, untuk kelas eksperimen diperoleh rata-rata sebesar 70,70,
sedangkan kelas kontrol memperoleh rata-rata sebesar 65,97.
Adanya pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar fisika siswa
membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran ARCS pada kelas
eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan dengan kelas
kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvesional. Model
pembelajaran ARCS dapat membuat siswa tertarik untuk mempelajari fisika,
mereka juga mengetahui kegunaan fisika dalam kehidupan sehari-hari, sehingga
membuat mereka lebih percaya diri untuk dapat bersaing di dalam kelas dengan
hasil belajar yang dapat mereka banggakan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian
Hung Chang Liao dan Ya Huei Wang, yang menyatakan bahwa penerapan model
motivasi ARCS untuk desain instruksional dapat membawa efek positif pada
kepuasan siswa selama mengikuti pelajaran, baik dari segi instruksi, metode yang
digunakan, kualitas guru yang mengajar, iklim kelas, penilaian yang diperoleh,
dan kepuasan secara keseluruhan1.
Pembelajaran ARCS, dapat meningkatkan pemahaman konsep karena
materi yang disampaikan tidak terlalu banyak, sehingga siswa menjadi lebih
mudah mengingat dan memahami materi. Model ARCS juga dapat meningkatkan
1
Hung-Chang Liao dan Ya-huei Wang. Applying The ARCS Motivation Model In
Technological And Vocational Education (Chung-Shan Medical University: 2008). Diambil dari
Contemporary Issues In Education Research. Vol 1. No.2. hal.53
5
2
Mei-Mei Chang and James D. Lehman. Learning Foreign Language through an Interactive
Multimedia Program: An Experimental Study on the Effects of the Relevance Component of the
ARCS Models. (Calico Journal: 2002). Diambil dari Calico Journal 20 (1) Volume 20 Number 1p-
p. Hal.95
3
Sardiman A.M. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2011), h. 99
5
permasalahan yang berkaitan dengan materi. Pada akhirnya siswa menjadi lebih
tertarik dan membantu mereka lebih mudah untuk memahami materi yang sedang
dipelajari, sehingga mampu meningkatkan hasil belajar.
Selain itu model pembelajaran ARCS juga mengembangkan sikap
kompetisi antar kelompok. Kompetisi akan memacu semangat setiap anggota
kelompok untuk memberikan kesimpulan-kesimpulan dari suatu kejadian
berdasarkan materi yang diajarkan sehingga pemahaman mereka menjadi lebih
nyata.
Menurut Awoniyi, dkk dalam Hamoraon menjelaskan bahwa ARCS
memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:4
Kelebihan model ARCS adalah:
1. Memberikan petunjuk : aktif dan memberi arahan tentang apa yang harus
dilakukan oleh siswa
2. Cara penyajian materi dengan model ARCS ini bukan hanya dengan teori
yang penerapannya kurang menarik.
3. Model motivasi yang diperkuat oleh rancangan bentuk pembelajaran berpusat
pada siswa
4. Penerapan model ARCS meningkatkan motivasi untuk mengulang kembali
materi lainnya yang pada hekekatnya kurang menarik
5. Penilaian menyeluruh terhadap kemampuan-kemampuan yang lebih dari
karakteristik siswa-siswa agar strategi pembelajaran lebih efektif.
Kekurangan model ARCS adalah:
1. Hasil afektif siswa sulit dilinai secara kuantitatif
2. Perkembangan secara berkeseinambuangan melalui model ARCS ini sulit
dijadikan penilaian.
4
Hamoraon, “Model ARCS Keller”, http://learningtheori.wordpress.com/2010/03/08/model-
arcs-keller/, diakses pada 10 Agustus 2012
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan model pembelajaran ARCS (Attantion, Relevance, Confidence,
Satisfaction) terhadap hasil belajar fisika siswa. Hal ini didukung oleh hasil rata-
rata postes (70,70) kelas eksperimen yang diajarkan dengan model pembelajaran
model ARCS lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata postes (65,97) kelas
kontrol yang diajarkan dengan pembelajaran konvesional. Dari hasil uji-t pada
kelas eksperimen diperoleh thitung sebesar 1,87 dan ttabel sebesar 1,66, karena thitung
> ttabel (1,87 > 1,66), maka Ha diterima dan Ho ditolak. Hasil pengujian hipotesisi
uji-t pada taraf signifikansi 0,05.
B. Saran
Saran yang diajukan dalam penelitian ini yaitu:
1. Pembelajaran fisika dengan menggunakan model ARCS (Attantion,
Relevance, Confidence, Satisfaction) untuk meningkatkan hasil belajar
siswa layak diteraapkan di kelas sebagai variasi dalam pembelajaran baik
sebagian atau seluruhnya, karena model ARCS merupakan unsur-unsur
motivasi yang dapat menumbuhkan minat dalam diri siswa.
2. Guru dapat menjadikan model pembelajaran ARCS (Attantion, Relevance,
Confidence, Satisfaction) sebagai salah satu alternatif penggunaan dalam
proses pembelajaran di kelas. Sebaiknya model pembelajaran ARCS tidak
hanya diterapkan pada konsep dinamika rotasi dan keseimbangan benda
tegar saja, tetapi bisa digunakan untuk konsep fisika yang lain yang
memiliki contoh nyata yang dapat di terpkan dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya pada konsep gaya gesek, usaha dan energi, momentum impuls.
3. Agar proses pembelajaran berjalan dengan efektif, sebaiknya dalam
pelaksanaan model pembelajaran ARCS (Attantion, Relevance,
Confidence, Satisfaction) guru harus lebih tepat memilih metode-metode
52
53
Cheng, Yi-Chia dan Hsin-Te Yeh, 2009, “From concepts of motivation to its
application in instructional design: Reconsidering motivation from an
instructional design perspective”, USA: Blackwell Publishing, dalam
British Journal of Educational Technology, Vol. 40, No. 4,
doi:10.1111/j.1467-8535.2008.00857.x
54
5
Humaidi, Abdul Haris dan Maksum, 2009, Fisika SMA/MA Kelas XI, Jakarta:
Pusat Perbukuan, Departeman Pendidikan Nasional
Liao, Hung-Chang dan Ya-huei Wang, 2008, “Applying The ARCS Motivation
Model In Technological And Vocational Education”, Chung-Shan Medical
University, dalam Contemporary Issues In Education Research, Vol. 1,
No. 2
Sardiman, A.M, 2011, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada
Shih,Y.E dan Dennis Mills, 2007, “Setting the New Standard with Mobile
Computing in Online Learning”, USA: Capella University, dalam
International Review of Research in Open and Distance Learning, Vol. 8,
No. 2, ISSN: 1492-3831
Supriyadi, dkk. 2011, Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Sekolah
Menengah Atas, Jakarta: Universitas Negeri Jakarta
I. Tujuan Pembelajaran
– Siswa dapat menunjukkan momen gaya atau torsi.
– Siswa dapat menjelaskan pengaruh torsi pada sebuah benda dalam kaitannya dengan gerak
rotasi.
– Siswa dapat menunjukkan pengaruh momen kelembaman terhadap gerak rotasi.
Meliputi
Energi Ep = m . g . h Ek = ½ m . v2
Momentum GLBB
Gerak Melingkar
P=m.v ω = 2Π . f atau Π Vt = Vo ± a . t
𝑇 S= Vo . t ± ½ a. t2 Vt2 = Vo2 ± a . S
v=ω.R
a linear = α . R
asentripetal = ω2. R atau 𝑉2
𝑅 Berkaitan dengan
Hk. Newton
∑F = 0
∑F = m . a
∑Faksi = ∑F reaksi
τ=I.α
5
III. Metode Pembelajaran
Model ARCS
VI. Penilaian
– Pengamatan keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan guru, kinerja keterampilan
dalam melakukan peragaan serta penilaian sikap, minat, dan tingkah laku siswa di dalam
kelas
Jawaban Kuis
1. V = ω R
2. P = m . v
3. Ek = ½ m v2
4. Contohnya: memukul sesuatu menggunakan kepalan tangan, membuka baut dengan
menggunakan kunci pas, dsb.
5. ada 3 hukum newton, yaitu:
- Hukum I newton (kelembaman): ∑F = 0
- Hukum II Newton: ∑F = m . a
- Hukum III Newton: ∑Faksi = ∑Freaksi
..............., .............................
Mengetahui,
Guru Fisika Peneliti
–––––––––––––––– –––––––––––––––––
NIP: NIM:
6
I. Tujuan Pembelajaran
– Siswa dapat memformulasikan momentum sudut dan menerapkannya dalam
menyelesaikan masalah.
– Siswa dapat menerapkan hukum kekekalan momentum dalam berbagai keadaan yang
berkaitan dengan gerak rotasi
– Siswa dapat menganalisis gerak pada gasing yang sedang berputar.
– Siswa dapat menganalsis dan memformulasikan energi kinetik pada gerak rotasi.
I1 . ω1 + I2 . ω2 = I1 . ω1’ + I2 . ω2’
Berhubungan dengan
Menghasilkan
V. Alat/Bahan/Sumber Belajar
Alat-Alat/Bahan : netbook, infokus, sound sistem
Sumber : Buku Fisika Dasar SMA 2B (Tiga Serangkai)
Sarana/Media : papan tulis, spidol
6
VI. Penilaian
– Pengamatan keaktifan siswa dalam beriskusi dan menjawab pertanyaan, kinerja dalam
kelompok serta penilaian sikap, minat, dan tingkah laku siswa di dalam kelas.
– Tugas berupa pekerjaan rumah.
..............., .............................
Mengetahui,
Guru Fisika Peneliti
I. Tujuan Pembelajaran
– Siswa dapat menganalisa dan mengungkap analogi hukum II Newton tentang gerak
translasi dan gerak rotasi.
Katrol
aplikasinya Bidang miring
Tegangan tali Torsi Momen Inersia GLBB Gerak Melingkar Energi Mekanik
τ=F. I = k . M . R2 Vt = Vo ± a . t ω = 2Π . f atau Π EM1 = EM2
R S = Vo . t ± ½ a. t2 𝑇
Ep1 + Ek1 = Ep2 + Ek2
Vt2 = Vo2 ± a . S v=ω.R
Aplikasi pada a linear = α . R
hukum
2
Newton 𝑉
asentripetal = ω . R atau
2
𝑅
Benda bergerak naik T – W = m . a Diperoleh hubungan Berkaitan dengan
Benda bergerak turun τ=I.α
W–T=m.a
Energi kinetik Total Energi Potensial
Ek = ½ m . v 2 (k + 1) Ep = m . g . h
6
III. Metode Pembelajaran
Model ARCS
V. Alat/Bahan/Sumber Belajar
VI. Penilaian
– Pengamatan keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan guru, kinerja keterampilan
dalam bekerja kelompok dan penilaian sikap, minat, dan tingkah laku siswa di dalam
kelas
..............., .............................
Mengetahui,
Guru Fisika Peneliti
–––––––––––––––– –––––––––––––––––
NIP: NIM:
6
I. Tujuan Pembelajaran
– Menganalisis keseimbangan partikel (keseimbangan titik).
– Siswa dapat menunjukkan dan pusat massa dalam suatu garis.
– Siswa dapat menunjukkan dan menentukan pusat massa pada suatu bidang.
– Siswa dapat menunjukkan dan menentukan pusat massa dalam suatu ruang.
– Siswa dapat menunjukkan dan menentukan pusat massa benda homogen yang berbentuk
garis atau busur, bidang, kulit homogen, dan pejal homogen.
Aplikasinya
Keseimbangan pada partikel Titik berat pada garis Titik berat pada ruang
𝑥𝑜 = 𝑥1 . 𝑙1 + 𝑥2 . 𝑙2 + ⋯ Titik berat pada bidang
W𝑇1𝑇2 𝑥𝑜 = 𝑥1 . 𝑉1 + 𝑥2 . 𝑉2 + ⋯
= = 𝑥1 . 𝐴1 + 𝑥2 . 𝐴2 + ⋯
sin 𝖺sin 𝛽sin 𝛾 𝑙1 + 𝑙2 + ⋯ 𝑥𝑜 = 𝑉1 + 𝑉2 + ⋯
𝐴1 + 𝐴2 + ⋯
𝑦𝑜 = 𝑦1 . 𝑙1 + 𝑦2 . 𝑙2 + ⋯ 𝑦1 . 𝐴1 + 𝑦2 . 𝐴2 + ⋯ 𝑦𝑜 = 𝑦1 . 𝑉1 + 𝑦2 . 𝑉2 + ⋯
𝑙1 + 𝑙2 + ⋯ 𝑦𝑜 = 𝐴1 + 𝐴2 + ⋯
𝑉1 + 𝑉2 + ⋯
Macam-macam
Macam-macam
Prisma : yo = ½ . t - Segitiga : yo = 1 . 𝑡
Tabung : y = 3
o ½.t
- Jajar genjang, persegi, dan persegi panjang : yo = ½ . t
Limas : yo = ¼ . t 2𝑡𝑎𝑙i 𝑏𝑢𝑠𝑢𝑟 𝐴𝐵
Kerucut : yo = ¼ . t - Bidang juring lingkaran : yo = 3 𝗑 𝑏𝑢𝑠𝑢𝑟 𝐴𝐵
- Setengah bola : yo = 3 . 𝑅 - Setengah lingkaran : y = 4𝑅
8 o
2𝜋
7
III. Metode Pembelajaran
Model ARCS
V. Alat/Bahan/Sumber Belajar
Alat-Alat/Bahan : Kartu remi, paku, uang kertas dan koin.
Sumber : Buku Fisika Dasar SMA 2B (Tiga Serangkai)
Sarana/Media : infokus, netbook, papan tulis, dan spidol
VI. Penilaian
– Pengamatan keaktifan siswa dalam menjawab tantangan dari guru, kinerja keterampilan
siswa dalam melakukan peragaan (demonstrasi) serta penilaian sikap, minat, dan tingkah
laku siswa di dalam kelas.
– Tugas
..............., .............................
Mengetahui,
Guru Fisika Peneliti
–––––––––––––––– –––––––––––––––––
NIP: NIM:
7
I. Tujuan Pembelajaran
– Siswa dapat menganalisa keseimbangan dan hubungannya dengan hukum Newton dari
berbagai bentuk benda dalam kehidupan sehari-hari.
– Siswa dapat menentukan dan merumuskan titik berat suatu benda.
PETA
Dianalisis melalui
Hukum Newton
Torsi
Syarat
Syarat
∑τ = 0
∑Fy = 0 ∑Fx = 0
Analisis menggunakan
Vektor
7
III. Metode Pembelajaran
Model ARCS
VI. Penilaian
– Pengamatan keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan saat melakukan tanya jawab atau
diskusi, kinerja keterampilan dalam melakukan peragaan (demonstrasi) serta penilaian
sikap, minat, dan tingkah laku siswa di dalam kelas
..............., .............................
Mengetahui,
Guru Fisika Peneliti
–––––––––––––––– –––––––––––––––––
NIP: NIM:
7
I. Tujuan Pembelajaran
– Siswa dapat menunjukkan momen gaya atau torsi.
– Siswa dapat menjelaskan pengaruh torsi pada sebuah benda dalam kaitannya dengan
gerak rotasi.
– Siswa dapat menunjukkan pengaruh momen kelembaman terhadap gerak rotasi.
– Beberapa siswa mencoba menjawab pertanyaan yang diberikan guru mengenai alat
yang menggunakan prinsip kerja momen gaya.
– Guru menjelaskan sub materi selanjutnya yaitu momen inersia dan macam-macam
momen inersia pada beberapa benda tegar.
– Guru meminta siswa untuk mencatat dan menghafal momen inersia masing-masing
benda tegar dan bertanya kepada beberapa siswa untuk memastikan apakah mereka
sudah menghafal atau belum.
– Guru menjelaskan keterkaitan antara torsi dan momen inersia beserta percepatan sudut
Kegiatan Akhir
Guru meminta perwakilan siswa untuk menyimpulkan dan guru melangkapi atau
memberi penekanan pada materi momen gaya dan momen inersia, diteruskan dengan
pemberian tugas mandiri, serta tugas membaca dan memahami materi berikutnya.
V. Alat/Bahan/Sumber Belajar
Alat-Alat/Bahan : Spidol dan penghapus
Sumber : Buku Fisika Dasar SMA 2B (Tiga Serangkai)
Sarana/Media : Papan tulis
VI. Penilaian
– Pengamatan keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan saat tanya jawab, penilaian
sikap, minat, dan tingkah laku siswa di dalam kelas
– Kuis
Contoh Soal Kuis
1. Tuliskan persamaan hubungan kelajuan linear dengan kelajuan sudut pada gerak
melingkar.
2. Tuliskan hukum newton dan rumus percepatan ketika benda berada pada bidang
miring yang kasar.
3. Tuliskan rumus untuk mencari percepatan sudut pada gerak melingkar beraturan
4. Tuliskan rumus momentum
5. tuliskan rumus energi kinetik.
Jawaban Kuis
1. V = ω R
2. I: ΣF = 0, II: ΣF = m . a, III: ΣFaksi = ΣFreaksi
a = w sin α – f / m
3. α = a/R
4. P = m.v
5. Ek= ½ m v2
..............., .............................
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Fisika
–––––––––––––––– –––––––––––––––––
NIP: NIP:
7
I. Tujuan Pembelajaran
– Siswa dapat memformulasikan momentum sudut dan menerapkannya dalam
menyelesaikan masalah.
– Siswa dapat menerapkan hukum kekekalan momentum dalam berbagai keadaan yang
berkaitan dengan gerak rotasi
– Siswa dapat menganalisis gerak pada gasing yang sedang berputar.
– Siswa dapat menganalsis dan memformulasikan energi kinetik pada gerak rotasi.
– Guru menjelaskan materi energi kinetik dengan menganalogikan antara energi kinetik
linear dengan energi kinetik rotasi.
– Guru meminta siswa untuk berkelompok bersama teman semeja untuk menurunkan
rumus energi kinetik gabungan antara EKtranslasi dengan EKrotasi.
– Siswa melakukan diskusi untuk menyelesaikan tugas guru.
Kegiatan Akhir
Dengan cara tanya jawab, siswa memberikan kesimpulan dan guru memberi
penekanan materi momentum sudut dan energi kinetik rotasi, diteruskan dengan
pemberian tugas mandiri, tugas membaca dan memahami materi berikutnya.
V. Alat/Bahan/Sumber Belajar
Alat-Alat/Bahan : Spidol dan penghapus
Sumber : Buku Fisika Dasar SMA 2B (Tiga Serangkai)
Sarana/Media : Papan tulis
VI. Penilaian
– Pengamatan keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan saat melakukan tanya jawab
atau diskusi, kinerja keterampilan dalam melakukan peragaan serta penilaian sikap,
minat, dan tingkah laku siswa di dalam kelas
– Tugas
..............., .............................
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Fisika
–––––––––––––––– –––––––––––––––––
NIP: NIP:
8
I. Tujuan Pembelajaran
– Siswa dapat menganalisa dan mengungkap analogi hukum II Newton tentang gerak
translasi dan gerak rotasi.
II. Materi Ajar
– hubungan momen gaya, momen inersia, percepatan sudut dan energi yang diaplikasikan
pada hukum Newton.
Materi di atas saling berkaitan antara satu dengan yang lain, ketika suatu benda dengan
momen inersia tertentu melakukan gerak melingkar yang diakibatkan oleh sutau gaya yang
mendorongnya, sehingga menghasilkan sebuah torsi dan bergerak melingkar dengan
kecepatan tertentu, perubahan kecepatan (percepatan) dari benda tersebut menghasilkan
perubahan energi.
III. Metode Pembelajaran
1. Informasi/ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab
IV. Langkah-Langkah
Pembelajaran Kegiatan Awal
Guru membuka pelajaran dengan menanyakan pengertian dan rumus konsep materi
yang minggu lalu siswa pelajari.
Kegiatan Inti
– Guru meminta kepada siswa mendiskusikan soal kuis untuk menurunkan rumus
materi hukum newton pada benda saat di bidang datar, bidang miring, katrol, dan
gabungan dengan membagi menjadi 5 kelompok.
– Siswa berdiskusi dan menyelesaikan tugas diskusi.
– Guru meminta tiap perwakilan kelompok menjelaskan hasil diskusinya
– Guru memberikan penghargaan berupa nilai lebih bagi kelompok yang jawabannya
paling baik
– Guru menjelaskan soal kuis tersebut dan kemudian mengaitkan dengan materi
dinamika rotasi.
Kegiatan Akhir
Guru meminta perwakilan siswa menyimpulkan dan guru memberi penekanan pada
materi yang telah dipelajari pada pertemuan ini, diteruskan dengan pemberian tugas
mandiri dan membaca dan memahami materi berikutnya.
V. Alat/Bahan/Sumber Belajar
Alat-Alat/Bahan : spidol dan penghapus
Sumber : Buku Fisika Dasar SMA 2B (Tiga Serangkai)
Sarana/Media : Papan tulis
8
VI. Penilaian
– Pengamatan keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan saat melakukan tanya jawab
atau diskusi, kinerja keterampilan dalam melakukan peragaan (demonstrasi) serta
penilaian sikap, minat dan tingkah laku siswa di dalam kelas
– Kuis
– Tugas
Contoh Soal Kuis
Lengkapi gaya-gaya yang bekerja pada gambar di bawah ini serta turunkan rumus
percepatannya jika permukaan benda tersebut kasar!
M1
1. 4. M2>M1
F
α
M2
2. 5. M2>M1
3. M1
M2
M1 M2
α
..............., .............................
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Fisika
–––––––––––––––– –––––––––––––––––
NIP: NIP:
8
I. Tujuan Pembelajaran
– Menganalisis keseimbangan partikel (keseimbangan titik).
– Siswa dapat menunjukkan dan pusat massa dalam suatu garis.
– Siswa dapat menunjukkan dan menentukan pusat massa pada suatu bidang.
– Siswa dapat menunjukkan dan menentukan pusat massa dalam suatu ruang.
– Siswa dapat menunjukkan dan menentukan pusat massa benda homogen yang
berbentuk garis atau busur, bidang, kulit homogen, dan pejal homogen.
II. Materi Ajar
Keseimbangan Partikel (Keseimbangan Benda Tegar)
Sebuah benda tegar dikatakan dalam kesetimbangan jika benda itu tidak mengalami
perubahan gerak translasi maupun gerak rotasi. Artinya, benda itu tidak mengalami
percepatan translasi dan tidak pula mengalami percepatan sudut.
III. Metode Pembelajaran
1. Informasi/ceramah
2. Demonstrasi
3. Diskusi dan tanya jawab
IV. Langkah-Langkah
Pembelajaran Kegiatan Awal
Guru membuka pelajaran yang diteruskan dengan tanya jawab untuk mengetahui
sejauh mana pemahaman siswa tentang benda di katakan seimbang.
Kegiatan Inti
– Guru memberikan informasi (ceramah) yang diikuti tanya jawab untuk menjelaskan
keseimbangan partikel (keseimbangan titik) pada garis, bidang datar dan bidang volum
serta bagaimana memahami cara perumusannya.
– Guru melakukan demonstrasi di depan kelas untuk menunjukkan keseimbangan suatu
benda yang bentuknya tidak teratur.
– Guru meminta perwakilan siswa membuat suatu bidang datar yang tak beraturan dan
meminta 2 orang perwakilan siswa untuk mendemonstrasikan cara menentukan titik
berat bidang datar tersebut.
Kegiatan Akhir
Guru meminta siswa menyimpulkan dan guru memberi penekanan materi yang telah
disampaikan pada pertemuan ini, diteruskan dengan pemberian tugas mandiri, membaca
dan memahami materi berikutnya.
8
V. Alat/Bahan/Sumber Belajar
Alat-Alat/Bahan : Kertas, gunting, benang, penggaris, jarum, spidol dan
penghapus Sumber : Buku Fisika Dasar SMA 2B (Tiga Serangkai)
Sarana/Media : Papan tulis, potongan kertas dengan bentuk tidak teratur yang
digantung oleh benang
VI. Penilaian
– Pengamatan keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan saat melakukan tanya jawab
atau diskusi, kinerja keterampilan dalam melakukan peragaan (demonstrasi) serta
penilaian sikap, minat, dan tingkah laku siswa di dalam kelas.
..............., .............................
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Fisika
–––––––––––––––– –––––––––––––––––
NIP: NIP:
8
..............., .............................
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Fisika
53o F
C3
Jika diketahui panjang batang tersebut
adalah 6 m, dan gaya yang diberikannya
adalah 20 N. Berapakah besar torsi batang
tersebut jika (sin 53o = 0,8 dan cos 53o =
0,6)?
a. 96 Nm
b. 84 Nm
c. 72 Nm
d. 61 Nm
e. 50,5 Nm
a. 1 kg m2
b. 3 kg m2
c. 9 kg m2
d. 15 kg m2
e. 27 kg m2
Mengaplikasika 7. Perhatikan gambar di bawah ini! Dik: m = 2 kg
n momen 2kg L=4m
inersia yang Dit: I...?
terletak pada Jawab:
ujung segitiga 4m Karena lengan tidak tegak
dengan acuan lurus terhadap sumbu x
sumbu putar maka lengan menjadi:
adalah alasnya. X L = √42 − 22 = 2√3 m
Sebuah benda bermassa 2 kg di letakkan di
ujung sebuah bangun yang berbentuk I = m . r2
segitiga sama sisi dengan panjang sisi 4 m. = 2 . (2√3)2 C4
Jika benda tersebut di putar terhadap sumbu = 2 . 4. 3
X seperti pada gambar di samping, tentukan = 24 kgm2 (E)
momen inersia dari benda tersebut!
a.
4 √3 kg m2
b.
4 kg m2
c.
12 √3 kg m2
d.
12 kg m2
e.
24 kg m2
τ =I.α
f.r = ½ m. r2.a/r
f = ½.100.5
μ.m.g = 250
μ . 1000 = 250
μ = 0,25 (C)
Mengetahui 15. Apa yang terjadi jika seorang penari balet Ketika tangan penari di
tentang yang mula-mula merentangkan lipat momen inersia akan
momentum tangannya ketika berputar tiba-tiba menjadi kecil dikarnakan
sudut melipat tangannya? lengan terhadap poros putar
a. Kecepatan berputarnya semakin menjadi kecil, akan tetapi
melambat kecepatan berputar akan C1
b. Kecepatan berputar semakin cepat semakin cepat, karena
c. Massa penari balet bertambah inersia benda dengan
d. Massa penari balet berkurang kecepatan berbanding
e. Salah semua terbalik (B)
L=I.ω
9
Mengaplikasika 17. Bola pejal (k = 2/5) yang mula-mula diam Dik: k = 2/5
n prinsip lalu bergerak dengan kecepatan sudut 5 ωo = 0 rad/s
momentum rad/s. Jika diketahui bola pejal tersebut ωt = 5 rad/s
sudut pada bola memiliki massa 2 kg dan jari-jari 10 cm, m = 2 kg
pejal yang tentukanlah momentum sudut bola pejal r = 10 cm = 0,1m
bergerak tersebut! Dit: L ...? C3
melingkar a. 1 x 10-2 kg m2 rad/s Jawab:
b. 2 x 10-2 kg m2 rad/s L = I .ω t
c. 3 x 10-2 kg m2 rad/s = k . m . r2 . ω t
d. 4 x 10-2 kg m2 rad/s = 2/5 . 2 . (0,1)2 . 5
e. 5 x 10-2 kg m2 rad/s = 4 x 10-2 kg m2 rad/s (D)
Menganalisis 18. Bola pejal dengan momen inersia 2 kg m2 Dik: Bola Pejal (k = 2/5)
momentum melakukan 10 putaran tiap detiknya, I = 2 kg m2
sudut suatu tentukanlah besar momentum sudut bola f = 10 Hz
bola pejal pejal tersebut? Dit: L ...?
dengan a. 10 π kg m2 rad/s Jawab:
C4
memperhatikan b. 20 π kg m2 rad/s L=I.ω
frekuensi c. 30 π kg m2 rad/s = I . (2π . f)
putarannya d. 40 π kg m2 rad/s = 2 . (2 π . 10)
e. 50 π kg m2 rad/s = 40 π kg m2 rad/s (D)
9
Menganalisa 19. Dua buah roda, yaitu roda A dan roda B Dik: IA = 3 kg m2
kejadian sehari- yang masing-masing memiliki momen IB = 2 kg m2
hari inersia sebesar 3 kg m2 dan 2 kg m2. Mula- ωA = 1 rad/s
berdasarkan mula roda A berputar dengan kecepatan ωB = 3 rad/s
prinsip hukum sudut 1 rad/s sedangkan roda B 3 rad/s, Dit ωAB ...?
kekekalan jika kemudian roda A dan B digabung Jawab:
momentum menjadi seporos. Berapakah besar Maka persamaan hukum
sudut. kecepatan sudut gabungan roda A dan B kekekalan momentum C4
tersebut? menjadi.
a. 0,9 rad/s L = L’
b. 1,8 rad/s IA . ωA + IB . ωB = (IA+ IB)ω’
c. 2,7 rad/s 3 . 1 + 2 . 3 = (3+2) ω’
d. 3,6 rad/s 3 + 6 = 5 ω’
e. 4,5 rad/s 9/5 = ω’
ω’ = 1,8 rad/s (B)
Menganalisis 26. Tentuka besar torsi yang terjadi ketika Dik: Silinder Pejal (k=1/2)
torsi yang sebuah silinder pejal yang bermassa 2 m = 2 kg
bekerja pada kg dan berjari-jari 10 cm, menuruni r = 10 cm = 0,1 m
sebuah benda bukit dengan sudut kemiringan 37o dan θ = 37O
yang bergerak kekasaran lintasan sebesar 0,25! (g = μ = 0,25
berputar dan 10 m/s2) g = 10 m/s2
linear pada a. 0,1 Nm Dit: τ ...?
sebuah bidang b. 0,2 Nm Jawab:
miring. c. 0,3 Nm τ=I.α
d. 0,4 Nm f.r = k.m.r2.a/r
e. 0,5 Nm f = k.m.a . . .(1)
C4
F-f = m .a (subtitusi per 1)
Wsinθ = m.a + k.m.a
m.g sin37O = a.m.(1+k)
g.sin37o = a (1+k)
a = g.sin37o/(1+k)
a = 10. 3/5 /(1 + ½)
a = 4 m/s2...(2)
τ =k.m.r2.a/r(subtitusi per 2)
= ½ x 2 x 0,1 x 4
= 0,4 Nm (D)
9
a = WA-WB/(mA+mB+kMk)
a = 20 – 10 / (2+1+ ½ .4)
a = 10 / 5
a = 2 m/s2 (B)
Menganalisis 28. Bola pejal (k = 2/5) bermassa 5 kg, Dik: k = 2/5
besar kecepatan menggelinding menuruni sebuah m = 5 kg
pada sebuah bidang miring dengan ketinggian 21 h = 21 m
benda yang m. Tentukanlah besar kecepatan g = 10 m/s2
bergerak pada silinder pejal tersebut saat berada di Dit...v ? C4
bidang miring dasar bidang miring!(g = 10 m/s2) Jawab:
a. 5 m/s EM1 = EM2
b. 5√3 m/s Ep = Ektotal
c. 10 m/s m.g.h = ½ m.v2 (k+1)
9
(D)
Menganalisis 30. Sebuah kotak digantung seperti Penyelesaian:
gaya tegangan pada gambar di bawah. Sistem T1x = T1.sin60o
tali pada benda dalam keadaan seimbang. Besar = ½ √3 T1
yang berada gaya tegangan pada kedua tali T1y = T1. Cos 60o
dalam posisi adalah? = ½ T1
setimbang T2x = T2. Cos 30o
T1 T2 = ½ √3 T2 C4
60o T2y = T2. sin 30o
30o = ½ T2
ΣFx = 0
T2x – T1x = 0
T2x = T1x
600 N
10
a. T1 > T2 ½ √3 T2 = ½ √3 T1
b. T1 < T2 T2 = T1 (E)
c. T1 = 1 √2 T2
2
d. T1 = 1 T2
2
e. T1 = T2
Menentukan 31. Perhatikan gambar di bawah ini. Titik berat bangun tersebut
titik berat sutu untuk sumbu Y bernilai
bidang datar Y tetap berdasarkan
pemahaman sehingga bisa
kita tentukan yaitu: ½ x 2 =
2
1
Maka jawabannya adalah
X (B)
4 7
C2
4R
10
Xt Xt2
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 22 484
1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 19 361
0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 16 256
0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 16 256
0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 12 144
0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 8 64
1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18 324
0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 19 361
0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 16 256
0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 14 196
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 20 400
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 20 400
0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 13 169
0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 8 64
0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 16 256
0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 16 256
1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 11 121
0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 17 289
1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 23 529
0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 17 289
0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 4
1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 22 484
8 15 19 15 17 15 9 6 17 11 10 16 0 9 0 345 5963
27 20 16 20 18 20 26 29 18 24 25 19 35 26 35
0.364 0.682 0.864 0.682 0.773 0.682 0.409 0.273 0.773 0.500 0.455 0.727 0.000 0.409 0.000
1.227 0.909 0.727 0.909 0.818 0.909 1.182 1.318 0.818 1.091 1.136 0.864 1.591 1.182 1.591
15.682 15.682 15.682 15.682 15.682 15.682 15.682 15.682 15.682 15.682 15.682 15.682 15.682 15.682 15.682
160 274 343 271 304 267 144 128 309 180 187 284 0 141 0
20 18.266667 18.052632 18.066667 17.882353 17.8 16 21.333333 18.176471 16.363636 18.7 17.75 0 15.666667 0
0.54433 0.86603 1.08972 0.86603 0.97183 0.86603 0.58835 0.45486 0.971830.6770.63246 0.9176600.588350
5.131 5.131 5.131 5.131 5.131 5.131 5.131 5.131 5.131 5.131 5.131 5.131 5.131 5.131 5.131
0.458 0.436 0.504 0.403 0.417 0.358 0.036 0.501 0.473 0.090 0.372 0.370 0.000 -0.002 0.000
0.3598 0.3598 0.3598 0.3598 0.3598 0.3598 0.3598 0.3598 0.3598 0.3598 0.3598 0.3598 0.3598 0.3598 0.3598
valid valid valid valid valid invalid invalid valid valid invalid valid valid invalid invalid invalid
Lampiran 12
Tabel Daya Pembeda
Batas Atas Kelas
Nomor Soal
Siswa Jml
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 23
2 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 22
3 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 22
4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 20
5 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 20
6 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 19
7 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 19
8 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18
9 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 17
10 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 17
11 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 16
BA 8 3 1 1 8 3 0 5 6 4 10 11 8 6 7 9 7 4 4 5 7 11 11 9 10 8 5 6 10 4 6 10 0 6 0
DP 0.27 0.27 -0.36 0.00 0.27 0.27 0.00 0.09 0.27 0.09 0.64 0.27 0.55 0.09 0.09 0.18 0.36 0.09 0.18 0.18 0.55 0.64 0.27 0.27 0.27 0.09 0.09 0.55 0.27 -0.27 0.18 0.36 0.00 0.27 0.00
cukup cukup s.jelek jelek cukup cukup jelek jelek cukup jelek baik cukup baik jelek jelek jelek cukup jelek jelek jelek baikbaik cukup cukup cukup jelek jelek baik cukup s.jelek jelek cukup jelek cukup jelek
Ket
Lampiran 11
Nomor soal
Siswa Jml
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Tabel
17 Taraf
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 22
2 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 19
3 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 16
4 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 16
5 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 12
6 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 8
7 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 18
8 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 19
9 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 16
10 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 14
11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 20
12 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 20
13 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 13
14 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 8
15 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 16
16 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 16
17 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 11
18 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 17
19 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 23
20 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 17
21 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
22 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 22
Jml 13 3 6 2 13 3 0 9 9 7 13 19 10 11 13 16 10 7 6 8 8 15 19 15 17 15 9 6 17 11 10 16 0 9 0 345
N(JS) 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22
P 0.59 0.14 0.27 0.09 0.59 0.14 0.00 0.41 0.41 0.32 0.59 0.86 0.45 0.50 0.59 0.73 0.45 0.32 0.27 0.36 0.36 0.68 0.86 0.68 0.77 0.68 0.41 0.27 0.77 0.50 0.45 0.73 0.00 0.41 0.00
Ket sdg skr skr skr sdg skr skr sdg sdg sdg sdg mdh sdg sdg sdg mdh sdg sdg skr sdg sdg sdg mdh sdg mdh sdg sdg skr mdh sdg sdg mdh skr sdg skr
10
Lampiran 8
Skor postes
No.Hasil Belajar Skor
Sampel SiswaHasil
Kelompok
Belajar
1 50
2 50
3 55
4 55
5 55
6 60
7 60
8 65
9 65
10 65
11 65
12 65
13 70
14 70
15 70
16 70
17 70
18 70
19 70
20 75
21 75
22 75
23 75
24 75
25 75
26 75
27 80
28 80
29 80
30 80
31 80
32 80
33 85
34 85
35 85
36 85
Jumlah 2545
10
x 1 = 2.545
x1
= 70,70
x = 6.477.025
1
2
Lampiran 9
Skor
NoPostes
SampelHasil Belajar Siswa Belajar
Skor Hasil Kelompok
1 45
2 45
3 45
4 45
5 50
6 50
7 55
8 55
9 60
10 60
11 60
12 60
13 65
14 65
15 65
16 65
17 65
18 70
19 70
20 70
21 70
22 70
23 70
24 70
25 70
26 75
27 75
28 75
29 75
30 75
31 75
32 80
33 80
34 80
35 85
36 85
jumlah 2375
11
Pemberian skor postes pada hasil belajar kelompok kontrol dengan jumlah
butir soal sebanyak 20 butir sebagai berikut:
x 2 = 2.375
x2
= 65,97
x = 5.640.625
2
2
Lampiran 10
1. Harga rata-rata
x
x 2545 70,70
n 36
3. Banyaknya kelas
(K) K = 1 + 3,3 log
n
K = 1 + 3,3 log 36
K = 6,135 atau dibulatkan menjadi 6
5. Median (Me)
1
2 nF
Me b p
f
Keterangan:
Me :
median
b : batas bawah kelas
median p : panjang kelas
median
n : ukuran sample atau banyak data
11
F : jumlah semua frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelas
median
f : frekuensi kelas median
1nF
2
Me b p
f
1 36 7
Me 63,5 6 2
12
Me = 69
6. Modus (Mo)
b1
Mo b p
b1 b2
Keterangan:
Mo : modus
b: batas bawah kelas modus yaitu kelas interval dengan frekuensi terbanyak p: panjang kelas mod
b1 : frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval dengan tanda kelas yang lebih k
b2 : frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval dengan tanda
kelas yang lebih besar sesudah tanda kelas modus
b1
Mo b p
b1 b2
10
Mo 63,5
6
10 5
Mo = 67,5
11
Lampiran 11
1. Harga rata-rata
x
x 2375 65,97
n 36
3. Banyaknya kelas
(K) K = 1 + 3,3 log
n
K = 1 + 3,3 log 36
K = 6,135 atau dibulatkan menjadi 6
5. Median (Me)
1
2 nF
Me b p
f
Keterangan:
Me :
median
b : batas bawah kelas
median p : panjang kelas
median
n : ukuran sample atau banyak data
11
F : jumlah semua frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelas
median
f : frekuensi kelas median
1nF
2
Me b p
f
1 36 17
Me 68,5 7 2
14
Me = 69
6. Modus (Mo)
b1
Mo b p
b1 b2
Keterangan:
Mo : modus
b: batas bawah kelas modus yaitu kelas interval dengan frekuensi terbanyak p: panjang kelas mod
b1 : frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval dengan tanda kelas yang lebih k
b2 : frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval dengan tanda
kelas yang lebih besar sesudah tanda kelas modus
b1
Mo b p
b1 b2
9
Mo 68,5
7
9 11
Mo = 71,65
11
Lampiran 12
Keterangan:
X1 : skor hasil belajar siswa kelompok eksperimen
Z1 : angka baku dari X1 yang diperoleh dengan rumus:
xi x
Zi
S
keterangan:
xi: skor hasil belajar siswa kelompok eksperimen X: rata-rata
S: standar deviasi
F(Z1): peluang dari angka baku Z1 yang dapat dilihat dalam daftar distribusi
HIPOTESIS:
H0: data berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1: data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal
KRITERIA:
- Jika Lo > Ltabel berarti tolak H0
- Jika Lo < Ltabel berarti terima H0
Lo adalah Lhitung atau selisih mutlak F(Z1) dan S(Z1) yang terbesar.
Berdasarkan data pada tabel di atas dapat dilihat bahwa Lo dalam tabel di atas
adalah 0,0819. Berdasarkan data dari daftar harga L kritis untuk uji Lilliefors
dengan taraf signifikansi 5% (α = 0,05) dan sampel berjumlah 36 (n = 36), maka
harga Ltabel adalah:
Ltabel 0,866
0,144
36
Dengan demikian Lhitung (Lo) lebih kecil daripada Ltabel, yaitu 0,0819 <
0,144 maka terima H0 yang berarti bahwa data pada kelompok eksperimen adalah
berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
11
Lampiran 13
Keterangan:
X2 : skor hasil belajar siswa kelompok eksperimen 2
Z2 : angka baku dari X1 yang diperoleh dengan rumus:
xi x
Zi
S
keterangan:
xi: skor hasil belajar siswa kelompok eksperimen 2
X : rata-rata
S: standar deviasi
F(Z2) : peluang dari angka baku Z2 yang dapat dilihat dalam daftar distribusi
normal baku (tabel-F).
Jika nilai Z2 negatif, maka F(Z2) = 0,5 – F-tabel
Jika nilai Z2 positif, maka F(Z2) = 0,5 + F-tabel
ni
S(Z2) : proporsi berdasarkan urutan yang diperoleh dengan rumus: S(Z2)
n
11
HIPOTESIS:
H0: data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1: data sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal
KRITERIA:
- Jika Lo > Ltabel berarti tolak H0
- Jika Lo < Ltabel berarti terima H0
Lo adalah Lhitung atau selisih mutlak F(Z2) dan S(Z2) yang terbesar.
Berdasarkan data pada tabel di atas dapat dilihat bahwa Lo dalam tabel di atas
adalah 0,0847. Berdasarkan data dari daftar harga L kritis untuk uji Lilliefors
dengan taraf signifikansi 5% (α = 0,05) dan sampel berjumlah 36 (n = 36), maka
harga Ltabel adalah:
Ltabel 0,866
0,144
36
Dengan demikian Lhitung (Lo) lebih kecil daripada Ltabel, yaitu 0,0847 <
0,1322 maka terima H0 yang berarti bahwa data pada kelompok kontrol berasal
dari populasi yang berdistribusi normal.
12
Lampiran 14
Hipotesis:
H0: varians populasi homogen
H1: varians populasi tidak homogen
Kriteria:
- Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima yang berarti varians populasi homogen
- Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak yang berarti varians populasi tidak
homogen
Lampiran 15
Hipotesis:
H0 : μ1 = μ2
H1 : μ1 ≠ μ2
Keterangan
μ1 : nilai rata-rata hasil belajar kelompok
eksperimen μ2 : nilai rata-rata hasil belajar kelompok
kontrol
Dengan demikian:
H0 : tidak terdapat pebedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa
dengan model pembelajaran ARCS dan pembelajaran konvensional.
H1 : terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa dengan
model pembelajaran ARCS dan pembelajaran konvensional.
Kriteria:
- Jika thitung > ttabel maka tolak H0, yang berarti terdapat perbedaan yang
signifikan antara hasil belajar siswa dengan model pembelajaran ARCS dan
pembelajaran konvensional.
- Jika thitung < ttabel maka terima H0, yang berarti tidak terdapat pebedaan yang
signifikan antara hasil belajar siswa dengan model pembelajaran ARCS dan
pembelajaran konvensional
adalah: x1 x 2
t
1 1
Sx
n1n 2
keterangan:
x1 : rata-rata skor hasil belajar kelompok eksperimen
x2 : rata-rata skor hasil belajar kelompok kontrol
12
S
n 1 1S1 2 n 2 1S 2 2
n1 n 2 2
keterangan:
S : standar deviasi gabungan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
n1 n2 : jumlah sampel kelompok eksperimen
S1 : jumlah sampel kelompok kontrol
: varians kelompok eksperimen
2
2
S2 : varians kelompok kontrol
Berdasarkan data-data pada lampiran 1 dan 2 maka penggunaan rumus di
S n111S 2 n 2 1S2 2
n1 n2 2
S
36 198,79 36 1131,17 36 36 2
S 10,72
114,98
Jadi harga standar deviasi gabungan kelompok eksperimen dan kontrol adalah 10,72, maka harga
x1 x 2
t 1 1
S x n1n 2
70,70 65,97
t 1,87
1 1
10,72 x
3636
Harga ttabel dapat dilihat pada tabel-t dengan derajat kebebasan (dk):
dk = (n1-1) + (n2 –1) = (36 – 1) + (36 – 1) = 70
12
Harga ttabel pada tabel-t untuk dk = 70 tidak terlihat, yang terlihat adalah
harga ttabel pada dk = 120 yaitu 1,66.
Dengan demikian harga thitung lebih besar dari ttabel yaitu 1,87 > 1,66, maka
tolak Ho yang berarti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil
belajar siswa dengan pembelajaran model pembelajaran ARCS dan siswa
dengan pembelajaran konvensional.
Cumulative Probabilities for the Standard Normal (Z) Distribution
Values in the table correspond to
the area under the curve of a
standard normal random variable for
a value at or below z .
z 0
z 0.00 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09
-5.0 0.0000003
-4.5 0.000003
-4.0 0.00003
-3.5 0.0002 0.0002 0.0002 0.0002 0.0002 0.0002 0.0002 0.0002 0.0002 0.0002
-3.4 0.0003 0.0003 0.0003 0.0003 0.0003 0.0003 0.0003 0.0003 0.0003 0.0002
-3.3 0.0005 0.0005 0.0005 0.0004 0.0004 0.0004 0.0004 0.0004 0.0004 0.0003
-3.2 0.0007 0.0007 0.0006 0.0006 0.0006 0.0006 0.0006 0.0005 0.0005 0.0005
-3.1 0.0010 0.0009 0.0009 0.0009 0.0008 0.0008 0.0008 0.0008 0.0007 0.0007
-3.0 0.0013 0.0013 0.0013 0.0012 0.0012 0.0011 0.0011 0.0011 0.0010 0.0010
-2.9 0.0019 0.0018 0.0018 0.0017 0.0016 0.0016 0.0015 0.0015 0.0014 0.0014
-2.8 0.0026 0.0025 0.0024 0.0023 0.0023 0.0022 0.0021 0.0021 0.0020 0.0019
-2.7 0.0035 0.0034 0.0033 0.0032 0.0031 0.0030 0.0029 0.0028 0.0027 0.0026
-2.6 0.0047 0.0045 0.0044 0.0043 0.0041 0.0040 0.0039 0.0038 0.0037 0.0036
-2.5 0.0062 0.0060 0.0059 0.0057 0.0055 0.0054 0.0052 0.0051 0.0049 0.0048
-2.4 0.0082 0.0080 0.0078 0.0075 0.0073 0.0071 0.0069 0.0068 0.0066 0.0064
-2.3 0.0107 0.0104 0.0102 0.0099 0.0096 0.0094 0.0091 0.0089 0.0087 0.0084
-2.2 0.0139 0.0136 0.0132 0.0129 0.0125 0.0122 0.0119 0.0116 0.0113 0.0110
-2.1 0.0179 0.0174 0.0170 0.0166 0.0162 0.0158 0.0154 0.0150 0.0146 0.0143
-2.0 0.0228 0.0222 0.0217 0.0212 0.0207 0.0202 0.0197 0.0192 0.0188 0.0183
-1.9 0.0287 0.0281 0.0274 0.0268 0.0262 0.0256 0.0250 0.0244 0.0239 0.0233
-1.8 0.0359 0.0351 0.0344 0.0336 0.0329 0.0322 0.0314 0.0307 0.0301 0.0294
-1.7 0.0446 0.0436 0.0427 0.0418 0.0409 0.0401 0.0392 0.0384 0.0375 0.0367
-1.6 0.0548 0.0537 0.0526 0.0516 0.0505 0.0495 0.0485 0.0475 0.0465 0.0455
-1.5 0.0668 0.0655 0.0643 0.0630 0.0618 0.0606 0.0594 0.0582 0.0571 0.0559
-1.4 0.0808 0.0793 0.0778 0.0764 0.0749 0.0735 0.0721 0.0708 0.0694 0.0681
-1.3 0.0968 0.0951 0.0934 0.0918 0.0901 0.0885 0.0869 0.0853 0.0838 0.0823
-1.2 0.1151 0.1131 0.1112 0.1093 0.1075 0.1056 0.1038 0.1020 0.1003 0.0985
-1.1 0.1357 0.1335 0.1314 0.1292 0.1271 0.1251 0.1230 0.1210 0.1190 0.1170
-1.0 0.1587 0.1562 0.1539 0.1515 0.1492 0.1469 0.1446 0.1423 0.1401 0.1379
-0.9 0.1841 0.1814 0.1788 0.1762 0.1736 0.1711 0.1685 0.1660 0.1635 0.1611
-0.8 0.2119 0.2090 0.2061 0.2033 0.2005 0.1977 0.1949 0.1922 0.1894 0.1867
-0.7 0.2420 0.2389 0.2358 0.2327 0.2296 0.2266 0.2236 0.2206 0.2177 0.2148
-0.6 0.2743 0.2709 0.2676 0.2643 0.2611 0.2578 0.2546 0.2514 0.2483 0.2451
-0.5 0.3085 0.3050 0.3015 0.2981 0.2946 0.2912 0.2877 0.2843 0.2810 0.2776
-0.4 0.3446 0.3409 0.3372 0.3336 0.3300 0.3264 0.3228 0.3192 0.3156 0.3121
-0.3 0.3821 0.3783 0.3745 0.3707 0.3669 0.3632 0.3594 0.3557 0.3520 0.3483
-0.2 0.4207 0.4168 0.4129 0.4090 0.4052 0.4013 0.3974 0.3936 0.3897 0.3859
-0.1 0.4602 0.4562 0.4522 0.4483 0.4443 0.4404 0.4364 0.4325 0.4286 0.4247
-0.0 0.5000 0.4960 0.4920 0.4880 0.4840 0.4801 0.4761 0.4721 0.4681 0.4641
z-table.xls 7/20/2004
Cumulative Probabilities for the Standard Normal (Z) Distribution
Values in the table correspond to
the area under the curve of a
standard normal random variable for
a value at or below z .
0 z
z 0.00 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09
0.0 0.5000 0.5040 0.5080 0.5120 0.5160 0.5199 0.5239 0.5279 0.5319 0.5359
0.1 0.5398 0.5438 0.5478 0.5517 0.5557 0.5596 0.5636 0.5675 0.5714 0.5753
0.2 0.5793 0.5832 0.5871 0.5910 0.5948 0.5987 0.6026 0.6064 0.6103 0.6141
0.3 0.6179 0.6217 0.6255 0.6293 0.6331 0.6368 0.6406 0.6443 0.6480 0.6517
0.4 0.6554 0.6591 0.6628 0.6664 0.6700 0.6736 0.6772 0.6808 0.6844 0.6879
0.5 0.6915 0.6950 0.6985 0.7019 0.7054 0.7088 0.7123 0.7157 0.7190 0.7224
0.6 0.7257 0.7291 0.7324 0.7357 0.7389 0.7422 0.7454 0.7486 0.7517 0.7549
0.7 0.7580 0.7611 0.7642 0.7673 0.7704 0.7734 0.7764 0.7794 0.7823 0.7852
0.8 0.7881 0.7910 0.7939 0.7967 0.7995 0.8023 0.8051 0.8078 0.8106 0.8133
0.9 0.8159 0.8186 0.8212 0.8238 0.8264 0.8289 0.8315 0.8340 0.8365 0.8389
1.0 0.8413 0.8438 0.8461 0.8485 0.8508 0.8531 0.8554 0.8577 0.8599 0.8621
1.1 0.8643 0.8665 0.8686 0.8708 0.8729 0.8749 0.8770 0.8790 0.8810 0.8830
1.2 0.8849 0.8869 0.8888 0.8907 0.8925 0.8944 0.8962 0.8980 0.8997 0.9015
1.3 0.9032 0.9049 0.9066 0.9082 0.9099 0.9115 0.9131 0.9147 0.9162 0.9177
1.4 0.9192 0.9207 0.9222 0.9236 0.9251 0.9265 0.9279 0.9292 0.9306 0.9319
1.5 0.9332 0.9345 0.9357 0.9370 0.9382 0.9394 0.9406 0.9418 0.9429 0.9441
1.6 0.9452 0.9463 0.9474 0.9484 0.9495 0.9505 0.9515 0.9525 0.9535 0.9545
1.7 0.9554 0.9564 0.9573 0.9582 0.9591 0.9599 0.9608 0.9616 0.9625 0.9633
1.8 0.9641 0.9649 0.9656 0.9664 0.9671 0.9678 0.9686 0.9693 0.9699 0.9706
1.9 0.9713 0.9719 0.9726 0.9732 0.9738 0.9744 0.9750 0.9756 0.9761 0.9767
2.0 0.9772 0.9778 0.9783 0.9788 0.9793 0.9798 0.9803 0.9808 0.9812 0.9817
2.1 0.9821 0.9826 0.9830 0.9834 0.9838 0.9842 0.9846 0.9850 0.9854 0.9857
2.2 0.9861 0.9864 0.9868 0.9871 0.9875 0.9878 0.9881 0.9884 0.9887 0.9890
2.3 0.9893 0.9896 0.9898 0.9901 0.9904 0.9906 0.9909 0.9911 0.9913 0.9916
2.4 0.9918 0.9920 0.9922 0.9925 0.9927 0.9929 0.9931 0.9932 0.9934 0.9936
2.5 0.9938 0.9940 0.9941 0.9943 0.9945 0.9946 0.9948 0.9949 0.9951 0.9952
2.6 0.9953 0.9955 0.9956 0.9957 0.9959 0.9960 0.9961 0.9962 0.9963 0.9964
2.7 0.9965 0.9966 0.9967 0.9968 0.9969 0.9970 0.9971 0.9972 0.9973 0.9974
2.8 0.9974 0.9975 0.9976 0.9977 0.9977 0.9978 0.9979 0.9979 0.9980 0.9981
2.9 0.9981 0.9982 0.9982 0.9983 0.9984 0.9984 0.9985 0.9985 0.9986 0.9986
3.0 0.9987 0.9987 0.9987 0.9988 0.9988 0.9989 0.9989 0.9989 0.9990 0.9990
3.1 0.9990 0.9991 0.9991 0.9991 0.9992 0.9992 0.9992 0.9992 0.9993 0.9993
3.2 0.9993 0.9993 0.9994 0.9994 0.9994 0.9994 0.9994 0.9995 0.9995 0.9995
3.3 0.9995 0.9995 0.9995 0.9996 0.9996 0.9996 0.9996 0.9996 0.9996 0.9997
3.4 0.9997 0.9997 0.9997 0.9997 0.9997 0.9997 0.9997 0.9997 0.9997 0.9998
3.5 0.9998
4.0 0.99997
4.5 0.999997
5.0 0.9999997
z-table.xls
Tabel r (Koefisien Korelasi
Sederhana)
NIM 106016300656
Pembimbing Pembimbing
Referensi
1 2
No
BAB I
Sardiman, A. M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.
1.
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada; 2011) h. 26 - 28
Sardiman, A. M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.
2.
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada; 2011) h. 144 – 146
BAB II
Norhasimi, “Model Motivasi ARCS”,
http://ihashimi.aurasolution.com/model_motivasi_arcs.htm
1.
, diakses pada 10 Agustus 2012
BAB III
Sugiono, Metode Penenilitian Pendidikan, (Bandung :
1. Alfabeta, 2011), h.116
Mengetahui,